Transcript
DIAGNOSA KOMUNITAS DAN PLAN OF ACTIONDESA MOJOROTO WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKORAME
KOTA KEDIRI TAHUN 2015
Pembimbing:
dr. Djaka Handaja, MPHdr. Gita Sekar Prihanti, M.Kes
Oleh :
Hilman Luthfi Hardana (201320401011134)
Hikmatul Maghfiroh (201320401011119)
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015
1
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem Kesehatan Nasional adalah suatu tatanan yang menghimpun berbagai
upaya Bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin derajat
kesehatan setinggi-tingginya sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti yang
dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945. Dimana tujuannya adalah terselenggaranya
pembangunan kesehatan oleh semua potensi bangsa. Baik masyarakat, swasta
maupun pemerintah secara sinergis, berhasil guna, sehingga tercapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Salah satu upaya untuk meningkatkan
kesehatan masyarakat dengan suatu metode pembelajaran yang dikenal dengan
diagnosa komunitas.
Diagnosa komunitas adalah upaya untuk menetapkan suatu permasalahan
kesehatan komunitas dan faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya permasalahan
serta sumber daya yang di miliki suatu komunitas untuk mengatasi permasalahan
tersebut. Pada pelaksanaan Kepaniteraan Klinik dokter muda FK UMM diharapkan
memiliki wawasan ilmu kedokteran yang seimbang serta mampu menyelaraskan
kegiatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan terjun langsung ke
masyarakat untuk mempraktekkan ilmu klinik yang telah dimiliki dan belajar
berinteraksi dengan masyarakat sekitar.
Kegiatan Diagnosa komunitas meliputi pengenalan medan, identifikasi
masalah, analisa masalah yang ada serta mencari alternatif pemecahannya melalui
2
penelitian yang melibatkan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas tersebut. Dengan
kegiatan ini diharapkan dokter muda dapat memahami masalah kesehatan di
lingkungan kerjanya serta mampu memecahkan permasalahan yang ada dan
meningkatkan partisipasi dan memberdayakan masyarakat secara aktif untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik. Dalam hal ini desa Mojoroto
kecamatan Mojoroto Kota Kediri merupakan desa yang dipilih dalam pelaksanaan
diagnosa komunitas, dikarenakan dari data-data yang ada merupakan salah satu desa
yang tingkat kesejahteraan kesehatannya masih rendah.
3
BAB II
DATA PEMANTUAN WILAYAH
2.1 Geografi
Desa Mojoroto merupakan salah satu dari 14 desa dari kecamatan Mojoroto.
Desa ini dibatasi oleh desa-desa sebagai berikut:
Utara : Desa Ngampel
Selatan : Desa Bandar Lor
Barat : Sungai Brantas
Timur : Desa Sukorame, Bujel
Luas wilayah desa Mojoroto adalah 76,65 Ha, dengan proporsi lahan sebagai
berikut:
Daerah pemukiman : 0,00 Ha
Daerah persawahan : 10,00 Ha
Daerah perkebunan : 11,00 Ha
Daerah Kuburan : 3,50 Ha
Daerah Pekarangan : 0,00 Ha
Daerah Taman : 1,00 Ha
Daerah Perkantoran : 10,00 Ha
Daerah prasarana umum lainnya : 41,15 Ha
4
Desa Mojoroto terdiri dari 49 RT dan 12 RW. Kondisi jalan penghubung di
Desa Mojoroto berupa jalan beraspal. Tingkat kesuburan tanah di desa Mojoroto ini
tergolong subur.
Dalam data Monografi yang dimiliki oleh Desa Mojoroto adalah sebagai
berikut:
1. Desa : Mojoroto
2. Kecamatan : Mojoroto
3. Kota : Kediri
5. Propinsi : Jawa Timur
2.2 Demografi / Kependudukan
Demografi / Kependudukan Desa Mojoroto tahun 2014 dapat dilihat pada
Tabel 1. Jumlah penduduk desa Mojoroto adalah 15.384 jiwa, yang terdiri dari Laki-
laki : 7537 jiwa dan Perempuan : 7847 jiwa. Jumlah Kepala Keluarga : 4755 Kepala
Keluarga. Kepadatan penduduk Desa Mojoroto sebesar /Km2.
Tabel 2.1 Distribusi Penduduk desa Tugu Mojoroto berdasarkan usia Tahun 2014
No Golongan Umur Jenis Kelamin JumlahLaki-Laki Perempuan
1 0 – 4 tahun 541 591 1.132
2 5 tahun – 9 tahun 487 494 981
3 10 Tahun – 14 Tahun 789 763 1.552
4 15 Tahun – 19 Tahun 768 793 1.561
5 20 Tahun – 24 Tahun 791 789 1.580
6 25 Tahun – 29 Tahun 813 814 1.627
5
7 30 Tahun – 34 Tahun 633 608 1.241
8 35 Tahun – 39 Tahun 603 655 1.258
9 40 Tahun – 44 Tahun 509 535 1.044
10 45 Tahun – 49 Tahun 463 697 1.160
11 50 Tahun – 54 Tahun 515 529 1.044
12 55 Tahun – 59 Tahun 625 699 1.324
13 60 Tahun – 64 Tahun 0 0 0
14 65 Tahun 0 0 0
JUMLAH 7.537 7.967 15.504
Grafik 2.1 Distribusi Penduduk desa Tugu Mojoroto berdasarkan usia Tahun 2014
Dari data di atas, didapatkan jumlah penduduk usia produktif (umur 15-49
tahun) sebanyak 9.471 orang. Sedangkan jumlah penduduk usia non produktif (usia
0-14 tahun dan usia > 49 tahun) sebanyak 6.033 jiwa. Jadi, di desa Mojoroto
penduduk usia produktif lebih besar dibandingkan penduduk usia non produktif.
6
Tabel 2.2. Pertumbuhan Penduduk
No. Pertumbuhan Jumlah1. Angka kelahiran 28
2. Pindah/Datang 51
Jumlah 79
3. Angka kematian 11
4. Pindah/pergi 34
Jumlah 45
Grafik 2.2. Pertumbuhan Penduduk
Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa kecepatan pertumbuhan desa
Mojoroto tahun 2014 tergolong tinggi. Hal tersebut menyebabkan kejadian penyakit
juga tinggi. Sehingga dengan pertumbuhan penduduk yang relative tinggi diperlukan
7
daya dukung di segala bidang termasuk di bidang kesehatan agar tidak terjadi
ketimpangan.
2.3 Pemerintahan
Pemerintah desa ini dipimpin oleh seorang kepala desa dan dibantu oleh
aparat pemerintah lainnya. Tabel 2.3 menunjukkan jumlah dan jabatan aparat
pemerintahan desa.
Tabel 2.3. Jabatan dan jumlah aparat pemerintahan desa
Jabatan Jumlah
Kepala desa 1
Sekretaris 1
Ka. Ur. Pemerintahan 0
Ka. Ur. Pembangunan 0
Ka. Ur. Kesra 0
Ka. Ur. Keuangan 0
Ketua Dusun 0
Ka. Ur. Umum 0
Staf desa 16
Ketua RW 12
Ketua RT 49
2.4 Fasilitas Sosial
a. Fasilitas pendidikan formal
Tabel 2.4. Jumlah fasilitas pendidikan formal
8
No Fasilitas Jumlah
1 PAUD 0
2 TK/RA 0
3 SD/MI 5
4 SMP/MTs 0
5 SMA/MA 0
6 SMKN 0
7 Perguruan Tinggi 1
b. Fasilitas pendidikan non formal
Tabel 2.5. Jumlah fasilitas pendidikan non formal
No Uraian Jumlah
1 TPQ/TPA 02 Pondok Pesantren 03 Kursus, dll 0
c. Sarana ibadah
Tabel 2.6. Jumlah sarana ibadah
No Uraian Jumlah1 Musholla 252 Masjid 53 Gereja 24 Pura 15 Candi 0
2.5 Pendidikan
Data pendidikan di desa Mojoroto dapat dilihat pada tabel 2.8 berikut:
Tabel 2.7 Komposisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan
9
No Tingkat pendidikan Jumlah
1 Pendidikan Prasekolah Play Group/TK/RA 574
2 Pendidikan Dasar tingkat SD 1.805
3 Pendidikan Lanjutan Tingkat SMP/MTS 1.355
4 Pendidikan Lanjutan Tingkat SLTA 4.145
5 Pendidikan Perguruan Tinggi 2.941
6 Lain –Lain 1.748
TOTAL 12.568
Grafik 2.7 Komposisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan
Dari tabel dan gambar di atas, didapatkan jumlah penduduk Pendidikan
Prasekolah Play Group/TK/RA sebesar 574 orang, Pendidikan Dasar tingkat SD
sebesar 1.805 orang, Pendidikan Lanjutan Tingkat SMP/MTS 1.355 orang.
Sedangkan penduduk Pendidikan Lanjutan Tingkat SLTA sebesar 4.145 orang ,
Pendidikan Perguruan Tinggi sebesar 2.941 orang, dan penduduk yang tidak tamat
SD sebesar 186 orang.
10
2.6 Mata pencaharian penduduk
Sebagian besar masyarakat Desa Mojoroto bekerja sebagai Pegawai Negeri
Sipil. Sebaran pekerjaan penduduk desa Mojoroto dapat dilihat pada tabel dan
gambar berikut:
Tabel 2.8 Komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian No. Mata pencaharian Jumlah1. Petani 2192. Tenaga Kesehatan 723. PNS 3554. TNI / POLRI 2055. Pensiunan 365Total 4074
Diagram 2.8 Komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian
11
Dari gambar di atas menunjukkan bahwa mata pencaharian penduduk desa
Mojoroto terbanyak sebagai Pegawai Negeri Sipil dan Pensiunan/Purnawirawan,
yakni sebanyak 355 orang dan 365 orang.
2.7 Kesehatan
2.7.1 Fasilitas dan tenaga kesehatan
Jumlah fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan ditunjukkan dalam tabel
berikut :
Tabel 2.9 Fasilitas dan tenaga kesehatan
No Fasilitas Jumlah1 Rumah Sakit 02 Rumah Bersalin 13 PUSKESMAS 04 Puskesmas Pembantu 15 POLINDES 06 POSYANDU 47 Dokter Umum 08 Dokter Gigi 09 Dokter Spesialis 010 Bidan 011 Perawat 012 Kader kesehatan 013 Balai Pengobatan 014 Dukun 0
2.7.2 Morbiditas
Tabel 2.10 Penyakit Terbanyak Di Puskesmas Sukorame tahun 2011
NO. Daftar penyakit ICD JUMLAH %
1. ISPA J.06.9 13390 39,42. Rheumatoid Arthritis yang lain M.06 6835 20,23. Hipertensi I.10 4557 13,54. Gastritis K.29.7 2323 6,95. Pulpitis K.04.0 1813 5,36. Diabetes Mellitus E.14 1679 5,0
12
7. Dermatitis Kontak Alergi L.23 1005 3,08. Hipotensi I.95.9 918 2,79. Gangren Pulpa K.04.1 720 2,110. Sakit kepala lainnya G.44 627 1,9
JUMLAH 33867 100
Gambar 2.4.Penyakit Terbanyak Di Puskesmas Sukorame tahun 2011
Dari tabel diatas pada tahun 2011 pasien rawat jalan di Puskesmas Sukorame
didapatkan sebanyak 39,4% pasien menderita ISPA. Hal ini menunjukkan penyakit
ISPA masih merupakan penyakit yang paling sering diderita masyarakat Sukorame,
sedangkan urutan berikutnya penyakit Rheumatoid Arthritis yang lain adalah sebesar
20,2%, kemudian 13,5% hipertensi, 6,9% gastritis, 5,3% pulpitis, 5,0% diabetes
mellitus, 3,0% dermatitis kontak alergi, 2,7% hipotensi, 2,1% gangren pulpa ,dan
1,9% sakit kepala lainnya.
2.8 Sanitasi dan Kesehatan Perumahan
Tabel 2.11 Sarana Air minum
No. Uraian Jumlah %
13
1 Sumur gali 1785 70%2 Sumur pompa 479 30%3 Mata air 0 0%4 PDAM 0 0%5 Sungai 0 0%
Dari tabel dan diagram di atas menunjukkan bahwa penduduk di desa
Mojoroto menggunakan sarana air minum dari sumur gali sebanyak 1785 penduduk
(70%), sumur pompa 479 (30%) tidak ada penduduk yang menggunakan air minum
dari PDAM, mata air ataupun sungai.
Tabel 2.12 Jenis dan distribusi rumah
No Uraian Jumlah
1 Rumah Tembok 4.725
2 Rumah Kayu 13
3 Rumah Bilik/Gedek 10
Dari tabel dan gambar di atas menunjukkan bahwa penduduk di desa
Mojoroto mempunyai rumah dengan dinding tembok sebanyak 4725 (95%) Keluarga,
rumah dengan dinding kayu sebanyak 13 (3%) Keluarga, dan rumah bilik / gedek
sebanyak 10 (2%) keluarga
14
BAB III
ANALISA DATA KESEHATAN DAN NON KESEHATAN
LEMBAR KERJA I
ANALISA DATA
INDIKATOR DERAJAT KESEHATAN
Profil Pencapaian Kegiatan Puskesmas Pembantu di Mojoroto selama periode tahun
2011
N
o.
Jenis Kegiatan Target Realisasi Kesenjangan (%)
N % N % - +
1. IMR 0 0 0 0 - -
2. MMR 0 0 0 0 - -
3. Pemberantasan dan
pencegahan penyakit
menular
ISPA
- Penemuan Kasus Pneumonia
120
15
70 55 45 25
4. Kesehatan Ibu dan Anak
1. Kesehatan ibu
- Ibu Hamil
1. K1
2. K4
3. Resti ditemukan nakes
4. Bumil resti dirujuk
5. Tablet Fe pada Bumil
- Bulin
1. Bulin ditolong nakes
- Bufas
1. Bufas mendapat pelayanan
nifas
143
138
6
19
141
136
135
96
93
20
80
95
96
95
139
136
27
11
136
112
125
93
91
90
57.8
91
82.3
82.3
3
2
-
22.2
4
13.7
12.7
-
-
70
-
-
-
-
16
2. Kesehatan anak
1. KN2
2. Neonatus resti
3. Rujukan neonatus resti
4. ASI Eksklusif
5. Kunjungan bayi
131
3
-
73
122
97
15
-
80
90
142
30
-
81
118
108.3
150
-
89.01
96
-
-
-
-
-
11.3
135
-
9.01
6
5. Keluarga Berencana
Akseptor Baru
Akseptor Akif
208
1241
100
70
208
1773
100
142
-
-
-
135
6.
Imunisasi
- BCG
- DPT I
- DPT II
- DPT III
- Polio I
- Polio II
- Polio III
- Polio IV
- Campak
128
128
122
122
128
122
122
122
122
95
95
90
90
95
90
90
90
90
134
128
134
156
130
126
128
130
122
100.7
100
102.1
114.8
98.5
92.6
94.8
97.8
100
-
-
-
-
-
-
-
-
-
5.7
5
12.1
24.8
3.5
2.6
4.8
7.8
10
17
- Hepatitis B 122 90 105 78,5 11.5
7. Gizi
Penemuan balita dengan Gizi
buruk
12 100 6 50 50 -
18
BAB IV
PERMASALAHAN KESEHATAN KOMUNITAS
LEMBARAN KERJA 2
LEMBAR KERJA 2
RESUME PERMASALAHAN
Penyajian daftar permasalahan dari data yang ada
No PERMASALAHAN KOMENTAR
KESEHATAN IBU DAN ANAK ( KIA)
1. Terdapat
kesenjangan K1
( - 3 %)
1) Faktor lingkungan/Environment
Kurangnya kesadaran dan rendahnya pengetahuan
masyarakat mengenai pentingnya kunjungan ANC
sejak dini selama kehamilan.
2) Faktor perilaku / Life styles
Terlalu sibuk dengan pekerjaan dirumah sehingga
tidak bisa meluangkan waktu untuk berkunjung ke
Puskesmas untuk melakukan pemeriksaan ANC.
Banyak yang tidak sadar kalau sedang hamil.
3) Faktor pelayanan kesehatan / Medical care services
Kurang aktifnya tenaga kesehatan dalam melakukan
upaya penyuluhan tentang pentingnya pemeriksaan
kesehatan ibu dan janin selama kehamilan karena
19
kurang tercukupinya SDM dan wilayah yang luas.
Kurang Tersedianya sarana & prasaran kesehatan
yang baik akan memudahkan masyarakat dalam
mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
berkualitas.
2. Terdapat
kesenjangan K4
(- 2%)
1) Faktor lingkungan/Environment
Masih rendahnya pengetahuan masyarakat akan
pentingnya memenuhi minimal kunjungan ANC
sebanyak 4x selama kehamilan.
2) Faktor perilaku / Life styles
Kurangnya kesadaran masyarakat khususnya ibu-ibu
hamil untuk melakukan pemeriksaan secara rutin,
dimana sebagian besar dikarenakan oleh waktu serta
pekerjaan.
3) Faktor pelayanan kesehatan / Medical care services
Kurang aktifnya tenaga kesehatan dalam melakukan
upaya penyuluhan tentang pentingnya pemeriksaan
kesehatan ibu dan janin selama kehamilan karena
kurang tercukupinya SDM dan wilayah yang luas.
3 Pencapaian
pemberian tablet FE
pada Bumil sebesar
1) Faktor lingkungan / environment
Ketidaktahuan masyarakat tentang manfaat Fe
bagi Bumil dan pentingnya pemeriksaan ANC
20
91% dari target 95% sebab Fe akan diberikan jika kunjungan pertama
dan kedua dilaksanakan.
2) Faktor perilaku / life styles
Kurangnya kesadaran ibu hamil untuk melakukan
kunjungan pertama segera setelah dinyatakan
positif hamil dan ketidak rutinana Bumil ANC
setiap bulannya, hal ini berhubungan karena Fe
akan diberikan saat kunjungan 1 dan kunjungan
setelahnya.
3) Faktor pelayanan kesehatan / medical care
services
Kurang aktifnya tenaga kesehatan untuk
memberikan penyuluhan kepada Bumil tentang
pentingnya kunjungan pertama segera setelah
dinyatakan hamil dan kunjungan selanjutnya
untuk mendapatkan tablet Fe. Selain itu
kurangnya tenaga kesehatan memberikan
informasi manfaat dari pemberian Fe.
4 Pencapaian Bulin
yang ditolong Nakes
sebesar 82,3% dari
target 96%
1) Faktor lingkungan/Environment
Kurangnya Kesadaran warga untuk melakukan
persalinan secara aman.
Sudah terdapatnya rumah sakit bersalin swasta di
21
(kesenjangan -
13.7%)
Kelurahan Mojoroto.
Anggapan bahwa biaya persalinan di Pelayanan
Kesehatan mahal.
2) Faktor perilaku / Life styles
Banyaknya pendatang pada penduduk kelurahan
Mojoroto yang kemudian saat mereka akan
melahirkan kembali ke kampung halaman.
3) Faktor pelayanan kesehatan / Medical care services
Kurangnya promosi mengenai layanan Jampersal ke
masyarakat.
Bias pada pencatatan dan pelaporan ibu melahirkan.
Makin banyaknya pusat pelayanan swasta.
5 Pencapaian Bufas
yang mendapat
pelayanan nifas
sebesar 82.3% dari
target 95%
(kesenjangan -
12.7%)
1) Faktor lingkungan/Environment
Kurangnya ilmu pengetahuan masyarakat tentang
pemeliharaan nifas setelah melahirkan.
Anggapan bahwa biaya perawatan nifas di Bidan
Kelurahan tidak terjangkau.
2) Faktor perilaku / Life styles
Terlalu sibuk mengurus bayinya sehingga lupa
memeriksakan dirinya sendiri.
Menganggap dirinya sehat dan tidak ada masalah.
3) Faktor pelayanan kesehatan / Medical care services
22
Tenaga atau kader kesehatan yang kurang aktif dalam
memberikan informasi mengenai pentingnya
perawatan masa nifas.
Makin banyaknya pusat pelayanan swasta.
No PERMASALAHAN KOMENTAR
P2P
1. Penyakit ISPA
sebagai salah satu
penyakit terbanyak
di Kelurahan
Mojoroto
1) Faktor lingkungan/Environment
Hal ini terkait dengan lingkungan yaitu berupa
lingkungan industri, yaitu dekat dengan Pabrik,
Terutama Pabrik Rokok sehingga menyebabkan
tingkat polusi yang tinggi.
Lingkungan Perumahan yang padat penduduk,
sehingga memudahkan terjadinya penularan
penyakit.
Padatnya penghuni rumah (satu rumah bisa diisi 2
keluarga) sehingga ventilasi udara kurang baik.
Hal ini juga terkait dengan rendahnya tingkat
23
pendidikan masyarakat, sehingga kesadaran akan
pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
masih kurang.
2) Faktor perilaku / Life styles
Kebiasaan masyarakat yang cenderung suka
merokok. Membuang ludah di sembarang tempat.
Batuk dan bersin tidak ditutup. Kebiasaan cuci
tangan dan higine diri sendiri kurang diperhatikan.
3) Faktor pelayanan kesehatan / Medical care services
Kurangnya penyuluhan dari Puskesmas mengenai
pentingnya menjaga kebersihan untuk mencegah
terjadinya penyakit, terutama penyakit ISPA.
No PERMASALAHAN KOMENTAR
IMUNISASI
1. Pencapaian
imunisasi Hepatitis
B masih kurang
memenuhi target.
1) Faktor lingkungan/Environment
Kurangnya kesadaran masyarakat mengenai
pentingnya imunisasi Hepatitis B
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang
beberapa penyakit yang dapat dicegah dengan
24
melakukan imunisasi.
2) Faktor perilaku / Life styles.
Masyarakat khususnya para ibu banyak yang lupa
tentang jadwal imunisasi.
Para ibu menganggap bayinya sehat dan tidak ada
masalah.
3) Faktor pelayanan kesehatan / Medical care services
Kurangnya keaktifan tenaga kesehatan dan kader
untuk melakukan penyuluhan mengenai pentingnya
dilakukannya imunisasi.
No PERMASALAHAN KOMENTAR
GIZI
1. Cakupan penemuan
gizi buruk sebesar
50% dibandingkan
target sebesar 100%
4) Faktor lingkungan/Environment
Tingginya kesadaran masyarakat mengenai gizi
buruk
25
(-50%) target
terbalik
5) Faktor perilaku / Life styles.
Di wilayah Mojoroto warga memiliki pekerjaan
yang tetap sehinga dapat memenuhi kebutuhan gizi
keluarga terutama anak – anak.
Para ibu lebih waspada dalam pemberian makanan
tambahan anak.
6) Faktor pelayanan kesehatan / Medical care services
Tingginya peran aktif tenaga kesehatan dan kader
untuk melakukan penyuluhan mengenai gizi buruk
No PERMASALAHAN KOMENTAR
GIZI
1. D/S (-2,3%) 1) Faktor lingkungan/Environment
Rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat
untuk datang ke posyandu.
2) Faktor perilaku / Life styles
Para ibu terlalu sibuk sehingga mereka lupa
membawa bayinya ke posyandu , tidak tertarik untuk
berpartisipasi
26
3) Faktor pelayanan kesehatan / Medical care services
Kurang aktifnya nakes dalam melakukan upaya
penyuluhan tentang pentingnya peserta kader dalam
memberikan pelayanan.
2. N/S (-16,6%) 1) Faktor lingkungan/Environment
Kurangnya kesadaran bahwa pentingnya balita
ditimbang setiap bulannya. Kurang mengerti makna
penimbangan berat badan.
Keadaan sosial-ekonomi yang rendah
2) Faktor perilaku / Life styles
Kurang makan makanan yang bergizi
Tidak telaten memberikan makan kepada anaknya
3. N/D (-14,1%) 1) Faktor lingkungan/Environment
Rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat
akan pentingnya posyandu
2) Faktor pelayanan kesehatan / Medical care services
Kurang aktifnya nakes dalam melakukan upaya
penyuluhan akan pentingnya posyandu
No PERMASALAHAN KOMENTAR
SANITASI LINGKUNGAN
1. Cakupan air bersih
di Kelurahan
Mojoroto kurang.
Dilihat dari
pencapaian hanya
78% dari target
1) Faktor lingkungan/Environment
Hal ini juga terkait dengan lingkungan perumahan
penduduk yang terlalu padat dan daerah
pemukiman yang dekat dengan sungai.
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang
penggunaan air bersih serta penyakit yang mungkin
27
sebesar 80 % ditimbulkan.
Letak sumur kebanyakan berdekatan tempat
pembuangan sampah.
Letak sumber air berdekatan dengan kawasan
industri hal ini menyebabkan terjadinya tingkat
pencemaran air yang tinggi.
2) Faktor perilaku / Life styles
Kurangnya kesadaran masyarakat menjaga kualitas
air dengan masih banyaknya masyarakat membuang
sampah sembarangan.
Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat, sehingga
kesadaran akan pentingnya perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS) masih kurang.
3) Faktor pelayanan kesehatan / Medical care
services
Kurangnya penyuluhan dari Puskesmas mengenai
pentingnya menjaga kualitas air bersih serta tidak
membuang sampah sembarangan.
4) Faktor herediter atau Kependudukan / Heredity
Sudah turun temurun bahwa kebiasaan mengambil
air dari tempat tersebut tidak ada masalah dalam
kesehatannya.
2. Jumlah tempat
pembuangan sampah
kurang hanya
tercapai sebesar
51% dari target
sebesar 80%. (-29%)
1) Faktor lingkungan/Environment
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang
pentingnya menjaga kebersihan lingkungan serta
penyakit yang dapat ditimbulkan.
Hal ini juga terkait dengan lingkungan perumahan
penduduk yang terlalu padat dan daerah
pemukiman yang dekat dengan sungai.
28
Minimnya kepemilikan tempat pembuangan
sampah dikarenakan sosial ekonomi yang rendah.
Kurangnya pengetahuan tentang pemisahan antara
sampah kering dan sampah basah.
2) Faktor perilaku / Life styles
Kebiasaan masyarakat yang suka membuang sampah
sembarangan di sekitar rumah ataupun di sungai.
3) Faktor pelayanan kesehatan / Medical care services
Kurangnya keaktifan tenaga dan kader kesehatan
dalam melakukan upaya penyuluhan tentang
kebersihan lingkungan bagi masyarakat.
Kurangnya keatifan tenaga dan kader kesehatan
untuk memberikan pelatihan membuat tempat
sampah dari barang bekas.
LEMBAR KERJA 3
RESUME FAKTOR PENDUKUNG
Penyajian daftar Faktor Pendukung berdasarkan data yang ada
NO
.
FAKTOR PENDUKUNG KOMENTAR
K I A
Jumlah, bidan Kelurahan 2 orang, Jumlah tenaga kesehatan masih
29
1. perawat 1, kader kesehatan 50
orang dan semuanya aktif
kurang karena tidak sebanding
dengan luas wilayah dan jumlah
penduduk Mojoroto, namun kader
yang membantu cukup memberikan
bantuan bagi bidan wilayah dan
perawat di kelurahan Mojoroto.
Lokasi Puskesmas induk dekat
sehingga ikut mendukung
pencapaian program KIA di
Kelurahan Mojoroto.
Masyarakat ikut berperan aktif
dalam mensukseskan program KIA
di Kelurahan Mojoroto yang
dilaksanakan oleh puskesmas
2. Jumlah Posyandu 10 buah dan 1
buah pustu di kelurahan Mojoroto.
NO FAKTOR PENDUKUNG KOMENTAR
IMUNISASI
1.
2.
Jumlah, bidan Kelurahan 0 orang
perawat 0, kader kesehatan 0
orang
Jumlah Posyandu 4 buah dan 1
buah pustu di kelurahan Mojoroto.
Jumlah kader tidak memenuhi
Makin meningkatnya
pengetahuan masyarakat
Tentang imunisasi untuk
mencegah penyakit di kemudian
hari.
Dapat digunakan sebagai sarana
30
imunisasi anak sekolah
NO FAKTOR PENDUKUNG KOMENTAR
P2P
1.
.
2.
3.
4.
.
Sarana pendidikan yang cukup
Jumlah 4 buah posyandu
Petugas puskesmas yang terlatih
dan berpengalaman dalam
kesehatan lingkungan
Cakupan penggunaan air besih
yang cukup tinggi.
Dengan cukupnya sarana pendidikan tentunya
anak akan diajarkan perilaku hidup sehat dan
bersih, beberapa pengetahuan tentang
penyakit, pengobatan serta cara pencegahan
penularannya terutama penyakit ISPA
Adanya sarana - sarana dari Puskesmas yang
bisa digunakan sebagai media untuk
memberikan penyuluhan tentang P2P
sehingga bisa lebih efektif.
Dengan terdapatnya posyandu maka, dapat
digunakan sebagai media promotif dengan
tujuan meningkatkan pemahaman masyarakat
tentang P2P
Tingginya penggunaan air bersih mendukung
pelaksanaan PHBS.
Penyuluhan yang dilakukan di Mojoroto
secara oral dari mulut ke mulut, hal ini
dilakukan saat diadakannya kegiatan program
puskesmas pembantu dan di posyandu –
posyandu.
31
5. Program penyuluhan tentang
PHBS yang berjalan
NO FAKTOR PENDUKUNG KOMENTAR
Kesehatan Gizi
1.
.
2.
3.
Jumlah Posyandu 4 buah dan 1
buah pustu di kelurahan Mojoroto
Adanya program pemberian
makanan tambahan
Terlaksananya program tentang
gizi yang di jadikan satu dengan
KIA
Dengan terdapatnya posyandu maka, dapat
digunakan sebagai media promotif dengan
tujuan meningkatkan pemahaman masyarakat
tentang gizi buruk
Pemberian makanan tambahan ini diberikan
guna menekan angka kejadian gizi buruk yang
terjadi di Mojoroto.
Program gizi yang dimilki Mojoroto sekarang
menyatu dengan program KIA sehingga proses
penjalanan program dapat dikerjakan secara
32
. beriringan seperti pemberian vit A bagi anak –
anak, dan ASI eksklusif.
NO
.
FAKTOR PENDUKUNG KOMENTAR
SANITASI DAN PERUMAHAN
1. Mayoritas rumah warga sudah
permanen sebesar 95,7%.
Dokter umum, bidan Kelurahan,
kader dan tokoh masyarakat bisa
memberikan contoh kepada
masyarakat terlebih dahulu.
Dengan banyaknya warga yang
memiliki rumah permanen,
kualitas kesehatan dapat semakin
meningkat.
LEMBAR KERJA 4
PENILAIAN PRIORITAS PERMASALAHAN
Permasalahan / health issue: KIA
KIA: Terdapat kesenjangan pada pencapaian program kerja kesehatan ibu hamil al:K1, K4,
pemberian tablet Fe pada ibu hamil, Bulin yang ditolong nakes, dan bufas yang mendapat
pelayanan nifas. Yaitu sebesar (3%, 2 %, 4%,13.7%, 12.7%)
33
Kriteria 6 5 4 3 2 1 Subtotal
Magnitude √ 5
Keseriusan √ 4
Feasibility √ 6
Lain
Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal) 15
Permasalahan / health issue
P2M : Penyakit ISPA menduduki peringkat tertinggi dalam 10 penyakit terbanyak.
Kriteria 6 5 4 3 2 1 Subtotal
Magnitude 6
Keseriusan √ 6
Feasibility 5
34
Lain 17
Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal) 17
Permasalahan / health issue
Sanitasi lingkungan : Terdapat kesenjangan antara target dengan pencapaian cakupan
air bersih yang dimiliki setiap rumah di kelurahan Mojoroto yaitu sebesar
Kriteria 6 5 4 3 2 1 Subtotal
Magnitude 6
Keseriusan 4
Feasibility 4
Lain
Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal) 14
DAFTAR PRIORITAS PERMASALAHAN KELURAHAN MOJOROTO
NO PERMASALAHAN INDEKS PRIORITAS
1 ISPA 17
2 KIA 15
35
3 Cakupan air bersih 14
LEMBAR KERJA 4
PERMASALAHAN KESEHATAN, FAKTOR RESIKO, SUMBER DAYA
No Permasalahan Faktor Resiko Potensial Sumber Daya
P2P
1. Adanya
kesenjangan
pada P2P
Hal ini terkait dengan lingkungan di
Kelurahan Mojoroto yang merupakan
kawasan industri, dekat dengan pabrik
1. Adanya
jumlah
tenaga
36
(ISPA) di
Kelurahan
Mojoroto
terutama pabrik rokok.
Kelurahan Mojoroto merupakan Kawasan
pemukiman padat, sehingga ventilasi udara
pada setiap rumah kurang baik.
Hal ini juga terkait dengan rendahnya
tingkat pendidikan masyarakat, sehingga
kesadaran akan pentingnya perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS) masih kurang.
Kurangnya penyuluhan kepada masyarakat
mengenai pentingnya menjaga kebersihan
untuk mencegah terjadinya penyakit,
terutama penyakit ISPA.
kesehatan
yang cukup
di kelurahan
Mojoroto.
2. Kader
kesehatan di
kelurahan
Mojoroto
cukup
banyak.
3. Bisa
dilakukan
penyuluhan
tentang
PHBS
kepada
masyarakat
dan satu
persatu saat
berobat ke
puskesmas
pembantu.
37
KIA
2. Adanya
kesenjangan
KIA pada
pencapaian
program kerja
K1, K4,Resti
ditemukan
Nakes, Bulin
ditolong Nakes,
Bufas yang
mendapat
pelayanan nifas,
Bayi resti di
Kelurahan
Mojoroto
Kurangnya kesadaran masyarakat terutama
ibu-ibu hamil normal dan ibu hamil dengan
resiko tinggi mengenai pentingnya
kunjungan ANC sejak dini selama
kehamilan
minimal kunjungan ANC sebanyak 4x
selama kehamilan
pemeriksaan ANC rutin
resiko komplikasi bagi bumil resti
pemeriksaan bayi setelah lahir
perawatan setalah nifas
Kurangnya jumlah nakes yang
mengkoordinasi kader (karena faktor
kurangnya SDM dan luasnya wilayah)
dalam melakukan upaya penyuluhan
tentang pentingnya
kunjungan ANC sejak dini selama
kehamilan
minimal kunjungan ANC sebanyak 4x
selama kehamilan
pemeriksaan ANC rutin
1. kader dan
tenaga
kesehatan
yang cukup.
2. penyuluhan
sudah
dilakukan
secara berkala
di posyandu.
38
resiko komplikasi bagi bumil resti
pemeriksaan bayi setelah lahir
perawatan nifas
CAKUPAN AIR BERSIH
3. Adanya
kesenjangan
negative pada
pencapaian
Cakupan air
bersih, dan
jumlah tempat
pembuangan
sampah di
kelurahan
Mojoroto.
Kurangnya pengetahuan masyarakat
tentang penggunaan air bersih serta
penyakit yang mungkin ditimbulkan.
Sosial ekonomi masyarakat yang
masih rendah.
Letak sumur kebanyakan berdekatan
tempat pembuangan sampah.
Letak sumber air berdekatan dengan
daerah industry.
Rumah di Mojoroto yang padat dan
saling berdempetan.
1. kader dan
tenaga
kesehatan
yang cukup.
2. Bisa
dilakukannya
penyuluhan
tentang
PHBS dan
pelatihan
membuat
tempat
sampah dari
bahan bekas.
39
LEMBAR KERJA 5
PENILAIAN KETEPATAN INTERVENSI
A. Permasalahan / health issue
P2P: Besarnya Penyakit ISPA yang mana pada Kelurahan Mojoroto menduduki
masalah paling utama
NO Strategi / Intervensi P E A R L
1. Penyuluhan pada masyarakat tentang pentingnya
kebersihan/Higienis personal dan lingkungan,
pentingnya rajin berobat, kontrol dan pemeriksaan
Y N Y Y Y
40
kesehatan serta penyuluhan tentang penyakit ISPA
terutama mengenai gejala serta pertolongan
pertama
2 Pemasangan pamflet dan poster di tempat umum Y N Y Y Y
B. Permasalahan / health issue
KIA : Kesenjangan pada program KIA
NO Strategi / Intervensi P E A R L
1 Penyuluhan terhadap masyarakat terutama ibu-ibu hamil
normal dan ibu hamil dengan resiko tinggi mengenai
pentingnya
kunjungan ANC (ANC dini, minimal ANC, ANC
rutin, resiko komplikasi bagi bumil resti dan
pemeriksaan bayi setelah lahir
Y N Y Y Y
2 Meningkatkan kinerja kader yang telah ada dengan cara
memotivasi agar lebih aktif memberikan penyuluhan
kepada masyarakat dalam segala kesempatan serta
mengadakan pelatihan, penyuluhan rutin dan pemberian
penghargaan untuk kader
Y N Y Y Y
3 Meningkatkan peranan aktif tokoh masyarakat agar Y N Y Y Y
41
memotivasi masyarakat terutama ibu-ibu agar mau
melakukan pemeriksaan kehamilan demi kesehatan bayi
di dalam kandungan dan melakukan kunjungan bayi
4 Meningkatkan kunjungan Nakes ke rumah ibu hamil
yang belum mengikuti ANC
Y N Y Y Y
C. Permasalahan / health issue
SANITASI LINGKUNGAN: kesehatan lingkungan kelurahan Mojoroto masih
kurang dilihat dari cakupan air bersih, dan jumlah tempat pembuangan sampah yang
masih belum memenuhi target.
NO Strategi / Intervensi P E A R L
1. Meningkatkan kinerja kader yang telah ada dengan
cara memotivasi masyarakat tentang pentingnya
kebersihan/Higiens personal dan lingkungan serta
mengadakan pelatihan untuk membuat tempat
sampah, penyuluhan rutin dan pemberian
penghargaan untuk kader.
Y N Y Y Y
2 Pustu bekerjasama dengan masyarakat/kelurahan
mengadakan pelatihan untuk membuat tempat
Y N Y Y Y
42
sampah dari bahan bekas.
3. Pemasangan pamflet dan poster di tempat umum Y N Y Y Y
43
BAB V
RENCANA KERJA DAN RENCANA EVALUASI
LEMBAR KERJA 6
PLAN OF ACTION
Permasalahan :Kesenjangan pada P2M di Kelurahan Mojoroto
Tujuan Jangka panjang : Menurunnya angka kesakitan pada pasien ISPA
Tujuan Jangka Pendek : Terlaksananya program kesehatan di Kelurahan Mojoroto
44
No Strategi
intervensi
Setting dan
Metode
Target
populasi
Peran dan
tanggung
jawab
Sumber
daya
Evaluasi
1 Penyuluhan
pada
masyarakat
tentang
pentingnya
kebersihan/
Higiene
personal dan
lingkungan
Setting :
PKM/
polindes/
posyandu
melakukan
penyuluhan
terhadap
Masyarakat
Kelurahan
Mojoroto
Semua
Masyarakat
Nakes:
penyuluhan
Kader :
mengumpulka
n
Puskeskel
Nakes
Kader
Jumlah angka
kesakitan
akibat ISPA
2 Peningkatan
peran serta
kader dalam
deteksi dini
penyakit
ISPA.
Setting :
tempat kerja
Metode :
pembinaan
kader
Nakes
Kader
Lurah
- Nakes: pro
aktif dalam
mengatasi dan
mencegah
penyakit ISPA
-PKM
menyiapkan
sarana
Puskeskel
gardu
sehati
Nakes
Kader
Peningkatan
jumlah
penemuan
penyakit
ISPA oleh
kader.
45
prasarana
3 Pemasangan
pamflet dan
poster di
tempat umum
Setting :
tempat
umum, pusat
keramaian
Metode :
poster dan
pamflet
Masyarakat
umum
Nakes :
menyusun dan
mensosialisasi
kan.
Kader :
menyebarkan
Nakes
Kader
Sarana
Dana
Pamflet dan
poster sudah
terpasang di
tempat-
tempat
umum.
46
PLAN OF ACTION
Permasalahan :Kesenjangan pada permasalahan kesehatan sanitasi lingkungan di
Kelurahan Mojoroto
Tujuan Jangka panjang : Meningkatnya perbaikan sanitasi lingkungan sesuai target
Tujuan Jangka Pendek : Memperbaiki sanitasi lingkungan di Desa Mojoroto dan
membentuk kaderisasi.
47
No Strategi
intervensi
Setting dan
Metode
Target
populasi
Peran dan
tanggung
jawab
Sumber
daya
Evaluasi
1 Penyuluhan
tentang
pentingnya
penggunaan
air bersih
Setting :
Puskesmas/
polindes/
posyandu
melakukan
penyuluhan
terhadap
masyarakat
Kelurahan
Mojoroto
Semua
masyarakat
Mojoroto
Nakes:
penyuluhan
Kader :
mengumpulka
n masyarakat.
Puskesmas
pembantu
Nakes
Kader
Peningkatan
cakupan
penggunaan
air bersih
oleh
masyarakat
kelurahan
Mojoroto.
2 Meningkatk
an peran
serta kader
untuk
memeriksa
Rumah
Sehat dan
PHBS.
Setting :
tempat kerja
(Balai Desa)
Metode :
pembinaan
kader
Nakes
Kader
- Nakes: pro
aktif dalam
membina
kader
-Puskesmas
menyiapkan
sarana
prasarana
Puskeskel
Nakes
Kader
Peningkatan
rumah
pemukiman
penduduk
Mojoroto
yang ber
PHBS dan
Rumah
Sehat oleh
48
Kader.
3 Pemasangan
pamflet dan
poster di
tempat
umum
Setting : tempat
umum, pusat
keramaian
Metode : poster
dan pamflet
Masyarakat
umum
Nakes :
menyusun dan
menyebarkan
Kader :
menyebarkan
Nakes
Kader
Sarana
Dana
Pamflet dan
poster sudah
terpasang di
tempat-
tempat
umum.
49
PLAN OF ACTION
Permasalahan : kesenjangan pada Cakupan KIA di Kelurahan
Mojoroto
Tujuan jangka panjang : Meningkatnya Cakupan KIA sesuai target
Tujuan Jangka Pendek :Terlaksananya program Cakupan KIA di Kelurahan
Mojoroto
50
No Strategi
intervensi
Setting dan
Metode
Target
populasi
Peran dan
tanggung
jawab
Sumber
daya
Evaluasi
1 Penyuluhan
terhadap
masyarakat
terutama
Pasangan
Usia Subur
(PUS)
Setting : PKM/
puskeskel/posya
ndu
Melakukan
penyuluhan
terhadap semua
wanita usai
subur, ibu hamil
normal dan ibu
hamil dengan
resiko tinggi
mengenai
pentingnya
kunjungan ANC
(ANC dini,
minimal ANC,
ANC rutin, dan
pemeriksaan
bayi setelah
Semua
ibu yang
hamil
dan
wanita
usia
subur
Nakes:
penyuluhan
Kader:
Mengumpulka
n ibu hamil
dan wanita
usia subur.
Puskeskel
Nakes
Kader
Tercapainya
semua
progam K1,
K4, Resti
ditemukan
nakes, Resti
ditemukan
masyarakat,
Ibu bersalin
di tolong
nakes,
Bufas yang
mendapat
pelayanan
nifas.
51
lahir
52
2 Peningkatan
kinerja kader
Setting : tempat
kerja/posyandu
Metode :
pembinaan
kader
Kader
Nakes
- Nakes: pro
aktif dalam
pemeriksaan
ibu hamil
- PKM
menyiapkan
sarana
prasarana
Puskeskel/
PKM
Nakes
Kader
Penemuan
atau deteksi
dini tentang
ibu hamil.
3 Peran aktif
tokoh
masyarakat
Setting :
pertemuan
warga
Metode :
memberikan
pesan khusus
Masyara
kat
umum
Nakes :
menciptakan
hubungan
yang baik
dengan tokoh
masyarakat
Tokoh
masyarakat :
memberikan
pesan pada
anggota
masyarakat
Nakes
Tokoh
masyarakat
Peningkatan
kesadaran
masyarakat
akan
pentingnya
KIA melalui
peningkatan
jumlah
kunjungan
ke posyandu
4 Meningkatka Setting: rumah Ibu hamil Puskesmas : Nakes: >
53
n kunjungan
Nakes ke
rumah ibu
hamil yang
belum
mengikuti
ANC
ibu hamil
Metode : me-
ngerahkan kader
kesehatan di tiap
Kelurahan untuk
mendata ibu-ibu
hamil di tiap
Kelurahan yang
belum
mengikuti ANC
serta melakukan
kunjungan
rumah untuk
memberikan
pengertian agar
ibu tersebut mau
memeriksakan
kehamilannya di
Polindes atau di
Puskesmas.
di
keluraha
n
Mojoroto
yang
belum
mengikut
i ANC
Penanggung
jawab progam
Bidan
Kelurahan :
Penanggung-
jawab
di tingkat
Kelurahan.
Kader
kesehatan :
Pelaksana
kunjungan
rumah
melakukan
pemeriksaan
Kader:
melakukan
kunjungan.
Kelurahan
Anggaran
dana
90% ibu
hamil yang
termasuk
kunjungan
rumah
melakukan
ANC di
Posyandu
atau
Puskesmas
54
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan laporan diagnosa komunitas Kelurahan Mojoroto yang mengacu
pada profil Kelurahan Mojoroto tahun 2014 dapat disimpulkan bahwa prioritas
permasalahan Kelurahan Mojoroto yang paling utama adalah P2P: ISPA, KIA
dan Kesehatan Lingkungan.
Tingginya angka kejadian ISPA berhubungan dengan Sumber Daya Manusia
dan sanitasi lingkungan di Kelurahan Mojoroto yang masih buruk.
Tingginya permasalahan pada KIA berhubungan dengan Sumber Daya
Manusia dan tingginya pertambahan penduduk Kelurahan Mojoroto
6.2 Saran
1. Pencatatan tentang data penduduk desa secara rutin dan menyeluruh sehingga
didadapatkan data yang akurat untuk intervensi permasalahan yang tepat
sasaran.
2. Adanya koordinasi dan pelaporan data dari pihak desa ke pihak kecamatan
sehingga tidak ada perbedaan antara data yang didapatkan dari Kelurahan dan
Kecamatan.
3. Nakes/kader aktif dalam melakukan penyuluhan sehingga bisa mengurangi
masalah kesehatan yang ada.
4. Diperlukan peran aktif tokoh masyarakat sehingga bisa mempengaruhi warga
untuk menciptakan perilaku hidup sehat.
55
DAFTAR ACUAN
1. Profil Desa Mojoroto Kota Kediri 2014
2. Indikator standart pelayanan minimal dinas kesehatan Kota Kediri 2014
3. Rencana pembangunan jangka menengah Desa Mojoroto 2014
56
top related