BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah App endisi tis ada lah per ada nga n yan g terj adi pad a Appe ndi ksv ermi form is. Appendiks merupakan organ tubular yang terletak pada pangkal usus besar yang berada di perut kanan bawah dan organ ini mensekresikan IgA namun seringkali menimbulkan masalah bagi kesehatan. Peradangan akut appendiks atau Appendisitis akut meny eba bka n kompli kasi yang berbah aya apa bil a tidak seg era dilakukan tindakan bedah. Individu memiliki risiko sekitar 7% untuk appendisitis selama hidup mereka. Insi de ns i appe nd isit is akut di ne ga ra ma ju le bi h ti ng gi da ri pa da di nega ra berkembang. Wa laupun alasan untuk perbedaan ini tidak diketahui, f aktor risiko yang potensial adalah diet rendah serat dan tinggi gula, riwayat keluarga, serta infeksi. erda sarkan World Health Organization !"##"$, angka mortalitas akibat appendisitis adalah ".### jiwa, di mana populasi laki&laki lebih banyak dibandingkan perempuan. Angk a mortalitas appendisitis sekitar ".### jiwa pada la ki&laki dan pada perempuan sekitar #.### jiwa. 'enurut (raig !"##$, appendisitis perforata sering terjadi pada umur di bawah ) tahun ataupun di atas *# tahun. Insidensi appendisitis pada laki&laki lebih besar ,+ kali dari perempuan. asio laki&laki dan perempuan sekitar "-. Appendisitis akut merupakan infeksi bakteria. anyak hal dapat sebagai faktorpenetusnya, diantaranya sumbatan lumen appendiks, hiperplasia jaringan limfoid, fekalit !faex / tinja, lithos / batu$, tumor appendiks, dan berupa erosi mukosa oleh a i ng as ka ri s dan E.histolytica . Pen elit ian epi demiol ogi men unj ukk an per an kebi asaan makanan ren dah ser at da n pengaru h konstip asi terhadap ti mbul ny a app endisi tis. 0on stipasi men aikkan tek ana n int rase kal , menyebabkan sumbat an fungs ional appendiks , dan menin gkatk an pertumbuhan flora kolo n. 1emuan ya ini akan mempermudah timbulnya appendisitis akut. B. Tu juan . 2ntuk menge tahui manifesta si appen disitis ak ut sehi ngga membant u dalam penegakan diagnosis. ". 2ntuk menge tahui pemeriksaan& pemerik saan p ada a ppend isitis. 3. 2ntuk menge tahui penata laksan aan appen disitis akut. 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Appendisitis terjadi dari proses inflamasi ringan hingga perforasi, khasdalam
"+&36 jam setelah munulnya gejala, kemudian diikuti dengan pembentukkan absessetelah "&3 hari.Appendisitis dapat terjadi karena berbagai maam penyebab, antara
lainobstruksi oleh fealith, gallstone, tumor, atau bahkan oleh aing
!;@yurusvermiularis$, akan tetapi paling sering disebabkan obstruksi oleh fealith
dankemudian diikuti oleh proses peradangan. =asil observasi epidemiologi jugamenyebutkan
bahwa obstruksi fealith adalah penyebab terbesar, yaitu sekitar "#% pada anak dengan
appendisitis akut dan 3#&+#% pada anak dengan perforasiappendiks. =iperplasia folikel limfoid
appendiks juga dapat menyababkanobstruksi lumen.
Insidensi terjadinya appendisitis berhubungan dengan jumlah jaringan limfoid
yang hiperplasia. Penyebab dari reaksi jaringan limfatik baik lokal atau general
misalnya akibat infeksi ersinia, 1almonella, dan 1higella, atauakibat invasi parasit
seperti ?ntamoeba, 1trongyloides, ?nterobius vermiularis,1histosoma, atau Asaris.
Appendisitis juga dapat diakibatkan oleh infeksi virus enterik atau sistemik, seperti
measles, hiken po@, dan ytomegalovirus. Pasiendengan yti fibrosis memiliki
peningkatan insidensi appendisitis akibat perubahan pada kelenjar yang mensekresi mukus.
9umor karsinoid juga dapatmengakibatkan obstruksi appendiks, khususnya jika tumor
berlokasi di proksimal. 1elama lebih dari "# tahun, benda asing seperti biji&bijian
dilibatkan dalam terjadinya appendisitis. 9rauma, stress psikologis, dan herediter juga
mempengaruhi terjadinya appendisitis.Awalnya, pasien akan merasa gejala
gastrointestinal ringan seperti berkurangnya nafsu makan, perubahan kebiasaan A
yang minimal, dankesalahan penernaan. Anoreksia berperan penting pada diagnosis
appendisitis,khususnya pada anak&anak.Bistensi appendiks menyebabkan perangsangan
serabut saraf viseral dandipersepsikan sebagai nyeri di daerah periumbilial. 5yeriawal ini bersifat nyeridalam, tumpul, berlokasi di dermatom 9h #. Adanya distensi
yang semakin bertambah menyebabkan mual dan muntah, dalam beberapa jam setelah
nyeri. Cika mual muntah timbul lebih dulu sebelum nyeri, dapat dipikirkan diagnosis
lain.
Appendiks yang obstruksi merupakan tempat yang baik bagi bakteri
untuk berkembang biak. 1eiring dengan peningkatan tekanan intraluminal,
terjadigangguan aliran limfoid, terjadi oedem yang lebih hebat. Akhirnya peningkatan
tekanan menyebabkan obstruksi vena, yang mengarah pada iskemik jaringan, infark,
0ontroversinya adalah beberapa penderita dengan appendisitis akut memiliki
jumlah lekosit dan granulosit tetap normal.
'arker inflamasi lain yang dapat digunakan dalam diagnosis appendisitis akut
adalah (&reative protein !(P$. Petanda respon inflamasi akut !acute phase
response$ dengan menggunakan ( telah seara luas digunakan di negara maju.
Pada appendisitis ditemukan kadar (P yang meningkat yaitu D mg<dl. 5ilai
senstifitas dan spesifisits (P ukup tinggi, yaitu )#&E#% dan lebih dari E#%.
Pemeriksaan (P mudah untuk setiap umah 1akit didaerah, tidak memerlukan
waktu yang lama !* &# menit$, dan murah.
Pemeriksaan urinalisa dapat digunakan sebagai konfirmasi dan menyingkirkan
kelainan urologi yang menyebabkan nyeri abdomen. 2rinalisa sangat penting pada
anak dengan keluhan nyeri abdomen untuk menentukan atau menyingkirkankemungkinan infeksi saluran kening. Appendiks yang mengalami inflamasi akut
dan menempel pada ureter atau vesika urinaria, pada pemeriksaan urinalisis
ditemukan jumlah sel lekosit #&* sel<lapangan pandang.
". >oto Polos abdomen
Pada appendisitis akut, pemeriksaan foto polos abdomen tidak banyak
membantu. 'ungkin terlihat adanya fekalit pada abdomen sebelah kanan bawah
yang sesuai dengan lokasi appendiks, gambaran ini ditemukan pada "#% kasus.
0alau peradangan lebih luas dan membentuk infiltrat maka usus pada bagian
kanan bawah akan kolaps. Binding usus edematosa, keadaan seperti ini akan
tampak pada daerah kanan bawah abdomen kosong dari udara. ambaran udara
seakan&akan terdorong ke pihak lain. Proses peradangan pada fossa iliaka kanan
akan menyebabkan kontraksi otot sehingga timbul skoliosis ke kanan. ambaran
ini tampak pada penderita appendisitis akut. ila sudah terjadi perforasi, maka
pada foto abdomen tegak akan tampak udara bebas di bawah diafragma. 0adang&
kadang udara begitu sedikit sehingga perlu foto khusus untuk melihatnya. 2ntuk appendisitis kronis dapat dilakukan appendikogram, dimana hasil positif bisa
berupa "illing defect# $on "illing defect# %arsial# rreguler# mouse tail&
0alau sudah terjadi peritonitis yang biasanya disertai dengan kantong&kantong
pus, maka akan tampak udara yang tersebar tidak merata dan usus&usus yang
sebagian distensi dan mungkin tampak airan bebas, gambaran lemak
preperitoneal menghilang, pengkaburan psoas shadow. Walaupun terjadi ileus
paralitik tetapi mungkin terlihat pada beberapa tempat adanya permukaan airan
udara !air&fluid level$ yang menunjukkan adanya obstruksi. >oto @&ray abdomen
". 0onservatif kemudian operasi elektif !Infiltrat$ biasanya setelah 3 bulan
konservatif baru dilakukan operasi
3. ed rest total posisi >owler !anti 9randelenburg$
+. Biet rendah serat
*. Antibiotika spektrum luas
6. 'etronidaLol
7. 'onitor Infiltrat, tanda" peritonitis!perforasi$, suhu tiap 6 jam, 4?B,bila baik
mobilisasi pulang.
Penderita anak perlu airan intravena untuk mengoreksi dehidrasi ringan. Pipa
nasogastrik dipasang untuk mengosongkan lambung dan untuk mengurangi bahaya
muntah pada waktu induksi anestesi. Pada appendisitis akut dengan komplikasi
berupa peritonitis karena perforasi menuntut tindakan yang lebih intensif, karena biasanya keadaan anak sudah sakit berat. 9imbul dehidrasi yang terjadi karena
muntah, sekuestrasi airan dalam rongga abdomen dan febris. Anak memerlukan
perawatan intensif sekurang&kurangnya +&6 jam sebelum dilakukan pembedahan. Pipa
nasogastrik dipasang untuk mengosongkan lambung agar mengurangi distensi
abdomen dan menegah muntah. 0alau anak dalam keadaan syok hipovolemik maka
diberikan airan ringer laktat "# ml<kg dalam larutan glukosa *% seara intravena,
kemudian diikuti dengan pemberian plasma atau darah sesuai indikasi. 1etelah
pemberian airan intravena sebaiknya dievaluasi kembali kebutuhan dan kekurangan
airan. 1ebelum pembedahan, anak harus memiliki urin output sebanyak
ml<kg<jam. 2ntuk menurunkan demam diberikan aetaminophen suppositoria
!6#mg<tahun umur$. Cika suhu di atas 3)#( pada saat masuk rumah sakit, kompres
alkohol dan sedasi diindikasikan untuk mengontrol demam.
Antibiotika sebelum pembedahan diberikan pada semua anak dengan
menghilangkan komplikasi appendisitis perforasi. 'etronidaLol aktif terhadap bakteri
gram negatif dan didistribusikan dengan baik ke airan tubuh dan jaringan. ;bat ini
lebih murah dan dapat dijadikan pengganti klindamisin.
;pen appendektomi ini merupakan prosedur yang sudah lama menjadi standar
untuk operasi appendisitis. Pada metode ini, ahli bedah melakukan tindakan operasi
dengan melakukan insisi pada perut kanan bawah, dengan panjang luka kurang lebih
* m. elakangan ini metode open appendiktomi yang menggunakan insisi '
urney ini sudah banyak ditinggalkan karena luasnya insisi sehingga akan
menimbulkan jaringan parut yang ukup luas penyembuhan luka yang lama sehingga
tidak baik untuk kosmetik.Pada teknik laparoskopi appendektomi beberapa inisi
keil dibuat di abdomen !biasanya 3 irisan$. Pada salah satu insisi, laparoskopi
dimasukkan. 4aparoskopi mempunyai lensa keil !sebagai kamera$ yang berhubungan
dengan monitor98. Appendektomi dilakukan oleh ahli bedah sambil melihat ke
monitor 98. Instrumen keil dimasukkan ke dalam insisi lainnya dan digunakan untuk
mengambil appendiks.
J. "#$*l%kas%
. 4uka infeksi
". ;bstruksi saluran erna
3. Abses abdominal<pelvis,. 1tump appendiitis walaupun jarang terjadi, namun ada sekitar 36 kasus
appendiitis yang dilaporkan berasal dari jaringan apendiks sisa operasi
appendektomi sebelumnya.
-. Peritonitis
6. 0ematian !namun jarang$.
K. Pr#gn#s%s
Bengan diagnosis dan pembedahan yang epat, tingkat mortalitas dan
morbiditas penyakit ini sangat keil. Angka kematian lebih tinggi pada anak danorang tua. Apabila appendiks tidak diangkat, dapat terjadi serangan berulang.