32 III. MORFOLOGI IKAN A. Sasaran Pembelajaran 1. Agar mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan bagian-bagian tubuh ikan 2. Agar mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan bentuk-bentuk tubuh ikan 3. Agar mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan bagian-bagian kepala ikan 4. Agar mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan bagian-bagan badan ikan 5. Agar mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan anggota gerak pada ikan 6. Agar mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan bagian-bagian ekor ikan B. Bagian-bagian Tubuh Ikan Pada umumnya tubuh ikan terbagi atas tiga bagian (Gambar 5), yaitu: 1. Caput: bagian kepala, yaitu mulai dari ujung moncong terdepan sampai dengan ujung tutup insang paling belakang. Pada bagian kepala terdapat mulut, rahang atas, rahang bawah, gigi, sungut, hidung, mata, insang, tutup insang, otak, jantung, dan sebagainya. 2. Truncus: bagian badan, yaitu mulai dari ujung tutup insang bagian belakang sampai dengan permulaan sirip dubur. Pada bagian badan terdapat sirip punggung, sirip dada, sirip perut, serta organ-organ dalam seperti hati, empedu, lambung, usus, gonad, gelembung renang, ginjal, limpa, dan sebagainya. 3. Cauda: bagian ekor, yaitu mulai dari permulaan sirip dubur sampai dengan ujung sirip ekor bagian paling belakang. Pada bagian ekor terdapat anus, sirip dubur, sirip ekor, dan kadang-kadang juga terdapat scute dan finlet. Bagian tubuh ikan mempunyai ukuran yang sangat bervariasi. Ukuran bagian badan pada ikan tambakan (Helostoma temminckii Cuvier, 1829) sangat
25
Embed
3. MORFOLOGI IKANkampestan.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2019/10/Morfologi-Ikan.pdfIkan-ikan yang memiliki sungut antara lain adalah ikan sembilang ( Plotosus canius Hamilton, 1822),
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
32
III. MORFOLOGI IKAN
A. Sasaran Pembelajaran
1. Agar mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan bagian-bagian
tubuh ikan
2. Agar mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan bentuk-bentuk
tubuh ikan
3. Agar mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan bagian-bagian
kepala ikan
4. Agar mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan bagian-bagan
badan ikan
5. Agar mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan anggota gerak
pada ikan
6. Agar mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan bagian-bagian
ekor ikan
B. Bagian-bagian Tubuh Ikan
Pada umumnya tubuh ikan terbagi atas tiga bagian (Gambar 5), yaitu:
1. Caput: bagian kepala, yaitu mulai dari ujung moncong terdepan sampai
dengan ujung tutup insang paling belakang.
Pada bagian kepala terdapat mulut, rahang atas, rahang bawah, gigi, sungut,
hidung, mata, insang, tutup insang, otak, jantung, dan sebagainya.
2. Truncus: bagian badan, yaitu mulai dari ujung tutup insang bagian belakang
sampai dengan permulaan sirip dubur.
Pada bagian badan terdapat sirip punggung, sirip dada, sirip perut, serta
organ-organ dalam seperti hati, empedu, lambung, usus, gonad, gelembung
renang, ginjal, limpa, dan sebagainya.
3. Cauda: bagian ekor, yaitu mulai dari permulaan sirip dubur sampai dengan
ujung sirip ekor bagian paling belakang.
Pada bagian ekor terdapat anus, sirip dubur, sirip ekor, dan kadang-kadang
juga terdapat scute dan finlet.
Bagian tubuh ikan mempunyai ukuran yang sangat bervariasi. Ukuran
bagian badan pada ikan tambakan (Helostoma temminckii Cuvier, 1829) sangat
33
Gambar 5. Bagian-bagian tubuh ikan secara morfologi (Bond, 1979)
34
pendek, sirip dubur sangat panjang, dan permulaan sirip dubur tidak jauh dari
bagian kepala. Sebaliknya, ukuran bagian badan pada ikan belut sangat panjang.
C. Bentuk-bentuk Tubuh Ikan
Bentuk tubuh ikan biasanya berkaitan erat dengan tempat dan cara mereka
hidup. Secara umum, tubuh ikan berbentuk setangkup atau simetris bilateral, yang
berarti jika ikan tersebut dibelah pada bagian tengah-tengah tubuhnya (potongan
sagittal) akan terbagi menjadi dua bagian yang sama antara sisi kanan dan sisi
kiri. Selain itu, ada beberapa jenis ikan yang mempunyai bentuk non-simetris
bilateral, yang mana jika tubuh ikan tersebut dibelah secara melintang (cross
section) maka terdapat perbedaan antara sisi kanan dan sisi kiri tubuh, misalnya
pada ikan langkau (Psettodes erumei (Bloch & Schneider, 1801)) dan ikan lidah
(Cynoglossus bilineatus (Lacepède, 1802)).
Bentuk tubuh simetris dapat dibedakan atas (Gambar 6):
1. Fusiform atau bentuk torpedo (bentuk cerutu), yaitu suatu bentuk yang
sangat stream-line untuk bergerak dalam suatu medium tanpa mengalami
banyak hambatan. Tinggi tubuh hampir sama dengan lebar tubuh,
sedangkan panjang tubuh beberapa kali tinggi tubuh. Bentuk tubuh hampir
meruncing pada kedua bagian ujung.
Contoh: Rastrelliger kanagurta (Cuvier, 1816) kembung lelaki
Euthynnus affinis (Cantor, 1849) tongkol
Katsuwonus pelamis (Linnaeus, 1758) cakalang
2. Compressed atau pipih, yaitu bentuk tubuh yang gepeng ke samping. Tinggi
badan jauh lebih besar bila dibandingkan dengan tebal ke samping (lebar
tubuh). Lebar tubuh juga lebih kecil daripada panjang tubuh.
3. Depressed atau picak, yaitu bentuk tubuh yang gepeng ke bawah. Tinggi
badan jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan tebal ke arah samping
badan (lebar tubuh).
Contoh: Rhynchobatus djiddensis (Forsskål, 1775) pare kekeh
Himantura uarnak (Gmelin, 1789) pare totol
Pastinachus sephen (Forsskål, 1775) pare kelapa
35
Gambar 6. Bentuk-bentuk tubuh ikan. A. Fusiform; B. Compressed; C. Depressed; D. Anguilliform; E. Filiform; F. Taeniform; G. Sagittiform; H. Globiform (Bond, 1979)
36
4. Anguilliform atau bentuk ular atau sidat atau belut, yaitu bentuk tubuh ikan
yang memanjang dengan penampang lintang yang agak silindris dan kecil
serta pada bagian ujung meruncing/tipis.
Contoh: Anguilla celebesensis Kaup, 1856 sidat
Monopterus albus (Zuiew, 1793) belut
Plotosus canius Hamilton, 1822 sembilang
5. Filiform atau bentuk tali, yaitu bentuk tubuh yang menyerupai tali.
Setelah membaca materi di atas, bentuklah kelompok diskusi (5 orang per
kelompok), kemudian masing-masing kelompok mempresentasikan selama 10
menit tentang modifikasi bentuk dan fungsi masing-masing sirip ikan.
Di dalam laboratorium, masing-masing kelompok diskusi memeriksa sisik
yang dilalui oleh gurat sisi (linea lateralis) dan yang tidak dilalui oleh garis
tersebut. Sebutkan kesimpulannya.
I. Daftar Pustaka
Affandi, R., D.S. Sjafei, M.F. Rahardjo, dan Sulistiono. 1992. Iktiologi. Suatu
Pedoman Kerja Laboratorium. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Alamsjah, Z. 1974. Ichthyologi I. Departemen Biologi Perairan. Fakultas
Perikanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Alamsjah, Z. dan M.F. Rahardjo. 1977. Penuntun Untuk Identifikasi Ikan.
Departemen Biologi Perairan. Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Allen, G.R. 1985. FAO Species Catalogue. Volume 6. Snappers of the World. An
Annotated and Illustrated Catalogue of Lutjanid Species Known to Date. FAO Fisheries Synopsis No. 125, Volume 6. Food and Agriculture Organization of the United Nations. Rome.
Andy Omar, S. Bin. 1987. Penuntun Praktikum Sistematika Dasar. Jurusan
Perikanan Universitas Hasanuddin, Ujungpandang. Bond, C.E. 1979. Biology of Fishes. W.B. Saunders Company, Philadelphia. Djuhanda, T. 1981. Dunia Ikan. Armico, Bandung. Djuhanda, T. 1982. Anatomi dari Empat Species Hewan Vertebrata. Armico,
Bandung. Effendie, M.I. 1979. Metode Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri, Bogor. Kent, G.G. 1954. Comparative Anatomy of the Vertebrates. McGraw Hill Book
Company, Inc., New York. Kottelat, M., A.J. Whitten, S.N. Kartikasari, and S. Wirjoatmodjo. 1993. Freshwater
Fishes of Western Indonesia and Sulawesi. Periplus Editions Limited, Hong Kong.
56
Lagler, K.F., J.E. Bardach, R.R. Miller, and D.R.M. Passino. 1977. Ichthyology. Second edition. John Wiley and Sons, Inc., New York.
Mayr, E. and P.D. Ashlock. 1991. Principles of Systematic Zoology. Second
edition.McGraw Hill International Edition, New York. Moyle, P.B. and J.J. Cech, Jr. 1988. Fishes. An Introduction to Ichthyology.
Second edition. Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey. Nikolsky, C.V. 1963. The Ecology of Fishes. Academic Press, London. Rahardjo, M.F. 1980. Ichthyologi. Departemen Biologi Perairan. Fakultas
Perikanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Jilid 1 dan 2. Bina Cipta,
Jakarta. Scott, J.S. 1959. An Introduction to the Sea Fishes of Malaya. Ministry of
Agriculture, Federation of Malaya. Sjafei, D.S., M.F. Rahardjo, R. Affandi, dan M. Brodjo. 1989. Bahan Pengajaran
Sistematika Ikan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat. Institut Pertanian Bogor, Bogor.