Beberapa parameter yang biasanya dijadikan standar untuk
mengenali kualitas minyak atsiriadalah sebagai berikut :
1. Berat Jenis
Berat jenis merupakan salah satu kriteria penting dalam
menentukan mutu dan kemurnianminyak atsiri. Nilai berat jenis
minyak atsiri didefinisikan sebagai perbandingan antara beratminyak
dengan berat air pada volume air yang sama dengan volume minyak
pada yang samapula. Berat jenis sering dihubungkan dengan fraksi
berat komponen-komponen yangterkandung didalamnya. Semakin besar
fraksi berat yang terkandung dalam minyak, makasemakin besar pula
nilai densitasnya. Biasanya berat jenis komponen terpen
teroksigenasilebih besar dibandingkan dengan terpen tak
teroksigenasi.
2. Indeks Bias
Indeks bias merupakan perbandingan antara kecepatan cahaya di
dalam udara dengankecepatan cahaya didalam zat tersebut pada suhu
tertentu. Indeks bias minyak atsiriberhubungan erat dengan
komponen-komponen yang tersusun dalam minyak atsiri yangdihasilkan.
Sama halnya dengan berat jenis dimana komponen penyusun minyak
atsiri dapatmempengaruhi nilai indeks biasnya. Semakin banyak
komponen berantai panjang sepertisesquiterpen atau komponen
bergugus oksigen ikut tersuling, maka kerapatan mediumminyak atsiri
akan bertambah sehingga cahaya yang datang akan lebih sukar untuk
dibiaskan.Hal ini menyebabkan indeks bias minyak lebih besar.
Menurut Guenther, nilai indeks jugadipengaruhi salah satunya dengan
adanya air dalam kandungan minyak jahe tersebut.Semakin banyak
kandungan airnya, maka semakin kecil nilai indek biasnya. Ini
karena sifatdari air yang mudah untuk membiaskan cahaya yang
datang. Jadi minyak atsiri dengan nilaiindeks bias yang besar lebih
bagus dibandingkan dengan minyak atsiri dengan nilai indeksbias
yang kecil.
3. Putaran optik
Sifat optik dari minyak atsiri ditentukan menggunakan alat
polarimeter yang nilainyadinyatakan dengan derajat rotasi. Sebagian
besar minyak atsiri jika ditempatkan dalamcahaya yang
dipolarisasikan maka memiliki sifat memutar bidang polarisasi ke
arah kanan(dextrorotary) atau ke arah kiri (laevorotary).
Pengukuran parameter ini sangat menentukankriteria kemurnian suatu
minyak atsiri.
4. Bilangan Asam
Bilangan asam menunjukkan kadar asam bebas dalam minyak atsiri.
Bilangan asam yangsemakin besar dapat mempengaruhi terhadap
kualitas minyak atsiri. Yaitu senyawa-senyawaasam tersebut dapat
merubah bau khas dari minyak atsiri. Hal ini dapat disebabkan
olehlamanya penyimpanan minyak dan adanya kontak antara minyak
atsiri yang dihasilkandengan sinar dan udara sekitar ketika berada
pada botol sampel minyak pada saatpenyimpanan. Karena sebagian
komposisi minyak atsiri jika kontak dengan udara atau beradapada
kondisi yang lembab akan mengalami reaksi oksidasi dengan udara
(oksigen) yangdikatalisi oleh cahaya sehingga akan membentuk suatu
senyawa asam. Jika penyimpananminyak tidak diperhatikan atau secara
langsung kontak dengan udara sekitar, maka akan
semakin banyak juga senyawa-senyawa asam yang terbentuk.
Oksidasi komponen-komponenminyak atsiri terutama golongan aldehid
dapat membentuk gugus asam karboksilat sehinggaakan menambah nilai
bilangan asam suatu minyak atsiri. Hal ini juga dapat disebabkan
olehpenyulingan pada tekanan tinggi (temperatur tinggi), dimana
pada kondisi tersebutkemungkinan terjadinya proses oksidasi sangat
besar.
5. Kelarutan dalam Alkohol
Telah diketahui bahwa alkohol merupakan gugus OH. Karena alkohol
dapat larut denganminyak atsiri maka pada komposisi minyak atsiri
yang dihasilkan tersebut terdapatkomponen-komponen terpen
teroksigenasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Guentherbahwa
kelarutan minyak dalam alkohol ditentukan oleh jenis komponen kimia
yangterkandung dalam minyak. Pada umumnya minyak atsiri yang
mengandung persenyawaanterpen teroksigenasi lebih mudah larut
daripada yang mengandung terpen. Makin tinggikandungan terpen makin
rendah daya larutnya atau makin sukar larut, karena senyawa
terpentak teroksigenasi merupakan senyawa nonpolar yang tidak
mempunyai gugus fungsional. Halini dapat disimpulkan bahwa semakin
kecil kelarutan minyak atsiri pada alkohol (biasanyaalkohol 90%)
maka kualitas minyak atsirinya semakin baik.
http://ferry-atsiri.blogspot.com/2007/11/parameter-kualitas-minyak-atsiri.html
Macam macam tanaman
Akar Wangi (Vetiver)
Akar wangi (Vetiveria zizanoides Stapt) termasuk famili Graminae
atau rumput-rumputan.Memiliki bau yang sangat wangi, tumbuh
merumpun lebat, akar serabut bercabang banyakberwarna merah tua.
Waktu penanaman setiap saat sepanjang tahun, namun yang
terbaikadalah di awal musim hujan.
Proses produksi minyak akar wangi dilakukan dengan penyulingan
uap pada tekananbertingkat I-3 atm selama 8 9 jam dengan laju
destilasi 0,7 0,8 liter destilat/kg akar/jam.Rendemen rata-rata
minyak akar wangi 1,5 2%. Mutu minyak akar wangi tidak
hanyatergantung pada umur akar, tetapi juga tergantung dari lamanya
penyulingan. Bau gosongyang ditimbulkan karena penyulingan yang
cepat akan menurunkan mutu dan harga minyakakar wangi yang
diinginkan pembeli.
Komponen yang menyusun minyak akar wangi yaitu: vetiveron,
vetiverol, vetivenil,vetivenal, asam palmitat, asam benzoat, dan
vetivena. Banyak digunakan sebagai bahan bakukosmetik, parfum, dan
bahan pewangi sabun. Minyak akar wangi mempunyai bau
yangmenyenangkan, keras, tahan lama, dan disamping itu juga
berfungsi sebagai pengikat bau(fixative).
Perkiraan permintaan dunia lebih dari 200 ton / tahun. Indonesia
merupakan pemain pentingdengan sentra produksi di Garut memiliki
luas areal sebesar 2.063 ha dan produksi minyaksebanyak 34,5 ton
pada tahun 2007 (Subdit. Tanaman Atsiri Deptan, 2008). Dewasa
iniselain ke Eropa, minyak akar wangi juga diekspor ke USA, Jepang,
dan Singapura. Kinerjaekspor minyak akar wangi (2002-2006)
diperlihatkan pada Tabel 2.
Sereh Wangi (Citronella)
Sereh wangi diduga berasal dari Srilangka. Nama latinnya adalah
Cymbopogon nardus L.,termasuk dalam suku Poaceae (rumput-rumputan).
Varietas sereh wangi yang paling dikenaladalah varitas Mahapegiri
(java citronella oil) dan varitas Lenabatu (cylon citronella
oil).Varitas Mahapegiri mampu memberikan mutu dan rendemen minyak
yang lebih baikdbandingkan varitas Lenabatu.
Daerah penanaman dan produksi minyak sereh wangi di Indonesia
dengan luas areal padatahun 2007 sebesar 19.592,25 ha (Tabel 3),
terbesar di daerah Jawa, khususnya Jabar danJateng dengan pangsa
pasar dan produksi mencapai 95% dari total produksi Indonesia.
Arealainya adalah NAD dan Sumatera Barat. Daerah sentra produksi di
Jawa Barat adalah:Purwakarta, Subang, Pandeglang, Bandung, Ciamis,
Kuningan, Garut, dan Tasikmalaya.Sedangkan di Jateng adalah
Cilacap, Purbalingga dan Pemalang (Data Sbdit Tanaman
Atsiri,Dittansim, 2008).
Proses pengambilan minyak sereh wangi di Indonesia biasanya
dilakukan melalui prosespenyulingan selama 3 4 jam. Rendemen
rata-rata minyak sereh wangi sekitar 0,6 1,2%tergantng jenis sereh
wangi serta penanganan dan efektifitas penyulingan.
Komponen terpenting dalam minyak sereh wangi adalah sitronellal
dan geraniol. Keduakomponen tersebut menentukan intensitas bau,
harum, serta nilai harga minyak atsiri,
sehingga kadarnya harus memenuhi syarat ekspor agar dapat
diterima. Minyak ini digunakandalam industri, terutama sebagai
pewangi sabun, sprays, desinfektans, pestisida nabati,
bahanpengilap, peningkat oktan BBM dan aneka ragam preparasi
teknis.
Perkiraan pemakaian dunia pada tahun 2007 lebih dari 2000 ton /
tahun. Indonesia adalahprodusen ketiga dunia setelah Cnia dan
Vietnam. Beberapa negara yang selalu aktif membelisereh wangi
Indonesia antara lain adalah Singapura, Jepang, AS, Australia,
Belanda, Inggris,Perancis, Jerman, Italia, India, dan Taiwan.
Dengan pembeli utama adalah AS, Perancis,Italia, Singapura dan
Taiwan. Volume ekspor minyak sereh wangi relatif kecil, yakni
sebesar115,67 ton dengan nilai US$ 701,0 pada tahun 2004.
Cengkeh (Clove)
Cengkeh (Syzygium aromaticum) termasuk jenis tumbuhan perdu yang
dapat memliki batangpohon besar dan berkayu keras. Tinggi tanaman
dapat mencapai 15 20 meter dan dapatbertahan sampai umur ratusan
tahun.
Tanaman cengkeh mempunyai sifat khas karena semua bagian pohon
mengandung minyak,mulai dari akar, batang, daun sampai bunga.
Kandungan minyak cengkeh pada bagian-bagiantanaman tersebut
bervariasi jumlahnya namun kadar minyak yang paling tinggi terdapat
padabagian bunga (20%) sedangkan bagian gagang dan daun mengandung
sekitar 4 6 %.
Areal produksi tanaman cengkeh hampir tersebar di semua daerah
di Indonesia mulai dariNAD sampai Papua dengan luas areal terluas
di Jawa dan Sulawesi. Luas areal tanaman inimengalami sedikit
peningkatan setiap tahunnya atau lebih cenderung stabil (Tabel
4).
Cara penyulingan yang paling sederhana untuk mendapatkan minyak
cengkeh adalah denganpenyulingan air dan uap dengan lama
penyulingan sekitar 7 8 jam untuk daun basah dan 6 -7 jam untuk
penyulingan daun kering.
Penggunaan tekanan bertahap mulai dari 1 bar sampai 2 bar dapat
mempersingkat lamapenyulingan menjadi 4 5 jam.
Minyak daun cengkeh berupa cairan berwarna bening sampai
kekuning-kuningan mempunyairasa yang pedas, keras, dan berbau aroma
cengkeh. Warnanya akan berubah menjadi coklatatau berwarna ungu
jika terjadi kontak dengan besi atau akibat penyimpanan.
Sentra produksi minyak cengkeh terdapat di Jawa Tengah, Jawa
Barat, Jawa Timur, SumtareaBarat, Bali, dan Sulawesi Selatan.
Produksi minyak cengkeh Indonesia pada tahun 2007sekitar 2.500 ton
dengan perkiraan pemakaian dunia sekitar 3.500 ton / tahun
(Mulyadi,2008). Walaupun demikian volume ekspor minyak cengkeh
sangat kecil, karena sebagianbesar minyak cengkeh sudah diolah
menjadi produk turunannya sehingga yang diekspor lebihbanyak pada
produk turunannya, seperti eugenol, eugenol asetat, dll.
Pala (Nutmeg)
Pala yang mempunyai mutu terbaik dalam dunia perdagangan adalah
pala yang berasaldari Myristica fragrans H. Pala menghendaki iklim
laut yang panas (25 30 C), tetapibasah, curah hujan 2.500 mm/tahun.
Tanaman pala dapat tumbuh di dataran rendah yangkurang dari 700 m
dpl pada tanah berpasir bercampur humus. Tingginya dapat mencapai
12m. Mulai berbunga dan berbuah setelah berumur 4 6 tahun, dan
produktif berbuah sampai25 tahun. Buah pala berbentuk bulat telur
sampai lonjong, bagian terluar adalah kulit buah.Di bawah daging
buah terdapat tempurung biji yang diselubungi oleh jala berwarna
merahapi yang disebut dengan fuli. Di awah tempurung tersebut
terdapat biji pala.
Tanaman pala tersebar di wilayah Sumatera, NAD, Jawa, Sulawesi
dan Maluku. Luas arelterbesar berada di NAD dan Maluku seperti
ditunjukan pada Tabel 5.
Minyak pala dihasilkan dengan penyulingan air dan uap dari biji
atau fulinya. Biji palamenghasilkan minyak atsiri sekitar 7-16%,
sedangkan bagian fuli menghasilkan minyaksekitar 4 15%. Biji pala
muda menghasilkan rendemen minyak yang lebih besardibandingkan
dengan biji pala tua.
Komponen utama minyak pala adalah miristisin yang bersifat racun
dan mempunyai efeknarkotika, sehingga penggunaan dalam industri
pangan dan obat-obatan sangat sedikit.Minyak pala juga digunakan
dalam industri parfum dn pasta gigi.
Indonesia memegang peranan penting dalam pasar dunia karena
sebagian besar kebutuhanpala dunia berasal dari Indonesia. Negara
produsen utama lainnya adalah Granada, India, danMadagaskar. Lebih
dari 60% kebutuhan pala dunia berasal dari Indonesia dengan
volumeekspor lebih dari 200 ton/tahun, cenderung stabil hingga
tahun 2007 (Mulyadi, 2008). Namunpada tahun 2008, output minyak
pala Indonesia menurun drastis karena hama yangmenyerang tanaman
pala di Sumatera. Jika ditinjau dari nilainya, perkembangan nilai
eksporminyak pala menunjukan peningkatan yang cukup signifikan.
Jahe (Ginger)
Kondisi lingkungan dimana tanaman jahe dapat tumbuh dengan baik
adalah pada curah hujansekitar 2500-4000 mm per tahun, pada suhu
25-35 oC, dan dengan kelembaban udara yangsedang dan tinggi.
Tanaman jahe menghendaki tanah yang subur, gembur, kaya akan
humusdan berdrainase baik; dapat juga tumbuh di tanah latosol merah
coklat dan tanah andosol.
Proses produksi minyak jahe dilakukan dengan penyulingan
(melalui steamdistillation atau water distillation) atau ekstraksi
rimpang jahe yang sebelumnya telahdikeringkan dalam bentuk serpihan
atau dibuat serbuk. Rendemen rata-rata minyak jaheadalah 1-3%
(kering) tergantung jenis jahe serta penanganan dan efektifitas
proses
penyulingan. Ekstraksi dengan pelarut menghasilkan rendemen yang
lebih tinggidibandingkan dengan penyulingan, karena selan minyak
atsiri, juga dihasilkan oleoresin.Oleoresin inilah yang membentuk
rasa pedas pada jahe.
Komponen utama dalam minyak jahe adalah zingiberen, dan
zingberol yang menyebabkanbau khas minyak jahe. Minyak jahe
digunakan sebagai bahan baku minuman ringan (gingerale), dalam
industri penyedap, farmasi dan wangi-wangian.
Minyak jahe banyak diekspor ke USA, Singapura, Jerman, India dan
Afrika Selatan, denganimportir terbesar adalah USA. Indonesia masih
sebagai produsen jahe ketiga terbesar setelahChina dan India di
pasar global, padahal secara iklim dan kesesuaian lahan Indonesia
sangatpotensial.
Kenanga (Cananaga)
Tanaman kenanga (Cananga odorata) berasal dari Filipina. Di
Pulau Jawa tanaman tersebuttumbuh liar. Tanaman kenanga tumbuh
subur di dataran rendah dengan kelembaban tinggi,beriklim tropis
dan dekat dengan pantai. Di Jawa, kenanga biasanya ditanam di
pekaranganrumah, tidak dibudidayakan.
Bunga yang masih muda berwarna hijau, sedangkan yang tua
berwarna kuning. Rendemendan mutu minyak tertinggi terdapat pada
bunga yang telah matang sempurna (warna kuningtua).
Minyak nenanga diperoleh dengan cara penyulingan bunga kenanga.
Di daerah biasanyadilakukan dengan cara rebus. Hasil sulingan
terdiri dari beberapa fraksi yang mempunyaikomposisi dan mutu yang
berbeda. Fraksi dengan mutu paling baik adalah yang mengandungkadar
ester dan eter yang tinggi, sesquiterpen yang rendah. Minyak
kenanga diekspor masihdalam keadaan crude. Oleh importir Amerika
dan Eropa, minyak kenanga biasanyadirektifikasi untuk menghasilkan
minyak yang lebih jernih dan lebih mudah larut. Minyakyang
dihasilkan akan menyusut sebanyak 25%.
Minyak kenanga hanya diproduksi di Indonesia dengan output
sebesar 20 ton/tahun. Khususdi Pulau Jawa daerah penghasil minyak
kenanga adalah Boyolali dan Blitar. Di duniapemakaian minyak
kenanga masih terbatas dibandingkan minyak ylang-ylang, namun
masih
tetap penting karena bau minyak kenanga lebih tahan lama dan
lebih murah dibandingkanminyak ylang-ylang. Dalam industri, minyak
kenanga biasa digunakan sebagai bahanpewangi sabun.
Cendana (Sandalwood)
Minyak cendana (Santanum album L) di Indonesia banyak terdapat
di Pulau Timor. Tanamancendana berupa pohon kecil yang selalu hijau
dengan batang lurus dan bulat tanpa alur.Tanaman ini sangat cocok
pada daerah yang berudara dingin dan kering serta intensitascahaya
matahari yang cukup. Bulan kering yang panjang sangat baik
pengaruhnya terhadappembentukan minyak dan aroma. Varietas tanaman
cendana yang berdaun kecil, mempunyaikadar minyak yang lebih tinggi
pada bagian kayu teras, namun kadar santanolnya lebihrendah.
Minyak cendana diperoleh dari hasil pengulingan jantung kayu
cendana dengan waktupenyulingan cukup lama karena titik didih
minyak ini cukup tinggi. Rendemennya sekitar 3-5%.
Komponen utama dalam minyak cendana adalah santanol. Dalam
perdagangan internasional,kadar santanol tersebut harus lebih dari
90%, jika tidak maka pasar tidak akan menerimanya.
Perkiraan permintaan dunia lebih dari 50 ton/tahun. Indonesia
pernah menduduki peringkatke-2 setelah India (Myrose).Sandalwood
oil memegang peranan penting dalam industriwewangian. Selain dapat
digunakan untuk minyak wangi sendiri, dapat pula untuk
pengikatminyak wangi mahal (Violet, Cassie, Rose, Reseda, dan
Ambete).
Pada tahun 2007, volume ekspor minyak cendana sebanyak 403.148
kg dengan nilai eksporsebesar US$ 3.814.800 (BPS, 2008), naik cukup
signifikan dari tahun sebelumnya denganvolume ekspor hanya 21.751
kg dan nilai sebesar US$ 1.736.214.
Masoi
Masoi (Cryptocarya spp) tumbuh liar di hutan Indonesia bagian
Timur, tingginya sekitar 40m. Berbatang tegak, bagian dalam
berwarna merah, sedangkan kulit berwarna kelabu muda.
Minyak masoi dihasilkan dari proses penyulingan kulit kayu
masoi, mempunyai bau wangi(sweetish oil) dan terasa pedas jika
terkena kulit. Minyak ini mengandung sekitar 80%eugenol, dan 6%
terpene dan safrole. Minyak ini merupakan sumber natural
laktone.Kandungan safrole dalam minyak masoi dibutuhkan dalam
industri kimia, untuk pembuatheliotropin, bahan baku celluloide
(film), kosmetik dan wewangian.
Minyak masoi diproduksi di Indonesia dengan output lebih dari 5
ton per tahun dengannegara tujuan ekspor yakni USA, Eropa,
Australia dan Jepang.
Kayu Putih (Cajeput)
Kayu putih (Melaleuca spp) termasuk ke dalam famili Myrtaceace
dan ordo Myrtalae.Beberapa spesies yang sudah diketahui dapat
menghasilkan minyak kayu putih dan sudahdiusahakan secara komersil
adalah M. leucodendrom, M. cajuputih Roxb dan M.viridiflora
Corn.
Pohon kayu putih terdapat secara alami di daerah Asia Tenggara,
yang tumbuh di dataranrendah atau rawa tetapi jarang ditemukan di
daerah pegunungan. Tanaman kayu putih yangtumbuh di rawa-rawa
mempunyai komposisi kimia yang berbeda dengan yang terdapat
padadataran rendah. Tanaman yang tumbuh di rawa-rawa mempunyai
kadar sineol yang rendah,bahkan ada yang tidak mengandung sineol,
sehingga tidak mempunyai nilai ekonomi.
Di Indonesia tanaman kayu putih tumbuh di Maluku (Pulau Buru,
Seram, Nusalaut, Ambon)dan Sumatera Selatan (sepanjang Sungai Musi,
Palembang), Sulawesi Tenggara, Bali, Nusa
Tenggara Timur dan Irian Jaya. Di daerah tersebut tanaman kayu
putih tumbuh secara alami,sedangkan tanaman yang diusahakan
terdapat di Jawa Timur dan Jawa Barat.
Minyak kayu putih yang diperoleh dengan cara menyuling daun
tanaman kayu putihberwarna biru sampai hijau, sementara minyak kayu
putih yang telah dimurnikan berwarnakuning sampai tidak berwarna
dan berbau seperti kamfer.
Komponen utama dalam minyak kayu putih adalah sineol yang
mencapai 65%. Denganadanya komponen tersebut, minyak kayu putih
dapat langsung digunakan sebagai obat-obatan dan minyak wangi.
Tetapi di luar negeri, minyak kayu putih juga digunakan
sebagaibahan baku untuk industri farmasi dan parfum. Tanaman lain
yang juga mengandung sineoladalah eucalyptus, dengan kadar yang
kebih besar yakni sekitar 85%.
Permintaan dunia untuk minyak kayu putih ini diperkirakan lebih
dari 100 ton per tahundengan pemakaian terbesar di Asia tengara,
sedangkan di dunia, yang lebih banyak diguakanadalah minyak
eucalyptus.
Jeruk Purut (Kaffir Lime)
Tinggi pohonnya antara 2 dan 12 meter. Batangnya agak kecil,
bengkok atau bersudut danbercabang rendah. Batang yang telah tua
berbentuk bulat, berwarna hijau tua, dapat polosatau
berbintik-bintik. Daun jeruk purut berwarna hijau kekuningan dan
berbau sedap.Bentuknya bulat dengan ujung tumpul dan bertangkai.
Tangkai daun bersayap lebar, sehinggahampir menyerupai daun.
Untuk mendapatkan minyak jeruk purut pada umumnya dilakukan
penyulingan denganmetode kukus ataupun uap. Bahan yang digunakan
adalah daun atau kulit buah jeruk puruttersebut.
Karakteristik minyak daunya terutama didominasi oleh minyak
atsiri citronelal (80%),sisanya adalah citronelol (10%), nerol, dan
limonena.
Minyak atsiri yang berasal dari kulit jeruk purut pada indutri
banyak digunakan sebagaibahan pembuat kosmetik, parfum, antiseptik,
dan lain-lain,
Minyak daun jeruk purut dalam perdagangan internasional disebut
kaffir lime oil. Minyakatisiri ini banyak diproduksi di Indonesia
dengan output beberapa ton per tahun. Pemakaianminyak jeruk purut
sementara ini hanya untuk fragran, padahal potensi di flavor cukup
besar,namun minyak atsiri ini belum memiliki nomor FEMA.
Adas (Fennel)
Minyak adas, disebut juga fennel oil, dihasilkan dari tanaman
adas. Varietas yangmenghasilkan minyak adas terdiri dari 2 sub
spesies, yaitu Var. Vulgare (Miller) Thelling(liar dan pahit) dan
Var. Dulce (Miller) Thelling (budidaya secara intensif dan
manis).
Minyak adas secara komersil dihasilkan dengan cara penyulingan
buah (biji) adasmenggunakan sistem penyulingan uap. Rendemennya
sekitar 1-6%. Penyulingan sebaiknyalangsung dilakukan setelah biji
dipanen. Selama proses penyulingan, harus dijaga agar suhukondensor
agak tinggi, untuk mencegah pembekuan minyak dalam tabung
kondensor.
Komponen utama yang terdapat pada minyak adas seperti anthole,
fenchone, dan estragole.Keberadaan komponen tersebut tergantung
pada jenis varietas adas yang digunakan.
Kayu Manis (Cinamon / Cassia)
Minyak kayu manis yang diperoleh dari Cinnamomum zeylanicum Ness
disebutminyakCinnamon, sementara yang berasal dari Cinnamomum
cassia disebut minyak Cassia.Minyak kayu manis dipergunakan sebagai
flavouring agent dalam pembuatan parfum,kosmetik, dan sabun.
Volume ekspor minyak kayu manis relatif kecil. Data BPS 2000
2003 menyebutkan volumeekspor minyak ini cukup besar pada tahun
2000 yakni sebesar 14.400 ton, namun menurundrastis pada
tahun-tahun berikutnya, hanya sampai 100 ton / tahunnya. (Tabel
6).
Melati (Jasmine)
Ada dua macam varietas melati yang diusahakan yaitu tanaman J.
officinaleL; dan J.officinale var grandiflorum L. Perancis
merupakan negara yang paling banyak memproduksibunga melati dan
terutama diproduksi untuk parfum.
Bunga setelah dipetik tetap hidup secara fisiologis dan
memproduksi minyak atsiri. Produksiminyak atsiri oleh bunga
tersebut akan terhenti apabila bunga telah mati dan membusuk.Untuk
mendapatkan minyak bunga melati, dilakukan dengan cara ekstraksi
menggunakansistem enfleurasi (lemak dingin). Dengan cara ini,
rendemen yang dihasilkan cukup tinggi
dan tingkat kewangian yang tinggi, namun biaya produksinya cukup
mahal, sehingga jarangdipergunakan. Cara ekstraksi lainnya adalah
dengan mempergunakan pelarut menguap(solvent extraction). Minyak
melati yang baru diekstrak berwarna coklat kemerahan, danmempunyai
bau khas minyak melati. Absolute melati bersifat lengket, jernih,
berwarnakuning coklat dan mempunyai bau harum. Apabila mengadsorbsi
udara, minyak berubahbaunya, lebih kental, dan akhirnya membentuk
resin.
Minyak bunga melati umumnya dipergunakan sebaga zat pewangi
parfum kelas tinggi.Minyak ini biasanya diekspor ke Singapura,
Australia, Eropa, Timur Tengah, India, China,dan Thailand. Volume
ekspor minyak melati mengalami penurunan drastis pada tahun
2005dibandingkan tahun sebelumnya (Tabel 7)