Transcript
7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf
1/80
RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________
II-1
BAB IIGAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
KABUPATEN LUMAJANG
Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri atau Permendagri Nomor 54
tahun 2010, pada bagian gambaran umum kondisi daerah ini diuraikan tentang kondisi
geografi dan demografi serta capaian indikator catatan kinerja penyelenggaraan
pemerintahan kabupaten Lumajang. Indikator capaian kinerja dimaksud meliputi 3
(tiga) aspek yaitu; (a). Aspek kesejahteraan masyarakat; (b). Aspek pelayanan umum
dan (c). Aspek daya saing. Analisis gambaran umum kondisi daerah memberikan
pemahaman tentang data awal tentang kondisi wilayah dan keberhasilan
pembangunan yang selama ini telah dicapai oleh kabupaten Lumajang. Basis data dan
kinerja yang telah berhasil dicapai selama ini selanjutnya digunakan sebagai pijakan
dalam merumuskan program pembangunan yang dirancang dalam kurun waktu 5
(lima) tahun ke depan.
Sebagaimana dipahami bahwa Kabupaten Lumajang merupakan salah satu
wilayah di Jawa Timur yang memiliki potensi sumber daya alam dan potensi sosial-
ekonomi yang dapat dikembangkan dan dimanfatkan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Segala bentuk kekayaan alam dan potensi yang dimiliki
Kabupaten Lumajang di masa yang akan datang sangat penting untuk dikelola dan
dimanfatkan secara optimal, agar kesejahteraan masyarakat dapat direalisasikan.
Sangat disadari bahwa untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat
sesungguhnya bukan merupakan sesuatu hal yang mudah. Sebagaimana dipahami
bahwa pembangunan di wilayah kabupaten Lumajang masih dihadapkan pada
sejumlah situasi problematik seperti; masih adanya penduduk atau keluarga miskin,
kualitas sumber daya manusia yang relatif belum terlampau tinggi, adanya wilayah
yang relatif terisolasi, dan ditambah lagi posisi geografis wilayah,terdapat wilayah
relatif jauh dari akses jalan poros pusat pertumbuhan ekonomi serta sejumlah
problematika yang lain. Menyadari kondisi ini oleh karenanya sangat dipahami jika
upaya pengembangan potensi sumber daya alam dan potensi sosial-ekonomi yang
dimiliki selama ini masih belum dapat dilakukan secara optimal. Selanjutnya, agar
upaya menciptakan kesejahteraan masyarakat dan membangun Kabupaten Lumajang
dapat dilakukan secara optimal dan lebih terarah sesuai dengan potensi yang ada,
7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf
2/80
RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________
II-2
maka pada bagian ini dideskripsikan kondisi dan potensi, sumber daya yang dimiliki
serta profil kabupaten Lumajang sekaligus merupakan bagian yang tak terpisahkan
dari perencanaan program pembangunan dalam kurun 5 tahun ke depan.
2.1. Aspek Geografi dan Demografi
Analisis aspek geografis perlu dilakukan dalam upaya memperoleh gambaran
tentang karakteristik lokasi dan wilayah, potensi pengembangan wilayah dan
kerentanan wilayah terhadap kondisi bencana yang mungkin dihadapi. Sementara itu
analisis tentang kondisi demografis wilayah kabupaten Lumajang perlu dilakukan
dalam rangka menyampaikan perubahan penduduk, komposisi dan distribusi
penduduk secara keseluruhan di wilayah kabupaten Lumajang.
2.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah
Kondisi geografis terdiri dari informasi tentang luas wilayah dan letak
geografis wilayah, topografi, hidrologi, klimatologi, luas dan sebaran kawasan
budidaya, kawasan lindung dan kawasan rawan bencana. Berbagai informasi ini perlu
mendapatkan perhatian dalam perencanaan pembangunan daerah. Dengan
pertimbangan kondisi geografis kabupaten Lumajang, terutama topografi, hidrologi
atau klimatologi memiliki arti yang penting di masa-masa mendatang.
2.1.1.1. Letak dan Kondisi Geografis
Secara geografis, Pemerintah Kabupaten Lumajang terletak antara 112o 50-
113o 22 Bujur Timur dan 7o 52 8o 23 Lintang Selatan. Kabupaten Lumajang
terdiri dari 21 (dua puluh satu) kecamatan, yaitu: Yosowilangun, Kunir, Tempeh,
Pasirian, Candipuro, Pronojiwo, Tempursari, Rowokangkung, Tekung, Lumajang,
Sumbersuko, Sukodono, Senduro, Pasrujambe, Padang, Gucialit, Jatiroto,
Randuagung, Kedungjajang, Klakah dan Ranuyoso. Adapun batas batas
administrasi Kabupaten Lumajang sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Probolinggo;
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Jember;
Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia;
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Malang;
7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf
3/80
RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________
II-3
Gambar 2.1.
Peta Administrasi Kabupaten Lumajang
Tabel 2.1.
Tabel Luas dan Prosentase Luasan Perkecamatan Kab. Lumajang
NO KECAMATANLUAS
(Km2
)
PROSENTASE
( % )1 Tempursari 101.36 5.66
2 Pronojiwo 38.74 2.16
3 Candipuro 144.93 8.09
4 Pasirian 183.91 10.27
5 Tempeh 88.05 4.92
6 Lumajang 30.26 1.69
7 Sumbersuko 26.54 1.48
8 Tekung 30.40 1.70
9 Kunir 50.18 2.80
10 Yosowilangun 81.30 4.54
11 Rowokangkung 77.95 4.3512 Jatiroto 77.06 4.30
13 Randuagung 103.41 5.77
14 Sukodono 30.79 1.72
15 Padang 52.79 2.95
16 Pasrujambe 97.30 5.43
17 Senduro 228.68 12.77
18 Gucialit 72.83 4.07
19 Kedungjajang 92.33 5.16
20 Klakah 83.67 4.67
21 Ranuyoso 98.42 5.50
JUMLAH 1,790.90 100.00Sumber : BPS Kabupaten Lumajang Tahun 2012
7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf
4/80
RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________
II-4
2.1.1.2. Klimatologi dan Hidrologi
Lokasi Kabupaten Lumajang yang berada di sekitar garis khatulistiwa
menyebabkan daerah ini mempunyai perubahan iklim dua jenis setiap tahun, yaitu
musim kemarau dan musim penghujan. Untuk musim kemarau berkisar pada bulan
April hingga Oktober, sedangkan musim penghujan dari bulan Oktober hingga
April.Daerah Lumajang mempunyai 3 tipe iklim yaitu agak basah, sedang dan agak
kering. Untuk tipe basah jumlah bulan kering rata-rata 3 bulan setahun yang
mencakup daerah Gucialit, Senduro, sebagian Pasirian, Candipuro, Pronojiwo, dan
gunung Semeru. Untuk daerah dengan kategori sedang mencakup daerah Ranuyoso,
Klakah, Kedungjajang, Sukodono, Lumajang, Jatiroto dan Rowokangkung dengan
rata-rata bulan kering 3-4 bulan pertahunnya. Sedang daerah dengan iklim agak kering
meliputi Tekung, Kunir dan Yosowilangun.
Pemantauan yang dilakukan oleh Balai Pengelolaan Sumberdaya Air Wilayah
Sungai Bondoyudo-Mayang di Lumajang dalam kurun waktu setahun ini rata-rata hari
hujan berkisar antara 1 sampai dengan 27 hari tiap bulannya. Sedangkan rata-rata
intensitas curah hujan pada tahun 2011 berkisar antara 0733 mm3.
2.1.1.3. Penggunaan Lahan dan Kawasan Budidaya
Secara umum penggunaan lahan di Kabupaten Lumajang meliputi kawasan
lindung dan kawasan budidaya. Kawasan lindung di Kabupaten Lumajang meliputi
Hutan Lindung dan Taman Nasional dengan total seluas 35.067,05 Ha atau sekitar
19,58 %, sedangkan kawasan budidaya seluas 144.022,95 Ha atau sekitar 80,42 %
meliputi Hutan Produksi, Hutan Rakyat, Permukiman, Lahan Pertanian, Lahan
Perkebunan Perikanan darat (tambak, kolam, empang) serta sungai dan perairan.
Peruntukan Luas Ha)
Kawasan Hutan Lindung 11.527,60
Taman Nasional 23.539,45
Kawasan Hutan Produksi 22.735,00
Kawasan Hutan Rakyat 56.436,00
Total Luasan Hutan : 114.238,05
Penggunaan lain : 64.851,95
- Permukiman 15.927,00
-
Lahan pertanian 35.993,00
- Lahan Perkebunan 9.921,00
7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf
5/80
RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________
II-5
Peruntukan Luas Ha)
- Perikanan (tambak,kolam,empang) 127,00
- Sungai dan perairan 2.883,95
Sumber : RTRW Kab. Lumajang Tahun 2012-2032
2.1.2.Potensi Pengembangan Wilayah
Kabupaten Lumajang merupakan wilayah dengan karakter wilayah relatif
cukup beragam. Dengan karakter wilayah cukup beragam maka wilayah kabupatan
Lumajang ditandai oleh wilayah pertanian, perkebunan, wilayah hutan, perikanan dan
sebagainya. Berbagai jenis karakter wilayah tersebut pada gilirannya menghasilkan
berbagai jenis produk baik di sektor pertanian, perkebunan, perikanan, hasil hutan,
dan sebagainya. Selain itu dengan potensi dan kondisi wilayah yang ada maka ke
depan beberapa wilayah perlu memperoleh perhatian untuk dikembangkan agar
produk yang dihasilkan oleh wilayah bersangkutan dapat dicapai secara optimal
sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
Dalam penggunaan lahannya, Kabupaten didominasi oleh guna lahan kawasan
hutan meliputi hutan lindung, taman nasional. Hutan produksi dan hutan rakyat
dengan luas 114.238,05 Ha atau sekitar 63,79% dari total luas Kabupaten Lumajang.
Sedangkan untuk pemanfaatan lainnya yaitubudidaya pertanian, budidaya perikanan,
budidaya perkebunan, permukiman, perindustrian, rawa/waduk dan sebagainya.
Komposisi pemanfaatan ruang terkecil adalah pemanfaatan ruang untuk perikanan
(tambak, kolam, empang) yaitu 127 Ha. Hal ini menunjukkan bahwa ruang di
Kabupaten Lumajang masih didominasi oleh lahan tidak terbangun sehingga
pengalokasian ketersediaan lahan skala kabupaten sangat dapat diaplikasikan dengan
dikembangkannya kawasan budidaya antara lain :
Kawasan Perdagangan dan Jasa
Peruntukkan pengembangan kawasan perdagangan dan jasa dikembangkan di
seluruh Kecamatan di Kabupaten Lumajang mencakup pengembangan skala
wilayah meliputi Kecamatan Lumajang, Sukodono, Pasirian, Senduro, Klakah
dan Yosowilangun. Sedangkan untuk kecamatan yang lain dikembangkan
perdagangan skala lokal.
Kawasan Permukiman
7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf
6/80
RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________
II-6
Pengembangan kawasan permukiman dibedakan atas permukiman perkotaan
dan permukiman pedesaan dimana dikembangkan di seluruh kecamatan
Kabupaten Lumajang.
Kawasan Pendidikan
Pengembangan kawasan pendidikan diarahkan menyebar di seluruh kecamatan
di Kabupaten Lumajang.
Kawasan Pemerintahan dan Perkantoran
Pengembangan kawasan Pemerintahan dan Perkantoran diarahkan menyebar
di seluruh kecamatan di Kabupaten Lumajang.
Kawasan Industri
Berdasarkan rencana tata ruang, Kabupaten Lumajang tidak direncanakansebagai kawasan industri, namun dikembangkan sebagai kawasan peruntukkan
industri dimana dibedakan menjadi tiga yaitu :
o Kawasan Peruntukkan Industri Besar di Kecamatan Pasirian, Tempeh,
Sumbersuko, Kunir, Jatiroto, Kedungjajang dan Klakah
o Kawasan Peruntukkan Industri Menengah dikembangkan di Kecamatan
Candipuro, Tekung, Yosowilangun, Sukodono, Rowokangkung,
Randuagung dan Ranuyoso
o Kawasan Peruntukkan Industri Kecil dan/atau Mikro, dikembangkan di
seluruh wilayah kecamatan.
Kawasan Pariwisata
Pengembangan kawasan pariwisata dibagi atas dua jenis yaitu :
o Pengembangan Daya Tarik Wisata, meliputi :
- Pariwisata alam :
a. taman wisata
b.
taman wisata ranu
c. taman wisata goa
d. taman wisata air terjun
e.
wisata pantai
f. wisata pemandian alam
- Pariwisata budaya
- Pariwisata buatan
7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf
7/80
RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________
II-7
o Pengembangan jalur koridor wisata diarahkan pada Kecamatan Senduro,
Ranuyoso, Tempursari dan Candipuro.
Kawasan Pertanian
Pengembangan kawasan pertanian diarahkan pada pelestarian dan
pengendalian alih fungsi lahan sawah menjadi terbangun melalui penetapan
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan menyebar di seluruh kecamatan di
Kabupaten Lumajang.
Kawasan Pertambangan
Kawasan pertambangan tidak diarahkan pada pengembangan koridor/wilayah,
melainkan diarahkan pada pengembangan budidaya potensi bahan galian yaitu
pada Kecamatan Tempursari, Pasirian, Tempeh, Kunir, Yosowilangun,Pronojiowo, Pasrujambe, Senduro, Candipuro, Sumbersuko dan Ranuyoso.
2.1.3. Demografi
Jumlah penduduk Kabupaten Lumajang tahun 2013 sebanyak 1.086.669
jiwa, terdiri dari laki-laki sebesar 528.129 jiwa dan perempuan sebanyak 558.540
jiwa. Dari sisi kepadatan penduduk, Kabupaten Lumajang tingkat kepadatan
penduduk rata-rata adalah 695 jiwa/km
2
. Apabila dilihat dari tingkat kepadatanpenduduk per kecamatan, kecamatan yang paling tinggi tingkat kepadatannya adalah
Kecamatan Lumajang (3.123 jiwa/ km2), diikuti dengan Kecamatan Sukodono (1.793
jiwa/km2) dan Kecamatan Sumbersuko (1.369 jiwa/km2). Sex ratio merupakan
perbandingan jumlah penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan dikalikan
100. Pada tahun 2012 setiap 100 penduduk perempuan di Indonesia terdapat 98
penduduk laki-laki. Dalam kurun waktu tahun 2011 sampai tahun 2012 pertumbuhan
penduduk Kabupaten Lumajang tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 1.292 jiwa
atau 0,19 persen.
7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf
8/80
RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________
II-8
Laki-Laki Perempuan1 Tempursari 15,424 16,717 32,141 101.36 317 9,993
2 Pronojiwo 17,890 19,156 37,046 38.74 956 11,111
3 Candipuro 34,337 35,789 70,126 144.93 484 21,765
4 Pasirian 41,583 43,470 85,053 183.91 462 25,990
5 Tempeh 39,801 41,029 80,830 88.05 918 24,475
6 Kunir 26,201 27,769 53,970 50.18 1,076 16,910
7 Yosowilangun 30,016 31,305 61,321 81.30 754 20,033
8 Rowokangkung 17,958 19,499 37,457 77.95 481 12,131
9 Tekung 16,769 18,079 34,848 30.40 1,146 10,814
10 Lumajang 43,117 44,329 87,446 30.26 2,890 27,610
11 Pasrujambe 19,620 20,832 40,452 97.30 416 11,380
12 Senduro 22,879 24,061 46,940 228.68 205 14,162
13 Gucialit 11,916 13,602 25,518 72.83 350 7,655
14 Padang 17,183 18,941 36,124 52.79 684 10,872
15 Sukodono 25,862 27,207 53,069 30.79 1,724 15,926
16 Kedungjajang 21,062 23,239 44,301 92.33 480 12,82917 Jatiroto 23,746 25,104 48,850 77.06 634 14,874
18 Randuagung 31,717 32,814 64,531 103.41 624 19,511
19 Klakah 30,655 32,091 62,746 83.67 750 18,399
20 Ranuyoso 23,725 25,096 48,821 98.42 496 13,495
21 Sumbersuko 16,668 18,411 35,079 26.54 1,322 11,077
528,129 558,540 1,086,669 1,790.90 607 331,012
Luas Area
Km2Kepadatan Jumlah KK
Jumlah
PendudukNo Kecamatan Jumlah
Tabel 2.2
Jumlah Penduduk Kabupaten Lumajang Menurut Jenis Kelamin, Kepadatan dan
Rasio Seks Tahun 2013
Sumber : Hasil Konsolidasi Database Kementerian Dalam Negeri
Sebagai ibukota kabupaten, maka gejala urban bias tidak dapat dihindari di
Kabupaten Lumajang. Pembangunan fisik dengan segala fasilitasnya tak terhindarkan
lebih banyak bermunculan di Kecamatan Lumajang, dan beberapa tempat di
Kecamatan Sukodono, sebagai tempat pemekaran keramaian di kota Lumajang.
Bagi kalangan swasta di mana seluruh aktivitasnya lebih banyak yang
berorientasi ekonomi, maka berbagai investasi yang ditanam memilih lokasi-lokasi
yang menguntungkan, paling tidak memiliki potensi agar aktivitas usaha yang
ditekuni dapat berjalan lancar dan mencapai kesuksesan. Kalangan pemodal akan
mempertimbangkan lokasi-lokasi yang dinilai telah memiliki atau berpotensi untuk
dilakukan pembangunan sarana dan prasarana memadai guna mendukung usahanya.
Kecamatan Lumajang sebagai ibukota kabupaten tentu lebih memberikan peluang dan
menawarkan sejumlah fasilitas sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan
ekonomi para investor dan pelaku ekonomi. Oleh sebab itu tidaklah mengherankan
jika berbagai aktivitas yang dilakukan oleh para pemodal dan investor yang terpusat
di ibukota kecamatan akan menjadi daya tarik tersendiri bagi penduduk untuk
melakukan migrasi ke Kecamatan Lumajang.
7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf
9/80
RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________
II-9
2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) digunakan untuk mengukur tingkat
keberhasilan pemerintah kabupaten dalam meningkatkan kesejahteraan penduduknya.
Rencana kerja tahunan yang dilaksanakan oleh seluruh satuan kerja akan diukur
efektivitasnya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. IPM merupakan indeks
komposit dari 3 (tiga) jenis indeks yang mengukur tingkat kesehatan, pendidikan, dan
pendapatan masyarakat yang diukur melalui tingkat daya beli masyarakat.
Pengukuran IPM Kabupaten Lumajang berdasarkan data tahun 2011 yang telah
dihitung oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Lumajang dan Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah menunjukkan angka 68,45. Capaian IPM tersebut diperoleh
dari Indeks Kesehatan 70,28, Indeks Pendidikan sebesar 72,17 dan Indeks Daya Belisebesar 62,52. Adapun angka indek pendidikan dipengaruhi oleh angka lama sekolah,
angka melek huruf dan angka pendidikan yang ditamatkan dan angka partisipasi
sekolah, adapun perkembangan variabel angka-angka IPM tersebut adalah sebagai
berikut:
Tabel 2.3.
Perkembangan Variabel IPM Kabupaten Lumajang Tahun 2007-2012
Tahun Index KesehatanIndex
Pendidikan
Index Daya
BeliIPM
2007 68.91 70.63 59.05 66.20
2008 69.30 70.63 60.01 66.65
2009 69.79 70.94 61.06 67.26
2010 70.28 71.11 62.07 67.82
2011 70.64 72.17 62.52 68.45
2012 70.93 72.62 63.14 68.90Sumber : Analisa Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Lumajang, BPS
Dari tabel diatas, terlihat bahwa dari tahun 2007 sampai 2012 angka IPM
Kabupaten Lumajang terus naik, begitu juga nilai pendukungnya yaitu indeks
kesehatan, indeks pendidikan serta indeks daya beli cenderung relatif naik sampai
Tahun 2012. Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan di bidang kesehatan,
pendidikan dan ekonomi mampu menaikkan kesejahteraan masyarakat yang diwakili
oleh angka IPM tersebut.
7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf
10/80
RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________
II-10
Tabel 2.4
Beberapa indikator yang mempengaruhi angka indek pendidikan
No IndikatorTahun2010
Tahun2011
Tahun2012
1 Angka lama sekolah 6.8 7.0 7.2
2 Angka Pendidikan yg ditamatkanTK 36.415 37.442 37.627
SD 110.971 108.991 109.877
SMP 46.568 46.799 47.335
SMA 24.373 25.266 26.420
PT 7.450 8.155 8.750
3 Angka Melek Huruf usia 15-45 tahun 97,60 97,66 97,76Sumber : Analisa Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Lumajang, BPS & LKPJ Tahun 2012
Dari tabel diatas terlihat bahwa rata-rata lama sekolah naik dari 6.8 di tahun
2010 menjadi 7.2 di tahun 2012. Hal ini dikarenakan banyaknya siswa SD dan SMP
yang masih bersekolah. Pada tahun 2010 siswa SD tercatat 110.971 siswa lalu
meningkat menjadi 109.877 siswa. Begitu juga jumlah siswa SMP meningkat dari
46.568 siswa di tahun 2010 menjadi 47.335 siswa di tahun 2012.Angka melek huruf
masyarakat Lumajang tahun 2012 sebesar 97,76 persen, naik dari 97,66 pada tahun
2011.
Selain pendidikan, aspek kesehatan juga mempengaruhi kesejahteraan
manusia. Untuk mengukur kualitas pelayanan kesehatan yang telah dinikmati oleh
masyarakat menggunakan indeks kesehatan. Indeks ini sesuai dengan standar yang
ditetapkan oleh UNDP (United Nation Development Program) yang diukur
berdasarkan capaian usia harapan hidup masyarakat. Usia harapan hidup masyarakat
merupakan ukuran untuk menilai umur maksimal rata-rata masyarakat di suatu
daerah. Berdasarkan tolok ukur ini diasumsikan bahwa semakin tinggi usia harapan
hidup suatu wilayah, semakin baik pula pemenuhan pelayanan kesehatannya. Usia
harapan hidup masyarakat Lumajang sebesar 67,38 tahun poada tahun 2011. Angkaini naik dari 66,10 pada tahun 2007, dan kondisi di tahun 2012 menjadi 67,56. Hal ini
menunjukkan sekin baiknya tingkat kesehatan di Kabupaten Lumajang. Semakin
meningkatnya usia harapan hidup dan angka melek huruf ini menunjukkan bahwa
program pelayanan kesehatan dan program pelayanan pendidikan telah berjalan
dengan baik meskipun diakui tidak terjadi lompatan prestasi yang dihasilkan. Pada
masa yang akan datang masih diperlukan kerja keras dari seluruh aparat yang
menangani bidang ini.
7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf
11/80
RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________
II-11
2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
Perekonomian daerah dapat dilihat dari gambaran Produk Domistik Regional
Bruto baik berdasarkan harga konstan maupun harga berlaku. Selain itu
perekonomian daerah dapat dilihat dari tingkat inflasi, investasi, pajak dan retribusi,
pinjaman daerah, dana perimbangan, atau sumber penerimaan daerah lainnya. Data
perekonomian daerah dapat menjadi sumber untuk mengetahui seberapa besar
pertumbuhan ekonominya.
2.2.1.1. Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
PDRB merupakan jumlah nilai tambah barang dan jasa akhir yang dihasilkan
(nilai barang dan jasa akhir dikurangi biaya untuk menghasilkannya) oleh berbagai
unit produksi di suatu wilayah dalam jangka waktu satu tahun. Unit-unit produksi
tersebut dikelompokkan ke dalam 9 (sembilan) sektor, yaitu pertanian, pertambangan,
industri, listrik, gas dan air minum, bangunan atau konstruksi, perdagangan, hotel dan
restoran, angkutan dan komunikasi, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan
jasa-jasa lainnya.
Besaran nilai PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun 2012 yaitu sebesar
Rp. 17.461.478,26 mengalami peningkatan dari Rp. 11.132.920,40 di tahun 2008.
Secara konstan naik dari tahun ke tahun sekitar Rp 1.000.000,00. Nilai PDRB atasdasar harga konstan 2000 menunjukkan besarnya kenaikan produksi di suatu daerah.
Besaran nilai PDRB atas dasar harga konstan 2000 yang tercipta pada tahun 2012
sebesar Rp. 7.202.952,07 mengalami peningkatan yang konstan dari tahun 2008 yang
mencapai Rp. 5.702.076,22. Peningkatan nilai tersebut seiring dengan peningkatan
nilai PDRBnya.
Grafik 2.2
Perkembangan Angka PDRB Kabupaten Lumajang Tahun 2008-2012
Grafik : 2.2 Perkembangan PDRB Kabupaten Lumajang Tahun 2008 - 2012
Sumber : LKPJ AMJ Kabupaten Lumajang Tahun 2008-2012
2008 2009 2010 2011 2012
PDRB ADHB 11,132,920.40 12,369,238.44 13,886,442.96 15,583,420.16 17,461,478.26
PDRB ADHK 2000 5,702,076.22 6,013,672.17 6,369,904.28 6,768,517.45 7,202,952.07
-
2,000,000.00
4,000,000.00
6,000,000.00
8,000,000.00
10,000,000.00
12,000,000.00
14,000,000.00
16,000,000.00
18,000,000.00
20,000,000.00
7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf
12/80
RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________
II-12
2.2.1.1.1. PERTUMBUHAN PDRB PERKAPITA
Salah satu indikator ekonomi yang penting untuk menggambarkan
kemakmuran masyarakat secara makro adalah bila dilhat perkapita penduduk,
semakin tinggi nilainya semakin baik kesejahteraan di suatu wilayah yang
bersangkutan. Pendapatan perkapita penduduk Kabupaten Lumajang terus mengalami
peningkatan yang signifikan selama periode 2008 -2012. Pendapatan perkapita ADHB
di Kabupaten Lumajang pada tahun 2008 mencapai Rp. 10.365.582,- meningkat pada
tahun berikutnya sebesar 10.70 % menjadi Rp 11.474.416,- dan akhirnya pada Tahun
2012 menjadi Rp. 16.042.436,-.
Pada tahun 2009 merupakan kenaikan pendapatan perkapita terendah
selama periode 2008-2012, yaitu sebesar 10.7 %. Hal ini merupakan cerminan adanya
perlambatan pertumbuhan ekonomi dikarenakan adanya kenaikan harga barang dan
jasa secara drastis akibat kenaikan harga BBM pada pertengahan tahun 2008. Akan
tetapi peningkatan nilai ini belum dapat menggambarkan secara riil kenaikan daya
beli regional sebagai cerminan kesejahteraan masyarakat. Hal ini disebabkan karena
indikator ini dihitung berdasarkan harga berlaku, dan masih terkandung faktor inflasi
yang berpengaruh pada peningkatan besaran daya beli masyarakat. Selain itu pula
diperlukan indikator tingkat pemerataan distribusi pendapatan untuk meningkaan
keakuratan dalamevaluasi kesejahteraan masyarakat. Secara rinci dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 2.5.
Pendapatan Perkapita Kabupaten Lumajang dan Pertumbuhannya
TahunHarga Berlaku
(Rp)Pertumbuhan (%)
Harga Konstan(Rp)
Pertumbuhan (%)
2008 10.365.582 - 5.309.060 -
2009 11.474.416 10,7 5.578.628 5,08
2010 12.839.804 11,9 5.889.797 5,582011*) 14.328.258 11,59 6.223.349 5,66
2012**) 16.042.436 11,52 6.591.623 5,92*) Angka diperbaiki
**) Angka sementara
Sumber : Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lumajang tahun 2008- 2012, BPS dan
LKPJ AMJ 2008 - 2012
2.2.1.1.2 PERTUMBUHAN PDRB PER SEKTOR
Berdasarkan kontribusi persektor PDRB terlihat bahwa perekonomian
Kabupaten Lumajang sebagian besar ditunjang sektor pertanian, diikuti sektorperdagangan, hotel dan restoran dan sektor industri pengolahan. Hal tersebut
7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf
13/80
RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________
II-13
memberikan gambaran bahwa struktur/pola perekonomian masyarakat Kabupaten
Lumajang mengalami pergeseran meskipun belum cukup signifikan namun terjadi
secara keseluruhan berdampak positif pada levelling besaran PDRB.
Selang beberapa tahun kemudian ada beberapa sektor yang meningkatjumlahnya,yaitu di bidang perdagangan, hotel dan restoran. Hal ini terjadi dari sektor
pertanian/agraris ke sektor perdagangan ataupun industri yang merupakan ciri spesifik
dari daerah perkotaan;walaupun sektor pertanian masih mendominasi.
Hal ini menunjukkan juga bahwa bidang perdagangan mulai menjadi
mata pencaharian penduduk, dan pariwisata Kabupaten Lumajang mulai berperan
dalam mempengaruhi PDRB. Penjelasan pertumbuhan potensi unggulan dari tahun
2008 ke tahun 2012 sebagaimana grafik berikut :
Grafik 2.3
Pergeseran Pertumbuhan Potensi Unggulan Kabupaten Lumajang Tahun 2008-2012
Sumber : LKPJ AMJ Kab. Lumajang Tahun 2008-2012
Dari tabel di atas pula dapat dilihat sejak tahun dasar 2000, besaran nilaiPDRB dan PDRB perkapita yang tercipta selalu mengalami peningkatan setiap
tahunnya. Selama kurun waktu 5 tahun nilai PDRB atas dasar harga berlaku telah
mengalami perkembangan rata-rata sebesar 11 persen dan nilai PDRB atas dasar
harga konstan tahun 2000 berkembang sebanyak 6 persen. Besarnya perbedaan
perkembangan PDRB ADHB dengan ADHK 2000 mencerminkan besarnya
perkembangan harga-harga (inflasi) dari tahun 2000 sampai dengan 2012.
Grafik 2.4Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Laju Inflasi PDRB Kabupaten Lumajang
0
5
10
15
20
25
30
35
40
2008 36,45 1,92 13,50 0,59 2,93 23,22 4,50 4,29 12,60
2009 36,59 1,92 13,31 0,58 2,90 23,42 4,40 4,26 12,62
2010 35,72 1,88 13,37 0,58 2,90 24,31 4,37 4,31 12,57
2011 34,56 1,83 13,46 0,57 2,93 25,22 4,42 4,38 12,64
2012 33,62 1,77 13,50 0,57 2,95 26,01 4,45 4,41 12,72
PertanianPertambangan
dan Penggalian
Industri
Pengolahan
Listrik, Gas dan
Air BersihBangunan
Perdagangan,
Hotel &
Restoran
Pengangkutan
& Komunikasi
Keuangan,
Persewaan &
Jasa
Jasa-Jasa
7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf
14/80
RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________
II-14
2
4
6
8
10
P.E 5,43 5,46 5,92 6,26 6,42
Inflasi 8,86 5,35 5,99 5,61 5,29
2008 2009 2010 2011 2012
Th 2008 - 2012
Sumber : LKPJ AMJ Kab. Lumajang Tahun 2008-2012
Tingkat pertumbuhan ekonomi di suatu daerah menggambarkan tingkatproduktifitas penduduk di dalam menghasilkan barang dan jasa di daerah tersebut
pada suatu periode. Secara makro pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lumajang dapat
dilihat dari laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar
harga konstan 2000. Penggunaan atas dasar harga konstan ini, karena pengaruh harga
telah dikeluarkan sehingga hasil yang diperoleh hanya mencerminkan kenaikan
produksi barang dan jasa.
Hingga akhir tahun 2012 perekonomian Kabupaten Lumajang tumbuh
sebesar 6,42 persen atau mengalami pertumbuhan sebesar 0,16 point dibandingkan
dengan tahun 2011. Trend laju inflasi mengalami penurunan cukup signifikan jika
dibandingkan dengan kondisi tahun 2008. Pada tahun 2008 laju inflasi mencapai 8,86
persen dengan berbagai upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten
Lumajang bersama seluruh pelaku penggerak perekonomian sampai dengan akhir
tahun 2012 laju inflasi dapat ditekan menjadi 5,29 persen. Di samping kondisi
tersebut dipengaruhi oleh semakin membaiknya kondisi perekonomian yang
berdampak positif pada dunia usaha.
2.2.1.1.3. Penanaman Modal/Investasi
Investasi oleh sektor swasta mempunyai daya dorong/multiplayer efek
yang lebih besar daripada pengeluaran pemerintah(APBD). Untuk itu iklim investasi
perlu ditingkatkan di Kabupaten Lumajang. Adapun perkembangan investasi adalah
seperti terlihat pada grafik berikut:
7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf
15/80
RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________
II-15
Grafik 2.5.
Pengaruh Peningkatan Nilai Investasi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja
Tahun 2010 - 2011
Sumber : LKPJ Tahun 2012
Dari grafik diatas terlihat bahwa grafik investasi dari tahun 2009 sampai
2011 cenderung naik, dari 74.647.720.000 menjadi 105.470.433.000. Hal ini diikuti
oleh naiknya penyerapan tenaga kerja dari 0,69 % di tahun 2009 menjadi 3,32 % di
tahun 2011. Hal ini menunjukkan efek positif dari kenaikan investasi daerah, ternyata
mampu menyerap tenaga kerja yang lebih banyak lagi, terutama di bidang industri
dan perdagangan.
2.2.1.1.4.Perbandingan Tingkat PDRB ADHB tiap Kecamatan
Berikut disajikan data PDRB atas dasar Harga Berlaku tiap Kecamatan se
Kabupaten Lumajang
Tabel 2.6
Perbandingan Nilai PDRB ADHB tiap Kecamatan di Kabupaten Lumajang
Tahun 2010 - 2012
Kecamatan 2010 2011 2012
Tempursari 357,616.88 401,691.50 446,550.18
Pronojiwo 372,060.58 412,850.28 454,520.33Candipuro 771,695.24 870,402.06 975,834.30
Pasirian 1,220,137.99 1,373,057.00 1,547,279.77
Tempeh 1,226,206.52 1,386,779.96 1,567,270.71
Lumajang 1,433,781.39 1,625,041.47 1,863,526.50
Sumbersuko 539,500.44 604,644.51 676,917.07
Tekung 399,006.56 443,652.20 490,234.10
Kunir 620,644.71 701,720.99 791,556.64
Yosowilangun 760,623.43 856,302.50 964,774.68
Rawakangkung 437,213.27 484,835.57 535,449.67
Jatiroto 853,926.52 954,243.76 1,062,099.51
Randuagung 750,220.04 839,366.23 934,407.10
Sukodono 568,722.42 642,289.57 725,630.39Padang 345,558.03 382,898.00 419,150.31
Pasrujambe 694,565.86 762,760.13 837,297.87
-
20.000.000
40.000.000
60.000.000
80.000.000
100.000.000
120.000.000
-
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
3,50
Nilai Investasi (Rp.000) 74.647.720 94.169.229 105.470.433
Penyerapan Tenaga Kerja
(%)
0,69 1,54 3,32
2009 2010 2011
7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf
16/80
RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________
II-16
Senduro 411,320.08 459,936.66 509,167.29
Gucialit 356,231.37 397,032.21 439,029.44
Kedungjajang 559,439.51 626,595.01 698,942.62
Klakah 723,476.26 814,035.11 915,040.64
Ranuyoso 484,475.85 543,285.45 606,799.15
Sumber : PDRB Kabupaten Lumajang Menurut Kecamatan Tahun 2010-2012
Dari tabel terlihat bahwa Kecamatan Lumajang mempunyai PDRB paling
besar diantara Kecamatan-kecamatan lain. Hal ini dikarenakan Kecamatan Lumajang
sebagai pusat pemerintahan, juga sebagai pusat perdagangan dan pusat kegiatan
ekonomi. Di tahun 2010 nilai PDRB di Kecamatan Lumajang sebesar Rp.
1,433,781.39,- dan meningkat di tahun 2012 sebesar Rp. 1,863,526.50,-.Nilai paling
rendah adalah Kecamatan Padang yang bernilai Rp 345,558.03,- di tahun 2010
walaupun ada kenaikan di tahun 2012 sebesar Rp 419,150.31,- akan tetapi, nilainya
tetap paling rendah diantara kecamatan-kecamatan lainnya.
2.2.1.1.5. Tingkat Kemiskinan Kabupaten Lumajang
Grafik 2.6.
Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Lumajang tahun2002 -2011
Sumber : BPS Kab. Lumajang
Dari grafik diatas terlihat bahwa jumlah penduduk miskin dan tingkat
prosentase penduduk miskin Kabupaten Lumajang dari Tahun 2003 2011
7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf
17/80
RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________
II-17
mengalami penurunan. Di akhir tahun 2011 jumlah penduduk miskin Kabupaten
Lumajang mencapai 131.912 jiwa dengan prosentase sekitar 13,01 %. Hal ini
menunjukkan bahwa komitmen Kabupaten Lumajang dalam usaha menurunkan angka
kemiskinan berhasil dan hal ini sejalan dengan usaha Propinsi Jawa Timur dalamusaha menekan angka kemiskinan. Akan tetapi banyak faktor yang mempengaruhi
kemiskinan suatu daerah, sehingga perlu analisa lebih jauh dengan komponen
pendukung lainnya.
2.2.1.2. Laju Inflasi
Penghitungan inflasi Jawa Timur didasarkan pada hasil pemantauan/
pendataan harga barang dan jasa yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS)pada pasar tradisional dan pasar modern di berbagai wilayah di Jawa Timur. Dari
hasil pendataan tersebut diperoleh bahwa pada bulan September 2010 Jawa Timur
mengalami inflasi 0,46 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK)
dari 122,43 pada bulan Agustus 2010 menjadi 123,00 pada bulan September 2010.
Sampai dengan bulan September 2010 secara kumulatif Jawa Timur mengalami
inflasi sebesar 5,36 persen.
Hingga akhir tahun 2012 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lumajang
mencapai 6,42 persen atau mengalami pertumbuhan sebesar 0,16 point dibanding
tahun 2011 dan mencapai 0,99 point dibanding tahun 2008. Selanjutnya secara
agregat inflasi dengan system point to point, trend laju inflasi PDRB mengalami
penurunan seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun.
Pada tahun 2012 laju inflasi PDRB sebesar 5,29 persen, turun sebesar 0,32 poit dari
tahun 2011 dan mengalami penurunan sebesar 3,57 poit dari inflasi pada tahun 2008.
Kondisi tersebut menunjukkan tren positif bagi perekonomian masyarakat Kabupaten
Lumajang. Hal ini menunjukkan kemampuan daya beli masyarakat yang semakin
meningkat serta meningkatkan daya saing terhadap daerah lain. Penurunan inflasi
mencerminkan bahwa harga barang/jasa secara umum lebih terkontrol dan masih
dalam batas kewajaran dan terjangkau oleh masyarakat. Perkembangan pertumbuhan
ekonomi dan Inflasi selama 5 (lima) tahun terakhir dapat dilihat pada grafik dan tabel
sebagai berikut :
7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf
18/80
RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________
II-18
2
4
6
8
10
P.E 5,43 5,46 5,92 6,26 6,42
Inflasi 8,86 5,35 5,99 5,61 5,29
2008 2009 2010 2011 2012
Grafik 2.7
Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Laju Inflasi PDRB Kabupaten Lumajang
Tahun 2008- 2012
Sumber : LKPJ AMJ Kab. Lumajang Tahun 2008-2012
2.2.1.3RASIO PENDUDUK YANG BEKERJA
Jumlah penduduk yang bekerja di suatu wilayah menunjukkan berhasil
tidaknya Pemerintah Kabupaten/Kota dalam menekan jumlah pengangguran.
Berdasarkan data dari Dnas Tenaga Kerja dan transmigrasi, penduduk usia produktif
(15-45 tahun) di Kabupaten Lumajang pada tahun 2010 sebanyak 491.369 orang
dengan 95 %nya bekerja. Dan pada tahun 2012 jumlah penduduk usia produktifmencapai 520.497 orang dan 95 %nya dalam status bekerja. Selain itu Angka
Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) cenderung naik di tahun 2011 sekitar 69,30 dari
tahun 2010 yngnilainya 64,71, terus mengalami penurunan di tahun 2012 menjadi
67,51. Hal ini berbanding terbalik dengan pola Tingkat pengangguran yang semula di
tahun 2010 3,28 % akhirnya turun di tahun 2011 sebesar 2,70, lalu naik lagi menjadi
4,7 di tahun 2012. Seperti dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.7Prosentase Penduduk Yang Bekerja Di Kabupaten Lumajang Tahun 2010-2012
INDIKATOR 2010 2011 2012
Jumlah Angkatan Kerja 491.369 orang 495.752 orang 520.497 orang
Jml Penduduk Bekerja 471.053 orang 476.685 orang 496.036 orang
% Penduduk Bekerja 95.8 % 96.15 % 95,3 %
TPAK 64,71 69,30 67,51
TPT 3,17 2,70 2,73
Sumber : BPS & LKPJ AMJ Kab. Lumajang Tahun 2008-2012
7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf
19/80
RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________
II-19
2.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial
Analisis kinerja atas kesejahteraan sosial dilakukan terhadap indikator yang
berkaitan dengan pembangunan di bidang pendidikan, kesehatan maupunketenagakerjaan. Secara rinci fokus kesejahteraan sosial berisikan data tentang angka
melek huruf, angka rata-rata lama sekolah, angka partisipasi kasar, angka pendidikan
yang ditamatkan, angka partisipasi murni, angka kelangsungan hidup bayi, angka usia
harapan hidup, jumlah penduduk yang bekerja dan sebagainya.
Berdasarkan data yang ada pada LKPJ AMJ Kabupaten Lumajang,beberapa
capaian indikator pendidikan sebagai berikut :
Tabel 2.8
Capaian Indikator Pembangunan Bidang Pendidikan Tahun 20082012
IndikatorCapaian
2008 2009 2010 2011 2012
Angka Melek Huruf 98,42 97,02 97,60 97,66 97,76
Angka Partisipasi Kasar SD/MI
Angka Partisipasi Kasar SMP/MTs
Angka Partisipasi Kasar SMA/SMK/MA
106,77
104,86
44,69
107,66
105,20
50,15
107,70
105,36
51,53
107,35
106,58
53,23
106,67
106,88
56,11
Angka Partisipasi Murni SD/MI
Angka Partisipasi Murni SMP/MTs
Angka Partisipasi Murni SMA/SMK/MA
98,80
97,98
37,61
99,69
98,90
48,56
99,73
99,10
48,67
99,75
99,18
49,33
99,77
99,27
52,04
Angka Putus Sekolah SD/MI
Angka Putus Sekolah SMP/MTs
Angka Putus Sekolah SMA/SMK/MA
0,18
1,27
1,02
0,11
0,68
0,81
0,10
0,58
0,74
0,09
0,52
0,67
0,08
0,31
0,47
Sumber data : LKPJ AMJ Kab. Lumajang Tahun 2008-2012
Selanjutnya dalam bidang kesehatan, situasi derajat kesehatan masyarakat
digambarkan dengan angka mortalitas (angka kematian ibu, kematian bayi dan balita)
serta status gizi. Angka mortalitas akan meningkat dan status gizi menurun apabila
upaya promotif, preventif, kuartif dan rehabilitatif tidak dilaksanakan secara optimal.
Dimana beberapa upaya tersebut diukur melalui beberapa indikator yang antara lain
meliputi indikator dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak, pencegahan dan
penanggulangan penyakit, pelayanan kesehatan dasar dan rujukan, gizi, kesehatan
lingkungan srta pemberdayaan masyarakat. Capaian keberhasilan beberapa indikator
tersebut menggambarkan pengendalian angka mortalitas dan status gizi.
7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf
20/80
RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________
II-20
78.701
77.060
76.553
76.229
76.812
501
477
519
428
386 0,50%
0,56%
0,68%
0,62%
0,64%
74.000 75.000 76.000 77.000 78.000 79.000 80.000
2008
2009
2010
2011
2012
Bayi Ditimbang BGM %
Tabel 2.9
Perbandingan Perkembangan Pencapaian Angka Mortalitas
Tahun 2008-2012
NOANGKA
MORTALITAS
JUMLAH CAPAIAN
2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012
1 Angka KematianIbu
5 13 10 10 8 30 80,44 61,80 61,15 51,59
2 Angka Kematian
Bayi
114 145 106 149 157 8,8 8,97 6,55 9,11 10,12
3 Angka Kematian
Balita
121 154 111 159 164 9,4 9,53 6,86 9,73 10,58
Sumber : LKPJ AMJ Kab. Lumajang Tahun 2008-2012
Trend balita gizi buruk atau di Bawah Gari Merah (BGM) pada tahun 2012
menunjukkan penurunan dibanding tahun 2008. Berdasarkan bulan intensifikasi
penimbangan tahun 2012, jumlah balita gizi buruk sebanyak 386 balita atau 0,50%
dari 76.812 balita yang ditimbang. Sedangkan data tahun 2008, balita gizi buruk
sebanyak 501 balita atau sebesar 0,64% dari 78.701 balita yang ditimbang.
Grafik : 2.8
Perbandingan Pencapaian Penurunan BGM Tahun 20082012
Sumber : LKPJ AMJ Kab. Lumajang Tahun 2008-2012
2.2.3. Fokus Seni Budaya dan Olahraga
Menurut catatan yang ada sampai dengan tahun 2010 ternyata
kabupaten Lumajang memiliki sejumlah kesenian yang banyak tersebar di berbagai
wilayah. Jenis kesenian yang sampai saat ini masih cukup eksis di kabupaten
Lumajang antara lain; jaran kencak,jaran slining dan sebagainya. Berbagai jenis
kesenian ini sekaligus menunjukkan bahwa di kabupaten Lumajang memiliki berbagai
7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf
21/80
RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________
II-21
jenis kesenian tidak hanya seni tari, melainkan juga seni lukis, musik, seni drama dan
sebagainya. Salah satu andalan Kabupaten Lumajang adalah batik Lumajang,yang
semakin hari banyak dikenal masyarakat, beserta pisang Agung dan Kirana sebagai
komoditas pangannya.Ragam budaya yang hidup dan berkembang di masyarakat Kabupaten
Lumajang pada hakikatnya merupakan identitas khas (local genius) dan mengandung
tatanan nilai dari kelompok masyarakat pada suatu wilayah tertentu yang berfungsi
menjadi semacam perekat bagi kebersamaan, perkauman, kekerabatan. Ragam budaya
ini seyogyanya terus dipelihara dan dikembangkan dalam kerangka pembangunan
manusia seutuhnya sehingga masyarakat tidak tercerabut dari akar budayanya.
Untuk menjaga kekayaan seni dan budaya, selain pemeliharaan terhadap
cagar budaya Pemerintah Kabupaten Lumajang terus mendorong dan melakukan
berbagai upaya pelestarian dan pengembangan terhadap nilai-nilai budaya yang hidup
di tengah masyarakat diantaranya yaitu dengan mendukung tetap lestarinya beberapa
perayaan tradisional. Di samping itu juga digelar Pentas Seni Tradisi serta atraksi
kesenian para pelajar SMP/MTs, SMA/SMK/MA,sanggar-sanggar tari dan kelompok-
kelompok seni yang dikemas dalam peringatan hari-hari besar dan diselenggarakan
secara rutin pada peringatan Hari Jadi Lumajang (HARJALU).
2.3. Aspek Pelayanan Umum
Pelayanan publik atau pelayanan umum merupakan segala bentuk jasa
pelayanan baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang menjadi
tanggung jawab pemerintah daerah dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Aspek pelayanan umum meliputi 2
jenis fokus layanan yakni fokus layanan urusan wajib dan fokus layanan urusan
pilihan.
2.3.1 Fokus Layanan Urusan Wajib
Analisis kinerja atas layanan urusan wajib dilakukan terhadap indikator-
indikator kinerja penyelenggaraan urusan wajib pemerintah daerah yang meliputi
bidang urusan pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum, perumahan, penataan ruang,
perencanaan pembangunan, perhubungan, lingkungan hidup, pertanahan,
kependudukan dan catatan sipil, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak,
7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf
22/80
RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________
II-22
keluarga berencana, ketenagakerjaan, sosial, Koperasi dan UKM, penanaman modal,
otonomi daerah dan sebagainya.
2.3.1.1.
Aspek Pendidikan
Kendati masyarakat Kabupaten Lumajang, sudah mulai maju, tetapi,
kesadaran tentang arti penting sekolah nampaknya masih belum tumbuh dengan
maksimal. Dalam satu dekade terakhir, nyaris tidak terjadi perubahan yang benar-
benar signifikan tentang apresiasi masyarakat terhadap arti penting pendidikan,
khususnya fungsi sekolah.
Secara teori, pendidikan sebetulnya adalah hak sekaligus semacam tiket untuk
meraih masa depan yang lebih baik. Tetapi, bagi anak-anak dari keluarga yang secara
ekonomis tak berkecukupan, pendidikan seringkali menjadi barang mahal karena
mereka tidak memiliki kemampuan dan akses yang cukup untuk bisa melangsungkan
pendidikan sampai jenjang yang maksimal. Sudah banyak kajian membuktikan,
bahwa faktor utama penyebab anak putus sekolah adalah kesulitan ekonomi atau
karena orang tua tidak mampu menyediakan biaya bagi sekolah anak-anaknya. Di
samping itu, tidak jarang terjadi orang tua meminta anaknya berhenti sekolah karena
mereka membutuhkan tenaga anaknya untuk membantu pekerjaan orang tua.Di Kabupaten Lumajang, terutama di daerah pedesaan yang terpelosok dan
kepulauan, anak-anak di bawah usia terkadang terpaksa bekerja di rumah membantu
orang tuanya di sawah, bekerja di sektor pertanian, perkebunan, industri kecil, dan
sebagainya untuk membantu ekonomi orang tua. Jam kerja yang panjang, kelelahan
fisik, dan sejenisnya ditambah lagi pengaruh lingkungan teman seusia yang rata-
rata memang kurang perhatian kepada kegiatan belajar adalah faktor gabungan
yang menyebabkan anak-anak usia sekolah di Kabupaten Lumajang terpaksa bekerja
acapkali prestasi belajarnya di sekolah relatif kurang berkembang, dan bahkan DO
(Drop Out) sebelum waktunya.
Tabel 2.10.
Pencapaian Beberapa Indikator Pendidikan Kabupaten Lumajang Tahun 2008-2012
URAIANCAPAIAN
2008 2009 2010 2011 2012
Banyaknya Tenaga Pendidik
(orang)
TK/RA/PAUD
SD/MI
SMP/MTs
SMA/SMK
2.6697.190
3.1041.524
3.3347.473
3.4641.798
3.4267.487
3.4751.826
3.4297.527
3.4841.877
3.5177.030
3.0581.440
7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf
23/80
RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________
II-23
URAIANCAPAIAN
2008 2009 2010 2011 2012
Banyaknya Sekolah (unit)
a. TK/RA
b. SD/MI
c. SMP/MTs
d.
SMA/SMK
435
740
149
55
438
741
160
59
440
742
165
63
511
748
175
68
531
749
177
74
Banyaknya Kelas (ruang)
TK/RA
SD/MI
SMP/MTs
SMA/SMK
987
5.981
1.183
578
993
5.984
1.216
590
997
5.987
1.231
602
1.122
6.023
1.261
617
1.142
6.025
1.292
741
Banyaknya Siswa (anak)
TK/RA
SD/MI
SMP/MTs
SMA/SMK
33.490
109.985
45.815
21.119
35.482
110.908
46.082
23.711
36.415
110.971
46.568
24.373
37.442
108.991
46.799
25.266
37.627
109.877
47.335
26.420
Rasio Murid : Guru (negeri danswasta)
TK/RA
SD/MI
SMP/MTs
SMA/SMK
13
15
15
14
11
15
13
13
11
15
13
13
12
15
14
13
13
15
15
13
Rasio Murid : Sekolah (negeri
dan swasta)
TK/RA
SD/MI
SMP/MTs
SMA/SMK
20
25
37
38
20
25
40
42
20
25
40
44
20
25
32
40
20
25
32
40
Pendidikan Luar Sekolah
PBHKF
Kejar Paket A Setara SD
Kejar Paket B Setara SMP
Kejar Paket C Setara SMU
3.080
62
685
235
9.000
95
775
258
9.600
112
840
275
6.100
345
1.766
1.249
8.380
390
1.294
1.009
Sumber data : LKPJ AMJ Kab. Lumajang Tahun 2008-2012
Dari data di atas terlihat bahwa jumlah murid tingkat sekolah dasar tahun
2010/2011 cenderung mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya,
begitu pula dengan jumlah siswa SMP atau SMA sederajat terus mengalami kenaikan.
Dari data tersebut, tentu saja akan mempengaruhi banyaknya sekolah yang ada.
Menurut data jumlah SD, SMP, SMA sederajat terus mengalami kenaikan dari tahun
ke tahun.
Kecenderungan seperti ini merupakan fakta positif bagi perhatian Pemerintah
Kabupaten Lumajang terhadap kemajuan di bidang pendidikan. Ketika jumlah anak
usia sekolah kian bertambah maka peningkatan sarana dan prasarana juga dilakukan,
sementara itu ketika jumlah murid mengalami penurunan maka penyediaan sarana dan
prasarana pendidikan tidak dilakukan penambahan berarti.
7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf
24/80
RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________
II-24
Persoalannya sekarang adalah bagaimana cara melakukan peningkatan dalam
aspek kualitas pendidikannya. Sebab meski secara kuantitatif jumlah murid dan
fasilitas sarana prasarana pendidikan mengalami peningkatan tetapi tidak diimbangi
dengan kualitasnya niscaya mutu lulusan dan SDM yang ada di kabupaten Lumajangjuga akan mengkhawatirkan perkembangannya. Oleh sebab itu ke depan dalam sektor
pendidikan Pemerintah Daerah perlu segera bersikap konsisten dengan
mengalokasikan sekitar 20% dana APBD untuk pembangunan bidang pendidikan, dan
merancang serta melaksanakan program pembangunan bidang pendidikan yang benar-
benar terfokus dan berpihak kepada peserta didik. Sebab dengan sumber daya
manusia yang tidak berkualitas tentu cukup sulit bagi Kabupaten Lumajang untuk
dapat segera keluar dari tekanan kemiskinan dan keterbelakangan yang dialami oleh
sebagian masyarakat.
2.3.1.2. Aspek Kesehatan
Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan berikut sumberdaya
manusia untuk meningkatingkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat
sangat diperlukan. Fasilitas dan sumber daya kesehatan yang ada di Kabupaten
Lumajang sampai dengan tahun 2012 meliputi 6 Rumah Sakit, yaitu 1 (satu) Rumah
Sakit Umum Daerah, 1 (satu) Rumah Sakit Polri, 1 (satu) Rumah Sakit BUMN, 3
(tiga) Rumah Sakit Swasta (salah satunya RS Bersalin), 25 (dua puluh lima)
Puskesmas dan 51 Puskesmas Pembantu, 550 Posyandu Purnama, 257 Posyandu
Mandiri, 41 Puskesmas Keliling, 6 Balai Pengobatan/Klinik Non Rawat Inap dan 3
Klinik Rawat Inap. Ditambah dengan 121 praktek dokter umum, 30 tenaga dokter
spesialis dan tenaga dokter gigi 40 orang sedangkan untuk bidan praktek sebanyak
246 orang dan perawat sebanyak 339 orang.(Sumber dari LKPJ AMJ Kabupaten
Lumajang Tahun 2008-2012)
Penyediaan Puskesmas yang merupakan sarana pelayanan kesehatan dasar
yang menyelenggarakan kegiatan Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan,
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) termasuk Keluarga Berencana (KB),
Perbaikan Gizi, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular, dan Pengobatan.
Jumlah Puskesmas di Kabupaten Lumajang sebanyak 25, dengan Puskesmas
Perawatan sebanyak 21. Dengan demikian, rasio Puskesmas terhadap penduduk pada
7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf
25/80
RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________
II-25
tahun 2012 adalah 25 : 1.180.351 penduduk, atau rata-rata tiap Puskesmas melayani
47.214 penduduk.
2.3.1.3.
Aspek Pekerjaan Umum
Jalan dan Jembatan
Panjang jalan raya di kabupaten Lumajang pada tahun 2013 mencapai
1.051.987 km, yang terdiri dari 123.260 km jalan hot mix, 882.707 km merupakan
jalan aspal, 31.470 km permukaan jalan kerikil dan 14.550 km merupakan jalan tanah.
Dilihat dari kondisi jalan, maka sepanjang 610.635 km dalam keadaan baik, 174.111
km dalam keadaan sedang dan 144.382 km dalam keadaan rusak serta 122.859 Km
dalam keadaan rusak berat.
Dalam berjalannya program kegiatan ini selama lima tahun, terjadi
peningkatan yang sangat signifikan untuk jalan perkerasan Hotmix mengalami
peningkatan pada tahun 2012 menjadi 134,87 km atau meningkat sebesar 186,37%
dari tahun 2008 sepanjang 72,37 Km, begitu pula untuk kondisi perkerasan jalan aspal
juga mengalami peningkatan sebesar 144,77% dari panjang jalan aspal 328,57 Km di
tahun 2008 menjadi 804,25 Km di tahun 2012. Sedangkan untuk kondisi jalan kerikil
dan tanah tentunya akan menurun. Gambaran mengenai perkembangan kualitasjaringan jalan sebagaimana berikut
Tabel 2.11.Data Keadaan Jalan Di Kabupaten Lumajang Tahun 2012
Jenis
Perkerasan
Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
Hot Mix 72,37 72,37 87,078 123,26 207,243
Aspal 874,69 928,573 913,865 882,71 804,254
Kerikil 73,325 31,894 31,894 31,47 29,04
Tanah 31,6 19,15 19,15 14,55 11,45
Jumlah 1.051,99 1.051,99 1.051,99 1.051,99 1.051,99
Sumber data : LKPJ Tahun 2008-2012
Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa kondisi jaringan jalan aspal
baik lapen maupun Hotmix mengalami peningkatan 6,12% dari 90,03% di tahun 2008
menjadi 96,15% di tahun 2012. Sedangkan kondisi jaringan tanah dan/atau kerikil
mengalami penurunan menjadi 3,85% di tahun 2012.
7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf
26/80
RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________
II-26
Grafik 2.9.
Perkembangan Kondisi Perkerasan Jalan
Capaian indikator jambatan dalam kondisi baik, untuk prasarana jembatan di
Kabupaten Lumajang pada tahun 2012 tercatat sebanyak 193 buah, mengalami
peningkatan dari tahun 2008 sebanyak 192 buah. Sekitar 84,7% jembatan di
Kabupaten Lumajang dalam kondisi baik di tahun 2012 dimana ketersediaan terhadap
kebutuhan jembatan sudah sangat menunjang kegiatan perekonomian dan mobilitas
penduduk.
Air Limbah
Praktik BAB (buang air besar) di tempat yang tidak aman adalah salah satu
faktor risiko bagi turunnya status kesehatan masyarakat. Selain mencemari tanah
(field), praktik semacam itu dapat mencemari sumber air minum warga. Yang
dimaksud dengan tempat yang tidak aman bukan hanya tempat BAB di ruang terbuka,
seperti di sungai/ kali/ got/ kebun, tetapi juga penggunaan sarana jamban di rumah
yang mungkin dianggap nyaman, namun sarana penampungan dan pengolahan
tinjanya tidak memadai, misalnya yang tidak kedap air dan berjarak terlalu dekat
dengan sumber air minum.
Berdasarkan Dokumen Environment Health and Rapid Assesment (EHRA),
pemakaian kloset jongkok oleh masyarakat sebesar (63,18 %), kloset duduk (2,68 %),
lain-lain (7,95 %), sisanya tidak memiliki WC (26,18 %). Sedangkan untuk tempat
pembuangan tinja di Kab Lumajang antara lain meliputi septic tank 53,85 %, cubluk
7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf
27/80
RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________
II-27
11,38 %, langsung saluran drainase1,96 %, dan Lainnya (sungai, kebun, kolam) 32,81
%. Kemudian terkait tentang pembuangan air limbah domestik adalah sebagai
berikut:
Grafik 2.10.Tempat BAB Anggota Keluarga Yang Sudah Dewasa
Dari grafik 2.10. diatas dapat diketahui bahwa kondisi umum di Kabupaten
Lumajang masyarakatnya sudah membuang kotorannya di jamban pribadi, namun
masih ada sebagian kecil yang BAB di tempat terbuka seperti di WC helikopter di
empang/kolam, sungai, kebun maupun parit.
Drainase
Drainase lingkungan merupakan sarana yang penting dalam sanitasi. Selain
itu darinase berfungsi juga mengalirkan limbah cair dari rumah rangga seperti dapur,
kamar mandi, tempat cucian dan juga wastafel. Drainase yang buruk akan
menimbulkan banjir pada waktu hujan, selain itu juga akan membuat genangan air
dari limbah cair rumah tangga. Bila kondisinya demikian akan menjadi tempat
perindukan nyamuk yang bisa menularkan berbagai penyakit seperti demam berdarah,
chikungunya, juga filariasis.
7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf
28/80
RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________
II-28
Berdasarkan dokumen EHRA, terdapat gambaran bahwa rumah tangga yang
mempunyai saluran pembuangan air limbah (SPAL) di Kabupaten Lumajang
sebanyak 748 responden atau sebesar 65%, dan rumah tangga yang tidak mempunyai
SPAL sebanyak 410 responden atau sebesar 35% sebagaimana grafik berikutGrafik 2.11.
Kepemilikan saluran pembuangan air limbah rumah tangga
Tabel 2.12.
Tempat pembuangan limbah rumah tangga
No Uraian Dapur
Kamar
mandi
Tempat
cucipakaian
Wastafel
1 Sungai/selokan/kolam 245 229 243 109
2 Jalan/halaman/kebun 78 65 64 18
3 Saluran terbuka 168 192 194 46
4 Saluran tertutup 152 162 154 64
5 Lubang galian 96 103 97 30
6 Pipa saluran
pembuangan kotoran
7 14 15 4
7 Pipa IPAL Sanimas 0 0 0 0
8 Tidak tahu 0 0 0 0Sumber : EHRA Kab. Lumajang 2012
Dari tabel 3.4.2 dapat diketahui bahwa pembuangan limbah rumah tangga
yang mempunyai resiko kesehatan terbesar adalah yang dibuang ke sungai, selokan,
kolam sebesar 245 berasal dari limbah dapur, 229 dari limbah kamar mandi, 243 dari
tempat cuci pakaian dan 109 dari wastafel. Sungai, selokan dan kolam menjadi tempat
yang paling sering digunakan oleh masyarakat untuk membuang sampah.
7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf
29/80
RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________
II-29
Persampahan
Untuk pelayanan persampahan, Kabupaten Lumajang dilakukan dengan dua
cara yaitu pengelolaan sampah terpusat dan pengelolaan sampah setempat.
Pengelolaan sampah setempat dilakukan dengan dua cara yaitu tradisional danpetugas. Pengelolaan sampah setempat oleh petugas dikumpulkan dari tempat sampah
hunian ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS). Berikut jumlah TPS Kabupaten
Lumajang
Tabel 2.13.
Jenis Fasilitas Pengolahan Sampah Setempat
No Jenis Fasilitas JumlahVolume
(m3/unit)
1 Tempat Pembuangan Sampah
(TPS) Terbuka 36 8
Tertutup
Dengan pemisahan sesuaijenis sampah
013
02
2 Fasilitas Pengolahan Sampah(TPA)
1 8
Sumber : Profil Adipura Kab. Lumajang, 2011
Pengumpulan sampah oleh petugas didukung oleh peralatan atau kendaraan
angkut dimana terdapat gerobak sampah, dump truck, truk terbuka, motor sampah dll,
berikut adalah jumlah kendaraan angkut sampah sebagai pendukung kinerja
pengelolaan sampah Kabupaten Lumajang Tahun 2010
Tabel 2. 14.
Jumlah Kendaraan Angkut Sampah Kabupaten Lumajang
No Alat Angkut JumlahKapasitas/unit
(m3)Ritasi
Operasi
Ya Tidak
1 Gerobak sampah 96 0,75 3 x 96 0
2 Truk terbuka kecil 2 6 2 x 2 0
3 Mini truk 1 1,75 4 x 1 0
4 Dump Truk 5 6 2 x 5 0
5 Arm Roll kecil 3 6 2 x 3 0
6 Motor Sampah 4 0.7 2x 4 0
Jumlah 114 111 3
Sumber : Profil Adipura Kab. Lumajang, 2011
Dalam pelayanan pengelolaan sistem persampahan, fokus pengelolaan
persampahan di Kabupaten Lumajang adalah mereduksi volume sampah domestik
yang terangkut ke TPA dengan pengoptimalan penerapan sistem 3 R yang meliputi
reduksi, reuse dan recycle dengan memanfaatkan 36 TPS yang ada dan tersebar di
Kabupaten Lumajang. Capaian indikator peningkatan sampah terangkut pada tahun
2008 sebanyak 71.688 m3 yang terangkut terangkut ke TPA, mengalami penurunan
7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf
30/80
RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________
II-30
volume sampah terangkut pada tahun 2012 sebanyak 58.340,40 m3 atau berkurang
sekitar 18,62 %. Dan pada tahun 2013, volume sampah yang terangkut juga
mengalami penurunan yaitu sebesar 58.181 m3 dimana hal ini menggambarkan
bahwa upaya pemerintah Kabupaten Lumajang dalam mereduksi sampah berhasil.Sistem Pengelolaan sampah terpusat merupakan proses terkoordinasi dari
rangkaian panjang pengumpulan sampah, pengangkutan dan pembuangan di Tempat
Pembuangan Akhir (TPA). TPA yang ada saat ini berada di Desa Besuk Kecamatan
Sumbersuko dengan luas 3,80 Ha yang dipergunakan sejak tahun 1994. dari 3,8 Ha
luas TPA yang ada, 3,58 Ha sudah terpakai untuk penimbunan sampah, pengolahan
sampah di TPA Besuk menggunakan system control landfill dimana timbunan sampah
ditimbun dengan tanah lempung / clay dengan ketebalan satu meter. pengelolaan
persampahan di lokasi TPA Besuk sebesar 151,84 m3/hari (20%) dengan jumlah
penduduk yang terlayani sebesar 43.186 jiwa
2.3.1.4. AspekPerumahan
Saat ini sektor perumahan merupakan salah satu sektor prioritas nasional
dikarenakan masuk dalam isu strategis pengembangan baik nasional maupun di
daerah, adapun salah satu isu strategisnya adalah meningkatnya backlog perumahan.
Backlog perumahan merupakan jumlah kebutuhan/ kekurangan rumah. Nilai backlog
didapatkan dari selisih antara jumlah rumah tangga dengan jumlah rumah yang ada.
Berdasarkan asumsi tersebut, maka perhitungan backlog dapat dilakukan pada tahun
terakhir, yaitu tahun 2013.
Jumlah bangunan rumah di Kabupaten Lumajang tahun 2013 sebesar
252.482 unit, sedangkan jumlah rumah tangga di Kabupaten Lumajang sebanyak
331.008 KK/RT. Kondisi tersebut terkait dengan keberadaan data terakhir mengenai
jumlah rumah tangga dan jumlah/ ketersediaan rumah yang ada. Berikut analisa
perhitungan proyeksi kebutuhan rumah/ backlog rumah tahun 2013 sebagaimana
berikut.
Tabel 2.15.
Analisa Perhitungan Proyeksi Kebutuhan Rumah/ Backlog Rumah Tahun 2013
No Kecamatan
Tahun 2013
Jumlah
Rumah
Tangga
Jumlah
Rumah
Backlog
Rumah
Rumah
Tidak
Layak
Huni1 Lumajang 27.610 19.409 8.201 6.435
7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf
31/80
RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________
II-31
No Kecamatan
Tahun 2013
Jumlah
Rumah
Tangga
Jumlah
Rumah
Backlog
Rumah
Rumah
Tidak
Layak
Huni
2 Sukodono 15.926 12.264 3.662 6.1083 Kedungjajang 12.829 10.062 2.767 8.235
4 Klakah 18.399 11.868 6.531 2.866
5 Ranuyoso 13.495 10.430 3.065 3.281
6 Kunir 16.910 14.027 2.883 2.982
7 Yosowilangun 20.033 14.942 5.091 2.958
8 Tempeh 24.475 20.540 3.935 6.485
9 Pasirian 25.990 21.416 4.574 6.266
10 Senduro 14.162 10.712 3.450 2.662
11 Jatiroto 14.874 11.954 2.920 9.376
12 Sumbersuko 11.077 8.805 2.272 4.94913 Tekung 10.810 8.460 2.350 7.037
14 Padang 10.872 6.712 4.160 3.055
15 Randuagung 19.511 15.920 3.591 6.557
16 Candipuro 21.765 14.329 7.436 4.415
17 Gucialit 7.655 6.488 1.167 4.797
18 Pasrujambe 11.380 9.924 1.456 4.625
19 Pronojiwo 11.111 8.313 2.798 8.549
20 Rowokangkung 12.131 8.958 3.173 4.923
21 Tempursari 9.993 6.949 3.044 5.258
Sumber : RP3KP; DPU Kab. Lumajang, 2013; diolah
Berdasarkan tersebut diatas, diketahui bahwa kebutuhan rumah pada wilayah
perencanaan mencapai 78.526 unit. Seluruh wilayah kecamatan mengalami
kekurangan/kebutuhan rumah dengan jumlah yang bervariasi. Wilayah yang memiliki
nilai backlog tertinggi ialah Kecamatan Lumajang yaitu mencapai 8.201 unit
sedangkan nilai backlog terendah pada Kecamatan Gucialit yaitu 1.167 unit. Dari
tabel tersebut juga dapat dilihat bahwa jumlah rumah tiak layak huni sebesar 111.819
unit.Isu permasalahan lain dalam sektor perumahan adalah tumbuhnya kawasan
kumuh, Kawasan permukiman dengan kepadatan tinggi memiliki kecenderungan
membentuk kawasan permukiman kumuh, khususnya pada kawasan permukiman di
sekitar sempadan sungai dan kawasan permukiman pada jalan kecil atau gang.
Kondisi tersebut terjadi pada kawasan permukiman swadaya yang berkembang secara
organis/alami.
7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf
32/80
RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________
II-32
2.3.1.5. AspekPerhubungan
Pada tahun 2008, jumlah mobil (bus, truk, station wagon, sedan, pick up)
yaitu 13.875 unit, jumlah sepeda motor dan motor gerobak sebanyak 125.741 unit.
Pada tahun 2009, jumlah mobil (bus, truk, station wagon, sedan, pick up) yaitu
10.875 unit, jumlah sepeda motor dan motor gerobak sebanyak 125.741 unit. Pada
tahun 2010, jumlah mobil (bus, truk, station wagon, sedan, pick up) yaitu 12.311
unit, jumlah sepeda motor dan motor gerobak sebanyak 145.880 unit. Pada tahun
2011, jumlah mobil (bus, truk, station wagon, sedan, pick up) yaitu 13.037 unit,
jumlah sepeda motor dan motor gerobak sebanyak 173.449 unit. Pada tahun 2012
jumlah mobil (bus, truk, station wagon, sedan, pick up) yaitu 13.720 unit, jumlahsepeda motor dan motor gerobak sebanyak 186.886 unit. Hal ini menunjukkan tren
peningkatan jumlah kepemilikan kendaraan bermotor di Kabupaten Lumajang.
Peningkatan jumlah kendaraan bermotor paling banyak terjadi pada kendaraan sepeda
motor, bila dibandingkan dengan tahun 2008 sebanyak 125.741 unit, terjadi
peningkatan sebesar 48,63 % menjadi sebanyak 186.886 unit pada tahun 2012.
Tabel 2.16.
Target dan Realisasi Capaian Indikator Urusan Perhubungan Tahun 20082012
No Uraian Tahun Satuan2008 2009 2010 2011 2012
1 Angkutan umum 411 375 439 550 515 Unit
2 Angkutan Barang 9.368 10.639 11.236 11.821 9.172 Unit
3 Angka kecelakaan lalu lintas 38 63 82 402 429 Kasus
4 Angka pelanggaran lalu lintas 179 203 196 128 116 Kasus
5 Jumlah kendaraan sudah
melakukan uji kelayakan
9.979 11.991 12.553 13.037 13.720 Unit
6 Jumlah kendaraan wajib uji 10.639 13.971 17.828 19.564 Unit
Untuk jumlah angkutan umum di Kabupaten Lumajang pada tahun 2013
sejumlah 515 unit dimana mengalami peningkatan dari sejumlah 411 unit di tahun
2008, kemudian jumlah penumpang angkutan umum pada tahun 2010sebesar 56.645
orang yang mengalami penurunan dari tahun 2009yaitu 61.942 orang. Perkembangan
jumlah penumpang angkutan umum sangat fluktuatif. Rasio ijin trayek angkutan
umum sebanyak 43 ijin dengan jumlah terinal sebanyak 5 unit. Jumlah kepemilikan
Kir angkutan umum pada tahun 2010 sebanyak 566 dengan lama uji kir selama 30
menit.
7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf
33/80
RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________
II-33
Tabel 2.17.
Capaian Pelayanan Perhubungan Kabupaten Lumajang Tahun 2006-2010
INDIKATOR UTAMA
REALISASI
SATUAN 2006 2007 2008 2009 2010
1 Jumlah Penumpang Angkutan Umum Orang 62.628 61.238 58.414 61.942 56.645
2 Rasio Ijin Trayek Unit 43 43 43 43 43
3 Jumlah Uji KIR Angkutan Umum Unit 537 624 596 585 566
4 Jumlah Terminal Unit 5 5 5 5 5
5 Jumlah Angkutan Darat Unit 615 555 565 570 570
6Jumlah Kepemilikan KIR AngkutanUmum Unit 537 624 596 585 566
7 Lama Pengujian Menit 30 30 30 30 30
8 Biaya Pengujian
*Uji Berkala, Mutasi/Numpang UjiMasuk/Keluar
- Pendaftaran Nilai/Rp. 3.000 3.000 3.000 3.000 3.000
- Sejenis Station Nilai/Rp. 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000
- Denda Nilai/Rp. 75.000 75.000 75.000 75.000 75.000
- Bus Truck dan Mobil Barang Nilai/Rp. 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000
- Denda Nilai/Rp. 137.000 137.000 137.000 137.000 137.000
- Tonton Nilai/Rp. 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000
- Denda Nilai/Rp. 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000
- Biaya STUK (Buku Uji) Nilai/Rp. 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000
- Biaya Buku Uji Hilang Nilai/Rp. 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000
- Biaya Plat Tanda Uji Nilai/Rp. 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000
9
Pemasangan Rambu Rambu Lalu
Lintas Unit 100 100 100 100 128
Sumber : Dinas Perhubungan Kab. Lumajang, 2011
Terminal Menak Koncar merupakan terminal Type B di Kabupaten Lumajang
yang didukung dengan empat terminal type C lainnya yaitu Terminal Klakah,
Terminal Lumajang, Terminal Pasirian, Terminal Pronojiwo. Tercatat bahwa MPU
yang masuk keluar terminal mengalami peningkatan dari 28.837 buah tahun 2010,
menjadi 49.329 buah di tahun 2011. Begitu juga banyaknya angkutan kota. Pada
tahun 2010 mencapai 28.717 buah mengalami peningkatan menjadi 37.626 buah di
tahun 2011.
Pada tahun 2010 telah melayani armada bus antar kota antar propinsi sebanyak
54 kendaraan, antar kota dalam propinsi sebanyak 363 kendaraan, dan angkutan
pedesaan sebanyak 57 kendaraan, serta melayani penumpang sebanyak 14.379 orang.
7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf
34/80
RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________
II-34
4,33
3,81
3,17
2,70 2,73
-
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
2008 2009 2010 2011 2012
Pada tahun 2011 pelaksanaan program dan kegiatan urusan perhubungan telah
melayani armada bus antar kota dalam propinsi sebanyak 174.068 kendaraan, dan
angkutan pedesaan sebanyak 91 kendaraan, serta melayani penumpang sebanyak
453.784 orang. Pada tahun 2012 pelaksanaan program dan kegiatan urusanperhubungan telah melayani armada bus antar kota dalam propinsi sebanyak 338.062
kendaraan, dan angkutan pedesaan sebanyak 1 kendaraan, serta melayani penumpang
sebanyak 2.771.099 orang.
2.3.1.6. Aspek Ketenagakerjaan
Secara umum, penyelenggaraan urusan ini selama tahun 2008 2012 relatif
berhasil dengan baik yang tampak dari indikator-indikator sebagaimana diuraikan
berikut ini :
a.
Persentase Pencari Kerja yang ditempatkan
Angka pengangguran terbuka merupakan indikator yang menggambarkan
keberhasilan dalam mengendalikan pengangguran. Jumlah pengangguran terbuka
tahun 2008 adalah 19.715 orang dan terserap sebanyak 1.115 orang atau 5,66 %
sedangkan jumlah pengangguran terbuka tahun 2012 adalah 14.326orang dan terserap
sebanyak 1.332orang atau 9,30 % .Selanjutnya untuk tingkat pengangguran terbuka dapat dilihat dari grafik
berikut terlihat adanya angka pengangguran dan prosentase tingkat pengangguran
terbuka naik di tahun 2011 sebesar 2,70 persen menjadi 2,73 persen, namun dapat
dikategorikan wajar bila dibandingkan dengan kenaikan jumlah orang yang bekerja
naik sebanyak 34,3 %, dapat disimpulkan bahwa Tingkat Pengangguran Terbuka dari
Tahun 20082012 cenderung menurun.
Grafik : 2.12
Trend Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Sumber : LKPJ AMJ Kab. Lumajang Tahun 2008-2012
7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf
35/80
RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________
II-35
510.684
514.412
491.369
495.752
520.497
475.000
480.000
485.000
490.000
495.000500.000
505.000
510.000
515.000
520.000
525.000
2008 2009 2010 2011 2012
Perluasan lapangan kerja dilaksanakan melalui program pelayanan
penempatan pencari kerja terdaftar (AKAL, AKAD, dan AKAN) dengan dukungan
peran sektor swasta dan masyarakat sebagaimana terlihat pada tabel berikut :
Tabel 2.18.
Penempatan Tenaga Kerja Tahun 20082012
No. UraianTahun
2008 2009 2010 2011 2012
1 AKL 1.295 503 119 173 5.823
2 AKAD 52 13 202 202 11
3 AKAN 253 141 206 189 152
JUMLAH 1.600 657 527 564 5.986
Sumber : LKPJ AMJ Kab. Lumajang Tahun 2008-2012
Grafik 2.13
Jumlah Angkatan Kerja Tahun 20082012
Sumber : LKPJ AMJ Kab. Lumajang Tahun 2008-2012
b. Persentase kepatuhan perusahaan terhadap norma Jamsostek
Perkembangan pencapaian indikator tingkat kepatuhan perusahaan terhadap
peraturan salah satunya dapat dilihat dari keikutsertaan perusahaan dalam program
JAMSOSTEK. Melalui program JAMSOSTEK diharapkan perlindungan terhadap
tenaga kerja akan lebih terjamin, sehingga lebih meningkatkan semangat dan
kinerjanya. Perkembangan jumlah perusahaan yang mengikuti program JAMSOSTEK
setiap tahunnya semakin meningkat. Dari data yang ada masih kecil para buruh dan
bekerja yang ikut Jamsostek. Dari data Kantor Jamsostek Jember, dari 21 Kecamatan,
hanya ada 4 PKM yang ada data kepesertaan Jamsostek ada sekitar 1.092 yang
7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf
36/80
RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________
II-36
terdaftar oleh Pelayanan Umum, 1.209 di Pelayanan Gigi dan 13 di Kategori Salin.
Rendahnya angka kepesertaan Jamsostek ini, dikareakan masih rendahnya kesadaran
pengusaha akan keselamatan para pekerjanya.
c. Upaya untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja
Upaya untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja juga terus dilakukan
melalui perbaikan upah kerja dengan menaikan Upah Minimum Kabupaten (UMK),
pada tahun 2008 sebesar Rp. 655.000,- mengalami kenaikan 54,50 persen menjadi Rp.
1.011.950,- pada tahun 2012.
Selanjutnya dalam rangka menangani permasalahan pengangguran dan
menciptakan kesempatan kerja serta mendorong pertumbuhan usaha baru, maka ke
depan perlu diupayakan untuk memberdayakan para sarjana untuk menjadi wirausaha
yang tangguh dan mandiri serta berdaya saing. Untuk menjadi wirausaha yang
tangguh, mandiri dan berdaya saing salah satu upaya pemerintah Kabupaten
Lumajang yang perlu dilakukan dengan menciptakan usaha baru (wirausaha baru)
yakni dalam bentuk program pertumbuhan wirausaha baru bagi sarjana melalui
pelatihan/ pembinaan teknik kewirausahaan, pelatihan kewirausahaan, pengembangan
pusat pustakan enterprenuer dan bantuan permodalan dengan bunga lunak yang
ditujukan bagi wirausaha baru atau sarjana baru.
2.3.1.7. Aspek Pariwisata dan Budaya
Kabupaten Lumajang memiliki potensi wisata relatif cukup banyak. Obyek
wisata yang ada di Kabupaten Lumajangdapat dikelompokkan menjadi enam yaitu:
wisata alam, wisata sejarah dan ziarah, wisata bahari, wisata konservasi, wisata
budaya, wisata minat khusus. Obyek pariwisata tersebut selain banyak dikunjungi
oleh wisatawan domestik juga dikunjungi oleh wisatawan asing. Selanjutnya kawasan
pengembangan masing-masing jenis wisata yang ada di Kabupaten Lumajang antara
lain;
Tabel 2.19.
Daftar Kawasan Pariwisata di Kabupaten Lumajang
No Nama ObyekJenis
Wisata
Lokasi
Desa Kecamatan
1.
Pemandian Tirtosari Alam Desa Penanggal Kec. Candipuro
2.
Pemandian Tirtowono Alam Desa Jarit Kec. Candipuro
7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf
37/80
RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________
II-37
No Nama ObyekJenis
Wisata
Lokasi
Desa Kecamatan
3. Puncak Gunung Sawur Alam Desa Penanggal Kec. Candipuro
4.
Hutan Bambu Alam Desa Sumbermujur Kec. Candipuro
5.
Candi Putri Budaya Desa Candipuro Kec. Candipuro6. Air Terjun Semingkir Alam Desa Gucialit Kec. Gucialit
7. Air Terjun Goa Pawon Alam Desa Kertowono Kec. Gucialit
8. Wisata Agro Kebun Teh Alam Desa Gucialit Kec. Gucialit
9. Coban Pawon Alam Desa Kertowono Kec. Gucialit
10.
Wisata Agro Pabrik Gula Alam Desa Jatiroto Kec. Jatiroto
11. Water Park Buatan Desa Wonorejo Kec. Kedungjajang
12. Rowo Damungan Alam Desa Wonorejo Kec. Kedungjajang
13. Ranu Klakah Alam Desa Tegalrandu Kec. Klakah
14. Ranu Pakis Alam Desa Ranu Pakis Kec. Klakah
15.
Ranu Lading Alam Desa Sumber Weringin Kec. Klakah16. Puncak Gunung Lamongan Alam Desa Papringan Kec. Klakah
17.Gunung Fuji /Padepokan Sinyoruri( Mbah Citro)
Religi Desa Papringan Kec. Klakah
18.
Pantai Parupa Alam Desa Jatimulyo Kec. Kunir
19. Taman Kota Alun-alun Buatan Pusat Kota Lumajang Kec. Lumajang
20. Kolam Renang Veteran Buatan Jl. Veteran 98 Lumajang Kec. Lumajang
21. Pemandian Surojoyo Buatan Desa Citrodiwangsan Kec. Lumajang
22. Rowo Kancu Alam Desa Padang Kec. Padang
23. Pemandian Telaga Semeru Alam Desa Sememu Kec. Pasirian
24.
Pantai Watu Pecak Alam Desa Selok awar-awar Kec. Pasirian
25.
Pantai Bambang Alam Desa Bago Kec. Pasirian
26. Pantai Dampar Alam Desa Dampar Kec. Pasirian
27. Pantai Ciut Alam Desa Dampar Kec. Pasirian
28. Pantai Tlepuk Alam Desa Gondoruso Kec. Pasirian
29. Panorama Gunung Tambuh Alam Desa Bago Kec. Pasirian
30.
Goa Bima Alam Desa Dampar Kec. Pasirian
31. Goa Lowo Alam Desa Dampar Kec. Pasirian
32. Goa Terowongan Alam Desa Dampar Kec. Pasirian
33. P. Tirta Rahman Ade Putra Buatan Kec. Pasirian
34. Pemandian Mina Sari Buatan Desa Sememu Kec. Pasirian
35.
Loji Tawon songo Alam Desa Tawon songo Kec. Pasrujambe
36. Watu Klosot Religi Desa Pasrujambe Kec. Pasrujambe
37.
Arca Lembu Andiini Budaya Dsn Tesirejo - Kertosari Kec. Pasrujambe
38. Agro Royal Family Buatan Pasrujambe Kec. Pasrujambe
39. Piket Nol Alam Desa Sumberwuluh Kec. Pronojiwo
40. Goa Tetes Alam Desa Sidomulyo Kec. Pronojiwo
41. Ranu Glebeg Alam Desa Ranuworong Kec. Randuagung
42. Candi Agung Budaya Desa Ledok Tempuro Kec. Randuagung
43.
Ranu Bedali Alam Desa Ranu Bedali Kec. Rannuyoso
44.
Pemandian Batu Kambang Buatan Desa Sidorejo Kec. Rowokangkug
45.
Ranu Pane Alam Desa Ranu Pane Kec. Senduro
46. Ranu Kumbolo Alam Desa Ranu Pane Kec. Senduro
7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf
38/80
RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________
II-38
No Nama ObyekJenis
Wisata
Lokasi
Desa Kecamatan
47. Ranu Regulo Alam Desa Ranu Pane Kec. Senduro
48.
Puncak Gunung Semeru Alam Desa Ranu Pane Kec. Senduro
49.
Puncak B-29 Argosari Alam Desa Argosari Kec. Senduro50. Air Terjun Manggis Alam Desa Kandangan Kec. Senduro
51. Air Terjun Antrukan Alam Desa Sari Kemuning Kec. Senduro
52. Pura Mandaragiri S. Agung Religi Desa Sendur Kec. Senduro
53. Pura Rondo Kuning Religi Desa Ranu Pane Kec. Senduro
54. Coban Sobyok Alam Desa Burno Kec. Senduro
55.
Makam Minak Koncar Religi Desa Kutoreneon Kec. Sukodono
56. Situs Biting Budaya Desa Kutoreneon Kec. Sukodono
57. P. A. Selokambang Alam Desa Petahunan Kec. Sumbersuko
58. Rowo Sumo Alam Desa Tukum Kec. Tekung
59.
Pantai Translog Alam Desa Pandan Wangi Kec. Tempeh
60.
Pemandian Kayu Batu Buatan Desa Pulo Kec. Tempeh
61.
Pemandian Joyokarto Buatan Ds. Jokarto Kec. Tempeh
62. Pemandian Umbulan Alam Desa Tegalrejo Kec. Tempursari
63. Pantai Watu Gedheg Alam Desa Bulurejo Kec. Tempursari
64. Pantai Watu Godheg Alam Desa Bulurejo Kec. Tempursari
65.
Pantai TPI Permai Alam Desa Bulurejo Kec. Tempursari
66. Pantai Bantengan Alam Desa Bulurejo Kec. Tempursari
67. Pantai Bulu Alam Desa Bulurejo Kec. Tempursari
68. Pantai Wot Galih (maleman) Alam Desa Wot Galih Kec. Yosowilangun
69.
Pemandian Al - Kautsar Buatan Desa Kalipepe Kec. Yosowilangun
70. Makam Mbah Drajid Religi Desa Wot Galih Kec. Yosowilangun
Sumber : RTRW Kabupaten Lumajang Tahun 2012- 2032
Dalam upaya meningkatkan pariwisata Kabupaten Lumajang maka aktivitas
diarahkan pada pengembangan pemasaran, penataan wilayah, jalan dan jembatan,
serta kualitas sumber daya manusia. Dengan demikian upaya yang dilakukan
dimaksudkan untuk mengoptimalkan sumberdaya yang ada baik sumber daya alam
maupun sumber daya manusia. Pemasaran untuk wisatawan domestik selama ini telah
cukup besar, hal ini dapat dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan domestik. Namun
untuk wisatawan asing masih belum maksimal. Oleh sebab itu ke depan perlu adanya
peningkatan pemasaran untuk pasar luar negeri. Sektor kepariwisataan perlu
dikembangkan di daerah-daerah yang memiliki potensi wisata. Obyek-obyek yang
sudah ada dipertahankan, serta perlu adanya perluasan untuk kawasan wisata alam.
Sementara itu kawasan budaya/sejarah tetap dipertahankan sebagai bagian dari
kekayaan budaya kabupaten Lumajang.
7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf
39/80
RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________
II-39
2.3.1.8. Aspek TataGuna Lahan
Dalam proses perencanaan suatu daerah, aspek tata guna tanah merupakan
aspek penting untuk ditinjau sehingga dapat ditelaah jenis penggunaan lahan dan pola
struktur ruang yang ada. Struktur penggunaan tanah secara umum di Kabupaten
Lumajang adalah kawasan hutan dan penggunaan lainnya yang meliputi permukiman,
lahan pertanian, perkebunan, perikanan dan perairan darat. Secara keseluruhan
penggunaan lahan di Kabupaten Lumajang didominasi oleh tanah kawasan lindung
dan pertanian.
Secara umum penggunaan lahan di Kabupaten Lumajang meliputi kawasan hutan
seluas 114.238,05 Ha (63,79%) yang meliputi kawasan hutan lindung, taman
nasional, hutan produksi dan hutan rakyat dan penggunaan lainnya meliputipermukiman, lahan pertanian dan perkebunan, tambak serta sungai dan perikanan
seluas 64.851,95 Ha (36,21%). Berikut rincian penggunaan lahan Kabupaten
Lumajang :
Tabel 2.20.
Penggunaan Lahan Kabupaten Lumajang Tahun 2012
Peruntukan Luas Ha)
Kawasan Hutan Lindung 11.527,60
Taman Nasional 23.539,45
Kawasan Hutan Produksi 22.735,00
Kawasan Hutan Rakyat 56.436,00
Total Luasan Hutan : 114.238,05
Penggunaan lain : 64.851,95
- Permukiman 15.927,00
- Lahan pertanian 35.993,00
-
Lahan Perkebunan 9.921,00
- Perikanan (tambak,kolam,empang) 127,00
-
Sungai dan perairan 2.883,95Sumber : RTRW Kab. Lumajang
Rencana Sistem Dan Fungsi Perwilayahan
Penentuan struktur kegiatan tata ruang/hirarki kota-kota di Kabupaten
Lumajang didasarkan pada jalur upaya pemantapan-pemantapan fungsi kota dalam
kerangka strategi dan Dengan demikian struktur kegiatan tata ruang diarahkan pada
tujuan keseimbangan pembangunan antar wilayah.
Rencana pengembangan fungsi wilayah Kabupaten Lumajang adalah :
7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf
40/80
RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________
II-40
a)
Sebagai pusat pertumbuhan wilayah provinsi yang mendukung perkembangan
sektor pertanian pangan dan hortikultura;
b) Mengendalikan kawasan hutan lindung dengan tetap mempertahankan fungsi
lindungnya;c) Mengendalikan konversi kawasan pertanian beririgasi teknis menjadi kawasan
permukiman dan perkotaan;
d)
Mengembangkan pusat sentra agribis/hortikultura serta mengembangkan aksesnya
menuju titik distribusi wilayah;
e)
Mengendalikan pertumbuhan kota secara ekspansif yang tidak terkendali (urban
sprawl) dan pertumbuhan menerus (konurbasi) melalui pengembangan jalur hijau
yang membatasi fisik kota;
f) Meningkatkan aksesbilitas Kota Pasuruan Probolinggo (Pasuruan Malang,
Pasuruan Gempol, Pasuruan Problinggo, Probolinggo Leces Lumajang,
ProbolinggoSitubondo) dengan meningkatkan prasarana jalan;
g) Meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan utilitas kota (jalan, persampahan,
air bersih, energi, telekomunikasi, drainase) sesuai standar nasional.
Sistem Perkotaan
Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan
pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan,
pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan
ekonomi.
Arahan pengembangan sistem pusat perkotaan meliputi arahan terhadap fungsi
pusat kegiatan dan arahan terhadap penataan struktur ruang pusat-pusat perkotaan.
Perkotaan merupakan pusat dari distribusi barang dan jasa dari hasil-hasil produksi di
kawasan perdesaan, serta pusat pelayanan bagi penduduk perkotaan dan wilayah
pengaruhnya.
Penataan kawasan perkotaan dilakukan sesuai dengan fungsi dan peran
masing-masing yakni sebagai pusat kegiatan ekonomi wilayah, pusat pengolahan dan
distribusi hasil pertanian, perdagangan dan jasa, pemerintahan, pendidikan, kesehatan
serta transportasi dan sebagainya.Penetapan pusat kegiatan perkotaan di Kabupaten
Lumajang ditentukan juga oleh analisis indeks sentralitas untuk menentukan pusat
7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf
41/80
RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________
II-41
kegiatan dan wilay
top related