Top Banner

of 90

Proyek Akhir Dicky Sevendra Teknik Pertambangan Universitas Negeri Padang

Oct 05, 2015

Download

Documents

Dicky Mine

“Evaluasi Teknis Produksi Crusher untuk Memenuhi Kebutuhan Hauling ke Pelabuhan pada Bulan Februari 2014 di PT. Aman Toebillah Putra”
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • PROYEK AKHIR

    Evaluasi Teknis Produksi Crusher untuk Memenuhi Kebutuhan Hauling ke Pelabuhan pada Bulan Februari 2014 di PT. Aman Toebillah Putra

    Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

    untuk Menyelesaikan Program Studi D-3 Teknik Pertambangan

    Oleh:

    DICKY SEVENDRA

    BP: 2011/1105122

    Konsentrasi : Pertambangan Umum

    Program Studi : D-3 Teknik Pertambangan

    Jurusan : Teknik Pertambangan

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS NEGERI PADANG

    PADANG

    2014

  • BIODATA

    I. DATA DIRI

    Nama Lengkap : Dicky Sevendra

    No.BP : 2011/1105122

    Tempat/Tanggal Lahir : Bukittinggi/22 Desember 1992

    Jenis Kelamin : Laki-laki

    Nama Ayah : Muchtar

    Nama Ibu : Syamsimar

    Jumlah Saudara : 7 Orang

    Alamat Tetap : Lubuk Gading 1

    Pengembangan Blok HH No 2

    Lubuk Buaya Kota Padang

    II. DATA PENDIDIKAN

    Taman Kanak-Kanak : TK Cahaya Bunda Ls. Kadap

    Sekolah Dasar : SD Negeri 03 Langsat Kadap

    Sekolah Lanjutan Pertama : SMP Negeri 7 Padang

    Sekolah Menengah Umum : SMA Negeri 2 Padang

    Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Padang

    III. DATA PROYEK AKHIR

    Tempat Kerja : PT. Aman Toebillah Putra

    Tanggal Kerja Praktek : 31 Januari 16 Maret 2014

    Topik Bahasan :Evaluasi Teknis Produksi Crusher untuk Memenuhi

    Kebutuhan Hauling ke

    Pelabuhan pada Bulan

    Februari 2014 di PT. Aman

    Toebillah Putra

    Tanggal Sidang Proyek Akhir : 25 April 2014

    Padang, 25 April 2014

    Dicky Sevendra

    NIM: 2011/1105122

    v

  • RINGKASAN

    PT. Aman Toebillah Putra adalah perusahaan yang bergerak pada usaha

    pertambangan batubara. PT. Aman Toebillah Putra melakukan usaha

    pertambangan di Desa Tanjung Baru, Kecamatan Merapi Barat, Kabupaten Lahat,

    Provinsi Sumatera Selatan. PT. Aman Toebillah Putra bekerja sama dengan

    PT. Sinar Baru Wijaya Perkasa (SBWP) sebagai kontraktor atau pihak penambang

    dan juga bekerja sama dengan PT. Sinar Musi Jaya (SMJ) sebagai pihak

    transportir.

    PT. Aman Toebillah Putra menggunakan metode tambang terbuka (open

    pit mining), dimulai dari survei pemetaan, pembersihan lahan (land clearing),

    pengupasan top soil dan pengangkutan, pengupasan tanah penutup (overburden)

    dan pengangkutan, pembersihan lapisan atas batubara (cleaning), penambangan

    batubara, pengolahan batubara, pemasaran, dan reklamasi lahan pasca tambang.

    Dalam pengoperasiannya, alat muat yang digunakan oleh perusahaan adalah

    excavator jenis caterpilar, sedangkan alat angkut yang digunakan adalah dump

    truck Nissan CWB dan dumptruck Iveco.

    Berdasarkan pengamatan dilapangan, kegiatan pengecilan ukuran batubara

    oleh crusher mengalami sedikit permasalahan, ini dikarenakan belum tercapainya

    target produksi dalam memenuhi kebutuhan hauling ke pelabuhan yang

    diharapkan yaitu 40,871.46 ton/bulan dengan asumsi kapasitas angkut nyata belt

    conveyor per jam dikalikan jam kerja dalam satu bulan, sedangkan batubara yang

    dapat diproses pada crusher hanya 37,986.44 ton/bulan. Untuk memenuhi target

    produksi kebutuhan hauling tersebut agar tidak terjadinya antrian hauling di

    stockpile maka hal yang harus dilakukan adalah mengurangi waktu standby yang

    ada dan juga waktu hambatan yang sering terjadi.

    Dengan dilakukan perbaikan yaitu dengan cara pengurangan waktu

    hambatan dengan maksimal, maka target produksi dapat tercapai yaitu 40,871.46

    ton/bulan (41.000 ton/bulan) dengan asumsi tanpa penambahan jumlah karyawan

    dan jam kerja.

    vi

  • ABSTRACK

    PT. Aman Toebillah Putra is corporate one move on coal mining effort.

    PT. Aman Toebillah Putra does mining effort at Tanjung Baru village, Merapi's

    district West, Lahat's regency, South Sumatra province. PT. Aman Toebillah

    Putra works to equal PT. Sinar Baru Wijaya Perkasa (SBWP) as contractor or

    mineworker party and also working equal to PT. Sinar Musi Jaya (SMJ) as side

    as transportir. PT. Aman Toebillah Putra utilizes to methodic strip mine (open pit

    mining), begun from mapping survey, cleansing of farm ( land clearing ), peel top

    soil and transportation, closing soiled peel( overburden ) and transportation,

    cleansing of coal flake( cleaning ), coal mining, coal processing, marketing, and

    pasca's farm reclamation mines. In its operation, tool loads that utilized by firm is

    excavator type caterpilar , meanwhile transport tool that is utilized is dump truck

    Nissan CWB and dumptruck Iveco. Base watch at field, size minimizing activity

    coal by crusher experience few about problem, this because of was reached its

    production target in meets the need hauling to expected porting which is 40,871.

    46 tons / moons with assuming capacity transports reality belt conveyor per hour

    was multiplied by man hour in a one month, meanwhile coal who can be

    processed on crusher just 37,986.44 tons / moons. For meeting requirement

    production target hauling that in order not to its happening queue hauling at

    stockpile therefore thing which shall be done is reduce time standby whatever

    available and also interference time that often happens. With done by repair

    which is by resistive time cut back with maximal, therefore production target can

    be reached which is 40,871.46 tons/moons (41. 000 ton/moon) with assumption

    without amount increase fires an employee and man hour.

    vii

  • KATA PENGANTAR

    Syukur Alhamdulillah Penulis ucapkan Kepada Allah SWT yang telah

    memberikan Nikmat-Nya yang tiada terkira salah satunya berupa kesempatan

    kepada penulis untuk dapat menyelesaikan Proyek Akhir ini dengan baik dan

    lancar. Pada Peroyek Akhir ini penulis mengambil Topik Bahasan Evaluasi

    Teknis Produksi Crusher untuk Memenuhi Kebutuhan Hauling ke Pelabuhan

    pada Bulan Februari 2014 di PT. Aman Toebillah Putra. Proyek Akhir ini

    disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan pada Program

    Studi Diploma-3 Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik Universitas Negeri

    Padang. Penulis sangat berterimakasih atas Semua fasilitas, bantuan, bimbingan

    dan saran yang sangat membangun yang telah penulis terima dari:

    1. Orang Tua tercinta beserta keluarga yang telah memberikan dukungan moril

    berupa semangat untuk menyelesaikan Studi dan dukungan materil yang tidak

    terhingga dalam menyelesaikan Laporan Pengalaman Lapangan Industri ini.

    2. Bapak Dedi Yulhendra, ST,M.T. Selaku Dosen Pembimbing yang telah

    bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, sehingga penulis

    dapat menyelesaikan Proyek Akhir ini.

    3. Bapak Drs.Bahrul Amin, ST, M.Pd, Selaku Ketua Unit Hubungan Industri

    Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.

    4. Bapak Drs.Bambang Heriadi,M.T dan Ibu Fadhillah S.Pd M.si selaku Ketua

    dan Sekretaris Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas

    Negeri Padang.

    viii

  • 5. Bapak Drs.Tamrin Kasim,M.T Selaku Ketua Program Studi Diploma-3

    Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.

    6. Seluruh Dosen Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas

    Negeri Padang.

    7. Bapak Exwil Naldo, A.md Selaku Mine Planer PT. Aman Toebillah Putra

    sekaligus Pembimbing Lapangan yang sangat aktif dalam memberikan saran-

    saran kepada penulis.

    8. Seluruh Karyawan dan Karyawati PT. Aman Toebillah Putra yang ada

    dikantor dan dilapangan.

    9. Seluruh Alumni dan Senior Teknik Pertambangan Universitas Negeri Padang.

    10. Seluruh rekan-rekan serta teman-teman yang telah memberikan dukungan dan

    semangat yang tidak dapat penulis sebut satu persatu.

    Semoga Bantuan yang telah diberikan menjadi amal dan pahala yang

    sebesar-besarnya dari Allah SWT.

    Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Proyek Akhir ini masih

    terdapat kekurangan. Karenanya penulis sangat senang sekali jika ada saran dan

    kritikan dari berbagai pihak demi perbaikan dimasa mendatang. Semoga Laporan

    Pengalaman Lapangan Industri ini bermanfaat bagi kita semua, terkhusus bagi

    penulis sendiri.

    Padang, 25 April 2014

    Penulis

    ix

  • DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL i

    LEMBAR PENGESAHAN PROYEK AKHIR ii

    LEMBAR PENGESAHAN UJIAN PROYEK AKHIR iii

    SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT iv

    BIODATA v

    RINGKASAN vi

    ABSTRAK vii KATA PENGANTAR viii

    DAFTAR ISI x

    DAFTAR GAMBAR xi

    DAFTARTABEL xiii

    DAFTAR LAMPIRAN xiv

    BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1

    B. Identifikasi Masalah 2

    C. Batasan Masalah 2

    D. Perumusan Masalah 2

    E. Maksud dan Tujuan Penelitian 2

    F. Kegunaan Penelitian 3

    BAB II. KAJIAN PUSTAKA

    A. Kajian Teoritis 4

    B. Kerangka Pikir 49

    BAB III. METODELOGI PEMECAHAN MASALAH A. Jadwal Kegiatan 50

    B. Jenis Penelitian 51

    C. Jenis Data 51

    D. Variabel Penelitian 51

    E. Desain Penelitian 52

    F. Teknik Pengambilan Data 52

    G. Teknik Analisa Data 52

    H. Data Penelitian 54

    BAB IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

    A. Pengolahan Data 60

    B. Hasil Analisi Data 64

    C. Pembahasan 65

    BAB V. PENUTUP

    A. Kesimpulan 69

    B. Saran 70

    DAFTAR PUSTAKA 71

    LAMPIRAN 72

    x

  • DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 1. Peta IUP PT. Aman Toebillah Putra 5

    Gambar 2. Peta Kesampaian Daerah PT. Aman Toebillah Putra 6

    Gambar 3. Peta Kesampaian Daerah PT. Aman Toebillah Putra 7

    Gambar 4. Statigrafi Cekungan Sumatera Selatan 10

    Gambar 5. Litologi PT. Aman Toebillah Putra 13

    Gambar 6. Peta Topografi PT. Aman Toebillah Putra 14

    Gambar 7. Peta Lapisan Batubara PT. Aman Toebillah Putra 16

    Gambar 8. Jaw crusher system blake 21

    Gambar 9. Jaw crusher system dodge 22

    Gambar 10. Single roll crusher 25

    Gambar 11. Double roll crusher 27

    Gambar 12. Smooth roll 28

    Gambar 13. Roll yang bergerigi 29

    Gambar 14. Roll bergerigi dengan Hummer 30

    Gambar 15. Cone crusher 33

    Gambar 16. Stockpile Of Raw Coal 37

    Gambar 17. Crusher Machine 38

    Gambar 18. Hopper Crusher 39

    Gambar 19. Grizzly Feeder 40

    Gambar 20. Vibrating Screen 41

    Gambar 21. Double Roller Crusher 41

    xi

  • Gambar 22. Belt Conveyor 43

    Gambar 23. Control Panel 44

    Gambar 24. Cabin Of Picking 45

    Gambar 25. Stockpile Of Product 45

    Gambar 26. Bagan Alir Penelitian 49

    xii

  • DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 1. Cadangan Batubara PT. Aman Toebillah Putra 17

    Tabel 2. Keunggulan dari single roll dan double roll crusher 27

    Tabel 3. Kekurangan dari single roll dan double roll crusher 27

    Tabel 4. Jadwal Kegiatan 50

    Tabel 5. Transportir hauling Bulan Februari 2014 55

    Tabel 6. Jam kerja, jam perbaikan, dan jam delay crusher 56

    Tabel 7. Data Jam Terhenti Crusher PT. ATP 57

    Tabel 8. Produktifitas Crusher 58

    Tabel 9. Massa, Waktu,dan Kecepatan Belt Conveyor 59

    xiii

  • DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    Lampiran 1. Peta IUP PT. Aman Toebillah Putra 71

    Lampiran 2. Struktur Organisasi PT. Aman Toebillah Putra 72

    Lampiran 3. Data Curah Hujan Kabupaten Lahat 73

    Lampiran 4. Data Jenis dan Jumlah Alat Berat PT. Aman Toebillah Putra 74

    Lampiran 5. Hauling To Port PT. Aman Toebillah Putra 76

    xiv

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Batubara yang di tambang oleh PT. Aman Toebilah Putra (PT. ATP)

    masih dalam keadaan bongkahan yang berukuran besar. Untuk meremukkan

    batubara tersebut maka dilakukanlah kegiatan crushing dan penyeragaman ukuran

    sehingga batubara yang dihasilkan sesuai dengan permintaan konsumen.

    Untuk kegiatan peremukan (crushing) PT. Aman Toebillah Putra

    menggunakan alat crusher dengan sistem kerja double roller crusher. Untuk

    kebutuhan hauling ke pelabuhan pada bulan Februari 2014 di PT. Aman

    Toebillah Putra adalah 41.000,00 ton sedangkan batubara yang mampu diproses

    oleh crusher adalah 37.986,44 ton. Dapat diartikan bahwa produksi crusher dalam

    memenuhi kebutuhan hauling ke pelabuhan belum tercapai.

    Pencapaian target produksi crusher untuk kebutuhan hauling dipengaruhi

    oleh kondisi alat peremuk, kondisi material yang akan di remukkan, jam

    operasional alat peremuk, jam kerja operator, iklim dan curah hujan.

    Dengan tidak tercapainya produksi crusher dalam memenuhi kebutuhan

    hauling ke pelabuhan pada PT. Aman Toebillah Putra maka penulis ingin

    mengangkat kasus dengan judul Evaluasi Teknis Produksi Crusher untuk

    Memenuhi Kebutuhan Hauling ke Pelabuhan pada Bulan Februari 2014 di

    PT. Aman Toebillah Putra.

    1

  • 2

    B. Identifikasi Masalah

    Dari latar belakang masalah ini dapat di identifikasi masalahnya sebagai

    berikut:

    1. Kondisi alat peremuk (crusher).

    2. Kondisi material yang akan di remukkan.

    3. Kondisi alat muat dan peralatan crusher.

    4. Jam operasional crusher dan jam kerja operator.

    C. Batasan Masalah

    Adapun batasan masalah yang penulis buat dalam studi kasus ini adalah

    membahas tentang evaluasi produktifitas alat peremuk (crusher) untuk memenuhi

    kebutuhan hauling ke pelabuhan pada bulan Februari 2014 di PT. Aman

    Toebillah Putra.

    D. Perumusan Masalah

    Rumusan masalah dalam studi kasus ini adalah:

    1. Bagaimana pengaruh kondisi alat muat dan peralatannya terhadap

    produktifitas crusher?

    2. Bagaimana pengaruh material terhadap produktifitas crusher?

    3. Bagaimana pengaruh jam operasional dan jam kerja operator terhadap

    produktifitas crusher?

  • 3

    E. Maksud dan Tujuan Penelitian

    Kegiatan praktek ini dilakukan untuk memenuhi salah satu persyaratan

    mata kuliah Proyek Ahir pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik

    Universitas Negeri Padang.

    Adapun tujuan penelitian ini adalah:

    1. Mengetahui pengaruh kondisi dari alat peremuk, alat muat, dan peralatannya.

    2. Mengetahui pengaruh kondisi material terhadap produktifitas crusher.

    3. Mengetahui pengaruh jam operasioanal dan jam kerja operator terhadap

    produktifitas crusher.

    F. Kegunaan Penelitian

    1. Menambah ilmu dan wawasan tentang kegiatan aktifitas penambangan di

    lapangan khususnya pada proses kegiatan peremukan (crushing) agar dapat

    menjadi bekal untuk diaplikasikan nantinya didunia kerja.

    2. Sebagai masukan bagi perusahaan untuk meningkatkan hasil produksi.

    3. Dapat membandingkan teori yang diperoleh penulis di bangku kuliah dengan

    keadaan nyata di lapangan.

    4. Dapat mengetahui kendala-kendala apa saja yang terjadi pada alat peremuk

    pada saat melakukan kegiatan produksi sehingga tidak tercapainya produksi.

  • 4

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Deskripsi Perusahaan

    1. Sejarah Perusahaan

    Kabupaten Lahat merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi

    Sumatera Selatan yang sedang menggiatkan usaha pertambangan batubara.

    Sejak tahun 2004 hingga tahun 2008, telah terbit dari lima puluh (50) Surat

    Keputusan (SK) Bupati Lahat tentang Izin eksplorasi batubara di daerah ini.

    Salah satu perusahaan yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) di

    Kabupaten Lahat adalah PT. Aman Toebillah Putra (ATP). Berdasarkan Surat

    keputusan dari Bupati Lahat Nomor: 503/187/KEP/PERTAMBEN/2009,

    wilayah eksplorasi PT. Aman Toebillah Putra (ATP) berada di Kecamatan

    Merapi Barat (KW.20.02.LHT.2008) seluas 687 hektar.

    Sebagai pemilik izin usaha pertambangan (IUP), PT. Aman Toebillah

    Putra (ATP) bekerja sama dengan PT. Sinar Baru Wijaya Perkasa (SBWP)

    sebagai kontraktor atau pihak penambang dan juga bekerja sama dengan PT.

    Sinar Musi Jaya (SMJ) sebagai pihak transportir.

    Kegiatan Eksplorasi PT. ATP telah dilaksanakan di seluruh wilayah

    IUP-nya. Hasil eksplorasi menunjukkan batubara di lokasi IUP berada pada

    formasi Muara Enim, dengan total sumber daya sebesar 17.042.357,80 MT,

    namun jumlah batubara yang dekat dengan permukaan dengan jumlah

    4

  • 5

    cadangan terukur hanya 9.940.457 MT. Hasil uji kualitas menunjukkan

    batubara di daerah kajian adalah jenis batubara Subbituminus.

    PT. Aman Toebillah Putra (ATP) telah memulai kegiatan eksplorasi

    pada tahun 2009. Mulai kegiatan land clearing pada Agustus tahun 2010 dan

    pada November 2010 mulai dilakukannya pengupasan overburden. Wilayah

    eksplorasi PT. Aman Toebillah Putra (ATP) berada di Kecamatan Merapi

    Barat (KW.20.02.LHT.2008) seluas 687 hektar.

    Sumber: Dept Engineering PT. Aman Toebillah Putra

    Gambar 1. Peta IUP PT. Aman Toebillah Putra

  • 6

    2. Lokasi Penambangan

    Wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT. Aman Toebillah Putra

    terletak di Desa Tanjung Baru, Kecamatan Merapi Barat, Kabupaten Lahat,

    Propinsi Sumatera Selatan. Secara Geografis Daerah ini terletak antara

    3 4546,00- 3 4720,00LS dan 103 376,90- 103 3936,50 BT. Lokasi

    tersebut terletak kurang lebih 185 km ke arah barat daya dari kota

    Palembang. Lokasi daerah dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan

    roda empat dari kota palembang selama 5 jam melalui jalan provinsi

    palembang-lahat yang akan melalui beberapa kota yaitu kota prabumulih dan

    kota muara enim. Pencapaian ke lokasi-lokasi pengamatan singkapan

    dilakukan dengan menggunakan kendaraan roda dua dan berjalan kaki.

    Sumber: Dept Engineering PT. Aman Toebillah Putra Gambar 2. Peta Kesampaian Daerah PT. ATP

  • 7

    Sumber : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

    Gambar 3. Peta Kesampaian Daerah PT. ATP

    3. Stratigrafi dan Struktur Geologi

    a. Stratigrafi

    Stratigrafi Lembat Lahat termasuk kedalam cekungan Sumatera

    Selatan yang diendapkan didalam cekungan sedimentasi back deep basins.

    Cekungan Sumatera Selatan ini sangat dipengaruhi oleh relief batuan

    dasarnya, dimana selama pengendapan tahap pertama penurunan dasar

    cekungan lebih cepat dari pada sedimentasi atau fase transgesi, sehingga

    fasies non marine, transis, marine dangkal dan akhirnya marine dalam.

    Kemudian terjadi sedimentasi yang lebih cepat dari pada penurunan dasar

    cekungan atau fase regresi yang menghasilkan urutan yang sebaliknya dari

    yang terdahulu.

  • 8

    Urutan Stratigrafi regional daerah penyelidikan PT. Aman

    Toebillah Putra adalah sebagai berikut :

    1) Formasi Lahat

    Merupakan formasi tertua yang tersingkap di cekungan Sumatera

    Selatan yang terdiri dari sediment klastic yang berasal dari material

    vulkanik, tersusun atas tuff, aglomerat batu pasir kasar, batu lempung,

    batu pasir tufaan, dan breksi.

    Di bagian cekung yang dalam, ukuran butir litologinya sangat

    halus, terdiri dari batu lempung serta serpih dengan batubara dan

    glowkonitan yang menunjukan lingkungan antara air laut dan air tawar

    sampai air payau, yang disebut dengan anggota benakat. Formasi ini

    menipis dan menghilang pada sayap antiklin pendopo. Ketebalan di

    daerah pendopo 200 meter diendapkan selama Eosen Oligosen.

    2) Formasi Talang Akar

    Formasi ini terdiri dari anggota Gritsan (GRM) dan anggota

    transisi (TRM) lokasi tipenya di sumur limau kurang lebih barat daya

    prabumulih dengan nama asal Talang Akar Stage. Anggota gritsan

    terdiri dari batu pasir hingga sangat kasar dengan intrekalasi serpih

    dan lanau yang diendapkan tidak selaras diatas formasi Lahat selama

    oligosen dalam ketebalan 550 meter.

  • 9

    3) Formasi Baturaja

    Formasi Baturaja diendapkan selaras di atas formasi talang Akar,

    formasi ini berumur Miosen Bawah yang tersusun oleh napal, batu

    Lempung berlapis dan batu Lempung Terumbu. Ketebalan formasi ini

    berkisar antara 0-160 meter.

    4) Formasi Gumai

    Formasi Gumai diendapkan selaras di atas Baturaja yang

    berumur Miosen Bawah sampai Miosen Tengah. Formasi Gumai

    tersusun serpih dengan sisipan napal dan batu Gamping di bagian

    bawah. Lingkungan pengendapan formasi ini adalah laut dalam,

    dengan ketebalan antara 300 - 2200 meter.

    5) Formasi Air Benakatat

    Formasi ini diendapkan selaras di atas Formasi Gumai yang

    berumur Miosen Tengah, formasi ini tersusun oleh batu lempung

    pasiran, batu pasir glaukolitan. Diendapkan pada lingkungan laut

    neritik dan berangsur menjadi laut dangkal, dengan ketebalan antara

    100 - 800 meter.

    6) Formasi Muara Enim

    Formasi Muara Enim diendapkan selaras di atas Formasi Air

    Benakat, formasi ini berumur Miosen Atas yang tersusun oleh batu

    pasir lempungan, batu lempung pasiran dan batubara dan merupakan

    indikasi yang mengandung batubara. Formasi ini merupakan hasil

  • 10

    pengendapan lingkungan laut neritik sampai rawa. Di daerah Tambang

    Air laya Formasi Muara Enim tertindih oleh endapan sungai yang

    tidak selaras. Endapan sungai yang berumur kuarter belum mengalami

    pemadatan secara sempurna. Ketebalan formasi ini berkisar antara150-

    750 meter.

    7) Formasi Kasai

    Formasi ini tersusun oleh batu pasir tufaan, batu lempung dan

    sisipan batubara tipis. Lingkungan pengendapan formasi ini adalah

    daratan sampai transisi. Formasi Muara Enim merupakan endapan

    rawa sebagai fase akhir yang menghasilkan endapan batubara yang

    penting seperti endapan pada Bukit Asam.

    Sumber: Dept Engineering PT. Aman Toebillah Putra

    Gambar 4. Statigrafi Cekungan Sumatera Selatan

  • 11

    b. Struktur Geologi

    Struktur geologi regional Pulau Sumatera terutama Sumatera

    Selatan merupakan bagian dari pola struktur geologi yang dikontrol oleh

    pergerakan lempeng Samudera Hindia-Australia. Salah satu pengaruh dari

    tumbukan itu adalah terbentuknya cekungan cekungan di pulau Sumatra

    dengan zona penekungan yang masih aktif terletak di bagian barat pulau

    Sumatra.

    Cekungan Sumatera Selatan merupakan salah satu dari cekungan-

    cekungan yang terbentuk, dimana klasifikasi tektonik cekungan di

    Indonesia termasuk cekungan busur belakang. Selama zaman Tersier

    paparan Sunda mengalami dua gerak rotasi yang berlawanan arah dengan

    jarum jam sebesar 420.

    Secara garis besar struktur geologi regional

    meliputi:

    1) Zona Sesar Semangko (Sesar Sumatera) yang merupakan hasil zona

    tumbukan konvergen antara lempeng samudera Hindia ke arah timur

    laut dengan Sumatera, akibat timbul gerak rotasi right lateral antara

    lempeng Samudera Hindia dan pulau Sumatera.

    2) Perlipatan dengan arah barat laut tenggara akibat efek pilihan gaya

    kopel sesar Semangko.

    3) Perlipatan dengan arah barat laut tenggara akibat efek pilihan gaya

    kopel sesar Semangka.

  • 12

    Struktur perlipatan di daerah cekungan Sumatera selatan yang

    terbentuk akibat orogenesa Plio-Plistosen dikelompokan menjadi tiga

    yaitu :

    a) Antiklinorium utama dari selatan ke utara

    b) Antiklinorium utama dari selatan ke utara

    c) Antiklinorium Muara Enim

    Antiklinorium Pendopo-Benakat dan Antiklinorium Palembang

    Antiklinorium ini berhimpit dengan relif batuan dasar Pretersier yang

    merupakan jalur paleografi tinggi. Antiklin hanya terdapat pada

    Antiklinorium sedangkan pada daerah tektonik rendah perlipatan sangat

    lemah. Pada Antiklinorium Pendopo-Benakat dan antiklinorium Muara

    Enim, struktur agak curam dan asimetris serta sesar naik yang

    mempengaruhi penyebaran lapisan batubara di daerah Tanjung enim yaitu

    dengan adanya struktur antiklin asimetris suatu sesar naik yang

    mengakibatkan dua tempat relative dekat dan terdapat perbedaan yang

    mencolok dari kedudukan lapisan batubara.

  • 13

    Sumber: Dept Engineering PT. Aman Toebillah Putra

    Gambar 5. Litologi PT. Aman Toebillah Putra

    4. Topografi

    Topografi area Tambang PT.ATP merupakan daerah perbukitan dan

    agak landai. Jika dilihat dari pola peta topografi, bentuk lembah dan bentuk

    sungai relatif dari kedua satuan topografi tersebut jelas tampak berbeda.

    Perbukitan bergelombang sedang menempati sebagian besar (80%) daerah

    penelitian dengan ketinggian berkisar antara 60 sampai 130 meter dari atas

    permukaan laut.

  • 14

    Sumber : Dept Engineering PT. Aman Toebillah Putra

    Gambar 6. Peta Topografi Area PT. ATP

    5. Iklim dan Curah Hujan

    Daerah penambangan PT.Aman Toebillah Putra jobside Tanjung Baru

    di daerah Tambang memiliki iklim tropis dengan curah hujan yang relatif

    tinggi terutama pada bulan September Februari (musim hujan) sedangkan

    musim Kemarau terjadi pada bulan Maret Agustus. Tabel pengukuran curah

    hujan dapat dilihat di lampiran III halaman 73.

    6. Keadaan Endapan Lapisan Batubara

    Berdasarkan sifat fisik, jenis roof/floor dan parting, ketebalan serta

    hubungannya dengan batuan lain. Maka batubara di daerah ini dapat di

    koreksi menjadi tiga seam batubara, yaitu sebagai berikut :

  • 15

    a. Lapisan Batubara Seam A

    Lapisan seam A telah mengalami pembelahan disebut seam A dan

    seam A. Ketebalan antara lapisan antara satu seam dengan seam yang lain

    bervariasi. Dimana seam Aini mempunyai jumlah ketebalan 30 meter,

    dengan rincian seam A mempunyai ketebalan 13 meter dan seam A

    mempunyai ketebalan 17 meter.

    b. Lapisan Batubara Seam B

    Batubara pada lapisan seam B ini hampir berdekatan dengan lapisan

    batubara seam A, yang hanya dipisahkan dengan interburden dengan

    ketebalan interburden 42 meter. Ketebalan lapisan batubara di seam B

    ini berkisar antara 5.5 meter.

    c. Lapisan Batubara Seam C

    Lapisan seam C ini mempunyai ketebalan berkisar antara 7 meter,

    dengan Batubara berwarna hitam kecoklatan dan dilapisan seam C inilah

    yang mempunyai kadar kalori tinggi di bandingkan dengan seam A dan

    seam B. Kalori batubara di lapisan seam C ini berkisar antara

    5.800 kcal/kg - 6.300 kcal/kg.

  • 16

    (Sumber : Dept Engineering PT.ATP/PT.SBWP)

    Gambar 7. Peta Lapisan Batubara PT. ATP

    7. Cadangan dan Kualitas Batubara

    a. Cadangan Batubara

    Cadangan adalah suatu endapan bahan galian yang dapat

    ditambang secara ekonomis dari suatu endapan yang sudah diketahui.

    Cadangan batubara dapat dibedakan menjadi tiga yaitu cadangan

    tertambang (mineable reserve), cadangan terukur (measured reserve) dan

    cadangan tertunjuk (indicated reserve).

    Jumlah cadangan batubara yang terdapat di lokasi kerja PT.Aman

    Toebillah Putra dapat dilihat pada tabel 1 di halaman 17.

  • 17

    Tabel 1. Cadangan Batubara PT.Aman Toebillah Putra

    Seam Batubara Overburden

    SR (MT) (BCM)

    Seam A 395.327,40

    5.599.127,00 1,21

    Seam B 1.089.758,80

    Seam C 1.028.055,60

    Seam D 1.358.113,90

    Seam E 738.496,20

    Seam F 736.873,15

    31.288.177,70 7,35 Seam G 726.273,60

    Seam H 2.794.546,95

    Seam L 1.073.012,20 8.056.393,80 7,51

    Total 9.940.457,80 44.943.689,50 4,52

    Sumber : Dept Engineering PT.Aman Toebillah Putra

    b. Kualitas Batubara

    Seperti batubara yang dijumpai di daerah lain di Sumatera Selatan

    batubara yang ada di daerah konsesi pertambangan PT. Aman Toebillah

    Putra tergolong batubara muda (sub-bituminous atau lignite) dengan kadar

    air (moisture content) yang tinggi. Dimana dari hasil analisa laboratorium

    yang dilakukan oleh Sucopindo nilai kalori rata-rata batubara yang ada di

    konsesi pertambangan PT. Aman Toebillah Putra (ATP) adalah

    5.800 kcal/kg - 6.300 kcal/kg. Walaupun batubara yang ada di PT. Aman

    Toebillah Putra (ATP) ini tergolong rendah namun cadangan yang ada

    cukup banyak yaitu cadangan terukurnya sebesar 9.940.457,80 MT.

  • 18

    B. Kajian Teoritis

    1. Defenisi Crusher

    Crusher merupakan mesin yang dirancang untuk megurangi ukuran

    batuan atau bahan tambang dari yang besar menjadi yang lebih kecil seperti

    kerikil. Crusher dapat digunakan untuk mengurangi ukuran atau mengubah

    bentuk bahan tambang sehingga dapat diolah lebih lanjut. Crusher merupakan

    alat yang digunakan dalam proses crushing. Crushing merupakan proses yang

    bertujuan untuk meliberasi batuan yang diinginkan dari batuan pengotornya.

    Crushing biasanya dilakukan dengan proses kering, dan dibagi menjadi tiga

    tahap, yaitu primary crushing, secondary crushing, dan fine crushing.

    Primary crushing merupakan peremukan tahap pertama, alat peremuk

    yang biasanya digunakan pada tahap ini adalah jaw crusher dan gyratory

    crusher. Umpan yang digunakan biasanya berasal dari hasil penambangan

    dengan ukuran berkisar 1500 mm, dengan ukuran setting antara 30 mm

    sampai 100 mm. Ukuran terbesar dari produk peremukan tahap pertama

    biasanya kurang dari 200 mm.

    Secondary cruher merupakan peremukan tahap kedua, alat peremuk

    yang digunakan adalah jaw crusher ukuran kecil, gyratory crusher ukuran

    kecil, cone crusher, hammer mill dan rolls.

  • 19

    Umpan yang digunakan berkisar 150 mm, dengan ukuran antara 12,5

    mm sampai 25,4 mm. Produk terbesar yang dihasilkan adalah 75 m.

    Fine crushing merupakan peremukan tahap lanjut dari secondary

    crushing, alat yang digunakan adalah rolls, dry ball mills, disc mills dan ring

    mills. Umpan yang biasanya digunakan kurang dari 25.4 mm. Untuk

    memperkecil material hasil penambangan yang umumnya masih berukuran

    bongkah maka digunakanlah alat peremuk. Material hasil dari peremukan

    kemudian dilakukan pengayakan atau screening yang akan menghasilkan dua

    macam produk yaitu produk yang lolos ayakan yang disebut undersize yang

    merupakan produk yang akan diolah lebih lanjut atau sebagai produk akhir,

    dan material yang tidak lolos ayakan yang disebut oversize yang merupakan

    produk yang harus dilakukan peremukan lagi.

    2. Jenis jenis crusher

    a. Jaw Crusher

    Merupakan salah satu peralatan pemecah batu yang paling terkenal

    di dunia, jaw crusher sangat ideal dan sesuai untuk penggunaan pada saat

    penghancuran tahap pertama dan tahap kedua. Memiliki kekuatan anti-

    tekanan dalam menghancurkan bahan paling tinggi hingga dapat mencapai

    320 Mpa. Alat peremuk jaw Crusher dalam prinsip kerjanya adalah alat

    ini memiliki 2 buah rahang dimana salah satu rahang diam dan yang satu

    dapat digerakan, sehingga dengan adanya gerakan rahang tadi

    menyebabkan material yang masuk ke dalam kedua sisi rahang akan

  • 20

    mengalami proses penghancuran. Material yang masuk diantara dua

    rahang akan mendapat jepitan atau kompresi. Ukuran material hasil

    peremukan tergantung pada pengaturan mulut pengeluaran (setting), yaitu

    bukaan maksimum dari mulut alat peremuk.

    Jaw crusher terbagi atas dua macam yaitu:

    1) Jaw crusher system blake (titik engsel di atas)

    Banyak dipakai oleh pabrik-pabrik dengan kapasitas produksi 7

    ton/jam. Cara kerjanya adalah :

    Suatu eksentrik menggerakkan batang yang dihubungkan

    dengan dua toggle., toggel yang satu dipakukan pada kerangka dan

    satu lagi ke rahang ayun. Titik pivat terletak pada bagian atas rahang

    gerak atau diatas kedua rahang pada garis tengah bukaan rahang.

    Pada sistem ini, umpan dimasukkan kedalam rahang berbentuk

    V yang terbuka keatas. Satu rahang tetapdan tidak bergerak,

    sedangkan rahang yang satu lagi membuat sudut 20o 30o dan dapat

    bergerak maju mundur yang digerakkan oleh sumbu eksentrik,

    sehingga memberikan kompresi yang besar terhadap umpan yang

    terjepit diantara dua rahang. Muka rahang ini mempunyai alur dangkal

    yang horizontal. Umpan besar yang terjepit antara bagian atas rahang

    dipecah dan jatuh keruang bawahnya yang lebih sempit dan dipecah.

    Pada mesin ini baut pecah yang berfungsi sebagai penahan apabila

    terdapat material solid dengan ukuran yang lebih besar dan keras maka

  • 21

    dia akan pecah dengan sendirinya tetapi tidak akan merusak

    keseluruhan dari pada alat jaw crusher.

    Sumber: http://iwanaik.wordpress.com/2010/11/28/grinding/

    Gambar 8. Jaw crusher system blake

    2) Jaw crusher system dodge (titik engsel di bawah)

    Banyak dipakai di pabrik dengan kapasitas produksinya

    ton/jam 1 ton/jam. Cara kerjanya adalah :

    Dodge jaw crusher sama seperti pada cara kerja blake jaw

    crusher. Pada sistem ini, titik engsel berada dibawah sedangkan bagian

    atas bergerak maju mundur. Hambatan yang dialami kemungkinan

    lapisan rahang mengalami kerusakan selama proses berlangsung.

    Supaya rahang tidak cepat rusak, maka biasanya dilapisi dengan bahan

    yang tahan tekanan dan getaran. Misalnya manganese stell.

  • 22

    Untuk mendapatkan usaha dan pergerakan yang teratur maka

    dipasang sebuah roda penggerak yang dibuat dari besi uang pejal.

    Sumber: http://iwanaik.wordpress.com/2010/11/28/grinding/

    Gambar 9. Jaw crusher system dodge

    Perbandingan Dodge jaw crusher dengan blake jaw crusher yaitu :

    a) Ukuran produk pada blake jaw lebih heterogen dibandingkan dengan

    dodge jaw yang relatif seragam.

    b) Pada blake jaw porosnya di atas sehingga gaya yang terbesar

    mengenai partikel yang terkecil.

    c) Pada dodge jaw porosnya di bawah sehingga gaya yang terbesar

    mengenai partikel yang terbesar sehingga gaya mekanis dari dodge

    jaw lebih besar dibandingkan dengan blake jaw.

    d) Kapasitas dodge jaw jauh lebih kecil dari blake jaw pada ukuran yang

    sama.

    e) Pada dodge jaw sering terjadi penyumbatan.

  • 23

    b. Roll crusher

    Roll crusher adalah tipe crusher dengan sistem gilas rotary

    dengan kecepatan 350 rpm yang realatif lebih rendah dari impact crusher

    yaitu sekitar 300 rpm dan memiliki kapasitas produksi yang jauh lebih

    besar. Unjuk kerja dari mesin roll crusher ini bergantung pada jenis /

    kualiatas material gigi gilasnya, ukuran shaft dan ukuran roda nya, yang

    semuanya harus disesuaikan dengan raw material dan target kapasitas

    produksi.

    Roll crusher biasa banyak digunakan didunia pertambangan, yaitu

    untuk menghancurkan batuan dengan tingkat kekerasan dan keuletan

    yang relatif rendah, seperti batu bara, batu kapur, bahan semen, batu

    tembaga, dan belerang. Roll crusher memiliki rasio maksimum pengurangan

    teoritis 4:1. Jika partikel 2 inci diumpankan ke crusher melempar satu ukuran

    absolut terkecil bisa harapkan dari crusher adalah 1/2 inci. Roll crusher hanya

    akan menghancurkan materi ke ukuran partikel minimum sekitar 10 Mesh (2

    mm).

    Roll crusher digunakan sebagai crusher sekunder atau crusher

    terseier setelah batuan melewati crusher tipe lain yang berfungsi sebagai

    crusher primer. Roll crusher terdiri dari single roll dan double roll. Single

    roll digunakan untuk memecahkan batuan yang lembap dan tidak

    menguntungkan jika digunakan untuk memecahkan batuan yang abrasive.

    Kapasitas roll crusher tergantung pada jenis batuan, ukuran crusher

  • 24

    primer, ukuran batuan yang diinginkan, lebar roda dan kecepatan roda

    berputar.

    Roll crusher atau pemecah batu jenis roll, memecah batu dengan

    menjepitnya diantara satu roll, dua roll atau lebih, dimana roll-roll akan

    berputar berlawanan dengan adanya berat tersendiri dan gusuran dari batu,

    maka batu akan pecah.

    Adapun permukaan dari roll bermacam-macam ada yang rata,

    bergelombang, beralur dengan bermacam-macam, gigi-gigi dan

    sebagainya, sesuai dengan jenis batu dan hasil pemecahan yang

    diharapkan.

    Beberapa keuntungan utama dari roll crusher mereka memberikan

    distribusi produk ukuran yang sangat halus dan mereka menghasilkan debu yang

    sangat sedikit. Rolls crusher secara efektif digunakan dalam material penghancur

    dimana bijih tidak terlalu kasar dan juga digunakan dalam pertambangan skala

    produksi lebih kecil antara lain bijih logam abrasif, seperti emas.

    Batubara adalah pengguna terbesar roll crusher saat ini, meskipun

    batubara akan menggunakan roll crusher, baik single roll crusher maupun

    double roll crusher, crusher primer dapat mengurangi batubara ROM. Biasanya,

    crusher ini akan memiliki bentuk gigi yang berada di muka gulungan.

    Roll crusher terbagi atas dua macam, yaitu:

    1) Single Roll Crusher

  • 25

    Single roll crusher adalah roll crusher yang didesain

    mempunyai 1 roller saja dengan tujuan untuk meningkatkan kapasitas

    pengolahan batubara / satuan luas.

    Cara kerja single roll crusher adalah sebagai berikut:

    Pada single roll crusher memiliki satu buah roda. Bagian

    utamanya adalah bagian roda silinder yang dapat berputar yang

    berfungsi sebagai penghancur batuan . Pelat befungsi untuk menahan . single

    roll crusher melakukan pengurangan ukuran di daerah panghancuran berbentuk

    baji yang mendapat tekanan. Tubuh penghancur terdiri dari satu roll

    berputar dan pegas peredam dan piringan yang terletak di sisi

    berlawanan. Jarak antara dasar dari pelat penghancur dan ujung gigi

    roll crusher memeliki jarak yang dapat bervariasi tergantung pada

    ukuran produk yang diinginkan.

    Sumber: http://www.darshiniengineers.com/Crusher.htm

    Gambar 10. Single roll crusher

  • 26

    2) Double roll Crusher

    Double roll crusher adalah roll crusher yang mempunyai 2

    buah roller, dengan sumbu yang sejajar pada bidang horizontal yang

    sama.

    Double roll crusher sangat cocok digunakan untuk batuan

    mineral jenis: Batubara, lime stone, kaolin, phospat, dan tersier

    crusher pada batu split/andesit. Dengan kecepatan 300-350 rpm

    double roll crusher memiliki kecepatan dalam menghancurkan

    berbagai jenis batuan.

    Cara Kerja double roll crusher adalah dimana double roll

    crusher melakukan peremukan dengan cara menjepit benda yang

    hendak diremukkan diantara satu buah roller yang dikenal dengan

    sebutan crushing roll.

    Alat ini terdiri dari 2 silinder (roller) dengan sumbu yang

    sejajar pada bidang horizontal yang sama kedua roller berdekatan lalu

    berputar dengan arah putaran berlawanan kemudian batubara mentah

    diumpan masuk akan dijepit diantara dua roller, akibat tekanan yang

    kuat akhirnya batubara mentah remuk dan jatuh kedalam roller truk ke

    penampungan.

  • 27

    Sumber: http://www.darshiniengineers.com/Crusher.htm

    Gambar 11. Double roll crusher

    Tabel 2. Keunggulan dari single roll dan double roll crusher

    Single Roll Crusher Double Roll Crusher

    Mudah dan ringan dalam melakukan

    penghancuran partikel.

    Tidak mudah terjadi peremukan atau

    perumusan secara berlebihan.

    Mudah dalam melakukan preparasi

    alat.

    Jarang terjadi penyumbatan pada

    ruang peremukan.

    Preparasi mudah dilakukan.

    Sumber: http://domas09.blogspot.sg/2013/02/roll-crusher.html

    Tabel 3. Kekurangan dari Single Roll dan Double Roll Crusher

    Single Roll Crusher Double Roll Crusher

    Terjadi penyumbatan terhadap partikel

    yang mudah melengket.

    Proses peremukan hanya berlangsung

    pada sebagian kecil dari seluruh badan

    rolter yang besar.

    Hasil dari peremukan nya sedikit kasar

    Sumber: http://domas09.blogspot.sg/2013/02/roll-crusher.html

  • 28

    Tipe roll crusher dari bentuk permukaan roll adalah:

    a) Smooth roll

    Tipe roll berdasar bentuk permukaan ini mempunyai

    kegunaan khusus terutama dalam mengolah bahan. Smooth roll

    adalah permukaan roll yang halus tanpa gerigi. Roll jenis ini

    biasanya digunakan untuk memeras minyak dari biji-bijian. Roll

    ini biasanya banyak terdapat pada double roll. Tipe smooth roll

    digunakan pada bahan yang mempunyai tingkat kekerasan yang

    rendah contohnya biji-bijian.

    Sumber: http://www.darshiniengineers.com/Crusher.htm

    Gambar 12. Smooth roll

    b) Roll yang bergerigi

  • 29

    Tipe roll yang mempunyai permukaan yang bergerigi

    digunakan untuk memecah bahan yang memiliki tingkat kekerasan

    medium sampai high. Roll jenis ini memiliki ketahanan dan energi

    yang besar sehingga mampu memecah batuan yang keras dengan

    permukaannya yang kasar. Tipe roll yang bergerigi ini baik

    digunakan pada single maupun double roll.

    Sumber: http://www.darshiniengineers.com/Crusher.htm

    Gambar 13. Roll yang bergerigi

    c) Roll bergerigi dengan hammer

    Tipe roll ini digunakan untuk hasil pengolahan yang lebih

    halus. Hasil yang dihasilkan menjadi lebih kecil. Penggunaan roll

    ini pada single roll crusher.

  • 30

    Sumber: http://www.darshiniengineers.com/Crusher.htm

    Gambar 14. Roll bergerigi dengan Hummer

    Tipe roll crusher dari gerakan roll (double roll crusher):

    a) Dua roll yang bergerak

    Pada umumnya roll crusher mengandalkan gerak roll untuk

    memecah bahan. Pada single roll, yang bekerja hanya sebuah roll

    saja, sehingga dapat diketahui pasti bahwa gerakan rollnya

    memutar. Sedangkan pada double roll crusher, ada dua buah roll

    yang bekerja. Keduanya adalah roll yang memiliki fungsi sama

    yaitu memecah bahan. Karena ada dua buah roll yang bekerja,

    dapat dipastikan bahwa gerak roll dapat sama dapat pula tidak.

    Tipe dua roll yang bergerak pada double roll crusher berarti kedua

    buah roll bergerak bersamaan dengan arah yang berlawanan.

  • 31

    b) Satu roll yang bergerak dan satu roll diam

    Pada double roll yang mempunyai cara kerja seperti ini,

    maka hanya ada satu roll di antara kedua roll yang bergerak

    memutar memecah bahan. Sedangkan satu roll tidak bergerak,

    fungsinya sebagai penahan pemecahan atau pengolahan bahan.

    Sekilas jika dicermati, seperti cara kerja pada single roll, namun

    memiliki roll yang berbeda. Tapi dilihat dari fungsinya, maka akan

    terlihat berbeda.

    Karena dari segi hasil double roll yang memiliki satu buah

    roll yang bergerak, memiliki hasil lebih halus dibanding single

    roll. Pada tipe roll jenis ini, hanya digunakan pada roll yang

    memiliki permukaan halus atau smooth roll. Karena dilihat dari

    cara gerak, tidak memungkinkan jika roll dengan permukaan

    bergerigi bekerja dengan metode seperti ini .

    c. Cone Crusher

    Cone Crusher digunakan dalam industri metalurgi, konstruksi,

    pembangunan jalan, kimia dan industri fosfat. Cone crusher tepat

    untuk batu dan bijih keras dan setengah keras, seperti bijih besi, bijih

    tembaga, batu kapur, kuarsa, granite, gritstone, dan sebagainya. Tipe

    dari lubang crushing disesuaikan dengan bijih. Standar tipe digunakan

    untuk PYZ (penghancuran sekunder) yaitu middle type, untuk PYD

  • 32

    (penghancuran tersier) yaitu short-head type untuk penghancuran

    pertama dan kedua.

    Prinsip dan Mekanisme Cone crusher dimana mesin cone

    crusher terdiri dari bingkai, perangkat transmisi, hollow eccentric

    shaft, bearing berbentuk mangkuk, penghancur berbentuk kerucut,

    springs dan tempat pengaturan tekanan hidrolik untuk mengatur

    discharging opening.

    Selama masa pengoperasian, motor menjalankan eccentric

    shaft shell untuk berbalik melalui poros horisontal dan sepasang bevel

    gear. Poros dari crushing cone berayunan dengan kekuatan eccentric

    shaft shell sehingga permukaan dari dinding penghancur berdekatan

    dengan dinding roll mortar dari waktu ke waktu. Dalam hal ini, bijih

    besi dan batu akan tertekan dan kemudian hancur.

    Pemanfaatan agregat dalam proyek konstruksi sangatlah luas.

    Salah satu pemanfaatan agregat adalah sebagai bahan dasar pembuat

    beton dan campuran aspal. Selain itu juga digunakan sebagai bahan

    pembuat jalan. Guna mendapatkan kerikil atau batuan pecah yang

    sesuai dengan ukuran yang diharapkan maka diperlukan suatu alat

    untuk memotong material. Alat pemecah batuan yang digunakan

    adalah crusher.

  • 33

    Keunggulan dari mesin cone crusher adalah:

    1) Tingkat produksi tinggi, kualitas tinggi.

    2) Mesin kurang menghentikan waktu.

    3) Mudah dalam peraawatan dan rendah biaya

    4) Sistem penghancuran yang unik meliputi primer, sekunder, dan

    tersier.

    Sumber: http://iwanaik.wordpress.com/2010/11/28/grinding/

    Gambar 15. Cone crusher

    3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peremukan

    Pada PT. Aman Toebillah Putra dalam memproduksi batubara

    menggunakan alat peremuk crusher (double roller crusher). Faktor-faktor

    yang mempengaruhi peremukan batubara oleh crusher antara lain (Taggart,

    1964):

    a. Kuat tekan batuan

  • 34

    Ketahanan batuan dipengaruhi oleh kerapuhan (brittlenes) dari

    kandungan mineralnya. Struktur mineral yang sangat halus biasanya lebih

    tahan dari pada batuan yang berstruktur kasar.

    b. Ukuran material umpan

    Ukuran material umpan untuk mencapai produk yang baik pada

    peremukan adalah kurang dari 85 % dari ukuran bukaan dari alat peremuk.

    c. Reduction Ratio (Rasio Peremukan)

    Perbandingan ukuran mulut feeder (inlet) A dengan mulut

    discharge (outlet) B dinyatakan dengan A/B, dan disebut rasio

    peremukan.

    d. Arah resultan gaya

    Untuk terjadinya suatu peremukan, maka arah resultan gaya

    terakhir haruslah mengarah ke bawah. Jika arah resultan gaya terakhir

    mengarah ke atas berarti peremukan tidak terjadi melainkan material

    hanya akan meloncat-loncat ke atas.

    e. Energi peremukan

    Energi yang dibutuhkan alat peremuk tergantung dari beberapa

    faktor antara lain ukuran umpan, ukuran produk, kapasitas mesin

    peremuk, bentuk material, persentase dari waktu berhenti alat peremuk

    pada suatu proses peremukan. Besarnya energi yang dibutuhkan untuk

    meremuk berkisar antara 0,3 1,5 Kwh/ton.

    f. Kapasitas

  • 35

    Kapasitas alat peremuk dipengaruhi oleh jumlah umpan yang

    masuk setiap jam, berat jenis umpan dan besar setting dari alat peremuk.

    4. Gaya- Gaya Yang Bekerja Pada Crusher

    Arah-arah gaya tergantung dari kemiringan atau sudutnya. Resultan

    gaya akhir arahnya harus ke bawah, yang berarti material itu dapat

    dihancurkan. Tapi jika gaya itu arahnya ke atas maka material itu hanya

    meloncat-loncat ke atas saja sehingga tidak terjadi peremukan. Gaya-gaya

    yang bekerja pada crusher adalah:

    a. Gaya Tekan (Aksi)

    Merupakan gaya yang dihasilkan oleh gerakan rahang ayun yang

    bergerak menekan batuan

    b. Gaya Gesek

    Merupakan gaya yang bekerja pada permukaan antara rahang diam

    maupun rahang ayun dengan batuan.

    c. Gaya Gravitasi

    Gaya yang dihasilkan akibat adanya berat dari batuan itu sendiri

    sehingga bergerak ke bawah.

    d. Gaya Yang Menahan (Reaksi)

    Merupakan gaya tahan yang dimiliki batuan atas gaya yang timbul

    akibat gerakan rahang ayun terhadap rahang diam.

    5. Proses Pelaksanaan Produksi

  • 36

    Alat ini terdiri dari tiga bagian pendukung utama yaitu stockpile of raw

    coal, crusher machine, dan stockpile of coal product. Dari ketiga alat tersebut

    setiap alat dari pendukung akan bekerja sesuai dengan fungsinya.

    a. Stockpile Of Raw Coal

    Stockpile of raw coal adalah: Suatu tempat untuk penumpukan

    batubara hasil tambang (ROM) dimana batubara yang ditumpukan di

    stockpile ini menandakan belum siapnya batubara tersebut untuk diproses

    oleh crusher machine. Hal ini dilakukan dengan banyak pertimbangan-

    pertimbangan dan alasan yang sangat masuk akal, sehingga demikian

    dilakukanlah hal tersebut. Adapun alasanya sebagai berikut:

    1) Karena banyaknya terdapat mineral pengotor yang tercampur pada

    batubara, dimana hal ini disebabkan proses pembentukan batubara yang

    tidak sempurna, maka dari itu perlu dilakukan penumpukan terlebih

    dahulu di stockpile of raw coal agar dapat dilakukan penyortiran

    terlebih dahulu.

    2) Batubara hasil tambang harus memiliki kadar air yang rendah, dimana

    apabila kadar air batubara tersebut besar maka proses akan berjalan

    lambat karena seringnya macet pada alat tersebut. Maka dari itu

    batubara yang memiliki kadar air 5% - 10% dan dengan kandungan

    lumpur 3% terlebih dahulu ditumpuk di stockpile of raw coal agar

    batubara yang basah akan kering dengan sendirinya.

    3) Batubara yang memiliki nilai kalori rendah maka sebelum dilakukan

    proses harus dilakukan blanding dengan batubara yang memilki nilai

    kalori tinggi terlebih dahulu, hal ini bertujuan untuk menyamakan nilai

    kalori dan sesuai dengan permintaan konsumen.

  • 37

    4) Yang terakhir dikarenakan batubara yang berada didalam Crusher

    belum selesai diproses, dan ini mengakibatkan batubara hasil tambang

    harus diletakkan di Stockpile agar tidak adan waktu yang terbuang pada

    Dumptruck.

    Sumber: Dokumentasi Penulis

    Gambar 16. Stockpile of raw coal

    b. Crusher Machine

    Crusher machine adalah alat untuk pengolahan batubara, dimana

    batubara yang berukuran besar dapat diremukkan menjadi ukuran kecil

    dan ukuran juga dapat ditentukan sesuai dengan permintaan konsumen.

    Selain untuk pengolahan alat ini juga digunakan untuk penyortiran

    material pengotor, dalam alat ini terdapat bagian pendukung, dimana

    bagian-bagian itu memiliki kegunaan yang berbeda-beda. Berikut adalah

    bagian-bagian dan fungsi dari masing-masing alat yang terdapat pada

    halaman 38.

  • 38

    Sumber: Dokumentasi Penulis

    Gambar 17. Crusher machine

    1) Hopper

    Hopper adalah tempat penampungan yang berbentuk bak untuk

    penumpahan batubara yang yang langsung diambil dari lokasi

    penambangan maupun dari stockpile yang akan diproses. Pada bagian

    ini terdapat sekat, dimana sekat ini berfungsi untuk menyaring

    batubara yang berukuran besar. Apabila batubara yang berukuran

    850 mm masuk, maka chut dari grizly feeder akan tersumbat, dan

    dapat menghalangi lajunya proses.

    Maka dari itu sekat yang dibuat pada tengah-tengah hopper ini

    terbuat dari baja berbentuk bulat, dan meruncing keatas hal ini

    ditujukan agar batubara yang ditumpahkan dari dumptruck bisa pecah.

    Hopper ini berkapasitas isian sekitar 25 ton.

  • 39

    Sumber: Dokumentasi Penulis

    Gambar 18. Hopper crusher

    2) Grizzly Feeder/Pit Spider

    Grizzly feeder adalah papan getar yang berbentuk baja dimana

    alat ini berfungsi untuk menahan batubara yang meluncur dari hopper

    dan akan mengalir pada vibrating screen. Sebelumnya alat ini bekerja

    dengan getaran yang keras dengan arah keatas dan kebawah agar

    batubara yang akan mengalir pada vibrating scren berjalan dengan

    cepat dan sesuai dengan harapan.

    Pada instalasi ini ditugaskan dua orang helperman untuk

    mengontrol kinerja alat ini, hal ini dikarenakan seringnya terjadi macet

    pada chut. Maka helperman ditugaskan untuk ini dan juga

    pembersihan kadar lumpur yang dapat menghambat laju kinerja alat.

  • 40

    Sumber: Dokumentasi Penulis

    Gambar 19. Grizzly Feeder/Pit Spider

    3) Vibrating Screen / Penyaring

    Vibrating scren adalah rangkaian besi yang berukuran 50

    mm dimana tujuan utamanya adalah memisahkan partikel ukuran

    besar dengan ukuran kecil. Batubara yang berukuran 50 mm

    akan jatuh dan mengalir pada belt convenyor dan batubara yang

    berukuran 50 mm akan terus berjalan kebawah menuju dobble

    roller crusher. Dan alat inilah yang akan melakukan peremukan

    dengan ukuran sesuai dengan permintaan. Dalam proses penyaringan

    ini juga memiliki cara kerja yang sama dengan grizzly feeder, baik itu

    getaran ataupun hentakan perdetiknya.

  • 41

    Sumber:Dokumentasi Penulis

    Gambar 20. Vibrating screen/Penyaring

    4) Dobble Roller Crusher

    Dobble roller crusher adalah mesin peremuk yang dapat

    meremukkan material yang berukuran besar hingga menjadi kecil dan

    sesuai dengan ukuran yang diinginkan.

    Sumber: Dokumentasi Penulis

    Gambar 21 . Dobble roller crusher

  • 42

    5) Belt Convenyor

    Belt convenyor adalah alat untuk pembawa batubara hasil

    proses yang diletakkan pada tempat yang telah ditentukan. Alat ini

    terbuat dari sabuk karet panjang yang menyatu dari ujung ke ujung

    dimana kapasitas dan kecepatannya telah ditentukan oleh mesin

    penggeraknya.

    Belt convenyor adalah sabuk yang terbuat dari karet dan alat

    ini berfungsi untuk membawa batubara yang lolos dari vibrating

    screen dimana batubara yang lolos dari vibrating screen berukuran

    50mm otomatis batubara yang diangkut oleh belt convenyor halus-

    halus. Panjang dari alat ini adalah secara keseluruhan 60 meter, lebar

    tumpukan max 0.70 meter, tinggi tumpukan max 0.20 meter.

    Dalam proses pengolahan apabila cuaca hujan atau batubara

    yang akan diproses dalam keadaan basah, Belt Convenyor adalah alat

    yang paling sering macet, dimana sabuk yang terpasang akan sering

    berjalan tidak pada tempatnya.

  • 43

    Sumber:Dokumentasi Penulis

    Gambar 22 . Belt conveyor

    6) Control Pannel

    Control pannel adalah alat pengontrol atau penggerak mesin

    dimana alat ini adalah kunci dari segalanya pada crusher machine,

    pada alat ini ada satu operator yang bertugas dimana dia dapat

    mengendalikan mesin ini dengan baik, apabila ada terjadi kemacetan

    pada belt convenyor atau kerusakan pada mesin lainnya maka mesin

    akan dimatikan melalui control pannel tersebut, karena tombol power

    berada disini.

    Untuk menghidupkan mesin operator harus memperhatikan

    daya mesin terlebih dahulu, dimana mesin tidak boleh dinyalakan

    dengan sekaligus hal ini dikarenakan tidak kuatnya arus listrik yang

    ditopang oleh mesin ini. Penghidupan mesin dimulai dari daya yang

  • 44

    paling tinggi hingga yang terendah, yaitu dimulai dari crusher, belt

    convenyor, vibrating screen dan yang terakhir yaitu grizzly feeder/pit

    spider.

    Sumber: Dokumentasi Penulis

    Gambar 23. Contol Panel

    7) Cabin Of Coal Picking

    Cabin of coal picking adalah salah satu upaya yang dilakukan

    untuk penyortiran mineral pengotor yang ada seperti pecahan

    verburden, clay, ataupun kayu yang ikut terbawa dari ROM,

    penyortiran ini dilakukan dengan secara manual yang dilakukan oleh

    lima orang hand picker yang ditugaskan untuk itu, Hal ini dilakukan

    demi menjaga kualitas batubara. Adapun helper yang melakukan

    pekerjaan ini diletakkan di belt convenyor dimana disinilah dapat

    dilihat dan diambil secara langsung dengan tangan mineral pengotor

    tersebut, agar helper merasa lebih nyaman untuk bekerja maka disini

    dibuat pondok untuk pelindung panas dari matahari sekaligus tempat

    duduknya.

  • 45

    Sumber:Dokumentasi Penulis

    Gambar 16. Cabin Of Picking

    c. Stockpile Of Coal Product

    Stockpile of coal product adalah tempat yang disediakan khusus

    untuk batubara yang telah diproses dimana setelah itu batubara akan

    dilakukan proses blending dan apabila kalori batubara masih terlalu tinggi

    maka akan dilakukan kembali blending dengan batubara yang berkalori

    rendah.

    Sumber:Dokumentasi penulis

    Gambar 25. Stockpile Of Product

  • 46

    5.Perhitungan Ketersediaan Crusher pada batubara

    Dalam melaksanakan proses sebelumnya harus diketahui seberapa

    besarkah efektifitas penggunaannya mesin crusher itu sendiri dalam

    pencapaian target produksi. Berikut adalah beberapa pengertian yang dapat

    menunjukkan ketersediaan alat mekanik dan efektifitas penggunaanya:

    a. Mechanical Avaibility (MA)

    Mechanical Avaibility (MA) adalah faktor yang menunjukkan

    ketersediaan alat dengan menghitung waktu kerja yang hilang untuk

    perbaikan karena alasan mekanis. Rumus yang digunakan adalah:

    %100RW

    WMA

    (Partanto Prodjosumarto, 1996:178-181)

    Keterangan:

    W = Jumlah jam kerja produksi (Working hours)

    R = Jumlah jam perbaikan (Repair hours)

    b. Physical Availability (PA)

    Physical Availability (PA) adalah faktor yang menunjukkan

    ketersediaan operasional alat dengan memperhitungkan waktu kerja yang

    hilang karena dipengruhi berbagai alasan. Rumus yang digunakan adalah:

    PA = %100xSRW

    SW

    (Partanto Prodjosumarto, 1996:178-181)

  • 47

    Keterangan:

    W = Jumlah jam kerja produksi (Working hours)

    R = Jumlah jam perbaikan (Repair hours)

    S = Jumlah jam standby (Standby hours)

    c. Use Of Availability (UA)

    Use Of Availability (UA) adalah hal-hal menunjukan beberapa

    persen dari waktu yang digunakan untuk beroperasi pada saat alat dapat

    beroperasi. Maka digunakan rumus:

    UA = %100xSW

    W

    (Partanto Prodjosumarto, 1996:178-181)

    Keterangan:

    W = Jumlah jam kerja produksi (Working hours)

    S = Jumlah jam standby (Standby hours)

    d. Effective Of Utilization (EUt)

    Merupakan faktor yang menunjukan beberapa persen dari seluruh

    waktu kerja yang tersedia dapat dimanfaatkan sebagai waktu kerja

    produktif. Dengan rumus:

    EUT = %100xSRW

    W

    (Partanto Prodjosumarto, 1996:178-181)

    Keterangan: W = Jumlah jam kerja produksi (Working hours)

    R = Jumlah jam perbaikan (Repair hours)

    S = Jumlah jam standby (Standby hours)

  • 48

    Dari perhitungan ketersediaan alat tersebut maka akan dapat

    dihitung efisiensi optimum kerja alat dengan menggunakan rumus:

    EOpt = MA x UA x EUt

    (Partanto Prodjosumarto, 1996:178-181)

  • 49

    B. Kerangka Pemikiran

    Sumber: Penelitian PLI PT. Aman Toebillah Putra

    Gambar 26. Bagan Alir Penelitian

    PERHITUNGAN PRODUKSI ALAT PEREMUK (crusher)

    (Kapasitas Hopper, Belt Conveyor, Crusher)

    TERCAPAI TARGET

    YA

    (Evaluasi dan Rekomendasi)

    SELESAI

    TIDAK TERCAPAI

    TARGET PRODUKSI

    (Evaluasi dan Perencanaan

    Target)

    PERMASALAHAN

    IDENTIFIKASI MASALAH

    (Belum tercapainya target produksi kebutuhan hauling sebesar 41.000 ton/bulan)

    PENGAMBILAN DATA

    DATA PRIMER DATA SEKUNDER

    - Data produksi crusher

    - Data transportir hauling

    - Data jam kerja crusher

    - Data belt conveyor

    - Spesifikasi Alat

    - Target produksi

    - Data Curah Hujan

    - Kapasitas teori crusher

    PENGOLAHAN DATA

  • 50

    BAB III

    METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

    A. Jadwal Kegiatan

    Kegiatan yang dilakukan selama penelitian bertujuan untuk menemukan dan

    menjawab masalah yang telah dirumuskan pada bagian sebelumnya, serta menambah

    pengetahuan dan pengalaman tentang teknis perencanaan pekerjaan penambangan dalam

    rangka melengkapi pengetahuan teori yang didapat di bangku perkuliahan.

    Adapun kegiatan yang dilakukan selama Praktek Lapangan Industri dari tanggal

    1 Februari 2014 sampai dengan 16 Maret 2014 (7 minggu) di PT. Aman Toebillah Putra

    adalah sebagai berikut:

    Tabel 4. Jadwal Kegiatan

    No KEGIATAN

    MINGGKE KE-

    1 2 3 4 5 6 7

    1 PENGENALAN

    LOKASI

    2 KEGIATAN

    LAPANGAN

    3 PENGUMPULAN

    DATA

    4 PENGOLAHAN

    DATA

    5 ANALISA DATA

    50

  • 51

    B. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian ini adalah studi kasus berupa penelitian dalam menyikapi

    permasalahan yang menjadi polemik didalam perusahaan serta melalui penulisan

    studi kasus ini nantinya akan memberikan solusi yang baik untuk PT. Aman

    Toebillah Putra. Eksperimen penelitian berupa identifikasi langsung kelapangan

    sehingga dapat diketahui keadaan yang sebenarnya terjadi dilapangan.

    C. Jenis Data

    Adapun data yang penulis ambil selama melakukan penelitian adalah:

    1. Data Primer

    Data primer merupakan data-data yang diperoleh dari hasil

    pengamatan langsung di lapangan. Pengamatan tersebut meliputi: data jam

    alat peremuk, data produksi alat peremuk per hari, dan data-data jam kerja

    operator.

    2. Data Sekunder

    Data sekunder merupakan data-data yang diperoleh dari literatur-

    literatur PT. Aman Toebillah putra dan data-data di kantor perencanaan

    tambang terkait untuk mendukung untuk kegiatan penelitian seperti

    spesifikasi alat berat, kapasitas teori crusher, dan target produksi perusahaan.

  • 52

    D. Variabel Penelitian

    Variabel yang diamati yaitu kinerja alat peremuk dalam meremukkan

    material serta hambatan-hambatan dalam melakukan kegiatan produksi. Data-data

    dilapangan seperti data waktu kerja operator, data waktu kerja alat peremukan,

    serta kemampuan produksi harian alat peremuk dalam mencapai target produksi.

    E. Desain Penelitian

    Mempelajari literatur yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan,

    melakukan pengamatan terhadap kondisi alat peremuk (crusher) dan keadaan

    peralatannya di lapangan serta proses kegiatan peremukannya, kemudian dilakukan

    pengumpulan data dari lapangan dan instansi terkait sebagai dasar dalam menyelesaikan

    masalah yang akan dibahas serta sebagai bahan penunjang maupun pelengkap yang

    berkaitan dengan pekerjaan tambang terbuka batubara terutama alat peremuk (crusher).

    F. Teknik Pengambilan data

    Pengumpulan data dilakukan melalui dua tahapan yaitu dengan

    mengumpulkan dokumen perusahaan yang berkenaan dengan produksi dari alat

    crusher, perawatan crusher dan data langsung di lapangan untuk mengamati

    hambatan-hambatan yang terjadi pada alat peremuk (crusher). Dokumen tersebut

    berupa produksi crusher per hari. Data inilah yang akan dibandingkan antara data

    perusahaan dengan kenyataan di lapangan, apakah sudah berhubungan atau tidak.

    G. Teknik Analisis Data

    Data yang telah terkumpul dari lapangan dikelompokkan berdasarkan

    jenis dan kegunaannya. Data-data tersebut kemudian diolah untuk mendapatkan

  • 53

    perkiraan jumlah produksi, dan apabila produksi tidak tercapai, maka perbaikan-

    perbaikan pelaksanaan produksi bisa dilakukan sehingga nantinya diharapkan

    jumlah produksi pun bisa tercapai.

    Dari data-data yang diperoleh, selanjutnya akan dilakukan analisis

    terhadap produksi penambangan dan produksi masing-masing crusher. Dari

    analisis ini dibuat dengan melakukan evaluasi masing-masing alat peremuk. Jadi

    jika ada ditemukan masalah tentang jumlah produksi maka permasalahan bisa

    ditentukan dan bisa diperbaiki.

    Dalam analisis ini juga kita menganalisa tentang segala proses untuk

    mencapai produksi, mulai dari proses penambangan, proses pengolahan dan

    proses transportasi sehingga bisa didapatkan kesimpulan tentang kondisi

    penambangan dan pengolahannya sehingga kebutuhan hauling bisa terpenuhi.

  • 1

    H. Data Penelitian

    1. Data

    Setelah mengikuti dan melaksanakan kegiatan Praktek Lapangan

    Industri (PLI) di PT. Aman Toebillah Putra maka penulis mengambil data

    yang dibutuhkan untuk penulisan Laporan Praktek Lapangan Industri dan

    Proyek Akhir, adapun data yang diperoleh dari PT. Aman Toebillah Putra

    (ATP) adalah sebagai berikut:

    a. Hauling

    Proses pengangkutan batubara dari stockpile PT. Aman

    Toebillah Putra jobsite Lahat ke pelabuhan yang berada di Palembang

    yaitu menggunakan dumptruck. Data jumlah transportir hauling dan

    tonasenya pada bulan Februari 2014 terlampir pada tabel 5.

    b. Crusher

    Untuk kegiatan peremukan (crushing) PT. Aman Toebillah Putra

    menggunakan alat crusher dengan system kerja Double Roller Crusher.

    Berikut ini adalah data jam kerja siap pakai, jam perbaikan, dan

    jam delay alat peremuk (crusher) di PT. Aman Toebillah Putra pada

    bulan Februari 2014 pada table 6 di halaman 56.

    54

  • 55

    Tabel 5. Transportir hauling Bulan Februari 2014

    Tanggal Jumlah Unit Tonase

    (ton)

    Akumulatif

    1-Feb-14 173 2,035.22 2,035.22

    2-Feb-14 51 589.44 2,624.66

    3-Feb-14 138 1,555.2 4,179.86

    4-Feb-14 0 0 4,179.86

    5-Feb-14 158 1,723.37 5,903.23

    6-Feb-14 65 735.36 6,638.59

    7-Feb-14 132 1,601.75 8,240.34

    8-Feb-14 86 973.97 9,214.31

    9-Feb-14 141 1,567.44 10,781.75

    10-Feb-14 188 2,071.54 12,853.29

    11-Feb-14 184 1,998.53 14,851.82

    12-Feb-14 198 2,223.54 17,075.36

    13-Feb-14 160 1,781.02 18,856.38

    14-Feb-14 57 669.08 19,525.46

    15-Feb-14 62 687.42 20,212.88

    16-Feb-14 136 1,535.53 21,748.41

    17-Feb-14 126 1,411.64 23,160.05

    18-Feb-14 91 1,049.62 24,209.67

    19-Feb-14 155 1,726.78 25,936.45

    20-Feb-14 171 1,898.68 27,835.13

    21-Feb-14 149 1,668.17 29,503.3

    22-Feb-14 121 1,355.53 30,858.83

    23-Feb-14 168 1,933.44 32,792.27

    24-Feb-14 126 1,445.63 34,237.9

    25-Feb-14 127 1,406.6 35,644.5

    26-Feb-14 179 1,993.21 37,637.71

    27-Feb-14 157 1,765.68 39,403.39

    28-Feb-14 131 1,468.45 40,871.84

    Total 3,630 40,871.84 40,871.84 Sumber: Dept Produksi PT. Aman Toebillah Putra

    Keterangan: Tidak ada Hauling

  • 56

    Tabel 6. Jam kerja, jam perbaikan, dan jam delay crusher

    Tanggal Jam Kerja

    (jam)

    Jam

    Perbaikan

    (jam)

    Jam Delay

    (jam)

    1-Feb-14 8.5 5 1

    2-Feb-14 6 12 0.25

    3-Feb-14 5.25 6.75 0

    4-Feb-14 4.25 0 0.25

    5-Feb-14 8 5 0.5

    6-Feb-14 3.25 0 0

    7-Feb-14 3.75 1.75 0.5

    8-Feb-14 4.5 0 0.25

    9-Feb-14 7.25 2.5 0

    10-Feb-14 8.5 12 1

    11-Feb-14 8.75 4.5 0.75

    12-Feb-14 9.25 7 0

    13-Feb-14 8 0 0.75

    14-Feb-14 4.5 1.75 1

    15-Feb-14 4 0 0.5

    16-Feb-14 7.25 1.75 0.75

    17-Feb-14 7.5 0 0

    18-Feb-14 6 3.25 1

    19-Feb-14 8 0 0.5

    20-Feb-14 9 1 0

    21-Feb-14 7.25 0.5 0.25

    22-Feb-14 8.5 0 0.5

    23-Feb-14 9.25 7.25 0

    24-Feb-14 3.75 0 0.5

    25-Feb-14 7.5 2.5 0.25

    26-Feb-14 6.75 12 0.75

    27-Feb-14 7 1 0.5

    28-Feb-14 7.25 0.5 0.5

    Total 188.75 88 12.25 Sumber:Dept Produksi PT. Aman Toebillah Putra

    Keterangan: Tidak ada jam perbaikan dan jam delay

  • 57

    Tabel 7. Data Jam Terhenti Crusher PT. ATP

    Jam Terhenti

    Tanggal Jam

    Istirahat

    Change

    Shift

    Hujan Conveyor

    Lengket

    Cleaning Tidak

    Dioperasikan

    Lain

    1-Feb-14 2 2 0 0 0 10.5 0

    2-Feb-14 2 2 2.75 0.25 0 11 0

    3-Feb-14 1 0 0 0 0 0 0.75

    4-Feb-14 2 2 3 2.5 0 10 0

    5-Feb-14 2 2 10.25 0.5 0.5 0 0

    6-Feb-14 2 2 7 7.25 0 2 0

    7-Feb-14 1 2 5 3.5 0 1.5 0

    8-Feb-14 2 2 0 0 0 10.25 0

    9-Feb-14 2 2 0 0 0 10 0

    10-Feb-14 2 2 0 0 0 10 0.75

    11-Feb-14 2 2 0 0 0 10 0.5

    12-Feb-14 2 2 0 0 0 10.25 0.5

    13-Feb-14 1 0 0.5 0 0 0 0

    14-Feb-14 3 2 0.75 4 0 5.25 0

    15-Feb-14 1 2 0 0 0 10 0

    16-Feb-14 2 2 0 0 0 10 0

    17-Feb-14 2 2 0 0 0 10.25 0

    18-Feb-14 1 2 0 0 0 10 0

    19-Feb-14 2 2 0 0 0 10 0

    20-Feb-14 2 2 7.25 0.25 0 2.5 0

    21-Feb-14 3 1.5 5 2 0 5 0

    22-Feb-14 1 2 6.5 1.5 0 4 0

    23-Feb-14 2 2 0.75 5.5 0 4 0

    24-Feb-14 1 2 0 0 0 10 0

    25-Feb-14 2 2 1 10 0 1.25 0

    26-Feb-14 2 0 0 0 0 0 1

    27-Feb-14 2 2 0 0.5 0 10 1

    28-Feb-14 3 2 3 3.75 0 4 0

    Total

    (jam)

    52 49.5 53.25 41.5 0.5 181.75 4.5

    Sumber: Dept Produksi PT. Aman Toebillah Putra

  • 58

    Tabel 8. Produktifitas Crusher

    Tanggal Total Ton Ton/Hour

    (work)

    Ton/Hour

    (operation)

    1-Feb-14 1,470.739 173.02 154.81

    2-Feb-14 1,200 200 200

    3-Feb-14 1,061.537 202.19 202.19

    4-Feb-14 880 207.05 195.55

    5-Feb-14 1,768.138 221.01 214.31

    6-Feb-14 689.826 212.25 183.95

    7-Feb-14 802.404 213.97 188.80

    8-Feb-14 1,034.739 229.942 217.83

    9-Feb-14 1,278.207 176.30 154.93

    10-Feb-14 1,785.432 210.05 193.01

    11-Feb-14 1,805.721 206.36 190.07

    12-Feb-14 1,826.01 197.40 197.40

    13-Feb-14 1,481.097 185.13 185.13

    14-Feb-14 669.537 148.78 148.78

    15-Feb-14 680 170 170

    16-Feb-14 1,640 226.20 198.78

    17-Feb-14 1,712.762 228.36 214.09

    18-Feb-14 1,191.271 198.54 176.48

    19-Feb-14 1,602.831 200.35 178.09

    20-Feb-14 1,787.941 198.66 188.20

    21-Feb-14 1,386.647 191.26 184.88

    22-Feb-14 1,572.225 184.96 174.69

    23-Feb-14 1,972.029 213.19 202.25

    24-Feb-14 902.601 240.69 240.69

    25-Feb-14 1,522.872 203.04 196.49

    26-Feb-14 1,322.469 195.92 176.32

    27-Feb-14 1,413 201.85 188.4

    28-Feb-14 1,526.4 210.53 196.95

    Total 37,986.435 5733 5291,44

    Rata-rata 1356,65 204,75 188,98

    Sumber: Dept Produksi PT. Aman Toebillah Putra

  • 59

    Tabel 9. Massa, waktu,dan kecepatan belt conveyor

    No

    Massa

    (kg/m)

    Massa

    (ton/m)

    Waktu

    (detik/m)

    V

    (m/detik) (m/jam)

    1 38,40 0,03840 1,47 1,47 5.292

    2 38,20 0,03820 1,44 1,44 5.184

    3 38,15 0,03815 1,49 1,49 5.364

    4 38,45 0,03845 1,47 1,47 5.292

    5 38,60 0,03860 1,45 1,45 5.220

    6 38,85 0,03885 1,52 1,52 5.472

    7 38,56 0,03856 1,49 1,49 5.364

    8 38,60 0,03860 1,47 1,47 5.292

    9 38,78 0,03878 1,51 1,51 5.436

    10 38,42 0,03842 1,48 1,48 5.328

    11 38,20 0,03820 1,45 1,45 5.220

    12 38,88 0,03888 1,47 1,47 5.292

    13 38,10 0,03810 1,49 1,49 5.364

    14 38,15 0,03815 1,48 1,48 5.328

    15 38,65 0,03865 1,50 1,50 5.400

    total 576,99 0,57699 22,18 22,18 79.848

    Rata-rata 38,466 0,038466 1,48 1,48 5.323,2

    Sumber: Data Penelitian PLI PT. Aman Toebillah Putra

  • 60

    BAB IV

    HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

    A. Pengolahan Data

    1. Perhitungan Kapasitas Hopper

    Kapasitas hopper pada alat crhuser dapat dicari dengan rumus

    sederhana yang biasa digunakan pada pencarian volume suatu bangun.

    Volume bangun I.

    Volume= panjang lebar tinggi

    Volume bangun II

    alasluasatapluasalasluasatapluastinggiVolume 22(3

    1

    (Sumber: Trisna Suwaji, Permasalahan Pembelajaran Geometri Ruang,SMP, 2008)

    Volume bangun I

    Volume = 4 m 4 m 1 m

    = 16 m3

    Volume bangun II

    )2,142,14(1,23

    1 2222Volume

    )44,1744,17(1,23

    1Volume

    61,217,0Volume

    33,15 mVolume

    60

  • 61

    Kapasitas maxsimal Hopper:

    BatubaraBjHopperVolumeK

    333 /3,1)13,1516( mtonmmK

    TonK 46,40

    4 m

    I 4 m 1m

    II

    2.1m

    1.2 m

    2. Perhitungan Ketersedian Crusher

    Data kesediaan alat dari hasil yang diperoleh selama mengikuti

    kegiatan dilapangan yang dimulai pada tanggal 1 Februari 16 Maret

    2014 pada P.T Aman Toebillah Putra maka diperoleh jam kerja, jam

    perbaikan, dan jam standby pada bulan Februari di halaman 62.

  • 62

    a. Hari kerja selama 1 bulan = 28 hari

    b. Jam kerja (W) 8 jam 28 hari = 224 jam/bulan

    c. Jam reparasi (R) 3,14 jam 28 hari = 41,49 jam/bulan

    d. Jam standby (S) 0,43 jam 28 hari = 12,25 jam/bulan

    Maka perhitungan ketersedian alat peremuk (crusher) adalah:

    1) Mechanical avaibility (MA)

    MA = RW

    W x 100 %

    = 88224

    224 x 100 %

    = 89%

    2) Use of Utilation (UA)

    UA = SW

    W x 100 %

    = 25,12224

    224 x 100 %

    = 94,%

    3) Physical Availability (PA)

    PA = %100xSRW

    SW

    PA = %10025,1288224

    25,12224x

    = 72%

  • 63

    4) Effective Of Utilization (Eut)

    EUT = %100xSRW

    W

    %10025,1288224

    224EUt

    = 69%

    3. Perhitungan Kapasitas Angkut Nyata Belt Conveyor

    a. Kpasitas angkut nyata belt conveyor perjam

    P = V G

    = 5.323,71 m/jam 0,03846 ton/m

    = 204,75 ton/jam

    b. Kapasitas angkut nyata belt conveyor perbulan

    P = V G T MA UA

    = 5.323,71 0,03846 224 0,89 0,94

    = 38.369,80 ton/bulan

    4. Perhitungan Kebutuhan Hauling

    Data kebutuhan hauling dari hasil yang diperoleh selama

    mengikuti kegiatan dilapangan yang dimulai pada tanggal 1 Februari 16

    Maret 2014 pada P.T Aman Toebillah Putra maka diperoleh data jumlah

    hauling dan data jumlah tonasenya pada bulan Februari sebagai berikut:

    a. Hari kerja selama 1 bulan = 28 hari

    b. Kapasitas rata-rata hauling = 11.27 ton

    c. Jumlah hauling 130 unit/hari x 28 hari = 3640 unit/bulan

    d. Jumlah kebutuhan hauling 130 x 11.27 x 28 = 41.022,8 ton/bulan.

  • 64

    B. Hasil Analisis

    Berdasarkan hasil penelitian yang diikuti oleh penulis, dan data yang

    diperoleh dari departemen produksi PT. Aman Toebillah Putra mulai tanggal 1

    Februari sampai dengan tanggal 28 Februari 2014, produksi nyata alat

    peremuk (crhuser) adalah: 37,986.44 ton/bulan Sedangkan kebutuhan hauling

    ke pelabuhan adalah 40,871.84 ton/bulan maka dapat diartikan bahwa

    pencapaian produksi untuk memenuhi kebutuhan hauling ke pelabuhan belum

    tercapai dengan maksimal.

    Untuk menanggulangi masalah tersebut maka langkah yang dapat

    diambil adalah mengurangi waktu hambatan yang terjadi. Mengurangi waktu

    hambatan adalah salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan kinerja

    crusher. Adapun waktu hambatan yang harus dikurangi adalah sebagai

    berikut:

    1. Waktu hambatan yang terjadi pada persipan alat seperti untuk pengisian

    BBM, pengecekan peralatan, pembersihan, pelumasan alat, dan lainnya

    sebelum kerja dimulai.

    2. Kepekatan material olahan, ini terjadi akibat material yang akan diproses

    basah dan mengakibatkan belt conveyor lengket dan terpaksa belt

    conveyor dihentikan untuk sementara waktu, selama pembersihan belt

    conveyor yang mengandung lumpur dilakukan. Seharusnya material yang

    masih dalam keadaan basah lebih baik ditumpuk di stock pile terlebih

    dahulu.

  • 65

    3. Masuknya material berukuran besar yang sering kali terjadi dan

    mengakibatkan mesin harus dihentikan sementara, seharusnya material

    yang berukuran besar dipecahkan oleh excavator terlebih dahulu sebelum

    dimasukkan kedalam hopper.

    4. Tunggu daya merupakan hambatan yang tidak bisa diduga, ini dikarenakan

    terjadi karena tegangan rendah atau listrik mati.

    5. Penggantian peralatan yang rusak, seharusnya forment atau operator

    crusher lapangan terlebih dahulu mencek peralatan apakah siap pakai atau

    tidak, dan ini jangan sampai terjadi karena sangat banyak memakan waktu.

    C. Pembahasan

    Tujuan dari penilaian ketersediaan alat adalah untuk mengetahui

    kemampuan alat peremuk (crusher) dan sampai sejauh mana produktifitas

    alat tersebut bisa ditingkatkan. Dari data yang diperoleh selama penelitian

    diketehui bahwa perhitungan ketersedian alat peremuk (crusher) adalah:

    1. MA = 89%

    2. UA = 94%

    3. UA = 72%

    4. Eut = 69%

    5. Eopt = 57%

  • 66

    Perhitungan setelah perbaikan pada waktu hambatan yang ada

    a. Hari kerja selama 1 bulan = 28 hari

    b. Jam kerja (W) 8 jam 28 hari = 224 jam/bulan

    c. Jam reparasi (R) 0,43 jam 28 hari = 12 jam/bulan

    d. Jam standby (S) 0,42 jam 28 hari = 12 jam/bulan

    Maka Perhitungan ketersediaan alat peremuk (crusher) adalah

    Mechanical avaibility (MA)

    MA = RW

    W x 100 %

    = 12224

    224 x 100 %

    = 95%

    Use of Utilation (UA)

    UA = SW

    W x 100 %

    = 12224

    224 x 100 %

    = 95%

    Physical Availability (PA)

    PA = %100xSRW

    SW

    PA = %1001212224

    12224x

    = 96%

  • 67

    Effective Of Utilization (Eut)

    EUT = %100xSRW

    W

    %1001212224

    224EUt

    = 91%

    Dari data diatas dapat diketahui kapasitas angkut nyata belt

    conveyor sebagai berikut:

    a. Kapasitas angkut nyata belt conveyor perjam

    P = V G

    = 5.323,71 m/jam 0,03846 ton/1m

    = 204,75 ton/jam

    b. Kapasitas angkut nyata belt conveyor perbulan setelah perbaikan:

    P = V G T MA UA

    = 5.323,71 0,03846 224 0,95 0,95

    = 41.392,1 ton/bulan

    Setelah dilakukan evaluasi pada kinerja crusher diharapkan target

    produksi perusahaan dalam memenuhi kebutuhan hauling ke pelabuhan

    dapat tercapai yaitu 40.871,84 ton/bulan (41.000,00 ton/bulan) dan hauling

    tidak akan mengalami antrian dalam pengisian batubara di stockpile karena

    stock batubara yang telah di produksi crusher telah mencukupi. Dimana

    dengan mengurangi waktu hambatan yang ada, mengurangi waktu

    perbaikan, dan memaksimalkan waktu standby tanpa menambah jam kerja

    maka target produksi dalam memenuhi kenutuhan hauling akan terpenuhi.

  • 68

    BAB V

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Hasil pengamatan, penelitian dan perhitungan terhadap unit alat

    peremuk crusher batubara di PT. Aman Toebillah Putra, yang dikaji secara

    teknis terhadap unit alat peremuk yang telah diuraikan pada bab-bab

    sebelumnya. Maka dari itu penulis dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu:

    1. Berdasarkan hasil Pengamatan dan pengukuran dilapangan bahwa

    produktifitas alat crusher belum maksimal dimana target produksi crusher

    adalah 40.871,84 ton/bulan sedangkan yang mampu dicapai adalah

    37,986.44 ton/bulan.

    2. Alat peremuk (crusher) pada PT. Aman Toebillah Putra memiliki

    kapasitas teori sebesar 300 ton/jam sementara pada kapasitas nyatanya

    hanya mampu 204,75 ton/jam.

    3. Efektifitas alat crusher di PT. Aman Toebillah Putra mengalami

    peningkatan setelah dilakukannya pengurangan waktu hambatan yang

    terjadi. Mechanical avaibility (MA) yaitu dari 89% menjadi 95%, Use of

    availability (UA) dari 93% menjadi 95%, Effektive of utilization (EUT)

    dari 69% menjadi 91%, Efektif optimum (Eopt) dari 57% menjadi 82%.

    4. Setelah dilakukan evaluasi kajian teknis dengan mengurangi waktu

    hambatan yang terjadi, waktu stanby, waktu perbaikan, maka target

    produksi 41.392,1 ton/bulan dalam rangka memenuhi kebutuhan hauling

    ke pelabuhan akan tercapai.

    68

  • 69

    B. Saran

    Dengan memperhatikan beberapa permasalahan yang terkait dalam upaya

    meningkatkan produksi alat crusher, maka saran yang dapat penulis berikan adalah

    sebagai berikut:

    1. Perlunya pengoptimalan pada penanganan parting (pengotor) di lapangan

    (ROM), sebelum pangangkutan batubara dari lokasi penambangan menuju

    stockpile, dan dilanjutkan oleh hand picker, yaitu pekerja yang bertugas

    untuk memisahkan material-material non batubara seperti coalisill,

    blacksill, batu, kayu dan lain-lain yang terbawa masuk kedalam hopper,

    sehingga tidak mengganggu kerja doblle roller (peremuk batubara).

    2. Perlunya memperhatikan ukuran material/pengumpan sebelum

    dimasukkan kedalam hopper oleh operator alat muat, karena material yang

    terlalu besar akan menghambat turunnya batubara dari hopper menuju

    grizzly feeder. Untuk mengatasinya harus mematikan alat crusher dalam

    beberapa menit, maka hal ini akan mengurangi produktifitas alat crusher.

    3. Seharusnya batubara yang dibawa dari lokasi penambangan yang masih

    dalam keadaan basah harus diletakkan terlebih dahulu pada stockpile

    sehingga mengering dengan sendirinya, karena batubara yang masih dalam

    keadaan basah akan menyebabkan belt conveyor lengket, hal tersebut

    sangat berpengaruh dalam pencapaian target produksi,

    4. Perlunya pengawasan waktu kerja, pengontrolan, dan pemeliharaan rangkaian

    peralatan peremuk secara disiplin, agar kemungkinan terbuangnya waktu kerja

    dan kerusakan mesin-mesin akibat human error dapat dihindari.

  • 70

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim, Laporan, Data-data, dan Arsip PT. Aman Toebillah Putra, 2014

    Hutagalung, Muliadi. (2011). Optimalisasi Produktivitas Crushing Plant Untuk

    Pencapaian Target Produksi 25.000 Ton/bulan pada PT. Nusa Alam

    Lestari, Site Sapan Dalam Kecamatan Talawi Sawahlunto. Proyek Akhir.

    Universitas Negeri Padang.

    Iwan, Maliq. (2010). Alat-alat Industri Kimia. Grinding dan Sizing.

    http://iwanaik.wordpress.com/2010/11/28/grinding/. Diakses:20 Maret 2014.

    Partanto, Ir. (1996), Pemindahan Tanah Mekanis. Bandung: Jurusan Teknik

    Pertambangan, Institut Teknologi Bandung.

    Raimon Kopa. (2013). Panduan Pelaksanaan Proyek Akhir/ Pengalaman

    Lapangan Industri Program Studi D3 Teknik Pertambangan UNP. Padang:

    Jurusan Teknik Pertambangan UNP.

    Rage,Heldo. (2012). Optimalisasi Produktivitas Crusher dalam Memenuhi Target

    Produksi Batu Kapur PT. Semen Padang di Bukit Karang Putih, Indarung,

    Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang. Proyek Akhir. Universitas

    Negeri Padang.

    Taggart, AF, Handbook Of Mineral Dressing, John Willey and Son, Inc, New York,

    London and Sidney, 1953.

    Trisna Suwaji. (2008). Permasalahan Pembelajaran Geometri Ruang,SMP.

    Wijayanto, Domas. (2010) Roll Crusher. http://domas09.blogspot.sg/2013/02/roll-

    crusher.html. Diakses: 25 Maret 2014.

    Yanuar Kiram. (2011). Petunjuk Penulisan Tugas Akhir Universitas Negeri

    Padang. Padang: Universitas Negeri Padang.

  • 71

    LAMPIRAN I

    PETA IUP PT. AMAN TOEBILLAH PUT

    Sumber: Dept Engineering PT. Aman Toebillah Putra

  • 55

  • 56

  • 55

  • 56

  • 57