Top Banner
PEUANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PERSEOIAAN BAIIAN BAKU DALAM MENUNJANG EFEKTlVn AS PROSES PROOUKSI PADA PT. GOODYEAR SKRIPSl Diajukan Scbagai salah Salii Syarat dalaiii ineiicapai gclar Sarjana Ekoiuani Jiiiiisan Akiiiilansi patia luakullas likdnomi Universilas I'akuan Pogor Disusun oleli ; DFAVl TURANA Nrp :0221930IS Nirin : 4104303930528 FAKUETAS EKONOMI UNIVERSFPAS PAKUAN BO(;OR 2001
152

2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

Mar 31, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

PEUANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PERSEOIAAN

BAIIAN BAKU DALAM MENUNJANG

EFEKTlVn AS PROSES PROOUKSI

PADA PT. GOODYEAR

SKRIPSl

Diajukan Scbagai salah Salii Syaratdalaiii ineiicapai gclar Sarjana Ekoiuani Jiiiiisan Akiiiilansi

patia luakullas likdnomi Universilas I'akuan Pogor

Disusun oleli ;

DFAVl TURANA

Nrp :0221930IS

Nirin : 4104303930528

FAKUETAS EKONOMI

UNIVERSFPAS PAKUAN BO(;OR

2001

Page 2: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

PEUANAN SISTEM I'ENGENDALIAN INTERN I'ERSEDIAAN

BAHAN BAKU UAEAM MENUN.JANG EFEKT1VITAS

PROSES PRODUKSI PADA PT. GOODYEAR

SKRIPSI

Diajiikan scbagai salali salu syarai

Dalain meiicapai gelar Sarjana likonomi .'uriisaii Akiinlaiisi

pacia I'akultas l-'koiiomi Universilas Pakuan I3ogor

Meiiyetujiti ;

nl^Qlaycan

>5^ / J??. N

< .'i-'

n

as Ekononii.

( raMVmtya^ Drs.. Ak.. MM. )

KeUia .Iiii usaii.

( KcUil Suiiarla. Drs.. Ak.. MM. )

Page 3: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

FERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PERSEDIAAN

BAHAN BAKU DALAM MENUN.IANG EFEKTIVITAS

PROSES PRODUKSI PADA PT. GOODYEAR

SKRIPSI

Diajukiiii scbagai sakih satu syaral

Dalam nicncapai gelar Sarjana Hkonomi .Iiinisan Akuntaiisi

pada l akullas Ekonomi Universilas I'akuaii Bogor

I^iajukati Kcpada :

Kelua Jurusan

( Ketul Sunarta. f)rs., Ak.. MM.)

Dosen Pcnibinibing.

I. ( Nandaiig Muhlar. Drs.. Ak.)

2. (I'Ci'di.sav. SR., MM.)

Page 4: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

c/ia-iii'cP cn^ (»a/x^a«n-^ eit^.tiJ-i/3Cc<uanip-nan

a IIfi ..$? ifv lB ca9\an tj «i ̂ i^« ii<1 i ^u M-ineitij <Mi'f3Cc^ (nU/iuitj u If.

( "DcdU ̂

fJvti p cm I) II u (In ilv<11 iju (:II ini milu^OiuiKjlmi <l<i n Oia iKj-oAtiiuj Ic/idtiijiiMtj il«ii«tm f»'tl"ptii :f6a ('c & ̂)n 11 Ml i, ti ial/- I?<11^1 Ic Ini, Hv •• pono ̂o ii(cii ijoluj

iinlll - iiiiill . SVtlij«M<|lcii .'ijjoA . lOlciicI; -,l\<i(;cl- ((U'm),A f/i I a Saruxliollcn an fi ♦ 6nl i , C l 11 \'ti , f l)n<i n .

Page 5: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

dengan baik maka hasilnya juga akan baik dan mutu hasil olah mampu bersaing

dipasaran.

PT GOODYEAR merupakan perusahaan industri berskala besar, yang

memproduksi berbagai jenis ban berkualitas tinggi seperti ban untuk mobil.

penumpang, truk angkutan ringan, sedang dan truk angkutan komersil, traktor

dan Iain-lain. Bahan baku dalam proses produksi yang diperlukan adalah karet

mentah, benang yang terdiri dari benang nylon, rayon polyster, fibre glass,

carbon black, syntetic polymers.

Bahan baku tersebut merupakan faktor utama yang menunjang terhadap

kelancaran dan efektivitas proses produksi. Kelancaran proses produksi dengan

dukungan pengendalian intern persediaan bahan baku yang memadai akan

menghasilkan barang yang siap diolah pada waktu yang tepat dan sesuai dengan

rencana produksi yang ditetapkan perusahaan. Pengandalian intern persediaan

bahan baku meliputi kualitas dan pengendalian fisik yaitu pengamanan bahan

baku terhadap gangguan yang ada. Oleh karena itu perusahaan perlu mengadakan

pengendalian intem persediaan bahan baku yang terarah dan memadai yaitu mulai

tahap perencanaan kebutuhan dan pengadaan, penurunan, penyimpanan,

pemeliharaan dan pengeluaran untuk proses produksi sampai hasil olah selesai.

Tindak lanjut dari proses produksi tergantimg pada tersedianya bahan baku yang

mencukupi serta kualitas yang sesuai dengan standar yang ditentukan. Dengan

demikian diharapkan proses produksi yang efektif dapat tercapai.

Hasil penelitian tersebut akan diharapkan dalam suatu karya yang

Page 6: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

siap dipasarkan dengan melibatkan faktor-faktor produksi dalam pelaksanaannya.

Keterlibatan faktor-faktor produksi merupakan hai yang sangat penting untuk

diarahkan kepada sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan, sehingga membawa

dampak yang sangat besar bagi efektivitas proses produksi perusahaan. Proses

produksi dapat beriangsung secara berkesinambungan apabila kebutuhan bahan

baku untuk pelaksanaan proses produksi dapat terpenuhi.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka diperlukan suatu sistem

pengendaiian intern persediaan bahan baku yang meliputi perencanaan

kebutuhan persediaan bahan baku dan seianjutnya diikuti dengan pengendaiian

persediaan bahan baku.

Pada perencanaan persediaan bahan baku terlebih dahulu ditetapkan

kuantitas bahan baku yang diperlukan dalam melaksanakan proses produksi. Jadi

perencanaan persediaan berhubungan dengan penentuan komposisi persediaan.

penentuan waktu serta lokasi untuk memenuhi kebutuhan persediaan dalam

melaksanakan proses produksi tersebut. Sedangkan pengendaiian persediaan

berhubungan dengan pengendaiian kualitas dan kuantitas dalam jumlah batas-batas

yang direncanakan suatu perlindungan fisik terhadap persediaan yang ada.

Perencanaan persediaan bahan baku perlu sekali mendapat perhatian yang serius.

sebagai bagian dari pengendaiian intem persediaan bahan baku dan mencakup juga

mulai dari bahan baku diterima sampai keproses produksi. sebab pengaruh pada saat

tersebut apabila kurang diperhatikan akan mengakibatkan dampak negatif terhadap

kualitas bahan tersebut. Dengan demikian apabila bahan baku tadi dikendalikan

Page 7: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam beberapa tahun terakhir ini perkembangan disektor industri

mengalami penurunan cukup drastis. Seiring dengan krisis ekonomi yang

berkepanjangan, kineija ekspor non migas mengalami kemerosotan dan laju

pertumbuhan impor barang rata-rata pertahun selalu lebih besar. Salah satu

faktor penyebabnya adalah melemahnya daya saing disektor industri industri.

Hal ini membawa akibat tingkat persaingan antara bidang-bidang usaha yang

ada. juga berkembang menjadi semakin ketat.

Banyaknya kendala yang hams dibenahi pada sektor industri, perusahaan

hams mampu menyelaraskan langkahnya agar terhindar dari kesulitan-kesulitan

akibat sedemikian kompleknya masalah yang timbul, oleh karenanya pimpinan

memerlukan suatu alat yang dapat mengembalikan selumh aktivitas pemsahaan.

Tingkat aktivitas suatu pemsahaan akan berbeda satu sama lain,

misalnya pemsahaan industri tingkat aktivitasnya akan lebih komplek

dibandingkan dengan pemsahaan dagang karena pada pemsahaan industri ada

aktivitas yang mempakan ciri utama dan membedakan dengan pemsahaan lain,

yaitu aktivitas proses produksi.

Proses produksi mempakan proses pembahan bentuk dan peningkatan

daya guna dari suatu bahan baku menjadi barang-barang yang sudah diolah dan

Page 8: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

2.2.3.4. Prosedur Pengeluaran Persediaan Bahan Baku untuk

Proses Produksi 30

2.2.4. Pencatatan dan Pelaporan Persediaan Bahan Baku 32

2.2.4.1. Sistem Pencatatan Persediaan 33

2.2.4.2. Metode Penilaian Persediaan 35

2.2.4.3. Laporan Persediaan Bahan Baku 38

2.2.5. Unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern Bahan Baku 38

2.2.6. Pemeriksaan Intern Persediaan Bahan Baku 41

2.3. Peranan Sistem Pengendalian Intern Persediaan Bahan Baku

Dalam Menunjang Efektivitas Proses Produksi 43

2.3.1. Pentingnya Efektivitas Proses Produksi 44

2.3.2. Jenis-jenis Proses Produksi 45

2.3.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi 48

2.3.4. Hubungan Sistem Pengendalian Intern Persediaan Bahan Baku

dengan Efektivitas Proses Produksi 49

BAB III OBYEK DAN METODOLOGIPENELITIAN 52

3.1. Tujuan Umum Perusahaan 52

3.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan 52

3.1.2. Struktur Organisasi Perusahaan 57

3.2. Tinjauan Khusus Perusahaan 61

3.2.1. Aktivitas Perusahaan 61

3.3. Metode Penelitian 63

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 64

4.1. Pelaksanaan Pengendalian Intern Persediaan Bahan Baku 63

4.1.1. Klasifikasi Persediaan 63

4.1.2. Perencanaan Kebutuhan Persediaan Bahan Baku 66

4.1.3. Kebijaksanaan Pengadaan Barang 68

Page 9: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam beberapa tahun terakhir ini perkembangan disektor industri

mengalami penurunan cukup drastis. Seiring dengan krisis ekonomi yang

berkepanjangan, kineija ekspor non migas mengalami kemerosotan dan laju

pertumbuhan impor barang rata-rata pertahun selalu lebih besar. Salah satu

faktor penyebabnya adalah melemahnya daya saing disektor industri industri.

Hal ini membawa akibat tingkat persaingan antara bidang-bidang usaha yang

ada, juga berkembang menjadi semakin ketat.

Banyaknya kendala yang harus dibenahi pada sektor industri, perusahaan

harus mampu menyelaraskan langkahnya agar terhindar dari kesulitan-kesulitan

akibat sedemikian kompleknya masalah yang timbul, oleh karenanya pimpinan

memerlukan suatu alat yang dapat mengembalikan seluruh aktivitas perusahaan.

Tingkat aktivitas suatu perusahaan akan berbeda satu sama lain,

misalnya perusahaan industri tingkat aktivitasnya akan lebih komplek

dibandingkan dengan perusahaan dagang karena pada perusahaan industri ada

aktivitas yang merupakan ciri utama dan membedakan dengan perusahaan lain,

yaitu aktivitas proses produksi.

Proses produksi merupakan proses perubahan bentuk dan peningkatan

daya guna dari suatu bahan baku menjadi barang-barang yang sudah diolah dan

Page 10: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

siap dipasarkan dengan melibatkan faktor-faktor produksi dalam pelaksanaannya.

Keterlibatan faktor-faktor produksi merupakan hal yang sangat penting untuk

diarahkan kepada sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. sehingga membawa

dampak yang sangat besar bagi efektivitas proses produksi perusahaan. Proses

produksi dapat berlangsung secara berkesinambungan apabila kebutuhan bahan

baku untuk peiaksanaan proses produksi dapat terpenuhi.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka diperiukan suatu sistem

pengendalian intern persediaan bahan baku yang meliputi perencanaan

kebutuhan persediaan bahan baku dan selanjutnya diikuti dengan pengendalian

persediaan bahan baku.

Pada perencanaan persediaan bahan baku terlebih dahulu ditetapkan

kuantitas bahan baku yang diperiukan dalam melaksanakan proses produksi. Jadi

perencanaan persediaan berhubungan dengan penentuan komposisi persediaan.

penentuan waktu serta lokasi untuk memenuhi kebutuhan persediaan dalam

melaksanakan proses produksi tersebut. Sedangkan pengendalian persediaan

berhubungan dengan pengendalian kualitas dan kuantitas dalam jumlah batas-batas

yang direncanakan suatu perlindungan fisik terhadap persediaan yang ada.

Perencanaan persediaan bahan baku perlu sekali mendapat perhatian yang serius.

sebagai bagian dari pengendalian intem persediaan bahan baku dan mencakup juga

mulai dari bahan baku diterima sampai keproses produksi. sebab pengaruh pada saat

tersebut apabila kurang diperhatikan akan mengakibatkan dampak negatif terhadap

kualitas bahan tersebut. Dengan demikian apabila bahan baku tadi dikendalikan

Page 11: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

dengan baik maka hasilnya juga akan baik dan mutu hasil olah mampu bersaing

dipasaian.

PT GOOD YEAR merupakan perusahaan industri berskala besar, yang

memproduksi berbagai jenis ban berkualitas tinggi seperti ban untuk mobil.

penumpang, truk angkutan ringan. sedang dan truk angkutan komersil, traktor

dan Iain-lain. Bahan baku daiam proses produksi yang diperlukan adalah karet

mentah, benang yang terdiri dari benang nylon, rayon polyster, fibre glass,

carbon black, syntetic polymers.

Bahan baku tersebut merupakan faktor utama yang menunjang terhadap

kelancaran dan efektivitas proses produksi. Kelancaran proses produksi dengan

dukungan pengendalian intern persediaan bahan baku yang memadai akan

menghasilkan barang yang siap diolah pada waktu yang tepat dan sesuai dengan

rencana produksi yang ditetapkan perusahaan. Pengandalian intem persediaan

bahan baku meliputi kualitas dan pengendalian fisik yaitu pengamanan bahan

baku terhadap gangguan yang ada. Oleh karena itu perusahaan perlu mengadakan

pengendalian intem persediaan bahan baku yang terarah dan memadai yaitu mulai

tahap perencanaan kebutuhan dan pengadaan, penurunan, penyimpanan.

pemeliharaan dan pengeluaran untuk proses produksi sampai hasil olah selesai.

Tindak lanjut dari proses produksi tergantung pada tersedianya bahan baku yang

mencukupi serta kualitas yang sesuai dengan standar yang ditentukan. Dengan

demikian diharapkan proses produksi yang efektif dapat tercapai.

Hasil penelitian tersebut akan diharapkan dalam suatu karya yang

Page 12: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

2.2.3.4. Prosedur Pengeluaran Persediaan Bahan Baku untuk

Proses Produksi 30

2.2.4. Pencatatan dan Pelaporan Persediaan Bahan Baku 32

2.2.4.1. Sistem Pencatatan Persediaan 33

2.2.4.2. Metode Penilaian Persediaan 35

2.2.4.3. Laporan Persediaan Bahan Baku 38

2.2.5. Unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern Bahan Baku 38

2.2.6. Pemeriksaan Intern Persediaan Bahan Baku 41

2.3. Peranan Sistem Pengendalian Intern Persediaan Bahan Baku

Dalam Menunjang Efektivitas Proses Produksi 43

2.3.1. Pentingnya Efektivitas Proses Produksi 44

2.3.2. Jenis-jenis Proses Produksi 45

2.3.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi 48

2.3.4. Hubungan Sistem Pengendalian Intern Persediaan Bahan Baku

dengan Efektivitas Proses Produksi 49

BAB III OBYEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 52

3.1. Tujuan Umum Perusahaan 52

3.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan 52

3.1.2. Struktur Organisasi Perusahaan 57

3.2. Tinjauan Khusus Perusahaan 61

3.2.1. Aktivitas Perusahaan 61

3.3. Metode Penelitian 63

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 64

4.1. Pelaksanaan Pengendalian Intern Persediaan Bahan Baku 63

4.1.1. Klasifikasi Persediaan 63

4.1.2. Perencanaan Kebutuhan Persediaan Bahan Baku 66

4.1.3. Kebijaksanaan Pengadaan Barang 68

Page 13: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

4.1.4. Pengadaan Persediaan Bahan Baku 71

4.1.4.1. Prosedur Permintaan Pembelian 73

4.1.4.2. Prosedur Penerimaan Persediaan Bahan Baku 79

4.1.4.3. Prosedur Penyimpanan Persediaan Bahan Baku 81

4.1.4.4. Prosedur Pengeluaran Persediaan Bahan Baku untuk

Proses Produksi 85

4.1.5. Sistem Pencatatan dan Penilaian Persediaan Bahan Baku 87

4.1.6. Pelaporan Persediaan Bahan Baku pada PT. GOOD YEAR 93

4.1.7. Pemeriksaan Intern Persediaan Bahan Baku 94

4.2. Pelaksanaan Proses Produksi pada PT. GOODYEAR 95

4.3. Peranan Sistem Pengendalian Intern Persediaan Bahan Baku

Dalam Menunjang Efektivitas Proses Produksi 100

4.4. Pengujian Hipotesis 104

BAB V RANGKUMAN KESELURUHAN 108

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 118

6.1. Simpulan 118

6.1.1. Simpulan Umum 118

6.1.2. Simpulan Khusus 120

6.2. Saran 125

DAFTAR PUSTAKA viii

LAMPIRAN xi

VI

Page 14: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

(m • )

uii.yjii>j|.>^j^ iJit ..ii>|iJ|»irsu^^^ uiij^-iiiin^^ iiuofi/a^aj-^ olnnii,»(^

^ ptvprufv^ )

llnti»UDlllljj^ lH>(>lUI^f>l»V-^ Ut»^ 'WD»l'Dpi» DI?Va^>'«l»l>j^I>pI inu » ̂ -u I> p It 11 ̂ 'il n Kinyy/i i>ip> »1

Page 15: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

GOODfrE/mP.T. GOODYEAR INDONESIA

JI.Pemuda27.POBOX5.Bogor16161. INDONESIA • Tel.:0251^22071 • Fax:0251-328088 • Te»ex:48338

innpty please refer to.

SURAT KETERANGAN

No. Ol/ecm/III/01

Yang bertandatangan dibawah ini menerangkan bahwa

Nama Dewi Turana

Nrp

Fakultas

022193018

Ekonomi

Jurusan Akuntansi

Telah melaksanakan riset untuk skripsi dengan judul "Peranan SistemFengendalian Intern Persediaan Bahan Baku Dalam MenunjangEfektivitas Proses Produksi Pada PT GOODYEAR.Yang dilaksanakan sejak bulan Mei sampai dengan bulan Agustus 2000,Dengan demikian surat keterangan ini dibuat untuk dipergunakansebagaimana mestinya.

Bogor, 31 Maret 2001

Ir. Erwin Christianto Mutter

r209 (XI - 90)

QUALITY IS THE KEY TOCTJSTOMER SATISFACTION

Page 16: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

$

Page 17: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

ABSTRAKSI

Oewi Turana, Peranan Sistem Pengendalian Intern Persediaan Bahan Baku

Dalam Menunjang Efektivitas Proses Produksi pada PT. Goodyear.

Pada perusahaan industri, persediaan bahan baku tnerupakan faktor utama

dalam menciptakan tercapainya efektivitas proses produksi.

PT. Goodyear merupakan perusahaan industri berskala besar, yang

memproduksi berbagai jenis ban berkuaiitas tinggi seperti ban untuk mobil

penumpang, traktor dan Iain-lain. Bahan baku dalam proses produksi yang diperlukan

adalah karet mentah dan benang.

Bahan baku tersebut merupakan faktor utama yang menunjang terhadap

kelancaran dan efektivitas proses produksi. Kelancaran proses produksi dengan

dukimgan pengendalian intern persediaan bahan baku yang memadai akan

menghasilkan barang yang siap diolah pada waktu yang tepat dan sesuai rencana

produksi yang ditetapkan perusahaan.

Hal ini mendorong penulis untuk membahas lebih lanjut melalui penelitian

yang beijudul, "Peranan Sistem Pengendalian Intern Persediaan Bahan Baku Dalam

Menunjang Efektivitas Prosees Produksi Pada PT. Goodyear".

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Menjelaskan dan mempelajari mengenai penerapan dari pengendalian intem

persediaan bahan baku.

Page 18: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

2. Untuk mempelajari dan menilai efektivitas dari proses produksi.

3. Untuk menjelaskan serta membuktikan mengenai peranan sistem pengendalian

intern persediaan bahan baku dalam menunjang efektivitas proses produksi.

Metode penelitian yang digunakan untuk memperoleh data-data yang

diperlukan untuk menyusun skripsi ini dilakukan dengan cara:

1. Studi Pustaka

Penelitian yang dilakukan dengan membaca literatur-literatur yang berhubungan

dengan masalah-masalah yang ada relevansinya dengan permasalahan yang akan

dibahas.

2. Studi Lapangan

Penelitian yang dilakukan dengan cara mendatangi langsung obyek yang akan

diteliti, untuk memperoleh data-data yang penulis perlukan dalam penyusun

karya tulis ini.

Pengendalian intern persediaan bahan baku yang dilakukan PT. Goodyear

dimulai dari tahap perencanaan dan diikuti dengan pengawasan terhadap pelaksanaan

perencanaan persediaan bahan baku yang meliputi pengadaan, penerimaan,

penyimpanan dan pemeliharaan digudang penyimpanan, pengeluaran untuk proses

produksi, pencatatan yang disertai bukti-bukti pendukung dan adanya pemeriksanaan

persediaan bahan baku yang cukup memadai.

Setiap bahan yang dibeli oleh PT.Goodyear telah diverifikasikan secara jelas

baik kualitas dan kuantitas serta pemeriksaan lainnya, yang mana hal ini dapat

menentukan diterima atau ditolaknya suatu barang yang akan masuk dari vendor.

Page 19: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

Pencatatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mencatat persediaan bahan

bakunya memadai terutama menggunakan sistem pencatatan persediaan perpetual,

dan dalam melakukan penilaian terhadap persediaan dengan tnenentukan persediaan

akhir dan menghitung harga pokok menggunakan metode penilaian rata-rata pada

setiap periode dan dilakukan secara konsisten dari tahun-ketahun.

Dalam menyelenggarakan kegiatan produksinya PT.Goodyear telah

menggunakan mesin-mesin yang cukup otomatis dan modern. Pengawasan mutu

mulai dari pengadaan bahan baku sampai produk jadi dilakukan dilaboratorium

sendiri. Semua proses produksi berpedoman pada rencana produksi yang telah

ditetapkan, pada rencana produksi diuraikan mengenai jadwal produksi, jumlah imit

yang akan diproduksi dan jumlah bahan yang dibutuhkan.

Proses produksi berupa karet alam, sintesis, carbon black dan oil mulai

dicampur dalam mesin Banbury Mixer, serta dicampur kemudian dipanaskan dengan

suku tertentu. Hasil dari campuran tersebut dinamakan Coumpound. Mesin Banbury

ini menghasilkan 2 jenis Coumpound yaitu :

1. Non Productive Coumpound

Coumpound yang belum dicampur dengan bahan baku kimia yang dapat

melangsimgkan proses vulkanisir.

2. Productive Coumpound

Coumpound yang sudah dicampur dengan bahan kimia sehingga dapat diproses

lebih lanjut.

Page 20: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

Setelah itu digiling menjadi lembaran-lembaran karet dengan ketebalan yang

sudah ditentukan, kemudian diproses lebih lanjut sampai tnenghasilkan band, tread,

sidewall, apex dan bead, kemudian diproses dengan mesin tire building untuk dirakit

dan menghasilkan green tire. Setelah green tire melalui proses pemanasan dengan

mesin bag otomatis press, green tire dalam keadaan panas dimasukkan kedalam mesin

post cure inflation untuk dibentuk menjadi ban. Kemudian ban-ban tersebut diproses

lebih lanjut mulai dari pengguntingan terhadap rambut-rambut yang ada disekeliling

ban, sampai proses pengujian dan kesinambungan terhadap ban jenis radial dilakukan

pemeriksaan akhir, maka ban-ban tersebut disimpan atau dimasukkan kedalam

gudang.

Proses produksi yang dilaksanakan selama ini beijalan efektif, sehingga

kualitas produksinya dapat dipertanggungjawabkan. Efektivitas proses produksi

tersebut disebabkan karena adanya sistem pengendalian intern persediaan bahan baku

yang memadai dan dijalankan dengan baik.

Page 21: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur, penyusun panjatkan kehadirat Allah

Bapa Yang Maha Kuasa yang teiah melimpahkan karunia dan rahmat-Nya sehingga

penyusun dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul '* Peranan Sistem

Pengendalian Intern Persediaan Bahan Baku Dalam Menunjang Efektivitas

Proses Produksi Pada PT. Goodyear

Dalam penyusunan skripsi ini yang merupakan salah satu syarat dalam

mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan Bogor,

penyusun memperoleh bantuan baik moril maupun materiil. Untuk itu penyusun

mengucapkan banyak terima kasih kepada ;

1. Bapak Edi Mulyadi, Drs., Ak., MM, sebagai Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Pakuan Bogor.

2. Bapak Sumamo, SE., MBA, sebagai Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi

Universitas Pakuan Bogor

3. Bapak Ketut Sunarta, Drs., Ak., MM, sebagai Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Pakuan Bogor.

4. Bapak Nandang Muchtar, Drs., Ak., sebagai Dosen Pembimbing yang telah

banyak memberi pengarahan dan petunjuk sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

dengan baik.

Page 22: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

5. Bapak Ferdisar, SE., MM, sebagai Co Pembimbing yang telah banyak

memberikan waktu untuk pengarahan kepada penyusun sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik.

6. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan kuliah selama penyusun mengikuti

kuliah pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Pakuan Bogor.

7. Bapak Erwin Mutter. Ir.. sebagai Production Manager yang telah memberikan

penjelasan dan data-data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini.

8. Bapak Suryadi, Drs., sebagai Manajer Training dan segenap Karyawan PT.

Goodyear yang telah membantu terselesaikan skripsi ini.

9. Babe dan Mami, Kakak-kakakku, serta keponakan-keponakanku tercinta yang

telah memberikan bantuan baik secara moril maupun materiil sehingga

terselesaikan skripsi ini.

10. Yayangku lyos yang selalu memberikan dorongan dan semangat supaya skripsi

terselesaikan dengan baik.

11. Dan Sahabat baikku : Edi. SE., Hem Nurhidayat. SE., dan Keluarga yang telah

membantu dan memberikan bimbingan sampai skripsi ini terselesaikan.

"Thank's berat Ru ".

Sebagai manusia biasa tentunya kesalahan dan kekurangan selalu ada. Oleh

karena itu walaupun penyusim telah berusaha dengan kemampuan yang ada sesuai

dengan pengetahuan yang diperoleh selama mengikuti kuliah untuk mencapai hasil

yang optimal, penyusun tetap mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi

kesempumaan skripsi ini.

Page 23: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

DAFTAR ISI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL vii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Penelitian 1

1.2. Maksud dan Tujuan Penelitian 4

1.3. Kegunaan Penelitian 5

1.4. Kerangka Pemikiran 5

1.5. Metodologi Penelitian 8

1.6. Lokasi dan Waktu Penelitian 8

1.7. Sistematika Pembahasan 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11

2.1. Sistem Pengendalian Intern 11

2.1.1. Pengertian Sistem Pengendalian Intern 11

2.1.2. Tujuan Sistem Pengendalian Intern 13

2.1.3. Keterbatasan Sistem Pengendalian Intern 16

2.2. Sistem Pengendalian Intern Persediaan Bahan Baku 18

2.2.1. Pengertian Persediaan 20

2.2.2. Organisasi dan Fungsi Persediaan 21

2.2.3. Prosedur-Prosedur 23

2.2.3.1. Prosedur Perencanaan Persediaan Bahan Baku 24

2.2.3.2. Prosedur Pengadaan dan Penerimaan Persediaan Bahan

Baku 25

2.2.3.3. Prosedur Penyimpanan Persediaan Bahan Baku 29

tv

Page 24: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

berjudul "Peranan Sistem Pengendalian Intern Persediaan Bahan Baku Dalam

Menunjang Efektivitas Proses Produksi Pada PT GOODYEAR".

Dalam penelitian yang akan dilakukan. penulis mengidentifikasi

masalah yang akan menjadi bahan analisis pada bab pembahasan yaitu:

1. Apakah pelaksanaan sistem pengendalian intern persediaan bahan baku

pada PT GOODYEAR sudah cukup memadai ?

2. Bagaimana peranan sistem pengendalian intern persediaan bahan baku

dalam menunjang efektivitas proses produksi pada PT GODYEAR.

1.2. Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud penelitian adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam

mencapai gelar Saijana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi

Universitas Pakuan Bogor. Selain itu pula penelitian ini dimaksudkan untuk

memperoleh data variabel pengendalian intern persediaan bahan baku dan data

variabel efektivitas proses produksi, sehingga dapat menjelaskan peranan sistem

pengendalian intern persediaan bahan baku dalam menunjang efektivitas proses

produksi. Atas identifikasi diatas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Menjelaskan dan mempelajari mengenai penerapan dari pengendalian intern

persediaan bahan baku.

2. Untuk mempelajari dan menilai efektivitas dari proses produksi.

3. Untuk menjelaskan serta membuktikan mengenai peranan sistem pengendalian

intem persediaan bahan baku dalam menunjang efektivitas proses produksi.

Page 25: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

1.3. Kegunaan Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh penulis dapat digunakan baik secara

langsung maupun tidak langsung.

1. Bagi penulis adalah kegiatan penelitian dan hasilnya merupakan hal yang

sangat berarti sebagai pengenalan terhadap kegiatan perusahaan dalam

menerapkan sistem pengendalian intern persediaan bahan baku dalam

menunjang efektivitas proses produksi yang diterima penulis dibangku

kuliah, ini disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya :

(a) Dapat mengetahui penerapan teori yang diterima penulis dibangku

kuliah dengan praktek nyata.

(b) Dapat menambah ilmu dan mempeijelas ilmu-ilmu yang diperoleh

dibangku kuliah serta literatur-literatur yang ada.

2. Bagi perusahaan adalah kegiatan ini diharapkan dapat digunakan sebagai

bahan informasi untuk mengevaluasi sistem pengendalian intern serta

berusaha melakukan perbaikan-perbaikan yang dianggap perlu, sehubungan

dengan pengendalian intern persediaan bahan baku yang menunjang

efektivitas proses produski.

3. Bagi publik adalah penulis mengharapkan hasil penelitian ini dapat

digunakan sebagai bahan referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya.

1.4. Kerangka Pemikiran

Pengendalian intern persediaan bahan baku perlu mendapat perhatian

khusus dalam perusahaan industri, karena selain jumlahnya besar juga

Page 26: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

berpengaruh terhadap kesinambungan proses produksi. Kalau perusahaan tidak

melaksanakan pengendalian intern persediaan bahan baku dengan baik, maka

perusahaan akan menghadapi resiko tidak terpenuhinya kebutuhan bahan baku

yang diperlukan untuk proses produksi. Untuk itu perencanaan akan kebutuhan

dan pengadaan yang ditindak lanjuti dengan pengendalian pelaksanaan yang

meliputi pengadaan, penerimaan, penyimpanan. pengeluaran, pencatatan dan

penilaian persediaan bahan baku yang wajar baik secara fisik maupun

pencatatanya. Dalam perusahaan industri, ada beberapa istilah persediaan yang

biasa digunakan menurut PSAK No. 14 persediaan adalah aktiva :

a. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal

b. Dalam proses produksi dan atau dalam pengolahan; atau

c. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam

proses produksi atau pemberian jasa.

( 11 : 14.2)

Persediaan merupakan salah satu asset paling penting dalam perusahaan.

Oleh karena itu penanganannya memerlukan pengendalian intern yang baik.

The Committee on Auditing Procedures yang dikutip oleh J.B. Heckert

dalam Pengendalian intem mencakup rencana organisasi dan semua metode serta

tindakan yang digunakan dalam perusahaan untuk mengamankan harta, mengecek

kecermatan dan keandalan dari data akuntansinya, memajukan efesiensi operasi dan

memastikan pentaatan pada kebijaksanaan yang telah diterapkan management.

(14: 122)

Page 27: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

Pengendalian intern persediaan bahan baku yang memadai akan

membawa dampak yang sangat baik terhadap persediaan bahan baku yang

mencukupi dalam pelaksanaan proses produksi, sehingga penggunaanya dalam

proses menjadi efektif serta secara tidak langsung berpengaruh juga terhadap

peningkatan produktivitas perusahaan. Dengan demikian proses produksi akan

efektif apabila pengendalian intern dilakukan sesuai dengan rencana yang telah

diterapkan terlebih dahulu.

Pengendalian intern persediaan bahan baku meliputi perencanaan akan

kebutuhan dan pengadaan meliputi perencanaan akan kebutuhan dan pengadaan

persediaan bahan baku, pengendalian pelaksanaan perencanaan seperti

penerimaan, penyimpanan, pengeluaran dan pencatatan. Perencanaan ini sudah

tentu akan diikuti dengan pengendalian produksi sebagai alat untuk mengendalikan

perencanaan yang telah ditetapkan agar dilaksanakan dengan sebaiknya.

Jadi dapat dimengerti bahwa untuk mencapai proses produksi yang baik

terlebih dahulu harus disusun perencanaan yang mencakup penetapan bahan

baku yang dibutuhkan dalam melaksanakan proses produksi serta langkah-

langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan. kemudian diikuti dengan

pengendalian terhadap pelaksanaan perencanaan sebelumnya. Dengan demikian

diharapkan dengan diterapkannya pengendalian intern persediaan bahan baku

akan membawa perusahaan tersebut ke arah proses produksi yang efektif.

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, penulis mengajukan hipotesa

sebagai berikut : Dengan adanya sistem pengendalian intern persediaan bahan

Page 28: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

baku yang dilaksanakan dengan baik, maka diharapkan akan menunjang

efektivitas proses produksi meningkat.

1.5. Metodoiogi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam mengumpuikan data dan

informasi yang diperiukan dalam menyusun karya tulis ini, penulis melakukan

penelitian dengan cara sebagai berikut:

1) Studi Pustaka

Penelitian yang dilakukan dengan membaca literatur-literatur yang

berhubungan dengan masalah-masalah yang ada relevansinya dengan

permasalahan yang akan dibahas.

2) Studi Lapangan

Penelitian yang dilakukan dengan cara mendatangi langsung obyek yang

akan diteliti, untuk memperoleh data-data yang penulis perlukan dalam

penyusunan karya tulis ini.

1.6. Lokasi Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis melakukan penelitian pada

PT GOOD YEAR, Jalan Pemuda 27 Bogor. Jawa Barat 16161.

1.7. Sistematika Pembahasan

Dalam menghasilkan gambaran yang lebih teratur, maka didalam

penganalisaan dan pembahasan ini penulis membagi menjadi beberapa sub bab.

Page 29: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

Dimana lebih terperinci dapat diuraikan sebagai berikut;

BAB I PENDAHULUAN

Didalam bab ini secara garis besar akan tnengambarkan apa yang

sebenamya dipermasalahkan, dimana dalam bab ini berisi tentang

latar belakang. identifikasi masalah, maksud dan tujuan penelitian,

kegunaan penelitian, kerangka pemikiran, metode penelitian, lokasi

penelitian serta sistematika penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini penulis menguraikan beberapa pengertian dan definisi yang

berkaitan dengan pembahasan. Adapun pengertian yang penulis

uraikan meliputi : Pengertian Sistem Pengendalian Intern, Tujuan

Sistem Pengendalian Intern, Unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern.

Keterbatasan Sistem Pengendalian Intern, Pengertian Persediaan

Bahan Baku. Pengendalian Intern Persediaan Bahan Baku.

Perencanaan Persediaan Bahan Baku, Pengadaan dan Penerimaan

Bahan Baku. Penyimpanan Persediaan Bahan Baku, Pengeluaran

Persediaan Bahan Baku Untuk Proses Produksi, Sistem Pencatatan

dan Pelaporan Persediaan Bahan Baku. Pemeriksaan Intern

Persediaan Bahan Baku, Pengertian Proses Produksi, Peranan Sistem

Pengendalian Intern Persediaan Bahan Baku Dalam Menunjang

Efektivitas Proses Produksi.

Page 30: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

10

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN

Bab ini penulis menguraikan mengenai obyek penelitian yang

meliputi tinjauan umum perusahaan terdiri dari ; sejarah singkat

perusahaan, dan tinjauan khusus perusahaan dan aktivitas perusahaan

serta metode penelitian.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini mengemukakan hasil dan pembahasan yang diperoleh pada

saat penelitian yaitu : Penerapan Sistem Pengendalian Intern

Persediaan Bahan Baku Pada Perusahaan, dan Efektivitas Proses

Produksi Pada Perusahaan.

BAB V RANGKUMAN KESELURUHAN

Bab ini memaparkan rangkuman keseluruhan dari Bab 1 sampai dengan

Bab IV.

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini penulis memberikan simpulan atas penelitian dan pembahasan

serta saran untuk dijadikan pertimbangan oleh pihak perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Memuat literatur-literatur yang dipakai dalam pembahasan kaiya tulis ini.

LAMPIRAN

Memuat hal-hal yang mendukiong isi karya tulis ini.

Page 31: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sistem Pengendalian Intern

2.1.1. Pengertian Sistem Pengendalian Intern

Semakin berkembangnya perusahaan dalam kegiau

pegawai. semakin kecil kemampuan pimpinan untuk

segala sesuatu yang terjadi dalam perusahaan. Oleh karc,.

diperlukan cara pengendalian yang dapat menbantu pimpinan

perusahaan secara efektiv dalam melindungi dan mengawasi keamanan

aktiva-aktiva perusahaan dari kesalahan-kesalahan serta penyelewengan-

penyelewengan.

Sistem pengendalian intern harus dapat memberikan keyakinan

pada pimpinan, benar dan dapat dipercaya, sehingga mendorong adanya

efesiensi usaha dan terus-menerus memonitor bahwa kebijaksanaan

yang telah diterapkannya memang dijalankan.

Terdapal banyak pengertian dalam hal merumuskan

pengendalian intern, walaupun pada dasarnya pengertian-pengertian

tersebut mempunyai prinsip yang sama. Menurul Amerika Institute Of

Certified Publik Accountant, merumuskan Sistem Pengendalian Intern .

sebagai berikut;

Internal control comprises the plan of organization and all thecoordinate method and measures adopted within a bussiness it safeguard

Page 32: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

12

it assets, check the accuracy and reliability of its accounting data,promote operational eficiency, and encourage to prescribe managerialpolicies.

( 1:81)

Sementara itu menurut Ikatan Akuntan Indonesia, dalam buku

Norma Pemeriksaan Akuntan mengatakan bahwa ;

Sistem Pengendalian Intern meliputi organisasi semua metode danketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam suatu perusahaan untukmelindungi harta miliknya, mencek kecermatan dan keandalan dataakuntansi, meningkatkan efesiensi usaha dan mendorong ditaatinyakebijakan manajemen yang telah digariskan.

( 9 : 29)

Menurut MuIyadi.,Drs.,Msc.,Ak, dalam bukunya "Sistem

Akuntansi", menyatakan bahwa:

"Sistem Pengendalian Intern meliputi struktur organisasi, metode danukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi,mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efesiensidan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen".

( 17:165)

Sedangkan Sistem Pengendalian Intern menurut Standar

Profesional Akuntan Publik mengatakan bahwa " Sistem Pengendalian

Intern adalah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan untuk

memperoleh keyakinan yang memadai bahwa tujuan satuan usaha yang

spesifik akan dapat dicapai."

( 10 : 51 )

Berdasarkan definisi-definisi Sistem Pengendalian Intern diatas,

dapat disimpulkan bahwa definisi tersebut menekankan tujuan yang

Page 33: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

13

hendak dicapai dan bukan pada unsur-unsur yang membentuk sistem

tersebut. Dengan demikian pengertian pengendalian intern berlaku balk

dalam perustihaan yang mengolah informasinya secara manual dengan

mesin pembukuan maupun dengan komputer.

2.1.2. Tujuan Sistem Pengendalian Intern

Apabila perusahaan berkembang semakin besar dan kegiatan

operasi perusahaan semakin komplek, oleh karena itu kemampuan

manajemen dalam menjaiankan fungsi pengendalian semakin terbatas.

Keadaan semacam ini memaksa pimpinan untuk melimpahkan

sebagian wewenangnya kepada bawahan, meskipun tanggung jawab

tetap ditanganya. Oleh karena itu pimpinan memerlukan suatu alat

pengendalian yang dapat mengamankan kekayaan perusahaan, yaitu

dengan memberi keyakinan padanya bahwa apa yang dilaporkan

bawahanya itu benar dan dapat dipercaya, yang dapat mendorong

adanya efesiensi usaha dan dapat memonitor bahwa kebijaksanaan yang

akan diterapkan dijalankan. Dipandang dari kepentingan pimpinan

perusahaan pengendalian intern mempunyai tujuan

Tujuan sistem pengendalian intern menurut Arens and Loebbecke

dalam bukunya Auditting and Integreted Approach mengatakan tujuh

macam tujuan Sistem Pengendalian Intern sebagai berikut:

There are seven detailed objective ;1) Recorded transaction are valid

Page 34: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

14

2) Transaction are properly authorized3) Exiting transaction are recorded4) Transaction are properly valued5) Transaction are properly clasified6) Transaction are reorded at the propertime7) Transaction are property included in subsidiary record and corectly

sumarize.( 1 : 288 )

Menurut M. Samsul Drs., MS., Ak., dan Mustofa Drs., Ak.,

dalam bukunya Sistem Akuntansi Pendekatan Manajerial dapat

diuraikan sebagai berikut:

1. Mengamankan harta perusahaan2. Memperoleh data yang dipercaya3. Melancarkan operasi efesien4. Mendorong ditaatinya kebijakan manajemen

(24 : 73-74 )

Menurut Mulyadi Drs, M.Sc.,Ak., dalam bukunya Sistem

Akuntansi mengatakan bahwa, tujuan sistem pengendalian intem dapat

dibagi menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut:

1. Pengendalian intem akuntansi (Intemal Accounting Control)merupakan bagian dari sistem pengendalian intem, meliputi sistemorganisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikantemtama untuk menjaga kekayaan organisasi dan mencek ketelitiandan keandalan data akuntansi.

2. Pengendalian intem administrasi meliputi struktur organisasi.metode-metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutamauntuk mendorong efesiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen.

( 17: 166)

Meniunt Amin Widjaja Tunggal dalam bukunya ''Struktur

Pengendalian Intem " mengatakan bahwa, tujuan Sistem Pengendalian

Intem yang efektif dapat digolongkan sebagai berikut:

Page 35: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

15

1) Untuk menjamin kebenaran data akuntansi manajemen hamsmemiliki data akuntansi yang dapat diuji ketepatannya untukmelaksanakan operasi pemsahaan. Berbagai macam data digunakanuntuk mengambil keputusan yang penting.

2) Untuk mengamankan harta kekayaan dan catatan pembukuannya :harta fisik pemsahaan dapat saja dicuri, disalahgunakan ataupunrusak secara tidak sengaja. Hal yang sama juga berlaku untuk hartaperusahaan yang tidak nyata seperti perkiraan piutang dokumenpenting, surat berharga dan catatan keuangan.

3) Untuk mengalakkan efesiensi usaha : pengendalian dalam suatupemsahaan juga dimaksudkan untuk menghindari pekerjaan-pekeijaan berganda yang tidak perlu, mencegah pemborosanterhadap seraua aspek usaha termasuk pencegahan terhadappenggunaan sumber-sumber dana yang tidak efesien.

4) Untuk mendorong ditaatinya kebijakan pimpinan yang telahdigariskan manajemen menyusun prosedur dan peraturan untukmencapai tujuan pemsahaan. Sistem pengendalian intemmemberikan jaminan akan ditaatinya prosedur dan peraturan tersebutoleh pemsahaan.

( 2:2 )

Berdasarkan definisi-definisi diatas dapatlah disimpulkan bahwa

tujuan sistem pengendalian intem mempakan semua metode atau

ukuran-ukuran yang telah ditetapkan oleh pemsahaan yang bertujuan

untuk menjaga kekayaan dan catatan pemsahaan, mencek ketelitian dan

keandalan data akuntansi (pengendalian akuntansi) serta mendorong

efesiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen

(pengendalian administrasi). Dari penjelasan diatas terlihat bahwa

sistem pengendalian intem mutlak diperlukan perusahaan, dan

mempakan tanggung jawab manajemen untuk merancang dan

menerapkannya.

Page 36: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

16

2.1.3. Keterbatasan Sistem Pengendalian Intern

Istilah sistem pengendalian intern yang baik mencerminkan

keadaan yang ideal. Keidealan suatu sistem pengendalian intern tidak

menjamin akan berjalan seperti yang diharapkan, karena adanya

batasan-batasan tertentu yang tidak memungkinkan pengendalian yang

ideal tercapai. William C. Boynton dalam bukunya Modem Auditing

mengemukakan keterbatasan yang melekat pada struktur pengendalian

intern sebagai berikut;

The following inherent limitions in any entity's intemal controlstmcture:

1. Mistakes in judment. Occasionally, manajement and other personnelmanajemen exercise poor judment in making business decision or inperforming routine duties becauses of indequate information, timeconstrain or other pressures.

2. Break downs. Breakdowns in established controls may occurbecause personnel may misunderstand intructions or make errors dueto carelessness, distraction, or fatique. Temporary or permanentchanges in personel or in systems or procedures may also contributeto breakdowns.

3. Collusion. Individuals acting together, such as an employee whoperform an important control acting with another employee, customer,or supplier, may be able to perpetrate and conceal in irregurity so as toprevent its detection by the intemal control stmcture.

4. Manajement override. Manajement oveirule prescribed polices orprocedures for illegitimite purposes such as personal gain orenhanced presentation of an entity's financial condition orcompliance status. Override practices include making deliberatemisrepresentations to auditors and other such as by issuing falsedocument to support the recording of fictitious sales transactions.

5. Cost versus benefits. The cost of entity's intemal control stmctureshould not exceed the benefits that are expected to ensure. Becauseprecise measurement of both costs and benefits usually is notpossible, manajement must make both quantitative and qualitativeestimated and jugments in evaluating the cost benefits relationship.

( 6:256-257)

Page 37: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

17

Menurut Theodorus M.Tuanakotta Drs., Ak, dalam bukunya

"Auditing Petunjuk Pemeriksaan Akuntan Publik", menyatakan

keterbatasan Sistem Pengendalian Intern adalah sebagai berikut;

1. PersekongkolanPersekongkolan (Collusion) menghancurkan sistem pengendalianintem yang bagaimanapun baiknya. Dengan adanya persekongkolan,pemis^an tugas seperti tercermin dalam rencana dan prosedurperusahaan merupakan tulisan diatas kertas belaka.

2. BiayaPengendalian berguna untuk berlangsungnya pelaksanaan tugas yangefesien dan mencegah tindakan yang dapat merugikan perusahaanoleh karena itu hams dipertimbangkan apakah manfaat yangdiperoleh lebih besar dari biayanya.

3. Kelemahan manusia

Banyak kebobolan teijadi pada sistem pengendalian intem yangsecara teoritis sudah "baik". Hal ini karena pelaksanaanya adalahmanusia yang mempunyai kelemahan, misalnya : banyak petugasyang sering membutuhkan parafnya secara mtin dan otomatis tanpamemeriksa terlebih dahulu kebenarannya.

( 28:99-100)

Joseph W.Wilkinson yang dialihbahasakan oleh Agus Maulana

dalam bukunya Sistem Akuntansi dan Informasi mengemukakan pula

keterbatasan atau kesulitan dalam mencapai sasaran sistem pengendalian

intem yaitu sebagai berikut:

1. Kompleksitas dan pembahan cepat yang dihadapi perusahaan.2. Adanya serangkaian resiko yang dihadapi sistem pengendalian

intem.

3. Faktor manusia

4. Biaya pengendalian( 13:198)

Sedangkan La Midjan dan Azhar Susanto dalam bukunya Sistem

Informasi Akuntansi 1 : Pendekatan Manual, Praktika Penyusunan

Page 38: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

18

Metode dan Prosedur mengemukakan adanya keterbatasan sistem

pengendalian intern, sebagai berikut:

1. Collution. yaitu berupa keijasama yang kurang balk atau tidaksehat.

2. Mental, yaitu personil yang bermental tidak baik.3. Biaya, yaitu biaya tenaga dan alat yang akan tnemberikan

perusahaan dalam menerapkan sistem pengendalian intern.( 15:49)

Dari pendapat-pendapat yang dikemukakan diatas dapat

disimpulkan bahwa hal-hal yang mengakibatkan keterbatasan pada

sistem pengendalian intern yaitu adanya kesalahan dalam pengambilan

keputusan, adanya kerusakan yang disebabkan pegawai yang salah

memahami instruksi, sembrono, gangguan dan kelelahan adanya kolusi,

adanya personil yang bermental tidak baik dan biaya.

2.2. Sistem Pengendalian Intern Persediaan Bahan Baku

Menurut La Midjan Drs.. dalam bukunya "Sistem Informasi Akuntansi I

Pendekatan Manual, Praktika Penyusunan Metode dan Prosedur", peranan

pengendalian persediaan tercetak pada berapa jumlah persediaan yang akan

dipesan dan kapan pemesan menerima, menyimpan dan mengeluarkannya harus

dilaksanakan, dengan memperhatikan persediaan yang minimum harus berada

diperusahaan, menyatakan bahwa:

1. Persediaan minimum, merupakan jumlah persediaan pada titik manapesanan atas persediaan tersebut harus dilaksanakan (reorder point).

2. Reorder point, merupakan rata-rata pemakaian barang selama lead timeditambah safety stock.

3. Lead time, adalah jangka waktu antara saat pesanan dilaksanakan sampaibarang tersebut diterima.

Page 39: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

19

4. Safety stock, merupakan jumlah persediaan yang selalu harus tersediasebagai "persediaan bersih" untuk menjaga situasi kemungkinan terjadikesulitan mendapatkan persediaan tersebut pada suatu saat dan besamyasafety stock dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

safety stock = evarage x madmad = mead absolute deviation = iumlah deviasi

banyak frequensi

5. Persediaan maksimum, merupakan persediaan secara maksimum atauoptimum boleh tersedia dalam perusahaan dan diperhitungkan berdasarkanperkiraan.

6. Jumlah pemesanan yang ekonomis (economic order quantity), merupakanjumlah besamya pesanan yang secara ekonomis menguntungkan yaitubesamya pesanan yang menimbulkan biaya pemesanan (ordering costs) danbiaya penyimpanan (carrying costs) yang minimal. Adapun rumus dari EOQadalah sebagai berikut;

EOQ = 2 usIc

U = Jumlah satuan kebutuhan bahan dalam setahun

S = Biaya pemesanan per orderI = Biaya penyimpanan yang dinyatakan sebagai presentasi dari

persediaan rata- rataC = Harga bahan per satuan

( 15 : 159)

Agar efesiensi dan efektivitas dalam masalah pengelolaan persediaan ini

dapat dicapai semaksimal mimgkin, maka harus ada suatu sistem pengendalian

intem yang beijalan dengan memadai.

Semua metode dan tindakan yang dilaksanakan untuk mengamankan

persediaan sejak mendatangkannya, menerima, menyimpan dan mengeluarkannya

baik phisik maupun kualitas dan pencatatanya termasuk penentuan dan pengaturan

jumlah persediaan. Persediaan mengandung risiko yaitu apabila terlalu banyak akan

mengundang biaya penyimpanan yang seharusnya dapat dihindarkan, risiko

menjadi kuno dan biaya bank apabila persediaan dibiayai oleh kredit bank.

Page 40: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

20

2.2.1. Pengertian Persediaan

Persediaan itiempakan salah satu bagian dari harta kekayaan

perusahaan tertanam dalam bentuk persediaan. Demikian pula operasi

perusahaan biasanya sering tergantung dari persediaan.

Persediaan menunjukkan barang-barang yang dimiliki untuk

dijual atau dimasukkan kedalam proses produksi pada perusahaan

manufaktur. Untuk memperoleh pengertian yang lebih baik mengenai

apa yang dimaksud dengan persediaan. Smith and Skousen dalam

bukunya "Intermediate Accoimting", menyatakan bahwa:

The term inventory desingnates goods held for sale in the normalcourse of business and, in the case of a main, facturer, goods inproduction or to be placed in production.

( 25 : 347)

Adapun yang dimaksud persediaan, menurut Eldon S.

Hendriksen yang diterjemahkan oleh Marianus Sinaga, dalam bukunya

"Teori Akuntansi" adalah,

Persediaan (inventory) meliputi barang-barang dagangan yangdimaksudkan untuk dijual dalam kondisi usaha normal dan bahan bakuserta bahan pembantu yang dipergunakan dalam proses produksi untukdijual.

( 7 :2)

Sementara itu, lAI dalam bukunya Standar Akuntansi Keuangan

PSAK No. 14 Buku 1, menyatakan bahwa:

Persediaan adalah aktiva:

(a) Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal(b) Dalam proses produksi dan atau dalam petjalanan; atau

Page 41: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

21

(c) Daiam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakandalam proses produksi atau pemberian jasa.

(11 : 14.2)

Dari beberapa pengertian persediaan tersebut diatas, persediaan

dapat kita kelompokkan menjadi:

♦ Bahan baku dan bahan penolong

♦ Barang dalam proses

♦ Barang jadi

Simpulan yang dapat diambil dari pengertian tersebut, bahwa

persediaan adalah barang-barang yang dimiliki untuk dijual kembali

atau digunakan untuk memproduksi barang-barang yang akan dijual.

2.2.2. Organisasi dari Fungsi Pereediaan

Organisasi dzui fungsi persediaan didalam perusahaan melibatkan

beberapa bagian dalam perusahaan. Dalam perusahaan dagang

pengelolaan, phisik persediaan barang dagangan berada dibawah bagian

penjualan, bagian tersebutlah yang berperan mengatur pengeluaran

barang. Menurut Drs. Muslich, bahwa fungsi persediaan adalah:

'"Fungsi utama dari persediaan adalah untuk melepaskan diri ataumembebaskan diri (uncouple) dari beberapa tahapan operasional, agarperusahaan dapat memenuhi permintaan tanpa bergantung pada pihak-pihak lain."

( 18:253)

Sedangkan menurut Arens E. dan James L. mengemukakan

fimgsi persediaan antara lain adalah :

Page 42: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

00

Fungsi-fungsi persediaan adalah ;1) Mengolah order pembelian2) Menerima bahan yang baru

3) Menyimpan bahan baku4) Mengolah barang5) Menyimpan barang j adi6) Mengirim barang j adi

( 3:292)

Adapun organisasi yang terkait menurut Arens dan Loebecke adalah:

1. Bagian mengolah order pembelianTugasnya ; mengajukan permintaan pembelian dari bagian gudangkepada bagian pembelian.

2. Bagian menerima bahan yang baruTugasnya ; setiap bahan yang diterima oleh bagian penerimaanbarang hams diperiksa jumlah dan kualitasnya, dengan membuatlaporan penerimaan barang.

3. Bagian menyimpan bahan bakuTugasnya ; menyimpan barang yang telah dicek bagian gudangpenyimpanan.

4. Bagian mengolah barangTugasnya ; bagian produksi hams membuat laporan-laporanmengenai produksi dan barang sisa kepada bagian akuntansi.

5. Bagian menyimpan barang j adiTugasnya ; setelah barang jadi diselesaikan oleh bagian produksikemudian ditempatkan dalam gudang penyimpanan yang telahdiperiksa oleh bagian quality control.

6. Bagian mengirim barang jadiTugasnya ; dilakukan oleh bagian pengiriman barang. Pengirimanatau transfer barang hams diotorisasi melalui dokumen pengiriman.

( 3 : 292-294)

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan, bahwa

fungsi persediaan yang terdiri dari mengolah order pembelian, menerima

bahan, menyimpan bahan, mengolah sampai barang siap dikirim, hal ini

dilaksanakan oleh masing-masing organisasi yang terkait disetiap

tahapan operasional yang berguna untuk memenuhi permintaan tanpa

bergantung pada pihak-pihak lain.

Page 43: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

23

2.2.3. Prosedur-prosedur

Dalam suatu perusahaan industri akan terdapat beberapa sistem

yang merupakan kumpulan dari beberapa prosedur.

Menurut Joseph W. Wilkinson dalam bukunya "Sistem Akuntansi

dan Informasi" yang dialihbahasakan oleh Agus Maulana Ir., MSM,

menyatakan bahwa:

Prosedur adalah rangkaian langkah spesifik yang hams dilalui dalamsiklus pemprosesan data. Prosedur dapat dilaksantikan oleh manusiasepenuhnya, oleh komputer sepenuhnya atau gabungan dari keduanya.

( 13 ; 13)

Selanjutnya W. Gerald Cole yang dikutip oleh Zaki Baridwan Dr.,

Ak., M.Sc, dalam bukunya "Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur dan

Metode", menyatakan bahwa:

Prosedur adalah suatu urut-urutan pekerjaan kerani (clerical) biasanyamelibatkan beberapa orang dalam satu bagian atau lebih, disusun untukmenjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi-transaksipemsahaan yang sering tetjadi.

(30:3)

Berdasarkan pada definisi diatas dapat disimpulkan bahwa

prosedur mempakan suatu umt-umtan pekerjaan yang dapat

dilaksanakan oleh manusia, komputer maupun gabungan dari keduanya

agar dapat menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap

transaksi-transaksi perusahaan yang sering teijadi.

Page 44: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

24

2.2.3.1. Prosedur Perencanaan Persediaan Bahan Baku

Perencanaan merupakan suatu tehnik untuk menetapkan

secara sistematis hal-hal yang berkenaan dan langkah-langkah

yang diambil terlebih dahulu dalam pelaksanaan keija dan

selanjutnya mengkoordinasikan dan mengatumya.

Menunit Jusuf dan M. Tambunan yang dalam bukunya

Sistem Infonnasi Akuntansi, mengemukakan prosedur perencanaan

terhadap persediaan bahan baku adalah sebagai berikut;

Prosedur perencanaan adalah :1) Pemyataan-pemyataan menyeluruh berkaitan dengan

faktor-faktor penentu kesuksesan perusahaan dan tujuan-tujuan keseluruhan.

2) Deskripsi sistem diperusahaan yang membutuhkanpengembangan.

3) Pemyataan mengenai prioritas yang menunjukkan areamana yang merupakan prioritas tertinggi.

4) Garis besar sumberdaya yang dibutuhkan, mencakup biaya,kepegawaian dan peralatan.

5) Kerangka waktu tentatif untuk pengembangan sistemkhusus.

( 4:631 )

Sedangkan menurut Wilson dan Campbell dalam

bukunya Controllership yang dialihbahasakan oleh Gunawan

Hutauruk, menyatakan prosedur perencanaan persediaan bahan

baku adalah:

Prosedur perencanaan persediaan bahan baku :1) Suatu pemyataan mengenai tuj uan persediaan2) Identiflkasi mengenai persediaan dan tindakan yang akan

diambil untuk proses produksi.

Page 45: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

25

3) Penentuan sumber day a (bahan baku) yang akandipergunakan untuk proses produksi.

4) Identiflkasi dari sasaran5) Penetapan jadwal waktu yang tepat dan pentaatan6) Identiflkasi dari kondisi-kondisi yang akan dipenuhi atau

asumsi-asumsi yang dibuat.( 29 : 144 )

Berdasarkan pendapat diatas maka, dapat disimpulkan

bahwa definisi tersebut menekankan pada tujuan yang hendak

dicapai. mengidentifikasikan persediaan, penentuan sumberdaya

yang dibutuhkan untuk proses produksi, penetapan pada

ketepatan waktu, serta identiflkasi dari kondisi-kondisi yang

akan dipenuhi. Dalam hal ini perencanaan tersebut tidak untuk

jangka waktu yang singkat tapi juga untuk jangka waktu yang

lama bila tidak ada perubahan. Perencanaan ini haruslah

fleksibel terhadap kondisi dan situasi yang ada.

2.2.3.2. Prosedur Pengadaan dan Penerimaan Persediaan Bahan

Baku

Pengendalian intern persediaan bahan baku untuk setiap

perusahaan industri harus benar-benar dilakukan demi lancamya

proses produksi. Hal ini merupakan tanggung jawab dari pihak

manajemen sebagai pengelola perusahaan dan bertanggung

jawab pula terhadap kelancaran usahanya. Karena, persediaan

bahan baku harus ditentukan secara realistis dan wajar.

Page 46: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

26

Menurut Drs. M. Samsul dan Drs. Mustofa dalam

buknnya Sistem Akuntansi mengemukakan bahwa prosedur

pengadaan adalah:

1) Setiap pembelian yang akan dilakukan harus didahului olehpermintaan pembelian barang. (PPB)

2) PPB hanya dibuat jika barang yang diperlukan tidak adadaiam persediaan gudang.

3) PPB disiapkan oleh gudang dan ditandatangani oleh kepalabagian yang meminta.

4) PPB disiapkan kepada bagian pembelian untuk diproseslebih lanjut, gudang dan peminta barang menunggusementara waktu.

5) Bagian pembelian mengecek PPB, apakah termasuk barangbaru atau barang yang sudah rutin yang daftar harganyasudah ada.

6) Bila termasuk barang baru, maka bagian pembelian harusmembuat surat permintaan penawaran harga dari parasupplier.

7) Menyeleksi jawaban-jawaban dari supplier dan memilih yangpaling murah harganya dan paling baik syarat-syaratnya

8) Bagian pembelian membuatkan order pembelian (OP).9) OP bersama PPB disampaikan kepada atasan yang berwenang

memberi persetujuan pembelian. Tanda setuju ada pada OPyang ditandatangani oleh atasan tertentu.

10) OP dikirimkan kepada supplier, sementara waktu menunggubarang datang.

11) Petugas pengecekan barang-barang dari supplier melakukantugasnya mengecek kuantitas, kualitas sesuai denganspesifikasi yang tertera pada OP. Hanya barang-barang yangbaik dan cocok dengan OP yang dapat diterima, selain ituharus diretur bila ada.

12) Gudang membuat bon penerimaan barang (BPB) atas barangyang sudah dikontrol oleh petugas pengecekan diatas.

13) Semua faktur yang diterima dari supplier, oleh pemegangkartu hutang/yang ditunjuk untuk melakukan pengecekanantara faktur, OP dan BPB. dicocokkan dan dilampiridengan OP dan BPB, dan kemudian diberikan kepadabagian keuangan.

14) Bagian keuangan mempersiapkan pembayaran.( 24:329)

Page 47: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

27

Sedangkan menurut Mulyadi dalam bukunya Sistem

Akuntansi, mengemukakan prosedur pembeiian adalah sebagai

berikut:

1) Fungsi gudang mengajukan permintaan pembeiian kefungsi pembeiian.

2) Fungsi pembeiian meminta penawaran harga dari berbagaipemasok.

3) Fungsi pembeiian menerima penawaran harga dariberbagai pemasok dan melakukan pemilihan pemasok.

4) Fungsi pembeiian membuat order pembeiian kepadapemasok yang dipilih.

5) Fungsi penerimaan memeriksa dan menerima barang yangdikirim oleh pemasok.

6) Fungsi penerimaan menyerahkan barang yang diterimakepada fungsi gudang untuk disimpan.

7) Fungsi penerimaan melaporkan penerimaan barang kepadafungsi akuntansi.

8) Fungsi akuntansi menerima faktur tagihan dari pemasokdan atas dasar faktur dari pemasok tersebut, fungsiakuntansi mencatat kewajiban yang timbul dari transaksipembeiian.

( 17:302 )

Prosedur pembeiian mengatur cara-cara dalam melakukan

semua pembeiian baik barang maupun jasa yang dibutuhkan oleh

perusahaan. Prosedur pembeiian dimulai dari adanya kebutuhan

atas suatu barang atau jasa sampai barang atau Jasa yang dibeli dan

diterima. Proses pembeiian dilaksanakan oleh B^ian Pembeiian.

Bagian Penerimaan Barang, dan Bagian Gudang. Dalam hai ini

masing-masing bagian tersebut harus memberikan bukti

pencatatanya baik dalam hal pembeiian maupun timbulnya utang

sesuai dengan kebenaran jumlah-jumlah dan kuantitasnya.

Page 48: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

28

Proses penerimaan bahan baku tnerupakan kelanjutan

dari siklus operasi yang dimulai dari perencanEian persediaan

yang telah ditetapkan. Barang yang diterima diperiksa

kuantitas, spesifikasi dan kondisi yang disesuaikan dengan data

pembelian atau dengan surat pengantar yang menyertai bahan

baku tersebut. Proses penerimaan juga termasuk pemeliharaan

fisik bahan baku yang diterima.

Fungsi departemen penerimaan adalah untuk♦ menurunkan muatan dan membuka kemasan bahan yang

masuk

♦ mengecek jumlah yang diterima dengan membandingkannyaterhadap jmnlah yang tertera dalam formulir yang disampaikanpihak pengirim

♦ mengamati kesesuaian antara barang yang diterima denganuraian tertulis dalam pesanan pembelian

♦ menyiapkan iaporan penerimaan♦ memberitahukan perbedaan-pebedaan yang ditemukan

kepada departemen pembelian♦ menyiapkan pemeriksaan bila perlu♦ memberitahukan departemen pengangkutan dan pembelian

mengenai segala kerusakan yang teijadi dalam peijalanan♦ dan mengirimkan bahan yang telah diterima ke lokasi

pabrik yang tepat.

Adapun Iaporan penerimaan didistribusikan sebagai berikut:1) Departemen penerimaan menyimpan selembar salinan dan

selembar lagi dikirim ke departemen pembelian sebagaipemberitahuan mengenai tibanya bahan tersebut

2) Semua salinan lainnya dikirim ke departemen pemeriksaanyang nantinya akan dibagikan jika pemeriksaan telahdilaksanakan.

( 19; 165)

Menurut Mulyadi dalam bukunya Akuntansi Biaya menge-

mukakan prosedur penerimaan persediaan bahan baku bahwa:

Page 49: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

29

"Pemasok mengirimkan bahan baku kepada perusahaansesui dengan surat order pembelian yang diterimanya. Bagianpenerimaan yang bertugas menerima barang, mencocokkankualitas, kuantitas, jenis serta spesifikasi bahan baku yangditerima dari petnasok dengan tembusan surat order pembelian.Apabila bahan baku yang diterima teiah sesuai dengan suratorder pembelian, bagian penerimaan membuat laporanpenerimaan barang untuk dikirimkan kepada bagian akuntansi".

( 20 : 297)

Berdasarkan pada keterangan diatas dapat disimpulkan

bahwa masing-masing bagian atau departemen melaksanakan

tugas sesuai dengan tanggungjawabnya dengan memperhatikan

kuantitas dari barang yang dipesan maupun diterima. agar

proses produksi dapat beijalan dengan lancar sesuai dengan

prosedur-prosedur yang telah ditetapkan.

2.2.33. Prosedur Penyimpanan Persediaan Bahan Baku

Sebelum melakukan proses produksi terdapat suatu

periode antara sebelum digimakan dan saat bahan baku akan

dipergunakan untuk proses produksi. Karenanya akan teijadi

penyimpanan selama waktu periode tersebut.

Bagian gudang sebelumnya akan memeriksa bahan baku

yang telah diterima, baik kuantitas maupun kualitas. Bagian

gudang bertugas menyimpan dan menjaga keamanan fisik serta

memelihara bahan baku yang disimpan agar mutunya tetap

teijaga dengan baik.

Page 50: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

Menurut Adolph, Milton dan Lawrence daiam bukunya

Akuntansi Biaya dan Pengendalian mengemukakan bahwa:

"Persyaratan penyimpanan persediaan daiam gudang adaiahdengan dilampiri selembar salinan laporan penerimaan, diteruskanke gudang dari departemen penerimaan atau pemeriksaan. Kepalagudang dan para pembantunya bertanggungjawab atas keamananbahan, artinya persediaan dan perbekalan disimpan didalam petiatau diruang gudang lainnya yang tepat, sehingga semuanya amansampai diperlukan daiam produksi, dan juga agar pengambilanbahan dari gudang dilakukan sebagaimana mestinya".

( 19: 171 )

Sedangkan menurut Mulyadi yang daiam bukunya

Akuntansi Biaya mengemukakan bahwa;

"Bagian penerimaan menyerahkan bahan baku yangditerima dari pemasok kepada bagian gudang. Bagian gudangmenyimpan bahan baku tersebut dan mencatat jumlah bahanbaku yang diterima daiam kartii gudang (stock card) padakolom 'diterima', kartu gudang ini digunakan untuk bagiangudang untuk mencatat mutasi tiap-tiap jenis barang gudang.

( 20 : 297 )

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan,

bahwa bahan baku yang ada digudang dapat dipergunakan

untuk proses produksi tanpa ada penurunan mutu yang berarti

yang dapat mempengaruhi hasil olah nantinya. Selain itu, hal

ini dilakukan agar mempermudah pengendalian.

2.2.3.4. Prosedur Pengeluaran Persediaan Bahan Baku Untuk Proses

Produksi

Pengeluaran bahan baku untuk proses produksi ditandai

dengan beberapa dokumen, dapat berupa daitar permintaan bahan

Page 51: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

31

baku dari pimpinan atau pejabat yang berwenang dalam suatu

perusahaan. Dokumen ini harus disetujui oleh pejabat tersebut.

Kepala gudang tidak boleh mengambil inisiatif sendiri untuk

mengeluarkan bahan baku dari gudang untuk proses produksi.

Menurut Mulyadi dalam bukimya Akuntansi Biaya

mengemukakan bahwa;

"Pengeluaran bahan baku untuk proses produksi yaitubagian produksi yang membutuhkan bahan baku, mengisi buktipermintaan barang. Kolom-kolom yang diisi informasi-informasiadalah kolom nomor unit, nama dan nomor kode kelompok,nomor unit barang dan jumlah satuan yang diminta, dan pusatbiaya (dalam hal ini bagian produksi) yang memerlukan bahanbaku setelah bukti permintaan barang tersebut diotorisasi olehyang berwenang, tiga bukti permintaan barang tersebut dibawake bagian gudang, bagian gudang menyiapkan bahan baku sesuaidengan yang tercantum dalam bukti permintaan barang, danmenyerahkannya kepada be^ian produksi yang membutuhkannya.Bagian gudang mengisi jumlah bahan baku yang diserahkanpada kolom "diserahkan" dalam bukti permintaan barang, dansetelah diotorisasi oleh kepada bagian gudang, bukti permintaanbarang tersebut dikirimkan ke bagian akuntansi."

( 20 : 309)

Pengeluaran persediaan bahan baku untuk proses

produksi terdiri dari beberapa prosedur yang sistimatis dan

efisien untuk mengemukakan bahan dan perbekalan dari

gudang. Antara lain;

5k Surat permintaan persediaan, surat ini merupakan formulirdasar yang digunakan untuk mengeluarkan bahan darigudang. Pembuatan surat ini menimbulkan pencatatan padakolom "dikeluarkan" dalam kartu bahan dan pemesandalam kartu biaya pesanan, laporan produksi, atau berbagai

Page 52: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

32

lembaran analisis beban untiik masing-meising departemen.Semua pengeluaran bahan didebet ke perkiraan barangdalam proses atau ke perkiraan pengendalian untukoverhead pebrik, beban penasaran, atau beban administrasi,dan dikredit ke perkiraan bahan.

^ Jumal permintaan bahanPemrosesan data eiektronik untuk permintaan bahan

^ Rekening bahan^ Prosedur just-in-time inventory* Kartu bahan-persediaan perpetualsk Persediaan fisik

Jk Penyesuaian perkiraan dan kartu bahan agar sesuai denganhasil perhitungan persediaan.

( 20: 172-176)

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa petugas

gudang bahan baku mengeluarkan bahan baku sesuai dengan dokumen,

sehingga antara catatan yang dilakukan oleh petugas gudang akan sesuai

dengan pencatatan yang dilakukan oleh bagian akuntansi.

2.2.4. Pencatatan dan Pelaporan Persediaan Bahan Baku

Seperangkat formulir-formulir dan catatan-catatan merupakan

pekeijaan rutin pada semua perusahaan. Setiap perusahaan memiliki

sistem penyiapan, pemrosesan dan pencatatan transaksi yang khas, akan

sukar untuk mengevaluasi apakah prosedur-prosedur telah dirancang

untuk memberikan pengendalian yang optimum ; meskipun demikian,

prosedur pencatatan yang memadai harus ada sebelum kebanyakan

tujuan pengendalian intern dapat dipenuhi.

Page 53: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

33

2.2.4.1. Sistem Pencatatan Fersediaan

Sistem pencatatan persediaan dapat diselenggarakan baik

dengan basis periodik ataupun dengan basis perpetual. Kedua

sistem pencatatan tersebut digunakan untuk memudahkan dalam

menentukan besamya persediaan yang masih ada dalam gudang.

Fess Warren dan Niswonger dalam bukunya "Prinsip-prinsip

Akuntansi" diteijemahkan oleh Herman Wibowo dan Hyginus

Ruswinarto, menyatakan sebagai berikut:

Sistem pencatatan periodikDigunakan setiap teijadi penjualan , hanya pendapatan daripenjualan itu yang diatas. Pada saat penjualan tersebut tidakdibuat ayat Jumal untuk mencatat harga pokok barang yangdijual.Sistem pencatatan perpetualDigunakan catatan akuntansi yang secara terus-menerusmengungkapkan jumlah persediaan ada. Perkiraan terpisahdibuat untuk setiap jenis barang dengan dalam buku tambahan.Penambahan dalam pos persediaan dicatat sebagai debetkeperkiraan yang bersangkutan, dan pengurang dicatat sebagaikredit.

( 23:329)

Menurut M. Munandar dalam bukunya Pokok-pokok

Intermediate Accounting:

Metode perpetual (continual), semua pemasukan (pembelian)dan semua pengeluaran (penjualan) barang dibutuhkan kedalamperkiraan inventory dari barang yang bersangkutan, masing-masing sebedsar harga pembeliannya. Dengan demikianperkiraan inventory senantiasa menunjukkan jumlah sisapersediaan yang ada, beserta mutasi perubahannya.

( 21 : 105)

Page 54: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

34

Menurut Efraim Ferdinan Giri dalam bukunya

Akuntansi Keuangan I:

Sistem persediaan perpetual (Perpetual Inventory), semuatransaksi yang mengakibatkan berkurang atau bertambahnyapersediaan dicatat dan diikuti secara konsisten. Perhitunganfisik dilaksanakan harga untuk menguji ketelitian kuantitaspersediaan yang disajikan dalam kartu persediaan.

( 8 : 161)

Menurut M. Munandar dalam bukunya Pokok-pokok

Intermediate Accounting menyatakan:

Metode physical (pliodical) semua pemasukan (pembelian)dan semua pengeluaran (penjualan) barang tidak dibukukankeperkiraan inventory barang yang bersangkutan. Pemasukanbarang dibukukan ke perkiraan pembelitm beserta beberapaperkiraan yang menyertainya, sebesar harga pembeliannya.Sedangkan pengeluaran barang dibukukan ke dalam perkiraanpenjualan beserta beberapa perkiraan yang menyertainya,sebesar harga pembeliannya.

( 21 : 106)

Menurut Efraim Ferdinan Giri dalam bukunya

Akuntansi Keuangan, menyatakan:

Sistem persediaan periodik atau sistem persediaan fisik(periodik inventory system), persediaan ditentukan denganmelakukan perhitungan fisik yang dilakukan secara periodik,mutasi atas persediaan tidak diikuti.

( 8 : 160 )

Berdasarkan uraian diatas, dapat dijelaskan bahwa

dalam sitem perpetual memberikan kemudahan dalam

penyusunan laporan keuangan dibandingkan sistem pencatatan

periodik, karena harga pokok persediaan akhir dengan mudah

Page 55: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

35

dapat diketahui dari catatan yang ada, tidak perlu melakukan

stock opname terlebih dahulu. Bila terdapat selisih antara

catatan dengan jumlah sesungguhnya, sewaktu melakukan

stock opname akhir tahun, maka jumlah selisih dicatat dalam

perkiraan selisih persediaan dan perkiraan lawannya ( perkiraan

persediaan barang ). Bila jumlah barang sesungguhnya lebih

kecil, dibandingkan dengan catatan atau kartu persediaan, maka

perkiraan persediaan dikurangi, dan demikian sebaliknya.

2.2.4.2. Metode Penilaian Persediaan

Menurut Fess Warren dan Niswonger dalam bukunya

"Prinsip-prinsip Akuntansi" yang diteijemahkan oleh Herman

Wibowo dan Hyginus Ruswinarto yang lebih umum digunakan

untuk mengkalkulasi biaya bahan yang dikeluarkan dari

persediaan adalah

Metode First In First Out (FIFO)Bahwa harga pokok harus dibebankan pada pendapatan sesuaidengan urutan pembelian barang tersebut. Jadi persediaan yangmasih ada dianggap berasal dari pembelian barang terakhir.

Metode Rata-rata (Average)Didasarkan atas asumsi bahwa harga pokok harus dibebankankependapatan menurut harga rata-rata tertimbang perunit daribarang yang dijual. Harga pokok rata-rata tertimbang perunitini digunakan juga untuk menentukan harga pokok barang yangmasih ada dalam persediaan. Harga pokok rata-rata tertimbangperunit diperoleh dari hasil bagi antara jumlah harga pokokbarang yang tersedia untuk dijual dalam satu periode tertentudengan jumlah unitnya.

Page 56: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

36

Metode Last In First Out (LIFO)Didasarkan atas anggapan bahwa harga pokok barang daripembelian terakhir harus dibebankan ke pendapatan. JadiPersediaan yang ada dianggap berasal dari harga pokok palingawal.

( 23:396-398)

Sementara beberapa literatur lain mengemukakan dapat

metode yang dapat diterapkan daiam penilaian persediaan,

tetapi metode-metode tersebut sama dengan yang teiah

dikemukakan daiam literatur sebelumnya. Niswonger, Fess and

Warren yang daiam bukunya Accounting Principles (prinsip-

prinsip akimtansi) yang telah dialihbahasakan oleh Hygenus

Ruswinarto, Herman Wibowo memberikan empat metode yang

didasarkan daiam suatu asumsi bahwa:

* Arus harga pokok berdasarkan urutan pembelian

* Arus harga pokok berdasarkan urutan pembelian tetapi

dibalik

Arus harga pokok berdasarkan rata-rata seluruh pembelian

Metode tersebut adalah:

1. First in, first out (FIFO)

2. Last in, first out (LIFO)

3. Average cost method (metode harga pokok rata-rata)

4. Specific indentification (identifikasi secara khusus)

Page 57: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

37

Pada alinea yang lain dikatakan lebih lanjut, bahwa

karena kondisi dliuar kebiasaan yang dapat teijadi sehari-hari.

maka suatu perusahaan dapat mengunakan prosedur identifikasi

khusus. Smith and Skousen, mengemukakan empat metode

penilaian persediaan yang dapat diterapkan. adalah :

1. Identifikasi khusus

2. First in, first out (FIFO)3. Rata-rata tertimbang4. Last in, first out (LIFO)

( 23 : 337 )

Standar akuntansi keuangan, buku satu, menetapkan

metode penilaian persediaan, dimana metode-metode ini pada

dasamya sama dengan metode yang telah dikemukakan diatas.

PSAK no.20. menyatakan tentang penilaian persediaan, kecuali

dengan identifikasi khusus, harus dihitung dengan metode

sebagai berikut:

1. Masuk pertama, keluar pertama (MPKP atau FIFO)

2. Rata-rata tertimbang (Weighted average cost method)

3. Masuk terakhir, keluar pertama (MTKP atau LIFO)

Dengan telah dikeluarkannya standar akuntansi

keuangan oleh lAI, maka metode-metode yang digunakan

dalam penilaian persediaan harus menggunakan salah satu

metode yang ada dalam pemyataan Standar Akuntansi

Keuangan nomor 20.

Page 58: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

38

2.2.4.3. Laporan Persediaan Bahan Baku

Laporan yang disajikan dengan baik sangat periling

sebab dengan demikian mereka dapat mengendaiikan biaya-

biaya. juga agar usaha-usaha yang dilakukan menjadi terarah

sehingga dapat mengefektivkan perencanaan laba. J.B. Heckert

dalam bukunya "Controllership Tugas dan Akuntan

Managemen", yang dialihbahasakan oleh Tjintjin F. Tjendera

Drs., Ak., menyatakan sebagai berikut:

1. Ikhtisar persediaan menurut kategori bahan atau barang2. Perbandingan persediaan yang direncanakan atau yang

dianggarkan dengan persediaan yang sebenamya menuruttanggungjawab dan klasifikasi.

3. Analisa tingkat perputaran.4. Ikhtisar perputartin persediaan, kebutuhan, pemakaian,

saldo menurut bagian, kategori klasifikasi.5. Arus persediaan-penggolongan menurut unsur persediaan

yang dapat menunjukkan persediaan yang iambat perputarannya,yang mengalami kekunoan yang berlebihan dan Iain-lain.

6. Laporan tentang kelebihan atau kekurangan persediaan.7. Laporan analisa nilai.8. Persediaan yang ada ditangan versus anggaran atau

komitmen.

9. Ikhtisar hasil opname fisik dan koreksi atau penyesuaianyang dilakukan.

10. Laporan khusus tentang bahan atau barang yang tinggi nilaiperunitnya.

( 14:450)

2.2.5. Unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern Bahan Baku

Sistem pengendalian intem mempunyai beberapa unsur yang

dapat meningkatkan kemungkinan dipercayainya data-data akuntansi

Page 59: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

39

seita tindakan pengamanan terhadap setiap harta dan catatan perusahaan.

Setiap unsur mempunyai kaitan langsung dengan tujuan pengendalian

perusahaan, demikian juga dengan langkah-langkah yang ditempuh

perusahaan untuk memenuhinya.

Menurut Mulyadi dalam bukunya Sistem Akuntansi, mengatakan

unsur-unsur pengendalian intern dalam sistem perhitungan fisik

persediaan digolongkan ke dalam 3 kelompok antara lain

A. Organisasi1. Perhitungan fisik persediaan harus dilakukan oleh suatu panitia

yang terdiri dari fungsi pemegang kartu perhitungan fisik, fungsipenghitung, fungsi pengecek.

2. Panitia yang dibentuk harus terdiri dari karyawan selainkaryawan fungsi gudang dan fungsi akuntansi persediaan,karena karyawan kedua fungsi inilah yang justru dievaluasitanggung jawabnya atas persediaan.

B. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan1. Daftar hasil perhitimgan fisik persediaan ditandatangani oleh

ketua panitia perhitungan fisik persediaan.2. Pencatatan hasil perhitungan fisik persediaan didasarkan atas

kartu perhitungan fisik yang telah diteliti kebenaranya olehpemegang kartu perhitungan fisik.

3. Harga satuan yang dicantumkan dalam daflar hasil perhitunganfisik berasal dari kartu persediaan yang bersangkutan.

4. Adjustment terhadap kartu persediaan didasarkan padainformasi (kuantitas maupun harga pokok total) tiap jenispersediaan yang tercantum dalam daftar perhitungan fisik.

C. Praktik yang sehat1. Kartu perhitungan fisik bemomor urut tercetak dan pengunaanya

dipertanggungjawabkan oleh fungsi pemegang kartu perhitunganfisik.

2. Perhitungan fisik setiap jenis persediaan dilakukan dua kalisecara independen, pertama kali oleh perhitungan dan kedua kalioleh pengecek.

3. Kuantitas dan data persediaan.4. Peralatan dan metode harus dijamin ketelitiannya.

( 17:584)

Page 60: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

40

Sedangkan menurut La Midjan dalam bukunya Sistem Akuntansi

(Organisasi Administrasi) mengemukakan pendapatnya mengenai unsur-

unsur pengendalian intern tersebut sebagai berikut:

1. Perlu adanya pemisahan fungsi antara;a) menyimpan persediaan oleh gudang (store)b) mencatat persediaan oleh administrasi persediaan kantor

(APK/KPA)c) yang menguasai persediaan, dimana masuk dan keluamya

persediaan atas perintah yang bersangkutan yaitu :■ bagian pembelian

■ bagian penjualan

■ biro produksid) yang menerima dan mengecek pada waktu datangnya [}ersediaan

oleh bagian penerimaan (Receiving Departement) dan pengirimanpersediaan oleh bagian ekspedisi (Shipping Departement).

2. Perlu diadakannya inventarisasi secara fisik dan periodik mengenaipersediaan yang dilakukan antara lain oleh bagian pengawasanintern sedangkan kontrol atas posisi persediaan secara administrasidilaksanakan oleh administrasi persediaan kantor.

3. Perlu diadakan sistem informasi yang menyajikan kepadamanajemen menyangkut harga, kuantitas dan jenis persediaan.

( 15:44)

Dari pendapat diatas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Adanya struktur organisasi atas pengolahan bahan baku yang

didalamnya mengandung pemisahan fungsi dengan jenis wewenang

dan tanggung jawab yang jelas.

b. Inventarisasi secara fisik dan periodik mengenai persediaan yang

dilakukan oleh bagian pengawasan intern.

c. Karyawan yang jujur dan cakap serta dokumen dan catatan yang

lengkap sangat menunjang dalam pengendalian persediaan dalam

suatu persediaan.

Page 61: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

41

2.2.6. Pemeriksaan Intern Persediaan Bahan Baku

Sehubungan dengan Pemeriksaan Intern Persediaan Bahan Baku.

Tuanakotta mengemukakan sebagai berikut:

1. Persediaan barang hams dilindungi (safe guard) dengan baik.Perlindungan atas persediaan barang tentunya berbeda antara satubarang dengan barang lain. Ada Barang yang mudah terbakar dankarenanya pengaturan letak, tekanan udara, suhu dan faktor-faktorlainnya hams sedemikian mpa sehingga kemungkinan kebakarandapat diperkecil. Persediaan lainnya mungkin tidak mudah terbakar,tetapi mudah berkarat dan karenanya perlindungan atas persediaanini ditunjukkan kepada hal-hal yang dapat mengurangi perkaratan.

2. Apakah pengaturan pembukuan atas persediaan dilakukan menumtperpetual inventory method. Dalam metode ini, catatan-catatanhams dibuat sedemikiein mpa sehingga mereka menimjukkanbertambah atau berkurangnya persediaan dan saido persediaan padasetiap saat. Catatan-catatan ini (perpetual records) dapat mencantumkankuantitas dan jumlah mpiahnya.

3. Secara berkala pemsahaan hams menghitung persediaan barangyang ada dan mencocokkannya dengan persediaan menumt kartu-kartu persediaan barang. Berapa seringnya perhitungan ini(inventory taking atau stock opname) hams dilakukan dalamsetahunnya tergantung dari sifat persediaan barang dan berapatingkat perputaran barang tersebut (rate of inventory turn over).Didalam pemsahaan yang mempunyai banyak persediaan, barang-barang yang akan dihitung dapat dilakukan setiap bulannyasehingga sampai akhir tahun semua barang pemah dihitimg dalamtahun berjalan.

4. Persediaan barang-barang juga sebaiknya diasuransikan terhadapresiko msaknya barang-barang akibat kebakaran, kebanjiran danbencana-bencana lainnya.

( 28; 197)

Pemeriksaan intern behubungan dengan semua tahap kegiatan

pemsahaan, sehingga tidak hanya terbatas pada pemeriksaan terhadap

catatan-catatan akuntansi, untuk mencapai tujuan tersebut, pemeriksaan

intern melaksanakan kegiatan-kegiatan berikut ini:

Page 62: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

42

a. Pemeriksaan dan penilaian terhadap baik atau tidaknya pengendalianakimtansi dan pengendalian administratif dan mendorong penggunaancara-cara yang efektif dengan biaya yang minimum.

b. Menentukan sampai seberapa jauh pelaksanaan kebijaksanaanmanajemen puncak dipatuhi.

c. Menentukan sampai seberapa jauh kekayaan perusahaandipertanggungjawabkan dan dilindungi dari segala macam kerugian.

d. Menentukan keandalan informasi yang dihzisilkan oleh berbagaibagian dalam perusahaan.

e. Memberikan rekomendasi perbaikan kegiatan-kegiatan perusahaan.(13 ; 103-105 )

Berdasarkan defmisi diatas dapatlah disimpulkan bahwa

pemeriksaan intem persediaan bahan baku adalah memperhatikan

persediaan barang apakah sudah terlindung dari berbagai situasi, serta

memperhatikan keandalan dari informasi yang diterima dari berbagai

bagian apakah sudah akurat dan dapat diandalkan demi kelancaran dan

pencapaian tujuan perusahaan.

Pemeriksaan intem persediaan bahan baku dengan cara menilai

apakah didalam aktivitas persediaan bahan baku tersebut sudah tercipta

adanya suatu "Internal Check", karena dengan adanya intemal check,

maka petugas yang satu dapat bagian penerimaan barang memeriksa

aktivitas bagian pembelian dengan mencocokkan jumlah barang yang

diterima dengan jumlah yang dipesan. Hal ini dapat mencegah

teijadinya persekongkolan antara bagian pembelian dengan leveransir.

Begitu pula bagian pembelian dapat mengecek aktivitas bagian gudang

atau aktivitas bagian-bagian lain melalui catatan-catatan yang ada.

Page 63: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

43

Disamping itu pada suatu organisasi perusahaan ada suatu bagian

yang bertugas sebagai internal auditing, dimana secara berkala juga

mengadakan perhitungan persediaan bahan baku di gudang secara fisik

yang direkonsiliasi dengan catatan kartu persediaan pada Bagian

Akuntansi. Apabila dalam pencocokan tersebut terdapat selisih, maka

hams diselidiki sebab-sebabnya.

Internal auditing dalam kegiatannya juga melakukan pemeriksaan

intem terhadap kebenaran dokumen-dokumen yang dipergunakan, baik itu

dokumen intem maupun dokumen ekstem. Pemeriksaan yang bersifat

keuangan sebaiknya diadakan secara mendadak agar hasilnya lebih

memuaskan.

2.3. Peranan Sistem Pengendalian Intern Persediaan Bahan Baku dalam

Menunjang Efektivitas Proses Produksi

Pengendalian intem persediaan bahan baku yang memadai akan

membawa dampak yang sangat baik terhadap persediaan bahan baku yang

mencukupi dalam pelaksanaan proses produksi, sehingga penggunaaimya dalam

proses menjadi efektif serta secara tidak langsung berpengaruh juga terhadap

peningkatan produktivitas pemsahaan. Dengan demikian proses produksi akan

efektif apabila pengendalian intem dilakukan sesuai dengan rencana yang telah

diterapkan terlebih dahulu.

Page 64: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

44

Pengendalian intern persediaan bahan baku meliputi perencanaan akan

kebutuhan dan pengadaan meliputi perencanaan akan kebutuhan dan pengadaan

persediaan bahan baku, pengendalian pelaksanaan perencanaan seperti

penerimaan, penyimpanan, pengeluaran dan pencatatan. Perencanaan ini sudah

tentu akan diikuti dengan pengendalian produksi sebagai alat untuk mengendalikan

perencanaan yang telah ditetapkan agar dilaksanakan dengan sebaiknya.

2.3.1. Pentingnya Efektivitas Proses Produksi

Persediaan bahan baku merupakan faktor utama dalam

menciptakan tercapainya efektivitas proses produksi. Proses produksi

dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan yang diharapkan, maka

perusahaan memerlukan cara pengendalian yang dapat membantu

manajemen perusahaan dalam melindungi dan mengawasi keamanan

aktiva-aktiva perusahaan dari kesalahan-kesalahan serta penyelewengan-

penyelewengan.

Adapun tujuan pengendalian intern adalah untuk mengetahui

tingkat efektivitas dan tingkat efesiensi dalam mencapai tujuan

perusahaan. Antony, Dearden and Redford dalam bukunya " Sistem

Pengendalian Manajement" yang diterjemahkan oleh Agus Maulana,

menyatakan bahwa : "Efektivitas diartikan sebagai kemampuan suatu

unit untuk mencapai tujuan yang diinginkan."

(5:14)

Page 65: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

45

Manajemen perusahaan hams membuat perencanaan sebelum

kegiatan proses produksi dilaksanakan. Perencanaan diperlukan untuk

mengkoordinasikan setiap kegiatan proses produksi yang ada didalam

perusahaan, sehingga kegiatan tersebut tidak tumpang tindih satu sama

lain, yang tidak sesuai dengan tujuan pemsaheian.

Daiam kegiatan proses produksi melibatkan beberapa unit antara

lain : bagian pengadaan barang dan penerimaan, penyimpanan dan

pengeluaran baik phisik maupun kualitas, pencatatan dan pelaporan

persediaan bahan baku. Pada masing-masing bagian ini hams

melaksanakan apa yang menjadi tujuan, prosedur yang beriaku. Mulai

dari bahan baku sampai proses produksi selesai dilakukan oleh unit-unit

yang bersangkutan sesuai dengan tugas dan tanggung Jawabnya.

Jadi pentingnya efektivitas proses produksi adalah bahwa apa

yang sudah direncanakan sesuai dengan prosedur dan berada dalam

pengendalian manajemen yang baik, maka tujuan yang diinginkan oleh

perusahaan akan tercapai.

2.3.2. Jenis-jenis Proses Produksi

Menurut Sofyan Assauri dalam bukunya "Manajemen Produksi

dan Operasi" menyatakan bahwa : Proses produksi dapat dibedakan atas

dua jenis yaitu:

a) Proses produksi yang terus-menerus (continuous processes)

Page 66: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

46

b) Proses produksi yang terputus-putus (intermittent processes)

Sebenamya perbedaan pokok antara kedua proses ini terletak

pada panjang tidaknya waktu persiapan atau mengatur (set up) peralatan

produksi yang digunakan untuk memproduksi sesuatu produk atau

beberapa produk tanpa mengalami perubahan. Sebagai contoh dapat

diiihat apabila kita menggunakan mesin-mesin untuk dipersiapkan (set

up) dalam produksi produk dalam jangka waktu yang pendek, dan

kemudian dirubah atau dipersiapkan kembali untuk memproduksi

produk lain, maka dalam hal ini prosesnya terputus-putus tergantung

dari produk yang dikeijakan. Proses yang terputus-putus disebut

Intermittent prosess atau manufacturing. Dalam proses seperti ini

terdapat waktu yang pendek ( short run ) dalam persiapan peralatan

untuk perubahan yang cepat guna dapat menghadapi variasi produk yang

berganti-ganti, misalnya terlihat dalam pabrik yang menghasilkan

produknya untuk atau berdasarkan pesanan seperti : pabrik kapal atau

bengkel las atau besi.

Dalam contoh lain dapat diiihat adanya perusahaan lain yang

menggunakan mesin-mesin untuk dipersiapkan dalam memproduksi

produk dalam jangka waktu yang panjang atau lama, tanpa mengalami

perubahan, maka dalam hal ini prosesnya terus-menerus selama jenis

produk yang sama dikeijakan.

Page 67: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

47

Proses yang terus-menerus ini disebut continuos prosess aiau

manufacturing. Dalam proses ini terdapat waktu yang panjang tanpa

adanya perubahan-perubahan daripada pengaturan dan penggunaan

mesin serta peralatannya. Proses seperti ini terdapat dalam pabrik yang

menghasilkan produknya untuk pasar seperti pabrik ban.( 26 : 97)

Sedangkan menurut J.W. Neuneur dalam bukunya Accounting

System Instaiation on Method and Procedure, yang dikutip oleh La Midjan

dalam bukunya Sistem Informasi Akuntansi I Pendekatan Manual

Praktika Penyusunan Metode dan Prosedur, terdapat empat Jenis Proses

Produksi, yaitu:

1) Jenis proses produksi satuanProses produksi satuan diproduksi atas dasar pesanan. Sifat jenisproduksi ini adalah terputus-putus artinya dari proses produksi danbasil yang telah selesai mungkin tidak akan diulang lagi.

2) Jenis proses produksi massaProses produksi massa diproduksi untuk persediaan. Sifat jenisproduksi ini adalah terus menerus.

3) Jenis proses produksi seri satuanProses produksi seri satuan diproduksi atas dasar pesanan.

4) Jenis proses produksi seri massaJenis proses produksi seri satuan ini diproduksi untuk pesanan. Sifatjenis produksi ini adalah terbatas artinya hanya memproduksi dalamjumlah yang telah ditentukan dan setelah itu tidak produksi kembali.

( 16:230)

Berdasarkan kedua pendapat tersebut, disimpulkan bahwa jenis

proses produksi dibedakan menjadi dua yaitu :

1) Proses produksi terputus-putus

Yaitu : proses produksi yag tidak mempunyai pola yang pasti. Proses

Page 68: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

48

produksinya berubah-ubah sesuai dengan pesanan atas produk yang

dihasilkan.

2) Proses produksi terus-menerus

Yaitu : proses produksi yang tnempunyai pola yang pasti. Proses

produksinya relatif sama dan berlangsung terus sesuai dengan

rencana produksi yang ditetapkan.

( 22 :26)

2.3.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi

Pengendalian produksi pada hakekatnya harus selalu

mengusahakan agar proses produksi dapat selalu beijaian lancar untuk

mengendalikan kelancaran proses produksi ini maka kita tidak boleh

lepas perhatian kita terhadap teknologi yang dipergunakan oleh suatu

perusahaan. Setiap produksi memerlukan suatu proses yang berbeda

dengan produk yang lain.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi proses produksi;

1. Pengadaan bahan

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pengadaanbahan:

(a) standarisasi bahan baku(b) supplier bahan baku(c) syarat pembelian(d) cara penyimpanan(e) kemasan/bungkus(f) spesifikasi bahan

2. Penggimaan bahan3. Membuat sendiri/membeli material yang dibutuhkan4. Economical Order Quantity (EOQ)

Page 69: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

49

5. Kekurangan persediaan (out of stock, shortage)6. Persediaan pengamanan (safety stock)7. Ketidakpastian dalam pemakaian bahan

(12 ; 245-261 )

Sedangkan menurut Dr. Sukanto yang dalam bukunya

Manajemen Produksi mengatakan faktor-faktor yang mempengaruhi

produksi adalah:

1) Penyediaan/pembelian2) EOQ3) Kasus potongan4) Kekurangan persediaan (Out Of Stock, Shortage)5) Ketidakpastian dalam pemakaian bahan6) Safety stock

( 27:200)

Berdasarkan pendapat diatas dapatlah disimpulkan bahwa, faktor-

faktor tersebut menganjurkan masing-masing organisasi yang terkait perlu

memperhatikan jalannya proses produksi agar proses produksi dapat selalu

beijalan lancar. Faktor-faktor tersebut berguna agar jangan sampai proses

produksi mulai dari penggadaan bahan, penggunaan bahan, sampai barang

selesai dan disimpan jangan sampai teijadinya kekurangan akan persediaan,

serta jangan sampai pengamanan akan persediaan tidak teijamin dan

ketidakpastian dalam pemakaian bahan.

2.3.4. Hubungan Sistem Pengendalian Intern Persediaan Bahan Baku

dengan Efektivitas Proses Produksi

Bahan baku merupakan salah satu faktor penunjang terhadap

kelancaran dan efektivitas proses produksi, sehingga kebutuhan akan

Page 70: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

50

bahan baku sangat penting bagi kelancaran penjualan. Persediaan bahan

baku yang tidak memadai dengan kebutuhan produksi akan mengakibatkan

terganggunya proses produksi. Oleh karena itu dibutuhkan suatu sistem

pengendalian intern yang memadai demi tersedianya bahan baku dalam

jumlah yang cukup sehingga proses produksi atau kegiatan produksi

dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana.

Dari uraian diatas terlihat bahwa proses pengendalian intern

bahan baku meliputi rencana pengadaan, penerimaan, penyimpanan serta

pemakaianya. Dalam rencana tersebut perlu memperhatikan keadaan

persediaan minimum (safety stock), reorder point, lead time, persediaan

maksimum, serta EOQ, dimana semua metode dan tindakan yang

dilaksanakan bertujuan untuk mengamankan persediaan bahan baku

sejak mendatangkan, menerima, menyimpan dan mengeluarkannya baik

phisik maupun kualitas dan pencatatanya termasuk penentuan dan

pengaturan jumlah persediaan. Dengan demikian suatu pengendalian intem

bahan baku yang memadai dapat memenuhi kebutuhan bahan baku

untuk proses produksi sehingga rencana produksi dapat dicapai.

Seperti yang telah penulis bahas diatas bahwa produksi baru

dikatakan efektif apabila tujuan atau rencana produksi dapat dicapai sesuai

dengan rencana. Dimana faktor-faktor yang mempengaruhi proses produksi

adalah ketersediaan bahan baku, pengunaan bahan, EOQ, kekurangan

persediaan, safety stock, ketidakpastian dalam pemakaian bahan.

Page 71: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

51

Jadi dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern bahan baku

yang memadai yang salah satu tujuannya adalah menyediakan bahan

baku sesuai rencana dan kebutuhan untuk produksi guna mencapai

tujuan produksi atau dengan kata lain pengendalian intern bahan baku

memiliki peran yang besar dalam meningkatkan efektifitas proses

produksi.

Page 72: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

BAB III

OBYEK DAN METODE PENELITIAN

3.1. Tinjauan Umum Perusahaan

3.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan

Sebelum perang dunia I dimulai. pada tanggal 29 Agustus 1898

Frank A. Seiberling mendirikan Pabrik Goodyear, dengan 13 orang

karyawan di sebuah pabrik kardus di Akron di negara bagian Ohio

Amerika Serikat. Kemudian perusahaan itu semakin berkembang

dengan dibukanya pabrik-pabrik dan cabang-cabang penjualan diseluruh

dunia termasuk di Indonesia. Sebagai lambang daganganya, perusahaan

menggunakan simbol berbentuk Sepatu Bersayap (Wing Foot) milik

Dewa Merkurius dari mitos Yunani kuno yang berarti dewa pembawa

berita, lambang ini cocok digunakan sebagai lambang kecepatan dan

pengangkutan.

Di Indonesia, sejarah FT Goodyear dimulai dengan dibukanya

perkebunan karet di daerah Sumatra Utara tahim 1916 seluas 2000

hektar dan diberi nama 'Meragir Estate'. Dan baru pada tanggal 26

Januari 1917 berdirilah pabrik yang memproduksi ban-ban dengan nama

NV The Goodyear Tire And Rubber Company Limited di Surabaya

Jawa Timur. Pendirian tersebut berdasarkan akte notaris Benjamin

Terkuile, nomor 199 tanggal 26 Januari 1917. Kemudian disahkan oleh

Page 73: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

53

Govemeur Van Nederlandsch Indische melalui surat keputusan nomor

50 tanggal 23 Mei 1917, selanjutnya diumumkan dari Javasche Courant,

nomor 64 tanggal 10 Agustus 1917.

The Goodyear Tire and Rubber Company Limited perintis dalam

memasarkan ban-ban Goodyear di Indonesia dan merupakan agen

penjualan dari perusahaan induk. Kemudian dari tahun ke tahun

perusahaan mengalami kemajuan yang pesat, tetapi kebutuhan bahan

bakunya kurang memadai. Oleh karena itu pada 1917 perkebunan karet

yang kedua seluas 40.000 achre dibuka dengan nama "Wing Foot

Estate".

Perluasan usaha dilakukan pada tahun 1930 dengan dibentuknya

suatu team, guna melakukan penyelidikan untuk mendirikan pabrik ban

di Indonesia. Dari basil penyelidikan tersebut, maka diputuskan untuk

mendirikan pabrik ban di Bogor, sehingga diresmikan pembukaarmya

oleh Ketua Dewan Direksi yang dipimpin oleh Paul Liecht tahun 1935

dengan 250 orang tenaga keija Indonesia yang memproduksi 330 ban

luar dan 250 ban dalam per hari. Adapim alasan Bogor dipilih sebagai

lokasi usaha dikarenakan Bogor yang pada waktu itu merupakan daerah

perkebunan karet yang cukup besar, dimana karet adalah bahan baku

yang utama dalam pembuatan ban-ban kendaraan. Selama Perang Dunia

II, PT Goodyear Indonesia melakukan penghentian kegiatannya dan

baru kembali memproduksi pada tahun 1947.

Page 74: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

54

Selanjutnya antara tahun 1965 sampai tahun 1967 pabrik ban ini

dinasionalisir sehubungan dengan adanya kebijaksanaan pemerintah

Republik Indonesia pada saat itu dengan mengganti nama "PT Gelora

Yudha". Sedangkan pengawasannya bukan lagi di bawah kantor pusat di

Akron Amerika Serikat, akan tetapi di bawah Badan Pengawasan

Perindustrian Indonesia. Selanjutnya pada tahun 1967 PT Gelora Yudha

diganti lagi menjadi PT Goodyear Indonesia kembali dalam rangka

melaksanakan Undang-undang No. 1 tentang penanaman modal asing

(PMA). Dalam tahun tersebut tingkat produksi sudah mencapai 430.000

buah per tahun.

Mulai tahun 1968 sampai dengan tahun 1971 perusahaan mulai

melakukan modemisasi dan perluasan pabrik di Bogor. Perluasan pabrik

tahap I dengan biaya investasi Rp 3,2 Milyar, pada tanggal 11 Desember

1971 telah diresmikan oleh Presiden Soeharto yang didampingi oleh

Russel De Young sebagai Ketua Dewan Direksi PT Goodyear

Indonesia. Dan perluasan pabrik tahap II dimulai dengan mendirikan

pabrik vulkanisir ban di Pulogadung Jakarta pada tanggal 16 Mei 1974.

Setelah perluasan pada tahun 1971, perusahaan ini menjadi

perusahaan ban terbesar di Asia Tenggara yang kemudian namanya

diubah menjadi PT Goodyear Indonesia sejak tanggal 27 Juli 1978.

PT. Goodyear yang berkedudukan Hukum di Jalan Pemuda 27

Kotamadya Bogor dengan akte pendirian No. 179 tanggal 1 November

Page 75: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

55

.,S0 yan. o.eh Nou^s/PPAT Ka^inl Mu.yaa. S.H, a. su«.asaha .e.p No.342/MSKy. ./1988 mng,a, .0 Kovember 1988.

Paaa .anggal 10 November .980, peroaahaan mempero.eh .z.naari Baaan Pengawas Pasar Moaa. (BAPEPAM) unuar menawarEanaebagian aari saham-sahamnya Reparia maayaraRa. me.a.ui Bursa EfeRdi maonesia. Terhitung sejaR mnggal 22 Desember .980, 6.150.000lembar saham dengan jumlah ailai nominal sebesar Rp 6.150.000.000,-

1 Aot, hpredarl telah dicatatkan(I50/0 dari jumlah saham ditempatkan dansecara resmi pada Bursa Efek Jakarta.

j- -u • trono tenat dan modemisasi PT Dengan sistem distnbusi yang

Gooriyear Indonesia menglrimRan ban-ban berRwaliras ringgi Repadapara dismbumr dan reRan Reria di Indonesia pasar Imemasional.

BerdasarRan Sura. Kepurusan No.59m/PMA/I993 mnggal 7 Juni,993. PT Ooodyear telah mendapatRan per^mjuan perlnasan usaha dariMenteri Negara PengeraR Dana InvestasiriCetua Badan KoordinasiPenanaman Modal. Hal ini dapat dibuRtlRan pada tahun 1996 PTGoodyear melaRuRan eRspor pertoa Re negara lepang. PengaRuanjepang menunJuRRan bahwa budaya mutu PT Goodyear telahmemperoleh hasil-hasil yang positif.

Dalam rangRa memuasRan pelanggan PT Ooodyear berusaha^enlngRatRan tIngRat prCoRsi dengan pengembangan teRnoIogI dan ,.formasI.TidaRhanyapemastmganmesIn.mesInReIasduniafetap.Iuga

Page 76: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

57

3.1.2. Struktur Organisasi Perusahaan

PT Goodyear Indonesia yang berlokasi di Bogor, Jawa Barat

adalah sebuah perusahaan PMA (Penanaman Modal Asing), dimana

pemegang saham tunggal atau mayoritas adalah negara Amerika Serikat

sebesar 85% sedangkan sisanya sebesar 15% dimiliki oleh Public.

Adapun struktur organisasi perusahaan dapat dilihat pada Lampiran 1

dan uraian keija adalah sebagai berikut:

1. President Director

Tugasnya yaitu:

❖ Merencanakan, mengkoordinir, mengarahkan, memimpin serta

mengendalikan perusahaan dan tugas-tugas lain.

•i* Mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan keija yang sudah lewat

dan merencanakan langkah-langkah kegiatan yang akan datang.

❖ Menyusun program keija perusahaan dan menyusun jadwal

waktu pelaksanaannya.

❖ Melaksanakan diskusi dengan bawahan mengenai strategi

pelaksanan program termasuk menyusun :

1. Keuangan (Budget)

2. Perlengkapan (Logistik)

3. Kepegawaian

4. Pengawasan

5. Koordinasi unit-unit pelaksanaan perusahaan/operasionalnya.

Page 77: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

58

❖ Menentukan kebijaksanaan perusahaan.

❖ Membuat laporan tahunan untuk dewan komisaris dan pemegang

saham.

2. Finance Director

Tugasnya adalah;

❖ Merencanakan, mengorganisasikan dan mengawasi keuangan

perusahaan dan turut serta dalam merumuskan keuangan

perusahaan.

❖ Menerima semua data dan keterangan mengenai transaksi

keuangan maupun data lain yang menyebabkan berkurangnya

atau bertambahnya aktiva dan passiya.

❖ Menentukan anggaran penerimaan dan pengeluaran sehubungan

dengan program dan kebijaksanaan perusahaan.

<* Mengadakan koordinasi atau konsuitasi dengan direktur lain

tentang aspek keuangan di bidang produksi, pemasaran dan unit-

unit kegiatan lainnya.

❖ Memberikan laporan dan saran serta usul kepada presiden dalam

masalah keuangan seperti meningkatkan efisiensi

pendayagunaan sumber-sumber dana dan pembelanjaan serta

menyempumakan organisasi suatu anggaran.

❖ Menentukan harga pokok ban yang akan dijual.

Page 78: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

59

3. Sales And Marketing Director

Tugasnya adalah sebagai berikut:

Merencanakan, mengkoordinasikan serta mengawasi kegiatan

pemasaran.

❖ Menilai potensi pemasaran dan perkembangan berdasarkan

laporan yang diterima dari bawahan.

Mengadakan pendekatan dengan berbagai pihak, dinas DLLAJR,

rumah sakit, kepolisian, dan Iain-lain untuk mencoba

mengadakan survei mengenai jumlah ban yang digunakan pada

suatu daerah, sehingga dapat menentukan persentase penjualan

pada daerah yang dituju.

❖ Mengadakan konsuitasi dengan bagian pemasaran lainnya

tentang perkembangan yang sedang berlangsung, termasuk para

pelanggan.

❖ Membuat laporan kepada presiden direktur mengenai

kegiatanpemasaran.

4. Manager Budget

*** Mengumpulkan data yang dapat dipergunakan untuk

meramalkan situasi satu tahun dimasa depan dalam kaitannya

dengan kegiatan-kegiatan PT. Goodyear, khususnya untuk

menyusun anggaran.

Page 79: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

60

❖ Mengurus penyelenggaraan rapat-rapat penyusunan dari rencana

anggaran dan evaluasi terhadap anggaran yang telah dilaksanakan,

serta menyediakan data atau materi yang akan dibahas dalam

rapat tersebut.

❖ Membuat pedoman untuk dapai digunakan dalam menyusun

anggaran bagi divisi-divisi, biro-biro dan unit kerja lainnya.

Memeriksa dan memberi evaluasi terhadap usulan anggaran

biaya yang diajukan oleh unit-unit keija kepada direksi, apabila

diminta direksi dapat mengambil keputusan lebih tepat.

♦t* Menyusun rencana anggaran tahunan PT. Goodyear secara

menyeluruh atas dasar petunjuk direksi, kepada administrasi dan

keuangan, data intem dan ekstera, hasil-hasil rapat anggaran dan

peraturan-peraturan yang berlaku.

❖ Mengumpulkan semua berkas atau dara-data basil rapat

penyusunan anggaran dari departemen-departemen yang ikut

dalam rapat penyusunan anggaran.

<* Menyajikan rencana anggaran tahunan yang telah disusim kepada

kepala atau pimpinan administrasi dan kuangan untuk diteruskan

kepada direksi guna memperoleh persetujuan.

*t* Melakukan pengawasan terhadap realisasi (pelaksanaan)

anggaran pada unit-imit organisasi, unit-unit kegiatan, dan

Page 80: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

6]

proyek-proyek yang ditangani sendiri maupun oleh kontraktor.

serta menganalisa sebab-sebab penyimpangannya.

5. Manufacturing Director

Tugasnya antara lain:

Bertanggungjawab atas perencanaan produksi, penggunaan dan

pengaturan dalam bidang produksi baik dalam kualitas dan

kuantitas.

6. Purchasing Manager

Tugasnya adalah :

❖ Memilih suplier-suplier yang bonafide yang dapat dipercaya.

❖ Membeli barang-barang dengan harga yang paling murah dengan

kualitas yang baik.

3.2. Tinjauan Khusus Perusahaan

3.2.1. Aktivitas Perusahaan

Seperti telah dikemukakan diatas bahwa FT. Goodyear bergerak

dalam bidang industri yang memproduksi ban luar, dan suku cadang ban

kendaraan bermotor. Produk utamanya adalah ban siap pakai dengan

berbagai tipe yang dipasarkan dengan merk Goodyear. Dalam

memproses bahan jadi menjadi ban siap pakai perusahaan menggunakan

bahan-bahan sebagai berikut:

1. Karet alam dan karet syntetis

Page 81: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

62

j

2. Carbon black

. Pigmen (bahan-bahan kimia)

4. Minyak

5. Benang ban/fabric (nylon dan polyester)

6. Bead wire (kawat baja)

Perusahaan didalam mewujudkan mottonya yaitu "Pemimpin

Dunia Dalam Teknologi Ban" dan sasaran utama kegiatan usaha

operasionalnya adalah "Quality is The Key Custumer Statisfaction"

yang berati antara lain adalah Kualitas Adalah Kunci Kepuasan

Pelanggan. PT. Goodyear Indonesia telah melzikukan modemisasi

terhadap teknologi proses produksi dan meningkatkan kapasitas

produksinya dari tahun ketahun, untuk tahun 1999 kapasitas

produksinya adalah 9.000 ban per hari. Sedangkan jenis-jenis ban yang

diproduksi PT Goodyear antara lain adalah:

1. Ban mobil biasa dan untuk ban jip modelnya adalah Eagle GA Plus,

Eagle Aquatred, Eagle GS-D, Eagle NCT-3, Wrangler Radial, Eagle

AT- 4, Wrangler GS-A, G-800 GP, Grand Prix Radial 70, Varago

70, Ducaro 60, Suburbanite XG, Garuda dan Iain-lain.

2. Ban truk ukuran besar adalah dengan model G-28 Radial, HI-Miler

G-11, HI-Miler G-141, Traction Miler, HI-Miler G-160, HI-Miler

G-163, HI-Miler G-141, HI-Miller G-11.

3. Ban Off The Road adalah dengan model Hard Rock Lug,

Page 82: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

63

4. Ban alat-alat berat (Heavy Equipment) seperti Super Grip Racier

(02), Sure Grip Loader (L 2), Super Rib Tractor (untuk ban depan

traktor) dan Sure Grip All Service (untuk ban belakang traktor).

3.3. Metode Penelitian

Seperti yang telah dikemukakan oleh penyusun pada bab 1 bahwa

dalam penyusunan skripsi ini penyusun menggunakan dua pendekatan yaitu :

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Yaitu menggumpulkan data-data atau bahan-bahan acuan yang berhubungan

dengan masalah persediaan melalui literatur-literatur dan buku-buku

kepustakaan.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Yaitu menggumpulkan data-data dengan cara peninjauan langsimg ke objek

penelitian dengan dua teknik. Adapun teknik yang dipakai adalah wawancara

langsung dengan petugas/karyawan perusahaan yang berhubungan langsung

dengan masalah yang dibahas dan teknik observasi.

Page 83: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pelaksanaan Pengendalian Intern Persediaan Bahan Baku

Karet merupakan bahan baku yang digunakan dalam pelaksanaan proses

produksi untuk menghasilkan berbagai jenis ban. Bahan baku ini sangat peka

terhadap situasi dan kondisi yang teqadi pada saat di gudang penyimpanan.

Karena itu PT. Goodyear perlu melakukan pengendalian intern terhadap

aktivitas persediaan bahan baku baik pencatatanya maupun secara fisik.

Pengendalian intern persediaan bahan baku yang dilakukan FT.

Goodyear dimulai dari tahap perencanaan dan diikuti dengan pengawasan

terhadap pelaksanaan perencanaan persediaan bahan baku yang meliputi

pengadaan, penerimaan, penyimpanan dan pemeliharaan di gudang

penyimpanan, pengeluaran untuk proses produksi, pencatatan yang disertai

bukti-bukti pendukung dan adanya pemeriksaan persediaan bahan baku.

4.I.I. Klasiflkasi Persediaan

PT. Goodyear merupakan perusahaan industri yang

mem produksi ban luar dan suku cadang ban kendaraan bermotor.

Produk utamanya adalah ban siap pakai dengan berbagai tipe yang

dipasarkan dengan merk Goodyear.

Page 84: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

65

Adapun hasil olahnya adalah jenis ban yang berkualitas tinggi

seperti ban-ban untuk mobil penumpang, truk angkutan ringan, sedang

dan truk angkutan komersil, traktor dan Iain-lain.

Untuk menunjang kelancaran proses produksi serta memudahkan

pengawasan maka perusahaan telah mengambil kebijaksanaan dengan

mengklasifikasikan persediaan barang-barang yang ada di gudang

penyimpanan sebagai berikut:

1) Persediaan bahan baku

Yaitu bahan utama yang digunakan daiam memproduksi barang jadi.

Bahan baku yang digunakan dalam melakukan proses produksinya

adalah karet alam dan karet syintetic, carbon black, minyak (oil).

2) Persediaan barang dalam proses

Yaitu persediaan yang dalam peijalanan proses produksi berupa

coumpound, calendering (coumpound fabric) berupa nylon, rayon,

polyester, fibreglass, coumpound kawat baja, serta barang lain yang

masih dalam proses penyelesaian.

3) Persediaan barang jadi

Yaitu hasil produksi yang telah diselesaikan dalam proses produksi

dan siap untuk dijual, yaitu berupa ban untuk mobil penumpang,

truk angkutan ringan, sedang dan truk komersil, traktor dan Iain-lain.

4) Persediaan bahan pembantu

Yaitu bahan pelengkap yang diperlukan dalam proses produksi.

Page 85: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

66

dalam rangka menghasilkan barang jadi. Bahan pembantu tersebut

terdiri dari ; sulpur, plasticizier, accelerators, antioxydants.

Persediaan yang merupakan obyek yang akan dibahas adalah

bahan baku karet. Persediaan bahan baku karet ini ditempatkan di

gudang terpisah yang berdekatan dengan tempat pengolahan dan

disimpan tertutup serta tidak terkontaminasi oleh bahan-bahan lain.

4.1.2. Perencanaan Kebutuhan Persediaan Bahan Baku

Perenctinaan kebutuhan persediaan bahan baku didasarkan pada

rencana produksi yang telah ditetapkan pada rapat pimpinan dengan para

Manajer yang terkait.

Rencana produksi PT.Goodyear biasanya disusun per bulan,

sedangkan rencana produksi untuk satu tahun cukup hanya mengalikan

per bulan dikalikan dua belas.

Landasan penyusunan rencana produksi yang dilakukan PT.

Goodyear dengan mempertimbangkan beberapa hal, antara lain :

1. Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan, artinya kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan produk jadi dengan menggunakan

mesin dan peralatan produksi suatu sumber daya manusia yang ada.

2. Keadaan pasar, artinya melihat kemimgkinan pesanan yang akan

diterima pada tahun sekarang dan tidak terlepas juga

mempertimbangkan pesanan-pesanan yang diterima tahun-tahun

yang lalu.

Page 86: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

67

Dengan tersusunnya rencana produksi baik rencana produksi

bulanan maupun rencana produksi pertahun, maka iangkah selanjutnya

adalah menentukan jumlah bahan baku yang dibutuhkan untuk proses

produksi. Daiam hai ini harus dilakukan estimasi jumlah bahan baku

yang susut atau hilang dalam proses produksi. Sehingga bahan baku

yang dibutuhkan dialokasikan secara efektif dan wajar serta tepat

mengenai sasaran.

Penentuan rencana-rencana produksi ini tidak terlepas dan

kegiatan-kegiatan perusahaan misalnya pemasaran, pembelian, penyimpanan,

dan keuangan yang satu sama lain saling ketergantungan. Jadi perencanaan

persediaan bahan baku berhubungan dengan penentuan komposisi

persediaan, penerimaan waktu serta lokasi untuk memenuhi kebutuhan

persediaan bahan baku dalam melaksanakan proses produksi tersebut.

Adapun rencana perusahaan dalam memenuhi persediaan bahan

baku adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan telah menetapkan tingkat persediaan bahan baku (stock

level) pada tingkat minimum atau maksimum.

2. Memeriksa kondisi persediaan bahan baku di gudang yang slow

moving, un moving untuk segera dimanfaatkan oleh user.

3. Penyimpanan bahan baku disusun sedemikian rupa secara teratur.

sehingga memberi kemudahan-kemudahan apabila bahan baku

tersebut dibutuhkan dengan segera. Salah satu contoh untuk tiap

Page 87: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

68

macam bahan baku diberi nomor kode, baik kode bahan maupun

lokasi penempatan serta label.

4. Menyelenggarakan pencatatan atas keluar masuknya persediaan

bahan baku dalam kartu persediaan bahan atau stock card untuk

keperluan produksi atas permintaan dari yang membutuhkan.

Perencanaan ini biasanya diikuti dengan pengendalian dalam

melaksanakannya, sehingga antara perencanaan dan pengendalian terdapat

hubungan yang saling mendukung untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Pengendalian disini merupakan suatu teknik imtuk mengatur

pengeluaran perintah-perintah keija yang selanjutnya diperbandingkan

secara terus-menerus dengan rencana yang telah ditentukan semula.

4.1.3. Kebijaksanaan Pengadaan Barang

Bagian pembelian melaksanakan kebijaksanaan dan ketentuan-

ketentuan yang diatur berdasarkan Surat Keputusan Rapat Direksi PT.

Goodyear. Adapun kebijaksanaan pengadaan barang tersebut adalah

sebagai berikut:

1) Dalam melaksanakan pengadaan barang harus memperhatikan :

a. Diperolehnya harga yang paling menguntungkan perusahaan dan

dapat dipertanggungjawabkan.

b. Diperolehnya barang dengan kualitas menurut persyaratan teknis

yang diperlukan.

Page 88: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

69

c. Digunakannya barang hasil produksi dalam negeri.

d. Barang yang diminta hanya menunjukkan spesifikasi teknisnya

saja secara jelas, dan tidak mengarah kepada suatu produk

(merk) tertentu sebatas performance memadai.

e. Delivery time/jangka waktu pelaksanaan sesuai dengan yang

diinginkan.

2) Harga perhitungan sendiri/ owner's estimate (HPS/OE)

Setiap terbit purchase requisition (PR), hams ada perkiraan harga

yang diklasifikasikan secara keahlian (HPS/OE) yang digunakan

sebagai acuan sebelum melakukan pengadaan barang, dan apabila

dalam pelaksanaan evaluasi penawaran terdapat perbedaan antara

HPS/OE dan harga yang akan dipilih, maka hams dilakukan analisis

secara tertulis.

3) Permintaan Penawaran (PP) Harga

Untuk pengadaan barang dengan nilai diatas Rp 5,000.000,- hams

dibuat permintaan penawaran yang meliputi dan memperhatikan :

c. Detail barang sesuai dengan purchase requisition (PR)

d. Delivery time

e. Persyaratan/keterangan yang diperlukan dalam proses pengadaan

seperti:

1. Bentuk surat penawaran dan cara penyampaiannya

2. Jangka waktu penyerahan

Page 89: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

70

3. Cara pembayaran

4. Besamya jaminan penawaran (untuk pengadaan yang

nilainya diatas Rp 10.000.000,-)

5. Besamya jaminan pelaksanaan (untuk yang nilainya diatas

Rp 10.000.000,-)

6. Dan ketentuan lain yang diperlukan.

d. Dalam mengundang rekanan sesuai klasifikasi dan bidang

usahanya, utamakan rekanan keagenan sesuai jenis barang yang

diminta.

e. Tidak memberikan permintaan penawaran kepada lebih dari satu

rekanan yang mempakan "kelompoknya" (sepanjang diketahui)

dan rekanan yang sedang dikenakan sanksi.

4) Surat peijanjian pembelian/purchase contract (PC)

a. Ketentuan-ketentuan yang dimuat didalam surat peijanjian

pembelian/PC;

1. Pokok perjanjian yang diperjanjikan dengan uraian yang

jelas mengenai jenis dan jumlahnya.

2. Harga yang ditetapkan dan pasti, serta syarat-syarat

pembayaranya.

3. Persyaratan dan spesifikasi teknis yang jelas dan terperinci

4. Jangka waktu penyelesaian atau penyerahan dengan disertai

jadwal waktu penyelesaian atau penyerahannya.

Page 90: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

71

5. Jaminan teknis

6. Sanksi dalam hal rekanan temyata tidak memenuhi

kewajibannya

7. Penyelesaian perselisihan

8. Status hukum

9. Hak dan kewajiban para pihak yang terkait di dalam

peijanjian yang bersangkutan.

b. Untuk menjamin kualitas, kuantitas dan kontinuitas penyediaan

barang, dapat dilakukan dengan kontrak jangka panjang kepada

rekanan yang telah teruji dan mempunyai reputasi baik.

Dengan adanya kebijaksanaan pengadaan barang tersebut,

dipandang perlu yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku

sehingga dapat lebih menunjang proses kegiatan pengadaan barang.

Urut-urutan kebijaksanaan pengadaan barang ini harus dilaksanakan

oleh perusahaan terutama bagian pembeiian. Dengan demikian kebijakan

pengawasan barang akan sangat membantu terciptanya pengendalian intern

persediaan bahan baku dan akan menunjang efektivitas proses produksi.

4.1.4. Pengadaan Persediaan Bahan Baku

Pengadaan bahan baku pada PT. Goodyear didasarkan pada

rencana pengadaan persediaan bahan baku yang telah ditetapkan rapat

direksi.

Page 91: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

72

Untuk menghindari pengadaan dalam jumlah yang berlebihan

atau sebaliknya, serta menghindEiri teijadinya kekurangan yang tidak

diharapkan, maka sangat diperlukan adanya koordinasi antara bagian

yang terkait. Seperti bagian produksi akan memberikan informasi jadwal

yang menunjukkan kapan bahan dibutuhkan, bagian keuangan akan

memberikan informasi mengenai pembelanjaan yang tersedia, bagian

persediaan atau gudang memberikan informasi mengenai seberapa porsi

bahan yang diperlukan masih tersedia di stock gudang, Bagian Quality

Control membantu dalam seleksi kualitas bahan dan rekanan.

Pelaksanaan pengadaan bahan baku berupa karet dilakukan oleh

Seksi Logistik dan dalam penentuan jumlah bahan baku yang dibeli

didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

1) Jumlah bahan baku yang dibeli disesuaikan dengan rencana jumlah

hohan baku yang dibutuhkan untuk proses produksi.

2) K apasitas gudang penyimpanan

3) Resiko biaya penyimpanan dan pemeliharaan dari penurunan mutu

bahan baku sebelum proses.

Adanya pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka diharapkan

memberikan keuntungan bagi perusahaan. antara lain :

1) Bahan yang diperlukan untuk proses produksi selalu tersedia di

gudang sehingga kelancaran dan efektivitas proses produksi dapat

leijamin.

Page 92: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

86

73

2) Keadaan persediaan bahan baku selalu seimbang dengan kebutuhanuntuk proses produksi dan lertumpuknya bahan di gudang tidak

leijadi. Akibatnya biaya penyimpanan. biaya penyusutan terutama

bahan baku karet sangat peka terhadap lamanya waktu dan kondisi

tempat penyimpanan dapat diiekan, selain ilu modal yang terlalu

besar ditanam pada persediaan dapat dihindarkan.

Pengadaan bahan baku timbul akibat adanya perminiaan

pembelian dari Seksi Gudang, kemudian Seksi Logistik melakukan

pemesanan kepada leveransir yang telah ditentukan. Bahan baku

diterima oleh petugas gudang bahan baku, setelah itu dilakukan

pemeriksaan mutu bahan oleh Quality Control.

4.1.4.1. Prosedur Permintaan Pembelian

Transaksi pembelian yang terjadi pada PT. Goodyear

dapat digolongkan menjadi pembelian lokal dan pembelian

impor. Pembelian lokal adalah pembelian dari pemasok dalam

negeri, sedangkan pembelian impor adalah pembelian dari

pemasok luar negeri. Pembelian lokal dan pembelian impor

masing-masing terdiri dari pembelian tunai dan pembelian

kredit. Pembelian tunai adalah pembelian yang dibayar

sekaligus. sedangkan pembelian kredit adalah pembelian yang

dibayar secara angsuran.

Page 93: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

74

Prosedur pembelian mengatur cara-cara dalam

melakukan semua pembelian barang yang dibutuhkan oleh

perusahaan. FT. Goodyear dalam pembelian bahan baku

biasanya diawali dengan adanya kebijakain tambahan barang

atau perlengkapan bagi pembuatan suatu produk ban, yang

mana terdiri dari karet alam dan karet sintetik sebagai bahan

dasar ban, carcass sebagai pembuatan kerangka ban dan bahan

pembantu lainnya.

Dalam prosedur ini originator atau Bagian Gudang

mengajukan permintaan pembelian dengan membuat atau

mengisi formulir permintaan atau purchase requisition (PR) yang

didasarkan kepada perkiraan bahwa bahan baku yang dibutuhkan

dalam proses produksi jumlahnya telah minimum. Formulir ini

setelah dilengkapi dengan lampiran-lampiran seperti budget,

perhitimgan harga, gambaran barang yang diperlukan diberikan

kepada atasan yang berwenang untuk dimintakan tandatangan

sebagai bukti persetujuan. Formulir dibuat rangkap empat,

formulir tersebut beserta lampirannya kemudian diberikan

kepada Bagian Purchasing untuk dilakukan pembelian.

Setelah menerima purchase requisition (PR) ini bagian

purchasing memeriksa berikut lampirannya. Apabila tidak

sesuai dengan syarat-syarat dan budget yang telah ditetapkan.

Page 94: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

75

maka puchase requisition (PR) dikembaiikan kepada originator.

Sedangkan bila syarat-syaratnya telah terpenuhi dan sesuai dengan

budget, kemudian bagian purchasing mengisi purchase requisition

(PR) tersebut dengan nama vendor serta menandatanganinya.

Untuk purchase requisition (PR) yang telah disetujui, setelah

diisi kemudian dikembaiikan kepada originator lembar ke 3 dan

lembar ke 4 untuk diarsipkan; sedangkan lembar ke 1 dan

lembar ke 2 diarsipkan di Bagian Purchasing dan pelaksanaan

pembelian (Buyer).

Pengarsipan dilakukan berdasarkan norma management

dan formulir yang ada dibedakan berdasarkan wama. Berdasarkan

purchase requisition (PR) tersebut, Bagian Purchasing membuat

purchase order (PO) rangkap empat. Setelah diotorisasi oleh

Bagian Purchasing formulir didistribusikan kepada bagian-

bagian:

■ Lembar 1 (asli) imtuk Bagian Vendor

■ Lembar 2 untuk Bagian Akimtansi (Account Payable)

■ Lembar 3 untuk Bagian Receiving

■ Lembar 4 untuk arsip Bagian Purchasing.

Pelaksanaan pembelian hams berdasarktin permintaan

pembelian dan harga yang bersaing, serta kualitas yang optimal.

Page 95: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

76

Dalam memperoleh harga yang paling menguntungkan, maka

sebelum melaksanakan pembelian barang-barang yang tidak

bersifat repetitif. Bagian Purchasing terlebih dahulu meminta

penawaran harga dari beberapa petnasok untuk jenis barang

yang sama. Penawaran tersebut diklasifikasikan berdasarkan

jumlah rupiah tertentu, yang antara lain yaitu :

a) Untuk pembelian sampai sejumlah Rp 500.000, dilakukan

dengan penawaran lisan oleh Buyer.

b) Untuk pembelian diatas Rp 500.000 sampai 5.000.000,

dilakukan dengan penawaran tertulis oleh Buyer.

c) Untuk pembelian diatas Rp 5.000.000 sampai 10.000.000,

dilakukan dengan penawaran tertutup oleh Manajer

Purchasing dan Accounting.

Berdasarkan hal tersebut, maka Bagian Pembelian hams

memiliki vendor yang dapat memenuhi keinginan pemsahaan

dengan mempertimbangkan keadaan vendor tersebut, antara lain

mengenai bonafitas, ketepatan penyerahan barang, kelonggaran

syarat pembayaran dan sebagainya.

Setelah purchase order ini diterima, maka Bagian

Gudang (originator) dan receiving akan mempersiapkan segala

sesuatunya yang berhubungan dengan penerimaan barang dari

vendor.

Page 96: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

77

Seluruh bagian dalam perusahaan yang memerlukan

barang tertentu, mengajukan permintaan kepada bagian pembeiian.

Mengenai prosedur permintaan pembeiian, penulis menilai bahwa

perusahaan menerapkan ketentuan-ketentuan sebagai berikut;

1. Setiap permintaan barang harus berdasarkan pada anggaran

atau revisi anggaran yang telah ditetapkan.

2. Setiap bagian yang mengajukan permintaan barang

bertanggung jawab sepenuhnya atas jumlah serta kegunaan

dari pada barang yang diminta.

3. Sebelum mengisi formulir permintaan pembeiian maka

yang membutuhkan barang terlebih dahuiu harus

memperhatikan beberapa hal seperti:

♦ Tingkat kebutuhan (mendesak atau tidak)

♦ Sifat kebutuhan ( kontinyu atau tidak)

♦ Posisi persediaan yang ada

♦ Syarat pengerahan dan kualitas barang yang diinginkan

♦ Pengajuan permintaan pembeiian hanya dapat

dilaksanakan jika rencana produksi memang benar-

benar akan dilaksanakan.

Prosedur permintaan pembeiian pada PT. Goodyear ini

cukup baik dalam mengatur cara-cara pembeiian barang yang

dibutuhkan sebagai berikut:

Page 97: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

78

1. Bagian Gudang mengajukan permintaan pembelian dengan

membuat atau mengisi formulir permintaan bahan baku

rangkap 4 dibedakan berdasarkan wama.

2. Pelaksanaan pembelian harus berdasarkan permintaan

pembelian dan harga yang bersaing, serta kualitas yang

optimal.

3. Penawaran tersebut diklasifikasikan berdasarkan jumlah

rupiah tertentu, antara lain yaitu :

a. Untuk pembelian sampai sejumlah Rp 500.000;

dilakukan dengan penawaran lisan oleh Buyer.

b. Untuk pembelian diatas Rp 500.000 sampai Rp

5.000.000; dilakukan dengan penawaran tertulis oleh

Buyer.

c. Untuk pembelian diatas Rp 5.000.000; sampai Rp

10.000.000; dilakukan dengan penawaran tertutup oleh

Manajer Purchasing dan Accounting.

4. Bagian Pembelian harus memiliki vendor yang dapat *

memenuhi keinginan perusahaan dengan mempertimbangkan

keadaan Vendor tersebut, antara lain: mengenai bonafitas,

ketepatan penyerahan barang, kelonggaran syarat

pembayaran.

Page 98: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

79

4.1.4.2. Prosedur Penerimaan Persediaan Bahan Baku

Fungsi kegiatan penerimaan pada PT. Goodyear

bertugas untuk menerima semua barang yang dibeli perusahaan,

mulai dari memeriksa bahan baku yang masuk, jumlah yang

diterima apakah sesuai dengan yang tercantum dalam order

pembelian, menyiapkan laporan penerimaan, memberitahukan

kepada bagian pembelian apabiia ada barang yang berbeda dari

yang dibeli atau rusak dan sebagainya.

PT. Goodyear melakukan pemeriksaan atas penerimaan

barang sebagai berikut:

a) Pemeriksaan Fisik

Yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan memeriksa baik

kuantitas maupun kualitas barang yang diterima dari

Vendor, apakah kualitas barang tersebut sesuai dengan

permintaan dari perusahaan.

b) Pemeriksaan Administrasi

Yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan meneliti apakah

barang yang diterima itu sesuai dengan permintaan dari

Bagian Pembelian, sehingga perlu adanya penyesuaian

antara Purchase Order (PC) dengan surat jalan, yang

kemudian dibuatlah laporan penerimaan barang. Laporan

ini dibuat apabiia telah ada kesesuaian antara order

Page 99: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

80

pembelian dein surat pengantar barang dan telah disetujui

oleh Bagian Penerimaan.

Prosedur penerimaan persediaan bahan baku yang

dilaksanakan oleh PT. Goodyear adalah sebagai berikut:

Vendor mengirimkan barang yang dipesan dengan dilampiri

Purchases Order, faktur dan surat jalan ke Bagian Receiving.

Bagian ini melakukan pengecekan, jenis kuantitas dan kualitas

barang yang diterima, setelah mencocokkannya dengtin

purchases order yang ada untuk menentukan bahwa barang dari

vendor tersebut sesuai dengan pesanan. Barang yang tidak

sesuai dengan pesanan atau tidak lengkap surat-suratnya

dikembalikan ke vendor. Bila barang telah selesai, kemudian

purchases order dan surat jalan dicap dan ditandatangani oleh

Kabag Receiving sebagai bukti bahwa barang sudah diterima

kemudian dikembalikan ke vendor. Sedangkan barangnya

dikirim ke Originator untuk dicatat pada kartu gudang

(Withdrawal Card).

Berdasarkan barang yang diterima, Bagian Receiving membuat

Receiving Slip (RS) rangkap tiga, yang kemudian

didistribusikan kepada bagian-bagian:

• Lembar 1 (asli) untuk Bagian Cashier.

• Lembar 2 untuk Bagian Akuntansi (Account Payable).

Page 100: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

81

• Lembar 3 untuk diarsipkan berdasarkan tanggal

penerimaan barang.

Prosedur penerimaan barang yang dilaksanakan

perusahaan dapat dikatakan cukup memadai dimana

didalamnya terlihat antara lain :

♦ Petugas gudang sebagai penerima barang melakukan

pengecekzin, jenis kueintitas dan kualitas barang yang

diterima, sehingga berlaku ketentuan bahwa barang-barang

hanya akan diterima apabila sesuai dengan kuantitas dan

spesifikasi seperti tercantum dalam order pembeiian.

* Dalam prosedur penerimaan ini, terlihat adanya suatu

kepastian bahwa barang-barang yang diterima dibuatkan

laporan penerimaan barang, serta akan dibandingkan

dengan pesanan pembeiian, dan faktur pembeiian sebelum

dilakukan persetujuan pembayaran.

4.1.4.3. Prosedur Penyimpanan Persediaan Bahan Baku

Setelah bahan baku diterima, maka ditentukan dimana

barang-barang tersebut ditempatkan. Dalam hal ini, Bagian

Gudang mempunyai tanggung jawab atas pengamanan bahan

tersebut, yang berarti bahwa bahan dan persediaan yang ada itu

harus disimpan dalam lokasi atau tempat yang tepat. Hal

tersebut bertujuan agar bahan-bahan tersebut aman hingga

Page 101: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

82

dipergunakan dalam produksi dan seiuruh bahan yang diambil

dari gudang hams melalui prosedur yang berlaku serta dibatasi

orang atau karyawan yang masuk gudang penyimpanan.

Dengan demikian untuk menjaga keamanan barang, PT.

Goodyear memperkeijakan empat orang pegawai penjaga

gudang yang bertanggungjawab. Dimana tugas-tugasnya adalah

sebagai berikut:

• Satu orang bagian, tugasnya mencatat barang yang masuk

dan keluamya barang dari gudang.

• Dua orang bagian, tugasnya adalah mengangkut dan

mendistribusikan kepada bagian yang membutuhkan atau

Bagian Produksi sesuai dengan permintaan.

• Satu orang Bagian Security, tugasnya menjaga keamanan

bahan yang ada dalam gudang.

Ketiga orang pegawai (kecuali Bagian Security) ini

mempunyai tugas menjaga gudang secara penuh sampai pukul

10 malam atau shift 2. Karena pada shift 3 jarang teqadi

pengambilan barang dari gudang, maka pada pukul 22.00 Wib

gudang dikunci dan diawasi oleh Bagian Security. Disamping

itupun untuk menjamin keselamatan persediaan dalam gudang

dari kemungkinan teijadinya kebakaran, maka PT. Goodyear

mengasuransikan bahan baku yang ada dalam gudang pada

Page 102: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

83

Insurance Co. Alianze yang bertempat di Jakarta. Tetapi tidak

semua bahan baku yang digudang diasuransikan pada PT

asuransi tersebut, hanya bahan baku yang waktu pembeliannya

menggunakan sistem konsinyasi saja yang diasuransikan.

Seperti telah dikemukakan pada bagian sebelumnya

bahwa jenis barang yang dihasilkan oleh PT. Goodyear, berupa

ban dengan tipe dan model yang berbeda-beda. Oleh karena itu

sistem penyimpanan bahan bakimya dilakukan secara tertutup

(disimpan digudang secara permanen) dengan kondisi

bangunan yang cukup baik yang didirikan dari beton-beton

yang kuat dan pintu yang terbuat dari besi serta dilengkapi

dengan kimci-kunci. Adapim sistematika penyimpanan bahan

baku digudang sebagai berikut:

• Barang yang teiah datang, diberi label sesuai dengan

kedatangan barang.

• Barang yang sering atau banyak diminta, disimpan dalam

tempat yang mudah diambil.

• Tempat penyimpanan tidak berubah-ubah

• Adanya pengawasan dari penjaga gudang yang

bertanggungj awab

• Setiap barang atau bahan yang keluar dari gudang

dilengkapi dengan formulir pengeluaran barang.

Page 103: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

84

Bagian Gudang juga tnenggunakan Withdrawal Card

bahan baku yang berfungsi sebagai buku pembantu persediaan

yang digunakan pada bagian gudang untuk mencatat mutasi

tiap jenis persediaan bahan baku.

Bagian Gudang ini juga bertanggungjawab atas jumlah

persediaan yang disimpan digudang, yaitu dari segi:

1. Pembuatan laporan pengeluaran barang tentang persediaan

secara periodik (bulanan)

2. Melayani permintaan barang atau bahan untuk semua

bagian yang memeriukannya.

Mengenai prosedur penyimpanan persediaan bahan

baku yang dilaksanakan perusahaan dapat dikatakan telah

cukup memadai dan memenuhi unsur-unsur pengendalian

intern yang memuaskan, dapat diuraikan sebagai berikut:

Telah diadakannya pemisahan fungsi antara yang

menyimpan dengan yang mencatat dalam stock ledger card, dan

yang memerlukan harus menandatangani formulir pengeluaran

barang. Diselenggarakannya pencatatan dalam kartu persediaan

dibagian gudang. Dalam kartu ini dimuat informasi mengenai

mutasi persediaan menyangkut segi kuantitasnya saja.

Adapun fasilitas penyimpanan pada perusahaan untuk

menjamin keselamatan persediaan bahan baku, yang cukup baik

Page 104: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

85

adalah sebagai berikut:

1. Tersedianya jumlah dan ukuran gudang bahan baku

2. Sistem penyimpanan bahan bakunya dilakukan secara

tertutup (disimpan digudang secara permanen) dengan

kondisi bangunan yang cukup baik yang didirikan dari

beton-beton yang kuat dan pintu yang terbxiat dari besi

serta dilengkapi dengan kunci-kunci, serta tersedianya alat

pemadam kebakaran.

3. Alat-alat mesin angkut b^i bahan baku yang akan disimpan

digudang, serta penimbangan barang sesuai dengan kuantitas.

4. Adanya sistem kode barang dan diberi label sesuai dengan

kedatangan barang.

5. Dibuatnya laporan persediaan bahan baku secara mingguan

dan bulanan.

6. Dibuatnya tempat secara tersusun keatas (rak-rak) sesuai

dengan kapasitas barang yang dibutuhkan.

4.1.4.4. Prosedur Pengeluaran Persediaan Bahan Baku untuk

Proses Produksi

Prosedur pengeluaran persediaan bahan baku berawal

dari adanya permintaan bahan-bahan yang menyebabkan

pemindahan bahan baku dari ruangan penyimpanan atau

Page 105: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

86

gudang kebagian lain yang membutuhkan atau Bagian

Produksi.

Prosedur pengeiuaran persediaan bahan baku di PT.

Goodyear diawali dengan adanya rencana dari Bagian Produksi

daiam pembuatan ban, dikompensasikan kepada perhitungan

pembuatan sebuah ban. Dengan adanya perhitungan-perhitungan

tersebut, maka keluarlah perencanaan pemakaian bahan baku.

Oleh Bagian Produksi diestimasi kira-kira bahan yang dibunihkan

perharinya, maka kepala Bagian Produksi mengeluarkan

formulir barang kepada Bagian Gudang.

Berdasarkan permintaan barang yang dibutuhkan, maka

Bagian Produksi membuat bukti pengeiuaran barang yang

merupakan sebuah order tertulis kepada Bagian Gudang agar

menyerahkan sejumlah bahan baku ke bagian yang memerlukan.

Bukti pengeiuaran barang ini merupakan formulir dasar

yang digunakan untuk mengeluarkan bahan dari gudang dan

dianggap bukti yang sah apabila sudah diotorisasi oleh Kepala

Bagian Produksi. Setelah dibeli dan dianggap wajar, maka

Bagian Gudang menandatangani bukti pengeiuaran barang

tersebut sebagai tanda persetujuan dan menyerahkan barang

yang diminta. Adapun pendistribusian dari dokumennya

sebagai berikut:

Page 106: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

87

Lembar ke 1 dan 2 untuk Bagian Gudang

Lembar ke 3 untuk Bagian Produksi

Bukti pengeluaran barang ini merupakan dokumen dasar

unttik mencatat pengeluaran barang oleh Bagian Gudang atau

untuk mengurangi jumlah persediaan dan untuk iaporan persediaan

barang secara periodik (bulanan) kepada Bagian Akuntansi

mengenai kuantitas pemakaian bahan baku.

Berdasarkan uraian yang telah penulis kemukakan bahwa

prosedur yang menyangkut pengeluaran maupun pengendalian

persediaan yang dilaksanakan perusahaan telah cukup memadai,

dalam arti telah memenuhi unsur-unsur pengendalian intern.

Dimana dalam lingkup perusahaan telah terdapat pemisahan

tugas-tugas, hal ini memberikan suatu tingkat jaminan bahwa

semua pengeluaran dan pemindahan persediaan bahan baku

untuk proses produksi dalam perusahaan telah diotorisasikan dan

dicatat dengan teliti. Adanya pemisahan antara fungsi

penyimpanan yang ditandatangani Bagian Gudang dan Bagian

Produksi yang membutuhkan bahan baku.

4.1.5. Sistem Pencatatan dan Penilaian Persediaan Bahan Baku

Setiap bahan baku yang dibeli oleh PT. Goodyear telah

diverifikasikan secara jelas baik kualitas dan kuantitas serta pemeriksaan

Page 107: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

89

5) SubLedger

Merupakan detail daripada persediaan bahan baku dalam

periode satu bulan.

6) General Ledger

Merupakan pencatatan secara keseluruhan juinlah transaksi

persediaan barang dari persediaan awal, pembelian, pemakaian

dan persediaan akhir.

7) Withdrawal Card

Catatan ini berfungsi sebagai buku pembantu persediaan yang

digunakan pada Bagian Gudang untuk mencatat mutasi tiap

jenis persediaan bahan baku, bahan penolong, suku cadang dan

persediaan lain.

Siklus pencatatan persediaan bahan baku pada PT. Goodyear

akan dijelaskan dibawah ini:

Setelah menerima dan mencocokkan Purchasing Order dan

Receiving Slip yang ada dengan faktur (2 lembar) dari vendor

termasuk dokumen-dokumen pendukungnya, Bagian Accounting

(Account Payable) kemudian memasukkan data pembelian bahan

baku sebagai input data purchasing (Account Payable Process)

untuk dicatat pada Account Payable Detail dan Vendor Statement.

Setelah input data diproses, maka Bagian Accounting

memproses kedalam Automatic Reorded Montaly Basis for Accounting

Page 108: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

90

Book, yaitu setiap transaksi persediaan bahan baku yang teijadi telah

diproses ke dalam sistem komputerisasi, yaitu:

* Apabila teijadinya transaksi pembelian bahan baku yang

dilakukan Bagian Purchasing berdasarkan dokumen yang ada,

diteruskan ke Bagian Accounting, maka Bagian Accounting

melakukan pencatatan dalam buku pembelian (purchasing book),

yang kemudian akan diposting dengan jumal, sebagai berikut:

Debet : perkiraaan persediaan bahan baku

Kredit : perkiraan hutang

* Apabila teijadi pemakaian bahan baku yang digunakan untuk

proses produksi, maka Bagian Accounting mencatat kedalam

jumal voucher sebagai berikut:

Debet : pemakaian bahan baku

Kredit : persediaan bahan baku

Pada PT. Goodyear, Bagian Gudang juga melakukan suatu

pencatatan untuk setiap jenis bahan yang telah datang dengan

mengimakan formulir yang membedakan jenis, waktu kedatangan

dan ditempatkan pada bahan baku tersebut. Pencatatan yang lain

juga dilakukan dengan menggunakan withdrawal card bahan baku

terhadap barang yang keluar dari gudang dan telah diotorisasi oleh

yang berwenang. Pelaporan terhadap bahan baku yang keluar

Page 109: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

91

dilaporkan secara periodik (bulanan) oleh Bagian Gudang kepada

Bagian Accuonting.

Selain menggunakan pencatatan terhadap mutasinya setiap

bahan baku yang ada, PT. Goodyear juga melakukan pencocokkan

fisik persediaan yang sebenamya dengan persediaan menurut

catatan pada Bagian Akuntansi.

Hal tersebut dilaksanakan pada setiap bulan Juni dan Oktober,

yang hasilnya digunakan untuk meminta pertanggungjawaban Bagian

Gudang mengenai pelaksanaan penyimpanan dan pertanggungjawaban

Bagian Akuntansi mengenai keandalan catatan persediaan yang

diselenggarakannya.

Dengan demikian, melihat bahwa PT. Goodyear pencatatan

persediaaimya dilakukan oieh Bagian Accounting dengan membuat

administrasi persediaan kantor dan pencatatan yang dilakukan oleh

Bagian Gudang (material control) dengan membuat administrasi

persediaan gudang serta dilakukan pemeriksaan fisik persediaan

secara periodik.

Pencatatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mencatat

persediaan bahan bakunya memadai terutama menggunakan sistem

pencatatan persediaan perpetual. Sistem pencatatan yang diterapkan

memungkinkan diketahuinya posisi persediaan bahan baku setiap

saat. Karena sistem pencatatan perpetual mengharuskan pencatatan

Page 110: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

92

yang segera dilakukan apabila terjadi perubahan persediaan yaitu

dengan melakukan pencatatan pada saat adanya mutasi.

Metode Penilaian Persediaan

Penilaian persediaan adalah merupakan suatu hal yang

perlu dilakukan oleh setiap perusahaan. Hal ini dikarenakan

persediaan merupakan suatu unsur yang perlu untuk suatu

perusahaan yang menghasilkan produk-produk standar. Oleh karena

itu perlu dilakukan penilaian terhadap persediaan yang ada serta

harga pokok dari produk yang dihasilkan.

FT. Goodyear, dalam melakukan penilaian terhadap

persediaan yaitu dengan menentukzm persediaan akhir dan

menghitung harga pokok dengan menggimakan metode penilaian

rata-rata pada setiap periode dan dilakukan secara konsisten dari

tahun ke tahun.

Dari apa yang telah diuraikan diatas mengenai penilaian

persediaan, maka dapat disimpulkan bahwa metode penilaian

persediaan yang diterapkan perusahaan adalah menggunakan

metode harga rata-rata. Dimana metode ini merupakan salah satu

metode penilaian persediaan yang bisa diterima sesuai dengan

prinsip-prinsip akuntansi, dengan syarat dilakukan secara konsisten.

Page 111: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

93

4.1.6. Pelaporan Persediaan Bahan Baku pada PT Goody ear

Sebagai tindak lanjut dari kegiatan persediaan bahan baku dan untuk

mempertanggungjawabkan kegiatan persediaan bahan baku yang dilakukan

oleh PT Goodyear, maka dibuat laporan-laporan yang datanya diambil dari

Catalan yang telah dibukukan. Laporan-laporan tersebut adalah:

1. Laporan posisi persediaan bahan baku

Laporan ini dibuat oleh Seksi Gudang untuk melaporkan saldo

bahan baku yang ada di gudang dan dibuat tiap bulan.

2. Laporan bahan yang susut dan rusak

Laporan ini dibuat oleh Seksi Gudang dan bagian produksi untuk

melaporkan bahan-bahan yang rusak, susut atau hilang baik

digudang maupun pada proses produksi.

Laporan-laporan ini diserahkan kepada atasan dengan maksud

agar atasan atau bagian-bagian yang membutuhkan dapat mengetahui

hasil kegiatan perusahaan khususnya kegiatan persediaan bahan baku.

Berdasarkan laporan ini atasan juga dapat menilai hasil keija dan

perkembangan bawahannya.

Sistem pelaporan persediaan bahan baku dalam mempertanggung

jawabkan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan cukup memadai

yaitu karena tersedianya berbagai posisi persediaan bahan baku yang ada

di gudang dan dibuat tiap bulan. Serta laporan bahan yang susut dan rusak,

dimana laporan ini dibuat oleh Seksi Gudang dan Bagian Produksi.

Page 112: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

94

Sistem pelaporan yang disajikan dengan baik sangat penting bagi

atasan atau bagian yang membutuhkan, sebab dengan demikian mereka

dapat mengendalikan biaya-biaya, juga agar usaha-usaha yang dilakukan

menjadi terarah. Keberhasilan setiap sistem pengelolaan persediaan

bahzin baku tergantung dari manakah informasi dan data dipergunakan.

Informasi hams berguna bagi mereka yang menerima, mudah dimengerti

dan disediakan tepat pada waktunya.

4.1.7. Pemeriksaan Intern Persediaan Bahan Baku

Pemeriksaan intern persediaan bahan baku pada PT. Goodyear

dilakukan secara periodik yaitu tiap tahun.

Pemeriksaan persediaan bahan baku dikoordinasikan oleh

Internal Control Kantor Pusat dengan anggotanya Seksi Akuntansi dan

Petugas Gudang. Pemeriksaan dilakukan dengan cara :

1. Mencocokkan saldo bahan baku yang ada dalam kartu persediaan

sesuai dengan kartu gudang.

2. Melakukan stock opname atas bahan baku yang ada digudang.

3. Menganalisa semua laporan-laporan posisi persediaan dan bahan

yang rusak atau susut dari Seksi Gudang.

4. Menganalisa laporan-laporan pembelian bahan baku.

Jika teijadi perbedaan atau selisih atas hasil stock opname

dengan saldo kartu gudang dan saldo kartu persediaan, maka tim

Page 113: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

95

pemeriksaan menganalisa sebab-sebabnya. Jika selisih itu tidak materil

dan disebabkan karena faktor susut, maka selisih tersebut diabaikan

yang kemudian dibuat penyesuaian. Akan tetapi, jika selisih itu materil

dan penyebabnya karena faktor yang disengaja, maka ditindaklanjuti dan

dikenakan sangsi bagi yang melakukan kesalahan tersebut.

Dari hasil penelitian diatas jelaslah bahwa pemeriksaan intern

yang dilakukan oleh Internal Control mempunyai tugas yang rutin.

Pemeriksaan intern merupakan bagian dari sistem pengendalian

intern yang tepat, karena dalam perusahaan tersebut telah ada

pemeriksaan intern yang dilakukan berdiri sendiri. Hasil pemeriksaan ini

dapat digunakan untuk mengetahui apakah pelaksanaan kerja,

khususnya kegiatan persediaan bahan baku sesuai atau menyimpang dari

prosedur yang telah ditetapkan.

Dengan demikian keberadaan dan pelaksanaan pemeriksaan

persediaan bahan baku didalam perusahaan ini mempunyai peranan yang

sangat penting dalam tugas meningkatkan pengendalian intern,

khususnya mengendalikan kemungkinan teijadinya kecurangan dalam

aktivitas persediaan bahan baku.

4.2. Pelaksanaan Proses Produksi pada PT. GOODYEAR

1. Mempersiapkan karet alam, karet sintetis, carbon black dan oil.

Kemudian bahan tersebut dicampur dalam mesin banbury mixing. Masing-

Page 114: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

96

masing dari bahan baku tersebut dicampur dengan kotnposisi atau ukuran

yang telah ditetapkan dan kemudian dipanaskan dengan suhu tertentu. Hasil

dari campuran tersebut dinamakan Compound. Mesin Banbury ini

menghasilkan 2 jenis Compound, yaitu :

a. Non Productive Compound

Compound yang beium dicampur dengan bahan baku kimia yang dapat

melangsungkan proses vulkanisir.

b. Productive Compound

Compound yang sudah dicampur dengan bahan kimia sehingga dapat

diproses lebih lanjut.

2. Pada tahap ini compound dimasukkan ke dalam mesin Mill untuk digiling

menjadi lembaran-lembaran karet dengan ketebalan yang sudah ditentukan.

3. Lembaran-lembaran compound tersebut kemudian diproses menjadi tiga

bagian, yaitu:

a. Compound dimasukkan ke dalam mesin Extriding dan kemudian

dimasukkan ke dalam mesin Skiver untuk dipotong menjadi Tread.

Sidewall dan Apex.

b. Compound dilapisi dengan Fabric (benang, rayon, nylon) dengan

mengunakan Mesin Calendering untuk menghasilkan Treatment, yaitu

bahan pembuatan Ply. Dengan mesin Bias Treatment tersebut dipotong

sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan dan menghasilkan Ply.

Page 115: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

97

Kemudian ply dimasukkan kedalam mesin Bead Building untuk dilapisi

Gum Strip dan Squeqee dan menghasilkan Band,

c. Compound dimasukkan dalam proses Bead Insulating untuk dilapisi

dengan kawat baja. Selanjutnya dimasukkan dalam proses Bead Building

untuk membuat lingkaran dengan diameter tertentu sesuai dengan ukuran

Ban yang hendak dibuat. Kedua dari ujung lingkaran ini dibungkus oleh

semacam pita yang disebut takyrap dalam proses Bead Waraping. Untuk

jenis ban yang besar dilapisi kembali dengan Ply dalam proses Bead

Flapping dan menghasilkan Bead.

4. Band. Tread, Sidewall, Apex dan Bead kemudian diproses dengan mesin

Tire Building untuk dirakit dan menghasilkan Green Tire (ban mentah).

5. Green Tire yang dihasilkan kemudian diperiksa untuk mengetahui apakah

sudah sesuai dengan standar perakitan yang ditetapkan.

6. Green Tire yang sesuai dengan standar kemudian dimasukkan dalam proses

Jumming untuk menambah tekanan khusus pada sambungan (tread ) untuk

mencegah terbukanya sambungan pada saat proses pemanasan.

7. Tahap selanjutnya melakukan penyemprotan terhadap green tire bagian luar dan

dalam melalui proses painting untuk mencegah green tire pada saat dipanaskan.

8. Green tire dimasukkan dalam proses pemanasan yang disebut Curring

dengan menggunakan mesin Bag Otomatis Pres.

9. Setelah dilakukan pemanasan dengan mesin bag otomatis pres, green tire

dalam keadaan panas dimasukkan ke dalam mesin Post Cure Inflation untuk

Page 116: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

98

dibentuk menjadi ban. Setelah dingin ban tersebut baru dikeluarkan dari

mesin post cure inflation.

10. Tahap selanjutnya ban-ban tersebut dimasukkan ke dalam proses Trimming,

untuk melakukan pengguntingan terhadap rambut-rambut yang ada

disekeliling ban hasil dari mesin Post Cure Inflation. Ban yang telah

digunting kemudian diperiksa dan diuji kesinambungannya.

11. Proses pengujian dan kesinambungan terhadap ban jenis radial dilakukan

dengan mempergunakan mesin Force Variation.

12. Setelah selesai dilakukan pemeriksaan akhir, maka ban-ban tersebut disimpan

atau dimasukkan ke dalam gudang untuk menunggu didistribusikan kepada

konsumen.

PT. Goodyear dalam melaksanakan proses produksinya tidak langsung

melakukan produksi tetapi tergantung dari pesanan atau permintaan dan konsumen.

Cara pelaksanaan produksi itu dengan jalan melakukan pemesanan atau permintaan

ban melalui Sales Departement atau Market Search kebagian Ticket. Pesanan

tersebut kemudian diproses oleh Production Control. Setelah diproses oleh

Production Control dan disetujui kemudian dibuat Perencanaan untuk melakukan

proses produksi pembuatan ban dan pembuatan jadwal keija karyawan.

Dalam menyelenggarakan kegiatan produksinya PT. Goodyear telah

menggunakan mesin-mesin otomatis dan modem.

Apa yang telah dikemukakan tersebut diatas, bahwa pelaksanaan proses

produksi telah beijalan efektif sesuai dengan anggaran produksi yaitu :

Page 117: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

99

1. Perusahaan telah memperhitungkan jumlah pemakaian bahan baku untuk

proses produksi selama pertahun berdasarkan pemesanan atau permintaan

dari konsumen.

2. Semua proses produksi berpedoman pada rencana produksi yang telah

ditetapkan. Pada rencana produksi diuraikan mengenai jadwal produksi,

jumlah unit yang akan diproduksi dari Jumlah bahan baku yang dibutuhkan.

Semua kegiatan proses produksi berlangsung terdapat adanya suatu

pembagian keija masing-masing sesuai dengan tugas dan kewajibannnya.

Dimana pelaksanaan proses produksi dilalui dengan kondisi baik terutama

mulai dari tahap persiapan bahan baku karet sampai dengan akhir

pembuatan ban.

3. Serta digunakarmya pencatatan yang cukup memadai dalam proses

produksi, dimana peralatan tersebut digunakan sesuai dengan pelaksanaan

produksi yang ada.

Adapun untuk lebih jelasnya cara pelaksanaan proses produksi

pembuatan ban dapat digambarkan sebagai berikut:

Page 118: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

100

Pelaksap^an Produksi

Schedule

Raw Material

Ticket

Material in Process

Production

Control

4.3. Peranan Sistem Pengendalian Intern Persediaan Bahan Baku Dalam

Menunjang Efektivitas Proses Produksi

Persediaan adalah sangat penting artinya bagi suatu perusahaan

manufaktur, karena berfungsi menghubungkan antara operasi yang berurutan

dalam pembuatan suatu barang dan menyampaikannya kepada konsumen dalam

bentuk barang jadi yang dilakukan melalui penjualan. Jumlah atau tingkat

Page 119: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

101

persediaan yang dibutuhkan pun berbeda-beda, tergantung dari volume

produksi, jenis pabrik dan prosesnya.

Bahan baku merupakan salah satu unsur panting dari persediaan, juga

perlu mendapat perhatian dalam hai pengadaanya. Hal ini dikarenakan

pentingnya bahan baku dalam proses produksi, yang mana dengan optimumnya

jumlah bahan baku yang tersedia maka setiap ada permintaan akan bahan dapat

dengan mudah dilaksanakan. Hal ini berarti dengan bahan baku yang optimum,

maka secara langsung proses produksi yang akan dilaksanakan oleh perusahaan

dapat beijalan dengan lancar.

Agar tujuan perusahaan dapat tercapai, yaitu dapat dihasilkannya laba

yang besar, maka proses produksi yang lancar merupakan salah satu jalan yang

ditempuh agar produk yang dihasilkan dapat maximal dan tujuan perusahaan

dapat tercapai.

Pada PT.Goodyear terlihat pada pelaksanaan pengendalian intern

persediaan bahan bakunya dapat dikatakan baik. Hal tersebut dapat dibuktikan

dengan adanya unsur-unsur pengendalian intern yang memadai, yang meliputi:

1. Adanya struktur organisasi dengan pemisahaan fimgsi, seperti fungsi

pengadaan dilakukan oleh Seksi Logistik, fungsi penerimaan dilakukan

oleh Seksi Gudang, fungsi penyimpanan dilakukan oleh Seksi Gudang,

fungsi pencatatan dilakukan oleh Seksi Akuntansi.

2. Perencanaan kebutuhan persediaan bahan baku

Page 120: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

102

Pengadaan bahan baku disesuaikan dengan perencanaan kebutuhan

persediaan ban baku yang telah ditetapkan dan pengadaan bahan baku

dilakukan setelah ada permintaan dari Seksi Gudang yang didasarkan pada

persediaan minimum dan rencana kebutuhan produksi.

3. Kebijaksanaan Pengadaan Barang

Dalam memenuhi berbagai kebutuhan bahan baku diperlukan suatu

kebijaksanaan dan ketentuan-ketentuan yang telah diatur berdasarkan Surat

Keputusan Rapat Direksi PT. Goodyear, kebijaksanaan pengadaan barang

ini harus dilaksanakan oleh Bagian Pembelian.

4. Prosedur pencatatan telah dilaksanakan, terlihat dari prosedur permintaan

pembelian oleh Bagian Gudang, prosedur penerimaan bahan baku

menerima semua barang yang dibeli perusahaan, mulai dari memeriksa

bahan baku yang masuk sampai dengan jumlah yang terima, prosedur

penyimpanan bahan baku dilakukan. Setelah bahan baku diterima maka

bahan baku untuk proses produksi diawali dengan adanya rencana dari

Bagian Produksi dalam pembuatan ban yang diotorisasikan oleh Manajer

Produksi, dimana setiap keluar masuknya bahan baku selalu dilakukan

pencatatan.

5. Sistem Pencatatan dan Penilcdan Persediaan Bahan Baku

Setiap bahan baku yang dibeli telah diverifikasikan secara jelas oleh

kualitas dan kuantitas serta pemeriksaan lainnya. Dalam pencatatan

persediaannya dilakukan oleh Bagian Accounting dengan membuat

Page 121: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

103

administrasi persediaan kantor dan pencatatan dilakukan oleh Bagian

Gudang dengan menbuat administrasi persediaan gudang, dengan

menggunakan formulir yang membedakan jenis waktu kedatangan dan

ditempatkan pada bahan baku tersebut.

Metode penilaian persediaan adalah merupakan suatu hal yang perlu

dilakukan oleh setiap perusahaan. Metode penilaian persediaan yang

diterapkan perusahaan adalah menggunakan metode harga rata-rata sesuai

prinsip-prinsip Akuntansi.

6. Pelaporan Persediaan Bahan Baku

Kegiatan persediaan bahan baku dan untuk mempertanggung-

jawabkannya, yang datanya diambil dari catatan yang telah dibukukan,

yang meliputi : Laporan posisi persediaan bahan baku, dibuat oleh Seksi

Gudang, laporan bahan yang susut dan rusak dibuat oleh Seksi Gudang dan

Bagian Produksi. yang nantinya diotorisasikan oleh atasan yang

bersangkutan.

7. Pemeriksaan Intern Persediaan Bahan Baku

Pemeriksaan intern persediaan bahan baku dikoordinir oleh Internal

Control dengan Seksi Akimtansi dan Petugas Gudang dilakukan secara

periodik setiap tahun.

Dari uraian yang telah dikemukakan diatas terlihat bahwa setiap

aktivitas yang menyangkut persediaan seperti pengadaan, prosedur permintaan

pembelian, penerimaan, penyimpanan, pengeluaran bahan baku untuk proses

Page 122: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

104

produksi hams selalu melewati beberapa prosedur tertentu, penggunaan

formulir tertentu, laporan-laporan dan catatan-catatan tertentu yang erat

terkoordinasi. Dimana kesemuanya dimaksudkan untuk memberikan fasilitas

kepada pimpinan pemsahaan, melalui penetapan-penetapan informasi dasar

yang dibutuhkan, sehingga Sistem Pengendalian Intern Persediaan Bahan Baku

yang diterapkan terbukti dapat meningkatkan efektivitas proses produksi. Pada

akhimya dapat disimpulkan bahwa Sistem Pengendalian Intern Persediaan

Bahan Baku yang diterapkan dalam pemsahaan sangat memegang peranan

dalam meningkatkan efektivitas proses produksi.

4.4. Pengujian Hipotesis

Sesuai dengan hipotesis yang penulis kemukakan pada hasil dan

pembahasan bahwa pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Persediaan Bahan

Baku yang memadai dapat meningkatkan efektivitas proses produksi pada

pemsahaan. Maka untuk membuktikan hipotesis ini perlu dilakukan pengujian

agar dapat diketahui apakah hipotesis tersebut ditolak atau diterima.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa pemsahaan telah

melaksanakan Sistem Pengendalian Intem Persediaan Bahan Baku yang cukup

memadai. Hal ini dapat dilihat dari pelaksanaan unsur-unsur intem persediaan

bahan baku yang meliputi; Stmktur Organisasi, Sistem Otorisasi dan Prosedur

Pencatatan, Praktek yang sehat dan Pegawai yang cakap.

Page 123: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

105

Struktur organisasi PT.Goodyear telah menunjukkan adanya garis-gans

wewenang dan tanggung jawab yang jelas dan dilengkapi dengan uraian tugas

secara terperinci. Selain ini telah menunjukkan adanya pemisahan fungsi,

seperti fungsi pengadaan dilakukan oleh Seksi Logistik atau Pembeiian, fungsi

penerimaan dilakukan oleh Seksi Gudang, fungsi pencatatan dilakukan oleh

Seksi Akuntansi, sementara fungsi penyimpanan dilakukan oleh Seksi Gudang.

Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan telah dilaksanakan, terlihat dari

prosedur pengadaan bahan baku sampai dengan pengeluaran persediaan bahan

baku untuk proses produksi. Pengadaan bahan baku disesuaikan dengan

perencanaan kebutuhan bahan baku yang telah ditetapkan dan pengadaan bahan

baku dilakukan setelah ada permintaan dari Seksi Gudang yang didasarkan pada

persediaan minimum dan rencana kebutuhan produksi. Begitu pula pengeluaran

persediaan bahan baku dilakukan setelah ada bukti permintaan bahan yang telah

diotorisasikan oleh Manajer Produksi. Untuk prosedur pencatatan telah

dilakukan oleh Seksi Akuntansi dan petugas Administrasi Gudang Bahan Baku

dimana setiap keluar masuknya bahan baku selalu dilakukan pencatatan.

Praktik yang sehat telah pula dilaksanakan terbukti dengan adanya

pemeriksaan terhadap persediaan bahan baku tiap tahun yang dilakukan oleh

Internal Control. Adanya laporan dari bawahan mengenai aktivitas persediaan

bahan baku dan adanya penggunaan formulir-formulir serta dokumen-dokumen

yang tercetak. Adanya pegawai-pegawai yang kualitasnya sesuai dengan

tanggung jawabnya.

Page 124: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

106

Dalam menyelenggarakan kegiatan produksinya PT. Goodyear telah

menggunakan mesin-mesin yang cukup otomatis dan modem. Pengawasan

mutu mulai dari pengadaan bahan baku sampai produk jadi dilakukan di

laboratorium sendiri.

Semua proses produksi berpedoman pada rencana produksi yang telah

ditetapkan. Pada rencana produksi diuraikan mengenai jadwal produksi, jumlah

unit yang akan diproduksi dan jumlah bahan baku yang dibutuhkan.

Proses produksi bempa karet alam, sintetis, carbon black dan oil mulai

dicampur dalam mesin Banbury Mixer, serta ukuran kemudian dipanaskan

dengan suhu tertentu. Hasil dari campuran tersebut dinamakan Coumpound.

Mesin Banbury ini menghasilkan 2 jenis Coumpound yaitu :

1. Non Productive Coumpound

Coumpound yang belum dicampur dengan bahan baku kimia yang dapat

melangsungkan proses Vulkanisir.

2. Productive Coumpound

Coumpound yang sudah dicampur dengan bahan kimia sehingga dapat

diproses lebih lanjut.

Setelah itu digiling menjadi lembaran-lembaran karet dengan ketebalan

yang sudah ditentukan, kemudian diproses lebih lanjut sampai menghasilkan

band, tread, sidewall, apex dan bead kemudian diproses dengan mesin tire

building untuk dirakit dan menghasilkan green tire. Setelah green tire melalui

proses pemanasan dengan mesin bag otomatis pres, green tire dalam keadaan

Page 125: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

107

panas dimasukkan kedalam mesin post cure inflation untuk dibentuk menjadi

ban. Kemudian ban-ban tersebut diproses lebih lanjut mulai dari pengguntingan

terhadap rambut-rambut yang ada disekeliiing ban, sampai proses pengujian dan

kesinambungan terhadap ban jenis radial dilakukan dengan memperagakan

mesin Force Variation. Setelah selesai dilakukan pemeriksaan akhir, maka ban-

ban tersebut disimpan atau dimasukkan kedalam gudang.

Proses produksi yang dilaksanakan selama ini berjalan efektif, sehingga

kualitas produksinya dapat dipertanggungjawabkan.

Dengan demikian hipotesis yang telah penulis kemukakan pada bab I

bahwa Sistem Pengendalian Intern Persediaan Bahan Baku yang dilaksanakan

dengan baik, akan menunjang efektivitas proses produksi. Dapat Diterima.

Page 126: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

BAB V

RANGKUMAN KESELURUHAN

PT. Goodyear merupakan perusahaan industri berskala besar, yang

memproduksi berbagai jenis ban berkualitas tinggi seperti ban untuk mobil,

penumpang, truk angkutan ringan, sedang dan truk angkutan komersil, traktor dan

Iain-lain. Bahan baku dalam proses produksi yang diperlukan adalah karet mentah,

benang, yang terdiri dari benang nylon, rayon polyster, fibre glass, carbon black,

syntetic polymers.

Bahan baku tersebut merupakan faktor utama yang menunjang terhadap

kelancaran dan efektivitas proses produksi. Kelancaran proses produksi dengan

dukungan pengendalian intern persediaan bahan baku yang memadai akan

menghasilkan barang yang siap diolah pada waktu yang tepat dan sesuai rencana

produksi yang ditetapkan perusahaan.

Dalam penelitian yang dilakukan, penulis mengidentifikasikan masalah yang

akan menjadi bahan analisis pada bab pembahasan yaitu :

1. Apakah pelaksanaan sistem pengendalian intern persediaan bahan baku pada PT.

Goodyear sudah cukup memadai ?

2. Bagaimana peranan sistem pengendalian intern persediaan bahan baku dalam

menunjang efektivitas proses produksi pada PT. Goodyear ?

Pengendalian intem persediaan bahan baku yang dilakukan PT. Goodyear dimulai

dari tahap perencanaan dan diikuti dengan pengawasan terhadap pelaksanaan perencanaan

Page 127: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

109

persediaan bahan baku yang meliputi pengadaan, penerimaan, penyimpanan dan

pemeliharaan di gudang penyimpanan, pengeluaran untuk proses produksi, pencatatan

yang disertai bukti-bukti pendukung dan adanya pemeriksaan persediaan bahan baku.

Untuk menunjang kelancaran proses produksi serta memudahkan pengawasan

maka perusahaan telah mengambil kebijaksanaan dengan mengklasifikasikan

persediaan barang-barang yang ada di gudang penyimpanan sebagai berikut:

1) Persediaan bahan baku

Yaitu bahan utama yang digunakan dalam memproduksi barang jadi. Bahan baku

yang digunakan dalam melakukan proses produksinya adalah karet alam dan

karet syintetic, carbon black, minyak (oil).

2) Persediaan barang dalam proses

Yaitu persediaan yang dalam peijalanan proses produksi berupa coumpound,

calendering (coumpound fabric) berupa nylon, rayon, polyester, fibreglass,

coumpound kawat baja, serta barang lain yang masih dalam proses penyelesaian.

3) Persediaan barang jadi

Yaitu hasil produksi yang telah diselesaikan dalam proses produksi dan

siap untuk dijual, yaitu berupa ban untuk mobil penumpang, truk angkutan

ringan, sedang dan truk komersil, traktor dan Iain-lain.

4) Persediaan bahan pembantu

Yaitu bahan pelengkap yang diperlukan dalam proses produksi, dalam rangka

menghasilkan barang jadi. Bahan pembantu tersebut terdiri dari ; sulpur,

plastici2der, accelerators, antioxydants.

Page 128: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

110

Perencanaan kebutuhan persediaan bahan baku didasarkan pada rencana

produksi yang telah ditetapkan pada rapat pimpinan dengan para manajer yang terkait.

Rencana produksi FT. Goodyear biasanya disusun per bulan, sedangkan rencana

produksi untuk satu tahun cukup hanya mengalikan per bulan dikalikan dua belas.

Penentuan rencana-rencana produksi ini tidak teriepas dari kegiatan-kegiatan

perusahaan misalnya pemasaran, pembelian, penyimpanan, dan keuangan yang satu

sama lain saling ketergantungan. Jadi perencanaan persediaan bahan baku

berhubungan dengan penentuan komposisi persediaan. penerimaan waktu serta lokasi

untuk memenuhi kebutuhan persediaan bahan baku dalam melaksanakan proses

produksi tersebut. Adapun rencana perusahaan dalam memenuhi persediaan bahan

baku adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan telah menetapkan tingkat persediaan bahan baku (stock level) pada

tingkat minimum atau maksimum.

2. Memeriksa kondisi persediaan bahan baku di gudang yang slow moving, un

moving untuk segera dimanfaatkan oleh user.

3. Penyimpanan bahan baku disusun sedemikian rupa secara teratur, sehingga

memberi kemudahan-kemudahan apabila bahan baku tersebut dibutuhkan dengan

segera. Salah satu contoh untuk tiap macam bahan baku diberi nomor kode, baik

kode bahan maupun lokasi penempatan serta label.

4. Menyelenggarakan pencatatan atas keluar masuknya persediaan bahan baku

dalam kartu persediaan bahan baku atau stock card untuk keperluan produksi atas

permintaan dari yang membutuhkan.

Page 129: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

Ill

Perencanaan ini biasanya diikuti dengan pengendalian dalam melaksanakannya.

sehingga antara perencanaan dan pengendalian terdapat hubungan yang saling

mendukung untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengendalian disini

merupakan suatu tehnik untuk mengatur pengeluaran perintah-perintah dan tindakan

pencegahan, meliputi pencatatan dan pelaksanaan kerja yang selanjutnya

diperbandingkan secara terus-menerus dengan rencana yang telah ditentukan semula.

Pengadaan bahan baku pada perusahaan didasarkan pada rencana pengadaan

persediaan bahan baku yang telah ditetapkan Rapat Direksi. Pelaksanaan pengadaan

bahan baku berupa karet dilakukan oleh Seksi Logistik dan dalam penentuan jumlah

bahan baku yang dibeli didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

1. Jumlah bahan baku yang dibeli disesuaikan dengan rencana jumlah bahan baku

yang dibutuhkan untuk proses produksi.

2. Kapasitas gudang penyimpanan.

3. Resiko biaya penyimpanan dan pemeliharaan dari penurunan mutu bahan baku

sebelum proses.

Adanya pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka diharapkan memberikan

keuntungan bagi perusahaan antara lain :

1. Bahan yang diperlukan untuk proses produksi selalu tersedia digudang sehingga

kelancaran dan efektivitas proses produksi dapat teijamin.

2. Keadaan persediaan bahan baku selalu seimbang dengan kebutuhan untuk proses

produksi dan tertumpuknya bahan digudang tidak teijadi.

Page 130: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

112

• Dalam melaksanakan prosedur permintaan pembelian, perusahaan telah

mengatur cara-cara dalam melakukan semua pembelian barang yang dibutuhkan

oleh perusahaan. Seluruh bagian dalam perusahaan yang memerlukan barang

tertentu, mengajukan permintaan kepada Bagian Pembelian.

Prosedur permintaan pembelian pada PT. Goodyear ini cukup baik dalam

mengatur cara-cara pembelian barang yang dibutuhkan sebagai berikut:

1. Bagian Gudang mengajukan permintaan pembelian dengan membuat atau mengisi

formulir permintaan bahan baku rangkap 4 dibedakan wama.

2. Pelaksanaan pembelian harus berdasarkan permintaan pembelian dan harga yang

bersaing, serta kualitas yang optimal.

3. Penawaran tersebut diklasifikasikan berdasarkan jumlah rupiah tertentu, antara

lain yaitu;

a. Untuk pembelian sampai sejumlah Rp 500.000; dilakukan dengan penawaran

lisan oleh Buyer.

b. Untuk pembelian diatas Rp 500.000 sampai Rp 5.000.000; dilakukan dengan

penawaran tertulis oleh Buyer.

c. Untuk pembelian diatas Rp 5.000.000; sampai Rp 10.000.000; dilakukan

dengan penawaran tertutup oleh Manajer Purchasing dan Accounting.

4. Bagian Pembelian harus memiliki Vendor yang dapat memenuhi keinginan

perusahaan dengan mempertimbangkan keadaan Vendor tersebut. antara lain :

mengenai bonafitas, ketepatan penyerahan barang, kelonggaran syarat

pembayaran.

Page 131: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

113

Fungsi kegiatan penerimaan pada PT. Goodyear bertugas untuk menerima

semua barang yang dibeli perusahaan. Prosedur penerimaan barang yang

dilaksanakan perusahaan dapat dikatakan cukup memadai dimana didalamnya terlihat

antara lain;

* Petugas gudang sebagai penerima barang melakukan pengecekan, jenis kuantitas

dan kualitas barang yang diterima. sehingga beriaku ketentuan bahwa barang-

barang hanya akan diterima, sehingga beriaku ketentuan bahwa barang-barang

hanya akan diterima apabila sesuai dengan kuantitas dan spesifikasi seperti

tercantum daiam order pembelian.

5k Dalam prosedur penerimaan ini, terlihat adanya suatu kepastian bahwa barang-

barang yang diterima dibuatkan laporan penerimaan barang, serta akan

dibandingkan dengan pesanan pembelian, dan faktur pembelian sebelum

dilakukan persetujuan pembelian.

Setelah bahan baku diterima, maka ditentukan dimana barang-barang tersebut

ditempatkan. Dalam hal ini, Bagian Gudang mempunyai tanggung jawab atas

pengamanan bahan tersebut, yang berarti bahwa bahan dan persediaan yang ada itu

hams disimpan dalam lokasi atau tempat yang tepat. Hal tersebut bertujuan agar

bahan-bahan tersebut aman hingga dipergunakan dalam produksi dan selumh bahan

yang diambil dari gudang hams melalui prosedur yang beriaku serta dibatasi orang

atau karyawan yang masuk gudang penyimpanan.

Seperti telah dikemukakan pada bagian sebelumnya bahwa jenis barang yang

dihasilkan oleh PT. Goodyear, bempa ban dengan tipe dan model yang berbeda-beda.

Page 132: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

114

Oleh karena itu sistem penyimpanan bahan bakunya dilakukan secara tertutup

(disimpan digudang secara permanen) dengan kondisi bangunan yang cukup baik

yang didirikan dari beton-beton yang kuat dan pintu yang terbuat dari besi serta

dilengkapi dengan kvinci-kunci. Adapun sistematika penyimpanan bahan baku

digudang sebagai berikut:

* Barang yang telah datang, diberi label sesuai dengan kedatangan barang.

* Barang yang sering atau banyak diminta, disimpan dalam tempat yang mudah

diambil.

5k Tempat penyimpanan tidak berubah-ubah.

5k Adanya pengawasan dari penjaga gudang yang bertanggungjawab.

5k Setiap barang atau bahan yang keluar dari gudang dilengkapi dengan formulir

pengeluaran barang.

Adapun fasilitas penyimpanan pada perusahaan untuk menjamin keselamatan

persediaan bahan baku, yang cukup baik adalah sebagai berikut;

1. Tersedianya jumlah dan ukuran gudang bahan baku

2. Sistem penyimpanan bahan bakunya dilakukan secara tertutup (disimpan

digudang secara permanen) dengan kondisi bangunan yang cukup baik yang

didirikan dari beton-beton yang kuat dan pintu yang terbuat dari besi serta

dilengkapi dengan kunci-kunci, serta tersedianya alat pemadam kebakaran.

3. Alat-alat mesin angkut bagi bahan baku yang akan disimpan digudang, serta

penimbangan barang sesuai dengan kuantitas.

4. Adanya sistem kode barang dan diberi label sesuai dengan kedatangan barang.

Page 133: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

115

5. Dibuatnya laporan persediaan bahan baku secara mingguan dan bulanan.

6. Dibuatnya tempat secara tersusun keatas (rak-rak) sesuai dengan kapasitas barang

yang dibutuhkan.

PT. Goodyear pencatatan persediaannya dilakukan oleh Bagian Accounting

dengan membuat administrasi persediaam kantor, dan pencatatan yang dilakukan oleh

Bagian Gudang (material control) dengan membuat administrasi persediaan gudang

serta dilakukan pemeriksanaan fisik persediaan secara periodik. Pencatatan yang

dilakukan oleh perusahaan untuk mencatat persediaan bahan baku yang memadai

terutama menggunakan sistem pencatatan persediaan perpetual. Sistem pencatatan

yang diterapkan memungkinkan diketahuinya posisi persediaan bahan baku setiap

saat. Karena sistem pencatatan perpetual mengharuskan pencatatan segera dilakukan

apabila teijadi perubahan persediaan yaitu dengan melakukan pencatatan pada saat

adanya mutasi. Penilaian persediaan adalah merupakan suatu hal yang perlu

dilakukan oleh setiap perusahaan. Hal ini dikarenakan persediaan merupakan suatu

unsur yang perlu untuk suatu perusahaan yang menghasilkan produk-produk standar.

Oleh karena itu perlu dilakukan penilaian terhadap persediaan yang ada serta harga

pokok dari produk yang dihasilkan.

Sistem pelaporan persediaan bahan baku dalam mempertanggungjawabkan

kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan cukup memadai yaitu karena tersedianya

berbagai posisi persediaan bahan baku yang ada di gudang dan dibuat tiap bulan.

Sistem pelaporan yang disajikan dengan baik sangat penting bagi atasan atau bagian

yang membutuhkan, sebab dengan demikian mereka dapat mengendalikan biaya-

Page 134: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

116

biaya, juga agar usaha-usaha yang dilakukan menjadi terarah. Keberhasilan setiap

sistem pengelolaan persediaan bahan baku tergantung dari manakah informasi dan

data dipergunakan. Informasi hams berguna bagi mereka yang menerima, mudah

dimengerti dan disediakan tepat pada waktunya.

Pemerikasaan intem persediaan bahan baku pada FT. Goodyear dilakukan

secara periodik yaitu tiap tahun. Pemeriksaan intem mempakan bagian dari sistem

pengendalian intem yang tepat, karena dalam pemsahaan tersebut telah ada

pemeriksaan intem yang dilakukan berdiri sendiri. Hasil pemeriksaan ini dapat

digunakan untuk mengetahui apakah pelaksanaan keija khususnya kegiatan

persediaan bahan baku sesuai atau menyimpang dari prosedur yang telah ditetapkan.

Dalam menyelenggarakan kegiatan produksinya PT. Goodyear telah

menggunakan mesin-mesin yang cukup otomatis dan modem. Pengawasan mesin-

mesin yang cukup otomatis dan modem. Pengawasan mutu mulai dari pengadaan

bahan baku sampai produk jadi dilakukan di laboratorium sendiri. Semua proses

produksi berpedoman pada rencana produksi yang telah ditetapkan. Pada rencana

produksi diuraikan mengenai jadwal produksi, jumlah unit yang akan diproduksi dan

jumlah bahan yang dibutuhkan.

Proses produksi berupa karet alam, sintesis, carbon black dan oil mulai

dicampur dalam mesin Banbury Mixer, serta ukuran kemudian dipanaskan dengan

suhu tertentu. Hasil dari campuran tersebut dinamakan Coumpound. Mesin Banbury

ini menghasilkan 2 jenis Coumpound yaitu :

Page 135: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

117

1. Non Productive Coumpound

Coumpound yang belum dicampur dengan bahan baku kimia yang dapat

melangsungkan proses vulkanisir.

2. Productive Coumpound

Coumpound yang sudah dicampur dengan bahan kimia sehingga dapat diproses

lebih lanjut.

Setelah itu digiling menjadi lembaran-lembaran karet dengan ketebalan yang

sudah ditentukan, kemudian diproses lebih lanjut sampai menghasilkan band, tread,

sidewall, apex dan bead, kemudian diproses dengan mesin tire building untuk dirakit

dan menghasilkan green tire. Setelah green tire melalui proses pemanasan dengan

mesin bag otomatis pres, green tire dalam keadaan panas dimasukkan kedalam mesin

post cure inflation untuk dibentuk menjadi ban. Kemudian ban-ban tersebut diproses

lebih lanjut mulai dari pengguntingan terhadap rambut-rambut yang ada disekeliling

ban. sampai proses pengujian dan kesinambungan terhadap ban jenis radial dilakukan

pemeriksaan akhir, maka ban-ban tersebut disimpan atau dimasukkan kedalam

gudang.

Proses produksi yang dilaksanakan selama ini beijalan efektif, sehingga

kualitas produksinya dapat dipertanggungjawabkan. Efektivitas proses produksi

tersebut disebabkan karena adanya Sistem Pengendalian Intern Persediaan Bahan

Baku yang memadai dan dijalankan dengan baik.

Page 136: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pemsahaan yang telah dikemukakan oleh

penulis sebelumnya, maka penulis menarik beberapa simpulan dan saran yang

mungkin dapat digunakan sebagai masukan bagi perusahaan sebagai berikut;

6.1.1. Simpulan Umum

1. Karet merupakan bahan baku yang digunakan dalam pelaksanaan

proses produksi untuk menghasilkan berbagai jenis ban. Untuk

menunjang kelancaran proses produksi serta memudahkan

pengawasan maka perusahaan telah mengambil kebijaksanaan

dengan mengklasifikasikan persediaan barang-barang yang ada di

gudang penyimpanan sebagai berikut:

1) Persediaan bahan baku

Yaitu bahan utama yang digunakan dalam memproduksi barang

jadi. Bahan baku yang digunakan dalam melakukan proses

produksinya adalah karet alam dan karet syntetic, carbon black,

minyak (oil).

2) Persediaan barang dalam proses

Yaitu persediaan yang dalam perjalanan proses produksi berupa

coumpound calendering (coumpound fabric) berupa nylon.

Page 137: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

119

rayon, polyester, fibreglass, coumpound kawat baja, serta

barang lain yang masih dalam proses penyelesaian.

3) Persediaan barang jadi

Yaitu hasil produksi yang telah diselesaikan dalam proses

produksi dan siap untuk dijual, yaitu berupa ban untuk mobil

penumpang, truk angkutan ringan, sedang dan truk komersil,

traktor dan Iain-lain.

4) Persediaan bahan pembantu

Yaitu bahan pelengkap yang diperlukan dalam proses produksi,

dalam rangka menghasilkan barang jadi. Bahan pembantu

tersebut terdiri dari; sulpur, plasticier, accelerators,

antioxydants.

2. Pengadaan bahan baku disesuaikan dengan perencanaan kebutuhan

persediaan bahan baku yang telah ditetapkan dan pengadaan bahan

baku dilakukan setelah ada permintaan dari Seksi Gudang. Adapun

rencana perusahaan dalam memenuhi persediaan bahan baku adalah

sebagai berikut:

1) Perusahaan telah menetapkan tingkat persediaan bahan baku

(stock level) pada tingkat minimum atau maksimum.

2) Memeriksa kondisi persediaan bahan baku di gudang yang slow

moving, un moving untuk segera dimanfaatkan oleh user.

Page 138: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

120

3) Penyimpanan bahan baku disusun sedemikian rupa secara

teratur, sehingga memberi kemudahan-kemudahan apabila

bahan baku tersebut dibutuhkan dengan segera. Salah satu

contoh untuk tiap macam bahan baku diberi nomor kode, baik

kode bahan maupun lokasi penempatan serta label.

4) Menyelenggarakan pencatatan atas keluar masuknya persediaan

bahan baku dalam kartu persediaan bahan atau stock card untuk

keperluan produksi atas permintaan dari yang membutuhkan.

3. Dalam memenuhi berbagai kebutuhan bahan baku diperlukan suatu

kebijaksanaan dan ketentuan-ketentuan yang telah diatur

berdasarkan suatu keputusan Rapat Direksi FT. Goodyear.

4. Prosedur pencatatan telah dilaksanakan, terlihat dari prosedur

permintaan pembelian mengatur cara-cara, dalam melakukan semua

pembelian barang yang dibutuhkan oleh perusahaan. Pelaksanaan

pengadaan bahan baku berupa karet dilakukan oleh Seksi Logistik

dan dalam penentuan jumlah bahan baku yang dibeli didasarkan

pada pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

1) Jumlah bahan baku yang dibeli disesuaikan dengan rencana

jumlah bahan baku yang dibutuhkan untuk proses produksi.

2) Kapasitas gudang penyimpanan

3) Resiko biaya penyimpanan dan pemeliharaan dari penurunan

mutu bahan baku sebelum proses.

Page 139: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

122

(p Pengajuan permintaan pembelian hanya dapat dilaksanakan

jika rencana produksi memang benar-benar akan dilaksanakan.

6. Prosedur penerimaan bahan baku menerima semua barang yang

dibeli perusahaan, muiai dari memeriksa bahan baku yang masuk

sampai dengan jumlah yang diterima prosedur penyimpanan bahan

baku dilakukan. Setelah bahan baku diterima maka bahan baku

untuk proses produksi diawaii dengan adanya rencana dari bagian

produksi daiam pembuatan ban yang diotorisasikan oieh Manajer

produksi.

7. Dalam sistem pencatatan dan penilaian persediaan bahan baku,

setiap bahan baku yang dibeli telah diverifikasikan secara jelas oieh

kualitas dan kuantitas serta pemeriksaan lainnya. Pencatatan

persediaannya dilakukan oieh Bagian Accounting dengan membuat

administrasi persediaan kantor dan pencatatan dilakukan oieh

Bagian Gudang dengan membuat administrasi persediaan gudang,

dengan menggunakan formulir yang membedakan jenis waktu

kedatangan dan ditempatkan pada bahan baku tersebut.

Metode penilaian persediaan adalah merupakan suatu hal yang

perlu dilakukan oieh setiap perusahaan. Metode penilaian

persediaan yang diterapkan perusahaan adalah menggunakan

metode harga rata-rata sesuai prinsip-prinsip Akuntansi.

Page 140: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

123

8. Pelaporan Persediaan Bahein Baku

Kegiatan persediaan bahan baku dan untuk mempertanggung-

jawabkannya, yang datanya diambil dari catatan yang telah

dibukukan, yang meliputi : Laporan posisi persediaan bahan baku,

dibuat oleh Seksi Gudang, laporan bahan yang susut dan rusak

dibuat oleh Seksi Gudang dan Bagian Produksi yang nantinya

diotorisasikan oleh atasan yang bersangkutan.

9. Pemeriksaan Intern Persediaan Bahan Baku

Pemeriksaan intern persediaan bahan baku dikoordinir oleh Internal

Control dengan Seksi Akuntansi dan Petugas Gudang dilakukan

secara periodik setiap tahun.

10. Proses produksi berupa karet alam, sintesis, carbon black dan oil

mulai dicampur dalam mesin Banbury Mixer, serta ukuran

kemudian dipanaskan dengan suhu tertentu. Hasil dari campuran

tersebut dinamakan Coumpound. Mesin Banbury ini menghasilkan

2 jenis Coumpound yaitu:

1) Non Productive Coumpound

Coumpound yang belum dicampur dengan bahan baku kimia

yang dapat melangsungkan proses Vulkanisir.

2) Produktive Coumpound

Coumpound yang sudah dicampur dengan bahan kimia

sehingga dapat diproses lebih lanjut.

Page 141: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

124

Setelah itu digiling menjadi lembaran-lembaran karet dengan

ketebalan yang sudah ditentukan, kemudian diproses lebih lanjut sampai

menghasilkan band, tread, sidewall, apex dan bead kemudian diproses

dengan mesin tire building untuk dirakit dan menghasilkan green tire.

Setelah green tire melalui proses pemanasan dengan mesin bag otomatis

pres, green tire dalam keadaan panas dimasukkan kedalam mesin post

cure inflation untuk dibentuk menjadi ban. Kemudian ban-ban tersebut

diproses lebih lanjut mulai dari pengguntingan terhadap rambut-rambut

yang ada disekeliling ban, sampai proses pengujian dan kesinambungan

terhadap ban jenis radial dilakukan dengan memperagakan mesin force

variation. Setelah selesai dilakukan pemeriksaan akhir, maka ban-ban

tersebut disimpan atau dimasukkan kedalam gudang.

6.1.2. SImpulan Khusus

1. Pelaksanaan pengendalian intern persediaan bahan baku yang

diselenggarakan oleh perusahaan yang dapat mendukung adanya

pengendalian intern persediaan bahan baku yang efektiv yang mana

telah terpenuhinya beberapa kriteria antara lain :

a. Adanya struktur organisasi yang menggariskan pemisahan

fungsi yang jelas antara fungsi pengadaan, fungsi penerimaan.

fungsi pencatatan, dan fungsi penyimpanan terhadap persediaan

bahan baku.

Page 142: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

125

b. Adanya permintaan pembelian yang secara otomatis

dilaksanakan apabila persediaan telah mendekati titik minimum.

c. Adanya pencatatan persediaan yang memadai, dan diselenggarakan

menurut metode perpetual, sehingga setiap saat dapat diketahui

saldo-saldo persediaan yang ada.

d. Adanya perlindungan yang memadai terhadap bahan baku yang

nilainya tinggi.

e. Adanya laporan dari bawahan mengenai aktivitas persediaan

bahan baku yang berisi kegiatan rutin dilakukan dan adanya

penggunaan formuiir-formuiir serta dokumen-dokumen yang

tercetak.

6.2. Saran

Dari basil penelitian yang penulis peroleh dengan memperhatikan

pelaksanaan dan prosedur dari sistem pengendalian intern persediaan yang

dilaksanakan oleh PT. Goodyear, maka penulis memberikan saran sebagai

berikut:

1. PT. Goodyear sebaiknya mengasuransikan semua jenis persediaan bahan

bakunya baik yang ada digudang maupun masih dalam peijalanan, hal ini

untuk menjamin keselamatan persediaan dari kemungkinan adanya faktor-

faktor disengaja atau tidak disengaja, seperti kebakaran, kehilangan atau

kecurian yang dapat merugikan perusahaan.

Page 143: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

126

2. Perlunya menggunakan komputerisasi dalam pengelolaan persediaan bahan

baku, agar informasi mengenai persediaan bahan baku dapat dengan cepat,

tepat dan terpercaya bisa diperoleh oleh pihak yang memerlukan. Misainya

jika pimpinan perusahaan ingin memperoleh informasi mengenai posisi

persediaan maka secara cepat dapat diberikan. Disamping itu dengan

menggunakan komputerisasi pelaksanaan pencatatan lebih cepat dilakukan

daripada dengan manual.

3. Sebaiknya Bagian Purchasing dan Bagian Gudang diberikan formulir

receiving slip yang berguna untuk memberitahukan barang yang dipesan

telah tiba, agar tercapainya sistem pengendalian intern persediatui yang

baik.

Page 144: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

VIII

DAFTAR PUSTAKA

1. Arens, Alvin A, James K. Loebbecke. Auditing Integrated Approach. FifthEdition. New Jersey ; Prentice Hail, 1991.

2. Amin Widjaja Tunggal, Stuktur Pengendalian Intern. Jakarta: Rineka Cipta,1995.

3. Arens, Alvin A, James K. Loebbecke. Auditing ; Suatu Pendekatan Terpadu.Jilid 2, Edisi Keempat. Penerbit Erlangga, 1994.

4. Amir Abadi Jusuf, Rudi M. Tambunan. Sistem Informasi Akuntansi. EdisiIndonesia Penerbit Salemba Empat, 1995.

5. Antony, Dearden and Bedford, Sistem Pengendalian Manaiemen. Edisi 6. JilidI. Dialihbahasakan oleh Agus Maulana. Jakarta: Binarupa Aksara, 1992.

6. Boyton, William C. Walter G.Kell. Modern Auditing. 3th Edition. New York :John Willey and Sons, Inc., 1996.

7. Eldon S. Hendriksen. Teori Akuntansi. Jilid Kesatu, Edisi 4. Peneijemah.Marianus Sinaga, SE., Ak., Jakarta: Penerbit Erlangga, 1991.

8. Efraim Ferdinan Giri. Akuntan Keuangan I. Yogyakarta : Bagian PenerbitSekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, 1995.

9. Ikatan Akuntan Indonesia. Norma Pemeriksaan Akuntansi. Edisi Revisi,

Jakarta : Rineka Cipta, 1992.

10. Ikatan Akuntansi Indonesia. Standar Profesional Akuntan Publik. Yogyakarta.

Bagian Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, 1994.

11. Ikatan Akuntan Indonesia. Standar Akuntansi Keuangan. Buku Satu. Jakarta :

Salemba Empat. 1995.

12. Indriyo Gitosudarmo. Manaiemen Onerasi. Edisi Pertama, Penerbit BPFEYogyakarta, Januari 1999.

Page 145: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

IX

13. Joseph W Wikinson. Sistem Akuntansi dan Informasi. Dialihbahasakan olehIr. Agus Maulana., MSM., Jilid Satu. Edisi Ketiga. Jakarta ; Penerbit :Binarupa Aksara, 1993.

14. J.B. Heckert. James and John B. Campbell, ControIlershiD Tugas dan AkuntanManagement. Edisi Ketiga. Dialihbahasakan oleh Tjintjin F. Tjendera,Drs., Ak. Jakarta : Penerbit Erlangga, 1993.

15. La Midjan Drs., Ak., Azhar Susanto Drs. Sistem Informasi Akuntansi 1 iPendekatan Manual. Praktika Penvusunan Metode dan Prpsedur.Edisi Kelima, LIA, Bandung, 1994.

16. La Midjan Drs., Ak., Azhar Susanto Drs. Sistem Informasi Akuntansi I:Pendekatan Manual Praktika Penvusunan Metode dan Prosedur.Bandung : Lembaga Informatika Akuntansi, 1995.

17. Mulyadi Drs. Sistem Akuntansi. Edisi Ketiga. Yogyakarta : Penerbit SekolahTinggi Ilmu Ekonomi YKPN, 1993.

18. Muslich Anshori, Msc, Ak. Manaiemen Produksi dan Onerasi. Penerbit CV:Citra Media, Surabaya, 1996.

19. Matz, Adoph and Usry, Milton P. Akuntansi Biava. Perencanaan danPenegndalian. Jilid Satu. Edisi ke 9. Penerbit Erlangga. Jakarta, 1995.

20. Mulyadi, Akuntansi Biava. Edisi 5. Yogyakarta ; Penerbit Sekolah Tinggi IlmuEkonomi YKPN, 1993.

21. M. Munandar. Pokok-Pokok Intermediate Accounting. Edisi 6. Yogyakarta :Gajah Mada University Press, 1996.

22. Milton F Usry, Lawrence H. Hammer, Adolph Matz, Cost Accounting Planningand Control. South Western Publishing Co, 9 th Edition Binarupa Aksara,1990.

23. Niswonger C. Rollin, Fess E. Philip and Warren Carlss. Accounting Principles(Prinsin-prinsiD AkuntansiV Edisi 16. Jilid I alihbahasa oleh HyginusRuswinarto Herman Wibowo, Jakarta: Erlangga, 1993.

24. Samsul, Ms., Ak., dan Mustofa, Drs., Ak., Sistem Akuntansi ; PendekatanManaierial. Edisi Kedua. Yogyakarta: Liberty, 1992.

Page 146: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

25. Smith Jay M., Fred Skousen Jr K. Intermediate Accounting CAkuntansiIntermediate) Volume Komprehensif. Edisi 9. Jilid I, alih bahsa oleh

Tim Peneqemah, Penerbit Erlangga, Jakarta: Erlangga, 1993.

26. Sofyan Assauri, Manaiemen Produksi dan Onerasi. Edisi 4. Jakarta : LembagaPenerbit Fakultas Ekonomi. Universitas Indonesia, 1993.

27. Sukanto Reksohadiprodjo, Indriyo Gitosudarmo. Manaiemen Produksi. Edisi 4.Penerbit BPFE Yogyakarta, 1995.

28. Theodorus M. Tuanakotta. Auditing Petuniuk Pemeriksaan Akuntan Publik.

Jakarta Lembaga Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1982.

29. Wilson, James D. dan John B Campbell, "ControllershiD'\ "Tugas AkuntanManaiemen " Editor Gunawan Hutahuruk, MBA, Edisi Ketiga, PenerbitErlangga, Jakarta, 1991.

30. Zaki Baridwan Drs., Msc., AK, Sistem Akuntansi : Penvusunan. Prosedur

dan Metode. Edisi Kelima. Yogyakarta : Penerbit Fakultas EkonomiAkuntansi YKPN, 1991.

Page 147: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

ORGANIZATION CHART

PT, GOODYEAR INDONESIA

Vice President Asia Region

President Director

Executive Secretary

Manufacturing Dir.

QTM PM EM

Supply, Logistic Dir.

ES

HRO TR MOD

Purchasing Dir.

ES

T.Mgr MCM

Finance Dir.

ES

ISM

Sales Marketing Dir.

ES

FAC Tr. M lA

ES

AMD RSM OEM

Keterangan:ES : Executive Secretary MCM : Matrial Control Manager

QTM : Quality Technology Manager ISM : Information System Manager

PM ; Production Manager FAC ; Finance Advisor Controller 1-

EM ; Engineering Manager Tr. M I Treasure Manager iHRD ; Human Resources Department lA : Internal Auditor "S.TR : Training Manager AMD : Associate Marketing Manager

MOD : Manufacturing Director (MDD) RSM : Replacement Manager P

X

T. Mgr : Traffic Manager OEM : Original Equipment Manager

Page 148: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

Lampiran xv

PROSEDUR PRODUKSI PEMBUATAN BAN

Raw Material

Karet Alam + Karet Sintetis Pigmen + Carbon Black + Minyak (Oil)

ICalendering

( Coumpound of Fabric)

Treatment

Bias Cutting

Ply

Bead Building

Band

Banbury (Coumpound)

Mill

I

Bead Insulating( Coumpound + Karet Baja )

Extruding

ISkiver

(Tread, Sidewall, Apex )

Green Tire

Inspection

Curring

IPost Cure Inflation

ITrimming

IInspection

(Balancing/Micro Bise )

Post Variation Machine

(hanya jenis ban radial)

Shipping

Bead Building

Bead Wrapping

Bead Ilaping

Bead

Page 149: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

PT Goodyear IndonesiaWithdrawal Card

Raw Materials

wc

Date:

E sis

Code

Material

CodeQTY withdrawal Dept

ExpClass

Csis

Code

Material 1

Code 1QTY withdrawal j Dept 1ExpCode

Svntetic Rubber Nilon Fabric

04-01-001 Kino bale kgs ■ 3200 15 01-03-001 E0 2NN roll kgs 3300 15

04-01-003 Nolo bale kgs 3200 15

04-01-004

04-01-005

Nato

Nivto

bale

bale

kgskgs

3200

3200

15

15 01-03-002 E0 2NO roll kgs 3300 15

Natural Rubber

04-04-001 Bublic bale kgs 3200 15 01-03-029 roll kgs 3300 15

04-04-002 Edbrisic/Exonic bale kgs 3200 15

04-04-003

04-04-005

Chrisic

crenide A/imeic

bale

bale

kgs

kgs3200

3200

15

15 01-03-005 roll kgs 3300 15

04-04-007 Durkic bale kgs 3200 15

04-04-010

04-04-013

Lunaric

Rionic

bale

bale

kgs

kgs3200

3200

15

15 01-03-014 roll kgs 3300 15

04-04-014

04-04-016

Stovic

Snowic/Budene

bale

bale

kgskgs

3200

3200

15

15 01-03-018 NF23JA roll kgs 3300 15

Carbon Black

02-01-001 CB-238/N330 bags kgs 3200 15

02-01-002

02-01-003

CB-267

CB-405/N220

bagsbags

kgskgs

3200

3200

15

15 01-03-020 NF26JA roll kgs 3300 15

02-01-005 CB-510/N660 bags kgs 3200 15

02-01-006 CB-599/N347 bags kgs 3200 15

02-01-007

02-01-008

CB-630/N326

CB-841 B

bagsbags

kgskgs

3200

3200

15

15 01-03-028 NF26JF roll kgs 3300 15

02-01-009 CB-999/N375 bags kgs 3200 15 01-03-019 NF29JA roll kgs 3300 15

STEEICORD

03-02-004 WP20 (2+2X.23) box kgs 5101 15

03-02-005 WL24 (T102WL) box kgs 5101 15

BEAD WIRE 01-03-012 NH23JA roll kgs 3300 15

03-01-001 0.037 HT box kgs 5101 15

POLYESTER

01-07-006 TC 29 HF roll kgs 3300 15 01-03-021 NH 19 JA roll kgs 3300 15

I roll I kgs I 33001 15iRayon Fabric"01-07-006 ITB30

101-07-007 ITP29HF I roll I kgs I 33001 15|01-02-003 RM23BL

I I I

Nylon Fabric Bead Wrap

01-03-032 NC305A roll kgs 3300 15 01-03-003 L02NU roll kgs 5101 15

01-03-001 NG/GllNG roll kgs 5100 15

DAH - 093 - ROO

R.M. WAREHOOSE SEC. HEAD PROD. CONTROL RECEIVED BY

Page 150: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

ru>w CHART nosCOVK PCM UUAM BAMANSAkU LOftALKAJUT

VPNOOR PA01AW CWA_NOBACUN AKmnTAWU

Page 151: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

1 VENDOR

BAG GUDANG

BAG. PENERIMAAN BAR.ANG

1 B.AG. PRODUKSI

BAG. AKUNT.ANSE

iCASHIER

1

'1

I '

'

8anrg«sm«n

' lUffnOMnQU

' OwdMQftMMt

RS

Page 152: 2011 PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ...

Riwayat Hiditp

Dewi Tiirana. Penulis dilahirkan pada tanggal 15 Oktober 1972 di

Bogor. PenuHs merupakan anak bungsu daii 8 bersaudara keluargaBapak dan Ibu Cacan Turana.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di sekolah Dasar

Mardi Yuana Bogor, pada tahiin 1987. Kemudian melanjutkan.

sekolah di SMPK Tunas Harapan Bogor 'pada tahun 1990. Pada tahun

yang sama, penulis diteiima di SMAK Tunas Harapan Bogor dan

lulus pada tahun 1993.

Penulis diterima menjadi Mahasiswa Jumsan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan Bogor pada tahun 1993 dan

dinyatakan lulus pada tahun 2001.

Bogor, April 2001

Dewi Turana