Transcript
ABSES PERITONSILARZarah Alifani Dzulhijjah
110 209 0115
Arif Sumanto S. Dai
C111 08 290
PEMBIMBING :
dr. Juliansyih
DISUSUN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
PADA BAGIAN ILMU THT-KLFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
HASANUDDINMAKASSAR
2014
PENDAHULUAN
• Abses peritonsiler merupakan penyakit infeksi yang paling sering ditemukan pada kepala dan leher yang terjadi pada orang dewasa. Infeksi ini dimulai dengan adanya infeksi superficial dan berlangsung menjadi selulitis tonsiler. Suatu abses peritonsiler merupakan bentuk yang paling berat.
• Abses peritonsiler merupakan suatu akumulasi pus yang terlokalisasi pada jaringan peritonsil yang diakibatkan oleh tonsillitis yang supuratif
EPIDEMIOLOGI
• Abses peritonsiler sering terjadi pada usia 20-40 tahun. Pada anak-anak jarang terjadi kecuali terdapat penurunan system imun,
• Infeksi ini memiliki proporsi yang sama antara laki-laki dan perempuan.
• Insidensi abses peritonsiter di Amerika Srikat sekitar 30kasus per 100.000 orang per tahun, dan menunjukkan sekitar 45.000 kasus baru setiap tahun
ETIOLOGI
Streptococcus B-Hemoliticus grup A (Paling sering)
Lain- lain:staphylococcus,
penumococcus, dan haemophilus, termasuk lactobacillus, spesies
actinomyces, micrococcus, spesies neisseria, dipteri,
spesies bakteroides
GEJALA KLINIS
• Odinofagia • Otalgia• Muntah • Foetor ex ore• Hipersalivasi• Rinolalia• Trismus• Pembengkakan kelenjar submandibular
dengan nyeri • Demam • rasa penuh yang asimetris pada
tenggorokan • Halitosis (bau nafas tidak sedap)• Dysphagia• Suara seperti “hot potato-sounding”
DIAGNOSIS
Anamnesis
Pem. Fisis
Pem. Penunjang• needle aspiration• USG intraoral atau transcutaneus• CT scan• MRI
KOMPLIKASI
• Abses pecah spontan• Abses parafaring• Mediastinitis.• Thrombus sinus kavernosus• Meningitis• Abses otak.• Obstruksi jalan napas• Pneumonitis aspirasi • Abses paru secondary • ruptur abses peritonsillar.• Poststreptococcal sequelae jika infeksi
disebabkan karena group a streptococcus
DIAGNOSIS BANDING
Tonsilar Neoplasma (Limfoma)• . Limfoma dan squamos
cell carcinoma adalah jenis neoplasma tonsil primer yang paling sering
Abses Retrofaring• ditemukan pada anak
yang berusia di bawah 5 tahun
• Gejala utamanya ialah rasa nyeri dan sukar menelan. Pada dinding belakang faring tampak benjolan, biasanya unilateral
Selulitis Peritonsillar• Biasanya unilateral dan
lebih sering pada anak-anak yang lebih tua dan dewasa muda.
• Gejalanya pada kasus yang agak berat, biasanya terdapat disfagia yang nyata, nyeri alih ke telinga pada sisi yang terkena, salivasi yang meningkat, khususnya trismus
• Pembengkakan mengganggu artikulasi
PENATALAKSANAAN
• ANTIBIOTIK•Cephalexin atau golongan cephalosporin •penisilin 600.000 – 1.200.000 unit•Clindamicin 2-3 x 500 mg/hari atau ampisilin 3-4 x 250 – 500 mg/hari•amoxilin dengan asam clavulanate 3 x 500 mg/hari•Metronidazole 3-4 x 250 – 500 mg/hari•Analgetik – antipiretik paracetamol 3-4 x 250 -500 mg/hari•Antiseptik kumur
Medikamentosa
•teknik aspirasi jarum•teknik insisi dan drainaseDrainase
•Indikasi absolut :dicurigai keganasan (limfoma), dan abses peritonsilaris•Indikasi relatif :episode berulang dari infeksi Streptococcus B Hemolitikus grup A
Tonsilektomi
PROGNOSIS
• Tingkat Rekurensi sangat sedikit ditemukan sekitar 9-22%
• Kebanyakan pasien yang dirawat dengan antibiotik dan drainase yang adekuat pada abses mereka dapat sembuh dalam beberapa hari.
DAFTAR PUSTAKA
• Steyer, Terrence. Abscess Peritonsillar: Diagnosis and Treatment. Available from: http://www.aafp.org/afp/2002/0101/p93.html
• Gosselin, Benoit. Pertonsillar Abscess. [online]. February 2010. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/194863-overview#a0102
• Lalwani, Anil. 2007. Current Diagnosis & Treatment: Otolaryngology Head and Neck Surgery. New York: Mc Graw Hill.
• Galioto N.J. Peritonsillar Abscess, Am Fam Phy 2008 Volume 77 ; 199-202• Putz, Renate. 2007. Sobotta: Atlas Anatomi Manusia Edisi22. Jakarta: EGC.• Snow, James B., Ballenger John J. 2003. Ballenger’s Otorhinolaryngology Head
and Neck Surgery. Edisi 16. Spain: BC Decker• Bailey, Byron J., Jonas T. 2006. Head & Neck Surgery - Otolaryngology, 4th
Edition. United States. Lippincott Williams & Wilkins
• Soepardi, dkk. Abses Peritonsilar. Dalam: Buku Ajar Ilmu Kesehatan, Telinga, Hidung dan Tenggorokan,Jakarta FKUI,2008.
• Bull, Tony R. Color Atlas of ENT Diagnosis. Edisi 4. London. Thieme. P 199.• Balentine J.R., Lhympoma. [online]. October 2014. Available from:
http://www.emedicinehealth.com/lymphoma/article_em.htm• Boies, Adam. 1997. Buku Ajar Penyakit THT .Edisi 6. Jakarta: EGC. P333-345 • Takenaka Y. Et al. Research Article: Gram Staining for the treatment of
Peritonsillar Abscess. International Jornal of Otolaryngology. Hindawi 2011• Preston, M, 2008. Peritonsillar Abscess (Quinsy). Accesed:
http://www.patient.co.uk/showdoc/40000961• Schwartz S. Peritonsillar Abscess, nlm 2012. (Available:
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000986.htm)
top related