Batu Saluran Kemih 03
Post on 20-Jan-2016
63 Views
Preview:
DESCRIPTION
Transcript
BATU SALURAN KEMIH
MOH. REZA MAHDIPUTRA HABIBIE A LWINA P YOUSMAN
• Faktor ekstrinsik:1. Geografi : di daerah Bantu di Afrika
Selatan hampir tidak dijumpai penyakit batu saluran kemih.2. Iklim , temperature : 3. Asupan air : kurangnya asupan air dan tingginya
kadar mineral kalsium pada air yang dikonsumsi, dapat menigkatkan insidensi batu saluran kemih.
4. Diet : diet banyak purin, oksalat, dan kalsium
5. Pekerjaan : pekerjaan yang banyak duduk atau kurang aktifitas
Etiologi• Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya
dengan gangguan aliran urin, gangguan metabolic, infeksi saluran kemih, dehidrasi, dan keadaan-keadaan lain yang masih belum terungkap (idiopatik).
• Faktor interinsik:1. Hereditair (keturunan) : Penyakit ini diduga
diturunkan dari orang tuanya.2. Umur : penyakit ini paling sering
didapatkan pada usia 30-50 tahun.3. Jenis kelamin : jumlah pasien laki-laki tiga
kali lebih banyak dibandingkan dengan pasien perempuan.
TEORI PEMBENTUKAN BATU SALURAN KEMIH
• Batu dapat terbentuk pada seluruh saluran kemih terutama pada tempat-tempat yang sering mengalami hambatan aliran urin (statis urin) yaitu pada system kalise ginjal atau buli-buli.
• Batu terdiri Kristal-kristal yang tersusun oleh bahan-bahan organic maupun anorganik yang terlarut dalam urin.
• Kristal-kristal tersebut berada dalam keadaan metastabel (tetap terlarut) dalam urin jika tidak ada keadaan tertentu yang menyebabkan terjadi presipitasi Kristal.
• Kristal-kristal yang mengalami presipitasi membentuk inti batu (nukleus) yang kemudian mengalami agregasi , dan menarik bahan-bahan lain sehingga menjai Kristal yang lebih besar.
• Kondisi metastabel dipengaruhi oleh suhu, pH lautan, adanya koloid di dalam urin, konsentrasi solute di dalam urin, laju aliran urin di dalam saluran kemih, atau adanya korpus alienum di dalam saluran kemih yang bertindak sebagai inti batu
PENGHAMBAT PEMBENTUKAN BATU SALURAN KEMIH
• Terbentuk atau tidaknya batu di dalam saluran kemih ditentukan juga oleh adanya keseimbangan antara zat-zat pembentuk batu dan inhibitor.
• Ion magnesium (Mg++) dikenal dapat menghambat pembentukan batu karena jika berikatan dengan oksalat, membentuk garam magnesium oksalat sehingga jumlah oksalat yang akan berikatan dengan kalsium (Ca++) untuk membetuk kalium oksalat menurun.
• Begitu pula halnya dengan sitrat
• Protein inhibitor: 1.glikosaminoglikan (GAG), 2.protein Tamm Horsfall (THP) atau uromukoid3.nefrokalsin dan osteopontin
KOMPOSISI BATU
• Pada umumnya mengandung unsure : kalium oksalat ata kalsium fosfat, asam urat, magnesium-amonium-fosfat (MAP), xanthyn, dan sistin, siklat.
BATU GINJAL DAN BATU URETER
• Batu ginjal terbentuk pada tubuli ginjal kemudian berada di kaliks, infundibulum, pelvis ginjal, dan bahkan bisa mengisi pelvis serta seluruh kaliks ginjal.
• Batu yang mengisi pielum dan lebih dari dua kaliks ginjal memberikan gambaran menyerupai tanduk rusa sehingga disebut staghorn.
• Batu yang tidak terlalu besar didorong oleh peristaltic otot-otot system pelvikalisme dan turun ke ureter menjadi batu ureter.
• Batu yang ukurannya kecil (<5 mm) pada umumnya dapat keluar spontan sedangkan yang lebih besar sering kali tetap berada di ureter dan menyebabkan reaksi radang (periuteritis) serta menimbulkan obstruksi kronis berupa hidroureter atau hidronefrosis.
• Batu yang terletak pada ureter maupun system pelvikalises mampu menimbulkan obstruksi saluran kemih dan menimbulkan kelainan struktur saluran kemih sebelah atas.
• Jika disertai dengan infeksi dapat menibulkan pionefrosis, urosepsis, abses ginjal, abses perinefrik, abses paranefrik, ataupun pielonefritis
• Pada keadaan yang lanjut dapat menyebabkan terjadinya kerusakan ginjal, dan jika mengenai kedua sisi mengakibatkan gagal ginjal permanen
GAMBARAN KLINIS• Keluhan tergantung posisi atau letak, besar
batu, dan penyulit yang akan terjadi. • Keluhan tersering nyeri pinggang. • Nyeri ini mungkin bisa kolik ataupun bukan kolik. • Nyeri kolik karena aktifitas peristaltic otot
polos system kalises maupun ureter ataupun ureter meningkat dalam usaha untuk mengeluarkan batu dari saluran kemih.
• Nyeri nonkolik akibat peregangan kapsul ginjal karena terjadi hidronefrosis atau infeksi pada ginjal.
• Batu yang terletak pada distal akan memberikan keluhan nyeri pada saat kencing, atau sering kencing.
• Hematuria seringkali dikeluhkan karena trauma pada mukosa saluran kencing yang disebabkan oleh batu.
• Jika didapatkan demam harus curiga suatu urosepsis dan ini merupakan kedaruratan di bidang urologi.
• Pada pemeriksaan fisik juga mungkin di dapatkan nyeri ketok pada daerah kosto-vertebra, teraba ginjal pada sisi sakit akibat hidronefrosis, terlihat tanda-tanda gagal ginjal, retensi urin, dan jika disertai infeksi didapatkan demam/menggigil.
• Pemeriksaan sedimen urin menunjukkan adanya leukosituria, hematuria, dan dijumpai Kristal-kristal pembentuk batu.
• Pemeriksaan kultur urine menunjukkan adanya pertumbuhan kuman pemecah urea.
• Pemeriksaan faal ginjal untuk mencari kemungkinan terjadinya penurunan fungsi ginjal dan untuk mempersiapkan pasien menjalani pemeriksaan foto PIV.
• Perlu juga diperiksa kadar elektrolit yang diduga sebagai factor penyebab timbulnya batu saluran kemih – ( antara lain: kalsium, oksalat, fosfat maupun urat di
dalam darah maupun di dalam urin).
FOTO POLOS ABDOMEN
• Bertujuan untuk melihat kemungkinan adanya batu radio opak di saluran kemih.
• Batu kalsium oksalat dan kalsium fosfat bersifat radio opak, sedangkan batu asam urat bersifat non opak (radio lusen).
PIELOGRAFI INTRA VENA (PIV)
• Bertujuan untuk menilai keadaan anatomi dan fungsi ginjal.
ULTRASONOGRAFI
• Dikerjakan bila penderita tidak memungkinkan untuk dilakukan PIV yang disebabkan oleh:
• Alergi terhadap bahan kontras• Faal ginjal yang menurun• Pada wanita yang sedang hamil
PENATALAKSANAAN
• MEDIKAMENTOSA• Ditujukan untuk batu yang berukuran kurang dari 5 mm,
karena diharapkan dapat keluar dengan spontan. Terapi yang diberikan bertujuan untuk mengurangi nyeri, memperlancar aliran ut\rin dengan pemberian diuretikum, dan minum yang banyak agar mendorong batu keluar dari saluran kemih.
• • ESWL (EXTRACORPORAL SHOCKWAVE LITHOTRIPSY)• Pemecahan baru tanpa melalui tindakan invasive dan tanpa
pembiusan. Batu dipecahkan menjadi fragmen-fragmen kecil sehingga mudah dikeluarkan melalui saluran kemih. Tidak jarang pecahan-pecahan batu yang sedang keluar menimbulkan perasaan nyeri kolik dan menyebabkan hematuria.
ENDOUROLOGI• Tindakan invasive minimal untuk mengeluarkan
batu saluran kemih yang terdiri atas memecah batu, dan kemudian mengeluarkannya dari saluran kemih melalui alat yang dimasukkan langsung ke lasuran kemih.
• Alat tersebut dimasukkan melalui uretra atau melalui insisi kecil pada kulit (perkutan) proses pemecahan batu dilakukan secara mekanik, dengan memakai energy hidraulik, energy gelombang suara, atau dengan enersi laser.
BEDAH LAPAROSKOPI• Pembedahan laparoskopi untuk mengambil batu
saluran kemih saat ini sedang berkembang. Cara ini banyak dipakai untuk mengambil batu ureter.
BEDAH TERBUKA• Pielolitotomi atau nefrolitotomi untuk
mengambil batu pada saluran ginjal, dan ureterolitotomi untuk batu di ureter.
• Tidak jarang pasien harus menjalani tindakan nefrektomi atau pengambilan ginjal karena ginjalnya sudah tidak berfungsi dan berisi nanah, korteksnya sudah sangat tipis, atau mengalami pengkerutan akibat batu saluran kemih yang menimbulkan obstruksi dan infeksi menahun.
PENCEGAHAN
• Angka kekambuhan saluran kemih rata-rata 7% per tahun atau kurang lebih 50% dalam 10 tahun.
• Pencegahan:1. Menghindari dehidrasi dengan minum yang
cukup dan diusahakan produksi urin sebanyak 2-3 liter per hari
2. Diet untuk mengurangi kadar zat-zat komponen pembentuk batu
3. Aktivitas harian yang cukup4. Pemberian medikamentosa
BATU BULI-BULI• Sering terjadi pada pasien yang menderita gangguan miksi atau terdapat
benda asing di dalam buli-buli.• Gangguan miksi terjadi pada pasien-pasien hyperplasia prostat, striktur
uretra, divertikel bulu-buli, atau buli-buli neurogenik.• Gejala khas:1. Nyeri kencing2. Perasaan tidak enak waktu kencing3. Kencing tiba-tiba terhenti kemudian menjadi lancer kemali dengan
perubahan posisi tubuh.4. Nyri pada saat miksi seringkali dirasakan pada ujung penis, skrotum,
perineum, pinggang, sampai kaki5. Pada anak seing mengeluh adanya enuresis nokturna, disamping sering
manarik-narik penisnya (anak laki-laki) atau menggosok-gosok vulva (panak perempuan).
• Batu buli-buli dapat dipecahkan dengan litotripsi ataupun jika terlalu besar memerlukan pembedahan terbuka (vesikolitotomi)
BATU URETRA
• Biasanya berasal dari batu ginjal/batu ureter yang turun ke buli-buli, kemudian masuk ke uretra.
• Angka kejadian batu utetra ini tidak lebih dari 1 % dari seluruh batu saluran kemih.
• Keluhan yang disampaikan:1. Miksi tiba-tiba berhenti sehingga terjadi resistensi urin yang
mungkin sebelumnya didahului oleh nyeri pinggang.2. Batu berada di uretra anterior sering kali dirasakan benjolan
keras di pars bulbosa maupun pendularis atau kadang-kadang tampak di meatus eksterna
3. Nyeri dirasakan di glans penis atau pada tempat batu berada.4. Batu yang berada pada uretra posterior, nyeri dirasakan di
perineum atau rectum.
• Tindakan untuk mengeluarkan batu tergantung pada posisi, ukuran, dan bentuk batu. Sering kali batu yang ukurannya tidak terlalu besar dapat keluar dengan spontan asalkan tidak ada kelainan atau penyempitan pada uretra. Batu pada meatus uretra eksternum atau fossana vikularis dapat diambil dengan forcep setelah terlebih dahulu dilakukan pelebaran uretra (meatotomi), sedangkan batu kecil di uretra anterior dapat dicoba dengan melalui lubrikasi terlebih dahulu dengan memasukkan campuran jelly dan lidokain 2% intrauretra dengan harapan batu dapat keluar spontan.
• Batu yang masih cukup besar dan berada di uretra posterior di dorong dahulu ke buli-buli, kemudian di lakukan litotripsi
top related