-
Seminar Proposal
PROPOSAL DIAGNOSIS KOMUNITASUPAYA MENGURANGI ANGKA KEJADIAN
DIARE DENGAN PSSI (POLAMAN SEHAT BEBAS DIARE) DI LINGKUNGAN POLAMAN
PADA BULAN AGUSTUS 2015
Oleh:Devi Albaiti Jannati105070106111008Vidia Meiranda
Akib105070106111013Nur Fahma Pradiptasari 105070100111003I Made
Mahandita105070100111051Dia Nuril Zakia
Sany0910714009Pembimbing:dr. Arief Alamsyah, MARSdr. Natanael
Untario, Mbiomeddr. Tjiam Prayitno Notohusodo
LAB IKM & KEDOKTERAN PENCEGAHANFK UNIVERSITAS
BRAWIJAYA2015
-
Data Sekunder (Morbiditas 15 Penyakit Terbesar Tahun
2014)Sumber: Data Morbiditas Puskesmas Dampit 2014
Angka Kesakitan%Ispa ( comon cood )2769 ( 11 %)Caries gigi2745(
11 %)Infeksi acut lain pada sal pernapasan atas2395( 9
%)Gastritis1816( 7 %)Peny Gusi & Jaringan Periodental1638( 6
%)Diare1447( 6 %)Hipertensi Primer1036( 4 %)Peny lain pada sal
pernapasan bag atas.910( 4 %)Arthritis tidak spesifik662( 3 %)Typus
perut575( 2 %)Asma516( 2 %)type 2: Non insulin dependen DM508( 2
%)Calculus dan Deposit lain473( 2 %)Conjunctivitis379( 1 %)Penyakit
Kontak Alergi350( 1 %)
-
Data Sekunder (P2PM Diare)Sumber: Data P2PM Puskesmas Dampit,
2014
Jumlah kasus diare yg ditemukan & diobati (semua umur)2073
Jumlah kasus diare yang mendapatkan oralit1849Jumlah kasus diare
yang mendapatkan cairan ringer lactat (RL)224Jumlah penderita diare
balita655Jumlah penderita diare balita yg mendapatkan tambahan
tablet zinc655Jumlah kasus pneumonia balita yang ditemukan17Jumlah
kasus pneumonia balita yang dirujuk1Jumlah suspek penderita TB yang
diperiksa dahak178Jumlah pasien baru BTA positif diobati22jumlah
pasien TB discreening HIV9Jumlah pasien baru BTA positif
konversi2Jumlah pasien baru BTA positif yang sembuh11Jumlah pasien
BTA positif yang berobat lengkap (PL)5 Jumlah kasus HIV/AIDS5Jumlah
kasus IMS yang ditemukan dan diobati19Jumlah kasus DBD2Jumlah
penderita positif malaria (ACD,PCD, lain-lain)3
-
DATA SEKUNDER (DATA DIARE)Sumber: Data Diare Puskesmas Dampit
2014/2015Meningkat dalam 1 tahun terakhir
Daerah20142015Dampit (Lingkungan
Polaman)185226Amadanom13988Bumirejo9156Baturetno14374Srimulyo20093Sukodono234105
-
Data Sekunder (Surveilans Terpadu 2015 Menurut Umur dan Jenis
Kelamin)Sumber: Data Surveilans Terpadu Puskesmas Dampit,
2015Terbanyak pada usia dewasa
NOJENIS PENYAKITRAWAT JALAN KASUS BARUJUMLAHGOLONGAN UMUR
(thn)JENIS KELAMIN< 11-45-1415-4445 +LP1DIARE 121 296 305 418
351 732 759 1,491 2TYPHOID 4 66 141 156 70 221 216 437 3PNEUMONIA 4
10 1 3 2 8 12 20 4DISENTRI 2 2 2 10 3 8 11 19 5HEPATITIS - - - 2 3
2 3 5 6DBD (DHF) - - - 2 - 2 - 2 7MALARIA VIVAX - - - - 1 1 - 1 8TB
PARU (+) - - - - - - - - 9DIFTERI - - - - - - - - 10TETANUS - - - -
- - - -
-
Data Sekunder (Penyehatan Lingkungan Dampit 2015)Sumber: Data
Penyehatan Lingkungan Dampit, 2015Jumlah TPA dan TPS masih
sedikit
Jumlah TPA yang ada / terdaftar6 buahJumlah TPA yang memenuhi
syarat2 buahJumlah TPS yang ada / terdaftar2 buahJumlah TPS yang
memenuhi syarat2 buahJumlah SAB BuahJumlah SAB yang memenuhi
syarat7054 buahJumlah SPAL yang ada / berfungsi250 buah
-
Wilayah Kerja Puskesmas Dampit
-
Data Primer
Wawancara (bidan desa dan lurah Polaman)
PHBS warga desa Polaman masih kurang. Banyak warga hanya mencuci
tangan dengan air tanpa sabun dan cara yang asal-asalan. Banyak
warga tidak menutup jamban cemplung dengan alasan agar tidak bau.
Lokasi kandang ternak yang sangat dekat dengan rumah masih banyak
ditemukan.
-
Data primer (kualitatif-indepth interview)Wawancara mendalam
dengan tokoh masyarakat dan warga Lingkungan Polaman
Kalau disini ya orang-orang tegal itu mbak yang cuci tangan
pakai air saja tanpa sabun terus langsung makan
Disini orang-orang masih banyak yang BAB di WC cemplung, karena
jijik kalau lihat kotorannya
Kebanyakan ya di halaman rumah belakang, tanpa atap, terus ya
nggak ditutup mbak, soalnya bau katanya kalau ditutup
-Wawancara dengan Ketua RW Lingkungan Polaman-
-
Data primer (kualitatif-indepth interview)Wawancara mendalam
dengan tokoh masyarakat dan warga Lingkungan Polaman
Biasane mencret niku nggih sebabe panganan pedhes mbak (Biasanya
mencret itu sebabnya makanan pedas, mbak) . Dokter muda menjawab,
Lajeng menawi makanan ingkang mboten bersih meniko saget nyebabake
mencret nopo mboten bu menurut panjenengan? (Kemudian, kalau
makanan yang tidak bersih apakah dapat menyebabkan mencret bu
menurut ibu?). Warga menjawab, Nggih mboten mbak (Ya tidak
mbak).
Mencret yo biasa to mbak, goro2 kepedesen, terus nek pedese wis
ilang yo mari dewe mencrete.(Mencret ya biasa kan mbak, gara-gara
makanan yang terlalu pedas, kalau pedasnya sudah hilang ya
mencretnya akan sembuh sendiri.) Sebagian warga lagi mengatakan
bahwa,Biasane lek weteng wes mules-mules iku langsung minum
entrostop aku mbak, dadi nggih ga sido mencret, soale wes dicegah
(Biasanya kalau perut terasa mulas saya minum Entro**** supaya
tidak jadi mencret).
-Wawancara dengan Warga Lingkungan Polaman-
-
Data primer (kualitatif-indepth interview)Wawancara mendalam
dengan tokoh masyarakat dan warga Lingkungan Polaman
Nggih pun biasa ning WC cemplung mbak (Ya sudah biasa BAB di WC
cemplung, mbak). DM: Lha kok mboten ngagem WC siram mawon bu? (Kok
tidak memakai WC siram saja bu?). Warga: Hehehe.... DM: Panjenengan
jijik nggih bu? (Ibu merasa jijik ya?). Warga: Hehehe..nggih
(Hehehe..iya).
Mboten kulo tutup kersane mboten mambu mbak.(Tidak saya tutup
supaya tidak bau mbak).
-Wawancara dengan Warga Lingkungan Polaman-
-
Data primer-kuantitatif (kuesioner)
-
Analisis Hasil KuesionerAnalisis Hasil Kuisoner
-
ANALISIS HASIL KUESIONER
Pengetahuan: Penyakit diarePengertian diarePenyebab
diare37,5%57,5%Perilaku: Sarana Air Bersih dan Air MinumPenggunaan
air sumur untuk minumPenggunaan air sungai untuk minumPenggunaan
air sungai untuk kebutuhan selain minum100%0%0%Perilaku: Tempat
Pembuangan Tinja BAB di jamban cemplung BAB di jamban leher
angsa90%10%Perilaku: Kebiasaan Mencuci Tangan: Kebiasaan mencuci
tangan memakai sabun Kebiasaan mencuci tangan sebelum dan sesudah
makan Kebiasaan mencuci tangan setelah buang air80%97,5%97,5%
-
ANALISIS HASIL KUESIONER
Attitude: Kesehatan lingkungan Jarak kandang dan rumah induk
dekat Pembuangan sampah (dibakar) Jarak jamban dan sumur (
-
SKORING PERMASALAHAN DI WILAYAH KERJA PKM DAMPIT
No.PermasalahanMagnitude-Seriousness-FeasibilityDM1DM2DM3SP1SP2SP3TM1TM2MSFMSFMSFMSFMSFMSFMSFMSF1Angka
Kejadian Diare masih sangat tinggi pada Januari 2015-Juni 2015
yakni sebesar 75.5%535535534534543535545535972Perilaku hidup bersih
dan sehat pada tatanan rumah tangga dan institusi dinilai masih
kurang434434435434443434435434873Masih adanya ibu hamil yang
menderita KEK sebesar 8%344344354332322344354344834Masih tingginya
angka kematian ibu dan anak453453454332422453454453905Masih ada
Desa yang belum menerapkan ODF (Open Defecation
Free)24324334423425324334434378
-
ANALISIS PENYEBAB MASALAH (DIAGRAM ISHIKAWA)
-
No.Akar MasalahSolusiPEARLTotal1.Kurangnya pengetahuan warga
mengenai DiarePenyuluhan4544522Pembuatan Poster dan
Spanduk44545222.Kurangnya kesadaran warga mengenai dampak
Diare.Penyuluhan3544521Advokasi35445213.Masih ada warga yang
melakukan cuci tangan dan BAB dengan cara
salah.Penyuluhan4554523Poster cuci tangan4455523Skills Training
Cuci Tangan sesuai standard45545234.Persepsi yang salah tentang
kesehatan pencernaan.Advokasi35535215.Budaya menjaga kebersihan
lingkungan yang masih kurangPenyuluhan45545236.Tempat tinggal yang
kurang bersih, berdekatan dengan kandang hewan
Penyuluhan4554523Advokasi45545237.Jamban yang tidak sesuai
standardPenyuluhan4554523Skills Training Penutup
Jamban54455238.Jumlah tenaga kesehatan yang terbatas untuk
melakukan intervensi Diare.Pembentukan Kader4343519
-
Analisis situasi dan Observasi Lingkungan Polaman
-
Lingkungan dan KebiasaanAir untuk mencuci kotorJamban cemplung
kotor dan tidak ditutupBAB sapi dibiarkan keringdan tidak dikelola
dengan baik
-
GOALcorresponds toHealth ProblemOBJECTIVERisk
FactorSUB-OBJECTIVEContributing Risk Factor
-
Plan of ActionPSSIPolaman Sehat Bebas Diare
-
Presentase diare Lingkungan Polaman sebesar 75,5 %, dengan
insiden terbanyak terdapat di Lingkungan Polaman yaitu sebanyak 121
kasus atau sebesar 53,54%.Mengurangi angka kejadian diare menjadi
30% pada semua kelompok umur di Ligkungan Polaman selama kurun
waktu 3 bulan.Health ProblemGoalHealth Problem & Goal
-
Risk Factor
-
Risk Factor & Objective
FaktorFaktor RisikoObjectiveManusiaKurangnya pengetahuan warga
Lingkungan Polaman mengenai penyakit diareMeningkatkan pengetahuan
warga Lingkungan Polaman mengenai penyakit diare setelah penyuluhan
kesehatanMasih ada warga Lingkungan Polaman yang melakukan cuci
tangan dengan cara yang salah Dalam waktu 1 bulan, warga Lingkungan
Polaman yang mengikuti rangkaian acara dapat menerapkan cara cuci
tangan dengan benarLingkunganTerdapat warga Lingkungan Polaman yang
memiliki jamban tidak standarMemperbaiki standar jamban warga
Lingkungan Polaman sebesar 30% dalam kurun waktu 1 bulanTempat
tinggal kurang bersih, dapur berdekatan dengan kandang
hewanMeningkatkan kebersihan lingkungan dapur dan kandang hewan
warga Lingkungan Polaman sebesar 70% dalam kurun waktu 1
bulanSarana KesehatanJumlah kader kesehatan terbatas untuk
melakukan intervensi diareMeningkatkan jumlah kader kesehatan
Lingkungan Polaman menjadi 15 kader dalam kurun waktu 1 bulan
-
Contributing Risk Factor
-
Risk FaktorContributing Risk Factor
ManusiaKurangnya pengetahuan warga Lingkungan Polaman mengenai
penyakit diare
Predisposing:Rendahnya tingkat pendidikan warga Lingkungan
Polaman mengenai penyakit diareEnabling:Warga Lingkungan Polaman
cenderung menganggap Diare adalah penyakit yang umum dan sudah
biasa terjadi sehingga tidak berbahayaReinforcing: Kurang
maksimalnya program promosi kesehatan mengenai Diare atau belum
adanya program promosi kesehatan mengenai Diare
-
Risk FaktorContributing Risk Factor
ManusiaMasih ada warga Lingkungan Polaman yang melakukan cuci
tangan dengan cara yang salahPredisposing:Kurangnya pengetahuan
warga Lingkungan Polaman mengenai cara cuci tangan yang
benarKurangnya kesadaran warga Lingkungan Polaman untuk melakukan
cuci tangan dengan benarEnabling:Tidak tersedia sarana maupun
prasarana untuk melakukan cuci tangan dengan benarReinforcing:
Kurang maksimalnya program promosi kesehatan mengenai cuci tangan
yang benar
-
Risk Faktor
Contributing Risk Factor
LingkunganTerdapat warga Lingkungan Polaman yang memiliki jamban
tidak memenuhi syarat
Predisposing:Kurangnya kesadaran warga Lingkungan Polaman untuk
membangun jamban sesuai standardKurangnya pengetahuan warga
Lingkungan Polaman tentang jamban yang sesuai standard dan
baikWarga lebih menyukai Buang Air Besar di luar rumah dan di alam
terbukaEnabling: Kondisi ekonomi warga Lingkungan Polaman yang
menengah kebawahReinforcing: Belum adanya sistem yang mengatur
Pembangunan jamban sesuai standard
-
Risk FaktorContributing Risk Factor
LingkunganTempat tinggal kurang bersih, dapur berdekatan dengan
kandang hewanPredisposing:Kurangnya pengetahuan warga Lingkungan
Polaman tentang kesehatan apabila dapur berdekatan dengan kandang
hewanKurangnya kesadaran warga Lingkungan Polaman tentang kesehatan
apabila dapur berdekatan dengan kandang hewan Warga lebih menyukai
kandang berdekatan dengan rumah induk agar mudah untuk
diawasiEnabling: Kondisi ekonomi warga Lingkungan Polaman yang
menengah kebawahLuas tanah tempat tinggal milik warga Lingkungan
Polaman yang terbatasReinforcing: Belum adanya sistem yang mengatur
Pembangunan letak kandang hewan tangan yang benar
-
Risk FaktorContributing Risk Factor
SaranaJumlah kader kesehatan terbatas untuk melakukan intervensi
diare
Predisposing: Kurangnya minat warga Lingkungan Polaman untuk
menjadi kader kesehatanEnabling: Ketersediaan jumlah sumber daya
manusia yang terbatasReinforcing: Insentif atau dana untuk sarana
prasarana kegiatan kader yang terbatas dan tergolong rendah
-
Alternatif Solusi
PENYEBAB MASALAHSOLUSIKurangnya pengetahuan warga tentang diare
dan cara-cara pencegahannyaHealth Promotion dengan bentuk
penyuluhan interaktifTarget : Ibu-ibu Lingkungan Polaman yang
memiliki jamban cemplungKurangnya pengetahuan warga tentang
pencegahan diare (ex : langkah-langkah cuci tangan yang benar dan
cuci tangan menggunakan sabun)Health Promotion dengan bentuk
penyuluhan interaktif & Skills Training cuci tanganTarget :
Ibu-ibu Lingkungan Polaman yang memiliki jamban cemplungTingginya
penggunaan jamban cemplung yang tidak sesuai kriteria (salah
satunya : jamban cemplung tidak bertutup) untuk tempat pembuangan
tinja sehari-hariHealth Promotion dengan bentuk penyuluhan
interaktif & Skills Training pembuatan tutup jamban
cemplungTarget Bapak-bapak Lingkungan Polaman yang memiliki jamban
cemplung
-
Kelompok Sasaran
Target GroupPrimerWarga Lingkungan Polaman usia >15 tahun
yang memiliki jamban cemplungSekunderKader kesehatan, Kepala RW,
Bidan, dan tokoh masyarakat Lingkungan Polaman.TersierKepala Lurah
Dampit
-
Skills Training Cuci Tangan dan PosterUntuk Ibu-ibu Bekerjasama
dengan kader
-
Kriteria Jamban Menurut DepKes
NoKriteriaBisa diintervensiTidak bisa diintervensiKegiatan1Tidak
mencemari sumber air minum, letak lubang penampung berjarak 10-15
meter dari sumber air minum-2Tidak berbau dan tinja tidak dapat
dijamah oleh serangga maupun tikusPenyuluhanPembuatan Penutup
Jamban3Cukup luas dan landai atau miring kea rah lubang jongkok
sehingga tidak mencemari tanah disekitarnya-4Mudah dibersihkan dan
aman penggunaannyaPenyuluhanAdvokasi5Dilengkapi dinding dan atap
pelindung, dinding kedap air dan berwarnaPenyuluhanAdvokasi6Cukup
peneranganPenyuluhanAdvokasi7 Lantai kedap
airPenyuluhanAdvokasi8Ventilasi cukup
baikPenyuluhanAdvokasi9Tersedia air dan alat
pembersihPenyuluhanAdvokasi
-
Skills Training Pembuatan Penutup Jamban
-
ALAT DAN BAHAN
-
Prosedur
-
Thank You....