Proyek Akhir Dicky Sevendra Teknik Pertambangan Universitas Negeri Padang
Post on 05-Oct-2015
138 Views
Preview:
DESCRIPTION
Transcript
PROYEK AKHIR
Evaluasi Teknis Produksi Crusher untuk Memenuhi Kebutuhan Hauling ke Pelabuhan pada Bulan Februari 2014 di PT. Aman Toebillah Putra
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
untuk Menyelesaikan Program Studi D-3 Teknik Pertambangan
Oleh:
DICKY SEVENDRA
BP: 2011/1105122
Konsentrasi : Pertambangan Umum
Program Studi : D-3 Teknik Pertambangan
Jurusan : Teknik Pertambangan
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
PADANG
2014
BIODATA
I. DATA DIRI
Nama Lengkap : Dicky Sevendra
No.BP : 2011/1105122
Tempat/Tanggal Lahir : Bukittinggi/22 Desember 1992
Jenis Kelamin : Laki-laki
Nama Ayah : Muchtar
Nama Ibu : Syamsimar
Jumlah Saudara : 7 Orang
Alamat Tetap : Lubuk Gading 1
Pengembangan Blok HH No 2
Lubuk Buaya Kota Padang
II. DATA PENDIDIKAN
Taman Kanak-Kanak : TK Cahaya Bunda Ls. Kadap
Sekolah Dasar : SD Negeri 03 Langsat Kadap
Sekolah Lanjutan Pertama : SMP Negeri 7 Padang
Sekolah Menengah Umum : SMA Negeri 2 Padang
Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Padang
III. DATA PROYEK AKHIR
Tempat Kerja : PT. Aman Toebillah Putra
Tanggal Kerja Praktek : 31 Januari 16 Maret 2014
Topik Bahasan :Evaluasi Teknis Produksi Crusher untuk Memenuhi
Kebutuhan Hauling ke
Pelabuhan pada Bulan
Februari 2014 di PT. Aman
Toebillah Putra
Tanggal Sidang Proyek Akhir : 25 April 2014
Padang, 25 April 2014
Dicky Sevendra
NIM: 2011/1105122
v
RINGKASAN
PT. Aman Toebillah Putra adalah perusahaan yang bergerak pada usaha
pertambangan batubara. PT. Aman Toebillah Putra melakukan usaha
pertambangan di Desa Tanjung Baru, Kecamatan Merapi Barat, Kabupaten Lahat,
Provinsi Sumatera Selatan. PT. Aman Toebillah Putra bekerja sama dengan
PT. Sinar Baru Wijaya Perkasa (SBWP) sebagai kontraktor atau pihak penambang
dan juga bekerja sama dengan PT. Sinar Musi Jaya (SMJ) sebagai pihak
transportir.
PT. Aman Toebillah Putra menggunakan metode tambang terbuka (open
pit mining), dimulai dari survei pemetaan, pembersihan lahan (land clearing),
pengupasan top soil dan pengangkutan, pengupasan tanah penutup (overburden)
dan pengangkutan, pembersihan lapisan atas batubara (cleaning), penambangan
batubara, pengolahan batubara, pemasaran, dan reklamasi lahan pasca tambang.
Dalam pengoperasiannya, alat muat yang digunakan oleh perusahaan adalah
excavator jenis caterpilar, sedangkan alat angkut yang digunakan adalah dump
truck Nissan CWB dan dumptruck Iveco.
Berdasarkan pengamatan dilapangan, kegiatan pengecilan ukuran batubara
oleh crusher mengalami sedikit permasalahan, ini dikarenakan belum tercapainya
target produksi dalam memenuhi kebutuhan hauling ke pelabuhan yang
diharapkan yaitu 40,871.46 ton/bulan dengan asumsi kapasitas angkut nyata belt
conveyor per jam dikalikan jam kerja dalam satu bulan, sedangkan batubara yang
dapat diproses pada crusher hanya 37,986.44 ton/bulan. Untuk memenuhi target
produksi kebutuhan hauling tersebut agar tidak terjadinya antrian hauling di
stockpile maka hal yang harus dilakukan adalah mengurangi waktu standby yang
ada dan juga waktu hambatan yang sering terjadi.
Dengan dilakukan perbaikan yaitu dengan cara pengurangan waktu
hambatan dengan maksimal, maka target produksi dapat tercapai yaitu 40,871.46
ton/bulan (41.000 ton/bulan) dengan asumsi tanpa penambahan jumlah karyawan
dan jam kerja.
vi
ABSTRACK
PT. Aman Toebillah Putra is corporate one move on coal mining effort.
PT. Aman Toebillah Putra does mining effort at Tanjung Baru village, Merapi's
district West, Lahat's regency, South Sumatra province. PT. Aman Toebillah
Putra works to equal PT. Sinar Baru Wijaya Perkasa (SBWP) as contractor or
mineworker party and also working equal to PT. Sinar Musi Jaya (SMJ) as side
as transportir. PT. Aman Toebillah Putra utilizes to methodic strip mine (open pit
mining), begun from mapping survey, cleansing of farm ( land clearing ), peel top
soil and transportation, closing soiled peel( overburden ) and transportation,
cleansing of coal flake( cleaning ), coal mining, coal processing, marketing, and
pasca's farm reclamation mines. In its operation, tool loads that utilized by firm is
excavator type caterpilar , meanwhile transport tool that is utilized is dump truck
Nissan CWB and dumptruck Iveco. Base watch at field, size minimizing activity
coal by crusher experience few about problem, this because of was reached its
production target in meets the need hauling to expected porting which is 40,871.
46 tons / moons with assuming capacity transports reality belt conveyor per hour
was multiplied by man hour in a one month, meanwhile coal who can be
processed on crusher just 37,986.44 tons / moons. For meeting requirement
production target hauling that in order not to its happening queue hauling at
stockpile therefore thing which shall be done is reduce time standby whatever
available and also interference time that often happens. With done by repair
which is by resistive time cut back with maximal, therefore production target can
be reached which is 40,871.46 tons/moons (41. 000 ton/moon) with assumption
without amount increase fires an employee and man hour.
vii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah Penulis ucapkan Kepada Allah SWT yang telah
memberikan Nikmat-Nya yang tiada terkira salah satunya berupa kesempatan
kepada penulis untuk dapat menyelesaikan Proyek Akhir ini dengan baik dan
lancar. Pada Peroyek Akhir ini penulis mengambil Topik Bahasan Evaluasi
Teknis Produksi Crusher untuk Memenuhi Kebutuhan Hauling ke Pelabuhan
pada Bulan Februari 2014 di PT. Aman Toebillah Putra. Proyek Akhir ini
disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan pada Program
Studi Diploma-3 Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik Universitas Negeri
Padang. Penulis sangat berterimakasih atas Semua fasilitas, bantuan, bimbingan
dan saran yang sangat membangun yang telah penulis terima dari:
1. Orang Tua tercinta beserta keluarga yang telah memberikan dukungan moril
berupa semangat untuk menyelesaikan Studi dan dukungan materil yang tidak
terhingga dalam menyelesaikan Laporan Pengalaman Lapangan Industri ini.
2. Bapak Dedi Yulhendra, ST,M.T. Selaku Dosen Pembimbing yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, sehingga penulis
dapat menyelesaikan Proyek Akhir ini.
3. Bapak Drs.Bahrul Amin, ST, M.Pd, Selaku Ketua Unit Hubungan Industri
Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.
4. Bapak Drs.Bambang Heriadi,M.T dan Ibu Fadhillah S.Pd M.si selaku Ketua
dan Sekretaris Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas
Negeri Padang.
viii
5. Bapak Drs.Tamrin Kasim,M.T Selaku Ketua Program Studi Diploma-3
Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.
6. Seluruh Dosen Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas
Negeri Padang.
7. Bapak Exwil Naldo, A.md Selaku Mine Planer PT. Aman Toebillah Putra
sekaligus Pembimbing Lapangan yang sangat aktif dalam memberikan saran-
saran kepada penulis.
8. Seluruh Karyawan dan Karyawati PT. Aman Toebillah Putra yang ada
dikantor dan dilapangan.
9. Seluruh Alumni dan Senior Teknik Pertambangan Universitas Negeri Padang.
10. Seluruh rekan-rekan serta teman-teman yang telah memberikan dukungan dan
semangat yang tidak dapat penulis sebut satu persatu.
Semoga Bantuan yang telah diberikan menjadi amal dan pahala yang
sebesar-besarnya dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Proyek Akhir ini masih
terdapat kekurangan. Karenanya penulis sangat senang sekali jika ada saran dan
kritikan dari berbagai pihak demi perbaikan dimasa mendatang. Semoga Laporan
Pengalaman Lapangan Industri ini bermanfaat bagi kita semua, terkhusus bagi
penulis sendiri.
Padang, 25 April 2014
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN PROYEK AKHIR ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN PROYEK AKHIR iii
SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT iv
BIODATA v
RINGKASAN vi
ABSTRAK vii KATA PENGANTAR viii
DAFTAR ISI x
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTARTABEL xiii
DAFTAR LAMPIRAN xiv
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1
B. Identifikasi Masalah 2
C. Batasan Masalah 2
D. Perumusan Masalah 2
E. Maksud dan Tujuan Penelitian 2
F. Kegunaan Penelitian 3
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritis 4
B. Kerangka Pikir 49
BAB III. METODELOGI PEMECAHAN MASALAH A. Jadwal Kegiatan 50
B. Jenis Penelitian 51
C. Jenis Data 51
D. Variabel Penelitian 51
E. Desain Penelitian 52
F. Teknik Pengambilan Data 52
G. Teknik Analisa Data 52
H. Data Penelitian 54
BAB IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Pengolahan Data 60
B. Hasil Analisi Data 64
C. Pembahasan 65
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan 69
B. Saran 70
DAFTAR PUSTAKA 71
LAMPIRAN 72
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Peta IUP PT. Aman Toebillah Putra 5
Gambar 2. Peta Kesampaian Daerah PT. Aman Toebillah Putra 6
Gambar 3. Peta Kesampaian Daerah PT. Aman Toebillah Putra 7
Gambar 4. Statigrafi Cekungan Sumatera Selatan 10
Gambar 5. Litologi PT. Aman Toebillah Putra 13
Gambar 6. Peta Topografi PT. Aman Toebillah Putra 14
Gambar 7. Peta Lapisan Batubara PT. Aman Toebillah Putra 16
Gambar 8. Jaw crusher system blake 21
Gambar 9. Jaw crusher system dodge 22
Gambar 10. Single roll crusher 25
Gambar 11. Double roll crusher 27
Gambar 12. Smooth roll 28
Gambar 13. Roll yang bergerigi 29
Gambar 14. Roll bergerigi dengan Hummer 30
Gambar 15. Cone crusher 33
Gambar 16. Stockpile Of Raw Coal 37
Gambar 17. Crusher Machine 38
Gambar 18. Hopper Crusher 39
Gambar 19. Grizzly Feeder 40
Gambar 20. Vibrating Screen 41
Gambar 21. Double Roller Crusher 41
xi
Gambar 22. Belt Conveyor 43
Gambar 23. Control Panel 44
Gambar 24. Cabin Of Picking 45
Gambar 25. Stockpile Of Product 45
Gambar 26. Bagan Alir Penelitian 49
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Cadangan Batubara PT. Aman Toebillah Putra 17
Tabel 2. Keunggulan dari single roll dan double roll crusher 27
Tabel 3. Kekurangan dari single roll dan double roll crusher 27
Tabel 4. Jadwal Kegiatan 50
Tabel 5. Transportir hauling Bulan Februari 2014 55
Tabel 6. Jam kerja, jam perbaikan, dan jam delay crusher 56
Tabel 7. Data Jam Terhenti Crusher PT. ATP 57
Tabel 8. Produktifitas Crusher 58
Tabel 9. Massa, Waktu,dan Kecepatan Belt Conveyor 59
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Peta IUP PT. Aman Toebillah Putra 71
Lampiran 2. Struktur Organisasi PT. Aman Toebillah Putra 72
Lampiran 3. Data Curah Hujan Kabupaten Lahat 73
Lampiran 4. Data Jenis dan Jumlah Alat Berat PT. Aman Toebillah Putra 74
Lampiran 5. Hauling To Port PT. Aman Toebillah Putra 76
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Batubara yang di tambang oleh PT. Aman Toebilah Putra (PT. ATP)
masih dalam keadaan bongkahan yang berukuran besar. Untuk meremukkan
batubara tersebut maka dilakukanlah kegiatan crushing dan penyeragaman ukuran
sehingga batubara yang dihasilkan sesuai dengan permintaan konsumen.
Untuk kegiatan peremukan (crushing) PT. Aman Toebillah Putra
menggunakan alat crusher dengan sistem kerja double roller crusher. Untuk
kebutuhan hauling ke pelabuhan pada bulan Februari 2014 di PT. Aman
Toebillah Putra adalah 41.000,00 ton sedangkan batubara yang mampu diproses
oleh crusher adalah 37.986,44 ton. Dapat diartikan bahwa produksi crusher dalam
memenuhi kebutuhan hauling ke pelabuhan belum tercapai.
Pencapaian target produksi crusher untuk kebutuhan hauling dipengaruhi
oleh kondisi alat peremuk, kondisi material yang akan di remukkan, jam
operasional alat peremuk, jam kerja operator, iklim dan curah hujan.
Dengan tidak tercapainya produksi crusher dalam memenuhi kebutuhan
hauling ke pelabuhan pada PT. Aman Toebillah Putra maka penulis ingin
mengangkat kasus dengan judul Evaluasi Teknis Produksi Crusher untuk
Memenuhi Kebutuhan Hauling ke Pelabuhan pada Bulan Februari 2014 di
PT. Aman Toebillah Putra.
1
2
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah ini dapat di identifikasi masalahnya sebagai
berikut:
1. Kondisi alat peremuk (crusher).
2. Kondisi material yang akan di remukkan.
3. Kondisi alat muat dan peralatan crusher.
4. Jam operasional crusher dan jam kerja operator.
C. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah yang penulis buat dalam studi kasus ini adalah
membahas tentang evaluasi produktifitas alat peremuk (crusher) untuk memenuhi
kebutuhan hauling ke pelabuhan pada bulan Februari 2014 di PT. Aman
Toebillah Putra.
D. Perumusan Masalah
Rumusan masalah dalam studi kasus ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh kondisi alat muat dan peralatannya terhadap
produktifitas crusher?
2. Bagaimana pengaruh material terhadap produktifitas crusher?
3. Bagaimana pengaruh jam operasional dan jam kerja operator terhadap
produktifitas crusher?
3
E. Maksud dan Tujuan Penelitian
Kegiatan praktek ini dilakukan untuk memenuhi salah satu persyaratan
mata kuliah Proyek Ahir pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Padang.
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui pengaruh kondisi dari alat peremuk, alat muat, dan peralatannya.
2. Mengetahui pengaruh kondisi material terhadap produktifitas crusher.
3. Mengetahui pengaruh jam operasioanal dan jam kerja operator terhadap
produktifitas crusher.
F. Kegunaan Penelitian
1. Menambah ilmu dan wawasan tentang kegiatan aktifitas penambangan di
lapangan khususnya pada proses kegiatan peremukan (crushing) agar dapat
menjadi bekal untuk diaplikasikan nantinya didunia kerja.
2. Sebagai masukan bagi perusahaan untuk meningkatkan hasil produksi.
3. Dapat membandingkan teori yang diperoleh penulis di bangku kuliah dengan
keadaan nyata di lapangan.
4. Dapat mengetahui kendala-kendala apa saja yang terjadi pada alat peremuk
pada saat melakukan kegiatan produksi sehingga tidak tercapainya produksi.
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Perusahaan
1. Sejarah Perusahaan
Kabupaten Lahat merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi
Sumatera Selatan yang sedang menggiatkan usaha pertambangan batubara.
Sejak tahun 2004 hingga tahun 2008, telah terbit dari lima puluh (50) Surat
Keputusan (SK) Bupati Lahat tentang Izin eksplorasi batubara di daerah ini.
Salah satu perusahaan yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) di
Kabupaten Lahat adalah PT. Aman Toebillah Putra (ATP). Berdasarkan Surat
keputusan dari Bupati Lahat Nomor: 503/187/KEP/PERTAMBEN/2009,
wilayah eksplorasi PT. Aman Toebillah Putra (ATP) berada di Kecamatan
Merapi Barat (KW.20.02.LHT.2008) seluas 687 hektar.
Sebagai pemilik izin usaha pertambangan (IUP), PT. Aman Toebillah
Putra (ATP) bekerja sama dengan PT. Sinar Baru Wijaya Perkasa (SBWP)
sebagai kontraktor atau pihak penambang dan juga bekerja sama dengan PT.
Sinar Musi Jaya (SMJ) sebagai pihak transportir.
Kegiatan Eksplorasi PT. ATP telah dilaksanakan di seluruh wilayah
IUP-nya. Hasil eksplorasi menunjukkan batubara di lokasi IUP berada pada
formasi Muara Enim, dengan total sumber daya sebesar 17.042.357,80 MT,
namun jumlah batubara yang dekat dengan permukaan dengan jumlah
4
5
cadangan terukur hanya 9.940.457 MT. Hasil uji kualitas menunjukkan
batubara di daerah kajian adalah jenis batubara Subbituminus.
PT. Aman Toebillah Putra (ATP) telah memulai kegiatan eksplorasi
pada tahun 2009. Mulai kegiatan land clearing pada Agustus tahun 2010 dan
pada November 2010 mulai dilakukannya pengupasan overburden. Wilayah
eksplorasi PT. Aman Toebillah Putra (ATP) berada di Kecamatan Merapi
Barat (KW.20.02.LHT.2008) seluas 687 hektar.
Sumber: Dept Engineering PT. Aman Toebillah Putra
Gambar 1. Peta IUP PT. Aman Toebillah Putra
6
2. Lokasi Penambangan
Wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT. Aman Toebillah Putra
terletak di Desa Tanjung Baru, Kecamatan Merapi Barat, Kabupaten Lahat,
Propinsi Sumatera Selatan. Secara Geografis Daerah ini terletak antara
3 4546,00- 3 4720,00LS dan 103 376,90- 103 3936,50 BT. Lokasi
tersebut terletak kurang lebih 185 km ke arah barat daya dari kota
Palembang. Lokasi daerah dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan
roda empat dari kota palembang selama 5 jam melalui jalan provinsi
palembang-lahat yang akan melalui beberapa kota yaitu kota prabumulih dan
kota muara enim. Pencapaian ke lokasi-lokasi pengamatan singkapan
dilakukan dengan menggunakan kendaraan roda dua dan berjalan kaki.
Sumber: Dept Engineering PT. Aman Toebillah Putra Gambar 2. Peta Kesampaian Daerah PT. ATP
7
Sumber : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Gambar 3. Peta Kesampaian Daerah PT. ATP
3. Stratigrafi dan Struktur Geologi
a. Stratigrafi
Stratigrafi Lembat Lahat termasuk kedalam cekungan Sumatera
Selatan yang diendapkan didalam cekungan sedimentasi back deep basins.
Cekungan Sumatera Selatan ini sangat dipengaruhi oleh relief batuan
dasarnya, dimana selama pengendapan tahap pertama penurunan dasar
cekungan lebih cepat dari pada sedimentasi atau fase transgesi, sehingga
fasies non marine, transis, marine dangkal dan akhirnya marine dalam.
Kemudian terjadi sedimentasi yang lebih cepat dari pada penurunan dasar
cekungan atau fase regresi yang menghasilkan urutan yang sebaliknya dari
yang terdahulu.
8
Urutan Stratigrafi regional daerah penyelidikan PT. Aman
Toebillah Putra adalah sebagai berikut :
1) Formasi Lahat
Merupakan formasi tertua yang tersingkap di cekungan Sumatera
Selatan yang terdiri dari sediment klastic yang berasal dari material
vulkanik, tersusun atas tuff, aglomerat batu pasir kasar, batu lempung,
batu pasir tufaan, dan breksi.
Di bagian cekung yang dalam, ukuran butir litologinya sangat
halus, terdiri dari batu lempung serta serpih dengan batubara dan
glowkonitan yang menunjukan lingkungan antara air laut dan air tawar
sampai air payau, yang disebut dengan anggota benakat. Formasi ini
menipis dan menghilang pada sayap antiklin pendopo. Ketebalan di
daerah pendopo 200 meter diendapkan selama Eosen Oligosen.
2) Formasi Talang Akar
Formasi ini terdiri dari anggota Gritsan (GRM) dan anggota
transisi (TRM) lokasi tipenya di sumur limau kurang lebih barat daya
prabumulih dengan nama asal Talang Akar Stage. Anggota gritsan
terdiri dari batu pasir hingga sangat kasar dengan intrekalasi serpih
dan lanau yang diendapkan tidak selaras diatas formasi Lahat selama
oligosen dalam ketebalan 550 meter.
9
3) Formasi Baturaja
Formasi Baturaja diendapkan selaras di atas formasi talang Akar,
formasi ini berumur Miosen Bawah yang tersusun oleh napal, batu
Lempung berlapis dan batu Lempung Terumbu. Ketebalan formasi ini
berkisar antara 0-160 meter.
4) Formasi Gumai
Formasi Gumai diendapkan selaras di atas Baturaja yang
berumur Miosen Bawah sampai Miosen Tengah. Formasi Gumai
tersusun serpih dengan sisipan napal dan batu Gamping di bagian
bawah. Lingkungan pengendapan formasi ini adalah laut dalam,
dengan ketebalan antara 300 - 2200 meter.
5) Formasi Air Benakatat
Formasi ini diendapkan selaras di atas Formasi Gumai yang
berumur Miosen Tengah, formasi ini tersusun oleh batu lempung
pasiran, batu pasir glaukolitan. Diendapkan pada lingkungan laut
neritik dan berangsur menjadi laut dangkal, dengan ketebalan antara
100 - 800 meter.
6) Formasi Muara Enim
Formasi Muara Enim diendapkan selaras di atas Formasi Air
Benakat, formasi ini berumur Miosen Atas yang tersusun oleh batu
pasir lempungan, batu lempung pasiran dan batubara dan merupakan
indikasi yang mengandung batubara. Formasi ini merupakan hasil
10
pengendapan lingkungan laut neritik sampai rawa. Di daerah Tambang
Air laya Formasi Muara Enim tertindih oleh endapan sungai yang
tidak selaras. Endapan sungai yang berumur kuarter belum mengalami
pemadatan secara sempurna. Ketebalan formasi ini berkisar antara150-
750 meter.
7) Formasi Kasai
Formasi ini tersusun oleh batu pasir tufaan, batu lempung dan
sisipan batubara tipis. Lingkungan pengendapan formasi ini adalah
daratan sampai transisi. Formasi Muara Enim merupakan endapan
rawa sebagai fase akhir yang menghasilkan endapan batubara yang
penting seperti endapan pada Bukit Asam.
Sumber: Dept Engineering PT. Aman Toebillah Putra
Gambar 4. Statigrafi Cekungan Sumatera Selatan
11
b. Struktur Geologi
Struktur geologi regional Pulau Sumatera terutama Sumatera
Selatan merupakan bagian dari pola struktur geologi yang dikontrol oleh
pergerakan lempeng Samudera Hindia-Australia. Salah satu pengaruh dari
tumbukan itu adalah terbentuknya cekungan cekungan di pulau Sumatra
dengan zona penekungan yang masih aktif terletak di bagian barat pulau
Sumatra.
Cekungan Sumatera Selatan merupakan salah satu dari cekungan-
cekungan yang terbentuk, dimana klasifikasi tektonik cekungan di
Indonesia termasuk cekungan busur belakang. Selama zaman Tersier
paparan Sunda mengalami dua gerak rotasi yang berlawanan arah dengan
jarum jam sebesar 420.
Secara garis besar struktur geologi regional
meliputi:
1) Zona Sesar Semangko (Sesar Sumatera) yang merupakan hasil zona
tumbukan konvergen antara lempeng samudera Hindia ke arah timur
laut dengan Sumatera, akibat timbul gerak rotasi right lateral antara
lempeng Samudera Hindia dan pulau Sumatera.
2) Perlipatan dengan arah barat laut tenggara akibat efek pilihan gaya
kopel sesar Semangko.
3) Perlipatan dengan arah barat laut tenggara akibat efek pilihan gaya
kopel sesar Semangka.
12
Struktur perlipatan di daerah cekungan Sumatera selatan yang
terbentuk akibat orogenesa Plio-Plistosen dikelompokan menjadi tiga
yaitu :
a) Antiklinorium utama dari selatan ke utara
b) Antiklinorium utama dari selatan ke utara
c) Antiklinorium Muara Enim
Antiklinorium Pendopo-Benakat dan Antiklinorium Palembang
Antiklinorium ini berhimpit dengan relif batuan dasar Pretersier yang
merupakan jalur paleografi tinggi. Antiklin hanya terdapat pada
Antiklinorium sedangkan pada daerah tektonik rendah perlipatan sangat
lemah. Pada Antiklinorium Pendopo-Benakat dan antiklinorium Muara
Enim, struktur agak curam dan asimetris serta sesar naik yang
mempengaruhi penyebaran lapisan batubara di daerah Tanjung enim yaitu
dengan adanya struktur antiklin asimetris suatu sesar naik yang
mengakibatkan dua tempat relative dekat dan terdapat perbedaan yang
mencolok dari kedudukan lapisan batubara.
13
Sumber: Dept Engineering PT. Aman Toebillah Putra
Gambar 5. Litologi PT. Aman Toebillah Putra
4. Topografi
Topografi area Tambang PT.ATP merupakan daerah perbukitan dan
agak landai. Jika dilihat dari pola peta topografi, bentuk lembah dan bentuk
sungai relatif dari kedua satuan topografi tersebut jelas tampak berbeda.
Perbukitan bergelombang sedang menempati sebagian besar (80%) daerah
penelitian dengan ketinggian berkisar antara 60 sampai 130 meter dari atas
permukaan laut.
14
Sumber : Dept Engineering PT. Aman Toebillah Putra
Gambar 6. Peta Topografi Area PT. ATP
5. Iklim dan Curah Hujan
Daerah penambangan PT.Aman Toebillah Putra jobside Tanjung Baru
di daerah Tambang memiliki iklim tropis dengan curah hujan yang relatif
tinggi terutama pada bulan September Februari (musim hujan) sedangkan
musim Kemarau terjadi pada bulan Maret Agustus. Tabel pengukuran curah
hujan dapat dilihat di lampiran III halaman 73.
6. Keadaan Endapan Lapisan Batubara
Berdasarkan sifat fisik, jenis roof/floor dan parting, ketebalan serta
hubungannya dengan batuan lain. Maka batubara di daerah ini dapat di
koreksi menjadi tiga seam batubara, yaitu sebagai berikut :
15
a. Lapisan Batubara Seam A
Lapisan seam A telah mengalami pembelahan disebut seam A dan
seam A. Ketebalan antara lapisan antara satu seam dengan seam yang lain
bervariasi. Dimana seam Aini mempunyai jumlah ketebalan 30 meter,
dengan rincian seam A mempunyai ketebalan 13 meter dan seam A
mempunyai ketebalan 17 meter.
b. Lapisan Batubara Seam B
Batubara pada lapisan seam B ini hampir berdekatan dengan lapisan
batubara seam A, yang hanya dipisahkan dengan interburden dengan
ketebalan interburden 42 meter. Ketebalan lapisan batubara di seam B
ini berkisar antara 5.5 meter.
c. Lapisan Batubara Seam C
Lapisan seam C ini mempunyai ketebalan berkisar antara 7 meter,
dengan Batubara berwarna hitam kecoklatan dan dilapisan seam C inilah
yang mempunyai kadar kalori tinggi di bandingkan dengan seam A dan
seam B. Kalori batubara di lapisan seam C ini berkisar antara
5.800 kcal/kg - 6.300 kcal/kg.
16
(Sumber : Dept Engineering PT.ATP/PT.SBWP)
Gambar 7. Peta Lapisan Batubara PT. ATP
7. Cadangan dan Kualitas Batubara
a. Cadangan Batubara
Cadangan adalah suatu endapan bahan galian yang dapat
ditambang secara ekonomis dari suatu endapan yang sudah diketahui.
Cadangan batubara dapat dibedakan menjadi tiga yaitu cadangan
tertambang (mineable reserve), cadangan terukur (measured reserve) dan
cadangan tertunjuk (indicated reserve).
Jumlah cadangan batubara yang terdapat di lokasi kerja PT.Aman
Toebillah Putra dapat dilihat pada tabel 1 di halaman 17.
17
Tabel 1. Cadangan Batubara PT.Aman Toebillah Putra
Seam Batubara Overburden
SR (MT) (BCM)
Seam A 395.327,40
5.599.127,00 1,21
Seam B 1.089.758,80
Seam C 1.028.055,60
Seam D 1.358.113,90
Seam E 738.496,20
Seam F 736.873,15
31.288.177,70 7,35 Seam G 726.273,60
Seam H 2.794.546,95
Seam L 1.073.012,20 8.056.393,80 7,51
Total 9.940.457,80 44.943.689,50 4,52
Sumber : Dept Engineering PT.Aman Toebillah Putra
b. Kualitas Batubara
Seperti batubara yang dijumpai di daerah lain di Sumatera Selatan
batubara yang ada di daerah konsesi pertambangan PT. Aman Toebillah
Putra tergolong batubara muda (sub-bituminous atau lignite) dengan kadar
air (moisture content) yang tinggi. Dimana dari hasil analisa laboratorium
yang dilakukan oleh Sucopindo nilai kalori rata-rata batubara yang ada di
konsesi pertambangan PT. Aman Toebillah Putra (ATP) adalah
5.800 kcal/kg - 6.300 kcal/kg. Walaupun batubara yang ada di PT. Aman
Toebillah Putra (ATP) ini tergolong rendah namun cadangan yang ada
cukup banyak yaitu cadangan terukurnya sebesar 9.940.457,80 MT.
18
B. Kajian Teoritis
1. Defenisi Crusher
Crusher merupakan mesin yang dirancang untuk megurangi ukuran
batuan atau bahan tambang dari yang besar menjadi yang lebih kecil seperti
kerikil. Crusher dapat digunakan untuk mengurangi ukuran atau mengubah
bentuk bahan tambang sehingga dapat diolah lebih lanjut. Crusher merupakan
alat yang digunakan dalam proses crushing. Crushing merupakan proses yang
bertujuan untuk meliberasi batuan yang diinginkan dari batuan pengotornya.
Crushing biasanya dilakukan dengan proses kering, dan dibagi menjadi tiga
tahap, yaitu primary crushing, secondary crushing, dan fine crushing.
Primary crushing merupakan peremukan tahap pertama, alat peremuk
yang biasanya digunakan pada tahap ini adalah jaw crusher dan gyratory
crusher. Umpan yang digunakan biasanya berasal dari hasil penambangan
dengan ukuran berkisar 1500 mm, dengan ukuran setting antara 30 mm
sampai 100 mm. Ukuran terbesar dari produk peremukan tahap pertama
biasanya kurang dari 200 mm.
Secondary cruher merupakan peremukan tahap kedua, alat peremuk
yang digunakan adalah jaw crusher ukuran kecil, gyratory crusher ukuran
kecil, cone crusher, hammer mill dan rolls.
19
Umpan yang digunakan berkisar 150 mm, dengan ukuran antara 12,5
mm sampai 25,4 mm. Produk terbesar yang dihasilkan adalah 75 m.
Fine crushing merupakan peremukan tahap lanjut dari secondary
crushing, alat yang digunakan adalah rolls, dry ball mills, disc mills dan ring
mills. Umpan yang biasanya digunakan kurang dari 25.4 mm. Untuk
memperkecil material hasil penambangan yang umumnya masih berukuran
bongkah maka digunakanlah alat peremuk. Material hasil dari peremukan
kemudian dilakukan pengayakan atau screening yang akan menghasilkan dua
macam produk yaitu produk yang lolos ayakan yang disebut undersize yang
merupakan produk yang akan diolah lebih lanjut atau sebagai produk akhir,
dan material yang tidak lolos ayakan yang disebut oversize yang merupakan
produk yang harus dilakukan peremukan lagi.
2. Jenis jenis crusher
a. Jaw Crusher
Merupakan salah satu peralatan pemecah batu yang paling terkenal
di dunia, jaw crusher sangat ideal dan sesuai untuk penggunaan pada saat
penghancuran tahap pertama dan tahap kedua. Memiliki kekuatan anti-
tekanan dalam menghancurkan bahan paling tinggi hingga dapat mencapai
320 Mpa. Alat peremuk jaw Crusher dalam prinsip kerjanya adalah alat
ini memiliki 2 buah rahang dimana salah satu rahang diam dan yang satu
dapat digerakan, sehingga dengan adanya gerakan rahang tadi
menyebabkan material yang masuk ke dalam kedua sisi rahang akan
20
mengalami proses penghancuran. Material yang masuk diantara dua
rahang akan mendapat jepitan atau kompresi. Ukuran material hasil
peremukan tergantung pada pengaturan mulut pengeluaran (setting), yaitu
bukaan maksimum dari mulut alat peremuk.
Jaw crusher terbagi atas dua macam yaitu:
1) Jaw crusher system blake (titik engsel di atas)
Banyak dipakai oleh pabrik-pabrik dengan kapasitas produksi 7
ton/jam. Cara kerjanya adalah :
Suatu eksentrik menggerakkan batang yang dihubungkan
dengan dua toggle., toggel yang satu dipakukan pada kerangka dan
satu lagi ke rahang ayun. Titik pivat terletak pada bagian atas rahang
gerak atau diatas kedua rahang pada garis tengah bukaan rahang.
Pada sistem ini, umpan dimasukkan kedalam rahang berbentuk
V yang terbuka keatas. Satu rahang tetapdan tidak bergerak,
sedangkan rahang yang satu lagi membuat sudut 20o 30o dan dapat
bergerak maju mundur yang digerakkan oleh sumbu eksentrik,
sehingga memberikan kompresi yang besar terhadap umpan yang
terjepit diantara dua rahang. Muka rahang ini mempunyai alur dangkal
yang horizontal. Umpan besar yang terjepit antara bagian atas rahang
dipecah dan jatuh keruang bawahnya yang lebih sempit dan dipecah.
Pada mesin ini baut pecah yang berfungsi sebagai penahan apabila
terdapat material solid dengan ukuran yang lebih besar dan keras maka
21
dia akan pecah dengan sendirinya tetapi tidak akan merusak
keseluruhan dari pada alat jaw crusher.
Sumber: http://iwanaik.wordpress.com/2010/11/28/grinding/
Gambar 8. Jaw crusher system blake
2) Jaw crusher system dodge (titik engsel di bawah)
Banyak dipakai di pabrik dengan kapasitas produksinya
ton/jam 1 ton/jam. Cara kerjanya adalah :
Dodge jaw crusher sama seperti pada cara kerja blake jaw
crusher. Pada sistem ini, titik engsel berada dibawah sedangkan bagian
atas bergerak maju mundur. Hambatan yang dialami kemungkinan
lapisan rahang mengalami kerusakan selama proses berlangsung.
Supaya rahang tidak cepat rusak, maka biasanya dilapisi dengan bahan
yang tahan tekanan dan getaran. Misalnya manganese stell.
22
Untuk mendapatkan usaha dan pergerakan yang teratur maka
dipasang sebuah roda penggerak yang dibuat dari besi uang pejal.
Sumber: http://iwanaik.wordpress.com/2010/11/28/grinding/
Gambar 9. Jaw crusher system dodge
Perbandingan Dodge jaw crusher dengan blake jaw crusher yaitu :
a) Ukuran produk pada blake jaw lebih heterogen dibandingkan dengan
dodge jaw yang relatif seragam.
b) Pada blake jaw porosnya di atas sehingga gaya yang terbesar
mengenai partikel yang terkecil.
c) Pada dodge jaw porosnya di bawah sehingga gaya yang terbesar
mengenai partikel yang terbesar sehingga gaya mekanis dari dodge
jaw lebih besar dibandingkan dengan blake jaw.
d) Kapasitas dodge jaw jauh lebih kecil dari blake jaw pada ukuran yang
sama.
e) Pada dodge jaw sering terjadi penyumbatan.
23
b. Roll crusher
Roll crusher adalah tipe crusher dengan sistem gilas rotary
dengan kecepatan 350 rpm yang realatif lebih rendah dari impact crusher
yaitu sekitar 300 rpm dan memiliki kapasitas produksi yang jauh lebih
besar. Unjuk kerja dari mesin roll crusher ini bergantung pada jenis /
kualiatas material gigi gilasnya, ukuran shaft dan ukuran roda nya, yang
semuanya harus disesuaikan dengan raw material dan target kapasitas
produksi.
Roll crusher biasa banyak digunakan didunia pertambangan, yaitu
untuk menghancurkan batuan dengan tingkat kekerasan dan keuletan
yang relatif rendah, seperti batu bara, batu kapur, bahan semen, batu
tembaga, dan belerang. Roll crusher memiliki rasio maksimum pengurangan
teoritis 4:1. Jika partikel 2 inci diumpankan ke crusher melempar satu ukuran
absolut terkecil bisa harapkan dari crusher adalah 1/2 inci. Roll crusher hanya
akan menghancurkan materi ke ukuran partikel minimum sekitar 10 Mesh (2
mm).
Roll crusher digunakan sebagai crusher sekunder atau crusher
terseier setelah batuan melewati crusher tipe lain yang berfungsi sebagai
crusher primer. Roll crusher terdiri dari single roll dan double roll. Single
roll digunakan untuk memecahkan batuan yang lembap dan tidak
menguntungkan jika digunakan untuk memecahkan batuan yang abrasive.
Kapasitas roll crusher tergantung pada jenis batuan, ukuran crusher
24
primer, ukuran batuan yang diinginkan, lebar roda dan kecepatan roda
berputar.
Roll crusher atau pemecah batu jenis roll, memecah batu dengan
menjepitnya diantara satu roll, dua roll atau lebih, dimana roll-roll akan
berputar berlawanan dengan adanya berat tersendiri dan gusuran dari batu,
maka batu akan pecah.
Adapun permukaan dari roll bermacam-macam ada yang rata,
bergelombang, beralur dengan bermacam-macam, gigi-gigi dan
sebagainya, sesuai dengan jenis batu dan hasil pemecahan yang
diharapkan.
Beberapa keuntungan utama dari roll crusher mereka memberikan
distribusi produk ukuran yang sangat halus dan mereka menghasilkan debu yang
sangat sedikit. Rolls crusher secara efektif digunakan dalam material penghancur
dimana bijih tidak terlalu kasar dan juga digunakan dalam pertambangan skala
produksi lebih kecil antara lain bijih logam abrasif, seperti emas.
Batubara adalah pengguna terbesar roll crusher saat ini, meskipun
batubara akan menggunakan roll crusher, baik single roll crusher maupun
double roll crusher, crusher primer dapat mengurangi batubara ROM. Biasanya,
crusher ini akan memiliki bentuk gigi yang berada di muka gulungan.
Roll crusher terbagi atas dua macam, yaitu:
1) Single Roll Crusher
25
Single roll crusher adalah roll crusher yang didesain
mempunyai 1 roller saja dengan tujuan untuk meningkatkan kapasitas
pengolahan batubara / satuan luas.
Cara kerja single roll crusher adalah sebagai berikut:
Pada single roll crusher memiliki satu buah roda. Bagian
utamanya adalah bagian roda silinder yang dapat berputar yang
berfungsi sebagai penghancur batuan . Pelat befungsi untuk menahan . single
roll crusher melakukan pengurangan ukuran di daerah panghancuran berbentuk
baji yang mendapat tekanan. Tubuh penghancur terdiri dari satu roll
berputar dan pegas peredam dan piringan yang terletak di sisi
berlawanan. Jarak antara dasar dari pelat penghancur dan ujung gigi
roll crusher memeliki jarak yang dapat bervariasi tergantung pada
ukuran produk yang diinginkan.
Sumber: http://www.darshiniengineers.com/Crusher.htm
Gambar 10. Single roll crusher
26
2) Double roll Crusher
Double roll crusher adalah roll crusher yang mempunyai 2
buah roller, dengan sumbu yang sejajar pada bidang horizontal yang
sama.
Double roll crusher sangat cocok digunakan untuk batuan
mineral jenis: Batubara, lime stone, kaolin, phospat, dan tersier
crusher pada batu split/andesit. Dengan kecepatan 300-350 rpm
double roll crusher memiliki kecepatan dalam menghancurkan
berbagai jenis batuan.
Cara Kerja double roll crusher adalah dimana double roll
crusher melakukan peremukan dengan cara menjepit benda yang
hendak diremukkan diantara satu buah roller yang dikenal dengan
sebutan crushing roll.
Alat ini terdiri dari 2 silinder (roller) dengan sumbu yang
sejajar pada bidang horizontal yang sama kedua roller berdekatan lalu
berputar dengan arah putaran berlawanan kemudian batubara mentah
diumpan masuk akan dijepit diantara dua roller, akibat tekanan yang
kuat akhirnya batubara mentah remuk dan jatuh kedalam roller truk ke
penampungan.
27
Sumber: http://www.darshiniengineers.com/Crusher.htm
Gambar 11. Double roll crusher
Tabel 2. Keunggulan dari single roll dan double roll crusher
Single Roll Crusher Double Roll Crusher
Mudah dan ringan dalam melakukan
penghancuran partikel.
Tidak mudah terjadi peremukan atau
perumusan secara berlebihan.
Mudah dalam melakukan preparasi
alat.
Jarang terjadi penyumbatan pada
ruang peremukan.
Preparasi mudah dilakukan.
Sumber: http://domas09.blogspot.sg/2013/02/roll-crusher.html
Tabel 3. Kekurangan dari Single Roll dan Double Roll Crusher
Single Roll Crusher Double Roll Crusher
Terjadi penyumbatan terhadap partikel
yang mudah melengket.
Proses peremukan hanya berlangsung
pada sebagian kecil dari seluruh badan
rolter yang besar.
Hasil dari peremukan nya sedikit kasar
Sumber: http://domas09.blogspot.sg/2013/02/roll-crusher.html
28
Tipe roll crusher dari bentuk permukaan roll adalah:
a) Smooth roll
Tipe roll berdasar bentuk permukaan ini mempunyai
kegunaan khusus terutama dalam mengolah bahan. Smooth roll
adalah permukaan roll yang halus tanpa gerigi. Roll jenis ini
biasanya digunakan untuk memeras minyak dari biji-bijian. Roll
ini biasanya banyak terdapat pada double roll. Tipe smooth roll
digunakan pada bahan yang mempunyai tingkat kekerasan yang
rendah contohnya biji-bijian.
Sumber: http://www.darshiniengineers.com/Crusher.htm
Gambar 12. Smooth roll
b) Roll yang bergerigi
29
Tipe roll yang mempunyai permukaan yang bergerigi
digunakan untuk memecah bahan yang memiliki tingkat kekerasan
medium sampai high. Roll jenis ini memiliki ketahanan dan energi
yang besar sehingga mampu memecah batuan yang keras dengan
permukaannya yang kasar. Tipe roll yang bergerigi ini baik
digunakan pada single maupun double roll.
Sumber: http://www.darshiniengineers.com/Crusher.htm
Gambar 13. Roll yang bergerigi
c) Roll bergerigi dengan hammer
Tipe roll ini digunakan untuk hasil pengolahan yang lebih
halus. Hasil yang dihasilkan menjadi lebih kecil. Penggunaan roll
ini pada single roll crusher.
30
Sumber: http://www.darshiniengineers.com/Crusher.htm
Gambar 14. Roll bergerigi dengan Hummer
Tipe roll crusher dari gerakan roll (double roll crusher):
a) Dua roll yang bergerak
Pada umumnya roll crusher mengandalkan gerak roll untuk
memecah bahan. Pada single roll, yang bekerja hanya sebuah roll
saja, sehingga dapat diketahui pasti bahwa gerakan rollnya
memutar. Sedangkan pada double roll crusher, ada dua buah roll
yang bekerja. Keduanya adalah roll yang memiliki fungsi sama
yaitu memecah bahan. Karena ada dua buah roll yang bekerja,
dapat dipastikan bahwa gerak roll dapat sama dapat pula tidak.
Tipe dua roll yang bergerak pada double roll crusher berarti kedua
buah roll bergerak bersamaan dengan arah yang berlawanan.
31
b) Satu roll yang bergerak dan satu roll diam
Pada double roll yang mempunyai cara kerja seperti ini,
maka hanya ada satu roll di antara kedua roll yang bergerak
memutar memecah bahan. Sedangkan satu roll tidak bergerak,
fungsinya sebagai penahan pemecahan atau pengolahan bahan.
Sekilas jika dicermati, seperti cara kerja pada single roll, namun
memiliki roll yang berbeda. Tapi dilihat dari fungsinya, maka akan
terlihat berbeda.
Karena dari segi hasil double roll yang memiliki satu buah
roll yang bergerak, memiliki hasil lebih halus dibanding single
roll. Pada tipe roll jenis ini, hanya digunakan pada roll yang
memiliki permukaan halus atau smooth roll. Karena dilihat dari
cara gerak, tidak memungkinkan jika roll dengan permukaan
bergerigi bekerja dengan metode seperti ini .
c. Cone Crusher
Cone Crusher digunakan dalam industri metalurgi, konstruksi,
pembangunan jalan, kimia dan industri fosfat. Cone crusher tepat
untuk batu dan bijih keras dan setengah keras, seperti bijih besi, bijih
tembaga, batu kapur, kuarsa, granite, gritstone, dan sebagainya. Tipe
dari lubang crushing disesuaikan dengan bijih. Standar tipe digunakan
untuk PYZ (penghancuran sekunder) yaitu middle type, untuk PYD
32
(penghancuran tersier) yaitu short-head type untuk penghancuran
pertama dan kedua.
Prinsip dan Mekanisme Cone crusher dimana mesin cone
crusher terdiri dari bingkai, perangkat transmisi, hollow eccentric
shaft, bearing berbentuk mangkuk, penghancur berbentuk kerucut,
springs dan tempat pengaturan tekanan hidrolik untuk mengatur
discharging opening.
Selama masa pengoperasian, motor menjalankan eccentric
shaft shell untuk berbalik melalui poros horisontal dan sepasang bevel
gear. Poros dari crushing cone berayunan dengan kekuatan eccentric
shaft shell sehingga permukaan dari dinding penghancur berdekatan
dengan dinding roll mortar dari waktu ke waktu. Dalam hal ini, bijih
besi dan batu akan tertekan dan kemudian hancur.
Pemanfaatan agregat dalam proyek konstruksi sangatlah luas.
Salah satu pemanfaatan agregat adalah sebagai bahan dasar pembuat
beton dan campuran aspal. Selain itu juga digunakan sebagai bahan
pembuat jalan. Guna mendapatkan kerikil atau batuan pecah yang
sesuai dengan ukuran yang diharapkan maka diperlukan suatu alat
untuk memotong material. Alat pemecah batuan yang digunakan
adalah crusher.
33
Keunggulan dari mesin cone crusher adalah:
1) Tingkat produksi tinggi, kualitas tinggi.
2) Mesin kurang menghentikan waktu.
3) Mudah dalam peraawatan dan rendah biaya
4) Sistem penghancuran yang unik meliputi primer, sekunder, dan
tersier.
Sumber: http://iwanaik.wordpress.com/2010/11/28/grinding/
Gambar 15. Cone crusher
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peremukan
Pada PT. Aman Toebillah Putra dalam memproduksi batubara
menggunakan alat peremuk crusher (double roller crusher). Faktor-faktor
yang mempengaruhi peremukan batubara oleh crusher antara lain (Taggart,
1964):
a. Kuat tekan batuan
34
Ketahanan batuan dipengaruhi oleh kerapuhan (brittlenes) dari
kandungan mineralnya. Struktur mineral yang sangat halus biasanya lebih
tahan dari pada batuan yang berstruktur kasar.
b. Ukuran material umpan
Ukuran material umpan untuk mencapai produk yang baik pada
peremukan adalah kurang dari 85 % dari ukuran bukaan dari alat peremuk.
c. Reduction Ratio (Rasio Peremukan)
Perbandingan ukuran mulut feeder (inlet) A dengan mulut
discharge (outlet) B dinyatakan dengan A/B, dan disebut rasio
peremukan.
d. Arah resultan gaya
Untuk terjadinya suatu peremukan, maka arah resultan gaya
terakhir haruslah mengarah ke bawah. Jika arah resultan gaya terakhir
mengarah ke atas berarti peremukan tidak terjadi melainkan material
hanya akan meloncat-loncat ke atas.
e. Energi peremukan
Energi yang dibutuhkan alat peremuk tergantung dari beberapa
faktor antara lain ukuran umpan, ukuran produk, kapasitas mesin
peremuk, bentuk material, persentase dari waktu berhenti alat peremuk
pada suatu proses peremukan. Besarnya energi yang dibutuhkan untuk
meremuk berkisar antara 0,3 1,5 Kwh/ton.
f. Kapasitas
35
Kapasitas alat peremuk dipengaruhi oleh jumlah umpan yang
masuk setiap jam, berat jenis umpan dan besar setting dari alat peremuk.
4. Gaya- Gaya Yang Bekerja Pada Crusher
Arah-arah gaya tergantung dari kemiringan atau sudutnya. Resultan
gaya akhir arahnya harus ke bawah, yang berarti material itu dapat
dihancurkan. Tapi jika gaya itu arahnya ke atas maka material itu hanya
meloncat-loncat ke atas saja sehingga tidak terjadi peremukan. Gaya-gaya
yang bekerja pada crusher adalah:
a. Gaya Tekan (Aksi)
Merupakan gaya yang dihasilkan oleh gerakan rahang ayun yang
bergerak menekan batuan
b. Gaya Gesek
Merupakan gaya yang bekerja pada permukaan antara rahang diam
maupun rahang ayun dengan batuan.
c. Gaya Gravitasi
Gaya yang dihasilkan akibat adanya berat dari batuan itu sendiri
sehingga bergerak ke bawah.
d. Gaya Yang Menahan (Reaksi)
Merupakan gaya tahan yang dimiliki batuan atas gaya yang timbul
akibat gerakan rahang ayun terhadap rahang diam.
5. Proses Pelaksanaan Produksi
36
Alat ini terdiri dari tiga bagian pendukung utama yaitu stockpile of raw
coal, crusher machine, dan stockpile of coal product. Dari ketiga alat tersebut
setiap alat dari pendukung akan bekerja sesuai dengan fungsinya.
a. Stockpile Of Raw Coal
Stockpile of raw coal adalah: Suatu tempat untuk penumpukan
batubara hasil tambang (ROM) dimana batubara yang ditumpukan di
stockpile ini menandakan belum siapnya batubara tersebut untuk diproses
oleh crusher machine. Hal ini dilakukan dengan banyak pertimbangan-
pertimbangan dan alasan yang sangat masuk akal, sehingga demikian
dilakukanlah hal tersebut. Adapun alasanya sebagai berikut:
1) Karena banyaknya terdapat mineral pengotor yang tercampur pada
batubara, dimana hal ini disebabkan proses pembentukan batubara yang
tidak sempurna, maka dari itu perlu dilakukan penumpukan terlebih
dahulu di stockpile of raw coal agar dapat dilakukan penyortiran
terlebih dahulu.
2) Batubara hasil tambang harus memiliki kadar air yang rendah, dimana
apabila kadar air batubara tersebut besar maka proses akan berjalan
lambat karena seringnya macet pada alat tersebut. Maka dari itu
batubara yang memiliki kadar air 5% - 10% dan dengan kandungan
lumpur 3% terlebih dahulu ditumpuk di stockpile of raw coal agar
batubara yang basah akan kering dengan sendirinya.
3) Batubara yang memiliki nilai kalori rendah maka sebelum dilakukan
proses harus dilakukan blanding dengan batubara yang memilki nilai
kalori tinggi terlebih dahulu, hal ini bertujuan untuk menyamakan nilai
kalori dan sesuai dengan permintaan konsumen.
37
4) Yang terakhir dikarenakan batubara yang berada didalam Crusher
belum selesai diproses, dan ini mengakibatkan batubara hasil tambang
harus diletakkan di Stockpile agar tidak adan waktu yang terbuang pada
Dumptruck.
Sumber: Dokumentasi Penulis
Gambar 16. Stockpile of raw coal
b. Crusher Machine
Crusher machine adalah alat untuk pengolahan batubara, dimana
batubara yang berukuran besar dapat diremukkan menjadi ukuran kecil
dan ukuran juga dapat ditentukan sesuai dengan permintaan konsumen.
Selain untuk pengolahan alat ini juga digunakan untuk penyortiran
material pengotor, dalam alat ini terdapat bagian pendukung, dimana
bagian-bagian itu memiliki kegunaan yang berbeda-beda. Berikut adalah
bagian-bagian dan fungsi dari masing-masing alat yang terdapat pada
halaman 38.
38
Sumber: Dokumentasi Penulis
Gambar 17. Crusher machine
1) Hopper
Hopper adalah tempat penampungan yang berbentuk bak untuk
penumpahan batubara yang yang langsung diambil dari lokasi
penambangan maupun dari stockpile yang akan diproses. Pada bagian
ini terdapat sekat, dimana sekat ini berfungsi untuk menyaring
batubara yang berukuran besar. Apabila batubara yang berukuran
850 mm masuk, maka chut dari grizly feeder akan tersumbat, dan
dapat menghalangi lajunya proses.
Maka dari itu sekat yang dibuat pada tengah-tengah hopper ini
terbuat dari baja berbentuk bulat, dan meruncing keatas hal ini
ditujukan agar batubara yang ditumpahkan dari dumptruck bisa pecah.
Hopper ini berkapasitas isian sekitar 25 ton.
39
Sumber: Dokumentasi Penulis
Gambar 18. Hopper crusher
2) Grizzly Feeder/Pit Spider
Grizzly feeder adalah papan getar yang berbentuk baja dimana
alat ini berfungsi untuk menahan batubara yang meluncur dari hopper
dan akan mengalir pada vibrating screen. Sebelumnya alat ini bekerja
dengan getaran yang keras dengan arah keatas dan kebawah agar
batubara yang akan mengalir pada vibrating scren berjalan dengan
cepat dan sesuai dengan harapan.
Pada instalasi ini ditugaskan dua orang helperman untuk
mengontrol kinerja alat ini, hal ini dikarenakan seringnya terjadi macet
pada chut. Maka helperman ditugaskan untuk ini dan juga
pembersihan kadar lumpur yang dapat menghambat laju kinerja alat.
40
Sumber: Dokumentasi Penulis
Gambar 19. Grizzly Feeder/Pit Spider
3) Vibrating Screen / Penyaring
Vibrating scren adalah rangkaian besi yang berukuran 50
mm dimana tujuan utamanya adalah memisahkan partikel ukuran
besar dengan ukuran kecil. Batubara yang berukuran 50 mm
akan jatuh dan mengalir pada belt convenyor dan batubara yang
berukuran 50 mm akan terus berjalan kebawah menuju dobble
roller crusher. Dan alat inilah yang akan melakukan peremukan
dengan ukuran sesuai dengan permintaan. Dalam proses penyaringan
ini juga memiliki cara kerja yang sama dengan grizzly feeder, baik itu
getaran ataupun hentakan perdetiknya.
41
Sumber:Dokumentasi Penulis
Gambar 20. Vibrating screen/Penyaring
4) Dobble Roller Crusher
Dobble roller crusher adalah mesin peremuk yang dapat
meremukkan material yang berukuran besar hingga menjadi kecil dan
sesuai dengan ukuran yang diinginkan.
Sumber: Dokumentasi Penulis
Gambar 21 . Dobble roller crusher
42
5) Belt Convenyor
Belt convenyor adalah alat untuk pembawa batubara hasil
proses yang diletakkan pada tempat yang telah ditentukan. Alat ini
terbuat dari sabuk karet panjang yang menyatu dari ujung ke ujung
dimana kapasitas dan kecepatannya telah ditentukan oleh mesin
penggeraknya.
Belt convenyor adalah sabuk yang terbuat dari karet dan alat
ini berfungsi untuk membawa batubara yang lolos dari vibrating
screen dimana batubara yang lolos dari vibrating screen berukuran
50mm otomatis batubara yang diangkut oleh belt convenyor halus-
halus. Panjang dari alat ini adalah secara keseluruhan 60 meter, lebar
tumpukan max 0.70 meter, tinggi tumpukan max 0.20 meter.
Dalam proses pengolahan apabila cuaca hujan atau batubara
yang akan diproses dalam keadaan basah, Belt Convenyor adalah alat
yang paling sering macet, dimana sabuk yang terpasang akan sering
berjalan tidak pada tempatnya.
43
Sumber:Dokumentasi Penulis
Gambar 22 . Belt conveyor
6) Control Pannel
Control pannel adalah alat pengontrol atau penggerak mesin
dimana alat ini adalah kunci dari segalanya pada crusher machine,
pada alat ini ada satu operator yang bertugas dimana dia dapat
mengendalikan mesin ini dengan baik, apabila ada terjadi kemacetan
pada belt convenyor atau kerusakan pada mesin lainnya maka mesin
akan dimatikan melalui control pannel tersebut, karena tombol power
berada disini.
Untuk menghidupkan mesin operator harus memperhatikan
daya mesin terlebih dahulu, dimana mesin tidak boleh dinyalakan
dengan sekaligus hal ini dikarenakan tidak kuatnya arus listrik yang
ditopang oleh mesin ini. Penghidupan mesin dimulai dari daya yang
44
paling tinggi hingga yang terendah, yaitu dimulai dari crusher, belt
convenyor, vibrating screen dan yang terakhir yaitu grizzly feeder/pit
spider.
Sumber: Dokumentasi Penulis
Gambar 23. Contol Panel
7) Cabin Of Coal Picking
Cabin of coal picking adalah salah satu upaya yang dilakukan
untuk penyortiran mineral pengotor yang ada seperti pecahan
verburden, clay, ataupun kayu yang ikut terbawa dari ROM,
penyortiran ini dilakukan dengan secara manual yang dilakukan oleh
lima orang hand picker yang ditugaskan untuk itu, Hal ini dilakukan
demi menjaga kualitas batubara. Adapun helper yang melakukan
pekerjaan ini diletakkan di belt convenyor dimana disinilah dapat
dilihat dan diambil secara langsung dengan tangan mineral pengotor
tersebut, agar helper merasa lebih nyaman untuk bekerja maka disini
dibuat pondok untuk pelindung panas dari matahari sekaligus tempat
duduknya.
45
Sumber:Dokumentasi Penulis
Gambar 16. Cabin Of Picking
c. Stockpile Of Coal Product
Stockpile of coal product adalah tempat yang disediakan khusus
untuk batubara yang telah diproses dimana setelah itu batubara akan
dilakukan proses blending dan apabila kalori batubara masih terlalu tinggi
maka akan dilakukan kembali blending dengan batubara yang berkalori
rendah.
Sumber:Dokumentasi penulis
Gambar 25. Stockpile Of Product
46
5.Perhitungan Ketersediaan Crusher pada batubara
Dalam melaksanakan proses sebelumnya harus diketahui seberapa
besarkah efektifitas penggunaannya mesin crusher itu sendiri dalam
pencapaian target produksi. Berikut adalah beberapa pengertian yang dapat
menunjukkan ketersediaan alat mekanik dan efektifitas penggunaanya:
a. Mechanical Avaibility (MA)
Mechanical Avaibility (MA) adalah faktor yang menunjukkan
ketersediaan alat dengan menghitung waktu kerja yang hilang untuk
perbaikan karena alasan mekanis. Rumus yang digunakan adalah:
%100RW
WMA
(Partanto Prodjosumarto, 1996:178-181)
Keterangan:
W = Jumlah jam kerja produksi (Working hours)
R = Jumlah jam perbaikan (Repair hours)
b. Physical Availability (PA)
Physical Availability (PA) adalah faktor yang menunjukkan
ketersediaan operasional alat dengan memperhitungkan waktu kerja yang
hilang karena dipengruhi berbagai alasan. Rumus yang digunakan adalah:
PA = %100xSRW
SW
(Partanto Prodjosumarto, 1996:178-181)
47
Keterangan:
W = Jumlah jam kerja produksi (Working hours)
R = Jumlah jam perbaikan (Repair hours)
S = Jumlah jam standby (Standby hours)
c. Use Of Availability (UA)
Use Of Availability (UA) adalah hal-hal menunjukan beberapa
persen dari waktu yang digunakan untuk beroperasi pada saat alat dapat
beroperasi. Maka digunakan rumus:
UA = %100xSW
W
(Partanto Prodjosumarto, 1996:178-181)
Keterangan:
W = Jumlah jam kerja produksi (Working hours)
S = Jumlah jam standby (Standby hours)
d. Effective Of Utilization (EUt)
Merupakan faktor yang menunjukan beberapa persen dari seluruh
waktu kerja yang tersedia dapat dimanfaatkan sebagai waktu kerja
produktif. Dengan rumus:
EUT = %100xSRW
W
(Partanto Prodjosumarto, 1996:178-181)
Keterangan: W = Jumlah jam kerja produksi (Working hours)
R = Jumlah jam perbaikan (Repair hours)
S = Jumlah jam standby (Standby hours)
48
Dari perhitungan ketersediaan alat tersebut maka akan dapat
dihitung efisiensi optimum kerja alat dengan menggunakan rumus:
EOpt = MA x UA x EUt
(Partanto Prodjosumarto, 1996:178-181)
49
B. Kerangka Pemikiran
Sumber: Penelitian PLI PT. Aman Toebillah Putra
Gambar 26. Bagan Alir Penelitian
PERHITUNGAN PRODUKSI ALAT PEREMUK (crusher)
(Kapasitas Hopper, Belt Conveyor, Crusher)
TERCAPAI TARGET
YA
(Evaluasi dan Rekomendasi)
SELESAI
TIDAK TERCAPAI
TARGET PRODUKSI
(Evaluasi dan Perencanaan
Target)
PERMASALAHAN
IDENTIFIKASI MASALAH
(Belum tercapainya target produksi kebutuhan hauling sebesar 41.000 ton/bulan)
PENGAMBILAN DATA
DATA PRIMER DATA SEKUNDER
- Data produksi crusher
- Data transportir hauling
- Data jam kerja crusher
- Data belt conveyor
- Spesifikasi Alat
- Target produksi
- Data Curah Hujan
- Kapasitas teori crusher
PENGOLAHAN DATA
50
BAB III
METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
A. Jadwal Kegiatan
Kegiatan yang dilakukan selama penelitian bertujuan untuk menemukan dan
menjawab masalah yang telah dirumuskan pada bagian sebelumnya, serta menambah
pengetahuan dan pengalaman tentang teknis perencanaan pekerjaan penambangan dalam
rangka melengkapi pengetahuan teori yang didapat di bangku perkuliahan.
Adapun kegiatan yang dilakukan selama Praktek Lapangan Industri dari tanggal
1 Februari 2014 sampai dengan 16 Maret 2014 (7 minggu) di PT. Aman Toebillah Putra
adalah sebagai berikut:
Tabel 4. Jadwal Kegiatan
No KEGIATAN
MINGGKE KE-
1 2 3 4 5 6 7
1 PENGENALAN
LOKASI
2 KEGIATAN
LAPANGAN
3 PENGUMPULAN
DATA
4 PENGOLAHAN
DATA
5 ANALISA DATA
50
51
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah studi kasus berupa penelitian dalam menyikapi
permasalahan yang menjadi polemik didalam perusahaan serta melalui penulisan
studi kasus ini nantinya akan memberikan solusi yang baik untuk PT. Aman
Toebillah Putra. Eksperimen penelitian berupa identifikasi langsung kelapangan
sehingga dapat diketahui keadaan yang sebenarnya terjadi dilapangan.
C. Jenis Data
Adapun data yang penulis ambil selama melakukan penelitian adalah:
1. Data Primer
Data primer merupakan data-data yang diperoleh dari hasil
pengamatan langsung di lapangan. Pengamatan tersebut meliputi: data jam
alat peremuk, data produksi alat peremuk per hari, dan data-data jam kerja
operator.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data-data yang diperoleh dari literatur-
literatur PT. Aman Toebillah putra dan data-data di kantor perencanaan
tambang terkait untuk mendukung untuk kegiatan penelitian seperti
spesifikasi alat berat, kapasitas teori crusher, dan target produksi perusahaan.
52
D. Variabel Penelitian
Variabel yang diamati yaitu kinerja alat peremuk dalam meremukkan
material serta hambatan-hambatan dalam melakukan kegiatan produksi. Data-data
dilapangan seperti data waktu kerja operator, data waktu kerja alat peremukan,
serta kemampuan produksi harian alat peremuk dalam mencapai target produksi.
E. Desain Penelitian
Mempelajari literatur yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan,
melakukan pengamatan terhadap kondisi alat peremuk (crusher) dan keadaan
peralatannya di lapangan serta proses kegiatan peremukannya, kemudian dilakukan
pengumpulan data dari lapangan dan instansi terkait sebagai dasar dalam menyelesaikan
masalah yang akan dibahas serta sebagai bahan penunjang maupun pelengkap yang
berkaitan dengan pekerjaan tambang terbuka batubara terutama alat peremuk (crusher).
F. Teknik Pengambilan data
Pengumpulan data dilakukan melalui dua tahapan yaitu dengan
mengumpulkan dokumen perusahaan yang berkenaan dengan produksi dari alat
crusher, perawatan crusher dan data langsung di lapangan untuk mengamati
hambatan-hambatan yang terjadi pada alat peremuk (crusher). Dokumen tersebut
berupa produksi crusher per hari. Data inilah yang akan dibandingkan antara data
perusahaan dengan kenyataan di lapangan, apakah sudah berhubungan atau tidak.
G. Teknik Analisis Data
Data yang telah terkumpul dari lapangan dikelompokkan berdasarkan
jenis dan kegunaannya. Data-data tersebut kemudian diolah untuk mendapatkan
53
perkiraan jumlah produksi, dan apabila produksi tidak tercapai, maka perbaikan-
perbaikan pelaksanaan produksi bisa dilakukan sehingga nantinya diharapkan
jumlah produksi pun bisa tercapai.
Dari data-data yang diperoleh, selanjutnya akan dilakukan analisis
terhadap produksi penambangan dan produksi masing-masing crusher. Dari
analisis ini dibuat dengan melakukan evaluasi masing-masing alat peremuk. Jadi
jika ada ditemukan masalah tentang jumlah produksi maka permasalahan bisa
ditentukan dan bisa diperbaiki.
Dalam analisis ini juga kita menganalisa tentang segala proses untuk
mencapai produksi, mulai dari proses penambangan, proses pengolahan dan
proses transportasi sehingga bisa didapatkan kesimpulan tentang kondisi
penambangan dan pengolahannya sehingga kebutuhan hauling bisa terpenuhi.
1
H. Data Penelitian
1. Data
Setelah mengikuti dan melaksanakan kegiatan Praktek Lapangan
Industri (PLI) di PT. Aman Toebillah Putra maka penulis mengambil data
yang dibutuhkan untuk penulisan Laporan Praktek Lapangan Industri dan
Proyek Akhir, adapun data yang diperoleh dari PT. Aman Toebillah Putra
(ATP) adalah sebagai berikut:
a. Hauling
Proses pengangkutan batubara dari stockpile PT. Aman
Toebillah Putra jobsite Lahat ke pelabuhan yang berada di Palembang
yaitu menggunakan dumptruck. Data jumlah transportir hauling dan
tonasenya pada bulan Februari 2014 terlampir pada tabel 5.
b. Crusher
Untuk kegiatan peremukan (crushing) PT. Aman Toebillah Putra
menggunakan alat crusher dengan system kerja Double Roller Crusher.
Berikut ini adalah data jam kerja siap pakai, jam perbaikan, dan
jam delay alat peremuk (crusher) di PT. Aman Toebillah Putra pada
bulan Februari 2014 pada table 6 di halaman 56.
54
55
Tabel 5. Transportir hauling Bulan Februari 2014
Tanggal Jumlah Unit Tonase
(ton)
Akumulatif
1-Feb-14 173 2,035.22 2,035.22
2-Feb-14 51 589.44 2,624.66
3-Feb-14 138 1,555.2 4,179.86
4-Feb-14 0 0 4,179.86
5-Feb-14 158 1,723.37 5,903.23
6-Feb-14 65 735.36 6,638.59
7-Feb-14 132 1,601.75 8,240.34
8-Feb-14 86 973.97 9,214.31
9-Feb-14 141 1,567.44 10,781.75
10-Feb-14 188 2,071.54 12,853.29
11-Feb-14 184 1,998.53 14,851.82
12-Feb-14 198 2,223.54 17,075.36
13-Feb-14 160 1,781.02 18,856.38
14-Feb-14 57 669.08 19,525.46
15-Feb-14 62 687.42 20,212.88
16-Feb-14 136 1,535.53 21,748.41
17-Feb-14 126 1,411.64 23,160.05
18-Feb-14 91 1,049.62 24,209.67
19-Feb-14 155 1,726.78 25,936.45
20-Feb-14 171 1,898.68 27,835.13
21-Feb-14 149 1,668.17 29,503.3
22-Feb-14 121 1,355.53 30,858.83
23-Feb-14 168 1,933.44 32,792.27
24-Feb-14 126 1,445.63 34,237.9
25-Feb-14 127 1,406.6 35,644.5
26-Feb-14 179 1,993.21 37,637.71
27-Feb-14 157 1,765.68 39,403.39
28-Feb-14 131 1,468.45 40,871.84
Total 3,630 40,871.84 40,871.84 Sumber: Dept Produksi PT. Aman Toebillah Putra
Keterangan: Tidak ada Hauling
56
Tabel 6. Jam kerja, jam perbaikan, dan jam delay crusher
Tanggal Jam Kerja
(jam)
Jam
Perbaikan
(jam)
Jam Delay
(jam)
1-Feb-14 8.5 5 1
2-Feb-14 6 12 0.25
3-Feb-14 5.25 6.75 0
4-Feb-14 4.25 0 0.25
5-Feb-14 8 5 0.5
6-Feb-14 3.25 0 0
7-Feb-14 3.75 1.75 0.5
8-Feb-14 4.5 0 0.25
9-Feb-14 7.25 2.5 0
10-Feb-14 8.5 12 1
11-Feb-14 8.75 4.5 0.75
12-Feb-14 9.25 7 0
13-Feb-14 8 0 0.75
14-Feb-14 4.5 1.75 1
15-Feb-14 4 0 0.5
16-Feb-14 7.25 1.75 0.75
17-Feb-14 7.5 0 0
18-Feb-14 6 3.25 1
19-Feb-14 8 0 0.5
20-Feb-14 9 1 0
21-Feb-14 7.25 0.5 0.25
22-Feb-14 8.5 0 0.5
23-Feb-14 9.25 7.25 0
24-Feb-14 3.75 0 0.5
25-Feb-14 7.5 2.5 0.25
26-Feb-14 6.75 12 0.75
27-Feb-14 7 1 0.5
28-Feb-14 7.25 0.5 0.5
Total 188.75 88 12.25 Sumber:Dept Produksi PT. Aman Toebillah Putra
Keterangan: Tidak ada jam perbaikan dan jam delay
57
Tabel 7. Data Jam Terhenti Crusher PT. ATP
Jam Terhenti
Tanggal Jam
Istirahat
Change
Shift
Hujan Conveyor
Lengket
Cleaning Tidak
Dioperasikan
Lain
1-Feb-14 2 2 0 0 0 10.5 0
2-Feb-14 2 2 2.75 0.25 0 11 0
3-Feb-14 1 0 0 0 0 0 0.75
4-Feb-14 2 2 3 2.5 0 10 0
5-Feb-14 2 2 10.25 0.5 0.5 0 0
6-Feb-14 2 2 7 7.25 0 2 0
7-Feb-14 1 2 5 3.5 0 1.5 0
8-Feb-14 2 2 0 0 0 10.25 0
9-Feb-14 2 2 0 0 0 10 0
10-Feb-14 2 2 0 0 0 10 0.75
11-Feb-14 2 2 0 0 0 10 0.5
12-Feb-14 2 2 0 0 0 10.25 0.5
13-Feb-14 1 0 0.5 0 0 0 0
14-Feb-14 3 2 0.75 4 0 5.25 0
15-Feb-14 1 2 0 0 0 10 0
16-Feb-14 2 2 0 0 0 10 0
17-Feb-14 2 2 0 0 0 10.25 0
18-Feb-14 1 2 0 0 0 10 0
19-Feb-14 2 2 0 0 0 10 0
20-Feb-14 2 2 7.25 0.25 0 2.5 0
21-Feb-14 3 1.5 5 2 0 5 0
22-Feb-14 1 2 6.5 1.5 0 4 0
23-Feb-14 2 2 0.75 5.5 0 4 0
24-Feb-14 1 2 0 0 0 10 0
25-Feb-14 2 2 1 10 0 1.25 0
26-Feb-14 2 0 0 0 0 0 1
27-Feb-14 2 2 0 0.5 0 10 1
28-Feb-14 3 2 3 3.75 0 4 0
Total
(jam)
52 49.5 53.25 41.5 0.5 181.75 4.5
Sumber: Dept Produksi PT. Aman Toebillah Putra
58
Tabel 8. Produktifitas Crusher
Tanggal Total Ton Ton/Hour
(work)
Ton/Hour
(operation)
1-Feb-14 1,470.739 173.02 154.81
2-Feb-14 1,200 200 200
3-Feb-14 1,061.537 202.19 202.19
4-Feb-14 880 207.05 195.55
5-Feb-14 1,768.138 221.01 214.31
6-Feb-14 689.826 212.25 183.95
7-Feb-14 802.404 213.97 188.80
8-Feb-14 1,034.739 229.942 217.83
9-Feb-14 1,278.207 176.30 154.93
10-Feb-14 1,785.432 210.05 193.01
11-Feb-14 1,805.721 206.36 190.07
12-Feb-14 1,826.01 197.40 197.40
13-Feb-14 1,481.097 185.13 185.13
14-Feb-14 669.537 148.78 148.78
15-Feb-14 680 170 170
16-Feb-14 1,640 226.20 198.78
17-Feb-14 1,712.762 228.36 214.09
18-Feb-14 1,191.271 198.54 176.48
19-Feb-14 1,602.831 200.35 178.09
20-Feb-14 1,787.941 198.66 188.20
21-Feb-14 1,386.647 191.26 184.88
22-Feb-14 1,572.225 184.96 174.69
23-Feb-14 1,972.029 213.19 202.25
24-Feb-14 902.601 240.69 240.69
25-Feb-14 1,522.872 203.04 196.49
26-Feb-14 1,322.469 195.92 176.32
27-Feb-14 1,413 201.85 188.4
28-Feb-14 1,526.4 210.53 196.95
Total 37,986.435 5733 5291,44
Rata-rata 1356,65 204,75 188,98
Sumber: Dept Produksi PT. Aman Toebillah Putra
59
Tabel 9. Massa, waktu,dan kecepatan belt conveyor
No
Massa
(kg/m)
Massa
(ton/m)
Waktu
(detik/m)
V
(m/detik) (m/jam)
1 38,40 0,03840 1,47 1,47 5.292
2 38,20 0,03820 1,44 1,44 5.184
3 38,15 0,03815 1,49 1,49 5.364
4 38,45 0,03845 1,47 1,47 5.292
5 38,60 0,03860 1,45 1,45 5.220
6 38,85 0,03885 1,52 1,52 5.472
7 38,56 0,03856 1,49 1,49 5.364
8 38,60 0,03860 1,47 1,47 5.292
9 38,78 0,03878 1,51 1,51 5.436
10 38,42 0,03842 1,48 1,48 5.328
11 38,20 0,03820 1,45 1,45 5.220
12 38,88 0,03888 1,47 1,47 5.292
13 38,10 0,03810 1,49 1,49 5.364
14 38,15 0,03815 1,48 1,48 5.328
15 38,65 0,03865 1,50 1,50 5.400
total 576,99 0,57699 22,18 22,18 79.848
Rata-rata 38,466 0,038466 1,48 1,48 5.323,2
Sumber: Data Penelitian PLI PT. Aman Toebillah Putra
60
BAB IV
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Pengolahan Data
1. Perhitungan Kapasitas Hopper
Kapasitas hopper pada alat crhuser dapat dicari dengan rumus
sederhana yang biasa digunakan pada pencarian volume suatu bangun.
Volume bangun I.
Volume= panjang lebar tinggi
Volume bangun II
alasluasatapluasalasluasatapluastinggiVolume 22(3
1
(Sumber: Trisna Suwaji, Permasalahan Pembelajaran Geometri Ruang,SMP, 2008)
Volume bangun I
Volume = 4 m 4 m 1 m
= 16 m3
Volume bangun II
)2,142,14(1,23
1 2222Volume
)44,1744,17(1,23
1Volume
61,217,0Volume
33,15 mVolume
60
61
Kapasitas maxsimal Hopper:
BatubaraBjHopperVolumeK
333 /3,1)13,1516( mtonmmK
TonK 46,40
4 m
I 4 m 1m
II
2.1m
1.2 m
2. Perhitungan Ketersedian Crusher
Data kesediaan alat dari hasil yang diperoleh selama mengikuti
kegiatan dilapangan yang dimulai pada tanggal 1 Februari 16 Maret
2014 pada P.T Aman Toebillah Putra maka diperoleh jam kerja, jam
perbaikan, dan jam standby pada bulan Februari di halaman 62.
62
a. Hari kerja selama 1 bulan = 28 hari
b. Jam kerja (W) 8 jam 28 hari = 224 jam/bulan
c. Jam reparasi (R) 3,14 jam 28 hari = 41,49 jam/bulan
d. Jam standby (S) 0,43 jam 28 hari = 12,25 jam/bulan
Maka perhitungan ketersedian alat peremuk (crusher) adalah:
1) Mechanical avaibility (MA)
MA = RW
W x 100 %
= 88224
224 x 100 %
= 89%
2) Use of Utilation (UA)
UA = SW
W x 100 %
= 25,12224
224 x 100 %
= 94,%
3) Physical Availability (PA)
PA = %100xSRW
SW
PA = %10025,1288224
25,12224x
= 72%
63
4) Effective Of Utilization (Eut)
EUT = %100xSRW
W
%10025,1288224
224EUt
= 69%
3. Perhitungan Kapasitas Angkut Nyata Belt Conveyor
a. Kpasitas angkut nyata belt conveyor perjam
P = V G
= 5.323,71 m/jam 0,03846 ton/m
= 204,75 ton/jam
b. Kapasitas angkut nyata belt conveyor perbulan
P = V G T MA UA
= 5.323,71 0,03846 224 0,89 0,94
= 38.369,80 ton/bulan
4. Perhitungan Kebutuhan Hauling
Data kebutuhan hauling dari hasil yang diperoleh selama
mengikuti kegiatan dilapangan yang dimulai pada tanggal 1 Februari 16
Maret 2014 pada P.T Aman Toebillah Putra maka diperoleh data jumlah
hauling dan data jumlah tonasenya pada bulan Februari sebagai berikut:
a. Hari kerja selama 1 bulan = 28 hari
b. Kapasitas rata-rata hauling = 11.27 ton
c. Jumlah hauling 130 unit/hari x 28 hari = 3640 unit/bulan
d. Jumlah kebutuhan hauling 130 x 11.27 x 28 = 41.022,8 ton/bulan.
64
B. Hasil Analisis
Berdasarkan hasil penelitian yang diikuti oleh penulis, dan data yang
diperoleh dari departemen produksi PT. Aman Toebillah Putra mulai tanggal 1
Februari sampai dengan tanggal 28 Februari 2014, produksi nyata alat
peremuk (crhuser) adalah: 37,986.44 ton/bulan Sedangkan kebutuhan hauling
ke pelabuhan adalah 40,871.84 ton/bulan maka dapat diartikan bahwa
pencapaian produksi untuk memenuhi kebutuhan hauling ke pelabuhan belum
tercapai dengan maksimal.
Untuk menanggulangi masalah tersebut maka langkah yang dapat
diambil adalah mengurangi waktu hambatan yang terjadi. Mengurangi waktu
hambatan adalah salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan kinerja
crusher. Adapun waktu hambatan yang harus dikurangi adalah sebagai
berikut:
1. Waktu hambatan yang terjadi pada persipan alat seperti untuk pengisian
BBM, pengecekan peralatan, pembersihan, pelumasan alat, dan lainnya
sebelum kerja dimulai.
2. Kepekatan material olahan, ini terjadi akibat material yang akan diproses
basah dan mengakibatkan belt conveyor lengket dan terpaksa belt
conveyor dihentikan untuk sementara waktu, selama pembersihan belt
conveyor yang mengandung lumpur dilakukan. Seharusnya material yang
masih dalam keadaan basah lebih baik ditumpuk di stock pile terlebih
dahulu.
65
3. Masuknya material berukuran besar yang sering kali terjadi dan
mengakibatkan mesin harus dihentikan sementara, seharusnya material
yang berukuran besar dipecahkan oleh excavator terlebih dahulu sebelum
dimasukkan kedalam hopper.
4. Tunggu daya merupakan hambatan yang tidak bisa diduga, ini dikarenakan
terjadi karena tegangan rendah atau listrik mati.
5. Penggantian peralatan yang rusak, seharusnya forment atau operator
crusher lapangan terlebih dahulu mencek peralatan apakah siap pakai atau
tidak, dan ini jangan sampai terjadi karena sangat banyak memakan waktu.
C. Pembahasan
Tujuan dari penilaian ketersediaan alat adalah untuk mengetahui
kemampuan alat peremuk (crusher) dan sampai sejauh mana produktifitas
alat tersebut bisa ditingkatkan. Dari data yang diperoleh selama penelitian
diketehui bahwa perhitungan ketersedian alat peremuk (crusher) adalah:
1. MA = 89%
2. UA = 94%
3. UA = 72%
4. Eut = 69%
5. Eopt = 57%
66
Perhitungan setelah perbaikan pada waktu hambatan yang ada
a. Hari kerja selama 1 bulan = 28 hari
b. Jam kerja (W) 8 jam 28 hari = 224 jam/bulan
c. Jam reparasi (R) 0,43 jam 28 hari = 12 jam/bulan
d. Jam standby (S) 0,42 jam 28 hari = 12 jam/bulan
Maka Perhitungan ketersediaan alat peremuk (crusher) adalah
Mechanical avaibility (MA)
MA = RW
W x 100 %
= 12224
224 x 100 %
= 95%
Use of Utilation (UA)
UA = SW
W x 100 %
= 12224
224 x 100 %
= 95%
Physical Availability (PA)
PA = %100xSRW
SW
PA = %1001212224
12224x
= 96%
67
Effective Of Utilization (Eut)
EUT = %100xSRW
W
%1001212224
224EUt
= 91%
Dari data diatas dapat diketahui kapasitas angkut nyata belt
conveyor sebagai berikut:
a. Kapasitas angkut nyata belt conveyor perjam
P = V G
= 5.323,71 m/jam 0,03846 ton/1m
= 204,75 ton/jam
b. Kapasitas angkut nyata belt conveyor perbulan setelah perbaikan:
P = V G T MA UA
= 5.323,71 0,03846 224 0,95 0,95
= 41.392,1 ton/bulan
Setelah dilakukan evaluasi pada kinerja crusher diharapkan target
produksi perusahaan dalam memenuhi kebutuhan hauling ke pelabuhan
dapat tercapai yaitu 40.871,84 ton/bulan (41.000,00 ton/bulan) dan hauling
tidak akan mengalami antrian dalam pengisian batubara di stockpile karena
stock batubara yang telah di produksi crusher telah mencukupi. Dimana
dengan mengurangi waktu hambatan yang ada, mengurangi waktu
perbaikan, dan memaksimalkan waktu standby tanpa menambah jam kerja
maka target produksi dalam memenuhi kenutuhan hauling akan terpenuhi.
68
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil pengamatan, penelitian dan perhitungan terhadap unit alat
peremuk crusher batubara di PT. Aman Toebillah Putra, yang dikaji secara
teknis terhadap unit alat peremuk yang telah diuraikan pada bab-bab
sebelumnya. Maka dari itu penulis dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Berdasarkan hasil Pengamatan dan pengukuran dilapangan bahwa
produktifitas alat crusher belum maksimal dimana target produksi crusher
adalah 40.871,84 ton/bulan sedangkan yang mampu dicapai adalah
37,986.44 ton/bulan.
2. Alat peremuk (crusher) pada PT. Aman Toebillah Putra memiliki
kapasitas teori sebesar 300 ton/jam sementara pada kapasitas nyatanya
hanya mampu 204,75 ton/jam.
3. Efektifitas alat crusher di PT. Aman Toebillah Putra mengalami
peningkatan setelah dilakukannya pengurangan waktu hambatan yang
terjadi. Mechanical avaibility (MA) yaitu dari 89% menjadi 95%, Use of
availability (UA) dari 93% menjadi 95%, Effektive of utilization (EUT)
dari 69% menjadi 91%, Efektif optimum (Eopt) dari 57% menjadi 82%.
4. Setelah dilakukan evaluasi kajian teknis dengan mengurangi waktu
hambatan yang terjadi, waktu stanby, waktu perbaikan, maka target
produksi 41.392,1 ton/bulan dalam rangka memenuhi kebutuhan hauling
ke pelabuhan akan tercapai.
68
69
B. Saran
Dengan memperhatikan beberapa permasalahan yang terkait dalam upaya
meningkatkan produksi alat crusher, maka saran yang dapat penulis berikan adalah
sebagai berikut:
1. Perlunya pengoptimalan pada penanganan parting (pengotor) di lapangan
(ROM), sebelum pangangkutan batubara dari lokasi penambangan menuju
stockpile, dan dilanjutkan oleh hand picker, yaitu pekerja yang bertugas
untuk memisahkan material-material non batubara seperti coalisill,
blacksill, batu, kayu dan lain-lain yang terbawa masuk kedalam hopper,
sehingga tidak mengganggu kerja doblle roller (peremuk batubara).
2. Perlunya memperhatikan ukuran material/pengumpan sebelum
dimasukkan kedalam hopper oleh operator alat muat, karena material yang
terlalu besar akan menghambat turunnya batubara dari hopper menuju
grizzly feeder. Untuk mengatasinya harus mematikan alat crusher dalam
beberapa menit, maka hal ini akan mengurangi produktifitas alat crusher.
3. Seharusnya batubara yang dibawa dari lokasi penambangan yang masih
dalam keadaan basah harus diletakkan terlebih dahulu pada stockpile
sehingga mengering dengan sendirinya, karena batubara yang masih dalam
keadaan basah akan menyebabkan belt conveyor lengket, hal tersebut
sangat berpengaruh dalam pencapaian target produksi,
4. Perlunya pengawasan waktu kerja, pengontrolan, dan pemeliharaan rangkaian
peralatan peremuk secara disiplin, agar kemungkinan terbuangnya waktu kerja
dan kerusakan mesin-mesin akibat human error dapat dihindari.
70
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, Laporan, Data-data, dan Arsip PT. Aman Toebillah Putra, 2014
Hutagalung, Muliadi. (2011). Optimalisasi Produktivitas Crushing Plant Untuk
Pencapaian Target Produksi 25.000 Ton/bulan pada PT. Nusa Alam
Lestari, Site Sapan Dalam Kecamatan Talawi Sawahlunto. Proyek Akhir.
Universitas Negeri Padang.
Iwan, Maliq. (2010). Alat-alat Industri Kimia. Grinding dan Sizing.
http://iwanaik.wordpress.com/2010/11/28/grinding/. Diakses:20 Maret 2014.
Partanto, Ir. (1996), Pemindahan Tanah Mekanis. Bandung: Jurusan Teknik
Pertambangan, Institut Teknologi Bandung.
Raimon Kopa. (2013). Panduan Pelaksanaan Proyek Akhir/ Pengalaman
Lapangan Industri Program Studi D3 Teknik Pertambangan UNP. Padang:
Jurusan Teknik Pertambangan UNP.
Rage,Heldo. (2012). Optimalisasi Produktivitas Crusher dalam Memenuhi Target
Produksi Batu Kapur PT. Semen Padang di Bukit Karang Putih, Indarung,
Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang. Proyek Akhir. Universitas
Negeri Padang.
Taggart, AF, Handbook Of Mineral Dressing, John Willey and Son, Inc, New York,
London and Sidney, 1953.
Trisna Suwaji. (2008). Permasalahan Pembelajaran Geometri Ruang,SMP.
Wijayanto, Domas. (2010) Roll Crusher. http://domas09.blogspot.sg/2013/02/roll-
crusher.html. Diakses: 25 Maret 2014.
Yanuar Kiram. (2011). Petunjuk Penulisan Tugas Akhir Universitas Negeri
Padang. Padang: Universitas Negeri Padang.
71
LAMPIRAN I
PETA IUP PT. AMAN TOEBILLAH PUT
Sumber: Dept Engineering PT. Aman Toebillah Putra
55
56
55
56
57
top related