PENGARUH AUDIT INTERNAL TERHADAP KUALITAS PELAPORAN ...
Post on 16-Oct-2021
9 Views
Preview:
Transcript
ii
PENGARUH AUDIT INTERNAL TERHADAP KUALITASPELAPORAN KEUANGAN (STUDI KASUS PADA
PEMERINTAHAN KABUPATEN GOWA)
SKRIPSI
Sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana
Disusun dan diajukan oleh:
OlehNURFADILAH. S
NIM 10573 0443013
JURUSAN AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR2020
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Memulai dengan penuh keyakinanMenjalankan dengan penuh keikhlasan
Menyelesaikan dengan penuh kebahagiaan
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersamakesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan),
tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada Tuhanmulahengkau berharap.” (QS. Al-Insyirah,6-8)
"Pendidikan merupakan senjata paling ampuh yang bisa kamu gunakan untuk merubahdunia"
(Nelson Mandela)
Kupersembahkan karyaku buat:
Ayahanda dan Ibunda Tercinta
vi
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan
salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para
keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai
manakala penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Audit Internal Terhadap
Kualitas Pelaporan Keuangan (Studi Kasus pada Pemerintahan Kabupaten Gowa)”.
Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam
menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar. Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan
terima kasih kepada kedua orang tua penulis ayahanda dan ibunda yang senantiasa
memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus takpamrih.
Dan saudara-saudarku tercinta yang senantiasa mendukung dan
memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas
segala pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi
keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan
kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di
akhirat. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa
adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan yang
setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada:
vii
1. Bapak Dr. H. Abd Rahman Rahim, SE., MM., Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Ismail Rasullong, SE., MM, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Dr. Ismail Badollahi, SE.,M.Si. Ak., selaku Ketua Prodi Akuntansi
Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak, Dr. Agussalim HR, SE, MM., selaku Pembimbing I yang senantiasa
meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga
skripsi dapat diselesaikan.
5. Ibu Linda Arisanty Razak, SE, M. Si. Ak. CA., selaku Pembimbing II yang
telah berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian
skripsi.
6. Bapak/ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya
kepada penulis selama mengikuti kuliah.
7. Para staf karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar.
8. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi
sesama satu angkatan yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit
bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.
9. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu per satu
yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan dukungannya
sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini.
viii
Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih sangat
jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya para
pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikannya
demi kesempurnaan skripsi ini. Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru
Universitas Muhammadiyah Makassar. Billahifisabilil Haqfastabiqulkhairat,
Wassalamualaikum Wr.Wb
Makassar, 18 Juni 2020
Nurfadilah. S
ix
ABSTRAK
Nurfadilah. S, 2020. Pengaruh Audit Internal Terhadap Kualitas PelaporanKeuangan (Studi Kasus pada Pemerintahan Kabupaten Gowa). Dibimbingoleh Pembimbing I Agussalim dan Pembimbing II Linda Arisanty Razak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh audit internalterhadap kualitas pelaporan keuangan pada Pemerintahan Kabupaten Gowakhususnya pada Badan Pengelola Keuangan Daerah
Penelitian ini digolongkan sebagai jenis penelitian kuantitatif karenapenelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagiandan fenomena serta kausalitas hubungan-hubungannya. Pengumpulan datadilakukan dengan teknik kepustakaan, penelitian lapangan dengan membagikankuisioner dan studi internet.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa (1)Sebesar 54,3 persen variasi naik turunnya kualitas pelaporan keuangandipengaruhi oleh variabel audit internal. Sedangkan sisanya sebesar 45,7 persendipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. (2) Audit internal berpengaruhpositif dan signifikan terhadap kualitas pelaporan keuangan pada PemerintahanKabupaten Gowa khususnya pada Badan Pengelola Keuangan Daerah.
Kata Kunci: Audit Internal, Kualitas Pelaporan Keuangan.
x
ABSTRACT
Nurfadilah. S, 2020. The Effect of Internal Audit on the Quality of FinancialReporting (Case Study in Gowa Regency Government), Thesis Faculty ofEconomics and Business Department of Accounting MuhammadiyahUniversity of Makassar. Counseled by Supervisor I Agussalim and AdvisorII Linda ArisantyRazak.
This study aims to determine the effect of internal audit on the quality offinancial reporting in Gowa Regency Government.
This research is classified as a type of quantitative research becausequantitative research is systematic scientific research on parts and phenomenaand causality of relationships. The data collection is done by literature technique,field research by distributing questionnaires and studi internet.
Based on the results obtained, then it can be concluded that (1) By 54,3% variation up anda down the quality of financial reporting is influenced byinternal audit variable. While the remaining 45,7 % is influenced by othervariables no examined. (2) Internal audit has a positive and significant effect onthe quality of financial reporting to the government of Gowa Regency especiallyin regional financial management bodies.
Keywords: Internal Audit, Quality of Financial Reporting.
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL.............................................................................................................. i
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN.......................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... v
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
ABSTRAK............................................................................................................ ix
ABSTRACT ......................................................................................................... x
DAFTAR ISI......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR/BAGAN ............................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 8
A. Konsep Audit Internal .......................................................................... 8
B. Penelitian Terdahulu............................................................................. 21
C. Kerangka Pikir....................................................................................... 25
D. Hipotesis ............................................................................................... 25
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 27
A. Jenis Penelitian .................................................................................... 27
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 27
xii
C. Jenis dan Sumber Data ....................................................................... 27
D. Tehnik Pengumpulan Data ................................................................... 28
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel .................................. 29
F. Populasi dan Sampel ........................................................................... 30
G. Uji Instrumen ........................................................................................ 31
H. Uji Asumsi Klasik ................................................................................. 32
I. Metode Analisis .................................................................................... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................................ 34
A. Hasil Penelitian .................................................................................... 34
B. Pembahasan ........................................................................................ 44
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 53
A. Simpulan ............................................................................................... 53
B. Saran-Saran.......................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
No. Hal
1. Penelitian Terdahulu.................................................................................. 21
2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ........................................ 30
3. Distribusi Responden Menurut Umur pada Kantor Pemerintahan
Kabupaten Gowa khususnya pada Badan Pengelola Keuangan
Daerah ....................................................................................................... 42
4. Distribusi Responden Menurut Jenjang Pendidikan Formal pada
Kantor Pemerintahan Kabupaten Gowa khususnya pada Badan
Pengelola Keuangan Daerah .................................................................... 42
5. Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin pada Kantor
Pemerintahan Kabupaten Gowa khususnya pada Badan Pengelola
Keuangan Daerah...................................................................................... 43
6. Uji Validitas Variabel Audit Internal (X) ............................................... 45
7. Uji Validitas Variabel Kualitas Pelaporan Keuangan (Y)......................... 45
8. Uji Reliabilitas Variabel X dan Y .............................................................. 46
9. Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana .................................................. 49
10. Hasil Pengujian Secara Parsial (Uji-t) ....................................................... 50
xiv
DAFTAR GAMBAR/BAGAN
No. Hal
1. Kerangka Pikir.............................................................................................. 25
2. Histogram..................................................................................................... 47
3. P-Plot ........................................................................................................... 48
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan
pemerintahan yang baik semakin meningkat. Sehingga, pemerintah pusat dan
pemerintah daerah terdorong untuk menerapkan akuntabilitas publik.
Akuntabilitas merupakan suatu kewajiban untuk mempertanggungjawabkan
keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya, melalui suatu media
pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik.
Pemerintah mulai melakukan perubahan untuk perbaikan pengelolaan
keuangan negara yang berawal dari praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme
(KKN) pada masa orde baru yang terus berlangsung hingga bertahun-tahun
lamanya. Kesempatan untuk melakukan korupsi pada masa tersebut telah
menggerogoti keuangan negara dan menyebabkan runtuhnya perekonomian
negara. Sejak runtuhnya masa orde baru tersebut, pemerintah melakukan
reformasi pengelolaan keuangan yang lebih baik.
Tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang
baik semakin meningkat. Sehingga, pemerintah pusat dan pemerintah daerah
terdorong untuk menerapkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas merupakan
suatu kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan
pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan sebelumnya, melalui suatu media pertanggungjawaban yang
dilaksanakan secara periodik. Salah satu bentuk pertanggung jawaban dalam
2
penyelenggaraan pemerintahan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah, upaya konkrit untuk mewujudkan
transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan pemerintah, baik
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah adalah dengan menyampaikan
laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan. Laporan keuangan
pemerintah yang dihasilkan harus memenuhi prinsip-prinsip tepat waktu dan
disusun dengan mengikuti Standar Akuntansi Pemerintahan sesuai dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.
Otonomi daerah memiliki hak, wewenang, dan kewajibannya dalam
mengatur dan mengurus secara mandiri urusan pemerintahannya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Dengan ini, pemerintah pusat mendelegasikan
kewenangannya kepada Pemerintah Daerah. Pendelegasian kewenangan
tersebut tentu disertai dengan penyerahan dan pengalihan pendanaan, sarana
dan prasarana, serta sumber daya manusia yang terkait dalam kerangka
desentralisasi fiskal. Akibat dari pendelegasian kewenangan dan penyerahan
dana tersebut tentu adalah kebutuhan akan pertanggung jawaban pengelolaan
Keuangan Pemerintah Daerah.
Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara yang
mengatur Pengelolaan Keuangan Daerah serta pertangggung jawabannya
menyebutkan pertanggung jawaban tersebut meliputi penyusunan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah (LKPD) yang komprehensif sebagai bentuk pertanggung jawabannya,
yang tentunya harus diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
3
Laporan keuangan yang dihasilkan oleh pemerintah daerah akan
digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan. Oleh sebab itu, informasi yang terdapat dalam Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah harus bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan
para pemakai. Informasi akan bermanfaat apabila informasi tersebut memiliki
nilai. Nilai tersebut diantaranya adalah Kualitas.
Pelaporan keuangan yang berkualitas adalah pelaporan keuangan
yang memenuhi tujuan dari pelaporan tersebut. Selain itu karakteristik
kualitatif atas pelaporan keuangan yang baik telah ditetapkan dalam SFAC
No. 8. Pelaporan keuangan yang berkualitas mencakup pelaporan yang
relevan (relevance) dan terpercaya (faithfull representation). Pengungkapan
dalam pelaporan keuangan merupakan mekanisme yang paling efisien dan
efektif untuk mendorong manajer dalam pengelolaan perusahaan. Manager
akan termotivasi untuk mengelola perusahaan lebih baik jika informasi dalam
pelaporan keuangan memiliki kualitas yang lebih baik. Pelaporan keuangan
yang berkualitas dapat membantu promosi perusahaan pada pasar modal
yang efisien. Informasi yang tersedia pada pelaporan keuangan perusahaan
akan digunakan oleh shareholder, investor, kreditur, dan orang lain yang
tertarik pada seluk-beluk perusahaan dengan maksud agar dapat mengenal
lebih jauh profil dan kondisi perusahaan. Selain itu, dari pelaporan keuangan
maka ada atau tidaknya fraud data kecurangan dalam operasi organisasi
akan dapat diketahui.
Laporan keuangan Pemerintah Daerah bisa saja dijadikan sebagai wujud
akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah. Berdasarkan PP No 71 Tahun 2010,
informasi dalam laporan Keuangan sesungguhnya bertujuan untuk memenuhi
4
kebutuhan akan informasi Keuangan dari semua kalangan ataupun dalam hal ini
kelompok pengguna seperti investor, masyarakat, dan juga Pemerintah. Dengan
ini berarti, laporan keuangan Pemerintah Daerah tentunya tidak dirancang untuk
hanya memenuhi kebutuhan spesifik dari masing-masing kelompok pengguna.
Walaupun demikian, Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dalam perannya
sebagai wujud akuntabilitas pengelolaan Keuangan Negara, maka komponen
laporan yang diinformasikan paling tidak mencakup jenis laporan atau elemen
informasi yang ditentukan oleh ketentuan peraturan perundang-undangan.
Laporan keuangan Pemerintah Daerah disusun untuk menyediakan
informasi yang relevan mengenai posisi Keuangan dan seluruh transaksi yang
dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan. Terdapat
karakteristik laporan keuangan yang merupakan syarat yang diperlukan agar
dapat memenuhi kualitas yang sesuai dengan ditentukan (PP No. 71 Tahun
2010) yaitu relevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami. Dalam PP
No. 71 Tahun 2010 disebutkan bahwa keterandalan laporan keuangan akan
terpenuhi jika informasi dalam laporan keuangan tersebut bebas dari pengertian
yang menyesatkan dan kesalahan material, dapat dikatakan juga jika informasi
dalam laporan Keuangan tersebut menyajikan setiap fakta secara jujur serta
dapat diverifikasi. Informasi yang terdapat dalam laporan keuangan bisa saja
relevan, tetapi jika dalam penyajiannya tidak dapat diandalkan maka pengguna
informasi tersebut bisa saja tidak akan mempercayai informasi yang disajikan
tersebut. Beberapa hal seperti inilah yang akhirnya menyebabkan keterandalan
dari laporan keuangan menjadi sangat penting karena merupakan syarat
karakteristik dari pelaporan Keuangan agar dapat dikatakan memenuhi kualitas
yang ditentukan perundang-undangan. Selain itu juga Laporan Keuangan
5
Daerah yang andal akan dapat dipercaya oleh penggunanya dalam kaitannya
dengan Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah.
Proses Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah dilakukan dengan
mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang sudah ditetapkan.
Setelah disesuaikan dengan Standar Akuntansi Pemerintahan, selanjutnya
Laporan Keuangan Daerah harus diaudit dan dalam hal ini diaudit oleh BPK.
Laporan keuangan diaudit untuk memeriksa salah satunya apakah laporan
keuangan sudah disajikan sesuai dengan standar yang ditetapkan, juga apakah
laporan keuangan sudah memenuhi kriteria-kriteria yang ada seperti yang
ditetapkan perundang-undangan yakni, laporan keuangan harus relevan, andal,
dapat dibandingkan dan dapat dipahami.
Berkaitan dengan pentingnya kualitas pelaporan keuangan, maka pihak
peneliti telah mengadakan pra penelitian, di mana diperoleh fenomena bahwa
audit internal yang dilakukan auditor telah mempengaruhi kualitas pelaporan
keuangan pada Pemerintah Kabupaten Gowa, hal ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Shabrina Rahutami, Nur amalia dan Herry Laksito
Diponegoro (2014) yang melakukan penelitian mengenai pengaruh audit internal
terhadap kualitas pelaporan keuangan pada Bank Perkreditan Rakyat di Jawa
Tengah.
Penelitian ini berusaha mengembangkan dan menguji ulang pengaruh
audit internal terhadap kualitas pelaporan keuangan pada Pemerintahan
Kabupaten Gowa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan sebelumnya, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah audit internal berpengaruh
6
terhadap kualitas pelaporan keuangan pada Pemerintahan Kabupaten Gowa
khususnya pada Badan Pengelola Keuangan Daerah?”
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dilakukannya penelitian dalam penulisan ini
adalah “untuk mengetahui pengaruh audit internal terhadap kualitas pelaporan
keuangan pada Pemerintahan Kabupaten Gowa khususnya pada Badan
Pengelola Keuangan Daerah”.
D. Manfaat Penelitian
Dengan dilaksanakannya penelitian, diharapkan dapat diperoleh manfaat
seperti di bawah ini :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan teori untuk
bidang ilmu akuntansi. Baik untuk akuntansi pemerintahan maupun untuk
akuntansi perilaku sendiri yang dewasa ini menjadi topik khusus bidang
akuntansi yang sedang gencar untuk dikembangkan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat memperluas wawasan penulis mengenai pengaruh
audit internal terhadap kualitas pelaporan keuangan, dan sekaligus
merupakan kesempatan bagi penulis untuk memaparkannya secara
tertulis.
7
b. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu kontribusi atas
pengembangan ilmu pengetahuan yang lebih mendalam, khususnya
pengaruh audit internal terhadap kualitas pelaporan keuangan.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
atau dikembangkan lebih lanjut, serta referensi terhadap penelitian yang
sejenis.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Audit Internal
1. Pengertian Audit Internal
Audit internal menurut The Institute of Internal Auditor (IIA) adalah
aktivitas independen, keyakinan objektif dan konsultasi yang dirancang untuk
memberikan nilai tambah dan meningkatkan operasi organisasi. Audit
internal membantu organisasi mencapai tujuannya dengan menerapkan
pendekatan yang sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan
meningkatkan efektivitas manajemen resiko, pengendalian dan proses tata
kelola (Messier, Glover, Steven M. and Prawitt, 2014).
Audit internal adalah sebagai suatu mekanisme atau cara dalam
mengatasi potensi terjadinya resiko yang meningkat akibat semakin
pesatnya laju perkembangan dunia usaha. Menurut Ardeno Kurniawan
(2015) menjelaskan audit internal adalah aktivitas penjamin yang
independen dan objektif, juga suatu jasa konsultasi yang dirancang untuk
memberikan nilai tambah dan meningkatkan kinerja operasi organisasi atau
institusi.
Audit internal akan membantu organisasi mencapai tujuannya melalui
pendekatan yang sistematis dan terjadwal untuk mengevaluasi dan
meningkatkan efektivitas proses pengelolaan risiko dan efisiensi serta
ekonomisasi di dalam aktifitas perusahaan, kecukupan pengendalian dan
pengelolaan pengendalian.
Audit internal merupakan suatu profesi penelitian yang sifatnya
independen dan objektif yang berada dalam suatu organisasi untuk
9
memeriksa pembukuan, keuangan, dan operasional lainnya sebagai pemberi
jasa kepada manajemen. Auditor internal wajib memberikan laporan hasil
penilaian kepada manajemen atau pimpinan perusahaan, berupa
penyediaan informasi yang dibutuhkan untuk membuat suatu keputusan
yang berhubungan dengan kegiatan operasi perusahaan yang memberikan
pendapat dan rekomendasi yang dijadikan dasar dalam membantu
pengambilan keputusan manajemen untuk mencapai perusahaan (Ardeno
Kurniawan, 2015).
Menurut Aryani (2011) menyebutkan bahwa Keefektifan audit
internal diperlukan untuk perencanaan dan pelaporan yang hasilnya
akan dievaluasi oleh komite audit. Fungsi audit internal dalam digunakan
sebagai sumber informasi yang independen mengenai berbagai aktivitas
organisasi agar dapat membantu pengambilan keputusan yang obyektif
dan accountable. Internal audit memiliki tugas untuk mengevaluasi
kinerja entitas untuk mengetahui adanya kemungkinan terjadi
penyimpangan, baik yang bersifat kepatuhan (compliace), inefisiensi,
kecurangan (fraud), aktivitas, operasi, atau keefektifan dan relevan
laporan keuangan. Secara singkat, fungsi audit internal dirancang untuk
melindungi aset perusahaan dan membantu menghasilkan serta
menyajikan informasi akuntansi yang reliable dan relevant.
Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
audit internal merupakan fungsi independen yang berbeda dalam suatu
organisasi yang berfungsi memeriksa, menguji, dan mengevaluasi kegiatan
sebagai jasa bagi organisasi.
10
2. Tujuan Audit Internal
Menurut Amin Widjaja Tunggal (2013) tujuan audit internal adalah
untuk membantu manajemen organisasi dalam memberikan pertanggung-
jawaban yang efisien dan efektif. Menurut Mulyadi (2014) audit intern
merupakan kegiatan penilaian yang bebas yang terdapat dalam organisasi,
yang dilakukan dengan cara memeriksa akuntansi, keuangan, dan kegiatan
lain, untuk memberikan jasa bagi manajemen dalam melaksanakan
tanggung jawab mereka.
Tujuan utama internal audit adalah membantu masing-masing
pimpinan perusahaan atau manajemen dalam melaksanakan tanggung
jawabnya dengan memberikan data analisa, penilaian, saran dan komentar
mengenai kegiatan yang telah diperiksanya. Kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan oleh seorang internal audit untuk mencapai tujuan tersebut antara
lain sebagai berikut (Mulyadi, 2014):
a. Menelah dan menilai kebaikan, memadai tidaknya dan penerapan dari
sistem pengendalian manajemen, pengendalian internal, dan
pengendalian operasional lainnya serta mengembangkan pengendalian
yang efektif dengan biaya yang tidak terlalu mahal.
b. Memastikan ketaatan terhadap kebijakan, rencana dan prosedur-prosedur
yang telah ditetapkan oleh manajemen.
c. Memastikan seberapa jauh harta perusahaan dipertanggung jawabkan
dan dilindungi dari kemungkinan terjadinya segala bentuk pencurian,
kecurangan dan penyalahgunaan.
d. Memastikan bahwa mengelolaan data yang dikembangkan dalam
organisasi dapat dipercaya.
11
e. Menilai mutu pekerjaan setiap bagian dalam melaksanakan tugas yang
diberikan oleh manajemen.
f. Menyarankan perbaikan-perbaikan operasional dalam rangka
meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
3. Fungsi Audit Internal
Pada mulanya audit internal dalam suatu perusahaan mempunyai
fungsi yang terbatas, yaitu mengadakan pengawasan atas pembukuan,
namun sejalan dengan meningkatnya sistem informasi akuntansi, aktivitas
internal audit tidak lagi berputar pada pengawasan pembukuan semata-
mata. Akan tetapi mencakup pemeriksaan dan evaluasi terhadap kecukupan
dan efektivitas sistem organisasi, sistem internal kontrol dan kualitas kertas
kerja manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab yang dibebankan
kepadanya (Mulyadi, 2014).
Fungsi audit internal yang dikemukakan oleh Holmes dan Overmayer
yang menggolongkan secara terperinci :
a. Menentukan baik tidaknya internal control dengan memperhatikan
pemeriksaan fungsi dan apakah prinsip akuntansi benar-benar telah
dilaksanakan.
b. Bertanggung jawab dalam menentukan apakah pelaksanaan sesuai
dengan rencana policy dan prosedur yang telah ditetapkan sampai nilai
apakah hal tersebut telah di perbaiki atau tidak.
c. Menverifikasi adanya keuntungan kekayaan atau aset termasuk
mencegah dan menentukan penyesesaian.
d. Menverifikasikan dan menilai tingkat kepercayaan terhadap sistem
akuntansi dan pelaporan.
12
e. Melaporkan secara objektif apa yang diketahui kepada manajemen
disertai rekomendasi perbaikan. Dari fungsi audit internal yang diuraikan
di atas maka dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya fungsi audit
internal dalam perusahaan adalah untuk mengawasi pelaksanaan sistem
pengawasan intern dan memberikan saran perbaikan kepada manajemen
bila ditemukan kelemahan dan penyimpangan baik yang terdapat pada
sistem tersebut maupun dalam pelaksanaannya dalam perusahaan.
4. Prinsip Audit Internal
Audit diharapkan berperilaku dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip
sebagai berikut :
a. Integritas
Integritas akan membagun kepercayaan terhadap audit internal sehingga
dapat memberikan dasar keyakinan atas penilaian yang di lakukannya.
b. Objektivitas
Audit internal menunjukkan objektivitas profesional yang tinggi dalam
mengumpulkan, mengavaluasi, dan mengkomunikasikan informasi terkait
aktivitas dan proses yang sedang diperiksa. Audit internal menilai secara
seimbang atas semua keadaan yang relevan dan tidak dipengaruhi oleh
kepentingan pribadi atau pihak lainnyadalam memutuskan.
c. Kerahasiaan
Audit internal menghargai nilai dan kepemilikan informasi yang mereka
dapatkan dan tidak membuka informasi tersebut tanpa kewenangan yang
jelas kecuali terdapat kewajiban hukum atau profesional yang
mengharuskan untuk melakukannya.
13
d. Kompetensi
Audit internal menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman
dalam bekerja yang dibutuhkan untuk menjalankan tugas-tugas audit
internal.
5. Ruang Lingkup Audit Internal
Ruang lingkup audit internal mencakup pengujian dan penilaian
atas kelayakan dan efektivitas dari pengendalian intern perusahaan serta
kualitas kerja pegawai yang berkaitan dengan tanggung jawab anggota
organisasi dalam melaksanakan tugasnya.
Ruang lingkup audit internal yaitu untuk menentukan :
a. Apakah informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat
diandalkan.
b. Resiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi.
c. Peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa
diterima telah diikuti.
d. Kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi
e. Sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis
f. Tujuan organisasi telah dicapai secara efektif, semua dilakukan dengan
tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu anggo-
ta organisasi dalam menjalankan tanggung jawabnya secara efektif.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup
audit internal atas pengendalian internal, penilaian atas pencatatan laporan
perusahaan, serta penilaian atas hasil seluruh kegiatan perusahaan. Audit
internal juga harus memberikan keyakinan bahwa catatan laporan dan
pelaksanaan kegiatan bagi perusahaan telah dilaksanakan dengan baik.
14
Tujuan dari ruang lingkup audit internal sangat luas tergantung
besar kecilnya organisasi dan permintaan manajemen organisasi yang
bersangkutan.
6. Peran Audit Internal Pemerintah
Audit Internal merupakan suatu fungsi yang ada dalam suatu
organisasi yang berperan melakukan evaluasi terhadap berbagai kegiatan
atau aktivitas atau program di dalam organisasi untuk menilai efisiensi,
efektivitas dan ekonomisnya kegiatan/aktivitas/program.
Audit internal di Pemerintahan Daerah, dalam hal ini adalah
Pengaruh audit Internal terhadap kualitas Pelaporan Keuangan pada
Pemerintahan Kabupaten Gowa memiliki peran sangat penting, yaitu
sebagai pengawas intern. Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor
60 Tahun 2008 peran Pengaruh audit Internal terhadap Kualitas Pelaporan
Keuangan pada Pemerintahan Kabupaten gowa adalah melakukan
pengawasan intern, yaitu seluruh proses kegiatan audit, review, evaluasi,
pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan
tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang
memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolak ukur yang
telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan
dalam mewujudkan pertanggungjawabannya.
7. Auditor Internal
seorang auditor internal harus memiliki keahlian serta keterampilan
dalam melakukan pemeriksaan. Kualifikasi auditor internal menurut Amin
Widjaja Tunggal (2013), antara lain:
15
a. Auditor internal harus memiliki pendidikan dan pelatihan yang memadai
karena audit berhubungan dengan analisis dan pertimbangan.
b. Selain dari pendidikan dan pelatihan, seorang auditor internal juga harus
memiliki pengalaman di bidangnya.
c. Seseorang dikatakan auditor internal jika memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
1) Auditor internal harus tertarik dan ingin mengetahui (skeptic) semua
operasi perusahaan, selain itu juga harus mempunyai perhatian
terhadap prestasi dan persoalan karyawan perusahaan mulai dari
tingkat bawah sampai tingkat atas.
2) Seorang auditor internal harus tekun dan teliti dalam menjalankan
pekerjaannya.
3) Auditor internal harus memandang suatu kesalahan sebagai sesuatu
yang harus diselesaikan dan kesalahan yang telah dibuat sebisa
mungkin dihindari.
4) Auditor internal menelaah semua pengaruh yang terjadi terhadap
profitabilitas dan efisiensi kegiatan perusahaan.
5) Mempertimbangkan auditee sebagai mitra, karena tujuan dari audit
internal bukan mengkritik tetapi untuk meningkatkan operasi
perusahaan.
d. Seorang auditor internal harus mempunyai ide-ide yang cemerlang
untuk membangun organisasi.
8. Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah
Menurut Deddi Nordiawan dan Ayuningtyas Hertianti (2011:44),
kualitas laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu
16
diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya,
agar dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki laporan keuangan
pemerintah harus memenuhi empat karakteristik yaitu relevan, andal, dapat
dibandingkan dan dapat dipahami.Menurut Mahmudi (2010:11), laporan
keuangan yang disajikan pemerintah daerah dinilai berkualitas apabila
memenuhi ciri-ciri berikut: relevan, andal (reliability), dapat dibandingkan
(comparability) dan dapat dipahami (understandability).
Laporan keuangan merupakan kriteria persyaratan laporan akuntansi
keuangan yang dianggap dapat memenuhi keinginan para pemakai atau
pembaca laporan keuangan.
Standar akuntansi pemerintahan PP No. 71 Tahun 2010 menyatakan
bahwa karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran
normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat
memenuhi tujuannya.
Laporan keuangan yang berkualitas harus unsur-unsur karakteristik
kualitatif laporan keuangan sebagai berikut:
a. Relevan
Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang termuat
didalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan
membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini,
dengan memprediksi masa depan, serta menegaskan atau mengoreksi
hasil evaluasi mereka dimasa lalu.
b. Tepat waktu
Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan berguna
pengambilan keputusan.
17
c. Lengkap
Informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan selengkap mungkin,
mencakup semua informasi akuntansi yang dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan dengan memperhatikan kendala yang ada.
d. Handal
Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang
menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara
jujur, serta dapat diverifikasi.
e. Dapat dibandingkan
Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika
dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau
laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya.
f. Dapat dipahami
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh
pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan
dengan batas pemahaman para pengguna.
9. Entitas Pelaporan
Menurut Prapto (2010), entitas akuntansi adalah unit pemerintahan
pengguna anggaran yang berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan
menyusun laporan keuangan. Bendahara umum daerah dan setiap
pengguna anggaran dilingkungan pemerintah daerah merupakan entitas
pelaporan. Unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas
akuntansi yang berkewajiban menyampaikan laporan pertanggungjawaban
berupa laporan keuangan disebut sebagai entitas pelaporan. Jadi, laporan
keuangan yang disajikan oleh entitas pelaporan merupakan gabungan dari
18
pelaporan keuangan beberapa entitas akuntansi. Dalam penetapan entitas
pelaporan, perlu dipertimbangkan syarat pengelolaan, pengendalian, dan
penguasaan suatu entitas pelaporan terhadap aset, yurisdiksi, tugas dan
misi tertentu, dengan bentuk pertanggungjawaban dan wewenang yang
terpisah dari entitas pelaporan lainnya.
Berkaitan dengan entitas pelaporan, terdapat dua pilihan bagi
pemerintah daerah dalam menentukan entitas pelaporan, yaitu sistem
sentralisasi dan desentralisasi pelaporan keuangan pemerintah daerah.
Namun, saat ini pemerintah daerah diwajibkan menggunakan sistem
desentralisasi dalam pelaporan keuangan, sehingga baik satuan kerja
maupun bagian keuangan pemerintah daerah melaksanakan akuntansi
dalam transaksi ekonomi dan menghasilkan laporan keuangan.
Prapto (2010), menyatakan untuk meningkatkan keterandalan
laporan keuangan dan kinerja, setiap entitas pelaporan dan akuntansi wajib
menyelenggarakan sistem pengendalian intern sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan terkait. Dalam sistem pengendalian intern ini
harus diciptakan prosedur rekonsiliasi antara data transaksi keuangan yang
diakuntansikan oleh pengguna/kuasa anggaran dengan data transaksi
anggaran yang diakuntansikan oleh Bendahara Umum Daerah (BUD).
10. Peran dan Tujuan Laporan Keuangan
Peraturan pemerintahan No.24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan menyebutkan bahwa setiap entitas pelaporan
mempunyai kewajiban untuk melaporkan upaya-upaya yang telah dilakukan
serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan, secara sistematis dan
terstruktur pada suatu periode pelaporan, untuk kepentingan:
19
a. Akuntabilitas
Mempertanggung jawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan
kebijakan yang dipercayakan kepada kuantitas pelaporan dalam
mencapai tujuan yang telah di tetapkan secara periode.
b. Manajemen
Membatu para pengguna untuk mengavaluasi pelaksanan kegiatan suatu
entitas pelaporan dalam periode polaporan, sehingga memudahkan
fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas seluruh aset,
kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah untuk kepentingan masyarakat.
c. Transparansi
Memberikan informasi keuangan terbuka dan jujur kepada masyarakat
berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk
mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggung jawaban
pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan
kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-undangan.
d. Keseimbangan Antar Generasi
Membantu para pengguna dalam mengetahui kecukupan penerimaan
pemerintah pada periode pelaporan untuk membiayahi seluruh penge-
luaran yang dialokasikan dan apakah generasi akan datang diasumsikan
akan ikut menanggung beban pengeluaran tersebut. Kelompok pengguna
pelaporan keuangan pemerintah meliputi lembaga pemerintah, investor
atau kreditor, penyedia sumberdaya, badan pengawas, dan konstituen.
e. Komponen Pelaporan Keuangan
Pelaporan keuangan pokok yang harus dibuat oleh pemerintah pusat
meliputi laporan keuangan dan laporan kinerja. Sebagai mana tercantum
20
dalam pasal 30 UU No. 17 Tahun 2008 tentang keuangan negara,
laporan keuangan meliputi :
1) Laporan Realisasi Anggaran
Laporan realisasi anggaran mengungkapkan kegiatan keuangan
pemerintah pusat/daerah yang menunjukkan ketaatan terhadap
APBN/APBD. Laporan realisasi anggaran menyajikan ikhtisar sumber,
alokasi dan penggunaan sumber daya ekonomi yang dikelola oleh
pemerintah daerah dalam sutu periode pelaporan.
2) Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan
mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu.
3) Laporan Arus Kas
Laporan arus kas menyajikan informasi mengenai sumber,
penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama 1 periode
akuntansi dan saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan. Arus
masuk dan keluar kas di klasifikasikan berdasarkan aktifitas oprasi,
investasi aset non keuangan, pembiayaan, dan non anggaran.
4) Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari laporan keuangan itu sendiri. Tujuannya adalah untuk
menghindari kesalah pahaman di antara pembaca laporan karena
mungkin saja di antara pembaca yang mempunyai latar belakang yang
berbeda dapat menafsirkan pos-pos yang terdapat dalam laporan
keuangan dengan persepsinya masing-masing.
21
B. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1.Penelitian Terdahulu
No Peneliti / Tahun JudulPenelitian
MetodePenelitian Hasil Penelitian
1. ShabrinaRahutami, NurAmalia dan HerryLaksitoDiponegoroJournal ofAccounting,Volume 3, Nomor2, Tahun 2014,Hal. 1-10 ISSN(online) : 2337-3806
Pengaruh AuditInternalTerhadapKualitasPelaporanKeuangan padaBankPerkreditanRakyat di JawaTengah.
conveniencesampling
Hasil penelitian inimenunjukkan bahwa auditinternal mempengaruhikualitas pelaporankeuangan. Koordinasi dankoorperasi antara auditinternal dan eksternal auditmiliki Pengaruh positifterhadap peningkatankualitas pelaporankeuangan. Keterlibatanyang lebih besar Auditinternal dalam mengawasikeandalan laporankeuangan akanmemperbaiki pelaporankeuangan kualitas.
2. Safrida Yuliani,Nadirsyah danUsman BakarJurnal telaah danriset Akuntansi,Vol.3 No.2 Juli2010
PengaruhPemahamanAkuntansi,PemanfaatanSistemInformasiAkuntansiKeuanganDaerah danPeran InternalAudit terhadapkualitas laporankeuanganPemerintahDaerah
Deskriptifkualitatif
Hasil penelitianmenunjukkan bahwakesemua variabelindependen yangditurunkan secarabersama-sama (simultan)berpengaruh positifterhadap kualitas laporankeuangan. Hal iniditunjukkan oleh nilai R2sebesar 0,281 lebih besardari nilai 0. Pengaruhsebesar 28,1%menunjukkan bahwapengaruhnya lemah karenanilai koefisien determinasiR2 = 0,281 lebih kecil dari0,5. Diduga masih adafaktor lain yangmempengaruhi kualitaslaporan keuangan.Sementara itu hubunganantara variabel independendengan variabel dependen.
22
No Peneliti / Tahun JudulPenelitian
MetodePenelitian Hasil Penelitian
secara parsialmenunjukkan bahwapemahaman akuntansimempengaruhi kualitaslaporan keuangan sebesar20,7%, pemanfaatansystem informasi akuntansikeuangan daerahmempengaruhi kualitaslaporan keuangan sebesar5%.
3. Susilawati, MayaR AtmawinataJurnal etikonomiVol.13 No.2Oktober 2014
PengaruhProfesionalismedanIndependensiAudit InternalterhadapKualitas audit(Studi padaInspektoratProvinsi JawaBarat)
deskriptifverifikasi
disimpulkan bahwa secarasimultan, profesionalismedan independensiberpengaruh signifikanterhadap kualitas audit.Sedangkan secara parsial,Profesionalismeberpengaruh positif dansignifikan terhadap KualitasAudit sebesar 31,43%.Sementara itu,independensi dampakpositif dan signifikanterhadap Quality Auditsebesar 33,48%.
4. Kadek HengkiPrtimayana,AnantawikramaTunggal Atmadja,nyoman AriSurya DarmawanE-jouernal s1AkuntansiUniversitasPendidikanGeneshaJurusanAkuntansi s1(Vol:2 No.1 tahun2014)
PengaruhKapasitasSumber DayaManusia,PengendalianInternalAkuntansi,PemanfaatanteknologiInformasi , danPengawasankeuanganDaerahterhadapKeterandaanPelaporanKeuanganpemerintahanDaerah(StudipadaPemerintah
Kuantitatif 1) memadainya kapasitassumber daya manusiaberpengaruh terhadapmeningkatnya keterandalanpelaporan keuanganpemerintah daerah, 2)pengendalian internakuntansi yang baikberpengaruh terhadapmeningkatnya keterandalanpelaporan keuanganpemerintah daerah, 3)tingginya pemanfaatanteknologi informasiberpengaruh terhadapmeningkatnya keterandalanpelaporan keuanganpemerintah daerah.
23
No Peneliti / Tahun JudulPenelitian
MetodePenelitian Hasil Penelitian
DaerahKabupatenBuleleng)
5. Ni Made TrisnaSapitri, I Gst Ayupurnamawati danEdy Sujanae-jouernal s1AkuntansiUniversitasPendidikanGeneshaJurusanAkuntansi s1(Vol.3 No.1tahun 2015)
PengaruhKapasitasSumber DayaManusia,PengendalianInternalAkuntansi,PemanfaatanteknologiInformasiterhadapKualitasLaporanKeuangan(Studi KasusKoperasiSimpan Pinjamdi KecamatanBuleleng)
purposivesampling
bahwa: (1) terdapatpengaruh yang positif dansignifikan antara kapasitassumber daya manusiaterhadap kualitas laporankeuangan, (2) terdapatpengaruh yang positif dansignifikan antarapengendalian internalakuntansi terhadap kualitaslaporan keuangan, (3)terdapat pengaruh yangpositif dan signifikan antarapemanfaatan teknologiinformasi terhadap kualitaslaporan keuangan.
6. S. Mia Lasmayadan KarmilaJurnal ekonomi,Bisnis &Entrepreneurshipvol. 5 , No.2 ,Okeober 2011,Hal.108-116ISSN 2443-0633
Pengaruh AuditInternalTerhadapEfektifitasPengelolaanPenerimaanKas (padaBhanda GharaReksaBandung)
Deskriptifkualitatif dan
analisis regresi.
Berdasarkan hasil auditinternal diperoleh bahwapada PT. BGR yang manaTerdiri dari prosedur auditinternal mendapat skor59,69%, sedangkanelemen dari audit internalmendapat skor 61,14% danpengelolaan penerimaankas di PT.BGRdapatkanSkor 86%.Selanjutnya, untukmengetahui seberapabesar pengaruh auditinternal terhadap efektivitaspengelolaan penerimaankas di PT Bhanda GharaMutual BandungCabangkemudian dihitung denganmengukur koefisiendeterminasi (kd) dan kdNilai yang diperolehsebesar 42,8%. Artinya,dana Ghara PT.BhandaCabang BandungMempengaruhi
24
No Peneliti / Tahun JudulPenelitian
MetodePenelitian Hasil Penelitian
efektifitas pengelolaanpenerimaan kas internalaudit dan Sisanya 42,8%sama dengan 57,2%dipengaruhi oleh faktorlainnya. Audit internal yangbaik untuk penerimaan kasperlu dipelihara danditingkatkan Denganmelakukanperbaikan lebihlanjutberkaitandenganpemeriksaan yangdilakukan.
7. Lauw Tjun Tjun,ElyzabetIndrawatiMarpaung, danSanty SetiawanJurnal AkuntansiVol.4 No.1 Mei2012: 33-56
PengaruhKompetensidanIndependensiAudit TerhadapKualitas Audit
Deskriptifkualitatif
Hasil penelitianmenunjukkan bahwakompetensi berpengaruhterhadap kualitas audit danindependensi tidakberpengaruh terhadapkualitas audit secaraparsial. Namun kompetensidan independensiberpengaruh terhadapkualitas audit secarasimultan.
8. Noprial ValenraMaksyurJOM. FEKONVol. 2 No. 2OKTOBER 2015
PengaruhKualitasSumber DayaManusia,KomitmenOrganisasi,SistemPengandalianIntern, DanPemanfaatanTeknologiInformasiTerhadapKualitasLaporanKeuangan(Studi EmpirisPada SKPDKabupatenIndragiri Hulu)
Analisis statistikdeskriptif dan
analisis regresilinier
secara parsial atausimultan menemukanbahwa variabel kualitassumber daya manusia,komitmenorganisasi,sistempengendalianinternal, dan pemanfaatanteknologi informasimempengaruhi kualitaslaporan keuangan.
25
C. Kerangka Pikir
Proses Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah dilakukan dengan
mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang sudah ditetapkan.
Setelah disesuaikan dengan Standar Akuntansi Pemerintahan, selanjutnya
Laporan Keuangan Daerah harus diaudit dan dalam hal ini diaudit oleh BPK.
Laporan keuangan diaudit untuk memeriksa salah satunya apakah Laporan
Keuangan sudah disajikan sesuai dengan standar yang ditetapkan, juga apakah
Laporan Keuangan sudah memenuhi kriteria-kriteria yang ada seperti yang
ditetapkan perundang-undangan yakni, laporan keuangan harus relevan, andal,
dapat dibandingkan dan dapat dipahami.
Maka kerangka pikir dalam penelitian ini ditunjukkan pada gambar
dibawah ini:
Gambar: 2.1
Kerangka Pikir Pengaruh Audit Internal terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan
pada Pemerintahan Kabupaten Gowa.
D. Hipotesis
Audit internal memiliki pengetahuan yang luas mengenai aspek di
dalam institusi, mereka dapat mendeteksi kecurangan pelaporan keuangan
AuditInternal (X)
KualitasPelaporan
Keuangan (Y)
Indikator:1. Pendidikan2. Pelatihan3. Pengalaman.
Indikator:1. Dapat dipahami,2. Relevan,3. Dapat dipercaya (dapat
diandalkan).4. Dapat diperbandingkan.
26
secara efisien. Audit internal memiliki peranan penting pada pencegahan
kecurangan pelaporan keuangan dan mengurangi biaya signifikan yang
berhubungan dengan aktivitas.
H1: diduga bahwa audit internal berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kualitas pelaporan keuangan pada Pemerintahan Kabupaten Gowa
khususnya pada Badan Pengelolah Keuangan Daerah.
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah explanatory research, merupakan riset yang
menjelaskan hubungan sebab akibat antar variabel yang diteliti atas pertanyaan
penelitian melalui pengujian hipotesis, yang bertujuan untuk menganalisis
pengaruh antara audit internal terhadap kualitas pelaporan keuangan pada
Pemerintahan Kabupaten Gowa khususnya pada Badan Pengelola Keuangan
Daerah.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi yang digunakan sebagai tempat penelitian adalah Pemerintah
Kabupaten Gowa, Khususnya pada Badan Pengelola Keuangan Daerah. Waktu
yang digunakan untuk pelaksanaan penelitian ini selama 2 (dua) bulan, yaitu
pada bulan Pebruari sampai dengan Maret 2020.
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif.
Data kuantitatif merupakan data berbentuk angka atau data kuantitatif yang
dijadikan angka melalui sebuah proses perhitungan atau perumusan. Sumber
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Sumber data yang digunakan adalah:
1. Data Primer
28
Data primer adalah data yang bersumber dari hasil
pengamatan (observasi) dan wawancara (interview) dengan beberapa
staff yang bekerja di Pemerintah Daerah Kabupaten Gowa.
2. Data Sekunder
Yaitu data yang diperoeh berupa laporan-laporan dan informasi
lain yang bersumber dari literatur dan informasi lain yang berhubungan
dengan penulisan ini. Seperti buku–buku literatur yang memberikan
informasi tentang bagaimana audit internal mempengaruhi kualitas
pelaporan keuangan pada Pemerintahan Kabupaten Gowa khususnya
pada Badan Pengelola Keuangan Daerah.
D. Tehnik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan ini diperoleh
dengan beberapa cara sebagai berikut:
1. Studi Lapangan (Field Research)
Studi penelitian lapangan adalah metode yang dilakukan untuk
menganalisis permasalahan yang dihadapi dengan cara melakukan penelitian
secara langsung kepada objek yang diteliti.
2. Wawancara
Wawancara adalah memperoleh data secara langsung dengan
responden dan pihak-pihak yang layak sebagai responden guna memperoleh
data yang diperlukan oleh peneliti.
3. Kuesioner
Kuesioner yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk menjawabnya.
29
4. Dokumen
Dokumen adalah sebuah tulisan penting yang memuat informasi.
Biasanya dokumen ditulis di kertas dan informsinya ditulis memakai tinta baik
menggunakan tangan atau memakai media elektronik. Sehubungan dengan
adanya keterbatasan sumber referensi dari perpustakaan yang ada, maka
penulis juga melakukan browsing guna mendapatkan referensi yang
terpercaya pada situs-situs terkait guna memperoleh tambahan literatur atau
data relevan, terpercaya lainnya yang dibutuhkan.
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional memberikan pengertian terhadap konstruk atau
memberikan variabel dengan menspesifikasikan kegiatan atau tindakan yang
diperlukan peneliti untuk mengukur. Objek penelitian ini terdiri dari dua variabel,
yaitu satu variabel independen/bebas dan satu variabel dependen/terikat.
Variabel independen/bebas dalam penelitian ini adalah auditor internal
disimbolkan sebagai variabel X. Variabel dependen/terikat dalam penelitian ini
adalah kualitas pelaporan keuangan disimbolkan Y.
Tabel 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran VariabelVariabel Definisi Indikator SkalaAudit Internal (X) Audit internal merupa-
kan seorang yang
memiliki independensi
dalam menilai fungsi
yang sedang, telah, dan
akan dilaksanakan
dalam organisasi untuk
memeriksa dan
mengevaluasi tindakan
organisasi (Wuryan
1. Pendidikan
2. Pelatihan
3. Pengalaman.
Ordinal
30
Andayani, 2013).
Kualitas
Pelaporan
Keuangan (Y)
Kualitas pelaporan
keuangan adalah hasil
kerja para manajer
dalam melaksanakan
tugas yang dibebankan
kepada mereka yang
berhubungan dengan
pengelolaan keuangan
perusahaan
(Fahmi, 2010).
1. Dapat dipahami,
2. Relevan,
3. Dapat dipercaya
(dapat diandalkan)
4. Dapat diperbanding-
kan.
Ordinal
F. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah jumlah secara keseluruhan responden dalam hal ini sebagai
obyek pada Kantor Pemerintah Daerah Kabupaten Gowa. Populasi mengacu
pada sekelompok orang, peristiwa, atau hal-hal yang menarik yang ingin
diteliti oleh peneliti dan membuat kesimpulan atas sekelompok orang,
kejadian, atau hal-hal menarik tersebut.
Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan/staff dan auditor internal yang
bekerja di Pemerintah Daerah Kabupaten Gowa.
2. Sampel
Sampel adalah wakil dan bahagian dari jumlah populasi, populasi juga
sebagai pegawai yang saya teliti pada Kantor Pemerintah Kabupaten Gowa.
G. Uji Instrumen
Menurut Sugiyono (2010:132) skala Likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial. Sehingga untuk mengetahui pengukuran jawaban responden
31
pada penelitian ini yang mana menggunakan instrument penelitian berupa
kuisioner, penulis menggunakan metode skala Likert (Likert’s Summated
Ratings). Dalam pengukuran jawaban responden, pengisian kuesioner tentang
pengaruh auditor internal terhadap kualitas pelaporan keuangan pada
Pemerintahan Kabupaten Gowa, dalam melakukan pengukuran menggunakan
skala deviasi normal (Azwar, Saifuddin 2012: 142), dengan tingkatan sebagai
berikut:
1) Jawaban Sangat Setuju (SS) diberi bobot 5
2) Jawaban Setuju (S) diberi bobot 4
3) Jawaban Cukup Setuju (CS) diberi bobot 3
4) Jawaban Tidak Setuju (TS) diberi bobot 2
5) Jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) diberi bobot 1
Instrumen penelitian (kuisioner) yang baik harus memenuhi persyaratan
yaitu valid dan reliabel. Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas kuesioner
perlu dilakukan pengujian atas kuisioner dengan menggunakan uji validitas dan
uji reliabilitas. Karena validitas dan reliabilitas ini bertujuan untuk menguji apakah
kuesioner yang disebarkan untuk mendapatkan data penelitian adalah valid dan
reliabel, maka untuk itu, penulis juga akan melakukan kedua uji ini terhadap
instrumen penelitian (kuisioner).
1) Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Uji validitas dilakukan dengan melakukan korelasi bivariate
antara masing-masing skor indikator dengan total skor variabel.
2) Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel. Reliabilitas diukur dengan uji statistik
32
cronbach’s alpha (a). Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan
nilai cronbach’ alpha > 0,60.
H. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji kenormalan distribusi variabel
dependen (criterion) dan variabel independen.
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Untuk
mengujinya dilakukan dengan uji statistik non parametric Kolmogorov-
Smirnov (Sugiyono, 2010:110). Variabel tersebut terdistribusi normal,
apabila nilai Kolmogorov Smirnov dan Unstandardized Residual Asymp.
Sig (2-tailed) > 0,05, berarti lolos uji normalitas sebaliknya apabila
Kolmogorov-Smirnov dan Unstandardized Residual Asymp. Sig (2- tailed) ≤
0,05 berarti tidak memenuhi uji normalitas.
2. Uji Linieritas
Asumsi linieritas menyatakan bahwa seharusnya hubungan antara satu
variabel dependen dengan variabel independen bersifat linier. Linier dapat
diartikan hubungannya dapat bersifat positif atau negatif.
Asumsi linieritas dapat diuji dengan menggunakan grafik scatter plot antara
satu variabel dependen dengan variabel independen. Jika ada indikasi arah
hubungan positif atau negatif, maka asumsi terlah terpenuhi. Namun jika
arahnya tidak jelas, maka asumsi tidak terpenuhi (Santoso, S. 2014: 353).
3. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas artinya bebas heteroskedastisitas. Implikasi dari
asumsi ini adalah bahwa variabel bebas tidak berubah dari satu sampel ke
33
sampel lain, sebab variabel bebas akan diukur pengaruhnya terhadap
variabel tergantung (Sugiyono, 2010: 228).
I. Metode Analisis
Untuk menunjang penelitian ini maka metode analisis yang digunakan
adalah deskriptif kuantitatif yakni menggambarkan secara jelas tahapan
permasalahan yang dibahas dalam penelitian yakni pengaruh audit internal
tehadap kualitas laporan keuangan. Adapun analisis data yang digunakan adalah
Analisis Regresi Linier Sederhana yaitu:
Y = ∝ + .X +
Keterangan:
= Kualitas laporan keuangan
∝ = Konstanta/bilangan tetap
= Koefisien regresi
X = Audit internal
= error Term.
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Kabupaten Gowa
a. Keadaaan Geografis
Kabupaten Gowa berada pada 12°38.16’ Bujur Timur dari Jakarta dan
5°33.6’ Bujur Timur dari Kutub Utara. Sedangkan letak wilayah administasinya
antara 12°33.19’ hingga 13°15.17’ Bujur Timur dan 5o5’ hingga 5o34,7’ Lintang
Selatan dari Jakarta.
Kabupaten yang berada pada bagian Selatan Provinsi Sulawesi
Selatan ini berbatasan dengan tujuh Kabupaten/Kota lain, yaitu di sebelah
Utara berbatasan dengan Kota Makassar dan Kabupaten aros. Di sebelah
Timur berbatasan dengan Kabupaten Sinjai, Bulukumba danBantaeng. Di
sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Takalar dan Jeneponto
sedangkan di bagian Barat berbatasan dengan Kota Makassar dan Takalar.
Luas wilayah Kabupaten Gowa adalah 1.883,33 km2 atau sama dengan
3,01% dari luas wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Wilayah Kabupaten Gowa
terbagi dalam 18 Kecamatan dengan jumlah Desa/Kelurahan definitive
sebanyak 167 dan 726 Dusun/Lingkungan. Wilayah Kabupaten Gowa
sebagian besar berupa dataran tinggi berbukit-bukit, yaitu sekitar 72,26%
yang meliputi 9 kecamatan yakni Kecamatan Parangloe, Manuju,
Tinggimoncong, Tombolo Pao, Parigi, Bungaya, Bontolempangan, Tompobulu
dan Biringbulu. Selebihnya 27,74% berupa dataran rendah dengan topografi
tanah yang datar meliputi 9 Kecamatan yakni Kecamatan Somba Opu,
35
Bontomarannu, Pattallassang, Pallangga, Barombong, Bajeng, Bajeng Barat,
Bontonompo dan Bontonompo Selatan.
Dari total luas Kabupaten Gowa, 35,30% mempunyai kemiringan tanah
di atas 40 derajat, yaitu pada wilayah Kecamatan Parangloe, Tinggimoncong,
Bungaya, Bontolempangan dan Tompobulu. Dengan bentuk topografi wilayah
yang sebahagian besar berupa dataran tinggi, wilayah Kabupaten Gowa
dilalui oleh 15 sungai besar dan kecil yang sangat potensial sebagai sumber
tenaga listrik dan untuk pengairan. Salah satu diantaranya sungai terbesar di
Sulawesi Selatan adalah sungai Jeneberang dengan luas 881 Km2 dan
panjang 90 Km.
Di atas aliran sungai Jeneberang oleh Pemerintah Kabupaten Gowa
yang bekerja sama dengan Pemerintah Jepang, telah membangun proyek
multifungsi DAM Bili-Bili dengan luas + 2.415 Km2 yang dapat menyediakan
air irigasi seluas + 24.600 Ha, komsumsi air bersih (PAM) untuk masyarakat
Kabupaten Gowa dan Makassar sebanyak 35.000.000 m3 dan untuk
pembangkit tenaga listrik tenaga air yang berkekuatan 16,30 Mega Watt.
Seperti halnya dengan daerah lain di Indonesia, di Kabupaten Gowa
hanya dikenal dua musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Biasanya
musim kemarau dimulai pada Bulan Juni hingga September, sedangkan
musim hujan dimulai pada Bulan Desember hingga Maret. Keadaan seperti itu
berganti setiap setengah tahun setelah melewati masa peralihan, yaitu Bulan
April-Mei dan Oktober-Nopember.
Curah hujan di Kabupaten Gowa yaitu 237,75 mm dengan suhu
27,125°C. Curah hujan tertinggi yang dipantau oleh beberapa stasiun/pos
pengamatan terjadi pada Bulan Desember yang mencapai rata-rata 676 mm,
36
sedangkan curah hujan terendah pada Bulan Juli - September yang bisa
dikatakan hampir tidak ada hujan.
b. Visi dan Misi Kabupaten Gowa
Visi Kabupaten Gowa yaitu terwujudnya Gowa yang handal dalam
peningkatan kualitas kehidupan masyarakat. Berdasarkan visi tersebut,
ditetapkan lima misi uatama yaitu: (1) Meningkatkan kualitas dan kapasitas
sumber daya manusia dengan moral dan akhlak yang tinggi serta
keterampilan yang memadai. (2) Meningkatkan interkoineksitas wilayah dan
keterkaitan ekonomi. (3) Meningkatkan kelembagaan dan peran masyarakat.
(4) Meningkatkan penerapan hukum dan penerapan prinsip tata pemerintahan
yang baik. (5) Mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam yang mengacu
pada kelestariaan lingkungan.
c. Profil Pemerintahan Daerah Kabupaten Gowa
Pemerintahan daerah menurut undang-undang no 32 tahun 2004
tentang pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintah
oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip
Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Tahun 1945.
Pada tahun 2015 Kabupaten Gowa melaksanakan pemilihan Kepala
Daerah pada tanggal 9 Desember 2015. Pemilihan ini di menangkan
pasangan oleh Adnan Purictha Ichsan Yasin Limpo sebagai Bupati dan Abdul
Rauf Malagani Kareng Kio sebagai Wakil Bupati.
37
d. Pemerintah Daerah Kabupaten Gowa
Berikut adalah susunan pemerintah Daerah Kabupaten Gowa yang
terdiri atas:
1) Bupati Kepala daerah Kabupaten Gowa
2) Wakil Bupati Kabupaten Gowa
3) Sekertaris Daerah Kabupaten Gowa.
Struktur organisasi pada bagian Sekertariat daerah sebagai berikut:
a) Sekertaris Daerah
b) Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat terdiri dari:
(1) Bagian Administrasi Pemerintahan Umum terdiri dari:
(a) Sub Bagian Pengawasan, Tugas Pembantuan dan Pemerin-
tahan Desa.
(b) Sub Bagian Ketentraman, Ketertiban dan Perlindungan Masya-
rakat.
(c) Sub Bagian Kerjasama, Kependudukan dan Agraria.
(2) Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat terdiri dari:
(a) Sub Bagian Pendidikan dan Kesehatan
(b) Sub Bagian Sosial, Tenaga Kerja, Pemberdayaan Perempuan
dan KB.
(c) Sub Bagian Keagamaan.
(3) Bagian Administrasi Kemasyarakatan terdiri dari:
(a) Sub Bagian Kesatuan Bangsa dan Politik
(b) Sub Bagian Pemuda dan Olahraga
(c) Sub Bagian Pemberdayaan Masyarakat.
(4) Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol terdiri dari:
38
(a) Sub Bagian Peliputan dan Pemberitaan
(b) Sub Bagian Protokol dan Perjalanan
(c) Sub Bagian Santel dan PDE.
c) Asisten Ekonomi Pembangunan terdiri dari:
(1) Bagian Administrasi Pembangunan terdiri dari:
(a) Sub Bagian Perencanaan dan Litbang dan Statistik
(b) Sub Bagian Perhubungan, Kebudayaan dan Pariwisata
(c) Sub Bagian Pekerjaan Umum.
(2) Bagian Administrasi Sumber Daya Alam terdiri dari:
(a) Sub Bagian Tanaman Pangan dan Holtikultura
(b) Sub Bagian Peternakan dan Perikanan
(c) Sub Bagian Kehutanan dan Pekebunan.
(3) Bagian Administrasi Perekonomian terdiri dari:
(a) Sub Bagian Koperasi dan UKM
(b) Sub Bagian Perindustrian dan Perdagangan
(c) Sub Bagian Penanaman Modal dan BUMN.
(4) Bagian Administrasi Pertambangan, Energi dan Lingkungan Hidup
terdiri dari:
(a) Sub Bagian Pertambangan
(b) Sub Bagian Energi
(c) Sub Bagian Lingkungan Hidup.
d) Asisten Administrasi Umum terdiri atas: Bagian umum, bagian
Keuangan, bagian Hukum dan Perundang-undangan, dan Bagian
Organisasi dan tatalaksana.
39
Disamping itu, terdapat sejumlah staf ahli yang membantu Bupati
dalam memberikan pertimbangan-pertimbangan terkait dengan tugas
dan bidang masing-masing. Pada ayat 3 tercantum bahwa
pembidangan, tugas pokok dan fungsi pokok staf ahli akan diatur lebih
lanjut dengan peraturan bupati. Uraian Tugas dan fungsi masing-masing
Jabatan Struktural pada Sektretariat Daerah ditetapkan oleh peraturan
Bupati.
4) Satuan Kerja Perangkat daerah (SKPD)
Satuan Kerja Perangkat Daerah (biasa disingkat SKPD) adalah
perangkat Pemerintah Daerah (Provinsi maupun Kabupaten/Kota) di
Indonesia. SKPD adalah pelaksana fungsi eksekutif yang harus berkoordinasi
agar penyelenggaraan pemerintahan berjalan dengan baik. Dasar hukum
yang berlaku sejak tahun 2004 untuk pembentukan SKPD adalah Pasal 120
UU no. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Gubernur dan wakilnya,
Bupati dan wakilnya, atau Walikota dan wakilnya tidak termasuk ke dalam
satuan ini, karena berstatus sebagai Kepala Daerah. Ke dalam SKPD
termasuk Sekretariat Daerah, Staf-staf Ahli, Sekretariat DPRD, Dinas-dinas,
Badan-badan, Inspektorat Daerah, lembaga-lembaga daerah lain yang
bertanggung jawab langsung kepada Kepala Daerah, Kecamatan-kecamatan
(atau satuan lainnya yang setingkat), dan Kelurahan/Desa (atau satuan
lainnya yang setingkat).
Dinas Daerah adalah unsur pelaksana pemerintah Daerah. Fungsi dari
Dinas Daerah ialah untuk melakukan perumusan kebijakan teknis sesuai
dengan lingkup sesuai tugasnya, pemberian perizinan dan pelaksanaan
pelayanan umum, serta pembinaan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup
40
tugasnya. Dinas Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang dibawahi
dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekertaris Daerah. Dengan
Peraturan Daerah ini dibentuk Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah pada
Pemerintahan Kabupaten Gowa yang terdiri dari:
a) Dinas Kesehatan
b) Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
c) Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
d) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
e) Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
f) Dinas Pekerjaan Umum
g) Dinas Pengelolaan Sumberdaya Air (PSDA)
h) Dinas Koperasi, Usaha Kecil Mikro dan Menengah
i) Dinas Pertanian
j) Dinas Peternakan dan Perkebunan
k) Dinas Perikanan, Kelautan dan Peternakan
l) Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah (DPKD)
m)Dinas Pertambangan Energi
n) Dinas Pendidikan, Olahraga dan Pemuda
o) RSUD. Syech Yusuf
p) Dinas Perindustrian dan Perdagangan.
Lembaga Teknis Daerah merupakan unsur pelaksana pemerintah
Daerah. Lembaga Teknis Daerah berbentuk Badan dipimpin oleh seorang
Kepala Badan, yang berbentuk Inspektorat yang dipimpin oleh inspektur, yang
berbentuk kantor dipimpin oleh kepala kantor, yang berbentuk satuan dipimpin
oleh kepala satuan, dan yang berbentuk rumah sakit dipimpin oleh direktur.
41
Dengan peraturan Daerah ini dibentuk Organisasi dan Tata Kerja Lembaga
Teknis Daerah yang terdiri dari:
a) Inspektorat
b) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
c) Badan Satuan Polisi Pamong Praja (SATPOL PP)
d) Badan Lingkungan Hidup
e) Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah (BKDD)
f) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa (BPMPD)
g) Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana
h) Badan Penanganggulangan Daerah
i) Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat
j) Kantor Perpustakaan, Arsip dan PDE
k) Kantor Pelayanan Terpadu
l) Kantor Ketahanan Pangan.
2. Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 33 pegawai
sebagai responden pada Kantor Pemerintahan Kabupaten Gowa khususnya
pada Badan Pengelola Keuangan Daerah, ditemukan kelompok umur responden
antara 31 - 45 tahun ternyata lebih banyak jumlahnya dari pada kelompok umur
lainnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.1. berikut.
42
Tabel 4.1.Distribusi Responden Menurut Umur pada Kantor Pemerintahan Kabupaten
Gowa khususnya pada Badan Pengelola Keuangan Daerah
No Kelompok Umur(Tahun)
Jumlah Persentase(%)
1 < 31 9 27,272 31 – 45 18 54,553 > 45 6 18,18
Total 33 100,00Sumber: Data primer diolah, 2020.
Dari tabel 4.1. tersebut, menunjukkan bahwa kelompok umur antara 31-
45 tahun adalah kelompok yang dominan jumlahnya karena terdapat 18
responde atau sebesar 54,55 persen, sedangkan kelompok umur yang terkecil
jumlahnya adalah kelompok umur lebih besar dari 45 tahun, di mana hanya
berjumlah 6 responden atau sebesar 18,18 persen dan kelompok umur lebih
kecil dari 31 tahun berjumlah 9 responden atau sebesar 27,27 persen. Umur
termuda dalam penelitian ini adalah 22 tahun dan yang tertua adalah 56 tahun.
Selanjutnya aspek lain yang ada kaitannya dengan audit internal terhadap
kualitas pelaporan keuangan adalah jenjang pendidikan formal. Adapun
kelompok jenjang pendidikan formal responden dapat dilihat pada tabel 4.2.
berikut:
Tabel 4.2.Distribusi Responden Menurut Jenjang Pendidikan Formal pada Kantor
Pemerintahan Kabupaten Gowa khususnya pada Badan Pengelola KeuanganDaerah
No Jenjang Pendidikan Jumlah Persentase(%)
1 SLTA 2 6,062 D3 3 9,093 S-1 21 63,644 S-2 7 21,21
Total 33 100,00Sumber: Data primer diolah, 2020.
43
Dari tabel 4.2. tersebut, menunjukkan bahwa jenjang pendidikan
responden didominasi oleh pegawai yang berpendidikan sarjana strata satu,
yakni sebanyak 21 responden atau sebesar 63,64 persen, pendidikan strata dua
sebanyak 7 responden atau sebesar 21,21 persen, D3 sebanyak 3 responden
atau sebesar 9,09 persen, sedangkan jumlah terkecil adalah jenjang pendidikan
SLTA, sebanyak 2 responden pajak atau sebesar 6,06 persen. Dominasi tingkat
pendidikan yang berasal dari sarjana tersebut sangat berkaitan dengan
membaiknya kinerja kualitas pelaporan keuangan artinya makin tinggi tingkat
pendidikan seseorang maka makin tinggi pula pengetahuannya terhadap
pelaporan keuangan.
Dimensi lain yang ada kaitannya dengan audit internal terhadap kualitas
pelaporan keuangan adalah jenis kelamin. Sesuai dengan bidang jasa yang
diteliti, yaitu jasa pelaporan keuangan daerah, di mana manajemen institusi
dituntut untuk memberikan pemahaman tentang bagaimana cara pelaporan
keuangan yang baik. Berkaitan dengan bidang jasa tersebut, maka pegawai
pada Kantor Pemerintahan Kabupaten Gowa khususnya pada Badan Pengelola
Keuangan Daerah dituntut untuk bekerja sebaik mungkin.
Adapun jumlah responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada
tabel 4.3. berikut.
Tabel 4.3.Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin pada Kantor PemerintahanKabupaten Gowa khususnya pada Badan Pengelola Keuangan Daerah
No Jenis Kelamin Jumlah Persentase(%)
1 Laki-Laki 25 75,762 Perempuan 8 24,24
Total 33 100,00Sumber: Data primer diolah, 2020.
44
Tabel 4.3. tersebut memperlihatkan bahwa mayoritas responden adalah
laki-laki yang berjumlah 25 responden atau sebesar 75,76 persen, sedangkan
responden perempuan sebanyak 8 responden atau sebesar 24,24 persen. Data
tersebut menunjukkan bahwa ratio responden antara laki-laki dengan perempuan
berbanding 3 : 1.
3. Deskripsi Variabel Penelitian
Dalam bab ini akan disajikan hasil dari analisa data berdasarkan
pengamatan sejumlah variabel yang digunakan dalam model regresi.
Sebagaimana yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, bahwa penelitian ini
melibatkan satu variabel dependen yaitu kualitas pelaporan keuangan (Y) dan
variabel independen yaitu audit internal (X).
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pegawai pada Kantor
Pemerintahan Kabupaten Gowa khususnya pada Badan Pengelola Keuangan
Daerah berjumlah 33 orang. Terbatasnya jumlah populasi tersebut, maka teknik
sampling dilakukan dengan mengambil sampel jenuh berjumlah 33 responden.
Berdasarkan hal tersebut, maka sampel yang ditetapkan adalah 33 responden.
B. Pembahasan
1. Uji Instrumen
a. Uji Validitas
Ada syarat penting yang berlaku pada sebuah kuesioner,
yaitu valid dan reliabel. Suatu kuesioner dikatakan valid jika item-item
pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut. Sedangkan kuesioner tersebut reliabel apabila
jawaban responden terhadap variabel-variabel tersebut konsisten dari
45
waktu ke waktu atau jawaban yang diberikan yang satu dengan yang lain
akan sama. Jika item-item kuesioner tersebut bisa dijadikan prediktor
variabel yang diteliti.
Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai rhitung denga
rtable untuk degree of freedom ( df ) = n - 2, dalam hal ini n adalah jumlah
sampel. Jumlah sampel dalam penelitian ini ( n ) = 33 dan besarnya df
dapat dihitung 33 – 2 = 31, sehingga didapat nilai r tabel dua sisi sebesar
0,344. Item-item tersebut jika mempunyai nilai validitas > dari 0,344
maka item-item tersebut dikatakan valid. Dalam penelitian ini kevalidan
dapat diuraikan sebagai berikut:
Tabel 4.4. Uji Validitas Variabel Audit Internal (X)
Item Pernyataan Rhitung Keterangan
1 0,550 Valid2 0,587 Valid3 0,782 Valid
Sumber: Data Olahan, 2020.
Tabel 4.4. menyajikan tiga item pernyataan dalam variabel audit internal
(X) di mana semua item pernyataan valid.
Tabel 4.5. Uji Validitas Variabel Kualitas Pelaporan Keuangan (Y)
Item Pernyataan Rhitung Keterangan1 0,528 Valid2 0,742 Valid3 0,686 Valid4 0,589 Valid
Sumber: Data Olahan, 2020.
Tabel 4.5. menyajikan empat item pernyataan dalam variabel kualitas
pelaporan keuangan (Y) di mana semua item pernyataan valid.
46
b. Uji Reliabilitas
Sedangkan jika variabel-variabel tersebut mempunyai cronbach’s
alpha (α) > 0,344, maka variabel tersebut dikatakan reliabel. Dalam
penelitian inikereliabelan dapat diuraikan sebagai berikut:
Tabel 4.6. Uji Reliabilitas Variabel X dan Y
Variabel Cronbach’sAlpha
Keterangan
Audit Internal (X) 0,730 ReliabelKualitas Pelaporan Keuangan (Y) 0,747 ReliabelSumber: Data Olahan, 2020.
Tabel 4.6. menyajikan pernyataan dalam masing-masing variabel
diantaranya audit internal (X) dan Kualitas Pelaporan Keuangan (Y)
adalah reliable.
2. Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data
berdistribusi normal atau tidak. Untuk mendeteksi normalitas data dapat
dilihat melalui output grafik kurva normal p-plot. Suatu variabel dikatakan
normal jika gambar distribusi dengan titik-titik data yang menyebar di
sekitar garis diagonal dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis
diagonal. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada gambar 4.1. dan 4.2.
berikut.
47
Gambar 4.1. Histogram
Sumber : Olah Data SPSS 21 For Windows, 2020.
Grafik Histogram pada gambar 4.1. memperlihatkan penyebaran data
(titik) di area histogram yang berbentuk simetris (gambar berbentuk gunung yang
simetris), maka dapat disimpulkan bahwa model regresi layak digunakan karena
memenuhi asumsi normalitas.
Selanjutnya untuk memperkuat pernyataan tentang apakah populasi data
berdistribusi normal atau tidak, maka dapat dilihat dari Grafik p-plot pada gambar
4.2. berikut:
48
Gambar 4.2. P-Plot
Sumber : Olah Data SPSS 21 For Windows, 2020.
Grafik p-plot pada gambar 4.2. memperlihatkan penyebaran data
(titik) di sekitar garis regresi (diagonal) dan penyebaran titik-titik data
searah mengikuti garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model
regresi layak digunakan karena memenuhi asumsi normalitas.
3. Hasil Pengujian Hipotesis
Analisis model dan pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui
sejauh mana hasil uji statistik menentukan diterima atau tidaknya hipotesis
yang diajukan. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah Model
Analisis Regresi Linier Sederhana. Model ini digunakan untuk menguji
pengaruh variabel audit internal (X) terhadap kualitas pelaporan keuangan
(Y).
49
Hasil perhitungan analisis regresi linier sederhana dengan
menggunakan bantuan program SPSS versi 21 disajikan pada tabel berikut.
Tabel 4.7.Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana
No. Variabel KoefisienRegresi (β)
Nilai Fhitung Sig.
1. Constanta 89,646 36,786 0,0002. Audit Internal (X) 0,764R = 0,737
dk pembilang = 1
R2 = 0,543n = 33Ftabel = 4,16èdk penyebut = 33-2 = 31α = 0,05
Sumber : Data primer diolah, 2020.
Berdasarkan hasil pada tabel di atas, maka dapat dibuat model
persamaan regresi linier sederhana untuk penelitian ini sebagai berikut:
Y = 89,646 + 0,764 X
Persamaan di atas menunjukkan bahwa:
(1) Nilai konstanta = 89,646; artinya bahwa dengan menganggap variabel
independent (audit internal) constant, maka kualitas pelaporan keuangan
sebesar 89,646 satuan.
(2) Bila terjadi penambahan nilai variabel audit internal sebesar 1 satuan akan
meningkatkan kualitas pelaporan keuangan sebesar 0,764 satuan, dengan
asumsi variabel lain tetap.
Besarnya hubungan antar variabel dapat diketahui dengan melihat angka
koefisien korelasi (R). Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai R = 0,737.
Hasil ini berarti bahwa hubungan antara variabel audit internal (X) terhadap
kualitas pelaporan keuangan (Y) adalah hubungannya erat.
50
Kemudian nilai R2 (koefisien determinasi) menunjukkan besarnya
kontribusi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dalam
sebuah model. Hasil perhitungan yang disajikan pada tabel di atas menunjukkan
nilai R2 = 0,543. Hal ini berarti bahwa sebesar 54,3 % variasi naik turunnya
kualitas pelaporan keuangan (Y) dipengaruhi oleh variabel audit internal (X).
Sedangkan sisanya sebesar 45,7 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
diteliti. Artinya naik turunnya kualitas pelaporan keuangan dipengaruhi oleh audit
internal sebesar 62,5 %. Selebihnya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
diteliti, seperti teknologi atau pengetahuan si auditor, kedisiplinan dan lainnya.
4. Pengujian Secara Parsial (Uji-t)
Pengujian secara parsial (Uji-t) digunakan untuk menguji pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial atau secara individual,
dan dapat pula digunakan untuk melihat pengaruh variabel bebas yang paling
dominan. Secara teknis pengujiannya dilakukan dengan membandingkan nilai
thitung dengan nilai ttabel pada taraf signifikansi α = 0,05. Berdasarkan hasil
perhitungan pada lampiran, maka hasil pengujian secara parsial (uji-t) dapat
disajikan pada tabel berikut.
Tabel 4.8.Hasil Pengujian Secara Parsial (Uji-t)
No Variabel Nilai thitung Sig. Kesimpulan1. Audit Internal (X) 6,065 0,000 Signifikan
ttabel = 2,037è t(α/2; n-1) = t(0,05/2;33-1) = t(0,025; 32) = 2,037 => u/ 2 arahn = 33α = 0,05
Sumber : Data primer diolah, 2020.
Hasil pengujian secara parsial (uji-t) yang dirangkum pada tabel di atas
dapat dijelaskan sebagai berikut: Nilai t-hitung variabel audit internal (X), lebih
51
besar dari nilai t-tabel (6,065 > 2,037) dan nilai signifikansinya (sig.) lebih kecil
dari a yang disyaratkan (0,000 < 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa audit
internal berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas pelaporan
keuangan pada Pemerintahan Kabupaten Gowa khususnya pada Badan
Pengelola Keuangan Daerah (hipotesis diterima).
5. Interpretasi Hasil Penelitian
Hasil penelitian menemukan bahwa hubungan antara variabel audit
internal terhadap kualitas pelaporan keuangan adalah hubungannya erat.
Sebesar 54,3 persen variasi naik turunnya kualitas pelaporan keuangan
dipengaruhi oleh variabel audit internal. Sedangkan sisanya sebesar 45,7 persen
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Artinya naik turunnya kualitas
pelaporan keuangan dipengaruhi oleh audit internal sebesar 54,3 persen.
Selebihnya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Koefisien determinasi
(Adjusted R2) sebesar 0,528 artinya sebesar 52,8 persen audit internal memiliki
kemampuan dalam menjelaskan pengaruhnya terhadap kualitas pelaporan
keuangan pada Kantor Pemerintahan Kabupaten Gowa khususnya pada Badan
Pengelola Keuangan Daerah. Seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh
Nazaruddin dan Syahrial (2017) menemukan bahwa koefisien korelasi (R)
sebesar 0,551 (55,1%) artinya peran audit internal mempunyai hubungan yang
kuat dengan kualitas laporan keuangan pada pemerintahan Kota Lhokseumawe.
Koefisien determinasi (Adjusted R2) sebesar 0,304 (30,4%) artinya peran audit
internal memiliki kemampuan dalam menjelaskan pengaruhnya terhadap kualitas
laporan keuangan pada Pemerintah Kota Lhokseumawe sebesar 30,4%.
Sedangkan sisanya 69,6% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model penelitian
52
ini seperti sistem informasi akuntansi, kualitas sumber daya manusia, dan lain-
lain.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa audit internal berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kualitas pelaporan keuangan pada Kantor Pemerintahan
Kabupaten Gowa khususnya pada Badan Pengelola Keuangan Daerah. Sejalan
apa yang telah diteliti oleh Shabrina Rahutami, Nur amalia dan Herry Laksito
(2014) yang menemukan bahwa audit internal mempengaruhi kualitas pelaporan
keuangan pada Bank Perkreditan Rakyat di Jawa Tengah. Sesuai apa yang telah
diteliti oleh Kadek Hengki, dkk (2014) yang menemukan bahwa pengendalian
intern akuntansi yang baik berpengaruh terhadap meningkatnya keterandalan
pelaporan keuangan pemerintah daerah pada Pemerintah Daerah Kabupaten
Buleleng.
Demikian pula yang telah diteliti oleh Ni Made Trisna Sapitri, I Gst Ayu
purnamawati dan Edy Sujana (2015), yang menemukan bahwa terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan antara pengendalian internal akuntansi
terhadap kualitas laporan keuangan pada Koperasi Simpan Pinjam di Kecamatan
Buleleng. Begitu pula hasil penelitian Nazaruddin dan Syahrial (2017),
menemukan bahwa peran audit internal berpengaruh signifikan terhadap kualitas
laporan keuangan pada pemerintahan Kota Lhokseumawe.
53
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan analisis dan evaluasi data yang telah dilakukan terhadap
variabel-variabel dalam penelitian ini, maka dapat diambil beberapa kesimpulan
dan saran sebagai berikut:
1. Sebesar 54,3 persen variasi naik turunnya kualitas pelaporan keuangan
dipengaruhi oleh variabel audit internal. Sedangkan sisanya sebesar 45,7
persen dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.
2. Audit internal berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas pelaporan
keuangan pada Pemerintahan Kabupaten Gowa khususnya pada Badan
Pengelola Keuangan Daerah.
B. Saran-Saran
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka penulis dapat memberikan
beberapa saran, sebagai berikut:
1. Perusahaan sebaiknya selalu memperhatikan kualitas audit dan
perkembangan laporan manajerial, jangan stagnan yang pada akhirnya justru
akan membuat kualitas pelaporan keuangan tidak baik.
2. Dalam membuat program khususnya yang berhubungan dengan laporan
manajerial yang baik.
3. Khusus dalam hal komite audit, perusahaan juga harus terus menciptakan
berbagai program yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas keuangan.
54
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim, 2017. Akuntansi Sektor Publik Akuntansi Keuangan Daerah,EdisiRevisi, Jakarta, SelembaEmpat
Afrianti, Dita. 2011. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai InformasiPelaporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada SKPD Kabupaten Batang.Skripsi. Universitas Diponegoro.
Amin Widjaja Tunggal, 2013. Internal Audit & Corporate Governance, Jakarta :Harvarindo.
Ardeno Kurniawan, 2015. Audit Internal: Nilai Tambah Bagi Organisasi,Yogyakarta: BPFE.
Aryani, Dwi Septa, 2011. Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur diBursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi, Vol.11No.2, Mei 2011.
Azwar, Saifuddin, 2012. Sikap Manusia. Teori dan Pengukurannya. CetakanXVII. Pustaka Pelajar Offset. Yogyakarta.
Irham Fahmi, 2010. Manajemen Kinerja, Bandung: Alfabeta.
Jr., William F. Messier, Glover, Steven M. and Prawitt, Douglas F, 2005. Auditingand Assurance Services. Buku kedua. Edisi 4. Penerjemah Nuri Hinduan.Jakarta: Salemba Empat.
Kadek hengki Prtimayana, Anantawikrama Tunggal Atmadja, nyoman Ari SuryaDarmawan, 2014. “Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia,Pengendalin Internal Akuntansi, Pemanfaatan teknologi Informasi, danPengawasan keuangan Daerah terhadap keterandaan pelaporan keuanganPemerintah Daerah (Studi pada Pemerintah Daerah KabupatenBulelang)”E-jouernal s1 Akuntansi Universitas Pendidikan GeneshaJurusan Akuntansi s1 (Vol:2 No.1 tahun 2014)
Lauw Tjun Tjun, Elyzabet Indrawati Marpaung, dan Santy Setiawan, 2012.Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit.Jurnal Akuntansi Vol.4 No.1 Mei 2012: 33-56
Messier, Glover dan Prawit, 2014. Auditing dan Assurance Services AystematicApproach. Edisi ke-8. Penerbit: Selemba Empat.
Mulyadi, 2014. Auditing. Buku kesatu. Edisi 6. Jakarta: Salemba Empat
Nazaruddin dan Syahrial, 2017. Pengaruh Peran Audit Internal TerhadapKualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi pada PemerintahKota Lhokseumawe). Jurnal Akuntansi dan Pembangunan | Volume 3 |Nomor 1 | Februari 2017.
55
Ni Made trisna Sapitri, I Gst Ayu Purnamawati dan Edy Sujana, 2015. PengaruhKapasitas Sumber Daya Manusia, Pengendalian Internal Akuntansi,Pemanfaatan teknologi Informasi terhadap Kualitas Laporan Keuangan(studi kasus koperasi simpan pinjam di Kecamatan Bulelang). e-jouernalS1 Akuntansi Universitas Pendidikan Genesha Jurusan Akuntansi s1 (Vol.3No.1 tahun 2015).
Noprial Valenra Maksyur, 2015. Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia,Komitmen Organisasi, Sistem Pengandalian Intern, Dan PemanfaatanTeknologi Informasi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan (Studi Empirispada SKPD Kabupaten Indragiri Hulu). JOM. FEKON Vol. 2 No. 2OKTOBER 2015.
S. Mia Lasmaya dan Karmila, 2011. Pengaruh Audit Internal Terhadap EfektifitasPengelolaan Penerimaan Kas (pada Bhanda Ghara Reksa Bandung).Jurnal ekonomi, Bisnis& Entrepreneurship Vol. 5 , No.2 , Oktober 2011,Hal.108-116 ISSN 2443-0633.
Safrida Yuliani, Nadirsyah dan Usman Bakar, 2010. Pengaruh PemahamanAkuntansi, Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerahdan Peran Internal Audit terhadap kualitas laporan keuangan PemerintahDaerah. Jurnal telah dan riset Akuntansi, Vol.3 No.2 Juli 2010
Santoso, S, 2014. SPSS 22. PT Elex Media Komputindo. Jakarta.
Shabrina Rahutami, Nur amalia dan Herry Laksito, 2014. Pengaruh AuditorInternal Terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan pada Bank PerkreditanRakyat di Jawa Tengah. Journal of Accounting, Volume 3, Nomor 2, Tahun2014, Hal. 1-10 ISSN (online) : 2337-3806
Soimah, 2014. Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia, PemanfaatanTeknologi Imformasi dan Sistem Pengendalian Internal PemerintahTerhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah KabupatenBengkulu Utara. Skripsi. Universitas Bengkulu.
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung.
Susilawati, Maya R Atmawinata, 2014. Pengaruh Profesionalisme danIndependensi Auditor Internal terhadap Kualitas audit (Studi padaInspektorat Provinsi Jawa Barat). Jurnal etikonomi Vol.13 No.2 Oktober2014.
Susilo Prapto, 2010. Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi danPengendalian Intern Akuntansi Terhadap Keterandalan danketepatwaktuan Pelaporan Keuangan Pemerintahan Daerah (Studi padaPemerintahan Kabupaten Sragen). Jurnal Pemanfaatan TeknologiInformasi.
Wuryan Andayani, 2013. Audit Internal. Edisi 1, Yogyakarta: BPFE.
56
LAMPIRAN 1:
KUISIONER PENELITIAN
PENGARUH AUDIT INTERNAL TERHADAP KUALITAS PELAPORANKEUANGAN STUDI KASUS PADA PEMERINTAHAN KABUPATEN GOWA
Dengan hormat,
Ditengah kesibukan bapak/ibu /saudara pada saat bertugas, perkenankan
saya memohon kesediaan untuk meluangkan sedikit waktu guna mengisi
kusioner ini. Saya mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar, sedang
melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Audit Internal Terhadap Kualitas
Pelaporan Keuangan Studi Kasus pada Pemerintahan Kabupaten Gowa”.
Untuk melengkapi penelitian ini, saya membutuhkan informasi mengenai
pengaruh auditor internal terhadap kualitas pelaporan keuangan, oleh karena Itu,
saya harapkan bantuan dan keikhlasan Bapak/Ibu/Saudara dalam memberikan
jawaban atas semua pertanyaan dengan jujur sesuai dengan hati nurani
Bapak/Ibi/Saudara masing-masing. Jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara berikan
tidak akan berpengaruh negatif terhadap karir bapak/ibu/saudara melainkan
jawaban yang diberikan secara obyektif dapat dijadikan bahan masukan bagi
Pemerintahan Kabupaten Gowa untuk merumuskan kebijakan yang berkaitan
dengan pengaruh auditor internal terhadap kualitas pelaporan keuangan.
Atas bantuan dan kesedian bapak/ibu/saudara untuk mengisi kuisioner ini
saya sampaikan terimakasih.
Peneliti,
Nurfadilah S
57
PETUNJUK PENGISIAN
1. Pilihlah salah satu jawaban dari masing-masing nomor pertanyaan berikut
ini. Berilah tanda silang (x) pada kolom yang tersedia di masing-masing
pilihan.
2. Pilihan tersebut hendaknya subjektif mungkin.
3. Koesioner ini dapat digunakan secara optimal bila seluruh pertanyaan
terjawab dengan baik, karena itu diharap diteliti kembali apakah semua
pertanyaan-pertanyaan telah terjawab.
IDENTITAS RESPONDEN
1. Umur anda
a. ( ) < 31 tahun
b. ( ) 31 – 45 tahun
c. ( ) > 45 tahun.
2. Pendidikan anda
a. ( ) SLTA
b. ( ) D-3
c. ( ) S-1
d. ( ) S-2.
3. Jenis kelamin
a. ( ) Laki-laki
b. ( ) Perempuan.
58
PERNYATAAAN:
Variabel Audit Internal (X)
1. Auditor internal harus memiliki pendidikan yang memadai.
a. ( ) Sangat Setuju
b. ( ) Setuju
c. ( ) Cukup Setuju
d. ( ) Tidak Setuju
e. ( ) Sangat Tidak Setuju.
2. Auditor internal harus telah mengikuti berbagai pelatihan yang berkaitan
pemeriksaaan keuangan.
a. ( ) Sangat Setuju
b. ( ) Setuju
c. ( ) Cukup Setuju
d. ( ) Tidak Setuju
e. ( ) Sangat Tidak Setuju.
3. Auditor internal harus memiliki pengalaman yang cukup.
a. ( ) Sangat Setuju
b. ( ) Setuju
c. ( ) Cukup Setuju
d. ( ) Tidak Setuju
e. ( ) Sangat Tidak Setuju.
Variabel Kualitas Pelaporan Keuangan (Y)
1. Pelaporan keuangan harus dengan mudah dipahami.
a. ( ) Sangat Sejutu
b. ( ) Sejutu
59
c. ( ) Cukup Sejutu
d. ( ) Tidak Sejutu
e. ( ) Sangat Tidak Sejutu.
2. Pelaporan keuangan harus relevan dengan transaksi yang telah dilakukan.
a. ( ) Sangat Sejutu
b. ( ) Sejutu
c. ( ) Cukup Sejutu
d. ( ) Tidak Sejutu
e. ( ) Sangat Tidak Sejutu.
3. Pelaporan keuangan dapat dipercaya dan diandalkan.
a. ( ) Sangat Sejutu
b. ( ) Sejutu
c. ( ) Cukup Sejutu
d. ( ) Tidak Sejutu
e. ( ) Sangat Tidak Sejutu.
4. Pelaporan keuangan dapat diperbandingkan dengan laporan keuangan
tahun atau periode sebelumnya.
a. ( ) Sangat Sejutu
b. ( ) Sejutu
c. ( ) Cukup Sejutu
d. ( ) Tidak Sejutu
e. ( ) Sangat Tidak Sejutu.
60
LAMPIRAN 2:
Tabulasi Responden untuk Audit Internal
No KodeResponden
Audit Internal (X) Total JumlahRata2P1 P2 P3
1. SQTM 4 4 4 12 4,002. DGAH 5 5 4 14 4,673. BFAA 4 5 4 14 4,334. NMVA 5 3 4 12 4,005. WASB 5 4 5 14 4,676. DIFD 4 3 4 11 3,677. ACVF 4 3 3 10 3,338. NGVG 5 5 5 15 5,009. XBHX 5 3 4 12 4,0010. YASJ 5 4 4 13 4,3311. GHMD 4 3 4 11 3,6712. LGGR 5 4 5 14 4,6713. JZBW 5 4 5 14 4,6714. INMD 4 5 4 13 4,3315. QKMD 4 5 5 14 4,6716. YANU 4 5 5 14 4,6717. UQXA 5 5 5 15 5,0018. TIMC 5 4 4 13 4,3319. UGKH 4 5 3 12 4,0020. BIAL 5 4 5 15 4,6721. EONM 3 5 5 13 4,3322. DWKA 4 5 5 14 4,6723. IFFG 4 5 4 13 4,3324. CBAV 4 4 3 11 3,6725. NVDG 3 4 3 10 3,3326. XBBC 5 5 5 15 5,0027. ASNB 5 4 5 14 4,6728. DMDM 4 4 5 13 4,3329. LKRL 4 5 4 13 4,3330. ZWMP 4 4 4 12 4,0031. IDWN 4 4 3 11 3,6732. EKDW 5 3 5 13 4,3333. NYUW 4 3 5 12 4,00
61
LAMPIRAN 3:
Tabulasi Responden untuk Kualitas Pelaporan Keuangan
No KodeResponden
Kualitas Pelaporan Keuangan (Y) Total JumlahRata2P1 P2 P3 P4
1. SQTM 4 5 4 5 18 4,502. DGAH 5 5 5 5 20 5,003. BFAA 5 5 4 4 18 4,504. NMVA 3 5 4 4 18 4,505. WASB 4 5 5 5 19 4,756. DIFD 4 5 4 4 17 4,257. ACVF 4 3 3 4 14 3,508. NGVG 5 4 3 5 17 4,259. XBHX 4 4 4 3 15 3,7510. YASJ 4 4 3 5 16 4,0011. GHMD 3 4 4 4 15 3,7512. LGGR 5 4 5 4 18 4,5013. JZBW 5 4 5 4 18 4,5014. INMD 4 5 5 3 17 4,2515. QKMD 5 4 4 5 18 4,5016. YANU 5 4 5 4 18 4,5017. UQXA 5 5 5 5 20 5,0018. TIMC 4 4 4 5 17 4,2519. UGKH 5 3 4 3 15 3,7520. BIAL 5 5 5 4 19 4,7521. EONM 4 5 4 4 17 4,2522. DWKA 4 5 4 5 18 4,5023. IFFG 4 5 5 4 18 4,5024. CBAV 3 4 4 3 14 3,5025. NVDG 3 3 3 3 12 3,0026. XBBC 4 5 3 5 17 4,2527. ASNB 4 4 4 5 16 4,0028. DMDM 5 3 3 4 15 3,7529. LKRL 4 4 3 4 15 3,7530. ZWMP 3 4 3 4 14 3,5031. IDWN 4 3 4 3 14 3,5032. EKDW 4 4 4 5 17 4,2533. NYUW 5 3 4 4 16 4,00
62
LAMPIRAN 4:
Data Regresi Linear Sederhana
NoAudit Internal (X) Kualitas Pelaporan Keuangan (Y)
1 4,00 4,502 4,67 5,003 4,33 4,504 4,00 4,505 4,67 4,756 3,67 4,257 3,33 3,508 5,00 4,259 4,00 3,7510 4,33 4,0011 3,67 3,7512 4,67 4,5013 4,67 4,5014 4,33 4,2515 4,67 4,5016 4,67 4,5017 5,00 5,0018. 4,33 4,2519. 4,00 3,7520. 4,67 4,7521. 4,33 4,2522. 4,67 4,5023. 4,33 4,5024. 3,67 3,5025. 3,33 3,0026. 5,00 4,2527. 4,67 4,0028. 4,33 3,7529. 4,33 3,7530. 4,00 3,5031. 3,67 3,5032. 4,33 4,2533. 4,00 4,00
63
LAMPIRAN 5:
Regression
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Kualitas Pelaporan
Keuangan416.6667 47.46161 33
Audit Intarnal 428.3030 45.79198 33
Correlations
Kualitas
Pelaporan
Keuangan Audit Intarnal
Pearson Correlation Kualitas Pelaporan
Keuangan1.000 .737
Audit Intarnal .737 1.000
Sig. (1-tailed) Kualitas Pelaporan
Keuangan. .000
Audit Intarnal .000 .
N Kualitas Pelaporan
Keuangan33 33
Audit Intarnal 33 33
Variables Entered/Removeda
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 Audit Intarnalb . Enter
a. Dependent Variable: Kualitas Pelaporan Keuangan
b. All requested variables entered.
64
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .737a .543 .528 32.60979
a. Predictors: (Constant), Audit Intarnal
b. Dependent Variable: Kualitas Pelaporan Keuangan
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 39117.981 1 39117.981 36.786 .000b
Residual 32965.353 31 1063.398
Total 72083.333 32
a. Dependent Variable: Kualitas Pelaporan Keuangan
b. Predictors: (Constant), Audit Intarnal
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 89.646 54.216 1.653 .108
Audit Intarnal .764 .126 .737 6.065 .000
a. Dependent Variable: Kualitas Pelaporan Keuangan
65
Charts
66
67
Correlations
Correlations
Butir No 1 Butir No 2 Butir No 3 Total
Butir No 1 Pearson Correlation 1 -.147 .382* .550**
Sig. (2-tailed) .414 .028 .001
N 33 33 33 33
Butir No 2 Pearson Correlation -.147 1 .178 .587**
Sig. (2-tailed) .414 .323 .000
N 33 33 33 33
Butir No 3 Pearson Correlation .382* .178 1 .782**
Sig. (2-tailed) .028 .323 .000
N 33 33 33 33
Total Pearson Correlation .550** .587** .782** 1
Sig. (2-tailed) .001 .000 .000
N 33 33 33 33
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 33 100.0
Excludeda 0 .0
Total 33 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.730 4
68
Correlations
Correlations
Butir No 1 Butir No 2 Butir No 3 Butir No 4 Total
Butir No 1 Pearson Correlation 1 -.029 .357* .230 .528**
Sig. (2-tailed) .871 .042 .198 .002
N 33 33 33 33 33
Butir No 2 Pearson Correlation -.029 1 .452** .391* .742**
Sig. (2-tailed) .871 .008 .024 .000
N 33 33 33 33 33
Butir No 3 Pearson Correlation .357* .452** 1 -.011 .686**
Sig. (2-tailed) .042 .008 .953 .000
N 33 33 33 33 33
Butir No 4 Pearson Correlation .230 .391* -.011 1 .589**
Sig. (2-tailed) .198 .024 .953 .000
N 33 33 33 33 33
Total Pearson Correlation .528** .742** .686** .589** 1
Sig. (2-tailed) .002 .000 .000 .000
N 33 33 33 33 33
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
ReliabilityScale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 33 100.0
Excludeda 0 .0
Total 33 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.747 5
top related