Top Banner
- 1 - BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jujur adalah suatu sifat/perangai seseorang baik dalam bentuk perkataan maupun dalam bentuk sikap dan tingkah laku. Jujur disini adalah bentuk kesederhanaan seseorang terhadap kenyataan yang dialaminya, dan tidak merubah keadaan tersebut dengan bentuk apapun. Pada awal kerasulannya, Muhammad SAW pernah bertanya kepada kaum Quraisy, 'Bagaimana pendapatmu sekalian kalau kukatakan bahwa pada permukaan bukit ini ada pasukan berkuda? Percayakah kalian?' Jawab mereka, 'Ya, engkau tidak pernah disangsikan. Belum pernah kami melihat kau berdusta.' (Muhammad Husain Haikal, Sejarah Hidup Muhammad, hlm 121-122). Jawaban orang Quraisy itu disampaikan secara spontan karena yang bertanya adalah Muhammad bin Abdullah. Sosok yang selama ini mereka gelari dengan Al Amin, orang yang dipercaya. Ada fenomena menarik dari penganugerahan gelar Al-Amin ini. Pertama, gelar Al-Amin lahir dari mulut orang-orang Quraisy. Padahal, sejarah mencatat bahwa peradaban Quraisy saat itu dan jazirah Arab umumnya berada di tengah peradaban Jahiliyyah. Sebuah peradaban yang sudah tidak bisa lagi membedakan antara yang hak dan batil, antara yang halal dan haram. Sebuah peradaban yang sudah sangat rusak dan bobrok. Namun, kejujuran Muhammad bin Abdullah tidak luntur oleh peradaban di sekelilingnya. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana Urgensitas Kejujuran? 2. Bagaimana Kejujuran Membawa Kebaikan?
23

169102081 prilaku-jujur

Dec 25, 2014

Download

Documents

 
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: 169102081 prilaku-jujur

- 1 -

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jujur adalah suatu sifat/perangai seseorang baik dalam bentuk

perkataan maupun dalam bentuk sikap dan tingkah laku. Jujur disini adalah

bentuk kesederhanaan seseorang terhadap kenyataan yang dialaminya, dan tidak

merubah keadaan tersebut dengan bentuk apapun. Pada awal kerasulannya,

Muhammad SAW pernah bertanya kepada kaum Quraisy, 'Bagaimana

pendapatmu sekalian kalau kukatakan bahwa pada permukaan bukit ini ada

pasukan berkuda? Percayakah kalian?' Jawab mereka, 'Ya, engkau tidak

pernah disangsikan. Belum pernah kami melihat kau berdusta.' (Muhammad

Husain Haikal, Sejarah Hidup Muhammad, hlm 121-122). Jawaban orang

Quraisy itu disampaikan secara spontan karena yang bertanya adalah

Muhammad bin Abdullah. Sosok yang selama ini mereka gelari dengan Al

Amin, orang yang dipercaya. Ada fenomena menarik dari penganugerahan

gelar Al-Amin ini. Pertama, gelar Al-Amin lahir dari mulut orang-orang

Quraisy. Padahal, sejarah mencatat bahwa peradaban Quraisy saat itu dan

jazirah Arab umumnya berada di tengah peradaban Jahiliyyah. Sebuah

peradaban yang sudah tidak bisa lagi membedakan antara yang hak dan

batil, antara yang halal dan haram. Sebuah peradaban yang sudah sangat

rusak dan bobrok. Namun, kejujuran Muhammad bin Abdullah tidak luntur

oleh peradaban di sekelilingnya.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Urgensitas Kejujuran?

2. Bagaimana Kejujuran Membawa Kebaikan?

Page 2: 169102081 prilaku-jujur

- 2 -

C. Tujuan Makalah

Tujuan pembuatan makalah ini adalah agar mahasiswa bisa mengerti

mengenai hadtis tentang Pentingnya Kejujuran dan untuk memenenuhi

tugas mata kuliah Hadits, makalah ini juga bertujuan:

1. Untuk mengetahui dan memahami Urgensitas Kejujuran

2. Untuk mengetahui dan memahami Kejujuran Membawa Kebaikan

Page 3: 169102081 prilaku-jujur

- 3 -

BAB II

PEMBAHASAN

A. Urgensitas Kejujuran

1. Hadits dan Terjemahannya

Artinya :

“Abu Umamah Al-Bakhili r.a berkata bahwa Rasulullah SAW. Bersabda,

“Saya dapat menjamin suatu rumah di kebun surga untuk orang yang

meninggalkan perdebatan meskipun ia benar . Dan menjamin suatu rumah

di pertengahan surga bagi orang yang tidak berdusta meskipun bergurau .

Page 4: 169102081 prilaku-jujur

- 4 -

Dan menjamin satu rumah di bagian tertinggi dari surga bagi orang yang

baik budi pekertinya.”

2. Biografi Perawi

Abu Umamah Al-Bakhily, nama lengkapnya adalah Abu Umamah

Ash-Shady Al-Bakhily, Ibn Ajalan, Ibn Ribah, Ibn Ma’an Ibn Malik, Ibn

Ashar, Ibn Sa’id, Ibn Qais Ailan Ibn Mudhar, Ibn Najar, Ibn Mu’adalah Ibn

Adnan. Ia termasuk salah seorang sahabat yang masyhur

Ia meriwayatkan hadis Rasulullah SAW sebanyak 250 hadis.

Diriwayatkan oleh Bukhari sebanyak 5 hadis, dan diriwayatkan oleh

Muslim sebanyak tiga hadis. Hadis-hadisnya banyak diriwayatkan

pengarang Kitab Sunan yang enam

Dia tinggal di Mesir dan meninggal disana pada tahun 81 atau 86

H. ia termasuk sahabat paling akhir yang meninggal di Syam dan hadis-

hadisnya banyak dikenal orang-orang Syam.

3. Penjelasan Hadist dan ayat Yang Berhubungan

Hadis ini menerangkan tiga perilaku penting yang mendapatkan

jaminan surga dari Rasulullah bagi mereka yang memiliki perilaku

a. Orang yang meninggalkan perdebatan meskipun ia benar.

Berdebat atau berbantah-bantah adalah suatu pernyataan dengan

maksud untuk menjadikan orang lain memahami suatu pendapat atau

mengurangi kewibawaan lawan debat dengan cara mencela

ucapannya sekalipun orang yang mendebatnya itu tidak tahu persis

permasalahan, karena kebodohannya. Dan yang lebih ditonjolkan

Page 5: 169102081 prilaku-jujur

- 5 -

dalam berdebat adalah keegoannya sendiri sehingga ia berusaha

mengalahkan lawan debatnya dengan berbagai cara.1

Tidak sedikit orang memiliki ego santa tinggi dan tidak mau

dikalahkan oleh orang lain ketika berdebat walaupun dalam hatinya

ia merasa kalah, Tipe orang seperti ini, biasanya selalu berusaha

untuk mempertahankan idenya dengan cara apapun. Kalaupun

dilayani, yang terjadi bukan lagi adu mulut melainkan adu fisik. Oleh

karena itu, perdebatan hendaknya dihindari karena berbahaya dan

dianggap salah satu perbuatan sesat. Rasullah besabda :

Artinya :

“ Tidaklah sesat suatu kaum setelah mendapat petunjuk Allah,

kecuali kaum mendatangkan perdebatan” (HR. At Tirmidzi, dari Abu

Umamah)

Adapun dalam menghadapi orang yang selalu ingin menang dalam

setiap perdebatan, Nabi menganjurkan umatnya untuk

meninggalkannya, dan membiarkannya beranggapan bahwa dia

menang dalam perdebatan tersebut.

Akan tetapi, dalam hal-hal tertentu, seperti ketika berdebat

dengan orang-orang kafir tentang aqidah, kita harus

mempertahankan pendapat kita dengan menggunakan berbagai cara

supaya mereka menyadari bahwa aqidah kita memang benar dan

mereka salah. Seperti dalam QS Al-An’am

1 Al-Ghazali, OP, Hal 114

Page 6: 169102081 prilaku-jujur

- 6 -

Artinya :

“Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu

kefasikan. Sesungguhnya syaitan itu membisikkan kepada kawan-

kawannya agar mereka membantah kamu; dan jika kamu menuruti

mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang

musyrik.”

b. Orang yang tidak berdusta meskipun bergurau

Berdusta adalah menyatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan

kenyataan sebenarnya. Dusta sangat dilarang dalam Islam. Karena

selain merugikan orang lain, juga merugikan diri sendiri. Banyak ayat

dalam Al-Qur’an yang mencela orang yang suka berdusta, apalagi

terhadap mereka yang mendustakan Allah. Seperti firman-Nya

Artinya :

“Pada hari kiamat kamu akan melihat orang-orang yang berbuat

dusta terhadap Allah, mukanya menjadi hitam. Bukankah di dalam

Page 7: 169102081 prilaku-jujur

- 7 -

neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang yang menyombongkan

diri.”( QA. Az-Zumar:60)

Sebaliknya, Islam sangat menghargai orang yang bersifat jujur

walaupun dalam bercanda. Orang-orang yang selalu jujur, sekalipun

dalam bercanda sebagaimana disebutkan dalam hadis di atas dijamin

oleh Rasulullah SAW satu tempat di tengah surga.

Dalam bercanda, seseorang biasanya suka melebih-lebihkan

candaannya untuk mengundang tawa orang yang diajak bercanda.

Hal ini membuatnya merasa puas. Maka dibuatlah gurauan dengan

berbagai cara walaupun harus berbohong. Hal seperti itu, tidaklah

benar dalam Islam karena apapun alasannya berbohong merupakan

perbuatan yang dilarang.

Menurut M. Quraish Shihab2, seseorang yang disodori pertanyaan

mengenai sesuatu yang belum ia ketahui jawabannya mempunyai 3

pilihan :

- Menjawab dengan membohongi dirinya sendiri dan sipenanya

- Berusaha meyakinkan dirinya dan sipenanya dengan

memberikan jawaban yang tidak berdasarkan dugaan sedangkan

dugaan menurut Al-quran tidak bermanfaat sedikitpun terhadap

kebenaran

- Bersikap juur dan berkata “Saya tudak tau” Nabi bersabda “bukti

pengetahuan seorang adalah menjawab dengan jawaban saya

tidak tau”

Adapun salah satu cara untuk menjadi orang yang dikenal sebagai

orang jujur. Hal ini karena pergaulan sangat berpengaruhi terhadap

watak dan kepribadian seorang, Allah AWT berfirman :

2 Rachmat syafe’I, hal 78

Page 8: 169102081 prilaku-jujur

- 8 -

Artinya :

“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan

hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” Q.s At-Taubah :

119

c. Orang yang baik budi pekertinya

Sifat lainnya yang meningkatkan derajat seseorangdi sisi Allah

SWT dan juga dalam pandangan manusia adalah akhlak terpuji.

Salah satu risalah Rasulullah SAW beliau memiliki akhlak terpuji,

Rasulullah SAW memberikan suri teladan bukan sekedar

memberikan anjuran atau perintah kepada umatnya. Itulah salah

satu sebab keberhasilan dakwah Rasulullah SAW. beliau memiliki

akhlak yang sangat terpuji yang dikagumi kawan maupun lawannya.

Hal itu dijelaskan dalam Al-Quran:

Artinya:

“Sungguh engkau (Muhammad) berbudi pekerti yang luhur.”

(QS. Al-Qalam: 4)

Sifat orang yang berakhlak mulia, diantaranya adalah bermuka

manis, berusaha untuk membantu orang lain dan perkara yang baik,

serta menjaga diri dari perbuatan jahat. Orang yang memiliki sifat

seperti itu, selain dijanjikan surga sebagaimana dinyatakan dalam

hadis di atas, juga dianggap sebagai orang yang paling baik di antara

sesama manusia lain. Rasulullah SAW, bersabda :

Page 9: 169102081 prilaku-jujur

- 9 -

Artinya:

“Abdullah bin Amru bin Al-Ash r.a berkata, “Rasulullah SAW bukan

seorang yang memiliki perilaku dan perkataan yang keji. Nabi SAW

bersabda, “Sebaik-baik kamu ialah yang terbaik akhlak (budi

pekertinya).” (H.R. Bukhari dan Muslim)

B. KEJUJURAN MEMBAWA KEBAIKAN

1. Hadits dan Terjemahannya

Page 10: 169102081 prilaku-jujur

- 10 -

Artinya :

Abdullah Ibnu Mas’ud berkata bahwa Nabi SAW bersabda,

”Sesungguhnya benar (jujur) itu menuntun kepada kebaikan, dan

kebaikan itu menuntun ke surga, dan seseorang itu berlaku benar

sehingga tercatat di sisi Allah sebagai seorang yang siddiq (yang sangat

jujur dan benar). Dan dusta menuntun kepada curang, dan curang itu

menuntun ke dalam neraka. Dan seorang yang berdusta sehingga

tercatat di sisi Allah sebagai pendusta”. (Dikeluarkan oleh Imam Bukhari

dalam kitab “Tatakrama” bab : Firman Allah SWT : Hai Orang-orang yang

beriman bertaqwalah kepada Allah dan jadiah kamu semua bersama

orang-orang yang benar)

2. Biografi Perawi

Abdullah Ibn Mas’ud Ibn Gafil Ibn Habib Al-Hadly, nama kunyah-

nya adalah Abu Abdurrahman. Ia masuk Islam di Mekkah, pernah

hijrah ke Habsyi kemudian hijrah ke Madinah, dan menyaksikan

Perang Badar, Bay’ah Ar-Ridlwan, serta pernah shalat menghadap dua

kiblat.

Rasulullah SAW menghormatinya dan memberikan kabar gembira

dengan sabdanya bahwa beliau SAW rida terhadap apa-apa yang

diridhai Ibnu Ummu Abd (Abdullah Ibn Mas’ud) dan membenci apa-

apa yang dibencinya.

Pada masa Khalifah Umar Ibn Khattab dan Utsman, ia menjadi

qadhi di Kuffah dan penanggung jawab bait al-mal, kemudian kembali

ke Madinah dan meninggal di Kuffah pada tahun 32 H, dalam usia

lebih dari 60 tahun.

Ia telah meriwayatkan 848 hadis. Sebanyak 40 hadis disepakati

oleh Bukhari dan Muslim, Imam Bukhari sendiri dalam 21 hadis, dan

Muslim sendiri dalam 35 hadis.

Page 11: 169102081 prilaku-jujur

- 11 -

3. Penjelasan Hadis dan ayat Yang Berhubungan

Hadist ini menjelaskan berbagai kebaikan dan pahala akan

diberikan kepada orang yang jujur, baik di dunia maupun kelak di

akhirat. Ia akan dimasukkan ke dalam surga dan mendapat gelar yang

sangat terhormat, yaitu siddiq, artinya orang yang sangat jujur dan

benar. Bahkan dalam Al-Quran dinyatakan bahwa orang yang selalu

jujur dan selalu menyampaikan kebenaran dinyatakan sebagai orang

yang bertaqwa

Artinya:

“Orang-orang yang dating menyampaikan kebenaran dan

melakukannya (kebenaran itu), mereka itulah orang-orang yang

taqwa.” (Q.S. Az-Zumar: 33)

Orang yang jujur akan menjadi orang yang paling taat kepada

Allah SWT. Dalam sebuah riwayat disebutkan tentang seorang badui

yang meminta nasihat kepada Rasullah SAW. Beliau hany berkata

“jangan bohong”. Perkataan Rasullah SAW terus mengiang ngiang

ditelinga sang badui sehingga setiap kalidia akan melakukan suatu

perbuatan tercela, dia berpikir bahwa Rasullah pasti akan

menanyakannya dan dia harus jujur. Diapun tidak jadi melakukan

perbuatan tersebut. Dalam hal lain Allah berfirman :

Page 12: 169102081 prilaku-jujur

- 12 -

Artinya :

“Tiada menyatakan sepatah kata pun, melainkan ada pengawas

yang selalu siap mencatat (malaikat Raqid Atid)” (Q.S. Qaf: 18)

Oleh karena itu, setiap orang beriman hendaklah tidak asal bicara

apalagi terhadap sesuatu yang belum jelas dan belum ia ketahui

kebenarannya secara pasti. Allah SWT berfirman:

Artinya :

“Janganlah mengikuti pembicaraan apa yang tidak kamu ketahui.”

(Q.S. Al-Israa’: 36)

Jika seseorang berusaha untuk berkata benar, manfaatnya bukan

hanya bagi dirinya tetapi juga bagi orang lain. Begitu pun sebaliknya,

jika seseorang berkata dusta perbuatannya itu selain merugikan

dirinya, juga merugikan orang lain karena tidak akan ada lagi orang

yang mempercainya. Padahal kepercayaan merupakan salah satu

moal utama dalam menempuh kehidupan di dunia. Hak ini dinyatakan

dalam Al-quran:

Artinya:

Page 13: 169102081 prilaku-jujur

- 13 -

“Sungguh celaka orang-orang yang suka berdusta.” (Q.S. Adz-Dzariyat:

10)

C. Orang Yang Jujur Mendapat Pertolongan

1. Hadits dan Terjemahannya

Artinya :

“Abu Hurairah r.a, berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Barang siapa yang menggunakan harta orang lain (untuk berdagang) /

dan dia ingin mengembalikannya, / maka Allah akan (membantu)

mengembalikannnya./ Dan barang siapa mengambilnya dengan maksud

untuk merusaknya / Allah pun akan merusaknya.”

(H.R. Bukhari, Ibnu Majah, dan selainnya)

2. Biografi Perawi

Nama lengkap Abu Hurairah Ad-Dawsy menurut Hisyam Ibn Al-Kalbi

adalah Umam Ibn Amir Ibn Dzi As-Sarri Ibn Tharrif Ibn Iyan Ibn Abi Sha’b

Ibn Hunaid Ibn Tsa’labah Ibn Sulaiman Ibn Fahn Ibn Ghanan Ibn Daws.

Pada masa Jahiliyah, ia bernama Abd Syams dengan kunyah-nya Abu

Aswad. Kemudian Rasulullah SAW memberi nama Abdullah, dan kunyah-

Page 14: 169102081 prilaku-jujur

- 14 -

nya Abu Hurairah. Ini berkaitan dengan kucing, sebagaimana

diriwayatkan oleh Ibn Abd Al-Birr bahwa Abu Hurairah berkata, “Pada

suatu hari aku membawa kucing dalan suatu yang tertutup dan Nabi SAW

melihatku dan menanyakan apa yang kubawa. Aku pun menjawab

“kucing”, kemudian Nabi SAW. Memanggilku, “ya, Abu Hurairah”) Ibunya

bernama Maemunah Binti Syahr.

Abu Hurairah menerima hadits dari Nabi SAW, Abu Bakar, Umar, Al-

Fadl, Abbas Ibn Abd. Al-Muthalib, Aisyah, dan lain-lain. Adapun orang-

orang yang menerima riwayat darinya adalah : putranya, Al-Muharrar,

Ibn Abbas, Ibn Umar, Anas, Sa’id Ibn Al-Musyyab, Abu Salamah Ibn Abd

Ar-Rahman Ibn Awf. Menurut Al-Bukhari, mereka yang menerima

riwayat darinya mencapai 800 orang lebih. Semuanya merupakan ahli

ilmu, baik dari kalangan sahabat maupun tabi’in.

Abu Hurairah masuk islam pada tahun Khaibar, yaitu pada bulan

Muharram tahun ketujuh Hijrah. Al-A’raj berkata. “Abu Hurairah adalah

seorang sahabat yang banyak menerima hadits dari Rasulullah SAW.

Abu Hurairah termasuk sahabat yang paling banyak hafal hadits Nabi.

Tidak ada sahabat lain yang menyamainya dari segi jumlahnya. Ia

meriwayatkan tidak kurang dari 5.374 hadis. Tiga ratus hadis disepakati

oleh Bukhari dan Muslim. Dan Imam Al-Bukhari sendiri dalam 73 hadis.

Ibnu Umaiyah dari Hisyan Ibn Urwah berkata, “Abu Hurairah

meninggal pada tahun Siti Aisyah meninggal, yakni tahun 57 H.” hal itu

dikemukakan pula oleh Khalifah, Amr Ibn Ali, Abu Bakar dan jamaah,

Damrah Ibn Rabi’ah, dan Hitsam Ibn Abdi pun berpendapat demikian.

Abu Masyar berkata bahwa ia meninggal pada tahun 58 H Abu Hurairah

dikuburkan di Baqi dekat kuburan Asqalam.

Page 15: 169102081 prilaku-jujur

- 15 -

3. Penjelasan Hadis

Dalam kehidupan masyarakat, ada sebagian orang yang suka

meminjam uang atau barang kepada orang lain untuk digunakan sebagai

penunjang usahanya. Hal itu dibolehkan dalam Islam dan Allah SWT akan

menolong mereka kalau mereka berniat untuk menggunakannya sebagai

penunjang usahanya dan berniat untuk mengembalikan kepada

pemiliknya.

Peminjam tidak berniat menipu pemilik modal dengan menggunakan

uang yang dipinjamnya untuk berfoya-foya sehingga uang tersebut habis

begitu saja dan ia sendiri tidak memiliki uang untuk menggantinya. Hal

itu merugikan pemilik modal karena akan menghentikan usahanya, yang

sangat penting untuk membiayai keluarganya.

Oleh karena itu, setiap peminjam modal hendaknya ingat bahwa harta

tersebut adalah amanat yang dipercayakan oleh pemiliknya kepadanya.

Dalam Islam umatnya selalu diingatkan untuk menjaga amanat yang

dipercayakan kepadanya dan mengambalikan amanat tersebut kepada

pemiliknya, sebagaimana firman Allah SWT:

Artinya:

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada

yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan

hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.

Page 16: 169102081 prilaku-jujur

- 16 -

Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu.

Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

Begitu pula, seorang peminjam modal, ia harus berusaha sekuat

tenaga untuk menjaga kepercayaan yang diraihnya tersebut dengan cara

mengembalikan modal yang dipinjamnya pada waktu yang telah

disepakati. Jika ia berbuat demikian, pemilik modal akan semakin

mempercayainya. Ini berarti, jika ia memerlukan modal lagi, ia tidak akan

mengalami kesulitan.

Selain akan mendapat predikat shiddiq, sebagaimana dijelaskan

dalam pembahasan terdahulu, ia juga akan dimudahkan oleh Allah SWT.

Dalam setiap usahanya, terutama dalam usahanya untuk mengembalikan

modal yang dimanfaatkan kepadanya.

Sebailknya, apabila dia bermaksud berkhianat, yakni meminjam

barang atau harta tersebut untuk dirusak atau sengaja tidak akan

mengembalikannya Allah SWT akan membalas perbuatan zalim tersebut,

sebagaimana firman-Nya:

Artinya:

“Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira bahwa

Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim.

Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari

yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak”. (QS. Ibrahim: 42)

Hal itu menunjukkan bahwa penuaian suatu amanah sangat

penting dalam kehidupan bermasyarakat. Adapaun khianat (tidak

Page 17: 169102081 prilaku-jujur

- 17 -

menuaikan amanah) telah disepakati sebagai perbuatan tercela, baik

dalam pandangan Allah maupun pandangan manusia.

Hal itu karena khianat akan merugikan diri si pengkhianat sendiri

dan orang lain. Apalagi bagi seorang pemimpin atau wakil rakyat yang

memiliki tanggung jawab besar untuk melaksanakan amanat dengan

baik. Setiap jabatan adalah amanat dari rakyat dan hakikatnya dari Allah

SWT, maka seharusnya orang yang dipercayakan memegang suatu

jabatan harus melakukan berbagai ketentuan yang sesuai dengan

kehendak dan aspirasi rakyat, bukan sebaliknya justru mementingkan

diri sendiri, lupa diri, dan mengkhianati kepercayaan yang telah

diberikan rakyat kepadanya.

Tentu saja, amanat bukan saja dimonopoli para pemimpin, sebab

bila merujuk kepada Al-Qur’an, khianat terbagi kepada dua bagian, yaitu

khianat terhadap Khalik (Allah dan Rasulnya) dan khianat terhadap

makhluk.

Berkhianat kepada Allah adalah meninggalkan perintah-Nya dan

melaksanakan larangan-Nya, sedangkan berkhianat kepada Rasul-Nya

adalah meninggalkan Sunnah-Nya. Adapun yang dimaksud mengkhianati

amanat sesama manusia adalah mengingkari atau meninggalkan suatau

kesepakatan atau amanat yang telah diterima dan disepakati bersama

atau mungkin melaksanakannya, tetapi tidak sempurna.

Dengan demikian, setiap orang berpotensi untuk menjadi

pengkhianat, bahkan mungkin sekarang ini, kita termasuk para para

pengkhianat, baik kepada Allah SWT, Rasulullah SAW maupun sesama

manusia.

Page 18: 169102081 prilaku-jujur

- 18 -

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdusta adalah menyatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan

kenyataan sebenarnya. Dusta sangat dilarang dalam Islam. Karena selain

merugikan orang lain, juga merugikan diri sendiri

Kebaikan dan pahala akan diberikan kepada orang yang jujur, baik

di dunia maupun kelak di akhirat. Ia akan dimasukkan ke dalam surga

dan mendapat gelar yang sangat terhormat, yaitu siddiq, artinya orang

yang sangat jujur dan benar

Dalam kehidupan masyarakat, ada sebagian orang yang suka

meminjam uang atau barang kepada orang lain untuk digunakan sebagai

penunjang usahanya. Hal itu dibolehkan dalam Islam dan Allah SWT akan

menolong mereka kalau mereka berniat untuk menggunakannya sebagai

penunjang usahanya dan berniat untuk mengembalikan kepada

pemiliknya.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih

banyak terdapat kesalahan dan kekurangan maka dari itu penulis

mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi perbaikan

makalah ini dimasa yang akan datang.

Page 19: 169102081 prilaku-jujur

- 19 -

DAFTAR PUSTAKA Syafe’I rachat. 2000, Al-Hadits (Akidah,Akhlak, Sosial dan Hukum) : Bandung :

Pustaka Setia Muhammad Abdul Aziz al-Khuli, Al-Adabun Nabawi, Semarang: CV. Wijaksana,

1989. Salim Banreisy, Tarjamah Riadhus Shalihin, Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1978. Salim Banreisy, Tarjamah Al-Lu’lu wal Marjan, Surabaya: PT. Bina Ilmu, 2003.

Muhammad Al-Husaini Al-Jabidy, Ittik

iii

Page 20: 169102081 prilaku-jujur

- 20 -

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas rahmat yang diberikan Allah SWT sehingga

penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Prilaku Jujur”.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah

membantu penulis dalam membuat makalah ini dan teman-teman yang telah

memberi motivasi dan dorongan serta semua pihak yang berkaitan sehingga

penulis dapat menyelesaikan makalah dengan baik dan tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak

terdapat kesalahan dan kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan kritik

dan saran dari semua pihak demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan

datang.

Bengkulu, November 2012

Penyusun

i

i

Page 21: 169102081 prilaku-jujur

- 21 -

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i

DAFATR ISI .......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1

B. Rumusan masalah .............................................................................................. 2

C. Tujuan ..................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Urgensitas Kejujuran ........................................................................................ 3

B. Kejujuran Membawa Kebaikan ..................................................................... 9

C. Orang Jujur Mendapat Pertolongan Allah ................................................. 14

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................................... 17

B. Kritik dan Saran ................................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... iii

ii

Page 22: 169102081 prilaku-jujur

- 22 -

MAKALAH HADIST

Prilaku Jujur

Disusun Oleh

Nina Sustriana Neng Rika Susilawati

Masdiah Hadi

Dosen: Khermarinah

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

JURUSAN TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

2012

Page 23: 169102081 prilaku-jujur

- 23 -