Transcript
MAKALAH AMAMI I
SUMBER – SUMBER AIR
DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 (SATU)
NAMA ANGGOTA :
1. AGUS KA’AMA
2. AIDA
3. AINUTAJRIANI
4. ANDYA WULANSARI
5. ANNA ASHARIANNA
6. DEVI PURNAMA NINGSIH
7. EKA FITRIANI
8. EGIN REGINA
PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEGA REZKY
MAKASSAR
2015-2016
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum. wr. wrb…
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan taufik-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Semoga
Allah SWT senantiasa melimpahkan Hidayah dan Rahmat-Nya kepada kami
secara khusus dan masyarakat secara umum agar senantiasa mensyukuri
akan ilmu, iman dan amal pada dirinya. Semoga dengan adanya makalah
“SUMBER – SUMBER AIR” yang kami susun ini dapat menambah wawasan
kami.
Makalah ini disusun dengan berbagai literatur khususnya mata kuliah
Analisis Makanan dan Minuman, buku-buku yang dianggap relevan, serta
pengetahuan dari penulis sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan
baik sesuai yang diharapkan.
Akhir kata dengan segala kerendahan hati kami mengucapkan
banyak terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan
bantuannya sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih perlu perbaikan, oleh karena itu saran dari
pembaca sangat kami harapkan.
Makassar, September 2015
Penyusun
Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .....................................................................................
B. Rumusan Masalah................................................................................
C. Tujuan.................................................................................................
5
BAB II. PEMBAHASAN
A. Definisi sumber air................................................................................
B. Macam – macam sumber air.................................................................
C. Pemilihan sumber - sumber air untuk pangan.....................................
D. Karakteristik air pada setiap sumber – sumber air...............................
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................
B. Saran..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kita ketahui bahwa sumber air merupakan komponen penting untuk
penyediaan air bersih karna tanpa sumber air maka sistem penyedian air
bersih tidak akan berfungsi. Selama ini kebutuhan manusia akan air
sangatlah besar. Jika kita melihat dari segi penggunaan, maka air tidak
pernah lepas dari segala aspek kehidupan manusia. Mulai dari kecil,
seperti air minum untuk melepas dahaga hingga kincir air yang
dimanfaatkan sebagai penghasil energi listrik. Di bumi hampir 71 persen
permukaannya merupakan wilayah perairan. Termasuk negara indonesia
yang merupakan negara kepulauan.
Air merupakan senyawa gabungan antara dua atom hidrogen dan
satu atom oksigen. Air adalah dasar dari suatu kehidupan dan merupakn
satu unsur yang dibutuhkan dalam kehidupan hingga manusia pun sangat
menantikan kedatanggannya.
Air di alam sangat jarang ditemukan dalam keadaan murni.
Sekalipun air hujan, meskipun awalnya murni, telah mengalami reaksi
dengan gas-gas di udara dalam perjalananya turun ke bumi dan
selanjutnya terkontaminasi selama mengalir di atas permukaan bumi dan
dalam tanah. Kualitas air menyatakan tingkat kesesuaian air terhadap
penggunaan tertentu dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia, mulai
dari air untuk memenuhi kebututhan langsung yaitu air minum, mandi dan
mencuci, air irigasiatau pertanian, peternakan, perikanan, rekreasi dan
transportasi. Kualitas air mencakup tiga karkteristik, yaitu fisika, kimia dan
biologi.
Air di bumi mengalami suatu siklus melalui serangkaian peristiwa
yang berlangsung terus-menerus, dimana kita tidak tahu kapan dan dari
mana berawalnya dan kapan pula akan berakhir. Serangkaina peristiwa
tersebut dinamakan siklus hidrologi. Mengingat bahwa sebagian besar air
berada di lautan, maka alangkah baiknya jika penjelasan tentang siklus
hidrologi dimulai dari laut.
Presipitasi yang jatuh di permukaan bumi menyebar ke berbagai
arah dengan beberapa cara. Sebagian akan tertahan sementara di
permukaan bumi sebagai es atau salju, atau genangan air, yang di kenal
dengan simpanan depresi. Sebagian air hujan atau lelehan salju akan
mengalir ke saluran atau sungai. Hal ini di sebut aliran permukaan. Jika
permukaan tanah porus, sebagian besar air akan meresap ke dala tanah
melaui peristiwa yang disebut infiltrasi. Sebagian lagi akan kembali ke
atmosfer memalui penguapan dan transpirasi oleh tanaman.
Di bawah permukaan tanah. Pori-pori tanah berisi air dan udara.
Daerah ini dikenal sebagai zona kapiler, atau zona aerasi. Air yang
tersimpan di zona ini di sebut kelengasan tanah, atau air kapiler
padakondisi tertentu air dapat mengalir secara lateral pada zona kapiler.
Pada kedalaman tertentu, pori-pori tanah atau batuan akan jenuh air. Ait
tanah ini bergerak sebagai aliran air tanah melalui batuan atau lapisan
tanah sampai akhirnya keluar ke permukaan sebagai sumber air (spring),
atau sebagai rembesan ke danau, waduk, sungai, atau ke laut.
Dewasa in telah terjadi degradasi air yang cukup berat dibeberapa
tempat di muka bumi ini, distribusi air terhadap waktu makin timbang dan
kualitansya menurun. Konservasi air penting menjadi artinya bagi
kelangsungan kehidupan suatu bangsa, khususnya untuk daerah dimana
terrjadi defisit air tanah yaitu di daerah kering dan semi kering. Konservasi
air ditujukan tidak hanya meningkatkan volume air tanah, tetapi juga
meningkatkan efesiensi penggunaannya, sekaligus memperbaiki
kualitansya sesuai dengan peruntuhannya.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sumber air?
2. Macam – macam sumber air?
3. Pemilihan sumber – sumber air untuk pangan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari sumber air
2. Untuk mengetahui macam – macam sumber air
3. Pemilihan sumber – sumber air untuk pangan
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI SUMBER AIR
Menurut UU Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang
Sumber Daya Air, sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan/atau
buatan yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah.
B. SUMBER – SUMBER AIR
Berikut ini adalah 4 macam sumber - sumber air di antaranya
adalah :
1. Air laut
Air laut memiliki rasa asin karena mengandung senyawa garam
murni (NaCl) yang cukup tinggi. Menurut beberapa sumber penelitian,
kadar garam murni air laut berkisar 3% dari jumlah total keseluruhan
air laut. Karena rasanya yang asin, untuk menjadikan air laut sebagai
air murni diperlukan sebuah teknologi terapan untuk memfilter
sekaligus destilasi (penyulingan) air untuk menghilangkan kadar garam
yang tinggi. Untuk saat ini, beberapa Negara di Timur Tengah
(misalnya, Arab Saudi dan Iran) telah mengembangkan teknologi
filterisasi dan destilasi yang mampu mengubah air laut menjadi air
minum. Untuk mengembangkan teknologi filterisasi dan destilasi air
laut dibutuhkan dana yang cukup besar. Disamping itu, filterisasi dan
destilasi air laut membutuhkan pasokan energi listrik yang besar.
Penggunaan destilasi air laut merupakan langkah tepat dan efisien
untuk mengatasi suplai air minum di negara – negara kering, seperti di
Timur Tengah dan Afrika. Namun, perlu disadari saat ini perairan laut
seperti “tong sampah”. Hal ini terjadi akibat ulah manusia yang
membuang limbah berbahaya di perairan laut lepas. Selain itu, tidak
jarang ribuan barel minyak tertumpah dilautan akibat kecerobohan
manusia, seperti tabrak maupun kebocoran kapal tanker. Hal itu jelas
berdampak buruk pada ekosistem laut dan kualitas air destilasi yang
dihasilkan.
Air yang dijumpai di dalam alam berupa air laut sebanyak 80%,
sedangkan sisanya berupa air tanah/daratan, es, salju dan hujan. Air
laut turut menentukan iklim dan kehidupan di bumi.
Air ini sifatnya asin karena mengandung garam NaCl. Kadar
garam NaCl dalam air laut 3% dengan keadaan ini maka air laut tidak
memenuhi syarat untuk di minum.
Fungsi air laut :
a) Sebagai suatu unsur keseimbangan darat, laut dan udara.
b) Sebagai tempat hidupnya binatang dan tumbuh-tumbuhan laut.
Ada dua macam elemen nutrisi yaitu elemen nutrisi utama (mayor),
misalnya nitrogen, phosphorous, silikon dan elemen nutrisi mikro.
c) Sebagai sumber air hujan.
d) Alat transportasi.
e) Sebagai sarana olah raga.
f) Sebagai sarana pariwisata.
g) Sebagai sumber mata pencaharian nelayan.
h) Sebagai sumber devisa Negara
i) Sebagai bahan desinfektan, sebagai bahan pengobatan.
2. Air hujan
Cara menjadikan air hujan sebagai sumber air minum hendaknya
jangan saat air hujan baru mulai turun, karena masih mengandung
banyak kotoran. Air hujan juga mempunyai sifat agresif terutama
terhadap pipa-pipa penyaur maupun bak baik resevoir sehingga hal ini
aka mempercepat terjadinya korasi atau karatan. Air hujan juga
mempunyai sifat luna sehingga akan boros terhadap pemakaian
sabun.
Air angkasa atau air hujan merupakan sumber utama air dibumi.
Walau pada saat presipitasi merupakan air yang paling bersih, air
tersebut cenderung mengalami pencemaran ketika berada di atmosfer.
Pencemaran yang berlangung di atmosfer itu dapat disebabkan oleh
partikel debu, mikroorganisme, dan gas, misalnya, karbon dioksida,
nitrogen, dan ammonia.
Air hujan merupakan hasil proses penguapan (evaporasi) air di
permukaan bumi akibat pemanasan oleh sinar matahari. Dalam
keadaan ideal (tanpa pencemaran air), air hujan merupakan air bersih
dan dapat langsung dikonsumsi oleh manusia. Namun, pada saat
evaporasi berlangsung, air yang menguap sudah tercemar. Selain itu,
air hujan yang turun juga “tercemar” oleh polusi udara. Akibatnya, air
hujan tidak bersifat netral (pH = 7) lagi, melainkan bersifat asam. Hujan
yang bersifat asam dapat menyebabkan korosi (karat) pada benda
yang berbahan logam. Selain bersifat asam, air hujan cenderung
bersifat sadah karena kandungan kalsium dan magnesiumnya cukup
tinggi. Indikasi air sadah (kesadahan) adalah sabun atau deterjen tidak
dapat beraksi dengan air. Akibatnya, sabun atau deterjen tidak
berbusa walaupun dilarutkan dengan air. Dengan demikian, air sadah
dapat memboros penggunaan sabun mandi atau sabun cuci. Selain
kalsium dan magnesium, air hujan juga mengandung beberapa
senyawa dan unsur (mineral), antara lain SO4, Cl, NH4, N2, C, dan O2.
Air hujan mempunyai dampak positif dan negatif. Dampak positif
adalah:
1. Air hujan mempengaruhi iklim/cuaca; cuaca panas akan berubah
menjadi cuaca dingin, kadar uap air di dalam atmosfer akan
meningkat.
2. Memberi suplai/asupan nutrisi kepada tanaman, terutama
tanaman berumbi oleh karena air hujan mengandung nitrogen
(NH3).
3. Merupakan salah satu alternatif dari sumber air minum.
4. Air hujan mengisi air sungai yang dangkal dan mengisi air sumur
yang kering.
5. Mengurangi polusi udara oleh karena butir-butir materi yang ada di
dalam udara akan turun bersama hujan.
Dampak negatif adalah:
1. Air hujan menyebabkan karat dan korosif terhadap karena
mengandung NH3.
2. Air hujan mengganggu penerbangan.
3. Air hujan membatasi gerakan nelayan,para nelayan tidak dapat
melaut.
4. Air hujan dapat menyebabkan malapetaka terhadap pelayaran.
5. Air hujan dapat menyebabkan sungai meluap dan banjir.
3. Air permukaan
Air permukaan yang meliputi badan-badan air semacam sungai,
danau, telaga, waduk, rawa, terjun, dan sumur permukaan, sebagian
besar berasal dari air hujan yang jatuh kepermukaan bumi. Air hujan
tersebut kemudian akan mengalami pencemaran baik oleh tanah,
sampah, maupun lainnya.
Air permukaan adalah air yang mengalir di permukaan bumi, pada
umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama
pengalirannya, misalnya oleh lumpur, batang kayu, daun, kotoran
industri dan lainnya. Untuk meminumnya harus melewati proses
pembersihan yang sempurna.
Air permukaan adalah semua air yang terdapat dipermukaan
tanah, antara lain sumur, sungai, rawa, dan danau. Air permukaan
berasal dari air hujan yang meresap dan membentuk mata air di
gunung atau hutan, kemudian mengalir di permukaan bumi dan
membentuk sungai atau mengumpul di tempat cekung yang
membentuk danau ataupun rawa. Pada umumnya, air permukaan
tampak kotor dan berwarna (tidak benig). Hal itu terjadi akibat kotoran,
pasir, dan lumpur yang ikut terbawa (hanyut) oleh aliran air.
Air permukaan banyak digunakan untuk berbagai kepentingan,
antara lain untuk diminum, kebutuhan rumah tangga, irigasi,
pembangkit listrik, industri, dan sebagainya. Agar dapat diminum, air
permukaan harus diolah terlebih dahulu meliputi pengolahan fisika,
kimia, dan biologi. Air permukaan dibagi menjadi dua, yaitu air sungai
dan air danau atau rawa.
Air permukaan merupakan salah satu sumber penting bahan baku
air bersih. Faktor-faktor yang diperhatikan, antara lain:
a) Mutu atau kualitas baku
b) Jumlah atau kualitasnya
c) Kontinuitasnya
Dibandingkan dengan sumber air lain, air permukaan merupakan
sumber air yang paling tercemar akibat kegiatan manusia, fauna, flora,
dan zat-zat lain.
Sumber-sumber air permukaan, antara lain, sungai, selokan,
rawa, parit, bendungan, danau, laut, dan air terjun. Air terjun dapat
dipakai untuk sumber air di kota-kota besar karena air tersebut
sebelumnya sudah dibendung oleh alam dan jatuh secara gravitasi. Air
ini tidak tercemar sehingga tidak membutuhkan perifikasi bakteri.
Sumber air permukaan yang berasal dari sungai, selokan, dan
parit mempunyai persamaan, yaitu airnya mengalir dan dapat
menghanyutkan bahan yang tercemar. Sumber air permukaan yang
berasal dari rawa, bendungan, dan danau memiliki air yang mengalir,
tersimpan dalam waktu yang lama, dan mengandung sisa-sisa
pembusukan alam, misalnya, pembusukan tumbuhan-tumbuhan,
ganggang, fungi, dan lain-lain. Air permukaan yang berasal dari air laut
mengandung kadar garam yang tinggi sehingga jika akan digunakan
untuk air minum, air tersebut harus menjalani proses ion-exchange.
A. Sumur
Sumur merupakan sumber utama persediaan air bersi bagi
penduduk yang tinggal didaerah pedesaan maupun di perkotaan
Indonesia. Secara teknis sumur dapat dibagi menjadi 2 jenis:
1. Sumur dangkal (shallow well)
Sumur semacam ini memiliki sumber air yang berasal dari
resapan air hujan diatas permukaan bumi terutama didaerah
dataran rendah. Jenis sumur ini banyak terdapat di Indonesia dan
mudah sekali terkontaminasi air kotor yang berasal dari kegiatan
mandi-cuci-kakus (MCK) sehingga persyaratan sanitasi yang ada
perlu sekali diperhatikan.
2. Sumur dalam (deep well)
Sumur ini memiliki sumber air yang berasal dari proses purifikasi
alami air hujan oleh lapisan kulit menjadi air tanah. Sumber airnya
tidak terkontaminasi dan memenuhi persyaratan sanitasi.
Tabel perbedaan sumur dangkal dan sumur dalam
B. Air danau atau rawa
Air danau atau rawa merupakan air permukaan yang
mengumpul pada cekungan permukaan tanah. Permukaan air
danau biasanya berwarna hijau kebiruan. Warna ini disebabkan
oleh banyaknya lumut yang tumbuh dipermukaan air maupun di
dasar danau atau rawa. Selain lumut, warna pada air danau juga
dipengaruhi oleh bahan organik (kayu, daun, dan bahan organik
lainnya) yang membusuk akibat proses dekomposisi oleh
mikroorganisme di dalam air. Akibat proses pembusukan
tersebut, air danau memiliki kadar besi Fe dan mangan Mn yang
relatif tinggi. Kebanyakan, air danau memiliki kualitas yang lebih
baik dari pada air sungai. Hal tersebut disebabkan tingkat
pencemaran didanau relatif lebih kecil dibandingkan di aliran
sungai.
C. Air sungai
Sumur dangkal Sumur dalam
Sumber air Air permukaan Air tanah
Kualitas air Kurang baik baik
Kualitas
bakteriologis
Kontaminaasi Tidak terkontaminasi
persediaan Kering pada
musim kemarau
Tetap ada sepanjang
tahun
Air sungai berasal dari mata air dan air hujan yang
mengalir pada permukaan tanah. Secara fisik, air sungai terlihat
berwarna coklat dengan tingkat kekeruhan yang tinggi karena
bercampur dengan pasir, lumpur, kayu, dan kotoran lainnya.
Kualitas air sungai juga dipengaruhi oleh lingkungan disekitar
aliran sungai. Secara umum, kualitas air sungai didaerah hilir
(muara) lebih rendah dibandingkan didaerah hulu (mata air). Hal
ini terjadi akibat limbah industri dan rumah tangga yang dibuang
langsung ke sungai tangga melalui proses pengolahan terlebih
dahulu terkumpul di muara sungai. Akibatnya, secara kualitas
fisika, kimia, maupun biologi, air di daerah muara sungai sangat
rendah dan tidak layak dijadikan bahan baku air minum.
4. Air tanah
Air tanah merupakan sebagian air hujan yang mencapai
permukaan bumi dan menyerap kedalam lapisan tanah dan menjadi air
tanah. Sebelum mencapai lapisan tempat air tanah, air hujan akan
menembus bebepara lapisan tanah dan menyebabkan terjadinya
kesadahan pada air (hardness of water). Kesadahan pada air ini
menyebabkan air mengandung zat-zat mineral dalam konsentrasi. Zat-
zat mineral tersebut, antara lain kalsium, magnesium, dan logam berat
seperti Fe dan Mn. Akibatnya apabila kita menggunakan air sadah
untuk mencuci, sabun yang kita gunakan tidak akan berbusa dan bila
diendapkan akan terbentuk endapan semacam kerak.
Air tanah (ground water) berasar dari air hujan yang jatuh ke
permukaan bumi yang kemudian mengalami perkolasi atau
penyerapan kedalam tanah dan mengalami proses filtrasi secara
alamiah. Proses – proses yang telah dialami air hujan tersebut,
didalam perjalannya kebawah tanah, membuat air tanah menjadi lebih
baik dan lebih murni dibandingkan air permukaan.
Air tanah memiliki beberapa kelebihan dibanding sumber air lain.
Pertama, air tanah biasanya bebas dari kuman penyakit dan tidak perlu
menglami proses purifikasi atau penjernihan. Persediaan air tanah juga
cukup tersedia sepanjang tahun, saat musim kemarau sekalipun.
Sementara itu, air tanah juga memiliki beberapa kerugian atau
kelemahan dibandingkan sumber air lainnya. Air tanah mengandung
zat – zat mineral semacam magnesium, kalsium, dan logam berat
seperti besi dapat menyebabkan kesadahan air. Selain tu untuk
mengisap dan mengalirkan air ke atas permukaan, diperlukan pompa.
Air tanah adalah air yang berada dibawah tanah di dalam zona
jenuh dimana tekanan hidrostatiknya sama atau lebih besar dari
tekanan atmosfer. (suryono,1993).
Air tanah disebut pula air tawar karena tidak terasa asin.
Berdasarkan lokasi air maka air tanah dapat dibagi dalam 2 bagian
yaitu:
1. Air permukaan tanah
Yang termasuk air permukaan tanah adalah sungai, rawa-rawa,
danau, waduk (buatan). Semuanya itu sangat tergantung curah
hujan. Apalagi curah hujan lebat, air sungai, danau akan pasang.
2. Air jauh dari permukaan tanah
Disebut air tertekan yaitu air yang tersimpan didalam lapisan
tanah; termasuk air tanah adalah sumur gali, sumur bor. (Gabriel,
2001)
Menurut definisi undang – undang sumber daya air, air tanah
merupakan air yang terdapat di dalam lapisan tanah atau batu dibawah
permukaan tanah. Air tanah berasal dari air hujan yang meresap
kedalam tanah. Dalam proses peresapan tersebut, air tanah
mengalami penyaringan (filtrasi) oleh lapisan-lapisan tanah. Air tanah
lebih jernih dibandingkan air permukaan. Air tanah memiliki kandungan
mineral yang cukup tinggi. Sifat dan kandungan mineral air tanah
dipengaruhi oleh lapisan tanah yang dilaluinya. Kandungan mineral air
tanah antara lain Na, Mg, Ca, Fe, dan O2.
Kondisi tanah yang berkapur menyebabkan tingkat kesadahan air
tanahnya relatif tinggi (keras). Air tanah di daerah berkapur
mengandung ion-ion Ca2+ dan Mg2+ dalam jumlah yang cukup besar.
Kondisi tanah yang mengandung batu granit, air tanahnya memiliki
derajat kesadahan yang rendah (lunak) karena mengandung unsur
(mineral) CO2 dan Mn(HCO3).
Air tanah digolongkan menjadi tiga, yaitu air tanah dangkal, air
tanah dalam, dan mata air. Golongan tersebut berkaitan dengan
kialitas, kuantitas, dan mineral yang tekandung di air tanah.
a) Air tanah dangkal
Air tanah dangkal terdapat pada kedalam kurang lebih 15
meter dibawah permukaan tanah. Jumlah air yag terkandung pada
kedalaman ini cukup terbatas. Biasanya hanya digunakan untuk
keperluan rumah tangga, seperti minum, mandi, dan mencuci.
Penggunaan air tanah dangkal berupa sumur berdinding semen
maupun sumur bor. Secara fisik, air tanah terlihat jernih dan tidak
berwarna (bening) karena telah mengalami proses filtrasi oleh
lapisan tanah. Kealitas air tanah dangkal cukup baik dan layak
digunakan sebagai bahan baku air mimun. Kuantitas air tanah
dangkal dipengaruhi oleh musim. Pada saat musim hujan, jumlah
air tanah dangkal berlimpah, tetapi jumlahnya terbatas saat musim
kemarau.
b) Air tanah dalam
Air tanah dalam terdapat pada kedalaman 100-300 meter
di bawah permukaan tanah. Air tanah dalam berwarna jernih dan
sangat baik digunakan sebagai air minum karena telah mengalami
proses penyaringan berulang – ulang oleh lapisan tanah. Air tanah
dalam memiliki kualitas yang lebih baik dari pada air tanah
dangkal. Hai ini disebabkan proses filtrasi air tanah dalam lebih
panjang, lama, dan sempurna dibandingkan air tanah dangkal.
Kuantitas air tanah dalam cukup besar dan tidak terlalu
dipengaruhi oleh musim, sehingga air tanah dalam dapat
digunakan untuk kepentingan industri dan dapat digunakan dalam
jangka waktu yang cukup lama.
c) Mata air
Mata air adalah air tanah yang keluar langsung dari
permukaan tanah. Mata air biasanya terdapat pada lereng
gunung, dapat berupa rembesan (mata air rembesan) dan ada
juga yang keluar di daerah dataran rendah (mata air ‘umbul’).
Mata air memiliki kualitas air hampir sama dengan kualitas air
tanah dalam dan sangat baik untuk air minum. Selain untuk air
minum, mata air dapat digunakan untuk keperluan lainnya. Seperti
mandi dan mencuci. Kuantitas air yang dihasilkan oleh mata air
cukup banyak dan tidak dipengaruhi oleh musim, sehingga dapat
digunakan untuk keperluan umum dalam jangka lama.
Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya
ke permukaan tanah dengan hampir tidak dipengaruhi oleh
musim, sedangkan kualitasnya sama denga air dalam.
C. PEMILIHAN SUMBER – SUMBER AIR UNTUK PANGAN
Air merupakan unsur utama yang terdapat dalam bahan pangan.
Bisa dikatakan hampir semua bahan pangan baik nabati ataupun hewani
mengandung air dan merupakan komponen penting karena air
mempengaruhi penampakan, tekstur, serta cita rasa bahan pangan.
Bahkan dalam bahan pangan yang paling kering sekalipun seperti tepung,
buah kering ataupun serealia terkandung air didalamnya hanya saja
jumlahnya sangat kecil sekali.
Kandungan air dalam bahan makanan turut menentukan
acceptability, kesegaran, penampakan, tekstur dan daya tahan bahan
tersebut. Bahan pangan, baik yang berupa buah, sayuran, daging maupun
susu, telah banyak berjasa dalam memenuhi kebutuhan air manusia. Buah
mentah yang menjadi matang selalu bertambah kadar airnya contohnya
buah apel yang mentah kadar airnya hanya 10% namun setelah matang,
kadar air apel meningkat menjadi 80%, nenas mempunyai kadar air 87%
dan tomat 95% Buah yang paling banyak mengandung kandungan air
adalah semangkah dengan kadar air 97%. Banyaknya air dalam suatu
bahan tidak dapat ditentukan dari keadaan fisik bahan tersebut. Misalnya
buah nanas, jika dilihat secara sepintas seharusnya mempunyai kadar air
yang tinggi. Namun ternyata kandungan air dalam buah nanas lebih
rendah dari pada kandungan air dari sayuran Kol atau Kubis atau
cabbage.
Air sebagai penyusun utama bahan pangan penting untuk
penampakan, kesegaran serta daya tahan bahan pangan Contoh yang
paling simpel adalah Anggur atau grape. Saat segar, anggur atau grape
mempunyai kadar air yang tinggi dengan tingkat kesegaran yang
menakjubkan namun dengan daya tahan yang rendah. Namun saat
dikeringkan dan menjadi Raisin, maka penampakannya yang keriput sama
sekali tidak menarik minat namun daya tahannya sangat tinggi hingga bisa
disimpan selama bertahun tahun. (Anonim, 2011)
1. Fungsi Air Dalam Bahan Pangan
Dapat dituliskan kembali bahwa fungsi air dalam bahan pangan
adalah sebagai berikut:
a) Air dapat mempengaruhi penampakan tekstur serta cita rasa
makanan.
b) Air dalam bahan makanan menentukan kesegaran dan daya tahan
pangan. Kerusakan bahan makanan seperti pembusukan oleh
mikroba ditentukan oleh kandungan air yang adal dalam bahan
makan tersebut.
Selain itu air dalam bahan makanan menentukan komposisi yang
dapat menentukan kualitas bahan makanan tersebut (Anonim, 2010).
2. Peranan Air di Bidang Pangan
Peran air dalam bahan pangan dan pengolahannya sangat
penting sekali, seperti
a) Aktifitas enzim dalam bahan pangan
Dalam bahan pangan, terdapat beberapa enzim yang hanya dapat
bekerja jika ada air. Enzim tersebut tergolong enzim hidrolase
seperti enzim protease, lipase, dan amylase.
b) Pelarut Universal
Air merupakan senyawa polar yang hanya akan melarutkan
senyawa yang polar. Senyawa-senyawa polar tersebut seperti
garam (NaCl), vitamin (vitamin B dan C), gula (monosakarida,
disakida, oligosakarida dan polisakarida) dan pigmen (klorofil).
3. Medium Pindah Panas
Dalam proses pengolahan pangan sering dilakukan pemasakan,
dalam proses pemasakan tersebut digunakan kalor (panas). Kalor
tersebut akan dihantarkan oleh air kebagian-bagian dalam bahan
pangan secara merata, hal ini karena air mempunyai konduktivitas
panas yang baik. Selain itu adanya air juga akan mempengaruhi
kestabilan bahan pangan selama proses penyimpanan. Hal ini karena
kestabilan bahan pangan tergantung dari aktivitas mikroba pembusuk
seperti kapang, kamir dan jamur. Sedangkan aktivitas mikroba tersebut
membutuhkan aw (water activity) tertentu yang bersifat spesifik untuk
tiap jenis mikroba. Selain itu adanya air juga akan mempengaruhi
kestabilan bahan pangan selama proses penyimpanan. Hal ini karena
kestabilan bahan pangan tergantung dari aktivitas mikroba pembusuk
seperti kapang, kamir dan jamur. Sedangkan aktivitas mikroba tersebut
membutuhkan aw (water activity) tertentu yang bersifat spesifik untuk
tiap jenis mikroba (Anonim, 2010).
Peranan air dalam berbagai produk hasil pertanian dapat
dinyatakan sebagai kadar air dan aktivitas air. Sedangkan di udara
dinyatakan dalam kelembaban relatif dan kelembaban mutlak. Air dalam
bahan pangan berperan sebagai pelarut dari beberapa komponen
disamping ikut sebagai bahan pereaksi. Dalam suatu bahan pangan, air
dikategorikan dalam 2 tipe yaitu air bebas dan air terikat. Air bebas
menunjukan sifat-sifat air dengan keaktifan penuh, sedangkan air terikat
menunjukan air yang terikat erat dengan komponen bahan pangan
lainnya. Air bebas dapat dengan mudah hilang apabila terjadi
penguapan dan pengeringan, sedangkan air terikat sulit dibebaskan
dengan cara tersebut. Air yang terdapat dalam bentuk bebas dapat
membantu terjadinya proses kerusakan bahan makanan misalnya
proses mikrobiologis, kimiawi, ensimatik, bahkan oleh aktivitas
serangga perusak. Sadangkan air dalam bentuk lainya tidak membantu
terjadinya proses kerusakan tersebut di atas. Oleh karenanya kadar air
bukan merupakan parameter yang absolut untuk dapat dipakai
meramalkan kecepatan terjadinya kerusakan bahan makanan. Dalam
hal ini dapat digunakan pengertian Aw (aktivitas air) untuk menentukan
kemampuan air dalm proses-proses kerusakan bahan makanan
(Slamet Sudarmadji, 2003).
Air terikat (bound water) merupakan interaksi air dengan solid atau
bahan pangan. Ada beberapa definisi air terikat adalah sejumlah air
yang berinteraksi secara kuat dengan solute yang bersifat hidrofilik. Air
terikat adalah air yang tidak dapat dibekukan lagi pada suhu lebih kecil
atau sama dengan -40C. Air dalam bahan pangan terikat secara kuat
pada sisi-sisi kimia komponen bahan pangan misalnya grup hidroksil
dari polisakarida, grup karbonil dan amino dari protein dan sisi polar lain
yang dapat memegang air dengan ikatan hidrogen (Anonim, 2011)
4. Pengaruh Aktivitas Air Dalam Bidang Pangan
Aktivitas air (aw) menunjukkan jumlah air bebas di dalam pangan
yang dapat digunakan oleh mikroba untuk pertumbuhannya. Nilai aw
pangan dapat dihitung dengan membagi tekanan uap air pangan
dengan tekanan uap air murni. Jadi air murni mempunyai nilai aw sama
dengan 1. Mikroba mempunyai kebutuhan aw minimal yang berbeda-
beda untuk pertumbuhannya. Di bawah aw minimal tersebut mikroba
tidak dapat tumbuh atau berkembang biak. Oleh karena itu salah satu
cara untuk mengawetkan pangan adalah dengan menurunkan aw
bahan tersebut. Beberapa cara pengawetan pangan yang
menggunakan prinsip penurunan aw bahan misalnya pengeringan dan
penambahan bahan pengikat air seperti gula, garam, pati serta gliserol.
Kebutuhan air untuk pertumbuhan mikroba umumnya adalah
sebagai berikut:
a) Bakteri pada umumnya membutuhkan aw sekitar 0,91 atau lebih
untuk pertumbuhannya. Akan tetapi beberapa bakteri tertentu dapat
tumbuh sampai aw 0,75.
b) Kebanyakan kamir tumbuh pada aw sekitar 0,88, dan beberapa
dapat tumbuh pada aw sampai 0,6.
c) Kebanyakan kapang tumbuh pada minimal 0,8.
Bahan makanan yang belum diolah seperti ikan, daging, telur dan
susu mempunyai aw di atas 0,95, oleh karena itu mikroba yang
dominan tumbuh dan menyebabkan kebusukan. Terutama adalah
bakteri. Bahan pangan kering seperti biji-bijian dan kacang-kacangan
kering, tepung, dan buah-buahan kering pada umumnya lebih awet
karena nilai aw-nya 0,60 – 0,85, yaitu cukup rendah untuk menghambat
pertumbuhan kebanyakan mikroba. Pada bahan kering semacam ini
mikroba perusak yang sering tumbuh terutama adalah kapang yang
menyebabkan bulukan. Seperti telah dijelaskan di atas, konsentrasi
garam dan gula yang tinggi juga dapat mengikat air dan menurunkan
aw sehingga menghambat pertumbuhan mikroba. Makanan yang
mengandung kadar garam dan atau gula yang tinggi seperti ikan asin,
dendeng, madu, kecap manis, sirup, dan permen, biasanya mempunyai
aw di bawah 0,60 dan sangat tahan terhadap kerusakan oleh mikroba.
Makanan semacam ini dapat disimpan pada suhu kamar dalam waktu
yang lama tanpa mengalami kerusakan (Anonim, 2010).
5. Pengaruh Aktivitas Mikroba Dalam Bidang Pangan
Kerusakan bahan pangan dapat disebabkan oleh faktor – faktor
sebagai berikut : pertumbuhan dan aktivitas mikroba terutama bakteri,
kapang, khamir, aktivitas enzim – enzim di dalam bahan pangan,
serangga, parasit dan tikus, suhu termasuk oksigen, sinar dan waktu.
Mikroba terutama bakteri, kapang dan khamir penyebab kerusakan
pangan yang dapat ditemukan dimana saja baik di tanah, air, udara, di
atas bulu ternak dan di dalam usus.
Tumbuhnya bakteri, kapang dan khamir di dalam bahan pangan
dapat mengubah komposisi bahan pangan. Beberapa diantaranya
dapat menghidrolisa pati dan selulosa atau menyebabkan fermentasi
gula sedangkan lainnya dapat menghidrolisa lemak dan menyebabkan
ketengikan atau dapat mencerna protein dan menghasilkan bau busuk
atau amoniak. Bakteri, kapang dan khamir senang akan keadaan yang
hangat dan lembab. Sebagian besar bakteri mempunyai pertumbuhan
antara 45 – 55oC dan disebut golongan bakteri thermofilik. Beberapa
bakteri mempunyai suhu pertumbuhannya antara 20 – 45oC disebut
golongan bakteri mesofilik, dan lainnya mempunyai suhu pertumbuhan
dibawah 20oC disebut bakteri psikrofilik.
Umumnya bakteri membutuhkan air (Avalaible Water) yang lebih
banyak dari kapang dan ragi. Sebagian besar dari bakteri dapat tumbuh
dengan baik pada aw mendekati 1,00. Ini berarti bakteri dapat tumbuh
dengan baik dalam konsentrasi gula dan garam yang rendah kecuali
bakteri – bakteri yang memiliki toleransi terhadap konsentrasi gula dan
garam yang tinggi. Media untuk sebagian besar bakteri mengandung
gula tidak lebih dari 1% dan garam tidak lebih dari 0,85% (larutan
garam fisiologis). Konsentrasi gula 3% - 4% dan garam 1 – 2% dapat
menghambat pertumbuhan beberapa jenis bakteri.
Jika tumbuh pada bahan pangan, bakteri dapat menyebabkan
berbagai perubahan pada penampakan maupun komposisi kimia dan
cita rasa bahanpngan tersebut. Perubahan yang dapat terlihat dari luar
yaitu perubahan warna, pembentukan lapisan pada permukaan
makanan cair atau padat, pembentukan lendir, pembentukan endapan
atau kekeruhan pada miniman, pembentukan gas, bau asam, bau
alkohol, bau busuk dan berbagai perubahan lainnya (Anonim, 2010).
D. KARAKTERISTIK AIR DI SETIAP SUMBER – SUMBER AIR
1. Air laut
Air laut memiliki sifat fisik dan gerakan yang berbeda dengan air di
daratan. Sifat fisik air laut meliputi kadar garam (salinitas), suhu dan
warna.
i. Salinitas
Air laut memiliki ciri paling khas yang dapat diketahui oleh
semua orang. Yaitu rasanya yang asin. Rasa asin tersebut
disebabkan oleh adanya berbagai macam garam – garaman yang
terlarut dalam air laut, terutama garam natrium klorida (NaCl).
Garam jenis ini sering juga disebut sebagai garam dapur. Guna
mengetahui banyaknya kadar garam dalam air larut dikenal istilah
salinitas.
Salinitas atau kadar garam adalah rata – rata banyaknya
kadar garam (dalam garam) yang terdapat dalam setiap 1.000
gram (1 kg) air laut. Rata – rata kadar garam tersebut umumnya
sebesar 3% dari berat seluruhnya. Namun, salinitas air laut
biasanya disebut sebagai bagian perseribu atau dinyatakan dalam
%o (permil atau perseribu).
Letak geografis laut berpengaruh terhadap salinitasnya
sehingga laut pada tempat tertentu salinitasnya berbeda dengan
laut di tempat yang lain. Contohnya, salinitas laut di khatulistiwa
adalah 35%. Besarnya salinitas di khatulistiwa tersebut disebabkan
oleh penguapan yang tinggi, tetapi diimbangi oleh curah hujan
yang tinggi juga. Sementaraitu, salinitas didaerah subtropika (20
° LU dan20 ° LS) lebih tinggi, yaitu sekitar 37%o. Besarnya salinitas
di subtropika tersebut disebabkan oleh penguapan yang tidak
diimbangi dengan tingginya curah hujan. Salinitas yang tinggi
terdapat di daerah laut yang tertutup dari arus bebas, misalnya
Laut Tengah dan Laut Merah yang salinitasnya sebesar 40%o.
Besarnya salinitas di Laut Tengah dan Laut Merah tersebut
terutama disebabkan oleh besarnya penguapan yang terjadi saat
musim panas yang panjang dan tidak diimbangi dengan adanya
curah hujan.
Faktor – faktor yang berpengaruh terhadap besar atau
kecilnya salinitas adalah penguapan, curah hujan, dan dan
pemasukan air dari sungai.
a) Penguapan
Makin besar tingkat penguapan air laut di suatu wilayah makin
tinggi salinitasnya, sebaliknyapada daerah yang rendah tingkat
penguapan air lautnya, maka daerah itu rendah salinitasnya.
a) Curah hujan
Makin tinggi curah hujan disuatu wilayah laut semakin rendah
salinitasnya, sebaliknya makin sedikit atau kecil curah hujan
yang turun makin tinggi salinitasnya.
b) Pemasukan air sungai
Makin banyak air sungai yang masuk ke laut semakin rendah
salinitasnya, sebaliknya makin sedikit air sungai yang masuk ke
laut makin tinggi salinitasnya.
ii. Suhu
Suhu air laut merupakan salah satu faktor yang sangat
penting, terutama bagi kehidupan organisasi di laut. Hal itu penting
karena suhu mempengaruhi aktivitas metabolism dan
perkembangbiakan organisasi-organisasi tersebut.
Seperti halnya darata, laut juga mendapatkan panas dari
pancaran Matahari melalui suatu proses yang disebut isolasi. Suhu
air laut, terutama di lapisan permukaan, banyak ditentukan oleh
intensitas sinar Matahari. Oleh karena itu, letak astronomis
berpengaruh terhadap tinggi rendahnya suhu air laut. Suhu
permukaan air laut didaerah kutub sekitar dari 13℃, sedangkan
didaerah tropis sekitar 28℃ .
Suhu air laut didaerah tropis lebih tinggi dari pada di
daerah kutub. Hal itu disebabkan oleh tiga faktor berikut ini :
1) Sinar Matahari yang merambat melalui atmosfer akan banyak
kehilangan panas sebelum sampai di daerah kutub, jika
dibandingkan dengan daerah ekuator.
2) Karena besarnya perbedaan sudut datang sinar Matahari saat
mencapai permukaan bumi. Sinar Matahai yang sampai ke
permukaan bumi di daerah kutub akan tersebar ke daerah yang
lebih luas jika dibandingkan dengan di daerah ekuator.
3) Panas Matahari yang diterima bumi di daerah kutub lebih
banyak yang dipantulkan kembali ke atmosfer jika dibandingkan
dengan di daerah ekuator.
Suhu air laut dari permukaan cenderung relative tetap
panas hingga mencapai kedalaman 200 m di bawah permukaan
laut. Namun, pada kedalaman antara 200 m dan 1000 m dibawah
permukaan laut suhu turun secara mendadak yang dikenal dengan
sebutan termokline. Sementara itu, besarnya suhu laut pada
daerah yang terdalam sekitar 2℃ atau sedikit di bawahnya.
iii. Warna
Secara umum air laut dipermukaan bumi berwarna biru.
Namun, dibeberapa tempat kadang kita jumpai air laut dapat
berwarna kehijauan. Perubahan warna air laut itu dapat terjadi
bergantung pada molekul air dalam menyerap dan memantulakan
cahaya matahari, zat yang terlarut di dalam air laut. Seperti kita
ketahui bahwa matahari memancarkan warna – warna merah,
jingga, kuning, hijau, biru,dan ungu. Saat cahaya matahari dengan
warna – warnanya tersebut menerpa lautan, molekul air menyerap
sebagian besar warna itu, kecuali warna biru yang dipantulkan dan
dihamburkan kembali. Oleh karena itu, air laut tampak berwarna
biru.
Selain berwarna biru, air laut juga dapat berwarna putih, hijau,
merah, kuning, dan hitam. Terjadinya perbedaan warna tersebut
karena hal berikut ini:
a) Air laut berwarna putih karena terdapat endapan glasial di
dasar lautnya. Laut berwarna putih terdapat di daerah kutub.
b) Air laut berwarna hijau karena pada dasar laut teesebut
terdapat fitoplankton yang memancarkan kandungan
klorofilnya, saat cahaya matahari datang, klorofil pada
fitoplankton menyerap sebagian besar warna merah dan biru,
tetapi sebaliknya memantulkan warna hijau. Air laut berwarna
hijau ini terlihat terutama di perairan dekat pantai
c) Air laut berwana merah karena adanya ganggang merah yang
hirup didasar laut, misalnya laut Merah di Saudi Arabia.
d) Air laut berwarna kuning karena didasar laut tersebut banyak
terdapat endapan lumur berwarna kuning. Endapan tersebut
merupakan hasil metabolisme dari berbagai material didarat
yang menghasilkan tanah berwarna coklat kekuningan,
selanjutnya terbawa aliran sungai hingga ke laut. Contohnya
adalah laut kuning di perairan Cina
e) Air laut berwarna hitam karena didasar laut tersebut banyak
terdapat endapan tanah loss berwarna hitam. Misalnya laut
Hitam di Turki.
2. Air hujan
Pada waktu berbentuk uap air terjadi proses transportasi
(pengangkutan uap air oleh angina menuju daerah tertentu yang akan
terjadi hujan). Ketika proses transportasi tersebut uap air tercampur
dan melarutkan gas-gas oksigen, nitrogen, karbondioksida, debu, dan
senyawa lain. Karena itulah, air hujan juga mengandung debu, bakteri,
serta berbagai senyawa yang terdapat dalam udara. Jadi kualitas air
hujan juga banyak dipengaruhi oleh keadaan lingkungannya. Air hujan
diduga akan mengandung lebih banyak gas-gas daripada air tanah,
terutama kandungan CO2 dan O2. Air hujan biasanya tidak
mengandung
garam-garam mineral, zat-zat racun, atau zat yang dapat mengandung
kesehatan. Karena itu hujan yang bersih dapat digunakan sebagai air
minum apalagi untuk keperluan mandi. Air hujan termasuk air lunak.
Air hujan memiliki sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur
maupun bak-bak reservoir, sehingga hal ini mempercepat terjadinya
karatan (korosi) air hujan juga memiliki sifat lunak, sehingga boros
terhadap pemakaian sabun.
Untuk beberapa orang, rasa air hujan dianggap tidak enak atau
terasa hambar. Hal ini mungkin karena air hujan tidak banyak
mengandung garam-garam tetapi banyak mengandung gas.
Dibandingkan dengan air minum biasa, air hujan mempunyai sedikit
kelemahan yaitu kandungan garam-garam. Bila perlu ke dalam air
hujan dapat ditambahkan atau dibubuhi garam. Karena beberapa
garam juga terdapat dalam bahan makanan kita, sedang garam dapur
selalu ditambahkan dalam persiapan hidangan, maka dalam
prakteknya bila dibubuhkan kapur saja sudah cukup. Kapur yang dapat
digunakan adalah kapur-kapur yang banyak didapat di pedagang-
pedagang bahan bangunan. Sebelum digunakan kapur disaring
sehingga baik batu/kerikil serta kotoran lain dapat dipisahkan. Jumlah
kapur yang ditambahkan adalah 25-100 mg/liter. Bila penambahan
terlalu banyak rasa air akan menjadi pahit.
3. Air permukaan
a) Air Sumur
Akhir-akhir ini seringkali kita mendengar keluhan
menyangkut kualitas air sumur baik dari teman, tetangga, ibu
rumah tangga, atau bisa juga dari pengalaman kita sendiri ketika
sumur gali atau sumur bor selesai dibuat namun kenyataannya
secara fisik kualitas airnya kurang berkenan dengan keinginan;
warnanya kuning, baunya seperti ada kandungan zat besi, setelah
air sumur dimanfaatkan dan ditampung di bak mandi endapan
berwarna kuning menjadi permasalahan tersendiri, bak mandi harus
dikuras setiap hari, semakin lama warna kuning kehitaman dari air
ini akan lengket di keramik kamar mandi, kamar mandi menjadi
kurang estetis, permasalahan selanjutnya jika merendam dan
mencuci pakaian dengan air sumur ini, warna cucian setelah kering
menjadi kekuning-kuningan, belum lagi bila air sumur ini.dipakai
mandi kulit akan terasa kering bersisik. Air dari sumur dengan ciri-
ciri secara fisik berwarna kuning merata dan berbau besi seperti
pengalaman diatas dapat dipastikan air sumur tersebut
mengandung zat besi (Fe) tinggi. Sedangkan air sumur yang
berwarna kuning kehitaman yang lengket di keramik kamar mandi
dapat dipastikan air sumur tersebut mengandung zat Mangan (Mn)
tinggi.
Air sumur yang mengandung Fe atau Mn yang bersifat
larut dalam air ini ketika dipompa atau ditimba dari lubang sumur
bisa saja sesaat airnya kelihatan bersih/jernih, namun apabila
didiamkan beberapa saat lagi maka air sumur yang ditampung di
bak kamar mandi ini akan berubah warna menjadi agak kuning, tak
lama lagi kemudian akan berubah menjadi kuning kehitaman
disertai munculnya gumpalan endapan di dasar bak mandi.
Terjadinya perubahan fisik air sumur seperti ini disebabkan
akibat pengaruh kontak dengan udara/oksigen (O2) sekitar secara
terus menerus. Karena O2 bersifat oksidator maka akan terjadi
reaksi oksidasi antara O2 dengan Fe dan Mn sehingga akan
menghasilkan besioksida FeO3 dan mangandioksida MnO2. Fisik air
akan mengalami perubahan menjadi kuning, akan terbentuk lapisan
seperti agar-agar di permukaan air, dan akan timbul gumpalan
endapan di dasar bak mandi. Karakteristik air sumur seperti ini
harus dilakukan tahapan proses perbaikan kualitas air terlebih
dahulu sebelum digunakan. Apabila langsung digunakan maka akan
timbul permasalahan tersendiri seperti pengalaman diatas tadi, yang
harus menjadi perhatian adalah dalam hal segi kesehatan jika air
sumur tersebut dipakai untuk air minum.
b) Air danau/rawa
Kebanyakan air rawa ini berwarna yang di sebabkan oleh
adanya zat-zat organik yang telah membusuk, misalnya asam
humus yang larut dalam air yang menyebabkan warna kuning
coklat. Dengan adanya pembusukan kadar zat organis tinggi, maka
umumnya kadar Fe dan Mn akan tinggi pula dan dalam keadaan
kelarutan O2 kurang sekali (anaerob), maka unsur-unsur Fe dan Mn
ini akan larut. Pada permukaan air akan tumbuh algae (lumut)
karena adanya sinar matahari dan O2.
c) Air sungai
Hampir bisa dipastikan, air sungai sangat tidak higienis
untuk digunakan, baik untuk mencuci peralatan kandang maupun
untuk minuman. Hal ini disebabkan air sungai memiliki pH
cenderung asam akibat banyaknya proses fermentasi dan
pembusukan bahan organic dibagian hulu sungai. Selain itu, air
sungai juga memiliki kandungan bakteria Eschericia coli yang cukup
tinggi, karena sungai-sungai di Indonesia biasanya juga digunakan
untuk buang air besar (WC). Selain itu, kandungan logam berat
yang bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker) juga cukup
tinggi, karena air sungai-sungai tersebut juga digunakan sebagai
sarana mandi dan bahka sebagai tempat pembuangan limbah
industri.
4. Air tanah
a) Sifat fisik
1. Warna air tanah disebabkan oleh zat yang terkandung di
dalamnya, baik berupa suspensi maupun terlarut.
2. Bau air tanah dapat disebabkan oleh zat atau gas yang
mempunyai aroma yang terkandung dalam air.
3. Rasa air tanah ditentukan oleh adanya garam atau zat yang
terkandung dalam air tersebut, baik yang tersuspensi maupun
yang terlarut.
4. Kekentalan air dipengaruhi oleh partikel yang terkandung di
dalamnya. Semakin banyak yang dikandung akan semakin
kental. Di samping itu apabila suhunya semakin tinggi maka
kekentalannya akan semakin kecil (encer).
5. Kekeruhan air disebabkan oleh adanya tidak terlarutkan zat yang
dikandung. Sebagai contoh adalah adanya partikel lempung,
lanau, juga zat organik ataupun mikroorganisme.
6. Suhu air juga merupakan sifat fisik dari air. Suhu ini dipengaruhi
oleh keadaan sekeliling, seperti musim, cuaca, siang-malam,
tempat ataupun lokasinya.
b) Sifat kimia
1. Kesadahan atau Kekerasan
Kesadahan atau kekerasan (total hardness), adanya
kandungan Ca dan Mg. Kesadahan ada dua macam, yaitu
kesadahan karbonat dan kesadahan non karbonat. Air dengan
kesadahan tinggi sukar melarutkan sabun, oleh karenanya air
tersebut perlu dilunakkan lebih dahulu.
Tabel 3-1 Klasifikasi air berdasarkan kesadahan (Hem, 1959;
Sawyer dan Mc.Carty, 1994)
Kesadahan (mg/l CaCo3)
Kelas AirHem (1959) Sawyer dan Mc. Carty
(1994)
0 – 60 0 - 75 Lunak
61 - 120 75 - 150 Menengah
121 - 180 150 - 300 Keras
> 180 > 300 Sangat keras
2. Daya hantar listrik
Daya hantar listrik adalah sifat menghatanrkan listrik dari
air. Air yang banyak mengandung garam akan mempunyai DHL
tinggi. Pengukurannya dengan alat Electric Conductivity Meter
(EC Meter), yang satuannya adalah mikromhos/cm atau
μmhos/cm atau μsiemens/cm sering ditulis μS/cm.
Air tanah pada umumnya mempunyai harga 100 - 5000
μmhos. Besaran DHL dapat dikonversikan menjadi jumlah garam
terlarut (mg/l), yaitu: 10 m3 μmhos/cm = 640 mg/l atau 1 mg/l =
1,56 mmhos/cm (1,56 μS/cm).
Hubungan antara harga DHL dengan jumlah garam yang
terlarut secara tepat perlu banyak koreksi seperti temperatur
pengukuran, maupun tergantung juga dengan jenis garam yang
terlarut, tetapi secara umum angka tersebut di atas sedikit
banyak dapat mewakili. Hubungan antara harga DHL dan macam
air seperti terlihat Tabel 3-4.
Tabel 3-4 Klasifikasi air berdasarkan harga DHL (dalam
Hadipurwo, 2006)
3.
Keasaman air
Keasaman air dinyatakan dengan pH, mempunyai besaran
mulai dari 1-14. Air yang mempunyai pH 7 adalah netral,
sedangkan yang mempunyai pH lebih besar/kecil dari 7 disebut
bersifat basa/asam. Jadi air yang mengandung garam kalsium
karbonat atau magnesium karbonat, bersifat basa (pH 7,5 - 8),
sedangkan yang mempunyai harga pH < 7 adalah bersifat asam,
sangat mudah melarutkan Fe, sehingga air yang asam biasanya
DHL (mmhos/cm pada 25°C) Macam Air
0,055 Air murni
0,5 - 5,0 Air suling
5 - 30 Air hujan
30 - 2000 Air tanah
35.000 - 45.000 Air laut
mempunyai kandungan besi (Fe) tinggi. Pengukuran pH air di
lapangan dilakukan dengan pH meter, atau kertas lakmus
4. Kandungan ion
Kandungan ion baik kation maupun anion yang terkandung di
dalam air diukur banyaknya, biasanya dalam satuan part per
million (ppm) atau mg/l. Ion-ion yang diperiksa antara lain Na, K,
Ca, Mg, Al, Fe, Mn, Cu, Zn, Cl, SO4, CO2, CO3, HCO3, H2SF,
NH4, NO3, , NO2, KMnO4, SiO2, boron, ion-ion logam yang
biasanya jarang akan tetapi ion ini bersifat sebagai racun antara
lain As, Pb, Sn, Cr, Cd, Hg, Co.
c) Sifat biologi
Kandungan biologi di dalam air diukur terutama dengan
banyaknya bakteri coli. Untuk standar air minum ada batas
maksimum kandungan coli yang diperbolehkan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Terdapat 4 macam sumber –sumber air antara lain air laut,
air hujan, air permukaan dan air tanah dimana dari setiap sumber
air tersebut mempunyai karakteristik air yang berbeda.
B. Saran
Masukkan dan kritikan kami perlukan untuk memperbaiki
makalah yang kami buat
DAFTAR PUSTAKA
J.Kodoatie, Robert., dan Syarief Roestman. 2010. Tata Ruang Air. Yogyakarta: C.V Andi Offset.
Suripin. 2002. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Yogyakarta: Andi
Sumadi. 2007. Geografi SMA Kelas X. Jakarta: Quadra
https://books.google.co.id/books?id=k2bSCSVDgHYC&pg=PA56&dq=Merakit+Sendiri+Alat+Penjernihan+Air+untuk+Rumah+Tangga&hl=en&sa=X&ved=0CCQQ6AEwAGoVChMI843eraeZyAIVgreOCh3AXg9I#v=onepage&q=air&f=falseDiakses pada tanggal 30 September 2015
http://risnafranisa.blogspot.co.id/2013/02/air-dalam-bahan-pangan.html
http://pag.bgl.esdm.go.id/siat/?q=content/kandungan-unsur-dalam-air-tanahDiakses pada tanggal 1 Oktober 2015
top related