CTEV Presentation

Post on 08-Aug-2015

178 Views

Category:

Documents

14 Downloads

Preview:

Click to see full reader

Transcript

Disusun Oleh:• Riska Uli (11-2011-062)

• Felix Chandra (11-2011-064)

Pembimbing:dr. Donny Jandiana, Sp.OT

Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRUMAH SAKIT PUSAT TNI AU DR. ESNAWAN ANTARIKSA

Periode: 8 Oktober s/d 16 Desember 2012

CTEV

DEFINISI

• CTEV (Clubfoot) adalah deformitas yang

meliputi fleksi dari pergelangan kaki,

inversi dari tungkai, adduksi dari kaki

depan, dan rotasi media dari tibia

(Priciples of Surgery, Schwartz).

2

DEFINISI

Talipes: Talus = ankle Pes = footEquinus: (Latin = horse) Foot that is in a position of planter flexion at the ankle, looks like that of the horse.

3

Congenital Talipes Equino-Varus CTEV

Congenital clubfoot or CTEV occurs

typically in an otherwise normal child.

Epidemiologi

• Insiden CTEV sebesar 2 kasus setiap 1000

kelahiran hidup.

• Lebih sering ditemukan pada bayi laki-laki.

• Perbandingan kasus laki-laki dan

perempuan adalah 2:1.

• 30% bersifat bilateral.

5

ETIOLOGI

6

• Tidak diketahui dengan pasti.

• Pada beberapa kelainan terdapat adanya

perkembangan defek fetal, dimana terjadi

ketidakseimbangan otot invertor dan

evertor

ETIOLOGI

•Mekanik

Posisi equinovarus kaki fetus disebabkan oleh

tekanan mekanik eksternal (Hippocrates).

•Environmental

Browne (1936) teori peningkatan tekanan

intrauterin yang menyebabkan imobilisasi

ekstremitas sehingga menyebabkan deformitas.

•Herediter

Didapatkan hasil bahwa deformitas terjadi pada 2,9%

saudara kandung. Sedangkan pada populasi umum

terdapat 1 : 1000 kelahiran >> Wynne-Davies (1964)

•Idiopatik

Böhm menyatakan teori terhambatnya perkembangan

embrio. Kaki embrio normal saat usia 5 minggu

kehamilan dalam posisi equinovarus, jika terjadi

terhambatnya perkembangan kaki pada salah satu fase

fisiologis dalam kehidupan embrio, maka deformitas ini

akan persisten hingga kelahiran.

ETIOLOGI

KLASIFIKASI

CTEV

Typical

Positional Delayed Treated

Recurrent Typical

Alternatively Treated

Atypical

Rigid/resistant Syndromic

Tetralogic Neurogenic

Acquired

KLASIFIKASI

10

1. Typical Clubfoot

a. Positional Clubfoot

• Sangat jarang ditemukan, sangat fleksibel

dan diduga akibat jepitan intrauterin. Pada

umumnya koreksi dapat dicapai dengan

satu atau dua kali pengegipan.

b. Delayed treated clubfoot

ditemukan pada anak berusia 6 bulan atau

lebih.

KLASIFIKASI

11

1. Typical Clubfoot

• c. Recurrent typical clubfoot

• dapat terjadi baik pada kasus yang awalnya

ditangani dengan metode Ponseti maupun dengan

metode lain

• Relaps lebih jarang terjadi dengan metode Ponseti

dan umumnya diakibatkan pelepasan brace yang

terlalu dini.

d. Alternatively treated typical clubfoot

Termasuk kaki pengkor yang ditangani secara operatif

atau pengegipan dengan metode non-Ponseti.

KLASIFIKASI

12

2. Atypical Clubfoot

a. Rigid atau Resistant atypical clubfoot

(dapat kurus atau gemuk).

Kasus dengan kaki yang gemuk lebih sulit

ditangani. Kaki tersebut umumnya kaku,

pendek, gemuk dengan lekukan kulit yang

dalam pada telapak kaki dan dibagian

belakang pergelangan kaki.

KLASIFIKASI

13

2. Atypical Clubfoot

b. Syndromic clubfoot.

c. Tetralogic clubfoot -- seperti pada

congenital tarsal synchondrosis.

d. Neurogenic clubfoot -- berhubungan

dengan kelainan neurologi seperti

meningomyelocele.

e. Acquired clubfoot -- seperti pada Streeter

dysplasia.5

PATOFISIOLOGI

Pada clubfoot, terjadi tarikan yang kuat dari tibialis

posterior dan gastrosoleus serta fleksor hallucis

longus. Ukuran otot-otot itu lebih kecil dan lebih

pendek dibandingkan kaki normal

Pada clubfoot, ligamen-ligamen pada sisi lateral dan

medial ankle serta sendi tarsal sangat tebal dan kaku,

yang dengan kuat menahan kaki pada posisi equines dan

membuat navicular dan calcaneus dalam posisi adduksi

dan inversi. Ukuran otot-otot betis berbanding terbalik

dengan derajat deformitasnya

PATOFISIOLOGI

Sintesis kolagen yang berlebihan pada ligamen, tendo

dan otot terus berlangsung sampai anak berumur 3-4

tahun.

Dibawah mikroskop, berkas serabut kolagen

menunjukkan gambaran bergelombang yang dikenal

sebagai crimp (kerutan) yang menyebabkan ligament

mudah diregangkan dan tidak membahayakan bagi bayi.

Inilah sebabnya mengapa koreksi deformitas secara

manual mudah dilakukan.

Congenital Talipes Equino-Varus CTEV

Congenital Talipes Equino-Varus CTEV

Congenital Talipes Equino-Varus CTEV

GAMBARAN KLINISDeformitas ini mudah dikenali dan terlihat nyata pada

waktu lahir. Kaki terputar dan terbelit sehingga telapak

kaki menghadap posteromedial.

GAMBARAN KLINIS

GAMBARAN KAKI DENGAN CTEV

22

23

GAMBARAN RADIOLOGIS

X-Ray needed to assess progress of treatment

24

GAMBARAN RADIOLOGIS

25

GAMBARAN RADIOLOGIS

26

GAMBARAN RADIOLOGIS

SCORING CTEV

27

SCORING CTEV

28

SCORING CTEV

29

Grade 1 Benign (score < 5)

Grade 2 Moderat (score 5-10)

Grade 3 Considerable reducibility (score 10-15)

Grade 4 Resistant and partially reducible (score

15-20)

PENATALAKSANAAN TERAPI NON OPERATIF

30

• Pemasangan splint dimulai pada bayi berusia 2-3 hari.

• Urutan dari koreksi yang akan dilakukan adalah sebagai berikut : – Adduksi dari forefoot– Supinasi forefoot– Equinus

PENATALAKSANAAN TERAPI NON OPERATIF

31

• Beberapa metode terapi:– Ponsetti method – French method

• Metode Ponseti dan French functional tidak menunjukkan hasil yang berbeda jauh.

• Orang tua pasien cenderung memilih metode ponsetti karena lebih murah

METODE PONSETI

32

• Dilakukan dengan mengabduksikan kaki yang telah disupinasikan sambil melakukan counterpressure pada aspek lateral caput talus untuk mencegah rotasi talus di ankle.

• Plaster cast (gips) yang dibentuk (molding) dengan baik akan mempertahankan kaki dalam posisi yang tepat

• Metode ini dikerjakan segera setelah kelahiran (7-10 hari). Bahkan deformitas dari clubfoot masih dapat dikoreksi dari umur 9 bulan.

METODE PONSETI

33

34

KOREKSI GIPS PONSETI

Surgical Treatment

• Biasanya disertai dengan operasi jaringan lunak• jenis:

- Osteotomy,untuk memperbaiki deformitas kaki

- Wedge eksisi - Arthrodesis (biasanya setelah tulang menjadi matur) - Salvage operation, untuk mengembalikan bentuk

Congenital Talipes Equino-Varus

CTEVSurgical Treatment

Congenital Talipes Equino-Varus

CTEVSurgical Treatment

Congenital Talipes Equino-Varus

CTEVSurgical Treatment

39

•Brace berupa bar (batang) logam direkatkan pada sepatu yang bertelapak kaki lurus dengan ujung terbuka (straight-last open-toe shoes).•Abduksi kaki dengan sudut 60-70 derajat, diperlukan untuk mempertahankan abduksi calcaneus dan forefoot serta mencegah kekambuhan (relaps).•Abduksi kaki dalam brace, ditambah dengan bar yang sedikit melengkung, akan membuat kaki dorsofleksi. Hal ini membantu mempertahankan regangan pada otot gastrocnemius dan tendo Achilles

BRACING

40

BRACING

DIAGNOSA BANDING

41

• Spina Bifida (Sumbing Tulang Belakang)

→ celah pada tulang belakang (vertebra), yang terjadi karena bagian dari satu atau beberapa vertebra gagal menutup atau gagal terbentuk secara utuh pada masa perkembangan fetus.

• Arthrogryposis / Arthrogryposis Multiplex Congenita → kelainan bawaan yang ditandai dengan beberapa sendi kontraktur dan dapat meliputi kelemahan otot dan fibrosis non-progresif.

Spina Bifida = Paralytic TEV

PROGNOSIS• Tergantung pada derajat kekakuan kaki, pengalaman ahli bedahnya, dan kesungguhan keluarganya.

• Pada kebanyakan kasus, angka keberhasilan ini diperkirakan lebih dari 95%.

• Kegagalan paling sering terjadi pada kasus dengan kaki yang kaku, disertai lekukan dalam pada telapak kaki dan diatas ankle, diserta cavus yang berat, otot gastrosoleus yang kecil dengan fibrosis pada betis bawah.5

43

PROGNOSIS

44

Umur (minggu) Persentasi keberhasilan

0-6 94%

7-12 66%

13-24 24%

25-36 1%

>36 0,24%

Prognosis metode ponsetti berdasarkan usia:

top related