PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA HAMBATAN LISTRIK KOTAK AKRILIK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA PADA KONSEP RANGKAIAN ARUS SEARAH (Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 56 Jakarta) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan OLEH : NUR ROHMA DIANI NIM : 1112016300030 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019 M / 1440 H
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA HAMBATAN
LISTRIK KOTAK AKRILIK TERHADAP HASIL BELAJAR
SISWA SMA PADA KONSEP RANGKAIAN ARUS SEARAH
(Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 56 Jakarta)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
OLEH :
NUR ROHMA DIANI
NIM : 1112016300030
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019 M / 1440 H
i
LEMBAR PENGESAHAN BIMBINGAN SKRIPSI
Skripsi berjudul “Pengaruh Penggunaaan Alat Peraga Hambatan
Listrik Kotak Akrilik Terhadap Hasil Belajar Siswa SMA Pada Konsep
Rangkaian Arus Searah” disusun oleh Nur Rohma Diani NIM 1112016300030,
Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan
dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang
munaqosah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, 15 April 2019
Yang mengesahkan,
ii
iii
iv
ABSTRAK
NUR ROHMA DIANI 1112016300030. Pengaruh Penggunaaan Alat Peraga
Hambatan Listrik Kotak Akrilik Terhadap Hasil Belajar Siswa SMA Pada
Konsep Rangkaian Arus Searah. Skripsi Program Studi Pendidikan Fisika
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan alat peraga
hambatan listrik kotak akrilik terhadap hasil belajar siswa pada konsep rangkaian
arus searah. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 56 Jakarta pada bulan
Februari 2019. Dalam penelitian ini yang menjadi kelas eksperimen adalah kelas
XII MIPA 1, sedangkan yang menjadi kelas kontrol adalah kelas XII MIPA 2.
Penentuan sampel dalam penelitian ini berdasarkan teknik purpossive sampling.
Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain non
equivalent control group design. Instrumen yang digunakan adalah tes objektif
pilihan ganda dan nontes berupa angket respon siswa dan lembar observasi aktivitas
siswa. Data hasil instrumen tes dianalisis secara kuantitatif, sedangkan hasil
instrumen nontes dianalisis secara kuantitatif, menghasilkan data berupa presentase
yang kemudian di konversi menjadi data kualitatif. Kesimpulan penelitian : Uji
hipotesis menggunakan uji Mann-Whitney menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
alat peraga hambatan listrik kotak akrilik terhadap hasil belajar siswa SMA pada
rangkaian arus searah. Nilai Sig.(2-tailed) sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai taraf
signifikansi 𝛼 (0,05). Rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen (73,33) lebih
tinggi dibandingkan rata-rata hasil belajar siswa kelas kontrol (65,90).
Pembelajaran menggunakan alat peraga hambatan listrik kotak akrilik lebih tinggi
pada jenjang C1 (mengingat) (83%), C2 (memahami) (70%), C3 (menerapkan)
(75%), C4 (menganalisis) (72%), dan C5 (menganalisis) (72%). Respon siswa
terhadap pembelajaran menggunakan alat peraga hambatan listrik kotak akrilik
pada konsep rangkaian arus searah sebesar 80% dalam kategori baik sekali. Hasil
observasi aktivitas siswa selama pembelajaran sebesar 76,67% dalam kategori baik.
Kata Kunci:Alat peraga hambatan listrik kotak akrilik, Hasil Belajar, Angket,
Lembar Observasi, Rangkaian Arus Searah.
v
ABSTRACT
NUR ROHMA DIANI NIM. 1112016300030. The Influence of The Use of
Acrylic Box Electrical Resistance Props to The Learning Outcomes of Senior
Hight School of Student on Direct Current Concept. Undergraduate Thesis of
Physics Education Program Faculty of Tarbiyah, Science Education
Departement, Faculty of Tarbiya and Teachers Training, Syarif Hidayatullah
State Islamic University Jakarta, 2019.
This research aims to determine the effect of The Use of Acrylic Box Electrical
Resistance Props to The Learning Outcomes of Senior Hight School of Student on
Direct Current Concept. This research did at SMAN 56 of Jakarta. In February
2019. The experiment class in this reseach is XII MIPA 1, while the control class is
XII MIPA 2. The sample in this reseach based on purposive sampling technique.
Method for this research is quasi-experiment method with nonequivalent control
group design. The instruments used are objectives test in multiple choice form and
the questionaire non-test instrument. The result of the test instruments data were
analyzed in quantitative, while the result of non-test instruments data were analyzed
in quantitative, produce data in the percentage form, and then converted into
qualitative data. Analysis of hypothesis using Mann-Whitney test, it is concluded
that there is the influence of The Use of Acrylic Box Electrical resistance Props to
The Learning Outcomes of Senior Hight School on Concept of A Series of Direct
Current. The value of sig.(2-tailed) is 0,000 less than significance level of a (0,05).
Student average result of experiment class (73.33) higher than student average
result of control class (65.90). Learning using Acrylic Box Electrical Resistance
Props improving cognitive level of C1 (remember) (73%),C2 (understand) (70%),
C3 (apply) (75%), C4 (analyze) (72%), and (evaluate) (72%). Students responses
of use Acrylic Box Electrical resistance Props 80% (very good category).
Observation result of student’s activity are 76.67% (good category).
4. Daftar Riwayat Hidup ...................................................... 213
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, Ilmu Sains khususnya
dalam bidang fisika, berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis, berupa fakta-fakta, konsep-konsep serta penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari.1 Oleh karena itu, fisika merupakan konsep yang membutuhkan
pembuktian melalui eksperimen baik itu demonstrasi maupun pengaplikasian
langsung.2 Mengingat konsep fisika yang diperoleh dari hasil mengamati, mencoba
dan belajar mandiri siswa. Kondisi belajar mengajar disekolah diwarnai oleh
pendekatan yang menitikberatkan pada model belajar konvensional atau ceramah
sehingga kurang mampu merangsang siswa untuk terlibat aktif dalam proses belajar
mengajar.3 Akibatnya situasi belajar menjadi tidak kondusif dan siswa menjadi
jenuh.4
Proses belajar mengajar memiliki beberapa komponen yang berpengaruh
bagi keberhasilan belajar siswa, yaitu satu diantaranya adalah media pembelajaran.
Merurut Wina Sanjaya, Penggunaan media dapat menambah motivasi belajar siswa
sehingga perhatian siswa terhadap materi pelajaran dapat lebih meningkat.5 Dalam
proses belajar mengajar ketidakjelasan materi yang disampaikan dapat dibantu
dengan menghadirkan media, kerumitan materi yang disampaikan dapat di
sederhanakan dengan bantuan media, media mampu mewakili apa yang tidak
mampu diucapkan guru melalui kata-kata. Dengan demikian, melalui media
pembelajaran dapat membuat proses belajar lebih efektif dan efesien serta terjalin
1 Departemen Pendidikan nasional, Standar Kompetensi Mata Pelajaran Fisika SMA/MA,
(Jakarta : Balitbang Depdiknas, 2003), h. 5 2Wahab Jufri, Op. Cit., 3Erwan Afriyanto, “Pengembangan Media Pembelajaran Alat Peraga Pada Materi Hukum
Biot Savart di SMA Negeri 1 Prambanan Klaten”, JRKPF UAD.Vol 2. No.1, April 2015, h.20 4 Muhammad Iwan, Agus Suyatna dan Warsito, Development Of Static Fluid Learning
Props To Improve Students Argumentation Skill” International Journal Of Research
Granthaalayah, Vol 6, 2018, h. 297 5Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorietasi Standar Proses Pendidikan, Ed. 1Cet. 5,
(Jakarta: kencana, 2006) h. 171.
2
hubungan baik antar guru dengan siswa.6 Berdasarkan hal tersebut media
pembelajaran yang tepat adalah dengan menggunakan alat peraga. Proses
pembelajaran fisika lebih efektif dan efesien lagi apabila memanfaatkan alat bantu
belajar yaitu alat peraga. Alat peraga dapat memperjelas bahan pengajaran yang
diberikan guru kepada siswa, sehingga siswa lebih mudah memahami materi yang
disajikan guru.7
Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga berarti mengoptimalkan
fungsi seluruh panca indera siswa dan meningkatkan efektivitas belajar siswa
dengan cara mendengar, melihat, meraba, menggunakan pikirannya secara logis
dan realistis.8 Tetapi pada kenyataannya masih sedikit sekali sekolah yang
memanfaatkan laboratorium, khususnya untuk fisika. Observasi awal yang
dilakukan di SMAN 56 Jakarta, Kondisi alat-alat pratikum sangat tidak memadai,
diperoleh dari hasil angket siswa, sebesar 85,71% menyatakan beberapa alat-alat
peraga di laboratorium tidak berfungsi dengan baik. Selain kurangnya alat-alat
paktikum di sekolah, kegiatan praktikum hanya dilakukan saat ujian praktik
sekolah. Kondisi sekolah yang tidak memiliki alat-alat praktikum fisika. Hal ini
tentunya akan mempersulit proses belajar mengajar fisika dan mengkibatkan
rendahnya hasil belajar fisika siswa di sekolah tersebut. 9
Mengingat luasnya konsep fisika, maka peneltian ini di fokuskan pada
konsep rangkaian arus searah. Hasil wawancara dengan guru fisika di SMAN 56
Jakarta, hasil rata-rata ulangan siswa pada konsep rangkaian arus searah yaitu 41,93
sedangkan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) mata pelajaran fisika 75 itu artinya
hasil belajar siswa pada konsep rangkaian arus searah berada di bawah KKM.
Konsep rangkaian arus searah merupakan konsep yang yang penting dikuasai siswa.
6 Talizaro Tafonao,”Peranan Media Pemebelajaran Dalam Meningkatkan Minat Belajar
Mahasiswa”, Jurnal Komunikasi Pendidikan, Vol. 2, No. 2, Juli 2018, h.103 7Suliyati, Mujassam, Irfan Yusuf, dan Sri Widyaningsih, “Penerapan Model PBL
Menggunkan Alat Peraga Sederhana Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik”, Jurnal Curiculla, Vol.
3, No. 1, 2018, h. 14 8Agus Slamet Isnanto, Arif Maftukhin, dan Eko Setyadi Kurniawan, “Pengaruh
Penggunaan Alat Peraga Berbasis Lingkungan (APBL) Pada Materi Dinamika Partikel Terhadap
Kemampuan Psikomotorik P1 Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 1 Kutowinangun”, Radiasi,Vol
4. No. 1, h. 30 9Erwan Afriyanto, Op. cit., h.20
3
Hal ini disebabkan karena konsep ini menjadi dasar dari beberapa konsep lain
seperti kemagnetan, induksi elektromagnetik dan arus bolak-balik yang akan
dipelajari selajutnya.
Fenomena pada konsep rangkaian listrik arus searah banyak ditemukan
dalam kehidupan sehari-hari.10 Namun pada kenyataannya siswa cenderung masih
kesulitan karena materi ini termasuk materi yang abstrak dan memiliki
kompleksitas yang tinggi.11 ND Setyani dkk menyatakan “The students will have
difficulty understanding simple electrical circuit because of their finite experience
about electricity”.12 Siswa mengalami kesulitan memahami rangkaian listrik
sederhana karena pengalaman terbatas mereka tentang listrik. Minimnya
pengalaman siswa pada penggunaan alat peraga berdampak pada motivasi belajar
siswa. Selain itu, pemahaman konsep siswa terhadap konsep rangkaian arus searah
masih minim.13
Berdasarkan hal di atas, sejalan dengan pendapat Piaget yang menyatakan
bahwa struktur kognitif akan tumbuh dengan baik jika siswa memiliki pengalaman
belajar yang bermakna.14 Sebagai menunjang pengalaman belajar yang bermakna
maka diperlukan alat peraga atau eksperimen yang dapat membantu menjelaskan
konsep dari rangkaian listrik arus searah. Penggunaan alat peraga menekankan
kegiatan pembelajaran yang melatih siswa dalam memperoleh pengetahuan dan
menumbuhkan kreativitas siswa dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.15
Alat peraga juga memungkinkan siswa untuk mendapatkan pengalaman bermakna
karena siswa berperan aktif dalam pembelajaran.16 Siswa dapat merangkai alat
10ND Setyani, Suparmi, Sarwanto, J Handhika, “Students Conception and Perception Of
Simple Electrical Circuit” International Conference on Science and Applied Science 2017, IOP
Conf. Series: Journal Of Physics: Conf Series 909, 2017, h. 2 11Evin Andriani dan Indrawatidan Alex Harijanto, “Remedi Miskonsepsi Beberapa Konsep
Listrik Dinamis Pada Peserta didik SMA Melalui Simulasi Phet Disertai LKS” 363 Jurnal
Pendidikan Fisika, Vol. 3 No. 4, Maret 2015, hal 363 12 ND Setyani, Suparmi, Sarwanto, J Handhika, loc, cit., 13Melly Ariska, “Studi Pemahaman Konsep Peserta didik Pada Sub Konsep Rangkaian
Arus Searah Di Kelas XI SMA Negeri 1 Palembang”, Jurnal Inovasi dan Pembelajaran Fisika, Vol
2. No.2, November 2015. h. 153 14Wahab Jufri, op, cit., h. 41 15 Muhammad Iwan, Agus Suyatna dan Warsito, loc, cit., 16 Galuh ayu riyanti, Sutikno, dan Masturi, “PenerapanAlatPeraga Seri-Paralel DC Untuk
Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Materi Hukum Ohm”, Prosiding Seminar Nasional Fisika
(E-Journal) 2015, Vol IV. h. 130
4
peraga sendiri dan melakukan percobaan pada saat kegiatan pembelajaran
berlangsung, karena ketika siswa belajar dengan melihat, mendengar dan
melakukan, maka pembelajaran akan mengalami persentase peningkatan daya
ingat. Menggunakan alat peraga guru dapat memberikan serta memberi kesan pada
siswa, bahwa fisika itu sebenarnya ilmu yang menyenangkan pemahaman siswa
pada konsep fisika yang abstrak menjadi lebih nyata.17 Konsep rangkaian arus
searah dengan dukungan alat peraga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar
jenjang kognitif siswa.
Berdasarkan Berdasarkan pertimbangan di atas, peneliti merasa tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penggunaan Alat Peraga
Hambatan Listrik Kotak Akrilik Terhadap Hasil Belajar Siswa SMA Pada
Konsep Rangkaian Arus Searah”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka penulis dapat
mengidentifikasi beberapa masalah di antaranya:
1. Hasil belajar siswa pada konsep rangkaian arus searah rendah.
2. Rangkaian listrik arus searah merupakan materi fisika abstrak yang memiliki
kompleksitas tinggi.
3. Kurangnya alat peraga di SMA yang mendukung yang diterapkan dalam proses
belajar mengajar fisika konsep rangkaian arus searah.
C. Batasan Masalah
Agar lebih memfokuskan masalah yang diteliti maka dibuat batasan
masalah yaitu pengukuran hasil belajar berorientasi pada ranah kognitif yang
merujuk pada taksonomi Bloom (rev) oleh Lorin W. Anderson dan Krathwohl.
Aspek kognitif yang digunakan pada tingkatan C1 (mengingat), C2 (memahami),
17Suliyanti, Mujassam, Irfan Yusuf, Widyaningsih, “Penerapan Model PBL Menggunakan
Alat Peraga Sederhana Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik”, Jurnal Curricula, Vol. 3, Desember
2017, h. 15
5
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah diatas, maka masalah
dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah terdapat pengaruh alat peraga hambatan listrik kotak akrilik terhadap
hasil belajar siswa sma pada konsep rangkaian arus searah?
2. Bagaimana respon siswa terhadap penggunaan alat peraga hambatan listrik
kotak akrilik pada konsep rangkaian arus searah?
3. Bagaimana aktivitas siswa terhadap penggunaan alat peraga hambatan listrik
kotak akrilik pada konsep rangkaian arus searah?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang diuraikan di atas, maka tujuan penelitian ini
sebagai berikut :
1. Mengetahui adanya Pengaruh Alat Peraga hambatan listrik kitak akrilik
Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMA Pada Konsep Rangkaian Arus
Searah.
2. Menjelaskan respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan alat peraga
hambatan listrik kotak akrilik Pada Konsep Rangkaian Arus Searah.
3. Menjelaskan aktivitas siswa terhadap pembelajaran menggunakan alat peraga
hambatan listrik kotak akrilik Pada Konsep Rangkaian Arus Searah.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
1. Siswa, melalui alat peraga fisika diharapakan siswa lebih antusias dalam
mempelajari dan memahami fisika dengan rumus-rumus yang terkesan sulit.
2. Guru, sebagai masukkan tentang penggunaan alat peraga dalam pembelajaran
yang bisa ditetapkan dalam konsep rangkaian arus searah.
3. Peneliti lain, memberikan informasi ke peneliti lain, dan dapat menjadi
referensi dalam mengembangkan media alat peraga listrik yang lebih baik lagi.
38
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti
‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Dalam bahasa arab, istilah media adalah
(wasaa’ili) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan1. Suparman
dkk menyatakan bahwa, media merupakan alat yang digunakan untuk menyalurkan
pesan dan informasi dari pengirim pesan kepada penerima pesan2. Dari pengertian
diatas dapat disimpulkan bahwa media adalah perantara dari sumber informasi ke
penerima informasi, berupa alat-alat contohnya (video, televisi, komputer, dan lain
sebagainya) manakala media tersebut digunakan untuk menyalurkan informasi
yang akan disampaikan.3
Berikut ini beberapa pengertian media pembelajaran dari berbagai ahli :
1) Gagne menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam
lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.4
2) Briggs secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat
yang secara fisik digunakan untuk menyatakan isi materi pengajaran yang
terdiri dari antara lain buku, tape recorder, film, foto dan komputer.5
3) Asosiasi Pendididikan Nasional (National Education Association)
mendefinisikan media sebagai bentuk-bentuk komunikasi baik cetak maupun
1 Azhar. Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), h.3 2 Rayandra Asyhar, Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung
Persada Press, 2011), h.4 3 Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2012), h. 57 4 Arief S Sadiman, Raharjo, Anung Haryono, dan Rahardjito, Media Pendidikan
Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 6 5 Azhar. Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), h.4
9
audio-visual dan peralatannya, dengan demikian,media dapat dimanipulasi,
dilihat, didengar, atau dibaca.6
4) Rossi dan Bridle menyatakan bahwa, media pengajaran adalah seluruh alat dan
bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan, seperti radio, televisi, buku,
Koran, majalah, dan sebagainya7.
Berdasarkan uraian diatas, media dalam sudut pandang pembelajaran
dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan
pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang
kondusif di mana penerimanya dapat melakukan pross belajar secara efesien dan
efektif.8
b. Fungsi Media Pembelajaran
Fungsi media pembelajaran lebih difokuskan pada dua hal, yaitu analisis
fungsi yang didasarkan pada media itu sendiri dan didasarkan pada penggunanya.
Yudhi munadi menjelaskan fungsi media pembelajaran menjadi lima yakni sebagai
berikut :9
1) Fungsi Media Pembelajaran Sebagai Sumber Belajar, dalam kalimat “sumber
belajar” ini tersirat makna keaktifan, yakni sebagai penyalur, penyampai
penghubungan dan lain lain fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar
adalah fungsi utama.
2) Fungsi Semantik, yaitu fungsi sematik yakni kemampuan media dalam
menambah pembendaharaan kata yang maknanya benar-benar dipahami oleh
siswa.
3) Fungsi Manipulatif, Fungsi ini memiliki dua kemampuan berdasarkan ciri-ciri
khusus, yaitu:
Pertama, kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi batas-batas
ruang dan waktu, yaitu :
6 Arief S Sadiman, Raharjo, Anung Haryono, dan Rahardjito, Media Pendidikan
Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 7 7 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2008), h.204 8 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pedekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada,
2012), h. 7-8 9 Yudhi Munadi, Ibid., h. 36-48
10
a) Media menghadirkan objek atau peristiwa yang sulit dihadirkan dalam bentuk
aslinya.
b) Media menjadikan objek atau peristiwa yang menyita waktu panjang menjadi
singkat.
c) Media menghadirkan kembali objek atau peristiwa yang telah terjadi.
Kedua, kemampuan media pembelajarn dalam mengatasi keterbatasan
indrawi manusia, yaitu:
a) Media membantu siswa dalam memahami objek yang sulit diamati.
b) Media membatu siswa dalam memahami objek yang bergerak terlalu lambat
atau terlalu cepat.
c) Media membantu siswa dalam memahami objek yang membutuhkan kejelasan
suara.
d) Media membantu siswa dalam memahami objek yang terlalu kompleks.
4) Fungsi psikologi
a) Fungsi Atensi, media pembelajaran dapat meningkatkan perhatian (attention)
siswa terhadap materi ajar. Media pembelajaran yang tepat adalah media
pembelajaran yang mampu menarik dan memfokuskan perhatian siswa.
b) Fungsi Afektif, media pembelajaran dapat menggugah perasaan, emosi yang
berwujud pencurahan minat, sikap penghargaan, nilai-nilai, atau
kecenderungan-kecenderungan batin.
c) Fungsi Kognitif, media pembelajaran akan memperoleh dan menggunakan
bentuk-bentuk representasi yang mewakili objek-objek yang dihadapi.
d) Fungsi Imajinatif, media pembelajaran dapat meningkatkan dan meningkatkan
imajinasi siswa.
e) Fungsi Motivasi, media pmbelajaran dapat mendorong, mengaktifkan dan
menggerakkan siswa secara sadar untuk aktif dalam pembelajaran.
5) Fungsi Sosio-Kultural, fungsi media dilihat dari sosio-kultural, yakni
mengatasi hambatan sosio-kultural antarpeserta komunikasi pembelajaran.
Keberagaman karakteristik siswa dapat diatasi dengan media pembelajaran,
karena media pembelajaran memiliki kemampuan yang sama,mempersamakan
pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama.
11
c. Prinsip-prinsip Penggunaan Media Dalam Pembelajaran
Menurut Wina Sanjaya ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan
dalam penggunaan media pembelajaran yaitu :10
1) Media digunakan dan diarahkan untuk mempermudah siswa belajar dalam
upaya memahami materi pelajaran.
2) Media yang akan digunakan guru harus sesuai dan diarahkan untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
3) Media yang digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran.
4) Media pemebelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kondisi
siswa.
5) Media yang digunakan untuk memperhatikan efektivitas dan efisiensi.
6) Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam
mengoperasikannya.
Sedangkan, Eka Prihatin menyebutkan 8 prinsip menggunakan media dalam
pembelajaran, yaitu sebagai berikut. 11
1) Tidak ada metode/media yang harus dipakai dengan meniadakan yang lain.
2) Tidak ada Satu mediapun yang dapat sesuai untuk segala macam kegiatan
belajar.
3) Penggunaan media yang terlalu banyak secara sekaligus akan membingungkan
siswa.
4) Harus senantiasa melakukan persiapan yang cukup untuk menggunakan media
pendidikan.
5) Media harus merupakan bagian integral dari pembelajaran.
6) Siswa dipersiapkan dan diperlakukan sebagai peserta yang aktif.
7) Siswa harus bertanggung jawab untuk apa yang terjadi selama pelajaran.
8) Tidak menggunakan media sebagai selingan, karena fungsi media harus
seefesien mungkin.
10 Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2012), h. 75-77 11 Eka Prihatin, Guru Sebagai Fasilitator, (Bandung : PT Karsa Mandiri Persada, 2008),
h. 53
12
d. Ciri-ciri Media Pembelajaran
Gerlach dan Ely mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk
mengapa media digunakan, antara lain12 :
1) Ciri Fiksatif (Fixative Property), Ciri ini menggambarkan kemampuan media
merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekontruksi suatu peristiwa atau
objek
2) Ciri Manipulatif (Manipulative Property), suatu kejadian atau objek yang
memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua
atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording.
3) Ciri Distributif (Distributive Property), media memungkinkan suatu objek atau
kejadian ditransportasikan melalui ruang dan secara bersamaan kejadian
tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman
yang relatif sama mengenai suatu kejadian.
e. Jenis-Jenis Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan komponen intruksional yang meliputi
pesan, orang dan peralatan. Leshin, Pollock dan Reigeluth mengklasifikasikan
media menjadi lima kelompok, yaitu : 13
1) Media berbasis manusia yakni: guru, instruktur, tutor, main-peran, kegiatan
kelompok dan field-trip.
2) Media berbasis cetak, yakni : buku, penuntun, buku latihan (workbook)
3) Media berbasis visual, yakni : buku, alat peraga, bagan, grafik, peta, gambar,
transparasi dan slide.
4) Media berbasis audio-visual, yakni : video, film, program slide-tape, dan
televisi.
5) Media berbasis komputer, yakni : pembelajaran dengan bantuan komputer,
interaktif video dan hypertext.
12 Azhar Arsyad, op. cit. , h. 12-14 13 Ibid., h. 38
13
Pengelompokkan jenis-jenis media dalam proses pembelajaran jika
ditinjau dari alat indera yang terlibat dikelompokkan menjadi 4 kelompok besar
yaitu sebagai berikut :14
1) Media Audio adalah media yang hanya melibatkan indera pendengaran dan
hanya mampu memanipulasi kemampuan suara semata.
2) Media Visual adalah media yang hanya melibatkan indera penglihatan. Jenis
media ini adalah media cetak-verbal, media cetak-grafis, dan media visual non-
cetak.
3) Media Audio Visual adalah media yang melibatkan indera pendengaran dan
penglihatan dalam satu proses.
4) Multimedia adalah media yang melibatkan berbagai indera dalam sebuah
proses pembelajaran.
2. Alat Peraga
a. Pengertian Alat Peraga
Alat peraga terdiri dari dua kata yaitu alat dan peraga. Kata utamanya
adalah “peraga” yang artinya bertugas “memeragakan”, membuat bentuk “raga”
atau bentuk fisik dari suatu arti/pengertian yang dijelaskan.15 Alat peraga yang
dimaksudkan disini adalah media alat bantu pembelajaran dan segala macam benda
yang digunakan untuk memperagakan materi pembelajaran.16 Sedangkan
Estiningsih mengatakan bahwa, alat peraga adalah media pembelajaran yang
mengandung atau membawakan ciri-ciri dari konsep yang dipelajari.17 Jadi dapat
disimbulkan bahwa alat peraga merupakan media alat bantu pengajaran yang dapat
memperagakan/ memvisualisasikan konsep-konsep dari materi yang akan
dipelajari. Penggunaan alat peraga ini akan membantu siswa untuk memahami
suatu ciri-ciri dari suatu konsep.
14 Yudhi Munadi, op. cit., h. 54-57 15 Suliyati, Irfan Yusuf, dan Sri Widyaningsih, “Penerapan Model PBL Menggunakan Alat
Peraga Sederhana Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik”, Jurnal Curricula, Vol 3, 2017, h. 14 16 Azhar Arsyad, op. cit., h. 9 17 Rayandra Asyhar, op. cit., h.12
14
Alat peraga yang digunakan dalam pembelajaran dapat membantu
meningkatkan keterampilan dan pengetahuan pembelajar, mengilustrasikan pesan
dan informasi, dan menghilangkan ketegangan dan hambatan dan rasa malas
siswa18. Pembelajaran menggunakan alat peraga berarti mengoptimalkan fungsi
panca indera untuk meningkatkan efektivitas siswa belajar menggunakan
pikirannya secara logis dan realistis.19
b. Macam-macam Alat Peraga
Pelaksanaan mengajar tidak senantiasa menggunakan benda-benda
sungguhan disebabkan oleh beberapa faktor. Oleh karena itu digunakan media
pengganti yang disebut model. Model adalah tiruan tiga dimensional dari beberapa
objek nyata yang terlalu besar, terlalu kecil, terlalu jauh, terlalu mahal yang
diguakan dalam pembelajaran di kelas.20 Nana Sudjana menjadi lima jenis model
yaitu : 21
1) Solid model, biasanya memperlihatkan bagian luar objek.
2) Cross section model, yang menampakkan struktur bagian dalam.
3) Working model, yang mendeminstrasikan fungsi atau proses-proses.
4) Mock-ups, suatu penyederhnaan susunan bagian pokok dari suatu proses atau
sistem yang lebih ruwet.
5) Diorama, sebuah pemandangan tiga dimensi mini bertujuan untuk
menggambarkan keadaan sebenarnya.
c. Kriteria Pembuatan Alat Peraga
Beberapa hal-hal perlu diperhatikan dalam kriteria pembuatan alat peraga
yang dibuat berikut ini :22
18 Ibid., h.11 19 Iqlima Noor dan Prabowo, “Pengembangan Alat Peraga Bandul Matematis Untuk
Melatihkan Keterampilan Proses Siswa Pada Materi Gerak Harmonik Sederhana di Kelas XI SMAN
Tuban”, Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF), Vol. 03 No. 2, 2014, h. 189 20 Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung : Sinar Baru Algesindo,
2013), h. 156 21 Ibid., 156-170
22 Tim Penyusun Modul, Pedoman Pembuatan Alat Peraga Fisika SMA, (Jakarta :
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2011), h. 12-14
15
1) Keterkaitan dengan bahan ajar, yaitu alat peraga yang digunakan untuk
membantu siswa memahami konsep-konsep yang dipelajari.
2) Kesesuaian dengan perkembangan intelektual siswa, yaitu kemampuan
intelektual siswa pada setiap jenjang sekolah membatasi kemampuan siswa
dalam mengdentifikasi parameter dan prinsip dari objek fenomena yang
ditampilkan oleh alat peraga.
3) Ketahanan alat, yaitu alat peraga haruslah yang tahan lama terhadap cuaca
(suhu udara, cahaya matahari, dan kelembaban air).
4) Nilai presisi (Ketepatan pengukuran), yaitu nilai presisi alat diperlukan untuk
keberhasilan pengukuran alat, jika penyimpangan hasil pengukuran oleh
kesalahan alat dapat diminimalkan sehingga memperoleh konsep-konsep sains
yang benar.
5) Efesiensi penggunaan alat, mudah digunakan, dirangkaikan dan dijalankan.
6) Keamanan bagi siswa, memiliki alat pengaman, alat-alat tidak mengandung
resiko kecelakaa bagi siswa.
7) Estetika, alat yang penampilannya menarik.
8) Penyimpanan dalam kotak, kemudahan mencari alat, kemudahan mengambil,
dan ketahanan kotak KIT.
d. Fungsi Alat Peraga
Alat peraga merupakan perangkat pembelajaran, yang memiliki fungsi
mempermudah suatu materi pembelajaran. Materi yang bersifat abstrak dapat
menjadi lebih mudah dengan alat peraga. Sanaky membagi alat peraga menjadi 3
kelompok. Adapun pengelompokkan berdasarkan fungsinya yaitu23:
1) Alat peraga langsung, yaitu objek sebenarnya (real object) yang dibawa
langsung ke kelas atau dikunjungi ke lokasi dan digunakan menjelaskan materi
dengan memperagakan/menunjukkannya kepada siswa.
2) Alat peraga tak langsung, objek tiruan (model, miniature, foto, dll) yang
digunakan untuk memperagakan materi ajar di kelas.
23 Rayandra Arsyad , op., cit, h. 13-14
16
3) Peragaan, berupa kegiatan atau perbuatan yang dilakukan oleh pengajar dikelas
untuk mendemonstrasikan suatu materi ajar yang sifatnya psikomotorik.
Contoh peragaan bagaimana orang berwudhu, sholat, gerakan senam,
memerankan pengemis, membaca puisi dan lain-lain.
Sementara itu, Yusuf Hadi Miarso dkk menyatakan bahwa alat peraga
pembelajaran mempunyai nilai-nilai praktis yang berupa kemampuan antara lain 24
:
1) Membuat konkret konsep yang abstrak.
2) Membawa objek yang sukar ke dalam lingkungan belajar siswa.
3) Menampilkan objek yang terlalu besar.
4) Menampilkan objek yang tidak dapat diamati oleh mata telanjang.
5) Mengamati gerakan-gerakan yang terlalu cepat.
6) Memungkinkan keseragaman pengamatan dan persepsi bagi pengalaman
belajar siswa.
7) Membangkitkan motivasi belajar siswa, dan
8) Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun
disimpan menurut kebutuhan.
e. Keunggulan Dan Kelemahan Alat Peraga
Alat peraga dalam penggunaannya sangat dibutuhkan guru dan siswa
dalam pembelajaran, namun secara umum terdapat beberapa keunggulan dan
kelemahan alat peraga.25
Keunggulan Kelemahan
a) Melatih siswa untuk berpikir
logis, analis, kritis, dan objektif.
b) Bersifat konkret dan nyata.
c) Banyak unsur pendidikan yang
terlibat, mulai dari kognitif,
motorik, afeksi, dan bahkan juga
a) Butuh waktu dan proses yang lebih
lama.
b) Untuk beberapa jenis mata
pelajaran, membutuhkan materi,
alat peraga, dan bahan ajar yang
24 Ramayulis, Dasar-Dasar Kependidikan Suatu Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta:
Kalam Mulia, 2015), h. 225 25 Jasa Ungguh Muliawan, 45 Model Pembelajaran Spektakuler, (Yogyakarta : Ar-Ruzz
Media, 2016), h. 192
17
mungkin spiritual dan
keseimbangan.
d) Pengetahuan yang diperoleh
bersifat komprehensif (lengkap)
dan aplikatif (terapan).
e) Pengetahuan yang diperoleh
cenderung bersifat permanen.
bersifat konket dan riil yang
kadang sulit didapatkan.
3. Alat Peraga Hambatan Listrik Kotak Akrilik
Alat peraga yang digunakan dalam penelitian ini merupakan alat peraga
yang dibuat sendiri oleh peneliti, dengan menghubungkan konsep-konsep dan
beragam rangkaian pada materi rangkaian rangkaian arus searah. Alat peraga
hambatan lisrik kotak akrilik merupakan alat peraga yang membantu guru dalam
memvisualisasikan konsep pada materi rangkaian arus searah.
Alat peraga ini dibuat dari bahan yang sederhana dan mudah ditemukan
seperti akrilik, Jack banana, Socket banana, Baterai, Kabel penghubung,
Multimeter digital. Sehingga guru dapat lebih mudah membuat alat peraga yang
serupa dengan alat peraga hambatan listrik kotak akrilik ini seperti pada gambar
berikut:
Gambar 2.1 Alat Peraga Hambatan Listrik Kotak Akrilik
Arus listrik tidak dapat dilihat secara langsung menggunakan indera
penglihatan, akan tetapi dapat diamati dari fenomena-fenomena. Berdasarkan hal
itulah menjadi dasar pembuatan alat peraga hambatan listrik kotak akrilik. Arus
lisrik dapat diamati dengan menunjukkan angka pada layar multimeter digital,
begitupun dengan nilai beda potensial dan hambatan listrik.
18
. Tujuan dibuatnya alat peraga ini agar dapat menyesuaikan beragam
rangkaian pada konsep arus searah. Alat peraga ini menjelaskan bagaimana
rangkaian seri, rangkaian paralel, menghitung arus, dan menghitung beda potensial
dari sumber tegangan baterai. Alat peraga yang digunakan memungkinkan siswa
untuk mendapatkan pengalaman bermakna karena siswa berperan aktif dalam
pembelajaran, siswa diberi kesempatan merangkai alat peraga sendiri dan
melakukan percobaan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.
Terdapat empat sub konsep yang dapat dijelaskan dengan alat peraga
hambatan listrik kotak akrilik, yaitu hukum Ohm, hukum Korchhoff, daya dan
energi listrik. Berikut pembahasan mengenai sub konsep yang dapat dijelaskan
menggunakan alat peraga ini.
a. Hukum Ohm
Arus listrik mengalir karena adanya beda potensial antara dua titik pada
suatu penghantar. George Simon Ohm meyelidiki hubungan antara kuat arus listrik
dan beda potensial pada suatu penghantar. Berdasarkan eksperimen, Ohm
menemukan jika makin besar beda potensial maka kuat arus listrik yang mengalir
makin besar pula. Besarnya perbandingan antara beda potensial dengan arus listrik
selalu sama (konstan).
Pada alat peraga hambatan listrik kotak akrilik dapat membuktikan secara
langsung bagaimana hubungan antara kuat arus listrik dan beda potensial pada suatu
rangkaian sesuai yang ditunjukkan pada gambar 2.2.
Gambar 2.3 Rangkaian Hambatan Percobaan Hukum Ohm Pada Alat
Peraga Hambatan Listrik Kotak Akrilik
Gambar 2.2 menunjukkan alat peraga hambatan listik unuk mengamati
perbandingan arus listrik dan beda potensial dari resistor dengan nilai 20Ω.
19
Penggunaan baterai karena mudah dibawa dan lebih mudah digunakan (tidak perlu
sumber listrik PLN). Perbandingan kuat arus listrik dengan beda potensial dapat
diamati dengan mengguankan beda potensial yang berbeda-beda nilainya secara
konstan.
b. Hambatan Listrik Susunan Seri dan Paralel
Hambatan listrik susunan seri dan paralel pada alat peraga hambatan listrik
kotak akrilik ini dapat diamati dengan terang redupnya lampu. Seperti pada gambar
di bawah ini.
Gambar 2.3 Rangkaian Hambatan Susunan Seri Dan Paralel Pada Alat
Peraga Hambatan Listrik Kotak Akrilik
Gambar 2.3 menunjukkan alat peraga hambatan listik untuk mengetahui kuat arus
listrik, hambatan total dan beda potensial yang terbaca pada multimeter analog pada
rangkaian. Baterai yang digunakan diatur berbeda-beda kemudian amati perbedaan nyala
lampu pada kedua susunan pada rangkaian tersebut.
c. Hukum Kirchhoff
Pada rangkaian listrik yang bercabang, jumlah kuat arus yang masuk pada
suatu titik percabangan sama dengan kuat arus yang keluar dari titik cabang itu.
Sedangkan pada Hukum II Kirchhoff tegangan menyatakan bahwa aljabar
perubahan tegangan yang mengelilingi suatu rangkaian sama dengan nol. Dapat
dilihat pada gambar 2.4 dibawah ini.
20
Gambar 2.4 Rangkaian Hukum Kirchhoff Pada Alat Peraga Hambatan
Listrik Kotak Akrilik
Gambar 2.3 menunjukkan alat peraga hambatan listik untuk mengetahui
kuat arus listrik ketika arus masuk pada suatu titik rangkaian dan arus listrik keluar
pada suatu titik rangkaian, hambatan yang digunakan resistor warna.
d. Daya dan Energi Listrik
Pada konsep daya dan listrik secara matematis saja. Menentukan nilai daya
dan energi dengan rangkaian yang sebelumnya dilakukan.
Alat peraga ini dinamakan Alat Peraga Seri-Paralel. Tujuan dibuatnya alat
peraga ini agar dapat menyesuaikan beragam rangkaian pada konsep arus searah.
Alat peraga ini menjelaskan bagaimana rangkaian seri, rangkaian paralel,
menghitung arus, dan menghitung beda potensial dari sumber tegangan baterai.
Alat peraga yang digunakan memungkinkan siswa untuk mendapatkan pengalaman
bermakna karena siswa berperan aktif dalam pembelajaran, siswa diberi
kesempatan merangkai alat peraga sendiri dan melakukan percobaan pada saat
kegiatan pembelajaran berlangsung.
4. Belajar dan Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses kompleks yang terjadi pada diri setiap orang
dan berlangsung seumur hidup26. Pendeskripsian belajar dikemukakan Gagne yang
telah dikutip dalam Eveline Siregar dan Hartini Nara yaitu “Learning is relatively
permanent change in behavior that result from past experience or purposeful
26 Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2017) Cet, 4, h. 3
21
instruction”. Belajar adalah suatu perubahan perilaku yanag relatif menetap yang
dihasilkan dari pengalaman masa lalu ataupun dari pembelajaran yang
bertujuan/direncanakan.27 Sedangkan menurut teori behaviorisme, Skinner
beranggapan bahwa belajar adalah perilaku manusia yang dapat diamati langsung
akibat konsekuensi dari perbuatan sebelumnya.28 Seseorang dikatakan mengalami
proses belajar jika telah mampu bertingkah laku dengan cara baru sebagai hasil
interaksi antara stimulus yang berupa proses dan materi pembelajaran dengan
respon atau tanggapan yang diberikan oleh pembelajar.29
Belajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut :30
a) Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku tersebut
bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), maupun nilai
dan sikap (afektif).
b) Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja, melainkan menetap atau dapat
disimpan.
c) Perubahan itu tidak terjadi begitu saja, melainkan harus dengan usaha.
Perubahan itu terjadi akibat interaksi dengan lingkungan.
d) Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik atau
kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan.
Cronbach mengelompokkan bahwa terdapat tujuh unsur utama dalam proses
belajar, yaitu :31
1) Tujuan, belajar dimulai karena adanya suatu tujuan yang ingin dicapai.
2) Kesiapan, kesiapan berupa fisik maupun psikis, kesiapan yang berupa
kematangan melakukan sesuatu, maupun penguasaan pengetahuan dan
kecakapan-kecakapan yang mendasarinya.
27 Ibid., h. 4 28 Conny Semiawan, Belajar dan Pembelajaran Prasekolah dan Sekolah Dasar, (Jakarta:
PT Indeks, 2002), h.3 29 Wahab Jufri, Belajar dan Pembelajaran Sains, (Bandung: Pustaka Reka Cipta, 2013), h.
9-10 30 Eveline Siregar dan Hartini Nara, op, cit., h. 5-6 31 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2007), h. 157-158
22
3) Situasi, dalam situasi belajar ini terlibat tempat, lingkungan sekitar, alat dan
bahan yang dipelajari dan orang-orang yang terlibat dalam kegiatan belajar.
4) Interprestasi, yaitu melihat hubungan diantara komponen-komponen situasi
belajar, melihat makna dari hubungan tersebut dan menghubungkannya dari
kemungkinan pencapaian tujuan.
5) Respons, berpegang dari hasil interprestasi bahwa individu mungkin atau tidak
mencapai tujuan ynag diharapkan, maka ia memberikan respons.respon ini
berupa hasil coba-coba (trial and error), atau usaha yang penuh perhitungan dan
perencanaan untuk mencapai kemungkinan tercapainya tujuan yang diharapkan.
6) Konsekuensi, sebuah usaha pasti akan membawa hasil, akibat atau konsekuensi
entah itu keberhasilan ataupun kegagalan.
7) Reaksi terhadap kegalalan, selain keberhasilan, kemungkinan lain dalam belajar
adalah kegagalan, peristiwa ini akan menimbulkan perasaan sedih dan kecewa.
Setiap manusia beragam karakter, potensi, dan kebutuhan dalam belajar. Gagne
mengelompokkan
b. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajarnya.32 sedangkan Gagne mendefinisikan hasil belajar
adalah kemampuan (performance) yang dapat teramati dalam diri seseorang dan
disebut dengan kapabilitas.33 Jadi hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan
yang dimiliki siswa setelah setelah ia menerima pengalaman belajarnya, berupa
pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan
keterampilan.
Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari
kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan
hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam
bentuk penguasaan pengetahuan, keteterampilan berpikir maupun motorik.34
32 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012), Cet. 14, h. 22 33 Wahab Jufri, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Pustaka Reka Cipta, 2013), h. 58 34 Nana Syaodih, op, cit., h.102-103
23
sementara itu, menurut Evaline dan Hartini hasil belajar pembelajaran adalah suatu
proses menentukan nilai prestasi belajar siswa dengan menggunakan patokan-
patokan tertentu agar mencapai tujuan pengajaran yang telah ditentukan
sebelumnya.35
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pengajaran, Benyamin
Bloom mengkasifikasikan hasil belajar kedalam tiga ranah, yakni ranah kognitif,
ranah afektif dan ranah psikomotorik.36 Adapun tujuan pembelajaran dan alat
evaluasi hasil belajar pada semua jenjang pendidikan selalu berorietasi pada
pencapaian komponen-komponen hasil belajar kognitif.37 Ranah kognitif
mencakup kemampuan intelektual pengetahuan (knowledge) yang terdiri dari enam
tingkatan seperti yang telah dikemukakan oleh Benjamin Bloom (rev) Lorin W.
Anderson. Keenam tingkatan tersebut yaitu : 38
1) Recall / Mengingat (C1)
Proses mengingat adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari
memori jangka panjang. pengetahuan yang dibutuhkan ini boleh jadi pengeahuan
faktual, konseptual, prosedural atau metakognitif atau dikombinasi dari beberapa
pengetahuan lain. Mengambil pengetahuan dari memori jangka panjang dibutuhkan
dengan cara mengenali dan mengingat kembali.
2) Comprehension / Memahami (C2)
Mengkonstruksi makna dari pesan-pesan pembelajaran, baik yang bersifat
lisan, tulisan ataupun grafis yang disampaikan melalui pengajaran, buku, atau layar
komputer. Contoh pesan pembelajaran yakni demonstrasi fisika di kelas. Proses
kognitif dalam tingkatan ini meliputi menafsirkan, mencontohkan,
mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan dan menjelaskan.
3) Application / Mengaplikasikan (C3)
Proses kognitif mengaplikasikan berarti menerapkan atau menggunakan
suatu prosedur dalam keadaan tertentu. Menggunakan prosedur-posedur tertentu
35 Evaline Siregar danHartini Nara, op, cit., h. 142 36 Ibid., 37 Wahab Jufri, op, cit., h. 71 38 Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl, A Taxonomy For Learning, Teaching,
And Assessing: A Revision Of Bloom’s Taxonomy Of Educational Objectctive, Abridged Edition,
terj. Agung Prihantoro, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), Cet 1, hal. 99-133
24
untuk mengerjakan soal latihan atau menyelesaikan masalah. Mengaplikasikan
berkaitan erat dengan pengetahuan prosedural. Tingkatan mengaplikasikan terdiri
dari dua proses kognitif yaitu melaksanakan dan mengimplementasikan.
4) Analysis / Menganalisis (C4)
Menganalisis merupakan usaha memilah suatu konsep jadi susunan-
susunan atau bagian-bagian sehingga jelas antara setiap bagian dan struktur
keseluruhannya. Kategori proses menganalisis ini meliputi proses-proses kognitif
membedakan (membedakan bagian materi pelajaran yang relevan dari yang tidak
relevan, bagian penting dari yang tidak penting), mengorganisasi (menyusun
bagaimana elemen-elemen bekerja atau berfungsi dalam sebuah struktur), dan
13 Ibid., h. 211. 14 Ibid., h. 213. 15 Ibid.,h. 218
Hasil uji daya pembeda instrumen dengan menggunakan software
ANANTES Ver. 4. 0. 9 dapat dilihat pada Tabel 3.10 berikut:
Tabel 3.10 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes
Kriteria soal Butir Soal
Jumlah soal Persentase
Drop 5 12,5%
Buruk 12 30%
Cukup 3 7,5%
Baik 12 30%
Baik Sekali 8 20%
Jumlah 40 100%
J. Teknik analisis data
Setelah melakukan uji instrument, selanjutnya dilakukan penelitian. Data-
data yang diperoleh melalui intrumen penelitian, diolah dan dianalisis dengan
maksud agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan penelitian dan menguji hipotesis
penelitian.
1) Teknik Analisis Data Tes
a. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan usaha untuk menentukan apakah data variabel
yang kita miliki mendekati populasi distribusi normal atau tidak.16 Dengan kata lain
untuk pengujian terhadap normal tidaknya sebaran data yang akan dianalisis. Jika
kedua data kelompok berdistribusi normal maka dalam menguji perbedaan dua rata-
rata digunakan analisis uji parametrik (Independent sample t-test). Jika terdapat
data yang berdistribusi tidak normal maka dalam pengujian perbedaan dua rata-rata
digunakan analisis uji non-parametrik (Mann-Whitney).
Pada penelitian ini, uji normalitas yang digunakan adalah Shapiro wilk. Uji
normalitas Shapiro wilk dengan aplikasi SPSS 22 dilakukan dengan langkah-
langkah sebagi berikut :17
1) Buka lembar kerja atau file → pilih menu Anayze → sub menu Descriptive
Statistic → klik Explore.
16 Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), h. 466 17 Kadir, Statistika Terapan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), h.156-157.
2) Masukkan variabel terkait pada Dependent List.
3) Masukkan kelompok terkait Factor List.
4) Pilih → Plots → aktifkan pilihan Normality Plots with test → Continue → Ok.
5) Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
jika hasil sig > 𝛼 (0,05), HO diterima, maka sampel berasal dari populasi
berdistribusi normal
jika hasil sig ≤ 𝛼 (0,05), 𝐻𝑂ditolak, maka sampel berasal dari populasi
berdistribusi tidak normal.
b. Uji Homogenitas
Homogenitas data mempunyai makna bahwa data memiliki variansi atau
keseragaman nilai asama atau secara statistik sama.18 Perhitungan uji homogenitas
(uji Levene) pada software SPSS melalui langkah-langkah sebagai berikut : 19
1) Buka “Data View” masukkan data yang diujikan
2) Pilih menu Analyze → Compare Means → One-way Anova → sampai muncul
jendela One-way Anova.
3) Masukkan variabel terikat pada Dependent List.
4) Masukkan kelompok terkait Factor List.
5) Pilih Options →Descriptive → Homogenity of variance test → Continue →
Ok.
6) Kriteria pengujian:
a) Tolak H0, jika probabilitas < 0,05, maka data tidak homogen.
b) Terima H0, jika probabilitas > 0,05, maka data homogen.
c. Uji Hipotesis
Metode statistika untuk pengujian hipotesis yang akan digunakan haruslah
sesuai dengan asumsi-asumsi seperti pendistribusi normal data dan
kehomogenitasan varians. Oleh karena itu, analisis tentang distribusi normal
merupakan analisis pendahuluan dan menjadi prasyarat apakah suatu teknik analisis
18 Ibid., h. 159 19 Ibid., h. 142-143
dapat digunakan untuk menguji hipotesis. Jika dari hasil analisis data tidak
terdistribusi normal maka dapat digunakan teknis analisis statistik non parametrik.20
Berikut ini kondisi asumsi distribusi dan kehomogenan varians dari data hasil
penelitian serta uji hipotesis yang digunakannya:
1) Data Berdistribusi Normal Dan Homogen
Untuk data berdistribusi normal dan homogen, pengujian hipotesis
menggunakan statistik parametrik yaitu uji-t.21 Uji satistik uji-t bertujuan menguji
hipotesis perbedaan rata-rata variabel antara dua kelompok. Persamaan sebagai
berikut:22
𝑡 =�̅�1 − �̅�2
𝑠𝑔𝑎𝑏√1
𝑛1+
1
𝑛2
Dengan
𝑆𝑔𝑎𝑏 = √(𝑛1 − 1)𝑠1
2 + (𝑛1 − 1)𝑠22
𝑛1 + 𝑛2 − 2
dan
𝑠2 =∑(𝑥𝑖 − �̅�)2
𝑛 − 1
Keterangan:
�̅�1 = Rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen
�̅�2 = Rata-rata hasil belajar kelompok kontrol
𝑛1 = Jumlah sampel kelas x1
𝑛2 = Jumlah sampel kelas x2
𝑠12 = Varian kelas X1
𝑠22 = Varian kelas X2
𝑡 = Hasil hitung distribusi
𝑠𝑔𝑎𝑏2 = Varian gabungan.
Jika:
thitung< ttabel = Tolak H0, Terima H1
thitung> ttabel = Terima H0, Tolak H1
20 Ibid., h. 144 21 Ibid., 22 Ibid.,
Perhitungan Independent sample t-test pada software SPSS melalui
langkah-langkah sebagai berikut :23
1) Klik Analyze → Compare Means → Independent Sample T Test → sampai
muncul kotak dialog Independent Sample T Test.
2) Masukkan variabel nilai ke kotak Test Variable (s) dan masukkan variabel
Kelompok ke kotak groping variable.
3) Klik Define Grouping → pada kolom Group 1 isikan 1 dan kolom Group 2
isikan 2 → Continue → Ok.
4) Kriteria pengujian:
a) H0 diterima dan H1 ditolak, jika Sign (2-tailed)> 0,05
b) H0 ditolak dan H1 diterima, jika Sign (2-tailed)< 0,05
2) Data Berdistribusi Tidak Normal Dan Homogen
Data berdistribusi tidak normal, pengujian hipotesis yang digunakan
analisis statistik non parametrik yaitu uji Mann-Whitney dengan persamaan sebagai
berikut:24
𝑈1 = (𝑛1𝑥 𝑛2) + 𝑛1(𝑛1 + 1)
2− 𝐾1
𝑈2 = (𝑛1𝑥 𝑛2) + 𝑛2(𝑛2 + 1)
2− 𝐾2
Keterangan:
U1 = jumlah peringkat 1
U2 = jumlah peringkat 2
n1 = jumlah sampel 1
n2 = jumlah sampel 2
K1 = jumlah ranling pada sampel 1
K2 = jumlah ranling pada sampel 2
Kriteria pengujian uji U sebgai berikut:
Jika U < Utabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima dan jika U > Utabel, maka
H0 diterima dan H1 ditolak.
23 Kadir, op, cit., h. 308-309 24 Ibid., h.490-491
Langkah-langkah uji Mann-Whitney menggunakan aplikasi SPSS 22
sebagai berikut:25
1) Masukkan data pada menu Data View.
2) Pilih menu Analyze → Non parametric Test → Legacy Dialogs → 2
Independent Samples.
3) Pada jendela 2 Independent Samples Test, masukkan variabel terikat pada Test
Variable List dan grouping variable → klik Define Group → klik Continue →
kembali ke menu Independent Samples Test → Test Type → Mann-Whitney U
→ Ok.
4) Kriteria pengujian:
a) Jika nilai probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
b) Jika nilai probabilitas > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
7) Teknik Analisis data Nontes
Instrumen nontes pada penelitian ini berupa angket respon siswa dan
observasi aktivitas siswa. Berikut ini masing-masing penjelasan dari masing-
masing teknik analisis data nontes tersebut.
a. Angket Respon Siswa
Angket respon siswa diberikan setelah pembelajaran menggunakan media
Alat Peraga Hambatan Listrik dilaksanakan. Angket ini bertujuan untuk
mengetahui tanggapan siswa terhap pembelajaran dengan menggunakan media alat
peraga seri paralel. Angket yang digunakan pada penelitian ini adalah model angket
skala Likert dengan pernyataan positif dan negatif. Adapun kriteria penskoran untuk
pernyataan positif dan negatif dapat dilihat pada Tabel 3.13 berikut :
Tabel 3.13 Skor Angket Respon Siswa
Jawaban Pernyataan
Positif Negatif
Sangat Setuju (SS) 5 1
Setuju (S) 4 2
Cukup (C) 3 3
Tidak Setuju (TS) 2 4
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5
25Ibid., h.492-493.
b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Lembar observasi dibuat untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses
pembelajaran menggunakan alat peraga hambatan listrik kotak akrilik. Selanjutnya
hasil perolehan angket respon siswa dan lembar observasi aktivitas siswa diolah
secara kuantitatif dengan menggunakan rumus : 26
𝑃 =𝐹
𝑁 𝑥 100%
Keterangan :
𝑃 = Angka Persentase
𝐹 = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
𝑁 = Jumlah skor ideal
Data yang diperoleh diubah dalam bentuk persentase, kemudian
diklasifikasikan kedalam kategori 3.14 berikut :
Tabel 3.14 Kriteria Penilaian Angket dan Lembar Observasi
Persentasi Kategori
90 ≤ A ≤ 100 Sangat tinggi
75 ≤ B ≤ 90 Tinggi
55 ≤ C ≤ 75 Sedang
40 ≤ D ≤ 55 Rendah
0 ≤ E ≤ 40 Rendah sekali
K. Hipotesis statistik
Hipotesis statistik yang diuji dari penelitian ini terdiri dari:
H0 : Sig (2-tailed) > α (taraf signifikansi 0,05)
Ha : Sig (2-tailed) < α (taraf signifikansi 0,05)
Keterangan:
H0 : Tidak Terdapat Pengaruh Alat Peraga Hambatan Listrik Kotak Akrilik
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Rangkaian Arus Searah.
Ha : Terdapat Pengaruh Alat Peraga Hambatan Listrik Kotak Akrilik
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Rangkaian Arus Searah
26Sugiyono, h. 137.
57
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian pada subbab ini menjelaskan gambaran umum dari hasil
penelitian meliputi data hasil pretest dan posttest dari kelas kontrol dan kelas
eksperimen, angket respon siswa serta lembar observasi aktivitas siswa.
1. Hasil Pretest
Hasil perhitungan pretest penelitian diperoleh dari siswa kelas XII MIPA 2
sebagai kelas kontrol dan siswa kelas XII MIPA 1 sebagai kelas eksperimen dari
33 siswa. Perolehan hasil pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen disajikan data
sebagai berikut.
Gambar 4.1 Diagram Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Kontrol dan
Kelas Eksperimen
Berdasarkan gambar 4.1 dapat dilihat perbedaan rentang nilai pretest dari
kelas kontrol dan kelas ekperimen. Pada kelas eksperimen, perolehan skor siswa
pada rentang nilai 10-15 terdapat 2 siswa pada kelas kontrol sedangkan di kelas
eksperimen terdapat 4 siswa. Rentang nilai 16-22 pada kelas kontrol terdapat 4
siswa sedangkan dikelas kontrol terdapat 2 siswa. Rentang nilai 23-29 pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol terdapat jumlah siswa yang sma yaitu sebanyak 2
2
4
2
13
8
44
2 2
19
5
1
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
10--15 16-22 23-29 30-35 36-42 43-48
Jum
lah
Sis
wa
Rentang Nilai
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
58
siswa. Rentang nilai 30-35 pada kelas eksperimen terdapat 19 siswa sedangkan di
kelas kontrol terdapat 13 siswa. Rentang nilai 36-42 pada kelas kontrol terdapat 8
siswa sedangkan di kelas eksperimen terdapat 5 siswa. Rentang nilai 43-48 pada
kelas kontrol terdapat 4 siswa sedangkan di kelas eksperimen terdapat 1 siswa. Hal
ini menunjukkan, bahwa rentang nilai tertinggi di interval 30-35 diperoleh kelas
eksperimen dari pada kelas kontrol.
Berdasarkan perhitungan statistik, diperoleh nilai penyebaran dan
pemusatan data nilai pretest dapat ditunjukkan pada Tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1 Ukuran Pemusatan Dan Penyebaran Data Hasil Pretest Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen
Pemusatan dan
penyebaran data
Pretest
Kontrol Eksperimen
Nilai Terendah 15,00 10,00
Nilai Tertinggi 45,00 45,00
Rata-rata 33,18 30,45
Median 35,00 30,00
Modus 35,00 35,00
Standar Deviasi 8,82 8,78
Tabel 4.1 menunjukkan pemusatan dan penyebaran data dari hasil pretest
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Nilai yang sering muncul (modus) pada kelas
kontrol dan eksperimen sama yaitu 35,00. Nilai terendah serta nilai tertinggi kelas
kontrol dan kelas ekperimen tidak terdapat perbedaan yang relatif besar. Nilai
terendah kelas kontrol 15,00 sedangkan kelas eksperimen 10,00. Nilai tertinggi
kedua kelas sama yaitu 45,00. Nilai rata-rata yang didapat pada kelas eksperimen
adalah 30,45 sedangkan pada kelas kontrol adalah 33,18 itu artinya kelas kontrol
memiliki nilai rata-rata tertinggi. Standar deviasi pada kelas kontrol 8,82
sedangkaan pada kelas eksperimen 8,78.
2. Hasil Pretest Berdasarkan Jenjang Kogntif
Berikut analisis data pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen berdasarkan
jenjang kognitif disajikan dalam Gambar 4.2 berikut ini.
59
Gambar 4.2 Diagram Persentase Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen Berdasarkan Jenjang Kognitif
Berdasarkan Gambar 4.2 diperoleh persentase jenjang kognitif hasil pretest
dari kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pada kelas kontrol, siswa yang menjawab
benar di jenjang kognitif mengingat (C1) sebesar 36%, jenjang kognitif memahami
(C2) sebesar 26%, jenjang kognitif menerapkan (C3) sebesar 48%, jenjang kognitif
menganalisis (C4) sebesar 32%, jenjang kognitif mengevaluasi (C5) sebesar 24%.
Sedangkan pada kelas eksperimen, siswa yang menjawab benar di jenjang kognitif
mengingat (C1) sebesar 39%, jenjang kognitif memahami (C2) sebesar 25%,
jenjang kognitif menerapkan (C3) sebesar 44%, jenjang kognitif menganalisis (C4)
sebesar 25%, jenjang kognitif mengevaluasi (C5) sebesar 22%.
3. Hasil Posttest
Berdasarkan hasil perhitungan posttest pada kelas kontrol dan kelas
eksprimen setelah diberikan perlakuan berbeda dengan jumlah 33 siswa disajikan
dalam Gambar 4.3 berikut ini.
36%
26%
48%
32%
24%
39%
25%
44%
25%22%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
C1 C2 C3 C4 C5
Pe
rse
nta
se
Jenjang Ranah Kognitif
Jenjang Kognitif Kelas Kontrol Jenjang Kognitif Kelas Eksperimen
60
Gambar 4.3 Diagram Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Kontrol dan
Eksperimen
Berdasarkan gambar 4.3 dapat dilihat perbedaan rentang nilai posttest dari
kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pada kelas eksperimen, perolehan nilai siswa
pada rentang nilai 50-55 terdapat 2 siswa sedangkan di kelas kontrol terdapat 4
siswa. Rentang nilai 56-61 pada kelas kontrol terdapat 6 siswa sedangkan di kelas
eksperimen terdapat 1 siswa. Rentang nilai 62-67 pada kelas kontrol terdapat 8
siswa sedangkan di kelas kontrol terdapat 4 siswa. Rentang nilai 68-73 pada kelas
kontrol terdapat 11 siswa sedangkan di kelas eksperimen terdapat 6 siswa. Rentang
nilai 74-79 pada kelas eksperimen terdapat 10 siswa sedangkan di kelas kontrol
terdapat 2 siswa. Rentang nilai 80-85 pada kelas eksperimen terdapat 10 siswa
sedangkan di kelas kontrol terdapat 2 siswa. Retang nilai tertinggi kelas eksperimen
pada interval 74-79 dan 80-85, sedangkan pada kelas kontrol pada interval 68-73.
Berdasarkan perhitungan statistik didapatkan nilai penyebaran dan pemusatan data
dari nilai posttest dapat ditunjukkan pada Tabel 4.2 berikut ini.
Tabel 4.2 Ukuran Pemusatan Dan Penyebaran Data Hasil Posttest Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen
Pemusatan dan
Penyebaran Data
Posttest
Kontrol Eksperimen
Nilai Terendah 50,00 55,00
Nilai Tertinggi 80,00 85,00
Rata-rata 65,90 73,33
Median 65,00 75,00
Modus 70,00 75,00
Standar Deviasi 7,01 7,97
4
6
8
11
2 221
4
6
10 10
0
2
4
6
8
10
12
50-55 56-61 62-67 68-73 74-79 80-85
Jum
lah
Sis
wa
Rentang Nilai
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
61
Tabel 4.2 menunjukkan pemusatan dan penyebaran data dari hasil posttest
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Nilai terendah yang diperoleh kelas kontrol
yaitu 50,00, sedangkan kelas eksperimen 55,00. Nilai rata-rata pada kelas kontrol
sebesar 65,90 sedangkan untuk kelas eksperimen 73,33. Nilai yang sering muncul
(modus) dan median pada kelas kontrol adalah 70,00 dan 65,00 sedangkan median
dan modus pada kelas eksperimen bernilai sama yaitu 75,00. Nilai tertinggi yang
diperoleh kelas kontrol sebesar 80,00, sedangkan pada kelas eksperimen 85,00.
Standar deviasi pada kelas kontrol 7,01 sedangkan pada kelas eksperimen 7,97.
4. Hasil Posttest Berdasarkan Jenjang Kognitif
Berikut ini hasil analisis data posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen
berdasarkan jenjang kognitif dapat dilihat pada Gambar 4.4 berikut ini :
Gambar 4.4 Diagram Persentasi Hasil Posttest Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen Berdasarkan Jenjang Kognitif
Berdasarkan Gambar 4.4 diperoleh persentase jenjang kognitif hasil posttest
dari kelas kontrol dan kelas eksperimen yang menjawab benar, pada kelas kontrol,
siswa yang menjawab benar di jenjang kognitif mengingat (C1) sebesar 79%,
jenjang kognitif memahami (C2) sebesar 64%, jenjang kognitif menerapkan (C3)
sebesar 73%, jenjang kognitif menganalisis (C4) sebesar 57%, jenjang kognitif
mengevaluasi (C5) sebesar 62%. Sedangkan pada kelas eksperimen, siswa yang
menjawab benar di jenjang kognitif mengingat (C1) sebesar 83%, jenjang kognitif
memahami (C2) dengan persentase sebesar 70%, jenjang kognitif menerapkan (C3)
79%
64%73%
57%62%
83%
70%75% 72% 72%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
C1 C2 C3 C4 C5
Pe
rse
nta
se
Jenjang Kognitif
Jenjang Kognitif Kelas Kontrol Jenjang Kognitif Kelas Eksperimen
62
sebesar 75%, jenjang kognitif menganalisis (C4) sebesar 72%, jenjang kognitif
mengevaluasi (C5) sebesar 72%.
5. Rekapitulasi Data Hasil Belajar Siswa
a. Hasil Pretest dan Posttest
Berdasarkan perhitungan diperoleh hasil data pretest dan posttest kelas
kontrol dan kelas eksperimen, dibawah ini rekapitulasi data yang disajikan pada
Tabel 4.3 Ukuran Pemusatan Dan Penyebaran Data Hasil Pretest dan Posttest
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Pemusatan dan
Penyebaran data
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Pretest Posttest Pretest Posttest
Nilai Terendah 15,00 50,00 10,00 55,00
Nilai Tertinggi 45,00 80,00 45,00 85,00
Rata-rata 33,18 65,90 30,45 73,33
Median 35,00 65,00 30,00 75,00
Modus 35,00 70,00 35,00 75,00
Standar Deviasi 8,82 7,01 8,78 7,91
Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan nilai rata-rata pretest dan posttest
untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen keduanya mengalami peningkatan. Pada
pretest, kelas kontrol memperoleh nilai rata-rata yang lebih tinggi daripada kelas
eksperimen yaitu perbedaan sebesar 2,73 yang diperoleh dari selisih nilai pretest
kelas kontrol dan kelas eksperimen. Namun saat posttest, nilai rata-rata kelas
eksperimen yang meningkat menjadi sebesar 65,90 kontrol sedangkan untuk kelas
kontrol 73,33. Dari data yang menunjukkan diatas artinya kelas eksperimen lebih
tinggi peningkatan atas hasil belajar dibandingkan dengan kelas kontrol.
b. Hasil Belajar Kognitif
Kemampuan kognitif siswayang berdasarkan jenjang kognitif yang dapat
dilihat pada Gambar 4.5 sebagi berikut :
63
Gambar 4.5 Diagram Hasil Belajar Siswa Pretest dan Posttest Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan Jenjang Kognitif
Berdasarkan Gambar 4.5 menunjukkan hasil belajar siswa secara
keseluruhan pada jenjang kognitif. Jumlah instrumen soal pada tiap jenjang kognitif
yaitu C1 sebanyak 2 soal, C2 sebanyak 3 soal, C3 sebanyak 5 soal, C4 sebanyak 4
soal, dan C5 sebanyak 6 soal. Pada saat pretest, persentase terbesar siswa menjawab
benar di jenjang kognitif C3 sebesar 48% di kelas kontrol, sedangkan pada kelas
eksperimen sebesar 44%. Pada saat posttest, siswa yang menjawab benar
mengalami peningkatan, persentase terbesar siswa menjawab di jenjang kognitif C1
sebesar 83% di kelas eksperimen, sedangkan pada kelas kontrol sebesar 79%.
Peningkatan tiap jenjang pada ranah kognitif di kelas kontrol dan kelas
eksperimen dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 4.5 Diagram Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol dan
Kelas Eksperimen
36
%
26
%
48
%
32
%
24
%
39
%
25
%
44
%
25
%
22
%
79
%
64
% 73
%
57
% 62
%
83
%
70
% 75
%
72
%
72
%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
C1 C2 C3 C4 C5
Pe
rse
nta
se (
%)
Jenjang Ranah Kognitif
Pretest KontrolPretest Eksperimen
43%38%
25% 25%
38%44%
48%
31%
47% 50%
C1 C2 C3 C4 C5
Pe
rse
nta
se (
%)
Jenjang Ranah Kognitif
Jenjang Kognitif Kelas Kontrol
64
Gambar 4.5 menunjukkan bahwa peningkatan di kelas kontrol pada jenjang
kognitif mengingat (C1) sebesar 43%, memahami (C2) sebesar 38%, menerapkan
(C3) sebesar 25%, menganalisis sebesar 25% dan mengevaluasi (C5) sebesar 38%.
Sedangkan peningkatan di kelas eksperimen pada jenjang kognitif memahmi (C1)
sebesar 44%, memahami (C2) sebesar 48%, menerapkan (C3) sebesar 31%,
menganalisis sebesar 47% dan mengevaluasi (C5) sebesar 50%.
6. Hasil Analisis Data Tes
a. Uji Prasyarat Analisis Statistik
Sebelum dilakukannya pengujian hipotesis statistik, terlebih dahulu
melakukan uji prasyarat analisis yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas.
Berikut ini adalah uji prasyarat yang dilakukan dalam penelitian.
1) Uji Normalitas
Uji normalitas yang dilakukan terhadap data pretest dan data posttest yaitu
untuk mengetahui apakah kedua data tersebut terdistribusi normal atau tidak. Uji
normalitas kedua data menggunakan saphiro wilk melalui software SPSS.
Hasil pengujian normalitas kedua kedua data dapat dilihat pada Tabel 4.4
berikut ini :
Tabel 4.4 Uji Normalitas Data Pretest-Posttest Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen
Statistik
Pretest Posttest
Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
Sig. 0.004 0.007 0.034 0.100
Uji Saphiro
Wilk Sig ≥ 0,05 = H0 diterima
Keputusan
Data tidak
terdistribusi
normal
Data tidak
terdistribusi
normal
Data tidak
terdistribusi
normal
Data
terdistribusi
normal
Berdasarkan tabel 4.4 di atas, terlihat bahwa nilai sig. diambil berdasarkan
tabel uji Shapiro wilk dengan taraf signifikasi 5% atau 0,05. Pengambilan keputusan
berdasarkan pengujian hipotesis uji normalitas, yakni jika 𝛼 = 5% = 0,05. Nilai sig.
data pretest di kelas eksperimen sebesar 0,004 dan kelas kontrol sebesar 0,007, yang
65
artinya nilai pretest kelas eksperimen dan kontrol lebih kecil dari signifikasi (𝛼)
atau 0,05, sehingga dapat diambil keputusan bahwa data pretest kedua kelas
tersebut dinyatakan tidak normal. Sedangkan nilai sig. posttest pada kelas kontrol
0,10. Sig posttest kelas kontrol lebih besar dari taraf signifikasi 𝛼 atau 0,05 data
berdistribusi normal, sementara pada kelas eksperimen sig posttest sebesar 0,034
data terdistribusi tidak normal. maka dapat diambil kesimpulan bahwa. Sehingga
dapat diambil keputusan bahwa pengujian hipotesis normalitas untuk data pretest
dan posttest kedua kelas yaitu nilai sig ≤ 0,05, maka dinyatakan data terdistribusi
tidak normal.
2) Uji Homogenitas
Uji homogenitas yang dilakukan pada data pretest dan posttest bertujuan
untuk mengetahui variansi atau keseragaman nilai sama secara statistik. Uji
homogenitas kedua data menggunakan uji Levene melalui software SPSS. Berikut
ini Tabel 4.5 merupakan hasil pengujian homogenitas yang diperoleh.
Tabel 4.5 Uji Homogenitas Data Pretest-Posttest Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen
Pretest Posttest
Sig. 0.635 0.516
Uji Levene Sig ≥ 0,05 = H0 diterima
Keputusan Data homogen Data homogen
Berdasarkan tabel 4.5 di atas, hasil pengujian homogenitas uji Levene pada
taraf sisgnifikasi 5% atau 0,05. Pengambilan keputusan berdasarkan pengujian
hipotesis uji homogenitas, yakni jika 𝛼 = 5% = 0,05 < sig. maka data tersebut
dinyatakan homogen. Diperoleh pada tabel 4.7 bahwa nilai sig. data pretest sebesar
0,635 dan sig data posttest sebesar 0,516. Dari sig. data nilai pretest dan posttest
pada kedua kelas, nilai signifikasi SPSS lebih besar dibandingkan dengan taraf
signifikasi 𝛼 = 0,05. Maka dinyatakan kedua data homogen, berarti kedua kelas
memiliki kemampuan yang sama, baik pada saat pretest maupun saat posttest.
b. Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil uji prasyarat analisis statistik, diperoleh bahwa data
pretest dan data posttest tidak terdistribusi normal dan homogen. Oleh karena itu
66
pengujian hipotesis jika data tidak terdistribusi normal yang dilakukan dengan
analisis non parametrik. Pengujian hipotesis menggunakan uji Mann-Whitney U
melalui software SPSS. Berikut ini merupakan tabel 4.6 menggambarkan hasil yang
diperoleh.
4.6 Hasil Uji Hipotesis Pretest-Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Statistik
Pretest Posttest
Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
N 33,00 33,00 33,00 33,00
Mean Rank 30,18 36,82 42,24 24,76
Sum of Ranks 996,00 1215,00 1394,00 817,00
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,152 0,000
𝜶 0,05 0,05
Kesimpulan H0diterima
Tidak terdapat perbedaan H0ditolak
Terdapat perbedaan
Berdasarkan hasil uji analisis non parametrik diperoleh dari tabel Mann-
whitney dengan taraf signifikasi (𝛼) = 5% = 0,05. Pada tabel 4.7 nilai Asymp Sig.
(2-tailed) pretest sebesar 0,152 sehingga diambil keputusan pengujian hipotesis
untuk data pretest yaitu Sig. (2-tailed) > 0,05, maka Ha ditolak H0 diterima.
Artinya, tidak terdapat pengaruh alat peraga seri paralel sebelum diberikan
perlakuan. Sementara nilai Asymp Sig. (2-tailed) posttest sebesar 0,000 sehingga
diambil keputusan pengujian hipotesis untuk data posttest yaitu Sig. (2-tailed) <
0,05, maka Ha diterima H0 ditolak. Artinya, terdapat pengaruh alat peraga seri
paralel terhadap hasil belajar siswa.
7. Hasil Analisis Data Non Tes
Analisis data non tes dilakukan pada angket respon siswa selama
pembelajaran dengan menggunakan alat peraga hambatan listrik kotak akrilik dan
lembar observasi aktivitas siswa untuk mengetahui aktivitas siswa selama
pembelajaran berlangsung.
67
a. Respon Siswa Terhadap Proses Pembelajaran Menggunakan Alat Peraga
Seri Paralel
Hasil data angket yang diperoleh dari kelas eksperimen selanjutnya diolah
secara kuantitatif berasarkan tiap-tiap indikator dan menghasilkan data berupa
persentase, kemudian dikonversi menjadi kualitatif. Berikut merupakan hasil
perhitungan angket respon siswa pada pembelajaran menggunakan alat peraga seri
aralel dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut ini :
Tabel 4.7 Hasil Angket Respon Siswa Terhadap Alat Peraga Seri Paralel
No. Indikator Angket Persentase Kesimpulan
1. Penggunaan Alat Peraga
Hambatan Listrik Kotak
Akrilik terhadap proses
pembelajaran
82% Baik Sekali
2. Kesesuaian Alat Peraga
Hambatan Listrik Kotak
Akrilik terhadap materi yang
dijelaskan
78% Baik
3. Kemudahan penggunaan Alat
Peraga Hambatan Listrik
Kotak Akrilik
80% Baik Sekali
Rata-rata 80% Baik Sekali
Pada Tabel 4.8 menunjukkan bahwa penggunaan alat peraga seri paralel
pada konsep rangkaian arus searah sebagian besar siswa memberikan tanggapan
yang positif dan memperoleh nilai yang baik. Hasil persentase rata-rata angket
sebesar 80% dan termasuk dalam kategori baik sekali. Hal tersebut menunjukkan
bahwa dengan menggunakan alat peraga seri paralel dapat membuat siswa antusias
dalam pembelajaran konsep rangkaian arus searah.
b. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Saat Belajar Menggunakan Alat Peraga
Hambatan Listrik Kotak Akrilik
Hasil data dari observasi aktivitas siswa selama pembelajaran pada kelas
eksperimen kemudian diolah secara kuantitatif berdasarkan tiap-tiap indikatornya
yang menghasilkan data berupa persentase. Berikut adalah persentase hasil
observasi aktivitas siswa terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan alat
peraga hambatan listrik kotak akrilik.
68
Tabel 4.9 Hasil Lembar Observasi Aktivitas Siswa
No Indikator Pertemuan ke- Rata-
rata Kesimpulan
1 2 3 4 1 Pendahuluan 81.21% 83.03% 78.78% 77.57% 80.15% Baik Sekali
2 Inti 76.72% 72.72% 70.90% 65.48% 71.45% Baik
3 Penutup 75.75% 78.78% 80.30% 78.78% 78.41% Baik
Rata-rata 77.89% 78.18% 76.66% 73.94% 76.67% Baik
Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan hasil observasi aktivitas siswa selama
pembelajaran. Selama pembelajaran terdiri dari 4 pertemuan, aspek yang diamati
selama pembelajaran yaitu dari tahap pendahuluan, inti, dan penutup dengan rata-
rata 76,67 dengan kategori baik, artinya selama pembalajaran siswa dapat
mengikuti pembelajaran dengan baik menggunakan alat peraga hambatan listrik
kotak akrilik.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Kemampuan awal siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen sebelum
perlakuan mengggunaan alat peraga seri paralel masih sangat rendah. Hal tersebut
dapat dilihat dari hasil pretest pada kedua kelas. Nilai rata-rata pretest pada kelas
kontrol sebesar 33,18 sedangkan pada kelas eksperimen sebesar 30,45, nilai
tertinggi kedua kelas sama yaitu 45. Hal ini menunjukkan bahwa kedua kelas
homogen, signifikan 0,635 > 0,05 yang artinya kedua kelas memiliki kemampuan
yang sama sebelum diberikan perlakuan, sehingga dilakukan penelitian lanjutan.
Rendahnya nilai pretest dipengaruhi faktor dimana siswa belum menerima konsep
yang akan diujikan dan sebagian siswa hanya menebak jawaban, siswa cenderung
tidak dapat menjawab soal dengan benar.
Hasil nilai pretest dari kedua kelas yang diujikan, menunjukkan kedua kelas
diberi perlakuan yang berbeda. Pada kelas dengan nilai pretest lebih tinggi (kelas
kontrol) menggunakan pembelajaran santifik dengan metode pembelajaran
konvensional, sedangkan kelas dengan nilai pretest lebih rendah (kelas eksperimen)
menggunakan pembelajaran sainstifik dan menggunakan media pembelajaran alat
peraga. Rendahnya tingkat pencapaian siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya yaitu cara mengajar guru di sekolah dahulu (SMP) dan kelengkapan
69
fasilitas yang ada di dalam sekolah.1 Kemudian dilihat dari ada atau tidaknya
perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada kelas kontrol dan
eksperimen maka ditentukan dengan pengujian hipotesis Mann-whitney. Seperti
pada tabel 4.6 bahwa tidak terdapat pengaruh sebelum diberikan perlakuan pada
kedua kelas, sig (2-tailed) sebesar 0,152 (H0 diterima, Ha ditolak), sementara hasil
uji hipotesis Mann-whitney setelah diberikan perlakuan sig (2-tailed) sebesar 0,000
(Ha diterima, H0 ditolak), menunjukkan adanya pengaruh penggunaan alat peraga
terhadap hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil posttest setelah kedua kelas diberikan perlakuan yang
berbeda, diperoleh rata-rata (mean) kelas eksperimen 73,33 sementara kelas kontrol
65,90. Sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar dengan
menggunakan alat peraga seri paralel pada kelas eksperimen. Hal tersebut didukung
hasil penelitian Muhammad Iwan, Agus dan Warsito yang menyatakan bahwa
terdapat peningkatan hasil belajar setelah pembelajaran menggunakan alat peraga.2
Hal tersebut juga didukung penelitian Suliyati dkk yang menyatakan bahwa
terdapat perbedaan signifikan hasil belajar antara sebelum dan sesudah
menggunakan alat peraga.3 Penggunaan alat peraga seri paralel dalam pembelajaran
fisika yang dikenal siswa sebagai pelajaran yang rumit dan sukar dipelajari, akan
menjadi lebih mudah dipahami, menyenangkan bagi siswa dan guru lebih kreatif.4
Hasil belajar kognitif siswa setelah pembelajaran menggunakan alat peraga
mengalami peningkatan pada tiap jenjang kognitifnya. Peningkatan jenjang
kognitif dapat diperoleh dari hasil pretest dan posttest di kelas eksperimen dan
kontrol dapat dilihat pada tabel 4.5. Perolehan persentase rata-rata siswa yang
1 Zenudin, J. Maknun dan Muslim, “Description of Self-Efficacy Cognitive Abilities on The
Student’ Physics Learning of The Direct Current Electrical Circuit” IOP Conf. Series: Materials
Science and Engineering 2017, doi 10.1088/1757-899X/180/1/0120041, h. 5 2 Muhammad Iwan, Agus Suyatna, dan Warsito, “Development Of Static Fluid Learning
Props To Improve Students Argumentation Skill” International Journal Of Research
Granthaalayah, Vol. 6, Juni 2018, h. 302 3 Suliyanti, Mujassam, Irfan Yusuf, Widyaningsih, “Penerapan Model PBL Menggunakan
Alat Peraga Sederhana Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik”, Jurnal Curricula, Vol. 3, Desember
2017, h. 18 4 Galuh Ayu Riyanti, Sutikno dan Masturi, “Penerapan Alat Peraga Seri-Paralel DC Untuk
meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Materi Hukum Ohm”, Prosiding Seminar Nasional Fisika
(E-Journal) SNF, Vol IV, Oktober 2105, h. 131
70
menjawab benar saat posttest di kelas kontrol pada kemampuan mengingat (C1)
sebesar 79%, kemampuan memahami (C2) sebesar 64%, kemampuan menerapkan
(C3) sebesar 73%, kemampuan menganalisis (C4) sebesar 57%, dan kemampuan
mengevaluasi (C5) sebesar 62%. Sedangkan rata-rata hasil posttest di kelas
eksperimen pada kemampuan mengingat (C1) sebesar 83%, kemampuan
memahami (C2) sebesar 70%, kemampuan menerapkan (C3) sebesar 75%,
kemampuan menganalisis (C4) sebesar 72%, dan kemampuan mengevaluasi (C5)
sebesar 72%.
Persentase tertinggi yaitu pada jenjang kognitif mengingat (C1), kelas
eksperimen mengalami peningkatan yang lebih tinggi dari kelas kontrol. Hal
tersebut disebabkan karena dengan meggunakan alat peraga dapat memberikan
serta menciptakan kesan menyenangkan pada siswa sehingga mudah bagi siswa
untuk mengingat konsep-konsep.5 Melalui alat peraga seri paralel dapat
memperluas pengalaman dan persepsi siswa akan menjadi lebih tepat, karena
konsep arus searah dapat langsung siswa amati dengan melihat dan meraba
sehingga konsep tersebut tidak akan mudah hilang dalam ingatan.
Pada jenjang kognitif memahami (C2), peningkatan kelas eksperimen
lebih unggul dari kelas kontrol. Kemampuan memahami adalah kemampuan untuk
mengkonstruk makna atau pengertian berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki
dan mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki.6 Dengan
alat peraga siswa mengalami langsung objek yang dipelajari, karena pengalaman
langsung inilah konsep yang diperoleh siswa menjadi semakin konkret.7 Alat
peraga seri paralel itu sendiri membuat siswa dapat berperan aktif dalam kegiatan
pembelajaran, siswa berkesempatan merangkai sendiri alat peraga dan melakukan
percobaan sesuai panduan yang ada pada LKS. Setelah itu siswa berdiskusi dengan
teman sekelompok. Kegiatan diskusi secara klasikal dapat menciptakan situasi yang
bermakna karena belajar dengan teman sebaya memudahkan untuk saling bertukar
5 Suliyanti, Mujassam, Irfan Yusuf, Widyaningsih, op, cit., h. 15 6 Melly Ariska, “Studi Pemahaman Konsep Siswa Pada Sub Konsep Rangkaian Listrik
Arus Searah Di Kelas XI SMA Negeri 1 Palembang”, Jurnal Inovasi dan Pembelajaran Fisika, Vol
2 No. 1, Novemember 2015, h. 148 7 Wina Sanjaya, Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2013),
h. 200
71
pikiran, dapat memberikan penjelasan dengan kalimat sendiri, mengemukakan
gagasan dan saling bertukar pikiran.8
Pada jenjang kognitif mengaplikasikan (C3), peningkatan kelas eksperimen
lebih tinggi daripada kelas kontrol. Hal tersebut dikarenakan alat peraga membuat
siswa menjadi lebih aplikatif.9 Kegiatan belajar dengan alat peraga memberikan
kesempatan kepada siswa seluas-luasnya untuk terlibat langsung upaya
membangun sendiri pengetahuannya. Dalam hal ini guru hanya sebagai fasilitator
dan siswa menjadi partisipasi aktif, siswa dapat lebih memahami pendemonstrasian
alat peraga, dan juga mengaitkan kesesuaian atau menunjukkan pembuktian
terhadap konsep yang sedang mereka pelajari.
Kemampuan jenjang kognitif menganalisis (C4) dan mengevaluasi (C5)
sama yaitu 72%. Memperoleh persentase yang lebih tinggi pada kelas eksperimen
dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal ini disebabkan pada saat pembelajaran
dengan menggunakan alat peraga seri paralel siswa terbiasa menganalisis data hasil
percobaan maupun hasil demonstrasi kemudian mengaitkan sendiri dengan teori
yang ada dan menemukan sendiri gagasan, ide maupun konsep. Hal tersebut juga
didukung dengan penelitian Elfrida dan Sumadi yang menyatakan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi berdampak positif, karena
dapat menumbuhkan, mengembangkan dan membina sikap dalam berpikir kritis,
analitis, logis dan sistematis.10
Perolehan hasil angket respon siswa yang telah diisi oleh 33 siswa setelah
pembelajaran menggunakan alat peraga pada konsep rangkaian arus searah yang
dapat dilihat pada tabel 4.8 diperoleh nilai persentase rata-rata sebesar 80% yakni
dengan kategori baik sekali, maka dapat disimpulkan bahwa antusias siswa pada
alat peraga. Hal ini dikarenakan alat peraga dapat menciptakan kelas lebih hidup
8 Galuh Ayu Riyanti, Sutikno, dan Masturi, op, cit., h. 130 9 Agus Slamet Isnanto, Arif Maftukhin, dan Eko Setyadi Kurniawan, “Pengaruh
Penggunaan Alat Peraga Berbasis Lingkungan (APBL) Pada Materi Dinamika Partikel Terhadap
Kemampuan Psikomotorik P1 Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 1 Kutowinangun”, Radiasi, Vol
4. No. 1, h. 31 10 Elfrida Farinita dan Sumadi, “Pengaruh Metode Eksperimen dan Metode Demontrasi
Terhadap Prestasi Belajar Fisika Pokok Bahasan Listrik Dinamis”, Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika-
COMPTON, Vol 3, No. 1, Juni 2016, h. 93
72
dan menyenangkan serta lebih memahami materi pembelajaran.11 Karena
keantusiasan siswa pembelajaran berlangsung dengan baik dalam kegiatan
mengamati, memberikan hipotesis, bereksperimen, menganalisis data, menarik
kesimpulan dan mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Hal tersebut dibuktikan
dengan tabel 4.9 persentase rata-rata siswa tiap pertemuan sebesar 76,67%. Sejalan
dengan penelitiaan Muhammad Iwan dkk menyatakan bahwa alat peraga dapat
memberi kesempatan siswa melakukan kegiatan ilmiah sehingga mendominasi
proses pembelajaran.12 Dengan alat peraga dalam pembelajaran mampu
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa dalam suasana belajar
yang menyenangkan sehingga materi yang dijelaskan manjadi lebih mudah
dimengerti. Akibat kondisi tersebut pemanfaatan alat peraga dalam proses
pembelajaran secara sigifikan dapat meningkatkan pencapaian hasil belajar siswa.
11 Rayandra Asyhar, Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung
Persada, 2011), h. 13 12 Muhammad Iwan, Agus Suyatna, dan Warsito, op.cit., h.304
73
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah di lakukan terhadap
33 siswa, hasil analisis uji hipotesis Mann-whitney dengan taraf signifikasi (𝛼) =
5% = 0,05. Asymp Sig. (2-tailed) pretest sebesar 0,152 sehingga diambil keputusan
pengujian hipotesis untuk data pretest yaitu Sig. (2-tailed) > 0,05, maka Ha ditolak
H0 diterima. Sementara nilai Asymp Sig. (2-tailed) posttest sebesar 0,000 sehingga
diambil keputusan pengujian hipotesis untuk data posttest yaitu Sig. (2-tailed) <
0,05, maka Ha diterima H0 ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh alat peraga seri paralel terhadap hasil belajar siswa dengan menggunakan
alat peraga hambatan listrik kotak akrilik.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka sebagai bahan
pertimbangan dan masukan maka peneliti memberikan beberapa saran, bagi :
1. Siswa, Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga hambatan listrik kotak
akrilik membuat siswa lebih antusias dalam mempelajari dan memahami fisika
konsep rangkaian arus searah dengan rumus-rumus yang terkesan sulit.
2. Guru
a. Penggunaan alat peraga peraga hambatan listrik kotak akrilik dapat
meningkatkan hasil belajar siswa, untuk itu perlu pertimbangan guru
mengggunakan alat peraga ini dalam pembelajaran untuk tercapainya tujuan
pembelajaran.
b. Pengelolaan waktu yang baik sangat menentukan keberhasilan proses belajar
mengajar, sehingga alokasi waktu diperhatikan karena menggunkan alat peraga
membutuhan waktu yang relatif lama.
3. Peneliti Lain, perlu adanya perbaikan, penyempurnaan dan pengembangan
lebih lanjut pada alat peraga peraga hambatan listrik kotak akrilik agar dapat
mengukur nilai arus atau beda potensial yang konstan.
DAFTAR PUSTAKA
Afriyanto, Erwan. “Pengembangan Media Pembelajaran Alat Peraga Pada Materi
Hukum Biot Savart di SMA Negeri 1 Prambanan Klaten. JRKPF UAD.Vol
2. No.1, April 2015.
Anderson, Lorin W dan David R. Krathwohl. A Taxonomy For Learning, Teaching,
And Assessing: A Revision Of Bloom’s Taxonomy Of Educational
Objectctive, Abridged Edition, terj. Agung Prihantoro. Cet. 1. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2015.
Andriani, Evin dan Indrawatidan Alex Harijanto. “Remedi Miskonsepsi Beberapa
Konsep Listrik Dinamis Pada Peserta didik SMA Melalui Simulasi Phet
Disertai LKS” 363 Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 3 No. 4, Maret 2015
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, Cet. 10.
Jakarta: Bumi Aksara, 2009
Asyhar, Rayandra. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung
Persada Press, 2011
Azhar. Arsyad, Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002.
Douglas C. Giancoli. Fisika Edisi kelima Terj Physics Fifth Edition. Jakarta:
Erlangga, 2001
Harjanto. Prencanaan Pengajaran. Jakarta : Rieka Cipta, 2010.
https://translate.google.co.id (diakses pada 28 agustus 2018 padapukul 20:12 WIB)
Iqlima Noor dan Prabowo. “Pengembangan Alat Peraga Bandul Matematis Untuk
Melatihkan Keterampilan Proses Siswa Pada Materi Gerak Harmonik
Sederhana di Kelas XI SMAN Tuban”, Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika
(JIPF), Vol. 03 No. 2, 2014
Isnanto, Agus Slamet, Arif Maftukhin, dan Eko Setyadi Kurniawan. “Pengaruh
Penggunaan Alat Peraga Berbasis Lingkungan (APBL) Pada Materi
Siswa melakukan demonstrasi yang dibimbing oleh guru dengan langkah kerja sebagai berikut :
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
No Nama Alat Jumlah 1. Papan rangkaian seri paralel 1 buah 2. Resistor 100 Ω 3 buah 3. Multimeter digital 2 buah 4. Kabel penghubung Secukupnya 5. Capit buaya Secukupnya 6. Sumber tegangan baterai 3 V 1 buah 7. Sumber tegangan baterai 4,5 V 1 buah 8. Sumber tegangan baterai 6 V 1 buah 9. Sumber tegangan baterai 9 V 1 buah 10. Sumber tegangan baterai 12 V 1 buah
2. Rangkailah alat seperti gambar berikut!
Percobaan 1
Percobaan 2
145
Percobaan 3
Percobaan 4
3. Gunakan sumber tegangan baterai (3 V, 4,5 V, 6 V, 9 V, 12 V) secara
bergantian.
Amati multimeter digital dan catat arus dan tegangan yang diukur
dengan menggunakan tiga resistor yang bernilai sama yaitu 100 Ω !
Tabel 1. Hubungan antara tegangan dan arus
Nilai Hambatan Resistor = …………. Ω
Tegangan Baterai (V0lt)
Multimeter Arus (mA)
Multimeter Tegangan (Volt)
3 4,5 6 9 12
4. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan. Jawablah pertanyaan
berikut!
146
a. Berdasarkan percobaan yang dilakukan diatas, apa yang dimaksud dengan rangkaian tertutup ?
Jawab :
b. Apakah mungkin ada situasi dimana arus bernilai sangat besar sedangkan nilai tegangan yang kecil?
c. Buatlah grafik hubungan antara kuat arus listrik (𝐼) dan tegangan (𝑉)?
d. Bersarkan grafik yang dibuat, bagaimana hubungan antara kuat arus listrik (𝐼) dan tegangan (𝑉)?
e. Buatlah hubungan hambatan listrik (Ω) dan kuat arus listrik (𝐼) ? Jawab :
f. Berdasarkan grafik yang dibuat, bagaimana hubungan hambatan listrik
(Ω) dan kuat arus listrik (𝐼)?
g. Bagaimana hubungan antara tegangan (𝑉), kuat arus listrik (𝐼) dan hambatan listrik (Ω) berdasarkan percobaan yang telah dilakukan ?
Tegangan (V)
Arus (I)
Hambatan (Ω)
Arus (I)
147
Buatlah kesimpulan dari pengamatan yang telah dilakukan!
Pokok Bahasan : Rangkaian Seri dan Rangkaian Paralel Pada Lampu
Kelas/Semester :
Nama Kelompok :
Anggota Kelompok :
I. Tujuan 1. Menyelidiki benda-benda yang dapat menghantarkan listrik. 2. Memahami prinsip rangkaian seri dan rangkaian paralel 3. Menganalisis karakteristik hambatan rangkian seri dan rangkaian paralel
II. Hipotesis
III. Pertanyaan Diskusi Hambatan pada konduktor
1. Perhatikan tabel hambatan jenis beberapa bahan dibawah ini!
Jenis Bahan Hambatan Jenis
Tembaga 1,68 x 10-8
Alumunium 2,65 x 10-8
Baja 4,0 x 10-8
Kaca 1012 – 1013
Lembar Kerja Siswa
Pernahkah kamu mengamati lampu pada kendaraan bermotor yang menunjukkan ke kanan jika ingin berbelok ke kanan atau sebaliknya, Bagaimana keadaan lampu jika salah satu lampunya mati ?
149
Berdasarkan tabel diatas, Manakah bahan yang baik untuk menghantarkan arus listrik, berikan alasanmu sesuai dengan persamaan hambatan pada konduktor! ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
2. Apabila kalian sedang berkendara menggunakan mobil, manakah yang lebih sering menjumpai halau dan rintangan, berkendara sejauh 10 km atau 1 km? berikan alasanmu sesuai dengan persamaan hambatan pada konduktor! …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… Rangkian seri dan paralel pada lampu Siswa melakukan demonstrasi yang dibimbing oleh guru dengan langkah kerja sebagai berikut : 1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
No Nama Alat Jumlah 1. Papan rangkaian seri paralel 1 buah 2. lampu 3 buah 3. Multimeter digital 2 buah 4. Kabel penghubung Secukupnya 5. Capit buaya Secukupnya 6. Sumber tegangan baterai 3 V 1 buah 7. Sumber tegangan baterai 4,5 V 1 buah 8. Sumber tegangan baterai 6 V 1 buah 9. Sumber tegangan baterai 9 V 1 buah 10. Sumber tegangan baterai 12 V 1 buah 11 Sakelar 1 buah
2. Rangkailah alat seperti pada gambar
Percobaan 1
150
Percobaan 2
3. Gunakan sumber tegangan baterai (3 V, 4,5 V, 6 V, 9 V, 12 V) secara bergantian. Amati multimeter digital dan catat arus dan tegangan yang diukur dengan menggunkan tiga lampu identik !
Tabel 2 karakteristik rangkaian seri dan paralel padalampu Tegangan
baterai (V)
Multimeter Arus (mA)
Multimeter tegangan
(V)
Hambatan lampu (Ω)
3 4,5 6 9 12
4. Berdasarkan pengamatan diatas, Jawablah pertanyaan berikut! a. Apabila salah satu lampu pada rangkaian seri dilepas, apakah lampu
lainnya masih menyala? Jelaskan alasanmu! ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
b. Mengapa bila salah satu lampu pada rangkaian paralel dilepas, apakah lampu lainnya masih menyala? Jelaskan alasanmu! ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………Manakah yang menghaslkan nyala lampu paling terang dan paling redup? Jelaskan alasanmu! ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
c. Apa sajakah keuntungan dan kerugian dari rangkaian seri dan paralel! ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
151
Buatlah kesimpulan dari pengamatan yang telah dilakukan!
Pokok Bahasan : Hukum I Kirchhoff dan Hukum II Kirchhoff
Kelas/Semester :
Nama Kelompok :
Anggota Kelompok :
I. Tujuan 1. Memahami hukum I Kirchhoff dan hukum II Kirchhoff 2. Menganalisis rangkaian listrik dengan aturan Kichhoff berbagai loop.
II. Hipotesis “Jika arus listrik dianalogikan sebagai air sungai. Apabila sungai tersebut ditengah-tengah tercabang dua aliran sungai, maka apakah jumlah air
sungai sebelum melewati cabang sama dengan jumlah air sesudah melewati sungai?”
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
……………………
III. Pertanyaan Diskusi Siswa melakukan demonstrasi yang dibimbing oleh guru dengan langkah kerja sebagai berikut :
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan No Nama Alat Jumlah 1. Papan rangkaian seri paralel 1 buah 2. Resistor 20 Ω 1 buah 3. Resistor 30 Ω 1 buah 4. Resistor 51 Ω 1 buah 5. Multimeter digital 3 buah 6. Kabel penghubung Secukupnya 7. Capit buaya Secukupnya 8. Sumber tegangan baterai 3 V 1 buah 9. Sumber tegangan baterai 4,5 V 1 buah 10. Sumber tegangan baterai 6 V 1 buah 11. Sumber tegangan baterai 9 V 1 buah 12. Sumber tegangan baterai 12 V 1 buah
2. Rangkailah alat seperti pada gambar Hukum I Kirchhoff tentang arus
Lembar Kerja Siswa
153
Percobaan 1
Hukum II Kirchhoff tentang tegangan Percobaan 2
Percobaan 3
3. Catat data hasil pengamatan pada tabel di bawah ini
Tabel 1. Hasil pengukuran arus Tegangan Sumber 1
(Volt)
Arus (mA)
A1 A2 A3 3 6 9 12
154
Buatlah kesimpulan dari pengamatan yang telah dilakukan!
Tabel 2. Hasil pengukuran tegangan Tegangan Sumber 1
(Volt)
Tegangan (Volt)
VR1 VR2 VR3 3 6 9 12
Tabel 3. Hasil pengukuran tegangan
Tegangan Sumber 1
(Volt)
Tegangan Sumber 2
(Volt)
Tegangan (Volt)
VR1 VR2 VR3 9 3 9 6 9 9 9 12
4. Berdasarkan pengamatan diatas, jawablah pertanyaan di bawah ini!
a. Bagaimanakah besarnya arus total rangkaian (I) dibandingkan dengan jumlah arus yang mengalir pada masing-masing resistor (I1+I2+ I3)? ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
b. Bagaimanakah besarnya beda potensial sumber tegangan (V) dibandingkan dengan beda potensial pada masing-masing resistor (V1, V2, V3)? ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
c. Bagaimanakah besarnya hambatan total rangkaian (R) dibandingkan dengan jumlah hambatan pada masing-masing resistor (R1, R2, R3)? ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
IV. Kesimpulan
155
Mata Pelajaran : Fisika
Pokok Bahasan : Daya dan Energi Listrik
Kelas/Semester :
Nama Kelompok :
Anggota Kelompok :
I. Tujuan 1. Menghitung besar daya listrik dalam kehidupan sehari-hari 2. Mengevaluasi nilai energi listrik dalam kehidupan sehari-hari
II. Hipotesis 1. Pernahkah kalian mengecek rekening listrik yang dibayarkan orang tuamu?
Apakah besarnya selalu tetap atau berubah-ubah? Mengapa demikian? ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
2. Apa keterkaitan besar rekening listrik dengan pemakaian listrik di rumahmu? ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
III. Pertanyaan Diskusi Siswa melakukan demonstrasi yang dibimbing oleh guru dengan langkah kerja sebagai berikut : 1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
No Nama Alat Jumlah 1. Papan rangkaian seri paralel 1 buah 2. Lampu 1 buah 3. Multimeter digital 3 buah 4. Kabel penghubung Secukupnya 5. Capit buaya Secukupnya 6. Sumber tegangan baterai 6 V 1 buah
Lembar Kerja Siswa
156
2. Rangkailah alat seperti pada gambar
3. Catat data hasil pengamatan pada tabel di bawah ini!
No Tegangan (V)
Waktu (s)
Arus (mA)
Daya (Watt)
Energi (J)
1. 6 5 2. 6 10 3. 6 15 4 6 20 5. 6 25
4. Berdasarkan pengamatan diatas, jawablah pertanyaan di bawah ini! a. Apa yang dimaksud dengan daya listrik?
b. Bagaimana grafik hubungan antara energi (J), waktu (s) dan daya (Watt) berdasarkan percobaan yang yang telah dilakukan?
c. Sebutkan alat-alat apa saja yang dapat mengubah energi listrik menjadi
energi kalor? ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
d. Lampu dilengkapi label (20 W/220 V). dengan daya P lampu saat menyala menjadi ¼ nya, maka tgangan untuk menghidupkan lampu menjadi…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
e. Bagaimana kamu menghemat listrik dirumahmu? ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
157
Buatlah kesimpulan dari pengamatan yang telah dilakukan!
I. Tujuan 1. Memahami konsep arus listrik dan beda posensial sebagai besaran dalam
rangkaian arus searah pengertian besaran-besaran dalam rangkaian arus searah.
2. Mengetahui penggunaan amperemeter, voltmeter dan ohmmeter untuk mengukur besaran-besaran listrik pada rangkaian.
3. Menyelidiki hubungan antara tegangan (𝑉) dan kuat arus (𝐼) pada suatu rangkaian
II. Pertanyaan Diskusi Setelah membaca materi hukum Ohm dan besaran-besaran fisisnya, Jawablah pertanyaan berikut dengan cara diskusi dengan bersama anggota sekelompokmu!
1. Apa yang dimaksud dengan arus listrik dan kuat arus listrik ? ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
2. Pada arus listrik apa yang dialirkan? ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
3. Apakah mungkin ada situasi dimana arus bernilai sangat besar sedangkan nilai tegangan yang kecil? ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
4. Tuliskan besaran-besaran fisis dalam hukum Ohm?
5. Kamu tentu pernah melihat burung yang bertengger pada kawat listrik yang terentang diantara tiang-tiang listrik bukan? Walaupun kawat-kawat ini dialiri arus, burung tidak mati tersengat listrik. Mengapa demikian? ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
6. Sebuah lampu pijar dihubungkan dengan beda potensial 12 V. Ternyata timbul kuat arus sebesar 0,4 A. Berapakah hambatan filamen lampu pijar itu?
III. Kesimpulan Buatlah kesimpulan dari hasil diskusi yang telah dilakukan! ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
_
V= 12 V
I= 0,4 A
R= ?
160
Mata Pelajaran : Fisika
Pokok Bahasan : Rangkaian Kombinasi Seri dan Paralel
Kelas/Semester :
Nama Kelompok :
Anggota Kelompok :
I. Tujuan
1. Menyelidiki benda-benda yang dapat menghantarkan listrik.
2. Memahami prinsip rangkaian seri dan rangkaian paralel
3. Menganalisis karakteristik hambatan rangkian seri dan rangkaian paralel
II. Pertanyaan Diskusi Setelah membaca materi hambatan pada konduktor, rangkaian seri dan
paralel lampu, Jawablah pertanyaan berikut dengan cara diskusi dengan
bersama anggota sekelompokmu!
Hambatan pada konduktor
1. Perhatikan tabel hambatan jenis beberapa bahan dibawah ini!
Jenis Bahan Hambatan Jenis
Tembaga 1,68 x 10-8
Alumunium 2,65 x 10-8
Baja 4,0 x 10-8
Kaca 1012 – 1013
Berdasarkan tabel diatas, Manakah bahan yang baik untuk menghantarkan arus listrik, berikan alasanmu sesuai dengan persamaan hambatan pada konduktor! ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
2. Apabila kalian sedang berkendara menggunakan mobil, manakah yang lebih sering menjumpai halau dan rintangan, berkendara sejauh 10 km atau 1 km? berikan alasanmu sesuai dengan persamaan hambatan pada konduktor! ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Lembar Kerja Siswa
161
Rangkaian Seri dan Paralel pada lampu 3. Apabila salah satu lampu pada rangkaian seri dilepas, apakah lampu
lainnya masih menyala? Jelaskan alasanmu! ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
4. Apabila salah satu lampu pada rangkaian paralel dilepas, apakah lampu lainnya masih menyala? Jelaskan alasanmu! ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
5. Berapakah hambatan pengganti pada rangkaian di bawah ini!
III. Kesimpulan Buatlah kesimpulan dari hasil diskusi yang telah dilakukan! ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
162
Mata Pelajaran : Fisika
Pokok Bahasan : Hukum I Kirchhoff dan Hukum II Kirchhoff
Kelas/Semester :
Nama Kelompok :
Anggota Kelompok :
I. Tujuan
1. Memahami hukum I Kirchhoff dan hukum II Kirchhoff.
2. Menganalisis rangkaian listrik dengan aturan Kichhoff berbagai loop.
II. Pertanyaan Diskusi
Setelah membaca materi hukum II Kirchhoff dan hukum II Kirchhoff,
Jawablah pertanyaan berikut dengan cara diskusi dengan bersama anggota
sekelompokmu!
1. Tuliskan dengan bahasa kalian sendiri bagaimana bunyi hukum I Kirchhoff
dan hukum II Kirchhoff?
2. Perhatikan gambar rangkaian berikut!
Kuat arus bertanda ………………….. jika arah arus …………………………. dengan
arah loop, dan bertanda …………………… jika arah arus ………………………….
dengan arah loop.
Lembar Kerja Siswa
163
Ggl bernilai ………………….. jika arah loop bertemu dengan kutub …………………….
sumbu tegangan dan bertanda …………………………… jika arah loop bertemu
dengan kutub ………………………………. sumbu tegangan lebih dulu.
3. Perhatikan contoh soal berikut!
Dua buah baterai yang dihubungkans seri, lalu dihubungkan dengan
resistor 15 Ω. Tentukan:
a) Kuat arus dalam rangkaian
b) Jika salah satu baterai dibalik polaritasnya, hitung kuat arus dalam
rangkaian
III. Kesimpulan
Buatlah kesimpulan dari hasil diskusi yang telah dilakukan! …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
164
Mata Pelajaran : Fisika
Pokok Bahasan : Daya dan Energi Listrik
Kelas/Semester :
Nama Kelompok :
Anggota Kelompok :
I. Tujuan 1. Menghitung besar daya listrik dalam kehidupan sehari-hari 2. Mengevaluasi nilai energi listrik dalam kehidupan sehari-hari
II. Pertanyaan Diskusi Setelah membaca materi daya listrik dan energi listrik, Jawablah pertanyaan berikut dengan cara diskusi dengan bersama anggota sekelompokmu!
1. Apa yang dimaksud dengan daya listrik? ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
2. Kuat arus listrik sebesar 2 A mengalir dalam konduktor yang berhambatan 5 Ω selama 5 menit. Berapakah daya listrik pada konduktor tersebut? ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
3. Perhatikan tabel pengukuran energi (W) dan waktu (s) dibawah ini! Energi (J) Waktu (s) Daya (W)
50 2
75 3
80 4
90 5
Bagaimana grafik hubungan antara energi (J), waktu (s) dan daya (Watt).
Gambarkan dan jelaskan!
Lembar Kerja Siswa
165
4. Sebutkan alat-alat apa saja yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi kalor? ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
5. Lampu dilengkapi label (20 W/220 V). dengan daya P lampu saat menyala menjadi ¼ nya, maka tegangan untuk menghidupkan lampu menjadi…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
6. Bagaimana kamu menghemat listrik dirumahmu? ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
III. Kesimpulan Buatlah kesimpulan dari hasil diskusi yang telah dilakukan! ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
LAMPIRAN B
Instrumen Penelitian
1. Instrumen Tes
a. Kisi-Kisi Instrumen Tes
b. Instrumen Tes
2. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Tes
a. Analisis Instrumen Tes
b. Soal Instrumen Tes Penelitian
c. Kunci Jawaban Instrumen Tes
Penelitian
3. Instrumen Nontes
a. Kisi-Kisi Angket Respon Siswa
b. Angket Respon Siswa
c. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Lampiran B.1.a
KISI-KISI INSTRUMEN TES
Materi : Rangkaian Arus Searah
Kelas/ Semester : XII/ Ganjil
Sekolah : SMAN 56 JAKARTA
Alokasi Waktu : 8 x 45 menit
Kompetensi Dasar : 3.2 Mengevaluasi prinsip kerja peralatan listrik searah (DC) dalam kehidupan sehari-hari
4.2 Melakukan percobaan untuk menyelidiki karakteristik rangkaian listrik
No Indikator Materi Ajar
Aspek yang diukur Jumlah
C1 C2 C3 C4 C5
1. Mendeskripsikan konsep arus listrik dan beda potensial
sebagai besaran fisis dalam rangkaian listrik arus searah
sederhana
1, 3 2, 5 4* - - 5
2. Mengidentifikasi penggunaan amperemeter, voltmeter
dan Ohm meter untuk mengukur besaran fisis dalam
rangkaian listrik arus searah
6,7 - 8 - - 3
3. Mengaalisis konsep hukum Ohm dalam rangkaian
tertutup sederhana
- 9* 10*, 11* - - 3
168
4. Menganalisis hubungan arus dan tegangan pada suatu
rangkaian arus searah
- 12 13* - - 2
5. Menganalisis nilai hambatan pengganti rangkaian seri
dan rangkaian paralel
- 15 16*, 17 18* 14*,19 6
6. Menganalisis besaran fisis yang mempengaruhi nilai
hambatan konduktor
- 20 23* 21*, 22* - 4
7. Menghitung formulasi hukum I Kirchhoff - - 24, 25* 26 27 4
8. Menganalisis rangkaian listrik menggunakan formulasi
hukum II Kirchhoff berbagai loop
- 31 - 28, 29,
30
- 4
9. Mengevaluasi nilai energi listrik dalam kehidupan sehari-
hari
32, 34 - 35 - 33 4
10. Menghitung besar daya listrik dalam kehidupan sehari-
hari
36 - 37 38, 39,
40
- 5
Jumlah Butir Soal 7 7 12 10 4 40
Presentase 17,5 % 17,5 % 30% 25% 10% 100%
169
Lampiran B.1.b
INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR
(RANGKAIAN ARUS SEARAH)
Materi : Rangkaian Arus Searah
Kelas/ Semester : XII/ Ganjil
Sekolah : SMAN 56 JAKARTA
Alokasi Waktu : 8 x 45 menit
Kompetensi Dasar : 3.2 Mengevaluasi prinsip kerja peralatan listrik searah (DC) dalam kehidupan sehari-hari
4.2 Melakukan percobaan untuk menyelidiki karakteristik rangkaian listrik
Indikator
Butir soal Kunci Jawaban Aspek
kognitif Saintifik Bahan Ajar Soal
Mengamati
fenomena
karakteristik
arus
Mendeskripsikan
konsep arus listrik
dan beda potensial
sebagai besaran
fisis dalam
rangkaian listrik
Mendeskripsikan
arus searah
rangkaian listrik
sederhana
1. Perhatikan gambar rangkaian arus listrik di bawah
ini!
Kunci jawaban: d
Jawab:
Arus listrik adalah aliran muatan
listrik pada suatu rangkaian
akibat perbedaan potensial listrik
antara ujung penghantar.
C1
170
arus searah
sederhana
Jika saklar S ditutup seperti pada gambar 2.
Aliran arus listrik menyalakan lampu pada
rangkaian, terjadi karena adanya …
a. perpindahan kalor pada kawat penghantar
ketika diberi tegangan
b. banyaknya muatan yang terdapat pada suatu
benda
c. hambatan dalam suatu penghantar
d. Perpindahan elektron dari beda potensial tinggi
ke beda potensial rendah
e. elektron dalam penghantar
Mengabstraksikan
konsep arus listrik
disajikan dengan
gambar banyakya
elektron pada dua
Untuk soal nomor 2 dan 3 perhatikan benda A dan
benda B yang memiliki elektron 𝒆− seperti pada
gambar di bawah ini.
Kunci jawaban: b
Jawab:
C2
171
benda yang
berbeda
dinyatakan
dengan tinggi
rendahnya
potensial listrik
pada kedua benda.
2. Manakah pernyataan arus listrik yang benar jika
kedua benda dihubungkan …
a. Benda A mempunyai potensial listrik lebih
tinggi dari benda B
b. Benda A mempunyai potensial listrik lebih
rendah dari benda B
c. Benda B mempunyai potensial listrik lebih
rendah dari benda A
d. Benda B mempunyai potensial listrik lebih
tinggi dari benda A
e. Benda A dan Benda B memiliki beda potensial
yang sama-sama rendah
- Gambar B berpotensial
tinggi, benda dengan lebih
banyak proton, kekurangan
elektron.
- Gambar A berpotensial
rendah, benda dengan lebih
banyak elektron, kekurangan
proton.
- Arus listrik mengalir dari
beda potensial tinggi ke beda
potensial rendah, sementara
elektron mengalir dari
potensial rendah ke potensial
tinggi.
Menjelaskan
penyebab beda
potensial listrik
3. Beda potensial listrik disebabkan oleh adanya….
a. kuat arus listrik yang keluar dari satu titik
percabangan
Kunci jawaban: e
Jawab:
172
yang melalui
suatu titik
percabangan
b. kuat arus listrik yang masuk ke suatu titik
percabangan
c. perbedaan potensial listrik antara ujung-ujung
penghantar sebelum dialiri arus listrik
d. dua benda yang memiliki potensial listrik sama
dihubungkan oleh suatu penghantar
e. perbedaan potensial listrik antara ujung-ujung
penghantar sesudah dialiri arus listrik.
Beda potensial listrik disebabkan
oleh adanya perbedaan potensial
listrik antara ujung-unjung
penghantar.
C1
Menerapkan
konsep banyaknya
muatan 𝑞 pada
Hair dryer yang
diketahui waktu
4. Sebuah Hair dryer dihubungkan dengan tegangan
220 V dan kuat arus 3,6 A selama 10 menit.
Berdasarkan informasi tersebut, banyak muatan
𝑞 yang mengalir sebesar….
a. 2,16 x 103 C
b. 2,20 x 103 C
c. 2,24 x 103 C
d. 2,26 x 103 C
e. 2,28 x 103 C
Kunci Jawaban: a
Diketahui:
𝐼 = 3,6 A
𝑉 = 220 volt
𝑡 = 10 menit = 600 s
Ditanya:
𝑄?
Jawab:
𝑄 = 𝐼 x 𝑡
𝑄 = 3,6 A x 600 s
𝑄 = 2160 C ≅ 2,16 x 103C
C3
Mengevaluasi
pendapat yang
salah tentang
5. Seorang siswa SMA melihat fenomena seperti
pada gambar di bawah ini.
Kunci jawaban : c
Alasan:
C5
173
fenomena aliran
arus listrik di
kabel listrik
disajikan dengan
gambar.
Jika siswa di atas berpendapat bahwa arus listrik
mengalir melalui tubuh burung (tersetrum).
Pendapat tersebut …
a. Benar, karena burung merupakan hewan
berdarah dingin, sehingga aliran listrik mudah
mengalir pada tubuh burung (tersetrum).
b. Benar, karena burung memiliki beda
potensial yang sama dengan kabel listrik
c. Salah, karena burung tidak akan kesetrum
saat hinggap di satu kabel karena didalam
sebuah kabel tidak ada perbedaan tegangan
listrik.
d. Benar, karena dalam tubuh burung termasuk
konduktor listrik, karena burung tidak
bersentuhan dengan tanah maka tubuhnya
akan dialiri arus listrik
e. Salah, karena ketika burung hinggap di kabel
mereka hanya menggunakan satu kaki.
Aliran listrik akan mengalir dari
benda yang berpotensial tinggi
ke potensial rendah, Burung
tidak akan kesetrum saat hinggap
di satu kabel karena didalam
sebuah kabel tidak ada
perbedaan tegangan listrik.
174
Mengamati
peragaan
mengguna-
kan ampere-
c
meter dan
voltmeter
dalam
rangkaian
listrik DC
Mengidentifikasi
penggunaan
amperemeter,
voltmeter dan
ohm meter untuk
mengukur
besaran-besaran
listrik dalam
rangkaian
Menunjukkan
rangkaian alat
ukur voltmeter
pada rangkaian
listrik DC
6. Rangkaian manakah yang salah untuk mengukur
tegangan listrik menggunakan voltmeter setelah
saklar S ditutup ….
a.
d
.
b
.
e.
c.
Kunci Jawaban: e
Jawab:
Untuk mengukur tegangan
dengan menggunakan voltmeter,
maka voltmeter harus disusun
paralel.
C1
Disajikan
beberapa gambar
alat ukur listrik
yang digunakan
untuk mengukur
7. Alat ukur listrik manakah yang digunakan untuk
mengukur kuat arus listrik …
a.
d
Kunci jawaban : e
Alasan :
Multimeter Analog adalah alat
yang digunakan untuk mengukur
C1
175
kuat arus listrik
DC.
Wattmeter Osiloskop
b.
Voltmeter
e
Multimeter
Analog
c.
Megger
arus listrik, tegangan listrik
danhambatan listrik.
Meng-
hipotesa
percobaan
Ohm dalam
rangkaian
listrik DC.
Mengevaluasi
hambatan (𝑅)
dilengkapi data
fisis pada alat ukur
amperemeter dan
voltemer
percobaan Ohm.
8. Nilai hambatan (𝑅) dalam suatu rangkaian dapat
diketahui dengan menggunakan rangkaian seperti
gambar di bawah ini.
Jika saklar S ditutup, Nilai hambatan (𝑅) yaitu….
a. 2 Ω
b. 5 Ω
c. 10 Ω
Kunci jawaban: a
Diketahui:
(Voltmeter)
Batas ukur = 10 V
Batas Skala = 5 V
Angka pada jarum = 3
(Amperemeter)
Batas ukur = 5 V
Batas Skala = 5 V
Angka pada jarum = 1,5
Ditanya:
𝑅?
Jawab:
C3
176
d. 15 Ω
e. 20 Ω
Mengetahui pembacaan skala
- Voltmeter
𝑉
=Batas uku𝑟
batas skalax jarum penunjuk
𝑉 =10 V
5 Vx 3 = 6 V
- Amperemeter
𝐼 =5 V
5 V x 1,5 = 1 A
Menentukan hambatan (R)
𝑉 = 𝐼 . 𝑅
𝑉 = 𝐼 (𝑅 + 𝑟)
𝑅 =𝑉
𝐼− 𝑟
𝑅 =6 V
1,5 A− 2 = 2 Ω
Mengeks-
plorasikan
data dalam
grafik (V)
terhadap (I)
Memahami
hukum Ohm
dalam rangkaian
tertutup sederhana
Menyimpulkan
percobaan Ohm
berdasarkan grafik
beda potensial (V)
terhadap arus (I)
9. Pernyataan hukum ohm yang salah berdasarkan
grafik beda potensial (V) terhadap arus (I) dibawah
ini adalah …
Kunci jawaban: d
Secara matematis, hukum ohm
dapat dituliskan :
𝑉 = 𝐼 x 𝑅
𝑉 = Beda Potensial (V)
C2
177
percobaan
Ohm pada
rangkaian
DC
untuk menentukan
nilai (𝑅)
a. Beda potensial yang diberikan semakin besar,
maka semakin besar arus listrik yang akan
dihasilkan
b. Nilai hambatan yang dimiliki konduktor
semakin besar, maka kuat arus yang dihasilkan
akan semakin kecil
c. Kuat arus yang mengalir dari suatu konduktor
berbanding lurus dengan besar beda potensial
yang diberikan kedua ujungnya
d. Nilai hambatan yang dimiliki kawat
penghantar berbanding lurus dengan kuat arus
yang dihasilkan.
e. Kuat arus yang mengalir dari suatu kawat
penghantar semakin besar, maka hambatan
yang dimiliki kawat penghantar semakin kecil
𝐼 = Kuat arus Listrik (A)
𝑅 = Resistansi (Ω)
Berdasarkan pernyataan,
“Resistansi atau nilai hambatan
yang dimiliki kawat penghantar
berbanding lurus dengan kuat
arus yang dihasilkan” tidak
sesuai dengan bunyi hukum
Ohm diatas.
Menentukan
hambatan lampu
terkait besaran
10. Sebuah lampu yang dihubungkan dengan sumber
tegangan listrik 3 V, ketika diukur ternyata kuat
arusnya adalah 0,2 A. Hambatan lampu sebesar …
Kunci jawaban: c
Diketahui:
𝑉 = 3 V
C3
178
hukum Ohm pada
suatu rangkaian
dilengkapi data
fisis.
a. 5 Ω
b. 10 Ω
c. 15 Ω
d. 20 Ω
e. 25 Ω.
𝐼 = 0,2 A
Ditanya:
𝑅?
Jawab :
𝑅 =𝑉
𝐼
𝑅 =3 V
0,2 A
𝑅 = 15 Ω
Hambatan pada lampu sebesar
15 Ω.
Menghitung nilai
arus (I) pada
lampu jika dilalui
beda potensial (V)
yang berbeda
11. Sebuah lampu senter kecil menghasilkan arus 300
mA melalui baterai 1,5 V dan hambatan bola
lampu tersebut 5,0 Ω. Jika tegangan turun sampai
1,2 V. maka, arus berubah menjadi …
a. 0,14 A
b. 0,24 A
c. 0,3 A
d. 0,45 A
e. 3,0 A
Kunci jawaban: b
Diketahui:
𝐼1 = 0,3 A
𝑉1 = 1,5 V
𝑉2 = 1,2 V
𝑅 = 5,0 Ω
Ditanya:
𝐼2?
Jawab :
𝐼 =𝑉
𝑅
𝐼 =1,2 V
5,0 Ω= 0,24 A.
C3
179
Mengolah
data hasil
percobaan
hukum ohm
dengan
formulasiny
a
Menyelidiki
hubungan
tegangan dan arus
pada suatu
rangkaian
Menginterperstasi
kan hasil
percobaan hukum
Ohm dari tabel ke
grafik hubungan
antara tegangan
dan kuat arus.
12. Perhatikan tabel data dari percobaan Ohm
dibawah ini
V ( V) I (A) R (Ω)
3,0 1,5 2,0
4,0 2,0 2,0
5,0 2,5 2,0
6,0 3,0 2,0
Berdasarkan data di atas, ditujukkan pada
grafik….
Kunci jawaban: d
Alasan :
Berdasarkan percobaan George
Simon Ohm, bahwa arus I pada
kawat penghantar sebanding
dengan beda potensial V yang
diberikan pada ujung-ujung
kawat tersebut, 𝐼 ∝ 𝑉.
Sehingga, 𝑅 konstan, tidak
bergantung pada 𝑉, untuk
konduktor logam.
C2
Menganalisis kuat
arus listrik
berdasarkan grafik
V terhadap I
13. Berdasarkan percobaan Ohm, tegangan (V) dan
kuat arus (I) pada sebuah resistor ditunjukkan
grafik V terhadap I pada gambar dibawah ini.
Kunci jawaban: b
Diketahui:
𝑉1 = 1,5 V
𝐼 = 0,02 A
C3
180
Pada saat tegangan (V) 3 volt, kuat arus yang
mengalir sebesar….
a. 0,03 A
b. 0,04 A
c. 0,07 A
d. 1,15 A
e. 1,35 A
Ditanya:
I ? jika 𝑉2 = 3 V
Jawab:
𝑉 = 𝐼 x 𝑅
Nilai 𝑅 tetap, maka 𝑉~𝐼
𝑉1
𝑉2
=𝐼1
𝐼2
1,5 V
3 V=
0,02 A
𝐼2
𝐼2 = 0,04 A.
Menganalisis nilai
hambatan
pengganti
rangkaian seri dan
rangkaian paralel
Menyimpulkan
nilai arus yang
terbaca
amperemeter pada
lima lampu
identik dalam
rangkaian paralel-
seri.
14. Perhatikan lima buah lampu identik (L) dan lima
buah amperemeter (A) disusun dalam rangkaian
sebagai berikut!
Kunci jawaban : d
Alasan:
𝐼𝐵 = 𝐼𝐸 = 0,4 A karena dilewati
dua hambatan maka nilai nya
sama.
𝐼𝐹 = 𝐼𝐵 + 𝐼𝐸
𝐼𝐹 = 0,4 A + 0,4 A = 0,8 A
Kemudian pada 𝐼𝐷
𝐼𝐷 = 𝐼𝐸 + 𝐼𝐹
𝐼𝐷 = 0,4 A + 0,8 A = 1,2 A
Kemudian pada 𝐼𝐴
C5
181
Jika saklar S ditutup, kuat arus yang ditunjukkan
oleh amperemeter B (𝐼𝐵) sebesar 0,4 A maka:
I. Nilai arus 𝐼𝐷 lebih besar daripada 𝐼𝐵
II. Nilai arus 𝐼𝐷 lebih kecil daripada 𝐼𝐵
III. Nilai arus 𝐼𝐹 lebih kecil daripada 𝐼𝐵
IV. Nilai arus 𝐼𝐵 sama besar dengan 𝐼𝐹
V. Nilai arus 𝐼𝐵 sama besar dengan 𝐼𝐸
Pernyataan diatas yang benar sesuai rangkaian di
atas …
a. (I) dan (II)
b. (I) dan (III)
c. (I) dan (IV)
d. (IV) dan (V)
e. (II) dan (V)
𝐼𝐴 = 𝐼𝐵 + 𝐼𝐷
𝐼𝐴 = 0,4 A + 1,2 A = 1,6 A
Kemudian pada 𝐼𝐶
𝐼𝐶 = 𝐼𝐴1,6 A
Dari hasil perhitungan ini dapat
disilkan bahwa :
(I) Nilai arus 𝐼𝐷 lebih besar
daripada 𝐼𝐵
(II) Nilai arus 𝐼𝐵 sama besar
dengan 𝐼𝐸
Memperkirakan
pernyataan terang
redupnya
hambatan lampu
pada gambar
rangkaian lampu
identik paralel-
seri.
15. Perhatikan rangkaian empat buah lampu identik
tersusun pada rangkaian berikut ini!
Kunci jawaban: c
Jawab:
Arus I akan terbagi dua yaitu
I1 yang mengaliri R1 dan I2
yang mengaliri Rs = R2 dan
C2
182
Berdasarkan rangkaian listrik diatas, Jika Saklar S
ditutup, maka :
(1) L4 menyala paling terang
(2) L1 lebih terang daripada L2
(3) L2 dan L3 sama terangnya
(4) Jika L2 mati, maka semua lampu mati
Manakah pernyataan yang benar …
a. (1) dan (3)
b. (2) dan (4)
c. (1), (2) dan (3)
d. (1), (2) dan (4)
e. (1), (2), (3) dan (4).
R3. arus akan bersatu kembali
dan melewati R4 sebesar I.
jadi hambatan yang
mendapat arus paling besar
yaitu R4
R4 mendapat arus paling
besar, maka L4 menyala
paling terang
R2 dan R3 mendapat arus
paling kecil dan sama besar,
maka L2 dan L3 menyala
sama terang dan paling
redup.
Kesimpulannya
𝐼 > 𝐼1 > 𝐼2 = 𝐼3
Jika L2 mati, L3 akan ikut
mati sedangkan L1 dan L4
tetap hidup.
Menghitung nilai
hambatan
pengganti pada
16. Perhatikan gambar rangkaian berikut Kunci jawaban: c
Diketahui:
𝑅1 = 15 Ω
𝑅2 = 10 Ω
C3
183
rangkaian paralel-
seri
Jika saklar S ditutup, Nilai hambatan pengganti
pada rangkaian diatas sebesar….
a. 3 Ω
b. 9 Ω
c. 15 Ω
d. 21 Ω
e. 25 Ω
𝑅3 = 30 Ω
𝑅4 = 10 Ω
𝑉 = 24 V
Ditanya :
𝑅P?
Jawab:
1
𝑅𝑃
=1
𝑅1
+1
𝑅2
+1
𝑅3
1
𝑅𝑃
=1
15+
1
10+
1
30
1
𝑅𝑃
=2 + 3 + 1
30=
5
30
𝑅𝑃 = 5 Ω
𝑅P = 𝑅4+ 𝑅P
𝑅P = 10 Ω + 5 Ω
𝑅P = 15 Ω.
Menganalisis nilai
𝐼 dan 𝑅 dari
rangkaian loop
sederhana
dilengkapi data
fisis terkait.
17. Perhatikan rangkaian dibawah ini
Kunci jawaban: d
Diketahui:
𝑅1 = 20 Ω
𝐼2 = 0,9 Ω
𝑉 = 9 V
Ditanya:
𝑅2? 𝐼2?
C3
184
Jika saklar S ditutup, maka besar hambatan 𝑅2 dan
arus yang pada amperemeter 𝐴1 adalah ….
a. 10 Ω dan 0,25 A
b. 20 Ω dan 0,45 A
c. 40 Ω dan 0,65 A
d. 60 Ω dan 0,85 A
e. 80 Ω dan 1,0 A
Jawab :
𝑉 = 𝐼 x 𝑅p
9 = 0,9 x 𝑅p
10 = 𝑅p
Menghitung 𝑅2
1
𝑅p
=1
𝑅1
+1
𝑅2
1
10=
1
20+
1
𝑅2
1
10−
1
20=
1
𝑅2
𝑅2 = 20 Ω
Karena rangkaian paralel 𝑉
sama, maka arus pada A1
𝑉 = 𝐼1 x 𝑅1
9 = 𝐼1 x 20
𝐼1 = 0,45 A.
Menganalisis
hambatan
pengganti pada
berbagai
rangkaian listrik
18. Jika saklar S ditutup, maka ragkaian yang benar
dengan hambatan ekuivalen bernilai 4 Ω adalah
….
Kunci jawaban: c
Ditanya:
𝑅1 = 2 Ω
𝑅2 = 3 Ω
𝑅3 = 6 Ω
Ditanya:
C4
185
arus searah
sederhana.
a.
b.
c.
d.
e.
𝑅ek?
Jawab :
𝑅s = 𝑅1 + 𝑅2
𝑅s = 2 Ω + 3 Ω = 5 Ω
𝑅𝑒𝑘 =1
𝑅𝑠
+1
𝑅3
𝑅𝑒𝑘 =1
5+
1
6
𝑅𝑒𝑘 =6
30+
5
30=
11
30
𝑅s = 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3
𝑅ek = 6 Ω + 2 Ω + 3 Ω
𝑅ek = 11 Ω
𝑅𝑃 =1
𝑅2
+1
𝑅3
186
𝑅P =1
3+
1
6 =
3
6 = 2 Ω
𝑅ek = 𝑅1 + 𝑅P
𝑅ek = 2 Ω + 2 Ω
𝑅ek = 4 Ω
𝑅s = 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3
𝑅ek = 2 Ω + 6 Ω + 3 Ω
𝑅ek = 11 Ω
𝑅𝑃 =1
𝑅1
+1
𝑅2
+1
𝑅3
𝑅𝑃 =1
2+
1
3+
1
6
𝑅𝑃 =6 + 4 + 1
12
𝑅𝑃 =11
12 Ω
187
Membuktikan
pernyataan kuat
arus, hambatan,
dan tegangan yang
benar pada
rangkaian listrik
seri dan paralel
berdasarkan
perhitungan.
19. Perhatikan gambar rangkaian di bawah ini!
Jika saklar S ditutup. maka:
1) Hambatan total pada rangkaian adalah 25 Ω
2) Kuat arus rangkaian adalah 2 A
3) Jika tegangan menjadi dua kali lipat maka
arusnya menjadi lebih besar
Pernyataan yang benar, adalah ….
a. (1) saja
b. (2) saja
c. (1) dan (2)
d. (1) dan (3)
e. (2) dan (3)
Kunci jawaban: d
Ditanya:
𝑅1 = 16 Ω
𝑅2 = 1 Ω
𝑅3 = 8 Ω
𝑅4 = 5 Ω
𝑅5 = 4 Ω
𝑅6 = 3 Ω
𝑉 = 12,5 V
Ditanya:
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ? Jika I dan V 2x nya
Jawab :
𝑅𝑆1 = 𝑅2 + 𝑅5 + 𝑅6
= 1 Ω + 4 Ω + 3 Ω = 8 Ω
1
𝑅𝑃
=1
R3
+1
𝑅𝑆1
1
𝑅𝑃
=1
8+
1
8=
2
8
C5
188
𝑅𝑃 = 4 Ω
𝑅total = 𝑅1 + 𝑅𝑃 + 𝑅4
𝑅total = 16 Ω + 4 Ω + 8 Ω
𝑅total = 25 Ω
Kuat arus :
𝐼 =𝑉
𝑅
= 12,5
25= 0,5 A
Tegangan dua kali (12,5 x 2 =
25)
𝐼 =𝑉
𝑅
= 12,5
12,5= 1 𝐴
Arus menjadi lebih besar.
Mengolah
data hasil
besaran fisis
hambatan
konduktor
Menganalisis
besaran-besaran
yang
mempengaruhi
nilai hambatan
Menyebutkan
faktor-faktor yang
mempengaruhi
hambatan suatu
konduktor
penghantar.
20. Faktor-faktor yang mempengaruhi hambatan suatu
kawat konduktor, antara lain:
1) Panjang kawat
2) Hambatan jenis kawat
3) Luas penampang kawat
Data diatas yang sebanding dengan besar
hambatan suatu kawat ditunjukkan nomor….
a. 1 dan 2
Kunci jawaban: a
Berdasarkan persamaan
matematis:
𝑅 = 𝜌𝑙
𝐴
𝑅 = Hambatan (Ω)
𝜌 = Hambatan jenis kawat
(Ω. m)
C2
189
b. 1 dan 3
c. 2 saja
d. 3 saja
e. 1, 2 dan 3
𝑙 = Panjang kawat (m)
𝐴 = Luas penampang kawat
(m2)
Faktor yang mempengaruhi
hambatan pada suatu penghantar
adalah hambatan jenis dan
panjang kawat.
Membandingkan
nilai hambatan
pada luas
penampang kawat
yang berbeda
disertai tabel data
fisis konduktor A
dengan konduktor
B
21. Perhatikan tabel berikut ini !
Nikrom
A
Nikrom
B
Panjang (m) 3 3
diameter (m) 𝑟𝐴 1
2𝑟𝐴
Hambatan (Ω) 20 Ω 𝑥
Perbandingan hambatan kawat B dengan hambatan
kawat A yaitu …
a. Hambatan kawat B sama besar dengan kawat A
b. Hambatan kawat B tiga kali lebih besar dari
hambatan kawat A
c. Kawat A tiga kali lebih besar dari
hambatankawat B
d. Kawat B empat kali lebih besar dari kawat A
Kunci jawaban : d
Diketahui:
𝑙𝐴 = 𝑙𝐵 = 3 m
𝜌𝐴 = 𝜌𝐵
𝑑𝐵 =1
2𝑑𝐴
𝑅𝐴 = 20 Ω
Ditanya:
𝑅𝐴: 𝑅𝐵
Jawab :
Mencari luas penampang (A)
kawat penghantar
𝐿 = Ω𝑟2
𝐴𝐵 = 𝜋 (1
2𝑑𝐴)
2
=1
4𝜋𝑑𝐵
2
C4
190
e. Kawat A empat kali lebih besar dari kawat B 𝐴𝐵 =
1
4𝐿𝐵
Jadi, 𝐴𝐵 =1
4𝐴𝐴
Menentukan hambatan 𝑅𝐵
𝑅 =𝜌 𝑙
𝐴
𝜌 𝑙 = 𝑅. 𝐴
Dalam hal ini panjang dan
hambatan jenis kawat sama,
oleh karena itu :
(𝜌. 𝑙)𝐴 = (𝜌. 𝑙)𝐵
𝑅𝐴𝐴𝐴 = 𝑅𝐵𝐴𝐵
20 Ω . 𝐴𝐴 = 𝑅𝐵 .1
4𝐴𝐴
𝑅𝐵 = 4 𝑥 20 Ω
𝑅𝐵 = 80 Ω
𝑅𝐴 ∶ 𝑅𝐵
20 Ω ∶ 80 Ω
1 : 4
Kawat B empat kali lebih besar
dari kawat A
191
Mengevaluasi
data fisis
hambatan jenis
yang terbesar
hingga terkecil
berdasarkan hasil
data percobaan
Ohm.
22. Tabel di bawah ini merupakan data fisis hasil
percobaan lima buah kawat dengan hambatan
yang sama.
Kawat Panjang
(m)
Luas Penampang
(m2)
1 0,3 3,0
2 0,2 3,0
3 0,5 3,0
4 1,0 2,0
5 1,0 3,0
Berdasarkan tabel di atas, urutkan yang memiliki
nilai kawat jenis dari terbesar hingga terkecil
ditunjukkan oleh nomor….
a. 1-3-4-5-2
b. 2-1-4-5-3
c. 4-5-3-2-1
d. 4-1-2-3-5
e. 5-1-2-3-4
Kunci jawaban: c
Kawat I
𝜌1 =𝐴1
𝑙1=
3
0,3= 10 Ω.m
Kawat II
𝜌2 =𝐴2
𝑙2=
3
0,2= 15 Ω.m
Kawat III
𝜌3 =𝐴3
𝑙3=
3
0,5= 6 Ω.m
Kawat IV
𝜌4 =𝐴4
𝑙4=
2
1= 2 Ω.m
Kawat V
𝜌5 =𝐴5
𝑙5=
3
1= 3 Ω.m
Maka, urutan kawat III memiliki
kawat jenis terbesar ke terkecil
yaitu yaitu 4-5-3-2-1
C4
Mengeks-
plorasi
pembacaan
resistor tetap
Menghitung nilai
hambatan pada
resistor tetap.
23. Perhatikan resistor dilengkapi dengan kode cicin
warna seperti pada gambar!
Kunci jawaban: a
Alasan :
Pita 1 : Merah = 2
Pita 2 : Jingga = 3
C3
192
dengan
cincin
warna-
warna pada
resistor
Nilai hambatan resistor tersebut yaitu ….
a. Batas bawah 210,6 Ω batas atas 257,4 Ω
b. batas bawah 2106 Ω batas atas 2574 Ω
c. batas bawah 21060 Ω batas atas 25740 Ω
d. Batas bawah 222,3 Ω batas atas 245.7 Ω
e. batas bawah 2223 Ω batas atas 2457 Ω
Pita 3 : Kuning = 4
Pita 4 : Hitam = 100
Pita 5 : Silver = 10%
Nilai resistor 234 x 100 = 234 Ω
dengan toleransi 10%
Nilai toleransi resistor = 234 x
10% = 23,4 Ω
Batas bawah 234 – 23,4 =
210,6 Ω
Batas atas 234 + 23,4 = 257,4 Ω
Mengeks-
plorasi
penerapan
hukum I
Kirchhoff
pada
rangkaian
arus
bercabang
Menghitung arus
yang mengalir
pada suatu titik
percabangan
24. Amati gambar rangkaian arus di bawah ini!
Kuat arus 𝐼3 sebesar….
a. 0,75 A
b. 1,00 A
c. 1,75 A
d. 2,00 A
e. 3,00 A
Kunci jawaban: c
Diketahui
𝐼𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 = 3A
𝐼1 = 0,75 A
𝐼2 = 0,5 𝐴
Ditanya:
𝐼3?
Jawab :
𝐼masuk = 𝐼keluar
𝐼masuk = 𝐼1 + 𝐼2 + 𝐼3
3A = 0,75 + 0,5 A + 𝐼3
𝐼3 = 0,75 + 0,5 A − 3A
C3
193
𝐼3 = 1,75
Menjelaskan
hukum I Kirchoff
dan hukum II
Kirchhoff
Menunjukkan
rangkaian yang
sesuai formulasi
hukum I
Kirchhoff arus
percabanagan
25. Perhatikan gambar dibawah ini
1)
2)
3)
4)
Rangkaian yang menunjukkan hukum I Kirchhoff
yang benar yaitu ….
Kunci jawaban: c
hukum I Kirchhoff :
“Jumlah arus listrik yang masuk
ke suatu titik percabangan sama
dengan jumlah arus yang keluar
dari titik percabangan tersebut”
Secara matematis:
∑ 𝐼𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 = ∑ 𝐼𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟
(1) 2A+2A+1A=2A+3A
5A=5A
(2) 3A+1A+2A+4A=6A+2A
10A = 8A
(3) 2A+1A+2A=3A
5A = 3A
(4) 3A+3A=2A+1A+3A
6A = 6A
Gambar rangkaian yang sesuai
adalah (a) dan (d)
C3
194
a. (1) dan (2)
b. (1) dan (3)
c. (1) dan (4)
d. (2) dan (3)
e. (3) dan (4)
Menganalisis
besaran terkait
dengan
menerapkan
hukum I
Kirchhoff
26. Perhatikan gambar rangkaian listrik d ibawah ini
Jika saklar S ditutup, maka kuat arus yang dilalui
R2 sebesar….
a. 0,75 A
b. 1,5 A
c. 3,0 A
d. 4,5 A
e. 6,0 A
Kunci jawaban: a
Diketahui:
𝑅1 = 5 Ω
𝑅2 = 2 Ω
𝑅3 = 4 Ω
𝑅4 = 6 Ω
𝑉 = 12 vol𝑡
Ditanya:
𝐼1? Pada 𝑅2
Jawab:
Rangkaian pengganti
.𝑅𝑠 = 𝑅2 + 𝑅3
.𝑅𝑠 = 2 + 4 = 6Ω
Paralel kan 𝑅𝑠 dan 𝑅4
1
𝑅𝑃
=1
𝑅𝑠
+1
𝑅4
=1
6+
1
6
𝑅𝑃 =2
6= 3 Ω
C4
195
.𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑅1 + 𝑅𝑃
.𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 5 + 3 = 8 Ω
Arus yang mengalir
𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 =𝑉
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
=12 𝑉
8 Ω= 1,5 A
Karena 𝑅 pada 𝐼1 dan 𝐼2 sama
besar maka arus yang dilalui 𝐼1
dan 𝐼2 juga sama besar.
𝐼1 = 𝐼2 =1,5
2= 0,75 A
Membuktikan
pernyataan arus
total dengan ggl
dengan disajikan
rangkaian
sederhana
dilengkapi data
terkait
27. Perhatikan rangkaian listrik arus searah seperti
gambar.
Jika saklar S ditutup, Pernyataan yang benar
adalah …
a. Jumlah arus total (𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙) = 6 A dan jumlah
ggl baterai (𝜀) = 6 𝑉
b. Jumlah arus total (𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙) = 6 mA dan jumlah
ggl baterai (𝜀) = 6 mV
Kunci jawaban : e
Diketahui:
𝑅1 = 800 Ω
𝑅2 = 200 Ω
𝑅3 = 830 Ω
𝐼2 = 1,2 A
𝑟 = 10 Ω
Ditanya:
𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙?
𝜀?
Jawab:
Besar hambatan pengganti
C5
196
c. Jumlah arus total (𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙) = 4,8 mA dan
jumlah ggl baterai (𝜀) = 6 𝑉
d. Jumlah arus total (𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙) = 3 A dan jumlah
ggl baterai (𝜀) = 6 𝑉
e. Jumlah arus total (𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙) = 6 mA dan jumlah
ggl baterai (𝜀) = 6 𝑉.
1
𝑅𝑃
=1
𝑅1
+1
𝑅2
=1
800+
1
200
𝑅𝑃 =5
800= 160 Ω
𝑅𝑠 = 𝑅3 + 𝑅𝑃 + 𝑟
.𝑅𝑠 = 830 + 160 + 10
𝑅𝑠 = 1.000 Ω
Hukum ohm
𝑉 = 𝐼. 𝑅 dengan 𝐼~1
𝑅
𝐼1
𝐼2
=𝑅2
𝑅1
1,2 mA
I2
=200
800
I2 = 4,8 mA
Dari hukum Kirchhoff
𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐼1 + 𝐼2
𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 1,2 mA + 4,8 mA
𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 6 mA
Maka nilai 𝜀
𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 =𝜀
𝑅𝑠
6 x 10−3A =𝜀
1000 Ω
𝜀 = 6 V
197
.jadi pernyataan tersebut adalah
Benar, nilai jumlah arus total
(𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙) = 6 mA dan jumlah ggl
baterai (𝜀) = 6 𝑉.
Mengeks-
plorasi
penerapan
hukum II
Kirchhoff
pada
rangkaian
arus
bercabang
satu loop
Menganalisis
rangkaian listrik
dengan aturan
Kirchhoff.
Menganalisis kuat
arus (I) pada
rangkaian tertutup
satu loop
28. Perhatikan rangkaian listrik dibawah ini!
Jika saklar S ditutup. Kuat arus I yang mengalir
pada rangkaian sebesar …
a. 0,75
b. -0,75
c. 1,00 A
d. -1,00 A
e. 1,66 A
Kunci jawaban: d
Diketahui:
𝑅1 = 6 Ω
𝑅2 = 3 Ω
𝜀1 = 3 V
𝜀2 = 12 V
Ditanya:
𝐼?
Jawab:
Terlebih dahulu tentukan arah
arus dan arah loop searah dengan
jarum jam.
Σε + ΣIR = 0
𝜀2 − 𝜀1 + 𝐼𝑅1 + 𝐼𝑅2 = 0
12 𝑉 − 3 𝑉 + 𝐼6 Ω + 𝐼 3 Ω = 0
C4
198
9 V + I9 Ω = 0
I9 = −9
I = −9
9
I = −1,00 A
Mengeks-
plorasi
penerapan
hukum II
Kirchhoff
pada
rangkaian
arus
bercabang
dua loop
Menganalisis
rangkaian listrik
dua loop dengan
aturan Kirchhoff
29. Pada rangkaian listrik berikut ini:
Jika saklar S ditutup. Arus yang dilalui hambatan
𝑅1 sebesar….
a. 0,5 A
b. 0,10 A
c. 0,15 A
d. 0,20 A
e. 0,25 A
Kunci jawaban: c
Diketahui:
𝜀1 = 3 𝑉
𝜀2 = 6 𝑉
𝜀3 = 9 𝑉
𝑅1 = 100 Ω
𝑅2 = 50 Ω
𝑅3 = 20 Ω
Ditanya:
𝐼1?
Jawab:
𝐼3 = 𝐼1 + 𝐼2 … (1)
Loop 1
C4
199
Σε + ΣIR = 0
𝜀1 + 𝜀2 + 𝐼1𝑅1 + 𝐼3𝑅2 = 0
3 + 6 + 10 𝐼1 + 5 𝐼3 = 0
9 + 10 𝐼1 + 5 𝐼3 = 0
9 + 10 𝐼1 + 5 ( 𝐼1+ 𝐼2) = 0
9 + 10 𝐼1 + 5 𝐼1 + 5 𝐼2 = 0
9 + 15 𝐼1 + 5 𝐼2 = 0
15 𝐼1 + 5 𝐼2 = - 9 … (2)
Loop 2
Σε + ΣIR = 0
−𝜀3 − 𝜀2 − 𝐼3𝑅2 − 𝐼2𝑅3 = 0
(-9) – 3) – 5 𝐼3 - 10 𝐼2 = 0
–12 – 5 ( 𝐼1+ 𝐼2) - 10 𝐼2 = 0
–12 – 5 𝐼1 + 5 𝐼2 - 10 𝐼2 = 0
–12 – 5 𝐼1 - 5 𝐼2 = 0
– 5 𝐼1 - 5 𝐼2 = 12 … (3)
Eliminasi pers (2) dan (3)
15 𝐼1 + 5 𝐼2 = - 9
– 5 𝐼1 - 5 𝐼2 = 12 +
– 20 𝐼1 = 3
𝐼1 = - 0,15 A
200
Negatif artinya arus melawan
arah loop.
Menganalisis
potensial suatu
titik rangkaian dua
loop
30. Perhatikan rangkaian listrik dibawah ini!
Jika saklar S ditutup, maka beda potensial antara
titik E dan B adalah ….
a. 15 volt
b. 12 volt
c. 9 volt
d. 6 volt
e. 3 volt
Kunci jawaban: c
Ditanya:
R1 = 4 𝛺
R2 = 2 𝛺
R3 = 6𝛺
𝜀1 = 𝜀2 = 6 V
r1= 1 𝛺
r2= 2 𝛺
Ditanya:
𝑉𝐸𝐵?
Jawab :
Loop I
Σε + ΣIR = 0
−I2 + I1(2 + 4) + I3 x 6 = 0
6I1 + 6I3 = 12
C4
201
I1 + I3 = 2 … . (1)
Loop 2
Σε + ΣIR = 0
−I2 + I2(1 + 2) + I3. 6 = 0
3I2 + 6I3 = 12
I2 + 2I3 = 4 … . (2)
Persamaan arus di titik arus
percabangan E
I3 = I1 + I2
I2 = I3 − I1 … (3)
Substitusi persamaan (2) dan (3)
I2 = I3 + I1
(I3 − I1 ) + 2I3 = 4
3I3 − I1 = 4 … (4)
Eliminasi persamaan (1) dan (4)
I1 + I3 = 2
3I3 − I1 = 4 +
4I3 = 6
I3 =3
2A
Maka beda potensial titik EB
𝑉𝐸𝐵 = I3. R
202
𝑉𝐸𝐵 =3
2x 6 = 9 volt
Menghitung
tegangan jepit
pada sumber
tegangan seri
dengan hambatan
31. Perhatikan gambar rangkaian.
Tegangan jepit jika saklar S ditutup sebesar….
a. 8,0 V
b. 8,1 V
c. 8,3 V
d. 8,6 V
e. 8,9 V
Kunci jawaban: e
Diketahui:
𝑟 = 0,9 Ω
𝜀 = 9,0 V
𝑅 = 8,1 Ω
Ditanya:
𝑉jepit?
Jawab :
Mencari kuat arus listrik
𝐼 =𝜀
𝑅 + 𝑟
𝐼 =9,0
8,1 + 0,900 = 0,1 𝐴
𝑉jepit = 𝜀 – 𝐼. 𝑟
𝑉jepit = 9,0 – 0,1 . 0,900
= 8,91 V
C3
Memformulasikan
besar nilai energi
listrik dalam
Disajikan
beberapa macam
sumber energi
32. Perhatikan pernyataan terkait alat listrik di bawah
ini!
1) Accu (Aki)
2) Batu baterai
Kunci jawaban: e
Jawab:
C1
203
kehidupan sehari-
hari
listrik DC yang
benar
3) Dinamo
4) Bola lampu
5) Saklar
Yang termasuk sumber energi listrik DC yang
benar adalah ….
a. 1, 3 dan 5
b. 1, 3 dan 4
c. 1, 2 dan 4
d. 1, 3 dan 5
e. 1, 2 dan 3
Sumber energi listrik adalah
Accu (Aki), batu baterai dan
dynamo.
Mengeks-
plorasi
prinsip kerja
peralatan
listrik searah
dalam
kehidupan
sehari-hari
Menilai
pernyataan alat
pemanfaatan arus
listrik searah (DC)
33. Seorang siswa menyalakan kipas angin portabel,
dia menekan tombol angka 1 kemudian putaran
baling-baling pada kipas angin sangat cepat dan
menyebabkan angin sangat kencang. Setelah itu,
dia menekan lagi ke tombol angka 2, dan putaran
kipas angin melambat sehingga menyebakan angin
lebih pelan dari angin sebelumnya. Lalu dia
menekan lagi di tombol angka 3, putaran baling-
baling pada tombol angka ini sangat lambat
sehingga angin menjadi sangat pelan.
Rangkaian yang sesuai dengan cerita di atas
sebagai berikut
Kunci jawaban : a
Alasan :
Karena kecepatan putaran
baling-baling kipas angin
dipengaruhi oleh resistor.
𝑉 = 𝐼. 𝑅
𝐼 ∞ 1
𝑅
Jika kita menganggap tegangan
senilai 12 V, maka arus pada
masing-masing resistor :
Pada gambar a
𝐼1 =𝑉
𝑅1=
12 𝑉
410 Ω= 0.029 A
C5
204
Rangkaian yang tepat dan nilai resistor yang
sesuai dengan cerita diatas adalah …
a.
𝐼2 =𝑉
𝑅2=
12 𝑉
88 Ω= 0.136 A
𝐼3 =𝑉
𝑅3=
12 𝑉
120 Ω= 0.1 A
𝐼4 =𝑉
𝑅4=
12 𝑉
420 Ω= 0.0285
Pada gambar C
𝐼1 =𝑉
𝑅1=
12 𝑉
88 Ω= 0.029 A
𝐼2 =𝑉
𝑅2=
12 𝑉
410 Ω= 0.028 A
𝐼3 =𝑉
𝑅3=
12 𝑉
120 Ω= 0.1 A
𝐼4 =12 𝑉
420 Ω= 0.0285 A
Pada gambar D
𝐼1 =𝑉
𝑅1=
12 𝑉
88 Ω= 0.029 𝐴
𝐼2 =𝑉
𝑅2=
12 𝑉
410 Ω= 0.028 𝐴
𝐼3 =𝑉
𝑅3=
12 𝑉
420 Ω= 0.028 A
𝐼4 =12 𝑉
120 Ω= 0.1 A
Pada gambar E
𝐼1 =𝑉
𝑅1=
12 𝑉
420 Ω= 0.028 A
𝐼2 =𝑉
𝑅2=
12 𝑉
410 Ω= 0.028 A
𝐼3 =𝑉
𝑅3=
12 𝑉
88 Ω= 0.136
205
b.
c.
d.
𝐼4 =12 𝑉
120 Ω= 0.1
Maka gambar yang sesuai adalah
rangkaian pada gambar a
206
e.
Memformulasikan
besar energi listrik
Menyebutkan
faktor yang
mempengaruhi
energi lisrik
34. Faktor-faktor yang mempengaruhi besar energi
pada kapasitor, yaitu….
a. tegangan, suhu dan volum
b. tegangan, kuat arus dan waktu
c. kuat arus, suhu dan waktu
d. kuat arus, waktu dan volum
e. tegangan, hambatan dan daya
Kunci jawaban: b
Jawab:
Energi listrik (J) secara
matematis:
𝑊 = 𝑉 x 𝐼 x 𝑡
Keterangan:
𝑉 =Tegangan (V)
𝐼 =Kuat arus (A)
𝑡 = waktu (s).
C1
Menganalisis
perubahan energi
listrik menjadi
kalor
35. Sebuah kompor listrik dengan spesifikasi 600
W/220 V. Kompor digunakan untuk memanaskan
1 kg air suhu awal air 20℃ selama 7 menit, jika
kalor jenis air 4200 J. kg−1. ℃−1 maka suhu akhir
air yaitu….
Kunci jawaban: d
Diketahui:
𝑃 = 600 W
𝑉 = 220 V
𝑚 = 1 kg
C3
207
a. 50℃
b. 60℃
c. 70℃
d. 80℃
e. 90℃
𝑇1 = 20℃
𝑡 = 7 menit = 420 s
𝑐 = 4200 J . 𝑘𝑔−1. ℃−1)
Ditanya:
𝑇2?
Jawab:
𝑊 = 𝑄kalor
𝑃 x 𝑡 = 𝑚 x 𝑐 x ∆𝑇
600 x 420 = 1 x 4200 x ∆𝑇
252000 = 4200 x ∆𝑇
252000
4200= ∆𝑇
60℃ = ∆𝑇
Maka suhu air
∆𝑇 = 𝑇2 − 𝑇1
60 = 𝑇2 − 20
𝑇2 = 60 + 20
= 80℃
Menganalisis
besar daya listrik
dalam kehidupan
sehari-hari
Mengidentifikasi
pernyataan terkait
daya listrik
36. Perhatikan pernyataan dibawah ini!
1) Banyaknya muatan listrik (∑ 𝑄) yang mengalir
melalui penampang suatu konduktor per satuan
waktu (∑ 𝑡)
Kunci jawaban: d
Jawab:
Definisi daya listrik adalah
Banyaknya energi listrik yang
C1
208
2) Banyaknya muatan yang terdapat pada suatu
benda
3) Aliran potensial listrik yang mengalir akibat
perbedaan muatan listrik
4) Banyaknya energi listrik yang diubah menjadi
energi dalam bentuk lain tiap satuan waktu
5) Aliran muatan listrik pada suatu rangkaian
akibat perbedaan muatan listrik antara ujung
penghantar
6) Dinyatakan dengan lambang 𝑃
Manakah pernyataan yang benar tentang daya
listrik …
a. 1 dan 2
b. 3 dan 4
c. 4 dan 5
d. 4 dan 6
e. 5 dan 1
diubah menjadi energi dalam
bentuk lain tiap satuan waktu.
Secara matematis:
𝑃 =𝑊
𝑡= 𝑉. 𝐼 =
𝑉2
𝑅= 𝐼2𝑅
Keterangan:
𝑃 = Daya listrik (W)
𝑊 = Energi listrik (J)
𝑉 = Tegangan (V)
𝐼 = Kuat arus listrik (A)
𝑅 = Hambatan(Ω)
𝑡 = Waktu (s)
Mengolah
data fisis
pada grafik
hubungan
antara
Disajikan grafik
hubungan (𝑊) →
(𝑡) dilengkapi
data fisis.
37. Perhatikan grafik hubungan antara energi (𝑊)
dan waktu (𝑡) dari lima buah rangkaian lampu
dipasang pada tegangan tetap seperti gambar
berikut.
Kunci jawaban: a
Alasan:
1) 𝑃 =𝑊
𝑡=
50
3=
16,7 watt
2) 𝑃 =𝑊
𝑡=
90
2= 45 watt
C3
209
energi (𝑊)
dan waktu
(𝑡)
rangkaian
DC
Daya paling kecil ditunjukkan pada rangkaian
….
a.
b.
c.
d.
e.
3) 𝑃 =𝑊
𝑡=
100
5=
20 watt
4) 𝑃 =𝑊
𝑡=
75
3= 25 watt
5) 𝑃 =𝑊
𝑡=
80
4= 20 watt
210
Mengecek daya
suatu lampu yang
tertulis pada
spesifikasi lampu
38. Lampu dilengkapi label (20 W - 220 V). Dengan
daya 𝑃 lampu saat menyala menjadi 1/9 nya maka,
tegangan untuk menghidupkan lampu menjadi …
a. 1/2 tegangan spesifikasi lampu
b. 1/3 tegangan spesifikasi lampu
c. 1/4 tegangan spesifikasi lampu
d. 1/5 tegangan spesifikasi lampu
e. 1/6 tegangan spesifikasi lampu
Kunci jawaban: b
Diketahui:
𝑉1 = 220 V.
P1 = 20 W
P2 =1
4𝑃1
Ditanya:
𝑉2?
Jawab :
𝑃 =𝑉2
𝑅
maka 𝑃 ∝ 𝑉2
artinya 𝑃 sebanding dengan 𝑉2
𝑃2 = 𝑉22
1
9𝑉1 = 𝑉2
2
√(1
9) = 𝑉2
1
3= 𝑉2
Maka tegangan dirancang 1/3
dari spesifikasi lampu.
C4
211
Memprediksi
banyaknya lampu
dengan daya
listrik
39. Sebuah gedung memasang listrik PLN sebesar
1200 W dengan tegangan 220 V. Jika untuk
penerangan gedung itu menggunakan lampu 100
W,/220 V, maka jumlah lampu maksimum yang
dapat dipasang sebanyak….
a. 10 buah
b. 12 buah
c. 16 buah
d. 18 buah
e. 20 buah
Kunci jawaban: b
Diketahu:
𝑃𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 1200 watt
𝑃1 = 100 watt
𝑉1 = 220 volt
𝑉2 = 220 volt
Ditanya:
𝑛𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢?
Jawab :
𝑃1
𝑃2
= (𝑉1
𝑉2
)2
100
𝑃2
= (220
220)
2
100
𝑃2
=48400
48400
𝑃2 = 100 watt
𝑛lampu =Ptotal
P2
=1200
100
𝑛lampu = 12 buah
C4
Menyajikan
hasil
evaluasi dari
prinsip kerja
Mengevaluasi
waktu jika
diketahui daya
listrik pada dua
40. Heater A dan B identik dengan label 250W/220V.
Heater A dan B dihubungkan paralel untuk
memanaskan air satu panci membutuhkan waktu
Kunci jawaban : e
Alasan:
C4
212
peralatan
listrik arus
searah
heater identik
yang
dihubungkan
secara seri dan
paralel.
7,5 menit. Jika Heater A dihubungkan seri dengan
Heater B, maka waktu yang dibutuhkan adalah …
a. 2 kali lebih cepat heater dihubungkan seri
b. 2 kali lebih lama heater dihubungkan seri
c. 3 kali lebih cepat heater dihubungkan seri
d. 3 kali lebih lama heater dihubungkan seri
e. 4 kali lebih lama heater dihubungkan seri.
Untuk mendidikan panci dengan
satu heater membutuhkan kalor
sebanyak :
𝑄 = 𝑃. 𝑡
𝑄 = 250 𝑊 (15 x 60)
𝑄 = 225.000 J
Mengunakan Heater A dan B
dihubungkan seri
𝑃𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 =1
𝑃1
+1
𝑃2
𝑃𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 =1
250 𝑊+
1
250 𝑊
𝑃𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 125 𝑊
𝑡 =𝑄
𝑃
𝑡 =225.000
125
𝑡 = 1800 𝑠 = 30 menit
Jika heater A dan B identik
dihubungksn seri maka tegangan
masing-masing heater 220/2 =
110 V.
213
INSTRUMEN SOAL
Nama : Hari/Tanggal :
Kelas : Mata Pelajaran : FISIKA
Pilihlah jawaban yang tepat !
1. Perhatikan gambar rangkaian di bawah
ini!
Jika saklar S ditutup seperti pada
gambar 2. Aliran arus listrik
menyalakan lampu pada rangkaian,
terjadi karena adanya …
a. perpindahan kalor pada kawat
penghantar ketika diberi tegangan
b. banyaknya muatan yang terdapat
pada suatu benda
c. hambatan dalam suatu penghantar
d. Perpindahan elektron dari beda
potensial tinggi ke beda potensial
rendah pada rangkaian tertutup
e. elektron dalam penghantar
Untuk soal nomor 2 dan 3 perhatikan
benda A dan benda B yang memiliki
elektron 𝒆− seperti pada gambar di
bawah ini.
2. Manakah pernyataan arus listrik yang
benar jika kedua benda dihubungkan
…
a. Benda A mempunyai potensial
listrik lebih tinggi dari benda B
b. Benda A mempunyai potensial
listrik lebih rendah dari benda B
c. Benda B mempunyai potensial
listrik lebih rendah dari benda A
d. Benda B mempunyai potensial
listrik lebih tinggi dari benda A
e. Benda A dan Benda B memiliki
beda potensial yang sama-sama
rendah.
3. Beda potensial listrik disebabkan oleh
adanya….
a. kuat arus listrik yang keluar dari
satu titik percabangan
b. kuat arus listrik yang masuk ke
suatu titik percabangan
c. perbedaan potensial listrik antara
ujung-ujung penghantar sebelum
dialiri arus listrik
d. dua benda yang memiliki potensial
listrik sama dihubungkan oleh suatu
penghantar
e. perbedaan potensial listrik antara
ujung-ujung penghantar sesudah
dialiri arus listrik.
214
4. Sebuah Hair dryer dihubungkan
dengan tegangan 220 V dan kuat arus
3,6 A selama 10 menit. Berdasarkan
informasi tersebut, banyak muatan
𝑞 yang mengalir sebesar….
a. 2,16 x 103 C
b. 2,20 x 103 C
c. 2,24 x 103 C
d. 2,26 x 103 C
e. 2,28 x 103 C.
5. Seorang siswa SMA melihat fenomena
seperti pada gambar di bawah ini!
Jika siswa di atas berpendapat bahwa
arus listrik mengalir melalui tubuh
burung (tersetrum).
Pendapat tersebut …
a. Benar, karena burung merupakan
hewan berdarah dingin, sehingga
aliran listrik mudah mengalir pada
tubuh burung (tersetrum).
b. Benar, karena burung memiliki
beda potensial yang sama dengan
kabel listrik
c. Salah, karena burung tidak akan
kesetrum saat hinggap di satu kabel
karena didalam sebuah kabel tidak
ada perbedaan teganagan listrik.
d. Benar, karena dalam tubuh burung
termasuk konduktor listrik, karena
burung tidak bersentuhan dengan
tanah maka tubuhnya akan dialiri
arus listrik.
e. Salah, karena ketika burung
hinggap di kabel mereka hanya
menggunakan satu kaki.
6. Jika saklar S ditutup, maka rangkaian
manakah yang salah untuk mengukur
tegangan listrik menggunakan
voltmeter ….
a.
d
.
b
.
e.
c.
7. Alat ukur listrik manakah yang
digunakan untuk mengukur kuat arus
listrik ….
a.
Wattmeter
b.
Voltmeter
c.
Megger
d.
Osiloskp
215
e.
Multimeter
analog
8. Nilai hambatan (𝑅) dalam suatu
rangkaian dapat diketahui dengan
menggunakan rangkaian seperti
gambar dibawah ini.
Jika saklar S ditutup, Nilai hambatan
(𝑅) yaitu….
f. 2 Ω d. 15 Ω
g. 5 Ω e. 20 Ω
h. 10 Ω
9. Pernyataan hukum ohm yang salah
berdasarkan grafik beda potensial (V)
terhadap arus (I) dibawah ini adalah …
a. Beda potensial yang diberikan
semakin besar, maka semakin besar
arus listrik yang akan dihasilkan.
b. Nilai hambatan yang dimiliki
konduktor semakin besar, maka
kuat arus yang dihasilkan akan
semakin kecil.
c. Kuat arus yang mengalir dari suatu
konduktor berbanding lurus dengan
besar beda potensial yang diberikan
kedua ujungnya.
d. Nilai hambatan yang dimiliki kawat
penghantar berbanding lurus
dengan kuat arus yang dihasilkan.
e. Kuat arus yang mengalir dari suatu
kawat penghantar semakin besar,
maka hambatan yang dimiliki kawat
penghantar semakin kecil.
10. Sebuah lampu yang dihubungkan
dengan sumber tegangan listrik 3 V,
ketika diukur ternyata kuat arusnya
adalah 0,2 A. Hambatan lampu sebesar
…
a. 5 Ω d. 20 Ω
b. 10 Ω e. 25 Ω
c. 15 Ω
11. Sebuah lampu senter kecil
menghasilkan arus 300 mA melalui
baterai 1,5 V dan hambatan bola lampu
tersebut 5,0 Ω. Jika tegangan turun
sampai 1,2 V. maka, arus berubah
menjadi …
a. 0,14 A d. 0,45 A
b. 0,24 A e. 3,0 A
c. 0,3 A
12. Perhatikan tabel data dari percobaan
Ohm dibawah ini!
V ( V) I (A) R (Ω)
216
3,0 1,5 2,0
4,0 2,0 2,0
5,0 2,5 2,0
6,0 3,0 2,0
Berdasarkan data di atas, ditunjukkan
pada grafik ….
13. Berdasarkan percobaan Ohm, tegangan
(V) dan kuat arus (I) pada sebuah
resistor ditunjukkan grafik V terhadap I
pada gambar dibawah ini.
Pada saat tegangan (V) 3 volt. Maka,
kuat arus yang mengalir sebesar….
f. 0,03 A d. 1,15 A
g. 0,04 A e. 1,35 A
h. 0,07 A
14. Perhatikan lima buah lampu identik (L)
dan lima buah amperemeter (A)
disusun dalam rangkaian sebagai
berikut!
Jika saklar S ditutup, kuat arus yang
ditunjukkan oleh amperemeter B (𝐼𝐵)
sebesar 0,4 A maka:
1) Nilai arus 𝐼𝐷 lebih besar daripada 𝐼𝐵
2) Nilai arus 𝐼𝐷 lebih kecil daripada 𝐼𝐵
3) Nilai arus 𝐼𝐹 lebih kecil daripada 𝐼𝐵
4) Nilai arus 𝐼𝐵 sama besar dengan 𝐼𝐹
5) Nilai arus 𝐼𝐵 sama besar dengan 𝐼𝐸
Pernyataan diatas yang benar sesuai
rangkaian di atas …
a. (1) dan (2)
b. (1) dan (3)
c. (1) dan (4)
d. (1) dan (5)
e. (2) dan (5)
15. Perhatikan rangkaian empat buah
lampu identik tersusun pada gambar
berikut ini!
Jika saklar S ditutup, maka :
(1) L4 menyala paling terang
217
(2) L1 lebih terang daripada L2
(3) L2 dan L3 sama terangnya
(4) Jika L2 mati, maka semua lampu
mati
Manakah pernyataan yang benar …
a. (1) dan (3)
b. (2) dan (4)
c. (1), (2) dan (3)
d. (1), (2) dan (4)
e. (1), (2), (3) dan (4).
16. Perhatikan gambar rangkaian berikut!
Jika saklar S ditutup, Nilai hambatan
pengganti pada rangkaian diatas
sebesar….
a. 3 Ω d. 21 Ω
b. 9 Ω e. 25 Ω
c. 15 Ω
17. Perhatikan gambar rangkaian berikut!
Jika saklar S ditutup, maka besar
hambatan 𝑅2 dan arus pada
amperemeter 𝐴1 adalah ….
a. 10 Ω dan 0,25 A
b. 20 Ω dan 0,45 A
c. 40 Ω dan 0,65 A
d. 60 Ω dan 0,85 A
e. 80 Ω dan 1,00 A
18. Jika saklar S ditutup, maka rangkaian
yang benar dengan hambatan
ekuivalen bernilai 4 Ω adalah …
a.
b.
c.
d.
e.
19. Perhatikan gambar rangkaian di bawah
ini!
Jika saklar S ditutup, maka:
4) Hambatan total pada rangkaian
adalah 25 Ω
5) Kuat arus rangkaian adalah 2 A
6) Jika tegangan menjadi dua kali lipat
maka arusnya menjadi lebih besar
218
Pernyataan yang benar adalah ….
a. (1) saja d. (1) dan (3)
b. (2) saja e. (2) dan (3)
c. (1) dan (2)
20. Faktor faktor yang mempengaruhi
hambatan suatu kawat konduktor,
antara lain:
1) Panjang kawat
2) Hambatan jenis kawat
3) Luas penampang kawat
Data diatas yang sebanding dengan
besar hambatan suatu kawat
ditunjukkan nomor….
a. 1 dan 2 d. 3 saja
b. 1 dan 3 e. 1, 2 dan 3
c. 2 saja
21. Perhatikan tabel berikut ini!
Nikrom
A
Nikrom
B
Panjang
(m)
3 3
diameter
(m)
𝑑𝐴 1
2𝑑𝐴
Hambatan
(Ω)
20 Ω 𝑥
Perbandingan hambatan kawat B dengan
hambatan kawat A yaitu …
a. Hambatan kawat B sama besar
dengan kawat A
b. Hambatan kawat B tiga kali lebih
besar dari hambatan kawat A
c. Kawat A tiga kali lebih besar dari
hambatankawat B
d. Kawat B empat kali lebih besar dari
kawat A
e. Kawat A empat kali lebih besar dari
kawat B
22. Tabel di bawah ini merupakan data
fisis hasil percobaan lima buah kawat
dengan hambatan yang sama!
Kawat Panjang
(m)
Luas
Penampang
(m2)
1 0,3 3,0
2 0,2 3,0
3 0,5 3,0
4 1,0 2,0
5 1,0 3,0
Berdasarkan tabel diatas, urutkan yang
memiliki nilai kawat jenis dari terbesar
hingga terkecil ditunjukkan oleh
nomor….
a. 1-3-4-5-2 d. 4-1-2-3-5
b. 2-1-4-5-3 e. 5-1-2-3-4
c. 4-5-3-2-1
23. Perhatikan resistor dilengkapi dengan
kode cicin warna seperti pada gambar!
Nilai hambatan resistor tersebut yaitu
….
a. Batas bawah 210,6 Ω batas atas
257,4 Ω
b. batas bawah 2106 Ω batas atas 2574
Ω
c. batas bawah 21060 Ω batas atas
25740 Ω
219
d. Batas bawah 222,3 Ω batas atas
245.7 Ω
e. batas bawah 2223 Ω batas atas 2457
Ω
24. Amati gambar rangkaian arus di bawah
ini!
Kuat arus 𝐼3 sebesar….
a. 0,75 A d. 2,00 A
b. 1,00 A e. 3,00 A
c. 1,75 A
25. Perhatikan gambar rangkaian arus di
bawah ini!
1)
2)
3)
4)
Rangkaian yang menunjukkan hukum I
Kirchhoff yang benar yaitu ….
f. (1) dan (2) d. (2) dan (3)
g. (1) dan (3) e. (3) dan (4)
h. (1) dan (4)
26. Perhatikan gambar rangkaian di bawah
ini!
Jika saklar S ditutup, maka kuat arus
yang dilalui R2 sebesar….
a. 0,75 A d. 4,5 A
b. 1,5 A e. 6,0 A
c. 3,0 A
27. Perhatikan rangkaian listrik arus searah
seperti pada gambar!
Jika saklar S ditutup, Pernyataan yang
benar adalah …
a. Jumlah arus total (𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙) = 6 A dan
jumlah ggl baterai (𝜀) = 6 𝑉
220
b. Jumlah arus total (𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙) = 6 mA
dan jumlah ggl baterai (𝜀) = 6 mV
c. Jumlah arus total (𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙) = 4,8 mA
dan jumlah ggl baterai (𝜀) = 6 𝑉
d. Jumlah arus total (𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙) = 3 A dan
jumlah ggl baterai (𝜀) = 6 𝑉
e. Jumlah arus total (𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙) = 6 mA
dan jumlah ggl baterai (𝜀) = 6 𝑉.
28. Perhatikan rangkaian listrik di bawah
ini!
Jika saklar S ditutup. Kuat arus I yang
mengalir pada rangkaian sebesar …
a. 0,75 d. −1,00 A
b. −0,75 e. 1, 66 A
c. 1,00 A
29. Perhatikan gambar rangkaian listrik di
bawah ini!
Jika saklar S ditutup, maka kuat arus
yang dilalui hambatan 𝑅1 sebesar….
a. 0,5 A d. 0,20 A
b. 0,10 A e. 0,25 A
c. 0,15 A
30. Perhatikan rangkaian listrik di bawah
ini!
Jika saklar S ditutup, maka beda
potensial antara titik E dan B adalah ….
a. 15 V d. 6 V
b. 12 V e. 3 V
c. 9 V
31. Perhatikan gambar rangkaian di bawah
ini!
Jika saklar S ditutup, maka tegangan
jepit rangkaian sebesar….
a. 8,0 V d. 8,6 V
b. 8,1 V e. 8,9 V
c. 8,3 V
32. Perhatikan pernyataan terkait alat
listrik di bawah ini!
1) Accu (Aki)
2) Batu baterai
3) Dinamo
4) Bola lampu
5) Saklar
Yang termasuk sumber energi listrik
DC yang benar adalah ….
221
a. 1, 3 dan 5
b. 1, 3 dan 4
c. 1, 2 dan 4
d. 1, 3 dan 5
e. 1, 2 dan 3
33. Seorang siswa menyalakan kipas angin
portabel, dia menekan tombol angka 1
kemudian putaran baling-baling pada
kipas angin sangat cepat dan
menyebabkan angin sangat kencang.
Setelah itu, dia menekan lagi ke tombol
angka 2, dan putaran kipas angin
melambat sehingga menyebakan angin
lebih pelan dari angin sebelumnya. Lalu
dia menekan lagi di tombol angka 3,
putaran baling-baling pada tombol
angka ini sangat lambat sehingga angin
menjadi sangat pelan.
Rangkaian yang sesuai dengan cerita di
atas sebagai berikut
Rangkaian yang tepat dan nilai resistor
yang sesuai dengan cerita diatas adalah
…
a.
b.
c.
d.
e.
34. Faktor-faktor yang mempengaruhi
besar energi pada kapasitor, yaitu …
a. tegangan, suhu dan volum
b. tegangan, kuat arus dan waktu
c. kuat arus, suhu dan waktu
d. kuat arus, waktu dan volum
e. tegangan, hambatan dan daya
222
35. Sebuah kompor listrik dengan
spesifikasi 600 W/220 V. Kompor
digunakan untuk memanaskan 1 kg air
suhu awal air 20℃ selama 7 menit, jika
kalor jenis air 4200 J. kg−1. ℃−1 maka
suhu akhir air yaitu….
a. 50℃ d. 80 ℃
b. 60℃ e. 90 ℃
c. 70℃
36. Perhatikan pernyataan di bawah ini!
1) Banyaknya muatan listrik (∑ 𝑄)
yang mengalir melalui penampang
suatu konduktor per satuan waktu
(∑ 𝑡)
2) Banyaknya muatan yang terdapat
pada suatu benda
3) Aliran potensial listrik yang
mengalir akibat perbedaan muatan
listrik
4) Banyaknya energi listrik yang
diubah menjadi energi bentuk lain
tiap satuan waktu
5) Aliran muatan listrik pada suatu
rangkaian akibat perbedaan muatan
listrik antara ujung penghantar
6) Dinyatakan dengan simbol 𝑃
Manakah pernyataan yang benar tentang
daya listrik …
a. 1 dan 2 d. 4 dan 6
b. 3 dan 4 e. 5 dan 1
c. 4 dan 5
37. Perhatikan grafik hubungan antara
energi (𝑊) dan waktu (𝑡) dari lima
buah rangkaian lampu di pasang pada
tegangan tetap.
Daya paling kecil ditunjukkan pada
rangkaian ….
a.
b.
c.
d.
e.
38. Lampu dilengkapi label (20 W/220 V).
Dengan daya 𝑃 lampu saat menyala
menjadi 1/9 nya maka, tegangan untuk
menghidupkan lampu menjadi …
a. 1/2 tegangan spesifikasi lampu
b. 1/3 tegangan spesifikasi lampu
c. 1/4 tegangan spesifikasi lampu
d. 1/5 tegangan spesifikasi lampu
e. 1/6 tegangan spesifikasi lampu
39. Sebuah gedung memasang listrik PLN
sebesar 1200 W dengan tegangan 220
V. Jika untuk penerangan gedung itu
223
menggunakan lampu 100 W/220 V,
maka jumlah lampu maksimum yang
dapat dipasang sebanyak….
a. 10 buah d. 18 buah
b. 12 buah e. 20 buah
c. 16 buah
40. Heater A dan B identik dengan label
250W/220V. Heater A dan B
dihubungkan paralel untuk memaskan
air satu panci membutuhkan waktu 7,5
menit. Jika Heater A dan B jika
dihubungkan seri, maka waktu yang
dibutuhkan adalah …
a. 2 kali lebih cepat heater
dihubungkan seri
b. 2 kali lebih lama heater
dihubungkan seri
c. 3 kali lebih cepat heater
dihubungkan seri
d. 3 kali lebih lama heater
dihubungkan seri
e. 4 kali lebih lama heater
dihubungkan seri
224
LEMBAR JAWABAN PILIHAN GANDA
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
A
B
C
D
E
No. 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
A
B
C
D
E
No. 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
A
B
C
D
E
225
Lampiran B.2.a
ANALISIS INTRUMEN TES
226
RELIABILITAS INSTRUMEN TES
227
DAYA PEMBEDA INSTRUMEN TES
228
TARAF KESUKARAN INSTRUMEN TES
229
REKAPITULASI HASIL UJI COBA INSTRUMEN
Rata-rata : 24.86 Reliabilitas Tes : 0.84
Simpang baku : 5.11 Butir soal : 40 Soal
Korelasi XY : 0.72 Jumlah Subjek : 36 Siswa
No Validitas (Korelasi) Taraf Kesukaran Daya Pembeda