Top Banner

of 69

2011-2-00510-AK Bab4001

Oct 15, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 5/26/2018 2011-2-00510-AK Bab4001

    1/69

    52

    BAB IV

    PEMBAHASAN

    IV.1. Penilaian Bisnis

    IV.1.1 Analisis SWOT

    Analisis dilakukan dengan mengevaluasi peluang dan ancaman yang dihadapi

    oleh perusahaan serta bagaimana mengelola kekuatan dan kelemahan yang dimiliki

    perusahaan, kemudian dilakukan pencocokkan faktor-faktor tersebut untuk

    menghasilkan alternatif strategi yang layak secara efektif.

    1. Kekuatan ( Strengths )

    - Perusahaan menggunakan teknologi pencampuran tembakau secara khusus

    serta berbagai teknologi pendukung lainnya untuk menghasilkan rokok

    dengan rendah tar dengan rasa yang sesuai dengan keinginan konsumen.

    - Produk unggulan yang diproduksi PT. Gudang Garam, Tbk seperti Gudang

    Garam merah, Gudang Garam filter, Gudang Garam Surya Signature dan

    Gudang Garam Surya Slim memilki brand awareness yang cukup tinggi

    dengan low tar nicotine (LTN) yang menjadi lini terdepan dalam pemasaran.

    - PT. Gudang Garam, Tbk memproduksi produk-produknya kedalam berbagai

    kelas dan ragam yang memenuhi pasar di Indonesia yang besar dan beragam.

    - Perusahaan memiliki jangkauan distribusi yang luas dengan sistem distribusi

    terorganisir dan bantuan beberapa perusahaan distributor serta kantor cabang

  • 5/26/2018 2011-2-00510-AK Bab4001

    2/69

    53

    yang tersebar di seluruh wilayah indonesia selain itu pada tahun 2010 PT.

    Surya Air didirikan yang merupakan anak perusahaan yang dimiliki

    sepenuhnya oleh PT. Gudang Garam, Tbk dimana bergerak di bidang jasa

    pengangkutan niaga tidak berjadwal yang bertujuan untuk mengoptimalisasi

    pendistribusian menggunakan prasarana transportasi udara.

    2. Kelemahan ( Weakness )

    - Kurang cepatnya perusahaan dalam mengikuti tren pasar yang terjadi dapat

    terlihat dari ketertinggalannya inovasi-inovasi produk dari PT. Gudang

    Garam, Tbk dibanding kompetitornya.

    - Biaya yang cukup mahal baik dari segi bahan baku maupun teknologi yang

    digunakan oleh perusahaan dalam proses produksi,

    - PT. Gudang Garam, Tbk masih mengandalkan produk sigaret kretek

    mesinnya yang kadar tar ataupun nikotinnya masih relatif tinggi padahal di

    pasar telah terjadi pergeseran konsumen cenderung lebih menyukai kategori

    low nikotin.

    3. Kesempatan ( Opportunities )

    - Dari total penduduk Indonesia yang mencapai lebih dari 240 juta jiwa

    diperkirakan 65% atau kurang lebih 75 juta orang laki-laki di Indonesia

    adalah perokok yang merupakan kesempatan bagi perusahaan untuk

    melakukan penjualan serta melakukan strategi-strategi yang diharapkan

    dapat meningkatkan pangsa pasar perusahaan yang berkisar sekitar 22%.

  • 5/26/2018 2011-2-00510-AK Bab4001

    3/69

    54

    - Penjualan PT. Gudang Garam, Tbk sebagian besar berfokus di pulau jawa

    dapat dilihat dari hasil total penjualan yang sekitar 50% berasal dari pulau

    jawa, sehingga masih terdapat banyak kesempatan dan potensi untuk

    memperluas fokus penjualan ke daerah lain.

    4. Ancaman ( Threats )

    - Peraturan-peraturan yang mulai muncul mengenai anti tembakau untuk

    mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan dari rokok, puncaknya

    diadakan Konvensi Kerangka Pengendalian Tembakau atau Framework

    Convention on Tobacco Control sebagai hukum internasional yang

    diresmikan pada tanggal 27 February 2005 yang telah disetujui serta

    didukung oleh negara-negara di dunia dan Indonesia pun masih dalam

    perdebatan untuk menandatangani perjanjian tersebut.

    - Pembatasan dalam promosi dari produk rokok yang mulai dilakukan

    pemerintah dalam pembatasan yang menyangkut media dan promosi melalui

    PP No.81/1999

    - Peningkatan harga beli yang harus dibayarkan perusahaan yang diakibatkan

    oleh fenomena La Nina menyebabkan hujan terus turun pada musim panen

    tembakau dan cengkeh yang berakibat terjadinya gagal panen sehingga harga

    menjadi melambung tinggi.

    - Rencana kenaikan bahan bakar minyak yang secara tidak langsung

    menyebabkan adanya inflasi sehingga harga kebutuhan pokok ikut naik

  • 5/26/2018 2011-2-00510-AK Bab4001

    4/69

    55

    akibatnya konsumen cenderung untuk lebih membeli kebutuhan pokok

    dibanding rokok yang merupakan kebutuhan tambahan

    Strategi berdasarkan bagan matriks SWOT yang terdapat pada lampiran

    Tabel IV.1. Tabel Strategi Berdasarkan Matriks SWOT

    Matriks SWOT Strategi

    SO 1. Meningkatkan promosi akan produk-produk rokok rendah

    tar yang sesuai dengan selera konsumen (S1,O1)

    2. Menggunakan strategi pemasaran terpadu untuk

    memperluas pemasaran ke seluruh nusantara. (S2,S4,O1,O2)

    WO 1. Meluncurkan produk-produk baru dengan segmen low tar

    nikotin (LTN) yang sesuai dengan tren pasar saat ini

    (W1,O1)

    2. Membangun cabang distributor baru diluar pulau jawa

    dengan mempertimbangkan biaya lahan dan tenaga kerja

    yang lebih murah (W2,O2)

    ST 1. Menggunakan metode promosi Word of Mouth (WOM)

    dengan menonjolkan tentang produk rokok rendah nikotin

    dan tar (S1,S3,T1,T2)

    2. Melakukan penghematan biaya produksi terutama pada

    bahan baku, misalnya dengan membeli bahan baku dari

    daerah yang harga yang lebih murah dan kualitas baik serta

    mempertimbangkan biaya distribusi. (S2, T3)

    WT 1. Menggunakan strategi cost discipline untuk menghemat

    biaya produksi .(W2, T3)

  • 5/26/2018 2011-2-00510-AK Bab4001

    5/69

    56

    IV.1.2 Analisis PESTLE

    Seluruh aktivitas usaha perusahaan tidak terlepas dari pengaruh faktor eksternal

    dari sekitar perusahaan, termasuk dalam industri rokok dimana perusahaan perlu

    memahami pengaruh dari luar serta perubahan-perubahan keadaan yang terus terjadi,

    faktor- faktor tersebut sebagai berikut :

    1. Politik

    Dalam kurun waktu beberapa tahun ini berkembangnya kesadaran

    tentang bahaya akan rokok menyebabkan munculnya banyak

    penentangan yang berkaitan dengan konsumsi rokok oleh banyak negara.

    Pada tanggal 27 February 2005 pun diadakan Framework Convention on

    Tobacco Control (FCTC) yang dprakarsai oleh Badan Kesehatan Sedunia

    (WHO) yang telah ditandatangani oleh hampir seluruh negara di dunia,

    Indonesia merupakan salah satu negara yang belum menandatangani

    perjanjian ini dan sampai saat ini hal tersebut masih terus diperdebatkan

    karena perjanjian tersebut merupakan suatu ancaman bagi industri rokok

    di Indonesia selain itu pemerintah sedang menyusun roadmap yang

    menargetkan produksi rokok menjadi 265 miliar batang pada tahun 2015

    tentunya perjanjian tersebut akan menjadi hambatan sehingga pemerintah

    masih terus melakukan pertimbangan tentang hal tersebut.

  • 5/26/2018 2011-2-00510-AK Bab4001

    6/69

    57

    2. Ekonomi

    Perekonomian Indonesia pada tahun 2010 tercatat membaik dengan

    pencapaian PDB yang tampaknya dapat dipertahankan sebesar 6,1 persen

    dibandingkan 4,4 persen pada tahun 2009 dimana pemilu berlangsung

    dan krisis ekonomi global masih terasa dampaknya. Dewasa ini

    berdasarkan Berita Resmi Statistik No.31/05/X, 7 Mei 2012 diketahui

    pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I-2012 mengalami

    pertumbuhan sebesar 1,4 persen dibandingkan triwulan IV-2011, yang

    didukung oleh Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan,

    Sektor Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan, dan Sektor

    Pengangkutan dan Komunikasi. PDB Indonesia pada triwulan I-2012

    dibandingkan triwulan yang sama tahun 2011 (y-on-y) mengalami

    pertumbuhan sebesar 6,3 persen dimana nilai tambah bruto yang terbesar

    berasal dari sektor industri pengolahan sebesar Rp 465,8 triliun yang

    tentunya sebagian merupakan hasil sumbangan dari industri rokok. Selain

    itu belanja fiskal pemerintah tahun ini mencakup peningkatan gaji

    pegawai negeri dan program pembangunan infrastruktur. Indonesia

    mencatat pertumbuhan yang menggembirakan yang dapat dilihat dari

    perkembangan di sektor komoditas, sumber daya alam, pasar modal, dan

    industri barang konsumen, yang tentunya mendorong kegiatan

    perekonomian dan penciptaan lapangan kerja. Kondisi tersebut membuat

    kepercayaan konsumen meningkat, sehingga seperti sektor industri

    barang konsumen lainnya, industri rokok dapat mengambil peluang untuk

  • 5/26/2018 2011-2-00510-AK Bab4001

    7/69

    58

    memenuhi permintaan pasar atas barang sekunder. Kondisi ini memiliki

    pengaruh positif terhadap PT. Gudang Garam, Tbk karena dengan kondisi

    tersebut secara tidak langsung perusahaan tentunya akan mendapatkan

    kenaikan tingkat penjualan.

    3. Sosial

    Dewasa ini pola hidup masyarakat telah cukup mengalami perubahan,

    kini mulai timbul kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan.

    Dapat dilihat dari pergeseran pola hidup dimana dahulu rokok menjadi

    kebiasaan dan bahkan sebagai budaya, tetapi kini rokok mulai dianggap

    sebagai ancaman bagi kesehatan sehingga muncul pikiran-pikiran negatif

    tentang perokok. Hal ini cukup mempengaruhi bagi perusahaan karena

    berubahnya pola hidup masyarakat tersebut relatif dapat mempengaruhi

    terhadap penjualan rokok.

    4. Teknologi

    Salah satu lini produk PT. Gudang Garam, Tbk adalah Sigaret Kretek

    Mesin (SKM) yang diproduksi dengan mesin teknologi tinggi yang

    dikendalikan oleh komputer. Perusahaan terus melakukan perawatan,

    peremajaan, serta membeli mesin-mesin baru untuk menambah tingkat

    produksi, pada tahun 2010 perusahaan melakukan penambahan mesin

    baru sebanyak 3 mesin baru dengan teknologi terbaru yang mampu

    menghasilkan 7.000-10.000 batang per menitnya dan juga perusahaan

  • 5/26/2018 2011-2-00510-AK Bab4001

    8/69

    59

    terus berusaha dalam melakukan pengembangan teknologi untuk

    meningkatkan kapasitas produksi.

    5. Hukum

    PT. Gudang Garam, Tbk sebagai perusahaan rokok sangat erat kaitannya

    dengan cukai. Sistem cukai tidak mengalami perubahan signifikan di

    tahun 2010, Cukai dan PPN yang dibayarkan PT. Gudang Garam, Tbk

    tahun ini meningkat dari Rp 19,2 triliun pada tahun 2009 menjadi Rp

    20,8 triliun. Sistem pungutan cukai yang lebih sederhana dan berlaku

    pada semua produsen rokok, merupakan cara pembebanan cukai yang

    lebih proporsional dan diharapkan dapat menjadi alat yang mampu

    menjaga perkembangan pasar ke arah yang positif. Jumlah beban cukai

    dan PPN yang dibayar kepada Pemerintah mencapai 55% dari setiap

    Rupiah pendapatan Perseroan. Beban cukai mengalami kenaikan pada

    bulan Januari 2010 sebesar 5,8% untuk SKM dan 7,6% untuk SKT.Untuk

    tahun 2011, terhitung bulan Januari, beban cukai naik sebesar 7,1% untuk

    SKM dan 4,1% untuk SKT. Jadi dapat dikatakan PT. Gudang Garam,

    Tbk tidak menghadapi perubahan besar dalam pembebanan cukai

    walaupun terdapat kenaikan tetapi tidak signifikan.

    6. Lingkungan

    PT. Gudang Garam, Tbk terus mendukung upaya warga meningkatkan

    kebersihan lingkungan dan memperbaiki kondisi kesehatan warga selain

    itu juga menyumbangkan berbagai fasilitas untuk menciptakan sekaligus

  • 5/26/2018 2011-2-00510-AK Bab4001

    9/69

    60

    memelihara lingkungan sekitar dan alam yang dapat dilihat dari program-

    program seperti penghijauan-penghijauan terhadap lingkungan kota,

    kegiatan kerja bakti menjaga kebersihan lingkungan dan program

    penghijauan Aksi Penanaman Serentak Indonesia (APSI) dengan

    menyediakan bibit dan peralatan.

    IV.1.3 Analisis PORTER

    Penelitian dilakukan dengan berdasar pada lima model kekuatan dari Porter

    untuk menilai hubungan antara perusahaan dengan industri yakni sebagai berikut :

    1. Ancaman masuknya pesaing baru

    Dalam suatu industri munculnya pesaing baru merupakan ancaman yang

    perlu diperhatikan, tetapi di dalam industri rokok di indonesia tidak

    terdapat pesaing baru yang dapat diperhitungkan sebagai kompetitor yang

    menimbulkan ancaman bagi perusahaan, perusahaan rokok yang muncul

    di indonesia merupakan perusahaan kecil dengan pemusatan pada segmen

    yang relatif kecil, misalnya saja perusahaan rokok Jaya Makmur, Gudang

    Baru , Suburaman, dan perusahaan-perusahaan rokok lain yang memasuki

    industri rokok di indonesia. Sehingga ancaman masuknya pesaing baru

    dalam industri rokok di indonesia bagi PT. Gudang Garam, Tbk relatif

    rendah.

    2. Ancaman dari pesaing

    Industri rokok merupakan salah satu industri yang memiliki peluang

    cukup besar di indonesia, oleh karena itu persaingan yang timbul antara

  • 5/26/2018 2011-2-00510-AK Bab4001

    10/69

    61

    perusahaan yang bergerak di bidang industri rokok pun cukup ketat. Perusahaan

    yang bergerak di industri rokok di indonesia yang memiliki produk bersaing

    dengan PT. Gudang Garam, Tbk antara lain : PT. Bentoel International

    Investama Tbk, PT. Djarum dan PT. HM Sampoerna Tbk. Persaingan antar

    perusahaan ini dapat dilihat dari lini produk yang dikeluarkan oleh masing-

    masing perusahaan, misalnya saja dalam persaingan segmen rokok mild yang

    terjadi antara perusahaan-perusahaan yang memproduksi rokok, dimana PT.

    HM Sampoerna Tbk dengan produk A Mild, PT. Bentoel International

    Investama Tbk dengan Star Mild, PT. Djarum dengan LA Lights dan PT.

    Gudang Garam, Tbk dengan Gudang Garam Surya Signature.

    3. Ancaman dari barang pengganti

    Banyaknya isu tentang efek negatif dari rokok menimbulkan adanya

    kesempatan dari barang pengganti untuk menjadi pilihan bagi konsumen.

    Konsumen secara bertahap menggunakan barang pengganti dari rokok walaupun

    untuk seorang perokok sulit tetapi isu kesehatan menjadi alasan yang kuat untuk

    memilih barang pengganti. Barang pengganti yang kini cukup diminati

    konsumen sebagai pengganti rokok antara lain rokok elektrik, rokok cair,

    permen karet nikotin

    4. Kekuatan tawar menawar dari pembeli

    Dalam industri rokok di indonesia, perusahaan rokok bersaing dengan

    memproduksi bermacam-macam jenis produk rokok di berbagai segmen,

    sehingga terdapat banyak pilihan jenis dan ragam rokok yang dapat dipilih oleh

  • 5/26/2018 2011-2-00510-AK Bab4001

    11/69

    62

    konsumen sesuai selera dan pilihan masing-masing konsumen itu sendiri. Hal ini

    menjadi suatu yang cukup perlu diperhatikan oleh PT. Gudang Garam, Tbk

    karena dapat disimpulkan kekuatan tawar menawar dari pembeli cukup besar

    karena tersedianya banyak produk dipasar dari para kompetitor yang

    menyebabkan konsumen membeli produk lain bila tidak puas dengan produk dari

    perusahaan.

    5. Kekuatan tawar menawar dari pemasok

    Perusahaan memiliki tingkat persediaan yang cukup memadai untuk

    memperkecil dampak yang ditimbulkan oleh naik turunnya ketersediaan bahan

    baku. Kondisi cuaca sangat mempengaruhi hasil panen bahan baku utama yaitu

    tembakau dan cengkeh. Risiko ini diatasi dengan kebijakan Perseroan untuk

    selalu memiliki tingkat persediaan yang mencukupi. Pembelian bahan baku

    setiap tahun dilakukan dengan mempertimbangkan kualitas, kuantitas, dan

    harga pasar pada masa panen terhadap tingkat persediaan yang ada dengan

    tujuan untuk menjaga stabilitas kualitas maupun harga bahan baku yang ada di

    perusahaan. PT. Gudang Garam, Tbk mendapatkan bahan baku tembakau dan

    cengkeh dari petani yang tersebar di penjuru nusantara seperti Kediri,

    Temanggung, Pamekasan, Bojonegoro, dan daerah-daerah lainnya yang

    merupakan menjadi serapan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku PT.

    Gudang Garam, Tbk, tetapi penjualan tembakau dan cengkeh ini bersifat

    oligopsoni, persaingan bersifat sempurna jadi tembakau dan cengkeh dijual

    kepada pembeli yang membeli dengan harga sesuai kesepakatan sehingga PT.

    Gudang Garam, Tbk perlu untuk melakukan perjanjan dengan para petani agar

  • 5/26/2018 2011-2-00510-AK Bab4001

    12/69

    63

    dapat memenuhi kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan untuk proses

    produksi.

    Tabel IV.2. Tabel Ringkasan Analisis Porter

    Low Medium High

    Ancaman masuknya pesaing baru Dalam industri rokok di

    indonesia ancaman masuknya

    pesaing baru bagi perusahaan

    relatif rendah karena para

    pemegang pangsa pasar telah

    memiliki posisi yang kuat dan

    tidak adanya pesaing baru

    dalam kekuatan yang besar

    yang masuk ke dalam

    persaingan industri.

    Ancaman dari pesaing Pesaing dalam industri rokok

    di indonesia antara lain PT.

    Bentoel International

    Investama Tbk, PT. Djarum

    dan PT. HM Sampoerna Tbk

    Ancaman dari barang pengganti Adanya ancaman dari barang

    pengganti rokok seperti rokok

    elektrik, rokok cair, permen

    karet nikotin

    Kekuatan tawar menawar dari pembeli Beraneka ragamnya merk dan

    jenis rokok yang dijual

    menyebabkan pembeli atau

    konsumen memiliki kekuatan

  • 5/26/2018 2011-2-00510-AK Bab4001

    13/69

    64

    tawar menawar yang cukup

    besar, karena pembeli atau

    konsumen dapat berpindah

    dari satu produk ke produk

    lain bila tidak puas dengan

    suatu produk.

    Kekuatan tawar menawar dari

    pemasok

    Bahan baku dibeli dari para

    petani cengkeh dan tembakau

    dari pelosok nusantara, dalam

    proses pembeliannya telah

    dilakukan perjanjian dengan

    para petani sesuai harga

    kesepakatan karena cukup

    banyaknya petani-petani di

    Indonesia maka kekuatan

    tawar-menawar dari petani ini

    relatif rendah.

  • 5/26/2018 2011-2-00510-AK Bab4001

    14/69

    65

    Gambar IV.1. Bagan Ringkasan Analisis Porter

    Pendatang Baru

    - Perusahaan rokok yang relatif kecil biladibandingkan Gudang Garam,antara lain:

    perusahaan rokok Jaya Makmur, Gudang

    Baru , Suburaman, dan perusahaan-

    perusahaan rokok lain yang memasuki

    industri rokok di indonesia

    Pembeli

    - Berbagai macam merk danjenis rokok yang ada di

    industri rokok Indonesiamenyebabkan banyaknya

    pilihan bagi para konsumen

    sehingga konsumen dapat

    memilih produk yang sesuai

    selera, kekuatan tawar

    menawar pembeli cukup

    tinggi.

    Persaingan Industri

    - PT. Bentoel InternationalInvestama Tbk,

    - PT. Djarum,- PT. HM Sampoerna Tbk.

    Ancaman

    Pendatan Baru

    Kekuatan

    Tawar

    Kekuatan Tawar

    Menawar PembeliAncaman Barang

    Pengganti

    Barang Pengganti

    - Isu kesehatan dari rokok menyebabkanadanya inisiatif dari masyarakat untuk

    menggunakan barang pengganti dari rokok

    misalnya : rokok elektrik,

    Tetapi rokok masih sangat diminati,

    sehingga ancaman dari barang pengganti

    relatif kecil

    Pemasok

    - Bahan baku di beli daripetani baik secara langsung

    maupun melalui anak

    perusahaan dimana telah

    dilakukan kesepakatan antar

    kedua pihak, kekuatan tawar

    menawar dari pemasok

    relatif kecil karena di

    Indonesia terdapat banyak

    lahan cengkeh dan tembakau

    sehingga petani tidak dapat

    terlalu menekan untuk

    melakukan tawar menawar.

  • 5/26/2018 2011-2-00510-AK Bab4001

    15/69

    66

    IV.1.4 Critical Success Factors

    Critical Success Factors merupakan proses identidikasi terhadap hal-hal yang

    dianggap penting yang perlu dilakukan oleh PT. Gudang Garam, Tbk, untuk dapat

    mencapai target perusahaan secara efektif, efisien serta melakukan tahap-tahap untuk

    menganalisis faktor penentu keberhasilan, dengan tahapan sebagai berikut :

    1. Menentukan tujuan, sasaran, visi serta misi yang ingin dicapai oleh

    PT.Gudang Garam, Tbk, yaitu untuk menjadi Perusahaan terkemuka kebanggaan

    nasional yang bertanggung jawab dan memberikan nilai tambah bagi para

    pemegang saham, serta manfaat bagi segenap pemangku kepentingan secara

    berkesinambungan.

    2. Mengidentifikasi faktor penentu keberhasilan

    Untuk mencapai tujuan diatas PT. Gudang Garam, Tbk perlu untuk

    menggunakan strategi yang sesuai dan sejalan dengan tujuan dan sasaran

    tersebut, oleh karena itu perusahaan perlu melakukan identifikasi terhadap

    faktor-faktor potensial yang penting untuk diperhatikan dalam usaha mencapai

    tujuan dan sasaran PT. Gudang Garam, Tbk.

    Tabel IV.3. Tabel Ringkasan Critical Success Factors

    Objectives Potential CSFs

    1. Meningkatkan pangsa pasar penjualanrokok

    Promosi yang efektif dan efisien

    2. Memperluas penjualan ke seluruhnusantara

    Jaringan distribusi Persediaan

  • 5/26/2018 2011-2-00510-AK Bab4001

    16/69

    67

    3. Menaikkan tingkat kepuasan konsumenterhadap produk-produk perusahaan

    Inovasi produk Kualitas rasa

    3. Membuat daftar dari unsur-unsur setiap faktor penentu keberhasilan yang

    dipilih

    Tabel IV.4. Tabel Critical Success Factors

    CSFs Subfactors of the CSFs

    Promosi - Kegiatan-kegiatan promosi seperti :Iklan, Publikasi,Direct Selling

    - Tenaga Penjual- Minat konsumen

    Jaringan distribusi - Jalur pengiriman- Kantor cabang- Kondisi geografis

    Pengelolaan persediaan - Jumlah persediaan- Pengawasan saluran distribusi

    Inovasi produk - Pengembangan varian baru Kualitas rasa - Peningkatan kualitas tembakau dan

    cengkeh

    - Pengawasan pengolahan produk

    IV.2. Analisis Laporan Keuangan

    Analisis laporan keuangan dilakukan untuk mengetahui keadaan keuangan suatu

    perusahaan, Analisis dilakukan atas PT. Gudang Garam, Tbk, selama kurun waktu lima

    tahun, yaitu tahun 2006-2010. Dengan menggunakan metode analisis horizontal, analisis

  • 5/26/2018 2011-2-00510-AK Bab4001

    17/69

    68

    vertikal,serta analisis rasio-rasio yang umum digunakan untuk menilai bisnis suatu

    perusahaan seperti rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio manajemen utang, rasio

    profitabilitas dan rasio nilai pasar yang dibandingkan dengan perusahaan dalam industri

    sejenis yang terdaftar di BEI.

    IV.2.1 Analisis Horizontal dan Vertikal

    Analisis horizontal dan vertikal atas neraca dan laporan laba rugi PT. Gudang

    Garam, Tbk, untuk tahun 2006, 2007, 2008, 2009 dan 2010 terdapat pada bagian

    lampiran yang digunakan sebagai dasar pembahasan, dimana terdapat hal-hal sebagai

    berikut :

    Berdasarkan analisis vertikal atas neraca, sebagian besar total aset merupakan

    aset lancar dimana pada tahun 2010 aset lancar mencapai 74,52% yang didominasi oleh

    persediaan yang berupa barang jadi/barang dagangan, barang dalam pengolahan, bahan

    baku dan bahan pembantu, pita cukai dan PPN rokok, serta suku cadang dan barang-

    barang keperluan pabrik dimana sebesar 65,62% dari total aset. Persentase kas terhadap

    total aset mengalami kenaikan pada tahun 2007 sebesar 2,03% menjadi 4,71% di tahun

    2008 yang sebagian besar tersimpan di bank sebagai pihak ketiga dalam rupiah. Pada

    bagian kewajiban, persentase kewajiban lancar cukup besar terhadap total kewajiban dan

    ekuitas yang mengalami naik turun dari 2006-2010 secara berturut-turut yaitu 36,14%,

    37,29%, 31,86%, 29,24%, dan 27,59% . Dari hasil analisis vertikal pada laporan laba

    rugi, persentase laba bersih terhadap penjualan terus mengalami peningkatan dari tahun

    ke tahun tetapi perbedaan terjadi pada beban pokok penjualan yang persentase terhadap

    penjualannya yang mengalami penurunan dari tahun ke tahun namun pada tahun 2008

  • 5/26/2018 2011-2-00510-AK Bab4001

    18/69

    69

    persentase beban pokok penjualan terhadap penjualan mengalami kenaikan yang terjadi

    karena adanya dari peningkatan pembelian bahan baku serta adanya kenaikan harga

    tembakau sebesar kurang lebih 5% di pertengahan tahun 2008. Pada tahun 2009 beban

    persentase beban pokok penjualan terhadap penjualan kembali mengalami penurunan

    sehingga persentase laba kotor mengalami kenaikan bila dibandingkan dari tahun 2008

    yakni sebesar 21,73% serta berpengaruh terhadap persentase laba bersih yang

    mengalami kenaikan cukup besar dari 6,22% pada tahun 2008 menjadi 10,66% pada

    tahun 2009.

    Berdasarkan analisis horizontal dengan tahun 2006 sebagai dasar analisis, pada

    bagian neraca kas mengalami kenaikan dari tahun ke tahun tetapi terdapat kenaikan yang

    cukup signifikan pada kas dan setara kas di tahun 2008 yang mengalami kenaikan

    sebesar 147,62% dari tahun sebelumnya, hal ini disebabkan oleh adanya kenaikan kas

    bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi yang cukup tinggi. Piutang usaha dengan

    hubungan pihak istimewa mengalami penurunan signifikan pada tahun 2009 sebesar

    83,33% dari tahun sebelumnya karena adanya pelunasan piutang yang jatuh tempo dari

    perusahaan-perusahaan afiliasi, sedangkan piutang usaha pihak ketiga mengalami

    kenaikan sebesar 329,94% yang terjadi karena transaksi penjualan secara kredit dengan

    nilai piutang usaha yang berumur 1-30 hari yang besar berjumlah Rp. 858.348.712.535,-.

    Pada akun persediaan kenaikan terjadi setiap tahun dari tahun 2006 sampai tahun 2010

    tercatat kenaikan persediaan sebesar 83,33%. Kenaikan cukup drastis juga terjadi pada

    akun tidak lancar lain-lain dimana terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun bahkan

    pada tahun 2009 mencapai 1023,96% dibandingkan tahun dasar, yang sebagian besar

    merupakan uang muka pembelian aset tetap yang dibayarkan pada tahun berjalan.Pada

  • 5/26/2018 2011-2-00510-AK Bab4001

    19/69

    70

    akun hutang pajak ditahun 2007 mengalami peningkatan sebesar 785,15% yang terjadi

    karena adanya pembayaran PPh pasal 25 dan PPh pasal 29 yang cukup besar yang

    bernilai Rp. 61.717.215.897,- dan Rp. 96.075.347.284,- dan relatif berfluktuatif di

    tahun2 berikutnya. Pada akun kewajiban lancar lain-lain juga mengalami kenaikan dari

    tahun ke tahun pada tahun 2010 tercatat telah terjadi kenaikan sebesar 708,65% dari

    tahun dasar yang sebagian besar berasal dari hutang pembelian aset tetap karena

    PT.Gudang Garam terus melakukan perbaikan infrastruktur dengan penggantian mesin

    dan peralatan serta untuk pembangunan gedung di Jakarta. Dari hasil analisis horizontal

    terhadap laporan laba rugi hampir seluruh akun mengalami peningkatan dari tahun ke

    tahun kecuali pada beban penjualan dan laba penjualan dari aktiva tetap, dimana beban

    penjualan di tahun 2008 mengalami penurunan cukup drastis sebesar 44,41% dari tahun

    2008 dan dalam laba penjualan aktiva tetap di tahun 2008 dan 2010 mengalami

    penurunan dikarenakan pada tahun tersebut penjualan aktiva tetap yang terjadi tidak

    sebanyak di tahun sebelumnya sehingga menimbulkan penurunan persentase. Kenaikan

    cukup mencolok dapat dilihat pada kenaikan laba bersih perusahaan di tahun 2009 dan

    2010 dimana persentase laba bersih sebesar 347,73% dan 423,60% bila dibandingkan

    dengan tahun dasar yang disebabkan karena kenaikan penjualan di tahun 2009 dan 2010

    yang berbanding terbalik dengan beban pokok penjualan yang bila dibandingkan

    dengan total penjualan mengalami penurunan sehingga menyebabkan laba kotor

    meningkat dan laba bersih di tahun 2009 dan 2010 mengalami kenaikan.

  • 5/26/2018 2011-2-00510-AK Bab4001

    20/69

    71

    IV.2.2 Analisis Rasio Likuiditas (L iquidity Ratio)

    Analisis rasio likuiditas digunakan untuk mengambarkan kemampuan

    perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi atau

    kewajiban lancar perusahaan, rasio yang digunakan adalah sebagai berikut :

    1. Rasio Lancar (Current Ratio)

    Tabel IV.5. Rasio Lancar

    2006 2007 2008 2009 2010

    PT. GUDANG GARAM Tbk 1,89 1,93 2,22 2,46 2,70

    Rata- Rata Industri 1,64 2,75 2,04 1,98 2,06

    Gambar IV.2. Rasio Lancar

    Rasio lancar pada PT. Gudang Garam, Tbk mengalami kenaikan selama

    tahun 2006-2010. Bila dibandingkan dengan rata-rata industri, rasio lancar PT.

    Gudang Garam, Tbk berada di atas rata-rata industri kecuali pada tahun 2007

    rasio lancar perusahaan dibawah rata-rata industri yang menunjukkan angka

    0.00

    0.50

    1.00

    1.50

    2.00

    2.50

    3.00

    2006 2007 2008 2009 2010

    PT. GUDANG GARAM Tbk

    RATA-RATA INDUSTRI

  • 5/26/2018 2011-2-00510-AK Bab4001

    21/69

    72

    cukup besar yaitu 2,75 kali dimana rasio lancar PT.Gudang Garam, Tbk sebesar

    1,93 kali. Hal ini terjadi karena pada tahun 2007 PT.Bentoel Internasional

    Investama, Tbk mengalami kenaikan asset lancar yang besar sehingga rasio

    lancar menjadi tinggi dan menyebabkan rata-rata industri meningkat. Kenaikan

    terbesar rasio lancar terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar 2,8 dari tahun

    sebelumnya yang terjadi karena penurunan cukup besar pada kewajiban lancar

    perusahaan akibat adanya pembayaran pada hutang cukai dan PPN rokok

    meskipun pada tahun tersebut aset lancar mengalami penurunan pula tetapi tidak

    sebesar kewajiban lancar sehingga menimbulkan peningkatan pada rasio lancar

    ditahun 2008. Rasio lancar tertinggi terdapat pada tahun 2010 yaitu sebesar 2,70

    kali bila dibandingkan dengan rata-rata industri menghasilkan selisih cukup jauh

    sebesar 0,64 lebih tinggi dari rata-rata industri. Jadi dapat disimpulkan bila

    melihat dari rasio lancar dari tahun 2006-2010 yang berada di atas 1 kali yang

    berarti aset lancar yang dimiliki perusahaan lebih besar dari kewajiban lancarnya

    sehingga mampu memenuhi kewajiban lancarnya dengan aset lancar yang

    dimilikinya dan bila dibandingkan dengan rata-rata industri, rasio lancar

    PT.Gudang Garam, Tbk sebagian besar berada diatas rata-rata industri sehingga

    dapat dikatakan perusahaan dalam keadaan likuid bila berdasar analisis diatas.

    2. Rasio Cepat (Acid test atau Quick Ratio)

    Tabel IV.6. Rasio Cepat

    2006 2007 2008 2009 2010

    PT. GUDANG GARAM Tbk 0,40 0,42 0,45 0,34 0,32

    RATA-RATA INDUSTRI 0,58 0,78 0,46 0,41 0,54

  • 5/26/2018 2011-2-00510-AK Bab4001

    22/69

    73

    Gambar IV.3. Rasio Cepat

    Rasio cepat menunjukkan kemampuan PT.Gudang Garam, Tbk untuk

    memenuhi kewajiban lancarnya tanpa memperhitungkan persediaan yang

    dimilikinya. Rasio cepat PT.Gudang Garam, Tbk mengalami fluktuasi dari tahun

    2006-2010 yang terjadi karena pengaruh kewajiban lancar yang mengalami naik

    turun pula selama kurun waktu tersebut. Bila dibandingkan dengan rasio cepat

    rata-rata industri rasio cepat PT.Gudang Garam, Tbk berada di bawah rata-rata

    industri, perbedaan terjauh terjadi pada tahun 2007 sebesar 0,36 dimana rata-rata

    industri sebesar 0,78 sedangkan rasio cepat PT.Gudang Garam, Tbk hanya

    sebesar 0,42 Rasio cepat tertinggi terjadi pada tahun 2008 dimana rasio cepat

    0,45 kali yang berarti perusahaan memenuhi kewajiban lancarnya kurang dari

    separuh dengan menggunakan aset lancar yang dimilikinya tanpa

    memperhitungkan persediaan, hal ini menunjukkan bahwa PT.Gudang Garam,

    Tbk berada dalam keadaan yang kurang likuid. Bila dibandingkan dengan hasil

    0.00

    0.10

    0.20

    0.30

    0.40

    0.50

    0.60

    0.70

    0.80

    0.90

    1.00

    2006 2007 2008 2009 2010

    PT. GUDANG GARAM Tbk

    RATA-RATA INDUSTRI

  • 5/26/2018 2011-2-00510-AK Bab4001

    23/69

    74

    analisis rasio cepat (current ratio) yang berada di atas rata-rata industri maka

    seharusnya rasio cepat PT. Gudang Garam, Tbk juga berada di atas rata-rata

    industri, akan tetapi pada perhitungan diatas didapat hasil bahwa nilai rasio cepat

    PT. Gudang Garam, Tbk berada di bawah rata-rata industri yang

    mengindikasikan PT. Gudang Garam, Tbk memiliki persediaan dalam jumlah

    yang besar dalam aset lancar yang dimilikinya.

    IV.2.3 Analisis Rasio Aktivitas ( Activity Ratio)

    Analisis rasio aktivitas menunjukkan seberapa efektif kemampuan perusahaan

    dalam mengelola aset yang dimilikinya, rasio yang digunakan adalah sebagai berikut :

    1. Tingkat Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)

    Tabel IV.7. Tingkat Perputaran Persediaan

    2006 2007 2008 2009 2010

    PT. GUDANG GARAM Tbk 1,83 1,83 1,86 1,70 1,56

    Rata- Rata Industri 3,13 2,50 2,50 2,78 2,97

    Gambar IV.4. Tingkat Perputaran Persediaan

    0.00

    0.50

    1.00

    1.50

    2.00

    2.50

    3.00

    3.50

    2006 2007 2008 2009 2010

    PT. GUDANG GARAM Tbk

    RATA-RATA INDUSTRI

  • 5/26/2018 2011-2-00510-AK Bab4001

    24/69

    75

    Tingkat perputaran persediaan menunjukkan kemampuan PT.Gudang

    Garam, Tbk dalam mengelola dana dalam bentuk persediaan dalam suatu

    periode. Tingkat perputaran persediaan PT.Gudang Garam, Tbk pada tahun 2006

    dan 2007 memiliki nilai yang sama yaitu 1,83 kali meskipun sebenarnya harga

    pokok penjualan dan rata-rata persediaan mengalami peningkatan. Tingkat

    perputaran persediaan tertinggi terjadi pada tahun 2008 sebesar 1,86 kali yang

    terjadi karena adanya peningkatan harga pokok penjualan sebesar 9,34% dari

    tahun lalu sedangkan persediaan tidak mengalami peningkatan yang berarti.

    Setelah itu tingkat perputaran persediaan mengalami penurunan yakni 1,70 kali

    pada tahun 2009 dan 1,56 kali pada tahun 2010, yang disebabkan karena

    kenaikan persediaan yang cukup besar pada tahun tersebut dalam bahan baku

    baik utama maupun pembantu serta pita cukai. Bila dibandingkan dengan rata-

    rata industri tingkat perputaran persediaan PT. Gudang Garam, Tbk berada

    dibawah rata-rata industri dalam kurun waktu 2006-2010,

    yang menunjukkan bahwa PT. Gudang Garam, Tbk belum efisien dalam

    mengelola persediaan yang dimilikinya bila dibandingkan dengan industrinya.

    Tingkat perputaran persediaan PT. Gudang Garam, Tbk memiliki nilai yang

    cukup kecil yaitu dibawah 2 kali dalam satu tahun, tetapi hal ini dapat dikatakan

    wajar karena tingkat perputaran persediaan rata-rata industri sendiri hanya

    mencapai 3 kali dalam setahun yang menunjukkan bahwa dalam bidang industri

    tersebut memang memiliki tingkat perputaran persediaan yang kecil karena

    dalam industri rokok memiliki bahan baku dan barang jadi yang dapat disimpan

    cukup lama sehingga terdapat kecerendungan untuk menyimpan bahan baku

    maupun barang jadi sesuai dengan kebjiakan perusahaan.

  • 5/26/2018 2011-2-00510-AK Bab4001

    25/69

    76

    2. Tingkat Perputaran Piutang (Account Receivable Turnover)

    Tabel IV.8. Tingkat Perputaran Piutang

    2006 2007 2008 2009 2010

    PT. GUDANG GARAM Tbk 11.69 10.66 12.41 21.02 38.58

    Rata- Rata Industri 47.83 37.69 39.52 45.61 48.35

    Gambar IV.5. Tingkat Perputaran Piutang

    Tingkat perputaran piutang menunjukkan efektivitas PT. Gudang Garam,

    Tbk dalam melakukan penagihan piutang, Perputaran piutang PT. Gudang

    Garam, Tbk pada tahun 2006 sebesar 11,69 kali lalu mengalami penurunan di

    tahun 2007 menjadi 10,66 kali kemudian setelah itu terus menerus mengalami

    kenaikan, 12,41 kali pada tahun 2008, 21,02 kali pada tahun 2009 dan pada tahun

    2010 mengalami kenaikan yang cukup besar menjadi 38,58 kali yang terjadi

    karena kenaikan penjualan dan penurunan jumlah piutang yang berasal dari

    pembayaran piutang terutama dari piutang usaha pihak yang memiliki hubungan

    0.00

    5.00

    10.00

    15.00

    20.00

    25.00

    30.00

    35.00

    40.00

    45.00

    50.00

    2006 2007 2008 2009 2010

    PT. GUDANG GARAM Tbk

    RATA-RATA INDUSTRI

  • 5/26/2018 2011-2-00510-AK Bab4001

    26/69

    77

    istimewa seperti PT. Menara Kartika Buana, PT. Karya Niaga Bersama, dan

    PT. Gandum serta pembayaran piutang pihak ketiga yang berumur 31-60 hari.

    Meskipun terus mengalami kenaikan perputaran piutang tiap tahunnya tetapi bila

    dibandingkan dengan perhitungan rata-rata industri tingkat perputaran piutang

    PT. Gudang Garam, Tbk berada jauh dibawah rata-rata industri, bahkan pada

    tahun 2006 tingkat perputaran piutang PT. Gudang Garam, Tbk sebesar hanya

    sebesar 11.69 kali yang bila dibandingkan rata-rata industri yang mencapai

    empat kali lipatnya yaitu sebesar 47.83 kali. Tetapi perputaran piutang

    PT.Gudang Garam, Tbk terus membaik dari tahun ke tahun seiring dengan

    penagihan piutang yang semakin cepat sehingga pada tahun 2010 perbedaaan

    mencolok diatas mulai menipis yaitu perputaran piutang perusahaan sebesar

    38.58 kali dan rata-rata industri sebesar 48.35 kali. Sehingga dapat disimpulkan

    bahwa meski terus mengalami perkembangan dari tahun ke tahun dalam menagih

    piutang tetapi kemampuan PT. Gudang Garam, Tbk dalam mengelola piutang

    yang dimilikinya kurang baik bila dibandingkan dalam industrinya.

    3. Tingkat Perputaran Hutang (Account Payable Turnover)

    Tabel IV.9. Tingkat Perputaran Hutang

    2006 2007 2008 2009 2010

    PT. GUDANG GARAM Tbk 8,26 6,83 7,11 7,07 5,95

    RATA-RATA INDUSTRI 6,85 7,13 7,80 8,05 11,14

  • 5/26/2018 2011-2-00510-AK Bab4001

    27/69

    78

    Gambar IV.6. Tingkat Perputaran Hutang

    Tingkat perputaran hutang menunjukkan berapa kali hutang PT.Gudang

    Garam, Tbk berputar dalam satu tahun. Pada tahun 2006 tingkat perputaran

    hutang PT. Gudang Garam, Tbk sebesar 8,26 kali yang menunjukkan bahwa

    dalam kurun waktu satu tahun perusahaan melakukan 8 kali pembayaran dalam

    satu tahun, yang memiliki nilai lebih tinggi bila dibandingkan dengan

    perhitungan rata-rata industri yang bernilai 6,85, hal ini menunjukkan pada

    tahun 2006 tingkat perputaran hutang gudang garam kurang baik dibanding

    dengan rata-rata industri. Pada tahun 2007 nilai tingkat perputaran hutang PT.

    Gudang Garam, Tbk menurun sebesar 1,43 sehingga menjadi sebesar 6,83 kali

    sedangkan tingkat perputaran hutang rata-rata industri mengalami kenaikan

    sehingga tingkat perputaran hutang PT. Gudang Garam, Tbk berada dibawah

    rata-rata industri yang menunjukkan bahwa PT. Gudang Garam, Tbk dapat lebih

    lama melakukan pembayaran atas hutang mereka dibandingkan dengan rata-rata

    industri. Di tahun-tahun berikutnya tingkat perputaran hutang PT. Gudang

    0.00

    3.00

    6.00

    9.00

    12.00

    15.00

    2006 2007 2008 2009 2010

    PT. GUDANG GARAM Tbk

    RATA-RATA INDUSTRI

  • 5/26/2018 2011-2-00510-AK Bab4001

    28/69

    79

    Garam, Tbk tidak mengalami perubahan yang signifikan dan tetap berada di

    bawah rata-rata industri, perbedaan tingkat perputaran hutang yang mencolok

    terjadi pada tahun 2010 yang terjadi karena tingkat perputaran hutang PT.

    Gudang Garam, Tbk mengalami penurunan di tahun ini hingga menjadi sebesar

    5,95 kali sedangkan tingkat perputaran hutang rata-rata industri mengalami

    kenaikan yang cukup besar hingga mencapai 11,14 kali, sehingga berada cukup

    jauh dari tingkat perputaran hutang PT. Gudang Garam, Tbk. Jadi dapat diambil

    kesimpulan PT. Gudang Garam, Tbk berhasil mengelola tingkat perputaran

    hutang yang dimilikinya yang awalnya berada di atas rata-rata industri tetapi

    lambat laun dengan melakukan negosiasi atas waktu pembayaran hutang yang

    dimilikinya sehingga dapat berada di bawah rata-rata industri yang menunjukkan

    bahwa PT. Gudang Garam, Tbk dapat lebih lama dalam melakukan pembayaran

    atas hutang yang dimilikinya.

    4. Tingkat Perputaran Total Aset (Total Assets Turnover)

    Tabel IV.10. Tingkat Perputaran Total Aset

    2006 2007 2008 2009 2010

    PT. GUDANG GARAM Tbk 1.21 1.18 1.26 1.21 1.23

    Rata- Rata Industri 1.81 1.54 1.74 1.72 1.96

  • 5/26/2018 2011-2-00510-AK Bab4001

    29/69

    80

    Gambar IV.7. Tingkat Perputaran Total Aset

    Tingkat perputaran total aset menunjukkan kemampuan PT.Gudang

    Garam, Tbk dalam mengelola seluruh aset yang dimilikinya untuk menghasilkan

    tingkat penjualan yang cukup bila dibandingkan dengan total aset secara

    keseluruhan.perputaran total aset selama tahun 2006-2010 sangat berfluktuatif

    dimana terjadi naik turun dari tahun ke tahun tetapi tidak signifikan karena

    kenaikan penjualan diimbangi oleh kenaikan total aset dari tahun ke tahun

    sehingga perhitungan perputaran total aset tidak berubah banyak. Pada tahun

    2007 perputaran total aset mengalami penurunan kecil sebesar 0,03 kali sehingga

    pada tahun 2008 menjadi sebesar 1,81 kali kemudian mengalami peningkatan

    menjadi 1,26 kali dan menurun menjadi sebesar 1,21 kali dan 1,23 kali di tahun

    2009 dan 2010. Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata industri, perputaran total

    aset PT.Gudang Garam, Tbk berada di bawah rata-rata industri, perbedaan

    signifikan terjadi pada tahun 2010 perputaran total aset PT.Gudang Garam, Tbk

    hanya sebesar 1,23 kali sedangkan perputaran total aset rata-rata industri sebesar

    0.00

    0.50

    1.00

    1.50

    2.00

    2.50

    2006 2007 2008 2009 2010

    PT. GUDANG GARAM Tbk

    RATA-RATA INDUSTRI

  • 5/26/2018 2011-2-00510-AK Bab4001

    30/69

    81

    1,96, hal ini menunjukkan bahwa PT. Gudang Garam, Tbk belum secara baik

    menggunakan nilai dari total aset yang dimilikinya untuk menghasilkan

    pendapatan bila dibandingkan dalam industrinya.

    5. Umur Rata-rata Persediaan (Number of DaysofInventory)

    Tabel IV.11. Umur Rata-rata Persediaan

    2006 2007 2008 2009 2010

    PT. GUDANG GARAM Tbk 200 199 197 215 234

    RATA-RATA INDUSTRI 116 146 151 135 124

    Gambar IV.8. Umur Rata-rata Persediaan

    Umur rata-rata persediaan menunjukkan berapa hari secara rata-rata

    persediaan berada dalam PT. Gudang Garam, Tbk. Pada tahun 2006 umur rata-

    rata persediaan PT. Gudang Garam, Tbk sebesar 200 hari yang berarti bahwa

    persediaan yang dimiliki oleh perusahaan kurang lebih berumur sekitar 200 hari

    sampai persediaan tersebut dapat terjual, yang bila dibandingkan dengan

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    2006 2007 2008 2009 2010

    PT. GUDANG GARAM Tbk

    RATA-RATA INDUSTRI

  • 5/26/2018 2011-2-00510-AK Bab4001

    31/69

    82

    perhitungan umur rata-rata persediaan rata-rata industri berada jauh lebih tinggi

    dari rata-rata industri yang umur rata-rata persediaan nya selama 116 hari yang

    menunjukkan bahwa PT. Gudang Garam, Tbk memerlukan waktu yang lebih

    lama dalam mengelola persediaan yang dimilikinya bila dibandingkan dengan

    rata-rata industri. Di tahun-tahun berikutnya umur rata-rata persediaan PT.

    Gudang Garam, Tbk tidak mengalami perubahan yang signifikan dan selalu lebih

    tinggi dari umur rata-rata persediaan rata-rata industri bahkan pada tahun 2010

    terjadi perbedaan selama 111 hari. Sehingga dapat disimpulkan bahwa PT.

    Gudang Garam, Tbk kurang baik dalam mengelola persediaan yang dimilikinya

    dengan melihat umur rata-rata persediaan PT. Gudang Garam, Tbk yang berkisar

    hingga 200 hari dan lebih lama bila dibandingkan dengan rata-rata industri. Bila

    melihat pada umur rata-rata persediaan dan PT.Gudang Garam, Tbk yang rata-

    rata mencapai lebih dari 100 hari yang menunjukkan bahwa karakteristik

    persediaan pada perusahaan rokok membutuhkan waktu yang cukup lama baik

    dalam pengolahan maupun penyimpanan persediaan tersebut.

    6. Umur Rata-rata Piutang (Average Age of Account Receivable)

    Tabel IV.12. Umur Rata-rata Piutang

    2006 2007 2008 2009 2010

    PT. GUDANG GARAM Tbk 31 34 29 17 9

    RATA-RATA INDUSTRI 9 10 9 8 8

  • 5/26/2018 2011-2-00510-AK Bab4001

    32/69

    83

    Gambar IV.9. Umur Rata-rata Piutang

    Umur rata-rata piutang menunjukkan waktu yang dibutuhkan oleh PT.

    Gudang Garam, Tbk untuk menagih piutang yang dimilikinya. Pada tahun 2006

    umur rata-rata piutang PT. Gudang Garam, Tbk selama 31 hari yang berarti

    perusahaan dapat menagih piutang yang dimilikinya dalam waktu sekitar 31 hari.

    Bila dibandingkan dengan perhitungan umur rata-rata piutang dari rata-rata

    industri, umur rata-rata piutang PT. Gudang Garam, Tbk memiliki waktu yang

    jauh lebih lama dimana umur rata-rata piutang rata-rata industri selama 9 hari

    yang disebabkan oleh tingkat perputaran piutang dari PT. Hanjaya Mandala

    Sampoerna, Tbk cukup besar yang akan mempengaruhi umur rata-rata piutang

    perusahaan dan tentunya umur rata-rata piutang dari rata-rata industri. Umur

    rata-rata piutang PT. Gudang Garam, Tbk tidak mengalami perubahan banyak

    sampai dengan tahun 2008, tetapi di tahun 2009 dan 2010 terjadi penurunan lama

    umur rata-rata piutang yang cukup signifikan hingga menjadi hanya selama 17

    hari di tahun 2009 dan 9 hari di tahun 2010 yang tidak berbeda jauh bila

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    40

    45

    50

    2006 2007 2008 2009 2010

    PT. GUDANG GARAM Tbk

    RATA-RATA INDUSTRI

  • 5/26/2018 2011-2-00510-AK Bab4001

    33/69

    84

    dibandingkan dengan umur rata-rata piutang dari rata-rata industri, hal ini

    menunjukkan bahwa PT. Gudang Garam, Tbk berhasil melakukan perbaikan atas

    penagihan piutang yang dimilikinya. Sehingga dapat disimpulkan PT. Gudang

    Garam, Tbk memiliki umur rata-rata piutang yang cukup lama bila dibandingkan

    dengan rata-rata industri yang merupakan suatu hal yang perlu diperhatikan

    karena semakin lama umur piutang maka semakin tinggi kemungkinan terjadinya

    kerugian akibat piutang ragu-ragu, tapi perusahaan mampu melakukan perbaikan

    atas pengelolaan piutang yang dimilikinya sehingga umur rata-rata piutang PT.

    Gudang Garam, Tbk tidak berbeda jauh tetapi masih dibawah umur rata-rata

    piutang dari rata-rata industri.

    7. Umur Rata-rata Hutang (Average Age of Account Payable)

    Tabel IV.13 Umur Rata-rata Hutang

    2006 2007 2008 2009 2010

    PT. GUDANG GARAM Tbk 44 53 51 52 61

    RATA-RATA INDUSTRI 53 51 47 46 35

  • 5/26/2018 2011-2-00510-AK Bab4001

    34/69

    85

    Gambar IV.10. Umur Rata-rata Hutang

    Umur rata-rata hutang menunjukkan lama rata-rata hutang berada dalam

    PT. Gudang Garam, Tbk atau berapa lama rata-rata perusahaan terikat dalam

    hutang. Pada tahun 2006 umur rata-rata hutang PT. Gudang Garam, Tbk selama

    44 hari yang menunjukkan perusahaan melakukan pembayaran atas hutang yang

    dimilikinya sampai kurang lebih 44 hari, semakin lama perusahaan mampu

    menunda pembayaran hutang semakin baik tetapi harus juga memperhitungkan

    kebijakan yang ada sehingga tidak sampai terkena denda. Bila dibandingkan

    dengan umur rata-rata hutang industri di tahun 2006, umur rata-rata hutang PT.

    Gudang Garam, Tbk berada di bawah rata-rata industri yang mencapai selama 53

    hari. Pada tahun 2007 umur rata-rata hutang PT. Gudang Garam, Tbk mengalami

    kenaikan menjadi selama 53 hari yang lebih lama bila dibandingkan dengan rata-

    rata industri, karena pada tahun ini umur rata-rata hutang dari rata-rata industri

    mengalami penurunan. Pada tahun-tahun berikutnya umur rata-rata hutang PT.

    Gudang Garam, Tbk tidak banyak mengalami perubahan sampai di tahun 2010

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    90

    100

    2006 2007 2008 2009 2010

    PT. GUDANG GARAM Tbk

    RATA-RATA INDUSTRI

  • 5/26/2018 2011-2-00510-AK Bab4001

    35/69

    86

    umur rata-rata hutang mengalami kenaikan menjadi selama 61 hari yang memliki

    selisih cukup besar dengan rata-rata industri yang mengalami penurunan umur

    rata-rata hutangnya menjadi selama 35 hari. Sehingga dapat disimpulkan umur

    rata-rata hutang PT. Gudang Garam, Tbk cukup baik karena berada di atas rata-

    rata industri kecuali di tahun 2006 yang menunjukkan perusahaan mengelola

    hutang yang dimilikinya dengan baik yang mampu menunda pembayaran hutang

    serta jauh lebih lama bila dibandingkan dengan umur rata-rata piutang

    perusahaan.

    IV.2.4 Cash Conversion Cycle

    Tabel IV.14. Cash Conversion Cycle

    2006 2007 2008 2009 2

    PT. GUDANG GARAM Tbk 187 180 175 181

    RATA-RATA INDUSTRI 72 105 113 97

    Gambar IV.11. Cash Conversion Cycle

    0

    30

    60

    90

    120

    150

    180

    210

    240

    270

    300

    330

    360

    2006 2007 2008 2009 2010

    PT. GUDANG GARAM Tbk

    RATA-RATA INDUSTRI

  • 5/26/2018 2011-2-00510-AK Bab4001

    36/69

    87

    Cash conversion cycle menunjukkan waktu yang diperlukan oleh PT.

    Gudang Garam, Tbk untuk menghasilkan kas dari aktivitas utama perusahaan.

    Selama tahun 2006-2010 PT. Gudang Garam, Tbk memiliki cash conversion

    cycle dengan umur yang berkisar sekitar 180 hari yang jauh lebih lama bila

    dibandingkan dengan cash conversion cycle dari rata-rata industri. Perbedaan

    yang cukup jauh ini terjadi karena PT. Gudang Garam, Tbk kurang baik dalam

    mengelola persediaan dan piutang usaha yang dimilikinya dapat terlihat dari nilai

    perhitungan umur rata-rata persediaan dan umur rata-rata piutang yang

    dimilikinya yang berada jauh di bawah rata-rata industri sehingga meski

    pengelolaan hutang yang dimiliki oleh perusahaan cukup baik tetapi hal ini tidak

    mempengaruhi banyak. Sehingga dapat disimpulkan PT. Gudang Garam, Tbk

    memiliki umur cash conversion cycle yang cukup lama dan berada diatas rata-

    rata industrinya sehingga perusahaan dapat dikatakan kurang efektif dan efisien

    dalam mengelola aktivitas utama perusahaan yakni periode konversi persediaan,

    periode pembayaran hutang, serta periode penagihan piutang.

    IV.2.5 Analisis Rasio Manajemen Utang (F inancial L everage Ratio)

    Analisis rasio manajemen utang menunjukkan seberapa besar PT. Gudang

    Garam, Tbk dibiayai dengan utang, rasio yang digunakan adalah sebagai berikut :

  • 5/26/2018 2011-2-00510-AK Bab4001

    37/69

    88

    1. Rasio Hutang (Debt Ratio)Tabel IV.15. Rasio Hutang

    2006 2007 2008 2009 2010

    PT. GUDANG GARAM Tbk 39.38% 40.91% 35.53% 32.49% 30.65%

    RATA-RATA INDUSTRI 51.78% 54.31% 55.64% 50.94% 53.40%

    Gambar IV.12. Rasio Hutang

    Rasio hutang menunjukkan seberapa besar dana yang dipinjam telah

    digunakan untuk membiayai aset PT. Gudang Garam, Tbk. Rasio hutang PT.

    Gudang Garam, Tbk mengalami kenaikan di tahun 2007 yang awalnya sebesar

    39.38% pada tahun 2006 menjadi 40.91%, kenaikan ini disebabkan oleh

    kenaikan cukup besar pada total hutang di tahun 2007 yang berasal dari

    bertambahnya hutang pajak dan kenaikan jumlah kewajiban tidak lancar. Selama

    tahun 2008-2010 rasio hutang secara terus menerus mengalami penurunan yang

    terjadi karena peningkatan total asset yang dimiliki PT. Gudang Garam, Tbk

    0.00%

    10.00%

    20.00%

    30.00%

    40.00%

    50.00%

    60.00%

    70.00%

    80.00%

    90.00%

    100.00%

    2006 2007 2008 2009 2010

    PT. GUDANG GARAM Tbk

    RATA-RATA INDUSTRI

  • 5/26/2018 2011-2-00510-AK Bab4001

    38/69

    89

    dan kenaikan dari total hutang yang dimiliki tidak besar sehingga menyebabkan

    rasio hutang mengalami penurunan nilai selama periode tersebut, pada tahun

    2008 rasio hutang mengalami penurunan sebesar 5,38% sehingga rasio hutang

    menjadi sebesar 35,53% lalu pada tahun 2009 mengalami penurunan sebesar

    3,04% sehingga menjadi sebesar 32,49% dan akhirnya pada tahun 2010

    mengalami penurunan sebesar 1,85% sehingga rasio hutang menjadi sebesar

    30,64%, meskipun total hutang mengalami kenaikan dari tahun ke tahun tetapi

    hal tersebut diimbangi oleh kenaikan aset yang cukup besar sehingga rasio

    hutang mengalami penurunan. Pada tahun 2010 rasio hutang PT. Gudang Garam,

    Tbk hanya sebesar 30,65%, yang berarti perusahaan hanya menggunakan

    pinjaman atau hutang sebesar 30,65% untuk membiayai aset yang dimiliki nya

    dan sisanya 69,35% berasal dari pendanaan perusahaan.

    Berdasarkan perhitungan rata-rata industri selama tahun 2006-2010, rasio

    hutang PT. Gudang Garam, Tbk berada dibawah rata-rata industri yang

    disebabkan pembiayaan melalui hutang yang dilakukan oleh PT. Gudang Garam,

    Tbk memiliki komposisi nilai terhadap total aset jauh lebih kecil bila dibanding

    dengan rata-rata industri. Sehingga dapat dikatakan bahwa PT. Gudang Garam,

    Tbk melakukan pembiayaan terhadap aset yang dimilikinya lebih banyak berasal

    dari pendanaan perusahaan daripada hutang dibandingkan dengan rata-rata

    industri.

  • 5/26/2018 2011-2-00510-AK Bab4001

    39/69

    90

    2. Rasio Hutang Atas Modal (Debt / Equity Ratio)

    Tabel IV.16. Rasio Hutang Atas Modal

    2006 2007 2008 2009 2010

    PT. GUDANG GARAM Tbk 65,05% 69,33% 55,12% 48,35% 44,45%

    RATA-RATA INDUSTRI 108,94% 122,39% 128,98% 112,72% 115,58%

    Gambar IV.13. Rasio Hutang Atas Modal

    Rasio hutang atas modal menunjukkan modal yang dimiliki PT. Gudang

    Garam, Tbk untuk dapat menutupi hutang-hutang kepada pihak luar. Semakin

    kecil hasil dari perhitungan rasio ini semakin baik karena hal tersebut

    menunjukkan bahwa perusahaan memiliki cukup dana untuk membayar seluruh

    hutang yang dimilkinya. Pada tahun 2006 rasio hutang atas modal PT. Gudang

    Garam, Tbk sebesar 65,05%, yang berarti besarnya hutang perusahaan

    melampaui separuh dari keseluruhan modal yang dimiliki oleh perusahaan,

    Rasio hutang atas modal mengalami kenaikan di tahun 2007 sebesar 4,28%

    sehingga menjadi 69,33%, yang terjadi karena bertambahnya hutang perusahaan

    0.00%

    15.00%

    30.00%

    45.00%

    60.00%

    75.00%

    90.00%

    105.00%

    120.00%

    135.00%

    150.00%

    2006 2007 2008 2009 2010

    PT. GUDANG GARAM Tbk

    RATA-RATA INDUSTRI

  • 5/26/2018 2011-2-00510-AK Bab4001

    40/69

    91

    dengan nilai cukup besar selama tahun 2007 terutama pada hutang pajak yang

    meningkat sangat signifikan dimana terjadi peningkatan mencapai 785,15% pada

    tahun tersebut disebabkan oleh kenaikan nilai yang besar dari PPh pasal 25 dan

    PPh pasal 29, sehingga mendongkrak jumlah hutang yang menyebabkan

    kenaikan pada rasio hutang atas modal. Pada tahun 2008-2010 rasio hutang atas

    modal mengalami penurunan, di tahun 2008 terjadi penurunan sebesar 14,21%

    sehingga rasio hutang atas modal PT. Gudang Garam, Tbk menjadi sebesar

    55,12%, dan di tahun 2009 dan 2010 terjadi penurunan pula sehingga rasio

    hutang atas modal menjadi sebesar 48,35% dan 44,45 %. Penurunan ini

    disebabkan karena meningkatnya total ekuitas selama tahun 2008-2010 sebesar

    53,79% sedangkan total hutang mengalami kenaikan sebesar 10,14%, sehingga

    menampilkan penurunan pada nilai rasio hutang atas modal.

    Berdasarkan perhitungan rata-rata industri selama tahun 2006-2010, rasio

    hutang atas modal PT. Gudang Garam, Tbk berada di bawah rata-rata industri,

    yang menunjukkan PT. Gudang Garam, Tbk memiliki perbandingan hutang

    terhadap modal yang lebih kecil bila dibandingkan dengan rata-rata industri.

    Pada tahun 2006 rasio hutang atas modal PT. Gudang Garam, Tbk jauh lebih

    kecil bila dibandingkan dengan rasio hutang atas modal rata-rata industri yang

    sebesar 108,94%, yang menunjukkan bahwa rata-rata industri memiliki total

    hutang melebihi modal yang dimilikinya. Pada tahun-tahun berikutnya posisi

    yang sama juga kembali terjadi PT. Gudang Garam, Tbk menunjukan nilai rasio

    hutang atas modal yang jauh lebih rendah bila dibanding dengan rata-rata

    industri dan nilai rasio hutang atas modal rata-rata industri melebihi 100% yakni,

  • 5/26/2018 2011-2-00510-AK Bab4001

    41/69

    92

    sebesar 122,39% pada tahun 2007, sebesar 128,98% pada tahun 2008, sebesar

    112,72% pada tahun 2009 dan sebesar 115,58% pada tahun 2010. Nilai rasio

    hutang atas modal yang lebih besar dari 100% pada rata-rata industri

    menunjukkan bahwa hutang yang dimiliki oleh perusahaan dari industri lebih

    besar daripada modal yang dimiliki selain itu dipengaruhi juga oleh faktor dalam

    analisis rata-rata industri perusahaan terdaftar di bursa yang berada dalam

    industri hanya terdapat dua perusahaan sehingga bila salah satu perusahaan

    menunjukkan nilai signifkan maka akan sangat berpengaruh pada nilai rata-rata

    industri.

    3. Rasio Hutang Jangka Panjang Atas Modal(Long Term Debt to Equity Ratio)

    Tabel IV.17. Rasio Hutang Jangka Panjang Atas Modal

    2006 2007 2008 2009 2010

    PT. GUDANG GARAM Tbk 5,35% 6,14% 5,69% 4,85% 4,43%

    RATA-RATA INDUSTRI 15,41% 56,53% 45,90% 41,70% 39,03%

    Gambar IV.14. Rasio Hutang Jangka Panjang Atas Modal

    0.00%

    10.00%

    20.00%

    30.00%

    40.00%

    50.00%

    60.00%

    70.00%

    80.00%

    90.00%

    100.00%

    2006 2007 2008 2009 2010

    PT. GUDANG GARAM Tbk

    RATA-RATA INDUSTRI

  • 5/26/2018 2011-2-00510-AK Bab4001

    42/69

    93

    Rasio hutang jangka panjang atas modal menunjukkan modal yang

    dimiliki oleh PT. Gudang Garam, Tbk yang dijadikan sebagai hutang jangka

    panjang. Pada tahun 2006 rasio hutang jangka panjang atas modal PT. Gudang

    Garam, Tbk sebesar 5,35%, yang kemudian pada tahun 2007 mengalami

    kenaikan sebesar 0,79% sehingga rasio hutang jangka panjang atas modal

    menjadi sebesar 6,14%, yang merupakan nilai tertinggi selama tahun 2006-2010

    karena kemudian setelah tahun 2007 rasio hutang jangka panjang atas modal

    perusahaan mengalami penurunan. Pada tahun 2008 dan 2009 mengalami

    penurunan sebesar 0,84% dan 0,42% sehingga rasio hutang jangka panjang atas

    modal PT. Gudang Garam, Tbk menjadi sebesar 5,69% dan 4,85%, dan di tahun

    2010 dimana rasio hutang jangka panjang atas modal berada di posisi terendah

    yaitu 4,43%, dimana hutang jangka perusahaan hanya mencakup 9,97% dari

    keseluruhan total hutang yang dimilikinya yang sebagian besar merupakan

    kewajiban imbalan pasca kerja dan kewajiban pajak tangguhan dan modal dari

    PT. Gudang Garam, Tbk pada tahun 2010 mengalami kenaikan cukup besar yaitu

    sebesar 15,82% dari tahun sebelumnya sehingga rasio hutang jangka panjang

    atas modal mengalami penurunan.

    Berdasarkan perhitungan rata-rata industri pada tahun 2006-2010, rasio

    hutang jangka panjang atas modal PT. Gudang Garam, Tbk berada dibawah

    rata-rata industri. Pada tahun 2006 rasio hutang jangka panjang atas modal rata-

    rata industri mencapai nilai 15,41% yang terpaut selisih 10,07% dengan nilai

    rasio hutang jangka panjang atas modal PT. Gudang Garam, Tbk, kenaikan

    signifikan terjadi di tahun berikutnya dimana selisih mencapai 50,39% karena

  • 5/26/2018 2011-2-00510-AK Bab4001

    43/69

    94

    terjadinya kenaikan rasio hutang jangka panjang atas modal rata-rata industri

    yang besar di tahun tersebut. Setelah tahun 2007 rasio hutang jangka panjang

    atas modal rata-rata industri mengalami penurunan yaitu 45,90% pada tahun

    2008 , 41,70% pada tahun 2009 dan 39,03% di tahun 2010, meskipun rata-rata

    industri mengalami penurunan tetapi rasio hutang jangka panjang atas modal PT.

    Gudang Garam, Tbk tetap jauh berada di bawah rata-rata industri yang

    menunjukkan bahwa PT. Gudang Garam, Tbk lebih sedikit memiliki hutang

    jangka panjang bila dibandingkan dengan perusahaan lain dalam industrinya.

    IV.2.6 Analisis Rasio Profitabilitas (Profi tabil ity Ratio)

    Analisis rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

    mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber daya yang dimilikinya, rasio

    yang digunakan adalah sebagai berikut :

    1. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)

    Tabel IV.18. Margin Laba Bersih

    2006 2007 2008 2009 2010

    PT. GUDANG GARAM Tbk 3,84% 5,14% 6,22% 10,66% 11,36%

    RATA-RATA INDUSTRI 8,40% 8,73% 7,63% 6,73% 8,63%

  • 5/26/2018 2011-2-00510-AK Bab4001

    44/69

    95

    Gambar IV.15. Margin Laba Bersih

    Margin laba bersih menunjukkan tingkat keuntungan bersih yang

    diperoleh PT. Gudang Garam, Tbk dari hasil penjualan bersih setelah dikurangi

    dengan pajak. Pada tahun 2006 margin laba bersih PT. Gudang Garam, Tbk

    sebesar 3,84% yang berarti setiap Rp 1,- penjualan yang dilakukan oleh

    perusahaan akan memberikan laba bersih sebesar Rp 0,03,- kemudian di tahun

    2007 dan 2008 mengalami kenaikan sebesar 1,30% dan 1,07% sehingga margin

    laba bersih menjadi sebesar 5,14% serta 6,22%, yang bila dibandingkan dengan

    margin laba bersih rata-rata industri selama 3 tahun tersebut PT. Gudang Garam,

    Tbk berada dibawah rata-rata industri.

    Pada tahun 2009 margin laba bersih PT. Gudang Garam, Tbk mengalami

    kenaikan yang cukup besar yaitu sebesar 4,45% sehingga margin laba bersih

    menjadi sebesar 10,66% , kenaikan ini disebabkan oleh peningkatan nilai laba

    bersih yang cukup signifikan yakni sebesar 86,98% yang terjadi karena terdapat

    0.00%

    1.00%

    2.00%

    3.00%

    4.00%

    5.00%

    6.00%

    7.00%

    8.00%9.00%

    10.00%

    11.00%

    12.00%

    13.00%

    14.00%

    15.00%

    2006 2007 2008 2009 2010

    PT. GUDANG GARAM Tbk

    RATA-RATA INDUSTRI

  • 5/26/2018 2011-2-00510-AK Bab4001

    45/69

    96

    kenaikan penjualan bersih sebesar 9,00% tetapi beban pokok penjualan serta

    beban lain-lain relatif tetap. Hal ini menyebabkan margin laba bersih PT. Gudang

    Garam, Tbk berada diatas rata-rata industri yang turut dipengaruhi juga oleh

    penurunan margin laba bersih rata-rata industri yang mulai terjadi pada tahun

    2008 hingga pada tahun 2009 margin laba bersih rata-rata industri menjadi

    sebesar 6,73% . Di tahun berikutnya margin lama bersih PT. Gudang Garam,

    Tbk juga mengalami kenaikan sebesar 0,70% sehingga margin laba bersih pada

    tahun 2010 menjadi sebesar 11,36% yang merupakan nilai tertinggi margin laba

    bersih selama 5 tahun terakhir. Margin laba bersih PT. Gudang Garam, Tbk juga

    berada diatas rata-rata industri pada tahun ini bila dibandingkan dengan rata-rata

    industri yang hanya sebesar 8,63% yang menunjukkan bahwa pada tahun ini PT.

    Gudang Garam, Tbk lebih baik dalam menghasilkan laba bersih dibandingkan

    dengan industrinya.

    2. Tingkat Pengembalian Total Aset (Return on Total Assets)

    Tabel IV.19. Tingkat Pengembalian Total Aset

    2006 2007 2008 2009 2010

    PT. GUDANG GARAM Tbk 4,61% 6,34% 7,84% 13,71% 14,78%

    RATA-RATA INDUSTRI 17,74% 16,70% 15,12% 15,30% 19,02%

  • 5/26/2018 2011-2-00510-AK Bab4001

    46/69

    97

    Gambar IV.16. Tingkat Pengembalian Total Aset

    Tingkat pengembalian total aset menunjukkan kemampuan PT. Gudang

    Garam, Tbk dalam menghasilkan laba bersih dengan aset yang dimilikinya. Pada

    tahun 2007 tingkat pengembalian total aset PT. Gudang Garam, Tbk mengalami

    peningkatan sebesar 1,73% sehingga meningkat dari sebesar 4,61% pada tahun

    2006 menjadi sebesar 6,34% di tahun 2007, hal ini menunjukkan bahwa PT.

    Gudang Garam, Tbk mengalami peningkatan dalam mendapatkan laba bersih

    dengan menggunakan total aset yang dipunya. Pada tahun 2008 peningkatan

    tidak terlalu signifikan yaitu hanya sebesar 1,49% sehingga tingkat

    pengembalian total aset sebesar 7,84%, peningkatan yang cukup besar terjadi di

    tahun 2009 dimana mengalami kenaikan sebesar 5,87% sehingga tingkat

    pengembalian total aset menjadi sebesar 13,71%, yang disebabkan oleh kenaikan

    laba bersih yang signifikan di tahun 2009 dan rata-rata total aset yang dimiliki

    relatif tetap yang mengindikasikan bahwa PT. Gudang Garam, Tbk berhasil

    mengelola aset yang dimilikinya dengan nilai relatif tetap tetapi dapat menaikkan

    0.00%

    2.00%

    4.00%

    6.00%

    8.00%

    10.00%

    12.00%

    14.00%

    16.00%

    18.00%

    20.00%

    2006 2007 2008 2009 2010

    PT. GUDANG GARAM Tbk

    RATA-RATA INDUSTRI

  • 5/26/2018 2011-2-00510-AK Bab4001

    47/69

    98

    laba bersih dengan nilai cukup besar. Pada tahun 2010 tingkat pengembalian

    total aset meningkat sebesar 1,07% sehingga menjadi sebesar 14,78% dimana

    merupakan nilai tertinggi selama tahun 2006-2010.

    Bila dibandingkan dengan perhitungan rata-rata industri tingkat

    pengembalian total aset PT. Gudang Garam, Tbk masih berada dibawah rata-rata

    industri, pada tahun 2006 perbedaan signifikan dimana terjadi perbedaan sebesar

    13,12% yang menunjukkan bahwa tingkat pengembalian total aset rata-rata

    industri masih jauh lebih baik dari PT. Gudang Garam, Tbk. Pada tahun 2007

    dan 2008 terdapat tingkat pengembalian total aset sebesar 10,36% dan 7,28%

    selisih elisih yang terjadi terus mengalami penurunan seiring dengan kenaikan

    tingkat total aset PT. Gudang Garam, Tbk, serta karena terjadinya penurunan

    tingkat pengembalian total aset rata-rata industri. Pada tahun 2009 karena

    terdapat kenaikan signifikan dari tingkat pengembalian total aset PT. Gudang

    Garam, Tbk sehingga selisih dengan rata-rata industri pun hanya menjadi sebesar

    1,59%, tetapi di tahun 2010 selisih mengalami kenaikan lagi yaitu sebesar 4,25%

    yang terjadi karena tingkat pengembalian total aset rata-rata industri mengalami

    peningkatan yaitu sebesar 3,73%.

    3. Tingkat Pengembalian Atas Ekuitas (Return On Total Equity)

    Tabel IV.20. Tingkat Pengembalian Atas Ekuitas

    2006 2007 2008 2009 2010

    PT. GUDANG GARAM Tbk 7,69% 10,26% 12,12% 19,21% 20,21%

    RATA-RATA INDUSTRI 37,11% 30,35% 31,11% 24,97% 36,57%

  • 5/26/2018 2011-2-00510-AK Bab4001

    48/69

    99

    Gambar IV.17. Tingkat Pengembalian Atas Ekuitas

    Tingkat pengembalian atas ekuitas menunjukkan tingkat pengembalian

    dari total investasi pada pemegang saham perusahaan dengan membandingkan

    laba bersih dan rata-rata total ekuitas. Pada tahun 2006 tingkat pengembalian

    atas ekuitas PT. Gudang Garam, Tbk sebesar 7,69% dan terus mengalami

    kenaikan di tahun-tahun berikutnya. Peningkatan nilai tingkat pengembalian atas

    ekuitas ini disebabkan terjadinya perubahan pada total ekuitas perusahaan dan

    diiringi oleh kenaikan laba yang cukup besar dari tahun ke tahun, tetapi bila

    dibandingkan dengan perhitungan rata-rata industri, tingkat pengembalian atas

    ekuitas PT. Gudang Garam, Tbk berada jauh dibawah rata-rata industri. Selisih

    terjauh terjadi di tahun 2006 dimana terjadi perbedaan sebesar 29,43% ,

    kemudian pada tahun 2007 dan 2008 tingkat pengembalian atas ekuitas PT.

    Gudang Garam, Tbk hanya sebesar 10,26% dan 12,12% sedangkan tingkat

    pengembalian atas ekuitas rata-rata industri mencapai 30,35% pada tahun 2007

    dan 31,11% pada tahun 2008. Di tahun 2009 tingkat pengembalian atas ekuitas

    0.00%

    5.00%

    10.00%

    15.00%

    20.00%

    25.00%

    30.00%

    35.00%

    40.00%

    45.00%

    50.00%

    2006 2007 2008 2009 2010

    PT. GUDANG GARAM Tbk

    RATA-RATA INDUSTRI

  • 5/26/2018 2011-2-00510-AK Bab4001

    49/69

    100

    PT. Gudang Garam, Tbk mengalami kenaikan cukup besar yaitu sebesar 7,09%

    dan tingkat pengembalian atas ekuitas rata-rata industri mengalami penurunan

    sehingga perbedaan di tahun 2009 hanya sebesar 5,76%, tetapi di tahun

    berikutnya perbedaan mencolok dari tingkat pengembalian atas ekuitas kembali

    mengalami peningkatan yaitu sebesar 16,36% dimana tingkat pengembalian atas

    ekuitas PT. Gudang Garam, Tbk hanya sebesar 20,21% sedangkan tingkat

    pengembalian atas ekuitas mengalami peningkatan hingga menjadi sebesar

    36,57%.

    IV.2.7 Analisis Rasio Nilai Pasar (Market Ratio)

    Analisis rasio nilai pasar menunjukkan kemampuan perusahaan yang dinilai

    berdasarkan nilai pasar yang ada , rasio yang digunakan adalah sebagai berikut :

    1. Laba Per Saham (Earning per Share)

    Tabel IV.21. Laba Per Saham

    2006 2007 2008 2009 2010

    PT. GUDANG GARAM Tbk 526 753 977 1.827 2.226

    RATA-RATA INDUSTRI 413 430 461 582 748

  • 5/26/2018 2011-2-00510-AK Bab4001

    50/69

    101

    Gambar IV.18. Laba Per Saham

    Laba per saham menunjukkan kemampuan PT. Gudang Garam, Tbk

    menghasilkan laba bagi para pemegang saham dengan menilai laba yang didapat

    dari setiap lembar saham yang dimiliki. Pada tahun 2006 laba per saham PT.

    Gudang Garam, Tbk sebesar Rp 526,- per saham, yang berarti setiap saham PT.

    Gudang Garam, Tbk akan memberikan laba bagi pemegang sahamnya sebesar

    Rp.526,- per sahamnya. Laba per saham PT. Gudang Garam, Tbk terus

    mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, di tahun 2007 dan 2008 laba per

    sahamnya sebesar Rp 753,- per saham dan Rp 977,- per saham. Kenaikan yang

    signifikan terjadi pada tahun 2009 dimana laba per saham PT. Gudang Garam,

    Tbk mengalami peningkatan sebesar Rp 850,- sehingga menjadi sebesar Rp

    1.827,- per saham yang dipengaruhi oleh kenaikan laba bersih yang besar dan

    jumlah saham yang beredar tetap sehingga laba per saham pun mengalami

    kenaikan. Pada tahun 2010 laba per saham PT. Gudang Garam, Tbk mengalami

    -

    500

    1,000

    1,500

    2,000

    2,500

    2006 2007 2008 2009 2010

    PT. GUDANG GARAM Tbk

    RATA-RATA INDUSTRI

  • 5/26/2018 2011-2-00510-AK Bab4001

    51/69

    102

    peningkatan sebesar Rp 399,- sehingga menjadi sebesar Rp 2.226,- per saham

    yang merupakan nilai laba per saham tertinggi selama tahun 2006-2010.

    Bila dibandingkan dengan perhitungan rata-rata industri pada tahun 2006-

    2010 , laba per saham PT. Gudang Garam, Tbk berada diatas rata-rata industri.

    Di tahun 2006 selisih dengan rata-rata industri tidak terlalu besar yaitu hanya

    sebesar Rp 113,- dan terus mengalami peningkatan selisih karena terus

    meningkatnya laba per saham PT. Gudang Garam, Tbk. Perbedaan yang

    siginifikan terjadi pada tahun 2009 dan 2010 dimana laba per saham rata-rata

    industry hanya sebesar Rp 582,- per saham dan Rp 748,- per saham, sedangkan

    di tahun tersebut PT. Gudang Garam, Tbk memiliki nilai laba per saham yang

    besar disbanding tahun-tahun sebelumnya sehingga menimbulkan selisih sebesar

    Rp 1.245,- di tahun 2009 dan Rp 1.479,- di tahun 2010. Sehingga dapat

    disimpulkan bahwa PT. Gudang Garam, Tbk memiliki kemampuan lebih baik

    untuk memberikan laba kepada para pemegang sahamnya bila dibandingkan

    dengan rata-rata industrinya.

    2. Dividend Payout RatioTabel IV.22.Dividend Payout Ratio

    2006 2007 2008 2009 2010

    PT. GUDANG GARAM Tbk 95.14% 33.21% 25.58% 19.15% 29.20%

    RATA-RATA INDUSTRI 23.82% 20.84% 34.33% 108.74% 32.76%

  • 5/26/2018 2011-2-00510-AK Bab4001

    52/69

    103

    Gambar IV.19. Dividend Payout Ratio

    Dividend payout ratiomenggambarkan besarnya bagian dari pendapatan

    PT. Gudang Garam, Tbk per saham biasa yang dibayarkan dalam dividen. Pada

    tahun 2006 dividend payout ratioPT. Gudang Garam, Tbk memiliki nilai yang

    cukup tinggi yaitu sebesar 95,14% dimana dividend per common share sebesar

    Rp 500,- dan earnings per share sebesar Rp 526,- di tahun ini, yang

    menunjukkan bahwa hampir seluruh dari keuntungan PT. Gudang Garam, Tbk

    per sahamnya dibagikan ke dalam bentuk dividen sehingga hal ini menarik minat

    para investor bila melihat nilai dividend payout ratio PT. Gudang Garam, Tbk

    pada tahun 2006. Tetapi sayangnya di tahun 2007 dividend payout ratio PT.

    Gudang Garam, Tbk mengalami penurunan sangat besar yaitu sebesar 61,93%

    sehingga dividend payout ratiomenjadi hanya sebesar 33,21% yang disebabkan

    oleh turunnya nilai dividend per common sharedi tahun ini hingga menjadi Rp

    250,- sedangkan earning per share mengalami kenaikan. Pada tahun 2008 dan

    0.00%

    30.00%

    60.00%

    90.00%

    120.00%

    150.00%

    2006 2007 2008 2009 2010

    PT. GUDANG GARAM Tbk

    RATA-RATA INDUSTRI

  • 5/26/2018 2011-2-00510-AK Bab4001

    53/69

    104

    2009 dividend payout ratio PT. Gudang Garam, Tbk kembali mengalami

    penurunan hingga menjadi hanya sebesar 25,58% di tahun 2008 dan 19,15% di

    tahun 2009, penurunan ini terjadi karena di tahun 2008 meskipun dividend per

    common share tidak mengalami perubahan tetapi terjadi kenaikan pada earning

    per share hingga menjadi sebesar Rp 977,- sedangkan di tahun 2009 terjadi

    kenaikan sangat besar pada earnings per share dimana mencapai Rp 1.827,-

    sedangkan dividend per common share hanya sebesar Rp 350,- sehingga

    menyebabkan nilai dividendpayout ratiomenjadi kecil. Pada tahun 2010 dividen

    payout ratio PT. Gudang Garam, Tbk kembali mengalami kenaikan sebesar

    10,05% dari tahun sebelumnya sehingga menjadi sebesar 29,20%, kenaikan ini

    dipicu oleh kenaikan earning per shareyang ditahun 2007 sebesar Rp 350,- naik

    menjadi Rp 650,- sehingga mempengaruhi nilai dari dividend payout ratio.

    Bila dibandingkan dengan perhitungan dividend payout ratio rata-rata

    industri, di tahun 2006 dividend payout ratio PT. Gudang Garam, Tbk berada

    jauh diatas rata-rata industri dimana mencapai selisih 71,32% dimana dividend

    payout ratiorata-rata industri hanya sebesar 23,82%. Di tahun berikutnya karena

    terjadinya penurunan dividend per common share PT. Gudang Garam, Tbk yang

    menyebabkan nilai dividend payout ratio sehingga selisih dengan rata-rata

    industri menjadi hanya sebesar 12,37% dimana dividend payout ratio sebesar

    20,84%. Selisih nilai dividend payout ratioPT. Gudang Garam, Tbk dengan rata-

    rata industri yang cukup besar terjadi di tahun 2009, karena pengaruh penurunan

    nilai dividend payout ratio PT. Gudang Garam, Tbk dan juga nilai dividend

    payout ratio rata-rata industri yang mencapai 108,74% yang disebabkan oleh

  • 5/26/2018 2011-2-00510-AK Bab4001

    54/69

    105

    nilai dividend payout ratio PT. Bentoel Internasional Investama, Tbk yang

    mencapai nilai 201,39% akibat pengaruh dariDividend Per Common Share yang

    memiliki nilai lebih tinggi dari Earning Per Share maka perusahaan melakukan

    pembayaran dividen dengan menggunakan saldo laba ditahan sehingga

    mengakibatkan nilai dividend payout ratio melebihi 100% dan juga

    mempengaruhi nilai dividend payout ratiorata-rata industri.

    3. Imbal Hasil dividen (Dividend Yield)Tabel IV.23.Dividend Yield

    2006 2007 2008 2009 2010

    PT. GUDANG GARAM Tbk 4,90% 2,94% 5,88% 1,62% 1,63%

    RATA-RATA INDUSTRI 1,75% 1,23% 3,21% 1,44% 1,52%

    Gambar IV.20. Dividend Yield

    0.00%

    1.00%

    2.00%

    3.00%

    4.00%

    5.00%

    6.00%

    7.00%

    8.00%

    9.00%

    10.00%

    2006 2007 2008 2009 2010

    PT. GUDANG GARAM Tbk

    RATA-RATA INDUSTRI

  • 5/26/2018 2011-2-00510-AK Bab4001

    55/69

    106

    Dividend yield menunjukkan hubungan antara dividen per saham biasa

    dan harga pasar per saham biasa atau dapat dikatakan memberikan informasi

    mengenai perbandingan besarnya dividen yang diberikan oleh PT. Gudang

    Garam, Tbk kepada para investor dengan harga saham yang berada di bursa.

    Pada tahun 2006 dividend yield PT. Gudang Garam, Tbk sebesar 4,90% yang

    menunjukkan dividend yang diberikan oleh PT. Gudang Garam, Tbk kepada para

    investornya sebesar 0,04 bagian dari harga saham perusahaan yang berada di

    bursa. Di tahun 2007 nilai dividend yield PT. Gudang Garam, Tbk mengalami

    penuruan sebesar 1,96% yang disebabkan oleh penurunan dividend yang

    diberikan pada tahun tersebut dari Rp 500,- pada tahun sebelumnya menjadi

    Rp 250,- pada tahun 2007. Nilai Dividend Per Common Share PT. Gudang

    Garam, Tbk pada tahun 2007 dan 2008 bernilai sama tetapi nilai saham di bursa

    mengalami penurunan dimana tahun 2007 sebesar Rp 8.000,- menjadi Rp 4.250,-

    pada tahun 2006 sehingga menyebabkan nilai dividend yield PT. Gudang Garam,

    Tbk mengalami kenaikan dari 2,94% menjadi 5,88% di tahun 2008. Pada tahun

    2009 dan 2010 nilai dividend yield PT. Gudang Garam, Tbk mengalami

    penurunan signifikan hingga menjadi hanya sebesar 1,62% pada tahun 2009 dan

    1,63% pada tahun 2010. Hal ini disebabkan oleh terjadinya peningkatan yang

    sangat besar dari harga saham PT. Gudang Garam, Tbk di bursa hingga

    mencapai Rp 21.550,- dan Rp 40.000,- di tahun 2009 dan 2010 dimana tidak

    adanya kenaikan yang berarti pada dividend per Common share sehingga

    mengakibatkan penurunan drastis pada nilai dividend yield PT. Gudang Garam,

    Tbk di tahun tersebut.

  • 5/26/2018 2011-2-00510-AK Bab4001

    56/69

    107

    Bila dibandingkan dengan perhitungan rata-rata industri dividend yield

    PT. Gudang Garam, Tbk selama tahun 2006-2010 berada di atas rata-rata

    industri, bahkan terjadi perbedaan mencolok pada tahun 2006 dimana nilai

    dividend yield PT. Gudang Garam, Tbk mencapai sebesar 4,90% sedangkan nilai

    dividend yield rata-rata industri saat itu hanya mencapai 1,75%. Hal ini

    menunjukkan bahwa PT. Gudang Garam, Tbk memiliki tingkat pengembalian

    kepada investor dalam bentuk dividen yang dibandingkan dengan harga saham di

    bursa, lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata industri. Sehingga para investor

    yang melakukan pemilihan investasi dengan mengacu pada kebijakan dividen

    akan lebih tertarik menanamkan modalnya pada PT. Gudang Garam, Tbk karena

    perusahaan memiliki dividend yield yang lebih besar bila dibandingkan

    perusahaan lain dalam industrinya.

    IV.3 Analisis Rasio Arus Kas

    Analisis rasio arus kas menunjukkan kinerja dari PT. Gudang Garam, Tbk

    terutama dengan melihat pada aliran arus kas, rasio yang digunakan adalah sebagai

    berikut :

    IV.3.1 Rasio Arus Kas Operasi

    Tabel IV.24. Rasio Arus Kas Operasi

    2006 2007 2008 2009 2010

    PT. GUDANG GARAM Tbk 24.26% 16.24% 29.48% 41.01% 33.87%

    RATA-RATA INDUSTRI 36.98% 47.13% 33.28% 46.91% 59.18%

  • 5/26/2018 2011-2-00510-AK Bab4001

    57/69

    108

    Gambar IV.21. Rasio Arus Kas Operasi

    Rasio arus kas operasi menunjukkan kemampuan arus kas operasi dari PT.

    Gudang Garam, Tbk untuk membayar kewajiban lancar yang dimilikinya. Rasio arus kas

    operasi dalam periode 2006-2010 mengalami fluktuasi, dimana pada tahun 2006 arus

    kas operasi PT. Gudang Garam, Tbk sebesar 24,26% yang kemudian di tahun 2007

    mengalami penurunan sehingga menjadi sebesar 16,24%, yang disebabkan karena

    terdapat penurunan arus kas operasi di tahun tersebut sebesar 23,95%. Di tahun 2008

    dan 2009 rasio arus kas operasi mengalami peningkatan sebesar 13,23% dan 11,54%

    sehingga menjadi rasio arus kas operasi PT. Gudang Garam, Tbk menjadi sebesar

    29,48% pada tahun 2008 dan 41,01% pada tahun 2009. Pada tahun 2010 rasio arus kas

    operasi kembali mengalami penurunan yaitu menjadi sebesar 33,87%.

    Bila dilihat hasil perhitungan rasio arus kas operasi dari PT. Gudang Garam, Tbk

    selama tahun 2006-2010, nilai rasio arus kas operasi kurang dari 50% yang

    menunjukkan bahwa arus kas operasi hanya mencapai setengah dari total keseluruhan

    0.00%

    10.00%

    20.00%

    30.00%

    40.00%

    50.00%

    60.00%

    70.00%

    80.00%

    90.00%

    100.00%

    2006 2007 2008 2009 2010

    PT. GUDANG GARAM Tbk

    RATA-RATA INDUSTRI

  • 5/26/2018 2011-2-00510-AK Bab4001

    58/69

    109

    dari kewajiban lancar yang dimiliki oleh perusahaan sehingga mengindikasikan kurang

    baiknya pembayaran kewajiban lancar tanpa menggunakan arus kas dari lainnya,

    Berdasarkan perhitungan rata-rata industri, bila dibandingkan dengan rasio arus

    kas operasi PT. Gudang Garam, Tbk maka dapat terlihat bahwa rasio arus kas operasi

    PT. Gudang Garam, Tbk berada dibawah rata-rata industri, dimana di tahun 2007

    terdapat selisih sebesar 12,72% yang terjadi karena adanya perbedaan total arus kas

    antara PT. Gudang Garam, Tbk dengan perusahaan dalam industri, bahkan di tahun 2008

    saat rasio arus kas operasi PT. Gudang Garam, Tbk mengalami penurunan besar

    perbedaaan rasio arus kas operasi mencapai sebesar 30,89%. Selisih dengan rasio arus

    kas operasi rata-rata industri dengan nilai terkecil terjadi pada tahun 2008 dimana hanya

    terdapat perbedaan sebesar 3,81%, tetapi di tahun berikutnya perbedaan tersebut kembali

    meningkat yaitu sebesar 5,90% pada tahun 2009 dan 25,32% pada tahun 2010.

    Sehingga dapat disimpulkan arus kas operasi dari PT. Gudang Garam, Tbk masih belum

    cukup baik karena memiliki nilai yang cukup rendah dan juga masih dibawah rata-rata

    bila dibandingkan dengan rata-rata industrinya.

    IV.3.2 Rasio Total Hutang Terhadap Arus Kas

    Tabel IV.25. Rasio Total Hutang Terhadap Arus Kas

    2006 2007 2008 2009 2010

    PT. GUDANG GARAM Tbk 24.26% 16.24% 29.48% 41.01% 33.87%

    RATA-RATA INDUSTRI 30.72% 23.64% 30.36% 37.14% 44.41%

  • 5/26/2018 2011-2-00510-AK Bab4001

    59/69

    110

    Gambar IV.22. Rasio Total Hutang Terhadap Arus Kas

    Rasio total hutang menggambarkan kemampuan PT. Gudang Garam, Tbk

    mampu membayar hutang dengan menggunakan arus kas yang dihasilkan dari aktivitas

    operasional perusahaan, Rasio total hutang PT. Gudang Garam, Tbk selama tahun 2006-

    2010 mengalami fluktuatif, pada tahun 2006 rasio total hutang PT. Gudang Garam, Tbk

    sebesar 24,26%, kemudian di tahun 2007 mengalami penurunan menjadi sebesar 16,24%

    yang terjadi karena arus kas operasi ditahun ini mengalami penurunan 23,95% dari tahun

    sebelumnya akibat dari adanya kenaikan pembayaran kas kepada pemasok dan

    karyawan bila dibandingkan dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2008 terjadi

    peningkatan cukup besar yaitu sebesar 11,63% sehingga rasio total hutang PT. Gudang

    Garam, Tbk menjadi sebesar 26,43%. Nilai rasio hutang tertinggi terjadi pada tahun

    2009 dimana mencapai sebesar 36,90% karena di tahun ini terdapat kenaikan arus kas

    operasi yang besar yaitu sebesar 44,42% dari tahun 2008 yang terjadi karena pengaruh

    dari penerimaan arus kas yang cukup besar di tahun ini yaitu sebesar Rp

    0.00%

    5.00%

    10.00%

    15.00%

    20.00%

    25.00%

    30.00%

    35.00%

    40.00%

    45.00%

    50.00%

    2006 2007 2008 2009 2010

    PT. GUDANG GARAM Tbk

    RATA-RATA INDUSTRI

  • 5/26/2018 2011-2-00510-AK Bab4001

    60/69

    111

    37.800.119.274.156,-. Pada tahun 2010 rasio total hutang kembali mengalami penurunan

    sebesar 6,41% sehingga menjadi sebesar 30,49%.

    Bila dibandingkan dengan rata-rata industri selama tahun 2006-2010, rasio

    hutang PT. Gudang Garam, Tbk selalu berada dibawah rata-rata industri, ketika rasio

    total hutang PT. Gudang Garam, Tbk mencapai nilai tertinggi di tahun 2009 nilainya

    tidak mampu melampau rata-rata industri yang sebesar 37,14%. Bahkan di tahun 2010

    terjadi selisih rasio total hutang sebesar 13,92% dimana rata-rata industri mencapai

    sebesar 44,41%. Sehingga dapat disimpulkan PT. Gudang Garam, Tbk kurang baik

    dalam membayar kewajiban yang dimilikinya dengan arus kas yang berasal dari

    aktivitas normal operasi perusahaan bila dibandingkan dengan rata-rata industri karena

    selama tahun 2006-2010 nilai arus kas yang berasal dari aktivitas operasi PT. Gudang

    Garam, Tbk memiliki nilai dibawah rata-rata industri.

    IV.3.3 Rasio Arus Kas Operasi Per Saham

    Tabel IV.26. Rasio Arus Kas Operasi Per Saham

    2006 2007 2008 2009 2010

    PT. GUDANG GARAM Tbk 990 753 1,175 1,697 1,493

    RATA-RATA INDUSTRI 412 242 545 522 844

  • 5/26/2018 2011-2-00510-AK Bab4001

    61/69

    112

    Gambar IV.23. Rasio Arus Kas Operasi Per Saham

    Rasio arus kas operasi per lembar saham menunjukkan arus dana operasi dari PT.

    Gudang Garam, Tbk per lembar sahamnya. Pada tahun 2006 rasio arus kas operasi per

    lembar saham menunjukkan nilai sebesar Rp 990,- per saham yang menunjukkan bahwa

    di setiap lembar saham dari PT. Gudang Garam, Tbk yang beredar mengandung Rp

    990,- arus dana operasi perusahaan. Di tahun 2007 rasio ini mengalami penurunan

    sebesar 23,95% sehingga rasio arus kas operasi per lembar saham menjadi hanya sebesar

    Rp 753,- yang merupakan nilai terkecil dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir yang

    dipengaruhi oleh menurunnya arus kas operasi di tahun 2007 sehingga dengan jumlah

    saham beredar yang tetap maka menimbulkan penurunan pada nilai rasio arus kas

    operasi per lembar saham. Pada tahun 2008 dan 2009 rasio arus kas per lembar saham

    dari PT. Gudang Garam, Tbk kembali mengalami peningkatan menjadi Rp 1.175,-per

    lembar saham di tahun 2008 serta Rp 1.697,- di tahun 2009 yang merupakan pengaruh

    naiknya arus kas operasi pada tahun tersebut, tetapi di tahun 2010 rasio arus kas operasi

    per saham kembali mengalami penurunan hingga menjadi sebesar Rp 1.493,- per saham.

    -

    200

    400

    600

    800

    1,000

    1,200

    1,400

    1,600

    1,800

    2,000

    2006 2007 2008 2009 2010

    PT. GUDANG GARAM Tbk

    RATA-RATA INDUSTRI

  • 5/26/2018 2011-2-00510-AK Bab4001

    62/69

    113

    Bila dibandingkan dengan rata-rata industri, rasio arus kas operasi per saham PT.

    Gudang Garam, Tbk berada jauh di atas rata-rata industri yang dapat dilihat selama

    tahun 2006-2010 PT. Gudang Garam, Tbk selalu memiliki nilai arus kas operasi lebih

    besar yang terdapat di setiap sahamnya bila dibandingkan dengan nilai rata-rata industri.

    Sehingga dapat disimpulkan kandungan arus kas aktivitas operasi PT. Gudang Garam,

    Tbk dalam setiap lembar sahamnya lebih besar dari rata-rata industri yang menunjukkan

    bahwa PT. Gudang Garam, Tbk lebih menarik minat para investor untuk melakukan

    investasi karena dengan arus kas operasi yang besar perusahaan mampu membiayai

    kegiatan-kegiatan yang dilakukannya sehingga perusahaan diyakini akan berkelanjutan

    serta menghasilkan laba untuk para investor yang membeli saham perusahaan.

    IV.3.4 Rasio Arus Kas Operasi Terhadap Kas Dividen

    Tabel IV.27. Rasio Arus Kas Operasi Terhadap Kas Dividen

    2006 2007 2008 2009 2010

    PT. GUDANG GARAM Tbk 1.98 3.01 4.70 4.85 2.30

    RATA-RATA INDUSTRI 2.58 3.57 1.23 0.88 1.05

  • 5/26/2018 2011-2-00510-AK Bab4001

    63/69

    114

    Gambar IV.24. Rasio Arus Kas Operasi Terhadap Kas Dividen

    Rasio arus kas operasi terhadap kas dividen menunjukkan kemampuan PT.

    Gudang Garam, Tbk untuk menutupi kas dividen dengan arus kas dari aktivitas operasi

    perusahaan. Pada tahun 2006 rasio arus kas operasi terhadap kas dividen PT. Gudang

    Garam, Tbk menunjukkan angka sebesar 1,98 kali yang menunjukkan bahwa dengan

    arus kas dari kegiatan operasi PT. Gudang Garam, Tbk dapat menutupi pembayaran kas

    dividen sebesar 1,98 kali di tahun tersebut. Bila dibandingkan dengan perhitungan rata-

    rata industri rasio arus kas operasi terhadap kas dividen PT. Gudang Garam, Tbk berada

    di bawah rata-rata karena di tahun 2006, rasio arus kas operasi terhadap kas dividen rata-

    rata industri mencapai sebesar 2,58 kali yang menunjukkan rata-rata industri memiliki

    arus kas yang berasal dari aktivitas operasi dengan jumlah yang lebih besar dari PT.

    Gudang Garam, Tbk.

    Pada tahun 2007 rasio arus ka