VALUASI EKONOMI WISATA AGRO WONOSARI DENGAN …repository.ub.ac.id/4254/1/Putra, Bagas Menggala.pdf · VALUASI EKONOMI WISATA AGRO WONOSARI DENGAN PENDEKATAN INDIVIDUAL TRAVEL COST
Post on 10-Dec-2020
5 Views
Preview:
Transcript
VALUASI EKONOMI WISATA AGRO WONOSARI
DENGAN PENDEKATAN INDIVIDUAL TRAVEL COST METHOD (ITCM)
SKRIPSI
Oleh
BAGAS MENGGALA PUTRA
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
VALUASI EKONOMI WISATA AGRO WONOSARI
DENGAN PENDEKATAN INDIVIDUAL TRAVEL COST METHOD (ITCM)
Oleh :
BAGAS MENGGALA PUTRA
135040107111033
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S-1)
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa segala pernyataan dalam skripsi ini merupakan hasil
penelitian saya sendiri, dengan bimbingan komisi pembimbing. Skripsi ini tidak pernah
diajukan untuk memperoleh gelar di perguruan tinggi manapun dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang dengan jelas ditunjukkan rujukannya dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Malang, Juli 2017
Bagas Menggala Putra
LEMBAR PERSETUJUAN
Judul Skripsi : Valuasi Ekonomi Wisata Agro Wonosari dengan
Pendekatan Individual Travel Cost Method (ITCM)
Nama Mahasiswa : Bagas Menggala Putra
NIM : 135040107111033
Jurusan : Sosial Ekonomi Pertanian
Program Studi : Agribisnis
Menyetujui : Dosen Pembimbing
Disetujui Oleh:
Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,
Dr. Ir. Suhartini, MP Condro Puspo Nugroho, SP., MP
NIP. 1968040112008012015 NIP. 198804162014041001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian
Mangku Purnomo, SP., M.Si., Ph.D
NIP. 197704202005011001
Tanggal Persetujuan: …………………..
LEMBAR PENGESAHAN
Mengesahkan
MAJELIS PENGUJI
Penguji I, Penguji II,
Medea Ramadhani Utomo, SP., M.Si Dr. Ir. Suhartini, MP
NIK. 2016099003311001 NIP. 1968040112008012015
Penguji III,
Condro Pusponugroho, SP., MP
NIK. 198804162014041001
Tanggal Lulus:
LEMBAR PERUNTUKAN
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan berkat dan rahmat-Nya
kepada hamba-Nya terutama untuk penulis. Shalawat serta salam tak lupa dipanjatkan
kepada suri tauladan terbaik Nabi Muhammad SAW. Pada kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penulisan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung, ucapan
terima kasih ini penulis sampaikan kepada :
1. Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat serta hidayah-Nya.
2. Kedua orang tua, adik dan keluarga besar yang selalu hadir dan mendoakan.
3. Ibu Dr. Ir. Suhartini, MP dan Condro Puspo Nugroho, SP., MP selaku dosen
pembimbing yang telah membimbing, mengarahkan serta memberikan saran yang
bermanfaat.
4. Bapak Budi Utomo selaku manajer PT. Perkebunan Nusantara XII yang telah
menerima untuk melaksanakan kegiatan penelitian di Wisata Agro Wonosari.
5. Bapak Dani dan Ibu Yanti selaku karyawan PT. Perkebunan Nusantara XII yang
turut membantu dalam kegiatan penelitian di Wisata Agro Wonosari.
6. Bapak Medea Ramadhani Utomo, SP., MSi selaku dosen penguji yang telah
menguji dan memberikan saran perbaikan skripsi.
7. Civitas akademika Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Brawijaya yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang membantu
dalam kelancaran pembuatan skripsi ini.
8. Teman-teman dari 8’en, Jamilah, Sendur dan Kos Bu Rudi yang selalu membantu
dan mendukung dengan cara yang fantastis dan bombastis.
Seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, atas segala bantuan
dan dukungannya.
i
RINGKASAN
Bagas Menggala Putra. 135040100111033. Valuasi Ekonomi Wisata Agro
Wonosari dengan Pendekatan Individual Travel Cost Method (ITCM). Di bawah
bimbingan Dr. Ir. Suhartini, MP dan Condro Pusponugroho, SP., MP.
Memasuki era globalisasi, sektor pariwisata berperan penting dalam
pembangunan ekonomi di berbagai negara. Sektor pariwisata Indonesia
menyumbangkan devisa negara yang cukup besar bagi negara. Jawa Timur
menempati posisi pertama dari keempat provinsi di Indonesia yang merupakan pusat
aktivitas pariwisata setelah Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jakarta. Menjadi salah satu
ikon pariwisata bidang pertanian di provinsi Jawa Timur, Kabupaten Malang mulai
berbenah, mempercantik diri dan menambah pembangunan infrastruktur kawasan-
kawasan pariwisata berbasis alam yang berkelanjutan.
Dalam mencapai pemanfaatan sumberdaya alam secara optimal dan
berkelanjutan, diperlukan pengetahuan dan perhitungan yang realistis dalam menggali
manfaat sumberdaya alam secara menyeluruh, baik manfaat yang nyata (tangible)
maupun manfaat yang tidak dapat dinyatakan secara jelas (intangible). Namun hingga
kini, manfaat tersebut belum dikelola dengan baik dan optimal oleh pemerintah daerah
maupun pihak pengelola Wisata Agro Wonosari, sehingga dapat mengakibatkan
menurunnya minat pengunjung dalam berwisata di Wisata Agro Wonosari. Dalam hal
ini, pengunjung berperan penting dalam upaya peningkatan pengembangan kualitas
Wisata Agro Wonosari. Peran tersebut berupa biaya yang dikeluarkan pengunjung
untuk kegiatan wisata di Wisata Agro Wonosari, dimana biaya tersebut merupakan
proxy (perwakilan) dari penerimaan Wisata Agro Wonosari.
Wisata Agro Wonosari memiliki target pencapaian pengunjung yang setiap
tahunnya mengalami peningkatan sebesar 50.000 pengunjung. Dalam meningkatkan
permintaan kunjungan, pengelola Wisata Agro Wonosari perlu melakukan
pengembangan lokasi wisata. Apabila terjadi kesalahan dalam pengembangan suatu
lokasi wisata alam dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dan ekonomi. Oleh
karena itu, diperlukan suatu informasi menggunakan pendekatan ekonomi dan
ii
lingkungan sebagai dasar pertimbangan dalam pengembangan lokasi wisata yang
berorientasi terhadap peningkatan kualitas lingkungan.
Upaya yang dilakukan untuk mendapatkan informasi yang tepat dalam
mengembangkan lokasi wisata berbasis alam adalah dengan valuasi ekonomi. Valuasi
ekonomi merupakan salah satu metode yang dilakukan untuk menghitung nilai
ekonomi sumber daya alam dan lingkungan dalam bentuk nilai uang. Metode valuasi
ekonomi yang dapat digunakan salah satunya adalah dengan pendekatan ITCM
(Individual Travel Cost Method). Prinsip dasar metode ITCM adalah teori permintaan,
dimana nilai yang diberikan seseorang terhadap lingkungan (atribut yang tidak
terpasarkan) dapat disimpulkan dari biaya yang dikeluarkan ke lokasi yang dikunjungi
(biaya perjalanan). Dengan pendekatan tersebut, dalam melakukan valuasi ekonomi
Wisata Agro Wonosari dibutuhkan data mengenai karakteristik pengunjung. Namun,
persepsi pengunjung terhadap lokasi wisata juga perlu diketahui agar pengembangan
lokasi wisata sejalan dengan apa yang diinginkan pengunjung. Disamping itu,
diperlukan analisis nilai penerimaan potensial yang bertujuan untuk mengetahui
perbandingan antara nilai ekonomi manfaat lingkungan dengan penerimaan yang
diterima oleh Wisata Agro Wonosari.
Dari uraian diatas, maka dapat dirumuskan tujuan penelitian ini adalah (1)
Mengidentifikasi karakteristik dan persepsi pengunjung terhadap Wisata Agro
Wonosari; (2) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan wisata di
Wisata Agro Wonosari; (3) Mengestimasi nilai ekonomi wisata dari Wisata Agro
Wonosari berdasarkan pendekatan metode biaya perjalanan; dan (4) Mengestimasi
penerimaan potensial dari Wisata Agro Wonosari tahun 2017 berdasarkan penjualan
tiket masuk. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif kualitatif, dimana untuk
menjawab tujuan penelitian, yaitu tujuan pertama dilakukan dengan analisis deksriptif
kualitatif. Kedua, menduga faktor-faktor yang mempengaruhi yang dianalisis
menggunakan regresi linear berganda. Ketiga, mengestimasi nilai ekonomi dengan
pendekatan metode biaya perjalanan, dimana biaya tersebut mencerminkan besaran
nilai yang diberikan pengunjung terhadap Wisata Agro Wonosari. Keempat,
mengestimasi nilai penerimaan potensial pada tahun 2017 berdasarkan penjualan tiket
iii
masuk.
Hasil penelitian yang telah dilakukan, didapatkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi permintaan kunjungan wisata secara signifikan adalah variabel total
biaya perjalanan, usia, jenis kelamin dan status menikah. Selain itu, diketahui nilai
surplus konsumen Wisata Agro Wonosari setiap kunjungan per orang adalah Rp
50.000. Kemudian, dapat diketahui nilai ekonomi Wisata Agro Wonosari per tahun
dengan mengalikan surplus konsumen dengan jumlah pengunjung selama satu tahun
sebelumnya atau pada tahun 2016 adalah sebesar Rp 15.440.500.000. Sedangkan nilai
penerimaan potensial Wisata Agro Wonosari per tahun yang didapatkan melalui
penjualan tiket masuk sebesar Rp 4.531.000.000 atau sebesar 29,3% dari nilai
ekonomi Wisata Agro Wonosari. Mengingat nilai ekonomi dirumuskan berdasarkan
surplus konsumen. Jadi, pengunjung pada dasarnya bersedia membayar lebih tinggi
dari harga fasilitas yang telah ditawarkan oleh Wisata Agro Wonosari pada saat ini
atau pada tahun 2017.
iv
SUMMARY
Bagas Menggala Putra. 135040107111033. Economic Valuation of Wisata Agro
Wonosari using Individual Travel Cost Method (ITCM) Approach. Under The
Guidance of Dr. Ir. Suhartini, MP and Condro Pusponugroho, SP., MP.
Entering the era of globalization, the tourism sector plays an important role in
economic development in various countries. Indonesia's tourism sector contributes
substantial foreign exchange to the country. East Java occupies the first position of
the four provinces in Indonesia which is the center of tourism activity after West Java,
Central Java and Jakarta. Being one of the tourism icons of agriculture in East Java
province, Malang Regency began to clean up, beautify themselves and add to the
infrastructure development of sustainable natural-based tourism areas.
In achieving optimum and sustainable use of natural resources, realistic
knowledge and calculations are needed to explore the benefits of natural resources as
a whole, whether tangible or intangible benefits. But until now, the potential has not
been managed properly and optimally by the local government and the management
of Agro Wonosari Tour, so it can lead to decreased visitor interest in the tour in Agro
Wonosari Tour. In this case, visitors play an important role in efforts to improve the
development of Agro Wonosari Tourism quality. The role is the cost incurred visitors
to tourism activities in Wisata Agro Wonosari, where the cost is a proxy
(representative) from the reception of Wisata Agro Wonosari.
Wonosari Agro tourism has a target of visitor achievement which increases
annually by 50,000 visitors. In order to increase the visit request, the manager of
Wisata Agro Wonosari needs to develop the tourist location. In the event of errors in
the development of a natural tourist site can cause environmental and economic
damage. Therefore, an information is needed using the economic and environmental
approaches as a basis for consideration in the development of tourist sites oriented
towards improving the quality of the environment.
Efforts made to obtain appropriate information in developing tourist sites along
with the increasing demand for tourist visits is with economic valuation. Economic
v
valuation is one of the methods undertaken to calculate the economic value of natural
resources and environment in the form of money value. Economic valuation method
that can be used one of them is with the approach of ITCM (Individual Travel Cost
Method). The basic principle of the ITCM method is demand theory, where a given
value to the environment (unbased attributes) can be deduced from the cost incurred
to the visited location (travel cost). With this approach, in conducting the economic
valuation of Wisata Agro Wonosari required data on visitor characteristics. However,
visitors' perceptions of tourist sites also need to be known for the development of
tourist sites in line with what the visitor wants. In addition, it is necessary to analyze
the value of actual and potential revenue that aims to find out the comparison between
the economic value of environmental benefits with the acceptance received by Wisata
Agro Wonosari.
From the description above, it can be formulated the purpose of this study are
(1) Identify the characteristics and perceptions of visitors to Wisata Agro Wonosari;
(2) to analyze the factors influencing the demand of tourism in Wisata Agro
Wonosari; (3) Estimate the economic value of tourism from Wisata Agro Wonosari
based on approach of travel cost method; And (4) Estimate actual and potential
revenue from Wisata Agro Wonosari in 2017 based on ticket sales. This type of
research is qualitative quantitative research, where to answer the purpose of research,
the first goal is done by qualitative descriptive analysis. Second, to estimate the
influencing factors that were analyzed using multiple linear regression. Third,
estimate the economic value with the approach of travel cost method. Fourth, estimate
actual and potential earnings value in 2017 based on ticket sales.
The results of the research have been done, it is found that the factors that
influence the demand of tourist visit significantly is the total variable of travel
expenses, age, sex and marital status. In addition, it is known that the value of
consumer surplus Wisata Agro Wonosari per visit per person is Rp 50.000. The
economic value of Wisata Agro Wonosari per year is Rp 15.440.500.000. While the
value of Wisata Agro Wonosari receipts per year earned through potential ticket sales
vi
is Rp 4.531.000.000 or 29,3% of the economic value of Wisata Agro Wonosari. Given
the economic value formulated based on consumer surplus. So, visitors are basically
willing to pay higher than the price of facilities that have been offered by Wisata Agro
Wonosarir at this time or in 2017.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya kepada kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul
Valuasi Ekonomi Wisata Agro Wonosari dengan Pendekatan Individual Travel Cost
Method (ITCM). Skripsi ini merupakan kewajiban setiap mahasiswa Program Studi
Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya dalam rangka menyelesakan
studi tahap sarjana (S-1).
Penelitian yang dilakukan dalam penulisan skripsi ini bertujuan untuk
mengetahui karakteristik dan persepsi pengunjung terhadap Wisata Agro Wonosari,
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kunjungan serta
mengestimasi nilai ekonomi dan nilai penerimaan potensial Wisata Agro Wonosari.
Penelitian skripsi ini merupakan proses belajar yang dilakukan oleh penulis agar dapat
mengetahui, mempelajari dan menganalisis besaran nilai ekonomi yang ada di Wisata
Agro Wonosari, yang kemudian disajikan dalam bentuk karya ilmiah berupa skripsi.
Demikianlah skripsi ini disusun dengan suatu tema tulisan yang dipandang
cukup relevan untuk ditelaah lebih lanjut saat ini. Semoga skripsi ini dapat berguna
dan memberikan manfaat bagi para akademisi dan pihak-pihak yang berkepentingan.
Malang, Juli 2017
Bagas Menggala Putra
NIM. 135040107111033
viii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 11 Desember 1995 di Kota Surabaya, Putra dari
Bapak H. Sri Widaya, SE dan Ibu Eny Kusriatriningsih. Penulis merupakan anak
pertama dari dua bersaudara. Penulis memulai pendidikan dari Pendidikan Sekolah
Dasar di SDN Balas Klumprik I pada tahun 2001 sampai 2007, kemudian penulis
melanjutkan pendidikannya di Sekolah Menengah Pertama di SMPN 16 Surabaya dan
dilanjutkan pendidikan Sekolah Menegah Atas di SMAN 13 Surabaya. Pada tahun
2013 penulis melanjutkan pendidikan Strata-1 (S1) di Universitas Brawijaya Malang
melalui jalur SPMK dengan mengambil Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian.
Selain itu, penulis juga aktif di kegiatan akademik maupun non akademik, seperti
menjadi asisten praktikum di beberapa mata kuliah dan mengikuti organisasi intra
maupun ekstra kampus.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN ................................................................................................................ i
SUMMARY ................................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ................................................................................................ vii
RIWAYAT HIDUP .................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ xi
DAFTAR SKEMA ..................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... xv
I. PENDAHULUAN ...................................................... Error! Bookmark not defined.
1.1. Latar Belakang ................................................. Error! Bookmark not defined.
1.2. Rumusan Masalah............................................ Error! Bookmark not defined.
1.3. Tujuan Penelitian ............................................. Error! Bookmark not defined.
1.4. Kegunaan Penelitian ........................................ Error! Bookmark not defined.
II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................... Error! Bookmark not defined.
2.1. Penelitian Terdahulu ........................................ Error! Bookmark not defined.
2.2. Tinjauan Pariwisata ......................................... Error! Bookmark not defined.
2.2.1. Definisi Pariwisata ................................ Error! Bookmark not defined.
2.2.2. Tinjauan Agrowisata ............................. Error! Bookmark not defined.
2.2.3. Tinjauan Motivasi Wisatawan............... Error! Bookmark not defined.
2.3. Tinjauan Teori Permintaan Wisata .................. Error! Bookmark not defined.
2.4. Valuasi Ekonomi ............................................. Error! Bookmark not defined.
2.5. Travel Cost Method (TCM) ............................. Error! Bookmark not defined.
2.6. Surplus Konsumen .......................................... Error! Bookmark not defined.
III. KERANGKA PEMIKIRAN ................................. Error! Bookmark not defined.
3.1. Kerangka Pemikiran ........................................ Error! Bookmark not defined.
3.2. Hipotesis Penelitian ......................................... Error! Bookmark not defined.
3.3. Batasan Masalah .............................................. Error! Bookmark not defined.
3.4. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ............. Error! Bookmark not
defined.
x
IV. METODE PENELITIAN ...................................... Error! Bookmark not defined.
4.1. Metode Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian ........... Error! Bookmark not
defined.
4.2. Teknik Penentuan Sampel ............................... Error! Bookmark not defined.
4.3. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data ..... Error! Bookmark not defined.
4.4. Teknik Analisis dan Pendekatan Model .......... Error! Bookmark not defined.
4.4.1. Karakteristik Pengunjung Wisata Agro Wonosari ..... Error! Bookmark
not defined.
4.4.2. Persepsi Pengunjung Terhadap Wisata Agro Wonosari ................ Error!
Bookmark not defined.
4.4.3. Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Wisata Agro Wonosari .. Error!
Bookmark not defined.
4.4.4. Nilai Ekonomi Wisata Agro Wonosari . Error! Bookmark not defined.
4.4.5. Estimasi Penerimaan Wisata Agro Wonosari Tahun 2017 ............ Error!
Bookmark not defined.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................ Error! Bookmark not defined.
5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................ Error! Bookmark not defined.
5.1.1. Profil Wisata Agro Wonosari ................ Error! Bookmark not defined.
5.1.2. Personalia Wisata Agro Wonosari ........ Error! Bookmark not defined.
5.1.3. Unit dan Program Kerja ........................ Error! Bookmark not defined.
5.2. Karakteristik dan Persepsi Pengunjung ........... Error! Bookmark not defined.
5.2.1. Karakteristik Pengunjung ...................... Error! Bookmark not defined.
5.2.2. Persepsi Pengunjung ............................. Error! Bookmark not defined.
5.3. Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Wisata Agro Wonosari ............ Error!
Bookmark not defined.
5.3.1. Analisis Regresi Linear Berganda ......... Error! Bookmark not defined.
5.3.2. Uji Asumsi Klasik ................................. Error! Bookmark not defined.
5.3.3. Uji Hipotesis ......................................... Error! Bookmark not defined.
5.4. Nilai Ekonomi Wisata Agro Wonosari ............ Error! Bookmark not defined.
5.5. Estimasi Nilai Penerimaan Wisata Agro Wonosari ........ Error! Bookmark not
defined.
VI. KESIMPULAN ....................................................... Error! Bookmark not defined.
6.1. Kesimpulan ...................................................... Error! Bookmark not defined.
xi
6.2. Saran ................................................................ Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA .................................................... Error! Bookmark not defined.
LAMPIRAN ................................................................ Error! Bookmark not defined.
DAFTAR TABEL
Nomor Teks Halaman
1. Penerimaan Devisa Pariwisata Dibandingkan dengan Komoditi
Ekspor Lainnya Tahun 2012-2015. ...................................................... 2
2. Rekap Data dan Target Pengunjung Wisata Agro Wonosari Tahun
2010-2016 ............................................................................................. 6
3. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ................................... 32
4. Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Jenis Kelamin. ....................... 49
5. Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Status Pernikahan .................. 50
6. Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Daerah Asal ........................... 50
7. Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Usia ........................................ 51
8. Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Tingkat Pendidikan................ 52
9. Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Jenis Pekerjaan ...................... 53
10. Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Total Pendapatan ................... 54
11. Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Sumber Informasi .................. 54
12. Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Motivasi Kunjungan .............. 55
13. Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Permintaan Kunjungan .......... 56
14. Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Aktivitas Utama ..................... 57
15. Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Jarak Tempuh ........................ 58
16. Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Waktu Tempuh ...................... 59
17. Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Lama Berkunjung .................. 59
18. Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Jenis Rombongan .................. 60
19. Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Jumlah Rombongan ............... 61
20. Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Jenis Kendaraan ..................... 61
21. Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Biaya Perjalanan Wisata ........ 62
xii
22. Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Pernggunaan Biro Perjalanan
Wisata ................................................................................................... 63
23. Saran dari Pengunjung Wisata Agro Wonosari .................................... 72
24. Uji Saphiro-Wilk .................................................................................. 74
25. Uji Multikolinearitas. ........................................................................... 75
26. Uji BP (Breusch-Pagan) ...................................................................... 76
27. Hasil Anova .......................................................................................... 77
28. Hasil Analisis Regresi Fungsi Permintaan Wisata Agro Wonosari ..... 79
29. Estimasi Jumlah Pengunjung Tahun 2017 ........................................... 83
30. Ringkasan Perhitungan Nilai Wisata Agro Wonosari .......................... 84
xiii
DAFTAR SKEMA
Nomor Teks Halaman
1. Skema Sistem Kepariwisataan ............................................................ 18
2. Skema Teknik Valuasi Ekonomi Non-Market Value. .......................... 20
3. Skema Pemikiran Valuasi Ekonomi dengan Pendekatan Individual
Travel Cost Method (ITCM) ................................................................ 28
xiv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Teks Halaman
1. Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap PDB Tahun 2012-2015 ......... 1
2. Kurva Surplus Konsumen .................................................................... 23
3. Persepsi Pengunjung Mengenai Aksesbilitas ....................................... 64
4. Persepsi Pengunjung Mengenai Pelayanan Petugas ............................. 65
5. Persepsi Pengunjung Mengenai Keamanan ......................................... 66
6. Persepsi Pengunjung Mengenai Kebersihan ........................................ 67
7. Persepsi Pengunjung Mengenai Penyediaan Fasilitas .......................... 68
8. Persepsi Pengunjung Mengenai Kondisi Fasilitas ............................... 68
9. Persepsi Pengunjung Mengenai Harga Tiket Masuk ........................... 70
10. Persepsi Pengunjung Mengenai Kepuasan ........................................... 71
11. Persepsi Pengunjung Mengenai Keinginan Berkunjung Kembali ....... 72
12. Grafik Kernel Density Function ........................................................... 75
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Teks Halaman
1. Kuesioner Penelitian ................................................................................ 92
2. Data Responden ........................................................................................ 98
3. Dokumentasi .............................................................................................. 101
16
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Memasuki era globalisasi, sektor pariwisata berperan penting dalam
pembangunan ekonomi di berbagai negara. Hal tersebut menyebabkan setiap negara
mulai dihadapkan pada persaingan dalam bidang pariwisata. Pariwisata merupakan
salah satu industri baru yang mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat
dalam menyediakan lapangan kerja, peningkatan penghasilan dan standar hidup serta
menstimulasi sektor-sektor produktivitas lainnya (Wahab, 1997).
Indonesia menempati peringkat daya saing pariwisata di WEF (World Economic
Forum) dengan menempati posisi ke-50 di antara 141 negara pada tahun 2015
(Kemenpar, 2016). Persaingan menuntut agar Indonesia meningkatkan kinerja untuk
mempertahankan eksistensi kepariwisataannya. Hal tersebut dibuktikan dengan
meningkatnya kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) sektor pariwisata Indonesia
di tahun 2012 hingga 2015 (Gambar 1).
Gambar 1. Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap PDB Tahun 2012-2015.
Sektor pariwisata Indonesia menyumbangkan devisa negara yang cukup besar
bagi negara. Sektor pariwisata menempati posisi ke-4 pada tahun 2015 setelah sektor
minyak dan gas bumi, batu bara dan minyak kelapa sawit. Dalam kurun waktu 4 tahun
(2012-2015), posisi sektor pariwisata dalam penyumbang devisa negara Indonesia
mengalami fluktuasi. Pada tahun 2014, sektor pariwisata mampu menyumbang devisa
terbesar dari tahun sebelumnya yakni US$ 11.166,1 juta. Sedangkan pada tahun 2015,
nilai sumbangan devisa pariwisata mengalami penurunan yang cukup drastis, yakni
3.5
4
4.5
2012 2013 2014 2015
Kontribusi Sektor Pariwisata
Sektor Pariwisata
2
US$ 9.691,6. Namun, jika dilihat dari nilai growth rate komoditi penyumbang devisa
negara Indonesia, pariwisata memiliki rata-rata pertumbuhan paling baik dibanding
dengan komoditi lain (tabel 1). Hal ini menunjukkan bahwa sektor pariwisata
merupakan sektor unggulan yang dimiliki oleh Indonesia sebagai penyumbang devisa.
Tabel 1. Penerimaan Devisa Pariwisata Dibandingkan dengan Komoditi Ekspor
Lainnya Tahun 2012-2015.
Jenis Komoditi
(Juta US$)
2012 2013 2014 2015 Growth Rate
Minyak dan gas bumi 36.977,00 32.633,20 30.318,8 15.755,6 -22,3 %
Batu bara 26.166,30 24.501,40 20.819,3 13.633,0 -18,6 %
Minyak kelapa sawit 18.845,00 15.839,10 17.464,9 12.904,2 -17,4 %
Karet olahan 10.394,50 9.316,60 7.021,7 4.997,8 -21,3 %
Pariwisata 9.120,85 10.054,10 11.166,1 9.691,6 2,7 %
Pakaian jadi 7.304,70 7.501,0 7.450,9 6.117,1 -5,3 %
Sumber: Kemenpar, 2016 (diolah)
Mengingat sektor pariwisata merupakan sektor unggulan, Jawa Timur
menempati posisi pertama dari keempat provinsi di Indonesia yang merupakan pusat
aktivitas pariwisata setelah Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jakarta (Kemenpar, 2016).
Sehingga, Jawa Timur memiliki potensi untuk mampu melaksanakan diversifikasi
tujuan wisata, khususnya Kabupaten Malang.
Kabupaten Malang telah menerapkan istilah sustainable tourism (pariwisata
berkelanjutan) yaitu industri pariwisata yang berbasis pada perlindungan sumber daya
alam dan lingkungan sebagai penyumbang jasa pada kegiatan wisata (Yoeti, 2008). Hal
tersebut tercermin dari permintaan kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara
yang konstan, diiringi dengan masih terjaganya identitas Kabupaten Malang, seperti
kekayaan produksi tanaman pangan, buah, bunga dan sayuran, serta panorama
pegunungan dan perbukitan. Hal ini juga sejalan dengan Peraturan Daerah Kabupaten
Malang Nomor 6 Tahun 2016 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kabupaten Malang Tahun 2016-2021 yang telah dirumuskan dan
disepakati bersama antara stakeholders (pemangku kepentingan) untuk mewujudkan
Kabupaten Malang sebagai Bumi Agro Wisata yang terkemuka di Jawa Timur.
Menjadi salah satu ikon pariwisata bidang pertanian di provinsi Jawa Timur,
3
Kabupaten Malang mulai berbenah, mempercantik diri dan menambah pembangunan
infrastruktur kawasan-kawasan pariwisata berbasis alam yang berkelanjutan.
Diperlukan pengetahuan dan perhitungan yang realistis dalam menggali manfaat
sumberdaya alam secara menyeluruh dalam mancapai pemanfaatan sumberdaya secara
optimal dan berkelanjutan, baik manfaat yang nyata (tangible) maupun manfaat yang
tidak dapat dinyatakan secara jelas (intangible) (Darusman, 1991). Perkebunan
merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki manfaat tangible misalnya
kayu, rotan, getah, daun dan sebagainya, serta manfaat intangible seperti rekreasi,
hidrologi, pendidikan, dan sebagainya (Sunarto, 2003).
Wisata Agro Wonosari adalah salah satu destinasi wisata perkebunan di
Kabupaten Malang yang memiliki manfaat tangible dan intangible. Manfaat tersebut
tercermin dari hasil pertanian dan kegiatan wisata, seperti daun teh yang dapat
dimanfaatkan langsung sebagai bahan minuman serta lokasi kebun teh yang dapat
dimanfaatkan sebagai sarana rekreasi, pendidikan, olahraga dan sebagainya. Di bawah
pengelolaan PT. Perkebunan Nusantara XII (Persero), Wisata Agro Wonosari
merupakan usaha perusahaan dalam berdaptasi terhadap tren pariwisata. Tren wisata
masa kini yaitu wisata alam atau berkonsepkan back to nature seperti gunung, hutan,
kebun, laut atau danau (Bedanta et.al, 2010). Dengan melihat tren wisata, Wisata Agro
Wonosari berpeluang menjadi pilihan prioritas bagi masyarakat yang ingin merasakan
wisata bertemakan alam.
Wisata Agro Wonosari berlokasi di Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari,
Kabupaten Malang. Lokasi ini terkenal dengan kebun teh yang membentang di
sepanjang perjalanan menuju tempat wisata. Terdapat jenis (klon) teh andalan yang
dimiliki oleh Wisata Agro Wonosari, yakni seperti teh tiongkok (Camellia sinensis)
dan teh india (Camelia assamica) (Rolaspedia, 2015). Tidak hanya mata dimanjakan
oleh keasrian tanaman teh segar. Namun, panorama oleh deretan Gunung Arjuna
hingga Gunung Semeru merupakan fasilitas bagi wisatawan saat berkunjung ke Wisata
Agro Wonosari.
Mengingat potensi wilayah serta eksistensi keberadaan tempat yang sudah
diketahui oleh masyarakat. Hal tersebut dapat dijadikan acuan oleh pengelola Wisata
4
Agro Wonosari dalam membangun serta melakukan perbaikan terutama terkait dengan
fasilitas dan penataan kawasan secara arsitektural dengan tujuan untuk mendukung
upaya pelestarian lingkungan alam maupun budaya serta meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam pengelolaan, sehingga memberi manfaat ekonomi kepada
masyarakat setempat. Namun hingga kini, potensi tersebut belum dikelola dengan baik
dan optimal oleh pemerintah daerah maupun pihak pengelola, sehingga dapat
mengakibatkan menurunnya minat pengunjung dalam berwisata di Wisata Agro
Wonosari. Selain itu, apabila terjadi kesalahan dalam mengelola suatu wisata alam,
maka akan terjadi ketidakseimbangan lingkungan yang dapat menyebabkan penurunan
kualitas lokasi wisata. Fauzi (2014) menyatakan bahwa kegiatan ekonomi yang
mengakibatkan kerusakan lingkungan, pada akhirnya lingkungan akan memberikan
umpan balik yang negatif pada kegiatan perekonomian. Oleh karena itu, pengambilan
keputusan dalam pengembangan lokasi wisata berbasis alam perlu didasarkan pada
pendekatan ekonomi maupun lingkungan.
Valuasi ekonomi merupakan salah satu metode yang dilakukan untuk
menghitung nilai ekonomi sumber daya alam dan lingkungan dalam bentuk nilai uang
(Fauzi, 2014). Metode valuasi ekonomi yang dapat digunakan dalam menghitung nilai
ekonomi suatu kawasan wisata salah satunya adalah dengan pendekatan TCM (Travel
Cost Method). Prinsip dasar metode TCM adalah teori permintaan, dimana nilai yang
diberikan seseorang terhadap lingkungan (atribut yang tidak terpasarkan) dapat
disimpulkan dari biaya yang dikeluarkan ke lokasi yang dikunjungi (biaya perjalanan)
(Suparmoko, 2014). Biaya perjalanan juga diartikan sebagai kesediaan membayar
pengunjung (willingness to pay) dalam melakukan kunjungan wisata.
Secara umum, terdapat tiga pendekatan TCM yang digunakan dalam analisis
valuasi ekonomi, yakni Individual Travel Cost Method (ITCM), Zona Travel Cost
Method (ZTCM) dan Random Utility Model (RUM) (Fauzi, 2014). Tidak seperti
pendekatan ZTCM dan RUM yang menggunakan data sekunder, melainkan dalam
penelitian ini menggunakan pendekatan ITCM, karena ITCM menggunakan data
primer sebagai sumber data olahan. Salah satu kelebihan dari penggunaan data primer
5
adalah apabila peneliti merasa data yang diolah terjadi bias, peneliti dapat memperbaiki
data dengan cara mengambil data ulang.
Penelitian ini dilakukan untuk menjaga keberlanjutan kegiatan ekonomi pada
Wisata Agro Wonosari, mengingat lokasi wisata tersebut kegiatan ekonominya
bergantung pada kondisi lingkungan yang tersedia. Keberlanjutan tersebut salah
satunya dapat dicapai melalui perhitungan valuasi dalam mengestimasi nilai ekonomi
yang dilakukan dengan pendekatan ITCM berdasarkan biaya perjalanan yang
dikeluarkan untuk melakukan kunjungan ke sebuah objek wisata (Pearsons, 2003).
Karena, biaya perjalanan tersebut secara tidak langsung mencerminkan kesediaan
membayar pengunjung dalam menjaga keberlanjutan ekosistem pada lokasi wisata.
Jadi, apabila jumlah pengunjung minim akan berdampak pada minimnya penerimaan
Wisata Agro Wonosari, sehingga utilitas marginal untuk meningkatkan kualitas lokasi
wisata juga minim. Sedangkan apabila jumlah pengunjung banyak akan berdampak
pada tingginya nilai penerimaan Wisata Agro Wonosari, sehingga utilitas marginal
untuk meningkatkan kualitas lokasi wisata juga mencukupi (Fauzi, 2014).
Pada dasarnya, valuasi ekonomi dengan pendekatan ITCM dibangun atas dasar
teori permintaan, maka mengetahui jumlah permintaan wisata merupakan isu sentral.
Permintaan wisata terbentuk dari biaya perjalanan dan faktor sosial ekonomi lainnya
yang diduga mempengaruhi kunjungan wisata. Faktor-faktor yang diduga
mempengaruhi kunjungan wisata dianalisis menggunakan analisis regresi berganda.
Dengan diketahui nilai valuasi ekonomi dari Wisata Agro Wonosari dapat dilakukan
pengambilan keputusan mengenai pengembangan lokasi wisata tanpa menyebabkan
berkurangnya nilai guna yang didapatkan oleh pengunjung. Selain itu, diperlukan
analisis estimasi penerimaan yang dilakukan berdasarkan nilai penerimaan potensial
yang mungkin didapatkan oleh Wisata Agro Wonosari melalui penjualan tiket masuk,
agar dapat menjadi acuan bagi pihak pengelola dalam penentuan target penerimaan
pada tahun 2017. Mengingat penerimaan merupakan modal dalam meningkatkan
kualitas lokasi wisata.
6
1.2. Rumusan Masalah
Kabupaten Malang merupakan kabupaten yang terpilih sebagai salah satu
destinasi wisata di Jawa Timur (Kemenpar, 2016). Hal tersebut didasarkan pada potensi
yang dimiliki Kabupaten Malang dari sisi geografisnya. Ketinggian dan letak dari
Kabupaten Malang memiliki daya tarik tersendiri karena memiliki daerah yang
berbukit dan dikelilingi oleh beberapa gunung. Objek wisata alam yang dimiliki oleh
Kabupaten Malang sangat beragam, dari agrowisata, ekowisata, hingga wanawisata.
Salah satu wisata alam yang terdapat di Kabupaten Malang adalah Wisata Agro
Wonosari.
Wisata Agro Wonosari merupakan salah satu destinasi wisata yang terletak di
Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Terdapat beragam fasilitas
wisata yang ditawarkan lokasi wisata ini, seperti edukasi mengenai proses pengolahan
teh, lapangan olahraga, kolam renang, cafe, toko souvenir, kebun binatang mini,
wahana permainan, hotel, pasar buah dan bunga serta pemandangan alam seperti
perkebunan teh dan pegunungan yang indah. Selain itu, Wisata Agro Wonosari
memiliki potensi ekonomi yang cukup besar di Kabupaten Malang yakni salah satunya
dapat dicerminkan melalui jumlah pengunjung. Berdasarkan data yang didapatkan
melalui survey pendahuluan, dari tahun 2010 hingga 2016 jumlah pengunjung Wisata
Agro Wonosari cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya (Tabel 2).
Tabel 2. Rekap Data dan Target Pengunjung Wisata Agro Wonosari Tahun 2010-2016
Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Jumlah
Pengunjung
193.603 201.457 226.495 252.136 242.102 296.034 308.810
Target
Pengunjung
200.000 250.000 250.000 250.000 300.000 300.000 350.000
Sumber: PTPN XII, 2017 (diolah)
Berdasarkan pada tabel 2, dapat terlihat bahwa jumlah pengunjung pada tahun
2010-2013 mengalami peningkatan, tetapi pada tahun 2014 mengalami penurunan.
Sedangkan pada jumlah pengunjung tahun 2014-2016 mengalami peningkatan, tetapi
kenaikan tersebut masih belum sesuai dengan target perusahaan. PT. Perkebunan
Nusantara XII selaku pengelola Wisata Agro Wonosari, memiliki target operasional
7
untuk jumlah pengunjung mengalami peningkatan sebanyak 50.000 pengunjung per
tahun. Untuk memenuhi target tersebut diperlukan adanya pengembangan lokasi wisata
berkelanjutan yakni didasarkan pada pendekatan ekonomi maupun lingkungan.
Pengunjung berperan penting dalam upaya pengembangan Wisata Agro
Wonosari yang berkelanjutan. Peran tersebut berupa biaya yang dikeluarkan
pengunjung untuk melakukan kegiatan wisata, dimana biaya tersebut merupakan proxy
(perwakilan) dari penerimaan yang didapatkan oleh Wisata Agro Wonosari. Sehingga,
dalam menarik minat kedatangan pengunjung diperlukan suatu informasi dalam
melakukan pengembangan.
Penelaahan persepsi dan karakteristik pengunjung dilakukan sebagai sumber
informasi dalam pengembangan Wisata Agro Wonosari. Persepsi pengunjung dapat
menggambarkan pendapat atau penilaian pengunjung terhadap kondisi Wisata Agro
Wonosari saat ini. Sedangkan informasi karakteristik pengunjung dapat dijadikan
sebagai acuan analisis faktor yang mempengaruhi permintaan wisata. Permintaan dari
Wisata Agro Wonosari dicerminkan dengan frekuensi kunjungan dari pengunjung.
Pengembangan Wisata Agro Wonosari juga dapat didasarkan pada nilai ekonomi
lokasi wisata yang dapat diketahui melalui estimasi nilai surplus konsumen dari fungsi
permintaan wisata. Nilai surplus konsumen tersebut dapat menunjukkan seberapa besar
kesediaan pengunjung dalam membayar (willingness to pay) barang atau jasa yang
disediakan oleh Wisata Agro Wonosari. Pendugaan besaran surplus konsumen dapat
dilakukan jika hubungan antara permintaan kunjungan dan koefisien biaya perjalanan
diketahui (Fauzi, 2014). Sedangkan, koefisien biaya perjalanan dapat diketahui melalui
fungsi permintaan dengan pendekatan ITCM (Individual Travel Cost Method). ITCM
dapat diartikan sebagai penilaian pengaruh dari komponen sumber daya alam dan
lingkungan yang tidak terpasarkan (non-marketed) melalui perilaku aktual, khususnya
melalui pengeluaran yang dikeluarkan seseorang dalam mekanisme pasar (Darusman,
1991).
Estimasi penerimaan potensial suatu kawasan wisata juga merupakan hal yang
krusial untuk diperhitungkan. Karena, perhitungan tersebut dapat digunakan sebagai
sarana untuk mengetahui potensi sebenarnya yang ada pada Wisata Agro Wonosari.
8
Potensi tersebut digunakan sebagai acuan dalam penentuan target yang harus dicapai
para stakeholder Wisata Agro Wonosari. Dalam hal ini, peneliti mengestimasi
penerimaan yang pasti didapatkan oleh pengelola ketika pengunjung melakukan
wisata, yakni melalui tiket masuk. Pernerimaan potensial dalam penelitian ini
didefinisikan sebagai estimasi peneriman yang mungkin diperoleh pada tahun 2017
dengan hasil dari penjualan tiket masuk pada hari biasa (weekdays) maupun libur
(weekend).
Secara garis besar, nilai ekonomi dari Wisata Agro Wonosari dapat dilihat dari
kesediaan membayar (willingness to pay) yang dicerminkan melalui biaya perjalanan
pengunjung. Dengan diketahuinya nilai ekonomi Wisata Agro Wonosari, dapat
dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh stakeholder dalam
mengembangkan lokasi wisata berkelanjutan (Hufschmidth et al., 1983). Selain itu,
diperlukan estimasi nilai penerimaan potensial pada Wisata Agro Wonosari yang dapat
dijadikan sebagai acuan penentuan target penerimaan yang harus dicapai oleh para
stakeholder.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan
dibahas dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana karakteristik dan persepsi pengunjung terhadap Wisata Agro Wonosari?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan di Wisata Agro Wonosari?
3. Berapa nilai ekonomi di Wisata Agro Wonosari dengan pendekatan metode biaya
perjalanan?
4. Berapa penerimaan potensial Wisata Agro Wonosari tahun 2017 berdasarkan
penjualan tiket masuk?
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki 4 tujuan sesuai dengan rumusan masalah yang telah
disusun, yaitu:
1. Mengidentifikasi karakteristik dan persepsi pengunjung terhadap Wisata Agro
Wonosari.
2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan wisata di Wisata Agro
Wonosari.
9
3. Mengestimasi nilai ekonomi wisata dari Wisata Agro Wonosari berdasarkan
pendekatan metode biaya perjalanan.
4. Mengestimasi penerimaan potensial dari Wisata Agro Wonosari tahun 2017
berdasarkan penjualan tiket masuk.
1.4. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi pemerintah, stakeholder dan pengelola wisata, hasil dari penelitian ini dapat
dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan dalam pengelolaan dan pengembangan
sektor pariwisata, khususnya untuk wisata berbasis alam. Sehingga dapat
meningkatkan permintaan wisata di Wisata Agro Wonosari
2. Bagi peneliti, hasil dari penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan tambahan
dan rujukan untuk penelitian selanjutnya.
10
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian valuasi ekonomi kawasan wisata telah dilakukan oleh beberapa
peneliti sebelumnya. Penelitian tersebut dilakukan di berbagai tempat dan jenis wisata
seperti ekowisata, agrowisata dan kawasan wisata alam lainnya. Desy (2016)
melakukan penelitian tentang valuasi ekonomi dari objek Wisata Agro Petik Apel yang
terletak di Kota Batu, Jawa Timur. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
pendekatan ITCM (Individual Travel Cost Method). Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui faktor yang mempengaruhi jumlah permintaan pengunjung Wisata Agro
Petik Apel serta menganalisis nilai ekonomi yang diperoleh pengunjung Wisata Agro
Petik Apel. Perumusan permintaan wisata dilakukan dengan menggunakan analisis
regresi linear berganda, yang menghasilkan variabel signifikan yaitu jenis kelamin,
umur, status pernikahan, pendidikan, jarak, biaya perjalanan, tanggungan keluarga,
pendapatan, rombongan. Nilai ekonomi dari Wisata Agro Petik Apel dihitung
berdasarkan willingness to pay (kesediaan membayar) terhadap biaya perjalanan yang
telah dibayarkan oleh pengunjung. Nilai surplus konsumen yang didapatkan sebesar
Rp 1.641.991 per individu dalam satu kali kunjungan dengan nilai ekonomi dalam satu
tahun Wisata Petik Agro Petik Apel adalah Rp. 169.358.994.855.
Handoko (2016) melakukan penelitian tentang valuasi ekonomi dari objek
Wisata Petik Jeruk Selorejo yang terletak di Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan ITCM (Individual Travel Cost Method).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi jumlah
permintaan pengunjung Wisata Petik Jeruk Seloejo serta menganalisis nilai ekonomi
yang diperoleh pengunjung Wisata Petik Jeruk Selorejo. Perumusan permintaan wisata
dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear berganda, yang menghasilkan
variabel signifikan yaitu biaya perjalanan, usia, pengalaman berkunjung, pendidikan,
pendapatan, jarak, jenis kelamin. Nilai ekonomi dari Wisata Petik Jeruk Selorejo
dihitung berdasarkan willingness to pay (kesediaan membayar) terhadap biaya
perjalanan yang telah dibayarkan oleh pengunjung. Nilai surplus konsumen yang
11
didapatkan sebesar Rp 161.168,44 per individu dalam satu kali kunjungan dengan nilai
ekonomi dalam satu tahun Wisata Petik Jeruk Selorejo adalah Rp. 1.037.602.436,03.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Priambodo (2016) tentang valuasi ekonomi
Kusuma Agrowisata dengan menggunakan pendekatan ITCM (Individual Travel Cost
Method). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi jumlah
permintaan pengunjung Kusuma Agrowisata serta menganalisis nilai ekonomi yang
diperoleh pengunjung Kusuma Agrowisata. Perumusan permintaan wisata dilakukan
dengan menggunakan analisis regresi linear berganda, yang menghasilkan variabel
signifikan yaitu biaya perjalanan, usia, pendidikan, pendapatan, jarak tempuh, jumlah
rombongan, jenis kelamin dan status perkawinan. Nilai ekonomi dari Kusuma
Agrowisata dihitung berdasarkan willingness to pay (kesediaan membayar) terhadap
biaya perjalanan yang telah dibayarkan oleh pengunjung. Nilai surplus konsumen yang
didapatkan sebesar Rp 1.373.113,17 per individu dalam satu kali kunjungan dengan
nilai ekonomi dalam satu tahun Kusuma Agrowisata adalah Rp. 419.623.385.898,00.
Sedangkan, dalam penelitian yang dilakukan oleh Loomis dan Mc Ternan (2014)
tentang valuasi ekonomi dari Whitewater Boating menggunakan dua pendekatan, yaitu
CVM (Contingent Valuation Method) dan ITCM (Individual Travel Cost Method).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan nilai willingness to pay dari
dua metode pendekatan valuasi yang berbeda. Variabel yang digunakan dalam
pendekatan ITCM adalah level kemahiran, jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan
biaya perjalanan. Hasil dari valuasi ekonomi dengan pendekatan CVM, nilai WTP
didapatkan $96,17, sedangkan dengan pendekatan ITCM, nilai WTP didapatkan $103.
Dapat disimpulkan bahwa, nilai ekonomi dengan menggunakan dua metode sama
akuratnya, karena tidak terdapat selisih yang besar antara CVM dan ITCM.
Berdasarkan keempat penelitian terdahulu yang telah diuraikan di atas
merupakan penelitian yang memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk mengetahui nilai
ekonomi suatu kawasan wisata alam. Metode yang digunakan untuk penelitian tersebut
sama dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti yaitu menggunakan pendekatan
metode biaya perjalan individu atau ITCM (Individual Travel Cost Method). Metode
tersebut telah digunakan di beberapa tempat dan telah berhasil melakukan pendugaan
12
nilai ekonomi dari suatu kawasan wisata. Metode tersebut yang kemudian akan
digunakan oleh peneliti untuk melakukan analisis nilai ekonomi dari Wisata Agro
Wonosari.
Perbedaan yang terdapat dalam penelitian ini dibandingkan dengan penelitian
terdahulu yaitu, selain mengidentifikasi karakteristik dan persepsi pengunjung,
menganalisis faktor yang mempengaruhi permintaan serta mengestimasi nilai ekonomi.
Namun, peneliti juga mengestimasi total penerimaan potensial yang didapatkan oleh
Wisata Agro Wonosari pada tahun 2017. Selain itu, terdapat sembilan variabel dalam
penelitian ini yang diduga mempengaruhi permintaan kunjungan, yaitu meliputi total
biaya perjalanan, tingkat pendidikan, total pendapatan, usia, status menikah, jenis
kelamin, jarak tempuh, waktu tempuh dan jumlah rombongan. Penentuan variabel
independen dilakukan berdasarkan pada penelitian terdahulu dan teori permintaan
wisata.
2.2. Tinjauan Pariwisata
2.2.1. Definisi Pariwisata
Pariwisata memiliki dua aspek, aspek kelembagaan dan aspek substansial, yaitu
sebuah aktivitas manusia (Kuntowijoyo, 1991). Dilihat dari sisi kelembagaannya,
pariwisata merupakan lembaga yang dibentuk sebagai upaya manusia untuk memenuhi
kebutuhan rekreatifnya. Sebagai sebuah lembaga, pariwisata dapat dilihat dari sisi
manajemennya, yakni bagaimana perkembangannya, mulai dari direncanakan,
dikelola, sampai dipasarkan pada pembeli, yakni wisatawan.
Sebagai sebuah substansi, pariwisata merupakan bagian dari budaya suatu
masyarakat, yaitu berkaitan dengan cara penggunaan waktu senggang yang
dimilikinya. Pariwisata dapat disoroti dari bermacam sudut pandang karena memiliki
sifat kompleks. Kompleksitas yang terkandung dalam pariwisata antara lain pariwisata
sebagai pengalaman manusia, perilaku social, fenomena geografis, bisnis maupun
industri (Smith, 1989).
Berbeda dengan pernyataan Yoeti (2003) yang menyatakan bahwa pariwisata
merupakan perjalanan yang dilakukan manusia ke daerah yang bukan merupakan
13
tempat tinggalnya dalam waktu minimal satu malam dengan tujuan perjalanannya
bukan untuk mencari nafkah, pendapatan atau penghidupan di tempat tujuan.
Pariwisata juga memiliki pengertian sebagai suatu gejala yang melukiskan kepergian
orang-orang di dalam suatu negara (pariwisata domestic) atau penyebrangan orang-
orang pada tapak batas suatu negara (pariwisata internasional) di mana proses tersebut
akan menimbulkan adanya interaksi dan hubungan yang terjadi dalam sesame pribadi
atau antar kelompok (Wahab, 2003). Sedangkan menurut Undang-Undang no 10 tahun
2009 tentang Kepariwisataan, pariwisata adalah Berbagai macam kegiatan wisata dan
didukung fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat setempat, sesama
wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah dan pengusaha.
Banyaknya pendapat dari para ahli mengenai makna pariwisata, menimbulkan
banyaknya batasan dimana saat ini belum ada pendapat yang sama secara pasti mengi
makna dari pariwisata. Secara garis besar, dapat disimpulkan bahwa pariwisata
merupakan sebuah hal mengenai perjalanan seseorang atau lebih yang perjalanannya
dilakukan ke daerah bukan merupakan tempat tinggalnya dengan tujuan bersenang-
senang.
2.2.2. Tinjauan Agrowisata
Agrowisata merupakan terjemahan dari istilah bahasa Inggris Agrotourism. Agro
berarti pertanian dan tourism berarti pariwisata/ kepariwisataan. Jadi, agrowisata
adalah suatu wisata bernuansa pertanian. Dalam arti luas, yang termasuk agrowisata
mencakup pertanian rakyat, perkebunan, peternakan, dan perikanan (Alikodra, 2002).
Sejalan dengan pernyataan tersebut, berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri
pertanian dan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Nomor: 204/ KPTS/ HK/
050/4/ 1989 dan Nomor KM. 47/ PW.DOW/ MPPT/ 89 tentang Koordinasi
Pengembangan Wisata Agro, surat keputusan tersebut mendefinisikan agrowisata
sebagai suatu bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha pertanian sebagai
objek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, perjalanan, rekreasi dan
hubungan usaha di bidang pertanian.
14
Sedangkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2010 Pasal 1,
disebutkan bahwa wisata alam merupakan kegiatan perjalanan atau sebagian dari
kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta sifatnya sementara ditujukan
untuk menikmati gejala keunikan dan keindahan alam, di taman nasional, taman hutan
raya dan taman wisata alam. Selain itu pariwisata alam juga didefinisikan sebagai
segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata alam, termasuk penguasaan objek dan
daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait dengan bidang tersebut. Sementara itu,
Fandeli (2001) mengemukakan bahwa agrowisata dapat dikembangkan dalam dua
versi atau pola, yaitu alami dan buatan, yang dapat dirinci sebagai berikut:
a. Agrowisata alami
Objek agrowisata alami ini berada pada areal di mana kegiatan tersebut dilakukan
langsung oleh masyarakat petani setempat sesuai dengan kehidupan keseharian
mereka. Masyarakat melakukan kegiatannya sesuai dengan apa yang biasa mereka
lakukan tanpa ada pengaturan dari pihak lain. Untuk memberikan tambahan
kenikmatan kepada wisatawan, atraksi-atraksi spesifik yang dilakukan oleh masyarakat
dapat lebih ditonjolkan, namun tetap menjaga nilai estetika alaminya. Sementara
fasilitas pendukung untuk kenyamanan wisatawan tetap disediakan sejauh tidak
bertentangan dengan kultur dan estetika asli yang ada, seperti sarana transportasi,
tempat berteduh, sanitasi, dan keamanan dari binatang buas. Contoh agrowisata alami
adalah kawasan Suku Baduy di Pandeglang dan Suku Naga di Tasikmalaya, Jawa
Barat; Suku Tengger di Jawa Timur; Bali dengan teknologi subaknya; dan Papua
dengan berbagai pola atraksi pengelolaan lahan untuk budidaya umbi-umbian.
b. Agrowisata buatan
Kawasan agrowisata buatan ini dapat didesain pada kawasan-kawasan yang
spesifik, namun belum dikuasai atau disentuh oleh masyarakat adat. Tata ruang
peruntukan lahan diatur sesuai dengan daya dukungnya dan komoditas pertanian yang
dikembangkan memiliki nilai jual untuk wisatawan. Fasilitas pendukung untuk
akomodasi wisatawan dapat disediakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat modern,
namun tidak mengganggu keseimbangan ekosistem yang ada, seperti wahana
permainan, tempat penginapan, pusat kegiatan olahraha dan lain-lain. Kegiatan wisata
15
ini dapat dikelola oleh suatu badan usaha, sedang pelaksana atraksi parsialnya tetap
dilakukan oleh petani lokal yang memiliki teknologi yang diterapkan.
2.2.3. Tinjauan Motivasi Wisatawan
Motivasi wisatawan dalam berwisata menurut Darusman (1991) yaitu sebagai
jaringan luas yang saling berkesinambungan antara faktor biologis dan budaya yang
memberikan nilai dan arah dalam menentukan pilihan wisata, perilaku wisata dan
pengalaman wisata yang ingin dirasakan. Soekadijo (2000) mendefiniskan bahwa
motivasi tidak akan lepas dari pengertian motif, sebab istilah motivasi yang berasal dari
kata “motivation” ini berhubungan dengan istilah motif. Motif adalah suatu perangsang
(keinginan) dan daya penggerak (kemauan) bekerja seseorang setiap mempunyai
tujuan tertentu yang ingin dicapai, sehingga apabila dihubungkan dengan suatu
kegiatan perjalanan yakni motif perjalanan merupakan suatu pendorong atau alasan
seseorang untuk mengadakan perjalanan ke suatu tempat untuk memenuhi
kebutuhannya (Muljadi, 2009).
Menurut Pitana (2005), yang mendorong motivasi seseorang dalam melakukan
perjalanan wisata dapat dikelompokkan dalam empat kelompok besar, yakni sebagai
berikut:
1. Physical or physiological motivation, merupakan motivasi yang sifatnya fisik atau
berkaitan dengan psikologis. Bentuk motivasi ini dapat berupa kesehatan,
kenyamanan, partisipasi, relaksasi, bersantai dan sebagainya.
2. Cultural motivation, merupakan motivasi yang terkait dengan keinginan dala
mempelajari budaya, adat, tradisi dan kesenian suatu daerah.
3. Social or interpersonal motivation, merupakan motivasi berkaitan dengan hal social
atau hubungan dengan orang lain. Motivasi tersebut sering dijumpai seperti
berkunjung ke saudara atau teman, pertemuan dengan mitra kerja, pelarian dari
situasi sulit, ziarah ataupun kegiatan lain yang menimbulkan prestise.
4. Fantasy motivation, merupakan motivasi yang berkaitan dengan pemikiran di mana
di daerah alin seseorang akan dapat lepas dari rutinitas keseharian yang
membosankan dan dapat menimbulkan kepuasan secara psikologis.
16
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi
wisata merupakan factor yang mendorong seseorang untuk melakukan perjalanan serta
berpengaruh terhadap penentuan objek wisata yang akan dikunjungi. Oleh karena itu,
motivasi wisata berperan penting dalam meningkatkan daya tarik wisatawan yang
berkunjung di suatu lokasi wisata dengan ciri khas tertentu..
2.3. Tinjauan Teori Permintaan Wisata
Menurut Muntasib (2007), permintaan merupakan sejumlah barang atau jasa
yang ingin dibeli oleh individu dan mampu untuk dibeli dengan harga tertentu di waktu
tertentu. Permintaan merupakan keinginan konsumen membeli suatu barang pada
berbagai tingkat harga selama periode waktu tertentu. Sedangkan permintaan
masyarakat terhadap jasa pelayanan wisata seperti tempat rekreasi juga sama dengan
permintaan barang dan jasa. Permintaan pariwisata adalah jumlah total dari orang yang
melakukan perjalanan untuk menggunakan fasilitas dan pelayanan wisata di tempat
yang jauh dari tempat tinggal dan tempat kerja (Mulyana, 2009).
Menurut Ariyanto (2005), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
keputusan seseorang dalam melakukan perjalanan wisata, faktor-faktor tersebut antara
lain:
1. Harga
Sesuai dengan teori permintaan barang atau jasa, semakin tinggi harga atau biaya
yang dikeluarkan oleh seseorang untuk melakukan perjalanan wisata, maka
permintaan wisata aka berkurang, begitu pula sebaliknya.
2. Pendapatan
Pendapatan memiliki pengaruh positif terhadap permintaan wisata. Apabila
pendapatan seseorang tinggi, maka kecenderungan untuk memilih daerah tujuan
wisata sebagai tempat berlibur akan semakin meningkat, begitu pula sebaliknya,
apabila pendapatan seseorang rendah, maka kecenderungan untuk memilih daerah
tujuan wisata akan semakin menurun.
17
3. Sosial Budaya
Perbedaan sosial budaya yang unik atau bercirikan khas antara apa yang ada di
daerah calon wisatawan dengan daerah tujuan wisata akan meningkatan permintaan
wisata. Hal ini berkaitan dengan rasa ingin tahu yang tinggi dari wisatawa untuk
mengunjungi daerah tersebut.
4. Sosial Politik
Keadaan sosial politik yang aman pada suatu negara akan mendorong terciptanya
permintaan wisata pada negara tersebut. Wisatawan akan menuntut kenyamanan
dalam melakukan perjalanan wisata, sehingga mereka dapat mencapai kepuasan
yang maksimal.
5. Harga barang subtitusi
Faktor ini memiliki peran sebagai barang pengganti dari suatu destinasi wisata yang
sebenarnya diinginkan oleh wisatawan. Wisatawan memiliki pilihan beberapa
destinasi wisata dan salah satu pertimbangannya adalah harga atau biaya dari
destinasi wisata lain yang mungkin dapat menggantikan destinasi wisata
sebelumnya karena memiliki tingkat kepuasan yang relative sama.
6. Harga barang komplementer
Harga barang komplementer berarti barang yang saling membantu atau dengan kata
lain permintaan wisata pada suatu daerah wisata akan meningkat apabila penunjang
wisata tersebut memiliki harga atau biaya yang rendah.
Lebih lanjut, Damanik (2006) mengungkapkan bahwa dari sisi ekonomi
pariwisata muncul dari empat unsur pokok yang saling terkait erat atau menjalin
hubungan dalam sistem, yakni:
a. Permintaan dan penawaran atas pemenuhan kebutuhan berwisata.
b. Kebijakan pariwisata yang berperan untuk memfasilitasi permintaan dan
penawaran.
c. Pelaku wisata yang menggerakkan ketiga elemen, seperti kebijakan, permintaan dan
penawaran akan produk.
18
Keterkaitan antar empat unsur tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Keterangan:
a) Mendorong; b) mengendalikan; c) mempengaruhi; d) mengembangkan dan
memasarkan; e) membeli atau mengkonsumsi.
Skema 1. Sistem Kepariwisataan.
2.4. Valuasi Ekonomi
Valuasi ekonomi merupakan sebuah pendekatan yang digunakan untuk menilai
harga dari suatu barang dan jasa. Valuasi ekonomi dapat diterapkan pada sumber daya
alam dan lingkungan dengan menggunakan pendekatan penilaian kegunaan langsung
dan tidak langsung (Hufschmidt et.al, 1983). Nilai ekonomi dari sumber daya alam
lingkungan bagi manusia dapat dilihat melalui dua mekanisme dasar, yaitu mekanisme
langsung maupun tidak langsung. Mekanisme langsung dapat dilihat ketika layanan
lingkungan yang diperoleh dapat dirasakan secara langsung oleh manusia, sebagai
contoh air jernih yang diperoleh dari hutan atau lokasi wisata. Mekanisme tidak
langsung diarasakan oleh manusia, sebagai contoh air jernih yang dijadikan sebagai air
minum apabila kualitasnya buruk akan berpengaruh pada biaya produksi dan
menyebabkan tingginya nilai air minum tersebut.
Secara umum, nilai ekonomi sumber daya alam dan lingkungan dapat dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu nilai guna atau dikenal sebagai use value dan nilai non
guna atau non use value (Fauzi, 2014). Nilai guna dapat didefinisikan sebagai nilai
Kebijakan
Pariwisata
Permintaan Penawaran
Produk
Pasar Pelaku
Wisata
a
b c
a
d e
19
ekonomi yang dinilai atas manfaat secara insitu dari sumber daya alam dan lingkungan.
Nilai pemanfaatan ini dapat dicerminkan dengan sumber daya alam yang dimanfaatkan
sebagai konsumsi atau rekreasi. Berbeda dengan nilai guna, nilai non guna merupakan
nilai guna yang dikenal sebagai nilai yang manfaatnya diperoleh secara tidak langsung
tanpa mengkonsumsi atau menikmatinya secara manual, seperti perlindungan aliran
sungai guna mitigasi banjir, peran hutan sebagai carbon sequestration (penangkap
karbon).
Freeman (1993), mengungkapkan bahwa transmisi nilai dari sumber daya alam
dan lingkungan ke nilai ekonomi dapat dilakukan dengan dua mekanisme yaitu melaui
sistem pasar (market value) atau sistem non pasar (non market value). Transmisi nilai
melalui system pasar dilakukan dengan proses penyedian barang atau jasa yang dapat
mengubah biaya dan harga dari suatu barang atau jasa. Dengan berubahnya biaya dan
harga, maka akan terjadi perubahan pendapatan dan kesejahteraan baik produsen
maupun konsumen. Nilai melalui system non pasar merupakan nilai yang terkait
dengan penyediaan barang atau jasa yang tidak di transaksikan di pasar seperti dampak
lingkungan bagi kesehatan, keindahan, kualitas udara dan peluang alam wisata.
Salah satu teknik penilaian yang biasa digunakan dalam kuantifikasi konsep
adalah dengan menghitung kesediaan membayar dari individu untuk jasa lingkungan
atau sumber daya yang disebut willingness to pay (WTP) atau kesediaan menerima dari
individu dalam kompensasi yang disebut willingness to accept (WTA) (Fauzi, 2014).
Teknik penilaian manfaat didasarkan pada kesediaan konsumen membayar perbaikan
atau kesediaan menerima kompensasi dengan adanya kemunduran kualitas lingkungan
dalam system alami maupun sekitar. Penelitian dengan menggunakan dua teknik
tersebut berhubungan dengan trade off yang di hadapi individu ketika menghadapi
sebuah penurunan komoditas yang disubtitusikan dengan peningkatan suatu komoditas
lainnya. Willingness to pay (WTP) dapat disimpulkan sebagai jumlah maksimum uang
yang sanggup dibayarkan oleh seseorang dan dapat menggambarkan manfaat dari suatu
hal yang terkait dengan lingkungan. Willingness to accept (WTA) menunjukkan jumlah
minimum uang yang dibutuhkan seseorang untuk menerima suatu perubahan yang
terkait dengan lingkungan.
20
Pada umumnya, teknik valuasi ekonomi digunakan untuk sumber daya alam dan
lingkungan yang belum memiliki nilai pasar (non-market valuation) yang dapat
digolongkan menjadi dua kelompok (Fauzi, 2006). Kelompok pertama adalah teknik
valuasi dengan harga implisit dengan willingness to pay (WTP) terungkap melalui
model yang dikembangkan. Teknik valuasi pada kelompok pertama disebut dengan
keinginan membayar yang terungkap atau revealed WTP. Kelompok kedua adalah
teknik valuasi yang didasarkan pada survei. Teknik ini menggunakan keinginan
membayar (WTP) diperoleh langsung oleh responden yang diungkapkan secara lisan
maupun tertulis. Teknik yang termasuk ke dalam revealed WTP antara lain adalah,
travel cost, hedonic pricing dan random utility model. Untuk teknik kelompok kedua,
salah satu teknik yang cukup popular adalah contingent valuation method (CVM) dan
discrete choice method (Skema 2).
Skema 2. Teknik Valuasi Ekonomi Non-Market Value.
2.5. Travel Cost Method (TCM)
Travel Cost Method (TCM) atau metode biaya perjalanan adalah pendekatan
yang digunakan untuk menganalisis nilai ekonomi dari suatu barang atau jasa. TCM
meliputi biaya transportasi pulang-pergi dari tempat tinggal ke lokasi wisata. Selain
itu, biaya perjalanan termasuk juga seluruh pengeluaran yang dikeluarkan selama
perjalanan maupun saat di dalam kawasan tersebut. TCM merupakan metode penilaian
terungkap yang digunkan untuk menilai manfaat non-guna berdasarkan perilaku yang
diamati, yakni pengeluaran individu untuk perjalanan. Model TCM dikenal sebagai
Valuasi Ekonomi
Non-Market
Tidak Langsung
(Revealed WTP)
Langsung
(Expressed WTP)
Travel
Cost
Hedonic Random
Utility Model
Contingent Discrete
Choice
21
model Clawson-Knetsch. TCM berprinsip pada dasar teori permintaan konsumen
dimana nilai yang diberikan seseorang pada lingkungan (atribut yang tidak
terpasarkan) dapat disimpukan dari biaya yang dikeluarkan ke lokasi yang dikunjungi.
Biaya konsumsi layanan jasa lingkungan ini berupa transportasi, biaya masuk,
pengeluaran di tempat rekreasidan biaya waktu yang diluangkan oleh seseorang. Lebih
lanjut Fauzi (2014) menjelaskan terdapat 3 pendekatan TCM yang dapat digunakan
dalam analisis valuasi ekonomi, yaitu:
1. Individual Travel Cost Method (ITCM)
Metode TCM yang didasarkan pada survei atas pengunjung ke tempat rekreasi.
Data pengeluaran biaya perjalanan dan variable sosio-ekonomi lainnya dijadikan
sebagai variable penjelas dari biaya perjalanan yang dikeluarkan. Hasil yang didapat
lebih akurat daripada Zona Travel Cost Method. Fungsi permintaan tersebut dapat
ditulis sebagai berikut:
Vij = F (Tcij, Xij)
Keterangan:
Vij = Jumlah kunjungan oleh individu i ke objek wisata j
Tcij = Biaya perjalanan yang dikeluarkan oleh individu i untuk mengunjungi objek
wisata j
Xij = Variabel sosio ekonomi lainnya yang akan berpengaruh terhadap jumlah
kunjungan
2. Zone Travel Cost Method (ZTCM)
Pendekatan ZTCM merupakan pendekatan klasik yang didasarkan pada data
sekunder dimana jumlah kunjungan diduga merupakan fungsi dari biaya perjalanan
yang didasarkan pada zona wilayah relatif terhadap tempat wisata. Tempat wisata
dibagi kedalam beberapazona kunjungan dan diperlukan data jumlah pengunjung per
tahun. Fungsi permintaan tersebut dapat ditulis sebagai berikut:
22
Vzj = f (Tczj, Popz, Xz)
Keterangan:
Vzj = Jumlah kunjungan dari
Tcz = Biaya perjalanan yang dikeluarkan oleh individu dari zona z untuk
mengunjungi objek wisata j
Popz = Jumlah penduduk dari zona z
Xz = Variabel sosio ekonomi di zona z
3. Random Utility Model (RUM)
RUM merupakan pendekatan TCM secara kompleks dan memerlukan
pendekatan ekonometrika yang kompleks pula.
2.6. Surplus Konsumen
Menurut Munasinghe (1993) menjelaskan bermacam-macam teknik penilaian
yang dapat dilakukan untuk mengkuantifikasikan konsep dari nilai. Salah satu konsep
dasar penilaian ekonomi yang mendasari semua teknik adalah kesediaan membayar
dari individu untuk jasa-jasa lingkungan atau sumberdaya. Konsep kesediaan
membayar adalah bentuk kesediaan konsumen untuk membayar perbaikan atau
kesediaan menerima kompensasi dengan adanya kemunduran kualitas lingkungan
dalam system alami serta kualitas lingkungan sekitar. Kesediaan membayar dari rumah
tangga ke I untuk perubahan dari kondisi lingkungan awal (Q0) menjadi kondisi
lingkungan yang lebih baik (Q1). Lebih lanjut Pomeroy (1992) menjelaskan bahwa
pada pasar yang berfungsi dengan baik, harga pasar mencerminkan nilai marginal,
seperti unit terakhir produk yang diperdagangkan merefleksikan nilai dari unit produk
yang diperdagangkan. Apabila digambarkan dalam kurva, surplus konsumen
merupakan daerah yang terletak di atas garis harga pasar dan dibawah garis permintaan
konsumen (Gambar 2).
23
Gambar 2. Kurva Surplus Konsumen
Diketahui bahwa garis harga pasar sejajar dengan permintaan konsumen, artinya
harga yang diberlakukan atas suatu barang adalah tetap dan tidak melihat jumlah
permintaan konsumen. Sedangkan garis permintaan konsumen miring dari kiri atas ke
kanan bawah, karena semakin rendah harga yang ditawarkan akan mengakibatkan
semakin tinggi permintaan konsumen. Surplus konsumen dapat diukur dengan formula
(Fauzi, 2014):
CS = −1
𝛽₁
Keterangan:
CS = Surplus konsumen
β1 = Fungsi biaya perjalanan hasil regresi
Q0 Q1
Pasar D1
WTPmax
Harga (P)
Jumlah (Q)
D0
Surplus
Konsumen
Pengeluaran
Aktual
24
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran
Kabupaten Malang merupakan salah satu wilayah di Jawa Timur yang mayoritas
memiliki daerah yang relatif subur, karena letaknya yang berada di antara beberapa
gunung. Hal tersebut juga membuat Kabupaten Malang menjadi wilayah yang nyaman
dengan keindahan alamnya. Secara kuantitas, Kabupaten Malang memiliki 52 objek
wisata yang terdiri dari objek wisata gunung, wisata air, wisata pantai, wisata agro,
wisata sejarah, dan wisata religi. Oleh karena itu, Kabupaten Malang memiliki
Pendapatan Asli Daerah (PAD) terbesar dari sektor pariwisata. Dari beberapa objek
wisata, terdapat salah satu wisata yang dikenal di Kabupaten Malang adalah Wisata
Agro Wonosari.
Jasa lingkungan (manfaat) yang diberikan oleh wisata alam seperti Wisata Agro
Wonosari tidak akan didapat dari lokasi wisata non-alam. Manfaat tersebut dapat
berupa manfaat yang nyata (tangible) maupun manfaat yang tidak dapat dinyatakan
secara jelas (intangible). Pada manfaat tangible misalnya, daun teh olahan yang dapat
dinikmati langsung oleh pengunjung dalam bentuk minuman. Sedangkan manfaat
intangible, seperti lokasi kebun teh yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana rekreasi,
pendidikan dan penyerap karbon. Namun hingga kini, potensi tersebut belum dikelola
dengan baik dan optimal oleh pemerintah daerah maupun pihak pengelola Wisata Agro
Wonosari, sehingga dapat mengakibatkan menurunnya minat pengunjung dalam
berwisata di Wisata Agro Wonosari. Dalam hal ini, pengunjung berperan penting
dalam upaya peningkatan pengembangan kualitas Wisata Agro Wonosari. Peran
tersebut berupa biaya yang dikeluarkan pengunjung untuk kegiatan wisata di Wisata
Agro Wonosari, dimana biaya tersebut merupakan proxy (perwakilan) dari penerimaan
Wisata Agro Wonosari.
Dalam meningkatkan jumlah pengunjung, pengelola Wisata Agro Wonosari
perlu melakukan pengembangan lokasi wisata. Apabila terjadi kesalahan dalam
pengembangan suatu lokasi wisata alam dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dan
ekonomi. Oleh karena itu, diperlukan suatu informasi menggunakan pendekatan
25
ekonomi dan lingkungan sebagai dasar pertimbangan dalam pengembangan lokasi
wisata yang berorientasi terhadap peningkatan kualitas lingkungan.
Upaya yang dilakukan untuk mendapatkan informasi yang tepat dalam
mengembangkan lokasi wisata diiringi dengan meningkatnya permintaan kunjungan
wisata adalah dengan valuasi ekonomi. Metode valuasi ekonomi yang dapat digunakan
salah satunya adalah dengan pendekatan ITCM (Individual Travel Cost Method).
Dengan pendekatan tersebut, dalam melakukan valuasi ekonomi Wisata Agro
Wonosari dibutuhkan data mengenai karakteristik pengunjung. Namun, persepsi
pengunjung terhadap lokasi wisata juga perlu diketahui agar pengembangan lokasi
wisata sejalan dengan apa yang diinginkan pengunjung.
Karakteristik pengunjung secara umum dideskripsikan dari responden yang
digunakan dalam mengestimasi permintaan wisata dari Wisata Agro Wonosari.
Karakteristik pengunjung yang diteliti meliputi usia, asal daerah, jenis kelamin, status
pernihakan, tingkat pendidikan, pekerjan, total pendapatan, jenis kendaraan dan jumlah
rombongan. Karakteristik pengunjung selanjutnya dapat digunakan sebagai faktor yang
mempengaruhi permintaan pengunjung Wisata Agro Wonosari.
Persepsi pengunjung terhadap Wisata Agro Wonosari dilakukan untuk
mengetahui penilaian pengunjung pada Wisata Agro Wonosari. Terdapat hal-hal yang
dinilai dalam persepsi pengunjung, seperti informasi mengenai tempat wisata, daya
tarik wisata, motivasi kunjungan, fasilitas, keamanan, pelayanan petugas, aksesbilitas,
kebersihan, harga tiket masuk, kepuasan dan keinginan pengunjung untuk
mengunjungi kembali Wisata Agro Wonosari. Persepsi pengunjung dapat dijadikan
sebagai dasar pertimbangan dalam pengembangan Wisata Agro Wonosari. Dalam
mengetahui karakteristik dan persepsi pengunjung dapat dilakukan dengan
menganalisis secara deskriptif berdasarkan data yang didapatkan dari kuesioner.
Informasi mengenai karakteristik pengunjung digunakan sebagai dasar
penyusunan variabel independen dalam melakukan analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi permintaan wisata dan penilaian ekonomi dari Wisata Agro Wonosari.
Variabel independen yang digunakan meliputi total biaya perjalanan, total pendapatan,
tingkat pendidikan, usia, status menikah, jenis kelamin, jarak tempuh, waktu tempuh
26
dan jumlah rombongan. Variabel status menikah dan jenis kelamin merupakan variabel
dummy yang berjenis nominal. Variabel total biaya perjalanan, total pendapatan,
tingkat pendidikan, usia, jarak tempuh, waktu tempuh dan jumlah rombongan
merupakan variabel dengan jenis data rasio. Selanjutnya, variabel independen
diregresikan dengan permintaan kunjungan wisata pada tahun terakhir atau pada tahun
2016 dengan menggunakan analisis regresi berganda.
Setelah menganalisis faktor-faktor yang diduga mempengaruhi permintaan
kunjungan Wisata Agro Wonosari, maka akan didapatkan persaman dari permintaan
wisata dari Wisata Agro Wonosari. Dari persamaan permintaan wisata dari Wisata
Agro Wonosari, dapat dihitung nilai ekonomi dari Wisata Agro Wonosari. Nilai
ekonomi dapat dihitung dengan mengalikan jumlah pengunjung dengan nilai surplus
konsumen. Surplus konsumen dinyatakan sebagai nilai kesediaan membayar
pengunjung dalam melakukan kegiatan wisata per orang per kunjungan. Surplus
konsumen diestimasi menggunakan koefisien variabel biaya perjalanan pada
persamaan permintaan wisata. Nilai ekonomi menunjukkan estimasi nilai dari manfaat
yang didapatkan oleh pengunjung dari Wisata Agro Wonosari dan dapat dijadikan
sebagai dasar pertimbangan untuk melestarikan kondisi lingkungan yang ada.
Disamping itu, diperlukan analisis nilai penerimaan potensial yang bertujuan
untuk mengetahui perbandingan antara nilai ekonomi manfaat lingkungan yang
dimiliki dengan penerimaan yang diterima oleh Wisata Agro Wonosari. Analisis nilai
penerimaan dilakukan dengan mengestimasi nilai penerimaan potensial yang diperoleh
oleh Wisata Agro Wonosari melalui penjualan tiket masuk. Dalam penelitian ini, tiket
masuk merupakan bagian dari travel cost. Nilai potensial dalam penelitian ini
didefinisikan sebagai estimasi peneriman yang dapat diperoleh dari penjualan tiket
masuk pada tahun 2017 di hari biasa (weekdays) maupun libur (weekend). \
Hasil analisis dari karakteristik pengunjung, persepsi pengunjung, faktor-faktor
yang mempengaruhi permintaan wisata, estimasi nilai ekonomi serta penerimaan
potensial Wisata Agro Wonosari dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk
pengembangan Wisata Agro Wonosari. Pengembangan Wisata Agro Wonosari
selanjutnya dilakukan sebagai cara untuk menyelesaikan permasalahan yang terdapat
27
pada Wisata Agro Wonosari. Penyederhanaan dari penjabaran kerangka pemikiran
diatas dapat dilihat pada skema 3.
28
Wisata alam
Faktor yang mempengaruhi
permintaan:
1. Total biaya perjalanan
2. Tingkat pendidikan
3. Total pendapatan
4. Usia
5. Status menikah
6. Jenis kelamin
7. Jarak tempuh
8. Waktu tempuh
9. Jumlah rombongan
- Minimnya jumlah pengunjung per tahun.
- Tingginya tingkat persaingan wisata di
Kabupaten Malang.
- Belum adanya penilaian ekonomi terhadap
manfaat alam.
Karakteristik
pengunjung
Nilai
ekonomi
Individual
Travel Cost
Method
Analisis regresi
berganda
Persepsi
pengunjung
Surplus
konsumen
Wisata Agro Wonosari Manfaat tangible Manfaat intangible
1. Penelitian dan pengembangan
2. Penyerapan karbon
3. Pendidikan
Penerimaan
potensial
(tiket masuk) Deskriptif
Pengembangan Wisata Agro Wonosari
Meningkatnya Permintaan Kunjungan dan
Penerimaan Wisata Agro Wonosari
Keterangan:
Alur pemikiran
Pendekatan
Metode analisis
Skema 3. Kerangka Pemikiran Valuasi Ekonomi Wisata Agro
Wonosari dengan pendekatan Individual Travel Cost Method (ITCM).
29
3.2. Hipotesis Penelitian
Untuk mempermudah proses analisis, maka dianjurkan untuk menyusun
hipotesis dalam membuat rancangan penelitian. Adapun hipotesis dalam penelitian ini,
yakni sebagai berikut:
1. Diduga total biaya perjalanan, total pendapatan, tingkat pendidikan, usia, status
menikah, jenis kelamin, jarak tempuh, waktu tempuh, dan jumlah rombongan
berpengaruh terhadap permintaan wisata dari Wisata Agro Wonosari.
3.3. Batasan Masalah
1. Pengunjung yang menjadi responden minimal berusia 17 tahun.
2. Pengunjung tidak melakukan multiple trip (perjalanan ganda).
3. Biaya wisata dan biaya atas waktu yang dikorbankan merupakan proxy (cerminan)
atas total biaya perjalanan.
4. Nilai ekonomi yang dihitung merupakan nilai ekonomi dari Wisata Agro Wonosari
dilihat dari kesediaan membayar (WTP) yang dicerminkan melalui biaya perjalanan
pengunjung.
3.4. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional dan pengukuran variable berfungsi untuk menghindari
adanya kesalahan dalam penafsiran serta penyeragaman dalam pengukuran data.
Dalam penelitian ini, definisi dan pengukuran variabel yang dipakai adalah sebagai
berikut:
1. Permintaan wisata merupakan frekuensi kunjungan yang dilakukan oleh
pengunjung Wisata Agro Wonosari selama satu tahun. Berikut terdapat faktor-
faktor yang diduga mempengaruhi permintaan Wisata Agro Wonosari:
a. Tingkat pendidikan adalah tingkat pendidikan responden dalam menempuh
pendidikan yang bernilai dikotomi dimana 0 = pendidikan tinggi (SMA -
Perguruan Tinggi) dan 1 = pendidikan rendah (SD - SMP).
b. Jenis kelamin adalah jenis kelamin dari pengunjung Wisata Agro Wonosari yang
bernilai dikotomi dimana 0 = pria dan 1 = wanita.
30
c. Status menikah adalah status pernikahan dari pengunjung Wisata Agro Wonosari
yang bernilai dikotomi dimana 0 = menikah dan 1 = belum menikah.
d. Total pendapatan adalah pendapatan pengunjung dalam satu bulan (Rupiah/
bulan).
e. Usia adalah umur dari pengunjung saat mengunjungi Wisata Agro Wonosari
(tahun).
f. Total biaya perjalanan adalah biaya yang dikeluarkan oleh pengunjung untuk
mengunjungi Wisata Agro Wonosari setiap satu kali kunjungan (Rupiah/ orang).
i. Biaya transportasi adalah biaya terhadap transportasi yang digunakan
pengunjung menuju Wisata Agro Wonosari per orang (Rupiah/ orang).
ii. Biaya konsumsi rekreasi adalah biaya yang dikeluarkan pengunjung untuk
konsumsi yang dibelanjakan didalam maupun diluar Wisata Agro Wonosari
per orang (Rupiah/ orang).
iii. Biaya parkir adalah biaya yang dikeluarkan pengunjung untuk memarkirkan
kendaraannya di Wisata Agro Wonosari per orang (Rupiah/ orang).
iv. Biaya tol adalah biaya yang dikeluarkan pengunjung saat menggunakan jas
tol menuju Wisata Agro Wonosari per orang (Rupiah/ orang).
v. Biaya tiket masuk adalah biaya yang dikeluarkan oleh pengunjung untuk
masuk kedalam Wisata Agro Wonosari per orang (Rupiah/ orang).
vi. Biaya souvenir adalah biaya yang dikeluarkan pengunjung saat membeli
cindera mata di lokasi Wisata Agro Wonosari per orang (Rupiah/ orang).
vii. Biaya wahana adalah biaya yang dikeluarkan pengunjung untuk
menggunakan wahana permainan di Wisata Agro Wonosari per orang
(Rupiah/ orang).
viii. Biaya penginapan adalah biaya yang dikeluarkan pengunjung untuk
menginap pada satu kali kunjungan ke Wisata Agro Wonosari per orang
(Rupiah/ orang).
ix. Biaya kesempatan (opportunity cost) adalah biaya yang dikorbankan
pengunjung untuk melakukan kegiatan lain ketika berwisata per orang
(Rupiah/ orang).
31
g. Jarak tempuh adalah jauhnya jarak yang ditempuh dari tempat tinggal
pengunjung hingga lokasi wisata (km).
h. Waktu tempuh adalah lamanya waktu yang ditempuh dari tempat tinggal
pengunjung hingga lokasi wisata (jam).
i. Jumlah rombongan merupakan jumlah pengunjung yang melakukan kunjungan
bersama dengan pengunjung yang menjadi responden (orang).
2. Surplus konsumen adalah selisih antara nilai keinginan membayar dengan jumlah
yang dibayarkan pengunjung Wisata Agro Wonosari setiap satu kali kunjungan
(Rupiah/ kunjungan/ orang).
3. Nilai ekonomi wisata adalah total surplus konsumen dari permintaan wisata pada
Wisata Agro Wonosari untuk satu tahun (Rupiah/ tahun).
Berikut terdapat tabel 3 yang merupakan penyederhanaan dari penjelasan definisi
operasional dan pengukuran variabel yang telah dijelaskan sebelumnya:
32
Tabel 3. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Konsep Variabel Definisi Operasional Variabel Pengukuran Variabel
1. Permintaan wisata Permintaan kunjungan Frekuensi kunjungan yang dilakukan oleh
pengunjung Wisata Agro Wonosari pada
tahun terakhir atau pada tahun 2016
Kunjungan/ tahun
Tingkat pendidikan Tingkat pendidikan responden dalam
menempuh pendidikan yang bernilai
dikotomi
Skor diberikan berdasarkan kriteria:
0 = pendidikan tinggi (SMA – Perguruan
Tinggi)
1 = pendidikan rendah (SD – SMP)
Jenis kelamin Jenis kelamin dari pengunjung Wisata
Agro Wonosari yang bernilai dikotomi
Skor diberikan berdasarkan kriteria:
0 = pria
1 = wanita
Status menikah Status pernikahan dari pengunjung Wisata
Agro Wonosari yang bernilai dikotomi
Skor diberikan berdasarkan kriteria:
0 = menikah
1 = belum menikah
Total pendapatan Pendapatan pengunjung dalam satu bulan Rupiah/ bulan
Usia Umur dari pengunjung saat mengunjungi
Wisata Agro Wonosari
Tahun
Biaya perjalanan Biaya yang dikeluarkan pengunjung untuk
mengunjungi Wisata Agro Wonosari
setiap satu kali kunjungan
Rupiah/ orang
Jarak tempuh Jauhnya jarak yang ditempuh dari tempat
tinggal pengunjung hingga lokasi wisata
Km
Waktu tempuh Lamanya waktu yang ditempuh dari
tempat tinggal pengunjung hingga lokasi
wisata
Jam
33
Konsep Variabel Definisi Operasional Variabel Pengukuran Variabel
Jumlah rombongan Jumlah pengunjung yang melakukan
kunjungan bersama dengan pengunjung
yang menjadi responden
Orang
2. Biaya perjalanan
Biaya transportasi Biaya terhadap transportasi yang
digunakan pengunjung menuju Wisata
Agro Wonosari
Rupiah/ orang
Biaya konsumsi rekreasi Biaya yang dikeluarkan pengunjung untuk
konsumsi didalam maupun diluar Wisata
Agro Wonosari
Rupiah/ orang
Biaya parkir Biaya yang dikeluarkan pengunjung untuk
memarkirkan kendaraannya di Wisata
Agro Wonosari
Rupiah/ orang
Biaya tol Biaya yang dikeluarkan pengunjung saat
menggunakan jasa tol menuju Wisata Agro
Wonosari
Rupiah/ orang
Biaya tiket masuk Biaya yang dikeluarkan pengunjung untuk
masuk kedalam Wisata Agro Wonosari
Rupiah/ orang
Biaya souvenir Biaya yang dikeluarkan pengunjung saat
membeli cindera mata di lokasi Wisata
Agro Wonosari
Rupiah/ orang
Biaya wahana Biaya yang dikeluarkan pengunjung untuk
menggunakan wahana permainan di
Wisata Agro Wonosari
Rupiah/ orang
Biaya penginapan Biaya yang dikeluarkan pengunjung untuk
menginap pada satu kali kunjungan ke
Wisata Agro Wonosari
Rupiah/ orang
Tabel 4. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
34
Konsep Variabel Definisi Operasional Variabel Pengukuran Variabel
Biaya kesempatan Biaya yang dikorbankan pengunjung untuk
melakukan kegiatan lain ketika berwisata
per orang
Rupiah/ orang
3. Surplus konsumen
CS = −1
𝛽₁
Koefisien variabel biaya
perjalanan (kesediaan
membayar)
Besaran surplus konsumen berdasarkan
kesediaan membayar menggunakan biaya
perjalanan
Rupiah/ orang/ kunjungan
4. Nilai ekonomi
wisata
NE = CS X JP2016
Surplus konsumen Surplus konsumen pengunjung per
individu per kunjungan
Rupiah/ orang/ kunjungan
Jumlah pengunjung Jumlah pengunjung terakhir (selama satu
tahun atau pada tahun 2016)
Orang
35
36
35
IV. METODE PENELITIAN
4.1. Metode Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Wisata Agro Wonosari, Kabupaten Malang, Jawa
Timur. Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja dengan dasar pertimbangan bahwa
Wisata Agro Wonosari merupakan lokasi wisata yang menggunakan lingkungan atau
alam sebagai kegiatan ekonomi. Oleh karena itu, diperlukan suatu metode pendekatan
terhadap ekonomi dan lingkungan dalam menjaga keberlanjutan wisata, yaitu dengan
valuasi ekonomi. Penelitian akan dilakukan dengan mengambil data di lokasi wisata
pada bulan April 2017.
4.2. Teknik Penentuan Sampel
Objek dari penelitian adalah pengunjung dari Wisata Agro Wonosari. Metode
penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah metode non-probability
sampling. Non-probability sampling adalah metode untuk menentukan responden
secara sistematis dan sengaja berdasarkan pertimbagan peneliti untuk mencapai tujuan
penelitian. Responden yang digunakan dalam penelitian adalah pengunjung Wisata
Agro Wonosari dengan kriteria usia ≥ 17 tahun. Penetapan batas usia dilakukan dengan
pertimbangan bahwa pada usia 17 tahun suatu individu dapat menentukan
keputusannnya sendiri, seperti dalam hal menentukan motivasi dalam melakukan
pariwisata.
Pengambilan jumlah sampel dari pengunjung dilakukan menggunakan formulasi
linear time function. Pengambilan jumlah sampel berdasarkan linear time function
dapat dilakukan apabila jumlah populasi tidak diketahui secara pasti. Sehingga, tidak
dapat ditentukan jumlah sampel yang terlibat dalam penelitian. Sehingga, jumlah
responden ditentukan berdasarkan waktu efektif yang digunakan peneliti untuk
melaksanakan kegiatan penelitian. Perumusan perhitungan jumlah sampel pengunjung
Wisata Agro Wonosari dapat diformulasikan sebagai berikut:
36
N =T − t₀
t₁
Keterangan:
T = Waktu penelitian (menit)
t0 = Periode waktu harian (menit)
t1 = Waktu pengisian kuesioner/ wawancara (menit)
N = Jumlah responden
Waktu penelitian yang digunakan adalah selama 12 hari dalam satu bulan, yaitu
pada weekdays (hari biasa) yaitu pada hari jumat serta weekend (hari libur) pada hari
sabtu dan minggu. Penentuan hari tersebut memperhatikan frekuensi kunjungan Wisata
Agro Wonosari yang relatif ramai pada hari menjelang libur dan hari libur. Penelitian
ini akan mempergunakan waktu selama 5 jam dalam sehari, tepatnya pada pukul 11.00
– 16.00 WIB. Menurut hasil dari survey pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti,
waktu tersebut merupakan waktu yang efektif untuk melakukan kegiatan pengumpulan
data, karena pada rentang jam tersebut, mayoritas pengunjung telah selesai melakukan
kegiatan wisata. Sedangkan estimasi waktu wawancara adalah selama 45 menit per
responden, karena mengacu pada butir pertanyaan kuesioner yang berjumlah 33
pertanyaan. Atas dasar pertimbangan waktu penelitian, maka diperoleh perhitungan
jumlah sampel responden sebagai berikut:
N =(12 hari x (5 jam x 60 menit)) − (5 jam x 60 menit)
45 menit
N =(12 hari x (300 menit)) − (300 menit)
45 menit
N =3300 − 300
45
N = 73,33 responden
Berdasarkan teknik linear time function tersebut, didapatkan jumlah sampel
yaitu 74 responden yang akan diteliti di Wisata Agro Wonosari.
37
4.3. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data
Data penelitian yang digunakan dibedakan berdasarkan jenis dan metode
pengumpulan datanya. Terdapat dua jenis data yang digunakan dalam penelitian ini,
yaitu:
1. Data kuantitatif, yang merupakan data berbentuk bilangan.
2. Data kualitatif, yang merupakan data yang tidak berbentuk bilangan. Dalam arti,
data ini digunakan untuk melengkapi dan menjelaskan data kuantitatif.
Sedangkan berdasarkan metode pengumpulannya, data dalam penelitian ini
dikelompokkan menjadi:
1. Data primer, merupakan data yang diperoleh peneliti secara langsung dari sumber
asli atau pihak pertama. Data primer diperoleh melalui teknik wawancara dengan
menggunakan kuesioner. Kuesioner terdiri dari empat bagian yang berisi tentang
karakteristik pengunjung, aktivitas wisata, biaya perjalanan wisata dan persepsi
pengunjung terhadap Wisata Agro Wonosari.
2. Data sekunder, merupakan data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung
melalui media perantara. Data sekunder diperoleh dari buku, jurnal, penelitian
terdahulu, internet, surat atau arsip serta dokumen-dokumen resmi dari pemilik
(pengelola) Wisata Agro Wonosari. Data sekunder yang dibutuhkan dalam
penelitian adalah gambaran umum Wisata Agro Wonosari, keadaan fisik, fasilitas,
permintaan berkunjung wisatawan tahunan serta informasi lain yang menunjang
penelitian.
4.4. Teknik Analisis dan Pendekatan Model
Teknik Analisis data dilakukan dalam penyederhanaan data yang telah
didapatkan dari penelitian. Data yang didapatkan dianalisis secara kualitatif maupun
kuantitatif.
4.4.1. Karakteristik Pengunjung Wisata Agro Wonosari
Karakteristik pengunjung Wisata Agro Wonosari diidentifikasi secara deskriptif.
Karakteristik sosial ekonomi pengunjung selanjutnya dapat digunakan sebagai salah
satu faktor yang mempengaruhi permintaan pengunjung untuk kawasan wisata.
38
Penjelasan dari karakteristik pengunjung dilakukan secara deskriptif berdasarkan
informasi dan data yang diperoleh melalui hasil wawancara dengan kuesioner.
Karakteristik pengunjung secara umum dideskripsikan dari responden yang digunakan
dalam mengestimasi permintaan wisata dari Wisata Agro Wonosari. Karakteristik
pengunjunjung dilihat dari karakteristik sosial ekonomi pengunjung Wisata Agro
Wonosari yang diteliti meliputi total biaya perjalanan, usia, asal daerah, jenis kelamin,
status pernihakan, tingkat pendidikan, pekerjaan, total pendapatan, jenis kendaraan dan
jumlah rombongan.
4.4.2. Persepsi Pengunjung Terhadap Wisata Agro Wonosari
Persepsi pengunjung dideskripsikan berdasarkan pertanyaan pada kuesinoner.
Persepsi pengunjung yang diteliti meliputi pendapat atau penilaian mengenai informasi
tempat wisata, daya tarik wisata, motivasi kunjungan, fasilitas, keamanan, pelayanan
petugas, aksesbilitas, kebersihan, harga tiket masuk, kepuasan dan keinginan
pengunjung untuk mengunjungi kembali Wisata Agro Wonosari. Deskripsi persepsi
pengunjung nantinya digunakan sebagai dasar pengembangan lokasi wisata, agar
pengembangan yang telah direncanakan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh
pengunjung.
4.4.3. Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Wisata Agro Wonosari
Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan wisata dari Wisata Agro
Wonosari diidentifikasikan dengan menggunakan model Individual Travel Cost
Method (ITCM) yang merupakan bagian dari Travel Cost Method (TCM). Metode
biaya perjalanan merupakan metode untuk menilai barang dan jasa yang tidak memiliki
harga seperti lingkungan dari taman umum dan tempat rekreasi. Dengan pendekatan
menggunakan ITCM diketahui bahwa biaya perjalanan ke suatu wisata dapat
mempengaruhi permintaan kunjungan yang dilakukan seseorang. Biaya perjalanan
yang digunakan dalam model merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan oleh
pengunjung dalam satu kali perjalanan. Perhitungan dari biaya perjalanan dapat dilihat
dengan rumus sebagai berikut:
39
TC = BT + BKR + BTO + BP + BTM + BS + BW + BP + OC
Keterangan:
TC = Total biaya perjalanan
BT = Biaya transportasi
BKR = Biaya konsumsi rekreasi
BTO = Biaya tol
BP = Biaya parkir
BTM = Biaya tiket masuk
BS = Biaya souvenir
BW = Biaya wahana
BP = Biaya penginapan
OC = Opportunity cost
Biaya perjalanan didapatkan dengan menjumlahkan seluruh pengeluaran dari
pengunjung per individu per kunjungan. Pengeluaran tersebut terdiri dari biaya bahan
bakar, biaya konsumsi rekreasi, baik di dalam lokasi wisata maupun di luar lokasi
wisata, biaya parkir, biaya tiket masuk, biaya tol, biaya souvenir, biaya wahana, biaya
penginapan serta opportunity cost.
Opportunity cost (OC) dalam penelitian ini merupakan biaya yang dikorbankan
karena seseorang menggunakan waktunya untuk berwisata. Perhitungan opportunity
cost dilakukan dengan menghitung upah per jam dikalikan dengan waktu tempuh dan
lama berkunjung di lokasi wisata. Upah per jam diketahui dengan membagi upah yang
diterima per hari dengan jam kerja individu tersebut. Berikut terdapat formulasi
perhitungan opportunity cost:
OC = Upah per hari
Jam kerja per hari x (waktu tempuh + lama berkunjung)
Pendugaan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kunjungan ke Wisata
Agro Wonosari tiap individu per tahun, menggunakan analisis regresi berganda.
Permintaan kunjungan Wisata Agro Wonosari yang akan dianalisis sebagai variable
dependen diduga dipengaruhi oleh faktor-faktor, seperti total biaya perjalanan, total
40
pendapatan, tingkat pendidikan, usia, jarak tempuh, waktu tempuh, jumlah rombongan
dan jenis kelamin. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan wisata pada Wisata
Agro Wonosari tiap individu per tahun dianalisis menggunakan regresi linier berganda
dan dirumuskan secara statistik sebagai berikut:
Y = ɑ + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + β7X7 + β8X8 + β9X9+ ei
Keterangan:
Y = Permintaan kunjungan wisata
X1 = Total biaya perjalanan ke Wisata Agro Wonosari (Rupiah/ orang)
X2 = Total pendapatan responden (Rupiah/ bulan)
X3 = Dummy tingkat pendidikan responden (0 = pendidikan tinggi (SMA
Perguruan Tinggi), 1 = pendidikan rendah (SD-SMP))
X4 = Usia responden (tahun)
X5 = Jarak tempuh dari rumah ke Wisata Agro Wonosari (km)
X6 = Waktu tempuh dar rumah ke Wisata Agro Wonosari (jam)
X7 = Jumlah rombongan (orang)
X8 = Dummy jenis kelamin (0 = pria, 1 = wanita)
X9 = Dummy status menikah (0 = menikah, 1 = belum menikah)
ɑ = Konstanta
β1-β9 = Koefisien regresi untuk factor X1-X9
ei = Error term
Analisis regresi linear berganda berfungsi untuk mengolah data variabel yang
telah ditentukan dan diduga berpengaruh terhadap variable terikat. Model regresi linear
berganda bertujuan untuk menganalisa dan mengetahui pengaruh variabel bebas (total
biaya perjalanan, total pendapatan, tingkat pendidikan, usia, jarak tempuh, waktu
tempuh, jumlah rombongan, jenis kelamin dan status menikah) terhadap variabel
terikat (permintaan kunjungan wisata di Wisata Agro Wonosari).
Agar mendapatkan model persamaan yang BLUE (Best Linear Unbiased
Estimator), yakni koefisien regresi memiliki sifat yang linear, tidak bias, konsisten
(walaupun sampel diperbesar menuju tak terhingga, taksiran yang didapat akan tetap
41
mendekati nilai parameternya), maka harus memenuhi beberapa persyaratan dasar
yang antara lain:
4.4.3.1. Uji Asumsi Klasik
1. Normalitas
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas dan terikat
dalam model regresi memiliki distribusi normal atau tidak. Apabila terdapat
penyimpangan terhadap asumsi distribusi normalitas maka masih akan tetap
menghasilkan penduga koefisien regresi linear, tidak berbias dan terbaik.
Penyimpangan asumsi normalitas ini akan semakin kecil pengaruhnya jika jumlah
contoh diperbesar. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara mengubah bentuk nilai
variabel yang semula nilainya absolut di transformasikan menjadi bentuk lain seperti
kuadratik sehingga akan menghasilkan distribusi yang normal.
Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji statistik non parametrik
Saphiro Wilk (Swilk) dengan kriteria:
Jika taraf nyata > 0,05, maka data berdistribusi normal
Jika taraf nyata < 0,05, maka data tidak berdistribusi normal
2. Multikolinearitas
Pengujian ini bertujuan untuk mengapati apakah dalam model regresi terdapat
korelasi antar variabel bebas atau tidak. Model regresi yang baik adalah model yang
tidak terjadi korelasi antar variabel bebas. Pengujian ini dapat dilakukam dengan uji
Collinearity Statistic dengan kriteria :
Jika nilai rata-rata VIF > 10, maka terdapat multikolinearitas
Jika nilai rata-rata VIF < 10, maka tidak terjadi multikolinearitas.
3. Heterokedastisitas
Pengujian heterokedastisitas bertujuan untuk mengukur apakah dalam model
regresi linear terjadi ketidaksamaan ragam dari sisa satu pengamatan ke pengamatan
lain. Model regresi yang baik adalah model yang homokedastisitas dalam artian tidak
terjadi heterokedastisitas. Terdapat dua cara untuk mengamati ragam dari model regresi
yaitu dengan menggunakan uji metode grafis atau statistik. Metode grafis adalah cara
42
untuk melihat ada atau tidaknya pola tertentu yang tergambar pada scatterplot.
Sedangkan pengujian dengan menggunakan Glejser, Park, White dan Rank Spearman.
Pada penelitian ini menggunakan metode grafis dengan melihat sebaran pola data.
4.4.3.2. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji F ditujukan untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel independen
secara simultan terhadap variabel dependen. Ketentuan penerimaan atau penolakan
hipotesis H0 adalah sebagai berikut :
H0 diterima apabila probabilitas > 0,05
H0 ditolak apabila probabilitas < 0,05 atau
H0 diterima apabila Fhitung < Ftabel
H0 ditolak apabila Fhitung > Ftabel
Jika H0 diterima berarti dengan tingkat kepercayaan tertentu (5%) variabel
independen secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Akan tetapi, jika H0 ditolak maka variabel independen berpengaruh terhadap variabel
dependen.
4.4.3.3. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji t ditujukan untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel independen
secara simultan terhadap variabel dependen. Ketentuan penerimaan atau penolakan
hipotesis H0 adalah sebagai berikut:
H0 diterima apabila probabilitas > 0,05
H0 ditolak apabila probabilitas < 0,05, atau
H0 diterima apabila t hitung < t tabel
H0 ditolak apabila t hitung > t tabel
Jika H0 diterima, berarti dengan tingkat kepercayaan tertentu (5%) variabel
independen yang diuji berpengaruh terhadap variabel dependen. Sebaliknya, jika H0
ditolak maka variabel independen yang diuji tidak berpengaruh terhadap variabel
dependen.
43
4.4.3.4. Nilai R2 (Koefisien Determinasi)
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui berapa persen pengaruh
variabel bebas (X) yang dimasukkan dalam model mempengaruhi variabel terikat (Y),
sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel bebas (X) yang tidak dimasukkan
kedalam model. Dianggap baik bila koefisien determinasi sama dengan atau mendekati
1.
4.4.4. Nilai Ekonomi Wisata Agro Wonosari
Surplus Konsumen dinilai sebagai manfaat yang diperoleh pengunjung terhadap
lokasi wisata. Perhitungan surplus konsumen dilakukan berdasarkan model persamaan
permintaan yang dibuat. Perhitungan surplus konsumen dapat dirumuskan sebagai
berikut:
CS = −1
𝛽1
Keterangan:
CS = Surplus konsumen
β1 = Koefisien dari variabel biaya perjalanan
Nilai ekonomi dari Wisata Agro Wonosari dapat dihitung dengan melakukan
estimasi surplus konsumen dari fungsi permintaan kunjungan wisata. Nilai ekonomi
wisata dari lokasi Wisata Agro Wonosari dihitung sebagai total surplus konsumen
pengunjung dalam suatu periode dengan rumus:
NE = CS x JP2016
Keterangan:
NE = Nilai ekonomi kawasan wisata (Rp/ tahun)
CS = Surplus konsumen pengunjung (Rp/ kunjungan)
JP2016 = Total jumlah pengunjung terakhir selama satu tahun atau pada tahun 2016
4.4.5. Estimasi Penerimaan Wisata Agro Wonosari Tahun 2017
Analisis penerimaan dihitung berdasarkan nilai penerimaan potensial yang
mungkin didapatkan oleh Wisata Agro Wonosari. Sebelum mengetahui nilai
penerimaan potensial, diperlukan data perkiraan jumlah pengunjung pada tahun 2017,
baik weekdays maupun weekend. Dalam tahun ini, hari kunjungan weekdays berjumlah
44
103 hari sedangkan weekend berjumlah 262 hari. Perhitungan total jumlah pengunjung
dapat dirumuskan sebagai berikut:
TJP2017 = JHKwend x JPwend + JHKwdays x JPwdays
Keterangan:
TJP2017 = Perkiraan total jumlah pengunjung tahun 2017
JHKwend = Jumlah hari kunjungan pada saat weekend
JPwend = Jumlah pengunjung rata-rata weekend
JHKwdays = Jumlah hari kunjungan pada saat weekdays
JPwdays = Jumlah pengunjung rata-rata weekdays
Nilai potensial dalam penelitian ini didefinisikan sebagai estimasi peneriman
yang diperoleh pada tahun 2017 dengan hasil dari penjualan tiket masuk pada hari biasa
(weekdays) maupun libur (weekend). Berikut terdapat rumusan perhitungan nilai
peneriman potensial:
PA1 = BTMwend x TJPwend
PA2 = BTMwdays x TJPwdays
TPP2017 = PP1 + PP2
Keterangan:
TPP2017 = Total Penerimaan potensial tahun 2017
PP1 = Penerimaan potensial weekend
PP2 = Penerimaan potensial weekdays
BTMwend = Biaya tiket masuk weekend, sebesar Rp 15.000 per tiket
BTMwdays = Biaya tiket masuk weekdays, sebesar Rp 10.000 per tiket
45
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
5.1.1. Profil Wisata Agro Wonosari
PT. Perkebunan Nusantara XII (PTPN XII) merupakan perusahaan yang
bergerak dibidang budidaya tanaman perkebunan (seperti kopi, karet, teh dan kakao),
produksi hasil tanaman perkebunan, perdagangan hasil produksi, pengembangan usaha
bidang perkebunan (seperti usaha aneka kayu dan Wisata Agro). PTPN XII memiliki
33 unit usaha yang dibagi dalam 3 wilayah kerja. Wilayah 1 berkantor di Jember dan
membawahi kebun yang ada di kabupaten Banyuwangi dan 1 kebun yang ada di
kabupaten Jember, unit kebun yang ada di wilayah 1 tersebut menanam komoditas
perkebunan seperti kopi robusta, kakao bulk, kakao edel, karet dan aneka kayu.
Wilayah 2 meliputi kebun yang ada di kabupaten Jember, Situbondo dan Bondowoso
dengan komoditas perkebunan yang ditanam adalah kopi robusta, kopi arabika, karet,
kakao bulk dan aneka kayu. Selanjutnya adalah wilayah 3, wilayah 3 PTPN XII
membawahi 9 unit kebun yang ada di kabupaten Ngawi, Kediri, Blitar, Malang,
Lumajang dan sebagian daerah Jember. Komoditas yang diusahakan di wilayah 3
adalah teh, kopi robusta, karet, kakao bulk dan aneka kayu.
Salah satu kebun yang ada di wilayah 3 adalah kebun Wonosari dengan
komoditas utama adalah perkebunan teh yang ditanam di lereng gunung Arjuno. Selain
budidaya, kebun teh Wonosari juga memiliki unit usaha pabrik yang telah berdiri sejak
tahun 1912 dan wisata agro yang dapat memberikan keuntungan tambahan bagi
perusahaan dan memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar perkebunan
Wonosari selain unit usaha budidaya dan unit usaha pengolahan.
Wisata Argo Wonosari merupakan salah satu afdelling yang ada dikebun teh
Wonosari yang berdiri pada bulan Agustus 1993. Afdelling ini dibuka sebagai tempat
wisata dengan keindahan perkebunan teh sebagai objek utamanya. Sebelumnya
perkebunan teh Wonosari telah dibuka untuk mengenalkan proses pengolahan pucuk
daun teh hitam, namun hanya untuk kalangan terbatas. Sebelum dikenal luas sebagai
tempat wisata, langkah yang dilakukan Wisata Argo Wonosari adalah memperbaiki
46
mess mandor yang ada disekitar kebun menjadi tempat penginapan yang berjumlah 10
kamar. Langkah selanjutnya pengelola Wisata Argo Wonosari mendaftarkan
penginapan tersebut ke PHRI Malang dengan tujuan untuk menarik wisatawan
menginap di perkebunan teh Wonosari.
Kemudian pada tahun 1994 direksi mengeluarkan surat keputusan tentang
dibentuknya afdelling Wisata Agro Wonosari. Seiring dengan perkembangannya,
Wisata Agro Wonosari dengan fasilitas – fasilitas wisata seperti kolam renang, sarana
outbond dan yang lainnya. Sementara untuk penginapan terbaru yang dikembangkan
adalah Rollas hotel.
5.1.2. Personalia Wisata Agro Wonosari
Wisata Agro Wonosari merupakan sala satu afdelling yang berada di lingkungan
PTPN XII perkebunan teh Wonosari yang didirikan sebagai diverifikasi usaha
perkebunan dengan memanfaatkan kondisi alam sekitarnya perkebunan teh yang indah.
Struktur organisasi yang ada di afdelling Wisata Agro Wonosari merupakan struktur
organisasi yang memadukan antara struktur organisasi yang ada di kebun dengan
sruktur organisasi perhotelan. Hal ini bertujuan untuk mempermudah dalam melakukan
pekerjaan yang ada di Wisata Agro Wonosari, karena selain adanya wisata, Wisata
Agro Wonosari juga menyediakan layanan perhotelan dan penginapan yang ada di
lingkungan perkebunan teh. Berikut divisi-divisi yang ada di afdelling Wisata Agro
Wonosari:
1. Asisten Wisata Agro Wonosari
Membawahi dan bertanggung terhadap keseluruhan kegiatan yang dilakukan
Wisata Agro Wonosari terhadap manajer kebun Wonosari.
2. Mandor Besar
Sebagai wakil asisten Wisata Agro Wonosari dan bertanggung jawab terhadap
keseluruhan Wisata Agro Wonosari.
3. Administrasi/ Juru Tulis
Laporan Administrasi kepada asisten tanaman, RKAP, PPAP, data tamu dan
paket-paket wisata yang ada di Wisata Agro Wonosari. Bagian adminstrasi juga
47
bertugas untuk monitor keuangan Wisata Agro Wonosari dan mambayar pajak. Namun
pada praktiknya menjadi satu dengan front office.
4. Koordinator Front Office
Sebagai receptionist yang membawahi dan bertanggung jawab di front office
yang bertugas untuk menerima pemesanan paket wisata dan kamar penginapan. Divisi
front office juga membawahi 2 kepala kerja, yaitu kepala kerja FO sendiri dan kepala
kerja tiketing.
5. Koordinator House Keeping
Membawahi dan bertanggung jawab di bagian house keeping, yaitu perawatan
terhadap penginapan yang ada di Wisata Agro Wonosari. Divisi house keeping
membawahi 5 kepala kerja dengan 2 kepala kerja bertugas untuk melakukan perawatan
cottage, 2 kepala kerja bertugas di Hotel Rollas dan 1 kepala kerja teknisi bertugas
untuk melakukan perawatan terhadap alat-alat elektronik yang ada.
6. Koordinator Taman
Membawahi dan bertanggung jawab terhadap taman dan kolam renang.
Koordinator taman membawahi 2 kepala kerja yang terbagi atas 1 kepala kerja bertugas
untuk mengkoordinir dan bertanggung jawab pada taman bagian utara dan wahana
permainan seperti ATV dan parkir. Dan kepala kerja lainnya bertugas untuk melakukan
perawatan terhadap taman bagian selatan dan kolam renang.
7. Koordinator Food and Beverage
Membawahi dan bertanggung jawab di bagian food and beverage. Dan
membawahi 1 kepala kerja restoran yang bertugas sebagai pramusaji untuk tamu dan
bertanggung jawab di bagian Tea House.
5.1.3. Unit dan Program Kerja
1. Afdelling Kebun Wonosari
Afdelling kebun Wonosari merupakan cabang perusahaan yang bergerak di
bidang budidaya teh di kebun Wonosari, desa Toyomarto, kec. Singosari. Kegiatan
yang dilakukan seperti melakukan pembibitan, pemeiliharaan hingga proses pemetikan
teh. Affdeling ini dipimpin oleh seorang asisten tanaman yang bertugas untuk
48
menyusun RKAP yaitu rancangan target petik dan pengeluaran kebun selama 1 tahun
kedepan.
2. Afdelling Kebun Gebug Lor
Afdelling Gebug Lor merupakan cabang perusahaan lainnya yang juga bergerak
di bagian kebun. Memiliki tugas yang sama dengan afdelling kebun Wonosari, hanya
berbeda tempat dengan afdelling Wonosari, Afdelling ini terletak di desa Wonorejo,
kec. Lawang. Kab. Malang.
3. Afdelling Teknik dan Pengolahan (Pabrik)
Afdelling teknik dan pengolahan merupakan cabang perusahaan yang bergerak di
bidang pengolahan teh hitam ekspor. Semua teh yang telah dipetik baik dan kebun
Wonosari maupun kebun Gebug lor, nantinya akan di proses di pabrik yang berada di
kebun induk Wonosari. Kegiatan yang dilakukan di pabrik ini dari mulai penerimaan
pucuk, pelayuan, produksi fermentasi, pengeringan, sortasi dan packaging. Semua
kegiatan tersebut diawasi oleh kepala kerja masing-massing kegiatan.
4. Afdelling Wisata Argo Wonosari
Afdelling Wisata Agro Wonosari merupakan afdelling yang bergerak di bidang
agrowisata dan pelayanan penginapan. Selain pelayanan wisata, afdelling Wisata Agro
Wonosari juga bertanggung jawab terhadap lingkungan yang ada di kebun Wonosari,
baik dalam kebersihan dan perawatan terahadap taman yang ada.
5.2. Karakteristik dan Persepsi Pengunjung
5.2.1. Karakteristik Pengunjung
Secara umum, karakteristik pengunjung di deskripsikan oleh pengunjung atau
wisatawan yang mengunjungi Wisata Agro Wonosari dengan melihat kondisi sosial
ekonominya. Karakteristik pengunjung menjadi bagian penting dalam penelitian,
karena dapat digunakan dalam mengestimasi faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan atau permintaan kunjungan wisata dari Wisata Agro Wonosari. Berikut ini
merupakan penjelasan dari setiap karakteristik pengunjung Wisata Agro Wonosari.
49
1. Jenis Kelamin
Jenis kelamin secara tidak langsung turut mempengaruhi permintaan
pemanfaatan jasa lingkungan yang ditawarkan oleh obyek-obyek suatu kawasan
wisata. Seperti halnya seseorang yang berjenis kelamin pria memiliki minat yang
dominan terhadap wisata yang ekstrim ataupun seseorang yang berjenis kelamin wanita
memiliki minat yang dominan terhadap wisata yang santai. Sehingga jenis kelamin
secara tidak langsung mempengaruhi pemintaan di Wisata Agro Wonosari. Untuk
melihat lebih jelas mengenai karakteristik pengunjung Wisata Agro Wonosari
berdasarkan jenis kelamin, dapat dilihat dari tabel berikut ini (Tabel 4).
Tabel 4. Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)
1. Pria 49 66
2. Wanita 25 34
Jumlah 74 100
Sumber: Data primer, 2017 (diolah)
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah responden pria lebih besar dari
jumlah responden wanita dengan perbandingan 66% dengan 34%. Hal tersebut dapat
terjadi karena pria cenderung lebih senang melakukan perjalanan wisata ke wisata alam
dibandingkan dengan wanita.
2. Status Pernikahan
Status pernikahan berhubungan dengan jumlah tanggungan seseorang. Jika
seseorang sudah menikah maka kemungkinan besar mempunyai jumlah tanggungan
yang lebih banyak, misalnya anak dan istri, dibandingkan dengan orang yang belum
menikah. Jumlah tanggungan yang lebih banyak pada akhirnya akan mempengaruhi
besarnya biaya perjalanan yang harus dikeluarkan, sehingga secara tidak langsung akan
mempengaruhi permintaan kunjungan yang akan dilakukan pada periode tertentu. Pada
penelitian ini, status pernikahan diduga mempengaruhi perjalanan wisata ke Wisata
Agro Wonosari. Dikatakan demikian karena proporsi pengunjung yang sudah menikah
dan yang belum menikah mempunyai perbedaan yang signifikan. Untuk melihat lebih
jelas mengenai karakteristik pengunjung Wisata Agro Wonosari berdasarkan status
pernikahan, dapat dilihat dari tabel berikut ini (Tabel 5).
50
Tabel 5. Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Status Pernikahan
No Status Pernikahan Jumlah (orang) Persentase (%)
1. Belum Menikah 44 59
2. Menikah 30 41
Jumlah 74 100
Sumber: Data primer, 2017 (diolah)
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa, 59% dari jumlah responden mempunyai
status belum menikah sedangkan sisanya sebesar 41% berstatus sudah menikah. Hal
tersebut mencerminkan bahwa pengunjung yang tidak memiliki status menikah akan
meningkatkan peluang untuk melakukan kunjungan ke Wisata Agro Wonosari. Karena,
status pernikahan erat kaitannya dengan jumlah tanggungan keluarga. Semakin banyak
tanggungan maka biaya perjalanan wisata akan semakin tinggi yang memungkinkan
untuk menurunkan permintaan dalam melakukan kunjungan wisata.
3. Daerah Asal
Dalam penelitian ini, pembagian kelompok responden menurut daerah asal
dibagi menjadi dua, yaitu dari Kabupaten Malang dan luar Kabupaten Malang. Dari
hasil pengamatan responden luar Kabupaten Malang biasanya berasal dari Kota
Malang, Mojokerto, Sidoarjo, Surabaya, Gresik, Batu, Kediri dan Blitar. Untuk melihat
lebih jelas mengenai karakteristik pengunjung Wisata Agro Wonosari berdasarkan
daerah asal, dapat dilihat dari tabel berikut ini (Tabel 6).
Tabel 6. Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Daerah Asal
No Daerah Asal Jumlah (orang) Persentase (%)
1. Kabupaten Malang 23 31
2. Luar Kabupaten Malang 51 69
Jumlah 74 100
Sumber: Data primer, 2017 (diolah)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 31% dari responden merupakan
pengunjung yang berasal dari daerah Kabupaten Malang. Sedangkan 69% lainnya
merupakan pengunjung yang berasal dari luar Kabupaten Malang. Dikarenakan
pengunjung mayoritas berasal dari luar Kabupaten Malang, maka kegiatan promosi
mengenai Wisata Agro Wonosari perlu ditingkatkan lagi agar dapat menambah jumlah
pengunjung yang berasal dari luar Kabupaten Malang. Pemasaran dapat tercapai
51
dengan efektif dan efisien apabila pengelola Wisata Agro Wonosari menerapkan
strategi promosi above the line dan below the line, yang mana baik dilakukan dengan
memasang iklan maupun dengan mengikuti acara tertentu guna melakukan promosi.
4. Usia
Usia berkaitan dengan kemampuan fisik responden untuk melakukan kunjungan
ke suatu lokasi wisata. Disamping itu, usia juga menjadi faktor yang menentukan pola
pikir responden dalam menentukan atau mengambil keputusan terhadap jenis barang
dan jasa yang akan dikonsumsi, termasuk keputusan untuk mengalokasikan sebagian
dari pendapatan yang akan digunakan untuk modal dalam mengunjungi lokasi wisata
tertentu. Jadi, secara tidak langsung usia turut mempengaruhi besarnya permintaan
terhadap Wisata Agro Wonosari.
Pengunjung berpendapat bahwa Wisata Agro Wonosari merupakan destinassi
wisata yang cocok untuk segala usia. Hal tersebut dikarenakan fasilitas yang tersedia
dapat mengakomodasi kebutuhan pengunjung, baik dari kalangan anak muda hingga
usia lanjut. Berdasarkan informasi tersebut, usia 17 – 53 tahun merupakan karakteristik
pengunjung potensial dari Wisata Agro Wonosari. Untuk melihat lebih jelas mengenai
karakteristik pengunjung Wisata Agro Wonosari berdasarkan usia, dapat dilihat dari
tabel berikut ini (Tabel 7).
Tabel 7. Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Usia
No Usia Jumlah (orang) Persentase (%)
1. < 24 41 55
2. 24 - 31 11 15
3. 32 - 39 9 12
4. 40 - 47 8 11
5. > 47 5 7
Jumlah 74 100
Sumber: Data primer, 2017 (diolah)
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar pengunjung yang
menjadi responden berasal dari kelompok usia kurang dari 24 tahun, yaitu sebanyak
55%, 24-31 tahun sebanyak 15%, 32-39 tahun sebanyak 12%, 40-47 tahun sebanyak
11% dan lebih dari 47 tahun sebanyak 7%. Mayoritas pengunjung dari Wisata Agro
Wonosari dapat digolongkan kedalam kriteria seorang pemuda, karena berusia kurang
52
dari 24 tahun. Sejalan dengan hal tersebut, Muntasib (2007) menyatakan bahwa
seorang pemuda memiliki keingintahuan yang tinggi, berpetualang menghadapi
tantangan dan berkelana mengarungi alam. Sejalan dengan pernyataan tersebut,
mengingat Wisata Agro Wonosari merupakan lokasi wisata berbasis alam.
5. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan menunjukkan pendidikan formal yang pernah ditempuh
seseorang. Disamping itu, tingkat pendidikan seseorang akan meningkatkan kesadaran
dalam memberikan persepsi tentang nilai sumber daya alam suatu obyek wisata. Secara
tidak langsung persepsi ini akan mendorong mereka untuk melakukan perjalanan
wisata atau kunjungan ke Wisata Agro Wonosari. Pengelompokan pengunjung sebagai
responden dalam penelitian ini dibagi menjadi empat kelompok yaitu SD, SMP, SMA
dan Perguruan Tinggi. Untuk melihat lebih jelas mengenai karakteristik pengunjung
Wisata Agro Wonosari berdasarkan tingkat pendidikan, dapat dilihat dari tabel berikut
ini (Tabel 8).
Tabel 8. Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)
1. SD 0 0
2. SMP 14 19
3. SMA 29 39
4. Perguruan Tinggi 31 42
Jumlah 74 100
Sumber: Data primer, 2017 (diolah)
Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai
pendidikan Perguruan Tinggi sebesar 42% dan SMA sebesar 39%, sedangkan sisanya
sebesar 19% adalah responden dengan pendidikan SMP. Dari tabel tersebut juga dapat
disimpulkan bahwa tingkat pendidikan yang lebih tinggi berpengaruh terhadap
pemahaman seseorang terhadap kebutuhan psikologis dan rasa ingin tahu tentang
obyek wisata dibadingkan dengan seseorang yang tingkat pendidikan yang lebih
rendah. Selain itu tingkat pendidikan juga berpengaruh terhadap jenis pekerjaan yang
dimiliki, jenis pekerjaan mempengaruhi jumlah pendapatan, yang kemudian jumlah
pendapatan berpengaruh dalam penentuan konsumsi seperti jasa untuk berwisata.
53
6. Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan para responden dalam penelitian ini dibagi menjadi tujuh
kelompok yaitu pelajar/mahasiswa, PNS, TNI/ Polri, pegawai swasta, pengusaha/
wirausaha, ibu rumah tangga, dan pekerjaan lainnya. Untuk melihat lebih jelas
mengenai karakteristik pengunjung Wisata Agro Wonosari berdasarkan pekerjaan,
dapat dilihat dari tabel berikut ini (Tabel 9).
Tabel 9. Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Jenis Pekerjaan
No Jenis Pekerjaan Jumlah (orang) Persentase (%)
1. Pelajar/ Mahasiswa 39 53
2. Pegawai Swasta 14 20
3. PNS 12 16
5. Wirausaha 5 7
6. TNI/ Polri 2 2
7. Ibu Rumah Tangga 2 2
Jumlah 74 100
Sumber: Data primer, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas pengunjung dari
Wisata Agro Wonosari merupakan pelajar atau mahasiswa dengan persentase 53%, 7%
merupakan wirausaha, 14% merupakan ppegawai swasta, 12% merupakan wirausaha,
2% merupakan TNI dan Polri dan 2% merupakan Ibu Rumah Tangga. Meskipun
mayoritas pengunjung Wisata Agro Wonosari merupakan pelajar atau mahasiswa.
Namun melihat tabel sebaran data diatas, dapat ketahui bahwa kegiatan wisata di
Wisata Agro Wonosari dapat dilakukan oleh setiap orang dari berbagai kalangan.
7. Total Pendapatan
Total pendapatan dalam hal ini adalah pendapatan yang diperoleh setiap
bulannya melalui usaha atau pekerjaan yang sedang ditekuni. Sedangkan responden
yang belum memiliki pekerjaan seperti pelajar atau mahasiswa, pendapatan dalam hal
ini dicerminkan dengan jumlah uang saku per bulannya. Total pendapatan dapat
mempengaruhi permintaan wisata, karena kegiatan wisata merupakan salah satu
penawaran akan jasa dari komoditas ekonomi yang diperdagangkan. Dalam penelitian
ini total pendapatan dibagi menjadi enam kelompok. Untuk melihat lebih jelas
54
mengenai karakteristik pengunjung Wisata Agro Wonosari berdasarkan total
pendapatan, dapat dilihat dari tabel berikut ini (Tabel 10).
Tabel 10. Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Total Pendapatan
No Pendapatan Jumlah (orang) Persentase (%)
1. < 1.750.000 43 58
2. 1.750.000 – 3.200.000 1 1
3. 3.200.000 – 4.650.000 10 14
4. 4.650.000 – 6.100.000 11 15
5. 6.100.000 – 7.550.000 6 8
6. > 7.550.000 3 4
Jumlah 74 100
Sumber: Data primer, 2017 (diolah)
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa terdapat 58% responden mempunyai
total pendapatan kurang dari Rp 1.750.000, 1% responden memiliki total pendapatan
Rp 1.750.000 – 3.200.000, 14% responden memiliki total pendapatan Rp 3.200.000 –
4.650.000, 15% responden mempunyai total pendapatan dari Rp 4.650.000 –
6.100.000, 8% responden mempunyai total pendapatan lebih dari Rp 6.100.000 –
7.550.000 dan sebanyak 4% responden mempunyai total pendapatan lebih dari Rp
7.550.000. Melihat tabel sebaran data diatas, dapat ketahui bahwa kegiatan wisata di
Wisata Agro Wonosari dapat dilakukan oleh setiap orang dari berbagai kalangan
dengan tingkat pendapatan yang beragam.
8. Sumber Informasi
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap pengunjung, sebagian
besar dari mereka mengetahui lokasi Wisata Agro Wonosari dari teman atau keluarga.
Untuk melihat lebih jelas mengenai karakteristik pengunjung Wisata Agro Wonosari
berdasarkan sumber informasi, dapat dilihat dari tabel berikut ini (Tabel 11).
Tabel 11. Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Sumber Informasi
No Sumber Informasi Jumlah (orang) Persentase (%)
1. Teman/ Saudara 47 64
2. Internet 18 24
3. Banner 7 9
4. Televisi 2 3
Jumlah 74 100
Sumber: Data primer, 2017 (diolah)
55
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa, 64% responden mendapatkan informasi
tentang Wisata Agro Wonosari dari teman atau keluarga, sedangkan sisanya yang
mendapatkan informasi dari internet sebanyak 24%, banner sebanyak 9% dan televisi
sebanyak 3%. Walaupun promosi dengan dari teman atau keluarga dengan cara mulut
ke mulut dirasa cukup efektif, tetapi hal tersebut menunjukkan bahwa promosi
mengenai potensi wisata yang ada di Wisata Agro Wonosari masih belum dilakukan
secara maksimal. Usaha untuk mempromosikan Wisata Agro Wonosari seharusnya
dilakukan lebih gencar dan berkesinambungan. Promosi pariwisata melalui saluran
internet, merupakan sarana yang tepat, murah dan workable terutama bagi wisatawan
mancanegara.
9. Motivasi Kunjungan
Setiap pengunjung yang mendatangi lokasi wisata alam mempunyai motivasi
yang berbeda. Hal tersebut juga dapat disebabkan oleh fasilitas dan potensi wisata yang
ada di tempat tersebut. Di Wisata Agro Wonosari terdapat berbagai fasilitas seperti
arena bermain anak-anak dan aula pertemuan, sehingga dapat dijadikan tempat piknik
atau sarana kumpul keluarga. Pemandangan alam dan kualitas udara yang masih relatif
bersih menjadikan tempat ini sebagai lokasi refreshing. Bagi pengunjung yang
menjadikan Wisata Agro Wonosari sebagai sarana pendidikan telah menyediakan
fasilitas tour guide dalam mengenalkan pemahaman terkait pengolahan tanaman teh.
Untuk melihat lebih jelas mengenai karakteristik pengunjung Wisata Agro Wonosari
berdasarkan motivasi kunjungan, dapat dilihat dari tabel berikut ini (Tabel 12).
Tabel 12. Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Motivasi Kunjungan
No Motivasi Kunjungan Jumlah (orang) Persentase (%)
1. Refreshing 46 45
2. Olahraga 23 13
3. Pendidikan 5 7
Jumlah 70 100
Sumber: Data primer, 2017 (diolah)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 45% dari responden
mendatangi Wisata Agro Wonosari untuk refreshing, 13% untuk olahraga dan
sebanyak 7% untuk pendidikan. Dengan beragamnya motivasi dari pengunjung,
56
fasilitas yang ada perlu ditambah sesuai dengan permintaan wisata di Wisata Agro
Wonosari dengan tidak mengurangi kualitas alam di tempat tersebut.
10. Permintaan Kunjungan
Berdasarkan hasil wawancara dengan pengunjung, diperoleh informasi bahwa
sebagian responden pernah mengunjungi Wisata Agro Wonosari sebelumnya.
Pengalaman dapat dijadikan sebagai faktor pengambil keputusan dalam berwisata,
karena sudah pernah mengunjungi tempat tersebut sebelumnya, sehingga mengetahui
apa saja kelebihan dan kekurangan yang ada pada lokasi wisata tersebut. Untuk melihat
lebih jelas mengenai karakteristik pengunjung Wisata Agro Wonosari berdasarkan
jumlah kunjungan, dapat dilihat dari tabel berikut ini (Tabel 13).
Tabel 13. Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Permintaan Kunjungan
No Permintaan Kunjungan (kali) Jumlah (orang) Persentase (%)
1. 1 24 32
2. 2 22 30
3. 3 25 34
4. 4 3 4
Jumlah 74 100
Sumber: Data primer, 2017 (diolah)
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terdapat 32% responden yang baru
pertama kali melakukan kunjungan ke Wisata Agro Wonosari, 30% pengunjung telah
melakukan kunjungan dua kali, 34% pengunjung telah melakukan kunjungan tiga kali
dan 4% pengunjung melakukan kunjungan sebanyak empat kali. Dari data tersebut
mencerminkan bahwa pengunjung Wisata Agro Wonosari akan mencapai titik
kepuasan dalam melakukan kegiatan wisata yaitu tiga kali kunjungan. Namun, untuk
mengatasi hal tersebut dapat didukung dengan adanya fasilitas tambahan yang unik
agar pengunjung tertarik untuk melakukan kunjungan kembali.
11. Aktivitas Utama
Wisata Agro Wonosari mempunyai potensi wisata alam yang cukup banyak
sehingga mempunyai daya tarik dalam menarik minat pengunjung untuk
mendatanginya. Kondisi lingkungan perkebunan teh yang asri di luasan kawasan
Wisata Agro Wonosari dengan udara yang segar dan panorama yang indah, adanya
57
pabrik pengolahan teh yang masih beroperasi merupakan peninggalan jaman
penjajahan Belanda, fenomena alam berupa pegunungan serta fasilitas seperti
penginapan, wahana bermain, kolam renang, cafe, lapangan dan gazebo menjadi daya
tarik tersendiri di Wisata Agro Wonosari. Para pengunjung yang datang mempunyai
ketertarikan yang beragam terhadap potensi wisata yang ada. Untuk melihat lebih jelas
mengenai karakteristik pengunjung Wisata Agro Wonosari berdasarkan aktivitas
utama, dapat dilihat dari tabel berikut ini (Tabel 14).
Tabel 14. Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Aktivitas Utama
No Aktivitas Utama Jumlah (orang) Persentase (%)
1. Menikmati
Pemandangan 37 50
2. Fotografi 23 31
3. Berenang 9 12
4. Outbound/ Camping 5 7
Jumlah 74 100
Sumber: Data primer, 2017 (diolah)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 50% dari responden tertarik
akan pemandangan alam yang terdapat di Wisata Agro Wonosari, 31% menjadikan
objek pemandangan kebun teh sebagai sarana berfoto, 12% melakukan kegiatan
olahraga renang dan 5% melakukan kegiatan outbound/ camping. Dari data tersebut
mencerminkan bahwa mayoritas pengunjung Wisata Agro Wonosari tertarik pada
keindahan pemandangan kebun teh yang ditawarkan oleh pengelola wisata. Oleh
karena itu, diperlukan pengembangan terhadap area kebun teh agar dapat menjadi daya
tarik utama yang unik di Wisata Agro Wonosari, seperti membuat dekorasi crop circle
(lingkaran tanaman) tanaman teh yang bermotif.
12. Jarak Tempuh
Berdasarkan hasil kuesioner, didapatkan hasil bahwa responden yang
mengunjungi Wisata Agro Wonosari berasal dari berbagai daerah di Jawa Timur
dengan jarak tempuh yang bermacam-macam. Untuk melihat lebih jelas mengenai
karakteristik pengunjung Wisata Agro Wonosari berdasarkan jarak tempuh, dapat
dilihat dari tabel berikut ini (Tabel 15).
58
Tabel 15. Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Jarak Tempuh
No Jarak Tempuh (km) Jumlah (orang) Persentase (%)
1. < 23 41 55
2. 23 – 41 12 16
3. 42 – 60 6 8
4. 61 – 79 7 10
5. > 79 8 11
Jumlah 74 100
Sumber: Data primer, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 55% pengunjung menempuh
jarak perjalanan kurang dari 23 km, 16% pengunjung menempuh jarak perjalanan 23–
41 km, 8% pengunjung menempuh jarak perjalanan 42–60 km, 10% pengunjung
menempuh jarak perjalanan 61–79 km dan 11% pengunjung menempuh jarak
perjalanan perjalanan lebih dari 79 km. Dari data tersebut menunjukkan bahwa atraksi
wisata yang ditawarkan oleh Wisata Agro Wonosari masih menjadi pilihan bagi
pengunjung yang berasal dari Jawa Timur. Artinya, pasar potensial yang dapat dicapai
oleh Wisata Agro Wonosari adalah lingkup Jawa Timur. Peningkatan permintaan
kunjungan dapat dilakukan dengan meningkatkan jumlah dan kualitas wahana wisata.
Selain itu, perlu peningkatan promosi melalui media elektronik maupun non elektronik
sehingga masyarakat mengetahui atraksi apa saja yang ditawarkan di Wisata Agro
Wonosari.
13. Waktu Tempuh
Waktu tempuh merupakan waktu yang ditempuh dari tempat tinggal pengunjung
menuju Wisata Agro Wonosari. Waktu tempuh dapat dipengaruhi denga nasal daerah
dari pengunjung. Pengunjung memiliki waktu tempuh terpendek ialah 30 menit dan
waktu tempuh terpanjang adalah 3,5 jam. Lama waktu tempuh tergantung pada tempat
tinggal asal pengunjung. Mayoritas pengunjung dari Wisata Agro Wonosari
mengalami waktu tempuh selama 1-1,5 jam. Untuk melihat lebih jelas mengenai
karakteristik pengunjung Wisata Agro Wonosari berdasarkan waktu tempuh, dapat
dilihat dari tabel berikut ini (Tabel 16).
59
Tabel 16. Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Waktu Tempuh
No Waktu Tempuh (jam) Jumlah (orang) Persentase (%)
1. < 1 16 21
2. 1 – 1,5 36 49
3. 1,6 – 2,1 6 8
4. 2,2 – 2,7 5 7
5. 2,8 – 3,3 9 12
6. > 3,3 2 3
Jumlah 74 100
Sumber: Data primer, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa responden yang menempuh
waktu perjalanan selama kurang dari 1 jam berjumlah 16 orang dengan persentase 21%,
1–1,5 jam berjumlah 36 orang dengan persentase 49%, 1,6–2,1 jam berjumlah 6 orang
dengan persentase 8%, 2,2–2,7 jam berjumlah 5 orang dengan persentase 7%. 2,8–3,3
jam berjumlah 9 orang dengan persentase 12% dan waktu tempuh lebih dari 3,4 jam
berjumlah 2 orang dengan persentase 3%. Dari data tersebut menunjukkan bahwa
atraksi wisata yang ditawarkan oleh Wisata Agro Wonosari sebagian besar dinikmati
oleh pengunjung yang berdomisili di Jawa Timur.
14. Lama Berkunjung
Jasa lingkungan yang diberikan oleh Wisata Agro Wonosari membuat banyak
pengunjung memilih untuk berkunjung dalam jangka waktu tertentu. Untuk melihat
lebih jelas mengenai karakteristik pengunjung Wisata Agro Wonosari berdasarkan
lama berkunjung, dapat dilihat dari tabel berikut ini (Tabel 17).
Tabel 17. Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Lama Berkunjung
No Lama Kunjungan (jam) Jumlah (orang) Persentase (%)
1. < 3 21 28
2. 3 – 5 35 47
3. 6 – 8 10 14
4. > 8 8 11
Jumlah 74 100
Sumber: Data primer, 2017 (diolah)
Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa 28% dari pengunjung menghabiskan
waktu sebanyak kurang dari 3 jam di Wisata Agro Wonosari. 47% dari pengunjung
dapat menghabiskan waktu sebanyak 3–5 jam di lokasi tersebut. 14% pengunjung
melakukan kunjungan 6–8 jam. Selain itu, 11% pengunjung melakukan kunjungan ke
60
Wisata Agro Wonosari lebih dari 8 jam. Dari data yang diatas, dapat diketahui bahwa
mayoritas pengunjung mencapai titik kepuasan dalam melakukan wisata selama 3–5
jam. Pengunjung berpendapat bahwa Wisata Agro Wonosari merupakan lokasi yang
tepat untuk melepaskan penat sambil berkumpul bersama teman maupun keluarga.
15. Jenis Rombongan
Berdasarkan pengamatan di lapangan, para pengunjung mendatangi Wisata Agro
Wonosari bersama dengan keluarga atau kelompok. Untuk melihat lebih jelas
mengenai karakteristik pengunjung Wisata Agro Wonosari berdasarkan jenis
rombongan, dapat dilihat dari tabel berikut ini (Tabel 18).
Tabel 18. Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Jenis Rombongan
No Jenis Rombongan Jumlah (orang) Persentase (%)
1. Sendiri 0 0
2. Keluarga 33 45
3. Kelompok 41 55
Jumlah 74 100
Sumber: Data primer, 2017 (diolah)
Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 45% dari responden
melakukan kunjungan wisata dengan keluarga. Sedangkan 55% melakukan kunjungan
wisata secara berkelompok. Jenis kelompok dari pengunjung bervariasi dari kelompok
teman bermain, kantor dan sekolah. Disamping itu, tidak terdapat pengunjung yang
datang ke lokasi Wisata Agro Wonosari sendiri. Hal tersebut mencerminkan bahwa
Wisata Agro Wonosari merupakan lokasi wisata yang cocok dijadikan sebagai wisata
keluarga.
Dalam melakukan kegiatan wisata ke Wisata Agro Wonosari bersama keluarga
maupun kelompok, terdapat karakteristik pengunjung yang juga perlu diperhatikan,
seperti jumlah rombongan. Mengingat pada tabel 19, yang menjelaskan bahwa tidak
terdapat pengunjung yang datang sendirian, maka dapat disimpulkan bahwa jumlah
rombongan mempengaruhi permintaan kunjungan ke Wisata Agro Wonosari. Untuk
melihat lebih jelas mengenai karakteristik pengunjung Wisata Agro Wonosari
berdasarkan jumlah rombongan, dapat dilihat dari tabel berikut ini (Tabel 19).
61
Tabel 19. Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Jumlah Rombongan
No Jumlah Rombongan Jumlah (orang) Persentase (%)
1. < 2 40 54
2. 2 – 3 23 31
3. 4 – 5 10 14
4. > 5 1 1
Jumlah 74 100
Sumber: Data primer, 2017 (diolah)
Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa sebesar 54% dari responden melakukan
kunjungan wisata dengan jumlah rombongan kurang dari 2 orang, sebesar 31%
memiliki jumlah rombongan 2–3 orang, sebesar 14% memiliki jumlah rombongan 4–
5 orang, sedangkan sisanya sebesar 1% memiliki jumlah rombongan lebih dari 5 orang.
16. Jenis Kendaraan
Para pengunjung Wisata Agro Wonosari memiliki berbagai macam cara dalam
mendatangi lokasi. Para pengunjung biasanya menggunakan kendaraan seperti mobil
pribadi, mobil sewaan, sepeda motor, bus, angkot dan ada pengunjung yang bersepeda
untuk mencapai lokasi wisata. Untuk melihat lebih jelas mengenai karakteristik
pengunjung Wisata Agro Wonosari berdasarkan jenis kendaraan, dapat dilihat dari
tabel berikut ini (Tabel 20).
Tabel 20. Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Jenis Kendaraan
No Jenis Kendaraan Jumlah (orang) Persentase (%)
1. Pribadi 57 77
2. Sewa 15 20
3. Umum 2 3
Jumlah 74 100
Sumber: Data primer, 2017 (diolah)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat 77% pengunjung yang
menggunakan kendaraan pribadi seperti mobil pribadi, sepeda motor dan sepeda.
Sebanyak 20% pengunjung menggunakan kendaraan sewa, seperti mobil sewa dan bus.
dan 3% menggunakan kendaraan umum dalam mencapai lokasi, seperti angkot.
17. Biaya Perjalanan Wisata
Biaya perjalanan merupakan total biaya yang dikeluarkan oleh pengunjung
untuk melakukan wisata ke Wisata Agro Wonosari per pengunjung. Biaya perjalanan
62
dihitung dengan menjumlahkan biaya biaya yang dikeluarkan per individu. Biaya
terendah yang dikeluarkan oleh pengunjung adalah Rp 30.000. Sedangkan biaya
tertinggi yang dikeluarkan oleh pengunjng adalah Rp 752.000. Biaya tersebut
bervariasi untuk tiap responden. Biaya perjalanan yang bervariasi dapat didasarkan
pada asal daerah (tempat tinggal), jenis kendaraan serta biaya peluang yang
dikorbankan untuk melakukan wisata. Untuk melihat lebih jelas mengenai karakteristik
pengunjung Wisata Agro Wonosari berdasarkan biaya perjalanan, dapat dilihat dari
tabel berikut ini (Tabel 21).
Tabel 21. Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Biaya Perjalanan Wisata.
No Total Biaya Perjalanan Jumlah (orang) Persentase (%)
1. < 200.000 43 58
2. 200.000 – 400.000 20 27
3. 400.000 – 600.000 8 11
4. > 600.000 3 4
Jumlah 74 100
Sumber: Data primer, 2017 (diolah)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, terdapat 58% pengunjung yang memiliki
biaya perjalanan sebesar kurang dari Rp 200.000. Sebanyak 27% pengunjung memiliki
biaya perjalanan sebesar Rp 200.000 – 400.000. Sebanyak 11% pengunjung memiliki
biaya perjalanan sebesar Rp 400.000 – 600.000. Sedangkan 4% pengunjung memiliki
biaya perjalanan sebesar lebih dari Rp 600.000. Dari data tersebut mencerminkan
bahwa biaya perjalanan yang kecil akan meningkatkan potensi pengunjung dalam
melakukan kunjungan. Hal tersebut sesuai dengan teori permintaan, yaitu apabila harga
dari barang atau jasa yang ditawarkan murah maka permintaan akan barang atau jasa
tersebut akan meningkat.
18. Penggunaan Biro Perjalanan Wisata
Dalam mengunjungi Wisata Agro Wonosari, para pengunjung yang datng
memiliki berbagai macam cara dalam mendatangi lokasi. Dalam konteks ini, terdapat
pengunjung yang melakukan kunjungan dengan jasa biro perjalanan wisata. Hal
tersebut biasanya didasari karena melakukan kunjunga dalam bentuk rombongan,
seperti kunjungan kerja, study tour dan lain-lain. Untuk melihat lebih jelas mengenai
63
karakteristik pengunjung Wisata Agro Wonosari berdasarkan penggunaan biro
perjalanan wisata, dapat dilihat dari tabel berikut ini (Tabel 22).
Tabel 22. Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Penggunaan Biro Perjalanan Wisata.
No Biro Perjalanan Wisata Jumlah (orang) Persentase (%)
1. Ya 7 9
2. Tidak 67 91
Jumlah 74 100
Sumber: Data primer, 2017 (diolah)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat 91% pengunjung yang tidak
menggunakan biro perjalanan wisata. Sedangkan 9% pengunjung menggunakan biro
perjalanan wisata.
5.2.2. Persepsi Pengunjung
Dalam penelitian ini, persepsi pengunjung merupakan pandangan atau pendapat
dari para responden mengenai kualitas lingkungan Wisata Agro Wonosari dan fasilitas
yang disediakan oleh pengelola. Untuk meningkatkan kualitas, daya saing dengan
objek wisata lain serta dalam rangka perbaikan ataupun penambahan fasilitas di Wisata
Agro Wonosari maka perlu ditelaah mengenai persepsi pengunjung terkait kualitas
lingkungan dan fasilitas yang tersedia di Wisata Agro Wonosari.
1. Kemudahan Akses
Kemudahan akses (aksesbilitas) dalam manajemen wisata merupakan hal yang
perlu diperhatikan. Karena, kemudahan akses menuju lokasi rekreasi akan
mempengaruhi seseorang dalam melakukan kunjungan wisata. Semakin buruk dan
sulit akses untuk menempuh lokasi Wisata Agro Wonosari, maka semakin menurun
minat seseorang untuk melakukan perjalanan ke lokasi tersebut, demikian sebaliknya.
Akses menuju Wisata Agro Wonosari saat ini sudah cukup baik dan mudah. Jalan
menuju Wisata Agro Wonosari sudah diaspal dan bagi yang datang dengan kendaraan
umum juga tersedia angkot dari Lawang hingga Wisata Agro Wonosari. Untuk melihat
lebih jelas mengenai persepsi pengunjung Wisata Agro Wonosari berdasarkan
kemudahan akses, dapat dilihat dari gambar berikut ini (Gambar 3).
64
Gambar 3. Persepsi Pengunjung Mengenai Aksesbilitas.
Dari hasil kuesioner dan wawancara, mayoritas pengunjung atau sebanyak 47%
menganggap akses terhadap Wisata Agro Wonosari mudah dicapai. Hal ini disebabkan
meskipun tidak ada papan informasi yang jelas terhadap lokasi Wisata Agro Wonosari
pengunjung masih mampu mencapai lokasi wisata, karena hanya terdapat satu jalur
yang telah disediakan untuk menuju lokasi wisata. Selain itu, pengunjung yang
menggunakan kendaraan umum tidak perlu berganti angkutan untuk dapat berkunjung
ke Wisata Agro Wonosari.
2. Pelayanan Petugas
Penerimaan pengunjung dengan baik oleh petugas merupakan faktor yang
penting dalam manajemen wisata. Keramahan petugas dalam melayani pengunjung
sangat dibutuhkan. Untuk melihat lebih jelas mengenai persepsi pengunjung Wisata
Agro Wonosari berdasarkan pelayanan petugas, dapat dilihat dari gambar berikut ini
(Gambar 4).
27%
47%
18%
8%
Kemudahan Akses
Sangat Mudah Mudah Sulit Sangat Sulit
65
Gambar 4. Persepsi Pengunjung Mengenai Pelayanan Petugas.
Dari hasil kuesioner dan wawancara, mayoritas pengunjung atau sebanyak 51%
menilai sangat baik dalam pelayanan yang dilakukan oleh petugas Wisata Agro
Wonosari. Hal ini disebabkan karena pengunjung merasa telah terlayani, seperti adanya
petugas yang berinisiatif dalam memberikan informasi kepada pengunjung terkait
dengan fasilitas yang ditawarkan oleh Wisata Agro Wonosari.
3. Keamanan
Sebagai tempat wisata yang banyak dikunjungi orang, aspek keamanan perlu
diperhatikan. Keamanan dalam penelitian ini adalah aman baik dari segi kecelakaan
fisik yang dapat disebabkan oleh area Wisata Agro Wonosari yang berupa perkebunan
sehingga terdapat banyak bebatuan, jalan yang berlumpur ataupun serangan binatang,
serta keamanan dari segi materi seperti pencurian barang berharga. Untuk melihat lebih
jelas mengenai persepsi pengunjung Wisata Agro Wonosari berdasarkan keamanan,
dapat dilihat dari gambar berikut ini (Gambar 5).
51%
28%
15%6%
Pelayanan Petugas
Sangat Baik Baik Tidak Baik Sangat Tidak Baik
66
Gambar 5. Persepsi Pengunjung Mengenai Keamanan.
Dari hasil kuesioner dan wawancara, mayoritas pengunjung atau sebanyak 51%
menilai Wisata Agro Wonosari telah aman. Hal tersebut dikarenakan jalanan untuk
mengelilingi Wisata Agro Wonosari sudah dibuat paving, selain itu pihak pengelola
juga telah memasang pagar pada tempat yang dekat dengan wahana permainan yang
ekstrem, sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan pengunjung.
Dalam hal keamanan barang berharga seperti kendaraan bermotor, Wisata Agro
Wonosari sebagai lokasi wisata alam yang harus melibatkan masyarakat sekitar,
mempunyai pekerja dari warga sekitar yang bekerja sebagai tukang parkir sehingga
aman dari pencurian kendaraan.
4. Kebersihan
Wisata Agro Wonosari merupakan salah satu lokasi rekreasi di Kabupaten
Malang yang cukup banyak didatangi pengunjung. Terdapat dampak positif yang
ditimbukan dari kegiatan wisata di Wisata Agro Wonosari, seperti sebagai sarana
refreshing, pendidikan dan olahraga. Selain itu, kegiatan wisata tersebut juga terdapat
dampak negatif yang ditimbulkan, seperti adanya keberadaan sampah yang berserakan.
Sampah tersebut bersekaran disebabkan karena setiap pengunjung selesai melakukan
aktivitas baik makan maupun minum yang tidak membuang pada tempat yang telah
26%
51%
16%
7%
Keamanan
Sangat Aman Aman Tidak Aman Sangat Tidak Aman
67
disediakan. Untuk melihat lebih jelas mengenai persepsi pengunjung Wisata Agro
Wonosari berdasarkan kebersihan, dapat dilihat dari gambar berikut ini (Gambar 6).
Gambar 6. Persepsi Pengunjung Mengenai Kebersihan.
Dari hasil kuesioner dan wawancara, mayoritas pengunjung atau sebanyak 43%
menilai Wisata Agro Wonosari telah bersih. Hal tersebut dikarenakan Wisata Agro
Wonosari telah menyediakan papan peringatan, petugas kebersihan serta tempat
sampah di beberapa titik pusat kegiatan wisata, sehingga sampah tidak dibuang di
sembarang tempat.
5. Fasilitas Umum
Fasilitas umum menggambarkan mengenai fasilitas yang tersedia di Wisata Agro
Wonosari. 20% pengunjung menyatakan bahwa fasilitas yang ada di Wisata Agro
Wonosari sudah sangat lengkap, 46% menyatakan lengkap, sedangkan sisanya 28%
dan 6% menyatakan tidak lengkap dan sangat tidak lengkap. Mayoritas pengunjung
yang menilai bahwa fasilitas sudah lengkap berpendapat bahwa kelengkapan fasilitas
sudah memadai untuk mendukung kegiatan wisata di Wisata Agro Wonosari.
Pengunjung yang menyatakan bahwa Wisata Agro Wonosari belum menyediakan
fasilitas yang lengkap beralasan bahwa fasilitas yang diberikan kondisinya kurang
memadai dalam mendukung kegiatan wisata di Wisata Agro Wonosari. Untuk melihat
34%
43%
15%
8%
Kebersihan
Sangat Bersih Bersih Kotor Sangat Kotor
68
lebih jelas mengenai persepsi pengunjung Wisata Agro Wonosari berdasarkan
penyediaan fasilitas umum, dapat dilihat dari gambar berikut ini (Gambar 7).
Gambar 7. Persepsi Pengunjung Mengenai Penyediaan Fasilitas.
Terdapat penilaian terhadap fasilitas yang telah disediakan oleh Wisata Agro
Wonosari, yaitu meliputi fenomena kebun teh, wahan permainan, kolam renang, lokasi
ibadah, gazebo, toilet, tempat sampah, tempat parkir, toko souvenir, cafe, penginapan
dan jogging track. Penilaian dari masing-masing fasilitas dapat dilihat pada gambar 8.
Gambar 8. Persepsi Pengunjung Mengenai Kondisi Fasilitas.
20%
46%
28%
6%
Penyediaan Fasilitas
Sangat Lengkap Lengkap Tidak Lengkap Sangat Tidak Lengkap
100
150
200
250
Kondisi Fasilitas
Kebun Teh Wahana Permainan Kolam Renang
Lokasi Ibadah Gazebo Toilet
Tempat Sampah Tempat Parkir Toko Souvenir
Café Penginapan Jogging Track
69
Dari kedua belas fasilitas tersebut, fasilitas yang dinilai pengunjung paling baik
kondisinya adalah kebun teh. Hal tersebut dikarenakan daya tarik utama dari Wisata
Agro Wonosari adalah kebun teh yang sering kali dijadikan sebagai lokasi favorit
pengunjung untuk berfoto. Disamping untuk sarana berfoto, pengelola merawat
keasrian dari kebun teh karena penghasilan utama dari PT. Perkebunan Nusantara XII
selaku instansi yang membawahi Wisata Agro Wonosari berasal dari produksi teh yang
pangsa pasarnya mencakup pasar domestik hingga mancanegara.
Fasilitas yang dianggap memiliki kondisi baik setelah kebun teh adalah wahana
permainan. Pengelola Wisata Agro Wonosari menyediakan berbagai macam wahana
permainan yang dapat dinikmati oleh berbagai kalangan wisatawan. Kelengkapan
wahana wisata yang dapat berfungsi dengan baik membuat pengunjung merasa nyaman
untuk menggunakan fasilitas wahana permainan yang ditawarkan oleh Wisata Agro
Wonosari.
Dari keduabelas fasilitas yang ada di Wisata Agro Wonosari, terdapat beberapa
fasilitas yang dinilai memiliki kondisi yang kurang baik. Penilaian terendah diperoleh
fasilitas jogging track, toko souvenir dan penyediaan tempat sampah. Dari fasilitas
tersebut dianggap rendah karena, untuk rute yang digunakan untuk jogging track
terdapat banyak jalan yang masih berlubang. Untuk toko souvenir, karena lokasi toko
yang kurang diketahui oleh pengunjung sehingga pengunjung banyak yang
beranggapan bahwa Wisata Agro Wonosari tidak menyediakan fasilitas toko souvenir.
Sedangkan dalam penyediaan tempat sampah, pengunjung menganggap bahwa tempat
sampah sangat minim di beberpa titik yang dekat dengan tempat makan atau minum,
sehingga banyak pengunjung yang membuang sampah sembarangan.
7. Harga Tiket Masuk
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak pengelola Wisata Agro Wonosari,
harga tiket masuk Wisata Agro Wonosari berfluktuatif setiap tahunnya. Pada tahun
2012 harga tiket sebesar Rp 6.000, tahun 2013 dan 2014 sebesar Rp 8.000, tahun 2015
sebesar Rp 10.000, sedangkan tahun 2016 dan 2017 mulai diberlakukan harga tiket
masuk sebesar Rp 10.000 pada weekdays (hari biasa) dan Rp 15.000 pada weekend
(hari libur). Perkembangan harga tiket masuk Wisata Agro Wonosari ini dirasa mahal
70
bagi sebagian pengunjung. Namun, tidak sedikit juga yang merasa tidak mengalami
masalah terhadap harga tiket masuk Wisata Agro Wonosari yang berfluktuatif, karena
harga tiket tersebut masih dianggap murah. Untuk melihat lebih jelas mengenai
persepsi pengunjung Wisata Agro Wonosari berdasarkan harga tiket masuk, dapat
dilihat dari gambar berikut ini (Gambar 9).
Gambar 9. Persepsi Pengunjung Mengenai Harga Tiket Masuk.
Dari hasil kuesioner dan wawancara, mayoritas pengunjung atau sebanyak 49%
menilai harga tiket Wisata Agro Wonosari tergolong sangat murah. Hal tersebut
dikarenakan, pesaing wisata sejenis yang ada di Kabupaten Malang memiliki harga
lebih mahal dibanding Wisata Agro Wonosari. Selain itu, akses untuk menuju lokasi
wisata pesaing juga lebih sulit, sehingga biaya perjalanan yang ditanggung oleh
pengunjung juga lebih tinggi yang akan berdampak pada menurunnya permintaan
dalam berkunjung.
8. Kepuasan
Kepuasan menggambarkan tingkat kepuasan yang dirasakan oleh pengunjung
dari kesesuaian harga dengan fasilitas yang ditawarkan. Mayoritas pengunjung atau
sebanyak 50% menyatakan sangat puas dan berkeinginan untuk melakukan kunjungan
kembali. Hal tersebut dikarenakan tercapainya harapan pengunjung terhadap
kesesuaian harga dengan kelengkapan dalam penyediaan fasilitas, kondisi fasilitas
5%
16%
30%
49%
Harga Tiket Masuk
Sangat Mahal Mahal Murah Sangat Murah
71
yang baik serta kualitas pelayanan dari pengelola yang ramah. Untuk melihat lebih jelas
mengenai keupasan pengunjung Wisata Agro Wonosari, dapat dilihat dari gambar
berikut ini (Gambar 10).
Gambar 10. Persepsi Pengunjung Mengenai Kepuasan.
9. Keinginan Berkunjung Kembali
Keinginan berkunjung kembali menggambarkan keinginan dari pengunjung
untuk melakukan kunjungan kembali ke Wisata Agro Wonosari. Mayoritas
pengunjung atau sebanyak 89% berkeinginan untuk melakukan kunjungan kembali.
Hal tersebut dikarenakan pengunjung merasa bahwa Wisata Agro Wonosari
merupakan lokasi yang sangat nyaman untuk dikunjungi karena fasilitas yang
ditawarkan cocok bagi semua kalangan usia, khususnya bagi pengunjung yang
melakukan wisata bersama keluarga. Disamping itu, pengunjung menilai bahwa lokasi
wisata ini memiliki akses yang mudah dijangkau serta memiliki penawaran harga
fasilitas yang murah, sehingga menarik minat pengunjung dalam melakukan kunjungan
wisata kembali. Untuk melihat lebih jelas mengenai persepsi pengunjung Wisata Agro
Wonosari berdasarkan keinginan untuk melakukan kunjungan kembali, dapat dilihat
dari gambar berikut ini (Gambar 11).
50%
34%
12%4%
Kepuasan
Sangat Puas Puas Tidak Puas Sangat Tidak Puas
72
Gambar 11. Persepsi Pengunjung Mengenai Keinginan Berkunjung Kembali.
10. Saran
Selain memberikan penilaian mengenai Wisata Agro Wonosari, pengunjung juga
memberikan beberapa saran untuk meningkatkan minat calon pengunjung ketika
melakukan wisata ke Wisata Agro Wonosari. Saran yang diberikan juga dapat menjadi
bahan pertimbangan pengelola wisata untuk meningkatkan jumlah kunjungan setiap
tahunnya. Pertanyaan dari saran diberikan dengan jenis pertanyaan terbuka, jika
diklasifikasikan, saran yang diberikan oleh pengunjung dapat dilihat pada tabel 23.
Tabel 23. Saran dari Pengunjung Wisata Agro Wonosari. No Saran Jumlah Persentase
1 Dekorasi kebun teh 28 39
2 Penambahan tempat berteduh 15 20
3 Penambahan wahana permainan 6 8
4 Penambahan papan informasi wisata 3 4
5 Perbaikan jalan 3 4
6 Penambahan warung 3 4
8 Memberi batas yang jelas luasan kebun wisata 2 3
9 Penambahan fasilitas toilet 2 3
10 Pemasaran untuk paket wisata ditingkatkan 2 3
11 Penambahan naungan kolam renang 2 3
12 Penambahan tempat parkir 1 1
13 Keamanan ditingkatkan 1 1
14 Penambahan jasa penitipan tas 1 1
15 Penambahan museum teh 1 1
16 Penambahan area photoboth 1 1
Jumlah 74 74
Sumber: Data primer, 2017 (diolah)
81%
19%
Keinginan Berkunjung Kembali
Ya Tidak
73
Saran yang diberikan oleh pengunjung paling banyak adalah penambahan
fasilitas untuk dekorasi kebun teh. 39% dari pengunjung menyarankan adanya
penambahan dekorasi adanya kebun teh, mengingat daya tarik utama Wisata Agro
Wonosari adalah fenomena kebun teh yang dijadikan sebagai objek berfoto oleh para
pengunjung. Selain penambahan dekorasi kebun teh, 20% pengunjung menyarankan
untuk adanya penambahan tempat berteduh. Hal tersebut didasarkan pada
pertimbangan dimana Wisata Agro Wonosari adalah tempat wisata outdoor. Lokasi
wisata yang berbasis alam tersebut tentu tidak tertutupi atapnya, kecuali hanya di
beberapat titik, seperti tempat makan dan gazebo kecil. Keadaan tersebut menunjukkan
bahwa salah satu kendala yang dialami pengunjung ketika berwisata adalah kesulitan
untuk berlindung ketika terjadi hujan, mengingat.
Sebanyak 8% pengunjung menyarankan untuk menambah fasilitas wahana
permainan. Pengunjung menyarankan tambahan tersebut ditujukan untuk fasilitas
wahana permainan tidak berbayar dan berbayar. Penambahan dari fasilitas wahana
permainan tidak berbayar perlu dilakukan karena jumlah yang disediakan masih
sedikit. Ketika jumlah pengunjung harian melonjak seperti yang terjadi pada hari libur
banyak penginjng yang tidak dapat menikmati fasilitias tersebut. Untuk wahana
permainan berbayar, pengunjung merasa variasi permainan yang ditawarkan sedikit
dan menyarankan untuk menambah jenis permainan lain.
Saran yang diberikan 4% pengunjung antara lain adalah penambahan papan
informasi wisata, warung dan perbaikan jalan. Penambahan papan informasi wisata
perlu dilakukan karena terdapat beberapa fasilitas yang ditawarkan, namun tidak
diketahui oleh pengunjung, seperti panjat dinding, paint ball dan toko souvenir.
5.3. Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Wisata Agro Wonosari
5.3.1. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda.
Model ini dipilih untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap
variabel terikat baik secara parsial maupun bersama-sama. Terdapat delapan variabel
bebas yang diduga memiliki pengaruh terhadap permintaan kunjungan (variabel
74
terikat) ke Wisata Agro Wonosari, seperti total biaya perjalanan, total pendapatan,
tingkat pendidikan, usia, jarak tempuh, waktu tempuh, jumlah rombongan dan jenis
kelamin.
Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan
alat analisis regresi linear berganda dengan pendekatan OLS (Ordinary Least Squares).
Analisis tersebut merupakan suatu metode yang digunakan untuk menganalisa
hubungan antar variabel. Hubungan tersebut dapat dijelaskan dengan persamaan yang
menghubungkan antara variabel terikat (Y) dengan variabel bebas (X).
5.3.2. Uji Asumsi Klasik
Tujuan uji asumsi klasik adalah untuk mendapatkan model persamaan yang
BLUE (Best Linear Unbiased Estimator), yakni koefisien regresi memiliki sifat yang
linear, tidak bias, konsisten (walaupun sampel diperbesar menuju tak terhingga,
taksiran yang didapat akan tetap mendekati nilai parameternya), maka harus memenuhi
beberapa persyaratan dasar yang antara lain:
1. Normalitas
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas dan terikat
dalam model regresi memiliki distribusi normal atau tidak. Data diuji dengan cara
menguji e (residual) dengan model Shapiro-Wilk (S-wilk), berikut terdapat kriteria uji
S-wilk:
H0 < 0,05, maka data tidak berdistribusi normal
H1 > 0,05, maka data berdistribusi normal
Tabel 24. Uji Saphiro-Wilk.
Variabel Obs W V z Prob > z
e (residual) 74 0.97084 1.878 1.375 0.08462
Sumber: Data primer, 2017 (diolah)
Tabel 24 menjelaskan bahwa nilai Prob > z pada pengujian Saphiro-Wilk lebih
dari 0,05, yaitu sebesar 0,08462. Artinya, H0 ditolak dan H1 diterima dan dapat
disimpulkan bahwa data terdistribusi normal. Sebagai pendukung data hasil uji
normalitas dengan model Shapiro-Wilk dapat digunakan grafik Kernel Density
75
Function. Apabila grafik berbentuk lonceng maka dapat disimpulkan bahwa data
terdistribusi normal, dan sebaliknya. Berikut hasil dari grafik Kernel Density Function:
Gambar 12. Grafik Kernel Density Function.
2. Multikolinearitas
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terdapat
korelasi antar variabel bebas atau tidak. Model regresi yang baik adalah model yang
tidak terjadi korelasi antar variabel bebas. Dengan menggunakan program aplikasi
STATA, dapat diketahui bahwa tampilan output Variance Inflation Factor (VIF)
mengindikasikan tidak terdapat multikolinearitas, Hal tersebut mengacu pada nilai
rata-rata VIF yang tidak melebihi 10.
Tabel 25. Uji Multikolinearitas
Variabel VIF 1/ VIF
Total Biaya Perjalanan (X1) 15.38 0.065002
Total Pendapatan(X2) 20.09 0.049771
Tingkat Pendidikan (X3) 1.40 0.714044
Usia (X4) 1.40 0.711998
Jarak Tempuh (X5) 5.53 0.180943
Waktu Tempuh (X6) 6.36 0.157329
Jumlah Rombongan (X7) 8.01 0.124774
Jenis Kelamin (X8) 1.13 0.881826
Status Menikah (X9) 3.80 0.263017
Mean VIF 4.97
Sumber: Data primer, 2017 (diolah)
0.2
.4.6
.81
De
nsity
-2 -1 0 1 2Residuals
Kernel density estimate
Normal density
kernel = epanechnikov, bandwidth = 0.1369
Kernel density estimate
76
Data hasil survey menunjukkan rata-rata nilai VIF tidak berada diatas 10. Hal ini
menandakan model persaman tersebut tidak terjadi multikolinearitas.
3. Heteroskedastisitas
Pengujian heterokedastisitas bertujuan untuk mengukur apakah dalam model
regresi linear terjadi ketidaksamaan ragam dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah model yang homokedastisitas dalam
artian tidak terjadi heteroskedastisitas. Pada penelitian ini, uji heteroskedastisitas
menggunakan uji BP (Breusch-Pagan). Uji ini dilakukan dengan cara meregresikan e2
(residual) sebagai variabel dependen dengan semua variabel independennya, maka
persamaan yang dihasilkan:
e2 = ɑ + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + β7X7 + β8X8+ β9X9
Hipotesis yang digunakan:
H0 : 𝜀 = 𝜎𝜀2 (Homoskedastisitas)
H1 : 𝜀 = 𝜎𝑖2 (Heteroskedastisitas)
Tabel 26. Uji BP (Breusch-Pagan)
Model Coef. t P > | t |
Constanta .3378283 1.25 0.217
Total Biaya Perjalanan (X1) 7.59e-06 1.24 0.220
Total Pendapatan (X2) -6.43e-07 -0.83 0.412
Tingkat Pendidikan (X3) .0128364 0.10 0.921
Usia (X4) -.0011214 -0.26 0.792
Jarak Tempuh (X5) .0040849 1.09 0.281
Waktu Tempuh (X6) -.0230569 -0.42 0.679
Jumlah Rombongan (X7) -.0932183 -1.01 0.317
Jenis Kelamin (X8) 0402397 0.42 0.676
Status Menikah (X9) .0163302 0.10 0.923
Prob > F 0.4271
R2 0.1264
Adj R2 0.0036
Sumber: Data primer, 2017 (diolah)
Hasil uji BP menunjukkan bahwa Prob > F > 0,05 yaitu sebesar 0.4271, yang
menunjukkan bahwa nilai Prob > F tidak signifikan, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Artinya, tidak ada satupun variabel yang mengalami heteroskedastisitas.
77
5.3.3. Uji Hipotesis
1. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji F ditujukan untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel bebas secara
simultan (bersama-sama) terhadap variabel terikat. Berikut terdapat hasil model
summary dan hasil anova yang akan disajiakan pada tabel 27.
Tabel 27. Hasil Anova
Source SS Df MS
Model 44.0677222 9 4.89641358
Residual 16.2701156 64 .254220557
Total 60.3378378 73 .826545724
F 19.26
Prob > F 0.0000
R2 0.7303
Adj R2 0.6924
Root MSE .5042
Sumber: Data primer, 2017 (diolah)
Pengujian secara keseluruhan dilakukan untuk mengetahui apakah pengujian
individu dapat dilakukan. Hipotesis dari persamaan pertama yaitu:
H0: Variabel total biaya perjalanan, total pendapatan, tingkat pendidikan, usia, jarak
tempuh, waktu tempuh, jumlah rombongan, jenis kelamin dan status menikah
secara bersama-sama (simultan) tidak berpengaruh signifikan terhadap permintaan
kunjungan.
H1: Variabel total biaya perjalanan, total pendapatan, tingkat pendidikan, usia, jarak
tempuh, waktu tempuh, jumlah rombongan, jenis kelamin dan status menikah
secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap permintaan
kunjungan.
Berdasarkan hasil uji secara keseluruhan, diketahui bahwa nilai F hitung sebesar
19,26 lebih besar dari F tabel dengan dF 64 senilai 2,03 artinya variabel bebas (total
biaya perjalanan, total pendapatan, tingkat pendidikan, usia, jarak tempuh, waktu
tempuh, jumlah rombongan, jenis kelamin dan status menikah) secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (permintaan kunjungan). Terdapat
beberapa variabel yang tidak signifikan pengaruhnya terhadap variabel terikat. Hasil
pengujian ini juga diperoleh nilai R2 sebesar 73,03%, artinya pada persamaan ini,
78
permintaan kunjungan dapat dijelaskan oleh variabel bebas, sedangkan 26,97% sisanya
dijelaskan oleh variabel lain diluar model penelitian.
Karena nilai signifikansi pada tabel Anova sebesar 0,0000, sehingga kurang dari
nilai signifikansi yang ditentukan yaitu 0,05, maka keputusannya adalah H0 ditolak dan
H1 diterima. Artinya, variabel bebas berkontribusi secara simultan terhadap permintaan
kunjungan dan dapat dilakukan uji secara individu.
2. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji t bertujuan untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel independen
secara simultan terhadap variabel dependen. Dalam menganalisis permintaan
kunjungan ke Wisata Agro Wonosari yang dipengaruhi oleh variabel total biaya
perjalanan, tingkat pendidikan, total pendapatan, usia, jarak tempuh, waktu tempuh,
jumlah rombongan dan jenis kelamin, dapat diformulasikan sebagai berikut:
Y = f (X1,X2,X3,X4,X5,X6,X7,X8,X9)
Keterangan:
Y = Permintaan kunjungan wisata (kali)
X1 = Total biaya perjalanan (puluh ribu rupiah/ orang)
X2 = Total pendapatan (puluh ribu rupiah/ bulan)
X3 = Dummy tingkat pendidikan responden (0 = pendidikan tinggi (SMA
Perguruan Tinggi), 1 = pendidikan rendah (SD-SMP))
X4 = Usia responden (tahun)
X5 = Jarak tempuh dari rumah ke Wisata Agro Wonosari (km)
X6 = Waktu tempuh dar rumah ke Wisata Agro Wonosari (jam)
X7 = Jumlah rombongan (orang)
X8 = Dummy jenis kelamin (0 = pria, 1 = wanita)
X9 = Dummy status menikah (0 = menikah, 1 = belum menikah)
Dari formulasi tersebut, maka dalam analisis regresi dengan pendekatan
Ordinary Least Square (OLS) memiliki nilai persamaan sebagai berikut:
Y = 1,8 – 0,00002X1 – 1,16 X2 + 0,07X3 + 0,2X4 – 0,0006X5 + 0,04X6 + 0,13X7 –
0,41X8 + 0,65X9
79
Tabel 28. Hasil Analisis Regresi Fungsi Permintaan Wisata Agro Wonosari.
Model Coef. Std. Error t P > | t |
Constanta (ɑ) 1.755584 .3723233 4.72 0.000
Total Biaya Perjalanan (X1) -.0000169 8.43e-06 -2.00 0.049
Total Pendapatan (X2) -1.16e-06 1.07e-06 -1.08 0.283
Tingkat Pendidikan (X3) -.0739948 .1771002 -0.42 0.677
Usia (X4) .0172886 .0058343 2.96 0.004
Jarak Tempuh (X5) -.0006033 .0051687 -0.12 0.907
Waktu Tempuh (X6) .0380586 .0763135 0.50 0.620
Jumlah Rombongan (X7) .1265078 .1271897 0.99 0.324
Jenis Kelamin (X8) -.4059357 .1319659 -3.08 0.003
Status Menikah (X9) .6525632 .2327781 2.80 0.007
Sumber: Data primer, 2017 (diolah)
Nilai konstanta ɑ sebesar 1,8 dapat diartikan bahwa apabila semua variabel bebas
yaitu total biaya perjalanan, tingkat pendidikan, total pendapatan, usia, jarak tempuh,
waktu tempuh, jumlah rombongan dan jenis kelamin, dianggap sama dengan nol, maka
permintaan kunjungan sebanyak 2 kali dalam satu tahun terakhir. Dari hasil estimasi
secara statistik dapat diketahui bahwa ada beberapa variabel bebas dalam penelitian ini
yang signifikan terhadap variabel terikat, seperti total biaya perjalanan, total
pendapatan, tingkat pendidikan, jumlah rombongan dan jenis kelamin. Berdasarkan
tabel 28, maka hasil uji t pada penelitian ini dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
a. Total Biaya Perjalanan
Biaya perjalanan merupakan variabel besaran biaya yang dikeluarkan oleh
seseorang untuk mengunjungi Wisata Agro Wonosari untuk satu kali wisata yang
dinyatakan dalam Rupiah. Variabel biaya perjalanan merupakan variabel yang
signifikan dengan tingkat kesalahan 5%. Besar koefisien variabel biaya perjalanan
adalah -0,00002 yang menunjukkan pengaruh negatif dari biaya perjalanan terhadap
permintaan kunjungan. Hal tersebut menunjukkan bahwa dengan kenaikan dari biaya
perjalanan, maka permintaan kunjungan akan menurun. Besar koefisien dari biaya
perjalanan menunjukkan bahwa kenaikan biaya perjalanan sebesar sepuluh ribu rupiah
akan menurunkan permintaan kunjungan sebesar 0,00002 kali atau 1 kali dalam satu
tahun, cateris paribus. Pengaruh negatif dari biaya perjalanan terhadap jumlah
kunjungan sesuai dengan teori permintaan, yaitu semakin tinggi biaya maka akan
menurunkan permintaan suatu barang atau jasa (Pearsons, 2003).
80
b. Usia
Usia merupakan variabel besaran umur dari pengunjung saat mengunjungi
Wisata Agro Wonosari yang dinyatakan dalam tahun. Variabel usiamerupakan variabel
yang signifikan dengan tingkat kesalahan 5%. Besar koefisien variabel total
pendapatan adalah 0,2 yang menunjukkan pengaruh positif dari usia terhadap
permintaan kunjungan. Hal tersebut menunjukkan bahwa dengan bertambahnya dari
usia, maka permintaan kunjungan akan meningkat. Besar koefisien dari usia
menunjukkan bahwa bertambahnya usia 1 tahun akan meningkatkan permintaan
kunjungan sekitar 0,2 kali atau 1 kali dalam satu tahun, cateris paribus. Hal tersebut
sejalan dengan pernyataan Mill dan Morisson (1985) bahwa dengan bertambahnya usia
akan meningkatkan kemampuan pola pikir dalam mengalokasikan pendapatan untuk
menentukan jenis barang dan jasa yang akan dikonsumsi, termasuk konsumsi ke tempat
wisata.
c. Jenis Kelamin
Jenis kelamin merupakan variabel dummy yang menggambarkan jenis kelamin
dari pengunjung yang berkategorikan pria dan wanita (D = 0 untuk pria ; D = 1 untuk
wanita). Variabel jenis kelamin merupakan variabel yang signifikan dengan tingkat
kesalahan 5%. Besar koefisien variabel jenis kelamin adalah -0,40. Koefisien tersebut
menunjukkan bahwa pengunjung berjenis kelamin laki-laki memiliki kecenderungan
melakukan permintaan kunjungan lebih besar dibandingkan dengan pengunjung
berjenis kelamin perempuan, yaitu sebanyak 1,4 kali atau 2 kali dalam satu tahun,
cateris paribus. Hal tersebut sesuai dengan hasil pengamatan di lapang, bahwa
pengunjung laki-laki lebih senang akan wisata alam atau terbuka seperti Wisata Agro
Wonosari karena untuk menikmati fasilitas yang ditawarkan, seperti wahana olahraga
ekstrem motor trail, atv dan outbound serta mayoritas pengunjung juga dapat
menikmati panorama kebun teh yang digunakan sebagai media berfoto.
d. Status Menikah
Status menikah merupakan variabel dummy yang menggambarkan status
pernikahan pengunjung yang berkategorikan menikah dan belum menikah (D = 0
untuk menikah; D = 1 belum menikah). Variabel tingkat pendidikan merupakan
81
variabel yang signifikan dengan tingkat kesalahan 5%. Besar koefisien variabel status
menikah adalah 0,65. Koefisien tersebut menunjukkan bahwa pengunjung berstatus
belum menikah memiliki kecenderungan melakukan permintaan kunjungan lebih besar
dibandingkan dengan pengunjung berstatus menikah, yaitu sebanyak 0,65 kali atau 1
kali dalam satu tahun, cateris paribus. Faisal (2005) menyatakan bahwa status menikah
berhubungan erat dengan jumlah tanggungan keluarga, artinya semakin banyak jumlah
tanggungan keluarga pengunjung maka akan meningkatkan biaya yang harus
dikeluarkan. Sebaliknya bila jumlah tanggungan sedikit maka biaya yang harus
dikeluarkan pun akan berkurang sehingga akan meningkatkan permintaan kunjungan
seseorang ke tempat rekreasi.
5.4. Nilai Ekonomi Wisata Agro Wonosari
Nilai ekonomi Wisata Agro Wonosari merupakan hasil pertimbangan dari
seberapa besar kemampuan masyarakat memperoleh barang dan jasa dari sumber daya
alam atau dapat juga disebut sebagai willingness to pay dari seseorang (Fauzi, 2014).
Menurut Fauzi (2004), surplus konsumen untuk fungsi permintaan linier dapat
diestimasi menggunakan nilai koefisien biaya perjalanan. Nilai tersebut telah diketahui
yaitu -0,00002, sehingga dengan data tersebut, dapat dilakukan perhitungan surplus
konsumen, yaitu:
CS = −1
β1
CS = −1
−0,00002
CS = Rp 50.000
Dari perhitungan diatas, didapatkan nilai surplus konsumen berdasarkan
willingness to pay menggunakan biaya perjalanan sebesar Rp 50.000 per orang per
kunjungan. Nilai surplus konsumen tersebut menggambarkan manfaat dari Wisata
Agro Wonosari yang dinikmati oleh pengunjung per kunjungan. Nilai surplus
konsumen tersebut jauh lebih besar dibandingkan harga tiket masuk Wisata Agro
Wonosari dengan harga Rp 10.000 pada weekdays dan 15.000 pada weekend. Besaran
nilai surplus konsumen tersebut menunjukkan bahwa pengunjung memiliki keinginan
82
untuk membayar jasa wisata dari Wisata Agro Wonosari yang lebih tinggi
dibandingkan dengan harga tiket masuk saat ini.
Perhitungan dari nilai manfaat ekonomi untuk seluruh populasi pengunjung
Wisata Agro Wonosari dilakukan dengan mengalikan nilai surplus konsumen dengan
jumlah pengunjung (JP) terakhir pada tahun tertentu (Parson, 2003). Dalam penelitian
ini menggunakan tahun 2016 sebagai tahun terakhir. Nilai surplus konsumen yang
didapatkan dari perhitungan sebelumnya yaitu Rp 50.000 per orang per kunjungan.
Dengan demikian, diperoleh nilai ekonomi (NE) dari Wisata Agro Wonosari, yaitu
sebagai berikut:
NE = CS x JP2016
NE = 50.000 x 308.810
NE = Rp 15.440.500.000
Nilai ekonomi dari Wisata Agro Wonosari per orang per tahun berdasarkan biaya
perjalanan adalah Rp 15.440.500.000. Besarnya nilai manfaat ekonomi sumber daya
dari Wisata Agro Wonosari menunjukkan bahwa pengelolaan dan pengembangan
harus dilakukan dengan baik agar tidak terjadi pengurangan nilai ekonomi yang
didapatkan dari lokasi wisata, serta perusakan sumber daya alam yang ada. Nilai
ekonomi dari Wisata Agro Wonosari juga menunjukkan bahwa terdapat nilai ekonomi
yang tersembunyi dan tidak terbayarkan yang diperoleh pengunjung dari kegiatan
wisata. Informasi mengenai nilai ekonomi memberikan pertimbangan pada pihak
pengelola untuk senantiasa mempertahankan kualitas lingkungan. Jika terjadi
kesalahan dalam pengelolaan yang menyebabkan kerusakan lingkungan, maka terdapat
pula potensi kerugian dari wisata alam (Fauzi, 2014).
5.5. Estimasi Nilai Penerimaan Wisata Agro Wonosari
Nilai ekonomi yang didapatkan sebelumnya merupakan harga dari sumberdaya
alam di Wisata Agro Wonosari yang dianalisis berdasarkan pendekatan fungsi
permintaan. Dalam analisis ekonomi Wisata Agro Wonosari juga melihat nilai
penerimaan yang diperoleh terkait dengan berlangsungnya kegiatan pariwisata di
83
kawasan tersebut. Analisis penerimaan yang dilakukan berdasarkan nilai penerimaan
potensial yang mungkin didapatkan.
Perhitungan penerimaan potensial diperoleh dengan menduga penerimaan yang
diperoleh dengan menggunakan harga tiket masuk weekend dan weekdays yaitu sebesar
Rp 10.000 dan Rp 15.000. Besaran biaya tiket masuk kemudian dikalikan dengan
perkiraan jumlah pengunjung selama satu tahun atau pada tahun 2017. Jumlah tersebut
diperoleh dengan mengalikan jumlah hari kunjungan weekend dengan rata-rata jumlah
pengunjung weekend ditambah dengan jumlah hari kunjungan weekdays yang
dikalikan dengan rata-rata jumlah pengunjung weekdays. Perhitungan tersebut dapat
dirumuskan sebagai berikut.
TJP2017 = JHKwend x JPwend + JHKwdays x JPwdays
Keterangan:
TJP2017 = Estimasi total jumlah pengunjung tahun 2017
JHKwend = Jumlah hari kunjungan pada saat weekend
JPwend = Jumlah pengunjung rata-rata weekend
JHKwdays = Jumlah hari kunjungan pada saat weekdays
JPwdays = Jumlah pengunjung rata-rata weekdays
Kemudian, dalam perhitungan hari kunjungan weekend dan weekdays serta
jumlah pengunjung pada masing-masing hari disajikan pada tabel 29.
Tabel 29. Estimasi Jumlah Pengunjung Tahun 2017.
Uraian 2016 2017
Weekend Weekdays Weekend Weekdays
Jumlah hari (hari) 103 262 103 262
Jumlah pengunjung rata-rata (orang) 1650 530 2000 600
Total pengunjung (orang) 169.950 138.860 206.000 144.100
Sumber: PTPN XII, 2017 (diolah)
Nilai aktual pada penelitian ini didefinisikan sebagai penerimaan riil (yang telah
didapatkan) melalui penjualan tiket masuk pada tahun 2016. Hari kunjungan weekend
di Wisata Agro Wonosari adalah pada akhir pekan yaitu sabtu dan minggu, sehingga
jumlah kunjungan weekend dalam satu tahun adalah 103 hari. Jumlah pengunjung rata-
rata pada weekend tersebut adalah 1650 orang, sehingga jumlah pengunjung pada saat
weekend selama satu tahun atau pada tahun 2016 yakni mencapai 169.950 orang.
84
Adapun jumlah pengunjung yang mendatangi Wisata Agro Wonosari pada weekdays
selama satu tahun sebanyak 138.860 orang. Dengan demikian, jumlah pengunjung
yang mendatangi Wisata Agro Wonosari selama satu tahun atau pada tahun 2016
mencapai 308.810 orang. Dengan harga tiket masuk weekend per orang sebesar Rp
15.000 maka penerimaan aktual pada weekend sebesar Rp 2.549.250.000. Sedangkan,
dengan harga tiket masuk weekdays per orang sebesar Rp 10.000 maka penerimaan
aktual pada weekdays sebesar Rp 1.388.600.000. Sehingga, penerimaan aktual dalam
satu tahun baik weekend maupun weekdays adalah Rp 3.937.850.000.
Nilai potensial pada penelitian ini didefinisikan sebagai estimasi penerimaan
optimal yang mungkin didapatkan melalui penjualan tiket masuk pada tahun 2017.
Jumlah pengunjung rata-rata pada weekend adalah 2000 orang, sehingga jumlah
pengunjung pada saat weekend selama satu tahun atau pada tahun 2017 yakni
diperkirakan mencapai 206.000 orang. Adapun perkiraan jumlah pengunjung yang
mendatangi Wisata Agro Wonosari pada weekdays selama satu tahun sebanyak
144.100 orang. Dengan demikian, estimasi jumlah pengunjung yang mendatangi
Wisata Agro Wonosari selama satu tahun atau pada tahun 2017 mencapai 350.100
orang. Dengan harga tiket masuk weekend per orang sebesar Rp 15.000 maka
penerimaan potensial pada weekend sebesar Rp 3.090.000.000. Sedangkan, dengan
harga tiket masuk weekdays per orang sebesar Rp 10.000 maka penerimaan potensial
pada weekdays sebesar Rp 1.441.000.000. Sehingga, penerimaan potensial dalam satu
tahun baik weekend maupun weekdays adalah Rp 4.531.000.000. Berikut terdapat
ringkasan penerimaan aktual dan potensial serta nilai ekonomi Wisata Agro Wonosari
(Tabel 30).
Tabel 30. Ringkasan Perhitungan Nilai Penerimaan Aktual dan Potensial serta Nilai
Ekonomi Wisata Agro Wonosari (WAW).
Uraian Nilai
Nilai penerimaan aktual 2016 Rp 3.937.850.000
Nilai penerimaan potensial 2017 Rp 4.531.000.000
Nilai ekonomi WAW Rp 15.440.500.000
Sumber: Data Primer, 2017 (Diolah)
85
Berdasarkan tabel 30, estimasi nilai penerimaan potensial pada tahun 2017 yang
didapatkan oleh pihak pengelola Wisata Agro Wonosari hanya 29,3% dari nilai
ekonomi. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai ekonomi lebih tinggi dibandingkan
dengan nilai penerimaan. Hasil perbandingan nilai tersebut memiliki makna dalam
mempengaruhi keberlanjutan Wisata Agro Wonosari, seperti masih terdapat potensi
Wisata Agro Wonosari yang harus dikembangkan, mengingat nilai ekonomi tersebut
dirumuskan berdasarkan surplus konsumen. Jadi, pengunjung pada dasarnya bersedia
membayar lebih tinggi dari harga fasilitas yang telah ditawarkan oleh Wisata Agro
Wonosari pada saat ini atau pada tahun 2017. Oleh karena itu, pengelola diharapkan
dapat merumuskan suatu kebijakan pengembangan wisata dalam memfasilitasi
pengunjung agar target yang telah ditentukan oleh pengelola dapat tercapai, seperti
peningkatan jumlah pengunjung 50.000 orang setiap tahunnya dan mendapatkan nilai
penerimaan yang optimal, yaitu nilai penerimaan yang dapat mencapai atau mendekati
nilai ekonomi yang telah diketahui sebelumnya.
Upaya pengembangan dalam pencapaian nilai ekonomi pada lokasi wisata salah
satunya dapat dilakukan dengan menaikkan harga fasilitas yang ditawarkan maupun
harga tiket masuk yang disesuaikan dengan keinginan membayar pengunjung. Selain
itu, juga dapat dilakukan dengan memperbaiki serta menambah fasilitas dengan
berdasarkan persepsi pengunjung.
86
VI. KESIMPULAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil dan pembahasan penelitian yang dilakukan untuk
menganalisis permintaan kunjungan dan menghitung nilai ekonomi Wisata Agro
Wonosari, dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu:
1. Karakteristik umum dari mayoritas pengunjung Wisata Agro Wonosari adalah laki-
laki, belum menikah, berusia dibawah 24 tahun, berlatarbelakang pelajar yang
menempuh pendidikan di perguruan tinggi, memiliki pendapatan kurang dari Rp
1.750.000 per bulan serta mengeluarkan biaya untuk perjalanan wisata sebesar
kurang dari Rp 200.000. Dalam melakukan kunjungan wisata, mayoritas
pengunjung tidak menggunakan biro perjalanan wisata. Pengunjung menempuh
perjalanan serta menggunakan kendaraan pribadi dengan jarak tempuh kurang dari
23 km selama 1-1,5 jam. Karena, mayoritas pengunjung Wisata Agro Wonosari
berasal dari luar Kabupaten Malang, seperti Kota Malang, Mojokerto, Sidoarjo,
Surabaya dan Batu. Beragamnya daerah asal pengunjung yang datang
mencerminkan bahwa sumber informasi terkait citra positif dari Wisata Agro
Wonosari tersampaikan dengan baik dari pengunjung satu ke pengunjung melalui
teman atau keluarga. Disamping itu, mayoritas pengunjung melakukan wisata
bersama dengan kelompok atau keluarga dengan jumlah rombongan kurang dari dua
orang. Dalam satu tahun, pengunjung melakukan kunjungan sejumlah tiga kali
dengan motivasi refreshing. Mayoritas pengunjung meluangkan waktu selama
kurang dari 3 jam terhadap aktivitas utama yang dilakukan oleh pengunjung, seperti
menikmati pemandangan dan fotografi. Adapun persepsi pengunjung terhadap
lokasi wisata, bahwa Wisata Agro Wonosari merupakan tempat wisata yang mudah
diakses, memiliki fasilitas lengkap, aman, bersih dan murah. Mayoritas dari
pengunjung merasa puas saat berwisata ke Wisata Agro Wonosari. Selain itu,
mayoritas pengunjung juga memiliki keinginan untuk berkunjung kembali ke
Wisata Agro Wonosari di masa yang akan datang.
87
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan wisata dari Wisata Agro Wonosari
secara signifikan dengan taraf kesalahan 5% adalah variabel total biaya perjalanan,
usia, jenis kelamin dan status menikah. Dari keempat variabel tersebut, terdapat
variabel yang paling mempengaruhi permintaan wisata, yaitu usia dengan besaran
koefisien 1,4. Jadi, apabila mengacu pada hasil dari penelitian dapat diketahui
bahwa setiap penambahan 1 tahun usia akan meningkatkan 2 kali permintaan
kunjungan dalam satu tahun.
3. Besar nilai surplus konsumen Wisata Agro Wonosari setiap kunjungan per orang
adalah Rp 50.000. Nilai ekonomi Wisata Agro Wonosari per tahun adalah sebesar
Rp 15.440.500.000. Besar nilai tersebut menunjukkan bahwa pengunjung masih
memiliki keinginan untuk menjaga keberlanjutan Wisata Agro Wonosari sebagai
lokasi wisata di Kabupaten Malang, Jawa Timur.
4. Besar nilai penerimaan Wisata Agro Wonosari per tahun yang didapatkan melalui
penjualan tiket masuk potensial sebesar Rp 4.531.000.000 atau sebesar 29,3% dari
nilai ekonomi Wisata Agro Wonosari.
6.2. Saran
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam perumusan
pengembangan Wisata Agro Wonosari. Adapun beberapa masukan yang dihasilkan
dalam penelitian ini adalah:
1. Pengembangan dari Wisata Agro Wonosari dapat dilakukan dengan merumuskan
strategi yang mempertimbangkan faktor yang mempengaruhi permintan kunjungan
yaitu total biaya perjalanan, usia, jenis kelamin dan status menikah pengunjung.
Adapun hal-hal yang dapat dilakukan dalam pengembangan wisata berdasarkan
persepsi pengunjung adalah dekorasi kebun teh, penambahan wahana bermain,
tempat berteduh, fasilitas untuk lansia, membuat paket perjalanan khusus untuk
keluarga serta meningkatkan promosi pada media lokal.
2. Mengingat nilai ekonomi dirumuskan berdasarkan surplus konsumen. Jadi,
pengunjung pada dasarnya bersedia membayar lebih tinggi dari harga fasilitas yang
telah ditawarkan oleh Wisata Agro Wonosari pada saat ini atau pada tahun 2017.
88
Oleh karena itu, pengelola diharapkan dapat merumuskan suatu kebijakan
pengembangan wisata dalam memfasilitasi pengunjung agar target yang telah
ditentukan oleh pengelola dapat tercapai, seperti peningkatan jumlah pengunjung
50.000 orang setiap tahunnya dan mendapatkan nilai penerimaan yang dapat
mencapai atau mendekati nilai ekonomi yang telah diketahui sebelumnya.
89
DAFTAR PUSTAKA
Alikodra, H. S. 2002. Pengelolaan Satwa Liar. Bogor: Fakultas Kehutanan IPB.
Ariyanto. 2005. Ekonomi Pariwisata. Jakarta: Rineka Cipta.
Bahruni. 1999. Penilaian Sumberdaya Hutan dan Lingkungan. Bogor: Institut
Pertanian Bogor.
Darusman, D. 1991. Studi Permintaan Terhadap Manfaat Intangible dari Taman
Nasional Gunung Gede Pangrango. Laporan Penelitian. Fakultas Kehutanan.
Institut Pertanian Bogor.
Desy. 2016. Valuasi Ekonomi Objek Wisata Agro Petik Apel Kota Batu, Jawa Timur.
Skripsi. Universitas Brawijaya Malang.
Endang, S. 2013. Valuasi Ekonomi Jasa Lingkungan Wisata Alam Taman Nasional
Gunung Gede Pangrango Dengan Menggunakan Metode Travel Cost Method.
Komponen 3. Citarum Watershed Management and Biodiversity Conservation.
Bandung.
Fandeli, C. 2001. Dasar-Dasar Manajemen Kepariwisataan Alam. Yogyakarta:
Liberty Offset
Fauzi, A. 2006. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
________. 2014. Valuasi Ekonomi dan Penilaian Kerusakan Sumber Daya Alam dan
Lingkungan. Bogor: IPB Press.
Freeman, A.M. 1993. The Measurement of Enviromental and Resources Values:
Theory, and Methods. Washington: Resource for The Future.
Handoko, Irfan. 2016. Valuasi Ekonomi Wisata Petik Jeruk Selorejo. Skripsi.
Universitas Brawijaya Malang
Hufschmidt, M. M., D.E. James, A.D. Meisteret., B.T. Bower, dan J.A. Dixson. 1983.
Environment, Natural Systems, and Development. London: The Johns Hopkins
University Press.
Kementerian Pertanian. 2016. Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pariwisata
Tahun 2015. Jakarta: Biro Perencanaan dan Keuangan Sekretariat Kementerian
Pariwisata.
Kuntowijoyo. 1991. Tinjauan Historis Pembangunan Pariwisata di Indonesia. Naskah
dalam Seminar Nasional Dampak Sosial Budaya Pengembangan Industri
Pariwisata.16-17 Desember.
Loomis dan McTernan. 2014. Economic Valuation of Whitewater Boating using CVM
(Contingent Valuation Method) and ITCM (Individual Travel Cost Method).
Environmental Management (3): 510-519.
90
Maria, Y. 2012. Nilai Ekonomi Ekowisata Taman Nasional Danau Sentarum
Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat (Studi Kasus di SPTN II
Semitau, Stasiun Riset Bukit Tekenan). Fakultas Kehutanan Universitas
Tanjungpura. Pontianak.
Mateka, J.A. 2013. Valuasi Ekonomi Obyek Wisata Pantai Balekambang Kabupaten
Malang Jawa Timur. APi Student Journal, Vol. I (1): 12-22.
Mill, Robert Christie dan Alastair A. Morrison. 1985. Tourism System. Prentice-Hall,
Inc., New York.
Muljadi. 2009. Kepariwisataan dan Perjalanan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Mulyana, Indra. 2009. Pasar Pariwisata. http://www.wisataciamis.com/2009/06pasar-
pariwisata.html. Diakses pada 1 Januari 2017.
Munasinghe, M. 1993. Environmental Economics and Sustainable Development.
Washington D.C: The World Bank.
Muntasib. 2007 Mengenal Ekosistem Hutan dan Ekosistem Agro. Jakarta: PT Grasindo.
Nurhayati, Sri E. 2010. Sistem Pariwisata di Agropolitan Batu. Jurnal. Universitas
Airlangga Surabaya.
Pariasa, I.I. 2014. Demand Analysis of Apple Pick Tour in Makmur Abadi Farmers
Group, Batu, Indonesia. Greener Journal of Business and Management. Studies
4 (3). 083-091.
Pearsons, G.R. 2003. The Travel Cost Model. The Economics of Non-market Goods
and Resources (3): 269-329.
Pemerintah Kabupaten Malang. 2016. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor:
6 Tahun 2016 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kabupaten Malang Tahun 2016-2021. Kab. Malang: Sekretaris
Daerah Kabupaten Malang.
Pitana, I Gede. 2005. Sosiologi Pariwisata, Kajian Sosiologis terhadap Struktur,
Sistem, dan Dampak-dampak Pariwisata. Yogyakarta: Andi Offset.
Pomeroy, R. S. 1992. Economic Valuation: Available Methods dalam Chua T.E dan L.
F. Scura. Integrative Framework and Methods for Coastal Area. Management
Association of Southeast Asian Nation/ United States Coastal: Resources
Management Project.
Priambodo, Oby. 2016. Valuasi Ekonomi Kusuma Agrowisata. Jurnal Habitat.
Universitas Brawijaya Malang.
Rolaspedia. 2015. Menginap di Kebun Teh Wonosari.
http://rollaas.co.id/rolaspedia/menginap-di-kebun-teh-wonosari/. Diakses pada
20 Januari 2017.
Smith, Stephen L.J. 1989. Tourism Analysis. New York: John Wiley and Sons. Inc.
Soekadijo. 2000. Anatomi Pariwista. Jakarta: Gramedia.
91
Sunarto. (2003). Manajemen Komunikasi Antar Pribadi dan Gairah Kerja Karyawan.
Jakarta: Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Departemen Kehakiman dan
HAM.
Wahab, S. 1997. Pemasaran Pariwisata. Jakarta: Pradnya Paramita.
________. 2003. Manajemen Kepariwisataan. Jakarta: Pradnya Paramita.
Wearing, S. dan S. Darcy. 1998. Ecotourism Options in Coastal Protected Area.
Australia: The Environmentalist (18):239-249.
Yoeti, O.A. 2003. Tours and Travel Marketing. Jakarta: Pradnya Paramita.
_________. 2008. Ekonomi Pariwisata: Introduksi, Informasi, dan Aplikasi. Jakarta:
Kompas.
top related