PERANAN AUDIT OPERASIONAL DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERN PENJUALAN PADA PT. INTI (PERSERO) BANDUNG 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi perkembangan dunia usaha yang cukup pesat dengan diiringi persaingan usaha yang ketat. Hampir di segala bidang usaha terdapat persaingan usaha yang ketat. Tidak sedikit perusahaan yang terhenti laju operasionalnya karena tidak mampu mempertahankan eksistensi perusahaannya. Sebagian besar kegagalan tersebut biasanya disebabkan karena perusahaan tidak konsisten dalam menjalankan operasi perusahaannya, ditambah lagi dengan kurangnya tenaga profesional di dalam perusahaan dan perusahaan tidak dapat mengikuti perkembangan ekonomi yang terjadi saat ini, hal ini menuntut adanya efektivitas dan efisiensi dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan. 1
25
Embed
PERANAN AUDIT OPERASIONAL DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERN PENJUALAN PADA PT. INTI (PERSERO) BANDUNG
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PERANAN AUDIT OPERASIONAL DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS
PENGENDALIAN INTERN PENJUALAN PADA PT. INTI (PERSERO)
BANDUNG
1.1 Latar Belakang Penelitian
Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi
perkembangan dunia usaha yang cukup pesat dengan
diiringi persaingan usaha yang ketat. Hampir di segala
bidang usaha terdapat persaingan usaha yang ketat.
Tidak sedikit perusahaan yang terhenti laju
operasionalnya karena tidak mampu mempertahankan
eksistensi perusahaannya. Sebagian besar kegagalan
tersebut biasanya disebabkan karena perusahaan tidak
konsisten dalam menjalankan operasi perusahaannya,
ditambah lagi dengan kurangnya tenaga profesional di
dalam perusahaan dan perusahaan tidak dapat mengikuti
perkembangan ekonomi yang terjadi saat ini, hal ini
menuntut adanya efektivitas dan efisiensi dalam
menjalankan kegiatan operasional perusahaan.
1
2
Adapun keberhasilan suatu perusahaan dalam
meningkatkan keuntungan yang maksimal tidak terlepas
dari adanya pengelolalaan yang efektif atas semua
kegiatan yang ada dalam perusahaan, oleh sebab itu
perusahaan harus berusaha untuk menghindari terjadinya
pemborosan dalam hal-hal yang dapat membawa kerugian
bagi perusahaan.
Untuk memperoleh pendapatan dan laba, suatu
perusahaan sangat bergantung kepada suatu aktivitas,
salah satunya adalah aktivitas penjualan. Perusahaan
harus dapat mendukung terciptanya kondisi dimana
aktivitas penjualan semaksimal mungkin, pada tingkat
yang realistis namun tetap memperhatikan kepentingan
pelanggan. Dengan kata lain, penjualan harus dilakukan
seefektif mungkin, agar laba yang diinginkan bias
mencapai titik yang optimal.
Audit operasional merupakan salah satu sarana yang
digunakan untuk mengevaluasi efektivitas pengelolaan
dari suatu perusahaan. Melalui audit operasional ini,
pihak manajemen perusahaan dapat mengetahui hingga
3
sejauh mana pelaksanaan operasi aktivitas perusahaan
telah tercapai, masalah-masalah yang ada dalam
perusahaan, juga cara-cara mengatasi masalah tersebut.
Dengan dilakukannya analisis aktivitas operasional
dari suatu perusahaan, maka dapat diketahui efektivitas
perusahaan tersebut. Dengan demikian maka pemeriksa
dapat memberikan informasi yang diperlukan untuk
memperbaiki hal-hal yang dianggap perlu dan untuk
membantu para pengelola perusahaan dalam proses
pengambilan keputusan agar tujuan perusahaan dapat
tercapai semaksimal mungkin.
Kegiatan audit operasional tidak terlepas dari
pengendalian intern. Pengendalian intern yang memadai
dalam suatu perusahaan akan membantu manajemen dalam
menjaga hak milik perusahaan, disamping itu dapat juga
mencegah dan menemukan kesalahan-kesalahan serta
penggelapan yang dapat merugikan perusahaan yang
dikelolanya.
Secara umum tujuan dari pelaksanaan audit
operasional adalah membantu semua peringkat kegiatan
4
operasional dalam meningkatkan perencanaan dan
pengendalian aktivitas operasional perusahaan dengan
cara mengidentifikasi aspek-aspek sistem dan prosedur
serta rekomendasi kepada menajemen untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas kegiatan perusahaan. Dengan
demikian pelaksanaan audit operasional bertujuan untuk
memberikan suatu kepastian bahwa proses pelaksanaan
atas perencanaan dan pengendalian telah dilakukan
secara tepat dan sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan sehingga dapat meningkatkan kinerja
perusahaan. Kondisi tersebut dapat membuktikan bahwa
pemeriksaan operasional perusahaan berhubungan dengan
peningkatan kinerja perusahaan dimasa yang akan datang
dan memusatkan pada sistem perencanaan dan pengendalian
aktivitas atau operasional perusahaan. Audit
operasional dapat menentukan bahwa sistem perencanaan
dan pengendalian manajemen telah dilaksanakan sehingga
efisiensi, efektivitas dan kehematan organisasi dapat
dilakukan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
5
Fungsi penjualan merupakan bagian pemasaran dari
perusahaan yang merupakan bagian terpenting dari
perusahaan, karena merupakan ujung tombak perusahaan
untuk dapat meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan
ekonomisasi perusahaan. Perusahaan yang memiliki fungsi
penjualan secara khusus, dalam kegiatan menjual atau
memasarkan produknya perlu diadakannya evaluasi atau
pemeriksaan atas fungsi penjualan untuk mencegah dan
mendeteksi sebelum permasalahan tersebut terjadi
sehingga tercipta suatu program pemasaran yang baik
yaitu yang efektif dan efisien sesuai dengan rencana
dan anggaran yang dibuat, dan sistem penjualan yang
baik pula. Audit pemasaran merupakan bagian dari
pengendalian intern yang mengaudit operasional
perusahaan. Dalam pelaksanaan auditnya adalah menemukan
masalah dan meyakinkan ketaatan terhadap peraturan atau
standar-standar yang berlaku diperusahaan sehingga
diharapkan perusahaan dapat mengontrol sistem yang
dimaksud secara maksimal dalam pemasarannya. Fungsi
utamanya adalah untuk menguji dan menilai tujuan dan
6
kebijakan pemasaran yang akan mengarahkan perusahaan,
sehingga merupakan alat bagi manajer pemasaran untuk
dapat mendeteksi dan mengungkapkan permasalahan yang
dihadapi.
Rencana dalam jangka pendek dapat langsung
dilaksanakan karena jarang sekali terjadi masalah sebab
sudah disesuaikan dengan keadaan. Sedangkan yang perlu
diperhatikan khusus adalah rencana jangka panjang
perusahaan. Keadaan yang tidak pasti tersebut rawan
sekali akan kesalahan, penyimpangan serta hambatan
dalam menjalankan rencana tersebut. Agar hal itu tidak
terjadi maka diperlukan suatu pengawasan. Pengawasan
yang dilakukan terhadap rencana perusahaan tersebut
bermacam-macam seperti pemeriksaan operasional dan
pemeriksaan kinerja. Pemeriksaan operasional dilakukan
dengan harapan untuk mengontrol dan melihat prosedur
dalam perusahaan apakah sudah berjalan dengan baik dan
sesuai rencana. Sedangkan pemeriksaan kinerja dilakukan
untuk perbaikan pengelolaan aktivitas atau kegiatan
perusahaan. Dari hasil pemeriksaan operasional dan
7
pemeriksaan kinerja dapat diperoleh informasi untuk
manajemen mengenai hambatan-hambatan yang dihadapi
untuk mencapai tingkat operasi yang lebih efektif dan
efisien. Pemeriksaan operasional dapat dilakukan dalam
berbagai fungsi (bagian) dalam perusahaan. Tidak
terkecuali pada fungsi penjualan.
Fungsi (bagian) penjualan harus terus survive agar
tetap menjaga perusahaan untuk terus bersaing di
pasaran. Karena sebegitu pentingnya fungsi penjualan
perusahaan dituntut untuk dapat meningkatkan efisiensi
dan efektivitas dalam kegiatannya. Salah satu cara
untuk mengukur efisiensi dan efektivitas pada fungsi
penjualan adalah dengan mengadakan pemeriksaan
operasional dan pemeriksaan kinerja. Pemeriksaan pada
fungsi penjualan, khususnya pada sistem penjualan,
sangat penting dan harus dilakukan. Hal tersebut dengan
harapan untuk mengontrol dan melihat prosedur yang
dijalankan apakah sudah baik. Karena fungsi penjualan
merupakan jantung penghasilan pada perusahaan. Bila
prosedur didalam sistem penjualan perusahaan kurang
8
baik maka hasil dari penjualanpun kurang maksimal.
Hasil pemeriksaan operasional pada fungsi penjualan
adalah untuk memperoleh informasi mengenai masalah-
masalah yang dihadapi. Kemudian dilaporkan kepada
manajemen. Berdasarkan kondisi tersebut dapat
membuktikan bahwa audit operasional pada fungsi
penjualan memiliki peranan yang penting terkait dengan
usaha perusahaan melakukan efisiensi aktivitas
penjualan yang dilakukan. Pada sisi yang lain audit
penjualan tersebut dilakukan agar kebijakan yang akan
ditetapkan dapat memaksimalkan kegiatan penjualan yang
dilakukan oleh perusahaan.
PT. INTI sebagai BUMN dan salah satu perusahaan
terbesar yang bergerak di bidang industri
telekomunikasi di Indonesia sangat berkepentingan dalam
hal menjaga kesinambungan dan optimalisasi serta
efektivitas penjualan produknya. Hal tersebut mengingat
saat ini PT. INTI juga telah merambah ke pasar luar
negeri, dimana persaingannya sangat ketat. Berbagai
strategi pemasaran yang diterapkan oleh PT. INTI dalam
9
meningkatkan penjualan produknya, khususnya produk
jasa, dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan
pengendalian intern penjualan.
Untuk menunjang kegiatan tersebut, secara
keseluruhan PT. INTI juga menjalankan audit operasional
perusahaan. Dalam hal ini, audit operasional perusahaan
yang dijalankan oleh PT. INTI akan berdampak kepada
efektivitas pengendalian intern penjualan. Oleh karena
itu, berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul: “PERANAN AUDIT
OPERASIONAL DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGENDALIAN
INTERN PENJUALAN PADA PT. INTI (PERSERO) BANDUNG”
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas,
penulis mengidentifikasi beberapa masalah yang akan
menjadi pokok bahasan dalam penelitian ini, yaitu
sebagai berikut:
1) Apakah pelaksanaan audit operasional pada PT.
INTI telah memadai?
10
2) Bagaimana efektivitas pelaksanaan pengendalian
intern penjualan pada PT. INTI?
3) Sejauh mana peranan audit operasional dalam
menunjang efektivitas pelaksanaan pengendalian
intern penjualan pada PT. INTI?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh
pemahaman yang mendalam peranan yang dapat diberikan
oleh kegiatan audit operasional terhadap efektivitas
pengendalian intern penjualan pada PT. INTI.
Sedangkan tujuan dari dilakukannya penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui pelaksanaan audit operasional
pada PT. INTI;
2) Untuk mengetahui efektivitas pengendalian
intern penjualan pada PT. INTI;
11
3) Untuk mengetahui sejauh mana peranan audit
operasional dalam menunjang efektivitas
pengendalian intern penjualan pada PT. INTI.
1.4 Kegunaan Penelitian
Beberapa kegunaan yang diharapkan dari penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1) Bagi perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan sumbangan bagi manajemen mengenai
pelaksanaan audit operasional sebagai sarana
pengendalian untuk meningkatkan efektivitas dan
efesiensi operasi perusahaan, terutama di
bidang penjualan.
2) Bagi penulis
Penelitian ini berguna bagi penulis untuk
menambah ilmu pengetahuan, khususnya dalam hal
penerapan teori mengenai audit operasional dan
pengendalian intern penjualan. Selain itu,
penelitian ini berguna sebagai syarat dalam
12
menempuh ujian sidang sarjana ekonomi program
studi Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi STIE
Tridharma Bandung.
3) Bagi pihak-pihak lain
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
tambahan pengetahuan dan wawasan bagi pihak
lain serta dapat dijadikan bahan referensi bagi
kegiatan penelitian yang mengambil tema/judul
atau masalah penelitian yang sama, yaitu
tentang audit operasional dan pengendalian
intern penjualan.
1.5 Kerangka Pemikiran
Dengan semakin berkembangnya suatu perusahaan,
maka semakin bertambah masalah yang dihadapi oleh
perusahaan tersebut. Dalam hal ini, pimpinan perusahaan
sulit untuk mengawasi secara langsung seluruh kegiatan
yang berlangsung dalam perusahaan. Sejalan dengan itu,
maka sebagian wewenang dan tanggung jawab pimpinan
harus didelegasikan kepada bawahannya, sehingga
13
aktivitas pimpinan bisa lebih banyak diarahkan pada
aktivitas perencanaan dan pengambilan keputusan,
dibandingkan dengan pelaksanaan secara langsung.
Meskipun demikian, pimpinan harus tetap mengethui
berbagai masalah yang terjadi di dalam perusahaan,
sehingga apabila terjadi masalah yang serius, dapat
segera diketahui penyebab masalahnya serta dicari jalan
keluar dari masalah tersebut.
Salah satu kegiatan pengawasan tersebut adalah
audit operasional. Menurut Arens dan Loebbecke
(2000:12), pengertian audit operasional adalah sebagai
berikut:
“An operational audit is a review of any part of an
organization’s operating procedures and method for the
purpose of evaluating efficiency and effectiveness”
Di dalam perusahaan yang relatif besar, perusahaan
memerlukan suatu pengawasan terhadap pelaksanaan sistem
pengendalian intern penjualan. Oleh karena itu, sejauh
mana pelaksanaan pengendalian intern atas penjualan
14
yang ditetapkan sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan oleh manajemen, maka diperlukan suatu
pemeriksaan atas operasional dalam pengendalian intern
penjualan yang dapat membantu manajemen di dalam
pengendalian operasional petusahaan. Pemeriksaan yang
dimaksud adalah pemeriksaan operasional (audit
operasional). Pengertian Audit Operasional berdasarkan
publikasi Institute of Internal Auditors (IIA) yang dikutip oleh
Amin Widjaja Tunggal (2000;4) adalah sebagai berikut:
“Operational Auditing adalah suatu proses yang
sistematis dari penilaian efektivitas,
efisiensi dan ekonomisasi operasi suatu
organisasi yang dibawah pengendalian
manajemen dan melaporkan kepada orang yang
tepat hasil dari penilaian beserta
rekomendasi untuk perbaikan.”
Berdasarkan uraian di atas, dijelaskan bahwa audit
operasional sangat berperan dalam menunjang efektivitas
sistem pengendalian intern penjualan. Dimana
15
keterlibatannya adalah penjualan sebagai komponen harta
perusahaan sangat memerlukan pengelolaan yang baik
dapat tercipta dengan penerapan suatu sistem
pengendalian intern yang baik pula. Dan untuk mengukur
efektivitas pengendalian intern ini, maka perusahaan
perlu melaksanakan audit operasional yang mencakup
semua aspek operasional pengelolaan penjualan. Definisi
Efektivitas menurut Anthony Dearden dan Bedford yang
dialihbahasakan oleh Agus Maulana (1994:203) adalah
sebagai berikut:
“Efektivitas adalah hubungan antara keluaran
(output) suatu pusat pertanggungjawaban
dengan sasaran yang harus dicapainya. Semakin
besar kontribusi keluaran yang dihasilkan
terhadap nilai pencapaian tersebut, maka
dapat dikatakan semakin efektif pula unit
tersebut.”
Penilaian atas efektivitas pengendalian internal
suatu bagian atau fungsi dilakukan dengan melakukan
16
audit operasional. Audit operasional adalah evaluasi
atas pelaksanaan berbagai kegiatan operasional
perusahaan antara lain aktivitas penjualan. Aktivitas
penjualan pada suatu perusahaan dapat dikatakan sebagai
suatu sarana yang dapat digunakan perusahaan dalam
usahanya memperoleh pendapatan. Selain itu, kegiatan
penjualan dapat dikatakan sebagai ujung tombak untuk
mencapai tujuan perusahaan, yaitu memperoleh hasil
penjualan yang optimum. Dengan hasil penjualan yang
diperoleh, perusahaan dapat menjalankan aktivitas atau
kegiatan usahanya.
Tanpa adanya aktivitas penjualan, perusahaan tidak
akan berjalan sebagaimana mestinya, karena aktivitas
penjualan merupakan salah satu aktivitas terpenting
dalam perusahaan untuk mendapatkan income (pendapatan).
Adapun definisi pendapatan menurut Aliminsyah
(2003:248) adalah:
“(1) Arus kekayaan dalam bentuk uang tunai,
piutang atau aktiva lain yang masuk kedalam
perusahaan, atau menurunnya kewajiban sebagai
17
akiban penjualan barang atau penyerahan jasa;
(2) Jumlah yang dibebankan kepada langganan
untuk barang dan jasa yang dijual. Pendapatan
dapat juga didefinisikan sebagai kenaikan
bruto dalam modal (biasanya melalui
diterimanya suatu aktiva dari langganan) yang
berasal dari barang dan jasa yang dijual”
Pendapatan yang diperoleh perusahaan akan sangat
besar sekali pengaruhnya terhadap besar kecilnya laba
yang diterima perusahaan. Laba bagi perusahaan dapat
dikatakan sebagai penggerak dinamika perusahaan, karena
pada dasarnya tujuan utama dari pendirian perusahaan
dalam perekonomian yang bersaian adalah laba. Definisi
laba menurut Aliminsyah (2003:222) adalah:
“(1) Setiap keuntungan keuangan, laba, atau
manfaat; (2) Kelebihan pendapatan atas
biaya”.
18
Adapun pengelolaan aktivitas penjualan pada
perusahaan yang kurang baik, tidak saja akan
menyebabkan tidak tercapainya sasaran penjualan, namun
juga akan mempengaruhi pendapatan yang seharusnya
diterima oleh perusahaan. Jadi secara langsung atau
tidak, prestasi yang dilakukan oleh bagian penjualan,
akan mempengaruhi prestasi bagian-bagian lain dalam
perusahaan.
Selain itu, pengelolaan penjualan yang tidak baik
juga akan menghabiskan sumber daya perusahaan, yang
pada akhirnya akan mengancam kelangsungan hidup
perusahaan. Hasil dari evaluasi penjualan adalah suatu
kesimpulan berupa laporan mengenai tingkat efektivitas
pengendalian internal penjualan. Adapun yang dimaksud
dengan efektivitas penjualan, adalah suatu kegiatan
yang dilakukan dengan cara meningkatkan kuantitas atau
volume penjualan dengan melihat kemampuan perusahaan
dalam menyalurkan barang-barang. Sedangkan pengendalian
internal yang baik, seperti didefinisikan oleh Arens
et.al (2003:270) adalah:
19
“A system of internal control consist of policies and
procedures designed to provide management with
reasonable assurance that the company achieves its
objectives and goals”.
Walaupun pengendalian internal telah tersusun dan
diselenggarakan secara memadai, tetapi masih tidak
dapat dianggap sepenuhnya efektif, karena pada dasarnya
pengendalian internal memiliki keterbatasan.
Keterbatasan tersebut diantaranya adalah:
Gangguan dalam pertimbangan;
Kolusi;
Pengabaian oleh manajemen;
Biaya lawan manfaat.
Pengendalian intern yang memadai adalah yang
menerapkan komponen-komponen pengendalian intern yang
terdiri dari: lingkungan pengendalian, perkiraan resiko
yang timbul, kegiatan pengendalian, informasi dan
komunikasi serta tindak lanjut, hingga dapat
tercapainya tujuan pengendalian intern itu sendiri.
20
Untuk mencapai tujuan tersebut dengan baik, diperlukan
suatu alat bantu. Salah satu alat bantu yang dapat
digunakan untuk mencapai tujuan pengendalian intern
adalah komputer.
Pengertian pengendalian intern menurut Ikatan
Akuntan Indonesia (2001:319) adalah sebagai berikut :
“Pengendalian intern adalah suatu proses yang
dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen
dan personel lain entitas, yang didesain
untuk memberikan keyakinan tentang pencapaian
tiga golongan tujuan berikut ini: (a)
keandalan pelaporan keuangan, (b) efektivitas
dan efisiensi operasi, (c) kepatuhan terhadap
hukum dan peraturan yang berlaku.”
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
proses audit operasional adalah evaluasi atas
pelaksanaan berbagai kegiatan operasional perusahaan.
Hasil dari operasi ini berupa efektivitas yang telah
dicapai perusahaan. Sedangkan sasarannya adalah
21
membantu manajemen dalam meningkatkan kinerja dalam
mencapai efektivitas, sasaran ini direkomendasikan
dalam bentuk laporan yang bersifat konstruktif atau
saran untuk perbaikan.
Berdasarkan uraian di atas jelaslah bahwa audit
operasional sangat berperan dalam menunjang efektivitas
sistem pengendalian intern penjualan. Dimana
keterkaitan adalah penjualan sebagai komponen harta
perusahaan sangat memerlukan pengelolaan yang baik atau
pengelolaan yang baik dapat tercipta dengan penerapan
suatu pengendalian yang baik pula. Dan untuk mengukur
efektivitas pengendalian intern ini, maka perusahaan
perlu melaksanakan audit operasional yang mencakup
semua aspek operasional pengelolaan penjualan.
Hubungan antara Audit Operasional dengan
Efektivitas Sistem Pengendalian Intern Penjualan dapat
dilihat dari pernyataan Abdul Halim (2004) mengenai
beberapa konsep dasar dari pengendalian intern, yaitu:
“Sistem Pengendalian Intern diharapkan dapat
mencapai tujuan Audit, baik audit keuangan,
22
audit operasional maupun audit kepatuhan
serta sistem pengendalian intern tidak
dimaksudkan untuk memberikan jaminan yang
mutlak dimana sistem pengendalian intern
pasti mempunyai kelemahan.”
Berdasarkan uraian di atas maka penulis membuat
hipotesis sebagai berikut: “Audit operasional mempunyai
peranan dalam menunjang efektifitas sistem pengendalian
intern penjualan.”
1.6 Metodologi Penelitian
Dalam melakukan penelitian dan penyusunan skripsi
ini, penulis menggunakan metode deskriptif analisis,
yaitu metode yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan
objek yang diteliti berdasarkan fakta-fakta yang ada,
dengan cara mengumpulkan, mengolah, menyajikan,
kemudian membuat analisa, mengambil kesimpulan, dan
membuat saran-saran.
23
Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
1) Studi Lapangan (Field Study)
Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara
mengadakan pengamatan langsung ke objek yang
diteliti dengan maksud untuk memperoleh data
dan informasi yang diperlukan, dengan cara:
Wawancara langsung dengan pihak yang
mempunyai hubungan langsung dengan objek
yang diteliti;
Observasi, yaitu teknik pengumpulan data
dengan mengamati secara langsung pada
objek yang diteliti;
Kuisioner, yaitu teknik pengumpulan data
dengan cara membuat daftar pertanyaan yang
diajukan penulis kepada pihak yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti.
2) Studi Kepustakaan
Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara
membaca dan mempelajari literature-literatur
24
yang berhubungan dengan masalah yang dibahas
untuk memperoleh data sekunder, sehingga
penulis memperoleh kenyataan yang diperoleh
dalam penelitian lapangan.
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada PT. INTI (Persero)
yang beralamat di Jl. Mohammad Toha No. 77 Bandung.
Sedangkan waktu pelaksanaan penelitian ini adalah
selama 4 bulan, yaitu dari bulan Juni – Oktober 2011.
25
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim, 2004, Auditing dan Sistem Informasi, Yogyakarta:UPP-YKPN.