Niko Azhari (kardio) Trauma Vaskular.ppt

Post on 07-Dec-2015

152 Views

Category:

Documents

20 Downloads

Preview:

Click to see full reader

Transcript

Niko Azhari Hidayat

0,25-3,7% dari semua trauma Morbiditas limb-threatening ischaemia

& life-threatening hemorrhage cukup tinggi

Mortalitasnya 13-25% (meningkat 2 kali lipat dibanding dengan tanpa trauma vaskular)

Trauma tumpul vaskular high velocity accident outcome jelek, karena besarnya kerusakan jaringan sekitarnya

Trauma tajam vaskular (50-90%) dari semua trauma vaskular

Trauma iatrogenik dapat terjadi pada diagnostik invasif, prosedur monitoring, terapi, pengangkatan tumor-tumor pelvis (termasuk kandungan)

Pada trauma hebat penderita tidak sadar seringkali tidak bisa didapatkan anamnesa yang tepat

JAM KEJADIAN PENTING! Titik kritis iskemi jaringan < 6-8 jam

untuk mencapai revaskularisasi optimal

Lakukan dengan baik & benar Survey sekunder periksa sejauh

mana kerusakan vaskular yang terjadi berkaitan dg traumanya

Inspeksi: kondisi luka, perdarahan aktif Palpasi: SELALU bandingkan kanan &

kiri Auskultasi: bruit ? Kenali HARD SIGNS trauma vaskular Hati-hati pada dislokasi persendian &

trauma yg posisinya merupakan perjalanan suatu pembuluh darah

Periksa ABI (Ankle Brachial Index)

1. Kontusio kerusakan intima thrombus oklusi

2. Transeksi Partial puncture3. Transeksi Total4. Arteriovenous fistula

Non-invasif Duplex Ultrasonografi Invasif Angiografi

Catat lama iskemi Imobilisasi awal sebelum pemeriksaan

lebih lanjut Periksa semua pulsasi perifer semua

ekstremitas Cari soft & hard signs Tentukan ABI Hati-hati vasospasme vaskular

1. Hilangnya pulsasi distal dari lokasi trauma

2. Bruit atau teraba thrill3. Perdarahan aktif4. Hematoma luas5. Iskemi bagian distal dari lokasi trauma

Bila terdapat kelima tanda diatas WAJIB eksplorasi TANPA penunjang lain

1. Hematoma2. Riwayat perdarahan saat kejadian3. Hipotensi tak jelas penyebabnya4. Gangguan saraf perifer

Lakukan observasi ketat, duplex ultrasonografi & arteriografi

Resusitasi ATLS Terapi definitif peralatan bedah

vaskular harus tersedia HATI-HATI penggunaan Heparin

terutama pada penderita multitrauma Gunakan loup saat penyambungan

vaskular Jangan ada tension (idealnya 1-2 cm) Monitoring post op harus baik

Mana lebih dulu yg harus diperbaiki? Tulangnya atau pembuluh darahnya?

Kontrol perdarahan direct pressure HINDARI TORNIQUET Pasang oksigen Unstable fracture stabilisasi frakturnya

dulu Pendekatan bedah mengekspos arteri

proksimal & distal yg sehat Defek 1-2 cm interposisi graft KENALI sindroma kompartemen & reperfusi

Semakin luas digunakan Untuk kasus-kasus yg sulit dikoreksi

dengan pembedahan

Lakukan setelah kontrol perdarahan & debridement luka

Pilihannya: jahit primer, angioplasty dg patch vena, reseksi & end-to-end anastomosis, graft interposisi

Vena saphena kontralateral ideal untuk interposisi graft

Protesa graft bila kedua tungkai terkena trauma

Pertimbangkan pemakaian graft pada luka terinfeksi

Dilakukan pada kasus-kasus trauma ataupun tumor-tumor di rongga pelvis

Prinsip: melakukan “tunneling” untuk mengambalikan back flow pada sisi vena yg terkena trauma sehingga edema berkurang

Aneurisma semu- timbul setelah kateterisasi a. femoralis- nyeri & bengkak pulsatif- konfirmasi dengan Duplex USG- penjahitan bagian yg lubang- perlu patch vena

Arteriovenous fistula- timbul beberapa minggu pasca trauma- tungkai bengkak dg dilatasi vena superfisial- bruit sesuai detak jantung- konfirmasi diagnostik arteriografi- fistula dapat dipisah dg menjahit arteri & vena terkait

top related