BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Analisis strategi yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian adalah analisis strategi SWOT, PESTEL analysis, dan analisis porter. IV.1.1. Analisis SWOT Analisis ini dilakukan dengan membandingkan faktor eksternal dan internal perusahaan. Hasil dari pembandingan tersebut digunakan untuk melihat apakah strategi yang digunakan PT. HM Sampoerna, Tbk sudah tepat, dan dapat juga menjadi tolak ukur PT. HM Sampoerna, Tbk manfaat dan kekurangan dari strategi perusahaan yang diambil. Faktor eksternal dilihat dari sisi peluang dan ancaman yang akan dihadapi perusahaan, baik itu dari perusahaan sejenis ataupun perusahaan yang tidak sejenis, sedangkan faktor
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB IV
PEMBAHASAN
IV.1. Analisis Strategi
Analisis strategi yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian adalah
analisis strategi SWOT, PESTEL analysis, dan analisis porter.
IV.1.1. Analisis SWOT
Analisis ini dilakukan dengan membandingkan faktor eksternal dan
internal perusahaan. Hasil dari pembandingan tersebut digunakan untuk melihat
apakah strategi yang digunakan PT. HM Sampoerna, Tbk sudah tepat, dan dapat
juga menjadi tolak ukur PT. HM Sampoerna, Tbk manfaat dan kekurangan dari
strategi perusahaan yang diambil. Faktor eksternal dilihat dari sisi peluang dan
ancaman yang akan dihadapi perusahaan, baik itu dari perusahaan sejenis
ataupun perusahaan yang tidak sejenis, sedangkan faktor internal dilihat dari sisi
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan.
IV.1.1.1. Internal Perusahaan.
1. Kekuatan:
Kualitas bahan baku : Kualitas rokok bahan baku PT HM
Sampoerna sudah terpercaya, kualitas bahan baku juga menjadi
andalan sampoerna untuk bersaing dengan perusahaan rokok
besar lainnya di Indonesia (Gudang Garam, Bentoel Investama).
Menguasai pangsa pasar : Produk-produk rokok sampoerna secara
keseluruhan menguasai pangsa pasar rokok Indonesia dengan
pangsa pasar 24,2%, posisi kedua Gudang Garam 23,6%, dan
ketiga Djarum 20,4%.
Kredibilitas perusahaan
Perusahaan yang telah berdiri hampir mencapai seratus tahun
pastinya memiliki kredibilitas perusahaan yang baik. Kredibilitas
Sampoerna tidak dibangun dalam semalam, tetapi melalui jalan
yang panjang dan berbagai prestasi yang telah ditorehkan.
Kredibilitas perusahaan inilah yang menjadi dasar terbentuknya
trust 'kepercayaan' dari para stakeholder yang terbukti menjadi
poin krusial dalam pengembangan suatu bisnis.
Budaya perusahaan
Budaya perusahaan dalam tubuh sampoerna sudah menjadi spirit
d’corps sampoerna. Dalam kegiatan sehari-hari budaya
perusahaan tersebut menjiwai seluruh aktifitas karyawan sehingga
kinerja karyawan menjadi lebih efektif dan efisien. Dengan
adanya budaya perusahaan yang baik maka perusahaan akan
mampu bertahan dan berkembang lebih baik lagi.
Nilai capital yang besar
Setelah Philip Morris menjadi pemilik dominan saham
perusahaan. Sampoerna memiliki capital yang cukup besar dan
jaminan tersedianya modal dibawah naungan perusahaan rokok
raksasa dunia. Dengan tersedianya dana yang besar, memudahkan
perusahaan untuk menjalankan strategi pemasaran dan kegiatan
operasional perusahaan.
2. Kelemahan
Harga yang cukup mahal
Harga yang cukup mahal menjadi kelemahan sampoerna yang
sangat terlihat dimata competitor. Harga cukup mahal ini bersala
dari biaya promosi yang besar dan bahan baku yang mahal.
Kurang diminati produk rokok SKM mild internasional
Para perokok luar negeri sudah terbiasa dengan rokok putih dan
sudah candu dengan rasa yang diberikan oleh rokok putih,
kehadiran rokok kretek mild tidak bisa menggeser kedudukan
rokok putih sebagai rokok no. 1 di luar negeri untuk saat ini.
Kalahnya pangsa pasar SKM filtered dari para pesaing
Walaupun Dji Sam Soe Filtered memilki kualitas tembakau dan
cengkeh yang tidak kalah dari para pesaing, tetapi perbedaan
harga membuat Dji Sam Soe filter tidak bias menggeser
kedudukan Gudang Garam Internasional dari peringkat pertama
dan minimnya distribusi dan promosi membuat sangat
memperkokoh posisi Gudang Garam Internasional.
Modal yang cukup besar untuk mengadakan event berkala
Event tersebut seperti A mild live wanted, Java Jazz, COPA Dji
Sam Soe, Liga voli Proliga, IBL, Jak Jazz dan Soundrenaline.
Pengalokasian yang dipakai sampoerna banyak dipakai untuk
membuat suatu event, terlebih lagi event yang dibuat adalah event
berkala (Java Jazz, Jak jazz, IBL, Proliga, COPA, Soundrenaline
dan Amild live wanted) dengan jangka waktu setahun sekali event
tersebut dilaksanakan, sudah terhitung ada tujuh event besar yang
harus didanai setiap tahunnya. Dengan adanya event berkala
tersebut sampoerna harus menyediakan dana yang cukup besar
Lambatnya pertumbuhan rokok Avolution
Rokok Avolution yang seharus menjadi harapan agar dapat
bersaing dengan rokok putih, tetapi yang terjadi pertumbuhan
rokok tersebut sangat lambat, permintaan turun dan profit
menurun, akhirnya malah memberikan kerugian dan memberikan
dampak yang negative. Rokok Avolution yang seharusnya
harapan dilihat dari launchingnya yang sangat luar biasa untuk
industry rokok Indonesia, tetapi yang terjadi produk ini tidak
memberikan laba yang sesuai harapan seiring berjalannya waktu.
IV.1.1.2 Eksternal Perusahaan
1. Peluang
Masuknya phillip moris sebagai mitra bisnis
Trend pasar positif untuk rokok Low Tar Low Nicotine (LTLN) di
Indonesia
Banyak spot promosi yang diperoleh dari banyak event
Kemungkinan produk baru
2. Ancaman
Regulasi dan perda megenai anti rokok
Perda ini memungkinkan penurunan jumlah perokok dan
permintaan atas rokok yang terjadi disuatu daerah yang memiliki
perda anti-rokok.
Kompetitor dari rokok jenis mild
Dilihat dari trend positif rokok mild, banyak dari produsen rokok
mulai merambah pangsa pasar rokok mild. Untuk saat ini
produsen rokok besar sudah memproduksi rokok mild, Gudang
Garam ada Surya Signature, yang cukup mengancam Sampoerna
saat ini, dari kubu Bentoel ada Starmild yang berada di posisi
ketiga pangsa pasar rokok mild, bahkan produsen rokok kecil
seperti Nojorono Tobacco Indonesia ikut meramaikan industry
rokok Indonesia dengan mengusung produk Class Mild yang
menduduki peringkat runner-up. Bertambahnya competitor
menambah ketatnya persaingan rokok di Indonesia, akhirnya ada
yang tersingkir dari persaingan tersebut.
Bertambahnya kompetitor rokok jenis mild
Pangsa pasar rokok mild yang menjanjikan di masa depan
memungkinkan munculnya pendatang baru dalam persaingan
industry rokok mild.
Tingginya pajak rokok
Tingginya pajak rokok membuat rendahnya daya beli masyarakat
terhadap rokok sehingga terjadi penurunan permintaan rokok.
Berkurangnya event yang disponsori perusahaan rokok
Berkurangnya event yang disponsori rokok merupakan impact
dari mindset masyarakat yang mendukung anti-rokok dan ingin
mengurangi promosi rokok yang terdapat pada event khususnya
event anak muda. Dengan berkurangnya event yang disponsori
perusahaan rokok membuat perusahaan rokok sulit untuk
mempromosikan produknya dan seiring berjalannya waktu tingkat
awareness akan berkurang.
IV.1.2. Analisis Porter
1. Persaingan dengan perusahaan sejenis
Industry bisnis rokok adalah bisnis yang memiliki persaingan
yang sangat ketat. Persaingan ketat ini dikarenakan peluang bisnis rokok
sangat menjajikan karena banyak pangsa pasarnya terutama di Indonesia
sendiri. Ada beberapa perusahaan yang memiliki bidang perusahaan yang
sama dengan PT. HM Sampoerna, Tbk dan masuk ditingkat rokok
perusahaan rokok besar di Indonesia.
PT. Bentoel Internasional Investama
PT. Gudang Garam, Tbk
Persaingan ketat tersebut tidak berpengaruh pada pendapatan PT
HM Sampoerna, Tbk karena terus meningkat dari tahun ke tahun.
Sampoerna bisa bertahan didalam persaingan industry rokok yang ketat
juga dibantu oleh promosi-promosi yang dilakukan oleh perusahaan,
sehingga teteap meningkatkan minat masyarakat untuk membeli produk
PT. HM Sampoerna, Tbk.
2. Ancaman dari pesaing baru
Pesaing baru yang datang bagi PT HM Sampoerna, Tbk hanyalah
perusahaan lama yang mengeluarkan produk-produk barunya. Seperti PT
Gudang Garam, Tbk yang membuat rokok mild yaitu Surya Siganature
dan juga PT Bentoel yang mempunyai produk StarMild, produk-produk
tersebut bersaing dengan produk-produk Sampoerna Mild milik PT. HM
Sampoerna, Tbk. Persaingan tersebut membuat sampoerna memberikan
inovasi-inovasi pada setiap produknya seperti menambah rasa menthol
pada produk rokok Sampoerna Mild, dan juga membuat produk baru
yaitu Sampoerna Avolution yang diharapkan dapat merebut pangsa pasar
di Indonesia.
Inovasi-inovasi tersebut bertujuan untuk tetap menjaga kestabilan
perusahaan. Mengingat persaingan industry rokok sangat ketat.
Banyaknya produk-produk baru yang yang masuk ke industry rokok juga
membuat sampoerna untuk tetap menjaga kualitas terbaik cengkehnya,
dimana pada saat ini kualitas cengkeh sampoerna masih yang terbaik di
pangsa pasar industry rokok Indonesia.
3. Ancaman dari produk subtitusi
Produk subtitusi rokok untuk saat ini tidak ada, namun pernah
dicoba untuk mengganti rokok dengan permen karet atau pengganti
nikotin, rokok herbal namun hal itu juga tidak sepenuhnya efektif untuk
menggantikan rokok, Tetapi jika kualitas dari sampoerna menurun
konsumen dapat mengganti ke produk rokok perusahaan pesaing. Hal ini
yang harus tetap di perhatikan oleh PT. HM Sampoerna, Tbk.
4. Kekuatan tawar menawar pemasok
Kekuatan tawar menawar dapat digunakan oleh pemasok kepada
industri rokok dengan menaikkan harga ataupun menurunkan mutu dari
produk yang dibeli. Jika para pemasok mendominasi untuk beberapa
perusahaan karena produk pemasok merupakan input penting bagi
industri dan juga pemasok tidak menghadapi produk lain untuk dijual
kepada industri, maka para pemasok akan mempunyai daya tawar-
menawar yang tinggi oleh industri.
5. Kekuatan tawar menawar pembeli
Kekuatan tawar menawar dengan pembeli yang dilakukan oleh
PT. HM Sampoerna, Tbk dengan menawarkan mutu dan pelayanan tinggi
bagi pembeli, dan juga berperan sebagai pesaing satu sama lain. Pembeli
membeli dalam jumlah yang besar dan juga produk yang dibeli adalah
produk standar atau tidak terdiferensiasi maka pembeli akan mempunyai
daya tawar menawar yang tinggi oleh perusahaan.
Tekanan persaingan datang dari usaha-usaha pasar (pesaing)
untuk merebut pasar konsumen
Pe
Tekanan persaingan datang dari pendatang baru yang
potensial merebut pasar (konsumen)
Gambar IV.1. Bagan Analisis Porter
IV.1.3. Analisis PEST
1. POLITIK
Sesuai dengan keputusan menteri tenaga kerja dan pemprov DKI Jakarta
untuk menetapkan upah umum regional Jakarta tahun 2012 menjadi Rp
1.529.150,- yakni meningkat dari upah minimum regional Jakarta di
tahun sebelumnya.
SUBTITUSI
Persaingan antar penjual dalam satu
industri
PEMBELI
PEMASOK
PENDATANG BARU
Jaminan jamsostek yang wajib diberikan kepada para pekerja, selain
sebagai kewajiban perusahaan untuk menjaga keselamatan pekerja, juga
untuk menaati peraturan pemerintah yang berlaku. Biaya ini nantinya
akan terbebani pada beban gaji yang dikeluarkan oleh perusahaan.
2. EKONOMI
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2012 diperkirakan tetap
stabil dan mampu bertahan dari gejolak ekonomi yang melanda Amerika
Serikat (AS) dan Eropa. Pertumbuhan ekonomi yang baik sampai akhir
tahun 2011 dan sepanjang tahun 2012, didukung konsumisi dan investasi
swasta. Hal tersebut akan berdampak baik bagi PT HM Sampoerna, Tbk
yang mempunyai tingkat konsumen rokok paling atas di Indonesia.
Inflasi yang semakin tinggi dapat berdampak pada kegiatan operasional
maupun non operasional perusahaan yang membuat biaya penyediaan
manjadi tinggi yang diakibatkan oleh nilai tukar rupiah ke dollar yang
turun.
3. SOSIAL
PT HM Sampoerna Tbk, menyelenggarakan pekan bakti kesehatan yang
pertama untuk tahun 2012 di wilayah Kecamatan Teluk Jambe Timur,
Kabupaten Karawang. Kegiatan sosial ini difokuskan untuk pemberian
kesehatan secara cuma-cuma kepada warga di Kecamatan Teluk Jambe
Timur, Kabupaten Karawang dengan kemampuan pelayanan sekitar
1.800 jiwa pada tanggal 26-31 Maret 2012. Sampoerna menerjunkan tim
Sampoerna Rescue (SAR) yang terdiri dari tiga dokter dan enam relawan
yang mampu memberikan bantuan cepat dan praktis bagi masyarakat.
PT HM Sampoerna Tbk juga mempunyai program yang bernama Putera
Sampoerna Foundation yang bertujuan membantu masyarakat dalam
memajukan pendidikan dan membangun masa depan. Bukan hanya
siswa/i yang mendapat program ini, namun para guru juga ditingkatkan
kualitasnya dengan merintis Teachers Learning Center (TLC).
4. TEKNOLOGI
PT HM Sampoerna Tbk melengkapi sistemnya dengan teknologi
informasi yang modern dengan menggunakan implementasi software
Oracle. Hal yang harus diperhatikan dengan software tersebut adalah
bagaimana hasil positif yang telah dicapai tersebut dapat diukur dan dapat
dianalisis secara konkrit dengan menggunakan parameter-parameter
Debt Ratio to Total Asset 48.56% 50.10% 40.93% 50.23% 47.35%Debt to Total Equity Ratio 94.43% 100.44% 69.31% 100.93% 89.93%Long Term Debt to Equity Ratio 17.38% 5.48% 4.81% 5.20% 6.71%
Gambar IV.2. Perhitungan rasio leverage
1. Debt Ratio to Total Asset
Rasio debt ratio to total asset menunjukkan posisi keuangan
antara kewajiban perusahaan terhadapa kekayaan perusahaan. Rasio ini
adalah rasio yang umumnya akan dilihat oleh para kreditor dan investor
dan juga menginginkan hasil angka yang kecil pada perhitungan rasio ini,
untuk mengurangi resiko kerugian apabila terjadi likuidasi. Berbanding
terbalik dengan manajemen perusahaan yang menginginkan hasil ngka
yang besar pada rasio ini untuk menjaga kelancaran usahanya.
Debt ratio to total asset PT HM Sampoerna, Tbk mengalami naik
turun pada setiap tahunnya, ini disebabkan karena naik turunnya juga
jumlah hutang dan asset yang dimiliki oleh PT HM Sampoerna, Tbk.
Pada tahun 2007 menunjukkan angka 48.56% yang berarti kreditor hanya
menyediakan dana sebesar 48.56% dari pembiayaan PT HM Sampoerna,
Tbk dan sisanya adalah dana PT HM Sampoerna, Tbk sebesar 51.44%.
Pada tahun 2008 presentasenya mengalami kenaikan menjadi 50.10% hal
ini disebabkan karena peningkatan total hutang lebih besar daripada
Rata- rata Industri2007 2008 2009 2010 2011
49.72% 48.93% 44.79% 45.81% 49.69%
104.35% 104.36% 91.26% 91.78% 110.33%
39.73% 32.50% 20.00% 21.85% 7.42%
penigkatan total asset pada tahun tersebut berdasarkan hasil analisis
horizontal pada neraca, peningkatan ini berarti dana kreditor hampir
menyamai dana dari PT HM Sampoerna, Tbk sendiri. Pada tahun 2009
presentase mengalami penurunan kembali yaitu di angka 40.93% ini
disebabkan oleh peningkatan total asset dan diimbangi dengan
menurunnya total hutang pada tahun tersebut, berdasarkan perhitungan
analisa horizontal total hutang PT HM Sampoerna, Tbk tahun 2008-2009
menurun dari 117.61% menjadi 105.49%, yang berarti turun sebesar
12.12%, sedangkan total aktiva nya meningkat dari 127.44% menjadi
139.94% yang berarti meningkat menjadi 12.5%. Pada tahun 2010
presentaseny kembali naik menjadi 50.23% ini berarti kreditor
membiayai perusahaan hampir setengahnya, hal ini disebabkan karena
meningkatnya total hutang lebih besar daripada total asset. Pada tahun
2011 presentase kembali menurun di angka 47.35% hal ini disebabkan
menurunnya total hutang lebih besar daripada menurunnya total asset
pada tahun tersebut.
Berdasarkan hasil rata-rata industri debt ratio to total asset PT
HM Sampoerna, Tbk berada di bawah rata-rata industri pada tahun 2007,
2009, dan 2011, ini juga sama dengan PT Gudang Garama, Tbk, hal ini
disebabkan karena PT Bentoel Internasional Investama, Tbk memiliki dia
atas rata-rata industri. Hal ini bagi para kreditor dan investor PT HM
Sampoerna, Tbk memnunjukkan hal yang baik karena berindikasi
mempunyai hutang yang cukup kecil. Namun pada tahun 2008 dan 2010
PT HM Sampoerna, Tbk berada diatas rata-rata industri, hal ini juga
disebabkan karena menurunnya debt ratio to total asset PT Gudang
garam, Tbk pada tahun tersebut. Hal ini bagi para kreditor tidak cukup
baik tetapi bagi perusahaan ini hal yang cukup baik karena menunjukkan
investasi yang kecil, mengurangi resiko apa bila perusahaan likuidasi
tidak mengalami kerugian investasi yang terlalu banyak.
2. Debt to Total Equity Ratio
Rasio debt to total equity ratio menunjukkan posisi keungan
antara kewajiban perusahaan terhadapa modal perusahaan. Debt to total
equity ratio PT HM Sampoerna dari tahu 2007-2011 mengalami naik
turun. Pada tahun 2007 PT HM Sampoerna, Tbk memiliki debt to total
equity ratio sebesar 94.43% dan pada tahun 2008 100.44% ini
menunjukkan bahwa besar modal dan hutang hampir sama, dan
mengalami peningkatan sebesar 6.01% ini disebabkan meningkatnya
hutang dan modal dari tahun 2007 ke 2008 yaitu sebesar 17.61% hutang
dan 41.34%, namun pada tahun 2009 mengalami penurunan sebesar
69.31% ini adalah hasil terendah selama tahun 2007-2011, hal tersebut
sangat diinginkan oleh investor dan kreditor karena semakin besar dana
yang disediakan oleh pemegang saham.
Pada tahun 2010 debt to total equity ratio PT HM Sampoerna,
Tbk kembali meningkat di angka 100.93% hal ini disebabkan karena
meningkatnya hutang dan menurunnya modal pada tahun tersebut
berdasarkan analisis horizontal pada PT HM Sampoerna, Tbk pada tahun
2010 sebesar 50% hutang dan 79.39% modal. Pada tahun 2011 debt to
total equity PT HM Sampoerna, Tbk kembali menurun di angka 89.93%
hal ini disebabkan karena menurunnya modal dan hutang pada tahun
2011.
Berdasarkan hasil rata-rata industri debt to total equity ratio PT
HM Sampoerna, Tbk berada dibawah rata-rata industri pada tahun 2007,
2008, 2009, dan 2011 ini disebabkan karena rata-rata industri PT Gudang
Garam, Tbk lebih kecil dari rata-rata PT HM Sampoerna, Tbk dan juga
PT Bentoel Internasional Investama, Tbk memliki debt to total equity
ratio di atas PT HM Sampoerna, Tbk yang mempengaruhi karena
perbedaan yang terlalu jauh. Sedangkan di tahun 2010 PT HM
Sampoerna berada di atas rata-rata industri hal ini disebabkan karena
tidak terlalu jauhnya perbedaan debt to total equity ratio dengan PT
Bentoel Internasional Investama, Tbk.
Pada tahun 2007 debt to total equity ratio PT HM Sampoerna,
Tbk sebesar 94.43% sedangkan debt to total equity ratio rata-rata industri
sebesar 104.35%. Pada tahun 2008 debt to total equity ratio PT HM
Sampoerna, Tbk mengalami peningkatan sebesar 6.01% tetapi debt to
total equity ratio rata-rata industri juga mengalami keniakan sebesar
0.01%. Pada tahun 2009 debt to total equity ratio PT HM Sampoerna,
Tbk mengalami penurunan hingga 31.13% sama juga halnya dengan rata-
rata industri yang turun hingga 13.1%. Pada tahun 2010 PT HM
Sampoerna, Tbk mengalami peningkatan yang cukup besar yaitu 31.62%
naik lebih dari 100% tahun sebelumnya hal ini juga menjadikan PT HM
Sampoerna, Tbk berada di atas rata-rata industri. Pada tahun 2011 debt to
total equity ratio PT HM Sampoerna, Tbk mengalami penurunan lagi
sebesar 11% tetapi rata-rata industri perusahaan juga ikut naik sebesar
18.55%, hal tersebut membuat debt to total equity ratio PT HM
Sampoerna berada dibawah rata-rata industri perusahaan kembali.
3. Long Term Debt to Equity Ratio
Long term debt to equity ratio menggambarkan bagian dari setiap
modal sendiri yang dijadikan hutang jangka panjang. Long term debt to
equity ratio PT HM Sampoerna, Tbk mengalami penurunan pada tahun
2007-2009 hal ini yang diinginkan oleh kreditor maupun investor karena
semakin kecil dana perusahaan yang dijadikan hutang jangka panjang.
Sedangkan pada tahun 2010 dan 2011 mengalami kenaikan, hal ini justru
yang tidak diinginkan oleh kreditor dan investor karena semakin besar
dana yang dijadikan hutang jangka panjang.
Pada tahun 2007 Long term debt to equity ratio PT HM
Sampoerna sebesar 17.38% dan menurun 11.9% pada tahun 2008
menjadi 5.48% ini disebabkan karena menurunnya hutang jangka panjang
di tahun tersebut berdasarkan hasil analisis horizontal PT HM
Sampoerna, Tbk. Pada tahun 2009 terjadi penurunan sebesar 0.67%
menjadi 4.81% ini menjadi hasil terendah selama tahun 2007-2011,
namun berdasakan analisis horizontal ini disebabkan karena
meningkatnya jumlah kewajiban jangka panjang dan diimbangi dengan
menurunnya kewajiban pajak tangguhan, hutang sewa guna usaha, dan
pendapatan ditangguhkan. Pada tahun 2010 Long term debt to equity
ratio PT HM Sampoerna kembali meningkat di angka 5.20%. pada tahun
2011 Long term debt to equity ratio PT HM Sampoerna, Tbk kembali
meningkat 1.51% sehingga Long term debt to equity ratio PT HM
Sampoerna, Tbk pada tahun 2009 menjadi 6.71% ini menjadikan
kenaikan paling tinggi selama tahun 2007-2011. Peningkatan ini juga
disebabkan karena adanya peningkatan total hutang jangka panjang pada
tahun 2011, berdasarkan hasil analisis horizontal yang didapat kenaikan
total hutang jangka panjang tahun 2010 39.95% dan meningkat tahun
2011 menjadi 42.11%.
Berdasarkan hasil rata-rata industri Long term debt to equity ratio
PT HM Sampoerna, Tbk berada dibawah rata-rata industri, meskipun PT
Gudang Garam, Tbk memiliki Long term debt to equity ratio yang
hampir sama dengan PT HM Sampoerna, Tbk ini tidak terlalu
mempengaruhi rata-rata industri karena PT Bentoel Internasional
Investama, Tbk memiliki Long term debt to equity ratio yang jauh lebih
besar dari PT HM Sampoerna, Tbk. Ini adalah hal yang baik untuk para
investor dan kreditorm karena kepemilikan hutang PT HM Sampoerna,
Tbk lebih kecil dari rata-rata industri.
Long term debt to equity ratio PT HM Sampoerna, Tbk tahun
2007 17.38% sedangkan Long term debt to equity ratio rata-rata industri
hanya 39.73%. pada tahun 2008 Long term debt to equity ratio PT HM
Sampoerna, Tbk 5.48% dan Long term debt to equity ratio mengalami
penurunan menjadi 32.50%. Pada tahun 2009 Long term debt to equity
ratio PT HM Sampoerna, Tbk menurun menjadi 4.81% dan Long term
debt to equity ratio rata-rata indusrti juga mengalami penurunan menjadi
20.00%. Pada tahun 2010 Long term debt to equity ratio PT HM
Sampoerna, Tbk meningkat menjadi 5.20% dan juga diimbangi dengan
peningkatan Long term debt to equity ratio rata-rata industri menjadi
21.85% dan pada tahun 2011 Long term debt to equity ratio PT HM
Sampoerna kembali meningkat menjadi 6.71% tetapi Long term debt to
equity ratio rata-rata industri menurun cukup signifikan menjadi 7.42%.
tahun 2008 menunjukkan jarak terjauh antara rasio PT HM Sampoerna,
Tbk dengan rata-rata industri.
IV.2.2.3 Analisis Rasio Profitabilitas
Hasil perhitungan dari analisis rasio profitabilitas PT HM Sampoerna