LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI-VIROLOGI
(MEDIUM PERTUMBUHAN MIKROORGANISME)
Tanggal praktikum
: 4 Oktober 2012
Nama anggota
: 1. Dita Nur Anggraeni(1104015079)
2. Halimatu Zaujah
(1104015121)
3. Ilma Alima
(1104015137)
4. Nimas Sari Julianti(1104015216)
5. Yuni Arwidya
(1104015352)
Kelas
: 3-A
Gelombang/Kelompok: 1 (Satu) / 1 (Satu)
Semester
: III (Tiga)
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS FARMASI DAN SAINS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
TAHUN AKADEMIK 2012/2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT berkat nikmat
sehat dan nikmat panjang umur yang telah berikan kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan praktikum
Mikrobiologi-Virologi tepat pada waktunya. Laporan ini dibuat untuk
memudahkan dalam memahami isi dari praktikum Mikrobiologi-Virologi
yang telah kami jalani. Tidak lupa kami berterima kasih kepada
pihak-pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun
materiil sampai terselesaikannya laporan ini. Semoga tugas laporan
ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya. Amien
Jakarta, Oktober 2012
ii
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR.. ii
DAFTAR ISI....iii
BAB I. PENDAHULUAN
Latar Belakang. ...............1
Tujuan..4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.5
BAB III. METODOLOGI...11
BAB IV. PEMBAHASAN DAN HASIL14
BAB V. KESIMPULAN.16
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Mikrobiologi adalah salah satu cabang ilmu dari biologi yang
mempelajari tentang organisme yang mikroskopik yakni meliputi
bakteri , virus, fungi, alga ,dan protozoa.
Pertumbuhan dapat didefinisikan sebagai pertambahan secara
teratur semuakomponen di dalam sel hidup. Pada organisme
multiseluler, pertumbuhan adalahpeningkatan jumlah sel
perorganisme, dimana ukuran sel juga menjadi lebih besar.Pada
organisme uniseluler yang disebut pertumbuhan adalah pertambahan
jumlahsel, yang berarti juga pertambahan jumlah organisme.Umur
suatu sel ditentukan setelah pembelahan sel selesai. Sedangkan
umurkultur ditentukan dari waktu atau lamanya inkubasi.Ukuran sel
tergantung dari kecepatan pertumbuhan. Semakin baik zat nutrisidi
dalam substratnya mengakibatkan pertumbuhan sel semakin cepat.
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri
dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan
mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan
nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk
menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan
isolat mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi
komposisi media pertumbuhannya.
Media berfungsi untuk menumbuhkan mikroba, isolasi, memperbanyak
jumlah, menguji sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah
mikroba, dimana dalam proses pembuatannya harus disterilisasi dan
menerapkan metode aseptis untuk menghindari kontaminasi pada
media.
Bahan-bahan media pertumbuhan
1. Bahan dasar
air (H2O) sebagai pelarut
agar (dari rumput laut) yang berfungsi untuk pemadat media. Agar
sulit didegradasi oleh mikroorganisme pada umumnya dan mencair pada
suhu 45oC.
gelatin juga memiliki fungsi yang sama seperti agar. Gelatin
adalah polimer asam amino yang diproduksi dari kolagen.
Kekurangannnya adalah lebih banyak jenis mikroba yang mampu
menguraikannya dibanding agar.
Silicagel, yaitu bahan yang mengandung natrium silikat.
Fungsinya juga sebagai pemadat media. Silica gel khusus digunakan
untuk memadatkan media bagi mikroorganisme autotrof obligat.
2. Nutrisi atau zat makanan
Media harus mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk
metabolisme sel yaitu berupa unsur makro seperti C, H, O, N, P;
unsur mikro seperti Fe, Mg dan unsur pelikan/trace element. Sumber
karbon dan energi yang dapat diperoleh berupa senyawa organik atau
anorganik esuai dengan sifat mikrobanya. Jasad heterotrof
memerlukan sumber karbon organik antara lain dari karbohidrat,
lemak, protein dan asam organik.
Sumber nitrogen mencakup asam amino, protein atau senyawa
bernitrogen lain. Sejumlah mikroba dapat menggunakan sumber N
anorganik seperti urea.
Vitamin-vitamin.
3. Bahan tambahan
Bahan-bahan tambahan yaitu bahan yang ditambahkan ke medium
dengan tujuan tertentu, misalnyaphenolred(indikator asam basa)
ditambahkan untuk indikator perubahan pH akibat produksi asam
organik hasil metabolisme. Antibiotik ditambahkan untuk menghambat
pertumbuhan mikroba non-target/kontaminan.
4. Bahan yang sering digunakan dalam pembuatan media
Agar, agar dapat diperoleh dalam bentuk batangan, granula atau
bubuk dan terbuat dari beberapa jenis rumput laut. Kegunaannya
adalah sebagai pemadat (gelling) yang pertama kali digunakan oleh
Fraw & Walther Hesse untuk membuat media. Jika dicampur dengan
air dingin, agar tidak akan larut. Untuk melarutkannya harus diasuk
dan dipanasi, pencairan dan pemadatan berkali-kali atau sterilisasi
yang terlalu lama dapat menurunkan kekuatan agar, terutama pada pH
yang asam
Peptone,peptoneadalah produk hidrolisis protein hewani atau
nabati seperti otot, liver, darah, susu, casein, lactalbumin,
gelatin dan kedelai. Komposisinya tergantung pada bahan asalnya dan
bagaimana cara memperolehnya.
Meatextract.Meatextractmengandung basa organik terbuat dari
otak, limpa, plasenta dan daging sapi.
Yeastextract.Yeastextractterbuat dari ragi pengembang roti atau
pembuat alcohol. Yeast extract mengandung asam amino yang lengkap
& vitamin (Bcomplex).
Karbohidrat. Karbohidrat ditambahkan untuk memperkaya
pembentukan asam amino dan gas dari karbohidrat. Jenis karbohidrat
yang umumnya digunkan dalam amilum, glukosa, fruktosa, galaktosa,
sukrosa, manitol, dll. Konsentrasi yang ditambahkan untuk analisis
fermentasi adalah 0,5-1%.
II. Tujuan
1. Mengetahui cara membuat medium yang baik dan benar
2. Mengetahui bekerja dengan teknik aseptis
3. Memahami bahan-bahan apa saja yang digunakan untuk pembuatan
medium
4. Memahami bagaimana cara mensterilisasi medium
5. Mengertahui bagaimana cara pengamatan medium
6. Mengetahui bagaimana cara melakukan destruksi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. Medium
Medium menurut bidang mikrobiologi adalah lingkungan buatan yang
diusahakan mirip dengan suasana alam yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan mikroorganisme.
Keperluan dasar untuk suatu medium, antara lain:
1. Sumber energy
2. Sumber karbon
3. Sumber nitrogen
4. Garam-garam sulfat, fosfat, sodium klorida dan karbonat,
potassium, magnesium, besi, kalsium dan unsur-unsur yang hanya
sedikit diperluakan seperti tembaga dan lain-lain.
5. pH yang cocok 7,2 sampai 7,6
6. Potensial oksidasi-reduksi yang tepat
7. Factor pertumbuhan seperti triptofan untuk Salmonella typhi,
glutation untuk gonokokus, factor X dan Vuntuk Hemophilus.
Sifat-sifat dari medium yang ideal antara lain:
1. Medium harus mememnuhi semua kebutuhan nutrient yang mudah
digunakan oleh mikroorganisme
2. Pertumbuhan mikroorganisme harus cepat
3. Harus mudah tumbuh bagi mikroorganisme
4. Medium tidak mengandung zat penghambat pertumbuhan
5. Medium harus steril
6. Medium harus memiliki tekanan osmose, pH, dan lain sebagainya
yang sesuai.
7. Medium yang digunakan sebaiknya murah
8. Harus mudah dibuat kembali
9. Harus mampu memperlihatkan sifat-sifatkhas yang
diinginkan.
Medium yang digunakan untuk memperoleh biakan mikroorganisme
antara lain:
A. Medium berdasarkan sifat fisik
1. Medium cair (media yang tidak mengandung agar)
Digunakan sebagai medium diperkaya sebelumnya disebarkan pada
medium padat. Tidak cocok untuk dipergunakna sebagai medium untuk
mengasingkan kuman, untuk memperoleh biakan murni, juga tidak dapat
dipakai untuk mempelajari koloni dari mikroorganisme. Contoh medium
cair adalah kaldu gizi, air pepton, dan lain-lain.
Jenis-jenis medium cair
Kaldu: cairan jernih tembus cahaya dan berwarna kuning jerami,
dibuat dari ekstrak daging atau pepton. Beberapa jenis kaldu yang
biasa dipakai ialah:
a. Kaldu infus
Cara pembuatannya: daging sapi cincang bebas lemak dimasukkan
kedalam lemari es selama semalaman. Cairan yang didapat sesudah
dipisahkan dari dagingnya dididihkan selama 18 menit. Tambahkan
pepton dan sodium klorida 0,5 %.
b. Kaldu ekstrak daging (tersedia dipasaran dengan nama
Lab-lemco)
c. Kaldu cerna
Cara pembuatannya: dibuat dari daging dengan cara enzimatik.
Zat-zat gizi disini lebih banyak daripada didalam kaldu infus
ataupun kalsu ekstrak. Enzim-enzim yang digunakan adalah tripsin,
pepsin, dan lain-lain.
Pepton: merupakan protein yang dicernakan sebagian dengan
menggunakan enzim hidrolitik, misalnya pepsin, tripsin, papain, dan
lain sebagainya. Pepton memberikan zat-zat yang mengandung nitrogen
dan bekerja sebagai larutan penyangga. Beberapa kuman dapat tumbuh
dalam larutan pepton 1%. Zat-zat yang terkandung didalam pepton
ialah proteosa, polipeptida dan asam-asam amino.
Ekstrak ragi: dibuat dengna mengekstraksikan ragi yang
diotolisiskan dengan air. Mempunyai kandungan vitamin B yang
tinggi.
Contoh lain dari medium cair adalah medium gula-gula (gula 1%
dalam air pepton), kaldu glukosa (glukosa 1% dalam kaldu gizi),
kaldu empedu (garam empedu 0,5% dalam kaldu gizi), serum Hiss
(1bagian serum da 3 bagian kaldu glukosa), medium MacConkey cair,
garam gliserol dan medium diperkaya (tertrationat dan selenit).
2. Medium setengah padat
yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4% sehingga menjadi
sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair. Media semi solid
dibuat dengan tujuan supaya pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke
seluruh media tetapi tidak mengalami percampuran sempurna jika
tergoyang. Misalnya bakteri yang tumbuh pada media NfB
(NitrogenfreeBromthymolBlue) semisolid akan membentuk cincin hijau
kebiruan di bawah permukaan media, jika media ini cair maka cincin
ini dapat dengan mudah hancur. Semisolid juga bertujuan untuk
mencegah/menekan difusi oksigen, misalnya pada mediaNitrateBroth,
kondisi anaerob atau sedikit oksigen meningkatkan metabolisme
nitrat tetapi bakteri ini juga diharuskan tumbuh merata diseluruh
media.
3. Medium padatDipergunakan untuk mempelajari koloni bakteri.
Penting untuk mengasingkan mikroorganisme untuk mendapatkan biakan
murni.
a. Agar-agar: isi medium padat yang terpenting. Merupakan
senyawa polisakarida rumit yang diperoleh dari rumput laut (jenis
algae geledium).mencair pada suhu 800C sampai 1000C dan membeku
pada suhu 350C sampai 420C. tidak menyediakan zat-zat gizi untuk
bakteri. Hanya bekerja sebagai zat pemadat. Tidak dimetabolisasikan
oleh mikroorganisme pathogen apapun.
b. Gelatin: merupakan protein yang dibuat dengan hidrolisis
kolagen menggunakan air mendidih. Mencair pada suhhu 370C,
membentuk gel yang tembus cahaya pada suhu dibawah 250C. penggunaan
utama gelatin ialah untuk menguji kemampuan mikroorganisme
mencairkannya. Sifat ini sangat penting untuk identifikasi dan
klasifikasi mikroorganisme. Jika medium menghitam, artinya ada
pembentukan hydrogen sulfide.
B. Medium berdasarkan komposisi
1. Medium sintetis
yaitu media yang komposisi zat kimianya diketahui jenis dan
takarannya secara pasti, misalnyaGlucose Agar, Mac Conkey Agar.
2. Medium semi sintetis
yaitu media yang sebagian komposisinya diketahui secara pasti,
misanya PDA (Potato Dextrose Agar) yang mengandung agar, dekstrosa
dan ekstrak kentang. Untuk bahan ekstrak kentang, kita tidak dapat
mengetahui secara detail tentang komposisi senyawa penyusunnya.
3. Medium non sintesis yaitu media yang dibuat dengan komposisi
yang tidak dapat diketahui secara pasti dan biasanya langsung
diekstrak dari bahan dasarnya, misalnyaTomato Juice Agar,Brain
Heart Infusion Agar,Pancreatic Extract.
C. Medium berdasarkan tujuan
1. Media untuk isolasi
Media ini mengandung semua senyawa esensial untuk pertumbuhan
mikroba, misalnyaNutrient Broth, Blood Agar.
2. Media selektif/penghambat
Media yang selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat
tertentu sehingga media tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba
lain dan merangsang pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Contohnya
adalah Luria Bertani medium yang ditambah Amphisilin untuk
merangsang E.coliresisten antibotik dan menghambat kontaminan yang
peka,Ampiciline.Salt brothyang ditambah NaCl 4% untuk
membunuhStreptococcus agalactiaeyang toleran terhadap garam.
3. Media diperkaya (enrichment)
Media diperkaya adalah media yang mengandung komponen dasar
untuk pertumbuhan mikroba dan ditambah komponen kompleks seperti
darah, serum, kuning telur. Media diperkaya juga bersifat selektif
untuk mikroba tertentu. Bakteri yang ditumbuhkan dalam media ini
tidak hanya membutuhkan nutrisi sederhana untuk berkembang biak,
tetapi membutuhkan komponen kompleks, misalnyaBlood Tellurite Agar,
Bile Agar, Serum Agar, dll.
4. Media untuk peremajaan kultur
Media umum atau spesifik yang digunakan untuk peremajaan
kultur.
5. Media untuk menentukan kebutuhan nutrisi spesifik.
Media ini digunakan unutk mendiagnosis atau menganalisis
metabolisme suatu mikroba. Contohnya adalahKosers
Citratemedium,yang digunakan untuk menguji kemampuan menggunakan
asam sitrat sebagai sumber karbon.
6. Media untuk karakterisasi bakteri
Media yang digunakan untuk mengetahui kemempuan spesifik suatu
mikroba. Kadang-kadang indikator ditambahkan untuk menunjukkan
adanya perubahan kimia. Contohnya adalahNitrate Broth, Lactose
Broth, Arginine Agar.
7. Media diferensial
Media ini bertujuan untuk mengidentifikasi mikroba dari
campurannya berdasar karakter spesifik yang ditunjukkan pada media
diferensial, misalnya TSIA (Triple Sugar Iron Agar) yang mampu
memilih Enterobacteria berdasarkan bentuk, warna, ukuran koloni dan
perubahan warna media di sekeliling koloni.D. Nutrient Agar(NA)
Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy.
NA juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme
yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media
ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef,
pepton, dan agar. Na merupakan salah satu media yang umum digunakan
dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage,
produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel
pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur
murni.Untuk komposisi nutrien adar adalah eksrak beef 10 g, pepton
10 g, NaCl 5 g, air desitilat 1.000 ml dan 15 g agar/L. Agar
dilarutkan dengan komposisi lain dan disterilisasi dengan autoklaf
pada 121C selama 15 menit. Kemudian siapkan wadah sesuai yang
dibutuhkan.E. Potato Dextrose Agar (PDA)
PDA digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi yeast dan
kapang. Dapat juga digunakan untuk enumerasi yeast dan kapang dalam
suatu sampel atau produk makanan. PDA mengandung sumber karbohidrat
dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2%
glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi
kurang baik untuk pertumbuhan bakteri. Cara membuat PDA adalah
mensuspensikan 39 g media dalam 1 liter air yang telah didestilasi.
campur dan panaskan serta aduk. Didihkan selama 1 menit untuk
melarutkan media secara sempurna. Sterilisasi pada suhu 121C selama
15 menit. Dinginkan hingga suhu 40-45C dan tuang dalam cawan petri
dengan pH akhir 5,6+0,2.
F. Lactose Broth
Lactose broth digunakan sebagai media untuk mendeteksi kehadiran
koliform dalam air, makanan, dan produk susu, sebagai kaldu
pemerkaya (pre-enrichment broth) untuk Salmonellae dan dalam
mempelajari fermentasi laktosa oleh bakteri pada umumnya.Pepton dan
ekstrak beef menyediakan nutrien esensial untuk memetabolisme
bakteri. Laktosa menyediakan sumber karbohidrat yang dapat
difermentasi untuk organisme koliform. Pertumbuhan dengan
pembentukan gas adalah presumptive test untuk koliform.Lactose
broth dibuat dengan komposisi 0,3% ekstrak beef; 0,5% pepton; dan
0,5% laktosa.
G. Nutrient Broth
Nutrient broth merupakan media untuk mikroorganisme yang
berbentuk cair. Intinya sama dengan nutrient agar. Nutrient broth
dibuat dengan cara sebagai berikut.1.Larutkan 5 g pepton dalam 850
ml air distilasi/akuades.
2.Larutkan 3 g ekstrak daging dalam larutan yang dibuat pada
langkah pertama.
3.Atur pH sampai 7,0.
BAB III
METODOLOGI
Dalam melakukan praktikum Mikrobiologi-Virologi dengan judul
Medium Pertumbuhan Mikroorganisme, bahan dan alat yang diperlukan
antara lain:
Alat:
1. Spatel
2. Timbangan analitik
3. Alumunium foil
4. Erlemeyer
5. Beaker glass
6. Batang pengaduk
7. Kompor listrik
8. Tabung reaksi
9. Corong kaca
10. Kassa steril
11. Kapas
12. Plastic wrap
13. Kertas yellow pages
14. Kaleng
15. Tali bangunan
16. Autoclave (automatic dan manual)
17. Cawan petri (sebelumnya sudah disterilisasi)
18. Oven (untuk mensterilisasi cawan petri)
19. LAF (Laminar Air Flow)
20. Bunsen
21. Incubator
Bahan:
1. PDA alami
2. TEA
3. NA sintetis
4. PDA sintetis
5. Aqua destillata
Mekanisme Kerja:
1. Pada hari Rabu tanggal 3 Oktober 2012 mensterilkan cawan
petri sebanyak 75 buah dengan cara:
Bungkus semua cawan petri yang telah disediakan oleh asisten
dengan kertas yellow pages
Setelah selesai membungkus semua cawan petri, cawan dibawa
keruang sterilisasi.
Masukkan semua cawan petri yang telah dibungkus kedalam oven,
lalu atur suhu oven 1600C selama 2 jam.
Setelah suhu mencapai 1600C selama 2 jam, turunkan suhu sampai
300C tunggu selama 2jam, setelah 2 jam baru oven dibuka dan cawan
petri dikeluarkan dari oven
2. Untuk kelompok 1: timbang NA Sintetis
kelompok 2: timbang PDA sintetis
kelompok 3: ukur PDA alami, timbang agar dan gula
kelompok 4 & 5: ukur TEA, timbang agar dan gula
Masukkan sampel medium kedalam erlemeyer lalu tambahkan aqua
destillata sebagian, sisa aqua destillata untuk membilas sisa
sampel yang masih menempel di alumunium foil. Aqua destillata yang
dipergunakan ad 150ml.
3. Setelah aq.dest di cukupkan sampai 150ml, lalu dipanaskan
diatas kompor listrik sampai larut dan berwarna jernih.
4. Setelah larut dan berwarna jernih, medium yang telah siap
tadi di saring (menggunakan kapas dan kasa steril) lalu masukkan ke
dalam beaker glass.
5. Setelah disaring, masukkan kedalam 5 buah tabung reaksi
dengan voleme @3-5ml, lalu tutup dengan knop.yng terbuat dari kapas
dan bungkus ke-5 tabung tersebut dengan plastic wrap
6. Lalu medium yang terdapat beaker glass dimasukkan kembali ke
erlemeyer, lalu tutup dengan knop (yang terbuat dari kasa steril
dan kapas), bungkus dengan plastic wrap (hanya sebatas leher
erlemeyer) lalu ikat dengan tali bangunan.
7. Siapkan kaleng yang telah dilapisi dengan kertas yellow
pages, lalu masukkan tabung reaksi dan erlemeyer yang telah
dibungkus denga plastic wrap kedalam kaleng, lalu tutup kaleng
dengan kertas yellow pages kemudian diikat dengan tali
bangunan.
8. Setelah itu, sterilkan medium didalam autoclaf automatic
dengan suhu 1210C selama 15-20 menit.
9. Setelah steril, masukkan kedalam LAF (yang telah disterilkan)
untuk pemindahan medium. Pada praktikum kali ini dibuat tiga bentuk
medium. Yaitu medium agar slant, dan medium agar petri.
10. Setelah selesai melakukan kultur medium, medium (baik yang
dicawan petri maupun di tabung reaksi) dibungkus dengan plastic
wrap, lalu dimasukkan kedalam incubator (tunggu selama 1 hari).
11. Pada hari Jumat tanggal 5 oktober 2012 dilakukan penelitian
medium.
12. Setelah dilakukan pengamatan, NA Sintetis dan PDA Sintetis
(yang tidak terdapat bakteri) dibungkus kembali dengan plastic
wrap, lalu di masukkan kedalam lemari es, sedangkan medium PDA
alami dan TEA dilakukan destruksi.
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL
I. Pembahasan
Pada praktikum Mikrobiologi-Virologi tentang Medium Pertumbuhan
Mikroorganisme, dibuat 2 (dua) preparasi medium, antara lain agar
miring/slant dan agar cawan/petri. Agar miring/slant adalah medium
agar miring dibuat dengan memasukkan 3-5 ml medium kedalam tabung
reaksi, kemudian disterilkan pada autoklaf pada suhu 1210C selama
15-20 menit, setelaf disterilisasi baru dimiringkan sesuai dengan
sudut kemiringan yang diinginkan. Sedangkan medium agar cawan/petri
adalah medium agar yang dimasukkan kedalam Erlenmeyer kemudian
disterilisasi didalam autoclaf, setelah itu tungggu sampai medium
hangat (sekitar 430C) lalu sesegera mungkin tuang kedalam cawan
petri steril (sekitar 10-15ml) secara aseptis, penuangan medium
sesegera mungkin untuk menghindari bekunya medium. Pada praktikum
kali ini mengapa hanya cawan petri yang disterilkan terlebih
dahulu?, supaya menghindari bekerja yang tidak efisien, jika semua
peralatan semua disterilisasi, maka pada saat menuang medium cair
kedalam tabung reaksi harus menggunakan perelatan tambahan yaitu
corong (corong tersebut belum disterilisasi) maka dapat menyebabkan
kontaminasi. Jadi, sebab mengapa hanya cawan petri yang disterilkan
terlebih dahulu sebelum karena untuk mengefisienkan dalam
bekerja/melakukan praktikum. Pada waktu menuangkan medium kedalam
tabung reaksi dilakukan penyaringan terlebih dahulu supaya medium
yang digunakan tidak ada pengotor yang ikut masuk kedalamnya.
Mengapa sebelumnya medium dan alat harus disterilkan terlebih
dahulu, sebelum diinkubasi? Supaya tidak mempengaruhi hasil yang
didapat, jika medium dan alatnyanya belum di sterilisasi maka tidak
bisa dilakukan pengamatan karena kita tidak tahu mana bakteri dari
medium mana bakteri dari alat. Semua hasil yang dilakukan dari
pengamatan menunjukkan hasil yang negative (tidak terdapat bakteri
yang tumbuh). Namun, pada hasil kelompok 1 yaitu NA Sintetis
terdapat serabut berwarna putih dibagian dasar daripada medium agar
slant, itu dikarenakan serabut kapas pada waktu penyaringan terbawa
saat memasukkan medium cair NA sintetis. Semua medium baik yang
alami maupun sintetis berwarna bening sampai kekuningan. Sedangkan
pada medium agar PDA Alami turbiditasnya keruh, sedangkan pada
medium agar TEA, PDA Sintetis, dan NA Sintetis terbentuk warna
jernih. Jika pada medium agar terdapat gelombang pada permukaannya
tidak dapat dipergunakan karena medium tersebut dianggap gagal.
II. Hasil
No.Ciri sifat fisik PDA AlamiTEANA SintetisPDA Sintetis
SlantPetriSlant PetriSlant PetriSlantPetri
1WarnaPutihPutihBeningBeningKuningKuningBeningBening
2Fasa (Padat/Cair)PadatPadatPadatPadatPadatPadatPadatPadat
3Turbiditas
(Jernih/Keruh)KeruhKeruhJernihJernihJernihJernihJernihJernih
4Kontaminasi
5Jenis mikroba
BAB V
KESIMPULAN
Dari praktikum Mikrobiologi-Virologi tentang MEDIUM PERTUMBUHAN
MIKROORGANISME dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Medium merupakan tempat tumbuhnya mikroorganisme
2. Medium yang digunakan dapat bersifat Sintetis dan Alami
3. Dari semua medium yang diamati didapat hasil yang negatif
tidak terdapat pertumbuhan bakteri
4. Sebelum medium dipindahkan kedalam cawan petri dan setelah
dimasukkan kedalam tabung reaksi, maka medium harus disterilisasi
di autoclaf selama 15-20 menit dengan suhu 1210C.
5. Masing-masing jenis medium mempunyai kelebihan dan
kekurangannya sendiri. Medium sintesis lebih tahan lama karena
mempunyai bentuk fasa padat jika dibandingkan dengan medium alami
yang mempunyai fasa cair.
6. Kesterilan pada saat praktikum pun menentukan berhasil atau
tidaknya medium yang dibuat. Keberhasilan suatu medium dapat
dilihat melalui tekstur medium yang membeku sempurna, tanpa ada
cekungan. Jika terdapat cekungan, maka medium itu dikatakan gagal.
Cekungan dapat terjadi karena kurang cekatannya praktikan dalam
memindahkan cairan medium dari erlenmeyer ke dalam cawan petri.
Sedangkan jika medium dikatakan gagal karena terkontaminasi oleh
mikroba yang tidak diinginkan, hal itu dikarenakan kurang sterilnya
alat-alat yang dipakai ataupun karena tindakan kita yang tidak
hati-hati dalam pengerjaan praktikum ini. Seperti terlalu banyak
bicara dan tidak melakukan tekhnik aseptis. Tetapi disamping semua
hal itu, dalam praktikum kali ini semua medium yang dibuat
menunjukkan hasil yang baik. Hal itu mengartikan bahwa kami sudah
berhasil membuat medium dengan baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Satish Gupte, MD. Mikrobiologi Dasar. Edisi ketiga. Jakarta.
Binarupa Aksara. 1990
Jawetz, melnick, & Adelberg. Mikrobiologi Kedokteran. Edisi
23. Jakarta. ECG. 2007
http://asriepdbgt.blogspot.com/2010/11/medium-pertumbuhan-mikroorganisme.htmlLAMPIRAN
1. Medium agar Miring/Slant
2. Medium agar Cawan/ petri dan medium agar Miring/Slant