-
RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014
5
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
A. KONDISI FISIK
1. Geografi a. Letak Wilayah
Secara geografis wilayah Kabupaten Lombok Barat terletak antara
1150,46 sampai dengan 1160.28 Bujur Timur, dan 80.12 sampai dengan
80.55 Lintang Selatan dengan batas-batas wilayah : Sebelah Utara :
Kabupaten Lombok Utara Sebelah Selatan : Samudera Indonesia,
Sebelah Barat : Selat Lombok dan Kota Mataram, Sebelah Timur :
Kabupaten Lombok Tengah Ibu Kota Kabupaten Lombok Barat terletak di
Gerung sekaligus sebagai pusat Pemerintahan, mempunyai luas wilayah
+ 2.215,11 Km2 yang terdiri dari daratan seluas + 862,62 Km2 dan
lautan seluas 1.352,49 Km2.
b. Luas Wilayah
Secara administrasi Kabupaten Lombok Barat terbagi dalam 10
Kecamatan, 88 Desa dan 657 Dusun dimana Kecamatan Sekotong memiliki
luas wilayah terbesar dengan luas wilayah + 330,45 Km2 dan terkecil
Kecamatan Kuripan dengan luas wilayah + 21,56 Km2, seperti terlihat
pada tabel 2.1 berikut di bawah ini.
Tabel 2.1Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Lombok
Barat
Desa Dusun(1) (2) (3) (4) (5)1 Batulayar 6 52 34,112 Gunungsari
12 89 89,743 Lingsar 10 71 96,584 Narmada 16 112 107,625 Labuapi 10
55 28,336 Kediri 8 69 21,647 Kuripan 4 36 21,568 Gerung 11 72
62,309 Lembar 5 45 70,2910 Sekotong 6 56 330,45
88 657 862,62Sumber data : BPS Kabupaten Lombok Barat tahun
2008
Lombok Barat
Luas (km2)Banyaknya
KecamatanNo
-
RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014
6
c. Topografi, Geohidrologi, Klimatologi dan Tata Guna Tanah 1).
Ketinggian / Kemiringan Tanah
Wilayah Kabupaten Lombok Barat sebagian besar berada pada
ketinggian di bawah 500 meter di atas pemukaan laut, yaitu sebesar
74,33 %, sedangkan yang ketinggian melebihi 1.000 meter sebesar
7,91 % dari luas wilayah Kabupaten Lombok Barat. Data ketinggian
wilayah Kabupaten Lombok Barat dapat dilihat pada tabel berikut di
bawah.
Tabel 2.2Ketinggian Wilayah Kabupaten Lombok Barat
No Ketinggian Luas Wilayah (ha) Persentase (%)(1) (2) (3) (4)1 0
- 100 m dpl 55.163,00 32,992 100 - 500 m dpl 69.297,00 41,443 500 -
1.000 m dpl 29.531,00 17,664 > 1.000 dpl 13.224,00 7,91
167.215,00 100,00Sumber data : BPN Lombok Barat tahun 2008
Total :
Kemiringan tanah merupakan suatu faktor yang sangat perlu
dipertimbangkan didalam segala kegiatan pembangunan, terutama
pembangunan yang bersifat fisik. Hal ini mengingat lereng atau
kemiringan tanah sangat berpengaruh terhadap erosi permukaan tanah.
Semakin panjang dan semakin besar kemiringan tanah, akan semakin
cepat aliran permukaan dan semakin besar daya angkut dari aliran
tersebut. Tingkat kemiringan lahan di Kabupaten Lombok Barat sangat
bervariasi dan diklasifikasikan dalam 4 (empat) kemiringan. Tingkat
kemiringan yang paling luas 0 - 5 % mencapai sekitar 30.660 ha atau
35,54 % dari luas wilayah Kabupaten Lombok Barat, kemiringan 2 15 %
seluas 15.759 Ha atau 18,27 % dari luas wilayah Kabupaten Lombok
Barat, kemiringan lahan 40 % ke atas seluas 13.693 Ha atau 15,87 %
dari luas wilayah Kabupaten Lombok Barat.
-
RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014
7
Tabel 2.3Tingkat Kemiringan Tanah di Wilayah Kabupaten Lombok
Barat
0 -2 % 2 - 15 % 15 - 40 % > 40 %(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)1
Gunungsari 2.946 985 1.075 3.968 8.9742 Batulayar 1.968 891 552 0
3.4113 Narmada 2.827 2.562 2.898 2.475 10.7624 Lingsar 3.835 2.838
2.985 0 9.6585 Kediri 1.565 134 158 307 2.1646 Kuripan - 986 899
271 2.1567 Labuapi 1.858 975 - - 2.8338 Gerung 4.120 1.072 722 316
6.2309 Lembar 2.595 2.149 2.285 - 7.02910 Sekotong 8.946 3.167
14.576 6.356 33.045
30.660 15.759 26.150 13.693 86.26235,54 18,27 30,31 15,87
100,00
Sumber data : BPN Kabupaten Lombok Barat tahun 2008
Jumlah (ha)
JumlahPersentase (%)
KecamatanNoLuas Peringkat Kemiringan (ha)
Apabila dilihat penyebaran dari masing masing kelas kemiringan
tanah dalam tiap Kecamatan, maka Kecamatan Labuapi dan Kediri
termasuk kategori sangat datar, sedangkan Kecamatan Kuripan dan
Kecamatan Gerung sebagian besar termasuk datar walaupun sebagian
kecil ada yang bergelombang sampai terjal. Untuk wilayah utara dan
selatan sebagian besar wilayahnya bergelombang sampai terjal, oleh
karena itu bentuk kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan di
kecamatan wilayah utara maupun wilayah selatan harus selalu
berorientasi menghindari timbulnya kerusakan tanah.
2). Geohidrologi Wilayah Kabupaten Lombok Barat dilalui oleh
banyak aliran sungai dan anak sungai, namun tidak semua sungai
berair sepanjang tahun. Mata air yang ada di wilayah Kabupaten
Lombok Barat terdapat sekitar 146 sumber mata air yang airnya
mengalir ke sungai sungai Meninting, Dodokan, Jangkuk, Babak dan
Sekotong. Potensi air baku di Kabupaten Lombok Barat untuk
pengembangan Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) selama sepuluh
tahun ke depan pada umumnya tersedia. Air permukaan yang dapat
dimanfaatkan adalah : Sungai Meninting, Jangkok dan Babak. Yang
memerlukan upaya khusus untuk air baku serta air minumnya adalah
Gerung, Kediri, Narmada dan Lembar serta 2 (dua) Ibu Kota Kecamatan
(IKK) dan 22 Desa.
-
RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014
8
3). Klimatologi Kondisi iklim di sebagian besar Kabupaten Lombok
Barat termasuk wilayah yang beriklim tropis, dengan dua musim,
yaitu musim kemarau yang berlangsung antara bulan Juni hingga
Agustus dan musim hujan antara bulan September hingga Mei dengan
temperatur / suhu udara pada tahun 2008 rata -rata berkisar antara
22,22C sampai 30,46C dan suhu maksimum terjadi pada bulan Oktober
dengan suhu 32,10C serta suhu minimum 20,70C terjadi pada bulan
Juni. Kelembaban udara berkisar antara 81,58%, kelembaban udara
maksimum terjadi pada bulan Maret dan Nopember sebesar 86,00%
sedangkan kelembaban minimum terjadi pada bulan September dan
Agustus sebesar 77,00%.
Lamanya penyinaran matahari yang terjadi selama tahun 2008
rata-rata 68,67%, lamanya penyinaran matahari maksimum terjadi pada
bulan Juli sebesar 86,00% dan lamanya penyinaran matahari minimum
terjadi pada bulan Pebruari, Nopember dan Desember sebesar 49,00%.
Kecepatan angin rata-rata yang terjadi selama tahun 2008 sebesar
207/8 knot, kecepatan maksimun terjadi pada bulan Pebruari yaitu
270/10 knot, sedangkan kecepatan minimum terjadi pada bulan Mei
sebesar 135/8 knot. Tekanan udara yang ditandai dengan dua musim
yaitu musim kemarau dan musim hujan. Tekanan udara berkisar antara
1.001,60 mbs 1.006,60 mbs. Sedangkan keadaan curah hujan pada tahun
2008 sebesar 144,29 mm dengan curah hujan terendah bulan Juli
sebesar 0,00 mm dan curah hujan tertinggi pada bulan Nopember
sebesar 448,90 mm.
-
RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014
9
Tabel 2.4Keadaan Iklim di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008
Rata2 Min Max
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1 Januari 26,90 23,30 30,50 83,00 1.006,60 270/7 159,30
63,00
2 Pebruari 26,60 23,30 29,90 85,00 1.005,00 270/10 229,90
49,00
3 Maret 26,50 22,30 30,70 86,00 1.006,20 270/6 207,10 59,00
4 April 27,00 22,50 31,50 81,00 1.006,50 270/7 205,30 81,00
5 Mei 26,05 22,00 30,10 78,00 1.005,80 135/8 111,40 82,00
6 Juni 25,10 20,70 29,50 82,00 1.006,40 140/8 43,80 80,00
7 Juli 24,05 19,40 28,70 80,00 1.005,80 135/9 0,00 86,00
8 Agustus 25,50 21,10 29,90 78,00 1.004,60 180/9 3,60 63,00
9 September 26,20 21,70 30,70 77,00 1.005,60 180/10 40,90
84,00
10 Oktober 27,55 23,00 32,10 80,00 1.003,60 180/8 147,40
79,00
11 Nopember 27,35 23,40 31,30 86,00 1.001,60 180/7 448,80
49,00
12 Desember 27,25 23,90 30,60 83,00 1.002,40 270/7 134,00
49,00
26,34 22,22 30,46 81,58 1.005,01 207/8 144,29 68,67
Sumber data : Stasiun Klimatologi Kediri tahun 2008Rata-rata
Penyinaran Matahari (%)
BulanNoTemperatur C Kelembaban
Udara Nisbi (%)
Tekanan Udara (mb)
Kecepatan angin rata-rata
(knot)
Curah Hujan (mm)
4). Tata Guna Tanah
Hampir setengah wilayah Kabupaten Lombok Barat merupakan tanah
pertanian yang subur dengan didukung irigasi teknis di bagian
tengah dan sebagian wilayah selatan yang proporsi penggunaan lahan
pada tahun 2008 meliputi sawah 16.849 Ha, tegalan 22.908 Ha,
pekarangan 5.670 Ha dan lain lain 40.835 Ha.
Tabel 2.5Tata Guna Tanah di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2004 -
2008
2004 2005 2006 2007 2008(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)1 Sawah
15.248 16.998 16.975 16.849 16.8492 Tegalan 25.253 23.324 23.323
22.908 22.9083 Pekarangan 4.192 4.204 4.219 4.879 5.6704 Lain-Lain
*) 41.569 41.736 41.745 41.626 40.835
86.262 86.262 86.262 86.262 86.262Sumber data : Dinas Pertanian
Kabupaten Lombok Barat tahun 2008
Jumlah :
Jenis TanahNoLuas (Ha)
-
RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 10
Perkembangan pola penggunaan tanah di Kabupaten Lombok Barat
selama 4 (empat) tahun terakhir menunjukkan luas jenis tanah sawah
naik rata rata pertahun sebesar 2,83%, luas tegalan turun 3,17%,
luas pekarangan naik 3,10%, dan luas tanah untuk penggunaan lain
lain naik dari tahun 2004 2007 sebesar 0,66%, dan turun sebesar
1,02% pada tahun 2008.
d. Sumberdaya Alam Potensi sumberdaya alam di Kabupaten Lombok
Barat meliputi sumberdaya alam non hayati yaitu : air, lahan, udara
dan bahan galian, sedangkan sumberdaya alam hayati yaitu hutan,
flora dan fauna. Sumberdaya air di Kabupaten Lombok Barat terdiri
dari air tanah (akifer) termasuk mata air dan air permukaan.
Berdasarkan atas besaran curah hujan per tahun, hujan lebih dan
evapotranspirasi tahunan yang akan berpengaruh terhadap air
meteorologis sesuai dengan gradasi sebaran curah hujan, maka makin
ke selatan wilayah Kabupaten Lombok Barat makin sedikit
ketersediaan air meteorologisnya. Berdasarkan data yang tersedia
jumlah mata air di Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2008 berjumlah
146 buah yang tersebar di Kecamatan Batulayar (7 buah), Kecamatan
Gunungsari (23 buah), Lingsar (35 buah), Narmada (81 buah). Dari
146 buah mata air tersebut, sebanyak 138 mata air mempunyai debit
sebesar 1-50 lt/det, sebanyak 5 mata air mempunyai debit sebesar 51
-100 lt/det dan debit diatas 100 lt/det sebanyak 3 mata air. Dari
sejumlah 146 buah yang sudah dimanfaatkan sebanyak 30 mata air oleh
PDAM maupun Desa. Dengan memperhatikan kondisi terjadinya
penebangan hutan secara liar dan adanya konversi lahan dari lahan
kebun, hutan, pertanian ke lahan pemukiman maka jumlah mata air
cenderung akan berkurang jika tidak dilakukan perlindungan sumber
mata air. Sebaran jaringan irigasi di Kabupaten Lombok Barat dapat
dilihat berdasarkan pada pengamat pengairan dan daerah irigasi.
Secara kelompok, pengamat pengairan/daerah irigasi dibagi menjadi
tiga wilayah besar, yakni Gunungsari, Narmada, dan Kediri. Kondisi
dan sebaran jaringan irigasi ini dapat dilihat pada table 2.6.
-
RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 11
PRODUKSI
Baik Rusak Tersier Sekunder Bagi Box Lain (Ton/Ha/Panen)1 2 3 4
5 6 7 8 9 10 11 12 13
I. Gunungsari1 Sandik 417 417 336 37 63 - 3.790 27 - 4 62 Medas
103 103 768 25 75 - 4.783 35 - 7 53 Ireng Daye 288 288 272 60 40
3.910 364 19 19 9 64 Gegutu 209 209 163 70 30 8.221 3.211 19 9 7
5,55 Penimbung 485 485 465 73 27 8.737 7.901 95 28 8 56 Menjeli 203
203 107 75 25 2.808 3.268 27 6 7 5,57 Repok Pancor 306 306 285 60
40 11.190 4.788 21 11 8 68 Keluncing 548 548 513 75 25 - 6.302 22 -
2 59 Bengkel 83 83 93 80 20 - 515 5 - 4 5,5
10 Juwet 476 476 476 70 30 4.740 3.656 20 9 3 53.118,0 3.118,0
3.478,0 625,0 375,0 39.606,0 38.578,0 290,0 82,0 59,0 54,5
II. Narmada1 Dsn. Tereng 250 239 220 78 22 460 2.640 6 29 5 62
Mencongah 301 301 249 80 20 3.306 3.296 34 14 3 63 Nyur Baya 555
555 449 85 15 13.507 8.875 81 19 8 64 Montang 670 690 178 40 60 -
1.100 5 - 2 3,55 Keru 870 870 863 55 45 12.083 10.643 28 46 11 5,56
Sesaot 1.670 1.678 1.253 60 40 6.280 20.272 72 37 8 5
4.316 4.333 3.212 398 202 35.636 46.826 226 145 37 32
III. Kediri1 Gebong 2.161 2.161 1.872 50 50 25.000 27.857 155 20
98 4,52 Pengga Kanan 2.314 2.314 2.921 45 55 62.000 59.252 350 80
43 Pengga Kiri 1.275 1.275 446 70 30 14.800 815 42 39 25 54 Datar
834 834 560 60 40 32.596 3.462 39 22 15 565 Batu Riti 619 619 191
65 35 - 7.100 19 16 46 Pes. Kuripan 86 86 84 58 42 15.000 6.972 34
35 1 4,57 Buntopeng 254 225 108 40 60 500 8.514 27 3 3
7.543 7.514 6.182 388 312 149.896 113.972 666 116 238 81
Total I + II + III 14.977,0 14.965,0 12.872,0 1.411,0 889,0
225.138,0 199.376,0 1.182,0 343,0 334,0 167,5
Sumber : Dinas PU Pertamben Bid. Pengairan tahun 2008
Tabel 2.6.Kondisi dan Sebaran Jaringan Irigasi
di Kabupaten Lombok Barat tahun 2008
No. Pengamat/ Daerah Irigasi
Luas Baku (HA)
Luas Daerah Irigasi (HA)
Luas Daerah Tanam (HA)
KONDISI (%) SALURAN (M) BANGUNAN (unit)
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Sumber Daya Alam yang potensi untuk dikembangkan adalah Sumber
Daya Hutan. Untuk potensi sumberdaya kehutanan terdapat beberapa
klasifikasi hutan. Kawasan lindung adalah kawasan yang fungsi
utamanya adalah melindungi kelestarian fungsi sumberdaya alam
/buatan serta nilai budaya dan sejarah bangsa, seperti kawasan
hutan lindung dan kawasan konservasi sehingga kawasan tersebut
harus dilindungi dari kegiatan produksi dan kegiatan manusia
lainnya yang dapat mengurangi / merusak fungsi lindung.
-
RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 12
1). Sumberdaya Hutan Pada tahun 2008, hutan di Kabupaten Lombok
Barat tercatat seluas 37.384,20 Ha berdasarkan tata guna hutan di
Kabupaten Lombok Barat dapat digolongkan menjadi : hutan lindung
19.105,50 Ha (51,11 %), hutan produksi biasa 1.781 Ha (4,76 %),
hutan produksi terbatas 10.229 ( 27,36 %), hutan wisata alam
3.113,70 (8.33 %) dan Tahura 3.155 Ha (8,44 %). Dari seluruh luas
kawasan hutan tersebut telah terjadi kerusakan sebagai akibat
kebakaran hutan, perambahan hutan dan ladang berpindah. Kondisi ini
kemudian menyebabkan lahan kritis semakin bertambah. Data dari
Dinas Kehutanan Kabupaten Lombok Barat menunjukan bahwa luas lahan
kritis di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008 tercatat 32.624,18 ha
yang terdapat di dalam kawasan hutan 16.363,60 Ha dan di luar
kawasan hutan 16.260,58 Ha. Kondisi hutan di wilayah Kabupaten
Lombok Barat diklasifikasikan sebagai berikut : 1.1 Hutan Negara
seluas 37.384,20 Ha dengan pembagian fungsi : hutan
lindung 19.105,50 Ha (51,11%), hutan produksi biasa 1.781 Ha
(4,76%), hutan produksi terbatas 10,229 ( 27,36%), hutan wisata
alam 3.113,70 (8.33 %) dan Tahura 3.155 Ha (8,44 %).
1.2 Hutan Rakyat seluas 700 Ha, yang berada di Kab. Lombok Barat
dengan perincian sebaran berada di Kecamatan Gerung 300 Ha,
Kecamatan Sekotong 300 Ha, Kecamatan Gunung Sari 50 Ha, Kecamatan
Narmada 50 Ha.
1.3 Hutan kota seluas 8 Ha berada di Kecamatan Gerung.
2). Sumberdaya Kelautan Kabupaten Lombok Barat memiliki
sumberdaya kelautan seluas 864 km2. Sumberdaya kelautan yang ada
terdiri atas hutan mangrove 420 km2, terumbu karang 444 km2,
sumberdaya ikan dengan produksi 33.264,5 ton pada tahun 2008 yang
terdiri atas perikanan tangkap 14.270 ton dan perikanan budidaya
18.994,5 ton. Kondisi sumberdaya kelautan ini pada saat ini sudah
banyak yang mengalami kerusakan. Kerusakan pada terumbu karang saat
ini telah mencapai lebih dari 80% yang tersebar terutama di
perairan Kecamatan Sekotong yang disebabkan oleh perubahan iklim
dan kerusakan ekosistim lainnya yang secara langsung dapat
mempengaruhi eksistensi ekosistem terumbu karang. Kerusakan
-
RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 13
sumberdaya kelautan ini telah berdampak pula pada menurunnya
kualitas lingkungan sumberdaya kelautan yang dikhawatirkan akan
mengganggu produktifitas sumberdaya yang ada.
3) Sumberdaya Energi dan Mineral 3.1 Pemanfaatan Energi
Alternatif dan Ketersediaan Bahan Bakar
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat atas
ketenagalistrikan, maka pembangkit listrik alternatif telah
dikembangkan di Kabupaten Lombok Barat sampai dengan tahun 2008
antara lain: a) Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebanyak
1207 Unit yang
tersebar di 4 Kecamatan yaitu Kecamatan Sekotong Tengah,
Kuripan, Gunungsari dan Lingsar.
b) Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) sebanyak 4 Unit
terletak di Desa Sedau Kecamatan Narmada, dengan kapasitas
terpasang 89 KWH yang melayani 591 KK.
c) Pembangkit Listrik Tenaga Aki (PLT-AKI) terpasang sebanyak 78
Unit yang tersebar di Desa Kedaro dan Desa Pelangan.
Sedangkan untuk memenuhi pasokan energi bahan bakar di Kabupaten
Lombok Barat telah terbangun 9 unit Station Pengisian Bahan Bakar
Untuk Umum (SPBU) yang tersebar di 5 Kecamatan yaitu Kecamatan
Lembar, Narmada, Kediri, Gunungsari, Sekotong Tengah dengan
Kapasitas Tangki Timbun untuk Premium 335 kilo liter dan Solar 285
kilo liter.
3.2 Sumberdaya Mineral
Potensi sumberdaya mineral yang ada di Kabupaten Lombok Barat
sebagian besar terdapat di wilayah selatan, sebagian lagi terdapat
di desa Sedau Kecamatan Narmada. Sumberdaya mineral tersebut
terdapat di :
a) Labuanpoh, desa Sekotong Tengah Kecamatan Sekotong. Batu
Andesit di wilayah ini mempunyai mutu yang cukup baik untuk bahan
bangunan dan agregat beton. Bagian yang lapuk dapat digunakan
sebagai tanah urug. Sifat fisiknya keras, kompak dan berlebar 10-25
cm, dengan jumlah cadangan 179.557 ton dan luas areal tambang
seluas 1.668 Ha.
b) Batukapong, desa Ketapang, Sekotong Tengah Kecamatan
Sekotong. Batu Andesit di wilayah ini dapat digunakan sebagai bahan
agregat
-
RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 14
beton dan bahan alas jalan. Dengan jumlah cadangan sebanyak
434.323 m, dengan luas wilayah tambang mencapai 2.313 Ha.
c) Gunung Ketapang, dusun Brambang, Kecamatan Sekotong. Kualitas
batu Andesit di wilayah ini sangat baik untuk bahan bangunan
konstruksi berat dengan jumlah cadangan 3.000.000 m.
d) Bahan galian Batu Apung dengan jumlah cadangan terbesar
terdapat di desa Sedau Kecamatan Narmada, jumlah cadangan mencapai
2.437.300 m3. Sangat potensial digunakan sebagai komoditas ekspor
karena ukurannya yang mencapai 3-5 cm.
e) Bahan galian Pasir Besi terdapat di wilayah Pantai Tawun,
desa Sekotong Barat Kecamatan Sekotong. Dengan jumlah cadangan
sebesar 7 ton.
f) Lokasi bahan galian Emas, Perak dan Tembaga terdapat di Bukit
Mecanggah, Desa Sekotong Barat dan Desa Pelangan Kecamatan
Sekotong. Di Bukit Mecanggah kandungan emas sebesar 0,9611 gr/ton.
Sedangkan di desa Pelangan dan sekitarnya, merupakan emas
epithermal tipe sulfidasi yang mengandung mineralisasi tinggi pada
urat kuarsa dan breksi hydrothermal yang terdapat di tiga daerah
yaitu: Simba (vein) dengan kadar emas rata-rata 2,69 gr/ton dengan
cadangan 0,291543 ton Au, Tanjung (vein) dan Kayu Putih (vein)
dengan kadar emas rata-rata 2,69 gr/ton dengan cadangan 1.394.919
ton Au.
4). Lingkungan Hidup
1.1. Pencemaran Air Kondisi sungai di Kabupaten Lombok Barat
pada saat ini telah mengalami penurunan kualitas akibat pencemaran.
Terjadinya pencemaran ini akibat perilaku hidup masyarakat kita
yang menganggap sungai sebagai tempat pembuangan limbah dan sampah.
Data yang ada menunjukan bahwa sungai Jangkuk terindikasi
pencemaran bakteri E-coli.
1.2. Sampah dan Limbah B3 Timbunan sampah dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk
dan aktivitas kehidupan yang dilaksanakan. Pada tahun 2004 jumlah
timbunan sampah yang ada diperkirakan mencapai 7.937,02 m3 kemudian
meningkat menjadi
-
RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 15
30.661,00 m3 pada tahun 2008 atau meningkat menjadi 286,30% per
tahun. Sementara itu kemampuan pemerintah Kabupaten Lombok Barat
untuk mengelola sampah baru mencapai rata rata 7.492,8 m3 per hari
atau 27.348,80 m3 per tahun. Dengan demikian pada tahun 2008 saja
tersisa timbunan sampah yang tidak terkelola dengan baik sebesar
3.312,20 m3. Kondisi ini terlihat dari makin meningkatnya timbunan
sampah yang mencemari sungai dan lingkungan lainnya. Hal ini akan
berdampak terhadap meningkatnya pencemaran pada lingkungan pesisir
dan laut yang menjadi muara dari semua sungai sungai di Kabupaten
Lombok Barat.
2. Karakteristik Wilayah a. Berdasarkan karakteristik sumberdaya
yang ada, wilayah Kabupaten Lombok
Barat terbagi menjadi 2 (dua) kawasan, yaitu :
1) Wilayah bagian tengah, merupakan wilayah dataran yang
potensial untuk pertanian basah, palawija, hortikultura dan
perikanan air tawar yang membentang dari Kecamatan Gunungsari,
Lingsar, Narmada, Labuapi, Kediri dan Kuripan.
2) Wilayah bagian selatan, merupakan wilayah pegunungan dan
perbukitan yang kondisinya kering, yang potensial untuk
pengembangan hutan lindung, pengembangan pertanian lahan kering
disamping itu juga mempunyai potensi pariwisata, perikanan laut dan
pertambangan meliputi wilayah Gerung, Lembar dan Sekotong.
b. Berdasarkan jalur lintas antar daerah, Kabupaten Lombok Barat
dilewati jalur jalan Negara yang merupakan jalur ekonomi yang
menghubungkan antar kota di wilayah Nusa Tenggara Barat, Provinsi
Bali maupun Provinsi Nusa Tenggara Timur. Jalur ini melewati
Kecamatan Lembar, Kecamatan Gerung, Kecamatan Labuapi dan Kecamatan
Narmada sehingga kecamatan kecamatan tersebut menjadi wilayah yang
cepat berkembang, yaitu dari pertanian menjadi perdagangan dan
jasa.
c. Berdasarkan pusat pusat pertumbuhan wilayahnya sebagai hasil
kegiatan masyarakat dan mobilitas manusia dan barang, maka fungsi
kota di Kabupaten Lombok Barat dapat dikategorikan sebagai berikut
: 1) Wilayah Aglomerasi, yaitu perkembangan kota dalam kawasan
tertentu akibat
pengaruh keberadaan atau letaknya terhadap kota lain yang lebih
dahulu
-
RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 16
berkembang. Kota kota tersebut di wilayah Kabupaten Lombok Barat
yaitu Kecamatan Gunungsari, Labuapi, Batulayar dan Narmada.
2) Wilayah sub Urban, yaitu wilayah perbatasan desa dan kota,
meliputi kota kota Kecamatan Labuapi, Kuripan dan Kediri.
Diharapkan beberapa tahun ke depan kota kota tersebut akan menjadi
pusat pertumbuhan baru di wilayah Kabupaten Lombok Barat.
3) Wilayah fungsi khusus / wilayah penyangga, yaitu merupakan
wilayah yang difungsikan sebagai kawasan lindung dan catchment
area. Kawasan kawasan tersebut sebagian besar terletak di wilayah
Kecamatan Sekotong, Lembar, Narmada, Gunungsari, Lingsar dan
Batulayar.
B. PERKEMBANGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
Pada prinsipnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan
indikator untuk mengukur tingkat keberhasilan komulatif pembangunan
suatu daerah yang terfokus pada pembangunan manusia. Indikator ini
ditetapkan oleh UNDP dengan maksud bahwa setiap usaha pembangunan
selalu menempatkan manusia sebagai tujuan akhir pembangunan bukan
hanya sebagai alat bagi pembangunan. Berdasarkan pada prinsip ini,
maka pembangunan di Kabupaten Lombok Barat secara konsisten
memberikan perhatian kepada peningkatan IPM yang secara simultan
diwujudkan dalam kebijakan pembangunan daerah. Dalam konstelasi
regional provinsi, IPM Kabupaten Lombok Barat masih berada pada
posisi yang tidak menggembirakan, yakni berada pada urutan ke-8 di
antara sembilan kabupaten/kota se-Provinsi NTB. Hal ini merupakan
tantangan yang cukup berarti bagi kebijakan pembangunan
selanjutnya.Oleh karena itu fokus dan konsistensi kegiatan-kegiatan
pembangunan hendaknya diarahkan untuk meningkatkan IPM secara
berkelanjutan.
Tabel 2.7.
IPM Menurut Kabupaten/Kota dan Peringkat IPM Provinsi NTB Tahun
2004-2007
-
RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 17
IPM (0-100) PERINGKAT IPM (NASIONAL) PERINGKAT IPM
(PROVINSI) KABUPATEN/KOTA
2004 2005 2006 2007 2004 2005 2006 2007 2004 2007
Lombok Barat 57,0 57,8 58,7 59,3 431 432 445 444 8 8
Lombok Tengah 56,9 57,9 58,5 59,0 432 431 446 446 9 9
Lombok Timur 58,7 59,6 60,3 61,1 428 429 441 439 7 7
Sumbawa 63,2 64,0 64,8 64,9 391 389 408 416 4 4
Dompu 62,3 63,3 63,9 64,0 400 398 418 424 5 5
Bima 60,2 61,7 63,1 63,8 419 413 424 427 6 6
Sumbawa Barat 61,9 63,4 65,0 65,5 403 397 404 407 3 3
Mataram 68,8 69,4 69,8 70,7 188 192 209 196 1 1
Kota Bima 63,5 64,2 65,9 67,1 383 385 379 365 2 2
PROVINSI NTB 61,4 62,4 63,3 63,9 33 32 32 32 Sumber: BPS
Provinsi NTB tahun 2008
Perkembangan nilai IPM Kabupaten Lombok Barat secara agregatif
pada setiap komponen menunjukkan kecendrungan kenaikan yang cukup
berarti dari tahun ke tahun. Tiga komponen dijadikan pengukuran
pembangungan manusia yakni Pendidikan, Kesehatan, dan Ekonomi,
secara detail dijabarkan dalam empat indikator teknis yaitu Usia
Harapan Hidup (UHH), Angka Melek Huruf (AMH) dan Rata-rata Lama
Sekolah (RLS), serta Kemampuan Daya Beli (Purchasing Power Parity).
Pada prinsipnya usia hidup secara rata-rata sangat ditentukan oleh
tingkat kelangsungan hidup penduduk sejak umur muda , yaitu sejak
umur bayi dan di bawah usia lima tahun (balita). Adalah penting
untuk melihat dan mengkaji perkembangan dari tingkat kelangsungan
hidup tersebut. Sejauh ini ada tiga macam sumber data yang dapat
digunakan untuk memperoleh data tersebut yaitu SP ( Sensus
Penduduk), Supas ( Survei Penduduk Antar Sensus ) dan Susenas.
Keberhasilan pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup penduduk
mengalami peningkatan. Hal ini tercermin dari Usia Harapan Hidup
penduduk Kabupaten Lombok Barat yang setiap tahun mengalami
kenaikan. Grafik 2.1 menunjukkan perkembangan harapan hidup di
Kabupaten Lombok Barat dari tahun 2004 2007. Pada tahun 2004 usia
harapan hidup hanya mencapai 58,1 tahun, kemudian mengalami
kenaikan berarti menjadi 59,4 tahun pada tahun 2007. Apabila
-
RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 18
memperhatikan grafik 2.1. terlihat bahwa usia harapan hidup
Kabupaten Lombok Barat masih lebih rendah dibandingkan rata-rata
usia harapan hidup di NTB.
Grafik 2.1
Perbandingan Perkembangan Usia Harapan Hidup (UHH) Antara
Kabupaten Lombok Barat dan Provinsi NTB Tahun 2004-2007 (dalam
Tahun)
Sumber: BPS Kabupaten Lombok Barat tahun 2008
Pada periode pembangunan selanjutnya diharapkan fokus program
pembangunan di bidang kesehatan hendaknya harus lebih terarah guna
mendapatkan hasil yang lebih optimal dan berkelanjutan. Selanjutnya
pada komponen pendidikan diukur oleh dua indikator, yaitu Angka
Melek Huruf (AMH) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS). Dua indikator
ini dipandang sebagai pengukur tingkat pengetahuan masyarakat.
Sedangkan tingkat pengetahuan dan ketrampilan secara umum yang
dimiliki oleh penduduk secara agregat dapat digambarkan melalui
rata-rata lama sekolah. Dengan demikian, dua indikator tersebut
dapat menggambarkan tentang kualitas penduduk secara umum.
Grafik 2.2 Perbandingan Perkembangan Angka Melek Huruf (AMH)
Antara
-
RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 19
Kabupaten Lombok Barat dan Provinsi NTB Tahun 2004-2007 (dalam
persen)
Sumber: BPS Kabupaten Lombok Barat tahun 2008.
Pada tahun 2004 penduduk berumur 15 tahun ke atas yang dapat
membaca dan menulis (melek huruf) di Kabupaten Lombok Barat hanya
sebesar 73.1 persen. Kondisi ini bergerak secara gradual dan
perlahan, sehingga pada tahun 2007 mengalami kenaikan sebesar 0,7
persen, yaitu menjadi 73,8 persen. Bila dibandingkan dengan kondisi
NTB, AMH di Kabupaten Lombok Barat cukup rendah dengan perbedaan
menyolok sebesar 9,2 persen pada tahun 2007. Oleh karena itu
kebijakan-kebijakan terobosan di bidang keaksaraan hendaknya
menjadi terus ditingkatkan pada periode selanjutnya.
Kemudian, dilihat dari rata-rata lama sekolah penduduk berumur
15 tahun keatas di Kabupaten Lombok Barat menunjukkan kualitas
sumber manusia masih cukup rendah. Pada tahun 2004, rata-rata lama
sekolah hanya mencapai kelas 5 sekolah dasar, kemudian berlanjut
rata-rata lama sekolah relatif tetap. Rata-rata lama sekolah
penduduk mengalami kenaikan yang berarti terjadi pada tahun 2007,
yaitu menjadi 5,7 tahun atau kelas 6 sekolah dasar.
Grafik 2.3 Perbandingan Perkembangan Rata-rata Lama Sekolah
(RLS) Antara
-
RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 20
Kabupaten Lombok Barat dan Provinsi NTB Tahun 2004-2007 (dalam
rasio)
Sumber: BPS Kabupaten Lombok Barat tahun 2008.
Dalam bidang ekonomi, paritas daya beli masyarakat Kabupaten
Lombok Barat terus mengalami kenaikan. Pada tahun 2004, paritas
daya beli masyarakat Kabupaten Lombok Barat masih sekitar Rp.
600.700,- per kapita selama setahun dan mengalami kenaikan yang
cukup berarti sampai pada tahun 2007 menjadi sebesar Rp.614.000,-
per kapita selama setahun. Melambatnya kenaikan ini akibat kenaikan
bahan bakar minyak pada tahun 2005 yang berdampak pada kenaikan
harga-harga bahan kebutuhan pokok tanpa diimbangi peningkatan
pendapatan masyarakat. Selain melambatnya perkembangan paritas daya
beli masyarakat, nilai paritas daya beli masyarakat Lombok Barat
selalu di bawah rata-rata nilai paritas daya beli masyarakat
NTB.
Grafik 2.4
Perbandingan Perkembangan Kemampuan Daya Beli Masyarakat
(Purchasing Power Parity) Antara Kabupaten Lombok Barat dan
Provinsi NTB Tahun 2004-2007
Sumber: BPS Kabupaten Lombok Barat tahun 2008
-
RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 21
Perkembangan IPM Komposit selanjutnya memperlihatkan
kecenderungan peningkatan yang konsisten secara komulatif. Pada
table 2.12 terlihat bahwa dalam kurun waktu tahun 2004-2007 indeks
uisa harapan hidup setiap tahun terus mengalami kenaikan. Ini
menunjukkan adanya kinerja pembangunan manusia di sektor kesehatan.
Pada tahun 2007, indeks kesehatan (usia harapan hidup) Kabupaten
Lombok Barat telah mencapai sebesar 57,6. Tetapi indeks yang
dicapai masih jauh dari target indeks ideal, yaitu 100, masih
mengejar sekitar 42,4 poin. Untuk mengejar poin tersebut masih
memerlukan waktu yang cukup panjang. Untuk indeks pendidikan
Kabupaten Lombok Barat juga masih jauh dari indeks pendidikan
ideal. Indeks pendidikan Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2007
telah mencapai sebesar 61,8. Ini berarti masih sekitar 38,2 point
menuju indeks pendidikan yang ideal. Guna menuju indeks pendidikan
yang ideal sangat diperlukan langkah-langkah yang tepat. Diperlukan
strategi khusus untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk
menyekolahkan anak-anak sampai jenjang pendidikan yang lebih
tinggi. Indeks ekonomi juga masih jauh menuju ideal, yaitu pada
tahun 2007 indeks ekonomi Kabupaten Lombok Barat baru mencapai
sebesar 58,6. Untuk menuju indeks ekonomi yang ideal masih
memerlukan 41,4 poin. Dengan rentang poin tersebut sekiranya masih
memerlukan program-program pembangunan yang lebih fokus.
Tabel 2.8
Indeks Masing-masing Komponen IPM Kabupaten Lombok Barat Tahun
2004-2008
KOMPONEN IPM 2004 2005 2006 2007 2008*
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Angka Harapan Hidup 55,2 55,7 56,8 57,6 57,91
Pendidikan 60,3 60,9 61,8 61,8 64,01
Paritas Daya Beli 55,5 56,8 57,5 58,6 58,6
Nilai IPM 57,0 57,8 58,7 59,3 60,17 Sumber: BPS Kabupaten Lombok
Barat tahun 2008 Keterangan: *) Angka Proyeksi (Kab. Lombok Barat
gabung KLU)
-
RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 22
C. KONDISI EKONOMI
1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) selama 5
(lima) tahun terakhir mengalami kenaikan rata rata per tahun 14,37%
yaitu dari Rp. 2,479 triliun pada tahun 2004 menjadi Rp. 3,737
triliun pada tahun 2007. Sedangkan PDRB Atas Dasar Harga Konstan
(ADHK) mengalami kenaikan rata rata per tahun 4,93% yaitu dari Rp.
1,808 pada tahun 2004 menjadi Rp. 2,088 pada tahun 2007.
Tabel 2.9
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Lombok Barat
Tahun 2004 - 2008
2004 2005 2006 2007 2008*
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 ADHB 2.478.858,30 2.887.603,85 3.281.106,82 3.736.648,57
4.155.911,99
2 ADHK 1.807.792,25 1.881.424,65 1.986.071,73 2.088.157,60
2.181.612,72
Sumber data : BPS Kabupaten Lombok Barat tahun 2008
* Data Proyeksi (Kab. Lobar gabung KLU)
PDRBNoTahun (Rp. juta)
2. Struktur Perekonomian Daerah
Sektor lapangan usaha yang memberikan kontribusi terbesar dalam
pembentukan PDRB Kabupaten Lombok Barat selama 4 (empat) tahun
terakhir didominasi kelompok sektor tersier yakni: perdagangan,
hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi; keuangan,
Persewaan dan jasa perusahaan dan jasa-jasa disusul sektor primer
yakni: pertanian, pertambangan dan penggalian selanjutnya sektor
sekunder yakni: industri pengolahan, listrik, gas dan air bersih
serta bangunan. Kontribusi kelompok sektor primer selama 4 (empat)
tahun terakhir mengalami penurunan rata rata 1,59% per tahun yaitu
dari 36,90% pada tahun 2004 menjadi 34,57% pada tahun 2007.
Penurunan kontribusi yang dialami adalah sektor pertanian yaitu
dari 33,65% pada tahun 2004 menjadi 31,08% pada tahun 2007 (rata
rata turun 1,91% per tahun). Sedangkan sektor pertambangan dan
penggalian mengalami kenaikan dari 3,25% pada tahun 2004 menjadi
3,49% pada tahun 2007 (rata rata naik 1,85% per tahun). Kontribusi
kelompok sektor sekunder selama 4 (empat) tahun terakhir mengalami
kenaikan rata rata 1,43% per tahun yaitu dari 14,99% pada tahun
2004 menjadi 15,85% pada tahun 2007. Perubahan terbesar terjadi
pada sektor listrik, gas dan air
-
RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 23
bersih mengalami kenaikan yaitu dari 0,41% pada tahun 2004
menjadi 0,45% pada tahun 2007 (rata rata naik 2,44% per tahun),
disusul sektor bangunan dari 10,58% pada tahun 2004 menjadi 11,24%
pada tahun 2007 (rata rata naik 1,56% per tahun) selanjutnya sektor
industri pengolahan dari 4,00% pada tahun 2004 menjadi 4,16% pada
tahun 2007 (rata rata naik 1,00% per tahun).
Sedangkan kontribusi kelompok sektor tersier selama 4 (empat)
tahun terakhir mengalami kenaikan rata rata 0,76% per tahun yaitu
dari 48,11% pada tahun 2004 menjadi 49,58% pada tahun 2007.
Kontribusi terbesar terjadi pada perdagangan, hotel dan restoran
dari 21,29 % pada tahun 2004 menjadi 22,45 % pada tahun 2007 (rata
rata naik 0,29 % per tahun), disusul pengangkutan dan komunikasi
dari 9,16 % pada tahun 2004 menjadi 9,78 % pada tahun 2007 (rata
rata naik 0,15 % per tahun) selanjutnya sektor keuangan, persewaan
dan jasa perusahaan dari 4,56 % pada tahun 2004 menjadi 4,77 % pada
tahun 2007 (rata rata naik 0,05 % pertahun).
Tabel 2.10.Struktur Perekonomian Kabupaten Lombok Barat Tahun
2004 - 2008
2004 2005 2006 2007 2008*(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)1 Primer
36,90 35,80 34,91 34,57 36,66
Pertanian 33,65 32,44 31,46 31,08 33,41 Pertambangan &
Penggalian 3,25 3,36 3,45 3,49 3,25
2 Sekunder 14,99 15,42 15,65 15,85 14,20 Industri Pengolahan
4,00 4,09 4,15 4,16 3,03 Listrik, Gas & Air bersih 0,41 0,42
0,44 0,45 0,61 Bangunan 10,58 10,91 11,06 11,24 10,56
3 Tersier 48,11 48,78 49,44 49,58 49,14 Perdag, Hotel &
Restoran 21,29 21,69 22,21 22,45 20,59 Pengangkutan &
Komunikasi 9,16 9,42 9,75 9,78 11,03 Keuangan, Persewaan & Jasa
Perusahaan
4,56 4,61 4,66 4,77 4,41
Jasa - Jasa 13,10 13,06 12,82 12,58 13,11100,00 100,00 100,00
100,00 100,00
Sumber data : BPS Kabupaten Lombok Barat tahun 2008* Data
Proyeksi (Kab. Lobar gabung KLU)
SektorNoKontribusi Terhadap PDRB (%)
Jumlah
-
RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 24
3. PDRB Per Kapita PDRB per kapita merupakan gambaran dari rata
rata pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk selama 1 tahun
dan biasanya digunakan sebagai alat untuk mengukur tingkat
kemakmuran penduduk. Data ini diperoleh dengan cara membagi nilai
PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun pada tahun yang sama.
Untuk mengetahui adanya pertumbuhan tingkat kesejahteraan
masyarakat, dihitung dengan menggunakan PDRB per kapita Atas Dasar
Harga Konstan (ADHK) karena pertumbuhan PDRB dapat terjadi tanpa
memberi dampak positip pada tingkat kesejahteraan masyarakat,
sebagai akibat pertumbuhan penduduk atau tingkat inflasi yang
tinggi. PDRB per kapita Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) selama 4
(empat) tahun terakhir meningkat 37,18 % atau rata rata per tahun
9,30 % yaitu dari Rp. 3.421.517 pada tahun 2004 menjadi Rp
4.693.651 pada tahun 2007. PDRB per kapita Atas Dasar Harga Konstan
(ADHK) meningkat 5,12 % atau rata rata pertahun 1,28 % yaitu dari
Rp. 2.495.258 pada tahun 2004 menjadi Rp. 2.622.961 pada tahun
2007.
Tabel 2.11PDRB Per Kapita Kabupaten Lombok Barat Tahun 2004 -
2008
2004 2005 2006 2007 2008*(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)1 ADHB
3.421.517 3.885.184 4.190.735 4.693.651 5.117.6962 ADHK 2.495.258
2.530.552 2.536.675 2.622.961 2.665.529
Sumber data : BPS Kabupaten Lombok Barat tahun 2008* Data
Proyeksi BPS (Kab. Lobar gabung KLU)
PDRBNoTahun
4. Pertumbuhan Ekonomi
Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lombok Barat selama 5 (lima)
tahun terakhir mengalami pasang surut searah dengan perkembangan
perekonomian nasional dan global. Selain itu juga, adanya kontraksi
beberapa sektor perekonomian menyebabkan terjadinya fluktuasi
perkembangan perekonomian.
-
RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 25
Tabel 2.12Pertumbuhan Ekonomi ( ADHK 2000) Menurut Lapangan
Usaha
2004 2005 2006 2007 2008*(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)1 Pertanian
3,56 4,33 2,37 3,87 4,062 Pertambangan 5,23 7,69 8,27 6,41 6,433
Industri 6,79 6,45 7,21 5,39 4,664 Listrik, Gas, Air 7,57 6,88 9,29
7,64 6,455 Konstruksi 7,04 7,29 7,03 6,86 6,956 Perdagangan 7,97
6,04 8,07 6,28 4,847 Angkutan 5,15 6,98 9,29 5,43 4,438 Keuangan
10,53 5,30 6,71 7,59 6,619 Jasa 4,26 3,71 3,67 3,18 3,45
5,58 4,07 5,56 5,14 3,97Sumber data : BPS Kabupaten Lombok Barat
tahun 2008* Data Proyeksi BPS (Kab. Lobar gabung KLU)
PDRB
Di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2004 - 2008
Sektor Lapangan UsahaNoPertumbuhan (%)
Pada tabel di atas diketahui bahwa sektor lapangan usaha yang
menjadi penyumbang terbesar bagi perekonomian Kabupaten Lombok
Barat selama tahun 2004 2008 adalah sektor listrik, gas dan air.
Untuk Sektor Pertanian sebagai sektor pokok didaerah agraris
memiliki pertumbuhan kurang dari sektor-sektor lainnya. Sektor
Pertanian pada Tahun 2006 terjadi Penurunan yang sangat drastis
dari 4,33%, pada tahun 2005 menjadi 2,37% pada Tahun 2006 hal ini
disebabkan karena adanya terjadi bencana atau banjir pada Bulan
Pebruari 2006 sehingga banyak tanaman padi yang rusak. Disamping
itu juga penurunan ini disebabkan adanya perkembangan pembangunan
yakni pada sektor bangunan/konstruksi sehingga mengurangi jumlah
lahan pertanian . Perkembangan Kontribusi Sektor Pertanian terhadap
PDRB Kabupaten Lombok Barat memberikan kontribusi yang kurang besar
dimana pada tahun 2001 sebesar 35,81% mengalami penurunan sebesar
35,69% pada tahun 2002. Penurunan terus sampai tahun 2006 sebesar
33,36% kemudian meningkat kembali pada tahun 2007 sebesar
33,99%.
-
RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 26
Grafik 2.5. Perkembangan Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap
PDRB Kabupaten Lombok Barat
35,84 35,69
34,26 34,04 33,8733,36
33,99
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
Series1
Sumber : BPS Kabupaten Lombok Barat tahun 2008
5. Inflasi
Penghitungan angka inflasi di Nusa Tenggara Barat adalah Kota
Mataram mewakili Pulau Lombok di Kota Bima mewakili Pulau Sumbawa.
Adapun angka inflasi untuk Kabupaten Lombok Barat mengacu kepada
angka inflasi Kota Mataram karena Kabupaten Lombok Barat dekat
dengan Kota Mataram. Tingkat inflasi di Kabupaten Lombok Barat
selama periode tahun 2004 2008 mengalami kenaikan, yaitu dari 6,61%
pada tahun 2004 menjadi 13,01% pada tahun 2008. Tingkat inflasi
rata rata periodesasi 2004 2008 mencapai 24,21%. Inflasi tertinggi
terjadi pada tahun 2004 adalah pada kelompok pengeluaran untuk
bahan makanan sebesar 10,68% dan pendidikan, rekreasi dan olah raga
sebesar 8,60%, sedangkan yang terendah adalah kelompok pengeluaran
untuk makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 3,23% dan
sandang sebesar 3,39%. Pada tahun 2005 inflasi tertinggi pada
kelompok pengeluaran untuk perumahan sebesar 18,51% dan bahan
makanan sebesar 14,45%, sedangkan yang terendah adalah kelompok
pengeluaran untuk sandang sebesar 6,57% dan pengeluaran kesehatan
sebesar 7,56%. Pada tahun 2006 inflasi tertinggi pada kelompok
pengeluaran untuk transportasi dan komunikasi serta kesehatan
sebesar 10,43% dan bahan makanan sebesar 5,80%, sedangkan yang
terendah adalah kelompok pengeluaran untuk perumahan sebasar 1,08%
dan pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 2,24%. Sedangkan
pada tahun 2007 inflasi tertinggi pada kelompok pengeluaran untuk
bahan makanan sebesar 15,64% dan perumahan sebesar 9,50%, sedangkan
yang terendah adalah kelompok pengeluaran untuk transportasi dan
komunikasi sebesar 0,66% dan kesehatan sebesar 3,37% dan untuk
tahun 2008 inflasi tertinggi pada
-
RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 27
kelompok pengeluaran untuk bahan makanan sebesar 18,88 % dan
perumahan sebesar 16,03 %, sedangkan yang terendah adalah kelompok
pengeluaran untuk sandang sebesar 5,28 % dan pendidikan, rekreasi
dan olah raga sebesar 6,90 %. Inflasi sangat dipengaruhi oleh
situasi ekonomi baik skala global nasional maupun regional sehingga
inflasi tidak dapat dikendalikan secara langsung. Pengendalian
inflasi dapat dikendalikan secara tidak langsung dengan melakukan
kebijakan fiskal maupun moneter yang merupakan bagian dari
kebijakan ekonomi makro. Selain itu dapat juga dilakukan dengan
mekanisme regulasi pada sektor sektor yang berkaitan dengan
pembangunan ekonomi. Proteksi dapat turut mengendalikan inflasi
karena dapat menyeimbangkan kenaikan atau penurunan harga barang
dan jasa akibat ketidakseimbangan permintaan dan penawaran kelompok
pengeluaran pada masyarakat.
Tabel 2.13Inflasi Kabupaten Lombok Barat Menurut Kelompok
Pengeluaran
Tahun 2004 - 2008
2004 2005 2006 2007 2008*(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)1 Bahan
makanan 10,68 14,45 5,80 15,64 18,882 Makanan jadi, minuman,
rokokdan tembakau3,23 8,44 5,52 7,63 11,97
3 Perumahan 6,27 18,51 1,08 9,50 16,034 Sandang 3,39 6,57 5,02
4,22 5,285 Kesehatan 3,52 7,64 10,43 3,37 7,906 Pendidikan,
rekreasi dan olah
raga8,60 10,21 2,24 5,09 6,90
7 Transportasi dan komunikasi 5,12 50,49 10,43 -0,66 7,316,61
17,72 4,17 8,76 13,01
Sumber data : BPS Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2008* Data
Proyeksi BPS (Kab. Lobar gabung KLU)
Kelompok PengeluaranNoTingkat Inflasi (%)
Umum :
6. Keuangan Daerah
Sumber sumber pendapatan daerah terdiri dari Pendapatan Asli
Daerah (PAD), Dana Perimbangan dan Pendapatan lain lain yang sah.
Selama periodesasi tahun 2004-2008 pembiayaan penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan Kabupaten Lombok Barat masih
tergantung aliran dana dari pusat berupa dana perimbangan (berasal
dari DAU, DAK, Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak, Bagi Hasil Pajak
Dari Provinsi), dengan proporsi rata rata mencapai 85% dari APBD.
Dalam rentang waktu 20042008. Sedangkan untuk Pendapatan Asli
Daerah (PAD) hanya mampu memberikan kontribusi dalam pembiayaan
rata rata sebesar 7% per tahun selama periodesasi 20042008.
Sementara itu, sumber pendapatan daerah berupa sisa lebih
-
RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 28
anggaran yang lalu dan lain lain pendapatan yang sah, masing
masing memberikan kontribusi rata rata sebesar 4,5% dan 3,5% dari
APBD.
Tabel 2.14Kemampuan Keuangan Daerah Kabupaten Lombok Barat
Dalam Membiayai Kegiatan Pembangunan Tahun Anggaran 2004 -
2008
No Jenis T.ARealisasi (Rp juta)
Naik / Turun (%)
APBD (Rp juta)
Kemam puan (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)1 Pendapatan Daerah 2004 301.068,53
303.007,35 99,36
2005 325.733,46 8,19 325.732,46 100,002006 477.659,42 46,64
477.659,42 100,002007 559.498,68 17,13 554.404,04 100,922008
655.999,77 17,25 655.999,77 100,00
2 Pendapatan Asli Daerah 2004 23.048,68 9,32 26.777,42 86,082005
26.103,92 13,26 26.103,92 100,002006 31.734,47 21,57 31.734,47
100,002007 36.728,45 15,74 37.990,67 96,682008 39.890,21 8,61
40.022,60 99,67
3 Dana Perimbangan 2004 265.024,47 258.995,61 102,332005
287.433,54 8,46 287.433,54 100,002006 445.024,95 54,83 445.024,95
100,002007 511.106,50 14,85 505.133,07 101,182008 569.826,20 11,49
569.826,20 100,00
4 Lain-Lain Pendapatan Yang Sah 2004 5.097,19 -11,97 15.295,50
33,322005 12.195,00 139,25 12.195,00 100,002006 900,00 -92,62
900,00 100,002007 11.663,73 1.195,97 7.028,78 165,942008 46.150,97
295,68 46.150,97 100,00
5 Sisa Lebih Anggaran Yang Lalu 2004 10.473,37 8.012,93
130,712005 8.064,73 -23,00 8.064,73 100,002006 26.814,54 232,49
26.814,54 100,002007 36.685,49 36,81 36.685,49 100,002008 25.800,00
-29,67 22.702,00 113,65
Sumber data : Dinas PPKAD Kabupaten Lombok Barat tahun 2008
* Data Kab. Lobar gabung KLU
7. Investasi
Perkembangan penamanan modal di Kabupaten Lombok Barat sampai
dengan tahun 2008 meliputi investasi PMA sebanyak 6 unit usaha
dengan nilai investasi sebesar US$ 2.175.000 dengan penyerapan
tenaga kerja sebanyak 68 orang. Sedangkan untuk investasi PMDN
sejauh ini belum memberikan kontribusi yang optimal terhadap
pertumbuhan ekonomi daerah. Perkembangan Investasi di Kabupaten
Lombok Barat berfluktuasi dari tahun ke tahun seperti terlihat
dalam Grafik 2.6.
-
RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 29
0 10000 20000 30000 40000
2004
2005
2006
2007
2008
Grafik 2.6. Perkembangan Nilai Investasi Tahun 2004-2008
PMA ($ ribu) PMDN (juta)
Jika dilihat dari nilai investasi tersebut peluang untuk
investasi di kabupaten Lombok Barat masih berpeluang besar untuk
ditingkatkan berdasarakan potensi sumber daya yang ada terutama di
sektor pariwisata, pertambangan, energi dan pertanian.
8. Infrastruktur Ekonomi Daerah Infrastruktur (sarana dan
prasarana) merupakan pemicu pembangunan suatu wilayah serta sebagai
roda penggerak pertumbuhan ekonomi dan pendorong peningkatan
kesejahteraan rakyat. Kegiatan sektor transportasi merupakan tulang
punggung pola distribusi baik barang maupun penumpang.
Infrastruktur lainnya seperti kelistrikan, pos dan telekomunikasi
dan lembaga keuangan serta koperasi merupakan salah satu aspek
terpenting untuk meningkatkan sektor produksi. Ketersediaan sarana
perumahan dan permukiman, antara lain air minum dan sanitasi secara
luas dan merata serta pengelolaan sumberdaya air yang berkelanjutan
menentukan tingkat kesejahteraan masyarakat. a. Infrastruktur
Perhubungan
1). Infrastruktur Darat Sarana transportasi berupa jalan dan
jembatan di Kabupaten Lombok Barat selama 5 (lima) tahun terakhir
ini telah mengalami penurunan akibat adanya pemekaran wilayah
(terbentuknya KLU). Pada tahun 2004 panjang jalan yang ada 654,55
Km, terdiri dari 404,17 Km jalan aspal, 63,27 Km jalan batu dan
187,11 Km jalan tanah. Sedangkan jalan Desa/Non Status yang
terinventarisir di Kabupaten Lombok Barat sepanjang 250,73 Km.
Kemudian pada tahun 2008
-
RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 30
akibat terbentuknya KLU panjang jalan tersebut menjadi 371,48
km, meliputi 327,93 Km jalan aspal, 31,02 Km jalan kerikil, 3,70 Km
jalan Batu dan 8,83 Km tanah. Jalan Kabupaten sepanjang 446,48 Km,
ditinjau dari kondisi jalan yang ada, kondisi jalan Baik 156,60 Km
(35,07 %), Kondisi Sedang 68,98 Km (15,45%), Kondisi Rusak 96.78 Km
(21,68%) dan Kondisi Rusak Berat 124,12 Km (27,80%). Dari Kondisi
yang termasuk kategori jalan mantap 225,58 Km Tidak Mantap 96,78
Km, sedangkan Kategori Kritis 124,12 Km, dari data tersebut jalan
yang perlu mendapat penanganan serius pada tahun berikutnya adalah
jalan yang rusak dan yang rusak berat sepanjang 220,90 km dari
seluruh jalan yang ada di Kabupaten Lombok Barat. Sedangkan jalan
Desa/Non Status sepanjang 250,73 Km yang termasuk kondisi baik
terdiri dari 34.72 Km jalan batu dan 57,03 Km jalan tanah.
Sedangkan untuk jembatan yang ada di Kabupaten Lombok Barat pada
tahun 2004 sebanyak 271 buah, terdiri dari jembatan kayu 172,75 m,
jembatan beton 1.271,10 m atau sebanyak 271 buah dan jembatan
rangka baja sebanyak 4 buah sepanjang 145 m komposit 5,5 m dan
pelengkung 143,85 m. Pada tahun 2008 setelah terbentunya KLU
banyaknya jembatan yang ada menjadi 263 buah, terdiri dari jembatan
kayu 172,75 m, jembatan beton 1.271,05 m atau sebanyak 215 buah dan
jembatan rangka baja 145 m komposit sebanyak 1 buah sepanjang 5,5 m
dan pelengkung sebanyak 29 buah sepanjang 143,85 m. Dilihat dari
kondisinya bahwa jembatan yang ada pada tahun 2008, jembatan dalam
kondisi baik 248 buah atau 94,30% dan kondisi rusak ringan 15 buah
atau 5,70%.
Demikian juga dengan sarana transportasi darat juga mengalami.
Pada tahun 2004 kendaraan bermotor yang ada tercatat 42.948 buah
kemudian meningkat menjadi 86.897 buah pada tahun 2008 atau
mengalami peningkatan rata rata 20,47% pertahun.
2). Infrastruktur Laut Kabupaten Lombok Barat memiliki pelabuhan
yang sangat vital karena pelabuhan tersebut pelabuhan yang
menghubungkan Pulau Bali dengan Pulau Lombok. Pelabuhan tersebut
berada di Kecamatan Lembar yang mampu memberikan kontribusi bagi
perekonomian masyarakat disekitarnya.
Setiap harinya terdapat 19 kali pelayaran penyeberangan dengan
kapal ferry dari pelabuhan Lembar menuju Padang Bai - Bali dan
sebaliknya, dilakukan
-
RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 31
setiap 1 jam 5 menit sekali selama 24 jam dengan lama
penyeberangan rata-rata 4 jam 20 menit. Sedangkan untuk kapal
penumpang yang menyinggahi pelabuhan Lembar yaitu : KM Awu dengan
rute Kupang dan sebaliknya; KM Tilong Kabila dengan rute Bitung dan
sebaliknya.
Pelabuhan Lembar juga disinggahi oleh kapal barang yang setiap
harinya terdapat kegiatan bongkar muat. Bongkar barang di pelabuhan
Lembar pada tahun 2008 sebanyak 633.684 ton dan muat barang
sebanyak 620 unit.
Selain pelabuhan Lembar pelabuhan yang ada di Kabupaten Lombok
Barat adalah pelabuhan lokal antara lain : Pelabuhan Senggigi,
Bangko bangko dan Teluk Sepi, sedang dirintis juga Pelabuhan Wisata
di Tawun Sekotong.
3). Infrastruktur Udara Kabupaten Lombok Barat tidak memiliki
pelabuhan udara, akan tetapi letaknya yang cukup dekat dengan
pelabuhan udara Selaparang di wilayah Mataram, secara strategis
sangat menguntungkan bagi Kabupaten Lombok Barat. Setiap harinya
melayani penerbangan dengan pesawat jenis Boeing maupun Foker
dengan rute penerbangan Mataram - Jakarta, Mataram Surabaya -
Jakarta, Mataram - Denpasar dan Mataram Sumbawa - Bima.
b. Sarana Jaringan Listrik Kebutuhan listrik masyarakat
Kabupaten Lombok Barat dipasok oleh PT. PLN (Persero) dengan daya
terpasang sebesar 184.494.451 VA dan Kwh terjual sebanyak
375.617.865 Kwh untuk melayani 209.161 pelanggan.
c. Pos dan Telekomunikasi Sarana pelayanan pos dan
telekomunikasi terdiri dari Kantor Pos dan Giro sebanyak 8 buah,
jaringan telepon sebanyak 1.871 SST, yang dilayani oleh kantor
pelayanan komunikasi (STO) Senggigi dan STO Gerung. Sedangkan
jumlah tower / menara seluler untuk tahun 2008 sebanyak 150 unit
tower / menara seluler.
d. Sarana Perdagangan Sarana perdagangan yang ada pada tahun
2008 di Kabupaten Lombok Barat berupa pasar sebanyak 24 buah dengan
rincian luas Los Pasar 11.092 m2 dan luas Pelataran 5.752 m2
ditempati oleh 2.836 pedagang. Pendapatan Daerah dari hasil Sewa
Pasar baik Los dan Pelataran sebesar Rp. 45.287.577 per bulan
ditotal selama 1 (satu) tahun sebesar Rp. 90.575.150. Untuk hasil
Cukai Pasar/Retribusi Rp. 2.155.900. per bulan total 1 (satu)
tahunnya sebesar Rp. 25.870.800.-
-
RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 32
e. Koperasi Banyaknya koperasi yang ada pada tahun 2008 sebanyak
347 unit tersebar diseluruh Kabupaten Lombok Barat dengan serapan
Tenaga Kerja 2.549 orang, keanggotaan koperasi berjumlah 59.214
orang dengan nilai simpanan sebesar Rp. 65.455.196.000.- dengan
besaran modal sendiri sebesar Rp. 27.957.539.000.- dan modal luar
sebesar Rp. 39.396.512.- Keanggotaan koperasi terdiri dari petani
/masyarakat desa, pegawai negeri, karyawan perusahaan, TNI/POLRI,
purnawirawan TNI/POLRI dan lain lain.
f. Lembaga Keuangan Lembaga keuangan mempunyai peranan yang
penting dalam kegiatan perekonomian daerah tantangan untuk
meningkatkan peranan sistem keuangan dalam hal ini lembaga
perbankan dan lembaga keuangan lainnya juga semakin besar. Lembaga
perbankan yang ada di Kabupaten Lombok Barat antara lain 7 buah
perbankan milik pemerintah, 5 buah perbankan milik Pemda (BPR) dan
perbankan swasta sebanyak 9 buah.
g. Sarana Pendukung Pariwisata Sektor pariwisata sampai dengan
saat ini masih merupakan primadona dan penyumbang PAD yang cukup
besar bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Barat. Posisi
Kabupaten Lombok Barat yang bersebelahan dengan pulau Bali sangat
menguntungkan, karena Bali selama ini dianggap sebagai surga wisata
bagi tamu asing maupun tamu lokal, sehingga memberikan imbas yang
baik bagi kepariwisataan Kabupaten Lombok Barat.
Obyek wisata di Kabupaten Lombok Barat terdiri dari obyek wisata
alam, obyek wisata sejarah / budaya dan obyek wisata tirta yang
mampu menarik kunjungan wisatawan mancanegara maupun nusantara.
Sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan pariwisata di
Kabupaten Lombok Barat, sudah cukup mendukung walaupun belum
selengkap seperti yang ada di Bali. Kondisi lingkungan yang aman,
tertib, sejuk, indah, bersih dan masyarakat yang ramah menjadi
faktor utama yang perlu diwujudkan agar wisatawan bisa berkunjung
lebih banyak lagi.
Untuk menunjang kegiatan pariwisata tersebut, di wilayah
Kabupaten Lombok Barat terdapat 74 buah penginapan meliputi : 22
buah hotel berbintang, 40 hotel melati dan 12 buah pondok
wisata.
-
RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 33
h. Sarana Jaringan Air Bersih Pemenuhan kebutuhan air minum
penduduk di Kabupaten Lombok Barat dengan jasa pelayanan air minum
dari 7 buah kantor cabang PDAM yaitu di Senggigi, Gunungsari,
Narmada, Kediri, Gerung, Lembar dan Perampuan dengan cakupan untuk
10 kecamatan. Pada tahun 2008 sambungan rumah yang sudah terjangkau
PDAM sebanyak 19.464 buah dengan jumlah air bersih yang disalurkan
sebanyak 5.919.945 m3 senilai Rp. 8.100.796.400,-.
D. KONDISI SOSIAL BUDAYA 1. Kependudukan
Jumlah penduduk Kabupaten Lombok Barat selama kurun 5 (lima)
tahun terakhir telah mengalami peningkatan dimana pada tahun 2004
tercatat 724.491 jiwa yang terdiri dari laki laki 340.843 jiwa
(47.05%) dan perempuan 383.648 jiwa (52,95%) dan pada tahun 2008
meningkat menjadi 816.523 jiwa yang terdiri dari 396.001 jiwa (48,
50%) laki laki dan 420.522 jiwa (51,50%) perempuan. Dengan demikian
selama periode 2004 2008 penduduk di Kabupaten Lombok Barat telah
mengalami peningkatan dengan laju pertumbuhan penduduk rata rata
sebesar 2,56 % per tahun, seperti terlihat pada tabel berikut di
bawah.
Tabel 2.15Banyaknya Penduduk Kabupaten Lombok Barat Menurut
Jenis Kelamin*
Jiwa % Jiwa %(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)1 2004**) 340.843
47,05 383.648 52,95 724.491 2,142 2005 358.666 47,05 403.710 52,95
762.376 2,753 2006 379.716 48,50 403.228 51,50 782.944 2,744 2007
386.100 48,50 410.007 51,50 796.107 2,595 2008***) 396.001 48,50
420.522 51,50 816.523 2,58
Sumber data : BPS Kabupaten Lombok Barat tahun 2008*) Data Kab.
Lombok Barat Gabung KLU**) Angka Susenas ***) Angka Proyeksi
Laju Pertumbuhan
(%)TahunNo Jumlah
PerempuanLaki - Laki
-
RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 34
Tabel 2.16Perkembangan Penduduk Kabupaten Lombok Barat Tahun
2004 - 2008*
Lahir Datang Pindah Mati
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)1 2004**) 695.101 12.812
6.866 4.844 4.868 724.491 29.3902 2005 724.491 16.787 8.986 6.549
5.563 762.376 37.8853 2006 762.376 12.605 5.847 1004 1.111 782.943
20.5674 2007 782.824 9.151 2.263 886 983 796.107 13.2835 2008***)
796.107 22.968 5.104 2.512 5.144 816.523 20.416
Sumber data : BPS Kabupaten Lombok Barat tahun 2008
*) Data Kab. Lombok Barat Gabung KLU
**) Angka Susenas ***) Angka Proyeksi
NoPer
tambahan
Penduduk Akhir Tahun
TahunPenduduk
Awal Tahun
Mutasi
Perkembangan penduduk miskin Kabupaten Lombok Barat dari tahun
2003 2007 tergambar pada pada grafik 2.7 di bawah ini. Angka
kemiskinan pada tahun 2003 berjumlah 32,75% bergerak menurun
menjadi 30,23% pada tahun 2007. Rata-rata penurunan angka
kemiskinan dari tahun 2003-2007 sebesar 0,63% per tahunnya.
Grafik 2.7. Presentase Perkembangan Angka Kemiskinan
Kabupaten Lombok Barat Tahun 2003-2007
-
RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 35
2. Kesehatan a. Derajat Kesehatan
Tingkat derajat kesehatan di Kabupaten Lombok Barat dapat
dilihat dari beberapa indikator, antara lain : angka kematian bayi
per 1.000 kelahiran hidup, angka kematian ibu melahirkan per
100.000 kelahiran hidup, rata rata usia harapan hidup penduduk dan
status gizi masyarakat. Perkembangan derajat kesehatan masyarakat
Kabupaten Lombok Barat dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2008
mengalami penurunan. Usia harapan hidup meningkat dari 58,1 tahun
pada tahun 2004 menjadi 59,41 tahun pada tahun 2007 atau rata rata
kenaikan sebesar 0,35% per tahun. Hal ini menunjukkan kualitas
kesehatan masyarakat secara umum telah meningkat, namun penduduk
yang bertempat tinggal pada daerah terpencil perlu mendapat
perhatian lebih besar mengingat daerah ini memiliki rasio sarana
prasarana kesehatan terhadap penduduk masih kecil. Angka kematian
bayi (AKB) menurun dari 19 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun
2006 menjadi 16,29 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2008. Angka
kematian ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup menurun dari 287
pada tahun 2004 menjadi 137,85 pada tahun 2008. Bayi dengan berat
badan lahir rendah meningkat dari 597 orang pada tahun 2004 menjadi
761 orang pada tahun 2008 atau meningkat rata - rata 5,49 % per
tahun. Sedangkan balita status gizi buruk meningkat rata rata per
tahun sebesar 1,36%, dengan rincian status gizi balita lebih
menurun dari 2,40% pada tahun 2004 menjadi 1,19% pada tahun 2007
atau menurun rata rata 12,60% per tahun, status gizi balita baik
menurun dari 77,91 % pada tahun 2004 menjadi 70,52% pada tahun 2007
atau menurun rata rata 2,37 %, status gizi balita kurang naik dari
16,85% pada tahun 2004 menjadi 24,43% pada tahun 2007 atau naik
rata rata 11,25% per tahun dan status gizi balita buruk naik dari
2,83% pada tahun 2004 menjadi 3,87% pada tahun 2007 atau naik rata
rata 9,19% per tahun.
-
RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 36
Tabel 2.17Derajat Kesehatan Penduduk Kabupaten Lombok Barat*
No Uraian Satuan 2004 2005 2006 2007 2008(1) (2) (3) (4) (5) (6)
(7) (8)1 Usia Harapan Hidup
(UHH)thn 58,10 58,40 59,10 59,4 59,8
2 Angka Kematian Bayi (AKB)
per 1000 KH
- - 19,0 15,31 16,29
3 Jumlah Kematian Ibu kasus 33 22 22 20 22per 100.000
KH 287 194 191 116,88 137,85
4 Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
org 597 586 634 687 761
5 Status Gizi Balita : Gizi lebih % 2,40 2,88 1,37 1,19 1,42
Gizi baik % 77,91 70,35 69,81 70,52 73,08 Gizi kurang % 16,85 21,28
25,15 24,43 22,39 Gizi buruk % 2,83 5,49 3,67 3,87 3,11
Sumber data : Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat tahun 2008*
Data Proyeksi (Kab. Lombok Barat gabung KLU)- Data tidak
tersedia
b. Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan di Kabupaten Lombok Barat terdiri dari dokter,
perawat, apoteker, baik yang ada di Dinas Kesehatan, RSUD maupun di
Puskesmas pada tahun 2008 mencapai 740 orang, seperti terlihat pada
tabel berikut dibawah ini.
Tabel 2.18Banyaknya Tenaga Kesehatan di Kabupaten Lombok
Barat*
2004 2005 2006 2007 2008(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)1 Dinas
Kesehatan 68 82 73 80 612 Puskesmas 481 600 612 637 6203 RSUD 46 68
99 58 59
595 750 784 775 740Sumber data : Dinas Kesehatan Kabupaten
Lombok Barat tahun 2008* Data Kab. Lombok Barat gabung KLU
TahunNo Tempat Tugas
Jumlah :
-
RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 37
c. Kualifikasi Tenaga Kesehatan Guna meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan bagi masyarakat, sangat diperlukan peningkatan banyaknya
tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi tinggi dibidangnya
masing masing. Pada tahun 2008 banyaknya tenaga kesehatan yang
memiliki kualifikasi S1, S2 dan spesialis mengalami peningkatan
yaitu dari 82 orang pada tahun 2004 menjadi 96 orang pada tahun
2008.
Tabel 2.19Banyaknya Tenaga Kesehatan di Kabupaten Lombok
Barat
2004 2005 2006 2007 2008(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)1 Dokter
Specialis 2 2 3 3 52 Dokter Umum 35 49 40 22 333 Dokter Gigi 12 21
17 21 184 Apoteker 6 6 5 3 35 Magister Kesehatan (S2) - - - 2 26
Sarjana Kesehatan
Masyarakat27 30 27 34 35
82 108 92 85 96Sumber data : Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok
Barat tahun 2008* Data Kab. Lombok Barat Gabung KLU
Jumlah :
Berdasarkan Kualifikasi*Tahun
No Kualifikasi
d. Sarana dan Prasarana Kesehatan Pemerintah Kabupaten Lombok
Barat telah berupaya semaksimal mungkin untuk menyediakan sarana
kesehatan secara merata, penyediaan sarana kesehatan meliputi rumah
sakit, puskesmas, puskesmas pembantu, puskesmas keliling, posyandu,
polindes dan pelayanan kesehatan swasta. Banyaknya sarana dan
prasarana kesehatan ini mengalami penurunan karena sarana kesehatan
seperti puskesmas keliling, balai pengobatan dan toko obat
mengalami kerusakan dan tidak dapat beroperasi. Banyaknya sarana
dan prasarana kesehatan di Kabupaten Lombok Barat dapat dilihat
pada tabel 2.20.
-
RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 38
Tabel 2.20Jumlah Sarana dan Prasarana Kesehatan di Kabupaten
Lombok Barat*
No Uraian Satuan 2004 2005 2006 2007 2008
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)1 RSU Pemerintah buah 1 1 1 1 12
RSU Swasta buah - - - - -3 RS Khusus buah - - - - -4 RS Kebidanan
buah - - - - -5 RS Jiwa buah - - - - -6 Puskesmas (termasuk
Rawat Inap)buah 19 19 19 19 20
7 Puskesmas Rawat Inap buah 5 5 5 5 68 Puskesmas Pembantu buah
75 75 76 77 789 Puskesmas Keliling buah 19 20 26 21 19
10 Balai Pengobatan buah - - 9 10 611 Apotek buah 5 7 9 8 1312
Toko Obat buah 10 7 7 5 813 Dokter Praktek Swasta orang - - - 25
2514 Dokter Gigi Praktek Swasta orang - - - - -15 Bidan Praktek
Swasta orang - - - - -16 Laboratorium Klinik buah - - 3 3 617
Posyandu buah 822 854 854 956 95618 Polindes Binaan buah 87 86 83
76 92
Sumber data : Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat tahun
2008.* Data Kab. Lombok Barat gabung KLU
3. Kesejahteraan Sosial
Berdasarkan pentahapan keluarga sejahtera, penduduk di Kabupaten
Lombok Barat tahun 2008 dapat diklasifikasikan menjadi keluarga pra
sejahtera 84.748 KK, keluarga sejahtera I 101.673 KK, keluarga
sejahtera II 25.195 KK, Keluarga sejahtera III 11.362 KK dan
keluarga sejahtera III plus 928 KK dari sebanyak 223.906 Kepala
Keluarga. Jumlah pasangan usia subur sebanyak 161.365 jiwa dan
peserta KB aktif sebanyak 109.066 jiwa Banyaknya Panti Asuhan dan
Asuhan Keluarga Swasta di Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2008
sebanyak 90 buah, terdiri dari 36 buah panti asuhan dan 54 buah
Asuhan Keluarga Swasta. Potensi sumberdaya sosial yang ada meliputi
322 orang Pekerja Sosial Masyarakat dan organisasi sosial sebanyak
123 unit. Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di
Kabupaten Lombok Barat tahun 2008 secara terinci adalah sebagai
berikut : anak terlantar 79.809 anak, anak nakal 1.472 anak, anak
jalanan (anjal) 1.297 anak, anak cacat 389 anak, wanita rawan
-
RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 39
sosial ekonomi 23.510 orang, lanjut usia terlantar 23.910 orang,
penyandang cacat 5.161 orang, penyandang cacat eks kronis 1.334
orang, tuna susila 8 orang, eks narapidana 585 orang, korban
penyalahgunaan napza 58 orang, keluarga fakir miskin 79.014 KK,
keluarga berumah tidak layak huni 51.873 orang, keluarga bermasalah
sosial psikologis 131 orang, keluarga bertempat tinggal didaerah
rawan bencana 4.094 orang, korban bencana alam dan musibah lainnya
685 orang, korban bencana sosial 71 orang, korban tindak kekerasan
942 orang, anak balita terlantar 22.639 orang dan pekerja migran
terlantar 1.184 orang.
4. Pendidikan Pada tahun 2007 hasil yang telah dicapai dibidang
pendidikan adalah angka partisipasi kasar untuk SD mencapai
109,83%, SLTP 101,70% dan SMU/SMK 58,74%. Angka Partisipasi Murni
untuk SD mencapai 98,11%, SLTP 96,58% dan SMU/SMK 58,02 %.
-
RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 40
Tabel 2.21Angka - Angka Rasio, Partisipasi, Putus Sekolah dan
PLS di Kabupaten Lombok Barat*
2004 2005 2006 2007 2008*(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)1 Rasio
Murid : Guru (Negeri dan Swasta)
SD 22 18 18 27 34 SMP 10 10 10 18 25 SMA / SMK 9 9 9 12 14
2 Rasio Murid : Sekolah (Negeri dan Swasta)
SD 188 188 190 213 227 SMP 224 234 242 508 796 SMA / SMK 223 211
227 382 527
3 Angka Partisipasi Kasar (%) SD 105,31 105,14 108,71 109,83
112,26 SMP 79,51 84,62 96,7 101,7 111,59 SMA / SMK 44,43 48,61
54,93 58,74 64,6
4 Angka Partisipasi Murni (%) SD/MI 92,39 95,04 96,82 98,11
99,68 SMP/MTs 64,93 76,52 93,77 96,58 98,91 SMA / SMK 36,29 45,54
53,99 58,02 65,57
5 Angka Putus Sekolah (%) SD 0,73 0,49 0,42 0,35 0,12 SMP 1,72
1,4 0,82 0,23 0,1 SMA / SMK 3,05 3,05 3,05 3,05 0,03
6 Pendidikan Luar Sekolah (%)
PBAF 12,35 11,86 10,33 10,11 9,35 Kejar Paket A Setara SD 92,27
94,86 96,72 98,11 99,78 Kejar Paket B Setara SMP 63.83 76,53 90,64
96,58 99,65 Kejar Paket C Setara SMU 36,33 45,78 53,49 58,02
65,36
Sumber data : Dinas Dikpora Kabupaten Lombok Barat tahun 2008*)
Data Lombok Barat Gabung KLUPBAF : Penuntasan Buta Aksara Melalui
Keaksaraan Fungsional
TahunNo Uraian
Dari tabel 2.21 terlihat bahwa rasio murid/guru (negeri dan
swasta) dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 mengalami
peningkatan. Semakin tinggi rasio murid/guru berarti bahwa satu
orang tenaga pengajar harus melayani banyak murid. Banyaknya murid
yang diajarkan akan mengurangi daya tangkap murid pada pelajaran
yang diberikan atau mengurangi efektifitas pengajaran. Dengan kata
lain, ketersediaan tenaga guru belum sesuai dengan yang diharapkan
begitu juga sebaliknya.
-
RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 41
Untuk rasio murid/sekolah (negeri dan swasta) yang terbanyak
mengalami peningkatan pada tingkat SMP dari 224 tahun 2004 menjadi
508 pada tahun 2007. Hal ini disebabkan karena kurangnya jumlah
sekolah di Kabupaten Lombok Barat dan pembangunan unit sekolah baru
untuk SMP serta pengembangan SD/SMP satu atap meningkat, sehingga
rasio murid/sekolah SMP meningkat. Ini berarti bahwa tingkat
kepadatan sekolah makin tinggi.
Tabel 2.22Banyaknya Tenaga Pendidik, Sekolah, Kelas dan Siswa di
Kabupaten Lombok Barat*
2004 2005 2006 2007 2008(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)1 Tenaga
Pendidik
TK 297 293 294 407 436 SD 3.545 4.395 4.756 5.221 5.988 SMP
1.241 1.359 1.458 1.659 2.244 SMA / SMK 912 1.026 1.186 1.386
1.569
2 Banyaknya Sekolah TK 88 93 108 73 72 SD 447 450 450 551 451
SMP 47 49 59 59 60 SMA / SMK 32 33 39 46 46
3 Banyaknya Kelas TK 176 186 218 224 250 SD 2.682 2.700 3.227
3.263 SMP 450 466 611 714 725 SMA / SMK 215 240 273 289 296
4 Banyaknya Siswa Sekolah TK 3.733 3.948 4.128 4.101 4.181 SD
93.675 94.252 95.490 96.207 97.200 SMP 20.965 22.936 23.912 22.162
21.822 SMA / SMK 1.733 12.111 22.919 14.961 19.039
Sumber data : Dinas Dikpora Kabupaten Lombok Barat tahun 2008*)
Data Lombok Barat Gabung KLU
TahunNo Uraian
Data yang berkaitan dengan perkembangan hasil belajar adalah
sangat penting sekali terlebih jika dikaitkan dengan proses
kegiatan belajar mengajar dan daya serap dan penguasaan siswa
terhadap materi materi yang diujikan. Untuk melihat perkembangan
hasil belajar dari jenjang SD, SMP, SMU dan SMK dari Tahun 2004 -
2008 berikut ini disajikan data lulusan dan data angka rata rata
NEM siswa di Kabupaten Lombok Barat.
-
RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 42
Tabel 2.23Data Perkembangan Hasil Belajar Pendidikan di
Kabupaten Lombok Barat*
2004 2005 2006 2007 2008(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)1 Angka
Lulusan (%)
SD / MI 96,58 97,34 92,77 95,15 94,14 SMP / MTs 86,74 89,9 80,08
71,84 64,22 SMA / SMK / MA 90,41 90,48 80,32 66,94 57,61
2 Angka NEM Rata - Rata SD / MI 5,85 6,62 6,88 7,04 7,26 SMP /
MTs 5,81 5,54 6,34 5,74 5,88 SMA / SMK / MA 5,69 5,54 6,68 6,37
6,88
Sumber data : Dinas Dikpora Kabupaten Lombok Barat tahun 2008*)
Data Lombok Barat Gabung KLU
Tahun KegiatanNo Jenis
Dari tabel 2.23. dapat diketahui bahwa selama periode 2004 2007
terjadi kecenderungan sedikit penurunan pada angka lulusan mapun
angka NEM rata rata, kecuali untuk angka NEM rata rata siswa SD
naik rata rata per tahun 5,09% dan siswa SMA naik rata rata 2,99%.
Penurunan angka kelulusan pada tahun 2007 dan 2008 dibandingkan
tahun 2006 baik SMP dan SMA disebabkan karena dinaikkannya standar
nilai kelulusan dan jumlah mata pelajaran pada Ujian Nasional (UN)
mulai tahun 2007.
5. Ketenagakerjaan
a. Penduduk Usia Kerja Penduduk usia kerja umur 15 tahun ke atas
selama 5 (lima) tahun meningkat rata rata 3,94% per tahun, yaitu
dari 467.543 orang menjadi 559.746 orang.
-
RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 43
Tabel 2.24
Penduduk Usia Kerja di Kabupaten Lombok Barat*
Bekerja Pengangguran
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 2004 ** 269.398 26.370 171.775 467.543
2 2005 ** 321.741 35.966 152.362 510.069
3 2006 ** 325.974 41.937 171.771 539.682
4 2007 *** 371.099 23.987 166.116 561.202
5 2008 *** 352.580 26.445 180.721 559.746
Sumber data : BPS Kabupaten Lombok Barat tahun 2008Keterangan
:
* Data Lombok Barat Gabung KLU** Data tahun 2004 - 2006
Susenas
*** Data tahun 2007 - 2008 Sakernas
Penduduk Usia Kerja / Tenaga Kerja (Orang)
TahunNoBukan Angkatan Kerja (Orang)
Angkatan Kerja (Orang)
b. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK) selama 5 (lima) tahun mengalami perubahan
yang bervariasi, tahun 2004 sebesar 63,26% naik menjadi 70,40%
tahun 2007 turun kembali ditahun 2008 sebesar 67,71% dengan rata
rata TPAK per tahun sebesar 67,93% yang berarti bahwa dari 100
orang usia kerja, yang termasuk angkatan kerja kurang lebih 68
orang. Penurunan TPAK berarti ada pergeseran dari penduduk usia
kerja yang termasuk angkatan kerja menjadi penduduk usia kerja yang
bukan angkatan kerja sebagai akibat dari semakin banyaknya penduduk
bersekolah, dan atau mengurus rumah tangga, atau aktifitas lain
yang tidak termasuk kategori bekerja.
Tabel 2.25Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Kabupaten
Lombok Barat*
(1) (2) (3) (4) (5)1 2004 ** 467.543 295.768 63,262 2005 **
510.069 357.707 70,133 2006 ** 539.682 367.911 68,174 2007 ***
561.202 395.086 70,405 2008 *** 559.746 379.025 67,71
Sumber data : BPS Kabupaten Lombok Barat tahun 2008Keterangan
:
* Data Lombok Barat Gabung KLU** Data tahun 2004 - 2006
Susenas
*** Data Tahun 2007 - 2008 Sakernas
NoTPAK (%)
Penduduk Usia Kerja / Tenaga Kerja (Orang)
Angkatan Kerja (Orang)
Tahun
-
RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 44
c. Angka Beban Tanggungan Pada tahun 2008, banyaknya penduduk
berusia produktif (15-64 tahun) mencapai 530.558 jiwa, sedangkan
banyaknya penduduk berusia belum produktif (0-14 tahun) dan tidak
produktif (65 tahun ke atas) mencapai 285. 965 jiwa. Dengan
demikian, angka beban tanggungan (burden of defendency ratio)
penduduk Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2008 mencapai 53,90. Hal
ini menandakan bahwa tiap 100 orang Kabupaten Lombok Barat yang
berusia produktif harus menanggung kurang lebih 54 orang usia belum
dan tidak produktif. Jika dibandingkan dengan kondisi pada tahun
2004, terlihat adanya kecenderungan penurunan angka beban
tanggungan si Kabupaten Lombok Barat selama periode tahun 2004 2008
dengan penurunan rata rata 2,97 % per tahun.
Tabel 2.26
Angka Beban Tanggungan Penduduk Kabupaten Lombok Barat*
0 - 14 Tahun 15 - 64 Tahun > 65 Tahun
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 2004 256.947 443.656 23.893 63,30
2 2005 263.883 455.078 24.522 63,37
3 2006 243.317 508.738 30.888 53,90
4 2007 247.403 517.295 31.408 53,90
5 2008 253.751 530.558 32.214 53,90Sumber data : BPS Kabupaten
Lombok Barat tahun 2008
*) Data Lombok Barat Gabung KLU
NoPenduduk Kelompok Umur Angka Beban
TanggunganTahun
d. Penduduk Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Utama
Banyaknya penduduk Kabupaten Lombok Barat yang bekerja
diberbagai sektor pada tahun 2008 sebanyak 352.580 orang. Empat
sektor lapangan usaha yang paling banyak menyerap tenaga kerja
adalah sektor pertanian (38,26%), perdagangan (22,80%), jasa jasa
(15,91%) dan industri (7,97%). Sedangkan sektor yang sedikit
menyerap tenaga kerja adalah sektor listrik, gas dan air (0,29%),
lainnya (0,89 %) keuangan (0,90 %) dan sector pertambangan dan
penggalian (1,76%). Selama tahun 2004 2008 keempat sektor ini
cenderung tidak menunjukan perubahan kemampuan dalam menyerap
tenaga kerja.
-
RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 45
Tabel 2.27Proporsi Penduduk Yang Bekerja Per Lapangan Usaha Di
Kabupaten Lombok Barat*
2004 2005 2006 2007 2008(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)1 Pertanian
40,14 36,18 38,88 39,70 38,262 Pertambangan dan Penggalian 3,58
3,20 3,67 3,98 1,763 Industri 11,84 14,33 15,23 10,61 7,974
Listrik, Gas dan Air 0,17 0,11 0,48 0,08 0,295 Bangunan 7,76 7,99
7,76 6,07 6,296 Perdagangan 22,97 18,02 14,93 19,25 22,807 Angkutan
dan Komunikasi 5,18 6,92 7,20 5,44 4,938 Keuangan 0,55 0,67 0,48
0,47 0,909 Jasa - Jasa 7,81 12,13 6,80 12,92 15,9110 Lainnya 0,00
0,45 4,57 1,48 0,89
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00Sumber data : BPS Kabupaten
Lombok Barat tahun 2008* Data Kab. Lombok Barat gabung KLU.
Proporsi (%) Pada TahunSektorNo
Jumlah
Pada tabel 2.27. tampak bahwa sektor jasa mendominasi
pertumbuhan
penyerapan tenaga kerja dibandingkan sektor-sektor lainnya. Hal
ini disebabkan pertumbuhan sektor tersier termasuk jasa sangat
pesat dibandingkan sektor primer dan sekunder, sehingga penyerapan
tenaga kerja pada sektor tersebut semakin besar.
6. Pariwisata dan Budaya Posisi Kabupaten Lombok Barat yang
bersebelahan dengan pulau Bali sangat menguntungkan, karena Bali
selama ini dianggap sebagai surga wisata bagi tamu asing maupun
tamu lokal, sehingga memberikan imbas yang baik bagi Kabupaten
Lombok Barat. Pariwisata sampai dengan saat ini masih merupakan
primadona dan penyumbang PAD yang cukup besar bagi Pemerintah
Daerah Kabupaten Lombok Barat. Pada tahun 2008 jumlah penerimaan
PAD dari sektor Pariwisata sebesar Rp 18.189.250.000 atau 47,87%
dari total PAD Kabupaten Lombok Barat sebesar Rp.
38.000.000.000.
Obyek wisata di Kabupaten Lombok Barat terdiri dari obyek wisata
alam, obyek wisata sejarah / budaya dan obyek wisata tirta yang
mampu menarik kunjungan wisatawan mancanegara maupun nusantara.
Untuk menunjang kegiatan pariwisata tersebut, di wilayah Kabupaten
Lombok Barat s/d tahun 2008 terdapat 217 buah penginapan meliputi :
25 buah hotel berbintang, 105 hotel melati dan 87 buah
-
RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 46
pondok wisata. Namun seiiring dengan terbentuknya Kabupaten
Lombok Utara maka jumlah objek pariwisata maupun sarana penunjang
kegiatan pariwisata pun menjadi berkurang. Jumlah sarana penunjang
kegiatan pariwisata setelah berpisahnya 5 (lima) Kecamatan yang ada
di Kabupaten Lombok Barat menjadi 74 buah penginapan yang meliputi
: 22 buah hotel berbintang, 40 hotel melati dan 12 buah pondok
wisata.
Budaya yang ada di Kabupaten Lombok barat tidak kalah menariknya
dibanding dengan obyek wisata alam pantai atau pegunungan yang ada.
Selain peninggalan sejarah sosok budaya daerah Kabupaten Lombok
Barat sebagian besar tercermin pada berbagai ekspresi kesenian
terutama seni tari. Jenis kesenian yang menarik wisatawan
diantaranya : Rudat Mandalika, Nunas Hujan, Cepung, Presean,
Gandrung dan lainnya.
7. Kehidupan Beragama Komposisi penduduk menurut agama pada
tahun 2008 : agama Islam 700.933 jiwa, Katolik 205 jiwa, Kristen
353 jiwa, Hindu 57.577 jiwa dan budha 9.518 jiwa. Keadaan kehidupan
beragama baik Islam, Kristen, Hindu dan Budha di Kabupaten Lombok
Barat cukup menggembirakan hal ini dibuktikan dengan adanya
toleransi / kerukunan kehidupan intern umat dan antar umat beragama
dalam kondisi baik dan terkendali, walupun dalam beberapa hal masih
ada konflik SARA yang membutuhkan penanganan secara intensif. Untuk
mendukung aktivitas keagamaan tersebut terdapat sarana ibadah
berupa masjid 929 buah, mushalla 1.248 buah, gereja tidak ada, pura
204 buah dan vihara 34 buah.
8. Gangguan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas)
Gambaran tentang situasi gangguan kamtibmas dalam tahun 2008,
antara lain dapat dilihat dari crime total (Total Kejahatan) dan
crime clearance (Penyelesaian Kasus Kejahatan) yang masuk laporan
(L) sebanyak 697 kasus dan diselesaikan (S) 394 kasus, peristiwa
gangguan kamtibmas serta bentuk bentuk yang menjadi pengamatan
khusus yang terjadi di wilayah Kabupaten Lombok Barat. Berdasarkan
data dari Polres Kabupaten Lombok Barat dibagi menjadi 4 (empat
kelompok), yaitu kejahatan kontijensi (kejahatan ganguan keamanan
dan pengrusakan) sebanyak 4 kasus dilaporkan (L) terselesaikan (S)
2 kasus; kejahatan konvensional (Kejahatan pencurian dan
kriminalitas) sebanyak 660 kasus dilaporkan (L) dan 362 kasus
terselesaikan (S), kejahatan terhadap kekayaan Negara sebanyak 16
kasus
-
RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 47
dilaporkan (L) dan 17 kasus terselesaikan (S), kejahatan trans
nasional sebanyak 17 kasus dilaporkan (L) dan 13 Kasus
terselesaikan (S).
Tabel 2.28Crime Total dan Crime Clearance Tahun 2008 di
Kabupaten Lombok Barat*
L S(1) (2) (3) (4)1 Kejahatan Kontijensi 4 22 Kejahatan
Konvensional 660 3623 Kejahatan Terhadap Kekayaan Negara 16 174
Kejahatan Trans Nasional 17 13
Jumlah Crime Total : 697 394
Sumber data Polres Kabupaten Lombok Barat tahun 2008Keterangan
:
L : Laporan MasukS : Laporan yang diselesaikan* Data Kab. Lombok
Barat gabung KLU
Tahun 2008Jenis KejahatanNo
Kondisi gangguan kamtibmas berdasarkan data dari
Bakesbangpolinmas dari tahun 2005 dilihat dari kondisi yang ada
telah terjadi kesalahpahaman masyarakat dan pengrusakan atas sarana
dan fasilitas aparat dan gangguan kamtibmas sebanyak 2 (dua) kasus.
Pada tahun 2006 juga meningkat dua kali lipat gangguan kamtibmas
yang disebabkan oleh perkelahian antar warga kampung dan
pengerusakan hak milik negara, begitu juga ditahun 2007 terjadi 4
(empat) kasus gangguan kamtibmas yang disebabkan oleh SARA dan
perkelahian antar warga. Pada tahun 2008 mengalami penurunan
menjadi 3 (tiga) kasus gangguan kamtibmas yang disebabkan kurangnya
pemahaman masyarakat terhadap aturan, penyerangan sarana dan
fasilitas negara dan kerusuhan SARA.
Grafik 2.8. Jumlah Gangguan Kamtibmas di Kabupaten Lombok
Barat
Tahun 2005 - 2008
Sumber : Bakesbangpolinmas Kab. Lobar tahun 2008
-
RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 48
E. POLITIK, HUKUM DAN PEMERINTAHAN
1. Politik Kesadaran masyarakat dalam berpolitik telah
diwujudkan dalam kegiatan pemilihan umum tahun 2004 yang diikuti
oleh 24 partai peserta pemilu, dengan jumlah pemilih yang
menggunakan hak pilih sebanyak 411.611 orang atau 88,60 % dari
464.543 pemilih. Namun demikian untuk pemilu tahun 2009 jumlah
pemilih yang terdaftar di Kabupaten Lombok Barat akan mengalami
penurunan seiring dengan terbentuknya Kabupaten Lombok Utara. Hasil
perolehan suara dalam pemilu tahun 2004 adalah sebagai berikut :
Golkar 70.848 suara, PDIP 25.059, PPP 38.338 suara, PKS 34.638
suara, PBB 34.872 suara, PBR 15.189 suara, dan Demokrat 21.066
suara.
Tabel 2.29
Partisipasi Masyarakat Dalam Pemilu Legislatif Tahun 2004
Di Kabupaten Lombok Barat
No Uraian Jumlah
(1) (2) (3)
1 Pemilih 464.543
2 Surat suara yang sah 361.660
3 Surat suara yang tidak sah 49.951
4 Pemilih yang menggunakan hak 411.611
5 Pemilih yang tidak menggunakan hak 52.932
6 Tingkat partisipasi 88.60 %
Sumber data : KPUD Kabupaten Lombok Barat gabung KLU tahun
2008
Hasil Pemilu tahun 2004 tersebut telah dapat mendudukan wakil
wakil rakyat di DPRD dengan rincian sebagai berikut : Golkar 9
orang, PDIP 4 orang, PPP 6 orang, PKS, PBB, PBR, Demokrat
masing-masing 4 orang.
2. Hukum. Pembangunan hukum yang telah dilakukan dan hasil yang
telah dicapai dibidang hukum secara umum masih dirasakan bahwa
penegakan supremasi hukum berdasarkan nilai nilai kebenaran dan
keadilan serta menjunjung tinggi hak hak asasi manusia belum
sepenuhnya terwujud. Hal ini disebabkan partisipasi dan kesadaran
masyarakat dalam pembangunan hukum belum optimal.
-
RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 49
Selama tahun 2008 penegakkan hukum yang dilaksanakan dengan
menyelesaikan kasus bantuan hukum di Pengadilan Tata Usaha Negara
sebanyak 2 kasus (1 selesai, 1 kasasi) dan Pengadilan Negeri 4
kasus (2 selesai, 2 kasasi). Penyusunan produk hukum daerah
meliputi 13 Perda, 43 Peraturan Bupati, 1.393 SK Bupati dan 4
Instruksi Bupati. Permasyarakatan produk hukum yang telah dilakukan
antara lain melalui penyuluhan / sosialisasi hukum sebanyak 1.562
kali.
3. Pemerintahan
a. Kelembagaan Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah dan Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah telah mengubah
paradigma pemerintah dari sistim sentralistik menjadi
desentralistik. Perubahan tersebut memberi kewenangan dan
kesempatan yang lebih luas dan bertanggungjawab kepada Pemerintah
Daerah untuk mengelola sumberdaya yang dimilikinya. Undang Undang
Nomor 32 Tahun 2004 juga memberi penegasan antara fungsi Pemerintah
Daerah yang merupakan lembaga eksekutif dan DPRD yang merupakan
lembaga legislative daerah. Kejelasan lembaga yang dimaksud sangat
bermanfaat bagi proses demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintah
Daerah.
Berdasarkan Perda Kabupaten Lombok Barat Nomor 9 Tahun 2008
tentang Pembentukan Susunan Organisasi Perangkat Daerah yang
merupakan implementasi daripada PP 41, maka Struktur Organisasi di
Kabupaten Lombok Barat terdiri dari : 2 Sekretariat yakni
Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD, 13 Dinas, 7 Badan, 1
Inspektorat, 5 Kantor, 1 RSUD, 10 Kecamatan dan 88 Desa. Setiap
terjadi perubahan, termasuk perubahan sistim politik organisasi
tersebut harus siap menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi,
seperti halnya dengan adanya pemekaran Kabupaten (terbentuknya
KLU), maka jumlah Kecamatan di Kabupaten Lombok Barat menjadi 10
Kecamatan dan 88 Desa dan 657 Dusun.
b. Aparatur
Didalam sebuah organisasi pemerintah sebaik apapun yang dibentuk
tanpa didukung oleh SDM yang berkualitas, organisasi tersebut tidak
akan berfungsi dengan baik. Oleh karena itu penempatan personil
baik yang akan menduduki eselon maupun yang tidak, didasarkan atas
kualitas dan kompetensi dibidang tugasnya.
-
RPJMD KABUPATEN LOMBOK BARAT 2010-2014 50
Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kabupaten Lombok Barat per
Desember 2008 sebanyak 7.699 orang, terdiri dari golongan I
sebanyak 243 orang atau 3,16 %, golongan II sebanyak 2.101 orang
atau 27,29%, golongan III sebanyak 3.351 orang atau 43,53% dan
golongan IV sebanyak 2004 orang atau 26,03%.
Tabel 2.30Banyaknya PNS Menurut Golongan
Di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008*
No Golongan Jumlah %
(1) (2) (3) (4)1 Golongan I 243 3,162 Golongan II 2.101 27,293
Golongan III 3.351 43,534 Golongan IV 2.004 26,03
7.699 100,00Sumber data : BKD Kabupaten Lombok Barat tahun 2008*
Data Kab. Lobar gabung KLU
Jumlah :
Kondisi pelayanan aparatur dan kelembagaan pemerintah di
Kabupaten Lombok Barat masih belum optimal. Hal ini dilihat dari
tingkat produktivitas aparatur yang masih rendah dan belum adanya
Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada masing-masing Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD), sehingga perlu peningkatan kualitas dan
profesionalitas aparatur dan kelembagaan.