Transcript
LEMBAR ASISTENSI
Nama : Nizar
Stambuk : A 251 11 004
Kelompok : 3 (Tiga) A
Percobaan : LIPIDA
Asisten : Irwan SF
No Hari/Tanggal Keterangan Paraf
PERCOBAAN III
LIPIDA
I. Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini ialah :
Mempelajari sifat-sifat lemak/minyak
Mempelajari cara pembuatan sabun dan sifat-sifatnya
II. Dasar Teori
Lipid berasal dari kata Lipos (bahasa Yunani) yang berarti lemak. Lipid
didefinisikan sebagai senyawa organik yang terdapat di alam dan sukar larut
dalam air, tetapi mudah larut dalam pelarut organik nonpolar, misalnya
hidrokarbon atau eter. Lipid dikelompokkan berdasarkan kemiripan sifat fisiknya,
sedangkan rumus kimia, fungsi, struktur, dan gugu fungsinya beraneka ragam.
Senyawa yang tergolong lipid antara lain trigliserida (lemak dan minyak),
fosfolispid dan steroid.
(Alfi Darwis, 2009)
Lipid adalah nama suatu golongan senyawa organik yang meliputi sejumlah
senyawa yang terdapat di alam yang semuanya dapat larut dalam pelarut-pelarut
organik tetapi sukar larut atau tidak larut dalam air. Pelarut organik yang
dimaksud adalah pelarut organik nonpolar, seperti benzen, pentana,dietil eter,dan
karbon tetraklorida.Dengan pelarut-pelarut tersebut lipid dapat diekstraksi dari
sel dan jaringan tumbuhan ataupun hewan.
Lipid di kelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok lipid sederhana
(simple lipids) dan kelompok lipid kompleks (complex lipid). Lipid sederhana
mencakup senyawa-senyawa yang tidak mudah terhidrolisis oleh larutan asam
atau basa dalam air dan terdiri dari subkelompok-kelompok:
steroid,prostaglandin dan terpena.Lipid kompleks meliputi subkelompok-
kelompok yang mudah terhidrolisis menjadi zat-zat penyusun yang lebih
sederhana, yaitu lilin (waxes) dan gliserida. (Anwar Chairil, 1994).
Komponen-komponen campuran lipid dapat difraksionasi lebih lanjut dengan
menggunakan perbedaan kelarutannya didalam berbagai pelarut organik. Sebagai
contoh; fosfolipid dapat dipisahkan dari sterol dan lemak netral atas dasar
ketidaklarutannya di dalam aseton.Suatu reaksi yang sangat berguna untuk
fraksionasi lipid, adalah reaksi penyabunan. Alkali menghidrolisa lipid kompleks
dan menghasilkan sabun dari komponen-komponen yang mengandung asam-
asam lemak yang dapat diesterkan.
Asam-asam lemak yang ada pada lemak hewan selalu jenuh, sedangkan asam-
asam lemak di dalam minyak tumbuhan mengandung satu atau beberapa ikatan
rangkap dua. Hidrogenasi ikatan rangkap dua ini akan mengubah minyak
tumbuhan yang cair menjadi lemak padat. Lipid mengandung bermacam-macam
asam lemak tak jenuh yang bereaksi dengan ion. Jumlah iod yang diabsorpsi
menetukan jumlah ketidak jenuhan dalam lipid. Lemak hewan pada umumnya
berupa zat padat pada suhu ruangan,sedangkan lemak yang barasal dari
tumbuhan berupa zat cair.Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi mengandung
asam lemak jenuh,sedangkan lemak cair atau yng basa disebut minyak
mengandung asam lemak tidak jenuh. Lemak hewan dan tumbuhan mempunyai
susunan asam lemak yang berbeda-beda. Untuk menentukan derajat
ketidakjenuhan asam lemak yang terkandung didalamnya diukur dengan bilangan
iodium. Iodium dapat bereaksi dengan ikatan rangkap dalam asam lemak. Tiap
molekul iodium mengadakan reaksi adisi pada suatu ikatan rangkap. Oleh
karenanya makin banyak ikatan rangkap,makin banyak pula iodium yang dapat
bereaksi.
Sabun adalah surfaktan yang digunakan dengan air untuk mencuci dan
membersihkan. Jika diterapkan pada suatu permukaan, air bersabun secara efektif
mengikat partikel dalam suspensi mudah dibawa oleh air bersih. Detergen adalah
campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk membantu pembersihan.
Dibanding dengan sabun, detergen mempunyai keunggulan antara lain
mempunyai daya cuci yang lebih baik.
Sifat-Sifat Sabun :
1. Sabun adalah garam alkali dari asam lemak suku tinggi sehingga akan
dihidrolisis parsial oleh air yang menyebabkan larutan sabun dalam air
bersifat basa.
2. Jika larutan sabun dalam air diaduk maka akan menghasilkan buih, peristiwa
ini tidak akan terjadi pada air sadah. Sabun dapat menghasilkan buih setelah
garam-garam Mg atau Ca dalam air mengendap.
3. Sabun mempunyai sifat membersihkan
Sifat-Sifat Deterjen :
1. Dapat melarutkan lemak
2. Tak dipengaruhi kesadahan air
Sabun termaksud dalam kelas umum senyawa yang disebut surfaktan (dari
kata surface active agents), yakni senyawa yang dapat menurunkan tegangan
permukaan air. Molekul surfaktan apa saja mengandung suatu ujung hidrofibik
(satu rantai hidrokarbon atau lebih) dan suatu ujung hidrofilik (biasanya,namun
tidak harus ionik). Porsi hidrokarbon dari suatu molekul surfaktan harus
mengandung 12 atom karbon atau lebih agar efektif. Surfaktan dapat
dikelompokkan sebagai anionik, kationik atau netral bergantung pada sifat dasar
gugus hidrofiliknya. Surfaktan menerunkan tegangan permukaan air dengan
mematahkan ikatan-ikatan hidrogen pada permukaan. (Alfi Darwis, 2009)
III. Alat Dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai
berikut :
Alat.
1. Rak dan tabung reaksi
1. Pipet tetes
2. Neraca digital
3. Penangas listrik
4. Cawan
5. Gelas kimia 100 mL
6. Kertas saring
7. Batang pengaduk
8. Gegep
9. Botol semprot
10. Tisu
11. Termometer
12. Corong
13. Gelas ukur 50 mL
14. Erlenmeyer 250 mL dan 100 mL
15. Wadah es batu
Bahan.
1. Aquades
2. Etanol
3. Benzen
4. Heksan
5. Sikloheksan
6. Metanol
7. Kloroform
8. Brom dalam CCl4
9. Minyak sunco
10. Minyak filma
11. Minyak kunci mas
12. Minyak bimoli
13. Indikator fenoftalein
14. Larutan CuSO4 1 M
15. Larutan FeCl3 0,02 M
16. Asam sulfat pekat
17. Larutan NaCl 0,2 M
18. Larutan MgCl2 1 M
19. Larutan CaCl2 1 M
20. Kertas indikator
21. Larutan HCl pekat
22. Es batu
23. Larutan NaOH 10%
24. Larutan NaOH pekat
25. Minyak tanah
26. Eter
IV. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
Pengujian sifat-sifat lemak
1. Memasukkan 5 tetes minyak kelapa kedalam tabung reaksi kemudian
mencium baunya dan mengamati warna dan bentuknya.
2. Mengambil 8 buah tabung reaksi dan memasukkan 10 tetes kedalam
masing-masing tabung reaksi yaitu air, eter, etanol, benzene, heksan,
sikloheksan, methanol, kloroform. Kemudian menambahkan kedalam
masing-masin tabung 5 tetes minyak kelapa.
3. Memasukkan 1 mL kedalam masing-masing tabung reaksi yaitu minyak
sunco, bimoli, filma dan kunci mas dan menambahkan 2 tetes larutan
bromin kedalam masing-masing tabung tersebut. mengamati dan
menentukan jenis gliserida yang terdapat didalamnya.
4. Memasukkan 15 mL minyak kelapa kedalam cawan dan memanaskan
hingga mendidih selama 15 menit kemudian menambahkan larutan NaOH
(1 g dalam 25 mL alkohol). Selanjutnya menambahkan 10 mL air suling
dan memanaskan kembali pada sisa yang terdapat pada cawansampai
terbentuk larutan. Melihat hasilnya. Kemudian menambahkan asam klorida
pekat sampai larutan tersebut bersifat asam. (menguji dengan kertas
lakmus). Selanjutnya mendinginkan dalam air es, melihat hasilnya apakah
terbentuk bhan berupa padatan atau tidak. Mengambil sedikit larutan yang
telah didinginkan kemudian menambahkan 2 tetes indiator PP. mengamati
dan bagaimana hasil reaksinya.
5. Memasukkan 10 gram minyak kelapa kedalam gelas ukur dan
menambahkan 2 mL asam sulfat pecan kemudian mengaduknya dengan
menggunakakn thermometer sambil mencatat kenaikan suhunya.
Mengulangi percobaan ini dengan menggunakakn minyak tanah.
Pembuatan dan Pengujian Sifat-Sifat Sabun
1. Memanaskan 10 gram minyak kelapa dan menambahkan larutan NaOH
pekat (7 gram dalam 7 mL air). Mengaduk jika terjadi percikan dan
memanaskan perlahan-lahan diatas penagas listrik dan mencegah
terbentuknya arang pada cawan. Setelah campuran homogeny dan cukup
kental, memindahkan campuran tersebut kedalam gelas piala.
2. Memasukkan 4 gram sabun hasil percobaan diatas kedalam gelas piala dan
menambahkan 40-150 mL air hangat. Dan menggunakan larutan ini untuk
percobaan selanjutnya.
3. Memasukkan 25 mL larutan sabun diatas kedalam gelas piala dan
mendinginkan pinggirnya dengan menggunakan potongan es, melihat
apakah tejadi pembentukan gel atau tidak.
4. Mengambil 5 mL larutan sabun dalam tabung reaksi dan mendinginkan
pada suhu kamar. Menguji dengan kertas lakmus. Mengulangi percobaan
ini dengan menggunakakn sabun mandi (0,1 gram dalam 5 mL air).
Meneteskan 1 tetes indicator PP pada setiap tabung dan melihat hasilnya.
5. Mengambil 40 mL larutan sabun dan menambahkan larutan NaCl pekat (4
gram dalam 5 mL air) untuk mengendapkan sabun. Mengumpulkan sabun
yang telah di “Salted out” pada corong Buchner kemudian cuci 1 kali
dengan air. Menyimpan endapan untuk percobaan selanjutnya.
6. Melarutkan 0,1 gram sabun yang telah mengendap tersebut dalam
beberapa mL air dan mendinginkan pada suhu kamar kemudian menguji
dengan indicator PP dan kertas lakmus.
7. Memasukkan masing-masing 3 mL larutan sabun dalam 3 buah tabung
reaksi dan menambahkan 10 tets larutan CuSO4 pada tabung pertama, 10
tetes larutan MgCl2 pada tabung dua, dan 10 tetes larutan CaCl2 pada
tabung tiga. Melihat bagaimana hasilnhya.
8. Mengambil 2 tetes minyak kelapa dalam tabung reaksi dan menambahkan
5 mL air kemudiaan mengocok dan membiarkan tegak dalam tabung.
9. Mengulangi percobaan dengan menggunakan 2 tetes minyak kelapa dalam
5 mL larutan sabun, mengocok dan membiarkan berddiri tegak.
Membandingkan kedua tabung reaksi tersebut dab mencatat keadaan
dinginnya.
V. Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan yang diperoleh dalam percobaan ini adalah sebagai
berikut :
Pengujian sifat-sifat lemak
No Perlakuan Hasil pengamatan
1. 5 tetes minyak sunco dalam
tabung reaksi
Bau khas minyak sunco
Warna kuning
Bentuk cair
2. 5 tetes minyak sunco + 10
tetes air
Tidak menyatu
5 tetes minyak sunco + 10
tetes etanol
Kurang larut
5 tetes minyak sunco + 10
tetes eter
Larutan menyatu
5 tetes minyak sunco + 10
tetes benzen
Larutan menyatu
5 tetes minyak sunco + 10
tetes heksan
Larutan menyatu
5 tetes minyak sunco + 10
tetes sikloheksan
Larutan menyatu
5 tetes minyak sunco + 10
tetes metanol
Kurang larut
5 tetes minyak sunco + 10
tetes kloroform
Larutan menyatu
3. 1 mL minyak sunco + 2 tetes
brom dalam CCl4
Tetap berwarna kuning
1 mL minyak kunci mas + 2
tetes brom dalam CCl4
Tetap berwarna kuning
1 mL minyak bimoli + 2 tetes
brom dalam CCl4
Tetap berwarna kuning
1 mL minyak filma + 2 tetes
brom dalam CCl4
Tetap berwarna kuning
4. a. 7,5 mL minyak sunco +
dipanaskan
Mendidih dan tetap kuning
b. 7,5 mL minyak sunco +
dipanaskan + 7,5 mL NaOH
tetes demi tetes sambil diaduk
Mengental, tetap kuing
c. 7,5 mL minyak sunco +
dipanaskan + 7,5 mL NaOH
+ aquades 10 mL
Larut
d.hasil pada percobaan c
dimasukkan dalam gelas
kimia + asam klorida pekat
Mengental
e.hasil pada percobaan d +
didinginkan
Terdapat dua lapisan
f.filtrat + indikator PP Tidak berubah warna tetap keruh
g. filtrat + indikator PP +
kertas indikator
pH nya 1
5. 10 gram minyak sunco + 2
mL asam sulfat pekat
Suhunya 31 oC
10 gram minyak sunco + 2
mL asam sulfat pekat
Suhunya 31,5 oC
Pembuatan dan pengujian sifat-sifat sabun
No Perlakuan Hasil
1. 10 gram minyak sunco + 10
mL NaOH pekat
Larut, warnanya kuning
10 gram minyak sunco + 10
mL NaOH pekat +
dipanaskan + diaduk
Mengental dan terbentuk sabun
2. 4 gram sabun + 150 mL air
hangat
Sabun, berbusa dan berwarna
keruh
3. Sabun sinzui + air Sarut larut + berbusa dan keruh
4. 5 mL perlakuan 2 + 1 tetes
indikator PP + kertas
indikator
Warna ungu, pH nya 9
5 mL perlakuan 3 + 1 tetes
indikator PP + kertas
indikator
Warna ungu pH nya 14
5. 40 mL sabun yang dibuat +
NaCl pekat
Terbentuk endapan
40 mL sabun yang dibuat +
NaCl pekat + disaring
Filtrat dan residu
Filtrat + indikator pp 1 tetes
+ kertas indikator
Warna ungu, pH nya 14
6. Residu + aquades Larut, berbusa
Residu + aquades + indikator
pp 1 tetes + kertas indikator
Warna ungu, pH nya 11
7. 5 mL larutan sabun + 10 tetes
CuSO4 1 mL
Endapan
5 mL larutan sabun + 10 tetes
MgCl2
Terbentuk endapan putih (++)
5 mL larutan sabun + 10 tetes
CaCl2 1 M
Terbentuk endapan putih (+++)
5 mL larutan sabun + 10 tetes
FeCl3 1 M
Terbentuk dua lapisan, lapisan
atas berwarna kuning, lapisan
bawah keruh
8. 2 tetes minyak sunco + 5 mL
aquades
Tidak menyatu, terbentuk dua
lapisan
2 tetes minyak kelapa + 5 mL
larutan sabun yang dibuat
Menyatu
VI. Persamaan Reaksi
¥ Pengujian sifat-sifat Lemak
Uji kelarutan
Minyak + air
Minyak + etanol
Minyak + eter
Minyak + benzen
Minyak + heksana
Minyak + sikloheksan
Minyak + metanol
Minyak + kloroform
¥ Penambahan Brom dalam CCl 4
¥ Reaksi pembuatan dan pengujian sifat sabun
a. reaksi saponifikasi
Minyak + NaOH (alkali)
Minyak + HCl encer
b. Larutan sabun dengan CuSO4
c. larutan sabun dengan MgCl2
d. larutan sabun dengan CaCl2
e. pembuatan emulsi airsabun – minyak
VII. Pembahasan
Lemak merupakan lipid yang berbentuk padat dalam suhu kamar
sedangkan minyak merupakan lipid dalam bentuk cair pada suhu kamar. Titik
lebur suatu senyawa lemak sangat ditentukan oleh kandungan jenis asam
lemaknya. Semakin banyak kandungan asam lemak jenuh maka biasanya lipid
tersebut akan bersifat cair pada suhu kamar. Selain itu, lipid memiliki sifat yang
sulit larut dalam air tetapi larut dalam pelarut hidrokarbon seperti eter, alkohol
aseton, dan chloroform. (Alfi Darwis, 2009).
Pada percobaan ini bertujuan untuk mempelajari sifat-sifat lemak/minyak
serta mempelajari cara pembuatan sabun dan sifat-sifatnya. Secara ringkas,
pembahasan pada percobaan ini dapat diuraikan sebagai berikut (Staf Pengajar
Kimia Organik II, 2013).
Pada percobaan ini dilakukan 2 pengujian, uji pertama yang dilakukan yaitu
pengujian sifat-sifat lemak dan kedua yaitu pembuatan serta uji sifat-sifat
sabun.
a. Pengujian sifat-sifat lemak
Pada perlakuan pertama yaitu memasukkan 5 tetes minyak sunco kedalam
tabung reaksi kemudian mencium baunya, mengamati warnanya dan
bentuknya. Minyak kelapa ini berbau khas minyak pada umumnya dan sunco
pada khususnya, berwarna kuning dan berbentuk cair. Minyak berbentuk cair
pada suhu kamar karena merupakan kelompok asam lemak tak jenuh,
berwarna kuning karena adanya kandungan α dan β-karoten serta klorofil
yang dapat menyerap cahaya tampak
Perlakuan kedua adalah menyiapkan 8 buah tabung reaksi dan
memasukkan minyak sunco kedalam masing-masing tabung reaksi sebanyak
5 tetes. Menambahkan kedalam masing-masing tabung reaksi 10 tetes air,
etanol, eter, benzen, heksan, sikloheksan, methanol dan kloroform. Tabung
reaksi 1 yang berisi minyak dan air ketika dicampurkan itu larutannya tidak
menyatu. Tabung reaksi 2 yang berisi minyak dan etanol ketika dicampurkan
larutannya juga tidak menyatu atau kurang larut. Tabung reaksi 3 yang berisi
minyak dan eter, larutannya menyatu. Tabung reaksi 4 yang berisi minyak
dan benzene larutannya menyatu. Tabung reaksi 5 yang berisi minyak dan
heksan larutannya menyatu. Tabung 6 yang berisi minyak dan sikloheksan
larutanya menyatu. Tabung reaksi 7 yang berisi minyak dan methanol
larutannya kurang larut.. Dan tabung reaksi 8 yang berisi minyak dan
kloroform larutannya menyatu. Hal ini disebabkan karena benzena, eter,
heksana, sikloheksana dan kloroform merupakan pelarut organik yang bersifat
non polar sehingga minyak yang merupakan golongan lipid bersifat nonpolar
dapat larut di dalam kelima jenis pelarut tersebut yang juga bersifat non polar
sesuai prinsip like dissolve like. Karena sifatnya yang nonpolar, lipid tidak
larut dalam pelarut polar seperti air, maupun semipolar etanol dan methanol
(Anonim, 2010).
Perlakuan ketiga adalah menyiapkan 4 tabung reaksi, kemudian mengisi
masing-masing tabung dengan 4 sampel minyak yaitu 1 mL minyak sunco,
minyak kunci mas, minyak bimoli, dan minyak filma. selanjutnya
menambahkan 2 tetes brom CCl4 kedalam masing-masing tabung reaksi dan
membandingkan keempat tabung tersebut. Pada setiap tabung keseluruhannya
larutan bersifat kuning atau menyatu dengan brom dalam CCl4. Semua jenis
minyak tersebut larut dalam brom CCl4 dikarenakan minyak dan brom
memiliki sifat yang sama yaitu sama-sama bersifat non polar dan brom dalam
CCl4 juga merupakan pelarut yang baik
Perlakuan keempat adalah memasukkan minyak sunco sebanyak 15 mL
kedalam cawan kemudian memanaskannya diatas penangas listrik hingga 15
menit. Lalu menambahkan larutan NaOH (1 ; 1) tetes demi tetes dan
mengaduknya hingga larutan menjadi kental. Pengaruh penambahan larutan
NaOH yaitu Asam lemak yang terdapat dalam minyak ataupun lemak dapat
dipisahkan atau dimurnikan oleh alkali dengan cara proses
saponifikasi/penyabunan, yang kemudian larutannya dibuat dalam kondisi
asam yaitu dengan penambahan NaOH. Setelah itu, menambahkan aquades
sebanyak 10 mL kemudian memanaskan kembali campuran tersebut sampai
larutan mencair kembali. Selanjutnya mengehentikan pemanasan saat larutan
sudah mencair, lalu menambahkan larutan HCl pekat. Larutan HCl berfungsi
untuk mengasamkan larutan tersebut. Dan setelah diuji dengan kertas lakmus,
pH = 1 Selanjutnya memindahkan larutan dari cawan ke gelas kimia,
kemudian mendinginkan larutan tersebut dalam bongkahan es batu selama
waktu tertentu untuk mempercepat proses reaksi pembentukan. Dan hasilnya
yaitu terbentuk 2 lapisan pada larutan, lapisan atas berwarna kuning dan
lapisn bagian bawah bening. Yang terakhir adalah mengambil sedikit larutan
tersebut kemudian menambahkan indicator PP sebanyak 2 tetes dan larutan
tersebut tidak mengalami perubahan (Anonim, 2009).
Perlakuan selanjutnya adalah memasukkan minyak sunco kedalam gelas
kimia sebanyak 10 gram. Kemudian menambahkan 2 mL H2SO4 pekat dan
mengukur suhunya, hasilnya yakni 31oC. Selanjutnya memasukkan minyak
tanah kedalam gelas kimia sebanyak 10 gram dan menambahkan 2 mL H2SO4
pekat dan mengukur suhunya, hasilnya yakni 31,5oC. Fungsi asam sulfat
pekat disini untuk menguji sifat keasaman minyak (Anonim, 2010).
b. Pembuatan dan pengujian sifat-sifat sabun
Perlakuan yang pertama adalah memasukkan minyak sunco sebanyak 10
gram kedalam cawan dan menambahkan 10 mL larutan NaOH pekat,
kemudian memanaskan larutan tersebut diatas penangas listrik sambil diaduk-
aduk. Dan hasilnya adalah campuran larut, mengental dan berbentuk sabun.
Da;lam hal ini terjadi reaksi saponifikasi minyak oleh senyawa basa kuat
yang dapat menentukan bilangna penyabunan pada sabun.
Perlakuan kedua yaitu menambahkan 4 gram sabun dengan 150 mL air
hangat sambil mengaduk-ngaduk hingga larut dan homogen dan hasilnya
sabun larut, berbusa dan berwarna keruh. Perlakuan ini biasa disebut dengan
reaksi saponifikasi yang artinya Reaksi penyabunan (saponifikasi) dengan
menggunakan alkali (NaOH atau KOH) yang menghasilkan sabun dan
gliserin. Reaksi pembuatan sabun atau saponifikasi menghasilkan sabun
sebagai produk utama dan gliserin sebagai produk samping. Proses ini
dihentikan pada saat larutan yang dipanaskan sudah mengental secara
keseluruhan.. Pada percobaan ini kita menggunakan metode batch yaitu Pada
proses batch, lemak atau minyak dipanaskan dengan alkali NaOH berlebih
dalam sebuah cawan. Jika penyabunan telah selesai, garam garam
ditambahkan untuk mengendapkan sabun .
Perlakuan ketiga yaitu mengambil sabun yang dibeli dengan merk
shinzui dan mencampurkannya dengan air hasilnya terbentuk busa dan keruh.
Perlakuan keempat yaitu mengambil larutan sabun pada perlakuan 2 tadi
sebanyak 5 mL kedalam tabung reaksi dan mendinginkan pada suhu kamar.
Kemudian menguji dengan kertas indikator universal dan menambahkan
larutan indikator pp sebanyak 1 tetes. larutan tersebut berwarna keunguan.
Dengan pH 9 Selanjutnya memasukkan larutan sabun mandi shinzui pada
perlakuan 3 tadi sebanyak 5 mL kedalam tabung reaksi dan mendinginkan
pada suhu kamar. Kemudian menguji dengan kertas indikator universal dan
memnambahkan larutan indikator pp 1 tetes. larutan tersebut berwarna ungu.
Berarti tingkat kebasaan sabun yang dijual dibanding sabun yang dibuat
sendiri itu lebih besar seperti sabun shinzui dipengaruhi senyawa basa
komponen penyusun sabun tersebut.
Perlakuan kelima yaitu memasukkan 40 mL larutan sabun yang telah
dibuat tadi kedalam gelas kimia dan menambahkan NaCl pekat. Ini disebut
dengan “salted out” yang merupakan proses penggaraman, Lapisan air yang
mengandung garam, gliserol dan kelebihan alkali dikeluarkan dan gliserol
diperoleh lagi dari proses penyulingan. Endapan sabun gubal yang bercampur
dengan garam, alkali dan gliserol kemudian dimurnikan dengan air dan
diendapkan dengan garam berkali-kali. Lalu menyaring larutan tersebut
dengan menggunakan kertas saring. Maka terbentuklah residu dan filtrat.
Filtrat hasil larutan dimasukkan kedalam tabung reaksi lalu mengujinya
dengan menambahkan indicator PP 1 tetes dan kertas indicator. Hasilnya
yaitu larutan berwarna ungu dengan pH 14 (Anonim, 2010).
Perlakuan keenam yaitu memasukkan residu hasil larutan kedalam
tabung reaksi lalu menambahkan aquades dengan hasil larutan larut dan
terbentuk busa dan mengujinya dengan menambahkan indicator PP 1 tetes
dan kertas indicator. Hasilnya yaitu larutan berwarna ungu dengan pH 11.
Perlakuan ketujuh yaitu menyiapkan 4 buah tabung reaksi. Memasukkan 5
mL larutan sabun yang telah dibuat kedalam masing-masing tabung reaksi.
Kemudian menambahkan 10 tetes larutan CuSO4 1 M pada tabung 1 sehingga
membentuk endapan pada larutan. Menambahkan 10 tetes larutan MgCl2 1 M
pada tabung 2 dan terjadi perubahan yaitu terbentuk endapan berwarna putih.
Kemudian menambahkan 10 tetes larutan CaCl2 1 M pada tabung 3 sehingga
mengalami perubahan yaitu terdapat gupalan putih yang banyak.. Yang
terakhir adalah menambahkan 10 tetes larutan FeCl3 0,02 M pada tabung 4
sehingga mengalami perubahan yaitu larutan menjadi keruh dan terbentuk 2
lapisan, lapisan atas bewarna kuning dan bawah keruh (Anonim, 2010).
Perlakuan yang terakhir adalah menyipakan 2 buah tabung reaksi,
memasukkan 2 tetes minyak sunco kedalam tabung I dan minyak kelapa pada
tabung II. Kemudian menambahkan 5 mL air pada tabung 1, dan 5 mL air
sabun yang telah dibuat pada tabung 2. Pada tabung 1 larutannyaa tidak
menyatu, terdapat 2 lapisan yaitu lapisan atas minyak dan lapisan bawah air.
Pada tabung 2, larutannya menyatu hal ini terkadi karena sabun yang dapat
mengemulsi minyak sesuai dengan sifat emulgatornya ditinjau dari struktur
sabun yang memiliki 2 gugus yaitu polar dan nonpolar, sedangkan pada air
hanya polar sehingga minyak tidak terlarut, hal ini juga menunjukan bahwa
sabun yang dibuat pada pecobaan ini sesuai dan benar (Alfi Darwis, 2009).
IX. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan dan hasil pengamatan maka diperoleh kesimpulan yaitu :
1. Untuk sifat fisika dari sabun yaitu berwarna kuning, berbau khas dan
berbentuk cair. Sedangkan sifat kimianya yaitu dapat larut dalam pelarut
non polar dan memiliki perbedaan tingkat kejenuhan pada tiap jenis minyak.
2. Sabun dapat dibuat dengan cara mereaksikan minyak atau lemak dengan
larutan alkali dalam air, atau dikenal dengan istilah saponifikasi. Untuk sifat
fisik dari sabun yaitu bersifat basa dan jika ditambahkan dengan larutan
alkali tanah maka akan mengurangi daya kerja dari sabun itu sendiri
sedangkan sifat kimianya bergantung pada larutan alkali penyusunnya
dalam mengetahui angka penyabunannya.
Daftar Pustaka
Alfi Darwis. 2009. http://www.alfiqdaerwies.blogspot.com/2009/12/Lipid/l (diakses pada tanggal 7 mei 2013)
Anonim. 2010. http://www.gudangmateri.com/2010/02/biokimia-lipid.html(diakses pada tanggal 7 mei 2013)
Anwar Chairil. 1994. Pengantar Praktikum Kimia Organik. Yogyakarta: Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi
Staf Pengajar Kimia Organik II. 2013. Penuntun Praktikum Kimia Organik II. Untad Press. Palu.
Lampiran
1. Tuliskan
2. ?
Jawab.
1. Reaksi
Foto
top related