BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketersedian energi listrik merupakan bagian yang tidak terpisahkan bagi kehidupan saat ini. Kebutuhan energi listrik sangat dominan bagi manusia, dimulai dari kebutuhan di dalam rumah tangga, bisnis, pemerintahan, industri rumah tangga hingga industri besar serta seluruh aspek kehidupan lainnya, ini berarti bahwa ketersediaan energi listrik ini sangat penting dan sangat berpengaruh dalam meningkatkan laju pertumbuhan kualitas sosial ekonomi masyarakat secara umum. Menurut data yang diperoleh dari Sub. Bidang Humas PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang, sejarah ketenagalistrikaan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19 ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkit tenaga 1
31
Embed
library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1DOC/2011-2... · Web viewBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Ketersedian energi listrik merupakan bagian yang tidak terpisahkan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ketersedian energi listrik merupakan bagian yang tidak terpisahkan bagi
kehidupan saat ini. Kebutuhan energi listrik sangat dominan bagi manusia,
dimulai dari kebutuhan di dalam rumah tangga, bisnis, pemerintahan, industri
rumah tangga hingga industri besar serta seluruh aspek kehidupan lainnya, ini
berarti bahwa ketersediaan energi listrik ini sangat penting dan sangat
berpengaruh dalam meningkatkan laju pertumbuhan kualitas sosial ekonomi
masyarakat secara umum.
Menurut data yang diperoleh dari Sub. Bidang Humas PT PLN (Persero)
Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang, sejarah ketenagalistrikaan di Indonesia
dimulai pada akhir abad ke-19 ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan
pembangkit tenaga listrik untuk keperluan sendiri. Selama Perang Dunia II
berlangsung perusahaan-perusahaan listrik tersebut dikuasai oleh Jepang dan
setelah kemerdekaan Indonesia, perusahaan listrik tersebut direbut oleh pemuda-
pemuda Indonesia pada bulan Sepember 1945 dan diserahkan kepada Pemerintah
Republik Indonesia. Pada tanggal 27 Oktober 1945, saat itulah Presiden Sukarno
kemudian membentuk badan organisasi Jawatan Lisrik dan Gas. Peristiwa inilah
yang kemudian diperingati sebagai hari lahir organisasi kelistrikan nasional dan
selanjutnya ditetapkanlah tanggal 27 Oktober sebagai Hari Listrik Nasional
(HLN).
1
2
Pada tahun 1897 di Jakarta didirikanlah pusat pembangkitan tenaga listrik,
yang berlokasi di daerah Gambir sekarang ini, oleh salah satu perusahaan listrik
Belanda (NV NIGM). Pada masa pemerintahan Jepang, perusahaan ini diambil
alih dan selanjutnya berganti nama menjadi perusahaan listrik Djawa Denki
Jogyosha Djakarta Shisha. Dengan berakhirnya kekuasaan Jepang pada 17
Agustus 1945, maka dibentuklah Djawatan Listrik dan Gas Tjabang Djakarta
yang kemudian dikembalikan lagi kepada pemilik asal (NV NIGM) pada tahun
1947 dan namanya berubah menjadi NV OGEM Cabang Jakarta. Selanjutnya
karena adanya nasionalisasi oleh Pemerintah Indonesia sesuai Keputusan
Menteri PU dan Tenaga No. U 16/9/I tanggal 30 Desember 1953, maka pada
tanggal 1 Januari 1954 dilakukan serah terima dan pengelolaannya diserahkan ke
Perusahaan Listrik Jakarta dengan wilayah kerjanya adalah meliputi Jakarta
Raya, Ranting Kebayoran, dan Tangerang.
Tangal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN
(Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) dalam bentuk Jawatan di
dalam lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik (PUTL).
Perusahaan merupakan kelanjutan usaha beberapa perusahaan listrik Belanda
yang diambil-alih oleh Pemerintah Republik Indonesia. Berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 19 tahun 1965, status Perusahaan berubah menjadi perusahaan
yang berbadan hukum. Selanjutnya ditetapkan menjadi Perusahaan Umum
(Perum) berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 30 tahun 1970 yang dipertegas
dengan Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1972. Tak lama kemudian, status
badan hukum Perusahaan berubah menjadi Perseroan Terbatas dengan nama
3
Perusahaan Perseroan PT Perusahaan Listrik Negara disingkat PT PLN
(Persero). Akta perubahan ini disahkan dengan Keputusan Menteri Kehakiman
No. C2-11.519.HT.01.01.Th.94 tanggal 1 Agustus 1994, serta diumumkan dalam
Berita Negara Republik Indonesia No. 73 tanggal 13 September 1994, Tambahan
No. 6731.
Khusus untuk PLN Distribusi Jakarta & Tangerang, bahwa awalnya pada
tahun 1961, Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara (BPU PLN)
dibentuk PLN khusus untuk wilayah Jakarta, dengan nama Perusahaan Listrik
Negara Eksploitasi XII. Selama 12 tahun berjalan, pada tanggal 23 Maret 1973,
Peraturan Menteri PUTL No 01/Prt/1973 menetapkan, bahwa PLN Eksploitasi
XII diubah menjadi Perusahaan Umum Listrik Negara Distribusi IV, yang
meliputi : Cabang Gambir, Cabang Kota, Cabang Cabang Kebayoran, Cabang
Jatinegara, Cabang Tanjung Priok, Cabang Tangerang, dan Bengkel Karet.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri PUTL No. 45/Kpts/1976 tanggal 8
Agustus 1976, nama PLN Distribusi IV diubah menjadi PLN Distribusi Jakarta
Raya dan Tangerang, sesuai Surat Edaran Direksi PLN No. 025/PST/1976
tanggal 17 April 1976).
Pada kurun waktu 1984 s/d 1988 terjadi beberapa penambahan Unit Kerja,
sehingga PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang memiliki 7 (tujuh) Unit
Cabang sebagai unsur pelaksana pelayanan, 1 (satu) Unit Pengatur Distribusi
(UPD) dan 1 (satu) Bengkel Pemeliharaan Kelistrikan. Dua yang disebut terakhir
adalah sebagai Unit unsur penunjang.
4
Berdasarkan PP No. 23 tahun 1994 tanggal 16 Juni 1994, PLN yang
sebelumnya dikenal berbentuk sebagai Perusahaan Umum (PERUM) berubah
statusnya menjadi berbadan hukum PERSEROAN TERBATAS (PT), sehingga
namanya berubah menjadi PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan
Tangerang.
PT. PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang, (untuk
selanjutnya disebut dengan PLN Disjaya), merupakan salah satu Unit Distribusi
PT. PLN (Persero), yang beralamat di Jl. M. Ridwan Rais No. 1, Jakarta Pusat,
yang bertanggung jawab untuk mendistribusikan pasokan tenaga listrik untuk
melayanai & memenuhi kebutuhan tenaga listrik masyarakat di kawasan Jakarta
dan Tangerang dan sekitarnya. Dengan memberikan pelayanan yang berkualitas,
baik dari aspek pasokan tenaga listrik/ atau teknis maupun aspek pelayanan atas
produk unggulannya. Berdasarkan data yang diperoleh peneliti, saat ini PLN
Disjaya memiliki kurang lebih sekitar 3,8 juta pelanggan (Juni 2012) dengan
karakteristik pelanggan yang beragam, mulai golongan rumah tangga, industri,
bisnis, pemerintah, sosial, serta pelanggan very important person (VIP) sampai
pelanggan dengan kategori very-very important person (VVIP).