Sistem informasi Manajemen dan pendekatannya
Post on 26-Feb-2023
0 Views
Preview:
Transcript
MEMBANGUN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
DALAM MENCAPAI KEUNGGULAN STRATEGI
Disusun Oleh :
Sofi Indra Kameswara
NIM : M.2113.0002
Dosen Pengampu : Drs. Hidup Marsudi, Msi, MM
Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen
PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ATMA BHAKTI
SURAKARTA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
Di era globalisasi yang dinamis dan modern ini Sistem
Informasi merupakan salah satu hal vital dalam membatu
perkembangan suatu organisasi, termasuk juga dalam kehidupan
bisnis.dengan informasi manusia dapat memperoleh apa yang
telah terjadi pada lingkungannya bahkan dari luar
lingkungannya. Informasi dari berbagai unsur perusahaan
menjadi perhatian bagi para manajer perusahaan dalam
pelaksanaan transaksi-transaksi yang dilakukan perusahaan.
Selain itu Perkembangan organisasi yang semakin kompleks
dantuntutan untuk selalu melakukan adaptasi terhadap
lingkungan organisasi, mengakibatkan proses pengambilan
keputusan dan manajemen juga berkembang. Proses tersebut
berkaitan dengan informasi yang merupakan hal penting dan
berharga dalam sebuah organisasi dewasa ini, karena informasi
yang akurat dan cepat dapat sangat membantu tumbuh kembangnya
sebuah organisasi. Maka dari itu, pengelolaan informasi
dipandang penting demi kelancaran sebuah pekerjaan dan untuk
menganalisis perkembangan dari pekerjaan itu sendiri. Hal
tersebut menuntut pembelajaran sistem informasi manajemen
dalam menciptakan, mendistribusikan dan memanfaatkan informasi
guna mendukung kegiatan manajemen, khususnya pembuatan
keputusan dalam kebijakan publik. Namun, sayangnya banyak
organisasi perusahaan yang ingin membangun sistem informasi
manajemennya sendiri, dan telah menyediakan dana yang cukup,
tetapi ternyata usaha tersebut sering kali gagal. Penyebabnya
antara lain adalah struktur organisasi yang kurang wajar,
rencana organisasi yang belum memadai, sumber daya manusia
yang tidak memadai, dan yang terpenting adalah kurangnya
partisipasi manajemen dalam bentuk keikutsertaan para manajer
dalam merancang sistem, mengendalikan upaya pengembangan
sistem dan memotivasi seluruh pihak yang terlibat. Hal inilah
yang membuat manfaat sistem informasi manajemen belum dapat
dimaksimalkan dalam membatu pengembangan perusahaan. Untuk
mencapai sebuah keselarsan anatara sebuah sistem informasi dan
organisasi maka diperlukan beberapa pendekatan-pendekatan baru
untuk mendesain ulang sistem dalam suatu organisasi.
1.1 Rumusan Masalah
Beberapa ruusan masalah yang akan dibahas dalam makalah Sistem
Informasi “Pendekatan Untuk Membangun Sistem” adalah:
1. Bagaimana menilai alternatif membangun sistem?
2. Apakah kekuatan dan kelemahan tentang pendekatan yang
dipakai?
3. Bagaimana solusi ke permasalahan yang diciptakan oleh
pendekatan?
4. Apa saja alat yang digunakan dalam metodologi
pengembangan sistem?
5. Bagaimana peran sistem informasi manajemen untuk mencapai
keunggulan strategis
1.2 Tujuan
Adapun tujuan yang diharapkan dalam pembahasan rumusan masalah
di atas antara lain:
1. Untuk mengetahui cara-cara alternatif membangun sistem.
2. Untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan tentang
pendekatan yang dipakai.
3. Untuk mengetahui solusi ke permasalahan yang diciptakan
oleh pendekatan.
4. Untuk mengetahui alat yang digunakan dalam metodologi
pengembangan sistem.
5. Untuk mengetahui peran sistem informasi manajemen dalam
mencapai keunggulan strategis.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Menilai Alternatif Membangun Sistem
2.1.1 Pengertian Sistem Informasi
Beberapa pengertian Sistem Informasi Manajemen menurut para
ahli :
a. Menurut Barry E.Cushing, SIM adalah :
‘Suatu sistem informasi manajemen adalah Kumpulan dari
manusia dan sumber daya modal di dalam suatu organisasi
yang bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data
untuk mengahasilkan informasi yang berguna untuk semua
tingkatan manajemen di dalam kegiatan perencanaan dan
pengendalian
b. Menurut Frederick H.Wu SIM adalah :
‘Sistem Informasi Manajemen adalah kumpulan-kumpulan dari
sistem-sistem yang menyediakan informasi untuk mendukung
manajemen
c. Menurut L. James Havery , SIM adalah:
prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu
rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yang
lainnya dengan maksud untuk berfungsi sebagai suatu
kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan yang telah
ditentukan.
Sistem Informasi merupakan sebuah sarana vital atau
penting dalam suatu perusahaan dikarekan SIM dapat
membantu manajer suatu perusahaan atau organisasi untuk
membuat keputusan dalam menyelesaikan masalah di
manajemen bisnis yang semakin rumit dan dinamis ini.
2.1.2 Rumusan Sistem Informasi
Suatu sistem sangatlah dibutuhkan dalam suatu
perusahaan atau instansi pemerintahan , karena sistem
sangatlah menunjang terhadap kinerja perusahaan atau
instansi pemerintah , baik yang berskala kecil maupun
besar. Ruang lingkup sistem informasi berlandaskan pada
tiga istilah pemebentuknya yakni sistem, informasi,
manajemen.
Sistem kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi
untuk mencapai suatu tujuan tertentu. dalam istilah
tersebut yang dimaksud dengan elemen dari suatu sistem
adalah departemen internal seperti persedian barang
mentah, persediaaan barang jadi, produksi, pemasaran
serta departemen eksternal yang terdiri dari supplier dan
konsumen yang saling memebutuhkan satu sama lain untuk
melakukan proses usaha.
Informasi adalah hasil pemrosesan data yang
diperoleh dari setiap elemen sistem tersebut menjadi
bentuk yang mudah dipahami dan merupakan
pengetahuan yang relevan yang dibutuhkan oleh orang untu
menambah pemahamannya terhadap fakta-fakta yang ada.
Manajemen adalah Manajemen terdiri dari proses
atau kegiatan yang dilakukan oleh pengelola
perusahaan seperti merencanakan (menetapkan strategi,
tujuan dan arah tindakan), mengorganisasikan,
memprakarsai, mengkoordinir dan mengendalikan operasi
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dari ketiga istilah dasar di atas dapat disimpulkan
bahwa sistem informasi manajemen adalah suatu suatu
sistem yang berbasis komputer yang dipergunakan oleh
suatu kelompok organisasi atau suatu perkumpulan formal
untuk menyediakan informasi-informasi guna membantu
manajer ataupun non manajer untuk mengambil keputusan.
2.1.3 Analisis Sistem
Pengertian analisis sistem adalah Penguraian dari suatu
sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian
komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan
mengevaluasi permasalahan-permasalahan , kesempatan-
kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-
kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan
perbaikan-perbaikannya. Tahap analisis sistem merupakan
tahap yang kritis dan sangat penting , karena kesalahan
didalam tahap ini akan menyebabkan kesalahan ditahap
berikutnya.Alasan perlunya dilakukan analisis sistem :
a. Problem-solving: sistem lama tidak berfungsi sesuai
dengan kebutuhan. Untuk itu analisis diperlukan untuk
memperbaiki sistem sehingga dapat berfungsi sesuai
dengan kebutuhan.
b. Kebutuhan baru: adanya kebutuhan baru dalam
organisasi atau lingkungan sehingga diperlukan
adanya modifikasi atau tambahan sistem informasi
untuk mendukung organisasi.
c. Mengimplementasikan ide atau teknologi baru.
d. Meningkatkan performansi sistem secara keseluruhan
2.1.4 Prinsip Dasar Desain Sistem
Ada 2 prinsip dasar desain:
1. Desain sistem monolitik. Ditekankan pada
integrasi sistem. Resource mana yang bisa
diintegrasikan untuk memperoleh sistem yang
efektif terutama dalam cost.
2. Desain sistem modular. Ditekankan pada
pemecahan fungsi-fungsi yang memiliki idependensi
rendah menjadi modul-modul (subsistem
fungsional) yang terpisah sehingga memudahkan kita
untuk berkonsentrasi mendesain per modul.
2.1.5 Langkah- Langkah Dalam Desain sistem
1.Mendefinisikan tujuan sistem (defining system goal),
tidak hanya berdasarkan informasi pemakai, akan
tetapi juga berupa telaah dari abstraksi
dan karakteristik keseluruhan kebutuhan informasi
sistem.
2.Membangun sebuah model konseptual (develop a
conceptual model), berupa gambaran sistem secara
keseluruhan yang menggambarkan satuan fungsional
sebagai unit sistem.
3.Menerapkan kendala-kendala organisasi
(applying organizational contraints). Menerapkan
kendala-kendala sistem untuk memperoleh sistem
yang paling optimal. Elemen organisasi merupakan
kendala, sedangkan fungsi-fungsi yang harus
dioptimalkan adalah: performance, reliability,
cost, instalation schedule, maintenability,
flexibility, grouwth potensial, life expectancy.
Model untuk sistem optimal dapat digambarkan
sebagai sebuah model yang mengandung: kebutuhan
sistem dan sumber daya organisasi sebagai
input; faktor bobot terdiri atas fungsi-fungsi
optimal di atas; dan total nilai yang harus
dioptimalkan dari faktor bobot tersebut.
4.Mendefinisikan aktifitas pemrosesan data
(defining data processing activities).
5.Menyiapkan proposal sistem desain. Proposal
ini diperlukan untuk manajemen apakah proses
selanjutnya layak untuk dilanjutkan atau tidak.
2.1.6 Perancangan Sistem
Desain berkonsentrasi pada bagaimana system dibangun
untuk memenuhi kebutuhan pada fase analisis.
Elemen-elemen pengetahuan yang berhubungan dengan
proses desain system :
Sumber daya organisasi: bertumpu pada 5 unsur
organisasi, yaitu: man, machines, material, money
dan methods.
Informasi kebutuhan dari pemakai: informasi yang
diperoleh dari pemakai selama fase analisis sistem.
Kebutuhan sistem: hasil dari analisis sistem.
Metode pemrosesan data, apakah: manual,
elektromechanical, puched card, atau computer base.
Operasi data. Ada beberapa operasi dasar data, a.l:
capture, classify, arrange, summarize, calculate,
store, retrieve, reproduce dan disseminate.
Alat bantu desain, seperti: dfd, dcd, dd, decision
table.
2.2 Pendekatan Pengembangan Sistem
Terdapat beberapa pendekatan untuk mengembangkan
sistem, yaitu:
a. Pendekatan Klasik
Pendekatan Klasik (classical approach) disebut juga
dengan Pendekatan Tradisional (traditional
approach) atau Pendekatan Konvensional
(conventional approach). Metodologi Pendekatan Klasik
mengembangkan sistem dengan mengikuti tahapan-
tahapan pada System Life Cycle. Pendekatan ini
menekankan bahwa pengembangan akan berhasil bila
mengikuti tahapan pada System Life Cycle.
Permasalahan-permasalahan yang dapat timbul pada
Pendekatan
Klasik adalah sebagai berikut :
1. Pengembangan perangkat lunak akan menjadi sulit
Pendekatan klasik kurang memberikan alat-alat dan teknik-
teknik di dalam mengembangkan sistem dan sebagai
akibatnya proses pengembangan perangkat lunak
menjadi tidak terarah dan sulit untuk dikerjakan
oleh pemrogram. Lain halnya dengan pendekatan
terstruktur yang memberikan alat-alat seperti diagram
arus data (data flow diagram), kamus data (data
dictionary), tabel keputusan (decision table).
Diagram IPO, bagan terstruktur (structured chart)
dan lain sebagainya yang memungkinkan Pengembangan
Sistem Informasi pengembangan perangkat lunak lebih
terarah berdasarkan alat-alat dan teknik-teknik
tersebut .
2. Biaya perawatan atau pemeliharaan sistem akan menjadi
mahal
Mahalnya biaya perawatan pada pendekatan sistem
klasik disebabkan karena dokumentasi sistem yang
dikembangkan kurang lengkap dan kurang
terstruktur.Dokumentasi ini merupakan hasil dari
alat-alat dan teknik -teknik yang digunakan. Karena
pendekatan klasik kurang didukung oleh alat-alat dan
teknik-teknik, maka dokumentasi menjadi tidak lengkap dan
walaupun ada tetapi strukturnya kurang jelas,
sehingga pada waktu pemeliharaan sistem menjadi
kesulitan.
3. Kemungkinan kesalahan sistem besar
Pendekatan klasik tidak menyediakan kepada analis
sistem cara untuk melakukan pengetesan sistem,
sehingga kemungkinan kesalahan-kesalahan sistem
akan menjadi lebih besar.
4. Keberhasilan sistem kurang terjamin
Penekanan dari pendekatan klasik adalah kerja
dari personil-personil pengembang sistem, bukan pada
pemakai sistem, padahal sekarang sudah disadari
bahwa dukungan dan pemahaman dari pemakai sistem
terhadap sistem yang sedang dikembangkan merupakan
hal yang vital untuk keberhasilan proyek pengembangan
sistem pada akhirnya.
b. Pendekatan Terstruktur
Pendekatan terstruktur akan dilengkapi dengan alat-alat
dan teknik-teknik yang dibutuhkan dalam pengembangan
sistem, sehingga hasil akhir dari sistem yang
dikembangkan akan didapatkan sistem yang strukturnya
didefinisikan dengan baik dan jelas. Melalui
pendekatan struktur,permasalahan yang kompleks dalam
organisasi dapat dipecahkan dan hasil dari
produktifitas dan kualitasnya lebih baik ( bebas
kesalahan ).
Keuntungan pendekatan terstruktur :
Mengurangi kerumitan masalah
Konsep mengarah pada sistem yang ideal
Standarisasi
Orientasi kemassa datang
Mengurangi ketergantungan pada desainer
Kekurangan:
SSAD berorientasi utama pada proses, sehingga mengabaikan
kebutuhan non-fungsional.
Sedikit sekali manajemen langsung terkait dengan SSAD.
Prinsip dasar SSAD merupakan pengembangan non-iterasi
(waterfall)
Interaksi antara analisis atau pengguna tidak
komprehensif, karena sistem telah didefinisikan dari
awal, sehingga tidak adaptif terhadap perubahan
(kebutuhan-kebutuhan baru).
Selain dengan menggunakan desain logic dan DFD, tidak
cukup tool yang digunakan untuk mengkomunikasikan dengan
pengguna, sehingga sangat sulit bagi pengguna untuk
melakukan evaluasi.
c. Dari Bawah Ke Atas (Bottom-up Approach)
Pendekatan ini dimulai dari level bawah
organisasi, yaitu level operasional dimana
transaksi dilakukan. Pendekatan ini dimulai
dari perumusan kebutuhan-kebutuhan untuk menangani
transaksi dan naik ke level atas dengan merumuskan
kebutuhan informasi berdasarkan transaksi tersebut.
Pendekatan ini ciri-ciri dari pendekatan klasik.
Pendekatan dari bawah ke atas bila digunakan pada tahap
analisis sistem disebut juga dengan istilah data
analysis, karena yang menjadi tekanan adalah data
yang akan diolah terlebih dahulu, informasi yang
akan dihasilkan menyusul mengikuti datanya.
d. Pendekatan Dari Atas Ke Bawah (Top-down Approach)
Pendekatan Dari Atas Ke Bawah (Top-down Approach)
dimulai dari level atas organisasi, yaitu level
perencanaan strategi. Pendekatan ini dimulai dengan
mendefinisikan sasaran dan kebijaksanaan organisasi.
Langkah selanjutnya dari pendekatan ini adalah
dilakukannya analisis kebutuhan informasi. Setelah
kebutuhan informasi ditentukan, maka proses turun
ke pemrosesan transaksi, yaitu penentuan output,
input, basis data, prosedur-prosedur operasi dan
kontrol. Pendekatan ini juga merupakan ciri-
ciri pendekatan terstruktur. Pendekatan atas-turun
bila digunakan pada tahap analis sistem disebut
juga dengan istilah decision analysis, karena yang
menjadi tekanan adalah informasi yang dibutuhkan
untuk pengambilan keputusan oleh manajemen terlebih
dahulu, kemudian data yang perlu diolah didefinisikan
menyusul mengikuti informasi yang dibutuhkan.
e. Pendekatan Sepotong (piecemeal approach)
Pengembangan yang menekankan pada suatu
kegiatan/aplikasi tertentu tanpa memperhatikan
posisinya di sistem informasi atau tidak
memperhatikan sasaran organisasi secara global
(memperhatikan sasaran dari kegiatan atau aplikasi itu
saja).
f. Pendekatan Sistem (systems approach)
Memperhatikan sistem informasi sebagai satu kesatuan
terintegrasi untuk masing-masing
kegiatan/aplikasinya dan menekankan sasaran
organisasi secara global.
g. Pendekatan Sistem menyeluruh (total-system approach)
Pendekatan pengembangan sistem serentak secara
menyeluruh, sehingga menjadi sulit untuk dikembangkan
(ciri klasik).
h. Pendekatan Moduler (modular approach)
Pendekatan dengan memecah sistem komplek menjadi
modul yang sederhana, sehingga sistem lebih mudah
dipahami dan dikembangkan, tepat waktu, mudah dipelihara
(ciri terstruktur)
i. Pendekatan Lompatan jauh (great loop approach)
Pendekatan yang menerapkan perubahan menyeluruh secara
serentak menggunakan teknologi canggih, sehingga
mengandung resiko tinggi, terlalu mahal, sulit
dikembangkan karena terlalu komplek.
j. Pendekatan Berkembang (evolutionary approach)
Pendekatan yang menerapkan teknologi canggih hanya untuk
aplikasi-aplikasi yang memerlukan saja dan terus
dikembangkan untuk periode berikutnya mengikuti
kebutuhan dan teknologi yang ada.
2.3 Menilai Solusi Ke Permasalahan Yang Diciptakan Oleh
Pendekatan
Dalam pengembangan sebuah sistem, kita mengenal
konsep SDLC (system development life cycle). Dapat
dikatakan dalam SDLC merupakan usaha bagaimana sebuah
sistem informasi dapat mendukung kebutuhan bisnis,
rancangan & pembangunan sistem serta delivering-nya kepada
pengguna. Secara umum, tahapan SDLC meliputi proses
perencanaan, analisis, desain dan implementasi.
a. Planning
Proses perencanaan biasanya lebih menekankan pada alasan
mengapa sebuah sistem harus dibuat.
b. Analysis
Tahapan perencanaan ini kemudian dilanjutkan dengan
proses analisis yang lebih menekankan pada siapa, apa,
kapan dan dimana sebuah sistem akan dibuat.
c. Design
Sedangkan pada proses desain lebih menekankan
kepada bagaimana sistem akan berjalan.
e. Implementation
Tahap terakhir dilanjutkan dengan fase implementasi
yaitu proses delivery-nya kepada pengguna.
Beberapa metodologi yang biasa dikenal antara lain Structural
Design, Rapid Application Development (RAD) dan Agile
Development,
a. Structural Design
Merupakan sebuah metode pengembangan sistem dimana
antara satu fase ke fase yang lain dilakukan secara
berurutan. Keuntungan menggunakan metodologi ini
requirement harus didefinisikan lebih mendalam sebelum
proses coding dilakukan, sesedikit mungkin perubahan
dilakukan pada saat proyek berlangsung. Kelemahannya,
desain harus komplit sebelum programming dimulai,
serta jika terjadi fase yang terlewati, maka biaya
yang akan ditimbulkan akan lumayan besar.
b. Rapid Application Development (RAD)
Metodologi ini melakukan beberapa penyesuaian
terhadap SDLC pada beberapa bagian sehingga lebih
cepat untuk sampai ke tangan pengguna. Beberapa
kategori RAD yaitu :
Phased Development membagi sistem secara keseluruhan
menjadi beberapa versi sistem. Setelah desain untuk
versi pertama selesai maka akan dilanjutkan ke
implementasi. Setelah versi pertama terselesaikan, maka
pengembang akan memulai lagi ke versi selanjutnya.
Metodologi prototyping melakukan analisis, desain
dan implementasi secara bersamaan, kemudian dilakukan
secara berulang-ulang untuk mendapat review dari
pengguna. Sebuah prototiping adalah sebuah sistem
dalam fungsi yang sangat minimal.
Throwaway Prototyping hampir sama dengan
metodologi Prototyping. Perbedaannya bahwa pada
metodologi ini, analisis dilakukan lebih mendalam lagi.
Untuk memilih metodelogi yang paling baik digunakan dalam
suatu organisasi harus dialukan beberapa pertimbangan yang
matang. Pasalnya tidak semua organiasi bisa sesuai atau cocok
dengan metodelogi yang ada. Beberapa pertimbangan yang harus
dicermati sebelu memilih metodelogi yang diterapkan adalah :
kejelasan kebutuhan pengguna, penguasaan teknologi, tingkat
kerumitan sistem, tingkat kehandalan sistem , waktu
pelaksanaan dan visibilitas jadwal pelaksanaan.
Lima tahapan yang dapat disebutkan menurut Laudon (1991) untuk
pemecahan masalah:
1) Mengidentifikasi dan menganalisis masalah,
2) Menyelidiki dan memahami masalah,
3) Memilih opsi terbaik,
4) Mendesain solusi, dengan teknik desain fisik atau lagis,
5) Mengimplementasikan solusi.
2.4 Alat Yang Digunakan Dalam Metodologi Pengembangan Sistem
Dalam suatu metodologi pengembangan sistem dibutuhkan
alat dan teknik. Alat yang biasanya digunakan untuk metodologi
sistem adalah gambar, grafik, kamus data, struktur inggris,
pseudocode atau formulir-formulir untuk mencatat atau
menyajikan data.
1. Alat yang digunakan untuk metodologi pengembangan sistem
salah satnya adalah grafik yang meliputi :
Diagram HIPO ( Hierarchy plus Input-Proses-Output ),
Untuk mempresentasikan hierarki modul-modul
program tidak termasuk dokumentasi interface
antar modul
Diagram aliran data ( DFD/ data Flow Diagram )
Diagram keterhubungan entitas ( ERD/ Entity
Relationship Diagram )
Diagram perubahan status ( STD/ State Transaction
Diagram )
Structured Chart, Untuk mempresentasikan hirarki
modul-modul program termasuk interface antar
modul.
Diagram SATD ( Structure Analysis and desaign
Techniques )
Diagram Warnier/ Orr, Untuk mempresentasikan
struktur program dari gambaran umum sampai detail.
Diagram Jackson . Alat yang berbentuk grafik
yang umum dapat digunakan dalam semua
metodologi antaralain bagan alir system, bagan
alir program, bagan alir proses, bagan
organisasi dll.
2. Teknik Pengembangan Sistem yang dapat digunakan pada
semua metodologi:
Teknik Manajemen Proyek, yaitu CPM ( Critical
Path Metode ) dan PERT (Program Evaluation
dan Review Techniques ), teknik ini digunakan
untuk penjadwalan proyek.
Teknik menemukan fakta, yaitu teknik yang dapat
digunakan untuk mengumpulkan data dan menemukan
fakta dalam kegiatan mempelajari sistem yang
ada. Teknik ini antara lain wawancara,
observasi, kuesioner dan pengumpulan sample.
Teknik analisis biaya/manfaat adalah suatu teknik
yang digunakan untuk menghitung biaya yang
berhubungan dengan pengembangan sistem
informasi seperti, biaya pengadaan, biaya
persiapan, biaya proyek dan biaya operasi.
Teknik untuk menjalankan rapat . Tujuan dari rapat
dalam pengembangan sistem diantaranya adalah untuk :
mendefinisikan masalah , mengumpulkan ide-
ide ,memecahkan permasalahan dan konflik ,
menganalisis kemajuan proyek, mengumpulkan data atau
fakta
Teknik Inspeksi/walkthrough. Proses dari analisis
dan desain sistem harus diawasi. Pengawasan
ini dapat dilakukan dengan cara memverifikasi
hasil dari setiap tahap pengembangan sistem.
Verifikasi hasil kerja secara formal disebut dengan
inspeksi sedangkan yang tidak formal disebut
walkthrough.
2.5 Peran Sistem Informasi Manajemen dalam Mencapai Keunggulan
Strategis
Sistem informasi memiliki peran yang sangat penting dalam
sebuah organisasi . sistem informasi memiliki peran dalam
menunjang kegiatan bisnis operasional, menunjang manajemen
dalam pengambilan keputusan, dan menunjang keunggulan strategi
kompetetif organisasi.
Peran sistem informasi manajemen untuk mencapai keunggulan
strategis dapat dicontohkan pada suatu perusahaan yang
mutuskan untuk mengubah seluruh datanya menjadi basis data
dengan alat penghubung standar (seperti alat penghubung
browser web) sehingga memungkinkan berbagi informasi dengan
para sekutu-sekutu bisnis dan pelanggannnya. Basis data yang
terstandarisasi dan dapat diakses melalui browser web
mencerminkan pergeseran posisi perusahaan secara strategis.
Persaingan merupakan kunci penentu keberhasilan sebuah
organisasi bisnis. Strategi persaingan yang diterapkan oleh
bisnis/industri mampu memberikan keunggulan organisasi, dengan
memperhatikan faktor biaya, mutu dan kecepatan proses.
Keunggulan kompetitif akan membawa organisasi pada kemampuan
mengendalikan pasar dan meraih keuntungan usaha. Strategi
bisnis menjadi pusat yang mengendalikan strategi organisasi
dan strategi informasi. Perubahan pada salah satu strategi
membutuhkan penyesuaian, agar tetap setimbang.
Hubungan antara strategi kompetitif perusahaan dan
manfaat penggunaan sistem informasi dikembangkan melalui
beberapa lapisan, mulai dari perencanaan, analisa dan
perancangan. Sejalan dengan semakin luasnya pemanfaatan
teknologi informasi di lingkungan bisnis, maka pemisahan
antara teknologi informasi dan strategi kompetitif perusahaan
semakin tidak terlihat. Hal ini karena seluruh strategi
kompetitif perusahaan harus memiliki teknologi informasi.
Strategi perusahaan berbasis sistem informasi perlu dibuat
karena sumber daya yang dimiliki perusahaan sangat terbatas,
sehingga harus dimanfaatkan secara optimal. Strategi ini juga
digunakan untuk meningkatkan daya saing atau kinerja
perusahaan karena para kompetitor memiliki sumberdaya
teknologi yang sama dan memastikan bahwa aset teknologi
informasi dapat dimanfaatkan secara langsung maupun tidak
langsung dalam meningkatkan profitabilitas perusahaan, baik
berupa peningkatan pendapatan mapun pengurangan biaya. Selain
itu, strategi perusahaan berbasis sistem informasi digunakan
untuk mencegah terjadinya kelebihan atau kekurangan investasi
serta menjamin bahwa teknologi informasi yang direncanakan
benar-benar menjawab kebutuhan bisnis perusahaan akan
informasi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem informasi manajemen adalah suatu suatu sistem yang
berbasis komputer yang dipergunakan oleh suatu kelompok
organisasi atau suatu perkumpulan formal untuk menyediakan
informasi-informasi guna membantu manajer ataupun non manajer
untuk mengambil keputusan. Di era saat ini masih banyak
perusahaan tau organisasi yang masih belum bisa memaksimalkan
penggunaan sistem informasi. Oleh sebab itu perlu adanya
analisi pendekatan sistem kembali untuk menyesuaikan dengan
kebutuhan organisasi tersebut.
Terdapat beberapa pendekatan untuk mengembangkan
sistem, yaitu:Pendekatan Klasik, Pendekatan Terstruktur,
pendekatan dari bawah ke atas, pendekatan dari atas ke bawah,
pendekatan sistem, pendekatan sepotong, pendekatan sistem
menyeluruh, pendekatan moduler, pendekatan lompatan jauh,
pendekatan berkembang.
Dalam pengembangan sebuah sistem, kita mengenal
konsep SDLC (system development life cycle). Secara umum,
tahapan SDLC meliputi proses perencanaan, analisis,
desain dan implementasi. Beberapa metodologi yang biasa
dikenal antara lain Structural Design, Rapid Application
Development (RAD) dan Agile Development.
Dalam suatu metodologi pengembangan sistem dibutuhkan
alat dan teknik. Alat yang biasanya digunakan untuk metodologi
sistem adalah gambar, grafik, kamus data, struktur inggris,
pseudocode atau formulir-formulir untuk mencatat atau
menyajikan data.
Sistem informasi manjamen yang dikembangkan dengan alat
dan pendekatan sistem dalam sebuah perusahaan merupakan salah
satu kunci penentu keberhasilan strategi bisnis bagi setiap
perusahaan dalam mengadapi persaingan di era modern.
3.2 Saran
Dengan adanya analisi desin baru suatu sistem perusahaan atau
organisasi diharapkan sistem baru tersebut dapat membantu
tugas manjer dalam membuat keputusan. Selain sistem dirancang
dengan desain baru, SDM yang mengelola sistem juga harus
memilki kemampuan yang mumpuni.
DAFTAR PUSTAKA
Chr. Jimmy L.Gaol. Sistem Informasi Manajemen: Pemahaman dan
Aplikasi. Grasindo
http://saifulrahman.lecture.ub.ac.id/?s=pendekatan++membangun+sistem
http://jemeinulle.blogspot.com/2010/11/pendekatan-pengembangan-
sistem.html
http://fizzulhaq.blogspot.com/2009/11/pengertian-sistem-informasi-
manajemen.html
top related