TUGAS SENI RUPA
SENI
MODERN & KONTEMPORER
BARAT
Nama : Kirana Dwi Meilani Ananda
Kelas : XII IPA 1O
No. Absen : 15
SMA Negeri 3 Semarang
2013/2014
A. PENGERTIAN SENI
Seiring dengan perkembangan waktu, banyak definisi seni diungkapkan oleh beberapa
ahli. Berikut diuraikan beberapa definisi seni menurut para ahli.
1. Everyman Encyklopedia
Menurut Everyman Encyklopedia, seni adalah segala sesuatu yang dilakukan orang,
bukan atas dorongan kebutuhan pokoknya, melainkan karena kehendak kemewahan,
kenikmatan, ataupun kebutuhan spiritual.
2. Ensiklopedi Indonesia
Di dalam Ensiklopedia Indonesia dinyatakan bahwa seni merupakan ciptaan segala hal
karena keindahannya orang senang melihat atau mendengarkannya.
3. Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara berpendapat, seni adalah perbuatan manusia yang timbul dari
hidupnya, perasaan, dan bersifat indah sehingga dapat menggetarkan jiwa perasaan
manusia.
4. Akhdiat Karta Miharja
Akhdiat Karta Miharja berpendapat, seni adalah kegiatan rohani manusia yang
merefleksikan kenyataan dalam suatu karya, bentuk, dan isinya mempunyai daya untuk
membangkitkan pengalaman tertentu dalam alam rohani.
5. Prof. Drs. Suwaji Bastomi
Hal senada diungkapkan oleh Prof. Drs. Suwaji Bastomi bahwa seni adalah aktivitas batin
dengan pengalaman estetis yang dinyatakan dalam bentuk agung, mempunyai daya
untuk membangkitkan rasa takjub dan haru.
6. Drs. Sudarmaji
Drs. Sudarmaji berpendapat, seni adalah segala manifestasi batin dan pengalaman
estetis dengan menggunakan media garis, bidang, warna, tekstur, volume, dan gelap
terang.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa seni merupakan hasil aktivitas
batin yang direfleksikan dalam bentuk karya yang dapat membangkitkan perasaan orang
lain. Dalam pengertian ini yang termasuk seni adalah kegiatan yang menghasilkan karya
indah.
Definisi umum seni adalah segala macam keindahan yang diciptakan oleh manusia.
B. SENI MODERN
1. Pengertian Seni Rupa Modern
Seni rupa modern adalah seni rupa yang tidak terbatas pada kebudayaan suatu
adat atau daerah, namun tetap berdasarkan sebuah filosofi dan aliran-aliran seni rupa.
Seni rupa modern adalah suatu karya seni rupa yang merupakan hasil kreativitas untuk
menciptakan karya yang baru atau dengan kata lain karya seni rupa pembaruan.
Seni modern lahir dari dorongan untuk menjaga standar nilai estetik yang kini
sedang terancam oleh metode permasalahan Seni modern dengan melahirkan
Conceptual Art atau Seni Konseptual merupakan gerakan dalam menempatkan ide,
gagasan atau konsep sebagai masalah yang utama dalam seni. Sedangkan bentuk,
material dan objek seninya hanyalah merupakan akibat/efek samping dari konsep
seniman.
2. Ciri-ciri dan Unsur Modernisme (Desain dan Seni Rupa)
1) Ciri-ciri seni modern
Konsep penciptaannya tetap berbasis pada sebuah filosofi, tetapi jangkauan
penjabaran visualisasinya tidak terbatas.
Tidak terikat pada pakem-pakem tertentu.
Minimalis
Rasionalitas/Rationality
Dominan bentuk-bentuk geometris
Tidak ada unsur ornament
Universal
Fungsionalitas diprioritaskan
Orisinalitas/kemurnian/purity
Penguatan dalam konsep
Kreativitas
Memutus hubungan dengan sejarah
2) Unsur-unsur Modernisme
Eksperimen
Pembaruan (Inovation)
Kebaruan (Novelty)
Orisinalitas
3. Fungsi dan Tujuan Seni Modern
1) Memberi warna baru terhadap kebutuhan manusia baik secara fisik maupun psikis
o Fisik :
Munculnya bentuk-bentuk desain arsitektur yang baru dan desain-desain lainnya
seperti alat-alat transportasi, fashion dll
o Psikis :
Mengurangi kejenuhan penikmat karya seni, karena muncul berbagai aliran baru
seperti pada seni lukis dan cabang seni lainnya.
2) Meningkatkan popularitas para seniman, karena seni modern selalu menyertakan
nama senimannya pada setiap karya yang diciptakan.
3) Memberikan kemudahan masyarakat, karena banyak penemuan-penemuan baru dari
hasil eksperimen para seniman modern.
4. Sejarah Seni Rupa Modern
Pada perkembangan seni lukis modern dengan pengekspresian karya seni lukis secara
estetis inilah karya seni menjadi sangat produktif dan kreatif, sedangkan tokoh-tokohnya
sangat banyak baik di Indonesia maupun dimanapun tempat di dunia ini. Abad ke 19
merupakan periode pertama yang penuh arti dalam sejarah seni lukis modern. Pada masa
itu bermunculan berbagai macam corak dan gaya seni lukis yang secara tidak langsung
membedakan dengan sebelumnya. Yang menjadi pusatnya mula-mula adalah Perancis
dengan kota Parisnya. Kemudian Amerika Serikat dengan New York-nya juga memegang
peranan penting.Bila dipakai periodisasi sejarah seni rupa modern barat menurut Canaday,
mulai dari David dengan aliran neoklasikisme, romantisisme kelompok Barbinson, realisme,
impresionisme. Kemudian disusul dengan munculnya aneka ragam gaya lukisan abad ke 20
seperti fauvisme, Die Bruke, Der Balu Reiter, kubisme, suprematisme, obyektivitas baru,
optical art, neo-dadaisme, dan sebagainya.
Kemudian di Inggris dan Amerika Serikat lahir pop-Art, yakni untuk menyebut
kecendrungan internasional diantara pelukis dan pematung yang mengembalikan ide-ide
mereka ke dunia obyek yang bisa diraba, sebagai reaksi terhadap semua jenis yang
abstrak.Kadang juga pop-art disebut realisme baru.Aliran ini menggambarkan kecendrungan
menggunakan benda-benda seperti boneka, mesin-mesin, botol dan kaleng minuman serta
barang rongsokan.
Ditinjau dari penggunaan material atau media pengungkapan nilai-nilai ide ekspresi
estetis, sesuai denga tuntutan zamannya.Seniman-seniman kreatif telah memanfaatkan dan
mengeksploitasi bahan dan teknik-teknik baru hasil kemajuan ilmu dan teknologi abad ke
20. Seni lukis modern merupakan ekspresi estetis dari segala macam ide yang bisa
diwujudkan oleh pelukis dalam bentuk-bentuk yang kongkrit dimana kebebasan serta sikap
bathin pelukis sangat menentukan proses pembuatan lukisan.
Sesudah pop-art, berkembang pula aliran baru yang dikenal dengan nama environtment-
art dan happening-art, sebagai penemuan dan pembaharuan akibat perkembangan
teknologi yang mau tidak mau membawa pengaruh besar di bidang seni rupa.
C. SENI KONTEMPORER
Seni Kontemporer adalah perkembangan seni yang terpengaruh dampak modernisasi
dan digunakan sebagai istilah umum sejak istilah Contemporary Art berkembang di Barat
sebagai produk seni yang dibuat sejak Perang Dunia II. Istilah ini berkembang di Indonesia
seiring makin beragamnya teknik dan medium yang digunakan untuk memproduksi suatu
karya seni, juga karena telah terjadi suatu percampuran antara praktik dari disiplin yang
berbeda, pilihan artistik, dan pilihan presentasi karya yang tidak terikat batas-batas ruang
dan waktu.
Istilah kontemporer sendiri berasal dari kata contemporary yang berarti apa-apa atau
mereka yang hidup pada masa yang bersamaan (D. Maryanto, 2000). Walaupun demikian
istilah “seni rupa kontemporer” ternyata tidak dapat begitu saja diterjemahkan sebagai seni
dengan sifat kekinian seperti dijelaskan di atas. Istilah seni rupa kontemporer di Barat pada
kenyatannya masih menimbulkan perdebatan, terutama karena tidak ada ciri dominan yang
dapat dirujuk untuk menunjuk kepada suatu praktek atau bentuk seni yang baku.
Pengertian kontemporer semakin menimbulkan perdebatan, apalagi jika istilah tersebut
digunakan untuk menunjuk pada praktek seni rupa di Indonesia. Berbagai perdebatan ini
muncul karena penggunaan artinya secara leksikal menerangkan kekinian sekaligus juga
mewakili konsep seni rupa kontemporer yang dipengaruhi wacana dalam seni rupa Barat.
Di Barat, wacana kontemporer dimulai dengan menunjukkan pada berakhirnya era
modernisme dalam seni rupa (modern art).
Berakhirnya era ini memunculkan terminologi baru yang kemudian dipakai dalam praktek
seni rupa di Barat yaitu kecenderungan postmodern (post modernisme). Penggunaan istilah
posmodern ternyata menyimpan persoalan—karena kompleksitas dan keragaman
pengertian yang dibawanya—sehingga lebih banyak digunakan istilah seni rupa
kontemporer (contemporary art). Walaupun demikian, istilah ini masih mendatangkan
masalah karena tidak mengarah pada pengertian seni rupa tertentu. Kerumitan ini ditambah
dengan pengertian contemporary yang secara leksikal sama dengan pengertian modern
yang berarti juga ”masa kini” (A. Irianto, 2000).
Seni rupa kontemporer dapat dikatakan sebagai sebuah wacana dalam praktek seni rupa
di Barat yaitu praktek seni rupa yang menunjuk kepada kecenderungan posmodern.
Kecenderungan ini menyiratkan wacana dalam praktek seni rupa yang “anti modern”. Hal ini
disebabkan karena salah satu paradigma kemunculan posmodern adalah paradigma yang
menolak modernisme. Sifat-sifat modern yang ditolak diantaranya adalah semangat
universalisme, kolektivitas, membelakangi tradisi, mengedepankan teknologi, individualitas
(I. M. Pirous, 2000) serta penolakan (pelecehan) non-Barat. Sifat-sifat modern ini pada
perkembangannya seolah-olah mengesampingkan berbagai produksi kesenian non Barat
yang dianggap lebih rendah dari seni modern karena bersifat tradisional. Sifat inilah yang
ditentang oleh penganut seni rupa posmodern karena sifat-sifat modern tadi tidak mengakui
karya seni rupa tradisonal yang dihasilkan oleh budaya komunal sebagai karya seni rupa
yang sejajar dengan karya seni rupa modern.
Ciri kontemporer dalam wacana seni rupa kemudian dikukuhkan dengan semangat
pluralisme (keberagaman), berorientasi bebas serta menghilangkan batasan-batasan kaku
yang dianggap baku (konvensional) dalam seni rupa selama ini. Dalam seni rupa
kontemporer batasan medium dan pengkotak-kotakan seni seperti “seni lukis”, “seni
patung” dan “seni grafis” nyaris diabaikan. Orientasi bebas dan medium yang tidak terbatas
memunculkan karya-karya dengan media-media inkonvensional serta lebih berani
menggunakan konteks sosial, ekonomi serta politik (Sumartono, 2000).
Walaupun ada pemaknaan khusus dalam wacana seni rupa kontemporer seperti telah
disebutkan di atas, tetapi arti leksikal yang menunjukkan konteks kekinian tidak dapat
diabaikan begitu saja. Berdasarkan konteks kekinian, seni rupa kontemporer dapat
dipandang sebagai karya seni yang ide dan pembahasannya dibentuk serta dipengaruhi
sekaligus merefleksi kondisi yang mewarnai keadaan zaman ini tempat “budaya global”
menyeruak, yang menebarkan banyak pengaruh yang menjadi penyebab berbagai
perubahan dan perkembangan (Sumartono, 2000).
Dengan demikian konsep seni rupa kontemporer yang dimaksud, dipakai untuk
menunjukkan wacana seni anti modernisme yang mengagung-agungkan universalisme,
menggunakan medium inkonvensional, berorientasi bebas, tidak terikat pada konvensi-
konvensi yang baku, meniadakan pengkotak-kotakan serta lebih berani menyentuh
persoalan sosial, ekonomi serta politik. Persoalan sosial, ekonomi dan politik ini diwarnai
dengan keadaan zaman di mana budaya global banyak memberikan pengaruh terhadap
perubahan dan perkembangan yang bersifat kultural.
Tafsiran lain mengenai praktik seni kontemporer di Indonesia:
1. Dihilangkannya sekat antara berbagai kecenderungan artistik, ditandai dengan
meleburnya batas-batas antara seni visual, teater, tari, dan musik.
2. Intervensi disiplin ilmu sains dan sosial, terutama yang dicetuskan sebagai
pengetahuan populer atau memanfaatkan teknologi mutakhir.
D. CORAK KARYA
SENI MODERN SENI KONTEMPORER
Konsep penciptaannya tetap berbasis pada sebuah filosofi, tetapi jangkauan penjabaran visualisasi-nya tidak terbatas
Tidak terikat pada pakem-pakem tertentu
Aliran pada abat 19-an: Realisme Naturalisme
Aliran pada abad 20-an: Kubisme Surealisme Fauvisme Ekspresionisme abstrak Neo-ekspresionisme
Tidak terikat oleh aturan-aturan
zaman dulu dan berkembang sesuai zaman
Tidak adanya sekat antara berbagai disiplin seni, alias meleburnya batas-batas antara seni lukis, patung, grafis, kriya, teater, tari, musik, hingga aksi politik
E. ALIRAN KARYA
1. Klasikisme
Yaitu aliran yang berpandangan pada upaya penggalian kembali ide-ide estetik jaman klasik Yunani dan Romawi
Ciri-ciri; Kemegahan dealisme Komposisi statis Suasana mencekam Sedikit menampilkan objek
Seniman pelopor; Jacques-louis Davis “the oath of horaty” Leonardo da Vinci “ monalisa”
2. Naturalisme
Naturalisme merupakan corak atau aliran dalam seni rupa yang berusaha melukiskan sesuatu obyek sesuai dengan alam (nature).
Ciri-ciri; Proporsi, keseimbangan, perspektiff, pewarnaan menyerupai aslinya
Seniman pelopor; Rembrant, Williamn Hogart dan Frans Hall di Indonesia yang menganut corak ini : Raden Saleh, Abdullah Sudrio
Subroto, Basuki Abdullah, Gambir Anom dan Trubus.
Monalisa Karya Leonardo da Vinci
3. Realisme
Realisme adalah corak seni rupa yang menggambarkan kenyataan yang benar-benar ada, artinya yang ditekankan bukanlah obyek tetapi suasana dari kenyataan tersebut
Ciri-ciri; Aliran ini menunjukkan suatu keadaan sosial yang sesungguhnya dan biasanya memprihatinkan, sepert kemiskinan, gelandangan, pengemis dll
Seniman pelopor; Gustove Corbert, Fransisco de Goya dan Honore Daumier.
4. Romantisme
Aliran ini melukiskan cerita-cerita romantis tentang tragedy yang dahsyat, kejadian dramatis yang biasa ditampilkan dalam cerita roman
Ciri-ciri; penggambaran emosi yg memuncak Penuh dinamika Penggambaran peristiwa yang dramatis
Tokoh pelopor; Eugene Delacroik
5. Impresionisme
Aliran ini mengutamakan kesan selintas dari suatu obyek yang dilukiskan. Kesan itu didapat dari bantuan sinar matahari yang merefleksi ke mata mereka
Ciri-ciri; Karya tidak mendetail hanya kesan tanpa garis penegas obyek yang dihasilkan agak kabur
Seniman pelopor; Claud Monet
6. ALIRAN EKSPRESIONISME
Ekspresionisme adalah aliran yang mengutamakan curahan batin secara bebas (kesedihan dll)atau melukis dengan goresan garis dan warna yang tampak spontan, tegas, cepat dan dinamis/penuh gerak
Tokoh pelopor; Vincent van Gogh, Afandi (ekspresionisme plototan)
7. Kubisme
Kubisme lahir pada saat pameran retpektif Cezanne yakni pada tahun 1907. Corak ini menggambarkan alam menjadi bentuk-bentuk geometris seperti segitiga, segi empat, lingkaran, silinder, bola, kerucut, kubus dan kotak-kotak
Seniman pelopor; Pablo Picasso, Paul Cezane
8. Abstrakisme
Melukis dengan tidak menggambarkan objek alam secara nyata karena banyak ditentukan ide pelukisnya. Seni ini menampilkan unsur-unsur seni rupa yang disusun tidak terbatas pada bentuk-bentuk yang ada di alam. Garis, bentuk, dan warna ditampilkan tanpa mengindahkan bentuk asli di alam
Seniman pelopor; Jackson pollock, piet mondrian
9. Dadaisme
Melukis dengan cara menyajikan karya artistic dari bentuk yang seram, magic,mengerikan, kekanak-kanakan (naive), terkadang mengesankan hal yang main-main
Ciri-ciri; Dominasi warna hitam, merah putih hijau dengan pewarnaan primer, tajam dan kontras. Cenderung menggambarkan kembali kearah primitif, kuno, magic, main-main, naïve
Seniman pelopor; Paul Gauguin, Paul Klee
10. Surealisme
Melukis hal-hal yang khayal seperti alam mimpi, sehingga banyak menampilkan hal-hal yang aneh dan ajaib yang ada diluar kesadaran
Seniman pelopor; Salvador Dalli
11. Fauvisme
Ciri khas seni lukisannya ialah warna-warna yang liar. Des fauves dalam bahasa Perancis artinya binatang liar.
Tokoh-tokoh aliran ini : Henry Matisse, Andre Dirrain, Maurice de Vlamink, Rauol Dufi dan Kess Van Dongen.
12. Futurisme
Melukis dengan berusaha menampilkan kedinamisan dan berusaha mengutarakan gerak serta khayalan masa mendatang.
Seniman pelopor; Marcel duschamp “nude descending a saircase”, Umberto, Boccioni, Carlo Cara, Severini, Gioccomo Ballad an Ruigi Russalo.
13. Pop Art
Seni Pop atau Pop Art mula-mula berkemang di Amerika pada tahun 1956. nama aslinya adalah Popular Images. Seni ini muncul karena kejenuhan dengan seni tanpa obyek dan mengingatkan kita akan keadaaan sekeliling yang telah lama kita lupakan.
Dalam mengambil obyek tidak memilih-milih, apa yang mereka jumpai dijadikan obyek. Kesan umum dari karya-karya Pop art menampilkan suasana sindiran, karikaturis, humor dan apa adanya.
Tokoh senimannya; Tom Wasselman, dll
14. Instalasi
Seni instalasi/ seni pemasangan yaitu seni yang dalam kegiatannya memasang, menyatukan, dan mengkonstruksi sejumlah benda yang dianggap bisa merujuk pada suatu konteks kesadaran makna tertentu
Seniman pelopor; Cristo (ia membuat pagar dengan kain berkilo-kilo meter panjangnya di gurun pasir)
F. CONTOH KARYA
Seni Modern
1) Lukisan “Le dejeuner sur I’herbe” oleh Edouard Manet
2) Lukisan “The Oath of the Horatii” oleh Jacques-Louis David
3) Lukisan “Impression-sunrise” oleh Claude Monet
4) Lukisan “A Modern Olympia” oleh Paul Cezanne
5) Lukisan “The Dance of the Veils” oleh Pablo Picasso
6) Lukisan “Blue and Green Music” oleh Georgia O’Keefee
7) Lukisan “The Dance” oleh Henri Matisse
Seni Kontemporer
8) Futurism
9) Art & Craft
10) Art Nouveau
11) Constructivism
12) Art Deco
13) De Stijl