Darah merupakan bagian yang paling penting didalam sistem transport
Post on 30-Jul-2015
174 Views
Preview:
Transcript
Darah merupakan bagian yang paling penting didalam sistem transport. Darah terdiri atas 2
komponen yaitu plasma darah dan sel-sel darah. Pada hewan invertebrata terdapat darah
yang disebut hemolimf . Baik darah maupun hemolimf mempunyai pigmen pernapasan.
Dengan mempelajari komposisi darah dan fungsi dari masing-masing komponen darah pada
hewan diharapkan kita dapat memahami bahwa darah tidak saja meupakan komponen dari
sistem transport tetapi juga mempunyai fungsi lain untuk kelangsungan hidup organisme
tersebut.
Fungsi dan komposisi darah
Darah merupakan bagian penting dalam sistem sirkulasi. Hewan bersel satu dan
hewan tingkat rendah seperti porifera dan coelenterata tidak memiliki sistem transportasi
sehingga hewan tersebut tidak dijumpai daah oksigen dan zat-zat makanan berdifusi
kedalam/seluruh tubuh bagian tubuh, demikian pula ampas metabolisme dapat berdifusi
keluar tubuhnya. Pada hewan yang lebih tinggi tingkatannya , memiliki sistem transportasi.
Pada hewan seperti moluska, annelida, dan arthropoda terdapat darah yang biasanya
disebuthemolimf . Hemolimf ini juga berperanan didalam respirasi (mengangkut O2 dan
CO2), bahan makanan dan sisa metabolisme. Hemolimf juga memiliki pigmen pernapasan.
Pada vertebrata , darah merupakan cairan tubuh yang terdapat dalam jantung dan
pembuluh darah. Darah vertebrata berwarna merah karena adanya hemoglobin dalam
eritrositnya. Pada vertebrata selain sistem peredaran darah juga terdapat sistem peredaran
limf. Cairan limfa mempunyai persamaan dengan plasma darah dan mempunyai leukosit
(limfosit dan granulosit). Pada manusia volume darah kira-kira 6-7% atau sepertigabelas
tubuh mempunyai massa jenis 1,050-1,060 dengan PH kira-kira 7,4. Darah mempunyai
peranan sebagai berikut :
1. Merupakan alat pengangkut bermacam-macam substansi seperti :
O2 diangkut dari paru-paru/insang/kulit keseluruh tubuh
CO2 diangkut dari jaringan tubuh ke paru-paru/insang/kulit
Zat-zat makanan sperti glukosa, asam amino, gliserol, asam lemak diangkut dari usus
keseluruh jaringan tubuh
Hormon diangkut dari tempat pembentukannya (kelenjar endokrin) dibawa kejaringan
tubuh yang memerlukan.
2. Mengatur keseimbangan cairan antara darah dan cairan jaringan
3. Mengatur keseimbangan asam basa (PH) darah
4. Mencegah pendarahan
5. Merupakan alat pertahanan tubuh
6. Mengatur suhu tubuh. Darah mempunyai kemampuan untuk mengatur suhu tubuh karena
air yang terdapat dalam plasma darah mempunyai sifat yang sesuai untuk kepentingan
tersebut, antara lain :
Panas jenis air tinggi. Panas jenis substansi adalah jumlah kalori yang dibutuhkan untuk
meningkatkan suhu 1 derajat pada setiap berat 1 gram substansi tersebut. Sebagai
contoh : manusia normal menghasilkan 3000 kalori selama 24 jam. bila darah
mempunyai panas jenis yang rendah maka suhu dapat meningkatkan sampai 100-500
derajat celcius
Darah mempunyai panas hantar yang relatif besar. Penyebaran panas dari jaringan-
jaringan yang letaknya jauh didalam tubuh dapat merata dengan cepat
Darah mempunyai panas penguapan yang tinggi. Lebih banyak yang diperlukan untuk
menguapkan air pada cairan lain dengan jumlah yang sama.
Komposisi darah
Darah terdiri atas 2 bagian yaitu sel-sel darah dan cairan plasma. Sel-sel darah
merupakan bagian darah yang mempunyai bentuk sedangkan plasma darah merupakan
bagian cair dari darah. Ada 3 macam sel darah yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah
putih (leukosit), keping darah (trombosit). Plasma darah terdiri atas :
air 91-92%
protein : albumin, globulin, dan fibrinogen
garam-garam anorganik antara lain : Cl-, CO3, HCO3, Na+, Ca2+, Mg2+ dan HPo4, NaCl
mempunyai konsentrasi paling tinggi karena itu darah rasanya agak asin. Jumlah seluruh
bahan anorganik pada manusia kira-kira 0,9%. Pada reptil dan amfibi kira-kira 0,65%-
0,7%. Didalam plasma juga terdapat O2 (0,25%) dan CO2 (3%).
substansi organik yang lain selain protein antara lain zat-zat nutrisi, hormon, sisa
metabolisme, antibodi
Plasma darah
Komposisi kimia dan sifat-sifat plasma pada berbagai hewan belum banyak diketahui.
Pada pembicaraan ini, kita lebih banyak membicarakan plasma darah manusia. Plasma
darah pada manusia kira-kira 55% dari volume darah seluruhnya. Mempunyai kekentalan
(viskositas) 1,7-2,2 kali air. Massa jenis antara 1.025-1.034. Mempunyai komposisi yang kira-
kira tetap yaitu 90% air, 7% protein, 0,9% macam-macam garam, 0,1 % glukosa. Selain itu
mengandung bahan-bahan organik dan anorganik lain dalam jumlah yang sangat kecil.
Bahan organik dalam darah
Bahan organik yang paling banyak dalam plasma darah yaitu protein dan disebut
protein plasma. Protein plasma kira-kira 200-300 gram atau kira-kira 6-8 % dari berat
seluruh plasma darah. Protein terdapat dalam bentuk koloid dan mempengaruhi kekentalan
darah. Jenis protein terdapat dalam plasma darah meliputi albumin, globulin (alfa-1 globulin,
alfa-2 globulin, beta globulin dan gama globulin) dan fibrinogen. Albumin alfa globulin, beta
globulin protrombin dan fibrinogen dibentuk didalam hati sedangkan gama globulin
diproduksi oleh sel plasma, jaringan limfoid dan nodus limfatikus.
Albumin disebut pula serum albumin merupakan protein plasma yang paling besar
jumlahnya dalam plasma yaitu kira-kira 4-5% dari berat plasma darah. Albumin dihasilkan
dihati oleh sel Kupffer. Albumin mempunyai berat molekul 68.000, merupakan partikel
dengan bentuk lonjong. Albumin menyebabkan plasma mempunyai potensial osmotik kira-
kira 30 mmHg.
Globulin atau disebut pula serum globulin bentuk partikelnya lebih lonjong dari
albumin. Globulin dalam darah kira-kira 2,5% dari berat plasma. Berat molekulnya antara
90.000-1.300.000. Perbandingan konsentrasi masing-masing jenis globulin adalah alfa
globulin 2,25%, beta globulin 0,80% dan gama globulin 0,66%.
Protein plasma yang lain adalah fibrinogen dan protrombin. Konsentrasi fibrinogen
dalam darah kira-kira 0,35% (0,35 gram per 100 ml plasma ). Protrombin juga dibentuk
dihati dan dalam proses pembentukannya diperlukan vitamin K.
Fungsi protein plasma
Fibrinogen memegang peranan penting dalam proses pembekuan darah. Dengan adanya
pembekuan darah, pendarahan dapat dihindarkan
Albumin, globulin, dan fibrinogen adalah penting untuk mempertahankan tekanan
osmose darah. Besarnya tekanan osmose yang ditimbulkan oleh ketiga protein tersebut
berkisar antara 25-39 mmHg. Adanya tekanan osmose yang relatif tinggi ini
menyebabkan adanya perpindahan cairan dari cairan jaringan kedarah sehingga dapat
mencegah adanya penimbunan cairan dijaringan
Protein plasma menyebabkan darah menjadi agak kental sehingga dapat
mempertahankan tekanan darah yang penting untuk mengefisiensikan kerja jantung.
Protein plasma turut membantu keseimbangan asam basa atau PH darah
Globulin memegang peranan penting dalam mekanisme pertahanan tubuh
Merupakan cadangan protein jika protein dalam makanan berkurang
Sel-sel darah
Ada tiga macam sel darah yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit. Masing -masing
mempunyai fungsi khusus, fungsi utama eritrosit ialah pengangkutan gas pernapasan,
leukosit untuk pertahanan tubuh sedangkan trombosit untuk pembekuan darah .
1. Eritrosit
Bentuk dan ukuran eritrosit tergantung pada jenis hewan. Pada mamalia sel darah
merahnya tidak mempunyai inti, bentuknya bulat (kecuali pada Camellidae bentuknya
lonjong) dan bikonkav. Eritrosit pada kebanyakan vertebrata yang lain mempunyai bentuk
lonjong, berinti dan bikonveks. Pada umumnya eritrosit yang tidak berinti memiliki ukuran
darah yang lebioh kecil dari pada yang berinti. Eritrosit yang ukurannya paling besar
terdapat pada bangsa amfibia.
Menurut strukturnya eritrosit terdiri atas membran sel dan substansi seperti spon
disebut stroma dan hemoglobin yang menempati ruang-ruang kosong dari stroma. Membran
sel eritrosit terdiri dari lipoprotein, golongan lipidanya adalah kolesterol, sepalin dan lesitin
sedangkan golongan proteinnya adalah stromatin. Eritrosit berisi bermacam-macam
substansi diantaranya adalah glukosa, enzim (katalase, karbonat, anhidrase), garam-garam
organik dan anorganik.
Jumlah eritrosit tiap mm kubik untuk tiap jenis hewan berbeda-beda. Perbedaan ini
dapat pula disebabkan karena faktor fisiologis. Faktor fisiologis yang mempengaruhi jumlah
eritrosit pada manusia adalah :
umur : eritrosit pada saat lahir jumlahnya paling tinggi yaitu sekitar 6,83 juta/mm kubik.
Kemudian menurun dan pada umur 4 tahun jumlahnya 4 juta/mm kubik kemudian
jumlahnya naik lagi dan pada umur 5 tahun keatas jumlahnya jumlahnya 5 juta/mm kubik
Jenis kelamin: pada wanita jumlahnya lebih sedikit (4,5 juta/mm kubik) dibandingkan
dengan pria (5 juta/mm kubik)
olahraga: olah raga yang dilakukan secara teratur akan menaikan jumlah eritrosit dan
kadar hemoglobin
ketinggian tempat : manusia atau hewan yang hidup didaerah dataran tinggi, jumlah
eritrosit dan hemoglobinnya lebih banyak
Umur eritrosit
Setiap hari darah manusia kehilangan 200-250 x 109 butir eritrosit. Semenjak lahir eritrosit dibentuk dalam sumsum tulang merah. Umur eritrosit diperkirakan 90-120 hari. Selama umur ini eritrosit mengadakan perjalanan
700 mil. Jika eritrosit sudah tua, maka akan dihancurkan olehsistem retikuloendotelial. Retikuloendotelial adalah sel-sel yang sifatnya amoeboid dan fagositosis. Penghancuran eritrosit dilakukan dengan cara hemolisis dan fragmentasi. Hemoglobin yang terkandung dalam eritrosit kemudian dipecah menjadi globin dan heme. Heme ini kemudian terurai menjadi bilirubin dan Fe. Fe kemudian disimpan sebagai cadangan untuk proses hemopoisis dalam sumsum tulang, sedangkan bilirubin diproses lebih lanjut dan untuk seterusnya diekskresikan bersama-sama dalam urin dan feses.
Zat warna (pigmen) darah
Tiap jenis pigmen darah mempunyai atau logam yang tertentu. Hemoglobin,
klorokruorin, dan hemeritrin logamnya ialah Fe sedangkan hemosianin mempunyai logam
Cu. Tiap atom logam, mengikat atom oksigen. Daya mengikat logam terhadap atom oksigen
adalah hemoglobin 1:1, klorokruorin 1:1, hemosianin 2:1 dan hemiritrin 3:1. Pigmen
respirasi yang lain adalah eritrokruorin yang mengandung logam Fe terdapat pada hewan
invertebrata antara lain larva insekta. Pigmen hemokuprein mengandung logam Cu,
terdapat pada eritrosit beberapa jenis hewan seperti biri-biri, kuda dan sapi.
Hemoglobin
Hemoglobin selain terdapat dalam darah , juga terdapat pada otot rangka dan otot
jantung yang disebut mioglobin. Mioglobin yang terdapat pada otot manusia dapat mengikat
oksigen sebanyak 14% dari seluruh oksigen pada darah. Oksigen tersebut diambil dari darah
selama darah mengalir melalui otot. Ada beberapa variasi dari molekul hemoglobin (derivat
hemoglobin) diantaranya :
Okshihemoglobin, merupakan hasil penggabungan antara hemoglobin dengan oksigen.
Pada umumnya ditulis dengan rumus HBO2 atau (globin)(por:Fe++)O2.
Hemoglobin tereduksi, disebut juga ferohemoglobin merupakan molekul yang telah
melepaskan O2. Ditulis dengan simbol Hb atau (globin)(por: Fe++).
Methemoglobin disebut juga ferihemoglobin, senyawa ini didapat dari oksidasi
oksihemoglobin atau hemoglobin tereduksi dengan menggunakan Fe(CN)3. Ditulis
dengan simbol Met. Hb atau (globin)(Por : Fe++). Methemoglobin umumnya kehilangan
kemampuan mengikat oksigen. Darah yang normal mengandung lebih kurang 0,1%
methemoglobin yang dihasilkan karena adanya proses oksidasi oleh oksidator yang
terdapat dalam darah. Keracunan yang disebabkan oleh obat seperti nitrit, klorat,
sulfanilamid dapat meningkatkan persentase methemoglobin dalam darah.
Karbomonoksihemoglobin, terbentuk bila darah bercampur dengan CO sehingga
mengakibatkan Hb akan berkombinasi dengan CO membentuk HbCO. Jika orang
menderita keracunan CO, orang tersebut disuruh menghirup oksigen murni .
Sianmethemoglobin, dapat terbentuk bila CN tercampur dengan methemoglobin. CN ini
umumnya tidak dapat berkombinasi dengan oksihemoglobin atau hemoglobin atau
hemoglobin tereduksi. Sianmethemoglobin dapat ditulis dengan simbol Met.Hb.CN atau
(globin)(Por:Fe +++)CN.
Sulfhemoglobin, terbentuk bila ferromoglobin dicampur dengan H2S. Senyawa ini
berwarna hijau dan terbentuk bila hemoglobin mengalami putrefaksi. Didalam usus
terjadi putrefaksi yang dalam keadaaan normal menghasilkan sedikit senyawa H2S,
kemudian H2S dapat diserap melalui usus. Ada beberapa obat yaitu asetanilide dan
fenasetin yang dapat menyebabkan Hb lebih mudah berkombinasi dengan H2S,
Walaupun H2S yang diserap usus sedikit, tapi dengan adanya obat-obat tersebut
menyebabkan kadar sufhemoglobin tinggi dalam darah dan cairan jaringan yang
mengakibatkan kulit berwarna kebiru-biruan. Jika terjadi suatu keadaan dimana
sulfhemoglobin sampai kadar 3 gram- 5 gram dalam darah, maka disebut dengan istilah
sianosis enterogen.
Kathemoglobin, merupakan kombinasi antara senyawa heme yang mengandung Fe++
dengan globin yang mengalami denaturasi.
Derivat hemoglobin mempunyai spektrum absorpsi yang spesifik sehingga senyawa
tersebut dapat dengan mudah dikenal dan dibedakan dengan metode spektrofotometer.
2. Leukosit
Leukosit terdapat dalam darah, cairan limfa, dan cairan jaringan. Leukosit yang
tergolong granulosit dibentuk didalam sumsum tulang sedangkan limfosit dan monosit
dibuat dinodus limfatikus. Pada keadaan normal, jumlah leukosit pada manusia berkisar
antara 4,5 - 10 juta butir per mm kubik. Untuk setiap orang jumlah leukosit bervariasi
menurut keadaan fisiologisnya, seperti umur, aktivitas dan keadaa patologis misalnya
infeksi dan trauma. Jumlah leukosit yang meningkat diatas maksimal disebut Leukositosis
sedangkan menurunya jumlah leukosit dibawah nilai normal dikenal sebagai leukopenia.
Ciri-ciri leukosit ialah ,mempunyai nukleus, tidak mempunyai hemoglobin, mempunyai
ukuran relatif lebih besar dan jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan eritrosit.
Disamping ciri-ciri tersebut, leukosit mempunyai sifat antara lain sebagai berikut.
Pergerakan seperti amoeba. Leukosit dapat bergerak dari satu tempat ketempat lain
dengan cara menjulurkan sitoplasmanya kearah yang dikehendaki.
Khemotaksis, kemampuan untuk bergerak menuju tempat yang luka atau inflamasi
(peradangan)
Fagositosis, kemampuan untuk memakan sel-sel mati atau benda-benda asing .
Kemampuan ini terutama berkembang pada neutrofil, limfosit dan monosit
Diapedisis, kemampuan untuk menembus kapiler menuju jaringan
Leukosit mempunyai fungsi sebagai alat pertahanan tubuh dengan 3 cara yaitu :
1. Fagositosis
2. Menghasilkan antibodi
3. Menghancurkan atau menetralkan toksin
Leukosit digolongkan berdasarkan ada tidaknya butir (granul) dalam sitoplasmanya yang
dilihat dengan pewarnaan tertentu. Penggolongan tersebut ialah :
Leukosit granulosit : Neutrofil, Eusinofil, Basofil
Leukosit agranulosit : Limfosit dan Monosit
Neutrofil
Pada manusia jumlah terbesar yaitu 60-70% dari seluruh leukosit. Butir-butir pada
sitoplasmanya menyerap zat warna netral. Intinya mempunyai beberapa lobus. Mempunyai
gerakan seperti amoeba dan mempunyai sifat fagositosis.
Eosinofil
Jumlahnya diperkirakan sekitar 1-4%. Menyerap zat warna asam. Intinya mempunyai dua
lobus. Fungsinya menghancurkan dan detoksifikasi toksin
Basofil
Jumlahnya antara 0-1% dari seluruh leukosit. Intinya umumnya berbentuk huruf S. Butir-
butir dalam sitoplasmanya menyerap zat warna yang bersifat basa. Diperkirakan basofil
menghasilkan antikoagulan (heparin).
Monosit
Jumlahnya kira-kira 4-8% dari seluruh leukosit. Intinya berbentuk tapal kuda atau berbentuk
ginjal dan sitoplasmanya lebih besar dari inti. Monosi mempunyai sifat fagositosis yang kuat.
Limfosit
Jumlahnya sekitar 20-30% dari seluruh leukosit. Intinya besar, bulat atau seperti ginjal.
Sitoplasmanya lebih kecil dari intinya. fungsinya menghasilkan antibodi (limfosit B) dan
mengfagosit benda asing (limfosit T).
3. Trombosit
Trombosit tidak mempunyai inti dengan garis tengah 2-5 mikron, bentuknya seperti
cakram, dibuat di sumsum tulang merah. Pada manusia jumlahnya berkisar antara 200.000-
400.000/mm kubik. Dapat hisdup 2-3 hari . Fungsinya sangat penting yaitu dalam proses
pembekuan darah.
Pembekuan darah (koagulasi)
Pada darah terdapat berbagai persenyawaan yang berperan dalam pembekuan darah.
Untuk pembekuan darah perlu adanya pengubahan fibrinogen yang ada dalam plasma
darah menjadi fibrin. Untuk pengubahan itu diperlukan enzim trombin. Trombin akan
dibentuk dari protrombin yang ada dalam darah jika kita luka. Dengan adanya luka,
trombosit pecah karena menyentuh permukaan yang kasar dan mengeluarkan enzim
trombokinase atau tromboplastin. Tromboplastin dikeluarkan oleh jaringan yang luka.
Dengan bantuan ion Ca++, tromboplastin akan mengubah protrombin menjadi trombin.
Ada beberapa faktor yang mencegah koagulasi antara lain :
1. Suhu yang rendah : Proses koagulasi adalah proses yang melibatkan enzim, suhu rendah
menyebabkan proses koagulasi dapat menjadi lambat tetapi tidak dicegah. Bila darah
didinginkan antara 5- 10 derajat celcius maka proses koagulasi dapat ditunda.
2. Menghindari kontak dengan benda asing dan jaringan yang rusak. Bila darah
bersentuhan dengan permukaan benda asing , maka terbentuk tromboplastin dan faktor
stabil akan diaktifkan. Dilaboratorium, kontak dengan benda asing dapat dicegah dengan
melapisi tabung gelas dengan parafin atau silikon.
3. Dekalsifikasi. Pengikatan ion Ca++ dengan suatu substansi tertentu sehingga dapat
mencegah koagulasi karena dapat menghambat pembentukan trombin. Zat yang
umumnya digunakan mengendapkan ion Ca++ adalah natrium dan kalium oksalat
4. Hirudin. merupakan antikoagulan yang pengaruhnya adalah mencegah kerja trombin
dan dihasilkan oleh kelenjar ludah lintah (Hirudo) . beberapa bisa ular, terutama ular
kobra juga mengandung zat antikoagulan. Sifatnya adalah mengubah sifat kimia
tromboplastin atau merusak fibrinogen. Ada juga ular yang mempercepat koagulasi
sehingga terjadi koagulasi intravaskuler. Dicumarol yang berasal dari jenis tumbuhan
tertentu dapat mencegah koagulasi dengan menghambat pembentukan protrombin di
hati.
Disamping beberapa faktor yang menghambat koagulasi, ada juga faktor yang dapat
mempercepat proses koagulasi antara lain :
pemanasan.
Pengocokan. Bila darah dikocok pelan-pelan, maka koagulasi dapat dipercepat dan
sebaliknya jika dikocok keras akan melambatkan koagulasi karena anyaman fibrin akan
pecah
Luas permukaan kontak. Koagulasi akan dipercepat dengan menambah luas permukaan
bidang kontak. hal ini dapat dilakukan dengan menambah larutan kasa atau kapas
ketanah
Larutan Hemostatik. Ekstrak jaringan terutama ekstrak paru-paru dan timus yang
mengandung banyak tromboplastin adalah koagulan yang kuat, sama seperti bisa dari
jenis ular tertentu. Hal ini tergantung pada enzim proteolitik yang mampu mengubah
protrombin menjadi trombin
Fibrinolisis
Pada waktu darah membeku, koagulum yang terbentuk masih merupakan masa yang
lunak seperti selei tapi lama kelamaankoagulum tersebut mengkerut sampai 40 % dari
volume semula dan cairan akan dibebaskan. Cairan yang dibebaskan dari koagulum
disebut serum . Serum adalah plasma tanpa fibrinogen dan faktor-faktor lain yang terlibat
dalam pembekuan darah. Koagulum yang terbentuk akan segera dihancurkan bila sudah
terjadi penyembuhan luka. Proses penguraian atau pemecahan koagulum
disebut fibrinolisis.
Fibrinolisis terjadi akibat karena adanya kerja enzim fibrinolisin atau plasmin. Dalam
peredaran darah terdapat plasmin yang belum aktif yang disebut Plasminogen. Perubahan
plasminogen menjadi plasmin dipengaruhi oleh aktifator plasminogen.
Golongan Darah
1. golongan darah sistem ABO
Karl Lansteiner (1900) menemukan golongan darah pada manusia yang
dibedakan menjadi 4 golongan yaitu :
Golongan darah A, mempunyai antigen atau aglutinogen A pada eritrositnya dan
mempunyai antibodi atau aglutinin anti B pada plasmanya
Golongan darah B, mempunyai antigen B dan antibodi A
Golongan darah AB, mempunyai antigen A dan B, tidak mempunyai anibodi
Golongan darah O, tidak punya antigen tapi mempunyai antibodi A dan B
2. sistem rhesus
Faktor rhesus (Rh) adalah suatu antigen yang terdapat pada eritrosit
manusia dan kera rhesus yang ditemukan pada tahun 1930. Berdasarkan atas ada tidaknya
antigen faktor rhesus pada eritrosit, golongan darah manusia dibedakan menjadi :
Rhesus +, jika seseorang mempunyai antigen faktor rhesus pada eritrositnya
Rhesus -, jika seseorang tidak memiliki antigen faktor rhesus pada eritrositnya
3. Sistem MN
Pada tahun 1927, Lansteiner dan Levine menemukan sejenis antigen pada
eritrosit yang disebut antigen M dan antigen N. Mereka berpendapat eritrosit seseorang
dapat memiliki salah satu atau kedua antigen tersebut. Berdasarkan hal tersebut dalam
penggolongan sistem MN, golongan darah dibedakan atas :
Golongan darah M, jika dalam eritrositnya terdapat antigen M
Golongan darah N, jika dalam eritrositnya terdapat antigen N
Golongan darah MN, jika dalam eritrositnya terdapat antigen M dan N
boleh diderma kpd jenis B dan AB.
top related