BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1.1 Pembulian Secara konseptual pembulian dinyatakan sebagai sebuah perilaku agresif yang dilakukan secara berulang-ulang selama periode waktu tertentu, dengan adanya ketidakseimbangan kekuatan atau kekuasaan antar pihak yang terlibat baik secara fisik dan/atau psikis yang bertujuan untuk menyakiti (Bauman, 2008 dalam Indira 2011). Secara operasional pembulian diukur dengan melihat skor dari kuesioner Bully and Victims Scales : Adolescent Peer Relations Intrument (Parada, 2000). 3.1.1.2 Pola Asuh Orangtua Secara konseptual pola asuh orangtua dinyatakan sebagai sebuah cara bagaimana orangtua menanggapi kebutuhan dan tuntutan anak, cara 32
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis
3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.1.1.1 Pembulian
Secara konseptual pembulian dinyatakan sebagai sebuah
perilaku agresif yang dilakukan secara berulang-ulang selama
periode waktu tertentu, dengan adanya ketidakseimbangan
kekuatan atau kekuasaan antar pihak yang terlibat baik secara
fisik dan/atau psikis yang bertujuan untuk menyakiti (Bauman,
2008 dalam Indira 2011).
Secara operasional pembulian diukur dengan melihat skor
dari kuesioner Bully and Victims Scales : Adolescent Peer
Relations Intrument (Parada, 2000).
3.1.1.2 Pola Asuh Orangtua
Secara konseptual pola asuh orangtua dinyatakan sebagai
sebuah cara bagaimana orangtua menanggapi kebutuhan dan
tuntutan anak, cara mereka mendisiplinkan anak, dan dampak
yang diberikan bagi perkembangan anak selanjutnya, yang dibagi
32
33
menjadi empat pola pengasuhan orangtua, yaitu otoritatif, otoriter,
dan permisif (Diana Baumrind, 1991 dalam Santrock, 2007).
Secara operasional pola asuh orangtua diukur dengan
melihat skor Parental Authority Questionnaire-Revised yang dibuat
oleh Buri pada tahun 1991 dan dikembangkan oleh Reitman pada
tahun 2000 (Altobello, C., Hupp. S.D.A., Reitman, D., & Rhode,
P.C, 2002).
3.1.2 Hipotesis
Hipotesis yang dibuat pada penelitian ini adalah
HA : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
jenis pola asuh orangtua dengan kecenderungan perilaku pelaku –
korban pembulian.
H0 : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan
antara jenis pola asuh orangtua dengan kecenderungan perilaku
pelaku – korban pembulian.
3.2 Subyek Penelitian dan Teknik Sampling
3.2.1 Karakteristik Subyek Penelitian
Karakteristik subyek penelitian ini adalah remaja dengan rentang
usia 15 – 18 tahun dan merupakan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA),
baik negeri maupun swasta di wilayah Jakarta Selatan. Karakteristik
tersebut dipilih karena fenomena pembulian banyak terjadi di tingkat
pendidikan SMA di wilayah Jakarta Selatan sepanjang tahun 2007 –
2011. Remaja yang melakukan perilaku pembulian bisa disebabkan dari
34
rasa frustasi akibat pola asuh yang diterapkan oleh orangtua, dimana
kebutuhan dan tuntutan dasarnya yang tidak terpenuhi oleh orangtua,
seperti rasa aman, dihargai, dipercaya dan diperhatikan (Kartono, 2003).
3.2.2 Teknik Sampling
Populasi dari penelitian ini adalah siswa SMA yang bersekolah di
wilayah Jakarta Selatan. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
dilakukan dengan penyampelan non-probabilitas, yakni accidental
nonprobability sampling. Metode nonprobability sampling melibatkan
pemilihan responden berdasarkan ketersediaan dan kesediaan
responden dalam memberikan respon dan tidak ada jaminan bahwa
setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi
sampel (Shaugnessy & Zechmeister, 2006). Pengambilan sampel
accidental merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan
kebetulan, siapa saja yang bertemu dengan peneliti dan memenuhi
kriteria sebagai subyek.
3.3 Desain Penelitian
Penelitian ini berusaha untuk melihat hubungan antara jenis pola asuh
orangtua dengan kecenderungan perilaku pelaku – korban pembulian pada
remaja. Tipe penelitian yang digunakan merupakan penelitian non-eksperimental,
karena variabel yang digunakan sudah terjadi dan tidak dapat dikontrol secara
langsung. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner, skala Likert.
Tujuan teknik analisis yang digunakan adalah analisis chi-square, yaitu
menguji perbedaan proporsi 2 kelompok atau lebih kelompok.
35
Berdasarkan tipe data yang diperoleh, penelitian ini termasuk ke dalam
penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh berupa angka dan diolah
secara statistik.
3.4 Alat Ukur Penelitian
3.4.1 Alat Ukur
3.4.1.1. Studi Elisitasi
Proses penyusunan alat ukur dimulai dengan
proses studi elisitasi untuk mendapatkan perilaku
pembulian di sekolah, yang akan dijadikan butir item dalam
kuesioner.
Studi elisitasi merupakan proses pengumpulan
informasi yang hasilnya digunakan untuk pengembangan
alat ukur. Elisitasi ini dilakukan pada 238 orang dengan
karakterisitik yang sama dengan populasi, yaitu siswa SMA
yang bersekolah di wilayah Jakarta Selatan. Elisitasi
dilakukan dengan metode kuesioner terbuka, dengan
memberikan pembentukan definisi mengenai pembulian
yang tepat dan kemudian memberikan pertanyaan yang
bertujuan untuk memunculkan perilaku-perilaku pembulian
yang sering diterapkan di sekolah. Berikut adalah
pertanyaan elisitasi :
a. Apa yang terlintas dalam kepala anda jika anda
mendengar kata “bullying” ?
36
b. Selama pengalaman anda bersekolah, tuliskan
tindakan apa saja yang pernah anda lakukan dengan
sengaja untuk menyakiti orang lain ?
c. Selama pengalaman anda bersekolah, tuliskan
tindakan apa saja yang pernah anda terima yang
dilakukan dengan sengaja oleh orang lain dan
menyakiti anda ?
Berdasarkan hasil elisitasi pada 238 siswa SMA
tersebut, di dapatkan perilaku pembulian yang banyak
terjadi di sekolah sebagai berikut,
Tabel 3.1. Hasil Elisitasi Perilaku Pembulian
TipeTingkah
LakuFrekuensi Persentase Keterangan
Overt Bullying
Dikerjai/
Mengerjai45 18,9%
Melakukan tindakan yang
tidak menyenangkan,
seperti : di(meng)kunci
dikamar mandi, di(me-)suruh
makan makanan yang
sudah dicampur-campur,
di(me-)gunting rambut, dan
di(me-)rekam yang
memalukan.
Diperlakukan dengan tidak
6 2,52% Di(me-)narik, di(me-)coret
37
sewajarnya (baju) /
Memperlaku-kan baju
dengan tidak sewajarnya
baju secara paksa, dan
di(me-)angkat rok.
Dikeroyok/ Mengeroyok
6 2,52%Di(me-)hajar ramai-ramai
Dipalak/ Memalak
66 27,73%Duit/barang di(me-)minta secara paksa
Dilabrak/ Melabrak
74 31,09%
Di(me-)nyampaikan pernyataan
kasar sendiri/beramai-
ramai
Disindir/ Menyindir
28 11,76%
Indirect Bullying
Digosipkan/ Menggosip-
kan32 13,45%
Di(me-)bicarakan hal yang tidak
baik/belum tentu benar
Dimanfaat-kan/
Memanfaat-kan
18 7,56%
Di(me-)suruh melakukan hal
yang bukan kewajibannya, di(me-)perbuda
k
Cyber Bullying
Disindir/
Menyindir via jejaring
sosial, seperti FB, Twitter, Ym, Plurk, dsb
6 2,52%
Diancam/ Mengancam
melalui pesan
2 0,84%
38
pendek
Diteror/ Meneror melalui
telpon atau pesan
pendek
2 0,84%
Total 11 perilaku
11 perilaku yang didapat dari hasil studi elisitasi
tersebut kemudian disatukan dengan adaptasi alat ukur
Bully and Victims Scales : Adolescent Peer Relations
Intrument. Dari hasil studi tersebut, ada 2 perilaku yang
peneliti jadikan akar perilaku yang berbeda, sehingga
menghasilkan 13 butir item total dari hasil studi elisitasi.
Perilaku yang peneliti jadikan akar tersebut adalah
i. Dilabrak atau melabrak,
Pada perilaku ini, peneliti membuat 2 butir item
pernyataan yang mewakili domain pembulian
terbuka (pembulian secara verbal) yaitu :
a. Saya menyampaikan pernyataan kasar
terhadap teman saya, dan
b. Saya mengajak teman-teman saya untuk
menyampaikan penyataan kasar terhadap
teman saya.
ii. Dipalak atau memalak,
39
Pada perilaku ini, peneliti juga membuat 2 butir
item pernyataan yang mewakili domain
pembulian terbuka (pembulian secara verbal)
yaitu :
a. Saya meminta paksa barang milik teman
saya, dan
b. Saya meminta uang secara paksa milik
teman saya.
Hal ini peneliti lakukan juga terhadap butir item dari
kuesioner kecenderungan perilaku korban. Data lengkap
tabulasi studi elisitasi dapat dilihat pada Lampiran 1.
3.4.1.2 Kuesioner Penelitian
Untuk mengumpulkan data, peneliti menggunakan
kuesioner. Kuesioner tersebut terdiri dari 4 bagian, yaitu
I. Gambaran Umum Responden
Bagian pertama dari kuesioner ini berisi tentang
informasi umum mengenai responden penelitian. Selain
itu, informasi ini berguna sebagai data kontrol, yang juga
dapat digunakan sebagai analisa tambahan. Informasi
yang dibutuhkan pada kuesioner ini mencakup usia,
pendidikan (kelas dan jurusan yang diambil), jenis kelamin,
urutan kelahiran, pekerjaan orangtua, dan frekuensi
menonton tayangan kekerasan.
40
II. Kuesioner Parental Authority Questionnaire-
Reitmann
Parental Authority Questionnaire-Revised (PAQ-R)
merupakan alat ukur yang dikembangkan oleh Reitman
pada tahun 2002, dari kuesioner Parental Authority
Questionnaire yang diciptakan oleh Buri tahun 1991, dari
adaptasi teori pola asuh orangtua Diana Baumrind. Alat
ukur ini mengklasifikasikan jenis pola asuh apa yang
cenderung digunakan oleh orangtua dalam mengasuh
anaknya.
Dimensi yang dibuat oleh Reitman (sumber blm
ada) memiliki 3 buah dimensi, yaitu Authoritative,
Authoritarian, dan Permissive. PAQ-R terdiri dari 30 butir
item dengan 10 butir item di masing-masing dimensi.
Semua butir item PAQ-R bersifat favorable.
Peneliti mengadaptasi 30 butir item dari PAQ-R
dengan menerjemahkannya ke dalam Bahasa Indonesia.
Setelah uji coba alat ukur dilakukan, butir item yang
bertahan untuk dilakukan pada pengambilan data
lapangan adalah sebanyak 21 butir item dengan rincian
sebagai berikut.
Tabel 3.2. Dimensi & Nomor Butir item PAQ-R
Dimensi Sub - dimensi Nomor Jumlah
41
Butir
item
Authoritarian
1, 3, 6,
10, 12,
15, 17,
20
8 butir
item
Authoritative
2, 4,8,
11, 16,
19, 21
7 butir
item
Permissif
Indulgent
(Memanjakan)
7, 13, 14,
18
4 butir
item
Neglectful
(Mengabaikan)5, 9
2 butir
item
Total21 Butir
item
Peneliti melihat internal konsistensi per dimensi dari
alat ukur ini dengan Cronbach’s alpha dimensi
authoritarian sebesar 0,791, Cronbach’s alpha dimensi
authoritative sebesar 0,827, dan Cronbach’s alpha dimensi
permissif sebesar 0,732. Data lengkap contoh blueprint
PAQ-R dan output SPSS pada uji coba dan studi lapangan
alat ukur dapat dilihat pada Lampiran 2.
42
Skala respon pada alat ukur ini menggunakan
Likert dengan lima alternative pilihan respon, “sangat tidak
sesuai”, “tidak sesuai”, “netral”, “sesuai”, hingga “sangat
sesuai”. Pemberian skor pada butir item adalah 1 untuk
“sangat tidak sesuai”, 2 untuk “tidak sesuai”, 3 untuk
“netral”, 4 untuk “sesuai”, dan 5 untuk “sangat sesuai”.
III. Kuesioner Bully and Victims Scales :
Adolescent Peer Relations Instrument (Bully
Scales)
Bully and Victims Scales : Adolescent Peer
Relation Instrument (Bully Scales) merupakan alat ukur
yang dikembangkan oleh Parada R.H pada tahun 2000.
Dimensi alat ukur Bully and Victims Scales : Adolescent
Peer Relations Instrument (Bully Scales) disusun
berdasarkan jenis-jenis pembulian, yaitu physical, verbal,
dan social. Bully and Victims Scales : Adolescent Peer
Relations Instrument (Bully Scales) memiliki 18 butir item
dengan masing-masing dimensi memiliki 6 butir item.
Dalam pengembangan alat ukur ini, peneliti
mengadaptasi 18 butir item dari Bully and Victims Scales :