Transcript
SKENARIO KASUS
Tn Amir, 65 tahun, datang ke UGD RSMH karena seringkali lupa jalan pulang kerumag
(kesasar) sejak 2 bulan yang lalu. Tiga bulan sebelumnya penderita menderita stroke. saat ini
penderita masih mengalalmi kelemahan separuh tubuh sebelah kanan. Sebelum menderita
stroke penderita sudah sering lupa apa yang telah dikerjakan. Akhir-akhirnya ini pasien juga
lupa mandi dan tidak mengenali anggota keluarganya lagi.
Pemeriksaan fisik :
GCS : 15, TD : 170/100 mmHg, N : 80 x/mnt, T : 36,7 C
Keadaan spesifik :
Kepala : konjungtiva tidak anemis, selera tidak ikterik
Leher : tidak ada pembesaran KGB
Thoraks : simetris, retraksi tidak ada
Jantung : batas jantung normal, iktus kordis tidak tampak, bunyi jantung normal, bising jantung tidak ada, HR 85x/menit regular
Paru : stem fremitus normal, suara nafas vesikuler normal
Abdomen : datar, lemas, nyeri tekan tidak ada, bising usus normal
Ekstremitas : hemiparese dextra spastik (kekuatan 4)
Pemeriksaan laboratorium :
Kolestrol : 265 mg %
LDR : 180 mg%
HDL : 40 mg%
Trigliserid : 200 mg %
Hasil neuropsikiatri tes :
MMSE : 15
CT-scan kepala : infark di basal ganglia sinistra
KLARIFIKASI ISTILAH
1. Stroke : serangan mendadak dan berat
2. Hemiparese dextra spastik : kontraksi otot secara mendadak yang mengenai tubuh
sebelah kanan
3. Iktus kordis : bunyi apex jantung
4. Konjungtiva tidak anemis : membran halus yang meliputi bola mata dan kelopak mata
5. GCS(glassglow coma scale) : Skala untuk mengukur tingkat kesadaran
6. Stem fremitus : getaran yang terasa pada saat palpasi
7. Nafas vesikuler : suara nafas utama normal dan terdengar disebagian paru-paru
8. MMSE(minimental stase examination)
9. Nyeri tekan : perasaan sedih, menderita pada ujung-ujung syaraf pada saat ditekan
menggunakan jari tangan sentuhan pada permukaan tubuh.
IDENTIFIKASI MASALAH :
1. Tn Amir, 65 tahun, datang ke UGD RSMH karena seringkali lupa jalan pulang
kerumag (kesasar) sejak 2 bulan yang lalu.
2. Tiga bulan sebelumnya penderita menderita stroke. saat ini penderita masih
mengalalmi kelemahan separuh tubuh sebelah kanan.
3. Sebelum menderita stroke penderita sudah sering lupa apa yang telah dikerjakan.
Akhir-akhirnya ini pasien juga lupa mandi dan tidak mengenali anggota keluarganya
lagi.
4. Pemeriksaan fisik :
TD : 170/100 mmHg
5. Keadaan spesifik :
Ekstremitas : hemiparese dextra spastik (kekuatan 4)
6. Pemeriksaan laboratorium :
Kolestrol : 265 mg %
LDR : 180 mg%
HDL : 40 mg%
Trigliserid : 200 mg%
MMSE : 15
CT-scan kepala : infark di basal ganglia sinistra
ANALISIS MASALAH
1. Tn Amir, 65 tahun, datang ke UGD RSMH karena seringkali lupa jalan pulang
kerumag (kesasar) sejak 2 bulan yang lalu.
a. Bagaimana anatomi dn fisiologi otak dan pusat kognitif ? 123
Trombus/ embolus Terjadi sumbatan pada pembuluh darah intrakranial
iskemia infark pada basal ganglia hemiparese dextra spastik
Hemiparese di sebelah kanan menunjukkan perdarahan terjadi di sebelah kiri,
karena saraf pada otak letaknya kontralateral, sehingga jika terjadi gangguan pada
otak sebelah kiri, maka yang mengalami ganguan adalah tubuh sebelah kanan.
b. Apa makna sering lupa jalan pulang kerumah menurut ilmu psikiatri ? 456
Makna lupa jalan pulang ke rumah (kesasar) yaitu disorientasi terhadap tempat.
c. Apa yang menyebabkan Tn.Amir lupa jalan ke rumah ?789
Gangguan Fungsi Kognitif
Stress
Infeksi susunan Saraf Pusat
Gangguan Metabolik
Tumor serta gangguan pembuluh darah otak
Penyakit-penyakit serebrovaskular
Penurunan daya ingat disebabkan banyak faktor, antara lain:
- Gangguan organik di otak
Kerusakan fungsi memori organik disebabkan antara lain, ada penyakit
di otak akibat stroke, infeksi, tumor, dan degeneratif sehingga ada kerusakan
di otak. Akibatnya, fungsi otak terganggu, terutama ingatan. Umumnya, yang
pertama kali terganggu adalah ingatan jangka pendek.
Gangguan fungsi kognitif, demensia, misalnya, dapat disebabkan
alzheimer. Penurunan fungsi itu dapat pula diakibatkan gangguan pembuluh
darah otak (demensia vaskular, di antaranya stroke). Adanya sumbatan kecil
pada pembuluh darah otak yang meluas menyebabkan banyak sel-sel otak
yang mati.
Demensia bersifat progresif dan ingatan sulit dikembalikan. Ketika
seseorang terkena stroke, fungsi otak, termasuk ingatan, ada yang terganggu,
bisa saja fungsi ingatan jangka pendek, jangka panjang, atau bahkan keduanya.
- Tekanan psikologis
Ingatan berkaitan erat dengan emosi dan persepsi. Trauma kejiwaan
yang amat berbekas, misalnya pada korban pemerkosaan, akan timbul represi
terhadap ingatan akan kejadian itu. Ingatan itu ditekan ke alam bawah sadar
sebagai mekanisme pertahanan ego.
Peristiwa, kesan atau informasi yang disukai lebih mudah diingat.
Informasi atau peristiwa yang tidak disukai dapat diblok oleh alam bawah
sadar. Persepsi bahwa sebuah informasi tidak penting membuat orang
mengingatnya hanya sesaat.
- Gangguan lain
Gangguan lain, misalnya penyakit diabetes mellitus dan hipertensi.
Defisiensi Vitamin
d. Apa saja penyebab demensia ?123
Banyak faktor penyebab demensia. Penyebab demensia menurut Nugroho
(2008) dapat digolongkan menjadi 3 golongan besar, yaitu:
Demensia dengan Etiologi tidak Dikenal
Sindroma demensia dengan penyakit yang etiologi dasarnya tidak dikenal,
Sering pada golongan ini tidak ditemukan atrofia serebri, mungkin kelainan terdapat
pada tingkat subseluler atau secara biokimiawi pada sistem enzim, atau pada
metabolisme seperti yang ditemukan pada penyakit alzheimer dan demensia senilis.
Demensia dengan Etiologi Belum Dapat Diobati
Sindroma demensia dengan etiologi yang dikenal tetapi belum dapat diobati,
Penyebab utama dalam golongan ini diantaranya:
1. Penyakit degenerasi spino-serebelar.
2. Subakut leuko-ensefalitis sklerotik van Bogaert
3. Khorea Huntington
4. Penyakit jacob-creutzfeld dll
Demensia dengan Etiologi Dapat Diobati
Sindoma demensia dengan etiologi penyakit yang dapat diobati, dalam golongan ini
diantaranya:
1. Penyakit cerebro kardiofaskuler
2. Penyakit- penyakit metabolik
3. Gangguan nutrisi
4. Akibat intoksikasi menahun
5. Hidrosefalus komunikans
Demensia (pikun) adalah kemunduran kognitif yang sedemikian berat
sehingga mengganggu aktivitas hidup sehari- hari dan aktivitas sosial. Kemunduran
kognitif pada demensia biasanya diawali dengan kemunduran memori atau daya
ingat (pelupa). Demensia terutama yang disebabkan oleh penyakit Alzheimer
berkaitan erat dengan usia lanjut. Penyakit alzheimer ini 60% menyebabkan
kepikunan atau demensia dan diperkirakan akan meningkat terus.
Gejala klasik penyakit demensia alzheimer adalah kehilangan memori (daya
ingat) yang terjadi secara bertahap, termasuk kesulitan menemukan atau
menyebutkan kata yang tepat, tidak mampu mengenali objek, lupa cara
menggunakan benda biasa dan sederhana, seperti pensil, lupa mematikan kompor,
menutup jendela atau menutup pintu, suasana hati dan kepribadian dapat berubah,
agitasi, masalah dengan daya ingat, dan membuat keputusan yang buruk dapat
menimbulkan perilaku yang tidak biasa.
Gejala ini sangat bervariasi dan bersifat individual. Gejala bertahap penyakit
alzheimer dapat terjadi dalam waktu yang berbeda- beda, bisa lebih cepat atau lebih
lambat. Gejala tersebut tidak selalu merupakan penyakit alzheimer, tetapi apabila
gejala tersebut berlangsung semakin sering dan nyata, perlu dipertimbangkan
kemungkinan penyakit alzheimer (Nugroho, 2008).
e. Apa saja klasifikasi dari demensia ?456
f. 1. Klasifikasi Menurut Umur:• Demensia senilis (>65th)• Demensia prasenilis (<65th)2. Menurut perjalanan penyakit :• Reversibel• Ireversibel (Normal pressure hydrocephalus, subdural hematoma, vit BDefisiensi, Hipotiroidisma, intoxikasi Pb.3. Menurut kerusakan otak :• Demensia tipe AlzameirDari semua pasien dengan demensia, 50-60% memiliki demensia tipe ini. Prang kali mendefinisikan penyakit ini adalah Alois Alzameir sekitar tahun 1910. Demensia ini di tandai dengan gejala :1. Penurunan fungsi kongnitif dengan onset bertahap dan progresif2. Daya ingat terganggu, ditemukan adanya : afaksia, apraksia, agnosia, gangguan fungsi eksekutif.3. Tidak mampu mempelajari / mengingat informasi baru.Penyakit Alzheimer terbagi atas 3 stadium berdasarkan beratnya detorisasi intelektual, yaitu:1. Stadium IBerlangsung 2-4 tahun disebut stadium amnestik dengan gejala gangguan memori, berhitung dan aktifitas spontan menurun. “Fungsi memori yang tergangguadalah memori baru atau lupa hal baru yang dialami.
2. Stadium IIBerlangsung selama 2-10 tahun, dan disebutr stadium demensia. Gejalanyaantara lain :Disorientasi gangguan bahasa (afasia) : penderita mudah bingung penurunan fungsi memori lebih berat sehingga penderita tak dapat melakukan kegiatan sampai selesai, tidak mengenal anggota keluarganya tidak ingat sudahmelakukan suatu tindakan sehingga mengulanginya lagi. Dan ada gangguan visuospasial, menyebabkan penderita mudah tersesat di lingkungannya, depresi berat prevalensinya 15-20%.3. Stadium IIIStadium ini dicapai setelah penyakit berlangsung 6-12 tahun. Gejala klinisnya antara lain:a. Penderita menjadi vegetative.b. tidak bergerak dan membisu.
c. daya intelektual serta memorimemburuk sehingga tidak mengenal keluarganya sendiri.d. tidak bisa mengendalikan buang air besar/kecil.e. kegiatan sehari-hari membutuhkan bantuan orang lain.f. kematian terjadi akibat infeksi atau trauma :
• Demensia VaskulerUntuk gejala klinis demensia tipe Vaskuler, disebabkan oleh gangguan sirkulasidarah di otak. “Dan setiap penyebab atau faktor resiko stroke dapat berakibatterjadinya demensia,”. Depresi bisa disebabkan karena lesi tertentu di otak akibatgangguan sirkulasi darah otak, sehingga depresi itu dapat didiuga sebagai demensia vaskuler.Gejala depresi lebih sering dijumpai pada demensia Vaskuler daripada Alzheimer. Hal ini disebabkan karena kemampuan penilaian terhadap diri sendiri dan respos emosi tetap stabil pada demensia vaskuler.Dibawah ini merupakan klasifikasi penyebab demensia vaskuker, diantaranya:Kelainan sebagai penyebab Demensia :• penyakit degenaratif• penyakit serebrovaskuler• keadaan anoksi/ cardiac arrest, gagal jantung, intioksi CO• trauma otak• infeksi (Aids, ensefalitis, sifilis)• Hidrosefaulus normotensif• Tumor primer atau metastasis• Autoimun, vaskulitif• Multiple sclerosis• Toksik• kelainan lain : Epilepsi, stress mental, heat stroke, whipple diseaseKelainan/ keadaan yang dapat menampilkan demensiGangguan psiatrik :• Depresi• Anxietas• PsikosisObat-obatan :• Psikofarmaka• Antiaritmia• Antihipertensi• Antikonvulsan• DigitalisGangguan nutrisi:• Defisiensi B6 (Pelagra)• Defisiensi B12• Defisiensi asam folat• Marchiava-bignami diseaseGangguan metabolisme :• Hiper/hipotiroidi• Hiperkalsemia• Hiper/hiponatremia• Hiopoglikemia• Hiperlipidemia
• Hipercapnia• Gagal ginjal• Sindromk Cushing• Addison’s disesse• Hippotituitaria• Efek remote penyakit kanker
g. Apa hubungan umur dan jenis kelamin pada kasus ini ? 789
Umur :
Pada usia > 50 tahun terjadi daya regang pembuluh darah ↓ dan elastisitas
pembuluh darah ↓ pada arteri korteks cerebri yang akan mengakibatkan :
1. Kemunduran memori (area Wernicke lobus parietal) → lupa dg keg. sehari-
hari
2. Disorientasi : short – long term memory (area asosiasi) → salah arah
3. Aphasia (area Brocca lobus frontal) → sulit menyampaikan isi pikiran &
keinginan
4. Intelektual ↓ (lobus frontal) → pengetahuan umum
Jenis kelamin Semua jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan.
h. Apa makna keluhan dengan waktu 2 bulan yang lalu ?123
2. Tiga bulan sebelumnya penderita menderita stroke. saat ini penderita masih
mengalalmi kelemahan separuh tubuh sebelah kanan.
a. Apa makna 3 bulan sebelumnya menderita stroke ?456
b. Apa hubungan keluhan 3 bulan yang lalu dengan keluhan utama ?789
c. Bagaimana patofisiologi demensia pada kasus ini ?123
3. Sebelum menderita stroke penderita sudah sering lupa apa yang telah dikerjakan.
Akhir-akhirnya ini pasien juga lupa mandi dan tidak mengenali anggota keluarganya
lagi.
a. Apa makna sudah sering lupa sebelum menderita stroke ?456
b. Apa makna akhir-akhir ini Tn.Amir sering lupa mandi dan tidak mengenali
anggota keluarganya lagi ?789
Maknanya terjadi kemunduran / penurunan memori dan tidak mengenali
anaknya sendiri (agnosia) adalah ketidakmampuan untuk mengenali
atau mengidentifikasi benda maupun fungsi sensoriknya utuh. Sebagai
contoh, penderita tak dapat mengenali kursi, pena, meskipun visusnya
baik. Akhirnya, penderita tak mengenal lagi anggota keluarganya dan
bahkan dirinya sendiri yang tampak pada cermin.
4. Pemeriksaan fisik :
TD : 170/100 mmHg
a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme tekanan darah ?123
TD : 170/100 mmHg Abnormal (hipertensi tahap 2)
Klasifikasi Hipertensi menurut Joint National Committee 7Kategori Sistol (mmHg) Dan/atau Diastole
(mmHg)Normal <120 Dan <80Pre hipertensi 120-139 Atau 80-89Hipertensi tahap 1
140-159 Atau 90-99
Hipertensi tahap 2
≥ 160 Atau ≥ 100
b. Bagaimana hubungan hipertensi dengan kasus ?456
5. Keadaan spesifik :
Ekstremitas : hemiparese dextra spastik (kekuatan 4)
a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme ekstremitas ?789
Hemiparese di sebelah kanan menunjukkan perdarahan terjadi di sebelah kiri,
karena saraf pada otak letaknya kontralateral, sehingga jika terjadi gangguan pada
otak sebelah kiri, maka yang mengalami ganguan adalah tubuh sebelah kanan.
Mekanisme : pembuluh darah arteri trombus di otak kiri oklusi p.darah otak
iskemik keruskan dan kematian neuron hemiparese
6. Pemeriksaan laboratorium :
Kolestrol : 265 mg %
LDR : 180 mg%
HDL : 40 mg%
Trigliserid : 200 mg %
MMSE : 15
CT-scan kepala : infark di basal ganglia sinistra
a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme pemeriksaan kolestrol ? 123
Kolesterol total : 265 mg/dl Abnormal (dislipidemia)
Normal : <200 mg/ dl
Resiko sedang : 200-240 mg/dl
Resiko tinggi : >240 mg/dl
b. Bagaimana interpretasi dan mekanisme pemeriksaan LDL ?456
LDL : 180 mg/dl Abnormal ( dislipidemia)
Normal : 60-160 mg/dl
Resiko tinggi : >160 mg/dl
Resiko sedang : 130-159 mg/dl
Resiko rendah : <130 mg/dl
c. Bagaimana interpretasi dan mekanisme pemeriksaan HDL ?789
HDL : 40 mg/dl
Normal: 29-77 mg/dl
Resiko tinggi : < 35 mg/dl
Resiko sedang : 35-45 mg/dl
Resiko rendah : 46-59 mg/dl
Sangat rendah : >60 mg/dl
d. Bagaimana interpretasi dan mekanisme pemeriksaan Trigliserid ?123
Trigliserida : 200 mg/dl Abnormal ( dislipidemia)
Normal : usia >50 th : 40-190 mg/dl
e. Bagaimana interpretasi dan mekanisme pemeriksaan MMSE ?456
Hasil Neuropsikiatrik tes : MMSE: 15 gangguan kognitif berat
Metode Skor Interpretasi
Single Cutoff <24 Abnormal
Range <21
>25
Kemungkinan demesia lebih besar
Kemungkinan demesia lebih kecil
Pendidikan 21 Abnormal pada tingkat pendidikan kelas 2 SMP
<23
<24
Abnormal pada tingkat pendidikan SMA
Abnormal pada tingkat pendidikan Perguruan Tinggi
Keparahan 24-30
18-23
0-17
Tidak ada kelainan kognitif
Kelainan kognitif ringan
Kelainan kognitif berat
f. Bagaimana interpretasi dan mekanisme CT-scan kepala ?789
CT scan kepala: Infark dibasal ganglian sinistra abnormal (Menandakan
adanya gangguan motorik dan proses memory)
7. Apa saja kemungkinan penyakit pada kasus ?123
Gejala Demensia vaskuler
Alzheimer
Kasus
Demensia + + +
Disorientasi + + +
Gangguan memori + + +
Riwayat hipertensi
+ - +
Fungsi eksekutif Dini dan kemunduran yang nyata
Kemunduran lambat
Dini dan kemunduran yang nyata
Intelektual - + -
Riwayat penyakit TIA, stroke, faktor resiko aterosklerosis
seperti Diabetes melitus, hipertensi
Kurang TIA, stroke, faktor resiko
aterosklerosis seperti
Diabetes melitus,
hipertensi
Stroke + + +
Halusinasi - + -
8. Apa saja pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan pada kasus ?456
1. Anamnesis
Riwayat kesehatan
Ditanyakan faktor resiko demensia vaskular seperti hipertensi, Diabetes
melitus dan hiperlipidemia. Juga riwayat stroke atau adanya infeksi SSP.
Riwayat obat-obatan dan alkohol
Adakah penderita peminum alkohol yang kronik atau pengkonsumsi obat-
obatan yang dapat menurunkan fungsi kognitif seperti obat tidur dan
antidepresan golongan trisiklik.
Riwayat keluarga
Adakah keluarga yang mengalami demensia atau riwayat penyakit
serebrovaskular.\
Sesuai dengan NINDS-AIREN maka didapatkan gambaran klinis VaD sebagai
berikut :
A. Gambaran klinis yang konsisten dengan diagnosis probable VaD :
1. Gangguan berjalan ( langkah-langkah kecil, atau marche a petit-pas,
magnetic, apraxic-ataxic atau parkinson gait )
2. Riwayat miksi dini dan keluhan kemih yang bukan disebabkan oleh
kelainan urologi. Perubahan kepribadian dan suasana hati, abulia dan
depresi. Inkontinesia emosi, gejala defisit subkortikal meliputi retardasi
psikomotor dan gangguan fungsi eksekusi.
B. Gambaran klinis yang tidak menyokong diagnosis VaD :
1. Defisit memori pada tahap dini, perburukan fungsi memori dan gangguan
kognisi lain seperti bahasa (ataxia transkortikal sensorik ), ketrampilan
motorik (apraksia) dan persepsi ( agnosia) tanpa adanya lesi yang sesuai
pada pencitraan otak.
2. Tidak ditemukannya defisit neurologik fokal selain gangguan kognisi.
Tidak ditemukan lesi pada CT-scan atau MRI kepala.
C. Gambaran klinis yang menyokong diagnosis VaD subkortikal :
1. Episode gangguan lesi upper motor neuron (UMN) ringan seperti
kelumpuhan ringan, refleks asimetri, dan inkoordinasi.
2. Gangguan berjalan pada tahap dini demensia.
3. Riwayat gangguan keseimbangan, sering jatuh, tanpa sebab
4. Urgensi miksi yang dini yang tidak disebabkan oleh kelainan urologi
5. Disartri, disfagi dan gejala ekstrapiramidal
6. Gangguan perilaku dan psikis seperti depresi, perubahan kepribadian,
emosi labil, dan retardasi psikomotor.
2. Pemeriksaan fisik
Pada demensia, daerah motorik, piramidal dan ekstrapiramidal ikut terlibat secara
difus maka hemiparesis atau monoparesis dan diplegia dapat melengkapkan
sindrom demensia. Apabila manifestasi gangguan korteks piramidal dan
ekstrapiramidal tidak nyata, tanda-tanda lesi organik yang mencerminkan
gangguan pada korteks premotorik atau prefrontal dapat membangkitkan refleks-
refleks. Refleks tersebut merupakan petanda keadaan regresi atau kemunduran
kualitas fungsi.
a. Refleks memegang (grasp reflex). Jari telunjuk dan tengah si pemeriksa diletakkan pada telapak tangan si penderita. Refleks memegang adalah positif apabila jari si pemeriksa dipegang oleh tangan penderita
b. Refleks glabela. Orang dengan demensia akan memejamkan matanya tiap kali
glabelanya diketuk. Pada orang sehat, pemejaman mata pada ketukan berkali-
kali pada glabela hanya timbul dua tiga kali saja dan selanjutnya tidak akan
memejam lagi
c. Refleks palmomental. Goresan pada kulit tenar membangkitkan kontraksi
otot mentalis ipsilateral pada penderita dengan demensia
d. Refleks korneomandibular. Goresan kornea pada pasien dengan demensia
membangkitkan pemejaman mata ipsilateral yang disertai oleh gerakan
mandibula ke sisi kontralateral.
e. Snout reflex. Pada penderita dengan demensia setiap kali bibir atas atau
bawah diketuk m. orbikularis oris berkontraksi
f. Refleks menetek (suck reflex). Refleks menetek adalah positif apabila bibir penderita dicucurkan secara reflektorik seolah-olah mau menetek jika bibirnya tersentuh oleh sesuatu misalnya sebatang pensil
Refleks kaki tonik. Pada demensia, penggoresan pada telapak kaki
membangkitkan kontraksi tonik dari kaki berikut jari-jarinya
9. Apa penyakit yang paling mungkin terjadi pada kasus ?789
Demensia Vaskular
10. Bagaimana penatalaksaan pada kasus ?123
a. Farmakologi a) Stroke
Terapi pemeliharaan (pencegahan) stroke yang mungkin terjadi lagi:
Anti platelet
Aspirin dengan mekanisme kerja menghambat sintesis tromboksan (senyawa
yang berperan dalam proses pembekuan darah)
Dosis: 4-6 x 325-650 Mg/hari
Perhatian: adanya suatu interaksi obat antara obat Anti Diabetik dan Aspirin
dapat menyebabkan penurunan kadar gula darah.
Hal yang harus dilakukan dokter:
1. Beri penyuluhan mengenai cara pemberian obat, dengan memberi tahu
bahwa jika ingin mengkonsumsi obat Anti Diabetik dengan Aspirin
minimal diberi rentang waktu minimal 30-60 menit setelah minum obat
yang pertama.
2. Tanyakan juga riwayat penyakit gastritis, agar bisa diberikan obat-obat
terapi untuk melindungi mukosa lambung itu sendiri.
3. Dokter memantau kemungkinan gangguan atau perdarahan GIT.
b) Hipertensi
Pada kasus diketahui pasien menderita diabetes dan hipertensi maka kondisi
ini memiliki kendala karena dapat mencetuskan resistensi insulin. Dalam hal
ini sebaiknya digunakan suatu ACE-Inhibitor atau β-Blocker dan Antagonis
Ca.
ACE-inhibitor: Kaptopril (Capoten) Dosis : 2-3x25 Mg/hari
Atau Β-Blocker selektif : Propranolol
Dosis awal : 2 x 40 Mg/hari diteruskan dosis pemeliharaan 120-240 Mg/hari
c) Demensia Vaskular
Golongan Kolinesterase-Inhibitors (ChE-1)
Donepezil: paling bermakna diantara golongan kholinergik, manfaat pada
stadium ringan sampai sedang.
Mekanisme kerja: menghambat degradasi Ach di sinaps dengan cara
menghambat pemecahannya.
Dosis: 1 dd 5 Mg a.n. (Sebelum tidur)
Sesudah 4 minggu 1 dd 10 Mg
b. Non farmakologi a) Stroke : Terapi rehabilitasi medik (fisioterapi)
Latihan ke berdiri dan posisi duduk
Latihan berjalan, latihan lengan
Terapi wicara dan bahasa
b) Hipertensi
Diet : mengurangi garam dalam diet dan membatasi kolesterol.
Olahraga teratur
Membatasi minum kopi
Menghindari minum alkohol
Cukup istirahat dan tidur
c) Demensia
Psikoterapi (bisa juga ditujukan untuk semua keluhan yang ada pada pasien).
Lakukan intervensi psikodinamika pada anggota keluarga dari pasien
demensia mungkin menjadi bantuan yang sangat besar.
Preventif dan promotif
Memodifikasi faktor resiko vascular (misalnya, hipertensi, diabetes mellitus,
merokok, hyperhomocystinemia) dan faktor makanan (misalnya,
hiperkolesterolemia) di usia pertengahan dapat membantu untuk mencegah
demensia stroke dan pembuluh darah. Faktor risiko yang paling penting adalah
hipertensi. penelitian kohort epidemiologis dan percobaan intervensi dengan
obat-obat antihipertensi menunjukkan kegunaan obat antihipertensi dalam
pencegahan demensia vaskular.
Perawatan yang tepat untuk fibrilasi atrium, penyakit arteri koroner, gagal
jantung kongestif, dan stroke juga dianjurkan.
manajemen yang memadai faktor risiko vaskular, stroke, dan penyakit jantung
pada usia pertengahan mungkin cara paling efektif untuk mencegah demensia
vaskuler di kemudian hari.Perbedaan antara demensia vaskular dan demensia
Alzheimer menjadi semakin kabur karena faktor-faktor risiko vaskuler
memainkan peran dalam kedua penyakit.
Pada pasien dengan gangguan kognitif awal atau dengan neuroimaging
temuan yang menunjukkan leukoaraiosis atau stroke, pencegahan sekunder
dapat difasilitasi dengan menerapkan terapi stroke-pencegahan standar seperti
agen antiplatelet, warfarin, atau endarterektomi sesuai dengan pedoman
diterima.
Demensia & Lifesytle
Periksa rutin tekanan darah. Jika tinggi, konsultasi ke dokter.
Jangan merokok.
Olahraga secara teratur.
Jangan mengkonsumsi alkohol.
Cukup istirahat dan tidur.
Demensia & Diet
Cegah makan makanan yang berlemak.
Konsumsi suplemen (vitamin) antioksidan.
Kurangi konsumsi garam dalam makanan
11. Apa yang akan terjadi jika penyakit ini tidak ditangani secara komprehensif ?456
Malnutrisi
Kecelakaan
Kematian
12. Bagaimana prognosis pada kasus ?789
Dubia ad malam
13. Bagaimana kompetensi dokter umum pada kasus ?123
Tingkat Kemampuan 2 : Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaanpemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter
(misalnya : pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter mampu merujuk
pasien secepatnya ke spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti sesudahnya
14. Bagaimana pandangan islam pada kasus ?456
Artinya :” Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu; dan di antara
kamu ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah (pikun), supaya dia
tidak mengetahui lagi sesuatupun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. ” (Q.S. An Nahl : 70)
HIPOTESIS
Tn.Amir 65 tahun menderita hipertensi, dislipidemia, hemiparese dextra spastic.
top related