3 PERENCANAAN BANGUNAN 3.1 Konsep (creativity is not the ... · amcam yaitu sanggar seni patung, sanggar seni lukis, sanggar seni drama, sanggar seni tari. Sanggar seni patung merupakan
Post on 20-Sep-2020
3 Views
Preview:
Transcript
3 PERENCANAAN BANGUNAN
3.1 Konsep Desain
IConsep dasar bangunan museum ini diambil dari kreatifitas. Deflnisi
mudah dari suatu kreatifitas adalah kemampuan untuk membayangkan atau
menciptakan sesuatu yang baru. Kreativitas bukan kemampuan menciptakan sesuatu
dari yang tidak ada tetapi kemampuan untuk menciptakan ide baru dengan mengolah
kembali ide-ide yang sudah ada (creativity is not the ability to create out ofnothing,
but the ability to generate ne idea by combining, changing, or reapplying existing
ideas).x
Beberapa metoda yang digunakan sehingga mendapatkan hasil yang kreatif:
• Evolution
Merupakan metoda penambahan dari perbaikan. Ide baru berasal dari ide yang lain,
solusi baru dari solusi sebelumnya, ide yang baru sedikit lebih maju dibanding
dengan yang lama.
• Synthesis
Dengan metoda ini, dua atau iebih ide yang ada dikombinasikan menjadi ide yang
baru. Mengkombinasikan ide dari majalah dan radio memberikan ide tentang majalah
yang dapat didengarkan sehingga dapat digunakan untuk orang yang buta.
• Revolution
Terkadang ide baru yang paling baik merupakan ide yang benar-benar berbeda,
sebuah tanda perubahan dari ide sebelumnya.
• Replication
Melihat sesuatu yang lama dengan cara pandang baru. Tidak tetap, menyingkirkan
prasangka, pengecualian dan asumsi dan menemukan bagaimana sesuatu dapat
dipergunakan kembali.
• Changing Direction
Banyak terobosan kreatif terjadi ketika perhatian dipindahkan dari satu sudut
pandang masalah ke sudut pandang lainnya. Terkadang ini disebut crealive insight.
1 RobertHarris, introduction to creative thinking, •.y-tvw.virtualsalt.com/crebook 1 html, 1998
16
Dari metoda yang ada dibuat layer-layer bangunan dengan peniiaian yang didasarkan
pada hasil yang di hasilkan dengan metoda tersebut dan waktu yang diperlukan dari
setiap metoda kreatifitas untuk menghasilkan sebuah jalan keluar.
PRODUKWAKTU
PENILAINAN
Evolution
224
Reaplication
123
ChangingDirection
459
Revolution
336
Synthesis
44
8
Dari penilaian tersebut didapatkan urutan layer dari paling bawah sampai paling atas.
Dari layer tersebut ditransformasikan ke dalam bentuk dengan bentuk dasar kotak.
Bentuk ini karena bentuk kotak merupakan bentuk yang rasional dan lingkungan
sekitar bangunan sebagian besar menggunakan bentuk kotak ini. Arah pergeseran
bentukan disesuaikan dengan arah jalan yang terdapat di sekitar site dan arah linkage
ke arah taman budaya. Bentuk dan komposisi dari kotak-kotak tersebut diolah sesuai
dengan arti dari setiap metoda kreatifitas.
Gambar3.1 skema urutan layer
17
Bentuk dari layer reapplication tidak berubah menggunakan bentuk kotak dimana
bentuk kotak ini dikomposisikan sesuai dengan arah pergeseran.
Gambar 3.2 layer reapplication
Layer ini ditransformasikan menjadi lantai 1 dari bangunan museum ini
Gambar 3.3 Lantai 1
Pada layer evolution bentuk kotak tersebut berubah dimana perubahan tersebut
dilihat dari perubahan besar bentuk segitiga disamping kotak tersebut.
Gambar 3.4 Layer evolution
Ditransformasikan ke menjadi lantai 2 dari bangunan museum ini
Gambar 3.5 Lantai 2
Pada layer revoluiion bentuk koiak membentuk satu bentuk baru dengan tetap
memiliki unsur kotak. Ini dapat dilihat dari rangkaian kotak yang membentuk suatu
bentuk lengkung yang merupakan pergeseran dari bentuk kotak itu sendiri.
Gambar 3.6 layer revolution
Ditransformasikan menjadi lantai ke 3 bangunan museum ini
Gambar 3.7 Lantai 3
20
Pada layer sythesis terjadi penggabungan bentuk kotak dengan posisi yang berbeda
sesuai dengan arah geser menjadi satu bentuk baru.
Gambar 3.8 Layer synthesis
Ditransformasikan menjadi lantai 4 dari bangunan museum ini
Gambar 3.9 Lantai 4
21
Layer yang paling atas adalah layer changing direction dimana digambarkan dengan
bentuk kotak yang tidak tertutup semua sisinya. Bentuk yang terjadi merupakan
bentuk L yang saling berdekatan tetapi pada asumsi kita itu merupakan suatu bentuk
kotak.
Gambar 3.10 layer changing direction
Ditransformasikan menjadi oraament atap yang menjadi bagian keseluruhan desain
dari museum ini.
Gambar 3.11 Siteplan
22
Dari keseluruhan layer-layer yang ada disatukan menurut urutan layer
Gambar3.12 Perspektif bangunan
3.2 Tampilan Desain
Bentuk kotak masih sangat terlihal pada bangunan ini dikarenakan
bangunan harus mudah dikenali oleh anak. Maka bentuk yang terjadi tetap
dipertahankan dengan penambahan ornament sehingga oleh anak dapat dikenali
sebagai sebuah mainan. Struktur bangunan yang teratur ditonjolkan sehingga nampak
garis-garis yang membentuk kotak. Ornament atap pada bangunan memberikan
kesan monumental dan unik.
3.2.1 Detil Bangunan
Ornamen atap merupakan rangkaian rangka aluminium dengan ditarik oleh
kabel yang dihubungkan ke kolom utama bangiman. Rangka alumunium ditutup
dengan GRC (Glass Reinforce Concrete) dengan diberikan tempat untuk berjalan
khusus yang disediakan untuk perawatan. Untiik meratakan beban kabel penopang
maka antar kabel penopang diberi kabel tambahan dengan diameter lebih kecil.
23
Gambar 3.13 Detail atap
3.3 Fasilitas dan Penataan Ruang
3.3.1 Sanggar
Sanggar merupakan bagian utama dari bangunan ini dimana pendidikan
anak yang didasarkan pada seni dilaksanakan. Sanggar pada museum ini terdiri dari 4
amcam yaitu sanggar seni patung, sanggar seni lukis, sanggar seni drama, sanggar
seni tari.
Sanggar seni patung merupakan sanggar patung yang menggunakan paper
clay dimana disesuaikan dengan kemampuan anak. Sanggar ini digabungkan dengan
sanggar seni lukis dimana keduanya membutuhkan area cuci yang diletakan pada
sanggar seni patung. Sanggar seni tari dan seni drama dibatasi dengan sekat sehingga
tidak mengganggu satu sama lain. Pada sanggar seni drama sudah disediakan setting
panggung mini yang digunakan untuk berlatih. Pada sanggar drama dan tari plafon
dimodifikasi untuk tata suara sehingga penggunaannya dapat maksimal. Ruang-ruang
sanggar terletak pada lantai 1 dan 3 dari bangunan.
24
3.3.2 Ruang Kreatifitas
Ruang ini merupakan ruang peraga dimana disediakan alat-alat yang dapat
dicoba sendiri oleh anak sehingga anak tertarik untuk lebih mendalami seni. Apa
yang ada di dalam ruang ini tidak lepas dari fasilitas yang ada pada sanggar sehingga
dapat saling mendukung fungsinya. Diharapkan dengan adanya ruang kreatifitas ini
anak akan tertarik pada bidang seni dan dapat menyalurkan bakat yang ada. Ruang
kreatifitas terletak pada lantai 1 yang merupakan kelanjutan dari ruang pamer.
3.3.3 RuangPamer
Ruangan ini digunakan untuk memamerkan karya anak yang dibuat pada
sanggar diharapkan dengan ditampilkannya karya anak-anak dapat lebih memacu
keinginan orang tua untuk memperhatikan kekreatifan anaknya terutama dalam
bidang seni. Mempertimbangkan kebiasaan orang yang kurang senang untuk naik
dan turun lagi maka arah sirkulasi pada ruang pamer dibuat dari atas ke bawah
sehingga pengunjung dapat lebih nyaman. Ruang pamer terletak pada lantai 2, 3, dan
4 dengan ramp sebagai penghubung dengan pintu masuk ruangan ini berada pada
lantai 4 dan pintu keluarnya pada ruang kreatifitas pada lantai 1. Ruang pamer dan
ruang kreatifitas merupakan satu rangkaian perjalanan untuk merangsang minat anak
dan juga menunjukan hasil karya anak-anak untuk lebih menarik minat orang tua
maupun anak itu sendiri.
3.3.4 Theater dan Amphithealer
Untuk menampilkan bakat-bakat dalam drama dan tari perlu adanya sarana
iheater dan amphilheater. Theater dipergunakan untuk kegiatan yang lebih formal
dan yang membutiihkan tata suara lebih baik sehingga apa yang ditampilkan dapat
tersampaikan dengan baik. Sedangkan amphitheater dipergunakan untuk kegiatan
yang lebih santai dan menyatu dengan lingkungan. Thealer terletak pada lantai 4
dengan pertimbangan membutuhkan bentang yang lebar dan bebas kolom sedangkan
amphitheater terletak pada lantai 1. Amphitheater dibuat lebih rendah dari lantai 1
dengan maksud adanya pembedaan ruang antara hall dan amphitheater itu sendiri.
25
3.3.5 Pengelola
Bagian pengelola terletak pada bagian belakang bangunan dengan akses
tersendiri yang diperuntukan untuk pengangkutan barang sehingga tidak
mengganggu sirkulasi kendaraan pengunjung. Sedangkan untuk pengurus museum
terletak pada lantai 2 yang memiliki akses tersendiri dari parkir karyawan pada
basement. Untuk loker karyawan terdapat pada basement berdekatan dengan parkir
karyawan dan mushola. Area untuk pengelola terletak pada bagian belakang
bangunan pada lantai semi basement, 1, dan 2.
3.3.6 Servis / Mekanikal dan Elektrikal
Bagian servis terletak pada satu bagian pada semi basemenl dengan
pertimbangan perawatan lebih mudah. Sedangkan untuk mesin AC dan tandon atas
terletak pada bagian atas bangunan dengan pertimabangan kebutuhan dari sistem air
bersih dan sistem AC yang digunakan. Pengelompokan area mekanikal dan elektrikal
akan memudahkan perawatan dan tidak mengganggu aktifitas bangunan yang lain.
3.4 Sistem Strukur
Pola struktur pada bangunan proyek museum kreatifitas dan seni anak
tersebut, adalah dengan pola struktur grid yang menunjukan adanya keteraturan
dalam setiap bidang seni. Struktur bangunan ditonjolkan untuk menunjukan
keberadaan keteraturan tersebut. Untuk menggambarkan keteraturan maka digunakan
sistem portal yang dipadukan dengan core dan shear walL Karena panjang bangunan
maka perklu adanya deletasi pada kurang lebih tengah bangunan.
3.4.1 Pemilihan Bahan Struktur Bangunan
Struktur utama bangunan ini menggunakan bahan baja. Untuk kolom
digunakan baja 608 x 472 sedangkan untuk balok digunakan baja 600 x 200. Bentang
portal yang lebar perlu adanya balok anak untuk memperkuat balok utama dimana
digimakan baja 400 x 200. Untuk rangka atap digunakan baja WF 300 x 150.
26
3.4.2 Pemilihan Bahan Penutup Bangunan
Pada penyelesaian bangunan digunakan bahan clatlcling dimana pemilihan
warna clodding merupakan warna cerah yang mencerminkan keceriaan anak. Warna
yang cerah disesuaikan dengan fungsi bangunan yang diperuntukan bagi anak-anak.
Komposisi dari cladding diatur dan dikomposisikan untuk menggambarkan sebuah
mainan anak.
3.5 Utilitas
3.5.1 Sistem Distribusi Air Bersih
Air bersih untuk museum kreatifitas dan seni anak tersebut mutlak
diperlukan. Air bersih merupakan sarana yang vital untuk berbagai keperluan,
termasuk untuk pemeliharaan lansekap. Maka daripada itu, selain fungsi air dari
perusahaan daerah air minum, juga memakai air suraur untuk fungsi pemeliharaan,
air kolam, dan untuk pemadarn kebakaran. Sistem yang digunakan untuk bangunan
ini sistem downfeed.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan:
• Kapasitas pompa
• Distribusi air
• Massa bangunan
• Perlunya tersedia air bersih setiap saat
Untuk tandon atas disesuaikan kebutuhan, yaitu untuk memenuhi kebutuhan air
bersih pada setiap kamar mandi dan area cuci pada sanggar.
Garabar 3.14 Utiiitas distribusi air
27
3.5.2 Sistem Sanitasi
Tujuan adanya system sanitasi ini, yaitu untuk memenuhi syarat kesehatan
sehingga tercipta lingkungan yang bersih dan sehat, meliputi:
• Pembuangan air hujan.
Pembuangan air hujan disalurkan melalui atap, lubang talang yang terdapat pada
sekitar atap ke bak kontrol, yang kemudian disalurkan ke saluran kota,atau
langsung ke sungai di depan dan di belakang. Untuk ruang terbuka, saluran air
hujan didesain sehingga menjadi suatu elemen lansekap, yang terpadu dengan
lingkungan sekitar
• Pembuangan air kotor dan kotoran
Menggunakan sistem pengolahan kotoran secara mekanik yaitu dengan STP
(Sewage Treatment Plant). Semua air kotor dan kotoran dari semua WC,
restoran, dan sanggar disalurkan menuju ke STP kemudian dari STP baru
dibuang ke saluran kota.
3.5.3 Sistem Tata Cahaya
Cahaya dimasukan pada bagian tertentu pada bangunan. Tidak terdapat
jendela mengingat keamanan anak sehingga cladding yang digunakan sebagian
merupakan kaca untuk memasukan cahaya ke dalam ruangan. pada bagian hall
utama tidak terdapat dinding pembatas sebingga cahaya dapat masuk dengan
maksimal. Peletakan amphitheater mengarah ke utara-selatan sehingga matahari
tidak mengganggu pandangan penonton ke panggung dan juga tata cahaya yang
digunakan.
3.5.4 SistemAC
Sistem AC bangunan ini menggunakan mesin AC yang diletakan di luar
dimana mesin tesebut didinginkan oleh udara sehingga tidak lagi memerlukan
cooling tower. Refrigerant yang digunakan sistem AC bangunan ini adalah air
dengan pendistribusian melalui perpipaan ke AHU (Air Handling Unit) yang ada
pada setiap ruangan yang menggunakan AC di setiap lantai. Pendistribusian udara
dari AHU menggunakan ducting. AHU yang digunakan diletakan pada langit-langit
dengan pertimbangan pengguna ruangan sebagian besar adalah anak yang aktif
28
sehingga perlu dilefcakan jauh dari daerah aktifitas mereka. Peletakan A.HU
disesuaikan dengan panjang ruangan sehingga ducling AC tidak terlalu besar.
Gambar 3.15 Utilitas distribusi AC
top related