OlehAviandini Toga Putri, S.KedZyska Novya Putri, S.Ked
Fajriani Kurnia Rosdi, S.Ked.Franz Sinatra Yoga, S.Ked
Nina Novaliana, S.Ked
Fakultas Kedokteran Univrsitas Sriwijaya2012
Telaah ImiahHIS (Kontraksi Uterus)
Pembimbing: dr. Iskandar Zulqarnain, SpOG (K)
13/04/231 Telaah Ilmiah His
BAB IPENDAHULUAN
13/04/23Telaah Ilmiah His2
LATAR BELAKANGKontraksi atau His adalah serangkaian kontraksi rahim yang
teratur, yang secara bertahap akan mendorong janin melalui serviks (rahim bagian bawah) dan vagina (jalan lahir), sehingga janin keluar dari rahim ibu.
Sebelum terjadinya his sejati, seorang calon ibu bisa merasakan his palsu atau kontrksi rahim yang tidak teratur. His ini disebut kontraksi Braxton Hicks.
Mungkin sulit untuk membedakan his sejati dari his palsu. Biasanya his palsu tidak sesering dan tidak sekuat his asli. Kadang satu-satunya cara untuk mengetahui perbedaan antara his sejati dan his palsu adalah melakukan pemeriksaan dalam.
Pada beberapa persalinan His bisa menjadi inadekuat dan dapat menimbulkan kesulitan pada proses persalinan
13/04/233 Telaah Ilmiah His
TujuanUntuk mengetahui Fisiologi His
pada persalinan dan gangguan kontraksi uterus pada kehamilan
13/04/234 Telaah Ilmiah His
BAB IIPEMBAHASAN
13/04/235 Telaah Ilmiah His
Fisiologi Kontraksi Uterus His (kontraksi) adalah serangkaian kontraksi rahim yang teratur
karena otot-otot polos rahim yang bekerja dengan baik dan sempurna dengan sifat (1) Kontraksi yang simetris. (2) Kontraksi paling kuat atau adanya dominasi di fundus uteri. (3) Sesudah itu terjadi relaksasi.
Sifat-sifat lainnya dari His adalah: Involuntir, Intermitten, Terasa sakit, Terkoordinasi dan simetris, Kadang-kadang dapat dipengaruhi dari luar secara fisik, kimia, dan psikis.
his dimulai sebagai gelombang dari salah satu sudut dimana tuba masuk ke dalam dinding uterus sebagai pace maker tempat gelombang his berasal. Gelombang bergerak kedalam dan ke bawah dengan kecepatan 2 cm tiap detik sampai ke seluruh uterus.
13/04/236 Telaah Ilmiah His
Aktivitas UterusAktivitas miometrium dimulai saat kehamilan. Pada
seluruh trimester kehamilan dapat dicatat adanya kontraksi ringan dengan amplitudo 5 mmHg yang tidak teratur. His sesudah kehamilan 30 minggu aktivitas uterus lebih meningkat lagi sampai persalinan mulai.
Amplitudo uterus meningkat terus sampai 60 mmHg pada akhir kala I dan frekuensi his menjadi 2 sampai 4 tiap 10 menit. Juga durasi his meningkat dari hanya 20 detik pada permulaan partus sampai 60-90 detik pada akhir kala I atau pada permulaan kala II. His yang sempurna dan efektif bila ada koordinasi dari gelombang kontraksi, sehingga kontraksi simetris dengan dominasi di fundus uteri, dan mempunyai amplitudo 40 sampai 60mmHg yang berdurasi 60 sampai 90 detik, dengan jangka waktu antara kontraksi 2 sampai 4 menit, dan pada relaksasi tonus uterus kurang dari 12 mmHg.
13/04/237 Telaah Ilmiah His
Lanjutan Aktivitas Uterus
Pada kala III atau kala uri yang berlangsung 2 sampai 6 menit, amplitudo his masih tinggi sekitar 60 sampai 80 mmHg, tetapi frekunsinya berkurang. Hal ini disebut aktivitas uterus menurun. Sesudah 24 jam pasca persalinan intensitas dan frekuensi his menurun.
13/04/23Telaah Ilmiah His8
Perubahan-perubahan akibat His1. Pada uterus dan serviks: Uterus teraba
keras/ padat karena kontraksi. Tekanan hidrostatis air ketuban dan tekanan intrauterine naik serta menyebabkan serviks menjadi mendatar (effacement) dan terbuka (dilatasi)
2. Pada Ibu: His bersifat nyeri. 3. Pada janin: pertukaran oksigen pada sirkulasi
utero-plasenter kurang, maka timbul hipoksia janin. Denyut jantung janin melambat dan kurang jelas didengar, adanya iskemia fisiologis.
13/04/239 Telaah Ilmiah His
Pembagian His dan Sifat-sifatnyaHis Pendahuluan:
His tidak kuat, tidak teratur, Menyebabkan “show”His pembukaan ialah (kala I)
His yang menimbulkan pembukaan dari serviks uteri sampai terjadi pembukaan lengkap, Mulai kuat, teratur, dan sakit
His pengeluaran (kala II)His untuk mengeluarkan janin,his pengeluaran biasanya disertai dengan keinginan mengejan. Sangat kuat, teratur, simetris, terkoordinasi, dan lama.Koordinasi bersama antara : his kontraksi otot perut, kontraksi diafragma, dan ligament.
His pelepasan uri (kala III)Kontraksi sedang untuk melepaskan dan mengeluarkan plasenta
His pengiring (kala IV)Kontraksi lemah, masih sedikit nyeri, pengecilan rahim dalam beberapa jam atau hari.
13/04/2310 Telaah Ilmiah His
Gangguan Kontraksi UterusHypotonic Uterine Contraction
(Inersia Uteri)Hypertonic Uterine ContractionInkoordinasi Uterine Action
13/04/2311 Telaah Ilmiah His
Gangguan Kontraksi Uerus berdasarkan FaseActive Phase Disorder
Gangguan ini dibedakan lagi menjadi dua, yaitu protraction disorder dan arrest disorder. Pada protraction disorder perkembangan yang terjadi lebih lambat dari seharusnya (dilatasi serviks kurang dari 1 cm/ jam dalam pemantauan minimal 4 jam), sedangkan pada arrest disorder , tidak ada perkembangan sama sekali. Kedua diagnosis ini hanya dapat ditegakkan dalam keadaan wanita berada dalam fase aktif dengan dilatasi minimal 4 cm.
13/04/2312 Telaah Ilmiah His
Gangguan Kontraksi Uterus berdasarkan Fase lanjutan
Second Stage DisorderPada pembukaan lengkap, pada umumnya perempuan tidak dapat menahan rasa ingin mendorong pada saat uterus berkontraksi. Otot – otot abdomen akan dikontraksikan berkali – kali untuk meningkatkan tekanan intra abdomen berkali – kali untuk meningkatkan tekanan intra abdomen sepanjang kontraksi. Kontraksi uterus dan otot abdomen mendorong janin keluar. Analgesia atau sedasi berat dapat menurunkan reflex / rasa ingin berkonstraksi dan juga menurunkan kemampuan perempuan untuk melakukan konstraksi otot abdomen.
13/04/2313 Telaah Ilmiah His
Faktor-faktor yang Menyebabkan Gangguan Kontraksi Uterus
Analgesia EpiduralKorioamnionitisPosisi Ibu Sewaktu MelahirkanImersi Air
13/04/2314 Telaah Ilmiah His
Inersia UteriFaktor umumPrimigravida terutama pada usia tuaAnemia dan astheniaPerasaan tegang dan emosional Pengaruh hormonal karena kekurangan
prostaglandin atau oksitosinKetidaktepatan penggunaan analgetik
Faktor lokalOverdistensi uterusPerkembangan anomali uterus misal hipoplasiaMioma uterus Malpresentasi, malposisi, dan disproporsi
cephalopelvikKandung kemih dan rektum penuh 13/04/2315 Telaah Ilmiah His
Inersia Uteri Lanjutan
Inersia Uteri dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu:
Inersia Primer (Hypotonic Uterine contraction): Kontraksi uterus lemah sejak awal
Inersia Sekunder : Inersia berkembang setelah terdapat kontraksi uterus yang sebelumnya baik
13/04/2316 Telaah Ilmiah His
Inersia Uteri Lanjutan
Gambaran klinisWaktu persalinan memanjangKontraksi uterus kurang dari normal, lemah
atau dalam jangka waktu pendekDilatasi serviks lambatMembran biasanya masih utuhLebih rentan terdapatnya placenta yang
tertinggal dan perdarahan setelah persalinan karena inersia persisten
Tokografi : Gelombang kontraksi kurang dari normal dengan amplitudo pendek
13/04/2317 Telaah Ilmiah His
Inersia Uteri Lanjutan
PenatalaksanaanPemeriksaan umum :
Pemeriksaan untuk menentukan disproporsi, malresentasi atau malposisi dan tetalaksana sesuai dengan kasusPenatalaksaan kala 1 yang baikPemberian antibiotik pada proses persalinan yang memanjang terutama pada kasus dengan membrane plasenta telah pecah
AmniotomiBila cervik telah berdilatasi > 3 cmBila presentasi bagian terbawah janin telah berada pada bagian bawah uterusRuptur membrane buatan (artificial) yang dapat menyebabkan augmentasi kontraksi uterus. Hal ini terjadi karena pelepasan prostaglandin, dan terdapatnya reflex stimulasi kontraksi uterus ketika bagian presentasi bayi semakin mendekati bagian bawah uterus.
13/04/2318 Telaah Ilmiah His
Oksitosin5 unit oksitosin (syntocinon) dalam 500 cc glukosa 5% diberikan IV. Tetesan infuse mulai dari 10 tetes/menit, dan kemudian meningkat secara bertahap sehingga mendapatkan kontraksi uterus rata – rata 3x dalam 10 menit.
Metode persalinanPersalinan per vaginam : Dengan menggunakan forceps, vakum atau ekstraksi. Hal ini bergantung kepada bagian presentasi bayi, cerviks telah pembukaan lengkap.
Operasi cesar sesario diindikasi pada : (1) Kegagalan denga metode tersebut, (2) Kontraindikasi terhadap infuse oksitosin, missal pada kasus disproporsi, (3) Distres fetal sebelum terjadi dilatasi cervical.
13/04/23Telaah Ilmiah His19
Hypertonic Uterus Contraction Manifestasi KlinisPersalinan menjadi lebih singkat (partus
presipitatus)Nyeri terus menerus sebelum dan selama
kontraksi Gelisah Ketuban pecah diniDistress fetal dan maternalRegangan segnen bawah uterus melampaui
kekuatan jaringan sehingga dapat terjadi ruptura uteri.
13/04/2320 Telaah Ilmiah His
Hypertonic Uterus Contraction Lanjutan
PenatalaksaanPemeriksaan umum Pemberian analgesik dan antispasmodik,
missal pethidineAnalgesia epidural memiliki keuntungan yang
baikOperasi cesar diindikasikan pada
Kegagalan metode sebelumnyaDisproporsiDistal fetus sebelum mengalami
pembukaan
13/04/2321 Telaah Ilmiah His
Incoordinated Uterine Contraction
Manifestasi KlinisPersalinan menjadi lebih lamaNyeri yang lebih keras dan lebih lamaDistress fetal dan maternalDistosia servikalis primer, serviks tidak
membuka karena tidak mengadakan relaksasi.
PenatalaksaanPemeriksaan umum Pemberian analgesic dan antispasmodic,
misalnya pethidineOperasi cesar diindikasikan pada:Kegagalan metode sebelumnyaDistal fetus sebelum mengalami pembukaan
13/04/2322 Telaah Ilmiah His
BAB IIIKESIMPULAN
13/04/23Telaah Ilmiah His23
His (kontraksi) adalah serangkaian kontraksi rahim yang teratur karena otot-otot polos rahim yang bekerja dengan baik dan sempurna dengan sifat (1) Kontraksi yang simetris. (2) Kontraksi paling kuat atau adanya dominasi di fundus uteri. (3) Sesudah itu terjadi relaksasi.
Pada kala I menuju kala II frekuensi his semakin meningkat, lebih teratur, lebih efektif, dan lebih lama. Pada kala III aktivitas his menurun, walaupun amplitudo his masih tinggi sekitar 60 sampai 80 mmHg, tetapi frekuensinya berkurang.
13/04/23Telaah Ilmiah His24
His menyebabkan perubahan pada uterus dan serviks (pendataran dan pembukaan), ibu (terutama rasa nyeri), dan janin (asfiksia fisiologis).
His dapat dibagi menjadi his pendahuluan, pembukaan, pengeluaran, pelepasan uri, dan pengiring.
Gangguan kontraksi uterus (his) antara lain (1) Hypotonic uterine contraction, (2) Hypertonic uterine contraction dan (3) Inkoordinasi uterine action.
Faktor-faktor yang berpengaruh pada disfungsi kontraksi uterus antara lain analgesia epidural, korioamnionitis, posisi ibu sewaktu persalinan, dan imersi air.
13/04/23Telaah Ilmiah His25
TERIMA KASIH
13/04/23Telaah Ilmiah His26