Case Report Hiperbilirubinaemia Dr Samuel Yonathan

Post on 04-Dec-2015

23 Views

Category:

Documents

1 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

jill

Transcript

BAB IPENDAHULUAN

Hiperbilirubinemia merupakan salah satu fenomena klinis yang paling sering ditemukan pada bayi baru lahir Lebih dari 85 bayi cukup bulan yang kembali dirawat dalam minggu pertama kehidupan disebabkan oleh keadaan ini Hiperbilirubinemia menyebabkan bayi terlihat berwarna kuning keadaan ini timbul akibat akumulasi pigmen bilirubin (4Z 15Z bilirubin IX alpha) yang berwarna ikterus pada sklera dan kulit Isomer bilirubin ini berasal dari degradasi heme yang merupakan komponen haemoglobin mamalia Pada masa transisi setelah lahir hepar belum berfungsi secara optimal sehingga proses glukuronidasi bilirubin tidak terjadi secara maksimal Keadaan ini akan menyebabkan dominasi bilirubin tak terkonjugasi di dalam darah Pada kebanyakan bayi baru lahir hiperbilirubinemia tak terkonjugasi merupakan fenomena transisional yang normal tetapi pada beberapa bayi terjadi peningkatan bilirubin secara berlebihan sehingga bilirubin berpotensi menjadi toksik dan dapat menyebabkan kematian dan bila bayi tersebut dapat bertahan hidup pada jangka panjang akan menimbulkan sekuele neurologis Dengan demikian setiap bayi yang mengalami kuning harus dibedakan apakah ikterus yang terjadi merupakan keadaan yang fisiologis atau patologis serta dimonitor apakah mempunyai kecenderungan untuk berkembang menjadi hiperbilirubinemia yang berat (1 2 3)

Oleh karena itu setiap bayi dengan ikterus harus mendapatkan perhatian terutama apabila ikterus ditemukan dalam 24 jam pertama kehidupan bayi atau bila kadar bilirubin meningkat gt 5 mgdL (gt 86μmolL) dalam 24 jam Proses hemolisis darah infeksi berat ikterus yang berlangsung lebih dari 1 minggu serta bilirubin direk gt1 mgdL juga merupakan keadaan yang menunjukkan kemungkinan adanya ikterus patologis Dalam keadaan tersebut penatalaksanaan ikterus harus dilakukan sebaik-baiknya agar akibat buruk ikterus dapat dihindarkan Walaupun pada tahun 1970-an kasus kernikterus sudah tidak ditemukan lagi di Washington namun pada tahun 1990-an ditemukan 31 kasus kernikterus (data Georgetown University Medical Centre

Washington DC tahun 2002) (4)

Tujuan membahas topik ini adalah agar dapat menyikapi kasus-kasus ikterus secara maksimal sehingga kasus kernikterus gangguan otak yang sifat menetap serta terjadinya kematian dapat dihindarkan (4)

1

BAB IILAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN Nama An NUmur 5 hariTanggal Lahir Jakarta 26 Juli 2015Jenis Kelamin PerempuanAgama Islam

Pendidikan -Alamat Cempaka Putih RT 004 RW

005 Kel Cempaka Putih Kec Cempaka Putih

RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN

KEHAMILAN

Perawatan Antenatal Trimester I 1 kalibulan di RSTrimester II 1 kalibulan di RSTrimester III 2 kalibulan di RS

Penyakit Kehamilan Tidak ada

KELAHIRAN

Tempat lahir RSPenolong Persalinan DokterCara Persalinan Sectio Caesarea (SC) Penyulitnya Tidak adaMasa Gestasi Cukup Bulan

RIWAYAT TUMBUH KEMBANG Keadaan Bayi

Berat Badan Lahir 3800 grPanjang badan 51 cmLingkar Kepala -Nilai APGAR 89

Gigi pertama -Psikomotor

Tengkurap - Duduk - Berdiri -

Berjalan - Berbicara - Membaca Menulis -

Gangguan Perkembangan -

RIWAYAT IMUNISASI

2

Vaksin Dasar (umur) Ulangan (Umur)

BCG 0 bulan

CAMPAK

HEPATITIS B 0 bulan

MMR

TIPA

Kesan imunisasi dasar dilakukan sesuai umur di RS

RIWAYAT KELUARGACorak Reproduksi

No Umur Jenis Kelamin Hidup Lahir Mati

Abortus Mati (Sebab)

Keterangan

1 5 Hari Perempuan Hidup Sakit (pasien)

RIWAYAT PENYAKITKeluhan Utama KuningKeluhan Tambahan -

Riwayat Perjalanan PenyakitPasien datang ke poli Cikini dibawa oleh orang tuanya dengan keluhan kuning sejak 3 hari SMRS Awal pertama kali kuning dirasakan di bagian wajah akan tetapi lama-kelamaan kuningnya bertambah luas sampai ke bagian umbilicus Ibu pasien menduga amakmya tidak terkena penyakit yang berbahaya untuk itu pasien hanya dibawa berjemur tetapi keluhan tidak berkurang Keluhan dirasakan setelahpulang dari rumah sakit masa persalinan Selain keluhan di atas pasien tidak mengeluhkan keluhan lain

Riwayat Penyakit DahuluPasien belum pernah menderita keluhan seperti ini sebelumnyaRiwayat Penyakit Keluarga Orang Lain SerumahDi keluarga pasien juga belum pernah mengeluh keluhan seperti pasienPEMERIKSAAN FISIK Tanggal 01 Agustus 2015

3

Jam 1600 WIB

PEMERIKSAAN UMUMKeadaan umum Tampak sakit sedang Kesadaran composmentis (GCS E 4 V 5 M 6)Frekuensi nadi 128 x mnt (reguler kuat angkat isi cukup)Frekuensi pernapasan 32 xmenit (regular adekuat)Suhu tubuh 3740 C ( axilla )

Data antropometriBerat badan 38 kgTinggi badan 51 cmLingkar kepala 32 cmLingkar lengan atas 11 cm

PEMERIKSAAN SISTEMKepalaBentuk dan ukuran Bentuk bulat normocephali ubun-ubun cekung -Rambut dan kulit kepala Warna hitam pertumbuhan rambut merataMata Konjungtiva anemis -- pupil isokor sklera ikterik ++Hidung Bentuk biasa Mukosa tidak hiperemis cavum nasi lapang

lapang konka nasalis eutrofi eutrofi sekret -- pernafasan cuping hidung tidak ada

Telinga Normotia liang telinga lapang lapang serumen -- Mulut Lembab

Tenggorok Mukosa faring tidak hiperemis tonsil T1-T1

Leher Kelenjar getah bening tidak teraba membesar Thoraks Paru

Inspeksi Pergerakan dinding dada simetris retraksi iga (-)Palpasi Stem fremitus simetris kiri dan kanan Perkusi Sulit dinilaiAuskultasi Bunyi napas dasar vesikular ronki -- wheezing--

Jantung Inspeksi Ictus cordis terlihat Palpasi Ictus cordis terabaPerkusi Sulit dinilai Auskultasi Bunyi jantung I dan II normal murmur (-) gallop (-)

Abdomen Inspeksi Perut tampak mendatar

4

Auskultasi Bising usus 4xmenit Palpasi Supel turgor cukup nyeri tekan (-) ballotement (-)

Perkusi Timpani Anus dan rektum Dalam batas normal Genitalia Tidak ada kelainan Anggota gerak Akral hangat sianosis (-) Tulang belakang Dalam batas normal Kulit Turgor cukup Kuning Krammer score 3

Status Neurologi Refleks fisiologis

normorefleks Refleks patologis

-Ektremitas

Tidak ada deformitas normotonus ROM tidak terbatas

PEMERIKSAAN LABORATORIUMLaboratorium 01 Agustus 2015Hematologi Darah lengkap ( H2TL Eri LED )

Jenis pemeriksaan

HasilSatuan Nilai rujukan Keterangan

1AgustusBilirubin total 153 gdL lt 12 H

DIAGNOSIS KERJA Hiperbilirubinaemia

DIAGNOSIS BANDING -

ANJURAN PEMERIKSAAN LENGKAP- Bilirubin total direk dan indirek

PROGNOSISAd Vitam Dubia Ad Sanationum Dubia

5

Ad Fungsionam Dubia

PENATALAKSANAAN - Pro rawat inap

Terapi sinar (blue light)

FOLLOW UP02 Agustus 2015S KuningOKeadaan umum tampak sakit sedangKesadaran composmentis (GCS E4 V5 M6)Frekuensi nadi 100 xmenitFrekuensi napas 28 xmenitSuhu 3740CKepala bulat normosefali Rambut dan kulit kepala tidak ada kelainan

Mata konjungtiva anemis -- sclera ikterik ++Hidung tidak ada kelainan

Telinga tidak ada kelainan Mulut mukosa bibir lembab sianosis sirkum oral (-)

Leher kelenjar getah bening tidak teraba membesar Thoraks Paru Inspeksi pergerakan dinding dada simetris retraksi iga (-)

Palpasi stem fremitus simetris kiri dan kanan Auskultasi bunyi napas dasar vesikular ronki -- wheezing--

Jantung Inspeksi ictus cordis tidak terlihat Palpasi ictus cordis tidak terabaAuskultasi bunyi jantung I dan II normal murmur (-) gallop (-)

Abdomen Inspeksi perut tampak mendatarAuskultasi bising usus 4xmenit

Palpasi supel turgor cukup nyeri tekan (-)Perkusi timpani

Anus dan rektum dalam batas normal Genitalia tidak ada kelainan Anggota gerak akral hangat sianosis (-) capillary refill lt 2 detik Tulang belakang tidak ada kelainan Kulit turgor cukup krammer score 3 Rangsang meningeal kaku kuduk (-) brudzinski I (-) brudzinski II (-) kernig (-)

6

Refleks fisiologis biseps ++ triseps ++ KPR ++ APR ++ Refleks patologis babinski --

A Hiperbilirubinaemia

P Terapi sinar (blue light)

03 Agustus 2015S KuningOKeadaan umum tampak sakit sedangKesadaran composmentis (GCS E4 V5 M6)Frekuensi nadi 110 xmenitFrekuensi napas 28 xmenitSuhu 3760CKepala bulat normosefali Rambut dan kulit kepala tidak ada kelainan

Mata konjungtiva anemis -- sclera ikterik ++Hidung tidak ada kelainan

Telinga tidak ada kelainan Mulut mukosa bibir lembab sianosis sirkum oral (-)

Leher kelenjar getah bening tidak teraba membesar Thoraks Paru Inspeksi pergerakan dinding dada simetris retraksi iga (-)

Palpasi stem fremitus simetris kiri dan kanan Auskultasi bunyi napas dasar vesikular ronki -- wheezing--

Jantung Inspeksi ictus cordis tidak terlihat Palpasi ictus cordis tidak terabaAuskultasi bunyi jantung I dan II normal murmur (-) gallop (-)

Abdomen Inspeksi perut tampak mendatarAuskultasi bising usus 4xmenit

Palpasi supel turgor cukup nyeri tekan (-)Perkusi timpani

Anus dan rektum dalam batas normal Genitalia tidak ada kelainan Anggota gerak akral hangat sianosis (-) capillary refill lt 2 detik Tulang belakang tidak ada kelainan Kulit turgor cukup

7

Rangsang meningeal kaku kuduk (-) brudzinski I (-) brudzinski II (-) kernig (-) Refleks fisiologis biseps ++ triseps ++ KPR ++ APR ++ Refleks patologis babinski --

A Hiperbilirubinaemia

P Terapi sinar (blue light)

04 Agustus 2015 S KuningOKeadaan umum tampak sakit sedangKesadaran composmentis (GCS E4 V5 M6)Frekuensi nadi 105 xmenitFrekuensi napas 24 xmenitSuhu 3740CKepala bulat normosefali Rambut dan kulit kepala tidak ada kelainan

Mata konjungtiva anemis -- sclera ikterik ++Hidung tidak ada kelainan

Telinga tidak ada kelainan Mulut mukosa bibir lembab sianosis sirkum oral (-)

Leher kelenjar getah bening tidak teraba membesar Thoraks Paru Inspeksi pergerakan dinding dada simetris retraksi iga (-)

Palpasi stem fremitus simetris kiri dan kanan Auskultasi bunyi napas dasar vesikular ronki -- wheezing--

Jantung Inspeksi ictus cordis tidak terlihat Palpasi ictus cordis tidak terabaAuskultasi bunyi jantung I dan II normal murmur (-) gallop (-)

Abdomen Inspeksi perut tampak mendatarAuskultasi bising usus 4xmenit

Palpasi supel turgor cukup nyeri tekan (-)Perkusi timpani

Anus dan rektum dalam batas normal Genitalia tidak ada kelainan Anggota gerak akral hangat sianosis (-) capillary refill lt 2 detik Tulang belakang tidak ada kelainan

8

Kulit turgor cukup Rangsang meningeal kaku kuduk (-) brudzinski I (-) brudzinski II (-) kernig (-) Refleks fisiologis biseps ++ triseps ++ KPR ++ APR ++ Refleks patologis babinski --

A Hiperbilirubinaemia

P Terapi sinar (blue light)

BAB IIILANDASAN TEORI

Definisi

Hiperbilirubinemia adalah peningkatan kadar plasma bilirubin 2 standar deviasi atau lebih dari kadar yang diharapkan berdasarkan umur bayi atau lebih dari presentil 90 (1 2 3)

9

Epidemiologi

Angka kematian bayi (AKB) di Indonesia pada tahun 1997 tercatat sebanyak 414 per 1000 kelahiran hidup Dalam upaya mewujudkan visi ldquoIndonesia Sehat 2010rdquo maka salah satu tolok ukur adalah menurunnya angka mortalitas dan morbiditas neonatus dengan proyeksi pada tahun 2025 AKB dapat turun menjadi 18 per 1000 kelahiran hidup Salah satu penyebab mortalitas pada bayi baru lahir adalah ensefalopati bilirubin (lebih dikenal sebagai kernikterus) Ensefalopati bilirubin merupakan komplikasi ikterus neonatorum yang paling berat Selain memiliki angka mortalitas yang tinggi juga dapat menyebabkan gejala sisa berupa cerebral palsy tuli nada tinggi paralisis dan displasia dental yang sangat mempengaruhi kualitas hidup Ikterus neonatorum merupakan fenomena biologis yang timbul akibat tingginya produksi dan rendahnya ekskresi bilirubin selama masa transisi pada neonatus Pada neonatus produksi bilirubin 2 sampai 3 kali lebih tinggi dibanding orang dewasa normal Hal ini dapat terjadi karena jumlah eritosit pada neonatus lebih banyak dan usianya lebih pendek Banyak bayi baru lahir terutama bayi kecil (bayi dengan berat lahir lt 2500 g atau usia gestasi lt37 minggu) mengalami ikterus pada minggu pertama kehidupannya Data epidemiologi yang ada menunjukkan bahwa lebih 50 bayi baru lahir menderita ikterus yang dapat dideteksi secara klinis dalam minggu pertama kehidupannya Pada kebanyakan kasus ikterus neonatorum kadar bilirubin tidak berbahaya dan tidak memerlukan pengobatan Sebagian besar tidak memiliki penyebab dasar atau disebut ikterus fisiologis yang akan menghilang pada akhir minggu pertama kehidupan pada bayi cukup bulan Sebagian kecil memiliki penyebab seperti hemolisis septikemi penyakit metabolik (ikterus non-fisiologis)

Hiperbilirubinemia bisa disebabkan proses fisiologis atau patologis atau kombinasi keduanya Risiko hiperbilirubinemia meningkat pada bayi yang mendapat ASI bayi kurang bulan dan bayi yang mendekati cukup bulan Neonatal hiperbilirubinemia terjadi karena peningkatan produksi atau penurunan clearance bilirubin dan lebih sering terjadi pada bayi imatur (1 2 3 5)

Bayi yang diberikan ASI memiliki kadar bilirubin serum yang lebih tinggi dibanding bayi yang diberikan susu formula Hal tersebut mungkin disebabkan oleh beberapa factor antara lain (1 2 3)

Asupan cairano Kelaparan

o Frekuensi menyusui

o Kehilangan berat badandehidrasi

Hambatan ekskresi bilirubin hepatico Pregnandiol

o Lipase-free fatty acids

o Unidentified inhibitor

10

Intestinal reabsorption of bilirubino Pasase mekonium terlambat

o Pembentukan urobilinoid bakteri

o Beta-glukoronidase

o Hidrolisis alkaline

o Asam empedu

Hiperbilirubinemia yang signifikan dalam 36 jam pertama biasanya disebabkan karena peningkatan produksi bilirubin (terutama karena hemolisis) karena pada periode ini hepatic clearance jarang memproduksi bilirubin lebih 10 mgdL Peningkatan penghancuran haemoglobin 1 akan meningkatkan kadar bilirubin 4 kali lipat (1)

Sedangkan ikterus neonatorum adalah keadaan klinis pada bayi yang ditandai oleh pewarnaan ikterus pada kulit dan sclera akiat akumulasi bilirubin tidak terkonjugasi yang berlebih Ikterus secara klinis akan mulai tampak pada bayi baru lahir bila kadar bilirubin darah 5-7 mgdL Ikterus dibagi menjadi dua yaitu ikterus fisiologis dan ikterus non-fisiologis (1 2 3)

11

Ikterus fisiologis merupakan masalah yang sering terjadi pada bayi kurang maupun cukup bulan selama minggu pertama kehidupan yang frekuensinya pada bayi cukup bulan dan kurang bulan berturut-turut adalah 50-60 dan 80 Untuk kebanyakan bayi fenomena ini ringan dan dapat membaik tanpa pengobatan Ikterus fisiologis tidak disebabkan oleh factor tunggal tapi kombinasi dari berbagai factor yang berhubungan dengan maturitas fisiologis bayi baru lahir Peningkatan kadar bilirubin tidak terkonjugasi dalam sirkulasi pada bayi baru lahir disebabkan oleh kombinasi peningkatan ketersediaan bilirubin dan penurunan clearance bilirubin Umumnya kadar bilirubin tak terkonjugasi pada minggu pertama gt 2 mgdL Pada bayi cukup bulan yang mendapat susu formula kadar bilirubin akan mencapai puncaknya sekitar 6-8 mgdL pada hari ke-3 kehidupan dan kemudian akan menurun cepat selama 2-3 hari diikuti dengan penurunan yang lambat sebesar 1 mgdL selama 1 samapi 2 minggu (1 2 3)

Pada bayi cukup bulan yang mendapat ASI kadar bilirubin puncak akan mencapai kadar yang lebih tinggi (7-14 mgdL) dan penurunan terjadi lebih lambat Bisa terjadi dalam waktu 2-4 minggu bahkan dapat mencapai waktu 6 minggu Pada bayi kurang bulan yang mendapat susu formula juga akan mengalami peningkatan dengan puncak yang lebih tinggi dan lebih lama begitu juga dengan penurunannya jika tidak diberikan fototerapi pencegahan Peningkatan sampai 10-12 mgdL masih dalam kisaran fisiologis bahkan hingga 15 mgdL tanpa disertai kelainan metabolisme bilirubin Kadar normal bilirubin tali pusat kurang dari 2 mgdL dan berkisar dari 14 sampai 19 mgdL (1 2 3)

Ikterus non fisiologis dulu disebut dengan ikterus patologis tidak mudah dibedakan dari ikterus fisiologis Keadaan di bawah ini merupakan petunjuk untuk tindak lanjut (1 2 3 6)

Ikterus terjadi sebelum umur 24 jam

Setiap peningkatan kadar bilirubin serum yang memerlukan fototerapi

Peningkatan kadar bilirubin total serum gt 05 mgdLjam

Adanya tanda-tanda penyakit yang mendasari pada setiap bayi (muntah letargis malas menetek penurunan berat badan yang cepat apnea takipnea atau suhu yang tidak stabil)

Ikterus bertahan selama 8 hari pada bayi cukup bulan atau setelah 14 hari pada bayi kurang bulan

Etiologi

Penyebab ikterus pada bayi baru lahir dapat berdiri sendiri ataupun dapat disebabkan oleh beberapa faktor Secara garis besar etiologi ikterus neonatorum dapat dibagi (1 2 3)

1 Produksi yang berlebihan

12

Hal ini melebihi kemampuan bayi untuk mengeluarkannya misalnya pada hemolisis yang meningkat pada inkompatibilitas darah Rh ABO golongan darah lain defisiensi enzim G6PD piruvat kinase perdarahan tertutup dan sepsis

2 Gangguan dalam proses uptake dan konjugasi heparGangguan ini dapat disebabkan oleh imaturitas hepar kurangnya substrat untuk konjugasi bilirubin gangguan fungsi hepar akibat asidosis hipoksia dan infeksi atau tidak terdapatnya enzim glukoronil transferase (sindrom Criggler-Najjar) Penyebab lain ialah defisiensi protein Y dalam hepar yang berperanan penting dalam uptake bilirubin ke sel hepar

3 Gangguan transportasiBilirubin dalam darah terikat pada albumin kemudian diangkut ke hepar Ikatan bilirubin dengan albumin ini dapat dipengaruhi ileh obat misalnya salisilatm sulfafurazole Defisiensi albumin menyebabkan lebih banyak terdapatnya bilirubin indirek yang bebas dalam darah yang mudah melekat ke sel otak

4 Gangguan dalam eksresiGangguan ini dapat terjadi akibat obstruksi dalam hepar atau di luar hepar Kelainan di luar hepar biasanya disebabkan oleh kelainan bawaan Obstruksi dalam hepar biasanya akibat infeksi atau kerusakan hepar oleh penyebab lain

Faktor risiko (1 2 7)

Manifestasi klinikSecara umum gejala dari penyakit hiperbilirubin ini antara lain (1 2 6)

Pada permulaan tidak jelas tampak mata berputar-putar Letargi Kejang

13

Tidak mau menghisap Dapat tuli gangguan bicara retardasi mental Bila bayi hidup pada umur lanjut disertai spasme otot kejang stenosis yang disertai

ketegangan otot Perut membuncit Pembesaran pada hati Feses berwarna seperti dempul Muntah anoreksia fatigue Warna urin gelap

PatofisiologiPembentukan Bilirubin

Bilirubin adalah pigmen kristal berwarna jingga ikterus yang merupakan bentuk akhir dari pemecahan katabolisme heme melalui proses reaksi oksidasi ndash reduksi Langkah oksidasi yang pertama adalah biliverdin yang di bentuk dari heme dengan bantuan enzim heme oksigenase yaitu suatu enzim yang sebagian besar terdapat dalam sel hati dan organ lain Pada reaksi tersebut juga terdapat besi yang digunakan kembali untuk pembentukan haemoglobin dan karbon monoksida yang dieksresikan ke dalam paru Biliverdin kemudian akan direduksi menjadi bilirubin oleh enzim biliverdin reduktase Biliverdin bersifat larut dalam air dan secara cepat akan dirubah menjadi bilirubin melalui reaksi bilirubin reduktase Berbeda dengan biliverdin bilirubin bersifat lipofilik dan terikat dengan hydrogen serta pada pH normal bersifat tidak larut Jika tubuh akan mengeksresikan diperlukan mekanisme transport dan eliminasi bilirubin (1 2 3 5)

Bayi baru lahir akan memproduksi bilirubin 8-10 mgkgBBhari sedangkan orang dewasa sekitar 3-4 mgkgBBhari Peningkatan produksi bilirubin pada bayi baru lahir disebabkan oleh masa hidup eritrosit bayi lebih pendek (70-90 hari) dibandingkan dengan orang dewasa (120 hari) peningkatan degradasi heme turn over sitokrom yang meningkat dan juga reabsorpsi bilirubin dari usus yang meningkat (sirkulasi enterohepatik) (1 2)

14

Transportasi Bilirubin

Pembentukan bilirubin yang terjadi di sistem retikulo endothelial selanjutnya dilapaskan ke sirkulasi yang akan berikatan dengan albumin Bayi baru lahir mempunyai kapasitas ikatan plasma yang rendah terhadap bilirubin karena konsentrasi albumin yang rendahdan kapasitas ikatan molar yang kurangBilirubin yang terikat pada albumin serum ini merupakan zat non polar dan tidak larut dalam air dan kemudian akan di transportasi kedalam sel hepar Bilirubin yang terikat dengan albumin tidak dapat memasuki susuna syaraf pusat dan bersifat non toksik (1 2)

Selain itu albumin juga mempunyai afinitas yang tinggi terhadap obat ndash obatan yang bersifat asam seperti penicillin dan sulfonamide Obat ndash obat tersebut akan menempati tempat utama perlekatan albumin untuk bilirubin sehingga bersifat competitor serta dapat pula melepaskan ikatan bilirubin dengan albumin (1 2)

Obat ndash obat yang dapat melepaskan ikatan bilirubin dengan albumin Analgetik antipiretik ( Natrium salisilat Fenilbutazon ) Antiseptik desinfektan ( Metil Isopropyl ) Antibiotik dengan kandungan sulfa ( Sulfadiazin Sulfamethizole Sulfamoxazole ) Penicilin ( Propicilin Cloxacillin ) Lain ndash lain ( Novabiosin Triptophan Asam mendelik kontras x ndash ray )

Pada bayi kurang bulan ikatan bilirubin akan lebih lemah yang umumnya merupakan komplikasi dari hipoalbumin hipoksia hipoglikemi asidosis hipotermia hemolisis dan septikemia Hal tersebut tentunya akan mengakibatkan peningkatan jumlah bilirubin bebas dan berisiko pula untuk keadaan nerotoksisitas oleh bilirubin (1 2)

Bilirubin dalam serum terdapat dalam 4 bentuk yang berbeda yaitu (1)

1) Bilirubin tak terkonjugasi yang terikat dengan albumin dan membentuk sebagian besar bilirubin tak terkonjugasi dalam serum

2) Bilirubin bebas3) Bilirubin terkonjugasi yaitu bilirubin yang siap dieksresikan melalui ginjal4) Bilirubin terkonjugasi yang terikat denga albumin serum

Asupan Bilirubin

Pada saat kompleks bilirubin ndash albumin mencapai membran plasma hepatosit albumin terikat ke reseptor permukaan sel Kemudian bilirubin di transfer melalui sel membran yang berikatan dengan ligandin (protein y) mungkin juga dengan protein ikatan sitosilik lainnya Keseimbangan antara jumlah bilirubin yang masuk ke sirkulasi dari sintesis de novo resirkulasi enterohepatik perpindahan bilirubin antar jaringan pengambilan bilirubin oleh sel hati dan konjugasi bilirubin akan menentukan konsentrasi bilirubin tak terkonjugasi dalam serum baik pada keadaan normal ataupun tidak normal (1 5)

Berkurangnya kapasitas pengambilan hepaatik bilirubin tak terkonjugasi akan berpengaruh terhadap pembentukan ikterus fisiologis Penelitian menunjukkan hal ini terjadi

15

karena adanya defisiensi konjugasi bilirubin dalam menghambat transfer bilirubin dari darah ke empedu selama 3-4 hari pertama kehidupan Walaupun demikian defisiensi ambilan ini dapat menyebabkan hiperbilirubinemia terkonjugasi ringan pada minggu kedua kehidupan saat konjugasi bilirubin hepatic mencapai kecepatan normal yang sama dengan orang dewasa (1 5)

Konjugasi Bilirubin

Bilirubin tak terkonjugasi dikonversikan kebentuk bilirubin konjugasi yang larut dalam air di reticulum endoplasma dengan bantuan enzim uridine diphospate glukuronosyl transferase ( UDPG ndash T ) Katalisa oleh enzim ini akan merubah formasi menjadi bilirubin monoglukoronida yang selanjutnya akan dikonjugasi menjadi bilirubin diglukoronida Bilirubin ini kemudian dieksresikan ke dalam kalanikulus empedu Sedangkan satu molekul bilirubin tak terkonjugasi akan kembali ke reticulum endoplasmic untuk rekonjugasi berikutnya (1 5)

Eksresi Bilirubin

Setelah mengalami proses konjugasi bilirubin akan dieksresikan kedalam kandung empedu kemudian memasuki saluran cerna dan di eksresikan melalui feses Setelah berada dalam usus halus bilirubin yang terkonjugasi tidak langsung dapat diresorbsi kecuali jika dikonversikan kembali menjadi bentuk tidak terkonjugasi oleh enzim beta ndash glukoronidase yang terdapat dalam usus Resorbsi kembali bilirubin dari saluran cerna dan kembali ke hati untuk di konjugasi kembali disebut sirkulasi enterohepatik (1)

Terdapat perbedaan antara bayi baru lahir dan orang dewasa yaitu pada mukosa usus halus dan feses bayi baru lahir mengandung enzim β-glukoronidase yang dapat menghidrolisa monoglukoronida dan diglukoronida kembali menjadi bilirubin yang tak terkonjugasi yang selanjutnya dapat diabsorbsi kembali Selain itu pada bayi baru lahir lumen usus halusnya steril sehingga bilirubin konjugasi tidak dapat dirubah menjadi sterkobilin (suatu produk yang tidak dapat diabsorbsi) (1)

16

Kecepatan produksi bilirubin adalah 6-8 mgkgBB per 24 jam pada neonatus cukup bulan sehat dan 3-4 mgkgBB per 24 jam pada orang dewasa sehat Sekitar 80 bilirubin yang diproduksi tiap hari berasal dari hemoglobin Bayi memproduksi bilirubin lebih besar per kilogram berat badan karena massa eritrosit lebih besar dan umur eritrositnya lebih pendek (1)

Pada sebagian besar kasus lebih dari satu mekanisme terlibat misalnya kelebihan bilirubin akibat hemolisis dapat menyebabkan kerusakan sel hati atau kerusakan duktus biliaris yang kemudian dapat mengganggu transpor sekresi dan ekskresi bilirubin Di pihak lain gangguan ekskresi bilirubin dapat menggangu ambilan dan transpor bilirubin Selain itu kerusakan hepatoseluler memperpendek umur eritrosit sehngga menmbah hiperbilirubinemia dan gangguan proses ambilan bilirubin olah hepatosit (1)

Mekanisme hiperbilirubinemia dan ikterus

Terdapat 4 mekanisme umum dimana hiperbilirubinemia dan ikterus dapat terjadi pembentukan bilirubin secara berlebihan gangguan pengambilan bilirubin tak terkonjugasi oleh hati gangguan konjugasi bilirubin penurunan ekskresi bilirubin terkonjugasi dalam empedu akibat faktor intra hepatik yang bersifat opbtruksi fungsional atau mekanik (1 2)

Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi terutama disebabkan oleh tiga mekanisme yang pertama sedangkan mekanisme yang keempat terutama mengakibatkan terkonjugasi

17

1 Pembentukan bilirubin secara berlebihan

Penyakit hemolitik atau peningkatan kecepatan destruksi sel darah merah merupakan penyebab utama dari pembentukan bilirubin yang berlebihan Ikterus yang timbul sering disebut ikterus hemolitik Konjugasi dan transfer pigmen empedu berlangsungnormal tetapi suplai bilirubin tak terkonjugasi melampaui kemampuan Beberapa penyebab ikterus hemolitik yang sering adalah hemoglobin abnormal (hemoglobin S pada animea sel sabit) sel darah merah abnormal (sterositosis herediter) anti body dalam serum (Rh atau autoimun) pemberian beberapa obat-obatan dan beberapa limfoma atau pembesaran (limpa dan peningkatan hemolisis) Sebagaian kasus Ikterus hemolitik dapat di akibatkan oleh peningkatan destruksi sel darah merah atau prekursornya dalam sum-sum tulang (talasemia anemia persuisiosa porviria) Proses ini dikenal sebagai eritropoiesis tak efektif Kadar bilirubin tak terkonjugasi yang melebihi 20 mg 100 ml pada bayi dapat mengakibatkan Kern Ikterus (1 2)

2 Gangguan pengambilan bilirubin

Pengambilan bilirubin tak terkonjugasi yang terikat abulmin oleh sel-sel hati dilakukan dengan memisahkannya dari albumin dan mengikatkan pada protein penerima Hanya beberapa obat yang telah terbukti menunjukkan pengaruh terhadap pengambilan bilirubin oleh sel-sel hati asam flafas pidat (dipakai untuk mengobati cacing pita) nofobiosin dan beberapa zat warna kolesistografik Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi dan Ikterus biasanya menghilang bila obat yang menjadi penyebab di hentikan Dahulu ikterus neonatal dan beberapa kasus sindrom Gilbert dianggap oleh defisiensi protein penerima dan gangguan dalam pengambilan oleh hati Namun pada kebanyakan kasus demikian telah di temukan defisiensi glukoronil transferase sehingga keadaan ini terutama dianggap sebagai cacat konjugasi bilirubin (1 2)

3 Gangguan konjugasi bilirubin

Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi yang ringan ( lt 129 100 ml ) yang mulai terjadi pada hari ke dua sampai ke lima lahir disebut Ikterus fisiologis pada neonatus Ikterus neonatal yang normal ini disebabkan oleh kurang matangnya enzim glukoronik transferase Aktivitas glukoronil tranferase biasanya meningkat beberapa hari setelah lahir sampai sekitar minggu ke dua dan setelah itu Ikterus akan menghilang (1 2)

Kern Ikterus atau bilirubin enselopati timbul akibat penimbunan bilirubin tak terkonjugasi pada daerah basal ganglia yang banyak lemak Bila keadaan ini tidak di obati maka akan terjadi kematian atau kerusakan Neorologik berat tindakan pengobatan saat ini dilakukan pada Neonatus dengan Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi adalah dengan fototerapi(1 2)

Fototerapi berupa pemberian sinar biru atau sinar fluoresen atau (gelombang yang panjangnya 430 sampai dengan 470 nm) pada kulit bayi yang telanjang Penyinaran ini menyebabkan perubahan struktural Bilirubin (foto isumerisasi) menjadi isomer-isomer yang larut dalam air isomer ini akan di ekskresikan dengan cepat ke dalam empedu tanpa harus di

18

konjugasi terlebih dahulu Fenobarbital (Luminal) yang meningkatkan aktivitas glukoronil transferase sering kali dapat menghilang ikterus pada penderita ini (1)

4 Penurunan eksresi bilirubin terkonjugasi

Gangguan eskresi bilirubin baik yang disebabkan oleh faktor-faktor Fungsional maupun obstruksi terutama mengakibatkan hiperbilirubinemia terkonjugasi Karena bilirubin terkonjugasi latut dalam airmaka bilirubin ini dapat di ekskresi ke dalam kemih sehingga menimbulkan bilirubin dan kemih berwarna gelap Urobilinogen feses dan urobilinogen kemih sering berkurang sehingga terlihat pucat Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat di sertai bukti-bukti kegagalan ekskresi hati lainnya seperti peningkatan kadar fostafe alkali dalam serum AST Kolesterol dan garam-garam empedu Peningkatan garam-garam empedu dalam darah menimbulkan gatal-gatal pada ikterus Ikterus yang diakibatkan oleh hiperbilirubinemia terkonjugasi biasanya lebih kuning dibandingkan dengan hiperbilirubinemia tak terkonjugasi Perubahan warna berkisar dari kuning jingga muda atau tua sampai kuning hijau bila terjadi obstruksi total aliran empedu perubahan ini merupakan bukti adanya ikterus kolestatik yang merupakan nama lain dari ikterus obstruktif Kolestasis dapat bersifat intrahepatik (mengenai sel hati kanalikuli atau kolangiola) atau ekstra hepatik (mengenai saluran empedu di luar hati) Pada ke dua keadaan ini terdapat gangguan niokimia yang sama (1 2)

Sumber lain ada juga yang menyatakan penyebab dari hiperbilirubinemia adalah

a Produksi bilirubin yang meningkat peningkatan jumlah sel darah merah penurunan umur sel darah merah peningkatan pemecahan sel darah merah (inkompatibilitas golongan darah dan Rh) defek sel darah merah pada defisiensi G6PD atau sferositosis polisetemia sekuester darah infeksi)

b Penurunan konjugasi bilirubin prematuritas ASI defek congenital yang jarang)c Peningkatan reabsorpsi bilirubin dalam saluran cerna ASI asfiksia pemberian ASI

yang terlambat obstruksi saluran cernad Kegagalan eksresi cairan empede infeksi intrauterine sepsis hepatitis sindrom

kolestatik atresia biliaris fibrosis kistik)(1 2)

Klasifikasi ikterus pada neonatus

Ikterus fisiologis terjadi setelah 24 jam pertama Pada bayi cukup bulan nilai puncak 6-8 mgdL biasanya tercapai pada hari ke 3-5 Pada bayi kurang bulan nilainya 10-12 mgdL bahkan sampai 15 mgdL Peningkatanakumulasi bilirubin serum lt 5 mgdLhr

Ikterus patologis terjadi dalam 24 jam pertama Peningkatan akumulasi bilirubin serum gt 5 mgdLhr Bayi yang mendapat ASI kadar bilirubin total serum gt 17mgdL Ikterus menetap setelah 8 hari pada bayi cukup bulan dan setelah 14 hari pada bayi kurang bulan Bilirubin direk gt2 mgdL

19

Sebagai neonatus terutama bayi prematur menunjukkan gejala ikterus pada hari pertama Ikterus ini biasanya timbul pada hari kedua kemudian menghilang pada hari ke sepuluh atau pada akhir minggu ke dua Bayi dengan gejala ikterus ini tidak sakit dan tidak memerlukan pengobatan kecuali dalam pengertian mencegah terjadinya penumpukan bilirubin tidak langsung yang berlebihan

Ikterus dengan kemungkinan besar menjadi patologik dan memerlukan pemeriksaan yang mendalam antara lain (6)

Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama Bilirubin serum meningkat lebih dari 5 mg per hari Bilirubin melebihi 10mg pada bayi cukup bulan Bilirubin melebihi 15mg pada bayi prenatur Ikterus yang menetap sesudah minggu pertama Ikterus dengan bilirubin langsung melebihi 1mgpada setiap

waktu Ikterus yang mempunyai hubungan dengan penyakit hemoglobin

infeksi atau suatu keadaan patologik lain yang telah diketahui

Pembagian derajat ikterus

Berdasarkan Kramer dapat dibagi (4)

Derajat ikterus Daerah ikterus Perkiraan kadar bilirubin

I

II

III

IV

V

Kepala dan leher

Sampai badan atas (diatas umbilicus)

Sampai badan bawah (dibawah umbilicuks hingga tungkai atas diatas lutut)

Sampai lengan tungkai bawah lutut

Sampai telapak tangan dan kaki

50 mg

90mg

114mg

124mg

160mg

20

Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan Laboratorium (4)

Pemeriksaan serum bilirubin (bilirubin total dan direk) harus dilakukan pada neonatus yang mengalami ikterus Terutama pada bayi yang tampak sakit atau bayi-bayi yang tergolong risiko tinggi terserang hiperbilirubinemia berat Namun pada bayi yang mengalami ikterus berat lakukan terapi sinar sesegera mungkin jangan menunda terapi sinar dengan menunggu hasil

pemeriksaan kadar serum bilirubin

lsquoTranscutaneous bilirubin (TcB)rsquo dapat digunakan untuk menentukan kadar serum bilirubin total tanpa harus mengambil sampel darah Namun alat ini hanya valid untuk kadar bilirubin total lt 15 mgdL (lt257 μmolL) dan tidak lsquoreliablersquo pada kasus ikterus yang sedang mendapat

terapi sinar 511

Pemeriksaan tambahan yang sering dilakukan untuk evaluasi menentukan penyebab ikterus antara lain

bull Golongan darah dan lsquoCoombs testrsquo bull Darah lengkap dan hapusan darah bull Hitung retikulosit skrining G6PD atau ETCOc

bull Bilirubin direk

Pemeriksaan serum bilirubin total harus diulang setiap 4-24 jam tergantung usia bayi dan tingginya kadar bilirubin Kadar serum albumin juga perlu diukur untuk menentukan pilihan

terapi sinar ataukah tranfusi tukar

21

TABLE 1 Laboratory Evaluation of the Jaundiced Infant of 35 or More Weeksrsquo GestationIndications Assessments

Jaundice in first 24 h Measure TcB andor TSBJaundice appears excessive for infantrsquos age Measure TcB andor TSBInfant receiving phototherapy or TSB rising rapidly (ie crossing percentiles [Fig 2]) and unexplained by history and physical examination

Blood type and Coombsrsquo test if not obtained with cord bloodComplete blood count and smearMeasure direct or conjugated bilirubinIt is an option to perform reticulocyte count G6PD and ETCOc if availableRepeat TSB in 4ndash24 h depending on infantrsquos age and TSB level

TSB concentration approaching exchange levels or not responding to phototherapy

Perform reticulocyte count G6PD albumin ETCOc if available

Elevated direct (or conjugated) bilirubin level Do urinalysis and urine culture Evaluate for sepsis if indicated by history and physical examination

Jaundice present at or beyond age 3 wk or sick infant

Total and direct (or conjugated) bilirubin level

If direct bilirubin elevated evaluate for causes of cholestasisCheck results of newborn thyroid and galactosemia screen and evaluate infant for signs or symptoms of hypothyroidism

22

Diagnosis (1 2 4 7)

Dari anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium terdapat beberapa faktor

Faktor risiko terjadinya hiperbilirubinaemia berat 1 Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama (usia bayi lt 24 jam) 2 Inkompatibilitas golongan darah (dengan lsquoCoombs testrsquo positip) 3 Usia kehamilan lt 38 minggu 4 Penyakit-penyakit hemolitik (G6PD lsquoend tidalrsquo CO 1048757)

5 Ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya 6 Hematoma sefal lsquobruisingrsquo 7 ASI eksklusif (bila berat badan turun gt 12 BB lahir) 8 Ras Asia Timur jenis kelamin laki-laki usia ibu lt 25 tahun 9 Ikterus sebelum bayi dipulangkan 10 lsquoInfant Diabetic Motherrsquo makrosomia 11 Polisitemia

23

Anamnesis 1 Riwayat kehamilan dengan komplikasi (obat-obatan ibu DM gawat janin malnutrisi intra

uterin infeksi intranatal)

2 Riwayat persalinan dengan tindakan komplikasi

3 Riwayat ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya

4 Riwayat inkompatibilitas darah

5 Riwayat keluarga yang menderita anemia pembesaran hepar dan limpa

Pemeriksaan Fisik Secara klinis ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau beberapa

hari kemudian Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar yang cukup Ikterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa tidak terlihat dengan penerangan yang kurang terutama pada neonatus yang kulitnya gelap Penilaian ikterus akan lebih sulit lagi apabila penderita sedang mendapatkan terapi sinar

Tekan kulit secara ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna kulit dan

jaringan subkutan Waktu timbulnya ikterus mempunyai arti penting pula dalam

diagnosis dan penatalaksanaan penderita karena saat timbulnya ikterus mempunyai

kaitan erat dengan kemungkinan penyebab ikterus tersebut

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan kadar bilirubinBertujuan untuk mengetahui tingkat kerusakan yang masih akan timbul akibat toksisitas kadar bilirubin yang sangat tinggi

Pemeriksaan fungsi otak EEGBertujuan untuk mengetahui sejauh mana kerusakan otak yang telah terjadi

24

Penatalaksanaan (7)

ManajemenStrategi mengelola bayi baru lahir dengan hiperbilirubinemia meliputi pencegahan penggunaan farmakologi fototerapi dan transfusi tukar (1 7)

1 Strategi pencegahan hiperbirubinemia(1) Pencegahan primer

Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya paling sedikit 8-12 kali per hari untuk beberapa hari pertama

Tidak memberikan cairan tambahan rutin seperti dekstrose atau air pada bayi yang mendapat ASI dan tidak mengalami dehidrasi (1 7)

(2) Pencegahan sekunder Semua wanita hamil harus diperiksa golongan darah ABO dan rhesus serta penyaringan

serum untuk antibodi isoimun yang tidak biasa Jika golongan darah ibu tidak diketahui atau Rh negatif dilakukan pemeriksaan

antibodi direk (tes coombs) golongan darah dan tipe Rh darahtali pusat bayi

25

Jika golongan darah ibu O Rh positif terdapat pilihan untuk dilakukan tesgolongan darah dan tes coombs pada darah tali pusat bayi tetapi hal itu tidak diperlukan jikan dilakukan pengawasan penilaian terhadap resiko sebelum keluar RS dan tindak lanjut yang memadai

Harus memastikan bahwa semua bayi secara rutin dimonitor terhadap timbulnya ikterus dan menetapkan protokol terhadap penilaian ikterus yang harus dinilai saat memeriksa tanda vital bayi tetapi tidak kurang dari setiap 8-12 jam (1 7)

(3) Evaluasi laboraturium Pengukuran kadar bilirubin harus dilakukan pada setiap bayi yang mengalami ikterus

dalam 24 jam pertama setelah lahir Pengukuran kadar bilirubin harus dilakukan jika tampak ikterus yang berlebihan Semua kadar bilirubin harus diintrepretasikan sesuai dengan umur bayi dalam jam(1 7)

(4) Penyebab kuning Bayi yang mengalami peningkatan bilirubin direk atau konjugasi harus dilakukan analisis

dan kultur urin Bayi sakit dan ikterus pada umur atau lebih dari 3 minggu harus dilakukan pemeriksaan

bilirubin total dan direk untuk mengidentifikasi adanya kolestatis Jika kadar bilirubin direk meningkat dilakukan evaluasi tambahan mencari penyebab

kolestatis Pemeriksaan kadar G6PD direkomendasikan untuk bayi ikterus yang

mendapat fototerapi dan dengan riwayat keluarga atau asal geografis yang menunjukkan kecenderungan defisiensi G6PD atau pada bayi dengan respon fototerapi buruk (1 7)

(5) Penilaian resiko sebelum bayi dipulangkan Setiap bayi harus dinilai terhadap resiko berkembangnya hiperbilirubinemia berat (1 7)

(6) Kebijakan dan prosedur rumah sakit RS harus memberikan informasi tertulis dan lisan kepada orang tua mengenai kuning

perlunya monitor terhadap kuning dan anjuran bagaimana monitoring harus dilakukan (1

7)

(7) Pengelolaan bayi dengan ikterus yang mendapat ASI Observasi semua fese awal bayi pertimbangkan untuk merangsang pengeluaran jika

feses keluar dalam waktu 24 jam Segera mulai menyusui dan beri sesering mungkin Menyusui yang sering dengan waktu

yang singkat lebih efektif dibandingkan dengan menyusui yang lama dengan frekuensi yang jarang walaupun total waktu yang diberikan sama

Tidak dianjurkan pemberian air dektrosa atau formula pengganti Observasi berat badan BAK dan BAB yang berhubungan dengan pola menyusui

26

Ketika kadar bilirubin mencapai 15mgdL tingkatkan pemberian minum rangsang pengeluaran atau produksi ASI dengan cara memompa dan menggunakan protokol penggunaan fototerapi yang dikeluarkan AAP

Tidak terdapat bukti bahwa early jaundice berhubungan dengan abnormalitas ASI sehingga penghentian menyusui sebagai suatu upaya hanya diindikasikan jika ikterus menetap lebih dari 6 hari atau meningkat diatas 20 mgdL atau ibumemiliki riwayat bayi sebelumnya terkena kuning (1 7)

2 Penggunaan Farmakoterapi

a) Imunoglobulin intravena telah digunakan pada bayi ndash bayi dengan rhesus yang berat dan inkompatibilitas ABO untuk menekan hemolisis isoimun dan menurunkan tindakan transfusi tukar

b) Fenobarbital merangsang aktivitas dan konsentrasi UDPG ndash T dan ligandin serta dapat meningkatkan jumlah tempat ikatan bilirubin sehingga konjugasi bilirubin berlangsung lebih cepat Pemberian phenobarbital untuk mengobatan hiperbilirubinemia pada

27

neonatus selama tiga hari baru dapat menurunkan bilirubin serum yang berarti Bayi prematur lebih banyak memberikan reaksi daripada bayi cukup bulan Phenobarbital dapat diberikan dengan dosis 8 mgkg berat badan sehari mula-mula parenteral kemudian dilanjutkan secara oral Keuntungan pemberian phenobarbital dibandingkan dengan terapi sinar ialah bahwa pelaksanaanya lebih murah dan lebih mudah Kerugiannya ialah diperlukan waktu paling kurang 3 hari untuk mendapat hasil yang berarti

c) Metalloprotoprophyrin adalah analog sintesis heme

d) Tin ndash Protoporphyrin (Sn ndash Pp) dan Tin ndash Mesoporphyrin ( Sn ndash Mp ) dapat menurunkan kadar bilirubin serum

e) Pemberian inhibitor b - glukuronidasi seperti asam L ndash aspartik dan kasein holdolisat dalam jumlah kecil (5 mldosis ndash 6 kalihari ) pada bayi sehat cukup bulan yang mendapat ASI dan meningkatkan pengeluaran bilirubin feses dan ikterus menjadi berkurang dibandingkan dengan bayi control (13 7)

3 Fototerapi Pengaruh sinar terhadap ikterus pertama sekali diperhatikan dan dilaporkan oleh seorang

perawat di salah satu rumah sakit di Inggris Perawat Ward melihat bahwa bayi ndash bayi yang mendapat sinar matahari di bangsalnya ternyata ikterusnya lebih cepat menghilang dibandingkan bayi ndash bayi lainnya Cremer (1958) yang mendapatkan laporan tersebut mulai melakukan penyelidikan mengenai pengaruh sinar terhadap hiperbilirubinemia ini Dari penelitiannya terbukti bahwa disamping pengaruh sinar matahari sinar lampu tertentu juga mempunyai pengaruh dalam menurunkan kadar bilirubin pada bayi ndash bayi prematur lainnya6Sinar fototerapi akan mengubah bilirubin yang ada di dalam kapiler-kapiler superfisial dan ruang-ruang usus menjadi isomer yang larut dalam air yang dapat diekstraksikan tanpa metabolisme lebih lanjut oleh hati Maisels seorang peneliti bilirubin menyatakan bahwa fototerapi merupakan obat perkutan3 Bila fototerapi menyinari kulit akan memberikan foton-foton diskrit energi sama halnya seperti molekul-molekul obat sinar akan diserap oleh bilirubin dengan cara yang sama dengan molekul obat yang terikat pada reseptor (1 5 7)

Molekul-molekul bilirubin pada kulit yang terpapar sinar akan mengalami reaksi fotokimia yang relatif cepat menjadi isomer konfigurasi dimana sinar akan merubah bentuk molekul bilirubin dan bukan mengubah struktur bilirubin Bentuk bilirubin 4Z 15Z akan berubah menjadi bentuk 4Z15E yaitu bentuk isomer nontoksik yang bisa diekskresikan Isomer bilirubin ini mempunyai bentuk yang berbeda dari isomer asli lebih polar dan bisa diekskresikan dari hati ke dalam empedu tanpa mengalami konjugasi atau membutuhkan pengangkutan khusus untuk ekskresinya Bentuk isomer ini mengandung 20 dari jumlah bilirubin serum Eliminasi melalui urin dan saluran cerna sama-sama penting dalam mengurangi muatan bilirubin Reaksi fototerapi menghasilkan suatu fotooksidasi melalui proses yang cepat Fototerapi juga menghasilkan

28

lumirubin dimana lumirubin ini mengandung 2 sampai 6 dari total bilirubin serum Lumirubin diekskresikan melalui empedu dan urinLumirubin bersifat larut dalam air (5)

Mekanisme fototerapi Penelitian Sarici mendapatkan 105 neonatus cukup bulan dan 255 neonatus kurang bulan menderita hiperbilirubinemia yang signifikan dan membutuhkan fototerapi

29

Fototerapi diindikasikan pada kadar bilirubin yang meningkat sesuai dengan umur pada neonatus cukup bulan atau berdasarkan berat badan pada neonatus kurang bulan sesuai dengan rekomendasi American Academy of Pediatrics (AAP) (5)

Sinar FototerapiSinar yang digunakan pada fototerapi adalah suatu sinar tampak yang merupakan suatu

gelombang elektromagnetik Sifat gelombang elektromagnetik bervariasi menurut frekuensi dan panjang gelombang yang menghasilkan spektrum elektromagnetik Spektrum dari sinar tampak ini terdiri dari sinar merah oranye kuning hijau biru dan ungu Masing masing dari sinar memiliki panjang gelombang yang berbeda beda

Panjang gelombang sinar yang paling efektif untuk menurunkan kadar bilirubin adalah sinar biru dengan panjang gelombang 425-475 nmSinar biru lebih baik dalam menurunkan kadar bilirubin dibandingkan dengan sinar biru-hijau sinar putih dan sinar hijau Intensitas sinar adalah jumlah foton yang diberikan per sentimeter kuadrat permukaan tubuh yang terpapar Intensitas yang diberikan menentukan efektifitas fototerapi semakin tinggi intensitas sinar maka semakin cepat penurunan kadar bilirubin serumIntensitas sinar yang ditentukan sebagai Wcm2nm

Intensitas sinar yang diberikan menentukan efektivitas dari fototerapi Intensitas sinar diukur dengan menggunakan suatu alat yaitu radiometer fototerapi2836 Intensitas sinar ge 30 μWcm2nm cukup signifikan dalam menurunkan kadar bilirubin untuk intensif fototerapi Intensitas sinar yang diharapkan adalah 10 ndash 40 μWcm2nm Intensitas sinar maksimal untuk fototerapi standard adalah 30 ndash 50 μWcm2nm Semakin tinggi intensitas sinar maka akan lebih besar pula efikasinya

Faktor-faktor yang berpengaruh pada penentuan intensitas sinar ini adalah jenis sinar panjang gelombang sinar yang digunakan jarak sinar ke neonatus dan luas permukaan tubuh neonatus yang disinari serta penggunaan media pemantulan sinar

Intensitas sinar berbanding terbalik dengan jarak antara sinar dan permukaan tubuh Cara mudah untuk meningkatkan intensitas sinar adalah menggeser sinar lebih dekat pada bayi

Rekomendasi AAP menganjurkan fototerapi dengan jarak 10 cm kecuali dengan menggunakan sinar halogenSinar halogen dapat menyebabkan luka bakar bila diletakkan terlalu dekat dengan bayi Bayi cukup bulan tidak akan kepanasan dengan sinar fototerapi berjarak 10 cm dari bayi Luas permukaan terbesar dari tubuh bayi yaitu badan bayi harus diposisikan di pusat sinar tempat di mana intensitas sinar paling tinggi

Tabel 1 Rekomendasi AAP penanganan hiperbilirubinemia pada neonatus sehat dan cukup bulan (1 3 7)

Usia ( jam ) Pertimbangan terapi sinar

Terapi sinar Transfusi tukar Transfusi tukar dan terapi sinar

25-48 gt12mgdl(gt200 micromolL)

gt15 mgdl( gt250 micromolL)

gt20 mgdl(gt340 micromolL)

gt25 mgdl(425 micromolL)

30

49-72 gt15mgdl(gt250 micromolL)

gt18 mgdl(gt300micromolL)

gt25mgdl(425 micromolL)

gt30 mgdl(510micromolL)

gt72 gt17 mgdl(gt290 micromolL)

gt20mgdl(gt340micromolL

gt25mgdl(gt425 micromolL)

gt30mgdl(gt510 micromolL)

Tabel 2 Tatalaksana hiperbilirubinemia pada Neonatus Kurang Bulan Sehat dan Sakit ( gt37 minggu ) (1 3 7)

Neontaus kurang bulan sehat Kadar Total Bilirubin Serum (mgdl)

Neontaus kurang bulan sakit Kadar Total Bilirubin Serum (mgdl)

Berat Terapi sinar Transfusi tukar

Terapi sinar Transfusi tukar

Hingga 1000 g 5-7 10 4-6 8-101001-1500 g 7-10 10-15 6-8 10-121501-2000 g 10 17 8-10 15gt2000 g 10-12 18 10 17

Kontraindikasi fototerapi adalah pada kondisi dimana terjadi peningkatan kadar bilirubin direk yang disebabkan oleh penyakit hati atau obstructive jaundice Komplikasi terapi sinar

Setiap cara pengobatan selalu akan disertai efek samping Di dalam penggunaan terapi sinar penelitian yang dilakukan selama ini tidak memperlihatkan hal yang dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi baik komplikasi segaera ataupun efek lanjut yang terlihat selama ini ebrsifat sementara yang dapat dicegah atau ditanggulangi dengan memperhatikan tata cara pengunaan terapi sinar yang telah dijelaskan diatas (5)

Kelainan yang mungkin timbul pada terapi sinar antara lain

1 Peningkatan ldquoinsensible water lossrdquo pada bayiHal ini terutama akan terlihat pada bayi yang kurnag bulan Oh dkk (1972) melaporkan kehilangan ini dapat meningkat 2-3 kali lebih besar dari keadaan biasa Untuk hal ini pemberian cairan pada penderita dengan terapi sinar perlu diperhatikan dengan sebaiknya

2 Frekuensi defekasi yang meningkat

31

Banyak teori yang menjelaskan keadaan ini antara lain dikemukankan karena meningkatnya peristaltik usus (Windorfer dkk 1975) Bakken (1976) mengemukakan bahwa diare yang terjadi akibat efek sekunder yang terjadi pada pembentukan enzim lactase karena meningkatnya bilirubin indirek pada usus Pemberian susu dengan kadar laktosa rendah akan mengurangi timbulnya diare Teori ini masih belum dapat dipertentangkan (Chung dkk 1976)

3 Timbulnya kelainan kulit yang sering disebut ldquoflea bite rashrdquo di daerah muka badan dan ekstremitas Kelainan ini segera hilang setelah terapi dihentikan Pada beberapa bayi dilaporkan pula kemungkinan terjadinya bronze baby syndrome (Kopelman dkk 1976) Hal ini terjadi karena tubuh tidak mampu mengeluarkan dengan segera hasil terapi sinar Perubahan warna kulit yang bersifat sementara ini tidak mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi

4 Gangguan retinaKelainan retina ini hanya ditemukan pada binatang percibaan (Noel dkk 1966) Pnelitain Dobson dkk 1975 tidak dapat membuktikan adanya perubahan fungsi mata pada umumnya Walaupin demikian penyelidikan selanjutnya masih diteruskan

5 Gangguan pertumbuhanPada binatang percobaan ditemukan gangguan pertumbuhan (Ballowics 1970) Lucey (1972) dan Drew dkk (10976) secara klinis tidak dapat menemukan gangguan tumbuh kembang pada bayi yang mendapat terapi sinar Meskipun demikian hendaknya pemakaian terapi sinar dilakukan dengan indikasi yang tepat selama waktu yang diperlukan

6 Kenaikan suhuBeberapa penderita yang mendapatkan terapi mungkin memperlihatkan kenaikan suhu Bila hal ini terjadi terapi dapat terus dilanjutkan dengan mematikan sebagian lampu yang dipergunakan

7 Beberapa kelainan lain seperti gangguan minum letargi iritabilitas kadang-kadang ditemukan pada penderita Keadaan ini hanya bersifat sementara dan akan menghilang dengan sendirinya

8 Beberapa kelainan yang sampai saat ini masih belim diketahui secara pasti adalah kelainan gonad adanya hemolisis darah dan beberapa kelainan metabolisme lain

Sampai saat ini tampaknya belum ditemukan efek lanjut terapi sinar pada bayi Komplikasi segera juga bersifat ringan dan tidak berarti dibandingkan dengan manfaat penggunaannya Mengingat hal ini adalah wajar bila terapi sinar mempunyai tempat tersendiri dalam penatalaksanaan hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir

Tranfusi Tukar

32

Transfusi tukar adalah suatu tindakan pengambilan sejumlah kecil darah yang dilanjutkan dengan pengembalian darah dari donor dalam jumlah yang sama yang dilakukan berulang-ulang sampai sebagian besar darah penderita tertukar (Friel 1982) (1 5)

Pada hiperbilirubinemia tindakan ini bertujuan mencegah terjadinya ensefalopati bilirubin dengan cara mengeluarkan bilirubin indirek dari sirkulasi Pada bayi dengan isoimunisasi transfusi tukar memiliki manfaat tambahan karena membantu mengeluarkan antibodi maternal dari sirkulasi bayi Sehingga mencegah hemolisis lebih lanjut dan memperbaiki anemia (5)

Darah Donor Untuk Tranfusi Tukar (1 5)

1 Darah yang digunakan golongan O

2 Gunakan darah baru Kerjasama dengan dokter kandungan dan Bank Darah adalah penting untuk persiapan kelahiran bayi yang membutuhkan tranfusi tukar

3 Pada penyakit hemolitik rhesus jika darah disiapkan sebelum persalinan harus golongan O dengan rhesus (-) crossmatched terhadap ibu Bila darah disiapkan setelah kelahiran dilakukan juga crossmatched terhadap bayi

4 Pada inkomptabilitas ABO darah donor harus golongan O rhesus (-) atau rhesus yang sama dengan ibu dan bayinya Crossmatched terhadap ibu dan bayi yang mempunyai titer rendah antibodi anti A dan anti B Biasanya menggunakan eritrosit golongan O dengan plasma AB untuk memastikan bahwa tidak ada antibodi anti A dan anti B yang muncul

5 Pada penyakit hemolitik isoimun yang lain darah donor tidak boleh berisi antigen tersensitisasi dan harus di crossmatched terhadap ibu

33

6 Pada hiperbilirubinemia yang nonimun darah donor ditiping dan crossmatched terhadap plasma dan eritrosit pasienbayi

7 Tranfusi tukar biasanya memakai 2 kali volume darah (2 volume exchange) ---- 160 mLkgBB sehingga diperoleh darah baru sekitar 87

Teknik Transfusi Tukar (1 5)

a SIMPLE DOUBLE VOLUME

Push-Pull tehnique jarum infus dipasang melalui kateter vena umbilikalis vena saphena magna Darah dikeluarkan dan dimasukkan bergantian

b ISOVOLUMETRIC

Darah secara bersamaan dan simultan dikeluarkan melalui arteri umbilikalis dan dimasukkan melalui vena umbilikalis dalam jumlah yang sama

c PARTIAL EXCHANGE TRANFUSION

Tranfusi tukar sebagian dilakukan biasanya pada bayi dengan polisitemia

Di Indonesia untuk kedaruratan transfusi tukar pertama menggunakan golongan darah O rhesus positif (1 5)

Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

Kebutuhan

Rumus

lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2 lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

Hct sekarang Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

(Hb donor ndash Hb sekarang) BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang) (PCV donor)

Indikasi

Hingga kini belum ada kesepakatan global mengenai kapan melakukan transfusi tukar pada hiperbilirubinemia Indikasi transfusi tukar berdasarkan keputusan WHO tercantum dalam tabel 2 (1 5)

34

Tabel 3 Indikasi Transfusi Tukar Berdasarkan Kadar Bilirubin Serum

UsiaBayi Cukup Bulan Sehat

Dengan Faktor Risiko

Hari mgdL mgDl

Hari ke-1 15 13

Hari ke-2 25 15

Hari ke-3 30 20

Hari ke-4 dan seterusnya

30 20

Bila transfusi tukar memungkinkan untuk dilaksanakan di tempat atau bayi bisa dirujuk secara cepat dan aman ke fasilitas lain dan kadar bilirubin bayi telah mencapai kadar di atas sertakan contoh darah ibu dan bayi (5)

Tabel 4 Indikasi Transfusi Tukar Pada Bayi Berat Badan Lahir Rendah

Berat badan (gram)KadKadar Bilirubin (mgdL)

ltgt gt lt1000 10-12

1000-1500 12-15

1500-2000 15-18

2000-2500 18-20

Pada penyakit hemolitik segera dilakukan tranfusi tukar apabila ada indikasi

a Kadar bilirubin tali pusat gt 45 mgdL dan kadar Hb rendah

b Kadar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam walaupun sedang mendapatkan terapi sinar

35

c Selama terapi sinar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam dan kadar Hb 11 ndash 13 grdL

d Didapatkan anemia yang progresif walaupun kadar bilirubin dapat dikontrol secara adekuat dengan terapi sinar

Transfusi tukar harus dihentikan apabila terjadi

Emboli (emboli bekuan darah) trombosis

Hiperkalemia hipernatremia hipokalsemia asidosis hipoglikemia

Gangguan pembekuan karena pemakaian heparin

Perforasi pembuluh darah

Komplikasi tranfusi tukar (1)

1 Hipokalsemia dan hipomagnesia

2 Hipoglikemia

3 Gangguan keseimbangan asam basa

4 Hiperkalemia

5 Gangguan kardiovaskular

Perforasi pembuluh darah

Emboli

Infark

Aritmia

Volume overload

Arrest

6 Pendarahan Trombositopenia Defisiensi factor pembekuan

7 Infeksi8 Hemolisis9 Graft-versus host disease10 Lain-lain hipotermia hipertermia dan kemungkinan terjadinya enterokolitis

nekrotikans

36

Perawatan pasca tranfusi tukar Lanjutkan dengan terapi sinar Awasi ketat kemungkinan terjadinya komplikasi

37

38

DAFTAR PUSTAKA1 Staf pengajar Ilmu kesehatan anak FKUI Gastroenterologi Ilmu Kesehatan Anak Jilid I

Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1985 hal 283-3102 Noerasid N amp dkk gastrienteritis ( Diare ) Akut Gastroenterologi Anak Praktis Bagian Ilmu

Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1988 hal 51-763 Firmansyah A dkk Penyakit Radang Usus Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak ed Markum H

dkk Jilid 1 bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia hal 448-474

4 Staf Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM Panduan Pelayanan Medis Jakarta 20055 wwwemedicinecompedtopic583htmdiarrheaJully2005 6 Reisinger ECdkkDiarrhea Caused by primarily Non-Gastrointestinal Infection

wwwmedscapecomviewarticle505473 Nature Clinical Practical Gastroenterology amp Hepatology

7 Pray Sddk Diarrhea Causes dan Self-Care Treatments wwwmedscapecomviewarticle407636 US Pharmacist

8 Soegijanto Soegeng Prof DR Ilmu Penyakit Anak Diagnosa Dan Penatalaksanaan Edisi pertama Jakarta Salemba Medika 2002

9 Mansjoer A Kuspuji T dkk Kapita Selekta Kedokteran Edisi III Jilid 2 Cetakan kelima Jakarta Media Aesculapius 2002

10 Suharyono Aswitha B EM Halimun Gastroenterologi Anak Praktis cetakan ke-4 Jakarta Gaya Baru 2003

11 Sari Dina Kartika Hanifah Mirzanie Desy K A Leksana Buku Saku Pediatrica Edisi 2 Jogjakarta Tosca Enterprise 2006

12 http wwwKeep Kids Healthycom ndash Diarrhea in Children13 Subijanto Reza Ranuh Liek Djupri Pitono Soeparto Management Diare Pada Bayi Dan

Anak (Diarrheal Management In Infant And Children) Buletin Ilmu Kesehatan Anak Thn XXX No 11 2003

14 http www Pediatricscom -- Lactobacillus Therapy for Acute Infectious Diarrhea in Children A Meta-analysis -- Van Niel et almht

15 Tjokronegoro Arjatmo Prof Dr dr Hendra Utama Sp FK Updates In Pediatric Emergencies FKUI Jakarta 2002

39

  • Diagnosis (1 2 4 7)
  • Anamnesis
  • Pemeriksaan Fisik
    • Teknik Transfusi Tukar (1 5)
      • DAFTAR PUSTAKA

    BAB IILAPORAN KASUS

    IDENTITAS PASIEN Nama An NUmur 5 hariTanggal Lahir Jakarta 26 Juli 2015Jenis Kelamin PerempuanAgama Islam

    Pendidikan -Alamat Cempaka Putih RT 004 RW

    005 Kel Cempaka Putih Kec Cempaka Putih

    RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN

    KEHAMILAN

    Perawatan Antenatal Trimester I 1 kalibulan di RSTrimester II 1 kalibulan di RSTrimester III 2 kalibulan di RS

    Penyakit Kehamilan Tidak ada

    KELAHIRAN

    Tempat lahir RSPenolong Persalinan DokterCara Persalinan Sectio Caesarea (SC) Penyulitnya Tidak adaMasa Gestasi Cukup Bulan

    RIWAYAT TUMBUH KEMBANG Keadaan Bayi

    Berat Badan Lahir 3800 grPanjang badan 51 cmLingkar Kepala -Nilai APGAR 89

    Gigi pertama -Psikomotor

    Tengkurap - Duduk - Berdiri -

    Berjalan - Berbicara - Membaca Menulis -

    Gangguan Perkembangan -

    RIWAYAT IMUNISASI

    2

    Vaksin Dasar (umur) Ulangan (Umur)

    BCG 0 bulan

    CAMPAK

    HEPATITIS B 0 bulan

    MMR

    TIPA

    Kesan imunisasi dasar dilakukan sesuai umur di RS

    RIWAYAT KELUARGACorak Reproduksi

    No Umur Jenis Kelamin Hidup Lahir Mati

    Abortus Mati (Sebab)

    Keterangan

    1 5 Hari Perempuan Hidup Sakit (pasien)

    RIWAYAT PENYAKITKeluhan Utama KuningKeluhan Tambahan -

    Riwayat Perjalanan PenyakitPasien datang ke poli Cikini dibawa oleh orang tuanya dengan keluhan kuning sejak 3 hari SMRS Awal pertama kali kuning dirasakan di bagian wajah akan tetapi lama-kelamaan kuningnya bertambah luas sampai ke bagian umbilicus Ibu pasien menduga amakmya tidak terkena penyakit yang berbahaya untuk itu pasien hanya dibawa berjemur tetapi keluhan tidak berkurang Keluhan dirasakan setelahpulang dari rumah sakit masa persalinan Selain keluhan di atas pasien tidak mengeluhkan keluhan lain

    Riwayat Penyakit DahuluPasien belum pernah menderita keluhan seperti ini sebelumnyaRiwayat Penyakit Keluarga Orang Lain SerumahDi keluarga pasien juga belum pernah mengeluh keluhan seperti pasienPEMERIKSAAN FISIK Tanggal 01 Agustus 2015

    3

    Jam 1600 WIB

    PEMERIKSAAN UMUMKeadaan umum Tampak sakit sedang Kesadaran composmentis (GCS E 4 V 5 M 6)Frekuensi nadi 128 x mnt (reguler kuat angkat isi cukup)Frekuensi pernapasan 32 xmenit (regular adekuat)Suhu tubuh 3740 C ( axilla )

    Data antropometriBerat badan 38 kgTinggi badan 51 cmLingkar kepala 32 cmLingkar lengan atas 11 cm

    PEMERIKSAAN SISTEMKepalaBentuk dan ukuran Bentuk bulat normocephali ubun-ubun cekung -Rambut dan kulit kepala Warna hitam pertumbuhan rambut merataMata Konjungtiva anemis -- pupil isokor sklera ikterik ++Hidung Bentuk biasa Mukosa tidak hiperemis cavum nasi lapang

    lapang konka nasalis eutrofi eutrofi sekret -- pernafasan cuping hidung tidak ada

    Telinga Normotia liang telinga lapang lapang serumen -- Mulut Lembab

    Tenggorok Mukosa faring tidak hiperemis tonsil T1-T1

    Leher Kelenjar getah bening tidak teraba membesar Thoraks Paru

    Inspeksi Pergerakan dinding dada simetris retraksi iga (-)Palpasi Stem fremitus simetris kiri dan kanan Perkusi Sulit dinilaiAuskultasi Bunyi napas dasar vesikular ronki -- wheezing--

    Jantung Inspeksi Ictus cordis terlihat Palpasi Ictus cordis terabaPerkusi Sulit dinilai Auskultasi Bunyi jantung I dan II normal murmur (-) gallop (-)

    Abdomen Inspeksi Perut tampak mendatar

    4

    Auskultasi Bising usus 4xmenit Palpasi Supel turgor cukup nyeri tekan (-) ballotement (-)

    Perkusi Timpani Anus dan rektum Dalam batas normal Genitalia Tidak ada kelainan Anggota gerak Akral hangat sianosis (-) Tulang belakang Dalam batas normal Kulit Turgor cukup Kuning Krammer score 3

    Status Neurologi Refleks fisiologis

    normorefleks Refleks patologis

    -Ektremitas

    Tidak ada deformitas normotonus ROM tidak terbatas

    PEMERIKSAAN LABORATORIUMLaboratorium 01 Agustus 2015Hematologi Darah lengkap ( H2TL Eri LED )

    Jenis pemeriksaan

    HasilSatuan Nilai rujukan Keterangan

    1AgustusBilirubin total 153 gdL lt 12 H

    DIAGNOSIS KERJA Hiperbilirubinaemia

    DIAGNOSIS BANDING -

    ANJURAN PEMERIKSAAN LENGKAP- Bilirubin total direk dan indirek

    PROGNOSISAd Vitam Dubia Ad Sanationum Dubia

    5

    Ad Fungsionam Dubia

    PENATALAKSANAAN - Pro rawat inap

    Terapi sinar (blue light)

    FOLLOW UP02 Agustus 2015S KuningOKeadaan umum tampak sakit sedangKesadaran composmentis (GCS E4 V5 M6)Frekuensi nadi 100 xmenitFrekuensi napas 28 xmenitSuhu 3740CKepala bulat normosefali Rambut dan kulit kepala tidak ada kelainan

    Mata konjungtiva anemis -- sclera ikterik ++Hidung tidak ada kelainan

    Telinga tidak ada kelainan Mulut mukosa bibir lembab sianosis sirkum oral (-)

    Leher kelenjar getah bening tidak teraba membesar Thoraks Paru Inspeksi pergerakan dinding dada simetris retraksi iga (-)

    Palpasi stem fremitus simetris kiri dan kanan Auskultasi bunyi napas dasar vesikular ronki -- wheezing--

    Jantung Inspeksi ictus cordis tidak terlihat Palpasi ictus cordis tidak terabaAuskultasi bunyi jantung I dan II normal murmur (-) gallop (-)

    Abdomen Inspeksi perut tampak mendatarAuskultasi bising usus 4xmenit

    Palpasi supel turgor cukup nyeri tekan (-)Perkusi timpani

    Anus dan rektum dalam batas normal Genitalia tidak ada kelainan Anggota gerak akral hangat sianosis (-) capillary refill lt 2 detik Tulang belakang tidak ada kelainan Kulit turgor cukup krammer score 3 Rangsang meningeal kaku kuduk (-) brudzinski I (-) brudzinski II (-) kernig (-)

    6

    Refleks fisiologis biseps ++ triseps ++ KPR ++ APR ++ Refleks patologis babinski --

    A Hiperbilirubinaemia

    P Terapi sinar (blue light)

    03 Agustus 2015S KuningOKeadaan umum tampak sakit sedangKesadaran composmentis (GCS E4 V5 M6)Frekuensi nadi 110 xmenitFrekuensi napas 28 xmenitSuhu 3760CKepala bulat normosefali Rambut dan kulit kepala tidak ada kelainan

    Mata konjungtiva anemis -- sclera ikterik ++Hidung tidak ada kelainan

    Telinga tidak ada kelainan Mulut mukosa bibir lembab sianosis sirkum oral (-)

    Leher kelenjar getah bening tidak teraba membesar Thoraks Paru Inspeksi pergerakan dinding dada simetris retraksi iga (-)

    Palpasi stem fremitus simetris kiri dan kanan Auskultasi bunyi napas dasar vesikular ronki -- wheezing--

    Jantung Inspeksi ictus cordis tidak terlihat Palpasi ictus cordis tidak terabaAuskultasi bunyi jantung I dan II normal murmur (-) gallop (-)

    Abdomen Inspeksi perut tampak mendatarAuskultasi bising usus 4xmenit

    Palpasi supel turgor cukup nyeri tekan (-)Perkusi timpani

    Anus dan rektum dalam batas normal Genitalia tidak ada kelainan Anggota gerak akral hangat sianosis (-) capillary refill lt 2 detik Tulang belakang tidak ada kelainan Kulit turgor cukup

    7

    Rangsang meningeal kaku kuduk (-) brudzinski I (-) brudzinski II (-) kernig (-) Refleks fisiologis biseps ++ triseps ++ KPR ++ APR ++ Refleks patologis babinski --

    A Hiperbilirubinaemia

    P Terapi sinar (blue light)

    04 Agustus 2015 S KuningOKeadaan umum tampak sakit sedangKesadaran composmentis (GCS E4 V5 M6)Frekuensi nadi 105 xmenitFrekuensi napas 24 xmenitSuhu 3740CKepala bulat normosefali Rambut dan kulit kepala tidak ada kelainan

    Mata konjungtiva anemis -- sclera ikterik ++Hidung tidak ada kelainan

    Telinga tidak ada kelainan Mulut mukosa bibir lembab sianosis sirkum oral (-)

    Leher kelenjar getah bening tidak teraba membesar Thoraks Paru Inspeksi pergerakan dinding dada simetris retraksi iga (-)

    Palpasi stem fremitus simetris kiri dan kanan Auskultasi bunyi napas dasar vesikular ronki -- wheezing--

    Jantung Inspeksi ictus cordis tidak terlihat Palpasi ictus cordis tidak terabaAuskultasi bunyi jantung I dan II normal murmur (-) gallop (-)

    Abdomen Inspeksi perut tampak mendatarAuskultasi bising usus 4xmenit

    Palpasi supel turgor cukup nyeri tekan (-)Perkusi timpani

    Anus dan rektum dalam batas normal Genitalia tidak ada kelainan Anggota gerak akral hangat sianosis (-) capillary refill lt 2 detik Tulang belakang tidak ada kelainan

    8

    Kulit turgor cukup Rangsang meningeal kaku kuduk (-) brudzinski I (-) brudzinski II (-) kernig (-) Refleks fisiologis biseps ++ triseps ++ KPR ++ APR ++ Refleks patologis babinski --

    A Hiperbilirubinaemia

    P Terapi sinar (blue light)

    BAB IIILANDASAN TEORI

    Definisi

    Hiperbilirubinemia adalah peningkatan kadar plasma bilirubin 2 standar deviasi atau lebih dari kadar yang diharapkan berdasarkan umur bayi atau lebih dari presentil 90 (1 2 3)

    9

    Epidemiologi

    Angka kematian bayi (AKB) di Indonesia pada tahun 1997 tercatat sebanyak 414 per 1000 kelahiran hidup Dalam upaya mewujudkan visi ldquoIndonesia Sehat 2010rdquo maka salah satu tolok ukur adalah menurunnya angka mortalitas dan morbiditas neonatus dengan proyeksi pada tahun 2025 AKB dapat turun menjadi 18 per 1000 kelahiran hidup Salah satu penyebab mortalitas pada bayi baru lahir adalah ensefalopati bilirubin (lebih dikenal sebagai kernikterus) Ensefalopati bilirubin merupakan komplikasi ikterus neonatorum yang paling berat Selain memiliki angka mortalitas yang tinggi juga dapat menyebabkan gejala sisa berupa cerebral palsy tuli nada tinggi paralisis dan displasia dental yang sangat mempengaruhi kualitas hidup Ikterus neonatorum merupakan fenomena biologis yang timbul akibat tingginya produksi dan rendahnya ekskresi bilirubin selama masa transisi pada neonatus Pada neonatus produksi bilirubin 2 sampai 3 kali lebih tinggi dibanding orang dewasa normal Hal ini dapat terjadi karena jumlah eritosit pada neonatus lebih banyak dan usianya lebih pendek Banyak bayi baru lahir terutama bayi kecil (bayi dengan berat lahir lt 2500 g atau usia gestasi lt37 minggu) mengalami ikterus pada minggu pertama kehidupannya Data epidemiologi yang ada menunjukkan bahwa lebih 50 bayi baru lahir menderita ikterus yang dapat dideteksi secara klinis dalam minggu pertama kehidupannya Pada kebanyakan kasus ikterus neonatorum kadar bilirubin tidak berbahaya dan tidak memerlukan pengobatan Sebagian besar tidak memiliki penyebab dasar atau disebut ikterus fisiologis yang akan menghilang pada akhir minggu pertama kehidupan pada bayi cukup bulan Sebagian kecil memiliki penyebab seperti hemolisis septikemi penyakit metabolik (ikterus non-fisiologis)

    Hiperbilirubinemia bisa disebabkan proses fisiologis atau patologis atau kombinasi keduanya Risiko hiperbilirubinemia meningkat pada bayi yang mendapat ASI bayi kurang bulan dan bayi yang mendekati cukup bulan Neonatal hiperbilirubinemia terjadi karena peningkatan produksi atau penurunan clearance bilirubin dan lebih sering terjadi pada bayi imatur (1 2 3 5)

    Bayi yang diberikan ASI memiliki kadar bilirubin serum yang lebih tinggi dibanding bayi yang diberikan susu formula Hal tersebut mungkin disebabkan oleh beberapa factor antara lain (1 2 3)

    Asupan cairano Kelaparan

    o Frekuensi menyusui

    o Kehilangan berat badandehidrasi

    Hambatan ekskresi bilirubin hepatico Pregnandiol

    o Lipase-free fatty acids

    o Unidentified inhibitor

    10

    Intestinal reabsorption of bilirubino Pasase mekonium terlambat

    o Pembentukan urobilinoid bakteri

    o Beta-glukoronidase

    o Hidrolisis alkaline

    o Asam empedu

    Hiperbilirubinemia yang signifikan dalam 36 jam pertama biasanya disebabkan karena peningkatan produksi bilirubin (terutama karena hemolisis) karena pada periode ini hepatic clearance jarang memproduksi bilirubin lebih 10 mgdL Peningkatan penghancuran haemoglobin 1 akan meningkatkan kadar bilirubin 4 kali lipat (1)

    Sedangkan ikterus neonatorum adalah keadaan klinis pada bayi yang ditandai oleh pewarnaan ikterus pada kulit dan sclera akiat akumulasi bilirubin tidak terkonjugasi yang berlebih Ikterus secara klinis akan mulai tampak pada bayi baru lahir bila kadar bilirubin darah 5-7 mgdL Ikterus dibagi menjadi dua yaitu ikterus fisiologis dan ikterus non-fisiologis (1 2 3)

    11

    Ikterus fisiologis merupakan masalah yang sering terjadi pada bayi kurang maupun cukup bulan selama minggu pertama kehidupan yang frekuensinya pada bayi cukup bulan dan kurang bulan berturut-turut adalah 50-60 dan 80 Untuk kebanyakan bayi fenomena ini ringan dan dapat membaik tanpa pengobatan Ikterus fisiologis tidak disebabkan oleh factor tunggal tapi kombinasi dari berbagai factor yang berhubungan dengan maturitas fisiologis bayi baru lahir Peningkatan kadar bilirubin tidak terkonjugasi dalam sirkulasi pada bayi baru lahir disebabkan oleh kombinasi peningkatan ketersediaan bilirubin dan penurunan clearance bilirubin Umumnya kadar bilirubin tak terkonjugasi pada minggu pertama gt 2 mgdL Pada bayi cukup bulan yang mendapat susu formula kadar bilirubin akan mencapai puncaknya sekitar 6-8 mgdL pada hari ke-3 kehidupan dan kemudian akan menurun cepat selama 2-3 hari diikuti dengan penurunan yang lambat sebesar 1 mgdL selama 1 samapi 2 minggu (1 2 3)

    Pada bayi cukup bulan yang mendapat ASI kadar bilirubin puncak akan mencapai kadar yang lebih tinggi (7-14 mgdL) dan penurunan terjadi lebih lambat Bisa terjadi dalam waktu 2-4 minggu bahkan dapat mencapai waktu 6 minggu Pada bayi kurang bulan yang mendapat susu formula juga akan mengalami peningkatan dengan puncak yang lebih tinggi dan lebih lama begitu juga dengan penurunannya jika tidak diberikan fototerapi pencegahan Peningkatan sampai 10-12 mgdL masih dalam kisaran fisiologis bahkan hingga 15 mgdL tanpa disertai kelainan metabolisme bilirubin Kadar normal bilirubin tali pusat kurang dari 2 mgdL dan berkisar dari 14 sampai 19 mgdL (1 2 3)

    Ikterus non fisiologis dulu disebut dengan ikterus patologis tidak mudah dibedakan dari ikterus fisiologis Keadaan di bawah ini merupakan petunjuk untuk tindak lanjut (1 2 3 6)

    Ikterus terjadi sebelum umur 24 jam

    Setiap peningkatan kadar bilirubin serum yang memerlukan fototerapi

    Peningkatan kadar bilirubin total serum gt 05 mgdLjam

    Adanya tanda-tanda penyakit yang mendasari pada setiap bayi (muntah letargis malas menetek penurunan berat badan yang cepat apnea takipnea atau suhu yang tidak stabil)

    Ikterus bertahan selama 8 hari pada bayi cukup bulan atau setelah 14 hari pada bayi kurang bulan

    Etiologi

    Penyebab ikterus pada bayi baru lahir dapat berdiri sendiri ataupun dapat disebabkan oleh beberapa faktor Secara garis besar etiologi ikterus neonatorum dapat dibagi (1 2 3)

    1 Produksi yang berlebihan

    12

    Hal ini melebihi kemampuan bayi untuk mengeluarkannya misalnya pada hemolisis yang meningkat pada inkompatibilitas darah Rh ABO golongan darah lain defisiensi enzim G6PD piruvat kinase perdarahan tertutup dan sepsis

    2 Gangguan dalam proses uptake dan konjugasi heparGangguan ini dapat disebabkan oleh imaturitas hepar kurangnya substrat untuk konjugasi bilirubin gangguan fungsi hepar akibat asidosis hipoksia dan infeksi atau tidak terdapatnya enzim glukoronil transferase (sindrom Criggler-Najjar) Penyebab lain ialah defisiensi protein Y dalam hepar yang berperanan penting dalam uptake bilirubin ke sel hepar

    3 Gangguan transportasiBilirubin dalam darah terikat pada albumin kemudian diangkut ke hepar Ikatan bilirubin dengan albumin ini dapat dipengaruhi ileh obat misalnya salisilatm sulfafurazole Defisiensi albumin menyebabkan lebih banyak terdapatnya bilirubin indirek yang bebas dalam darah yang mudah melekat ke sel otak

    4 Gangguan dalam eksresiGangguan ini dapat terjadi akibat obstruksi dalam hepar atau di luar hepar Kelainan di luar hepar biasanya disebabkan oleh kelainan bawaan Obstruksi dalam hepar biasanya akibat infeksi atau kerusakan hepar oleh penyebab lain

    Faktor risiko (1 2 7)

    Manifestasi klinikSecara umum gejala dari penyakit hiperbilirubin ini antara lain (1 2 6)

    Pada permulaan tidak jelas tampak mata berputar-putar Letargi Kejang

    13

    Tidak mau menghisap Dapat tuli gangguan bicara retardasi mental Bila bayi hidup pada umur lanjut disertai spasme otot kejang stenosis yang disertai

    ketegangan otot Perut membuncit Pembesaran pada hati Feses berwarna seperti dempul Muntah anoreksia fatigue Warna urin gelap

    PatofisiologiPembentukan Bilirubin

    Bilirubin adalah pigmen kristal berwarna jingga ikterus yang merupakan bentuk akhir dari pemecahan katabolisme heme melalui proses reaksi oksidasi ndash reduksi Langkah oksidasi yang pertama adalah biliverdin yang di bentuk dari heme dengan bantuan enzim heme oksigenase yaitu suatu enzim yang sebagian besar terdapat dalam sel hati dan organ lain Pada reaksi tersebut juga terdapat besi yang digunakan kembali untuk pembentukan haemoglobin dan karbon monoksida yang dieksresikan ke dalam paru Biliverdin kemudian akan direduksi menjadi bilirubin oleh enzim biliverdin reduktase Biliverdin bersifat larut dalam air dan secara cepat akan dirubah menjadi bilirubin melalui reaksi bilirubin reduktase Berbeda dengan biliverdin bilirubin bersifat lipofilik dan terikat dengan hydrogen serta pada pH normal bersifat tidak larut Jika tubuh akan mengeksresikan diperlukan mekanisme transport dan eliminasi bilirubin (1 2 3 5)

    Bayi baru lahir akan memproduksi bilirubin 8-10 mgkgBBhari sedangkan orang dewasa sekitar 3-4 mgkgBBhari Peningkatan produksi bilirubin pada bayi baru lahir disebabkan oleh masa hidup eritrosit bayi lebih pendek (70-90 hari) dibandingkan dengan orang dewasa (120 hari) peningkatan degradasi heme turn over sitokrom yang meningkat dan juga reabsorpsi bilirubin dari usus yang meningkat (sirkulasi enterohepatik) (1 2)

    14

    Transportasi Bilirubin

    Pembentukan bilirubin yang terjadi di sistem retikulo endothelial selanjutnya dilapaskan ke sirkulasi yang akan berikatan dengan albumin Bayi baru lahir mempunyai kapasitas ikatan plasma yang rendah terhadap bilirubin karena konsentrasi albumin yang rendahdan kapasitas ikatan molar yang kurangBilirubin yang terikat pada albumin serum ini merupakan zat non polar dan tidak larut dalam air dan kemudian akan di transportasi kedalam sel hepar Bilirubin yang terikat dengan albumin tidak dapat memasuki susuna syaraf pusat dan bersifat non toksik (1 2)

    Selain itu albumin juga mempunyai afinitas yang tinggi terhadap obat ndash obatan yang bersifat asam seperti penicillin dan sulfonamide Obat ndash obat tersebut akan menempati tempat utama perlekatan albumin untuk bilirubin sehingga bersifat competitor serta dapat pula melepaskan ikatan bilirubin dengan albumin (1 2)

    Obat ndash obat yang dapat melepaskan ikatan bilirubin dengan albumin Analgetik antipiretik ( Natrium salisilat Fenilbutazon ) Antiseptik desinfektan ( Metil Isopropyl ) Antibiotik dengan kandungan sulfa ( Sulfadiazin Sulfamethizole Sulfamoxazole ) Penicilin ( Propicilin Cloxacillin ) Lain ndash lain ( Novabiosin Triptophan Asam mendelik kontras x ndash ray )

    Pada bayi kurang bulan ikatan bilirubin akan lebih lemah yang umumnya merupakan komplikasi dari hipoalbumin hipoksia hipoglikemi asidosis hipotermia hemolisis dan septikemia Hal tersebut tentunya akan mengakibatkan peningkatan jumlah bilirubin bebas dan berisiko pula untuk keadaan nerotoksisitas oleh bilirubin (1 2)

    Bilirubin dalam serum terdapat dalam 4 bentuk yang berbeda yaitu (1)

    1) Bilirubin tak terkonjugasi yang terikat dengan albumin dan membentuk sebagian besar bilirubin tak terkonjugasi dalam serum

    2) Bilirubin bebas3) Bilirubin terkonjugasi yaitu bilirubin yang siap dieksresikan melalui ginjal4) Bilirubin terkonjugasi yang terikat denga albumin serum

    Asupan Bilirubin

    Pada saat kompleks bilirubin ndash albumin mencapai membran plasma hepatosit albumin terikat ke reseptor permukaan sel Kemudian bilirubin di transfer melalui sel membran yang berikatan dengan ligandin (protein y) mungkin juga dengan protein ikatan sitosilik lainnya Keseimbangan antara jumlah bilirubin yang masuk ke sirkulasi dari sintesis de novo resirkulasi enterohepatik perpindahan bilirubin antar jaringan pengambilan bilirubin oleh sel hati dan konjugasi bilirubin akan menentukan konsentrasi bilirubin tak terkonjugasi dalam serum baik pada keadaan normal ataupun tidak normal (1 5)

    Berkurangnya kapasitas pengambilan hepaatik bilirubin tak terkonjugasi akan berpengaruh terhadap pembentukan ikterus fisiologis Penelitian menunjukkan hal ini terjadi

    15

    karena adanya defisiensi konjugasi bilirubin dalam menghambat transfer bilirubin dari darah ke empedu selama 3-4 hari pertama kehidupan Walaupun demikian defisiensi ambilan ini dapat menyebabkan hiperbilirubinemia terkonjugasi ringan pada minggu kedua kehidupan saat konjugasi bilirubin hepatic mencapai kecepatan normal yang sama dengan orang dewasa (1 5)

    Konjugasi Bilirubin

    Bilirubin tak terkonjugasi dikonversikan kebentuk bilirubin konjugasi yang larut dalam air di reticulum endoplasma dengan bantuan enzim uridine diphospate glukuronosyl transferase ( UDPG ndash T ) Katalisa oleh enzim ini akan merubah formasi menjadi bilirubin monoglukoronida yang selanjutnya akan dikonjugasi menjadi bilirubin diglukoronida Bilirubin ini kemudian dieksresikan ke dalam kalanikulus empedu Sedangkan satu molekul bilirubin tak terkonjugasi akan kembali ke reticulum endoplasmic untuk rekonjugasi berikutnya (1 5)

    Eksresi Bilirubin

    Setelah mengalami proses konjugasi bilirubin akan dieksresikan kedalam kandung empedu kemudian memasuki saluran cerna dan di eksresikan melalui feses Setelah berada dalam usus halus bilirubin yang terkonjugasi tidak langsung dapat diresorbsi kecuali jika dikonversikan kembali menjadi bentuk tidak terkonjugasi oleh enzim beta ndash glukoronidase yang terdapat dalam usus Resorbsi kembali bilirubin dari saluran cerna dan kembali ke hati untuk di konjugasi kembali disebut sirkulasi enterohepatik (1)

    Terdapat perbedaan antara bayi baru lahir dan orang dewasa yaitu pada mukosa usus halus dan feses bayi baru lahir mengandung enzim β-glukoronidase yang dapat menghidrolisa monoglukoronida dan diglukoronida kembali menjadi bilirubin yang tak terkonjugasi yang selanjutnya dapat diabsorbsi kembali Selain itu pada bayi baru lahir lumen usus halusnya steril sehingga bilirubin konjugasi tidak dapat dirubah menjadi sterkobilin (suatu produk yang tidak dapat diabsorbsi) (1)

    16

    Kecepatan produksi bilirubin adalah 6-8 mgkgBB per 24 jam pada neonatus cukup bulan sehat dan 3-4 mgkgBB per 24 jam pada orang dewasa sehat Sekitar 80 bilirubin yang diproduksi tiap hari berasal dari hemoglobin Bayi memproduksi bilirubin lebih besar per kilogram berat badan karena massa eritrosit lebih besar dan umur eritrositnya lebih pendek (1)

    Pada sebagian besar kasus lebih dari satu mekanisme terlibat misalnya kelebihan bilirubin akibat hemolisis dapat menyebabkan kerusakan sel hati atau kerusakan duktus biliaris yang kemudian dapat mengganggu transpor sekresi dan ekskresi bilirubin Di pihak lain gangguan ekskresi bilirubin dapat menggangu ambilan dan transpor bilirubin Selain itu kerusakan hepatoseluler memperpendek umur eritrosit sehngga menmbah hiperbilirubinemia dan gangguan proses ambilan bilirubin olah hepatosit (1)

    Mekanisme hiperbilirubinemia dan ikterus

    Terdapat 4 mekanisme umum dimana hiperbilirubinemia dan ikterus dapat terjadi pembentukan bilirubin secara berlebihan gangguan pengambilan bilirubin tak terkonjugasi oleh hati gangguan konjugasi bilirubin penurunan ekskresi bilirubin terkonjugasi dalam empedu akibat faktor intra hepatik yang bersifat opbtruksi fungsional atau mekanik (1 2)

    Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi terutama disebabkan oleh tiga mekanisme yang pertama sedangkan mekanisme yang keempat terutama mengakibatkan terkonjugasi

    17

    1 Pembentukan bilirubin secara berlebihan

    Penyakit hemolitik atau peningkatan kecepatan destruksi sel darah merah merupakan penyebab utama dari pembentukan bilirubin yang berlebihan Ikterus yang timbul sering disebut ikterus hemolitik Konjugasi dan transfer pigmen empedu berlangsungnormal tetapi suplai bilirubin tak terkonjugasi melampaui kemampuan Beberapa penyebab ikterus hemolitik yang sering adalah hemoglobin abnormal (hemoglobin S pada animea sel sabit) sel darah merah abnormal (sterositosis herediter) anti body dalam serum (Rh atau autoimun) pemberian beberapa obat-obatan dan beberapa limfoma atau pembesaran (limpa dan peningkatan hemolisis) Sebagaian kasus Ikterus hemolitik dapat di akibatkan oleh peningkatan destruksi sel darah merah atau prekursornya dalam sum-sum tulang (talasemia anemia persuisiosa porviria) Proses ini dikenal sebagai eritropoiesis tak efektif Kadar bilirubin tak terkonjugasi yang melebihi 20 mg 100 ml pada bayi dapat mengakibatkan Kern Ikterus (1 2)

    2 Gangguan pengambilan bilirubin

    Pengambilan bilirubin tak terkonjugasi yang terikat abulmin oleh sel-sel hati dilakukan dengan memisahkannya dari albumin dan mengikatkan pada protein penerima Hanya beberapa obat yang telah terbukti menunjukkan pengaruh terhadap pengambilan bilirubin oleh sel-sel hati asam flafas pidat (dipakai untuk mengobati cacing pita) nofobiosin dan beberapa zat warna kolesistografik Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi dan Ikterus biasanya menghilang bila obat yang menjadi penyebab di hentikan Dahulu ikterus neonatal dan beberapa kasus sindrom Gilbert dianggap oleh defisiensi protein penerima dan gangguan dalam pengambilan oleh hati Namun pada kebanyakan kasus demikian telah di temukan defisiensi glukoronil transferase sehingga keadaan ini terutama dianggap sebagai cacat konjugasi bilirubin (1 2)

    3 Gangguan konjugasi bilirubin

    Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi yang ringan ( lt 129 100 ml ) yang mulai terjadi pada hari ke dua sampai ke lima lahir disebut Ikterus fisiologis pada neonatus Ikterus neonatal yang normal ini disebabkan oleh kurang matangnya enzim glukoronik transferase Aktivitas glukoronil tranferase biasanya meningkat beberapa hari setelah lahir sampai sekitar minggu ke dua dan setelah itu Ikterus akan menghilang (1 2)

    Kern Ikterus atau bilirubin enselopati timbul akibat penimbunan bilirubin tak terkonjugasi pada daerah basal ganglia yang banyak lemak Bila keadaan ini tidak di obati maka akan terjadi kematian atau kerusakan Neorologik berat tindakan pengobatan saat ini dilakukan pada Neonatus dengan Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi adalah dengan fototerapi(1 2)

    Fototerapi berupa pemberian sinar biru atau sinar fluoresen atau (gelombang yang panjangnya 430 sampai dengan 470 nm) pada kulit bayi yang telanjang Penyinaran ini menyebabkan perubahan struktural Bilirubin (foto isumerisasi) menjadi isomer-isomer yang larut dalam air isomer ini akan di ekskresikan dengan cepat ke dalam empedu tanpa harus di

    18

    konjugasi terlebih dahulu Fenobarbital (Luminal) yang meningkatkan aktivitas glukoronil transferase sering kali dapat menghilang ikterus pada penderita ini (1)

    4 Penurunan eksresi bilirubin terkonjugasi

    Gangguan eskresi bilirubin baik yang disebabkan oleh faktor-faktor Fungsional maupun obstruksi terutama mengakibatkan hiperbilirubinemia terkonjugasi Karena bilirubin terkonjugasi latut dalam airmaka bilirubin ini dapat di ekskresi ke dalam kemih sehingga menimbulkan bilirubin dan kemih berwarna gelap Urobilinogen feses dan urobilinogen kemih sering berkurang sehingga terlihat pucat Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat di sertai bukti-bukti kegagalan ekskresi hati lainnya seperti peningkatan kadar fostafe alkali dalam serum AST Kolesterol dan garam-garam empedu Peningkatan garam-garam empedu dalam darah menimbulkan gatal-gatal pada ikterus Ikterus yang diakibatkan oleh hiperbilirubinemia terkonjugasi biasanya lebih kuning dibandingkan dengan hiperbilirubinemia tak terkonjugasi Perubahan warna berkisar dari kuning jingga muda atau tua sampai kuning hijau bila terjadi obstruksi total aliran empedu perubahan ini merupakan bukti adanya ikterus kolestatik yang merupakan nama lain dari ikterus obstruktif Kolestasis dapat bersifat intrahepatik (mengenai sel hati kanalikuli atau kolangiola) atau ekstra hepatik (mengenai saluran empedu di luar hati) Pada ke dua keadaan ini terdapat gangguan niokimia yang sama (1 2)

    Sumber lain ada juga yang menyatakan penyebab dari hiperbilirubinemia adalah

    a Produksi bilirubin yang meningkat peningkatan jumlah sel darah merah penurunan umur sel darah merah peningkatan pemecahan sel darah merah (inkompatibilitas golongan darah dan Rh) defek sel darah merah pada defisiensi G6PD atau sferositosis polisetemia sekuester darah infeksi)

    b Penurunan konjugasi bilirubin prematuritas ASI defek congenital yang jarang)c Peningkatan reabsorpsi bilirubin dalam saluran cerna ASI asfiksia pemberian ASI

    yang terlambat obstruksi saluran cernad Kegagalan eksresi cairan empede infeksi intrauterine sepsis hepatitis sindrom

    kolestatik atresia biliaris fibrosis kistik)(1 2)

    Klasifikasi ikterus pada neonatus

    Ikterus fisiologis terjadi setelah 24 jam pertama Pada bayi cukup bulan nilai puncak 6-8 mgdL biasanya tercapai pada hari ke 3-5 Pada bayi kurang bulan nilainya 10-12 mgdL bahkan sampai 15 mgdL Peningkatanakumulasi bilirubin serum lt 5 mgdLhr

    Ikterus patologis terjadi dalam 24 jam pertama Peningkatan akumulasi bilirubin serum gt 5 mgdLhr Bayi yang mendapat ASI kadar bilirubin total serum gt 17mgdL Ikterus menetap setelah 8 hari pada bayi cukup bulan dan setelah 14 hari pada bayi kurang bulan Bilirubin direk gt2 mgdL

    19

    Sebagai neonatus terutama bayi prematur menunjukkan gejala ikterus pada hari pertama Ikterus ini biasanya timbul pada hari kedua kemudian menghilang pada hari ke sepuluh atau pada akhir minggu ke dua Bayi dengan gejala ikterus ini tidak sakit dan tidak memerlukan pengobatan kecuali dalam pengertian mencegah terjadinya penumpukan bilirubin tidak langsung yang berlebihan

    Ikterus dengan kemungkinan besar menjadi patologik dan memerlukan pemeriksaan yang mendalam antara lain (6)

    Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama Bilirubin serum meningkat lebih dari 5 mg per hari Bilirubin melebihi 10mg pada bayi cukup bulan Bilirubin melebihi 15mg pada bayi prenatur Ikterus yang menetap sesudah minggu pertama Ikterus dengan bilirubin langsung melebihi 1mgpada setiap

    waktu Ikterus yang mempunyai hubungan dengan penyakit hemoglobin

    infeksi atau suatu keadaan patologik lain yang telah diketahui

    Pembagian derajat ikterus

    Berdasarkan Kramer dapat dibagi (4)

    Derajat ikterus Daerah ikterus Perkiraan kadar bilirubin

    I

    II

    III

    IV

    V

    Kepala dan leher

    Sampai badan atas (diatas umbilicus)

    Sampai badan bawah (dibawah umbilicuks hingga tungkai atas diatas lutut)

    Sampai lengan tungkai bawah lutut

    Sampai telapak tangan dan kaki

    50 mg

    90mg

    114mg

    124mg

    160mg

    20

    Pemeriksaan penunjang

    Pemeriksaan Laboratorium (4)

    Pemeriksaan serum bilirubin (bilirubin total dan direk) harus dilakukan pada neonatus yang mengalami ikterus Terutama pada bayi yang tampak sakit atau bayi-bayi yang tergolong risiko tinggi terserang hiperbilirubinemia berat Namun pada bayi yang mengalami ikterus berat lakukan terapi sinar sesegera mungkin jangan menunda terapi sinar dengan menunggu hasil

    pemeriksaan kadar serum bilirubin

    lsquoTranscutaneous bilirubin (TcB)rsquo dapat digunakan untuk menentukan kadar serum bilirubin total tanpa harus mengambil sampel darah Namun alat ini hanya valid untuk kadar bilirubin total lt 15 mgdL (lt257 μmolL) dan tidak lsquoreliablersquo pada kasus ikterus yang sedang mendapat

    terapi sinar 511

    Pemeriksaan tambahan yang sering dilakukan untuk evaluasi menentukan penyebab ikterus antara lain

    bull Golongan darah dan lsquoCoombs testrsquo bull Darah lengkap dan hapusan darah bull Hitung retikulosit skrining G6PD atau ETCOc

    bull Bilirubin direk

    Pemeriksaan serum bilirubin total harus diulang setiap 4-24 jam tergantung usia bayi dan tingginya kadar bilirubin Kadar serum albumin juga perlu diukur untuk menentukan pilihan

    terapi sinar ataukah tranfusi tukar

    21

    TABLE 1 Laboratory Evaluation of the Jaundiced Infant of 35 or More Weeksrsquo GestationIndications Assessments

    Jaundice in first 24 h Measure TcB andor TSBJaundice appears excessive for infantrsquos age Measure TcB andor TSBInfant receiving phototherapy or TSB rising rapidly (ie crossing percentiles [Fig 2]) and unexplained by history and physical examination

    Blood type and Coombsrsquo test if not obtained with cord bloodComplete blood count and smearMeasure direct or conjugated bilirubinIt is an option to perform reticulocyte count G6PD and ETCOc if availableRepeat TSB in 4ndash24 h depending on infantrsquos age and TSB level

    TSB concentration approaching exchange levels or not responding to phototherapy

    Perform reticulocyte count G6PD albumin ETCOc if available

    Elevated direct (or conjugated) bilirubin level Do urinalysis and urine culture Evaluate for sepsis if indicated by history and physical examination

    Jaundice present at or beyond age 3 wk or sick infant

    Total and direct (or conjugated) bilirubin level

    If direct bilirubin elevated evaluate for causes of cholestasisCheck results of newborn thyroid and galactosemia screen and evaluate infant for signs or symptoms of hypothyroidism

    22

    Diagnosis (1 2 4 7)

    Dari anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium terdapat beberapa faktor

    Faktor risiko terjadinya hiperbilirubinaemia berat 1 Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama (usia bayi lt 24 jam) 2 Inkompatibilitas golongan darah (dengan lsquoCoombs testrsquo positip) 3 Usia kehamilan lt 38 minggu 4 Penyakit-penyakit hemolitik (G6PD lsquoend tidalrsquo CO 1048757)

    5 Ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya 6 Hematoma sefal lsquobruisingrsquo 7 ASI eksklusif (bila berat badan turun gt 12 BB lahir) 8 Ras Asia Timur jenis kelamin laki-laki usia ibu lt 25 tahun 9 Ikterus sebelum bayi dipulangkan 10 lsquoInfant Diabetic Motherrsquo makrosomia 11 Polisitemia

    23

    Anamnesis 1 Riwayat kehamilan dengan komplikasi (obat-obatan ibu DM gawat janin malnutrisi intra

    uterin infeksi intranatal)

    2 Riwayat persalinan dengan tindakan komplikasi

    3 Riwayat ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya

    4 Riwayat inkompatibilitas darah

    5 Riwayat keluarga yang menderita anemia pembesaran hepar dan limpa

    Pemeriksaan Fisik Secara klinis ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau beberapa

    hari kemudian Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar yang cukup Ikterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa tidak terlihat dengan penerangan yang kurang terutama pada neonatus yang kulitnya gelap Penilaian ikterus akan lebih sulit lagi apabila penderita sedang mendapatkan terapi sinar

    Tekan kulit secara ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna kulit dan

    jaringan subkutan Waktu timbulnya ikterus mempunyai arti penting pula dalam

    diagnosis dan penatalaksanaan penderita karena saat timbulnya ikterus mempunyai

    kaitan erat dengan kemungkinan penyebab ikterus tersebut

    Pemeriksaan Penunjang

    Pemeriksaan kadar bilirubinBertujuan untuk mengetahui tingkat kerusakan yang masih akan timbul akibat toksisitas kadar bilirubin yang sangat tinggi

    Pemeriksaan fungsi otak EEGBertujuan untuk mengetahui sejauh mana kerusakan otak yang telah terjadi

    24

    Penatalaksanaan (7)

    ManajemenStrategi mengelola bayi baru lahir dengan hiperbilirubinemia meliputi pencegahan penggunaan farmakologi fototerapi dan transfusi tukar (1 7)

    1 Strategi pencegahan hiperbirubinemia(1) Pencegahan primer

    Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya paling sedikit 8-12 kali per hari untuk beberapa hari pertama

    Tidak memberikan cairan tambahan rutin seperti dekstrose atau air pada bayi yang mendapat ASI dan tidak mengalami dehidrasi (1 7)

    (2) Pencegahan sekunder Semua wanita hamil harus diperiksa golongan darah ABO dan rhesus serta penyaringan

    serum untuk antibodi isoimun yang tidak biasa Jika golongan darah ibu tidak diketahui atau Rh negatif dilakukan pemeriksaan

    antibodi direk (tes coombs) golongan darah dan tipe Rh darahtali pusat bayi

    25

    Jika golongan darah ibu O Rh positif terdapat pilihan untuk dilakukan tesgolongan darah dan tes coombs pada darah tali pusat bayi tetapi hal itu tidak diperlukan jikan dilakukan pengawasan penilaian terhadap resiko sebelum keluar RS dan tindak lanjut yang memadai

    Harus memastikan bahwa semua bayi secara rutin dimonitor terhadap timbulnya ikterus dan menetapkan protokol terhadap penilaian ikterus yang harus dinilai saat memeriksa tanda vital bayi tetapi tidak kurang dari setiap 8-12 jam (1 7)

    (3) Evaluasi laboraturium Pengukuran kadar bilirubin harus dilakukan pada setiap bayi yang mengalami ikterus

    dalam 24 jam pertama setelah lahir Pengukuran kadar bilirubin harus dilakukan jika tampak ikterus yang berlebihan Semua kadar bilirubin harus diintrepretasikan sesuai dengan umur bayi dalam jam(1 7)

    (4) Penyebab kuning Bayi yang mengalami peningkatan bilirubin direk atau konjugasi harus dilakukan analisis

    dan kultur urin Bayi sakit dan ikterus pada umur atau lebih dari 3 minggu harus dilakukan pemeriksaan

    bilirubin total dan direk untuk mengidentifikasi adanya kolestatis Jika kadar bilirubin direk meningkat dilakukan evaluasi tambahan mencari penyebab

    kolestatis Pemeriksaan kadar G6PD direkomendasikan untuk bayi ikterus yang

    mendapat fototerapi dan dengan riwayat keluarga atau asal geografis yang menunjukkan kecenderungan defisiensi G6PD atau pada bayi dengan respon fototerapi buruk (1 7)

    (5) Penilaian resiko sebelum bayi dipulangkan Setiap bayi harus dinilai terhadap resiko berkembangnya hiperbilirubinemia berat (1 7)

    (6) Kebijakan dan prosedur rumah sakit RS harus memberikan informasi tertulis dan lisan kepada orang tua mengenai kuning

    perlunya monitor terhadap kuning dan anjuran bagaimana monitoring harus dilakukan (1

    7)

    (7) Pengelolaan bayi dengan ikterus yang mendapat ASI Observasi semua fese awal bayi pertimbangkan untuk merangsang pengeluaran jika

    feses keluar dalam waktu 24 jam Segera mulai menyusui dan beri sesering mungkin Menyusui yang sering dengan waktu

    yang singkat lebih efektif dibandingkan dengan menyusui yang lama dengan frekuensi yang jarang walaupun total waktu yang diberikan sama

    Tidak dianjurkan pemberian air dektrosa atau formula pengganti Observasi berat badan BAK dan BAB yang berhubungan dengan pola menyusui

    26

    Ketika kadar bilirubin mencapai 15mgdL tingkatkan pemberian minum rangsang pengeluaran atau produksi ASI dengan cara memompa dan menggunakan protokol penggunaan fototerapi yang dikeluarkan AAP

    Tidak terdapat bukti bahwa early jaundice berhubungan dengan abnormalitas ASI sehingga penghentian menyusui sebagai suatu upaya hanya diindikasikan jika ikterus menetap lebih dari 6 hari atau meningkat diatas 20 mgdL atau ibumemiliki riwayat bayi sebelumnya terkena kuning (1 7)

    2 Penggunaan Farmakoterapi

    a) Imunoglobulin intravena telah digunakan pada bayi ndash bayi dengan rhesus yang berat dan inkompatibilitas ABO untuk menekan hemolisis isoimun dan menurunkan tindakan transfusi tukar

    b) Fenobarbital merangsang aktivitas dan konsentrasi UDPG ndash T dan ligandin serta dapat meningkatkan jumlah tempat ikatan bilirubin sehingga konjugasi bilirubin berlangsung lebih cepat Pemberian phenobarbital untuk mengobatan hiperbilirubinemia pada

    27

    neonatus selama tiga hari baru dapat menurunkan bilirubin serum yang berarti Bayi prematur lebih banyak memberikan reaksi daripada bayi cukup bulan Phenobarbital dapat diberikan dengan dosis 8 mgkg berat badan sehari mula-mula parenteral kemudian dilanjutkan secara oral Keuntungan pemberian phenobarbital dibandingkan dengan terapi sinar ialah bahwa pelaksanaanya lebih murah dan lebih mudah Kerugiannya ialah diperlukan waktu paling kurang 3 hari untuk mendapat hasil yang berarti

    c) Metalloprotoprophyrin adalah analog sintesis heme

    d) Tin ndash Protoporphyrin (Sn ndash Pp) dan Tin ndash Mesoporphyrin ( Sn ndash Mp ) dapat menurunkan kadar bilirubin serum

    e) Pemberian inhibitor b - glukuronidasi seperti asam L ndash aspartik dan kasein holdolisat dalam jumlah kecil (5 mldosis ndash 6 kalihari ) pada bayi sehat cukup bulan yang mendapat ASI dan meningkatkan pengeluaran bilirubin feses dan ikterus menjadi berkurang dibandingkan dengan bayi control (13 7)

    3 Fototerapi Pengaruh sinar terhadap ikterus pertama sekali diperhatikan dan dilaporkan oleh seorang

    perawat di salah satu rumah sakit di Inggris Perawat Ward melihat bahwa bayi ndash bayi yang mendapat sinar matahari di bangsalnya ternyata ikterusnya lebih cepat menghilang dibandingkan bayi ndash bayi lainnya Cremer (1958) yang mendapatkan laporan tersebut mulai melakukan penyelidikan mengenai pengaruh sinar terhadap hiperbilirubinemia ini Dari penelitiannya terbukti bahwa disamping pengaruh sinar matahari sinar lampu tertentu juga mempunyai pengaruh dalam menurunkan kadar bilirubin pada bayi ndash bayi prematur lainnya6Sinar fototerapi akan mengubah bilirubin yang ada di dalam kapiler-kapiler superfisial dan ruang-ruang usus menjadi isomer yang larut dalam air yang dapat diekstraksikan tanpa metabolisme lebih lanjut oleh hati Maisels seorang peneliti bilirubin menyatakan bahwa fototerapi merupakan obat perkutan3 Bila fototerapi menyinari kulit akan memberikan foton-foton diskrit energi sama halnya seperti molekul-molekul obat sinar akan diserap oleh bilirubin dengan cara yang sama dengan molekul obat yang terikat pada reseptor (1 5 7)

    Molekul-molekul bilirubin pada kulit yang terpapar sinar akan mengalami reaksi fotokimia yang relatif cepat menjadi isomer konfigurasi dimana sinar akan merubah bentuk molekul bilirubin dan bukan mengubah struktur bilirubin Bentuk bilirubin 4Z 15Z akan berubah menjadi bentuk 4Z15E yaitu bentuk isomer nontoksik yang bisa diekskresikan Isomer bilirubin ini mempunyai bentuk yang berbeda dari isomer asli lebih polar dan bisa diekskresikan dari hati ke dalam empedu tanpa mengalami konjugasi atau membutuhkan pengangkutan khusus untuk ekskresinya Bentuk isomer ini mengandung 20 dari jumlah bilirubin serum Eliminasi melalui urin dan saluran cerna sama-sama penting dalam mengurangi muatan bilirubin Reaksi fototerapi menghasilkan suatu fotooksidasi melalui proses yang cepat Fototerapi juga menghasilkan

    28

    lumirubin dimana lumirubin ini mengandung 2 sampai 6 dari total bilirubin serum Lumirubin diekskresikan melalui empedu dan urinLumirubin bersifat larut dalam air (5)

    Mekanisme fototerapi Penelitian Sarici mendapatkan 105 neonatus cukup bulan dan 255 neonatus kurang bulan menderita hiperbilirubinemia yang signifikan dan membutuhkan fototerapi

    29

    Fototerapi diindikasikan pada kadar bilirubin yang meningkat sesuai dengan umur pada neonatus cukup bulan atau berdasarkan berat badan pada neonatus kurang bulan sesuai dengan rekomendasi American Academy of Pediatrics (AAP) (5)

    Sinar FototerapiSinar yang digunakan pada fototerapi adalah suatu sinar tampak yang merupakan suatu

    gelombang elektromagnetik Sifat gelombang elektromagnetik bervariasi menurut frekuensi dan panjang gelombang yang menghasilkan spektrum elektromagnetik Spektrum dari sinar tampak ini terdiri dari sinar merah oranye kuning hijau biru dan ungu Masing masing dari sinar memiliki panjang gelombang yang berbeda beda

    Panjang gelombang sinar yang paling efektif untuk menurunkan kadar bilirubin adalah sinar biru dengan panjang gelombang 425-475 nmSinar biru lebih baik dalam menurunkan kadar bilirubin dibandingkan dengan sinar biru-hijau sinar putih dan sinar hijau Intensitas sinar adalah jumlah foton yang diberikan per sentimeter kuadrat permukaan tubuh yang terpapar Intensitas yang diberikan menentukan efektifitas fototerapi semakin tinggi intensitas sinar maka semakin cepat penurunan kadar bilirubin serumIntensitas sinar yang ditentukan sebagai Wcm2nm

    Intensitas sinar yang diberikan menentukan efektivitas dari fototerapi Intensitas sinar diukur dengan menggunakan suatu alat yaitu radiometer fototerapi2836 Intensitas sinar ge 30 μWcm2nm cukup signifikan dalam menurunkan kadar bilirubin untuk intensif fototerapi Intensitas sinar yang diharapkan adalah 10 ndash 40 μWcm2nm Intensitas sinar maksimal untuk fototerapi standard adalah 30 ndash 50 μWcm2nm Semakin tinggi intensitas sinar maka akan lebih besar pula efikasinya

    Faktor-faktor yang berpengaruh pada penentuan intensitas sinar ini adalah jenis sinar panjang gelombang sinar yang digunakan jarak sinar ke neonatus dan luas permukaan tubuh neonatus yang disinari serta penggunaan media pemantulan sinar

    Intensitas sinar berbanding terbalik dengan jarak antara sinar dan permukaan tubuh Cara mudah untuk meningkatkan intensitas sinar adalah menggeser sinar lebih dekat pada bayi

    Rekomendasi AAP menganjurkan fototerapi dengan jarak 10 cm kecuali dengan menggunakan sinar halogenSinar halogen dapat menyebabkan luka bakar bila diletakkan terlalu dekat dengan bayi Bayi cukup bulan tidak akan kepanasan dengan sinar fototerapi berjarak 10 cm dari bayi Luas permukaan terbesar dari tubuh bayi yaitu badan bayi harus diposisikan di pusat sinar tempat di mana intensitas sinar paling tinggi

    Tabel 1 Rekomendasi AAP penanganan hiperbilirubinemia pada neonatus sehat dan cukup bulan (1 3 7)

    Usia ( jam ) Pertimbangan terapi sinar

    Terapi sinar Transfusi tukar Transfusi tukar dan terapi sinar

    25-48 gt12mgdl(gt200 micromolL)

    gt15 mgdl( gt250 micromolL)

    gt20 mgdl(gt340 micromolL)

    gt25 mgdl(425 micromolL)

    30

    49-72 gt15mgdl(gt250 micromolL)

    gt18 mgdl(gt300micromolL)

    gt25mgdl(425 micromolL)

    gt30 mgdl(510micromolL)

    gt72 gt17 mgdl(gt290 micromolL)

    gt20mgdl(gt340micromolL

    gt25mgdl(gt425 micromolL)

    gt30mgdl(gt510 micromolL)

    Tabel 2 Tatalaksana hiperbilirubinemia pada Neonatus Kurang Bulan Sehat dan Sakit ( gt37 minggu ) (1 3 7)

    Neontaus kurang bulan sehat Kadar Total Bilirubin Serum (mgdl)

    Neontaus kurang bulan sakit Kadar Total Bilirubin Serum (mgdl)

    Berat Terapi sinar Transfusi tukar

    Terapi sinar Transfusi tukar

    Hingga 1000 g 5-7 10 4-6 8-101001-1500 g 7-10 10-15 6-8 10-121501-2000 g 10 17 8-10 15gt2000 g 10-12 18 10 17

    Kontraindikasi fototerapi adalah pada kondisi dimana terjadi peningkatan kadar bilirubin direk yang disebabkan oleh penyakit hati atau obstructive jaundice Komplikasi terapi sinar

    Setiap cara pengobatan selalu akan disertai efek samping Di dalam penggunaan terapi sinar penelitian yang dilakukan selama ini tidak memperlihatkan hal yang dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi baik komplikasi segaera ataupun efek lanjut yang terlihat selama ini ebrsifat sementara yang dapat dicegah atau ditanggulangi dengan memperhatikan tata cara pengunaan terapi sinar yang telah dijelaskan diatas (5)

    Kelainan yang mungkin timbul pada terapi sinar antara lain

    1 Peningkatan ldquoinsensible water lossrdquo pada bayiHal ini terutama akan terlihat pada bayi yang kurnag bulan Oh dkk (1972) melaporkan kehilangan ini dapat meningkat 2-3 kali lebih besar dari keadaan biasa Untuk hal ini pemberian cairan pada penderita dengan terapi sinar perlu diperhatikan dengan sebaiknya

    2 Frekuensi defekasi yang meningkat

    31

    Banyak teori yang menjelaskan keadaan ini antara lain dikemukankan karena meningkatnya peristaltik usus (Windorfer dkk 1975) Bakken (1976) mengemukakan bahwa diare yang terjadi akibat efek sekunder yang terjadi pada pembentukan enzim lactase karena meningkatnya bilirubin indirek pada usus Pemberian susu dengan kadar laktosa rendah akan mengurangi timbulnya diare Teori ini masih belum dapat dipertentangkan (Chung dkk 1976)

    3 Timbulnya kelainan kulit yang sering disebut ldquoflea bite rashrdquo di daerah muka badan dan ekstremitas Kelainan ini segera hilang setelah terapi dihentikan Pada beberapa bayi dilaporkan pula kemungkinan terjadinya bronze baby syndrome (Kopelman dkk 1976) Hal ini terjadi karena tubuh tidak mampu mengeluarkan dengan segera hasil terapi sinar Perubahan warna kulit yang bersifat sementara ini tidak mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi

    4 Gangguan retinaKelainan retina ini hanya ditemukan pada binatang percibaan (Noel dkk 1966) Pnelitain Dobson dkk 1975 tidak dapat membuktikan adanya perubahan fungsi mata pada umumnya Walaupin demikian penyelidikan selanjutnya masih diteruskan

    5 Gangguan pertumbuhanPada binatang percobaan ditemukan gangguan pertumbuhan (Ballowics 1970) Lucey (1972) dan Drew dkk (10976) secara klinis tidak dapat menemukan gangguan tumbuh kembang pada bayi yang mendapat terapi sinar Meskipun demikian hendaknya pemakaian terapi sinar dilakukan dengan indikasi yang tepat selama waktu yang diperlukan

    6 Kenaikan suhuBeberapa penderita yang mendapatkan terapi mungkin memperlihatkan kenaikan suhu Bila hal ini terjadi terapi dapat terus dilanjutkan dengan mematikan sebagian lampu yang dipergunakan

    7 Beberapa kelainan lain seperti gangguan minum letargi iritabilitas kadang-kadang ditemukan pada penderita Keadaan ini hanya bersifat sementara dan akan menghilang dengan sendirinya

    8 Beberapa kelainan yang sampai saat ini masih belim diketahui secara pasti adalah kelainan gonad adanya hemolisis darah dan beberapa kelainan metabolisme lain

    Sampai saat ini tampaknya belum ditemukan efek lanjut terapi sinar pada bayi Komplikasi segera juga bersifat ringan dan tidak berarti dibandingkan dengan manfaat penggunaannya Mengingat hal ini adalah wajar bila terapi sinar mempunyai tempat tersendiri dalam penatalaksanaan hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir

    Tranfusi Tukar

    32

    Transfusi tukar adalah suatu tindakan pengambilan sejumlah kecil darah yang dilanjutkan dengan pengembalian darah dari donor dalam jumlah yang sama yang dilakukan berulang-ulang sampai sebagian besar darah penderita tertukar (Friel 1982) (1 5)

    Pada hiperbilirubinemia tindakan ini bertujuan mencegah terjadinya ensefalopati bilirubin dengan cara mengeluarkan bilirubin indirek dari sirkulasi Pada bayi dengan isoimunisasi transfusi tukar memiliki manfaat tambahan karena membantu mengeluarkan antibodi maternal dari sirkulasi bayi Sehingga mencegah hemolisis lebih lanjut dan memperbaiki anemia (5)

    Darah Donor Untuk Tranfusi Tukar (1 5)

    1 Darah yang digunakan golongan O

    2 Gunakan darah baru Kerjasama dengan dokter kandungan dan Bank Darah adalah penting untuk persiapan kelahiran bayi yang membutuhkan tranfusi tukar

    3 Pada penyakit hemolitik rhesus jika darah disiapkan sebelum persalinan harus golongan O dengan rhesus (-) crossmatched terhadap ibu Bila darah disiapkan setelah kelahiran dilakukan juga crossmatched terhadap bayi

    4 Pada inkomptabilitas ABO darah donor harus golongan O rhesus (-) atau rhesus yang sama dengan ibu dan bayinya Crossmatched terhadap ibu dan bayi yang mempunyai titer rendah antibodi anti A dan anti B Biasanya menggunakan eritrosit golongan O dengan plasma AB untuk memastikan bahwa tidak ada antibodi anti A dan anti B yang muncul

    5 Pada penyakit hemolitik isoimun yang lain darah donor tidak boleh berisi antigen tersensitisasi dan harus di crossmatched terhadap ibu

    33

    6 Pada hiperbilirubinemia yang nonimun darah donor ditiping dan crossmatched terhadap plasma dan eritrosit pasienbayi

    7 Tranfusi tukar biasanya memakai 2 kali volume darah (2 volume exchange) ---- 160 mLkgBB sehingga diperoleh darah baru sekitar 87

    Teknik Transfusi Tukar (1 5)

    a SIMPLE DOUBLE VOLUME

    Push-Pull tehnique jarum infus dipasang melalui kateter vena umbilikalis vena saphena magna Darah dikeluarkan dan dimasukkan bergantian

    b ISOVOLUMETRIC

    Darah secara bersamaan dan simultan dikeluarkan melalui arteri umbilikalis dan dimasukkan melalui vena umbilikalis dalam jumlah yang sama

    c PARTIAL EXCHANGE TRANFUSION

    Tranfusi tukar sebagian dilakukan biasanya pada bayi dengan polisitemia

    Di Indonesia untuk kedaruratan transfusi tukar pertama menggunakan golongan darah O rhesus positif (1 5)

    Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

    Kebutuhan

    Rumus

    lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2 lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

    Hct sekarang Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

    (Hb donor ndash Hb sekarang) BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang) (PCV donor)

    Indikasi

    Hingga kini belum ada kesepakatan global mengenai kapan melakukan transfusi tukar pada hiperbilirubinemia Indikasi transfusi tukar berdasarkan keputusan WHO tercantum dalam tabel 2 (1 5)

    34

    Tabel 3 Indikasi Transfusi Tukar Berdasarkan Kadar Bilirubin Serum

    UsiaBayi Cukup Bulan Sehat

    Dengan Faktor Risiko

    Hari mgdL mgDl

    Hari ke-1 15 13

    Hari ke-2 25 15

    Hari ke-3 30 20

    Hari ke-4 dan seterusnya

    30 20

    Bila transfusi tukar memungkinkan untuk dilaksanakan di tempat atau bayi bisa dirujuk secara cepat dan aman ke fasilitas lain dan kadar bilirubin bayi telah mencapai kadar di atas sertakan contoh darah ibu dan bayi (5)

    Tabel 4 Indikasi Transfusi Tukar Pada Bayi Berat Badan Lahir Rendah

    Berat badan (gram)KadKadar Bilirubin (mgdL)

    ltgt gt lt1000 10-12

    1000-1500 12-15

    1500-2000 15-18

    2000-2500 18-20

    Pada penyakit hemolitik segera dilakukan tranfusi tukar apabila ada indikasi

    a Kadar bilirubin tali pusat gt 45 mgdL dan kadar Hb rendah

    b Kadar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam walaupun sedang mendapatkan terapi sinar

    35

    c Selama terapi sinar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam dan kadar Hb 11 ndash 13 grdL

    d Didapatkan anemia yang progresif walaupun kadar bilirubin dapat dikontrol secara adekuat dengan terapi sinar

    Transfusi tukar harus dihentikan apabila terjadi

    Emboli (emboli bekuan darah) trombosis

    Hiperkalemia hipernatremia hipokalsemia asidosis hipoglikemia

    Gangguan pembekuan karena pemakaian heparin

    Perforasi pembuluh darah

    Komplikasi tranfusi tukar (1)

    1 Hipokalsemia dan hipomagnesia

    2 Hipoglikemia

    3 Gangguan keseimbangan asam basa

    4 Hiperkalemia

    5 Gangguan kardiovaskular

    Perforasi pembuluh darah

    Emboli

    Infark

    Aritmia

    Volume overload

    Arrest

    6 Pendarahan Trombositopenia Defisiensi factor pembekuan

    7 Infeksi8 Hemolisis9 Graft-versus host disease10 Lain-lain hipotermia hipertermia dan kemungkinan terjadinya enterokolitis

    nekrotikans

    36

    Perawatan pasca tranfusi tukar Lanjutkan dengan terapi sinar Awasi ketat kemungkinan terjadinya komplikasi

    37

    38

    DAFTAR PUSTAKA1 Staf pengajar Ilmu kesehatan anak FKUI Gastroenterologi Ilmu Kesehatan Anak Jilid I

    Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1985 hal 283-3102 Noerasid N amp dkk gastrienteritis ( Diare ) Akut Gastroenterologi Anak Praktis Bagian Ilmu

    Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1988 hal 51-763 Firmansyah A dkk Penyakit Radang Usus Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak ed Markum H

    dkk Jilid 1 bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia hal 448-474

    4 Staf Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM Panduan Pelayanan Medis Jakarta 20055 wwwemedicinecompedtopic583htmdiarrheaJully2005 6 Reisinger ECdkkDiarrhea Caused by primarily Non-Gastrointestinal Infection

    wwwmedscapecomviewarticle505473 Nature Clinical Practical Gastroenterology amp Hepatology

    7 Pray Sddk Diarrhea Causes dan Self-Care Treatments wwwmedscapecomviewarticle407636 US Pharmacist

    8 Soegijanto Soegeng Prof DR Ilmu Penyakit Anak Diagnosa Dan Penatalaksanaan Edisi pertama Jakarta Salemba Medika 2002

    9 Mansjoer A Kuspuji T dkk Kapita Selekta Kedokteran Edisi III Jilid 2 Cetakan kelima Jakarta Media Aesculapius 2002

    10 Suharyono Aswitha B EM Halimun Gastroenterologi Anak Praktis cetakan ke-4 Jakarta Gaya Baru 2003

    11 Sari Dina Kartika Hanifah Mirzanie Desy K A Leksana Buku Saku Pediatrica Edisi 2 Jogjakarta Tosca Enterprise 2006

    12 http wwwKeep Kids Healthycom ndash Diarrhea in Children13 Subijanto Reza Ranuh Liek Djupri Pitono Soeparto Management Diare Pada Bayi Dan

    Anak (Diarrheal Management In Infant And Children) Buletin Ilmu Kesehatan Anak Thn XXX No 11 2003

    14 http www Pediatricscom -- Lactobacillus Therapy for Acute Infectious Diarrhea in Children A Meta-analysis -- Van Niel et almht

    15 Tjokronegoro Arjatmo Prof Dr dr Hendra Utama Sp FK Updates In Pediatric Emergencies FKUI Jakarta 2002

    39

    • Diagnosis (1 2 4 7)
    • Anamnesis
    • Pemeriksaan Fisik
      • Teknik Transfusi Tukar (1 5)
        • DAFTAR PUSTAKA

      Vaksin Dasar (umur) Ulangan (Umur)

      BCG 0 bulan

      CAMPAK

      HEPATITIS B 0 bulan

      MMR

      TIPA

      Kesan imunisasi dasar dilakukan sesuai umur di RS

      RIWAYAT KELUARGACorak Reproduksi

      No Umur Jenis Kelamin Hidup Lahir Mati

      Abortus Mati (Sebab)

      Keterangan

      1 5 Hari Perempuan Hidup Sakit (pasien)

      RIWAYAT PENYAKITKeluhan Utama KuningKeluhan Tambahan -

      Riwayat Perjalanan PenyakitPasien datang ke poli Cikini dibawa oleh orang tuanya dengan keluhan kuning sejak 3 hari SMRS Awal pertama kali kuning dirasakan di bagian wajah akan tetapi lama-kelamaan kuningnya bertambah luas sampai ke bagian umbilicus Ibu pasien menduga amakmya tidak terkena penyakit yang berbahaya untuk itu pasien hanya dibawa berjemur tetapi keluhan tidak berkurang Keluhan dirasakan setelahpulang dari rumah sakit masa persalinan Selain keluhan di atas pasien tidak mengeluhkan keluhan lain

      Riwayat Penyakit DahuluPasien belum pernah menderita keluhan seperti ini sebelumnyaRiwayat Penyakit Keluarga Orang Lain SerumahDi keluarga pasien juga belum pernah mengeluh keluhan seperti pasienPEMERIKSAAN FISIK Tanggal 01 Agustus 2015

      3

      Jam 1600 WIB

      PEMERIKSAAN UMUMKeadaan umum Tampak sakit sedang Kesadaran composmentis (GCS E 4 V 5 M 6)Frekuensi nadi 128 x mnt (reguler kuat angkat isi cukup)Frekuensi pernapasan 32 xmenit (regular adekuat)Suhu tubuh 3740 C ( axilla )

      Data antropometriBerat badan 38 kgTinggi badan 51 cmLingkar kepala 32 cmLingkar lengan atas 11 cm

      PEMERIKSAAN SISTEMKepalaBentuk dan ukuran Bentuk bulat normocephali ubun-ubun cekung -Rambut dan kulit kepala Warna hitam pertumbuhan rambut merataMata Konjungtiva anemis -- pupil isokor sklera ikterik ++Hidung Bentuk biasa Mukosa tidak hiperemis cavum nasi lapang

      lapang konka nasalis eutrofi eutrofi sekret -- pernafasan cuping hidung tidak ada

      Telinga Normotia liang telinga lapang lapang serumen -- Mulut Lembab

      Tenggorok Mukosa faring tidak hiperemis tonsil T1-T1

      Leher Kelenjar getah bening tidak teraba membesar Thoraks Paru

      Inspeksi Pergerakan dinding dada simetris retraksi iga (-)Palpasi Stem fremitus simetris kiri dan kanan Perkusi Sulit dinilaiAuskultasi Bunyi napas dasar vesikular ronki -- wheezing--

      Jantung Inspeksi Ictus cordis terlihat Palpasi Ictus cordis terabaPerkusi Sulit dinilai Auskultasi Bunyi jantung I dan II normal murmur (-) gallop (-)

      Abdomen Inspeksi Perut tampak mendatar

      4

      Auskultasi Bising usus 4xmenit Palpasi Supel turgor cukup nyeri tekan (-) ballotement (-)

      Perkusi Timpani Anus dan rektum Dalam batas normal Genitalia Tidak ada kelainan Anggota gerak Akral hangat sianosis (-) Tulang belakang Dalam batas normal Kulit Turgor cukup Kuning Krammer score 3

      Status Neurologi Refleks fisiologis

      normorefleks Refleks patologis

      -Ektremitas

      Tidak ada deformitas normotonus ROM tidak terbatas

      PEMERIKSAAN LABORATORIUMLaboratorium 01 Agustus 2015Hematologi Darah lengkap ( H2TL Eri LED )

      Jenis pemeriksaan

      HasilSatuan Nilai rujukan Keterangan

      1AgustusBilirubin total 153 gdL lt 12 H

      DIAGNOSIS KERJA Hiperbilirubinaemia

      DIAGNOSIS BANDING -

      ANJURAN PEMERIKSAAN LENGKAP- Bilirubin total direk dan indirek

      PROGNOSISAd Vitam Dubia Ad Sanationum Dubia

      5

      Ad Fungsionam Dubia

      PENATALAKSANAAN - Pro rawat inap

      Terapi sinar (blue light)

      FOLLOW UP02 Agustus 2015S KuningOKeadaan umum tampak sakit sedangKesadaran composmentis (GCS E4 V5 M6)Frekuensi nadi 100 xmenitFrekuensi napas 28 xmenitSuhu 3740CKepala bulat normosefali Rambut dan kulit kepala tidak ada kelainan

      Mata konjungtiva anemis -- sclera ikterik ++Hidung tidak ada kelainan

      Telinga tidak ada kelainan Mulut mukosa bibir lembab sianosis sirkum oral (-)

      Leher kelenjar getah bening tidak teraba membesar Thoraks Paru Inspeksi pergerakan dinding dada simetris retraksi iga (-)

      Palpasi stem fremitus simetris kiri dan kanan Auskultasi bunyi napas dasar vesikular ronki -- wheezing--

      Jantung Inspeksi ictus cordis tidak terlihat Palpasi ictus cordis tidak terabaAuskultasi bunyi jantung I dan II normal murmur (-) gallop (-)

      Abdomen Inspeksi perut tampak mendatarAuskultasi bising usus 4xmenit

      Palpasi supel turgor cukup nyeri tekan (-)Perkusi timpani

      Anus dan rektum dalam batas normal Genitalia tidak ada kelainan Anggota gerak akral hangat sianosis (-) capillary refill lt 2 detik Tulang belakang tidak ada kelainan Kulit turgor cukup krammer score 3 Rangsang meningeal kaku kuduk (-) brudzinski I (-) brudzinski II (-) kernig (-)

      6

      Refleks fisiologis biseps ++ triseps ++ KPR ++ APR ++ Refleks patologis babinski --

      A Hiperbilirubinaemia

      P Terapi sinar (blue light)

      03 Agustus 2015S KuningOKeadaan umum tampak sakit sedangKesadaran composmentis (GCS E4 V5 M6)Frekuensi nadi 110 xmenitFrekuensi napas 28 xmenitSuhu 3760CKepala bulat normosefali Rambut dan kulit kepala tidak ada kelainan

      Mata konjungtiva anemis -- sclera ikterik ++Hidung tidak ada kelainan

      Telinga tidak ada kelainan Mulut mukosa bibir lembab sianosis sirkum oral (-)

      Leher kelenjar getah bening tidak teraba membesar Thoraks Paru Inspeksi pergerakan dinding dada simetris retraksi iga (-)

      Palpasi stem fremitus simetris kiri dan kanan Auskultasi bunyi napas dasar vesikular ronki -- wheezing--

      Jantung Inspeksi ictus cordis tidak terlihat Palpasi ictus cordis tidak terabaAuskultasi bunyi jantung I dan II normal murmur (-) gallop (-)

      Abdomen Inspeksi perut tampak mendatarAuskultasi bising usus 4xmenit

      Palpasi supel turgor cukup nyeri tekan (-)Perkusi timpani

      Anus dan rektum dalam batas normal Genitalia tidak ada kelainan Anggota gerak akral hangat sianosis (-) capillary refill lt 2 detik Tulang belakang tidak ada kelainan Kulit turgor cukup

      7

      Rangsang meningeal kaku kuduk (-) brudzinski I (-) brudzinski II (-) kernig (-) Refleks fisiologis biseps ++ triseps ++ KPR ++ APR ++ Refleks patologis babinski --

      A Hiperbilirubinaemia

      P Terapi sinar (blue light)

      04 Agustus 2015 S KuningOKeadaan umum tampak sakit sedangKesadaran composmentis (GCS E4 V5 M6)Frekuensi nadi 105 xmenitFrekuensi napas 24 xmenitSuhu 3740CKepala bulat normosefali Rambut dan kulit kepala tidak ada kelainan

      Mata konjungtiva anemis -- sclera ikterik ++Hidung tidak ada kelainan

      Telinga tidak ada kelainan Mulut mukosa bibir lembab sianosis sirkum oral (-)

      Leher kelenjar getah bening tidak teraba membesar Thoraks Paru Inspeksi pergerakan dinding dada simetris retraksi iga (-)

      Palpasi stem fremitus simetris kiri dan kanan Auskultasi bunyi napas dasar vesikular ronki -- wheezing--

      Jantung Inspeksi ictus cordis tidak terlihat Palpasi ictus cordis tidak terabaAuskultasi bunyi jantung I dan II normal murmur (-) gallop (-)

      Abdomen Inspeksi perut tampak mendatarAuskultasi bising usus 4xmenit

      Palpasi supel turgor cukup nyeri tekan (-)Perkusi timpani

      Anus dan rektum dalam batas normal Genitalia tidak ada kelainan Anggota gerak akral hangat sianosis (-) capillary refill lt 2 detik Tulang belakang tidak ada kelainan

      8

      Kulit turgor cukup Rangsang meningeal kaku kuduk (-) brudzinski I (-) brudzinski II (-) kernig (-) Refleks fisiologis biseps ++ triseps ++ KPR ++ APR ++ Refleks patologis babinski --

      A Hiperbilirubinaemia

      P Terapi sinar (blue light)

      BAB IIILANDASAN TEORI

      Definisi

      Hiperbilirubinemia adalah peningkatan kadar plasma bilirubin 2 standar deviasi atau lebih dari kadar yang diharapkan berdasarkan umur bayi atau lebih dari presentil 90 (1 2 3)

      9

      Epidemiologi

      Angka kematian bayi (AKB) di Indonesia pada tahun 1997 tercatat sebanyak 414 per 1000 kelahiran hidup Dalam upaya mewujudkan visi ldquoIndonesia Sehat 2010rdquo maka salah satu tolok ukur adalah menurunnya angka mortalitas dan morbiditas neonatus dengan proyeksi pada tahun 2025 AKB dapat turun menjadi 18 per 1000 kelahiran hidup Salah satu penyebab mortalitas pada bayi baru lahir adalah ensefalopati bilirubin (lebih dikenal sebagai kernikterus) Ensefalopati bilirubin merupakan komplikasi ikterus neonatorum yang paling berat Selain memiliki angka mortalitas yang tinggi juga dapat menyebabkan gejala sisa berupa cerebral palsy tuli nada tinggi paralisis dan displasia dental yang sangat mempengaruhi kualitas hidup Ikterus neonatorum merupakan fenomena biologis yang timbul akibat tingginya produksi dan rendahnya ekskresi bilirubin selama masa transisi pada neonatus Pada neonatus produksi bilirubin 2 sampai 3 kali lebih tinggi dibanding orang dewasa normal Hal ini dapat terjadi karena jumlah eritosit pada neonatus lebih banyak dan usianya lebih pendek Banyak bayi baru lahir terutama bayi kecil (bayi dengan berat lahir lt 2500 g atau usia gestasi lt37 minggu) mengalami ikterus pada minggu pertama kehidupannya Data epidemiologi yang ada menunjukkan bahwa lebih 50 bayi baru lahir menderita ikterus yang dapat dideteksi secara klinis dalam minggu pertama kehidupannya Pada kebanyakan kasus ikterus neonatorum kadar bilirubin tidak berbahaya dan tidak memerlukan pengobatan Sebagian besar tidak memiliki penyebab dasar atau disebut ikterus fisiologis yang akan menghilang pada akhir minggu pertama kehidupan pada bayi cukup bulan Sebagian kecil memiliki penyebab seperti hemolisis septikemi penyakit metabolik (ikterus non-fisiologis)

      Hiperbilirubinemia bisa disebabkan proses fisiologis atau patologis atau kombinasi keduanya Risiko hiperbilirubinemia meningkat pada bayi yang mendapat ASI bayi kurang bulan dan bayi yang mendekati cukup bulan Neonatal hiperbilirubinemia terjadi karena peningkatan produksi atau penurunan clearance bilirubin dan lebih sering terjadi pada bayi imatur (1 2 3 5)

      Bayi yang diberikan ASI memiliki kadar bilirubin serum yang lebih tinggi dibanding bayi yang diberikan susu formula Hal tersebut mungkin disebabkan oleh beberapa factor antara lain (1 2 3)

      Asupan cairano Kelaparan

      o Frekuensi menyusui

      o Kehilangan berat badandehidrasi

      Hambatan ekskresi bilirubin hepatico Pregnandiol

      o Lipase-free fatty acids

      o Unidentified inhibitor

      10

      Intestinal reabsorption of bilirubino Pasase mekonium terlambat

      o Pembentukan urobilinoid bakteri

      o Beta-glukoronidase

      o Hidrolisis alkaline

      o Asam empedu

      Hiperbilirubinemia yang signifikan dalam 36 jam pertama biasanya disebabkan karena peningkatan produksi bilirubin (terutama karena hemolisis) karena pada periode ini hepatic clearance jarang memproduksi bilirubin lebih 10 mgdL Peningkatan penghancuran haemoglobin 1 akan meningkatkan kadar bilirubin 4 kali lipat (1)

      Sedangkan ikterus neonatorum adalah keadaan klinis pada bayi yang ditandai oleh pewarnaan ikterus pada kulit dan sclera akiat akumulasi bilirubin tidak terkonjugasi yang berlebih Ikterus secara klinis akan mulai tampak pada bayi baru lahir bila kadar bilirubin darah 5-7 mgdL Ikterus dibagi menjadi dua yaitu ikterus fisiologis dan ikterus non-fisiologis (1 2 3)

      11

      Ikterus fisiologis merupakan masalah yang sering terjadi pada bayi kurang maupun cukup bulan selama minggu pertama kehidupan yang frekuensinya pada bayi cukup bulan dan kurang bulan berturut-turut adalah 50-60 dan 80 Untuk kebanyakan bayi fenomena ini ringan dan dapat membaik tanpa pengobatan Ikterus fisiologis tidak disebabkan oleh factor tunggal tapi kombinasi dari berbagai factor yang berhubungan dengan maturitas fisiologis bayi baru lahir Peningkatan kadar bilirubin tidak terkonjugasi dalam sirkulasi pada bayi baru lahir disebabkan oleh kombinasi peningkatan ketersediaan bilirubin dan penurunan clearance bilirubin Umumnya kadar bilirubin tak terkonjugasi pada minggu pertama gt 2 mgdL Pada bayi cukup bulan yang mendapat susu formula kadar bilirubin akan mencapai puncaknya sekitar 6-8 mgdL pada hari ke-3 kehidupan dan kemudian akan menurun cepat selama 2-3 hari diikuti dengan penurunan yang lambat sebesar 1 mgdL selama 1 samapi 2 minggu (1 2 3)

      Pada bayi cukup bulan yang mendapat ASI kadar bilirubin puncak akan mencapai kadar yang lebih tinggi (7-14 mgdL) dan penurunan terjadi lebih lambat Bisa terjadi dalam waktu 2-4 minggu bahkan dapat mencapai waktu 6 minggu Pada bayi kurang bulan yang mendapat susu formula juga akan mengalami peningkatan dengan puncak yang lebih tinggi dan lebih lama begitu juga dengan penurunannya jika tidak diberikan fototerapi pencegahan Peningkatan sampai 10-12 mgdL masih dalam kisaran fisiologis bahkan hingga 15 mgdL tanpa disertai kelainan metabolisme bilirubin Kadar normal bilirubin tali pusat kurang dari 2 mgdL dan berkisar dari 14 sampai 19 mgdL (1 2 3)

      Ikterus non fisiologis dulu disebut dengan ikterus patologis tidak mudah dibedakan dari ikterus fisiologis Keadaan di bawah ini merupakan petunjuk untuk tindak lanjut (1 2 3 6)

      Ikterus terjadi sebelum umur 24 jam

      Setiap peningkatan kadar bilirubin serum yang memerlukan fototerapi

      Peningkatan kadar bilirubin total serum gt 05 mgdLjam

      Adanya tanda-tanda penyakit yang mendasari pada setiap bayi (muntah letargis malas menetek penurunan berat badan yang cepat apnea takipnea atau suhu yang tidak stabil)

      Ikterus bertahan selama 8 hari pada bayi cukup bulan atau setelah 14 hari pada bayi kurang bulan

      Etiologi

      Penyebab ikterus pada bayi baru lahir dapat berdiri sendiri ataupun dapat disebabkan oleh beberapa faktor Secara garis besar etiologi ikterus neonatorum dapat dibagi (1 2 3)

      1 Produksi yang berlebihan

      12

      Hal ini melebihi kemampuan bayi untuk mengeluarkannya misalnya pada hemolisis yang meningkat pada inkompatibilitas darah Rh ABO golongan darah lain defisiensi enzim G6PD piruvat kinase perdarahan tertutup dan sepsis

      2 Gangguan dalam proses uptake dan konjugasi heparGangguan ini dapat disebabkan oleh imaturitas hepar kurangnya substrat untuk konjugasi bilirubin gangguan fungsi hepar akibat asidosis hipoksia dan infeksi atau tidak terdapatnya enzim glukoronil transferase (sindrom Criggler-Najjar) Penyebab lain ialah defisiensi protein Y dalam hepar yang berperanan penting dalam uptake bilirubin ke sel hepar

      3 Gangguan transportasiBilirubin dalam darah terikat pada albumin kemudian diangkut ke hepar Ikatan bilirubin dengan albumin ini dapat dipengaruhi ileh obat misalnya salisilatm sulfafurazole Defisiensi albumin menyebabkan lebih banyak terdapatnya bilirubin indirek yang bebas dalam darah yang mudah melekat ke sel otak

      4 Gangguan dalam eksresiGangguan ini dapat terjadi akibat obstruksi dalam hepar atau di luar hepar Kelainan di luar hepar biasanya disebabkan oleh kelainan bawaan Obstruksi dalam hepar biasanya akibat infeksi atau kerusakan hepar oleh penyebab lain

      Faktor risiko (1 2 7)

      Manifestasi klinikSecara umum gejala dari penyakit hiperbilirubin ini antara lain (1 2 6)

      Pada permulaan tidak jelas tampak mata berputar-putar Letargi Kejang

      13

      Tidak mau menghisap Dapat tuli gangguan bicara retardasi mental Bila bayi hidup pada umur lanjut disertai spasme otot kejang stenosis yang disertai

      ketegangan otot Perut membuncit Pembesaran pada hati Feses berwarna seperti dempul Muntah anoreksia fatigue Warna urin gelap

      PatofisiologiPembentukan Bilirubin

      Bilirubin adalah pigmen kristal berwarna jingga ikterus yang merupakan bentuk akhir dari pemecahan katabolisme heme melalui proses reaksi oksidasi ndash reduksi Langkah oksidasi yang pertama adalah biliverdin yang di bentuk dari heme dengan bantuan enzim heme oksigenase yaitu suatu enzim yang sebagian besar terdapat dalam sel hati dan organ lain Pada reaksi tersebut juga terdapat besi yang digunakan kembali untuk pembentukan haemoglobin dan karbon monoksida yang dieksresikan ke dalam paru Biliverdin kemudian akan direduksi menjadi bilirubin oleh enzim biliverdin reduktase Biliverdin bersifat larut dalam air dan secara cepat akan dirubah menjadi bilirubin melalui reaksi bilirubin reduktase Berbeda dengan biliverdin bilirubin bersifat lipofilik dan terikat dengan hydrogen serta pada pH normal bersifat tidak larut Jika tubuh akan mengeksresikan diperlukan mekanisme transport dan eliminasi bilirubin (1 2 3 5)

      Bayi baru lahir akan memproduksi bilirubin 8-10 mgkgBBhari sedangkan orang dewasa sekitar 3-4 mgkgBBhari Peningkatan produksi bilirubin pada bayi baru lahir disebabkan oleh masa hidup eritrosit bayi lebih pendek (70-90 hari) dibandingkan dengan orang dewasa (120 hari) peningkatan degradasi heme turn over sitokrom yang meningkat dan juga reabsorpsi bilirubin dari usus yang meningkat (sirkulasi enterohepatik) (1 2)

      14

      Transportasi Bilirubin

      Pembentukan bilirubin yang terjadi di sistem retikulo endothelial selanjutnya dilapaskan ke sirkulasi yang akan berikatan dengan albumin Bayi baru lahir mempunyai kapasitas ikatan plasma yang rendah terhadap bilirubin karena konsentrasi albumin yang rendahdan kapasitas ikatan molar yang kurangBilirubin yang terikat pada albumin serum ini merupakan zat non polar dan tidak larut dalam air dan kemudian akan di transportasi kedalam sel hepar Bilirubin yang terikat dengan albumin tidak dapat memasuki susuna syaraf pusat dan bersifat non toksik (1 2)

      Selain itu albumin juga mempunyai afinitas yang tinggi terhadap obat ndash obatan yang bersifat asam seperti penicillin dan sulfonamide Obat ndash obat tersebut akan menempati tempat utama perlekatan albumin untuk bilirubin sehingga bersifat competitor serta dapat pula melepaskan ikatan bilirubin dengan albumin (1 2)

      Obat ndash obat yang dapat melepaskan ikatan bilirubin dengan albumin Analgetik antipiretik ( Natrium salisilat Fenilbutazon ) Antiseptik desinfektan ( Metil Isopropyl ) Antibiotik dengan kandungan sulfa ( Sulfadiazin Sulfamethizole Sulfamoxazole ) Penicilin ( Propicilin Cloxacillin ) Lain ndash lain ( Novabiosin Triptophan Asam mendelik kontras x ndash ray )

      Pada bayi kurang bulan ikatan bilirubin akan lebih lemah yang umumnya merupakan komplikasi dari hipoalbumin hipoksia hipoglikemi asidosis hipotermia hemolisis dan septikemia Hal tersebut tentunya akan mengakibatkan peningkatan jumlah bilirubin bebas dan berisiko pula untuk keadaan nerotoksisitas oleh bilirubin (1 2)

      Bilirubin dalam serum terdapat dalam 4 bentuk yang berbeda yaitu (1)

      1) Bilirubin tak terkonjugasi yang terikat dengan albumin dan membentuk sebagian besar bilirubin tak terkonjugasi dalam serum

      2) Bilirubin bebas3) Bilirubin terkonjugasi yaitu bilirubin yang siap dieksresikan melalui ginjal4) Bilirubin terkonjugasi yang terikat denga albumin serum

      Asupan Bilirubin

      Pada saat kompleks bilirubin ndash albumin mencapai membran plasma hepatosit albumin terikat ke reseptor permukaan sel Kemudian bilirubin di transfer melalui sel membran yang berikatan dengan ligandin (protein y) mungkin juga dengan protein ikatan sitosilik lainnya Keseimbangan antara jumlah bilirubin yang masuk ke sirkulasi dari sintesis de novo resirkulasi enterohepatik perpindahan bilirubin antar jaringan pengambilan bilirubin oleh sel hati dan konjugasi bilirubin akan menentukan konsentrasi bilirubin tak terkonjugasi dalam serum baik pada keadaan normal ataupun tidak normal (1 5)

      Berkurangnya kapasitas pengambilan hepaatik bilirubin tak terkonjugasi akan berpengaruh terhadap pembentukan ikterus fisiologis Penelitian menunjukkan hal ini terjadi

      15

      karena adanya defisiensi konjugasi bilirubin dalam menghambat transfer bilirubin dari darah ke empedu selama 3-4 hari pertama kehidupan Walaupun demikian defisiensi ambilan ini dapat menyebabkan hiperbilirubinemia terkonjugasi ringan pada minggu kedua kehidupan saat konjugasi bilirubin hepatic mencapai kecepatan normal yang sama dengan orang dewasa (1 5)

      Konjugasi Bilirubin

      Bilirubin tak terkonjugasi dikonversikan kebentuk bilirubin konjugasi yang larut dalam air di reticulum endoplasma dengan bantuan enzim uridine diphospate glukuronosyl transferase ( UDPG ndash T ) Katalisa oleh enzim ini akan merubah formasi menjadi bilirubin monoglukoronida yang selanjutnya akan dikonjugasi menjadi bilirubin diglukoronida Bilirubin ini kemudian dieksresikan ke dalam kalanikulus empedu Sedangkan satu molekul bilirubin tak terkonjugasi akan kembali ke reticulum endoplasmic untuk rekonjugasi berikutnya (1 5)

      Eksresi Bilirubin

      Setelah mengalami proses konjugasi bilirubin akan dieksresikan kedalam kandung empedu kemudian memasuki saluran cerna dan di eksresikan melalui feses Setelah berada dalam usus halus bilirubin yang terkonjugasi tidak langsung dapat diresorbsi kecuali jika dikonversikan kembali menjadi bentuk tidak terkonjugasi oleh enzim beta ndash glukoronidase yang terdapat dalam usus Resorbsi kembali bilirubin dari saluran cerna dan kembali ke hati untuk di konjugasi kembali disebut sirkulasi enterohepatik (1)

      Terdapat perbedaan antara bayi baru lahir dan orang dewasa yaitu pada mukosa usus halus dan feses bayi baru lahir mengandung enzim β-glukoronidase yang dapat menghidrolisa monoglukoronida dan diglukoronida kembali menjadi bilirubin yang tak terkonjugasi yang selanjutnya dapat diabsorbsi kembali Selain itu pada bayi baru lahir lumen usus halusnya steril sehingga bilirubin konjugasi tidak dapat dirubah menjadi sterkobilin (suatu produk yang tidak dapat diabsorbsi) (1)

      16

      Kecepatan produksi bilirubin adalah 6-8 mgkgBB per 24 jam pada neonatus cukup bulan sehat dan 3-4 mgkgBB per 24 jam pada orang dewasa sehat Sekitar 80 bilirubin yang diproduksi tiap hari berasal dari hemoglobin Bayi memproduksi bilirubin lebih besar per kilogram berat badan karena massa eritrosit lebih besar dan umur eritrositnya lebih pendek (1)

      Pada sebagian besar kasus lebih dari satu mekanisme terlibat misalnya kelebihan bilirubin akibat hemolisis dapat menyebabkan kerusakan sel hati atau kerusakan duktus biliaris yang kemudian dapat mengganggu transpor sekresi dan ekskresi bilirubin Di pihak lain gangguan ekskresi bilirubin dapat menggangu ambilan dan transpor bilirubin Selain itu kerusakan hepatoseluler memperpendek umur eritrosit sehngga menmbah hiperbilirubinemia dan gangguan proses ambilan bilirubin olah hepatosit (1)

      Mekanisme hiperbilirubinemia dan ikterus

      Terdapat 4 mekanisme umum dimana hiperbilirubinemia dan ikterus dapat terjadi pembentukan bilirubin secara berlebihan gangguan pengambilan bilirubin tak terkonjugasi oleh hati gangguan konjugasi bilirubin penurunan ekskresi bilirubin terkonjugasi dalam empedu akibat faktor intra hepatik yang bersifat opbtruksi fungsional atau mekanik (1 2)

      Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi terutama disebabkan oleh tiga mekanisme yang pertama sedangkan mekanisme yang keempat terutama mengakibatkan terkonjugasi

      17

      1 Pembentukan bilirubin secara berlebihan

      Penyakit hemolitik atau peningkatan kecepatan destruksi sel darah merah merupakan penyebab utama dari pembentukan bilirubin yang berlebihan Ikterus yang timbul sering disebut ikterus hemolitik Konjugasi dan transfer pigmen empedu berlangsungnormal tetapi suplai bilirubin tak terkonjugasi melampaui kemampuan Beberapa penyebab ikterus hemolitik yang sering adalah hemoglobin abnormal (hemoglobin S pada animea sel sabit) sel darah merah abnormal (sterositosis herediter) anti body dalam serum (Rh atau autoimun) pemberian beberapa obat-obatan dan beberapa limfoma atau pembesaran (limpa dan peningkatan hemolisis) Sebagaian kasus Ikterus hemolitik dapat di akibatkan oleh peningkatan destruksi sel darah merah atau prekursornya dalam sum-sum tulang (talasemia anemia persuisiosa porviria) Proses ini dikenal sebagai eritropoiesis tak efektif Kadar bilirubin tak terkonjugasi yang melebihi 20 mg 100 ml pada bayi dapat mengakibatkan Kern Ikterus (1 2)

      2 Gangguan pengambilan bilirubin

      Pengambilan bilirubin tak terkonjugasi yang terikat abulmin oleh sel-sel hati dilakukan dengan memisahkannya dari albumin dan mengikatkan pada protein penerima Hanya beberapa obat yang telah terbukti menunjukkan pengaruh terhadap pengambilan bilirubin oleh sel-sel hati asam flafas pidat (dipakai untuk mengobati cacing pita) nofobiosin dan beberapa zat warna kolesistografik Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi dan Ikterus biasanya menghilang bila obat yang menjadi penyebab di hentikan Dahulu ikterus neonatal dan beberapa kasus sindrom Gilbert dianggap oleh defisiensi protein penerima dan gangguan dalam pengambilan oleh hati Namun pada kebanyakan kasus demikian telah di temukan defisiensi glukoronil transferase sehingga keadaan ini terutama dianggap sebagai cacat konjugasi bilirubin (1 2)

      3 Gangguan konjugasi bilirubin

      Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi yang ringan ( lt 129 100 ml ) yang mulai terjadi pada hari ke dua sampai ke lima lahir disebut Ikterus fisiologis pada neonatus Ikterus neonatal yang normal ini disebabkan oleh kurang matangnya enzim glukoronik transferase Aktivitas glukoronil tranferase biasanya meningkat beberapa hari setelah lahir sampai sekitar minggu ke dua dan setelah itu Ikterus akan menghilang (1 2)

      Kern Ikterus atau bilirubin enselopati timbul akibat penimbunan bilirubin tak terkonjugasi pada daerah basal ganglia yang banyak lemak Bila keadaan ini tidak di obati maka akan terjadi kematian atau kerusakan Neorologik berat tindakan pengobatan saat ini dilakukan pada Neonatus dengan Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi adalah dengan fototerapi(1 2)

      Fototerapi berupa pemberian sinar biru atau sinar fluoresen atau (gelombang yang panjangnya 430 sampai dengan 470 nm) pada kulit bayi yang telanjang Penyinaran ini menyebabkan perubahan struktural Bilirubin (foto isumerisasi) menjadi isomer-isomer yang larut dalam air isomer ini akan di ekskresikan dengan cepat ke dalam empedu tanpa harus di

      18

      konjugasi terlebih dahulu Fenobarbital (Luminal) yang meningkatkan aktivitas glukoronil transferase sering kali dapat menghilang ikterus pada penderita ini (1)

      4 Penurunan eksresi bilirubin terkonjugasi

      Gangguan eskresi bilirubin baik yang disebabkan oleh faktor-faktor Fungsional maupun obstruksi terutama mengakibatkan hiperbilirubinemia terkonjugasi Karena bilirubin terkonjugasi latut dalam airmaka bilirubin ini dapat di ekskresi ke dalam kemih sehingga menimbulkan bilirubin dan kemih berwarna gelap Urobilinogen feses dan urobilinogen kemih sering berkurang sehingga terlihat pucat Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat di sertai bukti-bukti kegagalan ekskresi hati lainnya seperti peningkatan kadar fostafe alkali dalam serum AST Kolesterol dan garam-garam empedu Peningkatan garam-garam empedu dalam darah menimbulkan gatal-gatal pada ikterus Ikterus yang diakibatkan oleh hiperbilirubinemia terkonjugasi biasanya lebih kuning dibandingkan dengan hiperbilirubinemia tak terkonjugasi Perubahan warna berkisar dari kuning jingga muda atau tua sampai kuning hijau bila terjadi obstruksi total aliran empedu perubahan ini merupakan bukti adanya ikterus kolestatik yang merupakan nama lain dari ikterus obstruktif Kolestasis dapat bersifat intrahepatik (mengenai sel hati kanalikuli atau kolangiola) atau ekstra hepatik (mengenai saluran empedu di luar hati) Pada ke dua keadaan ini terdapat gangguan niokimia yang sama (1 2)

      Sumber lain ada juga yang menyatakan penyebab dari hiperbilirubinemia adalah

      a Produksi bilirubin yang meningkat peningkatan jumlah sel darah merah penurunan umur sel darah merah peningkatan pemecahan sel darah merah (inkompatibilitas golongan darah dan Rh) defek sel darah merah pada defisiensi G6PD atau sferositosis polisetemia sekuester darah infeksi)

      b Penurunan konjugasi bilirubin prematuritas ASI defek congenital yang jarang)c Peningkatan reabsorpsi bilirubin dalam saluran cerna ASI asfiksia pemberian ASI

      yang terlambat obstruksi saluran cernad Kegagalan eksresi cairan empede infeksi intrauterine sepsis hepatitis sindrom

      kolestatik atresia biliaris fibrosis kistik)(1 2)

      Klasifikasi ikterus pada neonatus

      Ikterus fisiologis terjadi setelah 24 jam pertama Pada bayi cukup bulan nilai puncak 6-8 mgdL biasanya tercapai pada hari ke 3-5 Pada bayi kurang bulan nilainya 10-12 mgdL bahkan sampai 15 mgdL Peningkatanakumulasi bilirubin serum lt 5 mgdLhr

      Ikterus patologis terjadi dalam 24 jam pertama Peningkatan akumulasi bilirubin serum gt 5 mgdLhr Bayi yang mendapat ASI kadar bilirubin total serum gt 17mgdL Ikterus menetap setelah 8 hari pada bayi cukup bulan dan setelah 14 hari pada bayi kurang bulan Bilirubin direk gt2 mgdL

      19

      Sebagai neonatus terutama bayi prematur menunjukkan gejala ikterus pada hari pertama Ikterus ini biasanya timbul pada hari kedua kemudian menghilang pada hari ke sepuluh atau pada akhir minggu ke dua Bayi dengan gejala ikterus ini tidak sakit dan tidak memerlukan pengobatan kecuali dalam pengertian mencegah terjadinya penumpukan bilirubin tidak langsung yang berlebihan

      Ikterus dengan kemungkinan besar menjadi patologik dan memerlukan pemeriksaan yang mendalam antara lain (6)

      Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama Bilirubin serum meningkat lebih dari 5 mg per hari Bilirubin melebihi 10mg pada bayi cukup bulan Bilirubin melebihi 15mg pada bayi prenatur Ikterus yang menetap sesudah minggu pertama Ikterus dengan bilirubin langsung melebihi 1mgpada setiap

      waktu Ikterus yang mempunyai hubungan dengan penyakit hemoglobin

      infeksi atau suatu keadaan patologik lain yang telah diketahui

      Pembagian derajat ikterus

      Berdasarkan Kramer dapat dibagi (4)

      Derajat ikterus Daerah ikterus Perkiraan kadar bilirubin

      I

      II

      III

      IV

      V

      Kepala dan leher

      Sampai badan atas (diatas umbilicus)

      Sampai badan bawah (dibawah umbilicuks hingga tungkai atas diatas lutut)

      Sampai lengan tungkai bawah lutut

      Sampai telapak tangan dan kaki

      50 mg

      90mg

      114mg

      124mg

      160mg

      20

      Pemeriksaan penunjang

      Pemeriksaan Laboratorium (4)

      Pemeriksaan serum bilirubin (bilirubin total dan direk) harus dilakukan pada neonatus yang mengalami ikterus Terutama pada bayi yang tampak sakit atau bayi-bayi yang tergolong risiko tinggi terserang hiperbilirubinemia berat Namun pada bayi yang mengalami ikterus berat lakukan terapi sinar sesegera mungkin jangan menunda terapi sinar dengan menunggu hasil

      pemeriksaan kadar serum bilirubin

      lsquoTranscutaneous bilirubin (TcB)rsquo dapat digunakan untuk menentukan kadar serum bilirubin total tanpa harus mengambil sampel darah Namun alat ini hanya valid untuk kadar bilirubin total lt 15 mgdL (lt257 μmolL) dan tidak lsquoreliablersquo pada kasus ikterus yang sedang mendapat

      terapi sinar 511

      Pemeriksaan tambahan yang sering dilakukan untuk evaluasi menentukan penyebab ikterus antara lain

      bull Golongan darah dan lsquoCoombs testrsquo bull Darah lengkap dan hapusan darah bull Hitung retikulosit skrining G6PD atau ETCOc

      bull Bilirubin direk

      Pemeriksaan serum bilirubin total harus diulang setiap 4-24 jam tergantung usia bayi dan tingginya kadar bilirubin Kadar serum albumin juga perlu diukur untuk menentukan pilihan

      terapi sinar ataukah tranfusi tukar

      21

      TABLE 1 Laboratory Evaluation of the Jaundiced Infant of 35 or More Weeksrsquo GestationIndications Assessments

      Jaundice in first 24 h Measure TcB andor TSBJaundice appears excessive for infantrsquos age Measure TcB andor TSBInfant receiving phototherapy or TSB rising rapidly (ie crossing percentiles [Fig 2]) and unexplained by history and physical examination

      Blood type and Coombsrsquo test if not obtained with cord bloodComplete blood count and smearMeasure direct or conjugated bilirubinIt is an option to perform reticulocyte count G6PD and ETCOc if availableRepeat TSB in 4ndash24 h depending on infantrsquos age and TSB level

      TSB concentration approaching exchange levels or not responding to phototherapy

      Perform reticulocyte count G6PD albumin ETCOc if available

      Elevated direct (or conjugated) bilirubin level Do urinalysis and urine culture Evaluate for sepsis if indicated by history and physical examination

      Jaundice present at or beyond age 3 wk or sick infant

      Total and direct (or conjugated) bilirubin level

      If direct bilirubin elevated evaluate for causes of cholestasisCheck results of newborn thyroid and galactosemia screen and evaluate infant for signs or symptoms of hypothyroidism

      22

      Diagnosis (1 2 4 7)

      Dari anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium terdapat beberapa faktor

      Faktor risiko terjadinya hiperbilirubinaemia berat 1 Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama (usia bayi lt 24 jam) 2 Inkompatibilitas golongan darah (dengan lsquoCoombs testrsquo positip) 3 Usia kehamilan lt 38 minggu 4 Penyakit-penyakit hemolitik (G6PD lsquoend tidalrsquo CO 1048757)

      5 Ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya 6 Hematoma sefal lsquobruisingrsquo 7 ASI eksklusif (bila berat badan turun gt 12 BB lahir) 8 Ras Asia Timur jenis kelamin laki-laki usia ibu lt 25 tahun 9 Ikterus sebelum bayi dipulangkan 10 lsquoInfant Diabetic Motherrsquo makrosomia 11 Polisitemia

      23

      Anamnesis 1 Riwayat kehamilan dengan komplikasi (obat-obatan ibu DM gawat janin malnutrisi intra

      uterin infeksi intranatal)

      2 Riwayat persalinan dengan tindakan komplikasi

      3 Riwayat ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya

      4 Riwayat inkompatibilitas darah

      5 Riwayat keluarga yang menderita anemia pembesaran hepar dan limpa

      Pemeriksaan Fisik Secara klinis ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau beberapa

      hari kemudian Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar yang cukup Ikterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa tidak terlihat dengan penerangan yang kurang terutama pada neonatus yang kulitnya gelap Penilaian ikterus akan lebih sulit lagi apabila penderita sedang mendapatkan terapi sinar

      Tekan kulit secara ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna kulit dan

      jaringan subkutan Waktu timbulnya ikterus mempunyai arti penting pula dalam

      diagnosis dan penatalaksanaan penderita karena saat timbulnya ikterus mempunyai

      kaitan erat dengan kemungkinan penyebab ikterus tersebut

      Pemeriksaan Penunjang

      Pemeriksaan kadar bilirubinBertujuan untuk mengetahui tingkat kerusakan yang masih akan timbul akibat toksisitas kadar bilirubin yang sangat tinggi

      Pemeriksaan fungsi otak EEGBertujuan untuk mengetahui sejauh mana kerusakan otak yang telah terjadi

      24

      Penatalaksanaan (7)

      ManajemenStrategi mengelola bayi baru lahir dengan hiperbilirubinemia meliputi pencegahan penggunaan farmakologi fototerapi dan transfusi tukar (1 7)

      1 Strategi pencegahan hiperbirubinemia(1) Pencegahan primer

      Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya paling sedikit 8-12 kali per hari untuk beberapa hari pertama

      Tidak memberikan cairan tambahan rutin seperti dekstrose atau air pada bayi yang mendapat ASI dan tidak mengalami dehidrasi (1 7)

      (2) Pencegahan sekunder Semua wanita hamil harus diperiksa golongan darah ABO dan rhesus serta penyaringan

      serum untuk antibodi isoimun yang tidak biasa Jika golongan darah ibu tidak diketahui atau Rh negatif dilakukan pemeriksaan

      antibodi direk (tes coombs) golongan darah dan tipe Rh darahtali pusat bayi

      25

      Jika golongan darah ibu O Rh positif terdapat pilihan untuk dilakukan tesgolongan darah dan tes coombs pada darah tali pusat bayi tetapi hal itu tidak diperlukan jikan dilakukan pengawasan penilaian terhadap resiko sebelum keluar RS dan tindak lanjut yang memadai

      Harus memastikan bahwa semua bayi secara rutin dimonitor terhadap timbulnya ikterus dan menetapkan protokol terhadap penilaian ikterus yang harus dinilai saat memeriksa tanda vital bayi tetapi tidak kurang dari setiap 8-12 jam (1 7)

      (3) Evaluasi laboraturium Pengukuran kadar bilirubin harus dilakukan pada setiap bayi yang mengalami ikterus

      dalam 24 jam pertama setelah lahir Pengukuran kadar bilirubin harus dilakukan jika tampak ikterus yang berlebihan Semua kadar bilirubin harus diintrepretasikan sesuai dengan umur bayi dalam jam(1 7)

      (4) Penyebab kuning Bayi yang mengalami peningkatan bilirubin direk atau konjugasi harus dilakukan analisis

      dan kultur urin Bayi sakit dan ikterus pada umur atau lebih dari 3 minggu harus dilakukan pemeriksaan

      bilirubin total dan direk untuk mengidentifikasi adanya kolestatis Jika kadar bilirubin direk meningkat dilakukan evaluasi tambahan mencari penyebab

      kolestatis Pemeriksaan kadar G6PD direkomendasikan untuk bayi ikterus yang

      mendapat fototerapi dan dengan riwayat keluarga atau asal geografis yang menunjukkan kecenderungan defisiensi G6PD atau pada bayi dengan respon fototerapi buruk (1 7)

      (5) Penilaian resiko sebelum bayi dipulangkan Setiap bayi harus dinilai terhadap resiko berkembangnya hiperbilirubinemia berat (1 7)

      (6) Kebijakan dan prosedur rumah sakit RS harus memberikan informasi tertulis dan lisan kepada orang tua mengenai kuning

      perlunya monitor terhadap kuning dan anjuran bagaimana monitoring harus dilakukan (1

      7)

      (7) Pengelolaan bayi dengan ikterus yang mendapat ASI Observasi semua fese awal bayi pertimbangkan untuk merangsang pengeluaran jika

      feses keluar dalam waktu 24 jam Segera mulai menyusui dan beri sesering mungkin Menyusui yang sering dengan waktu

      yang singkat lebih efektif dibandingkan dengan menyusui yang lama dengan frekuensi yang jarang walaupun total waktu yang diberikan sama

      Tidak dianjurkan pemberian air dektrosa atau formula pengganti Observasi berat badan BAK dan BAB yang berhubungan dengan pola menyusui

      26

      Ketika kadar bilirubin mencapai 15mgdL tingkatkan pemberian minum rangsang pengeluaran atau produksi ASI dengan cara memompa dan menggunakan protokol penggunaan fototerapi yang dikeluarkan AAP

      Tidak terdapat bukti bahwa early jaundice berhubungan dengan abnormalitas ASI sehingga penghentian menyusui sebagai suatu upaya hanya diindikasikan jika ikterus menetap lebih dari 6 hari atau meningkat diatas 20 mgdL atau ibumemiliki riwayat bayi sebelumnya terkena kuning (1 7)

      2 Penggunaan Farmakoterapi

      a) Imunoglobulin intravena telah digunakan pada bayi ndash bayi dengan rhesus yang berat dan inkompatibilitas ABO untuk menekan hemolisis isoimun dan menurunkan tindakan transfusi tukar

      b) Fenobarbital merangsang aktivitas dan konsentrasi UDPG ndash T dan ligandin serta dapat meningkatkan jumlah tempat ikatan bilirubin sehingga konjugasi bilirubin berlangsung lebih cepat Pemberian phenobarbital untuk mengobatan hiperbilirubinemia pada

      27

      neonatus selama tiga hari baru dapat menurunkan bilirubin serum yang berarti Bayi prematur lebih banyak memberikan reaksi daripada bayi cukup bulan Phenobarbital dapat diberikan dengan dosis 8 mgkg berat badan sehari mula-mula parenteral kemudian dilanjutkan secara oral Keuntungan pemberian phenobarbital dibandingkan dengan terapi sinar ialah bahwa pelaksanaanya lebih murah dan lebih mudah Kerugiannya ialah diperlukan waktu paling kurang 3 hari untuk mendapat hasil yang berarti

      c) Metalloprotoprophyrin adalah analog sintesis heme

      d) Tin ndash Protoporphyrin (Sn ndash Pp) dan Tin ndash Mesoporphyrin ( Sn ndash Mp ) dapat menurunkan kadar bilirubin serum

      e) Pemberian inhibitor b - glukuronidasi seperti asam L ndash aspartik dan kasein holdolisat dalam jumlah kecil (5 mldosis ndash 6 kalihari ) pada bayi sehat cukup bulan yang mendapat ASI dan meningkatkan pengeluaran bilirubin feses dan ikterus menjadi berkurang dibandingkan dengan bayi control (13 7)

      3 Fototerapi Pengaruh sinar terhadap ikterus pertama sekali diperhatikan dan dilaporkan oleh seorang

      perawat di salah satu rumah sakit di Inggris Perawat Ward melihat bahwa bayi ndash bayi yang mendapat sinar matahari di bangsalnya ternyata ikterusnya lebih cepat menghilang dibandingkan bayi ndash bayi lainnya Cremer (1958) yang mendapatkan laporan tersebut mulai melakukan penyelidikan mengenai pengaruh sinar terhadap hiperbilirubinemia ini Dari penelitiannya terbukti bahwa disamping pengaruh sinar matahari sinar lampu tertentu juga mempunyai pengaruh dalam menurunkan kadar bilirubin pada bayi ndash bayi prematur lainnya6Sinar fototerapi akan mengubah bilirubin yang ada di dalam kapiler-kapiler superfisial dan ruang-ruang usus menjadi isomer yang larut dalam air yang dapat diekstraksikan tanpa metabolisme lebih lanjut oleh hati Maisels seorang peneliti bilirubin menyatakan bahwa fototerapi merupakan obat perkutan3 Bila fototerapi menyinari kulit akan memberikan foton-foton diskrit energi sama halnya seperti molekul-molekul obat sinar akan diserap oleh bilirubin dengan cara yang sama dengan molekul obat yang terikat pada reseptor (1 5 7)

      Molekul-molekul bilirubin pada kulit yang terpapar sinar akan mengalami reaksi fotokimia yang relatif cepat menjadi isomer konfigurasi dimana sinar akan merubah bentuk molekul bilirubin dan bukan mengubah struktur bilirubin Bentuk bilirubin 4Z 15Z akan berubah menjadi bentuk 4Z15E yaitu bentuk isomer nontoksik yang bisa diekskresikan Isomer bilirubin ini mempunyai bentuk yang berbeda dari isomer asli lebih polar dan bisa diekskresikan dari hati ke dalam empedu tanpa mengalami konjugasi atau membutuhkan pengangkutan khusus untuk ekskresinya Bentuk isomer ini mengandung 20 dari jumlah bilirubin serum Eliminasi melalui urin dan saluran cerna sama-sama penting dalam mengurangi muatan bilirubin Reaksi fototerapi menghasilkan suatu fotooksidasi melalui proses yang cepat Fototerapi juga menghasilkan

      28

      lumirubin dimana lumirubin ini mengandung 2 sampai 6 dari total bilirubin serum Lumirubin diekskresikan melalui empedu dan urinLumirubin bersifat larut dalam air (5)

      Mekanisme fototerapi Penelitian Sarici mendapatkan 105 neonatus cukup bulan dan 255 neonatus kurang bulan menderita hiperbilirubinemia yang signifikan dan membutuhkan fototerapi

      29

      Fototerapi diindikasikan pada kadar bilirubin yang meningkat sesuai dengan umur pada neonatus cukup bulan atau berdasarkan berat badan pada neonatus kurang bulan sesuai dengan rekomendasi American Academy of Pediatrics (AAP) (5)

      Sinar FototerapiSinar yang digunakan pada fototerapi adalah suatu sinar tampak yang merupakan suatu

      gelombang elektromagnetik Sifat gelombang elektromagnetik bervariasi menurut frekuensi dan panjang gelombang yang menghasilkan spektrum elektromagnetik Spektrum dari sinar tampak ini terdiri dari sinar merah oranye kuning hijau biru dan ungu Masing masing dari sinar memiliki panjang gelombang yang berbeda beda

      Panjang gelombang sinar yang paling efektif untuk menurunkan kadar bilirubin adalah sinar biru dengan panjang gelombang 425-475 nmSinar biru lebih baik dalam menurunkan kadar bilirubin dibandingkan dengan sinar biru-hijau sinar putih dan sinar hijau Intensitas sinar adalah jumlah foton yang diberikan per sentimeter kuadrat permukaan tubuh yang terpapar Intensitas yang diberikan menentukan efektifitas fototerapi semakin tinggi intensitas sinar maka semakin cepat penurunan kadar bilirubin serumIntensitas sinar yang ditentukan sebagai Wcm2nm

      Intensitas sinar yang diberikan menentukan efektivitas dari fototerapi Intensitas sinar diukur dengan menggunakan suatu alat yaitu radiometer fototerapi2836 Intensitas sinar ge 30 μWcm2nm cukup signifikan dalam menurunkan kadar bilirubin untuk intensif fototerapi Intensitas sinar yang diharapkan adalah 10 ndash 40 μWcm2nm Intensitas sinar maksimal untuk fototerapi standard adalah 30 ndash 50 μWcm2nm Semakin tinggi intensitas sinar maka akan lebih besar pula efikasinya

      Faktor-faktor yang berpengaruh pada penentuan intensitas sinar ini adalah jenis sinar panjang gelombang sinar yang digunakan jarak sinar ke neonatus dan luas permukaan tubuh neonatus yang disinari serta penggunaan media pemantulan sinar

      Intensitas sinar berbanding terbalik dengan jarak antara sinar dan permukaan tubuh Cara mudah untuk meningkatkan intensitas sinar adalah menggeser sinar lebih dekat pada bayi

      Rekomendasi AAP menganjurkan fototerapi dengan jarak 10 cm kecuali dengan menggunakan sinar halogenSinar halogen dapat menyebabkan luka bakar bila diletakkan terlalu dekat dengan bayi Bayi cukup bulan tidak akan kepanasan dengan sinar fototerapi berjarak 10 cm dari bayi Luas permukaan terbesar dari tubuh bayi yaitu badan bayi harus diposisikan di pusat sinar tempat di mana intensitas sinar paling tinggi

      Tabel 1 Rekomendasi AAP penanganan hiperbilirubinemia pada neonatus sehat dan cukup bulan (1 3 7)

      Usia ( jam ) Pertimbangan terapi sinar

      Terapi sinar Transfusi tukar Transfusi tukar dan terapi sinar

      25-48 gt12mgdl(gt200 micromolL)

      gt15 mgdl( gt250 micromolL)

      gt20 mgdl(gt340 micromolL)

      gt25 mgdl(425 micromolL)

      30

      49-72 gt15mgdl(gt250 micromolL)

      gt18 mgdl(gt300micromolL)

      gt25mgdl(425 micromolL)

      gt30 mgdl(510micromolL)

      gt72 gt17 mgdl(gt290 micromolL)

      gt20mgdl(gt340micromolL

      gt25mgdl(gt425 micromolL)

      gt30mgdl(gt510 micromolL)

      Tabel 2 Tatalaksana hiperbilirubinemia pada Neonatus Kurang Bulan Sehat dan Sakit ( gt37 minggu ) (1 3 7)

      Neontaus kurang bulan sehat Kadar Total Bilirubin Serum (mgdl)

      Neontaus kurang bulan sakit Kadar Total Bilirubin Serum (mgdl)

      Berat Terapi sinar Transfusi tukar

      Terapi sinar Transfusi tukar

      Hingga 1000 g 5-7 10 4-6 8-101001-1500 g 7-10 10-15 6-8 10-121501-2000 g 10 17 8-10 15gt2000 g 10-12 18 10 17

      Kontraindikasi fototerapi adalah pada kondisi dimana terjadi peningkatan kadar bilirubin direk yang disebabkan oleh penyakit hati atau obstructive jaundice Komplikasi terapi sinar

      Setiap cara pengobatan selalu akan disertai efek samping Di dalam penggunaan terapi sinar penelitian yang dilakukan selama ini tidak memperlihatkan hal yang dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi baik komplikasi segaera ataupun efek lanjut yang terlihat selama ini ebrsifat sementara yang dapat dicegah atau ditanggulangi dengan memperhatikan tata cara pengunaan terapi sinar yang telah dijelaskan diatas (5)

      Kelainan yang mungkin timbul pada terapi sinar antara lain

      1 Peningkatan ldquoinsensible water lossrdquo pada bayiHal ini terutama akan terlihat pada bayi yang kurnag bulan Oh dkk (1972) melaporkan kehilangan ini dapat meningkat 2-3 kali lebih besar dari keadaan biasa Untuk hal ini pemberian cairan pada penderita dengan terapi sinar perlu diperhatikan dengan sebaiknya

      2 Frekuensi defekasi yang meningkat

      31

      Banyak teori yang menjelaskan keadaan ini antara lain dikemukankan karena meningkatnya peristaltik usus (Windorfer dkk 1975) Bakken (1976) mengemukakan bahwa diare yang terjadi akibat efek sekunder yang terjadi pada pembentukan enzim lactase karena meningkatnya bilirubin indirek pada usus Pemberian susu dengan kadar laktosa rendah akan mengurangi timbulnya diare Teori ini masih belum dapat dipertentangkan (Chung dkk 1976)

      3 Timbulnya kelainan kulit yang sering disebut ldquoflea bite rashrdquo di daerah muka badan dan ekstremitas Kelainan ini segera hilang setelah terapi dihentikan Pada beberapa bayi dilaporkan pula kemungkinan terjadinya bronze baby syndrome (Kopelman dkk 1976) Hal ini terjadi karena tubuh tidak mampu mengeluarkan dengan segera hasil terapi sinar Perubahan warna kulit yang bersifat sementara ini tidak mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi

      4 Gangguan retinaKelainan retina ini hanya ditemukan pada binatang percibaan (Noel dkk 1966) Pnelitain Dobson dkk 1975 tidak dapat membuktikan adanya perubahan fungsi mata pada umumnya Walaupin demikian penyelidikan selanjutnya masih diteruskan

      5 Gangguan pertumbuhanPada binatang percobaan ditemukan gangguan pertumbuhan (Ballowics 1970) Lucey (1972) dan Drew dkk (10976) secara klinis tidak dapat menemukan gangguan tumbuh kembang pada bayi yang mendapat terapi sinar Meskipun demikian hendaknya pemakaian terapi sinar dilakukan dengan indikasi yang tepat selama waktu yang diperlukan

      6 Kenaikan suhuBeberapa penderita yang mendapatkan terapi mungkin memperlihatkan kenaikan suhu Bila hal ini terjadi terapi dapat terus dilanjutkan dengan mematikan sebagian lampu yang dipergunakan

      7 Beberapa kelainan lain seperti gangguan minum letargi iritabilitas kadang-kadang ditemukan pada penderita Keadaan ini hanya bersifat sementara dan akan menghilang dengan sendirinya

      8 Beberapa kelainan yang sampai saat ini masih belim diketahui secara pasti adalah kelainan gonad adanya hemolisis darah dan beberapa kelainan metabolisme lain

      Sampai saat ini tampaknya belum ditemukan efek lanjut terapi sinar pada bayi Komplikasi segera juga bersifat ringan dan tidak berarti dibandingkan dengan manfaat penggunaannya Mengingat hal ini adalah wajar bila terapi sinar mempunyai tempat tersendiri dalam penatalaksanaan hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir

      Tranfusi Tukar

      32

      Transfusi tukar adalah suatu tindakan pengambilan sejumlah kecil darah yang dilanjutkan dengan pengembalian darah dari donor dalam jumlah yang sama yang dilakukan berulang-ulang sampai sebagian besar darah penderita tertukar (Friel 1982) (1 5)

      Pada hiperbilirubinemia tindakan ini bertujuan mencegah terjadinya ensefalopati bilirubin dengan cara mengeluarkan bilirubin indirek dari sirkulasi Pada bayi dengan isoimunisasi transfusi tukar memiliki manfaat tambahan karena membantu mengeluarkan antibodi maternal dari sirkulasi bayi Sehingga mencegah hemolisis lebih lanjut dan memperbaiki anemia (5)

      Darah Donor Untuk Tranfusi Tukar (1 5)

      1 Darah yang digunakan golongan O

      2 Gunakan darah baru Kerjasama dengan dokter kandungan dan Bank Darah adalah penting untuk persiapan kelahiran bayi yang membutuhkan tranfusi tukar

      3 Pada penyakit hemolitik rhesus jika darah disiapkan sebelum persalinan harus golongan O dengan rhesus (-) crossmatched terhadap ibu Bila darah disiapkan setelah kelahiran dilakukan juga crossmatched terhadap bayi

      4 Pada inkomptabilitas ABO darah donor harus golongan O rhesus (-) atau rhesus yang sama dengan ibu dan bayinya Crossmatched terhadap ibu dan bayi yang mempunyai titer rendah antibodi anti A dan anti B Biasanya menggunakan eritrosit golongan O dengan plasma AB untuk memastikan bahwa tidak ada antibodi anti A dan anti B yang muncul

      5 Pada penyakit hemolitik isoimun yang lain darah donor tidak boleh berisi antigen tersensitisasi dan harus di crossmatched terhadap ibu

      33

      6 Pada hiperbilirubinemia yang nonimun darah donor ditiping dan crossmatched terhadap plasma dan eritrosit pasienbayi

      7 Tranfusi tukar biasanya memakai 2 kali volume darah (2 volume exchange) ---- 160 mLkgBB sehingga diperoleh darah baru sekitar 87

      Teknik Transfusi Tukar (1 5)

      a SIMPLE DOUBLE VOLUME

      Push-Pull tehnique jarum infus dipasang melalui kateter vena umbilikalis vena saphena magna Darah dikeluarkan dan dimasukkan bergantian

      b ISOVOLUMETRIC

      Darah secara bersamaan dan simultan dikeluarkan melalui arteri umbilikalis dan dimasukkan melalui vena umbilikalis dalam jumlah yang sama

      c PARTIAL EXCHANGE TRANFUSION

      Tranfusi tukar sebagian dilakukan biasanya pada bayi dengan polisitemia

      Di Indonesia untuk kedaruratan transfusi tukar pertama menggunakan golongan darah O rhesus positif (1 5)

      Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

      Kebutuhan

      Rumus

      lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2 lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

      Hct sekarang Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

      (Hb donor ndash Hb sekarang) BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang) (PCV donor)

      Indikasi

      Hingga kini belum ada kesepakatan global mengenai kapan melakukan transfusi tukar pada hiperbilirubinemia Indikasi transfusi tukar berdasarkan keputusan WHO tercantum dalam tabel 2 (1 5)

      34

      Tabel 3 Indikasi Transfusi Tukar Berdasarkan Kadar Bilirubin Serum

      UsiaBayi Cukup Bulan Sehat

      Dengan Faktor Risiko

      Hari mgdL mgDl

      Hari ke-1 15 13

      Hari ke-2 25 15

      Hari ke-3 30 20

      Hari ke-4 dan seterusnya

      30 20

      Bila transfusi tukar memungkinkan untuk dilaksanakan di tempat atau bayi bisa dirujuk secara cepat dan aman ke fasilitas lain dan kadar bilirubin bayi telah mencapai kadar di atas sertakan contoh darah ibu dan bayi (5)

      Tabel 4 Indikasi Transfusi Tukar Pada Bayi Berat Badan Lahir Rendah

      Berat badan (gram)KadKadar Bilirubin (mgdL)

      ltgt gt lt1000 10-12

      1000-1500 12-15

      1500-2000 15-18

      2000-2500 18-20

      Pada penyakit hemolitik segera dilakukan tranfusi tukar apabila ada indikasi

      a Kadar bilirubin tali pusat gt 45 mgdL dan kadar Hb rendah

      b Kadar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam walaupun sedang mendapatkan terapi sinar

      35

      c Selama terapi sinar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam dan kadar Hb 11 ndash 13 grdL

      d Didapatkan anemia yang progresif walaupun kadar bilirubin dapat dikontrol secara adekuat dengan terapi sinar

      Transfusi tukar harus dihentikan apabila terjadi

      Emboli (emboli bekuan darah) trombosis

      Hiperkalemia hipernatremia hipokalsemia asidosis hipoglikemia

      Gangguan pembekuan karena pemakaian heparin

      Perforasi pembuluh darah

      Komplikasi tranfusi tukar (1)

      1 Hipokalsemia dan hipomagnesia

      2 Hipoglikemia

      3 Gangguan keseimbangan asam basa

      4 Hiperkalemia

      5 Gangguan kardiovaskular

      Perforasi pembuluh darah

      Emboli

      Infark

      Aritmia

      Volume overload

      Arrest

      6 Pendarahan Trombositopenia Defisiensi factor pembekuan

      7 Infeksi8 Hemolisis9 Graft-versus host disease10 Lain-lain hipotermia hipertermia dan kemungkinan terjadinya enterokolitis

      nekrotikans

      36

      Perawatan pasca tranfusi tukar Lanjutkan dengan terapi sinar Awasi ketat kemungkinan terjadinya komplikasi

      37

      38

      DAFTAR PUSTAKA1 Staf pengajar Ilmu kesehatan anak FKUI Gastroenterologi Ilmu Kesehatan Anak Jilid I

      Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1985 hal 283-3102 Noerasid N amp dkk gastrienteritis ( Diare ) Akut Gastroenterologi Anak Praktis Bagian Ilmu

      Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1988 hal 51-763 Firmansyah A dkk Penyakit Radang Usus Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak ed Markum H

      dkk Jilid 1 bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia hal 448-474

      4 Staf Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM Panduan Pelayanan Medis Jakarta 20055 wwwemedicinecompedtopic583htmdiarrheaJully2005 6 Reisinger ECdkkDiarrhea Caused by primarily Non-Gastrointestinal Infection

      wwwmedscapecomviewarticle505473 Nature Clinical Practical Gastroenterology amp Hepatology

      7 Pray Sddk Diarrhea Causes dan Self-Care Treatments wwwmedscapecomviewarticle407636 US Pharmacist

      8 Soegijanto Soegeng Prof DR Ilmu Penyakit Anak Diagnosa Dan Penatalaksanaan Edisi pertama Jakarta Salemba Medika 2002

      9 Mansjoer A Kuspuji T dkk Kapita Selekta Kedokteran Edisi III Jilid 2 Cetakan kelima Jakarta Media Aesculapius 2002

      10 Suharyono Aswitha B EM Halimun Gastroenterologi Anak Praktis cetakan ke-4 Jakarta Gaya Baru 2003

      11 Sari Dina Kartika Hanifah Mirzanie Desy K A Leksana Buku Saku Pediatrica Edisi 2 Jogjakarta Tosca Enterprise 2006

      12 http wwwKeep Kids Healthycom ndash Diarrhea in Children13 Subijanto Reza Ranuh Liek Djupri Pitono Soeparto Management Diare Pada Bayi Dan

      Anak (Diarrheal Management In Infant And Children) Buletin Ilmu Kesehatan Anak Thn XXX No 11 2003

      14 http www Pediatricscom -- Lactobacillus Therapy for Acute Infectious Diarrhea in Children A Meta-analysis -- Van Niel et almht

      15 Tjokronegoro Arjatmo Prof Dr dr Hendra Utama Sp FK Updates In Pediatric Emergencies FKUI Jakarta 2002

      39

      • Diagnosis (1 2 4 7)
      • Anamnesis
      • Pemeriksaan Fisik
        • Teknik Transfusi Tukar (1 5)
          • DAFTAR PUSTAKA

        Jam 1600 WIB

        PEMERIKSAAN UMUMKeadaan umum Tampak sakit sedang Kesadaran composmentis (GCS E 4 V 5 M 6)Frekuensi nadi 128 x mnt (reguler kuat angkat isi cukup)Frekuensi pernapasan 32 xmenit (regular adekuat)Suhu tubuh 3740 C ( axilla )

        Data antropometriBerat badan 38 kgTinggi badan 51 cmLingkar kepala 32 cmLingkar lengan atas 11 cm

        PEMERIKSAAN SISTEMKepalaBentuk dan ukuran Bentuk bulat normocephali ubun-ubun cekung -Rambut dan kulit kepala Warna hitam pertumbuhan rambut merataMata Konjungtiva anemis -- pupil isokor sklera ikterik ++Hidung Bentuk biasa Mukosa tidak hiperemis cavum nasi lapang

        lapang konka nasalis eutrofi eutrofi sekret -- pernafasan cuping hidung tidak ada

        Telinga Normotia liang telinga lapang lapang serumen -- Mulut Lembab

        Tenggorok Mukosa faring tidak hiperemis tonsil T1-T1

        Leher Kelenjar getah bening tidak teraba membesar Thoraks Paru

        Inspeksi Pergerakan dinding dada simetris retraksi iga (-)Palpasi Stem fremitus simetris kiri dan kanan Perkusi Sulit dinilaiAuskultasi Bunyi napas dasar vesikular ronki -- wheezing--

        Jantung Inspeksi Ictus cordis terlihat Palpasi Ictus cordis terabaPerkusi Sulit dinilai Auskultasi Bunyi jantung I dan II normal murmur (-) gallop (-)

        Abdomen Inspeksi Perut tampak mendatar

        4

        Auskultasi Bising usus 4xmenit Palpasi Supel turgor cukup nyeri tekan (-) ballotement (-)

        Perkusi Timpani Anus dan rektum Dalam batas normal Genitalia Tidak ada kelainan Anggota gerak Akral hangat sianosis (-) Tulang belakang Dalam batas normal Kulit Turgor cukup Kuning Krammer score 3

        Status Neurologi Refleks fisiologis

        normorefleks Refleks patologis

        -Ektremitas

        Tidak ada deformitas normotonus ROM tidak terbatas

        PEMERIKSAAN LABORATORIUMLaboratorium 01 Agustus 2015Hematologi Darah lengkap ( H2TL Eri LED )

        Jenis pemeriksaan

        HasilSatuan Nilai rujukan Keterangan

        1AgustusBilirubin total 153 gdL lt 12 H

        DIAGNOSIS KERJA Hiperbilirubinaemia

        DIAGNOSIS BANDING -

        ANJURAN PEMERIKSAAN LENGKAP- Bilirubin total direk dan indirek

        PROGNOSISAd Vitam Dubia Ad Sanationum Dubia

        5

        Ad Fungsionam Dubia

        PENATALAKSANAAN - Pro rawat inap

        Terapi sinar (blue light)

        FOLLOW UP02 Agustus 2015S KuningOKeadaan umum tampak sakit sedangKesadaran composmentis (GCS E4 V5 M6)Frekuensi nadi 100 xmenitFrekuensi napas 28 xmenitSuhu 3740CKepala bulat normosefali Rambut dan kulit kepala tidak ada kelainan

        Mata konjungtiva anemis -- sclera ikterik ++Hidung tidak ada kelainan

        Telinga tidak ada kelainan Mulut mukosa bibir lembab sianosis sirkum oral (-)

        Leher kelenjar getah bening tidak teraba membesar Thoraks Paru Inspeksi pergerakan dinding dada simetris retraksi iga (-)

        Palpasi stem fremitus simetris kiri dan kanan Auskultasi bunyi napas dasar vesikular ronki -- wheezing--

        Jantung Inspeksi ictus cordis tidak terlihat Palpasi ictus cordis tidak terabaAuskultasi bunyi jantung I dan II normal murmur (-) gallop (-)

        Abdomen Inspeksi perut tampak mendatarAuskultasi bising usus 4xmenit

        Palpasi supel turgor cukup nyeri tekan (-)Perkusi timpani

        Anus dan rektum dalam batas normal Genitalia tidak ada kelainan Anggota gerak akral hangat sianosis (-) capillary refill lt 2 detik Tulang belakang tidak ada kelainan Kulit turgor cukup krammer score 3 Rangsang meningeal kaku kuduk (-) brudzinski I (-) brudzinski II (-) kernig (-)

        6

        Refleks fisiologis biseps ++ triseps ++ KPR ++ APR ++ Refleks patologis babinski --

        A Hiperbilirubinaemia

        P Terapi sinar (blue light)

        03 Agustus 2015S KuningOKeadaan umum tampak sakit sedangKesadaran composmentis (GCS E4 V5 M6)Frekuensi nadi 110 xmenitFrekuensi napas 28 xmenitSuhu 3760CKepala bulat normosefali Rambut dan kulit kepala tidak ada kelainan

        Mata konjungtiva anemis -- sclera ikterik ++Hidung tidak ada kelainan

        Telinga tidak ada kelainan Mulut mukosa bibir lembab sianosis sirkum oral (-)

        Leher kelenjar getah bening tidak teraba membesar Thoraks Paru Inspeksi pergerakan dinding dada simetris retraksi iga (-)

        Palpasi stem fremitus simetris kiri dan kanan Auskultasi bunyi napas dasar vesikular ronki -- wheezing--

        Jantung Inspeksi ictus cordis tidak terlihat Palpasi ictus cordis tidak terabaAuskultasi bunyi jantung I dan II normal murmur (-) gallop (-)

        Abdomen Inspeksi perut tampak mendatarAuskultasi bising usus 4xmenit

        Palpasi supel turgor cukup nyeri tekan (-)Perkusi timpani

        Anus dan rektum dalam batas normal Genitalia tidak ada kelainan Anggota gerak akral hangat sianosis (-) capillary refill lt 2 detik Tulang belakang tidak ada kelainan Kulit turgor cukup

        7

        Rangsang meningeal kaku kuduk (-) brudzinski I (-) brudzinski II (-) kernig (-) Refleks fisiologis biseps ++ triseps ++ KPR ++ APR ++ Refleks patologis babinski --

        A Hiperbilirubinaemia

        P Terapi sinar (blue light)

        04 Agustus 2015 S KuningOKeadaan umum tampak sakit sedangKesadaran composmentis (GCS E4 V5 M6)Frekuensi nadi 105 xmenitFrekuensi napas 24 xmenitSuhu 3740CKepala bulat normosefali Rambut dan kulit kepala tidak ada kelainan

        Mata konjungtiva anemis -- sclera ikterik ++Hidung tidak ada kelainan

        Telinga tidak ada kelainan Mulut mukosa bibir lembab sianosis sirkum oral (-)

        Leher kelenjar getah bening tidak teraba membesar Thoraks Paru Inspeksi pergerakan dinding dada simetris retraksi iga (-)

        Palpasi stem fremitus simetris kiri dan kanan Auskultasi bunyi napas dasar vesikular ronki -- wheezing--

        Jantung Inspeksi ictus cordis tidak terlihat Palpasi ictus cordis tidak terabaAuskultasi bunyi jantung I dan II normal murmur (-) gallop (-)

        Abdomen Inspeksi perut tampak mendatarAuskultasi bising usus 4xmenit

        Palpasi supel turgor cukup nyeri tekan (-)Perkusi timpani

        Anus dan rektum dalam batas normal Genitalia tidak ada kelainan Anggota gerak akral hangat sianosis (-) capillary refill lt 2 detik Tulang belakang tidak ada kelainan

        8

        Kulit turgor cukup Rangsang meningeal kaku kuduk (-) brudzinski I (-) brudzinski II (-) kernig (-) Refleks fisiologis biseps ++ triseps ++ KPR ++ APR ++ Refleks patologis babinski --

        A Hiperbilirubinaemia

        P Terapi sinar (blue light)

        BAB IIILANDASAN TEORI

        Definisi

        Hiperbilirubinemia adalah peningkatan kadar plasma bilirubin 2 standar deviasi atau lebih dari kadar yang diharapkan berdasarkan umur bayi atau lebih dari presentil 90 (1 2 3)

        9

        Epidemiologi

        Angka kematian bayi (AKB) di Indonesia pada tahun 1997 tercatat sebanyak 414 per 1000 kelahiran hidup Dalam upaya mewujudkan visi ldquoIndonesia Sehat 2010rdquo maka salah satu tolok ukur adalah menurunnya angka mortalitas dan morbiditas neonatus dengan proyeksi pada tahun 2025 AKB dapat turun menjadi 18 per 1000 kelahiran hidup Salah satu penyebab mortalitas pada bayi baru lahir adalah ensefalopati bilirubin (lebih dikenal sebagai kernikterus) Ensefalopati bilirubin merupakan komplikasi ikterus neonatorum yang paling berat Selain memiliki angka mortalitas yang tinggi juga dapat menyebabkan gejala sisa berupa cerebral palsy tuli nada tinggi paralisis dan displasia dental yang sangat mempengaruhi kualitas hidup Ikterus neonatorum merupakan fenomena biologis yang timbul akibat tingginya produksi dan rendahnya ekskresi bilirubin selama masa transisi pada neonatus Pada neonatus produksi bilirubin 2 sampai 3 kali lebih tinggi dibanding orang dewasa normal Hal ini dapat terjadi karena jumlah eritosit pada neonatus lebih banyak dan usianya lebih pendek Banyak bayi baru lahir terutama bayi kecil (bayi dengan berat lahir lt 2500 g atau usia gestasi lt37 minggu) mengalami ikterus pada minggu pertama kehidupannya Data epidemiologi yang ada menunjukkan bahwa lebih 50 bayi baru lahir menderita ikterus yang dapat dideteksi secara klinis dalam minggu pertama kehidupannya Pada kebanyakan kasus ikterus neonatorum kadar bilirubin tidak berbahaya dan tidak memerlukan pengobatan Sebagian besar tidak memiliki penyebab dasar atau disebut ikterus fisiologis yang akan menghilang pada akhir minggu pertama kehidupan pada bayi cukup bulan Sebagian kecil memiliki penyebab seperti hemolisis septikemi penyakit metabolik (ikterus non-fisiologis)

        Hiperbilirubinemia bisa disebabkan proses fisiologis atau patologis atau kombinasi keduanya Risiko hiperbilirubinemia meningkat pada bayi yang mendapat ASI bayi kurang bulan dan bayi yang mendekati cukup bulan Neonatal hiperbilirubinemia terjadi karena peningkatan produksi atau penurunan clearance bilirubin dan lebih sering terjadi pada bayi imatur (1 2 3 5)

        Bayi yang diberikan ASI memiliki kadar bilirubin serum yang lebih tinggi dibanding bayi yang diberikan susu formula Hal tersebut mungkin disebabkan oleh beberapa factor antara lain (1 2 3)

        Asupan cairano Kelaparan

        o Frekuensi menyusui

        o Kehilangan berat badandehidrasi

        Hambatan ekskresi bilirubin hepatico Pregnandiol

        o Lipase-free fatty acids

        o Unidentified inhibitor

        10

        Intestinal reabsorption of bilirubino Pasase mekonium terlambat

        o Pembentukan urobilinoid bakteri

        o Beta-glukoronidase

        o Hidrolisis alkaline

        o Asam empedu

        Hiperbilirubinemia yang signifikan dalam 36 jam pertama biasanya disebabkan karena peningkatan produksi bilirubin (terutama karena hemolisis) karena pada periode ini hepatic clearance jarang memproduksi bilirubin lebih 10 mgdL Peningkatan penghancuran haemoglobin 1 akan meningkatkan kadar bilirubin 4 kali lipat (1)

        Sedangkan ikterus neonatorum adalah keadaan klinis pada bayi yang ditandai oleh pewarnaan ikterus pada kulit dan sclera akiat akumulasi bilirubin tidak terkonjugasi yang berlebih Ikterus secara klinis akan mulai tampak pada bayi baru lahir bila kadar bilirubin darah 5-7 mgdL Ikterus dibagi menjadi dua yaitu ikterus fisiologis dan ikterus non-fisiologis (1 2 3)

        11

        Ikterus fisiologis merupakan masalah yang sering terjadi pada bayi kurang maupun cukup bulan selama minggu pertama kehidupan yang frekuensinya pada bayi cukup bulan dan kurang bulan berturut-turut adalah 50-60 dan 80 Untuk kebanyakan bayi fenomena ini ringan dan dapat membaik tanpa pengobatan Ikterus fisiologis tidak disebabkan oleh factor tunggal tapi kombinasi dari berbagai factor yang berhubungan dengan maturitas fisiologis bayi baru lahir Peningkatan kadar bilirubin tidak terkonjugasi dalam sirkulasi pada bayi baru lahir disebabkan oleh kombinasi peningkatan ketersediaan bilirubin dan penurunan clearance bilirubin Umumnya kadar bilirubin tak terkonjugasi pada minggu pertama gt 2 mgdL Pada bayi cukup bulan yang mendapat susu formula kadar bilirubin akan mencapai puncaknya sekitar 6-8 mgdL pada hari ke-3 kehidupan dan kemudian akan menurun cepat selama 2-3 hari diikuti dengan penurunan yang lambat sebesar 1 mgdL selama 1 samapi 2 minggu (1 2 3)

        Pada bayi cukup bulan yang mendapat ASI kadar bilirubin puncak akan mencapai kadar yang lebih tinggi (7-14 mgdL) dan penurunan terjadi lebih lambat Bisa terjadi dalam waktu 2-4 minggu bahkan dapat mencapai waktu 6 minggu Pada bayi kurang bulan yang mendapat susu formula juga akan mengalami peningkatan dengan puncak yang lebih tinggi dan lebih lama begitu juga dengan penurunannya jika tidak diberikan fototerapi pencegahan Peningkatan sampai 10-12 mgdL masih dalam kisaran fisiologis bahkan hingga 15 mgdL tanpa disertai kelainan metabolisme bilirubin Kadar normal bilirubin tali pusat kurang dari 2 mgdL dan berkisar dari 14 sampai 19 mgdL (1 2 3)

        Ikterus non fisiologis dulu disebut dengan ikterus patologis tidak mudah dibedakan dari ikterus fisiologis Keadaan di bawah ini merupakan petunjuk untuk tindak lanjut (1 2 3 6)

        Ikterus terjadi sebelum umur 24 jam

        Setiap peningkatan kadar bilirubin serum yang memerlukan fototerapi

        Peningkatan kadar bilirubin total serum gt 05 mgdLjam

        Adanya tanda-tanda penyakit yang mendasari pada setiap bayi (muntah letargis malas menetek penurunan berat badan yang cepat apnea takipnea atau suhu yang tidak stabil)

        Ikterus bertahan selama 8 hari pada bayi cukup bulan atau setelah 14 hari pada bayi kurang bulan

        Etiologi

        Penyebab ikterus pada bayi baru lahir dapat berdiri sendiri ataupun dapat disebabkan oleh beberapa faktor Secara garis besar etiologi ikterus neonatorum dapat dibagi (1 2 3)

        1 Produksi yang berlebihan

        12

        Hal ini melebihi kemampuan bayi untuk mengeluarkannya misalnya pada hemolisis yang meningkat pada inkompatibilitas darah Rh ABO golongan darah lain defisiensi enzim G6PD piruvat kinase perdarahan tertutup dan sepsis

        2 Gangguan dalam proses uptake dan konjugasi heparGangguan ini dapat disebabkan oleh imaturitas hepar kurangnya substrat untuk konjugasi bilirubin gangguan fungsi hepar akibat asidosis hipoksia dan infeksi atau tidak terdapatnya enzim glukoronil transferase (sindrom Criggler-Najjar) Penyebab lain ialah defisiensi protein Y dalam hepar yang berperanan penting dalam uptake bilirubin ke sel hepar

        3 Gangguan transportasiBilirubin dalam darah terikat pada albumin kemudian diangkut ke hepar Ikatan bilirubin dengan albumin ini dapat dipengaruhi ileh obat misalnya salisilatm sulfafurazole Defisiensi albumin menyebabkan lebih banyak terdapatnya bilirubin indirek yang bebas dalam darah yang mudah melekat ke sel otak

        4 Gangguan dalam eksresiGangguan ini dapat terjadi akibat obstruksi dalam hepar atau di luar hepar Kelainan di luar hepar biasanya disebabkan oleh kelainan bawaan Obstruksi dalam hepar biasanya akibat infeksi atau kerusakan hepar oleh penyebab lain

        Faktor risiko (1 2 7)

        Manifestasi klinikSecara umum gejala dari penyakit hiperbilirubin ini antara lain (1 2 6)

        Pada permulaan tidak jelas tampak mata berputar-putar Letargi Kejang

        13

        Tidak mau menghisap Dapat tuli gangguan bicara retardasi mental Bila bayi hidup pada umur lanjut disertai spasme otot kejang stenosis yang disertai

        ketegangan otot Perut membuncit Pembesaran pada hati Feses berwarna seperti dempul Muntah anoreksia fatigue Warna urin gelap

        PatofisiologiPembentukan Bilirubin

        Bilirubin adalah pigmen kristal berwarna jingga ikterus yang merupakan bentuk akhir dari pemecahan katabolisme heme melalui proses reaksi oksidasi ndash reduksi Langkah oksidasi yang pertama adalah biliverdin yang di bentuk dari heme dengan bantuan enzim heme oksigenase yaitu suatu enzim yang sebagian besar terdapat dalam sel hati dan organ lain Pada reaksi tersebut juga terdapat besi yang digunakan kembali untuk pembentukan haemoglobin dan karbon monoksida yang dieksresikan ke dalam paru Biliverdin kemudian akan direduksi menjadi bilirubin oleh enzim biliverdin reduktase Biliverdin bersifat larut dalam air dan secara cepat akan dirubah menjadi bilirubin melalui reaksi bilirubin reduktase Berbeda dengan biliverdin bilirubin bersifat lipofilik dan terikat dengan hydrogen serta pada pH normal bersifat tidak larut Jika tubuh akan mengeksresikan diperlukan mekanisme transport dan eliminasi bilirubin (1 2 3 5)

        Bayi baru lahir akan memproduksi bilirubin 8-10 mgkgBBhari sedangkan orang dewasa sekitar 3-4 mgkgBBhari Peningkatan produksi bilirubin pada bayi baru lahir disebabkan oleh masa hidup eritrosit bayi lebih pendek (70-90 hari) dibandingkan dengan orang dewasa (120 hari) peningkatan degradasi heme turn over sitokrom yang meningkat dan juga reabsorpsi bilirubin dari usus yang meningkat (sirkulasi enterohepatik) (1 2)

        14

        Transportasi Bilirubin

        Pembentukan bilirubin yang terjadi di sistem retikulo endothelial selanjutnya dilapaskan ke sirkulasi yang akan berikatan dengan albumin Bayi baru lahir mempunyai kapasitas ikatan plasma yang rendah terhadap bilirubin karena konsentrasi albumin yang rendahdan kapasitas ikatan molar yang kurangBilirubin yang terikat pada albumin serum ini merupakan zat non polar dan tidak larut dalam air dan kemudian akan di transportasi kedalam sel hepar Bilirubin yang terikat dengan albumin tidak dapat memasuki susuna syaraf pusat dan bersifat non toksik (1 2)

        Selain itu albumin juga mempunyai afinitas yang tinggi terhadap obat ndash obatan yang bersifat asam seperti penicillin dan sulfonamide Obat ndash obat tersebut akan menempati tempat utama perlekatan albumin untuk bilirubin sehingga bersifat competitor serta dapat pula melepaskan ikatan bilirubin dengan albumin (1 2)

        Obat ndash obat yang dapat melepaskan ikatan bilirubin dengan albumin Analgetik antipiretik ( Natrium salisilat Fenilbutazon ) Antiseptik desinfektan ( Metil Isopropyl ) Antibiotik dengan kandungan sulfa ( Sulfadiazin Sulfamethizole Sulfamoxazole ) Penicilin ( Propicilin Cloxacillin ) Lain ndash lain ( Novabiosin Triptophan Asam mendelik kontras x ndash ray )

        Pada bayi kurang bulan ikatan bilirubin akan lebih lemah yang umumnya merupakan komplikasi dari hipoalbumin hipoksia hipoglikemi asidosis hipotermia hemolisis dan septikemia Hal tersebut tentunya akan mengakibatkan peningkatan jumlah bilirubin bebas dan berisiko pula untuk keadaan nerotoksisitas oleh bilirubin (1 2)

        Bilirubin dalam serum terdapat dalam 4 bentuk yang berbeda yaitu (1)

        1) Bilirubin tak terkonjugasi yang terikat dengan albumin dan membentuk sebagian besar bilirubin tak terkonjugasi dalam serum

        2) Bilirubin bebas3) Bilirubin terkonjugasi yaitu bilirubin yang siap dieksresikan melalui ginjal4) Bilirubin terkonjugasi yang terikat denga albumin serum

        Asupan Bilirubin

        Pada saat kompleks bilirubin ndash albumin mencapai membran plasma hepatosit albumin terikat ke reseptor permukaan sel Kemudian bilirubin di transfer melalui sel membran yang berikatan dengan ligandin (protein y) mungkin juga dengan protein ikatan sitosilik lainnya Keseimbangan antara jumlah bilirubin yang masuk ke sirkulasi dari sintesis de novo resirkulasi enterohepatik perpindahan bilirubin antar jaringan pengambilan bilirubin oleh sel hati dan konjugasi bilirubin akan menentukan konsentrasi bilirubin tak terkonjugasi dalam serum baik pada keadaan normal ataupun tidak normal (1 5)

        Berkurangnya kapasitas pengambilan hepaatik bilirubin tak terkonjugasi akan berpengaruh terhadap pembentukan ikterus fisiologis Penelitian menunjukkan hal ini terjadi

        15

        karena adanya defisiensi konjugasi bilirubin dalam menghambat transfer bilirubin dari darah ke empedu selama 3-4 hari pertama kehidupan Walaupun demikian defisiensi ambilan ini dapat menyebabkan hiperbilirubinemia terkonjugasi ringan pada minggu kedua kehidupan saat konjugasi bilirubin hepatic mencapai kecepatan normal yang sama dengan orang dewasa (1 5)

        Konjugasi Bilirubin

        Bilirubin tak terkonjugasi dikonversikan kebentuk bilirubin konjugasi yang larut dalam air di reticulum endoplasma dengan bantuan enzim uridine diphospate glukuronosyl transferase ( UDPG ndash T ) Katalisa oleh enzim ini akan merubah formasi menjadi bilirubin monoglukoronida yang selanjutnya akan dikonjugasi menjadi bilirubin diglukoronida Bilirubin ini kemudian dieksresikan ke dalam kalanikulus empedu Sedangkan satu molekul bilirubin tak terkonjugasi akan kembali ke reticulum endoplasmic untuk rekonjugasi berikutnya (1 5)

        Eksresi Bilirubin

        Setelah mengalami proses konjugasi bilirubin akan dieksresikan kedalam kandung empedu kemudian memasuki saluran cerna dan di eksresikan melalui feses Setelah berada dalam usus halus bilirubin yang terkonjugasi tidak langsung dapat diresorbsi kecuali jika dikonversikan kembali menjadi bentuk tidak terkonjugasi oleh enzim beta ndash glukoronidase yang terdapat dalam usus Resorbsi kembali bilirubin dari saluran cerna dan kembali ke hati untuk di konjugasi kembali disebut sirkulasi enterohepatik (1)

        Terdapat perbedaan antara bayi baru lahir dan orang dewasa yaitu pada mukosa usus halus dan feses bayi baru lahir mengandung enzim β-glukoronidase yang dapat menghidrolisa monoglukoronida dan diglukoronida kembali menjadi bilirubin yang tak terkonjugasi yang selanjutnya dapat diabsorbsi kembali Selain itu pada bayi baru lahir lumen usus halusnya steril sehingga bilirubin konjugasi tidak dapat dirubah menjadi sterkobilin (suatu produk yang tidak dapat diabsorbsi) (1)

        16

        Kecepatan produksi bilirubin adalah 6-8 mgkgBB per 24 jam pada neonatus cukup bulan sehat dan 3-4 mgkgBB per 24 jam pada orang dewasa sehat Sekitar 80 bilirubin yang diproduksi tiap hari berasal dari hemoglobin Bayi memproduksi bilirubin lebih besar per kilogram berat badan karena massa eritrosit lebih besar dan umur eritrositnya lebih pendek (1)

        Pada sebagian besar kasus lebih dari satu mekanisme terlibat misalnya kelebihan bilirubin akibat hemolisis dapat menyebabkan kerusakan sel hati atau kerusakan duktus biliaris yang kemudian dapat mengganggu transpor sekresi dan ekskresi bilirubin Di pihak lain gangguan ekskresi bilirubin dapat menggangu ambilan dan transpor bilirubin Selain itu kerusakan hepatoseluler memperpendek umur eritrosit sehngga menmbah hiperbilirubinemia dan gangguan proses ambilan bilirubin olah hepatosit (1)

        Mekanisme hiperbilirubinemia dan ikterus

        Terdapat 4 mekanisme umum dimana hiperbilirubinemia dan ikterus dapat terjadi pembentukan bilirubin secara berlebihan gangguan pengambilan bilirubin tak terkonjugasi oleh hati gangguan konjugasi bilirubin penurunan ekskresi bilirubin terkonjugasi dalam empedu akibat faktor intra hepatik yang bersifat opbtruksi fungsional atau mekanik (1 2)

        Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi terutama disebabkan oleh tiga mekanisme yang pertama sedangkan mekanisme yang keempat terutama mengakibatkan terkonjugasi

        17

        1 Pembentukan bilirubin secara berlebihan

        Penyakit hemolitik atau peningkatan kecepatan destruksi sel darah merah merupakan penyebab utama dari pembentukan bilirubin yang berlebihan Ikterus yang timbul sering disebut ikterus hemolitik Konjugasi dan transfer pigmen empedu berlangsungnormal tetapi suplai bilirubin tak terkonjugasi melampaui kemampuan Beberapa penyebab ikterus hemolitik yang sering adalah hemoglobin abnormal (hemoglobin S pada animea sel sabit) sel darah merah abnormal (sterositosis herediter) anti body dalam serum (Rh atau autoimun) pemberian beberapa obat-obatan dan beberapa limfoma atau pembesaran (limpa dan peningkatan hemolisis) Sebagaian kasus Ikterus hemolitik dapat di akibatkan oleh peningkatan destruksi sel darah merah atau prekursornya dalam sum-sum tulang (talasemia anemia persuisiosa porviria) Proses ini dikenal sebagai eritropoiesis tak efektif Kadar bilirubin tak terkonjugasi yang melebihi 20 mg 100 ml pada bayi dapat mengakibatkan Kern Ikterus (1 2)

        2 Gangguan pengambilan bilirubin

        Pengambilan bilirubin tak terkonjugasi yang terikat abulmin oleh sel-sel hati dilakukan dengan memisahkannya dari albumin dan mengikatkan pada protein penerima Hanya beberapa obat yang telah terbukti menunjukkan pengaruh terhadap pengambilan bilirubin oleh sel-sel hati asam flafas pidat (dipakai untuk mengobati cacing pita) nofobiosin dan beberapa zat warna kolesistografik Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi dan Ikterus biasanya menghilang bila obat yang menjadi penyebab di hentikan Dahulu ikterus neonatal dan beberapa kasus sindrom Gilbert dianggap oleh defisiensi protein penerima dan gangguan dalam pengambilan oleh hati Namun pada kebanyakan kasus demikian telah di temukan defisiensi glukoronil transferase sehingga keadaan ini terutama dianggap sebagai cacat konjugasi bilirubin (1 2)

        3 Gangguan konjugasi bilirubin

        Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi yang ringan ( lt 129 100 ml ) yang mulai terjadi pada hari ke dua sampai ke lima lahir disebut Ikterus fisiologis pada neonatus Ikterus neonatal yang normal ini disebabkan oleh kurang matangnya enzim glukoronik transferase Aktivitas glukoronil tranferase biasanya meningkat beberapa hari setelah lahir sampai sekitar minggu ke dua dan setelah itu Ikterus akan menghilang (1 2)

        Kern Ikterus atau bilirubin enselopati timbul akibat penimbunan bilirubin tak terkonjugasi pada daerah basal ganglia yang banyak lemak Bila keadaan ini tidak di obati maka akan terjadi kematian atau kerusakan Neorologik berat tindakan pengobatan saat ini dilakukan pada Neonatus dengan Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi adalah dengan fototerapi(1 2)

        Fototerapi berupa pemberian sinar biru atau sinar fluoresen atau (gelombang yang panjangnya 430 sampai dengan 470 nm) pada kulit bayi yang telanjang Penyinaran ini menyebabkan perubahan struktural Bilirubin (foto isumerisasi) menjadi isomer-isomer yang larut dalam air isomer ini akan di ekskresikan dengan cepat ke dalam empedu tanpa harus di

        18

        konjugasi terlebih dahulu Fenobarbital (Luminal) yang meningkatkan aktivitas glukoronil transferase sering kali dapat menghilang ikterus pada penderita ini (1)

        4 Penurunan eksresi bilirubin terkonjugasi

        Gangguan eskresi bilirubin baik yang disebabkan oleh faktor-faktor Fungsional maupun obstruksi terutama mengakibatkan hiperbilirubinemia terkonjugasi Karena bilirubin terkonjugasi latut dalam airmaka bilirubin ini dapat di ekskresi ke dalam kemih sehingga menimbulkan bilirubin dan kemih berwarna gelap Urobilinogen feses dan urobilinogen kemih sering berkurang sehingga terlihat pucat Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat di sertai bukti-bukti kegagalan ekskresi hati lainnya seperti peningkatan kadar fostafe alkali dalam serum AST Kolesterol dan garam-garam empedu Peningkatan garam-garam empedu dalam darah menimbulkan gatal-gatal pada ikterus Ikterus yang diakibatkan oleh hiperbilirubinemia terkonjugasi biasanya lebih kuning dibandingkan dengan hiperbilirubinemia tak terkonjugasi Perubahan warna berkisar dari kuning jingga muda atau tua sampai kuning hijau bila terjadi obstruksi total aliran empedu perubahan ini merupakan bukti adanya ikterus kolestatik yang merupakan nama lain dari ikterus obstruktif Kolestasis dapat bersifat intrahepatik (mengenai sel hati kanalikuli atau kolangiola) atau ekstra hepatik (mengenai saluran empedu di luar hati) Pada ke dua keadaan ini terdapat gangguan niokimia yang sama (1 2)

        Sumber lain ada juga yang menyatakan penyebab dari hiperbilirubinemia adalah

        a Produksi bilirubin yang meningkat peningkatan jumlah sel darah merah penurunan umur sel darah merah peningkatan pemecahan sel darah merah (inkompatibilitas golongan darah dan Rh) defek sel darah merah pada defisiensi G6PD atau sferositosis polisetemia sekuester darah infeksi)

        b Penurunan konjugasi bilirubin prematuritas ASI defek congenital yang jarang)c Peningkatan reabsorpsi bilirubin dalam saluran cerna ASI asfiksia pemberian ASI

        yang terlambat obstruksi saluran cernad Kegagalan eksresi cairan empede infeksi intrauterine sepsis hepatitis sindrom

        kolestatik atresia biliaris fibrosis kistik)(1 2)

        Klasifikasi ikterus pada neonatus

        Ikterus fisiologis terjadi setelah 24 jam pertama Pada bayi cukup bulan nilai puncak 6-8 mgdL biasanya tercapai pada hari ke 3-5 Pada bayi kurang bulan nilainya 10-12 mgdL bahkan sampai 15 mgdL Peningkatanakumulasi bilirubin serum lt 5 mgdLhr

        Ikterus patologis terjadi dalam 24 jam pertama Peningkatan akumulasi bilirubin serum gt 5 mgdLhr Bayi yang mendapat ASI kadar bilirubin total serum gt 17mgdL Ikterus menetap setelah 8 hari pada bayi cukup bulan dan setelah 14 hari pada bayi kurang bulan Bilirubin direk gt2 mgdL

        19

        Sebagai neonatus terutama bayi prematur menunjukkan gejala ikterus pada hari pertama Ikterus ini biasanya timbul pada hari kedua kemudian menghilang pada hari ke sepuluh atau pada akhir minggu ke dua Bayi dengan gejala ikterus ini tidak sakit dan tidak memerlukan pengobatan kecuali dalam pengertian mencegah terjadinya penumpukan bilirubin tidak langsung yang berlebihan

        Ikterus dengan kemungkinan besar menjadi patologik dan memerlukan pemeriksaan yang mendalam antara lain (6)

        Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama Bilirubin serum meningkat lebih dari 5 mg per hari Bilirubin melebihi 10mg pada bayi cukup bulan Bilirubin melebihi 15mg pada bayi prenatur Ikterus yang menetap sesudah minggu pertama Ikterus dengan bilirubin langsung melebihi 1mgpada setiap

        waktu Ikterus yang mempunyai hubungan dengan penyakit hemoglobin

        infeksi atau suatu keadaan patologik lain yang telah diketahui

        Pembagian derajat ikterus

        Berdasarkan Kramer dapat dibagi (4)

        Derajat ikterus Daerah ikterus Perkiraan kadar bilirubin

        I

        II

        III

        IV

        V

        Kepala dan leher

        Sampai badan atas (diatas umbilicus)

        Sampai badan bawah (dibawah umbilicuks hingga tungkai atas diatas lutut)

        Sampai lengan tungkai bawah lutut

        Sampai telapak tangan dan kaki

        50 mg

        90mg

        114mg

        124mg

        160mg

        20

        Pemeriksaan penunjang

        Pemeriksaan Laboratorium (4)

        Pemeriksaan serum bilirubin (bilirubin total dan direk) harus dilakukan pada neonatus yang mengalami ikterus Terutama pada bayi yang tampak sakit atau bayi-bayi yang tergolong risiko tinggi terserang hiperbilirubinemia berat Namun pada bayi yang mengalami ikterus berat lakukan terapi sinar sesegera mungkin jangan menunda terapi sinar dengan menunggu hasil

        pemeriksaan kadar serum bilirubin

        lsquoTranscutaneous bilirubin (TcB)rsquo dapat digunakan untuk menentukan kadar serum bilirubin total tanpa harus mengambil sampel darah Namun alat ini hanya valid untuk kadar bilirubin total lt 15 mgdL (lt257 μmolL) dan tidak lsquoreliablersquo pada kasus ikterus yang sedang mendapat

        terapi sinar 511

        Pemeriksaan tambahan yang sering dilakukan untuk evaluasi menentukan penyebab ikterus antara lain

        bull Golongan darah dan lsquoCoombs testrsquo bull Darah lengkap dan hapusan darah bull Hitung retikulosit skrining G6PD atau ETCOc

        bull Bilirubin direk

        Pemeriksaan serum bilirubin total harus diulang setiap 4-24 jam tergantung usia bayi dan tingginya kadar bilirubin Kadar serum albumin juga perlu diukur untuk menentukan pilihan

        terapi sinar ataukah tranfusi tukar

        21

        TABLE 1 Laboratory Evaluation of the Jaundiced Infant of 35 or More Weeksrsquo GestationIndications Assessments

        Jaundice in first 24 h Measure TcB andor TSBJaundice appears excessive for infantrsquos age Measure TcB andor TSBInfant receiving phototherapy or TSB rising rapidly (ie crossing percentiles [Fig 2]) and unexplained by history and physical examination

        Blood type and Coombsrsquo test if not obtained with cord bloodComplete blood count and smearMeasure direct or conjugated bilirubinIt is an option to perform reticulocyte count G6PD and ETCOc if availableRepeat TSB in 4ndash24 h depending on infantrsquos age and TSB level

        TSB concentration approaching exchange levels or not responding to phototherapy

        Perform reticulocyte count G6PD albumin ETCOc if available

        Elevated direct (or conjugated) bilirubin level Do urinalysis and urine culture Evaluate for sepsis if indicated by history and physical examination

        Jaundice present at or beyond age 3 wk or sick infant

        Total and direct (or conjugated) bilirubin level

        If direct bilirubin elevated evaluate for causes of cholestasisCheck results of newborn thyroid and galactosemia screen and evaluate infant for signs or symptoms of hypothyroidism

        22

        Diagnosis (1 2 4 7)

        Dari anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium terdapat beberapa faktor

        Faktor risiko terjadinya hiperbilirubinaemia berat 1 Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama (usia bayi lt 24 jam) 2 Inkompatibilitas golongan darah (dengan lsquoCoombs testrsquo positip) 3 Usia kehamilan lt 38 minggu 4 Penyakit-penyakit hemolitik (G6PD lsquoend tidalrsquo CO 1048757)

        5 Ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya 6 Hematoma sefal lsquobruisingrsquo 7 ASI eksklusif (bila berat badan turun gt 12 BB lahir) 8 Ras Asia Timur jenis kelamin laki-laki usia ibu lt 25 tahun 9 Ikterus sebelum bayi dipulangkan 10 lsquoInfant Diabetic Motherrsquo makrosomia 11 Polisitemia

        23

        Anamnesis 1 Riwayat kehamilan dengan komplikasi (obat-obatan ibu DM gawat janin malnutrisi intra

        uterin infeksi intranatal)

        2 Riwayat persalinan dengan tindakan komplikasi

        3 Riwayat ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya

        4 Riwayat inkompatibilitas darah

        5 Riwayat keluarga yang menderita anemia pembesaran hepar dan limpa

        Pemeriksaan Fisik Secara klinis ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau beberapa

        hari kemudian Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar yang cukup Ikterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa tidak terlihat dengan penerangan yang kurang terutama pada neonatus yang kulitnya gelap Penilaian ikterus akan lebih sulit lagi apabila penderita sedang mendapatkan terapi sinar

        Tekan kulit secara ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna kulit dan

        jaringan subkutan Waktu timbulnya ikterus mempunyai arti penting pula dalam

        diagnosis dan penatalaksanaan penderita karena saat timbulnya ikterus mempunyai

        kaitan erat dengan kemungkinan penyebab ikterus tersebut

        Pemeriksaan Penunjang

        Pemeriksaan kadar bilirubinBertujuan untuk mengetahui tingkat kerusakan yang masih akan timbul akibat toksisitas kadar bilirubin yang sangat tinggi

        Pemeriksaan fungsi otak EEGBertujuan untuk mengetahui sejauh mana kerusakan otak yang telah terjadi

        24

        Penatalaksanaan (7)

        ManajemenStrategi mengelola bayi baru lahir dengan hiperbilirubinemia meliputi pencegahan penggunaan farmakologi fototerapi dan transfusi tukar (1 7)

        1 Strategi pencegahan hiperbirubinemia(1) Pencegahan primer

        Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya paling sedikit 8-12 kali per hari untuk beberapa hari pertama

        Tidak memberikan cairan tambahan rutin seperti dekstrose atau air pada bayi yang mendapat ASI dan tidak mengalami dehidrasi (1 7)

        (2) Pencegahan sekunder Semua wanita hamil harus diperiksa golongan darah ABO dan rhesus serta penyaringan

        serum untuk antibodi isoimun yang tidak biasa Jika golongan darah ibu tidak diketahui atau Rh negatif dilakukan pemeriksaan

        antibodi direk (tes coombs) golongan darah dan tipe Rh darahtali pusat bayi

        25

        Jika golongan darah ibu O Rh positif terdapat pilihan untuk dilakukan tesgolongan darah dan tes coombs pada darah tali pusat bayi tetapi hal itu tidak diperlukan jikan dilakukan pengawasan penilaian terhadap resiko sebelum keluar RS dan tindak lanjut yang memadai

        Harus memastikan bahwa semua bayi secara rutin dimonitor terhadap timbulnya ikterus dan menetapkan protokol terhadap penilaian ikterus yang harus dinilai saat memeriksa tanda vital bayi tetapi tidak kurang dari setiap 8-12 jam (1 7)

        (3) Evaluasi laboraturium Pengukuran kadar bilirubin harus dilakukan pada setiap bayi yang mengalami ikterus

        dalam 24 jam pertama setelah lahir Pengukuran kadar bilirubin harus dilakukan jika tampak ikterus yang berlebihan Semua kadar bilirubin harus diintrepretasikan sesuai dengan umur bayi dalam jam(1 7)

        (4) Penyebab kuning Bayi yang mengalami peningkatan bilirubin direk atau konjugasi harus dilakukan analisis

        dan kultur urin Bayi sakit dan ikterus pada umur atau lebih dari 3 minggu harus dilakukan pemeriksaan

        bilirubin total dan direk untuk mengidentifikasi adanya kolestatis Jika kadar bilirubin direk meningkat dilakukan evaluasi tambahan mencari penyebab

        kolestatis Pemeriksaan kadar G6PD direkomendasikan untuk bayi ikterus yang

        mendapat fototerapi dan dengan riwayat keluarga atau asal geografis yang menunjukkan kecenderungan defisiensi G6PD atau pada bayi dengan respon fototerapi buruk (1 7)

        (5) Penilaian resiko sebelum bayi dipulangkan Setiap bayi harus dinilai terhadap resiko berkembangnya hiperbilirubinemia berat (1 7)

        (6) Kebijakan dan prosedur rumah sakit RS harus memberikan informasi tertulis dan lisan kepada orang tua mengenai kuning

        perlunya monitor terhadap kuning dan anjuran bagaimana monitoring harus dilakukan (1

        7)

        (7) Pengelolaan bayi dengan ikterus yang mendapat ASI Observasi semua fese awal bayi pertimbangkan untuk merangsang pengeluaran jika

        feses keluar dalam waktu 24 jam Segera mulai menyusui dan beri sesering mungkin Menyusui yang sering dengan waktu

        yang singkat lebih efektif dibandingkan dengan menyusui yang lama dengan frekuensi yang jarang walaupun total waktu yang diberikan sama

        Tidak dianjurkan pemberian air dektrosa atau formula pengganti Observasi berat badan BAK dan BAB yang berhubungan dengan pola menyusui

        26

        Ketika kadar bilirubin mencapai 15mgdL tingkatkan pemberian minum rangsang pengeluaran atau produksi ASI dengan cara memompa dan menggunakan protokol penggunaan fototerapi yang dikeluarkan AAP

        Tidak terdapat bukti bahwa early jaundice berhubungan dengan abnormalitas ASI sehingga penghentian menyusui sebagai suatu upaya hanya diindikasikan jika ikterus menetap lebih dari 6 hari atau meningkat diatas 20 mgdL atau ibumemiliki riwayat bayi sebelumnya terkena kuning (1 7)

        2 Penggunaan Farmakoterapi

        a) Imunoglobulin intravena telah digunakan pada bayi ndash bayi dengan rhesus yang berat dan inkompatibilitas ABO untuk menekan hemolisis isoimun dan menurunkan tindakan transfusi tukar

        b) Fenobarbital merangsang aktivitas dan konsentrasi UDPG ndash T dan ligandin serta dapat meningkatkan jumlah tempat ikatan bilirubin sehingga konjugasi bilirubin berlangsung lebih cepat Pemberian phenobarbital untuk mengobatan hiperbilirubinemia pada

        27

        neonatus selama tiga hari baru dapat menurunkan bilirubin serum yang berarti Bayi prematur lebih banyak memberikan reaksi daripada bayi cukup bulan Phenobarbital dapat diberikan dengan dosis 8 mgkg berat badan sehari mula-mula parenteral kemudian dilanjutkan secara oral Keuntungan pemberian phenobarbital dibandingkan dengan terapi sinar ialah bahwa pelaksanaanya lebih murah dan lebih mudah Kerugiannya ialah diperlukan waktu paling kurang 3 hari untuk mendapat hasil yang berarti

        c) Metalloprotoprophyrin adalah analog sintesis heme

        d) Tin ndash Protoporphyrin (Sn ndash Pp) dan Tin ndash Mesoporphyrin ( Sn ndash Mp ) dapat menurunkan kadar bilirubin serum

        e) Pemberian inhibitor b - glukuronidasi seperti asam L ndash aspartik dan kasein holdolisat dalam jumlah kecil (5 mldosis ndash 6 kalihari ) pada bayi sehat cukup bulan yang mendapat ASI dan meningkatkan pengeluaran bilirubin feses dan ikterus menjadi berkurang dibandingkan dengan bayi control (13 7)

        3 Fototerapi Pengaruh sinar terhadap ikterus pertama sekali diperhatikan dan dilaporkan oleh seorang

        perawat di salah satu rumah sakit di Inggris Perawat Ward melihat bahwa bayi ndash bayi yang mendapat sinar matahari di bangsalnya ternyata ikterusnya lebih cepat menghilang dibandingkan bayi ndash bayi lainnya Cremer (1958) yang mendapatkan laporan tersebut mulai melakukan penyelidikan mengenai pengaruh sinar terhadap hiperbilirubinemia ini Dari penelitiannya terbukti bahwa disamping pengaruh sinar matahari sinar lampu tertentu juga mempunyai pengaruh dalam menurunkan kadar bilirubin pada bayi ndash bayi prematur lainnya6Sinar fototerapi akan mengubah bilirubin yang ada di dalam kapiler-kapiler superfisial dan ruang-ruang usus menjadi isomer yang larut dalam air yang dapat diekstraksikan tanpa metabolisme lebih lanjut oleh hati Maisels seorang peneliti bilirubin menyatakan bahwa fototerapi merupakan obat perkutan3 Bila fototerapi menyinari kulit akan memberikan foton-foton diskrit energi sama halnya seperti molekul-molekul obat sinar akan diserap oleh bilirubin dengan cara yang sama dengan molekul obat yang terikat pada reseptor (1 5 7)

        Molekul-molekul bilirubin pada kulit yang terpapar sinar akan mengalami reaksi fotokimia yang relatif cepat menjadi isomer konfigurasi dimana sinar akan merubah bentuk molekul bilirubin dan bukan mengubah struktur bilirubin Bentuk bilirubin 4Z 15Z akan berubah menjadi bentuk 4Z15E yaitu bentuk isomer nontoksik yang bisa diekskresikan Isomer bilirubin ini mempunyai bentuk yang berbeda dari isomer asli lebih polar dan bisa diekskresikan dari hati ke dalam empedu tanpa mengalami konjugasi atau membutuhkan pengangkutan khusus untuk ekskresinya Bentuk isomer ini mengandung 20 dari jumlah bilirubin serum Eliminasi melalui urin dan saluran cerna sama-sama penting dalam mengurangi muatan bilirubin Reaksi fototerapi menghasilkan suatu fotooksidasi melalui proses yang cepat Fototerapi juga menghasilkan

        28

        lumirubin dimana lumirubin ini mengandung 2 sampai 6 dari total bilirubin serum Lumirubin diekskresikan melalui empedu dan urinLumirubin bersifat larut dalam air (5)

        Mekanisme fototerapi Penelitian Sarici mendapatkan 105 neonatus cukup bulan dan 255 neonatus kurang bulan menderita hiperbilirubinemia yang signifikan dan membutuhkan fototerapi

        29

        Fototerapi diindikasikan pada kadar bilirubin yang meningkat sesuai dengan umur pada neonatus cukup bulan atau berdasarkan berat badan pada neonatus kurang bulan sesuai dengan rekomendasi American Academy of Pediatrics (AAP) (5)

        Sinar FototerapiSinar yang digunakan pada fototerapi adalah suatu sinar tampak yang merupakan suatu

        gelombang elektromagnetik Sifat gelombang elektromagnetik bervariasi menurut frekuensi dan panjang gelombang yang menghasilkan spektrum elektromagnetik Spektrum dari sinar tampak ini terdiri dari sinar merah oranye kuning hijau biru dan ungu Masing masing dari sinar memiliki panjang gelombang yang berbeda beda

        Panjang gelombang sinar yang paling efektif untuk menurunkan kadar bilirubin adalah sinar biru dengan panjang gelombang 425-475 nmSinar biru lebih baik dalam menurunkan kadar bilirubin dibandingkan dengan sinar biru-hijau sinar putih dan sinar hijau Intensitas sinar adalah jumlah foton yang diberikan per sentimeter kuadrat permukaan tubuh yang terpapar Intensitas yang diberikan menentukan efektifitas fototerapi semakin tinggi intensitas sinar maka semakin cepat penurunan kadar bilirubin serumIntensitas sinar yang ditentukan sebagai Wcm2nm

        Intensitas sinar yang diberikan menentukan efektivitas dari fototerapi Intensitas sinar diukur dengan menggunakan suatu alat yaitu radiometer fototerapi2836 Intensitas sinar ge 30 μWcm2nm cukup signifikan dalam menurunkan kadar bilirubin untuk intensif fototerapi Intensitas sinar yang diharapkan adalah 10 ndash 40 μWcm2nm Intensitas sinar maksimal untuk fototerapi standard adalah 30 ndash 50 μWcm2nm Semakin tinggi intensitas sinar maka akan lebih besar pula efikasinya

        Faktor-faktor yang berpengaruh pada penentuan intensitas sinar ini adalah jenis sinar panjang gelombang sinar yang digunakan jarak sinar ke neonatus dan luas permukaan tubuh neonatus yang disinari serta penggunaan media pemantulan sinar

        Intensitas sinar berbanding terbalik dengan jarak antara sinar dan permukaan tubuh Cara mudah untuk meningkatkan intensitas sinar adalah menggeser sinar lebih dekat pada bayi

        Rekomendasi AAP menganjurkan fototerapi dengan jarak 10 cm kecuali dengan menggunakan sinar halogenSinar halogen dapat menyebabkan luka bakar bila diletakkan terlalu dekat dengan bayi Bayi cukup bulan tidak akan kepanasan dengan sinar fototerapi berjarak 10 cm dari bayi Luas permukaan terbesar dari tubuh bayi yaitu badan bayi harus diposisikan di pusat sinar tempat di mana intensitas sinar paling tinggi

        Tabel 1 Rekomendasi AAP penanganan hiperbilirubinemia pada neonatus sehat dan cukup bulan (1 3 7)

        Usia ( jam ) Pertimbangan terapi sinar

        Terapi sinar Transfusi tukar Transfusi tukar dan terapi sinar

        25-48 gt12mgdl(gt200 micromolL)

        gt15 mgdl( gt250 micromolL)

        gt20 mgdl(gt340 micromolL)

        gt25 mgdl(425 micromolL)

        30

        49-72 gt15mgdl(gt250 micromolL)

        gt18 mgdl(gt300micromolL)

        gt25mgdl(425 micromolL)

        gt30 mgdl(510micromolL)

        gt72 gt17 mgdl(gt290 micromolL)

        gt20mgdl(gt340micromolL

        gt25mgdl(gt425 micromolL)

        gt30mgdl(gt510 micromolL)

        Tabel 2 Tatalaksana hiperbilirubinemia pada Neonatus Kurang Bulan Sehat dan Sakit ( gt37 minggu ) (1 3 7)

        Neontaus kurang bulan sehat Kadar Total Bilirubin Serum (mgdl)

        Neontaus kurang bulan sakit Kadar Total Bilirubin Serum (mgdl)

        Berat Terapi sinar Transfusi tukar

        Terapi sinar Transfusi tukar

        Hingga 1000 g 5-7 10 4-6 8-101001-1500 g 7-10 10-15 6-8 10-121501-2000 g 10 17 8-10 15gt2000 g 10-12 18 10 17

        Kontraindikasi fototerapi adalah pada kondisi dimana terjadi peningkatan kadar bilirubin direk yang disebabkan oleh penyakit hati atau obstructive jaundice Komplikasi terapi sinar

        Setiap cara pengobatan selalu akan disertai efek samping Di dalam penggunaan terapi sinar penelitian yang dilakukan selama ini tidak memperlihatkan hal yang dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi baik komplikasi segaera ataupun efek lanjut yang terlihat selama ini ebrsifat sementara yang dapat dicegah atau ditanggulangi dengan memperhatikan tata cara pengunaan terapi sinar yang telah dijelaskan diatas (5)

        Kelainan yang mungkin timbul pada terapi sinar antara lain

        1 Peningkatan ldquoinsensible water lossrdquo pada bayiHal ini terutama akan terlihat pada bayi yang kurnag bulan Oh dkk (1972) melaporkan kehilangan ini dapat meningkat 2-3 kali lebih besar dari keadaan biasa Untuk hal ini pemberian cairan pada penderita dengan terapi sinar perlu diperhatikan dengan sebaiknya

        2 Frekuensi defekasi yang meningkat

        31

        Banyak teori yang menjelaskan keadaan ini antara lain dikemukankan karena meningkatnya peristaltik usus (Windorfer dkk 1975) Bakken (1976) mengemukakan bahwa diare yang terjadi akibat efek sekunder yang terjadi pada pembentukan enzim lactase karena meningkatnya bilirubin indirek pada usus Pemberian susu dengan kadar laktosa rendah akan mengurangi timbulnya diare Teori ini masih belum dapat dipertentangkan (Chung dkk 1976)

        3 Timbulnya kelainan kulit yang sering disebut ldquoflea bite rashrdquo di daerah muka badan dan ekstremitas Kelainan ini segera hilang setelah terapi dihentikan Pada beberapa bayi dilaporkan pula kemungkinan terjadinya bronze baby syndrome (Kopelman dkk 1976) Hal ini terjadi karena tubuh tidak mampu mengeluarkan dengan segera hasil terapi sinar Perubahan warna kulit yang bersifat sementara ini tidak mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi

        4 Gangguan retinaKelainan retina ini hanya ditemukan pada binatang percibaan (Noel dkk 1966) Pnelitain Dobson dkk 1975 tidak dapat membuktikan adanya perubahan fungsi mata pada umumnya Walaupin demikian penyelidikan selanjutnya masih diteruskan

        5 Gangguan pertumbuhanPada binatang percobaan ditemukan gangguan pertumbuhan (Ballowics 1970) Lucey (1972) dan Drew dkk (10976) secara klinis tidak dapat menemukan gangguan tumbuh kembang pada bayi yang mendapat terapi sinar Meskipun demikian hendaknya pemakaian terapi sinar dilakukan dengan indikasi yang tepat selama waktu yang diperlukan

        6 Kenaikan suhuBeberapa penderita yang mendapatkan terapi mungkin memperlihatkan kenaikan suhu Bila hal ini terjadi terapi dapat terus dilanjutkan dengan mematikan sebagian lampu yang dipergunakan

        7 Beberapa kelainan lain seperti gangguan minum letargi iritabilitas kadang-kadang ditemukan pada penderita Keadaan ini hanya bersifat sementara dan akan menghilang dengan sendirinya

        8 Beberapa kelainan yang sampai saat ini masih belim diketahui secara pasti adalah kelainan gonad adanya hemolisis darah dan beberapa kelainan metabolisme lain

        Sampai saat ini tampaknya belum ditemukan efek lanjut terapi sinar pada bayi Komplikasi segera juga bersifat ringan dan tidak berarti dibandingkan dengan manfaat penggunaannya Mengingat hal ini adalah wajar bila terapi sinar mempunyai tempat tersendiri dalam penatalaksanaan hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir

        Tranfusi Tukar

        32

        Transfusi tukar adalah suatu tindakan pengambilan sejumlah kecil darah yang dilanjutkan dengan pengembalian darah dari donor dalam jumlah yang sama yang dilakukan berulang-ulang sampai sebagian besar darah penderita tertukar (Friel 1982) (1 5)

        Pada hiperbilirubinemia tindakan ini bertujuan mencegah terjadinya ensefalopati bilirubin dengan cara mengeluarkan bilirubin indirek dari sirkulasi Pada bayi dengan isoimunisasi transfusi tukar memiliki manfaat tambahan karena membantu mengeluarkan antibodi maternal dari sirkulasi bayi Sehingga mencegah hemolisis lebih lanjut dan memperbaiki anemia (5)

        Darah Donor Untuk Tranfusi Tukar (1 5)

        1 Darah yang digunakan golongan O

        2 Gunakan darah baru Kerjasama dengan dokter kandungan dan Bank Darah adalah penting untuk persiapan kelahiran bayi yang membutuhkan tranfusi tukar

        3 Pada penyakit hemolitik rhesus jika darah disiapkan sebelum persalinan harus golongan O dengan rhesus (-) crossmatched terhadap ibu Bila darah disiapkan setelah kelahiran dilakukan juga crossmatched terhadap bayi

        4 Pada inkomptabilitas ABO darah donor harus golongan O rhesus (-) atau rhesus yang sama dengan ibu dan bayinya Crossmatched terhadap ibu dan bayi yang mempunyai titer rendah antibodi anti A dan anti B Biasanya menggunakan eritrosit golongan O dengan plasma AB untuk memastikan bahwa tidak ada antibodi anti A dan anti B yang muncul

        5 Pada penyakit hemolitik isoimun yang lain darah donor tidak boleh berisi antigen tersensitisasi dan harus di crossmatched terhadap ibu

        33

        6 Pada hiperbilirubinemia yang nonimun darah donor ditiping dan crossmatched terhadap plasma dan eritrosit pasienbayi

        7 Tranfusi tukar biasanya memakai 2 kali volume darah (2 volume exchange) ---- 160 mLkgBB sehingga diperoleh darah baru sekitar 87

        Teknik Transfusi Tukar (1 5)

        a SIMPLE DOUBLE VOLUME

        Push-Pull tehnique jarum infus dipasang melalui kateter vena umbilikalis vena saphena magna Darah dikeluarkan dan dimasukkan bergantian

        b ISOVOLUMETRIC

        Darah secara bersamaan dan simultan dikeluarkan melalui arteri umbilikalis dan dimasukkan melalui vena umbilikalis dalam jumlah yang sama

        c PARTIAL EXCHANGE TRANFUSION

        Tranfusi tukar sebagian dilakukan biasanya pada bayi dengan polisitemia

        Di Indonesia untuk kedaruratan transfusi tukar pertama menggunakan golongan darah O rhesus positif (1 5)

        Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

        Kebutuhan

        Rumus

        lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2 lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

        Hct sekarang Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

        (Hb donor ndash Hb sekarang) BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang) (PCV donor)

        Indikasi

        Hingga kini belum ada kesepakatan global mengenai kapan melakukan transfusi tukar pada hiperbilirubinemia Indikasi transfusi tukar berdasarkan keputusan WHO tercantum dalam tabel 2 (1 5)

        34

        Tabel 3 Indikasi Transfusi Tukar Berdasarkan Kadar Bilirubin Serum

        UsiaBayi Cukup Bulan Sehat

        Dengan Faktor Risiko

        Hari mgdL mgDl

        Hari ke-1 15 13

        Hari ke-2 25 15

        Hari ke-3 30 20

        Hari ke-4 dan seterusnya

        30 20

        Bila transfusi tukar memungkinkan untuk dilaksanakan di tempat atau bayi bisa dirujuk secara cepat dan aman ke fasilitas lain dan kadar bilirubin bayi telah mencapai kadar di atas sertakan contoh darah ibu dan bayi (5)

        Tabel 4 Indikasi Transfusi Tukar Pada Bayi Berat Badan Lahir Rendah

        Berat badan (gram)KadKadar Bilirubin (mgdL)

        ltgt gt lt1000 10-12

        1000-1500 12-15

        1500-2000 15-18

        2000-2500 18-20

        Pada penyakit hemolitik segera dilakukan tranfusi tukar apabila ada indikasi

        a Kadar bilirubin tali pusat gt 45 mgdL dan kadar Hb rendah

        b Kadar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam walaupun sedang mendapatkan terapi sinar

        35

        c Selama terapi sinar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam dan kadar Hb 11 ndash 13 grdL

        d Didapatkan anemia yang progresif walaupun kadar bilirubin dapat dikontrol secara adekuat dengan terapi sinar

        Transfusi tukar harus dihentikan apabila terjadi

        Emboli (emboli bekuan darah) trombosis

        Hiperkalemia hipernatremia hipokalsemia asidosis hipoglikemia

        Gangguan pembekuan karena pemakaian heparin

        Perforasi pembuluh darah

        Komplikasi tranfusi tukar (1)

        1 Hipokalsemia dan hipomagnesia

        2 Hipoglikemia

        3 Gangguan keseimbangan asam basa

        4 Hiperkalemia

        5 Gangguan kardiovaskular

        Perforasi pembuluh darah

        Emboli

        Infark

        Aritmia

        Volume overload

        Arrest

        6 Pendarahan Trombositopenia Defisiensi factor pembekuan

        7 Infeksi8 Hemolisis9 Graft-versus host disease10 Lain-lain hipotermia hipertermia dan kemungkinan terjadinya enterokolitis

        nekrotikans

        36

        Perawatan pasca tranfusi tukar Lanjutkan dengan terapi sinar Awasi ketat kemungkinan terjadinya komplikasi

        37

        38

        DAFTAR PUSTAKA1 Staf pengajar Ilmu kesehatan anak FKUI Gastroenterologi Ilmu Kesehatan Anak Jilid I

        Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1985 hal 283-3102 Noerasid N amp dkk gastrienteritis ( Diare ) Akut Gastroenterologi Anak Praktis Bagian Ilmu

        Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1988 hal 51-763 Firmansyah A dkk Penyakit Radang Usus Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak ed Markum H

        dkk Jilid 1 bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia hal 448-474

        4 Staf Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM Panduan Pelayanan Medis Jakarta 20055 wwwemedicinecompedtopic583htmdiarrheaJully2005 6 Reisinger ECdkkDiarrhea Caused by primarily Non-Gastrointestinal Infection

        wwwmedscapecomviewarticle505473 Nature Clinical Practical Gastroenterology amp Hepatology

        7 Pray Sddk Diarrhea Causes dan Self-Care Treatments wwwmedscapecomviewarticle407636 US Pharmacist

        8 Soegijanto Soegeng Prof DR Ilmu Penyakit Anak Diagnosa Dan Penatalaksanaan Edisi pertama Jakarta Salemba Medika 2002

        9 Mansjoer A Kuspuji T dkk Kapita Selekta Kedokteran Edisi III Jilid 2 Cetakan kelima Jakarta Media Aesculapius 2002

        10 Suharyono Aswitha B EM Halimun Gastroenterologi Anak Praktis cetakan ke-4 Jakarta Gaya Baru 2003

        11 Sari Dina Kartika Hanifah Mirzanie Desy K A Leksana Buku Saku Pediatrica Edisi 2 Jogjakarta Tosca Enterprise 2006

        12 http wwwKeep Kids Healthycom ndash Diarrhea in Children13 Subijanto Reza Ranuh Liek Djupri Pitono Soeparto Management Diare Pada Bayi Dan

        Anak (Diarrheal Management In Infant And Children) Buletin Ilmu Kesehatan Anak Thn XXX No 11 2003

        14 http www Pediatricscom -- Lactobacillus Therapy for Acute Infectious Diarrhea in Children A Meta-analysis -- Van Niel et almht

        15 Tjokronegoro Arjatmo Prof Dr dr Hendra Utama Sp FK Updates In Pediatric Emergencies FKUI Jakarta 2002

        39

        • Diagnosis (1 2 4 7)
        • Anamnesis
        • Pemeriksaan Fisik
          • Teknik Transfusi Tukar (1 5)
            • DAFTAR PUSTAKA

          Auskultasi Bising usus 4xmenit Palpasi Supel turgor cukup nyeri tekan (-) ballotement (-)

          Perkusi Timpani Anus dan rektum Dalam batas normal Genitalia Tidak ada kelainan Anggota gerak Akral hangat sianosis (-) Tulang belakang Dalam batas normal Kulit Turgor cukup Kuning Krammer score 3

          Status Neurologi Refleks fisiologis

          normorefleks Refleks patologis

          -Ektremitas

          Tidak ada deformitas normotonus ROM tidak terbatas

          PEMERIKSAAN LABORATORIUMLaboratorium 01 Agustus 2015Hematologi Darah lengkap ( H2TL Eri LED )

          Jenis pemeriksaan

          HasilSatuan Nilai rujukan Keterangan

          1AgustusBilirubin total 153 gdL lt 12 H

          DIAGNOSIS KERJA Hiperbilirubinaemia

          DIAGNOSIS BANDING -

          ANJURAN PEMERIKSAAN LENGKAP- Bilirubin total direk dan indirek

          PROGNOSISAd Vitam Dubia Ad Sanationum Dubia

          5

          Ad Fungsionam Dubia

          PENATALAKSANAAN - Pro rawat inap

          Terapi sinar (blue light)

          FOLLOW UP02 Agustus 2015S KuningOKeadaan umum tampak sakit sedangKesadaran composmentis (GCS E4 V5 M6)Frekuensi nadi 100 xmenitFrekuensi napas 28 xmenitSuhu 3740CKepala bulat normosefali Rambut dan kulit kepala tidak ada kelainan

          Mata konjungtiva anemis -- sclera ikterik ++Hidung tidak ada kelainan

          Telinga tidak ada kelainan Mulut mukosa bibir lembab sianosis sirkum oral (-)

          Leher kelenjar getah bening tidak teraba membesar Thoraks Paru Inspeksi pergerakan dinding dada simetris retraksi iga (-)

          Palpasi stem fremitus simetris kiri dan kanan Auskultasi bunyi napas dasar vesikular ronki -- wheezing--

          Jantung Inspeksi ictus cordis tidak terlihat Palpasi ictus cordis tidak terabaAuskultasi bunyi jantung I dan II normal murmur (-) gallop (-)

          Abdomen Inspeksi perut tampak mendatarAuskultasi bising usus 4xmenit

          Palpasi supel turgor cukup nyeri tekan (-)Perkusi timpani

          Anus dan rektum dalam batas normal Genitalia tidak ada kelainan Anggota gerak akral hangat sianosis (-) capillary refill lt 2 detik Tulang belakang tidak ada kelainan Kulit turgor cukup krammer score 3 Rangsang meningeal kaku kuduk (-) brudzinski I (-) brudzinski II (-) kernig (-)

          6

          Refleks fisiologis biseps ++ triseps ++ KPR ++ APR ++ Refleks patologis babinski --

          A Hiperbilirubinaemia

          P Terapi sinar (blue light)

          03 Agustus 2015S KuningOKeadaan umum tampak sakit sedangKesadaran composmentis (GCS E4 V5 M6)Frekuensi nadi 110 xmenitFrekuensi napas 28 xmenitSuhu 3760CKepala bulat normosefali Rambut dan kulit kepala tidak ada kelainan

          Mata konjungtiva anemis -- sclera ikterik ++Hidung tidak ada kelainan

          Telinga tidak ada kelainan Mulut mukosa bibir lembab sianosis sirkum oral (-)

          Leher kelenjar getah bening tidak teraba membesar Thoraks Paru Inspeksi pergerakan dinding dada simetris retraksi iga (-)

          Palpasi stem fremitus simetris kiri dan kanan Auskultasi bunyi napas dasar vesikular ronki -- wheezing--

          Jantung Inspeksi ictus cordis tidak terlihat Palpasi ictus cordis tidak terabaAuskultasi bunyi jantung I dan II normal murmur (-) gallop (-)

          Abdomen Inspeksi perut tampak mendatarAuskultasi bising usus 4xmenit

          Palpasi supel turgor cukup nyeri tekan (-)Perkusi timpani

          Anus dan rektum dalam batas normal Genitalia tidak ada kelainan Anggota gerak akral hangat sianosis (-) capillary refill lt 2 detik Tulang belakang tidak ada kelainan Kulit turgor cukup

          7

          Rangsang meningeal kaku kuduk (-) brudzinski I (-) brudzinski II (-) kernig (-) Refleks fisiologis biseps ++ triseps ++ KPR ++ APR ++ Refleks patologis babinski --

          A Hiperbilirubinaemia

          P Terapi sinar (blue light)

          04 Agustus 2015 S KuningOKeadaan umum tampak sakit sedangKesadaran composmentis (GCS E4 V5 M6)Frekuensi nadi 105 xmenitFrekuensi napas 24 xmenitSuhu 3740CKepala bulat normosefali Rambut dan kulit kepala tidak ada kelainan

          Mata konjungtiva anemis -- sclera ikterik ++Hidung tidak ada kelainan

          Telinga tidak ada kelainan Mulut mukosa bibir lembab sianosis sirkum oral (-)

          Leher kelenjar getah bening tidak teraba membesar Thoraks Paru Inspeksi pergerakan dinding dada simetris retraksi iga (-)

          Palpasi stem fremitus simetris kiri dan kanan Auskultasi bunyi napas dasar vesikular ronki -- wheezing--

          Jantung Inspeksi ictus cordis tidak terlihat Palpasi ictus cordis tidak terabaAuskultasi bunyi jantung I dan II normal murmur (-) gallop (-)

          Abdomen Inspeksi perut tampak mendatarAuskultasi bising usus 4xmenit

          Palpasi supel turgor cukup nyeri tekan (-)Perkusi timpani

          Anus dan rektum dalam batas normal Genitalia tidak ada kelainan Anggota gerak akral hangat sianosis (-) capillary refill lt 2 detik Tulang belakang tidak ada kelainan

          8

          Kulit turgor cukup Rangsang meningeal kaku kuduk (-) brudzinski I (-) brudzinski II (-) kernig (-) Refleks fisiologis biseps ++ triseps ++ KPR ++ APR ++ Refleks patologis babinski --

          A Hiperbilirubinaemia

          P Terapi sinar (blue light)

          BAB IIILANDASAN TEORI

          Definisi

          Hiperbilirubinemia adalah peningkatan kadar plasma bilirubin 2 standar deviasi atau lebih dari kadar yang diharapkan berdasarkan umur bayi atau lebih dari presentil 90 (1 2 3)

          9

          Epidemiologi

          Angka kematian bayi (AKB) di Indonesia pada tahun 1997 tercatat sebanyak 414 per 1000 kelahiran hidup Dalam upaya mewujudkan visi ldquoIndonesia Sehat 2010rdquo maka salah satu tolok ukur adalah menurunnya angka mortalitas dan morbiditas neonatus dengan proyeksi pada tahun 2025 AKB dapat turun menjadi 18 per 1000 kelahiran hidup Salah satu penyebab mortalitas pada bayi baru lahir adalah ensefalopati bilirubin (lebih dikenal sebagai kernikterus) Ensefalopati bilirubin merupakan komplikasi ikterus neonatorum yang paling berat Selain memiliki angka mortalitas yang tinggi juga dapat menyebabkan gejala sisa berupa cerebral palsy tuli nada tinggi paralisis dan displasia dental yang sangat mempengaruhi kualitas hidup Ikterus neonatorum merupakan fenomena biologis yang timbul akibat tingginya produksi dan rendahnya ekskresi bilirubin selama masa transisi pada neonatus Pada neonatus produksi bilirubin 2 sampai 3 kali lebih tinggi dibanding orang dewasa normal Hal ini dapat terjadi karena jumlah eritosit pada neonatus lebih banyak dan usianya lebih pendek Banyak bayi baru lahir terutama bayi kecil (bayi dengan berat lahir lt 2500 g atau usia gestasi lt37 minggu) mengalami ikterus pada minggu pertama kehidupannya Data epidemiologi yang ada menunjukkan bahwa lebih 50 bayi baru lahir menderita ikterus yang dapat dideteksi secara klinis dalam minggu pertama kehidupannya Pada kebanyakan kasus ikterus neonatorum kadar bilirubin tidak berbahaya dan tidak memerlukan pengobatan Sebagian besar tidak memiliki penyebab dasar atau disebut ikterus fisiologis yang akan menghilang pada akhir minggu pertama kehidupan pada bayi cukup bulan Sebagian kecil memiliki penyebab seperti hemolisis septikemi penyakit metabolik (ikterus non-fisiologis)

          Hiperbilirubinemia bisa disebabkan proses fisiologis atau patologis atau kombinasi keduanya Risiko hiperbilirubinemia meningkat pada bayi yang mendapat ASI bayi kurang bulan dan bayi yang mendekati cukup bulan Neonatal hiperbilirubinemia terjadi karena peningkatan produksi atau penurunan clearance bilirubin dan lebih sering terjadi pada bayi imatur (1 2 3 5)

          Bayi yang diberikan ASI memiliki kadar bilirubin serum yang lebih tinggi dibanding bayi yang diberikan susu formula Hal tersebut mungkin disebabkan oleh beberapa factor antara lain (1 2 3)

          Asupan cairano Kelaparan

          o Frekuensi menyusui

          o Kehilangan berat badandehidrasi

          Hambatan ekskresi bilirubin hepatico Pregnandiol

          o Lipase-free fatty acids

          o Unidentified inhibitor

          10

          Intestinal reabsorption of bilirubino Pasase mekonium terlambat

          o Pembentukan urobilinoid bakteri

          o Beta-glukoronidase

          o Hidrolisis alkaline

          o Asam empedu

          Hiperbilirubinemia yang signifikan dalam 36 jam pertama biasanya disebabkan karena peningkatan produksi bilirubin (terutama karena hemolisis) karena pada periode ini hepatic clearance jarang memproduksi bilirubin lebih 10 mgdL Peningkatan penghancuran haemoglobin 1 akan meningkatkan kadar bilirubin 4 kali lipat (1)

          Sedangkan ikterus neonatorum adalah keadaan klinis pada bayi yang ditandai oleh pewarnaan ikterus pada kulit dan sclera akiat akumulasi bilirubin tidak terkonjugasi yang berlebih Ikterus secara klinis akan mulai tampak pada bayi baru lahir bila kadar bilirubin darah 5-7 mgdL Ikterus dibagi menjadi dua yaitu ikterus fisiologis dan ikterus non-fisiologis (1 2 3)

          11

          Ikterus fisiologis merupakan masalah yang sering terjadi pada bayi kurang maupun cukup bulan selama minggu pertama kehidupan yang frekuensinya pada bayi cukup bulan dan kurang bulan berturut-turut adalah 50-60 dan 80 Untuk kebanyakan bayi fenomena ini ringan dan dapat membaik tanpa pengobatan Ikterus fisiologis tidak disebabkan oleh factor tunggal tapi kombinasi dari berbagai factor yang berhubungan dengan maturitas fisiologis bayi baru lahir Peningkatan kadar bilirubin tidak terkonjugasi dalam sirkulasi pada bayi baru lahir disebabkan oleh kombinasi peningkatan ketersediaan bilirubin dan penurunan clearance bilirubin Umumnya kadar bilirubin tak terkonjugasi pada minggu pertama gt 2 mgdL Pada bayi cukup bulan yang mendapat susu formula kadar bilirubin akan mencapai puncaknya sekitar 6-8 mgdL pada hari ke-3 kehidupan dan kemudian akan menurun cepat selama 2-3 hari diikuti dengan penurunan yang lambat sebesar 1 mgdL selama 1 samapi 2 minggu (1 2 3)

          Pada bayi cukup bulan yang mendapat ASI kadar bilirubin puncak akan mencapai kadar yang lebih tinggi (7-14 mgdL) dan penurunan terjadi lebih lambat Bisa terjadi dalam waktu 2-4 minggu bahkan dapat mencapai waktu 6 minggu Pada bayi kurang bulan yang mendapat susu formula juga akan mengalami peningkatan dengan puncak yang lebih tinggi dan lebih lama begitu juga dengan penurunannya jika tidak diberikan fototerapi pencegahan Peningkatan sampai 10-12 mgdL masih dalam kisaran fisiologis bahkan hingga 15 mgdL tanpa disertai kelainan metabolisme bilirubin Kadar normal bilirubin tali pusat kurang dari 2 mgdL dan berkisar dari 14 sampai 19 mgdL (1 2 3)

          Ikterus non fisiologis dulu disebut dengan ikterus patologis tidak mudah dibedakan dari ikterus fisiologis Keadaan di bawah ini merupakan petunjuk untuk tindak lanjut (1 2 3 6)

          Ikterus terjadi sebelum umur 24 jam

          Setiap peningkatan kadar bilirubin serum yang memerlukan fototerapi

          Peningkatan kadar bilirubin total serum gt 05 mgdLjam

          Adanya tanda-tanda penyakit yang mendasari pada setiap bayi (muntah letargis malas menetek penurunan berat badan yang cepat apnea takipnea atau suhu yang tidak stabil)

          Ikterus bertahan selama 8 hari pada bayi cukup bulan atau setelah 14 hari pada bayi kurang bulan

          Etiologi

          Penyebab ikterus pada bayi baru lahir dapat berdiri sendiri ataupun dapat disebabkan oleh beberapa faktor Secara garis besar etiologi ikterus neonatorum dapat dibagi (1 2 3)

          1 Produksi yang berlebihan

          12

          Hal ini melebihi kemampuan bayi untuk mengeluarkannya misalnya pada hemolisis yang meningkat pada inkompatibilitas darah Rh ABO golongan darah lain defisiensi enzim G6PD piruvat kinase perdarahan tertutup dan sepsis

          2 Gangguan dalam proses uptake dan konjugasi heparGangguan ini dapat disebabkan oleh imaturitas hepar kurangnya substrat untuk konjugasi bilirubin gangguan fungsi hepar akibat asidosis hipoksia dan infeksi atau tidak terdapatnya enzim glukoronil transferase (sindrom Criggler-Najjar) Penyebab lain ialah defisiensi protein Y dalam hepar yang berperanan penting dalam uptake bilirubin ke sel hepar

          3 Gangguan transportasiBilirubin dalam darah terikat pada albumin kemudian diangkut ke hepar Ikatan bilirubin dengan albumin ini dapat dipengaruhi ileh obat misalnya salisilatm sulfafurazole Defisiensi albumin menyebabkan lebih banyak terdapatnya bilirubin indirek yang bebas dalam darah yang mudah melekat ke sel otak

          4 Gangguan dalam eksresiGangguan ini dapat terjadi akibat obstruksi dalam hepar atau di luar hepar Kelainan di luar hepar biasanya disebabkan oleh kelainan bawaan Obstruksi dalam hepar biasanya akibat infeksi atau kerusakan hepar oleh penyebab lain

          Faktor risiko (1 2 7)

          Manifestasi klinikSecara umum gejala dari penyakit hiperbilirubin ini antara lain (1 2 6)

          Pada permulaan tidak jelas tampak mata berputar-putar Letargi Kejang

          13

          Tidak mau menghisap Dapat tuli gangguan bicara retardasi mental Bila bayi hidup pada umur lanjut disertai spasme otot kejang stenosis yang disertai

          ketegangan otot Perut membuncit Pembesaran pada hati Feses berwarna seperti dempul Muntah anoreksia fatigue Warna urin gelap

          PatofisiologiPembentukan Bilirubin

          Bilirubin adalah pigmen kristal berwarna jingga ikterus yang merupakan bentuk akhir dari pemecahan katabolisme heme melalui proses reaksi oksidasi ndash reduksi Langkah oksidasi yang pertama adalah biliverdin yang di bentuk dari heme dengan bantuan enzim heme oksigenase yaitu suatu enzim yang sebagian besar terdapat dalam sel hati dan organ lain Pada reaksi tersebut juga terdapat besi yang digunakan kembali untuk pembentukan haemoglobin dan karbon monoksida yang dieksresikan ke dalam paru Biliverdin kemudian akan direduksi menjadi bilirubin oleh enzim biliverdin reduktase Biliverdin bersifat larut dalam air dan secara cepat akan dirubah menjadi bilirubin melalui reaksi bilirubin reduktase Berbeda dengan biliverdin bilirubin bersifat lipofilik dan terikat dengan hydrogen serta pada pH normal bersifat tidak larut Jika tubuh akan mengeksresikan diperlukan mekanisme transport dan eliminasi bilirubin (1 2 3 5)

          Bayi baru lahir akan memproduksi bilirubin 8-10 mgkgBBhari sedangkan orang dewasa sekitar 3-4 mgkgBBhari Peningkatan produksi bilirubin pada bayi baru lahir disebabkan oleh masa hidup eritrosit bayi lebih pendek (70-90 hari) dibandingkan dengan orang dewasa (120 hari) peningkatan degradasi heme turn over sitokrom yang meningkat dan juga reabsorpsi bilirubin dari usus yang meningkat (sirkulasi enterohepatik) (1 2)

          14

          Transportasi Bilirubin

          Pembentukan bilirubin yang terjadi di sistem retikulo endothelial selanjutnya dilapaskan ke sirkulasi yang akan berikatan dengan albumin Bayi baru lahir mempunyai kapasitas ikatan plasma yang rendah terhadap bilirubin karena konsentrasi albumin yang rendahdan kapasitas ikatan molar yang kurangBilirubin yang terikat pada albumin serum ini merupakan zat non polar dan tidak larut dalam air dan kemudian akan di transportasi kedalam sel hepar Bilirubin yang terikat dengan albumin tidak dapat memasuki susuna syaraf pusat dan bersifat non toksik (1 2)

          Selain itu albumin juga mempunyai afinitas yang tinggi terhadap obat ndash obatan yang bersifat asam seperti penicillin dan sulfonamide Obat ndash obat tersebut akan menempati tempat utama perlekatan albumin untuk bilirubin sehingga bersifat competitor serta dapat pula melepaskan ikatan bilirubin dengan albumin (1 2)

          Obat ndash obat yang dapat melepaskan ikatan bilirubin dengan albumin Analgetik antipiretik ( Natrium salisilat Fenilbutazon ) Antiseptik desinfektan ( Metil Isopropyl ) Antibiotik dengan kandungan sulfa ( Sulfadiazin Sulfamethizole Sulfamoxazole ) Penicilin ( Propicilin Cloxacillin ) Lain ndash lain ( Novabiosin Triptophan Asam mendelik kontras x ndash ray )

          Pada bayi kurang bulan ikatan bilirubin akan lebih lemah yang umumnya merupakan komplikasi dari hipoalbumin hipoksia hipoglikemi asidosis hipotermia hemolisis dan septikemia Hal tersebut tentunya akan mengakibatkan peningkatan jumlah bilirubin bebas dan berisiko pula untuk keadaan nerotoksisitas oleh bilirubin (1 2)

          Bilirubin dalam serum terdapat dalam 4 bentuk yang berbeda yaitu (1)

          1) Bilirubin tak terkonjugasi yang terikat dengan albumin dan membentuk sebagian besar bilirubin tak terkonjugasi dalam serum

          2) Bilirubin bebas3) Bilirubin terkonjugasi yaitu bilirubin yang siap dieksresikan melalui ginjal4) Bilirubin terkonjugasi yang terikat denga albumin serum

          Asupan Bilirubin

          Pada saat kompleks bilirubin ndash albumin mencapai membran plasma hepatosit albumin terikat ke reseptor permukaan sel Kemudian bilirubin di transfer melalui sel membran yang berikatan dengan ligandin (protein y) mungkin juga dengan protein ikatan sitosilik lainnya Keseimbangan antara jumlah bilirubin yang masuk ke sirkulasi dari sintesis de novo resirkulasi enterohepatik perpindahan bilirubin antar jaringan pengambilan bilirubin oleh sel hati dan konjugasi bilirubin akan menentukan konsentrasi bilirubin tak terkonjugasi dalam serum baik pada keadaan normal ataupun tidak normal (1 5)

          Berkurangnya kapasitas pengambilan hepaatik bilirubin tak terkonjugasi akan berpengaruh terhadap pembentukan ikterus fisiologis Penelitian menunjukkan hal ini terjadi

          15

          karena adanya defisiensi konjugasi bilirubin dalam menghambat transfer bilirubin dari darah ke empedu selama 3-4 hari pertama kehidupan Walaupun demikian defisiensi ambilan ini dapat menyebabkan hiperbilirubinemia terkonjugasi ringan pada minggu kedua kehidupan saat konjugasi bilirubin hepatic mencapai kecepatan normal yang sama dengan orang dewasa (1 5)

          Konjugasi Bilirubin

          Bilirubin tak terkonjugasi dikonversikan kebentuk bilirubin konjugasi yang larut dalam air di reticulum endoplasma dengan bantuan enzim uridine diphospate glukuronosyl transferase ( UDPG ndash T ) Katalisa oleh enzim ini akan merubah formasi menjadi bilirubin monoglukoronida yang selanjutnya akan dikonjugasi menjadi bilirubin diglukoronida Bilirubin ini kemudian dieksresikan ke dalam kalanikulus empedu Sedangkan satu molekul bilirubin tak terkonjugasi akan kembali ke reticulum endoplasmic untuk rekonjugasi berikutnya (1 5)

          Eksresi Bilirubin

          Setelah mengalami proses konjugasi bilirubin akan dieksresikan kedalam kandung empedu kemudian memasuki saluran cerna dan di eksresikan melalui feses Setelah berada dalam usus halus bilirubin yang terkonjugasi tidak langsung dapat diresorbsi kecuali jika dikonversikan kembali menjadi bentuk tidak terkonjugasi oleh enzim beta ndash glukoronidase yang terdapat dalam usus Resorbsi kembali bilirubin dari saluran cerna dan kembali ke hati untuk di konjugasi kembali disebut sirkulasi enterohepatik (1)

          Terdapat perbedaan antara bayi baru lahir dan orang dewasa yaitu pada mukosa usus halus dan feses bayi baru lahir mengandung enzim β-glukoronidase yang dapat menghidrolisa monoglukoronida dan diglukoronida kembali menjadi bilirubin yang tak terkonjugasi yang selanjutnya dapat diabsorbsi kembali Selain itu pada bayi baru lahir lumen usus halusnya steril sehingga bilirubin konjugasi tidak dapat dirubah menjadi sterkobilin (suatu produk yang tidak dapat diabsorbsi) (1)

          16

          Kecepatan produksi bilirubin adalah 6-8 mgkgBB per 24 jam pada neonatus cukup bulan sehat dan 3-4 mgkgBB per 24 jam pada orang dewasa sehat Sekitar 80 bilirubin yang diproduksi tiap hari berasal dari hemoglobin Bayi memproduksi bilirubin lebih besar per kilogram berat badan karena massa eritrosit lebih besar dan umur eritrositnya lebih pendek (1)

          Pada sebagian besar kasus lebih dari satu mekanisme terlibat misalnya kelebihan bilirubin akibat hemolisis dapat menyebabkan kerusakan sel hati atau kerusakan duktus biliaris yang kemudian dapat mengganggu transpor sekresi dan ekskresi bilirubin Di pihak lain gangguan ekskresi bilirubin dapat menggangu ambilan dan transpor bilirubin Selain itu kerusakan hepatoseluler memperpendek umur eritrosit sehngga menmbah hiperbilirubinemia dan gangguan proses ambilan bilirubin olah hepatosit (1)

          Mekanisme hiperbilirubinemia dan ikterus

          Terdapat 4 mekanisme umum dimana hiperbilirubinemia dan ikterus dapat terjadi pembentukan bilirubin secara berlebihan gangguan pengambilan bilirubin tak terkonjugasi oleh hati gangguan konjugasi bilirubin penurunan ekskresi bilirubin terkonjugasi dalam empedu akibat faktor intra hepatik yang bersifat opbtruksi fungsional atau mekanik (1 2)

          Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi terutama disebabkan oleh tiga mekanisme yang pertama sedangkan mekanisme yang keempat terutama mengakibatkan terkonjugasi

          17

          1 Pembentukan bilirubin secara berlebihan

          Penyakit hemolitik atau peningkatan kecepatan destruksi sel darah merah merupakan penyebab utama dari pembentukan bilirubin yang berlebihan Ikterus yang timbul sering disebut ikterus hemolitik Konjugasi dan transfer pigmen empedu berlangsungnormal tetapi suplai bilirubin tak terkonjugasi melampaui kemampuan Beberapa penyebab ikterus hemolitik yang sering adalah hemoglobin abnormal (hemoglobin S pada animea sel sabit) sel darah merah abnormal (sterositosis herediter) anti body dalam serum (Rh atau autoimun) pemberian beberapa obat-obatan dan beberapa limfoma atau pembesaran (limpa dan peningkatan hemolisis) Sebagaian kasus Ikterus hemolitik dapat di akibatkan oleh peningkatan destruksi sel darah merah atau prekursornya dalam sum-sum tulang (talasemia anemia persuisiosa porviria) Proses ini dikenal sebagai eritropoiesis tak efektif Kadar bilirubin tak terkonjugasi yang melebihi 20 mg 100 ml pada bayi dapat mengakibatkan Kern Ikterus (1 2)

          2 Gangguan pengambilan bilirubin

          Pengambilan bilirubin tak terkonjugasi yang terikat abulmin oleh sel-sel hati dilakukan dengan memisahkannya dari albumin dan mengikatkan pada protein penerima Hanya beberapa obat yang telah terbukti menunjukkan pengaruh terhadap pengambilan bilirubin oleh sel-sel hati asam flafas pidat (dipakai untuk mengobati cacing pita) nofobiosin dan beberapa zat warna kolesistografik Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi dan Ikterus biasanya menghilang bila obat yang menjadi penyebab di hentikan Dahulu ikterus neonatal dan beberapa kasus sindrom Gilbert dianggap oleh defisiensi protein penerima dan gangguan dalam pengambilan oleh hati Namun pada kebanyakan kasus demikian telah di temukan defisiensi glukoronil transferase sehingga keadaan ini terutama dianggap sebagai cacat konjugasi bilirubin (1 2)

          3 Gangguan konjugasi bilirubin

          Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi yang ringan ( lt 129 100 ml ) yang mulai terjadi pada hari ke dua sampai ke lima lahir disebut Ikterus fisiologis pada neonatus Ikterus neonatal yang normal ini disebabkan oleh kurang matangnya enzim glukoronik transferase Aktivitas glukoronil tranferase biasanya meningkat beberapa hari setelah lahir sampai sekitar minggu ke dua dan setelah itu Ikterus akan menghilang (1 2)

          Kern Ikterus atau bilirubin enselopati timbul akibat penimbunan bilirubin tak terkonjugasi pada daerah basal ganglia yang banyak lemak Bila keadaan ini tidak di obati maka akan terjadi kematian atau kerusakan Neorologik berat tindakan pengobatan saat ini dilakukan pada Neonatus dengan Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi adalah dengan fototerapi(1 2)

          Fototerapi berupa pemberian sinar biru atau sinar fluoresen atau (gelombang yang panjangnya 430 sampai dengan 470 nm) pada kulit bayi yang telanjang Penyinaran ini menyebabkan perubahan struktural Bilirubin (foto isumerisasi) menjadi isomer-isomer yang larut dalam air isomer ini akan di ekskresikan dengan cepat ke dalam empedu tanpa harus di

          18

          konjugasi terlebih dahulu Fenobarbital (Luminal) yang meningkatkan aktivitas glukoronil transferase sering kali dapat menghilang ikterus pada penderita ini (1)

          4 Penurunan eksresi bilirubin terkonjugasi

          Gangguan eskresi bilirubin baik yang disebabkan oleh faktor-faktor Fungsional maupun obstruksi terutama mengakibatkan hiperbilirubinemia terkonjugasi Karena bilirubin terkonjugasi latut dalam airmaka bilirubin ini dapat di ekskresi ke dalam kemih sehingga menimbulkan bilirubin dan kemih berwarna gelap Urobilinogen feses dan urobilinogen kemih sering berkurang sehingga terlihat pucat Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat di sertai bukti-bukti kegagalan ekskresi hati lainnya seperti peningkatan kadar fostafe alkali dalam serum AST Kolesterol dan garam-garam empedu Peningkatan garam-garam empedu dalam darah menimbulkan gatal-gatal pada ikterus Ikterus yang diakibatkan oleh hiperbilirubinemia terkonjugasi biasanya lebih kuning dibandingkan dengan hiperbilirubinemia tak terkonjugasi Perubahan warna berkisar dari kuning jingga muda atau tua sampai kuning hijau bila terjadi obstruksi total aliran empedu perubahan ini merupakan bukti adanya ikterus kolestatik yang merupakan nama lain dari ikterus obstruktif Kolestasis dapat bersifat intrahepatik (mengenai sel hati kanalikuli atau kolangiola) atau ekstra hepatik (mengenai saluran empedu di luar hati) Pada ke dua keadaan ini terdapat gangguan niokimia yang sama (1 2)

          Sumber lain ada juga yang menyatakan penyebab dari hiperbilirubinemia adalah

          a Produksi bilirubin yang meningkat peningkatan jumlah sel darah merah penurunan umur sel darah merah peningkatan pemecahan sel darah merah (inkompatibilitas golongan darah dan Rh) defek sel darah merah pada defisiensi G6PD atau sferositosis polisetemia sekuester darah infeksi)

          b Penurunan konjugasi bilirubin prematuritas ASI defek congenital yang jarang)c Peningkatan reabsorpsi bilirubin dalam saluran cerna ASI asfiksia pemberian ASI

          yang terlambat obstruksi saluran cernad Kegagalan eksresi cairan empede infeksi intrauterine sepsis hepatitis sindrom

          kolestatik atresia biliaris fibrosis kistik)(1 2)

          Klasifikasi ikterus pada neonatus

          Ikterus fisiologis terjadi setelah 24 jam pertama Pada bayi cukup bulan nilai puncak 6-8 mgdL biasanya tercapai pada hari ke 3-5 Pada bayi kurang bulan nilainya 10-12 mgdL bahkan sampai 15 mgdL Peningkatanakumulasi bilirubin serum lt 5 mgdLhr

          Ikterus patologis terjadi dalam 24 jam pertama Peningkatan akumulasi bilirubin serum gt 5 mgdLhr Bayi yang mendapat ASI kadar bilirubin total serum gt 17mgdL Ikterus menetap setelah 8 hari pada bayi cukup bulan dan setelah 14 hari pada bayi kurang bulan Bilirubin direk gt2 mgdL

          19

          Sebagai neonatus terutama bayi prematur menunjukkan gejala ikterus pada hari pertama Ikterus ini biasanya timbul pada hari kedua kemudian menghilang pada hari ke sepuluh atau pada akhir minggu ke dua Bayi dengan gejala ikterus ini tidak sakit dan tidak memerlukan pengobatan kecuali dalam pengertian mencegah terjadinya penumpukan bilirubin tidak langsung yang berlebihan

          Ikterus dengan kemungkinan besar menjadi patologik dan memerlukan pemeriksaan yang mendalam antara lain (6)

          Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama Bilirubin serum meningkat lebih dari 5 mg per hari Bilirubin melebihi 10mg pada bayi cukup bulan Bilirubin melebihi 15mg pada bayi prenatur Ikterus yang menetap sesudah minggu pertama Ikterus dengan bilirubin langsung melebihi 1mgpada setiap

          waktu Ikterus yang mempunyai hubungan dengan penyakit hemoglobin

          infeksi atau suatu keadaan patologik lain yang telah diketahui

          Pembagian derajat ikterus

          Berdasarkan Kramer dapat dibagi (4)

          Derajat ikterus Daerah ikterus Perkiraan kadar bilirubin

          I

          II

          III

          IV

          V

          Kepala dan leher

          Sampai badan atas (diatas umbilicus)

          Sampai badan bawah (dibawah umbilicuks hingga tungkai atas diatas lutut)

          Sampai lengan tungkai bawah lutut

          Sampai telapak tangan dan kaki

          50 mg

          90mg

          114mg

          124mg

          160mg

          20

          Pemeriksaan penunjang

          Pemeriksaan Laboratorium (4)

          Pemeriksaan serum bilirubin (bilirubin total dan direk) harus dilakukan pada neonatus yang mengalami ikterus Terutama pada bayi yang tampak sakit atau bayi-bayi yang tergolong risiko tinggi terserang hiperbilirubinemia berat Namun pada bayi yang mengalami ikterus berat lakukan terapi sinar sesegera mungkin jangan menunda terapi sinar dengan menunggu hasil

          pemeriksaan kadar serum bilirubin

          lsquoTranscutaneous bilirubin (TcB)rsquo dapat digunakan untuk menentukan kadar serum bilirubin total tanpa harus mengambil sampel darah Namun alat ini hanya valid untuk kadar bilirubin total lt 15 mgdL (lt257 μmolL) dan tidak lsquoreliablersquo pada kasus ikterus yang sedang mendapat

          terapi sinar 511

          Pemeriksaan tambahan yang sering dilakukan untuk evaluasi menentukan penyebab ikterus antara lain

          bull Golongan darah dan lsquoCoombs testrsquo bull Darah lengkap dan hapusan darah bull Hitung retikulosit skrining G6PD atau ETCOc

          bull Bilirubin direk

          Pemeriksaan serum bilirubin total harus diulang setiap 4-24 jam tergantung usia bayi dan tingginya kadar bilirubin Kadar serum albumin juga perlu diukur untuk menentukan pilihan

          terapi sinar ataukah tranfusi tukar

          21

          TABLE 1 Laboratory Evaluation of the Jaundiced Infant of 35 or More Weeksrsquo GestationIndications Assessments

          Jaundice in first 24 h Measure TcB andor TSBJaundice appears excessive for infantrsquos age Measure TcB andor TSBInfant receiving phototherapy or TSB rising rapidly (ie crossing percentiles [Fig 2]) and unexplained by history and physical examination

          Blood type and Coombsrsquo test if not obtained with cord bloodComplete blood count and smearMeasure direct or conjugated bilirubinIt is an option to perform reticulocyte count G6PD and ETCOc if availableRepeat TSB in 4ndash24 h depending on infantrsquos age and TSB level

          TSB concentration approaching exchange levels or not responding to phototherapy

          Perform reticulocyte count G6PD albumin ETCOc if available

          Elevated direct (or conjugated) bilirubin level Do urinalysis and urine culture Evaluate for sepsis if indicated by history and physical examination

          Jaundice present at or beyond age 3 wk or sick infant

          Total and direct (or conjugated) bilirubin level

          If direct bilirubin elevated evaluate for causes of cholestasisCheck results of newborn thyroid and galactosemia screen and evaluate infant for signs or symptoms of hypothyroidism

          22

          Diagnosis (1 2 4 7)

          Dari anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium terdapat beberapa faktor

          Faktor risiko terjadinya hiperbilirubinaemia berat 1 Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama (usia bayi lt 24 jam) 2 Inkompatibilitas golongan darah (dengan lsquoCoombs testrsquo positip) 3 Usia kehamilan lt 38 minggu 4 Penyakit-penyakit hemolitik (G6PD lsquoend tidalrsquo CO 1048757)

          5 Ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya 6 Hematoma sefal lsquobruisingrsquo 7 ASI eksklusif (bila berat badan turun gt 12 BB lahir) 8 Ras Asia Timur jenis kelamin laki-laki usia ibu lt 25 tahun 9 Ikterus sebelum bayi dipulangkan 10 lsquoInfant Diabetic Motherrsquo makrosomia 11 Polisitemia

          23

          Anamnesis 1 Riwayat kehamilan dengan komplikasi (obat-obatan ibu DM gawat janin malnutrisi intra

          uterin infeksi intranatal)

          2 Riwayat persalinan dengan tindakan komplikasi

          3 Riwayat ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya

          4 Riwayat inkompatibilitas darah

          5 Riwayat keluarga yang menderita anemia pembesaran hepar dan limpa

          Pemeriksaan Fisik Secara klinis ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau beberapa

          hari kemudian Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar yang cukup Ikterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa tidak terlihat dengan penerangan yang kurang terutama pada neonatus yang kulitnya gelap Penilaian ikterus akan lebih sulit lagi apabila penderita sedang mendapatkan terapi sinar

          Tekan kulit secara ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna kulit dan

          jaringan subkutan Waktu timbulnya ikterus mempunyai arti penting pula dalam

          diagnosis dan penatalaksanaan penderita karena saat timbulnya ikterus mempunyai

          kaitan erat dengan kemungkinan penyebab ikterus tersebut

          Pemeriksaan Penunjang

          Pemeriksaan kadar bilirubinBertujuan untuk mengetahui tingkat kerusakan yang masih akan timbul akibat toksisitas kadar bilirubin yang sangat tinggi

          Pemeriksaan fungsi otak EEGBertujuan untuk mengetahui sejauh mana kerusakan otak yang telah terjadi

          24

          Penatalaksanaan (7)

          ManajemenStrategi mengelola bayi baru lahir dengan hiperbilirubinemia meliputi pencegahan penggunaan farmakologi fototerapi dan transfusi tukar (1 7)

          1 Strategi pencegahan hiperbirubinemia(1) Pencegahan primer

          Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya paling sedikit 8-12 kali per hari untuk beberapa hari pertama

          Tidak memberikan cairan tambahan rutin seperti dekstrose atau air pada bayi yang mendapat ASI dan tidak mengalami dehidrasi (1 7)

          (2) Pencegahan sekunder Semua wanita hamil harus diperiksa golongan darah ABO dan rhesus serta penyaringan

          serum untuk antibodi isoimun yang tidak biasa Jika golongan darah ibu tidak diketahui atau Rh negatif dilakukan pemeriksaan

          antibodi direk (tes coombs) golongan darah dan tipe Rh darahtali pusat bayi

          25

          Jika golongan darah ibu O Rh positif terdapat pilihan untuk dilakukan tesgolongan darah dan tes coombs pada darah tali pusat bayi tetapi hal itu tidak diperlukan jikan dilakukan pengawasan penilaian terhadap resiko sebelum keluar RS dan tindak lanjut yang memadai

          Harus memastikan bahwa semua bayi secara rutin dimonitor terhadap timbulnya ikterus dan menetapkan protokol terhadap penilaian ikterus yang harus dinilai saat memeriksa tanda vital bayi tetapi tidak kurang dari setiap 8-12 jam (1 7)

          (3) Evaluasi laboraturium Pengukuran kadar bilirubin harus dilakukan pada setiap bayi yang mengalami ikterus

          dalam 24 jam pertama setelah lahir Pengukuran kadar bilirubin harus dilakukan jika tampak ikterus yang berlebihan Semua kadar bilirubin harus diintrepretasikan sesuai dengan umur bayi dalam jam(1 7)

          (4) Penyebab kuning Bayi yang mengalami peningkatan bilirubin direk atau konjugasi harus dilakukan analisis

          dan kultur urin Bayi sakit dan ikterus pada umur atau lebih dari 3 minggu harus dilakukan pemeriksaan

          bilirubin total dan direk untuk mengidentifikasi adanya kolestatis Jika kadar bilirubin direk meningkat dilakukan evaluasi tambahan mencari penyebab

          kolestatis Pemeriksaan kadar G6PD direkomendasikan untuk bayi ikterus yang

          mendapat fototerapi dan dengan riwayat keluarga atau asal geografis yang menunjukkan kecenderungan defisiensi G6PD atau pada bayi dengan respon fototerapi buruk (1 7)

          (5) Penilaian resiko sebelum bayi dipulangkan Setiap bayi harus dinilai terhadap resiko berkembangnya hiperbilirubinemia berat (1 7)

          (6) Kebijakan dan prosedur rumah sakit RS harus memberikan informasi tertulis dan lisan kepada orang tua mengenai kuning

          perlunya monitor terhadap kuning dan anjuran bagaimana monitoring harus dilakukan (1

          7)

          (7) Pengelolaan bayi dengan ikterus yang mendapat ASI Observasi semua fese awal bayi pertimbangkan untuk merangsang pengeluaran jika

          feses keluar dalam waktu 24 jam Segera mulai menyusui dan beri sesering mungkin Menyusui yang sering dengan waktu

          yang singkat lebih efektif dibandingkan dengan menyusui yang lama dengan frekuensi yang jarang walaupun total waktu yang diberikan sama

          Tidak dianjurkan pemberian air dektrosa atau formula pengganti Observasi berat badan BAK dan BAB yang berhubungan dengan pola menyusui

          26

          Ketika kadar bilirubin mencapai 15mgdL tingkatkan pemberian minum rangsang pengeluaran atau produksi ASI dengan cara memompa dan menggunakan protokol penggunaan fototerapi yang dikeluarkan AAP

          Tidak terdapat bukti bahwa early jaundice berhubungan dengan abnormalitas ASI sehingga penghentian menyusui sebagai suatu upaya hanya diindikasikan jika ikterus menetap lebih dari 6 hari atau meningkat diatas 20 mgdL atau ibumemiliki riwayat bayi sebelumnya terkena kuning (1 7)

          2 Penggunaan Farmakoterapi

          a) Imunoglobulin intravena telah digunakan pada bayi ndash bayi dengan rhesus yang berat dan inkompatibilitas ABO untuk menekan hemolisis isoimun dan menurunkan tindakan transfusi tukar

          b) Fenobarbital merangsang aktivitas dan konsentrasi UDPG ndash T dan ligandin serta dapat meningkatkan jumlah tempat ikatan bilirubin sehingga konjugasi bilirubin berlangsung lebih cepat Pemberian phenobarbital untuk mengobatan hiperbilirubinemia pada

          27

          neonatus selama tiga hari baru dapat menurunkan bilirubin serum yang berarti Bayi prematur lebih banyak memberikan reaksi daripada bayi cukup bulan Phenobarbital dapat diberikan dengan dosis 8 mgkg berat badan sehari mula-mula parenteral kemudian dilanjutkan secara oral Keuntungan pemberian phenobarbital dibandingkan dengan terapi sinar ialah bahwa pelaksanaanya lebih murah dan lebih mudah Kerugiannya ialah diperlukan waktu paling kurang 3 hari untuk mendapat hasil yang berarti

          c) Metalloprotoprophyrin adalah analog sintesis heme

          d) Tin ndash Protoporphyrin (Sn ndash Pp) dan Tin ndash Mesoporphyrin ( Sn ndash Mp ) dapat menurunkan kadar bilirubin serum

          e) Pemberian inhibitor b - glukuronidasi seperti asam L ndash aspartik dan kasein holdolisat dalam jumlah kecil (5 mldosis ndash 6 kalihari ) pada bayi sehat cukup bulan yang mendapat ASI dan meningkatkan pengeluaran bilirubin feses dan ikterus menjadi berkurang dibandingkan dengan bayi control (13 7)

          3 Fototerapi Pengaruh sinar terhadap ikterus pertama sekali diperhatikan dan dilaporkan oleh seorang

          perawat di salah satu rumah sakit di Inggris Perawat Ward melihat bahwa bayi ndash bayi yang mendapat sinar matahari di bangsalnya ternyata ikterusnya lebih cepat menghilang dibandingkan bayi ndash bayi lainnya Cremer (1958) yang mendapatkan laporan tersebut mulai melakukan penyelidikan mengenai pengaruh sinar terhadap hiperbilirubinemia ini Dari penelitiannya terbukti bahwa disamping pengaruh sinar matahari sinar lampu tertentu juga mempunyai pengaruh dalam menurunkan kadar bilirubin pada bayi ndash bayi prematur lainnya6Sinar fototerapi akan mengubah bilirubin yang ada di dalam kapiler-kapiler superfisial dan ruang-ruang usus menjadi isomer yang larut dalam air yang dapat diekstraksikan tanpa metabolisme lebih lanjut oleh hati Maisels seorang peneliti bilirubin menyatakan bahwa fototerapi merupakan obat perkutan3 Bila fototerapi menyinari kulit akan memberikan foton-foton diskrit energi sama halnya seperti molekul-molekul obat sinar akan diserap oleh bilirubin dengan cara yang sama dengan molekul obat yang terikat pada reseptor (1 5 7)

          Molekul-molekul bilirubin pada kulit yang terpapar sinar akan mengalami reaksi fotokimia yang relatif cepat menjadi isomer konfigurasi dimana sinar akan merubah bentuk molekul bilirubin dan bukan mengubah struktur bilirubin Bentuk bilirubin 4Z 15Z akan berubah menjadi bentuk 4Z15E yaitu bentuk isomer nontoksik yang bisa diekskresikan Isomer bilirubin ini mempunyai bentuk yang berbeda dari isomer asli lebih polar dan bisa diekskresikan dari hati ke dalam empedu tanpa mengalami konjugasi atau membutuhkan pengangkutan khusus untuk ekskresinya Bentuk isomer ini mengandung 20 dari jumlah bilirubin serum Eliminasi melalui urin dan saluran cerna sama-sama penting dalam mengurangi muatan bilirubin Reaksi fototerapi menghasilkan suatu fotooksidasi melalui proses yang cepat Fototerapi juga menghasilkan

          28

          lumirubin dimana lumirubin ini mengandung 2 sampai 6 dari total bilirubin serum Lumirubin diekskresikan melalui empedu dan urinLumirubin bersifat larut dalam air (5)

          Mekanisme fototerapi Penelitian Sarici mendapatkan 105 neonatus cukup bulan dan 255 neonatus kurang bulan menderita hiperbilirubinemia yang signifikan dan membutuhkan fototerapi

          29

          Fototerapi diindikasikan pada kadar bilirubin yang meningkat sesuai dengan umur pada neonatus cukup bulan atau berdasarkan berat badan pada neonatus kurang bulan sesuai dengan rekomendasi American Academy of Pediatrics (AAP) (5)

          Sinar FototerapiSinar yang digunakan pada fototerapi adalah suatu sinar tampak yang merupakan suatu

          gelombang elektromagnetik Sifat gelombang elektromagnetik bervariasi menurut frekuensi dan panjang gelombang yang menghasilkan spektrum elektromagnetik Spektrum dari sinar tampak ini terdiri dari sinar merah oranye kuning hijau biru dan ungu Masing masing dari sinar memiliki panjang gelombang yang berbeda beda

          Panjang gelombang sinar yang paling efektif untuk menurunkan kadar bilirubin adalah sinar biru dengan panjang gelombang 425-475 nmSinar biru lebih baik dalam menurunkan kadar bilirubin dibandingkan dengan sinar biru-hijau sinar putih dan sinar hijau Intensitas sinar adalah jumlah foton yang diberikan per sentimeter kuadrat permukaan tubuh yang terpapar Intensitas yang diberikan menentukan efektifitas fototerapi semakin tinggi intensitas sinar maka semakin cepat penurunan kadar bilirubin serumIntensitas sinar yang ditentukan sebagai Wcm2nm

          Intensitas sinar yang diberikan menentukan efektivitas dari fototerapi Intensitas sinar diukur dengan menggunakan suatu alat yaitu radiometer fototerapi2836 Intensitas sinar ge 30 μWcm2nm cukup signifikan dalam menurunkan kadar bilirubin untuk intensif fototerapi Intensitas sinar yang diharapkan adalah 10 ndash 40 μWcm2nm Intensitas sinar maksimal untuk fototerapi standard adalah 30 ndash 50 μWcm2nm Semakin tinggi intensitas sinar maka akan lebih besar pula efikasinya

          Faktor-faktor yang berpengaruh pada penentuan intensitas sinar ini adalah jenis sinar panjang gelombang sinar yang digunakan jarak sinar ke neonatus dan luas permukaan tubuh neonatus yang disinari serta penggunaan media pemantulan sinar

          Intensitas sinar berbanding terbalik dengan jarak antara sinar dan permukaan tubuh Cara mudah untuk meningkatkan intensitas sinar adalah menggeser sinar lebih dekat pada bayi

          Rekomendasi AAP menganjurkan fototerapi dengan jarak 10 cm kecuali dengan menggunakan sinar halogenSinar halogen dapat menyebabkan luka bakar bila diletakkan terlalu dekat dengan bayi Bayi cukup bulan tidak akan kepanasan dengan sinar fototerapi berjarak 10 cm dari bayi Luas permukaan terbesar dari tubuh bayi yaitu badan bayi harus diposisikan di pusat sinar tempat di mana intensitas sinar paling tinggi

          Tabel 1 Rekomendasi AAP penanganan hiperbilirubinemia pada neonatus sehat dan cukup bulan (1 3 7)

          Usia ( jam ) Pertimbangan terapi sinar

          Terapi sinar Transfusi tukar Transfusi tukar dan terapi sinar

          25-48 gt12mgdl(gt200 micromolL)

          gt15 mgdl( gt250 micromolL)

          gt20 mgdl(gt340 micromolL)

          gt25 mgdl(425 micromolL)

          30

          49-72 gt15mgdl(gt250 micromolL)

          gt18 mgdl(gt300micromolL)

          gt25mgdl(425 micromolL)

          gt30 mgdl(510micromolL)

          gt72 gt17 mgdl(gt290 micromolL)

          gt20mgdl(gt340micromolL

          gt25mgdl(gt425 micromolL)

          gt30mgdl(gt510 micromolL)

          Tabel 2 Tatalaksana hiperbilirubinemia pada Neonatus Kurang Bulan Sehat dan Sakit ( gt37 minggu ) (1 3 7)

          Neontaus kurang bulan sehat Kadar Total Bilirubin Serum (mgdl)

          Neontaus kurang bulan sakit Kadar Total Bilirubin Serum (mgdl)

          Berat Terapi sinar Transfusi tukar

          Terapi sinar Transfusi tukar

          Hingga 1000 g 5-7 10 4-6 8-101001-1500 g 7-10 10-15 6-8 10-121501-2000 g 10 17 8-10 15gt2000 g 10-12 18 10 17

          Kontraindikasi fototerapi adalah pada kondisi dimana terjadi peningkatan kadar bilirubin direk yang disebabkan oleh penyakit hati atau obstructive jaundice Komplikasi terapi sinar

          Setiap cara pengobatan selalu akan disertai efek samping Di dalam penggunaan terapi sinar penelitian yang dilakukan selama ini tidak memperlihatkan hal yang dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi baik komplikasi segaera ataupun efek lanjut yang terlihat selama ini ebrsifat sementara yang dapat dicegah atau ditanggulangi dengan memperhatikan tata cara pengunaan terapi sinar yang telah dijelaskan diatas (5)

          Kelainan yang mungkin timbul pada terapi sinar antara lain

          1 Peningkatan ldquoinsensible water lossrdquo pada bayiHal ini terutama akan terlihat pada bayi yang kurnag bulan Oh dkk (1972) melaporkan kehilangan ini dapat meningkat 2-3 kali lebih besar dari keadaan biasa Untuk hal ini pemberian cairan pada penderita dengan terapi sinar perlu diperhatikan dengan sebaiknya

          2 Frekuensi defekasi yang meningkat

          31

          Banyak teori yang menjelaskan keadaan ini antara lain dikemukankan karena meningkatnya peristaltik usus (Windorfer dkk 1975) Bakken (1976) mengemukakan bahwa diare yang terjadi akibat efek sekunder yang terjadi pada pembentukan enzim lactase karena meningkatnya bilirubin indirek pada usus Pemberian susu dengan kadar laktosa rendah akan mengurangi timbulnya diare Teori ini masih belum dapat dipertentangkan (Chung dkk 1976)

          3 Timbulnya kelainan kulit yang sering disebut ldquoflea bite rashrdquo di daerah muka badan dan ekstremitas Kelainan ini segera hilang setelah terapi dihentikan Pada beberapa bayi dilaporkan pula kemungkinan terjadinya bronze baby syndrome (Kopelman dkk 1976) Hal ini terjadi karena tubuh tidak mampu mengeluarkan dengan segera hasil terapi sinar Perubahan warna kulit yang bersifat sementara ini tidak mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi

          4 Gangguan retinaKelainan retina ini hanya ditemukan pada binatang percibaan (Noel dkk 1966) Pnelitain Dobson dkk 1975 tidak dapat membuktikan adanya perubahan fungsi mata pada umumnya Walaupin demikian penyelidikan selanjutnya masih diteruskan

          5 Gangguan pertumbuhanPada binatang percobaan ditemukan gangguan pertumbuhan (Ballowics 1970) Lucey (1972) dan Drew dkk (10976) secara klinis tidak dapat menemukan gangguan tumbuh kembang pada bayi yang mendapat terapi sinar Meskipun demikian hendaknya pemakaian terapi sinar dilakukan dengan indikasi yang tepat selama waktu yang diperlukan

          6 Kenaikan suhuBeberapa penderita yang mendapatkan terapi mungkin memperlihatkan kenaikan suhu Bila hal ini terjadi terapi dapat terus dilanjutkan dengan mematikan sebagian lampu yang dipergunakan

          7 Beberapa kelainan lain seperti gangguan minum letargi iritabilitas kadang-kadang ditemukan pada penderita Keadaan ini hanya bersifat sementara dan akan menghilang dengan sendirinya

          8 Beberapa kelainan yang sampai saat ini masih belim diketahui secara pasti adalah kelainan gonad adanya hemolisis darah dan beberapa kelainan metabolisme lain

          Sampai saat ini tampaknya belum ditemukan efek lanjut terapi sinar pada bayi Komplikasi segera juga bersifat ringan dan tidak berarti dibandingkan dengan manfaat penggunaannya Mengingat hal ini adalah wajar bila terapi sinar mempunyai tempat tersendiri dalam penatalaksanaan hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir

          Tranfusi Tukar

          32

          Transfusi tukar adalah suatu tindakan pengambilan sejumlah kecil darah yang dilanjutkan dengan pengembalian darah dari donor dalam jumlah yang sama yang dilakukan berulang-ulang sampai sebagian besar darah penderita tertukar (Friel 1982) (1 5)

          Pada hiperbilirubinemia tindakan ini bertujuan mencegah terjadinya ensefalopati bilirubin dengan cara mengeluarkan bilirubin indirek dari sirkulasi Pada bayi dengan isoimunisasi transfusi tukar memiliki manfaat tambahan karena membantu mengeluarkan antibodi maternal dari sirkulasi bayi Sehingga mencegah hemolisis lebih lanjut dan memperbaiki anemia (5)

          Darah Donor Untuk Tranfusi Tukar (1 5)

          1 Darah yang digunakan golongan O

          2 Gunakan darah baru Kerjasama dengan dokter kandungan dan Bank Darah adalah penting untuk persiapan kelahiran bayi yang membutuhkan tranfusi tukar

          3 Pada penyakit hemolitik rhesus jika darah disiapkan sebelum persalinan harus golongan O dengan rhesus (-) crossmatched terhadap ibu Bila darah disiapkan setelah kelahiran dilakukan juga crossmatched terhadap bayi

          4 Pada inkomptabilitas ABO darah donor harus golongan O rhesus (-) atau rhesus yang sama dengan ibu dan bayinya Crossmatched terhadap ibu dan bayi yang mempunyai titer rendah antibodi anti A dan anti B Biasanya menggunakan eritrosit golongan O dengan plasma AB untuk memastikan bahwa tidak ada antibodi anti A dan anti B yang muncul

          5 Pada penyakit hemolitik isoimun yang lain darah donor tidak boleh berisi antigen tersensitisasi dan harus di crossmatched terhadap ibu

          33

          6 Pada hiperbilirubinemia yang nonimun darah donor ditiping dan crossmatched terhadap plasma dan eritrosit pasienbayi

          7 Tranfusi tukar biasanya memakai 2 kali volume darah (2 volume exchange) ---- 160 mLkgBB sehingga diperoleh darah baru sekitar 87

          Teknik Transfusi Tukar (1 5)

          a SIMPLE DOUBLE VOLUME

          Push-Pull tehnique jarum infus dipasang melalui kateter vena umbilikalis vena saphena magna Darah dikeluarkan dan dimasukkan bergantian

          b ISOVOLUMETRIC

          Darah secara bersamaan dan simultan dikeluarkan melalui arteri umbilikalis dan dimasukkan melalui vena umbilikalis dalam jumlah yang sama

          c PARTIAL EXCHANGE TRANFUSION

          Tranfusi tukar sebagian dilakukan biasanya pada bayi dengan polisitemia

          Di Indonesia untuk kedaruratan transfusi tukar pertama menggunakan golongan darah O rhesus positif (1 5)

          Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

          Kebutuhan

          Rumus

          lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2 lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

          Hct sekarang Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

          (Hb donor ndash Hb sekarang) BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang) (PCV donor)

          Indikasi

          Hingga kini belum ada kesepakatan global mengenai kapan melakukan transfusi tukar pada hiperbilirubinemia Indikasi transfusi tukar berdasarkan keputusan WHO tercantum dalam tabel 2 (1 5)

          34

          Tabel 3 Indikasi Transfusi Tukar Berdasarkan Kadar Bilirubin Serum

          UsiaBayi Cukup Bulan Sehat

          Dengan Faktor Risiko

          Hari mgdL mgDl

          Hari ke-1 15 13

          Hari ke-2 25 15

          Hari ke-3 30 20

          Hari ke-4 dan seterusnya

          30 20

          Bila transfusi tukar memungkinkan untuk dilaksanakan di tempat atau bayi bisa dirujuk secara cepat dan aman ke fasilitas lain dan kadar bilirubin bayi telah mencapai kadar di atas sertakan contoh darah ibu dan bayi (5)

          Tabel 4 Indikasi Transfusi Tukar Pada Bayi Berat Badan Lahir Rendah

          Berat badan (gram)KadKadar Bilirubin (mgdL)

          ltgt gt lt1000 10-12

          1000-1500 12-15

          1500-2000 15-18

          2000-2500 18-20

          Pada penyakit hemolitik segera dilakukan tranfusi tukar apabila ada indikasi

          a Kadar bilirubin tali pusat gt 45 mgdL dan kadar Hb rendah

          b Kadar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam walaupun sedang mendapatkan terapi sinar

          35

          c Selama terapi sinar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam dan kadar Hb 11 ndash 13 grdL

          d Didapatkan anemia yang progresif walaupun kadar bilirubin dapat dikontrol secara adekuat dengan terapi sinar

          Transfusi tukar harus dihentikan apabila terjadi

          Emboli (emboli bekuan darah) trombosis

          Hiperkalemia hipernatremia hipokalsemia asidosis hipoglikemia

          Gangguan pembekuan karena pemakaian heparin

          Perforasi pembuluh darah

          Komplikasi tranfusi tukar (1)

          1 Hipokalsemia dan hipomagnesia

          2 Hipoglikemia

          3 Gangguan keseimbangan asam basa

          4 Hiperkalemia

          5 Gangguan kardiovaskular

          Perforasi pembuluh darah

          Emboli

          Infark

          Aritmia

          Volume overload

          Arrest

          6 Pendarahan Trombositopenia Defisiensi factor pembekuan

          7 Infeksi8 Hemolisis9 Graft-versus host disease10 Lain-lain hipotermia hipertermia dan kemungkinan terjadinya enterokolitis

          nekrotikans

          36

          Perawatan pasca tranfusi tukar Lanjutkan dengan terapi sinar Awasi ketat kemungkinan terjadinya komplikasi

          37

          38

          DAFTAR PUSTAKA1 Staf pengajar Ilmu kesehatan anak FKUI Gastroenterologi Ilmu Kesehatan Anak Jilid I

          Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1985 hal 283-3102 Noerasid N amp dkk gastrienteritis ( Diare ) Akut Gastroenterologi Anak Praktis Bagian Ilmu

          Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1988 hal 51-763 Firmansyah A dkk Penyakit Radang Usus Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak ed Markum H

          dkk Jilid 1 bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia hal 448-474

          4 Staf Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM Panduan Pelayanan Medis Jakarta 20055 wwwemedicinecompedtopic583htmdiarrheaJully2005 6 Reisinger ECdkkDiarrhea Caused by primarily Non-Gastrointestinal Infection

          wwwmedscapecomviewarticle505473 Nature Clinical Practical Gastroenterology amp Hepatology

          7 Pray Sddk Diarrhea Causes dan Self-Care Treatments wwwmedscapecomviewarticle407636 US Pharmacist

          8 Soegijanto Soegeng Prof DR Ilmu Penyakit Anak Diagnosa Dan Penatalaksanaan Edisi pertama Jakarta Salemba Medika 2002

          9 Mansjoer A Kuspuji T dkk Kapita Selekta Kedokteran Edisi III Jilid 2 Cetakan kelima Jakarta Media Aesculapius 2002

          10 Suharyono Aswitha B EM Halimun Gastroenterologi Anak Praktis cetakan ke-4 Jakarta Gaya Baru 2003

          11 Sari Dina Kartika Hanifah Mirzanie Desy K A Leksana Buku Saku Pediatrica Edisi 2 Jogjakarta Tosca Enterprise 2006

          12 http wwwKeep Kids Healthycom ndash Diarrhea in Children13 Subijanto Reza Ranuh Liek Djupri Pitono Soeparto Management Diare Pada Bayi Dan

          Anak (Diarrheal Management In Infant And Children) Buletin Ilmu Kesehatan Anak Thn XXX No 11 2003

          14 http www Pediatricscom -- Lactobacillus Therapy for Acute Infectious Diarrhea in Children A Meta-analysis -- Van Niel et almht

          15 Tjokronegoro Arjatmo Prof Dr dr Hendra Utama Sp FK Updates In Pediatric Emergencies FKUI Jakarta 2002

          39

          • Diagnosis (1 2 4 7)
          • Anamnesis
          • Pemeriksaan Fisik
            • Teknik Transfusi Tukar (1 5)
              • DAFTAR PUSTAKA

            Ad Fungsionam Dubia

            PENATALAKSANAAN - Pro rawat inap

            Terapi sinar (blue light)

            FOLLOW UP02 Agustus 2015S KuningOKeadaan umum tampak sakit sedangKesadaran composmentis (GCS E4 V5 M6)Frekuensi nadi 100 xmenitFrekuensi napas 28 xmenitSuhu 3740CKepala bulat normosefali Rambut dan kulit kepala tidak ada kelainan

            Mata konjungtiva anemis -- sclera ikterik ++Hidung tidak ada kelainan

            Telinga tidak ada kelainan Mulut mukosa bibir lembab sianosis sirkum oral (-)

            Leher kelenjar getah bening tidak teraba membesar Thoraks Paru Inspeksi pergerakan dinding dada simetris retraksi iga (-)

            Palpasi stem fremitus simetris kiri dan kanan Auskultasi bunyi napas dasar vesikular ronki -- wheezing--

            Jantung Inspeksi ictus cordis tidak terlihat Palpasi ictus cordis tidak terabaAuskultasi bunyi jantung I dan II normal murmur (-) gallop (-)

            Abdomen Inspeksi perut tampak mendatarAuskultasi bising usus 4xmenit

            Palpasi supel turgor cukup nyeri tekan (-)Perkusi timpani

            Anus dan rektum dalam batas normal Genitalia tidak ada kelainan Anggota gerak akral hangat sianosis (-) capillary refill lt 2 detik Tulang belakang tidak ada kelainan Kulit turgor cukup krammer score 3 Rangsang meningeal kaku kuduk (-) brudzinski I (-) brudzinski II (-) kernig (-)

            6

            Refleks fisiologis biseps ++ triseps ++ KPR ++ APR ++ Refleks patologis babinski --

            A Hiperbilirubinaemia

            P Terapi sinar (blue light)

            03 Agustus 2015S KuningOKeadaan umum tampak sakit sedangKesadaran composmentis (GCS E4 V5 M6)Frekuensi nadi 110 xmenitFrekuensi napas 28 xmenitSuhu 3760CKepala bulat normosefali Rambut dan kulit kepala tidak ada kelainan

            Mata konjungtiva anemis -- sclera ikterik ++Hidung tidak ada kelainan

            Telinga tidak ada kelainan Mulut mukosa bibir lembab sianosis sirkum oral (-)

            Leher kelenjar getah bening tidak teraba membesar Thoraks Paru Inspeksi pergerakan dinding dada simetris retraksi iga (-)

            Palpasi stem fremitus simetris kiri dan kanan Auskultasi bunyi napas dasar vesikular ronki -- wheezing--

            Jantung Inspeksi ictus cordis tidak terlihat Palpasi ictus cordis tidak terabaAuskultasi bunyi jantung I dan II normal murmur (-) gallop (-)

            Abdomen Inspeksi perut tampak mendatarAuskultasi bising usus 4xmenit

            Palpasi supel turgor cukup nyeri tekan (-)Perkusi timpani

            Anus dan rektum dalam batas normal Genitalia tidak ada kelainan Anggota gerak akral hangat sianosis (-) capillary refill lt 2 detik Tulang belakang tidak ada kelainan Kulit turgor cukup

            7

            Rangsang meningeal kaku kuduk (-) brudzinski I (-) brudzinski II (-) kernig (-) Refleks fisiologis biseps ++ triseps ++ KPR ++ APR ++ Refleks patologis babinski --

            A Hiperbilirubinaemia

            P Terapi sinar (blue light)

            04 Agustus 2015 S KuningOKeadaan umum tampak sakit sedangKesadaran composmentis (GCS E4 V5 M6)Frekuensi nadi 105 xmenitFrekuensi napas 24 xmenitSuhu 3740CKepala bulat normosefali Rambut dan kulit kepala tidak ada kelainan

            Mata konjungtiva anemis -- sclera ikterik ++Hidung tidak ada kelainan

            Telinga tidak ada kelainan Mulut mukosa bibir lembab sianosis sirkum oral (-)

            Leher kelenjar getah bening tidak teraba membesar Thoraks Paru Inspeksi pergerakan dinding dada simetris retraksi iga (-)

            Palpasi stem fremitus simetris kiri dan kanan Auskultasi bunyi napas dasar vesikular ronki -- wheezing--

            Jantung Inspeksi ictus cordis tidak terlihat Palpasi ictus cordis tidak terabaAuskultasi bunyi jantung I dan II normal murmur (-) gallop (-)

            Abdomen Inspeksi perut tampak mendatarAuskultasi bising usus 4xmenit

            Palpasi supel turgor cukup nyeri tekan (-)Perkusi timpani

            Anus dan rektum dalam batas normal Genitalia tidak ada kelainan Anggota gerak akral hangat sianosis (-) capillary refill lt 2 detik Tulang belakang tidak ada kelainan

            8

            Kulit turgor cukup Rangsang meningeal kaku kuduk (-) brudzinski I (-) brudzinski II (-) kernig (-) Refleks fisiologis biseps ++ triseps ++ KPR ++ APR ++ Refleks patologis babinski --

            A Hiperbilirubinaemia

            P Terapi sinar (blue light)

            BAB IIILANDASAN TEORI

            Definisi

            Hiperbilirubinemia adalah peningkatan kadar plasma bilirubin 2 standar deviasi atau lebih dari kadar yang diharapkan berdasarkan umur bayi atau lebih dari presentil 90 (1 2 3)

            9

            Epidemiologi

            Angka kematian bayi (AKB) di Indonesia pada tahun 1997 tercatat sebanyak 414 per 1000 kelahiran hidup Dalam upaya mewujudkan visi ldquoIndonesia Sehat 2010rdquo maka salah satu tolok ukur adalah menurunnya angka mortalitas dan morbiditas neonatus dengan proyeksi pada tahun 2025 AKB dapat turun menjadi 18 per 1000 kelahiran hidup Salah satu penyebab mortalitas pada bayi baru lahir adalah ensefalopati bilirubin (lebih dikenal sebagai kernikterus) Ensefalopati bilirubin merupakan komplikasi ikterus neonatorum yang paling berat Selain memiliki angka mortalitas yang tinggi juga dapat menyebabkan gejala sisa berupa cerebral palsy tuli nada tinggi paralisis dan displasia dental yang sangat mempengaruhi kualitas hidup Ikterus neonatorum merupakan fenomena biologis yang timbul akibat tingginya produksi dan rendahnya ekskresi bilirubin selama masa transisi pada neonatus Pada neonatus produksi bilirubin 2 sampai 3 kali lebih tinggi dibanding orang dewasa normal Hal ini dapat terjadi karena jumlah eritosit pada neonatus lebih banyak dan usianya lebih pendek Banyak bayi baru lahir terutama bayi kecil (bayi dengan berat lahir lt 2500 g atau usia gestasi lt37 minggu) mengalami ikterus pada minggu pertama kehidupannya Data epidemiologi yang ada menunjukkan bahwa lebih 50 bayi baru lahir menderita ikterus yang dapat dideteksi secara klinis dalam minggu pertama kehidupannya Pada kebanyakan kasus ikterus neonatorum kadar bilirubin tidak berbahaya dan tidak memerlukan pengobatan Sebagian besar tidak memiliki penyebab dasar atau disebut ikterus fisiologis yang akan menghilang pada akhir minggu pertama kehidupan pada bayi cukup bulan Sebagian kecil memiliki penyebab seperti hemolisis septikemi penyakit metabolik (ikterus non-fisiologis)

            Hiperbilirubinemia bisa disebabkan proses fisiologis atau patologis atau kombinasi keduanya Risiko hiperbilirubinemia meningkat pada bayi yang mendapat ASI bayi kurang bulan dan bayi yang mendekati cukup bulan Neonatal hiperbilirubinemia terjadi karena peningkatan produksi atau penurunan clearance bilirubin dan lebih sering terjadi pada bayi imatur (1 2 3 5)

            Bayi yang diberikan ASI memiliki kadar bilirubin serum yang lebih tinggi dibanding bayi yang diberikan susu formula Hal tersebut mungkin disebabkan oleh beberapa factor antara lain (1 2 3)

            Asupan cairano Kelaparan

            o Frekuensi menyusui

            o Kehilangan berat badandehidrasi

            Hambatan ekskresi bilirubin hepatico Pregnandiol

            o Lipase-free fatty acids

            o Unidentified inhibitor

            10

            Intestinal reabsorption of bilirubino Pasase mekonium terlambat

            o Pembentukan urobilinoid bakteri

            o Beta-glukoronidase

            o Hidrolisis alkaline

            o Asam empedu

            Hiperbilirubinemia yang signifikan dalam 36 jam pertama biasanya disebabkan karena peningkatan produksi bilirubin (terutama karena hemolisis) karena pada periode ini hepatic clearance jarang memproduksi bilirubin lebih 10 mgdL Peningkatan penghancuran haemoglobin 1 akan meningkatkan kadar bilirubin 4 kali lipat (1)

            Sedangkan ikterus neonatorum adalah keadaan klinis pada bayi yang ditandai oleh pewarnaan ikterus pada kulit dan sclera akiat akumulasi bilirubin tidak terkonjugasi yang berlebih Ikterus secara klinis akan mulai tampak pada bayi baru lahir bila kadar bilirubin darah 5-7 mgdL Ikterus dibagi menjadi dua yaitu ikterus fisiologis dan ikterus non-fisiologis (1 2 3)

            11

            Ikterus fisiologis merupakan masalah yang sering terjadi pada bayi kurang maupun cukup bulan selama minggu pertama kehidupan yang frekuensinya pada bayi cukup bulan dan kurang bulan berturut-turut adalah 50-60 dan 80 Untuk kebanyakan bayi fenomena ini ringan dan dapat membaik tanpa pengobatan Ikterus fisiologis tidak disebabkan oleh factor tunggal tapi kombinasi dari berbagai factor yang berhubungan dengan maturitas fisiologis bayi baru lahir Peningkatan kadar bilirubin tidak terkonjugasi dalam sirkulasi pada bayi baru lahir disebabkan oleh kombinasi peningkatan ketersediaan bilirubin dan penurunan clearance bilirubin Umumnya kadar bilirubin tak terkonjugasi pada minggu pertama gt 2 mgdL Pada bayi cukup bulan yang mendapat susu formula kadar bilirubin akan mencapai puncaknya sekitar 6-8 mgdL pada hari ke-3 kehidupan dan kemudian akan menurun cepat selama 2-3 hari diikuti dengan penurunan yang lambat sebesar 1 mgdL selama 1 samapi 2 minggu (1 2 3)

            Pada bayi cukup bulan yang mendapat ASI kadar bilirubin puncak akan mencapai kadar yang lebih tinggi (7-14 mgdL) dan penurunan terjadi lebih lambat Bisa terjadi dalam waktu 2-4 minggu bahkan dapat mencapai waktu 6 minggu Pada bayi kurang bulan yang mendapat susu formula juga akan mengalami peningkatan dengan puncak yang lebih tinggi dan lebih lama begitu juga dengan penurunannya jika tidak diberikan fototerapi pencegahan Peningkatan sampai 10-12 mgdL masih dalam kisaran fisiologis bahkan hingga 15 mgdL tanpa disertai kelainan metabolisme bilirubin Kadar normal bilirubin tali pusat kurang dari 2 mgdL dan berkisar dari 14 sampai 19 mgdL (1 2 3)

            Ikterus non fisiologis dulu disebut dengan ikterus patologis tidak mudah dibedakan dari ikterus fisiologis Keadaan di bawah ini merupakan petunjuk untuk tindak lanjut (1 2 3 6)

            Ikterus terjadi sebelum umur 24 jam

            Setiap peningkatan kadar bilirubin serum yang memerlukan fototerapi

            Peningkatan kadar bilirubin total serum gt 05 mgdLjam

            Adanya tanda-tanda penyakit yang mendasari pada setiap bayi (muntah letargis malas menetek penurunan berat badan yang cepat apnea takipnea atau suhu yang tidak stabil)

            Ikterus bertahan selama 8 hari pada bayi cukup bulan atau setelah 14 hari pada bayi kurang bulan

            Etiologi

            Penyebab ikterus pada bayi baru lahir dapat berdiri sendiri ataupun dapat disebabkan oleh beberapa faktor Secara garis besar etiologi ikterus neonatorum dapat dibagi (1 2 3)

            1 Produksi yang berlebihan

            12

            Hal ini melebihi kemampuan bayi untuk mengeluarkannya misalnya pada hemolisis yang meningkat pada inkompatibilitas darah Rh ABO golongan darah lain defisiensi enzim G6PD piruvat kinase perdarahan tertutup dan sepsis

            2 Gangguan dalam proses uptake dan konjugasi heparGangguan ini dapat disebabkan oleh imaturitas hepar kurangnya substrat untuk konjugasi bilirubin gangguan fungsi hepar akibat asidosis hipoksia dan infeksi atau tidak terdapatnya enzim glukoronil transferase (sindrom Criggler-Najjar) Penyebab lain ialah defisiensi protein Y dalam hepar yang berperanan penting dalam uptake bilirubin ke sel hepar

            3 Gangguan transportasiBilirubin dalam darah terikat pada albumin kemudian diangkut ke hepar Ikatan bilirubin dengan albumin ini dapat dipengaruhi ileh obat misalnya salisilatm sulfafurazole Defisiensi albumin menyebabkan lebih banyak terdapatnya bilirubin indirek yang bebas dalam darah yang mudah melekat ke sel otak

            4 Gangguan dalam eksresiGangguan ini dapat terjadi akibat obstruksi dalam hepar atau di luar hepar Kelainan di luar hepar biasanya disebabkan oleh kelainan bawaan Obstruksi dalam hepar biasanya akibat infeksi atau kerusakan hepar oleh penyebab lain

            Faktor risiko (1 2 7)

            Manifestasi klinikSecara umum gejala dari penyakit hiperbilirubin ini antara lain (1 2 6)

            Pada permulaan tidak jelas tampak mata berputar-putar Letargi Kejang

            13

            Tidak mau menghisap Dapat tuli gangguan bicara retardasi mental Bila bayi hidup pada umur lanjut disertai spasme otot kejang stenosis yang disertai

            ketegangan otot Perut membuncit Pembesaran pada hati Feses berwarna seperti dempul Muntah anoreksia fatigue Warna urin gelap

            PatofisiologiPembentukan Bilirubin

            Bilirubin adalah pigmen kristal berwarna jingga ikterus yang merupakan bentuk akhir dari pemecahan katabolisme heme melalui proses reaksi oksidasi ndash reduksi Langkah oksidasi yang pertama adalah biliverdin yang di bentuk dari heme dengan bantuan enzim heme oksigenase yaitu suatu enzim yang sebagian besar terdapat dalam sel hati dan organ lain Pada reaksi tersebut juga terdapat besi yang digunakan kembali untuk pembentukan haemoglobin dan karbon monoksida yang dieksresikan ke dalam paru Biliverdin kemudian akan direduksi menjadi bilirubin oleh enzim biliverdin reduktase Biliverdin bersifat larut dalam air dan secara cepat akan dirubah menjadi bilirubin melalui reaksi bilirubin reduktase Berbeda dengan biliverdin bilirubin bersifat lipofilik dan terikat dengan hydrogen serta pada pH normal bersifat tidak larut Jika tubuh akan mengeksresikan diperlukan mekanisme transport dan eliminasi bilirubin (1 2 3 5)

            Bayi baru lahir akan memproduksi bilirubin 8-10 mgkgBBhari sedangkan orang dewasa sekitar 3-4 mgkgBBhari Peningkatan produksi bilirubin pada bayi baru lahir disebabkan oleh masa hidup eritrosit bayi lebih pendek (70-90 hari) dibandingkan dengan orang dewasa (120 hari) peningkatan degradasi heme turn over sitokrom yang meningkat dan juga reabsorpsi bilirubin dari usus yang meningkat (sirkulasi enterohepatik) (1 2)

            14

            Transportasi Bilirubin

            Pembentukan bilirubin yang terjadi di sistem retikulo endothelial selanjutnya dilapaskan ke sirkulasi yang akan berikatan dengan albumin Bayi baru lahir mempunyai kapasitas ikatan plasma yang rendah terhadap bilirubin karena konsentrasi albumin yang rendahdan kapasitas ikatan molar yang kurangBilirubin yang terikat pada albumin serum ini merupakan zat non polar dan tidak larut dalam air dan kemudian akan di transportasi kedalam sel hepar Bilirubin yang terikat dengan albumin tidak dapat memasuki susuna syaraf pusat dan bersifat non toksik (1 2)

            Selain itu albumin juga mempunyai afinitas yang tinggi terhadap obat ndash obatan yang bersifat asam seperti penicillin dan sulfonamide Obat ndash obat tersebut akan menempati tempat utama perlekatan albumin untuk bilirubin sehingga bersifat competitor serta dapat pula melepaskan ikatan bilirubin dengan albumin (1 2)

            Obat ndash obat yang dapat melepaskan ikatan bilirubin dengan albumin Analgetik antipiretik ( Natrium salisilat Fenilbutazon ) Antiseptik desinfektan ( Metil Isopropyl ) Antibiotik dengan kandungan sulfa ( Sulfadiazin Sulfamethizole Sulfamoxazole ) Penicilin ( Propicilin Cloxacillin ) Lain ndash lain ( Novabiosin Triptophan Asam mendelik kontras x ndash ray )

            Pada bayi kurang bulan ikatan bilirubin akan lebih lemah yang umumnya merupakan komplikasi dari hipoalbumin hipoksia hipoglikemi asidosis hipotermia hemolisis dan septikemia Hal tersebut tentunya akan mengakibatkan peningkatan jumlah bilirubin bebas dan berisiko pula untuk keadaan nerotoksisitas oleh bilirubin (1 2)

            Bilirubin dalam serum terdapat dalam 4 bentuk yang berbeda yaitu (1)

            1) Bilirubin tak terkonjugasi yang terikat dengan albumin dan membentuk sebagian besar bilirubin tak terkonjugasi dalam serum

            2) Bilirubin bebas3) Bilirubin terkonjugasi yaitu bilirubin yang siap dieksresikan melalui ginjal4) Bilirubin terkonjugasi yang terikat denga albumin serum

            Asupan Bilirubin

            Pada saat kompleks bilirubin ndash albumin mencapai membran plasma hepatosit albumin terikat ke reseptor permukaan sel Kemudian bilirubin di transfer melalui sel membran yang berikatan dengan ligandin (protein y) mungkin juga dengan protein ikatan sitosilik lainnya Keseimbangan antara jumlah bilirubin yang masuk ke sirkulasi dari sintesis de novo resirkulasi enterohepatik perpindahan bilirubin antar jaringan pengambilan bilirubin oleh sel hati dan konjugasi bilirubin akan menentukan konsentrasi bilirubin tak terkonjugasi dalam serum baik pada keadaan normal ataupun tidak normal (1 5)

            Berkurangnya kapasitas pengambilan hepaatik bilirubin tak terkonjugasi akan berpengaruh terhadap pembentukan ikterus fisiologis Penelitian menunjukkan hal ini terjadi

            15

            karena adanya defisiensi konjugasi bilirubin dalam menghambat transfer bilirubin dari darah ke empedu selama 3-4 hari pertama kehidupan Walaupun demikian defisiensi ambilan ini dapat menyebabkan hiperbilirubinemia terkonjugasi ringan pada minggu kedua kehidupan saat konjugasi bilirubin hepatic mencapai kecepatan normal yang sama dengan orang dewasa (1 5)

            Konjugasi Bilirubin

            Bilirubin tak terkonjugasi dikonversikan kebentuk bilirubin konjugasi yang larut dalam air di reticulum endoplasma dengan bantuan enzim uridine diphospate glukuronosyl transferase ( UDPG ndash T ) Katalisa oleh enzim ini akan merubah formasi menjadi bilirubin monoglukoronida yang selanjutnya akan dikonjugasi menjadi bilirubin diglukoronida Bilirubin ini kemudian dieksresikan ke dalam kalanikulus empedu Sedangkan satu molekul bilirubin tak terkonjugasi akan kembali ke reticulum endoplasmic untuk rekonjugasi berikutnya (1 5)

            Eksresi Bilirubin

            Setelah mengalami proses konjugasi bilirubin akan dieksresikan kedalam kandung empedu kemudian memasuki saluran cerna dan di eksresikan melalui feses Setelah berada dalam usus halus bilirubin yang terkonjugasi tidak langsung dapat diresorbsi kecuali jika dikonversikan kembali menjadi bentuk tidak terkonjugasi oleh enzim beta ndash glukoronidase yang terdapat dalam usus Resorbsi kembali bilirubin dari saluran cerna dan kembali ke hati untuk di konjugasi kembali disebut sirkulasi enterohepatik (1)

            Terdapat perbedaan antara bayi baru lahir dan orang dewasa yaitu pada mukosa usus halus dan feses bayi baru lahir mengandung enzim β-glukoronidase yang dapat menghidrolisa monoglukoronida dan diglukoronida kembali menjadi bilirubin yang tak terkonjugasi yang selanjutnya dapat diabsorbsi kembali Selain itu pada bayi baru lahir lumen usus halusnya steril sehingga bilirubin konjugasi tidak dapat dirubah menjadi sterkobilin (suatu produk yang tidak dapat diabsorbsi) (1)

            16

            Kecepatan produksi bilirubin adalah 6-8 mgkgBB per 24 jam pada neonatus cukup bulan sehat dan 3-4 mgkgBB per 24 jam pada orang dewasa sehat Sekitar 80 bilirubin yang diproduksi tiap hari berasal dari hemoglobin Bayi memproduksi bilirubin lebih besar per kilogram berat badan karena massa eritrosit lebih besar dan umur eritrositnya lebih pendek (1)

            Pada sebagian besar kasus lebih dari satu mekanisme terlibat misalnya kelebihan bilirubin akibat hemolisis dapat menyebabkan kerusakan sel hati atau kerusakan duktus biliaris yang kemudian dapat mengganggu transpor sekresi dan ekskresi bilirubin Di pihak lain gangguan ekskresi bilirubin dapat menggangu ambilan dan transpor bilirubin Selain itu kerusakan hepatoseluler memperpendek umur eritrosit sehngga menmbah hiperbilirubinemia dan gangguan proses ambilan bilirubin olah hepatosit (1)

            Mekanisme hiperbilirubinemia dan ikterus

            Terdapat 4 mekanisme umum dimana hiperbilirubinemia dan ikterus dapat terjadi pembentukan bilirubin secara berlebihan gangguan pengambilan bilirubin tak terkonjugasi oleh hati gangguan konjugasi bilirubin penurunan ekskresi bilirubin terkonjugasi dalam empedu akibat faktor intra hepatik yang bersifat opbtruksi fungsional atau mekanik (1 2)

            Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi terutama disebabkan oleh tiga mekanisme yang pertama sedangkan mekanisme yang keempat terutama mengakibatkan terkonjugasi

            17

            1 Pembentukan bilirubin secara berlebihan

            Penyakit hemolitik atau peningkatan kecepatan destruksi sel darah merah merupakan penyebab utama dari pembentukan bilirubin yang berlebihan Ikterus yang timbul sering disebut ikterus hemolitik Konjugasi dan transfer pigmen empedu berlangsungnormal tetapi suplai bilirubin tak terkonjugasi melampaui kemampuan Beberapa penyebab ikterus hemolitik yang sering adalah hemoglobin abnormal (hemoglobin S pada animea sel sabit) sel darah merah abnormal (sterositosis herediter) anti body dalam serum (Rh atau autoimun) pemberian beberapa obat-obatan dan beberapa limfoma atau pembesaran (limpa dan peningkatan hemolisis) Sebagaian kasus Ikterus hemolitik dapat di akibatkan oleh peningkatan destruksi sel darah merah atau prekursornya dalam sum-sum tulang (talasemia anemia persuisiosa porviria) Proses ini dikenal sebagai eritropoiesis tak efektif Kadar bilirubin tak terkonjugasi yang melebihi 20 mg 100 ml pada bayi dapat mengakibatkan Kern Ikterus (1 2)

            2 Gangguan pengambilan bilirubin

            Pengambilan bilirubin tak terkonjugasi yang terikat abulmin oleh sel-sel hati dilakukan dengan memisahkannya dari albumin dan mengikatkan pada protein penerima Hanya beberapa obat yang telah terbukti menunjukkan pengaruh terhadap pengambilan bilirubin oleh sel-sel hati asam flafas pidat (dipakai untuk mengobati cacing pita) nofobiosin dan beberapa zat warna kolesistografik Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi dan Ikterus biasanya menghilang bila obat yang menjadi penyebab di hentikan Dahulu ikterus neonatal dan beberapa kasus sindrom Gilbert dianggap oleh defisiensi protein penerima dan gangguan dalam pengambilan oleh hati Namun pada kebanyakan kasus demikian telah di temukan defisiensi glukoronil transferase sehingga keadaan ini terutama dianggap sebagai cacat konjugasi bilirubin (1 2)

            3 Gangguan konjugasi bilirubin

            Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi yang ringan ( lt 129 100 ml ) yang mulai terjadi pada hari ke dua sampai ke lima lahir disebut Ikterus fisiologis pada neonatus Ikterus neonatal yang normal ini disebabkan oleh kurang matangnya enzim glukoronik transferase Aktivitas glukoronil tranferase biasanya meningkat beberapa hari setelah lahir sampai sekitar minggu ke dua dan setelah itu Ikterus akan menghilang (1 2)

            Kern Ikterus atau bilirubin enselopati timbul akibat penimbunan bilirubin tak terkonjugasi pada daerah basal ganglia yang banyak lemak Bila keadaan ini tidak di obati maka akan terjadi kematian atau kerusakan Neorologik berat tindakan pengobatan saat ini dilakukan pada Neonatus dengan Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi adalah dengan fototerapi(1 2)

            Fototerapi berupa pemberian sinar biru atau sinar fluoresen atau (gelombang yang panjangnya 430 sampai dengan 470 nm) pada kulit bayi yang telanjang Penyinaran ini menyebabkan perubahan struktural Bilirubin (foto isumerisasi) menjadi isomer-isomer yang larut dalam air isomer ini akan di ekskresikan dengan cepat ke dalam empedu tanpa harus di

            18

            konjugasi terlebih dahulu Fenobarbital (Luminal) yang meningkatkan aktivitas glukoronil transferase sering kali dapat menghilang ikterus pada penderita ini (1)

            4 Penurunan eksresi bilirubin terkonjugasi

            Gangguan eskresi bilirubin baik yang disebabkan oleh faktor-faktor Fungsional maupun obstruksi terutama mengakibatkan hiperbilirubinemia terkonjugasi Karena bilirubin terkonjugasi latut dalam airmaka bilirubin ini dapat di ekskresi ke dalam kemih sehingga menimbulkan bilirubin dan kemih berwarna gelap Urobilinogen feses dan urobilinogen kemih sering berkurang sehingga terlihat pucat Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat di sertai bukti-bukti kegagalan ekskresi hati lainnya seperti peningkatan kadar fostafe alkali dalam serum AST Kolesterol dan garam-garam empedu Peningkatan garam-garam empedu dalam darah menimbulkan gatal-gatal pada ikterus Ikterus yang diakibatkan oleh hiperbilirubinemia terkonjugasi biasanya lebih kuning dibandingkan dengan hiperbilirubinemia tak terkonjugasi Perubahan warna berkisar dari kuning jingga muda atau tua sampai kuning hijau bila terjadi obstruksi total aliran empedu perubahan ini merupakan bukti adanya ikterus kolestatik yang merupakan nama lain dari ikterus obstruktif Kolestasis dapat bersifat intrahepatik (mengenai sel hati kanalikuli atau kolangiola) atau ekstra hepatik (mengenai saluran empedu di luar hati) Pada ke dua keadaan ini terdapat gangguan niokimia yang sama (1 2)

            Sumber lain ada juga yang menyatakan penyebab dari hiperbilirubinemia adalah

            a Produksi bilirubin yang meningkat peningkatan jumlah sel darah merah penurunan umur sel darah merah peningkatan pemecahan sel darah merah (inkompatibilitas golongan darah dan Rh) defek sel darah merah pada defisiensi G6PD atau sferositosis polisetemia sekuester darah infeksi)

            b Penurunan konjugasi bilirubin prematuritas ASI defek congenital yang jarang)c Peningkatan reabsorpsi bilirubin dalam saluran cerna ASI asfiksia pemberian ASI

            yang terlambat obstruksi saluran cernad Kegagalan eksresi cairan empede infeksi intrauterine sepsis hepatitis sindrom

            kolestatik atresia biliaris fibrosis kistik)(1 2)

            Klasifikasi ikterus pada neonatus

            Ikterus fisiologis terjadi setelah 24 jam pertama Pada bayi cukup bulan nilai puncak 6-8 mgdL biasanya tercapai pada hari ke 3-5 Pada bayi kurang bulan nilainya 10-12 mgdL bahkan sampai 15 mgdL Peningkatanakumulasi bilirubin serum lt 5 mgdLhr

            Ikterus patologis terjadi dalam 24 jam pertama Peningkatan akumulasi bilirubin serum gt 5 mgdLhr Bayi yang mendapat ASI kadar bilirubin total serum gt 17mgdL Ikterus menetap setelah 8 hari pada bayi cukup bulan dan setelah 14 hari pada bayi kurang bulan Bilirubin direk gt2 mgdL

            19

            Sebagai neonatus terutama bayi prematur menunjukkan gejala ikterus pada hari pertama Ikterus ini biasanya timbul pada hari kedua kemudian menghilang pada hari ke sepuluh atau pada akhir minggu ke dua Bayi dengan gejala ikterus ini tidak sakit dan tidak memerlukan pengobatan kecuali dalam pengertian mencegah terjadinya penumpukan bilirubin tidak langsung yang berlebihan

            Ikterus dengan kemungkinan besar menjadi patologik dan memerlukan pemeriksaan yang mendalam antara lain (6)

            Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama Bilirubin serum meningkat lebih dari 5 mg per hari Bilirubin melebihi 10mg pada bayi cukup bulan Bilirubin melebihi 15mg pada bayi prenatur Ikterus yang menetap sesudah minggu pertama Ikterus dengan bilirubin langsung melebihi 1mgpada setiap

            waktu Ikterus yang mempunyai hubungan dengan penyakit hemoglobin

            infeksi atau suatu keadaan patologik lain yang telah diketahui

            Pembagian derajat ikterus

            Berdasarkan Kramer dapat dibagi (4)

            Derajat ikterus Daerah ikterus Perkiraan kadar bilirubin

            I

            II

            III

            IV

            V

            Kepala dan leher

            Sampai badan atas (diatas umbilicus)

            Sampai badan bawah (dibawah umbilicuks hingga tungkai atas diatas lutut)

            Sampai lengan tungkai bawah lutut

            Sampai telapak tangan dan kaki

            50 mg

            90mg

            114mg

            124mg

            160mg

            20

            Pemeriksaan penunjang

            Pemeriksaan Laboratorium (4)

            Pemeriksaan serum bilirubin (bilirubin total dan direk) harus dilakukan pada neonatus yang mengalami ikterus Terutama pada bayi yang tampak sakit atau bayi-bayi yang tergolong risiko tinggi terserang hiperbilirubinemia berat Namun pada bayi yang mengalami ikterus berat lakukan terapi sinar sesegera mungkin jangan menunda terapi sinar dengan menunggu hasil

            pemeriksaan kadar serum bilirubin

            lsquoTranscutaneous bilirubin (TcB)rsquo dapat digunakan untuk menentukan kadar serum bilirubin total tanpa harus mengambil sampel darah Namun alat ini hanya valid untuk kadar bilirubin total lt 15 mgdL (lt257 μmolL) dan tidak lsquoreliablersquo pada kasus ikterus yang sedang mendapat

            terapi sinar 511

            Pemeriksaan tambahan yang sering dilakukan untuk evaluasi menentukan penyebab ikterus antara lain

            bull Golongan darah dan lsquoCoombs testrsquo bull Darah lengkap dan hapusan darah bull Hitung retikulosit skrining G6PD atau ETCOc

            bull Bilirubin direk

            Pemeriksaan serum bilirubin total harus diulang setiap 4-24 jam tergantung usia bayi dan tingginya kadar bilirubin Kadar serum albumin juga perlu diukur untuk menentukan pilihan

            terapi sinar ataukah tranfusi tukar

            21

            TABLE 1 Laboratory Evaluation of the Jaundiced Infant of 35 or More Weeksrsquo GestationIndications Assessments

            Jaundice in first 24 h Measure TcB andor TSBJaundice appears excessive for infantrsquos age Measure TcB andor TSBInfant receiving phototherapy or TSB rising rapidly (ie crossing percentiles [Fig 2]) and unexplained by history and physical examination

            Blood type and Coombsrsquo test if not obtained with cord bloodComplete blood count and smearMeasure direct or conjugated bilirubinIt is an option to perform reticulocyte count G6PD and ETCOc if availableRepeat TSB in 4ndash24 h depending on infantrsquos age and TSB level

            TSB concentration approaching exchange levels or not responding to phototherapy

            Perform reticulocyte count G6PD albumin ETCOc if available

            Elevated direct (or conjugated) bilirubin level Do urinalysis and urine culture Evaluate for sepsis if indicated by history and physical examination

            Jaundice present at or beyond age 3 wk or sick infant

            Total and direct (or conjugated) bilirubin level

            If direct bilirubin elevated evaluate for causes of cholestasisCheck results of newborn thyroid and galactosemia screen and evaluate infant for signs or symptoms of hypothyroidism

            22

            Diagnosis (1 2 4 7)

            Dari anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium terdapat beberapa faktor

            Faktor risiko terjadinya hiperbilirubinaemia berat 1 Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama (usia bayi lt 24 jam) 2 Inkompatibilitas golongan darah (dengan lsquoCoombs testrsquo positip) 3 Usia kehamilan lt 38 minggu 4 Penyakit-penyakit hemolitik (G6PD lsquoend tidalrsquo CO 1048757)

            5 Ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya 6 Hematoma sefal lsquobruisingrsquo 7 ASI eksklusif (bila berat badan turun gt 12 BB lahir) 8 Ras Asia Timur jenis kelamin laki-laki usia ibu lt 25 tahun 9 Ikterus sebelum bayi dipulangkan 10 lsquoInfant Diabetic Motherrsquo makrosomia 11 Polisitemia

            23

            Anamnesis 1 Riwayat kehamilan dengan komplikasi (obat-obatan ibu DM gawat janin malnutrisi intra

            uterin infeksi intranatal)

            2 Riwayat persalinan dengan tindakan komplikasi

            3 Riwayat ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya

            4 Riwayat inkompatibilitas darah

            5 Riwayat keluarga yang menderita anemia pembesaran hepar dan limpa

            Pemeriksaan Fisik Secara klinis ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau beberapa

            hari kemudian Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar yang cukup Ikterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa tidak terlihat dengan penerangan yang kurang terutama pada neonatus yang kulitnya gelap Penilaian ikterus akan lebih sulit lagi apabila penderita sedang mendapatkan terapi sinar

            Tekan kulit secara ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna kulit dan

            jaringan subkutan Waktu timbulnya ikterus mempunyai arti penting pula dalam

            diagnosis dan penatalaksanaan penderita karena saat timbulnya ikterus mempunyai

            kaitan erat dengan kemungkinan penyebab ikterus tersebut

            Pemeriksaan Penunjang

            Pemeriksaan kadar bilirubinBertujuan untuk mengetahui tingkat kerusakan yang masih akan timbul akibat toksisitas kadar bilirubin yang sangat tinggi

            Pemeriksaan fungsi otak EEGBertujuan untuk mengetahui sejauh mana kerusakan otak yang telah terjadi

            24

            Penatalaksanaan (7)

            ManajemenStrategi mengelola bayi baru lahir dengan hiperbilirubinemia meliputi pencegahan penggunaan farmakologi fototerapi dan transfusi tukar (1 7)

            1 Strategi pencegahan hiperbirubinemia(1) Pencegahan primer

            Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya paling sedikit 8-12 kali per hari untuk beberapa hari pertama

            Tidak memberikan cairan tambahan rutin seperti dekstrose atau air pada bayi yang mendapat ASI dan tidak mengalami dehidrasi (1 7)

            (2) Pencegahan sekunder Semua wanita hamil harus diperiksa golongan darah ABO dan rhesus serta penyaringan

            serum untuk antibodi isoimun yang tidak biasa Jika golongan darah ibu tidak diketahui atau Rh negatif dilakukan pemeriksaan

            antibodi direk (tes coombs) golongan darah dan tipe Rh darahtali pusat bayi

            25

            Jika golongan darah ibu O Rh positif terdapat pilihan untuk dilakukan tesgolongan darah dan tes coombs pada darah tali pusat bayi tetapi hal itu tidak diperlukan jikan dilakukan pengawasan penilaian terhadap resiko sebelum keluar RS dan tindak lanjut yang memadai

            Harus memastikan bahwa semua bayi secara rutin dimonitor terhadap timbulnya ikterus dan menetapkan protokol terhadap penilaian ikterus yang harus dinilai saat memeriksa tanda vital bayi tetapi tidak kurang dari setiap 8-12 jam (1 7)

            (3) Evaluasi laboraturium Pengukuran kadar bilirubin harus dilakukan pada setiap bayi yang mengalami ikterus

            dalam 24 jam pertama setelah lahir Pengukuran kadar bilirubin harus dilakukan jika tampak ikterus yang berlebihan Semua kadar bilirubin harus diintrepretasikan sesuai dengan umur bayi dalam jam(1 7)

            (4) Penyebab kuning Bayi yang mengalami peningkatan bilirubin direk atau konjugasi harus dilakukan analisis

            dan kultur urin Bayi sakit dan ikterus pada umur atau lebih dari 3 minggu harus dilakukan pemeriksaan

            bilirubin total dan direk untuk mengidentifikasi adanya kolestatis Jika kadar bilirubin direk meningkat dilakukan evaluasi tambahan mencari penyebab

            kolestatis Pemeriksaan kadar G6PD direkomendasikan untuk bayi ikterus yang

            mendapat fototerapi dan dengan riwayat keluarga atau asal geografis yang menunjukkan kecenderungan defisiensi G6PD atau pada bayi dengan respon fototerapi buruk (1 7)

            (5) Penilaian resiko sebelum bayi dipulangkan Setiap bayi harus dinilai terhadap resiko berkembangnya hiperbilirubinemia berat (1 7)

            (6) Kebijakan dan prosedur rumah sakit RS harus memberikan informasi tertulis dan lisan kepada orang tua mengenai kuning

            perlunya monitor terhadap kuning dan anjuran bagaimana monitoring harus dilakukan (1

            7)

            (7) Pengelolaan bayi dengan ikterus yang mendapat ASI Observasi semua fese awal bayi pertimbangkan untuk merangsang pengeluaran jika

            feses keluar dalam waktu 24 jam Segera mulai menyusui dan beri sesering mungkin Menyusui yang sering dengan waktu

            yang singkat lebih efektif dibandingkan dengan menyusui yang lama dengan frekuensi yang jarang walaupun total waktu yang diberikan sama

            Tidak dianjurkan pemberian air dektrosa atau formula pengganti Observasi berat badan BAK dan BAB yang berhubungan dengan pola menyusui

            26

            Ketika kadar bilirubin mencapai 15mgdL tingkatkan pemberian minum rangsang pengeluaran atau produksi ASI dengan cara memompa dan menggunakan protokol penggunaan fototerapi yang dikeluarkan AAP

            Tidak terdapat bukti bahwa early jaundice berhubungan dengan abnormalitas ASI sehingga penghentian menyusui sebagai suatu upaya hanya diindikasikan jika ikterus menetap lebih dari 6 hari atau meningkat diatas 20 mgdL atau ibumemiliki riwayat bayi sebelumnya terkena kuning (1 7)

            2 Penggunaan Farmakoterapi

            a) Imunoglobulin intravena telah digunakan pada bayi ndash bayi dengan rhesus yang berat dan inkompatibilitas ABO untuk menekan hemolisis isoimun dan menurunkan tindakan transfusi tukar

            b) Fenobarbital merangsang aktivitas dan konsentrasi UDPG ndash T dan ligandin serta dapat meningkatkan jumlah tempat ikatan bilirubin sehingga konjugasi bilirubin berlangsung lebih cepat Pemberian phenobarbital untuk mengobatan hiperbilirubinemia pada

            27

            neonatus selama tiga hari baru dapat menurunkan bilirubin serum yang berarti Bayi prematur lebih banyak memberikan reaksi daripada bayi cukup bulan Phenobarbital dapat diberikan dengan dosis 8 mgkg berat badan sehari mula-mula parenteral kemudian dilanjutkan secara oral Keuntungan pemberian phenobarbital dibandingkan dengan terapi sinar ialah bahwa pelaksanaanya lebih murah dan lebih mudah Kerugiannya ialah diperlukan waktu paling kurang 3 hari untuk mendapat hasil yang berarti

            c) Metalloprotoprophyrin adalah analog sintesis heme

            d) Tin ndash Protoporphyrin (Sn ndash Pp) dan Tin ndash Mesoporphyrin ( Sn ndash Mp ) dapat menurunkan kadar bilirubin serum

            e) Pemberian inhibitor b - glukuronidasi seperti asam L ndash aspartik dan kasein holdolisat dalam jumlah kecil (5 mldosis ndash 6 kalihari ) pada bayi sehat cukup bulan yang mendapat ASI dan meningkatkan pengeluaran bilirubin feses dan ikterus menjadi berkurang dibandingkan dengan bayi control (13 7)

            3 Fototerapi Pengaruh sinar terhadap ikterus pertama sekali diperhatikan dan dilaporkan oleh seorang

            perawat di salah satu rumah sakit di Inggris Perawat Ward melihat bahwa bayi ndash bayi yang mendapat sinar matahari di bangsalnya ternyata ikterusnya lebih cepat menghilang dibandingkan bayi ndash bayi lainnya Cremer (1958) yang mendapatkan laporan tersebut mulai melakukan penyelidikan mengenai pengaruh sinar terhadap hiperbilirubinemia ini Dari penelitiannya terbukti bahwa disamping pengaruh sinar matahari sinar lampu tertentu juga mempunyai pengaruh dalam menurunkan kadar bilirubin pada bayi ndash bayi prematur lainnya6Sinar fototerapi akan mengubah bilirubin yang ada di dalam kapiler-kapiler superfisial dan ruang-ruang usus menjadi isomer yang larut dalam air yang dapat diekstraksikan tanpa metabolisme lebih lanjut oleh hati Maisels seorang peneliti bilirubin menyatakan bahwa fototerapi merupakan obat perkutan3 Bila fototerapi menyinari kulit akan memberikan foton-foton diskrit energi sama halnya seperti molekul-molekul obat sinar akan diserap oleh bilirubin dengan cara yang sama dengan molekul obat yang terikat pada reseptor (1 5 7)

            Molekul-molekul bilirubin pada kulit yang terpapar sinar akan mengalami reaksi fotokimia yang relatif cepat menjadi isomer konfigurasi dimana sinar akan merubah bentuk molekul bilirubin dan bukan mengubah struktur bilirubin Bentuk bilirubin 4Z 15Z akan berubah menjadi bentuk 4Z15E yaitu bentuk isomer nontoksik yang bisa diekskresikan Isomer bilirubin ini mempunyai bentuk yang berbeda dari isomer asli lebih polar dan bisa diekskresikan dari hati ke dalam empedu tanpa mengalami konjugasi atau membutuhkan pengangkutan khusus untuk ekskresinya Bentuk isomer ini mengandung 20 dari jumlah bilirubin serum Eliminasi melalui urin dan saluran cerna sama-sama penting dalam mengurangi muatan bilirubin Reaksi fototerapi menghasilkan suatu fotooksidasi melalui proses yang cepat Fototerapi juga menghasilkan

            28

            lumirubin dimana lumirubin ini mengandung 2 sampai 6 dari total bilirubin serum Lumirubin diekskresikan melalui empedu dan urinLumirubin bersifat larut dalam air (5)

            Mekanisme fototerapi Penelitian Sarici mendapatkan 105 neonatus cukup bulan dan 255 neonatus kurang bulan menderita hiperbilirubinemia yang signifikan dan membutuhkan fototerapi

            29

            Fototerapi diindikasikan pada kadar bilirubin yang meningkat sesuai dengan umur pada neonatus cukup bulan atau berdasarkan berat badan pada neonatus kurang bulan sesuai dengan rekomendasi American Academy of Pediatrics (AAP) (5)

            Sinar FototerapiSinar yang digunakan pada fototerapi adalah suatu sinar tampak yang merupakan suatu

            gelombang elektromagnetik Sifat gelombang elektromagnetik bervariasi menurut frekuensi dan panjang gelombang yang menghasilkan spektrum elektromagnetik Spektrum dari sinar tampak ini terdiri dari sinar merah oranye kuning hijau biru dan ungu Masing masing dari sinar memiliki panjang gelombang yang berbeda beda

            Panjang gelombang sinar yang paling efektif untuk menurunkan kadar bilirubin adalah sinar biru dengan panjang gelombang 425-475 nmSinar biru lebih baik dalam menurunkan kadar bilirubin dibandingkan dengan sinar biru-hijau sinar putih dan sinar hijau Intensitas sinar adalah jumlah foton yang diberikan per sentimeter kuadrat permukaan tubuh yang terpapar Intensitas yang diberikan menentukan efektifitas fototerapi semakin tinggi intensitas sinar maka semakin cepat penurunan kadar bilirubin serumIntensitas sinar yang ditentukan sebagai Wcm2nm

            Intensitas sinar yang diberikan menentukan efektivitas dari fototerapi Intensitas sinar diukur dengan menggunakan suatu alat yaitu radiometer fototerapi2836 Intensitas sinar ge 30 μWcm2nm cukup signifikan dalam menurunkan kadar bilirubin untuk intensif fototerapi Intensitas sinar yang diharapkan adalah 10 ndash 40 μWcm2nm Intensitas sinar maksimal untuk fototerapi standard adalah 30 ndash 50 μWcm2nm Semakin tinggi intensitas sinar maka akan lebih besar pula efikasinya

            Faktor-faktor yang berpengaruh pada penentuan intensitas sinar ini adalah jenis sinar panjang gelombang sinar yang digunakan jarak sinar ke neonatus dan luas permukaan tubuh neonatus yang disinari serta penggunaan media pemantulan sinar

            Intensitas sinar berbanding terbalik dengan jarak antara sinar dan permukaan tubuh Cara mudah untuk meningkatkan intensitas sinar adalah menggeser sinar lebih dekat pada bayi

            Rekomendasi AAP menganjurkan fototerapi dengan jarak 10 cm kecuali dengan menggunakan sinar halogenSinar halogen dapat menyebabkan luka bakar bila diletakkan terlalu dekat dengan bayi Bayi cukup bulan tidak akan kepanasan dengan sinar fototerapi berjarak 10 cm dari bayi Luas permukaan terbesar dari tubuh bayi yaitu badan bayi harus diposisikan di pusat sinar tempat di mana intensitas sinar paling tinggi

            Tabel 1 Rekomendasi AAP penanganan hiperbilirubinemia pada neonatus sehat dan cukup bulan (1 3 7)

            Usia ( jam ) Pertimbangan terapi sinar

            Terapi sinar Transfusi tukar Transfusi tukar dan terapi sinar

            25-48 gt12mgdl(gt200 micromolL)

            gt15 mgdl( gt250 micromolL)

            gt20 mgdl(gt340 micromolL)

            gt25 mgdl(425 micromolL)

            30

            49-72 gt15mgdl(gt250 micromolL)

            gt18 mgdl(gt300micromolL)

            gt25mgdl(425 micromolL)

            gt30 mgdl(510micromolL)

            gt72 gt17 mgdl(gt290 micromolL)

            gt20mgdl(gt340micromolL

            gt25mgdl(gt425 micromolL)

            gt30mgdl(gt510 micromolL)

            Tabel 2 Tatalaksana hiperbilirubinemia pada Neonatus Kurang Bulan Sehat dan Sakit ( gt37 minggu ) (1 3 7)

            Neontaus kurang bulan sehat Kadar Total Bilirubin Serum (mgdl)

            Neontaus kurang bulan sakit Kadar Total Bilirubin Serum (mgdl)

            Berat Terapi sinar Transfusi tukar

            Terapi sinar Transfusi tukar

            Hingga 1000 g 5-7 10 4-6 8-101001-1500 g 7-10 10-15 6-8 10-121501-2000 g 10 17 8-10 15gt2000 g 10-12 18 10 17

            Kontraindikasi fototerapi adalah pada kondisi dimana terjadi peningkatan kadar bilirubin direk yang disebabkan oleh penyakit hati atau obstructive jaundice Komplikasi terapi sinar

            Setiap cara pengobatan selalu akan disertai efek samping Di dalam penggunaan terapi sinar penelitian yang dilakukan selama ini tidak memperlihatkan hal yang dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi baik komplikasi segaera ataupun efek lanjut yang terlihat selama ini ebrsifat sementara yang dapat dicegah atau ditanggulangi dengan memperhatikan tata cara pengunaan terapi sinar yang telah dijelaskan diatas (5)

            Kelainan yang mungkin timbul pada terapi sinar antara lain

            1 Peningkatan ldquoinsensible water lossrdquo pada bayiHal ini terutama akan terlihat pada bayi yang kurnag bulan Oh dkk (1972) melaporkan kehilangan ini dapat meningkat 2-3 kali lebih besar dari keadaan biasa Untuk hal ini pemberian cairan pada penderita dengan terapi sinar perlu diperhatikan dengan sebaiknya

            2 Frekuensi defekasi yang meningkat

            31

            Banyak teori yang menjelaskan keadaan ini antara lain dikemukankan karena meningkatnya peristaltik usus (Windorfer dkk 1975) Bakken (1976) mengemukakan bahwa diare yang terjadi akibat efek sekunder yang terjadi pada pembentukan enzim lactase karena meningkatnya bilirubin indirek pada usus Pemberian susu dengan kadar laktosa rendah akan mengurangi timbulnya diare Teori ini masih belum dapat dipertentangkan (Chung dkk 1976)

            3 Timbulnya kelainan kulit yang sering disebut ldquoflea bite rashrdquo di daerah muka badan dan ekstremitas Kelainan ini segera hilang setelah terapi dihentikan Pada beberapa bayi dilaporkan pula kemungkinan terjadinya bronze baby syndrome (Kopelman dkk 1976) Hal ini terjadi karena tubuh tidak mampu mengeluarkan dengan segera hasil terapi sinar Perubahan warna kulit yang bersifat sementara ini tidak mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi

            4 Gangguan retinaKelainan retina ini hanya ditemukan pada binatang percibaan (Noel dkk 1966) Pnelitain Dobson dkk 1975 tidak dapat membuktikan adanya perubahan fungsi mata pada umumnya Walaupin demikian penyelidikan selanjutnya masih diteruskan

            5 Gangguan pertumbuhanPada binatang percobaan ditemukan gangguan pertumbuhan (Ballowics 1970) Lucey (1972) dan Drew dkk (10976) secara klinis tidak dapat menemukan gangguan tumbuh kembang pada bayi yang mendapat terapi sinar Meskipun demikian hendaknya pemakaian terapi sinar dilakukan dengan indikasi yang tepat selama waktu yang diperlukan

            6 Kenaikan suhuBeberapa penderita yang mendapatkan terapi mungkin memperlihatkan kenaikan suhu Bila hal ini terjadi terapi dapat terus dilanjutkan dengan mematikan sebagian lampu yang dipergunakan

            7 Beberapa kelainan lain seperti gangguan minum letargi iritabilitas kadang-kadang ditemukan pada penderita Keadaan ini hanya bersifat sementara dan akan menghilang dengan sendirinya

            8 Beberapa kelainan yang sampai saat ini masih belim diketahui secara pasti adalah kelainan gonad adanya hemolisis darah dan beberapa kelainan metabolisme lain

            Sampai saat ini tampaknya belum ditemukan efek lanjut terapi sinar pada bayi Komplikasi segera juga bersifat ringan dan tidak berarti dibandingkan dengan manfaat penggunaannya Mengingat hal ini adalah wajar bila terapi sinar mempunyai tempat tersendiri dalam penatalaksanaan hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir

            Tranfusi Tukar

            32

            Transfusi tukar adalah suatu tindakan pengambilan sejumlah kecil darah yang dilanjutkan dengan pengembalian darah dari donor dalam jumlah yang sama yang dilakukan berulang-ulang sampai sebagian besar darah penderita tertukar (Friel 1982) (1 5)

            Pada hiperbilirubinemia tindakan ini bertujuan mencegah terjadinya ensefalopati bilirubin dengan cara mengeluarkan bilirubin indirek dari sirkulasi Pada bayi dengan isoimunisasi transfusi tukar memiliki manfaat tambahan karena membantu mengeluarkan antibodi maternal dari sirkulasi bayi Sehingga mencegah hemolisis lebih lanjut dan memperbaiki anemia (5)

            Darah Donor Untuk Tranfusi Tukar (1 5)

            1 Darah yang digunakan golongan O

            2 Gunakan darah baru Kerjasama dengan dokter kandungan dan Bank Darah adalah penting untuk persiapan kelahiran bayi yang membutuhkan tranfusi tukar

            3 Pada penyakit hemolitik rhesus jika darah disiapkan sebelum persalinan harus golongan O dengan rhesus (-) crossmatched terhadap ibu Bila darah disiapkan setelah kelahiran dilakukan juga crossmatched terhadap bayi

            4 Pada inkomptabilitas ABO darah donor harus golongan O rhesus (-) atau rhesus yang sama dengan ibu dan bayinya Crossmatched terhadap ibu dan bayi yang mempunyai titer rendah antibodi anti A dan anti B Biasanya menggunakan eritrosit golongan O dengan plasma AB untuk memastikan bahwa tidak ada antibodi anti A dan anti B yang muncul

            5 Pada penyakit hemolitik isoimun yang lain darah donor tidak boleh berisi antigen tersensitisasi dan harus di crossmatched terhadap ibu

            33

            6 Pada hiperbilirubinemia yang nonimun darah donor ditiping dan crossmatched terhadap plasma dan eritrosit pasienbayi

            7 Tranfusi tukar biasanya memakai 2 kali volume darah (2 volume exchange) ---- 160 mLkgBB sehingga diperoleh darah baru sekitar 87

            Teknik Transfusi Tukar (1 5)

            a SIMPLE DOUBLE VOLUME

            Push-Pull tehnique jarum infus dipasang melalui kateter vena umbilikalis vena saphena magna Darah dikeluarkan dan dimasukkan bergantian

            b ISOVOLUMETRIC

            Darah secara bersamaan dan simultan dikeluarkan melalui arteri umbilikalis dan dimasukkan melalui vena umbilikalis dalam jumlah yang sama

            c PARTIAL EXCHANGE TRANFUSION

            Tranfusi tukar sebagian dilakukan biasanya pada bayi dengan polisitemia

            Di Indonesia untuk kedaruratan transfusi tukar pertama menggunakan golongan darah O rhesus positif (1 5)

            Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

            Kebutuhan

            Rumus

            lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2 lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

            Hct sekarang Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

            (Hb donor ndash Hb sekarang) BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang) (PCV donor)

            Indikasi

            Hingga kini belum ada kesepakatan global mengenai kapan melakukan transfusi tukar pada hiperbilirubinemia Indikasi transfusi tukar berdasarkan keputusan WHO tercantum dalam tabel 2 (1 5)

            34

            Tabel 3 Indikasi Transfusi Tukar Berdasarkan Kadar Bilirubin Serum

            UsiaBayi Cukup Bulan Sehat

            Dengan Faktor Risiko

            Hari mgdL mgDl

            Hari ke-1 15 13

            Hari ke-2 25 15

            Hari ke-3 30 20

            Hari ke-4 dan seterusnya

            30 20

            Bila transfusi tukar memungkinkan untuk dilaksanakan di tempat atau bayi bisa dirujuk secara cepat dan aman ke fasilitas lain dan kadar bilirubin bayi telah mencapai kadar di atas sertakan contoh darah ibu dan bayi (5)

            Tabel 4 Indikasi Transfusi Tukar Pada Bayi Berat Badan Lahir Rendah

            Berat badan (gram)KadKadar Bilirubin (mgdL)

            ltgt gt lt1000 10-12

            1000-1500 12-15

            1500-2000 15-18

            2000-2500 18-20

            Pada penyakit hemolitik segera dilakukan tranfusi tukar apabila ada indikasi

            a Kadar bilirubin tali pusat gt 45 mgdL dan kadar Hb rendah

            b Kadar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam walaupun sedang mendapatkan terapi sinar

            35

            c Selama terapi sinar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam dan kadar Hb 11 ndash 13 grdL

            d Didapatkan anemia yang progresif walaupun kadar bilirubin dapat dikontrol secara adekuat dengan terapi sinar

            Transfusi tukar harus dihentikan apabila terjadi

            Emboli (emboli bekuan darah) trombosis

            Hiperkalemia hipernatremia hipokalsemia asidosis hipoglikemia

            Gangguan pembekuan karena pemakaian heparin

            Perforasi pembuluh darah

            Komplikasi tranfusi tukar (1)

            1 Hipokalsemia dan hipomagnesia

            2 Hipoglikemia

            3 Gangguan keseimbangan asam basa

            4 Hiperkalemia

            5 Gangguan kardiovaskular

            Perforasi pembuluh darah

            Emboli

            Infark

            Aritmia

            Volume overload

            Arrest

            6 Pendarahan Trombositopenia Defisiensi factor pembekuan

            7 Infeksi8 Hemolisis9 Graft-versus host disease10 Lain-lain hipotermia hipertermia dan kemungkinan terjadinya enterokolitis

            nekrotikans

            36

            Perawatan pasca tranfusi tukar Lanjutkan dengan terapi sinar Awasi ketat kemungkinan terjadinya komplikasi

            37

            38

            DAFTAR PUSTAKA1 Staf pengajar Ilmu kesehatan anak FKUI Gastroenterologi Ilmu Kesehatan Anak Jilid I

            Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1985 hal 283-3102 Noerasid N amp dkk gastrienteritis ( Diare ) Akut Gastroenterologi Anak Praktis Bagian Ilmu

            Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1988 hal 51-763 Firmansyah A dkk Penyakit Radang Usus Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak ed Markum H

            dkk Jilid 1 bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia hal 448-474

            4 Staf Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM Panduan Pelayanan Medis Jakarta 20055 wwwemedicinecompedtopic583htmdiarrheaJully2005 6 Reisinger ECdkkDiarrhea Caused by primarily Non-Gastrointestinal Infection

            wwwmedscapecomviewarticle505473 Nature Clinical Practical Gastroenterology amp Hepatology

            7 Pray Sddk Diarrhea Causes dan Self-Care Treatments wwwmedscapecomviewarticle407636 US Pharmacist

            8 Soegijanto Soegeng Prof DR Ilmu Penyakit Anak Diagnosa Dan Penatalaksanaan Edisi pertama Jakarta Salemba Medika 2002

            9 Mansjoer A Kuspuji T dkk Kapita Selekta Kedokteran Edisi III Jilid 2 Cetakan kelima Jakarta Media Aesculapius 2002

            10 Suharyono Aswitha B EM Halimun Gastroenterologi Anak Praktis cetakan ke-4 Jakarta Gaya Baru 2003

            11 Sari Dina Kartika Hanifah Mirzanie Desy K A Leksana Buku Saku Pediatrica Edisi 2 Jogjakarta Tosca Enterprise 2006

            12 http wwwKeep Kids Healthycom ndash Diarrhea in Children13 Subijanto Reza Ranuh Liek Djupri Pitono Soeparto Management Diare Pada Bayi Dan

            Anak (Diarrheal Management In Infant And Children) Buletin Ilmu Kesehatan Anak Thn XXX No 11 2003

            14 http www Pediatricscom -- Lactobacillus Therapy for Acute Infectious Diarrhea in Children A Meta-analysis -- Van Niel et almht

            15 Tjokronegoro Arjatmo Prof Dr dr Hendra Utama Sp FK Updates In Pediatric Emergencies FKUI Jakarta 2002

            39

            • Diagnosis (1 2 4 7)
            • Anamnesis
            • Pemeriksaan Fisik
              • Teknik Transfusi Tukar (1 5)
                • DAFTAR PUSTAKA

              Refleks fisiologis biseps ++ triseps ++ KPR ++ APR ++ Refleks patologis babinski --

              A Hiperbilirubinaemia

              P Terapi sinar (blue light)

              03 Agustus 2015S KuningOKeadaan umum tampak sakit sedangKesadaran composmentis (GCS E4 V5 M6)Frekuensi nadi 110 xmenitFrekuensi napas 28 xmenitSuhu 3760CKepala bulat normosefali Rambut dan kulit kepala tidak ada kelainan

              Mata konjungtiva anemis -- sclera ikterik ++Hidung tidak ada kelainan

              Telinga tidak ada kelainan Mulut mukosa bibir lembab sianosis sirkum oral (-)

              Leher kelenjar getah bening tidak teraba membesar Thoraks Paru Inspeksi pergerakan dinding dada simetris retraksi iga (-)

              Palpasi stem fremitus simetris kiri dan kanan Auskultasi bunyi napas dasar vesikular ronki -- wheezing--

              Jantung Inspeksi ictus cordis tidak terlihat Palpasi ictus cordis tidak terabaAuskultasi bunyi jantung I dan II normal murmur (-) gallop (-)

              Abdomen Inspeksi perut tampak mendatarAuskultasi bising usus 4xmenit

              Palpasi supel turgor cukup nyeri tekan (-)Perkusi timpani

              Anus dan rektum dalam batas normal Genitalia tidak ada kelainan Anggota gerak akral hangat sianosis (-) capillary refill lt 2 detik Tulang belakang tidak ada kelainan Kulit turgor cukup

              7

              Rangsang meningeal kaku kuduk (-) brudzinski I (-) brudzinski II (-) kernig (-) Refleks fisiologis biseps ++ triseps ++ KPR ++ APR ++ Refleks patologis babinski --

              A Hiperbilirubinaemia

              P Terapi sinar (blue light)

              04 Agustus 2015 S KuningOKeadaan umum tampak sakit sedangKesadaran composmentis (GCS E4 V5 M6)Frekuensi nadi 105 xmenitFrekuensi napas 24 xmenitSuhu 3740CKepala bulat normosefali Rambut dan kulit kepala tidak ada kelainan

              Mata konjungtiva anemis -- sclera ikterik ++Hidung tidak ada kelainan

              Telinga tidak ada kelainan Mulut mukosa bibir lembab sianosis sirkum oral (-)

              Leher kelenjar getah bening tidak teraba membesar Thoraks Paru Inspeksi pergerakan dinding dada simetris retraksi iga (-)

              Palpasi stem fremitus simetris kiri dan kanan Auskultasi bunyi napas dasar vesikular ronki -- wheezing--

              Jantung Inspeksi ictus cordis tidak terlihat Palpasi ictus cordis tidak terabaAuskultasi bunyi jantung I dan II normal murmur (-) gallop (-)

              Abdomen Inspeksi perut tampak mendatarAuskultasi bising usus 4xmenit

              Palpasi supel turgor cukup nyeri tekan (-)Perkusi timpani

              Anus dan rektum dalam batas normal Genitalia tidak ada kelainan Anggota gerak akral hangat sianosis (-) capillary refill lt 2 detik Tulang belakang tidak ada kelainan

              8

              Kulit turgor cukup Rangsang meningeal kaku kuduk (-) brudzinski I (-) brudzinski II (-) kernig (-) Refleks fisiologis biseps ++ triseps ++ KPR ++ APR ++ Refleks patologis babinski --

              A Hiperbilirubinaemia

              P Terapi sinar (blue light)

              BAB IIILANDASAN TEORI

              Definisi

              Hiperbilirubinemia adalah peningkatan kadar plasma bilirubin 2 standar deviasi atau lebih dari kadar yang diharapkan berdasarkan umur bayi atau lebih dari presentil 90 (1 2 3)

              9

              Epidemiologi

              Angka kematian bayi (AKB) di Indonesia pada tahun 1997 tercatat sebanyak 414 per 1000 kelahiran hidup Dalam upaya mewujudkan visi ldquoIndonesia Sehat 2010rdquo maka salah satu tolok ukur adalah menurunnya angka mortalitas dan morbiditas neonatus dengan proyeksi pada tahun 2025 AKB dapat turun menjadi 18 per 1000 kelahiran hidup Salah satu penyebab mortalitas pada bayi baru lahir adalah ensefalopati bilirubin (lebih dikenal sebagai kernikterus) Ensefalopati bilirubin merupakan komplikasi ikterus neonatorum yang paling berat Selain memiliki angka mortalitas yang tinggi juga dapat menyebabkan gejala sisa berupa cerebral palsy tuli nada tinggi paralisis dan displasia dental yang sangat mempengaruhi kualitas hidup Ikterus neonatorum merupakan fenomena biologis yang timbul akibat tingginya produksi dan rendahnya ekskresi bilirubin selama masa transisi pada neonatus Pada neonatus produksi bilirubin 2 sampai 3 kali lebih tinggi dibanding orang dewasa normal Hal ini dapat terjadi karena jumlah eritosit pada neonatus lebih banyak dan usianya lebih pendek Banyak bayi baru lahir terutama bayi kecil (bayi dengan berat lahir lt 2500 g atau usia gestasi lt37 minggu) mengalami ikterus pada minggu pertama kehidupannya Data epidemiologi yang ada menunjukkan bahwa lebih 50 bayi baru lahir menderita ikterus yang dapat dideteksi secara klinis dalam minggu pertama kehidupannya Pada kebanyakan kasus ikterus neonatorum kadar bilirubin tidak berbahaya dan tidak memerlukan pengobatan Sebagian besar tidak memiliki penyebab dasar atau disebut ikterus fisiologis yang akan menghilang pada akhir minggu pertama kehidupan pada bayi cukup bulan Sebagian kecil memiliki penyebab seperti hemolisis septikemi penyakit metabolik (ikterus non-fisiologis)

              Hiperbilirubinemia bisa disebabkan proses fisiologis atau patologis atau kombinasi keduanya Risiko hiperbilirubinemia meningkat pada bayi yang mendapat ASI bayi kurang bulan dan bayi yang mendekati cukup bulan Neonatal hiperbilirubinemia terjadi karena peningkatan produksi atau penurunan clearance bilirubin dan lebih sering terjadi pada bayi imatur (1 2 3 5)

              Bayi yang diberikan ASI memiliki kadar bilirubin serum yang lebih tinggi dibanding bayi yang diberikan susu formula Hal tersebut mungkin disebabkan oleh beberapa factor antara lain (1 2 3)

              Asupan cairano Kelaparan

              o Frekuensi menyusui

              o Kehilangan berat badandehidrasi

              Hambatan ekskresi bilirubin hepatico Pregnandiol

              o Lipase-free fatty acids

              o Unidentified inhibitor

              10

              Intestinal reabsorption of bilirubino Pasase mekonium terlambat

              o Pembentukan urobilinoid bakteri

              o Beta-glukoronidase

              o Hidrolisis alkaline

              o Asam empedu

              Hiperbilirubinemia yang signifikan dalam 36 jam pertama biasanya disebabkan karena peningkatan produksi bilirubin (terutama karena hemolisis) karena pada periode ini hepatic clearance jarang memproduksi bilirubin lebih 10 mgdL Peningkatan penghancuran haemoglobin 1 akan meningkatkan kadar bilirubin 4 kali lipat (1)

              Sedangkan ikterus neonatorum adalah keadaan klinis pada bayi yang ditandai oleh pewarnaan ikterus pada kulit dan sclera akiat akumulasi bilirubin tidak terkonjugasi yang berlebih Ikterus secara klinis akan mulai tampak pada bayi baru lahir bila kadar bilirubin darah 5-7 mgdL Ikterus dibagi menjadi dua yaitu ikterus fisiologis dan ikterus non-fisiologis (1 2 3)

              11

              Ikterus fisiologis merupakan masalah yang sering terjadi pada bayi kurang maupun cukup bulan selama minggu pertama kehidupan yang frekuensinya pada bayi cukup bulan dan kurang bulan berturut-turut adalah 50-60 dan 80 Untuk kebanyakan bayi fenomena ini ringan dan dapat membaik tanpa pengobatan Ikterus fisiologis tidak disebabkan oleh factor tunggal tapi kombinasi dari berbagai factor yang berhubungan dengan maturitas fisiologis bayi baru lahir Peningkatan kadar bilirubin tidak terkonjugasi dalam sirkulasi pada bayi baru lahir disebabkan oleh kombinasi peningkatan ketersediaan bilirubin dan penurunan clearance bilirubin Umumnya kadar bilirubin tak terkonjugasi pada minggu pertama gt 2 mgdL Pada bayi cukup bulan yang mendapat susu formula kadar bilirubin akan mencapai puncaknya sekitar 6-8 mgdL pada hari ke-3 kehidupan dan kemudian akan menurun cepat selama 2-3 hari diikuti dengan penurunan yang lambat sebesar 1 mgdL selama 1 samapi 2 minggu (1 2 3)

              Pada bayi cukup bulan yang mendapat ASI kadar bilirubin puncak akan mencapai kadar yang lebih tinggi (7-14 mgdL) dan penurunan terjadi lebih lambat Bisa terjadi dalam waktu 2-4 minggu bahkan dapat mencapai waktu 6 minggu Pada bayi kurang bulan yang mendapat susu formula juga akan mengalami peningkatan dengan puncak yang lebih tinggi dan lebih lama begitu juga dengan penurunannya jika tidak diberikan fototerapi pencegahan Peningkatan sampai 10-12 mgdL masih dalam kisaran fisiologis bahkan hingga 15 mgdL tanpa disertai kelainan metabolisme bilirubin Kadar normal bilirubin tali pusat kurang dari 2 mgdL dan berkisar dari 14 sampai 19 mgdL (1 2 3)

              Ikterus non fisiologis dulu disebut dengan ikterus patologis tidak mudah dibedakan dari ikterus fisiologis Keadaan di bawah ini merupakan petunjuk untuk tindak lanjut (1 2 3 6)

              Ikterus terjadi sebelum umur 24 jam

              Setiap peningkatan kadar bilirubin serum yang memerlukan fototerapi

              Peningkatan kadar bilirubin total serum gt 05 mgdLjam

              Adanya tanda-tanda penyakit yang mendasari pada setiap bayi (muntah letargis malas menetek penurunan berat badan yang cepat apnea takipnea atau suhu yang tidak stabil)

              Ikterus bertahan selama 8 hari pada bayi cukup bulan atau setelah 14 hari pada bayi kurang bulan

              Etiologi

              Penyebab ikterus pada bayi baru lahir dapat berdiri sendiri ataupun dapat disebabkan oleh beberapa faktor Secara garis besar etiologi ikterus neonatorum dapat dibagi (1 2 3)

              1 Produksi yang berlebihan

              12

              Hal ini melebihi kemampuan bayi untuk mengeluarkannya misalnya pada hemolisis yang meningkat pada inkompatibilitas darah Rh ABO golongan darah lain defisiensi enzim G6PD piruvat kinase perdarahan tertutup dan sepsis

              2 Gangguan dalam proses uptake dan konjugasi heparGangguan ini dapat disebabkan oleh imaturitas hepar kurangnya substrat untuk konjugasi bilirubin gangguan fungsi hepar akibat asidosis hipoksia dan infeksi atau tidak terdapatnya enzim glukoronil transferase (sindrom Criggler-Najjar) Penyebab lain ialah defisiensi protein Y dalam hepar yang berperanan penting dalam uptake bilirubin ke sel hepar

              3 Gangguan transportasiBilirubin dalam darah terikat pada albumin kemudian diangkut ke hepar Ikatan bilirubin dengan albumin ini dapat dipengaruhi ileh obat misalnya salisilatm sulfafurazole Defisiensi albumin menyebabkan lebih banyak terdapatnya bilirubin indirek yang bebas dalam darah yang mudah melekat ke sel otak

              4 Gangguan dalam eksresiGangguan ini dapat terjadi akibat obstruksi dalam hepar atau di luar hepar Kelainan di luar hepar biasanya disebabkan oleh kelainan bawaan Obstruksi dalam hepar biasanya akibat infeksi atau kerusakan hepar oleh penyebab lain

              Faktor risiko (1 2 7)

              Manifestasi klinikSecara umum gejala dari penyakit hiperbilirubin ini antara lain (1 2 6)

              Pada permulaan tidak jelas tampak mata berputar-putar Letargi Kejang

              13

              Tidak mau menghisap Dapat tuli gangguan bicara retardasi mental Bila bayi hidup pada umur lanjut disertai spasme otot kejang stenosis yang disertai

              ketegangan otot Perut membuncit Pembesaran pada hati Feses berwarna seperti dempul Muntah anoreksia fatigue Warna urin gelap

              PatofisiologiPembentukan Bilirubin

              Bilirubin adalah pigmen kristal berwarna jingga ikterus yang merupakan bentuk akhir dari pemecahan katabolisme heme melalui proses reaksi oksidasi ndash reduksi Langkah oksidasi yang pertama adalah biliverdin yang di bentuk dari heme dengan bantuan enzim heme oksigenase yaitu suatu enzim yang sebagian besar terdapat dalam sel hati dan organ lain Pada reaksi tersebut juga terdapat besi yang digunakan kembali untuk pembentukan haemoglobin dan karbon monoksida yang dieksresikan ke dalam paru Biliverdin kemudian akan direduksi menjadi bilirubin oleh enzim biliverdin reduktase Biliverdin bersifat larut dalam air dan secara cepat akan dirubah menjadi bilirubin melalui reaksi bilirubin reduktase Berbeda dengan biliverdin bilirubin bersifat lipofilik dan terikat dengan hydrogen serta pada pH normal bersifat tidak larut Jika tubuh akan mengeksresikan diperlukan mekanisme transport dan eliminasi bilirubin (1 2 3 5)

              Bayi baru lahir akan memproduksi bilirubin 8-10 mgkgBBhari sedangkan orang dewasa sekitar 3-4 mgkgBBhari Peningkatan produksi bilirubin pada bayi baru lahir disebabkan oleh masa hidup eritrosit bayi lebih pendek (70-90 hari) dibandingkan dengan orang dewasa (120 hari) peningkatan degradasi heme turn over sitokrom yang meningkat dan juga reabsorpsi bilirubin dari usus yang meningkat (sirkulasi enterohepatik) (1 2)

              14

              Transportasi Bilirubin

              Pembentukan bilirubin yang terjadi di sistem retikulo endothelial selanjutnya dilapaskan ke sirkulasi yang akan berikatan dengan albumin Bayi baru lahir mempunyai kapasitas ikatan plasma yang rendah terhadap bilirubin karena konsentrasi albumin yang rendahdan kapasitas ikatan molar yang kurangBilirubin yang terikat pada albumin serum ini merupakan zat non polar dan tidak larut dalam air dan kemudian akan di transportasi kedalam sel hepar Bilirubin yang terikat dengan albumin tidak dapat memasuki susuna syaraf pusat dan bersifat non toksik (1 2)

              Selain itu albumin juga mempunyai afinitas yang tinggi terhadap obat ndash obatan yang bersifat asam seperti penicillin dan sulfonamide Obat ndash obat tersebut akan menempati tempat utama perlekatan albumin untuk bilirubin sehingga bersifat competitor serta dapat pula melepaskan ikatan bilirubin dengan albumin (1 2)

              Obat ndash obat yang dapat melepaskan ikatan bilirubin dengan albumin Analgetik antipiretik ( Natrium salisilat Fenilbutazon ) Antiseptik desinfektan ( Metil Isopropyl ) Antibiotik dengan kandungan sulfa ( Sulfadiazin Sulfamethizole Sulfamoxazole ) Penicilin ( Propicilin Cloxacillin ) Lain ndash lain ( Novabiosin Triptophan Asam mendelik kontras x ndash ray )

              Pada bayi kurang bulan ikatan bilirubin akan lebih lemah yang umumnya merupakan komplikasi dari hipoalbumin hipoksia hipoglikemi asidosis hipotermia hemolisis dan septikemia Hal tersebut tentunya akan mengakibatkan peningkatan jumlah bilirubin bebas dan berisiko pula untuk keadaan nerotoksisitas oleh bilirubin (1 2)

              Bilirubin dalam serum terdapat dalam 4 bentuk yang berbeda yaitu (1)

              1) Bilirubin tak terkonjugasi yang terikat dengan albumin dan membentuk sebagian besar bilirubin tak terkonjugasi dalam serum

              2) Bilirubin bebas3) Bilirubin terkonjugasi yaitu bilirubin yang siap dieksresikan melalui ginjal4) Bilirubin terkonjugasi yang terikat denga albumin serum

              Asupan Bilirubin

              Pada saat kompleks bilirubin ndash albumin mencapai membran plasma hepatosit albumin terikat ke reseptor permukaan sel Kemudian bilirubin di transfer melalui sel membran yang berikatan dengan ligandin (protein y) mungkin juga dengan protein ikatan sitosilik lainnya Keseimbangan antara jumlah bilirubin yang masuk ke sirkulasi dari sintesis de novo resirkulasi enterohepatik perpindahan bilirubin antar jaringan pengambilan bilirubin oleh sel hati dan konjugasi bilirubin akan menentukan konsentrasi bilirubin tak terkonjugasi dalam serum baik pada keadaan normal ataupun tidak normal (1 5)

              Berkurangnya kapasitas pengambilan hepaatik bilirubin tak terkonjugasi akan berpengaruh terhadap pembentukan ikterus fisiologis Penelitian menunjukkan hal ini terjadi

              15

              karena adanya defisiensi konjugasi bilirubin dalam menghambat transfer bilirubin dari darah ke empedu selama 3-4 hari pertama kehidupan Walaupun demikian defisiensi ambilan ini dapat menyebabkan hiperbilirubinemia terkonjugasi ringan pada minggu kedua kehidupan saat konjugasi bilirubin hepatic mencapai kecepatan normal yang sama dengan orang dewasa (1 5)

              Konjugasi Bilirubin

              Bilirubin tak terkonjugasi dikonversikan kebentuk bilirubin konjugasi yang larut dalam air di reticulum endoplasma dengan bantuan enzim uridine diphospate glukuronosyl transferase ( UDPG ndash T ) Katalisa oleh enzim ini akan merubah formasi menjadi bilirubin monoglukoronida yang selanjutnya akan dikonjugasi menjadi bilirubin diglukoronida Bilirubin ini kemudian dieksresikan ke dalam kalanikulus empedu Sedangkan satu molekul bilirubin tak terkonjugasi akan kembali ke reticulum endoplasmic untuk rekonjugasi berikutnya (1 5)

              Eksresi Bilirubin

              Setelah mengalami proses konjugasi bilirubin akan dieksresikan kedalam kandung empedu kemudian memasuki saluran cerna dan di eksresikan melalui feses Setelah berada dalam usus halus bilirubin yang terkonjugasi tidak langsung dapat diresorbsi kecuali jika dikonversikan kembali menjadi bentuk tidak terkonjugasi oleh enzim beta ndash glukoronidase yang terdapat dalam usus Resorbsi kembali bilirubin dari saluran cerna dan kembali ke hati untuk di konjugasi kembali disebut sirkulasi enterohepatik (1)

              Terdapat perbedaan antara bayi baru lahir dan orang dewasa yaitu pada mukosa usus halus dan feses bayi baru lahir mengandung enzim β-glukoronidase yang dapat menghidrolisa monoglukoronida dan diglukoronida kembali menjadi bilirubin yang tak terkonjugasi yang selanjutnya dapat diabsorbsi kembali Selain itu pada bayi baru lahir lumen usus halusnya steril sehingga bilirubin konjugasi tidak dapat dirubah menjadi sterkobilin (suatu produk yang tidak dapat diabsorbsi) (1)

              16

              Kecepatan produksi bilirubin adalah 6-8 mgkgBB per 24 jam pada neonatus cukup bulan sehat dan 3-4 mgkgBB per 24 jam pada orang dewasa sehat Sekitar 80 bilirubin yang diproduksi tiap hari berasal dari hemoglobin Bayi memproduksi bilirubin lebih besar per kilogram berat badan karena massa eritrosit lebih besar dan umur eritrositnya lebih pendek (1)

              Pada sebagian besar kasus lebih dari satu mekanisme terlibat misalnya kelebihan bilirubin akibat hemolisis dapat menyebabkan kerusakan sel hati atau kerusakan duktus biliaris yang kemudian dapat mengganggu transpor sekresi dan ekskresi bilirubin Di pihak lain gangguan ekskresi bilirubin dapat menggangu ambilan dan transpor bilirubin Selain itu kerusakan hepatoseluler memperpendek umur eritrosit sehngga menmbah hiperbilirubinemia dan gangguan proses ambilan bilirubin olah hepatosit (1)

              Mekanisme hiperbilirubinemia dan ikterus

              Terdapat 4 mekanisme umum dimana hiperbilirubinemia dan ikterus dapat terjadi pembentukan bilirubin secara berlebihan gangguan pengambilan bilirubin tak terkonjugasi oleh hati gangguan konjugasi bilirubin penurunan ekskresi bilirubin terkonjugasi dalam empedu akibat faktor intra hepatik yang bersifat opbtruksi fungsional atau mekanik (1 2)

              Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi terutama disebabkan oleh tiga mekanisme yang pertama sedangkan mekanisme yang keempat terutama mengakibatkan terkonjugasi

              17

              1 Pembentukan bilirubin secara berlebihan

              Penyakit hemolitik atau peningkatan kecepatan destruksi sel darah merah merupakan penyebab utama dari pembentukan bilirubin yang berlebihan Ikterus yang timbul sering disebut ikterus hemolitik Konjugasi dan transfer pigmen empedu berlangsungnormal tetapi suplai bilirubin tak terkonjugasi melampaui kemampuan Beberapa penyebab ikterus hemolitik yang sering adalah hemoglobin abnormal (hemoglobin S pada animea sel sabit) sel darah merah abnormal (sterositosis herediter) anti body dalam serum (Rh atau autoimun) pemberian beberapa obat-obatan dan beberapa limfoma atau pembesaran (limpa dan peningkatan hemolisis) Sebagaian kasus Ikterus hemolitik dapat di akibatkan oleh peningkatan destruksi sel darah merah atau prekursornya dalam sum-sum tulang (talasemia anemia persuisiosa porviria) Proses ini dikenal sebagai eritropoiesis tak efektif Kadar bilirubin tak terkonjugasi yang melebihi 20 mg 100 ml pada bayi dapat mengakibatkan Kern Ikterus (1 2)

              2 Gangguan pengambilan bilirubin

              Pengambilan bilirubin tak terkonjugasi yang terikat abulmin oleh sel-sel hati dilakukan dengan memisahkannya dari albumin dan mengikatkan pada protein penerima Hanya beberapa obat yang telah terbukti menunjukkan pengaruh terhadap pengambilan bilirubin oleh sel-sel hati asam flafas pidat (dipakai untuk mengobati cacing pita) nofobiosin dan beberapa zat warna kolesistografik Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi dan Ikterus biasanya menghilang bila obat yang menjadi penyebab di hentikan Dahulu ikterus neonatal dan beberapa kasus sindrom Gilbert dianggap oleh defisiensi protein penerima dan gangguan dalam pengambilan oleh hati Namun pada kebanyakan kasus demikian telah di temukan defisiensi glukoronil transferase sehingga keadaan ini terutama dianggap sebagai cacat konjugasi bilirubin (1 2)

              3 Gangguan konjugasi bilirubin

              Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi yang ringan ( lt 129 100 ml ) yang mulai terjadi pada hari ke dua sampai ke lima lahir disebut Ikterus fisiologis pada neonatus Ikterus neonatal yang normal ini disebabkan oleh kurang matangnya enzim glukoronik transferase Aktivitas glukoronil tranferase biasanya meningkat beberapa hari setelah lahir sampai sekitar minggu ke dua dan setelah itu Ikterus akan menghilang (1 2)

              Kern Ikterus atau bilirubin enselopati timbul akibat penimbunan bilirubin tak terkonjugasi pada daerah basal ganglia yang banyak lemak Bila keadaan ini tidak di obati maka akan terjadi kematian atau kerusakan Neorologik berat tindakan pengobatan saat ini dilakukan pada Neonatus dengan Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi adalah dengan fototerapi(1 2)

              Fototerapi berupa pemberian sinar biru atau sinar fluoresen atau (gelombang yang panjangnya 430 sampai dengan 470 nm) pada kulit bayi yang telanjang Penyinaran ini menyebabkan perubahan struktural Bilirubin (foto isumerisasi) menjadi isomer-isomer yang larut dalam air isomer ini akan di ekskresikan dengan cepat ke dalam empedu tanpa harus di

              18

              konjugasi terlebih dahulu Fenobarbital (Luminal) yang meningkatkan aktivitas glukoronil transferase sering kali dapat menghilang ikterus pada penderita ini (1)

              4 Penurunan eksresi bilirubin terkonjugasi

              Gangguan eskresi bilirubin baik yang disebabkan oleh faktor-faktor Fungsional maupun obstruksi terutama mengakibatkan hiperbilirubinemia terkonjugasi Karena bilirubin terkonjugasi latut dalam airmaka bilirubin ini dapat di ekskresi ke dalam kemih sehingga menimbulkan bilirubin dan kemih berwarna gelap Urobilinogen feses dan urobilinogen kemih sering berkurang sehingga terlihat pucat Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat di sertai bukti-bukti kegagalan ekskresi hati lainnya seperti peningkatan kadar fostafe alkali dalam serum AST Kolesterol dan garam-garam empedu Peningkatan garam-garam empedu dalam darah menimbulkan gatal-gatal pada ikterus Ikterus yang diakibatkan oleh hiperbilirubinemia terkonjugasi biasanya lebih kuning dibandingkan dengan hiperbilirubinemia tak terkonjugasi Perubahan warna berkisar dari kuning jingga muda atau tua sampai kuning hijau bila terjadi obstruksi total aliran empedu perubahan ini merupakan bukti adanya ikterus kolestatik yang merupakan nama lain dari ikterus obstruktif Kolestasis dapat bersifat intrahepatik (mengenai sel hati kanalikuli atau kolangiola) atau ekstra hepatik (mengenai saluran empedu di luar hati) Pada ke dua keadaan ini terdapat gangguan niokimia yang sama (1 2)

              Sumber lain ada juga yang menyatakan penyebab dari hiperbilirubinemia adalah

              a Produksi bilirubin yang meningkat peningkatan jumlah sel darah merah penurunan umur sel darah merah peningkatan pemecahan sel darah merah (inkompatibilitas golongan darah dan Rh) defek sel darah merah pada defisiensi G6PD atau sferositosis polisetemia sekuester darah infeksi)

              b Penurunan konjugasi bilirubin prematuritas ASI defek congenital yang jarang)c Peningkatan reabsorpsi bilirubin dalam saluran cerna ASI asfiksia pemberian ASI

              yang terlambat obstruksi saluran cernad Kegagalan eksresi cairan empede infeksi intrauterine sepsis hepatitis sindrom

              kolestatik atresia biliaris fibrosis kistik)(1 2)

              Klasifikasi ikterus pada neonatus

              Ikterus fisiologis terjadi setelah 24 jam pertama Pada bayi cukup bulan nilai puncak 6-8 mgdL biasanya tercapai pada hari ke 3-5 Pada bayi kurang bulan nilainya 10-12 mgdL bahkan sampai 15 mgdL Peningkatanakumulasi bilirubin serum lt 5 mgdLhr

              Ikterus patologis terjadi dalam 24 jam pertama Peningkatan akumulasi bilirubin serum gt 5 mgdLhr Bayi yang mendapat ASI kadar bilirubin total serum gt 17mgdL Ikterus menetap setelah 8 hari pada bayi cukup bulan dan setelah 14 hari pada bayi kurang bulan Bilirubin direk gt2 mgdL

              19

              Sebagai neonatus terutama bayi prematur menunjukkan gejala ikterus pada hari pertama Ikterus ini biasanya timbul pada hari kedua kemudian menghilang pada hari ke sepuluh atau pada akhir minggu ke dua Bayi dengan gejala ikterus ini tidak sakit dan tidak memerlukan pengobatan kecuali dalam pengertian mencegah terjadinya penumpukan bilirubin tidak langsung yang berlebihan

              Ikterus dengan kemungkinan besar menjadi patologik dan memerlukan pemeriksaan yang mendalam antara lain (6)

              Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama Bilirubin serum meningkat lebih dari 5 mg per hari Bilirubin melebihi 10mg pada bayi cukup bulan Bilirubin melebihi 15mg pada bayi prenatur Ikterus yang menetap sesudah minggu pertama Ikterus dengan bilirubin langsung melebihi 1mgpada setiap

              waktu Ikterus yang mempunyai hubungan dengan penyakit hemoglobin

              infeksi atau suatu keadaan patologik lain yang telah diketahui

              Pembagian derajat ikterus

              Berdasarkan Kramer dapat dibagi (4)

              Derajat ikterus Daerah ikterus Perkiraan kadar bilirubin

              I

              II

              III

              IV

              V

              Kepala dan leher

              Sampai badan atas (diatas umbilicus)

              Sampai badan bawah (dibawah umbilicuks hingga tungkai atas diatas lutut)

              Sampai lengan tungkai bawah lutut

              Sampai telapak tangan dan kaki

              50 mg

              90mg

              114mg

              124mg

              160mg

              20

              Pemeriksaan penunjang

              Pemeriksaan Laboratorium (4)

              Pemeriksaan serum bilirubin (bilirubin total dan direk) harus dilakukan pada neonatus yang mengalami ikterus Terutama pada bayi yang tampak sakit atau bayi-bayi yang tergolong risiko tinggi terserang hiperbilirubinemia berat Namun pada bayi yang mengalami ikterus berat lakukan terapi sinar sesegera mungkin jangan menunda terapi sinar dengan menunggu hasil

              pemeriksaan kadar serum bilirubin

              lsquoTranscutaneous bilirubin (TcB)rsquo dapat digunakan untuk menentukan kadar serum bilirubin total tanpa harus mengambil sampel darah Namun alat ini hanya valid untuk kadar bilirubin total lt 15 mgdL (lt257 μmolL) dan tidak lsquoreliablersquo pada kasus ikterus yang sedang mendapat

              terapi sinar 511

              Pemeriksaan tambahan yang sering dilakukan untuk evaluasi menentukan penyebab ikterus antara lain

              bull Golongan darah dan lsquoCoombs testrsquo bull Darah lengkap dan hapusan darah bull Hitung retikulosit skrining G6PD atau ETCOc

              bull Bilirubin direk

              Pemeriksaan serum bilirubin total harus diulang setiap 4-24 jam tergantung usia bayi dan tingginya kadar bilirubin Kadar serum albumin juga perlu diukur untuk menentukan pilihan

              terapi sinar ataukah tranfusi tukar

              21

              TABLE 1 Laboratory Evaluation of the Jaundiced Infant of 35 or More Weeksrsquo GestationIndications Assessments

              Jaundice in first 24 h Measure TcB andor TSBJaundice appears excessive for infantrsquos age Measure TcB andor TSBInfant receiving phototherapy or TSB rising rapidly (ie crossing percentiles [Fig 2]) and unexplained by history and physical examination

              Blood type and Coombsrsquo test if not obtained with cord bloodComplete blood count and smearMeasure direct or conjugated bilirubinIt is an option to perform reticulocyte count G6PD and ETCOc if availableRepeat TSB in 4ndash24 h depending on infantrsquos age and TSB level

              TSB concentration approaching exchange levels or not responding to phototherapy

              Perform reticulocyte count G6PD albumin ETCOc if available

              Elevated direct (or conjugated) bilirubin level Do urinalysis and urine culture Evaluate for sepsis if indicated by history and physical examination

              Jaundice present at or beyond age 3 wk or sick infant

              Total and direct (or conjugated) bilirubin level

              If direct bilirubin elevated evaluate for causes of cholestasisCheck results of newborn thyroid and galactosemia screen and evaluate infant for signs or symptoms of hypothyroidism

              22

              Diagnosis (1 2 4 7)

              Dari anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium terdapat beberapa faktor

              Faktor risiko terjadinya hiperbilirubinaemia berat 1 Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama (usia bayi lt 24 jam) 2 Inkompatibilitas golongan darah (dengan lsquoCoombs testrsquo positip) 3 Usia kehamilan lt 38 minggu 4 Penyakit-penyakit hemolitik (G6PD lsquoend tidalrsquo CO 1048757)

              5 Ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya 6 Hematoma sefal lsquobruisingrsquo 7 ASI eksklusif (bila berat badan turun gt 12 BB lahir) 8 Ras Asia Timur jenis kelamin laki-laki usia ibu lt 25 tahun 9 Ikterus sebelum bayi dipulangkan 10 lsquoInfant Diabetic Motherrsquo makrosomia 11 Polisitemia

              23

              Anamnesis 1 Riwayat kehamilan dengan komplikasi (obat-obatan ibu DM gawat janin malnutrisi intra

              uterin infeksi intranatal)

              2 Riwayat persalinan dengan tindakan komplikasi

              3 Riwayat ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya

              4 Riwayat inkompatibilitas darah

              5 Riwayat keluarga yang menderita anemia pembesaran hepar dan limpa

              Pemeriksaan Fisik Secara klinis ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau beberapa

              hari kemudian Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar yang cukup Ikterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa tidak terlihat dengan penerangan yang kurang terutama pada neonatus yang kulitnya gelap Penilaian ikterus akan lebih sulit lagi apabila penderita sedang mendapatkan terapi sinar

              Tekan kulit secara ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna kulit dan

              jaringan subkutan Waktu timbulnya ikterus mempunyai arti penting pula dalam

              diagnosis dan penatalaksanaan penderita karena saat timbulnya ikterus mempunyai

              kaitan erat dengan kemungkinan penyebab ikterus tersebut

              Pemeriksaan Penunjang

              Pemeriksaan kadar bilirubinBertujuan untuk mengetahui tingkat kerusakan yang masih akan timbul akibat toksisitas kadar bilirubin yang sangat tinggi

              Pemeriksaan fungsi otak EEGBertujuan untuk mengetahui sejauh mana kerusakan otak yang telah terjadi

              24

              Penatalaksanaan (7)

              ManajemenStrategi mengelola bayi baru lahir dengan hiperbilirubinemia meliputi pencegahan penggunaan farmakologi fototerapi dan transfusi tukar (1 7)

              1 Strategi pencegahan hiperbirubinemia(1) Pencegahan primer

              Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya paling sedikit 8-12 kali per hari untuk beberapa hari pertama

              Tidak memberikan cairan tambahan rutin seperti dekstrose atau air pada bayi yang mendapat ASI dan tidak mengalami dehidrasi (1 7)

              (2) Pencegahan sekunder Semua wanita hamil harus diperiksa golongan darah ABO dan rhesus serta penyaringan

              serum untuk antibodi isoimun yang tidak biasa Jika golongan darah ibu tidak diketahui atau Rh negatif dilakukan pemeriksaan

              antibodi direk (tes coombs) golongan darah dan tipe Rh darahtali pusat bayi

              25

              Jika golongan darah ibu O Rh positif terdapat pilihan untuk dilakukan tesgolongan darah dan tes coombs pada darah tali pusat bayi tetapi hal itu tidak diperlukan jikan dilakukan pengawasan penilaian terhadap resiko sebelum keluar RS dan tindak lanjut yang memadai

              Harus memastikan bahwa semua bayi secara rutin dimonitor terhadap timbulnya ikterus dan menetapkan protokol terhadap penilaian ikterus yang harus dinilai saat memeriksa tanda vital bayi tetapi tidak kurang dari setiap 8-12 jam (1 7)

              (3) Evaluasi laboraturium Pengukuran kadar bilirubin harus dilakukan pada setiap bayi yang mengalami ikterus

              dalam 24 jam pertama setelah lahir Pengukuran kadar bilirubin harus dilakukan jika tampak ikterus yang berlebihan Semua kadar bilirubin harus diintrepretasikan sesuai dengan umur bayi dalam jam(1 7)

              (4) Penyebab kuning Bayi yang mengalami peningkatan bilirubin direk atau konjugasi harus dilakukan analisis

              dan kultur urin Bayi sakit dan ikterus pada umur atau lebih dari 3 minggu harus dilakukan pemeriksaan

              bilirubin total dan direk untuk mengidentifikasi adanya kolestatis Jika kadar bilirubin direk meningkat dilakukan evaluasi tambahan mencari penyebab

              kolestatis Pemeriksaan kadar G6PD direkomendasikan untuk bayi ikterus yang

              mendapat fototerapi dan dengan riwayat keluarga atau asal geografis yang menunjukkan kecenderungan defisiensi G6PD atau pada bayi dengan respon fototerapi buruk (1 7)

              (5) Penilaian resiko sebelum bayi dipulangkan Setiap bayi harus dinilai terhadap resiko berkembangnya hiperbilirubinemia berat (1 7)

              (6) Kebijakan dan prosedur rumah sakit RS harus memberikan informasi tertulis dan lisan kepada orang tua mengenai kuning

              perlunya monitor terhadap kuning dan anjuran bagaimana monitoring harus dilakukan (1

              7)

              (7) Pengelolaan bayi dengan ikterus yang mendapat ASI Observasi semua fese awal bayi pertimbangkan untuk merangsang pengeluaran jika

              feses keluar dalam waktu 24 jam Segera mulai menyusui dan beri sesering mungkin Menyusui yang sering dengan waktu

              yang singkat lebih efektif dibandingkan dengan menyusui yang lama dengan frekuensi yang jarang walaupun total waktu yang diberikan sama

              Tidak dianjurkan pemberian air dektrosa atau formula pengganti Observasi berat badan BAK dan BAB yang berhubungan dengan pola menyusui

              26

              Ketika kadar bilirubin mencapai 15mgdL tingkatkan pemberian minum rangsang pengeluaran atau produksi ASI dengan cara memompa dan menggunakan protokol penggunaan fototerapi yang dikeluarkan AAP

              Tidak terdapat bukti bahwa early jaundice berhubungan dengan abnormalitas ASI sehingga penghentian menyusui sebagai suatu upaya hanya diindikasikan jika ikterus menetap lebih dari 6 hari atau meningkat diatas 20 mgdL atau ibumemiliki riwayat bayi sebelumnya terkena kuning (1 7)

              2 Penggunaan Farmakoterapi

              a) Imunoglobulin intravena telah digunakan pada bayi ndash bayi dengan rhesus yang berat dan inkompatibilitas ABO untuk menekan hemolisis isoimun dan menurunkan tindakan transfusi tukar

              b) Fenobarbital merangsang aktivitas dan konsentrasi UDPG ndash T dan ligandin serta dapat meningkatkan jumlah tempat ikatan bilirubin sehingga konjugasi bilirubin berlangsung lebih cepat Pemberian phenobarbital untuk mengobatan hiperbilirubinemia pada

              27

              neonatus selama tiga hari baru dapat menurunkan bilirubin serum yang berarti Bayi prematur lebih banyak memberikan reaksi daripada bayi cukup bulan Phenobarbital dapat diberikan dengan dosis 8 mgkg berat badan sehari mula-mula parenteral kemudian dilanjutkan secara oral Keuntungan pemberian phenobarbital dibandingkan dengan terapi sinar ialah bahwa pelaksanaanya lebih murah dan lebih mudah Kerugiannya ialah diperlukan waktu paling kurang 3 hari untuk mendapat hasil yang berarti

              c) Metalloprotoprophyrin adalah analog sintesis heme

              d) Tin ndash Protoporphyrin (Sn ndash Pp) dan Tin ndash Mesoporphyrin ( Sn ndash Mp ) dapat menurunkan kadar bilirubin serum

              e) Pemberian inhibitor b - glukuronidasi seperti asam L ndash aspartik dan kasein holdolisat dalam jumlah kecil (5 mldosis ndash 6 kalihari ) pada bayi sehat cukup bulan yang mendapat ASI dan meningkatkan pengeluaran bilirubin feses dan ikterus menjadi berkurang dibandingkan dengan bayi control (13 7)

              3 Fototerapi Pengaruh sinar terhadap ikterus pertama sekali diperhatikan dan dilaporkan oleh seorang

              perawat di salah satu rumah sakit di Inggris Perawat Ward melihat bahwa bayi ndash bayi yang mendapat sinar matahari di bangsalnya ternyata ikterusnya lebih cepat menghilang dibandingkan bayi ndash bayi lainnya Cremer (1958) yang mendapatkan laporan tersebut mulai melakukan penyelidikan mengenai pengaruh sinar terhadap hiperbilirubinemia ini Dari penelitiannya terbukti bahwa disamping pengaruh sinar matahari sinar lampu tertentu juga mempunyai pengaruh dalam menurunkan kadar bilirubin pada bayi ndash bayi prematur lainnya6Sinar fototerapi akan mengubah bilirubin yang ada di dalam kapiler-kapiler superfisial dan ruang-ruang usus menjadi isomer yang larut dalam air yang dapat diekstraksikan tanpa metabolisme lebih lanjut oleh hati Maisels seorang peneliti bilirubin menyatakan bahwa fototerapi merupakan obat perkutan3 Bila fototerapi menyinari kulit akan memberikan foton-foton diskrit energi sama halnya seperti molekul-molekul obat sinar akan diserap oleh bilirubin dengan cara yang sama dengan molekul obat yang terikat pada reseptor (1 5 7)

              Molekul-molekul bilirubin pada kulit yang terpapar sinar akan mengalami reaksi fotokimia yang relatif cepat menjadi isomer konfigurasi dimana sinar akan merubah bentuk molekul bilirubin dan bukan mengubah struktur bilirubin Bentuk bilirubin 4Z 15Z akan berubah menjadi bentuk 4Z15E yaitu bentuk isomer nontoksik yang bisa diekskresikan Isomer bilirubin ini mempunyai bentuk yang berbeda dari isomer asli lebih polar dan bisa diekskresikan dari hati ke dalam empedu tanpa mengalami konjugasi atau membutuhkan pengangkutan khusus untuk ekskresinya Bentuk isomer ini mengandung 20 dari jumlah bilirubin serum Eliminasi melalui urin dan saluran cerna sama-sama penting dalam mengurangi muatan bilirubin Reaksi fototerapi menghasilkan suatu fotooksidasi melalui proses yang cepat Fototerapi juga menghasilkan

              28

              lumirubin dimana lumirubin ini mengandung 2 sampai 6 dari total bilirubin serum Lumirubin diekskresikan melalui empedu dan urinLumirubin bersifat larut dalam air (5)

              Mekanisme fototerapi Penelitian Sarici mendapatkan 105 neonatus cukup bulan dan 255 neonatus kurang bulan menderita hiperbilirubinemia yang signifikan dan membutuhkan fototerapi

              29

              Fototerapi diindikasikan pada kadar bilirubin yang meningkat sesuai dengan umur pada neonatus cukup bulan atau berdasarkan berat badan pada neonatus kurang bulan sesuai dengan rekomendasi American Academy of Pediatrics (AAP) (5)

              Sinar FototerapiSinar yang digunakan pada fototerapi adalah suatu sinar tampak yang merupakan suatu

              gelombang elektromagnetik Sifat gelombang elektromagnetik bervariasi menurut frekuensi dan panjang gelombang yang menghasilkan spektrum elektromagnetik Spektrum dari sinar tampak ini terdiri dari sinar merah oranye kuning hijau biru dan ungu Masing masing dari sinar memiliki panjang gelombang yang berbeda beda

              Panjang gelombang sinar yang paling efektif untuk menurunkan kadar bilirubin adalah sinar biru dengan panjang gelombang 425-475 nmSinar biru lebih baik dalam menurunkan kadar bilirubin dibandingkan dengan sinar biru-hijau sinar putih dan sinar hijau Intensitas sinar adalah jumlah foton yang diberikan per sentimeter kuadrat permukaan tubuh yang terpapar Intensitas yang diberikan menentukan efektifitas fototerapi semakin tinggi intensitas sinar maka semakin cepat penurunan kadar bilirubin serumIntensitas sinar yang ditentukan sebagai Wcm2nm

              Intensitas sinar yang diberikan menentukan efektivitas dari fototerapi Intensitas sinar diukur dengan menggunakan suatu alat yaitu radiometer fototerapi2836 Intensitas sinar ge 30 μWcm2nm cukup signifikan dalam menurunkan kadar bilirubin untuk intensif fototerapi Intensitas sinar yang diharapkan adalah 10 ndash 40 μWcm2nm Intensitas sinar maksimal untuk fototerapi standard adalah 30 ndash 50 μWcm2nm Semakin tinggi intensitas sinar maka akan lebih besar pula efikasinya

              Faktor-faktor yang berpengaruh pada penentuan intensitas sinar ini adalah jenis sinar panjang gelombang sinar yang digunakan jarak sinar ke neonatus dan luas permukaan tubuh neonatus yang disinari serta penggunaan media pemantulan sinar

              Intensitas sinar berbanding terbalik dengan jarak antara sinar dan permukaan tubuh Cara mudah untuk meningkatkan intensitas sinar adalah menggeser sinar lebih dekat pada bayi

              Rekomendasi AAP menganjurkan fototerapi dengan jarak 10 cm kecuali dengan menggunakan sinar halogenSinar halogen dapat menyebabkan luka bakar bila diletakkan terlalu dekat dengan bayi Bayi cukup bulan tidak akan kepanasan dengan sinar fototerapi berjarak 10 cm dari bayi Luas permukaan terbesar dari tubuh bayi yaitu badan bayi harus diposisikan di pusat sinar tempat di mana intensitas sinar paling tinggi

              Tabel 1 Rekomendasi AAP penanganan hiperbilirubinemia pada neonatus sehat dan cukup bulan (1 3 7)

              Usia ( jam ) Pertimbangan terapi sinar

              Terapi sinar Transfusi tukar Transfusi tukar dan terapi sinar

              25-48 gt12mgdl(gt200 micromolL)

              gt15 mgdl( gt250 micromolL)

              gt20 mgdl(gt340 micromolL)

              gt25 mgdl(425 micromolL)

              30

              49-72 gt15mgdl(gt250 micromolL)

              gt18 mgdl(gt300micromolL)

              gt25mgdl(425 micromolL)

              gt30 mgdl(510micromolL)

              gt72 gt17 mgdl(gt290 micromolL)

              gt20mgdl(gt340micromolL

              gt25mgdl(gt425 micromolL)

              gt30mgdl(gt510 micromolL)

              Tabel 2 Tatalaksana hiperbilirubinemia pada Neonatus Kurang Bulan Sehat dan Sakit ( gt37 minggu ) (1 3 7)

              Neontaus kurang bulan sehat Kadar Total Bilirubin Serum (mgdl)

              Neontaus kurang bulan sakit Kadar Total Bilirubin Serum (mgdl)

              Berat Terapi sinar Transfusi tukar

              Terapi sinar Transfusi tukar

              Hingga 1000 g 5-7 10 4-6 8-101001-1500 g 7-10 10-15 6-8 10-121501-2000 g 10 17 8-10 15gt2000 g 10-12 18 10 17

              Kontraindikasi fototerapi adalah pada kondisi dimana terjadi peningkatan kadar bilirubin direk yang disebabkan oleh penyakit hati atau obstructive jaundice Komplikasi terapi sinar

              Setiap cara pengobatan selalu akan disertai efek samping Di dalam penggunaan terapi sinar penelitian yang dilakukan selama ini tidak memperlihatkan hal yang dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi baik komplikasi segaera ataupun efek lanjut yang terlihat selama ini ebrsifat sementara yang dapat dicegah atau ditanggulangi dengan memperhatikan tata cara pengunaan terapi sinar yang telah dijelaskan diatas (5)

              Kelainan yang mungkin timbul pada terapi sinar antara lain

              1 Peningkatan ldquoinsensible water lossrdquo pada bayiHal ini terutama akan terlihat pada bayi yang kurnag bulan Oh dkk (1972) melaporkan kehilangan ini dapat meningkat 2-3 kali lebih besar dari keadaan biasa Untuk hal ini pemberian cairan pada penderita dengan terapi sinar perlu diperhatikan dengan sebaiknya

              2 Frekuensi defekasi yang meningkat

              31

              Banyak teori yang menjelaskan keadaan ini antara lain dikemukankan karena meningkatnya peristaltik usus (Windorfer dkk 1975) Bakken (1976) mengemukakan bahwa diare yang terjadi akibat efek sekunder yang terjadi pada pembentukan enzim lactase karena meningkatnya bilirubin indirek pada usus Pemberian susu dengan kadar laktosa rendah akan mengurangi timbulnya diare Teori ini masih belum dapat dipertentangkan (Chung dkk 1976)

              3 Timbulnya kelainan kulit yang sering disebut ldquoflea bite rashrdquo di daerah muka badan dan ekstremitas Kelainan ini segera hilang setelah terapi dihentikan Pada beberapa bayi dilaporkan pula kemungkinan terjadinya bronze baby syndrome (Kopelman dkk 1976) Hal ini terjadi karena tubuh tidak mampu mengeluarkan dengan segera hasil terapi sinar Perubahan warna kulit yang bersifat sementara ini tidak mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi

              4 Gangguan retinaKelainan retina ini hanya ditemukan pada binatang percibaan (Noel dkk 1966) Pnelitain Dobson dkk 1975 tidak dapat membuktikan adanya perubahan fungsi mata pada umumnya Walaupin demikian penyelidikan selanjutnya masih diteruskan

              5 Gangguan pertumbuhanPada binatang percobaan ditemukan gangguan pertumbuhan (Ballowics 1970) Lucey (1972) dan Drew dkk (10976) secara klinis tidak dapat menemukan gangguan tumbuh kembang pada bayi yang mendapat terapi sinar Meskipun demikian hendaknya pemakaian terapi sinar dilakukan dengan indikasi yang tepat selama waktu yang diperlukan

              6 Kenaikan suhuBeberapa penderita yang mendapatkan terapi mungkin memperlihatkan kenaikan suhu Bila hal ini terjadi terapi dapat terus dilanjutkan dengan mematikan sebagian lampu yang dipergunakan

              7 Beberapa kelainan lain seperti gangguan minum letargi iritabilitas kadang-kadang ditemukan pada penderita Keadaan ini hanya bersifat sementara dan akan menghilang dengan sendirinya

              8 Beberapa kelainan yang sampai saat ini masih belim diketahui secara pasti adalah kelainan gonad adanya hemolisis darah dan beberapa kelainan metabolisme lain

              Sampai saat ini tampaknya belum ditemukan efek lanjut terapi sinar pada bayi Komplikasi segera juga bersifat ringan dan tidak berarti dibandingkan dengan manfaat penggunaannya Mengingat hal ini adalah wajar bila terapi sinar mempunyai tempat tersendiri dalam penatalaksanaan hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir

              Tranfusi Tukar

              32

              Transfusi tukar adalah suatu tindakan pengambilan sejumlah kecil darah yang dilanjutkan dengan pengembalian darah dari donor dalam jumlah yang sama yang dilakukan berulang-ulang sampai sebagian besar darah penderita tertukar (Friel 1982) (1 5)

              Pada hiperbilirubinemia tindakan ini bertujuan mencegah terjadinya ensefalopati bilirubin dengan cara mengeluarkan bilirubin indirek dari sirkulasi Pada bayi dengan isoimunisasi transfusi tukar memiliki manfaat tambahan karena membantu mengeluarkan antibodi maternal dari sirkulasi bayi Sehingga mencegah hemolisis lebih lanjut dan memperbaiki anemia (5)

              Darah Donor Untuk Tranfusi Tukar (1 5)

              1 Darah yang digunakan golongan O

              2 Gunakan darah baru Kerjasama dengan dokter kandungan dan Bank Darah adalah penting untuk persiapan kelahiran bayi yang membutuhkan tranfusi tukar

              3 Pada penyakit hemolitik rhesus jika darah disiapkan sebelum persalinan harus golongan O dengan rhesus (-) crossmatched terhadap ibu Bila darah disiapkan setelah kelahiran dilakukan juga crossmatched terhadap bayi

              4 Pada inkomptabilitas ABO darah donor harus golongan O rhesus (-) atau rhesus yang sama dengan ibu dan bayinya Crossmatched terhadap ibu dan bayi yang mempunyai titer rendah antibodi anti A dan anti B Biasanya menggunakan eritrosit golongan O dengan plasma AB untuk memastikan bahwa tidak ada antibodi anti A dan anti B yang muncul

              5 Pada penyakit hemolitik isoimun yang lain darah donor tidak boleh berisi antigen tersensitisasi dan harus di crossmatched terhadap ibu

              33

              6 Pada hiperbilirubinemia yang nonimun darah donor ditiping dan crossmatched terhadap plasma dan eritrosit pasienbayi

              7 Tranfusi tukar biasanya memakai 2 kali volume darah (2 volume exchange) ---- 160 mLkgBB sehingga diperoleh darah baru sekitar 87

              Teknik Transfusi Tukar (1 5)

              a SIMPLE DOUBLE VOLUME

              Push-Pull tehnique jarum infus dipasang melalui kateter vena umbilikalis vena saphena magna Darah dikeluarkan dan dimasukkan bergantian

              b ISOVOLUMETRIC

              Darah secara bersamaan dan simultan dikeluarkan melalui arteri umbilikalis dan dimasukkan melalui vena umbilikalis dalam jumlah yang sama

              c PARTIAL EXCHANGE TRANFUSION

              Tranfusi tukar sebagian dilakukan biasanya pada bayi dengan polisitemia

              Di Indonesia untuk kedaruratan transfusi tukar pertama menggunakan golongan darah O rhesus positif (1 5)

              Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

              Kebutuhan

              Rumus

              lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2 lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

              Hct sekarang Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

              (Hb donor ndash Hb sekarang) BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang) (PCV donor)

              Indikasi

              Hingga kini belum ada kesepakatan global mengenai kapan melakukan transfusi tukar pada hiperbilirubinemia Indikasi transfusi tukar berdasarkan keputusan WHO tercantum dalam tabel 2 (1 5)

              34

              Tabel 3 Indikasi Transfusi Tukar Berdasarkan Kadar Bilirubin Serum

              UsiaBayi Cukup Bulan Sehat

              Dengan Faktor Risiko

              Hari mgdL mgDl

              Hari ke-1 15 13

              Hari ke-2 25 15

              Hari ke-3 30 20

              Hari ke-4 dan seterusnya

              30 20

              Bila transfusi tukar memungkinkan untuk dilaksanakan di tempat atau bayi bisa dirujuk secara cepat dan aman ke fasilitas lain dan kadar bilirubin bayi telah mencapai kadar di atas sertakan contoh darah ibu dan bayi (5)

              Tabel 4 Indikasi Transfusi Tukar Pada Bayi Berat Badan Lahir Rendah

              Berat badan (gram)KadKadar Bilirubin (mgdL)

              ltgt gt lt1000 10-12

              1000-1500 12-15

              1500-2000 15-18

              2000-2500 18-20

              Pada penyakit hemolitik segera dilakukan tranfusi tukar apabila ada indikasi

              a Kadar bilirubin tali pusat gt 45 mgdL dan kadar Hb rendah

              b Kadar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam walaupun sedang mendapatkan terapi sinar

              35

              c Selama terapi sinar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam dan kadar Hb 11 ndash 13 grdL

              d Didapatkan anemia yang progresif walaupun kadar bilirubin dapat dikontrol secara adekuat dengan terapi sinar

              Transfusi tukar harus dihentikan apabila terjadi

              Emboli (emboli bekuan darah) trombosis

              Hiperkalemia hipernatremia hipokalsemia asidosis hipoglikemia

              Gangguan pembekuan karena pemakaian heparin

              Perforasi pembuluh darah

              Komplikasi tranfusi tukar (1)

              1 Hipokalsemia dan hipomagnesia

              2 Hipoglikemia

              3 Gangguan keseimbangan asam basa

              4 Hiperkalemia

              5 Gangguan kardiovaskular

              Perforasi pembuluh darah

              Emboli

              Infark

              Aritmia

              Volume overload

              Arrest

              6 Pendarahan Trombositopenia Defisiensi factor pembekuan

              7 Infeksi8 Hemolisis9 Graft-versus host disease10 Lain-lain hipotermia hipertermia dan kemungkinan terjadinya enterokolitis

              nekrotikans

              36

              Perawatan pasca tranfusi tukar Lanjutkan dengan terapi sinar Awasi ketat kemungkinan terjadinya komplikasi

              37

              38

              DAFTAR PUSTAKA1 Staf pengajar Ilmu kesehatan anak FKUI Gastroenterologi Ilmu Kesehatan Anak Jilid I

              Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1985 hal 283-3102 Noerasid N amp dkk gastrienteritis ( Diare ) Akut Gastroenterologi Anak Praktis Bagian Ilmu

              Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1988 hal 51-763 Firmansyah A dkk Penyakit Radang Usus Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak ed Markum H

              dkk Jilid 1 bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia hal 448-474

              4 Staf Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM Panduan Pelayanan Medis Jakarta 20055 wwwemedicinecompedtopic583htmdiarrheaJully2005 6 Reisinger ECdkkDiarrhea Caused by primarily Non-Gastrointestinal Infection

              wwwmedscapecomviewarticle505473 Nature Clinical Practical Gastroenterology amp Hepatology

              7 Pray Sddk Diarrhea Causes dan Self-Care Treatments wwwmedscapecomviewarticle407636 US Pharmacist

              8 Soegijanto Soegeng Prof DR Ilmu Penyakit Anak Diagnosa Dan Penatalaksanaan Edisi pertama Jakarta Salemba Medika 2002

              9 Mansjoer A Kuspuji T dkk Kapita Selekta Kedokteran Edisi III Jilid 2 Cetakan kelima Jakarta Media Aesculapius 2002

              10 Suharyono Aswitha B EM Halimun Gastroenterologi Anak Praktis cetakan ke-4 Jakarta Gaya Baru 2003

              11 Sari Dina Kartika Hanifah Mirzanie Desy K A Leksana Buku Saku Pediatrica Edisi 2 Jogjakarta Tosca Enterprise 2006

              12 http wwwKeep Kids Healthycom ndash Diarrhea in Children13 Subijanto Reza Ranuh Liek Djupri Pitono Soeparto Management Diare Pada Bayi Dan

              Anak (Diarrheal Management In Infant And Children) Buletin Ilmu Kesehatan Anak Thn XXX No 11 2003

              14 http www Pediatricscom -- Lactobacillus Therapy for Acute Infectious Diarrhea in Children A Meta-analysis -- Van Niel et almht

              15 Tjokronegoro Arjatmo Prof Dr dr Hendra Utama Sp FK Updates In Pediatric Emergencies FKUI Jakarta 2002

              39

              • Diagnosis (1 2 4 7)
              • Anamnesis
              • Pemeriksaan Fisik
                • Teknik Transfusi Tukar (1 5)
                  • DAFTAR PUSTAKA

                Rangsang meningeal kaku kuduk (-) brudzinski I (-) brudzinski II (-) kernig (-) Refleks fisiologis biseps ++ triseps ++ KPR ++ APR ++ Refleks patologis babinski --

                A Hiperbilirubinaemia

                P Terapi sinar (blue light)

                04 Agustus 2015 S KuningOKeadaan umum tampak sakit sedangKesadaran composmentis (GCS E4 V5 M6)Frekuensi nadi 105 xmenitFrekuensi napas 24 xmenitSuhu 3740CKepala bulat normosefali Rambut dan kulit kepala tidak ada kelainan

                Mata konjungtiva anemis -- sclera ikterik ++Hidung tidak ada kelainan

                Telinga tidak ada kelainan Mulut mukosa bibir lembab sianosis sirkum oral (-)

                Leher kelenjar getah bening tidak teraba membesar Thoraks Paru Inspeksi pergerakan dinding dada simetris retraksi iga (-)

                Palpasi stem fremitus simetris kiri dan kanan Auskultasi bunyi napas dasar vesikular ronki -- wheezing--

                Jantung Inspeksi ictus cordis tidak terlihat Palpasi ictus cordis tidak terabaAuskultasi bunyi jantung I dan II normal murmur (-) gallop (-)

                Abdomen Inspeksi perut tampak mendatarAuskultasi bising usus 4xmenit

                Palpasi supel turgor cukup nyeri tekan (-)Perkusi timpani

                Anus dan rektum dalam batas normal Genitalia tidak ada kelainan Anggota gerak akral hangat sianosis (-) capillary refill lt 2 detik Tulang belakang tidak ada kelainan

                8

                Kulit turgor cukup Rangsang meningeal kaku kuduk (-) brudzinski I (-) brudzinski II (-) kernig (-) Refleks fisiologis biseps ++ triseps ++ KPR ++ APR ++ Refleks patologis babinski --

                A Hiperbilirubinaemia

                P Terapi sinar (blue light)

                BAB IIILANDASAN TEORI

                Definisi

                Hiperbilirubinemia adalah peningkatan kadar plasma bilirubin 2 standar deviasi atau lebih dari kadar yang diharapkan berdasarkan umur bayi atau lebih dari presentil 90 (1 2 3)

                9

                Epidemiologi

                Angka kematian bayi (AKB) di Indonesia pada tahun 1997 tercatat sebanyak 414 per 1000 kelahiran hidup Dalam upaya mewujudkan visi ldquoIndonesia Sehat 2010rdquo maka salah satu tolok ukur adalah menurunnya angka mortalitas dan morbiditas neonatus dengan proyeksi pada tahun 2025 AKB dapat turun menjadi 18 per 1000 kelahiran hidup Salah satu penyebab mortalitas pada bayi baru lahir adalah ensefalopati bilirubin (lebih dikenal sebagai kernikterus) Ensefalopati bilirubin merupakan komplikasi ikterus neonatorum yang paling berat Selain memiliki angka mortalitas yang tinggi juga dapat menyebabkan gejala sisa berupa cerebral palsy tuli nada tinggi paralisis dan displasia dental yang sangat mempengaruhi kualitas hidup Ikterus neonatorum merupakan fenomena biologis yang timbul akibat tingginya produksi dan rendahnya ekskresi bilirubin selama masa transisi pada neonatus Pada neonatus produksi bilirubin 2 sampai 3 kali lebih tinggi dibanding orang dewasa normal Hal ini dapat terjadi karena jumlah eritosit pada neonatus lebih banyak dan usianya lebih pendek Banyak bayi baru lahir terutama bayi kecil (bayi dengan berat lahir lt 2500 g atau usia gestasi lt37 minggu) mengalami ikterus pada minggu pertama kehidupannya Data epidemiologi yang ada menunjukkan bahwa lebih 50 bayi baru lahir menderita ikterus yang dapat dideteksi secara klinis dalam minggu pertama kehidupannya Pada kebanyakan kasus ikterus neonatorum kadar bilirubin tidak berbahaya dan tidak memerlukan pengobatan Sebagian besar tidak memiliki penyebab dasar atau disebut ikterus fisiologis yang akan menghilang pada akhir minggu pertama kehidupan pada bayi cukup bulan Sebagian kecil memiliki penyebab seperti hemolisis septikemi penyakit metabolik (ikterus non-fisiologis)

                Hiperbilirubinemia bisa disebabkan proses fisiologis atau patologis atau kombinasi keduanya Risiko hiperbilirubinemia meningkat pada bayi yang mendapat ASI bayi kurang bulan dan bayi yang mendekati cukup bulan Neonatal hiperbilirubinemia terjadi karena peningkatan produksi atau penurunan clearance bilirubin dan lebih sering terjadi pada bayi imatur (1 2 3 5)

                Bayi yang diberikan ASI memiliki kadar bilirubin serum yang lebih tinggi dibanding bayi yang diberikan susu formula Hal tersebut mungkin disebabkan oleh beberapa factor antara lain (1 2 3)

                Asupan cairano Kelaparan

                o Frekuensi menyusui

                o Kehilangan berat badandehidrasi

                Hambatan ekskresi bilirubin hepatico Pregnandiol

                o Lipase-free fatty acids

                o Unidentified inhibitor

                10

                Intestinal reabsorption of bilirubino Pasase mekonium terlambat

                o Pembentukan urobilinoid bakteri

                o Beta-glukoronidase

                o Hidrolisis alkaline

                o Asam empedu

                Hiperbilirubinemia yang signifikan dalam 36 jam pertama biasanya disebabkan karena peningkatan produksi bilirubin (terutama karena hemolisis) karena pada periode ini hepatic clearance jarang memproduksi bilirubin lebih 10 mgdL Peningkatan penghancuran haemoglobin 1 akan meningkatkan kadar bilirubin 4 kali lipat (1)

                Sedangkan ikterus neonatorum adalah keadaan klinis pada bayi yang ditandai oleh pewarnaan ikterus pada kulit dan sclera akiat akumulasi bilirubin tidak terkonjugasi yang berlebih Ikterus secara klinis akan mulai tampak pada bayi baru lahir bila kadar bilirubin darah 5-7 mgdL Ikterus dibagi menjadi dua yaitu ikterus fisiologis dan ikterus non-fisiologis (1 2 3)

                11

                Ikterus fisiologis merupakan masalah yang sering terjadi pada bayi kurang maupun cukup bulan selama minggu pertama kehidupan yang frekuensinya pada bayi cukup bulan dan kurang bulan berturut-turut adalah 50-60 dan 80 Untuk kebanyakan bayi fenomena ini ringan dan dapat membaik tanpa pengobatan Ikterus fisiologis tidak disebabkan oleh factor tunggal tapi kombinasi dari berbagai factor yang berhubungan dengan maturitas fisiologis bayi baru lahir Peningkatan kadar bilirubin tidak terkonjugasi dalam sirkulasi pada bayi baru lahir disebabkan oleh kombinasi peningkatan ketersediaan bilirubin dan penurunan clearance bilirubin Umumnya kadar bilirubin tak terkonjugasi pada minggu pertama gt 2 mgdL Pada bayi cukup bulan yang mendapat susu formula kadar bilirubin akan mencapai puncaknya sekitar 6-8 mgdL pada hari ke-3 kehidupan dan kemudian akan menurun cepat selama 2-3 hari diikuti dengan penurunan yang lambat sebesar 1 mgdL selama 1 samapi 2 minggu (1 2 3)

                Pada bayi cukup bulan yang mendapat ASI kadar bilirubin puncak akan mencapai kadar yang lebih tinggi (7-14 mgdL) dan penurunan terjadi lebih lambat Bisa terjadi dalam waktu 2-4 minggu bahkan dapat mencapai waktu 6 minggu Pada bayi kurang bulan yang mendapat susu formula juga akan mengalami peningkatan dengan puncak yang lebih tinggi dan lebih lama begitu juga dengan penurunannya jika tidak diberikan fototerapi pencegahan Peningkatan sampai 10-12 mgdL masih dalam kisaran fisiologis bahkan hingga 15 mgdL tanpa disertai kelainan metabolisme bilirubin Kadar normal bilirubin tali pusat kurang dari 2 mgdL dan berkisar dari 14 sampai 19 mgdL (1 2 3)

                Ikterus non fisiologis dulu disebut dengan ikterus patologis tidak mudah dibedakan dari ikterus fisiologis Keadaan di bawah ini merupakan petunjuk untuk tindak lanjut (1 2 3 6)

                Ikterus terjadi sebelum umur 24 jam

                Setiap peningkatan kadar bilirubin serum yang memerlukan fototerapi

                Peningkatan kadar bilirubin total serum gt 05 mgdLjam

                Adanya tanda-tanda penyakit yang mendasari pada setiap bayi (muntah letargis malas menetek penurunan berat badan yang cepat apnea takipnea atau suhu yang tidak stabil)

                Ikterus bertahan selama 8 hari pada bayi cukup bulan atau setelah 14 hari pada bayi kurang bulan

                Etiologi

                Penyebab ikterus pada bayi baru lahir dapat berdiri sendiri ataupun dapat disebabkan oleh beberapa faktor Secara garis besar etiologi ikterus neonatorum dapat dibagi (1 2 3)

                1 Produksi yang berlebihan

                12

                Hal ini melebihi kemampuan bayi untuk mengeluarkannya misalnya pada hemolisis yang meningkat pada inkompatibilitas darah Rh ABO golongan darah lain defisiensi enzim G6PD piruvat kinase perdarahan tertutup dan sepsis

                2 Gangguan dalam proses uptake dan konjugasi heparGangguan ini dapat disebabkan oleh imaturitas hepar kurangnya substrat untuk konjugasi bilirubin gangguan fungsi hepar akibat asidosis hipoksia dan infeksi atau tidak terdapatnya enzim glukoronil transferase (sindrom Criggler-Najjar) Penyebab lain ialah defisiensi protein Y dalam hepar yang berperanan penting dalam uptake bilirubin ke sel hepar

                3 Gangguan transportasiBilirubin dalam darah terikat pada albumin kemudian diangkut ke hepar Ikatan bilirubin dengan albumin ini dapat dipengaruhi ileh obat misalnya salisilatm sulfafurazole Defisiensi albumin menyebabkan lebih banyak terdapatnya bilirubin indirek yang bebas dalam darah yang mudah melekat ke sel otak

                4 Gangguan dalam eksresiGangguan ini dapat terjadi akibat obstruksi dalam hepar atau di luar hepar Kelainan di luar hepar biasanya disebabkan oleh kelainan bawaan Obstruksi dalam hepar biasanya akibat infeksi atau kerusakan hepar oleh penyebab lain

                Faktor risiko (1 2 7)

                Manifestasi klinikSecara umum gejala dari penyakit hiperbilirubin ini antara lain (1 2 6)

                Pada permulaan tidak jelas tampak mata berputar-putar Letargi Kejang

                13

                Tidak mau menghisap Dapat tuli gangguan bicara retardasi mental Bila bayi hidup pada umur lanjut disertai spasme otot kejang stenosis yang disertai

                ketegangan otot Perut membuncit Pembesaran pada hati Feses berwarna seperti dempul Muntah anoreksia fatigue Warna urin gelap

                PatofisiologiPembentukan Bilirubin

                Bilirubin adalah pigmen kristal berwarna jingga ikterus yang merupakan bentuk akhir dari pemecahan katabolisme heme melalui proses reaksi oksidasi ndash reduksi Langkah oksidasi yang pertama adalah biliverdin yang di bentuk dari heme dengan bantuan enzim heme oksigenase yaitu suatu enzim yang sebagian besar terdapat dalam sel hati dan organ lain Pada reaksi tersebut juga terdapat besi yang digunakan kembali untuk pembentukan haemoglobin dan karbon monoksida yang dieksresikan ke dalam paru Biliverdin kemudian akan direduksi menjadi bilirubin oleh enzim biliverdin reduktase Biliverdin bersifat larut dalam air dan secara cepat akan dirubah menjadi bilirubin melalui reaksi bilirubin reduktase Berbeda dengan biliverdin bilirubin bersifat lipofilik dan terikat dengan hydrogen serta pada pH normal bersifat tidak larut Jika tubuh akan mengeksresikan diperlukan mekanisme transport dan eliminasi bilirubin (1 2 3 5)

                Bayi baru lahir akan memproduksi bilirubin 8-10 mgkgBBhari sedangkan orang dewasa sekitar 3-4 mgkgBBhari Peningkatan produksi bilirubin pada bayi baru lahir disebabkan oleh masa hidup eritrosit bayi lebih pendek (70-90 hari) dibandingkan dengan orang dewasa (120 hari) peningkatan degradasi heme turn over sitokrom yang meningkat dan juga reabsorpsi bilirubin dari usus yang meningkat (sirkulasi enterohepatik) (1 2)

                14

                Transportasi Bilirubin

                Pembentukan bilirubin yang terjadi di sistem retikulo endothelial selanjutnya dilapaskan ke sirkulasi yang akan berikatan dengan albumin Bayi baru lahir mempunyai kapasitas ikatan plasma yang rendah terhadap bilirubin karena konsentrasi albumin yang rendahdan kapasitas ikatan molar yang kurangBilirubin yang terikat pada albumin serum ini merupakan zat non polar dan tidak larut dalam air dan kemudian akan di transportasi kedalam sel hepar Bilirubin yang terikat dengan albumin tidak dapat memasuki susuna syaraf pusat dan bersifat non toksik (1 2)

                Selain itu albumin juga mempunyai afinitas yang tinggi terhadap obat ndash obatan yang bersifat asam seperti penicillin dan sulfonamide Obat ndash obat tersebut akan menempati tempat utama perlekatan albumin untuk bilirubin sehingga bersifat competitor serta dapat pula melepaskan ikatan bilirubin dengan albumin (1 2)

                Obat ndash obat yang dapat melepaskan ikatan bilirubin dengan albumin Analgetik antipiretik ( Natrium salisilat Fenilbutazon ) Antiseptik desinfektan ( Metil Isopropyl ) Antibiotik dengan kandungan sulfa ( Sulfadiazin Sulfamethizole Sulfamoxazole ) Penicilin ( Propicilin Cloxacillin ) Lain ndash lain ( Novabiosin Triptophan Asam mendelik kontras x ndash ray )

                Pada bayi kurang bulan ikatan bilirubin akan lebih lemah yang umumnya merupakan komplikasi dari hipoalbumin hipoksia hipoglikemi asidosis hipotermia hemolisis dan septikemia Hal tersebut tentunya akan mengakibatkan peningkatan jumlah bilirubin bebas dan berisiko pula untuk keadaan nerotoksisitas oleh bilirubin (1 2)

                Bilirubin dalam serum terdapat dalam 4 bentuk yang berbeda yaitu (1)

                1) Bilirubin tak terkonjugasi yang terikat dengan albumin dan membentuk sebagian besar bilirubin tak terkonjugasi dalam serum

                2) Bilirubin bebas3) Bilirubin terkonjugasi yaitu bilirubin yang siap dieksresikan melalui ginjal4) Bilirubin terkonjugasi yang terikat denga albumin serum

                Asupan Bilirubin

                Pada saat kompleks bilirubin ndash albumin mencapai membran plasma hepatosit albumin terikat ke reseptor permukaan sel Kemudian bilirubin di transfer melalui sel membran yang berikatan dengan ligandin (protein y) mungkin juga dengan protein ikatan sitosilik lainnya Keseimbangan antara jumlah bilirubin yang masuk ke sirkulasi dari sintesis de novo resirkulasi enterohepatik perpindahan bilirubin antar jaringan pengambilan bilirubin oleh sel hati dan konjugasi bilirubin akan menentukan konsentrasi bilirubin tak terkonjugasi dalam serum baik pada keadaan normal ataupun tidak normal (1 5)

                Berkurangnya kapasitas pengambilan hepaatik bilirubin tak terkonjugasi akan berpengaruh terhadap pembentukan ikterus fisiologis Penelitian menunjukkan hal ini terjadi

                15

                karena adanya defisiensi konjugasi bilirubin dalam menghambat transfer bilirubin dari darah ke empedu selama 3-4 hari pertama kehidupan Walaupun demikian defisiensi ambilan ini dapat menyebabkan hiperbilirubinemia terkonjugasi ringan pada minggu kedua kehidupan saat konjugasi bilirubin hepatic mencapai kecepatan normal yang sama dengan orang dewasa (1 5)

                Konjugasi Bilirubin

                Bilirubin tak terkonjugasi dikonversikan kebentuk bilirubin konjugasi yang larut dalam air di reticulum endoplasma dengan bantuan enzim uridine diphospate glukuronosyl transferase ( UDPG ndash T ) Katalisa oleh enzim ini akan merubah formasi menjadi bilirubin monoglukoronida yang selanjutnya akan dikonjugasi menjadi bilirubin diglukoronida Bilirubin ini kemudian dieksresikan ke dalam kalanikulus empedu Sedangkan satu molekul bilirubin tak terkonjugasi akan kembali ke reticulum endoplasmic untuk rekonjugasi berikutnya (1 5)

                Eksresi Bilirubin

                Setelah mengalami proses konjugasi bilirubin akan dieksresikan kedalam kandung empedu kemudian memasuki saluran cerna dan di eksresikan melalui feses Setelah berada dalam usus halus bilirubin yang terkonjugasi tidak langsung dapat diresorbsi kecuali jika dikonversikan kembali menjadi bentuk tidak terkonjugasi oleh enzim beta ndash glukoronidase yang terdapat dalam usus Resorbsi kembali bilirubin dari saluran cerna dan kembali ke hati untuk di konjugasi kembali disebut sirkulasi enterohepatik (1)

                Terdapat perbedaan antara bayi baru lahir dan orang dewasa yaitu pada mukosa usus halus dan feses bayi baru lahir mengandung enzim β-glukoronidase yang dapat menghidrolisa monoglukoronida dan diglukoronida kembali menjadi bilirubin yang tak terkonjugasi yang selanjutnya dapat diabsorbsi kembali Selain itu pada bayi baru lahir lumen usus halusnya steril sehingga bilirubin konjugasi tidak dapat dirubah menjadi sterkobilin (suatu produk yang tidak dapat diabsorbsi) (1)

                16

                Kecepatan produksi bilirubin adalah 6-8 mgkgBB per 24 jam pada neonatus cukup bulan sehat dan 3-4 mgkgBB per 24 jam pada orang dewasa sehat Sekitar 80 bilirubin yang diproduksi tiap hari berasal dari hemoglobin Bayi memproduksi bilirubin lebih besar per kilogram berat badan karena massa eritrosit lebih besar dan umur eritrositnya lebih pendek (1)

                Pada sebagian besar kasus lebih dari satu mekanisme terlibat misalnya kelebihan bilirubin akibat hemolisis dapat menyebabkan kerusakan sel hati atau kerusakan duktus biliaris yang kemudian dapat mengganggu transpor sekresi dan ekskresi bilirubin Di pihak lain gangguan ekskresi bilirubin dapat menggangu ambilan dan transpor bilirubin Selain itu kerusakan hepatoseluler memperpendek umur eritrosit sehngga menmbah hiperbilirubinemia dan gangguan proses ambilan bilirubin olah hepatosit (1)

                Mekanisme hiperbilirubinemia dan ikterus

                Terdapat 4 mekanisme umum dimana hiperbilirubinemia dan ikterus dapat terjadi pembentukan bilirubin secara berlebihan gangguan pengambilan bilirubin tak terkonjugasi oleh hati gangguan konjugasi bilirubin penurunan ekskresi bilirubin terkonjugasi dalam empedu akibat faktor intra hepatik yang bersifat opbtruksi fungsional atau mekanik (1 2)

                Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi terutama disebabkan oleh tiga mekanisme yang pertama sedangkan mekanisme yang keempat terutama mengakibatkan terkonjugasi

                17

                1 Pembentukan bilirubin secara berlebihan

                Penyakit hemolitik atau peningkatan kecepatan destruksi sel darah merah merupakan penyebab utama dari pembentukan bilirubin yang berlebihan Ikterus yang timbul sering disebut ikterus hemolitik Konjugasi dan transfer pigmen empedu berlangsungnormal tetapi suplai bilirubin tak terkonjugasi melampaui kemampuan Beberapa penyebab ikterus hemolitik yang sering adalah hemoglobin abnormal (hemoglobin S pada animea sel sabit) sel darah merah abnormal (sterositosis herediter) anti body dalam serum (Rh atau autoimun) pemberian beberapa obat-obatan dan beberapa limfoma atau pembesaran (limpa dan peningkatan hemolisis) Sebagaian kasus Ikterus hemolitik dapat di akibatkan oleh peningkatan destruksi sel darah merah atau prekursornya dalam sum-sum tulang (talasemia anemia persuisiosa porviria) Proses ini dikenal sebagai eritropoiesis tak efektif Kadar bilirubin tak terkonjugasi yang melebihi 20 mg 100 ml pada bayi dapat mengakibatkan Kern Ikterus (1 2)

                2 Gangguan pengambilan bilirubin

                Pengambilan bilirubin tak terkonjugasi yang terikat abulmin oleh sel-sel hati dilakukan dengan memisahkannya dari albumin dan mengikatkan pada protein penerima Hanya beberapa obat yang telah terbukti menunjukkan pengaruh terhadap pengambilan bilirubin oleh sel-sel hati asam flafas pidat (dipakai untuk mengobati cacing pita) nofobiosin dan beberapa zat warna kolesistografik Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi dan Ikterus biasanya menghilang bila obat yang menjadi penyebab di hentikan Dahulu ikterus neonatal dan beberapa kasus sindrom Gilbert dianggap oleh defisiensi protein penerima dan gangguan dalam pengambilan oleh hati Namun pada kebanyakan kasus demikian telah di temukan defisiensi glukoronil transferase sehingga keadaan ini terutama dianggap sebagai cacat konjugasi bilirubin (1 2)

                3 Gangguan konjugasi bilirubin

                Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi yang ringan ( lt 129 100 ml ) yang mulai terjadi pada hari ke dua sampai ke lima lahir disebut Ikterus fisiologis pada neonatus Ikterus neonatal yang normal ini disebabkan oleh kurang matangnya enzim glukoronik transferase Aktivitas glukoronil tranferase biasanya meningkat beberapa hari setelah lahir sampai sekitar minggu ke dua dan setelah itu Ikterus akan menghilang (1 2)

                Kern Ikterus atau bilirubin enselopati timbul akibat penimbunan bilirubin tak terkonjugasi pada daerah basal ganglia yang banyak lemak Bila keadaan ini tidak di obati maka akan terjadi kematian atau kerusakan Neorologik berat tindakan pengobatan saat ini dilakukan pada Neonatus dengan Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi adalah dengan fototerapi(1 2)

                Fototerapi berupa pemberian sinar biru atau sinar fluoresen atau (gelombang yang panjangnya 430 sampai dengan 470 nm) pada kulit bayi yang telanjang Penyinaran ini menyebabkan perubahan struktural Bilirubin (foto isumerisasi) menjadi isomer-isomer yang larut dalam air isomer ini akan di ekskresikan dengan cepat ke dalam empedu tanpa harus di

                18

                konjugasi terlebih dahulu Fenobarbital (Luminal) yang meningkatkan aktivitas glukoronil transferase sering kali dapat menghilang ikterus pada penderita ini (1)

                4 Penurunan eksresi bilirubin terkonjugasi

                Gangguan eskresi bilirubin baik yang disebabkan oleh faktor-faktor Fungsional maupun obstruksi terutama mengakibatkan hiperbilirubinemia terkonjugasi Karena bilirubin terkonjugasi latut dalam airmaka bilirubin ini dapat di ekskresi ke dalam kemih sehingga menimbulkan bilirubin dan kemih berwarna gelap Urobilinogen feses dan urobilinogen kemih sering berkurang sehingga terlihat pucat Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat di sertai bukti-bukti kegagalan ekskresi hati lainnya seperti peningkatan kadar fostafe alkali dalam serum AST Kolesterol dan garam-garam empedu Peningkatan garam-garam empedu dalam darah menimbulkan gatal-gatal pada ikterus Ikterus yang diakibatkan oleh hiperbilirubinemia terkonjugasi biasanya lebih kuning dibandingkan dengan hiperbilirubinemia tak terkonjugasi Perubahan warna berkisar dari kuning jingga muda atau tua sampai kuning hijau bila terjadi obstruksi total aliran empedu perubahan ini merupakan bukti adanya ikterus kolestatik yang merupakan nama lain dari ikterus obstruktif Kolestasis dapat bersifat intrahepatik (mengenai sel hati kanalikuli atau kolangiola) atau ekstra hepatik (mengenai saluran empedu di luar hati) Pada ke dua keadaan ini terdapat gangguan niokimia yang sama (1 2)

                Sumber lain ada juga yang menyatakan penyebab dari hiperbilirubinemia adalah

                a Produksi bilirubin yang meningkat peningkatan jumlah sel darah merah penurunan umur sel darah merah peningkatan pemecahan sel darah merah (inkompatibilitas golongan darah dan Rh) defek sel darah merah pada defisiensi G6PD atau sferositosis polisetemia sekuester darah infeksi)

                b Penurunan konjugasi bilirubin prematuritas ASI defek congenital yang jarang)c Peningkatan reabsorpsi bilirubin dalam saluran cerna ASI asfiksia pemberian ASI

                yang terlambat obstruksi saluran cernad Kegagalan eksresi cairan empede infeksi intrauterine sepsis hepatitis sindrom

                kolestatik atresia biliaris fibrosis kistik)(1 2)

                Klasifikasi ikterus pada neonatus

                Ikterus fisiologis terjadi setelah 24 jam pertama Pada bayi cukup bulan nilai puncak 6-8 mgdL biasanya tercapai pada hari ke 3-5 Pada bayi kurang bulan nilainya 10-12 mgdL bahkan sampai 15 mgdL Peningkatanakumulasi bilirubin serum lt 5 mgdLhr

                Ikterus patologis terjadi dalam 24 jam pertama Peningkatan akumulasi bilirubin serum gt 5 mgdLhr Bayi yang mendapat ASI kadar bilirubin total serum gt 17mgdL Ikterus menetap setelah 8 hari pada bayi cukup bulan dan setelah 14 hari pada bayi kurang bulan Bilirubin direk gt2 mgdL

                19

                Sebagai neonatus terutama bayi prematur menunjukkan gejala ikterus pada hari pertama Ikterus ini biasanya timbul pada hari kedua kemudian menghilang pada hari ke sepuluh atau pada akhir minggu ke dua Bayi dengan gejala ikterus ini tidak sakit dan tidak memerlukan pengobatan kecuali dalam pengertian mencegah terjadinya penumpukan bilirubin tidak langsung yang berlebihan

                Ikterus dengan kemungkinan besar menjadi patologik dan memerlukan pemeriksaan yang mendalam antara lain (6)

                Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama Bilirubin serum meningkat lebih dari 5 mg per hari Bilirubin melebihi 10mg pada bayi cukup bulan Bilirubin melebihi 15mg pada bayi prenatur Ikterus yang menetap sesudah minggu pertama Ikterus dengan bilirubin langsung melebihi 1mgpada setiap

                waktu Ikterus yang mempunyai hubungan dengan penyakit hemoglobin

                infeksi atau suatu keadaan patologik lain yang telah diketahui

                Pembagian derajat ikterus

                Berdasarkan Kramer dapat dibagi (4)

                Derajat ikterus Daerah ikterus Perkiraan kadar bilirubin

                I

                II

                III

                IV

                V

                Kepala dan leher

                Sampai badan atas (diatas umbilicus)

                Sampai badan bawah (dibawah umbilicuks hingga tungkai atas diatas lutut)

                Sampai lengan tungkai bawah lutut

                Sampai telapak tangan dan kaki

                50 mg

                90mg

                114mg

                124mg

                160mg

                20

                Pemeriksaan penunjang

                Pemeriksaan Laboratorium (4)

                Pemeriksaan serum bilirubin (bilirubin total dan direk) harus dilakukan pada neonatus yang mengalami ikterus Terutama pada bayi yang tampak sakit atau bayi-bayi yang tergolong risiko tinggi terserang hiperbilirubinemia berat Namun pada bayi yang mengalami ikterus berat lakukan terapi sinar sesegera mungkin jangan menunda terapi sinar dengan menunggu hasil

                pemeriksaan kadar serum bilirubin

                lsquoTranscutaneous bilirubin (TcB)rsquo dapat digunakan untuk menentukan kadar serum bilirubin total tanpa harus mengambil sampel darah Namun alat ini hanya valid untuk kadar bilirubin total lt 15 mgdL (lt257 μmolL) dan tidak lsquoreliablersquo pada kasus ikterus yang sedang mendapat

                terapi sinar 511

                Pemeriksaan tambahan yang sering dilakukan untuk evaluasi menentukan penyebab ikterus antara lain

                bull Golongan darah dan lsquoCoombs testrsquo bull Darah lengkap dan hapusan darah bull Hitung retikulosit skrining G6PD atau ETCOc

                bull Bilirubin direk

                Pemeriksaan serum bilirubin total harus diulang setiap 4-24 jam tergantung usia bayi dan tingginya kadar bilirubin Kadar serum albumin juga perlu diukur untuk menentukan pilihan

                terapi sinar ataukah tranfusi tukar

                21

                TABLE 1 Laboratory Evaluation of the Jaundiced Infant of 35 or More Weeksrsquo GestationIndications Assessments

                Jaundice in first 24 h Measure TcB andor TSBJaundice appears excessive for infantrsquos age Measure TcB andor TSBInfant receiving phototherapy or TSB rising rapidly (ie crossing percentiles [Fig 2]) and unexplained by history and physical examination

                Blood type and Coombsrsquo test if not obtained with cord bloodComplete blood count and smearMeasure direct or conjugated bilirubinIt is an option to perform reticulocyte count G6PD and ETCOc if availableRepeat TSB in 4ndash24 h depending on infantrsquos age and TSB level

                TSB concentration approaching exchange levels or not responding to phototherapy

                Perform reticulocyte count G6PD albumin ETCOc if available

                Elevated direct (or conjugated) bilirubin level Do urinalysis and urine culture Evaluate for sepsis if indicated by history and physical examination

                Jaundice present at or beyond age 3 wk or sick infant

                Total and direct (or conjugated) bilirubin level

                If direct bilirubin elevated evaluate for causes of cholestasisCheck results of newborn thyroid and galactosemia screen and evaluate infant for signs or symptoms of hypothyroidism

                22

                Diagnosis (1 2 4 7)

                Dari anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium terdapat beberapa faktor

                Faktor risiko terjadinya hiperbilirubinaemia berat 1 Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama (usia bayi lt 24 jam) 2 Inkompatibilitas golongan darah (dengan lsquoCoombs testrsquo positip) 3 Usia kehamilan lt 38 minggu 4 Penyakit-penyakit hemolitik (G6PD lsquoend tidalrsquo CO 1048757)

                5 Ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya 6 Hematoma sefal lsquobruisingrsquo 7 ASI eksklusif (bila berat badan turun gt 12 BB lahir) 8 Ras Asia Timur jenis kelamin laki-laki usia ibu lt 25 tahun 9 Ikterus sebelum bayi dipulangkan 10 lsquoInfant Diabetic Motherrsquo makrosomia 11 Polisitemia

                23

                Anamnesis 1 Riwayat kehamilan dengan komplikasi (obat-obatan ibu DM gawat janin malnutrisi intra

                uterin infeksi intranatal)

                2 Riwayat persalinan dengan tindakan komplikasi

                3 Riwayat ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya

                4 Riwayat inkompatibilitas darah

                5 Riwayat keluarga yang menderita anemia pembesaran hepar dan limpa

                Pemeriksaan Fisik Secara klinis ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau beberapa

                hari kemudian Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar yang cukup Ikterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa tidak terlihat dengan penerangan yang kurang terutama pada neonatus yang kulitnya gelap Penilaian ikterus akan lebih sulit lagi apabila penderita sedang mendapatkan terapi sinar

                Tekan kulit secara ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna kulit dan

                jaringan subkutan Waktu timbulnya ikterus mempunyai arti penting pula dalam

                diagnosis dan penatalaksanaan penderita karena saat timbulnya ikterus mempunyai

                kaitan erat dengan kemungkinan penyebab ikterus tersebut

                Pemeriksaan Penunjang

                Pemeriksaan kadar bilirubinBertujuan untuk mengetahui tingkat kerusakan yang masih akan timbul akibat toksisitas kadar bilirubin yang sangat tinggi

                Pemeriksaan fungsi otak EEGBertujuan untuk mengetahui sejauh mana kerusakan otak yang telah terjadi

                24

                Penatalaksanaan (7)

                ManajemenStrategi mengelola bayi baru lahir dengan hiperbilirubinemia meliputi pencegahan penggunaan farmakologi fototerapi dan transfusi tukar (1 7)

                1 Strategi pencegahan hiperbirubinemia(1) Pencegahan primer

                Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya paling sedikit 8-12 kali per hari untuk beberapa hari pertama

                Tidak memberikan cairan tambahan rutin seperti dekstrose atau air pada bayi yang mendapat ASI dan tidak mengalami dehidrasi (1 7)

                (2) Pencegahan sekunder Semua wanita hamil harus diperiksa golongan darah ABO dan rhesus serta penyaringan

                serum untuk antibodi isoimun yang tidak biasa Jika golongan darah ibu tidak diketahui atau Rh negatif dilakukan pemeriksaan

                antibodi direk (tes coombs) golongan darah dan tipe Rh darahtali pusat bayi

                25

                Jika golongan darah ibu O Rh positif terdapat pilihan untuk dilakukan tesgolongan darah dan tes coombs pada darah tali pusat bayi tetapi hal itu tidak diperlukan jikan dilakukan pengawasan penilaian terhadap resiko sebelum keluar RS dan tindak lanjut yang memadai

                Harus memastikan bahwa semua bayi secara rutin dimonitor terhadap timbulnya ikterus dan menetapkan protokol terhadap penilaian ikterus yang harus dinilai saat memeriksa tanda vital bayi tetapi tidak kurang dari setiap 8-12 jam (1 7)

                (3) Evaluasi laboraturium Pengukuran kadar bilirubin harus dilakukan pada setiap bayi yang mengalami ikterus

                dalam 24 jam pertama setelah lahir Pengukuran kadar bilirubin harus dilakukan jika tampak ikterus yang berlebihan Semua kadar bilirubin harus diintrepretasikan sesuai dengan umur bayi dalam jam(1 7)

                (4) Penyebab kuning Bayi yang mengalami peningkatan bilirubin direk atau konjugasi harus dilakukan analisis

                dan kultur urin Bayi sakit dan ikterus pada umur atau lebih dari 3 minggu harus dilakukan pemeriksaan

                bilirubin total dan direk untuk mengidentifikasi adanya kolestatis Jika kadar bilirubin direk meningkat dilakukan evaluasi tambahan mencari penyebab

                kolestatis Pemeriksaan kadar G6PD direkomendasikan untuk bayi ikterus yang

                mendapat fototerapi dan dengan riwayat keluarga atau asal geografis yang menunjukkan kecenderungan defisiensi G6PD atau pada bayi dengan respon fototerapi buruk (1 7)

                (5) Penilaian resiko sebelum bayi dipulangkan Setiap bayi harus dinilai terhadap resiko berkembangnya hiperbilirubinemia berat (1 7)

                (6) Kebijakan dan prosedur rumah sakit RS harus memberikan informasi tertulis dan lisan kepada orang tua mengenai kuning

                perlunya monitor terhadap kuning dan anjuran bagaimana monitoring harus dilakukan (1

                7)

                (7) Pengelolaan bayi dengan ikterus yang mendapat ASI Observasi semua fese awal bayi pertimbangkan untuk merangsang pengeluaran jika

                feses keluar dalam waktu 24 jam Segera mulai menyusui dan beri sesering mungkin Menyusui yang sering dengan waktu

                yang singkat lebih efektif dibandingkan dengan menyusui yang lama dengan frekuensi yang jarang walaupun total waktu yang diberikan sama

                Tidak dianjurkan pemberian air dektrosa atau formula pengganti Observasi berat badan BAK dan BAB yang berhubungan dengan pola menyusui

                26

                Ketika kadar bilirubin mencapai 15mgdL tingkatkan pemberian minum rangsang pengeluaran atau produksi ASI dengan cara memompa dan menggunakan protokol penggunaan fototerapi yang dikeluarkan AAP

                Tidak terdapat bukti bahwa early jaundice berhubungan dengan abnormalitas ASI sehingga penghentian menyusui sebagai suatu upaya hanya diindikasikan jika ikterus menetap lebih dari 6 hari atau meningkat diatas 20 mgdL atau ibumemiliki riwayat bayi sebelumnya terkena kuning (1 7)

                2 Penggunaan Farmakoterapi

                a) Imunoglobulin intravena telah digunakan pada bayi ndash bayi dengan rhesus yang berat dan inkompatibilitas ABO untuk menekan hemolisis isoimun dan menurunkan tindakan transfusi tukar

                b) Fenobarbital merangsang aktivitas dan konsentrasi UDPG ndash T dan ligandin serta dapat meningkatkan jumlah tempat ikatan bilirubin sehingga konjugasi bilirubin berlangsung lebih cepat Pemberian phenobarbital untuk mengobatan hiperbilirubinemia pada

                27

                neonatus selama tiga hari baru dapat menurunkan bilirubin serum yang berarti Bayi prematur lebih banyak memberikan reaksi daripada bayi cukup bulan Phenobarbital dapat diberikan dengan dosis 8 mgkg berat badan sehari mula-mula parenteral kemudian dilanjutkan secara oral Keuntungan pemberian phenobarbital dibandingkan dengan terapi sinar ialah bahwa pelaksanaanya lebih murah dan lebih mudah Kerugiannya ialah diperlukan waktu paling kurang 3 hari untuk mendapat hasil yang berarti

                c) Metalloprotoprophyrin adalah analog sintesis heme

                d) Tin ndash Protoporphyrin (Sn ndash Pp) dan Tin ndash Mesoporphyrin ( Sn ndash Mp ) dapat menurunkan kadar bilirubin serum

                e) Pemberian inhibitor b - glukuronidasi seperti asam L ndash aspartik dan kasein holdolisat dalam jumlah kecil (5 mldosis ndash 6 kalihari ) pada bayi sehat cukup bulan yang mendapat ASI dan meningkatkan pengeluaran bilirubin feses dan ikterus menjadi berkurang dibandingkan dengan bayi control (13 7)

                3 Fototerapi Pengaruh sinar terhadap ikterus pertama sekali diperhatikan dan dilaporkan oleh seorang

                perawat di salah satu rumah sakit di Inggris Perawat Ward melihat bahwa bayi ndash bayi yang mendapat sinar matahari di bangsalnya ternyata ikterusnya lebih cepat menghilang dibandingkan bayi ndash bayi lainnya Cremer (1958) yang mendapatkan laporan tersebut mulai melakukan penyelidikan mengenai pengaruh sinar terhadap hiperbilirubinemia ini Dari penelitiannya terbukti bahwa disamping pengaruh sinar matahari sinar lampu tertentu juga mempunyai pengaruh dalam menurunkan kadar bilirubin pada bayi ndash bayi prematur lainnya6Sinar fototerapi akan mengubah bilirubin yang ada di dalam kapiler-kapiler superfisial dan ruang-ruang usus menjadi isomer yang larut dalam air yang dapat diekstraksikan tanpa metabolisme lebih lanjut oleh hati Maisels seorang peneliti bilirubin menyatakan bahwa fototerapi merupakan obat perkutan3 Bila fototerapi menyinari kulit akan memberikan foton-foton diskrit energi sama halnya seperti molekul-molekul obat sinar akan diserap oleh bilirubin dengan cara yang sama dengan molekul obat yang terikat pada reseptor (1 5 7)

                Molekul-molekul bilirubin pada kulit yang terpapar sinar akan mengalami reaksi fotokimia yang relatif cepat menjadi isomer konfigurasi dimana sinar akan merubah bentuk molekul bilirubin dan bukan mengubah struktur bilirubin Bentuk bilirubin 4Z 15Z akan berubah menjadi bentuk 4Z15E yaitu bentuk isomer nontoksik yang bisa diekskresikan Isomer bilirubin ini mempunyai bentuk yang berbeda dari isomer asli lebih polar dan bisa diekskresikan dari hati ke dalam empedu tanpa mengalami konjugasi atau membutuhkan pengangkutan khusus untuk ekskresinya Bentuk isomer ini mengandung 20 dari jumlah bilirubin serum Eliminasi melalui urin dan saluran cerna sama-sama penting dalam mengurangi muatan bilirubin Reaksi fototerapi menghasilkan suatu fotooksidasi melalui proses yang cepat Fototerapi juga menghasilkan

                28

                lumirubin dimana lumirubin ini mengandung 2 sampai 6 dari total bilirubin serum Lumirubin diekskresikan melalui empedu dan urinLumirubin bersifat larut dalam air (5)

                Mekanisme fototerapi Penelitian Sarici mendapatkan 105 neonatus cukup bulan dan 255 neonatus kurang bulan menderita hiperbilirubinemia yang signifikan dan membutuhkan fototerapi

                29

                Fototerapi diindikasikan pada kadar bilirubin yang meningkat sesuai dengan umur pada neonatus cukup bulan atau berdasarkan berat badan pada neonatus kurang bulan sesuai dengan rekomendasi American Academy of Pediatrics (AAP) (5)

                Sinar FototerapiSinar yang digunakan pada fototerapi adalah suatu sinar tampak yang merupakan suatu

                gelombang elektromagnetik Sifat gelombang elektromagnetik bervariasi menurut frekuensi dan panjang gelombang yang menghasilkan spektrum elektromagnetik Spektrum dari sinar tampak ini terdiri dari sinar merah oranye kuning hijau biru dan ungu Masing masing dari sinar memiliki panjang gelombang yang berbeda beda

                Panjang gelombang sinar yang paling efektif untuk menurunkan kadar bilirubin adalah sinar biru dengan panjang gelombang 425-475 nmSinar biru lebih baik dalam menurunkan kadar bilirubin dibandingkan dengan sinar biru-hijau sinar putih dan sinar hijau Intensitas sinar adalah jumlah foton yang diberikan per sentimeter kuadrat permukaan tubuh yang terpapar Intensitas yang diberikan menentukan efektifitas fototerapi semakin tinggi intensitas sinar maka semakin cepat penurunan kadar bilirubin serumIntensitas sinar yang ditentukan sebagai Wcm2nm

                Intensitas sinar yang diberikan menentukan efektivitas dari fototerapi Intensitas sinar diukur dengan menggunakan suatu alat yaitu radiometer fototerapi2836 Intensitas sinar ge 30 μWcm2nm cukup signifikan dalam menurunkan kadar bilirubin untuk intensif fototerapi Intensitas sinar yang diharapkan adalah 10 ndash 40 μWcm2nm Intensitas sinar maksimal untuk fototerapi standard adalah 30 ndash 50 μWcm2nm Semakin tinggi intensitas sinar maka akan lebih besar pula efikasinya

                Faktor-faktor yang berpengaruh pada penentuan intensitas sinar ini adalah jenis sinar panjang gelombang sinar yang digunakan jarak sinar ke neonatus dan luas permukaan tubuh neonatus yang disinari serta penggunaan media pemantulan sinar

                Intensitas sinar berbanding terbalik dengan jarak antara sinar dan permukaan tubuh Cara mudah untuk meningkatkan intensitas sinar adalah menggeser sinar lebih dekat pada bayi

                Rekomendasi AAP menganjurkan fototerapi dengan jarak 10 cm kecuali dengan menggunakan sinar halogenSinar halogen dapat menyebabkan luka bakar bila diletakkan terlalu dekat dengan bayi Bayi cukup bulan tidak akan kepanasan dengan sinar fototerapi berjarak 10 cm dari bayi Luas permukaan terbesar dari tubuh bayi yaitu badan bayi harus diposisikan di pusat sinar tempat di mana intensitas sinar paling tinggi

                Tabel 1 Rekomendasi AAP penanganan hiperbilirubinemia pada neonatus sehat dan cukup bulan (1 3 7)

                Usia ( jam ) Pertimbangan terapi sinar

                Terapi sinar Transfusi tukar Transfusi tukar dan terapi sinar

                25-48 gt12mgdl(gt200 micromolL)

                gt15 mgdl( gt250 micromolL)

                gt20 mgdl(gt340 micromolL)

                gt25 mgdl(425 micromolL)

                30

                49-72 gt15mgdl(gt250 micromolL)

                gt18 mgdl(gt300micromolL)

                gt25mgdl(425 micromolL)

                gt30 mgdl(510micromolL)

                gt72 gt17 mgdl(gt290 micromolL)

                gt20mgdl(gt340micromolL

                gt25mgdl(gt425 micromolL)

                gt30mgdl(gt510 micromolL)

                Tabel 2 Tatalaksana hiperbilirubinemia pada Neonatus Kurang Bulan Sehat dan Sakit ( gt37 minggu ) (1 3 7)

                Neontaus kurang bulan sehat Kadar Total Bilirubin Serum (mgdl)

                Neontaus kurang bulan sakit Kadar Total Bilirubin Serum (mgdl)

                Berat Terapi sinar Transfusi tukar

                Terapi sinar Transfusi tukar

                Hingga 1000 g 5-7 10 4-6 8-101001-1500 g 7-10 10-15 6-8 10-121501-2000 g 10 17 8-10 15gt2000 g 10-12 18 10 17

                Kontraindikasi fototerapi adalah pada kondisi dimana terjadi peningkatan kadar bilirubin direk yang disebabkan oleh penyakit hati atau obstructive jaundice Komplikasi terapi sinar

                Setiap cara pengobatan selalu akan disertai efek samping Di dalam penggunaan terapi sinar penelitian yang dilakukan selama ini tidak memperlihatkan hal yang dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi baik komplikasi segaera ataupun efek lanjut yang terlihat selama ini ebrsifat sementara yang dapat dicegah atau ditanggulangi dengan memperhatikan tata cara pengunaan terapi sinar yang telah dijelaskan diatas (5)

                Kelainan yang mungkin timbul pada terapi sinar antara lain

                1 Peningkatan ldquoinsensible water lossrdquo pada bayiHal ini terutama akan terlihat pada bayi yang kurnag bulan Oh dkk (1972) melaporkan kehilangan ini dapat meningkat 2-3 kali lebih besar dari keadaan biasa Untuk hal ini pemberian cairan pada penderita dengan terapi sinar perlu diperhatikan dengan sebaiknya

                2 Frekuensi defekasi yang meningkat

                31

                Banyak teori yang menjelaskan keadaan ini antara lain dikemukankan karena meningkatnya peristaltik usus (Windorfer dkk 1975) Bakken (1976) mengemukakan bahwa diare yang terjadi akibat efek sekunder yang terjadi pada pembentukan enzim lactase karena meningkatnya bilirubin indirek pada usus Pemberian susu dengan kadar laktosa rendah akan mengurangi timbulnya diare Teori ini masih belum dapat dipertentangkan (Chung dkk 1976)

                3 Timbulnya kelainan kulit yang sering disebut ldquoflea bite rashrdquo di daerah muka badan dan ekstremitas Kelainan ini segera hilang setelah terapi dihentikan Pada beberapa bayi dilaporkan pula kemungkinan terjadinya bronze baby syndrome (Kopelman dkk 1976) Hal ini terjadi karena tubuh tidak mampu mengeluarkan dengan segera hasil terapi sinar Perubahan warna kulit yang bersifat sementara ini tidak mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi

                4 Gangguan retinaKelainan retina ini hanya ditemukan pada binatang percibaan (Noel dkk 1966) Pnelitain Dobson dkk 1975 tidak dapat membuktikan adanya perubahan fungsi mata pada umumnya Walaupin demikian penyelidikan selanjutnya masih diteruskan

                5 Gangguan pertumbuhanPada binatang percobaan ditemukan gangguan pertumbuhan (Ballowics 1970) Lucey (1972) dan Drew dkk (10976) secara klinis tidak dapat menemukan gangguan tumbuh kembang pada bayi yang mendapat terapi sinar Meskipun demikian hendaknya pemakaian terapi sinar dilakukan dengan indikasi yang tepat selama waktu yang diperlukan

                6 Kenaikan suhuBeberapa penderita yang mendapatkan terapi mungkin memperlihatkan kenaikan suhu Bila hal ini terjadi terapi dapat terus dilanjutkan dengan mematikan sebagian lampu yang dipergunakan

                7 Beberapa kelainan lain seperti gangguan minum letargi iritabilitas kadang-kadang ditemukan pada penderita Keadaan ini hanya bersifat sementara dan akan menghilang dengan sendirinya

                8 Beberapa kelainan yang sampai saat ini masih belim diketahui secara pasti adalah kelainan gonad adanya hemolisis darah dan beberapa kelainan metabolisme lain

                Sampai saat ini tampaknya belum ditemukan efek lanjut terapi sinar pada bayi Komplikasi segera juga bersifat ringan dan tidak berarti dibandingkan dengan manfaat penggunaannya Mengingat hal ini adalah wajar bila terapi sinar mempunyai tempat tersendiri dalam penatalaksanaan hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir

                Tranfusi Tukar

                32

                Transfusi tukar adalah suatu tindakan pengambilan sejumlah kecil darah yang dilanjutkan dengan pengembalian darah dari donor dalam jumlah yang sama yang dilakukan berulang-ulang sampai sebagian besar darah penderita tertukar (Friel 1982) (1 5)

                Pada hiperbilirubinemia tindakan ini bertujuan mencegah terjadinya ensefalopati bilirubin dengan cara mengeluarkan bilirubin indirek dari sirkulasi Pada bayi dengan isoimunisasi transfusi tukar memiliki manfaat tambahan karena membantu mengeluarkan antibodi maternal dari sirkulasi bayi Sehingga mencegah hemolisis lebih lanjut dan memperbaiki anemia (5)

                Darah Donor Untuk Tranfusi Tukar (1 5)

                1 Darah yang digunakan golongan O

                2 Gunakan darah baru Kerjasama dengan dokter kandungan dan Bank Darah adalah penting untuk persiapan kelahiran bayi yang membutuhkan tranfusi tukar

                3 Pada penyakit hemolitik rhesus jika darah disiapkan sebelum persalinan harus golongan O dengan rhesus (-) crossmatched terhadap ibu Bila darah disiapkan setelah kelahiran dilakukan juga crossmatched terhadap bayi

                4 Pada inkomptabilitas ABO darah donor harus golongan O rhesus (-) atau rhesus yang sama dengan ibu dan bayinya Crossmatched terhadap ibu dan bayi yang mempunyai titer rendah antibodi anti A dan anti B Biasanya menggunakan eritrosit golongan O dengan plasma AB untuk memastikan bahwa tidak ada antibodi anti A dan anti B yang muncul

                5 Pada penyakit hemolitik isoimun yang lain darah donor tidak boleh berisi antigen tersensitisasi dan harus di crossmatched terhadap ibu

                33

                6 Pada hiperbilirubinemia yang nonimun darah donor ditiping dan crossmatched terhadap plasma dan eritrosit pasienbayi

                7 Tranfusi tukar biasanya memakai 2 kali volume darah (2 volume exchange) ---- 160 mLkgBB sehingga diperoleh darah baru sekitar 87

                Teknik Transfusi Tukar (1 5)

                a SIMPLE DOUBLE VOLUME

                Push-Pull tehnique jarum infus dipasang melalui kateter vena umbilikalis vena saphena magna Darah dikeluarkan dan dimasukkan bergantian

                b ISOVOLUMETRIC

                Darah secara bersamaan dan simultan dikeluarkan melalui arteri umbilikalis dan dimasukkan melalui vena umbilikalis dalam jumlah yang sama

                c PARTIAL EXCHANGE TRANFUSION

                Tranfusi tukar sebagian dilakukan biasanya pada bayi dengan polisitemia

                Di Indonesia untuk kedaruratan transfusi tukar pertama menggunakan golongan darah O rhesus positif (1 5)

                Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

                Kebutuhan

                Rumus

                lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2 lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

                Hct sekarang Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

                (Hb donor ndash Hb sekarang) BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang) (PCV donor)

                Indikasi

                Hingga kini belum ada kesepakatan global mengenai kapan melakukan transfusi tukar pada hiperbilirubinemia Indikasi transfusi tukar berdasarkan keputusan WHO tercantum dalam tabel 2 (1 5)

                34

                Tabel 3 Indikasi Transfusi Tukar Berdasarkan Kadar Bilirubin Serum

                UsiaBayi Cukup Bulan Sehat

                Dengan Faktor Risiko

                Hari mgdL mgDl

                Hari ke-1 15 13

                Hari ke-2 25 15

                Hari ke-3 30 20

                Hari ke-4 dan seterusnya

                30 20

                Bila transfusi tukar memungkinkan untuk dilaksanakan di tempat atau bayi bisa dirujuk secara cepat dan aman ke fasilitas lain dan kadar bilirubin bayi telah mencapai kadar di atas sertakan contoh darah ibu dan bayi (5)

                Tabel 4 Indikasi Transfusi Tukar Pada Bayi Berat Badan Lahir Rendah

                Berat badan (gram)KadKadar Bilirubin (mgdL)

                ltgt gt lt1000 10-12

                1000-1500 12-15

                1500-2000 15-18

                2000-2500 18-20

                Pada penyakit hemolitik segera dilakukan tranfusi tukar apabila ada indikasi

                a Kadar bilirubin tali pusat gt 45 mgdL dan kadar Hb rendah

                b Kadar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam walaupun sedang mendapatkan terapi sinar

                35

                c Selama terapi sinar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam dan kadar Hb 11 ndash 13 grdL

                d Didapatkan anemia yang progresif walaupun kadar bilirubin dapat dikontrol secara adekuat dengan terapi sinar

                Transfusi tukar harus dihentikan apabila terjadi

                Emboli (emboli bekuan darah) trombosis

                Hiperkalemia hipernatremia hipokalsemia asidosis hipoglikemia

                Gangguan pembekuan karena pemakaian heparin

                Perforasi pembuluh darah

                Komplikasi tranfusi tukar (1)

                1 Hipokalsemia dan hipomagnesia

                2 Hipoglikemia

                3 Gangguan keseimbangan asam basa

                4 Hiperkalemia

                5 Gangguan kardiovaskular

                Perforasi pembuluh darah

                Emboli

                Infark

                Aritmia

                Volume overload

                Arrest

                6 Pendarahan Trombositopenia Defisiensi factor pembekuan

                7 Infeksi8 Hemolisis9 Graft-versus host disease10 Lain-lain hipotermia hipertermia dan kemungkinan terjadinya enterokolitis

                nekrotikans

                36

                Perawatan pasca tranfusi tukar Lanjutkan dengan terapi sinar Awasi ketat kemungkinan terjadinya komplikasi

                37

                38

                DAFTAR PUSTAKA1 Staf pengajar Ilmu kesehatan anak FKUI Gastroenterologi Ilmu Kesehatan Anak Jilid I

                Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1985 hal 283-3102 Noerasid N amp dkk gastrienteritis ( Diare ) Akut Gastroenterologi Anak Praktis Bagian Ilmu

                Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1988 hal 51-763 Firmansyah A dkk Penyakit Radang Usus Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak ed Markum H

                dkk Jilid 1 bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia hal 448-474

                4 Staf Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM Panduan Pelayanan Medis Jakarta 20055 wwwemedicinecompedtopic583htmdiarrheaJully2005 6 Reisinger ECdkkDiarrhea Caused by primarily Non-Gastrointestinal Infection

                wwwmedscapecomviewarticle505473 Nature Clinical Practical Gastroenterology amp Hepatology

                7 Pray Sddk Diarrhea Causes dan Self-Care Treatments wwwmedscapecomviewarticle407636 US Pharmacist

                8 Soegijanto Soegeng Prof DR Ilmu Penyakit Anak Diagnosa Dan Penatalaksanaan Edisi pertama Jakarta Salemba Medika 2002

                9 Mansjoer A Kuspuji T dkk Kapita Selekta Kedokteran Edisi III Jilid 2 Cetakan kelima Jakarta Media Aesculapius 2002

                10 Suharyono Aswitha B EM Halimun Gastroenterologi Anak Praktis cetakan ke-4 Jakarta Gaya Baru 2003

                11 Sari Dina Kartika Hanifah Mirzanie Desy K A Leksana Buku Saku Pediatrica Edisi 2 Jogjakarta Tosca Enterprise 2006

                12 http wwwKeep Kids Healthycom ndash Diarrhea in Children13 Subijanto Reza Ranuh Liek Djupri Pitono Soeparto Management Diare Pada Bayi Dan

                Anak (Diarrheal Management In Infant And Children) Buletin Ilmu Kesehatan Anak Thn XXX No 11 2003

                14 http www Pediatricscom -- Lactobacillus Therapy for Acute Infectious Diarrhea in Children A Meta-analysis -- Van Niel et almht

                15 Tjokronegoro Arjatmo Prof Dr dr Hendra Utama Sp FK Updates In Pediatric Emergencies FKUI Jakarta 2002

                39

                • Diagnosis (1 2 4 7)
                • Anamnesis
                • Pemeriksaan Fisik
                  • Teknik Transfusi Tukar (1 5)
                    • DAFTAR PUSTAKA

                  Kulit turgor cukup Rangsang meningeal kaku kuduk (-) brudzinski I (-) brudzinski II (-) kernig (-) Refleks fisiologis biseps ++ triseps ++ KPR ++ APR ++ Refleks patologis babinski --

                  A Hiperbilirubinaemia

                  P Terapi sinar (blue light)

                  BAB IIILANDASAN TEORI

                  Definisi

                  Hiperbilirubinemia adalah peningkatan kadar plasma bilirubin 2 standar deviasi atau lebih dari kadar yang diharapkan berdasarkan umur bayi atau lebih dari presentil 90 (1 2 3)

                  9

                  Epidemiologi

                  Angka kematian bayi (AKB) di Indonesia pada tahun 1997 tercatat sebanyak 414 per 1000 kelahiran hidup Dalam upaya mewujudkan visi ldquoIndonesia Sehat 2010rdquo maka salah satu tolok ukur adalah menurunnya angka mortalitas dan morbiditas neonatus dengan proyeksi pada tahun 2025 AKB dapat turun menjadi 18 per 1000 kelahiran hidup Salah satu penyebab mortalitas pada bayi baru lahir adalah ensefalopati bilirubin (lebih dikenal sebagai kernikterus) Ensefalopati bilirubin merupakan komplikasi ikterus neonatorum yang paling berat Selain memiliki angka mortalitas yang tinggi juga dapat menyebabkan gejala sisa berupa cerebral palsy tuli nada tinggi paralisis dan displasia dental yang sangat mempengaruhi kualitas hidup Ikterus neonatorum merupakan fenomena biologis yang timbul akibat tingginya produksi dan rendahnya ekskresi bilirubin selama masa transisi pada neonatus Pada neonatus produksi bilirubin 2 sampai 3 kali lebih tinggi dibanding orang dewasa normal Hal ini dapat terjadi karena jumlah eritosit pada neonatus lebih banyak dan usianya lebih pendek Banyak bayi baru lahir terutama bayi kecil (bayi dengan berat lahir lt 2500 g atau usia gestasi lt37 minggu) mengalami ikterus pada minggu pertama kehidupannya Data epidemiologi yang ada menunjukkan bahwa lebih 50 bayi baru lahir menderita ikterus yang dapat dideteksi secara klinis dalam minggu pertama kehidupannya Pada kebanyakan kasus ikterus neonatorum kadar bilirubin tidak berbahaya dan tidak memerlukan pengobatan Sebagian besar tidak memiliki penyebab dasar atau disebut ikterus fisiologis yang akan menghilang pada akhir minggu pertama kehidupan pada bayi cukup bulan Sebagian kecil memiliki penyebab seperti hemolisis septikemi penyakit metabolik (ikterus non-fisiologis)

                  Hiperbilirubinemia bisa disebabkan proses fisiologis atau patologis atau kombinasi keduanya Risiko hiperbilirubinemia meningkat pada bayi yang mendapat ASI bayi kurang bulan dan bayi yang mendekati cukup bulan Neonatal hiperbilirubinemia terjadi karena peningkatan produksi atau penurunan clearance bilirubin dan lebih sering terjadi pada bayi imatur (1 2 3 5)

                  Bayi yang diberikan ASI memiliki kadar bilirubin serum yang lebih tinggi dibanding bayi yang diberikan susu formula Hal tersebut mungkin disebabkan oleh beberapa factor antara lain (1 2 3)

                  Asupan cairano Kelaparan

                  o Frekuensi menyusui

                  o Kehilangan berat badandehidrasi

                  Hambatan ekskresi bilirubin hepatico Pregnandiol

                  o Lipase-free fatty acids

                  o Unidentified inhibitor

                  10

                  Intestinal reabsorption of bilirubino Pasase mekonium terlambat

                  o Pembentukan urobilinoid bakteri

                  o Beta-glukoronidase

                  o Hidrolisis alkaline

                  o Asam empedu

                  Hiperbilirubinemia yang signifikan dalam 36 jam pertama biasanya disebabkan karena peningkatan produksi bilirubin (terutama karena hemolisis) karena pada periode ini hepatic clearance jarang memproduksi bilirubin lebih 10 mgdL Peningkatan penghancuran haemoglobin 1 akan meningkatkan kadar bilirubin 4 kali lipat (1)

                  Sedangkan ikterus neonatorum adalah keadaan klinis pada bayi yang ditandai oleh pewarnaan ikterus pada kulit dan sclera akiat akumulasi bilirubin tidak terkonjugasi yang berlebih Ikterus secara klinis akan mulai tampak pada bayi baru lahir bila kadar bilirubin darah 5-7 mgdL Ikterus dibagi menjadi dua yaitu ikterus fisiologis dan ikterus non-fisiologis (1 2 3)

                  11

                  Ikterus fisiologis merupakan masalah yang sering terjadi pada bayi kurang maupun cukup bulan selama minggu pertama kehidupan yang frekuensinya pada bayi cukup bulan dan kurang bulan berturut-turut adalah 50-60 dan 80 Untuk kebanyakan bayi fenomena ini ringan dan dapat membaik tanpa pengobatan Ikterus fisiologis tidak disebabkan oleh factor tunggal tapi kombinasi dari berbagai factor yang berhubungan dengan maturitas fisiologis bayi baru lahir Peningkatan kadar bilirubin tidak terkonjugasi dalam sirkulasi pada bayi baru lahir disebabkan oleh kombinasi peningkatan ketersediaan bilirubin dan penurunan clearance bilirubin Umumnya kadar bilirubin tak terkonjugasi pada minggu pertama gt 2 mgdL Pada bayi cukup bulan yang mendapat susu formula kadar bilirubin akan mencapai puncaknya sekitar 6-8 mgdL pada hari ke-3 kehidupan dan kemudian akan menurun cepat selama 2-3 hari diikuti dengan penurunan yang lambat sebesar 1 mgdL selama 1 samapi 2 minggu (1 2 3)

                  Pada bayi cukup bulan yang mendapat ASI kadar bilirubin puncak akan mencapai kadar yang lebih tinggi (7-14 mgdL) dan penurunan terjadi lebih lambat Bisa terjadi dalam waktu 2-4 minggu bahkan dapat mencapai waktu 6 minggu Pada bayi kurang bulan yang mendapat susu formula juga akan mengalami peningkatan dengan puncak yang lebih tinggi dan lebih lama begitu juga dengan penurunannya jika tidak diberikan fototerapi pencegahan Peningkatan sampai 10-12 mgdL masih dalam kisaran fisiologis bahkan hingga 15 mgdL tanpa disertai kelainan metabolisme bilirubin Kadar normal bilirubin tali pusat kurang dari 2 mgdL dan berkisar dari 14 sampai 19 mgdL (1 2 3)

                  Ikterus non fisiologis dulu disebut dengan ikterus patologis tidak mudah dibedakan dari ikterus fisiologis Keadaan di bawah ini merupakan petunjuk untuk tindak lanjut (1 2 3 6)

                  Ikterus terjadi sebelum umur 24 jam

                  Setiap peningkatan kadar bilirubin serum yang memerlukan fototerapi

                  Peningkatan kadar bilirubin total serum gt 05 mgdLjam

                  Adanya tanda-tanda penyakit yang mendasari pada setiap bayi (muntah letargis malas menetek penurunan berat badan yang cepat apnea takipnea atau suhu yang tidak stabil)

                  Ikterus bertahan selama 8 hari pada bayi cukup bulan atau setelah 14 hari pada bayi kurang bulan

                  Etiologi

                  Penyebab ikterus pada bayi baru lahir dapat berdiri sendiri ataupun dapat disebabkan oleh beberapa faktor Secara garis besar etiologi ikterus neonatorum dapat dibagi (1 2 3)

                  1 Produksi yang berlebihan

                  12

                  Hal ini melebihi kemampuan bayi untuk mengeluarkannya misalnya pada hemolisis yang meningkat pada inkompatibilitas darah Rh ABO golongan darah lain defisiensi enzim G6PD piruvat kinase perdarahan tertutup dan sepsis

                  2 Gangguan dalam proses uptake dan konjugasi heparGangguan ini dapat disebabkan oleh imaturitas hepar kurangnya substrat untuk konjugasi bilirubin gangguan fungsi hepar akibat asidosis hipoksia dan infeksi atau tidak terdapatnya enzim glukoronil transferase (sindrom Criggler-Najjar) Penyebab lain ialah defisiensi protein Y dalam hepar yang berperanan penting dalam uptake bilirubin ke sel hepar

                  3 Gangguan transportasiBilirubin dalam darah terikat pada albumin kemudian diangkut ke hepar Ikatan bilirubin dengan albumin ini dapat dipengaruhi ileh obat misalnya salisilatm sulfafurazole Defisiensi albumin menyebabkan lebih banyak terdapatnya bilirubin indirek yang bebas dalam darah yang mudah melekat ke sel otak

                  4 Gangguan dalam eksresiGangguan ini dapat terjadi akibat obstruksi dalam hepar atau di luar hepar Kelainan di luar hepar biasanya disebabkan oleh kelainan bawaan Obstruksi dalam hepar biasanya akibat infeksi atau kerusakan hepar oleh penyebab lain

                  Faktor risiko (1 2 7)

                  Manifestasi klinikSecara umum gejala dari penyakit hiperbilirubin ini antara lain (1 2 6)

                  Pada permulaan tidak jelas tampak mata berputar-putar Letargi Kejang

                  13

                  Tidak mau menghisap Dapat tuli gangguan bicara retardasi mental Bila bayi hidup pada umur lanjut disertai spasme otot kejang stenosis yang disertai

                  ketegangan otot Perut membuncit Pembesaran pada hati Feses berwarna seperti dempul Muntah anoreksia fatigue Warna urin gelap

                  PatofisiologiPembentukan Bilirubin

                  Bilirubin adalah pigmen kristal berwarna jingga ikterus yang merupakan bentuk akhir dari pemecahan katabolisme heme melalui proses reaksi oksidasi ndash reduksi Langkah oksidasi yang pertama adalah biliverdin yang di bentuk dari heme dengan bantuan enzim heme oksigenase yaitu suatu enzim yang sebagian besar terdapat dalam sel hati dan organ lain Pada reaksi tersebut juga terdapat besi yang digunakan kembali untuk pembentukan haemoglobin dan karbon monoksida yang dieksresikan ke dalam paru Biliverdin kemudian akan direduksi menjadi bilirubin oleh enzim biliverdin reduktase Biliverdin bersifat larut dalam air dan secara cepat akan dirubah menjadi bilirubin melalui reaksi bilirubin reduktase Berbeda dengan biliverdin bilirubin bersifat lipofilik dan terikat dengan hydrogen serta pada pH normal bersifat tidak larut Jika tubuh akan mengeksresikan diperlukan mekanisme transport dan eliminasi bilirubin (1 2 3 5)

                  Bayi baru lahir akan memproduksi bilirubin 8-10 mgkgBBhari sedangkan orang dewasa sekitar 3-4 mgkgBBhari Peningkatan produksi bilirubin pada bayi baru lahir disebabkan oleh masa hidup eritrosit bayi lebih pendek (70-90 hari) dibandingkan dengan orang dewasa (120 hari) peningkatan degradasi heme turn over sitokrom yang meningkat dan juga reabsorpsi bilirubin dari usus yang meningkat (sirkulasi enterohepatik) (1 2)

                  14

                  Transportasi Bilirubin

                  Pembentukan bilirubin yang terjadi di sistem retikulo endothelial selanjutnya dilapaskan ke sirkulasi yang akan berikatan dengan albumin Bayi baru lahir mempunyai kapasitas ikatan plasma yang rendah terhadap bilirubin karena konsentrasi albumin yang rendahdan kapasitas ikatan molar yang kurangBilirubin yang terikat pada albumin serum ini merupakan zat non polar dan tidak larut dalam air dan kemudian akan di transportasi kedalam sel hepar Bilirubin yang terikat dengan albumin tidak dapat memasuki susuna syaraf pusat dan bersifat non toksik (1 2)

                  Selain itu albumin juga mempunyai afinitas yang tinggi terhadap obat ndash obatan yang bersifat asam seperti penicillin dan sulfonamide Obat ndash obat tersebut akan menempati tempat utama perlekatan albumin untuk bilirubin sehingga bersifat competitor serta dapat pula melepaskan ikatan bilirubin dengan albumin (1 2)

                  Obat ndash obat yang dapat melepaskan ikatan bilirubin dengan albumin Analgetik antipiretik ( Natrium salisilat Fenilbutazon ) Antiseptik desinfektan ( Metil Isopropyl ) Antibiotik dengan kandungan sulfa ( Sulfadiazin Sulfamethizole Sulfamoxazole ) Penicilin ( Propicilin Cloxacillin ) Lain ndash lain ( Novabiosin Triptophan Asam mendelik kontras x ndash ray )

                  Pada bayi kurang bulan ikatan bilirubin akan lebih lemah yang umumnya merupakan komplikasi dari hipoalbumin hipoksia hipoglikemi asidosis hipotermia hemolisis dan septikemia Hal tersebut tentunya akan mengakibatkan peningkatan jumlah bilirubin bebas dan berisiko pula untuk keadaan nerotoksisitas oleh bilirubin (1 2)

                  Bilirubin dalam serum terdapat dalam 4 bentuk yang berbeda yaitu (1)

                  1) Bilirubin tak terkonjugasi yang terikat dengan albumin dan membentuk sebagian besar bilirubin tak terkonjugasi dalam serum

                  2) Bilirubin bebas3) Bilirubin terkonjugasi yaitu bilirubin yang siap dieksresikan melalui ginjal4) Bilirubin terkonjugasi yang terikat denga albumin serum

                  Asupan Bilirubin

                  Pada saat kompleks bilirubin ndash albumin mencapai membran plasma hepatosit albumin terikat ke reseptor permukaan sel Kemudian bilirubin di transfer melalui sel membran yang berikatan dengan ligandin (protein y) mungkin juga dengan protein ikatan sitosilik lainnya Keseimbangan antara jumlah bilirubin yang masuk ke sirkulasi dari sintesis de novo resirkulasi enterohepatik perpindahan bilirubin antar jaringan pengambilan bilirubin oleh sel hati dan konjugasi bilirubin akan menentukan konsentrasi bilirubin tak terkonjugasi dalam serum baik pada keadaan normal ataupun tidak normal (1 5)

                  Berkurangnya kapasitas pengambilan hepaatik bilirubin tak terkonjugasi akan berpengaruh terhadap pembentukan ikterus fisiologis Penelitian menunjukkan hal ini terjadi

                  15

                  karena adanya defisiensi konjugasi bilirubin dalam menghambat transfer bilirubin dari darah ke empedu selama 3-4 hari pertama kehidupan Walaupun demikian defisiensi ambilan ini dapat menyebabkan hiperbilirubinemia terkonjugasi ringan pada minggu kedua kehidupan saat konjugasi bilirubin hepatic mencapai kecepatan normal yang sama dengan orang dewasa (1 5)

                  Konjugasi Bilirubin

                  Bilirubin tak terkonjugasi dikonversikan kebentuk bilirubin konjugasi yang larut dalam air di reticulum endoplasma dengan bantuan enzim uridine diphospate glukuronosyl transferase ( UDPG ndash T ) Katalisa oleh enzim ini akan merubah formasi menjadi bilirubin monoglukoronida yang selanjutnya akan dikonjugasi menjadi bilirubin diglukoronida Bilirubin ini kemudian dieksresikan ke dalam kalanikulus empedu Sedangkan satu molekul bilirubin tak terkonjugasi akan kembali ke reticulum endoplasmic untuk rekonjugasi berikutnya (1 5)

                  Eksresi Bilirubin

                  Setelah mengalami proses konjugasi bilirubin akan dieksresikan kedalam kandung empedu kemudian memasuki saluran cerna dan di eksresikan melalui feses Setelah berada dalam usus halus bilirubin yang terkonjugasi tidak langsung dapat diresorbsi kecuali jika dikonversikan kembali menjadi bentuk tidak terkonjugasi oleh enzim beta ndash glukoronidase yang terdapat dalam usus Resorbsi kembali bilirubin dari saluran cerna dan kembali ke hati untuk di konjugasi kembali disebut sirkulasi enterohepatik (1)

                  Terdapat perbedaan antara bayi baru lahir dan orang dewasa yaitu pada mukosa usus halus dan feses bayi baru lahir mengandung enzim β-glukoronidase yang dapat menghidrolisa monoglukoronida dan diglukoronida kembali menjadi bilirubin yang tak terkonjugasi yang selanjutnya dapat diabsorbsi kembali Selain itu pada bayi baru lahir lumen usus halusnya steril sehingga bilirubin konjugasi tidak dapat dirubah menjadi sterkobilin (suatu produk yang tidak dapat diabsorbsi) (1)

                  16

                  Kecepatan produksi bilirubin adalah 6-8 mgkgBB per 24 jam pada neonatus cukup bulan sehat dan 3-4 mgkgBB per 24 jam pada orang dewasa sehat Sekitar 80 bilirubin yang diproduksi tiap hari berasal dari hemoglobin Bayi memproduksi bilirubin lebih besar per kilogram berat badan karena massa eritrosit lebih besar dan umur eritrositnya lebih pendek (1)

                  Pada sebagian besar kasus lebih dari satu mekanisme terlibat misalnya kelebihan bilirubin akibat hemolisis dapat menyebabkan kerusakan sel hati atau kerusakan duktus biliaris yang kemudian dapat mengganggu transpor sekresi dan ekskresi bilirubin Di pihak lain gangguan ekskresi bilirubin dapat menggangu ambilan dan transpor bilirubin Selain itu kerusakan hepatoseluler memperpendek umur eritrosit sehngga menmbah hiperbilirubinemia dan gangguan proses ambilan bilirubin olah hepatosit (1)

                  Mekanisme hiperbilirubinemia dan ikterus

                  Terdapat 4 mekanisme umum dimana hiperbilirubinemia dan ikterus dapat terjadi pembentukan bilirubin secara berlebihan gangguan pengambilan bilirubin tak terkonjugasi oleh hati gangguan konjugasi bilirubin penurunan ekskresi bilirubin terkonjugasi dalam empedu akibat faktor intra hepatik yang bersifat opbtruksi fungsional atau mekanik (1 2)

                  Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi terutama disebabkan oleh tiga mekanisme yang pertama sedangkan mekanisme yang keempat terutama mengakibatkan terkonjugasi

                  17

                  1 Pembentukan bilirubin secara berlebihan

                  Penyakit hemolitik atau peningkatan kecepatan destruksi sel darah merah merupakan penyebab utama dari pembentukan bilirubin yang berlebihan Ikterus yang timbul sering disebut ikterus hemolitik Konjugasi dan transfer pigmen empedu berlangsungnormal tetapi suplai bilirubin tak terkonjugasi melampaui kemampuan Beberapa penyebab ikterus hemolitik yang sering adalah hemoglobin abnormal (hemoglobin S pada animea sel sabit) sel darah merah abnormal (sterositosis herediter) anti body dalam serum (Rh atau autoimun) pemberian beberapa obat-obatan dan beberapa limfoma atau pembesaran (limpa dan peningkatan hemolisis) Sebagaian kasus Ikterus hemolitik dapat di akibatkan oleh peningkatan destruksi sel darah merah atau prekursornya dalam sum-sum tulang (talasemia anemia persuisiosa porviria) Proses ini dikenal sebagai eritropoiesis tak efektif Kadar bilirubin tak terkonjugasi yang melebihi 20 mg 100 ml pada bayi dapat mengakibatkan Kern Ikterus (1 2)

                  2 Gangguan pengambilan bilirubin

                  Pengambilan bilirubin tak terkonjugasi yang terikat abulmin oleh sel-sel hati dilakukan dengan memisahkannya dari albumin dan mengikatkan pada protein penerima Hanya beberapa obat yang telah terbukti menunjukkan pengaruh terhadap pengambilan bilirubin oleh sel-sel hati asam flafas pidat (dipakai untuk mengobati cacing pita) nofobiosin dan beberapa zat warna kolesistografik Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi dan Ikterus biasanya menghilang bila obat yang menjadi penyebab di hentikan Dahulu ikterus neonatal dan beberapa kasus sindrom Gilbert dianggap oleh defisiensi protein penerima dan gangguan dalam pengambilan oleh hati Namun pada kebanyakan kasus demikian telah di temukan defisiensi glukoronil transferase sehingga keadaan ini terutama dianggap sebagai cacat konjugasi bilirubin (1 2)

                  3 Gangguan konjugasi bilirubin

                  Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi yang ringan ( lt 129 100 ml ) yang mulai terjadi pada hari ke dua sampai ke lima lahir disebut Ikterus fisiologis pada neonatus Ikterus neonatal yang normal ini disebabkan oleh kurang matangnya enzim glukoronik transferase Aktivitas glukoronil tranferase biasanya meningkat beberapa hari setelah lahir sampai sekitar minggu ke dua dan setelah itu Ikterus akan menghilang (1 2)

                  Kern Ikterus atau bilirubin enselopati timbul akibat penimbunan bilirubin tak terkonjugasi pada daerah basal ganglia yang banyak lemak Bila keadaan ini tidak di obati maka akan terjadi kematian atau kerusakan Neorologik berat tindakan pengobatan saat ini dilakukan pada Neonatus dengan Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi adalah dengan fototerapi(1 2)

                  Fototerapi berupa pemberian sinar biru atau sinar fluoresen atau (gelombang yang panjangnya 430 sampai dengan 470 nm) pada kulit bayi yang telanjang Penyinaran ini menyebabkan perubahan struktural Bilirubin (foto isumerisasi) menjadi isomer-isomer yang larut dalam air isomer ini akan di ekskresikan dengan cepat ke dalam empedu tanpa harus di

                  18

                  konjugasi terlebih dahulu Fenobarbital (Luminal) yang meningkatkan aktivitas glukoronil transferase sering kali dapat menghilang ikterus pada penderita ini (1)

                  4 Penurunan eksresi bilirubin terkonjugasi

                  Gangguan eskresi bilirubin baik yang disebabkan oleh faktor-faktor Fungsional maupun obstruksi terutama mengakibatkan hiperbilirubinemia terkonjugasi Karena bilirubin terkonjugasi latut dalam airmaka bilirubin ini dapat di ekskresi ke dalam kemih sehingga menimbulkan bilirubin dan kemih berwarna gelap Urobilinogen feses dan urobilinogen kemih sering berkurang sehingga terlihat pucat Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat di sertai bukti-bukti kegagalan ekskresi hati lainnya seperti peningkatan kadar fostafe alkali dalam serum AST Kolesterol dan garam-garam empedu Peningkatan garam-garam empedu dalam darah menimbulkan gatal-gatal pada ikterus Ikterus yang diakibatkan oleh hiperbilirubinemia terkonjugasi biasanya lebih kuning dibandingkan dengan hiperbilirubinemia tak terkonjugasi Perubahan warna berkisar dari kuning jingga muda atau tua sampai kuning hijau bila terjadi obstruksi total aliran empedu perubahan ini merupakan bukti adanya ikterus kolestatik yang merupakan nama lain dari ikterus obstruktif Kolestasis dapat bersifat intrahepatik (mengenai sel hati kanalikuli atau kolangiola) atau ekstra hepatik (mengenai saluran empedu di luar hati) Pada ke dua keadaan ini terdapat gangguan niokimia yang sama (1 2)

                  Sumber lain ada juga yang menyatakan penyebab dari hiperbilirubinemia adalah

                  a Produksi bilirubin yang meningkat peningkatan jumlah sel darah merah penurunan umur sel darah merah peningkatan pemecahan sel darah merah (inkompatibilitas golongan darah dan Rh) defek sel darah merah pada defisiensi G6PD atau sferositosis polisetemia sekuester darah infeksi)

                  b Penurunan konjugasi bilirubin prematuritas ASI defek congenital yang jarang)c Peningkatan reabsorpsi bilirubin dalam saluran cerna ASI asfiksia pemberian ASI

                  yang terlambat obstruksi saluran cernad Kegagalan eksresi cairan empede infeksi intrauterine sepsis hepatitis sindrom

                  kolestatik atresia biliaris fibrosis kistik)(1 2)

                  Klasifikasi ikterus pada neonatus

                  Ikterus fisiologis terjadi setelah 24 jam pertama Pada bayi cukup bulan nilai puncak 6-8 mgdL biasanya tercapai pada hari ke 3-5 Pada bayi kurang bulan nilainya 10-12 mgdL bahkan sampai 15 mgdL Peningkatanakumulasi bilirubin serum lt 5 mgdLhr

                  Ikterus patologis terjadi dalam 24 jam pertama Peningkatan akumulasi bilirubin serum gt 5 mgdLhr Bayi yang mendapat ASI kadar bilirubin total serum gt 17mgdL Ikterus menetap setelah 8 hari pada bayi cukup bulan dan setelah 14 hari pada bayi kurang bulan Bilirubin direk gt2 mgdL

                  19

                  Sebagai neonatus terutama bayi prematur menunjukkan gejala ikterus pada hari pertama Ikterus ini biasanya timbul pada hari kedua kemudian menghilang pada hari ke sepuluh atau pada akhir minggu ke dua Bayi dengan gejala ikterus ini tidak sakit dan tidak memerlukan pengobatan kecuali dalam pengertian mencegah terjadinya penumpukan bilirubin tidak langsung yang berlebihan

                  Ikterus dengan kemungkinan besar menjadi patologik dan memerlukan pemeriksaan yang mendalam antara lain (6)

                  Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama Bilirubin serum meningkat lebih dari 5 mg per hari Bilirubin melebihi 10mg pada bayi cukup bulan Bilirubin melebihi 15mg pada bayi prenatur Ikterus yang menetap sesudah minggu pertama Ikterus dengan bilirubin langsung melebihi 1mgpada setiap

                  waktu Ikterus yang mempunyai hubungan dengan penyakit hemoglobin

                  infeksi atau suatu keadaan patologik lain yang telah diketahui

                  Pembagian derajat ikterus

                  Berdasarkan Kramer dapat dibagi (4)

                  Derajat ikterus Daerah ikterus Perkiraan kadar bilirubin

                  I

                  II

                  III

                  IV

                  V

                  Kepala dan leher

                  Sampai badan atas (diatas umbilicus)

                  Sampai badan bawah (dibawah umbilicuks hingga tungkai atas diatas lutut)

                  Sampai lengan tungkai bawah lutut

                  Sampai telapak tangan dan kaki

                  50 mg

                  90mg

                  114mg

                  124mg

                  160mg

                  20

                  Pemeriksaan penunjang

                  Pemeriksaan Laboratorium (4)

                  Pemeriksaan serum bilirubin (bilirubin total dan direk) harus dilakukan pada neonatus yang mengalami ikterus Terutama pada bayi yang tampak sakit atau bayi-bayi yang tergolong risiko tinggi terserang hiperbilirubinemia berat Namun pada bayi yang mengalami ikterus berat lakukan terapi sinar sesegera mungkin jangan menunda terapi sinar dengan menunggu hasil

                  pemeriksaan kadar serum bilirubin

                  lsquoTranscutaneous bilirubin (TcB)rsquo dapat digunakan untuk menentukan kadar serum bilirubin total tanpa harus mengambil sampel darah Namun alat ini hanya valid untuk kadar bilirubin total lt 15 mgdL (lt257 μmolL) dan tidak lsquoreliablersquo pada kasus ikterus yang sedang mendapat

                  terapi sinar 511

                  Pemeriksaan tambahan yang sering dilakukan untuk evaluasi menentukan penyebab ikterus antara lain

                  bull Golongan darah dan lsquoCoombs testrsquo bull Darah lengkap dan hapusan darah bull Hitung retikulosit skrining G6PD atau ETCOc

                  bull Bilirubin direk

                  Pemeriksaan serum bilirubin total harus diulang setiap 4-24 jam tergantung usia bayi dan tingginya kadar bilirubin Kadar serum albumin juga perlu diukur untuk menentukan pilihan

                  terapi sinar ataukah tranfusi tukar

                  21

                  TABLE 1 Laboratory Evaluation of the Jaundiced Infant of 35 or More Weeksrsquo GestationIndications Assessments

                  Jaundice in first 24 h Measure TcB andor TSBJaundice appears excessive for infantrsquos age Measure TcB andor TSBInfant receiving phototherapy or TSB rising rapidly (ie crossing percentiles [Fig 2]) and unexplained by history and physical examination

                  Blood type and Coombsrsquo test if not obtained with cord bloodComplete blood count and smearMeasure direct or conjugated bilirubinIt is an option to perform reticulocyte count G6PD and ETCOc if availableRepeat TSB in 4ndash24 h depending on infantrsquos age and TSB level

                  TSB concentration approaching exchange levels or not responding to phototherapy

                  Perform reticulocyte count G6PD albumin ETCOc if available

                  Elevated direct (or conjugated) bilirubin level Do urinalysis and urine culture Evaluate for sepsis if indicated by history and physical examination

                  Jaundice present at or beyond age 3 wk or sick infant

                  Total and direct (or conjugated) bilirubin level

                  If direct bilirubin elevated evaluate for causes of cholestasisCheck results of newborn thyroid and galactosemia screen and evaluate infant for signs or symptoms of hypothyroidism

                  22

                  Diagnosis (1 2 4 7)

                  Dari anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium terdapat beberapa faktor

                  Faktor risiko terjadinya hiperbilirubinaemia berat 1 Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama (usia bayi lt 24 jam) 2 Inkompatibilitas golongan darah (dengan lsquoCoombs testrsquo positip) 3 Usia kehamilan lt 38 minggu 4 Penyakit-penyakit hemolitik (G6PD lsquoend tidalrsquo CO 1048757)

                  5 Ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya 6 Hematoma sefal lsquobruisingrsquo 7 ASI eksklusif (bila berat badan turun gt 12 BB lahir) 8 Ras Asia Timur jenis kelamin laki-laki usia ibu lt 25 tahun 9 Ikterus sebelum bayi dipulangkan 10 lsquoInfant Diabetic Motherrsquo makrosomia 11 Polisitemia

                  23

                  Anamnesis 1 Riwayat kehamilan dengan komplikasi (obat-obatan ibu DM gawat janin malnutrisi intra

                  uterin infeksi intranatal)

                  2 Riwayat persalinan dengan tindakan komplikasi

                  3 Riwayat ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya

                  4 Riwayat inkompatibilitas darah

                  5 Riwayat keluarga yang menderita anemia pembesaran hepar dan limpa

                  Pemeriksaan Fisik Secara klinis ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau beberapa

                  hari kemudian Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar yang cukup Ikterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa tidak terlihat dengan penerangan yang kurang terutama pada neonatus yang kulitnya gelap Penilaian ikterus akan lebih sulit lagi apabila penderita sedang mendapatkan terapi sinar

                  Tekan kulit secara ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna kulit dan

                  jaringan subkutan Waktu timbulnya ikterus mempunyai arti penting pula dalam

                  diagnosis dan penatalaksanaan penderita karena saat timbulnya ikterus mempunyai

                  kaitan erat dengan kemungkinan penyebab ikterus tersebut

                  Pemeriksaan Penunjang

                  Pemeriksaan kadar bilirubinBertujuan untuk mengetahui tingkat kerusakan yang masih akan timbul akibat toksisitas kadar bilirubin yang sangat tinggi

                  Pemeriksaan fungsi otak EEGBertujuan untuk mengetahui sejauh mana kerusakan otak yang telah terjadi

                  24

                  Penatalaksanaan (7)

                  ManajemenStrategi mengelola bayi baru lahir dengan hiperbilirubinemia meliputi pencegahan penggunaan farmakologi fototerapi dan transfusi tukar (1 7)

                  1 Strategi pencegahan hiperbirubinemia(1) Pencegahan primer

                  Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya paling sedikit 8-12 kali per hari untuk beberapa hari pertama

                  Tidak memberikan cairan tambahan rutin seperti dekstrose atau air pada bayi yang mendapat ASI dan tidak mengalami dehidrasi (1 7)

                  (2) Pencegahan sekunder Semua wanita hamil harus diperiksa golongan darah ABO dan rhesus serta penyaringan

                  serum untuk antibodi isoimun yang tidak biasa Jika golongan darah ibu tidak diketahui atau Rh negatif dilakukan pemeriksaan

                  antibodi direk (tes coombs) golongan darah dan tipe Rh darahtali pusat bayi

                  25

                  Jika golongan darah ibu O Rh positif terdapat pilihan untuk dilakukan tesgolongan darah dan tes coombs pada darah tali pusat bayi tetapi hal itu tidak diperlukan jikan dilakukan pengawasan penilaian terhadap resiko sebelum keluar RS dan tindak lanjut yang memadai

                  Harus memastikan bahwa semua bayi secara rutin dimonitor terhadap timbulnya ikterus dan menetapkan protokol terhadap penilaian ikterus yang harus dinilai saat memeriksa tanda vital bayi tetapi tidak kurang dari setiap 8-12 jam (1 7)

                  (3) Evaluasi laboraturium Pengukuran kadar bilirubin harus dilakukan pada setiap bayi yang mengalami ikterus

                  dalam 24 jam pertama setelah lahir Pengukuran kadar bilirubin harus dilakukan jika tampak ikterus yang berlebihan Semua kadar bilirubin harus diintrepretasikan sesuai dengan umur bayi dalam jam(1 7)

                  (4) Penyebab kuning Bayi yang mengalami peningkatan bilirubin direk atau konjugasi harus dilakukan analisis

                  dan kultur urin Bayi sakit dan ikterus pada umur atau lebih dari 3 minggu harus dilakukan pemeriksaan

                  bilirubin total dan direk untuk mengidentifikasi adanya kolestatis Jika kadar bilirubin direk meningkat dilakukan evaluasi tambahan mencari penyebab

                  kolestatis Pemeriksaan kadar G6PD direkomendasikan untuk bayi ikterus yang

                  mendapat fototerapi dan dengan riwayat keluarga atau asal geografis yang menunjukkan kecenderungan defisiensi G6PD atau pada bayi dengan respon fototerapi buruk (1 7)

                  (5) Penilaian resiko sebelum bayi dipulangkan Setiap bayi harus dinilai terhadap resiko berkembangnya hiperbilirubinemia berat (1 7)

                  (6) Kebijakan dan prosedur rumah sakit RS harus memberikan informasi tertulis dan lisan kepada orang tua mengenai kuning

                  perlunya monitor terhadap kuning dan anjuran bagaimana monitoring harus dilakukan (1

                  7)

                  (7) Pengelolaan bayi dengan ikterus yang mendapat ASI Observasi semua fese awal bayi pertimbangkan untuk merangsang pengeluaran jika

                  feses keluar dalam waktu 24 jam Segera mulai menyusui dan beri sesering mungkin Menyusui yang sering dengan waktu

                  yang singkat lebih efektif dibandingkan dengan menyusui yang lama dengan frekuensi yang jarang walaupun total waktu yang diberikan sama

                  Tidak dianjurkan pemberian air dektrosa atau formula pengganti Observasi berat badan BAK dan BAB yang berhubungan dengan pola menyusui

                  26

                  Ketika kadar bilirubin mencapai 15mgdL tingkatkan pemberian minum rangsang pengeluaran atau produksi ASI dengan cara memompa dan menggunakan protokol penggunaan fototerapi yang dikeluarkan AAP

                  Tidak terdapat bukti bahwa early jaundice berhubungan dengan abnormalitas ASI sehingga penghentian menyusui sebagai suatu upaya hanya diindikasikan jika ikterus menetap lebih dari 6 hari atau meningkat diatas 20 mgdL atau ibumemiliki riwayat bayi sebelumnya terkena kuning (1 7)

                  2 Penggunaan Farmakoterapi

                  a) Imunoglobulin intravena telah digunakan pada bayi ndash bayi dengan rhesus yang berat dan inkompatibilitas ABO untuk menekan hemolisis isoimun dan menurunkan tindakan transfusi tukar

                  b) Fenobarbital merangsang aktivitas dan konsentrasi UDPG ndash T dan ligandin serta dapat meningkatkan jumlah tempat ikatan bilirubin sehingga konjugasi bilirubin berlangsung lebih cepat Pemberian phenobarbital untuk mengobatan hiperbilirubinemia pada

                  27

                  neonatus selama tiga hari baru dapat menurunkan bilirubin serum yang berarti Bayi prematur lebih banyak memberikan reaksi daripada bayi cukup bulan Phenobarbital dapat diberikan dengan dosis 8 mgkg berat badan sehari mula-mula parenteral kemudian dilanjutkan secara oral Keuntungan pemberian phenobarbital dibandingkan dengan terapi sinar ialah bahwa pelaksanaanya lebih murah dan lebih mudah Kerugiannya ialah diperlukan waktu paling kurang 3 hari untuk mendapat hasil yang berarti

                  c) Metalloprotoprophyrin adalah analog sintesis heme

                  d) Tin ndash Protoporphyrin (Sn ndash Pp) dan Tin ndash Mesoporphyrin ( Sn ndash Mp ) dapat menurunkan kadar bilirubin serum

                  e) Pemberian inhibitor b - glukuronidasi seperti asam L ndash aspartik dan kasein holdolisat dalam jumlah kecil (5 mldosis ndash 6 kalihari ) pada bayi sehat cukup bulan yang mendapat ASI dan meningkatkan pengeluaran bilirubin feses dan ikterus menjadi berkurang dibandingkan dengan bayi control (13 7)

                  3 Fototerapi Pengaruh sinar terhadap ikterus pertama sekali diperhatikan dan dilaporkan oleh seorang

                  perawat di salah satu rumah sakit di Inggris Perawat Ward melihat bahwa bayi ndash bayi yang mendapat sinar matahari di bangsalnya ternyata ikterusnya lebih cepat menghilang dibandingkan bayi ndash bayi lainnya Cremer (1958) yang mendapatkan laporan tersebut mulai melakukan penyelidikan mengenai pengaruh sinar terhadap hiperbilirubinemia ini Dari penelitiannya terbukti bahwa disamping pengaruh sinar matahari sinar lampu tertentu juga mempunyai pengaruh dalam menurunkan kadar bilirubin pada bayi ndash bayi prematur lainnya6Sinar fototerapi akan mengubah bilirubin yang ada di dalam kapiler-kapiler superfisial dan ruang-ruang usus menjadi isomer yang larut dalam air yang dapat diekstraksikan tanpa metabolisme lebih lanjut oleh hati Maisels seorang peneliti bilirubin menyatakan bahwa fototerapi merupakan obat perkutan3 Bila fototerapi menyinari kulit akan memberikan foton-foton diskrit energi sama halnya seperti molekul-molekul obat sinar akan diserap oleh bilirubin dengan cara yang sama dengan molekul obat yang terikat pada reseptor (1 5 7)

                  Molekul-molekul bilirubin pada kulit yang terpapar sinar akan mengalami reaksi fotokimia yang relatif cepat menjadi isomer konfigurasi dimana sinar akan merubah bentuk molekul bilirubin dan bukan mengubah struktur bilirubin Bentuk bilirubin 4Z 15Z akan berubah menjadi bentuk 4Z15E yaitu bentuk isomer nontoksik yang bisa diekskresikan Isomer bilirubin ini mempunyai bentuk yang berbeda dari isomer asli lebih polar dan bisa diekskresikan dari hati ke dalam empedu tanpa mengalami konjugasi atau membutuhkan pengangkutan khusus untuk ekskresinya Bentuk isomer ini mengandung 20 dari jumlah bilirubin serum Eliminasi melalui urin dan saluran cerna sama-sama penting dalam mengurangi muatan bilirubin Reaksi fototerapi menghasilkan suatu fotooksidasi melalui proses yang cepat Fototerapi juga menghasilkan

                  28

                  lumirubin dimana lumirubin ini mengandung 2 sampai 6 dari total bilirubin serum Lumirubin diekskresikan melalui empedu dan urinLumirubin bersifat larut dalam air (5)

                  Mekanisme fototerapi Penelitian Sarici mendapatkan 105 neonatus cukup bulan dan 255 neonatus kurang bulan menderita hiperbilirubinemia yang signifikan dan membutuhkan fototerapi

                  29

                  Fototerapi diindikasikan pada kadar bilirubin yang meningkat sesuai dengan umur pada neonatus cukup bulan atau berdasarkan berat badan pada neonatus kurang bulan sesuai dengan rekomendasi American Academy of Pediatrics (AAP) (5)

                  Sinar FototerapiSinar yang digunakan pada fototerapi adalah suatu sinar tampak yang merupakan suatu

                  gelombang elektromagnetik Sifat gelombang elektromagnetik bervariasi menurut frekuensi dan panjang gelombang yang menghasilkan spektrum elektromagnetik Spektrum dari sinar tampak ini terdiri dari sinar merah oranye kuning hijau biru dan ungu Masing masing dari sinar memiliki panjang gelombang yang berbeda beda

                  Panjang gelombang sinar yang paling efektif untuk menurunkan kadar bilirubin adalah sinar biru dengan panjang gelombang 425-475 nmSinar biru lebih baik dalam menurunkan kadar bilirubin dibandingkan dengan sinar biru-hijau sinar putih dan sinar hijau Intensitas sinar adalah jumlah foton yang diberikan per sentimeter kuadrat permukaan tubuh yang terpapar Intensitas yang diberikan menentukan efektifitas fototerapi semakin tinggi intensitas sinar maka semakin cepat penurunan kadar bilirubin serumIntensitas sinar yang ditentukan sebagai Wcm2nm

                  Intensitas sinar yang diberikan menentukan efektivitas dari fototerapi Intensitas sinar diukur dengan menggunakan suatu alat yaitu radiometer fototerapi2836 Intensitas sinar ge 30 μWcm2nm cukup signifikan dalam menurunkan kadar bilirubin untuk intensif fototerapi Intensitas sinar yang diharapkan adalah 10 ndash 40 μWcm2nm Intensitas sinar maksimal untuk fototerapi standard adalah 30 ndash 50 μWcm2nm Semakin tinggi intensitas sinar maka akan lebih besar pula efikasinya

                  Faktor-faktor yang berpengaruh pada penentuan intensitas sinar ini adalah jenis sinar panjang gelombang sinar yang digunakan jarak sinar ke neonatus dan luas permukaan tubuh neonatus yang disinari serta penggunaan media pemantulan sinar

                  Intensitas sinar berbanding terbalik dengan jarak antara sinar dan permukaan tubuh Cara mudah untuk meningkatkan intensitas sinar adalah menggeser sinar lebih dekat pada bayi

                  Rekomendasi AAP menganjurkan fototerapi dengan jarak 10 cm kecuali dengan menggunakan sinar halogenSinar halogen dapat menyebabkan luka bakar bila diletakkan terlalu dekat dengan bayi Bayi cukup bulan tidak akan kepanasan dengan sinar fototerapi berjarak 10 cm dari bayi Luas permukaan terbesar dari tubuh bayi yaitu badan bayi harus diposisikan di pusat sinar tempat di mana intensitas sinar paling tinggi

                  Tabel 1 Rekomendasi AAP penanganan hiperbilirubinemia pada neonatus sehat dan cukup bulan (1 3 7)

                  Usia ( jam ) Pertimbangan terapi sinar

                  Terapi sinar Transfusi tukar Transfusi tukar dan terapi sinar

                  25-48 gt12mgdl(gt200 micromolL)

                  gt15 mgdl( gt250 micromolL)

                  gt20 mgdl(gt340 micromolL)

                  gt25 mgdl(425 micromolL)

                  30

                  49-72 gt15mgdl(gt250 micromolL)

                  gt18 mgdl(gt300micromolL)

                  gt25mgdl(425 micromolL)

                  gt30 mgdl(510micromolL)

                  gt72 gt17 mgdl(gt290 micromolL)

                  gt20mgdl(gt340micromolL

                  gt25mgdl(gt425 micromolL)

                  gt30mgdl(gt510 micromolL)

                  Tabel 2 Tatalaksana hiperbilirubinemia pada Neonatus Kurang Bulan Sehat dan Sakit ( gt37 minggu ) (1 3 7)

                  Neontaus kurang bulan sehat Kadar Total Bilirubin Serum (mgdl)

                  Neontaus kurang bulan sakit Kadar Total Bilirubin Serum (mgdl)

                  Berat Terapi sinar Transfusi tukar

                  Terapi sinar Transfusi tukar

                  Hingga 1000 g 5-7 10 4-6 8-101001-1500 g 7-10 10-15 6-8 10-121501-2000 g 10 17 8-10 15gt2000 g 10-12 18 10 17

                  Kontraindikasi fototerapi adalah pada kondisi dimana terjadi peningkatan kadar bilirubin direk yang disebabkan oleh penyakit hati atau obstructive jaundice Komplikasi terapi sinar

                  Setiap cara pengobatan selalu akan disertai efek samping Di dalam penggunaan terapi sinar penelitian yang dilakukan selama ini tidak memperlihatkan hal yang dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi baik komplikasi segaera ataupun efek lanjut yang terlihat selama ini ebrsifat sementara yang dapat dicegah atau ditanggulangi dengan memperhatikan tata cara pengunaan terapi sinar yang telah dijelaskan diatas (5)

                  Kelainan yang mungkin timbul pada terapi sinar antara lain

                  1 Peningkatan ldquoinsensible water lossrdquo pada bayiHal ini terutama akan terlihat pada bayi yang kurnag bulan Oh dkk (1972) melaporkan kehilangan ini dapat meningkat 2-3 kali lebih besar dari keadaan biasa Untuk hal ini pemberian cairan pada penderita dengan terapi sinar perlu diperhatikan dengan sebaiknya

                  2 Frekuensi defekasi yang meningkat

                  31

                  Banyak teori yang menjelaskan keadaan ini antara lain dikemukankan karena meningkatnya peristaltik usus (Windorfer dkk 1975) Bakken (1976) mengemukakan bahwa diare yang terjadi akibat efek sekunder yang terjadi pada pembentukan enzim lactase karena meningkatnya bilirubin indirek pada usus Pemberian susu dengan kadar laktosa rendah akan mengurangi timbulnya diare Teori ini masih belum dapat dipertentangkan (Chung dkk 1976)

                  3 Timbulnya kelainan kulit yang sering disebut ldquoflea bite rashrdquo di daerah muka badan dan ekstremitas Kelainan ini segera hilang setelah terapi dihentikan Pada beberapa bayi dilaporkan pula kemungkinan terjadinya bronze baby syndrome (Kopelman dkk 1976) Hal ini terjadi karena tubuh tidak mampu mengeluarkan dengan segera hasil terapi sinar Perubahan warna kulit yang bersifat sementara ini tidak mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi

                  4 Gangguan retinaKelainan retina ini hanya ditemukan pada binatang percibaan (Noel dkk 1966) Pnelitain Dobson dkk 1975 tidak dapat membuktikan adanya perubahan fungsi mata pada umumnya Walaupin demikian penyelidikan selanjutnya masih diteruskan

                  5 Gangguan pertumbuhanPada binatang percobaan ditemukan gangguan pertumbuhan (Ballowics 1970) Lucey (1972) dan Drew dkk (10976) secara klinis tidak dapat menemukan gangguan tumbuh kembang pada bayi yang mendapat terapi sinar Meskipun demikian hendaknya pemakaian terapi sinar dilakukan dengan indikasi yang tepat selama waktu yang diperlukan

                  6 Kenaikan suhuBeberapa penderita yang mendapatkan terapi mungkin memperlihatkan kenaikan suhu Bila hal ini terjadi terapi dapat terus dilanjutkan dengan mematikan sebagian lampu yang dipergunakan

                  7 Beberapa kelainan lain seperti gangguan minum letargi iritabilitas kadang-kadang ditemukan pada penderita Keadaan ini hanya bersifat sementara dan akan menghilang dengan sendirinya

                  8 Beberapa kelainan yang sampai saat ini masih belim diketahui secara pasti adalah kelainan gonad adanya hemolisis darah dan beberapa kelainan metabolisme lain

                  Sampai saat ini tampaknya belum ditemukan efek lanjut terapi sinar pada bayi Komplikasi segera juga bersifat ringan dan tidak berarti dibandingkan dengan manfaat penggunaannya Mengingat hal ini adalah wajar bila terapi sinar mempunyai tempat tersendiri dalam penatalaksanaan hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir

                  Tranfusi Tukar

                  32

                  Transfusi tukar adalah suatu tindakan pengambilan sejumlah kecil darah yang dilanjutkan dengan pengembalian darah dari donor dalam jumlah yang sama yang dilakukan berulang-ulang sampai sebagian besar darah penderita tertukar (Friel 1982) (1 5)

                  Pada hiperbilirubinemia tindakan ini bertujuan mencegah terjadinya ensefalopati bilirubin dengan cara mengeluarkan bilirubin indirek dari sirkulasi Pada bayi dengan isoimunisasi transfusi tukar memiliki manfaat tambahan karena membantu mengeluarkan antibodi maternal dari sirkulasi bayi Sehingga mencegah hemolisis lebih lanjut dan memperbaiki anemia (5)

                  Darah Donor Untuk Tranfusi Tukar (1 5)

                  1 Darah yang digunakan golongan O

                  2 Gunakan darah baru Kerjasama dengan dokter kandungan dan Bank Darah adalah penting untuk persiapan kelahiran bayi yang membutuhkan tranfusi tukar

                  3 Pada penyakit hemolitik rhesus jika darah disiapkan sebelum persalinan harus golongan O dengan rhesus (-) crossmatched terhadap ibu Bila darah disiapkan setelah kelahiran dilakukan juga crossmatched terhadap bayi

                  4 Pada inkomptabilitas ABO darah donor harus golongan O rhesus (-) atau rhesus yang sama dengan ibu dan bayinya Crossmatched terhadap ibu dan bayi yang mempunyai titer rendah antibodi anti A dan anti B Biasanya menggunakan eritrosit golongan O dengan plasma AB untuk memastikan bahwa tidak ada antibodi anti A dan anti B yang muncul

                  5 Pada penyakit hemolitik isoimun yang lain darah donor tidak boleh berisi antigen tersensitisasi dan harus di crossmatched terhadap ibu

                  33

                  6 Pada hiperbilirubinemia yang nonimun darah donor ditiping dan crossmatched terhadap plasma dan eritrosit pasienbayi

                  7 Tranfusi tukar biasanya memakai 2 kali volume darah (2 volume exchange) ---- 160 mLkgBB sehingga diperoleh darah baru sekitar 87

                  Teknik Transfusi Tukar (1 5)

                  a SIMPLE DOUBLE VOLUME

                  Push-Pull tehnique jarum infus dipasang melalui kateter vena umbilikalis vena saphena magna Darah dikeluarkan dan dimasukkan bergantian

                  b ISOVOLUMETRIC

                  Darah secara bersamaan dan simultan dikeluarkan melalui arteri umbilikalis dan dimasukkan melalui vena umbilikalis dalam jumlah yang sama

                  c PARTIAL EXCHANGE TRANFUSION

                  Tranfusi tukar sebagian dilakukan biasanya pada bayi dengan polisitemia

                  Di Indonesia untuk kedaruratan transfusi tukar pertama menggunakan golongan darah O rhesus positif (1 5)

                  Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

                  Kebutuhan

                  Rumus

                  lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2 lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

                  Hct sekarang Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

                  (Hb donor ndash Hb sekarang) BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang) (PCV donor)

                  Indikasi

                  Hingga kini belum ada kesepakatan global mengenai kapan melakukan transfusi tukar pada hiperbilirubinemia Indikasi transfusi tukar berdasarkan keputusan WHO tercantum dalam tabel 2 (1 5)

                  34

                  Tabel 3 Indikasi Transfusi Tukar Berdasarkan Kadar Bilirubin Serum

                  UsiaBayi Cukup Bulan Sehat

                  Dengan Faktor Risiko

                  Hari mgdL mgDl

                  Hari ke-1 15 13

                  Hari ke-2 25 15

                  Hari ke-3 30 20

                  Hari ke-4 dan seterusnya

                  30 20

                  Bila transfusi tukar memungkinkan untuk dilaksanakan di tempat atau bayi bisa dirujuk secara cepat dan aman ke fasilitas lain dan kadar bilirubin bayi telah mencapai kadar di atas sertakan contoh darah ibu dan bayi (5)

                  Tabel 4 Indikasi Transfusi Tukar Pada Bayi Berat Badan Lahir Rendah

                  Berat badan (gram)KadKadar Bilirubin (mgdL)

                  ltgt gt lt1000 10-12

                  1000-1500 12-15

                  1500-2000 15-18

                  2000-2500 18-20

                  Pada penyakit hemolitik segera dilakukan tranfusi tukar apabila ada indikasi

                  a Kadar bilirubin tali pusat gt 45 mgdL dan kadar Hb rendah

                  b Kadar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam walaupun sedang mendapatkan terapi sinar

                  35

                  c Selama terapi sinar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam dan kadar Hb 11 ndash 13 grdL

                  d Didapatkan anemia yang progresif walaupun kadar bilirubin dapat dikontrol secara adekuat dengan terapi sinar

                  Transfusi tukar harus dihentikan apabila terjadi

                  Emboli (emboli bekuan darah) trombosis

                  Hiperkalemia hipernatremia hipokalsemia asidosis hipoglikemia

                  Gangguan pembekuan karena pemakaian heparin

                  Perforasi pembuluh darah

                  Komplikasi tranfusi tukar (1)

                  1 Hipokalsemia dan hipomagnesia

                  2 Hipoglikemia

                  3 Gangguan keseimbangan asam basa

                  4 Hiperkalemia

                  5 Gangguan kardiovaskular

                  Perforasi pembuluh darah

                  Emboli

                  Infark

                  Aritmia

                  Volume overload

                  Arrest

                  6 Pendarahan Trombositopenia Defisiensi factor pembekuan

                  7 Infeksi8 Hemolisis9 Graft-versus host disease10 Lain-lain hipotermia hipertermia dan kemungkinan terjadinya enterokolitis

                  nekrotikans

                  36

                  Perawatan pasca tranfusi tukar Lanjutkan dengan terapi sinar Awasi ketat kemungkinan terjadinya komplikasi

                  37

                  38

                  DAFTAR PUSTAKA1 Staf pengajar Ilmu kesehatan anak FKUI Gastroenterologi Ilmu Kesehatan Anak Jilid I

                  Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1985 hal 283-3102 Noerasid N amp dkk gastrienteritis ( Diare ) Akut Gastroenterologi Anak Praktis Bagian Ilmu

                  Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1988 hal 51-763 Firmansyah A dkk Penyakit Radang Usus Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak ed Markum H

                  dkk Jilid 1 bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia hal 448-474

                  4 Staf Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM Panduan Pelayanan Medis Jakarta 20055 wwwemedicinecompedtopic583htmdiarrheaJully2005 6 Reisinger ECdkkDiarrhea Caused by primarily Non-Gastrointestinal Infection

                  wwwmedscapecomviewarticle505473 Nature Clinical Practical Gastroenterology amp Hepatology

                  7 Pray Sddk Diarrhea Causes dan Self-Care Treatments wwwmedscapecomviewarticle407636 US Pharmacist

                  8 Soegijanto Soegeng Prof DR Ilmu Penyakit Anak Diagnosa Dan Penatalaksanaan Edisi pertama Jakarta Salemba Medika 2002

                  9 Mansjoer A Kuspuji T dkk Kapita Selekta Kedokteran Edisi III Jilid 2 Cetakan kelima Jakarta Media Aesculapius 2002

                  10 Suharyono Aswitha B EM Halimun Gastroenterologi Anak Praktis cetakan ke-4 Jakarta Gaya Baru 2003

                  11 Sari Dina Kartika Hanifah Mirzanie Desy K A Leksana Buku Saku Pediatrica Edisi 2 Jogjakarta Tosca Enterprise 2006

                  12 http wwwKeep Kids Healthycom ndash Diarrhea in Children13 Subijanto Reza Ranuh Liek Djupri Pitono Soeparto Management Diare Pada Bayi Dan

                  Anak (Diarrheal Management In Infant And Children) Buletin Ilmu Kesehatan Anak Thn XXX No 11 2003

                  14 http www Pediatricscom -- Lactobacillus Therapy for Acute Infectious Diarrhea in Children A Meta-analysis -- Van Niel et almht

                  15 Tjokronegoro Arjatmo Prof Dr dr Hendra Utama Sp FK Updates In Pediatric Emergencies FKUI Jakarta 2002

                  39

                  • Diagnosis (1 2 4 7)
                  • Anamnesis
                  • Pemeriksaan Fisik
                    • Teknik Transfusi Tukar (1 5)
                      • DAFTAR PUSTAKA

                    Epidemiologi

                    Angka kematian bayi (AKB) di Indonesia pada tahun 1997 tercatat sebanyak 414 per 1000 kelahiran hidup Dalam upaya mewujudkan visi ldquoIndonesia Sehat 2010rdquo maka salah satu tolok ukur adalah menurunnya angka mortalitas dan morbiditas neonatus dengan proyeksi pada tahun 2025 AKB dapat turun menjadi 18 per 1000 kelahiran hidup Salah satu penyebab mortalitas pada bayi baru lahir adalah ensefalopati bilirubin (lebih dikenal sebagai kernikterus) Ensefalopati bilirubin merupakan komplikasi ikterus neonatorum yang paling berat Selain memiliki angka mortalitas yang tinggi juga dapat menyebabkan gejala sisa berupa cerebral palsy tuli nada tinggi paralisis dan displasia dental yang sangat mempengaruhi kualitas hidup Ikterus neonatorum merupakan fenomena biologis yang timbul akibat tingginya produksi dan rendahnya ekskresi bilirubin selama masa transisi pada neonatus Pada neonatus produksi bilirubin 2 sampai 3 kali lebih tinggi dibanding orang dewasa normal Hal ini dapat terjadi karena jumlah eritosit pada neonatus lebih banyak dan usianya lebih pendek Banyak bayi baru lahir terutama bayi kecil (bayi dengan berat lahir lt 2500 g atau usia gestasi lt37 minggu) mengalami ikterus pada minggu pertama kehidupannya Data epidemiologi yang ada menunjukkan bahwa lebih 50 bayi baru lahir menderita ikterus yang dapat dideteksi secara klinis dalam minggu pertama kehidupannya Pada kebanyakan kasus ikterus neonatorum kadar bilirubin tidak berbahaya dan tidak memerlukan pengobatan Sebagian besar tidak memiliki penyebab dasar atau disebut ikterus fisiologis yang akan menghilang pada akhir minggu pertama kehidupan pada bayi cukup bulan Sebagian kecil memiliki penyebab seperti hemolisis septikemi penyakit metabolik (ikterus non-fisiologis)

                    Hiperbilirubinemia bisa disebabkan proses fisiologis atau patologis atau kombinasi keduanya Risiko hiperbilirubinemia meningkat pada bayi yang mendapat ASI bayi kurang bulan dan bayi yang mendekati cukup bulan Neonatal hiperbilirubinemia terjadi karena peningkatan produksi atau penurunan clearance bilirubin dan lebih sering terjadi pada bayi imatur (1 2 3 5)

                    Bayi yang diberikan ASI memiliki kadar bilirubin serum yang lebih tinggi dibanding bayi yang diberikan susu formula Hal tersebut mungkin disebabkan oleh beberapa factor antara lain (1 2 3)

                    Asupan cairano Kelaparan

                    o Frekuensi menyusui

                    o Kehilangan berat badandehidrasi

                    Hambatan ekskresi bilirubin hepatico Pregnandiol

                    o Lipase-free fatty acids

                    o Unidentified inhibitor

                    10

                    Intestinal reabsorption of bilirubino Pasase mekonium terlambat

                    o Pembentukan urobilinoid bakteri

                    o Beta-glukoronidase

                    o Hidrolisis alkaline

                    o Asam empedu

                    Hiperbilirubinemia yang signifikan dalam 36 jam pertama biasanya disebabkan karena peningkatan produksi bilirubin (terutama karena hemolisis) karena pada periode ini hepatic clearance jarang memproduksi bilirubin lebih 10 mgdL Peningkatan penghancuran haemoglobin 1 akan meningkatkan kadar bilirubin 4 kali lipat (1)

                    Sedangkan ikterus neonatorum adalah keadaan klinis pada bayi yang ditandai oleh pewarnaan ikterus pada kulit dan sclera akiat akumulasi bilirubin tidak terkonjugasi yang berlebih Ikterus secara klinis akan mulai tampak pada bayi baru lahir bila kadar bilirubin darah 5-7 mgdL Ikterus dibagi menjadi dua yaitu ikterus fisiologis dan ikterus non-fisiologis (1 2 3)

                    11

                    Ikterus fisiologis merupakan masalah yang sering terjadi pada bayi kurang maupun cukup bulan selama minggu pertama kehidupan yang frekuensinya pada bayi cukup bulan dan kurang bulan berturut-turut adalah 50-60 dan 80 Untuk kebanyakan bayi fenomena ini ringan dan dapat membaik tanpa pengobatan Ikterus fisiologis tidak disebabkan oleh factor tunggal tapi kombinasi dari berbagai factor yang berhubungan dengan maturitas fisiologis bayi baru lahir Peningkatan kadar bilirubin tidak terkonjugasi dalam sirkulasi pada bayi baru lahir disebabkan oleh kombinasi peningkatan ketersediaan bilirubin dan penurunan clearance bilirubin Umumnya kadar bilirubin tak terkonjugasi pada minggu pertama gt 2 mgdL Pada bayi cukup bulan yang mendapat susu formula kadar bilirubin akan mencapai puncaknya sekitar 6-8 mgdL pada hari ke-3 kehidupan dan kemudian akan menurun cepat selama 2-3 hari diikuti dengan penurunan yang lambat sebesar 1 mgdL selama 1 samapi 2 minggu (1 2 3)

                    Pada bayi cukup bulan yang mendapat ASI kadar bilirubin puncak akan mencapai kadar yang lebih tinggi (7-14 mgdL) dan penurunan terjadi lebih lambat Bisa terjadi dalam waktu 2-4 minggu bahkan dapat mencapai waktu 6 minggu Pada bayi kurang bulan yang mendapat susu formula juga akan mengalami peningkatan dengan puncak yang lebih tinggi dan lebih lama begitu juga dengan penurunannya jika tidak diberikan fototerapi pencegahan Peningkatan sampai 10-12 mgdL masih dalam kisaran fisiologis bahkan hingga 15 mgdL tanpa disertai kelainan metabolisme bilirubin Kadar normal bilirubin tali pusat kurang dari 2 mgdL dan berkisar dari 14 sampai 19 mgdL (1 2 3)

                    Ikterus non fisiologis dulu disebut dengan ikterus patologis tidak mudah dibedakan dari ikterus fisiologis Keadaan di bawah ini merupakan petunjuk untuk tindak lanjut (1 2 3 6)

                    Ikterus terjadi sebelum umur 24 jam

                    Setiap peningkatan kadar bilirubin serum yang memerlukan fototerapi

                    Peningkatan kadar bilirubin total serum gt 05 mgdLjam

                    Adanya tanda-tanda penyakit yang mendasari pada setiap bayi (muntah letargis malas menetek penurunan berat badan yang cepat apnea takipnea atau suhu yang tidak stabil)

                    Ikterus bertahan selama 8 hari pada bayi cukup bulan atau setelah 14 hari pada bayi kurang bulan

                    Etiologi

                    Penyebab ikterus pada bayi baru lahir dapat berdiri sendiri ataupun dapat disebabkan oleh beberapa faktor Secara garis besar etiologi ikterus neonatorum dapat dibagi (1 2 3)

                    1 Produksi yang berlebihan

                    12

                    Hal ini melebihi kemampuan bayi untuk mengeluarkannya misalnya pada hemolisis yang meningkat pada inkompatibilitas darah Rh ABO golongan darah lain defisiensi enzim G6PD piruvat kinase perdarahan tertutup dan sepsis

                    2 Gangguan dalam proses uptake dan konjugasi heparGangguan ini dapat disebabkan oleh imaturitas hepar kurangnya substrat untuk konjugasi bilirubin gangguan fungsi hepar akibat asidosis hipoksia dan infeksi atau tidak terdapatnya enzim glukoronil transferase (sindrom Criggler-Najjar) Penyebab lain ialah defisiensi protein Y dalam hepar yang berperanan penting dalam uptake bilirubin ke sel hepar

                    3 Gangguan transportasiBilirubin dalam darah terikat pada albumin kemudian diangkut ke hepar Ikatan bilirubin dengan albumin ini dapat dipengaruhi ileh obat misalnya salisilatm sulfafurazole Defisiensi albumin menyebabkan lebih banyak terdapatnya bilirubin indirek yang bebas dalam darah yang mudah melekat ke sel otak

                    4 Gangguan dalam eksresiGangguan ini dapat terjadi akibat obstruksi dalam hepar atau di luar hepar Kelainan di luar hepar biasanya disebabkan oleh kelainan bawaan Obstruksi dalam hepar biasanya akibat infeksi atau kerusakan hepar oleh penyebab lain

                    Faktor risiko (1 2 7)

                    Manifestasi klinikSecara umum gejala dari penyakit hiperbilirubin ini antara lain (1 2 6)

                    Pada permulaan tidak jelas tampak mata berputar-putar Letargi Kejang

                    13

                    Tidak mau menghisap Dapat tuli gangguan bicara retardasi mental Bila bayi hidup pada umur lanjut disertai spasme otot kejang stenosis yang disertai

                    ketegangan otot Perut membuncit Pembesaran pada hati Feses berwarna seperti dempul Muntah anoreksia fatigue Warna urin gelap

                    PatofisiologiPembentukan Bilirubin

                    Bilirubin adalah pigmen kristal berwarna jingga ikterus yang merupakan bentuk akhir dari pemecahan katabolisme heme melalui proses reaksi oksidasi ndash reduksi Langkah oksidasi yang pertama adalah biliverdin yang di bentuk dari heme dengan bantuan enzim heme oksigenase yaitu suatu enzim yang sebagian besar terdapat dalam sel hati dan organ lain Pada reaksi tersebut juga terdapat besi yang digunakan kembali untuk pembentukan haemoglobin dan karbon monoksida yang dieksresikan ke dalam paru Biliverdin kemudian akan direduksi menjadi bilirubin oleh enzim biliverdin reduktase Biliverdin bersifat larut dalam air dan secara cepat akan dirubah menjadi bilirubin melalui reaksi bilirubin reduktase Berbeda dengan biliverdin bilirubin bersifat lipofilik dan terikat dengan hydrogen serta pada pH normal bersifat tidak larut Jika tubuh akan mengeksresikan diperlukan mekanisme transport dan eliminasi bilirubin (1 2 3 5)

                    Bayi baru lahir akan memproduksi bilirubin 8-10 mgkgBBhari sedangkan orang dewasa sekitar 3-4 mgkgBBhari Peningkatan produksi bilirubin pada bayi baru lahir disebabkan oleh masa hidup eritrosit bayi lebih pendek (70-90 hari) dibandingkan dengan orang dewasa (120 hari) peningkatan degradasi heme turn over sitokrom yang meningkat dan juga reabsorpsi bilirubin dari usus yang meningkat (sirkulasi enterohepatik) (1 2)

                    14

                    Transportasi Bilirubin

                    Pembentukan bilirubin yang terjadi di sistem retikulo endothelial selanjutnya dilapaskan ke sirkulasi yang akan berikatan dengan albumin Bayi baru lahir mempunyai kapasitas ikatan plasma yang rendah terhadap bilirubin karena konsentrasi albumin yang rendahdan kapasitas ikatan molar yang kurangBilirubin yang terikat pada albumin serum ini merupakan zat non polar dan tidak larut dalam air dan kemudian akan di transportasi kedalam sel hepar Bilirubin yang terikat dengan albumin tidak dapat memasuki susuna syaraf pusat dan bersifat non toksik (1 2)

                    Selain itu albumin juga mempunyai afinitas yang tinggi terhadap obat ndash obatan yang bersifat asam seperti penicillin dan sulfonamide Obat ndash obat tersebut akan menempati tempat utama perlekatan albumin untuk bilirubin sehingga bersifat competitor serta dapat pula melepaskan ikatan bilirubin dengan albumin (1 2)

                    Obat ndash obat yang dapat melepaskan ikatan bilirubin dengan albumin Analgetik antipiretik ( Natrium salisilat Fenilbutazon ) Antiseptik desinfektan ( Metil Isopropyl ) Antibiotik dengan kandungan sulfa ( Sulfadiazin Sulfamethizole Sulfamoxazole ) Penicilin ( Propicilin Cloxacillin ) Lain ndash lain ( Novabiosin Triptophan Asam mendelik kontras x ndash ray )

                    Pada bayi kurang bulan ikatan bilirubin akan lebih lemah yang umumnya merupakan komplikasi dari hipoalbumin hipoksia hipoglikemi asidosis hipotermia hemolisis dan septikemia Hal tersebut tentunya akan mengakibatkan peningkatan jumlah bilirubin bebas dan berisiko pula untuk keadaan nerotoksisitas oleh bilirubin (1 2)

                    Bilirubin dalam serum terdapat dalam 4 bentuk yang berbeda yaitu (1)

                    1) Bilirubin tak terkonjugasi yang terikat dengan albumin dan membentuk sebagian besar bilirubin tak terkonjugasi dalam serum

                    2) Bilirubin bebas3) Bilirubin terkonjugasi yaitu bilirubin yang siap dieksresikan melalui ginjal4) Bilirubin terkonjugasi yang terikat denga albumin serum

                    Asupan Bilirubin

                    Pada saat kompleks bilirubin ndash albumin mencapai membran plasma hepatosit albumin terikat ke reseptor permukaan sel Kemudian bilirubin di transfer melalui sel membran yang berikatan dengan ligandin (protein y) mungkin juga dengan protein ikatan sitosilik lainnya Keseimbangan antara jumlah bilirubin yang masuk ke sirkulasi dari sintesis de novo resirkulasi enterohepatik perpindahan bilirubin antar jaringan pengambilan bilirubin oleh sel hati dan konjugasi bilirubin akan menentukan konsentrasi bilirubin tak terkonjugasi dalam serum baik pada keadaan normal ataupun tidak normal (1 5)

                    Berkurangnya kapasitas pengambilan hepaatik bilirubin tak terkonjugasi akan berpengaruh terhadap pembentukan ikterus fisiologis Penelitian menunjukkan hal ini terjadi

                    15

                    karena adanya defisiensi konjugasi bilirubin dalam menghambat transfer bilirubin dari darah ke empedu selama 3-4 hari pertama kehidupan Walaupun demikian defisiensi ambilan ini dapat menyebabkan hiperbilirubinemia terkonjugasi ringan pada minggu kedua kehidupan saat konjugasi bilirubin hepatic mencapai kecepatan normal yang sama dengan orang dewasa (1 5)

                    Konjugasi Bilirubin

                    Bilirubin tak terkonjugasi dikonversikan kebentuk bilirubin konjugasi yang larut dalam air di reticulum endoplasma dengan bantuan enzim uridine diphospate glukuronosyl transferase ( UDPG ndash T ) Katalisa oleh enzim ini akan merubah formasi menjadi bilirubin monoglukoronida yang selanjutnya akan dikonjugasi menjadi bilirubin diglukoronida Bilirubin ini kemudian dieksresikan ke dalam kalanikulus empedu Sedangkan satu molekul bilirubin tak terkonjugasi akan kembali ke reticulum endoplasmic untuk rekonjugasi berikutnya (1 5)

                    Eksresi Bilirubin

                    Setelah mengalami proses konjugasi bilirubin akan dieksresikan kedalam kandung empedu kemudian memasuki saluran cerna dan di eksresikan melalui feses Setelah berada dalam usus halus bilirubin yang terkonjugasi tidak langsung dapat diresorbsi kecuali jika dikonversikan kembali menjadi bentuk tidak terkonjugasi oleh enzim beta ndash glukoronidase yang terdapat dalam usus Resorbsi kembali bilirubin dari saluran cerna dan kembali ke hati untuk di konjugasi kembali disebut sirkulasi enterohepatik (1)

                    Terdapat perbedaan antara bayi baru lahir dan orang dewasa yaitu pada mukosa usus halus dan feses bayi baru lahir mengandung enzim β-glukoronidase yang dapat menghidrolisa monoglukoronida dan diglukoronida kembali menjadi bilirubin yang tak terkonjugasi yang selanjutnya dapat diabsorbsi kembali Selain itu pada bayi baru lahir lumen usus halusnya steril sehingga bilirubin konjugasi tidak dapat dirubah menjadi sterkobilin (suatu produk yang tidak dapat diabsorbsi) (1)

                    16

                    Kecepatan produksi bilirubin adalah 6-8 mgkgBB per 24 jam pada neonatus cukup bulan sehat dan 3-4 mgkgBB per 24 jam pada orang dewasa sehat Sekitar 80 bilirubin yang diproduksi tiap hari berasal dari hemoglobin Bayi memproduksi bilirubin lebih besar per kilogram berat badan karena massa eritrosit lebih besar dan umur eritrositnya lebih pendek (1)

                    Pada sebagian besar kasus lebih dari satu mekanisme terlibat misalnya kelebihan bilirubin akibat hemolisis dapat menyebabkan kerusakan sel hati atau kerusakan duktus biliaris yang kemudian dapat mengganggu transpor sekresi dan ekskresi bilirubin Di pihak lain gangguan ekskresi bilirubin dapat menggangu ambilan dan transpor bilirubin Selain itu kerusakan hepatoseluler memperpendek umur eritrosit sehngga menmbah hiperbilirubinemia dan gangguan proses ambilan bilirubin olah hepatosit (1)

                    Mekanisme hiperbilirubinemia dan ikterus

                    Terdapat 4 mekanisme umum dimana hiperbilirubinemia dan ikterus dapat terjadi pembentukan bilirubin secara berlebihan gangguan pengambilan bilirubin tak terkonjugasi oleh hati gangguan konjugasi bilirubin penurunan ekskresi bilirubin terkonjugasi dalam empedu akibat faktor intra hepatik yang bersifat opbtruksi fungsional atau mekanik (1 2)

                    Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi terutama disebabkan oleh tiga mekanisme yang pertama sedangkan mekanisme yang keempat terutama mengakibatkan terkonjugasi

                    17

                    1 Pembentukan bilirubin secara berlebihan

                    Penyakit hemolitik atau peningkatan kecepatan destruksi sel darah merah merupakan penyebab utama dari pembentukan bilirubin yang berlebihan Ikterus yang timbul sering disebut ikterus hemolitik Konjugasi dan transfer pigmen empedu berlangsungnormal tetapi suplai bilirubin tak terkonjugasi melampaui kemampuan Beberapa penyebab ikterus hemolitik yang sering adalah hemoglobin abnormal (hemoglobin S pada animea sel sabit) sel darah merah abnormal (sterositosis herediter) anti body dalam serum (Rh atau autoimun) pemberian beberapa obat-obatan dan beberapa limfoma atau pembesaran (limpa dan peningkatan hemolisis) Sebagaian kasus Ikterus hemolitik dapat di akibatkan oleh peningkatan destruksi sel darah merah atau prekursornya dalam sum-sum tulang (talasemia anemia persuisiosa porviria) Proses ini dikenal sebagai eritropoiesis tak efektif Kadar bilirubin tak terkonjugasi yang melebihi 20 mg 100 ml pada bayi dapat mengakibatkan Kern Ikterus (1 2)

                    2 Gangguan pengambilan bilirubin

                    Pengambilan bilirubin tak terkonjugasi yang terikat abulmin oleh sel-sel hati dilakukan dengan memisahkannya dari albumin dan mengikatkan pada protein penerima Hanya beberapa obat yang telah terbukti menunjukkan pengaruh terhadap pengambilan bilirubin oleh sel-sel hati asam flafas pidat (dipakai untuk mengobati cacing pita) nofobiosin dan beberapa zat warna kolesistografik Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi dan Ikterus biasanya menghilang bila obat yang menjadi penyebab di hentikan Dahulu ikterus neonatal dan beberapa kasus sindrom Gilbert dianggap oleh defisiensi protein penerima dan gangguan dalam pengambilan oleh hati Namun pada kebanyakan kasus demikian telah di temukan defisiensi glukoronil transferase sehingga keadaan ini terutama dianggap sebagai cacat konjugasi bilirubin (1 2)

                    3 Gangguan konjugasi bilirubin

                    Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi yang ringan ( lt 129 100 ml ) yang mulai terjadi pada hari ke dua sampai ke lima lahir disebut Ikterus fisiologis pada neonatus Ikterus neonatal yang normal ini disebabkan oleh kurang matangnya enzim glukoronik transferase Aktivitas glukoronil tranferase biasanya meningkat beberapa hari setelah lahir sampai sekitar minggu ke dua dan setelah itu Ikterus akan menghilang (1 2)

                    Kern Ikterus atau bilirubin enselopati timbul akibat penimbunan bilirubin tak terkonjugasi pada daerah basal ganglia yang banyak lemak Bila keadaan ini tidak di obati maka akan terjadi kematian atau kerusakan Neorologik berat tindakan pengobatan saat ini dilakukan pada Neonatus dengan Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi adalah dengan fototerapi(1 2)

                    Fototerapi berupa pemberian sinar biru atau sinar fluoresen atau (gelombang yang panjangnya 430 sampai dengan 470 nm) pada kulit bayi yang telanjang Penyinaran ini menyebabkan perubahan struktural Bilirubin (foto isumerisasi) menjadi isomer-isomer yang larut dalam air isomer ini akan di ekskresikan dengan cepat ke dalam empedu tanpa harus di

                    18

                    konjugasi terlebih dahulu Fenobarbital (Luminal) yang meningkatkan aktivitas glukoronil transferase sering kali dapat menghilang ikterus pada penderita ini (1)

                    4 Penurunan eksresi bilirubin terkonjugasi

                    Gangguan eskresi bilirubin baik yang disebabkan oleh faktor-faktor Fungsional maupun obstruksi terutama mengakibatkan hiperbilirubinemia terkonjugasi Karena bilirubin terkonjugasi latut dalam airmaka bilirubin ini dapat di ekskresi ke dalam kemih sehingga menimbulkan bilirubin dan kemih berwarna gelap Urobilinogen feses dan urobilinogen kemih sering berkurang sehingga terlihat pucat Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat di sertai bukti-bukti kegagalan ekskresi hati lainnya seperti peningkatan kadar fostafe alkali dalam serum AST Kolesterol dan garam-garam empedu Peningkatan garam-garam empedu dalam darah menimbulkan gatal-gatal pada ikterus Ikterus yang diakibatkan oleh hiperbilirubinemia terkonjugasi biasanya lebih kuning dibandingkan dengan hiperbilirubinemia tak terkonjugasi Perubahan warna berkisar dari kuning jingga muda atau tua sampai kuning hijau bila terjadi obstruksi total aliran empedu perubahan ini merupakan bukti adanya ikterus kolestatik yang merupakan nama lain dari ikterus obstruktif Kolestasis dapat bersifat intrahepatik (mengenai sel hati kanalikuli atau kolangiola) atau ekstra hepatik (mengenai saluran empedu di luar hati) Pada ke dua keadaan ini terdapat gangguan niokimia yang sama (1 2)

                    Sumber lain ada juga yang menyatakan penyebab dari hiperbilirubinemia adalah

                    a Produksi bilirubin yang meningkat peningkatan jumlah sel darah merah penurunan umur sel darah merah peningkatan pemecahan sel darah merah (inkompatibilitas golongan darah dan Rh) defek sel darah merah pada defisiensi G6PD atau sferositosis polisetemia sekuester darah infeksi)

                    b Penurunan konjugasi bilirubin prematuritas ASI defek congenital yang jarang)c Peningkatan reabsorpsi bilirubin dalam saluran cerna ASI asfiksia pemberian ASI

                    yang terlambat obstruksi saluran cernad Kegagalan eksresi cairan empede infeksi intrauterine sepsis hepatitis sindrom

                    kolestatik atresia biliaris fibrosis kistik)(1 2)

                    Klasifikasi ikterus pada neonatus

                    Ikterus fisiologis terjadi setelah 24 jam pertama Pada bayi cukup bulan nilai puncak 6-8 mgdL biasanya tercapai pada hari ke 3-5 Pada bayi kurang bulan nilainya 10-12 mgdL bahkan sampai 15 mgdL Peningkatanakumulasi bilirubin serum lt 5 mgdLhr

                    Ikterus patologis terjadi dalam 24 jam pertama Peningkatan akumulasi bilirubin serum gt 5 mgdLhr Bayi yang mendapat ASI kadar bilirubin total serum gt 17mgdL Ikterus menetap setelah 8 hari pada bayi cukup bulan dan setelah 14 hari pada bayi kurang bulan Bilirubin direk gt2 mgdL

                    19

                    Sebagai neonatus terutama bayi prematur menunjukkan gejala ikterus pada hari pertama Ikterus ini biasanya timbul pada hari kedua kemudian menghilang pada hari ke sepuluh atau pada akhir minggu ke dua Bayi dengan gejala ikterus ini tidak sakit dan tidak memerlukan pengobatan kecuali dalam pengertian mencegah terjadinya penumpukan bilirubin tidak langsung yang berlebihan

                    Ikterus dengan kemungkinan besar menjadi patologik dan memerlukan pemeriksaan yang mendalam antara lain (6)

                    Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama Bilirubin serum meningkat lebih dari 5 mg per hari Bilirubin melebihi 10mg pada bayi cukup bulan Bilirubin melebihi 15mg pada bayi prenatur Ikterus yang menetap sesudah minggu pertama Ikterus dengan bilirubin langsung melebihi 1mgpada setiap

                    waktu Ikterus yang mempunyai hubungan dengan penyakit hemoglobin

                    infeksi atau suatu keadaan patologik lain yang telah diketahui

                    Pembagian derajat ikterus

                    Berdasarkan Kramer dapat dibagi (4)

                    Derajat ikterus Daerah ikterus Perkiraan kadar bilirubin

                    I

                    II

                    III

                    IV

                    V

                    Kepala dan leher

                    Sampai badan atas (diatas umbilicus)

                    Sampai badan bawah (dibawah umbilicuks hingga tungkai atas diatas lutut)

                    Sampai lengan tungkai bawah lutut

                    Sampai telapak tangan dan kaki

                    50 mg

                    90mg

                    114mg

                    124mg

                    160mg

                    20

                    Pemeriksaan penunjang

                    Pemeriksaan Laboratorium (4)

                    Pemeriksaan serum bilirubin (bilirubin total dan direk) harus dilakukan pada neonatus yang mengalami ikterus Terutama pada bayi yang tampak sakit atau bayi-bayi yang tergolong risiko tinggi terserang hiperbilirubinemia berat Namun pada bayi yang mengalami ikterus berat lakukan terapi sinar sesegera mungkin jangan menunda terapi sinar dengan menunggu hasil

                    pemeriksaan kadar serum bilirubin

                    lsquoTranscutaneous bilirubin (TcB)rsquo dapat digunakan untuk menentukan kadar serum bilirubin total tanpa harus mengambil sampel darah Namun alat ini hanya valid untuk kadar bilirubin total lt 15 mgdL (lt257 μmolL) dan tidak lsquoreliablersquo pada kasus ikterus yang sedang mendapat

                    terapi sinar 511

                    Pemeriksaan tambahan yang sering dilakukan untuk evaluasi menentukan penyebab ikterus antara lain

                    bull Golongan darah dan lsquoCoombs testrsquo bull Darah lengkap dan hapusan darah bull Hitung retikulosit skrining G6PD atau ETCOc

                    bull Bilirubin direk

                    Pemeriksaan serum bilirubin total harus diulang setiap 4-24 jam tergantung usia bayi dan tingginya kadar bilirubin Kadar serum albumin juga perlu diukur untuk menentukan pilihan

                    terapi sinar ataukah tranfusi tukar

                    21

                    TABLE 1 Laboratory Evaluation of the Jaundiced Infant of 35 or More Weeksrsquo GestationIndications Assessments

                    Jaundice in first 24 h Measure TcB andor TSBJaundice appears excessive for infantrsquos age Measure TcB andor TSBInfant receiving phototherapy or TSB rising rapidly (ie crossing percentiles [Fig 2]) and unexplained by history and physical examination

                    Blood type and Coombsrsquo test if not obtained with cord bloodComplete blood count and smearMeasure direct or conjugated bilirubinIt is an option to perform reticulocyte count G6PD and ETCOc if availableRepeat TSB in 4ndash24 h depending on infantrsquos age and TSB level

                    TSB concentration approaching exchange levels or not responding to phototherapy

                    Perform reticulocyte count G6PD albumin ETCOc if available

                    Elevated direct (or conjugated) bilirubin level Do urinalysis and urine culture Evaluate for sepsis if indicated by history and physical examination

                    Jaundice present at or beyond age 3 wk or sick infant

                    Total and direct (or conjugated) bilirubin level

                    If direct bilirubin elevated evaluate for causes of cholestasisCheck results of newborn thyroid and galactosemia screen and evaluate infant for signs or symptoms of hypothyroidism

                    22

                    Diagnosis (1 2 4 7)

                    Dari anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium terdapat beberapa faktor

                    Faktor risiko terjadinya hiperbilirubinaemia berat 1 Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama (usia bayi lt 24 jam) 2 Inkompatibilitas golongan darah (dengan lsquoCoombs testrsquo positip) 3 Usia kehamilan lt 38 minggu 4 Penyakit-penyakit hemolitik (G6PD lsquoend tidalrsquo CO 1048757)

                    5 Ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya 6 Hematoma sefal lsquobruisingrsquo 7 ASI eksklusif (bila berat badan turun gt 12 BB lahir) 8 Ras Asia Timur jenis kelamin laki-laki usia ibu lt 25 tahun 9 Ikterus sebelum bayi dipulangkan 10 lsquoInfant Diabetic Motherrsquo makrosomia 11 Polisitemia

                    23

                    Anamnesis 1 Riwayat kehamilan dengan komplikasi (obat-obatan ibu DM gawat janin malnutrisi intra

                    uterin infeksi intranatal)

                    2 Riwayat persalinan dengan tindakan komplikasi

                    3 Riwayat ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya

                    4 Riwayat inkompatibilitas darah

                    5 Riwayat keluarga yang menderita anemia pembesaran hepar dan limpa

                    Pemeriksaan Fisik Secara klinis ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau beberapa

                    hari kemudian Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar yang cukup Ikterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa tidak terlihat dengan penerangan yang kurang terutama pada neonatus yang kulitnya gelap Penilaian ikterus akan lebih sulit lagi apabila penderita sedang mendapatkan terapi sinar

                    Tekan kulit secara ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna kulit dan

                    jaringan subkutan Waktu timbulnya ikterus mempunyai arti penting pula dalam

                    diagnosis dan penatalaksanaan penderita karena saat timbulnya ikterus mempunyai

                    kaitan erat dengan kemungkinan penyebab ikterus tersebut

                    Pemeriksaan Penunjang

                    Pemeriksaan kadar bilirubinBertujuan untuk mengetahui tingkat kerusakan yang masih akan timbul akibat toksisitas kadar bilirubin yang sangat tinggi

                    Pemeriksaan fungsi otak EEGBertujuan untuk mengetahui sejauh mana kerusakan otak yang telah terjadi

                    24

                    Penatalaksanaan (7)

                    ManajemenStrategi mengelola bayi baru lahir dengan hiperbilirubinemia meliputi pencegahan penggunaan farmakologi fototerapi dan transfusi tukar (1 7)

                    1 Strategi pencegahan hiperbirubinemia(1) Pencegahan primer

                    Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya paling sedikit 8-12 kali per hari untuk beberapa hari pertama

                    Tidak memberikan cairan tambahan rutin seperti dekstrose atau air pada bayi yang mendapat ASI dan tidak mengalami dehidrasi (1 7)

                    (2) Pencegahan sekunder Semua wanita hamil harus diperiksa golongan darah ABO dan rhesus serta penyaringan

                    serum untuk antibodi isoimun yang tidak biasa Jika golongan darah ibu tidak diketahui atau Rh negatif dilakukan pemeriksaan

                    antibodi direk (tes coombs) golongan darah dan tipe Rh darahtali pusat bayi

                    25

                    Jika golongan darah ibu O Rh positif terdapat pilihan untuk dilakukan tesgolongan darah dan tes coombs pada darah tali pusat bayi tetapi hal itu tidak diperlukan jikan dilakukan pengawasan penilaian terhadap resiko sebelum keluar RS dan tindak lanjut yang memadai

                    Harus memastikan bahwa semua bayi secara rutin dimonitor terhadap timbulnya ikterus dan menetapkan protokol terhadap penilaian ikterus yang harus dinilai saat memeriksa tanda vital bayi tetapi tidak kurang dari setiap 8-12 jam (1 7)

                    (3) Evaluasi laboraturium Pengukuran kadar bilirubin harus dilakukan pada setiap bayi yang mengalami ikterus

                    dalam 24 jam pertama setelah lahir Pengukuran kadar bilirubin harus dilakukan jika tampak ikterus yang berlebihan Semua kadar bilirubin harus diintrepretasikan sesuai dengan umur bayi dalam jam(1 7)

                    (4) Penyebab kuning Bayi yang mengalami peningkatan bilirubin direk atau konjugasi harus dilakukan analisis

                    dan kultur urin Bayi sakit dan ikterus pada umur atau lebih dari 3 minggu harus dilakukan pemeriksaan

                    bilirubin total dan direk untuk mengidentifikasi adanya kolestatis Jika kadar bilirubin direk meningkat dilakukan evaluasi tambahan mencari penyebab

                    kolestatis Pemeriksaan kadar G6PD direkomendasikan untuk bayi ikterus yang

                    mendapat fototerapi dan dengan riwayat keluarga atau asal geografis yang menunjukkan kecenderungan defisiensi G6PD atau pada bayi dengan respon fototerapi buruk (1 7)

                    (5) Penilaian resiko sebelum bayi dipulangkan Setiap bayi harus dinilai terhadap resiko berkembangnya hiperbilirubinemia berat (1 7)

                    (6) Kebijakan dan prosedur rumah sakit RS harus memberikan informasi tertulis dan lisan kepada orang tua mengenai kuning

                    perlunya monitor terhadap kuning dan anjuran bagaimana monitoring harus dilakukan (1

                    7)

                    (7) Pengelolaan bayi dengan ikterus yang mendapat ASI Observasi semua fese awal bayi pertimbangkan untuk merangsang pengeluaran jika

                    feses keluar dalam waktu 24 jam Segera mulai menyusui dan beri sesering mungkin Menyusui yang sering dengan waktu

                    yang singkat lebih efektif dibandingkan dengan menyusui yang lama dengan frekuensi yang jarang walaupun total waktu yang diberikan sama

                    Tidak dianjurkan pemberian air dektrosa atau formula pengganti Observasi berat badan BAK dan BAB yang berhubungan dengan pola menyusui

                    26

                    Ketika kadar bilirubin mencapai 15mgdL tingkatkan pemberian minum rangsang pengeluaran atau produksi ASI dengan cara memompa dan menggunakan protokol penggunaan fototerapi yang dikeluarkan AAP

                    Tidak terdapat bukti bahwa early jaundice berhubungan dengan abnormalitas ASI sehingga penghentian menyusui sebagai suatu upaya hanya diindikasikan jika ikterus menetap lebih dari 6 hari atau meningkat diatas 20 mgdL atau ibumemiliki riwayat bayi sebelumnya terkena kuning (1 7)

                    2 Penggunaan Farmakoterapi

                    a) Imunoglobulin intravena telah digunakan pada bayi ndash bayi dengan rhesus yang berat dan inkompatibilitas ABO untuk menekan hemolisis isoimun dan menurunkan tindakan transfusi tukar

                    b) Fenobarbital merangsang aktivitas dan konsentrasi UDPG ndash T dan ligandin serta dapat meningkatkan jumlah tempat ikatan bilirubin sehingga konjugasi bilirubin berlangsung lebih cepat Pemberian phenobarbital untuk mengobatan hiperbilirubinemia pada

                    27

                    neonatus selama tiga hari baru dapat menurunkan bilirubin serum yang berarti Bayi prematur lebih banyak memberikan reaksi daripada bayi cukup bulan Phenobarbital dapat diberikan dengan dosis 8 mgkg berat badan sehari mula-mula parenteral kemudian dilanjutkan secara oral Keuntungan pemberian phenobarbital dibandingkan dengan terapi sinar ialah bahwa pelaksanaanya lebih murah dan lebih mudah Kerugiannya ialah diperlukan waktu paling kurang 3 hari untuk mendapat hasil yang berarti

                    c) Metalloprotoprophyrin adalah analog sintesis heme

                    d) Tin ndash Protoporphyrin (Sn ndash Pp) dan Tin ndash Mesoporphyrin ( Sn ndash Mp ) dapat menurunkan kadar bilirubin serum

                    e) Pemberian inhibitor b - glukuronidasi seperti asam L ndash aspartik dan kasein holdolisat dalam jumlah kecil (5 mldosis ndash 6 kalihari ) pada bayi sehat cukup bulan yang mendapat ASI dan meningkatkan pengeluaran bilirubin feses dan ikterus menjadi berkurang dibandingkan dengan bayi control (13 7)

                    3 Fototerapi Pengaruh sinar terhadap ikterus pertama sekali diperhatikan dan dilaporkan oleh seorang

                    perawat di salah satu rumah sakit di Inggris Perawat Ward melihat bahwa bayi ndash bayi yang mendapat sinar matahari di bangsalnya ternyata ikterusnya lebih cepat menghilang dibandingkan bayi ndash bayi lainnya Cremer (1958) yang mendapatkan laporan tersebut mulai melakukan penyelidikan mengenai pengaruh sinar terhadap hiperbilirubinemia ini Dari penelitiannya terbukti bahwa disamping pengaruh sinar matahari sinar lampu tertentu juga mempunyai pengaruh dalam menurunkan kadar bilirubin pada bayi ndash bayi prematur lainnya6Sinar fototerapi akan mengubah bilirubin yang ada di dalam kapiler-kapiler superfisial dan ruang-ruang usus menjadi isomer yang larut dalam air yang dapat diekstraksikan tanpa metabolisme lebih lanjut oleh hati Maisels seorang peneliti bilirubin menyatakan bahwa fototerapi merupakan obat perkutan3 Bila fototerapi menyinari kulit akan memberikan foton-foton diskrit energi sama halnya seperti molekul-molekul obat sinar akan diserap oleh bilirubin dengan cara yang sama dengan molekul obat yang terikat pada reseptor (1 5 7)

                    Molekul-molekul bilirubin pada kulit yang terpapar sinar akan mengalami reaksi fotokimia yang relatif cepat menjadi isomer konfigurasi dimana sinar akan merubah bentuk molekul bilirubin dan bukan mengubah struktur bilirubin Bentuk bilirubin 4Z 15Z akan berubah menjadi bentuk 4Z15E yaitu bentuk isomer nontoksik yang bisa diekskresikan Isomer bilirubin ini mempunyai bentuk yang berbeda dari isomer asli lebih polar dan bisa diekskresikan dari hati ke dalam empedu tanpa mengalami konjugasi atau membutuhkan pengangkutan khusus untuk ekskresinya Bentuk isomer ini mengandung 20 dari jumlah bilirubin serum Eliminasi melalui urin dan saluran cerna sama-sama penting dalam mengurangi muatan bilirubin Reaksi fototerapi menghasilkan suatu fotooksidasi melalui proses yang cepat Fototerapi juga menghasilkan

                    28

                    lumirubin dimana lumirubin ini mengandung 2 sampai 6 dari total bilirubin serum Lumirubin diekskresikan melalui empedu dan urinLumirubin bersifat larut dalam air (5)

                    Mekanisme fototerapi Penelitian Sarici mendapatkan 105 neonatus cukup bulan dan 255 neonatus kurang bulan menderita hiperbilirubinemia yang signifikan dan membutuhkan fototerapi

                    29

                    Fototerapi diindikasikan pada kadar bilirubin yang meningkat sesuai dengan umur pada neonatus cukup bulan atau berdasarkan berat badan pada neonatus kurang bulan sesuai dengan rekomendasi American Academy of Pediatrics (AAP) (5)

                    Sinar FototerapiSinar yang digunakan pada fototerapi adalah suatu sinar tampak yang merupakan suatu

                    gelombang elektromagnetik Sifat gelombang elektromagnetik bervariasi menurut frekuensi dan panjang gelombang yang menghasilkan spektrum elektromagnetik Spektrum dari sinar tampak ini terdiri dari sinar merah oranye kuning hijau biru dan ungu Masing masing dari sinar memiliki panjang gelombang yang berbeda beda

                    Panjang gelombang sinar yang paling efektif untuk menurunkan kadar bilirubin adalah sinar biru dengan panjang gelombang 425-475 nmSinar biru lebih baik dalam menurunkan kadar bilirubin dibandingkan dengan sinar biru-hijau sinar putih dan sinar hijau Intensitas sinar adalah jumlah foton yang diberikan per sentimeter kuadrat permukaan tubuh yang terpapar Intensitas yang diberikan menentukan efektifitas fototerapi semakin tinggi intensitas sinar maka semakin cepat penurunan kadar bilirubin serumIntensitas sinar yang ditentukan sebagai Wcm2nm

                    Intensitas sinar yang diberikan menentukan efektivitas dari fototerapi Intensitas sinar diukur dengan menggunakan suatu alat yaitu radiometer fototerapi2836 Intensitas sinar ge 30 μWcm2nm cukup signifikan dalam menurunkan kadar bilirubin untuk intensif fototerapi Intensitas sinar yang diharapkan adalah 10 ndash 40 μWcm2nm Intensitas sinar maksimal untuk fototerapi standard adalah 30 ndash 50 μWcm2nm Semakin tinggi intensitas sinar maka akan lebih besar pula efikasinya

                    Faktor-faktor yang berpengaruh pada penentuan intensitas sinar ini adalah jenis sinar panjang gelombang sinar yang digunakan jarak sinar ke neonatus dan luas permukaan tubuh neonatus yang disinari serta penggunaan media pemantulan sinar

                    Intensitas sinar berbanding terbalik dengan jarak antara sinar dan permukaan tubuh Cara mudah untuk meningkatkan intensitas sinar adalah menggeser sinar lebih dekat pada bayi

                    Rekomendasi AAP menganjurkan fototerapi dengan jarak 10 cm kecuali dengan menggunakan sinar halogenSinar halogen dapat menyebabkan luka bakar bila diletakkan terlalu dekat dengan bayi Bayi cukup bulan tidak akan kepanasan dengan sinar fototerapi berjarak 10 cm dari bayi Luas permukaan terbesar dari tubuh bayi yaitu badan bayi harus diposisikan di pusat sinar tempat di mana intensitas sinar paling tinggi

                    Tabel 1 Rekomendasi AAP penanganan hiperbilirubinemia pada neonatus sehat dan cukup bulan (1 3 7)

                    Usia ( jam ) Pertimbangan terapi sinar

                    Terapi sinar Transfusi tukar Transfusi tukar dan terapi sinar

                    25-48 gt12mgdl(gt200 micromolL)

                    gt15 mgdl( gt250 micromolL)

                    gt20 mgdl(gt340 micromolL)

                    gt25 mgdl(425 micromolL)

                    30

                    49-72 gt15mgdl(gt250 micromolL)

                    gt18 mgdl(gt300micromolL)

                    gt25mgdl(425 micromolL)

                    gt30 mgdl(510micromolL)

                    gt72 gt17 mgdl(gt290 micromolL)

                    gt20mgdl(gt340micromolL

                    gt25mgdl(gt425 micromolL)

                    gt30mgdl(gt510 micromolL)

                    Tabel 2 Tatalaksana hiperbilirubinemia pada Neonatus Kurang Bulan Sehat dan Sakit ( gt37 minggu ) (1 3 7)

                    Neontaus kurang bulan sehat Kadar Total Bilirubin Serum (mgdl)

                    Neontaus kurang bulan sakit Kadar Total Bilirubin Serum (mgdl)

                    Berat Terapi sinar Transfusi tukar

                    Terapi sinar Transfusi tukar

                    Hingga 1000 g 5-7 10 4-6 8-101001-1500 g 7-10 10-15 6-8 10-121501-2000 g 10 17 8-10 15gt2000 g 10-12 18 10 17

                    Kontraindikasi fototerapi adalah pada kondisi dimana terjadi peningkatan kadar bilirubin direk yang disebabkan oleh penyakit hati atau obstructive jaundice Komplikasi terapi sinar

                    Setiap cara pengobatan selalu akan disertai efek samping Di dalam penggunaan terapi sinar penelitian yang dilakukan selama ini tidak memperlihatkan hal yang dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi baik komplikasi segaera ataupun efek lanjut yang terlihat selama ini ebrsifat sementara yang dapat dicegah atau ditanggulangi dengan memperhatikan tata cara pengunaan terapi sinar yang telah dijelaskan diatas (5)

                    Kelainan yang mungkin timbul pada terapi sinar antara lain

                    1 Peningkatan ldquoinsensible water lossrdquo pada bayiHal ini terutama akan terlihat pada bayi yang kurnag bulan Oh dkk (1972) melaporkan kehilangan ini dapat meningkat 2-3 kali lebih besar dari keadaan biasa Untuk hal ini pemberian cairan pada penderita dengan terapi sinar perlu diperhatikan dengan sebaiknya

                    2 Frekuensi defekasi yang meningkat

                    31

                    Banyak teori yang menjelaskan keadaan ini antara lain dikemukankan karena meningkatnya peristaltik usus (Windorfer dkk 1975) Bakken (1976) mengemukakan bahwa diare yang terjadi akibat efek sekunder yang terjadi pada pembentukan enzim lactase karena meningkatnya bilirubin indirek pada usus Pemberian susu dengan kadar laktosa rendah akan mengurangi timbulnya diare Teori ini masih belum dapat dipertentangkan (Chung dkk 1976)

                    3 Timbulnya kelainan kulit yang sering disebut ldquoflea bite rashrdquo di daerah muka badan dan ekstremitas Kelainan ini segera hilang setelah terapi dihentikan Pada beberapa bayi dilaporkan pula kemungkinan terjadinya bronze baby syndrome (Kopelman dkk 1976) Hal ini terjadi karena tubuh tidak mampu mengeluarkan dengan segera hasil terapi sinar Perubahan warna kulit yang bersifat sementara ini tidak mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi

                    4 Gangguan retinaKelainan retina ini hanya ditemukan pada binatang percibaan (Noel dkk 1966) Pnelitain Dobson dkk 1975 tidak dapat membuktikan adanya perubahan fungsi mata pada umumnya Walaupin demikian penyelidikan selanjutnya masih diteruskan

                    5 Gangguan pertumbuhanPada binatang percobaan ditemukan gangguan pertumbuhan (Ballowics 1970) Lucey (1972) dan Drew dkk (10976) secara klinis tidak dapat menemukan gangguan tumbuh kembang pada bayi yang mendapat terapi sinar Meskipun demikian hendaknya pemakaian terapi sinar dilakukan dengan indikasi yang tepat selama waktu yang diperlukan

                    6 Kenaikan suhuBeberapa penderita yang mendapatkan terapi mungkin memperlihatkan kenaikan suhu Bila hal ini terjadi terapi dapat terus dilanjutkan dengan mematikan sebagian lampu yang dipergunakan

                    7 Beberapa kelainan lain seperti gangguan minum letargi iritabilitas kadang-kadang ditemukan pada penderita Keadaan ini hanya bersifat sementara dan akan menghilang dengan sendirinya

                    8 Beberapa kelainan yang sampai saat ini masih belim diketahui secara pasti adalah kelainan gonad adanya hemolisis darah dan beberapa kelainan metabolisme lain

                    Sampai saat ini tampaknya belum ditemukan efek lanjut terapi sinar pada bayi Komplikasi segera juga bersifat ringan dan tidak berarti dibandingkan dengan manfaat penggunaannya Mengingat hal ini adalah wajar bila terapi sinar mempunyai tempat tersendiri dalam penatalaksanaan hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir

                    Tranfusi Tukar

                    32

                    Transfusi tukar adalah suatu tindakan pengambilan sejumlah kecil darah yang dilanjutkan dengan pengembalian darah dari donor dalam jumlah yang sama yang dilakukan berulang-ulang sampai sebagian besar darah penderita tertukar (Friel 1982) (1 5)

                    Pada hiperbilirubinemia tindakan ini bertujuan mencegah terjadinya ensefalopati bilirubin dengan cara mengeluarkan bilirubin indirek dari sirkulasi Pada bayi dengan isoimunisasi transfusi tukar memiliki manfaat tambahan karena membantu mengeluarkan antibodi maternal dari sirkulasi bayi Sehingga mencegah hemolisis lebih lanjut dan memperbaiki anemia (5)

                    Darah Donor Untuk Tranfusi Tukar (1 5)

                    1 Darah yang digunakan golongan O

                    2 Gunakan darah baru Kerjasama dengan dokter kandungan dan Bank Darah adalah penting untuk persiapan kelahiran bayi yang membutuhkan tranfusi tukar

                    3 Pada penyakit hemolitik rhesus jika darah disiapkan sebelum persalinan harus golongan O dengan rhesus (-) crossmatched terhadap ibu Bila darah disiapkan setelah kelahiran dilakukan juga crossmatched terhadap bayi

                    4 Pada inkomptabilitas ABO darah donor harus golongan O rhesus (-) atau rhesus yang sama dengan ibu dan bayinya Crossmatched terhadap ibu dan bayi yang mempunyai titer rendah antibodi anti A dan anti B Biasanya menggunakan eritrosit golongan O dengan plasma AB untuk memastikan bahwa tidak ada antibodi anti A dan anti B yang muncul

                    5 Pada penyakit hemolitik isoimun yang lain darah donor tidak boleh berisi antigen tersensitisasi dan harus di crossmatched terhadap ibu

                    33

                    6 Pada hiperbilirubinemia yang nonimun darah donor ditiping dan crossmatched terhadap plasma dan eritrosit pasienbayi

                    7 Tranfusi tukar biasanya memakai 2 kali volume darah (2 volume exchange) ---- 160 mLkgBB sehingga diperoleh darah baru sekitar 87

                    Teknik Transfusi Tukar (1 5)

                    a SIMPLE DOUBLE VOLUME

                    Push-Pull tehnique jarum infus dipasang melalui kateter vena umbilikalis vena saphena magna Darah dikeluarkan dan dimasukkan bergantian

                    b ISOVOLUMETRIC

                    Darah secara bersamaan dan simultan dikeluarkan melalui arteri umbilikalis dan dimasukkan melalui vena umbilikalis dalam jumlah yang sama

                    c PARTIAL EXCHANGE TRANFUSION

                    Tranfusi tukar sebagian dilakukan biasanya pada bayi dengan polisitemia

                    Di Indonesia untuk kedaruratan transfusi tukar pertama menggunakan golongan darah O rhesus positif (1 5)

                    Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

                    Kebutuhan

                    Rumus

                    lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2 lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

                    Hct sekarang Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

                    (Hb donor ndash Hb sekarang) BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang) (PCV donor)

                    Indikasi

                    Hingga kini belum ada kesepakatan global mengenai kapan melakukan transfusi tukar pada hiperbilirubinemia Indikasi transfusi tukar berdasarkan keputusan WHO tercantum dalam tabel 2 (1 5)

                    34

                    Tabel 3 Indikasi Transfusi Tukar Berdasarkan Kadar Bilirubin Serum

                    UsiaBayi Cukup Bulan Sehat

                    Dengan Faktor Risiko

                    Hari mgdL mgDl

                    Hari ke-1 15 13

                    Hari ke-2 25 15

                    Hari ke-3 30 20

                    Hari ke-4 dan seterusnya

                    30 20

                    Bila transfusi tukar memungkinkan untuk dilaksanakan di tempat atau bayi bisa dirujuk secara cepat dan aman ke fasilitas lain dan kadar bilirubin bayi telah mencapai kadar di atas sertakan contoh darah ibu dan bayi (5)

                    Tabel 4 Indikasi Transfusi Tukar Pada Bayi Berat Badan Lahir Rendah

                    Berat badan (gram)KadKadar Bilirubin (mgdL)

                    ltgt gt lt1000 10-12

                    1000-1500 12-15

                    1500-2000 15-18

                    2000-2500 18-20

                    Pada penyakit hemolitik segera dilakukan tranfusi tukar apabila ada indikasi

                    a Kadar bilirubin tali pusat gt 45 mgdL dan kadar Hb rendah

                    b Kadar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam walaupun sedang mendapatkan terapi sinar

                    35

                    c Selama terapi sinar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam dan kadar Hb 11 ndash 13 grdL

                    d Didapatkan anemia yang progresif walaupun kadar bilirubin dapat dikontrol secara adekuat dengan terapi sinar

                    Transfusi tukar harus dihentikan apabila terjadi

                    Emboli (emboli bekuan darah) trombosis

                    Hiperkalemia hipernatremia hipokalsemia asidosis hipoglikemia

                    Gangguan pembekuan karena pemakaian heparin

                    Perforasi pembuluh darah

                    Komplikasi tranfusi tukar (1)

                    1 Hipokalsemia dan hipomagnesia

                    2 Hipoglikemia

                    3 Gangguan keseimbangan asam basa

                    4 Hiperkalemia

                    5 Gangguan kardiovaskular

                    Perforasi pembuluh darah

                    Emboli

                    Infark

                    Aritmia

                    Volume overload

                    Arrest

                    6 Pendarahan Trombositopenia Defisiensi factor pembekuan

                    7 Infeksi8 Hemolisis9 Graft-versus host disease10 Lain-lain hipotermia hipertermia dan kemungkinan terjadinya enterokolitis

                    nekrotikans

                    36

                    Perawatan pasca tranfusi tukar Lanjutkan dengan terapi sinar Awasi ketat kemungkinan terjadinya komplikasi

                    37

                    38

                    DAFTAR PUSTAKA1 Staf pengajar Ilmu kesehatan anak FKUI Gastroenterologi Ilmu Kesehatan Anak Jilid I

                    Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1985 hal 283-3102 Noerasid N amp dkk gastrienteritis ( Diare ) Akut Gastroenterologi Anak Praktis Bagian Ilmu

                    Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1988 hal 51-763 Firmansyah A dkk Penyakit Radang Usus Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak ed Markum H

                    dkk Jilid 1 bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia hal 448-474

                    4 Staf Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM Panduan Pelayanan Medis Jakarta 20055 wwwemedicinecompedtopic583htmdiarrheaJully2005 6 Reisinger ECdkkDiarrhea Caused by primarily Non-Gastrointestinal Infection

                    wwwmedscapecomviewarticle505473 Nature Clinical Practical Gastroenterology amp Hepatology

                    7 Pray Sddk Diarrhea Causes dan Self-Care Treatments wwwmedscapecomviewarticle407636 US Pharmacist

                    8 Soegijanto Soegeng Prof DR Ilmu Penyakit Anak Diagnosa Dan Penatalaksanaan Edisi pertama Jakarta Salemba Medika 2002

                    9 Mansjoer A Kuspuji T dkk Kapita Selekta Kedokteran Edisi III Jilid 2 Cetakan kelima Jakarta Media Aesculapius 2002

                    10 Suharyono Aswitha B EM Halimun Gastroenterologi Anak Praktis cetakan ke-4 Jakarta Gaya Baru 2003

                    11 Sari Dina Kartika Hanifah Mirzanie Desy K A Leksana Buku Saku Pediatrica Edisi 2 Jogjakarta Tosca Enterprise 2006

                    12 http wwwKeep Kids Healthycom ndash Diarrhea in Children13 Subijanto Reza Ranuh Liek Djupri Pitono Soeparto Management Diare Pada Bayi Dan

                    Anak (Diarrheal Management In Infant And Children) Buletin Ilmu Kesehatan Anak Thn XXX No 11 2003

                    14 http www Pediatricscom -- Lactobacillus Therapy for Acute Infectious Diarrhea in Children A Meta-analysis -- Van Niel et almht

                    15 Tjokronegoro Arjatmo Prof Dr dr Hendra Utama Sp FK Updates In Pediatric Emergencies FKUI Jakarta 2002

                    39

                    • Diagnosis (1 2 4 7)
                    • Anamnesis
                    • Pemeriksaan Fisik
                      • Teknik Transfusi Tukar (1 5)
                        • DAFTAR PUSTAKA

                      Intestinal reabsorption of bilirubino Pasase mekonium terlambat

                      o Pembentukan urobilinoid bakteri

                      o Beta-glukoronidase

                      o Hidrolisis alkaline

                      o Asam empedu

                      Hiperbilirubinemia yang signifikan dalam 36 jam pertama biasanya disebabkan karena peningkatan produksi bilirubin (terutama karena hemolisis) karena pada periode ini hepatic clearance jarang memproduksi bilirubin lebih 10 mgdL Peningkatan penghancuran haemoglobin 1 akan meningkatkan kadar bilirubin 4 kali lipat (1)

                      Sedangkan ikterus neonatorum adalah keadaan klinis pada bayi yang ditandai oleh pewarnaan ikterus pada kulit dan sclera akiat akumulasi bilirubin tidak terkonjugasi yang berlebih Ikterus secara klinis akan mulai tampak pada bayi baru lahir bila kadar bilirubin darah 5-7 mgdL Ikterus dibagi menjadi dua yaitu ikterus fisiologis dan ikterus non-fisiologis (1 2 3)

                      11

                      Ikterus fisiologis merupakan masalah yang sering terjadi pada bayi kurang maupun cukup bulan selama minggu pertama kehidupan yang frekuensinya pada bayi cukup bulan dan kurang bulan berturut-turut adalah 50-60 dan 80 Untuk kebanyakan bayi fenomena ini ringan dan dapat membaik tanpa pengobatan Ikterus fisiologis tidak disebabkan oleh factor tunggal tapi kombinasi dari berbagai factor yang berhubungan dengan maturitas fisiologis bayi baru lahir Peningkatan kadar bilirubin tidak terkonjugasi dalam sirkulasi pada bayi baru lahir disebabkan oleh kombinasi peningkatan ketersediaan bilirubin dan penurunan clearance bilirubin Umumnya kadar bilirubin tak terkonjugasi pada minggu pertama gt 2 mgdL Pada bayi cukup bulan yang mendapat susu formula kadar bilirubin akan mencapai puncaknya sekitar 6-8 mgdL pada hari ke-3 kehidupan dan kemudian akan menurun cepat selama 2-3 hari diikuti dengan penurunan yang lambat sebesar 1 mgdL selama 1 samapi 2 minggu (1 2 3)

                      Pada bayi cukup bulan yang mendapat ASI kadar bilirubin puncak akan mencapai kadar yang lebih tinggi (7-14 mgdL) dan penurunan terjadi lebih lambat Bisa terjadi dalam waktu 2-4 minggu bahkan dapat mencapai waktu 6 minggu Pada bayi kurang bulan yang mendapat susu formula juga akan mengalami peningkatan dengan puncak yang lebih tinggi dan lebih lama begitu juga dengan penurunannya jika tidak diberikan fototerapi pencegahan Peningkatan sampai 10-12 mgdL masih dalam kisaran fisiologis bahkan hingga 15 mgdL tanpa disertai kelainan metabolisme bilirubin Kadar normal bilirubin tali pusat kurang dari 2 mgdL dan berkisar dari 14 sampai 19 mgdL (1 2 3)

                      Ikterus non fisiologis dulu disebut dengan ikterus patologis tidak mudah dibedakan dari ikterus fisiologis Keadaan di bawah ini merupakan petunjuk untuk tindak lanjut (1 2 3 6)

                      Ikterus terjadi sebelum umur 24 jam

                      Setiap peningkatan kadar bilirubin serum yang memerlukan fototerapi

                      Peningkatan kadar bilirubin total serum gt 05 mgdLjam

                      Adanya tanda-tanda penyakit yang mendasari pada setiap bayi (muntah letargis malas menetek penurunan berat badan yang cepat apnea takipnea atau suhu yang tidak stabil)

                      Ikterus bertahan selama 8 hari pada bayi cukup bulan atau setelah 14 hari pada bayi kurang bulan

                      Etiologi

                      Penyebab ikterus pada bayi baru lahir dapat berdiri sendiri ataupun dapat disebabkan oleh beberapa faktor Secara garis besar etiologi ikterus neonatorum dapat dibagi (1 2 3)

                      1 Produksi yang berlebihan

                      12

                      Hal ini melebihi kemampuan bayi untuk mengeluarkannya misalnya pada hemolisis yang meningkat pada inkompatibilitas darah Rh ABO golongan darah lain defisiensi enzim G6PD piruvat kinase perdarahan tertutup dan sepsis

                      2 Gangguan dalam proses uptake dan konjugasi heparGangguan ini dapat disebabkan oleh imaturitas hepar kurangnya substrat untuk konjugasi bilirubin gangguan fungsi hepar akibat asidosis hipoksia dan infeksi atau tidak terdapatnya enzim glukoronil transferase (sindrom Criggler-Najjar) Penyebab lain ialah defisiensi protein Y dalam hepar yang berperanan penting dalam uptake bilirubin ke sel hepar

                      3 Gangguan transportasiBilirubin dalam darah terikat pada albumin kemudian diangkut ke hepar Ikatan bilirubin dengan albumin ini dapat dipengaruhi ileh obat misalnya salisilatm sulfafurazole Defisiensi albumin menyebabkan lebih banyak terdapatnya bilirubin indirek yang bebas dalam darah yang mudah melekat ke sel otak

                      4 Gangguan dalam eksresiGangguan ini dapat terjadi akibat obstruksi dalam hepar atau di luar hepar Kelainan di luar hepar biasanya disebabkan oleh kelainan bawaan Obstruksi dalam hepar biasanya akibat infeksi atau kerusakan hepar oleh penyebab lain

                      Faktor risiko (1 2 7)

                      Manifestasi klinikSecara umum gejala dari penyakit hiperbilirubin ini antara lain (1 2 6)

                      Pada permulaan tidak jelas tampak mata berputar-putar Letargi Kejang

                      13

                      Tidak mau menghisap Dapat tuli gangguan bicara retardasi mental Bila bayi hidup pada umur lanjut disertai spasme otot kejang stenosis yang disertai

                      ketegangan otot Perut membuncit Pembesaran pada hati Feses berwarna seperti dempul Muntah anoreksia fatigue Warna urin gelap

                      PatofisiologiPembentukan Bilirubin

                      Bilirubin adalah pigmen kristal berwarna jingga ikterus yang merupakan bentuk akhir dari pemecahan katabolisme heme melalui proses reaksi oksidasi ndash reduksi Langkah oksidasi yang pertama adalah biliverdin yang di bentuk dari heme dengan bantuan enzim heme oksigenase yaitu suatu enzim yang sebagian besar terdapat dalam sel hati dan organ lain Pada reaksi tersebut juga terdapat besi yang digunakan kembali untuk pembentukan haemoglobin dan karbon monoksida yang dieksresikan ke dalam paru Biliverdin kemudian akan direduksi menjadi bilirubin oleh enzim biliverdin reduktase Biliverdin bersifat larut dalam air dan secara cepat akan dirubah menjadi bilirubin melalui reaksi bilirubin reduktase Berbeda dengan biliverdin bilirubin bersifat lipofilik dan terikat dengan hydrogen serta pada pH normal bersifat tidak larut Jika tubuh akan mengeksresikan diperlukan mekanisme transport dan eliminasi bilirubin (1 2 3 5)

                      Bayi baru lahir akan memproduksi bilirubin 8-10 mgkgBBhari sedangkan orang dewasa sekitar 3-4 mgkgBBhari Peningkatan produksi bilirubin pada bayi baru lahir disebabkan oleh masa hidup eritrosit bayi lebih pendek (70-90 hari) dibandingkan dengan orang dewasa (120 hari) peningkatan degradasi heme turn over sitokrom yang meningkat dan juga reabsorpsi bilirubin dari usus yang meningkat (sirkulasi enterohepatik) (1 2)

                      14

                      Transportasi Bilirubin

                      Pembentukan bilirubin yang terjadi di sistem retikulo endothelial selanjutnya dilapaskan ke sirkulasi yang akan berikatan dengan albumin Bayi baru lahir mempunyai kapasitas ikatan plasma yang rendah terhadap bilirubin karena konsentrasi albumin yang rendahdan kapasitas ikatan molar yang kurangBilirubin yang terikat pada albumin serum ini merupakan zat non polar dan tidak larut dalam air dan kemudian akan di transportasi kedalam sel hepar Bilirubin yang terikat dengan albumin tidak dapat memasuki susuna syaraf pusat dan bersifat non toksik (1 2)

                      Selain itu albumin juga mempunyai afinitas yang tinggi terhadap obat ndash obatan yang bersifat asam seperti penicillin dan sulfonamide Obat ndash obat tersebut akan menempati tempat utama perlekatan albumin untuk bilirubin sehingga bersifat competitor serta dapat pula melepaskan ikatan bilirubin dengan albumin (1 2)

                      Obat ndash obat yang dapat melepaskan ikatan bilirubin dengan albumin Analgetik antipiretik ( Natrium salisilat Fenilbutazon ) Antiseptik desinfektan ( Metil Isopropyl ) Antibiotik dengan kandungan sulfa ( Sulfadiazin Sulfamethizole Sulfamoxazole ) Penicilin ( Propicilin Cloxacillin ) Lain ndash lain ( Novabiosin Triptophan Asam mendelik kontras x ndash ray )

                      Pada bayi kurang bulan ikatan bilirubin akan lebih lemah yang umumnya merupakan komplikasi dari hipoalbumin hipoksia hipoglikemi asidosis hipotermia hemolisis dan septikemia Hal tersebut tentunya akan mengakibatkan peningkatan jumlah bilirubin bebas dan berisiko pula untuk keadaan nerotoksisitas oleh bilirubin (1 2)

                      Bilirubin dalam serum terdapat dalam 4 bentuk yang berbeda yaitu (1)

                      1) Bilirubin tak terkonjugasi yang terikat dengan albumin dan membentuk sebagian besar bilirubin tak terkonjugasi dalam serum

                      2) Bilirubin bebas3) Bilirubin terkonjugasi yaitu bilirubin yang siap dieksresikan melalui ginjal4) Bilirubin terkonjugasi yang terikat denga albumin serum

                      Asupan Bilirubin

                      Pada saat kompleks bilirubin ndash albumin mencapai membran plasma hepatosit albumin terikat ke reseptor permukaan sel Kemudian bilirubin di transfer melalui sel membran yang berikatan dengan ligandin (protein y) mungkin juga dengan protein ikatan sitosilik lainnya Keseimbangan antara jumlah bilirubin yang masuk ke sirkulasi dari sintesis de novo resirkulasi enterohepatik perpindahan bilirubin antar jaringan pengambilan bilirubin oleh sel hati dan konjugasi bilirubin akan menentukan konsentrasi bilirubin tak terkonjugasi dalam serum baik pada keadaan normal ataupun tidak normal (1 5)

                      Berkurangnya kapasitas pengambilan hepaatik bilirubin tak terkonjugasi akan berpengaruh terhadap pembentukan ikterus fisiologis Penelitian menunjukkan hal ini terjadi

                      15

                      karena adanya defisiensi konjugasi bilirubin dalam menghambat transfer bilirubin dari darah ke empedu selama 3-4 hari pertama kehidupan Walaupun demikian defisiensi ambilan ini dapat menyebabkan hiperbilirubinemia terkonjugasi ringan pada minggu kedua kehidupan saat konjugasi bilirubin hepatic mencapai kecepatan normal yang sama dengan orang dewasa (1 5)

                      Konjugasi Bilirubin

                      Bilirubin tak terkonjugasi dikonversikan kebentuk bilirubin konjugasi yang larut dalam air di reticulum endoplasma dengan bantuan enzim uridine diphospate glukuronosyl transferase ( UDPG ndash T ) Katalisa oleh enzim ini akan merubah formasi menjadi bilirubin monoglukoronida yang selanjutnya akan dikonjugasi menjadi bilirubin diglukoronida Bilirubin ini kemudian dieksresikan ke dalam kalanikulus empedu Sedangkan satu molekul bilirubin tak terkonjugasi akan kembali ke reticulum endoplasmic untuk rekonjugasi berikutnya (1 5)

                      Eksresi Bilirubin

                      Setelah mengalami proses konjugasi bilirubin akan dieksresikan kedalam kandung empedu kemudian memasuki saluran cerna dan di eksresikan melalui feses Setelah berada dalam usus halus bilirubin yang terkonjugasi tidak langsung dapat diresorbsi kecuali jika dikonversikan kembali menjadi bentuk tidak terkonjugasi oleh enzim beta ndash glukoronidase yang terdapat dalam usus Resorbsi kembali bilirubin dari saluran cerna dan kembali ke hati untuk di konjugasi kembali disebut sirkulasi enterohepatik (1)

                      Terdapat perbedaan antara bayi baru lahir dan orang dewasa yaitu pada mukosa usus halus dan feses bayi baru lahir mengandung enzim β-glukoronidase yang dapat menghidrolisa monoglukoronida dan diglukoronida kembali menjadi bilirubin yang tak terkonjugasi yang selanjutnya dapat diabsorbsi kembali Selain itu pada bayi baru lahir lumen usus halusnya steril sehingga bilirubin konjugasi tidak dapat dirubah menjadi sterkobilin (suatu produk yang tidak dapat diabsorbsi) (1)

                      16

                      Kecepatan produksi bilirubin adalah 6-8 mgkgBB per 24 jam pada neonatus cukup bulan sehat dan 3-4 mgkgBB per 24 jam pada orang dewasa sehat Sekitar 80 bilirubin yang diproduksi tiap hari berasal dari hemoglobin Bayi memproduksi bilirubin lebih besar per kilogram berat badan karena massa eritrosit lebih besar dan umur eritrositnya lebih pendek (1)

                      Pada sebagian besar kasus lebih dari satu mekanisme terlibat misalnya kelebihan bilirubin akibat hemolisis dapat menyebabkan kerusakan sel hati atau kerusakan duktus biliaris yang kemudian dapat mengganggu transpor sekresi dan ekskresi bilirubin Di pihak lain gangguan ekskresi bilirubin dapat menggangu ambilan dan transpor bilirubin Selain itu kerusakan hepatoseluler memperpendek umur eritrosit sehngga menmbah hiperbilirubinemia dan gangguan proses ambilan bilirubin olah hepatosit (1)

                      Mekanisme hiperbilirubinemia dan ikterus

                      Terdapat 4 mekanisme umum dimana hiperbilirubinemia dan ikterus dapat terjadi pembentukan bilirubin secara berlebihan gangguan pengambilan bilirubin tak terkonjugasi oleh hati gangguan konjugasi bilirubin penurunan ekskresi bilirubin terkonjugasi dalam empedu akibat faktor intra hepatik yang bersifat opbtruksi fungsional atau mekanik (1 2)

                      Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi terutama disebabkan oleh tiga mekanisme yang pertama sedangkan mekanisme yang keempat terutama mengakibatkan terkonjugasi

                      17

                      1 Pembentukan bilirubin secara berlebihan

                      Penyakit hemolitik atau peningkatan kecepatan destruksi sel darah merah merupakan penyebab utama dari pembentukan bilirubin yang berlebihan Ikterus yang timbul sering disebut ikterus hemolitik Konjugasi dan transfer pigmen empedu berlangsungnormal tetapi suplai bilirubin tak terkonjugasi melampaui kemampuan Beberapa penyebab ikterus hemolitik yang sering adalah hemoglobin abnormal (hemoglobin S pada animea sel sabit) sel darah merah abnormal (sterositosis herediter) anti body dalam serum (Rh atau autoimun) pemberian beberapa obat-obatan dan beberapa limfoma atau pembesaran (limpa dan peningkatan hemolisis) Sebagaian kasus Ikterus hemolitik dapat di akibatkan oleh peningkatan destruksi sel darah merah atau prekursornya dalam sum-sum tulang (talasemia anemia persuisiosa porviria) Proses ini dikenal sebagai eritropoiesis tak efektif Kadar bilirubin tak terkonjugasi yang melebihi 20 mg 100 ml pada bayi dapat mengakibatkan Kern Ikterus (1 2)

                      2 Gangguan pengambilan bilirubin

                      Pengambilan bilirubin tak terkonjugasi yang terikat abulmin oleh sel-sel hati dilakukan dengan memisahkannya dari albumin dan mengikatkan pada protein penerima Hanya beberapa obat yang telah terbukti menunjukkan pengaruh terhadap pengambilan bilirubin oleh sel-sel hati asam flafas pidat (dipakai untuk mengobati cacing pita) nofobiosin dan beberapa zat warna kolesistografik Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi dan Ikterus biasanya menghilang bila obat yang menjadi penyebab di hentikan Dahulu ikterus neonatal dan beberapa kasus sindrom Gilbert dianggap oleh defisiensi protein penerima dan gangguan dalam pengambilan oleh hati Namun pada kebanyakan kasus demikian telah di temukan defisiensi glukoronil transferase sehingga keadaan ini terutama dianggap sebagai cacat konjugasi bilirubin (1 2)

                      3 Gangguan konjugasi bilirubin

                      Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi yang ringan ( lt 129 100 ml ) yang mulai terjadi pada hari ke dua sampai ke lima lahir disebut Ikterus fisiologis pada neonatus Ikterus neonatal yang normal ini disebabkan oleh kurang matangnya enzim glukoronik transferase Aktivitas glukoronil tranferase biasanya meningkat beberapa hari setelah lahir sampai sekitar minggu ke dua dan setelah itu Ikterus akan menghilang (1 2)

                      Kern Ikterus atau bilirubin enselopati timbul akibat penimbunan bilirubin tak terkonjugasi pada daerah basal ganglia yang banyak lemak Bila keadaan ini tidak di obati maka akan terjadi kematian atau kerusakan Neorologik berat tindakan pengobatan saat ini dilakukan pada Neonatus dengan Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi adalah dengan fototerapi(1 2)

                      Fototerapi berupa pemberian sinar biru atau sinar fluoresen atau (gelombang yang panjangnya 430 sampai dengan 470 nm) pada kulit bayi yang telanjang Penyinaran ini menyebabkan perubahan struktural Bilirubin (foto isumerisasi) menjadi isomer-isomer yang larut dalam air isomer ini akan di ekskresikan dengan cepat ke dalam empedu tanpa harus di

                      18

                      konjugasi terlebih dahulu Fenobarbital (Luminal) yang meningkatkan aktivitas glukoronil transferase sering kali dapat menghilang ikterus pada penderita ini (1)

                      4 Penurunan eksresi bilirubin terkonjugasi

                      Gangguan eskresi bilirubin baik yang disebabkan oleh faktor-faktor Fungsional maupun obstruksi terutama mengakibatkan hiperbilirubinemia terkonjugasi Karena bilirubin terkonjugasi latut dalam airmaka bilirubin ini dapat di ekskresi ke dalam kemih sehingga menimbulkan bilirubin dan kemih berwarna gelap Urobilinogen feses dan urobilinogen kemih sering berkurang sehingga terlihat pucat Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat di sertai bukti-bukti kegagalan ekskresi hati lainnya seperti peningkatan kadar fostafe alkali dalam serum AST Kolesterol dan garam-garam empedu Peningkatan garam-garam empedu dalam darah menimbulkan gatal-gatal pada ikterus Ikterus yang diakibatkan oleh hiperbilirubinemia terkonjugasi biasanya lebih kuning dibandingkan dengan hiperbilirubinemia tak terkonjugasi Perubahan warna berkisar dari kuning jingga muda atau tua sampai kuning hijau bila terjadi obstruksi total aliran empedu perubahan ini merupakan bukti adanya ikterus kolestatik yang merupakan nama lain dari ikterus obstruktif Kolestasis dapat bersifat intrahepatik (mengenai sel hati kanalikuli atau kolangiola) atau ekstra hepatik (mengenai saluran empedu di luar hati) Pada ke dua keadaan ini terdapat gangguan niokimia yang sama (1 2)

                      Sumber lain ada juga yang menyatakan penyebab dari hiperbilirubinemia adalah

                      a Produksi bilirubin yang meningkat peningkatan jumlah sel darah merah penurunan umur sel darah merah peningkatan pemecahan sel darah merah (inkompatibilitas golongan darah dan Rh) defek sel darah merah pada defisiensi G6PD atau sferositosis polisetemia sekuester darah infeksi)

                      b Penurunan konjugasi bilirubin prematuritas ASI defek congenital yang jarang)c Peningkatan reabsorpsi bilirubin dalam saluran cerna ASI asfiksia pemberian ASI

                      yang terlambat obstruksi saluran cernad Kegagalan eksresi cairan empede infeksi intrauterine sepsis hepatitis sindrom

                      kolestatik atresia biliaris fibrosis kistik)(1 2)

                      Klasifikasi ikterus pada neonatus

                      Ikterus fisiologis terjadi setelah 24 jam pertama Pada bayi cukup bulan nilai puncak 6-8 mgdL biasanya tercapai pada hari ke 3-5 Pada bayi kurang bulan nilainya 10-12 mgdL bahkan sampai 15 mgdL Peningkatanakumulasi bilirubin serum lt 5 mgdLhr

                      Ikterus patologis terjadi dalam 24 jam pertama Peningkatan akumulasi bilirubin serum gt 5 mgdLhr Bayi yang mendapat ASI kadar bilirubin total serum gt 17mgdL Ikterus menetap setelah 8 hari pada bayi cukup bulan dan setelah 14 hari pada bayi kurang bulan Bilirubin direk gt2 mgdL

                      19

                      Sebagai neonatus terutama bayi prematur menunjukkan gejala ikterus pada hari pertama Ikterus ini biasanya timbul pada hari kedua kemudian menghilang pada hari ke sepuluh atau pada akhir minggu ke dua Bayi dengan gejala ikterus ini tidak sakit dan tidak memerlukan pengobatan kecuali dalam pengertian mencegah terjadinya penumpukan bilirubin tidak langsung yang berlebihan

                      Ikterus dengan kemungkinan besar menjadi patologik dan memerlukan pemeriksaan yang mendalam antara lain (6)

                      Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama Bilirubin serum meningkat lebih dari 5 mg per hari Bilirubin melebihi 10mg pada bayi cukup bulan Bilirubin melebihi 15mg pada bayi prenatur Ikterus yang menetap sesudah minggu pertama Ikterus dengan bilirubin langsung melebihi 1mgpada setiap

                      waktu Ikterus yang mempunyai hubungan dengan penyakit hemoglobin

                      infeksi atau suatu keadaan patologik lain yang telah diketahui

                      Pembagian derajat ikterus

                      Berdasarkan Kramer dapat dibagi (4)

                      Derajat ikterus Daerah ikterus Perkiraan kadar bilirubin

                      I

                      II

                      III

                      IV

                      V

                      Kepala dan leher

                      Sampai badan atas (diatas umbilicus)

                      Sampai badan bawah (dibawah umbilicuks hingga tungkai atas diatas lutut)

                      Sampai lengan tungkai bawah lutut

                      Sampai telapak tangan dan kaki

                      50 mg

                      90mg

                      114mg

                      124mg

                      160mg

                      20

                      Pemeriksaan penunjang

                      Pemeriksaan Laboratorium (4)

                      Pemeriksaan serum bilirubin (bilirubin total dan direk) harus dilakukan pada neonatus yang mengalami ikterus Terutama pada bayi yang tampak sakit atau bayi-bayi yang tergolong risiko tinggi terserang hiperbilirubinemia berat Namun pada bayi yang mengalami ikterus berat lakukan terapi sinar sesegera mungkin jangan menunda terapi sinar dengan menunggu hasil

                      pemeriksaan kadar serum bilirubin

                      lsquoTranscutaneous bilirubin (TcB)rsquo dapat digunakan untuk menentukan kadar serum bilirubin total tanpa harus mengambil sampel darah Namun alat ini hanya valid untuk kadar bilirubin total lt 15 mgdL (lt257 μmolL) dan tidak lsquoreliablersquo pada kasus ikterus yang sedang mendapat

                      terapi sinar 511

                      Pemeriksaan tambahan yang sering dilakukan untuk evaluasi menentukan penyebab ikterus antara lain

                      bull Golongan darah dan lsquoCoombs testrsquo bull Darah lengkap dan hapusan darah bull Hitung retikulosit skrining G6PD atau ETCOc

                      bull Bilirubin direk

                      Pemeriksaan serum bilirubin total harus diulang setiap 4-24 jam tergantung usia bayi dan tingginya kadar bilirubin Kadar serum albumin juga perlu diukur untuk menentukan pilihan

                      terapi sinar ataukah tranfusi tukar

                      21

                      TABLE 1 Laboratory Evaluation of the Jaundiced Infant of 35 or More Weeksrsquo GestationIndications Assessments

                      Jaundice in first 24 h Measure TcB andor TSBJaundice appears excessive for infantrsquos age Measure TcB andor TSBInfant receiving phototherapy or TSB rising rapidly (ie crossing percentiles [Fig 2]) and unexplained by history and physical examination

                      Blood type and Coombsrsquo test if not obtained with cord bloodComplete blood count and smearMeasure direct or conjugated bilirubinIt is an option to perform reticulocyte count G6PD and ETCOc if availableRepeat TSB in 4ndash24 h depending on infantrsquos age and TSB level

                      TSB concentration approaching exchange levels or not responding to phototherapy

                      Perform reticulocyte count G6PD albumin ETCOc if available

                      Elevated direct (or conjugated) bilirubin level Do urinalysis and urine culture Evaluate for sepsis if indicated by history and physical examination

                      Jaundice present at or beyond age 3 wk or sick infant

                      Total and direct (or conjugated) bilirubin level

                      If direct bilirubin elevated evaluate for causes of cholestasisCheck results of newborn thyroid and galactosemia screen and evaluate infant for signs or symptoms of hypothyroidism

                      22

                      Diagnosis (1 2 4 7)

                      Dari anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium terdapat beberapa faktor

                      Faktor risiko terjadinya hiperbilirubinaemia berat 1 Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama (usia bayi lt 24 jam) 2 Inkompatibilitas golongan darah (dengan lsquoCoombs testrsquo positip) 3 Usia kehamilan lt 38 minggu 4 Penyakit-penyakit hemolitik (G6PD lsquoend tidalrsquo CO 1048757)

                      5 Ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya 6 Hematoma sefal lsquobruisingrsquo 7 ASI eksklusif (bila berat badan turun gt 12 BB lahir) 8 Ras Asia Timur jenis kelamin laki-laki usia ibu lt 25 tahun 9 Ikterus sebelum bayi dipulangkan 10 lsquoInfant Diabetic Motherrsquo makrosomia 11 Polisitemia

                      23

                      Anamnesis 1 Riwayat kehamilan dengan komplikasi (obat-obatan ibu DM gawat janin malnutrisi intra

                      uterin infeksi intranatal)

                      2 Riwayat persalinan dengan tindakan komplikasi

                      3 Riwayat ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya

                      4 Riwayat inkompatibilitas darah

                      5 Riwayat keluarga yang menderita anemia pembesaran hepar dan limpa

                      Pemeriksaan Fisik Secara klinis ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau beberapa

                      hari kemudian Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar yang cukup Ikterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa tidak terlihat dengan penerangan yang kurang terutama pada neonatus yang kulitnya gelap Penilaian ikterus akan lebih sulit lagi apabila penderita sedang mendapatkan terapi sinar

                      Tekan kulit secara ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna kulit dan

                      jaringan subkutan Waktu timbulnya ikterus mempunyai arti penting pula dalam

                      diagnosis dan penatalaksanaan penderita karena saat timbulnya ikterus mempunyai

                      kaitan erat dengan kemungkinan penyebab ikterus tersebut

                      Pemeriksaan Penunjang

                      Pemeriksaan kadar bilirubinBertujuan untuk mengetahui tingkat kerusakan yang masih akan timbul akibat toksisitas kadar bilirubin yang sangat tinggi

                      Pemeriksaan fungsi otak EEGBertujuan untuk mengetahui sejauh mana kerusakan otak yang telah terjadi

                      24

                      Penatalaksanaan (7)

                      ManajemenStrategi mengelola bayi baru lahir dengan hiperbilirubinemia meliputi pencegahan penggunaan farmakologi fototerapi dan transfusi tukar (1 7)

                      1 Strategi pencegahan hiperbirubinemia(1) Pencegahan primer

                      Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya paling sedikit 8-12 kali per hari untuk beberapa hari pertama

                      Tidak memberikan cairan tambahan rutin seperti dekstrose atau air pada bayi yang mendapat ASI dan tidak mengalami dehidrasi (1 7)

                      (2) Pencegahan sekunder Semua wanita hamil harus diperiksa golongan darah ABO dan rhesus serta penyaringan

                      serum untuk antibodi isoimun yang tidak biasa Jika golongan darah ibu tidak diketahui atau Rh negatif dilakukan pemeriksaan

                      antibodi direk (tes coombs) golongan darah dan tipe Rh darahtali pusat bayi

                      25

                      Jika golongan darah ibu O Rh positif terdapat pilihan untuk dilakukan tesgolongan darah dan tes coombs pada darah tali pusat bayi tetapi hal itu tidak diperlukan jikan dilakukan pengawasan penilaian terhadap resiko sebelum keluar RS dan tindak lanjut yang memadai

                      Harus memastikan bahwa semua bayi secara rutin dimonitor terhadap timbulnya ikterus dan menetapkan protokol terhadap penilaian ikterus yang harus dinilai saat memeriksa tanda vital bayi tetapi tidak kurang dari setiap 8-12 jam (1 7)

                      (3) Evaluasi laboraturium Pengukuran kadar bilirubin harus dilakukan pada setiap bayi yang mengalami ikterus

                      dalam 24 jam pertama setelah lahir Pengukuran kadar bilirubin harus dilakukan jika tampak ikterus yang berlebihan Semua kadar bilirubin harus diintrepretasikan sesuai dengan umur bayi dalam jam(1 7)

                      (4) Penyebab kuning Bayi yang mengalami peningkatan bilirubin direk atau konjugasi harus dilakukan analisis

                      dan kultur urin Bayi sakit dan ikterus pada umur atau lebih dari 3 minggu harus dilakukan pemeriksaan

                      bilirubin total dan direk untuk mengidentifikasi adanya kolestatis Jika kadar bilirubin direk meningkat dilakukan evaluasi tambahan mencari penyebab

                      kolestatis Pemeriksaan kadar G6PD direkomendasikan untuk bayi ikterus yang

                      mendapat fototerapi dan dengan riwayat keluarga atau asal geografis yang menunjukkan kecenderungan defisiensi G6PD atau pada bayi dengan respon fototerapi buruk (1 7)

                      (5) Penilaian resiko sebelum bayi dipulangkan Setiap bayi harus dinilai terhadap resiko berkembangnya hiperbilirubinemia berat (1 7)

                      (6) Kebijakan dan prosedur rumah sakit RS harus memberikan informasi tertulis dan lisan kepada orang tua mengenai kuning

                      perlunya monitor terhadap kuning dan anjuran bagaimana monitoring harus dilakukan (1

                      7)

                      (7) Pengelolaan bayi dengan ikterus yang mendapat ASI Observasi semua fese awal bayi pertimbangkan untuk merangsang pengeluaran jika

                      feses keluar dalam waktu 24 jam Segera mulai menyusui dan beri sesering mungkin Menyusui yang sering dengan waktu

                      yang singkat lebih efektif dibandingkan dengan menyusui yang lama dengan frekuensi yang jarang walaupun total waktu yang diberikan sama

                      Tidak dianjurkan pemberian air dektrosa atau formula pengganti Observasi berat badan BAK dan BAB yang berhubungan dengan pola menyusui

                      26

                      Ketika kadar bilirubin mencapai 15mgdL tingkatkan pemberian minum rangsang pengeluaran atau produksi ASI dengan cara memompa dan menggunakan protokol penggunaan fototerapi yang dikeluarkan AAP

                      Tidak terdapat bukti bahwa early jaundice berhubungan dengan abnormalitas ASI sehingga penghentian menyusui sebagai suatu upaya hanya diindikasikan jika ikterus menetap lebih dari 6 hari atau meningkat diatas 20 mgdL atau ibumemiliki riwayat bayi sebelumnya terkena kuning (1 7)

                      2 Penggunaan Farmakoterapi

                      a) Imunoglobulin intravena telah digunakan pada bayi ndash bayi dengan rhesus yang berat dan inkompatibilitas ABO untuk menekan hemolisis isoimun dan menurunkan tindakan transfusi tukar

                      b) Fenobarbital merangsang aktivitas dan konsentrasi UDPG ndash T dan ligandin serta dapat meningkatkan jumlah tempat ikatan bilirubin sehingga konjugasi bilirubin berlangsung lebih cepat Pemberian phenobarbital untuk mengobatan hiperbilirubinemia pada

                      27

                      neonatus selama tiga hari baru dapat menurunkan bilirubin serum yang berarti Bayi prematur lebih banyak memberikan reaksi daripada bayi cukup bulan Phenobarbital dapat diberikan dengan dosis 8 mgkg berat badan sehari mula-mula parenteral kemudian dilanjutkan secara oral Keuntungan pemberian phenobarbital dibandingkan dengan terapi sinar ialah bahwa pelaksanaanya lebih murah dan lebih mudah Kerugiannya ialah diperlukan waktu paling kurang 3 hari untuk mendapat hasil yang berarti

                      c) Metalloprotoprophyrin adalah analog sintesis heme

                      d) Tin ndash Protoporphyrin (Sn ndash Pp) dan Tin ndash Mesoporphyrin ( Sn ndash Mp ) dapat menurunkan kadar bilirubin serum

                      e) Pemberian inhibitor b - glukuronidasi seperti asam L ndash aspartik dan kasein holdolisat dalam jumlah kecil (5 mldosis ndash 6 kalihari ) pada bayi sehat cukup bulan yang mendapat ASI dan meningkatkan pengeluaran bilirubin feses dan ikterus menjadi berkurang dibandingkan dengan bayi control (13 7)

                      3 Fototerapi Pengaruh sinar terhadap ikterus pertama sekali diperhatikan dan dilaporkan oleh seorang

                      perawat di salah satu rumah sakit di Inggris Perawat Ward melihat bahwa bayi ndash bayi yang mendapat sinar matahari di bangsalnya ternyata ikterusnya lebih cepat menghilang dibandingkan bayi ndash bayi lainnya Cremer (1958) yang mendapatkan laporan tersebut mulai melakukan penyelidikan mengenai pengaruh sinar terhadap hiperbilirubinemia ini Dari penelitiannya terbukti bahwa disamping pengaruh sinar matahari sinar lampu tertentu juga mempunyai pengaruh dalam menurunkan kadar bilirubin pada bayi ndash bayi prematur lainnya6Sinar fototerapi akan mengubah bilirubin yang ada di dalam kapiler-kapiler superfisial dan ruang-ruang usus menjadi isomer yang larut dalam air yang dapat diekstraksikan tanpa metabolisme lebih lanjut oleh hati Maisels seorang peneliti bilirubin menyatakan bahwa fototerapi merupakan obat perkutan3 Bila fototerapi menyinari kulit akan memberikan foton-foton diskrit energi sama halnya seperti molekul-molekul obat sinar akan diserap oleh bilirubin dengan cara yang sama dengan molekul obat yang terikat pada reseptor (1 5 7)

                      Molekul-molekul bilirubin pada kulit yang terpapar sinar akan mengalami reaksi fotokimia yang relatif cepat menjadi isomer konfigurasi dimana sinar akan merubah bentuk molekul bilirubin dan bukan mengubah struktur bilirubin Bentuk bilirubin 4Z 15Z akan berubah menjadi bentuk 4Z15E yaitu bentuk isomer nontoksik yang bisa diekskresikan Isomer bilirubin ini mempunyai bentuk yang berbeda dari isomer asli lebih polar dan bisa diekskresikan dari hati ke dalam empedu tanpa mengalami konjugasi atau membutuhkan pengangkutan khusus untuk ekskresinya Bentuk isomer ini mengandung 20 dari jumlah bilirubin serum Eliminasi melalui urin dan saluran cerna sama-sama penting dalam mengurangi muatan bilirubin Reaksi fototerapi menghasilkan suatu fotooksidasi melalui proses yang cepat Fototerapi juga menghasilkan

                      28

                      lumirubin dimana lumirubin ini mengandung 2 sampai 6 dari total bilirubin serum Lumirubin diekskresikan melalui empedu dan urinLumirubin bersifat larut dalam air (5)

                      Mekanisme fototerapi Penelitian Sarici mendapatkan 105 neonatus cukup bulan dan 255 neonatus kurang bulan menderita hiperbilirubinemia yang signifikan dan membutuhkan fototerapi

                      29

                      Fototerapi diindikasikan pada kadar bilirubin yang meningkat sesuai dengan umur pada neonatus cukup bulan atau berdasarkan berat badan pada neonatus kurang bulan sesuai dengan rekomendasi American Academy of Pediatrics (AAP) (5)

                      Sinar FototerapiSinar yang digunakan pada fototerapi adalah suatu sinar tampak yang merupakan suatu

                      gelombang elektromagnetik Sifat gelombang elektromagnetik bervariasi menurut frekuensi dan panjang gelombang yang menghasilkan spektrum elektromagnetik Spektrum dari sinar tampak ini terdiri dari sinar merah oranye kuning hijau biru dan ungu Masing masing dari sinar memiliki panjang gelombang yang berbeda beda

                      Panjang gelombang sinar yang paling efektif untuk menurunkan kadar bilirubin adalah sinar biru dengan panjang gelombang 425-475 nmSinar biru lebih baik dalam menurunkan kadar bilirubin dibandingkan dengan sinar biru-hijau sinar putih dan sinar hijau Intensitas sinar adalah jumlah foton yang diberikan per sentimeter kuadrat permukaan tubuh yang terpapar Intensitas yang diberikan menentukan efektifitas fototerapi semakin tinggi intensitas sinar maka semakin cepat penurunan kadar bilirubin serumIntensitas sinar yang ditentukan sebagai Wcm2nm

                      Intensitas sinar yang diberikan menentukan efektivitas dari fototerapi Intensitas sinar diukur dengan menggunakan suatu alat yaitu radiometer fototerapi2836 Intensitas sinar ge 30 μWcm2nm cukup signifikan dalam menurunkan kadar bilirubin untuk intensif fototerapi Intensitas sinar yang diharapkan adalah 10 ndash 40 μWcm2nm Intensitas sinar maksimal untuk fototerapi standard adalah 30 ndash 50 μWcm2nm Semakin tinggi intensitas sinar maka akan lebih besar pula efikasinya

                      Faktor-faktor yang berpengaruh pada penentuan intensitas sinar ini adalah jenis sinar panjang gelombang sinar yang digunakan jarak sinar ke neonatus dan luas permukaan tubuh neonatus yang disinari serta penggunaan media pemantulan sinar

                      Intensitas sinar berbanding terbalik dengan jarak antara sinar dan permukaan tubuh Cara mudah untuk meningkatkan intensitas sinar adalah menggeser sinar lebih dekat pada bayi

                      Rekomendasi AAP menganjurkan fototerapi dengan jarak 10 cm kecuali dengan menggunakan sinar halogenSinar halogen dapat menyebabkan luka bakar bila diletakkan terlalu dekat dengan bayi Bayi cukup bulan tidak akan kepanasan dengan sinar fototerapi berjarak 10 cm dari bayi Luas permukaan terbesar dari tubuh bayi yaitu badan bayi harus diposisikan di pusat sinar tempat di mana intensitas sinar paling tinggi

                      Tabel 1 Rekomendasi AAP penanganan hiperbilirubinemia pada neonatus sehat dan cukup bulan (1 3 7)

                      Usia ( jam ) Pertimbangan terapi sinar

                      Terapi sinar Transfusi tukar Transfusi tukar dan terapi sinar

                      25-48 gt12mgdl(gt200 micromolL)

                      gt15 mgdl( gt250 micromolL)

                      gt20 mgdl(gt340 micromolL)

                      gt25 mgdl(425 micromolL)

                      30

                      49-72 gt15mgdl(gt250 micromolL)

                      gt18 mgdl(gt300micromolL)

                      gt25mgdl(425 micromolL)

                      gt30 mgdl(510micromolL)

                      gt72 gt17 mgdl(gt290 micromolL)

                      gt20mgdl(gt340micromolL

                      gt25mgdl(gt425 micromolL)

                      gt30mgdl(gt510 micromolL)

                      Tabel 2 Tatalaksana hiperbilirubinemia pada Neonatus Kurang Bulan Sehat dan Sakit ( gt37 minggu ) (1 3 7)

                      Neontaus kurang bulan sehat Kadar Total Bilirubin Serum (mgdl)

                      Neontaus kurang bulan sakit Kadar Total Bilirubin Serum (mgdl)

                      Berat Terapi sinar Transfusi tukar

                      Terapi sinar Transfusi tukar

                      Hingga 1000 g 5-7 10 4-6 8-101001-1500 g 7-10 10-15 6-8 10-121501-2000 g 10 17 8-10 15gt2000 g 10-12 18 10 17

                      Kontraindikasi fototerapi adalah pada kondisi dimana terjadi peningkatan kadar bilirubin direk yang disebabkan oleh penyakit hati atau obstructive jaundice Komplikasi terapi sinar

                      Setiap cara pengobatan selalu akan disertai efek samping Di dalam penggunaan terapi sinar penelitian yang dilakukan selama ini tidak memperlihatkan hal yang dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi baik komplikasi segaera ataupun efek lanjut yang terlihat selama ini ebrsifat sementara yang dapat dicegah atau ditanggulangi dengan memperhatikan tata cara pengunaan terapi sinar yang telah dijelaskan diatas (5)

                      Kelainan yang mungkin timbul pada terapi sinar antara lain

                      1 Peningkatan ldquoinsensible water lossrdquo pada bayiHal ini terutama akan terlihat pada bayi yang kurnag bulan Oh dkk (1972) melaporkan kehilangan ini dapat meningkat 2-3 kali lebih besar dari keadaan biasa Untuk hal ini pemberian cairan pada penderita dengan terapi sinar perlu diperhatikan dengan sebaiknya

                      2 Frekuensi defekasi yang meningkat

                      31

                      Banyak teori yang menjelaskan keadaan ini antara lain dikemukankan karena meningkatnya peristaltik usus (Windorfer dkk 1975) Bakken (1976) mengemukakan bahwa diare yang terjadi akibat efek sekunder yang terjadi pada pembentukan enzim lactase karena meningkatnya bilirubin indirek pada usus Pemberian susu dengan kadar laktosa rendah akan mengurangi timbulnya diare Teori ini masih belum dapat dipertentangkan (Chung dkk 1976)

                      3 Timbulnya kelainan kulit yang sering disebut ldquoflea bite rashrdquo di daerah muka badan dan ekstremitas Kelainan ini segera hilang setelah terapi dihentikan Pada beberapa bayi dilaporkan pula kemungkinan terjadinya bronze baby syndrome (Kopelman dkk 1976) Hal ini terjadi karena tubuh tidak mampu mengeluarkan dengan segera hasil terapi sinar Perubahan warna kulit yang bersifat sementara ini tidak mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi

                      4 Gangguan retinaKelainan retina ini hanya ditemukan pada binatang percibaan (Noel dkk 1966) Pnelitain Dobson dkk 1975 tidak dapat membuktikan adanya perubahan fungsi mata pada umumnya Walaupin demikian penyelidikan selanjutnya masih diteruskan

                      5 Gangguan pertumbuhanPada binatang percobaan ditemukan gangguan pertumbuhan (Ballowics 1970) Lucey (1972) dan Drew dkk (10976) secara klinis tidak dapat menemukan gangguan tumbuh kembang pada bayi yang mendapat terapi sinar Meskipun demikian hendaknya pemakaian terapi sinar dilakukan dengan indikasi yang tepat selama waktu yang diperlukan

                      6 Kenaikan suhuBeberapa penderita yang mendapatkan terapi mungkin memperlihatkan kenaikan suhu Bila hal ini terjadi terapi dapat terus dilanjutkan dengan mematikan sebagian lampu yang dipergunakan

                      7 Beberapa kelainan lain seperti gangguan minum letargi iritabilitas kadang-kadang ditemukan pada penderita Keadaan ini hanya bersifat sementara dan akan menghilang dengan sendirinya

                      8 Beberapa kelainan yang sampai saat ini masih belim diketahui secara pasti adalah kelainan gonad adanya hemolisis darah dan beberapa kelainan metabolisme lain

                      Sampai saat ini tampaknya belum ditemukan efek lanjut terapi sinar pada bayi Komplikasi segera juga bersifat ringan dan tidak berarti dibandingkan dengan manfaat penggunaannya Mengingat hal ini adalah wajar bila terapi sinar mempunyai tempat tersendiri dalam penatalaksanaan hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir

                      Tranfusi Tukar

                      32

                      Transfusi tukar adalah suatu tindakan pengambilan sejumlah kecil darah yang dilanjutkan dengan pengembalian darah dari donor dalam jumlah yang sama yang dilakukan berulang-ulang sampai sebagian besar darah penderita tertukar (Friel 1982) (1 5)

                      Pada hiperbilirubinemia tindakan ini bertujuan mencegah terjadinya ensefalopati bilirubin dengan cara mengeluarkan bilirubin indirek dari sirkulasi Pada bayi dengan isoimunisasi transfusi tukar memiliki manfaat tambahan karena membantu mengeluarkan antibodi maternal dari sirkulasi bayi Sehingga mencegah hemolisis lebih lanjut dan memperbaiki anemia (5)

                      Darah Donor Untuk Tranfusi Tukar (1 5)

                      1 Darah yang digunakan golongan O

                      2 Gunakan darah baru Kerjasama dengan dokter kandungan dan Bank Darah adalah penting untuk persiapan kelahiran bayi yang membutuhkan tranfusi tukar

                      3 Pada penyakit hemolitik rhesus jika darah disiapkan sebelum persalinan harus golongan O dengan rhesus (-) crossmatched terhadap ibu Bila darah disiapkan setelah kelahiran dilakukan juga crossmatched terhadap bayi

                      4 Pada inkomptabilitas ABO darah donor harus golongan O rhesus (-) atau rhesus yang sama dengan ibu dan bayinya Crossmatched terhadap ibu dan bayi yang mempunyai titer rendah antibodi anti A dan anti B Biasanya menggunakan eritrosit golongan O dengan plasma AB untuk memastikan bahwa tidak ada antibodi anti A dan anti B yang muncul

                      5 Pada penyakit hemolitik isoimun yang lain darah donor tidak boleh berisi antigen tersensitisasi dan harus di crossmatched terhadap ibu

                      33

                      6 Pada hiperbilirubinemia yang nonimun darah donor ditiping dan crossmatched terhadap plasma dan eritrosit pasienbayi

                      7 Tranfusi tukar biasanya memakai 2 kali volume darah (2 volume exchange) ---- 160 mLkgBB sehingga diperoleh darah baru sekitar 87

                      Teknik Transfusi Tukar (1 5)

                      a SIMPLE DOUBLE VOLUME

                      Push-Pull tehnique jarum infus dipasang melalui kateter vena umbilikalis vena saphena magna Darah dikeluarkan dan dimasukkan bergantian

                      b ISOVOLUMETRIC

                      Darah secara bersamaan dan simultan dikeluarkan melalui arteri umbilikalis dan dimasukkan melalui vena umbilikalis dalam jumlah yang sama

                      c PARTIAL EXCHANGE TRANFUSION

                      Tranfusi tukar sebagian dilakukan biasanya pada bayi dengan polisitemia

                      Di Indonesia untuk kedaruratan transfusi tukar pertama menggunakan golongan darah O rhesus positif (1 5)

                      Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

                      Kebutuhan

                      Rumus

                      lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2 lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

                      Hct sekarang Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

                      (Hb donor ndash Hb sekarang) BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang) (PCV donor)

                      Indikasi

                      Hingga kini belum ada kesepakatan global mengenai kapan melakukan transfusi tukar pada hiperbilirubinemia Indikasi transfusi tukar berdasarkan keputusan WHO tercantum dalam tabel 2 (1 5)

                      34

                      Tabel 3 Indikasi Transfusi Tukar Berdasarkan Kadar Bilirubin Serum

                      UsiaBayi Cukup Bulan Sehat

                      Dengan Faktor Risiko

                      Hari mgdL mgDl

                      Hari ke-1 15 13

                      Hari ke-2 25 15

                      Hari ke-3 30 20

                      Hari ke-4 dan seterusnya

                      30 20

                      Bila transfusi tukar memungkinkan untuk dilaksanakan di tempat atau bayi bisa dirujuk secara cepat dan aman ke fasilitas lain dan kadar bilirubin bayi telah mencapai kadar di atas sertakan contoh darah ibu dan bayi (5)

                      Tabel 4 Indikasi Transfusi Tukar Pada Bayi Berat Badan Lahir Rendah

                      Berat badan (gram)KadKadar Bilirubin (mgdL)

                      ltgt gt lt1000 10-12

                      1000-1500 12-15

                      1500-2000 15-18

                      2000-2500 18-20

                      Pada penyakit hemolitik segera dilakukan tranfusi tukar apabila ada indikasi

                      a Kadar bilirubin tali pusat gt 45 mgdL dan kadar Hb rendah

                      b Kadar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam walaupun sedang mendapatkan terapi sinar

                      35

                      c Selama terapi sinar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam dan kadar Hb 11 ndash 13 grdL

                      d Didapatkan anemia yang progresif walaupun kadar bilirubin dapat dikontrol secara adekuat dengan terapi sinar

                      Transfusi tukar harus dihentikan apabila terjadi

                      Emboli (emboli bekuan darah) trombosis

                      Hiperkalemia hipernatremia hipokalsemia asidosis hipoglikemia

                      Gangguan pembekuan karena pemakaian heparin

                      Perforasi pembuluh darah

                      Komplikasi tranfusi tukar (1)

                      1 Hipokalsemia dan hipomagnesia

                      2 Hipoglikemia

                      3 Gangguan keseimbangan asam basa

                      4 Hiperkalemia

                      5 Gangguan kardiovaskular

                      Perforasi pembuluh darah

                      Emboli

                      Infark

                      Aritmia

                      Volume overload

                      Arrest

                      6 Pendarahan Trombositopenia Defisiensi factor pembekuan

                      7 Infeksi8 Hemolisis9 Graft-versus host disease10 Lain-lain hipotermia hipertermia dan kemungkinan terjadinya enterokolitis

                      nekrotikans

                      36

                      Perawatan pasca tranfusi tukar Lanjutkan dengan terapi sinar Awasi ketat kemungkinan terjadinya komplikasi

                      37

                      38

                      DAFTAR PUSTAKA1 Staf pengajar Ilmu kesehatan anak FKUI Gastroenterologi Ilmu Kesehatan Anak Jilid I

                      Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1985 hal 283-3102 Noerasid N amp dkk gastrienteritis ( Diare ) Akut Gastroenterologi Anak Praktis Bagian Ilmu

                      Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1988 hal 51-763 Firmansyah A dkk Penyakit Radang Usus Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak ed Markum H

                      dkk Jilid 1 bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia hal 448-474

                      4 Staf Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM Panduan Pelayanan Medis Jakarta 20055 wwwemedicinecompedtopic583htmdiarrheaJully2005 6 Reisinger ECdkkDiarrhea Caused by primarily Non-Gastrointestinal Infection

                      wwwmedscapecomviewarticle505473 Nature Clinical Practical Gastroenterology amp Hepatology

                      7 Pray Sddk Diarrhea Causes dan Self-Care Treatments wwwmedscapecomviewarticle407636 US Pharmacist

                      8 Soegijanto Soegeng Prof DR Ilmu Penyakit Anak Diagnosa Dan Penatalaksanaan Edisi pertama Jakarta Salemba Medika 2002

                      9 Mansjoer A Kuspuji T dkk Kapita Selekta Kedokteran Edisi III Jilid 2 Cetakan kelima Jakarta Media Aesculapius 2002

                      10 Suharyono Aswitha B EM Halimun Gastroenterologi Anak Praktis cetakan ke-4 Jakarta Gaya Baru 2003

                      11 Sari Dina Kartika Hanifah Mirzanie Desy K A Leksana Buku Saku Pediatrica Edisi 2 Jogjakarta Tosca Enterprise 2006

                      12 http wwwKeep Kids Healthycom ndash Diarrhea in Children13 Subijanto Reza Ranuh Liek Djupri Pitono Soeparto Management Diare Pada Bayi Dan

                      Anak (Diarrheal Management In Infant And Children) Buletin Ilmu Kesehatan Anak Thn XXX No 11 2003

                      14 http www Pediatricscom -- Lactobacillus Therapy for Acute Infectious Diarrhea in Children A Meta-analysis -- Van Niel et almht

                      15 Tjokronegoro Arjatmo Prof Dr dr Hendra Utama Sp FK Updates In Pediatric Emergencies FKUI Jakarta 2002

                      39

                      • Diagnosis (1 2 4 7)
                      • Anamnesis
                      • Pemeriksaan Fisik
                        • Teknik Transfusi Tukar (1 5)
                          • DAFTAR PUSTAKA

                        Ikterus fisiologis merupakan masalah yang sering terjadi pada bayi kurang maupun cukup bulan selama minggu pertama kehidupan yang frekuensinya pada bayi cukup bulan dan kurang bulan berturut-turut adalah 50-60 dan 80 Untuk kebanyakan bayi fenomena ini ringan dan dapat membaik tanpa pengobatan Ikterus fisiologis tidak disebabkan oleh factor tunggal tapi kombinasi dari berbagai factor yang berhubungan dengan maturitas fisiologis bayi baru lahir Peningkatan kadar bilirubin tidak terkonjugasi dalam sirkulasi pada bayi baru lahir disebabkan oleh kombinasi peningkatan ketersediaan bilirubin dan penurunan clearance bilirubin Umumnya kadar bilirubin tak terkonjugasi pada minggu pertama gt 2 mgdL Pada bayi cukup bulan yang mendapat susu formula kadar bilirubin akan mencapai puncaknya sekitar 6-8 mgdL pada hari ke-3 kehidupan dan kemudian akan menurun cepat selama 2-3 hari diikuti dengan penurunan yang lambat sebesar 1 mgdL selama 1 samapi 2 minggu (1 2 3)

                        Pada bayi cukup bulan yang mendapat ASI kadar bilirubin puncak akan mencapai kadar yang lebih tinggi (7-14 mgdL) dan penurunan terjadi lebih lambat Bisa terjadi dalam waktu 2-4 minggu bahkan dapat mencapai waktu 6 minggu Pada bayi kurang bulan yang mendapat susu formula juga akan mengalami peningkatan dengan puncak yang lebih tinggi dan lebih lama begitu juga dengan penurunannya jika tidak diberikan fototerapi pencegahan Peningkatan sampai 10-12 mgdL masih dalam kisaran fisiologis bahkan hingga 15 mgdL tanpa disertai kelainan metabolisme bilirubin Kadar normal bilirubin tali pusat kurang dari 2 mgdL dan berkisar dari 14 sampai 19 mgdL (1 2 3)

                        Ikterus non fisiologis dulu disebut dengan ikterus patologis tidak mudah dibedakan dari ikterus fisiologis Keadaan di bawah ini merupakan petunjuk untuk tindak lanjut (1 2 3 6)

                        Ikterus terjadi sebelum umur 24 jam

                        Setiap peningkatan kadar bilirubin serum yang memerlukan fototerapi

                        Peningkatan kadar bilirubin total serum gt 05 mgdLjam

                        Adanya tanda-tanda penyakit yang mendasari pada setiap bayi (muntah letargis malas menetek penurunan berat badan yang cepat apnea takipnea atau suhu yang tidak stabil)

                        Ikterus bertahan selama 8 hari pada bayi cukup bulan atau setelah 14 hari pada bayi kurang bulan

                        Etiologi

                        Penyebab ikterus pada bayi baru lahir dapat berdiri sendiri ataupun dapat disebabkan oleh beberapa faktor Secara garis besar etiologi ikterus neonatorum dapat dibagi (1 2 3)

                        1 Produksi yang berlebihan

                        12

                        Hal ini melebihi kemampuan bayi untuk mengeluarkannya misalnya pada hemolisis yang meningkat pada inkompatibilitas darah Rh ABO golongan darah lain defisiensi enzim G6PD piruvat kinase perdarahan tertutup dan sepsis

                        2 Gangguan dalam proses uptake dan konjugasi heparGangguan ini dapat disebabkan oleh imaturitas hepar kurangnya substrat untuk konjugasi bilirubin gangguan fungsi hepar akibat asidosis hipoksia dan infeksi atau tidak terdapatnya enzim glukoronil transferase (sindrom Criggler-Najjar) Penyebab lain ialah defisiensi protein Y dalam hepar yang berperanan penting dalam uptake bilirubin ke sel hepar

                        3 Gangguan transportasiBilirubin dalam darah terikat pada albumin kemudian diangkut ke hepar Ikatan bilirubin dengan albumin ini dapat dipengaruhi ileh obat misalnya salisilatm sulfafurazole Defisiensi albumin menyebabkan lebih banyak terdapatnya bilirubin indirek yang bebas dalam darah yang mudah melekat ke sel otak

                        4 Gangguan dalam eksresiGangguan ini dapat terjadi akibat obstruksi dalam hepar atau di luar hepar Kelainan di luar hepar biasanya disebabkan oleh kelainan bawaan Obstruksi dalam hepar biasanya akibat infeksi atau kerusakan hepar oleh penyebab lain

                        Faktor risiko (1 2 7)

                        Manifestasi klinikSecara umum gejala dari penyakit hiperbilirubin ini antara lain (1 2 6)

                        Pada permulaan tidak jelas tampak mata berputar-putar Letargi Kejang

                        13

                        Tidak mau menghisap Dapat tuli gangguan bicara retardasi mental Bila bayi hidup pada umur lanjut disertai spasme otot kejang stenosis yang disertai

                        ketegangan otot Perut membuncit Pembesaran pada hati Feses berwarna seperti dempul Muntah anoreksia fatigue Warna urin gelap

                        PatofisiologiPembentukan Bilirubin

                        Bilirubin adalah pigmen kristal berwarna jingga ikterus yang merupakan bentuk akhir dari pemecahan katabolisme heme melalui proses reaksi oksidasi ndash reduksi Langkah oksidasi yang pertama adalah biliverdin yang di bentuk dari heme dengan bantuan enzim heme oksigenase yaitu suatu enzim yang sebagian besar terdapat dalam sel hati dan organ lain Pada reaksi tersebut juga terdapat besi yang digunakan kembali untuk pembentukan haemoglobin dan karbon monoksida yang dieksresikan ke dalam paru Biliverdin kemudian akan direduksi menjadi bilirubin oleh enzim biliverdin reduktase Biliverdin bersifat larut dalam air dan secara cepat akan dirubah menjadi bilirubin melalui reaksi bilirubin reduktase Berbeda dengan biliverdin bilirubin bersifat lipofilik dan terikat dengan hydrogen serta pada pH normal bersifat tidak larut Jika tubuh akan mengeksresikan diperlukan mekanisme transport dan eliminasi bilirubin (1 2 3 5)

                        Bayi baru lahir akan memproduksi bilirubin 8-10 mgkgBBhari sedangkan orang dewasa sekitar 3-4 mgkgBBhari Peningkatan produksi bilirubin pada bayi baru lahir disebabkan oleh masa hidup eritrosit bayi lebih pendek (70-90 hari) dibandingkan dengan orang dewasa (120 hari) peningkatan degradasi heme turn over sitokrom yang meningkat dan juga reabsorpsi bilirubin dari usus yang meningkat (sirkulasi enterohepatik) (1 2)

                        14

                        Transportasi Bilirubin

                        Pembentukan bilirubin yang terjadi di sistem retikulo endothelial selanjutnya dilapaskan ke sirkulasi yang akan berikatan dengan albumin Bayi baru lahir mempunyai kapasitas ikatan plasma yang rendah terhadap bilirubin karena konsentrasi albumin yang rendahdan kapasitas ikatan molar yang kurangBilirubin yang terikat pada albumin serum ini merupakan zat non polar dan tidak larut dalam air dan kemudian akan di transportasi kedalam sel hepar Bilirubin yang terikat dengan albumin tidak dapat memasuki susuna syaraf pusat dan bersifat non toksik (1 2)

                        Selain itu albumin juga mempunyai afinitas yang tinggi terhadap obat ndash obatan yang bersifat asam seperti penicillin dan sulfonamide Obat ndash obat tersebut akan menempati tempat utama perlekatan albumin untuk bilirubin sehingga bersifat competitor serta dapat pula melepaskan ikatan bilirubin dengan albumin (1 2)

                        Obat ndash obat yang dapat melepaskan ikatan bilirubin dengan albumin Analgetik antipiretik ( Natrium salisilat Fenilbutazon ) Antiseptik desinfektan ( Metil Isopropyl ) Antibiotik dengan kandungan sulfa ( Sulfadiazin Sulfamethizole Sulfamoxazole ) Penicilin ( Propicilin Cloxacillin ) Lain ndash lain ( Novabiosin Triptophan Asam mendelik kontras x ndash ray )

                        Pada bayi kurang bulan ikatan bilirubin akan lebih lemah yang umumnya merupakan komplikasi dari hipoalbumin hipoksia hipoglikemi asidosis hipotermia hemolisis dan septikemia Hal tersebut tentunya akan mengakibatkan peningkatan jumlah bilirubin bebas dan berisiko pula untuk keadaan nerotoksisitas oleh bilirubin (1 2)

                        Bilirubin dalam serum terdapat dalam 4 bentuk yang berbeda yaitu (1)

                        1) Bilirubin tak terkonjugasi yang terikat dengan albumin dan membentuk sebagian besar bilirubin tak terkonjugasi dalam serum

                        2) Bilirubin bebas3) Bilirubin terkonjugasi yaitu bilirubin yang siap dieksresikan melalui ginjal4) Bilirubin terkonjugasi yang terikat denga albumin serum

                        Asupan Bilirubin

                        Pada saat kompleks bilirubin ndash albumin mencapai membran plasma hepatosit albumin terikat ke reseptor permukaan sel Kemudian bilirubin di transfer melalui sel membran yang berikatan dengan ligandin (protein y) mungkin juga dengan protein ikatan sitosilik lainnya Keseimbangan antara jumlah bilirubin yang masuk ke sirkulasi dari sintesis de novo resirkulasi enterohepatik perpindahan bilirubin antar jaringan pengambilan bilirubin oleh sel hati dan konjugasi bilirubin akan menentukan konsentrasi bilirubin tak terkonjugasi dalam serum baik pada keadaan normal ataupun tidak normal (1 5)

                        Berkurangnya kapasitas pengambilan hepaatik bilirubin tak terkonjugasi akan berpengaruh terhadap pembentukan ikterus fisiologis Penelitian menunjukkan hal ini terjadi

                        15

                        karena adanya defisiensi konjugasi bilirubin dalam menghambat transfer bilirubin dari darah ke empedu selama 3-4 hari pertama kehidupan Walaupun demikian defisiensi ambilan ini dapat menyebabkan hiperbilirubinemia terkonjugasi ringan pada minggu kedua kehidupan saat konjugasi bilirubin hepatic mencapai kecepatan normal yang sama dengan orang dewasa (1 5)

                        Konjugasi Bilirubin

                        Bilirubin tak terkonjugasi dikonversikan kebentuk bilirubin konjugasi yang larut dalam air di reticulum endoplasma dengan bantuan enzim uridine diphospate glukuronosyl transferase ( UDPG ndash T ) Katalisa oleh enzim ini akan merubah formasi menjadi bilirubin monoglukoronida yang selanjutnya akan dikonjugasi menjadi bilirubin diglukoronida Bilirubin ini kemudian dieksresikan ke dalam kalanikulus empedu Sedangkan satu molekul bilirubin tak terkonjugasi akan kembali ke reticulum endoplasmic untuk rekonjugasi berikutnya (1 5)

                        Eksresi Bilirubin

                        Setelah mengalami proses konjugasi bilirubin akan dieksresikan kedalam kandung empedu kemudian memasuki saluran cerna dan di eksresikan melalui feses Setelah berada dalam usus halus bilirubin yang terkonjugasi tidak langsung dapat diresorbsi kecuali jika dikonversikan kembali menjadi bentuk tidak terkonjugasi oleh enzim beta ndash glukoronidase yang terdapat dalam usus Resorbsi kembali bilirubin dari saluran cerna dan kembali ke hati untuk di konjugasi kembali disebut sirkulasi enterohepatik (1)

                        Terdapat perbedaan antara bayi baru lahir dan orang dewasa yaitu pada mukosa usus halus dan feses bayi baru lahir mengandung enzim β-glukoronidase yang dapat menghidrolisa monoglukoronida dan diglukoronida kembali menjadi bilirubin yang tak terkonjugasi yang selanjutnya dapat diabsorbsi kembali Selain itu pada bayi baru lahir lumen usus halusnya steril sehingga bilirubin konjugasi tidak dapat dirubah menjadi sterkobilin (suatu produk yang tidak dapat diabsorbsi) (1)

                        16

                        Kecepatan produksi bilirubin adalah 6-8 mgkgBB per 24 jam pada neonatus cukup bulan sehat dan 3-4 mgkgBB per 24 jam pada orang dewasa sehat Sekitar 80 bilirubin yang diproduksi tiap hari berasal dari hemoglobin Bayi memproduksi bilirubin lebih besar per kilogram berat badan karena massa eritrosit lebih besar dan umur eritrositnya lebih pendek (1)

                        Pada sebagian besar kasus lebih dari satu mekanisme terlibat misalnya kelebihan bilirubin akibat hemolisis dapat menyebabkan kerusakan sel hati atau kerusakan duktus biliaris yang kemudian dapat mengganggu transpor sekresi dan ekskresi bilirubin Di pihak lain gangguan ekskresi bilirubin dapat menggangu ambilan dan transpor bilirubin Selain itu kerusakan hepatoseluler memperpendek umur eritrosit sehngga menmbah hiperbilirubinemia dan gangguan proses ambilan bilirubin olah hepatosit (1)

                        Mekanisme hiperbilirubinemia dan ikterus

                        Terdapat 4 mekanisme umum dimana hiperbilirubinemia dan ikterus dapat terjadi pembentukan bilirubin secara berlebihan gangguan pengambilan bilirubin tak terkonjugasi oleh hati gangguan konjugasi bilirubin penurunan ekskresi bilirubin terkonjugasi dalam empedu akibat faktor intra hepatik yang bersifat opbtruksi fungsional atau mekanik (1 2)

                        Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi terutama disebabkan oleh tiga mekanisme yang pertama sedangkan mekanisme yang keempat terutama mengakibatkan terkonjugasi

                        17

                        1 Pembentukan bilirubin secara berlebihan

                        Penyakit hemolitik atau peningkatan kecepatan destruksi sel darah merah merupakan penyebab utama dari pembentukan bilirubin yang berlebihan Ikterus yang timbul sering disebut ikterus hemolitik Konjugasi dan transfer pigmen empedu berlangsungnormal tetapi suplai bilirubin tak terkonjugasi melampaui kemampuan Beberapa penyebab ikterus hemolitik yang sering adalah hemoglobin abnormal (hemoglobin S pada animea sel sabit) sel darah merah abnormal (sterositosis herediter) anti body dalam serum (Rh atau autoimun) pemberian beberapa obat-obatan dan beberapa limfoma atau pembesaran (limpa dan peningkatan hemolisis) Sebagaian kasus Ikterus hemolitik dapat di akibatkan oleh peningkatan destruksi sel darah merah atau prekursornya dalam sum-sum tulang (talasemia anemia persuisiosa porviria) Proses ini dikenal sebagai eritropoiesis tak efektif Kadar bilirubin tak terkonjugasi yang melebihi 20 mg 100 ml pada bayi dapat mengakibatkan Kern Ikterus (1 2)

                        2 Gangguan pengambilan bilirubin

                        Pengambilan bilirubin tak terkonjugasi yang terikat abulmin oleh sel-sel hati dilakukan dengan memisahkannya dari albumin dan mengikatkan pada protein penerima Hanya beberapa obat yang telah terbukti menunjukkan pengaruh terhadap pengambilan bilirubin oleh sel-sel hati asam flafas pidat (dipakai untuk mengobati cacing pita) nofobiosin dan beberapa zat warna kolesistografik Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi dan Ikterus biasanya menghilang bila obat yang menjadi penyebab di hentikan Dahulu ikterus neonatal dan beberapa kasus sindrom Gilbert dianggap oleh defisiensi protein penerima dan gangguan dalam pengambilan oleh hati Namun pada kebanyakan kasus demikian telah di temukan defisiensi glukoronil transferase sehingga keadaan ini terutama dianggap sebagai cacat konjugasi bilirubin (1 2)

                        3 Gangguan konjugasi bilirubin

                        Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi yang ringan ( lt 129 100 ml ) yang mulai terjadi pada hari ke dua sampai ke lima lahir disebut Ikterus fisiologis pada neonatus Ikterus neonatal yang normal ini disebabkan oleh kurang matangnya enzim glukoronik transferase Aktivitas glukoronil tranferase biasanya meningkat beberapa hari setelah lahir sampai sekitar minggu ke dua dan setelah itu Ikterus akan menghilang (1 2)

                        Kern Ikterus atau bilirubin enselopati timbul akibat penimbunan bilirubin tak terkonjugasi pada daerah basal ganglia yang banyak lemak Bila keadaan ini tidak di obati maka akan terjadi kematian atau kerusakan Neorologik berat tindakan pengobatan saat ini dilakukan pada Neonatus dengan Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi adalah dengan fototerapi(1 2)

                        Fototerapi berupa pemberian sinar biru atau sinar fluoresen atau (gelombang yang panjangnya 430 sampai dengan 470 nm) pada kulit bayi yang telanjang Penyinaran ini menyebabkan perubahan struktural Bilirubin (foto isumerisasi) menjadi isomer-isomer yang larut dalam air isomer ini akan di ekskresikan dengan cepat ke dalam empedu tanpa harus di

                        18

                        konjugasi terlebih dahulu Fenobarbital (Luminal) yang meningkatkan aktivitas glukoronil transferase sering kali dapat menghilang ikterus pada penderita ini (1)

                        4 Penurunan eksresi bilirubin terkonjugasi

                        Gangguan eskresi bilirubin baik yang disebabkan oleh faktor-faktor Fungsional maupun obstruksi terutama mengakibatkan hiperbilirubinemia terkonjugasi Karena bilirubin terkonjugasi latut dalam airmaka bilirubin ini dapat di ekskresi ke dalam kemih sehingga menimbulkan bilirubin dan kemih berwarna gelap Urobilinogen feses dan urobilinogen kemih sering berkurang sehingga terlihat pucat Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat di sertai bukti-bukti kegagalan ekskresi hati lainnya seperti peningkatan kadar fostafe alkali dalam serum AST Kolesterol dan garam-garam empedu Peningkatan garam-garam empedu dalam darah menimbulkan gatal-gatal pada ikterus Ikterus yang diakibatkan oleh hiperbilirubinemia terkonjugasi biasanya lebih kuning dibandingkan dengan hiperbilirubinemia tak terkonjugasi Perubahan warna berkisar dari kuning jingga muda atau tua sampai kuning hijau bila terjadi obstruksi total aliran empedu perubahan ini merupakan bukti adanya ikterus kolestatik yang merupakan nama lain dari ikterus obstruktif Kolestasis dapat bersifat intrahepatik (mengenai sel hati kanalikuli atau kolangiola) atau ekstra hepatik (mengenai saluran empedu di luar hati) Pada ke dua keadaan ini terdapat gangguan niokimia yang sama (1 2)

                        Sumber lain ada juga yang menyatakan penyebab dari hiperbilirubinemia adalah

                        a Produksi bilirubin yang meningkat peningkatan jumlah sel darah merah penurunan umur sel darah merah peningkatan pemecahan sel darah merah (inkompatibilitas golongan darah dan Rh) defek sel darah merah pada defisiensi G6PD atau sferositosis polisetemia sekuester darah infeksi)

                        b Penurunan konjugasi bilirubin prematuritas ASI defek congenital yang jarang)c Peningkatan reabsorpsi bilirubin dalam saluran cerna ASI asfiksia pemberian ASI

                        yang terlambat obstruksi saluran cernad Kegagalan eksresi cairan empede infeksi intrauterine sepsis hepatitis sindrom

                        kolestatik atresia biliaris fibrosis kistik)(1 2)

                        Klasifikasi ikterus pada neonatus

                        Ikterus fisiologis terjadi setelah 24 jam pertama Pada bayi cukup bulan nilai puncak 6-8 mgdL biasanya tercapai pada hari ke 3-5 Pada bayi kurang bulan nilainya 10-12 mgdL bahkan sampai 15 mgdL Peningkatanakumulasi bilirubin serum lt 5 mgdLhr

                        Ikterus patologis terjadi dalam 24 jam pertama Peningkatan akumulasi bilirubin serum gt 5 mgdLhr Bayi yang mendapat ASI kadar bilirubin total serum gt 17mgdL Ikterus menetap setelah 8 hari pada bayi cukup bulan dan setelah 14 hari pada bayi kurang bulan Bilirubin direk gt2 mgdL

                        19

                        Sebagai neonatus terutama bayi prematur menunjukkan gejala ikterus pada hari pertama Ikterus ini biasanya timbul pada hari kedua kemudian menghilang pada hari ke sepuluh atau pada akhir minggu ke dua Bayi dengan gejala ikterus ini tidak sakit dan tidak memerlukan pengobatan kecuali dalam pengertian mencegah terjadinya penumpukan bilirubin tidak langsung yang berlebihan

                        Ikterus dengan kemungkinan besar menjadi patologik dan memerlukan pemeriksaan yang mendalam antara lain (6)

                        Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama Bilirubin serum meningkat lebih dari 5 mg per hari Bilirubin melebihi 10mg pada bayi cukup bulan Bilirubin melebihi 15mg pada bayi prenatur Ikterus yang menetap sesudah minggu pertama Ikterus dengan bilirubin langsung melebihi 1mgpada setiap

                        waktu Ikterus yang mempunyai hubungan dengan penyakit hemoglobin

                        infeksi atau suatu keadaan patologik lain yang telah diketahui

                        Pembagian derajat ikterus

                        Berdasarkan Kramer dapat dibagi (4)

                        Derajat ikterus Daerah ikterus Perkiraan kadar bilirubin

                        I

                        II

                        III

                        IV

                        V

                        Kepala dan leher

                        Sampai badan atas (diatas umbilicus)

                        Sampai badan bawah (dibawah umbilicuks hingga tungkai atas diatas lutut)

                        Sampai lengan tungkai bawah lutut

                        Sampai telapak tangan dan kaki

                        50 mg

                        90mg

                        114mg

                        124mg

                        160mg

                        20

                        Pemeriksaan penunjang

                        Pemeriksaan Laboratorium (4)

                        Pemeriksaan serum bilirubin (bilirubin total dan direk) harus dilakukan pada neonatus yang mengalami ikterus Terutama pada bayi yang tampak sakit atau bayi-bayi yang tergolong risiko tinggi terserang hiperbilirubinemia berat Namun pada bayi yang mengalami ikterus berat lakukan terapi sinar sesegera mungkin jangan menunda terapi sinar dengan menunggu hasil

                        pemeriksaan kadar serum bilirubin

                        lsquoTranscutaneous bilirubin (TcB)rsquo dapat digunakan untuk menentukan kadar serum bilirubin total tanpa harus mengambil sampel darah Namun alat ini hanya valid untuk kadar bilirubin total lt 15 mgdL (lt257 μmolL) dan tidak lsquoreliablersquo pada kasus ikterus yang sedang mendapat

                        terapi sinar 511

                        Pemeriksaan tambahan yang sering dilakukan untuk evaluasi menentukan penyebab ikterus antara lain

                        bull Golongan darah dan lsquoCoombs testrsquo bull Darah lengkap dan hapusan darah bull Hitung retikulosit skrining G6PD atau ETCOc

                        bull Bilirubin direk

                        Pemeriksaan serum bilirubin total harus diulang setiap 4-24 jam tergantung usia bayi dan tingginya kadar bilirubin Kadar serum albumin juga perlu diukur untuk menentukan pilihan

                        terapi sinar ataukah tranfusi tukar

                        21

                        TABLE 1 Laboratory Evaluation of the Jaundiced Infant of 35 or More Weeksrsquo GestationIndications Assessments

                        Jaundice in first 24 h Measure TcB andor TSBJaundice appears excessive for infantrsquos age Measure TcB andor TSBInfant receiving phototherapy or TSB rising rapidly (ie crossing percentiles [Fig 2]) and unexplained by history and physical examination

                        Blood type and Coombsrsquo test if not obtained with cord bloodComplete blood count and smearMeasure direct or conjugated bilirubinIt is an option to perform reticulocyte count G6PD and ETCOc if availableRepeat TSB in 4ndash24 h depending on infantrsquos age and TSB level

                        TSB concentration approaching exchange levels or not responding to phototherapy

                        Perform reticulocyte count G6PD albumin ETCOc if available

                        Elevated direct (or conjugated) bilirubin level Do urinalysis and urine culture Evaluate for sepsis if indicated by history and physical examination

                        Jaundice present at or beyond age 3 wk or sick infant

                        Total and direct (or conjugated) bilirubin level

                        If direct bilirubin elevated evaluate for causes of cholestasisCheck results of newborn thyroid and galactosemia screen and evaluate infant for signs or symptoms of hypothyroidism

                        22

                        Diagnosis (1 2 4 7)

                        Dari anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium terdapat beberapa faktor

                        Faktor risiko terjadinya hiperbilirubinaemia berat 1 Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama (usia bayi lt 24 jam) 2 Inkompatibilitas golongan darah (dengan lsquoCoombs testrsquo positip) 3 Usia kehamilan lt 38 minggu 4 Penyakit-penyakit hemolitik (G6PD lsquoend tidalrsquo CO 1048757)

                        5 Ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya 6 Hematoma sefal lsquobruisingrsquo 7 ASI eksklusif (bila berat badan turun gt 12 BB lahir) 8 Ras Asia Timur jenis kelamin laki-laki usia ibu lt 25 tahun 9 Ikterus sebelum bayi dipulangkan 10 lsquoInfant Diabetic Motherrsquo makrosomia 11 Polisitemia

                        23

                        Anamnesis 1 Riwayat kehamilan dengan komplikasi (obat-obatan ibu DM gawat janin malnutrisi intra

                        uterin infeksi intranatal)

                        2 Riwayat persalinan dengan tindakan komplikasi

                        3 Riwayat ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya

                        4 Riwayat inkompatibilitas darah

                        5 Riwayat keluarga yang menderita anemia pembesaran hepar dan limpa

                        Pemeriksaan Fisik Secara klinis ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau beberapa

                        hari kemudian Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar yang cukup Ikterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa tidak terlihat dengan penerangan yang kurang terutama pada neonatus yang kulitnya gelap Penilaian ikterus akan lebih sulit lagi apabila penderita sedang mendapatkan terapi sinar

                        Tekan kulit secara ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna kulit dan

                        jaringan subkutan Waktu timbulnya ikterus mempunyai arti penting pula dalam

                        diagnosis dan penatalaksanaan penderita karena saat timbulnya ikterus mempunyai

                        kaitan erat dengan kemungkinan penyebab ikterus tersebut

                        Pemeriksaan Penunjang

                        Pemeriksaan kadar bilirubinBertujuan untuk mengetahui tingkat kerusakan yang masih akan timbul akibat toksisitas kadar bilirubin yang sangat tinggi

                        Pemeriksaan fungsi otak EEGBertujuan untuk mengetahui sejauh mana kerusakan otak yang telah terjadi

                        24

                        Penatalaksanaan (7)

                        ManajemenStrategi mengelola bayi baru lahir dengan hiperbilirubinemia meliputi pencegahan penggunaan farmakologi fototerapi dan transfusi tukar (1 7)

                        1 Strategi pencegahan hiperbirubinemia(1) Pencegahan primer

                        Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya paling sedikit 8-12 kali per hari untuk beberapa hari pertama

                        Tidak memberikan cairan tambahan rutin seperti dekstrose atau air pada bayi yang mendapat ASI dan tidak mengalami dehidrasi (1 7)

                        (2) Pencegahan sekunder Semua wanita hamil harus diperiksa golongan darah ABO dan rhesus serta penyaringan

                        serum untuk antibodi isoimun yang tidak biasa Jika golongan darah ibu tidak diketahui atau Rh negatif dilakukan pemeriksaan

                        antibodi direk (tes coombs) golongan darah dan tipe Rh darahtali pusat bayi

                        25

                        Jika golongan darah ibu O Rh positif terdapat pilihan untuk dilakukan tesgolongan darah dan tes coombs pada darah tali pusat bayi tetapi hal itu tidak diperlukan jikan dilakukan pengawasan penilaian terhadap resiko sebelum keluar RS dan tindak lanjut yang memadai

                        Harus memastikan bahwa semua bayi secara rutin dimonitor terhadap timbulnya ikterus dan menetapkan protokol terhadap penilaian ikterus yang harus dinilai saat memeriksa tanda vital bayi tetapi tidak kurang dari setiap 8-12 jam (1 7)

                        (3) Evaluasi laboraturium Pengukuran kadar bilirubin harus dilakukan pada setiap bayi yang mengalami ikterus

                        dalam 24 jam pertama setelah lahir Pengukuran kadar bilirubin harus dilakukan jika tampak ikterus yang berlebihan Semua kadar bilirubin harus diintrepretasikan sesuai dengan umur bayi dalam jam(1 7)

                        (4) Penyebab kuning Bayi yang mengalami peningkatan bilirubin direk atau konjugasi harus dilakukan analisis

                        dan kultur urin Bayi sakit dan ikterus pada umur atau lebih dari 3 minggu harus dilakukan pemeriksaan

                        bilirubin total dan direk untuk mengidentifikasi adanya kolestatis Jika kadar bilirubin direk meningkat dilakukan evaluasi tambahan mencari penyebab

                        kolestatis Pemeriksaan kadar G6PD direkomendasikan untuk bayi ikterus yang

                        mendapat fototerapi dan dengan riwayat keluarga atau asal geografis yang menunjukkan kecenderungan defisiensi G6PD atau pada bayi dengan respon fototerapi buruk (1 7)

                        (5) Penilaian resiko sebelum bayi dipulangkan Setiap bayi harus dinilai terhadap resiko berkembangnya hiperbilirubinemia berat (1 7)

                        (6) Kebijakan dan prosedur rumah sakit RS harus memberikan informasi tertulis dan lisan kepada orang tua mengenai kuning

                        perlunya monitor terhadap kuning dan anjuran bagaimana monitoring harus dilakukan (1

                        7)

                        (7) Pengelolaan bayi dengan ikterus yang mendapat ASI Observasi semua fese awal bayi pertimbangkan untuk merangsang pengeluaran jika

                        feses keluar dalam waktu 24 jam Segera mulai menyusui dan beri sesering mungkin Menyusui yang sering dengan waktu

                        yang singkat lebih efektif dibandingkan dengan menyusui yang lama dengan frekuensi yang jarang walaupun total waktu yang diberikan sama

                        Tidak dianjurkan pemberian air dektrosa atau formula pengganti Observasi berat badan BAK dan BAB yang berhubungan dengan pola menyusui

                        26

                        Ketika kadar bilirubin mencapai 15mgdL tingkatkan pemberian minum rangsang pengeluaran atau produksi ASI dengan cara memompa dan menggunakan protokol penggunaan fototerapi yang dikeluarkan AAP

                        Tidak terdapat bukti bahwa early jaundice berhubungan dengan abnormalitas ASI sehingga penghentian menyusui sebagai suatu upaya hanya diindikasikan jika ikterus menetap lebih dari 6 hari atau meningkat diatas 20 mgdL atau ibumemiliki riwayat bayi sebelumnya terkena kuning (1 7)

                        2 Penggunaan Farmakoterapi

                        a) Imunoglobulin intravena telah digunakan pada bayi ndash bayi dengan rhesus yang berat dan inkompatibilitas ABO untuk menekan hemolisis isoimun dan menurunkan tindakan transfusi tukar

                        b) Fenobarbital merangsang aktivitas dan konsentrasi UDPG ndash T dan ligandin serta dapat meningkatkan jumlah tempat ikatan bilirubin sehingga konjugasi bilirubin berlangsung lebih cepat Pemberian phenobarbital untuk mengobatan hiperbilirubinemia pada

                        27

                        neonatus selama tiga hari baru dapat menurunkan bilirubin serum yang berarti Bayi prematur lebih banyak memberikan reaksi daripada bayi cukup bulan Phenobarbital dapat diberikan dengan dosis 8 mgkg berat badan sehari mula-mula parenteral kemudian dilanjutkan secara oral Keuntungan pemberian phenobarbital dibandingkan dengan terapi sinar ialah bahwa pelaksanaanya lebih murah dan lebih mudah Kerugiannya ialah diperlukan waktu paling kurang 3 hari untuk mendapat hasil yang berarti

                        c) Metalloprotoprophyrin adalah analog sintesis heme

                        d) Tin ndash Protoporphyrin (Sn ndash Pp) dan Tin ndash Mesoporphyrin ( Sn ndash Mp ) dapat menurunkan kadar bilirubin serum

                        e) Pemberian inhibitor b - glukuronidasi seperti asam L ndash aspartik dan kasein holdolisat dalam jumlah kecil (5 mldosis ndash 6 kalihari ) pada bayi sehat cukup bulan yang mendapat ASI dan meningkatkan pengeluaran bilirubin feses dan ikterus menjadi berkurang dibandingkan dengan bayi control (13 7)

                        3 Fototerapi Pengaruh sinar terhadap ikterus pertama sekali diperhatikan dan dilaporkan oleh seorang

                        perawat di salah satu rumah sakit di Inggris Perawat Ward melihat bahwa bayi ndash bayi yang mendapat sinar matahari di bangsalnya ternyata ikterusnya lebih cepat menghilang dibandingkan bayi ndash bayi lainnya Cremer (1958) yang mendapatkan laporan tersebut mulai melakukan penyelidikan mengenai pengaruh sinar terhadap hiperbilirubinemia ini Dari penelitiannya terbukti bahwa disamping pengaruh sinar matahari sinar lampu tertentu juga mempunyai pengaruh dalam menurunkan kadar bilirubin pada bayi ndash bayi prematur lainnya6Sinar fototerapi akan mengubah bilirubin yang ada di dalam kapiler-kapiler superfisial dan ruang-ruang usus menjadi isomer yang larut dalam air yang dapat diekstraksikan tanpa metabolisme lebih lanjut oleh hati Maisels seorang peneliti bilirubin menyatakan bahwa fototerapi merupakan obat perkutan3 Bila fototerapi menyinari kulit akan memberikan foton-foton diskrit energi sama halnya seperti molekul-molekul obat sinar akan diserap oleh bilirubin dengan cara yang sama dengan molekul obat yang terikat pada reseptor (1 5 7)

                        Molekul-molekul bilirubin pada kulit yang terpapar sinar akan mengalami reaksi fotokimia yang relatif cepat menjadi isomer konfigurasi dimana sinar akan merubah bentuk molekul bilirubin dan bukan mengubah struktur bilirubin Bentuk bilirubin 4Z 15Z akan berubah menjadi bentuk 4Z15E yaitu bentuk isomer nontoksik yang bisa diekskresikan Isomer bilirubin ini mempunyai bentuk yang berbeda dari isomer asli lebih polar dan bisa diekskresikan dari hati ke dalam empedu tanpa mengalami konjugasi atau membutuhkan pengangkutan khusus untuk ekskresinya Bentuk isomer ini mengandung 20 dari jumlah bilirubin serum Eliminasi melalui urin dan saluran cerna sama-sama penting dalam mengurangi muatan bilirubin Reaksi fototerapi menghasilkan suatu fotooksidasi melalui proses yang cepat Fototerapi juga menghasilkan

                        28

                        lumirubin dimana lumirubin ini mengandung 2 sampai 6 dari total bilirubin serum Lumirubin diekskresikan melalui empedu dan urinLumirubin bersifat larut dalam air (5)

                        Mekanisme fototerapi Penelitian Sarici mendapatkan 105 neonatus cukup bulan dan 255 neonatus kurang bulan menderita hiperbilirubinemia yang signifikan dan membutuhkan fototerapi

                        29

                        Fototerapi diindikasikan pada kadar bilirubin yang meningkat sesuai dengan umur pada neonatus cukup bulan atau berdasarkan berat badan pada neonatus kurang bulan sesuai dengan rekomendasi American Academy of Pediatrics (AAP) (5)

                        Sinar FototerapiSinar yang digunakan pada fototerapi adalah suatu sinar tampak yang merupakan suatu

                        gelombang elektromagnetik Sifat gelombang elektromagnetik bervariasi menurut frekuensi dan panjang gelombang yang menghasilkan spektrum elektromagnetik Spektrum dari sinar tampak ini terdiri dari sinar merah oranye kuning hijau biru dan ungu Masing masing dari sinar memiliki panjang gelombang yang berbeda beda

                        Panjang gelombang sinar yang paling efektif untuk menurunkan kadar bilirubin adalah sinar biru dengan panjang gelombang 425-475 nmSinar biru lebih baik dalam menurunkan kadar bilirubin dibandingkan dengan sinar biru-hijau sinar putih dan sinar hijau Intensitas sinar adalah jumlah foton yang diberikan per sentimeter kuadrat permukaan tubuh yang terpapar Intensitas yang diberikan menentukan efektifitas fototerapi semakin tinggi intensitas sinar maka semakin cepat penurunan kadar bilirubin serumIntensitas sinar yang ditentukan sebagai Wcm2nm

                        Intensitas sinar yang diberikan menentukan efektivitas dari fototerapi Intensitas sinar diukur dengan menggunakan suatu alat yaitu radiometer fototerapi2836 Intensitas sinar ge 30 μWcm2nm cukup signifikan dalam menurunkan kadar bilirubin untuk intensif fototerapi Intensitas sinar yang diharapkan adalah 10 ndash 40 μWcm2nm Intensitas sinar maksimal untuk fototerapi standard adalah 30 ndash 50 μWcm2nm Semakin tinggi intensitas sinar maka akan lebih besar pula efikasinya

                        Faktor-faktor yang berpengaruh pada penentuan intensitas sinar ini adalah jenis sinar panjang gelombang sinar yang digunakan jarak sinar ke neonatus dan luas permukaan tubuh neonatus yang disinari serta penggunaan media pemantulan sinar

                        Intensitas sinar berbanding terbalik dengan jarak antara sinar dan permukaan tubuh Cara mudah untuk meningkatkan intensitas sinar adalah menggeser sinar lebih dekat pada bayi

                        Rekomendasi AAP menganjurkan fototerapi dengan jarak 10 cm kecuali dengan menggunakan sinar halogenSinar halogen dapat menyebabkan luka bakar bila diletakkan terlalu dekat dengan bayi Bayi cukup bulan tidak akan kepanasan dengan sinar fototerapi berjarak 10 cm dari bayi Luas permukaan terbesar dari tubuh bayi yaitu badan bayi harus diposisikan di pusat sinar tempat di mana intensitas sinar paling tinggi

                        Tabel 1 Rekomendasi AAP penanganan hiperbilirubinemia pada neonatus sehat dan cukup bulan (1 3 7)

                        Usia ( jam ) Pertimbangan terapi sinar

                        Terapi sinar Transfusi tukar Transfusi tukar dan terapi sinar

                        25-48 gt12mgdl(gt200 micromolL)

                        gt15 mgdl( gt250 micromolL)

                        gt20 mgdl(gt340 micromolL)

                        gt25 mgdl(425 micromolL)

                        30

                        49-72 gt15mgdl(gt250 micromolL)

                        gt18 mgdl(gt300micromolL)

                        gt25mgdl(425 micromolL)

                        gt30 mgdl(510micromolL)

                        gt72 gt17 mgdl(gt290 micromolL)

                        gt20mgdl(gt340micromolL

                        gt25mgdl(gt425 micromolL)

                        gt30mgdl(gt510 micromolL)

                        Tabel 2 Tatalaksana hiperbilirubinemia pada Neonatus Kurang Bulan Sehat dan Sakit ( gt37 minggu ) (1 3 7)

                        Neontaus kurang bulan sehat Kadar Total Bilirubin Serum (mgdl)

                        Neontaus kurang bulan sakit Kadar Total Bilirubin Serum (mgdl)

                        Berat Terapi sinar Transfusi tukar

                        Terapi sinar Transfusi tukar

                        Hingga 1000 g 5-7 10 4-6 8-101001-1500 g 7-10 10-15 6-8 10-121501-2000 g 10 17 8-10 15gt2000 g 10-12 18 10 17

                        Kontraindikasi fototerapi adalah pada kondisi dimana terjadi peningkatan kadar bilirubin direk yang disebabkan oleh penyakit hati atau obstructive jaundice Komplikasi terapi sinar

                        Setiap cara pengobatan selalu akan disertai efek samping Di dalam penggunaan terapi sinar penelitian yang dilakukan selama ini tidak memperlihatkan hal yang dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi baik komplikasi segaera ataupun efek lanjut yang terlihat selama ini ebrsifat sementara yang dapat dicegah atau ditanggulangi dengan memperhatikan tata cara pengunaan terapi sinar yang telah dijelaskan diatas (5)

                        Kelainan yang mungkin timbul pada terapi sinar antara lain

                        1 Peningkatan ldquoinsensible water lossrdquo pada bayiHal ini terutama akan terlihat pada bayi yang kurnag bulan Oh dkk (1972) melaporkan kehilangan ini dapat meningkat 2-3 kali lebih besar dari keadaan biasa Untuk hal ini pemberian cairan pada penderita dengan terapi sinar perlu diperhatikan dengan sebaiknya

                        2 Frekuensi defekasi yang meningkat

                        31

                        Banyak teori yang menjelaskan keadaan ini antara lain dikemukankan karena meningkatnya peristaltik usus (Windorfer dkk 1975) Bakken (1976) mengemukakan bahwa diare yang terjadi akibat efek sekunder yang terjadi pada pembentukan enzim lactase karena meningkatnya bilirubin indirek pada usus Pemberian susu dengan kadar laktosa rendah akan mengurangi timbulnya diare Teori ini masih belum dapat dipertentangkan (Chung dkk 1976)

                        3 Timbulnya kelainan kulit yang sering disebut ldquoflea bite rashrdquo di daerah muka badan dan ekstremitas Kelainan ini segera hilang setelah terapi dihentikan Pada beberapa bayi dilaporkan pula kemungkinan terjadinya bronze baby syndrome (Kopelman dkk 1976) Hal ini terjadi karena tubuh tidak mampu mengeluarkan dengan segera hasil terapi sinar Perubahan warna kulit yang bersifat sementara ini tidak mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi

                        4 Gangguan retinaKelainan retina ini hanya ditemukan pada binatang percibaan (Noel dkk 1966) Pnelitain Dobson dkk 1975 tidak dapat membuktikan adanya perubahan fungsi mata pada umumnya Walaupin demikian penyelidikan selanjutnya masih diteruskan

                        5 Gangguan pertumbuhanPada binatang percobaan ditemukan gangguan pertumbuhan (Ballowics 1970) Lucey (1972) dan Drew dkk (10976) secara klinis tidak dapat menemukan gangguan tumbuh kembang pada bayi yang mendapat terapi sinar Meskipun demikian hendaknya pemakaian terapi sinar dilakukan dengan indikasi yang tepat selama waktu yang diperlukan

                        6 Kenaikan suhuBeberapa penderita yang mendapatkan terapi mungkin memperlihatkan kenaikan suhu Bila hal ini terjadi terapi dapat terus dilanjutkan dengan mematikan sebagian lampu yang dipergunakan

                        7 Beberapa kelainan lain seperti gangguan minum letargi iritabilitas kadang-kadang ditemukan pada penderita Keadaan ini hanya bersifat sementara dan akan menghilang dengan sendirinya

                        8 Beberapa kelainan yang sampai saat ini masih belim diketahui secara pasti adalah kelainan gonad adanya hemolisis darah dan beberapa kelainan metabolisme lain

                        Sampai saat ini tampaknya belum ditemukan efek lanjut terapi sinar pada bayi Komplikasi segera juga bersifat ringan dan tidak berarti dibandingkan dengan manfaat penggunaannya Mengingat hal ini adalah wajar bila terapi sinar mempunyai tempat tersendiri dalam penatalaksanaan hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir

                        Tranfusi Tukar

                        32

                        Transfusi tukar adalah suatu tindakan pengambilan sejumlah kecil darah yang dilanjutkan dengan pengembalian darah dari donor dalam jumlah yang sama yang dilakukan berulang-ulang sampai sebagian besar darah penderita tertukar (Friel 1982) (1 5)

                        Pada hiperbilirubinemia tindakan ini bertujuan mencegah terjadinya ensefalopati bilirubin dengan cara mengeluarkan bilirubin indirek dari sirkulasi Pada bayi dengan isoimunisasi transfusi tukar memiliki manfaat tambahan karena membantu mengeluarkan antibodi maternal dari sirkulasi bayi Sehingga mencegah hemolisis lebih lanjut dan memperbaiki anemia (5)

                        Darah Donor Untuk Tranfusi Tukar (1 5)

                        1 Darah yang digunakan golongan O

                        2 Gunakan darah baru Kerjasama dengan dokter kandungan dan Bank Darah adalah penting untuk persiapan kelahiran bayi yang membutuhkan tranfusi tukar

                        3 Pada penyakit hemolitik rhesus jika darah disiapkan sebelum persalinan harus golongan O dengan rhesus (-) crossmatched terhadap ibu Bila darah disiapkan setelah kelahiran dilakukan juga crossmatched terhadap bayi

                        4 Pada inkomptabilitas ABO darah donor harus golongan O rhesus (-) atau rhesus yang sama dengan ibu dan bayinya Crossmatched terhadap ibu dan bayi yang mempunyai titer rendah antibodi anti A dan anti B Biasanya menggunakan eritrosit golongan O dengan plasma AB untuk memastikan bahwa tidak ada antibodi anti A dan anti B yang muncul

                        5 Pada penyakit hemolitik isoimun yang lain darah donor tidak boleh berisi antigen tersensitisasi dan harus di crossmatched terhadap ibu

                        33

                        6 Pada hiperbilirubinemia yang nonimun darah donor ditiping dan crossmatched terhadap plasma dan eritrosit pasienbayi

                        7 Tranfusi tukar biasanya memakai 2 kali volume darah (2 volume exchange) ---- 160 mLkgBB sehingga diperoleh darah baru sekitar 87

                        Teknik Transfusi Tukar (1 5)

                        a SIMPLE DOUBLE VOLUME

                        Push-Pull tehnique jarum infus dipasang melalui kateter vena umbilikalis vena saphena magna Darah dikeluarkan dan dimasukkan bergantian

                        b ISOVOLUMETRIC

                        Darah secara bersamaan dan simultan dikeluarkan melalui arteri umbilikalis dan dimasukkan melalui vena umbilikalis dalam jumlah yang sama

                        c PARTIAL EXCHANGE TRANFUSION

                        Tranfusi tukar sebagian dilakukan biasanya pada bayi dengan polisitemia

                        Di Indonesia untuk kedaruratan transfusi tukar pertama menggunakan golongan darah O rhesus positif (1 5)

                        Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

                        Kebutuhan

                        Rumus

                        lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2 lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

                        Hct sekarang Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

                        (Hb donor ndash Hb sekarang) BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang) (PCV donor)

                        Indikasi

                        Hingga kini belum ada kesepakatan global mengenai kapan melakukan transfusi tukar pada hiperbilirubinemia Indikasi transfusi tukar berdasarkan keputusan WHO tercantum dalam tabel 2 (1 5)

                        34

                        Tabel 3 Indikasi Transfusi Tukar Berdasarkan Kadar Bilirubin Serum

                        UsiaBayi Cukup Bulan Sehat

                        Dengan Faktor Risiko

                        Hari mgdL mgDl

                        Hari ke-1 15 13

                        Hari ke-2 25 15

                        Hari ke-3 30 20

                        Hari ke-4 dan seterusnya

                        30 20

                        Bila transfusi tukar memungkinkan untuk dilaksanakan di tempat atau bayi bisa dirujuk secara cepat dan aman ke fasilitas lain dan kadar bilirubin bayi telah mencapai kadar di atas sertakan contoh darah ibu dan bayi (5)

                        Tabel 4 Indikasi Transfusi Tukar Pada Bayi Berat Badan Lahir Rendah

                        Berat badan (gram)KadKadar Bilirubin (mgdL)

                        ltgt gt lt1000 10-12

                        1000-1500 12-15

                        1500-2000 15-18

                        2000-2500 18-20

                        Pada penyakit hemolitik segera dilakukan tranfusi tukar apabila ada indikasi

                        a Kadar bilirubin tali pusat gt 45 mgdL dan kadar Hb rendah

                        b Kadar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam walaupun sedang mendapatkan terapi sinar

                        35

                        c Selama terapi sinar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam dan kadar Hb 11 ndash 13 grdL

                        d Didapatkan anemia yang progresif walaupun kadar bilirubin dapat dikontrol secara adekuat dengan terapi sinar

                        Transfusi tukar harus dihentikan apabila terjadi

                        Emboli (emboli bekuan darah) trombosis

                        Hiperkalemia hipernatremia hipokalsemia asidosis hipoglikemia

                        Gangguan pembekuan karena pemakaian heparin

                        Perforasi pembuluh darah

                        Komplikasi tranfusi tukar (1)

                        1 Hipokalsemia dan hipomagnesia

                        2 Hipoglikemia

                        3 Gangguan keseimbangan asam basa

                        4 Hiperkalemia

                        5 Gangguan kardiovaskular

                        Perforasi pembuluh darah

                        Emboli

                        Infark

                        Aritmia

                        Volume overload

                        Arrest

                        6 Pendarahan Trombositopenia Defisiensi factor pembekuan

                        7 Infeksi8 Hemolisis9 Graft-versus host disease10 Lain-lain hipotermia hipertermia dan kemungkinan terjadinya enterokolitis

                        nekrotikans

                        36

                        Perawatan pasca tranfusi tukar Lanjutkan dengan terapi sinar Awasi ketat kemungkinan terjadinya komplikasi

                        37

                        38

                        DAFTAR PUSTAKA1 Staf pengajar Ilmu kesehatan anak FKUI Gastroenterologi Ilmu Kesehatan Anak Jilid I

                        Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1985 hal 283-3102 Noerasid N amp dkk gastrienteritis ( Diare ) Akut Gastroenterologi Anak Praktis Bagian Ilmu

                        Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1988 hal 51-763 Firmansyah A dkk Penyakit Radang Usus Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak ed Markum H

                        dkk Jilid 1 bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia hal 448-474

                        4 Staf Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM Panduan Pelayanan Medis Jakarta 20055 wwwemedicinecompedtopic583htmdiarrheaJully2005 6 Reisinger ECdkkDiarrhea Caused by primarily Non-Gastrointestinal Infection

                        wwwmedscapecomviewarticle505473 Nature Clinical Practical Gastroenterology amp Hepatology

                        7 Pray Sddk Diarrhea Causes dan Self-Care Treatments wwwmedscapecomviewarticle407636 US Pharmacist

                        8 Soegijanto Soegeng Prof DR Ilmu Penyakit Anak Diagnosa Dan Penatalaksanaan Edisi pertama Jakarta Salemba Medika 2002

                        9 Mansjoer A Kuspuji T dkk Kapita Selekta Kedokteran Edisi III Jilid 2 Cetakan kelima Jakarta Media Aesculapius 2002

                        10 Suharyono Aswitha B EM Halimun Gastroenterologi Anak Praktis cetakan ke-4 Jakarta Gaya Baru 2003

                        11 Sari Dina Kartika Hanifah Mirzanie Desy K A Leksana Buku Saku Pediatrica Edisi 2 Jogjakarta Tosca Enterprise 2006

                        12 http wwwKeep Kids Healthycom ndash Diarrhea in Children13 Subijanto Reza Ranuh Liek Djupri Pitono Soeparto Management Diare Pada Bayi Dan

                        Anak (Diarrheal Management In Infant And Children) Buletin Ilmu Kesehatan Anak Thn XXX No 11 2003

                        14 http www Pediatricscom -- Lactobacillus Therapy for Acute Infectious Diarrhea in Children A Meta-analysis -- Van Niel et almht

                        15 Tjokronegoro Arjatmo Prof Dr dr Hendra Utama Sp FK Updates In Pediatric Emergencies FKUI Jakarta 2002

                        39

                        • Diagnosis (1 2 4 7)
                        • Anamnesis
                        • Pemeriksaan Fisik
                          • Teknik Transfusi Tukar (1 5)
                            • DAFTAR PUSTAKA

                          Hal ini melebihi kemampuan bayi untuk mengeluarkannya misalnya pada hemolisis yang meningkat pada inkompatibilitas darah Rh ABO golongan darah lain defisiensi enzim G6PD piruvat kinase perdarahan tertutup dan sepsis

                          2 Gangguan dalam proses uptake dan konjugasi heparGangguan ini dapat disebabkan oleh imaturitas hepar kurangnya substrat untuk konjugasi bilirubin gangguan fungsi hepar akibat asidosis hipoksia dan infeksi atau tidak terdapatnya enzim glukoronil transferase (sindrom Criggler-Najjar) Penyebab lain ialah defisiensi protein Y dalam hepar yang berperanan penting dalam uptake bilirubin ke sel hepar

                          3 Gangguan transportasiBilirubin dalam darah terikat pada albumin kemudian diangkut ke hepar Ikatan bilirubin dengan albumin ini dapat dipengaruhi ileh obat misalnya salisilatm sulfafurazole Defisiensi albumin menyebabkan lebih banyak terdapatnya bilirubin indirek yang bebas dalam darah yang mudah melekat ke sel otak

                          4 Gangguan dalam eksresiGangguan ini dapat terjadi akibat obstruksi dalam hepar atau di luar hepar Kelainan di luar hepar biasanya disebabkan oleh kelainan bawaan Obstruksi dalam hepar biasanya akibat infeksi atau kerusakan hepar oleh penyebab lain

                          Faktor risiko (1 2 7)

                          Manifestasi klinikSecara umum gejala dari penyakit hiperbilirubin ini antara lain (1 2 6)

                          Pada permulaan tidak jelas tampak mata berputar-putar Letargi Kejang

                          13

                          Tidak mau menghisap Dapat tuli gangguan bicara retardasi mental Bila bayi hidup pada umur lanjut disertai spasme otot kejang stenosis yang disertai

                          ketegangan otot Perut membuncit Pembesaran pada hati Feses berwarna seperti dempul Muntah anoreksia fatigue Warna urin gelap

                          PatofisiologiPembentukan Bilirubin

                          Bilirubin adalah pigmen kristal berwarna jingga ikterus yang merupakan bentuk akhir dari pemecahan katabolisme heme melalui proses reaksi oksidasi ndash reduksi Langkah oksidasi yang pertama adalah biliverdin yang di bentuk dari heme dengan bantuan enzim heme oksigenase yaitu suatu enzim yang sebagian besar terdapat dalam sel hati dan organ lain Pada reaksi tersebut juga terdapat besi yang digunakan kembali untuk pembentukan haemoglobin dan karbon monoksida yang dieksresikan ke dalam paru Biliverdin kemudian akan direduksi menjadi bilirubin oleh enzim biliverdin reduktase Biliverdin bersifat larut dalam air dan secara cepat akan dirubah menjadi bilirubin melalui reaksi bilirubin reduktase Berbeda dengan biliverdin bilirubin bersifat lipofilik dan terikat dengan hydrogen serta pada pH normal bersifat tidak larut Jika tubuh akan mengeksresikan diperlukan mekanisme transport dan eliminasi bilirubin (1 2 3 5)

                          Bayi baru lahir akan memproduksi bilirubin 8-10 mgkgBBhari sedangkan orang dewasa sekitar 3-4 mgkgBBhari Peningkatan produksi bilirubin pada bayi baru lahir disebabkan oleh masa hidup eritrosit bayi lebih pendek (70-90 hari) dibandingkan dengan orang dewasa (120 hari) peningkatan degradasi heme turn over sitokrom yang meningkat dan juga reabsorpsi bilirubin dari usus yang meningkat (sirkulasi enterohepatik) (1 2)

                          14

                          Transportasi Bilirubin

                          Pembentukan bilirubin yang terjadi di sistem retikulo endothelial selanjutnya dilapaskan ke sirkulasi yang akan berikatan dengan albumin Bayi baru lahir mempunyai kapasitas ikatan plasma yang rendah terhadap bilirubin karena konsentrasi albumin yang rendahdan kapasitas ikatan molar yang kurangBilirubin yang terikat pada albumin serum ini merupakan zat non polar dan tidak larut dalam air dan kemudian akan di transportasi kedalam sel hepar Bilirubin yang terikat dengan albumin tidak dapat memasuki susuna syaraf pusat dan bersifat non toksik (1 2)

                          Selain itu albumin juga mempunyai afinitas yang tinggi terhadap obat ndash obatan yang bersifat asam seperti penicillin dan sulfonamide Obat ndash obat tersebut akan menempati tempat utama perlekatan albumin untuk bilirubin sehingga bersifat competitor serta dapat pula melepaskan ikatan bilirubin dengan albumin (1 2)

                          Obat ndash obat yang dapat melepaskan ikatan bilirubin dengan albumin Analgetik antipiretik ( Natrium salisilat Fenilbutazon ) Antiseptik desinfektan ( Metil Isopropyl ) Antibiotik dengan kandungan sulfa ( Sulfadiazin Sulfamethizole Sulfamoxazole ) Penicilin ( Propicilin Cloxacillin ) Lain ndash lain ( Novabiosin Triptophan Asam mendelik kontras x ndash ray )

                          Pada bayi kurang bulan ikatan bilirubin akan lebih lemah yang umumnya merupakan komplikasi dari hipoalbumin hipoksia hipoglikemi asidosis hipotermia hemolisis dan septikemia Hal tersebut tentunya akan mengakibatkan peningkatan jumlah bilirubin bebas dan berisiko pula untuk keadaan nerotoksisitas oleh bilirubin (1 2)

                          Bilirubin dalam serum terdapat dalam 4 bentuk yang berbeda yaitu (1)

                          1) Bilirubin tak terkonjugasi yang terikat dengan albumin dan membentuk sebagian besar bilirubin tak terkonjugasi dalam serum

                          2) Bilirubin bebas3) Bilirubin terkonjugasi yaitu bilirubin yang siap dieksresikan melalui ginjal4) Bilirubin terkonjugasi yang terikat denga albumin serum

                          Asupan Bilirubin

                          Pada saat kompleks bilirubin ndash albumin mencapai membran plasma hepatosit albumin terikat ke reseptor permukaan sel Kemudian bilirubin di transfer melalui sel membran yang berikatan dengan ligandin (protein y) mungkin juga dengan protein ikatan sitosilik lainnya Keseimbangan antara jumlah bilirubin yang masuk ke sirkulasi dari sintesis de novo resirkulasi enterohepatik perpindahan bilirubin antar jaringan pengambilan bilirubin oleh sel hati dan konjugasi bilirubin akan menentukan konsentrasi bilirubin tak terkonjugasi dalam serum baik pada keadaan normal ataupun tidak normal (1 5)

                          Berkurangnya kapasitas pengambilan hepaatik bilirubin tak terkonjugasi akan berpengaruh terhadap pembentukan ikterus fisiologis Penelitian menunjukkan hal ini terjadi

                          15

                          karena adanya defisiensi konjugasi bilirubin dalam menghambat transfer bilirubin dari darah ke empedu selama 3-4 hari pertama kehidupan Walaupun demikian defisiensi ambilan ini dapat menyebabkan hiperbilirubinemia terkonjugasi ringan pada minggu kedua kehidupan saat konjugasi bilirubin hepatic mencapai kecepatan normal yang sama dengan orang dewasa (1 5)

                          Konjugasi Bilirubin

                          Bilirubin tak terkonjugasi dikonversikan kebentuk bilirubin konjugasi yang larut dalam air di reticulum endoplasma dengan bantuan enzim uridine diphospate glukuronosyl transferase ( UDPG ndash T ) Katalisa oleh enzim ini akan merubah formasi menjadi bilirubin monoglukoronida yang selanjutnya akan dikonjugasi menjadi bilirubin diglukoronida Bilirubin ini kemudian dieksresikan ke dalam kalanikulus empedu Sedangkan satu molekul bilirubin tak terkonjugasi akan kembali ke reticulum endoplasmic untuk rekonjugasi berikutnya (1 5)

                          Eksresi Bilirubin

                          Setelah mengalami proses konjugasi bilirubin akan dieksresikan kedalam kandung empedu kemudian memasuki saluran cerna dan di eksresikan melalui feses Setelah berada dalam usus halus bilirubin yang terkonjugasi tidak langsung dapat diresorbsi kecuali jika dikonversikan kembali menjadi bentuk tidak terkonjugasi oleh enzim beta ndash glukoronidase yang terdapat dalam usus Resorbsi kembali bilirubin dari saluran cerna dan kembali ke hati untuk di konjugasi kembali disebut sirkulasi enterohepatik (1)

                          Terdapat perbedaan antara bayi baru lahir dan orang dewasa yaitu pada mukosa usus halus dan feses bayi baru lahir mengandung enzim β-glukoronidase yang dapat menghidrolisa monoglukoronida dan diglukoronida kembali menjadi bilirubin yang tak terkonjugasi yang selanjutnya dapat diabsorbsi kembali Selain itu pada bayi baru lahir lumen usus halusnya steril sehingga bilirubin konjugasi tidak dapat dirubah menjadi sterkobilin (suatu produk yang tidak dapat diabsorbsi) (1)

                          16

                          Kecepatan produksi bilirubin adalah 6-8 mgkgBB per 24 jam pada neonatus cukup bulan sehat dan 3-4 mgkgBB per 24 jam pada orang dewasa sehat Sekitar 80 bilirubin yang diproduksi tiap hari berasal dari hemoglobin Bayi memproduksi bilirubin lebih besar per kilogram berat badan karena massa eritrosit lebih besar dan umur eritrositnya lebih pendek (1)

                          Pada sebagian besar kasus lebih dari satu mekanisme terlibat misalnya kelebihan bilirubin akibat hemolisis dapat menyebabkan kerusakan sel hati atau kerusakan duktus biliaris yang kemudian dapat mengganggu transpor sekresi dan ekskresi bilirubin Di pihak lain gangguan ekskresi bilirubin dapat menggangu ambilan dan transpor bilirubin Selain itu kerusakan hepatoseluler memperpendek umur eritrosit sehngga menmbah hiperbilirubinemia dan gangguan proses ambilan bilirubin olah hepatosit (1)

                          Mekanisme hiperbilirubinemia dan ikterus

                          Terdapat 4 mekanisme umum dimana hiperbilirubinemia dan ikterus dapat terjadi pembentukan bilirubin secara berlebihan gangguan pengambilan bilirubin tak terkonjugasi oleh hati gangguan konjugasi bilirubin penurunan ekskresi bilirubin terkonjugasi dalam empedu akibat faktor intra hepatik yang bersifat opbtruksi fungsional atau mekanik (1 2)

                          Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi terutama disebabkan oleh tiga mekanisme yang pertama sedangkan mekanisme yang keempat terutama mengakibatkan terkonjugasi

                          17

                          1 Pembentukan bilirubin secara berlebihan

                          Penyakit hemolitik atau peningkatan kecepatan destruksi sel darah merah merupakan penyebab utama dari pembentukan bilirubin yang berlebihan Ikterus yang timbul sering disebut ikterus hemolitik Konjugasi dan transfer pigmen empedu berlangsungnormal tetapi suplai bilirubin tak terkonjugasi melampaui kemampuan Beberapa penyebab ikterus hemolitik yang sering adalah hemoglobin abnormal (hemoglobin S pada animea sel sabit) sel darah merah abnormal (sterositosis herediter) anti body dalam serum (Rh atau autoimun) pemberian beberapa obat-obatan dan beberapa limfoma atau pembesaran (limpa dan peningkatan hemolisis) Sebagaian kasus Ikterus hemolitik dapat di akibatkan oleh peningkatan destruksi sel darah merah atau prekursornya dalam sum-sum tulang (talasemia anemia persuisiosa porviria) Proses ini dikenal sebagai eritropoiesis tak efektif Kadar bilirubin tak terkonjugasi yang melebihi 20 mg 100 ml pada bayi dapat mengakibatkan Kern Ikterus (1 2)

                          2 Gangguan pengambilan bilirubin

                          Pengambilan bilirubin tak terkonjugasi yang terikat abulmin oleh sel-sel hati dilakukan dengan memisahkannya dari albumin dan mengikatkan pada protein penerima Hanya beberapa obat yang telah terbukti menunjukkan pengaruh terhadap pengambilan bilirubin oleh sel-sel hati asam flafas pidat (dipakai untuk mengobati cacing pita) nofobiosin dan beberapa zat warna kolesistografik Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi dan Ikterus biasanya menghilang bila obat yang menjadi penyebab di hentikan Dahulu ikterus neonatal dan beberapa kasus sindrom Gilbert dianggap oleh defisiensi protein penerima dan gangguan dalam pengambilan oleh hati Namun pada kebanyakan kasus demikian telah di temukan defisiensi glukoronil transferase sehingga keadaan ini terutama dianggap sebagai cacat konjugasi bilirubin (1 2)

                          3 Gangguan konjugasi bilirubin

                          Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi yang ringan ( lt 129 100 ml ) yang mulai terjadi pada hari ke dua sampai ke lima lahir disebut Ikterus fisiologis pada neonatus Ikterus neonatal yang normal ini disebabkan oleh kurang matangnya enzim glukoronik transferase Aktivitas glukoronil tranferase biasanya meningkat beberapa hari setelah lahir sampai sekitar minggu ke dua dan setelah itu Ikterus akan menghilang (1 2)

                          Kern Ikterus atau bilirubin enselopati timbul akibat penimbunan bilirubin tak terkonjugasi pada daerah basal ganglia yang banyak lemak Bila keadaan ini tidak di obati maka akan terjadi kematian atau kerusakan Neorologik berat tindakan pengobatan saat ini dilakukan pada Neonatus dengan Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi adalah dengan fototerapi(1 2)

                          Fototerapi berupa pemberian sinar biru atau sinar fluoresen atau (gelombang yang panjangnya 430 sampai dengan 470 nm) pada kulit bayi yang telanjang Penyinaran ini menyebabkan perubahan struktural Bilirubin (foto isumerisasi) menjadi isomer-isomer yang larut dalam air isomer ini akan di ekskresikan dengan cepat ke dalam empedu tanpa harus di

                          18

                          konjugasi terlebih dahulu Fenobarbital (Luminal) yang meningkatkan aktivitas glukoronil transferase sering kali dapat menghilang ikterus pada penderita ini (1)

                          4 Penurunan eksresi bilirubin terkonjugasi

                          Gangguan eskresi bilirubin baik yang disebabkan oleh faktor-faktor Fungsional maupun obstruksi terutama mengakibatkan hiperbilirubinemia terkonjugasi Karena bilirubin terkonjugasi latut dalam airmaka bilirubin ini dapat di ekskresi ke dalam kemih sehingga menimbulkan bilirubin dan kemih berwarna gelap Urobilinogen feses dan urobilinogen kemih sering berkurang sehingga terlihat pucat Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat di sertai bukti-bukti kegagalan ekskresi hati lainnya seperti peningkatan kadar fostafe alkali dalam serum AST Kolesterol dan garam-garam empedu Peningkatan garam-garam empedu dalam darah menimbulkan gatal-gatal pada ikterus Ikterus yang diakibatkan oleh hiperbilirubinemia terkonjugasi biasanya lebih kuning dibandingkan dengan hiperbilirubinemia tak terkonjugasi Perubahan warna berkisar dari kuning jingga muda atau tua sampai kuning hijau bila terjadi obstruksi total aliran empedu perubahan ini merupakan bukti adanya ikterus kolestatik yang merupakan nama lain dari ikterus obstruktif Kolestasis dapat bersifat intrahepatik (mengenai sel hati kanalikuli atau kolangiola) atau ekstra hepatik (mengenai saluran empedu di luar hati) Pada ke dua keadaan ini terdapat gangguan niokimia yang sama (1 2)

                          Sumber lain ada juga yang menyatakan penyebab dari hiperbilirubinemia adalah

                          a Produksi bilirubin yang meningkat peningkatan jumlah sel darah merah penurunan umur sel darah merah peningkatan pemecahan sel darah merah (inkompatibilitas golongan darah dan Rh) defek sel darah merah pada defisiensi G6PD atau sferositosis polisetemia sekuester darah infeksi)

                          b Penurunan konjugasi bilirubin prematuritas ASI defek congenital yang jarang)c Peningkatan reabsorpsi bilirubin dalam saluran cerna ASI asfiksia pemberian ASI

                          yang terlambat obstruksi saluran cernad Kegagalan eksresi cairan empede infeksi intrauterine sepsis hepatitis sindrom

                          kolestatik atresia biliaris fibrosis kistik)(1 2)

                          Klasifikasi ikterus pada neonatus

                          Ikterus fisiologis terjadi setelah 24 jam pertama Pada bayi cukup bulan nilai puncak 6-8 mgdL biasanya tercapai pada hari ke 3-5 Pada bayi kurang bulan nilainya 10-12 mgdL bahkan sampai 15 mgdL Peningkatanakumulasi bilirubin serum lt 5 mgdLhr

                          Ikterus patologis terjadi dalam 24 jam pertama Peningkatan akumulasi bilirubin serum gt 5 mgdLhr Bayi yang mendapat ASI kadar bilirubin total serum gt 17mgdL Ikterus menetap setelah 8 hari pada bayi cukup bulan dan setelah 14 hari pada bayi kurang bulan Bilirubin direk gt2 mgdL

                          19

                          Sebagai neonatus terutama bayi prematur menunjukkan gejala ikterus pada hari pertama Ikterus ini biasanya timbul pada hari kedua kemudian menghilang pada hari ke sepuluh atau pada akhir minggu ke dua Bayi dengan gejala ikterus ini tidak sakit dan tidak memerlukan pengobatan kecuali dalam pengertian mencegah terjadinya penumpukan bilirubin tidak langsung yang berlebihan

                          Ikterus dengan kemungkinan besar menjadi patologik dan memerlukan pemeriksaan yang mendalam antara lain (6)

                          Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama Bilirubin serum meningkat lebih dari 5 mg per hari Bilirubin melebihi 10mg pada bayi cukup bulan Bilirubin melebihi 15mg pada bayi prenatur Ikterus yang menetap sesudah minggu pertama Ikterus dengan bilirubin langsung melebihi 1mgpada setiap

                          waktu Ikterus yang mempunyai hubungan dengan penyakit hemoglobin

                          infeksi atau suatu keadaan patologik lain yang telah diketahui

                          Pembagian derajat ikterus

                          Berdasarkan Kramer dapat dibagi (4)

                          Derajat ikterus Daerah ikterus Perkiraan kadar bilirubin

                          I

                          II

                          III

                          IV

                          V

                          Kepala dan leher

                          Sampai badan atas (diatas umbilicus)

                          Sampai badan bawah (dibawah umbilicuks hingga tungkai atas diatas lutut)

                          Sampai lengan tungkai bawah lutut

                          Sampai telapak tangan dan kaki

                          50 mg

                          90mg

                          114mg

                          124mg

                          160mg

                          20

                          Pemeriksaan penunjang

                          Pemeriksaan Laboratorium (4)

                          Pemeriksaan serum bilirubin (bilirubin total dan direk) harus dilakukan pada neonatus yang mengalami ikterus Terutama pada bayi yang tampak sakit atau bayi-bayi yang tergolong risiko tinggi terserang hiperbilirubinemia berat Namun pada bayi yang mengalami ikterus berat lakukan terapi sinar sesegera mungkin jangan menunda terapi sinar dengan menunggu hasil

                          pemeriksaan kadar serum bilirubin

                          lsquoTranscutaneous bilirubin (TcB)rsquo dapat digunakan untuk menentukan kadar serum bilirubin total tanpa harus mengambil sampel darah Namun alat ini hanya valid untuk kadar bilirubin total lt 15 mgdL (lt257 μmolL) dan tidak lsquoreliablersquo pada kasus ikterus yang sedang mendapat

                          terapi sinar 511

                          Pemeriksaan tambahan yang sering dilakukan untuk evaluasi menentukan penyebab ikterus antara lain

                          bull Golongan darah dan lsquoCoombs testrsquo bull Darah lengkap dan hapusan darah bull Hitung retikulosit skrining G6PD atau ETCOc

                          bull Bilirubin direk

                          Pemeriksaan serum bilirubin total harus diulang setiap 4-24 jam tergantung usia bayi dan tingginya kadar bilirubin Kadar serum albumin juga perlu diukur untuk menentukan pilihan

                          terapi sinar ataukah tranfusi tukar

                          21

                          TABLE 1 Laboratory Evaluation of the Jaundiced Infant of 35 or More Weeksrsquo GestationIndications Assessments

                          Jaundice in first 24 h Measure TcB andor TSBJaundice appears excessive for infantrsquos age Measure TcB andor TSBInfant receiving phototherapy or TSB rising rapidly (ie crossing percentiles [Fig 2]) and unexplained by history and physical examination

                          Blood type and Coombsrsquo test if not obtained with cord bloodComplete blood count and smearMeasure direct or conjugated bilirubinIt is an option to perform reticulocyte count G6PD and ETCOc if availableRepeat TSB in 4ndash24 h depending on infantrsquos age and TSB level

                          TSB concentration approaching exchange levels or not responding to phototherapy

                          Perform reticulocyte count G6PD albumin ETCOc if available

                          Elevated direct (or conjugated) bilirubin level Do urinalysis and urine culture Evaluate for sepsis if indicated by history and physical examination

                          Jaundice present at or beyond age 3 wk or sick infant

                          Total and direct (or conjugated) bilirubin level

                          If direct bilirubin elevated evaluate for causes of cholestasisCheck results of newborn thyroid and galactosemia screen and evaluate infant for signs or symptoms of hypothyroidism

                          22

                          Diagnosis (1 2 4 7)

                          Dari anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium terdapat beberapa faktor

                          Faktor risiko terjadinya hiperbilirubinaemia berat 1 Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama (usia bayi lt 24 jam) 2 Inkompatibilitas golongan darah (dengan lsquoCoombs testrsquo positip) 3 Usia kehamilan lt 38 minggu 4 Penyakit-penyakit hemolitik (G6PD lsquoend tidalrsquo CO 1048757)

                          5 Ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya 6 Hematoma sefal lsquobruisingrsquo 7 ASI eksklusif (bila berat badan turun gt 12 BB lahir) 8 Ras Asia Timur jenis kelamin laki-laki usia ibu lt 25 tahun 9 Ikterus sebelum bayi dipulangkan 10 lsquoInfant Diabetic Motherrsquo makrosomia 11 Polisitemia

                          23

                          Anamnesis 1 Riwayat kehamilan dengan komplikasi (obat-obatan ibu DM gawat janin malnutrisi intra

                          uterin infeksi intranatal)

                          2 Riwayat persalinan dengan tindakan komplikasi

                          3 Riwayat ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya

                          4 Riwayat inkompatibilitas darah

                          5 Riwayat keluarga yang menderita anemia pembesaran hepar dan limpa

                          Pemeriksaan Fisik Secara klinis ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau beberapa

                          hari kemudian Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar yang cukup Ikterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa tidak terlihat dengan penerangan yang kurang terutama pada neonatus yang kulitnya gelap Penilaian ikterus akan lebih sulit lagi apabila penderita sedang mendapatkan terapi sinar

                          Tekan kulit secara ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna kulit dan

                          jaringan subkutan Waktu timbulnya ikterus mempunyai arti penting pula dalam

                          diagnosis dan penatalaksanaan penderita karena saat timbulnya ikterus mempunyai

                          kaitan erat dengan kemungkinan penyebab ikterus tersebut

                          Pemeriksaan Penunjang

                          Pemeriksaan kadar bilirubinBertujuan untuk mengetahui tingkat kerusakan yang masih akan timbul akibat toksisitas kadar bilirubin yang sangat tinggi

                          Pemeriksaan fungsi otak EEGBertujuan untuk mengetahui sejauh mana kerusakan otak yang telah terjadi

                          24

                          Penatalaksanaan (7)

                          ManajemenStrategi mengelola bayi baru lahir dengan hiperbilirubinemia meliputi pencegahan penggunaan farmakologi fototerapi dan transfusi tukar (1 7)

                          1 Strategi pencegahan hiperbirubinemia(1) Pencegahan primer

                          Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya paling sedikit 8-12 kali per hari untuk beberapa hari pertama

                          Tidak memberikan cairan tambahan rutin seperti dekstrose atau air pada bayi yang mendapat ASI dan tidak mengalami dehidrasi (1 7)

                          (2) Pencegahan sekunder Semua wanita hamil harus diperiksa golongan darah ABO dan rhesus serta penyaringan

                          serum untuk antibodi isoimun yang tidak biasa Jika golongan darah ibu tidak diketahui atau Rh negatif dilakukan pemeriksaan

                          antibodi direk (tes coombs) golongan darah dan tipe Rh darahtali pusat bayi

                          25

                          Jika golongan darah ibu O Rh positif terdapat pilihan untuk dilakukan tesgolongan darah dan tes coombs pada darah tali pusat bayi tetapi hal itu tidak diperlukan jikan dilakukan pengawasan penilaian terhadap resiko sebelum keluar RS dan tindak lanjut yang memadai

                          Harus memastikan bahwa semua bayi secara rutin dimonitor terhadap timbulnya ikterus dan menetapkan protokol terhadap penilaian ikterus yang harus dinilai saat memeriksa tanda vital bayi tetapi tidak kurang dari setiap 8-12 jam (1 7)

                          (3) Evaluasi laboraturium Pengukuran kadar bilirubin harus dilakukan pada setiap bayi yang mengalami ikterus

                          dalam 24 jam pertama setelah lahir Pengukuran kadar bilirubin harus dilakukan jika tampak ikterus yang berlebihan Semua kadar bilirubin harus diintrepretasikan sesuai dengan umur bayi dalam jam(1 7)

                          (4) Penyebab kuning Bayi yang mengalami peningkatan bilirubin direk atau konjugasi harus dilakukan analisis

                          dan kultur urin Bayi sakit dan ikterus pada umur atau lebih dari 3 minggu harus dilakukan pemeriksaan

                          bilirubin total dan direk untuk mengidentifikasi adanya kolestatis Jika kadar bilirubin direk meningkat dilakukan evaluasi tambahan mencari penyebab

                          kolestatis Pemeriksaan kadar G6PD direkomendasikan untuk bayi ikterus yang

                          mendapat fototerapi dan dengan riwayat keluarga atau asal geografis yang menunjukkan kecenderungan defisiensi G6PD atau pada bayi dengan respon fototerapi buruk (1 7)

                          (5) Penilaian resiko sebelum bayi dipulangkan Setiap bayi harus dinilai terhadap resiko berkembangnya hiperbilirubinemia berat (1 7)

                          (6) Kebijakan dan prosedur rumah sakit RS harus memberikan informasi tertulis dan lisan kepada orang tua mengenai kuning

                          perlunya monitor terhadap kuning dan anjuran bagaimana monitoring harus dilakukan (1

                          7)

                          (7) Pengelolaan bayi dengan ikterus yang mendapat ASI Observasi semua fese awal bayi pertimbangkan untuk merangsang pengeluaran jika

                          feses keluar dalam waktu 24 jam Segera mulai menyusui dan beri sesering mungkin Menyusui yang sering dengan waktu

                          yang singkat lebih efektif dibandingkan dengan menyusui yang lama dengan frekuensi yang jarang walaupun total waktu yang diberikan sama

                          Tidak dianjurkan pemberian air dektrosa atau formula pengganti Observasi berat badan BAK dan BAB yang berhubungan dengan pola menyusui

                          26

                          Ketika kadar bilirubin mencapai 15mgdL tingkatkan pemberian minum rangsang pengeluaran atau produksi ASI dengan cara memompa dan menggunakan protokol penggunaan fototerapi yang dikeluarkan AAP

                          Tidak terdapat bukti bahwa early jaundice berhubungan dengan abnormalitas ASI sehingga penghentian menyusui sebagai suatu upaya hanya diindikasikan jika ikterus menetap lebih dari 6 hari atau meningkat diatas 20 mgdL atau ibumemiliki riwayat bayi sebelumnya terkena kuning (1 7)

                          2 Penggunaan Farmakoterapi

                          a) Imunoglobulin intravena telah digunakan pada bayi ndash bayi dengan rhesus yang berat dan inkompatibilitas ABO untuk menekan hemolisis isoimun dan menurunkan tindakan transfusi tukar

                          b) Fenobarbital merangsang aktivitas dan konsentrasi UDPG ndash T dan ligandin serta dapat meningkatkan jumlah tempat ikatan bilirubin sehingga konjugasi bilirubin berlangsung lebih cepat Pemberian phenobarbital untuk mengobatan hiperbilirubinemia pada

                          27

                          neonatus selama tiga hari baru dapat menurunkan bilirubin serum yang berarti Bayi prematur lebih banyak memberikan reaksi daripada bayi cukup bulan Phenobarbital dapat diberikan dengan dosis 8 mgkg berat badan sehari mula-mula parenteral kemudian dilanjutkan secara oral Keuntungan pemberian phenobarbital dibandingkan dengan terapi sinar ialah bahwa pelaksanaanya lebih murah dan lebih mudah Kerugiannya ialah diperlukan waktu paling kurang 3 hari untuk mendapat hasil yang berarti

                          c) Metalloprotoprophyrin adalah analog sintesis heme

                          d) Tin ndash Protoporphyrin (Sn ndash Pp) dan Tin ndash Mesoporphyrin ( Sn ndash Mp ) dapat menurunkan kadar bilirubin serum

                          e) Pemberian inhibitor b - glukuronidasi seperti asam L ndash aspartik dan kasein holdolisat dalam jumlah kecil (5 mldosis ndash 6 kalihari ) pada bayi sehat cukup bulan yang mendapat ASI dan meningkatkan pengeluaran bilirubin feses dan ikterus menjadi berkurang dibandingkan dengan bayi control (13 7)

                          3 Fototerapi Pengaruh sinar terhadap ikterus pertama sekali diperhatikan dan dilaporkan oleh seorang

                          perawat di salah satu rumah sakit di Inggris Perawat Ward melihat bahwa bayi ndash bayi yang mendapat sinar matahari di bangsalnya ternyata ikterusnya lebih cepat menghilang dibandingkan bayi ndash bayi lainnya Cremer (1958) yang mendapatkan laporan tersebut mulai melakukan penyelidikan mengenai pengaruh sinar terhadap hiperbilirubinemia ini Dari penelitiannya terbukti bahwa disamping pengaruh sinar matahari sinar lampu tertentu juga mempunyai pengaruh dalam menurunkan kadar bilirubin pada bayi ndash bayi prematur lainnya6Sinar fototerapi akan mengubah bilirubin yang ada di dalam kapiler-kapiler superfisial dan ruang-ruang usus menjadi isomer yang larut dalam air yang dapat diekstraksikan tanpa metabolisme lebih lanjut oleh hati Maisels seorang peneliti bilirubin menyatakan bahwa fototerapi merupakan obat perkutan3 Bila fototerapi menyinari kulit akan memberikan foton-foton diskrit energi sama halnya seperti molekul-molekul obat sinar akan diserap oleh bilirubin dengan cara yang sama dengan molekul obat yang terikat pada reseptor (1 5 7)

                          Molekul-molekul bilirubin pada kulit yang terpapar sinar akan mengalami reaksi fotokimia yang relatif cepat menjadi isomer konfigurasi dimana sinar akan merubah bentuk molekul bilirubin dan bukan mengubah struktur bilirubin Bentuk bilirubin 4Z 15Z akan berubah menjadi bentuk 4Z15E yaitu bentuk isomer nontoksik yang bisa diekskresikan Isomer bilirubin ini mempunyai bentuk yang berbeda dari isomer asli lebih polar dan bisa diekskresikan dari hati ke dalam empedu tanpa mengalami konjugasi atau membutuhkan pengangkutan khusus untuk ekskresinya Bentuk isomer ini mengandung 20 dari jumlah bilirubin serum Eliminasi melalui urin dan saluran cerna sama-sama penting dalam mengurangi muatan bilirubin Reaksi fototerapi menghasilkan suatu fotooksidasi melalui proses yang cepat Fototerapi juga menghasilkan

                          28

                          lumirubin dimana lumirubin ini mengandung 2 sampai 6 dari total bilirubin serum Lumirubin diekskresikan melalui empedu dan urinLumirubin bersifat larut dalam air (5)

                          Mekanisme fototerapi Penelitian Sarici mendapatkan 105 neonatus cukup bulan dan 255 neonatus kurang bulan menderita hiperbilirubinemia yang signifikan dan membutuhkan fototerapi

                          29

                          Fototerapi diindikasikan pada kadar bilirubin yang meningkat sesuai dengan umur pada neonatus cukup bulan atau berdasarkan berat badan pada neonatus kurang bulan sesuai dengan rekomendasi American Academy of Pediatrics (AAP) (5)

                          Sinar FototerapiSinar yang digunakan pada fototerapi adalah suatu sinar tampak yang merupakan suatu

                          gelombang elektromagnetik Sifat gelombang elektromagnetik bervariasi menurut frekuensi dan panjang gelombang yang menghasilkan spektrum elektromagnetik Spektrum dari sinar tampak ini terdiri dari sinar merah oranye kuning hijau biru dan ungu Masing masing dari sinar memiliki panjang gelombang yang berbeda beda

                          Panjang gelombang sinar yang paling efektif untuk menurunkan kadar bilirubin adalah sinar biru dengan panjang gelombang 425-475 nmSinar biru lebih baik dalam menurunkan kadar bilirubin dibandingkan dengan sinar biru-hijau sinar putih dan sinar hijau Intensitas sinar adalah jumlah foton yang diberikan per sentimeter kuadrat permukaan tubuh yang terpapar Intensitas yang diberikan menentukan efektifitas fototerapi semakin tinggi intensitas sinar maka semakin cepat penurunan kadar bilirubin serumIntensitas sinar yang ditentukan sebagai Wcm2nm

                          Intensitas sinar yang diberikan menentukan efektivitas dari fototerapi Intensitas sinar diukur dengan menggunakan suatu alat yaitu radiometer fototerapi2836 Intensitas sinar ge 30 μWcm2nm cukup signifikan dalam menurunkan kadar bilirubin untuk intensif fototerapi Intensitas sinar yang diharapkan adalah 10 ndash 40 μWcm2nm Intensitas sinar maksimal untuk fototerapi standard adalah 30 ndash 50 μWcm2nm Semakin tinggi intensitas sinar maka akan lebih besar pula efikasinya

                          Faktor-faktor yang berpengaruh pada penentuan intensitas sinar ini adalah jenis sinar panjang gelombang sinar yang digunakan jarak sinar ke neonatus dan luas permukaan tubuh neonatus yang disinari serta penggunaan media pemantulan sinar

                          Intensitas sinar berbanding terbalik dengan jarak antara sinar dan permukaan tubuh Cara mudah untuk meningkatkan intensitas sinar adalah menggeser sinar lebih dekat pada bayi

                          Rekomendasi AAP menganjurkan fototerapi dengan jarak 10 cm kecuali dengan menggunakan sinar halogenSinar halogen dapat menyebabkan luka bakar bila diletakkan terlalu dekat dengan bayi Bayi cukup bulan tidak akan kepanasan dengan sinar fototerapi berjarak 10 cm dari bayi Luas permukaan terbesar dari tubuh bayi yaitu badan bayi harus diposisikan di pusat sinar tempat di mana intensitas sinar paling tinggi

                          Tabel 1 Rekomendasi AAP penanganan hiperbilirubinemia pada neonatus sehat dan cukup bulan (1 3 7)

                          Usia ( jam ) Pertimbangan terapi sinar

                          Terapi sinar Transfusi tukar Transfusi tukar dan terapi sinar

                          25-48 gt12mgdl(gt200 micromolL)

                          gt15 mgdl( gt250 micromolL)

                          gt20 mgdl(gt340 micromolL)

                          gt25 mgdl(425 micromolL)

                          30

                          49-72 gt15mgdl(gt250 micromolL)

                          gt18 mgdl(gt300micromolL)

                          gt25mgdl(425 micromolL)

                          gt30 mgdl(510micromolL)

                          gt72 gt17 mgdl(gt290 micromolL)

                          gt20mgdl(gt340micromolL

                          gt25mgdl(gt425 micromolL)

                          gt30mgdl(gt510 micromolL)

                          Tabel 2 Tatalaksana hiperbilirubinemia pada Neonatus Kurang Bulan Sehat dan Sakit ( gt37 minggu ) (1 3 7)

                          Neontaus kurang bulan sehat Kadar Total Bilirubin Serum (mgdl)

                          Neontaus kurang bulan sakit Kadar Total Bilirubin Serum (mgdl)

                          Berat Terapi sinar Transfusi tukar

                          Terapi sinar Transfusi tukar

                          Hingga 1000 g 5-7 10 4-6 8-101001-1500 g 7-10 10-15 6-8 10-121501-2000 g 10 17 8-10 15gt2000 g 10-12 18 10 17

                          Kontraindikasi fototerapi adalah pada kondisi dimana terjadi peningkatan kadar bilirubin direk yang disebabkan oleh penyakit hati atau obstructive jaundice Komplikasi terapi sinar

                          Setiap cara pengobatan selalu akan disertai efek samping Di dalam penggunaan terapi sinar penelitian yang dilakukan selama ini tidak memperlihatkan hal yang dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi baik komplikasi segaera ataupun efek lanjut yang terlihat selama ini ebrsifat sementara yang dapat dicegah atau ditanggulangi dengan memperhatikan tata cara pengunaan terapi sinar yang telah dijelaskan diatas (5)

                          Kelainan yang mungkin timbul pada terapi sinar antara lain

                          1 Peningkatan ldquoinsensible water lossrdquo pada bayiHal ini terutama akan terlihat pada bayi yang kurnag bulan Oh dkk (1972) melaporkan kehilangan ini dapat meningkat 2-3 kali lebih besar dari keadaan biasa Untuk hal ini pemberian cairan pada penderita dengan terapi sinar perlu diperhatikan dengan sebaiknya

                          2 Frekuensi defekasi yang meningkat

                          31

                          Banyak teori yang menjelaskan keadaan ini antara lain dikemukankan karena meningkatnya peristaltik usus (Windorfer dkk 1975) Bakken (1976) mengemukakan bahwa diare yang terjadi akibat efek sekunder yang terjadi pada pembentukan enzim lactase karena meningkatnya bilirubin indirek pada usus Pemberian susu dengan kadar laktosa rendah akan mengurangi timbulnya diare Teori ini masih belum dapat dipertentangkan (Chung dkk 1976)

                          3 Timbulnya kelainan kulit yang sering disebut ldquoflea bite rashrdquo di daerah muka badan dan ekstremitas Kelainan ini segera hilang setelah terapi dihentikan Pada beberapa bayi dilaporkan pula kemungkinan terjadinya bronze baby syndrome (Kopelman dkk 1976) Hal ini terjadi karena tubuh tidak mampu mengeluarkan dengan segera hasil terapi sinar Perubahan warna kulit yang bersifat sementara ini tidak mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi

                          4 Gangguan retinaKelainan retina ini hanya ditemukan pada binatang percibaan (Noel dkk 1966) Pnelitain Dobson dkk 1975 tidak dapat membuktikan adanya perubahan fungsi mata pada umumnya Walaupin demikian penyelidikan selanjutnya masih diteruskan

                          5 Gangguan pertumbuhanPada binatang percobaan ditemukan gangguan pertumbuhan (Ballowics 1970) Lucey (1972) dan Drew dkk (10976) secara klinis tidak dapat menemukan gangguan tumbuh kembang pada bayi yang mendapat terapi sinar Meskipun demikian hendaknya pemakaian terapi sinar dilakukan dengan indikasi yang tepat selama waktu yang diperlukan

                          6 Kenaikan suhuBeberapa penderita yang mendapatkan terapi mungkin memperlihatkan kenaikan suhu Bila hal ini terjadi terapi dapat terus dilanjutkan dengan mematikan sebagian lampu yang dipergunakan

                          7 Beberapa kelainan lain seperti gangguan minum letargi iritabilitas kadang-kadang ditemukan pada penderita Keadaan ini hanya bersifat sementara dan akan menghilang dengan sendirinya

                          8 Beberapa kelainan yang sampai saat ini masih belim diketahui secara pasti adalah kelainan gonad adanya hemolisis darah dan beberapa kelainan metabolisme lain

                          Sampai saat ini tampaknya belum ditemukan efek lanjut terapi sinar pada bayi Komplikasi segera juga bersifat ringan dan tidak berarti dibandingkan dengan manfaat penggunaannya Mengingat hal ini adalah wajar bila terapi sinar mempunyai tempat tersendiri dalam penatalaksanaan hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir

                          Tranfusi Tukar

                          32

                          Transfusi tukar adalah suatu tindakan pengambilan sejumlah kecil darah yang dilanjutkan dengan pengembalian darah dari donor dalam jumlah yang sama yang dilakukan berulang-ulang sampai sebagian besar darah penderita tertukar (Friel 1982) (1 5)

                          Pada hiperbilirubinemia tindakan ini bertujuan mencegah terjadinya ensefalopati bilirubin dengan cara mengeluarkan bilirubin indirek dari sirkulasi Pada bayi dengan isoimunisasi transfusi tukar memiliki manfaat tambahan karena membantu mengeluarkan antibodi maternal dari sirkulasi bayi Sehingga mencegah hemolisis lebih lanjut dan memperbaiki anemia (5)

                          Darah Donor Untuk Tranfusi Tukar (1 5)

                          1 Darah yang digunakan golongan O

                          2 Gunakan darah baru Kerjasama dengan dokter kandungan dan Bank Darah adalah penting untuk persiapan kelahiran bayi yang membutuhkan tranfusi tukar

                          3 Pada penyakit hemolitik rhesus jika darah disiapkan sebelum persalinan harus golongan O dengan rhesus (-) crossmatched terhadap ibu Bila darah disiapkan setelah kelahiran dilakukan juga crossmatched terhadap bayi

                          4 Pada inkomptabilitas ABO darah donor harus golongan O rhesus (-) atau rhesus yang sama dengan ibu dan bayinya Crossmatched terhadap ibu dan bayi yang mempunyai titer rendah antibodi anti A dan anti B Biasanya menggunakan eritrosit golongan O dengan plasma AB untuk memastikan bahwa tidak ada antibodi anti A dan anti B yang muncul

                          5 Pada penyakit hemolitik isoimun yang lain darah donor tidak boleh berisi antigen tersensitisasi dan harus di crossmatched terhadap ibu

                          33

                          6 Pada hiperbilirubinemia yang nonimun darah donor ditiping dan crossmatched terhadap plasma dan eritrosit pasienbayi

                          7 Tranfusi tukar biasanya memakai 2 kali volume darah (2 volume exchange) ---- 160 mLkgBB sehingga diperoleh darah baru sekitar 87

                          Teknik Transfusi Tukar (1 5)

                          a SIMPLE DOUBLE VOLUME

                          Push-Pull tehnique jarum infus dipasang melalui kateter vena umbilikalis vena saphena magna Darah dikeluarkan dan dimasukkan bergantian

                          b ISOVOLUMETRIC

                          Darah secara bersamaan dan simultan dikeluarkan melalui arteri umbilikalis dan dimasukkan melalui vena umbilikalis dalam jumlah yang sama

                          c PARTIAL EXCHANGE TRANFUSION

                          Tranfusi tukar sebagian dilakukan biasanya pada bayi dengan polisitemia

                          Di Indonesia untuk kedaruratan transfusi tukar pertama menggunakan golongan darah O rhesus positif (1 5)

                          Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

                          Kebutuhan

                          Rumus

                          lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2 lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

                          Hct sekarang Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

                          (Hb donor ndash Hb sekarang) BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang) (PCV donor)

                          Indikasi

                          Hingga kini belum ada kesepakatan global mengenai kapan melakukan transfusi tukar pada hiperbilirubinemia Indikasi transfusi tukar berdasarkan keputusan WHO tercantum dalam tabel 2 (1 5)

                          34

                          Tabel 3 Indikasi Transfusi Tukar Berdasarkan Kadar Bilirubin Serum

                          UsiaBayi Cukup Bulan Sehat

                          Dengan Faktor Risiko

                          Hari mgdL mgDl

                          Hari ke-1 15 13

                          Hari ke-2 25 15

                          Hari ke-3 30 20

                          Hari ke-4 dan seterusnya

                          30 20

                          Bila transfusi tukar memungkinkan untuk dilaksanakan di tempat atau bayi bisa dirujuk secara cepat dan aman ke fasilitas lain dan kadar bilirubin bayi telah mencapai kadar di atas sertakan contoh darah ibu dan bayi (5)

                          Tabel 4 Indikasi Transfusi Tukar Pada Bayi Berat Badan Lahir Rendah

                          Berat badan (gram)KadKadar Bilirubin (mgdL)

                          ltgt gt lt1000 10-12

                          1000-1500 12-15

                          1500-2000 15-18

                          2000-2500 18-20

                          Pada penyakit hemolitik segera dilakukan tranfusi tukar apabila ada indikasi

                          a Kadar bilirubin tali pusat gt 45 mgdL dan kadar Hb rendah

                          b Kadar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam walaupun sedang mendapatkan terapi sinar

                          35

                          c Selama terapi sinar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam dan kadar Hb 11 ndash 13 grdL

                          d Didapatkan anemia yang progresif walaupun kadar bilirubin dapat dikontrol secara adekuat dengan terapi sinar

                          Transfusi tukar harus dihentikan apabila terjadi

                          Emboli (emboli bekuan darah) trombosis

                          Hiperkalemia hipernatremia hipokalsemia asidosis hipoglikemia

                          Gangguan pembekuan karena pemakaian heparin

                          Perforasi pembuluh darah

                          Komplikasi tranfusi tukar (1)

                          1 Hipokalsemia dan hipomagnesia

                          2 Hipoglikemia

                          3 Gangguan keseimbangan asam basa

                          4 Hiperkalemia

                          5 Gangguan kardiovaskular

                          Perforasi pembuluh darah

                          Emboli

                          Infark

                          Aritmia

                          Volume overload

                          Arrest

                          6 Pendarahan Trombositopenia Defisiensi factor pembekuan

                          7 Infeksi8 Hemolisis9 Graft-versus host disease10 Lain-lain hipotermia hipertermia dan kemungkinan terjadinya enterokolitis

                          nekrotikans

                          36

                          Perawatan pasca tranfusi tukar Lanjutkan dengan terapi sinar Awasi ketat kemungkinan terjadinya komplikasi

                          37

                          38

                          DAFTAR PUSTAKA1 Staf pengajar Ilmu kesehatan anak FKUI Gastroenterologi Ilmu Kesehatan Anak Jilid I

                          Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1985 hal 283-3102 Noerasid N amp dkk gastrienteritis ( Diare ) Akut Gastroenterologi Anak Praktis Bagian Ilmu

                          Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1988 hal 51-763 Firmansyah A dkk Penyakit Radang Usus Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak ed Markum H

                          dkk Jilid 1 bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia hal 448-474

                          4 Staf Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM Panduan Pelayanan Medis Jakarta 20055 wwwemedicinecompedtopic583htmdiarrheaJully2005 6 Reisinger ECdkkDiarrhea Caused by primarily Non-Gastrointestinal Infection

                          wwwmedscapecomviewarticle505473 Nature Clinical Practical Gastroenterology amp Hepatology

                          7 Pray Sddk Diarrhea Causes dan Self-Care Treatments wwwmedscapecomviewarticle407636 US Pharmacist

                          8 Soegijanto Soegeng Prof DR Ilmu Penyakit Anak Diagnosa Dan Penatalaksanaan Edisi pertama Jakarta Salemba Medika 2002

                          9 Mansjoer A Kuspuji T dkk Kapita Selekta Kedokteran Edisi III Jilid 2 Cetakan kelima Jakarta Media Aesculapius 2002

                          10 Suharyono Aswitha B EM Halimun Gastroenterologi Anak Praktis cetakan ke-4 Jakarta Gaya Baru 2003

                          11 Sari Dina Kartika Hanifah Mirzanie Desy K A Leksana Buku Saku Pediatrica Edisi 2 Jogjakarta Tosca Enterprise 2006

                          12 http wwwKeep Kids Healthycom ndash Diarrhea in Children13 Subijanto Reza Ranuh Liek Djupri Pitono Soeparto Management Diare Pada Bayi Dan

                          Anak (Diarrheal Management In Infant And Children) Buletin Ilmu Kesehatan Anak Thn XXX No 11 2003

                          14 http www Pediatricscom -- Lactobacillus Therapy for Acute Infectious Diarrhea in Children A Meta-analysis -- Van Niel et almht

                          15 Tjokronegoro Arjatmo Prof Dr dr Hendra Utama Sp FK Updates In Pediatric Emergencies FKUI Jakarta 2002

                          39

                          • Diagnosis (1 2 4 7)
                          • Anamnesis
                          • Pemeriksaan Fisik
                            • Teknik Transfusi Tukar (1 5)
                              • DAFTAR PUSTAKA

                            Tidak mau menghisap Dapat tuli gangguan bicara retardasi mental Bila bayi hidup pada umur lanjut disertai spasme otot kejang stenosis yang disertai

                            ketegangan otot Perut membuncit Pembesaran pada hati Feses berwarna seperti dempul Muntah anoreksia fatigue Warna urin gelap

                            PatofisiologiPembentukan Bilirubin

                            Bilirubin adalah pigmen kristal berwarna jingga ikterus yang merupakan bentuk akhir dari pemecahan katabolisme heme melalui proses reaksi oksidasi ndash reduksi Langkah oksidasi yang pertama adalah biliverdin yang di bentuk dari heme dengan bantuan enzim heme oksigenase yaitu suatu enzim yang sebagian besar terdapat dalam sel hati dan organ lain Pada reaksi tersebut juga terdapat besi yang digunakan kembali untuk pembentukan haemoglobin dan karbon monoksida yang dieksresikan ke dalam paru Biliverdin kemudian akan direduksi menjadi bilirubin oleh enzim biliverdin reduktase Biliverdin bersifat larut dalam air dan secara cepat akan dirubah menjadi bilirubin melalui reaksi bilirubin reduktase Berbeda dengan biliverdin bilirubin bersifat lipofilik dan terikat dengan hydrogen serta pada pH normal bersifat tidak larut Jika tubuh akan mengeksresikan diperlukan mekanisme transport dan eliminasi bilirubin (1 2 3 5)

                            Bayi baru lahir akan memproduksi bilirubin 8-10 mgkgBBhari sedangkan orang dewasa sekitar 3-4 mgkgBBhari Peningkatan produksi bilirubin pada bayi baru lahir disebabkan oleh masa hidup eritrosit bayi lebih pendek (70-90 hari) dibandingkan dengan orang dewasa (120 hari) peningkatan degradasi heme turn over sitokrom yang meningkat dan juga reabsorpsi bilirubin dari usus yang meningkat (sirkulasi enterohepatik) (1 2)

                            14

                            Transportasi Bilirubin

                            Pembentukan bilirubin yang terjadi di sistem retikulo endothelial selanjutnya dilapaskan ke sirkulasi yang akan berikatan dengan albumin Bayi baru lahir mempunyai kapasitas ikatan plasma yang rendah terhadap bilirubin karena konsentrasi albumin yang rendahdan kapasitas ikatan molar yang kurangBilirubin yang terikat pada albumin serum ini merupakan zat non polar dan tidak larut dalam air dan kemudian akan di transportasi kedalam sel hepar Bilirubin yang terikat dengan albumin tidak dapat memasuki susuna syaraf pusat dan bersifat non toksik (1 2)

                            Selain itu albumin juga mempunyai afinitas yang tinggi terhadap obat ndash obatan yang bersifat asam seperti penicillin dan sulfonamide Obat ndash obat tersebut akan menempati tempat utama perlekatan albumin untuk bilirubin sehingga bersifat competitor serta dapat pula melepaskan ikatan bilirubin dengan albumin (1 2)

                            Obat ndash obat yang dapat melepaskan ikatan bilirubin dengan albumin Analgetik antipiretik ( Natrium salisilat Fenilbutazon ) Antiseptik desinfektan ( Metil Isopropyl ) Antibiotik dengan kandungan sulfa ( Sulfadiazin Sulfamethizole Sulfamoxazole ) Penicilin ( Propicilin Cloxacillin ) Lain ndash lain ( Novabiosin Triptophan Asam mendelik kontras x ndash ray )

                            Pada bayi kurang bulan ikatan bilirubin akan lebih lemah yang umumnya merupakan komplikasi dari hipoalbumin hipoksia hipoglikemi asidosis hipotermia hemolisis dan septikemia Hal tersebut tentunya akan mengakibatkan peningkatan jumlah bilirubin bebas dan berisiko pula untuk keadaan nerotoksisitas oleh bilirubin (1 2)

                            Bilirubin dalam serum terdapat dalam 4 bentuk yang berbeda yaitu (1)

                            1) Bilirubin tak terkonjugasi yang terikat dengan albumin dan membentuk sebagian besar bilirubin tak terkonjugasi dalam serum

                            2) Bilirubin bebas3) Bilirubin terkonjugasi yaitu bilirubin yang siap dieksresikan melalui ginjal4) Bilirubin terkonjugasi yang terikat denga albumin serum

                            Asupan Bilirubin

                            Pada saat kompleks bilirubin ndash albumin mencapai membran plasma hepatosit albumin terikat ke reseptor permukaan sel Kemudian bilirubin di transfer melalui sel membran yang berikatan dengan ligandin (protein y) mungkin juga dengan protein ikatan sitosilik lainnya Keseimbangan antara jumlah bilirubin yang masuk ke sirkulasi dari sintesis de novo resirkulasi enterohepatik perpindahan bilirubin antar jaringan pengambilan bilirubin oleh sel hati dan konjugasi bilirubin akan menentukan konsentrasi bilirubin tak terkonjugasi dalam serum baik pada keadaan normal ataupun tidak normal (1 5)

                            Berkurangnya kapasitas pengambilan hepaatik bilirubin tak terkonjugasi akan berpengaruh terhadap pembentukan ikterus fisiologis Penelitian menunjukkan hal ini terjadi

                            15

                            karena adanya defisiensi konjugasi bilirubin dalam menghambat transfer bilirubin dari darah ke empedu selama 3-4 hari pertama kehidupan Walaupun demikian defisiensi ambilan ini dapat menyebabkan hiperbilirubinemia terkonjugasi ringan pada minggu kedua kehidupan saat konjugasi bilirubin hepatic mencapai kecepatan normal yang sama dengan orang dewasa (1 5)

                            Konjugasi Bilirubin

                            Bilirubin tak terkonjugasi dikonversikan kebentuk bilirubin konjugasi yang larut dalam air di reticulum endoplasma dengan bantuan enzim uridine diphospate glukuronosyl transferase ( UDPG ndash T ) Katalisa oleh enzim ini akan merubah formasi menjadi bilirubin monoglukoronida yang selanjutnya akan dikonjugasi menjadi bilirubin diglukoronida Bilirubin ini kemudian dieksresikan ke dalam kalanikulus empedu Sedangkan satu molekul bilirubin tak terkonjugasi akan kembali ke reticulum endoplasmic untuk rekonjugasi berikutnya (1 5)

                            Eksresi Bilirubin

                            Setelah mengalami proses konjugasi bilirubin akan dieksresikan kedalam kandung empedu kemudian memasuki saluran cerna dan di eksresikan melalui feses Setelah berada dalam usus halus bilirubin yang terkonjugasi tidak langsung dapat diresorbsi kecuali jika dikonversikan kembali menjadi bentuk tidak terkonjugasi oleh enzim beta ndash glukoronidase yang terdapat dalam usus Resorbsi kembali bilirubin dari saluran cerna dan kembali ke hati untuk di konjugasi kembali disebut sirkulasi enterohepatik (1)

                            Terdapat perbedaan antara bayi baru lahir dan orang dewasa yaitu pada mukosa usus halus dan feses bayi baru lahir mengandung enzim β-glukoronidase yang dapat menghidrolisa monoglukoronida dan diglukoronida kembali menjadi bilirubin yang tak terkonjugasi yang selanjutnya dapat diabsorbsi kembali Selain itu pada bayi baru lahir lumen usus halusnya steril sehingga bilirubin konjugasi tidak dapat dirubah menjadi sterkobilin (suatu produk yang tidak dapat diabsorbsi) (1)

                            16

                            Kecepatan produksi bilirubin adalah 6-8 mgkgBB per 24 jam pada neonatus cukup bulan sehat dan 3-4 mgkgBB per 24 jam pada orang dewasa sehat Sekitar 80 bilirubin yang diproduksi tiap hari berasal dari hemoglobin Bayi memproduksi bilirubin lebih besar per kilogram berat badan karena massa eritrosit lebih besar dan umur eritrositnya lebih pendek (1)

                            Pada sebagian besar kasus lebih dari satu mekanisme terlibat misalnya kelebihan bilirubin akibat hemolisis dapat menyebabkan kerusakan sel hati atau kerusakan duktus biliaris yang kemudian dapat mengganggu transpor sekresi dan ekskresi bilirubin Di pihak lain gangguan ekskresi bilirubin dapat menggangu ambilan dan transpor bilirubin Selain itu kerusakan hepatoseluler memperpendek umur eritrosit sehngga menmbah hiperbilirubinemia dan gangguan proses ambilan bilirubin olah hepatosit (1)

                            Mekanisme hiperbilirubinemia dan ikterus

                            Terdapat 4 mekanisme umum dimana hiperbilirubinemia dan ikterus dapat terjadi pembentukan bilirubin secara berlebihan gangguan pengambilan bilirubin tak terkonjugasi oleh hati gangguan konjugasi bilirubin penurunan ekskresi bilirubin terkonjugasi dalam empedu akibat faktor intra hepatik yang bersifat opbtruksi fungsional atau mekanik (1 2)

                            Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi terutama disebabkan oleh tiga mekanisme yang pertama sedangkan mekanisme yang keempat terutama mengakibatkan terkonjugasi

                            17

                            1 Pembentukan bilirubin secara berlebihan

                            Penyakit hemolitik atau peningkatan kecepatan destruksi sel darah merah merupakan penyebab utama dari pembentukan bilirubin yang berlebihan Ikterus yang timbul sering disebut ikterus hemolitik Konjugasi dan transfer pigmen empedu berlangsungnormal tetapi suplai bilirubin tak terkonjugasi melampaui kemampuan Beberapa penyebab ikterus hemolitik yang sering adalah hemoglobin abnormal (hemoglobin S pada animea sel sabit) sel darah merah abnormal (sterositosis herediter) anti body dalam serum (Rh atau autoimun) pemberian beberapa obat-obatan dan beberapa limfoma atau pembesaran (limpa dan peningkatan hemolisis) Sebagaian kasus Ikterus hemolitik dapat di akibatkan oleh peningkatan destruksi sel darah merah atau prekursornya dalam sum-sum tulang (talasemia anemia persuisiosa porviria) Proses ini dikenal sebagai eritropoiesis tak efektif Kadar bilirubin tak terkonjugasi yang melebihi 20 mg 100 ml pada bayi dapat mengakibatkan Kern Ikterus (1 2)

                            2 Gangguan pengambilan bilirubin

                            Pengambilan bilirubin tak terkonjugasi yang terikat abulmin oleh sel-sel hati dilakukan dengan memisahkannya dari albumin dan mengikatkan pada protein penerima Hanya beberapa obat yang telah terbukti menunjukkan pengaruh terhadap pengambilan bilirubin oleh sel-sel hati asam flafas pidat (dipakai untuk mengobati cacing pita) nofobiosin dan beberapa zat warna kolesistografik Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi dan Ikterus biasanya menghilang bila obat yang menjadi penyebab di hentikan Dahulu ikterus neonatal dan beberapa kasus sindrom Gilbert dianggap oleh defisiensi protein penerima dan gangguan dalam pengambilan oleh hati Namun pada kebanyakan kasus demikian telah di temukan defisiensi glukoronil transferase sehingga keadaan ini terutama dianggap sebagai cacat konjugasi bilirubin (1 2)

                            3 Gangguan konjugasi bilirubin

                            Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi yang ringan ( lt 129 100 ml ) yang mulai terjadi pada hari ke dua sampai ke lima lahir disebut Ikterus fisiologis pada neonatus Ikterus neonatal yang normal ini disebabkan oleh kurang matangnya enzim glukoronik transferase Aktivitas glukoronil tranferase biasanya meningkat beberapa hari setelah lahir sampai sekitar minggu ke dua dan setelah itu Ikterus akan menghilang (1 2)

                            Kern Ikterus atau bilirubin enselopati timbul akibat penimbunan bilirubin tak terkonjugasi pada daerah basal ganglia yang banyak lemak Bila keadaan ini tidak di obati maka akan terjadi kematian atau kerusakan Neorologik berat tindakan pengobatan saat ini dilakukan pada Neonatus dengan Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi adalah dengan fototerapi(1 2)

                            Fototerapi berupa pemberian sinar biru atau sinar fluoresen atau (gelombang yang panjangnya 430 sampai dengan 470 nm) pada kulit bayi yang telanjang Penyinaran ini menyebabkan perubahan struktural Bilirubin (foto isumerisasi) menjadi isomer-isomer yang larut dalam air isomer ini akan di ekskresikan dengan cepat ke dalam empedu tanpa harus di

                            18

                            konjugasi terlebih dahulu Fenobarbital (Luminal) yang meningkatkan aktivitas glukoronil transferase sering kali dapat menghilang ikterus pada penderita ini (1)

                            4 Penurunan eksresi bilirubin terkonjugasi

                            Gangguan eskresi bilirubin baik yang disebabkan oleh faktor-faktor Fungsional maupun obstruksi terutama mengakibatkan hiperbilirubinemia terkonjugasi Karena bilirubin terkonjugasi latut dalam airmaka bilirubin ini dapat di ekskresi ke dalam kemih sehingga menimbulkan bilirubin dan kemih berwarna gelap Urobilinogen feses dan urobilinogen kemih sering berkurang sehingga terlihat pucat Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat di sertai bukti-bukti kegagalan ekskresi hati lainnya seperti peningkatan kadar fostafe alkali dalam serum AST Kolesterol dan garam-garam empedu Peningkatan garam-garam empedu dalam darah menimbulkan gatal-gatal pada ikterus Ikterus yang diakibatkan oleh hiperbilirubinemia terkonjugasi biasanya lebih kuning dibandingkan dengan hiperbilirubinemia tak terkonjugasi Perubahan warna berkisar dari kuning jingga muda atau tua sampai kuning hijau bila terjadi obstruksi total aliran empedu perubahan ini merupakan bukti adanya ikterus kolestatik yang merupakan nama lain dari ikterus obstruktif Kolestasis dapat bersifat intrahepatik (mengenai sel hati kanalikuli atau kolangiola) atau ekstra hepatik (mengenai saluran empedu di luar hati) Pada ke dua keadaan ini terdapat gangguan niokimia yang sama (1 2)

                            Sumber lain ada juga yang menyatakan penyebab dari hiperbilirubinemia adalah

                            a Produksi bilirubin yang meningkat peningkatan jumlah sel darah merah penurunan umur sel darah merah peningkatan pemecahan sel darah merah (inkompatibilitas golongan darah dan Rh) defek sel darah merah pada defisiensi G6PD atau sferositosis polisetemia sekuester darah infeksi)

                            b Penurunan konjugasi bilirubin prematuritas ASI defek congenital yang jarang)c Peningkatan reabsorpsi bilirubin dalam saluran cerna ASI asfiksia pemberian ASI

                            yang terlambat obstruksi saluran cernad Kegagalan eksresi cairan empede infeksi intrauterine sepsis hepatitis sindrom

                            kolestatik atresia biliaris fibrosis kistik)(1 2)

                            Klasifikasi ikterus pada neonatus

                            Ikterus fisiologis terjadi setelah 24 jam pertama Pada bayi cukup bulan nilai puncak 6-8 mgdL biasanya tercapai pada hari ke 3-5 Pada bayi kurang bulan nilainya 10-12 mgdL bahkan sampai 15 mgdL Peningkatanakumulasi bilirubin serum lt 5 mgdLhr

                            Ikterus patologis terjadi dalam 24 jam pertama Peningkatan akumulasi bilirubin serum gt 5 mgdLhr Bayi yang mendapat ASI kadar bilirubin total serum gt 17mgdL Ikterus menetap setelah 8 hari pada bayi cukup bulan dan setelah 14 hari pada bayi kurang bulan Bilirubin direk gt2 mgdL

                            19

                            Sebagai neonatus terutama bayi prematur menunjukkan gejala ikterus pada hari pertama Ikterus ini biasanya timbul pada hari kedua kemudian menghilang pada hari ke sepuluh atau pada akhir minggu ke dua Bayi dengan gejala ikterus ini tidak sakit dan tidak memerlukan pengobatan kecuali dalam pengertian mencegah terjadinya penumpukan bilirubin tidak langsung yang berlebihan

                            Ikterus dengan kemungkinan besar menjadi patologik dan memerlukan pemeriksaan yang mendalam antara lain (6)

                            Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama Bilirubin serum meningkat lebih dari 5 mg per hari Bilirubin melebihi 10mg pada bayi cukup bulan Bilirubin melebihi 15mg pada bayi prenatur Ikterus yang menetap sesudah minggu pertama Ikterus dengan bilirubin langsung melebihi 1mgpada setiap

                            waktu Ikterus yang mempunyai hubungan dengan penyakit hemoglobin

                            infeksi atau suatu keadaan patologik lain yang telah diketahui

                            Pembagian derajat ikterus

                            Berdasarkan Kramer dapat dibagi (4)

                            Derajat ikterus Daerah ikterus Perkiraan kadar bilirubin

                            I

                            II

                            III

                            IV

                            V

                            Kepala dan leher

                            Sampai badan atas (diatas umbilicus)

                            Sampai badan bawah (dibawah umbilicuks hingga tungkai atas diatas lutut)

                            Sampai lengan tungkai bawah lutut

                            Sampai telapak tangan dan kaki

                            50 mg

                            90mg

                            114mg

                            124mg

                            160mg

                            20

                            Pemeriksaan penunjang

                            Pemeriksaan Laboratorium (4)

                            Pemeriksaan serum bilirubin (bilirubin total dan direk) harus dilakukan pada neonatus yang mengalami ikterus Terutama pada bayi yang tampak sakit atau bayi-bayi yang tergolong risiko tinggi terserang hiperbilirubinemia berat Namun pada bayi yang mengalami ikterus berat lakukan terapi sinar sesegera mungkin jangan menunda terapi sinar dengan menunggu hasil

                            pemeriksaan kadar serum bilirubin

                            lsquoTranscutaneous bilirubin (TcB)rsquo dapat digunakan untuk menentukan kadar serum bilirubin total tanpa harus mengambil sampel darah Namun alat ini hanya valid untuk kadar bilirubin total lt 15 mgdL (lt257 μmolL) dan tidak lsquoreliablersquo pada kasus ikterus yang sedang mendapat

                            terapi sinar 511

                            Pemeriksaan tambahan yang sering dilakukan untuk evaluasi menentukan penyebab ikterus antara lain

                            bull Golongan darah dan lsquoCoombs testrsquo bull Darah lengkap dan hapusan darah bull Hitung retikulosit skrining G6PD atau ETCOc

                            bull Bilirubin direk

                            Pemeriksaan serum bilirubin total harus diulang setiap 4-24 jam tergantung usia bayi dan tingginya kadar bilirubin Kadar serum albumin juga perlu diukur untuk menentukan pilihan

                            terapi sinar ataukah tranfusi tukar

                            21

                            TABLE 1 Laboratory Evaluation of the Jaundiced Infant of 35 or More Weeksrsquo GestationIndications Assessments

                            Jaundice in first 24 h Measure TcB andor TSBJaundice appears excessive for infantrsquos age Measure TcB andor TSBInfant receiving phototherapy or TSB rising rapidly (ie crossing percentiles [Fig 2]) and unexplained by history and physical examination

                            Blood type and Coombsrsquo test if not obtained with cord bloodComplete blood count and smearMeasure direct or conjugated bilirubinIt is an option to perform reticulocyte count G6PD and ETCOc if availableRepeat TSB in 4ndash24 h depending on infantrsquos age and TSB level

                            TSB concentration approaching exchange levels or not responding to phototherapy

                            Perform reticulocyte count G6PD albumin ETCOc if available

                            Elevated direct (or conjugated) bilirubin level Do urinalysis and urine culture Evaluate for sepsis if indicated by history and physical examination

                            Jaundice present at or beyond age 3 wk or sick infant

                            Total and direct (or conjugated) bilirubin level

                            If direct bilirubin elevated evaluate for causes of cholestasisCheck results of newborn thyroid and galactosemia screen and evaluate infant for signs or symptoms of hypothyroidism

                            22

                            Diagnosis (1 2 4 7)

                            Dari anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium terdapat beberapa faktor

                            Faktor risiko terjadinya hiperbilirubinaemia berat 1 Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama (usia bayi lt 24 jam) 2 Inkompatibilitas golongan darah (dengan lsquoCoombs testrsquo positip) 3 Usia kehamilan lt 38 minggu 4 Penyakit-penyakit hemolitik (G6PD lsquoend tidalrsquo CO 1048757)

                            5 Ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya 6 Hematoma sefal lsquobruisingrsquo 7 ASI eksklusif (bila berat badan turun gt 12 BB lahir) 8 Ras Asia Timur jenis kelamin laki-laki usia ibu lt 25 tahun 9 Ikterus sebelum bayi dipulangkan 10 lsquoInfant Diabetic Motherrsquo makrosomia 11 Polisitemia

                            23

                            Anamnesis 1 Riwayat kehamilan dengan komplikasi (obat-obatan ibu DM gawat janin malnutrisi intra

                            uterin infeksi intranatal)

                            2 Riwayat persalinan dengan tindakan komplikasi

                            3 Riwayat ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya

                            4 Riwayat inkompatibilitas darah

                            5 Riwayat keluarga yang menderita anemia pembesaran hepar dan limpa

                            Pemeriksaan Fisik Secara klinis ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau beberapa

                            hari kemudian Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar yang cukup Ikterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa tidak terlihat dengan penerangan yang kurang terutama pada neonatus yang kulitnya gelap Penilaian ikterus akan lebih sulit lagi apabila penderita sedang mendapatkan terapi sinar

                            Tekan kulit secara ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna kulit dan

                            jaringan subkutan Waktu timbulnya ikterus mempunyai arti penting pula dalam

                            diagnosis dan penatalaksanaan penderita karena saat timbulnya ikterus mempunyai

                            kaitan erat dengan kemungkinan penyebab ikterus tersebut

                            Pemeriksaan Penunjang

                            Pemeriksaan kadar bilirubinBertujuan untuk mengetahui tingkat kerusakan yang masih akan timbul akibat toksisitas kadar bilirubin yang sangat tinggi

                            Pemeriksaan fungsi otak EEGBertujuan untuk mengetahui sejauh mana kerusakan otak yang telah terjadi

                            24

                            Penatalaksanaan (7)

                            ManajemenStrategi mengelola bayi baru lahir dengan hiperbilirubinemia meliputi pencegahan penggunaan farmakologi fototerapi dan transfusi tukar (1 7)

                            1 Strategi pencegahan hiperbirubinemia(1) Pencegahan primer

                            Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya paling sedikit 8-12 kali per hari untuk beberapa hari pertama

                            Tidak memberikan cairan tambahan rutin seperti dekstrose atau air pada bayi yang mendapat ASI dan tidak mengalami dehidrasi (1 7)

                            (2) Pencegahan sekunder Semua wanita hamil harus diperiksa golongan darah ABO dan rhesus serta penyaringan

                            serum untuk antibodi isoimun yang tidak biasa Jika golongan darah ibu tidak diketahui atau Rh negatif dilakukan pemeriksaan

                            antibodi direk (tes coombs) golongan darah dan tipe Rh darahtali pusat bayi

                            25

                            Jika golongan darah ibu O Rh positif terdapat pilihan untuk dilakukan tesgolongan darah dan tes coombs pada darah tali pusat bayi tetapi hal itu tidak diperlukan jikan dilakukan pengawasan penilaian terhadap resiko sebelum keluar RS dan tindak lanjut yang memadai

                            Harus memastikan bahwa semua bayi secara rutin dimonitor terhadap timbulnya ikterus dan menetapkan protokol terhadap penilaian ikterus yang harus dinilai saat memeriksa tanda vital bayi tetapi tidak kurang dari setiap 8-12 jam (1 7)

                            (3) Evaluasi laboraturium Pengukuran kadar bilirubin harus dilakukan pada setiap bayi yang mengalami ikterus

                            dalam 24 jam pertama setelah lahir Pengukuran kadar bilirubin harus dilakukan jika tampak ikterus yang berlebihan Semua kadar bilirubin harus diintrepretasikan sesuai dengan umur bayi dalam jam(1 7)

                            (4) Penyebab kuning Bayi yang mengalami peningkatan bilirubin direk atau konjugasi harus dilakukan analisis

                            dan kultur urin Bayi sakit dan ikterus pada umur atau lebih dari 3 minggu harus dilakukan pemeriksaan

                            bilirubin total dan direk untuk mengidentifikasi adanya kolestatis Jika kadar bilirubin direk meningkat dilakukan evaluasi tambahan mencari penyebab

                            kolestatis Pemeriksaan kadar G6PD direkomendasikan untuk bayi ikterus yang

                            mendapat fototerapi dan dengan riwayat keluarga atau asal geografis yang menunjukkan kecenderungan defisiensi G6PD atau pada bayi dengan respon fototerapi buruk (1 7)

                            (5) Penilaian resiko sebelum bayi dipulangkan Setiap bayi harus dinilai terhadap resiko berkembangnya hiperbilirubinemia berat (1 7)

                            (6) Kebijakan dan prosedur rumah sakit RS harus memberikan informasi tertulis dan lisan kepada orang tua mengenai kuning

                            perlunya monitor terhadap kuning dan anjuran bagaimana monitoring harus dilakukan (1

                            7)

                            (7) Pengelolaan bayi dengan ikterus yang mendapat ASI Observasi semua fese awal bayi pertimbangkan untuk merangsang pengeluaran jika

                            feses keluar dalam waktu 24 jam Segera mulai menyusui dan beri sesering mungkin Menyusui yang sering dengan waktu

                            yang singkat lebih efektif dibandingkan dengan menyusui yang lama dengan frekuensi yang jarang walaupun total waktu yang diberikan sama

                            Tidak dianjurkan pemberian air dektrosa atau formula pengganti Observasi berat badan BAK dan BAB yang berhubungan dengan pola menyusui

                            26

                            Ketika kadar bilirubin mencapai 15mgdL tingkatkan pemberian minum rangsang pengeluaran atau produksi ASI dengan cara memompa dan menggunakan protokol penggunaan fototerapi yang dikeluarkan AAP

                            Tidak terdapat bukti bahwa early jaundice berhubungan dengan abnormalitas ASI sehingga penghentian menyusui sebagai suatu upaya hanya diindikasikan jika ikterus menetap lebih dari 6 hari atau meningkat diatas 20 mgdL atau ibumemiliki riwayat bayi sebelumnya terkena kuning (1 7)

                            2 Penggunaan Farmakoterapi

                            a) Imunoglobulin intravena telah digunakan pada bayi ndash bayi dengan rhesus yang berat dan inkompatibilitas ABO untuk menekan hemolisis isoimun dan menurunkan tindakan transfusi tukar

                            b) Fenobarbital merangsang aktivitas dan konsentrasi UDPG ndash T dan ligandin serta dapat meningkatkan jumlah tempat ikatan bilirubin sehingga konjugasi bilirubin berlangsung lebih cepat Pemberian phenobarbital untuk mengobatan hiperbilirubinemia pada

                            27

                            neonatus selama tiga hari baru dapat menurunkan bilirubin serum yang berarti Bayi prematur lebih banyak memberikan reaksi daripada bayi cukup bulan Phenobarbital dapat diberikan dengan dosis 8 mgkg berat badan sehari mula-mula parenteral kemudian dilanjutkan secara oral Keuntungan pemberian phenobarbital dibandingkan dengan terapi sinar ialah bahwa pelaksanaanya lebih murah dan lebih mudah Kerugiannya ialah diperlukan waktu paling kurang 3 hari untuk mendapat hasil yang berarti

                            c) Metalloprotoprophyrin adalah analog sintesis heme

                            d) Tin ndash Protoporphyrin (Sn ndash Pp) dan Tin ndash Mesoporphyrin ( Sn ndash Mp ) dapat menurunkan kadar bilirubin serum

                            e) Pemberian inhibitor b - glukuronidasi seperti asam L ndash aspartik dan kasein holdolisat dalam jumlah kecil (5 mldosis ndash 6 kalihari ) pada bayi sehat cukup bulan yang mendapat ASI dan meningkatkan pengeluaran bilirubin feses dan ikterus menjadi berkurang dibandingkan dengan bayi control (13 7)

                            3 Fototerapi Pengaruh sinar terhadap ikterus pertama sekali diperhatikan dan dilaporkan oleh seorang

                            perawat di salah satu rumah sakit di Inggris Perawat Ward melihat bahwa bayi ndash bayi yang mendapat sinar matahari di bangsalnya ternyata ikterusnya lebih cepat menghilang dibandingkan bayi ndash bayi lainnya Cremer (1958) yang mendapatkan laporan tersebut mulai melakukan penyelidikan mengenai pengaruh sinar terhadap hiperbilirubinemia ini Dari penelitiannya terbukti bahwa disamping pengaruh sinar matahari sinar lampu tertentu juga mempunyai pengaruh dalam menurunkan kadar bilirubin pada bayi ndash bayi prematur lainnya6Sinar fototerapi akan mengubah bilirubin yang ada di dalam kapiler-kapiler superfisial dan ruang-ruang usus menjadi isomer yang larut dalam air yang dapat diekstraksikan tanpa metabolisme lebih lanjut oleh hati Maisels seorang peneliti bilirubin menyatakan bahwa fototerapi merupakan obat perkutan3 Bila fototerapi menyinari kulit akan memberikan foton-foton diskrit energi sama halnya seperti molekul-molekul obat sinar akan diserap oleh bilirubin dengan cara yang sama dengan molekul obat yang terikat pada reseptor (1 5 7)

                            Molekul-molekul bilirubin pada kulit yang terpapar sinar akan mengalami reaksi fotokimia yang relatif cepat menjadi isomer konfigurasi dimana sinar akan merubah bentuk molekul bilirubin dan bukan mengubah struktur bilirubin Bentuk bilirubin 4Z 15Z akan berubah menjadi bentuk 4Z15E yaitu bentuk isomer nontoksik yang bisa diekskresikan Isomer bilirubin ini mempunyai bentuk yang berbeda dari isomer asli lebih polar dan bisa diekskresikan dari hati ke dalam empedu tanpa mengalami konjugasi atau membutuhkan pengangkutan khusus untuk ekskresinya Bentuk isomer ini mengandung 20 dari jumlah bilirubin serum Eliminasi melalui urin dan saluran cerna sama-sama penting dalam mengurangi muatan bilirubin Reaksi fototerapi menghasilkan suatu fotooksidasi melalui proses yang cepat Fototerapi juga menghasilkan

                            28

                            lumirubin dimana lumirubin ini mengandung 2 sampai 6 dari total bilirubin serum Lumirubin diekskresikan melalui empedu dan urinLumirubin bersifat larut dalam air (5)

                            Mekanisme fototerapi Penelitian Sarici mendapatkan 105 neonatus cukup bulan dan 255 neonatus kurang bulan menderita hiperbilirubinemia yang signifikan dan membutuhkan fototerapi

                            29

                            Fototerapi diindikasikan pada kadar bilirubin yang meningkat sesuai dengan umur pada neonatus cukup bulan atau berdasarkan berat badan pada neonatus kurang bulan sesuai dengan rekomendasi American Academy of Pediatrics (AAP) (5)

                            Sinar FototerapiSinar yang digunakan pada fototerapi adalah suatu sinar tampak yang merupakan suatu

                            gelombang elektromagnetik Sifat gelombang elektromagnetik bervariasi menurut frekuensi dan panjang gelombang yang menghasilkan spektrum elektromagnetik Spektrum dari sinar tampak ini terdiri dari sinar merah oranye kuning hijau biru dan ungu Masing masing dari sinar memiliki panjang gelombang yang berbeda beda

                            Panjang gelombang sinar yang paling efektif untuk menurunkan kadar bilirubin adalah sinar biru dengan panjang gelombang 425-475 nmSinar biru lebih baik dalam menurunkan kadar bilirubin dibandingkan dengan sinar biru-hijau sinar putih dan sinar hijau Intensitas sinar adalah jumlah foton yang diberikan per sentimeter kuadrat permukaan tubuh yang terpapar Intensitas yang diberikan menentukan efektifitas fototerapi semakin tinggi intensitas sinar maka semakin cepat penurunan kadar bilirubin serumIntensitas sinar yang ditentukan sebagai Wcm2nm

                            Intensitas sinar yang diberikan menentukan efektivitas dari fototerapi Intensitas sinar diukur dengan menggunakan suatu alat yaitu radiometer fototerapi2836 Intensitas sinar ge 30 μWcm2nm cukup signifikan dalam menurunkan kadar bilirubin untuk intensif fototerapi Intensitas sinar yang diharapkan adalah 10 ndash 40 μWcm2nm Intensitas sinar maksimal untuk fototerapi standard adalah 30 ndash 50 μWcm2nm Semakin tinggi intensitas sinar maka akan lebih besar pula efikasinya

                            Faktor-faktor yang berpengaruh pada penentuan intensitas sinar ini adalah jenis sinar panjang gelombang sinar yang digunakan jarak sinar ke neonatus dan luas permukaan tubuh neonatus yang disinari serta penggunaan media pemantulan sinar

                            Intensitas sinar berbanding terbalik dengan jarak antara sinar dan permukaan tubuh Cara mudah untuk meningkatkan intensitas sinar adalah menggeser sinar lebih dekat pada bayi

                            Rekomendasi AAP menganjurkan fototerapi dengan jarak 10 cm kecuali dengan menggunakan sinar halogenSinar halogen dapat menyebabkan luka bakar bila diletakkan terlalu dekat dengan bayi Bayi cukup bulan tidak akan kepanasan dengan sinar fototerapi berjarak 10 cm dari bayi Luas permukaan terbesar dari tubuh bayi yaitu badan bayi harus diposisikan di pusat sinar tempat di mana intensitas sinar paling tinggi

                            Tabel 1 Rekomendasi AAP penanganan hiperbilirubinemia pada neonatus sehat dan cukup bulan (1 3 7)

                            Usia ( jam ) Pertimbangan terapi sinar

                            Terapi sinar Transfusi tukar Transfusi tukar dan terapi sinar

                            25-48 gt12mgdl(gt200 micromolL)

                            gt15 mgdl( gt250 micromolL)

                            gt20 mgdl(gt340 micromolL)

                            gt25 mgdl(425 micromolL)

                            30

                            49-72 gt15mgdl(gt250 micromolL)

                            gt18 mgdl(gt300micromolL)

                            gt25mgdl(425 micromolL)

                            gt30 mgdl(510micromolL)

                            gt72 gt17 mgdl(gt290 micromolL)

                            gt20mgdl(gt340micromolL

                            gt25mgdl(gt425 micromolL)

                            gt30mgdl(gt510 micromolL)

                            Tabel 2 Tatalaksana hiperbilirubinemia pada Neonatus Kurang Bulan Sehat dan Sakit ( gt37 minggu ) (1 3 7)

                            Neontaus kurang bulan sehat Kadar Total Bilirubin Serum (mgdl)

                            Neontaus kurang bulan sakit Kadar Total Bilirubin Serum (mgdl)

                            Berat Terapi sinar Transfusi tukar

                            Terapi sinar Transfusi tukar

                            Hingga 1000 g 5-7 10 4-6 8-101001-1500 g 7-10 10-15 6-8 10-121501-2000 g 10 17 8-10 15gt2000 g 10-12 18 10 17

                            Kontraindikasi fototerapi adalah pada kondisi dimana terjadi peningkatan kadar bilirubin direk yang disebabkan oleh penyakit hati atau obstructive jaundice Komplikasi terapi sinar

                            Setiap cara pengobatan selalu akan disertai efek samping Di dalam penggunaan terapi sinar penelitian yang dilakukan selama ini tidak memperlihatkan hal yang dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi baik komplikasi segaera ataupun efek lanjut yang terlihat selama ini ebrsifat sementara yang dapat dicegah atau ditanggulangi dengan memperhatikan tata cara pengunaan terapi sinar yang telah dijelaskan diatas (5)

                            Kelainan yang mungkin timbul pada terapi sinar antara lain

                            1 Peningkatan ldquoinsensible water lossrdquo pada bayiHal ini terutama akan terlihat pada bayi yang kurnag bulan Oh dkk (1972) melaporkan kehilangan ini dapat meningkat 2-3 kali lebih besar dari keadaan biasa Untuk hal ini pemberian cairan pada penderita dengan terapi sinar perlu diperhatikan dengan sebaiknya

                            2 Frekuensi defekasi yang meningkat

                            31

                            Banyak teori yang menjelaskan keadaan ini antara lain dikemukankan karena meningkatnya peristaltik usus (Windorfer dkk 1975) Bakken (1976) mengemukakan bahwa diare yang terjadi akibat efek sekunder yang terjadi pada pembentukan enzim lactase karena meningkatnya bilirubin indirek pada usus Pemberian susu dengan kadar laktosa rendah akan mengurangi timbulnya diare Teori ini masih belum dapat dipertentangkan (Chung dkk 1976)

                            3 Timbulnya kelainan kulit yang sering disebut ldquoflea bite rashrdquo di daerah muka badan dan ekstremitas Kelainan ini segera hilang setelah terapi dihentikan Pada beberapa bayi dilaporkan pula kemungkinan terjadinya bronze baby syndrome (Kopelman dkk 1976) Hal ini terjadi karena tubuh tidak mampu mengeluarkan dengan segera hasil terapi sinar Perubahan warna kulit yang bersifat sementara ini tidak mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi

                            4 Gangguan retinaKelainan retina ini hanya ditemukan pada binatang percibaan (Noel dkk 1966) Pnelitain Dobson dkk 1975 tidak dapat membuktikan adanya perubahan fungsi mata pada umumnya Walaupin demikian penyelidikan selanjutnya masih diteruskan

                            5 Gangguan pertumbuhanPada binatang percobaan ditemukan gangguan pertumbuhan (Ballowics 1970) Lucey (1972) dan Drew dkk (10976) secara klinis tidak dapat menemukan gangguan tumbuh kembang pada bayi yang mendapat terapi sinar Meskipun demikian hendaknya pemakaian terapi sinar dilakukan dengan indikasi yang tepat selama waktu yang diperlukan

                            6 Kenaikan suhuBeberapa penderita yang mendapatkan terapi mungkin memperlihatkan kenaikan suhu Bila hal ini terjadi terapi dapat terus dilanjutkan dengan mematikan sebagian lampu yang dipergunakan

                            7 Beberapa kelainan lain seperti gangguan minum letargi iritabilitas kadang-kadang ditemukan pada penderita Keadaan ini hanya bersifat sementara dan akan menghilang dengan sendirinya

                            8 Beberapa kelainan yang sampai saat ini masih belim diketahui secara pasti adalah kelainan gonad adanya hemolisis darah dan beberapa kelainan metabolisme lain

                            Sampai saat ini tampaknya belum ditemukan efek lanjut terapi sinar pada bayi Komplikasi segera juga bersifat ringan dan tidak berarti dibandingkan dengan manfaat penggunaannya Mengingat hal ini adalah wajar bila terapi sinar mempunyai tempat tersendiri dalam penatalaksanaan hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir

                            Tranfusi Tukar

                            32

                            Transfusi tukar adalah suatu tindakan pengambilan sejumlah kecil darah yang dilanjutkan dengan pengembalian darah dari donor dalam jumlah yang sama yang dilakukan berulang-ulang sampai sebagian besar darah penderita tertukar (Friel 1982) (1 5)

                            Pada hiperbilirubinemia tindakan ini bertujuan mencegah terjadinya ensefalopati bilirubin dengan cara mengeluarkan bilirubin indirek dari sirkulasi Pada bayi dengan isoimunisasi transfusi tukar memiliki manfaat tambahan karena membantu mengeluarkan antibodi maternal dari sirkulasi bayi Sehingga mencegah hemolisis lebih lanjut dan memperbaiki anemia (5)

                            Darah Donor Untuk Tranfusi Tukar (1 5)

                            1 Darah yang digunakan golongan O

                            2 Gunakan darah baru Kerjasama dengan dokter kandungan dan Bank Darah adalah penting untuk persiapan kelahiran bayi yang membutuhkan tranfusi tukar

                            3 Pada penyakit hemolitik rhesus jika darah disiapkan sebelum persalinan harus golongan O dengan rhesus (-) crossmatched terhadap ibu Bila darah disiapkan setelah kelahiran dilakukan juga crossmatched terhadap bayi

                            4 Pada inkomptabilitas ABO darah donor harus golongan O rhesus (-) atau rhesus yang sama dengan ibu dan bayinya Crossmatched terhadap ibu dan bayi yang mempunyai titer rendah antibodi anti A dan anti B Biasanya menggunakan eritrosit golongan O dengan plasma AB untuk memastikan bahwa tidak ada antibodi anti A dan anti B yang muncul

                            5 Pada penyakit hemolitik isoimun yang lain darah donor tidak boleh berisi antigen tersensitisasi dan harus di crossmatched terhadap ibu

                            33

                            6 Pada hiperbilirubinemia yang nonimun darah donor ditiping dan crossmatched terhadap plasma dan eritrosit pasienbayi

                            7 Tranfusi tukar biasanya memakai 2 kali volume darah (2 volume exchange) ---- 160 mLkgBB sehingga diperoleh darah baru sekitar 87

                            Teknik Transfusi Tukar (1 5)

                            a SIMPLE DOUBLE VOLUME

                            Push-Pull tehnique jarum infus dipasang melalui kateter vena umbilikalis vena saphena magna Darah dikeluarkan dan dimasukkan bergantian

                            b ISOVOLUMETRIC

                            Darah secara bersamaan dan simultan dikeluarkan melalui arteri umbilikalis dan dimasukkan melalui vena umbilikalis dalam jumlah yang sama

                            c PARTIAL EXCHANGE TRANFUSION

                            Tranfusi tukar sebagian dilakukan biasanya pada bayi dengan polisitemia

                            Di Indonesia untuk kedaruratan transfusi tukar pertama menggunakan golongan darah O rhesus positif (1 5)

                            Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

                            Kebutuhan

                            Rumus

                            lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2 lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

                            Hct sekarang Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

                            (Hb donor ndash Hb sekarang) BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang) (PCV donor)

                            Indikasi

                            Hingga kini belum ada kesepakatan global mengenai kapan melakukan transfusi tukar pada hiperbilirubinemia Indikasi transfusi tukar berdasarkan keputusan WHO tercantum dalam tabel 2 (1 5)

                            34

                            Tabel 3 Indikasi Transfusi Tukar Berdasarkan Kadar Bilirubin Serum

                            UsiaBayi Cukup Bulan Sehat

                            Dengan Faktor Risiko

                            Hari mgdL mgDl

                            Hari ke-1 15 13

                            Hari ke-2 25 15

                            Hari ke-3 30 20

                            Hari ke-4 dan seterusnya

                            30 20

                            Bila transfusi tukar memungkinkan untuk dilaksanakan di tempat atau bayi bisa dirujuk secara cepat dan aman ke fasilitas lain dan kadar bilirubin bayi telah mencapai kadar di atas sertakan contoh darah ibu dan bayi (5)

                            Tabel 4 Indikasi Transfusi Tukar Pada Bayi Berat Badan Lahir Rendah

                            Berat badan (gram)KadKadar Bilirubin (mgdL)

                            ltgt gt lt1000 10-12

                            1000-1500 12-15

                            1500-2000 15-18

                            2000-2500 18-20

                            Pada penyakit hemolitik segera dilakukan tranfusi tukar apabila ada indikasi

                            a Kadar bilirubin tali pusat gt 45 mgdL dan kadar Hb rendah

                            b Kadar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam walaupun sedang mendapatkan terapi sinar

                            35

                            c Selama terapi sinar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam dan kadar Hb 11 ndash 13 grdL

                            d Didapatkan anemia yang progresif walaupun kadar bilirubin dapat dikontrol secara adekuat dengan terapi sinar

                            Transfusi tukar harus dihentikan apabila terjadi

                            Emboli (emboli bekuan darah) trombosis

                            Hiperkalemia hipernatremia hipokalsemia asidosis hipoglikemia

                            Gangguan pembekuan karena pemakaian heparin

                            Perforasi pembuluh darah

                            Komplikasi tranfusi tukar (1)

                            1 Hipokalsemia dan hipomagnesia

                            2 Hipoglikemia

                            3 Gangguan keseimbangan asam basa

                            4 Hiperkalemia

                            5 Gangguan kardiovaskular

                            Perforasi pembuluh darah

                            Emboli

                            Infark

                            Aritmia

                            Volume overload

                            Arrest

                            6 Pendarahan Trombositopenia Defisiensi factor pembekuan

                            7 Infeksi8 Hemolisis9 Graft-versus host disease10 Lain-lain hipotermia hipertermia dan kemungkinan terjadinya enterokolitis

                            nekrotikans

                            36

                            Perawatan pasca tranfusi tukar Lanjutkan dengan terapi sinar Awasi ketat kemungkinan terjadinya komplikasi

                            37

                            38

                            DAFTAR PUSTAKA1 Staf pengajar Ilmu kesehatan anak FKUI Gastroenterologi Ilmu Kesehatan Anak Jilid I

                            Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1985 hal 283-3102 Noerasid N amp dkk gastrienteritis ( Diare ) Akut Gastroenterologi Anak Praktis Bagian Ilmu

                            Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1988 hal 51-763 Firmansyah A dkk Penyakit Radang Usus Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak ed Markum H

                            dkk Jilid 1 bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia hal 448-474

                            4 Staf Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM Panduan Pelayanan Medis Jakarta 20055 wwwemedicinecompedtopic583htmdiarrheaJully2005 6 Reisinger ECdkkDiarrhea Caused by primarily Non-Gastrointestinal Infection

                            wwwmedscapecomviewarticle505473 Nature Clinical Practical Gastroenterology amp Hepatology

                            7 Pray Sddk Diarrhea Causes dan Self-Care Treatments wwwmedscapecomviewarticle407636 US Pharmacist

                            8 Soegijanto Soegeng Prof DR Ilmu Penyakit Anak Diagnosa Dan Penatalaksanaan Edisi pertama Jakarta Salemba Medika 2002

                            9 Mansjoer A Kuspuji T dkk Kapita Selekta Kedokteran Edisi III Jilid 2 Cetakan kelima Jakarta Media Aesculapius 2002

                            10 Suharyono Aswitha B EM Halimun Gastroenterologi Anak Praktis cetakan ke-4 Jakarta Gaya Baru 2003

                            11 Sari Dina Kartika Hanifah Mirzanie Desy K A Leksana Buku Saku Pediatrica Edisi 2 Jogjakarta Tosca Enterprise 2006

                            12 http wwwKeep Kids Healthycom ndash Diarrhea in Children13 Subijanto Reza Ranuh Liek Djupri Pitono Soeparto Management Diare Pada Bayi Dan

                            Anak (Diarrheal Management In Infant And Children) Buletin Ilmu Kesehatan Anak Thn XXX No 11 2003

                            14 http www Pediatricscom -- Lactobacillus Therapy for Acute Infectious Diarrhea in Children A Meta-analysis -- Van Niel et almht

                            15 Tjokronegoro Arjatmo Prof Dr dr Hendra Utama Sp FK Updates In Pediatric Emergencies FKUI Jakarta 2002

                            39

                            • Diagnosis (1 2 4 7)
                            • Anamnesis
                            • Pemeriksaan Fisik
                              • Teknik Transfusi Tukar (1 5)
                                • DAFTAR PUSTAKA

                              Transportasi Bilirubin

                              Pembentukan bilirubin yang terjadi di sistem retikulo endothelial selanjutnya dilapaskan ke sirkulasi yang akan berikatan dengan albumin Bayi baru lahir mempunyai kapasitas ikatan plasma yang rendah terhadap bilirubin karena konsentrasi albumin yang rendahdan kapasitas ikatan molar yang kurangBilirubin yang terikat pada albumin serum ini merupakan zat non polar dan tidak larut dalam air dan kemudian akan di transportasi kedalam sel hepar Bilirubin yang terikat dengan albumin tidak dapat memasuki susuna syaraf pusat dan bersifat non toksik (1 2)

                              Selain itu albumin juga mempunyai afinitas yang tinggi terhadap obat ndash obatan yang bersifat asam seperti penicillin dan sulfonamide Obat ndash obat tersebut akan menempati tempat utama perlekatan albumin untuk bilirubin sehingga bersifat competitor serta dapat pula melepaskan ikatan bilirubin dengan albumin (1 2)

                              Obat ndash obat yang dapat melepaskan ikatan bilirubin dengan albumin Analgetik antipiretik ( Natrium salisilat Fenilbutazon ) Antiseptik desinfektan ( Metil Isopropyl ) Antibiotik dengan kandungan sulfa ( Sulfadiazin Sulfamethizole Sulfamoxazole ) Penicilin ( Propicilin Cloxacillin ) Lain ndash lain ( Novabiosin Triptophan Asam mendelik kontras x ndash ray )

                              Pada bayi kurang bulan ikatan bilirubin akan lebih lemah yang umumnya merupakan komplikasi dari hipoalbumin hipoksia hipoglikemi asidosis hipotermia hemolisis dan septikemia Hal tersebut tentunya akan mengakibatkan peningkatan jumlah bilirubin bebas dan berisiko pula untuk keadaan nerotoksisitas oleh bilirubin (1 2)

                              Bilirubin dalam serum terdapat dalam 4 bentuk yang berbeda yaitu (1)

                              1) Bilirubin tak terkonjugasi yang terikat dengan albumin dan membentuk sebagian besar bilirubin tak terkonjugasi dalam serum

                              2) Bilirubin bebas3) Bilirubin terkonjugasi yaitu bilirubin yang siap dieksresikan melalui ginjal4) Bilirubin terkonjugasi yang terikat denga albumin serum

                              Asupan Bilirubin

                              Pada saat kompleks bilirubin ndash albumin mencapai membran plasma hepatosit albumin terikat ke reseptor permukaan sel Kemudian bilirubin di transfer melalui sel membran yang berikatan dengan ligandin (protein y) mungkin juga dengan protein ikatan sitosilik lainnya Keseimbangan antara jumlah bilirubin yang masuk ke sirkulasi dari sintesis de novo resirkulasi enterohepatik perpindahan bilirubin antar jaringan pengambilan bilirubin oleh sel hati dan konjugasi bilirubin akan menentukan konsentrasi bilirubin tak terkonjugasi dalam serum baik pada keadaan normal ataupun tidak normal (1 5)

                              Berkurangnya kapasitas pengambilan hepaatik bilirubin tak terkonjugasi akan berpengaruh terhadap pembentukan ikterus fisiologis Penelitian menunjukkan hal ini terjadi

                              15

                              karena adanya defisiensi konjugasi bilirubin dalam menghambat transfer bilirubin dari darah ke empedu selama 3-4 hari pertama kehidupan Walaupun demikian defisiensi ambilan ini dapat menyebabkan hiperbilirubinemia terkonjugasi ringan pada minggu kedua kehidupan saat konjugasi bilirubin hepatic mencapai kecepatan normal yang sama dengan orang dewasa (1 5)

                              Konjugasi Bilirubin

                              Bilirubin tak terkonjugasi dikonversikan kebentuk bilirubin konjugasi yang larut dalam air di reticulum endoplasma dengan bantuan enzim uridine diphospate glukuronosyl transferase ( UDPG ndash T ) Katalisa oleh enzim ini akan merubah formasi menjadi bilirubin monoglukoronida yang selanjutnya akan dikonjugasi menjadi bilirubin diglukoronida Bilirubin ini kemudian dieksresikan ke dalam kalanikulus empedu Sedangkan satu molekul bilirubin tak terkonjugasi akan kembali ke reticulum endoplasmic untuk rekonjugasi berikutnya (1 5)

                              Eksresi Bilirubin

                              Setelah mengalami proses konjugasi bilirubin akan dieksresikan kedalam kandung empedu kemudian memasuki saluran cerna dan di eksresikan melalui feses Setelah berada dalam usus halus bilirubin yang terkonjugasi tidak langsung dapat diresorbsi kecuali jika dikonversikan kembali menjadi bentuk tidak terkonjugasi oleh enzim beta ndash glukoronidase yang terdapat dalam usus Resorbsi kembali bilirubin dari saluran cerna dan kembali ke hati untuk di konjugasi kembali disebut sirkulasi enterohepatik (1)

                              Terdapat perbedaan antara bayi baru lahir dan orang dewasa yaitu pada mukosa usus halus dan feses bayi baru lahir mengandung enzim β-glukoronidase yang dapat menghidrolisa monoglukoronida dan diglukoronida kembali menjadi bilirubin yang tak terkonjugasi yang selanjutnya dapat diabsorbsi kembali Selain itu pada bayi baru lahir lumen usus halusnya steril sehingga bilirubin konjugasi tidak dapat dirubah menjadi sterkobilin (suatu produk yang tidak dapat diabsorbsi) (1)

                              16

                              Kecepatan produksi bilirubin adalah 6-8 mgkgBB per 24 jam pada neonatus cukup bulan sehat dan 3-4 mgkgBB per 24 jam pada orang dewasa sehat Sekitar 80 bilirubin yang diproduksi tiap hari berasal dari hemoglobin Bayi memproduksi bilirubin lebih besar per kilogram berat badan karena massa eritrosit lebih besar dan umur eritrositnya lebih pendek (1)

                              Pada sebagian besar kasus lebih dari satu mekanisme terlibat misalnya kelebihan bilirubin akibat hemolisis dapat menyebabkan kerusakan sel hati atau kerusakan duktus biliaris yang kemudian dapat mengganggu transpor sekresi dan ekskresi bilirubin Di pihak lain gangguan ekskresi bilirubin dapat menggangu ambilan dan transpor bilirubin Selain itu kerusakan hepatoseluler memperpendek umur eritrosit sehngga menmbah hiperbilirubinemia dan gangguan proses ambilan bilirubin olah hepatosit (1)

                              Mekanisme hiperbilirubinemia dan ikterus

                              Terdapat 4 mekanisme umum dimana hiperbilirubinemia dan ikterus dapat terjadi pembentukan bilirubin secara berlebihan gangguan pengambilan bilirubin tak terkonjugasi oleh hati gangguan konjugasi bilirubin penurunan ekskresi bilirubin terkonjugasi dalam empedu akibat faktor intra hepatik yang bersifat opbtruksi fungsional atau mekanik (1 2)

                              Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi terutama disebabkan oleh tiga mekanisme yang pertama sedangkan mekanisme yang keempat terutama mengakibatkan terkonjugasi

                              17

                              1 Pembentukan bilirubin secara berlebihan

                              Penyakit hemolitik atau peningkatan kecepatan destruksi sel darah merah merupakan penyebab utama dari pembentukan bilirubin yang berlebihan Ikterus yang timbul sering disebut ikterus hemolitik Konjugasi dan transfer pigmen empedu berlangsungnormal tetapi suplai bilirubin tak terkonjugasi melampaui kemampuan Beberapa penyebab ikterus hemolitik yang sering adalah hemoglobin abnormal (hemoglobin S pada animea sel sabit) sel darah merah abnormal (sterositosis herediter) anti body dalam serum (Rh atau autoimun) pemberian beberapa obat-obatan dan beberapa limfoma atau pembesaran (limpa dan peningkatan hemolisis) Sebagaian kasus Ikterus hemolitik dapat di akibatkan oleh peningkatan destruksi sel darah merah atau prekursornya dalam sum-sum tulang (talasemia anemia persuisiosa porviria) Proses ini dikenal sebagai eritropoiesis tak efektif Kadar bilirubin tak terkonjugasi yang melebihi 20 mg 100 ml pada bayi dapat mengakibatkan Kern Ikterus (1 2)

                              2 Gangguan pengambilan bilirubin

                              Pengambilan bilirubin tak terkonjugasi yang terikat abulmin oleh sel-sel hati dilakukan dengan memisahkannya dari albumin dan mengikatkan pada protein penerima Hanya beberapa obat yang telah terbukti menunjukkan pengaruh terhadap pengambilan bilirubin oleh sel-sel hati asam flafas pidat (dipakai untuk mengobati cacing pita) nofobiosin dan beberapa zat warna kolesistografik Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi dan Ikterus biasanya menghilang bila obat yang menjadi penyebab di hentikan Dahulu ikterus neonatal dan beberapa kasus sindrom Gilbert dianggap oleh defisiensi protein penerima dan gangguan dalam pengambilan oleh hati Namun pada kebanyakan kasus demikian telah di temukan defisiensi glukoronil transferase sehingga keadaan ini terutama dianggap sebagai cacat konjugasi bilirubin (1 2)

                              3 Gangguan konjugasi bilirubin

                              Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi yang ringan ( lt 129 100 ml ) yang mulai terjadi pada hari ke dua sampai ke lima lahir disebut Ikterus fisiologis pada neonatus Ikterus neonatal yang normal ini disebabkan oleh kurang matangnya enzim glukoronik transferase Aktivitas glukoronil tranferase biasanya meningkat beberapa hari setelah lahir sampai sekitar minggu ke dua dan setelah itu Ikterus akan menghilang (1 2)

                              Kern Ikterus atau bilirubin enselopati timbul akibat penimbunan bilirubin tak terkonjugasi pada daerah basal ganglia yang banyak lemak Bila keadaan ini tidak di obati maka akan terjadi kematian atau kerusakan Neorologik berat tindakan pengobatan saat ini dilakukan pada Neonatus dengan Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi adalah dengan fototerapi(1 2)

                              Fototerapi berupa pemberian sinar biru atau sinar fluoresen atau (gelombang yang panjangnya 430 sampai dengan 470 nm) pada kulit bayi yang telanjang Penyinaran ini menyebabkan perubahan struktural Bilirubin (foto isumerisasi) menjadi isomer-isomer yang larut dalam air isomer ini akan di ekskresikan dengan cepat ke dalam empedu tanpa harus di

                              18

                              konjugasi terlebih dahulu Fenobarbital (Luminal) yang meningkatkan aktivitas glukoronil transferase sering kali dapat menghilang ikterus pada penderita ini (1)

                              4 Penurunan eksresi bilirubin terkonjugasi

                              Gangguan eskresi bilirubin baik yang disebabkan oleh faktor-faktor Fungsional maupun obstruksi terutama mengakibatkan hiperbilirubinemia terkonjugasi Karena bilirubin terkonjugasi latut dalam airmaka bilirubin ini dapat di ekskresi ke dalam kemih sehingga menimbulkan bilirubin dan kemih berwarna gelap Urobilinogen feses dan urobilinogen kemih sering berkurang sehingga terlihat pucat Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat di sertai bukti-bukti kegagalan ekskresi hati lainnya seperti peningkatan kadar fostafe alkali dalam serum AST Kolesterol dan garam-garam empedu Peningkatan garam-garam empedu dalam darah menimbulkan gatal-gatal pada ikterus Ikterus yang diakibatkan oleh hiperbilirubinemia terkonjugasi biasanya lebih kuning dibandingkan dengan hiperbilirubinemia tak terkonjugasi Perubahan warna berkisar dari kuning jingga muda atau tua sampai kuning hijau bila terjadi obstruksi total aliran empedu perubahan ini merupakan bukti adanya ikterus kolestatik yang merupakan nama lain dari ikterus obstruktif Kolestasis dapat bersifat intrahepatik (mengenai sel hati kanalikuli atau kolangiola) atau ekstra hepatik (mengenai saluran empedu di luar hati) Pada ke dua keadaan ini terdapat gangguan niokimia yang sama (1 2)

                              Sumber lain ada juga yang menyatakan penyebab dari hiperbilirubinemia adalah

                              a Produksi bilirubin yang meningkat peningkatan jumlah sel darah merah penurunan umur sel darah merah peningkatan pemecahan sel darah merah (inkompatibilitas golongan darah dan Rh) defek sel darah merah pada defisiensi G6PD atau sferositosis polisetemia sekuester darah infeksi)

                              b Penurunan konjugasi bilirubin prematuritas ASI defek congenital yang jarang)c Peningkatan reabsorpsi bilirubin dalam saluran cerna ASI asfiksia pemberian ASI

                              yang terlambat obstruksi saluran cernad Kegagalan eksresi cairan empede infeksi intrauterine sepsis hepatitis sindrom

                              kolestatik atresia biliaris fibrosis kistik)(1 2)

                              Klasifikasi ikterus pada neonatus

                              Ikterus fisiologis terjadi setelah 24 jam pertama Pada bayi cukup bulan nilai puncak 6-8 mgdL biasanya tercapai pada hari ke 3-5 Pada bayi kurang bulan nilainya 10-12 mgdL bahkan sampai 15 mgdL Peningkatanakumulasi bilirubin serum lt 5 mgdLhr

                              Ikterus patologis terjadi dalam 24 jam pertama Peningkatan akumulasi bilirubin serum gt 5 mgdLhr Bayi yang mendapat ASI kadar bilirubin total serum gt 17mgdL Ikterus menetap setelah 8 hari pada bayi cukup bulan dan setelah 14 hari pada bayi kurang bulan Bilirubin direk gt2 mgdL

                              19

                              Sebagai neonatus terutama bayi prematur menunjukkan gejala ikterus pada hari pertama Ikterus ini biasanya timbul pada hari kedua kemudian menghilang pada hari ke sepuluh atau pada akhir minggu ke dua Bayi dengan gejala ikterus ini tidak sakit dan tidak memerlukan pengobatan kecuali dalam pengertian mencegah terjadinya penumpukan bilirubin tidak langsung yang berlebihan

                              Ikterus dengan kemungkinan besar menjadi patologik dan memerlukan pemeriksaan yang mendalam antara lain (6)

                              Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama Bilirubin serum meningkat lebih dari 5 mg per hari Bilirubin melebihi 10mg pada bayi cukup bulan Bilirubin melebihi 15mg pada bayi prenatur Ikterus yang menetap sesudah minggu pertama Ikterus dengan bilirubin langsung melebihi 1mgpada setiap

                              waktu Ikterus yang mempunyai hubungan dengan penyakit hemoglobin

                              infeksi atau suatu keadaan patologik lain yang telah diketahui

                              Pembagian derajat ikterus

                              Berdasarkan Kramer dapat dibagi (4)

                              Derajat ikterus Daerah ikterus Perkiraan kadar bilirubin

                              I

                              II

                              III

                              IV

                              V

                              Kepala dan leher

                              Sampai badan atas (diatas umbilicus)

                              Sampai badan bawah (dibawah umbilicuks hingga tungkai atas diatas lutut)

                              Sampai lengan tungkai bawah lutut

                              Sampai telapak tangan dan kaki

                              50 mg

                              90mg

                              114mg

                              124mg

                              160mg

                              20

                              Pemeriksaan penunjang

                              Pemeriksaan Laboratorium (4)

                              Pemeriksaan serum bilirubin (bilirubin total dan direk) harus dilakukan pada neonatus yang mengalami ikterus Terutama pada bayi yang tampak sakit atau bayi-bayi yang tergolong risiko tinggi terserang hiperbilirubinemia berat Namun pada bayi yang mengalami ikterus berat lakukan terapi sinar sesegera mungkin jangan menunda terapi sinar dengan menunggu hasil

                              pemeriksaan kadar serum bilirubin

                              lsquoTranscutaneous bilirubin (TcB)rsquo dapat digunakan untuk menentukan kadar serum bilirubin total tanpa harus mengambil sampel darah Namun alat ini hanya valid untuk kadar bilirubin total lt 15 mgdL (lt257 μmolL) dan tidak lsquoreliablersquo pada kasus ikterus yang sedang mendapat

                              terapi sinar 511

                              Pemeriksaan tambahan yang sering dilakukan untuk evaluasi menentukan penyebab ikterus antara lain

                              bull Golongan darah dan lsquoCoombs testrsquo bull Darah lengkap dan hapusan darah bull Hitung retikulosit skrining G6PD atau ETCOc

                              bull Bilirubin direk

                              Pemeriksaan serum bilirubin total harus diulang setiap 4-24 jam tergantung usia bayi dan tingginya kadar bilirubin Kadar serum albumin juga perlu diukur untuk menentukan pilihan

                              terapi sinar ataukah tranfusi tukar

                              21

                              TABLE 1 Laboratory Evaluation of the Jaundiced Infant of 35 or More Weeksrsquo GestationIndications Assessments

                              Jaundice in first 24 h Measure TcB andor TSBJaundice appears excessive for infantrsquos age Measure TcB andor TSBInfant receiving phototherapy or TSB rising rapidly (ie crossing percentiles [Fig 2]) and unexplained by history and physical examination

                              Blood type and Coombsrsquo test if not obtained with cord bloodComplete blood count and smearMeasure direct or conjugated bilirubinIt is an option to perform reticulocyte count G6PD and ETCOc if availableRepeat TSB in 4ndash24 h depending on infantrsquos age and TSB level

                              TSB concentration approaching exchange levels or not responding to phototherapy

                              Perform reticulocyte count G6PD albumin ETCOc if available

                              Elevated direct (or conjugated) bilirubin level Do urinalysis and urine culture Evaluate for sepsis if indicated by history and physical examination

                              Jaundice present at or beyond age 3 wk or sick infant

                              Total and direct (or conjugated) bilirubin level

                              If direct bilirubin elevated evaluate for causes of cholestasisCheck results of newborn thyroid and galactosemia screen and evaluate infant for signs or symptoms of hypothyroidism

                              22

                              Diagnosis (1 2 4 7)

                              Dari anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium terdapat beberapa faktor

                              Faktor risiko terjadinya hiperbilirubinaemia berat 1 Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama (usia bayi lt 24 jam) 2 Inkompatibilitas golongan darah (dengan lsquoCoombs testrsquo positip) 3 Usia kehamilan lt 38 minggu 4 Penyakit-penyakit hemolitik (G6PD lsquoend tidalrsquo CO 1048757)

                              5 Ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya 6 Hematoma sefal lsquobruisingrsquo 7 ASI eksklusif (bila berat badan turun gt 12 BB lahir) 8 Ras Asia Timur jenis kelamin laki-laki usia ibu lt 25 tahun 9 Ikterus sebelum bayi dipulangkan 10 lsquoInfant Diabetic Motherrsquo makrosomia 11 Polisitemia

                              23

                              Anamnesis 1 Riwayat kehamilan dengan komplikasi (obat-obatan ibu DM gawat janin malnutrisi intra

                              uterin infeksi intranatal)

                              2 Riwayat persalinan dengan tindakan komplikasi

                              3 Riwayat ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya

                              4 Riwayat inkompatibilitas darah

                              5 Riwayat keluarga yang menderita anemia pembesaran hepar dan limpa

                              Pemeriksaan Fisik Secara klinis ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau beberapa

                              hari kemudian Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar yang cukup Ikterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa tidak terlihat dengan penerangan yang kurang terutama pada neonatus yang kulitnya gelap Penilaian ikterus akan lebih sulit lagi apabila penderita sedang mendapatkan terapi sinar

                              Tekan kulit secara ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna kulit dan

                              jaringan subkutan Waktu timbulnya ikterus mempunyai arti penting pula dalam

                              diagnosis dan penatalaksanaan penderita karena saat timbulnya ikterus mempunyai

                              kaitan erat dengan kemungkinan penyebab ikterus tersebut

                              Pemeriksaan Penunjang

                              Pemeriksaan kadar bilirubinBertujuan untuk mengetahui tingkat kerusakan yang masih akan timbul akibat toksisitas kadar bilirubin yang sangat tinggi

                              Pemeriksaan fungsi otak EEGBertujuan untuk mengetahui sejauh mana kerusakan otak yang telah terjadi

                              24

                              Penatalaksanaan (7)

                              ManajemenStrategi mengelola bayi baru lahir dengan hiperbilirubinemia meliputi pencegahan penggunaan farmakologi fototerapi dan transfusi tukar (1 7)

                              1 Strategi pencegahan hiperbirubinemia(1) Pencegahan primer

                              Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya paling sedikit 8-12 kali per hari untuk beberapa hari pertama

                              Tidak memberikan cairan tambahan rutin seperti dekstrose atau air pada bayi yang mendapat ASI dan tidak mengalami dehidrasi (1 7)

                              (2) Pencegahan sekunder Semua wanita hamil harus diperiksa golongan darah ABO dan rhesus serta penyaringan

                              serum untuk antibodi isoimun yang tidak biasa Jika golongan darah ibu tidak diketahui atau Rh negatif dilakukan pemeriksaan

                              antibodi direk (tes coombs) golongan darah dan tipe Rh darahtali pusat bayi

                              25

                              Jika golongan darah ibu O Rh positif terdapat pilihan untuk dilakukan tesgolongan darah dan tes coombs pada darah tali pusat bayi tetapi hal itu tidak diperlukan jikan dilakukan pengawasan penilaian terhadap resiko sebelum keluar RS dan tindak lanjut yang memadai

                              Harus memastikan bahwa semua bayi secara rutin dimonitor terhadap timbulnya ikterus dan menetapkan protokol terhadap penilaian ikterus yang harus dinilai saat memeriksa tanda vital bayi tetapi tidak kurang dari setiap 8-12 jam (1 7)

                              (3) Evaluasi laboraturium Pengukuran kadar bilirubin harus dilakukan pada setiap bayi yang mengalami ikterus

                              dalam 24 jam pertama setelah lahir Pengukuran kadar bilirubin harus dilakukan jika tampak ikterus yang berlebihan Semua kadar bilirubin harus diintrepretasikan sesuai dengan umur bayi dalam jam(1 7)

                              (4) Penyebab kuning Bayi yang mengalami peningkatan bilirubin direk atau konjugasi harus dilakukan analisis

                              dan kultur urin Bayi sakit dan ikterus pada umur atau lebih dari 3 minggu harus dilakukan pemeriksaan

                              bilirubin total dan direk untuk mengidentifikasi adanya kolestatis Jika kadar bilirubin direk meningkat dilakukan evaluasi tambahan mencari penyebab

                              kolestatis Pemeriksaan kadar G6PD direkomendasikan untuk bayi ikterus yang

                              mendapat fototerapi dan dengan riwayat keluarga atau asal geografis yang menunjukkan kecenderungan defisiensi G6PD atau pada bayi dengan respon fototerapi buruk (1 7)

                              (5) Penilaian resiko sebelum bayi dipulangkan Setiap bayi harus dinilai terhadap resiko berkembangnya hiperbilirubinemia berat (1 7)

                              (6) Kebijakan dan prosedur rumah sakit RS harus memberikan informasi tertulis dan lisan kepada orang tua mengenai kuning

                              perlunya monitor terhadap kuning dan anjuran bagaimana monitoring harus dilakukan (1

                              7)

                              (7) Pengelolaan bayi dengan ikterus yang mendapat ASI Observasi semua fese awal bayi pertimbangkan untuk merangsang pengeluaran jika

                              feses keluar dalam waktu 24 jam Segera mulai menyusui dan beri sesering mungkin Menyusui yang sering dengan waktu

                              yang singkat lebih efektif dibandingkan dengan menyusui yang lama dengan frekuensi yang jarang walaupun total waktu yang diberikan sama

                              Tidak dianjurkan pemberian air dektrosa atau formula pengganti Observasi berat badan BAK dan BAB yang berhubungan dengan pola menyusui

                              26

                              Ketika kadar bilirubin mencapai 15mgdL tingkatkan pemberian minum rangsang pengeluaran atau produksi ASI dengan cara memompa dan menggunakan protokol penggunaan fototerapi yang dikeluarkan AAP

                              Tidak terdapat bukti bahwa early jaundice berhubungan dengan abnormalitas ASI sehingga penghentian menyusui sebagai suatu upaya hanya diindikasikan jika ikterus menetap lebih dari 6 hari atau meningkat diatas 20 mgdL atau ibumemiliki riwayat bayi sebelumnya terkena kuning (1 7)

                              2 Penggunaan Farmakoterapi

                              a) Imunoglobulin intravena telah digunakan pada bayi ndash bayi dengan rhesus yang berat dan inkompatibilitas ABO untuk menekan hemolisis isoimun dan menurunkan tindakan transfusi tukar

                              b) Fenobarbital merangsang aktivitas dan konsentrasi UDPG ndash T dan ligandin serta dapat meningkatkan jumlah tempat ikatan bilirubin sehingga konjugasi bilirubin berlangsung lebih cepat Pemberian phenobarbital untuk mengobatan hiperbilirubinemia pada

                              27

                              neonatus selama tiga hari baru dapat menurunkan bilirubin serum yang berarti Bayi prematur lebih banyak memberikan reaksi daripada bayi cukup bulan Phenobarbital dapat diberikan dengan dosis 8 mgkg berat badan sehari mula-mula parenteral kemudian dilanjutkan secara oral Keuntungan pemberian phenobarbital dibandingkan dengan terapi sinar ialah bahwa pelaksanaanya lebih murah dan lebih mudah Kerugiannya ialah diperlukan waktu paling kurang 3 hari untuk mendapat hasil yang berarti

                              c) Metalloprotoprophyrin adalah analog sintesis heme

                              d) Tin ndash Protoporphyrin (Sn ndash Pp) dan Tin ndash Mesoporphyrin ( Sn ndash Mp ) dapat menurunkan kadar bilirubin serum

                              e) Pemberian inhibitor b - glukuronidasi seperti asam L ndash aspartik dan kasein holdolisat dalam jumlah kecil (5 mldosis ndash 6 kalihari ) pada bayi sehat cukup bulan yang mendapat ASI dan meningkatkan pengeluaran bilirubin feses dan ikterus menjadi berkurang dibandingkan dengan bayi control (13 7)

                              3 Fototerapi Pengaruh sinar terhadap ikterus pertama sekali diperhatikan dan dilaporkan oleh seorang

                              perawat di salah satu rumah sakit di Inggris Perawat Ward melihat bahwa bayi ndash bayi yang mendapat sinar matahari di bangsalnya ternyata ikterusnya lebih cepat menghilang dibandingkan bayi ndash bayi lainnya Cremer (1958) yang mendapatkan laporan tersebut mulai melakukan penyelidikan mengenai pengaruh sinar terhadap hiperbilirubinemia ini Dari penelitiannya terbukti bahwa disamping pengaruh sinar matahari sinar lampu tertentu juga mempunyai pengaruh dalam menurunkan kadar bilirubin pada bayi ndash bayi prematur lainnya6Sinar fototerapi akan mengubah bilirubin yang ada di dalam kapiler-kapiler superfisial dan ruang-ruang usus menjadi isomer yang larut dalam air yang dapat diekstraksikan tanpa metabolisme lebih lanjut oleh hati Maisels seorang peneliti bilirubin menyatakan bahwa fototerapi merupakan obat perkutan3 Bila fototerapi menyinari kulit akan memberikan foton-foton diskrit energi sama halnya seperti molekul-molekul obat sinar akan diserap oleh bilirubin dengan cara yang sama dengan molekul obat yang terikat pada reseptor (1 5 7)

                              Molekul-molekul bilirubin pada kulit yang terpapar sinar akan mengalami reaksi fotokimia yang relatif cepat menjadi isomer konfigurasi dimana sinar akan merubah bentuk molekul bilirubin dan bukan mengubah struktur bilirubin Bentuk bilirubin 4Z 15Z akan berubah menjadi bentuk 4Z15E yaitu bentuk isomer nontoksik yang bisa diekskresikan Isomer bilirubin ini mempunyai bentuk yang berbeda dari isomer asli lebih polar dan bisa diekskresikan dari hati ke dalam empedu tanpa mengalami konjugasi atau membutuhkan pengangkutan khusus untuk ekskresinya Bentuk isomer ini mengandung 20 dari jumlah bilirubin serum Eliminasi melalui urin dan saluran cerna sama-sama penting dalam mengurangi muatan bilirubin Reaksi fototerapi menghasilkan suatu fotooksidasi melalui proses yang cepat Fototerapi juga menghasilkan

                              28

                              lumirubin dimana lumirubin ini mengandung 2 sampai 6 dari total bilirubin serum Lumirubin diekskresikan melalui empedu dan urinLumirubin bersifat larut dalam air (5)

                              Mekanisme fototerapi Penelitian Sarici mendapatkan 105 neonatus cukup bulan dan 255 neonatus kurang bulan menderita hiperbilirubinemia yang signifikan dan membutuhkan fototerapi

                              29

                              Fototerapi diindikasikan pada kadar bilirubin yang meningkat sesuai dengan umur pada neonatus cukup bulan atau berdasarkan berat badan pada neonatus kurang bulan sesuai dengan rekomendasi American Academy of Pediatrics (AAP) (5)

                              Sinar FototerapiSinar yang digunakan pada fototerapi adalah suatu sinar tampak yang merupakan suatu

                              gelombang elektromagnetik Sifat gelombang elektromagnetik bervariasi menurut frekuensi dan panjang gelombang yang menghasilkan spektrum elektromagnetik Spektrum dari sinar tampak ini terdiri dari sinar merah oranye kuning hijau biru dan ungu Masing masing dari sinar memiliki panjang gelombang yang berbeda beda

                              Panjang gelombang sinar yang paling efektif untuk menurunkan kadar bilirubin adalah sinar biru dengan panjang gelombang 425-475 nmSinar biru lebih baik dalam menurunkan kadar bilirubin dibandingkan dengan sinar biru-hijau sinar putih dan sinar hijau Intensitas sinar adalah jumlah foton yang diberikan per sentimeter kuadrat permukaan tubuh yang terpapar Intensitas yang diberikan menentukan efektifitas fototerapi semakin tinggi intensitas sinar maka semakin cepat penurunan kadar bilirubin serumIntensitas sinar yang ditentukan sebagai Wcm2nm

                              Intensitas sinar yang diberikan menentukan efektivitas dari fototerapi Intensitas sinar diukur dengan menggunakan suatu alat yaitu radiometer fototerapi2836 Intensitas sinar ge 30 μWcm2nm cukup signifikan dalam menurunkan kadar bilirubin untuk intensif fototerapi Intensitas sinar yang diharapkan adalah 10 ndash 40 μWcm2nm Intensitas sinar maksimal untuk fototerapi standard adalah 30 ndash 50 μWcm2nm Semakin tinggi intensitas sinar maka akan lebih besar pula efikasinya

                              Faktor-faktor yang berpengaruh pada penentuan intensitas sinar ini adalah jenis sinar panjang gelombang sinar yang digunakan jarak sinar ke neonatus dan luas permukaan tubuh neonatus yang disinari serta penggunaan media pemantulan sinar

                              Intensitas sinar berbanding terbalik dengan jarak antara sinar dan permukaan tubuh Cara mudah untuk meningkatkan intensitas sinar adalah menggeser sinar lebih dekat pada bayi

                              Rekomendasi AAP menganjurkan fototerapi dengan jarak 10 cm kecuali dengan menggunakan sinar halogenSinar halogen dapat menyebabkan luka bakar bila diletakkan terlalu dekat dengan bayi Bayi cukup bulan tidak akan kepanasan dengan sinar fototerapi berjarak 10 cm dari bayi Luas permukaan terbesar dari tubuh bayi yaitu badan bayi harus diposisikan di pusat sinar tempat di mana intensitas sinar paling tinggi

                              Tabel 1 Rekomendasi AAP penanganan hiperbilirubinemia pada neonatus sehat dan cukup bulan (1 3 7)

                              Usia ( jam ) Pertimbangan terapi sinar

                              Terapi sinar Transfusi tukar Transfusi tukar dan terapi sinar

                              25-48 gt12mgdl(gt200 micromolL)

                              gt15 mgdl( gt250 micromolL)

                              gt20 mgdl(gt340 micromolL)

                              gt25 mgdl(425 micromolL)

                              30

                              49-72 gt15mgdl(gt250 micromolL)

                              gt18 mgdl(gt300micromolL)

                              gt25mgdl(425 micromolL)

                              gt30 mgdl(510micromolL)

                              gt72 gt17 mgdl(gt290 micromolL)

                              gt20mgdl(gt340micromolL

                              gt25mgdl(gt425 micromolL)

                              gt30mgdl(gt510 micromolL)

                              Tabel 2 Tatalaksana hiperbilirubinemia pada Neonatus Kurang Bulan Sehat dan Sakit ( gt37 minggu ) (1 3 7)

                              Neontaus kurang bulan sehat Kadar Total Bilirubin Serum (mgdl)

                              Neontaus kurang bulan sakit Kadar Total Bilirubin Serum (mgdl)

                              Berat Terapi sinar Transfusi tukar

                              Terapi sinar Transfusi tukar

                              Hingga 1000 g 5-7 10 4-6 8-101001-1500 g 7-10 10-15 6-8 10-121501-2000 g 10 17 8-10 15gt2000 g 10-12 18 10 17

                              Kontraindikasi fototerapi adalah pada kondisi dimana terjadi peningkatan kadar bilirubin direk yang disebabkan oleh penyakit hati atau obstructive jaundice Komplikasi terapi sinar

                              Setiap cara pengobatan selalu akan disertai efek samping Di dalam penggunaan terapi sinar penelitian yang dilakukan selama ini tidak memperlihatkan hal yang dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi baik komplikasi segaera ataupun efek lanjut yang terlihat selama ini ebrsifat sementara yang dapat dicegah atau ditanggulangi dengan memperhatikan tata cara pengunaan terapi sinar yang telah dijelaskan diatas (5)

                              Kelainan yang mungkin timbul pada terapi sinar antara lain

                              1 Peningkatan ldquoinsensible water lossrdquo pada bayiHal ini terutama akan terlihat pada bayi yang kurnag bulan Oh dkk (1972) melaporkan kehilangan ini dapat meningkat 2-3 kali lebih besar dari keadaan biasa Untuk hal ini pemberian cairan pada penderita dengan terapi sinar perlu diperhatikan dengan sebaiknya

                              2 Frekuensi defekasi yang meningkat

                              31

                              Banyak teori yang menjelaskan keadaan ini antara lain dikemukankan karena meningkatnya peristaltik usus (Windorfer dkk 1975) Bakken (1976) mengemukakan bahwa diare yang terjadi akibat efek sekunder yang terjadi pada pembentukan enzim lactase karena meningkatnya bilirubin indirek pada usus Pemberian susu dengan kadar laktosa rendah akan mengurangi timbulnya diare Teori ini masih belum dapat dipertentangkan (Chung dkk 1976)

                              3 Timbulnya kelainan kulit yang sering disebut ldquoflea bite rashrdquo di daerah muka badan dan ekstremitas Kelainan ini segera hilang setelah terapi dihentikan Pada beberapa bayi dilaporkan pula kemungkinan terjadinya bronze baby syndrome (Kopelman dkk 1976) Hal ini terjadi karena tubuh tidak mampu mengeluarkan dengan segera hasil terapi sinar Perubahan warna kulit yang bersifat sementara ini tidak mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi

                              4 Gangguan retinaKelainan retina ini hanya ditemukan pada binatang percibaan (Noel dkk 1966) Pnelitain Dobson dkk 1975 tidak dapat membuktikan adanya perubahan fungsi mata pada umumnya Walaupin demikian penyelidikan selanjutnya masih diteruskan

                              5 Gangguan pertumbuhanPada binatang percobaan ditemukan gangguan pertumbuhan (Ballowics 1970) Lucey (1972) dan Drew dkk (10976) secara klinis tidak dapat menemukan gangguan tumbuh kembang pada bayi yang mendapat terapi sinar Meskipun demikian hendaknya pemakaian terapi sinar dilakukan dengan indikasi yang tepat selama waktu yang diperlukan

                              6 Kenaikan suhuBeberapa penderita yang mendapatkan terapi mungkin memperlihatkan kenaikan suhu Bila hal ini terjadi terapi dapat terus dilanjutkan dengan mematikan sebagian lampu yang dipergunakan

                              7 Beberapa kelainan lain seperti gangguan minum letargi iritabilitas kadang-kadang ditemukan pada penderita Keadaan ini hanya bersifat sementara dan akan menghilang dengan sendirinya

                              8 Beberapa kelainan yang sampai saat ini masih belim diketahui secara pasti adalah kelainan gonad adanya hemolisis darah dan beberapa kelainan metabolisme lain

                              Sampai saat ini tampaknya belum ditemukan efek lanjut terapi sinar pada bayi Komplikasi segera juga bersifat ringan dan tidak berarti dibandingkan dengan manfaat penggunaannya Mengingat hal ini adalah wajar bila terapi sinar mempunyai tempat tersendiri dalam penatalaksanaan hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir

                              Tranfusi Tukar

                              32

                              Transfusi tukar adalah suatu tindakan pengambilan sejumlah kecil darah yang dilanjutkan dengan pengembalian darah dari donor dalam jumlah yang sama yang dilakukan berulang-ulang sampai sebagian besar darah penderita tertukar (Friel 1982) (1 5)

                              Pada hiperbilirubinemia tindakan ini bertujuan mencegah terjadinya ensefalopati bilirubin dengan cara mengeluarkan bilirubin indirek dari sirkulasi Pada bayi dengan isoimunisasi transfusi tukar memiliki manfaat tambahan karena membantu mengeluarkan antibodi maternal dari sirkulasi bayi Sehingga mencegah hemolisis lebih lanjut dan memperbaiki anemia (5)

                              Darah Donor Untuk Tranfusi Tukar (1 5)

                              1 Darah yang digunakan golongan O

                              2 Gunakan darah baru Kerjasama dengan dokter kandungan dan Bank Darah adalah penting untuk persiapan kelahiran bayi yang membutuhkan tranfusi tukar

                              3 Pada penyakit hemolitik rhesus jika darah disiapkan sebelum persalinan harus golongan O dengan rhesus (-) crossmatched terhadap ibu Bila darah disiapkan setelah kelahiran dilakukan juga crossmatched terhadap bayi

                              4 Pada inkomptabilitas ABO darah donor harus golongan O rhesus (-) atau rhesus yang sama dengan ibu dan bayinya Crossmatched terhadap ibu dan bayi yang mempunyai titer rendah antibodi anti A dan anti B Biasanya menggunakan eritrosit golongan O dengan plasma AB untuk memastikan bahwa tidak ada antibodi anti A dan anti B yang muncul

                              5 Pada penyakit hemolitik isoimun yang lain darah donor tidak boleh berisi antigen tersensitisasi dan harus di crossmatched terhadap ibu

                              33

                              6 Pada hiperbilirubinemia yang nonimun darah donor ditiping dan crossmatched terhadap plasma dan eritrosit pasienbayi

                              7 Tranfusi tukar biasanya memakai 2 kali volume darah (2 volume exchange) ---- 160 mLkgBB sehingga diperoleh darah baru sekitar 87

                              Teknik Transfusi Tukar (1 5)

                              a SIMPLE DOUBLE VOLUME

                              Push-Pull tehnique jarum infus dipasang melalui kateter vena umbilikalis vena saphena magna Darah dikeluarkan dan dimasukkan bergantian

                              b ISOVOLUMETRIC

                              Darah secara bersamaan dan simultan dikeluarkan melalui arteri umbilikalis dan dimasukkan melalui vena umbilikalis dalam jumlah yang sama

                              c PARTIAL EXCHANGE TRANFUSION

                              Tranfusi tukar sebagian dilakukan biasanya pada bayi dengan polisitemia

                              Di Indonesia untuk kedaruratan transfusi tukar pertama menggunakan golongan darah O rhesus positif (1 5)

                              Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

                              Kebutuhan

                              Rumus

                              lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2 lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

                              Hct sekarang Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

                              (Hb donor ndash Hb sekarang) BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang) (PCV donor)

                              Indikasi

                              Hingga kini belum ada kesepakatan global mengenai kapan melakukan transfusi tukar pada hiperbilirubinemia Indikasi transfusi tukar berdasarkan keputusan WHO tercantum dalam tabel 2 (1 5)

                              34

                              Tabel 3 Indikasi Transfusi Tukar Berdasarkan Kadar Bilirubin Serum

                              UsiaBayi Cukup Bulan Sehat

                              Dengan Faktor Risiko

                              Hari mgdL mgDl

                              Hari ke-1 15 13

                              Hari ke-2 25 15

                              Hari ke-3 30 20

                              Hari ke-4 dan seterusnya

                              30 20

                              Bila transfusi tukar memungkinkan untuk dilaksanakan di tempat atau bayi bisa dirujuk secara cepat dan aman ke fasilitas lain dan kadar bilirubin bayi telah mencapai kadar di atas sertakan contoh darah ibu dan bayi (5)

                              Tabel 4 Indikasi Transfusi Tukar Pada Bayi Berat Badan Lahir Rendah

                              Berat badan (gram)KadKadar Bilirubin (mgdL)

                              ltgt gt lt1000 10-12

                              1000-1500 12-15

                              1500-2000 15-18

                              2000-2500 18-20

                              Pada penyakit hemolitik segera dilakukan tranfusi tukar apabila ada indikasi

                              a Kadar bilirubin tali pusat gt 45 mgdL dan kadar Hb rendah

                              b Kadar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam walaupun sedang mendapatkan terapi sinar

                              35

                              c Selama terapi sinar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam dan kadar Hb 11 ndash 13 grdL

                              d Didapatkan anemia yang progresif walaupun kadar bilirubin dapat dikontrol secara adekuat dengan terapi sinar

                              Transfusi tukar harus dihentikan apabila terjadi

                              Emboli (emboli bekuan darah) trombosis

                              Hiperkalemia hipernatremia hipokalsemia asidosis hipoglikemia

                              Gangguan pembekuan karena pemakaian heparin

                              Perforasi pembuluh darah

                              Komplikasi tranfusi tukar (1)

                              1 Hipokalsemia dan hipomagnesia

                              2 Hipoglikemia

                              3 Gangguan keseimbangan asam basa

                              4 Hiperkalemia

                              5 Gangguan kardiovaskular

                              Perforasi pembuluh darah

                              Emboli

                              Infark

                              Aritmia

                              Volume overload

                              Arrest

                              6 Pendarahan Trombositopenia Defisiensi factor pembekuan

                              7 Infeksi8 Hemolisis9 Graft-versus host disease10 Lain-lain hipotermia hipertermia dan kemungkinan terjadinya enterokolitis

                              nekrotikans

                              36

                              Perawatan pasca tranfusi tukar Lanjutkan dengan terapi sinar Awasi ketat kemungkinan terjadinya komplikasi

                              37

                              38

                              DAFTAR PUSTAKA1 Staf pengajar Ilmu kesehatan anak FKUI Gastroenterologi Ilmu Kesehatan Anak Jilid I

                              Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1985 hal 283-3102 Noerasid N amp dkk gastrienteritis ( Diare ) Akut Gastroenterologi Anak Praktis Bagian Ilmu

                              Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1988 hal 51-763 Firmansyah A dkk Penyakit Radang Usus Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak ed Markum H

                              dkk Jilid 1 bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia hal 448-474

                              4 Staf Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM Panduan Pelayanan Medis Jakarta 20055 wwwemedicinecompedtopic583htmdiarrheaJully2005 6 Reisinger ECdkkDiarrhea Caused by primarily Non-Gastrointestinal Infection

                              wwwmedscapecomviewarticle505473 Nature Clinical Practical Gastroenterology amp Hepatology

                              7 Pray Sddk Diarrhea Causes dan Self-Care Treatments wwwmedscapecomviewarticle407636 US Pharmacist

                              8 Soegijanto Soegeng Prof DR Ilmu Penyakit Anak Diagnosa Dan Penatalaksanaan Edisi pertama Jakarta Salemba Medika 2002

                              9 Mansjoer A Kuspuji T dkk Kapita Selekta Kedokteran Edisi III Jilid 2 Cetakan kelima Jakarta Media Aesculapius 2002

                              10 Suharyono Aswitha B EM Halimun Gastroenterologi Anak Praktis cetakan ke-4 Jakarta Gaya Baru 2003

                              11 Sari Dina Kartika Hanifah Mirzanie Desy K A Leksana Buku Saku Pediatrica Edisi 2 Jogjakarta Tosca Enterprise 2006

                              12 http wwwKeep Kids Healthycom ndash Diarrhea in Children13 Subijanto Reza Ranuh Liek Djupri Pitono Soeparto Management Diare Pada Bayi Dan

                              Anak (Diarrheal Management In Infant And Children) Buletin Ilmu Kesehatan Anak Thn XXX No 11 2003

                              14 http www Pediatricscom -- Lactobacillus Therapy for Acute Infectious Diarrhea in Children A Meta-analysis -- Van Niel et almht

                              15 Tjokronegoro Arjatmo Prof Dr dr Hendra Utama Sp FK Updates In Pediatric Emergencies FKUI Jakarta 2002

                              39

                              • Diagnosis (1 2 4 7)
                              • Anamnesis
                              • Pemeriksaan Fisik
                                • Teknik Transfusi Tukar (1 5)
                                  • DAFTAR PUSTAKA

                                karena adanya defisiensi konjugasi bilirubin dalam menghambat transfer bilirubin dari darah ke empedu selama 3-4 hari pertama kehidupan Walaupun demikian defisiensi ambilan ini dapat menyebabkan hiperbilirubinemia terkonjugasi ringan pada minggu kedua kehidupan saat konjugasi bilirubin hepatic mencapai kecepatan normal yang sama dengan orang dewasa (1 5)

                                Konjugasi Bilirubin

                                Bilirubin tak terkonjugasi dikonversikan kebentuk bilirubin konjugasi yang larut dalam air di reticulum endoplasma dengan bantuan enzim uridine diphospate glukuronosyl transferase ( UDPG ndash T ) Katalisa oleh enzim ini akan merubah formasi menjadi bilirubin monoglukoronida yang selanjutnya akan dikonjugasi menjadi bilirubin diglukoronida Bilirubin ini kemudian dieksresikan ke dalam kalanikulus empedu Sedangkan satu molekul bilirubin tak terkonjugasi akan kembali ke reticulum endoplasmic untuk rekonjugasi berikutnya (1 5)

                                Eksresi Bilirubin

                                Setelah mengalami proses konjugasi bilirubin akan dieksresikan kedalam kandung empedu kemudian memasuki saluran cerna dan di eksresikan melalui feses Setelah berada dalam usus halus bilirubin yang terkonjugasi tidak langsung dapat diresorbsi kecuali jika dikonversikan kembali menjadi bentuk tidak terkonjugasi oleh enzim beta ndash glukoronidase yang terdapat dalam usus Resorbsi kembali bilirubin dari saluran cerna dan kembali ke hati untuk di konjugasi kembali disebut sirkulasi enterohepatik (1)

                                Terdapat perbedaan antara bayi baru lahir dan orang dewasa yaitu pada mukosa usus halus dan feses bayi baru lahir mengandung enzim β-glukoronidase yang dapat menghidrolisa monoglukoronida dan diglukoronida kembali menjadi bilirubin yang tak terkonjugasi yang selanjutnya dapat diabsorbsi kembali Selain itu pada bayi baru lahir lumen usus halusnya steril sehingga bilirubin konjugasi tidak dapat dirubah menjadi sterkobilin (suatu produk yang tidak dapat diabsorbsi) (1)

                                16

                                Kecepatan produksi bilirubin adalah 6-8 mgkgBB per 24 jam pada neonatus cukup bulan sehat dan 3-4 mgkgBB per 24 jam pada orang dewasa sehat Sekitar 80 bilirubin yang diproduksi tiap hari berasal dari hemoglobin Bayi memproduksi bilirubin lebih besar per kilogram berat badan karena massa eritrosit lebih besar dan umur eritrositnya lebih pendek (1)

                                Pada sebagian besar kasus lebih dari satu mekanisme terlibat misalnya kelebihan bilirubin akibat hemolisis dapat menyebabkan kerusakan sel hati atau kerusakan duktus biliaris yang kemudian dapat mengganggu transpor sekresi dan ekskresi bilirubin Di pihak lain gangguan ekskresi bilirubin dapat menggangu ambilan dan transpor bilirubin Selain itu kerusakan hepatoseluler memperpendek umur eritrosit sehngga menmbah hiperbilirubinemia dan gangguan proses ambilan bilirubin olah hepatosit (1)

                                Mekanisme hiperbilirubinemia dan ikterus

                                Terdapat 4 mekanisme umum dimana hiperbilirubinemia dan ikterus dapat terjadi pembentukan bilirubin secara berlebihan gangguan pengambilan bilirubin tak terkonjugasi oleh hati gangguan konjugasi bilirubin penurunan ekskresi bilirubin terkonjugasi dalam empedu akibat faktor intra hepatik yang bersifat opbtruksi fungsional atau mekanik (1 2)

                                Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi terutama disebabkan oleh tiga mekanisme yang pertama sedangkan mekanisme yang keempat terutama mengakibatkan terkonjugasi

                                17

                                1 Pembentukan bilirubin secara berlebihan

                                Penyakit hemolitik atau peningkatan kecepatan destruksi sel darah merah merupakan penyebab utama dari pembentukan bilirubin yang berlebihan Ikterus yang timbul sering disebut ikterus hemolitik Konjugasi dan transfer pigmen empedu berlangsungnormal tetapi suplai bilirubin tak terkonjugasi melampaui kemampuan Beberapa penyebab ikterus hemolitik yang sering adalah hemoglobin abnormal (hemoglobin S pada animea sel sabit) sel darah merah abnormal (sterositosis herediter) anti body dalam serum (Rh atau autoimun) pemberian beberapa obat-obatan dan beberapa limfoma atau pembesaran (limpa dan peningkatan hemolisis) Sebagaian kasus Ikterus hemolitik dapat di akibatkan oleh peningkatan destruksi sel darah merah atau prekursornya dalam sum-sum tulang (talasemia anemia persuisiosa porviria) Proses ini dikenal sebagai eritropoiesis tak efektif Kadar bilirubin tak terkonjugasi yang melebihi 20 mg 100 ml pada bayi dapat mengakibatkan Kern Ikterus (1 2)

                                2 Gangguan pengambilan bilirubin

                                Pengambilan bilirubin tak terkonjugasi yang terikat abulmin oleh sel-sel hati dilakukan dengan memisahkannya dari albumin dan mengikatkan pada protein penerima Hanya beberapa obat yang telah terbukti menunjukkan pengaruh terhadap pengambilan bilirubin oleh sel-sel hati asam flafas pidat (dipakai untuk mengobati cacing pita) nofobiosin dan beberapa zat warna kolesistografik Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi dan Ikterus biasanya menghilang bila obat yang menjadi penyebab di hentikan Dahulu ikterus neonatal dan beberapa kasus sindrom Gilbert dianggap oleh defisiensi protein penerima dan gangguan dalam pengambilan oleh hati Namun pada kebanyakan kasus demikian telah di temukan defisiensi glukoronil transferase sehingga keadaan ini terutama dianggap sebagai cacat konjugasi bilirubin (1 2)

                                3 Gangguan konjugasi bilirubin

                                Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi yang ringan ( lt 129 100 ml ) yang mulai terjadi pada hari ke dua sampai ke lima lahir disebut Ikterus fisiologis pada neonatus Ikterus neonatal yang normal ini disebabkan oleh kurang matangnya enzim glukoronik transferase Aktivitas glukoronil tranferase biasanya meningkat beberapa hari setelah lahir sampai sekitar minggu ke dua dan setelah itu Ikterus akan menghilang (1 2)

                                Kern Ikterus atau bilirubin enselopati timbul akibat penimbunan bilirubin tak terkonjugasi pada daerah basal ganglia yang banyak lemak Bila keadaan ini tidak di obati maka akan terjadi kematian atau kerusakan Neorologik berat tindakan pengobatan saat ini dilakukan pada Neonatus dengan Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi adalah dengan fototerapi(1 2)

                                Fototerapi berupa pemberian sinar biru atau sinar fluoresen atau (gelombang yang panjangnya 430 sampai dengan 470 nm) pada kulit bayi yang telanjang Penyinaran ini menyebabkan perubahan struktural Bilirubin (foto isumerisasi) menjadi isomer-isomer yang larut dalam air isomer ini akan di ekskresikan dengan cepat ke dalam empedu tanpa harus di

                                18

                                konjugasi terlebih dahulu Fenobarbital (Luminal) yang meningkatkan aktivitas glukoronil transferase sering kali dapat menghilang ikterus pada penderita ini (1)

                                4 Penurunan eksresi bilirubin terkonjugasi

                                Gangguan eskresi bilirubin baik yang disebabkan oleh faktor-faktor Fungsional maupun obstruksi terutama mengakibatkan hiperbilirubinemia terkonjugasi Karena bilirubin terkonjugasi latut dalam airmaka bilirubin ini dapat di ekskresi ke dalam kemih sehingga menimbulkan bilirubin dan kemih berwarna gelap Urobilinogen feses dan urobilinogen kemih sering berkurang sehingga terlihat pucat Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat di sertai bukti-bukti kegagalan ekskresi hati lainnya seperti peningkatan kadar fostafe alkali dalam serum AST Kolesterol dan garam-garam empedu Peningkatan garam-garam empedu dalam darah menimbulkan gatal-gatal pada ikterus Ikterus yang diakibatkan oleh hiperbilirubinemia terkonjugasi biasanya lebih kuning dibandingkan dengan hiperbilirubinemia tak terkonjugasi Perubahan warna berkisar dari kuning jingga muda atau tua sampai kuning hijau bila terjadi obstruksi total aliran empedu perubahan ini merupakan bukti adanya ikterus kolestatik yang merupakan nama lain dari ikterus obstruktif Kolestasis dapat bersifat intrahepatik (mengenai sel hati kanalikuli atau kolangiola) atau ekstra hepatik (mengenai saluran empedu di luar hati) Pada ke dua keadaan ini terdapat gangguan niokimia yang sama (1 2)

                                Sumber lain ada juga yang menyatakan penyebab dari hiperbilirubinemia adalah

                                a Produksi bilirubin yang meningkat peningkatan jumlah sel darah merah penurunan umur sel darah merah peningkatan pemecahan sel darah merah (inkompatibilitas golongan darah dan Rh) defek sel darah merah pada defisiensi G6PD atau sferositosis polisetemia sekuester darah infeksi)

                                b Penurunan konjugasi bilirubin prematuritas ASI defek congenital yang jarang)c Peningkatan reabsorpsi bilirubin dalam saluran cerna ASI asfiksia pemberian ASI

                                yang terlambat obstruksi saluran cernad Kegagalan eksresi cairan empede infeksi intrauterine sepsis hepatitis sindrom

                                kolestatik atresia biliaris fibrosis kistik)(1 2)

                                Klasifikasi ikterus pada neonatus

                                Ikterus fisiologis terjadi setelah 24 jam pertama Pada bayi cukup bulan nilai puncak 6-8 mgdL biasanya tercapai pada hari ke 3-5 Pada bayi kurang bulan nilainya 10-12 mgdL bahkan sampai 15 mgdL Peningkatanakumulasi bilirubin serum lt 5 mgdLhr

                                Ikterus patologis terjadi dalam 24 jam pertama Peningkatan akumulasi bilirubin serum gt 5 mgdLhr Bayi yang mendapat ASI kadar bilirubin total serum gt 17mgdL Ikterus menetap setelah 8 hari pada bayi cukup bulan dan setelah 14 hari pada bayi kurang bulan Bilirubin direk gt2 mgdL

                                19

                                Sebagai neonatus terutama bayi prematur menunjukkan gejala ikterus pada hari pertama Ikterus ini biasanya timbul pada hari kedua kemudian menghilang pada hari ke sepuluh atau pada akhir minggu ke dua Bayi dengan gejala ikterus ini tidak sakit dan tidak memerlukan pengobatan kecuali dalam pengertian mencegah terjadinya penumpukan bilirubin tidak langsung yang berlebihan

                                Ikterus dengan kemungkinan besar menjadi patologik dan memerlukan pemeriksaan yang mendalam antara lain (6)

                                Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama Bilirubin serum meningkat lebih dari 5 mg per hari Bilirubin melebihi 10mg pada bayi cukup bulan Bilirubin melebihi 15mg pada bayi prenatur Ikterus yang menetap sesudah minggu pertama Ikterus dengan bilirubin langsung melebihi 1mgpada setiap

                                waktu Ikterus yang mempunyai hubungan dengan penyakit hemoglobin

                                infeksi atau suatu keadaan patologik lain yang telah diketahui

                                Pembagian derajat ikterus

                                Berdasarkan Kramer dapat dibagi (4)

                                Derajat ikterus Daerah ikterus Perkiraan kadar bilirubin

                                I

                                II

                                III

                                IV

                                V

                                Kepala dan leher

                                Sampai badan atas (diatas umbilicus)

                                Sampai badan bawah (dibawah umbilicuks hingga tungkai atas diatas lutut)

                                Sampai lengan tungkai bawah lutut

                                Sampai telapak tangan dan kaki

                                50 mg

                                90mg

                                114mg

                                124mg

                                160mg

                                20

                                Pemeriksaan penunjang

                                Pemeriksaan Laboratorium (4)

                                Pemeriksaan serum bilirubin (bilirubin total dan direk) harus dilakukan pada neonatus yang mengalami ikterus Terutama pada bayi yang tampak sakit atau bayi-bayi yang tergolong risiko tinggi terserang hiperbilirubinemia berat Namun pada bayi yang mengalami ikterus berat lakukan terapi sinar sesegera mungkin jangan menunda terapi sinar dengan menunggu hasil

                                pemeriksaan kadar serum bilirubin

                                lsquoTranscutaneous bilirubin (TcB)rsquo dapat digunakan untuk menentukan kadar serum bilirubin total tanpa harus mengambil sampel darah Namun alat ini hanya valid untuk kadar bilirubin total lt 15 mgdL (lt257 μmolL) dan tidak lsquoreliablersquo pada kasus ikterus yang sedang mendapat

                                terapi sinar 511

                                Pemeriksaan tambahan yang sering dilakukan untuk evaluasi menentukan penyebab ikterus antara lain

                                bull Golongan darah dan lsquoCoombs testrsquo bull Darah lengkap dan hapusan darah bull Hitung retikulosit skrining G6PD atau ETCOc

                                bull Bilirubin direk

                                Pemeriksaan serum bilirubin total harus diulang setiap 4-24 jam tergantung usia bayi dan tingginya kadar bilirubin Kadar serum albumin juga perlu diukur untuk menentukan pilihan

                                terapi sinar ataukah tranfusi tukar

                                21

                                TABLE 1 Laboratory Evaluation of the Jaundiced Infant of 35 or More Weeksrsquo GestationIndications Assessments

                                Jaundice in first 24 h Measure TcB andor TSBJaundice appears excessive for infantrsquos age Measure TcB andor TSBInfant receiving phototherapy or TSB rising rapidly (ie crossing percentiles [Fig 2]) and unexplained by history and physical examination

                                Blood type and Coombsrsquo test if not obtained with cord bloodComplete blood count and smearMeasure direct or conjugated bilirubinIt is an option to perform reticulocyte count G6PD and ETCOc if availableRepeat TSB in 4ndash24 h depending on infantrsquos age and TSB level

                                TSB concentration approaching exchange levels or not responding to phototherapy

                                Perform reticulocyte count G6PD albumin ETCOc if available

                                Elevated direct (or conjugated) bilirubin level Do urinalysis and urine culture Evaluate for sepsis if indicated by history and physical examination

                                Jaundice present at or beyond age 3 wk or sick infant

                                Total and direct (or conjugated) bilirubin level

                                If direct bilirubin elevated evaluate for causes of cholestasisCheck results of newborn thyroid and galactosemia screen and evaluate infant for signs or symptoms of hypothyroidism

                                22

                                Diagnosis (1 2 4 7)

                                Dari anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium terdapat beberapa faktor

                                Faktor risiko terjadinya hiperbilirubinaemia berat 1 Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama (usia bayi lt 24 jam) 2 Inkompatibilitas golongan darah (dengan lsquoCoombs testrsquo positip) 3 Usia kehamilan lt 38 minggu 4 Penyakit-penyakit hemolitik (G6PD lsquoend tidalrsquo CO 1048757)

                                5 Ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya 6 Hematoma sefal lsquobruisingrsquo 7 ASI eksklusif (bila berat badan turun gt 12 BB lahir) 8 Ras Asia Timur jenis kelamin laki-laki usia ibu lt 25 tahun 9 Ikterus sebelum bayi dipulangkan 10 lsquoInfant Diabetic Motherrsquo makrosomia 11 Polisitemia

                                23

                                Anamnesis 1 Riwayat kehamilan dengan komplikasi (obat-obatan ibu DM gawat janin malnutrisi intra

                                uterin infeksi intranatal)

                                2 Riwayat persalinan dengan tindakan komplikasi

                                3 Riwayat ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya

                                4 Riwayat inkompatibilitas darah

                                5 Riwayat keluarga yang menderita anemia pembesaran hepar dan limpa

                                Pemeriksaan Fisik Secara klinis ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau beberapa

                                hari kemudian Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar yang cukup Ikterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa tidak terlihat dengan penerangan yang kurang terutama pada neonatus yang kulitnya gelap Penilaian ikterus akan lebih sulit lagi apabila penderita sedang mendapatkan terapi sinar

                                Tekan kulit secara ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna kulit dan

                                jaringan subkutan Waktu timbulnya ikterus mempunyai arti penting pula dalam

                                diagnosis dan penatalaksanaan penderita karena saat timbulnya ikterus mempunyai

                                kaitan erat dengan kemungkinan penyebab ikterus tersebut

                                Pemeriksaan Penunjang

                                Pemeriksaan kadar bilirubinBertujuan untuk mengetahui tingkat kerusakan yang masih akan timbul akibat toksisitas kadar bilirubin yang sangat tinggi

                                Pemeriksaan fungsi otak EEGBertujuan untuk mengetahui sejauh mana kerusakan otak yang telah terjadi

                                24

                                Penatalaksanaan (7)

                                ManajemenStrategi mengelola bayi baru lahir dengan hiperbilirubinemia meliputi pencegahan penggunaan farmakologi fototerapi dan transfusi tukar (1 7)

                                1 Strategi pencegahan hiperbirubinemia(1) Pencegahan primer

                                Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya paling sedikit 8-12 kali per hari untuk beberapa hari pertama

                                Tidak memberikan cairan tambahan rutin seperti dekstrose atau air pada bayi yang mendapat ASI dan tidak mengalami dehidrasi (1 7)

                                (2) Pencegahan sekunder Semua wanita hamil harus diperiksa golongan darah ABO dan rhesus serta penyaringan

                                serum untuk antibodi isoimun yang tidak biasa Jika golongan darah ibu tidak diketahui atau Rh negatif dilakukan pemeriksaan

                                antibodi direk (tes coombs) golongan darah dan tipe Rh darahtali pusat bayi

                                25

                                Jika golongan darah ibu O Rh positif terdapat pilihan untuk dilakukan tesgolongan darah dan tes coombs pada darah tali pusat bayi tetapi hal itu tidak diperlukan jikan dilakukan pengawasan penilaian terhadap resiko sebelum keluar RS dan tindak lanjut yang memadai

                                Harus memastikan bahwa semua bayi secara rutin dimonitor terhadap timbulnya ikterus dan menetapkan protokol terhadap penilaian ikterus yang harus dinilai saat memeriksa tanda vital bayi tetapi tidak kurang dari setiap 8-12 jam (1 7)

                                (3) Evaluasi laboraturium Pengukuran kadar bilirubin harus dilakukan pada setiap bayi yang mengalami ikterus

                                dalam 24 jam pertama setelah lahir Pengukuran kadar bilirubin harus dilakukan jika tampak ikterus yang berlebihan Semua kadar bilirubin harus diintrepretasikan sesuai dengan umur bayi dalam jam(1 7)

                                (4) Penyebab kuning Bayi yang mengalami peningkatan bilirubin direk atau konjugasi harus dilakukan analisis

                                dan kultur urin Bayi sakit dan ikterus pada umur atau lebih dari 3 minggu harus dilakukan pemeriksaan

                                bilirubin total dan direk untuk mengidentifikasi adanya kolestatis Jika kadar bilirubin direk meningkat dilakukan evaluasi tambahan mencari penyebab

                                kolestatis Pemeriksaan kadar G6PD direkomendasikan untuk bayi ikterus yang

                                mendapat fototerapi dan dengan riwayat keluarga atau asal geografis yang menunjukkan kecenderungan defisiensi G6PD atau pada bayi dengan respon fototerapi buruk (1 7)

                                (5) Penilaian resiko sebelum bayi dipulangkan Setiap bayi harus dinilai terhadap resiko berkembangnya hiperbilirubinemia berat (1 7)

                                (6) Kebijakan dan prosedur rumah sakit RS harus memberikan informasi tertulis dan lisan kepada orang tua mengenai kuning

                                perlunya monitor terhadap kuning dan anjuran bagaimana monitoring harus dilakukan (1

                                7)

                                (7) Pengelolaan bayi dengan ikterus yang mendapat ASI Observasi semua fese awal bayi pertimbangkan untuk merangsang pengeluaran jika

                                feses keluar dalam waktu 24 jam Segera mulai menyusui dan beri sesering mungkin Menyusui yang sering dengan waktu

                                yang singkat lebih efektif dibandingkan dengan menyusui yang lama dengan frekuensi yang jarang walaupun total waktu yang diberikan sama

                                Tidak dianjurkan pemberian air dektrosa atau formula pengganti Observasi berat badan BAK dan BAB yang berhubungan dengan pola menyusui

                                26

                                Ketika kadar bilirubin mencapai 15mgdL tingkatkan pemberian minum rangsang pengeluaran atau produksi ASI dengan cara memompa dan menggunakan protokol penggunaan fototerapi yang dikeluarkan AAP

                                Tidak terdapat bukti bahwa early jaundice berhubungan dengan abnormalitas ASI sehingga penghentian menyusui sebagai suatu upaya hanya diindikasikan jika ikterus menetap lebih dari 6 hari atau meningkat diatas 20 mgdL atau ibumemiliki riwayat bayi sebelumnya terkena kuning (1 7)

                                2 Penggunaan Farmakoterapi

                                a) Imunoglobulin intravena telah digunakan pada bayi ndash bayi dengan rhesus yang berat dan inkompatibilitas ABO untuk menekan hemolisis isoimun dan menurunkan tindakan transfusi tukar

                                b) Fenobarbital merangsang aktivitas dan konsentrasi UDPG ndash T dan ligandin serta dapat meningkatkan jumlah tempat ikatan bilirubin sehingga konjugasi bilirubin berlangsung lebih cepat Pemberian phenobarbital untuk mengobatan hiperbilirubinemia pada

                                27

                                neonatus selama tiga hari baru dapat menurunkan bilirubin serum yang berarti Bayi prematur lebih banyak memberikan reaksi daripada bayi cukup bulan Phenobarbital dapat diberikan dengan dosis 8 mgkg berat badan sehari mula-mula parenteral kemudian dilanjutkan secara oral Keuntungan pemberian phenobarbital dibandingkan dengan terapi sinar ialah bahwa pelaksanaanya lebih murah dan lebih mudah Kerugiannya ialah diperlukan waktu paling kurang 3 hari untuk mendapat hasil yang berarti

                                c) Metalloprotoprophyrin adalah analog sintesis heme

                                d) Tin ndash Protoporphyrin (Sn ndash Pp) dan Tin ndash Mesoporphyrin ( Sn ndash Mp ) dapat menurunkan kadar bilirubin serum

                                e) Pemberian inhibitor b - glukuronidasi seperti asam L ndash aspartik dan kasein holdolisat dalam jumlah kecil (5 mldosis ndash 6 kalihari ) pada bayi sehat cukup bulan yang mendapat ASI dan meningkatkan pengeluaran bilirubin feses dan ikterus menjadi berkurang dibandingkan dengan bayi control (13 7)

                                3 Fototerapi Pengaruh sinar terhadap ikterus pertama sekali diperhatikan dan dilaporkan oleh seorang

                                perawat di salah satu rumah sakit di Inggris Perawat Ward melihat bahwa bayi ndash bayi yang mendapat sinar matahari di bangsalnya ternyata ikterusnya lebih cepat menghilang dibandingkan bayi ndash bayi lainnya Cremer (1958) yang mendapatkan laporan tersebut mulai melakukan penyelidikan mengenai pengaruh sinar terhadap hiperbilirubinemia ini Dari penelitiannya terbukti bahwa disamping pengaruh sinar matahari sinar lampu tertentu juga mempunyai pengaruh dalam menurunkan kadar bilirubin pada bayi ndash bayi prematur lainnya6Sinar fototerapi akan mengubah bilirubin yang ada di dalam kapiler-kapiler superfisial dan ruang-ruang usus menjadi isomer yang larut dalam air yang dapat diekstraksikan tanpa metabolisme lebih lanjut oleh hati Maisels seorang peneliti bilirubin menyatakan bahwa fototerapi merupakan obat perkutan3 Bila fototerapi menyinari kulit akan memberikan foton-foton diskrit energi sama halnya seperti molekul-molekul obat sinar akan diserap oleh bilirubin dengan cara yang sama dengan molekul obat yang terikat pada reseptor (1 5 7)

                                Molekul-molekul bilirubin pada kulit yang terpapar sinar akan mengalami reaksi fotokimia yang relatif cepat menjadi isomer konfigurasi dimana sinar akan merubah bentuk molekul bilirubin dan bukan mengubah struktur bilirubin Bentuk bilirubin 4Z 15Z akan berubah menjadi bentuk 4Z15E yaitu bentuk isomer nontoksik yang bisa diekskresikan Isomer bilirubin ini mempunyai bentuk yang berbeda dari isomer asli lebih polar dan bisa diekskresikan dari hati ke dalam empedu tanpa mengalami konjugasi atau membutuhkan pengangkutan khusus untuk ekskresinya Bentuk isomer ini mengandung 20 dari jumlah bilirubin serum Eliminasi melalui urin dan saluran cerna sama-sama penting dalam mengurangi muatan bilirubin Reaksi fototerapi menghasilkan suatu fotooksidasi melalui proses yang cepat Fototerapi juga menghasilkan

                                28

                                lumirubin dimana lumirubin ini mengandung 2 sampai 6 dari total bilirubin serum Lumirubin diekskresikan melalui empedu dan urinLumirubin bersifat larut dalam air (5)

                                Mekanisme fototerapi Penelitian Sarici mendapatkan 105 neonatus cukup bulan dan 255 neonatus kurang bulan menderita hiperbilirubinemia yang signifikan dan membutuhkan fototerapi

                                29

                                Fototerapi diindikasikan pada kadar bilirubin yang meningkat sesuai dengan umur pada neonatus cukup bulan atau berdasarkan berat badan pada neonatus kurang bulan sesuai dengan rekomendasi American Academy of Pediatrics (AAP) (5)

                                Sinar FototerapiSinar yang digunakan pada fototerapi adalah suatu sinar tampak yang merupakan suatu

                                gelombang elektromagnetik Sifat gelombang elektromagnetik bervariasi menurut frekuensi dan panjang gelombang yang menghasilkan spektrum elektromagnetik Spektrum dari sinar tampak ini terdiri dari sinar merah oranye kuning hijau biru dan ungu Masing masing dari sinar memiliki panjang gelombang yang berbeda beda

                                Panjang gelombang sinar yang paling efektif untuk menurunkan kadar bilirubin adalah sinar biru dengan panjang gelombang 425-475 nmSinar biru lebih baik dalam menurunkan kadar bilirubin dibandingkan dengan sinar biru-hijau sinar putih dan sinar hijau Intensitas sinar adalah jumlah foton yang diberikan per sentimeter kuadrat permukaan tubuh yang terpapar Intensitas yang diberikan menentukan efektifitas fototerapi semakin tinggi intensitas sinar maka semakin cepat penurunan kadar bilirubin serumIntensitas sinar yang ditentukan sebagai Wcm2nm

                                Intensitas sinar yang diberikan menentukan efektivitas dari fototerapi Intensitas sinar diukur dengan menggunakan suatu alat yaitu radiometer fototerapi2836 Intensitas sinar ge 30 μWcm2nm cukup signifikan dalam menurunkan kadar bilirubin untuk intensif fototerapi Intensitas sinar yang diharapkan adalah 10 ndash 40 μWcm2nm Intensitas sinar maksimal untuk fototerapi standard adalah 30 ndash 50 μWcm2nm Semakin tinggi intensitas sinar maka akan lebih besar pula efikasinya

                                Faktor-faktor yang berpengaruh pada penentuan intensitas sinar ini adalah jenis sinar panjang gelombang sinar yang digunakan jarak sinar ke neonatus dan luas permukaan tubuh neonatus yang disinari serta penggunaan media pemantulan sinar

                                Intensitas sinar berbanding terbalik dengan jarak antara sinar dan permukaan tubuh Cara mudah untuk meningkatkan intensitas sinar adalah menggeser sinar lebih dekat pada bayi

                                Rekomendasi AAP menganjurkan fototerapi dengan jarak 10 cm kecuali dengan menggunakan sinar halogenSinar halogen dapat menyebabkan luka bakar bila diletakkan terlalu dekat dengan bayi Bayi cukup bulan tidak akan kepanasan dengan sinar fototerapi berjarak 10 cm dari bayi Luas permukaan terbesar dari tubuh bayi yaitu badan bayi harus diposisikan di pusat sinar tempat di mana intensitas sinar paling tinggi

                                Tabel 1 Rekomendasi AAP penanganan hiperbilirubinemia pada neonatus sehat dan cukup bulan (1 3 7)

                                Usia ( jam ) Pertimbangan terapi sinar

                                Terapi sinar Transfusi tukar Transfusi tukar dan terapi sinar

                                25-48 gt12mgdl(gt200 micromolL)

                                gt15 mgdl( gt250 micromolL)

                                gt20 mgdl(gt340 micromolL)

                                gt25 mgdl(425 micromolL)

                                30

                                49-72 gt15mgdl(gt250 micromolL)

                                gt18 mgdl(gt300micromolL)

                                gt25mgdl(425 micromolL)

                                gt30 mgdl(510micromolL)

                                gt72 gt17 mgdl(gt290 micromolL)

                                gt20mgdl(gt340micromolL

                                gt25mgdl(gt425 micromolL)

                                gt30mgdl(gt510 micromolL)

                                Tabel 2 Tatalaksana hiperbilirubinemia pada Neonatus Kurang Bulan Sehat dan Sakit ( gt37 minggu ) (1 3 7)

                                Neontaus kurang bulan sehat Kadar Total Bilirubin Serum (mgdl)

                                Neontaus kurang bulan sakit Kadar Total Bilirubin Serum (mgdl)

                                Berat Terapi sinar Transfusi tukar

                                Terapi sinar Transfusi tukar

                                Hingga 1000 g 5-7 10 4-6 8-101001-1500 g 7-10 10-15 6-8 10-121501-2000 g 10 17 8-10 15gt2000 g 10-12 18 10 17

                                Kontraindikasi fototerapi adalah pada kondisi dimana terjadi peningkatan kadar bilirubin direk yang disebabkan oleh penyakit hati atau obstructive jaundice Komplikasi terapi sinar

                                Setiap cara pengobatan selalu akan disertai efek samping Di dalam penggunaan terapi sinar penelitian yang dilakukan selama ini tidak memperlihatkan hal yang dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi baik komplikasi segaera ataupun efek lanjut yang terlihat selama ini ebrsifat sementara yang dapat dicegah atau ditanggulangi dengan memperhatikan tata cara pengunaan terapi sinar yang telah dijelaskan diatas (5)

                                Kelainan yang mungkin timbul pada terapi sinar antara lain

                                1 Peningkatan ldquoinsensible water lossrdquo pada bayiHal ini terutama akan terlihat pada bayi yang kurnag bulan Oh dkk (1972) melaporkan kehilangan ini dapat meningkat 2-3 kali lebih besar dari keadaan biasa Untuk hal ini pemberian cairan pada penderita dengan terapi sinar perlu diperhatikan dengan sebaiknya

                                2 Frekuensi defekasi yang meningkat

                                31

                                Banyak teori yang menjelaskan keadaan ini antara lain dikemukankan karena meningkatnya peristaltik usus (Windorfer dkk 1975) Bakken (1976) mengemukakan bahwa diare yang terjadi akibat efek sekunder yang terjadi pada pembentukan enzim lactase karena meningkatnya bilirubin indirek pada usus Pemberian susu dengan kadar laktosa rendah akan mengurangi timbulnya diare Teori ini masih belum dapat dipertentangkan (Chung dkk 1976)

                                3 Timbulnya kelainan kulit yang sering disebut ldquoflea bite rashrdquo di daerah muka badan dan ekstremitas Kelainan ini segera hilang setelah terapi dihentikan Pada beberapa bayi dilaporkan pula kemungkinan terjadinya bronze baby syndrome (Kopelman dkk 1976) Hal ini terjadi karena tubuh tidak mampu mengeluarkan dengan segera hasil terapi sinar Perubahan warna kulit yang bersifat sementara ini tidak mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi

                                4 Gangguan retinaKelainan retina ini hanya ditemukan pada binatang percibaan (Noel dkk 1966) Pnelitain Dobson dkk 1975 tidak dapat membuktikan adanya perubahan fungsi mata pada umumnya Walaupin demikian penyelidikan selanjutnya masih diteruskan

                                5 Gangguan pertumbuhanPada binatang percobaan ditemukan gangguan pertumbuhan (Ballowics 1970) Lucey (1972) dan Drew dkk (10976) secara klinis tidak dapat menemukan gangguan tumbuh kembang pada bayi yang mendapat terapi sinar Meskipun demikian hendaknya pemakaian terapi sinar dilakukan dengan indikasi yang tepat selama waktu yang diperlukan

                                6 Kenaikan suhuBeberapa penderita yang mendapatkan terapi mungkin memperlihatkan kenaikan suhu Bila hal ini terjadi terapi dapat terus dilanjutkan dengan mematikan sebagian lampu yang dipergunakan

                                7 Beberapa kelainan lain seperti gangguan minum letargi iritabilitas kadang-kadang ditemukan pada penderita Keadaan ini hanya bersifat sementara dan akan menghilang dengan sendirinya

                                8 Beberapa kelainan yang sampai saat ini masih belim diketahui secara pasti adalah kelainan gonad adanya hemolisis darah dan beberapa kelainan metabolisme lain

                                Sampai saat ini tampaknya belum ditemukan efek lanjut terapi sinar pada bayi Komplikasi segera juga bersifat ringan dan tidak berarti dibandingkan dengan manfaat penggunaannya Mengingat hal ini adalah wajar bila terapi sinar mempunyai tempat tersendiri dalam penatalaksanaan hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir

                                Tranfusi Tukar

                                32

                                Transfusi tukar adalah suatu tindakan pengambilan sejumlah kecil darah yang dilanjutkan dengan pengembalian darah dari donor dalam jumlah yang sama yang dilakukan berulang-ulang sampai sebagian besar darah penderita tertukar (Friel 1982) (1 5)

                                Pada hiperbilirubinemia tindakan ini bertujuan mencegah terjadinya ensefalopati bilirubin dengan cara mengeluarkan bilirubin indirek dari sirkulasi Pada bayi dengan isoimunisasi transfusi tukar memiliki manfaat tambahan karena membantu mengeluarkan antibodi maternal dari sirkulasi bayi Sehingga mencegah hemolisis lebih lanjut dan memperbaiki anemia (5)

                                Darah Donor Untuk Tranfusi Tukar (1 5)

                                1 Darah yang digunakan golongan O

                                2 Gunakan darah baru Kerjasama dengan dokter kandungan dan Bank Darah adalah penting untuk persiapan kelahiran bayi yang membutuhkan tranfusi tukar

                                3 Pada penyakit hemolitik rhesus jika darah disiapkan sebelum persalinan harus golongan O dengan rhesus (-) crossmatched terhadap ibu Bila darah disiapkan setelah kelahiran dilakukan juga crossmatched terhadap bayi

                                4 Pada inkomptabilitas ABO darah donor harus golongan O rhesus (-) atau rhesus yang sama dengan ibu dan bayinya Crossmatched terhadap ibu dan bayi yang mempunyai titer rendah antibodi anti A dan anti B Biasanya menggunakan eritrosit golongan O dengan plasma AB untuk memastikan bahwa tidak ada antibodi anti A dan anti B yang muncul

                                5 Pada penyakit hemolitik isoimun yang lain darah donor tidak boleh berisi antigen tersensitisasi dan harus di crossmatched terhadap ibu

                                33

                                6 Pada hiperbilirubinemia yang nonimun darah donor ditiping dan crossmatched terhadap plasma dan eritrosit pasienbayi

                                7 Tranfusi tukar biasanya memakai 2 kali volume darah (2 volume exchange) ---- 160 mLkgBB sehingga diperoleh darah baru sekitar 87

                                Teknik Transfusi Tukar (1 5)

                                a SIMPLE DOUBLE VOLUME

                                Push-Pull tehnique jarum infus dipasang melalui kateter vena umbilikalis vena saphena magna Darah dikeluarkan dan dimasukkan bergantian

                                b ISOVOLUMETRIC

                                Darah secara bersamaan dan simultan dikeluarkan melalui arteri umbilikalis dan dimasukkan melalui vena umbilikalis dalam jumlah yang sama

                                c PARTIAL EXCHANGE TRANFUSION

                                Tranfusi tukar sebagian dilakukan biasanya pada bayi dengan polisitemia

                                Di Indonesia untuk kedaruratan transfusi tukar pertama menggunakan golongan darah O rhesus positif (1 5)

                                Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

                                Kebutuhan

                                Rumus

                                lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2 lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

                                Hct sekarang Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

                                (Hb donor ndash Hb sekarang) BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang) (PCV donor)

                                Indikasi

                                Hingga kini belum ada kesepakatan global mengenai kapan melakukan transfusi tukar pada hiperbilirubinemia Indikasi transfusi tukar berdasarkan keputusan WHO tercantum dalam tabel 2 (1 5)

                                34

                                Tabel 3 Indikasi Transfusi Tukar Berdasarkan Kadar Bilirubin Serum

                                UsiaBayi Cukup Bulan Sehat

                                Dengan Faktor Risiko

                                Hari mgdL mgDl

                                Hari ke-1 15 13

                                Hari ke-2 25 15

                                Hari ke-3 30 20

                                Hari ke-4 dan seterusnya

                                30 20

                                Bila transfusi tukar memungkinkan untuk dilaksanakan di tempat atau bayi bisa dirujuk secara cepat dan aman ke fasilitas lain dan kadar bilirubin bayi telah mencapai kadar di atas sertakan contoh darah ibu dan bayi (5)

                                Tabel 4 Indikasi Transfusi Tukar Pada Bayi Berat Badan Lahir Rendah

                                Berat badan (gram)KadKadar Bilirubin (mgdL)

                                ltgt gt lt1000 10-12

                                1000-1500 12-15

                                1500-2000 15-18

                                2000-2500 18-20

                                Pada penyakit hemolitik segera dilakukan tranfusi tukar apabila ada indikasi

                                a Kadar bilirubin tali pusat gt 45 mgdL dan kadar Hb rendah

                                b Kadar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam walaupun sedang mendapatkan terapi sinar

                                35

                                c Selama terapi sinar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam dan kadar Hb 11 ndash 13 grdL

                                d Didapatkan anemia yang progresif walaupun kadar bilirubin dapat dikontrol secara adekuat dengan terapi sinar

                                Transfusi tukar harus dihentikan apabila terjadi

                                Emboli (emboli bekuan darah) trombosis

                                Hiperkalemia hipernatremia hipokalsemia asidosis hipoglikemia

                                Gangguan pembekuan karena pemakaian heparin

                                Perforasi pembuluh darah

                                Komplikasi tranfusi tukar (1)

                                1 Hipokalsemia dan hipomagnesia

                                2 Hipoglikemia

                                3 Gangguan keseimbangan asam basa

                                4 Hiperkalemia

                                5 Gangguan kardiovaskular

                                Perforasi pembuluh darah

                                Emboli

                                Infark

                                Aritmia

                                Volume overload

                                Arrest

                                6 Pendarahan Trombositopenia Defisiensi factor pembekuan

                                7 Infeksi8 Hemolisis9 Graft-versus host disease10 Lain-lain hipotermia hipertermia dan kemungkinan terjadinya enterokolitis

                                nekrotikans

                                36

                                Perawatan pasca tranfusi tukar Lanjutkan dengan terapi sinar Awasi ketat kemungkinan terjadinya komplikasi

                                37

                                38

                                DAFTAR PUSTAKA1 Staf pengajar Ilmu kesehatan anak FKUI Gastroenterologi Ilmu Kesehatan Anak Jilid I

                                Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1985 hal 283-3102 Noerasid N amp dkk gastrienteritis ( Diare ) Akut Gastroenterologi Anak Praktis Bagian Ilmu

                                Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1988 hal 51-763 Firmansyah A dkk Penyakit Radang Usus Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak ed Markum H

                                dkk Jilid 1 bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia hal 448-474

                                4 Staf Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM Panduan Pelayanan Medis Jakarta 20055 wwwemedicinecompedtopic583htmdiarrheaJully2005 6 Reisinger ECdkkDiarrhea Caused by primarily Non-Gastrointestinal Infection

                                wwwmedscapecomviewarticle505473 Nature Clinical Practical Gastroenterology amp Hepatology

                                7 Pray Sddk Diarrhea Causes dan Self-Care Treatments wwwmedscapecomviewarticle407636 US Pharmacist

                                8 Soegijanto Soegeng Prof DR Ilmu Penyakit Anak Diagnosa Dan Penatalaksanaan Edisi pertama Jakarta Salemba Medika 2002

                                9 Mansjoer A Kuspuji T dkk Kapita Selekta Kedokteran Edisi III Jilid 2 Cetakan kelima Jakarta Media Aesculapius 2002

                                10 Suharyono Aswitha B EM Halimun Gastroenterologi Anak Praktis cetakan ke-4 Jakarta Gaya Baru 2003

                                11 Sari Dina Kartika Hanifah Mirzanie Desy K A Leksana Buku Saku Pediatrica Edisi 2 Jogjakarta Tosca Enterprise 2006

                                12 http wwwKeep Kids Healthycom ndash Diarrhea in Children13 Subijanto Reza Ranuh Liek Djupri Pitono Soeparto Management Diare Pada Bayi Dan

                                Anak (Diarrheal Management In Infant And Children) Buletin Ilmu Kesehatan Anak Thn XXX No 11 2003

                                14 http www Pediatricscom -- Lactobacillus Therapy for Acute Infectious Diarrhea in Children A Meta-analysis -- Van Niel et almht

                                15 Tjokronegoro Arjatmo Prof Dr dr Hendra Utama Sp FK Updates In Pediatric Emergencies FKUI Jakarta 2002

                                39

                                • Diagnosis (1 2 4 7)
                                • Anamnesis
                                • Pemeriksaan Fisik
                                  • Teknik Transfusi Tukar (1 5)
                                    • DAFTAR PUSTAKA

                                  Kecepatan produksi bilirubin adalah 6-8 mgkgBB per 24 jam pada neonatus cukup bulan sehat dan 3-4 mgkgBB per 24 jam pada orang dewasa sehat Sekitar 80 bilirubin yang diproduksi tiap hari berasal dari hemoglobin Bayi memproduksi bilirubin lebih besar per kilogram berat badan karena massa eritrosit lebih besar dan umur eritrositnya lebih pendek (1)

                                  Pada sebagian besar kasus lebih dari satu mekanisme terlibat misalnya kelebihan bilirubin akibat hemolisis dapat menyebabkan kerusakan sel hati atau kerusakan duktus biliaris yang kemudian dapat mengganggu transpor sekresi dan ekskresi bilirubin Di pihak lain gangguan ekskresi bilirubin dapat menggangu ambilan dan transpor bilirubin Selain itu kerusakan hepatoseluler memperpendek umur eritrosit sehngga menmbah hiperbilirubinemia dan gangguan proses ambilan bilirubin olah hepatosit (1)

                                  Mekanisme hiperbilirubinemia dan ikterus

                                  Terdapat 4 mekanisme umum dimana hiperbilirubinemia dan ikterus dapat terjadi pembentukan bilirubin secara berlebihan gangguan pengambilan bilirubin tak terkonjugasi oleh hati gangguan konjugasi bilirubin penurunan ekskresi bilirubin terkonjugasi dalam empedu akibat faktor intra hepatik yang bersifat opbtruksi fungsional atau mekanik (1 2)

                                  Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi terutama disebabkan oleh tiga mekanisme yang pertama sedangkan mekanisme yang keempat terutama mengakibatkan terkonjugasi

                                  17

                                  1 Pembentukan bilirubin secara berlebihan

                                  Penyakit hemolitik atau peningkatan kecepatan destruksi sel darah merah merupakan penyebab utama dari pembentukan bilirubin yang berlebihan Ikterus yang timbul sering disebut ikterus hemolitik Konjugasi dan transfer pigmen empedu berlangsungnormal tetapi suplai bilirubin tak terkonjugasi melampaui kemampuan Beberapa penyebab ikterus hemolitik yang sering adalah hemoglobin abnormal (hemoglobin S pada animea sel sabit) sel darah merah abnormal (sterositosis herediter) anti body dalam serum (Rh atau autoimun) pemberian beberapa obat-obatan dan beberapa limfoma atau pembesaran (limpa dan peningkatan hemolisis) Sebagaian kasus Ikterus hemolitik dapat di akibatkan oleh peningkatan destruksi sel darah merah atau prekursornya dalam sum-sum tulang (talasemia anemia persuisiosa porviria) Proses ini dikenal sebagai eritropoiesis tak efektif Kadar bilirubin tak terkonjugasi yang melebihi 20 mg 100 ml pada bayi dapat mengakibatkan Kern Ikterus (1 2)

                                  2 Gangguan pengambilan bilirubin

                                  Pengambilan bilirubin tak terkonjugasi yang terikat abulmin oleh sel-sel hati dilakukan dengan memisahkannya dari albumin dan mengikatkan pada protein penerima Hanya beberapa obat yang telah terbukti menunjukkan pengaruh terhadap pengambilan bilirubin oleh sel-sel hati asam flafas pidat (dipakai untuk mengobati cacing pita) nofobiosin dan beberapa zat warna kolesistografik Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi dan Ikterus biasanya menghilang bila obat yang menjadi penyebab di hentikan Dahulu ikterus neonatal dan beberapa kasus sindrom Gilbert dianggap oleh defisiensi protein penerima dan gangguan dalam pengambilan oleh hati Namun pada kebanyakan kasus demikian telah di temukan defisiensi glukoronil transferase sehingga keadaan ini terutama dianggap sebagai cacat konjugasi bilirubin (1 2)

                                  3 Gangguan konjugasi bilirubin

                                  Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi yang ringan ( lt 129 100 ml ) yang mulai terjadi pada hari ke dua sampai ke lima lahir disebut Ikterus fisiologis pada neonatus Ikterus neonatal yang normal ini disebabkan oleh kurang matangnya enzim glukoronik transferase Aktivitas glukoronil tranferase biasanya meningkat beberapa hari setelah lahir sampai sekitar minggu ke dua dan setelah itu Ikterus akan menghilang (1 2)

                                  Kern Ikterus atau bilirubin enselopati timbul akibat penimbunan bilirubin tak terkonjugasi pada daerah basal ganglia yang banyak lemak Bila keadaan ini tidak di obati maka akan terjadi kematian atau kerusakan Neorologik berat tindakan pengobatan saat ini dilakukan pada Neonatus dengan Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi adalah dengan fototerapi(1 2)

                                  Fototerapi berupa pemberian sinar biru atau sinar fluoresen atau (gelombang yang panjangnya 430 sampai dengan 470 nm) pada kulit bayi yang telanjang Penyinaran ini menyebabkan perubahan struktural Bilirubin (foto isumerisasi) menjadi isomer-isomer yang larut dalam air isomer ini akan di ekskresikan dengan cepat ke dalam empedu tanpa harus di

                                  18

                                  konjugasi terlebih dahulu Fenobarbital (Luminal) yang meningkatkan aktivitas glukoronil transferase sering kali dapat menghilang ikterus pada penderita ini (1)

                                  4 Penurunan eksresi bilirubin terkonjugasi

                                  Gangguan eskresi bilirubin baik yang disebabkan oleh faktor-faktor Fungsional maupun obstruksi terutama mengakibatkan hiperbilirubinemia terkonjugasi Karena bilirubin terkonjugasi latut dalam airmaka bilirubin ini dapat di ekskresi ke dalam kemih sehingga menimbulkan bilirubin dan kemih berwarna gelap Urobilinogen feses dan urobilinogen kemih sering berkurang sehingga terlihat pucat Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat di sertai bukti-bukti kegagalan ekskresi hati lainnya seperti peningkatan kadar fostafe alkali dalam serum AST Kolesterol dan garam-garam empedu Peningkatan garam-garam empedu dalam darah menimbulkan gatal-gatal pada ikterus Ikterus yang diakibatkan oleh hiperbilirubinemia terkonjugasi biasanya lebih kuning dibandingkan dengan hiperbilirubinemia tak terkonjugasi Perubahan warna berkisar dari kuning jingga muda atau tua sampai kuning hijau bila terjadi obstruksi total aliran empedu perubahan ini merupakan bukti adanya ikterus kolestatik yang merupakan nama lain dari ikterus obstruktif Kolestasis dapat bersifat intrahepatik (mengenai sel hati kanalikuli atau kolangiola) atau ekstra hepatik (mengenai saluran empedu di luar hati) Pada ke dua keadaan ini terdapat gangguan niokimia yang sama (1 2)

                                  Sumber lain ada juga yang menyatakan penyebab dari hiperbilirubinemia adalah

                                  a Produksi bilirubin yang meningkat peningkatan jumlah sel darah merah penurunan umur sel darah merah peningkatan pemecahan sel darah merah (inkompatibilitas golongan darah dan Rh) defek sel darah merah pada defisiensi G6PD atau sferositosis polisetemia sekuester darah infeksi)

                                  b Penurunan konjugasi bilirubin prematuritas ASI defek congenital yang jarang)c Peningkatan reabsorpsi bilirubin dalam saluran cerna ASI asfiksia pemberian ASI

                                  yang terlambat obstruksi saluran cernad Kegagalan eksresi cairan empede infeksi intrauterine sepsis hepatitis sindrom

                                  kolestatik atresia biliaris fibrosis kistik)(1 2)

                                  Klasifikasi ikterus pada neonatus

                                  Ikterus fisiologis terjadi setelah 24 jam pertama Pada bayi cukup bulan nilai puncak 6-8 mgdL biasanya tercapai pada hari ke 3-5 Pada bayi kurang bulan nilainya 10-12 mgdL bahkan sampai 15 mgdL Peningkatanakumulasi bilirubin serum lt 5 mgdLhr

                                  Ikterus patologis terjadi dalam 24 jam pertama Peningkatan akumulasi bilirubin serum gt 5 mgdLhr Bayi yang mendapat ASI kadar bilirubin total serum gt 17mgdL Ikterus menetap setelah 8 hari pada bayi cukup bulan dan setelah 14 hari pada bayi kurang bulan Bilirubin direk gt2 mgdL

                                  19

                                  Sebagai neonatus terutama bayi prematur menunjukkan gejala ikterus pada hari pertama Ikterus ini biasanya timbul pada hari kedua kemudian menghilang pada hari ke sepuluh atau pada akhir minggu ke dua Bayi dengan gejala ikterus ini tidak sakit dan tidak memerlukan pengobatan kecuali dalam pengertian mencegah terjadinya penumpukan bilirubin tidak langsung yang berlebihan

                                  Ikterus dengan kemungkinan besar menjadi patologik dan memerlukan pemeriksaan yang mendalam antara lain (6)

                                  Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama Bilirubin serum meningkat lebih dari 5 mg per hari Bilirubin melebihi 10mg pada bayi cukup bulan Bilirubin melebihi 15mg pada bayi prenatur Ikterus yang menetap sesudah minggu pertama Ikterus dengan bilirubin langsung melebihi 1mgpada setiap

                                  waktu Ikterus yang mempunyai hubungan dengan penyakit hemoglobin

                                  infeksi atau suatu keadaan patologik lain yang telah diketahui

                                  Pembagian derajat ikterus

                                  Berdasarkan Kramer dapat dibagi (4)

                                  Derajat ikterus Daerah ikterus Perkiraan kadar bilirubin

                                  I

                                  II

                                  III

                                  IV

                                  V

                                  Kepala dan leher

                                  Sampai badan atas (diatas umbilicus)

                                  Sampai badan bawah (dibawah umbilicuks hingga tungkai atas diatas lutut)

                                  Sampai lengan tungkai bawah lutut

                                  Sampai telapak tangan dan kaki

                                  50 mg

                                  90mg

                                  114mg

                                  124mg

                                  160mg

                                  20

                                  Pemeriksaan penunjang

                                  Pemeriksaan Laboratorium (4)

                                  Pemeriksaan serum bilirubin (bilirubin total dan direk) harus dilakukan pada neonatus yang mengalami ikterus Terutama pada bayi yang tampak sakit atau bayi-bayi yang tergolong risiko tinggi terserang hiperbilirubinemia berat Namun pada bayi yang mengalami ikterus berat lakukan terapi sinar sesegera mungkin jangan menunda terapi sinar dengan menunggu hasil

                                  pemeriksaan kadar serum bilirubin

                                  lsquoTranscutaneous bilirubin (TcB)rsquo dapat digunakan untuk menentukan kadar serum bilirubin total tanpa harus mengambil sampel darah Namun alat ini hanya valid untuk kadar bilirubin total lt 15 mgdL (lt257 μmolL) dan tidak lsquoreliablersquo pada kasus ikterus yang sedang mendapat

                                  terapi sinar 511

                                  Pemeriksaan tambahan yang sering dilakukan untuk evaluasi menentukan penyebab ikterus antara lain

                                  bull Golongan darah dan lsquoCoombs testrsquo bull Darah lengkap dan hapusan darah bull Hitung retikulosit skrining G6PD atau ETCOc

                                  bull Bilirubin direk

                                  Pemeriksaan serum bilirubin total harus diulang setiap 4-24 jam tergantung usia bayi dan tingginya kadar bilirubin Kadar serum albumin juga perlu diukur untuk menentukan pilihan

                                  terapi sinar ataukah tranfusi tukar

                                  21

                                  TABLE 1 Laboratory Evaluation of the Jaundiced Infant of 35 or More Weeksrsquo GestationIndications Assessments

                                  Jaundice in first 24 h Measure TcB andor TSBJaundice appears excessive for infantrsquos age Measure TcB andor TSBInfant receiving phototherapy or TSB rising rapidly (ie crossing percentiles [Fig 2]) and unexplained by history and physical examination

                                  Blood type and Coombsrsquo test if not obtained with cord bloodComplete blood count and smearMeasure direct or conjugated bilirubinIt is an option to perform reticulocyte count G6PD and ETCOc if availableRepeat TSB in 4ndash24 h depending on infantrsquos age and TSB level

                                  TSB concentration approaching exchange levels or not responding to phototherapy

                                  Perform reticulocyte count G6PD albumin ETCOc if available

                                  Elevated direct (or conjugated) bilirubin level Do urinalysis and urine culture Evaluate for sepsis if indicated by history and physical examination

                                  Jaundice present at or beyond age 3 wk or sick infant

                                  Total and direct (or conjugated) bilirubin level

                                  If direct bilirubin elevated evaluate for causes of cholestasisCheck results of newborn thyroid and galactosemia screen and evaluate infant for signs or symptoms of hypothyroidism

                                  22

                                  Diagnosis (1 2 4 7)

                                  Dari anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium terdapat beberapa faktor

                                  Faktor risiko terjadinya hiperbilirubinaemia berat 1 Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama (usia bayi lt 24 jam) 2 Inkompatibilitas golongan darah (dengan lsquoCoombs testrsquo positip) 3 Usia kehamilan lt 38 minggu 4 Penyakit-penyakit hemolitik (G6PD lsquoend tidalrsquo CO 1048757)

                                  5 Ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya 6 Hematoma sefal lsquobruisingrsquo 7 ASI eksklusif (bila berat badan turun gt 12 BB lahir) 8 Ras Asia Timur jenis kelamin laki-laki usia ibu lt 25 tahun 9 Ikterus sebelum bayi dipulangkan 10 lsquoInfant Diabetic Motherrsquo makrosomia 11 Polisitemia

                                  23

                                  Anamnesis 1 Riwayat kehamilan dengan komplikasi (obat-obatan ibu DM gawat janin malnutrisi intra

                                  uterin infeksi intranatal)

                                  2 Riwayat persalinan dengan tindakan komplikasi

                                  3 Riwayat ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya

                                  4 Riwayat inkompatibilitas darah

                                  5 Riwayat keluarga yang menderita anemia pembesaran hepar dan limpa

                                  Pemeriksaan Fisik Secara klinis ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau beberapa

                                  hari kemudian Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar yang cukup Ikterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa tidak terlihat dengan penerangan yang kurang terutama pada neonatus yang kulitnya gelap Penilaian ikterus akan lebih sulit lagi apabila penderita sedang mendapatkan terapi sinar

                                  Tekan kulit secara ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna kulit dan

                                  jaringan subkutan Waktu timbulnya ikterus mempunyai arti penting pula dalam

                                  diagnosis dan penatalaksanaan penderita karena saat timbulnya ikterus mempunyai

                                  kaitan erat dengan kemungkinan penyebab ikterus tersebut

                                  Pemeriksaan Penunjang

                                  Pemeriksaan kadar bilirubinBertujuan untuk mengetahui tingkat kerusakan yang masih akan timbul akibat toksisitas kadar bilirubin yang sangat tinggi

                                  Pemeriksaan fungsi otak EEGBertujuan untuk mengetahui sejauh mana kerusakan otak yang telah terjadi

                                  24

                                  Penatalaksanaan (7)

                                  ManajemenStrategi mengelola bayi baru lahir dengan hiperbilirubinemia meliputi pencegahan penggunaan farmakologi fototerapi dan transfusi tukar (1 7)

                                  1 Strategi pencegahan hiperbirubinemia(1) Pencegahan primer

                                  Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya paling sedikit 8-12 kali per hari untuk beberapa hari pertama

                                  Tidak memberikan cairan tambahan rutin seperti dekstrose atau air pada bayi yang mendapat ASI dan tidak mengalami dehidrasi (1 7)

                                  (2) Pencegahan sekunder Semua wanita hamil harus diperiksa golongan darah ABO dan rhesus serta penyaringan

                                  serum untuk antibodi isoimun yang tidak biasa Jika golongan darah ibu tidak diketahui atau Rh negatif dilakukan pemeriksaan

                                  antibodi direk (tes coombs) golongan darah dan tipe Rh darahtali pusat bayi

                                  25

                                  Jika golongan darah ibu O Rh positif terdapat pilihan untuk dilakukan tesgolongan darah dan tes coombs pada darah tali pusat bayi tetapi hal itu tidak diperlukan jikan dilakukan pengawasan penilaian terhadap resiko sebelum keluar RS dan tindak lanjut yang memadai

                                  Harus memastikan bahwa semua bayi secara rutin dimonitor terhadap timbulnya ikterus dan menetapkan protokol terhadap penilaian ikterus yang harus dinilai saat memeriksa tanda vital bayi tetapi tidak kurang dari setiap 8-12 jam (1 7)

                                  (3) Evaluasi laboraturium Pengukuran kadar bilirubin harus dilakukan pada setiap bayi yang mengalami ikterus

                                  dalam 24 jam pertama setelah lahir Pengukuran kadar bilirubin harus dilakukan jika tampak ikterus yang berlebihan Semua kadar bilirubin harus diintrepretasikan sesuai dengan umur bayi dalam jam(1 7)

                                  (4) Penyebab kuning Bayi yang mengalami peningkatan bilirubin direk atau konjugasi harus dilakukan analisis

                                  dan kultur urin Bayi sakit dan ikterus pada umur atau lebih dari 3 minggu harus dilakukan pemeriksaan

                                  bilirubin total dan direk untuk mengidentifikasi adanya kolestatis Jika kadar bilirubin direk meningkat dilakukan evaluasi tambahan mencari penyebab

                                  kolestatis Pemeriksaan kadar G6PD direkomendasikan untuk bayi ikterus yang

                                  mendapat fototerapi dan dengan riwayat keluarga atau asal geografis yang menunjukkan kecenderungan defisiensi G6PD atau pada bayi dengan respon fototerapi buruk (1 7)

                                  (5) Penilaian resiko sebelum bayi dipulangkan Setiap bayi harus dinilai terhadap resiko berkembangnya hiperbilirubinemia berat (1 7)

                                  (6) Kebijakan dan prosedur rumah sakit RS harus memberikan informasi tertulis dan lisan kepada orang tua mengenai kuning

                                  perlunya monitor terhadap kuning dan anjuran bagaimana monitoring harus dilakukan (1

                                  7)

                                  (7) Pengelolaan bayi dengan ikterus yang mendapat ASI Observasi semua fese awal bayi pertimbangkan untuk merangsang pengeluaran jika

                                  feses keluar dalam waktu 24 jam Segera mulai menyusui dan beri sesering mungkin Menyusui yang sering dengan waktu

                                  yang singkat lebih efektif dibandingkan dengan menyusui yang lama dengan frekuensi yang jarang walaupun total waktu yang diberikan sama

                                  Tidak dianjurkan pemberian air dektrosa atau formula pengganti Observasi berat badan BAK dan BAB yang berhubungan dengan pola menyusui

                                  26

                                  Ketika kadar bilirubin mencapai 15mgdL tingkatkan pemberian minum rangsang pengeluaran atau produksi ASI dengan cara memompa dan menggunakan protokol penggunaan fototerapi yang dikeluarkan AAP

                                  Tidak terdapat bukti bahwa early jaundice berhubungan dengan abnormalitas ASI sehingga penghentian menyusui sebagai suatu upaya hanya diindikasikan jika ikterus menetap lebih dari 6 hari atau meningkat diatas 20 mgdL atau ibumemiliki riwayat bayi sebelumnya terkena kuning (1 7)

                                  2 Penggunaan Farmakoterapi

                                  a) Imunoglobulin intravena telah digunakan pada bayi ndash bayi dengan rhesus yang berat dan inkompatibilitas ABO untuk menekan hemolisis isoimun dan menurunkan tindakan transfusi tukar

                                  b) Fenobarbital merangsang aktivitas dan konsentrasi UDPG ndash T dan ligandin serta dapat meningkatkan jumlah tempat ikatan bilirubin sehingga konjugasi bilirubin berlangsung lebih cepat Pemberian phenobarbital untuk mengobatan hiperbilirubinemia pada

                                  27

                                  neonatus selama tiga hari baru dapat menurunkan bilirubin serum yang berarti Bayi prematur lebih banyak memberikan reaksi daripada bayi cukup bulan Phenobarbital dapat diberikan dengan dosis 8 mgkg berat badan sehari mula-mula parenteral kemudian dilanjutkan secara oral Keuntungan pemberian phenobarbital dibandingkan dengan terapi sinar ialah bahwa pelaksanaanya lebih murah dan lebih mudah Kerugiannya ialah diperlukan waktu paling kurang 3 hari untuk mendapat hasil yang berarti

                                  c) Metalloprotoprophyrin adalah analog sintesis heme

                                  d) Tin ndash Protoporphyrin (Sn ndash Pp) dan Tin ndash Mesoporphyrin ( Sn ndash Mp ) dapat menurunkan kadar bilirubin serum

                                  e) Pemberian inhibitor b - glukuronidasi seperti asam L ndash aspartik dan kasein holdolisat dalam jumlah kecil (5 mldosis ndash 6 kalihari ) pada bayi sehat cukup bulan yang mendapat ASI dan meningkatkan pengeluaran bilirubin feses dan ikterus menjadi berkurang dibandingkan dengan bayi control (13 7)

                                  3 Fototerapi Pengaruh sinar terhadap ikterus pertama sekali diperhatikan dan dilaporkan oleh seorang

                                  perawat di salah satu rumah sakit di Inggris Perawat Ward melihat bahwa bayi ndash bayi yang mendapat sinar matahari di bangsalnya ternyata ikterusnya lebih cepat menghilang dibandingkan bayi ndash bayi lainnya Cremer (1958) yang mendapatkan laporan tersebut mulai melakukan penyelidikan mengenai pengaruh sinar terhadap hiperbilirubinemia ini Dari penelitiannya terbukti bahwa disamping pengaruh sinar matahari sinar lampu tertentu juga mempunyai pengaruh dalam menurunkan kadar bilirubin pada bayi ndash bayi prematur lainnya6Sinar fototerapi akan mengubah bilirubin yang ada di dalam kapiler-kapiler superfisial dan ruang-ruang usus menjadi isomer yang larut dalam air yang dapat diekstraksikan tanpa metabolisme lebih lanjut oleh hati Maisels seorang peneliti bilirubin menyatakan bahwa fototerapi merupakan obat perkutan3 Bila fototerapi menyinari kulit akan memberikan foton-foton diskrit energi sama halnya seperti molekul-molekul obat sinar akan diserap oleh bilirubin dengan cara yang sama dengan molekul obat yang terikat pada reseptor (1 5 7)

                                  Molekul-molekul bilirubin pada kulit yang terpapar sinar akan mengalami reaksi fotokimia yang relatif cepat menjadi isomer konfigurasi dimana sinar akan merubah bentuk molekul bilirubin dan bukan mengubah struktur bilirubin Bentuk bilirubin 4Z 15Z akan berubah menjadi bentuk 4Z15E yaitu bentuk isomer nontoksik yang bisa diekskresikan Isomer bilirubin ini mempunyai bentuk yang berbeda dari isomer asli lebih polar dan bisa diekskresikan dari hati ke dalam empedu tanpa mengalami konjugasi atau membutuhkan pengangkutan khusus untuk ekskresinya Bentuk isomer ini mengandung 20 dari jumlah bilirubin serum Eliminasi melalui urin dan saluran cerna sama-sama penting dalam mengurangi muatan bilirubin Reaksi fototerapi menghasilkan suatu fotooksidasi melalui proses yang cepat Fototerapi juga menghasilkan

                                  28

                                  lumirubin dimana lumirubin ini mengandung 2 sampai 6 dari total bilirubin serum Lumirubin diekskresikan melalui empedu dan urinLumirubin bersifat larut dalam air (5)

                                  Mekanisme fototerapi Penelitian Sarici mendapatkan 105 neonatus cukup bulan dan 255 neonatus kurang bulan menderita hiperbilirubinemia yang signifikan dan membutuhkan fototerapi

                                  29

                                  Fototerapi diindikasikan pada kadar bilirubin yang meningkat sesuai dengan umur pada neonatus cukup bulan atau berdasarkan berat badan pada neonatus kurang bulan sesuai dengan rekomendasi American Academy of Pediatrics (AAP) (5)

                                  Sinar FototerapiSinar yang digunakan pada fototerapi adalah suatu sinar tampak yang merupakan suatu

                                  gelombang elektromagnetik Sifat gelombang elektromagnetik bervariasi menurut frekuensi dan panjang gelombang yang menghasilkan spektrum elektromagnetik Spektrum dari sinar tampak ini terdiri dari sinar merah oranye kuning hijau biru dan ungu Masing masing dari sinar memiliki panjang gelombang yang berbeda beda

                                  Panjang gelombang sinar yang paling efektif untuk menurunkan kadar bilirubin adalah sinar biru dengan panjang gelombang 425-475 nmSinar biru lebih baik dalam menurunkan kadar bilirubin dibandingkan dengan sinar biru-hijau sinar putih dan sinar hijau Intensitas sinar adalah jumlah foton yang diberikan per sentimeter kuadrat permukaan tubuh yang terpapar Intensitas yang diberikan menentukan efektifitas fototerapi semakin tinggi intensitas sinar maka semakin cepat penurunan kadar bilirubin serumIntensitas sinar yang ditentukan sebagai Wcm2nm

                                  Intensitas sinar yang diberikan menentukan efektivitas dari fototerapi Intensitas sinar diukur dengan menggunakan suatu alat yaitu radiometer fototerapi2836 Intensitas sinar ge 30 μWcm2nm cukup signifikan dalam menurunkan kadar bilirubin untuk intensif fototerapi Intensitas sinar yang diharapkan adalah 10 ndash 40 μWcm2nm Intensitas sinar maksimal untuk fototerapi standard adalah 30 ndash 50 μWcm2nm Semakin tinggi intensitas sinar maka akan lebih besar pula efikasinya

                                  Faktor-faktor yang berpengaruh pada penentuan intensitas sinar ini adalah jenis sinar panjang gelombang sinar yang digunakan jarak sinar ke neonatus dan luas permukaan tubuh neonatus yang disinari serta penggunaan media pemantulan sinar

                                  Intensitas sinar berbanding terbalik dengan jarak antara sinar dan permukaan tubuh Cara mudah untuk meningkatkan intensitas sinar adalah menggeser sinar lebih dekat pada bayi

                                  Rekomendasi AAP menganjurkan fototerapi dengan jarak 10 cm kecuali dengan menggunakan sinar halogenSinar halogen dapat menyebabkan luka bakar bila diletakkan terlalu dekat dengan bayi Bayi cukup bulan tidak akan kepanasan dengan sinar fototerapi berjarak 10 cm dari bayi Luas permukaan terbesar dari tubuh bayi yaitu badan bayi harus diposisikan di pusat sinar tempat di mana intensitas sinar paling tinggi

                                  Tabel 1 Rekomendasi AAP penanganan hiperbilirubinemia pada neonatus sehat dan cukup bulan (1 3 7)

                                  Usia ( jam ) Pertimbangan terapi sinar

                                  Terapi sinar Transfusi tukar Transfusi tukar dan terapi sinar

                                  25-48 gt12mgdl(gt200 micromolL)

                                  gt15 mgdl( gt250 micromolL)

                                  gt20 mgdl(gt340 micromolL)

                                  gt25 mgdl(425 micromolL)

                                  30

                                  49-72 gt15mgdl(gt250 micromolL)

                                  gt18 mgdl(gt300micromolL)

                                  gt25mgdl(425 micromolL)

                                  gt30 mgdl(510micromolL)

                                  gt72 gt17 mgdl(gt290 micromolL)

                                  gt20mgdl(gt340micromolL

                                  gt25mgdl(gt425 micromolL)

                                  gt30mgdl(gt510 micromolL)

                                  Tabel 2 Tatalaksana hiperbilirubinemia pada Neonatus Kurang Bulan Sehat dan Sakit ( gt37 minggu ) (1 3 7)

                                  Neontaus kurang bulan sehat Kadar Total Bilirubin Serum (mgdl)

                                  Neontaus kurang bulan sakit Kadar Total Bilirubin Serum (mgdl)

                                  Berat Terapi sinar Transfusi tukar

                                  Terapi sinar Transfusi tukar

                                  Hingga 1000 g 5-7 10 4-6 8-101001-1500 g 7-10 10-15 6-8 10-121501-2000 g 10 17 8-10 15gt2000 g 10-12 18 10 17

                                  Kontraindikasi fototerapi adalah pada kondisi dimana terjadi peningkatan kadar bilirubin direk yang disebabkan oleh penyakit hati atau obstructive jaundice Komplikasi terapi sinar

                                  Setiap cara pengobatan selalu akan disertai efek samping Di dalam penggunaan terapi sinar penelitian yang dilakukan selama ini tidak memperlihatkan hal yang dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi baik komplikasi segaera ataupun efek lanjut yang terlihat selama ini ebrsifat sementara yang dapat dicegah atau ditanggulangi dengan memperhatikan tata cara pengunaan terapi sinar yang telah dijelaskan diatas (5)

                                  Kelainan yang mungkin timbul pada terapi sinar antara lain

                                  1 Peningkatan ldquoinsensible water lossrdquo pada bayiHal ini terutama akan terlihat pada bayi yang kurnag bulan Oh dkk (1972) melaporkan kehilangan ini dapat meningkat 2-3 kali lebih besar dari keadaan biasa Untuk hal ini pemberian cairan pada penderita dengan terapi sinar perlu diperhatikan dengan sebaiknya

                                  2 Frekuensi defekasi yang meningkat

                                  31

                                  Banyak teori yang menjelaskan keadaan ini antara lain dikemukankan karena meningkatnya peristaltik usus (Windorfer dkk 1975) Bakken (1976) mengemukakan bahwa diare yang terjadi akibat efek sekunder yang terjadi pada pembentukan enzim lactase karena meningkatnya bilirubin indirek pada usus Pemberian susu dengan kadar laktosa rendah akan mengurangi timbulnya diare Teori ini masih belum dapat dipertentangkan (Chung dkk 1976)

                                  3 Timbulnya kelainan kulit yang sering disebut ldquoflea bite rashrdquo di daerah muka badan dan ekstremitas Kelainan ini segera hilang setelah terapi dihentikan Pada beberapa bayi dilaporkan pula kemungkinan terjadinya bronze baby syndrome (Kopelman dkk 1976) Hal ini terjadi karena tubuh tidak mampu mengeluarkan dengan segera hasil terapi sinar Perubahan warna kulit yang bersifat sementara ini tidak mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi

                                  4 Gangguan retinaKelainan retina ini hanya ditemukan pada binatang percibaan (Noel dkk 1966) Pnelitain Dobson dkk 1975 tidak dapat membuktikan adanya perubahan fungsi mata pada umumnya Walaupin demikian penyelidikan selanjutnya masih diteruskan

                                  5 Gangguan pertumbuhanPada binatang percobaan ditemukan gangguan pertumbuhan (Ballowics 1970) Lucey (1972) dan Drew dkk (10976) secara klinis tidak dapat menemukan gangguan tumbuh kembang pada bayi yang mendapat terapi sinar Meskipun demikian hendaknya pemakaian terapi sinar dilakukan dengan indikasi yang tepat selama waktu yang diperlukan

                                  6 Kenaikan suhuBeberapa penderita yang mendapatkan terapi mungkin memperlihatkan kenaikan suhu Bila hal ini terjadi terapi dapat terus dilanjutkan dengan mematikan sebagian lampu yang dipergunakan

                                  7 Beberapa kelainan lain seperti gangguan minum letargi iritabilitas kadang-kadang ditemukan pada penderita Keadaan ini hanya bersifat sementara dan akan menghilang dengan sendirinya

                                  8 Beberapa kelainan yang sampai saat ini masih belim diketahui secara pasti adalah kelainan gonad adanya hemolisis darah dan beberapa kelainan metabolisme lain

                                  Sampai saat ini tampaknya belum ditemukan efek lanjut terapi sinar pada bayi Komplikasi segera juga bersifat ringan dan tidak berarti dibandingkan dengan manfaat penggunaannya Mengingat hal ini adalah wajar bila terapi sinar mempunyai tempat tersendiri dalam penatalaksanaan hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir

                                  Tranfusi Tukar

                                  32

                                  Transfusi tukar adalah suatu tindakan pengambilan sejumlah kecil darah yang dilanjutkan dengan pengembalian darah dari donor dalam jumlah yang sama yang dilakukan berulang-ulang sampai sebagian besar darah penderita tertukar (Friel 1982) (1 5)

                                  Pada hiperbilirubinemia tindakan ini bertujuan mencegah terjadinya ensefalopati bilirubin dengan cara mengeluarkan bilirubin indirek dari sirkulasi Pada bayi dengan isoimunisasi transfusi tukar memiliki manfaat tambahan karena membantu mengeluarkan antibodi maternal dari sirkulasi bayi Sehingga mencegah hemolisis lebih lanjut dan memperbaiki anemia (5)

                                  Darah Donor Untuk Tranfusi Tukar (1 5)

                                  1 Darah yang digunakan golongan O

                                  2 Gunakan darah baru Kerjasama dengan dokter kandungan dan Bank Darah adalah penting untuk persiapan kelahiran bayi yang membutuhkan tranfusi tukar

                                  3 Pada penyakit hemolitik rhesus jika darah disiapkan sebelum persalinan harus golongan O dengan rhesus (-) crossmatched terhadap ibu Bila darah disiapkan setelah kelahiran dilakukan juga crossmatched terhadap bayi

                                  4 Pada inkomptabilitas ABO darah donor harus golongan O rhesus (-) atau rhesus yang sama dengan ibu dan bayinya Crossmatched terhadap ibu dan bayi yang mempunyai titer rendah antibodi anti A dan anti B Biasanya menggunakan eritrosit golongan O dengan plasma AB untuk memastikan bahwa tidak ada antibodi anti A dan anti B yang muncul

                                  5 Pada penyakit hemolitik isoimun yang lain darah donor tidak boleh berisi antigen tersensitisasi dan harus di crossmatched terhadap ibu

                                  33

                                  6 Pada hiperbilirubinemia yang nonimun darah donor ditiping dan crossmatched terhadap plasma dan eritrosit pasienbayi

                                  7 Tranfusi tukar biasanya memakai 2 kali volume darah (2 volume exchange) ---- 160 mLkgBB sehingga diperoleh darah baru sekitar 87

                                  Teknik Transfusi Tukar (1 5)

                                  a SIMPLE DOUBLE VOLUME

                                  Push-Pull tehnique jarum infus dipasang melalui kateter vena umbilikalis vena saphena magna Darah dikeluarkan dan dimasukkan bergantian

                                  b ISOVOLUMETRIC

                                  Darah secara bersamaan dan simultan dikeluarkan melalui arteri umbilikalis dan dimasukkan melalui vena umbilikalis dalam jumlah yang sama

                                  c PARTIAL EXCHANGE TRANFUSION

                                  Tranfusi tukar sebagian dilakukan biasanya pada bayi dengan polisitemia

                                  Di Indonesia untuk kedaruratan transfusi tukar pertama menggunakan golongan darah O rhesus positif (1 5)

                                  Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

                                  Kebutuhan

                                  Rumus

                                  lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2 lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

                                  Hct sekarang Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

                                  (Hb donor ndash Hb sekarang) BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang) (PCV donor)

                                  Indikasi

                                  Hingga kini belum ada kesepakatan global mengenai kapan melakukan transfusi tukar pada hiperbilirubinemia Indikasi transfusi tukar berdasarkan keputusan WHO tercantum dalam tabel 2 (1 5)

                                  34

                                  Tabel 3 Indikasi Transfusi Tukar Berdasarkan Kadar Bilirubin Serum

                                  UsiaBayi Cukup Bulan Sehat

                                  Dengan Faktor Risiko

                                  Hari mgdL mgDl

                                  Hari ke-1 15 13

                                  Hari ke-2 25 15

                                  Hari ke-3 30 20

                                  Hari ke-4 dan seterusnya

                                  30 20

                                  Bila transfusi tukar memungkinkan untuk dilaksanakan di tempat atau bayi bisa dirujuk secara cepat dan aman ke fasilitas lain dan kadar bilirubin bayi telah mencapai kadar di atas sertakan contoh darah ibu dan bayi (5)

                                  Tabel 4 Indikasi Transfusi Tukar Pada Bayi Berat Badan Lahir Rendah

                                  Berat badan (gram)KadKadar Bilirubin (mgdL)

                                  ltgt gt lt1000 10-12

                                  1000-1500 12-15

                                  1500-2000 15-18

                                  2000-2500 18-20

                                  Pada penyakit hemolitik segera dilakukan tranfusi tukar apabila ada indikasi

                                  a Kadar bilirubin tali pusat gt 45 mgdL dan kadar Hb rendah

                                  b Kadar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam walaupun sedang mendapatkan terapi sinar

                                  35

                                  c Selama terapi sinar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam dan kadar Hb 11 ndash 13 grdL

                                  d Didapatkan anemia yang progresif walaupun kadar bilirubin dapat dikontrol secara adekuat dengan terapi sinar

                                  Transfusi tukar harus dihentikan apabila terjadi

                                  Emboli (emboli bekuan darah) trombosis

                                  Hiperkalemia hipernatremia hipokalsemia asidosis hipoglikemia

                                  Gangguan pembekuan karena pemakaian heparin

                                  Perforasi pembuluh darah

                                  Komplikasi tranfusi tukar (1)

                                  1 Hipokalsemia dan hipomagnesia

                                  2 Hipoglikemia

                                  3 Gangguan keseimbangan asam basa

                                  4 Hiperkalemia

                                  5 Gangguan kardiovaskular

                                  Perforasi pembuluh darah

                                  Emboli

                                  Infark

                                  Aritmia

                                  Volume overload

                                  Arrest

                                  6 Pendarahan Trombositopenia Defisiensi factor pembekuan

                                  7 Infeksi8 Hemolisis9 Graft-versus host disease10 Lain-lain hipotermia hipertermia dan kemungkinan terjadinya enterokolitis

                                  nekrotikans

                                  36

                                  Perawatan pasca tranfusi tukar Lanjutkan dengan terapi sinar Awasi ketat kemungkinan terjadinya komplikasi

                                  37

                                  38

                                  DAFTAR PUSTAKA1 Staf pengajar Ilmu kesehatan anak FKUI Gastroenterologi Ilmu Kesehatan Anak Jilid I

                                  Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1985 hal 283-3102 Noerasid N amp dkk gastrienteritis ( Diare ) Akut Gastroenterologi Anak Praktis Bagian Ilmu

                                  Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1988 hal 51-763 Firmansyah A dkk Penyakit Radang Usus Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak ed Markum H

                                  dkk Jilid 1 bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia hal 448-474

                                  4 Staf Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM Panduan Pelayanan Medis Jakarta 20055 wwwemedicinecompedtopic583htmdiarrheaJully2005 6 Reisinger ECdkkDiarrhea Caused by primarily Non-Gastrointestinal Infection

                                  wwwmedscapecomviewarticle505473 Nature Clinical Practical Gastroenterology amp Hepatology

                                  7 Pray Sddk Diarrhea Causes dan Self-Care Treatments wwwmedscapecomviewarticle407636 US Pharmacist

                                  8 Soegijanto Soegeng Prof DR Ilmu Penyakit Anak Diagnosa Dan Penatalaksanaan Edisi pertama Jakarta Salemba Medika 2002

                                  9 Mansjoer A Kuspuji T dkk Kapita Selekta Kedokteran Edisi III Jilid 2 Cetakan kelima Jakarta Media Aesculapius 2002

                                  10 Suharyono Aswitha B EM Halimun Gastroenterologi Anak Praktis cetakan ke-4 Jakarta Gaya Baru 2003

                                  11 Sari Dina Kartika Hanifah Mirzanie Desy K A Leksana Buku Saku Pediatrica Edisi 2 Jogjakarta Tosca Enterprise 2006

                                  12 http wwwKeep Kids Healthycom ndash Diarrhea in Children13 Subijanto Reza Ranuh Liek Djupri Pitono Soeparto Management Diare Pada Bayi Dan

                                  Anak (Diarrheal Management In Infant And Children) Buletin Ilmu Kesehatan Anak Thn XXX No 11 2003

                                  14 http www Pediatricscom -- Lactobacillus Therapy for Acute Infectious Diarrhea in Children A Meta-analysis -- Van Niel et almht

                                  15 Tjokronegoro Arjatmo Prof Dr dr Hendra Utama Sp FK Updates In Pediatric Emergencies FKUI Jakarta 2002

                                  39

                                  • Diagnosis (1 2 4 7)
                                  • Anamnesis
                                  • Pemeriksaan Fisik
                                    • Teknik Transfusi Tukar (1 5)
                                      • DAFTAR PUSTAKA

                                    1 Pembentukan bilirubin secara berlebihan

                                    Penyakit hemolitik atau peningkatan kecepatan destruksi sel darah merah merupakan penyebab utama dari pembentukan bilirubin yang berlebihan Ikterus yang timbul sering disebut ikterus hemolitik Konjugasi dan transfer pigmen empedu berlangsungnormal tetapi suplai bilirubin tak terkonjugasi melampaui kemampuan Beberapa penyebab ikterus hemolitik yang sering adalah hemoglobin abnormal (hemoglobin S pada animea sel sabit) sel darah merah abnormal (sterositosis herediter) anti body dalam serum (Rh atau autoimun) pemberian beberapa obat-obatan dan beberapa limfoma atau pembesaran (limpa dan peningkatan hemolisis) Sebagaian kasus Ikterus hemolitik dapat di akibatkan oleh peningkatan destruksi sel darah merah atau prekursornya dalam sum-sum tulang (talasemia anemia persuisiosa porviria) Proses ini dikenal sebagai eritropoiesis tak efektif Kadar bilirubin tak terkonjugasi yang melebihi 20 mg 100 ml pada bayi dapat mengakibatkan Kern Ikterus (1 2)

                                    2 Gangguan pengambilan bilirubin

                                    Pengambilan bilirubin tak terkonjugasi yang terikat abulmin oleh sel-sel hati dilakukan dengan memisahkannya dari albumin dan mengikatkan pada protein penerima Hanya beberapa obat yang telah terbukti menunjukkan pengaruh terhadap pengambilan bilirubin oleh sel-sel hati asam flafas pidat (dipakai untuk mengobati cacing pita) nofobiosin dan beberapa zat warna kolesistografik Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi dan Ikterus biasanya menghilang bila obat yang menjadi penyebab di hentikan Dahulu ikterus neonatal dan beberapa kasus sindrom Gilbert dianggap oleh defisiensi protein penerima dan gangguan dalam pengambilan oleh hati Namun pada kebanyakan kasus demikian telah di temukan defisiensi glukoronil transferase sehingga keadaan ini terutama dianggap sebagai cacat konjugasi bilirubin (1 2)

                                    3 Gangguan konjugasi bilirubin

                                    Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi yang ringan ( lt 129 100 ml ) yang mulai terjadi pada hari ke dua sampai ke lima lahir disebut Ikterus fisiologis pada neonatus Ikterus neonatal yang normal ini disebabkan oleh kurang matangnya enzim glukoronik transferase Aktivitas glukoronil tranferase biasanya meningkat beberapa hari setelah lahir sampai sekitar minggu ke dua dan setelah itu Ikterus akan menghilang (1 2)

                                    Kern Ikterus atau bilirubin enselopati timbul akibat penimbunan bilirubin tak terkonjugasi pada daerah basal ganglia yang banyak lemak Bila keadaan ini tidak di obati maka akan terjadi kematian atau kerusakan Neorologik berat tindakan pengobatan saat ini dilakukan pada Neonatus dengan Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi adalah dengan fototerapi(1 2)

                                    Fototerapi berupa pemberian sinar biru atau sinar fluoresen atau (gelombang yang panjangnya 430 sampai dengan 470 nm) pada kulit bayi yang telanjang Penyinaran ini menyebabkan perubahan struktural Bilirubin (foto isumerisasi) menjadi isomer-isomer yang larut dalam air isomer ini akan di ekskresikan dengan cepat ke dalam empedu tanpa harus di

                                    18

                                    konjugasi terlebih dahulu Fenobarbital (Luminal) yang meningkatkan aktivitas glukoronil transferase sering kali dapat menghilang ikterus pada penderita ini (1)

                                    4 Penurunan eksresi bilirubin terkonjugasi

                                    Gangguan eskresi bilirubin baik yang disebabkan oleh faktor-faktor Fungsional maupun obstruksi terutama mengakibatkan hiperbilirubinemia terkonjugasi Karena bilirubin terkonjugasi latut dalam airmaka bilirubin ini dapat di ekskresi ke dalam kemih sehingga menimbulkan bilirubin dan kemih berwarna gelap Urobilinogen feses dan urobilinogen kemih sering berkurang sehingga terlihat pucat Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat di sertai bukti-bukti kegagalan ekskresi hati lainnya seperti peningkatan kadar fostafe alkali dalam serum AST Kolesterol dan garam-garam empedu Peningkatan garam-garam empedu dalam darah menimbulkan gatal-gatal pada ikterus Ikterus yang diakibatkan oleh hiperbilirubinemia terkonjugasi biasanya lebih kuning dibandingkan dengan hiperbilirubinemia tak terkonjugasi Perubahan warna berkisar dari kuning jingga muda atau tua sampai kuning hijau bila terjadi obstruksi total aliran empedu perubahan ini merupakan bukti adanya ikterus kolestatik yang merupakan nama lain dari ikterus obstruktif Kolestasis dapat bersifat intrahepatik (mengenai sel hati kanalikuli atau kolangiola) atau ekstra hepatik (mengenai saluran empedu di luar hati) Pada ke dua keadaan ini terdapat gangguan niokimia yang sama (1 2)

                                    Sumber lain ada juga yang menyatakan penyebab dari hiperbilirubinemia adalah

                                    a Produksi bilirubin yang meningkat peningkatan jumlah sel darah merah penurunan umur sel darah merah peningkatan pemecahan sel darah merah (inkompatibilitas golongan darah dan Rh) defek sel darah merah pada defisiensi G6PD atau sferositosis polisetemia sekuester darah infeksi)

                                    b Penurunan konjugasi bilirubin prematuritas ASI defek congenital yang jarang)c Peningkatan reabsorpsi bilirubin dalam saluran cerna ASI asfiksia pemberian ASI

                                    yang terlambat obstruksi saluran cernad Kegagalan eksresi cairan empede infeksi intrauterine sepsis hepatitis sindrom

                                    kolestatik atresia biliaris fibrosis kistik)(1 2)

                                    Klasifikasi ikterus pada neonatus

                                    Ikterus fisiologis terjadi setelah 24 jam pertama Pada bayi cukup bulan nilai puncak 6-8 mgdL biasanya tercapai pada hari ke 3-5 Pada bayi kurang bulan nilainya 10-12 mgdL bahkan sampai 15 mgdL Peningkatanakumulasi bilirubin serum lt 5 mgdLhr

                                    Ikterus patologis terjadi dalam 24 jam pertama Peningkatan akumulasi bilirubin serum gt 5 mgdLhr Bayi yang mendapat ASI kadar bilirubin total serum gt 17mgdL Ikterus menetap setelah 8 hari pada bayi cukup bulan dan setelah 14 hari pada bayi kurang bulan Bilirubin direk gt2 mgdL

                                    19

                                    Sebagai neonatus terutama bayi prematur menunjukkan gejala ikterus pada hari pertama Ikterus ini biasanya timbul pada hari kedua kemudian menghilang pada hari ke sepuluh atau pada akhir minggu ke dua Bayi dengan gejala ikterus ini tidak sakit dan tidak memerlukan pengobatan kecuali dalam pengertian mencegah terjadinya penumpukan bilirubin tidak langsung yang berlebihan

                                    Ikterus dengan kemungkinan besar menjadi patologik dan memerlukan pemeriksaan yang mendalam antara lain (6)

                                    Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama Bilirubin serum meningkat lebih dari 5 mg per hari Bilirubin melebihi 10mg pada bayi cukup bulan Bilirubin melebihi 15mg pada bayi prenatur Ikterus yang menetap sesudah minggu pertama Ikterus dengan bilirubin langsung melebihi 1mgpada setiap

                                    waktu Ikterus yang mempunyai hubungan dengan penyakit hemoglobin

                                    infeksi atau suatu keadaan patologik lain yang telah diketahui

                                    Pembagian derajat ikterus

                                    Berdasarkan Kramer dapat dibagi (4)

                                    Derajat ikterus Daerah ikterus Perkiraan kadar bilirubin

                                    I

                                    II

                                    III

                                    IV

                                    V

                                    Kepala dan leher

                                    Sampai badan atas (diatas umbilicus)

                                    Sampai badan bawah (dibawah umbilicuks hingga tungkai atas diatas lutut)

                                    Sampai lengan tungkai bawah lutut

                                    Sampai telapak tangan dan kaki

                                    50 mg

                                    90mg

                                    114mg

                                    124mg

                                    160mg

                                    20

                                    Pemeriksaan penunjang

                                    Pemeriksaan Laboratorium (4)

                                    Pemeriksaan serum bilirubin (bilirubin total dan direk) harus dilakukan pada neonatus yang mengalami ikterus Terutama pada bayi yang tampak sakit atau bayi-bayi yang tergolong risiko tinggi terserang hiperbilirubinemia berat Namun pada bayi yang mengalami ikterus berat lakukan terapi sinar sesegera mungkin jangan menunda terapi sinar dengan menunggu hasil

                                    pemeriksaan kadar serum bilirubin

                                    lsquoTranscutaneous bilirubin (TcB)rsquo dapat digunakan untuk menentukan kadar serum bilirubin total tanpa harus mengambil sampel darah Namun alat ini hanya valid untuk kadar bilirubin total lt 15 mgdL (lt257 μmolL) dan tidak lsquoreliablersquo pada kasus ikterus yang sedang mendapat

                                    terapi sinar 511

                                    Pemeriksaan tambahan yang sering dilakukan untuk evaluasi menentukan penyebab ikterus antara lain

                                    bull Golongan darah dan lsquoCoombs testrsquo bull Darah lengkap dan hapusan darah bull Hitung retikulosit skrining G6PD atau ETCOc

                                    bull Bilirubin direk

                                    Pemeriksaan serum bilirubin total harus diulang setiap 4-24 jam tergantung usia bayi dan tingginya kadar bilirubin Kadar serum albumin juga perlu diukur untuk menentukan pilihan

                                    terapi sinar ataukah tranfusi tukar

                                    21

                                    TABLE 1 Laboratory Evaluation of the Jaundiced Infant of 35 or More Weeksrsquo GestationIndications Assessments

                                    Jaundice in first 24 h Measure TcB andor TSBJaundice appears excessive for infantrsquos age Measure TcB andor TSBInfant receiving phototherapy or TSB rising rapidly (ie crossing percentiles [Fig 2]) and unexplained by history and physical examination

                                    Blood type and Coombsrsquo test if not obtained with cord bloodComplete blood count and smearMeasure direct or conjugated bilirubinIt is an option to perform reticulocyte count G6PD and ETCOc if availableRepeat TSB in 4ndash24 h depending on infantrsquos age and TSB level

                                    TSB concentration approaching exchange levels or not responding to phototherapy

                                    Perform reticulocyte count G6PD albumin ETCOc if available

                                    Elevated direct (or conjugated) bilirubin level Do urinalysis and urine culture Evaluate for sepsis if indicated by history and physical examination

                                    Jaundice present at or beyond age 3 wk or sick infant

                                    Total and direct (or conjugated) bilirubin level

                                    If direct bilirubin elevated evaluate for causes of cholestasisCheck results of newborn thyroid and galactosemia screen and evaluate infant for signs or symptoms of hypothyroidism

                                    22

                                    Diagnosis (1 2 4 7)

                                    Dari anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium terdapat beberapa faktor

                                    Faktor risiko terjadinya hiperbilirubinaemia berat 1 Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama (usia bayi lt 24 jam) 2 Inkompatibilitas golongan darah (dengan lsquoCoombs testrsquo positip) 3 Usia kehamilan lt 38 minggu 4 Penyakit-penyakit hemolitik (G6PD lsquoend tidalrsquo CO 1048757)

                                    5 Ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya 6 Hematoma sefal lsquobruisingrsquo 7 ASI eksklusif (bila berat badan turun gt 12 BB lahir) 8 Ras Asia Timur jenis kelamin laki-laki usia ibu lt 25 tahun 9 Ikterus sebelum bayi dipulangkan 10 lsquoInfant Diabetic Motherrsquo makrosomia 11 Polisitemia

                                    23

                                    Anamnesis 1 Riwayat kehamilan dengan komplikasi (obat-obatan ibu DM gawat janin malnutrisi intra

                                    uterin infeksi intranatal)

                                    2 Riwayat persalinan dengan tindakan komplikasi

                                    3 Riwayat ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya

                                    4 Riwayat inkompatibilitas darah

                                    5 Riwayat keluarga yang menderita anemia pembesaran hepar dan limpa

                                    Pemeriksaan Fisik Secara klinis ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau beberapa

                                    hari kemudian Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar yang cukup Ikterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa tidak terlihat dengan penerangan yang kurang terutama pada neonatus yang kulitnya gelap Penilaian ikterus akan lebih sulit lagi apabila penderita sedang mendapatkan terapi sinar

                                    Tekan kulit secara ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna kulit dan

                                    jaringan subkutan Waktu timbulnya ikterus mempunyai arti penting pula dalam

                                    diagnosis dan penatalaksanaan penderita karena saat timbulnya ikterus mempunyai

                                    kaitan erat dengan kemungkinan penyebab ikterus tersebut

                                    Pemeriksaan Penunjang

                                    Pemeriksaan kadar bilirubinBertujuan untuk mengetahui tingkat kerusakan yang masih akan timbul akibat toksisitas kadar bilirubin yang sangat tinggi

                                    Pemeriksaan fungsi otak EEGBertujuan untuk mengetahui sejauh mana kerusakan otak yang telah terjadi

                                    24

                                    Penatalaksanaan (7)

                                    ManajemenStrategi mengelola bayi baru lahir dengan hiperbilirubinemia meliputi pencegahan penggunaan farmakologi fototerapi dan transfusi tukar (1 7)

                                    1 Strategi pencegahan hiperbirubinemia(1) Pencegahan primer

                                    Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya paling sedikit 8-12 kali per hari untuk beberapa hari pertama

                                    Tidak memberikan cairan tambahan rutin seperti dekstrose atau air pada bayi yang mendapat ASI dan tidak mengalami dehidrasi (1 7)

                                    (2) Pencegahan sekunder Semua wanita hamil harus diperiksa golongan darah ABO dan rhesus serta penyaringan

                                    serum untuk antibodi isoimun yang tidak biasa Jika golongan darah ibu tidak diketahui atau Rh negatif dilakukan pemeriksaan

                                    antibodi direk (tes coombs) golongan darah dan tipe Rh darahtali pusat bayi

                                    25

                                    Jika golongan darah ibu O Rh positif terdapat pilihan untuk dilakukan tesgolongan darah dan tes coombs pada darah tali pusat bayi tetapi hal itu tidak diperlukan jikan dilakukan pengawasan penilaian terhadap resiko sebelum keluar RS dan tindak lanjut yang memadai

                                    Harus memastikan bahwa semua bayi secara rutin dimonitor terhadap timbulnya ikterus dan menetapkan protokol terhadap penilaian ikterus yang harus dinilai saat memeriksa tanda vital bayi tetapi tidak kurang dari setiap 8-12 jam (1 7)

                                    (3) Evaluasi laboraturium Pengukuran kadar bilirubin harus dilakukan pada setiap bayi yang mengalami ikterus

                                    dalam 24 jam pertama setelah lahir Pengukuran kadar bilirubin harus dilakukan jika tampak ikterus yang berlebihan Semua kadar bilirubin harus diintrepretasikan sesuai dengan umur bayi dalam jam(1 7)

                                    (4) Penyebab kuning Bayi yang mengalami peningkatan bilirubin direk atau konjugasi harus dilakukan analisis

                                    dan kultur urin Bayi sakit dan ikterus pada umur atau lebih dari 3 minggu harus dilakukan pemeriksaan

                                    bilirubin total dan direk untuk mengidentifikasi adanya kolestatis Jika kadar bilirubin direk meningkat dilakukan evaluasi tambahan mencari penyebab

                                    kolestatis Pemeriksaan kadar G6PD direkomendasikan untuk bayi ikterus yang

                                    mendapat fototerapi dan dengan riwayat keluarga atau asal geografis yang menunjukkan kecenderungan defisiensi G6PD atau pada bayi dengan respon fototerapi buruk (1 7)

                                    (5) Penilaian resiko sebelum bayi dipulangkan Setiap bayi harus dinilai terhadap resiko berkembangnya hiperbilirubinemia berat (1 7)

                                    (6) Kebijakan dan prosedur rumah sakit RS harus memberikan informasi tertulis dan lisan kepada orang tua mengenai kuning

                                    perlunya monitor terhadap kuning dan anjuran bagaimana monitoring harus dilakukan (1

                                    7)

                                    (7) Pengelolaan bayi dengan ikterus yang mendapat ASI Observasi semua fese awal bayi pertimbangkan untuk merangsang pengeluaran jika

                                    feses keluar dalam waktu 24 jam Segera mulai menyusui dan beri sesering mungkin Menyusui yang sering dengan waktu

                                    yang singkat lebih efektif dibandingkan dengan menyusui yang lama dengan frekuensi yang jarang walaupun total waktu yang diberikan sama

                                    Tidak dianjurkan pemberian air dektrosa atau formula pengganti Observasi berat badan BAK dan BAB yang berhubungan dengan pola menyusui

                                    26

                                    Ketika kadar bilirubin mencapai 15mgdL tingkatkan pemberian minum rangsang pengeluaran atau produksi ASI dengan cara memompa dan menggunakan protokol penggunaan fototerapi yang dikeluarkan AAP

                                    Tidak terdapat bukti bahwa early jaundice berhubungan dengan abnormalitas ASI sehingga penghentian menyusui sebagai suatu upaya hanya diindikasikan jika ikterus menetap lebih dari 6 hari atau meningkat diatas 20 mgdL atau ibumemiliki riwayat bayi sebelumnya terkena kuning (1 7)

                                    2 Penggunaan Farmakoterapi

                                    a) Imunoglobulin intravena telah digunakan pada bayi ndash bayi dengan rhesus yang berat dan inkompatibilitas ABO untuk menekan hemolisis isoimun dan menurunkan tindakan transfusi tukar

                                    b) Fenobarbital merangsang aktivitas dan konsentrasi UDPG ndash T dan ligandin serta dapat meningkatkan jumlah tempat ikatan bilirubin sehingga konjugasi bilirubin berlangsung lebih cepat Pemberian phenobarbital untuk mengobatan hiperbilirubinemia pada

                                    27

                                    neonatus selama tiga hari baru dapat menurunkan bilirubin serum yang berarti Bayi prematur lebih banyak memberikan reaksi daripada bayi cukup bulan Phenobarbital dapat diberikan dengan dosis 8 mgkg berat badan sehari mula-mula parenteral kemudian dilanjutkan secara oral Keuntungan pemberian phenobarbital dibandingkan dengan terapi sinar ialah bahwa pelaksanaanya lebih murah dan lebih mudah Kerugiannya ialah diperlukan waktu paling kurang 3 hari untuk mendapat hasil yang berarti

                                    c) Metalloprotoprophyrin adalah analog sintesis heme

                                    d) Tin ndash Protoporphyrin (Sn ndash Pp) dan Tin ndash Mesoporphyrin ( Sn ndash Mp ) dapat menurunkan kadar bilirubin serum

                                    e) Pemberian inhibitor b - glukuronidasi seperti asam L ndash aspartik dan kasein holdolisat dalam jumlah kecil (5 mldosis ndash 6 kalihari ) pada bayi sehat cukup bulan yang mendapat ASI dan meningkatkan pengeluaran bilirubin feses dan ikterus menjadi berkurang dibandingkan dengan bayi control (13 7)

                                    3 Fototerapi Pengaruh sinar terhadap ikterus pertama sekali diperhatikan dan dilaporkan oleh seorang

                                    perawat di salah satu rumah sakit di Inggris Perawat Ward melihat bahwa bayi ndash bayi yang mendapat sinar matahari di bangsalnya ternyata ikterusnya lebih cepat menghilang dibandingkan bayi ndash bayi lainnya Cremer (1958) yang mendapatkan laporan tersebut mulai melakukan penyelidikan mengenai pengaruh sinar terhadap hiperbilirubinemia ini Dari penelitiannya terbukti bahwa disamping pengaruh sinar matahari sinar lampu tertentu juga mempunyai pengaruh dalam menurunkan kadar bilirubin pada bayi ndash bayi prematur lainnya6Sinar fototerapi akan mengubah bilirubin yang ada di dalam kapiler-kapiler superfisial dan ruang-ruang usus menjadi isomer yang larut dalam air yang dapat diekstraksikan tanpa metabolisme lebih lanjut oleh hati Maisels seorang peneliti bilirubin menyatakan bahwa fototerapi merupakan obat perkutan3 Bila fototerapi menyinari kulit akan memberikan foton-foton diskrit energi sama halnya seperti molekul-molekul obat sinar akan diserap oleh bilirubin dengan cara yang sama dengan molekul obat yang terikat pada reseptor (1 5 7)

                                    Molekul-molekul bilirubin pada kulit yang terpapar sinar akan mengalami reaksi fotokimia yang relatif cepat menjadi isomer konfigurasi dimana sinar akan merubah bentuk molekul bilirubin dan bukan mengubah struktur bilirubin Bentuk bilirubin 4Z 15Z akan berubah menjadi bentuk 4Z15E yaitu bentuk isomer nontoksik yang bisa diekskresikan Isomer bilirubin ini mempunyai bentuk yang berbeda dari isomer asli lebih polar dan bisa diekskresikan dari hati ke dalam empedu tanpa mengalami konjugasi atau membutuhkan pengangkutan khusus untuk ekskresinya Bentuk isomer ini mengandung 20 dari jumlah bilirubin serum Eliminasi melalui urin dan saluran cerna sama-sama penting dalam mengurangi muatan bilirubin Reaksi fototerapi menghasilkan suatu fotooksidasi melalui proses yang cepat Fototerapi juga menghasilkan

                                    28

                                    lumirubin dimana lumirubin ini mengandung 2 sampai 6 dari total bilirubin serum Lumirubin diekskresikan melalui empedu dan urinLumirubin bersifat larut dalam air (5)

                                    Mekanisme fototerapi Penelitian Sarici mendapatkan 105 neonatus cukup bulan dan 255 neonatus kurang bulan menderita hiperbilirubinemia yang signifikan dan membutuhkan fototerapi

                                    29

                                    Fototerapi diindikasikan pada kadar bilirubin yang meningkat sesuai dengan umur pada neonatus cukup bulan atau berdasarkan berat badan pada neonatus kurang bulan sesuai dengan rekomendasi American Academy of Pediatrics (AAP) (5)

                                    Sinar FototerapiSinar yang digunakan pada fototerapi adalah suatu sinar tampak yang merupakan suatu

                                    gelombang elektromagnetik Sifat gelombang elektromagnetik bervariasi menurut frekuensi dan panjang gelombang yang menghasilkan spektrum elektromagnetik Spektrum dari sinar tampak ini terdiri dari sinar merah oranye kuning hijau biru dan ungu Masing masing dari sinar memiliki panjang gelombang yang berbeda beda

                                    Panjang gelombang sinar yang paling efektif untuk menurunkan kadar bilirubin adalah sinar biru dengan panjang gelombang 425-475 nmSinar biru lebih baik dalam menurunkan kadar bilirubin dibandingkan dengan sinar biru-hijau sinar putih dan sinar hijau Intensitas sinar adalah jumlah foton yang diberikan per sentimeter kuadrat permukaan tubuh yang terpapar Intensitas yang diberikan menentukan efektifitas fototerapi semakin tinggi intensitas sinar maka semakin cepat penurunan kadar bilirubin serumIntensitas sinar yang ditentukan sebagai Wcm2nm

                                    Intensitas sinar yang diberikan menentukan efektivitas dari fototerapi Intensitas sinar diukur dengan menggunakan suatu alat yaitu radiometer fototerapi2836 Intensitas sinar ge 30 μWcm2nm cukup signifikan dalam menurunkan kadar bilirubin untuk intensif fototerapi Intensitas sinar yang diharapkan adalah 10 ndash 40 μWcm2nm Intensitas sinar maksimal untuk fototerapi standard adalah 30 ndash 50 μWcm2nm Semakin tinggi intensitas sinar maka akan lebih besar pula efikasinya

                                    Faktor-faktor yang berpengaruh pada penentuan intensitas sinar ini adalah jenis sinar panjang gelombang sinar yang digunakan jarak sinar ke neonatus dan luas permukaan tubuh neonatus yang disinari serta penggunaan media pemantulan sinar

                                    Intensitas sinar berbanding terbalik dengan jarak antara sinar dan permukaan tubuh Cara mudah untuk meningkatkan intensitas sinar adalah menggeser sinar lebih dekat pada bayi

                                    Rekomendasi AAP menganjurkan fototerapi dengan jarak 10 cm kecuali dengan menggunakan sinar halogenSinar halogen dapat menyebabkan luka bakar bila diletakkan terlalu dekat dengan bayi Bayi cukup bulan tidak akan kepanasan dengan sinar fototerapi berjarak 10 cm dari bayi Luas permukaan terbesar dari tubuh bayi yaitu badan bayi harus diposisikan di pusat sinar tempat di mana intensitas sinar paling tinggi

                                    Tabel 1 Rekomendasi AAP penanganan hiperbilirubinemia pada neonatus sehat dan cukup bulan (1 3 7)

                                    Usia ( jam ) Pertimbangan terapi sinar

                                    Terapi sinar Transfusi tukar Transfusi tukar dan terapi sinar

                                    25-48 gt12mgdl(gt200 micromolL)

                                    gt15 mgdl( gt250 micromolL)

                                    gt20 mgdl(gt340 micromolL)

                                    gt25 mgdl(425 micromolL)

                                    30

                                    49-72 gt15mgdl(gt250 micromolL)

                                    gt18 mgdl(gt300micromolL)

                                    gt25mgdl(425 micromolL)

                                    gt30 mgdl(510micromolL)

                                    gt72 gt17 mgdl(gt290 micromolL)

                                    gt20mgdl(gt340micromolL

                                    gt25mgdl(gt425 micromolL)

                                    gt30mgdl(gt510 micromolL)

                                    Tabel 2 Tatalaksana hiperbilirubinemia pada Neonatus Kurang Bulan Sehat dan Sakit ( gt37 minggu ) (1 3 7)

                                    Neontaus kurang bulan sehat Kadar Total Bilirubin Serum (mgdl)

                                    Neontaus kurang bulan sakit Kadar Total Bilirubin Serum (mgdl)

                                    Berat Terapi sinar Transfusi tukar

                                    Terapi sinar Transfusi tukar

                                    Hingga 1000 g 5-7 10 4-6 8-101001-1500 g 7-10 10-15 6-8 10-121501-2000 g 10 17 8-10 15gt2000 g 10-12 18 10 17

                                    Kontraindikasi fototerapi adalah pada kondisi dimana terjadi peningkatan kadar bilirubin direk yang disebabkan oleh penyakit hati atau obstructive jaundice Komplikasi terapi sinar

                                    Setiap cara pengobatan selalu akan disertai efek samping Di dalam penggunaan terapi sinar penelitian yang dilakukan selama ini tidak memperlihatkan hal yang dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi baik komplikasi segaera ataupun efek lanjut yang terlihat selama ini ebrsifat sementara yang dapat dicegah atau ditanggulangi dengan memperhatikan tata cara pengunaan terapi sinar yang telah dijelaskan diatas (5)

                                    Kelainan yang mungkin timbul pada terapi sinar antara lain

                                    1 Peningkatan ldquoinsensible water lossrdquo pada bayiHal ini terutama akan terlihat pada bayi yang kurnag bulan Oh dkk (1972) melaporkan kehilangan ini dapat meningkat 2-3 kali lebih besar dari keadaan biasa Untuk hal ini pemberian cairan pada penderita dengan terapi sinar perlu diperhatikan dengan sebaiknya

                                    2 Frekuensi defekasi yang meningkat

                                    31

                                    Banyak teori yang menjelaskan keadaan ini antara lain dikemukankan karena meningkatnya peristaltik usus (Windorfer dkk 1975) Bakken (1976) mengemukakan bahwa diare yang terjadi akibat efek sekunder yang terjadi pada pembentukan enzim lactase karena meningkatnya bilirubin indirek pada usus Pemberian susu dengan kadar laktosa rendah akan mengurangi timbulnya diare Teori ini masih belum dapat dipertentangkan (Chung dkk 1976)

                                    3 Timbulnya kelainan kulit yang sering disebut ldquoflea bite rashrdquo di daerah muka badan dan ekstremitas Kelainan ini segera hilang setelah terapi dihentikan Pada beberapa bayi dilaporkan pula kemungkinan terjadinya bronze baby syndrome (Kopelman dkk 1976) Hal ini terjadi karena tubuh tidak mampu mengeluarkan dengan segera hasil terapi sinar Perubahan warna kulit yang bersifat sementara ini tidak mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi

                                    4 Gangguan retinaKelainan retina ini hanya ditemukan pada binatang percibaan (Noel dkk 1966) Pnelitain Dobson dkk 1975 tidak dapat membuktikan adanya perubahan fungsi mata pada umumnya Walaupin demikian penyelidikan selanjutnya masih diteruskan

                                    5 Gangguan pertumbuhanPada binatang percobaan ditemukan gangguan pertumbuhan (Ballowics 1970) Lucey (1972) dan Drew dkk (10976) secara klinis tidak dapat menemukan gangguan tumbuh kembang pada bayi yang mendapat terapi sinar Meskipun demikian hendaknya pemakaian terapi sinar dilakukan dengan indikasi yang tepat selama waktu yang diperlukan

                                    6 Kenaikan suhuBeberapa penderita yang mendapatkan terapi mungkin memperlihatkan kenaikan suhu Bila hal ini terjadi terapi dapat terus dilanjutkan dengan mematikan sebagian lampu yang dipergunakan

                                    7 Beberapa kelainan lain seperti gangguan minum letargi iritabilitas kadang-kadang ditemukan pada penderita Keadaan ini hanya bersifat sementara dan akan menghilang dengan sendirinya

                                    8 Beberapa kelainan yang sampai saat ini masih belim diketahui secara pasti adalah kelainan gonad adanya hemolisis darah dan beberapa kelainan metabolisme lain

                                    Sampai saat ini tampaknya belum ditemukan efek lanjut terapi sinar pada bayi Komplikasi segera juga bersifat ringan dan tidak berarti dibandingkan dengan manfaat penggunaannya Mengingat hal ini adalah wajar bila terapi sinar mempunyai tempat tersendiri dalam penatalaksanaan hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir

                                    Tranfusi Tukar

                                    32

                                    Transfusi tukar adalah suatu tindakan pengambilan sejumlah kecil darah yang dilanjutkan dengan pengembalian darah dari donor dalam jumlah yang sama yang dilakukan berulang-ulang sampai sebagian besar darah penderita tertukar (Friel 1982) (1 5)

                                    Pada hiperbilirubinemia tindakan ini bertujuan mencegah terjadinya ensefalopati bilirubin dengan cara mengeluarkan bilirubin indirek dari sirkulasi Pada bayi dengan isoimunisasi transfusi tukar memiliki manfaat tambahan karena membantu mengeluarkan antibodi maternal dari sirkulasi bayi Sehingga mencegah hemolisis lebih lanjut dan memperbaiki anemia (5)

                                    Darah Donor Untuk Tranfusi Tukar (1 5)

                                    1 Darah yang digunakan golongan O

                                    2 Gunakan darah baru Kerjasama dengan dokter kandungan dan Bank Darah adalah penting untuk persiapan kelahiran bayi yang membutuhkan tranfusi tukar

                                    3 Pada penyakit hemolitik rhesus jika darah disiapkan sebelum persalinan harus golongan O dengan rhesus (-) crossmatched terhadap ibu Bila darah disiapkan setelah kelahiran dilakukan juga crossmatched terhadap bayi

                                    4 Pada inkomptabilitas ABO darah donor harus golongan O rhesus (-) atau rhesus yang sama dengan ibu dan bayinya Crossmatched terhadap ibu dan bayi yang mempunyai titer rendah antibodi anti A dan anti B Biasanya menggunakan eritrosit golongan O dengan plasma AB untuk memastikan bahwa tidak ada antibodi anti A dan anti B yang muncul

                                    5 Pada penyakit hemolitik isoimun yang lain darah donor tidak boleh berisi antigen tersensitisasi dan harus di crossmatched terhadap ibu

                                    33

                                    6 Pada hiperbilirubinemia yang nonimun darah donor ditiping dan crossmatched terhadap plasma dan eritrosit pasienbayi

                                    7 Tranfusi tukar biasanya memakai 2 kali volume darah (2 volume exchange) ---- 160 mLkgBB sehingga diperoleh darah baru sekitar 87

                                    Teknik Transfusi Tukar (1 5)

                                    a SIMPLE DOUBLE VOLUME

                                    Push-Pull tehnique jarum infus dipasang melalui kateter vena umbilikalis vena saphena magna Darah dikeluarkan dan dimasukkan bergantian

                                    b ISOVOLUMETRIC

                                    Darah secara bersamaan dan simultan dikeluarkan melalui arteri umbilikalis dan dimasukkan melalui vena umbilikalis dalam jumlah yang sama

                                    c PARTIAL EXCHANGE TRANFUSION

                                    Tranfusi tukar sebagian dilakukan biasanya pada bayi dengan polisitemia

                                    Di Indonesia untuk kedaruratan transfusi tukar pertama menggunakan golongan darah O rhesus positif (1 5)

                                    Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

                                    Kebutuhan

                                    Rumus

                                    lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2 lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

                                    Hct sekarang Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

                                    (Hb donor ndash Hb sekarang) BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang) (PCV donor)

                                    Indikasi

                                    Hingga kini belum ada kesepakatan global mengenai kapan melakukan transfusi tukar pada hiperbilirubinemia Indikasi transfusi tukar berdasarkan keputusan WHO tercantum dalam tabel 2 (1 5)

                                    34

                                    Tabel 3 Indikasi Transfusi Tukar Berdasarkan Kadar Bilirubin Serum

                                    UsiaBayi Cukup Bulan Sehat

                                    Dengan Faktor Risiko

                                    Hari mgdL mgDl

                                    Hari ke-1 15 13

                                    Hari ke-2 25 15

                                    Hari ke-3 30 20

                                    Hari ke-4 dan seterusnya

                                    30 20

                                    Bila transfusi tukar memungkinkan untuk dilaksanakan di tempat atau bayi bisa dirujuk secara cepat dan aman ke fasilitas lain dan kadar bilirubin bayi telah mencapai kadar di atas sertakan contoh darah ibu dan bayi (5)

                                    Tabel 4 Indikasi Transfusi Tukar Pada Bayi Berat Badan Lahir Rendah

                                    Berat badan (gram)KadKadar Bilirubin (mgdL)

                                    ltgt gt lt1000 10-12

                                    1000-1500 12-15

                                    1500-2000 15-18

                                    2000-2500 18-20

                                    Pada penyakit hemolitik segera dilakukan tranfusi tukar apabila ada indikasi

                                    a Kadar bilirubin tali pusat gt 45 mgdL dan kadar Hb rendah

                                    b Kadar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam walaupun sedang mendapatkan terapi sinar

                                    35

                                    c Selama terapi sinar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam dan kadar Hb 11 ndash 13 grdL

                                    d Didapatkan anemia yang progresif walaupun kadar bilirubin dapat dikontrol secara adekuat dengan terapi sinar

                                    Transfusi tukar harus dihentikan apabila terjadi

                                    Emboli (emboli bekuan darah) trombosis

                                    Hiperkalemia hipernatremia hipokalsemia asidosis hipoglikemia

                                    Gangguan pembekuan karena pemakaian heparin

                                    Perforasi pembuluh darah

                                    Komplikasi tranfusi tukar (1)

                                    1 Hipokalsemia dan hipomagnesia

                                    2 Hipoglikemia

                                    3 Gangguan keseimbangan asam basa

                                    4 Hiperkalemia

                                    5 Gangguan kardiovaskular

                                    Perforasi pembuluh darah

                                    Emboli

                                    Infark

                                    Aritmia

                                    Volume overload

                                    Arrest

                                    6 Pendarahan Trombositopenia Defisiensi factor pembekuan

                                    7 Infeksi8 Hemolisis9 Graft-versus host disease10 Lain-lain hipotermia hipertermia dan kemungkinan terjadinya enterokolitis

                                    nekrotikans

                                    36

                                    Perawatan pasca tranfusi tukar Lanjutkan dengan terapi sinar Awasi ketat kemungkinan terjadinya komplikasi

                                    37

                                    38

                                    DAFTAR PUSTAKA1 Staf pengajar Ilmu kesehatan anak FKUI Gastroenterologi Ilmu Kesehatan Anak Jilid I

                                    Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1985 hal 283-3102 Noerasid N amp dkk gastrienteritis ( Diare ) Akut Gastroenterologi Anak Praktis Bagian Ilmu

                                    Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1988 hal 51-763 Firmansyah A dkk Penyakit Radang Usus Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak ed Markum H

                                    dkk Jilid 1 bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia hal 448-474

                                    4 Staf Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM Panduan Pelayanan Medis Jakarta 20055 wwwemedicinecompedtopic583htmdiarrheaJully2005 6 Reisinger ECdkkDiarrhea Caused by primarily Non-Gastrointestinal Infection

                                    wwwmedscapecomviewarticle505473 Nature Clinical Practical Gastroenterology amp Hepatology

                                    7 Pray Sddk Diarrhea Causes dan Self-Care Treatments wwwmedscapecomviewarticle407636 US Pharmacist

                                    8 Soegijanto Soegeng Prof DR Ilmu Penyakit Anak Diagnosa Dan Penatalaksanaan Edisi pertama Jakarta Salemba Medika 2002

                                    9 Mansjoer A Kuspuji T dkk Kapita Selekta Kedokteran Edisi III Jilid 2 Cetakan kelima Jakarta Media Aesculapius 2002

                                    10 Suharyono Aswitha B EM Halimun Gastroenterologi Anak Praktis cetakan ke-4 Jakarta Gaya Baru 2003

                                    11 Sari Dina Kartika Hanifah Mirzanie Desy K A Leksana Buku Saku Pediatrica Edisi 2 Jogjakarta Tosca Enterprise 2006

                                    12 http wwwKeep Kids Healthycom ndash Diarrhea in Children13 Subijanto Reza Ranuh Liek Djupri Pitono Soeparto Management Diare Pada Bayi Dan

                                    Anak (Diarrheal Management In Infant And Children) Buletin Ilmu Kesehatan Anak Thn XXX No 11 2003

                                    14 http www Pediatricscom -- Lactobacillus Therapy for Acute Infectious Diarrhea in Children A Meta-analysis -- Van Niel et almht

                                    15 Tjokronegoro Arjatmo Prof Dr dr Hendra Utama Sp FK Updates In Pediatric Emergencies FKUI Jakarta 2002

                                    39

                                    • Diagnosis (1 2 4 7)
                                    • Anamnesis
                                    • Pemeriksaan Fisik
                                      • Teknik Transfusi Tukar (1 5)
                                        • DAFTAR PUSTAKA

                                      konjugasi terlebih dahulu Fenobarbital (Luminal) yang meningkatkan aktivitas glukoronil transferase sering kali dapat menghilang ikterus pada penderita ini (1)

                                      4 Penurunan eksresi bilirubin terkonjugasi

                                      Gangguan eskresi bilirubin baik yang disebabkan oleh faktor-faktor Fungsional maupun obstruksi terutama mengakibatkan hiperbilirubinemia terkonjugasi Karena bilirubin terkonjugasi latut dalam airmaka bilirubin ini dapat di ekskresi ke dalam kemih sehingga menimbulkan bilirubin dan kemih berwarna gelap Urobilinogen feses dan urobilinogen kemih sering berkurang sehingga terlihat pucat Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat di sertai bukti-bukti kegagalan ekskresi hati lainnya seperti peningkatan kadar fostafe alkali dalam serum AST Kolesterol dan garam-garam empedu Peningkatan garam-garam empedu dalam darah menimbulkan gatal-gatal pada ikterus Ikterus yang diakibatkan oleh hiperbilirubinemia terkonjugasi biasanya lebih kuning dibandingkan dengan hiperbilirubinemia tak terkonjugasi Perubahan warna berkisar dari kuning jingga muda atau tua sampai kuning hijau bila terjadi obstruksi total aliran empedu perubahan ini merupakan bukti adanya ikterus kolestatik yang merupakan nama lain dari ikterus obstruktif Kolestasis dapat bersifat intrahepatik (mengenai sel hati kanalikuli atau kolangiola) atau ekstra hepatik (mengenai saluran empedu di luar hati) Pada ke dua keadaan ini terdapat gangguan niokimia yang sama (1 2)

                                      Sumber lain ada juga yang menyatakan penyebab dari hiperbilirubinemia adalah

                                      a Produksi bilirubin yang meningkat peningkatan jumlah sel darah merah penurunan umur sel darah merah peningkatan pemecahan sel darah merah (inkompatibilitas golongan darah dan Rh) defek sel darah merah pada defisiensi G6PD atau sferositosis polisetemia sekuester darah infeksi)

                                      b Penurunan konjugasi bilirubin prematuritas ASI defek congenital yang jarang)c Peningkatan reabsorpsi bilirubin dalam saluran cerna ASI asfiksia pemberian ASI

                                      yang terlambat obstruksi saluran cernad Kegagalan eksresi cairan empede infeksi intrauterine sepsis hepatitis sindrom

                                      kolestatik atresia biliaris fibrosis kistik)(1 2)

                                      Klasifikasi ikterus pada neonatus

                                      Ikterus fisiologis terjadi setelah 24 jam pertama Pada bayi cukup bulan nilai puncak 6-8 mgdL biasanya tercapai pada hari ke 3-5 Pada bayi kurang bulan nilainya 10-12 mgdL bahkan sampai 15 mgdL Peningkatanakumulasi bilirubin serum lt 5 mgdLhr

                                      Ikterus patologis terjadi dalam 24 jam pertama Peningkatan akumulasi bilirubin serum gt 5 mgdLhr Bayi yang mendapat ASI kadar bilirubin total serum gt 17mgdL Ikterus menetap setelah 8 hari pada bayi cukup bulan dan setelah 14 hari pada bayi kurang bulan Bilirubin direk gt2 mgdL

                                      19

                                      Sebagai neonatus terutama bayi prematur menunjukkan gejala ikterus pada hari pertama Ikterus ini biasanya timbul pada hari kedua kemudian menghilang pada hari ke sepuluh atau pada akhir minggu ke dua Bayi dengan gejala ikterus ini tidak sakit dan tidak memerlukan pengobatan kecuali dalam pengertian mencegah terjadinya penumpukan bilirubin tidak langsung yang berlebihan

                                      Ikterus dengan kemungkinan besar menjadi patologik dan memerlukan pemeriksaan yang mendalam antara lain (6)

                                      Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama Bilirubin serum meningkat lebih dari 5 mg per hari Bilirubin melebihi 10mg pada bayi cukup bulan Bilirubin melebihi 15mg pada bayi prenatur Ikterus yang menetap sesudah minggu pertama Ikterus dengan bilirubin langsung melebihi 1mgpada setiap

                                      waktu Ikterus yang mempunyai hubungan dengan penyakit hemoglobin

                                      infeksi atau suatu keadaan patologik lain yang telah diketahui

                                      Pembagian derajat ikterus

                                      Berdasarkan Kramer dapat dibagi (4)

                                      Derajat ikterus Daerah ikterus Perkiraan kadar bilirubin

                                      I

                                      II

                                      III

                                      IV

                                      V

                                      Kepala dan leher

                                      Sampai badan atas (diatas umbilicus)

                                      Sampai badan bawah (dibawah umbilicuks hingga tungkai atas diatas lutut)

                                      Sampai lengan tungkai bawah lutut

                                      Sampai telapak tangan dan kaki

                                      50 mg

                                      90mg

                                      114mg

                                      124mg

                                      160mg

                                      20

                                      Pemeriksaan penunjang

                                      Pemeriksaan Laboratorium (4)

                                      Pemeriksaan serum bilirubin (bilirubin total dan direk) harus dilakukan pada neonatus yang mengalami ikterus Terutama pada bayi yang tampak sakit atau bayi-bayi yang tergolong risiko tinggi terserang hiperbilirubinemia berat Namun pada bayi yang mengalami ikterus berat lakukan terapi sinar sesegera mungkin jangan menunda terapi sinar dengan menunggu hasil

                                      pemeriksaan kadar serum bilirubin

                                      lsquoTranscutaneous bilirubin (TcB)rsquo dapat digunakan untuk menentukan kadar serum bilirubin total tanpa harus mengambil sampel darah Namun alat ini hanya valid untuk kadar bilirubin total lt 15 mgdL (lt257 μmolL) dan tidak lsquoreliablersquo pada kasus ikterus yang sedang mendapat

                                      terapi sinar 511

                                      Pemeriksaan tambahan yang sering dilakukan untuk evaluasi menentukan penyebab ikterus antara lain

                                      bull Golongan darah dan lsquoCoombs testrsquo bull Darah lengkap dan hapusan darah bull Hitung retikulosit skrining G6PD atau ETCOc

                                      bull Bilirubin direk

                                      Pemeriksaan serum bilirubin total harus diulang setiap 4-24 jam tergantung usia bayi dan tingginya kadar bilirubin Kadar serum albumin juga perlu diukur untuk menentukan pilihan

                                      terapi sinar ataukah tranfusi tukar

                                      21

                                      TABLE 1 Laboratory Evaluation of the Jaundiced Infant of 35 or More Weeksrsquo GestationIndications Assessments

                                      Jaundice in first 24 h Measure TcB andor TSBJaundice appears excessive for infantrsquos age Measure TcB andor TSBInfant receiving phototherapy or TSB rising rapidly (ie crossing percentiles [Fig 2]) and unexplained by history and physical examination

                                      Blood type and Coombsrsquo test if not obtained with cord bloodComplete blood count and smearMeasure direct or conjugated bilirubinIt is an option to perform reticulocyte count G6PD and ETCOc if availableRepeat TSB in 4ndash24 h depending on infantrsquos age and TSB level

                                      TSB concentration approaching exchange levels or not responding to phototherapy

                                      Perform reticulocyte count G6PD albumin ETCOc if available

                                      Elevated direct (or conjugated) bilirubin level Do urinalysis and urine culture Evaluate for sepsis if indicated by history and physical examination

                                      Jaundice present at or beyond age 3 wk or sick infant

                                      Total and direct (or conjugated) bilirubin level

                                      If direct bilirubin elevated evaluate for causes of cholestasisCheck results of newborn thyroid and galactosemia screen and evaluate infant for signs or symptoms of hypothyroidism

                                      22

                                      Diagnosis (1 2 4 7)

                                      Dari anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium terdapat beberapa faktor

                                      Faktor risiko terjadinya hiperbilirubinaemia berat 1 Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama (usia bayi lt 24 jam) 2 Inkompatibilitas golongan darah (dengan lsquoCoombs testrsquo positip) 3 Usia kehamilan lt 38 minggu 4 Penyakit-penyakit hemolitik (G6PD lsquoend tidalrsquo CO 1048757)

                                      5 Ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya 6 Hematoma sefal lsquobruisingrsquo 7 ASI eksklusif (bila berat badan turun gt 12 BB lahir) 8 Ras Asia Timur jenis kelamin laki-laki usia ibu lt 25 tahun 9 Ikterus sebelum bayi dipulangkan 10 lsquoInfant Diabetic Motherrsquo makrosomia 11 Polisitemia

                                      23

                                      Anamnesis 1 Riwayat kehamilan dengan komplikasi (obat-obatan ibu DM gawat janin malnutrisi intra

                                      uterin infeksi intranatal)

                                      2 Riwayat persalinan dengan tindakan komplikasi

                                      3 Riwayat ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya

                                      4 Riwayat inkompatibilitas darah

                                      5 Riwayat keluarga yang menderita anemia pembesaran hepar dan limpa

                                      Pemeriksaan Fisik Secara klinis ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau beberapa

                                      hari kemudian Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar yang cukup Ikterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa tidak terlihat dengan penerangan yang kurang terutama pada neonatus yang kulitnya gelap Penilaian ikterus akan lebih sulit lagi apabila penderita sedang mendapatkan terapi sinar

                                      Tekan kulit secara ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna kulit dan

                                      jaringan subkutan Waktu timbulnya ikterus mempunyai arti penting pula dalam

                                      diagnosis dan penatalaksanaan penderita karena saat timbulnya ikterus mempunyai

                                      kaitan erat dengan kemungkinan penyebab ikterus tersebut

                                      Pemeriksaan Penunjang

                                      Pemeriksaan kadar bilirubinBertujuan untuk mengetahui tingkat kerusakan yang masih akan timbul akibat toksisitas kadar bilirubin yang sangat tinggi

                                      Pemeriksaan fungsi otak EEGBertujuan untuk mengetahui sejauh mana kerusakan otak yang telah terjadi

                                      24

                                      Penatalaksanaan (7)

                                      ManajemenStrategi mengelola bayi baru lahir dengan hiperbilirubinemia meliputi pencegahan penggunaan farmakologi fototerapi dan transfusi tukar (1 7)

                                      1 Strategi pencegahan hiperbirubinemia(1) Pencegahan primer

                                      Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya paling sedikit 8-12 kali per hari untuk beberapa hari pertama

                                      Tidak memberikan cairan tambahan rutin seperti dekstrose atau air pada bayi yang mendapat ASI dan tidak mengalami dehidrasi (1 7)

                                      (2) Pencegahan sekunder Semua wanita hamil harus diperiksa golongan darah ABO dan rhesus serta penyaringan

                                      serum untuk antibodi isoimun yang tidak biasa Jika golongan darah ibu tidak diketahui atau Rh negatif dilakukan pemeriksaan

                                      antibodi direk (tes coombs) golongan darah dan tipe Rh darahtali pusat bayi

                                      25

                                      Jika golongan darah ibu O Rh positif terdapat pilihan untuk dilakukan tesgolongan darah dan tes coombs pada darah tali pusat bayi tetapi hal itu tidak diperlukan jikan dilakukan pengawasan penilaian terhadap resiko sebelum keluar RS dan tindak lanjut yang memadai

                                      Harus memastikan bahwa semua bayi secara rutin dimonitor terhadap timbulnya ikterus dan menetapkan protokol terhadap penilaian ikterus yang harus dinilai saat memeriksa tanda vital bayi tetapi tidak kurang dari setiap 8-12 jam (1 7)

                                      (3) Evaluasi laboraturium Pengukuran kadar bilirubin harus dilakukan pada setiap bayi yang mengalami ikterus

                                      dalam 24 jam pertama setelah lahir Pengukuran kadar bilirubin harus dilakukan jika tampak ikterus yang berlebihan Semua kadar bilirubin harus diintrepretasikan sesuai dengan umur bayi dalam jam(1 7)

                                      (4) Penyebab kuning Bayi yang mengalami peningkatan bilirubin direk atau konjugasi harus dilakukan analisis

                                      dan kultur urin Bayi sakit dan ikterus pada umur atau lebih dari 3 minggu harus dilakukan pemeriksaan

                                      bilirubin total dan direk untuk mengidentifikasi adanya kolestatis Jika kadar bilirubin direk meningkat dilakukan evaluasi tambahan mencari penyebab

                                      kolestatis Pemeriksaan kadar G6PD direkomendasikan untuk bayi ikterus yang

                                      mendapat fototerapi dan dengan riwayat keluarga atau asal geografis yang menunjukkan kecenderungan defisiensi G6PD atau pada bayi dengan respon fototerapi buruk (1 7)

                                      (5) Penilaian resiko sebelum bayi dipulangkan Setiap bayi harus dinilai terhadap resiko berkembangnya hiperbilirubinemia berat (1 7)

                                      (6) Kebijakan dan prosedur rumah sakit RS harus memberikan informasi tertulis dan lisan kepada orang tua mengenai kuning

                                      perlunya monitor terhadap kuning dan anjuran bagaimana monitoring harus dilakukan (1

                                      7)

                                      (7) Pengelolaan bayi dengan ikterus yang mendapat ASI Observasi semua fese awal bayi pertimbangkan untuk merangsang pengeluaran jika

                                      feses keluar dalam waktu 24 jam Segera mulai menyusui dan beri sesering mungkin Menyusui yang sering dengan waktu

                                      yang singkat lebih efektif dibandingkan dengan menyusui yang lama dengan frekuensi yang jarang walaupun total waktu yang diberikan sama

                                      Tidak dianjurkan pemberian air dektrosa atau formula pengganti Observasi berat badan BAK dan BAB yang berhubungan dengan pola menyusui

                                      26

                                      Ketika kadar bilirubin mencapai 15mgdL tingkatkan pemberian minum rangsang pengeluaran atau produksi ASI dengan cara memompa dan menggunakan protokol penggunaan fototerapi yang dikeluarkan AAP

                                      Tidak terdapat bukti bahwa early jaundice berhubungan dengan abnormalitas ASI sehingga penghentian menyusui sebagai suatu upaya hanya diindikasikan jika ikterus menetap lebih dari 6 hari atau meningkat diatas 20 mgdL atau ibumemiliki riwayat bayi sebelumnya terkena kuning (1 7)

                                      2 Penggunaan Farmakoterapi

                                      a) Imunoglobulin intravena telah digunakan pada bayi ndash bayi dengan rhesus yang berat dan inkompatibilitas ABO untuk menekan hemolisis isoimun dan menurunkan tindakan transfusi tukar

                                      b) Fenobarbital merangsang aktivitas dan konsentrasi UDPG ndash T dan ligandin serta dapat meningkatkan jumlah tempat ikatan bilirubin sehingga konjugasi bilirubin berlangsung lebih cepat Pemberian phenobarbital untuk mengobatan hiperbilirubinemia pada

                                      27

                                      neonatus selama tiga hari baru dapat menurunkan bilirubin serum yang berarti Bayi prematur lebih banyak memberikan reaksi daripada bayi cukup bulan Phenobarbital dapat diberikan dengan dosis 8 mgkg berat badan sehari mula-mula parenteral kemudian dilanjutkan secara oral Keuntungan pemberian phenobarbital dibandingkan dengan terapi sinar ialah bahwa pelaksanaanya lebih murah dan lebih mudah Kerugiannya ialah diperlukan waktu paling kurang 3 hari untuk mendapat hasil yang berarti

                                      c) Metalloprotoprophyrin adalah analog sintesis heme

                                      d) Tin ndash Protoporphyrin (Sn ndash Pp) dan Tin ndash Mesoporphyrin ( Sn ndash Mp ) dapat menurunkan kadar bilirubin serum

                                      e) Pemberian inhibitor b - glukuronidasi seperti asam L ndash aspartik dan kasein holdolisat dalam jumlah kecil (5 mldosis ndash 6 kalihari ) pada bayi sehat cukup bulan yang mendapat ASI dan meningkatkan pengeluaran bilirubin feses dan ikterus menjadi berkurang dibandingkan dengan bayi control (13 7)

                                      3 Fototerapi Pengaruh sinar terhadap ikterus pertama sekali diperhatikan dan dilaporkan oleh seorang

                                      perawat di salah satu rumah sakit di Inggris Perawat Ward melihat bahwa bayi ndash bayi yang mendapat sinar matahari di bangsalnya ternyata ikterusnya lebih cepat menghilang dibandingkan bayi ndash bayi lainnya Cremer (1958) yang mendapatkan laporan tersebut mulai melakukan penyelidikan mengenai pengaruh sinar terhadap hiperbilirubinemia ini Dari penelitiannya terbukti bahwa disamping pengaruh sinar matahari sinar lampu tertentu juga mempunyai pengaruh dalam menurunkan kadar bilirubin pada bayi ndash bayi prematur lainnya6Sinar fototerapi akan mengubah bilirubin yang ada di dalam kapiler-kapiler superfisial dan ruang-ruang usus menjadi isomer yang larut dalam air yang dapat diekstraksikan tanpa metabolisme lebih lanjut oleh hati Maisels seorang peneliti bilirubin menyatakan bahwa fototerapi merupakan obat perkutan3 Bila fototerapi menyinari kulit akan memberikan foton-foton diskrit energi sama halnya seperti molekul-molekul obat sinar akan diserap oleh bilirubin dengan cara yang sama dengan molekul obat yang terikat pada reseptor (1 5 7)

                                      Molekul-molekul bilirubin pada kulit yang terpapar sinar akan mengalami reaksi fotokimia yang relatif cepat menjadi isomer konfigurasi dimana sinar akan merubah bentuk molekul bilirubin dan bukan mengubah struktur bilirubin Bentuk bilirubin 4Z 15Z akan berubah menjadi bentuk 4Z15E yaitu bentuk isomer nontoksik yang bisa diekskresikan Isomer bilirubin ini mempunyai bentuk yang berbeda dari isomer asli lebih polar dan bisa diekskresikan dari hati ke dalam empedu tanpa mengalami konjugasi atau membutuhkan pengangkutan khusus untuk ekskresinya Bentuk isomer ini mengandung 20 dari jumlah bilirubin serum Eliminasi melalui urin dan saluran cerna sama-sama penting dalam mengurangi muatan bilirubin Reaksi fototerapi menghasilkan suatu fotooksidasi melalui proses yang cepat Fototerapi juga menghasilkan

                                      28

                                      lumirubin dimana lumirubin ini mengandung 2 sampai 6 dari total bilirubin serum Lumirubin diekskresikan melalui empedu dan urinLumirubin bersifat larut dalam air (5)

                                      Mekanisme fototerapi Penelitian Sarici mendapatkan 105 neonatus cukup bulan dan 255 neonatus kurang bulan menderita hiperbilirubinemia yang signifikan dan membutuhkan fototerapi

                                      29

                                      Fototerapi diindikasikan pada kadar bilirubin yang meningkat sesuai dengan umur pada neonatus cukup bulan atau berdasarkan berat badan pada neonatus kurang bulan sesuai dengan rekomendasi American Academy of Pediatrics (AAP) (5)

                                      Sinar FototerapiSinar yang digunakan pada fototerapi adalah suatu sinar tampak yang merupakan suatu

                                      gelombang elektromagnetik Sifat gelombang elektromagnetik bervariasi menurut frekuensi dan panjang gelombang yang menghasilkan spektrum elektromagnetik Spektrum dari sinar tampak ini terdiri dari sinar merah oranye kuning hijau biru dan ungu Masing masing dari sinar memiliki panjang gelombang yang berbeda beda

                                      Panjang gelombang sinar yang paling efektif untuk menurunkan kadar bilirubin adalah sinar biru dengan panjang gelombang 425-475 nmSinar biru lebih baik dalam menurunkan kadar bilirubin dibandingkan dengan sinar biru-hijau sinar putih dan sinar hijau Intensitas sinar adalah jumlah foton yang diberikan per sentimeter kuadrat permukaan tubuh yang terpapar Intensitas yang diberikan menentukan efektifitas fototerapi semakin tinggi intensitas sinar maka semakin cepat penurunan kadar bilirubin serumIntensitas sinar yang ditentukan sebagai Wcm2nm

                                      Intensitas sinar yang diberikan menentukan efektivitas dari fototerapi Intensitas sinar diukur dengan menggunakan suatu alat yaitu radiometer fototerapi2836 Intensitas sinar ge 30 μWcm2nm cukup signifikan dalam menurunkan kadar bilirubin untuk intensif fototerapi Intensitas sinar yang diharapkan adalah 10 ndash 40 μWcm2nm Intensitas sinar maksimal untuk fototerapi standard adalah 30 ndash 50 μWcm2nm Semakin tinggi intensitas sinar maka akan lebih besar pula efikasinya

                                      Faktor-faktor yang berpengaruh pada penentuan intensitas sinar ini adalah jenis sinar panjang gelombang sinar yang digunakan jarak sinar ke neonatus dan luas permukaan tubuh neonatus yang disinari serta penggunaan media pemantulan sinar

                                      Intensitas sinar berbanding terbalik dengan jarak antara sinar dan permukaan tubuh Cara mudah untuk meningkatkan intensitas sinar adalah menggeser sinar lebih dekat pada bayi

                                      Rekomendasi AAP menganjurkan fototerapi dengan jarak 10 cm kecuali dengan menggunakan sinar halogenSinar halogen dapat menyebabkan luka bakar bila diletakkan terlalu dekat dengan bayi Bayi cukup bulan tidak akan kepanasan dengan sinar fototerapi berjarak 10 cm dari bayi Luas permukaan terbesar dari tubuh bayi yaitu badan bayi harus diposisikan di pusat sinar tempat di mana intensitas sinar paling tinggi

                                      Tabel 1 Rekomendasi AAP penanganan hiperbilirubinemia pada neonatus sehat dan cukup bulan (1 3 7)

                                      Usia ( jam ) Pertimbangan terapi sinar

                                      Terapi sinar Transfusi tukar Transfusi tukar dan terapi sinar

                                      25-48 gt12mgdl(gt200 micromolL)

                                      gt15 mgdl( gt250 micromolL)

                                      gt20 mgdl(gt340 micromolL)

                                      gt25 mgdl(425 micromolL)

                                      30

                                      49-72 gt15mgdl(gt250 micromolL)

                                      gt18 mgdl(gt300micromolL)

                                      gt25mgdl(425 micromolL)

                                      gt30 mgdl(510micromolL)

                                      gt72 gt17 mgdl(gt290 micromolL)

                                      gt20mgdl(gt340micromolL

                                      gt25mgdl(gt425 micromolL)

                                      gt30mgdl(gt510 micromolL)

                                      Tabel 2 Tatalaksana hiperbilirubinemia pada Neonatus Kurang Bulan Sehat dan Sakit ( gt37 minggu ) (1 3 7)

                                      Neontaus kurang bulan sehat Kadar Total Bilirubin Serum (mgdl)

                                      Neontaus kurang bulan sakit Kadar Total Bilirubin Serum (mgdl)

                                      Berat Terapi sinar Transfusi tukar

                                      Terapi sinar Transfusi tukar

                                      Hingga 1000 g 5-7 10 4-6 8-101001-1500 g 7-10 10-15 6-8 10-121501-2000 g 10 17 8-10 15gt2000 g 10-12 18 10 17

                                      Kontraindikasi fototerapi adalah pada kondisi dimana terjadi peningkatan kadar bilirubin direk yang disebabkan oleh penyakit hati atau obstructive jaundice Komplikasi terapi sinar

                                      Setiap cara pengobatan selalu akan disertai efek samping Di dalam penggunaan terapi sinar penelitian yang dilakukan selama ini tidak memperlihatkan hal yang dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi baik komplikasi segaera ataupun efek lanjut yang terlihat selama ini ebrsifat sementara yang dapat dicegah atau ditanggulangi dengan memperhatikan tata cara pengunaan terapi sinar yang telah dijelaskan diatas (5)

                                      Kelainan yang mungkin timbul pada terapi sinar antara lain

                                      1 Peningkatan ldquoinsensible water lossrdquo pada bayiHal ini terutama akan terlihat pada bayi yang kurnag bulan Oh dkk (1972) melaporkan kehilangan ini dapat meningkat 2-3 kali lebih besar dari keadaan biasa Untuk hal ini pemberian cairan pada penderita dengan terapi sinar perlu diperhatikan dengan sebaiknya

                                      2 Frekuensi defekasi yang meningkat

                                      31

                                      Banyak teori yang menjelaskan keadaan ini antara lain dikemukankan karena meningkatnya peristaltik usus (Windorfer dkk 1975) Bakken (1976) mengemukakan bahwa diare yang terjadi akibat efek sekunder yang terjadi pada pembentukan enzim lactase karena meningkatnya bilirubin indirek pada usus Pemberian susu dengan kadar laktosa rendah akan mengurangi timbulnya diare Teori ini masih belum dapat dipertentangkan (Chung dkk 1976)

                                      3 Timbulnya kelainan kulit yang sering disebut ldquoflea bite rashrdquo di daerah muka badan dan ekstremitas Kelainan ini segera hilang setelah terapi dihentikan Pada beberapa bayi dilaporkan pula kemungkinan terjadinya bronze baby syndrome (Kopelman dkk 1976) Hal ini terjadi karena tubuh tidak mampu mengeluarkan dengan segera hasil terapi sinar Perubahan warna kulit yang bersifat sementara ini tidak mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi

                                      4 Gangguan retinaKelainan retina ini hanya ditemukan pada binatang percibaan (Noel dkk 1966) Pnelitain Dobson dkk 1975 tidak dapat membuktikan adanya perubahan fungsi mata pada umumnya Walaupin demikian penyelidikan selanjutnya masih diteruskan

                                      5 Gangguan pertumbuhanPada binatang percobaan ditemukan gangguan pertumbuhan (Ballowics 1970) Lucey (1972) dan Drew dkk (10976) secara klinis tidak dapat menemukan gangguan tumbuh kembang pada bayi yang mendapat terapi sinar Meskipun demikian hendaknya pemakaian terapi sinar dilakukan dengan indikasi yang tepat selama waktu yang diperlukan

                                      6 Kenaikan suhuBeberapa penderita yang mendapatkan terapi mungkin memperlihatkan kenaikan suhu Bila hal ini terjadi terapi dapat terus dilanjutkan dengan mematikan sebagian lampu yang dipergunakan

                                      7 Beberapa kelainan lain seperti gangguan minum letargi iritabilitas kadang-kadang ditemukan pada penderita Keadaan ini hanya bersifat sementara dan akan menghilang dengan sendirinya

                                      8 Beberapa kelainan yang sampai saat ini masih belim diketahui secara pasti adalah kelainan gonad adanya hemolisis darah dan beberapa kelainan metabolisme lain

                                      Sampai saat ini tampaknya belum ditemukan efek lanjut terapi sinar pada bayi Komplikasi segera juga bersifat ringan dan tidak berarti dibandingkan dengan manfaat penggunaannya Mengingat hal ini adalah wajar bila terapi sinar mempunyai tempat tersendiri dalam penatalaksanaan hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir

                                      Tranfusi Tukar

                                      32

                                      Transfusi tukar adalah suatu tindakan pengambilan sejumlah kecil darah yang dilanjutkan dengan pengembalian darah dari donor dalam jumlah yang sama yang dilakukan berulang-ulang sampai sebagian besar darah penderita tertukar (Friel 1982) (1 5)

                                      Pada hiperbilirubinemia tindakan ini bertujuan mencegah terjadinya ensefalopati bilirubin dengan cara mengeluarkan bilirubin indirek dari sirkulasi Pada bayi dengan isoimunisasi transfusi tukar memiliki manfaat tambahan karena membantu mengeluarkan antibodi maternal dari sirkulasi bayi Sehingga mencegah hemolisis lebih lanjut dan memperbaiki anemia (5)

                                      Darah Donor Untuk Tranfusi Tukar (1 5)

                                      1 Darah yang digunakan golongan O

                                      2 Gunakan darah baru Kerjasama dengan dokter kandungan dan Bank Darah adalah penting untuk persiapan kelahiran bayi yang membutuhkan tranfusi tukar

                                      3 Pada penyakit hemolitik rhesus jika darah disiapkan sebelum persalinan harus golongan O dengan rhesus (-) crossmatched terhadap ibu Bila darah disiapkan setelah kelahiran dilakukan juga crossmatched terhadap bayi

                                      4 Pada inkomptabilitas ABO darah donor harus golongan O rhesus (-) atau rhesus yang sama dengan ibu dan bayinya Crossmatched terhadap ibu dan bayi yang mempunyai titer rendah antibodi anti A dan anti B Biasanya menggunakan eritrosit golongan O dengan plasma AB untuk memastikan bahwa tidak ada antibodi anti A dan anti B yang muncul

                                      5 Pada penyakit hemolitik isoimun yang lain darah donor tidak boleh berisi antigen tersensitisasi dan harus di crossmatched terhadap ibu

                                      33

                                      6 Pada hiperbilirubinemia yang nonimun darah donor ditiping dan crossmatched terhadap plasma dan eritrosit pasienbayi

                                      7 Tranfusi tukar biasanya memakai 2 kali volume darah (2 volume exchange) ---- 160 mLkgBB sehingga diperoleh darah baru sekitar 87

                                      Teknik Transfusi Tukar (1 5)

                                      a SIMPLE DOUBLE VOLUME

                                      Push-Pull tehnique jarum infus dipasang melalui kateter vena umbilikalis vena saphena magna Darah dikeluarkan dan dimasukkan bergantian

                                      b ISOVOLUMETRIC

                                      Darah secara bersamaan dan simultan dikeluarkan melalui arteri umbilikalis dan dimasukkan melalui vena umbilikalis dalam jumlah yang sama

                                      c PARTIAL EXCHANGE TRANFUSION

                                      Tranfusi tukar sebagian dilakukan biasanya pada bayi dengan polisitemia

                                      Di Indonesia untuk kedaruratan transfusi tukar pertama menggunakan golongan darah O rhesus positif (1 5)

                                      Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

                                      Kebutuhan

                                      Rumus

                                      lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2 lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

                                      Hct sekarang Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

                                      (Hb donor ndash Hb sekarang) BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang) (PCV donor)

                                      Indikasi

                                      Hingga kini belum ada kesepakatan global mengenai kapan melakukan transfusi tukar pada hiperbilirubinemia Indikasi transfusi tukar berdasarkan keputusan WHO tercantum dalam tabel 2 (1 5)

                                      34

                                      Tabel 3 Indikasi Transfusi Tukar Berdasarkan Kadar Bilirubin Serum

                                      UsiaBayi Cukup Bulan Sehat

                                      Dengan Faktor Risiko

                                      Hari mgdL mgDl

                                      Hari ke-1 15 13

                                      Hari ke-2 25 15

                                      Hari ke-3 30 20

                                      Hari ke-4 dan seterusnya

                                      30 20

                                      Bila transfusi tukar memungkinkan untuk dilaksanakan di tempat atau bayi bisa dirujuk secara cepat dan aman ke fasilitas lain dan kadar bilirubin bayi telah mencapai kadar di atas sertakan contoh darah ibu dan bayi (5)

                                      Tabel 4 Indikasi Transfusi Tukar Pada Bayi Berat Badan Lahir Rendah

                                      Berat badan (gram)KadKadar Bilirubin (mgdL)

                                      ltgt gt lt1000 10-12

                                      1000-1500 12-15

                                      1500-2000 15-18

                                      2000-2500 18-20

                                      Pada penyakit hemolitik segera dilakukan tranfusi tukar apabila ada indikasi

                                      a Kadar bilirubin tali pusat gt 45 mgdL dan kadar Hb rendah

                                      b Kadar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam walaupun sedang mendapatkan terapi sinar

                                      35

                                      c Selama terapi sinar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam dan kadar Hb 11 ndash 13 grdL

                                      d Didapatkan anemia yang progresif walaupun kadar bilirubin dapat dikontrol secara adekuat dengan terapi sinar

                                      Transfusi tukar harus dihentikan apabila terjadi

                                      Emboli (emboli bekuan darah) trombosis

                                      Hiperkalemia hipernatremia hipokalsemia asidosis hipoglikemia

                                      Gangguan pembekuan karena pemakaian heparin

                                      Perforasi pembuluh darah

                                      Komplikasi tranfusi tukar (1)

                                      1 Hipokalsemia dan hipomagnesia

                                      2 Hipoglikemia

                                      3 Gangguan keseimbangan asam basa

                                      4 Hiperkalemia

                                      5 Gangguan kardiovaskular

                                      Perforasi pembuluh darah

                                      Emboli

                                      Infark

                                      Aritmia

                                      Volume overload

                                      Arrest

                                      6 Pendarahan Trombositopenia Defisiensi factor pembekuan

                                      7 Infeksi8 Hemolisis9 Graft-versus host disease10 Lain-lain hipotermia hipertermia dan kemungkinan terjadinya enterokolitis

                                      nekrotikans

                                      36

                                      Perawatan pasca tranfusi tukar Lanjutkan dengan terapi sinar Awasi ketat kemungkinan terjadinya komplikasi

                                      37

                                      38

                                      DAFTAR PUSTAKA1 Staf pengajar Ilmu kesehatan anak FKUI Gastroenterologi Ilmu Kesehatan Anak Jilid I

                                      Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1985 hal 283-3102 Noerasid N amp dkk gastrienteritis ( Diare ) Akut Gastroenterologi Anak Praktis Bagian Ilmu

                                      Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1988 hal 51-763 Firmansyah A dkk Penyakit Radang Usus Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak ed Markum H

                                      dkk Jilid 1 bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia hal 448-474

                                      4 Staf Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM Panduan Pelayanan Medis Jakarta 20055 wwwemedicinecompedtopic583htmdiarrheaJully2005 6 Reisinger ECdkkDiarrhea Caused by primarily Non-Gastrointestinal Infection

                                      wwwmedscapecomviewarticle505473 Nature Clinical Practical Gastroenterology amp Hepatology

                                      7 Pray Sddk Diarrhea Causes dan Self-Care Treatments wwwmedscapecomviewarticle407636 US Pharmacist

                                      8 Soegijanto Soegeng Prof DR Ilmu Penyakit Anak Diagnosa Dan Penatalaksanaan Edisi pertama Jakarta Salemba Medika 2002

                                      9 Mansjoer A Kuspuji T dkk Kapita Selekta Kedokteran Edisi III Jilid 2 Cetakan kelima Jakarta Media Aesculapius 2002

                                      10 Suharyono Aswitha B EM Halimun Gastroenterologi Anak Praktis cetakan ke-4 Jakarta Gaya Baru 2003

                                      11 Sari Dina Kartika Hanifah Mirzanie Desy K A Leksana Buku Saku Pediatrica Edisi 2 Jogjakarta Tosca Enterprise 2006

                                      12 http wwwKeep Kids Healthycom ndash Diarrhea in Children13 Subijanto Reza Ranuh Liek Djupri Pitono Soeparto Management Diare Pada Bayi Dan

                                      Anak (Diarrheal Management In Infant And Children) Buletin Ilmu Kesehatan Anak Thn XXX No 11 2003

                                      14 http www Pediatricscom -- Lactobacillus Therapy for Acute Infectious Diarrhea in Children A Meta-analysis -- Van Niel et almht

                                      15 Tjokronegoro Arjatmo Prof Dr dr Hendra Utama Sp FK Updates In Pediatric Emergencies FKUI Jakarta 2002

                                      39

                                      • Diagnosis (1 2 4 7)
                                      • Anamnesis
                                      • Pemeriksaan Fisik
                                        • Teknik Transfusi Tukar (1 5)
                                          • DAFTAR PUSTAKA

                                        Sebagai neonatus terutama bayi prematur menunjukkan gejala ikterus pada hari pertama Ikterus ini biasanya timbul pada hari kedua kemudian menghilang pada hari ke sepuluh atau pada akhir minggu ke dua Bayi dengan gejala ikterus ini tidak sakit dan tidak memerlukan pengobatan kecuali dalam pengertian mencegah terjadinya penumpukan bilirubin tidak langsung yang berlebihan

                                        Ikterus dengan kemungkinan besar menjadi patologik dan memerlukan pemeriksaan yang mendalam antara lain (6)

                                        Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama Bilirubin serum meningkat lebih dari 5 mg per hari Bilirubin melebihi 10mg pada bayi cukup bulan Bilirubin melebihi 15mg pada bayi prenatur Ikterus yang menetap sesudah minggu pertama Ikterus dengan bilirubin langsung melebihi 1mgpada setiap

                                        waktu Ikterus yang mempunyai hubungan dengan penyakit hemoglobin

                                        infeksi atau suatu keadaan patologik lain yang telah diketahui

                                        Pembagian derajat ikterus

                                        Berdasarkan Kramer dapat dibagi (4)

                                        Derajat ikterus Daerah ikterus Perkiraan kadar bilirubin

                                        I

                                        II

                                        III

                                        IV

                                        V

                                        Kepala dan leher

                                        Sampai badan atas (diatas umbilicus)

                                        Sampai badan bawah (dibawah umbilicuks hingga tungkai atas diatas lutut)

                                        Sampai lengan tungkai bawah lutut

                                        Sampai telapak tangan dan kaki

                                        50 mg

                                        90mg

                                        114mg

                                        124mg

                                        160mg

                                        20

                                        Pemeriksaan penunjang

                                        Pemeriksaan Laboratorium (4)

                                        Pemeriksaan serum bilirubin (bilirubin total dan direk) harus dilakukan pada neonatus yang mengalami ikterus Terutama pada bayi yang tampak sakit atau bayi-bayi yang tergolong risiko tinggi terserang hiperbilirubinemia berat Namun pada bayi yang mengalami ikterus berat lakukan terapi sinar sesegera mungkin jangan menunda terapi sinar dengan menunggu hasil

                                        pemeriksaan kadar serum bilirubin

                                        lsquoTranscutaneous bilirubin (TcB)rsquo dapat digunakan untuk menentukan kadar serum bilirubin total tanpa harus mengambil sampel darah Namun alat ini hanya valid untuk kadar bilirubin total lt 15 mgdL (lt257 μmolL) dan tidak lsquoreliablersquo pada kasus ikterus yang sedang mendapat

                                        terapi sinar 511

                                        Pemeriksaan tambahan yang sering dilakukan untuk evaluasi menentukan penyebab ikterus antara lain

                                        bull Golongan darah dan lsquoCoombs testrsquo bull Darah lengkap dan hapusan darah bull Hitung retikulosit skrining G6PD atau ETCOc

                                        bull Bilirubin direk

                                        Pemeriksaan serum bilirubin total harus diulang setiap 4-24 jam tergantung usia bayi dan tingginya kadar bilirubin Kadar serum albumin juga perlu diukur untuk menentukan pilihan

                                        terapi sinar ataukah tranfusi tukar

                                        21

                                        TABLE 1 Laboratory Evaluation of the Jaundiced Infant of 35 or More Weeksrsquo GestationIndications Assessments

                                        Jaundice in first 24 h Measure TcB andor TSBJaundice appears excessive for infantrsquos age Measure TcB andor TSBInfant receiving phototherapy or TSB rising rapidly (ie crossing percentiles [Fig 2]) and unexplained by history and physical examination

                                        Blood type and Coombsrsquo test if not obtained with cord bloodComplete blood count and smearMeasure direct or conjugated bilirubinIt is an option to perform reticulocyte count G6PD and ETCOc if availableRepeat TSB in 4ndash24 h depending on infantrsquos age and TSB level

                                        TSB concentration approaching exchange levels or not responding to phototherapy

                                        Perform reticulocyte count G6PD albumin ETCOc if available

                                        Elevated direct (or conjugated) bilirubin level Do urinalysis and urine culture Evaluate for sepsis if indicated by history and physical examination

                                        Jaundice present at or beyond age 3 wk or sick infant

                                        Total and direct (or conjugated) bilirubin level

                                        If direct bilirubin elevated evaluate for causes of cholestasisCheck results of newborn thyroid and galactosemia screen and evaluate infant for signs or symptoms of hypothyroidism

                                        22

                                        Diagnosis (1 2 4 7)

                                        Dari anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium terdapat beberapa faktor

                                        Faktor risiko terjadinya hiperbilirubinaemia berat 1 Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama (usia bayi lt 24 jam) 2 Inkompatibilitas golongan darah (dengan lsquoCoombs testrsquo positip) 3 Usia kehamilan lt 38 minggu 4 Penyakit-penyakit hemolitik (G6PD lsquoend tidalrsquo CO 1048757)

                                        5 Ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya 6 Hematoma sefal lsquobruisingrsquo 7 ASI eksklusif (bila berat badan turun gt 12 BB lahir) 8 Ras Asia Timur jenis kelamin laki-laki usia ibu lt 25 tahun 9 Ikterus sebelum bayi dipulangkan 10 lsquoInfant Diabetic Motherrsquo makrosomia 11 Polisitemia

                                        23

                                        Anamnesis 1 Riwayat kehamilan dengan komplikasi (obat-obatan ibu DM gawat janin malnutrisi intra

                                        uterin infeksi intranatal)

                                        2 Riwayat persalinan dengan tindakan komplikasi

                                        3 Riwayat ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya

                                        4 Riwayat inkompatibilitas darah

                                        5 Riwayat keluarga yang menderita anemia pembesaran hepar dan limpa

                                        Pemeriksaan Fisik Secara klinis ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau beberapa

                                        hari kemudian Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar yang cukup Ikterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa tidak terlihat dengan penerangan yang kurang terutama pada neonatus yang kulitnya gelap Penilaian ikterus akan lebih sulit lagi apabila penderita sedang mendapatkan terapi sinar

                                        Tekan kulit secara ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna kulit dan

                                        jaringan subkutan Waktu timbulnya ikterus mempunyai arti penting pula dalam

                                        diagnosis dan penatalaksanaan penderita karena saat timbulnya ikterus mempunyai

                                        kaitan erat dengan kemungkinan penyebab ikterus tersebut

                                        Pemeriksaan Penunjang

                                        Pemeriksaan kadar bilirubinBertujuan untuk mengetahui tingkat kerusakan yang masih akan timbul akibat toksisitas kadar bilirubin yang sangat tinggi

                                        Pemeriksaan fungsi otak EEGBertujuan untuk mengetahui sejauh mana kerusakan otak yang telah terjadi

                                        24

                                        Penatalaksanaan (7)

                                        ManajemenStrategi mengelola bayi baru lahir dengan hiperbilirubinemia meliputi pencegahan penggunaan farmakologi fototerapi dan transfusi tukar (1 7)

                                        1 Strategi pencegahan hiperbirubinemia(1) Pencegahan primer

                                        Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya paling sedikit 8-12 kali per hari untuk beberapa hari pertama

                                        Tidak memberikan cairan tambahan rutin seperti dekstrose atau air pada bayi yang mendapat ASI dan tidak mengalami dehidrasi (1 7)

                                        (2) Pencegahan sekunder Semua wanita hamil harus diperiksa golongan darah ABO dan rhesus serta penyaringan

                                        serum untuk antibodi isoimun yang tidak biasa Jika golongan darah ibu tidak diketahui atau Rh negatif dilakukan pemeriksaan

                                        antibodi direk (tes coombs) golongan darah dan tipe Rh darahtali pusat bayi

                                        25

                                        Jika golongan darah ibu O Rh positif terdapat pilihan untuk dilakukan tesgolongan darah dan tes coombs pada darah tali pusat bayi tetapi hal itu tidak diperlukan jikan dilakukan pengawasan penilaian terhadap resiko sebelum keluar RS dan tindak lanjut yang memadai

                                        Harus memastikan bahwa semua bayi secara rutin dimonitor terhadap timbulnya ikterus dan menetapkan protokol terhadap penilaian ikterus yang harus dinilai saat memeriksa tanda vital bayi tetapi tidak kurang dari setiap 8-12 jam (1 7)

                                        (3) Evaluasi laboraturium Pengukuran kadar bilirubin harus dilakukan pada setiap bayi yang mengalami ikterus

                                        dalam 24 jam pertama setelah lahir Pengukuran kadar bilirubin harus dilakukan jika tampak ikterus yang berlebihan Semua kadar bilirubin harus diintrepretasikan sesuai dengan umur bayi dalam jam(1 7)

                                        (4) Penyebab kuning Bayi yang mengalami peningkatan bilirubin direk atau konjugasi harus dilakukan analisis

                                        dan kultur urin Bayi sakit dan ikterus pada umur atau lebih dari 3 minggu harus dilakukan pemeriksaan

                                        bilirubin total dan direk untuk mengidentifikasi adanya kolestatis Jika kadar bilirubin direk meningkat dilakukan evaluasi tambahan mencari penyebab

                                        kolestatis Pemeriksaan kadar G6PD direkomendasikan untuk bayi ikterus yang

                                        mendapat fototerapi dan dengan riwayat keluarga atau asal geografis yang menunjukkan kecenderungan defisiensi G6PD atau pada bayi dengan respon fototerapi buruk (1 7)

                                        (5) Penilaian resiko sebelum bayi dipulangkan Setiap bayi harus dinilai terhadap resiko berkembangnya hiperbilirubinemia berat (1 7)

                                        (6) Kebijakan dan prosedur rumah sakit RS harus memberikan informasi tertulis dan lisan kepada orang tua mengenai kuning

                                        perlunya monitor terhadap kuning dan anjuran bagaimana monitoring harus dilakukan (1

                                        7)

                                        (7) Pengelolaan bayi dengan ikterus yang mendapat ASI Observasi semua fese awal bayi pertimbangkan untuk merangsang pengeluaran jika

                                        feses keluar dalam waktu 24 jam Segera mulai menyusui dan beri sesering mungkin Menyusui yang sering dengan waktu

                                        yang singkat lebih efektif dibandingkan dengan menyusui yang lama dengan frekuensi yang jarang walaupun total waktu yang diberikan sama

                                        Tidak dianjurkan pemberian air dektrosa atau formula pengganti Observasi berat badan BAK dan BAB yang berhubungan dengan pola menyusui

                                        26

                                        Ketika kadar bilirubin mencapai 15mgdL tingkatkan pemberian minum rangsang pengeluaran atau produksi ASI dengan cara memompa dan menggunakan protokol penggunaan fototerapi yang dikeluarkan AAP

                                        Tidak terdapat bukti bahwa early jaundice berhubungan dengan abnormalitas ASI sehingga penghentian menyusui sebagai suatu upaya hanya diindikasikan jika ikterus menetap lebih dari 6 hari atau meningkat diatas 20 mgdL atau ibumemiliki riwayat bayi sebelumnya terkena kuning (1 7)

                                        2 Penggunaan Farmakoterapi

                                        a) Imunoglobulin intravena telah digunakan pada bayi ndash bayi dengan rhesus yang berat dan inkompatibilitas ABO untuk menekan hemolisis isoimun dan menurunkan tindakan transfusi tukar

                                        b) Fenobarbital merangsang aktivitas dan konsentrasi UDPG ndash T dan ligandin serta dapat meningkatkan jumlah tempat ikatan bilirubin sehingga konjugasi bilirubin berlangsung lebih cepat Pemberian phenobarbital untuk mengobatan hiperbilirubinemia pada

                                        27

                                        neonatus selama tiga hari baru dapat menurunkan bilirubin serum yang berarti Bayi prematur lebih banyak memberikan reaksi daripada bayi cukup bulan Phenobarbital dapat diberikan dengan dosis 8 mgkg berat badan sehari mula-mula parenteral kemudian dilanjutkan secara oral Keuntungan pemberian phenobarbital dibandingkan dengan terapi sinar ialah bahwa pelaksanaanya lebih murah dan lebih mudah Kerugiannya ialah diperlukan waktu paling kurang 3 hari untuk mendapat hasil yang berarti

                                        c) Metalloprotoprophyrin adalah analog sintesis heme

                                        d) Tin ndash Protoporphyrin (Sn ndash Pp) dan Tin ndash Mesoporphyrin ( Sn ndash Mp ) dapat menurunkan kadar bilirubin serum

                                        e) Pemberian inhibitor b - glukuronidasi seperti asam L ndash aspartik dan kasein holdolisat dalam jumlah kecil (5 mldosis ndash 6 kalihari ) pada bayi sehat cukup bulan yang mendapat ASI dan meningkatkan pengeluaran bilirubin feses dan ikterus menjadi berkurang dibandingkan dengan bayi control (13 7)

                                        3 Fototerapi Pengaruh sinar terhadap ikterus pertama sekali diperhatikan dan dilaporkan oleh seorang

                                        perawat di salah satu rumah sakit di Inggris Perawat Ward melihat bahwa bayi ndash bayi yang mendapat sinar matahari di bangsalnya ternyata ikterusnya lebih cepat menghilang dibandingkan bayi ndash bayi lainnya Cremer (1958) yang mendapatkan laporan tersebut mulai melakukan penyelidikan mengenai pengaruh sinar terhadap hiperbilirubinemia ini Dari penelitiannya terbukti bahwa disamping pengaruh sinar matahari sinar lampu tertentu juga mempunyai pengaruh dalam menurunkan kadar bilirubin pada bayi ndash bayi prematur lainnya6Sinar fototerapi akan mengubah bilirubin yang ada di dalam kapiler-kapiler superfisial dan ruang-ruang usus menjadi isomer yang larut dalam air yang dapat diekstraksikan tanpa metabolisme lebih lanjut oleh hati Maisels seorang peneliti bilirubin menyatakan bahwa fototerapi merupakan obat perkutan3 Bila fototerapi menyinari kulit akan memberikan foton-foton diskrit energi sama halnya seperti molekul-molekul obat sinar akan diserap oleh bilirubin dengan cara yang sama dengan molekul obat yang terikat pada reseptor (1 5 7)

                                        Molekul-molekul bilirubin pada kulit yang terpapar sinar akan mengalami reaksi fotokimia yang relatif cepat menjadi isomer konfigurasi dimana sinar akan merubah bentuk molekul bilirubin dan bukan mengubah struktur bilirubin Bentuk bilirubin 4Z 15Z akan berubah menjadi bentuk 4Z15E yaitu bentuk isomer nontoksik yang bisa diekskresikan Isomer bilirubin ini mempunyai bentuk yang berbeda dari isomer asli lebih polar dan bisa diekskresikan dari hati ke dalam empedu tanpa mengalami konjugasi atau membutuhkan pengangkutan khusus untuk ekskresinya Bentuk isomer ini mengandung 20 dari jumlah bilirubin serum Eliminasi melalui urin dan saluran cerna sama-sama penting dalam mengurangi muatan bilirubin Reaksi fototerapi menghasilkan suatu fotooksidasi melalui proses yang cepat Fototerapi juga menghasilkan

                                        28

                                        lumirubin dimana lumirubin ini mengandung 2 sampai 6 dari total bilirubin serum Lumirubin diekskresikan melalui empedu dan urinLumirubin bersifat larut dalam air (5)

                                        Mekanisme fototerapi Penelitian Sarici mendapatkan 105 neonatus cukup bulan dan 255 neonatus kurang bulan menderita hiperbilirubinemia yang signifikan dan membutuhkan fototerapi

                                        29

                                        Fototerapi diindikasikan pada kadar bilirubin yang meningkat sesuai dengan umur pada neonatus cukup bulan atau berdasarkan berat badan pada neonatus kurang bulan sesuai dengan rekomendasi American Academy of Pediatrics (AAP) (5)

                                        Sinar FototerapiSinar yang digunakan pada fototerapi adalah suatu sinar tampak yang merupakan suatu

                                        gelombang elektromagnetik Sifat gelombang elektromagnetik bervariasi menurut frekuensi dan panjang gelombang yang menghasilkan spektrum elektromagnetik Spektrum dari sinar tampak ini terdiri dari sinar merah oranye kuning hijau biru dan ungu Masing masing dari sinar memiliki panjang gelombang yang berbeda beda

                                        Panjang gelombang sinar yang paling efektif untuk menurunkan kadar bilirubin adalah sinar biru dengan panjang gelombang 425-475 nmSinar biru lebih baik dalam menurunkan kadar bilirubin dibandingkan dengan sinar biru-hijau sinar putih dan sinar hijau Intensitas sinar adalah jumlah foton yang diberikan per sentimeter kuadrat permukaan tubuh yang terpapar Intensitas yang diberikan menentukan efektifitas fototerapi semakin tinggi intensitas sinar maka semakin cepat penurunan kadar bilirubin serumIntensitas sinar yang ditentukan sebagai Wcm2nm

                                        Intensitas sinar yang diberikan menentukan efektivitas dari fototerapi Intensitas sinar diukur dengan menggunakan suatu alat yaitu radiometer fototerapi2836 Intensitas sinar ge 30 μWcm2nm cukup signifikan dalam menurunkan kadar bilirubin untuk intensif fototerapi Intensitas sinar yang diharapkan adalah 10 ndash 40 μWcm2nm Intensitas sinar maksimal untuk fototerapi standard adalah 30 ndash 50 μWcm2nm Semakin tinggi intensitas sinar maka akan lebih besar pula efikasinya

                                        Faktor-faktor yang berpengaruh pada penentuan intensitas sinar ini adalah jenis sinar panjang gelombang sinar yang digunakan jarak sinar ke neonatus dan luas permukaan tubuh neonatus yang disinari serta penggunaan media pemantulan sinar

                                        Intensitas sinar berbanding terbalik dengan jarak antara sinar dan permukaan tubuh Cara mudah untuk meningkatkan intensitas sinar adalah menggeser sinar lebih dekat pada bayi

                                        Rekomendasi AAP menganjurkan fototerapi dengan jarak 10 cm kecuali dengan menggunakan sinar halogenSinar halogen dapat menyebabkan luka bakar bila diletakkan terlalu dekat dengan bayi Bayi cukup bulan tidak akan kepanasan dengan sinar fototerapi berjarak 10 cm dari bayi Luas permukaan terbesar dari tubuh bayi yaitu badan bayi harus diposisikan di pusat sinar tempat di mana intensitas sinar paling tinggi

                                        Tabel 1 Rekomendasi AAP penanganan hiperbilirubinemia pada neonatus sehat dan cukup bulan (1 3 7)

                                        Usia ( jam ) Pertimbangan terapi sinar

                                        Terapi sinar Transfusi tukar Transfusi tukar dan terapi sinar

                                        25-48 gt12mgdl(gt200 micromolL)

                                        gt15 mgdl( gt250 micromolL)

                                        gt20 mgdl(gt340 micromolL)

                                        gt25 mgdl(425 micromolL)

                                        30

                                        49-72 gt15mgdl(gt250 micromolL)

                                        gt18 mgdl(gt300micromolL)

                                        gt25mgdl(425 micromolL)

                                        gt30 mgdl(510micromolL)

                                        gt72 gt17 mgdl(gt290 micromolL)

                                        gt20mgdl(gt340micromolL

                                        gt25mgdl(gt425 micromolL)

                                        gt30mgdl(gt510 micromolL)

                                        Tabel 2 Tatalaksana hiperbilirubinemia pada Neonatus Kurang Bulan Sehat dan Sakit ( gt37 minggu ) (1 3 7)

                                        Neontaus kurang bulan sehat Kadar Total Bilirubin Serum (mgdl)

                                        Neontaus kurang bulan sakit Kadar Total Bilirubin Serum (mgdl)

                                        Berat Terapi sinar Transfusi tukar

                                        Terapi sinar Transfusi tukar

                                        Hingga 1000 g 5-7 10 4-6 8-101001-1500 g 7-10 10-15 6-8 10-121501-2000 g 10 17 8-10 15gt2000 g 10-12 18 10 17

                                        Kontraindikasi fototerapi adalah pada kondisi dimana terjadi peningkatan kadar bilirubin direk yang disebabkan oleh penyakit hati atau obstructive jaundice Komplikasi terapi sinar

                                        Setiap cara pengobatan selalu akan disertai efek samping Di dalam penggunaan terapi sinar penelitian yang dilakukan selama ini tidak memperlihatkan hal yang dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi baik komplikasi segaera ataupun efek lanjut yang terlihat selama ini ebrsifat sementara yang dapat dicegah atau ditanggulangi dengan memperhatikan tata cara pengunaan terapi sinar yang telah dijelaskan diatas (5)

                                        Kelainan yang mungkin timbul pada terapi sinar antara lain

                                        1 Peningkatan ldquoinsensible water lossrdquo pada bayiHal ini terutama akan terlihat pada bayi yang kurnag bulan Oh dkk (1972) melaporkan kehilangan ini dapat meningkat 2-3 kali lebih besar dari keadaan biasa Untuk hal ini pemberian cairan pada penderita dengan terapi sinar perlu diperhatikan dengan sebaiknya

                                        2 Frekuensi defekasi yang meningkat

                                        31

                                        Banyak teori yang menjelaskan keadaan ini antara lain dikemukankan karena meningkatnya peristaltik usus (Windorfer dkk 1975) Bakken (1976) mengemukakan bahwa diare yang terjadi akibat efek sekunder yang terjadi pada pembentukan enzim lactase karena meningkatnya bilirubin indirek pada usus Pemberian susu dengan kadar laktosa rendah akan mengurangi timbulnya diare Teori ini masih belum dapat dipertentangkan (Chung dkk 1976)

                                        3 Timbulnya kelainan kulit yang sering disebut ldquoflea bite rashrdquo di daerah muka badan dan ekstremitas Kelainan ini segera hilang setelah terapi dihentikan Pada beberapa bayi dilaporkan pula kemungkinan terjadinya bronze baby syndrome (Kopelman dkk 1976) Hal ini terjadi karena tubuh tidak mampu mengeluarkan dengan segera hasil terapi sinar Perubahan warna kulit yang bersifat sementara ini tidak mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi

                                        4 Gangguan retinaKelainan retina ini hanya ditemukan pada binatang percibaan (Noel dkk 1966) Pnelitain Dobson dkk 1975 tidak dapat membuktikan adanya perubahan fungsi mata pada umumnya Walaupin demikian penyelidikan selanjutnya masih diteruskan

                                        5 Gangguan pertumbuhanPada binatang percobaan ditemukan gangguan pertumbuhan (Ballowics 1970) Lucey (1972) dan Drew dkk (10976) secara klinis tidak dapat menemukan gangguan tumbuh kembang pada bayi yang mendapat terapi sinar Meskipun demikian hendaknya pemakaian terapi sinar dilakukan dengan indikasi yang tepat selama waktu yang diperlukan

                                        6 Kenaikan suhuBeberapa penderita yang mendapatkan terapi mungkin memperlihatkan kenaikan suhu Bila hal ini terjadi terapi dapat terus dilanjutkan dengan mematikan sebagian lampu yang dipergunakan

                                        7 Beberapa kelainan lain seperti gangguan minum letargi iritabilitas kadang-kadang ditemukan pada penderita Keadaan ini hanya bersifat sementara dan akan menghilang dengan sendirinya

                                        8 Beberapa kelainan yang sampai saat ini masih belim diketahui secara pasti adalah kelainan gonad adanya hemolisis darah dan beberapa kelainan metabolisme lain

                                        Sampai saat ini tampaknya belum ditemukan efek lanjut terapi sinar pada bayi Komplikasi segera juga bersifat ringan dan tidak berarti dibandingkan dengan manfaat penggunaannya Mengingat hal ini adalah wajar bila terapi sinar mempunyai tempat tersendiri dalam penatalaksanaan hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir

                                        Tranfusi Tukar

                                        32

                                        Transfusi tukar adalah suatu tindakan pengambilan sejumlah kecil darah yang dilanjutkan dengan pengembalian darah dari donor dalam jumlah yang sama yang dilakukan berulang-ulang sampai sebagian besar darah penderita tertukar (Friel 1982) (1 5)

                                        Pada hiperbilirubinemia tindakan ini bertujuan mencegah terjadinya ensefalopati bilirubin dengan cara mengeluarkan bilirubin indirek dari sirkulasi Pada bayi dengan isoimunisasi transfusi tukar memiliki manfaat tambahan karena membantu mengeluarkan antibodi maternal dari sirkulasi bayi Sehingga mencegah hemolisis lebih lanjut dan memperbaiki anemia (5)

                                        Darah Donor Untuk Tranfusi Tukar (1 5)

                                        1 Darah yang digunakan golongan O

                                        2 Gunakan darah baru Kerjasama dengan dokter kandungan dan Bank Darah adalah penting untuk persiapan kelahiran bayi yang membutuhkan tranfusi tukar

                                        3 Pada penyakit hemolitik rhesus jika darah disiapkan sebelum persalinan harus golongan O dengan rhesus (-) crossmatched terhadap ibu Bila darah disiapkan setelah kelahiran dilakukan juga crossmatched terhadap bayi

                                        4 Pada inkomptabilitas ABO darah donor harus golongan O rhesus (-) atau rhesus yang sama dengan ibu dan bayinya Crossmatched terhadap ibu dan bayi yang mempunyai titer rendah antibodi anti A dan anti B Biasanya menggunakan eritrosit golongan O dengan plasma AB untuk memastikan bahwa tidak ada antibodi anti A dan anti B yang muncul

                                        5 Pada penyakit hemolitik isoimun yang lain darah donor tidak boleh berisi antigen tersensitisasi dan harus di crossmatched terhadap ibu

                                        33

                                        6 Pada hiperbilirubinemia yang nonimun darah donor ditiping dan crossmatched terhadap plasma dan eritrosit pasienbayi

                                        7 Tranfusi tukar biasanya memakai 2 kali volume darah (2 volume exchange) ---- 160 mLkgBB sehingga diperoleh darah baru sekitar 87

                                        Teknik Transfusi Tukar (1 5)

                                        a SIMPLE DOUBLE VOLUME

                                        Push-Pull tehnique jarum infus dipasang melalui kateter vena umbilikalis vena saphena magna Darah dikeluarkan dan dimasukkan bergantian

                                        b ISOVOLUMETRIC

                                        Darah secara bersamaan dan simultan dikeluarkan melalui arteri umbilikalis dan dimasukkan melalui vena umbilikalis dalam jumlah yang sama

                                        c PARTIAL EXCHANGE TRANFUSION

                                        Tranfusi tukar sebagian dilakukan biasanya pada bayi dengan polisitemia

                                        Di Indonesia untuk kedaruratan transfusi tukar pertama menggunakan golongan darah O rhesus positif (1 5)

                                        Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

                                        Kebutuhan

                                        Rumus

                                        lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2 lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

                                        Hct sekarang Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

                                        (Hb donor ndash Hb sekarang) BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang) (PCV donor)

                                        Indikasi

                                        Hingga kini belum ada kesepakatan global mengenai kapan melakukan transfusi tukar pada hiperbilirubinemia Indikasi transfusi tukar berdasarkan keputusan WHO tercantum dalam tabel 2 (1 5)

                                        34

                                        Tabel 3 Indikasi Transfusi Tukar Berdasarkan Kadar Bilirubin Serum

                                        UsiaBayi Cukup Bulan Sehat

                                        Dengan Faktor Risiko

                                        Hari mgdL mgDl

                                        Hari ke-1 15 13

                                        Hari ke-2 25 15

                                        Hari ke-3 30 20

                                        Hari ke-4 dan seterusnya

                                        30 20

                                        Bila transfusi tukar memungkinkan untuk dilaksanakan di tempat atau bayi bisa dirujuk secara cepat dan aman ke fasilitas lain dan kadar bilirubin bayi telah mencapai kadar di atas sertakan contoh darah ibu dan bayi (5)

                                        Tabel 4 Indikasi Transfusi Tukar Pada Bayi Berat Badan Lahir Rendah

                                        Berat badan (gram)KadKadar Bilirubin (mgdL)

                                        ltgt gt lt1000 10-12

                                        1000-1500 12-15

                                        1500-2000 15-18

                                        2000-2500 18-20

                                        Pada penyakit hemolitik segera dilakukan tranfusi tukar apabila ada indikasi

                                        a Kadar bilirubin tali pusat gt 45 mgdL dan kadar Hb rendah

                                        b Kadar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam walaupun sedang mendapatkan terapi sinar

                                        35

                                        c Selama terapi sinar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam dan kadar Hb 11 ndash 13 grdL

                                        d Didapatkan anemia yang progresif walaupun kadar bilirubin dapat dikontrol secara adekuat dengan terapi sinar

                                        Transfusi tukar harus dihentikan apabila terjadi

                                        Emboli (emboli bekuan darah) trombosis

                                        Hiperkalemia hipernatremia hipokalsemia asidosis hipoglikemia

                                        Gangguan pembekuan karena pemakaian heparin

                                        Perforasi pembuluh darah

                                        Komplikasi tranfusi tukar (1)

                                        1 Hipokalsemia dan hipomagnesia

                                        2 Hipoglikemia

                                        3 Gangguan keseimbangan asam basa

                                        4 Hiperkalemia

                                        5 Gangguan kardiovaskular

                                        Perforasi pembuluh darah

                                        Emboli

                                        Infark

                                        Aritmia

                                        Volume overload

                                        Arrest

                                        6 Pendarahan Trombositopenia Defisiensi factor pembekuan

                                        7 Infeksi8 Hemolisis9 Graft-versus host disease10 Lain-lain hipotermia hipertermia dan kemungkinan terjadinya enterokolitis

                                        nekrotikans

                                        36

                                        Perawatan pasca tranfusi tukar Lanjutkan dengan terapi sinar Awasi ketat kemungkinan terjadinya komplikasi

                                        37

                                        38

                                        DAFTAR PUSTAKA1 Staf pengajar Ilmu kesehatan anak FKUI Gastroenterologi Ilmu Kesehatan Anak Jilid I

                                        Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1985 hal 283-3102 Noerasid N amp dkk gastrienteritis ( Diare ) Akut Gastroenterologi Anak Praktis Bagian Ilmu

                                        Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1988 hal 51-763 Firmansyah A dkk Penyakit Radang Usus Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak ed Markum H

                                        dkk Jilid 1 bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia hal 448-474

                                        4 Staf Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM Panduan Pelayanan Medis Jakarta 20055 wwwemedicinecompedtopic583htmdiarrheaJully2005 6 Reisinger ECdkkDiarrhea Caused by primarily Non-Gastrointestinal Infection

                                        wwwmedscapecomviewarticle505473 Nature Clinical Practical Gastroenterology amp Hepatology

                                        7 Pray Sddk Diarrhea Causes dan Self-Care Treatments wwwmedscapecomviewarticle407636 US Pharmacist

                                        8 Soegijanto Soegeng Prof DR Ilmu Penyakit Anak Diagnosa Dan Penatalaksanaan Edisi pertama Jakarta Salemba Medika 2002

                                        9 Mansjoer A Kuspuji T dkk Kapita Selekta Kedokteran Edisi III Jilid 2 Cetakan kelima Jakarta Media Aesculapius 2002

                                        10 Suharyono Aswitha B EM Halimun Gastroenterologi Anak Praktis cetakan ke-4 Jakarta Gaya Baru 2003

                                        11 Sari Dina Kartika Hanifah Mirzanie Desy K A Leksana Buku Saku Pediatrica Edisi 2 Jogjakarta Tosca Enterprise 2006

                                        12 http wwwKeep Kids Healthycom ndash Diarrhea in Children13 Subijanto Reza Ranuh Liek Djupri Pitono Soeparto Management Diare Pada Bayi Dan

                                        Anak (Diarrheal Management In Infant And Children) Buletin Ilmu Kesehatan Anak Thn XXX No 11 2003

                                        14 http www Pediatricscom -- Lactobacillus Therapy for Acute Infectious Diarrhea in Children A Meta-analysis -- Van Niel et almht

                                        15 Tjokronegoro Arjatmo Prof Dr dr Hendra Utama Sp FK Updates In Pediatric Emergencies FKUI Jakarta 2002

                                        39

                                        • Diagnosis (1 2 4 7)
                                        • Anamnesis
                                        • Pemeriksaan Fisik
                                          • Teknik Transfusi Tukar (1 5)
                                            • DAFTAR PUSTAKA

                                          Pemeriksaan penunjang

                                          Pemeriksaan Laboratorium (4)

                                          Pemeriksaan serum bilirubin (bilirubin total dan direk) harus dilakukan pada neonatus yang mengalami ikterus Terutama pada bayi yang tampak sakit atau bayi-bayi yang tergolong risiko tinggi terserang hiperbilirubinemia berat Namun pada bayi yang mengalami ikterus berat lakukan terapi sinar sesegera mungkin jangan menunda terapi sinar dengan menunggu hasil

                                          pemeriksaan kadar serum bilirubin

                                          lsquoTranscutaneous bilirubin (TcB)rsquo dapat digunakan untuk menentukan kadar serum bilirubin total tanpa harus mengambil sampel darah Namun alat ini hanya valid untuk kadar bilirubin total lt 15 mgdL (lt257 μmolL) dan tidak lsquoreliablersquo pada kasus ikterus yang sedang mendapat

                                          terapi sinar 511

                                          Pemeriksaan tambahan yang sering dilakukan untuk evaluasi menentukan penyebab ikterus antara lain

                                          bull Golongan darah dan lsquoCoombs testrsquo bull Darah lengkap dan hapusan darah bull Hitung retikulosit skrining G6PD atau ETCOc

                                          bull Bilirubin direk

                                          Pemeriksaan serum bilirubin total harus diulang setiap 4-24 jam tergantung usia bayi dan tingginya kadar bilirubin Kadar serum albumin juga perlu diukur untuk menentukan pilihan

                                          terapi sinar ataukah tranfusi tukar

                                          21

                                          TABLE 1 Laboratory Evaluation of the Jaundiced Infant of 35 or More Weeksrsquo GestationIndications Assessments

                                          Jaundice in first 24 h Measure TcB andor TSBJaundice appears excessive for infantrsquos age Measure TcB andor TSBInfant receiving phototherapy or TSB rising rapidly (ie crossing percentiles [Fig 2]) and unexplained by history and physical examination

                                          Blood type and Coombsrsquo test if not obtained with cord bloodComplete blood count and smearMeasure direct or conjugated bilirubinIt is an option to perform reticulocyte count G6PD and ETCOc if availableRepeat TSB in 4ndash24 h depending on infantrsquos age and TSB level

                                          TSB concentration approaching exchange levels or not responding to phototherapy

                                          Perform reticulocyte count G6PD albumin ETCOc if available

                                          Elevated direct (or conjugated) bilirubin level Do urinalysis and urine culture Evaluate for sepsis if indicated by history and physical examination

                                          Jaundice present at or beyond age 3 wk or sick infant

                                          Total and direct (or conjugated) bilirubin level

                                          If direct bilirubin elevated evaluate for causes of cholestasisCheck results of newborn thyroid and galactosemia screen and evaluate infant for signs or symptoms of hypothyroidism

                                          22

                                          Diagnosis (1 2 4 7)

                                          Dari anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium terdapat beberapa faktor

                                          Faktor risiko terjadinya hiperbilirubinaemia berat 1 Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama (usia bayi lt 24 jam) 2 Inkompatibilitas golongan darah (dengan lsquoCoombs testrsquo positip) 3 Usia kehamilan lt 38 minggu 4 Penyakit-penyakit hemolitik (G6PD lsquoend tidalrsquo CO 1048757)

                                          5 Ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya 6 Hematoma sefal lsquobruisingrsquo 7 ASI eksklusif (bila berat badan turun gt 12 BB lahir) 8 Ras Asia Timur jenis kelamin laki-laki usia ibu lt 25 tahun 9 Ikterus sebelum bayi dipulangkan 10 lsquoInfant Diabetic Motherrsquo makrosomia 11 Polisitemia

                                          23

                                          Anamnesis 1 Riwayat kehamilan dengan komplikasi (obat-obatan ibu DM gawat janin malnutrisi intra

                                          uterin infeksi intranatal)

                                          2 Riwayat persalinan dengan tindakan komplikasi

                                          3 Riwayat ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya

                                          4 Riwayat inkompatibilitas darah

                                          5 Riwayat keluarga yang menderita anemia pembesaran hepar dan limpa

                                          Pemeriksaan Fisik Secara klinis ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau beberapa

                                          hari kemudian Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar yang cukup Ikterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa tidak terlihat dengan penerangan yang kurang terutama pada neonatus yang kulitnya gelap Penilaian ikterus akan lebih sulit lagi apabila penderita sedang mendapatkan terapi sinar

                                          Tekan kulit secara ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna kulit dan

                                          jaringan subkutan Waktu timbulnya ikterus mempunyai arti penting pula dalam

                                          diagnosis dan penatalaksanaan penderita karena saat timbulnya ikterus mempunyai

                                          kaitan erat dengan kemungkinan penyebab ikterus tersebut

                                          Pemeriksaan Penunjang

                                          Pemeriksaan kadar bilirubinBertujuan untuk mengetahui tingkat kerusakan yang masih akan timbul akibat toksisitas kadar bilirubin yang sangat tinggi

                                          Pemeriksaan fungsi otak EEGBertujuan untuk mengetahui sejauh mana kerusakan otak yang telah terjadi

                                          24

                                          Penatalaksanaan (7)

                                          ManajemenStrategi mengelola bayi baru lahir dengan hiperbilirubinemia meliputi pencegahan penggunaan farmakologi fototerapi dan transfusi tukar (1 7)

                                          1 Strategi pencegahan hiperbirubinemia(1) Pencegahan primer

                                          Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya paling sedikit 8-12 kali per hari untuk beberapa hari pertama

                                          Tidak memberikan cairan tambahan rutin seperti dekstrose atau air pada bayi yang mendapat ASI dan tidak mengalami dehidrasi (1 7)

                                          (2) Pencegahan sekunder Semua wanita hamil harus diperiksa golongan darah ABO dan rhesus serta penyaringan

                                          serum untuk antibodi isoimun yang tidak biasa Jika golongan darah ibu tidak diketahui atau Rh negatif dilakukan pemeriksaan

                                          antibodi direk (tes coombs) golongan darah dan tipe Rh darahtali pusat bayi

                                          25

                                          Jika golongan darah ibu O Rh positif terdapat pilihan untuk dilakukan tesgolongan darah dan tes coombs pada darah tali pusat bayi tetapi hal itu tidak diperlukan jikan dilakukan pengawasan penilaian terhadap resiko sebelum keluar RS dan tindak lanjut yang memadai

                                          Harus memastikan bahwa semua bayi secara rutin dimonitor terhadap timbulnya ikterus dan menetapkan protokol terhadap penilaian ikterus yang harus dinilai saat memeriksa tanda vital bayi tetapi tidak kurang dari setiap 8-12 jam (1 7)

                                          (3) Evaluasi laboraturium Pengukuran kadar bilirubin harus dilakukan pada setiap bayi yang mengalami ikterus

                                          dalam 24 jam pertama setelah lahir Pengukuran kadar bilirubin harus dilakukan jika tampak ikterus yang berlebihan Semua kadar bilirubin harus diintrepretasikan sesuai dengan umur bayi dalam jam(1 7)

                                          (4) Penyebab kuning Bayi yang mengalami peningkatan bilirubin direk atau konjugasi harus dilakukan analisis

                                          dan kultur urin Bayi sakit dan ikterus pada umur atau lebih dari 3 minggu harus dilakukan pemeriksaan

                                          bilirubin total dan direk untuk mengidentifikasi adanya kolestatis Jika kadar bilirubin direk meningkat dilakukan evaluasi tambahan mencari penyebab

                                          kolestatis Pemeriksaan kadar G6PD direkomendasikan untuk bayi ikterus yang

                                          mendapat fototerapi dan dengan riwayat keluarga atau asal geografis yang menunjukkan kecenderungan defisiensi G6PD atau pada bayi dengan respon fototerapi buruk (1 7)

                                          (5) Penilaian resiko sebelum bayi dipulangkan Setiap bayi harus dinilai terhadap resiko berkembangnya hiperbilirubinemia berat (1 7)

                                          (6) Kebijakan dan prosedur rumah sakit RS harus memberikan informasi tertulis dan lisan kepada orang tua mengenai kuning

                                          perlunya monitor terhadap kuning dan anjuran bagaimana monitoring harus dilakukan (1

                                          7)

                                          (7) Pengelolaan bayi dengan ikterus yang mendapat ASI Observasi semua fese awal bayi pertimbangkan untuk merangsang pengeluaran jika

                                          feses keluar dalam waktu 24 jam Segera mulai menyusui dan beri sesering mungkin Menyusui yang sering dengan waktu

                                          yang singkat lebih efektif dibandingkan dengan menyusui yang lama dengan frekuensi yang jarang walaupun total waktu yang diberikan sama

                                          Tidak dianjurkan pemberian air dektrosa atau formula pengganti Observasi berat badan BAK dan BAB yang berhubungan dengan pola menyusui

                                          26

                                          Ketika kadar bilirubin mencapai 15mgdL tingkatkan pemberian minum rangsang pengeluaran atau produksi ASI dengan cara memompa dan menggunakan protokol penggunaan fototerapi yang dikeluarkan AAP

                                          Tidak terdapat bukti bahwa early jaundice berhubungan dengan abnormalitas ASI sehingga penghentian menyusui sebagai suatu upaya hanya diindikasikan jika ikterus menetap lebih dari 6 hari atau meningkat diatas 20 mgdL atau ibumemiliki riwayat bayi sebelumnya terkena kuning (1 7)

                                          2 Penggunaan Farmakoterapi

                                          a) Imunoglobulin intravena telah digunakan pada bayi ndash bayi dengan rhesus yang berat dan inkompatibilitas ABO untuk menekan hemolisis isoimun dan menurunkan tindakan transfusi tukar

                                          b) Fenobarbital merangsang aktivitas dan konsentrasi UDPG ndash T dan ligandin serta dapat meningkatkan jumlah tempat ikatan bilirubin sehingga konjugasi bilirubin berlangsung lebih cepat Pemberian phenobarbital untuk mengobatan hiperbilirubinemia pada

                                          27

                                          neonatus selama tiga hari baru dapat menurunkan bilirubin serum yang berarti Bayi prematur lebih banyak memberikan reaksi daripada bayi cukup bulan Phenobarbital dapat diberikan dengan dosis 8 mgkg berat badan sehari mula-mula parenteral kemudian dilanjutkan secara oral Keuntungan pemberian phenobarbital dibandingkan dengan terapi sinar ialah bahwa pelaksanaanya lebih murah dan lebih mudah Kerugiannya ialah diperlukan waktu paling kurang 3 hari untuk mendapat hasil yang berarti

                                          c) Metalloprotoprophyrin adalah analog sintesis heme

                                          d) Tin ndash Protoporphyrin (Sn ndash Pp) dan Tin ndash Mesoporphyrin ( Sn ndash Mp ) dapat menurunkan kadar bilirubin serum

                                          e) Pemberian inhibitor b - glukuronidasi seperti asam L ndash aspartik dan kasein holdolisat dalam jumlah kecil (5 mldosis ndash 6 kalihari ) pada bayi sehat cukup bulan yang mendapat ASI dan meningkatkan pengeluaran bilirubin feses dan ikterus menjadi berkurang dibandingkan dengan bayi control (13 7)

                                          3 Fototerapi Pengaruh sinar terhadap ikterus pertama sekali diperhatikan dan dilaporkan oleh seorang

                                          perawat di salah satu rumah sakit di Inggris Perawat Ward melihat bahwa bayi ndash bayi yang mendapat sinar matahari di bangsalnya ternyata ikterusnya lebih cepat menghilang dibandingkan bayi ndash bayi lainnya Cremer (1958) yang mendapatkan laporan tersebut mulai melakukan penyelidikan mengenai pengaruh sinar terhadap hiperbilirubinemia ini Dari penelitiannya terbukti bahwa disamping pengaruh sinar matahari sinar lampu tertentu juga mempunyai pengaruh dalam menurunkan kadar bilirubin pada bayi ndash bayi prematur lainnya6Sinar fototerapi akan mengubah bilirubin yang ada di dalam kapiler-kapiler superfisial dan ruang-ruang usus menjadi isomer yang larut dalam air yang dapat diekstraksikan tanpa metabolisme lebih lanjut oleh hati Maisels seorang peneliti bilirubin menyatakan bahwa fototerapi merupakan obat perkutan3 Bila fototerapi menyinari kulit akan memberikan foton-foton diskrit energi sama halnya seperti molekul-molekul obat sinar akan diserap oleh bilirubin dengan cara yang sama dengan molekul obat yang terikat pada reseptor (1 5 7)

                                          Molekul-molekul bilirubin pada kulit yang terpapar sinar akan mengalami reaksi fotokimia yang relatif cepat menjadi isomer konfigurasi dimana sinar akan merubah bentuk molekul bilirubin dan bukan mengubah struktur bilirubin Bentuk bilirubin 4Z 15Z akan berubah menjadi bentuk 4Z15E yaitu bentuk isomer nontoksik yang bisa diekskresikan Isomer bilirubin ini mempunyai bentuk yang berbeda dari isomer asli lebih polar dan bisa diekskresikan dari hati ke dalam empedu tanpa mengalami konjugasi atau membutuhkan pengangkutan khusus untuk ekskresinya Bentuk isomer ini mengandung 20 dari jumlah bilirubin serum Eliminasi melalui urin dan saluran cerna sama-sama penting dalam mengurangi muatan bilirubin Reaksi fototerapi menghasilkan suatu fotooksidasi melalui proses yang cepat Fototerapi juga menghasilkan

                                          28

                                          lumirubin dimana lumirubin ini mengandung 2 sampai 6 dari total bilirubin serum Lumirubin diekskresikan melalui empedu dan urinLumirubin bersifat larut dalam air (5)

                                          Mekanisme fototerapi Penelitian Sarici mendapatkan 105 neonatus cukup bulan dan 255 neonatus kurang bulan menderita hiperbilirubinemia yang signifikan dan membutuhkan fototerapi

                                          29

                                          Fototerapi diindikasikan pada kadar bilirubin yang meningkat sesuai dengan umur pada neonatus cukup bulan atau berdasarkan berat badan pada neonatus kurang bulan sesuai dengan rekomendasi American Academy of Pediatrics (AAP) (5)

                                          Sinar FototerapiSinar yang digunakan pada fototerapi adalah suatu sinar tampak yang merupakan suatu

                                          gelombang elektromagnetik Sifat gelombang elektromagnetik bervariasi menurut frekuensi dan panjang gelombang yang menghasilkan spektrum elektromagnetik Spektrum dari sinar tampak ini terdiri dari sinar merah oranye kuning hijau biru dan ungu Masing masing dari sinar memiliki panjang gelombang yang berbeda beda

                                          Panjang gelombang sinar yang paling efektif untuk menurunkan kadar bilirubin adalah sinar biru dengan panjang gelombang 425-475 nmSinar biru lebih baik dalam menurunkan kadar bilirubin dibandingkan dengan sinar biru-hijau sinar putih dan sinar hijau Intensitas sinar adalah jumlah foton yang diberikan per sentimeter kuadrat permukaan tubuh yang terpapar Intensitas yang diberikan menentukan efektifitas fototerapi semakin tinggi intensitas sinar maka semakin cepat penurunan kadar bilirubin serumIntensitas sinar yang ditentukan sebagai Wcm2nm

                                          Intensitas sinar yang diberikan menentukan efektivitas dari fototerapi Intensitas sinar diukur dengan menggunakan suatu alat yaitu radiometer fototerapi2836 Intensitas sinar ge 30 μWcm2nm cukup signifikan dalam menurunkan kadar bilirubin untuk intensif fototerapi Intensitas sinar yang diharapkan adalah 10 ndash 40 μWcm2nm Intensitas sinar maksimal untuk fototerapi standard adalah 30 ndash 50 μWcm2nm Semakin tinggi intensitas sinar maka akan lebih besar pula efikasinya

                                          Faktor-faktor yang berpengaruh pada penentuan intensitas sinar ini adalah jenis sinar panjang gelombang sinar yang digunakan jarak sinar ke neonatus dan luas permukaan tubuh neonatus yang disinari serta penggunaan media pemantulan sinar

                                          Intensitas sinar berbanding terbalik dengan jarak antara sinar dan permukaan tubuh Cara mudah untuk meningkatkan intensitas sinar adalah menggeser sinar lebih dekat pada bayi

                                          Rekomendasi AAP menganjurkan fototerapi dengan jarak 10 cm kecuali dengan menggunakan sinar halogenSinar halogen dapat menyebabkan luka bakar bila diletakkan terlalu dekat dengan bayi Bayi cukup bulan tidak akan kepanasan dengan sinar fototerapi berjarak 10 cm dari bayi Luas permukaan terbesar dari tubuh bayi yaitu badan bayi harus diposisikan di pusat sinar tempat di mana intensitas sinar paling tinggi

                                          Tabel 1 Rekomendasi AAP penanganan hiperbilirubinemia pada neonatus sehat dan cukup bulan (1 3 7)

                                          Usia ( jam ) Pertimbangan terapi sinar

                                          Terapi sinar Transfusi tukar Transfusi tukar dan terapi sinar

                                          25-48 gt12mgdl(gt200 micromolL)

                                          gt15 mgdl( gt250 micromolL)

                                          gt20 mgdl(gt340 micromolL)

                                          gt25 mgdl(425 micromolL)

                                          30

                                          49-72 gt15mgdl(gt250 micromolL)

                                          gt18 mgdl(gt300micromolL)

                                          gt25mgdl(425 micromolL)

                                          gt30 mgdl(510micromolL)

                                          gt72 gt17 mgdl(gt290 micromolL)

                                          gt20mgdl(gt340micromolL

                                          gt25mgdl(gt425 micromolL)

                                          gt30mgdl(gt510 micromolL)

                                          Tabel 2 Tatalaksana hiperbilirubinemia pada Neonatus Kurang Bulan Sehat dan Sakit ( gt37 minggu ) (1 3 7)

                                          Neontaus kurang bulan sehat Kadar Total Bilirubin Serum (mgdl)

                                          Neontaus kurang bulan sakit Kadar Total Bilirubin Serum (mgdl)

                                          Berat Terapi sinar Transfusi tukar

                                          Terapi sinar Transfusi tukar

                                          Hingga 1000 g 5-7 10 4-6 8-101001-1500 g 7-10 10-15 6-8 10-121501-2000 g 10 17 8-10 15gt2000 g 10-12 18 10 17

                                          Kontraindikasi fototerapi adalah pada kondisi dimana terjadi peningkatan kadar bilirubin direk yang disebabkan oleh penyakit hati atau obstructive jaundice Komplikasi terapi sinar

                                          Setiap cara pengobatan selalu akan disertai efek samping Di dalam penggunaan terapi sinar penelitian yang dilakukan selama ini tidak memperlihatkan hal yang dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi baik komplikasi segaera ataupun efek lanjut yang terlihat selama ini ebrsifat sementara yang dapat dicegah atau ditanggulangi dengan memperhatikan tata cara pengunaan terapi sinar yang telah dijelaskan diatas (5)

                                          Kelainan yang mungkin timbul pada terapi sinar antara lain

                                          1 Peningkatan ldquoinsensible water lossrdquo pada bayiHal ini terutama akan terlihat pada bayi yang kurnag bulan Oh dkk (1972) melaporkan kehilangan ini dapat meningkat 2-3 kali lebih besar dari keadaan biasa Untuk hal ini pemberian cairan pada penderita dengan terapi sinar perlu diperhatikan dengan sebaiknya

                                          2 Frekuensi defekasi yang meningkat

                                          31

                                          Banyak teori yang menjelaskan keadaan ini antara lain dikemukankan karena meningkatnya peristaltik usus (Windorfer dkk 1975) Bakken (1976) mengemukakan bahwa diare yang terjadi akibat efek sekunder yang terjadi pada pembentukan enzim lactase karena meningkatnya bilirubin indirek pada usus Pemberian susu dengan kadar laktosa rendah akan mengurangi timbulnya diare Teori ini masih belum dapat dipertentangkan (Chung dkk 1976)

                                          3 Timbulnya kelainan kulit yang sering disebut ldquoflea bite rashrdquo di daerah muka badan dan ekstremitas Kelainan ini segera hilang setelah terapi dihentikan Pada beberapa bayi dilaporkan pula kemungkinan terjadinya bronze baby syndrome (Kopelman dkk 1976) Hal ini terjadi karena tubuh tidak mampu mengeluarkan dengan segera hasil terapi sinar Perubahan warna kulit yang bersifat sementara ini tidak mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi

                                          4 Gangguan retinaKelainan retina ini hanya ditemukan pada binatang percibaan (Noel dkk 1966) Pnelitain Dobson dkk 1975 tidak dapat membuktikan adanya perubahan fungsi mata pada umumnya Walaupin demikian penyelidikan selanjutnya masih diteruskan

                                          5 Gangguan pertumbuhanPada binatang percobaan ditemukan gangguan pertumbuhan (Ballowics 1970) Lucey (1972) dan Drew dkk (10976) secara klinis tidak dapat menemukan gangguan tumbuh kembang pada bayi yang mendapat terapi sinar Meskipun demikian hendaknya pemakaian terapi sinar dilakukan dengan indikasi yang tepat selama waktu yang diperlukan

                                          6 Kenaikan suhuBeberapa penderita yang mendapatkan terapi mungkin memperlihatkan kenaikan suhu Bila hal ini terjadi terapi dapat terus dilanjutkan dengan mematikan sebagian lampu yang dipergunakan

                                          7 Beberapa kelainan lain seperti gangguan minum letargi iritabilitas kadang-kadang ditemukan pada penderita Keadaan ini hanya bersifat sementara dan akan menghilang dengan sendirinya

                                          8 Beberapa kelainan yang sampai saat ini masih belim diketahui secara pasti adalah kelainan gonad adanya hemolisis darah dan beberapa kelainan metabolisme lain

                                          Sampai saat ini tampaknya belum ditemukan efek lanjut terapi sinar pada bayi Komplikasi segera juga bersifat ringan dan tidak berarti dibandingkan dengan manfaat penggunaannya Mengingat hal ini adalah wajar bila terapi sinar mempunyai tempat tersendiri dalam penatalaksanaan hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir

                                          Tranfusi Tukar

                                          32

                                          Transfusi tukar adalah suatu tindakan pengambilan sejumlah kecil darah yang dilanjutkan dengan pengembalian darah dari donor dalam jumlah yang sama yang dilakukan berulang-ulang sampai sebagian besar darah penderita tertukar (Friel 1982) (1 5)

                                          Pada hiperbilirubinemia tindakan ini bertujuan mencegah terjadinya ensefalopati bilirubin dengan cara mengeluarkan bilirubin indirek dari sirkulasi Pada bayi dengan isoimunisasi transfusi tukar memiliki manfaat tambahan karena membantu mengeluarkan antibodi maternal dari sirkulasi bayi Sehingga mencegah hemolisis lebih lanjut dan memperbaiki anemia (5)

                                          Darah Donor Untuk Tranfusi Tukar (1 5)

                                          1 Darah yang digunakan golongan O

                                          2 Gunakan darah baru Kerjasama dengan dokter kandungan dan Bank Darah adalah penting untuk persiapan kelahiran bayi yang membutuhkan tranfusi tukar

                                          3 Pada penyakit hemolitik rhesus jika darah disiapkan sebelum persalinan harus golongan O dengan rhesus (-) crossmatched terhadap ibu Bila darah disiapkan setelah kelahiran dilakukan juga crossmatched terhadap bayi

                                          4 Pada inkomptabilitas ABO darah donor harus golongan O rhesus (-) atau rhesus yang sama dengan ibu dan bayinya Crossmatched terhadap ibu dan bayi yang mempunyai titer rendah antibodi anti A dan anti B Biasanya menggunakan eritrosit golongan O dengan plasma AB untuk memastikan bahwa tidak ada antibodi anti A dan anti B yang muncul

                                          5 Pada penyakit hemolitik isoimun yang lain darah donor tidak boleh berisi antigen tersensitisasi dan harus di crossmatched terhadap ibu

                                          33

                                          6 Pada hiperbilirubinemia yang nonimun darah donor ditiping dan crossmatched terhadap plasma dan eritrosit pasienbayi

                                          7 Tranfusi tukar biasanya memakai 2 kali volume darah (2 volume exchange) ---- 160 mLkgBB sehingga diperoleh darah baru sekitar 87

                                          Teknik Transfusi Tukar (1 5)

                                          a SIMPLE DOUBLE VOLUME

                                          Push-Pull tehnique jarum infus dipasang melalui kateter vena umbilikalis vena saphena magna Darah dikeluarkan dan dimasukkan bergantian

                                          b ISOVOLUMETRIC

                                          Darah secara bersamaan dan simultan dikeluarkan melalui arteri umbilikalis dan dimasukkan melalui vena umbilikalis dalam jumlah yang sama

                                          c PARTIAL EXCHANGE TRANFUSION

                                          Tranfusi tukar sebagian dilakukan biasanya pada bayi dengan polisitemia

                                          Di Indonesia untuk kedaruratan transfusi tukar pertama menggunakan golongan darah O rhesus positif (1 5)

                                          Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

                                          Kebutuhan

                                          Rumus

                                          lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2 lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

                                          Hct sekarang Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

                                          (Hb donor ndash Hb sekarang) BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang) (PCV donor)

                                          Indikasi

                                          Hingga kini belum ada kesepakatan global mengenai kapan melakukan transfusi tukar pada hiperbilirubinemia Indikasi transfusi tukar berdasarkan keputusan WHO tercantum dalam tabel 2 (1 5)

                                          34

                                          Tabel 3 Indikasi Transfusi Tukar Berdasarkan Kadar Bilirubin Serum

                                          UsiaBayi Cukup Bulan Sehat

                                          Dengan Faktor Risiko

                                          Hari mgdL mgDl

                                          Hari ke-1 15 13

                                          Hari ke-2 25 15

                                          Hari ke-3 30 20

                                          Hari ke-4 dan seterusnya

                                          30 20

                                          Bila transfusi tukar memungkinkan untuk dilaksanakan di tempat atau bayi bisa dirujuk secara cepat dan aman ke fasilitas lain dan kadar bilirubin bayi telah mencapai kadar di atas sertakan contoh darah ibu dan bayi (5)

                                          Tabel 4 Indikasi Transfusi Tukar Pada Bayi Berat Badan Lahir Rendah

                                          Berat badan (gram)KadKadar Bilirubin (mgdL)

                                          ltgt gt lt1000 10-12

                                          1000-1500 12-15

                                          1500-2000 15-18

                                          2000-2500 18-20

                                          Pada penyakit hemolitik segera dilakukan tranfusi tukar apabila ada indikasi

                                          a Kadar bilirubin tali pusat gt 45 mgdL dan kadar Hb rendah

                                          b Kadar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam walaupun sedang mendapatkan terapi sinar

                                          35

                                          c Selama terapi sinar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam dan kadar Hb 11 ndash 13 grdL

                                          d Didapatkan anemia yang progresif walaupun kadar bilirubin dapat dikontrol secara adekuat dengan terapi sinar

                                          Transfusi tukar harus dihentikan apabila terjadi

                                          Emboli (emboli bekuan darah) trombosis

                                          Hiperkalemia hipernatremia hipokalsemia asidosis hipoglikemia

                                          Gangguan pembekuan karena pemakaian heparin

                                          Perforasi pembuluh darah

                                          Komplikasi tranfusi tukar (1)

                                          1 Hipokalsemia dan hipomagnesia

                                          2 Hipoglikemia

                                          3 Gangguan keseimbangan asam basa

                                          4 Hiperkalemia

                                          5 Gangguan kardiovaskular

                                          Perforasi pembuluh darah

                                          Emboli

                                          Infark

                                          Aritmia

                                          Volume overload

                                          Arrest

                                          6 Pendarahan Trombositopenia Defisiensi factor pembekuan

                                          7 Infeksi8 Hemolisis9 Graft-versus host disease10 Lain-lain hipotermia hipertermia dan kemungkinan terjadinya enterokolitis

                                          nekrotikans

                                          36

                                          Perawatan pasca tranfusi tukar Lanjutkan dengan terapi sinar Awasi ketat kemungkinan terjadinya komplikasi

                                          37

                                          38

                                          DAFTAR PUSTAKA1 Staf pengajar Ilmu kesehatan anak FKUI Gastroenterologi Ilmu Kesehatan Anak Jilid I

                                          Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1985 hal 283-3102 Noerasid N amp dkk gastrienteritis ( Diare ) Akut Gastroenterologi Anak Praktis Bagian Ilmu

                                          Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1988 hal 51-763 Firmansyah A dkk Penyakit Radang Usus Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak ed Markum H

                                          dkk Jilid 1 bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia hal 448-474

                                          4 Staf Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM Panduan Pelayanan Medis Jakarta 20055 wwwemedicinecompedtopic583htmdiarrheaJully2005 6 Reisinger ECdkkDiarrhea Caused by primarily Non-Gastrointestinal Infection

                                          wwwmedscapecomviewarticle505473 Nature Clinical Practical Gastroenterology amp Hepatology

                                          7 Pray Sddk Diarrhea Causes dan Self-Care Treatments wwwmedscapecomviewarticle407636 US Pharmacist

                                          8 Soegijanto Soegeng Prof DR Ilmu Penyakit Anak Diagnosa Dan Penatalaksanaan Edisi pertama Jakarta Salemba Medika 2002

                                          9 Mansjoer A Kuspuji T dkk Kapita Selekta Kedokteran Edisi III Jilid 2 Cetakan kelima Jakarta Media Aesculapius 2002

                                          10 Suharyono Aswitha B EM Halimun Gastroenterologi Anak Praktis cetakan ke-4 Jakarta Gaya Baru 2003

                                          11 Sari Dina Kartika Hanifah Mirzanie Desy K A Leksana Buku Saku Pediatrica Edisi 2 Jogjakarta Tosca Enterprise 2006

                                          12 http wwwKeep Kids Healthycom ndash Diarrhea in Children13 Subijanto Reza Ranuh Liek Djupri Pitono Soeparto Management Diare Pada Bayi Dan

                                          Anak (Diarrheal Management In Infant And Children) Buletin Ilmu Kesehatan Anak Thn XXX No 11 2003

                                          14 http www Pediatricscom -- Lactobacillus Therapy for Acute Infectious Diarrhea in Children A Meta-analysis -- Van Niel et almht

                                          15 Tjokronegoro Arjatmo Prof Dr dr Hendra Utama Sp FK Updates In Pediatric Emergencies FKUI Jakarta 2002

                                          39

                                          • Diagnosis (1 2 4 7)
                                          • Anamnesis
                                          • Pemeriksaan Fisik
                                            • Teknik Transfusi Tukar (1 5)
                                              • DAFTAR PUSTAKA

                                            TABLE 1 Laboratory Evaluation of the Jaundiced Infant of 35 or More Weeksrsquo GestationIndications Assessments

                                            Jaundice in first 24 h Measure TcB andor TSBJaundice appears excessive for infantrsquos age Measure TcB andor TSBInfant receiving phototherapy or TSB rising rapidly (ie crossing percentiles [Fig 2]) and unexplained by history and physical examination

                                            Blood type and Coombsrsquo test if not obtained with cord bloodComplete blood count and smearMeasure direct or conjugated bilirubinIt is an option to perform reticulocyte count G6PD and ETCOc if availableRepeat TSB in 4ndash24 h depending on infantrsquos age and TSB level

                                            TSB concentration approaching exchange levels or not responding to phototherapy

                                            Perform reticulocyte count G6PD albumin ETCOc if available

                                            Elevated direct (or conjugated) bilirubin level Do urinalysis and urine culture Evaluate for sepsis if indicated by history and physical examination

                                            Jaundice present at or beyond age 3 wk or sick infant

                                            Total and direct (or conjugated) bilirubin level

                                            If direct bilirubin elevated evaluate for causes of cholestasisCheck results of newborn thyroid and galactosemia screen and evaluate infant for signs or symptoms of hypothyroidism

                                            22

                                            Diagnosis (1 2 4 7)

                                            Dari anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium terdapat beberapa faktor

                                            Faktor risiko terjadinya hiperbilirubinaemia berat 1 Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama (usia bayi lt 24 jam) 2 Inkompatibilitas golongan darah (dengan lsquoCoombs testrsquo positip) 3 Usia kehamilan lt 38 minggu 4 Penyakit-penyakit hemolitik (G6PD lsquoend tidalrsquo CO 1048757)

                                            5 Ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya 6 Hematoma sefal lsquobruisingrsquo 7 ASI eksklusif (bila berat badan turun gt 12 BB lahir) 8 Ras Asia Timur jenis kelamin laki-laki usia ibu lt 25 tahun 9 Ikterus sebelum bayi dipulangkan 10 lsquoInfant Diabetic Motherrsquo makrosomia 11 Polisitemia

                                            23

                                            Anamnesis 1 Riwayat kehamilan dengan komplikasi (obat-obatan ibu DM gawat janin malnutrisi intra

                                            uterin infeksi intranatal)

                                            2 Riwayat persalinan dengan tindakan komplikasi

                                            3 Riwayat ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya

                                            4 Riwayat inkompatibilitas darah

                                            5 Riwayat keluarga yang menderita anemia pembesaran hepar dan limpa

                                            Pemeriksaan Fisik Secara klinis ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau beberapa

                                            hari kemudian Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar yang cukup Ikterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa tidak terlihat dengan penerangan yang kurang terutama pada neonatus yang kulitnya gelap Penilaian ikterus akan lebih sulit lagi apabila penderita sedang mendapatkan terapi sinar

                                            Tekan kulit secara ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna kulit dan

                                            jaringan subkutan Waktu timbulnya ikterus mempunyai arti penting pula dalam

                                            diagnosis dan penatalaksanaan penderita karena saat timbulnya ikterus mempunyai

                                            kaitan erat dengan kemungkinan penyebab ikterus tersebut

                                            Pemeriksaan Penunjang

                                            Pemeriksaan kadar bilirubinBertujuan untuk mengetahui tingkat kerusakan yang masih akan timbul akibat toksisitas kadar bilirubin yang sangat tinggi

                                            Pemeriksaan fungsi otak EEGBertujuan untuk mengetahui sejauh mana kerusakan otak yang telah terjadi

                                            24

                                            Penatalaksanaan (7)

                                            ManajemenStrategi mengelola bayi baru lahir dengan hiperbilirubinemia meliputi pencegahan penggunaan farmakologi fototerapi dan transfusi tukar (1 7)

                                            1 Strategi pencegahan hiperbirubinemia(1) Pencegahan primer

                                            Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya paling sedikit 8-12 kali per hari untuk beberapa hari pertama

                                            Tidak memberikan cairan tambahan rutin seperti dekstrose atau air pada bayi yang mendapat ASI dan tidak mengalami dehidrasi (1 7)

                                            (2) Pencegahan sekunder Semua wanita hamil harus diperiksa golongan darah ABO dan rhesus serta penyaringan

                                            serum untuk antibodi isoimun yang tidak biasa Jika golongan darah ibu tidak diketahui atau Rh negatif dilakukan pemeriksaan

                                            antibodi direk (tes coombs) golongan darah dan tipe Rh darahtali pusat bayi

                                            25

                                            Jika golongan darah ibu O Rh positif terdapat pilihan untuk dilakukan tesgolongan darah dan tes coombs pada darah tali pusat bayi tetapi hal itu tidak diperlukan jikan dilakukan pengawasan penilaian terhadap resiko sebelum keluar RS dan tindak lanjut yang memadai

                                            Harus memastikan bahwa semua bayi secara rutin dimonitor terhadap timbulnya ikterus dan menetapkan protokol terhadap penilaian ikterus yang harus dinilai saat memeriksa tanda vital bayi tetapi tidak kurang dari setiap 8-12 jam (1 7)

                                            (3) Evaluasi laboraturium Pengukuran kadar bilirubin harus dilakukan pada setiap bayi yang mengalami ikterus

                                            dalam 24 jam pertama setelah lahir Pengukuran kadar bilirubin harus dilakukan jika tampak ikterus yang berlebihan Semua kadar bilirubin harus diintrepretasikan sesuai dengan umur bayi dalam jam(1 7)

                                            (4) Penyebab kuning Bayi yang mengalami peningkatan bilirubin direk atau konjugasi harus dilakukan analisis

                                            dan kultur urin Bayi sakit dan ikterus pada umur atau lebih dari 3 minggu harus dilakukan pemeriksaan

                                            bilirubin total dan direk untuk mengidentifikasi adanya kolestatis Jika kadar bilirubin direk meningkat dilakukan evaluasi tambahan mencari penyebab

                                            kolestatis Pemeriksaan kadar G6PD direkomendasikan untuk bayi ikterus yang

                                            mendapat fototerapi dan dengan riwayat keluarga atau asal geografis yang menunjukkan kecenderungan defisiensi G6PD atau pada bayi dengan respon fototerapi buruk (1 7)

                                            (5) Penilaian resiko sebelum bayi dipulangkan Setiap bayi harus dinilai terhadap resiko berkembangnya hiperbilirubinemia berat (1 7)

                                            (6) Kebijakan dan prosedur rumah sakit RS harus memberikan informasi tertulis dan lisan kepada orang tua mengenai kuning

                                            perlunya monitor terhadap kuning dan anjuran bagaimana monitoring harus dilakukan (1

                                            7)

                                            (7) Pengelolaan bayi dengan ikterus yang mendapat ASI Observasi semua fese awal bayi pertimbangkan untuk merangsang pengeluaran jika

                                            feses keluar dalam waktu 24 jam Segera mulai menyusui dan beri sesering mungkin Menyusui yang sering dengan waktu

                                            yang singkat lebih efektif dibandingkan dengan menyusui yang lama dengan frekuensi yang jarang walaupun total waktu yang diberikan sama

                                            Tidak dianjurkan pemberian air dektrosa atau formula pengganti Observasi berat badan BAK dan BAB yang berhubungan dengan pola menyusui

                                            26

                                            Ketika kadar bilirubin mencapai 15mgdL tingkatkan pemberian minum rangsang pengeluaran atau produksi ASI dengan cara memompa dan menggunakan protokol penggunaan fototerapi yang dikeluarkan AAP

                                            Tidak terdapat bukti bahwa early jaundice berhubungan dengan abnormalitas ASI sehingga penghentian menyusui sebagai suatu upaya hanya diindikasikan jika ikterus menetap lebih dari 6 hari atau meningkat diatas 20 mgdL atau ibumemiliki riwayat bayi sebelumnya terkena kuning (1 7)

                                            2 Penggunaan Farmakoterapi

                                            a) Imunoglobulin intravena telah digunakan pada bayi ndash bayi dengan rhesus yang berat dan inkompatibilitas ABO untuk menekan hemolisis isoimun dan menurunkan tindakan transfusi tukar

                                            b) Fenobarbital merangsang aktivitas dan konsentrasi UDPG ndash T dan ligandin serta dapat meningkatkan jumlah tempat ikatan bilirubin sehingga konjugasi bilirubin berlangsung lebih cepat Pemberian phenobarbital untuk mengobatan hiperbilirubinemia pada

                                            27

                                            neonatus selama tiga hari baru dapat menurunkan bilirubin serum yang berarti Bayi prematur lebih banyak memberikan reaksi daripada bayi cukup bulan Phenobarbital dapat diberikan dengan dosis 8 mgkg berat badan sehari mula-mula parenteral kemudian dilanjutkan secara oral Keuntungan pemberian phenobarbital dibandingkan dengan terapi sinar ialah bahwa pelaksanaanya lebih murah dan lebih mudah Kerugiannya ialah diperlukan waktu paling kurang 3 hari untuk mendapat hasil yang berarti

                                            c) Metalloprotoprophyrin adalah analog sintesis heme

                                            d) Tin ndash Protoporphyrin (Sn ndash Pp) dan Tin ndash Mesoporphyrin ( Sn ndash Mp ) dapat menurunkan kadar bilirubin serum

                                            e) Pemberian inhibitor b - glukuronidasi seperti asam L ndash aspartik dan kasein holdolisat dalam jumlah kecil (5 mldosis ndash 6 kalihari ) pada bayi sehat cukup bulan yang mendapat ASI dan meningkatkan pengeluaran bilirubin feses dan ikterus menjadi berkurang dibandingkan dengan bayi control (13 7)

                                            3 Fototerapi Pengaruh sinar terhadap ikterus pertama sekali diperhatikan dan dilaporkan oleh seorang

                                            perawat di salah satu rumah sakit di Inggris Perawat Ward melihat bahwa bayi ndash bayi yang mendapat sinar matahari di bangsalnya ternyata ikterusnya lebih cepat menghilang dibandingkan bayi ndash bayi lainnya Cremer (1958) yang mendapatkan laporan tersebut mulai melakukan penyelidikan mengenai pengaruh sinar terhadap hiperbilirubinemia ini Dari penelitiannya terbukti bahwa disamping pengaruh sinar matahari sinar lampu tertentu juga mempunyai pengaruh dalam menurunkan kadar bilirubin pada bayi ndash bayi prematur lainnya6Sinar fototerapi akan mengubah bilirubin yang ada di dalam kapiler-kapiler superfisial dan ruang-ruang usus menjadi isomer yang larut dalam air yang dapat diekstraksikan tanpa metabolisme lebih lanjut oleh hati Maisels seorang peneliti bilirubin menyatakan bahwa fototerapi merupakan obat perkutan3 Bila fototerapi menyinari kulit akan memberikan foton-foton diskrit energi sama halnya seperti molekul-molekul obat sinar akan diserap oleh bilirubin dengan cara yang sama dengan molekul obat yang terikat pada reseptor (1 5 7)

                                            Molekul-molekul bilirubin pada kulit yang terpapar sinar akan mengalami reaksi fotokimia yang relatif cepat menjadi isomer konfigurasi dimana sinar akan merubah bentuk molekul bilirubin dan bukan mengubah struktur bilirubin Bentuk bilirubin 4Z 15Z akan berubah menjadi bentuk 4Z15E yaitu bentuk isomer nontoksik yang bisa diekskresikan Isomer bilirubin ini mempunyai bentuk yang berbeda dari isomer asli lebih polar dan bisa diekskresikan dari hati ke dalam empedu tanpa mengalami konjugasi atau membutuhkan pengangkutan khusus untuk ekskresinya Bentuk isomer ini mengandung 20 dari jumlah bilirubin serum Eliminasi melalui urin dan saluran cerna sama-sama penting dalam mengurangi muatan bilirubin Reaksi fototerapi menghasilkan suatu fotooksidasi melalui proses yang cepat Fototerapi juga menghasilkan

                                            28

                                            lumirubin dimana lumirubin ini mengandung 2 sampai 6 dari total bilirubin serum Lumirubin diekskresikan melalui empedu dan urinLumirubin bersifat larut dalam air (5)

                                            Mekanisme fototerapi Penelitian Sarici mendapatkan 105 neonatus cukup bulan dan 255 neonatus kurang bulan menderita hiperbilirubinemia yang signifikan dan membutuhkan fototerapi

                                            29

                                            Fototerapi diindikasikan pada kadar bilirubin yang meningkat sesuai dengan umur pada neonatus cukup bulan atau berdasarkan berat badan pada neonatus kurang bulan sesuai dengan rekomendasi American Academy of Pediatrics (AAP) (5)

                                            Sinar FototerapiSinar yang digunakan pada fototerapi adalah suatu sinar tampak yang merupakan suatu

                                            gelombang elektromagnetik Sifat gelombang elektromagnetik bervariasi menurut frekuensi dan panjang gelombang yang menghasilkan spektrum elektromagnetik Spektrum dari sinar tampak ini terdiri dari sinar merah oranye kuning hijau biru dan ungu Masing masing dari sinar memiliki panjang gelombang yang berbeda beda

                                            Panjang gelombang sinar yang paling efektif untuk menurunkan kadar bilirubin adalah sinar biru dengan panjang gelombang 425-475 nmSinar biru lebih baik dalam menurunkan kadar bilirubin dibandingkan dengan sinar biru-hijau sinar putih dan sinar hijau Intensitas sinar adalah jumlah foton yang diberikan per sentimeter kuadrat permukaan tubuh yang terpapar Intensitas yang diberikan menentukan efektifitas fototerapi semakin tinggi intensitas sinar maka semakin cepat penurunan kadar bilirubin serumIntensitas sinar yang ditentukan sebagai Wcm2nm

                                            Intensitas sinar yang diberikan menentukan efektivitas dari fototerapi Intensitas sinar diukur dengan menggunakan suatu alat yaitu radiometer fototerapi2836 Intensitas sinar ge 30 μWcm2nm cukup signifikan dalam menurunkan kadar bilirubin untuk intensif fototerapi Intensitas sinar yang diharapkan adalah 10 ndash 40 μWcm2nm Intensitas sinar maksimal untuk fototerapi standard adalah 30 ndash 50 μWcm2nm Semakin tinggi intensitas sinar maka akan lebih besar pula efikasinya

                                            Faktor-faktor yang berpengaruh pada penentuan intensitas sinar ini adalah jenis sinar panjang gelombang sinar yang digunakan jarak sinar ke neonatus dan luas permukaan tubuh neonatus yang disinari serta penggunaan media pemantulan sinar

                                            Intensitas sinar berbanding terbalik dengan jarak antara sinar dan permukaan tubuh Cara mudah untuk meningkatkan intensitas sinar adalah menggeser sinar lebih dekat pada bayi

                                            Rekomendasi AAP menganjurkan fototerapi dengan jarak 10 cm kecuali dengan menggunakan sinar halogenSinar halogen dapat menyebabkan luka bakar bila diletakkan terlalu dekat dengan bayi Bayi cukup bulan tidak akan kepanasan dengan sinar fototerapi berjarak 10 cm dari bayi Luas permukaan terbesar dari tubuh bayi yaitu badan bayi harus diposisikan di pusat sinar tempat di mana intensitas sinar paling tinggi

                                            Tabel 1 Rekomendasi AAP penanganan hiperbilirubinemia pada neonatus sehat dan cukup bulan (1 3 7)

                                            Usia ( jam ) Pertimbangan terapi sinar

                                            Terapi sinar Transfusi tukar Transfusi tukar dan terapi sinar

                                            25-48 gt12mgdl(gt200 micromolL)

                                            gt15 mgdl( gt250 micromolL)

                                            gt20 mgdl(gt340 micromolL)

                                            gt25 mgdl(425 micromolL)

                                            30

                                            49-72 gt15mgdl(gt250 micromolL)

                                            gt18 mgdl(gt300micromolL)

                                            gt25mgdl(425 micromolL)

                                            gt30 mgdl(510micromolL)

                                            gt72 gt17 mgdl(gt290 micromolL)

                                            gt20mgdl(gt340micromolL

                                            gt25mgdl(gt425 micromolL)

                                            gt30mgdl(gt510 micromolL)

                                            Tabel 2 Tatalaksana hiperbilirubinemia pada Neonatus Kurang Bulan Sehat dan Sakit ( gt37 minggu ) (1 3 7)

                                            Neontaus kurang bulan sehat Kadar Total Bilirubin Serum (mgdl)

                                            Neontaus kurang bulan sakit Kadar Total Bilirubin Serum (mgdl)

                                            Berat Terapi sinar Transfusi tukar

                                            Terapi sinar Transfusi tukar

                                            Hingga 1000 g 5-7 10 4-6 8-101001-1500 g 7-10 10-15 6-8 10-121501-2000 g 10 17 8-10 15gt2000 g 10-12 18 10 17

                                            Kontraindikasi fototerapi adalah pada kondisi dimana terjadi peningkatan kadar bilirubin direk yang disebabkan oleh penyakit hati atau obstructive jaundice Komplikasi terapi sinar

                                            Setiap cara pengobatan selalu akan disertai efek samping Di dalam penggunaan terapi sinar penelitian yang dilakukan selama ini tidak memperlihatkan hal yang dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi baik komplikasi segaera ataupun efek lanjut yang terlihat selama ini ebrsifat sementara yang dapat dicegah atau ditanggulangi dengan memperhatikan tata cara pengunaan terapi sinar yang telah dijelaskan diatas (5)

                                            Kelainan yang mungkin timbul pada terapi sinar antara lain

                                            1 Peningkatan ldquoinsensible water lossrdquo pada bayiHal ini terutama akan terlihat pada bayi yang kurnag bulan Oh dkk (1972) melaporkan kehilangan ini dapat meningkat 2-3 kali lebih besar dari keadaan biasa Untuk hal ini pemberian cairan pada penderita dengan terapi sinar perlu diperhatikan dengan sebaiknya

                                            2 Frekuensi defekasi yang meningkat

                                            31

                                            Banyak teori yang menjelaskan keadaan ini antara lain dikemukankan karena meningkatnya peristaltik usus (Windorfer dkk 1975) Bakken (1976) mengemukakan bahwa diare yang terjadi akibat efek sekunder yang terjadi pada pembentukan enzim lactase karena meningkatnya bilirubin indirek pada usus Pemberian susu dengan kadar laktosa rendah akan mengurangi timbulnya diare Teori ini masih belum dapat dipertentangkan (Chung dkk 1976)

                                            3 Timbulnya kelainan kulit yang sering disebut ldquoflea bite rashrdquo di daerah muka badan dan ekstremitas Kelainan ini segera hilang setelah terapi dihentikan Pada beberapa bayi dilaporkan pula kemungkinan terjadinya bronze baby syndrome (Kopelman dkk 1976) Hal ini terjadi karena tubuh tidak mampu mengeluarkan dengan segera hasil terapi sinar Perubahan warna kulit yang bersifat sementara ini tidak mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi

                                            4 Gangguan retinaKelainan retina ini hanya ditemukan pada binatang percibaan (Noel dkk 1966) Pnelitain Dobson dkk 1975 tidak dapat membuktikan adanya perubahan fungsi mata pada umumnya Walaupin demikian penyelidikan selanjutnya masih diteruskan

                                            5 Gangguan pertumbuhanPada binatang percobaan ditemukan gangguan pertumbuhan (Ballowics 1970) Lucey (1972) dan Drew dkk (10976) secara klinis tidak dapat menemukan gangguan tumbuh kembang pada bayi yang mendapat terapi sinar Meskipun demikian hendaknya pemakaian terapi sinar dilakukan dengan indikasi yang tepat selama waktu yang diperlukan

                                            6 Kenaikan suhuBeberapa penderita yang mendapatkan terapi mungkin memperlihatkan kenaikan suhu Bila hal ini terjadi terapi dapat terus dilanjutkan dengan mematikan sebagian lampu yang dipergunakan

                                            7 Beberapa kelainan lain seperti gangguan minum letargi iritabilitas kadang-kadang ditemukan pada penderita Keadaan ini hanya bersifat sementara dan akan menghilang dengan sendirinya

                                            8 Beberapa kelainan yang sampai saat ini masih belim diketahui secara pasti adalah kelainan gonad adanya hemolisis darah dan beberapa kelainan metabolisme lain

                                            Sampai saat ini tampaknya belum ditemukan efek lanjut terapi sinar pada bayi Komplikasi segera juga bersifat ringan dan tidak berarti dibandingkan dengan manfaat penggunaannya Mengingat hal ini adalah wajar bila terapi sinar mempunyai tempat tersendiri dalam penatalaksanaan hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir

                                            Tranfusi Tukar

                                            32

                                            Transfusi tukar adalah suatu tindakan pengambilan sejumlah kecil darah yang dilanjutkan dengan pengembalian darah dari donor dalam jumlah yang sama yang dilakukan berulang-ulang sampai sebagian besar darah penderita tertukar (Friel 1982) (1 5)

                                            Pada hiperbilirubinemia tindakan ini bertujuan mencegah terjadinya ensefalopati bilirubin dengan cara mengeluarkan bilirubin indirek dari sirkulasi Pada bayi dengan isoimunisasi transfusi tukar memiliki manfaat tambahan karena membantu mengeluarkan antibodi maternal dari sirkulasi bayi Sehingga mencegah hemolisis lebih lanjut dan memperbaiki anemia (5)

                                            Darah Donor Untuk Tranfusi Tukar (1 5)

                                            1 Darah yang digunakan golongan O

                                            2 Gunakan darah baru Kerjasama dengan dokter kandungan dan Bank Darah adalah penting untuk persiapan kelahiran bayi yang membutuhkan tranfusi tukar

                                            3 Pada penyakit hemolitik rhesus jika darah disiapkan sebelum persalinan harus golongan O dengan rhesus (-) crossmatched terhadap ibu Bila darah disiapkan setelah kelahiran dilakukan juga crossmatched terhadap bayi

                                            4 Pada inkomptabilitas ABO darah donor harus golongan O rhesus (-) atau rhesus yang sama dengan ibu dan bayinya Crossmatched terhadap ibu dan bayi yang mempunyai titer rendah antibodi anti A dan anti B Biasanya menggunakan eritrosit golongan O dengan plasma AB untuk memastikan bahwa tidak ada antibodi anti A dan anti B yang muncul

                                            5 Pada penyakit hemolitik isoimun yang lain darah donor tidak boleh berisi antigen tersensitisasi dan harus di crossmatched terhadap ibu

                                            33

                                            6 Pada hiperbilirubinemia yang nonimun darah donor ditiping dan crossmatched terhadap plasma dan eritrosit pasienbayi

                                            7 Tranfusi tukar biasanya memakai 2 kali volume darah (2 volume exchange) ---- 160 mLkgBB sehingga diperoleh darah baru sekitar 87

                                            Teknik Transfusi Tukar (1 5)

                                            a SIMPLE DOUBLE VOLUME

                                            Push-Pull tehnique jarum infus dipasang melalui kateter vena umbilikalis vena saphena magna Darah dikeluarkan dan dimasukkan bergantian

                                            b ISOVOLUMETRIC

                                            Darah secara bersamaan dan simultan dikeluarkan melalui arteri umbilikalis dan dimasukkan melalui vena umbilikalis dalam jumlah yang sama

                                            c PARTIAL EXCHANGE TRANFUSION

                                            Tranfusi tukar sebagian dilakukan biasanya pada bayi dengan polisitemia

                                            Di Indonesia untuk kedaruratan transfusi tukar pertama menggunakan golongan darah O rhesus positif (1 5)

                                            Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

                                            Kebutuhan

                                            Rumus

                                            lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2 lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

                                            Hct sekarang Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

                                            (Hb donor ndash Hb sekarang) BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang) (PCV donor)

                                            Indikasi

                                            Hingga kini belum ada kesepakatan global mengenai kapan melakukan transfusi tukar pada hiperbilirubinemia Indikasi transfusi tukar berdasarkan keputusan WHO tercantum dalam tabel 2 (1 5)

                                            34

                                            Tabel 3 Indikasi Transfusi Tukar Berdasarkan Kadar Bilirubin Serum

                                            UsiaBayi Cukup Bulan Sehat

                                            Dengan Faktor Risiko

                                            Hari mgdL mgDl

                                            Hari ke-1 15 13

                                            Hari ke-2 25 15

                                            Hari ke-3 30 20

                                            Hari ke-4 dan seterusnya

                                            30 20

                                            Bila transfusi tukar memungkinkan untuk dilaksanakan di tempat atau bayi bisa dirujuk secara cepat dan aman ke fasilitas lain dan kadar bilirubin bayi telah mencapai kadar di atas sertakan contoh darah ibu dan bayi (5)

                                            Tabel 4 Indikasi Transfusi Tukar Pada Bayi Berat Badan Lahir Rendah

                                            Berat badan (gram)KadKadar Bilirubin (mgdL)

                                            ltgt gt lt1000 10-12

                                            1000-1500 12-15

                                            1500-2000 15-18

                                            2000-2500 18-20

                                            Pada penyakit hemolitik segera dilakukan tranfusi tukar apabila ada indikasi

                                            a Kadar bilirubin tali pusat gt 45 mgdL dan kadar Hb rendah

                                            b Kadar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam walaupun sedang mendapatkan terapi sinar

                                            35

                                            c Selama terapi sinar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam dan kadar Hb 11 ndash 13 grdL

                                            d Didapatkan anemia yang progresif walaupun kadar bilirubin dapat dikontrol secara adekuat dengan terapi sinar

                                            Transfusi tukar harus dihentikan apabila terjadi

                                            Emboli (emboli bekuan darah) trombosis

                                            Hiperkalemia hipernatremia hipokalsemia asidosis hipoglikemia

                                            Gangguan pembekuan karena pemakaian heparin

                                            Perforasi pembuluh darah

                                            Komplikasi tranfusi tukar (1)

                                            1 Hipokalsemia dan hipomagnesia

                                            2 Hipoglikemia

                                            3 Gangguan keseimbangan asam basa

                                            4 Hiperkalemia

                                            5 Gangguan kardiovaskular

                                            Perforasi pembuluh darah

                                            Emboli

                                            Infark

                                            Aritmia

                                            Volume overload

                                            Arrest

                                            6 Pendarahan Trombositopenia Defisiensi factor pembekuan

                                            7 Infeksi8 Hemolisis9 Graft-versus host disease10 Lain-lain hipotermia hipertermia dan kemungkinan terjadinya enterokolitis

                                            nekrotikans

                                            36

                                            Perawatan pasca tranfusi tukar Lanjutkan dengan terapi sinar Awasi ketat kemungkinan terjadinya komplikasi

                                            37

                                            38

                                            DAFTAR PUSTAKA1 Staf pengajar Ilmu kesehatan anak FKUI Gastroenterologi Ilmu Kesehatan Anak Jilid I

                                            Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1985 hal 283-3102 Noerasid N amp dkk gastrienteritis ( Diare ) Akut Gastroenterologi Anak Praktis Bagian Ilmu

                                            Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1988 hal 51-763 Firmansyah A dkk Penyakit Radang Usus Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak ed Markum H

                                            dkk Jilid 1 bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia hal 448-474

                                            4 Staf Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM Panduan Pelayanan Medis Jakarta 20055 wwwemedicinecompedtopic583htmdiarrheaJully2005 6 Reisinger ECdkkDiarrhea Caused by primarily Non-Gastrointestinal Infection

                                            wwwmedscapecomviewarticle505473 Nature Clinical Practical Gastroenterology amp Hepatology

                                            7 Pray Sddk Diarrhea Causes dan Self-Care Treatments wwwmedscapecomviewarticle407636 US Pharmacist

                                            8 Soegijanto Soegeng Prof DR Ilmu Penyakit Anak Diagnosa Dan Penatalaksanaan Edisi pertama Jakarta Salemba Medika 2002

                                            9 Mansjoer A Kuspuji T dkk Kapita Selekta Kedokteran Edisi III Jilid 2 Cetakan kelima Jakarta Media Aesculapius 2002

                                            10 Suharyono Aswitha B EM Halimun Gastroenterologi Anak Praktis cetakan ke-4 Jakarta Gaya Baru 2003

                                            11 Sari Dina Kartika Hanifah Mirzanie Desy K A Leksana Buku Saku Pediatrica Edisi 2 Jogjakarta Tosca Enterprise 2006

                                            12 http wwwKeep Kids Healthycom ndash Diarrhea in Children13 Subijanto Reza Ranuh Liek Djupri Pitono Soeparto Management Diare Pada Bayi Dan

                                            Anak (Diarrheal Management In Infant And Children) Buletin Ilmu Kesehatan Anak Thn XXX No 11 2003

                                            14 http www Pediatricscom -- Lactobacillus Therapy for Acute Infectious Diarrhea in Children A Meta-analysis -- Van Niel et almht

                                            15 Tjokronegoro Arjatmo Prof Dr dr Hendra Utama Sp FK Updates In Pediatric Emergencies FKUI Jakarta 2002

                                            39

                                            • Diagnosis (1 2 4 7)
                                            • Anamnesis
                                            • Pemeriksaan Fisik
                                              • Teknik Transfusi Tukar (1 5)
                                                • DAFTAR PUSTAKA

                                              Diagnosis (1 2 4 7)

                                              Dari anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium terdapat beberapa faktor

                                              Faktor risiko terjadinya hiperbilirubinaemia berat 1 Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama (usia bayi lt 24 jam) 2 Inkompatibilitas golongan darah (dengan lsquoCoombs testrsquo positip) 3 Usia kehamilan lt 38 minggu 4 Penyakit-penyakit hemolitik (G6PD lsquoend tidalrsquo CO 1048757)

                                              5 Ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya 6 Hematoma sefal lsquobruisingrsquo 7 ASI eksklusif (bila berat badan turun gt 12 BB lahir) 8 Ras Asia Timur jenis kelamin laki-laki usia ibu lt 25 tahun 9 Ikterus sebelum bayi dipulangkan 10 lsquoInfant Diabetic Motherrsquo makrosomia 11 Polisitemia

                                              23

                                              Anamnesis 1 Riwayat kehamilan dengan komplikasi (obat-obatan ibu DM gawat janin malnutrisi intra

                                              uterin infeksi intranatal)

                                              2 Riwayat persalinan dengan tindakan komplikasi

                                              3 Riwayat ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya

                                              4 Riwayat inkompatibilitas darah

                                              5 Riwayat keluarga yang menderita anemia pembesaran hepar dan limpa

                                              Pemeriksaan Fisik Secara klinis ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau beberapa

                                              hari kemudian Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar yang cukup Ikterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa tidak terlihat dengan penerangan yang kurang terutama pada neonatus yang kulitnya gelap Penilaian ikterus akan lebih sulit lagi apabila penderita sedang mendapatkan terapi sinar

                                              Tekan kulit secara ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna kulit dan

                                              jaringan subkutan Waktu timbulnya ikterus mempunyai arti penting pula dalam

                                              diagnosis dan penatalaksanaan penderita karena saat timbulnya ikterus mempunyai

                                              kaitan erat dengan kemungkinan penyebab ikterus tersebut

                                              Pemeriksaan Penunjang

                                              Pemeriksaan kadar bilirubinBertujuan untuk mengetahui tingkat kerusakan yang masih akan timbul akibat toksisitas kadar bilirubin yang sangat tinggi

                                              Pemeriksaan fungsi otak EEGBertujuan untuk mengetahui sejauh mana kerusakan otak yang telah terjadi

                                              24

                                              Penatalaksanaan (7)

                                              ManajemenStrategi mengelola bayi baru lahir dengan hiperbilirubinemia meliputi pencegahan penggunaan farmakologi fototerapi dan transfusi tukar (1 7)

                                              1 Strategi pencegahan hiperbirubinemia(1) Pencegahan primer

                                              Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya paling sedikit 8-12 kali per hari untuk beberapa hari pertama

                                              Tidak memberikan cairan tambahan rutin seperti dekstrose atau air pada bayi yang mendapat ASI dan tidak mengalami dehidrasi (1 7)

                                              (2) Pencegahan sekunder Semua wanita hamil harus diperiksa golongan darah ABO dan rhesus serta penyaringan

                                              serum untuk antibodi isoimun yang tidak biasa Jika golongan darah ibu tidak diketahui atau Rh negatif dilakukan pemeriksaan

                                              antibodi direk (tes coombs) golongan darah dan tipe Rh darahtali pusat bayi

                                              25

                                              Jika golongan darah ibu O Rh positif terdapat pilihan untuk dilakukan tesgolongan darah dan tes coombs pada darah tali pusat bayi tetapi hal itu tidak diperlukan jikan dilakukan pengawasan penilaian terhadap resiko sebelum keluar RS dan tindak lanjut yang memadai

                                              Harus memastikan bahwa semua bayi secara rutin dimonitor terhadap timbulnya ikterus dan menetapkan protokol terhadap penilaian ikterus yang harus dinilai saat memeriksa tanda vital bayi tetapi tidak kurang dari setiap 8-12 jam (1 7)

                                              (3) Evaluasi laboraturium Pengukuran kadar bilirubin harus dilakukan pada setiap bayi yang mengalami ikterus

                                              dalam 24 jam pertama setelah lahir Pengukuran kadar bilirubin harus dilakukan jika tampak ikterus yang berlebihan Semua kadar bilirubin harus diintrepretasikan sesuai dengan umur bayi dalam jam(1 7)

                                              (4) Penyebab kuning Bayi yang mengalami peningkatan bilirubin direk atau konjugasi harus dilakukan analisis

                                              dan kultur urin Bayi sakit dan ikterus pada umur atau lebih dari 3 minggu harus dilakukan pemeriksaan

                                              bilirubin total dan direk untuk mengidentifikasi adanya kolestatis Jika kadar bilirubin direk meningkat dilakukan evaluasi tambahan mencari penyebab

                                              kolestatis Pemeriksaan kadar G6PD direkomendasikan untuk bayi ikterus yang

                                              mendapat fototerapi dan dengan riwayat keluarga atau asal geografis yang menunjukkan kecenderungan defisiensi G6PD atau pada bayi dengan respon fototerapi buruk (1 7)

                                              (5) Penilaian resiko sebelum bayi dipulangkan Setiap bayi harus dinilai terhadap resiko berkembangnya hiperbilirubinemia berat (1 7)

                                              (6) Kebijakan dan prosedur rumah sakit RS harus memberikan informasi tertulis dan lisan kepada orang tua mengenai kuning

                                              perlunya monitor terhadap kuning dan anjuran bagaimana monitoring harus dilakukan (1

                                              7)

                                              (7) Pengelolaan bayi dengan ikterus yang mendapat ASI Observasi semua fese awal bayi pertimbangkan untuk merangsang pengeluaran jika

                                              feses keluar dalam waktu 24 jam Segera mulai menyusui dan beri sesering mungkin Menyusui yang sering dengan waktu

                                              yang singkat lebih efektif dibandingkan dengan menyusui yang lama dengan frekuensi yang jarang walaupun total waktu yang diberikan sama

                                              Tidak dianjurkan pemberian air dektrosa atau formula pengganti Observasi berat badan BAK dan BAB yang berhubungan dengan pola menyusui

                                              26

                                              Ketika kadar bilirubin mencapai 15mgdL tingkatkan pemberian minum rangsang pengeluaran atau produksi ASI dengan cara memompa dan menggunakan protokol penggunaan fototerapi yang dikeluarkan AAP

                                              Tidak terdapat bukti bahwa early jaundice berhubungan dengan abnormalitas ASI sehingga penghentian menyusui sebagai suatu upaya hanya diindikasikan jika ikterus menetap lebih dari 6 hari atau meningkat diatas 20 mgdL atau ibumemiliki riwayat bayi sebelumnya terkena kuning (1 7)

                                              2 Penggunaan Farmakoterapi

                                              a) Imunoglobulin intravena telah digunakan pada bayi ndash bayi dengan rhesus yang berat dan inkompatibilitas ABO untuk menekan hemolisis isoimun dan menurunkan tindakan transfusi tukar

                                              b) Fenobarbital merangsang aktivitas dan konsentrasi UDPG ndash T dan ligandin serta dapat meningkatkan jumlah tempat ikatan bilirubin sehingga konjugasi bilirubin berlangsung lebih cepat Pemberian phenobarbital untuk mengobatan hiperbilirubinemia pada

                                              27

                                              neonatus selama tiga hari baru dapat menurunkan bilirubin serum yang berarti Bayi prematur lebih banyak memberikan reaksi daripada bayi cukup bulan Phenobarbital dapat diberikan dengan dosis 8 mgkg berat badan sehari mula-mula parenteral kemudian dilanjutkan secara oral Keuntungan pemberian phenobarbital dibandingkan dengan terapi sinar ialah bahwa pelaksanaanya lebih murah dan lebih mudah Kerugiannya ialah diperlukan waktu paling kurang 3 hari untuk mendapat hasil yang berarti

                                              c) Metalloprotoprophyrin adalah analog sintesis heme

                                              d) Tin ndash Protoporphyrin (Sn ndash Pp) dan Tin ndash Mesoporphyrin ( Sn ndash Mp ) dapat menurunkan kadar bilirubin serum

                                              e) Pemberian inhibitor b - glukuronidasi seperti asam L ndash aspartik dan kasein holdolisat dalam jumlah kecil (5 mldosis ndash 6 kalihari ) pada bayi sehat cukup bulan yang mendapat ASI dan meningkatkan pengeluaran bilirubin feses dan ikterus menjadi berkurang dibandingkan dengan bayi control (13 7)

                                              3 Fototerapi Pengaruh sinar terhadap ikterus pertama sekali diperhatikan dan dilaporkan oleh seorang

                                              perawat di salah satu rumah sakit di Inggris Perawat Ward melihat bahwa bayi ndash bayi yang mendapat sinar matahari di bangsalnya ternyata ikterusnya lebih cepat menghilang dibandingkan bayi ndash bayi lainnya Cremer (1958) yang mendapatkan laporan tersebut mulai melakukan penyelidikan mengenai pengaruh sinar terhadap hiperbilirubinemia ini Dari penelitiannya terbukti bahwa disamping pengaruh sinar matahari sinar lampu tertentu juga mempunyai pengaruh dalam menurunkan kadar bilirubin pada bayi ndash bayi prematur lainnya6Sinar fototerapi akan mengubah bilirubin yang ada di dalam kapiler-kapiler superfisial dan ruang-ruang usus menjadi isomer yang larut dalam air yang dapat diekstraksikan tanpa metabolisme lebih lanjut oleh hati Maisels seorang peneliti bilirubin menyatakan bahwa fototerapi merupakan obat perkutan3 Bila fototerapi menyinari kulit akan memberikan foton-foton diskrit energi sama halnya seperti molekul-molekul obat sinar akan diserap oleh bilirubin dengan cara yang sama dengan molekul obat yang terikat pada reseptor (1 5 7)

                                              Molekul-molekul bilirubin pada kulit yang terpapar sinar akan mengalami reaksi fotokimia yang relatif cepat menjadi isomer konfigurasi dimana sinar akan merubah bentuk molekul bilirubin dan bukan mengubah struktur bilirubin Bentuk bilirubin 4Z 15Z akan berubah menjadi bentuk 4Z15E yaitu bentuk isomer nontoksik yang bisa diekskresikan Isomer bilirubin ini mempunyai bentuk yang berbeda dari isomer asli lebih polar dan bisa diekskresikan dari hati ke dalam empedu tanpa mengalami konjugasi atau membutuhkan pengangkutan khusus untuk ekskresinya Bentuk isomer ini mengandung 20 dari jumlah bilirubin serum Eliminasi melalui urin dan saluran cerna sama-sama penting dalam mengurangi muatan bilirubin Reaksi fototerapi menghasilkan suatu fotooksidasi melalui proses yang cepat Fototerapi juga menghasilkan

                                              28

                                              lumirubin dimana lumirubin ini mengandung 2 sampai 6 dari total bilirubin serum Lumirubin diekskresikan melalui empedu dan urinLumirubin bersifat larut dalam air (5)

                                              Mekanisme fototerapi Penelitian Sarici mendapatkan 105 neonatus cukup bulan dan 255 neonatus kurang bulan menderita hiperbilirubinemia yang signifikan dan membutuhkan fototerapi

                                              29

                                              Fototerapi diindikasikan pada kadar bilirubin yang meningkat sesuai dengan umur pada neonatus cukup bulan atau berdasarkan berat badan pada neonatus kurang bulan sesuai dengan rekomendasi American Academy of Pediatrics (AAP) (5)

                                              Sinar FototerapiSinar yang digunakan pada fototerapi adalah suatu sinar tampak yang merupakan suatu

                                              gelombang elektromagnetik Sifat gelombang elektromagnetik bervariasi menurut frekuensi dan panjang gelombang yang menghasilkan spektrum elektromagnetik Spektrum dari sinar tampak ini terdiri dari sinar merah oranye kuning hijau biru dan ungu Masing masing dari sinar memiliki panjang gelombang yang berbeda beda

                                              Panjang gelombang sinar yang paling efektif untuk menurunkan kadar bilirubin adalah sinar biru dengan panjang gelombang 425-475 nmSinar biru lebih baik dalam menurunkan kadar bilirubin dibandingkan dengan sinar biru-hijau sinar putih dan sinar hijau Intensitas sinar adalah jumlah foton yang diberikan per sentimeter kuadrat permukaan tubuh yang terpapar Intensitas yang diberikan menentukan efektifitas fototerapi semakin tinggi intensitas sinar maka semakin cepat penurunan kadar bilirubin serumIntensitas sinar yang ditentukan sebagai Wcm2nm

                                              Intensitas sinar yang diberikan menentukan efektivitas dari fototerapi Intensitas sinar diukur dengan menggunakan suatu alat yaitu radiometer fototerapi2836 Intensitas sinar ge 30 μWcm2nm cukup signifikan dalam menurunkan kadar bilirubin untuk intensif fototerapi Intensitas sinar yang diharapkan adalah 10 ndash 40 μWcm2nm Intensitas sinar maksimal untuk fototerapi standard adalah 30 ndash 50 μWcm2nm Semakin tinggi intensitas sinar maka akan lebih besar pula efikasinya

                                              Faktor-faktor yang berpengaruh pada penentuan intensitas sinar ini adalah jenis sinar panjang gelombang sinar yang digunakan jarak sinar ke neonatus dan luas permukaan tubuh neonatus yang disinari serta penggunaan media pemantulan sinar

                                              Intensitas sinar berbanding terbalik dengan jarak antara sinar dan permukaan tubuh Cara mudah untuk meningkatkan intensitas sinar adalah menggeser sinar lebih dekat pada bayi

                                              Rekomendasi AAP menganjurkan fototerapi dengan jarak 10 cm kecuali dengan menggunakan sinar halogenSinar halogen dapat menyebabkan luka bakar bila diletakkan terlalu dekat dengan bayi Bayi cukup bulan tidak akan kepanasan dengan sinar fototerapi berjarak 10 cm dari bayi Luas permukaan terbesar dari tubuh bayi yaitu badan bayi harus diposisikan di pusat sinar tempat di mana intensitas sinar paling tinggi

                                              Tabel 1 Rekomendasi AAP penanganan hiperbilirubinemia pada neonatus sehat dan cukup bulan (1 3 7)

                                              Usia ( jam ) Pertimbangan terapi sinar

                                              Terapi sinar Transfusi tukar Transfusi tukar dan terapi sinar

                                              25-48 gt12mgdl(gt200 micromolL)

                                              gt15 mgdl( gt250 micromolL)

                                              gt20 mgdl(gt340 micromolL)

                                              gt25 mgdl(425 micromolL)

                                              30

                                              49-72 gt15mgdl(gt250 micromolL)

                                              gt18 mgdl(gt300micromolL)

                                              gt25mgdl(425 micromolL)

                                              gt30 mgdl(510micromolL)

                                              gt72 gt17 mgdl(gt290 micromolL)

                                              gt20mgdl(gt340micromolL

                                              gt25mgdl(gt425 micromolL)

                                              gt30mgdl(gt510 micromolL)

                                              Tabel 2 Tatalaksana hiperbilirubinemia pada Neonatus Kurang Bulan Sehat dan Sakit ( gt37 minggu ) (1 3 7)

                                              Neontaus kurang bulan sehat Kadar Total Bilirubin Serum (mgdl)

                                              Neontaus kurang bulan sakit Kadar Total Bilirubin Serum (mgdl)

                                              Berat Terapi sinar Transfusi tukar

                                              Terapi sinar Transfusi tukar

                                              Hingga 1000 g 5-7 10 4-6 8-101001-1500 g 7-10 10-15 6-8 10-121501-2000 g 10 17 8-10 15gt2000 g 10-12 18 10 17

                                              Kontraindikasi fototerapi adalah pada kondisi dimana terjadi peningkatan kadar bilirubin direk yang disebabkan oleh penyakit hati atau obstructive jaundice Komplikasi terapi sinar

                                              Setiap cara pengobatan selalu akan disertai efek samping Di dalam penggunaan terapi sinar penelitian yang dilakukan selama ini tidak memperlihatkan hal yang dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi baik komplikasi segaera ataupun efek lanjut yang terlihat selama ini ebrsifat sementara yang dapat dicegah atau ditanggulangi dengan memperhatikan tata cara pengunaan terapi sinar yang telah dijelaskan diatas (5)

                                              Kelainan yang mungkin timbul pada terapi sinar antara lain

                                              1 Peningkatan ldquoinsensible water lossrdquo pada bayiHal ini terutama akan terlihat pada bayi yang kurnag bulan Oh dkk (1972) melaporkan kehilangan ini dapat meningkat 2-3 kali lebih besar dari keadaan biasa Untuk hal ini pemberian cairan pada penderita dengan terapi sinar perlu diperhatikan dengan sebaiknya

                                              2 Frekuensi defekasi yang meningkat

                                              31

                                              Banyak teori yang menjelaskan keadaan ini antara lain dikemukankan karena meningkatnya peristaltik usus (Windorfer dkk 1975) Bakken (1976) mengemukakan bahwa diare yang terjadi akibat efek sekunder yang terjadi pada pembentukan enzim lactase karena meningkatnya bilirubin indirek pada usus Pemberian susu dengan kadar laktosa rendah akan mengurangi timbulnya diare Teori ini masih belum dapat dipertentangkan (Chung dkk 1976)

                                              3 Timbulnya kelainan kulit yang sering disebut ldquoflea bite rashrdquo di daerah muka badan dan ekstremitas Kelainan ini segera hilang setelah terapi dihentikan Pada beberapa bayi dilaporkan pula kemungkinan terjadinya bronze baby syndrome (Kopelman dkk 1976) Hal ini terjadi karena tubuh tidak mampu mengeluarkan dengan segera hasil terapi sinar Perubahan warna kulit yang bersifat sementara ini tidak mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi

                                              4 Gangguan retinaKelainan retina ini hanya ditemukan pada binatang percibaan (Noel dkk 1966) Pnelitain Dobson dkk 1975 tidak dapat membuktikan adanya perubahan fungsi mata pada umumnya Walaupin demikian penyelidikan selanjutnya masih diteruskan

                                              5 Gangguan pertumbuhanPada binatang percobaan ditemukan gangguan pertumbuhan (Ballowics 1970) Lucey (1972) dan Drew dkk (10976) secara klinis tidak dapat menemukan gangguan tumbuh kembang pada bayi yang mendapat terapi sinar Meskipun demikian hendaknya pemakaian terapi sinar dilakukan dengan indikasi yang tepat selama waktu yang diperlukan

                                              6 Kenaikan suhuBeberapa penderita yang mendapatkan terapi mungkin memperlihatkan kenaikan suhu Bila hal ini terjadi terapi dapat terus dilanjutkan dengan mematikan sebagian lampu yang dipergunakan

                                              7 Beberapa kelainan lain seperti gangguan minum letargi iritabilitas kadang-kadang ditemukan pada penderita Keadaan ini hanya bersifat sementara dan akan menghilang dengan sendirinya

                                              8 Beberapa kelainan yang sampai saat ini masih belim diketahui secara pasti adalah kelainan gonad adanya hemolisis darah dan beberapa kelainan metabolisme lain

                                              Sampai saat ini tampaknya belum ditemukan efek lanjut terapi sinar pada bayi Komplikasi segera juga bersifat ringan dan tidak berarti dibandingkan dengan manfaat penggunaannya Mengingat hal ini adalah wajar bila terapi sinar mempunyai tempat tersendiri dalam penatalaksanaan hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir

                                              Tranfusi Tukar

                                              32

                                              Transfusi tukar adalah suatu tindakan pengambilan sejumlah kecil darah yang dilanjutkan dengan pengembalian darah dari donor dalam jumlah yang sama yang dilakukan berulang-ulang sampai sebagian besar darah penderita tertukar (Friel 1982) (1 5)

                                              Pada hiperbilirubinemia tindakan ini bertujuan mencegah terjadinya ensefalopati bilirubin dengan cara mengeluarkan bilirubin indirek dari sirkulasi Pada bayi dengan isoimunisasi transfusi tukar memiliki manfaat tambahan karena membantu mengeluarkan antibodi maternal dari sirkulasi bayi Sehingga mencegah hemolisis lebih lanjut dan memperbaiki anemia (5)

                                              Darah Donor Untuk Tranfusi Tukar (1 5)

                                              1 Darah yang digunakan golongan O

                                              2 Gunakan darah baru Kerjasama dengan dokter kandungan dan Bank Darah adalah penting untuk persiapan kelahiran bayi yang membutuhkan tranfusi tukar

                                              3 Pada penyakit hemolitik rhesus jika darah disiapkan sebelum persalinan harus golongan O dengan rhesus (-) crossmatched terhadap ibu Bila darah disiapkan setelah kelahiran dilakukan juga crossmatched terhadap bayi

                                              4 Pada inkomptabilitas ABO darah donor harus golongan O rhesus (-) atau rhesus yang sama dengan ibu dan bayinya Crossmatched terhadap ibu dan bayi yang mempunyai titer rendah antibodi anti A dan anti B Biasanya menggunakan eritrosit golongan O dengan plasma AB untuk memastikan bahwa tidak ada antibodi anti A dan anti B yang muncul

                                              5 Pada penyakit hemolitik isoimun yang lain darah donor tidak boleh berisi antigen tersensitisasi dan harus di crossmatched terhadap ibu

                                              33

                                              6 Pada hiperbilirubinemia yang nonimun darah donor ditiping dan crossmatched terhadap plasma dan eritrosit pasienbayi

                                              7 Tranfusi tukar biasanya memakai 2 kali volume darah (2 volume exchange) ---- 160 mLkgBB sehingga diperoleh darah baru sekitar 87

                                              Teknik Transfusi Tukar (1 5)

                                              a SIMPLE DOUBLE VOLUME

                                              Push-Pull tehnique jarum infus dipasang melalui kateter vena umbilikalis vena saphena magna Darah dikeluarkan dan dimasukkan bergantian

                                              b ISOVOLUMETRIC

                                              Darah secara bersamaan dan simultan dikeluarkan melalui arteri umbilikalis dan dimasukkan melalui vena umbilikalis dalam jumlah yang sama

                                              c PARTIAL EXCHANGE TRANFUSION

                                              Tranfusi tukar sebagian dilakukan biasanya pada bayi dengan polisitemia

                                              Di Indonesia untuk kedaruratan transfusi tukar pertama menggunakan golongan darah O rhesus positif (1 5)

                                              Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

                                              Kebutuhan

                                              Rumus

                                              lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2 lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

                                              Hct sekarang Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

                                              (Hb donor ndash Hb sekarang) BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang) (PCV donor)

                                              Indikasi

                                              Hingga kini belum ada kesepakatan global mengenai kapan melakukan transfusi tukar pada hiperbilirubinemia Indikasi transfusi tukar berdasarkan keputusan WHO tercantum dalam tabel 2 (1 5)

                                              34

                                              Tabel 3 Indikasi Transfusi Tukar Berdasarkan Kadar Bilirubin Serum

                                              UsiaBayi Cukup Bulan Sehat

                                              Dengan Faktor Risiko

                                              Hari mgdL mgDl

                                              Hari ke-1 15 13

                                              Hari ke-2 25 15

                                              Hari ke-3 30 20

                                              Hari ke-4 dan seterusnya

                                              30 20

                                              Bila transfusi tukar memungkinkan untuk dilaksanakan di tempat atau bayi bisa dirujuk secara cepat dan aman ke fasilitas lain dan kadar bilirubin bayi telah mencapai kadar di atas sertakan contoh darah ibu dan bayi (5)

                                              Tabel 4 Indikasi Transfusi Tukar Pada Bayi Berat Badan Lahir Rendah

                                              Berat badan (gram)KadKadar Bilirubin (mgdL)

                                              ltgt gt lt1000 10-12

                                              1000-1500 12-15

                                              1500-2000 15-18

                                              2000-2500 18-20

                                              Pada penyakit hemolitik segera dilakukan tranfusi tukar apabila ada indikasi

                                              a Kadar bilirubin tali pusat gt 45 mgdL dan kadar Hb rendah

                                              b Kadar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam walaupun sedang mendapatkan terapi sinar

                                              35

                                              c Selama terapi sinar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam dan kadar Hb 11 ndash 13 grdL

                                              d Didapatkan anemia yang progresif walaupun kadar bilirubin dapat dikontrol secara adekuat dengan terapi sinar

                                              Transfusi tukar harus dihentikan apabila terjadi

                                              Emboli (emboli bekuan darah) trombosis

                                              Hiperkalemia hipernatremia hipokalsemia asidosis hipoglikemia

                                              Gangguan pembekuan karena pemakaian heparin

                                              Perforasi pembuluh darah

                                              Komplikasi tranfusi tukar (1)

                                              1 Hipokalsemia dan hipomagnesia

                                              2 Hipoglikemia

                                              3 Gangguan keseimbangan asam basa

                                              4 Hiperkalemia

                                              5 Gangguan kardiovaskular

                                              Perforasi pembuluh darah

                                              Emboli

                                              Infark

                                              Aritmia

                                              Volume overload

                                              Arrest

                                              6 Pendarahan Trombositopenia Defisiensi factor pembekuan

                                              7 Infeksi8 Hemolisis9 Graft-versus host disease10 Lain-lain hipotermia hipertermia dan kemungkinan terjadinya enterokolitis

                                              nekrotikans

                                              36

                                              Perawatan pasca tranfusi tukar Lanjutkan dengan terapi sinar Awasi ketat kemungkinan terjadinya komplikasi

                                              37

                                              38

                                              DAFTAR PUSTAKA1 Staf pengajar Ilmu kesehatan anak FKUI Gastroenterologi Ilmu Kesehatan Anak Jilid I

                                              Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1985 hal 283-3102 Noerasid N amp dkk gastrienteritis ( Diare ) Akut Gastroenterologi Anak Praktis Bagian Ilmu

                                              Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1988 hal 51-763 Firmansyah A dkk Penyakit Radang Usus Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak ed Markum H

                                              dkk Jilid 1 bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia hal 448-474

                                              4 Staf Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM Panduan Pelayanan Medis Jakarta 20055 wwwemedicinecompedtopic583htmdiarrheaJully2005 6 Reisinger ECdkkDiarrhea Caused by primarily Non-Gastrointestinal Infection

                                              wwwmedscapecomviewarticle505473 Nature Clinical Practical Gastroenterology amp Hepatology

                                              7 Pray Sddk Diarrhea Causes dan Self-Care Treatments wwwmedscapecomviewarticle407636 US Pharmacist

                                              8 Soegijanto Soegeng Prof DR Ilmu Penyakit Anak Diagnosa Dan Penatalaksanaan Edisi pertama Jakarta Salemba Medika 2002

                                              9 Mansjoer A Kuspuji T dkk Kapita Selekta Kedokteran Edisi III Jilid 2 Cetakan kelima Jakarta Media Aesculapius 2002

                                              10 Suharyono Aswitha B EM Halimun Gastroenterologi Anak Praktis cetakan ke-4 Jakarta Gaya Baru 2003

                                              11 Sari Dina Kartika Hanifah Mirzanie Desy K A Leksana Buku Saku Pediatrica Edisi 2 Jogjakarta Tosca Enterprise 2006

                                              12 http wwwKeep Kids Healthycom ndash Diarrhea in Children13 Subijanto Reza Ranuh Liek Djupri Pitono Soeparto Management Diare Pada Bayi Dan

                                              Anak (Diarrheal Management In Infant And Children) Buletin Ilmu Kesehatan Anak Thn XXX No 11 2003

                                              14 http www Pediatricscom -- Lactobacillus Therapy for Acute Infectious Diarrhea in Children A Meta-analysis -- Van Niel et almht

                                              15 Tjokronegoro Arjatmo Prof Dr dr Hendra Utama Sp FK Updates In Pediatric Emergencies FKUI Jakarta 2002

                                              39

                                              • Diagnosis (1 2 4 7)
                                              • Anamnesis
                                              • Pemeriksaan Fisik
                                                • Teknik Transfusi Tukar (1 5)
                                                  • DAFTAR PUSTAKA

                                                Anamnesis 1 Riwayat kehamilan dengan komplikasi (obat-obatan ibu DM gawat janin malnutrisi intra

                                                uterin infeksi intranatal)

                                                2 Riwayat persalinan dengan tindakan komplikasi

                                                3 Riwayat ikterus terapi sinar transfusi tukar pada bayi sebelumnya

                                                4 Riwayat inkompatibilitas darah

                                                5 Riwayat keluarga yang menderita anemia pembesaran hepar dan limpa

                                                Pemeriksaan Fisik Secara klinis ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau beberapa

                                                hari kemudian Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar yang cukup Ikterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa tidak terlihat dengan penerangan yang kurang terutama pada neonatus yang kulitnya gelap Penilaian ikterus akan lebih sulit lagi apabila penderita sedang mendapatkan terapi sinar

                                                Tekan kulit secara ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna kulit dan

                                                jaringan subkutan Waktu timbulnya ikterus mempunyai arti penting pula dalam

                                                diagnosis dan penatalaksanaan penderita karena saat timbulnya ikterus mempunyai

                                                kaitan erat dengan kemungkinan penyebab ikterus tersebut

                                                Pemeriksaan Penunjang

                                                Pemeriksaan kadar bilirubinBertujuan untuk mengetahui tingkat kerusakan yang masih akan timbul akibat toksisitas kadar bilirubin yang sangat tinggi

                                                Pemeriksaan fungsi otak EEGBertujuan untuk mengetahui sejauh mana kerusakan otak yang telah terjadi

                                                24

                                                Penatalaksanaan (7)

                                                ManajemenStrategi mengelola bayi baru lahir dengan hiperbilirubinemia meliputi pencegahan penggunaan farmakologi fototerapi dan transfusi tukar (1 7)

                                                1 Strategi pencegahan hiperbirubinemia(1) Pencegahan primer

                                                Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya paling sedikit 8-12 kali per hari untuk beberapa hari pertama

                                                Tidak memberikan cairan tambahan rutin seperti dekstrose atau air pada bayi yang mendapat ASI dan tidak mengalami dehidrasi (1 7)

                                                (2) Pencegahan sekunder Semua wanita hamil harus diperiksa golongan darah ABO dan rhesus serta penyaringan

                                                serum untuk antibodi isoimun yang tidak biasa Jika golongan darah ibu tidak diketahui atau Rh negatif dilakukan pemeriksaan

                                                antibodi direk (tes coombs) golongan darah dan tipe Rh darahtali pusat bayi

                                                25

                                                Jika golongan darah ibu O Rh positif terdapat pilihan untuk dilakukan tesgolongan darah dan tes coombs pada darah tali pusat bayi tetapi hal itu tidak diperlukan jikan dilakukan pengawasan penilaian terhadap resiko sebelum keluar RS dan tindak lanjut yang memadai

                                                Harus memastikan bahwa semua bayi secara rutin dimonitor terhadap timbulnya ikterus dan menetapkan protokol terhadap penilaian ikterus yang harus dinilai saat memeriksa tanda vital bayi tetapi tidak kurang dari setiap 8-12 jam (1 7)

                                                (3) Evaluasi laboraturium Pengukuran kadar bilirubin harus dilakukan pada setiap bayi yang mengalami ikterus

                                                dalam 24 jam pertama setelah lahir Pengukuran kadar bilirubin harus dilakukan jika tampak ikterus yang berlebihan Semua kadar bilirubin harus diintrepretasikan sesuai dengan umur bayi dalam jam(1 7)

                                                (4) Penyebab kuning Bayi yang mengalami peningkatan bilirubin direk atau konjugasi harus dilakukan analisis

                                                dan kultur urin Bayi sakit dan ikterus pada umur atau lebih dari 3 minggu harus dilakukan pemeriksaan

                                                bilirubin total dan direk untuk mengidentifikasi adanya kolestatis Jika kadar bilirubin direk meningkat dilakukan evaluasi tambahan mencari penyebab

                                                kolestatis Pemeriksaan kadar G6PD direkomendasikan untuk bayi ikterus yang

                                                mendapat fototerapi dan dengan riwayat keluarga atau asal geografis yang menunjukkan kecenderungan defisiensi G6PD atau pada bayi dengan respon fototerapi buruk (1 7)

                                                (5) Penilaian resiko sebelum bayi dipulangkan Setiap bayi harus dinilai terhadap resiko berkembangnya hiperbilirubinemia berat (1 7)

                                                (6) Kebijakan dan prosedur rumah sakit RS harus memberikan informasi tertulis dan lisan kepada orang tua mengenai kuning

                                                perlunya monitor terhadap kuning dan anjuran bagaimana monitoring harus dilakukan (1

                                                7)

                                                (7) Pengelolaan bayi dengan ikterus yang mendapat ASI Observasi semua fese awal bayi pertimbangkan untuk merangsang pengeluaran jika

                                                feses keluar dalam waktu 24 jam Segera mulai menyusui dan beri sesering mungkin Menyusui yang sering dengan waktu

                                                yang singkat lebih efektif dibandingkan dengan menyusui yang lama dengan frekuensi yang jarang walaupun total waktu yang diberikan sama

                                                Tidak dianjurkan pemberian air dektrosa atau formula pengganti Observasi berat badan BAK dan BAB yang berhubungan dengan pola menyusui

                                                26

                                                Ketika kadar bilirubin mencapai 15mgdL tingkatkan pemberian minum rangsang pengeluaran atau produksi ASI dengan cara memompa dan menggunakan protokol penggunaan fototerapi yang dikeluarkan AAP

                                                Tidak terdapat bukti bahwa early jaundice berhubungan dengan abnormalitas ASI sehingga penghentian menyusui sebagai suatu upaya hanya diindikasikan jika ikterus menetap lebih dari 6 hari atau meningkat diatas 20 mgdL atau ibumemiliki riwayat bayi sebelumnya terkena kuning (1 7)

                                                2 Penggunaan Farmakoterapi

                                                a) Imunoglobulin intravena telah digunakan pada bayi ndash bayi dengan rhesus yang berat dan inkompatibilitas ABO untuk menekan hemolisis isoimun dan menurunkan tindakan transfusi tukar

                                                b) Fenobarbital merangsang aktivitas dan konsentrasi UDPG ndash T dan ligandin serta dapat meningkatkan jumlah tempat ikatan bilirubin sehingga konjugasi bilirubin berlangsung lebih cepat Pemberian phenobarbital untuk mengobatan hiperbilirubinemia pada

                                                27

                                                neonatus selama tiga hari baru dapat menurunkan bilirubin serum yang berarti Bayi prematur lebih banyak memberikan reaksi daripada bayi cukup bulan Phenobarbital dapat diberikan dengan dosis 8 mgkg berat badan sehari mula-mula parenteral kemudian dilanjutkan secara oral Keuntungan pemberian phenobarbital dibandingkan dengan terapi sinar ialah bahwa pelaksanaanya lebih murah dan lebih mudah Kerugiannya ialah diperlukan waktu paling kurang 3 hari untuk mendapat hasil yang berarti

                                                c) Metalloprotoprophyrin adalah analog sintesis heme

                                                d) Tin ndash Protoporphyrin (Sn ndash Pp) dan Tin ndash Mesoporphyrin ( Sn ndash Mp ) dapat menurunkan kadar bilirubin serum

                                                e) Pemberian inhibitor b - glukuronidasi seperti asam L ndash aspartik dan kasein holdolisat dalam jumlah kecil (5 mldosis ndash 6 kalihari ) pada bayi sehat cukup bulan yang mendapat ASI dan meningkatkan pengeluaran bilirubin feses dan ikterus menjadi berkurang dibandingkan dengan bayi control (13 7)

                                                3 Fototerapi Pengaruh sinar terhadap ikterus pertama sekali diperhatikan dan dilaporkan oleh seorang

                                                perawat di salah satu rumah sakit di Inggris Perawat Ward melihat bahwa bayi ndash bayi yang mendapat sinar matahari di bangsalnya ternyata ikterusnya lebih cepat menghilang dibandingkan bayi ndash bayi lainnya Cremer (1958) yang mendapatkan laporan tersebut mulai melakukan penyelidikan mengenai pengaruh sinar terhadap hiperbilirubinemia ini Dari penelitiannya terbukti bahwa disamping pengaruh sinar matahari sinar lampu tertentu juga mempunyai pengaruh dalam menurunkan kadar bilirubin pada bayi ndash bayi prematur lainnya6Sinar fototerapi akan mengubah bilirubin yang ada di dalam kapiler-kapiler superfisial dan ruang-ruang usus menjadi isomer yang larut dalam air yang dapat diekstraksikan tanpa metabolisme lebih lanjut oleh hati Maisels seorang peneliti bilirubin menyatakan bahwa fototerapi merupakan obat perkutan3 Bila fototerapi menyinari kulit akan memberikan foton-foton diskrit energi sama halnya seperti molekul-molekul obat sinar akan diserap oleh bilirubin dengan cara yang sama dengan molekul obat yang terikat pada reseptor (1 5 7)

                                                Molekul-molekul bilirubin pada kulit yang terpapar sinar akan mengalami reaksi fotokimia yang relatif cepat menjadi isomer konfigurasi dimana sinar akan merubah bentuk molekul bilirubin dan bukan mengubah struktur bilirubin Bentuk bilirubin 4Z 15Z akan berubah menjadi bentuk 4Z15E yaitu bentuk isomer nontoksik yang bisa diekskresikan Isomer bilirubin ini mempunyai bentuk yang berbeda dari isomer asli lebih polar dan bisa diekskresikan dari hati ke dalam empedu tanpa mengalami konjugasi atau membutuhkan pengangkutan khusus untuk ekskresinya Bentuk isomer ini mengandung 20 dari jumlah bilirubin serum Eliminasi melalui urin dan saluran cerna sama-sama penting dalam mengurangi muatan bilirubin Reaksi fototerapi menghasilkan suatu fotooksidasi melalui proses yang cepat Fototerapi juga menghasilkan

                                                28

                                                lumirubin dimana lumirubin ini mengandung 2 sampai 6 dari total bilirubin serum Lumirubin diekskresikan melalui empedu dan urinLumirubin bersifat larut dalam air (5)

                                                Mekanisme fototerapi Penelitian Sarici mendapatkan 105 neonatus cukup bulan dan 255 neonatus kurang bulan menderita hiperbilirubinemia yang signifikan dan membutuhkan fototerapi

                                                29

                                                Fototerapi diindikasikan pada kadar bilirubin yang meningkat sesuai dengan umur pada neonatus cukup bulan atau berdasarkan berat badan pada neonatus kurang bulan sesuai dengan rekomendasi American Academy of Pediatrics (AAP) (5)

                                                Sinar FototerapiSinar yang digunakan pada fototerapi adalah suatu sinar tampak yang merupakan suatu

                                                gelombang elektromagnetik Sifat gelombang elektromagnetik bervariasi menurut frekuensi dan panjang gelombang yang menghasilkan spektrum elektromagnetik Spektrum dari sinar tampak ini terdiri dari sinar merah oranye kuning hijau biru dan ungu Masing masing dari sinar memiliki panjang gelombang yang berbeda beda

                                                Panjang gelombang sinar yang paling efektif untuk menurunkan kadar bilirubin adalah sinar biru dengan panjang gelombang 425-475 nmSinar biru lebih baik dalam menurunkan kadar bilirubin dibandingkan dengan sinar biru-hijau sinar putih dan sinar hijau Intensitas sinar adalah jumlah foton yang diberikan per sentimeter kuadrat permukaan tubuh yang terpapar Intensitas yang diberikan menentukan efektifitas fototerapi semakin tinggi intensitas sinar maka semakin cepat penurunan kadar bilirubin serumIntensitas sinar yang ditentukan sebagai Wcm2nm

                                                Intensitas sinar yang diberikan menentukan efektivitas dari fototerapi Intensitas sinar diukur dengan menggunakan suatu alat yaitu radiometer fototerapi2836 Intensitas sinar ge 30 μWcm2nm cukup signifikan dalam menurunkan kadar bilirubin untuk intensif fototerapi Intensitas sinar yang diharapkan adalah 10 ndash 40 μWcm2nm Intensitas sinar maksimal untuk fototerapi standard adalah 30 ndash 50 μWcm2nm Semakin tinggi intensitas sinar maka akan lebih besar pula efikasinya

                                                Faktor-faktor yang berpengaruh pada penentuan intensitas sinar ini adalah jenis sinar panjang gelombang sinar yang digunakan jarak sinar ke neonatus dan luas permukaan tubuh neonatus yang disinari serta penggunaan media pemantulan sinar

                                                Intensitas sinar berbanding terbalik dengan jarak antara sinar dan permukaan tubuh Cara mudah untuk meningkatkan intensitas sinar adalah menggeser sinar lebih dekat pada bayi

                                                Rekomendasi AAP menganjurkan fototerapi dengan jarak 10 cm kecuali dengan menggunakan sinar halogenSinar halogen dapat menyebabkan luka bakar bila diletakkan terlalu dekat dengan bayi Bayi cukup bulan tidak akan kepanasan dengan sinar fototerapi berjarak 10 cm dari bayi Luas permukaan terbesar dari tubuh bayi yaitu badan bayi harus diposisikan di pusat sinar tempat di mana intensitas sinar paling tinggi

                                                Tabel 1 Rekomendasi AAP penanganan hiperbilirubinemia pada neonatus sehat dan cukup bulan (1 3 7)

                                                Usia ( jam ) Pertimbangan terapi sinar

                                                Terapi sinar Transfusi tukar Transfusi tukar dan terapi sinar

                                                25-48 gt12mgdl(gt200 micromolL)

                                                gt15 mgdl( gt250 micromolL)

                                                gt20 mgdl(gt340 micromolL)

                                                gt25 mgdl(425 micromolL)

                                                30

                                                49-72 gt15mgdl(gt250 micromolL)

                                                gt18 mgdl(gt300micromolL)

                                                gt25mgdl(425 micromolL)

                                                gt30 mgdl(510micromolL)

                                                gt72 gt17 mgdl(gt290 micromolL)

                                                gt20mgdl(gt340micromolL

                                                gt25mgdl(gt425 micromolL)

                                                gt30mgdl(gt510 micromolL)

                                                Tabel 2 Tatalaksana hiperbilirubinemia pada Neonatus Kurang Bulan Sehat dan Sakit ( gt37 minggu ) (1 3 7)

                                                Neontaus kurang bulan sehat Kadar Total Bilirubin Serum (mgdl)

                                                Neontaus kurang bulan sakit Kadar Total Bilirubin Serum (mgdl)

                                                Berat Terapi sinar Transfusi tukar

                                                Terapi sinar Transfusi tukar

                                                Hingga 1000 g 5-7 10 4-6 8-101001-1500 g 7-10 10-15 6-8 10-121501-2000 g 10 17 8-10 15gt2000 g 10-12 18 10 17

                                                Kontraindikasi fototerapi adalah pada kondisi dimana terjadi peningkatan kadar bilirubin direk yang disebabkan oleh penyakit hati atau obstructive jaundice Komplikasi terapi sinar

                                                Setiap cara pengobatan selalu akan disertai efek samping Di dalam penggunaan terapi sinar penelitian yang dilakukan selama ini tidak memperlihatkan hal yang dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi baik komplikasi segaera ataupun efek lanjut yang terlihat selama ini ebrsifat sementara yang dapat dicegah atau ditanggulangi dengan memperhatikan tata cara pengunaan terapi sinar yang telah dijelaskan diatas (5)

                                                Kelainan yang mungkin timbul pada terapi sinar antara lain

                                                1 Peningkatan ldquoinsensible water lossrdquo pada bayiHal ini terutama akan terlihat pada bayi yang kurnag bulan Oh dkk (1972) melaporkan kehilangan ini dapat meningkat 2-3 kali lebih besar dari keadaan biasa Untuk hal ini pemberian cairan pada penderita dengan terapi sinar perlu diperhatikan dengan sebaiknya

                                                2 Frekuensi defekasi yang meningkat

                                                31

                                                Banyak teori yang menjelaskan keadaan ini antara lain dikemukankan karena meningkatnya peristaltik usus (Windorfer dkk 1975) Bakken (1976) mengemukakan bahwa diare yang terjadi akibat efek sekunder yang terjadi pada pembentukan enzim lactase karena meningkatnya bilirubin indirek pada usus Pemberian susu dengan kadar laktosa rendah akan mengurangi timbulnya diare Teori ini masih belum dapat dipertentangkan (Chung dkk 1976)

                                                3 Timbulnya kelainan kulit yang sering disebut ldquoflea bite rashrdquo di daerah muka badan dan ekstremitas Kelainan ini segera hilang setelah terapi dihentikan Pada beberapa bayi dilaporkan pula kemungkinan terjadinya bronze baby syndrome (Kopelman dkk 1976) Hal ini terjadi karena tubuh tidak mampu mengeluarkan dengan segera hasil terapi sinar Perubahan warna kulit yang bersifat sementara ini tidak mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi

                                                4 Gangguan retinaKelainan retina ini hanya ditemukan pada binatang percibaan (Noel dkk 1966) Pnelitain Dobson dkk 1975 tidak dapat membuktikan adanya perubahan fungsi mata pada umumnya Walaupin demikian penyelidikan selanjutnya masih diteruskan

                                                5 Gangguan pertumbuhanPada binatang percobaan ditemukan gangguan pertumbuhan (Ballowics 1970) Lucey (1972) dan Drew dkk (10976) secara klinis tidak dapat menemukan gangguan tumbuh kembang pada bayi yang mendapat terapi sinar Meskipun demikian hendaknya pemakaian terapi sinar dilakukan dengan indikasi yang tepat selama waktu yang diperlukan

                                                6 Kenaikan suhuBeberapa penderita yang mendapatkan terapi mungkin memperlihatkan kenaikan suhu Bila hal ini terjadi terapi dapat terus dilanjutkan dengan mematikan sebagian lampu yang dipergunakan

                                                7 Beberapa kelainan lain seperti gangguan minum letargi iritabilitas kadang-kadang ditemukan pada penderita Keadaan ini hanya bersifat sementara dan akan menghilang dengan sendirinya

                                                8 Beberapa kelainan yang sampai saat ini masih belim diketahui secara pasti adalah kelainan gonad adanya hemolisis darah dan beberapa kelainan metabolisme lain

                                                Sampai saat ini tampaknya belum ditemukan efek lanjut terapi sinar pada bayi Komplikasi segera juga bersifat ringan dan tidak berarti dibandingkan dengan manfaat penggunaannya Mengingat hal ini adalah wajar bila terapi sinar mempunyai tempat tersendiri dalam penatalaksanaan hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir

                                                Tranfusi Tukar

                                                32

                                                Transfusi tukar adalah suatu tindakan pengambilan sejumlah kecil darah yang dilanjutkan dengan pengembalian darah dari donor dalam jumlah yang sama yang dilakukan berulang-ulang sampai sebagian besar darah penderita tertukar (Friel 1982) (1 5)

                                                Pada hiperbilirubinemia tindakan ini bertujuan mencegah terjadinya ensefalopati bilirubin dengan cara mengeluarkan bilirubin indirek dari sirkulasi Pada bayi dengan isoimunisasi transfusi tukar memiliki manfaat tambahan karena membantu mengeluarkan antibodi maternal dari sirkulasi bayi Sehingga mencegah hemolisis lebih lanjut dan memperbaiki anemia (5)

                                                Darah Donor Untuk Tranfusi Tukar (1 5)

                                                1 Darah yang digunakan golongan O

                                                2 Gunakan darah baru Kerjasama dengan dokter kandungan dan Bank Darah adalah penting untuk persiapan kelahiran bayi yang membutuhkan tranfusi tukar

                                                3 Pada penyakit hemolitik rhesus jika darah disiapkan sebelum persalinan harus golongan O dengan rhesus (-) crossmatched terhadap ibu Bila darah disiapkan setelah kelahiran dilakukan juga crossmatched terhadap bayi

                                                4 Pada inkomptabilitas ABO darah donor harus golongan O rhesus (-) atau rhesus yang sama dengan ibu dan bayinya Crossmatched terhadap ibu dan bayi yang mempunyai titer rendah antibodi anti A dan anti B Biasanya menggunakan eritrosit golongan O dengan plasma AB untuk memastikan bahwa tidak ada antibodi anti A dan anti B yang muncul

                                                5 Pada penyakit hemolitik isoimun yang lain darah donor tidak boleh berisi antigen tersensitisasi dan harus di crossmatched terhadap ibu

                                                33

                                                6 Pada hiperbilirubinemia yang nonimun darah donor ditiping dan crossmatched terhadap plasma dan eritrosit pasienbayi

                                                7 Tranfusi tukar biasanya memakai 2 kali volume darah (2 volume exchange) ---- 160 mLkgBB sehingga diperoleh darah baru sekitar 87

                                                Teknik Transfusi Tukar (1 5)

                                                a SIMPLE DOUBLE VOLUME

                                                Push-Pull tehnique jarum infus dipasang melalui kateter vena umbilikalis vena saphena magna Darah dikeluarkan dan dimasukkan bergantian

                                                b ISOVOLUMETRIC

                                                Darah secara bersamaan dan simultan dikeluarkan melalui arteri umbilikalis dan dimasukkan melalui vena umbilikalis dalam jumlah yang sama

                                                c PARTIAL EXCHANGE TRANFUSION

                                                Tranfusi tukar sebagian dilakukan biasanya pada bayi dengan polisitemia

                                                Di Indonesia untuk kedaruratan transfusi tukar pertama menggunakan golongan darah O rhesus positif (1 5)

                                                Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

                                                Kebutuhan

                                                Rumus

                                                lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2 lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

                                                Hct sekarang Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

                                                (Hb donor ndash Hb sekarang) BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang) (PCV donor)

                                                Indikasi

                                                Hingga kini belum ada kesepakatan global mengenai kapan melakukan transfusi tukar pada hiperbilirubinemia Indikasi transfusi tukar berdasarkan keputusan WHO tercantum dalam tabel 2 (1 5)

                                                34

                                                Tabel 3 Indikasi Transfusi Tukar Berdasarkan Kadar Bilirubin Serum

                                                UsiaBayi Cukup Bulan Sehat

                                                Dengan Faktor Risiko

                                                Hari mgdL mgDl

                                                Hari ke-1 15 13

                                                Hari ke-2 25 15

                                                Hari ke-3 30 20

                                                Hari ke-4 dan seterusnya

                                                30 20

                                                Bila transfusi tukar memungkinkan untuk dilaksanakan di tempat atau bayi bisa dirujuk secara cepat dan aman ke fasilitas lain dan kadar bilirubin bayi telah mencapai kadar di atas sertakan contoh darah ibu dan bayi (5)

                                                Tabel 4 Indikasi Transfusi Tukar Pada Bayi Berat Badan Lahir Rendah

                                                Berat badan (gram)KadKadar Bilirubin (mgdL)

                                                ltgt gt lt1000 10-12

                                                1000-1500 12-15

                                                1500-2000 15-18

                                                2000-2500 18-20

                                                Pada penyakit hemolitik segera dilakukan tranfusi tukar apabila ada indikasi

                                                a Kadar bilirubin tali pusat gt 45 mgdL dan kadar Hb rendah

                                                b Kadar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam walaupun sedang mendapatkan terapi sinar

                                                35

                                                c Selama terapi sinar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam dan kadar Hb 11 ndash 13 grdL

                                                d Didapatkan anemia yang progresif walaupun kadar bilirubin dapat dikontrol secara adekuat dengan terapi sinar

                                                Transfusi tukar harus dihentikan apabila terjadi

                                                Emboli (emboli bekuan darah) trombosis

                                                Hiperkalemia hipernatremia hipokalsemia asidosis hipoglikemia

                                                Gangguan pembekuan karena pemakaian heparin

                                                Perforasi pembuluh darah

                                                Komplikasi tranfusi tukar (1)

                                                1 Hipokalsemia dan hipomagnesia

                                                2 Hipoglikemia

                                                3 Gangguan keseimbangan asam basa

                                                4 Hiperkalemia

                                                5 Gangguan kardiovaskular

                                                Perforasi pembuluh darah

                                                Emboli

                                                Infark

                                                Aritmia

                                                Volume overload

                                                Arrest

                                                6 Pendarahan Trombositopenia Defisiensi factor pembekuan

                                                7 Infeksi8 Hemolisis9 Graft-versus host disease10 Lain-lain hipotermia hipertermia dan kemungkinan terjadinya enterokolitis

                                                nekrotikans

                                                36

                                                Perawatan pasca tranfusi tukar Lanjutkan dengan terapi sinar Awasi ketat kemungkinan terjadinya komplikasi

                                                37

                                                38

                                                DAFTAR PUSTAKA1 Staf pengajar Ilmu kesehatan anak FKUI Gastroenterologi Ilmu Kesehatan Anak Jilid I

                                                Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1985 hal 283-3102 Noerasid N amp dkk gastrienteritis ( Diare ) Akut Gastroenterologi Anak Praktis Bagian Ilmu

                                                Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1988 hal 51-763 Firmansyah A dkk Penyakit Radang Usus Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak ed Markum H

                                                dkk Jilid 1 bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia hal 448-474

                                                4 Staf Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM Panduan Pelayanan Medis Jakarta 20055 wwwemedicinecompedtopic583htmdiarrheaJully2005 6 Reisinger ECdkkDiarrhea Caused by primarily Non-Gastrointestinal Infection

                                                wwwmedscapecomviewarticle505473 Nature Clinical Practical Gastroenterology amp Hepatology

                                                7 Pray Sddk Diarrhea Causes dan Self-Care Treatments wwwmedscapecomviewarticle407636 US Pharmacist

                                                8 Soegijanto Soegeng Prof DR Ilmu Penyakit Anak Diagnosa Dan Penatalaksanaan Edisi pertama Jakarta Salemba Medika 2002

                                                9 Mansjoer A Kuspuji T dkk Kapita Selekta Kedokteran Edisi III Jilid 2 Cetakan kelima Jakarta Media Aesculapius 2002

                                                10 Suharyono Aswitha B EM Halimun Gastroenterologi Anak Praktis cetakan ke-4 Jakarta Gaya Baru 2003

                                                11 Sari Dina Kartika Hanifah Mirzanie Desy K A Leksana Buku Saku Pediatrica Edisi 2 Jogjakarta Tosca Enterprise 2006

                                                12 http wwwKeep Kids Healthycom ndash Diarrhea in Children13 Subijanto Reza Ranuh Liek Djupri Pitono Soeparto Management Diare Pada Bayi Dan

                                                Anak (Diarrheal Management In Infant And Children) Buletin Ilmu Kesehatan Anak Thn XXX No 11 2003

                                                14 http www Pediatricscom -- Lactobacillus Therapy for Acute Infectious Diarrhea in Children A Meta-analysis -- Van Niel et almht

                                                15 Tjokronegoro Arjatmo Prof Dr dr Hendra Utama Sp FK Updates In Pediatric Emergencies FKUI Jakarta 2002

                                                39

                                                • Diagnosis (1 2 4 7)
                                                • Anamnesis
                                                • Pemeriksaan Fisik
                                                  • Teknik Transfusi Tukar (1 5)
                                                    • DAFTAR PUSTAKA

                                                  Penatalaksanaan (7)

                                                  ManajemenStrategi mengelola bayi baru lahir dengan hiperbilirubinemia meliputi pencegahan penggunaan farmakologi fototerapi dan transfusi tukar (1 7)

                                                  1 Strategi pencegahan hiperbirubinemia(1) Pencegahan primer

                                                  Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya paling sedikit 8-12 kali per hari untuk beberapa hari pertama

                                                  Tidak memberikan cairan tambahan rutin seperti dekstrose atau air pada bayi yang mendapat ASI dan tidak mengalami dehidrasi (1 7)

                                                  (2) Pencegahan sekunder Semua wanita hamil harus diperiksa golongan darah ABO dan rhesus serta penyaringan

                                                  serum untuk antibodi isoimun yang tidak biasa Jika golongan darah ibu tidak diketahui atau Rh negatif dilakukan pemeriksaan

                                                  antibodi direk (tes coombs) golongan darah dan tipe Rh darahtali pusat bayi

                                                  25

                                                  Jika golongan darah ibu O Rh positif terdapat pilihan untuk dilakukan tesgolongan darah dan tes coombs pada darah tali pusat bayi tetapi hal itu tidak diperlukan jikan dilakukan pengawasan penilaian terhadap resiko sebelum keluar RS dan tindak lanjut yang memadai

                                                  Harus memastikan bahwa semua bayi secara rutin dimonitor terhadap timbulnya ikterus dan menetapkan protokol terhadap penilaian ikterus yang harus dinilai saat memeriksa tanda vital bayi tetapi tidak kurang dari setiap 8-12 jam (1 7)

                                                  (3) Evaluasi laboraturium Pengukuran kadar bilirubin harus dilakukan pada setiap bayi yang mengalami ikterus

                                                  dalam 24 jam pertama setelah lahir Pengukuran kadar bilirubin harus dilakukan jika tampak ikterus yang berlebihan Semua kadar bilirubin harus diintrepretasikan sesuai dengan umur bayi dalam jam(1 7)

                                                  (4) Penyebab kuning Bayi yang mengalami peningkatan bilirubin direk atau konjugasi harus dilakukan analisis

                                                  dan kultur urin Bayi sakit dan ikterus pada umur atau lebih dari 3 minggu harus dilakukan pemeriksaan

                                                  bilirubin total dan direk untuk mengidentifikasi adanya kolestatis Jika kadar bilirubin direk meningkat dilakukan evaluasi tambahan mencari penyebab

                                                  kolestatis Pemeriksaan kadar G6PD direkomendasikan untuk bayi ikterus yang

                                                  mendapat fototerapi dan dengan riwayat keluarga atau asal geografis yang menunjukkan kecenderungan defisiensi G6PD atau pada bayi dengan respon fototerapi buruk (1 7)

                                                  (5) Penilaian resiko sebelum bayi dipulangkan Setiap bayi harus dinilai terhadap resiko berkembangnya hiperbilirubinemia berat (1 7)

                                                  (6) Kebijakan dan prosedur rumah sakit RS harus memberikan informasi tertulis dan lisan kepada orang tua mengenai kuning

                                                  perlunya monitor terhadap kuning dan anjuran bagaimana monitoring harus dilakukan (1

                                                  7)

                                                  (7) Pengelolaan bayi dengan ikterus yang mendapat ASI Observasi semua fese awal bayi pertimbangkan untuk merangsang pengeluaran jika

                                                  feses keluar dalam waktu 24 jam Segera mulai menyusui dan beri sesering mungkin Menyusui yang sering dengan waktu

                                                  yang singkat lebih efektif dibandingkan dengan menyusui yang lama dengan frekuensi yang jarang walaupun total waktu yang diberikan sama

                                                  Tidak dianjurkan pemberian air dektrosa atau formula pengganti Observasi berat badan BAK dan BAB yang berhubungan dengan pola menyusui

                                                  26

                                                  Ketika kadar bilirubin mencapai 15mgdL tingkatkan pemberian minum rangsang pengeluaran atau produksi ASI dengan cara memompa dan menggunakan protokol penggunaan fototerapi yang dikeluarkan AAP

                                                  Tidak terdapat bukti bahwa early jaundice berhubungan dengan abnormalitas ASI sehingga penghentian menyusui sebagai suatu upaya hanya diindikasikan jika ikterus menetap lebih dari 6 hari atau meningkat diatas 20 mgdL atau ibumemiliki riwayat bayi sebelumnya terkena kuning (1 7)

                                                  2 Penggunaan Farmakoterapi

                                                  a) Imunoglobulin intravena telah digunakan pada bayi ndash bayi dengan rhesus yang berat dan inkompatibilitas ABO untuk menekan hemolisis isoimun dan menurunkan tindakan transfusi tukar

                                                  b) Fenobarbital merangsang aktivitas dan konsentrasi UDPG ndash T dan ligandin serta dapat meningkatkan jumlah tempat ikatan bilirubin sehingga konjugasi bilirubin berlangsung lebih cepat Pemberian phenobarbital untuk mengobatan hiperbilirubinemia pada

                                                  27

                                                  neonatus selama tiga hari baru dapat menurunkan bilirubin serum yang berarti Bayi prematur lebih banyak memberikan reaksi daripada bayi cukup bulan Phenobarbital dapat diberikan dengan dosis 8 mgkg berat badan sehari mula-mula parenteral kemudian dilanjutkan secara oral Keuntungan pemberian phenobarbital dibandingkan dengan terapi sinar ialah bahwa pelaksanaanya lebih murah dan lebih mudah Kerugiannya ialah diperlukan waktu paling kurang 3 hari untuk mendapat hasil yang berarti

                                                  c) Metalloprotoprophyrin adalah analog sintesis heme

                                                  d) Tin ndash Protoporphyrin (Sn ndash Pp) dan Tin ndash Mesoporphyrin ( Sn ndash Mp ) dapat menurunkan kadar bilirubin serum

                                                  e) Pemberian inhibitor b - glukuronidasi seperti asam L ndash aspartik dan kasein holdolisat dalam jumlah kecil (5 mldosis ndash 6 kalihari ) pada bayi sehat cukup bulan yang mendapat ASI dan meningkatkan pengeluaran bilirubin feses dan ikterus menjadi berkurang dibandingkan dengan bayi control (13 7)

                                                  3 Fototerapi Pengaruh sinar terhadap ikterus pertama sekali diperhatikan dan dilaporkan oleh seorang

                                                  perawat di salah satu rumah sakit di Inggris Perawat Ward melihat bahwa bayi ndash bayi yang mendapat sinar matahari di bangsalnya ternyata ikterusnya lebih cepat menghilang dibandingkan bayi ndash bayi lainnya Cremer (1958) yang mendapatkan laporan tersebut mulai melakukan penyelidikan mengenai pengaruh sinar terhadap hiperbilirubinemia ini Dari penelitiannya terbukti bahwa disamping pengaruh sinar matahari sinar lampu tertentu juga mempunyai pengaruh dalam menurunkan kadar bilirubin pada bayi ndash bayi prematur lainnya6Sinar fototerapi akan mengubah bilirubin yang ada di dalam kapiler-kapiler superfisial dan ruang-ruang usus menjadi isomer yang larut dalam air yang dapat diekstraksikan tanpa metabolisme lebih lanjut oleh hati Maisels seorang peneliti bilirubin menyatakan bahwa fototerapi merupakan obat perkutan3 Bila fototerapi menyinari kulit akan memberikan foton-foton diskrit energi sama halnya seperti molekul-molekul obat sinar akan diserap oleh bilirubin dengan cara yang sama dengan molekul obat yang terikat pada reseptor (1 5 7)

                                                  Molekul-molekul bilirubin pada kulit yang terpapar sinar akan mengalami reaksi fotokimia yang relatif cepat menjadi isomer konfigurasi dimana sinar akan merubah bentuk molekul bilirubin dan bukan mengubah struktur bilirubin Bentuk bilirubin 4Z 15Z akan berubah menjadi bentuk 4Z15E yaitu bentuk isomer nontoksik yang bisa diekskresikan Isomer bilirubin ini mempunyai bentuk yang berbeda dari isomer asli lebih polar dan bisa diekskresikan dari hati ke dalam empedu tanpa mengalami konjugasi atau membutuhkan pengangkutan khusus untuk ekskresinya Bentuk isomer ini mengandung 20 dari jumlah bilirubin serum Eliminasi melalui urin dan saluran cerna sama-sama penting dalam mengurangi muatan bilirubin Reaksi fototerapi menghasilkan suatu fotooksidasi melalui proses yang cepat Fototerapi juga menghasilkan

                                                  28

                                                  lumirubin dimana lumirubin ini mengandung 2 sampai 6 dari total bilirubin serum Lumirubin diekskresikan melalui empedu dan urinLumirubin bersifat larut dalam air (5)

                                                  Mekanisme fototerapi Penelitian Sarici mendapatkan 105 neonatus cukup bulan dan 255 neonatus kurang bulan menderita hiperbilirubinemia yang signifikan dan membutuhkan fototerapi

                                                  29

                                                  Fototerapi diindikasikan pada kadar bilirubin yang meningkat sesuai dengan umur pada neonatus cukup bulan atau berdasarkan berat badan pada neonatus kurang bulan sesuai dengan rekomendasi American Academy of Pediatrics (AAP) (5)

                                                  Sinar FototerapiSinar yang digunakan pada fototerapi adalah suatu sinar tampak yang merupakan suatu

                                                  gelombang elektromagnetik Sifat gelombang elektromagnetik bervariasi menurut frekuensi dan panjang gelombang yang menghasilkan spektrum elektromagnetik Spektrum dari sinar tampak ini terdiri dari sinar merah oranye kuning hijau biru dan ungu Masing masing dari sinar memiliki panjang gelombang yang berbeda beda

                                                  Panjang gelombang sinar yang paling efektif untuk menurunkan kadar bilirubin adalah sinar biru dengan panjang gelombang 425-475 nmSinar biru lebih baik dalam menurunkan kadar bilirubin dibandingkan dengan sinar biru-hijau sinar putih dan sinar hijau Intensitas sinar adalah jumlah foton yang diberikan per sentimeter kuadrat permukaan tubuh yang terpapar Intensitas yang diberikan menentukan efektifitas fototerapi semakin tinggi intensitas sinar maka semakin cepat penurunan kadar bilirubin serumIntensitas sinar yang ditentukan sebagai Wcm2nm

                                                  Intensitas sinar yang diberikan menentukan efektivitas dari fototerapi Intensitas sinar diukur dengan menggunakan suatu alat yaitu radiometer fototerapi2836 Intensitas sinar ge 30 μWcm2nm cukup signifikan dalam menurunkan kadar bilirubin untuk intensif fototerapi Intensitas sinar yang diharapkan adalah 10 ndash 40 μWcm2nm Intensitas sinar maksimal untuk fototerapi standard adalah 30 ndash 50 μWcm2nm Semakin tinggi intensitas sinar maka akan lebih besar pula efikasinya

                                                  Faktor-faktor yang berpengaruh pada penentuan intensitas sinar ini adalah jenis sinar panjang gelombang sinar yang digunakan jarak sinar ke neonatus dan luas permukaan tubuh neonatus yang disinari serta penggunaan media pemantulan sinar

                                                  Intensitas sinar berbanding terbalik dengan jarak antara sinar dan permukaan tubuh Cara mudah untuk meningkatkan intensitas sinar adalah menggeser sinar lebih dekat pada bayi

                                                  Rekomendasi AAP menganjurkan fototerapi dengan jarak 10 cm kecuali dengan menggunakan sinar halogenSinar halogen dapat menyebabkan luka bakar bila diletakkan terlalu dekat dengan bayi Bayi cukup bulan tidak akan kepanasan dengan sinar fototerapi berjarak 10 cm dari bayi Luas permukaan terbesar dari tubuh bayi yaitu badan bayi harus diposisikan di pusat sinar tempat di mana intensitas sinar paling tinggi

                                                  Tabel 1 Rekomendasi AAP penanganan hiperbilirubinemia pada neonatus sehat dan cukup bulan (1 3 7)

                                                  Usia ( jam ) Pertimbangan terapi sinar

                                                  Terapi sinar Transfusi tukar Transfusi tukar dan terapi sinar

                                                  25-48 gt12mgdl(gt200 micromolL)

                                                  gt15 mgdl( gt250 micromolL)

                                                  gt20 mgdl(gt340 micromolL)

                                                  gt25 mgdl(425 micromolL)

                                                  30

                                                  49-72 gt15mgdl(gt250 micromolL)

                                                  gt18 mgdl(gt300micromolL)

                                                  gt25mgdl(425 micromolL)

                                                  gt30 mgdl(510micromolL)

                                                  gt72 gt17 mgdl(gt290 micromolL)

                                                  gt20mgdl(gt340micromolL

                                                  gt25mgdl(gt425 micromolL)

                                                  gt30mgdl(gt510 micromolL)

                                                  Tabel 2 Tatalaksana hiperbilirubinemia pada Neonatus Kurang Bulan Sehat dan Sakit ( gt37 minggu ) (1 3 7)

                                                  Neontaus kurang bulan sehat Kadar Total Bilirubin Serum (mgdl)

                                                  Neontaus kurang bulan sakit Kadar Total Bilirubin Serum (mgdl)

                                                  Berat Terapi sinar Transfusi tukar

                                                  Terapi sinar Transfusi tukar

                                                  Hingga 1000 g 5-7 10 4-6 8-101001-1500 g 7-10 10-15 6-8 10-121501-2000 g 10 17 8-10 15gt2000 g 10-12 18 10 17

                                                  Kontraindikasi fototerapi adalah pada kondisi dimana terjadi peningkatan kadar bilirubin direk yang disebabkan oleh penyakit hati atau obstructive jaundice Komplikasi terapi sinar

                                                  Setiap cara pengobatan selalu akan disertai efek samping Di dalam penggunaan terapi sinar penelitian yang dilakukan selama ini tidak memperlihatkan hal yang dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi baik komplikasi segaera ataupun efek lanjut yang terlihat selama ini ebrsifat sementara yang dapat dicegah atau ditanggulangi dengan memperhatikan tata cara pengunaan terapi sinar yang telah dijelaskan diatas (5)

                                                  Kelainan yang mungkin timbul pada terapi sinar antara lain

                                                  1 Peningkatan ldquoinsensible water lossrdquo pada bayiHal ini terutama akan terlihat pada bayi yang kurnag bulan Oh dkk (1972) melaporkan kehilangan ini dapat meningkat 2-3 kali lebih besar dari keadaan biasa Untuk hal ini pemberian cairan pada penderita dengan terapi sinar perlu diperhatikan dengan sebaiknya

                                                  2 Frekuensi defekasi yang meningkat

                                                  31

                                                  Banyak teori yang menjelaskan keadaan ini antara lain dikemukankan karena meningkatnya peristaltik usus (Windorfer dkk 1975) Bakken (1976) mengemukakan bahwa diare yang terjadi akibat efek sekunder yang terjadi pada pembentukan enzim lactase karena meningkatnya bilirubin indirek pada usus Pemberian susu dengan kadar laktosa rendah akan mengurangi timbulnya diare Teori ini masih belum dapat dipertentangkan (Chung dkk 1976)

                                                  3 Timbulnya kelainan kulit yang sering disebut ldquoflea bite rashrdquo di daerah muka badan dan ekstremitas Kelainan ini segera hilang setelah terapi dihentikan Pada beberapa bayi dilaporkan pula kemungkinan terjadinya bronze baby syndrome (Kopelman dkk 1976) Hal ini terjadi karena tubuh tidak mampu mengeluarkan dengan segera hasil terapi sinar Perubahan warna kulit yang bersifat sementara ini tidak mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi

                                                  4 Gangguan retinaKelainan retina ini hanya ditemukan pada binatang percibaan (Noel dkk 1966) Pnelitain Dobson dkk 1975 tidak dapat membuktikan adanya perubahan fungsi mata pada umumnya Walaupin demikian penyelidikan selanjutnya masih diteruskan

                                                  5 Gangguan pertumbuhanPada binatang percobaan ditemukan gangguan pertumbuhan (Ballowics 1970) Lucey (1972) dan Drew dkk (10976) secara klinis tidak dapat menemukan gangguan tumbuh kembang pada bayi yang mendapat terapi sinar Meskipun demikian hendaknya pemakaian terapi sinar dilakukan dengan indikasi yang tepat selama waktu yang diperlukan

                                                  6 Kenaikan suhuBeberapa penderita yang mendapatkan terapi mungkin memperlihatkan kenaikan suhu Bila hal ini terjadi terapi dapat terus dilanjutkan dengan mematikan sebagian lampu yang dipergunakan

                                                  7 Beberapa kelainan lain seperti gangguan minum letargi iritabilitas kadang-kadang ditemukan pada penderita Keadaan ini hanya bersifat sementara dan akan menghilang dengan sendirinya

                                                  8 Beberapa kelainan yang sampai saat ini masih belim diketahui secara pasti adalah kelainan gonad adanya hemolisis darah dan beberapa kelainan metabolisme lain

                                                  Sampai saat ini tampaknya belum ditemukan efek lanjut terapi sinar pada bayi Komplikasi segera juga bersifat ringan dan tidak berarti dibandingkan dengan manfaat penggunaannya Mengingat hal ini adalah wajar bila terapi sinar mempunyai tempat tersendiri dalam penatalaksanaan hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir

                                                  Tranfusi Tukar

                                                  32

                                                  Transfusi tukar adalah suatu tindakan pengambilan sejumlah kecil darah yang dilanjutkan dengan pengembalian darah dari donor dalam jumlah yang sama yang dilakukan berulang-ulang sampai sebagian besar darah penderita tertukar (Friel 1982) (1 5)

                                                  Pada hiperbilirubinemia tindakan ini bertujuan mencegah terjadinya ensefalopati bilirubin dengan cara mengeluarkan bilirubin indirek dari sirkulasi Pada bayi dengan isoimunisasi transfusi tukar memiliki manfaat tambahan karena membantu mengeluarkan antibodi maternal dari sirkulasi bayi Sehingga mencegah hemolisis lebih lanjut dan memperbaiki anemia (5)

                                                  Darah Donor Untuk Tranfusi Tukar (1 5)

                                                  1 Darah yang digunakan golongan O

                                                  2 Gunakan darah baru Kerjasama dengan dokter kandungan dan Bank Darah adalah penting untuk persiapan kelahiran bayi yang membutuhkan tranfusi tukar

                                                  3 Pada penyakit hemolitik rhesus jika darah disiapkan sebelum persalinan harus golongan O dengan rhesus (-) crossmatched terhadap ibu Bila darah disiapkan setelah kelahiran dilakukan juga crossmatched terhadap bayi

                                                  4 Pada inkomptabilitas ABO darah donor harus golongan O rhesus (-) atau rhesus yang sama dengan ibu dan bayinya Crossmatched terhadap ibu dan bayi yang mempunyai titer rendah antibodi anti A dan anti B Biasanya menggunakan eritrosit golongan O dengan plasma AB untuk memastikan bahwa tidak ada antibodi anti A dan anti B yang muncul

                                                  5 Pada penyakit hemolitik isoimun yang lain darah donor tidak boleh berisi antigen tersensitisasi dan harus di crossmatched terhadap ibu

                                                  33

                                                  6 Pada hiperbilirubinemia yang nonimun darah donor ditiping dan crossmatched terhadap plasma dan eritrosit pasienbayi

                                                  7 Tranfusi tukar biasanya memakai 2 kali volume darah (2 volume exchange) ---- 160 mLkgBB sehingga diperoleh darah baru sekitar 87

                                                  Teknik Transfusi Tukar (1 5)

                                                  a SIMPLE DOUBLE VOLUME

                                                  Push-Pull tehnique jarum infus dipasang melalui kateter vena umbilikalis vena saphena magna Darah dikeluarkan dan dimasukkan bergantian

                                                  b ISOVOLUMETRIC

                                                  Darah secara bersamaan dan simultan dikeluarkan melalui arteri umbilikalis dan dimasukkan melalui vena umbilikalis dalam jumlah yang sama

                                                  c PARTIAL EXCHANGE TRANFUSION

                                                  Tranfusi tukar sebagian dilakukan biasanya pada bayi dengan polisitemia

                                                  Di Indonesia untuk kedaruratan transfusi tukar pertama menggunakan golongan darah O rhesus positif (1 5)

                                                  Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

                                                  Kebutuhan

                                                  Rumus

                                                  lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2 lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

                                                  Hct sekarang Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

                                                  (Hb donor ndash Hb sekarang) BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang) (PCV donor)

                                                  Indikasi

                                                  Hingga kini belum ada kesepakatan global mengenai kapan melakukan transfusi tukar pada hiperbilirubinemia Indikasi transfusi tukar berdasarkan keputusan WHO tercantum dalam tabel 2 (1 5)

                                                  34

                                                  Tabel 3 Indikasi Transfusi Tukar Berdasarkan Kadar Bilirubin Serum

                                                  UsiaBayi Cukup Bulan Sehat

                                                  Dengan Faktor Risiko

                                                  Hari mgdL mgDl

                                                  Hari ke-1 15 13

                                                  Hari ke-2 25 15

                                                  Hari ke-3 30 20

                                                  Hari ke-4 dan seterusnya

                                                  30 20

                                                  Bila transfusi tukar memungkinkan untuk dilaksanakan di tempat atau bayi bisa dirujuk secara cepat dan aman ke fasilitas lain dan kadar bilirubin bayi telah mencapai kadar di atas sertakan contoh darah ibu dan bayi (5)

                                                  Tabel 4 Indikasi Transfusi Tukar Pada Bayi Berat Badan Lahir Rendah

                                                  Berat badan (gram)KadKadar Bilirubin (mgdL)

                                                  ltgt gt lt1000 10-12

                                                  1000-1500 12-15

                                                  1500-2000 15-18

                                                  2000-2500 18-20

                                                  Pada penyakit hemolitik segera dilakukan tranfusi tukar apabila ada indikasi

                                                  a Kadar bilirubin tali pusat gt 45 mgdL dan kadar Hb rendah

                                                  b Kadar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam walaupun sedang mendapatkan terapi sinar

                                                  35

                                                  c Selama terapi sinar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam dan kadar Hb 11 ndash 13 grdL

                                                  d Didapatkan anemia yang progresif walaupun kadar bilirubin dapat dikontrol secara adekuat dengan terapi sinar

                                                  Transfusi tukar harus dihentikan apabila terjadi

                                                  Emboli (emboli bekuan darah) trombosis

                                                  Hiperkalemia hipernatremia hipokalsemia asidosis hipoglikemia

                                                  Gangguan pembekuan karena pemakaian heparin

                                                  Perforasi pembuluh darah

                                                  Komplikasi tranfusi tukar (1)

                                                  1 Hipokalsemia dan hipomagnesia

                                                  2 Hipoglikemia

                                                  3 Gangguan keseimbangan asam basa

                                                  4 Hiperkalemia

                                                  5 Gangguan kardiovaskular

                                                  Perforasi pembuluh darah

                                                  Emboli

                                                  Infark

                                                  Aritmia

                                                  Volume overload

                                                  Arrest

                                                  6 Pendarahan Trombositopenia Defisiensi factor pembekuan

                                                  7 Infeksi8 Hemolisis9 Graft-versus host disease10 Lain-lain hipotermia hipertermia dan kemungkinan terjadinya enterokolitis

                                                  nekrotikans

                                                  36

                                                  Perawatan pasca tranfusi tukar Lanjutkan dengan terapi sinar Awasi ketat kemungkinan terjadinya komplikasi

                                                  37

                                                  38

                                                  DAFTAR PUSTAKA1 Staf pengajar Ilmu kesehatan anak FKUI Gastroenterologi Ilmu Kesehatan Anak Jilid I

                                                  Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1985 hal 283-3102 Noerasid N amp dkk gastrienteritis ( Diare ) Akut Gastroenterologi Anak Praktis Bagian Ilmu

                                                  Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1988 hal 51-763 Firmansyah A dkk Penyakit Radang Usus Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak ed Markum H

                                                  dkk Jilid 1 bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia hal 448-474

                                                  4 Staf Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM Panduan Pelayanan Medis Jakarta 20055 wwwemedicinecompedtopic583htmdiarrheaJully2005 6 Reisinger ECdkkDiarrhea Caused by primarily Non-Gastrointestinal Infection

                                                  wwwmedscapecomviewarticle505473 Nature Clinical Practical Gastroenterology amp Hepatology

                                                  7 Pray Sddk Diarrhea Causes dan Self-Care Treatments wwwmedscapecomviewarticle407636 US Pharmacist

                                                  8 Soegijanto Soegeng Prof DR Ilmu Penyakit Anak Diagnosa Dan Penatalaksanaan Edisi pertama Jakarta Salemba Medika 2002

                                                  9 Mansjoer A Kuspuji T dkk Kapita Selekta Kedokteran Edisi III Jilid 2 Cetakan kelima Jakarta Media Aesculapius 2002

                                                  10 Suharyono Aswitha B EM Halimun Gastroenterologi Anak Praktis cetakan ke-4 Jakarta Gaya Baru 2003

                                                  11 Sari Dina Kartika Hanifah Mirzanie Desy K A Leksana Buku Saku Pediatrica Edisi 2 Jogjakarta Tosca Enterprise 2006

                                                  12 http wwwKeep Kids Healthycom ndash Diarrhea in Children13 Subijanto Reza Ranuh Liek Djupri Pitono Soeparto Management Diare Pada Bayi Dan

                                                  Anak (Diarrheal Management In Infant And Children) Buletin Ilmu Kesehatan Anak Thn XXX No 11 2003

                                                  14 http www Pediatricscom -- Lactobacillus Therapy for Acute Infectious Diarrhea in Children A Meta-analysis -- Van Niel et almht

                                                  15 Tjokronegoro Arjatmo Prof Dr dr Hendra Utama Sp FK Updates In Pediatric Emergencies FKUI Jakarta 2002

                                                  39

                                                  • Diagnosis (1 2 4 7)
                                                  • Anamnesis
                                                  • Pemeriksaan Fisik
                                                    • Teknik Transfusi Tukar (1 5)
                                                      • DAFTAR PUSTAKA

                                                    Jika golongan darah ibu O Rh positif terdapat pilihan untuk dilakukan tesgolongan darah dan tes coombs pada darah tali pusat bayi tetapi hal itu tidak diperlukan jikan dilakukan pengawasan penilaian terhadap resiko sebelum keluar RS dan tindak lanjut yang memadai

                                                    Harus memastikan bahwa semua bayi secara rutin dimonitor terhadap timbulnya ikterus dan menetapkan protokol terhadap penilaian ikterus yang harus dinilai saat memeriksa tanda vital bayi tetapi tidak kurang dari setiap 8-12 jam (1 7)

                                                    (3) Evaluasi laboraturium Pengukuran kadar bilirubin harus dilakukan pada setiap bayi yang mengalami ikterus

                                                    dalam 24 jam pertama setelah lahir Pengukuran kadar bilirubin harus dilakukan jika tampak ikterus yang berlebihan Semua kadar bilirubin harus diintrepretasikan sesuai dengan umur bayi dalam jam(1 7)

                                                    (4) Penyebab kuning Bayi yang mengalami peningkatan bilirubin direk atau konjugasi harus dilakukan analisis

                                                    dan kultur urin Bayi sakit dan ikterus pada umur atau lebih dari 3 minggu harus dilakukan pemeriksaan

                                                    bilirubin total dan direk untuk mengidentifikasi adanya kolestatis Jika kadar bilirubin direk meningkat dilakukan evaluasi tambahan mencari penyebab

                                                    kolestatis Pemeriksaan kadar G6PD direkomendasikan untuk bayi ikterus yang

                                                    mendapat fototerapi dan dengan riwayat keluarga atau asal geografis yang menunjukkan kecenderungan defisiensi G6PD atau pada bayi dengan respon fototerapi buruk (1 7)

                                                    (5) Penilaian resiko sebelum bayi dipulangkan Setiap bayi harus dinilai terhadap resiko berkembangnya hiperbilirubinemia berat (1 7)

                                                    (6) Kebijakan dan prosedur rumah sakit RS harus memberikan informasi tertulis dan lisan kepada orang tua mengenai kuning

                                                    perlunya monitor terhadap kuning dan anjuran bagaimana monitoring harus dilakukan (1

                                                    7)

                                                    (7) Pengelolaan bayi dengan ikterus yang mendapat ASI Observasi semua fese awal bayi pertimbangkan untuk merangsang pengeluaran jika

                                                    feses keluar dalam waktu 24 jam Segera mulai menyusui dan beri sesering mungkin Menyusui yang sering dengan waktu

                                                    yang singkat lebih efektif dibandingkan dengan menyusui yang lama dengan frekuensi yang jarang walaupun total waktu yang diberikan sama

                                                    Tidak dianjurkan pemberian air dektrosa atau formula pengganti Observasi berat badan BAK dan BAB yang berhubungan dengan pola menyusui

                                                    26

                                                    Ketika kadar bilirubin mencapai 15mgdL tingkatkan pemberian minum rangsang pengeluaran atau produksi ASI dengan cara memompa dan menggunakan protokol penggunaan fototerapi yang dikeluarkan AAP

                                                    Tidak terdapat bukti bahwa early jaundice berhubungan dengan abnormalitas ASI sehingga penghentian menyusui sebagai suatu upaya hanya diindikasikan jika ikterus menetap lebih dari 6 hari atau meningkat diatas 20 mgdL atau ibumemiliki riwayat bayi sebelumnya terkena kuning (1 7)

                                                    2 Penggunaan Farmakoterapi

                                                    a) Imunoglobulin intravena telah digunakan pada bayi ndash bayi dengan rhesus yang berat dan inkompatibilitas ABO untuk menekan hemolisis isoimun dan menurunkan tindakan transfusi tukar

                                                    b) Fenobarbital merangsang aktivitas dan konsentrasi UDPG ndash T dan ligandin serta dapat meningkatkan jumlah tempat ikatan bilirubin sehingga konjugasi bilirubin berlangsung lebih cepat Pemberian phenobarbital untuk mengobatan hiperbilirubinemia pada

                                                    27

                                                    neonatus selama tiga hari baru dapat menurunkan bilirubin serum yang berarti Bayi prematur lebih banyak memberikan reaksi daripada bayi cukup bulan Phenobarbital dapat diberikan dengan dosis 8 mgkg berat badan sehari mula-mula parenteral kemudian dilanjutkan secara oral Keuntungan pemberian phenobarbital dibandingkan dengan terapi sinar ialah bahwa pelaksanaanya lebih murah dan lebih mudah Kerugiannya ialah diperlukan waktu paling kurang 3 hari untuk mendapat hasil yang berarti

                                                    c) Metalloprotoprophyrin adalah analog sintesis heme

                                                    d) Tin ndash Protoporphyrin (Sn ndash Pp) dan Tin ndash Mesoporphyrin ( Sn ndash Mp ) dapat menurunkan kadar bilirubin serum

                                                    e) Pemberian inhibitor b - glukuronidasi seperti asam L ndash aspartik dan kasein holdolisat dalam jumlah kecil (5 mldosis ndash 6 kalihari ) pada bayi sehat cukup bulan yang mendapat ASI dan meningkatkan pengeluaran bilirubin feses dan ikterus menjadi berkurang dibandingkan dengan bayi control (13 7)

                                                    3 Fototerapi Pengaruh sinar terhadap ikterus pertama sekali diperhatikan dan dilaporkan oleh seorang

                                                    perawat di salah satu rumah sakit di Inggris Perawat Ward melihat bahwa bayi ndash bayi yang mendapat sinar matahari di bangsalnya ternyata ikterusnya lebih cepat menghilang dibandingkan bayi ndash bayi lainnya Cremer (1958) yang mendapatkan laporan tersebut mulai melakukan penyelidikan mengenai pengaruh sinar terhadap hiperbilirubinemia ini Dari penelitiannya terbukti bahwa disamping pengaruh sinar matahari sinar lampu tertentu juga mempunyai pengaruh dalam menurunkan kadar bilirubin pada bayi ndash bayi prematur lainnya6Sinar fototerapi akan mengubah bilirubin yang ada di dalam kapiler-kapiler superfisial dan ruang-ruang usus menjadi isomer yang larut dalam air yang dapat diekstraksikan tanpa metabolisme lebih lanjut oleh hati Maisels seorang peneliti bilirubin menyatakan bahwa fototerapi merupakan obat perkutan3 Bila fototerapi menyinari kulit akan memberikan foton-foton diskrit energi sama halnya seperti molekul-molekul obat sinar akan diserap oleh bilirubin dengan cara yang sama dengan molekul obat yang terikat pada reseptor (1 5 7)

                                                    Molekul-molekul bilirubin pada kulit yang terpapar sinar akan mengalami reaksi fotokimia yang relatif cepat menjadi isomer konfigurasi dimana sinar akan merubah bentuk molekul bilirubin dan bukan mengubah struktur bilirubin Bentuk bilirubin 4Z 15Z akan berubah menjadi bentuk 4Z15E yaitu bentuk isomer nontoksik yang bisa diekskresikan Isomer bilirubin ini mempunyai bentuk yang berbeda dari isomer asli lebih polar dan bisa diekskresikan dari hati ke dalam empedu tanpa mengalami konjugasi atau membutuhkan pengangkutan khusus untuk ekskresinya Bentuk isomer ini mengandung 20 dari jumlah bilirubin serum Eliminasi melalui urin dan saluran cerna sama-sama penting dalam mengurangi muatan bilirubin Reaksi fototerapi menghasilkan suatu fotooksidasi melalui proses yang cepat Fototerapi juga menghasilkan

                                                    28

                                                    lumirubin dimana lumirubin ini mengandung 2 sampai 6 dari total bilirubin serum Lumirubin diekskresikan melalui empedu dan urinLumirubin bersifat larut dalam air (5)

                                                    Mekanisme fototerapi Penelitian Sarici mendapatkan 105 neonatus cukup bulan dan 255 neonatus kurang bulan menderita hiperbilirubinemia yang signifikan dan membutuhkan fototerapi

                                                    29

                                                    Fototerapi diindikasikan pada kadar bilirubin yang meningkat sesuai dengan umur pada neonatus cukup bulan atau berdasarkan berat badan pada neonatus kurang bulan sesuai dengan rekomendasi American Academy of Pediatrics (AAP) (5)

                                                    Sinar FototerapiSinar yang digunakan pada fototerapi adalah suatu sinar tampak yang merupakan suatu

                                                    gelombang elektromagnetik Sifat gelombang elektromagnetik bervariasi menurut frekuensi dan panjang gelombang yang menghasilkan spektrum elektromagnetik Spektrum dari sinar tampak ini terdiri dari sinar merah oranye kuning hijau biru dan ungu Masing masing dari sinar memiliki panjang gelombang yang berbeda beda

                                                    Panjang gelombang sinar yang paling efektif untuk menurunkan kadar bilirubin adalah sinar biru dengan panjang gelombang 425-475 nmSinar biru lebih baik dalam menurunkan kadar bilirubin dibandingkan dengan sinar biru-hijau sinar putih dan sinar hijau Intensitas sinar adalah jumlah foton yang diberikan per sentimeter kuadrat permukaan tubuh yang terpapar Intensitas yang diberikan menentukan efektifitas fototerapi semakin tinggi intensitas sinar maka semakin cepat penurunan kadar bilirubin serumIntensitas sinar yang ditentukan sebagai Wcm2nm

                                                    Intensitas sinar yang diberikan menentukan efektivitas dari fototerapi Intensitas sinar diukur dengan menggunakan suatu alat yaitu radiometer fototerapi2836 Intensitas sinar ge 30 μWcm2nm cukup signifikan dalam menurunkan kadar bilirubin untuk intensif fototerapi Intensitas sinar yang diharapkan adalah 10 ndash 40 μWcm2nm Intensitas sinar maksimal untuk fototerapi standard adalah 30 ndash 50 μWcm2nm Semakin tinggi intensitas sinar maka akan lebih besar pula efikasinya

                                                    Faktor-faktor yang berpengaruh pada penentuan intensitas sinar ini adalah jenis sinar panjang gelombang sinar yang digunakan jarak sinar ke neonatus dan luas permukaan tubuh neonatus yang disinari serta penggunaan media pemantulan sinar

                                                    Intensitas sinar berbanding terbalik dengan jarak antara sinar dan permukaan tubuh Cara mudah untuk meningkatkan intensitas sinar adalah menggeser sinar lebih dekat pada bayi

                                                    Rekomendasi AAP menganjurkan fototerapi dengan jarak 10 cm kecuali dengan menggunakan sinar halogenSinar halogen dapat menyebabkan luka bakar bila diletakkan terlalu dekat dengan bayi Bayi cukup bulan tidak akan kepanasan dengan sinar fototerapi berjarak 10 cm dari bayi Luas permukaan terbesar dari tubuh bayi yaitu badan bayi harus diposisikan di pusat sinar tempat di mana intensitas sinar paling tinggi

                                                    Tabel 1 Rekomendasi AAP penanganan hiperbilirubinemia pada neonatus sehat dan cukup bulan (1 3 7)

                                                    Usia ( jam ) Pertimbangan terapi sinar

                                                    Terapi sinar Transfusi tukar Transfusi tukar dan terapi sinar

                                                    25-48 gt12mgdl(gt200 micromolL)

                                                    gt15 mgdl( gt250 micromolL)

                                                    gt20 mgdl(gt340 micromolL)

                                                    gt25 mgdl(425 micromolL)

                                                    30

                                                    49-72 gt15mgdl(gt250 micromolL)

                                                    gt18 mgdl(gt300micromolL)

                                                    gt25mgdl(425 micromolL)

                                                    gt30 mgdl(510micromolL)

                                                    gt72 gt17 mgdl(gt290 micromolL)

                                                    gt20mgdl(gt340micromolL

                                                    gt25mgdl(gt425 micromolL)

                                                    gt30mgdl(gt510 micromolL)

                                                    Tabel 2 Tatalaksana hiperbilirubinemia pada Neonatus Kurang Bulan Sehat dan Sakit ( gt37 minggu ) (1 3 7)

                                                    Neontaus kurang bulan sehat Kadar Total Bilirubin Serum (mgdl)

                                                    Neontaus kurang bulan sakit Kadar Total Bilirubin Serum (mgdl)

                                                    Berat Terapi sinar Transfusi tukar

                                                    Terapi sinar Transfusi tukar

                                                    Hingga 1000 g 5-7 10 4-6 8-101001-1500 g 7-10 10-15 6-8 10-121501-2000 g 10 17 8-10 15gt2000 g 10-12 18 10 17

                                                    Kontraindikasi fototerapi adalah pada kondisi dimana terjadi peningkatan kadar bilirubin direk yang disebabkan oleh penyakit hati atau obstructive jaundice Komplikasi terapi sinar

                                                    Setiap cara pengobatan selalu akan disertai efek samping Di dalam penggunaan terapi sinar penelitian yang dilakukan selama ini tidak memperlihatkan hal yang dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi baik komplikasi segaera ataupun efek lanjut yang terlihat selama ini ebrsifat sementara yang dapat dicegah atau ditanggulangi dengan memperhatikan tata cara pengunaan terapi sinar yang telah dijelaskan diatas (5)

                                                    Kelainan yang mungkin timbul pada terapi sinar antara lain

                                                    1 Peningkatan ldquoinsensible water lossrdquo pada bayiHal ini terutama akan terlihat pada bayi yang kurnag bulan Oh dkk (1972) melaporkan kehilangan ini dapat meningkat 2-3 kali lebih besar dari keadaan biasa Untuk hal ini pemberian cairan pada penderita dengan terapi sinar perlu diperhatikan dengan sebaiknya

                                                    2 Frekuensi defekasi yang meningkat

                                                    31

                                                    Banyak teori yang menjelaskan keadaan ini antara lain dikemukankan karena meningkatnya peristaltik usus (Windorfer dkk 1975) Bakken (1976) mengemukakan bahwa diare yang terjadi akibat efek sekunder yang terjadi pada pembentukan enzim lactase karena meningkatnya bilirubin indirek pada usus Pemberian susu dengan kadar laktosa rendah akan mengurangi timbulnya diare Teori ini masih belum dapat dipertentangkan (Chung dkk 1976)

                                                    3 Timbulnya kelainan kulit yang sering disebut ldquoflea bite rashrdquo di daerah muka badan dan ekstremitas Kelainan ini segera hilang setelah terapi dihentikan Pada beberapa bayi dilaporkan pula kemungkinan terjadinya bronze baby syndrome (Kopelman dkk 1976) Hal ini terjadi karena tubuh tidak mampu mengeluarkan dengan segera hasil terapi sinar Perubahan warna kulit yang bersifat sementara ini tidak mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi

                                                    4 Gangguan retinaKelainan retina ini hanya ditemukan pada binatang percibaan (Noel dkk 1966) Pnelitain Dobson dkk 1975 tidak dapat membuktikan adanya perubahan fungsi mata pada umumnya Walaupin demikian penyelidikan selanjutnya masih diteruskan

                                                    5 Gangguan pertumbuhanPada binatang percobaan ditemukan gangguan pertumbuhan (Ballowics 1970) Lucey (1972) dan Drew dkk (10976) secara klinis tidak dapat menemukan gangguan tumbuh kembang pada bayi yang mendapat terapi sinar Meskipun demikian hendaknya pemakaian terapi sinar dilakukan dengan indikasi yang tepat selama waktu yang diperlukan

                                                    6 Kenaikan suhuBeberapa penderita yang mendapatkan terapi mungkin memperlihatkan kenaikan suhu Bila hal ini terjadi terapi dapat terus dilanjutkan dengan mematikan sebagian lampu yang dipergunakan

                                                    7 Beberapa kelainan lain seperti gangguan minum letargi iritabilitas kadang-kadang ditemukan pada penderita Keadaan ini hanya bersifat sementara dan akan menghilang dengan sendirinya

                                                    8 Beberapa kelainan yang sampai saat ini masih belim diketahui secara pasti adalah kelainan gonad adanya hemolisis darah dan beberapa kelainan metabolisme lain

                                                    Sampai saat ini tampaknya belum ditemukan efek lanjut terapi sinar pada bayi Komplikasi segera juga bersifat ringan dan tidak berarti dibandingkan dengan manfaat penggunaannya Mengingat hal ini adalah wajar bila terapi sinar mempunyai tempat tersendiri dalam penatalaksanaan hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir

                                                    Tranfusi Tukar

                                                    32

                                                    Transfusi tukar adalah suatu tindakan pengambilan sejumlah kecil darah yang dilanjutkan dengan pengembalian darah dari donor dalam jumlah yang sama yang dilakukan berulang-ulang sampai sebagian besar darah penderita tertukar (Friel 1982) (1 5)

                                                    Pada hiperbilirubinemia tindakan ini bertujuan mencegah terjadinya ensefalopati bilirubin dengan cara mengeluarkan bilirubin indirek dari sirkulasi Pada bayi dengan isoimunisasi transfusi tukar memiliki manfaat tambahan karena membantu mengeluarkan antibodi maternal dari sirkulasi bayi Sehingga mencegah hemolisis lebih lanjut dan memperbaiki anemia (5)

                                                    Darah Donor Untuk Tranfusi Tukar (1 5)

                                                    1 Darah yang digunakan golongan O

                                                    2 Gunakan darah baru Kerjasama dengan dokter kandungan dan Bank Darah adalah penting untuk persiapan kelahiran bayi yang membutuhkan tranfusi tukar

                                                    3 Pada penyakit hemolitik rhesus jika darah disiapkan sebelum persalinan harus golongan O dengan rhesus (-) crossmatched terhadap ibu Bila darah disiapkan setelah kelahiran dilakukan juga crossmatched terhadap bayi

                                                    4 Pada inkomptabilitas ABO darah donor harus golongan O rhesus (-) atau rhesus yang sama dengan ibu dan bayinya Crossmatched terhadap ibu dan bayi yang mempunyai titer rendah antibodi anti A dan anti B Biasanya menggunakan eritrosit golongan O dengan plasma AB untuk memastikan bahwa tidak ada antibodi anti A dan anti B yang muncul

                                                    5 Pada penyakit hemolitik isoimun yang lain darah donor tidak boleh berisi antigen tersensitisasi dan harus di crossmatched terhadap ibu

                                                    33

                                                    6 Pada hiperbilirubinemia yang nonimun darah donor ditiping dan crossmatched terhadap plasma dan eritrosit pasienbayi

                                                    7 Tranfusi tukar biasanya memakai 2 kali volume darah (2 volume exchange) ---- 160 mLkgBB sehingga diperoleh darah baru sekitar 87

                                                    Teknik Transfusi Tukar (1 5)

                                                    a SIMPLE DOUBLE VOLUME

                                                    Push-Pull tehnique jarum infus dipasang melalui kateter vena umbilikalis vena saphena magna Darah dikeluarkan dan dimasukkan bergantian

                                                    b ISOVOLUMETRIC

                                                    Darah secara bersamaan dan simultan dikeluarkan melalui arteri umbilikalis dan dimasukkan melalui vena umbilikalis dalam jumlah yang sama

                                                    c PARTIAL EXCHANGE TRANFUSION

                                                    Tranfusi tukar sebagian dilakukan biasanya pada bayi dengan polisitemia

                                                    Di Indonesia untuk kedaruratan transfusi tukar pertama menggunakan golongan darah O rhesus positif (1 5)

                                                    Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

                                                    Kebutuhan

                                                    Rumus

                                                    lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2 lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

                                                    Hct sekarang Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

                                                    (Hb donor ndash Hb sekarang) BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang) (PCV donor)

                                                    Indikasi

                                                    Hingga kini belum ada kesepakatan global mengenai kapan melakukan transfusi tukar pada hiperbilirubinemia Indikasi transfusi tukar berdasarkan keputusan WHO tercantum dalam tabel 2 (1 5)

                                                    34

                                                    Tabel 3 Indikasi Transfusi Tukar Berdasarkan Kadar Bilirubin Serum

                                                    UsiaBayi Cukup Bulan Sehat

                                                    Dengan Faktor Risiko

                                                    Hari mgdL mgDl

                                                    Hari ke-1 15 13

                                                    Hari ke-2 25 15

                                                    Hari ke-3 30 20

                                                    Hari ke-4 dan seterusnya

                                                    30 20

                                                    Bila transfusi tukar memungkinkan untuk dilaksanakan di tempat atau bayi bisa dirujuk secara cepat dan aman ke fasilitas lain dan kadar bilirubin bayi telah mencapai kadar di atas sertakan contoh darah ibu dan bayi (5)

                                                    Tabel 4 Indikasi Transfusi Tukar Pada Bayi Berat Badan Lahir Rendah

                                                    Berat badan (gram)KadKadar Bilirubin (mgdL)

                                                    ltgt gt lt1000 10-12

                                                    1000-1500 12-15

                                                    1500-2000 15-18

                                                    2000-2500 18-20

                                                    Pada penyakit hemolitik segera dilakukan tranfusi tukar apabila ada indikasi

                                                    a Kadar bilirubin tali pusat gt 45 mgdL dan kadar Hb rendah

                                                    b Kadar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam walaupun sedang mendapatkan terapi sinar

                                                    35

                                                    c Selama terapi sinar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam dan kadar Hb 11 ndash 13 grdL

                                                    d Didapatkan anemia yang progresif walaupun kadar bilirubin dapat dikontrol secara adekuat dengan terapi sinar

                                                    Transfusi tukar harus dihentikan apabila terjadi

                                                    Emboli (emboli bekuan darah) trombosis

                                                    Hiperkalemia hipernatremia hipokalsemia asidosis hipoglikemia

                                                    Gangguan pembekuan karena pemakaian heparin

                                                    Perforasi pembuluh darah

                                                    Komplikasi tranfusi tukar (1)

                                                    1 Hipokalsemia dan hipomagnesia

                                                    2 Hipoglikemia

                                                    3 Gangguan keseimbangan asam basa

                                                    4 Hiperkalemia

                                                    5 Gangguan kardiovaskular

                                                    Perforasi pembuluh darah

                                                    Emboli

                                                    Infark

                                                    Aritmia

                                                    Volume overload

                                                    Arrest

                                                    6 Pendarahan Trombositopenia Defisiensi factor pembekuan

                                                    7 Infeksi8 Hemolisis9 Graft-versus host disease10 Lain-lain hipotermia hipertermia dan kemungkinan terjadinya enterokolitis

                                                    nekrotikans

                                                    36

                                                    Perawatan pasca tranfusi tukar Lanjutkan dengan terapi sinar Awasi ketat kemungkinan terjadinya komplikasi

                                                    37

                                                    38

                                                    DAFTAR PUSTAKA1 Staf pengajar Ilmu kesehatan anak FKUI Gastroenterologi Ilmu Kesehatan Anak Jilid I

                                                    Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1985 hal 283-3102 Noerasid N amp dkk gastrienteritis ( Diare ) Akut Gastroenterologi Anak Praktis Bagian Ilmu

                                                    Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1988 hal 51-763 Firmansyah A dkk Penyakit Radang Usus Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak ed Markum H

                                                    dkk Jilid 1 bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia hal 448-474

                                                    4 Staf Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM Panduan Pelayanan Medis Jakarta 20055 wwwemedicinecompedtopic583htmdiarrheaJully2005 6 Reisinger ECdkkDiarrhea Caused by primarily Non-Gastrointestinal Infection

                                                    wwwmedscapecomviewarticle505473 Nature Clinical Practical Gastroenterology amp Hepatology

                                                    7 Pray Sddk Diarrhea Causes dan Self-Care Treatments wwwmedscapecomviewarticle407636 US Pharmacist

                                                    8 Soegijanto Soegeng Prof DR Ilmu Penyakit Anak Diagnosa Dan Penatalaksanaan Edisi pertama Jakarta Salemba Medika 2002

                                                    9 Mansjoer A Kuspuji T dkk Kapita Selekta Kedokteran Edisi III Jilid 2 Cetakan kelima Jakarta Media Aesculapius 2002

                                                    10 Suharyono Aswitha B EM Halimun Gastroenterologi Anak Praktis cetakan ke-4 Jakarta Gaya Baru 2003

                                                    11 Sari Dina Kartika Hanifah Mirzanie Desy K A Leksana Buku Saku Pediatrica Edisi 2 Jogjakarta Tosca Enterprise 2006

                                                    12 http wwwKeep Kids Healthycom ndash Diarrhea in Children13 Subijanto Reza Ranuh Liek Djupri Pitono Soeparto Management Diare Pada Bayi Dan

                                                    Anak (Diarrheal Management In Infant And Children) Buletin Ilmu Kesehatan Anak Thn XXX No 11 2003

                                                    14 http www Pediatricscom -- Lactobacillus Therapy for Acute Infectious Diarrhea in Children A Meta-analysis -- Van Niel et almht

                                                    15 Tjokronegoro Arjatmo Prof Dr dr Hendra Utama Sp FK Updates In Pediatric Emergencies FKUI Jakarta 2002

                                                    39

                                                    • Diagnosis (1 2 4 7)
                                                    • Anamnesis
                                                    • Pemeriksaan Fisik
                                                      • Teknik Transfusi Tukar (1 5)
                                                        • DAFTAR PUSTAKA

                                                      Ketika kadar bilirubin mencapai 15mgdL tingkatkan pemberian minum rangsang pengeluaran atau produksi ASI dengan cara memompa dan menggunakan protokol penggunaan fototerapi yang dikeluarkan AAP

                                                      Tidak terdapat bukti bahwa early jaundice berhubungan dengan abnormalitas ASI sehingga penghentian menyusui sebagai suatu upaya hanya diindikasikan jika ikterus menetap lebih dari 6 hari atau meningkat diatas 20 mgdL atau ibumemiliki riwayat bayi sebelumnya terkena kuning (1 7)

                                                      2 Penggunaan Farmakoterapi

                                                      a) Imunoglobulin intravena telah digunakan pada bayi ndash bayi dengan rhesus yang berat dan inkompatibilitas ABO untuk menekan hemolisis isoimun dan menurunkan tindakan transfusi tukar

                                                      b) Fenobarbital merangsang aktivitas dan konsentrasi UDPG ndash T dan ligandin serta dapat meningkatkan jumlah tempat ikatan bilirubin sehingga konjugasi bilirubin berlangsung lebih cepat Pemberian phenobarbital untuk mengobatan hiperbilirubinemia pada

                                                      27

                                                      neonatus selama tiga hari baru dapat menurunkan bilirubin serum yang berarti Bayi prematur lebih banyak memberikan reaksi daripada bayi cukup bulan Phenobarbital dapat diberikan dengan dosis 8 mgkg berat badan sehari mula-mula parenteral kemudian dilanjutkan secara oral Keuntungan pemberian phenobarbital dibandingkan dengan terapi sinar ialah bahwa pelaksanaanya lebih murah dan lebih mudah Kerugiannya ialah diperlukan waktu paling kurang 3 hari untuk mendapat hasil yang berarti

                                                      c) Metalloprotoprophyrin adalah analog sintesis heme

                                                      d) Tin ndash Protoporphyrin (Sn ndash Pp) dan Tin ndash Mesoporphyrin ( Sn ndash Mp ) dapat menurunkan kadar bilirubin serum

                                                      e) Pemberian inhibitor b - glukuronidasi seperti asam L ndash aspartik dan kasein holdolisat dalam jumlah kecil (5 mldosis ndash 6 kalihari ) pada bayi sehat cukup bulan yang mendapat ASI dan meningkatkan pengeluaran bilirubin feses dan ikterus menjadi berkurang dibandingkan dengan bayi control (13 7)

                                                      3 Fototerapi Pengaruh sinar terhadap ikterus pertama sekali diperhatikan dan dilaporkan oleh seorang

                                                      perawat di salah satu rumah sakit di Inggris Perawat Ward melihat bahwa bayi ndash bayi yang mendapat sinar matahari di bangsalnya ternyata ikterusnya lebih cepat menghilang dibandingkan bayi ndash bayi lainnya Cremer (1958) yang mendapatkan laporan tersebut mulai melakukan penyelidikan mengenai pengaruh sinar terhadap hiperbilirubinemia ini Dari penelitiannya terbukti bahwa disamping pengaruh sinar matahari sinar lampu tertentu juga mempunyai pengaruh dalam menurunkan kadar bilirubin pada bayi ndash bayi prematur lainnya6Sinar fototerapi akan mengubah bilirubin yang ada di dalam kapiler-kapiler superfisial dan ruang-ruang usus menjadi isomer yang larut dalam air yang dapat diekstraksikan tanpa metabolisme lebih lanjut oleh hati Maisels seorang peneliti bilirubin menyatakan bahwa fototerapi merupakan obat perkutan3 Bila fototerapi menyinari kulit akan memberikan foton-foton diskrit energi sama halnya seperti molekul-molekul obat sinar akan diserap oleh bilirubin dengan cara yang sama dengan molekul obat yang terikat pada reseptor (1 5 7)

                                                      Molekul-molekul bilirubin pada kulit yang terpapar sinar akan mengalami reaksi fotokimia yang relatif cepat menjadi isomer konfigurasi dimana sinar akan merubah bentuk molekul bilirubin dan bukan mengubah struktur bilirubin Bentuk bilirubin 4Z 15Z akan berubah menjadi bentuk 4Z15E yaitu bentuk isomer nontoksik yang bisa diekskresikan Isomer bilirubin ini mempunyai bentuk yang berbeda dari isomer asli lebih polar dan bisa diekskresikan dari hati ke dalam empedu tanpa mengalami konjugasi atau membutuhkan pengangkutan khusus untuk ekskresinya Bentuk isomer ini mengandung 20 dari jumlah bilirubin serum Eliminasi melalui urin dan saluran cerna sama-sama penting dalam mengurangi muatan bilirubin Reaksi fototerapi menghasilkan suatu fotooksidasi melalui proses yang cepat Fototerapi juga menghasilkan

                                                      28

                                                      lumirubin dimana lumirubin ini mengandung 2 sampai 6 dari total bilirubin serum Lumirubin diekskresikan melalui empedu dan urinLumirubin bersifat larut dalam air (5)

                                                      Mekanisme fototerapi Penelitian Sarici mendapatkan 105 neonatus cukup bulan dan 255 neonatus kurang bulan menderita hiperbilirubinemia yang signifikan dan membutuhkan fototerapi

                                                      29

                                                      Fototerapi diindikasikan pada kadar bilirubin yang meningkat sesuai dengan umur pada neonatus cukup bulan atau berdasarkan berat badan pada neonatus kurang bulan sesuai dengan rekomendasi American Academy of Pediatrics (AAP) (5)

                                                      Sinar FototerapiSinar yang digunakan pada fototerapi adalah suatu sinar tampak yang merupakan suatu

                                                      gelombang elektromagnetik Sifat gelombang elektromagnetik bervariasi menurut frekuensi dan panjang gelombang yang menghasilkan spektrum elektromagnetik Spektrum dari sinar tampak ini terdiri dari sinar merah oranye kuning hijau biru dan ungu Masing masing dari sinar memiliki panjang gelombang yang berbeda beda

                                                      Panjang gelombang sinar yang paling efektif untuk menurunkan kadar bilirubin adalah sinar biru dengan panjang gelombang 425-475 nmSinar biru lebih baik dalam menurunkan kadar bilirubin dibandingkan dengan sinar biru-hijau sinar putih dan sinar hijau Intensitas sinar adalah jumlah foton yang diberikan per sentimeter kuadrat permukaan tubuh yang terpapar Intensitas yang diberikan menentukan efektifitas fototerapi semakin tinggi intensitas sinar maka semakin cepat penurunan kadar bilirubin serumIntensitas sinar yang ditentukan sebagai Wcm2nm

                                                      Intensitas sinar yang diberikan menentukan efektivitas dari fototerapi Intensitas sinar diukur dengan menggunakan suatu alat yaitu radiometer fototerapi2836 Intensitas sinar ge 30 μWcm2nm cukup signifikan dalam menurunkan kadar bilirubin untuk intensif fototerapi Intensitas sinar yang diharapkan adalah 10 ndash 40 μWcm2nm Intensitas sinar maksimal untuk fototerapi standard adalah 30 ndash 50 μWcm2nm Semakin tinggi intensitas sinar maka akan lebih besar pula efikasinya

                                                      Faktor-faktor yang berpengaruh pada penentuan intensitas sinar ini adalah jenis sinar panjang gelombang sinar yang digunakan jarak sinar ke neonatus dan luas permukaan tubuh neonatus yang disinari serta penggunaan media pemantulan sinar

                                                      Intensitas sinar berbanding terbalik dengan jarak antara sinar dan permukaan tubuh Cara mudah untuk meningkatkan intensitas sinar adalah menggeser sinar lebih dekat pada bayi

                                                      Rekomendasi AAP menganjurkan fototerapi dengan jarak 10 cm kecuali dengan menggunakan sinar halogenSinar halogen dapat menyebabkan luka bakar bila diletakkan terlalu dekat dengan bayi Bayi cukup bulan tidak akan kepanasan dengan sinar fototerapi berjarak 10 cm dari bayi Luas permukaan terbesar dari tubuh bayi yaitu badan bayi harus diposisikan di pusat sinar tempat di mana intensitas sinar paling tinggi

                                                      Tabel 1 Rekomendasi AAP penanganan hiperbilirubinemia pada neonatus sehat dan cukup bulan (1 3 7)

                                                      Usia ( jam ) Pertimbangan terapi sinar

                                                      Terapi sinar Transfusi tukar Transfusi tukar dan terapi sinar

                                                      25-48 gt12mgdl(gt200 micromolL)

                                                      gt15 mgdl( gt250 micromolL)

                                                      gt20 mgdl(gt340 micromolL)

                                                      gt25 mgdl(425 micromolL)

                                                      30

                                                      49-72 gt15mgdl(gt250 micromolL)

                                                      gt18 mgdl(gt300micromolL)

                                                      gt25mgdl(425 micromolL)

                                                      gt30 mgdl(510micromolL)

                                                      gt72 gt17 mgdl(gt290 micromolL)

                                                      gt20mgdl(gt340micromolL

                                                      gt25mgdl(gt425 micromolL)

                                                      gt30mgdl(gt510 micromolL)

                                                      Tabel 2 Tatalaksana hiperbilirubinemia pada Neonatus Kurang Bulan Sehat dan Sakit ( gt37 minggu ) (1 3 7)

                                                      Neontaus kurang bulan sehat Kadar Total Bilirubin Serum (mgdl)

                                                      Neontaus kurang bulan sakit Kadar Total Bilirubin Serum (mgdl)

                                                      Berat Terapi sinar Transfusi tukar

                                                      Terapi sinar Transfusi tukar

                                                      Hingga 1000 g 5-7 10 4-6 8-101001-1500 g 7-10 10-15 6-8 10-121501-2000 g 10 17 8-10 15gt2000 g 10-12 18 10 17

                                                      Kontraindikasi fototerapi adalah pada kondisi dimana terjadi peningkatan kadar bilirubin direk yang disebabkan oleh penyakit hati atau obstructive jaundice Komplikasi terapi sinar

                                                      Setiap cara pengobatan selalu akan disertai efek samping Di dalam penggunaan terapi sinar penelitian yang dilakukan selama ini tidak memperlihatkan hal yang dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi baik komplikasi segaera ataupun efek lanjut yang terlihat selama ini ebrsifat sementara yang dapat dicegah atau ditanggulangi dengan memperhatikan tata cara pengunaan terapi sinar yang telah dijelaskan diatas (5)

                                                      Kelainan yang mungkin timbul pada terapi sinar antara lain

                                                      1 Peningkatan ldquoinsensible water lossrdquo pada bayiHal ini terutama akan terlihat pada bayi yang kurnag bulan Oh dkk (1972) melaporkan kehilangan ini dapat meningkat 2-3 kali lebih besar dari keadaan biasa Untuk hal ini pemberian cairan pada penderita dengan terapi sinar perlu diperhatikan dengan sebaiknya

                                                      2 Frekuensi defekasi yang meningkat

                                                      31

                                                      Banyak teori yang menjelaskan keadaan ini antara lain dikemukankan karena meningkatnya peristaltik usus (Windorfer dkk 1975) Bakken (1976) mengemukakan bahwa diare yang terjadi akibat efek sekunder yang terjadi pada pembentukan enzim lactase karena meningkatnya bilirubin indirek pada usus Pemberian susu dengan kadar laktosa rendah akan mengurangi timbulnya diare Teori ini masih belum dapat dipertentangkan (Chung dkk 1976)

                                                      3 Timbulnya kelainan kulit yang sering disebut ldquoflea bite rashrdquo di daerah muka badan dan ekstremitas Kelainan ini segera hilang setelah terapi dihentikan Pada beberapa bayi dilaporkan pula kemungkinan terjadinya bronze baby syndrome (Kopelman dkk 1976) Hal ini terjadi karena tubuh tidak mampu mengeluarkan dengan segera hasil terapi sinar Perubahan warna kulit yang bersifat sementara ini tidak mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi

                                                      4 Gangguan retinaKelainan retina ini hanya ditemukan pada binatang percibaan (Noel dkk 1966) Pnelitain Dobson dkk 1975 tidak dapat membuktikan adanya perubahan fungsi mata pada umumnya Walaupin demikian penyelidikan selanjutnya masih diteruskan

                                                      5 Gangguan pertumbuhanPada binatang percobaan ditemukan gangguan pertumbuhan (Ballowics 1970) Lucey (1972) dan Drew dkk (10976) secara klinis tidak dapat menemukan gangguan tumbuh kembang pada bayi yang mendapat terapi sinar Meskipun demikian hendaknya pemakaian terapi sinar dilakukan dengan indikasi yang tepat selama waktu yang diperlukan

                                                      6 Kenaikan suhuBeberapa penderita yang mendapatkan terapi mungkin memperlihatkan kenaikan suhu Bila hal ini terjadi terapi dapat terus dilanjutkan dengan mematikan sebagian lampu yang dipergunakan

                                                      7 Beberapa kelainan lain seperti gangguan minum letargi iritabilitas kadang-kadang ditemukan pada penderita Keadaan ini hanya bersifat sementara dan akan menghilang dengan sendirinya

                                                      8 Beberapa kelainan yang sampai saat ini masih belim diketahui secara pasti adalah kelainan gonad adanya hemolisis darah dan beberapa kelainan metabolisme lain

                                                      Sampai saat ini tampaknya belum ditemukan efek lanjut terapi sinar pada bayi Komplikasi segera juga bersifat ringan dan tidak berarti dibandingkan dengan manfaat penggunaannya Mengingat hal ini adalah wajar bila terapi sinar mempunyai tempat tersendiri dalam penatalaksanaan hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir

                                                      Tranfusi Tukar

                                                      32

                                                      Transfusi tukar adalah suatu tindakan pengambilan sejumlah kecil darah yang dilanjutkan dengan pengembalian darah dari donor dalam jumlah yang sama yang dilakukan berulang-ulang sampai sebagian besar darah penderita tertukar (Friel 1982) (1 5)

                                                      Pada hiperbilirubinemia tindakan ini bertujuan mencegah terjadinya ensefalopati bilirubin dengan cara mengeluarkan bilirubin indirek dari sirkulasi Pada bayi dengan isoimunisasi transfusi tukar memiliki manfaat tambahan karena membantu mengeluarkan antibodi maternal dari sirkulasi bayi Sehingga mencegah hemolisis lebih lanjut dan memperbaiki anemia (5)

                                                      Darah Donor Untuk Tranfusi Tukar (1 5)

                                                      1 Darah yang digunakan golongan O

                                                      2 Gunakan darah baru Kerjasama dengan dokter kandungan dan Bank Darah adalah penting untuk persiapan kelahiran bayi yang membutuhkan tranfusi tukar

                                                      3 Pada penyakit hemolitik rhesus jika darah disiapkan sebelum persalinan harus golongan O dengan rhesus (-) crossmatched terhadap ibu Bila darah disiapkan setelah kelahiran dilakukan juga crossmatched terhadap bayi

                                                      4 Pada inkomptabilitas ABO darah donor harus golongan O rhesus (-) atau rhesus yang sama dengan ibu dan bayinya Crossmatched terhadap ibu dan bayi yang mempunyai titer rendah antibodi anti A dan anti B Biasanya menggunakan eritrosit golongan O dengan plasma AB untuk memastikan bahwa tidak ada antibodi anti A dan anti B yang muncul

                                                      5 Pada penyakit hemolitik isoimun yang lain darah donor tidak boleh berisi antigen tersensitisasi dan harus di crossmatched terhadap ibu

                                                      33

                                                      6 Pada hiperbilirubinemia yang nonimun darah donor ditiping dan crossmatched terhadap plasma dan eritrosit pasienbayi

                                                      7 Tranfusi tukar biasanya memakai 2 kali volume darah (2 volume exchange) ---- 160 mLkgBB sehingga diperoleh darah baru sekitar 87

                                                      Teknik Transfusi Tukar (1 5)

                                                      a SIMPLE DOUBLE VOLUME

                                                      Push-Pull tehnique jarum infus dipasang melalui kateter vena umbilikalis vena saphena magna Darah dikeluarkan dan dimasukkan bergantian

                                                      b ISOVOLUMETRIC

                                                      Darah secara bersamaan dan simultan dikeluarkan melalui arteri umbilikalis dan dimasukkan melalui vena umbilikalis dalam jumlah yang sama

                                                      c PARTIAL EXCHANGE TRANFUSION

                                                      Tranfusi tukar sebagian dilakukan biasanya pada bayi dengan polisitemia

                                                      Di Indonesia untuk kedaruratan transfusi tukar pertama menggunakan golongan darah O rhesus positif (1 5)

                                                      Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

                                                      Kebutuhan

                                                      Rumus

                                                      lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2 lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

                                                      Hct sekarang Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

                                                      (Hb donor ndash Hb sekarang) BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang) (PCV donor)

                                                      Indikasi

                                                      Hingga kini belum ada kesepakatan global mengenai kapan melakukan transfusi tukar pada hiperbilirubinemia Indikasi transfusi tukar berdasarkan keputusan WHO tercantum dalam tabel 2 (1 5)

                                                      34

                                                      Tabel 3 Indikasi Transfusi Tukar Berdasarkan Kadar Bilirubin Serum

                                                      UsiaBayi Cukup Bulan Sehat

                                                      Dengan Faktor Risiko

                                                      Hari mgdL mgDl

                                                      Hari ke-1 15 13

                                                      Hari ke-2 25 15

                                                      Hari ke-3 30 20

                                                      Hari ke-4 dan seterusnya

                                                      30 20

                                                      Bila transfusi tukar memungkinkan untuk dilaksanakan di tempat atau bayi bisa dirujuk secara cepat dan aman ke fasilitas lain dan kadar bilirubin bayi telah mencapai kadar di atas sertakan contoh darah ibu dan bayi (5)

                                                      Tabel 4 Indikasi Transfusi Tukar Pada Bayi Berat Badan Lahir Rendah

                                                      Berat badan (gram)KadKadar Bilirubin (mgdL)

                                                      ltgt gt lt1000 10-12

                                                      1000-1500 12-15

                                                      1500-2000 15-18

                                                      2000-2500 18-20

                                                      Pada penyakit hemolitik segera dilakukan tranfusi tukar apabila ada indikasi

                                                      a Kadar bilirubin tali pusat gt 45 mgdL dan kadar Hb rendah

                                                      b Kadar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam walaupun sedang mendapatkan terapi sinar

                                                      35

                                                      c Selama terapi sinar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam dan kadar Hb 11 ndash 13 grdL

                                                      d Didapatkan anemia yang progresif walaupun kadar bilirubin dapat dikontrol secara adekuat dengan terapi sinar

                                                      Transfusi tukar harus dihentikan apabila terjadi

                                                      Emboli (emboli bekuan darah) trombosis

                                                      Hiperkalemia hipernatremia hipokalsemia asidosis hipoglikemia

                                                      Gangguan pembekuan karena pemakaian heparin

                                                      Perforasi pembuluh darah

                                                      Komplikasi tranfusi tukar (1)

                                                      1 Hipokalsemia dan hipomagnesia

                                                      2 Hipoglikemia

                                                      3 Gangguan keseimbangan asam basa

                                                      4 Hiperkalemia

                                                      5 Gangguan kardiovaskular

                                                      Perforasi pembuluh darah

                                                      Emboli

                                                      Infark

                                                      Aritmia

                                                      Volume overload

                                                      Arrest

                                                      6 Pendarahan Trombositopenia Defisiensi factor pembekuan

                                                      7 Infeksi8 Hemolisis9 Graft-versus host disease10 Lain-lain hipotermia hipertermia dan kemungkinan terjadinya enterokolitis

                                                      nekrotikans

                                                      36

                                                      Perawatan pasca tranfusi tukar Lanjutkan dengan terapi sinar Awasi ketat kemungkinan terjadinya komplikasi

                                                      37

                                                      38

                                                      DAFTAR PUSTAKA1 Staf pengajar Ilmu kesehatan anak FKUI Gastroenterologi Ilmu Kesehatan Anak Jilid I

                                                      Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1985 hal 283-3102 Noerasid N amp dkk gastrienteritis ( Diare ) Akut Gastroenterologi Anak Praktis Bagian Ilmu

                                                      Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1988 hal 51-763 Firmansyah A dkk Penyakit Radang Usus Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak ed Markum H

                                                      dkk Jilid 1 bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia hal 448-474

                                                      4 Staf Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM Panduan Pelayanan Medis Jakarta 20055 wwwemedicinecompedtopic583htmdiarrheaJully2005 6 Reisinger ECdkkDiarrhea Caused by primarily Non-Gastrointestinal Infection

                                                      wwwmedscapecomviewarticle505473 Nature Clinical Practical Gastroenterology amp Hepatology

                                                      7 Pray Sddk Diarrhea Causes dan Self-Care Treatments wwwmedscapecomviewarticle407636 US Pharmacist

                                                      8 Soegijanto Soegeng Prof DR Ilmu Penyakit Anak Diagnosa Dan Penatalaksanaan Edisi pertama Jakarta Salemba Medika 2002

                                                      9 Mansjoer A Kuspuji T dkk Kapita Selekta Kedokteran Edisi III Jilid 2 Cetakan kelima Jakarta Media Aesculapius 2002

                                                      10 Suharyono Aswitha B EM Halimun Gastroenterologi Anak Praktis cetakan ke-4 Jakarta Gaya Baru 2003

                                                      11 Sari Dina Kartika Hanifah Mirzanie Desy K A Leksana Buku Saku Pediatrica Edisi 2 Jogjakarta Tosca Enterprise 2006

                                                      12 http wwwKeep Kids Healthycom ndash Diarrhea in Children13 Subijanto Reza Ranuh Liek Djupri Pitono Soeparto Management Diare Pada Bayi Dan

                                                      Anak (Diarrheal Management In Infant And Children) Buletin Ilmu Kesehatan Anak Thn XXX No 11 2003

                                                      14 http www Pediatricscom -- Lactobacillus Therapy for Acute Infectious Diarrhea in Children A Meta-analysis -- Van Niel et almht

                                                      15 Tjokronegoro Arjatmo Prof Dr dr Hendra Utama Sp FK Updates In Pediatric Emergencies FKUI Jakarta 2002

                                                      39

                                                      • Diagnosis (1 2 4 7)
                                                      • Anamnesis
                                                      • Pemeriksaan Fisik
                                                        • Teknik Transfusi Tukar (1 5)
                                                          • DAFTAR PUSTAKA

                                                        neonatus selama tiga hari baru dapat menurunkan bilirubin serum yang berarti Bayi prematur lebih banyak memberikan reaksi daripada bayi cukup bulan Phenobarbital dapat diberikan dengan dosis 8 mgkg berat badan sehari mula-mula parenteral kemudian dilanjutkan secara oral Keuntungan pemberian phenobarbital dibandingkan dengan terapi sinar ialah bahwa pelaksanaanya lebih murah dan lebih mudah Kerugiannya ialah diperlukan waktu paling kurang 3 hari untuk mendapat hasil yang berarti

                                                        c) Metalloprotoprophyrin adalah analog sintesis heme

                                                        d) Tin ndash Protoporphyrin (Sn ndash Pp) dan Tin ndash Mesoporphyrin ( Sn ndash Mp ) dapat menurunkan kadar bilirubin serum

                                                        e) Pemberian inhibitor b - glukuronidasi seperti asam L ndash aspartik dan kasein holdolisat dalam jumlah kecil (5 mldosis ndash 6 kalihari ) pada bayi sehat cukup bulan yang mendapat ASI dan meningkatkan pengeluaran bilirubin feses dan ikterus menjadi berkurang dibandingkan dengan bayi control (13 7)

                                                        3 Fototerapi Pengaruh sinar terhadap ikterus pertama sekali diperhatikan dan dilaporkan oleh seorang

                                                        perawat di salah satu rumah sakit di Inggris Perawat Ward melihat bahwa bayi ndash bayi yang mendapat sinar matahari di bangsalnya ternyata ikterusnya lebih cepat menghilang dibandingkan bayi ndash bayi lainnya Cremer (1958) yang mendapatkan laporan tersebut mulai melakukan penyelidikan mengenai pengaruh sinar terhadap hiperbilirubinemia ini Dari penelitiannya terbukti bahwa disamping pengaruh sinar matahari sinar lampu tertentu juga mempunyai pengaruh dalam menurunkan kadar bilirubin pada bayi ndash bayi prematur lainnya6Sinar fototerapi akan mengubah bilirubin yang ada di dalam kapiler-kapiler superfisial dan ruang-ruang usus menjadi isomer yang larut dalam air yang dapat diekstraksikan tanpa metabolisme lebih lanjut oleh hati Maisels seorang peneliti bilirubin menyatakan bahwa fototerapi merupakan obat perkutan3 Bila fototerapi menyinari kulit akan memberikan foton-foton diskrit energi sama halnya seperti molekul-molekul obat sinar akan diserap oleh bilirubin dengan cara yang sama dengan molekul obat yang terikat pada reseptor (1 5 7)

                                                        Molekul-molekul bilirubin pada kulit yang terpapar sinar akan mengalami reaksi fotokimia yang relatif cepat menjadi isomer konfigurasi dimana sinar akan merubah bentuk molekul bilirubin dan bukan mengubah struktur bilirubin Bentuk bilirubin 4Z 15Z akan berubah menjadi bentuk 4Z15E yaitu bentuk isomer nontoksik yang bisa diekskresikan Isomer bilirubin ini mempunyai bentuk yang berbeda dari isomer asli lebih polar dan bisa diekskresikan dari hati ke dalam empedu tanpa mengalami konjugasi atau membutuhkan pengangkutan khusus untuk ekskresinya Bentuk isomer ini mengandung 20 dari jumlah bilirubin serum Eliminasi melalui urin dan saluran cerna sama-sama penting dalam mengurangi muatan bilirubin Reaksi fototerapi menghasilkan suatu fotooksidasi melalui proses yang cepat Fototerapi juga menghasilkan

                                                        28

                                                        lumirubin dimana lumirubin ini mengandung 2 sampai 6 dari total bilirubin serum Lumirubin diekskresikan melalui empedu dan urinLumirubin bersifat larut dalam air (5)

                                                        Mekanisme fototerapi Penelitian Sarici mendapatkan 105 neonatus cukup bulan dan 255 neonatus kurang bulan menderita hiperbilirubinemia yang signifikan dan membutuhkan fototerapi

                                                        29

                                                        Fototerapi diindikasikan pada kadar bilirubin yang meningkat sesuai dengan umur pada neonatus cukup bulan atau berdasarkan berat badan pada neonatus kurang bulan sesuai dengan rekomendasi American Academy of Pediatrics (AAP) (5)

                                                        Sinar FototerapiSinar yang digunakan pada fototerapi adalah suatu sinar tampak yang merupakan suatu

                                                        gelombang elektromagnetik Sifat gelombang elektromagnetik bervariasi menurut frekuensi dan panjang gelombang yang menghasilkan spektrum elektromagnetik Spektrum dari sinar tampak ini terdiri dari sinar merah oranye kuning hijau biru dan ungu Masing masing dari sinar memiliki panjang gelombang yang berbeda beda

                                                        Panjang gelombang sinar yang paling efektif untuk menurunkan kadar bilirubin adalah sinar biru dengan panjang gelombang 425-475 nmSinar biru lebih baik dalam menurunkan kadar bilirubin dibandingkan dengan sinar biru-hijau sinar putih dan sinar hijau Intensitas sinar adalah jumlah foton yang diberikan per sentimeter kuadrat permukaan tubuh yang terpapar Intensitas yang diberikan menentukan efektifitas fototerapi semakin tinggi intensitas sinar maka semakin cepat penurunan kadar bilirubin serumIntensitas sinar yang ditentukan sebagai Wcm2nm

                                                        Intensitas sinar yang diberikan menentukan efektivitas dari fototerapi Intensitas sinar diukur dengan menggunakan suatu alat yaitu radiometer fototerapi2836 Intensitas sinar ge 30 μWcm2nm cukup signifikan dalam menurunkan kadar bilirubin untuk intensif fototerapi Intensitas sinar yang diharapkan adalah 10 ndash 40 μWcm2nm Intensitas sinar maksimal untuk fototerapi standard adalah 30 ndash 50 μWcm2nm Semakin tinggi intensitas sinar maka akan lebih besar pula efikasinya

                                                        Faktor-faktor yang berpengaruh pada penentuan intensitas sinar ini adalah jenis sinar panjang gelombang sinar yang digunakan jarak sinar ke neonatus dan luas permukaan tubuh neonatus yang disinari serta penggunaan media pemantulan sinar

                                                        Intensitas sinar berbanding terbalik dengan jarak antara sinar dan permukaan tubuh Cara mudah untuk meningkatkan intensitas sinar adalah menggeser sinar lebih dekat pada bayi

                                                        Rekomendasi AAP menganjurkan fototerapi dengan jarak 10 cm kecuali dengan menggunakan sinar halogenSinar halogen dapat menyebabkan luka bakar bila diletakkan terlalu dekat dengan bayi Bayi cukup bulan tidak akan kepanasan dengan sinar fototerapi berjarak 10 cm dari bayi Luas permukaan terbesar dari tubuh bayi yaitu badan bayi harus diposisikan di pusat sinar tempat di mana intensitas sinar paling tinggi

                                                        Tabel 1 Rekomendasi AAP penanganan hiperbilirubinemia pada neonatus sehat dan cukup bulan (1 3 7)

                                                        Usia ( jam ) Pertimbangan terapi sinar

                                                        Terapi sinar Transfusi tukar Transfusi tukar dan terapi sinar

                                                        25-48 gt12mgdl(gt200 micromolL)

                                                        gt15 mgdl( gt250 micromolL)

                                                        gt20 mgdl(gt340 micromolL)

                                                        gt25 mgdl(425 micromolL)

                                                        30

                                                        49-72 gt15mgdl(gt250 micromolL)

                                                        gt18 mgdl(gt300micromolL)

                                                        gt25mgdl(425 micromolL)

                                                        gt30 mgdl(510micromolL)

                                                        gt72 gt17 mgdl(gt290 micromolL)

                                                        gt20mgdl(gt340micromolL

                                                        gt25mgdl(gt425 micromolL)

                                                        gt30mgdl(gt510 micromolL)

                                                        Tabel 2 Tatalaksana hiperbilirubinemia pada Neonatus Kurang Bulan Sehat dan Sakit ( gt37 minggu ) (1 3 7)

                                                        Neontaus kurang bulan sehat Kadar Total Bilirubin Serum (mgdl)

                                                        Neontaus kurang bulan sakit Kadar Total Bilirubin Serum (mgdl)

                                                        Berat Terapi sinar Transfusi tukar

                                                        Terapi sinar Transfusi tukar

                                                        Hingga 1000 g 5-7 10 4-6 8-101001-1500 g 7-10 10-15 6-8 10-121501-2000 g 10 17 8-10 15gt2000 g 10-12 18 10 17

                                                        Kontraindikasi fototerapi adalah pada kondisi dimana terjadi peningkatan kadar bilirubin direk yang disebabkan oleh penyakit hati atau obstructive jaundice Komplikasi terapi sinar

                                                        Setiap cara pengobatan selalu akan disertai efek samping Di dalam penggunaan terapi sinar penelitian yang dilakukan selama ini tidak memperlihatkan hal yang dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi baik komplikasi segaera ataupun efek lanjut yang terlihat selama ini ebrsifat sementara yang dapat dicegah atau ditanggulangi dengan memperhatikan tata cara pengunaan terapi sinar yang telah dijelaskan diatas (5)

                                                        Kelainan yang mungkin timbul pada terapi sinar antara lain

                                                        1 Peningkatan ldquoinsensible water lossrdquo pada bayiHal ini terutama akan terlihat pada bayi yang kurnag bulan Oh dkk (1972) melaporkan kehilangan ini dapat meningkat 2-3 kali lebih besar dari keadaan biasa Untuk hal ini pemberian cairan pada penderita dengan terapi sinar perlu diperhatikan dengan sebaiknya

                                                        2 Frekuensi defekasi yang meningkat

                                                        31

                                                        Banyak teori yang menjelaskan keadaan ini antara lain dikemukankan karena meningkatnya peristaltik usus (Windorfer dkk 1975) Bakken (1976) mengemukakan bahwa diare yang terjadi akibat efek sekunder yang terjadi pada pembentukan enzim lactase karena meningkatnya bilirubin indirek pada usus Pemberian susu dengan kadar laktosa rendah akan mengurangi timbulnya diare Teori ini masih belum dapat dipertentangkan (Chung dkk 1976)

                                                        3 Timbulnya kelainan kulit yang sering disebut ldquoflea bite rashrdquo di daerah muka badan dan ekstremitas Kelainan ini segera hilang setelah terapi dihentikan Pada beberapa bayi dilaporkan pula kemungkinan terjadinya bronze baby syndrome (Kopelman dkk 1976) Hal ini terjadi karena tubuh tidak mampu mengeluarkan dengan segera hasil terapi sinar Perubahan warna kulit yang bersifat sementara ini tidak mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi

                                                        4 Gangguan retinaKelainan retina ini hanya ditemukan pada binatang percibaan (Noel dkk 1966) Pnelitain Dobson dkk 1975 tidak dapat membuktikan adanya perubahan fungsi mata pada umumnya Walaupin demikian penyelidikan selanjutnya masih diteruskan

                                                        5 Gangguan pertumbuhanPada binatang percobaan ditemukan gangguan pertumbuhan (Ballowics 1970) Lucey (1972) dan Drew dkk (10976) secara klinis tidak dapat menemukan gangguan tumbuh kembang pada bayi yang mendapat terapi sinar Meskipun demikian hendaknya pemakaian terapi sinar dilakukan dengan indikasi yang tepat selama waktu yang diperlukan

                                                        6 Kenaikan suhuBeberapa penderita yang mendapatkan terapi mungkin memperlihatkan kenaikan suhu Bila hal ini terjadi terapi dapat terus dilanjutkan dengan mematikan sebagian lampu yang dipergunakan

                                                        7 Beberapa kelainan lain seperti gangguan minum letargi iritabilitas kadang-kadang ditemukan pada penderita Keadaan ini hanya bersifat sementara dan akan menghilang dengan sendirinya

                                                        8 Beberapa kelainan yang sampai saat ini masih belim diketahui secara pasti adalah kelainan gonad adanya hemolisis darah dan beberapa kelainan metabolisme lain

                                                        Sampai saat ini tampaknya belum ditemukan efek lanjut terapi sinar pada bayi Komplikasi segera juga bersifat ringan dan tidak berarti dibandingkan dengan manfaat penggunaannya Mengingat hal ini adalah wajar bila terapi sinar mempunyai tempat tersendiri dalam penatalaksanaan hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir

                                                        Tranfusi Tukar

                                                        32

                                                        Transfusi tukar adalah suatu tindakan pengambilan sejumlah kecil darah yang dilanjutkan dengan pengembalian darah dari donor dalam jumlah yang sama yang dilakukan berulang-ulang sampai sebagian besar darah penderita tertukar (Friel 1982) (1 5)

                                                        Pada hiperbilirubinemia tindakan ini bertujuan mencegah terjadinya ensefalopati bilirubin dengan cara mengeluarkan bilirubin indirek dari sirkulasi Pada bayi dengan isoimunisasi transfusi tukar memiliki manfaat tambahan karena membantu mengeluarkan antibodi maternal dari sirkulasi bayi Sehingga mencegah hemolisis lebih lanjut dan memperbaiki anemia (5)

                                                        Darah Donor Untuk Tranfusi Tukar (1 5)

                                                        1 Darah yang digunakan golongan O

                                                        2 Gunakan darah baru Kerjasama dengan dokter kandungan dan Bank Darah adalah penting untuk persiapan kelahiran bayi yang membutuhkan tranfusi tukar

                                                        3 Pada penyakit hemolitik rhesus jika darah disiapkan sebelum persalinan harus golongan O dengan rhesus (-) crossmatched terhadap ibu Bila darah disiapkan setelah kelahiran dilakukan juga crossmatched terhadap bayi

                                                        4 Pada inkomptabilitas ABO darah donor harus golongan O rhesus (-) atau rhesus yang sama dengan ibu dan bayinya Crossmatched terhadap ibu dan bayi yang mempunyai titer rendah antibodi anti A dan anti B Biasanya menggunakan eritrosit golongan O dengan plasma AB untuk memastikan bahwa tidak ada antibodi anti A dan anti B yang muncul

                                                        5 Pada penyakit hemolitik isoimun yang lain darah donor tidak boleh berisi antigen tersensitisasi dan harus di crossmatched terhadap ibu

                                                        33

                                                        6 Pada hiperbilirubinemia yang nonimun darah donor ditiping dan crossmatched terhadap plasma dan eritrosit pasienbayi

                                                        7 Tranfusi tukar biasanya memakai 2 kali volume darah (2 volume exchange) ---- 160 mLkgBB sehingga diperoleh darah baru sekitar 87

                                                        Teknik Transfusi Tukar (1 5)

                                                        a SIMPLE DOUBLE VOLUME

                                                        Push-Pull tehnique jarum infus dipasang melalui kateter vena umbilikalis vena saphena magna Darah dikeluarkan dan dimasukkan bergantian

                                                        b ISOVOLUMETRIC

                                                        Darah secara bersamaan dan simultan dikeluarkan melalui arteri umbilikalis dan dimasukkan melalui vena umbilikalis dalam jumlah yang sama

                                                        c PARTIAL EXCHANGE TRANFUSION

                                                        Tranfusi tukar sebagian dilakukan biasanya pada bayi dengan polisitemia

                                                        Di Indonesia untuk kedaruratan transfusi tukar pertama menggunakan golongan darah O rhesus positif (1 5)

                                                        Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

                                                        Kebutuhan

                                                        Rumus

                                                        lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2 lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

                                                        Hct sekarang Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

                                                        (Hb donor ndash Hb sekarang) BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang) (PCV donor)

                                                        Indikasi

                                                        Hingga kini belum ada kesepakatan global mengenai kapan melakukan transfusi tukar pada hiperbilirubinemia Indikasi transfusi tukar berdasarkan keputusan WHO tercantum dalam tabel 2 (1 5)

                                                        34

                                                        Tabel 3 Indikasi Transfusi Tukar Berdasarkan Kadar Bilirubin Serum

                                                        UsiaBayi Cukup Bulan Sehat

                                                        Dengan Faktor Risiko

                                                        Hari mgdL mgDl

                                                        Hari ke-1 15 13

                                                        Hari ke-2 25 15

                                                        Hari ke-3 30 20

                                                        Hari ke-4 dan seterusnya

                                                        30 20

                                                        Bila transfusi tukar memungkinkan untuk dilaksanakan di tempat atau bayi bisa dirujuk secara cepat dan aman ke fasilitas lain dan kadar bilirubin bayi telah mencapai kadar di atas sertakan contoh darah ibu dan bayi (5)

                                                        Tabel 4 Indikasi Transfusi Tukar Pada Bayi Berat Badan Lahir Rendah

                                                        Berat badan (gram)KadKadar Bilirubin (mgdL)

                                                        ltgt gt lt1000 10-12

                                                        1000-1500 12-15

                                                        1500-2000 15-18

                                                        2000-2500 18-20

                                                        Pada penyakit hemolitik segera dilakukan tranfusi tukar apabila ada indikasi

                                                        a Kadar bilirubin tali pusat gt 45 mgdL dan kadar Hb rendah

                                                        b Kadar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam walaupun sedang mendapatkan terapi sinar

                                                        35

                                                        c Selama terapi sinar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam dan kadar Hb 11 ndash 13 grdL

                                                        d Didapatkan anemia yang progresif walaupun kadar bilirubin dapat dikontrol secara adekuat dengan terapi sinar

                                                        Transfusi tukar harus dihentikan apabila terjadi

                                                        Emboli (emboli bekuan darah) trombosis

                                                        Hiperkalemia hipernatremia hipokalsemia asidosis hipoglikemia

                                                        Gangguan pembekuan karena pemakaian heparin

                                                        Perforasi pembuluh darah

                                                        Komplikasi tranfusi tukar (1)

                                                        1 Hipokalsemia dan hipomagnesia

                                                        2 Hipoglikemia

                                                        3 Gangguan keseimbangan asam basa

                                                        4 Hiperkalemia

                                                        5 Gangguan kardiovaskular

                                                        Perforasi pembuluh darah

                                                        Emboli

                                                        Infark

                                                        Aritmia

                                                        Volume overload

                                                        Arrest

                                                        6 Pendarahan Trombositopenia Defisiensi factor pembekuan

                                                        7 Infeksi8 Hemolisis9 Graft-versus host disease10 Lain-lain hipotermia hipertermia dan kemungkinan terjadinya enterokolitis

                                                        nekrotikans

                                                        36

                                                        Perawatan pasca tranfusi tukar Lanjutkan dengan terapi sinar Awasi ketat kemungkinan terjadinya komplikasi

                                                        37

                                                        38

                                                        DAFTAR PUSTAKA1 Staf pengajar Ilmu kesehatan anak FKUI Gastroenterologi Ilmu Kesehatan Anak Jilid I

                                                        Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1985 hal 283-3102 Noerasid N amp dkk gastrienteritis ( Diare ) Akut Gastroenterologi Anak Praktis Bagian Ilmu

                                                        Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1988 hal 51-763 Firmansyah A dkk Penyakit Radang Usus Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak ed Markum H

                                                        dkk Jilid 1 bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia hal 448-474

                                                        4 Staf Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM Panduan Pelayanan Medis Jakarta 20055 wwwemedicinecompedtopic583htmdiarrheaJully2005 6 Reisinger ECdkkDiarrhea Caused by primarily Non-Gastrointestinal Infection

                                                        wwwmedscapecomviewarticle505473 Nature Clinical Practical Gastroenterology amp Hepatology

                                                        7 Pray Sddk Diarrhea Causes dan Self-Care Treatments wwwmedscapecomviewarticle407636 US Pharmacist

                                                        8 Soegijanto Soegeng Prof DR Ilmu Penyakit Anak Diagnosa Dan Penatalaksanaan Edisi pertama Jakarta Salemba Medika 2002

                                                        9 Mansjoer A Kuspuji T dkk Kapita Selekta Kedokteran Edisi III Jilid 2 Cetakan kelima Jakarta Media Aesculapius 2002

                                                        10 Suharyono Aswitha B EM Halimun Gastroenterologi Anak Praktis cetakan ke-4 Jakarta Gaya Baru 2003

                                                        11 Sari Dina Kartika Hanifah Mirzanie Desy K A Leksana Buku Saku Pediatrica Edisi 2 Jogjakarta Tosca Enterprise 2006

                                                        12 http wwwKeep Kids Healthycom ndash Diarrhea in Children13 Subijanto Reza Ranuh Liek Djupri Pitono Soeparto Management Diare Pada Bayi Dan

                                                        Anak (Diarrheal Management In Infant And Children) Buletin Ilmu Kesehatan Anak Thn XXX No 11 2003

                                                        14 http www Pediatricscom -- Lactobacillus Therapy for Acute Infectious Diarrhea in Children A Meta-analysis -- Van Niel et almht

                                                        15 Tjokronegoro Arjatmo Prof Dr dr Hendra Utama Sp FK Updates In Pediatric Emergencies FKUI Jakarta 2002

                                                        39

                                                        • Diagnosis (1 2 4 7)
                                                        • Anamnesis
                                                        • Pemeriksaan Fisik
                                                          • Teknik Transfusi Tukar (1 5)
                                                            • DAFTAR PUSTAKA

                                                          lumirubin dimana lumirubin ini mengandung 2 sampai 6 dari total bilirubin serum Lumirubin diekskresikan melalui empedu dan urinLumirubin bersifat larut dalam air (5)

                                                          Mekanisme fototerapi Penelitian Sarici mendapatkan 105 neonatus cukup bulan dan 255 neonatus kurang bulan menderita hiperbilirubinemia yang signifikan dan membutuhkan fototerapi

                                                          29

                                                          Fototerapi diindikasikan pada kadar bilirubin yang meningkat sesuai dengan umur pada neonatus cukup bulan atau berdasarkan berat badan pada neonatus kurang bulan sesuai dengan rekomendasi American Academy of Pediatrics (AAP) (5)

                                                          Sinar FototerapiSinar yang digunakan pada fototerapi adalah suatu sinar tampak yang merupakan suatu

                                                          gelombang elektromagnetik Sifat gelombang elektromagnetik bervariasi menurut frekuensi dan panjang gelombang yang menghasilkan spektrum elektromagnetik Spektrum dari sinar tampak ini terdiri dari sinar merah oranye kuning hijau biru dan ungu Masing masing dari sinar memiliki panjang gelombang yang berbeda beda

                                                          Panjang gelombang sinar yang paling efektif untuk menurunkan kadar bilirubin adalah sinar biru dengan panjang gelombang 425-475 nmSinar biru lebih baik dalam menurunkan kadar bilirubin dibandingkan dengan sinar biru-hijau sinar putih dan sinar hijau Intensitas sinar adalah jumlah foton yang diberikan per sentimeter kuadrat permukaan tubuh yang terpapar Intensitas yang diberikan menentukan efektifitas fototerapi semakin tinggi intensitas sinar maka semakin cepat penurunan kadar bilirubin serumIntensitas sinar yang ditentukan sebagai Wcm2nm

                                                          Intensitas sinar yang diberikan menentukan efektivitas dari fototerapi Intensitas sinar diukur dengan menggunakan suatu alat yaitu radiometer fototerapi2836 Intensitas sinar ge 30 μWcm2nm cukup signifikan dalam menurunkan kadar bilirubin untuk intensif fototerapi Intensitas sinar yang diharapkan adalah 10 ndash 40 μWcm2nm Intensitas sinar maksimal untuk fototerapi standard adalah 30 ndash 50 μWcm2nm Semakin tinggi intensitas sinar maka akan lebih besar pula efikasinya

                                                          Faktor-faktor yang berpengaruh pada penentuan intensitas sinar ini adalah jenis sinar panjang gelombang sinar yang digunakan jarak sinar ke neonatus dan luas permukaan tubuh neonatus yang disinari serta penggunaan media pemantulan sinar

                                                          Intensitas sinar berbanding terbalik dengan jarak antara sinar dan permukaan tubuh Cara mudah untuk meningkatkan intensitas sinar adalah menggeser sinar lebih dekat pada bayi

                                                          Rekomendasi AAP menganjurkan fototerapi dengan jarak 10 cm kecuali dengan menggunakan sinar halogenSinar halogen dapat menyebabkan luka bakar bila diletakkan terlalu dekat dengan bayi Bayi cukup bulan tidak akan kepanasan dengan sinar fototerapi berjarak 10 cm dari bayi Luas permukaan terbesar dari tubuh bayi yaitu badan bayi harus diposisikan di pusat sinar tempat di mana intensitas sinar paling tinggi

                                                          Tabel 1 Rekomendasi AAP penanganan hiperbilirubinemia pada neonatus sehat dan cukup bulan (1 3 7)

                                                          Usia ( jam ) Pertimbangan terapi sinar

                                                          Terapi sinar Transfusi tukar Transfusi tukar dan terapi sinar

                                                          25-48 gt12mgdl(gt200 micromolL)

                                                          gt15 mgdl( gt250 micromolL)

                                                          gt20 mgdl(gt340 micromolL)

                                                          gt25 mgdl(425 micromolL)

                                                          30

                                                          49-72 gt15mgdl(gt250 micromolL)

                                                          gt18 mgdl(gt300micromolL)

                                                          gt25mgdl(425 micromolL)

                                                          gt30 mgdl(510micromolL)

                                                          gt72 gt17 mgdl(gt290 micromolL)

                                                          gt20mgdl(gt340micromolL

                                                          gt25mgdl(gt425 micromolL)

                                                          gt30mgdl(gt510 micromolL)

                                                          Tabel 2 Tatalaksana hiperbilirubinemia pada Neonatus Kurang Bulan Sehat dan Sakit ( gt37 minggu ) (1 3 7)

                                                          Neontaus kurang bulan sehat Kadar Total Bilirubin Serum (mgdl)

                                                          Neontaus kurang bulan sakit Kadar Total Bilirubin Serum (mgdl)

                                                          Berat Terapi sinar Transfusi tukar

                                                          Terapi sinar Transfusi tukar

                                                          Hingga 1000 g 5-7 10 4-6 8-101001-1500 g 7-10 10-15 6-8 10-121501-2000 g 10 17 8-10 15gt2000 g 10-12 18 10 17

                                                          Kontraindikasi fototerapi adalah pada kondisi dimana terjadi peningkatan kadar bilirubin direk yang disebabkan oleh penyakit hati atau obstructive jaundice Komplikasi terapi sinar

                                                          Setiap cara pengobatan selalu akan disertai efek samping Di dalam penggunaan terapi sinar penelitian yang dilakukan selama ini tidak memperlihatkan hal yang dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi baik komplikasi segaera ataupun efek lanjut yang terlihat selama ini ebrsifat sementara yang dapat dicegah atau ditanggulangi dengan memperhatikan tata cara pengunaan terapi sinar yang telah dijelaskan diatas (5)

                                                          Kelainan yang mungkin timbul pada terapi sinar antara lain

                                                          1 Peningkatan ldquoinsensible water lossrdquo pada bayiHal ini terutama akan terlihat pada bayi yang kurnag bulan Oh dkk (1972) melaporkan kehilangan ini dapat meningkat 2-3 kali lebih besar dari keadaan biasa Untuk hal ini pemberian cairan pada penderita dengan terapi sinar perlu diperhatikan dengan sebaiknya

                                                          2 Frekuensi defekasi yang meningkat

                                                          31

                                                          Banyak teori yang menjelaskan keadaan ini antara lain dikemukankan karena meningkatnya peristaltik usus (Windorfer dkk 1975) Bakken (1976) mengemukakan bahwa diare yang terjadi akibat efek sekunder yang terjadi pada pembentukan enzim lactase karena meningkatnya bilirubin indirek pada usus Pemberian susu dengan kadar laktosa rendah akan mengurangi timbulnya diare Teori ini masih belum dapat dipertentangkan (Chung dkk 1976)

                                                          3 Timbulnya kelainan kulit yang sering disebut ldquoflea bite rashrdquo di daerah muka badan dan ekstremitas Kelainan ini segera hilang setelah terapi dihentikan Pada beberapa bayi dilaporkan pula kemungkinan terjadinya bronze baby syndrome (Kopelman dkk 1976) Hal ini terjadi karena tubuh tidak mampu mengeluarkan dengan segera hasil terapi sinar Perubahan warna kulit yang bersifat sementara ini tidak mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi

                                                          4 Gangguan retinaKelainan retina ini hanya ditemukan pada binatang percibaan (Noel dkk 1966) Pnelitain Dobson dkk 1975 tidak dapat membuktikan adanya perubahan fungsi mata pada umumnya Walaupin demikian penyelidikan selanjutnya masih diteruskan

                                                          5 Gangguan pertumbuhanPada binatang percobaan ditemukan gangguan pertumbuhan (Ballowics 1970) Lucey (1972) dan Drew dkk (10976) secara klinis tidak dapat menemukan gangguan tumbuh kembang pada bayi yang mendapat terapi sinar Meskipun demikian hendaknya pemakaian terapi sinar dilakukan dengan indikasi yang tepat selama waktu yang diperlukan

                                                          6 Kenaikan suhuBeberapa penderita yang mendapatkan terapi mungkin memperlihatkan kenaikan suhu Bila hal ini terjadi terapi dapat terus dilanjutkan dengan mematikan sebagian lampu yang dipergunakan

                                                          7 Beberapa kelainan lain seperti gangguan minum letargi iritabilitas kadang-kadang ditemukan pada penderita Keadaan ini hanya bersifat sementara dan akan menghilang dengan sendirinya

                                                          8 Beberapa kelainan yang sampai saat ini masih belim diketahui secara pasti adalah kelainan gonad adanya hemolisis darah dan beberapa kelainan metabolisme lain

                                                          Sampai saat ini tampaknya belum ditemukan efek lanjut terapi sinar pada bayi Komplikasi segera juga bersifat ringan dan tidak berarti dibandingkan dengan manfaat penggunaannya Mengingat hal ini adalah wajar bila terapi sinar mempunyai tempat tersendiri dalam penatalaksanaan hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir

                                                          Tranfusi Tukar

                                                          32

                                                          Transfusi tukar adalah suatu tindakan pengambilan sejumlah kecil darah yang dilanjutkan dengan pengembalian darah dari donor dalam jumlah yang sama yang dilakukan berulang-ulang sampai sebagian besar darah penderita tertukar (Friel 1982) (1 5)

                                                          Pada hiperbilirubinemia tindakan ini bertujuan mencegah terjadinya ensefalopati bilirubin dengan cara mengeluarkan bilirubin indirek dari sirkulasi Pada bayi dengan isoimunisasi transfusi tukar memiliki manfaat tambahan karena membantu mengeluarkan antibodi maternal dari sirkulasi bayi Sehingga mencegah hemolisis lebih lanjut dan memperbaiki anemia (5)

                                                          Darah Donor Untuk Tranfusi Tukar (1 5)

                                                          1 Darah yang digunakan golongan O

                                                          2 Gunakan darah baru Kerjasama dengan dokter kandungan dan Bank Darah adalah penting untuk persiapan kelahiran bayi yang membutuhkan tranfusi tukar

                                                          3 Pada penyakit hemolitik rhesus jika darah disiapkan sebelum persalinan harus golongan O dengan rhesus (-) crossmatched terhadap ibu Bila darah disiapkan setelah kelahiran dilakukan juga crossmatched terhadap bayi

                                                          4 Pada inkomptabilitas ABO darah donor harus golongan O rhesus (-) atau rhesus yang sama dengan ibu dan bayinya Crossmatched terhadap ibu dan bayi yang mempunyai titer rendah antibodi anti A dan anti B Biasanya menggunakan eritrosit golongan O dengan plasma AB untuk memastikan bahwa tidak ada antibodi anti A dan anti B yang muncul

                                                          5 Pada penyakit hemolitik isoimun yang lain darah donor tidak boleh berisi antigen tersensitisasi dan harus di crossmatched terhadap ibu

                                                          33

                                                          6 Pada hiperbilirubinemia yang nonimun darah donor ditiping dan crossmatched terhadap plasma dan eritrosit pasienbayi

                                                          7 Tranfusi tukar biasanya memakai 2 kali volume darah (2 volume exchange) ---- 160 mLkgBB sehingga diperoleh darah baru sekitar 87

                                                          Teknik Transfusi Tukar (1 5)

                                                          a SIMPLE DOUBLE VOLUME

                                                          Push-Pull tehnique jarum infus dipasang melalui kateter vena umbilikalis vena saphena magna Darah dikeluarkan dan dimasukkan bergantian

                                                          b ISOVOLUMETRIC

                                                          Darah secara bersamaan dan simultan dikeluarkan melalui arteri umbilikalis dan dimasukkan melalui vena umbilikalis dalam jumlah yang sama

                                                          c PARTIAL EXCHANGE TRANFUSION

                                                          Tranfusi tukar sebagian dilakukan biasanya pada bayi dengan polisitemia

                                                          Di Indonesia untuk kedaruratan transfusi tukar pertama menggunakan golongan darah O rhesus positif (1 5)

                                                          Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

                                                          Kebutuhan

                                                          Rumus

                                                          lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2 lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

                                                          Hct sekarang Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

                                                          (Hb donor ndash Hb sekarang) BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang) (PCV donor)

                                                          Indikasi

                                                          Hingga kini belum ada kesepakatan global mengenai kapan melakukan transfusi tukar pada hiperbilirubinemia Indikasi transfusi tukar berdasarkan keputusan WHO tercantum dalam tabel 2 (1 5)

                                                          34

                                                          Tabel 3 Indikasi Transfusi Tukar Berdasarkan Kadar Bilirubin Serum

                                                          UsiaBayi Cukup Bulan Sehat

                                                          Dengan Faktor Risiko

                                                          Hari mgdL mgDl

                                                          Hari ke-1 15 13

                                                          Hari ke-2 25 15

                                                          Hari ke-3 30 20

                                                          Hari ke-4 dan seterusnya

                                                          30 20

                                                          Bila transfusi tukar memungkinkan untuk dilaksanakan di tempat atau bayi bisa dirujuk secara cepat dan aman ke fasilitas lain dan kadar bilirubin bayi telah mencapai kadar di atas sertakan contoh darah ibu dan bayi (5)

                                                          Tabel 4 Indikasi Transfusi Tukar Pada Bayi Berat Badan Lahir Rendah

                                                          Berat badan (gram)KadKadar Bilirubin (mgdL)

                                                          ltgt gt lt1000 10-12

                                                          1000-1500 12-15

                                                          1500-2000 15-18

                                                          2000-2500 18-20

                                                          Pada penyakit hemolitik segera dilakukan tranfusi tukar apabila ada indikasi

                                                          a Kadar bilirubin tali pusat gt 45 mgdL dan kadar Hb rendah

                                                          b Kadar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam walaupun sedang mendapatkan terapi sinar

                                                          35

                                                          c Selama terapi sinar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam dan kadar Hb 11 ndash 13 grdL

                                                          d Didapatkan anemia yang progresif walaupun kadar bilirubin dapat dikontrol secara adekuat dengan terapi sinar

                                                          Transfusi tukar harus dihentikan apabila terjadi

                                                          Emboli (emboli bekuan darah) trombosis

                                                          Hiperkalemia hipernatremia hipokalsemia asidosis hipoglikemia

                                                          Gangguan pembekuan karena pemakaian heparin

                                                          Perforasi pembuluh darah

                                                          Komplikasi tranfusi tukar (1)

                                                          1 Hipokalsemia dan hipomagnesia

                                                          2 Hipoglikemia

                                                          3 Gangguan keseimbangan asam basa

                                                          4 Hiperkalemia

                                                          5 Gangguan kardiovaskular

                                                          Perforasi pembuluh darah

                                                          Emboli

                                                          Infark

                                                          Aritmia

                                                          Volume overload

                                                          Arrest

                                                          6 Pendarahan Trombositopenia Defisiensi factor pembekuan

                                                          7 Infeksi8 Hemolisis9 Graft-versus host disease10 Lain-lain hipotermia hipertermia dan kemungkinan terjadinya enterokolitis

                                                          nekrotikans

                                                          36

                                                          Perawatan pasca tranfusi tukar Lanjutkan dengan terapi sinar Awasi ketat kemungkinan terjadinya komplikasi

                                                          37

                                                          38

                                                          DAFTAR PUSTAKA1 Staf pengajar Ilmu kesehatan anak FKUI Gastroenterologi Ilmu Kesehatan Anak Jilid I

                                                          Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1985 hal 283-3102 Noerasid N amp dkk gastrienteritis ( Diare ) Akut Gastroenterologi Anak Praktis Bagian Ilmu

                                                          Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1988 hal 51-763 Firmansyah A dkk Penyakit Radang Usus Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak ed Markum H

                                                          dkk Jilid 1 bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia hal 448-474

                                                          4 Staf Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM Panduan Pelayanan Medis Jakarta 20055 wwwemedicinecompedtopic583htmdiarrheaJully2005 6 Reisinger ECdkkDiarrhea Caused by primarily Non-Gastrointestinal Infection

                                                          wwwmedscapecomviewarticle505473 Nature Clinical Practical Gastroenterology amp Hepatology

                                                          7 Pray Sddk Diarrhea Causes dan Self-Care Treatments wwwmedscapecomviewarticle407636 US Pharmacist

                                                          8 Soegijanto Soegeng Prof DR Ilmu Penyakit Anak Diagnosa Dan Penatalaksanaan Edisi pertama Jakarta Salemba Medika 2002

                                                          9 Mansjoer A Kuspuji T dkk Kapita Selekta Kedokteran Edisi III Jilid 2 Cetakan kelima Jakarta Media Aesculapius 2002

                                                          10 Suharyono Aswitha B EM Halimun Gastroenterologi Anak Praktis cetakan ke-4 Jakarta Gaya Baru 2003

                                                          11 Sari Dina Kartika Hanifah Mirzanie Desy K A Leksana Buku Saku Pediatrica Edisi 2 Jogjakarta Tosca Enterprise 2006

                                                          12 http wwwKeep Kids Healthycom ndash Diarrhea in Children13 Subijanto Reza Ranuh Liek Djupri Pitono Soeparto Management Diare Pada Bayi Dan

                                                          Anak (Diarrheal Management In Infant And Children) Buletin Ilmu Kesehatan Anak Thn XXX No 11 2003

                                                          14 http www Pediatricscom -- Lactobacillus Therapy for Acute Infectious Diarrhea in Children A Meta-analysis -- Van Niel et almht

                                                          15 Tjokronegoro Arjatmo Prof Dr dr Hendra Utama Sp FK Updates In Pediatric Emergencies FKUI Jakarta 2002

                                                          39

                                                          • Diagnosis (1 2 4 7)
                                                          • Anamnesis
                                                          • Pemeriksaan Fisik
                                                            • Teknik Transfusi Tukar (1 5)
                                                              • DAFTAR PUSTAKA

                                                            Fototerapi diindikasikan pada kadar bilirubin yang meningkat sesuai dengan umur pada neonatus cukup bulan atau berdasarkan berat badan pada neonatus kurang bulan sesuai dengan rekomendasi American Academy of Pediatrics (AAP) (5)

                                                            Sinar FototerapiSinar yang digunakan pada fototerapi adalah suatu sinar tampak yang merupakan suatu

                                                            gelombang elektromagnetik Sifat gelombang elektromagnetik bervariasi menurut frekuensi dan panjang gelombang yang menghasilkan spektrum elektromagnetik Spektrum dari sinar tampak ini terdiri dari sinar merah oranye kuning hijau biru dan ungu Masing masing dari sinar memiliki panjang gelombang yang berbeda beda

                                                            Panjang gelombang sinar yang paling efektif untuk menurunkan kadar bilirubin adalah sinar biru dengan panjang gelombang 425-475 nmSinar biru lebih baik dalam menurunkan kadar bilirubin dibandingkan dengan sinar biru-hijau sinar putih dan sinar hijau Intensitas sinar adalah jumlah foton yang diberikan per sentimeter kuadrat permukaan tubuh yang terpapar Intensitas yang diberikan menentukan efektifitas fototerapi semakin tinggi intensitas sinar maka semakin cepat penurunan kadar bilirubin serumIntensitas sinar yang ditentukan sebagai Wcm2nm

                                                            Intensitas sinar yang diberikan menentukan efektivitas dari fototerapi Intensitas sinar diukur dengan menggunakan suatu alat yaitu radiometer fototerapi2836 Intensitas sinar ge 30 μWcm2nm cukup signifikan dalam menurunkan kadar bilirubin untuk intensif fototerapi Intensitas sinar yang diharapkan adalah 10 ndash 40 μWcm2nm Intensitas sinar maksimal untuk fototerapi standard adalah 30 ndash 50 μWcm2nm Semakin tinggi intensitas sinar maka akan lebih besar pula efikasinya

                                                            Faktor-faktor yang berpengaruh pada penentuan intensitas sinar ini adalah jenis sinar panjang gelombang sinar yang digunakan jarak sinar ke neonatus dan luas permukaan tubuh neonatus yang disinari serta penggunaan media pemantulan sinar

                                                            Intensitas sinar berbanding terbalik dengan jarak antara sinar dan permukaan tubuh Cara mudah untuk meningkatkan intensitas sinar adalah menggeser sinar lebih dekat pada bayi

                                                            Rekomendasi AAP menganjurkan fototerapi dengan jarak 10 cm kecuali dengan menggunakan sinar halogenSinar halogen dapat menyebabkan luka bakar bila diletakkan terlalu dekat dengan bayi Bayi cukup bulan tidak akan kepanasan dengan sinar fototerapi berjarak 10 cm dari bayi Luas permukaan terbesar dari tubuh bayi yaitu badan bayi harus diposisikan di pusat sinar tempat di mana intensitas sinar paling tinggi

                                                            Tabel 1 Rekomendasi AAP penanganan hiperbilirubinemia pada neonatus sehat dan cukup bulan (1 3 7)

                                                            Usia ( jam ) Pertimbangan terapi sinar

                                                            Terapi sinar Transfusi tukar Transfusi tukar dan terapi sinar

                                                            25-48 gt12mgdl(gt200 micromolL)

                                                            gt15 mgdl( gt250 micromolL)

                                                            gt20 mgdl(gt340 micromolL)

                                                            gt25 mgdl(425 micromolL)

                                                            30

                                                            49-72 gt15mgdl(gt250 micromolL)

                                                            gt18 mgdl(gt300micromolL)

                                                            gt25mgdl(425 micromolL)

                                                            gt30 mgdl(510micromolL)

                                                            gt72 gt17 mgdl(gt290 micromolL)

                                                            gt20mgdl(gt340micromolL

                                                            gt25mgdl(gt425 micromolL)

                                                            gt30mgdl(gt510 micromolL)

                                                            Tabel 2 Tatalaksana hiperbilirubinemia pada Neonatus Kurang Bulan Sehat dan Sakit ( gt37 minggu ) (1 3 7)

                                                            Neontaus kurang bulan sehat Kadar Total Bilirubin Serum (mgdl)

                                                            Neontaus kurang bulan sakit Kadar Total Bilirubin Serum (mgdl)

                                                            Berat Terapi sinar Transfusi tukar

                                                            Terapi sinar Transfusi tukar

                                                            Hingga 1000 g 5-7 10 4-6 8-101001-1500 g 7-10 10-15 6-8 10-121501-2000 g 10 17 8-10 15gt2000 g 10-12 18 10 17

                                                            Kontraindikasi fototerapi adalah pada kondisi dimana terjadi peningkatan kadar bilirubin direk yang disebabkan oleh penyakit hati atau obstructive jaundice Komplikasi terapi sinar

                                                            Setiap cara pengobatan selalu akan disertai efek samping Di dalam penggunaan terapi sinar penelitian yang dilakukan selama ini tidak memperlihatkan hal yang dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi baik komplikasi segaera ataupun efek lanjut yang terlihat selama ini ebrsifat sementara yang dapat dicegah atau ditanggulangi dengan memperhatikan tata cara pengunaan terapi sinar yang telah dijelaskan diatas (5)

                                                            Kelainan yang mungkin timbul pada terapi sinar antara lain

                                                            1 Peningkatan ldquoinsensible water lossrdquo pada bayiHal ini terutama akan terlihat pada bayi yang kurnag bulan Oh dkk (1972) melaporkan kehilangan ini dapat meningkat 2-3 kali lebih besar dari keadaan biasa Untuk hal ini pemberian cairan pada penderita dengan terapi sinar perlu diperhatikan dengan sebaiknya

                                                            2 Frekuensi defekasi yang meningkat

                                                            31

                                                            Banyak teori yang menjelaskan keadaan ini antara lain dikemukankan karena meningkatnya peristaltik usus (Windorfer dkk 1975) Bakken (1976) mengemukakan bahwa diare yang terjadi akibat efek sekunder yang terjadi pada pembentukan enzim lactase karena meningkatnya bilirubin indirek pada usus Pemberian susu dengan kadar laktosa rendah akan mengurangi timbulnya diare Teori ini masih belum dapat dipertentangkan (Chung dkk 1976)

                                                            3 Timbulnya kelainan kulit yang sering disebut ldquoflea bite rashrdquo di daerah muka badan dan ekstremitas Kelainan ini segera hilang setelah terapi dihentikan Pada beberapa bayi dilaporkan pula kemungkinan terjadinya bronze baby syndrome (Kopelman dkk 1976) Hal ini terjadi karena tubuh tidak mampu mengeluarkan dengan segera hasil terapi sinar Perubahan warna kulit yang bersifat sementara ini tidak mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi

                                                            4 Gangguan retinaKelainan retina ini hanya ditemukan pada binatang percibaan (Noel dkk 1966) Pnelitain Dobson dkk 1975 tidak dapat membuktikan adanya perubahan fungsi mata pada umumnya Walaupin demikian penyelidikan selanjutnya masih diteruskan

                                                            5 Gangguan pertumbuhanPada binatang percobaan ditemukan gangguan pertumbuhan (Ballowics 1970) Lucey (1972) dan Drew dkk (10976) secara klinis tidak dapat menemukan gangguan tumbuh kembang pada bayi yang mendapat terapi sinar Meskipun demikian hendaknya pemakaian terapi sinar dilakukan dengan indikasi yang tepat selama waktu yang diperlukan

                                                            6 Kenaikan suhuBeberapa penderita yang mendapatkan terapi mungkin memperlihatkan kenaikan suhu Bila hal ini terjadi terapi dapat terus dilanjutkan dengan mematikan sebagian lampu yang dipergunakan

                                                            7 Beberapa kelainan lain seperti gangguan minum letargi iritabilitas kadang-kadang ditemukan pada penderita Keadaan ini hanya bersifat sementara dan akan menghilang dengan sendirinya

                                                            8 Beberapa kelainan yang sampai saat ini masih belim diketahui secara pasti adalah kelainan gonad adanya hemolisis darah dan beberapa kelainan metabolisme lain

                                                            Sampai saat ini tampaknya belum ditemukan efek lanjut terapi sinar pada bayi Komplikasi segera juga bersifat ringan dan tidak berarti dibandingkan dengan manfaat penggunaannya Mengingat hal ini adalah wajar bila terapi sinar mempunyai tempat tersendiri dalam penatalaksanaan hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir

                                                            Tranfusi Tukar

                                                            32

                                                            Transfusi tukar adalah suatu tindakan pengambilan sejumlah kecil darah yang dilanjutkan dengan pengembalian darah dari donor dalam jumlah yang sama yang dilakukan berulang-ulang sampai sebagian besar darah penderita tertukar (Friel 1982) (1 5)

                                                            Pada hiperbilirubinemia tindakan ini bertujuan mencegah terjadinya ensefalopati bilirubin dengan cara mengeluarkan bilirubin indirek dari sirkulasi Pada bayi dengan isoimunisasi transfusi tukar memiliki manfaat tambahan karena membantu mengeluarkan antibodi maternal dari sirkulasi bayi Sehingga mencegah hemolisis lebih lanjut dan memperbaiki anemia (5)

                                                            Darah Donor Untuk Tranfusi Tukar (1 5)

                                                            1 Darah yang digunakan golongan O

                                                            2 Gunakan darah baru Kerjasama dengan dokter kandungan dan Bank Darah adalah penting untuk persiapan kelahiran bayi yang membutuhkan tranfusi tukar

                                                            3 Pada penyakit hemolitik rhesus jika darah disiapkan sebelum persalinan harus golongan O dengan rhesus (-) crossmatched terhadap ibu Bila darah disiapkan setelah kelahiran dilakukan juga crossmatched terhadap bayi

                                                            4 Pada inkomptabilitas ABO darah donor harus golongan O rhesus (-) atau rhesus yang sama dengan ibu dan bayinya Crossmatched terhadap ibu dan bayi yang mempunyai titer rendah antibodi anti A dan anti B Biasanya menggunakan eritrosit golongan O dengan plasma AB untuk memastikan bahwa tidak ada antibodi anti A dan anti B yang muncul

                                                            5 Pada penyakit hemolitik isoimun yang lain darah donor tidak boleh berisi antigen tersensitisasi dan harus di crossmatched terhadap ibu

                                                            33

                                                            6 Pada hiperbilirubinemia yang nonimun darah donor ditiping dan crossmatched terhadap plasma dan eritrosit pasienbayi

                                                            7 Tranfusi tukar biasanya memakai 2 kali volume darah (2 volume exchange) ---- 160 mLkgBB sehingga diperoleh darah baru sekitar 87

                                                            Teknik Transfusi Tukar (1 5)

                                                            a SIMPLE DOUBLE VOLUME

                                                            Push-Pull tehnique jarum infus dipasang melalui kateter vena umbilikalis vena saphena magna Darah dikeluarkan dan dimasukkan bergantian

                                                            b ISOVOLUMETRIC

                                                            Darah secara bersamaan dan simultan dikeluarkan melalui arteri umbilikalis dan dimasukkan melalui vena umbilikalis dalam jumlah yang sama

                                                            c PARTIAL EXCHANGE TRANFUSION

                                                            Tranfusi tukar sebagian dilakukan biasanya pada bayi dengan polisitemia

                                                            Di Indonesia untuk kedaruratan transfusi tukar pertama menggunakan golongan darah O rhesus positif (1 5)

                                                            Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

                                                            Kebutuhan

                                                            Rumus

                                                            lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2 lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

                                                            Hct sekarang Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

                                                            (Hb donor ndash Hb sekarang) BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang) (PCV donor)

                                                            Indikasi

                                                            Hingga kini belum ada kesepakatan global mengenai kapan melakukan transfusi tukar pada hiperbilirubinemia Indikasi transfusi tukar berdasarkan keputusan WHO tercantum dalam tabel 2 (1 5)

                                                            34

                                                            Tabel 3 Indikasi Transfusi Tukar Berdasarkan Kadar Bilirubin Serum

                                                            UsiaBayi Cukup Bulan Sehat

                                                            Dengan Faktor Risiko

                                                            Hari mgdL mgDl

                                                            Hari ke-1 15 13

                                                            Hari ke-2 25 15

                                                            Hari ke-3 30 20

                                                            Hari ke-4 dan seterusnya

                                                            30 20

                                                            Bila transfusi tukar memungkinkan untuk dilaksanakan di tempat atau bayi bisa dirujuk secara cepat dan aman ke fasilitas lain dan kadar bilirubin bayi telah mencapai kadar di atas sertakan contoh darah ibu dan bayi (5)

                                                            Tabel 4 Indikasi Transfusi Tukar Pada Bayi Berat Badan Lahir Rendah

                                                            Berat badan (gram)KadKadar Bilirubin (mgdL)

                                                            ltgt gt lt1000 10-12

                                                            1000-1500 12-15

                                                            1500-2000 15-18

                                                            2000-2500 18-20

                                                            Pada penyakit hemolitik segera dilakukan tranfusi tukar apabila ada indikasi

                                                            a Kadar bilirubin tali pusat gt 45 mgdL dan kadar Hb rendah

                                                            b Kadar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam walaupun sedang mendapatkan terapi sinar

                                                            35

                                                            c Selama terapi sinar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam dan kadar Hb 11 ndash 13 grdL

                                                            d Didapatkan anemia yang progresif walaupun kadar bilirubin dapat dikontrol secara adekuat dengan terapi sinar

                                                            Transfusi tukar harus dihentikan apabila terjadi

                                                            Emboli (emboli bekuan darah) trombosis

                                                            Hiperkalemia hipernatremia hipokalsemia asidosis hipoglikemia

                                                            Gangguan pembekuan karena pemakaian heparin

                                                            Perforasi pembuluh darah

                                                            Komplikasi tranfusi tukar (1)

                                                            1 Hipokalsemia dan hipomagnesia

                                                            2 Hipoglikemia

                                                            3 Gangguan keseimbangan asam basa

                                                            4 Hiperkalemia

                                                            5 Gangguan kardiovaskular

                                                            Perforasi pembuluh darah

                                                            Emboli

                                                            Infark

                                                            Aritmia

                                                            Volume overload

                                                            Arrest

                                                            6 Pendarahan Trombositopenia Defisiensi factor pembekuan

                                                            7 Infeksi8 Hemolisis9 Graft-versus host disease10 Lain-lain hipotermia hipertermia dan kemungkinan terjadinya enterokolitis

                                                            nekrotikans

                                                            36

                                                            Perawatan pasca tranfusi tukar Lanjutkan dengan terapi sinar Awasi ketat kemungkinan terjadinya komplikasi

                                                            37

                                                            38

                                                            DAFTAR PUSTAKA1 Staf pengajar Ilmu kesehatan anak FKUI Gastroenterologi Ilmu Kesehatan Anak Jilid I

                                                            Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1985 hal 283-3102 Noerasid N amp dkk gastrienteritis ( Diare ) Akut Gastroenterologi Anak Praktis Bagian Ilmu

                                                            Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1988 hal 51-763 Firmansyah A dkk Penyakit Radang Usus Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak ed Markum H

                                                            dkk Jilid 1 bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia hal 448-474

                                                            4 Staf Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM Panduan Pelayanan Medis Jakarta 20055 wwwemedicinecompedtopic583htmdiarrheaJully2005 6 Reisinger ECdkkDiarrhea Caused by primarily Non-Gastrointestinal Infection

                                                            wwwmedscapecomviewarticle505473 Nature Clinical Practical Gastroenterology amp Hepatology

                                                            7 Pray Sddk Diarrhea Causes dan Self-Care Treatments wwwmedscapecomviewarticle407636 US Pharmacist

                                                            8 Soegijanto Soegeng Prof DR Ilmu Penyakit Anak Diagnosa Dan Penatalaksanaan Edisi pertama Jakarta Salemba Medika 2002

                                                            9 Mansjoer A Kuspuji T dkk Kapita Selekta Kedokteran Edisi III Jilid 2 Cetakan kelima Jakarta Media Aesculapius 2002

                                                            10 Suharyono Aswitha B EM Halimun Gastroenterologi Anak Praktis cetakan ke-4 Jakarta Gaya Baru 2003

                                                            11 Sari Dina Kartika Hanifah Mirzanie Desy K A Leksana Buku Saku Pediatrica Edisi 2 Jogjakarta Tosca Enterprise 2006

                                                            12 http wwwKeep Kids Healthycom ndash Diarrhea in Children13 Subijanto Reza Ranuh Liek Djupri Pitono Soeparto Management Diare Pada Bayi Dan

                                                            Anak (Diarrheal Management In Infant And Children) Buletin Ilmu Kesehatan Anak Thn XXX No 11 2003

                                                            14 http www Pediatricscom -- Lactobacillus Therapy for Acute Infectious Diarrhea in Children A Meta-analysis -- Van Niel et almht

                                                            15 Tjokronegoro Arjatmo Prof Dr dr Hendra Utama Sp FK Updates In Pediatric Emergencies FKUI Jakarta 2002

                                                            39

                                                            • Diagnosis (1 2 4 7)
                                                            • Anamnesis
                                                            • Pemeriksaan Fisik
                                                              • Teknik Transfusi Tukar (1 5)
                                                                • DAFTAR PUSTAKA

                                                              49-72 gt15mgdl(gt250 micromolL)

                                                              gt18 mgdl(gt300micromolL)

                                                              gt25mgdl(425 micromolL)

                                                              gt30 mgdl(510micromolL)

                                                              gt72 gt17 mgdl(gt290 micromolL)

                                                              gt20mgdl(gt340micromolL

                                                              gt25mgdl(gt425 micromolL)

                                                              gt30mgdl(gt510 micromolL)

                                                              Tabel 2 Tatalaksana hiperbilirubinemia pada Neonatus Kurang Bulan Sehat dan Sakit ( gt37 minggu ) (1 3 7)

                                                              Neontaus kurang bulan sehat Kadar Total Bilirubin Serum (mgdl)

                                                              Neontaus kurang bulan sakit Kadar Total Bilirubin Serum (mgdl)

                                                              Berat Terapi sinar Transfusi tukar

                                                              Terapi sinar Transfusi tukar

                                                              Hingga 1000 g 5-7 10 4-6 8-101001-1500 g 7-10 10-15 6-8 10-121501-2000 g 10 17 8-10 15gt2000 g 10-12 18 10 17

                                                              Kontraindikasi fototerapi adalah pada kondisi dimana terjadi peningkatan kadar bilirubin direk yang disebabkan oleh penyakit hati atau obstructive jaundice Komplikasi terapi sinar

                                                              Setiap cara pengobatan selalu akan disertai efek samping Di dalam penggunaan terapi sinar penelitian yang dilakukan selama ini tidak memperlihatkan hal yang dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi baik komplikasi segaera ataupun efek lanjut yang terlihat selama ini ebrsifat sementara yang dapat dicegah atau ditanggulangi dengan memperhatikan tata cara pengunaan terapi sinar yang telah dijelaskan diatas (5)

                                                              Kelainan yang mungkin timbul pada terapi sinar antara lain

                                                              1 Peningkatan ldquoinsensible water lossrdquo pada bayiHal ini terutama akan terlihat pada bayi yang kurnag bulan Oh dkk (1972) melaporkan kehilangan ini dapat meningkat 2-3 kali lebih besar dari keadaan biasa Untuk hal ini pemberian cairan pada penderita dengan terapi sinar perlu diperhatikan dengan sebaiknya

                                                              2 Frekuensi defekasi yang meningkat

                                                              31

                                                              Banyak teori yang menjelaskan keadaan ini antara lain dikemukankan karena meningkatnya peristaltik usus (Windorfer dkk 1975) Bakken (1976) mengemukakan bahwa diare yang terjadi akibat efek sekunder yang terjadi pada pembentukan enzim lactase karena meningkatnya bilirubin indirek pada usus Pemberian susu dengan kadar laktosa rendah akan mengurangi timbulnya diare Teori ini masih belum dapat dipertentangkan (Chung dkk 1976)

                                                              3 Timbulnya kelainan kulit yang sering disebut ldquoflea bite rashrdquo di daerah muka badan dan ekstremitas Kelainan ini segera hilang setelah terapi dihentikan Pada beberapa bayi dilaporkan pula kemungkinan terjadinya bronze baby syndrome (Kopelman dkk 1976) Hal ini terjadi karena tubuh tidak mampu mengeluarkan dengan segera hasil terapi sinar Perubahan warna kulit yang bersifat sementara ini tidak mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi

                                                              4 Gangguan retinaKelainan retina ini hanya ditemukan pada binatang percibaan (Noel dkk 1966) Pnelitain Dobson dkk 1975 tidak dapat membuktikan adanya perubahan fungsi mata pada umumnya Walaupin demikian penyelidikan selanjutnya masih diteruskan

                                                              5 Gangguan pertumbuhanPada binatang percobaan ditemukan gangguan pertumbuhan (Ballowics 1970) Lucey (1972) dan Drew dkk (10976) secara klinis tidak dapat menemukan gangguan tumbuh kembang pada bayi yang mendapat terapi sinar Meskipun demikian hendaknya pemakaian terapi sinar dilakukan dengan indikasi yang tepat selama waktu yang diperlukan

                                                              6 Kenaikan suhuBeberapa penderita yang mendapatkan terapi mungkin memperlihatkan kenaikan suhu Bila hal ini terjadi terapi dapat terus dilanjutkan dengan mematikan sebagian lampu yang dipergunakan

                                                              7 Beberapa kelainan lain seperti gangguan minum letargi iritabilitas kadang-kadang ditemukan pada penderita Keadaan ini hanya bersifat sementara dan akan menghilang dengan sendirinya

                                                              8 Beberapa kelainan yang sampai saat ini masih belim diketahui secara pasti adalah kelainan gonad adanya hemolisis darah dan beberapa kelainan metabolisme lain

                                                              Sampai saat ini tampaknya belum ditemukan efek lanjut terapi sinar pada bayi Komplikasi segera juga bersifat ringan dan tidak berarti dibandingkan dengan manfaat penggunaannya Mengingat hal ini adalah wajar bila terapi sinar mempunyai tempat tersendiri dalam penatalaksanaan hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir

                                                              Tranfusi Tukar

                                                              32

                                                              Transfusi tukar adalah suatu tindakan pengambilan sejumlah kecil darah yang dilanjutkan dengan pengembalian darah dari donor dalam jumlah yang sama yang dilakukan berulang-ulang sampai sebagian besar darah penderita tertukar (Friel 1982) (1 5)

                                                              Pada hiperbilirubinemia tindakan ini bertujuan mencegah terjadinya ensefalopati bilirubin dengan cara mengeluarkan bilirubin indirek dari sirkulasi Pada bayi dengan isoimunisasi transfusi tukar memiliki manfaat tambahan karena membantu mengeluarkan antibodi maternal dari sirkulasi bayi Sehingga mencegah hemolisis lebih lanjut dan memperbaiki anemia (5)

                                                              Darah Donor Untuk Tranfusi Tukar (1 5)

                                                              1 Darah yang digunakan golongan O

                                                              2 Gunakan darah baru Kerjasama dengan dokter kandungan dan Bank Darah adalah penting untuk persiapan kelahiran bayi yang membutuhkan tranfusi tukar

                                                              3 Pada penyakit hemolitik rhesus jika darah disiapkan sebelum persalinan harus golongan O dengan rhesus (-) crossmatched terhadap ibu Bila darah disiapkan setelah kelahiran dilakukan juga crossmatched terhadap bayi

                                                              4 Pada inkomptabilitas ABO darah donor harus golongan O rhesus (-) atau rhesus yang sama dengan ibu dan bayinya Crossmatched terhadap ibu dan bayi yang mempunyai titer rendah antibodi anti A dan anti B Biasanya menggunakan eritrosit golongan O dengan plasma AB untuk memastikan bahwa tidak ada antibodi anti A dan anti B yang muncul

                                                              5 Pada penyakit hemolitik isoimun yang lain darah donor tidak boleh berisi antigen tersensitisasi dan harus di crossmatched terhadap ibu

                                                              33

                                                              6 Pada hiperbilirubinemia yang nonimun darah donor ditiping dan crossmatched terhadap plasma dan eritrosit pasienbayi

                                                              7 Tranfusi tukar biasanya memakai 2 kali volume darah (2 volume exchange) ---- 160 mLkgBB sehingga diperoleh darah baru sekitar 87

                                                              Teknik Transfusi Tukar (1 5)

                                                              a SIMPLE DOUBLE VOLUME

                                                              Push-Pull tehnique jarum infus dipasang melalui kateter vena umbilikalis vena saphena magna Darah dikeluarkan dan dimasukkan bergantian

                                                              b ISOVOLUMETRIC

                                                              Darah secara bersamaan dan simultan dikeluarkan melalui arteri umbilikalis dan dimasukkan melalui vena umbilikalis dalam jumlah yang sama

                                                              c PARTIAL EXCHANGE TRANFUSION

                                                              Tranfusi tukar sebagian dilakukan biasanya pada bayi dengan polisitemia

                                                              Di Indonesia untuk kedaruratan transfusi tukar pertama menggunakan golongan darah O rhesus positif (1 5)

                                                              Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

                                                              Kebutuhan

                                                              Rumus

                                                              lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2 lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

                                                              Hct sekarang Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

                                                              (Hb donor ndash Hb sekarang) BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang) (PCV donor)

                                                              Indikasi

                                                              Hingga kini belum ada kesepakatan global mengenai kapan melakukan transfusi tukar pada hiperbilirubinemia Indikasi transfusi tukar berdasarkan keputusan WHO tercantum dalam tabel 2 (1 5)

                                                              34

                                                              Tabel 3 Indikasi Transfusi Tukar Berdasarkan Kadar Bilirubin Serum

                                                              UsiaBayi Cukup Bulan Sehat

                                                              Dengan Faktor Risiko

                                                              Hari mgdL mgDl

                                                              Hari ke-1 15 13

                                                              Hari ke-2 25 15

                                                              Hari ke-3 30 20

                                                              Hari ke-4 dan seterusnya

                                                              30 20

                                                              Bila transfusi tukar memungkinkan untuk dilaksanakan di tempat atau bayi bisa dirujuk secara cepat dan aman ke fasilitas lain dan kadar bilirubin bayi telah mencapai kadar di atas sertakan contoh darah ibu dan bayi (5)

                                                              Tabel 4 Indikasi Transfusi Tukar Pada Bayi Berat Badan Lahir Rendah

                                                              Berat badan (gram)KadKadar Bilirubin (mgdL)

                                                              ltgt gt lt1000 10-12

                                                              1000-1500 12-15

                                                              1500-2000 15-18

                                                              2000-2500 18-20

                                                              Pada penyakit hemolitik segera dilakukan tranfusi tukar apabila ada indikasi

                                                              a Kadar bilirubin tali pusat gt 45 mgdL dan kadar Hb rendah

                                                              b Kadar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam walaupun sedang mendapatkan terapi sinar

                                                              35

                                                              c Selama terapi sinar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam dan kadar Hb 11 ndash 13 grdL

                                                              d Didapatkan anemia yang progresif walaupun kadar bilirubin dapat dikontrol secara adekuat dengan terapi sinar

                                                              Transfusi tukar harus dihentikan apabila terjadi

                                                              Emboli (emboli bekuan darah) trombosis

                                                              Hiperkalemia hipernatremia hipokalsemia asidosis hipoglikemia

                                                              Gangguan pembekuan karena pemakaian heparin

                                                              Perforasi pembuluh darah

                                                              Komplikasi tranfusi tukar (1)

                                                              1 Hipokalsemia dan hipomagnesia

                                                              2 Hipoglikemia

                                                              3 Gangguan keseimbangan asam basa

                                                              4 Hiperkalemia

                                                              5 Gangguan kardiovaskular

                                                              Perforasi pembuluh darah

                                                              Emboli

                                                              Infark

                                                              Aritmia

                                                              Volume overload

                                                              Arrest

                                                              6 Pendarahan Trombositopenia Defisiensi factor pembekuan

                                                              7 Infeksi8 Hemolisis9 Graft-versus host disease10 Lain-lain hipotermia hipertermia dan kemungkinan terjadinya enterokolitis

                                                              nekrotikans

                                                              36

                                                              Perawatan pasca tranfusi tukar Lanjutkan dengan terapi sinar Awasi ketat kemungkinan terjadinya komplikasi

                                                              37

                                                              38

                                                              DAFTAR PUSTAKA1 Staf pengajar Ilmu kesehatan anak FKUI Gastroenterologi Ilmu Kesehatan Anak Jilid I

                                                              Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1985 hal 283-3102 Noerasid N amp dkk gastrienteritis ( Diare ) Akut Gastroenterologi Anak Praktis Bagian Ilmu

                                                              Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1988 hal 51-763 Firmansyah A dkk Penyakit Radang Usus Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak ed Markum H

                                                              dkk Jilid 1 bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia hal 448-474

                                                              4 Staf Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM Panduan Pelayanan Medis Jakarta 20055 wwwemedicinecompedtopic583htmdiarrheaJully2005 6 Reisinger ECdkkDiarrhea Caused by primarily Non-Gastrointestinal Infection

                                                              wwwmedscapecomviewarticle505473 Nature Clinical Practical Gastroenterology amp Hepatology

                                                              7 Pray Sddk Diarrhea Causes dan Self-Care Treatments wwwmedscapecomviewarticle407636 US Pharmacist

                                                              8 Soegijanto Soegeng Prof DR Ilmu Penyakit Anak Diagnosa Dan Penatalaksanaan Edisi pertama Jakarta Salemba Medika 2002

                                                              9 Mansjoer A Kuspuji T dkk Kapita Selekta Kedokteran Edisi III Jilid 2 Cetakan kelima Jakarta Media Aesculapius 2002

                                                              10 Suharyono Aswitha B EM Halimun Gastroenterologi Anak Praktis cetakan ke-4 Jakarta Gaya Baru 2003

                                                              11 Sari Dina Kartika Hanifah Mirzanie Desy K A Leksana Buku Saku Pediatrica Edisi 2 Jogjakarta Tosca Enterprise 2006

                                                              12 http wwwKeep Kids Healthycom ndash Diarrhea in Children13 Subijanto Reza Ranuh Liek Djupri Pitono Soeparto Management Diare Pada Bayi Dan

                                                              Anak (Diarrheal Management In Infant And Children) Buletin Ilmu Kesehatan Anak Thn XXX No 11 2003

                                                              14 http www Pediatricscom -- Lactobacillus Therapy for Acute Infectious Diarrhea in Children A Meta-analysis -- Van Niel et almht

                                                              15 Tjokronegoro Arjatmo Prof Dr dr Hendra Utama Sp FK Updates In Pediatric Emergencies FKUI Jakarta 2002

                                                              39

                                                              • Diagnosis (1 2 4 7)
                                                              • Anamnesis
                                                              • Pemeriksaan Fisik
                                                                • Teknik Transfusi Tukar (1 5)
                                                                  • DAFTAR PUSTAKA

                                                                Banyak teori yang menjelaskan keadaan ini antara lain dikemukankan karena meningkatnya peristaltik usus (Windorfer dkk 1975) Bakken (1976) mengemukakan bahwa diare yang terjadi akibat efek sekunder yang terjadi pada pembentukan enzim lactase karena meningkatnya bilirubin indirek pada usus Pemberian susu dengan kadar laktosa rendah akan mengurangi timbulnya diare Teori ini masih belum dapat dipertentangkan (Chung dkk 1976)

                                                                3 Timbulnya kelainan kulit yang sering disebut ldquoflea bite rashrdquo di daerah muka badan dan ekstremitas Kelainan ini segera hilang setelah terapi dihentikan Pada beberapa bayi dilaporkan pula kemungkinan terjadinya bronze baby syndrome (Kopelman dkk 1976) Hal ini terjadi karena tubuh tidak mampu mengeluarkan dengan segera hasil terapi sinar Perubahan warna kulit yang bersifat sementara ini tidak mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi

                                                                4 Gangguan retinaKelainan retina ini hanya ditemukan pada binatang percibaan (Noel dkk 1966) Pnelitain Dobson dkk 1975 tidak dapat membuktikan adanya perubahan fungsi mata pada umumnya Walaupin demikian penyelidikan selanjutnya masih diteruskan

                                                                5 Gangguan pertumbuhanPada binatang percobaan ditemukan gangguan pertumbuhan (Ballowics 1970) Lucey (1972) dan Drew dkk (10976) secara klinis tidak dapat menemukan gangguan tumbuh kembang pada bayi yang mendapat terapi sinar Meskipun demikian hendaknya pemakaian terapi sinar dilakukan dengan indikasi yang tepat selama waktu yang diperlukan

                                                                6 Kenaikan suhuBeberapa penderita yang mendapatkan terapi mungkin memperlihatkan kenaikan suhu Bila hal ini terjadi terapi dapat terus dilanjutkan dengan mematikan sebagian lampu yang dipergunakan

                                                                7 Beberapa kelainan lain seperti gangguan minum letargi iritabilitas kadang-kadang ditemukan pada penderita Keadaan ini hanya bersifat sementara dan akan menghilang dengan sendirinya

                                                                8 Beberapa kelainan yang sampai saat ini masih belim diketahui secara pasti adalah kelainan gonad adanya hemolisis darah dan beberapa kelainan metabolisme lain

                                                                Sampai saat ini tampaknya belum ditemukan efek lanjut terapi sinar pada bayi Komplikasi segera juga bersifat ringan dan tidak berarti dibandingkan dengan manfaat penggunaannya Mengingat hal ini adalah wajar bila terapi sinar mempunyai tempat tersendiri dalam penatalaksanaan hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir

                                                                Tranfusi Tukar

                                                                32

                                                                Transfusi tukar adalah suatu tindakan pengambilan sejumlah kecil darah yang dilanjutkan dengan pengembalian darah dari donor dalam jumlah yang sama yang dilakukan berulang-ulang sampai sebagian besar darah penderita tertukar (Friel 1982) (1 5)

                                                                Pada hiperbilirubinemia tindakan ini bertujuan mencegah terjadinya ensefalopati bilirubin dengan cara mengeluarkan bilirubin indirek dari sirkulasi Pada bayi dengan isoimunisasi transfusi tukar memiliki manfaat tambahan karena membantu mengeluarkan antibodi maternal dari sirkulasi bayi Sehingga mencegah hemolisis lebih lanjut dan memperbaiki anemia (5)

                                                                Darah Donor Untuk Tranfusi Tukar (1 5)

                                                                1 Darah yang digunakan golongan O

                                                                2 Gunakan darah baru Kerjasama dengan dokter kandungan dan Bank Darah adalah penting untuk persiapan kelahiran bayi yang membutuhkan tranfusi tukar

                                                                3 Pada penyakit hemolitik rhesus jika darah disiapkan sebelum persalinan harus golongan O dengan rhesus (-) crossmatched terhadap ibu Bila darah disiapkan setelah kelahiran dilakukan juga crossmatched terhadap bayi

                                                                4 Pada inkomptabilitas ABO darah donor harus golongan O rhesus (-) atau rhesus yang sama dengan ibu dan bayinya Crossmatched terhadap ibu dan bayi yang mempunyai titer rendah antibodi anti A dan anti B Biasanya menggunakan eritrosit golongan O dengan plasma AB untuk memastikan bahwa tidak ada antibodi anti A dan anti B yang muncul

                                                                5 Pada penyakit hemolitik isoimun yang lain darah donor tidak boleh berisi antigen tersensitisasi dan harus di crossmatched terhadap ibu

                                                                33

                                                                6 Pada hiperbilirubinemia yang nonimun darah donor ditiping dan crossmatched terhadap plasma dan eritrosit pasienbayi

                                                                7 Tranfusi tukar biasanya memakai 2 kali volume darah (2 volume exchange) ---- 160 mLkgBB sehingga diperoleh darah baru sekitar 87

                                                                Teknik Transfusi Tukar (1 5)

                                                                a SIMPLE DOUBLE VOLUME

                                                                Push-Pull tehnique jarum infus dipasang melalui kateter vena umbilikalis vena saphena magna Darah dikeluarkan dan dimasukkan bergantian

                                                                b ISOVOLUMETRIC

                                                                Darah secara bersamaan dan simultan dikeluarkan melalui arteri umbilikalis dan dimasukkan melalui vena umbilikalis dalam jumlah yang sama

                                                                c PARTIAL EXCHANGE TRANFUSION

                                                                Tranfusi tukar sebagian dilakukan biasanya pada bayi dengan polisitemia

                                                                Di Indonesia untuk kedaruratan transfusi tukar pertama menggunakan golongan darah O rhesus positif (1 5)

                                                                Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

                                                                Kebutuhan

                                                                Rumus

                                                                lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2 lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

                                                                Hct sekarang Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

                                                                (Hb donor ndash Hb sekarang) BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang) (PCV donor)

                                                                Indikasi

                                                                Hingga kini belum ada kesepakatan global mengenai kapan melakukan transfusi tukar pada hiperbilirubinemia Indikasi transfusi tukar berdasarkan keputusan WHO tercantum dalam tabel 2 (1 5)

                                                                34

                                                                Tabel 3 Indikasi Transfusi Tukar Berdasarkan Kadar Bilirubin Serum

                                                                UsiaBayi Cukup Bulan Sehat

                                                                Dengan Faktor Risiko

                                                                Hari mgdL mgDl

                                                                Hari ke-1 15 13

                                                                Hari ke-2 25 15

                                                                Hari ke-3 30 20

                                                                Hari ke-4 dan seterusnya

                                                                30 20

                                                                Bila transfusi tukar memungkinkan untuk dilaksanakan di tempat atau bayi bisa dirujuk secara cepat dan aman ke fasilitas lain dan kadar bilirubin bayi telah mencapai kadar di atas sertakan contoh darah ibu dan bayi (5)

                                                                Tabel 4 Indikasi Transfusi Tukar Pada Bayi Berat Badan Lahir Rendah

                                                                Berat badan (gram)KadKadar Bilirubin (mgdL)

                                                                ltgt gt lt1000 10-12

                                                                1000-1500 12-15

                                                                1500-2000 15-18

                                                                2000-2500 18-20

                                                                Pada penyakit hemolitik segera dilakukan tranfusi tukar apabila ada indikasi

                                                                a Kadar bilirubin tali pusat gt 45 mgdL dan kadar Hb rendah

                                                                b Kadar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam walaupun sedang mendapatkan terapi sinar

                                                                35

                                                                c Selama terapi sinar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam dan kadar Hb 11 ndash 13 grdL

                                                                d Didapatkan anemia yang progresif walaupun kadar bilirubin dapat dikontrol secara adekuat dengan terapi sinar

                                                                Transfusi tukar harus dihentikan apabila terjadi

                                                                Emboli (emboli bekuan darah) trombosis

                                                                Hiperkalemia hipernatremia hipokalsemia asidosis hipoglikemia

                                                                Gangguan pembekuan karena pemakaian heparin

                                                                Perforasi pembuluh darah

                                                                Komplikasi tranfusi tukar (1)

                                                                1 Hipokalsemia dan hipomagnesia

                                                                2 Hipoglikemia

                                                                3 Gangguan keseimbangan asam basa

                                                                4 Hiperkalemia

                                                                5 Gangguan kardiovaskular

                                                                Perforasi pembuluh darah

                                                                Emboli

                                                                Infark

                                                                Aritmia

                                                                Volume overload

                                                                Arrest

                                                                6 Pendarahan Trombositopenia Defisiensi factor pembekuan

                                                                7 Infeksi8 Hemolisis9 Graft-versus host disease10 Lain-lain hipotermia hipertermia dan kemungkinan terjadinya enterokolitis

                                                                nekrotikans

                                                                36

                                                                Perawatan pasca tranfusi tukar Lanjutkan dengan terapi sinar Awasi ketat kemungkinan terjadinya komplikasi

                                                                37

                                                                38

                                                                DAFTAR PUSTAKA1 Staf pengajar Ilmu kesehatan anak FKUI Gastroenterologi Ilmu Kesehatan Anak Jilid I

                                                                Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1985 hal 283-3102 Noerasid N amp dkk gastrienteritis ( Diare ) Akut Gastroenterologi Anak Praktis Bagian Ilmu

                                                                Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1988 hal 51-763 Firmansyah A dkk Penyakit Radang Usus Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak ed Markum H

                                                                dkk Jilid 1 bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia hal 448-474

                                                                4 Staf Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM Panduan Pelayanan Medis Jakarta 20055 wwwemedicinecompedtopic583htmdiarrheaJully2005 6 Reisinger ECdkkDiarrhea Caused by primarily Non-Gastrointestinal Infection

                                                                wwwmedscapecomviewarticle505473 Nature Clinical Practical Gastroenterology amp Hepatology

                                                                7 Pray Sddk Diarrhea Causes dan Self-Care Treatments wwwmedscapecomviewarticle407636 US Pharmacist

                                                                8 Soegijanto Soegeng Prof DR Ilmu Penyakit Anak Diagnosa Dan Penatalaksanaan Edisi pertama Jakarta Salemba Medika 2002

                                                                9 Mansjoer A Kuspuji T dkk Kapita Selekta Kedokteran Edisi III Jilid 2 Cetakan kelima Jakarta Media Aesculapius 2002

                                                                10 Suharyono Aswitha B EM Halimun Gastroenterologi Anak Praktis cetakan ke-4 Jakarta Gaya Baru 2003

                                                                11 Sari Dina Kartika Hanifah Mirzanie Desy K A Leksana Buku Saku Pediatrica Edisi 2 Jogjakarta Tosca Enterprise 2006

                                                                12 http wwwKeep Kids Healthycom ndash Diarrhea in Children13 Subijanto Reza Ranuh Liek Djupri Pitono Soeparto Management Diare Pada Bayi Dan

                                                                Anak (Diarrheal Management In Infant And Children) Buletin Ilmu Kesehatan Anak Thn XXX No 11 2003

                                                                14 http www Pediatricscom -- Lactobacillus Therapy for Acute Infectious Diarrhea in Children A Meta-analysis -- Van Niel et almht

                                                                15 Tjokronegoro Arjatmo Prof Dr dr Hendra Utama Sp FK Updates In Pediatric Emergencies FKUI Jakarta 2002

                                                                39

                                                                • Diagnosis (1 2 4 7)
                                                                • Anamnesis
                                                                • Pemeriksaan Fisik
                                                                  • Teknik Transfusi Tukar (1 5)
                                                                    • DAFTAR PUSTAKA

                                                                  Transfusi tukar adalah suatu tindakan pengambilan sejumlah kecil darah yang dilanjutkan dengan pengembalian darah dari donor dalam jumlah yang sama yang dilakukan berulang-ulang sampai sebagian besar darah penderita tertukar (Friel 1982) (1 5)

                                                                  Pada hiperbilirubinemia tindakan ini bertujuan mencegah terjadinya ensefalopati bilirubin dengan cara mengeluarkan bilirubin indirek dari sirkulasi Pada bayi dengan isoimunisasi transfusi tukar memiliki manfaat tambahan karena membantu mengeluarkan antibodi maternal dari sirkulasi bayi Sehingga mencegah hemolisis lebih lanjut dan memperbaiki anemia (5)

                                                                  Darah Donor Untuk Tranfusi Tukar (1 5)

                                                                  1 Darah yang digunakan golongan O

                                                                  2 Gunakan darah baru Kerjasama dengan dokter kandungan dan Bank Darah adalah penting untuk persiapan kelahiran bayi yang membutuhkan tranfusi tukar

                                                                  3 Pada penyakit hemolitik rhesus jika darah disiapkan sebelum persalinan harus golongan O dengan rhesus (-) crossmatched terhadap ibu Bila darah disiapkan setelah kelahiran dilakukan juga crossmatched terhadap bayi

                                                                  4 Pada inkomptabilitas ABO darah donor harus golongan O rhesus (-) atau rhesus yang sama dengan ibu dan bayinya Crossmatched terhadap ibu dan bayi yang mempunyai titer rendah antibodi anti A dan anti B Biasanya menggunakan eritrosit golongan O dengan plasma AB untuk memastikan bahwa tidak ada antibodi anti A dan anti B yang muncul

                                                                  5 Pada penyakit hemolitik isoimun yang lain darah donor tidak boleh berisi antigen tersensitisasi dan harus di crossmatched terhadap ibu

                                                                  33

                                                                  6 Pada hiperbilirubinemia yang nonimun darah donor ditiping dan crossmatched terhadap plasma dan eritrosit pasienbayi

                                                                  7 Tranfusi tukar biasanya memakai 2 kali volume darah (2 volume exchange) ---- 160 mLkgBB sehingga diperoleh darah baru sekitar 87

                                                                  Teknik Transfusi Tukar (1 5)

                                                                  a SIMPLE DOUBLE VOLUME

                                                                  Push-Pull tehnique jarum infus dipasang melalui kateter vena umbilikalis vena saphena magna Darah dikeluarkan dan dimasukkan bergantian

                                                                  b ISOVOLUMETRIC

                                                                  Darah secara bersamaan dan simultan dikeluarkan melalui arteri umbilikalis dan dimasukkan melalui vena umbilikalis dalam jumlah yang sama

                                                                  c PARTIAL EXCHANGE TRANFUSION

                                                                  Tranfusi tukar sebagian dilakukan biasanya pada bayi dengan polisitemia

                                                                  Di Indonesia untuk kedaruratan transfusi tukar pertama menggunakan golongan darah O rhesus positif (1 5)

                                                                  Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

                                                                  Kebutuhan

                                                                  Rumus

                                                                  lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2 lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

                                                                  Hct sekarang Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

                                                                  (Hb donor ndash Hb sekarang) BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang) (PCV donor)

                                                                  Indikasi

                                                                  Hingga kini belum ada kesepakatan global mengenai kapan melakukan transfusi tukar pada hiperbilirubinemia Indikasi transfusi tukar berdasarkan keputusan WHO tercantum dalam tabel 2 (1 5)

                                                                  34

                                                                  Tabel 3 Indikasi Transfusi Tukar Berdasarkan Kadar Bilirubin Serum

                                                                  UsiaBayi Cukup Bulan Sehat

                                                                  Dengan Faktor Risiko

                                                                  Hari mgdL mgDl

                                                                  Hari ke-1 15 13

                                                                  Hari ke-2 25 15

                                                                  Hari ke-3 30 20

                                                                  Hari ke-4 dan seterusnya

                                                                  30 20

                                                                  Bila transfusi tukar memungkinkan untuk dilaksanakan di tempat atau bayi bisa dirujuk secara cepat dan aman ke fasilitas lain dan kadar bilirubin bayi telah mencapai kadar di atas sertakan contoh darah ibu dan bayi (5)

                                                                  Tabel 4 Indikasi Transfusi Tukar Pada Bayi Berat Badan Lahir Rendah

                                                                  Berat badan (gram)KadKadar Bilirubin (mgdL)

                                                                  ltgt gt lt1000 10-12

                                                                  1000-1500 12-15

                                                                  1500-2000 15-18

                                                                  2000-2500 18-20

                                                                  Pada penyakit hemolitik segera dilakukan tranfusi tukar apabila ada indikasi

                                                                  a Kadar bilirubin tali pusat gt 45 mgdL dan kadar Hb rendah

                                                                  b Kadar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam walaupun sedang mendapatkan terapi sinar

                                                                  35

                                                                  c Selama terapi sinar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam dan kadar Hb 11 ndash 13 grdL

                                                                  d Didapatkan anemia yang progresif walaupun kadar bilirubin dapat dikontrol secara adekuat dengan terapi sinar

                                                                  Transfusi tukar harus dihentikan apabila terjadi

                                                                  Emboli (emboli bekuan darah) trombosis

                                                                  Hiperkalemia hipernatremia hipokalsemia asidosis hipoglikemia

                                                                  Gangguan pembekuan karena pemakaian heparin

                                                                  Perforasi pembuluh darah

                                                                  Komplikasi tranfusi tukar (1)

                                                                  1 Hipokalsemia dan hipomagnesia

                                                                  2 Hipoglikemia

                                                                  3 Gangguan keseimbangan asam basa

                                                                  4 Hiperkalemia

                                                                  5 Gangguan kardiovaskular

                                                                  Perforasi pembuluh darah

                                                                  Emboli

                                                                  Infark

                                                                  Aritmia

                                                                  Volume overload

                                                                  Arrest

                                                                  6 Pendarahan Trombositopenia Defisiensi factor pembekuan

                                                                  7 Infeksi8 Hemolisis9 Graft-versus host disease10 Lain-lain hipotermia hipertermia dan kemungkinan terjadinya enterokolitis

                                                                  nekrotikans

                                                                  36

                                                                  Perawatan pasca tranfusi tukar Lanjutkan dengan terapi sinar Awasi ketat kemungkinan terjadinya komplikasi

                                                                  37

                                                                  38

                                                                  DAFTAR PUSTAKA1 Staf pengajar Ilmu kesehatan anak FKUI Gastroenterologi Ilmu Kesehatan Anak Jilid I

                                                                  Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1985 hal 283-3102 Noerasid N amp dkk gastrienteritis ( Diare ) Akut Gastroenterologi Anak Praktis Bagian Ilmu

                                                                  Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1988 hal 51-763 Firmansyah A dkk Penyakit Radang Usus Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak ed Markum H

                                                                  dkk Jilid 1 bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia hal 448-474

                                                                  4 Staf Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM Panduan Pelayanan Medis Jakarta 20055 wwwemedicinecompedtopic583htmdiarrheaJully2005 6 Reisinger ECdkkDiarrhea Caused by primarily Non-Gastrointestinal Infection

                                                                  wwwmedscapecomviewarticle505473 Nature Clinical Practical Gastroenterology amp Hepatology

                                                                  7 Pray Sddk Diarrhea Causes dan Self-Care Treatments wwwmedscapecomviewarticle407636 US Pharmacist

                                                                  8 Soegijanto Soegeng Prof DR Ilmu Penyakit Anak Diagnosa Dan Penatalaksanaan Edisi pertama Jakarta Salemba Medika 2002

                                                                  9 Mansjoer A Kuspuji T dkk Kapita Selekta Kedokteran Edisi III Jilid 2 Cetakan kelima Jakarta Media Aesculapius 2002

                                                                  10 Suharyono Aswitha B EM Halimun Gastroenterologi Anak Praktis cetakan ke-4 Jakarta Gaya Baru 2003

                                                                  11 Sari Dina Kartika Hanifah Mirzanie Desy K A Leksana Buku Saku Pediatrica Edisi 2 Jogjakarta Tosca Enterprise 2006

                                                                  12 http wwwKeep Kids Healthycom ndash Diarrhea in Children13 Subijanto Reza Ranuh Liek Djupri Pitono Soeparto Management Diare Pada Bayi Dan

                                                                  Anak (Diarrheal Management In Infant And Children) Buletin Ilmu Kesehatan Anak Thn XXX No 11 2003

                                                                  14 http www Pediatricscom -- Lactobacillus Therapy for Acute Infectious Diarrhea in Children A Meta-analysis -- Van Niel et almht

                                                                  15 Tjokronegoro Arjatmo Prof Dr dr Hendra Utama Sp FK Updates In Pediatric Emergencies FKUI Jakarta 2002

                                                                  39

                                                                  • Diagnosis (1 2 4 7)
                                                                  • Anamnesis
                                                                  • Pemeriksaan Fisik
                                                                    • Teknik Transfusi Tukar (1 5)
                                                                      • DAFTAR PUSTAKA

                                                                    6 Pada hiperbilirubinemia yang nonimun darah donor ditiping dan crossmatched terhadap plasma dan eritrosit pasienbayi

                                                                    7 Tranfusi tukar biasanya memakai 2 kali volume darah (2 volume exchange) ---- 160 mLkgBB sehingga diperoleh darah baru sekitar 87

                                                                    Teknik Transfusi Tukar (1 5)

                                                                    a SIMPLE DOUBLE VOLUME

                                                                    Push-Pull tehnique jarum infus dipasang melalui kateter vena umbilikalis vena saphena magna Darah dikeluarkan dan dimasukkan bergantian

                                                                    b ISOVOLUMETRIC

                                                                    Darah secara bersamaan dan simultan dikeluarkan melalui arteri umbilikalis dan dimasukkan melalui vena umbilikalis dalam jumlah yang sama

                                                                    c PARTIAL EXCHANGE TRANFUSION

                                                                    Tranfusi tukar sebagian dilakukan biasanya pada bayi dengan polisitemia

                                                                    Di Indonesia untuk kedaruratan transfusi tukar pertama menggunakan golongan darah O rhesus positif (1 5)

                                                                    Tabel 5 Volume Darah pada Transfusi Tukar

                                                                    Kebutuhan

                                                                    Rumus

                                                                    lsquoDouble Volumersquo BB x volume darah x 2 lsquoSingle Volumersquo BB x volume darah Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang ndashHct yang diinginkan)

                                                                    Hct sekarang Anemia BB x volume darah x (Hb yang diinginkan ndash Hb sekarang)

                                                                    (Hb donor ndash Hb sekarang) BB x volume darah x (PCV yang diinginkan ndash PCV sekarang) (PCV donor)

                                                                    Indikasi

                                                                    Hingga kini belum ada kesepakatan global mengenai kapan melakukan transfusi tukar pada hiperbilirubinemia Indikasi transfusi tukar berdasarkan keputusan WHO tercantum dalam tabel 2 (1 5)

                                                                    34

                                                                    Tabel 3 Indikasi Transfusi Tukar Berdasarkan Kadar Bilirubin Serum

                                                                    UsiaBayi Cukup Bulan Sehat

                                                                    Dengan Faktor Risiko

                                                                    Hari mgdL mgDl

                                                                    Hari ke-1 15 13

                                                                    Hari ke-2 25 15

                                                                    Hari ke-3 30 20

                                                                    Hari ke-4 dan seterusnya

                                                                    30 20

                                                                    Bila transfusi tukar memungkinkan untuk dilaksanakan di tempat atau bayi bisa dirujuk secara cepat dan aman ke fasilitas lain dan kadar bilirubin bayi telah mencapai kadar di atas sertakan contoh darah ibu dan bayi (5)

                                                                    Tabel 4 Indikasi Transfusi Tukar Pada Bayi Berat Badan Lahir Rendah

                                                                    Berat badan (gram)KadKadar Bilirubin (mgdL)

                                                                    ltgt gt lt1000 10-12

                                                                    1000-1500 12-15

                                                                    1500-2000 15-18

                                                                    2000-2500 18-20

                                                                    Pada penyakit hemolitik segera dilakukan tranfusi tukar apabila ada indikasi

                                                                    a Kadar bilirubin tali pusat gt 45 mgdL dan kadar Hb rendah

                                                                    b Kadar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam walaupun sedang mendapatkan terapi sinar

                                                                    35

                                                                    c Selama terapi sinar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam dan kadar Hb 11 ndash 13 grdL

                                                                    d Didapatkan anemia yang progresif walaupun kadar bilirubin dapat dikontrol secara adekuat dengan terapi sinar

                                                                    Transfusi tukar harus dihentikan apabila terjadi

                                                                    Emboli (emboli bekuan darah) trombosis

                                                                    Hiperkalemia hipernatremia hipokalsemia asidosis hipoglikemia

                                                                    Gangguan pembekuan karena pemakaian heparin

                                                                    Perforasi pembuluh darah

                                                                    Komplikasi tranfusi tukar (1)

                                                                    1 Hipokalsemia dan hipomagnesia

                                                                    2 Hipoglikemia

                                                                    3 Gangguan keseimbangan asam basa

                                                                    4 Hiperkalemia

                                                                    5 Gangguan kardiovaskular

                                                                    Perforasi pembuluh darah

                                                                    Emboli

                                                                    Infark

                                                                    Aritmia

                                                                    Volume overload

                                                                    Arrest

                                                                    6 Pendarahan Trombositopenia Defisiensi factor pembekuan

                                                                    7 Infeksi8 Hemolisis9 Graft-versus host disease10 Lain-lain hipotermia hipertermia dan kemungkinan terjadinya enterokolitis

                                                                    nekrotikans

                                                                    36

                                                                    Perawatan pasca tranfusi tukar Lanjutkan dengan terapi sinar Awasi ketat kemungkinan terjadinya komplikasi

                                                                    37

                                                                    38

                                                                    DAFTAR PUSTAKA1 Staf pengajar Ilmu kesehatan anak FKUI Gastroenterologi Ilmu Kesehatan Anak Jilid I

                                                                    Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1985 hal 283-3102 Noerasid N amp dkk gastrienteritis ( Diare ) Akut Gastroenterologi Anak Praktis Bagian Ilmu

                                                                    Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1988 hal 51-763 Firmansyah A dkk Penyakit Radang Usus Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak ed Markum H

                                                                    dkk Jilid 1 bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia hal 448-474

                                                                    4 Staf Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM Panduan Pelayanan Medis Jakarta 20055 wwwemedicinecompedtopic583htmdiarrheaJully2005 6 Reisinger ECdkkDiarrhea Caused by primarily Non-Gastrointestinal Infection

                                                                    wwwmedscapecomviewarticle505473 Nature Clinical Practical Gastroenterology amp Hepatology

                                                                    7 Pray Sddk Diarrhea Causes dan Self-Care Treatments wwwmedscapecomviewarticle407636 US Pharmacist

                                                                    8 Soegijanto Soegeng Prof DR Ilmu Penyakit Anak Diagnosa Dan Penatalaksanaan Edisi pertama Jakarta Salemba Medika 2002

                                                                    9 Mansjoer A Kuspuji T dkk Kapita Selekta Kedokteran Edisi III Jilid 2 Cetakan kelima Jakarta Media Aesculapius 2002

                                                                    10 Suharyono Aswitha B EM Halimun Gastroenterologi Anak Praktis cetakan ke-4 Jakarta Gaya Baru 2003

                                                                    11 Sari Dina Kartika Hanifah Mirzanie Desy K A Leksana Buku Saku Pediatrica Edisi 2 Jogjakarta Tosca Enterprise 2006

                                                                    12 http wwwKeep Kids Healthycom ndash Diarrhea in Children13 Subijanto Reza Ranuh Liek Djupri Pitono Soeparto Management Diare Pada Bayi Dan

                                                                    Anak (Diarrheal Management In Infant And Children) Buletin Ilmu Kesehatan Anak Thn XXX No 11 2003

                                                                    14 http www Pediatricscom -- Lactobacillus Therapy for Acute Infectious Diarrhea in Children A Meta-analysis -- Van Niel et almht

                                                                    15 Tjokronegoro Arjatmo Prof Dr dr Hendra Utama Sp FK Updates In Pediatric Emergencies FKUI Jakarta 2002

                                                                    39

                                                                    • Diagnosis (1 2 4 7)
                                                                    • Anamnesis
                                                                    • Pemeriksaan Fisik
                                                                      • Teknik Transfusi Tukar (1 5)
                                                                        • DAFTAR PUSTAKA

                                                                      Tabel 3 Indikasi Transfusi Tukar Berdasarkan Kadar Bilirubin Serum

                                                                      UsiaBayi Cukup Bulan Sehat

                                                                      Dengan Faktor Risiko

                                                                      Hari mgdL mgDl

                                                                      Hari ke-1 15 13

                                                                      Hari ke-2 25 15

                                                                      Hari ke-3 30 20

                                                                      Hari ke-4 dan seterusnya

                                                                      30 20

                                                                      Bila transfusi tukar memungkinkan untuk dilaksanakan di tempat atau bayi bisa dirujuk secara cepat dan aman ke fasilitas lain dan kadar bilirubin bayi telah mencapai kadar di atas sertakan contoh darah ibu dan bayi (5)

                                                                      Tabel 4 Indikasi Transfusi Tukar Pada Bayi Berat Badan Lahir Rendah

                                                                      Berat badan (gram)KadKadar Bilirubin (mgdL)

                                                                      ltgt gt lt1000 10-12

                                                                      1000-1500 12-15

                                                                      1500-2000 15-18

                                                                      2000-2500 18-20

                                                                      Pada penyakit hemolitik segera dilakukan tranfusi tukar apabila ada indikasi

                                                                      a Kadar bilirubin tali pusat gt 45 mgdL dan kadar Hb rendah

                                                                      b Kadar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam walaupun sedang mendapatkan terapi sinar

                                                                      35

                                                                      c Selama terapi sinar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam dan kadar Hb 11 ndash 13 grdL

                                                                      d Didapatkan anemia yang progresif walaupun kadar bilirubin dapat dikontrol secara adekuat dengan terapi sinar

                                                                      Transfusi tukar harus dihentikan apabila terjadi

                                                                      Emboli (emboli bekuan darah) trombosis

                                                                      Hiperkalemia hipernatremia hipokalsemia asidosis hipoglikemia

                                                                      Gangguan pembekuan karena pemakaian heparin

                                                                      Perforasi pembuluh darah

                                                                      Komplikasi tranfusi tukar (1)

                                                                      1 Hipokalsemia dan hipomagnesia

                                                                      2 Hipoglikemia

                                                                      3 Gangguan keseimbangan asam basa

                                                                      4 Hiperkalemia

                                                                      5 Gangguan kardiovaskular

                                                                      Perforasi pembuluh darah

                                                                      Emboli

                                                                      Infark

                                                                      Aritmia

                                                                      Volume overload

                                                                      Arrest

                                                                      6 Pendarahan Trombositopenia Defisiensi factor pembekuan

                                                                      7 Infeksi8 Hemolisis9 Graft-versus host disease10 Lain-lain hipotermia hipertermia dan kemungkinan terjadinya enterokolitis

                                                                      nekrotikans

                                                                      36

                                                                      Perawatan pasca tranfusi tukar Lanjutkan dengan terapi sinar Awasi ketat kemungkinan terjadinya komplikasi

                                                                      37

                                                                      38

                                                                      DAFTAR PUSTAKA1 Staf pengajar Ilmu kesehatan anak FKUI Gastroenterologi Ilmu Kesehatan Anak Jilid I

                                                                      Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1985 hal 283-3102 Noerasid N amp dkk gastrienteritis ( Diare ) Akut Gastroenterologi Anak Praktis Bagian Ilmu

                                                                      Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1988 hal 51-763 Firmansyah A dkk Penyakit Radang Usus Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak ed Markum H

                                                                      dkk Jilid 1 bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia hal 448-474

                                                                      4 Staf Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM Panduan Pelayanan Medis Jakarta 20055 wwwemedicinecompedtopic583htmdiarrheaJully2005 6 Reisinger ECdkkDiarrhea Caused by primarily Non-Gastrointestinal Infection

                                                                      wwwmedscapecomviewarticle505473 Nature Clinical Practical Gastroenterology amp Hepatology

                                                                      7 Pray Sddk Diarrhea Causes dan Self-Care Treatments wwwmedscapecomviewarticle407636 US Pharmacist

                                                                      8 Soegijanto Soegeng Prof DR Ilmu Penyakit Anak Diagnosa Dan Penatalaksanaan Edisi pertama Jakarta Salemba Medika 2002

                                                                      9 Mansjoer A Kuspuji T dkk Kapita Selekta Kedokteran Edisi III Jilid 2 Cetakan kelima Jakarta Media Aesculapius 2002

                                                                      10 Suharyono Aswitha B EM Halimun Gastroenterologi Anak Praktis cetakan ke-4 Jakarta Gaya Baru 2003

                                                                      11 Sari Dina Kartika Hanifah Mirzanie Desy K A Leksana Buku Saku Pediatrica Edisi 2 Jogjakarta Tosca Enterprise 2006

                                                                      12 http wwwKeep Kids Healthycom ndash Diarrhea in Children13 Subijanto Reza Ranuh Liek Djupri Pitono Soeparto Management Diare Pada Bayi Dan

                                                                      Anak (Diarrheal Management In Infant And Children) Buletin Ilmu Kesehatan Anak Thn XXX No 11 2003

                                                                      14 http www Pediatricscom -- Lactobacillus Therapy for Acute Infectious Diarrhea in Children A Meta-analysis -- Van Niel et almht

                                                                      15 Tjokronegoro Arjatmo Prof Dr dr Hendra Utama Sp FK Updates In Pediatric Emergencies FKUI Jakarta 2002

                                                                      39

                                                                      • Diagnosis (1 2 4 7)
                                                                      • Anamnesis
                                                                      • Pemeriksaan Fisik
                                                                        • Teknik Transfusi Tukar (1 5)
                                                                          • DAFTAR PUSTAKA

                                                                        c Selama terapi sinar bilirubin meningkat gt 6 mgdL12jam dan kadar Hb 11 ndash 13 grdL

                                                                        d Didapatkan anemia yang progresif walaupun kadar bilirubin dapat dikontrol secara adekuat dengan terapi sinar

                                                                        Transfusi tukar harus dihentikan apabila terjadi

                                                                        Emboli (emboli bekuan darah) trombosis

                                                                        Hiperkalemia hipernatremia hipokalsemia asidosis hipoglikemia

                                                                        Gangguan pembekuan karena pemakaian heparin

                                                                        Perforasi pembuluh darah

                                                                        Komplikasi tranfusi tukar (1)

                                                                        1 Hipokalsemia dan hipomagnesia

                                                                        2 Hipoglikemia

                                                                        3 Gangguan keseimbangan asam basa

                                                                        4 Hiperkalemia

                                                                        5 Gangguan kardiovaskular

                                                                        Perforasi pembuluh darah

                                                                        Emboli

                                                                        Infark

                                                                        Aritmia

                                                                        Volume overload

                                                                        Arrest

                                                                        6 Pendarahan Trombositopenia Defisiensi factor pembekuan

                                                                        7 Infeksi8 Hemolisis9 Graft-versus host disease10 Lain-lain hipotermia hipertermia dan kemungkinan terjadinya enterokolitis

                                                                        nekrotikans

                                                                        36

                                                                        Perawatan pasca tranfusi tukar Lanjutkan dengan terapi sinar Awasi ketat kemungkinan terjadinya komplikasi

                                                                        37

                                                                        38

                                                                        DAFTAR PUSTAKA1 Staf pengajar Ilmu kesehatan anak FKUI Gastroenterologi Ilmu Kesehatan Anak Jilid I

                                                                        Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1985 hal 283-3102 Noerasid N amp dkk gastrienteritis ( Diare ) Akut Gastroenterologi Anak Praktis Bagian Ilmu

                                                                        Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1988 hal 51-763 Firmansyah A dkk Penyakit Radang Usus Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak ed Markum H

                                                                        dkk Jilid 1 bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia hal 448-474

                                                                        4 Staf Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM Panduan Pelayanan Medis Jakarta 20055 wwwemedicinecompedtopic583htmdiarrheaJully2005 6 Reisinger ECdkkDiarrhea Caused by primarily Non-Gastrointestinal Infection

                                                                        wwwmedscapecomviewarticle505473 Nature Clinical Practical Gastroenterology amp Hepatology

                                                                        7 Pray Sddk Diarrhea Causes dan Self-Care Treatments wwwmedscapecomviewarticle407636 US Pharmacist

                                                                        8 Soegijanto Soegeng Prof DR Ilmu Penyakit Anak Diagnosa Dan Penatalaksanaan Edisi pertama Jakarta Salemba Medika 2002

                                                                        9 Mansjoer A Kuspuji T dkk Kapita Selekta Kedokteran Edisi III Jilid 2 Cetakan kelima Jakarta Media Aesculapius 2002

                                                                        10 Suharyono Aswitha B EM Halimun Gastroenterologi Anak Praktis cetakan ke-4 Jakarta Gaya Baru 2003

                                                                        11 Sari Dina Kartika Hanifah Mirzanie Desy K A Leksana Buku Saku Pediatrica Edisi 2 Jogjakarta Tosca Enterprise 2006

                                                                        12 http wwwKeep Kids Healthycom ndash Diarrhea in Children13 Subijanto Reza Ranuh Liek Djupri Pitono Soeparto Management Diare Pada Bayi Dan

                                                                        Anak (Diarrheal Management In Infant And Children) Buletin Ilmu Kesehatan Anak Thn XXX No 11 2003

                                                                        14 http www Pediatricscom -- Lactobacillus Therapy for Acute Infectious Diarrhea in Children A Meta-analysis -- Van Niel et almht

                                                                        15 Tjokronegoro Arjatmo Prof Dr dr Hendra Utama Sp FK Updates In Pediatric Emergencies FKUI Jakarta 2002

                                                                        39

                                                                        • Diagnosis (1 2 4 7)
                                                                        • Anamnesis
                                                                        • Pemeriksaan Fisik
                                                                          • Teknik Transfusi Tukar (1 5)
                                                                            • DAFTAR PUSTAKA

                                                                          Perawatan pasca tranfusi tukar Lanjutkan dengan terapi sinar Awasi ketat kemungkinan terjadinya komplikasi

                                                                          37

                                                                          38

                                                                          DAFTAR PUSTAKA1 Staf pengajar Ilmu kesehatan anak FKUI Gastroenterologi Ilmu Kesehatan Anak Jilid I

                                                                          Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1985 hal 283-3102 Noerasid N amp dkk gastrienteritis ( Diare ) Akut Gastroenterologi Anak Praktis Bagian Ilmu

                                                                          Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1988 hal 51-763 Firmansyah A dkk Penyakit Radang Usus Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak ed Markum H

                                                                          dkk Jilid 1 bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia hal 448-474

                                                                          4 Staf Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM Panduan Pelayanan Medis Jakarta 20055 wwwemedicinecompedtopic583htmdiarrheaJully2005 6 Reisinger ECdkkDiarrhea Caused by primarily Non-Gastrointestinal Infection

                                                                          wwwmedscapecomviewarticle505473 Nature Clinical Practical Gastroenterology amp Hepatology

                                                                          7 Pray Sddk Diarrhea Causes dan Self-Care Treatments wwwmedscapecomviewarticle407636 US Pharmacist

                                                                          8 Soegijanto Soegeng Prof DR Ilmu Penyakit Anak Diagnosa Dan Penatalaksanaan Edisi pertama Jakarta Salemba Medika 2002

                                                                          9 Mansjoer A Kuspuji T dkk Kapita Selekta Kedokteran Edisi III Jilid 2 Cetakan kelima Jakarta Media Aesculapius 2002

                                                                          10 Suharyono Aswitha B EM Halimun Gastroenterologi Anak Praktis cetakan ke-4 Jakarta Gaya Baru 2003

                                                                          11 Sari Dina Kartika Hanifah Mirzanie Desy K A Leksana Buku Saku Pediatrica Edisi 2 Jogjakarta Tosca Enterprise 2006

                                                                          12 http wwwKeep Kids Healthycom ndash Diarrhea in Children13 Subijanto Reza Ranuh Liek Djupri Pitono Soeparto Management Diare Pada Bayi Dan

                                                                          Anak (Diarrheal Management In Infant And Children) Buletin Ilmu Kesehatan Anak Thn XXX No 11 2003

                                                                          14 http www Pediatricscom -- Lactobacillus Therapy for Acute Infectious Diarrhea in Children A Meta-analysis -- Van Niel et almht

                                                                          15 Tjokronegoro Arjatmo Prof Dr dr Hendra Utama Sp FK Updates In Pediatric Emergencies FKUI Jakarta 2002

                                                                          39

                                                                          • Diagnosis (1 2 4 7)
                                                                          • Anamnesis
                                                                          • Pemeriksaan Fisik
                                                                            • Teknik Transfusi Tukar (1 5)
                                                                              • DAFTAR PUSTAKA

                                                                            38

                                                                            DAFTAR PUSTAKA1 Staf pengajar Ilmu kesehatan anak FKUI Gastroenterologi Ilmu Kesehatan Anak Jilid I

                                                                            Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1985 hal 283-3102 Noerasid N amp dkk gastrienteritis ( Diare ) Akut Gastroenterologi Anak Praktis Bagian Ilmu

                                                                            Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1988 hal 51-763 Firmansyah A dkk Penyakit Radang Usus Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak ed Markum H

                                                                            dkk Jilid 1 bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia hal 448-474

                                                                            4 Staf Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM Panduan Pelayanan Medis Jakarta 20055 wwwemedicinecompedtopic583htmdiarrheaJully2005 6 Reisinger ECdkkDiarrhea Caused by primarily Non-Gastrointestinal Infection

                                                                            wwwmedscapecomviewarticle505473 Nature Clinical Practical Gastroenterology amp Hepatology

                                                                            7 Pray Sddk Diarrhea Causes dan Self-Care Treatments wwwmedscapecomviewarticle407636 US Pharmacist

                                                                            8 Soegijanto Soegeng Prof DR Ilmu Penyakit Anak Diagnosa Dan Penatalaksanaan Edisi pertama Jakarta Salemba Medika 2002

                                                                            9 Mansjoer A Kuspuji T dkk Kapita Selekta Kedokteran Edisi III Jilid 2 Cetakan kelima Jakarta Media Aesculapius 2002

                                                                            10 Suharyono Aswitha B EM Halimun Gastroenterologi Anak Praktis cetakan ke-4 Jakarta Gaya Baru 2003

                                                                            11 Sari Dina Kartika Hanifah Mirzanie Desy K A Leksana Buku Saku Pediatrica Edisi 2 Jogjakarta Tosca Enterprise 2006

                                                                            12 http wwwKeep Kids Healthycom ndash Diarrhea in Children13 Subijanto Reza Ranuh Liek Djupri Pitono Soeparto Management Diare Pada Bayi Dan

                                                                            Anak (Diarrheal Management In Infant And Children) Buletin Ilmu Kesehatan Anak Thn XXX No 11 2003

                                                                            14 http www Pediatricscom -- Lactobacillus Therapy for Acute Infectious Diarrhea in Children A Meta-analysis -- Van Niel et almht

                                                                            15 Tjokronegoro Arjatmo Prof Dr dr Hendra Utama Sp FK Updates In Pediatric Emergencies FKUI Jakarta 2002

                                                                            39

                                                                            • Diagnosis (1 2 4 7)
                                                                            • Anamnesis
                                                                            • Pemeriksaan Fisik
                                                                              • Teknik Transfusi Tukar (1 5)
                                                                                • DAFTAR PUSTAKA

                                                                              DAFTAR PUSTAKA1 Staf pengajar Ilmu kesehatan anak FKUI Gastroenterologi Ilmu Kesehatan Anak Jilid I

                                                                              Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1985 hal 283-3102 Noerasid N amp dkk gastrienteritis ( Diare ) Akut Gastroenterologi Anak Praktis Bagian Ilmu

                                                                              Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1988 hal 51-763 Firmansyah A dkk Penyakit Radang Usus Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak ed Markum H

                                                                              dkk Jilid 1 bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia hal 448-474

                                                                              4 Staf Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM Panduan Pelayanan Medis Jakarta 20055 wwwemedicinecompedtopic583htmdiarrheaJully2005 6 Reisinger ECdkkDiarrhea Caused by primarily Non-Gastrointestinal Infection

                                                                              wwwmedscapecomviewarticle505473 Nature Clinical Practical Gastroenterology amp Hepatology

                                                                              7 Pray Sddk Diarrhea Causes dan Self-Care Treatments wwwmedscapecomviewarticle407636 US Pharmacist

                                                                              8 Soegijanto Soegeng Prof DR Ilmu Penyakit Anak Diagnosa Dan Penatalaksanaan Edisi pertama Jakarta Salemba Medika 2002

                                                                              9 Mansjoer A Kuspuji T dkk Kapita Selekta Kedokteran Edisi III Jilid 2 Cetakan kelima Jakarta Media Aesculapius 2002

                                                                              10 Suharyono Aswitha B EM Halimun Gastroenterologi Anak Praktis cetakan ke-4 Jakarta Gaya Baru 2003

                                                                              11 Sari Dina Kartika Hanifah Mirzanie Desy K A Leksana Buku Saku Pediatrica Edisi 2 Jogjakarta Tosca Enterprise 2006

                                                                              12 http wwwKeep Kids Healthycom ndash Diarrhea in Children13 Subijanto Reza Ranuh Liek Djupri Pitono Soeparto Management Diare Pada Bayi Dan

                                                                              Anak (Diarrheal Management In Infant And Children) Buletin Ilmu Kesehatan Anak Thn XXX No 11 2003

                                                                              14 http www Pediatricscom -- Lactobacillus Therapy for Acute Infectious Diarrhea in Children A Meta-analysis -- Van Niel et almht

                                                                              15 Tjokronegoro Arjatmo Prof Dr dr Hendra Utama Sp FK Updates In Pediatric Emergencies FKUI Jakarta 2002

                                                                              39

                                                                              • Diagnosis (1 2 4 7)
                                                                              • Anamnesis
                                                                              • Pemeriksaan Fisik
                                                                                • Teknik Transfusi Tukar (1 5)
                                                                                  • DAFTAR PUSTAKA

                                                                                top related