PERENCANAAN KEBUTUHAN OVERBURDEN (OB) PADA ...
Post on 07-Feb-2023
0 Views
Preview:
Transcript
1
PERENCANAAN KEBUTUHAN OVERBURDEN (OB) PADA SISTEM
PERATAAN TANAH KEGIATAN REKLAMASI DI PT DINAMIKA
SEJAHTERA MANDIRI DESA TERAJU KECAMATAN TOBA
KABUPATEN SANGGAU KALIMANTAN BARAT
Ismaya Desvi1, Budhi Purwoko2, Hendri Sutrisno2 1Mahasiswa, Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Tanjungpura, Pontianak
2 Dosen, Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Tanjungpura, Pontianak
Email : ismayadesvi@gmail.com
ABSTRAK
PT Dinamika Sejahtera Mandiri merupakan perusahaan pertambangan bauksit yang berlokasi di Kecamatan Toba,
Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Penambangan yang diterapkan menggunakan sistem tambang terbuka dan
penimbunan berupa backfilling. Kegiatan penambangan berpotensi mengubah lingkungan karena kegiatannya
merubah bentang alam mengakibatkan terbentuknya bukaan bekas penambangan, cara penanganannya yaitu
reklamasi. Reklamasi diterapkan menggunakan sistem perataan tanah dengan mengembalikan overburden dan top
soil yang telah tercampur untuk menutupi seluruh bukaan bekas penambangan. Penelitian ini bertujuan membuat
perencanaan penataan lahan dan memberikan rekomendasi kepada pihak perusahaan. Penelitian ini dilakukan di
Desa Lumut pada blok 4A pit 17 Mungguk Batu dengan pengambilan data primer (luas area, koordinat bottom
overburden, koordinat bottom ore, kedalaman bukaan bekas tambang, dan ketebalan tanah penutup) dan data
sekunder (peta topografi original dan spesifikasi alat mekanis). Data tersebut diambil selama ±30 hari, selanjutnya
diolah untuk mendapatkan volume ketersediaan overburden, volume overburden yang dibutuhkan untuk menutupi
bukaan bekas tambang, produktivitas alat mekanis (alat gali muat dan alat gusur), waktu kerja yang digunakan
selama perencanaan penataan lahan dengan sistem perataan tanah. Hasil yang diperoleh adalah luas area yang akan
direklamasi yaitu 2 Ha. Volume overburden yang dibutuhkan sebanyak 350.779,4376 LCM dan volume
overburden yang tersedia sebanyak 75.391,1004 LCM. Waktu pengerjaan untuk menata lahan selama 308 hari.
Kata kunci :Overburden, Reklamasi, Sistem perataan tanah.
ABSRACT
PT Dinamika Sejahtera Mandiri is a bauxite mining company located in Toba District, Sanggau Regency, West
Kalimantan. Mining is applied using an open pit system and backfilling. Mining activities have the potential to
damage the environment because their activities change the landscape resulting in the formation of ex-mining
openings, the method of handling is reclamation. Reclamation is implemented using a soil leveling system by
returning the mixed overburden and top soil to cover all the openings of the former mining. This study aims to
make land use planning and provide recommendations to the company. This research was conducted in Lumut
Village at block 4A pit 17 Mungguk Batu with primary data collection (area area, bottom overburden coordinates,
bottom ore coordinates, depth of mine openings, and thickness of overburden) and secondary data (original
topographic maps and mechanical equipment specifications). The data is taken for ± 30 days, then processed to
obtain the volume of overburden availability, volume of overburden required to cover ex-mining openings, the
productivity of mechanical devices (loading and digging tools), working time used during land use planning with
a ground leveling system. The result obtained is the area to be reclaimed, which is 2 Ha. The required overburden
volume is 350,779,4376 LCM and the available overburden volume is 75,391,1004 LCM. The working time for
arranging the land is 308 days.
Key words :Overburden, Reclamation, Ground leveling system.
I. PENDAHULUAN PT. Dinamika Sejahtera Mandiri merupakan
perusahaan pertambangan yang bergerak di komoditas
tambang logam bauksit yang berada di Desa Teraju,
Kecamatan Toba, Kabupaten Sanggau, Provinsi
Kalimantan Barat. Kegiatan penambangan yang
diterapkan oleh PT. Dinamika Sejahtera Mandiri
menggunakan sistem tambang terbuka, penimbunan
yang dilakukan adalah backfilling. Metode backfilling
adalah suatu metode penimbunan kembali material
overburden kedalam bukaan bekas tambang dimana
bahan galian tambang telah selesai di ambil. Kegiatan
2
penambangan sangat berpotensi merusak lingkungan
karena sifat kegiatannya yang merubah bentang alam.
Dampak dari kegiatan tersebut adalah dapat mengubah
lingkungan hidup secara fisik, kimia dan biologi.
Menurut Undang-Undang Nomor 23 tahun 1997
tentang pengelolaan lingkungan, perusakan
lingkungan hidup adalah tindakan yang menimbulkan
perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat
fisik dan/atau hayatinya yang mengakibatkan
lingkungan hidup tidak berfungsi lagi dalam
menunjang pembangunan berkelanjutan. Salah satu
dampak negatif dari kegiatan penambangan adalah
terbentuknya bukaan bekas penambangan. Dampak
lainnya berupa kerusakan tanah, kesuburan tanah, erosi
dan sedimentasi, kekeringan serta berubah atau
hilangnya bentuk permukaan bumi.
PT. Dinamika Sejahtera Mandiri telah melakukan
penimbunan untuk perataan tanah (dengan overburden
dan top soil telah tercampur), namun tidak
memperhitungkan berapa banyak overburden yang
dibutuhkan untuk menutupi bukaan bekas tambang.
Oleh karena itu, peneliti membuat analisis kebutuhan
overburden di PT. Dinamika Sejahtera Mandiri agar
dapat memberikan rekomendasi kepada pihak
perusahaan mengenai berapa luas area yang akan
direklamasi, menganalisis ketersediaan overburden,
menganalisis kebutuhan jumlah overburden untuk
sistem perataan tanah pada blok 4A pit 17 Mungguk
Batu Desa Lumut Kecamatan Toba.
II. METODOLOGI DAN PUSTAKA 1) Reklamasi
Menurut Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009,
reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang
tahapan usaha pertambangan untuk menata,
memulihkan, dan memperbaiki kualitas lingkungan
dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai
peruntukannya. Kegiatan reklamasi yang bertujuan
memperbaiki kegunaan lahan yang terganggu sebagai
akibat kegiatan usaha pertambangan agar dapat
berfungsi dan berdaya guna sesuai peruntukannya.
2) Penataan Lahan
Penataan lahan merupakan kegiatan yang utama
dalam tahapan kegiatan reklamasi. Penataan lahan
bertujuan untuk menentukan pemanfaatan lahan untuk
masa yang akan datang. Perhatian khusus dan
perancangan yang baik sangat diperlukan agar dapat
menyesuaikan bentuk tatanan lahan dengan kegunaan
lahan kedepannya. Ada 3 cara alternatif yang dapat
digunakan dalam kegiatan penimbunan untuk penataan
lahan yaitu dengan cara sistem perataan tanah, sistem
pot, dan sistem guludan. Pada penelitian ini
menggunakan alternatif dengan cara sistem perataan
tanah.
Gambar 1. Sistem Perataan Tanah
(Sumber : Putri, 2019)
3) Penentuan Alat Mekanis
Penentuan alat mekanis berguna untuk
menentukan hasil produksi tanah penutup untuk
menutupi lubang bukaan yang akan direklamasi.
Penentuan alat dapat ditentukan dengan mempelajari
dan mengamati keadaan lokasi penelitian, sehingga
target produksi dapat terpenuhi dengan menggunakan
alat yang tepat.
Peralatan
Peralatan yang digunakan pada penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Total Station (TS)
2. Meteran
Prosedur Penelitian
Penelitian ini memiliki prosedur/tahapan
penelitian sebagai berikut:
1) Tahapan Penelitian
- Studi Pustaka
Studi pustaka, dilakukan dengan mencari
bahan-bahan pustaka yang berkaitan dengan
penelitian yang akan dilakukan, seperti
penelitian terdahulu, buku dan jurnal yang
berkaitan dengan penelitian.
- Persiapan Lahan
Persiapan lahan, dilakukan di lokasi PT.
Dinamika Sejahtera Mandiri diarea bekas
penambangan pada blok 4A PIT 17 Mungguk
Batu.
2) Penelitian di Lapangan
- Orientasi Lapangan
Orientasi lapangan dimaksudkan untuk
mendapatkan informasi secara langsung
mengenai kondisi tempat yang akan dijadikan
lokasi penelitian serta mencari informasi
pendukung yang berkaitan dengan
permasalahan yang akan dibahas. Orientasi
lapangan bertujuan untuk mengetahui kondisi
terkini area penambangan di PT. Dinamika
Sejahtera Mandiri serta mengkoordinasikan
dengan perusahaan dan pembimbing
lapangan.
3) Pengumpulan Data
Pengumpulan data terdiri dari pengumpulan data
primer serta data sekunder.
3
a) Data Primer
- Luas Area
Luas area yang akan direklamasi
didapatkan setelah mengetahui koordinat
area reklamasi yang diambil
menggunakan Total Station (TS). Data
koordinat yang diambil sebanyak 7 titik.
Kemudian data hasil bidik diolah pada
software AutoCAD 2007 untuk
mengetahui luas area reklamasi.
- Koordinat Bottom Overburden
Pengambilan koordinat bottom
overburden dilakukan pada tanggal 15
maret 2020. Setelah pengambilan
koordinat original dilakukan pengupasan
overburden, dilanjutkan dengan
pengambilan koordinat bottom
overburden. Cara pengambilan koordinat
bottom overburden dengan membidik area
yang telah terkupas. Data koordinat yang
diambil sebanyak 488 titik. Kemudian
data hasil bidik diolah pada software
AutoCAD 2007 untuk mengetahui
topografi bottom overburden.
- Koordinat Bottom Ore
Pengambilan koordinat bottom ore
dilakukan pada tanggal 21 maret 2020.
Setelah pengambilan koordinat bottom
overburden dilakukan pengupasan ore,
dilanjutkan dengan pengambilan
koordinat bottom ore. Cara pengambilan
koordinat bottom ore dengan membidik
area yang telah terkupas. Data koordinat
yang diambil sebanyak 1.673 titik.
Kemudian data hasil bidik diolah pada
software AutoCAD 2007 untuk
mengetahui topografi bottom ore.
- Kedalaman bukaan bekas tambang
Pengukuran kedalaman bukaan bekas
tambang dilakukan dengan mengolah data
koordinat original, koordinat bottom
overburden dan koordinat bottom ore.
Selanjutnya, data hasil olahan dibuat
penampang sayatan di software AutoCAD
2007. Dari hasil sayatan yang telah dibuat
bisa diukur kedalaman bukaan bekas
tambang.
- Ketebalan tanah penutup (overburden)
Pengukuran ketebalan tanah penutup
overburden dilakukan secara manual
menggunakan meteran.
b) Data Sekunder
- Peta topografi original
Peta topografi original digunakan untuk
mengetahui elevasi atau ketinggian dari
lokasi penelitian. Peta topografi didapat
dari perusahaan PT. Dinamika Sejahtera
Mandiri.
- Spesifikasi alat mekanis
Spesifikasi alat mekanis digunakan untuk
menghitung waktu kerja alat mekanis
yang akan digunakan untuk pelaksanaan
kegiatan sistem perataan tanah.
Perhitungan ini dilakukan secara teoritis
sesuai data spesifikasi alat yang
didapatkan dari sumber internet dan buku.
Alat yang akan digunakan yaitu excavator
dan bulldozer.
Metode Analisis
1. Ketersediaan dan Kebutuhan Overburden (OB)
Untuk mengetahui ketersediaan dan kebutuhan
tanah penutup (overburden) yang diperlukan untuk
perataan tanah maka yang harus dilakukan yaitu
menentukan sistem perataan tanah. Perhitungan
volume ketersediaan dan kebutuhan tanah penutup
sistem perataan tanah.
Keterangan:
V : Volume (m3)
L : Jarak antar penampang (m)
S1 : Luas Penampang1 (m2)
S2 : Luas Penampang2 (m2)
Keterangan:
Volume (LCM) : Volume keadaan gembur
Volume (BCM) : Volume keadaan asli
Swell factor tanah penutup : Faktor pengembangan
material
2. Penentuan Alat Mekanis
Penentuan alat mekanis berguna untuk
menentukan hasil produksi tanah pucuk untuk
menutupi lubang bukaan yang akan direklamasi.
Penentuan alat dapat ditentukan dengan mempelajari
dan mengamati keadaan lokasi penelitian, sehingga
target produksi dapat terpenuhi dengan menggunakan
alat yang tepat.
Alat Gali Muat
a) Produksi Per Siklus
q = q1 × K (3)
Keterangan:
q : Produksi per siklus (m³)
q1 : Kapasitas munjung (spesifikasi alat) (m³)
K : Faktor pengisian bucket
b) Cycle Time
V = L (𝑆1+𝑆2)
2 (1)
Volume (LCM) = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (𝐵𝐶𝑀)
𝑆𝑤𝑒𝑙𝑙 𝐹𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟 𝑇𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑢𝑡𝑢𝑝 (2)
CT = standar cycle time × faktor konversi (4)
4
Keterangan:
CT : Cycle time
c) Produksi Per Jam
Q = 𝑞×3600×𝐸
𝐶𝑇 (5)
Keterangan:
Q : Produksi per jam (m³/jam)
q : Produksi per sisklus
3600 : Konversi jam ke detik
E : Efisiensi Kerja
CT : Waktu edar (detik)
Alat Gusur
a) Produksi Per Siklus
q = L × H2 × a (6)
Keterangan:
q : Produksi Per siklus (m3)
L : Lebar Blade (m3)
H : Tinggi Blade (m)
a : Faktor Blade (Tabel 2.4)
b) Cycle Time
Keterangan:
CT : Cycle time
c) Produksi Per Jam
Q = 𝑞×3600×𝐸
𝐶𝑇 (8)
Keterangan:
Q : Produksi per jam (m³/jam)
q : Produksi per sisklus
3600 : Konversi jam ke detik
E : Efisiensi Kerja
CT : Waktu edar (detik)
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
1) Keadaan Eksisting
Kondisi eksisting merupakan kondisi yang nyata
saat berada dilapangan. Luas area pada blok 4A pit 17
Mungguk Batu Desa Lumut Kecamatan Toba yaitu
sebesar 20.080 𝑚2.
Tabel 1. Koordinat Lokasi Penelitian
2) Ketersediaan Overburden (OB)
Untuk mengetahui volume overburden yang
dibutuhkan, peneliti menggunakan metode sayatan
penampang atau cross section dengan menggunakan
software AutoCAD 2007. Sayatan/penampang dibuat
sebanyak 11 buah dengan membagi rata antar jarak
penampang yaitu 30 meter (menyesuaikan dengan
jarak test pit) (Lampiran). Dengan adanya sayatan
penampang pada peta kontur, informasi volume tanah
penutup akan lebih mudah diketahui.
Gambar 2. Sayatan Penampang Eksisting
Dibawah ini merupakan tabel hasil sayatan penampang
keadaan eksisting pada blok 4A pit 17 Mungguk Batu.
Tabel 2. Tabel Hasil Sayatan Penampang/Cross
Section Keadaan Eksisting
Total volume overburden keadaan eksisting yaitu
94.238,8755 m3/BCM. Volume tanah penutup
(overburden) yang tersedia pada blok 4A sebanyak
75.391,1004 LCM.
3) Perencanaan Penataan Lahan
Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan
Republik Indonesia Nomor : P.4/Menhut-II/2011
diperlukan pembuatan teras dengan standar teknis
kemiringan lereng < 5 %. Sesuai dengan namanya teras
ini biasanya digunakan pada daerah yang relative rata
namun untuk mencegah terjadinya erosi, diperlukan
pembuatan teras dengan standar teknis kemiringan
lereng < 5 %. Pada penelitian ini menggunakan metode
sistem perataan tanah dengan teras datar, kemiringan
lereng yang digunakan 4 % (2˚). Jika kemiringan
lereng > 5 % kemungkinan erosi akan terjadi, dan jika
CT = standar cycle time × faktor konversi (7)
5
< 4 % keperluan untuk tanah penutup (overburden)
akan semakin banyak digunakan dan bisa saja
perusahaan akan rugi. Berikut merupakan sayatan
perencanaan penataan lahan pada blok 4A pit 17
Mungguk Batu.
Gambar 3. Sayatan Perencanaan Penataan Lahan
Dibawah ini merupakan tabel hasil sayatan penampang
perencanaan penataan lahan pada blok 4A pit 17
Mungguk Batu.
Tabel 3. Tabel Hasil Sayatan Penampang/Cross
Section Perencanaan
Total volume overburden perencanaan yaitu
438.474,297 m3/BCM. Berdasarkan perhitungan di
atas maka didapatkan volume overburden (OB) yang
dibutuhkan pada blok 4A sebanyak 438.474,297 𝑚3.
Kegiatan penataan tanah penutup menggunakan
bantuan alat mekanis. Alat mekanis yang digunakan
yaitu Excavator Hitachi ZX 330 dan Bulldozer
Komatsu D85E-SS-2A. Excavator berperan untuk
mengambil timbunan yang tinggi untuk dipindahkan
ketempat yang rendah supaya bulldozer mudah untuk
menebarkan tanah penutup dengan cara meratakan
timbunan yang telah diambil excavator. Waktu yang
diperlukan untuk kegiatan penataan overburden
dengan menggunakan excavator adalah 1437 jam atau
selama 144 hari. Sedangkan waktu yang diperlukan
untuk kegiatan penataan overburden dengan
menggunakan bulldozer adalah 1639 jam atau selama
164 hari.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian di PT Dinamika
Sejahtera Mandiri, di dapatkan hasil dari analisa dan
olah data maka dapat ditarik suatu kesimpulan untuk
menjawab tujuan dari penelitian ini.
1. Luas area yang akan direklamasi didapatkan
setelah mengetahui koordinat area reklamasi
yang diambil menggunakan Total Station (TS).
Cara pengambilan data dilakukan dengan
membidik area yang terbuka atau yang
tertambang. Kemudian data hasil bidik diolah di
software AutoCAD 2007 untuk mengetahui luas
area reklamasi. Berdasarkan pengolahan data luas
area pada blok 4A pit 17 Mungguk Batu Desa
Lumut Kecamatan Toba yaitu sebesar 20.080 𝑚2.
2. Volume tanah penutup (overburden) yang
tersedia pada blok 4A pit 17 Mungguk Batu Desa
Lumut sebanyak 75.391,1004 LCM.
3. Pada penelitian ini menggunakan metode sistem
perataan tanah dengan teras datar, kemiringan
lereng yang digunakan 4 %. Untuk volume tanah
penutup (overburden) yang dibutuhkan pada blok
4A pit 17 Mungguk Batu Desa Lumut sebanyak
350.779,4376 LCM.
Saran
Adapun saran dari hasil kegiatan penelitian ini
yaitu untuk memaksimalkan penimbunan kembali
tanah penutup (overburden) maka diperlukan
penambahan alat berat.
UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada Bapak Budhi Purwoko, S.T., M.T. dan Bapak
Hendri Sutrisno. S.T., M.T. selaku dosen pembimbing
serta PT Dinamika Sejahtera Mandiri yang telah
memberikan kesempatan serta bimbingan sehingga
penelitian ini dapat dilaksanakan.
REFERENSI
Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia
Nomor : P.4/Menhut-II/2011. Pedoman
Reklamasi Hutan. Jakarta: Ditetapkan Di
Jakarta, 14 Januari 2011.
Putri, Y. A. 2019. Studi Reklamasi Lahan Bekas
Tambang Ballclay (Tanah Lempung) dengan
Sistem Perataan Tanah dan Sistem Pot
Menggunakan Tumbuhan Sengon
(Paraserianthes Falcataria) Di PT.
CLAYINDO CAKRA JAYA. Skripsi.
6
Pontianak: Fakultas Teknik, Universitas
Tanjungpura.
Soemarno., W. S. 2006. Pertambangan Sebagai Aset
Bangsa Indonesia. Indonesian Journal For
Sustainable Future Vol. 2 No. 4 Desember
2006.
Undang-undang No 4 Tahun 2009 Tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara.
Undang-undang No 23 Tahun 1997 Tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Presiden
Republik Indonesia. Jakarta: Ditetapkan Di
Jakarta, 19 September 1997.
top related