Analisis Manajemen Bank dan Kas Proyek Konstruksi (Studi ...
Post on 01-Nov-2021
9 Views
Preview:
Transcript
1
Universitas Indonesia
Analisis Manajemen Bank dan Kas Proyek Konstruksi (Studi Kasus Pada PT. Leighton Contractors Indonesia kurun waktu
2014-2015)
Muhammad Teguh Hafizuddin, Eko Rizkianto S.E., M.E.
Program Ekstensi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
E-mail: hafiznewton@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh jatuhnya harga batubara dan komoditi tambang lainnya yang menyebabkan jatuhnya perusahaan-perusahaan tambang, yang dahulu mendapatkan keuntungan yang sangat besar, hal tersebut disebabkan oleh sisi operasional yang boros terutama di proyek atas belanja biaya, selain itu sisi pengendalian atas pengeluaran perusahaan terutama di proyek kurang mendapat perhatian dari pemegang kepentingan di perusahaan, padahal keuangan proyek sangat signifikan mempengaruhi keuangan perusahaan. Dengan data-data yang ada dibuktikan banyak ketidaksesuaian yang dilakukan di proyek dan sangat berisiko terhadap keberlanjutan perusahaan. Kata Kunci: Kas, Bank, Manajemen Proyek, Tambang, Konstruksi, Pengendalian Internal
Analysis of the Construction Project Bank and Cash Management (Case Study at PT. Leighton Contractors Indonesia periode 2014-2015)
ABSTRACT
This research is motivated by falling coal prices and commodities other mines that led to the collapse of mining companies, which used to get huge profits, it is caused by operational side is wasteful, especially in projects on shopping expenses, on the other side of the control over company expenses mainly in the project receive less attention from stakeholders in the company, whereas the project finance significantly affect the company's finances. With the data that is proven many mismatches is done in the project and a greatly increased risk of corporate sustainability. Key words: Cash, Banks, Project Management, Mining, Construction, Internal Control
Analisis Manajemen ..., Muhammad Teguh Hafizuddin, FEB UI, 2016
2
Universitas Indonesia
PENDAHULUAN
Perusahaan yang bergerak dibidang eksplorasi sumber daya alam selalu
dihubungkan dengan profit yang besar serta benefit yang diberikan ke karyawan
diatas rata-rata perusahaan lainnya. Indonesia kaya akan sumber daya alam,
perusahaan yang bergerak dibidang energi ini cukup banyak, dari yang berlabel
Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Perusahaan swasta nasional, perusahaan
patungan lokal dengan asing (joint operation), dan juga yang murni penanaman
modal asing. Mereka berlomba-lomba mengeksplorasi sumber daya alam yang
ada di Indonesia. Berdasarkan data yang didapatkan dari Indonesia Mining
Association, Indonesia memiliki peringkat ke 6 terbesar akan sumber daya
tambang.
Sumber daya alam yang ada yaitu batubara, minyak, gas, emas, timah,
tembaga, dan nikel. Dengan banyaknya perusahaan tambang di Indonesia, banyak
memberikan dampak positif terhadap perekonomian Indonesia terutama daerah
yang terkena eksplorasi. Perusahaan-perusahaan tersebut bukan tidak memiliki
risiko atas operasinya di bidang tambang, yaitu mulai dengan perizinan yang tidak
mudah, syarat yang diberikan pemerintah, dan modal awal yang sangat besar.
Berbicara tentang eksplorasi sumber daya alam harus juga dikaitkan dengan
kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh eksplorasi tersebut, banyak
perusahaan yang tidak taat atas isu ini, hal ini disebabkan oleh cost recovery lahan
tambang menelan biaya yang dibilang tidak sedikit.
Sekilas berbisnis dibidang tambang sangat menguntungkan karena
permintaan atas hasil tambang sangat stabil, harga komoditas yang cenderung
stabil. Margin keuntungan yang sangat besar membuat banyak perusahaan yang
tidak mengkontrol biaya langsung maupun tidak langsungnya dengan baik,
apabila ditelaah lebih jauh perusahaan sangat boros dalam belanja biaya dan
tergolong gemuk dalam organisasinya, hal ini baru terlihat dan dirasakan
dampaknya oleh perusahaan saat harga komoditas yang terjun bebas. Biaya-biaya
tersebut tidak pernah diperkirakan sebelumnya.
Analisis Manajemen ..., Muhammad Teguh Hafizuddin, FEB UI, 2016
3
Universitas Indonesia
Grafik 1.1 Grafik HBA & HPB (Januari 2011-Januari 2015)
Sumber: Direktorat Mineral dan Batubara, Kementrian ESDM RI yang diolah kembali
Pada tahun 2015 perusahaan yang paling memiliki dampak paling besar
adalah perusahaan yang bergerak ditambang minyak dan batubara karena harga
produknya yang turun hampir 50% dari tahun 2014. Perusahaan tambang batubara
terdiri dari Perusahaan pemilik lahan, kontraktor tambang utama, serta
perusahaan-perusahaan pendukung lainnnya. Perusahaan kontraktor tambang
menjadi faktor utama dalam bisnis tambang. Banyak perusahaan kontraktor
tambang dari yang berskala kecil hingga berskala besar. Beberapa kontraktor
tambang memiliki proyek-proyek yang sangat besar untuk dikelola, bahkan
kontraktor tambang tersebut mensubkontraktorkan kembali lahan yang
dikelolanya yang merupakan salah satu strategi perusahaan.
Dengan jatuhnya harga komoditas sangat mempengaruhi operasional
perusahaan kontraktor tambang, hampir semua perusahaan disektor tambang
melakukan efisiensi demi kelangsungan bisnis mereka, hal ini merupakan
kejadian luar biasa. Dapat juga sebut badai yang telah dimulai awal tahun 2014
hingga saat ini, tidak ada tanda-tanda rebound kembali dalam sektor tambang,
banyak perusahaan batubara berhenti beroperasi dan merumahkan karyawannya
hingga harga batubara berada di level yang rasional. Meskipun bisnis sedang lesu,
perusahaan yang bergerak ditambang batubara sedang fokus menganalisis struktur
Analisis Manajemen ..., Muhammad Teguh Hafizuddin, FEB UI, 2016
4
Universitas Indonesia
bisnis yang paing tepat, efisiensi perusahaan, melakukan evaluasi terhadap biaya-
biaya yang terdahulu serta melakukan audit atas proyek-proyek yang dijalankan.
Kerjasama kontraktor tambang dengan para perusahaan pemilik lahan
berdurasi jangka panjang dan bernilai puluhan hingga ratusan juta dollar dengan
manajemen yang baik seharusnya perusahaan dapat mengambil peluang yang
sangat besar dalam mengelola tambang tersebut, apabila tidak diperhitungkan
dengan matang maka dapat menyebabkan kerugian perusahaan yang sangat besar
ditambah lagi dengan bisnis tambang batubara yang tidak bersahabat. Fokus
perusahaan saat ini adalah dengan menekan operating cost dan overhead cost.
Berbeda dengan proyek kontraktor tambang, proyek kontraktor sipil tidak
dipengaruhi oleh harga komoditas tambang akan tetapi lebih fokus pada
pengelolaan proyek agar dapat menyelesaikan proyek sesuai dengan kesepakatan
dan tepat waktu, akan tetapi banyak proyek sipil yang dibangun tidak sesuai
dengan persyaratan yang ada, padahal biaya yang dikeluarkan sudah sesuai hal ini
sebenarnya menyebabkan kerugian bagi proyek, dan juga sudah diketahui bahwa
supplier konstruksi memiliki term of payment yang sangat singkat, karena bahan
baku bangunan yang termasuk consumable item, hal ini seharusnya menjadi fokus
pengelola proyek sipil dalam manajemen bank dan kas di proyek serta biaya-biaya
yang akan timbul,
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis tertarik
untuk melakukan studi kasus berupa analisis terhadap manajemen bank dan kas
yang ada di proyek konstruksi tambang dan konstruksi sipil, untuk biaya apakah
dana yang ditransfer dari kantor pusat ke proyek, apakah sudah sesuai dengan
peruntukannya atau dipaksakan demi kepentingan proyek yang sebenarnya adalah
risiko nyata yang tidak dirasakan oleh perusahaan.
Studi kasus ini sangat bermanfaat untuk melihat secara spesifik biaya-biaya
yang terjadi, bagaimana alokasi biaya yang dilakukan oleh proyek dalam
pengelolaan dana, kontrol apa yang dilakukan perusahaan atas biaya-biaya yang
timbul, melakukan indikasi atas biaya yang dianggap melewati batas. Studi kasus
ini sangat bermanfaat untuk mengetahui secara spesifik jenis biaya yang ada di
konstruksi tambang yang berbasis proyek, alokasi biaya yang ada, anggaran yang
ditetapkan, bagaimana kontrol atas biaya proyek yang terjadi di perusahaan
Analisis Manajemen ..., Muhammad Teguh Hafizuddin, FEB UI, 2016
5
Universitas Indonesia
kontraktor tambang. Selain itu hasil analisis tidak hanya berguna bagi perusahaan
kontraktor tambang tapi perusahaan dibidang lainnya yang based on projects.
Dengan demikian, judul penelitian ini adalah “Analisis Manajemen Bank
dan Kas Proyek Konstruksi (Studi Kasus Pada PT. Leighton Contractors
Indonesia kurun waktu 2013-2014)”.
LANDASAN TEORI DAN STANDAR OPERASIONAL PT LCI
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyatakan bahwa : “Pengendalian
internal adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen,
dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai
tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini yaitu keandalan laporan
keuangan, efektifitas dan efisiensi operasi, dan kepatuhan terhadap hukum dan
peraturan yang berlaku”.
Sedangkan menurut Mulyadi (2001 : 319) pengertian pengendalian
internal adalah sebagai suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris,
manajemen dan personel lainnya yang didesain untuk memberikan keyakinan
memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini yaitu keandalan
pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku,
efektifitas dan efisiensi operasi.
Dari pengertian pengendalian tersebut terdapat beberapa konsep dasar
sebagai berikut :
1. Pengendalian internal merupakan suatu proses pengendalian untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Pengendalian internal itu sendiri bukan
merupakan suatu tujuan.
2. Pengendalian internal dijalankan oleh orang. Pengendalian internal bukan
hanya terdiri dari pedoman kebijakan dari formulir, namun dijalankan oleh
orang dari setiap pemegang organisasi yang mencakup dewan komisaris,
manajemen dan personel lainnya.
3. Pengendalian internal dapat diharapkan mampu memberikan keyakinan
memadai, bukan keyakinan mutlak, bagi manajemen dan dewan komisaris
Analisis Manajemen ..., Muhammad Teguh Hafizuddin, FEB UI, 2016
6
Universitas Indonesia
entitas keterbatasan yang melekat dalam semua sistem pengendalian
internal dan pertimbangan manfaat dan pengorbanan dalam pencapaian
tujuan pengendalian yang menyebabkan pengendalian internal tidak dapat
memberikan keyakinan mutlak.
4. Pengendalian internal ditujukan untuk mencapai tujuan yang saling
berkaitan diantaranya pelaporan keuangan, kepatuhan, dan operasi.
5. Kas adalah harta atau aktiva yang paling lancar dalam kelompok aktiva
lancar. Dalam kenyataannya pos ini termasuk aktiva yang paling sering
mengalami perubahan atau mutasi. Hal ini terjadi karena hampir sebagian
besar transaksi yang dilakukan perusahaan akan mempengaruhi jumlah
kas.
6. Menurut Zaki Baridwan menyatakan bahwa yang termasuk dalam kas
menurut pengertian akuntansi adalah alat pertukaran yang dapat diterima
untuk pelunasan utang, dan dapat diterima sebagai suatu setoran ke bank
dengan jumlah sebesar nominalnya, juga simpanan dalam bentuk atau
tempat-tempat lain yang dapat diambil sewaktu-waktu.
7. Menurut Haryono Jusup mengemukakan pengertian kas adalah sebagai
berikut : Kas adalah aktiva yang dimiliki dan digunakan pada hampir
semua perusahaan. Kas meliputi uang tunai (uang kertas maupun uang
logam), dan kertas-kertas berharga yang dapat disamakan dengan uang,
serta simpanan di bank yang dapat digunakan sewaktu-waktu (misalnya
rekening giro)”. Menurut Henry Simamora mengemukakan pendapatnya
tentang pengertian kas kecil adalah sebagai berikut : “Kas kecil (Petty
Cash) adalah dana yang dipakai untuk membayar pengeluaran-
pengeluaran yang nilainya relatif kecil”. Sementara menurut Zaki
Baridwan pengertian kas kecil adalah sebagai berikut :
8. “Dana kas kecil adalah uang kas yang disediakan untuk membayar
pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil dan tidak ekonomis
bila dibayar dengan cek ”. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
kas kecil adalah merupakan dana atau uang yang tersedia untuk membayar
pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil.
Analisis Manajemen ..., Muhammad Teguh Hafizuddin, FEB UI, 2016
7
Universitas Indonesia
Standar Operasional PT Leighton Contractors Indonesia
PT Leighton Contractors Indonesia sudah mempunyai standar operasional
yang memadai untuk melaksanakan kegiatan operasinya, salah satunya adalah
standar yang digunakan dalam sistem keuangan dan administrasinya, standar yang
ada merupakan salah satu kontrol perusahaan dalam melaksanakan kegiatan
operasinya. Dibawah ini menjelaskan standar operasi tentang pengelolaan dan
administrasi bank dan kas kecil di kantor pusat maupun di proyek.
Bank
• Setiap permintaan uang keluar atau pembayaran dari bank, minimal harus
disetujui oleh dua orang dari tiga orang yang memiliki otorisasi (yang
memiliki otorisasi adalah direktur keuangan, manager keuangan, dan
manajer komersial)
• Setiap transaksi bank harus memiliki bank voucher yang dilampiri dengan
dokumen terkait secara lengkap
• Tidak ada toleransi terhadap ketidaklengkapan dokumen
• Permintaan dana dari proyek ke kantor pusat harus disetujui oleh Project
Manager dan Project Accounting Manager/Supervisor
• Kantor Pusat berhak menahan dana yang diminta proyek dengan alasan
tertentu sampai dinyatakan clear
• Pembayaran tagihan atas supplier, Hanya dilakukan di kantor pusat tanpa
terkecuali
• Semua tagihan atas supplier harus memiliki dokumen yang lengkap dan di
proses oleh a/p department sebelum naik ke pembayaran
• Bank Proyek dipergunakan hanya untuk menampung reimbursment petty
cash yang diminta
• Proyek wajib melaporkan semua transaksi banknya ke kantor pusat secara
periodik 1 bulan 2 kali (ditandatangani oleh masing-masing project
manager)
• Bank Report menggunakan template yang telah ada
Analisis Manajemen ..., Muhammad Teguh Hafizuddin, FEB UI, 2016
8
Universitas Indonesia
Kas Kecil (Petty Cash)
• Proyek harus melaporkan kas kecilnya yang telah disetujui secara berkala
• Pengeluaran dari kas kecil tidak diperuntukkan untuk pembayaran tagihan
atas supplier
• Kas Kecil proyek harus memiliki floating yang diketahui kantor pusat
• Proyek harus bisa mengkontrol kas kecilnya dengan baik dan
mendokumentasikannya dengan jelas dan lengkap
• Reimbursement kas kecil berdasarkan laporan yang ada
• Petty Cash Report menggunakan template yang telah ada
METODOLOGI PENELITIAN
Desain Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer
digunakan untuk dasar utama analisis dan data sekunder digunakan sebagai
landasan teori untuk memperkuat analisis. Data primer didapatkan dari bank
report, petty cash report, bank book, project cost report PT Leighton Contractors
Indonesia. Tahap penelitian meliputi :
1. Studi kepustakaan
Menggunakan buku teks, jurnal, dan artikel tentang manajemen kas dan
bank, biaya, anggaran, serta kontrol atas perusahaan.
2. Pengolahan data Project Report
Melakukan pengolahan data mentah dari PT Leighton Contractors
Indonesia, sehingga dapat dibaca sesuai dengan harapan penelitian ini,
menggambarkan pengelolaan dana di proyek, dan juga mengindikasikan
kesesuaian biaya tersebut.
Jenis dan Metode Pengumpulan Data
Data Primer
Data Primer didapatkan dari PT Leighton Contractors Indonesia secara
resmi melalui izin tertulis untuk diolah kembali menjadi sebuah karya
penelitian. Data tersebut sudah berupa report akan tetapi harus diolah
Analisis Manajemen ..., Muhammad Teguh Hafizuddin, FEB UI, 2016
9
Universitas Indonesia
kembali menjadi data yang diharapkan agar lebih mudah dianalisa oleh
penulis dan juga pembaca penelitian ini.
Data Sekunder
Menurut Malhotra (2007), data sekunder didefinisikan sebagai data
yang telah dikumpulkan sebelumnya yang berbeda dengan penelitan
yang dilakukan saat ini. Data sekunder diperoleh dari artikel-artikel
terkait, baik di majalah, surat kabar, jurnal ilmiah, maupun internet.
Untuk penelitian ini data sekunder dilakukan melalui studi pustaka
dengan cara membaca buku-buku referensi baik tercetak maupun
berupa dokumen digital, artikel-artikel, serta penelusuran internet yang
terkait dan mendukung penelitian.
3.3 Metode Penelitian
Metode penelitian berupa studi kasus yaitu metode dimana para peneliti
fokus memahami objek pada suatu kasus tertentu, Yin (2003a, 2009) mengatakan
bahwa tujuan studi kasus tidak hanya sekedar menjawab pertanyaan penelitian
tentang apa objek yang diteliti akan tetapi lebih menyeluruh dan komprehensif
tentang bagaimana dan mengapa objek tersebut sebagai dan dipandang menjadi
suatu kasus.
3.4 Metode Analisis Data
Data yang telah diolah akan dibagi dalam berbagai kategori lalu
dikomparasi dengan proyek yang ada di PT Leighton Contractors Indonesia. Lalu
dindikasikan dan dianalisis kegiatan operasi apa yang berkaitan dengan biaya
tersebut, kemudian apabila sangat material akan di breakdown dan dicari
alasannya. Selain dari dikomparasi dengan cost proyek dibandingkan juga dengan
harga pasar. Serta akan dilakukan pengecekan apakah ada biaya yang tidak sesuai
dengan pos nya.
Analisis Manajemen ..., Muhammad Teguh Hafizuddin, FEB UI, 2016
10
Universitas Indonesia
HASIL ANALISIS DAN DATA
Profil Perusahaan PT Leighton Contractors Indonesia
PT Leighton Contractors Indonesia adalah perusahaan kontraktor tambang
dan sipil terkemuka di dunia, dengan status perusahaan PMA (Penanaman Modal
Asing) memiliki induk perusahaan di Hongkong dan mempunyai holding di
Australia, PT Leighton Contractors Indonesia sudah memulai operasinya di
Indonesia pada akhir tahun 80an dengan mengerjakan beberapa proyek konstruksi
tambang emas, mineral, batubara mulai dari studi kelayakan, pembangunan
infrastruktur, eksploitasi hingga perluasan tambang dan juga mengerjakan
berbagai proyek bangunan dan infrastruktur.
Perusahaan memiliki kontrak jangka panjang dalam proyek konstruksi
tambang, yang berarti perusahaan harus memperhatikan lingkungan, masyarakat,
karyawan untuk bisnis yang berkelanjutan. PT Leighton Contractors Indonesia
pada tahun 2014 memiliki 11 proyek aktif yaitu terdiri dari proyek konstruksi
tambang sebanyak 5 proyek dan 6 proyek kontruksi sipil yang berlokasi di
Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Jumlah tersebut cukup besar dan
berpotensi menghasilkan keuntungan yang besar apabila dikelola dengan baik.
PT Leighton Contractors Indonesia berusaha menyediakan layanan yang
komprehensif dan mempertahankan kualitas, produktivitas, dan juga efisiensi
yang tinggi dengan menetapkan target zero accident di semua proyek tambang
maupun sipil PT Leighton Contractors Indonesia.
4.2 Manajemen Bank dan Kas Proyek PT Leighton Contractors Indonesia
PT Leighton Contractors Indonesia memiliki beberapa proyek konstruksi
tambang serta konstruksi sipil di Indonesia, letak proyek-proyek tersebut ada yang
cukup di pedalaman dan jauh dari pusat kota. Oleh karena itu kegiatan operasi
perusahaan harus ditunjang dengan manajemen kas yang baik di proyek untuk
menunjang kegiatan proyek berjalan dengan lancar. Setiap proyek memiliki akun
bank proyek, yang setiap bulannya dikirimkan dana dari bank kantor pusat sesuai
dengan permintaan proyek. Selain dalam bank ada juga dalam bentuk kas kecil
Analisis Manajemen ..., Muhammad Teguh Hafizuddin, FEB UI, 2016
11
Universitas Indonesia
(petty cash), dana kas kecil tersebut diambil dari bank proyek yang ada dan di
reimburse secara berkala. Dana dalam bank dan kas kecil tersebut hanya
diperbolehkan digunakan untuk menunjang operasional proyek dan ada batasan
maksimal yang boleh dibayarkan di proyek, untuk nominal yang besar tidak
diperbolehkan dibayar di proyek karena rentan penyalahgunaan.
Gambar 4.1 Alur permintaan dana dari proyek (Sesuai SOP)
Masing-masing proyek memiliki site accountant dan admin yang
bertanggung jawab atas bank report dan petty cash report secara berkala, report
tersebut harus dikirim ke Head Office terlebih dahulu melalui email setelah
mendapatkan persetujuan dari manajer proyek dan dokumen pendukungnya
menyusul. Dengan report inilah accountant di kantor pusat melakukan jurnal ke
sistem atas transaksi yang ada di proyek berdasarkan report yang ada, alokasi
biayanya sudah ditentukan oleh masing-masing proyek masuk pos biaya tertentu.
Accounting department HO tidak memiliki hak untuk mengubah cost yang
ada tanpa persetujuan Proyek, dikarenakan proyek telah membuat
Fund Request (Project Manager
Approved)
Fund Request Approval (HO)
Project Bank
HO Bank Fund Request Confirmation (HO)
Petty Cash Expense
Expense
Fund Transfer
Analisis Manajemen ..., Muhammad Teguh Hafizuddin, FEB UI, 2016
12
Universitas Indonesia
Gambar 4.2 Alur pencatatan transaksi keuangan di proyek
forecast report. Proyek dilarang melakukan pembayaran vendor melalui
bank maupun petty cash proyek, semua invoice (tagihan) harus dikirim dan di
proses di kantor pusat untuk pembayaran, proyek hanya berhak melakukan
verifikasi atas invoice tersebut dan memastikan semua invoice sudah memenuhi
syarat. Hal itu menghindari seperti purchase order yang menggantung, padahal
invoice-nya sudah dibayar di proyek, seakan-akan belum dibayar, terjadilah
double cost, hal itu sangat riskan bagi perusahaan. Selain itu fungsi kontrol
terhadap apa yang dibayar di proyek itu jauh lebih berkurang dan rawan
penyalahgunaan. Hal ini menjadi concern atas transaksi-transaksi yang terjadi di
proyek menggunakan bank proyek dan petty cash agar digunakan sesuai dengan
porsinya.
Gambar 4.3 Alur permintaan dana dari proyek (Pelaksanaan di Proyek)
Expense
Petty Cash Report & Bank Report (Site Accountant)
Journal into System (HO Accountant)
Fund Request (Project Manager
Approved)
Fund Request Approval (HO)
Project Bank
HO Bank Fund Request Confirmation (HO)
Petty Cash Expense
Expense
Fund Transfer
Supplier
Analisis Manajemen ..., Muhammad Teguh Hafizuddin, FEB UI, 2016
13
Universitas Indonesia
4.2.1 Manajemen Bank dan Kas PT Leighton Contractors Indonesia tahun
2014 dan 2015
Dimulai tahun 2014 dunia energi seperti kena guncangan gempa yang
dahsyat, hampir harga semua komoditas tambang seperti minyak mentah (crude
oil), batubara jatuh terus menerus, hal ini menyebabkan kekhawatiran atas tidak
tertutupnya biaya yang timbul, dikarenakan biaya investasi awal dan juga
operasional di dunia tambang sangat besar. Terutama karena harga batu bara yang
jatuh banyak perusahaan pemilik tambang batu bara yang berhenti operasi karena
harga yang sangat tidak kompetitif, bahkan banyak perusahaan yang menggalakan
efisiensi terhadap perusahaan seperti menggalakan penghematan bahkan ada yang
sudah mencapai tahap merumahkan para karyawannya.
Grafik 4.1 Fund Transfer ke proyek PT Leighton Contractors Indonesia
tahun 2014
PT Leighton Contractors Indonesia juga salah satu perusahaan yang
terkena dampak atas situasi tersebut karena 3 dari 5 proyek tambangnya adalah
tambang batu bara sedangkan 2 lainnya adalah tambang emas dan perak. Terlihat
dengan penggunaan uang di proyek yang siklusnya menurun dari awal hingga
akhir tahun 2014 dan berlanjut di tahun 2015, dikarenakan berkurangnya
operasional dan kegiatan di proyek, berkurangnya target produksi, dan juga
-‐ 2,000,000,000 4,000,000,000 6,000,000,000 8,000,000,000 10,000,000,000 12,000,000,000 14,000,000,000 16,000,000,000 18,000,000,000 20,000,000,000
Total Fund Transfer Ke Proyek 2014
Analisis Manajemen ..., Muhammad Teguh Hafizuddin, FEB UI, 2016
14
Universitas Indonesia
adanya efisiensi. Saat harga komoditas (terutama batubara) masih bagus,
penggunaan uang di proyek sangat besar dan terkesan tidak di kontrol karena
margin keuntungan yang tinggi, dengan kondisi sekarang klien PT Leighton
Contractors Indonesia berisiko tidak dapat membayar jasa yang telah diberikan
PT Leighton Contractors Indonesia, karena klien menjual harga batubara sangat
rendah sedangkan kontrak yang ada, dalam waktu jangka panjang.
Efisiensi diterapkan di seluruh lini Bisnis PT Leighton Contractors
Indonesia mulai pertengahan 2014, ditambah isu merger dengan perusahaan
sejenis yang masih satu holding di Indonesia PT Leighton Contractors Indonesia
melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sumber daya manusia
(SDM) yang dianggap tidak diperlukan lagi karena menurunnya operasi di kantor
pusat maupun proyek. Di tahun 2015 sampai bulan Oktober juga terlihat sangat
menurunnya permintaan dana oleh proyek karena efek multiplier tersebut.
Grafik 4.2 Fund Transfer ke proyek PT Leighton Contractors Indonesia
tahun 2015
-‐
1,000,000,000
2,000,000,000
3,000,000,000
4,000,000,000
5,000,000,000
6,000,000,000
7,000,000,000
8,000,000,000
9,000,000,000
Total Fund Transfer Ke Proyek 2015
Analisis Manajemen ..., Muhammad Teguh Hafizuddin, FEB UI, 2016
15
Universitas Indonesia
Tabel 4.1 Alokasi kas per Proyek PT Leighton Contractors Indonesia tahun 2014
Di tahun 2014 total permintaan dana proyek PT Leighton Contractors Indonesia
mencapai 124 miliar rupiah atau sekitar 10 juta dolar, yang menduduki 5 besar
hanya terdapat 1 proyek konstruksi tambang dan 4 proyek konstruksi sipil, hal ini
menandakan penggunaan dana proyek konstruksi sipil harus menjadi fokus PT
Leighton Contractors Indonesia, bagaimana manajemennya, dan juga yang
menjadi perhatian adalah proyek Marunda Graha Mineral yang permintaan dana
per tahunnya mencapai 46 miliar rupiah, di urutan ke dua yaitu proyek supreme
31 miliar rupiah, dan di urutan ke tiga adalah proyek Pirelli sebesar 16 miliar,
ketiga proyek tersebut meminta dana diatas 10 miliar per tahun pada tahun 2014.
Tabel total alokasi cash per proyek pada tahun 2014
Rank Project Bank % Total (IDR) USD*12.4401 Marunda Graha Mineral BNI Muara Teweh 37% 46,329,026,757 3,724,198.29 2 Supreme BNI Lahat 25% 31,190,439,093 2,507,270.02 3 Pirelli BNI Kalijati Subang 13% 16,609,557,114 1,335,173.40 4 CCA Semarang BNI Ungaran 5% 6,349,790,854 510,433.35 5 Fonterra BNI Cikarang 5% 6,050,661,004 486,387.54 6 MSJ BNI Samarinda 3% 3,941,555,204 316,845.27 7 Balikpapan Support Facility BNI Balikpapan 2% 3,009,512,274 241,922.21 8 Wahana BNI Sungai Danau 2% 2,702,920,362 217,276.56 9 Toka Tindung BNI Manado 2% 2,447,750,801 196,764.53 10 Caterpillar BNI Batam 2% 2,248,473,106 180,745.43 11 Martabe BNI Padang Sidempuan 2% 1,931,349,273 155,253.16 12 CCA Bali BNI Denpasar 1% 1,195,405,394 96,093.68
Total Cost 100% 124,006,441,236 9,968,363.44
Dec'31 14Kurs Jual 12,502 Kurs Beli 12,378 Average 12,440
Analisis Manajemen ..., Muhammad Teguh Hafizuddin, FEB UI, 2016
16
Universitas Indonesia
Tabel 4.3 Alokasi kas per Proyek PT LCI tahun 2015
(Sampai bulan Oktober)
Pada tahun 2015 total dana yang ditransfer ke proyek sampai bulan oktober hanya
54 miliar rupiah, estimasi sampai akhir tahun 2015 tak akan jauh di sekitar 60
miliar rupiah, hal ini hampir kurang dari 50% dibanding tahun lalu, karena
berkurangnya operasi, adanya efisiensi, dan kontrol pengeluaran atas dana di
proyek, serta ada beberapa proyek yang tahun 2014 cukup signifikan dalam
permintaan dana di proyek hanya menduduki peringkat ke 8, terlihat di tabel detil
di bawah bahwa permintaan dana di proyek pada tahun 2015.
Potential Loss dalam Manajemen Bank dan Kas PT Leighton Contractors
Indonesia
Setelah melakukan peninjauan atas masing-masing proyek atas
transaksinya di proyek dan aliran dananya maka potential loss terbesar adalah
kerugian atas Pajak Pertambahan Nilai Masukan (PPN In) yang berisiko
dibebankan ke biaya karena sudah terlambat dilaporkan atau faktur pajak cacat
dan tidak sesuai, hal ini diakibatkan karena pembayaran atas tagihan vendor yang
dibayar di proyek tanpa verifikasi yang memadai serta dokumentasi yang tidak
baik. Project Review tiap bulannya juga tidak memperbaiki kondisi karena hal
Tabel total alokasi cash per proyek pada tahun 2014
Rank Project Bank % Total (IDR) USD*12.6391 Marunda Graha Mineral BNI Muara Teweh 52% 28,200,923,545 2,067,667.98 2 Pirelli BNI Kalijati Subang 30% 16,443,931,837 1,205,655.24 3 Fonterra BNI Cikarang 5% 2,568,277,754 188,303.96 4 MSJ BNI Samarinda 4% 1,984,027,832 145,467.25 5 Wahana BNI Sungai Danau 3% 1,851,023,921 135,715.52 6 Toka Tindung BNI Manado 3% 1,549,884,138 113,636.20 7 Martabe BNI Padang Sidempuan 3% 1,441,531,143 105,691.85 8 Supreme BNI Lahat 1% 347,074,883 25,447.24 9 Balikpapan Support Facility BNI Balikpapan 0.3% 152,283,060 11,165.27 10 Caterpillar BNI Batam 0% -‐ -‐ 11 CCA Semarang BNI Ungaran 0% -‐ -‐ 12 CCA Bali BNI Denpasar 0% -‐ -‐
Total Cost 100% 54,538,958,113 3,998,750.50
Oct'30 14Kurs Jual 13,707 Kurs Beli 13,571 Average 13,639
Analisis Manajemen ..., Muhammad Teguh Hafizuddin, FEB UI, 2016
17
Universitas Indonesia
tersebut tetap terjadi tiap bulannya. Berikut tabel simulasi minimum pontential
loss yang terjadi dalam tahun 2014 dan 2015 dengan asumsi 50% dana dan dari
proyek digunakan untuk membayar vendor dan 20% dari total PPN nya tidak
dapat dikreditkan karena Faktur pajak cacat dan atau terlambat. Asumsi yang
digunakan dalam hal ini sangat minimum akan tetapi potensi kerugian yang lebih
besar dilihat dari sangat besarnya uang yang dikelola proyek secara mandiri
karena kontrol atas dana perusahaan di proyek yang sangat lemah (terlampir
beberapa report yang menggambarkan pembayaran vendor secara tidak terkontrol
di proyek dan pembayaran gaji yang dilakukan secara mandiri di proyek.
Tabel 4.5 Potential Loss Proyek PT Leighton Contractors Indonesia tahun 2014
Tabel 4.6 Potential Loss Proyek PT Leighton Contractors Indonesia tahun 2015
Analisis Manajemen ..., Muhammad Teguh Hafizuddin, FEB UI, 2016
18
Universitas Indonesia
Analisis Manajemen ..., Muhammad Teguh Hafizuddin, FEB UI, 2016
19
Universitas Indonesia
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Disaat harga komoditas tambang terutama batubara sangat baik, margin
keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan tambang dan kontraktornya dalam
hal ini PT Leighton Contractors Indonesia sebagai kontraktor tambang sangatlah
besar, banyak hal-hal yang tidak diperhatikan oleh PT Leighton Contractors
Indonesia terutama tentang kegiatan dan aliran dana ke proyek, bagaimana sistem
dan alurnya, kebijakannya, karena dengan data yang ada menyatakan bahwa
bukan nominal yang sedikit karena mencapai sekitar 10 juta dolar setiap tahunnya.
Seharusnya tidak diperkenankan uang sebanyak itu masuk ke proyek dikelola
secara mandiri oleh proyek, karena kontrol yang sangat lemah atas eksistensi dan
akurasi atas transaksi yang ada di proyek. Hal ini rawan penyalahgunaan atas dana
yang ada, yang menyebabkan kerugian yang sangatlah besar disaat margin atas
bisnis tambang yang menurun dalam hal ini yang sangat jelas adalah pembayaran
tagihan atas supplier di proyek yang belum jelas validasinya yang risiko yang
telah terlihat adalah dari sisi pajak yang tidak dapat dikreditkan karena dokumen
pajak yang tidak pernah sampai ke kantor pusat atau terlambat dilaporkan.
Apabila di sandingkan dengan peraturan atas project fund request dan petty cash
reimbursment itu telah diatur dan ada, akan tetapi treatment yang diberlakukan
antar proyek berbeda dan tidak mengacu pada peraturan. Semenjak harga
komoditas hancur PT Leighton Contractors Indonesia melakukan efisiensi dan
baru sadar atas “kebocoran” dana yang terjadi selama ini.
Oleh karena itu didapatkan beberapa poin atas manajemen bank dan kas
PT Leighton Contractors Indonesia yaitu:
1. Standar Operasional tidak berlaku sebagai mana mestinya, karena banyak
pelanggaran yang terjadi atas penggunaan dana di proyek.
2. Pelanggaran Standar Operasional terjadi dan menjadi hal biasa di proyek.
3. Pelanggaran utama proyek adalah membayar vendor di proyek yang
seharusnya tidak diperbolehkan dengan alasan apapun.
Tabel 4.4 Rekapitulasi alokasi kas per proyek tahun 2015
Analisis Manajemen ..., Muhammad Teguh Hafizuddin, FEB UI, 2016
20
Universitas Indonesia
4. Project review tidak memberikan dampak positif karena tidak ada perubahan
apapun yang dilakukan manajemen proyek terkait pengelolaan dana di proyek
5. Potential Loss yang sangat besar adalah faktur pajak masukan atas tagihan
yang dibayar diproyek yang tidak dapat dikreditkan karena kurangnya
verifikasi atas tagihan dan faktur pajak tersebut (faktur pajak terlambat atau
cacat).
6. Seharusnya PT Leighton Contractors Indonesia harus memberikan perhatian
lebih atas penggunaan dana di proyek, karena dana yang digunakan bukanlah
dana yang sedikit dan sangat mempengaruhi keberlanjutan perusahaan.
5.2 Saran
PT Leighton Contractors Indonesia seharusnya melakukan pembenahan di
proses pengajuan fund request dan petty cash reimbursment dengan dasar
peraturan yang dibuat dengan budget yang telah diperkirakan tiap bulannya untuk
masing-masing proyek dan melalui otorisasi yang berlapis agar PT Leighton
Contractors Indonesia tidak loss control atas dana yang akan di transfer ke proyek,
memberikan kesadaran terhadap semua stakeholder atas risiko yang dapat timbul
atas pembiaran yang terjadi selama ini padahal peraturan sudah ada meskipun
belum detail.
DAFTAR REFERENSI
Alvin.A.Arens and James.K. Loebbecke, 2002, Alih Bahasa oleh Amir Abadi
Yusuf, Auditing An Integrated Approach, Salemba Empat : Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2004, Standar Profesional Akuntan Publik, Salemba
Empat : Jakarta
Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi, Edisi ketiga, Cetakan Keempat, Salemba Empat, Jakarta.
_______. 2008. Auditing, Edisi keenam, Buku satu dan dua, Salemba Empat, Jakarta
Analisis Manajemen ..., Muhammad Teguh Hafizuddin, FEB UI, 2016
top related