Transcript
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 1
BAB III
KONDISI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) EKSISTING
3.1. ASPEK TEKNIS
3.1.1 SPAM Kabupaten
Sistem penyediaan air minum eksisting di Kabupaten Sleman ada
2 (dua) sistem yaitu : Sistem perpipaan dan sistem non perpipaan.
Sistem perpipaan melayani daerah perkotaan dan perdesaan yang
dilakukan oleh PDAM dan juga oleh Kelompok Swadaya
Masyarakat.
Sistem non perpipaan meliputi sumur mandiri oleh masyarakat,
serta air permukaan atau mata air yang secara langsung
dimanfaatkan oleh masyarakat.
Sistem perpipaan untuk wilayah perkotaan dilayani oleh lembaga
BUMD yaitu Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sesuai Perda
Kab. Sleman No 10 tahun 2010.
Untuk wilayah perdesaan dilayani oleh lembaga SPAMDES atau
Kelompok Swadaya Masyarakat sesuai perBup Nomor :
71/Kep.KDH/A/2012.
Untuk sistem perpipaan adalah sistem penyediaan air bersih bukan
perpipaan atau mandiri dan dilaksanakan langsung oleh
masyarakat atau perseorangan.
A. Sistem Penyediaan Air Minum Perpipaan Pelayanan sistem penyediaan air minum dengan jaringan
perpipaan di Kabupaten Sleman dikelola oleh Perusahaan Daerah,
yaitu Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Sleman,
Perpamdes oleh kelompok masyarakat, Perusahaan Daerah Arga
Jasa dan PDAM Kota Yogyakarta.
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 2
Sumber air yang digunakan sebagai sumber air baku untuk sistem
penyediaan air minum dengan jaringan perpipaan saat ini di
Kabupaten Sleman ada 3 (tiga) jenis, yaitu : Air permukaan (Kali Progo, Kali Krasak, Embung Babadan,
Embung Tambakboyo, Sempu, Sungai Bedog, Sungai Konteng,
Sungai Denggung)
Mata Air
Mata Air (Umbul Wadon, Karangbajang, Pandanpuro, Gayam)
Air tanah tertekan : pembuatan sumur (deep weel, shalow
weel) untuk wilayah Sleman utara
Sistem penyediaan air minum di Kabupaten Sleman dibagi menjadi
17 unit pelayanan yaitu :
1. Unit Pelayanan Pakem dan Unit Pelayanan Turi
2. Unit Pelayanan Ngemplak
3. Unit Pelayanan Bimomartani
4. Unit Pelayanan Tambakrejo
5. Unit Pelayanan Sleman
6. Unit Pelayanan Tridadi
7. Unit Pelayanan Mlati
8. Unit Pelayanan Gamping
9. Unit Pelayanan Sidomoyo
10. Unit Pelayanan Nogotirto
11. Unit Pelayanan Godean
12. Unit Pelayanan Ngaglik
13. Unit Pelayanan Minomartani
14. Unit Pelayanan Depok
15. Unit Pelayanan Condong Catur
16. Unit Pelayanan Kalasan
17. Unit Pelayanan Prambanan 1. Unit Pelayanan Pakem dan Unit Pelayanan Turi Pada unit ini terdapat dua unit pelayanan yaitu Unit Pelayanan
Pakem dan Unit Pelayanan Turi. Penyediaan air minum di Unit
Pelayanan Pakem menggunakan sistem gravitasi yang berasal dari
sistem mata air Umbul Wadon melalui Bak Pelepas Tekan dan
Reservoar 1 (BR 1) dengan debit sebesar 8 lt/dt. Pada sistem
gravitasi ini menggunakan 2 (dua) buah Bak Pelepas Tekanan
(BPT) pembantu untuk mengurangi tekanan air dan langsung
didistribusikan ke pelanggan. Sedangkan untuk Unit Pelayanan Turi sistem penyediaan air
minum menggunakan sumber air dari air tanah tertekan, dengan
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 3
pengambilan melalui Sumur Bor Dalam (Deep Well), yaitu
DW 1 Turi dan air tanah bebas melalui Sumur Dangkal
(Shallow Well). Air dari sumur dipompakan kemudian di olah pada
Instalasi pengolahan air lalu didistribusikan ke pelanggan secara
gravitasi. Untuk lebih jelasnya sistem penyediaan air minum Unit
Pelayanan Pakem dapat dilihat pada Gambar 3.1 dan Unit
Pelayanan Turi dapat dilihat pada Gambar 3.2.
2. Unit Pelayanan Ngemplak
Sistem penyediaan air minum di Unit Pelayanan Ngemplak
menggunakan sistem gravitasi dengan sumber air dari mata air
Umbul Wadon melalui Bak Pelepas Tekan dan Reservoar 5 (BR 5)
dengan debit sebesar 15 lt/dt. Untuk lebih jelasnya sistem
penyediaan air minum Unit Pelayanan Ngemplak dapat dilihat
pada Gambar 3.3.
3. Unit Pelayanan Bimomartani
Sistem penyediaan air minum di Unit Pelayanan Bimomartani
menggunakan sistem pompa dan gravitasi. Sumber air dari air
tanah tertekan, dengan pengambilan melalui Sumur Bor
Dalam(Deep Well), yaitu DW 1 Bimomartani, kapasitas sumber 20
l/dt. Air dari sumur di pompa ke instalasi pengolahan yang terdiri
dari aerator dan bak filter. Setelah melalui bak pengolahan
kemudian di tampung di dalam reservoar untuk didistribusikan ke
pelanggan. Untuk lebih jelasnya sistem penyediaan air minum Unit
Pelayanan Bimomartani dapat dilihat pada Gambar 3.4. 4. Unit Pelayanan Tambakrejo Sistem penyediaan air minum di Unit Pelayanan Tambakrejo
menggunakan sistem pompa dan gravitasi. Sumber air dari air
tanah tertekan, dengan pengambilan melalui Sumur Bor Dalam
(Deep Well), yaitu DW 1 Tambakrejo, dan air tanah bebas melalui
Sumur Dangkal (Shallow Well) SW 2 Instalasi Tambakrejo.
Kapasitas masing-masing sumber 15 lt/dt dan 4 lt/dt. Air dari
sumur di pompa ke instalasi pengolahan yang terdiri dari aerator
dan bak filter. Setelah melalui bak pengolahan kemudian di
tampung di dalam reservoir untuk didistribusikan ke pelanggan.
Untuk lebih jelasnya sistem penyediaan air minum Unit Pelayanan
Tambakrejo dapat dilihat pada Gambar 3.5.
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 4
GAMBAR : 3.1
SKEMATIK DIAGRAM SISTEM PENEDIAAN AIR MINUM UNIT PELAYANAN PAKEM
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 5
GAMBAR : 3.2
SKEMATIK DIAGRAM SISTEM PENEDIAAN AIR MINUM UNIT PELAYANAN TURI
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 6
GAMBAR : 3.3
SKEMATIK DIAGRAM SISTEM PENEDIAAN AIR MINUM UNIT PELAYANAN NGEMPLAK
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 7
GAMBAR : 3.4
SKEMATIK DIAGRAM SISTEM PENEDIAAN AIR MINUM UNIT PELAYANAN BIMOMARTANI
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 8
GAMBAR : 3.5
SKEMATIK DIAGRAM SISTEM PENEDIAAN AIR MINUM UNIT PELAYANAN TAMBAKREJO
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 9
5. Unit Pelayanan Sleman
Sistem penyediaan air minum di Unit Pelayanan Sleman BNA
menggunakan sistem pompa dan gravitasi. Sumber air dari
Tuk Dandang dan Umbul Wadon dengan debit sebesar 25 lt/dt
dan 19 lt/dt.
Air dari Tuk Dandang melalui broncaptering di pompa ke instalasi
pengolahan (pengolahan secara sederhana) lalu ditampung dalam
reservoir. Air dari reservoir di didistribusikan ke pelanggan.
Sedangkan dari Umbul Wadon melalui Bak Pelepas Tekanan (BPT)
dan reservoir 5 (BR 5) dengan kapasitas 57 lt/det dibagi ke daerah
Ngaglik dan Unit Pelayanan Sleman. Air dialirkan dari BR 5 melalui
BPT 8 dan BPT 9 untuk selanjutnya didistribusikan ke pelanggan di
wilayah Sleman. Untuk lebih jelasnya sistem penyediaan air
minum Unit Pelayanan Sleman dapat dilihat pada Gambar 3.6.
6. Unit Pelayanan Tridadi
Sistem penyediaan air minum di Unit Pelayanan Tridadi
menggunakan sistem pompa dan gravitasi. Sumber air dari air
tanah tertekan, dengan pengambilan melalui Sumur Bor Dalam
(Deep Well), yaitu Sumur Dalam Murangan pompa I dan air tanah
bebas melalui Sumur Dangkal (Shallow Well) yaitu
SW 6 Murangan, SW 7 Kadisono pompa I dan SW 5 Dukuh
pompa II dengan kapasitas masing-masing sumber 15 lt/dt,
3 lt/dt, 5 lt/dt dan 2 lt/dt. Air dari sumur di pompa ke instalasi
pengolahan yang terdiri dari aerator, sedimentasi dan bak filter.
Setelah melalui bak pengolahan kemudian di tampung di dalam
reservoar untuk didistribusikan ke pelanggan. Untuk lebih jelasnya
sistem penyediaan air minum Unit Pelayanan Tridadi dapat dilihat
pada Gambar 3.7. 7. Unit Pelayanan Mlati Sistem penyediaan air minum di Unit Pelayanan Mlati
menggunakan sistem pompa dan gravitasi. Sumber air dari air
tanah tertekan, dengan pengambilan melalui Sumur Bor Dalam
(Deep Well), yaitu DW 1 Mlati Selatan, DW 2 Mlati Utara dengan
kapasitas masing-masing sumber 3 l/dt dan 10 lt/dt. Air dari
sumur di pompa ke instalasi pengeolahan yang terdiri dari aerator,
sedimentasi dan bak filter. Setelah diolah kemudian di tampung di
dalam reservoir untuk didistribusikan ke pelanggan.
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 10
GAMBAR : 3.6
SKEMATIK DIAGRAM SISTEM PENEDIAAN AIR MINUM UNIT PELAYANAN SLEMAN
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 11
GAMBAR : 3.7
SKEMATIK DIAGRAM SISTEM PENEDIAAN AIR MINUM UNIT PELAYANAN TRIDADI
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 12
Untuk lebih jelasnya sistem penyediaan air minum Unit Pelayanan
Mlati dapat dilihat pada Gambar 3.8.
8. Unit Pelayanan Gamping
Sistem penyediaan air minum di Unit Pelayanan Gamping
menggunakan sistem pompa dan gravitasi. Sumber air dari air
tanah bebas melalui Sumur Dangkal (Shallow Well) yaitu
SW 3 Patukan Selatan, SW 4 Patukan Barat, dan SW Gamping
dengan kapasitas masing-masing sumber 10 lt/dt, 12lt/det, dan
10 lt/dt. Air dari sumur di pompa ke instalasi pengolahan yang
terdiri dari aerator, sedimentasi dan bak filter. Setelah diolah air
ditampung di dalam reservoar untuk dipompa kembali ke reservoir
yang lebih tinggi. Dari Reservoir tertinggi air didistribusikan ke
konsumen secara gravitasi. Untuk lebih jelasnya sistem
penyediaan air minum Unit Pelayanan Gamping dapat dilihat pada
Gambar 3.9.
9. Unit Pelayanan Sidomoyo
Sistem penyediaan air minum di Unit Pelayanan Sidomoyo
menggunakan sistem pompa dan gravitasi. Sumber air dari air
tanah bebas melalui Sumur Dangkal (Shallow Well) yaitu SW 3
Cebongan Pompa 1 dan 2, SW 4 Danen Utara, dan SW 5
Sidomoyo Barat dengan kapasitas masing-masing sumber 9 lt/dt ,
13 lt/det, dan 6 lt/dt. Air dari sumur di pompa ke instalasi
pengolahan yang terdiri dari aerator, sedimentasi dan bak filter.
Setelah melalui bak pengolahan kemudian di tampung di dalam
reservoar. Dari Reservoir air didistribusikan ke konsumen secara
gravitasi. Untuk lebih jelasnya sistem penyediaan air minum Unit
Pelayanan Sidomoyo dapat dilihat pada Gambar 3.10. 10. Unit Pelayanan Nogotirto Sistem penyediaan air minum di Unit Pelayanan Nogotirto
menggunakan sistem pompa dan gravitasi. Sumber air dari air
tanah tertekan, dengan pengambilan melalui Sumur Bor Dalam
(Deep Well), yaitu DW 1 Instalasi Nogotirto, DW 2 Nogotirto
Selatan dan air tanah bebas melalui Sumur Dangkal (Shallow Well)
yaitu SW 3 Nogotirto dengan kapasitas masing-masing sumber
9 lt/dt , 13 lt/det, dan 6 lt/dt. Air dari sumur di pompa ke instalasi
pengolahan yang terdiri dari aerator, sedimentasi dan bak filter.
Setelah diolah air ditampung di dalam reservoar untuk
didistribusikan ke pelanggan.
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 13
GAMBAR : 3.8
SKEMATIK DIAGRAM SISTEM PENEDIAAN AIR MINUM UNIT PELAYANAN MLATI
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 14
GAMBAR : 3.9
SKEMATIK DIAGRAM SISTEM PENEDIAAN AIR MINUM UNIT PELAYANAN GAMPING
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 15
GAMBAR : 3.10
SKEMATIK DIAGRAM SISTEM PENEDIAAN AIR MINUM UNIT PELAYANAN SIDOMOYO
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 16
Untuk lebih jelasnya sistem penyediaan air minum Unit Pelayanan
Nogotirto dapat dilihat pada Gambar 3.11.
11. Unit Pelayanan Godean
Sistem penyediaan air minum di Unit Pelayanan Godean
menggunakan sistem pompa dan gravitasi. Sumber air dari air
tanah tertekan, dengan pengambilan melalui Sumur Bor Dalam
(Deep Well), yaitu DW 2 Godean Utara dengan kapasitas sumber
8 lt/det. Air dari sumur di pompa ke instalasi pengolahan yang
terdiri dari aerator, sedimentasi dan bak filter. Setelah melalui bak
pengolahan kemudian di tampung di dalam reservoar untuk
didistribusikan ke pelanggan. Untuk lebih jelasnya sistem
penyediaan air minum Unit Pelayanan Godean dapat dilihat pada
Gambar 3.12.
12. Unit Pelayanan Ngaglik
Sistem penyediaan air minum di Unit Pelayanan Ngaglik
menggunakan sistem pompa dan gravitasi. Sumber air dari air
tanah bebas melalui Sumur Dangkal (Shallow Well) yaitu
SW 3 Instalasi Ngaglik dan sistem dari Umbul Wadon melalui
distribusi BPT 8 dengan kapasitas sumber 9 lt/dt dan air yang
didistribusikan dari sistem Umbul Wadon sebesar 0,05 l/dt. Air dari
sumur di pompa ke instalasi pengolahan yang terdiri dari aerator,
sedimentasi dan bak filter. Setelah melalui bak pengolahan
kemudian di tampung di dalam reservoar untuk didistribusikan ke
pelanggan. Untuk lebih jelasnya sistem penyediaan air minum Unit
Pelayanan Ngaglik dapat dilihat pada Gambar 3.13. 13. Unit Pelayanan Minomartani Sistem Penyediaan air minum di Unit Pelayanan Minomartani
menggunakan sistem pompa dan gravitasi. Sumber air dari air
tanah bebas melalui Sumur Dangkal (Shallow Well) yaitu
SW 3 Instalasi Utara, SW 5 Instalasi Selayan dan SW 6 Instalasi
Timur dengan kapasitas masing-masing sumber sebesar 4 lt/det,
7 lt/det dan 13 lt/det. Air dari sumur di pompa ke instalasi
pengolahan yang terdiri dari aerator, sedimentasi dan bak filter.
Setelah melalui bak pengolahan kemudian di tampung di dalam
reservoar untuk didistribusikan ke pelanggan. Untuk lebih jelasnya
sistem penyediaan air minum Unit Pelayanan Minomartani dapat
dilihat pada Gambar 3.14.
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 17
GAMBAR : 3.11
SKEMATIK DIAGRAM SISTEM PENEDIAAN AIR MINUM UNIT PELAYANAN NOGOTIRTO
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 18
GAMBAR : 3.12
SKEMATIK DIAGRAM SISTEM PENEDIAAN AIR MINUM UNIT PELAYANAN GODEAN
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 19
GAMBAR : 3.13
SKEMATIK DIAGRAM SISTEM PENEDIAAN AIR MINUM UNIT PELAYANAN NGAGLIK
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 20
GAMBAR : 3.14
SKEMATIK DIAGRAM SISTEM PENEDIAAN AIR MINUM UNIT PELAYANAN MINOMARTANI
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 21
14. Unit Pelayanan Depok
Sistem penyediaan air minum di Unit Pelayanan Depok
menggunakan sistem pompa dan gravitasi. Sumber air dari air
tanah tertekan, dengan pengambilan melalui Sumur Bor Dalam
(Deep Well), yaitu DW 1 Kregan Utara Pompa 1 dan
DW 1 Kenayan dengan kapasitas masing-masing sumber adalah
10 lt/det dan 20 lt/det. Dan dari air tanah bebas melalui Sumur
Dangkal (Shallow Well) yaitu SW 3 Kregan Utara pompa 2,
SW 4 Kregan Selatan, SW 2 Instalasi Kenayan dengan
kapasitasmasing-masing sumber sebesar 10 lt/det, 10 lt/det,
7 lt/det dan 13 l/dt, 20 l/dt. Air dari sumur di pompa ke instalasi
pengolahan yang terdiri dari aerator, sedimentasi dan bak filter.
Setelah melalui bak pengolahan kemudian di tampung di
dalam satu buah reservoar untuk didistribusikan ke
pelanggan.
Untuk lebih jelasnya sistem penyediaan air minum Unit
Pelayanan Depok dapat dilihat pada Gambar 3.15.
15. Unit Pelayanan Condongcatur Sistem penyediaan air minum di Unit Pelayanan Condongcatur
menggunakan gravitasi. Sumber air dari Umbul Wadon dengan
debit sebesar 14 lt/det melalui Bak Pelepas Tekan dan Reservoar 6
(BR 6). Air dari dari BR 6 di didistribusikan secara gravitasi ke
pelanggan. Untuk lebih jelasnya sistem penyediaan air minum Unit
Pelayanan Condongcatur dapat dilihat pada Gambar 3.16. 16. Unit Pelayanan Kalasan Sistem penyediaan air minum di Unit Pelayanan Kalasan
menggunakan sistem pompa dan gravitasi. Sumber air dari air
tanah tertekan, dengan pengambilan melalui Sumur Bor Dalam
(Deep Well), dari air tanah bebas melalui Sumur Dangkal (Shallow
Well), dan Umbul Wadon. Sumur dalam yang digunakan adalah
DW 1 Instalasi Selomartani dengan kapasitas sebesar 15 lt/det.
Selain dari dari sumur dalam pada unit Kalasan di gunakan juga
sumur dangkal (Shallow Well), yaitu : SW 3 Cupuwatu Timur dan
SW 4 instalasi Selomartan dengan kapasitas masing-masing
sumber sebesar 8 lt/det dan 5 lt/det
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 22
GAMBAR : 3.15
SKEMATIK DIAGRAM SISTEM PENEDIAAN AIR MINUM UNIT PELAYANAN DEPOK
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 23
GAMBAR : 3.16
SKEMATIK DIAGRAM SISTEM PENEDIAAN AIR MINUM UNIT PELAYANAN CONDONGCATUR
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 24
Air dari sumur di pompa ke instalasi pengolahan yang terdiri dari
aerator, sedimentasi dan bak filter. Setelah melalui bak
pengolahan kemudian di tampung di dalam satu buah reservoar
untuk didistribusikan ke pelanggan.
Sedangkan untuk sistem penyediaan yang berasal dari Umbul
Wadon melalui BPT 7 dengan debit 4,5 lt/det dan kemudian
didistribusikan secara gravitasi ke pelanggan. Untuk lebih jelasnya
sistem penyediaan air minum Unit Pelayanan Kalasan dapat dilihat
pada Gambar 3.17.
17. Unit Pelayanan Prambanan
Sistem penyediaan air minum di Unit Pelayanan Prambanan
menggunakan sistem pompa dan gravitasi. Sumber air dari air
tanah bebas melalui Sumur Dangkal (Shallow Well) yaitu
SW 3 Instalasi Prambanan Timur dan SW 4 instalasi Prambanan
barat dengan kapasitas masing-masing sumber sebesar 5 lt/det
dan 4 lt/det. Air dari sumur di pompa ke instalasi pengeolahan
yang terdiri dari aerator, sedimentasi dan bak filter. Setelah
melalui bak pengolahan kemudian di tampung di dalam satu buah
reservoar untuk didistribusikan ke pelanggan. Untuk lebih jelasnya
sistem penyediaan air minum Unit Pelayanan Prambanan dapat
dilihat pada Gambar 3.18.
Jumlah penggunaan PDAM di beberapa puskesmas Kabupaten
Sleman menunjukkan angka bahwa Puskesmas Depok III
merupakan yang terbesar penggunaannya sebesar 2570 dan
sesuai dengan data adanya dan terlindung. Berbeda dengan data
Puskesmas Mlati I yang tergolong memiliki cukup banyak
pengguna PDAM dengan jumlah 1869 kk, namun tidak memiliki
data yang cukup untuk menjelaskan jumlah adanya PDAM dan
PDAM yang terlindung. Berdasarkan tabel data sarana air bersih
PDAM di atas, dapat ditarik kesimpulan sederhana bahwa semakin
keberadaan daerah berada di kawasan utara Kabupaten Sleman
seperti Turi, Pakem, Cangkringan, Tempel, dan Ngaglik memiliki
pengguna PDAM yang relatif sedikit daripada daerah perkotaan
yang berada di selatan administrasi Kabupaten Sleman seperti
Mlati, Depok, Kalasan, dan Gamping. Hal ini disebabkan karena
daerah utara administrasi Kabupaten Sleman memiliki sumber air
baku sediri di luar penggunaan PDAM< seperti sumber air
pegunungan alami ataupun sumur dalam. Berbeda dengan daerah
perkotaan yang sangat membutuhkan air bersih dengan jumlah
yang lebih besar namun jumlah air permukaan maupun sumur
serapan sulit ditemukan atau dibuat, sehingga penggunaan PDAM
cukup besar.
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 25
TABEL : 3.2
DATA SARANA AIR BERSIH PDAM
No PUSKESMAS PDAM
ADANYA TERLINDUNG KK DIGUNAKAN
1 Moyudan 176 176 1862 Minggir 114 114 2303 Seyegan 0 0 04 Godean I 376 376 3765 Godean II 181 0 1876 Gamping I 930 0 9307 Gamping II 1486 1486 14868 Mlati I 0 0 18699 Mlati II 867 867 873
10 Depok I 638 638 63811 Depok II 0 0 158212 Depok III 2570 2570 257013 Berbah 0 0 014 Prambanan 501 501 62615 Kalasan 1791 1791 179116 Ngempak I 496 496 49617 Ngemplak II 252 151 36218 Ngaglik I 1831 1831 183119 Ngaglik II 350 350 64020 Sleman 620 620 62021 Tempel I 0 0 022 Tempel II 142 142 18523 Turi 304 304 30424 Pakem 260 260 232
No PUSKESMAS PDAM
ADANYA TERLINDUNG KK DIGUNAKAN
25 Cangkringan 152 152 152Jumlah 14037 12926 18166
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Sleman, 2014
TABEL : 3.3
SUMBER MATA AIR DENGAN PERPIPAAN
No PUSKESMAS
MATA AIR/MATA AIR DENGAN PERPIPAAN
ADANYA TERLINDUNG KK DIGUNAKAN
1 Moyudan 23 2 792 Minggir 17 17 2053 Seyegan 2 2 1784 Godean I 0 0 05 Godean II 0 0 06 Gamping I 5 5 57 Gamping II 1 1 358 Mlati I 0 0 09 Mlati II 0 0 0
10 Depok I 0 0 011 Depok II 0 0 012 Depok III 0 0 013 Berbah 1 1 1614 Prambanan 10 10 50015 Kalasan
0 0 0
16 Ngempak I 5 5 158
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 26
17 Ngemplak II 0 0 018 Ngaglik I 1 0 019 Ngaglik II 0 0 020 Sleman 30 6 021 Tempel I 16 16 95022 Tempel II 88 88 16023 Turi 63 61 457624 Pakem 30 30 516725 Cangkringan 2 2 2801
Jumlah 294 246 14830Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Sleman, 2014
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 27
GAMBAR : 3.17
SKEMATIK DIAGRAM SISTEM PENEDIAAN AIR MINUM UNIT PELAYANAN KALASAN
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 28
GAMBAR : 3.18
SKEMATIK DIAGRAM SISTEM PENEDIAAN AIR MINUM UNIT PELAYANAN PRAMBANAN
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 29
3.1.2. Wilayah Pelayanan (IKK) Wilayah pelayanan adalah wilayah yang telah mendapatkan
pasokan air minum dengan sistem jaringan perpipaan, dari Badan
Pengelola Air Minum, dalam hal ini adalah PDAM Kabupaten
Sleman. Wilayah Pelayanan PDAM Kabupaten Sleman di pisahkan
berdasarkan unit-unit pelayanan yang ada, yaitu sebagai berikut : 1. Unit Pakem dan Turi, wilayah pelayanan meliputi Wilayah :
Desa Donokerto, Desa Girikerto, Desa Wono Kerto untuk unit
Turi. Dan untuk Unit Pakem wilayah pelayanannya meliputi :
Desa Hargo Binangun, Desa Harjobinangun, Desa Pakem
Binangung.
2. Unit Ngemplak wilayah pelayanannya meliputi Wilayah :
Desa Sukoharjo, Desa Umbulmartani, Desa Harjobinangun
3. Unit Bimomartani wilayah pelayanan meliputi :
Desa Argo Mulyo, Desa Bimo Martani, Desa Sindumartani.
4. Unit Tambakrejo wilayah pelayanan meliputi :
Desa Banyurejo, Desa Sendang Mulyo, Desa Sendang Rejo,
Desa Sendangagung, Desa sendangsari, Desa Sumber Rejo,
Desa Tambak Rejo.
5. Unit Sleman BNA wilayah pelayanan meliputi :
Desa Donoharjo, Desa Pandowo harjo, Desa Sardonoharjo,
Desa Sari Harjo, Desa Sendangadi, Desa Sinduadi, Desa
Sinduharjo, Desa Tridadi, Desa Trihanggo.
6. Unit Tridadi wilayah pelayanan meliputi : Desa Caturharjo,
Desa Pandowo Harjo, Desa Sumberdadi, Desa Tlogoadi, Desa
Tridadi, Desa Triharjo.
7. Unit Mlati wilayah pelayanan meliputi : Desa Sumberadi, Desa
Tirtoadi, Desa Tlogoadi.
8. Unit Gamping wilayah pelayanan meliputi : Desa
Ambarketawang, Desa Balecatur.
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 30
9. Unit Sidomoyo wilayah pelayanan meliputi :
Desa Ambarketawang, Desa Sidoagung, Desa Sidoarum, Desa
Sidokarto, Desa Sidomoyo, Desa Tirtoadi, Desa Tlogoadi. 10. Unit Nogotirto wilayah pelayanan meliputi :
Desa Banyuraden, Desa Nogotirto, Desa Trihanggo. 11. Unit Godean wilayah pelayanan meliputi : Desa Sendang
Arum, Desa Sidoagung, Desa Sidoluhur, Desa Sidorejo, Desa
Sumber Agung. 12. Unit Ngaglik wilayah pelayanan meliputi : Desa Condong
Catur, Desa Minomartani, Desa Sardonoharjo, Desa Sari
Harjo, Desa Sinduharjo.
13. Unit Monimartanin wilayah pelayanan meliputi :
Desa Condong Catur, Desa Minomartani, Desa Wedomartani. 14. Unit Depok wilayah pelayanan meliputi : Desa Caturtunggal,
Desa Condong Catur, Desa Maguwoharjo, Desa Wedomartani.
15. Unit Condong Catur wilayah pelayan meliputi :
Desa Condongcatur, Desa Minomartani, Desa Sinduharjo,
Desa Suko Harjo, Desa Wedomartani.
16. Unit Kalasan wilayah pelayanan meliputi : Desa Maguwoharjo,
Desa Purwo Martani, Desa Selo Martani, Desa Tirto Martani,
Desa Wedomartani.
17. Unit Prambanan wilayah pelayanan meliputi : Desa Kalitirto,
Desa Purwo Martani, Desa Sendangtirto, Desa Tegaltirto.
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 31
A. Cakupan Pelayanan
Cakupan pelayanan adalah jumlah penduduk yang telah
mendapatkan pasokan air minum dengan sistem jaringan
perpipaan, maupun bukan jaringan perpipaan dari Badan
Pengenlola Air Minum, dalam hal ini adalah PDAM Kabupaten
Sleman.
Cakupan Pelayanan dari PDAM Kabupaten Sleman dibagi 2 (dua)
kategori, yaitu berdasarkan jumlah penduduk Kabupaten Sleman
dan jumlah penduduk wilayah pelayanan PDAM
a. Berdasarkan jumlah penduduk Kabupaten Sleman
Jumlah penduduk Kabupaten Sleman tahun 2009 sebanyak
1.066.673 jiwa
Jumlah penduduk yang memperoleh pelayanan air minum
dari PDAM Kabupaten Sleman (Pelanggan) pada tahun
2009 sebanyak 150.594 jiwa
Cakupan pelayanan PDAM Kabupaten Sleman berdasarkan
jumlah penduduk Kabupaten sebesar 14,12 %.
Cakupan pelayanan masing-masing kecamatan
dapat dilihat pada Tabel 3.4.
b. Berdasarkan jumlah penduduk wilayah pelayanan PDAM
Jumlah penduduk di wilayah pelayanan PDAM Kabupaten
Sleman pada Tahun 2009 sebanyak 543.235 jiwa.
Jumlah penduduk yang memperoleh pelayanan air minum
dari PDAM (Pelanggan) pada tahun 2009 sebanyak
152.808 jiwa
Cakupan pelayanan PDAM Kabupaten Sleman berdasarkan
jumlah penduduk Wilayah Pelayanan sebesar 28,13 %.
Cakupan pelayanan masing-masing kecamatan
dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 32
No
Kecamatan
JumlahPenduduk di
wilayah pelayanan
tiap Kecamatan
(jiwa)
Jumlah penduduk
yang terlayani
(jiwa)
JumlahSambungan
Rumah (Langganan)
Cakupan Pelayanan
(%)
1 Moyudan 12.232 1.830 305 14,96
2 Minggir 24.157
1.206 201 4,99
3 Godean 23.960
6.054 1.009 25,27
4 Gamping 76.279
20.586 3.431 26,99
5 Mlati75.022
13.626 2.271 18,16
6 Depok 122.163
28.536 2.956 23,36
7 Berbah 9.543
252 42 2,64
8 Prambanan 10.298 1.998 333 19,40
9 Kalasan 35.419 10.464 1.744 29,54
10 Ngemplak 35.645
7.764 1.294 21,78
11 Ngaglik 46.080
40.830 3.480 88,61
12 Sleman 29.168
5.472 912 18,76
13 Tempel 17.683
1.374 229 7,77
14 Turi9.310
1.242 207 13,34
15 Pakem 13.790 8.892 282 64,49
16 Cangkringan 7.736 468 78 6,05
J U M L A H 506.846 150.594 18.774 29,71
No
Kecamatan Jumlah
Penduduk di Kecamatan
(jiwa)
Jumlah penduduk
yang terlayani
(jiwa)
JumlahSambungan
Rumah (Langganan)
Cakupan Pelayanan
(%)
1 Moyudan 30.092 1.830 305 6,08
2 Minggir 28.606 1.206 201 4,22
3 Seyegan 44.048 0 0 0
4 Godean 64.426 6.054 1.009 9,40
5 Gamping 94.883 20.586 3.431 21,70
6 Mlati 99.000 13.626 2.271 13,76
7 Depok 175.590 28.536 2.956 16,25
8 Berbah 49.646 252 42 0,51
9 Prambanan 45.811 1.998 333 4,36
10 Kalasan 74.450 10.464 1.744 14,05
11 Ngemplak 57.534 7.764 1.294 13,49
12 Ngaglik 99.387 40.830 3.480 41,08
13 Sleman 61.196 5.472 912 8,94
14 Tempel 48.223 1.374 229 2,85
15 Turi 32.328 1.242 207 3,84
16 Pakem 33.896 8.892 282 26,23
17 Cangkringan 27.560 468 78 1,70
J U M L A H 1.066.673 150.594 18.774 14,12
TABEL : 3.4
CAKUPAN PELAYANAN PDAM KABUPATEN SLEMAN BERDASARKAN JUMLAH PENDUDUK KABUPATEN SLEMAN
TABEL : 3.5
CAKUPAN PELAYANAN PDAM KABUPATEN SLEMAN BERDASARKAN JUMLAH PENDUDUK DI WILAYAH
PELAYANAN PDAM KABUPATEN SLEMAN
Sumber data : PDAM Kabupaten Sleman, 2010 dan analisis konsultan Sumber : PDAM Kabupaten Sleman, 2010
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 33
No Unit Jenis Sumber Jam Operasi
(Jam/Hari)
5 Sleman MA. Umbul Wadon 23
MA. Tuk Dandang 23
6 Tridadi DW. Murangan Pompa 0
SW 6. Murangan 9
SW 7. Kadisono Pompa I 24
SW 5. Dukuh Pompa II 24
7 Mlati SW 1. Mlati Selatan 6
DW 2. Mlati Utara Pompa 1 21
DW 2. Mlati Utara Pompa 2 21
8 Gamping SW 3. Patukan Selatan 22
SW 4. Patukan Barat 22
SW. Gamping IPA 5
9 Sidomoyo SW 3. Cebongan Pompa 1 23
SW 3. Cebongan Pompa 2 23
SW 4. Danen Utara 21
SW 5. Sidomoyo Barat 21
10 Godean DW 2. Instalasi Godean Utara 23
DW 2. 23
B. Kinerja Pelayanan
Kualitas air minum yang didistribusikan kepada pelanggan
memenuhi persyaratan air minum yang ditetapkan oleh Peraturan
Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990. Jam operasi
pelayanan air minum sampai saat ini rata-rata dari 17 jam sampai
24 jam perhari. Jam operasi masing-masing unit dapat dilihat
pada Tabel 3.6.
TABEL : 3.6
JAM OPERASI MASING-MASING UNIT DI PDAM KABUPATEN SLEMAN
TABEL : 3.6 (Lanjutan)
JAM OPERASI MASING-MASING UNIT DI PDAM KABUPATEN SLEMAN
No
Unit
Jenis Sumber Jam Operasi
(Jam/Hari)
1 Pakem MA. Umbul Wadon 24
Turi DW 1. Turu 2,50
SW Instalasi Turi 21
2 Ngemplak MA. Umbul Wadon 24
3 Bimomartani DW 1. Bimomartani 12
4 Tambakrejo DW 1 Tambakrejo 15
SW 2. Instalasi Tambakrejo 18
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 34
No
Unit
Jenis Sumber
Jam Operasi
(Jam/Hari)
11 Nogotirto DW 1. Instalasi Nogotirto 18
DW 2. Nogotirto selatan 18
SW 3. Nogotirto 18
12 Ngaglik SW 3. Instalasi Ngaglik 22
MA. Umbul Wadon 24
13 Minomartani SW 4. Instalasi Utara 18
SW 5. Instalasi Selatan 23
SW 6. Instalasi Timur 16
14 Depok DW 1. Kregan Utara Pompa 1 21
DW 2. Kregan Utara Pompa 2 22
SW 3. 22
SW 4. Kregan Selatan 21
SW 2. Instalasi Kenayan 22
DW 1. Kenayan 0
15 Condongcatur MA. Umbul Wadon 24
16 Prambanan SW 2. Instalasi Prambanan Timur 16
SW 3. Instalasi Prambanan Batar 9
TABEL : 3.6(Lanjutan)
JAM OPERASI MASING-MASING UNIT DI PDAM KABUPATEN SLEMAN
TABEL : 3.6 (Lanjutan)
JAM OPERASI MASING-MASING UNIT DI PDAM KABUPATEN SLEMAN
No Unit Jenis Sumber Jam Operasi
(Jam/Hari)
17 Kalasan SW 3. Cupuwatu 12
MA. Umbul Wadon 24
DW 1. Instalasi Selomartani 18
SW 4. Instalasi Selomartani 10
Sumber : PDAM Kabupaten Sleman, Juni 2010
Tarif air minum pada umumnya masih terjangkau oleh masyarkat
Kabupaten Sleman
C. Tingkat Kebocoran
Yang dimaksud dengan tingkat kebocoran (air tak berekening)
adalah akumulasi kehilangan air akibat kebocoran pada distribusi,
pemadam kebakaran, kelebihan pemakaian air, kerusakan atau
ketidak tepatan pembacaan meter air, dan kesalahan adiminitrasi.
Tingkat kebocoran dapat dihitung sebagai berikut :
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 35
Jumlah Air Minum yang diproduksi 551.088 m3
Jumlah air yang terjual (Tercatat rekening) 320.550 m3
Tingkat Kebocoran 230.538 m3 atau 41.83 %.
Kebocoran tersebut termasuk air yang dipakai oleh PDAM sendiri
untuk keperluan operasional instalasi pengolahan air minum, yaitu
sebesar 23.093 m3 atau 4,19 %. Kalau tanpa air yang dipakai
oleh PDAM sendiri untuk keperluan operasional instalasi
pengolahan air minum, maka kebocoran sebesar 207.998 atau
sebesar 37,71 %
Data tingkat kebocoran masing-masing unit dapat dilihat pada
Tabel 3.7.
D. Unit Air Baku
Sesuai dengan “Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
16 Tahun 2005, tentang Pengembangan sistem penyediaan air
minum” tanggal 21 Maret 2005, Unit Air Baku merupakan sarana
pengambilan dan atau penyediaan air baku.
Pada sistem penyediaan air minum peripaan di Kabupaten
Sleman Unit Air Baku terdiri dari mata air, Deep Well dan
Shallow Well. Penjelasan mengenai Bangunan Intake, Pipa
Transmisi air baku dan peralatannya, alat pengukuran
debit air baku, dan sumur pengambilan air tanah dapat
dijelaskan sebagai berikut : Unit Air Baku Sistem Mata Air 1. Umbul Wadon
a. Bangunan Intake
Umbul Wadon dengan elevasi 875 m diatas permukaan
laut (dpl) adalah mata air yang cukup besar kapasitasnya
dengan debit sekitar500 lt/det yang secara administrative
terletak diantara Kelurahan Hargobinangun Kecamatan
Pakem dan Kelurahan Umbulharjo Kecamatan
Cangkringan. Namun dalam pemanfaatannya mata air
Umbul Wadon tidak hanya digunakan oleh PDAM Sleman
(60,55 lt/det) namun digunakan juga oleh PDAM Kota
Yogyakarta (Tirtamarta), Arga Jasa dan masayarkat
melalui perpipaan.
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 36
TABEL : 3.7
TINGKAT KEBOCORAN (KEHILANGAN AIR) DI PDAM KABUPATEN SLEMAN
No
Unit
Produksi(m3)
Pakai sendiri(m3)
Distribusi(m3)
Pemakaian Distribusi
(m3) Produksi di Rekening
(m3) Tingkat Kebocoran
(Kehilangan air)(m3) (%)
1 Turi 2.970 180 2.790 289 2.392 109 3,91
Pakem 19.440 - 19.440 800 7.745 10.895 56,04
2 Ngemplak 38.880 - 38.880 - 24.524 14.356 36,02
3 Bimomartani 17.402 1.112 16.290 1.332 6.660 8.298 50,94
4 Tambakrejo 9.720 95 9.625 511 5.857 3.257 33,84
5 Tridadi 11.364 657 10.707 612 8.431 1.664 15,54
6 Sleman 97.405 - 97.405 4.097 59.692 33.616 34,51
7 Mlati 21.546 6.480 15.066 874 9.550 4.642 30,81
8 Sidomoyo 34.563 1.022 33.541 - 13.969 19.572 58,35
9 Gamping 32.832 0 32.832 5.513 17.647 9.672 29,46
10 Nogotirto 36.936 4.320 32.616 3.879 19.279 9.458 29,00
11 Godean 17.270 1.325 15.945 - 8.494 7.451 46,73
12 Ngaglik 16.834 1.038 15.796 585 7.498 7.713 48,83
13 Minomartani 33.372 243 33.129 - 22.797 10.332 31,19
14 Condongcatur 36.288 3.888 32.400 15 21.319 11.066 34,15
15 Depok 69.578 583 68.995 2.361 50.483 16.151 23,41
16 Kalasan 45.900 1.074 44.826 2.028 27.777 15.021 33,51
17 Prambanan 9.342 1.076 8.266 100 6.437 1.729 20,92
Jumlah 551.088 23.093 527.995 22.996 320.550 230.538 41,83
Sumber Data : PDAM Kabupaten Sleman 2010
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 37
Kondisi Umbul Wadon saat ini bangunannya tertutup oleh
pasir yang berasal dari lahar dingin Gunung Merapi.
Untuk lebih jelasnya kondisi Umbul Wadon dapat dilihat
pada Gambar 3.12.
Dalam pengalirannya sistem Umbul Wadon menggunakan
9 (sembilan) buah BPT dan berfungsi juga sebagai
reservoir terutama untuk BR1, BR 5 dan BR 6 untuk
melayani unit-unit pelayanan yang diantaranya adalah
Pakem, Ngemplak, Sleman BNA, Kalasan, Kregan,
Condong Catur dan Ngaglik.
b. Kualitas Air Baku
Kualitas Umbul Wadon masih baik, hal ini dapat dilihat
pada pengujian kualitas air yang dilakukan oleh PDAM
Kabupaten Sleman pada BR 1. Dari hasil pengujian
kualitas tersebut tidak ada parameter yang melebihi baku
mutu. Kualitas Umbul Wadon dapat dilihat pada
Tabel 3.5.
c. Pipa Transimi dan Peralatannya
Kondisi perpipaan yang digunakan untuk transmisi saat
ini masih dalam kondisi baik.
Sedangkan untuk penunjang dalam mengurangi tekanan
pada pipa, dalam pengelirannya menggunakan
9 (Sembilan) Bangunan Bak Pelepas Tekan (BPT). Kondisi
masing-masing BPT dalam keadaan baik. Jenis pipa, diameter dan panjang pipa yang digunakan
untuk sistem Umbul Wadon adalah sebagai berikut : a) MA – BR 1 :
- Pipa Steel 250 mm = 24 m
- Pipa Steel 350 mm = 24 m
- Pipa PVC 300 mm = 1.500 m
- Pipa PVC 250 mm = 510 m b) BR 1 – BPT 2 :
- Pipa PVC 300 mm = 1.140 m
- Pipa PVC 250 mm = 865 m c) BPT 2 – BPT 3 :
- Pipa PVC 300 mm = 574m
- Pipa PVC 250 mm = 1.112 m
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 38
GAMBAR : 3.19
KONDISI UMBUL WADON
Sebelum Banjir Lahar Setelah Banjir Lahar
Bangunan Pembagi Air Baku PIpa Pembagi Air Baku
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 39
No Parameter Satuan Baku MutuHasil
pengujian
15 Timbal mg/L 0.05 <0.0041
16 Zat Organik mg/L - 0.94No Parameter
Satuan Baku Mutu
Hasil pengujian
FISIKA 1 Bau - Tidak Berbau Tidak Berbau 2 Warna TCU 50 20 3 Residu terlarut (TDS) mg/L 1.500 166.0 4 Kekeruhan NTU 25 < 1 5 Suhu 0C Suhu udara +
3 0C 28.0 KIMIA
1 Aluminium (Al) * mg/L - - 2 Besi (Fe) * mg/L 1 < 0.0036 3 Fluorida (F) mg/L 1.5 0.07 4 Kesadahan (CaCO3) mg/L 500 93 5 Klorida (Cl-) mg/L 600 10.00 6 Mangan (Mn) * mg/L 0.5 0.12 7 Nitrat (NO3 ) mg/L 10 0.36 8 Nitrit (NO2 ) mg/L 1 < 0.0008 9 pH - 6.5 - 9 6.2 10 Sulfat (SO4
2-) mg/L 400 16.00 11 Nilai Permanganat (KMnO4) mg/L 10 - 12 Chrom
mg/L 0.05 <0.0018
13 Kadmium mg/L 0.005 < 0.0032
14 Seng mg/L 15 < 0.0041
TABEL : 3.12
KUALITAS MATA AIR UMBUL WADON PADA BR 1
Sumber : PDAM Kabupaten Sleman, 2010
d) BPT 3 – BPT 4 :
- Pipa PVC 300 mm = 2.640 m
- Pipa PVC 250 mm = 1.240 m
e) BPT 4 – BR 5 :
- Pipa PVC 300 mm = 2.640 m
- Pipa PVC 250 mm = 1.240 m
f) BR 5 – BPT 8
- Pipa PVC 25 mm = 3.690 m
- Pipa PVC 200 mm = 220 m
g) BR 5 – Eks. Ngemplak : Pipa PVC 200 mm = 1.872 m
h) BR 6 – BPT 7 :
- Pipa PVC 250 mm = 3.103 m
- Pipa PVC 200 mm = 1.079 m
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 40
i) BR 6 – Bakungan (Mino – Condong) :
- Pipa PVC 300 mm = 2.819 m
- Pipa PVC 250 mm = 791 m
j) BPT 7 – Eks. Kregan :
- Pipa PVC 200 mm = 1.079 m
- Pipa PVC 250 mm = 791 m
k) BPT 7 – Eks. Selomartani (Kalasan) :
- Pipa PVC 200 mm = 1.734 m
l) BPT 8 – BPT 9 :
- Pipa PVC 250 mm = 1.747 m
- Pipa PVC 200 mm = 1.741 m
Air vent yang digunakan pada sistem Umbul Wadon adalah
sebagai berikut :
1. MA – BR 1 : Jumah 5, diameter 1,25 inchi
2. BR 1 – BPT 2 : Jumah 1, diameter 1,25 inchi
3. BPT 2– BPT 3 : Jumah 1, diameter 1,25 inchi
4. BPT 3– BPT 4 : Jumah 1, diameter 1,25 inchi
5. BPT 4– BR 5 : Jumah 1, diameter 1,25 inchi
6. BR 5 – BR 6 : Jumah 1, diameter 1,25 inchi
7. BR 5 – BPT 8 : Jumah 2, diameter 1,25 inchi
8. BR 6 – BPT 7 : Jumah 2, diameter 1,25 inchi
9. BPT 8 – BPT9 : Jumah 1, diameter 1,25 inchi d. Alat Pengukur Debit Air Baku
Alat pengukur debit air baku adalah cipolity dan watermeter Sistem penyediaan air minum dengan sumber air baku dari Umbul
Wadon terdiri dari Unit-unit pelayanan : Unit Pelayanan Pakem,
Unit Pelayanan Ngemplak, Unit Pelayanan Sleman, Unit Pelayanan
Kalasan, Unit Pelayanan Condongcatur, dan Unit Pelayanan
Ngaglik. a. Unit Pelayanan Pakem
Air baku pada Unit Pelayanan Pakem menggunakan sumber air
Umbul Wadon dengan debit sebesar 8 lt/det. Pengaliran untuk
Unit Pelayanan Pakem dimulai dari Bak Pelepas Tekan dan
Resevoar 1 (BR 1) yang merupakan sistem pelayanan Umbul
Wadon. sistem gravitasi sampai ke daerah pelayanan dengan
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 41
menggunakan 2 (dua) buah BPT pembantu. Alat ukur yang
digunakan adalah cipolity. Gambar kondisi masing-masing BPT
dapat dilihat pada Gambar 3.20.
b. Unit Pelayanan Ngemplak
Air baku pada Unit Pelayanan Ngemplak menggunakan Umbul
Wadon dengan debit sebesar 15 lt/det. Pengaliran untuk Unit
Pelayanan Ngemplak dimulai dari Bak Pelepas Tekan dan
Resevoar 5 (BR 5) yang merupakan sistem pelayanan Umbul
Wadon Dalam operasionalnya air baku dialirkan menggunakan
sistem gravitasi sampai ke daerah pelayanan.
Alat pengukur debit air baku adalah cipolity. Gambar kondisi
bangunan air baku dapat dilihat pada Gambar 3.21.
c. Unit Pelayanan Sleman
Air baku pada Unit Pelayanan Sleman menggunakan Umbul
Wadon dengan debit sebesar 19 lt/det. Pengaliran untuk Unit
Pelayanan Sleman dimulai dari Bak Pelepas Tekan 9 yang
merupakan sistem pelayanan Umbul Wadon. Dari ketersediaan
air bakunya untuk sumber ini masih dapat digunakan untuk
pengembangan
GAMBAR : 3.20
AIR BAKU UNIT PELAYANAN PAKEM
BPT Pembantu 1 BPT Pembantu 2
GAMBAR : 3.21
AIR BAKU UNIT PELAYANAN NGEMPLAK
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 42
Dalam operasionalnya air baku dialirkan menggunakan sistem
gravitasi sampai ke daerah pelayanan. Alat pengukur debit air
baku adalah cipolity.
d. Unit Pelayanan Kalasan
Air baku pada Unit Pelayanan Kalasan menggunakan Umbul
Wadon dengan debit sebesar 5,6 lt/det. Pengaliran untuk Unit
Pelayanan Kalasan dimulai dari Bak Pelepas Tekan 7 yang
merupakan sistem pelayanan Umbul Wadon. Dalam
operasionalnya air baku dialirkan menggunakan sistem gravitasi
sampai ke daerah pelayanan. Alat pengukur debit air baku
adalah cipolity.
e. Unit Pelayanan Condongcatur
Air baku pada Unit Pelayanan Condongcatur menggunakan
Umbul Wadon dengan debit sebesar 14,5 lt/det. Pengaliran
untuk Unit Pelayanan Condongcatur dimulai dari Bak Pelepas
Tekan dan Reservoar 6 yang merupakan sistem pelayanan
Umbul Wadon. Dalam operasinalnya air baku dialirkan
menggunakan sistem gravitasi sampai ke daerah pelayanan.
Alat pengukur debit air baku adalah cipolity.
f. Unit Pelayanan Ngaglik
Air baku pada Unit Pelayanan Ngaglik menggunakan Umbul
Wadon dengan debit sebesar 0,05 lt/det. Pengaliran untuk Unit
Pelayanan Ngaglik dimulai dari Bak Pelepas Tekan 8 yang
merupakan sistem pelayanan Umbul Wadon. Dalam
operasinalnya air baku dialirkan menggunakan sistem gravitasi
sampai ke daerah pelayanan. Alat pengukur debit air baku
adalah cipolity. 2. Mata Air Tuk Dandang a. Bangunan Intake
Selain dari Umbul Wadon sumber yang berasal dari
Tuk Dandang dengan kapasitas debit sebesar 25 lt/det juga
melayani Unit Pelayanan Sleman BNA. Kondisi Tuk Dandang
masih dalam kondisi baik. Untuk mengambil air dari mata air ini
melalui bangunan broncaptering, air di pompa menuju instalasi
pengolahan.
Kondisi bangunan broncaptering Tuk Dandang masih dalam
keadaan baik. Namun yang perlu diperhatikan adalah kondisi
lingkungan di sekitar mata air tersebut agar ketersediaan air
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 43
nya dapat digunakan dalam waktu yang lama. Gambar Kondisi
Borncaptering Tuk Dandang dapat dilihat pada Gambar 3.22.
GAMBAR : 3.22
MATA AIR TUK DANDANG
Broncaptering Tuk Dandang Sumur Pengumpul Air Baku Unit Pelayanan Sleman
b. Alat Pengukur Debit Air Baku
Alat pengukur debit air baku adalah cipolity dan watermeter
Unit Air Baku Sistem Sumur Pada umumnya penyediaan air baku di PDAM Kabupaten Sleman
menggunan air tanah tertekan, dengan pengambilan melalui
Sumur Bor Dalam (Deep Well), dan air tanah bebas melalui Sumur
Dangkal (Shallow Well). Penjelasan masing-masing unit pelayanan
adalah sebagai berikut : a. Unit Pelayanan Turi
Air baku pada Unit Pelayanan Turi menggunakan air tanah
tertekan, dengan pengambilan melalui Sumur Bor Dalam
(Deep Well), yaitu DW 1 Turi dengan kapasitas sumber
15 lt/det dan dari air tanah bebas melalui Sumur Dangkal
(Shallow Well) yaitu SW Instalasi Turi dengan kapasitas
2 lt/det. Dari ketersediaan air bakunya untuk kedua sumber ini
masih dapat digunakan untuk pengembangan. Dalam
operasionalnya untuk Sumur Bor Dalam (Deep Well)
menggunakan genset sedangkan untuk Sumur Dangkal
(Shallow Well) menggunaka gravitasi. Alat pengukur debit air
baku adalah water meter. Untuk lebih jelasnya kondisi sumur
dapat dilihat pada Gambar 3.23
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 44
GAMBAR : 3.23
DW 1 TURI
b. Unit Pelayanan Bimomartani
Air baku pada Unit Pelayanan Bimomartani menggunakan air
tanah tertekan, dengan pengambilan melalui Sumur Bor Dalam
(Deep Well), yaitu DW 1 Turi dengan kapasitas sumber
25 lt/det. Dari ketersediaan air bakunya untuk sumber ini masih
dapat digunakan untuk pengembangan. Dalam operasionalnya
menggunakan pompa dengan energy listrik yang berasal dari
PLN dengan jam operasi 11,43 jam/hari. Alat ukur yang
digunakan adalah berupa water meter. Untuk lebih jelasnya
kondisi sumur dapat dilihat pada Gambar 3.24.
GAMBAR : 3.24
DW BIMOMARTANI
c. Unit Pelayanan Tambakrejo
Air baku pada Unit Pelayanan Tambakrejo menggunakan air
tanah tertekan, dengan pengambilan melalui Sumur Bor Dalam
(Deep Well), yaitu DW 1 Tambakrejo dengan kapasitas sumber
15 lt/det dan air tanah bebas melalui Sumur Dangkal (Shallow
Well) yaitu SW 2 dengan kapasitas sumber 4 lt/det.
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 45
NO
PARAMETER
SATUAN
BAKU MUTU
HASIL PENGUJIAN
DW 1 Tambakrejo
SW 2 Tambakrejo
FISIKA 1 Bau - Tidak
Berbau Tidak Berbau Tidak Berbau 2 Warna TCU 50 70 20
3 Residu terlarut (TDS) mg/L 1.500 - -
4 Kekeruhan NTU 25 8.49 0.98
5 Suhu 0C Suhu udara +
3 0C-
-
KIMIA 1 Aluminium (Al) * mg/L - - -
2 Besi (Fe) * mg/L 1 1.129 0.198
3 Fluorida (F) mg/L 1.5 0.001 0.001
4 Kesadahan (CaCO3) mg/L 500 256 58
5 Klorida (Cl-) mg/L 600 109.72 12.66
6 Mangan (Mn) * mg/L 0.5 0.235 0.267
7 Nitrat (NO3 ) mg/L 10 0.001 1.367
8 Nitrit (NO2 ) mg/L 1 0.06 0.029
9 pH - 6.5 - 9 7.35 6.77
10 Sulfat (SO42-) mg/L 400 47.43 6.513
16 Zat Organik mg/L - 2.844 1.264
Dari ketersediaan air bakunya untuk kedua sumber ini masih
dapat digunakan untuk pengembangan. Dalam operasionalnya
menggunakan pompa dengan energy listrik yang berasal dari
PLN dengan jam operasi 11,43 jam/hari. Alat ukur yang
digunakan adalah berupa water meter.
Dari hasil pengujian kualitas air baku yang dilakukan oleh
PDAM Kabupaten Sleman menunjukkan bahwa nilai Fe pada
DW 1 diatas baku mutu, yaitu sebesar 1.129 mg/L dengan
baku mutu sebesar 1 mg/L. Sedangkan untuk SW 2
Tambkarejo masih dibawah baku mutu. Kualitas air baku unit
Tambakrejo dapat dilihat pada Tabel 3.8. Dan kondisi sumur
dapat dilihat pada Gambar 3.25.
d. Unit Pelayanan Tridadi
Air baku pada Unit Pelayanan Tridadi menggunakan air tanah
tertekan, dengan pengambilan melalui Sumur Bor Dalam
(Deep Well), yaitu DW 1 Murangan dengan kapasitas sumber
15 lt/det dan air tanah bebas melalui Sumur Dangkal (Shallow
Well) yaitu SW 6, SW 7, dan SW 5 dengan masing-masing
kapasitas sumber 3 lt/det, 5 lt/det dan 2 lt/det.
TABEL : 3.8
KUALITAS AIR BAKU UNIT PELAYANAN TAMBAKREJO
Sumber : PDAM Kabupaten Sleman, 2010
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 46
GAMBAR : 3.25
SW 2 TAMBAKREJO
Dari ketersediaan air bakunya untuk kedua sumber ini masih
dapat digunakan untuk pengembangan. Dalam operasionalnya
menggunakan pompa dengan energy listrik yang berasal dari
PLN dengan jam operasi 24 jam/hari untuk Sumur Dangkal
(Shallow Well) hanya di operasikan selama 5 jam/hari . Alat
ukur yang digunakan adalah berupa water meter. Untuk lebih
jelasnya kondisi sumur dapat dilihat pada Gambar 3.26.
GAMBAR 3.26
AIR BAKU UNIT PELAYANAN TRIDADI
DW Unit Pelayanan Tridadi SW Unit Pelayanan Tridadi
e. Unit Pelayanan Mlati
Air baku pada Unit Pelayanan Mlati menggunakan air tanah
tertekan, dengan pengambilan melalui Sumur Bor Dalam
(Deep Well), yaitu DW 1 Mlati Selatan dan DW 2 Mlati Utara
dengan kapasitas sumber 3 lt/det dan dan 10 lt/det. Dalam
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 47
operasionalnya menggunakan pompa dengan energy listrik
yang berasal dari PLN dengan jam operasi 2.5 jam/hari untuk
Sumur Bor Dalam (Deep Well), yaitu DW 1 Mlati Selatan.
Sedangkan untuk Sumur Bor Dalam (Deep Well)
DW Mlati 2 utara beroperasi selama 21 jam/hari. Alat ukur yang
digunakan adalah berupa water meter
f. Unit Pelayanan Gamping
Air baku pada Unit Pelayanan Gamping menggunakan air tanah
bebas melalui Sumur Dangkal (Shallow Well) yaitu SW Patukan
Selatan, SW Patukan Barat, dan SW Gamping IPA dengan
masing-masing kapasitas sumber 10 lt/det, 12 lt/det dan
10 lt/det. Dari ketersediaan air bakunya untuk kedua sumber ini
masih dapat digunakan untuk pengembangan. Dalam
operasionalnya menggunakan pompa dengan energy listrik
yang berasal dari PLN dengan jam operasi 23 jam/hari dan alat
ukur yang digunakan adalah berupa water meter.
Air dari sumur terlebih dahulu masuk ke dalam Sump Well dan
kemudian di pompa menuju ke IPA. Kondisi bangunan air baku
saat ini masih dalam kondisi baik. Untuk lebih jelasnya kondisi
sumur dapat dilihat pada Gambar 3.27.
GAMBAR 3.27
AIR BAKU UNIT PELAYANAN GAMPING
Air Baku Kali Konteng Sump Well
g. Unit Pelayanan Sidomoyo
Air baku pada Unit Pelayanan Sidomoyo menggunakan air
tanah bebas melalui Sumur Dangkal (Shallow Well) yaitu
SW Cebongan Pompa 1 dan 2, SW Danen Utara, dan
SW Sidomoyo Barat dengan masing-masing kapasitas sumber
9 lt/det, 13 lt/det dan 6 lt/det. Dari ketersediaan air bakunya
untuk ketiga sumber ini masih dapat digunakan untuk
pengembangan. Dalam operasionalnya menggunakan pompa
dengan energy listrik yang berasal dari PLN dengan jam operasi
23 jam/hari dan alat ukur yang digunakan adalah berupa water
meter.
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 48
NO
PARAMETER
SATUAN BAKU MUTU
HASIL PENGUJIAN
SW 4 Sidomoyo
SW 5Sidomoyo
Brt
SW 3 Siomoyo
FISIKA 1 Bau - Tidak
BerbauTidak
BerbauTidak
BerbauTidak
Berbau
2 Warna TCU 50 20 20 20
3 Residu terlarut (TDS) mg/L 1.500 - - -
4 Kekeruhan NTU 25 0.51 0.29 0.89
5 Suhu 0 Suhu udara +
3 0C-
-
-
KIMIA 1 Aluminium (Al) * mg/L - - - -
2 Besi (Fe) * mg/L 1 0.011 0.115 0.109
3 Fluorida (F) mg/L 1.5 0.012 0.015 0.001
4 Kesadahan (CaCO3) mg/L 500 70 76 72
5 - mg/L 600 10.13 10.972 10.12
6 Mangan (Mn) * mg/L 0.5 0.021 0.001 0.321
7 Nitrat (NO3 ) mg/L 10 4.765 0.843 1.232
8 Nitrit (NO2 ) mg/L 1 0.065 0.052 0.158
9 pH - 6.5 - 9 6.32 7.02 6.99
10 Sulfat (SO42-) mg/L 400 7.91 7.988 7.803
16 Zat Organik mg/L - 2.212 0.632 2.212
Dari hasil pengujian kualitas air baku yang dilakukan oleh
PDAM Kabupaten Sleman menunjukkan masih dibawah baku
mutu. Kualitas air baku unit Sidomoyo dapat dilihat pada
Tabel 3.9.
h. Unit Pelayan Nogotirto
Air baku pada Unit Pelayanan Nogotirto menggunakan air tanah
tertekan, dengan pengambilan melalui Sumur Bor Dalam
(Deep Well), yaitu DW Instalasi Nogotirto dan Nogotirto Selatan
dan air tanah bebas melalui Sumur Dangkal (Shallow Well)
yaitu SW3 Nogotirto dengan masing-masing kapasitas sumber
masing-masing sebesar 10 lt/det, 15 lt/det, dan 5 lt/det dengan
kondisi bangunan sumur dalam kondisi baik. Dari ketersediaan
air bakunya untuk sumber ini masih dapat digunakan untuk
pengembangan.
Dalam operasionalnya menggunakan pompa dengan energy
listrik yang berasal dari PLN.
i. Unit Pelayanan Godean
Air baku pada Unit Pelayanan Godean menggunakan air tanah
tertekan, dengan pengambilan melalui Sumur Bor Dalam
(Deep Well), yaitu DW instalasi Godean Utara dengan
TABEL 3.9
KUALITAS AIR BAKU UNIT PELAYANAN SIDOMOYO
C Klorida (Cl ) Sumer data : PDAM Kabupaten Sleman
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 49
kapasitas sumber 8 lt/det. Kondisi saat ini sumur dalam
tersebut berkurang kapasitasnya sehingga mengakibatkan
instlasi tidak difungsikan. Oleh karena itu perlu adanya
perbaikan untuk air baku pada unit Godean. Sedangkan dalam
operasionalnya menggunakan pompa dengan energy listrik
yang berasal dari PLN dengan jam operasi 19 jam/hari dan alat
ukur yang digunakan adalah berupa water meter.
j. Unit Pelayanan Ngaglik
Air baku pada Unit Pelayanan Ngaglik menggunakan air tanah
bebas melalui Sumur Dangkal (Shallow Well) yaitu SW Instalasi
Ngaglik dengan kapasitas sumber 9 lt/det dengan kondis yang
masih bagus. Dari ketersediaan air baku sumber ini masih
dapat digunakan untuk pengembangan. Dalam operasionalnya
menggunakan pompa dengan energy listrik yang berasal dari
PLN dengan jam operasi 24 jam/hari dan alat ukur yang
digunakan adalah berupa water meter.
k. Unit Pelayanan Minomartani
Air baku pada Unit Pelayanan Minomartani menggunakan air
tanah bebas melalui Sumur Dangkal (Shallow Well) yaitu
SW Instalasi Utara, SW Instalasi Selatan, dan SW Instalasi
Timur dengan masing-masing kapasitas sumber 4 lt/det,
7 lt/det, dan 13 lt/det . Dari ketersediaan air bakunya untuk
ketiga sumber ini masih dapat digunakan untuk
pengembangan. Dalam operasionalnya menggunakan pompa
dengan energy listrik yang berasal dari PLN dengan jam operasi
16 jam/hari sampai 23 jam/hari dan alat ukur yang digunakan
adalah berupa water meter. l. Unit Pelayanan Depok
Air baku pada Unit Pelayanan Depok menggunakan air tanah
tertekan, dengan pengambilan melalui Sumur Bor Dalam (Deep
Well), yaitu DW 1 Kregan Utara dan DW 1 Kenayan dengan
masing-masing kapasitas sumber 10 lt/det dan 20 lt/det
Namun saat ini DW 1 Kenayan tidak dioperasikan.
Selain itu Unit Pelayanan Depok menggunankan air tanah
bebas melalui Sumur Dangkal (Shallow Well) yaitu SW Kregan
Utara, SW Kregan Selatan, dan SW Instalasi Kenayan dengan
masing-masing kapasitas sumber 10 lt/det, 7 lt/det dan
13 lt/det. Dari ketersediaan air bakunya untuk kedua tipe
sumber ini masih dapat digunakan untuk pengembangan.
Dalam operasionalnya menggunakan pompa dengan energy
listrik yang berasal dari PLN dengan jam operasi 8 jam/hari
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 50
NO PARAMETER SATUAN BAKU MUTU HASIL PENGUJIAN
Kregan 1 Kregan 2
FISIKA 1 Bau - Tidak Berbau Tidak
BerbauTidak
Berbau
2 Warna TCU 50 27 16
3 Residu terlarut(TDS) mg/L 1.500 - -
4 Kekeruhan NTU 25 - 8.7
5 Suhu 0C Suhu udara + 3 0C - -
KIMIA 1 Aluminium (Al) * mg/L - - -
2 Besi (Fe) * mg/L 1 3.2 2.6
3 Fluorida (F) mg/L 1.5 0.42 0.3
4 Kesadahan (CaCO3) mg/L 500 36 40
5 Klorida (Cl-) mg/L 600 15 30
6 Mangan (Mn) * mg/L 0.5 0.7 0.6
7 Nitrat (NO3 ) mg/L 10 1.1 1.6
8 Nitrit (NO2 ) mg/L 1 0.24 0.02
9 pH - 6.5 - 9 7.1 6.9
10 Sulfat (SO42-) mg/L 400 11 1.2
16 Tota Coliform x 10 mg/L 50 2.3 7
sedangkan untuk SW jam operasinya selama (22 – 23) jam/hari
dan alat ukur yang digunakan adalah berupa water meter.
Kualitas sumber air baku unit Depok terdapat parameter yang
melebihi baku mutu yaitu Fe sebesar 3.2 mg/L dan 2.6 mg/L.
Namun untuk parameter yang lainya masih di bawah baku
mutu. Oleh Karena itu pengolahan pada unit ini harus
dioptimalkan untuk mengurangi kadar Besi (Fe) yang
terkandung dalam air baku. Data kualitas air baku unit Depok
dapat dilihat pada Tabel 3.10
m. Unit Pelayanan Kalasan
Air baku pada Unit Pelayanan Kalasan menggunakan air tanah
tertekan, dengan pengambilan melalui Sumur Bor Dalam (Deep
Well), yaitu DW 1 Instalasi Selomartani dengan kapasitas
sumber sebesar 15 lt/det serta air tanah bebas melalui Sumur
Dangkal (Shallow Well) yaitu SW 3 Cupuwatu Timur dan SW 4
Instalasi Selomartani dengan masing-masing kapasitas sumber
8 lt/det dan 5 lt/det. Dari ketersediaan air bakunya untuk kedua
tipe sumber ini masih dapat digunakan untuk pengembangan.
Dalam operasionalnya menggunakan pompa dengan energy
listrik yang berasal dari PLN dengan jam operasi 19 jam/hari
sedangkan untuk Sumur Dangkal (Shallow Well) berkisar
TABEL : 3.10
KUALITAS AIR BAKU UNIT DEPOK
Sumber : PDAM Kabupaten Sleman, 2010
anatara 9 jam/hari sampai 13 jam/hari. Alat ukur yang
digunakan adalah berupa water meter.
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 51
n. Unit Pelayan Prambanan
Air baku pada Unit Pelayanan Prambanan menggunakan air
tanah bebas melalui Sumur Dangkal (Shallow Well) yaitu SW 2
Instlasi Prambanan Timur dan SW 2 Instalasi Prambanan Barat
dengan masing-masing kapasitas sumber 5 lt/det dan 4 lt/det.
Dari ketersediaan air bakunya untuk kedua sumber ini masih
dapat digunakan untuk pengembangan. Dalam operasionalnya
menggunakan pompa dengan energy listrik yang berasal dari
PLN dengan jam operasi (9 – 17) jam/hari dengan alat ukur
yang digunakan adalah berupa water meter.
E. Unit Produksi
Sesuai dengan “Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
16 Tahun 2005, tentang Pembangunan Sistem penyediaan air
minum” tanggal 21 Maret 2005, Unit Poduksi merupakan
prasarana dan sarana yang dapat digunakan untuk mengolah air
baku menjadi air minum melalui proses fisik, kimiawi, dan atau
biologi.
Pada sistem penyediaan air minum perpipaan di Kabupaten
Sleman Unit Produksi terdiri dari :
Unit Pengolahan Air Minum atau Water Treatment Plan
(WTP)
Bangunan penampung air minum (Sump Well)
Alat Pengukur debit
Perangkat Operasional Kondisi Unit Produksi masing-masing unit di PDAM Kabupaten
Sleman adalah sebagai berikut : a. Unit Pelayan Pakem
Produksi air yang dilakukan pada Unit Pelayanan Pakem berasal
dari Mata Air Umbul Wadon dengan kapasitas produksi 8 lt/det
pada BR 1. Pengolahan yang dilakukan hanya dengan
penambahan desinfektan berupa chlor pada reservoir BR 1. Alat
ukur yang digunakan adalah water meter. Dari total Kapasitas
terpasang unit Pakem adalah sebesar 7,03 lt/det dengan
kapasitas produksi 7,5 lt/det. maka efisiensi produksi pada unit
Pakem adalah sebesar 93.75 %.
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 52
b. Unit Pelayanan Turi
Sistem pengolahan yang digunakan pada Unit Pelayanan Turi
adalah pengolahan sederhana yaitu menggunakan desinfektan
pada reservoir. Kapasitas produksi pada unit Turi 1,15 lt/det
dari kapasitas terpasang 13,5 lt/det. Kurangnnya pelanggan
sehingga pengoperasian hanya 2,5 jam/hari, oleh karena itu
efisiensi produksi unit Turi adalah sebesar 8,52 %.
c. Unit Pelayanan Ngemplak
Produksi air yang dilakukan pada unit Ngemplak berasal dari
Umbul Wadon dan air tanah bebas melalui Sumur Dangkal
(Shallow Well), Shallow Well yang ada di sekitar BR 5 dengan
kapasitas produksi 15 lt/det pada BR 5. Pengolahan yang
dilakukan hanya dengan penambahan desinfektan berupa chlor
pada reservoir BR 5. Alat ukur yang digunakan adalah water
meter. Dari total Kapasitas terpasang unit Ngemplak adalah
sebesar 15 lt/det dengan kapasitas produksi 15 lt/det maka
efisiensi produksi pada unit Ngemplak telah 100 %.
d. Unit Pelayanan Bimomartani
Unit produksi air yang digunakan pada Unit Pelayanan
Bimomartani adalah Instalasi Pengolahan sederhana dengan
kapasitas terpasang 16 lt/det . Instalasi tersebut terdiri dari bak
aerasi, sedimentasi dan filtrasi dengan konstruksi paket baja.
Kondisi saat ini instalasi dari masing-masing bak pengolahan
masih dalam kondisi baik. Berdasarkan kinerja instalasi saat ini
atau efisiensi produksi adalah sebesar 81,25% . Kondisi
Instalasi unit Bimomartani dapat dilihat pada Gambar 3.28. e. Unit Pelayanan Tambakrejo
Unit produksi air yang digunakan pada Unit Pelayanan
Tambakrejo adalah Instalasi Pengolahan sederhana dengan
kapasitas terpasang 10 lt/det. Instalasi tersebut terdiri dari bak
aerasi, sedimentasi dan filtrasi dengan konstruksi paket baja.
Kondisi saat ini ada beberap bak yang mengalami kerusakan
yaitu pada bak sedimentasi, filtrasi dan pipa outlet dari bak
sedimentasi.
Berdasarkan kinerja instalasi saat ini atau efisiensi produksi
adalah sebesar 65 % . Kondisi Instalasi unit Tambakrejo dapat
dilihat pada Gambar 3.29 dan Gambar 3.30. f. Unit Pelayanan Sleman
Unit produksi air yang digunakan pada Unit Pelayanan Sleman
adalah Instalasi Pengolahan sederhana dengan kapasitas
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 53
GAMBAR : 3.28
INSTALASI PENGOLAHAN UNIT PELAYANAN BIMOMARTANI
Instalasi Unit Bimomartani Bak Aerasi
Sedimentasi Filtrasi
GAMBAR : 3.29
INSTALASI PENGOLAHAN UNIT PELAYANAN TAMBAKREJO
IPA Unit Tamabakrejo Sedimentasi
Filter Pembubuhan Desinfektan
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 54
GAMBAR : 3.30
KERUSAKAN PADA INSTALASI PENGOLAHAN UNIT PELAYANAN TAMBAKREJO
Kerusakan pada Bak Filter Kerusakan pada Bak
Sedimentasi
terpasang 20 lt/det Instalasi tersebut terdiri dari bak filtrasi
dengan konstruksi paket beton. Kondisi saat ini bangunan
pengolahan unit Sleman masih baik.
Berdasarkan kinerja instalasi saat ini atau efisiensi produksi
adalah sebesar 100 % . Kondisi Instalasi unit Slamen dapat
dilihat pada Gambar 3.31.
GAMBAR : 3.31
INSTALASI PENGOLAHAN UNIT PELAYANAN SLEMAN
Filter Unit Sleman Instalasi Unit Sleman g. Unit Pelayanan Tridadi
Unit produksi air yang digunakan pada Unit Pelayanan Tridadi
adalah Instalasi Pengolahan sederhana dengan kapasitas
terpasang 10 l/det Instalasi tersebut terdiri dari bak aerasi,
sedimentasi dan filtrasi dengan konstruksi paket baja.
Kondisi saat ini IPA pada Unit Pelayanan Tridadi masih dalam
kondisi baik namun perlu ditingkatkan dalam pemeliharaanya.
Berdasarkan kinerja instalasi saat ini atau efisiensi produksi
adalah sebesar 80 %. Kondisi Instalasi unit Tridadi dapat dilihat
pada Gambar 3.32.
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 55
GAMBAR : 3.32
INSTALASI PENGOLAHAN UNIT PELAYANAN TRIDADI
IPA Unit Tridadi
Sedimentasi Filter
h. Unit Pelayanan Mlati
Unit produksi air yang digunakan pada Unit Pelayanan Mlati
adalah Instalasi Pengolahan sederhana dengan kapasitas
terpasang 10 lt/det. Instalasi tersebut terdiri dari bak aerasi,
sedimentasi dan filtrasi dengan konstruksi paket baja. Kondisi
saat ini ada beberapa bak yang mengalami kerusakan yaitu
pada bak sedimentasi sehingga hanya satu kompartemen yang
digunakan.
Berdasarkan kinerja instalasi saat ini atau efisiensi produksi
adalah sebesar 80 %. Kondisi Instalasi unit Mlati dapat dilihat
pada Gambar 3.33.
GAMBAR : 3.33
INSTALASI PENGOLAHAN UNIT PELAYANAN MLATI
IPA Unit Mlati Filter
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 56
i. Unit Pelayanan Gamping
Unit produksi air yang digunakan pada Unit Pelayanan Gamping
adalah Instalasi Pengolahan sederhana dengan kapasitas
terpasang 10 lt/det. Instalasi tersebut terdiri dari bak aerasi,
sedimentasi dan filtrasi dengan konstruksi paket baja.
Berdasarkan kinerja instalasi saat ini atau efisiensi produksi
adalah sebesar 100 % . Kondisi Instalasi unit Gamping dapat
dilihat pada Gambar 3.34.
GAMBAR : 3.34
INSTALASI PENGOLAHAN UNIT PELAYANAN GAMPING
IPA Gamping Sedimentasi
j. Unit Pelayanan Sidomoyo
Unit produksi air yang digunakan pada Unit Pelayanan
Sidomoyo adalah Instalasi Pengolahan sederhana dengan total
kapasitas terpasang 24 lt/det. Instalasi tersebut terdiri dari bak
aerasi, sedimentasi dan filtrasi dengan konstruksi paket baja.
Berdasarkan kinerja instalasi saat ini atau efisiensi produksi
adalah sebesar 68,75 % . k. Unit Pelayanan Nogotirto
Unit produksi air yang digunakan pada Unit Pelayanan
Nogotirto adalah Instalasi Pengolahan sederhana dengan total
kapasitas terpasang 22 lt/det. Instalasi tersebut terdiri dari bak
aerasi, sedimentasi dan filtrasi dengan konstruksi paket baja.
Berdasarkan kinerja instalasi saat ini atau efisiensi produksi
adalah sebesar 86,36 %. Kondisi Instalasi Unit Pelayanan
Nogotirto dapat dilihat pada Gambar 3.35.
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 57
GAMBAR : 3.35
INSTALASI PENGOLAHAN UNIT NOGOTIRTO
IPA Unit Nogotirto Filter
l. Unit Godean
Unit produksi air yang digunakan pada Unit Pelayanan Godean
saat ini adalah Instalasi Pengolahan sederhana dengan total
kapasitas terpasang 5 lt/det dengan konstruksi beton. Kondisi
saat ini IPA Godean tidak difungsikan karena tidak adanya air
baku. Operasional untuk unit godean dilayani dari distribusi
Sidomoyo sebesar 3,5 lt/det. Berdasarkan kinerja instalasi saat
ini atau efisiensi produksi adalah sebesar 70 % . Kondisi
Instalasi unit Godean dapat dilihat pada Gambar 3.36.
GAMBAR 3.36
INSTALASI PENGOLAHAN UNIT PELAYANAN GODEAN
IPA Unit Godean Aerasi
m. Unit Pelayanan Ngaglik
Unit produksi air yang digunakan pada Unit Pelayanan Ngaglik
saat ini adalah Instalasi Pengolahan sederhana dengan total
kapasitas terpasang 8 lt/det dengan konstruksi beton. Kondisi
saat ini IPA Ngaglik tidak difungsikan karena tidak adanya air
baku. Operasional untuk unit Ngaglik dibantu melalui sistem
Umbul Wadon sebesar 0,05 l/dt. Berdasarkan kinerja instalasi
saat ini atau efisiensi produksi adalah sebesar 87,5 % . Kondisi
Instalasi unit Ngaglik dapat dilihat pada Gambar 3.37.
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 58
GAMBAR : 3.37
INSTALASI PENGOLAHAN UNIT PELAYANHAN NGAGLIK
IPA Unit Ngaglik Pembubuhan Chlor
n. Unit Pelayanan Minomartani
Unit produksi air yang digunakan pada Unit Pelayanan
Minomartani saat adalah Instalasi Pengolahan sederhana
dengan total kapasitas terpasang 40 L/dt dengan konstruksi
beton. Kondisi saat ini IPA Minomartani tidak difungsikan
karena tidak berfungsinya bak filter. Dengan tidak berfungsinya
IPA tersebut maka air baku yang berasal dari sumur dalam
tidak dapat diolah. Dengan kondisi tersebut maka operasional
untuk Unit Pelayanan Minomartani langsung dari Sumur
dangkal dan hanya diberikan desinfektan.
Berdasarkan kinerja instalasi saat ini atau efisiensi produksi
adalah sebesar 42,5 % . Kondisi Instalasi Unit Pelayanan
Minomartani dapat dilihat pada Gambar 3.38.
GAMBAR : 3.38
INSTALASI PENGOLAHAN UNIT PELAYANAN MINOMARTANI
Filter Filter
o. Unit Pelayanan Depok
Unit produksi air yang digunakan pada Unit Pelayanan Depok
saat ini adalah Instalasi Pengolahan sederhana dengan total
kapasitas terpasang 10 lt/det dengan konstruksi baja.
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 59
Berdasarkan kinerja instalasi saat ini atau efisiensi produksi
adalah sebesar 80 %. Selain dari IPA produksi air pada unit
Depok berasal dari sumur dangkal yang langsung di alirkan ke
reservoir dan hanya menggunakan pembubuhan desinfektan.
Dari total Kapasitas terpasang unit Depok sebesar 25 lt/det
dengan kapasitas produksi 26,84 lt/det maka efisiensi produksi
pada unit depok adalah sebesar 94,5 %. Kondisi Instalasi unit
Depok dapat dilihat pada Gambar 3.39.
GAMBAR : 3.39
INSTALASI PENGOLAHAN UNIT PELAYANAN DEPOK
IPA Unit Depok Shallow Well Unit Depok
p. Unit Condongcatur
Produksi air yang dilakukan pada Unit Pelayanan Condongcatur
berasal dari Mata Air Umbul Wadon dengan kapasitas produksi
14 lt/det pada BR 6. Pengolahan yang dilakukan hanya dengan
penambahan desinfektan berupa chlor pada reservoir BR 6. Alat
ukur yang digunakan adalah water meter. q. Unit Pelayanan Kalasan
Unit produksi air yang digunakan pada Unit Pelayanan Kalasan
saat ini adalah Instalasi Pengolahan sederhana Kalasan dengan
total kapasitas terpasang 15 lt/det, dengan konstruksi beton.
Berdasarkan kinerja instalasi saat ini atau efisiensi produksi
adalah sebesar 93,33 %. Selain dari IPA produksi air pada Unit
Pelayanan Kalasan berasal dari sumur dangkal yang langsung
di alirkan ke reservoir dan hanya menggunakan pembubuhan
desinfektan. Selain dalam distribusinya dibantu juga oleh sistem
Umbul Wadon. Dari total Kapasitas terpasang unit Kalasan
adalah sebesar 16,07 l/dt dengan kapasitas produksi 17 lt/det
maka efisiensi produksi pada unit depok adalah sebesar
94,54 %. Kondisi Instalasi Unit Pelayanan Kalasan dapat dilihat
pada Gambar 3.40.
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 60
GAMBAR : 3.40
INSTALASI PENGOLAHAN UNIT PELAYANAN KALASAN
IPA Selomartani Filter
r. Unit Prambanan
Produksi air yang digunakan pada Unit Pelayanan Prambanan
saat ini adalah Instalasi Pengolahan sederhana dengan total
kapasitas terpasang 3,6 Lt/det dengan konstruksi beton.
Berdasarkan kinerja instalasi saat ini atau efisiensi produksi
adalah sebesar 68,42 %. Kondisi Instalasi Unit Pelayanan
Prambanan dapat dilihat pada Gambar 3.41.
GAMBAR : 3.41
INSTALASI PENGOLAHAN UNIT PRAMBANAN
IPA Prambanan Aerasi
F. Unit Distribusi Sesuai dengan “Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
16 tahun 2005, tentang pengembangan sistem Penyediaan air
minum” tanggal 21 Maret 2005, Unit Distribusi merupakan sarana
pengaliran air minum. Pada sistem penyediaan air minum perpipaan di Kabupaten
Sleman Unit Distribusi terdiri dari :
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 61
Pipa Distribuis dan perlengkapannya
Reservoir Distribusi
Kondisi unit distribusi di PDAM Kabupaten Sleman dapat dilihat
pada masing-masing unit sebagai berikut :
a. Unit Pelayanan Pakem dan Turi
Pelayanan air minum pada Unit Pelayanan Pakem
didistribusikan secara gravitasi dengan menggunakan ground
reservoir.
Sedangkan untuk pelayanan air minum pada Unit Pelayanan
Turi didistribusikan secara gravitasi dengan menggunakan
ground reservoir.
b. Unit Pelayanan Ngemplak
Pelayanan air minum pada Unit Pelayanan Ngemplak
didistribusikan secara gravitasi dengan menggunakan ground
reservoir.
c. Unit Pelayanan Bimomartani
Pelayanan air minum pada Unit Pelayanan Bimomartani
didistribusikan secara gravitasi dengan menggunakan ground
reservoir. d. Unit Tambakrejo
Pelayanan air minum pada Unit Tambakrejo didistribusikan
secara gravitasi dengan menggunakan ground reservoir. e. Unit Sleman
Pelayanan air minum pada Unit Pelayanan Sleman
didistribusikan secara gravitasi dengan menggunakan ground
reservoir. f. Unit Pelayanan Tridadi
Pelayanan air minum pada Unit Pelayanan Tridadi
didistribusikan secara gravitasi dengan menggunakan ground
reservoir.
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 62
g. Unit Pelayanan Mlati
Pelayanan air minum pada Unit Pelayanan Mlati didistribusikan
secara gravitasi dengan menggunakan ground reservoir.
h. Unit Pelayanan Gamping
Pelayanan air minum pada Unit Pelayanan Gamping
didistribusikan secara gravitasi dengan menggunakan ground
reservoir.
i. Unit Pelayanan Sidomoyo
Pelayanan air minum pada Unit Pelayanan Sidomoyo
didistribusikan secara gravitasi dengan menggunakan ground
reservoir.
j. Unit Pelayanan Nogotirto
Pelayanan air minum pada Unit Pelayanan Nogotirto
didistribusikan secara gravitasi dengan menggunakan ground
reservoir.
k. Unit Pelayanan Godean
Pelayanan air minum pada Unit Pelayanan Godean
didistribusikan secara gravitasi dengan menggunakan ground
reservoir. l. Unit Pelayanan Ngaglik
Pelayanan air minum pada Unit Pelayanan Ngaglik
didistribusikan secara gravitasi dengan menggunakan ground
reservoir. m. Unit Minomartani
Pelayanan air minum pada Unit Pelayanan Minomartani
didistribusikan secara gravitasi dengan menggunakan ground
reservoir. n. Unit Pelayanan Depok
Pelayanan air minum pada Unit Pelayanan Depok
didistribusikan secara gravitasi dengan menggunakan ground
reservoir.
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 63
o. Unit Condongcatur
Pelayanan air minum pada Unit Condongcatur didistribusikan
secara gravitasi dengan menggunakan ground reservoir.
p. Unit Pelayanan Kalasan
Pelayanan air minum pada Unit Pelayanan Kalasan
didistribusikan secara gravitasi dengan menggunakan ground
reservoir.
q. Unit Pelayanan Prambanan
Pelayanan air minum pada Unit Pelayanan Prambanan
didistribusikan secara gravitasi dengan menggunakan ground
reservoir.
3.1.3 Unit Pelayanan
Sesuai dengan “Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
16 Tahun 2005, tentang pengembangan sistem Penyediaan air
minum, tanggal 21 Maret 2005, Unit Pelayanan terdiri dari :
Sambungan Rumah, Hidran umum, dan Hidran Kebakaran.
Total Langganan PDAM Kabupaten Sleman sebanyak
20.020 langganan (Juni 2010) dengan uraian sebagai berikut :
Rumah Tangga = 19.527 Sambungan
Sosial = 165 Sambungan Niaga = 48 Sambungan
Instansi = 167 Sambungan
Kran Umum = 112 Sambungan
Industri = 1 Sambungan Sedangkan untuk total jumlah pelanggan masing-masing unit
pelayanan dapat dibaca pada Tabel 3.11.
3.1.4 Unit Pengelolaan Pelayanan sistem penyediaan air minum dengan jaringan
perpipaan di Kabupaten Sleman dikelola oleh Perusahaan Daerah,
yaitu Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Sleman. Untuk lebih jelasnya struktur organisasi PDAM dapat dilihat pada
Gambar 3.42.
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 64
TABEL : 3.11
JUMLAH PELANGGAN MASING-MASING UNIT PELAYANAN PDAM KABUPATEN SLEMAN (Juni 2010)
No
Unit Pelayanan
Jenis Pelanggan Total JumlahPelanggan
(Sambungan)Rumah Tangga Sosial Niaga Instansi Kran Umum Industri
1 Pakem – Turi 539 5 5 14 - 1 564
2 Ngemplak 1.368 23 - 11 14 - 1.416
3 Bimomartani 489 9 - 1 11 - 516
4 Tambakrejo 403 12 - 6 10 - 431
5 Sleman 3.039 24 8 52 10 - 3.135
6 Tridadi 473 5 1 5 6 - 490
7 Mlati 646 2 - 6 9 - 663
8 Sidomoyo 1.006 3 10 2 12 - 1.033
9 Gamping 1.632 9 1 2 5 - 1.649
10 Nogotirto 1.626 8 2 13 7 - 1.656
11 Godean 638 6 1 18 6 - 669
12 Ngaglik 556 5 2 5 - - 568
13 Minomartani 1.508 15 3 2 - - 1.528
14 Condongcatur 1.336 6 2 1 - - 1.345
15 Depok 1.969 9 13 11 - - 2.002
16 Kalasan 1.848 16 - 7 20 - 1.891
17 Prambanan 414 4 - 2 2 - 422
TOTAL SAMBUNGAN 19.527 165 48 167 112 1 20.020
Sumber Data : PDAM Kabupaten Sleman
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 65
GAMBAR : 3.42
STRUKTUR ORGANISASI PDAM KABUPATEN SLEMAN
Bupati Sleman
Badan Pengawas
Direktur Utama
Direktur Umum Direktur Teknik
S P I Bagian Keuangan Bag. Perencanaan
Teknik Penelitian &
Pengembangan
Bagian Humas &
Langganan Bag. Produksi &
Kualitas Air
Bagian Umum Bag. Transmisi & Distribusi
Cabang/Wilayah
Seksi Administrasi & Keuangan
Seksi Pelayanan Langganan
Seksi Teknik
Unit Pelayanan
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 66
3.1.5 Perdesaan
Penyediaan air bersih di wilayah perdesaan Kabupaten Sleman
melalui sumur-sumur yang dimiliki oleh warga dan juga sistem
perpipaan melalui mata air ata embung yang ada. Berikut
disajikan data sumber mata air melalui sistem perpipaan.
TABEL : 3.12
SUMBER MATA AIR DENGAN PERPIPAAN
No PUSKESMAS
MATA AIR/MATA AIR DENGAN PERPIPAAN
ADANYA TERLINDUNG KK DIGUNAKAN
1 Moyudan 23 2 792 Minggir 17 17 2053 Seyegan 2 2 1784 Godean I 0 0 05 Godean II 0 0 06 Gamping I 5 5 57 Gamping II 1 1 358 Mlati I 0 0 09 Mlati II 0 0 0
10 Depok I 0 0 011 Depok II 0 0 012 Depok III 0 0 013 Berbah 1 1 1614 Prambanan 10 10 50015
Kalasan 0 0 0
16 Ngempak I 5 5 15817 Ngemplak II 0 0 018 Ngaglik I 1 0 019 Ngaglik II 0 0 020 Sleman 30 6 021 Tempel I 16 16 95022 Tempel II 88 88 16023 Turi 63 61 457624 Pakem 30 30 516725 Cangkringan 2 2 2801
Jumlah 294 246 14830Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Sleman, 2014
Penyediaan air minum dengan system jaringan perpipaan dibagi
menjadi tiga jenis yakni air permukaan, sumber mata air, dan
pembuatan sumur. Berdasarkan sumber data mata air dengan
system perpipaan dapat diketahui bahwa jumlah terbesar berada
pada wilayah utara administrasi Kabupaten Sleman dengan
system perpipaan mencapai 5167 pengguna di Kecamatan Pakem
saja, sedangkan Kecamatan Turi mencapai 4576 pengguna,
sedangkan Kecamatan Cangkringan mencapai 2801 pengguna.
Daerah utara yang sebagaimana diketahui lokasinya berada di
lereng Gunung Merapi, sehingga system perpipaan yang airnya
bersumber dari mata air dan sumur ini merupakan system yang
paling baik untuk digunakan melancarkan distribusi kebutuhan air
masyarakat.
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 67
A. Sistem Penyediaan Air Minum Non Perpipaan Perdesaan
Sistem penyediaan air minum non perpipaan (sistem penyediaan
air minum secara individu) yang ada di Kabupaten Sleman dapat
dijelaskan sebagai berikut :
Air minum dari sumber air (sumur) diangkat kepermukaan tanah
dengan menggunakan timba, lalu air tersebut digunakan untuk
kebutuhan sehari-hari. Ada juga air dari sumber air (sumur) di
pompa langsung kealat-alat plumbing atau di pompa ke
menara air, lalu air dari menara air dialirkan secara gravitasi ke
alat-alat plumbing. Disamping menggunakan air dari sumur ada
juga yang menggunakan sumber air dari air permukaan (sungai).
Pada umumnya yang menggunakan air tanah tidak tertekan/air
tanah bebas (sumur) terdiri dari sumur gali dan sumur pantek.
Kualitas air tanah di Kabupaten Sleman pada umunya secara fisik
cukup baik, akan tetapi secara kualitas rata-rata memiliki nilai besi
(Fe) yang tinggi. Pada waktu musim hujan kuantitasnya cukup
banyak, akan tetapi pada waktu musim kemarau kuantitasnya
berkurang, bahkan dibeberapa sumur airnya tidak ada, terutama
dibagian wilayah Kabupaten Sleman bagian selatan.
Penyediaan air minum di Kabupaten Sleman tidak hanya
disediakan melalui jaringan perpipaan tetapi juga melalui jaringan
non perpipaan. Berikut disajikan data sumur gali yang ada di
Kabupaten Sleman.
TABEL : 3.13
DATA SUMBER AIR BERSIH SUMUR GALI
No PUSKESMAS
SUMUR GALI
ADANYA TERLINDUNG KK DIGUNAKAN
1 Moyudan 5826 5826 96442 Minggir 7442 5952 99873 Seyegan 7608 7024 145934 Godean I 6891 6891 108615 Godean II 7265 6876 90456 Gamping I 8293 8293 115637 Gamping II 12722 12722 139018 Mlati I 10175 9390 149659 Mlati II 8539 6113 10539
10 Depok I 7584 7513 935011 Depok II 8638 8638 975312 Depok III 14612 14612 1563713 Berbah 11241 11241 1470414 Prambanan 13499 11879 1304615 Kalasan 22685 22685 2280616 Ngempak I 3952 3952 517917 Ngemplak II 7515 7500 910618 Ngaglik I 9451 8826 1212019 Ngaglik II 9038 8202 1309820 Sleman 1420 1150 1840221 Tempel I 5243 5243 707622 Tempel II 4903 4903 695923 Turi 5983 5983 654724 Pakem 4804 4804 2346
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 68
No PUSKESMAS
SUMUR GALI
ADANYA TERLINDUNG KK DIGUNAKAN
25 Cangkringan 3001 2940 5860Jumlah 208330 199158 277087
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Sleman, 2014
Sumber air bersih yang berasal dari sumur gali rata-rata banyak
digunakan dan menjadi pilihan yang paling mendominasi di seluruh
kecamatan di Kabupaten Sleman. Hal ini sangat terlihat dari jumlah
yang menggunakan sumur gali lebih banyak dibandingkan dengan
jumlah penggunaan PDAM, system perpipaan, maupun penggunaan
sumber air bersih lainnya.
TABEL : 3.14
DATA SUMBER AIR BERSIH POMPA TANGAN
DANGKAL/DALAM
No PUSKESMAS
SUMUR POMPA TANGAN DANGKAL/DALAM
ADANYA TERLINDUNG KK DIGUNAKAN
1 Moyudan 0 0 02 Minggir 0 0 03 Seyegan 17 17 174 Godean I 0 0 05 Godean II 13 13 206 Gamping I 20 20 207 Gamping II 0 0 0
No PUSKESMAS
SUMUR POMPA TANGAN DANGKAL/DALAM
ADANYA TERLINDUNG KK DIGUNAKAN
8 Mlati I 0 0 09 Mlati II 0 0 0
10 Depok I 0 0 011 Depok II 0 0 012 Depok III 13 13 1313 Berbah 3 3 1014 Prambanan 0 0 015 Kalasan 0 0 016 Ngempak I 0 0 017 Ngemplak II 0 0 018 Ngaglik I 0 0 019 Ngaglik II 0 0 020 Sleman 25 25 2521 Tempel I 0 0 022 Tempel II 1 1 123 Turi 0 0 024 Pakem 0 0 025 Cangkringan 0 0 0
Jumlah 92 92 106 Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Sleman, 2014
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 69
Jumlah total sumur pompa tangan dangkal dan dalam di Kabupaten
Sleman adalah sejumlah 106. Jumlah terbanyak yang digunakan
ada di Kecamatan Sleman. Kecamatan Depok hanya memiliki 13
sumur pompa tangan yang digunakan. Semakin maju dan
berkembangnya sebuah wilayah ditandai dengan semakin modern
kebiasaan dan teknologi yang digunakan, berdasarkan data di atas
ini dapat diindikasikan bahwa masyarakat telah banyak
meninggalkan sumur pompa tangan baik yang dangkal maupun
dalam. Penggunaannya telah dibantu dengan pompa listrik yang
lebih praktis
TABEL : 3.15
DATA SUMBER MATA AIR PENAMPUNGAN AIR HUJAN
No PUSKESMAS
PENAMPUNGAN AIR HUJAN
ADANYA TERLINDUNG KK DIGUNAKAN
1 Moyudan 0 0 02 Minggir 0 0 03 Seyegan 0 0 04 Godean I 0 0 05 Godean II 0 0 06 Gamping I 0 0 07 Gamping II 0 0 08 Mlati I 0 0 09 Mlati II 0 0 0
No PUSKESMAS
PENAMPUNGAN AIR HUJAN
ADANYA TERLINDUNG KK DIGUNAKAN
10Depok I 230 230 230
11 Depok II 0 0 012 Depok III 0 0 013 Berbah 0 0 014 Prambanan 1304 1304 130415 Kalasan 0 0 016 Ngempak I 0 0 017 Ngemplak II 0 0 018 Ngaglik I 0 0 019 Ngaglik II 0 0 020 Sleman 2 2 221 Tempel I 0 0 022 Tempel II 0 0 023 Turi 0 0 024 Pakem 0 0 025 Cangkringan 0 0 0
Jumlah 1536 1536 1536 Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Sleman, 2014
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 70
Sumber mata air berupa penampungan air hujan masih banyak
digunakan oleh masyarakat di beberapa kecamatan di Kabupaten
Sleman, diantaranya adalah Kecamatan Depok dengan 230
penggunaan; Prambanan dengan 1204 penggunaan; dan Sleman
dengan 2 penggunaan. Penampungan air hujan ini banyak
digunakan untuk menambah sumber air cadangan selain sumber
air baku yang lainnya.
TABEL : 3.16
DATA SUMBER MOBIL TANGKI DAN TERMINAL AIR
No PUSKESMAS
MOBIL TANGKI DAN TERMINAL AIR
ADANYA TERLINDUNG KK DIGUNAKAN
1 Moyudan 0 0 02 Minggir 0 0 03 Seyegan 0 0 04 Godean I 0 0 05 Godean II 0 0 06 Gamping I 0 0 07 Gamping II 0 0 08 Mlati I 0 0 09 Mlati II 0 0 0
10 Depok I 0 0 011 Depok II 0 0 012 Depok III 0 0 013 Berbah 0 0 014 Prambanan 0 0 015 Kalasan 0 0 0
No PUSKESMAS
MOBIL TANGKI DAN TERMINAL AIR
ADANYA TERLINDUNG KK DIGUNAKAN
16 Ngempak I 0 0 017 Ngemplak II 0 0 018 Ngaglik I 0 0 019 Ngaglik II 0 0 020 Sleman 0 0 021
Tempel I 0 0 022 Tempel II 0 0 023 Turi 0 0 024 Pakem 9 9 025 Cangkringan 0 0 0
Jumlah 9 9 0Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Sleman, 2014
Sistem penyediaan air minum perpipaan wilayah pedesaan di
Kabupaten Sleman dimulai pada tahun 1996 dengan
menggunakan Sistem Penyediaan Air Bersih (SIPAS).
Sumber Air baku yang digunakan adalah mata air dan air
permukaan dengan sistem perpipaan gravitasi, dengan sistem
pelayanan secara Hidran Umum (HU) dan Sambungan Rumah
(SR). Untuk lebih jelasnya nama-nama Desa, sistem yang
digunakan cakupan pelayanan dan pengelola dapat dilihat pada
Tabel 3.17 sampai dengan Tabel 3.22.
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 71
TABEL : 3.17
PENGELOLAAN AIR MINUM PERDESAAN KABUPATEN SLEMAN
No Nama Pamdes Tiro Umbul Tirto Luhur Sangonan I Tirto Manunggal Tirto Asih
1
Dusun Ngumbul Munengan Sangonan I Jetis Dono Asih Donoasih
2
Desa Bangun Kerto Sido Luhur Sidorejo Donokerto Donokerto
Turi Turi Godean Turi Turi
3
Jumlah Penduduk 150 203 203 35 70
4
KK 30 610 610 143 267
5
Jumlah Terlayani 100 47 20 35 70
6
KK 250 188 82 143 267
7
Sumber Air Mata Air Mata Air Sungai Dangkal Mata Air Mata Air
8
Kualitas Sumber Jernih Jernih Jernih Jernih Jernih
9
Debit Sumber 20 1 1.2
10
Jarak Sumber 1 0.9 0.5 1 0,5
11
Sistem Aliran Gravitasi Pompa Pompa Gravitasi Gravitasi
12
Panjang Pipa 1" 800 950 200 400 1000
13
Panjang Pipa 2" 200 1000
14
Panjana Pipa 3" 1000
15
Sambungan Ke rumah 55 47 20 35 70
16
HU 7 1 1
17
PAH -
18
Dibangun 2005 1009 2008
Sumber : Dinas Permukiman, Prasaran Wilayah Dan Perhubungan Kabupaten Sleman, 2010
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 72
TABEL : 3.18
PENGELOLAAN AIR MINUM PERDESAAN KABUPATEN SLEMAN
No Nama Pamdes Karang TirtoII Umbul Makmur Tirto Mulyo Kr Harjo Makmur Tirto
Langgeng
1
Dusun Pulih Rejo Pules Lor Rebobong Lor Karang Harjo MakmurGundengan
Kidul
2
Desa Donokerto Donokerto Mororejo Margo Rejo Margo Rejo
Turi Turi Tempel Tempel Tempel
3
Jumlah Penduduk 38 35 128 34 155
4
KK 115 390 105
5
Jumlah Terlayani 3 35 128 34 52
6
KK 10 390 105
7
Sumber Air Mata Air Mata Air Mata Air Sungai DangkalSungai
Dangkal
8
Kualitas Sumber Jernih Jernih Jernih Jernih berbau
9
Debit Sumber 0.5 1 1 5
10
Jarak Sumber 0.4 0.5 0.85 0.8 1
11
Sistem Aliran Gravitasi Gravitasi Gravitasi Gravitasi Gravitasi
12
Panjang Pipa 1" 50
13
Panjang Pipa 2" 350 500 800
14
Panjana Pipa 3"
15
Sambungan Ke rumah 24 35 34 52
16
HU 10 2 5
17
PAH
18
Dibangun 2003 1997 2000 2007 2008
Sumber : Dinas Permukiman, Prasaran Wilayah Dan Perhubungan Kabupaten Sleman, 2010
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 73
TABEL : 3.19
PENGELOLAAN AIR MINUM PERDESAAN KABUPATEN SLEMAN
No
Nama Pamdes Tirta Bumi
Ngudi Warih
Prambanan I
Tirto Jilintoro Tirto Langgeng
1 Dusun Kikis Kantongan Ngemplak Polowid Pialangan
2 Desa
Sambi Rejo
Sumber Harjo
Sambi Rejo
Trimulyo
Padowoharjo
Prambanan Prambanan Prambanan Sleman Sleman
3 Jumlah Penduduk 225 156 1610 60 235
4 KK 820 441 4821 225 637
5 Jumlah Terlayani 117 35 730 25 200
6 KK 341 105 2324 120 530
7 Sumber Air
Sumur Bor
Sumur Bor
Sumur Bor
Mata Air
Sungai Dangkal
8 Kualitas Sumber Jernih Jernih Jernih Jernih Jernih
9 Debit Sumber 3 2 11 10 0.5
10 Jarak Sumber 0.2 0.2 3 0.675 0.6
11 Sistem Aliran Gravitasi Pompa Pompa Gravitasi Gravitasi
12 Panjang Pipa 1" 800 1500
13 Panjang Pipa 2" 675 900
14 Panjana Pipa 3" 15 Sambungan Ke rumah 63 36 25 200
16 HU 7 3 64 10
17 PAH 3 5 25 18 Dibangun 2006 2006 2000 2009 2009
Sumber : Dinas Permukiman, Prasaran Wilayah Dan Perhubungan Kabupaten Sleman, 2010
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 74
TABEL : 3.20
PENGELOLAAN AIR MINUM PERDESAAN KABUPATEN SLEMAN
No
Nama Pamdes Sido tirto
Tirto Mekar Mulyo Tirto Buana Umbul harjo Tirto
Kembara
1 Dusun
Sido Mukti
Jogokerten
Keceme
Karanggeneng
Tuk Benteng
2 Desa Trimulyo Trimulyo Caturharjo Umbul Harjo Kepuharjo Sleman Sleman Sleman Cangkringan Cangkringan
3 Jumlah Penduduk 313 105 180 1334 920
4 KK 1103 686 550 4428 2998
5 Jumlah Terlayani 46 93 50 1251 473
6 KK 230 650 150 4171 1489
7 Sumber Air
Mata Air
Sungai Dangkal
Sungai Dangkal
Mata ir
Mata Air
8 Kualitas Sumber Jernih Jernih Jernih Jernih Jernih
9 Debit Sumber 1 10 3.5 25 10 Jarak Sumber 1 1 0.4 4 11 Sistem Aliran Gravitasi Gravitasi Gravitasi Gravitasi Gravitasi
12 Panjang Pipa 1" 3025 1200 3500 13 Panjang Pipa 2" 1000 900 1600 14 Panjana Pipa 3" 15 Sambungan Ke rumah 46 93 50 1023 16 HU 5 4 3 22 17 PAH 18 Dibangun 2008 2008 2009 1987
Sumber : Dinas Permukiman, Prasaran Wilayah Dan Perhubungan Kabupaten Sleman, 2010
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 75
TABEL : 3.21
PENGELOLAAN AIR MINUM PERDESAAN KABUPATEN SLEMAN
No
Nama Pamdes
Tirto Kembara
Tirto Wening
Toyo Makmur
Tirto Aji
Tirto Mulyo
1
Dusun
Plunyon
Jetis Sumur
Kemiri
Cungkuk Kidul
Kembang Arum
2
Desa
Kepuharjo
Glagah harjo
Margorejo
Margorejo
Donokerto
Cangkringan Cangkringan Tempel Tempel Turi
3 Jumlah Penduduk 920 1163 48 77 70
4 KK 2998 3664 165 244 180
5 Jumlah Terlayani 473 972 46 25 33 60
6 KK 1489 3137 91 101
7 Sumber Air
Mata Air
Mata Air
Sungai Dangkal
Sungai Dangkal
Mata Air
Mata Air
8 Kualitas Sumber Jernih Jernih Jernih Keruh Jernih Jernih
9 Debit Sumber 18.5 0.75 0.5
10 Jarak Sumber 2.5 0.5 0.5 12 0.5
11 Sistem Aliran Gravitasi Gravitasi Pompa Gravitasi Gravitasi Gravitasi
12 Panjang Pipa 1" 600
13 Panjang Pipa 2" 894 1200 500
14 Panjana Pipa 3"
15 Sambungan Ke rumah
5
33
16 HU 2 2 1 17 PAH 53 7 18 Dibangun 2009 2006 2006
Sumber : Dinas Permukiman, Prasaran Wilayah Dan Perhubungan Kabupaten Sleman, 2010
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 76
TABEL : 3.22
DAFTAR ANGGOTA PERPAMDES KABUPATEN SLEMAN SAMPAI DENGAN 2014
No Kecamatan Total Jumlah
Kelompok
Total Jumlah HU
Jumlah Konsumen KK Jiwa
1. Sleman 9 22 1.600 5.068 2. Prambanan 5 79 2.211 6.746 3. Mlati 0 10 150 0 4. Pakem 61 438.5 8.626 15.872,43 5. Godean 5 6 718 2.327 6. Tempel 58 112 3.916 13. 358 7. Ngaglik 4 34 446 1.783 8. Ngemplak 14 30 2.026 5.844 9. Cangkringan 15 911.5 3.703 15.457 10. Turi 56 199 4.916 21.588 11. Gamping 2 14 636 2.223 12. Sayegan 1 7 300 1.371 13. Moyudan 12 44 2.511 10.162 14. Minggir 4 7 660 2.233 15. Berbah 2 4 404 704 Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Sleman, 2014
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 77
TABEL : 3.22
KONDISI PENGELOLAAN AIR MINUM MELALUI PERPIPAAN
Sumber : Pemerintah Kabupaten Sleman, 2014
NO KONDISI URAIAN JUMLAH KETERANGAN
1 PDAM SLEMAN Jumlah Pelanggan 24.847 SL Cakupan layanan 19,58% Tingkat kehilangan air 31,08% Tarif Rp 2500,- Kualitas, kuantititas Memnuhi air bersih 2 PERPAMDES Jumlah Kelompok 285 Jumlah Pelangan 42203 KK 3 PD Arga Jasa 1600 SL 4 PDAM Kota 6800 SL
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 78
3.1.6 Permasalahan yang dihadapi
Permasalahan yang dihadapi oleh PDAM Kabupaten Sleman
diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Unit Pelayanan Pakem
Yang menjadi permasalahan pada Unit Pelayanan Pakem
adalah tingkat kebcoron yang masih tinggi yaitu sebesar
56,04 %. Hal ini disebabkan tekanan air yang besar yang
berasal dari mata air Umbul Wadon dengan peripaan jaringan
yang digunakan adalah jaringan IKK lama sehingga mengalami
tingkat kebocoran yang tinggi.
b. Unit Pelayanan Ngemplak
Permasalahan pada Unit Pelayanan Ngemplak adalah tingkat
kebocoran yang masih 36,02 %.
c. Unit Pelayanan Bimomartani
Permasalahan pada Unit Pelayanan Bimomartani adalah tingkat
kehilangan air 50,94 %.
d. Unit Pelayanan Tambakrejo
Permasalahan pada Unit Pelayanan Tambakrejo adalah
sebagai berikut :
Tingkat kehilangan air 33,84 %.
Adanya kerusakan pada instalasi yaitu pada bak
sedimentasi dan filter yang diakibatkan oleh tingginya
parameter Fe. e. Unit Pelayanan Sleman
Permasalahan pada Unit Pelayanan Sleman adalah sebagai
berikut :
Tingkat kehilangan air 34,51 %.
Sistem jaringan pipa masih menggunakan yang lama
sehingga tingkat kebocoran masih tinggi
Banyaknya kehilangan air dari pelanggan yang udah
ditutup namun tidak diketahui (pencurian air). f. Unit Pelayanan Tridadi
Permasalahan pada Unit Pelayanan Tridadi adalah
sebagai berikut :
Tingkat kehilangan air 15,54 %. Kapasitas reservoir tidak dapat menampung dari seluruh
air baku yang ada sehingga terjadi overflow yang berlebih
pada reservoir.
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 79
g. Unit Pelayanan Mlati
Permasalahan pada Unit Pelayanan Mlati adalah sebagai
berikut:
Tingkat kehilangan air 30,81 %.
Jaringan pipa yang sudah lama sehingga sering terjadi
pipa pecah
Jaringan pipa yang melewati kawasan pertanian
mengakibatkan sering terjadi kebocoran
Banyaknya pencabutan tidak sesuai dengan teknis
h. Unit Pelayanan Gamping
Permasalahan pada Unit Pelayanan Gamping adalah tingkat
kehilangan air 29,46 %.
i. Unit Pelayanan Sidomoyo
Permasalahan pada Unit Pelayanan Sidomoyo adalah tingkat
kehilangan air 58,35 %.
j. Unit Pelayanan Nogotirto
Permasalahan pada Unit Pelayanan Nogotirto adalah
tingkat kehilangan air 29 %.
k. Unit Pelayanan Godean
Permasalahan pada Unit Pelayanan Godean adalah
sebagai berikut :
Tingkat kehilangan air 46,73 %.
Tidak optimalnya instalasi pengolahan dikarenak
ketersedian air baku yang menurun yang berasal dari
sumur dalam.
Tinngginya tekanan air pada tiap distribusi apalagi pada
saat jam puncak sehingga terjadi kebocoran
Penyambungan illegal oleh konsumen
l. Unit Pelayanan Ngaglik
Permasalahan pada Unit Pelayanan Ngaglik adalah
sebagai berikut :
Tingkat kehilangan air 48,83 %.
Air baku yang berasal dari sumur dalam tidak
dioperasionalkan karena kurang optimalnya instalasi
pengolahan
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 80
m. Unit Pelayanan Minomartani
Permasalahan pada Unit Pelayanan Minomartani adalah
sebagai berikut :
Tingkat kehilangan air 31,19 %.
Tidak operasionalnya instalasi pengolahan dikarenakan
tidak dapat mengurangi kadar Fe yang masih tinggi sehingga
air baku hanya menggunakan sumur dangkal.
n. Unit Pelayanan Depok
Permasalahan pada Unit Pelayanan Depok adalah
tingkat kehilangan air 23,41 %.
o. Unit Pelayanan Condongcatur Permasalahan pada Unit Pelayanan Condongcantur
adalah sebagai berikut :
Tingkat kehilangan air 34,15 %.
Jaringan pipa yang sudah lama
100 buah water meter tidak berfungsi
p. Unit Pelayanan Kalasan
Permasalahan pada Unit pelayanan Kalasan adalah
tingkat kehilangan air 33,51 %.
q. Unit Pelayanan Prambanan
Permasalahan pada Unit Pelayanan Prambanan adalah
sebagai berikut tingkat kehilangan air 20,92 %.
3.2 ASPEK NON TEKNIS
3.2.1 Aspek Kelembagaan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Sleman adalah
BUMN Kabupaten Sleman, berdiri sejak tahun 1992 dengan dasar
hukum Peraturan Daerah Kabupaten Dati II Sleman Nomor 5
Tahun 1990. Sebelumnya selama 11 tahun telah beroperasi
dengan format lembaga Badan Pengelola Air Minum (BPAM) pada
tahun 1981. PDAM Kabupaten Sleman resmi beroperasi pada
tanggal 2 November 1992, setelah dilakukannya serah terima
pengelolaan sarana dan prasarana penyediaan air bersih dari
Departemen Pekerjaan Umum kepada Pemerintah Daerah
Tingkat II Sleman melalui Gubernur kepada Kepala Daerah
Provinsi DIY.
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 81
Secara legal operasional PDAM Kabupaten Sleman menjadi BUMN
berdasar pada Perda No.5 Tahun 1990, sedangkan kelembagaan
ditentukan dalam Perda No.13 Tahun 2003 tentang
Kepengurusan dan Kepegawaian Perusahaan Daerah Daerah Air
Minum. Pada prisipnya kelembagaan PDAM terdiri dari Direksi,
Badan Pengawas dan Pegawai, sedangkan pertanggungjawaban
PDAM langsung kepada Bupati.
Kelembagaan pengelolaan air bersih non PDAM dalam bentuk
paguyuban (Warih Sembada), sehingga format kelembagaan
masih brsifat sosial. Peran pemerintah cq Dinas Pekerjaan Umum
dan Permukiman sebatasa pada bimbingan teknis.
Pembagian Penyediaan Air Bersih Secara Kelembagaan
Dalam pengelolaan penyediaan air bersih di Kabupaten Sleman
dibagi ke dalam dua klasifikasi yaitu sistem perpipaan atau sistem
non perpipaan. Berikut ini lembaga-lembaga yang bertanggung
jawab dalam penyediaan air bersih :
1. Sistem Perpipaan
Wilayah perkotaan
Dilayani oleh lembaga BUMD atau dalam hal ini yaitu
PDAM Kabupaten Sleman sesuai dengan Peraturan
Daerah Kab. Sleman No.10 tahun 2010
Wilayah perdesaan
Dilayani oleh lembaga SPAMDES atau kelompok
swadaya masyarakat sesuai dengan Peraturan Bupati
No : 71/Kep.KDH/A/2012
2. Sistem Non Perpipaan
Untuk sistem penyediaan air bersih non perpipaan atau
mandiri dilaksanakan oleh masyarakat perseorangan melalui
sumur-sumur mandiri
Peran dan Fungsi Lembaga Terkait Air Bersih
Berikut ini merupakan penjabaran lebih mendalam terkait dengan
peran dan fungsi masing-masing lembaga terkait dengan
penyediaan air bersih di Kabupaten Sleman.
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 82
TABEL : 3.23.
PERAN DAN FUNGSI LEMBAGA TERKAIT AIR BERSIH
No Fungsi/Peran Dinas/Lembaga 1 Perencanaan dan pendanaan air bersih
(penyertaan modal) Bappeda, DPKAD, KP3M
2 Penyediaan sumber air baku dan pembangunan sarana (intake)
SDAM, Balai Besar Wilayah Sungai Serayu-Oyo
3 Pembangunan sarana air bersih/sistem distribusi (perpipaan)
Cipta Karya DPU
4 Pengawasan kualitas air bersih Dinas Kesehatan 5 Keseimbangan pemanfaatan air untuk air
bersih dan irigasi pertanian Dinas Pertanian
6 Penyiapan regulasi/aturan Bagian Hukum/Dinas terkait
7 Pengendalian dan perijinan SDAEM, DPPD, DPU, Kantor Perijinan
8 Pengelolaan dan Pelayanan Air BErsih (operator)
PDAM
9 Pengawasan dan pembinaan Dewan Pengawas dan Bagian Perekonomian
Sumber : PDAM Kabupaten Sleman, 2014
Sumber Daya Manusia
Jumlah karyawan PDAM Kabupaten Sleman berkembang dari
waktu ke waktu sesuai kebutuhan operasional dan manajemen. Untuk lebih jelasnya perkembangan jumlah pegawai PDAM
Kabupaten Sleman dari tahun ke tahun dapat dibaca pada
Tabel 3.24. Dengan jumlah pelanggan aktif sampai dengan bulan
Desember 2009, sebanyak 18.536 sambungan langsung, maka
beban dan tanggung jawab pelayanan setiap 1 (satu) orang
karyawan menangani 109,13 atau 109 pelanggan. Jumlah ini
masih kurang bila dibandingkan dengan standard yang ada, yaitu
1 (satu) orang karyawan minimal mampu melayani (150 – 200)
pelanggan.
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 83
Tahun Jumlah Karyawan
2007 183 orang
2008 177 orang
2009 173 orang
Juni 2010 172 orang
TABEL : 3.24.
PERKEMBANGAN JUMLAH KARYAWAN PDAM KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2006 – TAHUN 2010
Sumber data : PDAM Kabupaten Sleman
Jumlah karyawan berdasarkan lokasi tempat bekerjanya, dapat
dilihat pada Tabel 3.25.
Dari Tabel 16 terlihat bahwa jumlah pelanggan setiap tahun nya
terus bertambah, dan jumlah karyawan cenderung menurun
sesuai dengan kebutuhan dilapangan dan dengan demikian
perbandingan antara jumlah pegawai dan jumlah sambungan
yang dilayani oleh setiap karyawan pun meningkat.
Penyebaran karyawan yang menjadikan tidak tercapainya
standard jumlah karyawan dibandingkan dengan jumlah
pelanggan ini merupakan ciri khas PDAM yang mempunyai
cabang/unit pelayanan IKK, hal ini dikarenakan tidak mungkin
1 (satu) cabang/unit pelayanan dengan jumlah pelanggan
200 sambungan hanya mengandalkan 1 (satu) orang karyawan,
minimal adalah 3 (tiga) orang, yaitu 1 (satu) kepala cabang/unit,
1 (satu) orang teknik yang mempunyai pekerjaan rangkap antara
operator produksi dan pitter distribusi dan 1 (satu) orang
pelaksana administrasi yang merangkap semua pekerjaan
administrasi di cabang/unit pelayanan, bila hal ini terjadi, maka
harus diimbangi dengan sustu sistem dan prosedur dan sistem
pengawasan yang layak. Dan selain itu menurut kaidah
perngendalian internal suatu perusahaan, tidak diperkenankan
1 (satu) orang karyawan melaksanakan seluruh kegiatan
operasional, karena akan mengakibatkan fraud dan terbuka atau
kemungkinan untuk berbuat curang.
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 84
TABEL : 3.25
JUMLAH KARYAWAN PDAM KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2007 – TAHUN 2010 BERDASARKAN LOKASI TEMPAT BEKERJA
No
Lokasi
Jumlah Karyawan
2007 2008 2009 30-Jun-10 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11 12 13 14 15
16 17 18
19
Kantor Pusat
Turi Pakem
Ngemplak
Bimomartani
Tambakrejo
Tridadi
Sleman
Misti
Sidomoyo
Gamping
Nogotirto Godean Ngaglik
Misomartani
Condongcatur
Depok Kalasan
Prambanan
45 Orang
4 Orang
3 Orang
6 Orang
5 Orang
5 Orang
6 Orang
14 Orang
8 Orang
9 Orang
10 Orang 10 Orang 8 Orang 5 Orang 10 Orang
8 Orang 11 Orang 12 Orang
4 Orang
42 Orang
4 Orang
2 Orang
6 Orang
5 Orang
5 Orang
4 Orang
15 Orang
8 Orang
9 Orang
10 Orang 10 Orang 8 Orang 5 Orang 9 Orang
7 Orang 11 Orang 12 Orang
5 Orang
41 Orang
4 Orang
2 Orang
6 Orang
5 Orang
5 Orang
4 Orang
15 Orang
7 Orang
9 Orang
10 Orang 10 Orang 7 Orang 5 Orang 8 Orang
7 Orang 11 Orang 12 Orang
5 Orang
48 Orang
3 Orang
2 Orang
6 Orang
5 Orang
5 Orang
4 Orang
13 Orang
5 Orang
8 Orang
10 Orang 10 Orang 8 Orang 5 Orang
9 Orang
6 Orang 10 Orang
10 Orang
5 Orang
Jumlah Karyawan 183 Orang 177 Orang 173 Orang 172 Orang
Jumlah Pelanggan 17.892 S L 18.206 S L 18.536 S L 20.020 S L 1 karyawan melayani 97,77 S L 102,9 S L 107,1 S L 116,4 S L
Sumber data : PDAM Kabupaten Sleman
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 85
NoWilayah
Pelayanan JUMLAH PELANGGAN AKTIF
2007 2008 2009
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Turi Pakem Ngemplak Bimomartani Tambakrejo Tridadi Sleman Misti Sidomoyo Gamping Nogotirto Godean Seyegan Ngaglik Misomartani Condongcatur Depok Kalasan Berbah Prambanan
235 S L 251 S L
1.124 S L 319 S L 400 S L 431 S L
2.879 S L 646 S L 818 S L
1.365 S L 1.628 S L
624 S L 24 S L
552 S L 1.445 S L 1.212 S L 1.759 S L 1.670 S L
122 S L 388 S L
211 S L 269 S L
1.162 S L 343 S L 419 S L 447 S L
2.982 S L 642 S L 886 S L
1.372 S L 1.610 S L
621 S L S L
546 S L 1.440 S L 1.208 S L 1.839 S L 1.822 S L
S L 387 S L
207 S L 282 S L
1.236 S L 347 S L 415 S L 455 S L
3.022 S L 620 S L 925 S L
1.439 S L 1.589 S L
629 S L S L
542 S L 1.454 S L 1.257 S L 1.866 S L 1.854 S L
S L 397 S L
J U M L A H 17.892 S L 18.206 S L 18.536 S L
Perkembangan Jumlah Pelanggan.
Perkembangan Jumlah Pelanggan PDAM Kabupaten Sleman dari
tahun 2007 – tahun 2009 adalah dapat dibaca pada Tabel 3.26.
Dari Tabel 3.26 terlihat bahwa setiap tahun terdapat peningkatan
jumlah pelanggan aktif, walaupun pada tahun 2008 terdapat
penghapusan pelanggan sebanyak 122 sambungan di wilayah
pelayanan Berbah. Dan gambaran jumlah pelanggan pada bulan
Juni 2010 dapat dibaca pada Tabel 3.27. Dan pada tabel
selanjutnya terlihat bahwa pada akhir bulan Juni 2010 terdapat
20.020 pelanggan aktif yang tersebar di wilayah pelayanan.
Sebagaimana PDAM umumnya, golongan pelanggan yang
terbanyak adalah pada golongan rumah tangga dan di PDAM
Kabupaten Sleman Pelanggan Rumah Tangga mencapai 97,54 %
atau sejumlah 19.527 pelanggan aktif.
TABEL : 3.26
PERKEMBANGAN JUMLAH PELANGGAN AKTIF PDAM KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2007 – TAHUN 2009
SumberSumber : PDAM Kabupaten Sleman
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 86
Pemakaian Air Pelanggan
Dari data yang dapat dikumpulkan, dan berdasarkan hasil
pembacaan angka meter langganan yang dicatat pada Daftar
Stand Meter langganan (DSML) dapat diperhitungkan jumlah
pemakaian air pelanggan yang kemudian diolah menjadi rekening
dan dicatat pada DRD (Daftar Rekening Harus Ditagih) tahun 2006
sampai tahun 2009 dari DRD tersebut dapat disusun suatu
rekapitulasi pemakaian air sehingga dapat diketahui jumlah
pemakaian air pelanggan.
Perkembangan jumlah konsumsi air pelanggan dan konsumsi air
per unit pelayanan PDAM Kabupaten Sleman sejak tahun 2007
sampai dengan tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 3.28
Dari Tabel 3.28, terlihat bahwa rata-rata pemakaian air dari tahun
ke tahun tidak mengalami kenaikan yang signifikan, dan pada
tahun 2008 dibandingkan dengan tahun 2007, terlihat penurunan
penjualan air dan pada tahun 2009 terlihat peningkatan kembali.
Dan selama tahun 2010 sampai dengan Juni 2010, terdapat
kenaikan rata-rata pemakaian air sebagaimana terlihat pada
Tabel 3.29.
Rata-rata pemakaian air selama 6 bulan adalah 16,01 m3 per
sambungan langganan, ini berarti ada peningkatan bila
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Perbandingan
jumlah produksi, distribusi dan penjualan air dari tahun ke tahun
tidak memperlihatkan peningkatan yang tinggi. Tingkat kehilangan
air PDAM Kabupaten Sleman, selama kurun waktu tahun 2007
sampai dengan tahun 2009, sesuai dengan catatan dalam Hasil
Audit BPKP dan untuk tahun 2010 adalah berdasarkan Laporan
Internal per Juni Tahun 2010, terhadap Perkembangan Jumlah
Produksi, Distribusi, Penjualan Air dan Kehilangan air tersebut
digambarkan pada Tabel 3.30. Untuk menjalankan kegiatan operasional sebagai Badan Usaha
dan untuk menutupi beban-beban biaya akibat dari operasional
tersebut, PDAM sangat mengandalkan pendapatan utama dari
hasil penjualan air. Pendapatan penjualan air ini sangat ditentukan
oleh tarif yang berlaku dan jumlah pemakaian air pelanggan.
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 87
TABEL : 3.27
JUMALAH PELANGGAN AKTIF PDAM KABUPATEN SLEMAN PER AKHIR JUNI 2010
No
Wilayah Pelayanan
GOLONGAN PELANGGAN Jumlah Rumah
Tangga Sosial Niaga Instansi Kran
Umum Industri 1 Turi - Pakem 540 6 5 15 1 567
2 Ngemplak 1.368 23 11 14 1.416
3 Bimo Martani 489 9 7 11 516
4 Tambak Rejo 403 12 6 10 431
5 Sleman 3.039 26 8 52 10 3.135
6 Tridadi 473 5 1 5 6 490
7 Mlati 646 2 7 9 664
8 Sidomoyo 1.006 3 10 2 12 1.033
9 Gamping 1.632 9 1 2 5 1.649
10 Nogotirto 1.626 8 2 13 7 1.656
11 Godean 638 6 1 18 6 669
12 Ngaglik 556 5 2 5 568
13 Mino Martani 1.508 15 3 2 1.528
14 Condong Ct 1.336 6 2 1 1.345
15 Depok 1.968 9 13 11 2.001
16.a Kalasan 1.845 17 7 20 1.889
16.b Berbah 41 1 42
18 Prambanan 413 4 2 2 421
JUMLAH 19.527 165 48 167 112 1 20.020
Prosentase 97,54% 0,82% 0,24% 0,83% 0,56% 0,00% 100,00%Sumber data : PDAM Kabupaten Sleman
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 88
No
Wilayah Pelayanan
JUMLAH PENJUALAN AIR
2007 2008 2009
1 Turi 29.239 m3 26.312 m3 26.739 m32 Pakem 63.196 m3 67.344 m3 89.699 m33 Ngemplak 248.265 m3 248.931 m3 267.737 m34 Bimomartani 74.419 m3 73.501 m3 74.618 m35 Tambakrejo 72.059 m3 75.146 m3 75.898 m36 Tridadi 73.599 m3 84.967 m3 90.091 m37 Sleman 600.002 m3 627.637 m3 650.660 m38 Misti 123.139 m3 114.688 m3 115.044 m39 Sidomoyo 136.752 m3 136.234 m3 150.291 m310 Gamping 211.075 m3 217.836 m3 218.914 m311 Nogotirto 213.325 m3 208.573 m3 209.844 m312 Godean 100.770 m3 97.370 m3 97.647 m313 Seyegan 3.304 m3 14 Ngaglik 91.085 m3 82.121 m3 86.721 m315 Misomartani 211.495 m3 240.120 m3 257.726 m316 Condongcatur 181.151 m3 181.312 m3 238.796 m317 Depok 408.985 m3 411.181 m3 444.117 m318 Kalasan 289.632 m3 313.053 m3 318.635 m319 Berbah 20.558 m3 20 Prambanan 65.896 m3 63.821 m3 68.022 m3
J U M L A H 3.217.946 m3 3.270.147 m3 3.481.199 m3
JumlahPelanggan 17.892 S L 18.206 S L
18.536 S L
Rata-Ratapemakaian air m3
14,99 m3
14,97
m3
15,65
TABEL : 3.28
PERKEMBANGAN KONSUMSI/PENJUALAN AIR PDAM KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2007 – 2009
Sumber : Laporan PDAM Kabupaten Sleman
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 89
TABEL : 3.29
KONSUMSI/PENJUALAN AIR PDAM KABUPATEN SLEMAN PER JUNI 2010
No
Wilayah Pelayanan Jumlah
Pelanggan Jumlah
Pemakaian Air Rata-Rata
pemakaian air
1 Turi - Pakem 567 10.137 17,882 Ngemplak 1.416 24.524 17,323 Bimo Martani 516 6.660 12,914 Tambak Rejo 431 5.857 13,595 Sleman 3.135 59.692 19,046 Tridadi 490 8.431 17,217 Mlati 664 9.550 14,388 Sidomoyo 1.033 13.969 13,529 Gamping 1.649 17.647 10,7010 Nogotirto 1.656 19.279 11,6411 Godean 669 8.494 12,70
12 Ngaglik 568 7.498 13,20
13 Mino Martani 1.528 22.797 14,92
14 Condong Ct 1.345 21.319 15,85
15 Depok 2.001 50.483 25,23
16.a Kalasan 1.88927.777 14,38
16.b Berbah 42
18 Prambanan 421 6.436 15,29
JUMLAH 20.020 320.550 16,01
Sumber : Laporan PDAM Kabupaten Sleman
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 90
TABEL : 3.30
JUMLAH PRODUKSI, DISTRIBUSI, PENJUALAN AIR DAN KEHILANGAN AIR
No Penjelasan 2007 2008 2009 30-Jun-10
1
2
3
4
5
6
7
8
Jumlah produksi air ( M3)
Jumlah distribusi air
Kehilangan air produksi
Prosentase kebocoran air produksi Jumlah air terjual
Kehilangan air distribusi
Total kehilangan air
Prosentase kehilangan air
6.207.192,00
5.933.086,00
274.106,00
4,62%
3.217.946,00
2.715.140,00
2.989.246,00
50,38%
6.048.762,00
5.691.462,00
357.300,00
6,28%
3.270.147,00
2.421.315,00
2.778.615,00
48,82%
6.421.642,00
6.038.423,00
383.219,00
6,35%
3.481.199,00
2.557.224,00
2.940.443,00
48,70%
551.088,00
527.995,00
23.093,00
4,19%
320.550,00
207.445,00
230.538,00
41,83%
Sumber data : PDAM Kabupaten Sleman
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 91
NO
KELOMPOK PELANGGAN
2010PEMAKAIAN AIR
00 - 10 11 - 20 21 - 30 > 30HARGA AIR PER M3
Rp Rp Rp Rp
1. Kelompok I a. Sosial Umum 1.500 1.500 1.500 1.500b. Sosial Khusus 1.500 1.750 2.000 2.250
2. Kelompok IIa. Rumah Tangga A1 1.500 2.000 2.250 2.500b. Rumah Tangga A2 1.750 2.250 2.500 2.750c. Rumah Tangga A3 2.000 2.500 2.750 3.000d. Rumah Tangga B 2.250 2.750 3.000 3.500e. Instansi Pemerintah 2.250 2.750 3.000 3.500
3. Kelompok IIIa. Niaga Kecil 3.900 3.900 4.500 6.000b. Niaga Besar 4.250 4.250 5.500 7.500
4. Kelompok IVa. Industri Kecil 5.000 5.000 7.000 9.000b. Industri Besar 5.500 5.500 8.000 10.000
5. Kelompok Va. Pelabuhan Udara - - - -b. Mobil Tangki 7.500 7.500 7.500 7.500
Dalam pelaksanaan operasional PDAM Kabupaten Sleman,
pendapatan operasi ditentukan oleh besaran tarif air yang berlaku,
ditentukan berdasarkan Keputusan Bupati Sleman
No.5/Per.Bup/2006, tertanggal 27 Maret 2006, yang diberlakukan
secara bertahap sebagaimana terlihat pada Tabel 3.31
Pemakaian air minimal yang diberlakuan oleh PDAM Kabupaten
Sleman adalah 10 m3 untuk seluruh pelanggan yang berarti bahwa
bila pelanggan dalam pemakaian per bulan kurang dari 10 m3
maka besaran harga air yang digunakan adalah tetap 10 m3.
Dalam penyusunan tarif ini terlihat masih belum meninggalkan
unsur sosial yang terlihat dalam klasifikasi golongan pelanggan,
dan koefisien perkalian tarif dasar, dimana tarif untuk golongan
sosial dimulai dengan besaran 86 % dari tarif dasar dengan harga
tetap sebagaimana jumlah pemakaian air. Penyusunan tarif ini
telah memperhitungkan adanya subsidi silang dan tarif progresif,
yaitu golongan langganan yang berpotensi sebagai sumber
menguntungkan, mensubsidi golongan lainnya dan perhitungan
semakin banyak pemakaian air maka semakin tinggi harga air.
TABEL : 3.31
BESARAN TARIF AIR MINUM PDAM KABUPATEN SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN
NOMOR : 5/PER.BUP 2006, TANGGAL : 27 MARET 2006 Berlaku mulai Tanggal 1 April 2006 sampai Dengan 30 September 2006 Sumber data : PDAM Kabupaten Sleman
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 92
NO
KELOMPOK PELANGGAN
2010PEMAKAIAN AIR
00 - 10 11 - 20 21 - 30 > 30HARGA AIR PER M3
Rp Rp Rp Rp
1. Kelompok I a. Sosial Umum 1.750 1.750 1.750 1.750b. Sosial Khusus 1.750 2.000 2.250 2.500
2. Kelompok II a. Rumah Tangga A1 1.750 2.000 2.500 2.750b. Rumah Tangga A2 2.000 2.500 2.750 3.000c. Rumah Tangga A3 2.000 2.500 3.000 3.250d. Rumah Tangga B 2.250 2.750 3.250 3.500e. Instansi Pemerintah 2.250 2.750 3.250 3.500
3. Kelompok III 3.900 3.900 4.500 6.000a. Niaga Kecil 4.250 4.250 5.500 7.500b. Niaga Besar
4. Kelompok IV a. Industri Kecil 5.000 5.000 7.000 9.000b. Industri Besar 5.500 5.500 8.000 10.000
5. Kelompok V a. Pelabuhan Udara - - - -b. Mobil Tangki 7.500 7.500 7.500 7.500
TABEL : 3.31. b BESARAN TARIF AIR MINUM PDAM KABUPATEN SLEMAN
PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR : 5/PER.BUP 2006, TANGGAL : 27 MARET 2006
TABEL : 3.31. c BESARAN TARIF AIR MINUM PDAM KABUPATEN SLEMAN
PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR : 5/PER.BUP 2006, TANGGAL : 27 MARET 2006
NO
KELOMPOK PELANGGAN
2010PEMAKAIAN AIR
00 - 10 11 - 20 21 - 30 > 30HARGA AIR PER M3
Rp Rp Rp Rp
1. Kelompok Ia. Sosial Umum 2.000 2.000 2.000 2.000b. Sosial Khusus 2.000 2.200 2.400 2.600
2. Kelompok IIa. Rumah Tangga A1 2.000 2.300 2.500 2.750b. Rumah Tangga A2 2.200 2.600 3.000 3.250c. Rumah Tangga A3 2.200 2.600 3.250 3.500d. Rumah Tangga B 2.300 2.800 3.400 3.800e. Instansi Pemerintah 2.300 2.800 3.400 3.800
3. Kelompok IIIa. Niaga Kecil 4.000 4.000 4.500 6.000b. Niaga Besar 4.500 4.500 6.000 7.500
4. Kelompok IVa. Industri Kecil 5.000 5.000 7.000 9.000b. Industri Besar 6.000 6.000 8.000 10.000
5. Kelompok Va. Pelabuhan Udara - - - -b. Mobil Tangki 7.500 7.500 7.500 7.500
Berlaku mulai Tanggal 1 Oktober 2006 sampai Dengan 31 Maret 2007 Sumber data : PDAM Kabupaten Sleman
Berlaku mulai 1 April 2007 Sumber data : PDAM Kabupaten Sleman
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 93
Selain pendapatan dari penjualan air, terdapat juga sumber
pendapatan lain bagi PDAM Kabupaten Sleman, yaitu :
a. Biaya Administrasi
b. Biaya pemeliharaan meter air
3.2.2 Keuangan PDAM Kabupaten Sleman tahun 2006 sampai tahun 2009
3.2.2.1 Kebijakan Pencatatan Akuntansi
Kebijakan Akuntansi PDAM Kabupaten Sleman berpedoman pada
Surat Menteri Negara Otonomi Daerah Nomor 8 tahun 2000
tanggal 10 Agustus tahun 2000 tentang Pedoman Sistem
Akuntansi PDAM yang berlaku mulai tahun 2001. Dalam
penyelenggaraan pembukuan, PDAM Kabupaten Sleman
melaksanakan periode pembukuan sesuai tahun takwim, yaitu
mulai tanggal 1 Januari dan berakhir pada tanggal 31 Desember
tahun yang sama, dengan beberapa kebijakan pembukuan yang
digunakan :
a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan
Dasar Akuntansi yang digunakan dalam perhitungan hasil
usaha (laporan laba/Rugi) periodik dan penentuan posisi
keuangan (neraca) dilakukan dengan metode akrual basic,
kecuali terhadap pendapatan dari denda dan penyambungan
kembali langganan yang telah diputus. Laporan keuangan
perusahaan disusun berdasarkan konsep harga perolehan.
Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode
langsung dengan klasifikasi menurut aktivitas operasi, investasi
dan pendanaan. b. Pengakuan Biaya
Biaya diakui, dicatat dan dilaporkan dalam periode terjadinya
transaksi, walaupun pembayarannya belum dilakukan atau
sebaliknya telah dibayar dimuka. Untuk keperluan cut off,
biaya-biaya yang telah terjadi sebelum tanggal neraca dicatat
dan dilaporkan dengan besaran berdasarkan estimasi yang
wajar. c. Penilaian Piutang Usaha
Piutang pelanggan air dicatat/diakui pada saat rekening air
diterbitkan berdasarkan Daftar rekening ditagih. Piutang Usaha
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 94
Umur Piutang % Penyisihan
Diatas 1 bulan – 3 bulan 0
Diatas 3 bulan – 6 bulan 30 %
Diatas 6 bulan – 1 tahun 50 %
Diatas 1 tahun – 2 tahun 75 %
Diatas 2 tahun 100 %
disajikan dengan nilai tunai yang dapat direalisasi
(net realizable value). Piutang yang berumur diatas dua tahun
berdasarkan kebijakan direksi dikelompokkan sebagai piutang
ragu-ragu dan diajukan ke Badan Pengawas untuk persetujuan
penghapusan serta dicatat secara ekstra komptabel. Besarnya
penyisihan piutang usaha (tidak termasuk tagihan kepada
instansi Pemerintah/TNI), ditetapkan berdasarkan umur
piutang, yaitu sebagai tertera dalam Tabel 3.32
TABEL : 3.32 PENENTUAN UMUR PIUTANG
PDAM Kabupaten Sleman
Surat Menteri Negara Otonomi Daerah Nomor 8 tahun
d. Pencatatan Persediaan Bahan
Persediaan Bahan Instalasi dan bahan kimia dicatat menurut
metode perpetual inventory method berdasar harga perolehan.
Pembebanan pemakaian persediaan dicatat dengan metode
FIFO, dan persediaan bahan operasi lainnya menggunakan
phsycal Inventory Method. e. Aktiva tetap dan Penyusutan
Aktiva Tetap dicatat berdasarkan harga perolehan.
Penyusutan Aktiva tetap dihitung menurut metode garis lurus
(straight line method) sesuai dengan Surat Kepurusan Menteri
Otonomi Daerah Nomor 08 tahun 2000 tanggal 10 Agustus
2000 tentang Pedoman Sistem Akuntansi PDAM yang berlaku
mulai tahun 2001 dan Undang-Undang Perpajakan Tahun
2004, dengan prosentase penyusutan menurut golongan
sebagai dijelaskan dalam Tabel 3.33. f. Pendapatan
Pendapatan atas penjualan air diakui pada saat penerbitan
rekening air yang dicatat dalam Daftar Rekening Yang Harus
Ditagih (DRD).
Pendapatan Non Air atas sambungan baru dan penjualan jasa
non air lainnya diakui dan dicatat sebagai pendapatan tahun
berjalan dengan ketentuan :
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 95
TABEL : 3.33
KLASIFIKASI BESARAN PENYUSUTAN AKTIVA
Jenis Aktiva Masa Manfaat (Tahun)
Penyusutan %
Metode Penyusutan
Kelompok Harta Berwujud
- Kelompok 1 4 25 Garis Lurus
- Kelompok 2 8 12 ,5 Garis Lurus
- Kelompok 3 16 6,25 Garis Lurus
- Kelompok 4 20 5 Garis Lurus
Kelompok Bangunan
- Permanen 20 5 Garis Lurus
- Tidak Permanen 10 10 Garis Lurus
Pelanggan yang membayar kewajibannya secara tunai
Pendapatan dicatat diakui pada saat pembayaraannya.
Pelanggan yang membayar kewajibannya secara
mengangsur, pendapatan dicatat dan diakui pada saat
dokumen perjanjian diterbitkan.
Pendapatan denda dan non air lainnya diakui pada saat
terjadinya penerimaan kas
g. Cadangan Dana Meter
Penerimaan Dana meter dari pelanggan yang dimaksudkan
untuk pemeliharaan meter-air tidak dapat diakui sebagai
pendapatan akan tetapi diakui sebagai kewajiban dalam
prakiraan cadangan dana meter. Pengakuan biaya pada
dasarnya menganut sistem akrual basis (accrual base system).
Biaya diakui sebagai beban pada saat terjadinya. Biaya yang
belum dilaksanakan pengeluaran pembayaraannya dibukukan
dalam pos biaya yang masih harus dibayar. Demikian pula
pengeluaran biaya yang belum mempunyai nilai prestasi
dibukukan sebagai biaya dibayar dimuka. 3.2.2.2 Laporan Keuangan. Pada aspek keuangan PDAM Kabupaten Sleman ini akan diuraikan
pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan, dimana terdiri
dari ; neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas. Laporan
laba rugi merupakan laporan yang menggambarkan ikhtisar
pendapatan dan beban selama satu periode tertentu, dalam hal ini
satu tahun. Neraca merupakan laporan yang menggambarkan
posisi keuangan yang terdiri dari aktiva, kewajiban dan modal per
tanggal tertentu, biasanya per tanggal 31 Desember. Sedangkan
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 96
laporan arus kas merupakan laporan yang menggambarkan
penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode tertentu,
biasanya selama satu tahun.
A. Aktiva
1. Aktiva Lancar
Nilai aktiva lancar ditahun 2006 sejumlah Rp. 1.778.796.110,00
terus meningkat dan ditahun 2009 mencapai sejumlah
Rp. 2.740.913.275,00 yang merupakan nilai assets yang benar-
benar likuid untuk menunjang kegiatan operasional PDAM, dan
jumlah tersebut merupakan nilai bersih setelah penyisihan
piutang.
2. Aktiva Tetap
Nilai Aktiva tetap sebesar Rp. 15.390.157.710,69 pada tahun
2006, pada tahun 2009 mencapai Rp. 18.936.563.050,00 sehingga
terlihat adanya penurunan nilai aktiva tetap yang mencapai nilai
Rp. 3.546.405.339,31 Nilai Aktiva tetap ini merupakan nilai bersih
setelah dikurangi nilai dan Aktiva Tetap ini merupakan sarana
utama penunjang kegiatan operasional PDAM .
B. Kewajiban Komposisi Kewajiban dalam Neraca PDAM Kabupaten Sleman
tahun 2006 – 2009, yang terdiri dari Kewajiban Jangka Pendek,
Kewajiban Jangka Panjang dan Keweajiban Lain-Lain yang tercatat
pada Tabel 3.34 dan Tabel 3.35 1. Kewajiban Jangka Pendek
Pada akhir tahun 2006 mencapai Rp. 18.435.167.637,31 dan
terus meningkat, di tahun 2008 mencapai Rp.
25.035.294.944,00, dan ditahun 2009 terjadi penurunan
menjadi Rp. 1.181.676.246,00.
Penurunan kewajiban jangka pendek ini dikarenakan
berhasilnya PDAM Kabupaten Sleman dalam melakukan re
scheduling atas hutang jangka panjangnya kepada
Pemerintah Pusat. 2. Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban Jangka Panjang pada akhir tahun 2006 mencapai
nilai Rp. 7.939.713.913,51 dan pada tahun 2009, mencapai
nilai Rp. 19.764.147.795,00, peningkatan ini disebabkan oleh
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 97
TABEL : 3.34
NERNAECRACAEEKKSIISSTITNGINAUGDITAEUD DITED NO.
URAIAN Eksisting 2006 2007 2008 2009
AKTIVA
AKTIVA LANCARKas dan Bank 459.570.515,00 1.143.203.437,29 1.408.455.037,00 1.361.022.143,00Deposito Berjangka 0,00 0,00 0,00 0,00Piutang Usaha 1.345.725.990,00 1.499.629.470,00 1.590.261.870,00 1.444.516.160,00Cadangan Penyisihan Piutang Usaha (209.146.636,00) (329.642.142,50) (361.290.347,00) (263.724.075,00)Nilai Bersih Piutang Usaha 1.136.579.354,00 1.169.987.327,50 1.951.552.217,00 1.180.792.085,00Piutang Pajak 0,00 0,00 0,00 0,00Piutang Lain-lain 97.836.253,00 98.900.362,59 100.971.253,00 23.182.430,00Persediaan Bahan Operasi 30.936.099,00 28.256.235,00 27.638.474,00 34.848.127,00Titipan pembayaran pinjaman pemerintah 939.077.914,00Pembayaran dimuka 53.873.889,00 82.364.797,76 300.698.532,00 141.068.490,00
JUMLAH AKTIVA LANCAR 1.778.796.110,00 2.522.712.160,14 4.005.812.733,00 2.740.913.275,00
AKTIVA TETAPTanah Harga Perolehan 30.555.921.221,35 31.579.607.140,07 31.360.696.028,00 36.296.125.478,00Akumulasi Penyusutan (15.786.419.381,66) (16.451.203.806,17) (16.310.711.199,00) (18.159.327.399,00)
Nilai Buku Aktiva Tetap 14.769.501.839,69 15.128.403.333,90 15.049.984.829,00 18.136.798.079,00Aktiva Tetap yang Belum Digunakan 602.010.271,00 789.549.451,00 593.105.361,00 743.164.971,00Aktiva Dalam Penyelesaian 18.645.600,00 56.600.000,00 56.600.000,00
NILAI BUKU AKTIVA TETAP 15.390.157.710,69 15.917.952.784,90 15.699.690.190,00 18.936.563.050,00
AKTIVA LAIN-LAINPersediaan Bahan Intalasi 360.055.311,00 424.821.324,00 911.025.496,00 1.018.232.584,00Pembayaran Bagian Laba Pemkab 268.900.000,00 268.900.000,00 268.900.000,00 268.900.000,00Uang Jaminan Tetap 12.954.050,00 12.954.050,00 12.954.050,00 12.954.050,00Aktiva Yang Tidak Digunakan 374.288.738,18 805.256.494,87 4.069.965.881,00 2.139.614.875,00Akumulasi Penyusutan (2.867.222.175,00) (1.742.127.669,00)Aktiva Tetap tidak digunakan netto 1.202.743.706,00 397.487.206,00Sambungan Baru Yang Akan Ditagih 0,00 0,00 0,00 0,00
JUMLAH AKTIVA LAIN-LAIN 1.016.198.099,18 1.511.931.868,87 2.395.623.252,00 1.697.573.840,00
JUMLAH AKTIVA 18.185.151.919,87 19.952.596.813,91 22.101.126.175,00 23.375.050.165,00
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 98
TABEL : 3.35
NERANCERAACEAKESKSIITSTIINGGAUADUITEDDITED NO.
URAIAN Eksisting2006 2007 2008 2009
PASIVA
KEWAJIBAN LANCARUtang Usaha 393.412.953,00 375.892.918,10 562.337.012,00 300.089.586,00Biaya harus dibayar 60.379.743,00 4.087.235,41 65.077.257,00 0,00Hutang Pajak (wapu PPh pasal 21) 0,00 0,00 23.055.621,00 20.537.931,00Hutang bunga 11.893.734.259,53 14.926.118.585,03 17.353.881.791,00 0,00Hutang jangka panjang jatuh Tempo 5.712.640.678,78 6.591.509.067,80 7.030.943.263,00 250.000.200,00Hutang Pemerintah Daerah Jatuh Tempo 375.000.003,00 0,00 Hutang non usaha 0,00 337.940,00 520.652.529,00Hutang Kendaraan Jatuh Tempo 90.396.000,00
JUMLAH KEWAJIBAN LANCAR 18.435.167.637,31 21.897.945.746,34 25.035.294.944,00 1.181.676.246,00
KEWAJIBAN JANGKA PANJANGKredit Jangka Panjang 416.666.400,00Hutang Kendaraan Jangka Panjang 37.665.000,00Hutang Pemerintah Daerah 0,00 0,00 0,00 0,00Hutang Pemerintah Pusat distrukturisasi 1.740.908.935,00Hutang Pemerintah Pusat 5.712.548.204,51 4.833.679.815,93 3.954.811.426,00 0,00Cadangan Dana Meter 2.065.993.909,00 (318.309.264,00) 179.194.336,00 532.948.436,00Jaminan Langganan 250.371.800,00 291.246.800,00Rupa - Rupa Kewajiban Lainnya 161.171.800,00 205.296.800,00 Hutang non pokok yang akan dihapus 16.744.712.224,00JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PANJANG 7.939.713.913,51 4.720.667.351,93 4.384.377.562,00 19.764.147.795,00
JUMLAH KEWAJIBAN 26.374.881.550,82 26.618.613.098,27 29.419.672.506,00 20.945.824.041,00
MODAL DAN CADANGANKekayaan PEMDA Yang Dipisahkan 14.527.027.997,00 17.267.611.997,00 20.392.527.997,00 29.892.527.997,00Penyertaan PEMDA yg blm ditentukan 0,00 0,00 0,00 2.181.900.910,00Modal Hibah 1.032.100.671,00 1.032.100.671,00 1.032.100.671,00 1.032.100.671,00
JUMLAH MODAL 15.559.128.668,00 18.299.712.668,00 21.424.628.668,00 33.106.529.578,00Akumulasi Laba (Rugi) s.d. Tahun Lalu (21.003.481.589,53) (23.015.543.347,81) (25.281.713.699,00) (27.754.680.570,00)Laba (Rugi) Tahun Berjalan (2.745.376.709,42) (1.950.185.604,55) (3.461.461.300,00) (2.922.622.884,00)
JUMLAH MODAL DAN CADANGAN (8.189.729.630,95) (6.666.016.284,36) (7.318.546.331,00) 2.429.226.124,00
JUMLAH PASIVA 18.185.151.919,87 19.952.596.813,91 22.101.126.175,00 23.375.050.165,00
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III - 99
adanya hutang jangka panjang pada Pemerintah Pusat yang
di strukturisasi dan hutang jangka panjang pada Pemerintah
Pusat yang akan dihapuskan.
3. Kewajiban Lain-lain
Kewajiban Lain-lain yang tercatat dalam Neraca, merupakan
hutang yang disebabkan oleh adanya penerimaan jaminan
langganan, penerimaan cadangan dana meter dan rupa-rupa
kewajiban lainnya.
C. Ekuitas
Ekuitas yang terdapat dalam neraca PDAM Kabupaten
Sleman, terdiri dari Modal Pemerintah Daerah yang
Dipisahkan sesuai dengan Peraturan Daerah tentang
Pembentukan PDAM Kabupaten Sleman, Modal Pemerintah
Yang Belum Ditentukan Statusnya dan Modal Hibah dari pihak
ke 3 atas partisipasi pembangunan sistem yang ada.
Sedangkan cadangan yang dimaksud adalah merupakan
cadangan bila terdapat laba bersih operasional setelah
dikurangi dengan kewajiban terhadap PADS dan akan
digunakan untuk kepentingan PDAM.
3.2.2.3. Laba/Rugi Tahun 2008 – 2009 Laporan Ikhtisar Laba (Rugi) merupakan gambaran operasional
PDAM selama tahun takwim atau dalam 1 tahun operasi. Adapun
gambaran ikhtisar Laba/Rugi Komparatif tahun 2006 – 2009,
PDAM Kabupaten Sleman dapat dibaca pada Tabel 3.36. A. Pendapatan Usaha
Pendapatan Usaha PDAM terdiri dari :
1. Pendapatan Operasi Air
2. Pendapatan Operasi Non Air
3. Pendapatan Non Operasi 1. Pendapatan Operasi Air
Pendapatan Operasi Air merupakan unsur utama dalam
pendapatan PDAM. Pendapatan operasi air ini merupakan hasil
perhitungan pemakaian air dengan besaran tarif yang berlaku.
Pendapatan atas penjualan air diakui pada saat penerbitan
rekening air yang dicatat dalam Daftar Rekening Yang Harus
Ditagih (DRD). Gambaran perkembangan dari pendapatan operasi
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III -
TABEL : 3.36
LABA-RUGI EKSISTING AUDITED
No
PENJELASAN Eksisting
2006 2007 2008 2009
I PENDAPATANa. Pendapatan Penjualan Air 7.550.428.280,00 9.488.183.350,00 9.693.818.400,00 10.324.686.750,00b. Pendapatan Penjualan Non Air 318.193.110,00 420.468.957,00 316.335.500,00 605.939.760,00
JUMLAH PENDAPATAN USAHA 7.868.621.390,00 9.908.652.307,00 10.010.153.900,00 10.930.626.510,00
II. Biaya Operasi Langsung1. Biaya Sumber Air 2.209.468.708,27 2.217.976.229,05 2.380.330.435,00 2.827.922.074,002. Biaya Pengolahan 395.083.823,36 350.402.341,65 387.912.885,00 382.631.870,003. Biaya Transmisi dan Distribusi 1.869.355.407,48 2.228.313.592,06 2.412.028.893,00 2.841.049.869,00
Jumlah Biaya Operasi Usaha 4.473.907.939,11 4.796.692.162,76 5.180.272.213,00 6.051.603.813,00
III. LABA KOTOR USAHA 3.394.713.450,89 5.111.960.144,24 4.829.881.687,00 4.879.022.697,00
IV. Biaya Usaha Tidak Langsung1. Biaya Umum dan Administrasi 3.615.066.783,84 4.659.702.299,36 5.732.922.678,00 5.505.616.326,002. Biaya Keuangan (biaya pinjaman Dept.Keuangan) 2.718.452.463,53 3.032.384.325,18 2.817.637.273,00 1.761.008.934,00
Jumlah Biaya Operasi Tidak Langsung 6.333.519.247,37 7.692.086.624,54 8.550.559.951,00 7.266.625.260,00
V. LABA - RUGI USAHA (2.938.805.796,48) (2.580.126.480,30) (3.720.678.264,00) (2.387.602.563,00)
VI. Pendapatan/Biaya Lain-lain1 Pendapatan Non Operasi 193.429.087,06 629.940.875,75 259.216.964,00 278.165.330,002 Biaya Non Operasi 0,00 0,00 0,00 (813.185.651,00)
Jumlah Pendapatan/Biaya Lain-lain 193.429.087,06 629.940.875,75 259.216.964,00 (535.020.321,00)
VII. Laba Rugi sebelum Pajak (2.745.376.709,42) (1.950.185.604,55) (3.461.461.300,00) (2.922.622.884,00)Pajak penghasilan badan 0,00 0,00 0,00 0,00
Laba Rugi setelah Pajak (2.745.376.709,42) (1.950.185.604,55) (3.461.461.300,00) (2.922.622.884,00)
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III -
air PDAM Kabupaten Sleman dari tahun 2006 – tahun 2009 terlihat
setiap tahunnya mengalami peningkatan, sesuai dengan
perkembangan jumlah pelanggan maupun jumlah pemakaian air
di pelanggan.
2. Pendapatan Operasi Non Air
Pendapatan Operasi Non Air adalah pendapatan yang berasal
beban pelanggan berupa pendapatan administrasi dan
pendapatan pemeliharaan meter air.
3. Pendapatan Non Operasi
Pendapatan Non Operasi merupakan pendapatan diluar operasi
PDAM sebenarnya, yang termasuk dalam pendapatan non operasi
ini adalah pendapatan atas sambungan baru dan penjualan jasa
non air lainnya yang diakui dan dicatat sebagai pendapatan tahun
berjalan dengan ketentuan :
Pelanggan yang membayar kewajibannya secara tunai
Pendapatan dicatat diakui pada saat pembayarannya.
Pelanggan yang membayar kewajibannya secara
mengangsur, pendapatan dicatat dan diakui pada saat
dokumen perjanjian diterbitkan.
Pendapatan denda dan non air lainnya diakui pada saat
terjadinya penerimaan kas B. Biaya/Beban Langsung Usaha Biaya diakui, dicatat dan dilaporkan dalam periode terjadinya
transaksi, walaupun pembayarannya belum dilakukan atau
sebaliknya telah dibayar dimuka. Untuk keperluan cut off, biaya-
biaya yang telah terjadi sebelum tanggal neraca dicatat dan
dilaporkan dengan besaran berdasarkan estimasi yang wajar.
Dalam Ikhtisar Laba/Rugi dapat dipisahkan antara biaya/beban
langsung usaha dengan Biaya /beban tidak langsung. Beban/biaya langsung usaha yaitu seluruh biaya/beban yang
langsung berkaitan dengan operasional PDAM untuk menghasilkan
produksi air. C. Biaya Umum dan Administrasi Beban/biaya tidak langsung usaha yaitu seluruh biaya/beban yang
tidak langsung berkaitan dengan operasional PDAM untuk
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III -
menghasilkan produksi air, dalam hal ini adalah biaya umum dan
administrasi.
D. Pendapatan dan Biaya Lain-lain
Pendapatan dan Biaya Lain-lain merupakan gambaran dari
pendapatan dan biaya non operasi yaitu pendapatan dari bunga
bank, denda, balik nama dan pendapatan lain yang bukan
merupakan pendapatan utama dari operasional PDAM dan Biaya
lain-lain merupakan beban biaya yang bukan merupakan beban
biaya operasional seperti biaya administrasi Bank.
2.2.2.4. Rasio – Rasio Keuangan PDAM Kabupaten Sleman
Tahun 2006 – Tahun 2009
Berdasarkan kondisi eksisting keuangan PDAM Kabupaten Sleman
sebagaimana diatas, maka dapat pula digambarkan rasio-rasio
keuangan PDAM Kabupaten Sleman dari tahun 2006 – tahun 2009
sebagai berikut :
A. Rasio Likuiditas Rasio Likuiditas ini menggambarkan kemampuan PDAM untuk
menjamin dan atau membayar kewajiban jangka pendeknya
dengan kondisi harta lancarnya. Gambaran kondisi rasio likuiditas PDAM Kabupaten Sleman dan tingkat perubahannya seperti
terlihat pada Tabel 3.37 Dari perhitungan Rasio Likwiditas sebagaimana diatas, terlihat
bahwa likwiditas PDAM Kabupaten Sleman pada tahun 2006, 2007
dan 2008 terlihat sangat rendah, tetapi pada tahun 2009 terlihat
tinggi, dimana current rasio, Acid Rasio maupun Cash Rasio dari
tahun ketahun masih diatas 1 (satu) yang dikarenakan tidak
terdapatnya penurunan hutang jangka pendek, sehingga dalam
hal ini manajemen dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya
kepada pihak ke 3, tetapi hal ini sangat berpengaruh terhadap
perputaran kas, Selain itu dalam perputaran piutang, terlihat
bahwa perputaran piutang diatas 50 hari mendekati 55 hari atau
hampir mencapai 2 bulan untuk dapat ditagihkan.
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III -
PERKEMBANGAN RATIO
RATIO KEUANGAN
Eksisting/Audited
A. RASIO LIKUIDITAS 2006 2007 2008 20091. Current Ratio 0,10 0,12 0,16 2,32
a. Aktiva Lancar
b. Hutang Lancar
2. Acid Test Rasio
1.778.796
18.435.168 2.522.712
21.897.946 4.005.813
25.035.295 2.740.913
1.181.676 0,09 0,11 0,13 2,15
a. Kas dan Bank
b. Deposito
c. Piutang Usaha
d. Hutang Lancar
459.571
0
1.136.579
18.435.168
1.143.203
0
1.169.987
21.897.946
1.408.455
0
1.951.552
25.035.295
1.361.022
0
1.180.792
1.181.676 3. Cash Rasio 0,02 0,05 0,06 1,15
a. Kas dan Bank
b. Hutang Lancar 459.571
18.435.168 1.143.203
21.897.946 1.408.455
25.035.295 1.361.022
1.181.676 4. Perputaran Piutang 13,85 8,59 6,41 6,98
a. Jumlah Pendapatan Usaha
b. Piutang Awal (bersih)
c. Piutang Akhir (bersih)
7.868.621
0
1.136.579
9.908.652
1.136.579
1.169.987
10.010.154
1.169.987
1.951.552
10.930.627
1.951.552
1.180.792 5. Periode rata-rata
pengumpulan piutang
26,36
42,48 56,91 52,30 a. Jumlah Pendapatan Usaha
b. Piutang Awal (bersih)
c. Piutang Akhir (bersih)
7.868.621
0
1.136.579
9.908.652
1.136.579
1.169.987
10.010.154
1.169.987
1.951.552
10.930.627
1.951.552
1.180.792
PERKEMBANGAN RATIO RATIO KEUANGAN
Eksisting/Audited
B. RASIO SOLVABILITAS 2006 2007 2008 20091. Rasio Total Aktivadengan Total Hutang 0,69 0,75 0,75 1,12
a. Jumlah Aktiva
b. Jumlah Hutang 18.185.152
26.374.882 19.952.597
26.618.613 22.101.126
29.419.673 23.375.050
20.945.824 2. Rasio Total Hutang
Terhadap Ekuitas 1,70 1,45 1,37 0,63 a. Jumlah Hutang
b. Jumlah Ekuitas 26.374.882
15.559.129 26.618.613
18.299.713 29.419.673
21.424.629 20.945.824
33.106.530
TABEL : 3.37
GAMBARAN RASIO LIKUIDITAS PDAM KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2006 – 2009
B. Rasio Solvabilitas/Leverage Rasio Solvabilitas/Levarage merupakan gambaran kemampuan
PDAM Kabupaten Sleman untuk menjamin seluruh kewajibannya
terhadap kewajiban atau beban pinjaman dalam operasinya.
Gambaran kondisi rasio solvabilitas dan tingkat perubahannya
sebagaimana terlihat pada Tabel 3.38.
TABEL : 3.38
GAMBARAN RASIO SOLVABILITAS PDAM KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2006 – 2009
Sumber : Perhitungan Konsultan
Sumber : Perhitungan Konsultan
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III -
PERKEMBANGAN RATIO RATIO KEUANGAN
Eksisting/Audited
C. RASIO RENTABILITAS 2006 2007 2008 20091. Perputaran Aktiva 0,43 0,50 0,45 0,47
a. Pendapatan Usaha
b. Jumlah Aktiva 7.868.621
18.185.152 9.908.652
19.952.597 10.010.154
22.101.126 10.930.627
23.375.050 2.Gross Margin Ratio 0,43 0,52 0,48 0,45
a. Laba (Rugi) Kotor usaha
b. Jumlah Pendapatan Usaha 3.394.713
7.868.621 5.111.960
9.908.652 4.829.882
10.010.154 4.879.023
10.930.627 3. Operating Margin Ratio (0,37) (0,26) (0,37) (0,22)
a.Laba (Rugi) Bersih Usaha
b. Jumlah Pendapatan Usaha (2.938.806)
7.868.621 (2.580.126)
9.908.652 (3.720.678)
10.010.154 (2.387.603)
10.930.627 5. Return Of Invesment (0,16) (0,13) (0,17) (0,10)
a. Keuntungan setelah Pajak
b. Jumlah Aktiva (2.938.806)
18.185.152 (2.580.126)
19.952.597 (3.720.678)
22.101.126 (2.387.603)
23.375.050
Dari data diatas terlihat bahwa pada tahun 2006, kemampuan
aktiva mampu menjamin diatas 50 % dari seluruh hutang nya,
dan pada tahun 2009 terlihat bahwa jumlah aktiva telah melebihi
seluruh hutangnya dengan kata lain bahwa PDAM telah mampu
untuk menjaminkan aktivanya terhadap kewajibannya, dan dilihat
kemampuan PDAM menjamin hutangnya dengan ekuitas yang
ada, terlihat semakin menurun, akibat adanya kerugian operasi,
walaupun belum mencapai dibawah 50 %.
C. Rasio Rentabilitas
Rasio rentabilitas ini akan menggambarkan kemampuan PDAM
dalam menggali potensinya untuk mendapatkan laba dalam
operasinya. Gambaran Rasio Rentabilitas dan tingkat
perubahannya sebagaimana terlihat pada Tabel 3.39.
Dari Tabel 3.39, terlihat rendahnya kemampuan PDAM dalam
usaha meningkatkan keuntungannya, walaupun terlihat bahwa
pendapatan kotor dari tahun ke tahun terus meningkat, tetapi
tidak seimbang dengan peningkatan yang terjadi pada besaran
biaya operasi. Hal ini terjadi dikarenakan tingginya biaya
penyusutan aktiva, biaya beban pinjaman jangka panjang, masih
TABEL : 3.39
GAMBARAN RASIO RENTABILITAS PDAM KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2006 – TAHUN 2009
Sumber : Perhitungan Konsultan
rendahnya tarif yang berlaku dan jumlah pelanggan yang ada.
Disamping itu masih tingginya tingkat kehilangan air pada operasi
PDAM.
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III -
NO Penjelasan JUMLAH
1 Pendapatan s/d Bulan Juni 2010 Rp 5.345.245.000,00
2 Rata-Rata Penjualan per Bulan Rp. 890.874.166,67
3 Jumlah Air Terjual s/d Bulan Juni 2010 320.550 m3
4 Harga Jual Rata –Rata per M3 Rp. 2.779,21
3.2.2.5. Perhitungan Harga Air
Biaya merupakan suatu beban untuk dapat melaksanakan operasi
perusahaan dalam memproduksi produknya, demikian pula halnya
dalam pengelolaan PDAM, unit biaya yang dikeluarkan/dibebankan
secara tunai untuk memproduksi sejumlah air yang diproduksi
pada pengelolaan PDAM Kabupaten Sleman dari tahun 2006 –
tahun 2009 adalah sebagaimana Tabel 3.40.
TABEL : 3.40
PERHITUNGAN HARGA AIR PER JUNI 2010
penjualan dengan harga jual air/m3, sehingga PDAM perlu untuk
menghitung kembali harga dasar penjualan air kepada
masyarakat, dimana tarif yang berlaku harus dapat full cost
recovery, yaitu mampu untuk menutup seluruh biaya (cost)
dengan tetap memasukkan besaran beban penyusutan dan
keuntungan yang diinginkan. Sedangkan kondisi harga air sampai dengan bulan juni 2010,
terlihat bahwa terjadi peningkatan rata-rata penjualan air menjadi
rata-rata 16,01 m3 per bulan per sambungan langsung dan
pendapatan sampai dengan bulan juni 2010 mencapai
Rp. 5.345.245.000,- atau rata-rata per bulan adalah
Rp. 890.874.166,67 sehingga harga jual rata-rata mencapai
Rp. 2.779,21/m3
atau mengalami penurunan dibandingkan dengan
harga jual rata-rata di tahun 2009 yang mencapai Rp. 2.965,84
per m3. Untuk kejelasannya dapat dilihat pada Tabel 3.41
Sumber : Perhitungan Konsultan
Dari tabel 3.40 terlihat bahwa pada tahun 2009, harga jual rata-
rata masih dibawah harga pokok penjualan, sehingga terjadi
kerugian usaha, demikian pula perbandingan antara harga pokok
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III -
TABEL : 3.41
UNIT BIAYA PDAM KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2006 – TAHUN 2009
No Penjelasan 2007 2008 20091 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Jumlah produksi air ( M3)Jumlah distribusi air Kehilangan air produksi Prosentase kebocoran air produksi Jumlah air terjual Kehilangan air distribusi Total kehilangan air Prosentase kehilangan air Jumlah Pendapatan Penjualan Air Jumlah Biaya Langsung Usaha Jumlah Biaya Umum dan Administrasi Jumlah Biaya Usaha Harga Jual Rata-rata Harga Pokok Produksi / m3 Selisih Harga Jual dengan Harga Pokok Produksi Harga Pokok Penjualan/m3 Harga Jual Rata-Rata Seharusnya Selisih Harga Jual dangan Harga Jual Seharusnya
6.207.192,00 5.933.086,00
274.106,00 4,62%
3.217.946,00 2.715.140,00 2.989.246,00
50,38% 9.488.183,35 4.796.692,16 7.692.086,62
12.488.778,79 2.948,52
772,76 2.175,76 2.011,99 3.880,98 (932,46)
6.048.762,005.691.462,00
357.300,006,28%
3.270.147,00 2.421.315,00 2.778.615,00
48,82% 9.693.818,40 5.180.272,21 8.550.559,95
13.730.832,16 2.964,34
856,422.107,922.270,024.198,84
(1.234,51)
6.421.642,006.038.423,00
383.219,006,35%
3.481.199,00 2.557.224,00 2.940.443,00
48,70% 10.324.686,75 6.051.603,81 7.266.625,26
13.318.229,07 2.965,84
942,382.023,472.073,963.825,76 (859,92)
Keterangan : Data Tahun 2006 – 2009 Berdasarkan data Laporan Bulanan PDAM Sumber : Perhitungan Konsultan
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
3.3 PERMASALAHAN SPAM
3.3.1 Umum
Permasalahan Umum
Belum adanya sinkronisasi antara :
Pemanfaatan sumber air baku (pengguna)
Pembagian wilayah pelayanan
(PDAM/SPAMDES/Lembaga lain)
Perijinan (sumber air baku/utilitas jalan)
Peluang
Banyaknya pertumbuhan pembangunan perumahan,
hotel, apartemen, dan water boom akan
mempercepat penyehatan PDAM
Berlakunya Peraturan Daerah Kabupaten Sleman No 4
tahun 2014 tentang Pengelolaan Air Tanah
Tantangan
Perlu ketersediaan sumber air baku yang memadai
Percepatan perijinan dalam pengembangan jaringan
Regulasi yang jelas
3.3.2 Kelembagaan dan SDM
PDAM
Sekitar 600 SR pelanggan di Kabupaten Sleman merupakan pelanggan dari PDAM Tirta Marta Kota Yogyakarta
Secara finansial PDAM Kabupaten Sleman masih merugi, walaupun kinerja pada tahun-tahun terakhir mulai menunjukan perbaikan
Profesionalisme SDM masih kurang memadai
Banyak dan terpisahnya sistem pelayanan yakni 18 sistem
PAMDES
Kelembagaan Pamdes masih sangat teroganisir, sehingga pengeloaan masih sangat bergantung pada kader pengelolanya
3.3.3 Teknis
PDAM
Jangkauan layanan belum sepenuhnya menjangkau kantung-kantung permukiman yang ada
Perbedaan kualitas air dan debit pada musim penghujan dan kemarau, dimana pada musim
kemarau jam layanan tidak penuh 24 jam dan kekeruhan air masih sering dikeluhkan pelanggan
Water meter induk di bagian produksi kurang optimal, dimana dari 25 yang hanya 10 buah yang berfungsi akurat, sedangkan 11 water meter induk di bagian distribusi yang berfungsi akurat hanya sebanyak 8 buah
Water meter pelanggan banyak yang mati/rusak
Faktor kehilangan air masih cukup tinggi yakni diatas 30% yang disebabkan oleh tekanan tinggi dan sambungan illegal
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III -
Tingginya biaya operasional khususnya BBM dan listrik
Rendahnya harga jual air yakni dibawah biaya operasional
Sumber air banyak yang berasal dari sumur bor yang memiliki kandungan Fe dan Mn cukup tinggi
Minimnya potensi sumber air baku, sehingga perlu mencari sumber air baru alternatif
Pengembangan jaringan pipa terkendala oleh masyarakat
PAMDES
Debit diperkirakan sangat fluktuatif
Harga jual air lebih ke biaya sosial daripada harga jual ekonomis
Jangkauan layanan lebih ke skala neighborhood dan sering ditemukan pola penggunaan berantai
Tidak pernah dilakukan pengukuran kualitas air
3.4 LANDASAN PERATURAN PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KABUPATEN SLEMAN
Berikut ini merupakan peraturan atau dasar hukum penyediaan
air minum di Kabupaten Sleman :
1. Undang-Undang No 7 tahun 2004, tentang Sumber Daya Air
2. Peraturan Pemerintah No 16 tahun 2005, tentang
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
3. Peraturan Menteri PU No 18/PRT/M/2007, tentang
Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum
4. Peraturan Daerah No 12 tahun 2012, tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Sleman tahun 2011 – 2031
5. Peraturan Daerah Provinsi DIY No 5 tahun 2012, tentang
Pengelolaan Air Tanah
6. Peraturan Daerah Kabupaten Sleman No 9 tahun 2010, tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah tahun 2011 –
2015
7. Peraturan Daerah Kabupaten Sleman No 13 tahun 2010, tentang
Pajak Air Tanah
8. Peraturan Daerah Kabupaten Sleman No 4 tahun 2014, tentang
Pengelolaan Air Tanah
9. Peraturan Bupati Sleman No 47 tahun 2010, tentang Nilai
Perolehan Air Tanah Pajak Air Tanah
10. Peraturan Bupati Sleman No 28 tahun 2012, tentang Tarif
Pelayanan PDAM Sleman
11. Peraturan Bupati Sleman No 21 tahun 2014, tentang Rencana
Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) tahun 2013 –
2028
12. Keputusan Bupati Sleman No 71/Kep.KDH/A/2012, tentang
Pembentukan Persatuan Pengelola Air Minum Perdesaan
Kabupaten Sleman
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sleman
III -
3.5 KEBIJAKAN PENYEDIAAN AIR BERSIH
3.5.1 Kebijakan Penyediaan Air Bersih Berdasarkan
Wilayah
Dalam melakukan upaya penyediaan air bersih di Kabupaten
Sleman, pihak-pihak terkait telah membagi wilayah pelayanan
menjadi empat yaitu :
1. PKN (Pusat Kegiatan Nasional) – KPY
Wilayah cakupan : Kecamatan Gamping, Depok, Ngaglik,
Mlati, Godean, dan Ngemplak
2. PKW (Pusat Kegiatan Wilayah)
Wilayah cakupan : Kota Sleman, Kota Mlati, Kota Ngaglik,
Kota Godean, dan Kota Prambanan
3. PKL (Pusat Kegiatan Lokal)
Wilayah cakupan : Kota Moyudan, Kota Minggir, Kota
Sayegan, Kota Berbah, Kota Kalasan, Kota Ngemplak,
Kota Tempel, dan Kota Turi
4. Daerah Perdesaan
Wilayah cakupan : semua desa yang tidak termasuk
dalam wilayah perkotaan dan wilayah ibu kota kecamatan
3.5.2 Kebijakan Penyediaan Air Bersih Berdasarkan
Sistem
Berbeda dengan penyediaan air bersih berdasarkan wilayah.
Penyediaan air bersih berdasarkan sistem dibagi menjadi dua
yaitu dengan menggunakan sistem perpipaan dan sistem non
perpipaan
1. Sitem Perpipaan
Perkotaan (PKN, PKW, PKL) yang menjadi
tanggung jawab PDAM Kabupaten Sleman
Perdesaan yang dilakukan oleh kelompok swadaya
masyarakat
2. Sistem Non Perpipaan
Sumur mandiri oleh masyarakat
Air permukaan atau mata air secara langsung
yang dikelola oleh masyarakat
top related