Top Banner
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sejak dicanangkannya MDGs ( Millenium Development Goals) , AKI di Indonesia memang telah mengalami penurunan, tetapi akibat komplikasi kehamilan atau persalinan yang belum sepenuhnya dapat ditangani, masih terdapat 20.000 ibu yang meninggal setiap tahunnya, Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan bahwa pencapaian AKI baru mencapai angka 163 kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 , sedangkan target MDGs pada tahun 2015 tersebut adalah 102.( tim Penyusunan Laporan Tujuan Pembangunan Millenium (MDGs) Indonesia, 2009). WHO memperkirakan bahwa sekitar 15% dari seluruh wanita yang hamil akan mengalami komplikasi yang berkaitan dengan kehamilannya serta dapat mengancam jiwanya .Sebagian besar dari 5.600.000 orang wanita
44

karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2014/07/BAB-I-BAB-IV.docx · Web viewPuskesmas dalam memberikan pelayanan antenatal hendaknya menggunakan asuhan standar minimal

Jul 14, 2019

Download

Documents

ngotram
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2014/07/BAB-I-BAB-IV.docx · Web viewPuskesmas dalam memberikan pelayanan antenatal hendaknya menggunakan asuhan standar minimal

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Sejak dicanangkannya MDGs ( Millenium Development Goals) , AKI di

Indonesia memang telah mengalami penurunan, tetapi akibat komplikasi kehamilan

atau persalinan yang belum sepenuhnya dapat ditangani, masih terdapat 20.000 ibu

yang meninggal setiap tahunnya, Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan

bahwa pencapaian AKI baru mencapai angka 163 kematian ibu melahirkan per

100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 , sedangkan target MDGs pada tahun 2015

tersebut adalah 102.( tim Penyusunan Laporan Tujuan Pembangunan Millenium

(MDGs) Indonesia, 2009).

WHO memperkirakan bahwa sekitar 15% dari seluruh wanita yang hamil

akan mengalami komplikasi yang berkaitan dengan kehamilannya serta dapat

mengancam jiwanya .Sebagian besar dari 5.600.000 orang wanita hamil di Indonesia

,akan mengalami suatu komplikasi atau masalah yang berakibat fatal .Data tersebut

menunjukkan ,untuk bisa efektif dalam meningkatkan keselamatan ibu dan bayi baru

lahir , maka asuhan antenatal harus lebih difokuskan (WHO,2001)

Beberapa pendapat mendefinisikan bidan meliputi antara lain yaitu, bidan

adalah seorang wanita yang mengikuti pendidikan kebidanan yang diakui oleh

pemerintah dan telah menyelesaikan pendidikan tersebut dan lulus ujian yang

Page 2: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2014/07/BAB-I-BAB-IV.docx · Web viewPuskesmas dalam memberikan pelayanan antenatal hendaknya menggunakan asuhan standar minimal

2

ditentukan, serta memperoleh ijazah yang terdaftar sebagai persyaratan selama

untuk melakukan praktik sesuai profesinya (Marsifan, 2007).

Untuk membantu pemerintah dalam mencapai penurunan AKI di Indonesia,

maka pemerintah Propinsi Aceh mempunyai target cakupan pelayanan antental (K4)

84% dengan akses pelayanan antenatal (K4) 92,2% cakupan antenatal (K4) tahun

2004 mencapai 81,75% sudah hampir memenuhi target yang ditetapkan oleh

pemerintah Propinsi Aceh. Sedang target cakupan pelayanan antenatal (K4) di

Kabupaten Aceh Utara 82% baru terlaksana 78,73%. Adapun akses pelayanan

antenatal (K1) 85,7% (Dinkes Propinsi Aceh, 2004).

Di Puskesmas Bayu sendiri mempunyai target cakupan pelayanan antenatal

(K4) 80%, target akses pelayanan antenatal (K1) 88%. Sedangkan jumlah akses

(K1) pada bulan Januari di Puskesmas Bayu sendiri adalah 6,5%, cakupan

pelayanan antenatal (K4) bulan Januari 5,8% ( Puskesmas Bayu, 2011 )

Dengan target cakupan pelayanan antenatal yang telah ditetapkan oleh

pemerintah Propinsi Aceh dan Kabupaten Aceh Utara serta Puskesmas Bayu

khususnya dapat membantu pemerintah dalam menurunkan AKI di Indonesia

melalui pelayanan antenatal. Pelayanan antenatal diberikan oleh petugas kesehatan

baik yang bekerja di instansi pemerintah maupun swasta. Pelayanan antenatalpun

diberikan di Puskesmas-Puskesmas yang tersebar di Indonesia. Saat ini dalam

pelaksanaannya, Puskesmas menghadapi banyak masalah ( Dinkes,Aceh Utara,2011

)

Page 3: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2014/07/BAB-I-BAB-IV.docx · Web viewPuskesmas dalam memberikan pelayanan antenatal hendaknya menggunakan asuhan standar minimal

3

Puskesmas dalam memberikan pelayanan antenatal hendaknya

menggunakan asuhan standar minimal yang telah ditetapkan oleh pemerintah sejak

tahun 1999 menjadi standar “7T” yang dahulunya hanya “5T”. Standar minimal ibu

hamil “7T” tersebut yaitu timbang berat badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi

fundus uteri, pemberian imunisasi TT, pemberian tablet Fe, tes penyakit menular

seksual serta temu wicara dalam rangka persiapan rujukan ( Rukiyah dkk, 2007).

Dari data pra survey yang dilakukan di Puskesmas Bayu Kabupaten Aceh

Utara, pelaksanaan pelayanan 7T di wilayah kerja Puskesmas Bayu rata-rata

60,05% pada bulan Januari sampai Desember 2010 . Untuk rata-rata kunjungan ibu

hamil di wilayah kerja Puskesmas Bayu Kabupaten Aceh Utara setiap bulannya 45

orang dari Januari sampai September 2011 ,ibu hamil yang berkunjung untuk

memeriksakan kehamilannya ( Data Puskesmas Bayu, 2011).

Berdasarkan banyaknya kunjungan ibu hamil di Puskesmas Bayu dan

anjuran Pemerintah untuk melaksanakan standar pelayanan kebidanan 7T dan

menurunnya cakupan K4 di puskesmas Bayu maka penulis tertarik untuk

mengetahui Bagaimana Pengetahuan dan Sikap Bidan Terhadap Pelaksanaan 7T

pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Bayu Kabupaten Aceh Utara.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka rumusan

masalah pada karya tulis ilmiah ini yaitu bagaimana gambaran pelaksanaan Bidan

Page 4: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2014/07/BAB-I-BAB-IV.docx · Web viewPuskesmas dalam memberikan pelayanan antenatal hendaknya menggunakan asuhan standar minimal

4

terhadap 7 T Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Bayu Kabupaten Aceh

Utara pada tahun 2011?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui bagaimana gambaran pelaksanaan bidan terhadap

7T pada ibu hamil di Puskesmas bayu Kabupaten Aceh Utara pada tahun

2011.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengidentifikasikan pengetahuan bidan terhadap

pelaksanaan 7T di Puskesmas Bayu Kabupaten Aceh Utara

pada tahun 2011.

b. Untuk mengidentifikasikan Sikap bidan terhadap pelaksanaan 7

T di Puskesmas Bayu Kabupaten Aceh Utara pada tahun 2011.

1.4 Manfaat penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

Sebagai penerapan mata kuliah Metodologi Penelitian dan menambah

pengalaman dalam penulisan KTI, serta sebagai masukan pengetahuan

tentang pelayanan/asuhan standar 7T (timbang berat badan, ukur tekanan

Page 5: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2014/07/BAB-I-BAB-IV.docx · Web viewPuskesmas dalam memberikan pelayanan antenatal hendaknya menggunakan asuhan standar minimal

5

darah, pemberian imunisasi TT, pemberian tablet Fe, tes PMS, dan temu

wicara) dan sebagai bekal saat pelaksanaan profesi kelak juga sebagai syarat

untuk menyelesaikan studi Akademi Kebidanan U`budiyah Banda Aceh.

1.4.2 Bagi Teoritis

Dapat memberi nilai, sumber keperpustakaan dan pengetahuan tentang

pelayanan/asuhan standar “7T” (timbang berat badan, ukur tekanan darah,

pemberian imunisasi TT, pemberian tablet Fe, tes PMS, dan temu wicara)

dan diharapkan dapat dijadikan referensi bagi peneliti yang akan datang.

1.4.3 Bagi Praktisi

Diharapkan penelitian ini bisa bermamfaat terhadap pelayanan/asuhan

standar “7T” (timbang berat badan, ukur tekanan darah, pemberian imunisasi

TT, pemberian tablet Fe, tes PMS, dan temu wicara), sehingga dapat

mengubah presepsi tentang masalah yang ditemukan dalam waktu

penelitian.

Page 6: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2014/07/BAB-I-BAB-IV.docx · Web viewPuskesmas dalam memberikan pelayanan antenatal hendaknya menggunakan asuhan standar minimal

6

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Kehamilan

2.1.1 Definisi Kehamilan

Kehamilan adalah suatu keadaan dimana terjadi pembuahan ovum

oleh spermatozoa yang kemudian mengalami nidasi pada uterus dan

berkembang sampai janin lahir, dimana lamanya hamil normal 32-37

minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir (Billington,2007,).

Kehamilan matur (cukup bulan) berlangsung kira-kira 40 minggu

(280 hari) dan tidak lebih dari 43 minggu (300 hari). Kehamilan yang

berlangsung antara 28 dan 36 minggu disebut kehamilan prematur,

sedangkan bila lebih dari 43 minggu disebut kehamilan postmatur

(Mansjoer, dkk, 2001).

Proses terjadinya kehamilan merupakan mata rantai yang

berkesinambungan dan terdiri dari :

a. Ovulasi pelepasan ovum

b. Terjadinya migrasi sperma dan ovum

c. Terjadinya konsepsitas dan pertumbuhan zigot

d. Terjadi nidasi pada uterus

e. Pembentukan plasenta

Page 7: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2014/07/BAB-I-BAB-IV.docx · Web viewPuskesmas dalam memberikan pelayanan antenatal hendaknya menggunakan asuhan standar minimal

7

f. Tumbuh kembang hasil konsepsi sampai hamil (Manuaba, 2005).

2.2 Asuhan Antenatal (ANC) Ibu Hamil

Pelayanan antenatal ibu hamil adalah pelayanan kesehatan yang diberikan

pada ibu selama kehamilan yang sesuai dengan pedoman pelayanan antenatal yang

diperlukan

Menurut Saifuddin, dkk (2002) tujuan asuhan antenatal adalah sebagai

berikut:

a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh

kembang bayi.

b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik mental dan sosial ibu dan

bayi.

c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang terjadi

selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan

pembedahan.

d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu

maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian asi

ekslusif.

f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar

dapat tumbuh kembang secara normal.

Page 8: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2014/07/BAB-I-BAB-IV.docx · Web viewPuskesmas dalam memberikan pelayanan antenatal hendaknya menggunakan asuhan standar minimal

8

2.3 Pelayanan/Asuhan Standar “7T”

2.3.1 Timbang berat badan

Pada dasarnya ibu hamil dianjurkan untuk makan empat sehat

lima sempurna. Karena kebutuhan akan protein dan bahan makanan tinggi,

dianjurkan tambahan sebuah telur sehari. Nilai gizi ibu hamil dapat

ditentukan dengan bertambahnya berat badan sekitar 6,5 sampai 15 kg

selama hamil (Manuaba, 2005).

Berat badan diukur dalam kg tanpa sepatu dan memakai pakaian

yang seringan-ringannya . Berat badan yang bertambah terlalu besar atau

kurang perlu mendapatkan perhatian khusus karena memungkinkan terjadi

penyulit kehamilan. Kenaikan berat badan tidak boleh lebih dari ½

kg/minggu segera rujuk (IBI,2005).

2.3.2 Ukur tekanan darah

Mengukur tekanan darah dengan posisi ibu hamil duduk atau

berbaring, posisi tetap sama pada pemeriksaan pertama maupun berikutnya.

Letakkan tensimeter di permukaan yang dasar setinggi jantungnya.

Gunakan ukuran manset yang sesuai. Tekanan darah di atas 140/90 mmHg

atau peningkatan distol 15 mmHg/lebih sebelum kehamilan 20 minggu atau

paling sedikit pada pengukuran dua kali berturut-turut pada selisih waktu 1

jam berarti ada kenaikan nyata dan ibu perlu dirujuk (IBI,2005).

Page 9: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2014/07/BAB-I-BAB-IV.docx · Web viewPuskesmas dalam memberikan pelayanan antenatal hendaknya menggunakan asuhan standar minimal

9

Tekanan darah adalah suatu desakan dari dinding pembuluh darah

berdasarkan kontraksi-kontraksi kembang kempisnya jantung. Keterangan:

a. Jika jantung menguntup (berkontraksi) didapatkan tekanan darah

tertinggi pada arteri. Tekanan ini dinamakan “systole”. Tekanan systole

yang normal adalah 120 mmHg.

b. Waktu jantung mengembang (berdilatasi) didapatkan tekanan terendah

di dalam arteri dan tekanan ini disebut “Diastole”. Diastole yang

normal adalah 80 mmHg.

c. Antara tekanan systole dan diastole terdapat perbedaan 40 mmHg. Bila

perbedaan ini lebih dari 10 mmHg atau kurang dari 10 mmHg masih

dianggap normal. Perbedaan ini disebut “Pulse Pressure” (Salmah ,dkk

2008)

2.3.3 Ukur tinggi fundus uteri

Pertumbuhan janin dimulai dari tingginya fundus uteri. Semakin tua

umur kehamilan, maka semakin tinggi fundus uteri; namun pada umur

kehamilan 9 bulan fundus uteri akan turun kembali karena kepala janin

telah turun/masuk panggul. Pada kehamilan 12 minggu fundus uteri

biasanya sedikit di atas tulang pubis. Pada kehamilan 24 minggu fundus

uteri teraba bulat. Secara kasar dapat dipakai pegangan bahwa setiap

bulannya fundus naik 2 jari, tetapi perhitungan tersebut sering kurang tepat

Page 10: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2014/07/BAB-I-BAB-IV.docx · Web viewPuskesmas dalam memberikan pelayanan antenatal hendaknya menggunakan asuhan standar minimal

10

karena ukuran jari pemeriksaan sangat bervariasi (Pedoman Pelayanan

Kebidanan Dasar, 2000).

Tinggi fundus uteri ditentukan dalam cm yaitu jarak antara

symphisis dan puncak tinggi fundus uteri menunjukkan umur kehamilan.

Tinggi fundus uteri menunjukkan umur kehamilan. Tinggi fundus uteri

mulai dapat diukur dengan pita pengukur yang terbuat dari kain (centimeter

: cm) pada umur kehamilan 12 minggu (Depkes, 2000).

Contoh Umur Kehamilan Tinggi Fundus12 Minggu16 Minggu20 Minggu24 Minggu 28 Minggu 32 Minggu 36 Minggu

12 cm 16 cm20 cm24 cm28 cm32 cm36 cm

Jika hasilnya berbeda dengan perkiraan umur kehamilan (dalam

minggu) lebih dari 3 cm, atau pertumbuhan janin lambat/tidak ada, ibu

perlu dirujuk (SPK, 2002).

2.3.4 Pemberian imunisasi (tetanus toksoid) TT lengkap

Imunisasi TT diberikan 2x yaitu pada kunjungan pertama dan

kemudian interval 4 mg, tanpa pandang usia kehamilan. Bila pernah

menerima TT 2x pada kehamilan terdahulu, maka hanya diberi TT 1x

imunisasi TT bertujuan melindungi bayi dan ibu terhadap penyakit tetanus

(Depkes ,2000).

Page 11: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2014/07/BAB-I-BAB-IV.docx · Web viewPuskesmas dalam memberikan pelayanan antenatal hendaknya menggunakan asuhan standar minimal

11

Vaksin TT diberikan sedini mungkin dengan dosis pemberian 0,5 cc

I.M (intra muskulair) di lengan atas/paha/bokong. Khusus untuk calon

pengantin diberikan imunisasi TT 2x dengan interval 4 minggu. Usahakan

TT1 dan TT2 diberikan sebelum menikah (Depkes, 2000).

Antigen Interval (Selama waktu Minimal) Lama Perlindungan Perlindungan

(%)TT1

TT2

TT3

TT4

TT5

Pada kunjungan antenatal pertama 4 minggu setelah TT1

6 minggu setelah TT2

1 tahun setelah TT3

1 tahun setelah TT4

-

3 tahun5 tahun10 tahun

25 tahun/seumur hidup

-

80959999

Keterangan: artinya apabila dalam waktu 3 tahun WUS tersebut melahirkan,

maka bayi yang dilahirkan akan terlindung daari TN (tetanus

neonatorum).

2.3.5 Pemberian tablet zat besi

WHO menganjurkan pemberian ferro sulfat 320 mg (setara dengan

60 mg zat besi) 2 kali sehari bagi semua ibu hamil. Jika Hb 9 gr% atau

kurang dari pada salah satu kunjungan tingkatkan tablet zat besi menjadi 3

kali 1 tablet/hari sampai akhir masa kehamilannya. Kebijakan program

KIA di Indonesia saat ini menetapkan:

a. Pemberian tablet Fe (320 mg Fe sulfat dan 0,5 mg asam folat) untuk

semua ibu hamil sebanyak 1 kali 1 tablet selama 90 hari. Jumlah

Page 12: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2014/07/BAB-I-BAB-IV.docx · Web viewPuskesmas dalam memberikan pelayanan antenatal hendaknya menggunakan asuhan standar minimal

12

tersebut mencukupi kebutuhan tambahan zat besi selama kehamilan,

yaitu 100 mg.

b. Bila ditemukan anemia pada ibu hamil, diberikan tablet zat besi 2-3

kali 1 tablet/hari selama 2-3 bulan, dan dilakukan pemantauan Hb.

c. Pemeriksa sampel tinja untuk melihat kemungkinan adanya cacing

tambang dan parasit lainnya.

d. Periksa darah tepi terhadap parasit malaria (di daerah endemik)

(Depkes RI, 2000).

Pada setiap kali kunjungan mintalah ibu untuk meminum tablet zat

besi yang cukup, hindari meminum teh/kopi 1 jam sebelum/sesudah makan

karena dapat mengganggu penyerapan zat besi. Tablet zat besi lebih dapat

diserap jika disertai dengan mengkonsumsi vitamin C yang cukup. Jika

vitamin C dikonsumsi ibu dalam makanannya tidak tercukupi berikan

tablet vitamin C 250 mg per hari (Depkes RI, 2000).

2.3.6 Tes terhadap penyakit menular seksual

Pelayanan kebidanan berkaitan erat dengan penyakit melalui

hubungan seksual. Penyakit ini tidak hanya berpengaruh terhadap ibu akan

tetapi juga terhadap bayi yang dikandung atau dilahirkan. Beberapa contoh

penyakit melalui hubungan seksual:

a. Infeksi monilial penyebabnya adalah jamur candida albicans

b. Infeksi trichomnial disebabkan oleh trichomonas vaginalis

Page 13: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2014/07/BAB-I-BAB-IV.docx · Web viewPuskesmas dalam memberikan pelayanan antenatal hendaknya menggunakan asuhan standar minimal

13

c. Sifilis disebabkan oleh infeksi treponema pallidum

d. Gonorrea penyebabnya adalah neisseria gonorea

e. Herpes genitalis disebabkan oleh virus simleks

f. Hepatitis disebabkan oleh virus hepatitis

g. HIV/AIDS, HIV adalah penyebab AIDS

Penyakit hubungan seksual perlu diperiksa/ditangani karena dapat

menyebabkan:

1. Abortus

2. Cacat bawaan

3. IUGR-BBLR

4. IUFD (bayi mati dalam kandungan)

Jika pemeriksaan penyakit hubungan seksual dilakukan sejak dini

pada ibu hamil kemungkinan masih dapat diobati untuk mencegah

terjadinya komplikasi terhadap ibu dan bayi yang dikandungnya.(Depkes

RI,2000)

2.3.7 Temu wicara pada persiapan rujukan

Pada saat kunjungan antenatal, petugas kesehatan harus

menjelaskan pada klien dan suami tentang kondisi ibu dan janinnya, dan

jika penyulit terjadi beritahu ibu suami dan keluarga serta ajak ibu, suami

dan keluarga untuk membahas rujukan dan rencana rujukan. Rujukan tepat

Page 14: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2014/07/BAB-I-BAB-IV.docx · Web viewPuskesmas dalam memberikan pelayanan antenatal hendaknya menggunakan asuhan standar minimal

14

waktu merupakan unggulan asuhan sayang ibu dalam mendukung

keselamatan ibu.

Persiapan-persiapan dan informasi yang dapat dimasukkan dalam

rencana rujukan:

a. Siapa yang akan menemani ibu atau bayi baru lahir

b. Tempat rujukan mana yang lebih disukai ibu dan keluarga (jika ada

lebih dari satu kemungkinan tempat rujukan, pilih tempat rujukan yang

paling sesuai berdasarkan jenis asuhan yang diperlukan)

c. Sarana transportasi yang akan digunakan dan siapa yang akan

mendampingi mengendarainya. Transportasi harus tersedia segera, baik

siang maupun malam.

d. Orang yang ditunjuk menjadi donor darah, jika tranfusi darah

diperlukan

e. Uang yang disisihkan untuk asuhan medis, transportasi, obat-obatan

dan bahan-bahan.

f. Siapa yang akan tinggal dan menemani anak-anak yang lain pada saat

ibu tidak di rumah (APN, 2003).

2.4 Bidan

2.4.1 Pengertian

Beberapa pendapat mendefinisikan bidan meliputi antara lain yaitu,

bidan adalah seorang wanita yang mengikuti pendidikan kebidanan yang

Page 15: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2014/07/BAB-I-BAB-IV.docx · Web viewPuskesmas dalam memberikan pelayanan antenatal hendaknya menggunakan asuhan standar minimal

15

diakui oleh pemerintah dan telah menyelesaikan pendidikan tersebut dan

lulus ujian yang ditentukan, serta memperoleh ijazah yang terdaftar sebagai

persyaratan selama untuk melakukan praktik sesuai profesinya (Marsifan,

2007).

Bidan adalah seseorang yang mengikuti secara teratur suatu

program pendidikan yang di akui oleh pemerintah dimana pendidikan

tersebut berada dengan baik menyelesaikan semua pelajaran dalam

kebidanan yang ditentukan serta telah memperoleh dan memenuhi syarat-

syarat kecakapan yang diperlukan untuk dicabut (register) dan diberikan

izin secara sah untuk menjalankan praktek sebagai bidan (IBI).

Definisi bidan menurut International Confedetion of Midwives

(ICM) adalah seseorang yang telah berhasil dan sukses menyelesaikan

pendidikan bidan yang terakreditasi dan di akui negara, telah memperoleh

kualifikasi yang dibutuhkan untuk didaftarkan mendapat sertifikat dan

secara resmi di beri lisensi untuk melakukan praktek kebidanan

(Estiwidani, 2008).

Definisi bidan di Indonesia adalah seorang wanita yang telah

mengikuti dan menyelesaikan pendidikan kebidanan yang telah di akui

pemerintah dan telah lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku

dan memperoleh kualifikasi untuk registrasi dan memperoleh izin untuk

melaksanakan praktek kebidanan (Estiwidani, 2008).

Page 16: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2014/07/BAB-I-BAB-IV.docx · Web viewPuskesmas dalam memberikan pelayanan antenatal hendaknya menggunakan asuhan standar minimal

16

2.4.2 Peran Bidan

Menurut Henderson C (2006) dalam buku konsep kebidanannya

mengungkapkan peran bidan meliputi area kehamilan, persalinan dan masa

nifas, seperti yang dicerminkan dalam definisi seorang bidan yang dibuat

oleh PBB yaitu “Bidan memiliki tugas penting dalam member konseling

dan penyuluhan tentang kesehatan, tidak hanya kepada para pasien, tetapi

juga di dalam keluarga dan komunitas”.

Sementara Purwandani (2008) mengelompokkan peran bidan

sebagai berikut:

a. Peran sebagai pelaksana

b. Peran sebagai pengelola

c. Peran sebagai pendidik

d. Peran sebagai peneliti

2.4.3 Wewenang Bidan

Wewenang seorang bidan telah diatur dalam Kep MenKes No

900/MenKes/SK/VII/2002 tentang registrasi dan praktek bidan, disini

bidan berwewenang untuk melakukan atau memutuskan sesuatu hal yang

berhubungan dengan pekerjaannya. Jadi, dalam menjalankan tugasnya

bidan mempunyai wewenang, antara lain:

a. Wewenang umum yaitu wewenang yang diberikan untuk melaksanakan

tugas yang dapat dipertanggung jawabkan secara mandiri.

Page 17: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2014/07/BAB-I-BAB-IV.docx · Web viewPuskesmas dalam memberikan pelayanan antenatal hendaknya menggunakan asuhan standar minimal

17

b. Wewenang khusus yaitu wewenang untuk melaksanakan kegiatan yang

memerlukan pengawasan dokter, tanggung jawab pelaksanaannya

berada pada dokter yang memberikan wewenang tersebut.

c. Wewenang kedaruratan yaitu untuk melakukan pertolongan pertama

untuk menyelamatkan tindakan darurat bidan diwajibkan membuat

laporan ke Puskesmas di wilayah kerjanya.

Wewenang tambahan yaitu wewenang yang dapat diberi oleh

atasannya dalam pelasanaan kesehatan masyarakat lainnya, sesuai dengan

program Pemerintah, Pendidikan dan Pelatihan yang diterima.

2.1 Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap

suatu stimulus tertentu atau objek. Sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya

dapat di tafsirkan terlebih dahulu dari prilaku yang tertutup. Neucomb salah seorang

psikologis sosial menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan

untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu, sikap belum

merupakan pre disposisi tindakan atau prilaku (Notoatmojo, 2003).

Sikap merupakan suatu pandangan, tetapi dalam hal itu masih berbeda suatu

objek baru menjadi sikap apabila pengetahuan itu disertai kesiapan untuk bertindak

sesuai dengan pengetahuan terhadap objek itu. Sikap dapat bersifat positif dan dapat

pula bersifat negatif. Dalam sikap positif, kecenderungan sikap adalah mendekati,

menyenangi, mengharapkan objek tertentu, sedangkan dalam sikap negatif terdapat

Page 18: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2014/07/BAB-I-BAB-IV.docx · Web viewPuskesmas dalam memberikan pelayanan antenatal hendaknya menggunakan asuhan standar minimal

18

kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci dan tidak menyukai objek

tertentu (Notoadmojo,2003)

Dalam bagian lain Alfort (1945) dalam Sukidjo Notoadmojo (1996)

menjelaskan bahwa setiap mempunyai komponen pokok yaitu kepercayaan

(kayakinan), keluarga dan konsep terhadap suatu objek, kehidupan emosional

terhadap suatu objek, kecenderungan untuk bertindak. Sikap terdiri dari berbagai

tindakan:

1. Menerima (receiving)

Diartikan bahwa orang atau subjek mau dan memperhatikan stimulasi

yang diberikan atau objek.

2. Merespon (responding)

Yaitu jawaban apabila ditanya mengerjakan sesuatu dan menyelesaikan

tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

3. Menghargai (valving)

Yaitu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan

dengan orang lain terhadap suatu masalah.

Page 19: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2014/07/BAB-I-BAB-IV.docx · Web viewPuskesmas dalam memberikan pelayanan antenatal hendaknya menggunakan asuhan standar minimal

19

2.2 Pengetahuaan

2.2.1 Pengertian

Menurut Notoadmodjo (2003), pengetahuan merupakan hasil dari

setelah seorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Sebahagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan atau kongnitif merupakan domonan (kawasan) yang sangat

penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior).

Notoadmodjo (2003), bahwa pengetahuan dipengaruhi oleh pendidikan

, media, dan keterpaparan informasi. Semakin tinggi tingkat pendidikan akan

menyebabkan seseorang akan semakin cepat mengerti dan paham terhadap

informasi yang disampaikan dan tanggapan terhadap lingkungannya. Selain

itu, tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang memotivasi individu

dalam berprilaku, dimana semakin tinggi tingkat pendidikan, diharapkan

perilaku kesehatan semakin baik.

2.2.2 Tingkat Pengetahuan

Tingkat pengetahuan yang tercakup dalam dominan kongnitif

mempunyai 6 ( enam) tingkatan menurut Notoadmodjo (2003) yaitu:

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini

adalah mengingat kembali (recall) suatu yang spesifik dari seluruh bahan

yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

Page 20: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2014/07/BAB-I-BAB-IV.docx · Web viewPuskesmas dalam memberikan pelayanan antenatal hendaknya menggunakan asuhan standar minimal

20

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah

paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan

contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang

dipelajari.

c. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi adalah kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek kedalam komponen – komponen, tetapi masih didalam struktur

organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menujuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian–bagian didalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru.

f. Evaluasi ( Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek, Penilaian -

Page 21: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2014/07/BAB-I-BAB-IV.docx · Web viewPuskesmas dalam memberikan pelayanan antenatal hendaknya menggunakan asuhan standar minimal

21

penilaian itu di dasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri

menggunakn kriteria – kriteria yang telah ada.

2.2.3 Sumber pengetahuan

Adapun sumber dari pengetahuan menurut Meliono (2007),

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :

a. Pendidikan

Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku

seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui

upaya pengajaran dan pelatihan, maka jelas dapat kita kerucutkan sebuah

visi pendidikan yaitu mencerdaskan manusia.

b. Media

Media yang secara khusus di desain untuk mencapai masyarakat

yang sangat luas. Jadi contoh dari media massa ini adalah televisi, radio,

koran, dan majalah.

c. Keterpaparan informasi

Informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui. Namun ada pula

yang menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan. Selain daripada

istilah itu informasi juga memiliki arti yang lain sebagaimana diartikan

oleh RUU teknologi informasi yang mengartikannya sebagai suatu teknik

untuk mengumpulkan, menyiapkan, memanipulasi, mengumumkan,

menganalisa

Page 22: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2014/07/BAB-I-BAB-IV.docx · Web viewPuskesmas dalam memberikan pelayanan antenatal hendaknya menggunakan asuhan standar minimal

22

BAB III

KERANGKA KONSEP

3.1 Variabel Penelitian

Adapun kerangka konsep dengan menggunakan kerangka konsep dari

Notoatmojo 2003, yaitu menilai bidan – bidan di Puskesmas Bayu dalam

pelaksanan 7 T.

Variabel Independent Variabel Dependent

Gambar III.1. kerangka Konsep

3.2 Definisi Operasional

Pengetahuan

Sikap

Pelaksanaan 7 T pada Ibu hamil

Page 23: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2014/07/BAB-I-BAB-IV.docx · Web viewPuskesmas dalam memberikan pelayanan antenatal hendaknya menggunakan asuhan standar minimal

23

No. Variabel DefinisiOperasional

Cara Ukur

Alat Ukur

Skala Ukur

Hasil Ukur

Dependent

1. Pelaksanaan 7 T pada Ibu Hamil

Segala bentuk pelayanan Bidan kepada Ibu Hamil yang sesuai standardan tahapannya

Penyebaran Kuisoner

Kuesioner Ordinal MelakukanTdk melakukan

Independent

1. Pengetahuan Segala sesuatu yang diketahui oleh Bidan dalam melaksanakan pemberian pelayanan pada Ibu Hamil

Penyebaran Kuesioner

Kuesioner Ordinal BaikCukupKurang

2. Sikap Respon atau prilaku dari bidan dalam memberikan pelayanan pemeriksaan kehamilan sesuai standar 7 T

Penyebaran Kuesioner

Kuesioner Ordinal PositifNegatif

3.2 Metode Pengukuran Variabel

Page 24: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2014/07/BAB-I-BAB-IV.docx · Web viewPuskesmas dalam memberikan pelayanan antenatal hendaknya menggunakan asuhan standar minimal

24

1. Penilaian pengetahuan responden

Untuk mengetahui pengetahuan bidan tentang pelaksanaan 7 T pada ibu

hamil diukur dengan mengajukan 7 pertanyaan. Untuk setiap pertanyaan

kriteria penilaian adalah jika dilakukan nilainya 1 dan jika tidak dilakukan

nilainya 0 (Arikunto, 2006).

Hasil penelitian ini dikatagorikan sesuai dengan ketentuan menurut

Machfoedz (2009), yaitu :

1. Baik : Bila responden mampu menjawab 76-100%, dari seluruh

pertanyaan yang diberikan pada kuesioner.

2. Cukup : Bila responden mampu menjawab 56-75%, dari seluruh

pertanyaan yang diberikan pada kuesioner.

3. Kurang : Bila responden mampu menjawab < 56%, dari seluruh

pertanyaan yang diberikan pada kuesioner.

Untuk mengukur pengetahuan dan sikap Bidan dalam pelaksanaan 7T

digunakan 20 pertanyaan :

1. Variabel pengetahuan

Pengukuran pengetahuan berupa pertanyaan yang berjumlah 10

pertanyaan dengan membuat kuesioner pengetahuan.

Untuk setiap pertanyaan kriteria penilaiannya adalah sebagai berikut :

a. Jika menjawab dengan benar diberi skor 1

b. Jika menjawab dengan salah diberi skor 0

Page 25: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2014/07/BAB-I-BAB-IV.docx · Web viewPuskesmas dalam memberikan pelayanan antenatal hendaknya menggunakan asuhan standar minimal

25

Kemudian setelah dilakukan perhitungan maka dapat dikategorikan

berdasarkan kriteria menurut Nursalam (2003) sebagai berikut :

a) Baik : Bila subjek mampu menjawab dengan benar 76 % - 100

b) Cukup : Bila subjek mampu menjawab dengan benar 56 % - 75 %

c) Kurang : Bila subjek mampu menjawab dengan benar 40 % - 55 %

2. Variabel Sikap

Pengukuran sikap berupa pertanyaan yang berjumlah 10 pertanyaan

dengan membuat kuesioner sikap atau pendapat.

Pengukuran sikap dilakukan dengan skala likert yaitu : sangat Setuju

(SS), Setuju (S), Ragu-ragu (RR), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju

(STS).

Untuk mengetahui sikap berdasarkan dari jawaban yang telah diberikan

atas pertanyaan maka diperoleh kategori sikap yaitu : positif, bila x ≥ mean dan

negatif, bila x ≤ mean. Dengan menggunakan rumus mean :

Keterangan : x : rata-rata

∑ x : jumlah variabel

n : jumlah kasus dari data variabel (Notoatmojo, 2003)

BAB IV

x=∑ xn

Page 26: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2014/07/BAB-I-BAB-IV.docx · Web viewPuskesmas dalam memberikan pelayanan antenatal hendaknya menggunakan asuhan standar minimal

26

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif analitik yaitu hanya menggambarkan

bagaimana pengetahuan dan Sikap Bidan terhadap pelaksanaan 7 T pada ibu

hamil.

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah Bidan – bidan yang ada di

wilayah kerja puskesmas Bayu yaitu 46 orang pada Tahun 2011.

4.2.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini diambil secara total sampling, seluruh

populasi dijadikan sampel.

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.3.1 Lokasi

Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah di Wilayah Kerja

Puskesmas Bayu Kabupaten Aceh Utara Tahun 2011.

4.3.2 Waktu

Waktu penelitian direncanakan bulan Oktober Tahun 2011.

4.4 Pengumpulan Data

Page 27: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2014/07/BAB-I-BAB-IV.docx · Web viewPuskesmas dalam memberikan pelayanan antenatal hendaknya menggunakan asuhan standar minimal

27

Data yang dikumpul adalah data primer berupa kuesioner dengan cara

menyebarkan kuesioner langsung dengan responden,juga data sekunder yang

diambil dari tempat penelitian. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini

adalah kuesioner yang bersifat pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh

responden,untuk pertanyaan pengetahuan terdiri 10 pertanyaan ,untuk Sikap terdiri

10 pertanyaan

4.5 Tehnik Pengolahan Data

Tehnik yang dilakukan dengan cara manual melalui langkah langkah

sebagai berikut:

a. Pemeriksaan data (editing)

Data yang dikumpulkan diperiksa kelengkapannya dan apabila ada

kesalahan atau kekurangan data, maka di cek ulang dan dilakukan

pengumpulan data kembali.

b. Pemberian kode (coding)

Dengan memberikan tanda atau kode atas jawaban dari pertanyaan yang

diajukan dalam kuesioner.

c. Penyusunan data (tabulating)

Data yang telah ditabulasi atau dikumpulkan menjadi satu, lalu disajikan

dalam bentuk tabel frekuensi.

Page 28: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2014/07/BAB-I-BAB-IV.docx · Web viewPuskesmas dalam memberikan pelayanan antenatal hendaknya menggunakan asuhan standar minimal

28

4.6 Analisa Data

Data yang di dapat dari hasil penelitian akan dianalisa dengan

menggunakan rumus presentase.( Budiarto,2002)

Keterangan :

P : Presentase

F : Frekuensi

N : Jumlah responden

F P = x 100 %

N

Page 29: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2014/07/BAB-I-BAB-IV.docx · Web viewPuskesmas dalam memberikan pelayanan antenatal hendaknya menggunakan asuhan standar minimal

29

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Metodelogi Penelitian. Jakarta, EGC,2006

APN,Asuhan Persalinan Normal Jakarta,Yayasan Bina Pustaka,2003

Budiarto, Biostatistik untuk Kedokteran dan Kesehatan masyarakat Jakarta,EGC,2002

Depkes RI, Pedoman Pelaksanaan Standar Pelayanan Kebidanan, dicetak ulang UNICEF, Jakarta,2000

Dwiana, E Konsep Kebidanan. Jakarta, Fitramaya,2009

IBI, Standar Pelayaanan Kebidanan, Jakarta UNICEF,2005

Manuaba, IBG Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetrik Ginekologi, Jakarta, EGC,2005

Manjoer, dkk ,Buku Ajar Kebidanan, Jakarta, EGC,2001

MDGs,Tim Penyusun Laporan Tujuan Rencana Millenium Indonesia,2009

Marsifan, Konsep Kebidanan , Jakarta, EGC,2007

Machfoed I, Metode Penelitian Kesehatan Keperawatan, kebidanan danKedokteran, Jakarta Fitramaya,2009

Nursallam, Konsep dan penyerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan Jakarta, EGC,2002

Notoadmojo, Pendidikan dan Prilaku Kesehatan, Jakarta, Rineka Cipta,2003

, Metodelogi Penelitian Ilmu keperawatan, Jakarta, Salemba medika,2003

Page 30: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/.../uploads/2014/07/BAB-I-BAB-IV.docx · Web viewPuskesmas dalam memberikan pelayanan antenatal hendaknya menggunakan asuhan standar minimal

30

Pratiwi, S.H, Pelayanaan Pada Saat Pemeriksaan Kehamila.( http://www.bkkbn.90.id/article detail.php?aid:266 , diakses pada tanggal 10 Juli 2011)

Purwandani,dkk, Konsep Kebidanan , Jakarta, EGC, 2008

Rukiyah,dkk ,Asuhan Kebidanan II Jakarta,Trans Info Media ,2002

Salmah,dkk, Asuhan Kebidanan Ante Natal ,Jakarta,EGC,2002

Saifuddin, dkk Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal, Jakarta, Tridasa Printer,2002

Wiknjosastro, dkk Pelayanan Kebidanan; Kesehatan Ibu Hamil Jakarta. (http://www.pelayanan kebidanan.html , diakses pada tanggal 10 juli 2011)