KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas referat yang berjudul “Pre Op Visite, Persiapan Pra Anestesi, Premedikasi dan Ruang Pulih” dalam rangka tugas kami sebagai Dokter muda yang menjalankan kepaniteraan klinik di bagian Sub Departemen Anestesi RSAL dr. Ramelan. Tujuan makalah ini adalah untk menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang anestesi khususnya tentang pre op visite, persiapan anestesi, premedikasi dan ruang pulih. Pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada dr. Subagja Nata Atmaja Sp.An atas bimbingannya serta kepada rekan-rekan yang telah memberi masukan dalam pembuatan referat ini. Demikian referat ini kami susun, kami menyadari masih banyak kekurangan dalam referat ini. Oleh karena itu kami mengharap kritik dan saran untuk perbaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi rekan-rekan Dokter Muda dan pembaca pada umumnya. 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas referat yang berjudul “Pre Op Visite, Persiapan Pra
Anestesi, Premedikasi dan Ruang Pulih” dalam rangka tugas kami sebagai Dokter muda yang
menjalankan kepaniteraan klinik di bagian Sub Departemen Anestesi RSAL dr. Ramelan.
Tujuan makalah ini adalah untk menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang anestesi
khususnya tentang pre op visite, persiapan anestesi, premedikasi dan ruang pulih.
Pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada dr. Subagja Nata Atmaja
Sp.An atas bimbingannya serta kepada rekan-rekan yang telah memberi masukan dalam
pembuatan referat ini.
Demikian referat ini kami susun, kami menyadari masih banyak kekurangan dalam
referat ini. Oleh karena itu kami mengharap kritik dan saran untuk perbaikan. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi rekan-rekan Dokter Muda dan pembaca pada
umumnya.
Surabaya, Agustus 2010
Penyusun
1
DAFTAR ISI
Kata pengantar...................................................................................................................1
Daftar isi............................................................................................................................2
Bab I. Pendahuluan...........................................................................................................3
Bab II. Pre Op Visite........................................................................................................6
Bab III. Persiapan pra anestesi.........................................................................................11
Bab IV. Premedikasi........................................................................................................18
Bab V. Ruang pulih........................................................................................................22
Bab VI. Kesimpulan.......................................................................................................26
Daftar pustaka.................................................................................................................27
2
BAB I
PENDAHULUAN
Pasien yang akan menjalani operasi harus melewati tahapan preoperatif. Hal ini
merupakan mekanisme standar awal yang digunakan oleh ahli atau bagian anestesi.
Kesalahan atau kegagalan dalam tahapan ini dapat meningkatkan resiko yang ditanggung
oleh pasien baik saat premedikasi maupun saat operasi dilakukan. Resiko memberi anestesi
tepat sekali bila disamakan dengan resiko menerbangkan pesawat yang mempunyai
persamaan dalam acara pelaksaan dan hasil akhirnya (outcome). Hasil akhir kedua pekerjaan
tersebut kurang lebih sama yaitu selamat atau mengakibatkan kecelakaan dalam bentuk
kerusakan berat pada pendaratan atau jatuh dan meledak, sedangkan pada pasien dapat terjadi
cedera, cacat berat, atau meninggal.
Dokter spesialis anestesi harus mengumpulkan data yang berhubungan dengan
resiko tindakan anestesi dan operasi agar persiapan dan tindakan anestesi dapat disesuaikan
dengan resiko tersebut. Resiko ini dapat dibagi dalam :
1. Resiko yang dapat diketahui sebelum operasi melalui pemeriksaan sehingga dapat di
antisipasi kemudian. Contoh : (a)Seorang pasien perokok berat dapat diramalkan akan
mengalami gangguan pernafasan selama dan sesudah operasi. (b) Operasi yang luas
dan lama dapat mengakibatkan perdarahan yang banyak.
Penentuan resiko fisik memang biasa dilakukan oleh dokter spesialis anestesi untuk
meramalkan hasil akhir tindakan anestesi dan operasi.
2. Resiko yang tidak diketahui sebelumnya, yang datangnya mendadak tak terduga.
Contoh : (a) Reaksi berlebihan ( menimbulkan syok ) dapat saja tejadi terdapat
3
pemberian suatu obat. (b) Pada suatu opersi kebidanan secara mendadak timbul
emboli air ketuban yang berakibat fatal.
Untuk mencapai tindakan anestesi yang aman dan efisien maka urutan pelaksanaan
anestesi adalah sebagai berikut :
Dokter spesialis anestesi memeriksa pasien sebelum operasi untuk
menentukan kesiapan fisik dan kelayakan ( resiko ) operasi atau anestesi.
Sebelum anestesi memeriksa fungsi dan kelengkapan peralatan, obat-obatan
yang diperlukan.
Dokter spesialis anestesi melakukan sendiri induksi anestesi yang merupakan
saat berbahaya. Induksi adalah dimulainya pemberian obat sampai pasien
hilang kesadarannya. Obat anestesi (atau kombinasi ) yang digunakan
semuanya bersifat poten dan depresif ( menghambat ) karena itu harus
dilakukan pengawasan ketat terhadap reaksi obat pada pernafasan, jantung dan
kesadaran.
Setelah kedalaman anestesi tercapai, pasien stabil, operasi dapat dimulai.
Pengawasan dilakukan terhadap semua penyulit bedah maupun anestesi yang
mungkin timbul pada saat ini.
Dokten harus hadir saat pengakhiran operasi dan anestesi yang juga
merupakan saat berbahaya. Pengawasan dilakukan terhadap kompliksi
pengakhiran bedah, pengaruh sisa obat anestesi, nyeri, dan stres operasi.
Pengawasan ini harus terus oleh dokter di kamar pulih sadar dan kalau perlu
diteruskan di Unit Terapi Intensif ( UTI ).
Tujuan dilakukan preoperatif adalah :
4
1. Memastikan bahwa operasi itu realistis dilakukan bila membandingkan antara
keuntungan operasi dan kemungkinan resiko yang ditanggung pasien.
2. Mengantisipasi masalah yang potensial akan timbul saat premedikasi maupun saat
operasi.
3. Memastikan bahwa pasien telah disiapan dengan maksimal untuk menjalani operasi.
4. Menyediakan informasi yang adekuat untuk keperluan pasien mengenai rencana
teknik anestesi yang dilakukan.
5. Menyiapan semua peralatan untuk premedikasi serta untuk pencegahan-pencegahan
yang sesui indikasi pasien.
Tahapan yang selanjutnya adalah premedikasi yang bertujuan untuk :
a. Menimbulkan rasa nyaman.
Menghilangkan khawatir.
Memberikan ketenangan ( sedatif ).
Membuat amnesia ( diazepam ).
Memberikan analgesik ( narkotik ).
Mencegah muntah.
b. Mempermudah atau memperlancar induksi.
c. Mengurangi jumlah obat anestesi.
d. Menekan reflek-reflek yang tidsk diinginkan.
e. Mengurangi sekresi kelenjar saluran napas.
f. Mendapakan efek anti sialoque.
g. Menaikkan pH asam lambung.
BAB II
PRE OP VISITE
5
Pasien yang akan menjalani anestesi dan pembedahan baik elektif maupun darurat
harus dipersiapkan dengan baik karena keberhasilan anestesi dan pembedahan sangat
dipengaruhi oleh persiapan pra anestesi. Kunjungan pra anestesi pada bedah elektif umumnya
dilakukan 1 – 2 hari sebelumnya, sedangkan pada bedah darurat waktu yang tersedia lebih
singkat.
Kunjungan preoperatif bertujuan untuk :
a. Mempersiapkan mental dan fisik pasien secara optimal dengan melakukan :
Anamnesis.
Pemeriksaan fisik.
Laboratorium.
Pemeriksaan lain.
b. Merencanakan dan memilih teknik serta obat – obat anestesi, premedikasi, obat atau
alat resusitasi yang sesuai keadaan fisik dan kehendak pasien, sehingga kompliksi
yang mungkin terjadi dapat di tekan seminimal mungkin.
c. Menentukan klasifikasi yang sesuai dengan hasil pemeriksaan fisik, dalam hal ini
dipakai klasifikasi ASA ( Amerika Society of Anesthesiology ) sebagai gambaran
prognosis pasien secara umum.
d. Memberikan anestesi yang aman dan efektif.
e. Menjelaskan resiko anestesi pembedahan.
f. Mengurangi costs atau biaya.
Manfaat dari kunjungan preoperative adalah untuk mengurangi rasa gelisah dan
takut yang mungkin ada pada pasien atau orang tuanya.
Hal-hal yang harus dilakukan di tahapan preoperative adalah :
Anamnesis dan pemeriksaan fisik.
6
Kelengkapan dan pemeriksaan penunjang.
Teknik atau rencana operasi.
Persetujuan tindakan medis tertulis ( informed consent ).
2.1 Anamnesis.
Dapat diperoleh dari pasien sendiri ( autoanamnesis ) atau keluarga pasien
heteroanamnesis ). Yang harus diperhatikan pada anamnesis :