Top Banner
BATUAN BEKU (Laporan Praktikum Geologi Dasar) Oleh : Irham Fuadi 1215051027 LABORATORIUM GEOFISIKA JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA FAKULTAS TEKNIK
42

Batuan Beku

Dec 08, 2014

Download

Documents

irham fuadi

Batuan beku merupakan salah satu jenis batuan dari magma yang membeku/mengeras
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Batuan Beku

BATUAN BEKU (Laporan Praktikum Geologi Dasar)

Oleh :

Irham Fuadi

1215051027

LABORATORIUM GEOFISIKAJURUSAN TEKNIK GEOFISIKA

FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMPUNG

2012

Page 2: Batuan Beku

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Percobaan : Batuan Beku

Tanggal Percoabaan : 16 November 2012

Tempat Percobaan : Laboratorium Geofisika

Nama : Irham Fuadi

Npm : 1215051027

Fakultas : Teknik

Jurusan : Teknik Geofisika

Kelompok : IX ( sembilan

Bandar Lampung, 16 November 2012

Mengetahui,

Asisten

Ines Kusuma Ningrum NPM. 101505102

Page 3: Batuan Beku

BATUAN BEKU

Oleh

Irham Fuadi

ABSTRAK

Telah dilakukan percobaan tentang batuan beku. Batuan beku secara sederhana adalah batuan yang berasal dari magma yang membeku. Berdasarkan tempatnya atuan beku terbagi menjadi batuan beku intrusif dan batuan beku ekstrusif. Batuan beku intrusif artinya batuan yang berasal dari magma yang membeku dibawah permukaan bumi. Sedangkan atuan beku ekstrusif adalah batuan yang berasal dari magma yang membeku diluar permukaan bumi. Batuan beku intrusif memiliki tekstur kristal yang lebih besar daripada batuan beku ekstrusif karena batuan beku intrusif membeku dalam jangka waktu yang lebih lama pula. Dalam praktikum kali ini kita mengidentifikasi batuan beku berdasarkan beberapa indikator. Kita mengidentifikasi batuan beku dengan melihat warnanya, tekstur, struktur, dan lain-lain.

Page 4: Batuan Beku

DAFTAR ISI

halaman

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................i

ABSTRAK........................................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR.......................................................................................iv

DAFTAR TABEL............................................................................................v

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................................1B. Tujuan Percobaan...................................................................................2

II. TEORI DASAR

III. METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan.......................................................................................9B. Prosedur Percobaan................................................................................10C. Diagram Alir..........................................................................................10

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Data Pengamatan...................................................................................11B. Pembahasan............................................................................................11

V. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 5: Batuan Beku

DAFTAR GAMBAR

halaman

Gambar 2.1 Siklus Batuan................................................................................4

Gambar 4.1 Batu Grani.....................................................................................15

Gambar 4.2 Batu Tufa Andesit

..........................................................................................................................

15

Gambar 4.3 Batu Andesit

..........................................................................................................................

16

Gambar 4.4 Batu Basalt

..........................................................................................................................

16

Gambar 4.5 Batu Dasit

..........................................................................................................................

17

Page 6: Batuan Beku

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Bagian luar bumi tertutupi oleh daratan dan lautan, dimana bagian lautan

lebih besar daripada bagian daratan. Akan tetapi daratan adalah bagian dari

kulit bumi yang dapat diamati langsung dengan dekat, maka banyak hal-hal

yang dapat diketahui secara cepat dan jelas. Salah satu diantaranya adalah

kenyataan bahwa daratan tersusun oleh jenis batuan yang berbeda satu sama

lain dan berbeda-beda materi penyusun serta berbeda pula dalam proses

terbentuknya. Pengetahuan atau Ilmu Geologi didasarkan kepada studi

terhadap batuan. Diawali dengan mengetahui bagaimana batuan itu

terbentuk, terubah, kemudian bagaimana hingga batuan itu sekarang

menempati bagian dari pegunungan, dataran-dataran di benua hingga

didalam cekungan dibawah permukaan laut. Kemanapun anda menoleh,

maka anda selalu akan bertemu dengan benda yang dinamakan batu atau

batuan. Sebut saja kerakal di halaman rumah, kemudian di jalan yang

landasannya atau bagian tepinya dibuat dari batu. Di dasar atau tebing

sungai, bahkan menengok bagian dari rumah anda mungkin sebagian besar

terbuat dari batu. Batu atau batuan yang anda lihat dimana-mana itu, ada

yang sama warna dan jenisnya, tetapi juga banyak yang berbeda. Tidak

mengherankan apabila batuan merupakan bagian utama dari Bumi kita ini.

Petrology yaitu ilmu yang khusus membahas tentang batuan.

Batuan beku sebenarnya telah banyak dipergunakan orang dalam kehidupan

sehari-hari hanya saja kebanyakan orang hanya mengetahui cara

mempergunakannya saja, dan sedikit yang mengetahui asal kejadian dan

Page 7: Batuan Beku

seluk-beluk mengenai batuan beku ini. Secara sederhana batuan beku adalah

batuan yang terbentuk dari pembekuan magma. Penggolongan batuan beku

telah banyak dilakukan dari dahulu hingga sekarang, namun karena tidak

adanya kesepakatan antara ahli petrologi dalam mengklasifikasikan betuan

beku mengakibatkan sebagian klasifikasi dibuat atas dasar yang berbeda-

beda. Penggolongan batuan beku dapat didasarkan pada tiga patokan utama,

yaitu berdasarkan genetik batuan, berdasarkan senyawa kimia yang

terkandung dan bersarkan susunan mineraloginya.

B. Tujuan praktikum

Adapun tujuan dalam praktikum batuan beku ini adalah sebagai berikut :

1. Menentukan nama batuan yang diamati dengan menerapkan sistem

identifikasi batuan.

2. Menentukan sifat-sifat batuan dari segi warna, tekstur dan komposisi

mineralnya.

3. Mengetahui proses pembentukan batuan beku.

Page 8: Batuan Beku

BAB II. TEORI DASAR

Batuan merupakan elemen penting penyusun lapisan bumi. Batuan dapat kita

kelompokan menjadi tiga jenis yaitu, batuan beku, batuan sedimen, dan batuan

metamorf. Penelitian-penelitian yang dilakukan oleh para ahli Geologi terhadap

batuan, menyimpulkan bahwa antara ketiga kelompok tersebut terdapat hubungan

yang erat satu dengan lainnya, dan batuan beku dianggap sebagai “nenek

moyang” dari batuan lainnya. Dari sejarah pembentukan Bumi, diperoleh

gambaran bahwa pada awalnya seluruh bagian luar dari Bumi ini terdiri dari

batuan beku. Dengan perjalanan waktu serta perubahan keadaan, maka terjadilah

perubahan-perubahan yang disertai dengan pembentukan kelompok-kelompok

batuan yang lainnya. Proses perubahan dari satu kelompok batuan ke kelompok

lainnya, merupakan suatu siklus yang dinamakan siklus batuan. Melalui daur

batuan ini, juga dapat diruntut proses-proses geologi yang bekerja dan mengubah

kelompok batuan yang satu ke lainnya. Konsep daur batuan ini merupakan

landasan utama dari Geologi Fisik yang diutarakan oleh james hutton. Dalam daur

tersebut, batuan beku terbentuk sebagai akibat dari pendinginan dan pembekuan

magma. Pendinginan magma yang berupa lelehan silikat, akan diikuti oleh proses

penghabluran yang dapat berlangsung dibawah atau diatas permukaan Bumi

melalui erupsi gunung berapi. Kelompok batuan beku tersebut, apabila kemudian

tersingkap dipermukaan, maka ia akan bersentuhan dengan atmosfir dan hidrosfir,

yang menyebabkan berlangsungnya proses pelapukan. Melalui proses ini batuan

akan mengalami penghancuran. Selanjutnya, batuan yang telah dihancurkan ini

akan dipindahkan/digerakkan dari tempatnya terkumpul oleh gayaberat, air yang

mengalir diatas dan dibawah permukaan, angin yang bertiup, gelombang dipantai

dan gletser dipegunungan-pegunungan yang tinggi. Media pengangkut tersebut

juga dikenal sebagai alat pengikis, yang dalam bekerjanya berupaya untuk

Page 9: Batuan Beku

meratakan permukaan Bumi. Bahan-bahan yang diangkutnya baik itu berupa

fragmen-fragmen atau bahan yang larut, kemudian akan diendapkan ditempat-

tempat tertentu sebagai sedimen. Proses berikutnya adalah terjadinya ubahan dari

sedimen yang bersifat lepas, menjadi batuan yang keras, melalui pembebanan dan

perekatan oleh senyawa mineral dalam larutan, dan kemudian disebut batuan

sedimen. Apabila terhadap batuan sedimen ini terjadi peningkatan tekanan dan

suhu sebagai akibat dari penimbunan dan atau terlibat dalam proses pembentukan

pegunungan, maka batuan sedimen tersebut akan mengalami ubahan untuk

menyesuaikan dengan lingkungan yang baru, dan terbentuk batuan malihan atau

batuan metamorfis. Apabila batuan metamorfis ini masih mengalami peningkatan

tekanan dan suhu, maka ia akan kembali leleh dan berubah menjadi magma.

Panah-panah dalam gambar, menunjukan bahwa jalannya siklus dapat terganggu

dengan adanya jalan-jalan pintas yang dapat ditempuh, seperti dari batuan beku

menjadi batuan metamorfis, atau batuan metamorfis menjadi sedimen tanpa

melalui pembentukan magma dan batuan beku. Batuan sedimen dilain pihak dapat

kembali menjadi sedimen akibat tersingkap ke permukaan dan mengalami proses

pelapukan, ( Anonim,2012).

Gambar 2.1 Siklus Batuan

Batuan beku atau igneus rock (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah jenis batuan

yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa

proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik)

maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Perbedaan antara

4

Page 10: Batuan Beku

intrusif dan ekstrusif bisa dilihat dari besar mineral penyusun batuannya. Batuan

beku plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang relatif lebih

lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif besar. Contoh batuan beku

plutonik ini seperti gabro, diorite, dan granit (yang sering dijadikan hiasan

rumah). Sedangkan batuan beku vulkanik umumnya terbentuk dari pembekuan

magma yang sangat cepat (misalnya akibat letusan gunung api) sehingga mineral

penyusunnya lebih kecil. Contohnya adalah basalt, andesit (yang sering dijadikan

pondasi rumah), dan dacite. Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair

ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya,

proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses berikut: kenaikan

temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe

batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di bawah

permukaan kerak bumi. Berdasarkan tempat pembekuannya batuan beku

dibedakan menjadi batuan beku extrusive dan intrusive. Hal ini pada nantinya

akan menyebabkan perbedaan pada tekstur masing masing batuan tersebut.

Kenampakan dari batuan beku yang tersingkap merupakan hal pertama yang harus

kita perhatikan. Kenampakan inilah yang disebut sebagai struktur batuan beku,

( Noor,2009 ).

Batuan Beku Ekstrusif ( luar )

Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya

berlangsung dipermukaan bumi. Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang

memiliki berbagia struktur yang memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi

pada saat pembekuan lava tersebut. Struktur ini diantaranya:

a. Masif, yaitu struktur yang memperlihatkan suatu masa batuan yang terlihat

seragam.

b. Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan

c. Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah

poligonal seperti batang pensil.

d. Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpal-

gumpal. Hal ini diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan

air.

5

Page 11: Batuan Beku

e. Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada batuan

beku. Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan.

f. Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral

lain seperti kalsit, kuarsa atau zeoli.

g. Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya kesejajaran

mineral pada arah tertentu akibat aliran

( Anonim, 2012 ).

Batuan Beku Intrusif ( dalam )

Batuan ini terbentuk dibawah permukaan bumi, sering juga disebut batuan beku

dalam atau batuan beku plutonik. Batuan beku intrusif mempunyai karakteristik

diantaranya, pendinginannya sangat lambat(dapat sampai jutaan

tahun),memungkinkan tumbuhnya kristal-kristal yang besar dan sempurna

bentuknya, menjadi tubuh batuan beku intrusif. Tubuh batuan beku intrusif sendiri

mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam, tergantung pada kondisi magma

dan batuan di sekitarnya. Batuan beku intrusi selanjutnya dapat dibagi lagi

menjadi batuan beku intrusi dalam dan batuan beku intrusi permukaan.

berdasarkan kedudukannya terhadap perlapisan batuan yang diterobosnya,

struktur tubuh batuan beku intrusif terbagi menjadi dua yaitu konkordan dan

diskordan.

Struktur tubuh batuan beku yang memotong lapisan batuan di sekitarnya disebut

diskordan. yaitu:

1. Batholit, yaitu tubuh batuan yang memiliki ukuran yang sangat besar yaitu

> 100 km2 dan membeku pada kedalaman yang besar.  

2. Stock, seperti batolit, bentuknya tidak beraturan dan dimensinya lebih

kecil dibandingkan dengan batholit, tidak lebih dari 10 km. Stock

merupakan penyerta suatu tubuh batholit atau bagian atas batholit.

3. Dyke, disebut juga gang, merupakan salah satu badan intrusi yang

dibandingkan dengan batholit, berdimensi kecil. Bentuknya tabular,

sebagai lembaran yang kedua sisinya sejajar, memotong struktur

(perlapisan) batuan yang diterobosnya.

6

Page 12: Batuan Beku

4. Jenjang Volkanik, adalah pipa gunung api di bawah kawah yang

mengalirkan magma ke kepundan. Kemudian setelah batuan yang

menutupi di sekitarnya tererosi, maka batuan beku yang bentuknya kurang

lebih silindris dan menonjol dari topografi disekitarnya.

Bentuk-bentuk yang sejajar dengan struktur batuan di sekitarnya disebut

konkordan diantaranya adalah sill, lakolit dan lopolit. 

1. Sill, adalah intrusi batuan beku yang konkordan atau sejajar terhadap

perlapisan batuan yang diterobosnya. Berbentuk tabular dan sisi-

sisinya sejajar.

2. Lakolit, sejenis dengan sill. Yang membedakan adalah bentuk bagian

atasnya, batuan yang diterobosnya melengkung atau cembung ke atas,

membentuk kubah landai. Sedangkan, bagian bawahnya mirip dengan

Sill. Akibat proses-proses geologi, baik oleh gaya endogen, maupun

gaya eksogen, batuan beku dapt tersingka di permukaan. 

3. Lopolit, bentuknya mirip dengan lakolit hanya saja bagian atas dan

bawahnya cekung ke atas.

( Sukendar, 2002 ).

Ketika batuan beku membeku pada keadaan temperatur dan tekanan yang tinggi di

bawah permukaan dengan waktu pembekuan cukup lama maka mineral-mineral

penyusunya memiliki waktu untuk membentuk sistem kristal tertentu dengan

ukuran mineral yang relatif besar. Sedangkan pada kondisi pembekuan dengan

temperatur dan tekanan permukaan yang rendah, mineral-mineral penyusun

batuan beku tidak sempat membentuk sistem kristal tertentu, sehingga

terbentuklah gelas (obsidian) yang tidak memiliki sistem kristal, dan mineral yang

terbentuk biasanya berukuran relatif kecil. Berdasarkan hal di atas tekstur batuan

beku dapat dibedakan berdasarkan :

1. Tingkat kristalisasi

a) Holokristalin, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya disusun oleh kristal

b) Hipokristalin, yaitu batuan beku yang tersusun oleh kristal dan gelas

c) Holohyalin, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya tersusun oleh

gelas

7

Page 13: Batuan Beku

2. Ukuran butir

a) Phaneritic, yaitu batuan beku yang hampir seluruhmya tersusun oleh

mineral-mineral yang berukuran kasar.

b) Aphanitic, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya tersusun oleh mineral

berukuran halus.

3. Bentuk kristal

Ketika pembekuan magma, mineral-mineral yang terbentuk pertama kali

biasanya berbentuk sempurna sedangkan yang terbentuk terakhir biasanya

mengisi ruang yang ada sehingga bentuknya tidak sempurna. Bentuk mineral

yang terlihat melalui pengamatan mikroskop yaitu:

a) Euhedral, yaitu bentuk kristal yang sempurn

b) Subhedral, yaitu bentuk kristal yang kurang sempurna.

c) Anhedral, yaitu bentuk kristal yang tidak sempurna.

4. Berdasarkan kombinasi bentuk kristalnya

a) Unidiomorf (Automorf), yaitu sebagian besar kristalnya dibatasi oleh bidang

kristal atau bentuk kristal euhedral (sempurna).

b) Hypidiomorf (Hypautomorf), yaitu sebagian besar kristalnya berbentuk

euhedral dan subhedral.

c) Allotriomorf (Xenomorf), sebagian besar penyusunnya merupakan kristal

yang berbentuk anhedral.

5. Berdasarkan keseragaman antar butirnya

a) Equigranular, yaitu ukuran butir penyusun batuannya hampir sama.

b) Inequigranular, yaitu ukuran butir penyusun batuannya tidak sama.

( Rochmanto, 2008 ).

8

Page 14: Batuan Beku

BAB III. PROSEDUR PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan

Adapun Alat dan Bahan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut :

1. Sampel beberapa batuan

Gambar 3.1 Sampel Batuan

2. Lembar kerja

Gambar 3.2 Lembar Kerja

3. Alat tulis

Gambar 3.3 Alat Tulis

9

Page 15: Batuan Beku

4. Kamera

Gambar 3.4 Kamera

B. Langkah Kerja

Adapun langkah – langkah dalam percobaan ini adalah sebagai berikut :

1. Mengambil beberapa sampel batuan beku dan mengamati batuan

tersebut. Pengamatan meliputi warna, tekstur, komposisi mineral

dan lain-lain.

2. Mencatat hasil pengamatan pada lembar kerja yang ada pada

lampiran.

C. Diagram Alir

Adapun diagram alir pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

- Diamati warna, tekstur,komposisi

mineral, dll

10

Beberapa sampel Batuan Beku

Hasil Pengamatan

Page 16: Batuan Beku

BAB IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Adapun hasil pengamatan dalam praktikum ini adalah :

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan

No No.peraga

Tekstur

Struktur

Skala Mosh

Warna Kandungan Silika

Tipe Batuan

Jenis Batuan

Nama Batuan

1 B3 Afanitik

Masif 6-6,5 Terang 70-80% Felsik Intrusi Granit

2 B8 Afanitik

Vesikuler

6-6,5 Agak gelap

54-62% Mafik Ekstrusi Tufa andesit

3 B9 Afanitik

Amigdaloid

6-6,5 Agak gelap

54-62% Mafik Ekstrusi lava

Andesit

4 B1 Glass Masif 6-6,5 Gelap 45-54% Ultra mafik

Ekstrusi lava

Basalt

5 B6 Glass Masif 6-6,5 Agak terang

62-70% intermediet

Ekstrusi lava

Dasit

B. Pembahasan

Batuan beku atau batuan igneus adalah jenis batuan yang terbentuk dari

magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses

kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik)

maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik).

Page 17: Batuan Beku

Berdasarkan tempat pembentukannya batuan beku terbagi menjadi batuan

beku intrusif ( dalam ) dan batuan beku ekstrusif ( luar ). Batuan beku

12

Page 18: Batuan Beku

intrusi terbagi menjadi batuan beku plutonik dan gang ( korok ). Batuan

beku dalam (plutonik), yaitu batuan beku yang membeku di dalam bumi

yang memiliki kristal-kristal besar dan terbentuk secara perlahan-lahan.

Batuan beku gang yaitu batuan yang membeku di dalam celah (gang) yang

dalam perjalanannya menuju permukaan terkadang diselingidengan yang

lebih besar. Batuan beku luar (ekstrusif) terdapat batuan lava yaitu batuan

beku yang material pembentuknya berasal dari magma vulkanikyang

berada di perut bumi, dan batuan beku piroklastik adalah batuan beku yang

berasal dari letusan gunnung api yang terlempar ke udara kemudian jatuh

dan membeku di permukaan bumi. Batuan beku adalah batuan yang

terbentuk langsung dari pembekuan magma. Proses pembekuan tersebut

merupakan proses perubahan fase dari cair menjadi padat. Pembekuan

magma akan menghasilkan kristal-kristal mineral primer ataupun gelas.

Proses pembekuan magma akan sangat berpengaruh terhadap tekstur dan

struktur primer batuan sedangkan komposisi batuan sangat dipengaruhi

oleh sifat magma sel. Pada saat penurunan suhu akan melewati tahapan

perubahan fase cair ke padat. Apabila pada saat itu terdapat cukup energi

pembentukan kristal maka akan terbentuk kristal-kristal mineral berukuran

besar sedangkan bila energi pembentukan rendah akan terbentuk kristal

yang berukuran halus. Bila pendinginan berlangsung sangat cepat maka

kristal tidak terbentuk dan cairan magma membeku menjadi gelas.

Pembagian Berdasar Komposisi Kimia

Berdasarkan komposisi kimianya, batuan beku dibagi menjadi beberapa

kelompok yaitu Batuan beku ultra basa, kandungan SiO2 kurang dari 45%.

Contohnya adalah basalt. Batuan beku basa, kandungan SiO2 antara 45% -

52%. Contohnya adalah andesit. Batuan beku menengah (intermediet),

apabila kandungan SiO2 antara 52% - 66%. Contohnya adalah dasit. Dan

Batuan Beku asam, Kandungan SiO2 lebih dari 66%. Contohnya adalah

riolit.

13

Page 19: Batuan Beku

Batuan beku didasarkan atas warna batuannya

Berdasarkan warna batuan, batuan beku dibedakan menjadi Batuan beku

yang berwarna terang, biasanya terdiri dari mineral-mineral ringan, mudah

pecah, kaya silikat sehingga tergolong batuan bersifat asam silikat. Dan

Batuan beku yang berwarna gelap, biasanya terdiri dari mineral-mineral

berat, sukar pecah, kandungan silikat terang tetapi kaya dengan mineral-

mineral ferro-magnesia karena itu bersifat basa atau matik (dari kata

magnesium dan ferrik).

Dalam praktikum ini dilakukan identifikasi batuan dengan melihat

beberapa hal yaitu warna batuan, kandungan mineral, kandungan senyawa

kimia, tekstur, dan struktur batuan. Dengan melihat hal-hal tersebut kita

dapat mengidentifikasi nama jenis dan nama dari batuan beku yang

diamati. Batuan yang akan diidentifikasi kita lihat terlebih dahulu

warnanya, setelah kita tentukan warnanya kita dapat mengetahui

kandungan silika batuan tersebut. Dengan melihat identifikasi diatas kita

dapat mengetahui jenis batuan dan nama batuan tersebut.

Tekstrur Batuan Beku

Tekstur batuan beku terdiri dari glass, afanitik, faneritik, dan porfiritik.

Glass yaitu tidak memiliki kristal dan butir sama sekali karena proses

pendinginan yang sangat cepat. Di temui pada batuan beku ekstrusif.

Contohnya pada obsidian. Afanitik yaitu tekstur dengan butiran sangat

kecil (halus) yang hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop. Contoh

pada riolit. Faneritik yaitu tekstur dengan butiran yang besar karena

pembentukan yang relatif lama dan dapat dilihat dengan mata telanjang.

Tekstur feneritik biasa ditemui pada batuan beku dalam (intrusif). Contoh

pada granit. Sedangkan Porfiritik yaitu tekstur dengan dua jenis butiran

yang mendominasi. Terdapat butiran besar dalam butiran lain yang lebih

14

Page 20: Batuan Beku

kecil. Tekstur porfiritik biasa ditemui pada batuan beku dalam gang

(intrusif). Contoh pada diorite.

Struktur Batuan Beku

Struktur batuan beku terdiri dari bantal ( pillow lava ), Vesikuler,

Amigdaloid, Masif, dan Xenolith. Bantal ( pillow lava ) merupakan struktur

yang menyerupai bantal yang bergumpal-gumpal. Magma keluar membeku

didalam air. Contoh batuannya adalah batu apung dan batu scoria.

Vesikuler merupakan struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada

batuan beku. Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat

pembekuan.Contoh batuannya adalah tufa andesit. Amigdaloid merupakan

struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral lain seperti kalsit,

kuarsa atau zeolit. Contoh batuannya adalah batu diorit , granit ,

pegmatite ,gabro , peridotit. Masif merupakan struktur yang tidak memiliki

fragmen dan tidak ada jejak gas. Contohnya batuannya adalah batu

basal,batu riolit. Dan yang terakhir Xenolith merupakan struktur yang

terlihat ada fragmen atau retakan.

15

Page 21: Batuan Beku

Hasil pengamatan pada sampel batuan :

1. Sampel B3 ( granit )

Gambar 4.1 Batu Granit

Batuan B-3 memiliki tekstur alfanitik dengan struktur masif atau sangat

padat. Batu ini memiliki skala mosh 6-6,5.Batu ini bewarna terang dengan

kandungan silika70-80 %. Batu ini termasuk tipe batuan felsik dan jenis

batuan plutonik. Batu ini bernama batu granit.

2. Sampel B8 ( Tufa Andesit )

Gambar 4.2 Batu Tufa Andesit

16

Page 22: Batuan Beku

Batuan B-8 memiliki tekstur piroklastik dengan struktur amikdaloid. Batu

ini memiliki skala mosh 3-4. Batu ini bewarna agak gelap dengan

kandungan silika 54-62 %. Batu ini termasuk tipe batuan mafik dan jenis

batuan piroklastik. Batu ini bernama batu tufa andesit.

3. Sampel B9 ( andesit )

Gambar 4.3 Batu Andesit

Batuan B9 memiliki tekstur afanitik dengan struktur Amigdaloid. Batu ini

memiliki skala mosh 6-6,5. Batu ini berwarna agak gelap dengan

kandungan silika 54 – 62 %. Batu ini merupakan batu Mafik. Batu ini

terbentuk secara ekstrusi lava. Batu ini berwarna andesit.

4. Sampel B1 ( Basalt )

Gambar 4.4 Batu Basalt

Batuan B-1 memiliki tekstur alfanitik dengan struktur vmasif.Batu ini

memiliki skala mosh 6-6,5.Batu ini bewarna gelap dengan kandungan

17

Page 23: Batuan Beku

silika 45-54 %. Batu ini termasuk tipe batuan ultra mafik dan jenis batuan

lava. Batu ini bernama batuan basal.

5. Sampel B6 ( Dasit )

Gambar 4.5 Batu Dasit

Batuan ini memiliki tekstur glass dengan struktur masif. Batuan ini memiliki skala

mosh 6 – 6,5. Batuan ini berwarna agak terang dengan kandungan silika 62 – 70

%. Batuan ini termasuk intermediet. Batuan ini terbentuk secara ekstrusi lava

( diluar permukaan ). Batu ini bernama Dasit.

18

Page 24: Batuan Beku

BAB V. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan tempat pembentukannya batuan beku dibedakan menjadi

batuan beku yang membeku didalam permukaan (intrusi) dan membeku di

luar permukaan (ekstrusi).

2. Batuan beku yang membeku secara ekstrusif lebih cepat dibandingkan

yang membeku secara intrusif, hal ini karena suhu dan tekanan dibawah

permukaan lebih besar.

3. Batuan beku intrusif memiliki kristal yang besar dibandingkan batuan

beku ekstrusif.

4. Dalam mengidentifikasi batuan kita lihat warnanya, tekstur, struktur, skala

mosh, dan kandungan silikanya.

5. Semakin basa sifat batuan maka warna batuan semakin gelap.

19

Page 25: Batuan Beku

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2012.http://wingmanarrows.wordpress.com/geological/petrologi/batuan-beku/. Diakses pada tanggal 10 november 2012 pukul 19.35 WIB.

Noor, Djauhari.2009.Pengantar Geologi.Jakarta:Erlangga

Rochmanto, Budi.2008. Diktat Mata Kuliah Geologi Fisik. Makassar: UNHAS

Sukendar, A. 2002. Kumpulan Materi Kuliah Geologi Fisik dan Geologi Dinamis.Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Pakuan.

20

Page 26: Batuan Beku

LAMPIRAN

21

Page 27: Batuan Beku

Sampel Batuan yang diamati

Batuan B-3Tekstur : AfanitikStruktur : MasifSkala Mosh : 6-6,5Warna : TerangKandungan Silika : 70-80%Tipe batuan : FelsikJenis batuan : PlutonikNama Batuan : Granit

Batuan B-8Tekstur : AfanitikStruktur : VesikulerSkala Mosh : 6-6,5Warna : Agak gelapKandungan Silika : 54-62%

22

Page 28: Batuan Beku

Tipe batuan : MafikJenis batuan : EkstrusiNama Batuan : Tufa Andesit

Batuan B-1Tekstur : AfanitikStruktur : MasifSkala Mosh : 6-6,5Warna : GelapKandungan Silika : 45-54%Tipe batuan : Ultra MafikJenis batuan : LavaNama Batuan : Basal

Batuan B-6Tekstur : GlassStruktur : MafikSkala Mosh : 6-6,5Warna : Agak TerangKandungan Silika : 62-70%Tipe batuan : IntermedietJenis batuan : Ekstrusi LavaNama Batuan : Dasit

23

Page 29: Batuan Beku

Batuan B-9Tekstur : AfanitikStruktur : AmigdaloidSkala Mosh : 6 – 6,5Warna : Agak GelapKandungan Silika : 54-62%Tipe batuan : MafikJenis batuan : Ekstrusi lavaNama Batuan : Tufa Andesit

24