Transcript
5/13/2018 makalah askep Nutrisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-nutrisi 1/24
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tubuh manusia terbentuk dari zat-zat yang berasal dari makanan. Karenanya, manusia
memerlukan asupan makanan guna memperoleh zat-zat penting yang dikenal dengan istilah
nutrisi. Nutrisi berfungsi untuk membentuk dan memelihara jaringan tubuh, mengatur proses-
proses dalam tubuh, sebagai sumber tenaga, serta untuk melindungi tubuh dari serangan
penyakit. Dengan demikian fungsi utama nutrisi adalah untuk memberikan energi bagi
aktivitas tubuh, membentuk struktur kerangka dan jaringan tubuh, serta mengatur berbagai
proses kimia di dalam tubuh.
Ketika homeostasis tubuh terganggu atau dalam keadaan sakit, nutrisi yang mencukupi
dan tepat amat dibutuhkan untuk membantu proses penyembuhan. Akan tetapi, nutrisi yang
kurang atau berlebih justru akan memperburuk keadaan tubuh. Beberapa kelainan atau
penyakit memerlukan diet makanan khusus baik jenis dan jumlah asupannya, seperti
gangguan lambung, jantung, diabetes, dan gagal ginjal.
Penerapan proses keperawatan dalam asuhan keperawatan klien dengan masalah nutrisi
sangat diperlukan. Perawat berkesempatan untuk mengenali tanda-tanda nutrisi buruk dan
membuat langkah-langkah perubahan. Lewat kontak sehari-hari dengan klien dan
keluarganya memungkinkan perawat untuk mengobservasi status fisik, asupan makanan,
penambahan atau kehilangan berat badan, dan respon pada terapi klien. Perawat dapat
mengidentifikasi masalah aktual atau potensial dalam status nutrisi dan
mengimplementasikan terapi perawatan, medis dan nutrisi yang tepat untuk mengurangi dan
mengatasi masalah nutrisi klien.
5/13/2018 makalah askep Nutrisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-nutrisi 2/24
2
1.2 Tujuan
1. Mengetahui proses pencernaan makanan.
2. Mengetahui proses keperawatan dalam asuhan keperawatan klien dengan masalah
nutrisi.
3. Mengetahui aspek-aspek pengkajian nutrisi dalam asuhan keperawatan.
4. Mengetahui diagnosis keperawatan dalam asuhan keperawatan nutrisi.
5. Mengetahui perencanaan keperawatan dalam asuhan keperawatan nutrisi.
6. Mengetahui intervensi keperawatan dalam asuhan keperawatan nutrisi.
5/13/2018 makalah askep Nutrisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-nutrisi 3/24
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Defenisi Nutrisi
Nutrisi merupakan zat-zat yang diperoleh dari makanan yang berfungsi untuk
membentuk dan memelihara jaringan tubuh, mengatur proses-proses dalam tubuh, sebagai
sumber tenaga, serta untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit.
(Mubarak & Chayatin, 2008)
2.2 Masalah Proses Pencernaan
Sulit untuk mengelompokan gangguan sistem pencernaan yang berpengaruh terhadap
kondisi nutriri berdasarkan fungsional, karena seringkali masalah secara bersama-sama
mengganggu digesti dan absorpsi, sebab jika makanan mengalami gangguan digesti, makanan
tersebut tidak dapat diabsorpsi. Oleh karena itu, masalah akan dikelompokkan berdasarkan
area, yaitu ; masalah Esophagus, masalah Gaster, masalah Usus Halus, masalah Colon dan
masalah Organ Asesori
MASALAH ESOFAGUS
1. 1. Kegagalan menelan
Menelan dikoordinasikan oleh pleksus Auerbach sehingga terjadi kontraksi-relaksasi yang
temporer pada otot-otot gastrosofageal dan otot-otot orofaringeal. Melalui proses tersebut
makanan akan masuk kedalam gaster.
Dysphagia; kesulitan menelan, dapat terjadi karena masalah neuromuscular ataupun penyakit
syaraf seperti pada myesthania gravis, polio bulbar, muscular dystrophy, botulism. Padakeadaan ini otot tak mampu berkontraksi dan peristaltic saluran cerna menjadi hilang. Hal ini
akan menyebabkan stagnasi makanan. Dysphagia dapat juga diawali oleh adanya tumor yang
menyumbat saluran cerna atau menurunnya kontraktilitas esophagus misalnya pada achalasia.
5/13/2018 makalah askep Nutrisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-nutrisi 4/24
4
2. Inflamasi mukosa esophagus
Dalam kondisi normal, esophagus dilindungi oleh mucus yang disekresi oleh tunika mukosa
dan kontraksi spincter gastroesofageal yang mencegah cairan lambung masuk ke esophagus.
Jika oleh karena suatu keadaan misalnya pada hiatal hernia, cairan lambung refluks keesophagus, hal ini akan menyebabkan iritasi pada esophagus yang akan menyebabkan
esofagitis, sehingga akan menimbulkan rasa nyeri dan sulit menelan.
MASALAH GASTER
Gaster berfungsi mencampur, mengaduk dan memecah molekul makanan menjadi partikel-
partikel yang kecil sehingga permukaan makanan yang akan kontak dengan enzim selama
proses digesti menjadi lebih luas. Gaster juga menghasilkan 2-3 liter cairan per hari yang
berisi elektrolit, air, mucus, asam hidrochlorid, enzim pepsin dan lipase, serta factor intrinsic.
Makanan yang sudah halus bercampur dengan sekresi gaster mempunyai konsistensi yang
kental, membentuk kimus (Chyme). Chyme ini memfasilitasi proses digesti pada usus halus.
Adanya gangguan pada gaster menyebabkan terhambatnya proses digesti pada usus halus
yang akan menghambat juga proses absorpsi.
1. Obstruksi gaster
Obstruksi gaster yang paling sering terjadi adalah karena stenosis pylorus yang terjadi secaracongenital. Manifestasi yang tampak adalah adanya muntah-muntah dan regurgitasi yang
terjadi pada usia 1-2 minggu sehingga pertumbuhan bayi terhambat (failure to thrive). Dapat
juga ditemui pada orang dewasa sebagai komplikasi dan inflamasi yang dihubungkan dengan
ulkus gaster, kanker gaster atau kanker pancreas.
2. Neoplasma gaster
Neoplasma gaster dapat terjadi di berbagai tempat tetapi utamanya terjadi pada daerah
pylorus. Neoplasma dapat berupa tumor benigna ataupun maligna. Benigna pada gaster
seringkali tidak menimbulkan gejala (asimptomatik), kecuali jika tumor tersebut
menyebabkan obstruksi. Sedangkan maligna dapat menimbulkan rasa nyeri yang hebat,
anorexia, muntah-muntah, kehilangan berat badan dan perubahan dalam kebiasaaan defekasi.
3. Inflamasi gaster
5/13/2018 makalah askep Nutrisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-nutrisi 5/24
5
a. Gastritis Akut
Perubahan degenerative yang biasa terjadi pada lapisan superficial yang disebabkan karena
terpaparnya gaster oleh zat irritant seperti alcohol, aspirin, steroid dan asam empedu.
Manifestasi yang muncul adalah nyeri epigastrium, anorexia, mual dan muntah sehinggaintake nutrisi menurun.
b. Gastritis Kronis
Perubahan degenerative yang menimbulkan atropi beberapa sel fungsional tunika mukosa
sehingga produksi asam lambung dan factor intrinsic menurun. Keadaan ini menyebabkan
gangguan digesti yang dapat menyebabkan gangguan aborpsi zat menurun dan menurunnya
factor intrinsic menyebabkan gangguan absorpsi vitamin B12 yang menyebabkan terjadinya
anemia pernisiosa.
c. Peptic Ulcer
Jika sekresi asam lambung menyebabkan degenerasi dan nekrosis mukosa gastrointestinal,
terjadilah peptic ulcer (Ulkus Peptikum). Adanya ulkus menurunkan kemampuan sekresi sel
gaster yang akan merangsang hipertropi pylorus yang yang akan menyebabkan stenosis
pylorus.
d. Ulcus Duodenum
Hiperstimulasi sel parietal oleh N.Vagus yang menyebabkan massa sel bertambah sehingga
sekresi asam lambung meningkat. Selain itu dapat juga disebabkan oleh peningkatan sekresi
gastrin yang abnormal akibat adenoma sel-sel non pulau Langerhans (Zollinger-Ellison
Syndrome).
MASALAH USUS HALUS
Usus halus adalah bagian dari saluran cerna yang merupakan tempat digesti terakhir dan
tempat absorpsi zat makanan, sehingga gangguan pada usus halus menyebabkan gangguan
digesti dan absorpsi.
1. Gangguan digesti-absorpsi
a. Crohn¶s disease
5/13/2018 makalah askep Nutrisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-nutrisi 6/24
6
Merupakan peradangan kronis yang terutama terjadi pada ileum. Lesi terdapat pada nodus
limfatik sehingga menyebabkan obstruksi limfatik yang mengakibatkan penebalan lapisan
submukosa yang akan menghambat proses absorpsi zat makanan.
b.
Zollinger-Ellison synd
rome
Peningkatan sekresi gastrin abnormal menyebabkan peningkatan sekresi asam lambung
sehingga lingkungan pada intestine menjadi sangat asam yang mengakibatkan tidak aktifnya
enzim pancreas, presipitasi garam-garam empedu. Keadaan ini menyebabkan makanan pada
usus tidak tercerna sehingga tidak dapat diabsorspsi.
c. Gastroenteritis akut
Bakteri dan virus menyebabkan inflamasi pada gastroenteritis dan menimbulkan kondisi
patologis. Efek yang umum terjadi adalah meningkatnya motilitas usus dan meningkatnya
kecepatan sekresi cairan dan elektrolit kedalam lumen usus. Akibatnya dengan segera dapat
terjadi dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit, shock hipovolemik dan kematian,
tergantung dari beratnya kerusakan dan cepatnya kehilangan cairan-elektrolit dan cepatnya
penanggulangan.
d. Celiac disease
Ditandai dengan adanya degenerasi sel usus halus yang menyebabkan defisiensi lactase yang
mengakibatkan gangguan dalam digesti laktosa susu.
Manifestasi dari gangguan digesti-absorpsi adalah :
y Menurunnya supply nutrient ke jaringan sehingga pembakaran zat makanan menurun
yang menyebabkan produksi energy berkurang yang dimanifestasikan dengan adanya
kelemahan fisik.
y Penggunaan massa tubuh sebagai sumber energy yang menyebabkan penurunan berat
badan.
y Apabila keadaan ini berlangsung lama, penurunan absorpsi protein dan penggunaan
massa tubuh sebagai sumber energy menyebabkan menurunnya albumin plasma
sehingga tekanan onkotik menjadi rendah, terjadilah perpindahan cairan ke interstitial
5/13/2018 makalah askep Nutrisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-nutrisi 7/24
7
(edema). Pada keadaan yang berat, sintesa protein menurun, massa otot berkurang,
anemia dan defisiensi enzim.
2. Obstruksi usus
Obstruksi pada usus halus menimbulkan gerakan anti peristaltic dari usus halus yang
menyebabkan cairan usus terkumpul diatas obstruksi dan sebagian kembali ke lambung dan
muntah bersama dengan cairan lambung. Terkumpulnya cairan diatas obstruksi
menyebabkan distensi yang menyebabkan tekanan pada lumen usus meningkat sehingga
mengakibatkan ischemia dinding usus. Terjadi pelepasan bakteri dan toksin dari usus yang
nekrosis ke peritoneal dan system sirkulasi , dan menyebabkan munculnya peritonitis dan
septicemia.
MASALAH COLON
Colon merupakan bagian saluran cerna yang berperan dalam absorpsi cairan dan elektrolit.
Cairan agar bergerak dari tekanan osmotic yang rendah (pada lumen colon) ke tekanan yang
lebih tinggi (pada epitel colon). Jika terjadi gangguan absorpsi pada usus halus akan
mengakibatkan osmolalitas chime pada colon lebih tinggi dari tekanan osmotic pada epitel
colon sehingga proses absorpsi air tidak terjadi bahkan sebaliknya cairan akan tertarik ke
lumen usus yang menyebabkan tubuh akan kehilangan banyak cairan yang biasanya
membawa elektrolit.
1. Inflamasi
a. Diverticulitis
Adalah pembentukan kantung-kantung kecil pada dinding intestine (diverticuli). Diverticuli
ini mudah terkena radang yang disebut diverticulitis dengan manifestasi adanya rasa nyeri
dan jika perforasi menyebabkan perdarahan dan peritonitis.
b. Colitis ulcerative
Adalah suatu peradangan pada colon yang ditandai dengan edema dan kongesti jaringan
mukosa yang akan menghambat absorpsi air sehingga feses yang terbentuk menjadi encer
(diare) dan seringkali bercampur darah.
5/13/2018 makalah askep Nutrisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-nutrisi 8/24
8
c. Obstruksi colon distal
Obstruksi pada colon distal menyebabkan feses tertumpuk diatas obstruksi. Dalam beberapa
minggu klien mengalami konstipasi yang hebat. Pada tahap awal muntah tidak hebat, tetapi
jika colon sudah terisi penuh, kimus dari usus halus tidak dapat bergerak ke colon,menyebabkan muntah hebat, colon rupture dan hipovolemia.
d. Neoplasma
Neoplasma yang terjadi pada colon bisa berupa tumor benigna maupun maligna. Tumor
maligna yang tumbuh pada area descenden memungkinkan terjadinya manifestasi obstruksi
dan menimbulkan nyeri, distensi abdomen dan diare.
e. Gangguan motilitas usus
Terdapat dua jenis masalah yang terjadi akibat gangguan pada motilitas usus, yaitu konstipasi
dan diare.
MASALAH ORGAN ASESORI
1. Pancreas
a. Pancreatitis akut
Pancreatitis akut, umumnya terjadi karena obstruksi ductus biliaris sehingga sekresi pancreas
(enzim) terbendung. Akan terjadi autodigesti yang menimbulkan nyeri hebat. Jika autodigesti
mencapai permukaan pancreas, enzim akan dikeluarkan dan masuk ke cavum abdomen dan
menimbulkan peritonitis dengan manifestasi demam, leukositosis, distensi abdomen dan
nyeri tekan abdomen. Selain itu terhambatnya pengeluaran enzim ke duodenum
menyebabkan gangguan dalam digesti-absorpsi dan adanya nyeri hebat dan gangguan digesti
menyebabkan perasaan mual dan muntah-muntah
b. Pancreatitis kronis
Merupakan penyakit degenerasi jaringan pancreas akibat suatu radang yang mengakibatkan
terbentuknya jaringan nekrotik yang akan di ikuti dengan pembentukan jaringan fibrotic.
Keadaan ini biasanya dihubungkan dengan alcoholism, malnutrisi atau keduanya .Keadaan
ini menyebabkan terjadinya ikterus, gangguan dalam pencernaan lemak dan pembentukan
5/13/2018 makalah askep Nutrisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-nutrisi 9/24
9
jaringan ikat pada pancreas menyebabkan kemampuan sekresi pankreas juga menjadi terbatas
sehingga mengganggu digesti-absorpsi. Gangguan absorpsi lemak menyebabkan vitamin K
tidak dapat diabsorpsi dengan akibat terganggunya aktivitas factor pembekuan II, VII, IX dan
X yang dimanifestasikan dengan perdarahan.
2. Hepar dan Empedu
a. Gangguan produksi dan ekskresi bile
Bile diproduksi oleh hepar dan disimpan dikandung empedu untuk disekresikan ke
duodenum. Ada beberapa masalah yang dapat terjadi, diantaranya adalah :
y Produksi bilirubin yang berlebihan
Terjadi karena meningkatnya destruksi sel darah merah sehingga bilirubin unconjugated
meningkat melebihi kemampuan hepar untuk melakukan konjugasi. Bilirubin unconjugated
ini akan kembali bersirkulasi didalam darah dan menyebabkan perubahan warna kulit
menjadi ikterik. Keadaan ini seringkali dijumpai pada bayi baru lahir.
Insufisiensi ekskresi bilirubin
Pada keadaan ini bilirubin yang sudah dikonjugasi dihepar tidak dapat masuk kedalam
duodenum karena kompresi ductus biliaris intrahepatik (pada hepatitis atau chirosis hepatis),
oklusi ductus biliaris ekstrahepatik (misalnya oleh Ca.Pancreas),akibatnya bilirubin yang
sudah dikonjugasi kembali diabsorpsi oleh liver dan masuk kedalam aliran darah sehingga
terjadi ikterik, warna urine seperti teh, feses seperti dempul (pucat), dan gangguan dalam
digesti dan absorpsi lemak dan vitamin yang larut dalam lemak.
b. Gangguan fungsi sel hepar
y Hepatitis
Adalah peradangan pada jaringan hepar yang dapat disebabkan oleh zat toksik (alcohol,
carbon tetrachloride, asetaminophen dalam dosis yang berlebihan) dan virus pathogen. Pada
hepatitis terjadi peradangan yang disertai nekrosis, penurunan fungsi hepar, peradangan sel
hepar yang menyebabkan ductus intrahepatik terdesak sehingga ekskresi bilirubin menurun
5/13/2018 makalah askep Nutrisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-nutrisi 10/24
10
dan bilirubin yang telah dikonjugasi bersirkulasi kembali didalam aliran darah dan
manifestasinya terutama ikterik.
Cirrhosis hepatis
Adalah penyakit hepar kronis yang ditandai dengan degenerasi fibrotic jaringan hepar oleh
karena pengaruh toksik dari ethanol, infeksi hepatitis virus, toxic hepatitis, biliary statis, atau
perlemakan hati yang hebat karena kekurangan kalori protein yang berat dalam waktu yang
lama. Manifestasi klinis akan berkembang lambat dan asimptomatis untuk periode yang lama.
Tanda dini adalah lesu, anorexia, nyeri tumpul perut kanan atas, mual dan muntah.
Manifestasi lebih lanjut adalah adanya tanda-tanda hepatic cellular failure dan portal
hypertension.
y Hepatic cellular failure
hepatic celluler failure menggambarkan keadaan dimana hepar gagal dalam melakukan
fungsinya. Manifestasi yang dapat dijumpai adalah menurunnya fungsi prothrombin dan
fibrinogen sehingga cenderung terjadi pendarahan, menurunnya produksi albumin sehingga
tekanan osmotic koloid menurun dan menyebabkan edema,terjadi ikterus, hiperglikemia,
meningkatnya ammonia dalam darah karena ketidakmampuan hepar untuk merubah ammonia
menjadi ureum sehingga terjadi penurunan tingkat kesadaran, keadaan tersebut ditambah
dengan menurunnya kemampuan hepar untuk melakukan detoxifikasi lainnya, menyebabkan
terjadinya hepatic coma atau hepatic encephalopathy.
2.3 Asuhan Keperawatan pada Masalah Kebutuhan Nutrisi
2.3.1 Pengkajian
Pengkajian keperawatan terhadap masalah kebutuhan nutrisi klien berpedoman pada
empat area pokok yaitu pengukuran fisik (tinggi dan berat) dan antropometri, tes
laboratorium, riwayat diet dan kesehatan, dan observasi klinik. Selain itu kebutuhan
energi/kalori klien juga perlu dikaji agar dapat diberikan intervensi pemenuhan nutrisi yang
tepat.
(Perry & Potter, 2005)
5/13/2018 makalah askep Nutrisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-nutrisi 11/24
11
a. Pengukuran Fisik dan Antropometri
Antropometri adalah suatu sistem pengukuran ukuran dan susunan tubuh dan bagian
khusus tubuh. Pengukuran antropometri terdiri atas tinggi badan, berat badan, tebal lipatan
kulit, dan lingkar tubuh di beberapa area seperti kepala, dada, dan lengan.
y Tinggi badan
Pengukuran tinggi badan pada klien dewasa dan balita dilakukan dalam posisi berdiri
tanpa alas kaki, sedangkan pada bayi dilakukan dalam posisi berbaring. Pada kasus-kasus
tertentu, seperti pasien yang mengalami cedera dan fraktur tulang belakang, pengukuran
dilakukan dalam posisi berbaring.
y Berat badan
Hal-hal yang harus diperhatikan saat mengukur berat badan adalah: alat serta skala ukur
yang digunakan harus sama setiap kali menimbang, klien ditimbang tanpa alas kaki,
pakaian diusahakan tiak tebal dan relatif sama beratnya setiap kali menimbang, waktu
(jam) penimbangan relatif sama, misalnya sebelum dan sesudah makan.
y Berat Badan Ideal (BBI)
Berat badan ideal /normal dicapai bila energi yang masuk ke dalam tubuh melalui
makanan sama dengan energi yang dikeluarkan (keseimbangan energi).
Berat Badan Ideal (kg)= [(Tinggi Badan (cm)-100)-10%)]
Berat badan ideal ini bergantung pula pada besar kerangka dan komposisi tubuh dalam
hal otot dan lemak. Seorang yang berkerangka besar dan atau mempunyai komposisi otot
relatif lebih besar mempunyai berat badan ideal yang lebih besar. Cara lain adalah dengan
menentukan Indeks Masa Tubuh/IMT (Body Mass Index/BMI):
IMT= Berat badan (kg)/(Tinggi badan x tinggi badan (m2))
Nilai standar: <20 ± underweight
20-25 ± berat normal
25-30 ± overweight
>30 ± obese/gemuk
y Tebal lipatan kulit
Pengukuran tebal lipatan kulit bertujuan untuk menentukan persentase lemak di jaringan
subkutan, dan status kalori. Selain itu, pengukuran ini dapat digunakan untuk mengkaji
kemungkinan malnutrisi, berat badan normal atau obesitas. Area yang sering digunakan
untuk pengukuran ini adalah lipatan kulit trisep (triceps skinfold, TSF). Area lain pengukuran
TSF adalah bisep, skapula dan otot abdominal.
5/13/2018 makalah askep Nutrisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-nutrisi 12/24
12
Cara pengukuran TSF:
Klien dianjurkan untuk membuka pakaian guna mencegah kesalahan pada
hasil pengukuran.
Privasi dan rasa nyaman klien harus selalu diperhatikan.
Dalam pengukuran TSF, utamakan lengan klien yang tidak dominan.
Pengukuran TSF dilakukan pada titik tengah lengan atas, antara akromion dan
olekranon.
Ketika pengukuran dilakukan, klien dianjurkan untuk relaks.
Alat yang digunakan adalah Kapiler.
y Lingkar tubuh
Lingkar dada dan kepala digunakan dalam pengkajian pertumbuhan dan perkembangan
otak bayi. Sedangkan lingkar lengan atas (MAC) dan lingkar otot lengan atas(LOLA/MAMC) digunakan untuk menilai status nutrisi. LLA diukur dengan menggunakan
alat ukur yang umum digunakan tukang jahit (t ape around) dan dilakukan pada titik tengah
lengan yang tidak dominan dalam satuan sentimeter.
Tabel LLA untuk remaja dan orang dewasa
UMUR STANDAR
100% 85% 80%
Lk pr Lk pr lk Pr
15-16 25.0 24.5 21.0 20.5 20.0 19.5
16 26.0 24.5 22.0 21.0 20.5 19.5
17 27.0 25.0 23.0 21.5 21.5 20.0
DEWASA 29.5 28.5 25.0 23.5 23.5 23.0
Keterangan:
85% standar = batas terendah gizi baik
80% standar = batas terendah gizi kurang<80% standar = gizi buruk
Adapun penghitungan LOLA menggunakan rumus:
LOLA=LLA-(3,14 x TSF) semua dalam satuan cm
Nilai normal LOLA pada pria sebesar 25,3 dan wanita sebesar 23,3 cm.
5/13/2018 makalah askep Nutrisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-nutrisi 13/24
13
b. Pemeriksaan Laboratorium dan Biokimia
Nilai-nilai biokimia yang digunakan dalam pengkajian nutrisi adalah:
y Total limfosit dan tes antigen kulit, merupakan ukuran fungsi imunitas atau
kemampuan tubuh melawan penyakit.
y Serum albumin, merupakan indikator penting status nutrisi dan sintesa protein, yang
biasanya rendah pada penyakit infeksi, gangguan hepar, ginjal dan saluran cerna.
y Transferrin, merupakan parameter lain untuk mengkaji status protein viseral.
y Keseimbangan nitrogen, untuk menentukan kadar pemecahan protein di dalam tubuh.
y Hemoglobin dan hematokrit, mengindikasikan defisiensi berbagai bahan nutrisi.
y Lipid serum, berhubungan dengan resiko penyakit jantung koroner.
y Glukosa serum, berhubungan dengan resiko diabetes, obesitas dan hipertensi.
Tabel Standar nilai normal status nutrisi pada orang dewasa
No. Nama Pemeriksaan Biokimia Kadar Normal
1. Hematokrit:
Laki-laki
Perempuan
(vol % red cells)
40-45%
37-47%
2. Hemoglobin:
Laki-laki
Perempuan
14-17 g/dl
12-15 g/dl
3. Nilai total Limposit 1500-3000/mm3
4. Serum albumin 4.0-5.5 g/dl
5. Kapasitas total serum zat besi 250-410 %
6. Transferrin 170-250 mg/dl
7. Kreatinin 1.0-1.5 g/24 jam
c. Riwayat Diet dan Kesehatan
Pengkajian riwayat diet dilakukan dengan mengkaji jumlah dan jenis makanan yang
dikonsumsi pasien selama 24 jam. Meliputi jumlah dan jenis karbohidrat, protein, lemak,
sayur-sayuran, buah-buahan, air dan mineral.
5/13/2018 makalah askep Nutrisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-nutrisi 14/24
14
(Nurachmah, 2001)
Riwayat diet berfokus pada kebiasaan asupan makanan dan cairan klien, termasuk
informasi tentang pilihan, alergi, masalah dan hal yang berhubungan lainnya seperti
kemampuan klien untuk memperoleh makanan. Selain itu juga harus dikaji tingkat aktivitas
klien untuk menentukan kebutuhan energi dan membandingkannya dengan asupan makanan.
Faktor- faktor yang mempengaruhi pola diet klien dan status nutrisi seperti status kesehatan,
latar belakang budaya, agama, status sosial ekonomi, pilihan pribadi, faktor psikologi,
penggunaan alkohol atau obat-obatan, salah informasi tentang makanan juga perlu mendapat
perhatian.
(Perry & Potter, 2005)
d. Observasi Klinis
Pemeriksaan klinis pada klien adalah penilaian keadaan fisik yang berhubungan
dengan adanya malnutrisi. Prinsip pemeriksaan yang digunakan adalah ³cephalo caudal´
atau ³head to feet´ yaitu dari kepala ke kaki.
Berikut adalah tanda-tanda status gizi yang abnormal berdasarkan observasi klinis:
y Apatis, lesu, tampak lelah.
y Berat badan kurang atau berlebih.
y Rambut kering, kusam, pecah-pecah, tipis, rapuh.
y Kulit kering, kusam, pecah-pecah, pucat atau berpigmen. Ada petekia atau memar dan
lemak subkutan sedikit.
y Kuku rapuh, pucat, dan berbentuk seperti sendok.
y Mata kering, konjungtiva pucat atau merah.
y Lidah berwarna merah atau magenta, tampilan halus, bengkak.
y Bibir bengkak dan pecah-pecah pada sudut bibir.
y Anoreksia, indigesti, diare atau konstipasi.
y Refleks menurun, emosi tidak stabil, kurang perhatian, bingung dan emosi labil.
(Mubarak & Chayatin, 2008)
5/13/2018 makalah askep Nutrisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-nutrisi 15/24
15
e. Kebutuhan Energi
y Laju Metabolisme Basal
Basal Metabolisme Rate (BMR) atau laju metabolisme basal adalah jumlah minimal
energi yang diperlukan tubuh ketika tubuh dalam keadaan istirahat untuk menjaga dan
memelihara berbagai fungsi vital tubuh, seperti kerja jantung, aktivitas pernapasan,
aktivitas hormon, aktivitas otot dan sistem istirahat.
Cara menghitung pengeluaran energi basal (Basal Energy Expenditure/BEE)
1. Persamaan Harris-Benedict
Laki-laki:
BEE (kal/hari) = 66,47 + [13,75 x berat (kg)] + [5,0 x tinggi (cm)] ± [6,76 x usia
(tahun)]
Wanita:
BEE (kal/hari) = 65,51 + [9,56 x berat (kg)] + [1,85 x tinggi (cm)] ± [4,68 x usia
(tahun)]
2. Persamaan Shofield
Usia (tahun) Laki-laki wanita
15-18 BEE = 17,6 x BB (kg) + 656 BEE = 13,3 x BB (kg) + 690
18-30 BEE = 15,0 x BB (kg) + 690 BEE = 14,8 x BB (kg) + 485
30-60 BEE = 11,4 x BB (kg) + 870 BEE = 8,1 x BB (kg) + 842
>60 BEE = 11,7 x BB (kg) + 585 BEE = 9,0 x BB (kg) + 656
y Energi Tambahan
Untuk memperkirakan kebutuhan total kalori klien, BEE dikalikan dengan faktor
aktivitas (FA) dan faktor injuri.
Tabel Faktor Aktivitas dan Injuri
Faktor aktivitas
(FA)
1,2
1,3
Tirah-baring total
Ambulansi
Faktor injuri
(FI)
1,0-1,2
1,1-1,2
Non-stres ventilator dependen
Gagal jantung kongestif, pembedahan
ringan
5/13/2018 makalah askep Nutrisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-nutrisi 16/24
16
1,13
1,15-1,35
1,2-1,4
1,3-1,5
1,35-1,55
1,4
Rata-rata 1,4-1,6
1,5
Rata-rata 1,5-1,8
Demam
Trauma skletal
Infeksi ringan hingga sedang
Pembedahan abdomen/torak yang berat
Trauma multipel
Cedera kepala tertutup
Stres ventilator dependen
Gagal hati, penyakit kanker
Sepsis
Tabel metode memperkirakan tambahan kalori
Tingkat aktivitas atau intensitas penyakitTujuan rendah sedang tinggi
Menurunkan berat badan 15 kal/kg 20 kal/kg 25 kal/kg
Mepertahankan berat badan 20 kal/kg 25 kal/kg 30 kal/kg
Menambah berat badan 25 kal/kg 30 kal/kg 35 kal/kg
y Kebutuhan kalori selama sakit
Selama sakit, kebutuhan kalori meningkat menurut beratnya penyakit yang diderita
klien. Penghitungan kebutuhan kalori dilakukan menurut total kebutuhan kalori masing-
masing klien kemudian ditambah dengan kebutuhan kalori tambahan pada tabel berikut.
Tabel kebutuhan kalori pada keadaan sakit
Beratnya penyakit Kebutuhan kalori tambahan
Ringan + 10%
Sedang +25%
Berat +50-100%
y Kebutuhan Kalori pada Keadaaan Khusus
Pada klien luka bakar (kombustio)
5/13/2018 makalah askep Nutrisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-nutrisi 17/24
17
Kal/hari = 25 kal/kg BB + 40 kal/ %-ase luas luka bakar
y Kebutuhan Kalori pada Anak-anak
Tabel kebutuhan kalori berdasarkan usia anak
Usia (tahun) Kal/kgBB/hari
<1 80-95
1-3 75-90
4-6 65-75
7-10 55-75
11-18 45-55
(Hartono, 2000)
y Tambahan energi untuk Kehamilan dan Laktasi
Selama hamil, perempuan memerlukan energi tambahan sebesar 300 kkal/hari untuk
pertumbuhan janin, plasenta dan jaringan tambahan lainnya. Tambahan keperluan energi ibu
menyusui pada enam bulan pertama adalah sebanyak 300 kkal/hari. Pada enam bulan kedua,
tambahan sebanyak 550 kkal/hari dan untuk tahun kedua, tambahan sebanyak 400 kkal/hari.
Energi total harian (TER)= BMR+PA+SDA
SDA= 10% (BMR+PA)
2.3.2 Diagnosa Keperawatan
Menurut N or t h American N ursing Diagnosis Associat ion (NANDA), diagnosis
keperawatan terkait masalah nutrisi dibagi menjadi:
a. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh, yang berhubungan dengan:
y Peningkatan laju metabolit
y Asupan nutrien yang tidak adekuat dalam dalam diet
y Peningkatan kehilangan nutrien melalui cairan gastrointestinal
y Kebutuhan energi tinggi akibat latihan yang berlebihan
5/13/2018 makalah askep Nutrisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-nutrisi 18/24
18
b. Perubahan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh, yang berhubungan dengan:
y Penurunan laju metabolik
y Asupan nutrien dan kalori yang berlebihan dalam diet
y Latihan atau aktivitas yang tidak adekuat
c. Perubahan nutrisi: risiko untuk lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan:
y pola asupan makanan yang disfungsional.
y Gangguan hubungan dengan orang yang penting atau bermakna.
y Gangguan menelan akibat jalan napas buatan.
2.3.3 Perencanaan
Perencanaan
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
Perubahan nutrisi:kurang dari
kebutuhan tubuhBerhubungan
dengan :
Ketidak mampuan
untuk menelanatau mencerna
makanan dan
menyerap nutrient
yang diakibatkan
karena faktor
biologis,
psikologis, atau
ekonomi.
Berat badan klien bertahan_KG atau
bertambah_KG pada _
Klien mengerti
komponen
keadekuatan diet gizi.
Klien ingin mengikuti
diet
Massa tubuh dan berat
badan klien dalam
batas normal
Parameter
laboratoriummenunjukkan hidrasi
adekuat dan
meningkatkan parameter nutrisi.
Tingkat energi menjadiadekuat.
Kaji dandokumentasikan derajat
kesulitanmengunyah/menelan
klien
Konsultasi pada ahli
okupasi
Yakinkan klien dan
berikan lingkungan
yang tenang selama
makan.
Siapkan kateter
pengisap di sampingtempat tidur dan alat
pengisap selama makan
,bila di perlukan
Atur posisi klien pada
saat pemberian nutrisi
Mengidentifikasi faktor penyebab kesulitan
mengunyah/menelan.
Kemungkinan penyebab
sulit mengunyah adalahneoplasma
Lingkungan yang tidak
tenang dapat mengurangi
nafsu makan klien.
Pada pasien yang kurang
nafsu makan kemungkinansekresi asam lambung
meningkat.
Posisi semi-fowler atau
fowler tinggi akanmemudahkan klien
menelan . pertahankan
posisi ini 30 menit untuk mencegah aspirasi.
5/13/2018 makalah askep Nutrisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-nutrisi 19/24
19
Letakkan posisi
makanan pada bagian
mulut yang tidak luka
untuk memudahkan
menelan.
Gunakan spuit bila perlu untuk
mempermudah klien
dalam menelan.
Makanan pada posisi luka
akan menimbulkan nyeri
dan refleks muntah.
Melewatkan prosesmengunyah pada pasien
kesulitan mengunyah.
Perubahan nutrisi: lebih dari
kebutuhanBerhubungan
dengan :Asupan yang
berlebihan dalamhubungannya
dengan kebutuhanmetabolism
Klien menyadarimasalah berat badan.
Klien berkeinginan
untuk menurunkan berat badan
Klien berpartisipasi
dalam program penurunan berat badan
yang terstruktur.
Berat badan mendekati
ideal _KG
Klien menahan diri
untuk tidak makan
banyak dalam satu
waktu tertentu.
Asupan yang adekuat,tetapi tidak
berlebihan,menyangkutkalori, lemak,
karbohidrat, vitamin,
mineral, besi, dan
kalsium.
Mandiri :Kaji perilaku pasien
yang berkaitan dengankenaikan berat badan
Berikan informasi yang
sesuai tentangkebutuhan nutrisi dan
bagaimana dapatmemenuhi kebutuhan
tersebut.
Anjurkan klien untuk
mengikuti diet yang
terdiri dari karbohidrat
kompleks dan protein,
dan hindari gula
sederhanan,makanan
cepat saji,kafein ataumakanan ringan.
Instruksikan tentang
bagaimana menghitung persentase lemak pada
produk makanan
Kolaboratif :
Rundingkan dengan
ahli gizi untuk
mengimplementasikan
program penurunan berat badan yangmeliputi pengelolaan
diet dan energi.
Mengidentifikasi pola
makan dan jumlah intakemakanan.
Mengetahui informasi
dapat memudahkan kliendalam pemilihan jenis
makanan.
Mencegah bertambahnya
berat badan .
Mengetahui jumlah kaloridari lemak yang
dikomsumsi.
Merencanakan program
penurunan berat badan
yang tepat.
Risiko Perubahan
Nutrisi :Lebih dari
Kebutuhan Tubuh
Faktor Risiko :
Klien menyadari
adanya faktor risiko
Klien berpartisipasi
Kaji adanya faktor
risiko kenaikan berat
badan.
Mengetahui faktor resiko
5/13/2018 makalah askep Nutrisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-nutrisi 20/24
20
Subjektif
Peningkatan nafsu
makan
Makanan sebagai
respons terhadap
isyarat internal
selain rasalapar(missal :
ansietas)
Melaporkan penggunaan
makanan padatsebagai sumber
makanan yangutama sebelum
usia 5 bulan
Objektif
Obesitas pada satu
atau kedua orangtua
Memusatkanasupan makanan
malam hariDisfungsi pola
makanMakan sebagai
respon saraf
eksternalPenggunaan
makanan sebagai
penghargaan atau
kenyamanan
Makan sambil
melakukan
aktivitas
Transisi yang
cepat dalammelewati presentil
pertumbuhan pada
bayi atau anak Adanya nilaidasar berat badan
yang lebih tinggi pada setiap awal
kehamilan yangdapat dilaporkan
atau di observasi.
dalam program latihan
teratur
Klien memelihara
berat badan ideal _KG
Kliean makan dietyang seimbang.
Kelola berat badan
dengan menentukan
berat badan ideal klien
dan persentase lemak
tubuh ideal klien.
Timbang berat badanklien pada interval yang
sesuai.
Pendidikan kesehatan
untuk klien/keluarga :- Berikan informasi
menyangkut sumber-sumber yang tersedia di
komunitas seperti :Konseling diet,
program latihan.
-diskusikan dengan pasien tentang
hubungan antara asupanmakanan, latihan,
kenaikan berat badandan penurunan berat
badan.-diskusikan dengan
pasien tentang kondisimedis yang dapat
mempengaruhi berat
badan-diskusikan dengan
pasien tentang faktor
kebiasaan dan adat
serta budaya serta
faktor hereditas yang
dapat mempengaruhi
berat badan
-diskusikan tentang
resiko yang berkaitandengan kelebihan atau
kekurangan berat badan
-bantu klien dalammengembangkanrencana makan yang
seimbangdan konsistendengan tingkat
penggunaan energi
Mempertahankan berat
badan klien dalam rentang
normal.
Mengetahui berat badanklien
Membantu klien untuk
mengetahui langkah-langkah untuk
mempertahankan berat badan ideal setelah keluar
dari Rumah Sakit
5/13/2018 makalah askep Nutrisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-nutrisi 21/24
21
2.3.4 Implementasi
Klien yang sakit atau lemah sering kali memiliki nafsu makan yang buruk. Perawat
dapat membantu klien untuk memahami faktor-faktor yang mengurangi nafsu
makan,menggunakan pendekatan kreatif untuk menstimulasi nafsu makan,mengkaji clien
untuk kebutuhan agen famakologis yang menstimulasi nafsu makan atau mengatur gejala
yang mengurangi nafsu makan
(Potter & Perry 2005).
a. Menstimulasi nafsu makan
Perawat dapat membantu menstimulasi nafsu makan klien dengan adaptasi lingkungan,
konsultasi dengan ahli gizi, ketentuan diet khusus dan pilihan makanan, pemberian obat yang
menstimulasi nafsu makan, konseling klien dan keluarga.
(Potter & Perry,2005)
b. Terapi diet dalam manajemen penyakit
Nutrisi yang baik penting bagi kesehatan dan penyakit, tetapi pola asupan diet yang
spesifik yang menghasilkan nutrisi yang baik sering kali harus dimodifikasi dengan klien
yang berpenyakit khusus. Modifikasi diet penting untuk menyesuaikan dengan kemampuan
tubuh untuk metabolisme nutrien tertentu, memeriksa defisiensi nutrisi yang berhubungan
dengan penyakit, dengan mengeliminasi makanan yang memperburuk gejala penyakit.
(Potter & Perry, 2005)
c. Pemberian Nutrisi melalui Oral
Pemberian nutrisi melalui oral merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada
klien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara sendiri dengan cara membantu
memberikan makanan atau nutrisi melalui oral (mulut), bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi klien dan membangkitkan selera makan klien.
(Alimul, 2006)
d. Pemberian Nutrisi melalui Enteral
Pemberian nutrisi melalui enteral adalah pemberian nutrien melalui saluran
gastrointestinal dengan menggunakan selang atau kateter khusus (feeding tube).
Pemberian nutrisi enteral diperlukan pada penderita yang memerlukan asupan nutrien
5/13/2018 makalah askep Nutrisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-nutrisi 22/24
22
dengan saluran cerna yang masih berfungsi. Cara pemberiannya bisa melalui jalur
hidung-lambung (nasogastric route) atau hidung-usus (nasoduodenal atau nasojejunal
route). Pemberian nutrisi enteral tidak boleh dilakukan pada keadaan seperti perdarahan
gastrointestinal yang berat, ileus obstruktif, diare yang profus, dan enterokolitis berat.
e. Pemberian Nutrisi melalui Parenteral
Pemberian nutrisi melalui parenteral adalah pemberian nutrien melalui pembuluh
darah balik yang biasa berupa vena perifer atau vena sentral. Nutrisi parenteral diperlukan
bagi pasien-pasien yang menghadapi resiko malnutrisi namun tidak mampu dan/atau tidak
boleh mendapatkan kecukupan nutrien lewat saluran cerna. Nutrisi parenteral perlu
dibedakan dengan pemberian infus yang hanya terdiri atas cairan, elektrolit, dan
karbohidrat untuk mepertahankan hidrasi, keseimbangan elektrolit serta memberikan
sedikit kalori.
(Hartono, 2000)
Sebuah riset menemukan bahwa beberapa pengaruh biologis isoflavon bahan makanan
yang menguntungkan bagi kesehatan individu umumnya. Kandungan serat, protein dan
isoflavon pada makanan tradisional tempe yang juga tergolong memiliki indeks glikemik
rendah mendasari pemanfaatannya secara khusus dalam lingkup penatalaksanaan obesitas
dan komorbid. Hal ini tentunya dapat dipertimbangkan dalam intervensi pada klien
dengan diagnosa keperawatan perubahan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh.
2.3.5 Evaluasi
Evaluasi terhadap masalah kebutuhan nutrisi secara umum dapat dinilai dari adanya
kemampuan dalam:
1. Meningkatkan nafsu makan ditunjukkan dengan adanya kemampuan dalam makan
serta adanya perubahan nafsu makan apabila terjadi kurang dari kebutuhan.
2. Terpenuhinya kebutuhan nutrisi ditunjukkan dengan tidak adanya tanda kekurangan
atau kelebihan berat badan.
3. Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parenteral ditunjukkan dengan adanya
proses pencernaan makanan yang adekuat.
5/13/2018 makalah askep Nutrisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-nutrisi 23/24
23
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Nutrisi merupakan zat-zat yang diperoleh dari makanan yang berfungsi untuk membentuk
dan memelihara jaringan tubuh, mengatur proses-proses dalam tubuh, sebagai sumber
tenaga, serta untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit.
2. Proses pencernaan dibagi menjadi Ingesti, Digesti, Absorbsi, Metabolisme, Eliminasi.
Gangguan fungsi pencernaan disebabkan oleh gangguan organ yang berfungsi dalam
proses pencernaan.
3. Asuhan keperawatan dalam masalah nutrisi:
a. Pengkajian
y Pengukuran fisik (tinggi dan berat) dan antropometri
y Tes laboratorium
y Riwayat diet dan kesehatan
y Observasi klinik
b. Diagnosa
y Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh.
y Perubahan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh.
y Perubahan nutrisi: risiko untuk lebih dari kebutuhan tubuh
c. Perencanaan
d. Implementasi
y Menstimulasi nafsu makan.
y Terapi diet dalam manajemen penyakit.
y Pemberian nutrisi melalui oral.
y Pemberian nutrisi melalui enteral.
y Pemberian nutrisi melalui parenteral.
e. Evaluasi
5/13/2018 makalah askep Nutrisi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-nutrisi 24/24
24
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.
Jakarta : Salemba Medika.
Hartono, Andry. 2000. Asuhan Nutrisi Rumah Sakit. Jakarta : EGC.
Mubarak, Wahid Iqbal. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: Teori dan Aplikasi
dalam Praktik. Jakarta: EGC
Nurachmah, Elly. 2001. Nutrisi dalam Keperawatan. Jakarta : CV. Sagung Seto
Perry & Potter. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.
top related