KATARAK Pembimbing Dr. Hj. Elfian, Sp.M Oleh Rahmi Hayati
KATARAK Pembimbing
Dr. Hj. Elfian, Sp.M
Oleh Rahmi Hayati
Lapisan LensaLapisan Lensa
• Nukleus : padat dan keras• Korteks : lapisan luar nukleus,
merupakan serat lensa yang lebih muda– Korteks anterior– Korteks posterior
• Kapsul : membran dasar, elastis dan transparan, memepertahankan bentuk lensa saat akomodasi
• Kenyal/lentur → proses akomodasi • Jernih / transparan → media penglihatan
Sifat Lensa (fisiologis)Sifat Lensa (fisiologis)
Fungsi Lensa Fungsi Lensa
• Refraksi • Fungsi akomodasi
Katarak
• Bahasa Yunani ‘Katarrhakies’ dan Latin ‘cataracta’ yang berarti air terjun.
• Bahasa Indonesia → bular; dimana penglihatan seperti tertutup air terjun akibat lensa yang keruh
• Katarak → kekeruhan lensa; Terjadi akibat hidrasi lensa dan denaturasi protein lensa.
Epidemiologi
Prevalensi o10 % orang Amerika Serikato↑ 50 % usia 65 dan 74 tahuno↑ 70 % usia > 75 tahun.
* Ilyas S. Penglihatan Turun Perlahan Tanpa Mata Merah. Dalam: Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. Edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007. h.200-10
KlasifikasiMenurut kejadianKatarak DevelopmentalKatarak Degeneratif
Menurut kejadianKatarak DevelopmentalKatarak Degeneratif
Menurut Umur•Katarak kongenital•katarak juvenil•katarak senil
Menurut Konsistensi•Katarak cair•Katarak lunak•Katarak keras
Menurut Konsistensi•Katarak cair•Katarak lunak•Katarak keras
Menurutlokasi kekeruhannya•Katarak nukleus•Katarak kortikal•Katarak subskapular
Menurutlokasi kekeruhannya•Katarak nukleus•Katarak kortikal•Katarak subskapular
Menurut bentuk kekeruhan•Katarak pungtata•Katarak stelata•Katarak linier
Menurut bentuk kekeruhan•Katarak pungtata•Katarak stelata•Katarak linier
Menurut warnaKatarak nigra ( Hitam)Katarak rubra (Merah)Katarak Brusnesecent (coklat)
Menurut warnaKatarak nigra ( Hitam)Katarak rubra (Merah)Katarak Brusnesecent (coklat)
Stadium katarak Senil• Katarak insipien, kekeruhan mulai dari tepi
ekuator berbentuk jeruji menuju korteks anterior dan posterior (katarak kortikal).
• Katarak imatur, sebagian lensa keruh atau katarak.
• Katarak matur, pada katarak matur, kekeruhan telah mengenai seluruh lensa
• Katarak hipermatur, merupakan katarak yang telah mengalami proses degenerasi lanjut, dapat menjadi keras, lembek dan mencair
Etiologi• Penyebab paling banyak adalah
akibat proses lanjut usia/ degenerasi• Dipercepat oleh faktor lingkungan• Cedera mata• Peradangan/infeksi pada saat hamil• Penyakit infeksi tertentu dan
penyakit metabolik• Obat-obat tertentu
Patogenesa• Teori hidrasi terjadi kegagalan
mekanisme pompa aktif pada epitellensa yang berada di subkapsular anterior, sehingga air tidak dapatdikeluarkan dari lensa. Air yang banyak ini akan menimbulkan bertambahnya tekanan osmotik yangmenyebabkan kekeruhan lensa.
• Teori sklerosis lebih banyak terjadi pada lensa manula dimana serabutkolagen terus bertambah sehingga terjadi pemadatan serabut kolagendi tengah. Makin lama serabut tersebut semakin bertambah banyak sehingga terjadilah sklerosis nukleus lensa.
Perubahan yang terjadi pada lensa usia lanjut:
1.Kapsula• Menebal dan kurang elastic
(1/4 dibanding anak)• Mulai presbiopia• Bentuk lamel kapsul berkurang atau
kabur • Terlihat bahan granular 2.Epitel• Sel epitel (germinatif pada
ekuator bertambah besar dan berat)
• Bengkak dan vakuolisasi mitokondria yang nyata
3.Serat lensa• Serat irregular • Pada korteks jelas kerusakan serat sel• Brown sclerotic nucleu, sinar UV lama
kelamaan merubah proteinnukelus lensa, sedang warna coklat protein lensa nucleus mengandung histidin dan triptofan disbanding normal.
• Korteks tidak berwarna karenai kadar asam askorbat tinggi dan menghalangi foto oksidasi.
Sinar tidak banyak mengubah protein pada serat muda. Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya transparasi, akibat perubahan pada serabut halus multipel yang memanjang dari badan siliar ke sekitar daerah di luar lensa, misalnya menyebabkan penglihatan mengalami distorsi. Pada protein lensa menyebabkan koagulasi, sehingga mengakibatkan pandangan dengan penghambatan jalannya cahaya ke retina.
Seorang pasien dengan katarak senilis biasanya datang dengan riwayat kemunduran secara progesif dan gangguan dari penglihatan. Penyimpangan penglihatan bervariasi, tergantung pada jenis dari katarak ketika pasien datang.
1.Penurunan visus, merupakan keluhan yang paling sering dikeluhkan pasien dengan katarak senilis.
Manifestasi klinis
• Silau• Perubahan miopik• Diplopia monocular• Noda, berkabut pada lapangan
pandang. • Ukuran kaca mata sering berubah.
Diagnosa
Diagnosa katarak senilis dapat dibuat dari
hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik.Pemeriksaan laboratorium preoperasidilakukan untuk mendeteksi adanya
penyakitpenyakit yang menyertai, seperti DM,hipertensi, dan kelainan jantung.
–Pemeriksaan rutin:• Pemeriksaan visus dengan kartu
snelen chart projector dengan koreksi terbaik serta menggunakan pinhole.
• Pemeriksaan dengan slit lamp untuk melihat segmen anterior
• Tekanan intraocular (TIO) diukur dengan tonometer non contact, aplanasi atau Schiotz.
• Jika TIO dalam batas normal (kurang dari 21 mmHg) dilakukan dilatasi pupil dengan tetes mata Tropicanamide 0.5%. Setelah pupil cukup lebar dilakukan pemeriksaan dengan slit lamp untuk melihat derajat kekeruhan lensa apakah sesuai dengan visus pasien:
Derajat 1Nukleus lunak, visus masih lebih baik dari 6/12, tampak sedikit kekeruhan dengan warna agak keputihan.
Reflek fundus masih mudah diperoleh. Usia penderita biasanya kurang dari 50 tahun
Derajat 2
Kekerasan nukleus ringan, visus 6/12–6/30, nucleus sedikit berwarna
kekuningan, Reflek fundus mudah diperoleh dan paling sering memberikan
gambaran seperti katarak subkapsularis posteriorDerajat 3
Kekerasan nukleus medium, visus 6/30 – 3/60, nucleus berwarna kuning
disertai kekeruhan korteks yang berwarna keabu-abuan
Derajat 4Nukleus keras,visus 3/60-1/60,nucleus
berwarna kuning disertai kekeruhan korteks yang berwarna keabu-abuan.
Derajat 5
Nukleus sangat keras, biasanya visus biasanya hanya 1/60 atau lebih jelek. Usia penderita sudah di atas 65 tahun.
• Pemeriksaan funduskopi jika masih memungkinkan
b. Pemeriksaan penunjang USG untuk menyingkirkan adanya kelainan lain pada mata selain katarak
c. Pemeriksaan tambahan• Biometri untuk mengukur power IOL
jika pasien akan dioperasi katarak • Retinometri untuk mengetahui
prognosis tajam penglihatan setelah operasi
Pemeriksaan Oftalmologis
• Pemeriksaan visus sebelum dan sesudah koreksi
Azar Dimitri T. The Crystalline Lens and Cataract. In: Pavan-Langston D. Manual of Ocular Diagnosis and Therapy 5th edition. United States : Lippincott, Williams & Wilkins I. 2002
• Pemeriksaan eksterna• Pemeriksaan lapang pandang.
• Pemeriksaan lensa dan pupil menggunakan senter (flashlight).
• Oftalmoskop direk. – Normal refleks fundus (merah) di dalam pupil– Katarak sulit atau tidak terlihat sama sekali
seiring kepadatan kekeruhan lensa
Azar Dimitri T. The Crystalline Lens and Cataract. In: Pavan-Langston D. Manual of Ocular Diagnosis and Therapy 5th edition. United States : Lippincott, Williams & Wilkins I. 2002
Pemeriksaan Oftalmologis
• Pemeriksaan slitlamp tidak hanya Dikonsentrasikan untuk melihat kekeruhan lensa, namun juga menilai struktur okular lainnya seperti konjungtiva, kornea, iris dan bilik mata depan.
Pemeriksaan Oftalmologis
• Pengukuran tekanan intraokular : Tonometri
• Evaluasi fundus evaluasi integritas anatomi segmen posterior menilai makula, nervus optik, vitreous, pembuluh darah retina, dan perifer retina kondisi-kondisi tertentu dapat membatasi rehabilitasi visual setelah pembedahan katarak.
Azar Dimitri T. The Crystalline Lens and Cataract. In: Pavan-Langston D. Manual of Ocular Diagnosis and Therapy 5th edition. United States : Lippincott, Williams & Wilkins I. 2002
Pemeriksaan Oftalmologis
TerapiEkstraksi katarak → cara pembedahan dengan mengangkat lensa yang katarak. Indikasi umum operasi katarak:•Meningkatkan fungsi penglihatan → kepentingannya bersifat individual•Indikasi medis → bila katarak mempengaruhi kondisi kesehatan mata•Indikasi kosmetik → menunjukkan kembali pupil yang hitam.
Penatalaksanaan
1. Operasi Katarak Ekstrakapsular, atau Ekstraksi katarak ekstra kapsular (EKEK).
o Pengeluaran isi lensa → memecah/merobek kapsul lensa anterior sehingga masa lensa dan korteks lensa dapat keluar melalui robekan tersebut.
o Dilakukan pada pasien : katarak muda, implantasi lensa intra okular posterior
o Penyulit → katarak sekunder
Operasi katarak intrakapsular, atau Ekstraksi katarak intra kapsular (EKIK)
o Mengeluarkan seluruh lensa bersama kapsul. Dapat dilakukan pada zonula zinn telah rapuh atau berdegenerasi dan mudah diputus.
o Pada katarak ekstraksi intrakapsular tidak akan terjadi katarak sekunder
o Kontraindikasi : pasien berusia < 40 tahun yang masih mempunyai ligamen hialoidea kapsular.
Fakofragmentasi atau Fakoemulsifikasi
o Menggunakan getaran-getaran ultrasonik untuk mengangkat nukleus dan korteks melalui insisi limbus yang kecil (2-5 mm) → dengan irigasi atau aspirasi (atau keduanya)
o Kelebihan yaitu insisi lebih kecil, rehabilitasi yang lebih cepat dan komplikasi post operatif yang lebih jarang.
o Tergantung mesin dan operator serta lebih mahal.
SICS • Teknik operasi Small Incision Cataract
Surgery (SICS) yang merupakan teknik pembedahan kecil.teknik ini dipandang lebih menguntungkan karena lebih cepat sembuh dan murah. Apabila lensa mata penderita katarak telah diangkat maka penderita memerlukan lensa pengganti untuk memfokuskan penglihatannya dengan cara sebagai berikut:
• Kacamata afakia yang tebal lensanya
• Lensa kontak • Lensa intra okular, yaitu lensa
permanen yang ditanamkan di dalam mata pada saat pembedahan untuk mengganti lensa mata asli yang telah diangkat
Komplikasi OperasiKomplikasi intra Operatif• Edema kornea, COA dangkal, ruptur kapsul
posterior, pendarahan atau efusi suprakoroid, pendarahan suprakoroid ekspulsif, disrupsi vitreus, incacerata kedalam luka serta retinal light toxicity.
Komplikasi Dini Pasca Operasi.• COA dangkal karena kebocoran luka dan tidak
seimbangnya antara cairan yang keluar dan masuk, adanya pelepasan koroid, block pupil dan siliar, edema stroma dan epitel, hipotonus, brown-McLean syndrome (edema kornea perifer dengan daerah sentral yang bersih paling sering).
• Prolaps iris.• Keratopati striae• Pendarahan, yang biasa terjadi bila iris robek saat
melakukan insisi.
PrognosaPrognosis katarak adalah baik dengan
lebih dari 95% pasien mengalami perbaikan visual setelah dilakukan operasi. Prognosis visual pada pasien anak yang mengalami katarak dan menjalani operasi tidak sebaik pada pasien dengan katarak yang berhubungan dengan umur. Prognosis untuk perbaikan kemampuan visual paling buruk pada katarak kongenital unilateral yang dioperasi dan paling baik pada katarak kongenital bilateral inkomplit yang bersifat progresif lambat.
Pterigium Pterygium merupakan suatu
pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva yang bersifat degeneratif dan invasif. Pertumbuhan ini biasanya terdapat pada celah kelopak bagian nasal ataupun temporal konjungtiva yang meluas ke daerah kornea. Pterygium berbentuk segitiga dengan puncak di bagian sentral atau di daerah kornea.
Epidemiologi
Pterygium tersebar di seluruh dunia, tetapi lebih banyak di daerah iklim panas dan kering. Prevalensi juga tinggi di daerah berdebu dan kering. Faktor yang sering mempengaruhi adalah daerah dekat dengan ekuator yaitu daerah <370 lintang utara dan selatan dari ekuator. Prevalensi tinggi sampai 22 %
Etiologi
• Paparan sinar matahari (UV)• Iritasi kronik dari lingkungan (udara,
angin, debu)
Klasifikasi– Derajat 1: jika pterigium hanya terbatas
pada limbus kornea.– Derajat 2: jika sudah melewati limbus
kornea tetapi tidak lebih dari 2mm melewati kornea
– Derajat 3: sudah melebihi derajat 2 tetapi tidak melebihi pinggiran pupil mata dalam keadaan cahaya normal (pupil dalam keadaan normal sekitar 3-4mm)
– Derajat 4: pertumbuhan pterigium melewati garis pupil sehingga mengganggu penglihatan.
Manifestasi klinis
• mata sering berair • tampak merah• merasa seperti ada benda asing• dapat timbul astigmatisme akibat
kornea tertarik• pada pterigium lanjut stadium 3 dan 4
dapat menutupi pupil dan aksis visual sehingga tajam penglihatan dapat menurun.
DiagnosaAnamnesis • Pada anamnnesis didapatkan adanya
keluhan pasien seperti mata merah, gatal, mata sering berair, ganguan penglihatan. Selain itu perlu juga ditanyakan adanya riwayat mata merah berulang, riwayat banyak bekerja di luar ruangan pada daerah dengan pajanan sinar matahari yang tinggi, serta dapat pula ditanyakan riwayat trauma sebelumnya.
Pemeriksaaan fisik • Pada inspeksi pterygium terlihat
sebagai jaringan fibrovaskular pada permukaan konjuntiva. Pterygium dapat memberikan gambaran yang vaskular dan tebal tetapi ada juga pterygium yang avaskuler dan flat.Perigium paling sering ditemukan pada konjungtiva nasal dan berekstensi kekornea nasal, tetapi dapat pula ditemukan pterygium pada daerah temporal.
Pemeriksaan penunjang • Pemeriksaan tambahan yang dapat
dilakukan pada pterygium adalah topografi kornea untuk menilai seberapa besar komplikasi berupa astigmtisme ireguler yang disebabkan oleh pterygium.
PenatalaksanaanNon Farmakologis• Sarankan pasien untuk melindungi
diri dari sinar UV: memakai topi, memakai kacamata anti sinar UV. Hal ini dapat mengurangi resiko progesifitas pterigium dan terjadinya inflamasi dan iritasi
• Monitor progress, ukur dan gambar diagram pertumbuhan pterigium
• Rujuk ke dokter spesialis mata jika: aksis visual terkena, terjadi astigmatisme yang menyebabkan gangguan visus, iritasi tidak mereda dengan pengunaan obat tetes, gangguan kosmetik tidak dapat ditoleransi
• Kompres dingin ketika terjadi inflamasi
Farmakologi • konservatif
Pasien dengan pterigium hanya diobservasi kecuali lesi telah mencapai kornea atau ada gejala kemerahan, ketidaknyamanan, dan perubahan fungsi visual yang signifikan. Terapi farmakologis untuk pterigium antara lain tetes air mata buatan (artificial tears ) dan tetes mata kortikosteroid jika terjadi peradangan.
Pada pterigium yang ringan tidak perlu di obati. Untuk pterigium derajat 1-2 yang mengalami inflamasi, pasien dapat diberikan obat tetes mata kombinasi antibiotik dan steroid 3 kali sehari selama 5-7 hari. Diperhatikan juga bahwa penggunaan kortikosteroid tidak dibenarkan pada penderita dengan tekanan intraokular tinggi atau mengalami kelainan pada kornea.
OperatifIndikasi Operasi• Pterigium yang menjalar ke kornea
sampai lebih 3 mm dari limbus• Pterigium mencapai jarak lebih dari
separuh antara limbus dan tepi pupil• Pterigium yang sering memberikan
keluhan mata merah, berair dan silau karena astigmatismus
• Kosmetik, terutama untuk penderita wanita.
Diagnosa Banding
• Pinguekula• Pseudopterigium
Komplikasi
• Merah• Iritasi• skar kronis pada konjungtiva dan
kornea• pada pasien yang belum eksisi,distorsi
dan penglihatan sentral berkurang, skar pada otot rektus medial yang dapat menyebabkan diplopia.
• Komplikasi post eksisi pterygium:• perforasi korneosklera,graft
oedem,graft hemorrhage,graft retraksi , jahitan longgar,korneoskleral dellen,granuloma konjungtiva,epithelial inclusion cysts, skar konjungtiva, skar kornea dan astigmatisma,disinsersi otot rektus.
• Komplikasi yang terbanyak adalah rekuren Pterygium post operasi
a
PrognosisPengelihatan dan kosmetik pasien
setelah di eksisi pada hari pertama post operasi dapat ditoleransi, kebanyakan pasien setelah 48 jam post operasi dapat beraktivitas kembali. Pasien dengan rekuren pterigium dapat dilakukan eksisi ulang dan graf dengan konjungtiva autograph atau trasplantasi membrane amnion.
Laporan Kasus
dentitas Pasien
• Nama : Ny.Y • Umur : 78 tahun• Jenis kelamin : Perempuan• Pekerjaan : Ibu rumah tangga• Alamat : Sinapa• No MR :11.42.95
anamnesa
• Keluhan Utama : Tidak tampak pada mata kirinya sejak 3 bulan yang lalu.
• Riwayat Penyakit Sekarang :• Pasien datang ke Poli Mata dengan
keluhan tidak tampak pada mata kirinya sejak 3 bulan yang lalu.
• Pasien mengeluhkan mata kabur dan tidak bisa membaca dengan baik.
• Pasien juga mengeluhkan kedua Mata terasa gatal-gatal dan berair.
• Pasien tidak mengeluhkan nyeri dan perih pada kedua mata
• Pasien mengeluhkan mata kanan nya terasa mengganjal dan berlemak.
Riwayat Penyakit Dahulu :• Riwayat hipertensi (+)• Riwayat penyakit jantung(-)• Riwayat Diabetes melitus (-)
Riwayat Penyakit Keluarga :• Tidak ada anggota keluarga yang
mengalami penyakit yang serupa.
Pemeriksaan oftalmologiOD OS
Visus PHReflek FundusSilia/Supersilia-Madarosis-Trikhiasis -Krusta /skuama-Distikhiasis
3/60-Reflek fundus +, Tidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainan
1/300-Reflek fundus +,Suram
Tidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainan
Palpebra superior-Ptosis /pseudoptosis- Epikanthus-Hordeolum- Kalazion- Abses-Tumor- Xanthelasma- Nevus-Edema- Blefarokalasis-Enteropion- Ekteropion
Tidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainan
Tidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainan
Palpebra Inferior- Hordeolum- Kalazion- Abses-Tumor- Edema- Blefaritis-Enteropion- Ekteropion- Nevus-Meibomitis
Tidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainan
Tidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainan
Aparatus lakrimalis- Hiperlakrimalis-Obstruksi-Epifora-Dakriosistitis-DakristenosisKonjungtiva Tarsalis-Folikel-Papil-Lithiasis-Hiperemis-Sikatrik-Membran-Pseudomembran
Tidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainan
Tidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainan
Tidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainan
Tidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainan
Konjungtiva Bulbis-Injeksi konjungtiva-Injeksi siliar-Pinguekula-Pterygium-Kemosis-Perdarahan sub konjungtivaSklera-Warna
Tidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainan
Tidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainan
Putih
Tidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainan
Putih
Kornea-Infiltrat-Sikatrik-Ulkus-Edema-Neovascularisasi-Injeksi silier-Arkus Kamera Oculi Anterior-Kedalaman-Flare-Hipopion-Hifema-Pigmen
Tidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainan
Tidak dilakukan
Tidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainan
Tidak dilakukan
Iris-Warna-Rugae-Atropi iris-Coloboma-SinekiaPupil-Bentuk-Rf pupil langsung-Rf pupil tidak langsungLensa-Bening/keruh
CoklatTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainan
Bulat(+)
Tidak jelas karena tertutup jaringan fibrovascular
CoklatTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainan
Bulat (+)
keruh
Kelainan letakKorpus vitreus-Bening/keruhFunduskopi-Media
-Papil N.Optikus - Warna-Batas-Cup/disk-Pembuluh darahAa/Vv-Retina periferPerdarahanEksudat
(-)Tidak dilakukan
Tidak jelas karena tertutup jaringan fibrovascular(-)Tidak jelas(-)(-)(-)(-)(-)(-)(-)
(-)Tidak dilakukan
Suram
(-)Keruh(-)(-)(-)(-)(-)(-)(-)
PigmentasiSikatrikMakula•RefleksTekanan Bulbus okuliGerakan bulbus okuliPosisi bulbus okuli
(-)(-)(-)(-)(-)(-)(-)(-)(-)
(-)(-)(-)(-)(-)(-)(-)(-)(-)
• Diagnosa kerja : katarak senilis matur OS
dan pterigium gr III OD
• Terapi :OS ektrasi katarakOD antibiotik dan anti
inflamasi steroid• Tindakan : ektrasi katarak OS
kesimpulanPasien perempuan usia 78 tahun datang ke poli klinik mata RSUD solok dengan keluhan tidak tampak pada mata kirinya sejak 3 bulan yang lalu.pasien juga mengeluhkan mata berair dan gatal pada kedua mata.pada mata kanan nya pasien mengeluhkan ada yang mengganjal dan berlemak.dari pemeriksaan status oftalmologi pada pasien didapatkan hasil yang mendukung suatu diagnosa katarak senilis matur OS dan pterigium gr 3 OD.penatalaksanaan pada pasien ini adalah melakukan ekstraksi lensa dan pemasangan lensa intraokular.sedangkan penatalaksanaan pterigium diberikan antibiotik dan anti inflamasi steroid.