LABORATORIUM PALEONTOLOGI, GEOLOGI FOTO, DAN GEOOPTIK PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO ACARA BATUAN BEKU NON FRAGMENTAL Nama : Reza Afrizona F NIM : 21100114120029 Nomor sayatan : M.04 Perbesaran : 4x Jenis batuan : Batuan Beku Non Fragmental Tekstur umum : Kristalinitas : Hipokristalin Granularitas : Inequigranular Ukuran : Fanerit Hubungan antar Kristal : Subhedral Tekstur khusus : Intergranular Komposisi : Nama Mineral Sifat Optik Khas Klinopiroksen Bening, belahan 1 arah, plekroisme ada, gelapan miring (54º) Olivin Transparan, ada pecahan, relief tinggi Plagioklas colourless/ kembaran carlsbad-albit/ relief sedang/ prismatik Klorit warna kehijauan/ pecahan sangat tidak
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LABORATORIUM PALEONTOLOGI, GEOLOGI FOTO, DAN GEOOPTIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGIFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
ACARA BATUAN BEKU NON FRAGMENTAL
Nama : Reza Afrizona FNIM : 21100114120029
Nomor sayatan : M.04Perbesaran : 4xJenis batuan : Batuan Beku Non Fragmental
Tekstur umum : Kristalinitas : Hipokristalin Granularitas : Inequigranular Ukuran : Fanerit Hubungan antar Kristal : Subhedral
Petrogenesa :Berdasarkan deskripsi secara mikroskopis pada preparat nomor R.13.22
menunjukan granu;aritas inequigranular dengan tipe porfiritik, derajat kristalisasi tergolong hipokristalin kenampakan kristalisasi holokristalin. Tekstur khusus menunjukkan tekstur porfitritik. Hal ini menunjukan bahwa waktu batuan ini terbentuk dengan waktu pembentukan mineral yang tidak seragam, fabrik berupa hypidiomorf hal ini menunjukan bahwa bidang batas mineral kurang jelas.
Komposisi mineral penyusun batuan ini tersusun oleh plagioklas dengan kelimpahan 56,67%, olivin 3,33%, kuarsa 1,67%, klinopiroksen 10%, hornblende sebesar 13,33%, orthopiroksen 10% serta mineral opaq sebesar 5%. Berdasarkan komposisi mineral maka dapat diintepretasikan bahwa batuan ini berasal dari magma yang bersifat basa. Berdasarkan deret reaction bowen mineral olivin terbentuk pada suhu 12000 C namun karena kelimpahannya sangat sedikit kemungkinan dalam pembentukan olivin hanya sebentar. Dan dalam waktu yang bersaman terbentuk plagioklas yangkaya akan Ca menuju Na, berdasarkan hasil pengukran sudut kembaran sebesar 440, sehingga dapat digolongkan plagioklasnya berjenis bitownit. Selanjutnya pembentukan piroksen dan dilanjutkan terbentuknya piroksen pada suhu 9000 - 8000 C. Lalu dilanjutkan dengan terbentuknya hornblende yang komposisinya cukup melimpah sebesar 15%, dan yang terakhir kuarsa yang tergolong mineral resisten namun komposisinya hanya sedikit dalam sayatan batuan ini sebesar 2%. Selama pembentukan batuan tersebut terdapat opaq yang dapat disebut juga sebagai pengotor atau inklusi. Berdasarkan 7 busur magmatisme terbentuknya batuan ini dinterpretasikan didaerah subduksi yaitu daerah penujaman antara lempeng samudera dengan lempeng benua. Hal ini dikontrol oleh arus konveksi yang terjadi pada mantel bumi hingga magma keluar dan membentuk pegunungan lantai samudera. Lempeng samudera mengandung banyak mineral Fe dan Mg sedangkan lempeng benua kaya akan Si. Karena komposisinya menunjukkan batuan ini bersifat basa maka magmanya diinterpretasikan bersifat basa dan dlam zona subduksi ini diinterpretasikan lebih dominan penujaman terhadap lempeng samudera.
Nama batuan : Gabbronorite ( IUGS, 1976 )
LABORATORIUM PALEONTOLOGI, GEOLOGI FOTO, DAN GEOOPTIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGIFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
ACARA BATUAN BEKU NON FRAGMENTAL
Nama : Reza Afrizona FNIM : 21100114120029
Nomor sayatan : M.12.9Perbesaran : 4xJenis batuan : Batuan Beku Non Fragmental
Tekstur umum : Kristalinitas : Holokristalin Granularitas : Inequigranular Ukuran : Fanerit Hubungan antar Kristal : Subhedral
Tekstur khusus :
Komposisi :Nama Mineral Sifat Optik Khas
Olivin Kekuningan/ Relief sedang
KlinopiroksenColourless/ Terdapat pecahan/ Belahan 1 arah/ Gelapan miring/
Petrogenesa :Berdasarkan deskripsi secara mikroskopis terhadap preparat nomor M.12.9
yang memiliki tekstur dengan tingkat granularitas yang tergolong inequigranular
bertipe faneroporfiritik, diinterpretasikan mineral ini terbentuk dibagian dalam
bumi sebagai batuan plutonik sehingga mineral masih dapat diamati dan
berukuran besar namun karena tumbuhnya tidak secara bersamaan sehingga
memiliki ukuran yang berbeda-beda. Derajat kristalisasi yang dimana sayatan
batuan ini terdiri dari seluruhnya kristal sehingga tergolong holokristalin.
Pembentukan kristal yang tidak dalam satu waktu bersamaan maka akan
membentuk bentuk bidang kristal yang tidak dibatasi oleh bidang kristal itu
sendiri sehingga fabriknya tergolong hypidiomorf serta mempengaruhi ukuran
kristalnya yang tidak seragam terbentuk fenokris yang dikelilingi oleh mineral
yang berukuran lebih halus/ afanitik dan massa dasar sehingga tergolong memiliki
tekstur khusus berupa porfiritik. Proses pendinginan magma penbentukan sayatan
batuan ini dimulai dengan penurunan suhu mineral, dimana yang terbentuk
pertama sesuai dengan Deret Reaction Bowen yaitu olivin terbentuk lebih dahulu
pada suhu 12000. Selanjutnya yang terbentuk yaitu klinopiroksen yang terbentuk
pada suhu 9000 – 8000 C. Seiring pembentukan mineral tersebut berlangsung
terdapat inklusi sebagai pengotor dalam batuan tersebut, sehingga didalam
pengamatan petrografis akan terlihat bagian hitam pada saat PPL, XPL, maupun
ketika sudah dimasukkan baji kuarsa. Batuan ini terbentuk oleh magma bersifat
basa dengan kandungan silika 45-52%.Diinterpretasikan sayatan batuan ini
bersifat basa yang terbentuk dari proses partial melting pada daerah lempeng
samudera yakni pada zona MOR (Mid Oceanic Redge). berdasarkan 7 busur
magmatisme, zona ini adalah zona dimana lempeng samudera dan lempeng
samudera saling menjauh (divergen). Hal ini dikontrol oleh arus konveksi yang
terjadi pada mantel bumi hingga magma keluar dan membentuk pegunungan
lantai samudera. Lempeng samudera mengandung banyak mineral Fe dan Mg
sehingga batuan yang dihasilkan di zona ini bersifat basa-ultra basa.
Nama batuan : Lherzolite (IUGS, 1976 )
LABORATORIUM PALEONTOLOGI, GEOLOGI FOTO, DAN GEOOPTIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGIFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
ACARA BATUAN BEKU NON FRAGMENTAL
Nama : Reza Afrizona FNIM : 21100114120029
Nomor sayatan : M.02Perbesaran : 4xJenis batuan : Batuan Beku Non Fragmental
Tekstur umum : Kristalinitas : Holokristalin Granularitas : Inequigranular Ukuran : Fanerit Hubungan antar Kristal :Subhedral
Tekstur khusus :
Komposisi :Nama Mineral Sifat Optik Khas
Olivin Memiliki ciri-ciri pecahannya yang banyak
PiroksenMemiliki cirri-ciri belahan 1 arah atau 2 arah dengan gelapan
miring (klinopiroksen) dan sejajar ( ortopiroksen )Plagioklas memiliki ciri-ciri kembaran albit 45o
Nama Mineral MP 1 (%) MP 2 (%) MP 3 (%) Rata-rata (%)Piroksen 35 30 25 30
Plagioklas 55 55 55 55Olivin 10 15 10 15
Sketsa :Keterangan :
Keterangan :
Keterangan :
Petrogenesa :Berdasarkan teksturnya yang memiliki keseragaman ukuran mineral yang
relative sama dan memiliki bidang batas yang relative jelas maka dapat diinterpretasikan bahwa batuan dengan ini terbentuk jauh di dalam bumi dengan pembekuan magma yang relative lambat sehingga dapat menghasilkan mineral dengan bentuk yang relative sempurna dan ukuran yang relative besar. Dari
komposisinya yang didominasi oleh Piroksen dan plagioklas dapat diinterpretasikan bahwa magma asalnya bersifat basa.
Nama batuan : Olivin Grabonorite ( IUGS , 1973 )
LABORATORIUM PALEONTOLOGI, GEOLOGI FOTO, DAN GEOOPTIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGIFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
ACARA BATUAN BEKU NON FRAGMENTAL
Nama : Reza Afrizona FNIM : 21100114120029
Nomor sayatan : G.15Perbesaran : 4xJenis batuan : Batuan Beku Non Fragmental
Tekstur umum : Kristalinitas : Holokristalin Granularitas : Inequigranular Ukuran : Fanerit Hubungan antar Kristal : Subhedral
Tekstur khusus :
Komposisi :Nama Mineral Sifat Optik Khas
Plagioklas, Memiliki cirri-ciri kembaran albit 38o
Klinopiroksen Memiliki gelapan miring, belahan searahOrtopiroksen Memiliki cirri-ciri gelapan sejajar, belahan searahHornblend Memiliki cirri-ciri reliefnya yang tinggi dan pleokroisme kuat
Nama Mineral MP 1 (%) MP 2 (%) MP 3 (%) Rata-rata (%)Plagioklas 40 60 50 50
Petrogenesa :Berdasarkan teksturnya yang memiliki keseragaman ukuran mineral yang
relative tidak sama besar dan memiliki bidang batas yang relative kurang jelas maka dapat diinterpretasikan bahwa batuan dengan ini terbentuk jauh di dalam bumi dengan pembekuan magma yang relative lambat sehingga dapat menghasilkan mineral dengan bentuk yang relative sempurna dan ukuran yang
relative besar. Sedangkan, mineral-mineral yang sifatnya afanit merupakan hasil pembentukan mineral yang kurang sempurna akibat perubahan suhu yang mengikutinya. Dari komposisinya yang didominasi oleh plagioklas dan piroksen dapat diinterpretasikan bahwa magma asalnya bersifat basa.
Nama batuan : Gabronorite ( IUGS , 1973 )
LABORATORIUM PALEONTOLOGI, GEOLOGI FOTO, DAN GEOOPTIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGIFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
ACARA BATUAN BEKU NON FRAGMENTAL
Nama : Reza Afrizona FNIM : 21100114120029
Nomor sayatan : G.18Perbesaran : 4xJenis batuan : Batuan Beku Non Fragmental
Tekstur umum : Kristalinitas : Hipokristalin Granularitas : Inequigranular Ukuran : Fanerit Hubungan antar Kristal : Euhedral
Petrogenesa :Berdasarkan teksturnya yang memiliki keseragaman ukuran mineral yang
relative tidak sama besar dan memiliki bidang batas yang relative kurang jelas maka dapat diinterpretasikan bahwa batuan dengan ini terbentuk jauh di dalam bumi dengan pembekuan magma yang relative lambat sehingga dapat menghasilkan mineral dengan bentuk yang relative sempurna dan ukuran yang relative besar. Sedangkan, mineral-mineral yang sifatnya afanit merupakan hasil pembentukan mineral yang kurang sempurna akibat perubahan suhu yang
mengikutinya. Dari komposisinya yang didominasi oleh plagioklas dan piroksen dapat diinterpretasikan bahwa magma asalnya bersifat basa.
Nama Batuan : Pyroxene-hornblende gabronorite ( IUGS , 1973)