BAB – 1
ATURAN POKOK
DAN PROSEDUR TUGAS@CCABC2015/2016
A. PERSYARAT MENJADI MISDINAR SMP KOLESE KANISIUS (UNTUK ANGGOTA BARU)
1. Beragama Katolik denominasi Katolik Roma, yang menerima Sakramen Baptis, dan Komuni Pertama
2. Siswa SMP Kolese Kanisius, Kelas 7, 8, dan 9. Tanpa ada batasan usia3. Tidak terlibat aktif dalam Putra Altar, dan petugas liturgi terjadwal lainya di
Paroki baik yang ada di KAJ, dan Keuskupan lainya.4. Memiliki LOYALITAS DAN KOMITMEN dalam mengemban tugas sebagai
Putra Altar di SMP Kolese Kanisius. Artinya siap untuk ditugaskan baik pada saat Misa Sekolah, Misa Hari Minggu dan Misa pada saat Natal, dan Pekan Suci
B. REKRUTMEN DAN DAFTAR ULANG1. Mengisi formulir pendaftaran dan kuesioner. Bagi yang sudah pernah ikut,
harap mengisi formulir daftar ulang dan mengisi kuesioner. 2. Melengkapi syarat – syarat pendaftaran dan daftar ulang sebagai berikut :
- Fotokopi Kartu Pelajar (Bagi kelas 7 yang belum memilki, harap menunjukan Kartu Pendaftaran Siswa Baru)
- Fotokopi Surat Baptis dan sertifikat Komuni Pertama.- Surat persetujuan dan kesediaan untuk terlibat aktif dalam kegiatan Misa
di CC dari orang tua, dengan tanda tangan KEDUA orang tua, dan peserta, ditambah materai 6000 pada tanda tangan orang tua
- Surat rekomendasi dari Pater Moderator SMP Kolese Kanisius( bagi calon misdinar baru dan misdinar non-aktif tapi ingin menjadi Putra Altar CC kembali)
- Bagi yang pernah berkarya di Gereja seperti ikut koor, misdinar, Bna Iman, dan lain sebagainya, harap mengumpulkan daftar riwayat mengikuti kegiatan dalam Gereja Katolik,
3. Khusus Calon Putra Altar baru dan anggota lama yang dinilai masih memiliki , maka WAJIB mengikuti PELATIHAN oleh Pendamping,
C. PELAKSANAAN
I. TATA TERTIB1. Wajib untuk mengisi Jadwal TUGAS yang diberikan oleh Ketua
Pelaksana. Apabila tidak diberikan maka akan diberikan jadwal.2. Wajib HADIR dalam evaluasi akhir semester yang akan dibeitahukan
kapan hal tersebut akan dilaksanakan.3. JIKA BERHALANGAN HADIR HARAP LAPOR KE PENDAMPING
DAN MENCARI PENGGANTI SENDIRI MINIMAL 3 HARI SEBELUM HARI H TUGAS.
4. DILARANG KERAS MENGGANTI JADWAL MENGINFORMASIKAN KETIDAKSANGGUPAN UNTUK TUGAS SECARA DADAKAN
5. Wajib mengisi uang kas perbulan sebanyak Rp.30.000,00/Bulan , yang mau menyumbang lebih diperkenankan. (Uang kas akan digunakan kegiatan). Tidak diperkenankan membayar langsung untuk satu tahun, apabila terlambat membayar, maka akan dikenakan denda tambahan
sejumlah Rp.10.000. batas pembayaran uang kas paling lambat tanggal 25 disetiap bulanya, dan paling awal ditanggal 1 disetiap bulanya.
6. Menjaga SOPAN SANTUN terhadap sesama anggota, dan pendamping
7. Diperkenankan untuk mengemukakan pendapat dan masukan baik secara langsung maupun tidak langsung yang BERSIFAT MEMBANGUN tanpa melecehkan pihak lain.
8. Dalam setiap pertemuan atau kegiatan-kegiatan yang ada kaitanya dengan tugas pelayanan, baik persiapan tugas, latihan, brifieng, evaluasi, serta pertemuan-pertemuan, HARAP UNTUK SERIUS, tidak diperkenankan untuk BERCANDA yang tidak PERLU! Harap memperhatikan satu orang yang memberikan instruksi atau penjelasan, bertanya hanya boleh diperkenankan ketika yang mengemukakan suatu hal telah selesai mengemukakanya!
9. Diharapkan untuk mengenal dan menjaga hubungan baik antara sesama anggota, pendamping dan anggota putra ALTAR dari SMA Kolese Kanisius
10.Dilarang keras melakukan perkelahian, atau kekerasan baik secara fisik maupun verbal kepada sesama anggota ataupun pendamping. Setiap permasalahan harus diselesaikan dengan pembicaraan yang baik.
11.Apabila ada yang melakukan kesalahan baik dalam bertugas, setiap anggota berhak untuk memberitahu secara sopan, agar yang melakukan kesalahan dapat menyadari dan menjadi bahan pembelajaran. Tidak diperkenankan untuk melakukan sikap yang MENJATUHKAN kepada yang berbuat kesalahan seperti meminta untuk tidak menugaskan yang bersangkutan, memaki-maki, dan lain sebagainya.
12.Tidak diperkenankan untuk PILIH-PILIH TEMAN untuk bertugas. Bertugaslah dengan siapapun selagi yang bertugas adalah ANGGOTA CCABC baik SMP maupun SMA
II. PROSEDUR MENJALANKAN TUGAS1. Berpakaian rapi dan sopan, Khusus tugas pada hari diluar hari efektif
sekolah menggunakan celana panjang.2. Ketika bertugas, diminta untuk melepas alas kaki, kecuali pada saat-
saat tertentu
3. Pada saat menggunakan pakaian misdinar, apabila menggunakan kaos dalam yang masih memiliki lengan, boleh melepas bajunya dan menggunakan atasan kaos dalam yang berlengan. DILARANG KERAS UNTUK MENGGUNAKAN KAOS DALAM TANPA LENGAN ATAU TIDAK MENGENAKAN PAKAIAN APAPUJ pada saat ditutupi dengan pakaian misdinar.
4. Menjaga keheningan di Sakristi baik saat sebelum bertugas 5. Apabila dalam misa Hari Jumat, tidak mendapat tempat duduk di
bangku Umat, maka setiap anggota misdinar boleh mengikuti misa di Sakristi, asalkan tetap menjaga keheningan, tidak diperkenankan untuk melakukan hal-hal sebagai berikut : Memakan hosti dan meminum anggur yang disimpan sebagai stok
Kapel Bermain Laptop, atau HandPhone Mengerjakan urusan-urusan sekolah seperti belum mengerjakan
PR, Jurnaling, dan lain sebagainya. Bermain catur atau permainan lain Membuka-buka inventaris kapel Makan dan minum Membaca bacaan yang tidak digunakan pada saat misa. Dan lain sebagainya
Bagi yang melakukan hal tersebut, harap dengan KESADARAN pribadi untuk tidak menerima Tubuh Kristus, karena tidak bersikap serius dalam mengikuti Perayaan Ekaristi.
6. Putra Altar datang paling lambat 15 menit sebelum tugas. Pada saat misa hari Jumat, maka pada saat Istirahat kedua, langsung menuju sakristi, tidak perlu menunggu sampai istirahat kedua selesai seperti bermain bola, jajan, dan lain sebagainya. Apabila ingin makan terlebih dahulu, maka makan langsung didekat sakristi, dan apabila ingin membeli makanan di kantin, harap membelinya pada saat istirahat pertama dan menyimpanya diloker dalam wadah.
7. Apabila kondisi loker penuh pada saat Perayaan Ekaristi hari Jumat, atau Misa di sekolah, boleh menitipkan tas di sakristi, yang penting BERTANGGUNGJAWAB PADA BARANGNYA SENDIRI. SEGALA MACAM KEHILANGAN BUKAN TANGGUNG JAWAB KETUA, DAN PENDAMPING !
8. Masing2 misdinar wajib untuk memahami tugasnya, sebelum tugas menjadi seorang misdinar dimulai. Harap mengetahui tugasnya serta posisi duduknya masing-masing setelah mengetahui mendapat urutan ke-berapa.
9. Tidak diperkenankan untuk saling bertanya di altar dan berbicara satu sama lain. Pastikan benar-benar memahami tugasnya sebelum bertugas.
10.Setiap kesalahan yang diperbuat dalam bertugas, hal itu akan dievaluasi
11.Setiap selesai tugas, jangan langsung meninggalkan sakristi melainkan adakan evaluasi sebentar agar kedepanya lebih baik.
12.Apabila diadakan Misa besar yang melibatkan Putra Altar SMP, yang berminat silahkan mendaftar ke Ketua Putra Altar atau Ketua pelaksana.
13.Apabila akan diadakan latihan untuk Perayaan Ekaristi Khusus baik Natal, Paskah dan lain sebagainya, yang sudah terdaftar untuk bertugas. Maka WAJIB HADIR dalam LATIHAN. Apabila tidak hadir, akan digantikan oleh pihak lain entah itu pihak SMA, pendamping atau yang masuk dalam daftar WAITING LIST.
14.Dimohon untuk merespons dengan cepat apabila Ketua Pelaksana/Humas/pendamping memastikan petugas untuk bertugas pada waktu yang sudah ditentukan.
15.Dilarang mengubah jadwal tugas sendiri tanpa sepengetahuan ketua dan pendamping
16.Apabila diminta untuk bertugas pada hal-hal khusus yang mengatasnamakan CCABC SMP KOLESE KANISIUS seperti baptisan, pernikahan, misa requiem dan lain sebagainya baik untuk kalangan Kapel Kolese Kanisius atau kalangan luar, harap lapor kepada pendamping Putra Altar.
D. SANKSI 1. Dari tata tertib nomor 1,2,5, hingga nomor 11, apabila melanggar
aturan sebanyak 1x, maka akan diberikan teguran oleh PENDAMPING baik secara langsung atau via telepon
2. Dari tata tertib nomor 1,2,5 hingga nomor 11, apabila melanggar aturan sebanyak 2x, maka akan diberikan Peringatan keras
3. Dari tata tertib nomor 1,2,5,hingga nomor 11 , apabila melanggar aturan sebanyak 3x, maka dengan berat hati, status sebagai misdinar akan diberhentikan sementara selama 2 bulan, sehingga selama 2 bulan setelah kejadian pelanggaran tersebut, yang bersangkutan tidak diperkenankan untuk bertugas kecuali dalam kondisi yang benar – benar membutuhkan personil untuk tugas.
4. System pelanggaran tata tertib tersebut akan hangus pada saat semester baru, dan akan dimulai dari awal kembali.
5. Pada tata tertib, point yang dicetak tebal, apabila 3x melakukan hal tersebut tanpa keterangan, dianggap mengundurkan diri
6. Dari tata tertib yang dicetak miring, apabila tidak membayar uang kas 3 bulan berturut-turut, maka tidak diperkenankan untuk mengikuti dan menikmati kegiatan-kegiatan yang diadakan.
7. Pada point pelaksanaan tugas, sama halnya dengan sanksi tata tertib yang tertera di point 1, dan 2 pada bagian sanksi. Namun apabila 3x melakukan hal tersebut, maka akan dilakukan pemberhentian tugas secara sementara selama 1 bulan, dan bagi yang melanggar point 4 dan 5 pada bagian prosedur tugas, sekalinya melakukan hal tersebut, tidak diperkenankan untuk mengikuti misa di Sakristi apabila tidak bertugas.
8. Keputusan mengenai sanksi tidak harus mengacu pada yang tertera pada bagian sanksi, namun sanksi dapat ditambah atau dikurangi sesuai dengan pertimbangan Pater Moderator dan pengurus, dilihat dari kecil atau besarnya kesalahan yang diperbuat oleh yang bersangkutan.
9. Apabila melakukan pelanggaran yang ada pada TATA TERTIB SMP KOLESE KANISIUS, MAKA SANKSINYA SESUAI DENGAN YANG ADA PADA TATA TERTIB SEKOLAH
CATATAN : Aturan ini akan ditinjau kembali sesuai dengan kondisi yang ada pada saat pelaksanaanya nanti.
BAB - 2
TATACARA BERTUGAS DALAM PERAYAAN EKARISTI
@CCABC2015/2016
Pengantar
Sebagai seorang Putra Altar/Misdinar, kita diminta untuk melayani Tuhan sebisa yang
kita mampu, tentunya dengan sepenuh hati. Agar teman-teman mampu melayani
Tuhan dalam kurban Ekaristi secara lancar , tanpa adanya keraguan, mari kita simak
panduan yang ada ini.
A. Urutan Perayaan Ekaristi
Sebelum kita memahami mengenai Tata Cara mengetahui apa saja yang harus
dilakukan pada saat bertugas sebagai misdinar, hendaknya kita mengenal urutan
Perayaan Ekaristi, agar kita mampu mengetahui tata cara pada saat misa
dengan jelas. Dalam Perayaan Ekaristi, terdapat 4 bagian besar, yakni Ritus
Pembuka, Liturgi Sabda, Liturgi Ekaristi, dan Ritus Penutup. Berikut perincianya :
1. Ritus Pembuka
Ritus yang mengawali sebuah Perayaan Ekaristi. Terdiri dari bagian – bagian
sebagai berikut :
- Perarakan Masuk
Pastor/Imam Selebran dan pelayan lainnya menuju altar diiringi lagu
pembukaan atau antifon pembukaan, pada hari raya atau dalam Perayaan
Ekaristi meriah, dilakukan pendupaan. Imam dan petugas lainya mewakili
umat untuk menghormati Altar, sementara Imam akan mencium altar
sebagai tanda cinta kepada Tuhan
- Tanda Salib
Selebran membuka perayaan Ekaristi dengan memimpin Tanda Salib. Hal
ini dilakukan untuk mengawali Perayaan Ekaristi dengan tanda
kemenangan yakni Salib
- Salam
Salam pembukaan dan Pengantar pada Perayaan ekaristi diawali dengan
salam "Tuhan sertamu" dan dijawab umat dengan "Dan sertamu juga.
Terdapat pula rumusan lainnya juga dipergunakan pada hari raya,
ataupun pada misa biasa.Pengantar digunakan untuk mengarahkan umat
pada inti dan misteri perayaan.
- Seruan Tobat
Hal ini adalah suatu hal dimana kita diberi kesempatan untuk mengakui
kesalahan kita agar kita layak dan pantas untuk mengahadapNya. Ada
tiga cara melakukan tata cara ini dalam Misa ;
a. Dapat menggunakan rumusan umum Pernyataan Tobat dilanjutkan
dengan Tuhan Kasihanilah Kami
b. Dapat juga menggunakan rumusan pujian kepada Yesus dan
memohon belas kasih-Nya yang dipadukan dengan Tuhan Kasihanilah Kami
c. Dapat juga menggunakan pemercikan air suci sebagai peringatan
akan pembaptisan
Diakhiri dengan seruan absolusi "Semoga Allah yang mahakuasa
mengasihani kita, mengampuni dosa kita, dan mengantar kita ke hidup
yang kekal" yang dijawab umat dengan "Amin"
- Madah Kemuliaan
Madah ini dinyanyikan sebagai ungkapan kita untuk memuji Tuhan.
Kemuliaan hanya diucapkan/dinyanyikan pada hari Minggu dan hari raya
yang disetarakan dengan hari Minggu, di luar masa Prapaskah dan Adven
- Doa Pembukaan
Doa yang membuka dan mengawali Perayaan Ekaristi. Biasanya dalam
bagian ini intensi khusus dapat disampaikan.
2. Liturgi Sabda
Dalam bagian ini, kita akan mendengarkan Sabda Tuhan dan
merenungkanya. Terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut.
- Bacaan Pertama
Bacaan Pertama diambil dari Kitab Suci Perjanjian Lama.Bacaan pertama
ada hubungannya dengan Injil hari itu. Tujuannya memberi latar belakang
sehingga menambah pemahaman sejarah keselamatan Allah
dariperjanjian lama dan berpuncak pada Yesus yang di wartakan dalam
Injil
- Mazmur Tanggapan/Lagu Antar Bacaan
Merupakan tanggapan umat atas Sabda Allah yang baru
diwartakan.Biasanya dinyanyikan yang diilhami oleh Allahsendiri karena
diambil dari Kitab Mazmur dan umat menyanyikan dibagian refren.
Mazmur dapat diganti dengan Lagu Antar Bacaan yang memiliki makna
yang sama dengan Mazmur.
- Bacaan Kedua
Bacaan kedua mewartakan iman akan Yesus menurut konteks Gereja
Perdana. Bacaan kedua bertujuanmempersiapkan umat pada puncak
perayaan sabda yakni Injil.Dalam perayaan diluar Hari Minggu dan hari
lain yang disetarakan, bacaan kedua dapat ditiadakan, sehingga urutanya
hanya bacaan pertama, mazmur tanggapan/lagu antar bacaan, bait
pengantar Injil kemudian disusul oleh Bacaan Injil.
- Bait Pengantar Injil
Tujuan untuk mempersiapkan umat untuk mendengarkan bacaan Injil,
umat menyanyikan “ALLELUYA” artinya Terpujilah Tuhan, yang
mengingatkan pujian atas Tuhan yang bangkit / Paskah.Semua umat
berdiri sebagai ungkapan hormat pada Sabda Allah. Pada Masa
Prapaskah, dan dalam ungkapan duka, maka ALLELUYA diganti dengan
refren : TERPUJILAH KRISTUS TUHAN, RAJA MULIA DAN KEKAL atau
TERPUJILAH KRISTUS TUHAN, SANG RAJA KEMULIAAN KEKAL.
- Bacaan Injil
Merupakan puncak Liturgi Sabda.Gereja percaya bahwa Kristus "hadir dalam sabda-Nya, karena Yesus sendirilah yang bersabda ketika Kitab Suci dibacakan di gereja". Oleh karena itu, bacaan injil
mempunyai beberapa hal khusus sebagai berikut :
• Dibacakan oleh imam / diakon dan umat berdiri.
• Injil di hormati dengan pendupaan (untuk hari raya/ pesta)
• Sebelum bacaan injil ada dialog antara imam &umat : "Tuhan sertamu”
dan umat menjawab “Dan sertamu juga”. Kemudian Imam berkata, "Inilah
Injil Yesus Kristus menurut/Karangan (Lukas / Matius / Markus /Yohanes)” dan umatmenjawab “Dimuliakanlah Tuhan”, sambil membuat
TANDA SALIB di kening, bibir dan hati dengan ibu jarinya,
- Homili
Pada homili, kita merenungkan ajaran – ajaran Tuhan yang sudah
diwartakan dalam Sabda – Sabda Tuhan
- Syahadat
Merupakan pernyataan iman seluruh umat, sekaligus meng-AMIN kan
bacaan dan homili yang telah kita dengarkan sebelumnya. Pada
syahadat, didoakan doa Aku Percaya/Credo. Doa dapat dideraskan atau
dinyanyikan. Dalam syahadat, pada kalimat “Yang dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan oleh Perawan Maria” seluruh umat
membungkukkan badan. Sementara pada Masa Natal, pada kalimat
syahadat “Ia dikandung dari Roh Kudus,Dilahirkan oleh Perawan Maria, dan menjadi manusia” seluruh umat diminta untuk berlutut.
- Doa Umat
Pada doa umat kita menyampaikan intensi kita secara khusus kepada
Tuhan.
3. Liturgi Ekaristi
Liturgi ini adalah liturgi dimana kita mempersembahkan
- Persiapan Persembahan
Dalam persiapan persembahan, akan dilakukan hal – hal sebagai berikut :
Sajian roti dan anggur, yang bisa langsung disiapkan di meja
kreden atau diantar oleh umat.
Kolekte yang diisikan oleh umat, dengan cara memberikan uang
secara sukarela
- Doa Persembahan
Kita mendoakan persembahan yang telah disediakan agar berkenan
dihadapaNya dan demi keselamatan kita.
- Prefasi
Prefasi artinya doa yang mengiringi kurban, sebagai bentuk ucapan
syukur atas seluruh karya penyelamatan Nya. Imam mengawali dengan
"Tuhan bersamamu." Dan di jawab “Dan sertamu juga”, kemudian Imam
mengajak untuk lebih fokus / mengarahkan perhatikan/hati kita seluruhnya
kepada misteri iman : “Marilahmengarahkan hati kepada Tuhan”, umat
menjawab “Sudah kami arahkan”. Imam mengundang umat untuk
bersyukur kepada Tuhan “Marilah bersyukur kepada Tuhan Allah kita”,
umatmenjawab : "Sudah kami arahkan."Sesudah dialog, imam
melanjutkan dengan doa intinya pujian syukur dan memuji karya agung
Allah yangmenyelamatkan manusia
- Kudus
Kita menyanyikan atau menderaskan kidung tersebut untuk memuji
betapa luar biasanya Allah kita.
- Doa Syukur Agung
Dalam TPE, terdapat 10 macam DSA yang memiliki fungsi masing –
masing ada yang untuk pernikahan, tobat, perayaan-perayaan, dan lain
sebagainya. Dalam Ekaristi, DSA hanya boleh diucapkan oleh yang
tertahbis menjadi IMAM. Berikut urutan dari DSA :
Doa permohonan yang menguduskan roti dan anggur
Konsekrasi yang menunjukan Tubuh dan Darah Kristus yang hadir
dalam rupa roti dan anggur. Hal ini pula mengenang Yesus pada
malam perjamuan terakhir bersama para rasul, dimana Yesus
menyerahkan dirinya yakni dengan ucapan "Terimalah dan makanlah. Inilah TubuhKu yang diserahkan bagimu" dan
"Terimalah dan minumlah. Inilah piala darahKu, darah perjanjian baru dan kekal yang ditumpahkan bagimu dan semua orang demi pengampunan kekal.Lakukanlah ini untuk mengenangkan Aku." Di situ Kristus
mempersembahkan Tubuh dan Darah-Nya dalam rupa rotidan
anggur, dan memberikannya kepada para rasul untuk dimakan dan
diminum, ucapan"Lakukanlah ini untukmengenangkan Aku",
yang menjadi dasar terselenggaranya Perayaan Ekaristi hingga
saat ini.
Menyanyikan Anamnesis yang menandakan wafat Kristus,
kebangkitan Kristus, dan kedatanganNya kembali.
Mendoakan ujud-ujud khusus yakni arwah yang telah meninggal,
orang kudus, para martir, paus, uskup, seluruh Imam, diakon, dan
umat awam. Dalam DSA, Gereja Katolik mendoakan leluhur yang
telah mendahului kita agar memperoleh pengampunan dosa dan
hidup yang kekal
Doksologi, dimana Imam akan menyimpulkan itu semua dengan
mengangkat Tubuh dan Darah Kristus sambil mengucapkan
kalimat “Dengan pengantaraan Kristus, bersama dia dan dalam Dia, bagimu Allah Bapa yang Mahakuasa, dalam persekutuan dengan Roh Kudus, segala hormat dan kemuliaan, sepanjang segala masa” kemudian dibalas dengan umat dengan ucapan
Amin.
- Bapa Kami
Pada doa ini, kita menyanyikan/menderaskan dan mendoakan doa yang
diajarkan oleh Yesus sendiri dan kita mempersiapkan diri untuk makan
dan minum di meja perjamuan Tuhan dengan kata-kata yang diajarkan
oleh Yesus "Berilah kami rejeki pada hari ini, dan ampunilah kesalahan kami seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami
- Doa Damai
Sebelum menerima komuni, Imam mengajak umat berjabat tangan
kepada umat di sekeliling kita sebagai tanda damai & cinta kasih, sambil
menyanyikan lagu “Salam Damai”.
- Anak Domba Allah/PEMECAHAN ROTI
Imam memecahkan Hosti diiringi dengan lagu Anak Domba
Allah.Pemecahan roti menandakan bahwa umat beriman yang banyak itu
menjadi satu. Karena menyambut komuni dari roti vang satu, yakni Kristus
sendiri, yang wafat dan bangkit demi keselamatan dunia
- Komuni
Komuni adalah saat dimana kita menerima Tubuh Kristus.Ada 2 macam
rupa dalam menerima Komuni, yakni hanya menerima Tubuh, dan
memakan Tubuh dan meminum DarahNya. Kebanyakan dari kita lebih
sering menerima Komuni hanya dengan memakan TubuhNya, namun
kedua hal tersebut tetap memiliki makna yang sama antara yang hanya
menerima Tubuh saja dengan yang memakan Tubuh dan meminum
DarahNya Sebelum menerima komuni selebran utama akan mengangkat
Hosti yang sudah dipecah dan anggur pada Piala dan menyatakan bahwa
ini adalah Tubuh dan Darah Kristus yang akan disantap. Penerimaan
Komuni dapat dilakukan dengan cara kita menerimanya langsung dengan
tangan, atau disuapi oleh pembagi komuni dengan cara kita menjulurkan
lidah, namun cara disuapi ini seringkali hanya digunakan bagi orang-orang
khusus yang memiliki keterbatasan fisik, dan orang khusus lainya. Setelah
menerima Komuni, hendaknya kita berdoa dalam hati untuk mengucap
syukur karena boleh menyantap santapan yang mulia.
- Doa Sesudah Komuni
Untuk menyempurnakan permohonan umat Allah, dan sekaligus menutup
seluruh ritus komuni, imam memanjatkan doa sesudah komuni. Dalam
doa ini imam mohon, agar misteri yang sudah dirayakan itu menghasilkan
buah.
4. Ritus Penutup
Ritus ini adalah ritus yang menutup Perayaan Ekaristi, dimana kita akan
menerima berkat dari Tuhan dan kemudian diutus untuk mewartakan Sabda
Tuhan dalam kehidupan sehari-hari
- Pengumuman (Bila ada)
- Berkat dan Pengutusan
Imam memberi berkat dengan menyerukan Tritunggal Mahakudus sambil
memberi berkat - Bapa, Putera dan RohKudus (arah tangan : atas,
bawah, kiri dan kanan) dan Khusus Uskup mengucapkan Bapa, Putra,
dan Roh Kudus, sambil membuat 3x arahan tangan berbentuk Salib ke
kiri, tengah, dan kanan. Ketika Imam memberkati kita membuat tanda
salib.Kemudian imam mengakhiri Misa dengan berkata: "Marilah pergi!
Kita diutus" dan kita menjawab, "Amin".Perutusan merupakan
konsekuensi dari seluruh perayaan.Setelah mendengarkan firman Tuhan,
mengamininya,kitapun dipanggil untuk mewartakannya melalui hidup
sehari-hari.
- Perarakan Keluar.
Imam dan petugas liturgi lainya meninggalkan Altar, sebelumnya Imam
mencium altar terlebih dahulu, kemudian bersama seluruh petugas liturgi
memberi hormat dengan cara berlutut apabila ada Tabernakel atau
membungkukkan badan apabila hanya terdapat altar, kemudian kembali
ke Sakristi, diiringi dengan nyanyian (bila ada)
B. Pada Saat Bertugas.
Sebelum kita memahami tatacara dalam bertugas, kita diminta untuk
memperhatikan sikap kita terlebih dahulu, sebelum kita memahami apa saja
yang harus kita lakukan ketika melayani dalam Kurban Ekaristi. Sikap-sikap yang
harus dilakukan pada saat melayani terdiri dari 2 macam sebagai berikut :
a. Sikap/Perilaku diatas Altar
Dalam bertugas, kita hendaknya menjaga sikap atau perilaku kita layaknya
kita menyambut Tuhan melalui Perayaan Ekaristi. Oleh karena itu, kita
dituntut untuk :
- Hening dan tidak berbicara satu sama lain
Sebagai seorang Misdinar yang bersama Imam berada di posisi paling
dekat dengan tempat ditahtakanya Sakramen Maha Kudus (Bila Ekaristi
diadakan di Kapel/Gereja) dan disekitar Altar Tuhan dimana seolah-olah
Tuhan bertahta disana , kita harus menjaga sikap kita sebagai seorang
Putra Altar yang sopan karena secara tidak langsung, Tuhan melihat
sikap kita, apakah kita ini sungguh-sungguh melayani, atau melayani
hanya sebagai sebuah formalitas. Selain itu pula, karena kita ditepatkan di
posisi paling depan, otomatis seluruh umat yang hadir dalam Ekaristi
melihat ke Altar, oleh karena itu, silahkan Tanya pada diri anda masing-
masing, merasa malukah anda apabila tidak menjaga etika dengan baik
sementara banyak orang memandang sikap anda? Hanya anda yang bisa
menjawabnya.
- Mengikuti Perayaan Ekaristi dengan sungguh-sungguh
Sebagai seorang pelayan dalam Ekaristi, kita tentunya juga mengikuti
Perayaan Ekaristi bersama dengan Imam, petugas Liturgi lainya, dan
seluruh umat yang hadir dalam Perayaan Ekaristi kita. Oleh Karena itu,
kita dituntut untuk mengikuti Perayaan Ekaristi itu pula dengan sungguh-
sungguh, karena kita juga menyambut Tubuh dan Darah Kristus dan
memuliakan namaNya, serta berdoa kepadaNya.
a. Sikap Tubuh
Ketika kita melayani sebagai seorang Putra Altar, kita hendaknya
memperhatikan sikap – sikap tubuh sebagai berikut :
- Kedua tangan dikatupkan didepan dada
Sebagai seorang pelayan yang berdiri didekat tempat ditahtakanya
Sakramen Maha Kudus dan disekitar Altar, kita diminta untuk bersikap
religious dan setia dalam melayani Tuhan, oleh karena itu tangan
hendaknya dikatupkan didepan dada.Setiap berdiri, dan berlutut serta
pada saat tidak memegang Inventaris apapun.Pada saat duduk, tangan
kita hendaknya menunjukan sikap yang sopan.
- Berlutut
Ada 2 macam berlutut, yakni berlutut dengan satu kaki, dan berlutut
dengan dua kaki.Berlutut satu kaki, kita lakukan ketika kita menyembah
Altar yang pada altar tersebut, ditahtakan Sakramen Maha Kudus.
Sedangkan berlutut dengan 2 kaki, kita lakukan ketika kita menyembah
Tubuh dan Darah Kristus yang diunjukkan pada saat konsekrasi, dan
menyembah Sakramen MahaKudus yang diunjukkan dalam Adorasi.
Selain itu berlutut dengan 2 kaki, bisa kita lakukan pada saat menerima
Sakramen Tobat, Sakramen Krisma, Sakramen Imamat, dan lainya
dimana kita diterimakan rahmat dalam berbagai macam rupa. Makna dari
berlutut ini, adalah kita menyerahkan diri kepada Tuhan untuk menerima
Rahmat dariNya dalam berbagai macam rupa.Pada saat berlutut, bagi
yang tidak bertugas memegang inventaris – inventaris liturgis seperti
lonceng, gong, wiruk, dan lain sebagainya, kedua tangan tetap dikatupkan
didepan dada.
- Berdiri dan Duduk
Dalam Ekaristi, ada saatnya kita untuk berdiri dan duduk. Ketika kita
berdiri, para pelayan Tuhan mengatupkan tangan didepan dada. Ketika
duduk, tangan bersikap menggenggam satu sama lain. Saat-saat berlutut
dan duduk, tentunya mengikuti apa yang diinstruksikan dalam Perayaan
Ekaristi.
b. TUGAS MISDINAR DALAM PERAYAAN EKARISTI DAN PERAYAAN
DILUAR MISA KUDUS
Sekarang kita telah memasuki apa saja tugas kita sebagai Putra Altar dalam
Misa. Kita sudah mengenal TPE dan tata gerak. Sekarang, mari kita
mengenal apa saja yang harus kita lakukan secara umum sebagai seorang
Putra Altar.
- Personil
Idealnya pada Perayaan Ekaristi Minggu biasa adalah 6 orang, 4 orang
untuk Perayaan Ekaristi diluar Hari Minggu dan Hari Raya , dan 8 orang
untuk Perayaan Ekaristi meriah. Untuk Perayaan Ekaristi besar seperti
Pekan Suci, dan Natal, jumlah personil disesuaikan dengan kebutuhan.
- Inventaris yang digunakan
Dalam Perayaan Ekaristi akan digunakan Inventaris sebagai berikut
Misa Hari Minggu dan misa Sekolah
o Seragam Putra Altar (Dipakai dari Sakristi)
o Lilin altar
o Sibori (dalam tabernakel atau kreden)
o Piala dan Ampul (dalam Misa Hari Minggu diantarkan oleh
umat, sementara pada Misa sekolah ditempatkan di Kreden)
o Bangku untuk Imam dan Putra Altar (disesuaikan jumlahnya)
o Meja Altar
o Meja Kreden
o Salib Altar
o Salib Prosesi (opsional)
o Gong dan Lonceng
Misa meriah
o Semua perlengkapan yang ada pada Misa Hari Minggu dan
Misa sekolah
o Turibulum/Wirug dan Navikula/Dupa
o Salib Perarakan/Prosesi
o Vandel (Opsional)
o Lentera (opsional, disesuaikan dengan Jumlah Putra Altar
yang tidak membawa wirug, dupa, dan salib)
- Tugas – tugas Putra Altar Pada saat Perayaan Ekaristi
Sebelum bertugas, akan dibagi tugas berdasarkan tinggi badan, apabila
terdapat 6 orang, maka akan terbagi menjadi 3 pasang, begitu pula
seterusnya.
Dalam Misa hari Minggu, terdapat 3 tugas utama, yang masing-masing
tugas dikerjakan oleh sepasang petugas, yakni :
o Persembahan Pertama oleh Petugas yang paling tinggi atau nomor
3
o Persembahan kedua oleh petugas nomor 2
o Menjemput persembahan oleh petugas nomor 1 alias yang paling
pendek
Sementara dalam Misa Meriah, menggunakan Turibulum yang
dibawahkan oleh petugas nomor 4
1. Perarakan
Perarakan terdapat 2 jenis, bisa dimulai dari Sakristi yang ada
disamping Altar, atau dari pintu utama Gereja. Perarakan Misa Biasa,
biasanya dimulai dari sakristi, sementara perarakan dengan
Pendupaan dan salib, dilakukan dari pintu utama gereja. Pada saat
perarakan, posisi nomor 1 alias paling pendek baris dipaling depan,
kemudian berurutan, posisi 2 dibelakangnya, dan posisi 3
dibelakangnya, dan yang paling belakang adalah Imam.
2. Sujud
Pada saat tiba didepan panti Imam, posisi memecah jadi sebagai
berikut :
- Posisi 1 dipaling ujung kiri dan kanan, kemudian semakin tinggi, maka
akan semakin dekat dengan Imam. Kalau digambarkan posisinya sebagai
berikut.
1 - 2 – 3 – Imam – 3 – 2 – 1
Apabilla dalam lokasi Perayaan Ekaristi, terdapat Tabernakel, maka
bersama Imam, kita berlutut, apabila tidak ada, maka kita cukup
membungkukkan badan.
3. Menuju ke tempat duduk
Setelah sujud, Imam akan menuju altar dan mencium altar. Ketika
Imam mencium altar, kita membungkukkan badan didepan altar.
Setelah itu menuju ke tempat duduk masing-masing. Ada 2 macam
posisi duduk, yakni sebagai berikut :
a. Versi Kapel Kolese Kanisius
- Wing Kiri (dari paling pojok sampai yang paling dekat dengan kreden) : 1
– 2 – 3 – 3
- Wing Kanan (didekat dengan salib besar) : 1 – Imam – 2
- Apabila Imam memenuhi wing kanan, maka semuanya akan menduduki
wing kiri dengan posisi 1 – 2 – 3 – 3 – 2 - 1
b. Versi Aula Lantai 2, dan Altar di Sport Hall Kanisius
Wing kiri : 1 – 2 – 3
Wing kanan : 1 – 2 – 3
Dan Imam berada di posisi paling tengah
Setelah berada di posisi tempat duduknya, Putra Altar tetap berdiri sampai Doa
Pembukaan Selesai.
4. Memasuki Liturgi Sabda
Liturgi Sabda dimulai setelah doa pembukaan selesai, setelah doa
pembukaan, ketika Bacaan, dan Mazmur diwartakan, umat
dipersilahkan duduk. Imam dan petugas liturgi lainya pun
diperkenankan untuk duduk kecuali yang bertugas membacakan dan
menyanyikan Sabda Tuhan dalam rupa bacaan dan nyanyian mazmur.
Oleh karena itu, sebelum Imam duduk, 2 orang petugas yang
posisinya paling dekat dengan Imam, diminta untuk mengangkat
Kasula Imam bagian belakang sebelum Imam duduk dan berposisi
tepat didepan kursi Imam. Setelah Imam duduk, maka bagian Kasula
yang diangkat, ditempatkan dibelakang sandaran kursi. Pada saat
ini,misdinar berada di kiri dan dikanan kursi Imam.
Setelah Imam duduk, maka misdinar bersama – sama duduk, dan
berdiri lagi ketika sampai pada saat Bait Pengantar Injil dinyanyikan,
kemudian duduk lagi pada saat homily, dan berdiri kembali pada saat
syahadat dan doa umat
5. Memasuki Liturgi Ekaristi.
Setelah Doa Umat, kita memasuki liturgi Ekaristi, diawali dengan
persiapan persembahan, dalam persiapan persembahan, berikut –
tugas – tugas yang dilakukan oleh Putra Altar :
- Petugas nomor 1, langsung menjemput persembahan. Sebelumnya turun
dari altar, berpasangan hormat didepan altar, lalu menuju ke bagian
belakang tempat misa, kemudian menghampiri yang membawa
persembahan. Setelah itu bersama – sama berjalan ke depan altar,
dengan putra altar didepan pembawa persembahan
- Ketika pembawa persembahan dan putra altar yang bertugas menjemput
persembahan hampir tiba didepan altar, Imam akan turun dan akan
menempati bagian tengah didepan altar, disusul dengan petugas di posisi
nomor 3 di kiri dan kanan, dan petugas di posisi nomor 2 disebelahnya
- Setelah penghantar dan penjemput persembahan tiba didepan altar,
petugas yang menjemput persembahan langsung mengambil posisi
disebalah posisi 2 pada masing2 wingnya. Setelah itu Imam akan
mengambil bahan persembahan, kemudian akan menyerahkan pada
petugas nomor 3 yang berdiri disebelahnya. Bagi petugas nomor 3 yang
menerima ampul, maka meletakanya di meja kreden, sementara yang
menerima susunan piala, meletakannya diatas meja altar. Apabila ada
persembahan lain seperti lilin, bunga, buah, dan lain-lain, maka petugas
selanjutnyalah yang menerima, lilin diletakan dikiri dan dikanan altar,
sementara persembahan lain didepan meja altar, setelah menerima
persembahan, yang tidak bertugas pada persembahan 1, kembali
ketempat duduk masing-masing kemudian berdiri, dan apabila jumlah
persembahan kurang dari jumlah pasangan yang ada, maka yang paling
awal menerima persembahan yakni nomor 3, kembali lagi kedekat Imam
dan mengambil sisa persembahan kemudian meletakkanya, namun
apabila tidak ada lagi persembahan tersisa, petugas yang bertugas untuk
persembahan 1, langsung menempatkan diri didekat meja kreden..
- Apabila yang tidak mendapat jatah menerimakan persembahan, maka
yang tidak menerima mendampingi Imam memberkati pembawa
persembahan kemudian kembali ke tempat duduk dalam posisi berdiri.
- Setelah semuanya siap, Imam akan mengatur persembahan piala yang
sudah ada di altar, sementara petugas nomor 3, standby didepan meja Kreden. dalam susunan piala, terdapat pula hosti yang sudah dikonsekrasikan. Apabila terdapat sibori berisi hosti, maka salah satu petugas di posisi nomor 3 menempatkan sibori tersebut diatas altar. Setelah persembahan roti diunjukkan, `maka ambilah ampul berisi air dan anggur, yang satu memegang yang berisi anggur dan satunya lagi berisi air, kemudian menghampiri Imam, dan Imam akan mengisi air dan anggur kedalam piala. Pastikan hormat dahulu pada Imam sebelum dan sesudah menyerahkan susunan ampul. Setelah itu, siapkan lavabo, salah satu diantara petugas yang bertugas memegang bejana air, dan satunya lagi memegang kain, setelah Imam mendoakan anggur, petugas langsung menghampiri Imam, dan Imam akan menyucikan tanganya dengan ampul dan mengeringkanya dengan lap. Pastikan pula untuk hormat terlebih dahulu sebelum dan sesudah Imam menyucikan tangan. (Catatan: apabila ada pendupaan, pendupaan akan dilakukan setelah Imam mendoakan air dan anggur, persembahan akan didupai dan Imam selebran akan didupai pula dan juga umat yang hadir akan didupai pula, oleh karena itu, bila ada pendupaan, maka Imam akan menyucikan tangan setelah pendupaan.)
- Setelah semuanya selesai, yakni persembahan telah siap, dan Imam
telah menyucikan tangan, maka petugas yang bertugas di persembahan 1 turun kemudian memberi hormat didepan altar dan kembali ke tempat duduk masing – masing.
Catatan : apabila tidak ada persembahan yang diantarkan, maka petugas nomor 3 langsung menjalankan tugasnya, diawali dengan hormat dulu didepan altar, lalu menghampiri meja kreden, diatas meja kreden, ampul dan piala sudah terdapat disana. Pada persembahan 1 tanpa persembahan yang dihantarkan, maka piala dan sibori yang ada di meja kreden langsung dibawa ke altar, setelah itu lakukan hal yang tertera pada bagian yang dicetak miring sekaligus dicetak tebal.
6. Memasuki DOA SYUKUR AGUNG
Setelah persembahan sudah disiapkan, Imam akan mendoakan
persembahan Imam akan mengidungkan prefasi dengan awalan
“Tuhan sertamu” ketika prefasi dimulai. Ketika hal tersebut dimulai,
maka seluruh umat termaksud putra altar berdiri.Kita berdiri, hingga
Kudus selesai dikumandangkan, setelah itu kita memasuki puncak
dalam Perayaan Ekaristi.
7. Konsekrasi
Setelah Kudus selesai, kita semua berlutut, dan Putra Altar berlutut
didepan kursinya., bagi Putra Altar yang dibawah kursinya terdapat
lonceng, ambillah lonceng, dan yang duduk dekat dengan gong,
bersiaplah didekat gong dalam posisi berlutut. Posisi gong biasanya
berada di pojok kiri Panti Imam, oleh karena itu, yang menabuh gong
adalah petugas nomor 1 yang duduk di wing kiri. Dalam doa ini,
dibutukan konsentrasi agar tahu kapan waktu yang tepat untuk
membunyikan lonceng dan gong. Lonceng pertama kali dibunyikan
ketika kalimat “Agar menjadi bagi kami Tubuh dan Darah Putramu
terkasih Tuhan kami Yesus Kristus: dideraskan. Ketika kalimat ini
dideraskan, maka yang memegang bel, membunyikan belnya.( yang
membunyikan lonceng adalah orang yang pada bagian bawah
bangkunya terdapat lonceng.
Setelah kaliamat “Agar menjadi bagi kami……….Tubuh dan Darah
Kristus: dideraskan
gong siap dibunyikan, oleh karena itu pada kalimat “Terimalah dan makanlah………….” Penabuh gong siap membunyikan gong dengan pukulanya” kemudian ketika Imam mengangkat tubuh atau darah Kristus, yang memukul gong memukul gongnya sebanyak 3x. setelah 3x pukulan gong, maka Imam akan meletakkan Tubuh atau Darah Kristus yang dikonsekrasikan, kemudian Imam akan berlutut untuk menghormati Tubuh dan Darah Kristus yang dikonsekrasikan. Pada saat Imam berlutut, lonceng dibunyikan, sampai Imam berdiri kembali. Hal yang
dicetak tebal dilakukan 2x pada konsekrasi Tubuh dan Darah Kristus.
Setelah 2x melakukan hal yang sama seperti yang dicetak tebal, maka
Putra Altar tetap berlutut, kemudian yang bertugas membunyikan bel,
membunyikan bel selama doksologi, atau kalimat : “Dengan
pengantaraan Kristus……………………..hingga kalimat Amin”
8. Bapa Kami, Pemecahan Roti, dan `Komuni
Setelah Doa Syukur Agung selesai Imam akan mengajak kita untuk
mendoakan Bapa Kami, oleh karena itu kita berdiri. Pada saat Bapa
Kami, posisi tangan kita dapat tertutup didepan dada, atau
bergandengan tangan dengan sesame Petugas. Setelah Bapa Kami
selesai, kita akan masuk ke Doa Damai kemudian Salam Damai, pada
saat Salam Damai, kita bersalaman cukup dengan Putra Altar yang
ada di wing tempat duduknya masing-masing saja, dan dengan Imam.
Setelah Salam Damai, kita semua berlutut pada saat Anak Domba
Allah hingga berdoa pribadi sebelum Komuni, setelah semua Putra
Altar doa pribadi sebelum Komuni, Putra Altar berdiri dan menerima
Komuni seperti biasa dengan hormat. Setelah semua Misdinar
menerima Komuni, kita bersama-sama duduk.
9. Persembahan Kedua (Pembersihan bejana)
Setelah semua pembagi Komuni kembali ke altar, petugas nomor 2
mulai bertugas untuk persembahan kedua, sementara yang lain tetap
duduk. Sebelum memulai persembahan kedua, tentunya pasangan
petugas nomor 2 hormat didepan altar kemudian menghampiri meja
kreden.Setelah tiba, salah satu Putra Altar yang bertugas mengisikan
air yang ada pada ampul kepada Piala yang digunakan
Imam.Tentunya memberi hormat kepada Imam, sebelum dan sesudah
menyerahkan ampul berisi air. Setelah hal itu, petugas yang satunya
lagi menghampiri Imam untuk menerima Piala kemudian
menempatkan di meja kreden. Apabila ada sibori kosong, maka salah
satu yang bertugas mengambil sibori kosong dan meletakanya di meja
kreden.Setelah semuanya beres, maka yang bertugas kembali
kedepan altar dan hormat menghadap ke altar, kemudian kembali
ketempat duduk masing-masing.
10. Penutup
Ketika pengumuman, dan doa penutup, kita semua duduk di kursi
masing-masing. Ketika Imam mengajak kita untuk menerima Berkat,
kita semua turun dan berlutut didepan altar dengan posisi :
1 – 2 – 3 – 3 – 2 – 1
Setelah menerima berkat, Imam akan mencium altar, ketika Imam
mencium altar, kita masih dalam posisi berlutut, dan kita akan
menundukkan kepala ketika Imam mencium altar. Setelah itu kita
semua berlutut dan memberi hormat bersama Imam kepada altar,
setelah itu kita kembali ke Sakristi yang terletak disamping altar,
dengan urutan posisi 1 dipaling depan, posisi 2 dibelakangnya, dan
posisi 3 dibelakang posisi 2 dan diakhiri dengan Imam
Source :
https://id.wikipedia.org/wiki/Misa#Tata_Perayaan_Ekaristi
https://jzzberbagi.files.wordpress.com/2012/04/tata-cara-dan-urutan-perayaan-ekaristi.pdf
PENUTUP
Berikut ini gambaran umum TPE Gereja Katolik, tata gerak, dan tugas-
tugas yang dilakukan secara umum oleh Putra Altar dalam misa
biasa. Untuk Misa Meriah dengan menggunakan wiruk, kita dapat
lihat di bab 3 pada bagian Turibulum. Apabila ada hal – hal yang
mungkin ditambah seperti adanya percikan, dan lain sebagainya,
akan dijelaskan lebih lanjut, tergantung Perayaan liturgi apa yang
dirayakan pada Hari dimana kita bertugas. Untuk Perayaan Ekaristi
besar atau dengan adanya ritual khusus, maka kita akan adakan
persiapan dalam bentuk latihan ataupun brifieng.
BAB 3
MENGENAL INVENTARIS LITURGIS
(BUSANA LITURGI + PERLENGKAPAN LITURGI)
@CCABC2015/2016
Pengantar
Sebagai seorang Putra Altar yang indentik dengan berbagai perlengkapan liturgis yang kita gunakan, mulai dari busana liturgis, dan perlengkapan liturgis. Oleh karena itu, hendaknya kita mengenal nama dan fungsi dari benda-benda tersebut. Bab ini akan terdiri dari 3 bagian, yakni warna liturgi, busana liturgi, dan inventaris liturgis
A. Warna LiturgiSeringkali kita lihat, Imam dan petugas liturgi menggunakan warna-warna yang bermacam2 pada setiap masa yang ada. Dalam Gereja Katolik, warna liturgi, terdiri dari 6 jenis dengan maknanya yang bermacam-macam, berikut perincianya.
a. PutihWarna Putih merupakan warna yang paling sering digunakan dalam Gereja Katolik.Warna ini melambangkan sukacita dan kegembiraan dalam Gereja.Warna ini sering dikombinasikan dengan warna kuning, dan emas (Untuk Klerus) dan dengan
warna merah dan hitam untuk para Putra Altar. Warna ini sering digunakan pada Perayaan – perayaan sebagai berikut :- Masa Paskah- Masa Natal- Kamis Putih- Sabtu Suci- Perayaan Yesus (Yang bukan masa sengsaranya)- Perayaan Maria- Perayaan Orang Kudus yang bukan Martir- Misa Arwah (Opsional) sebagai tanda kebangkitan Kristus dari maut.- Perayaan – perayaan syukur- Penerimaan Krisma : sebagai lambing Roh Kudus dalam rupa burung merpati dan
sinar - Pernikahan dan Tahbisan - Baptisan
b. MerahWarna merah merupakan warna yang melambangkan cinta dan pengorbanan.Merah sendiri dapat bermakna darah yang artinya pengorbanan. Selain itu warna merah juga bermakna lidah – lidah api yang melambangkan Roh Kudus. Warna merah ini digunakan pada perayaan-perayaan sebagai berikut :- Minggu Palma - Jumat Agung- Pentakosta- Penerimaan Krisma- Hari Raya Sengsara Tuhan- Peringatan para Martir
c. Hijau Hijau merupakan lambang yang melambangkan pengharapan dalam Gereja Katolik agar hadirnya sebuah kabar gembira. Warna ini diumpamakan seperti tunas yang tumbuh yang diharapkan dapat berbuah yang baik. Warna ini digunakan pada masa biasa.
d. UnguUngu merupakan warna yang bermakna tobat, penantian, dan berkabung. Warna ini digunakan oleh Gereja pada saat :- Masa Adven
- Masa Prapaskah- Ibadat Tobat- Ibadat Jalan Salib- Misa Arwah
e. HitamWarna hitam merupakan warna yang berunsur duka.Warna ini digunakan pada perayaan mengenang arwah, mulai dari misa requiem, hingga tutup peti.Sayangnya warna ini sudah sangat jarang digunakan, dan lebih menggunakan warna ungu sebagai lambang duka.
f. Pink/RoseWarna ini bersifat tentatif. Warna ini berunsur sukacita dan kegembiraan, karena telah melewati separuh jalan pada masa penantian akan kebangkitan dan kelahiran sang Mesias. Warna ini digunakan pada Minggu Adven ke-3, dan Minggu Prapaskah ke-4Source :http://viktorabadiwaruwu.blogspot.com/2010/01/arti-simbol-simbol-dan-warna-dalam.html
B. Busana LiturgisSering kita lihat, Imam dan petugas liturgi lainya menggunakan baju khusus pada saat bertugas dalam Perayaan Ekaristi. Busana liturgi akan kita bagi dalam 3 bagian, busana misdinar dan akolit, busana Imam/Klerus, dan busana uskup.
1. Busana Misdinar dan Akolit
a. Busana Misdinar Busana misdinar adalah busana yang digunakan oleh misdinar dalam bertugas.Modelnya ada bermacam-macam tergantung tradisi yang digunakan.
- Model VatikanBusana yang umum digunakan oleh banyak Putra Altar secara Umum, sesuai dengan yang ada di Vatikan adalah jubah berwarna
hitam/putih/merah/Mengikuti warna liturgi, ditambah dengan superpli berwarna putih.
- Model Jarik Pada Gereja Katolik di Indonesia yang terletak di daerah tropis, banyak gereja katolik yang menyederhanakan kostum putra altar menjadi 3 potongan, yang terdiri dari :
- Jarik/Under skirt sesuai dengan warna liturgy atau warna putih- Superpli berwarna putih yang menyerupai kaos dengan lebar kerah
yang proposional- Semacam penutup kerah menyerupai Mozetta yang digunakan
oleh uskup dan cardinal.
- Model terusan/DasterSelain kedua model diatas, dapat pula menggunakan kostum putra altar dengan susunan baju sebagai berikut :
- Alba putih- Singel- Penutup kerah yang menyerupai mozetta sesuai dengan warna liturgy
b. Alba Alba adalah jubah berwarna putih berbentuk terusan hingga semata kaki yang sering digunakan oleh akolit dan Imam dalam Perayaan Ekaristi, dan keperluan liturgis lainya. Jubah ini bermakna kesucian. Pada era ini, alba sudah dilengkapi dengan kerah. Apabila alba belum terdapat kerah, maka dapat menggunakan amik.
c. Singel
Siingel merupakan semacam tali panjang yang digunakan untuk mengikat pinggang apabila telah menggunakan alba. Single digunakan sesuai kebutuhan tergantung dengan ukuran alba yang dipakai, apabila alba yang digunakan terlalu lebar atau terlalu panjang, maka dapat
diikat dengan singel pada bagian pinggang
d. Amik Benda ini memang sudah agak jarang digunakan karena pada era ini, alba sudah dilengkapi dengan kerah. Amik digunakan untuk menutupi kerah baju.Dipakai disekitar leher dan bahu, kemudian diikatkan. Benda ini
dipakai sebelum Klerus atau Akolit menggunakan alba
e. Kostum lektor/Pemazmur/KomentatorSebenarnya pakaian ini boleh dipakai, boleh tidak.Juga kebijakan setiap Gereja pun berbeda-beda. Ada yang cukup menggunakan pakaian rapi dan sopan, ada yang menggunakan alba putih ditambah dengan singel. Ada pula yang diberikan tambahan seperti samir yang dikalungkan.Semacam atasan menyerupai mozetta pula, dan kain selempang.Walaupun demikian, hal ini tergantung dari kebijakan masing-masing gereja. Yang terpenting dapat membantu menyampaikan Sabda Tuhan dengan baik
f. Samir/Kalung Salib.Benda ini biasanya digunakan oleh para Prodiakon yang bertugas membantu Imam untuk membagikan Komuni Kudus. Bentuknya menyerupai kalung yang terdiri dari salib, yang dikalungi dengan kain/bahan lainya yang digunakan untuk mengalungi.Biasanya samir yang menggunakan kain, kainya berwarnakan dengan warna liturgi.
g. Superpli Benda ini adalah pengganti Alba. Biasa dipakai Imam pada saat merayakan Ekaristi diluar gereja. Walaupun demikian, penggunaanya tetap tidak boleh sembarangan, harus diawali
dengan Jubah dahulu, baru disambung dengan Superpli. Tidak hanya Imam yang menggunakan Superpli, Biarawan tidak tertahbis boleh pula menggunakan ini, dan misdinar pun juga menggunakan benda ini ketika bertugas.
2. Busana KHUSUS ImamImam merupakan sosok yang terpanggil dan tertahbis untuk mewartakan Sabda Tuhan, dan mempersembahkan Kurban Ekaristi. Untuk menjadi Imampun tentunya akan menempuh proses yang panjang. Mulai dari Novisiat, hingga pada tahap menjadi Diakon dan akhirnya menerima tahbisan Imamat. Ada 2 jenis Imam Katolik yang kita kenal, yakni Imam diosesan yang berkarya dalam satu Keuskupan, dan Imam Religius yang tergabung dalam Ordo. Dalam Perayaan Ekaristi, Imam tentunya akan menggunakan busana yang berbeda dengan umat dan petugas liturgy lainya. Mari kita simak, apa saja yang digunakan Imam dalam mempersembahkan Kurban Ekaristi
a. Stola
semacam selendang panjang; simbol bahwa yang
mengenakannya sedang melaksanakan tugas resmi Gereja,
terutama menyangkut tugas pengudusan (imamat). Stola
melambang-kan otoritas atau ke- wenangan dalam
pelayanan sakra-mental dan berkhot-bah. Secara khusus,
sesuai dengan doa ketika mengenakan-nya, stola dimaknai
sebagai simbol kekekalan. Warnanya.Diakon memakainya
menyilang, dari pundak kiri ke pinggang kanan. Imam
memakainya dengan cara mengalungkannya di leher, dua
ujung stola itu ke depan, dibiar-kan menggantung (PUMR 340).
UNTUK SEKEDAR TAHU……
Dulu (sebelum pembaruan liturgis 1970), cara ini hanya untuk uskup atau abas, pejabat yang
biasanya mengenakan kalung salib (pektoral) — kalung salib semacam itu pun sebenarnya
tidak perlu diperlihatkan di atas kasula, dalmatik, atau pluviale, tapi boleh di atas mozzetta
(lihat CE / Caeremoniale Episco-porum 61). Sedangkan para imamnya dulu mengalungkan
stola dan kemudian menyilangkannya di depan. Sekali lagi, baik imam maupun uskup
sekarang boleh mengenakan stola dengan cara yang sama (CE 66).
b. Kasula
Kasula adalah busana khas untuk imam, khususnya selebran dan konselebran utama,
yang dipakai untuk memimpin Perayaan Ekaristi.Kasula melambangkan keutamaan cinta
kasih dan ketulusan untuk melaksanakan tugas yang penuh pengorbanan diri bagi
Tuhan.Warnanya sesuai dengan warna liturgi untuk perayaannya.Model kasula
mengalami beberapa perubahan dan variasi. Dari yang panjang dan mewah banyak
hiasannya, lalu yang tampak minimalis dengan lengannya seperti terpotong, sampai yang
sederhana polos.Hingga saat ini setidaknya ada dua macam model atau cara pemakaian
stolanya. Kasula dengan stola dalam berarti memakai stolanya di dalam, tertutup
kasula.Kasula dengan stola luar berarti stolanya di atas kasula.
c. Dalmatik
Dalmatik dikenakan setelah stola diakon.Ini adalah
busana resmi diakon tatkala bertugas melayani dalam
Misa/Perayaan Ekaristi, khususnya yang bersifat
agung/meriah. Busana ini melambang-kan sukacita dan
kebaha-giaan yang merupakan buah-buah dari pengab-
diannya kepada Allah.Warna atau motif dalmatik
disesuaikan dengan kasula imam yang dilayaninya pada
waktu Misa.Bentuk dalmatik seolah mirip kasula, namun sebenarnya mempunyai pola
berbeda.Biasanya ada beberapa garis menghiasinya.
d. Pluviale
Ini semacam mantel panjang (Latin: pluvia = hujan) yang
digunakan di luar Perayaan Ekaristi dan dalam perarakan
liturgis, atau perayaan liturgis lain yang rubriknya
menuntut digunakan busana itu (misalnya untuk liturgi
pemberkatan). Kita bisa melihatnya — meski sudah jarang — jika imam mengenakannya
dalam perarakan sebelum Misa Minggu Palma.Jenis busana ini memang tidak langsung
berkaitan dengan Misa, tapi sering digunakan sebelum Misa itu sendiri.
e. Velum
Velum adalah semacam kain putih/kuning/emas lebar yang
dipakai pada punggung ketika membawa Sakramen
Mahakudus dalam prosesi (ingat saat pemindahan Sakramen
Mahakudus pada bagian akhir Misa Pengenangan
Perjamuan Tuhan, Kamis Putih malam!) dan memberi
berkat dengan Sakramen Mahakudus. Memang unsur busana
ini tidak dipakai dalam Perayaan Ekaristi, namun sangat ber-kaitan dengan Sakramen
Ekaristi, yakni dalam adorasi atau penghormatan kepada Sakramen Mahakudus.Kain
semacam itu biasanya dihiasi.Ada juga yang tanpa hiasan, namun dipakai untuk mem-
bawa tongkat gembala dan mitra uskup, ketika seorang uskup memimpin Perayaan
Ekaristi meriah.Velum untuk tongkat dan mitra uskup itu biasanya berwarna putih saja.
3. ATRIBUT KHUSUS USKUP
Kebanyakan busana yang dipakai uskup saat misa kurang lebih sama dengan Imam, namun ada
beberapa tambahan sebagai berikut :
1. Mitra
sejenis penutup kepala yang sekarang ini dikenal sebagai penutup kepala
seremonial dan tradisional para uskup dan beberapa abbas (kepala biara) tertentu
dalam Gereja Katolik Roma. Fungsi dari Mitra adalah sebagai tanda bahwa
uskup, dan paus adalah pemimpin umat Katolik, dalam suatu wilayah.Uskup dan
Paus berhak menggunakan benda ini saat Misa meriah dan memberikan
sakramen.Pada saat Perayaan Ekaristi, Uskup/Paus menggunakanya saat
Perarakan masuk dan keluar, duduk, dan memberikan Homili, dan memberikan
Berkat.
2. Tongkat Gembala/Crosier
Tongkat ini merupakan tongkat yang menjadi tanda penggembalaan seorang
uskup dan tanda tugasnya dalam memimpin Keuskupan.Tongkat Gembala
seorang uskup hanya boleh digunakan pada saat uskup bertugas di Keuskupan
tersebut kecuali Uskup setempat memperbolehkan Uskup dari luar keuskupanya
menggunakan tongkat gembalanya, dan keuskupan yang dikunjungi terdapat tahta
lowong. Apabila dalam satu Perayaan Ekaristi, sistemnya adalah konselebrasi
uskup, maka hanya uskup selebran utama yang memakai tongkat gembala dan
mitra, selebihnya, uskup yang lain hanya menggunakan mitr, pada misa tahbisan
episcopal, uskup pentahbis pada awalnya menggunakan tongkat gembala, namun
setelah uskup baru resmi ditahbiskan, maka yang menggunakan tongkat gembala
hanyalah uskup yang telah ditahbiskan. Tongkat Gembala keuskupan, dipakai saat
perarakan, memberikan homili (opsional) dan pada saat memberikan berkat
3. Pallium (Khusus Uskup Agung Metropolit, Uskup Agung Tituler dan Paus)
Pallium merupakan simbol yang hanya diberikan kepada Paus dan Uskup
Agung.Kata pallium berasal dari kata bahasa Latin palla yang berarti ‘jubah
wol’.Sesuai tradisi, seorang Uskup Agung baru akan menerima pallium dari Paus
pada hari Raya Santo Petrus dan Santo Paulus. Pallium itu boleh dikenakannya
setiap misa selama masih aktif menjabat sebagai uskup agung.
. Berbentuk seperti stola namun melingkar, namun dipakai dengan cara
dikalungkan pada saat setelah memakai Kasula. Palium dipakai oleh Uskup
Agung dan Sri Paus sepanjang Perayaan Ekaristi.
4. Cincin
Setiap uskup pasti memiliki cincin.Cincin tersebut dipakai dalam keseharianya
karena cincin tersebut adalah tanda persatuan antara uskup dengan mempelainya
yakni Gereja. Biasanya cincin Uskup terkandung butiran kecil relikwi dari
seorang Kudus
5. Salib Pektoral
Salib pektoral (salib dada) adalah asesoris pontifikal yang menjadi privilese uskup
Salib ini selalu dipakai uskup dalam keseharianya, namun dalam Perayaan
Ekaristi seharusnya benda ini tidak boleh diperlihatkan karena bukan busana
liturgis.Tradisi ini tetap dipertahankan sampai sekarang dan salib pektoral
menjadi penanda bahwa pemakainya adalah seorang uskup atau prelat lain yang
ekuivalen.Banyak tiruan dari benda ini yang sering dipakai oleh Prodiakon, yakni
Samir yang mayoritas menyerupai kalung salib yang dikalungkan di dada, dan
kain pegalungnya menyerupai stola Imam.Hal tersebut sebenarnya tidak boleh
dilakukan agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam bidang liturgis.
3. INVENTARIS LITURGIS
Dalam Perayaan Ekaristi, Imam akan menggunakan berbagai macam peralatan
untuk mempersembahkan Kurban Ekaristi, mewartakan Sabda Tuhan dan
mengungkapkan berbagai hal. Oleh karena itu, sebagai Putra Altar hendaknya kita
mengenal barang – barang tersebut.
a. Evangeliarium dan Buku Bacaan
Evangelarium dalah sebuah buku yang berisi ajaran
ajaran dari Yesus sendiri melalui pewartaan Injil. Buku
ini biasanya sudah dikelompokkan per tahun liturgy dan
per minggu. Fungsi dari evangelarium ini adalah untuk
mewartakan Injil pada saat misa, dan tanda
pengambilan sumpah seorang yang akan ditahbiskan
dan mengucapkan kaul. Di gereja – gereja yang sering
kita lihat, evangeliarium akan dibawa oleh Diakon atau
Lektor pada saat perarakan, kemudian diletakan di altar
atau ditempat yang telah disediakan, kemudian pada
saat bacaan Injil, ada kemungkinan-kemungkinan
sebagai berikut :
- Jika daikon yang membacakan Injil, maka ia akan meminta berkat kepada
Selebran utama entah itu seorang Imam atau Uskup, kemudian membacakan Injil
di mimbar atau altar. Apabila ada pendupaan, Putra Altar akan mengisi
pendupaan pada selebran utama, entah itu Imam atau uskup, kemudian mengikuti
Diakon pembaca injil ke tempat yang disediakan, kemudian sebelum
membacakan, Diakon akan mendupai injil 3 kali dengan 2 ayunan. Setelah
membacakan Injil dan maklumat, daikon akan mencium Injil sebagai tanda
penghormatan, atau jika dalam misa tersebut terdapat uskup yang memimpin
Perayaan Ekaristi, maka uskup pemimpin ekaristilah yang akan mencium injil
tersebut, dan akan memberkati umat dengan cara membuat tanda salib besar
dengan Evangeliarium pada saat Perayaan Ekaristi meriah.
- Kemungkinan berikutnya apabila tidak Diakon, lector akan membawanya pada saat
perarakan atau salah satu Imam membawanya pada saat Misa Konselebrasi dengan
seorang Uskup. Apabila dalam misa orang tertahbis hanyalah Imam, maka Imam
akan membacakan injil, dan apabila sistemnya Konselebrasi, maka Imam yang
membacakan Injil tidak perlu meminta berkat kepada selebran utama, dikarenakan
setiap Imam memiliki kedudukan sama. Apabila dalam suatu misa Konselebrasi
terdapat Uskup, maka Imam meminta berkat kepada Uskup, kemudian membawa
membacakan Injil yang tertera pada evangeliarium. Apabila ada pendupaan, maka
putra altar yang membawa pendupaan menghampiri selebran utama, atau Imam yang
membacakan injil untuk mengisi dupa. Setelah injil dibacakan, Imam pembaca Injil
akan mencium Injil. Apabila misa dipimpin oleh uskup, maka Imam pembaca injil
akan menyerahkanya kepada uskup pemimpin ekaristi untuk dicium dan uskup
pemimpin ekaristi akan memberikan berkat dengan Evangeliarium pada saat Misa
Meriah.
Buku bacaan
Buku bacaan kitab suci, adalah kitab yang berisi bacaan2 kitab suci baik bacaan
misa harian, mingguan, dan perayaan – perayaan lain. Buku ini terdiri dari Bacaan
pertama, mazmur, bacaan kedua, dan injil. Apabila dalam suatu Perayaan Ekaristi
tidak terdapat Evangeliarium, maka Imam atau Diakon dapat membacakan Injil
melalui buku ini.
Sebenarnya keberadaan kedua buku liturgis tersebut tidak diwajibkan, tentunya
akan melihat situasi dan kondisi. Apabila diadakan misa diluar gereja, atau misa
di tempat yang serba minim, kedua benda tersebut dapat diganti dengan injil dan
bacaan yang ada di alkitab, hanya saja kalau di alkitab, untuk menentukan bacaan
harus mencari menurut kitab, bab, dan ayat, sementara pada kedua buku tersebut,
sudah dikelompokkan, selain alkitab, suatu tulisan atau ketikan yang berisi bacaan
yang akan diwartakan pada saat Misa saat itu juga boleh diperkenankan. Intinya
SABDA TUHAN DAPAT DIWARTAKAN dan UMAT DAPAT MENGERTI
DAN MERESAPI MAKNA DARI SABDA TUHAN YANG TELAH
DIWARTAKAN TERSEBUT!
b. Turibulum dan Navikula
Mungkin kita agak jarang mendengar nama ini. Ini
adalah nama asli dari wirug dan dupa, yang biasa
digunakan dalam Perayaan Ekaristi meriah, sebagai
tanda naiknya ujud-ujud kita dihadapan Tuhan juga
penghormatan kepada Tuhan serta pemberkatan2.
Benda ini terbuat dari logam, dengan tungku dan
rantai sepanjang kurang lebih 90 cm. ketika
digunakan, benda ini diisi dengan bara api menyala,
akan mengeluarkan asap yang mengepul ketika
diisikan dengan bubuk wewangian yang disebut
dupa, dan ketika diayunkan asapnya akan keluar. Berfungsi untuk memberkati
hal – hal yang dirasa perlu sebagai simbolis naiknya permohonan kita
dihadapan Tuhan melalui kepulan asap yang mengandung wewangian yang
tentunya sudah diberkati. Sebenarnya dalam setiap Perayaan Ekaristi, benda
ini tentu boleh digunakan, namun seiring dengan berbagai kondisi seperti
lokasi, dan efisiensi waktu, benda ini hanya digunakan pada perayaa.n –
perayaan meriah, dan pemberkatan – pemberkatan.Dalam Perayaan Ekaristi
tanpa adanya ritual – ritual khusus, maka pendupaan digunakan pada saat
- Perarakan Masuk
Pada saat perarakan, putra altar pembawa turibulum dan
navikula berjalan paling depan, dan pembawa thuribulum
mengayunkan benda tersebut agar asapnya keluar, hal ini
berfungsi sebagai pembuka jalan bagi para petugas liturgy.
Setelah tiba didepan altar dan memberi penghormatan bersama
petugas liturgy lainya, petugas pembawa pendupaan
menghampiri selebran utama, wirug akan diisikan bubuk
wewangian oleh selebran utama, dan selebran utama akan
memberkati altar. Pada saat selebran utama mendupai altar,
apabila kasula yang dikenakanya sedikit mengganggu proses
pendupaan entah itu kepanjangan atau lain sebagainya, Putra
Altar pembawa pendupaan atau diakon (bila ada) dapat
menarik kasula di bagian tangan yang memegang dekat dengan
tungku pada wirug. Setelah imam memberkati altar, maka
pembawa pendupaan mengembalikan pendupaan ke tempat
yang telah tersedia
- Bacaan Injil
Pada saat bacaan kedua pembawa pendupaan mengambil
pendupaan, (Bila pada hari Minggu Palma tidak perlu
mengambil Karena pada Misa, bacaan injil diganti dengan
pasio) ketika bait pengantar injil, pembawa pendupaan masuk
dan menghampiri konselebran utama atau imam pembaca injil
apabila yang tertahbis dalam satu misa hanyalah imam saja,
untuk mengisi pendupaan, kemudian mengikuti pembaca Injil
ke tempat membacakan injil. Sebelum membacakan Injil,
pembaca Injil baik Imam ataupun Diakon akan mendupai injil
sebanyak 2 x 3 ayunan, kemudian selama Injil dibacakan,
pembawa wirug dan dupa menunggu hingga bacaan Injil
selesai baru mengembalikanya ketempat.
- Persembahan Pertama
Setelah doa umat, petugas pembawa pendupaan mengambil
pendupaan ke Sakristi, kemudian masuk kembali ketika yang
bertugas dalam persembahan pertama mulai menuangkan air
dan anggur kepada Imam. Setelah Imam mendoakan
persembahan roti dan anggur, pembawa pendupaan
menghampiri selebran utama, selebran utama akan mengisi
pendupaan, kemudian akan mendupai persembahan yang telah
disediakan, setelah Imam mendupai persembahan tersebut,
Diakon (bila ada) atau Putra Altar pembawa wirug mendupai
Imam dengan cara bertatap muka sebanyak 2x3 ayunan,
kemudian menuju ketengah altar untuk mendupai umat
sebanyak 2 x 3 ayunan ke tengah, kiri dan kanan. Disarankan
bagi pembawa navikula untuk menginstruksikan seluruh umat
untuk berdiri dengan cara mengangkat tangan. Setelah
mendupai umat, pembawa pendupaan kembali ke sakristi,
menunggu hingga Doa Syukur Agung dimulai.
Pada ketiga bagian ini, PUTRA ALTAR DILARANG UNTUK MENGISI PENDUPAAN
SENDIRI karena fungsi pada bagian2 diatas adalah untuk memberkati, sementara yang berhak
memberkati hanyalah orang – orang yang telah TERTAHBIS!
- Konsekrasi/Doa Syukur Agung
Ketika madah Kudus dinyanyikan, misdinar pembawa pendupaan mulai memasuki gedung
tempat misa dan mengambil tempat tepat ditengah – tengah didepan altar, ketika Kudus selesai,
seluruh umat termaksud pembawa wirug dan navikula berlutut, sebelum konsekrasi, pembawa
kedua benda tersebut diperkenankan untuk mengisi pendupaan dikarenakan hal ini adalah bentuk
PENGHORMATAN kepada Tubuh dan Darah Kristus sendiri. Putra altar pembawa wirug akan
mengayunkan wirugnya sebanyak 3 x 3 ayunan pada saat konsekrasi dengan irama sebagai
berikut :
Gong (Bunyi gong) atau Cring (bunyi lonceng) >>> crek crek crek (suara ayunan wiruk,
dimana logam saling bertemu logam)
Hal tersebut masing2 dilakukan sebanyak 3x dalam sekali konsekrasi.Setelah konsekrasi, Putra
Altar pembawa kedua benda tersebut tetap berlutut didepan hingga Doa Bapa Kami. Ketika doa
Bapa Kami, Putra Altar pembawa kedua benda tersebut mengembalikanya ke Sakristi.
+ Cara membuka tungku wirug
Wirug yang biasanya kita pakai terdiri dari :
- 3 buah rantai yang mengaitkan tungku dan pegangan wirug
- Rantai yang berfungsi untuk menarik tutup tungku
- Tungku yang terdiri dari 2 bagian yakni wadah dan tutup. Pada
bagian tutup terdapat beberapa lubang
- Sejenis cincin sebagai pembatas untuk membuka tungku dan
sebagai perambat agar pemegang wirug tidak terkena dampak
panas dari tungku.
Cara membukanya adalah :
- Salah satu tangan memegang ujung wirug
- Kemudian tariklah cincin ke bagian dekat pegangan wirug
- Setelah itu tariklah rantai yang mengait tutup tungku hingga
mendekati cincin
- Angkat wirug kira2 sedada untuk diisi
- Tutup kembali tungku dan kembalikan cincin ke posisi semula,
kemudian serahkan wirug pada selebran utama dengan hormat
c. Salib
Dalam Gereja Katolik, Salib adalah tanda kemenangan, pengorbanan dan
cinta kasih. Dalam Gereja Katolik, salib tidak hanya berupa 2 buah batang
yang dipasang bertumpu satunya horizontal dan satunya vertical, namun
terdapat Corpus Christi atau Tubuh Kristus yang terpaku Disana. Hal ini
mengajak umat untuk menghayati pengorbanan Kristus yang wafat di salib
untuk menebus dosa – dosa manusia. Dalam liturgy Gereja Katolik, salib
tentunya akan diselubungi dengan kain sebagai tanda berkabung, dan
selubung akan dibuka pada saat Jumat Agung dimana kita memperingati
Kristus yang wafat dan ditunjukan kepada seluruh umat agar umat mampu
menghayati penderitaanya. Ada berbagai bentuk salib namun tetap tidak
menghilangkan unsur asli dari salib tersebut, berikut rincianya:
- Salib Gereja, bisa digantung atau ditancapkan
(biasanya menempel pada dinding)
Salib ini pasti akan terpampang di panti Imam dalam ukuran
yang besar, sehingga semua umat mampu melihat rupa dari
salib tersebut.
- Salib perarakan
Salib ini adalah salib yang dibawa misdinar pada saat
perarakan masuk sebagai tanda masuknya para petugas liturgis
dan pada saat jalan salib sebagai tanda
pemberhentian.Bentuknya semacam tongkat panjang dengan
salib beserta Corpus Christi pada ujung atasnya. Apabila tidak
ada salib besar yang dapat dilihat oleh banyak orang, benda ini
dapat menggantikan perannya karena posturnya yang tinggi
sehingga orang mampu melihatnya walaupun kecil
- Salib altar
Salib ini adalah salib yang terdapat di altar bagian depan
tengah. Salib ini harus memiliki ukuran yang kecil agar tidak
menghalangi Imam dalam mempersembahkan Ekaristi. Apabila
dalam lokasi misa, terdapat salib yang dapat dilihat oleh
banyak orang, maka sisi salib yang terdapat Tubuh Kristus,
menghadap membelakangi umat, namun apabila tidak terdapat
salib yang mampu dilihat oleh seluruh umat, maka menghadap
kea rah sebaliknya.
d. Susunan Piala
- PIALA
Piala adalah cawan yang menjadi tempat anggur untuk dikonsekrasikan,
dimana sesudah konsekrasi menjadi tempat untuk Darah Kristus.Melihat
fungsinya, maka Piala harus dibuat dari logam. Piala melambangkan cawan
yang dipergunakan Tuhan kita pada Perjamuan Malam Terakhir di mana Ia
untuk pertama kalinya mempersembahkan Darah-Nya. Piala melambangkan
cawan Sengsara Kristus dan yang terakhir, piala melambangkan Hati Yesus,
dari mana mengalirlah Darah-Nya demi penebusan kita.
- PURIFIKATORIUM
Sehelai kain lenan berwarna putih berbentuk segi empat untuk
membersihkan piala, sibori dan patena.Sesudah dipergunakan,
purifikatorium dilipat tiga memanjang lalu diletakkan di atas piala.
- PATENA
Patena, yang sekarang berbentuk bundar,datar, dan dirancang
untuk roti pemimpin Perayaan Ekaristi, aslinya sungguh sebuah
piring. Dengan munculnya roti-roti kecil yang dibuat khusus untuk
umat yang biasanya disimpan dalam sibori, maka fungsi dari
patena sebagai piring untuk hosti yang dikonsekrasikan. Maka
bentuknya menjadi lebih kecil
- PALLA
kain lenan putih yang keras dan kaku seperti papan, berbentuk
bujursangkar, dipergunakan untuk menutup piala. Palla
melambangkan batu makam yang digulingkan para prajurit
Romawi untuk menutup pintu masuk ke makam Yesus.Palla
diletakkan di atas Patena.
- KORPORAL
Sehelai kain lenan
putih berbentuk
bujur sangkar
dengan gambar salib
kecil di
tengahnya.Seringkali pinggiran korporale dihiasi dengan
renda.Dalam perayaan Ekaristi, imam membentangkan korporale
di atas altar sebagai alas untuk bejana-bejana suci roti dan anggur.
Setelah selesai dipergunakan,korporale dilipat menjadi tiga
memanjang, lalu dilipat menjadi tiga lagi dari samping dan
ditempatkan di atas Palla.
SUSUNAN PIALA (dari bawah ke atas)
- Cawan
- Purifikatorium + Sendok kecil (opsional)
- Patena
- Palla
- Korporal
ETIKA MEMBAWA PIALA
Cara membawa susunan Piala yang benar tanpa menyebabkan salah satu bagianya terjatuh yakni
tangan kiri memegang bagian bawah cawan, dan tangan kanan menahan susunan piala
diatas.Prinsipnya agar susunan tertahan dan tidak terjatuh.
e. SIBORI
Bejana serupa piala, tetapi dengan tutup di atasnya. Siboriadalah wadah untuk
roti-roti kecil yang akan dibagikan dalam Komunikepada umat beriman.
Sibori dibuat dari logam mulia, bagian dalamnyabiasa dibuat dari emas atau
disepuh emas.Dalam membagikan Komuni, pembagi komuni akan
menggunakan semacam kain, biasa kita lihat ketika kita menerima Komuni,
terdapat semacam kain yang dipegang oleh pembagi komuni. Cara Putra Altar
membawa Sibori yang benar dalam persembahan baik persembahan pertama
atau persembahan kedua adalah menggenggam ganggang piala dengan salah
satu tangan, apabila hanya membawa satu Sibori, maka menggenggam Sibori
sebaiknya dengan tangan kanan
f. PIKSIS
Sebuahwadah kecil berbentuk bundar dengan engsel penutup, serupa wadah
jamkuno.Piksis biasanya dibuat dari emas. Piksis dipergunakan
untukmenyimpan Sakramen Mahakudus, yang akan dihantarkan kepada umat
yangsakit ,sehingga tidak memungkinkan untuk mengikuti Perayaan Ekaristi.
g. MONSTRANS
bejana suci tempat Sakramen Mahakudusditahtakan
atau dibawa dalam prosesi.Monstrans digunakan pada
saat Adorasi atau penyembahan Sakramen
MahaKudus. Pada saat itu, benda ini akan diisi hosti
yang sudah dikonsekrasikan. Dan Imam atau Diakon
yang membawa benda tersebut harus menggunakan
Velum, dan ketika ditahtakan, semua umat diminta
untuk berlutut dan menyembah Tuhan dalam rupa
TubuhNya yang ditahtakan.
PROSEDUR PENTAHTAAN SAKRAMEN MAHAKUDUS DENGAN
MONSTRANS (ADORASI)
Biasanya dalam Misa yang diadakan adorasi seperti Misa tutup tahun, dan
misa Jumat Pertama di beberapa Paroki, yang harus dilakukan sebagai putra
altar adalah sebagai berikut :
- Sebelumnya dibutuhkan pembawa wirug dan dupa (sepasang),
pembawa velum, pemukul gong, dan pembawa mic (opsional)
- Imam akan mengisikan hosti yang sudah dikonsekrasikan pada
sebuah wadah kaca yang ada ditengah Monstrans
- Setelah ditahtakan, petugas pembawa wiruk dan dupa
menghampiri Imam, mengisi dupa, dan Imam akan mendupai
Sakramen Mahakudus.
- Setelah itu Imam dan seluruh umat akan berlutut, menghadap
Sakramen Mahakudus yang ditahtakan. Pembawa pendupaan
berlutut didepan Sakramen Mahakudus tepatnya dibelakang
Imam, pemukul gong berlutut didekat gong dan putra altar lain
ditempatnya masing-masing
- Setelah didoakan, yang bertugas mengenakan Velum,
menghampiri selebran. Selebran akan menggunakan Velum
- Ketika Imam sudah menggunakan Velum, dan mulai
mengangkat Sakramen MahaKudus, pemukul gong menabuh
gong disusul dengan pembawa wirug mengayunkan wiruknya
3x ke arah Sakramen MahaKudus. Lakukan hal ini sebanyak
3x.Imam akan mengangkat dan mengarahkan ke depan, kiri,
dan kanan.
- Setelah itu, Sakramen MahaKudus bisa disimpan didalam
Tabernakel, dengan cara hosti yang ada didalamnya dilepas
dan dimasukkan dalam satu wadah. Setelah selesai
mentahtakan Sakramen MahaKudus, Imam melepas Velum
dan petugas lain kembali ke tempat masing-masing apabila
setelah itu masih ada keperluan lain dalam suatu Perayaan.
h. AMPUL
Dua bejana yang dibuat
dari kaca atau logam,
bentuknya seperti buyung
kecil dengan tutup di
atasnya.Ampul adalah
bejana-bejana darimana
imam atau diakon
menuangkan air dan anggur ke dalam piala.Selalu ada dua ampul di atas meja
kredens dalam setiap Misa.Pada saat membawa ampul, 2 orang yang satu
membawa yang berisi air dan satunya membawa yang berisi anggur,
ganggang ampul, diarahkan ke Imam agar lebih mudah mengambilnya.
i. LAVABO
bejana berbentuk seperti
buyung kecil, atau dapat
juga berupa
mangkuk,tempat
menampung air bersih yang
dipergunakan imam untuk
membasuh tangan sesudah
persiapan persembahan.
Sebuah lap biasanya menyertai lavabo untuk dipergunakan mengeringkan
tangan Imam.. Dalam Perayaan Ekaristi, benda ini digunakan pada saat
Persembahan semuanya telah disediakan diatas Altar, dan yang mencuci
tangan dengan benda ini hanyalah selebran utama.
j. ASPERGILUM
Terdiri dari sebatang tongkat pendek bernama Hisop, di ujungnya terdapat
sebuah bola logam yangberlubang-lubang, atau semacam serabut,
dipergunakan untuk merecikkan air suci pada orange tau benda dalam
pemberkatan.Selain hisop, terdiri pula dari bejana Air Suci yang adalah
wadahyang dipergunakan untuk menampung air suci; ke dalamnya
aspergillum dicelupkan. Pada saat pemberkatan, salah satu Putra Altar
memegangi bejana air suci, sementara Imam memerciki dengan hisop.
k. Buku- Buku Misa
Buku Misa terdiri dari:
- Buku TATA PERAYAAN EKARISTI
Yang berisi urutan , dan apa saja yang harus dilakukan selama
Perayaan Ekaristi
- Buku Nyanyian
Buku yang berisi nyanyian – nyanyian pujian yang ada dalam
Perayaan Ekaristi
- Buku Pencari Pesan Harian
Buku ini berguna untuk mencari pesan-pesan yang bisa
digunakan pada saat memberikan renungan, dan kotbah
Source: http://belajarliturgi.blogspot.com/2011/03/mengenal-peralatan-misa.html#!/tcmbck
l. Lilin/Lentera
Lilin dalam Gereja Katolik sebagai tanda kehadiran Allah dan
sebagai tanda terang Kristus. Lilin akan selalu digunakan pada
saat Perayaan Ekaristi, dan lilin akan diletakan dikiri dan dikanan
Altar. Dalam Perayaan Meriah, lilin dapat pula dibawa pada saat
Perarakan dalam rupa lentera, dan setelah Perarakan diletakan ditempat yang
tersedia. Dalam Perayaan Meriah lilin dapat pula digunakan pada saat Bacaan
Injil (2 BUAH), Konsekrasi (Opsional) dan Komuni (Tergantung jumlah pos
Komuni)
m. Lonceng dan Gong
Lonceng adalah bunyi – bunyian yang digunakan untuk menyemarakkan Perayaan
Ekaristi. Penggunaan Lonceng digunakan pada :
- Kemuliaan Meriah
- Prefasi, tepatnya pada kalimat : Agar menjadi bagi kami,
Tubuh dan Darah Tuhanku Terkasih Yesus Kristus.
- Setelah Konsekrasi, dimana Imam menundukkan Kepala
- Prefasi Akhir, kalimat; Dengan pengantaraan Kristus……
hingga Amin sebelum Bapa Kami
- Dapat pula menggantikan fungsi Gong pada saat Konsekrasi
dan Pentahtaan Sakramen MahaKudus
Gong
Gong adalah alat yang terbuat dari logam yang tengahnya dipukul, sehingga akan
menghasilkan suara yang bergaung. Gong melambangkan bunyi sangkalkala. Gong akan
digunakan pada saat Konsekrasi. Apabila tidak ada gong, maka dapat diganti dengan
lonceng
Buku pedoman khusus misdinar ini dibuat berdasarkan aturan yang ada di dalam liturgi
Gereja Katolik. Dengan harapan seluruh putra-puta altar paat
PENUTUP
Dari bab ini, kita mampu mengenal apa saja perlengkapan liturgis yang biasa digunakan
pada saat Perayaan Ekaristi. Walaupun ini belum mencakup semua, diharapkan teman –
teman tahu apa saja fungsinya dan bagaimana cara menggunakanya dengan baik dan
benar. Selain itu, hal tersebut tentunya juga dapat menambah wawasan teman – teman
semua mengenai inventaris liturgis yang ada di gereja Katolik. Semoga apa yang
tercantumkan, mampu berguna bagi kalian semua.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Indonesia, Konferensi Waligereja.2005.Tata Perayaan Ekaristi, Buku Umat. Jakarta. KWI
Sumber Internet
http://belajarliturgi.blogspot.com/2011/03/mengenal-peralatan-misa.html#!/tcmbck
https://id.wikipedia.org/wiki/Misa#Tata_Perayaan_Ekaristi
https://jzzberbagi.files.wordpress.com/2012/04/tata-cara-dan-urutan-perayaan-ekaristi.pdf
http://viktorabadiwaruwu.blogspot.com/2010/01/arti-simbol-simbol-dan-warna-
dalam.html
http://yesaya.indocell.net/id1014.htm