1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Denture Stomatitis adalah suatu istilah yang digunakan untuk menjelaskan perubahan-perubahan patologik pada penyangga gigi tiruan di dalam rongga mulut. Perubahan-perubahan tersebut ditandai dengan adanya eritema dibawah gigi tiruan lengkap atau sebagian, baik dirahang atas maupun dirahang bawah. Denture sore mouth dan chronic atropic candidosis adalah istilah lain yang juga digunakan untuk menyatakan kelainan atau keadaan ini. 1 Prevalensi denture stomatitis di Indonesia hingga saat ini belum pernah dilaporkan secara pasti, walaupun demikian prevalansi tersebut (27%-67%) telah banyak dilaporkan oleh para ahli di luar negeri, gigi tiruan bukan merupakan satu-satunya penyebab terjadinya perubahan pada mukosa mulut. Budtz-Jorgensen mengemukakan bahwa denture stomatitis dapat disebabkan oleh bermacam-macam faktor yaitu: trauma, infeksi, pemakaian gigi tiruan yang terus menerus, oral hygiene jelek, alergi, dan gangguan faktor sistemik. Oleh karena itu gambaran klinis maupun gambaran histopatologis juga bervariasi, sehingga perawatannya
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Denture Stomatitis adalah suatu istilah yang digunakan untuk menjelaskan
perubahan-perubahan patologik pada penyangga gigi tiruan di dalam rongga
mulut. Perubahan-perubahan tersebut ditandai dengan adanya eritema dibawah
gigi tiruan lengkap atau sebagian, baik dirahang atas maupun dirahang bawah.
Denture sore mouth dan chronic atropic candidosis adalah istilah lain yang juga
digunakan untuk menyatakan kelainan atau keadaan ini.1
Prevalensi denture stomatitis di Indonesia hingga saat ini belum pernah
dilaporkan secara pasti, walaupun demikian prevalansi tersebut (27%-67%) telah
banyak dilaporkan oleh para ahli di luar negeri, gigi tiruan bukan merupakan satu-
satunya penyebab terjadinya perubahan pada mukosa mulut. Budtz-Jorgensen
mengemukakan bahwa denture stomatitis dapat disebabkan oleh bermacam-
macam faktor yaitu: trauma, infeksi, pemakaian gigi tiruan yang terus menerus,
oral hygiene jelek, alergi, dan gangguan faktor sistemik. Oleh karena itu
gambaran klinis maupun gambaran histopatologis juga bervariasi, sehingga
perawatannya pun perlu dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan
kemungkinan penyebabnya.1
Seiring bertambahnya usia, semakin besar kerentanan seseorang untuk
kehilangan gigi. Keadaan ini berdampak pula pada meningkatnya kebutuhan akan
gigi tiruan. Terdapat dua macam gigi tiruan, yaitu gigi tiruan cekat dan gigi tiruan
lepasan. Bahan yang masih sering dipakai sampai saat ini adalah resin akrilik
polimetil metakrilat.2
Pemakaian gigi tiruan yang terus menerus dapat menimbulkan beberapa
reaksi terhadap jaringan karena mukosa di bawah gigi-tiruan akan tertutup dalam
mulut maupun gigi-tiruan oleh lidah dan saliva mengakibatkan perlekatan
mikroorganisme antara lain Candida albicans.2
1.2 Tujuan
2
Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk lebih mengerti dan
memahami tentang denture stomatitis dan untuk memenuhi persyaratan dalam
mengikuti kegiatan kepaniteraan klinik senior (KKS) di Departemen Ilmu Gigi
dan Mulut RSUD Langsa.
1.3 Manfaat
Laporan kasus ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada penulis
dan pembaca khususnya yang terlibat dalam bidang medis dan masyarakat secara
umumnya agar dapat lebih mengetahui dan memahami lebih mengenai penyakit
denture stomatitis.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Stomatitis
Stomatitis berasal dari bahasa yunani, stoma yang berarti mulut dan itis
yang berarti inflamasi (radang). Stomatitis adalah inflamasi lapisan mukosa dari
struktur apapun dalam mulut, seperti pipi, gusi, lidah, bibir, dan atap dasar mulut.2
Peradangan dapat disebabkan oleh kondisi mulut itu sendiri, seperti
kebersihan mulut yang buruk, kekurangan protein, penggunaan gigi tiruan, atau
karena mengkonsumsi makanan dan minuman yang terlalu panas, tanaman
beracun atau kondisi yang mempengaruhi seluruh tubuh seperti penggunaan obat,
rekasi alergi, terapi radiasi atau gangguan faktior sistemik. 2
Tanda pada stomatitis yaitu terjadi kemerahan, pembengkakan, kadang-
kadang terjadi perdarahan pada daerah yang terkena. Bau mulut (halitotosis) juga
mungkin menyertai keadaan ini. Stomatitis terjadi pada semua kelompok umur.
Stomatitis biasa kecil (diameter <1 cm) sering muncul dalam satu kelompok dan
terdiri dari 2-3 luka terbuka, biasanya akan menghilang dengan sendirinya dalam
10 hari dan tidak meninggalkan jaringan parut. 2
Stomatitis dibagi menjadi 4 tipe :
1. Mycotic stomatitis
2. Gingivo stomatitis
3. Denture stomatitis
4. Apthous stomatitis, dibagi menjadi 3 sub tipe, diantaranya :
Stomatitis apthosa minor (MiRAS)
Stomatitis apthosa mayor (MaRAS)
Ulserasi herpetiformis (HU) 2
4
2.2 Denture Stomatitis
2.2.1 Definisi
Denture Stomatitis diindikasikan sebagai suatu proses inflamasi pada
mukosa yang tertekan oleh alat gigi tiruan penuh dan sebagian. Denture stomatitis
juga disebut sebagai sore mouth dibawah palatal. Istilah lainnya disebut juga
chronic denture palatitis, stomatitis prothetica, denture related candidiasis,
denture induced candidiasis dan denture stomatitis.3
Denture stomatitis merupakan kondisi yang umum, beberapa peneliti
menyatakan denture stomatitis ditemukan sebanyak 35% sampai 50% orang yang
memakai gigi tiruan penuh. Penelitian Mikkonen et al., menyatakan bahwa
prevalensi pasien denture stomatitis lebih banyak pada pemakai gigi tiruan penuh
dari pada lepasan.3
2.2.2 Etiologi
Walaupun denture stomatitis hanya didapatkan pada penderita pemakai
gigi tiruan lepasan, bukan berarti bahwa gigi tiruan tersebut merupakan satu-
satunya penyebab. Beberapa penelitian mengemukakan bahwa denture stomatitis
dapat disebabkan oleh beberapa macam faktor yaitu:1
a) Trauma
Adanya ketidaktepatan serta ketidakstabilan gigi tiruan lepasan,
dapat mengakibatkan trauma mekanis serta dapat mengiritasi jaringan
penyangganya, yang akhirnya dapat menimbulkan luka atau yang sering
disebut Stomatitis. Hal ini sesuai dengan pendapat Phelan dan Levin,
bahwa iritasi mekanis karena gigi tiruan yang kurang tepat merupakan
faktor penting penyebab terjadinya denture stomatitis.1
Selain itu juga telah dibuktikan oleh beberapa peneliti mengenai
adanya korelasi yang nyata antara trauma, membrane mukosa, dan denture
stomatitis. Dengan mengetahui penyebab denture stomatitis yang hanya
disebabkan oleh faktor utama tersebut, menghilangkan ketidakstabilan gigi
tiruan lepasan akan tampak adanya penyembuhan. Hal ini sesuai dengan
5
pendapat Nyquist yang menyatakan adanya penyembuhan setelah
perbaikan ketidakstabilan gigi tiruan.1
b) Infeksi
Pemakaian gigi tiruan merupakan salah satu faktor penyebab
keberadaan C. albicans didalam rongga mulut, kecuali itu juga dapat
menyebabkan prevalensi C. Albicans di dalam rongga mulut. C albicans
disamping merupakan flora normal dengan pravelansi sekitar 45% ternyata
pravelansi tersebut dilaporkan meningkat pada pemakai gigi tiruan dengan
keadaan rongga mulut sehat yaitu 47,5% sampai 55,6%.1
Penderita yang memakai gigi tiruan lepasan harus benar-benar
menjaga kebersihan, karena adanya plak pada basis gigi tiruan merupakan
tempat yang baik bagi berkumpulnya mikroorganisme termasik
C.albicans. Peningkatan jumlah C.albicans dapat mengubah sifat komensal
menjadi parasit, yaitu dari bentuk yeast menjadi hyphae. Bentuk hyphae
ini merupakan inisiator invasi kedalam jaringan sehingga dapat
menimbulkan denture stomatitis.1
Penanganan karena adanya C.albicans pada denture stomatitis
ditekankan pada kebersihan rongga mulut dan gigi tiruan. Untuk
kandidosis yang terjadi seperti Acute pseudomembranous Candidosis dan
Acute erytematus Candodisis pengobatannya dilakukan dengan pemberian
nystatin, amphotericin, miconazole atau chlorhexidine secara topical. Gigi
tiruannya didisinfeksi dengan menggunakan chlorhexidine untuk
mencegah pelekatan antara C. Albicans dengan gigi tiruan lepasan yang
terus menerus. Pada penderita yang memakai gigi tiruan lepasan, sehingga
dari mukosa mulutnya tertutup oleh basis gigi tiruan lepasan, sebagian
dapat mengurangi efek air ludah, karena gangguan kelenjar ludah pada
mukosa. Gigi tiruan ini menimbulkan trauma ringan yang terus menerus
pada membrane mukosa. Keadaan ini memudahkan invasi antigen
C.albicans ke dalam jaringan. Efek ini akan diperberat bila disertai dengan
obstruksi kelenjar ludah dan rusaknya epitel akibat jelas yang ditimbulkan
gigi tiruan.1
6
Selain itu sIgA (Secretory IgA) yang terdapat di dalam saliva dan
merupakan salah satu mekanisme pertahanan terhadap kandidiasis rongga
mulut tidak bisa mencapai mukosa karena terhalang gigi tiruan, sehingga
penderita yang memakai gigi tiruan terus menerus mudah mengalami
denture stomatitis. Karena itu, pemakai gigi tiruan disarankan melepas gigi
tiruannya pada waktu istirahat, terutama pada malam hari.1
c) Kebersihan Rongga Mulut
Kebersihan rongga mulut yang jelek merupakan tempat subur bagi
pertumbuhan mikroorganisme, karena pada kebersihan rongga mulut yang
jelek bisa terjadi perubahan pH saliva, sehingga meningkatkan jumlah dan
virulensi jamur C.albicans. Hal ini dilaporkan pada penelitian sebelumnya
bahwa pada ibu hamil yang kebersihan rongga mulutnya jelek dilaporkan
sebanyak 52 dari 55 penderita (94,5%) menderita kandidosis. Selain itu
kebersihan rongga mulut yang jelek dilaporkan merupakan salah satu
faktor predisposisi local untuk terjadinya denture stomatitis. Yang
terpenting dilakukan dalam hal ini adalah menghilangkan predisposisi
local tersebut menjaga kebersihan rongga mulut.1
d) Alergi
Bahan basis tiruan lepasan umumnya terbuat dari resin akrilik.
Salah satu unsur resin akrilik yang menimbulkan reaksi alergi adalah
metal-metakrilat. Biasanya reaksi alergi terjadi segera setelah kontak
dengan gigi tiruan. Tetapi denture stomatitis, radang terjadi pada penderita
dengan gigi tiruan yang sudah lama atau tidak baik. Akibatnya faktor
reaksi alergi ini sudah banyak diabaikan.1
e) Gangguan Faktor Sistematik
Beberapa faktor sistemik memudahkan terjadinya infeksi yang
disebabkan oleh C.albicans, yaitu : diabetes mellitus, malnutrisi, dan
pemakaian obat-obatan dalam waktu lama, misalnya kortikosteroid dan
antibiotika. Penderita dengan gangguan faktor sistemik akan mudah
mengalami denture stomatitis, terutama bila tidak memperhatikan faktor
7
predisposisi local, antara lain : lama pemakaian gigi tiruan lepasan,