PROPOSAL
“STUDI KELAYAKAN PADA RENCANA BISNIS SPBU”
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 7:
1. AWAL PARDEDE2. ESTHER TOMPODUNG
3. MARIA SAMPIT4. LEVIANNO KARAMOY
5. YULIANA KUSUMA
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada TUHAN karena berkat kasih dan karunia-Nya sehingga proposal penelitian
yng berjudul “Studi Kelayakan pada Rencana Bisnis SPBU” ini dapat diselesaikan.
Penyusunan proposal ini diselesaikan untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis
pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi Manado.
Kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga
terselesaikannya proposal ini. Kami menyadari bahwa proposal ini tidak serta merta hadir tanpa bantuan
dan dukungan dari semua pihak. Mudah-mudahan segala sesuatu yang telah diberikan menjadi
bermanfaat dan bernilai bagi kita semua.
Kami memahami sepenuhnya bahwa proposal ini tak luput dari kesalahan. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun sangan diharapkan demi perbaikan di masa mendatang. Semoga proposal ini
dapat memberikan inspirasi bagi para pembaca untuk melakukan hal yang lebih baik lagi dan semoga
proposal penelitian ini bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Manado, 23 Februari 2015
Penyusun,
Kelompok 7
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 11.2. Identifikasi Masalah .............................................................................. 21.3. Tujuan Penelitian ………...................................................................... 21.4. Manfaat Penelitian…............................................................................. 2
BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN............................. 4
2.1. Landasan Teori ...................................................................................... 42.2. Kerangka Pemikiran ............................................................................... 12
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................................. 13
3.1. Desain Penelitian.................................................................................... 143.2. Jenis dan Sumber Data............................................................................ 143.3. Teknik Pengumpulan Data...................................................................... 143.4. Metode Analisis...................................................................................... 15
BAB IV PEMBAHASAN ........................................................................................... 16
4.1. .................................................................................................................4.2. .................................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tantangan kesejahteraan hidup sekarang ini semakin sulit dipenuhi, banyak hal yang sudah
di upayakan tetapi masih saja dirasa belum memberikan solusi berarti dalam permasalah ekonomi
yang ada. Karena itu sebagai individu, kita harus mampu berpikir kreatif dan inovatif untuk mampu
membaca peluang serta pandai memanfaatkan peluang tersebut demi meningkatkan kesejahteraan
hidup.
Wirausaha merupakan salah satu bentuk implementasi untuk memenuhi tingkat
kesejahteraan. Selain menguntungkan dari segi ekonomi, sebagian besar kegiatannya juga sangat
berperan dalam usaha memenuhi kebutuhan masyarakat banyak baik secara langsung maupun tidak
langsung. Manfaat lainnya dapat membantu mengatasi permasalahan tenaga kerja walaupun kadang
kala hanya bersifat jangka pendek atau sekedar tenaga kerja musiman, akan tetapi cukup realistis
jika diungkap bahwa berwirausaha memiliki banyak manfaat lain selain sekedar menyangkut nilai
nominal, seperti kepuasan diri dan pecapaian tujuan personal yang dicapai oleh pengusaha tersebut.
Banyak hal yang perlu diperhatikan seorang pengusaha untuk berwirausaha, ketidakpastian
kondisi menjadikan wirausaha sebagai ajang pembuktian diri dan usaha yang dijalankannya, serta
keterbatasan modal sebagai hambatan utama dalam memulai suatu usaha baru ataupun meneruskan
kejayaan usaha yang sudah berjalan.
Agar bisa mencapai tingkat perkembangan dan keuntungan usaha yang optimal, seseorang
hendakanya mengkaji lebih dulu bidang usaha yang akan dimasukinya melalui sebuah studi
kelayakan bisnis. Dari pengkajian awal ini pula resiko kegagalan bisa diantisipasi (Umar,2007 dalam
studi Kelayakan Bisnis).
Perencanaan bisnis yang baik baik oleh seorang pengusaha berguna sebagai dokumen untuk
investor, tetapi yang lebih utama perencanaan bisnis yang baik akan menjadi sebuah jalan pembuka
menuju laba. Dengan menggunakan langkah-langkah yang teruji dalam menyusun bisnis, pemilik
dapat mengembangkan rencana bisnis yang matang, profesional, dan berorientasi hasil sejak awal
hingga akhir. Penilaian investasi yang dilakukan para investor terhadap sebuah usaha dan
pemiliknya haruslah menghasilkan nilai yang cukup setidaknya untuk kedua belah pihak.
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan wilayah yang luas, berkedudukan pada
posisi silang antara dua benua dan dua samudera, dengan kondisi alam yang memiliki banyak
keunggulan, serta kaya akan keanekaragaman sumber daya alam yang terkandung di dalamnya.
Salah satu sumber daya alam yang sangat besar pengaruhnya bagi kepentingan bangsa Indonesia
adalah minyak bumi dan gas bumi. Minyak bumi dan gas bumi merupakan salah satu sumber devisa
negara yang penting dalam kegiatan pembangunan nasional.
Minyak bumi dan gas bumi termasuk dalam golongan bahan galian yang strategis bagi
negara. maka penyelenggaraan kegiatan usaha minyak bumi dan gas bumi di Indonesia sepenuhnya
dilaksanakan oleh negara. Untuk mewujudkan tujuan penyelenggaraan kegiatan usaha minyak dan
gas bumi tersebut, pemerintah melimpahkan kewenangannya kepada PT.PERTAMINA (Persero)
untuk melaksanakan kegiatan yang mencakup pengusahaan pertambangan minyak dan gas bumi,
berikut pendistribusiannya ke seluruh pelosok tanah air.
Peningkatan permintaan terhadap BBM pada sektor transportasi lebih disebabkan karena
penjualan kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat terus mengalami peningkatan. Seiiring
perkembangan kepadatan penduduk dan juga arus globalisasi, jumlah kendaraan bermotor di
Indonesia khususnya di Manado semakin berkembang pesat. Oleh karena itu Stasiun Pengisian
Bahan Bakar Umum (SPBU) sebagai penunjang mobilitas kendaraan bermotor juga terus
berkembang pesat. Banyaknya pendirian SPBU di daerah Manado tidak terlepas dari persaingan
dalam memikat konsumen. Kadangkala pemilik usaha kurang memperhatikan faktor-faktor yang
dapat menunjang keramaian pada SPBU sehingga tidak sedikit SPBU baru yang dibuka tidak
seramai SPBU lainnya.
1.2 Identifikasi Masalah
Mengingat banyaknya pertimbangan-pertimbangan tertentu didalam studi kelayakan untuk
sebuah perencanaan bisnis maka masalah yang akan dianalisa diantaranya adalah :
- Apakah strategi bisnis yang akan dilakukan merupakan strategi bisnis yang baik?
- Apakah bisnis SPBU yang akan dijalankan dapat menghasilkan keuntungan yang optimal?
- Apakah rencana bisnis SPBU ini layak jika dinilai dari berbagai aspek studi kelayakan bisnis?
- Apakah sproyek atau bisnis SPBU ini layak dijalankan,ditunda atau dibatalkan?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut :
- Agar dapat mengetahui strategis bisnis yang baik bagi perencanaan bisnis baru.
- Agar dapat mengetahui cara menganalisa keuntungan pada rencana bisnis baru.
- Agar dapat menganalisa perencanaan bisnis dari berbagai aspek kelayakan bisnis.
- Agar dapat memutuskan apakah bisnis ini layak dijalankan, ditunda, atau dibatalkan.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang akan didapat diantaranya yaitu:
- Laporan studi kelayakan bisnis pada akhirnya akan menyatakan rencana bisnis SPBU ini layak
untuk dijalankan atau tidak.
- Merupakan acuan untuk memperbaiki dan menganalisa lebih lanjut mengenai ide bisnis.
- Sebagai bahan masukan utama dalam mengkaji ulang ide bisnis.
- Sebagai rekomendasi bagi investor, kreditro, pemerintah, masyarakat, bahkan bagi pengusaha
sendiri.
BAB 2
LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN
2.1.1 Landasan Teori
2.2.1 Pengertian Perusahaan dan Bisnis
Perusahaan dapat diartikan sebagai sebuah organisasi yang memproses perubahan
keahlian dan sumber daya ekonomi menjadi barang dan/atau jasa yang diperuntukkan bagi
pemuasan kebutuhan para pembeli, serta diharapkan akan memberikan laba kepada para
pemiliknya. Jadi, fokusnya lebih kepada organisasi. Sedangkan bisnis dapat diartikan sebagai
seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang terlibat didalam bidang
perniagaan (produsen, pedagang, konsumen, dan industri dimana perusahan berada) dalam
rangka memperbaiki standar serta kualitas hidup mereka.
Dari penjelasan kedua istilah diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian bisnis
lebih luas dibandingkan pengertian perusahaan karena perusahaan merupakan bagian dari
bisnis. Dalam kegiatan bisnis, maka dibutuhkan kesiapan dalam menghadapi tantangan dan
resiko untuk mengkombinasikan tenaga kerja, material, modal dan manajemen secara baik
sebelum memasarkan produk, orang yang memiliki kompetensi tersebut sering dikenal sebagai
pengusaha. Produsen adalah orang yang mampu membuat produk secara efisien dalam jumlah
maupun variasi yang dibutuhkan. Motivasi utama dalam kegiatan bisnis adalah laba. Laba
dedefinisikan sebagai perbedaan antara penghasilan dan seluruh biaya yang dikeluarkan dalam
proses bisnis.
Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya
menganalisis layak atau tidak layaknya suatu bisnis dibangun, tetapi juga saat
dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk
waktu yang ditentukan, misalnya rencana peluncuran produk.
Kegiatan utama bisnis bisa dikategorikan kedalam kegiatan yang berbentuk operasional
rutin yang didasarkan pada suatu konsep pendayagunaan sistem yang telah ada dilakukan
secara terus menerus serta berulang-ulang. Akan tetapi berbeda jika kegiatan yang dilakukan
merupakan proses pembangunan dan perluasan sistem, maka kegiatan yang dilakukan adalah
kegiatan yang berbentuk proyek sehingga kegiatan lainnya yang belum ada dalam bisnis akan
berlangsung setelah adanya kegiatan berbentuk proyek ini dilakukan. Misalnya jika sebuah
perusahaan akan berdiri maka sistem dibangun terlebih dahulu oleh proyek, baru kemudian
dioperasionalkan secara rutin.
2.1.3 Reviewer Studi Kelayakan Bisnis
Manfaatnya dalam studi adalah sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan baik persetujuan ataupun penolakan terhadap kelayakan suatu rencana bisnis yang
akan direalisasikan sesuai dengan kepentingan pihak yang terkait didalamnya. Adapun pihak-
pihak yang membutuhkan laporan studi kelayakan bisnis adalah sebagai berikut :
Pihak Investor, karena investor adalah pemilik modal yang memiliki kepentingan
langsung tentang keuntungan yang akan diperoleh serta jaminan keselamatan atas modal
yang ditanamkannya.
Pihak Kreditor, karena dari pihak ini dana bisa dipinjamkan yang pada akhirnya keputusan
pemberian pinjaman dipertimbangkan setelah melakukan pengkajian ulang studi
kelayakan bisnis yang telah dibuat sebelumnya.
Pihak Manajemen Perusahaan , sebagai pihak yang memberikan kebijakan terhadap
langkah perencanaan dari studi kelayakan bisnis tersebut sebagai bentuk realisasi dari ide
proyek dalam rangka meningkatkan laba perusahaan.
Pihak Pemerintah dan Masyarakat , ini disebabkn karena adanya kebijakan pemerintah
yang akan mempengaruhi kebijakan perusahaan baik secara langsung maupun tidak
langsung terkait prioritas pemerintah sebagai unsur pendukung rencana yang akan
dijalankan.
Bagi Tujuan Pembangunan Ekonomi, sebagai analisis manfaat yang akan didapat dan
biaya yang akan ditimbulkan oleh proyek terhadap perekonomian nasional. Aspek-aspek
yang perlu dianalisis untuk mengetahui biaya dan manfaat tersebut antara lain ditinjau
dari aspek Rencana Pembangunan Nasional (kebijakan pemerintah), distribusi nilai
tambah pada seluruh masyarakat, nilai investasi per tenaga kerja, pengaruh sosial, serta
analisis kemanfaatan dan beban sosial.
2.1.3 Aspek-aspek Studi Kelayakan Bisnis
1. Aspek Pasar
Pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dengan pembeli, atau saling
bertemunya antara kekuatan permintaan dengan kekuatan penawaran untuk membentuk
suatu harga. Permintaan dapat diartikan sebagai jumlah barang yang dibutuhkan
konsumen yang mempunyai kemampuan untuk membeli pada berbagai tingkat harga.
Permintaan yang didukung oleh kekuatan tenaga beli disebut permintaan efektif,
sedangkan permintaan yang didasari pada kebutuhan saja disebut sebagai permintaan
potensial. Sedangkan penawaran dapat diartikan sebagai berbagai kuantitas barang yang
ditawarkan dipasar pada berbagai tingkat harga. Tingkat harga ditentukan oleh beberapa
faktor, antara lain : harga barang itu sendiri, harga barang lain, ongkos produksi, tingkat
teknologi, dan tujuan-tujuan perusahaan.
Menurut Stanton (1995), pemasaran meliputi keseluruhan sistem yang berhubungan
dengan kegiatan-kegiatan usaha, yang bertujuan merencanakan menentukan harga, hingga
mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang atau jasa yang akan memuaskan
kebutuhan pembeli, baik yang aktual maupun yang potensial. Selanjutnya diperlukan
manajemen dalam pemasaran dalam pencapaian barang dan atau jasa yang sampai ke
tangan konsumen dengan memeulai manajemen strategi terlebih dahulu sebelum kegiatan
dan pengelolaan lain dilakukan.
Proyeksi permintaan dan penawaran produk dapat dilakukan dengan melakukan
estimasi total terhadap permintaan pasar, estimasi wilayah permintaan pasar, estimasi
penjualan aktual dan pangsa pasar, serta peramalan permintaan pada saat yang akan
datang.
Implikasi pada skb biasanya terlibat pada tugas analisis yakni mampu menentukan
rancangan produk atau jasa yang akan dijual, mampu menentukan jenis pasar yang akan
dipilih, mampu melakukan antisipasi selanjutnya dalam menentukan pergerakan
permintaan konsumen dan juga penawaran produsen yang diperoleh melalui informasi
product life cycle (PLC), dan terakhir dapat menentukan prediksi berbagai peluang dan
ancaman sekaligus kekuatan dan kelemahan dalam peningkatan pangsa pasar (market
share).
2. Aspek Teknis dan Teknologi
Dengan tujuan adalah untuk meyakini apakah secara teknis dan pilihan teknologi,
rencana bisnis dapat dilaksanakan secara layak atau tidak layak, baik pada saat
pembangunan proyek atau operasional secara rutin.
Dalam hal masalah manajemen operasional, ada tiga hal yang harus dihadapi oleh
perusahaan, yakni maslah penentuan posisi perusahaan, masalah desain, masalah
opersional.
Selain itu, persoalan lain mengenai masalah proses dan operasi akan bermunculan,
maka untuk itu persoalan yang timbul harus disesuaikan dan di kelompokkan sesuai
dengan masalah manajemen operasional yakni sebagai kelompok masalah posisi
perusahaan, kelompok maslaah desain, dan kelompok masalah operasional.
Implikasi pada Studi Kelayakan Bisnis akan memberikan informasi mengenai
pemilihan strategi produk, teknologi yang digunakan, kapasitas produksi, penentuan letak
dan layout secara geografis, dan perencanaan dan kualitas produk serta operasional
rutinnya.
3. Aspek Manajemen dan Sumber Daya Manusia
Tujuan studi aspek manajemen adalah untuk mengetahui apakah pembangunan dan
implementasi bisnis dapat direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan, sehingga
rencana bisnis dapat dinyatakan layak atau tidak. Aspek manajemen merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari beberapa aspek kajian dalam sebuah laporan studi kelayakan
bisnis. Keberhasilan suatu proyek/kegiatan sangat dipengaruhi oleh peranan manajemen
dalam pencapaian tujuan proyek/kegiatan. Proses manajemen sendiri juga terdapat
kaidah-kaidah agar suatu usaha bisa berjalan lebih mudah. Dan kaidah-kaidah (aturan) itu
sendiri bisa tergambar jelas melalui fungsi-fungsi manajemen berikut:
- Perencanaan (Planning) : Perencanaan adalah proses untuk menentukan kemana
dan bagaimana suatu usaha akan dijalankan atau dimulai untuk mencapai suatu
tujuan yang telah ditetapkan.
- Pengorganisasian (Organizing) : Pengorganisasian adalah proses untuk
mengelompokkan kegiatan-kegiatan dalam unit-unit tertentu agar jelas dan teratur
sesuai dengan tanggung jawab dan wewenang si pemegang unit.
- Pelaksanaan (Actuating) : Pelaksanaan adalah proses dimana semua hal yang
terencana telah dimulai oleh seluruh unit. Seperti seorang manajer yang
mengerahkan seluruh bawahannya untuk memulai pekerjaan sesuai dengan tugas
yang telah ditetapkan kepadanya.
- Pengawasan (Controlling) : Pengawasan adalah proses untuk mengukur, menilai
dan mengevaluasi hasil pekerjaan agar tetap sesuai dengan rencana awal dan
mengoreksi berbagai penyimpangan selama proses pelasanaan kerja.
Manajemen sumber daya manusia meliputi segala sesuatu yang dipersiapkan
perusahaan berkaitan dengan kinerja SDM, yakni dalam penempatan posisi kerja sesuai
dengan bidangnya masing-masing. Dalam konsep manajemen SDM terdapat hal yang
berkaitan erat seperti adanya kebijaksanaan, prosedur dan juga praktik dalam mengatur
orang lain demi tercapainya tujuan. Dalam manajemen SDM juga diterapkan fungsi-
fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan
dan fungsi yang bersifat operatif seperti pengadaan, kompensasi, pengembangan,
integrasi, pemeliharaan dan pemutusan hubungan kerja.
4. Aspek Hukum
Aspek hukum mengkaji ketentuan hukum yang harus dipenuhi sebelum menjalankan
usaha. Ketentuan hukum untuk setiap jenis usaha berbeda-beda, tergantung pada
kompleksitas bisnis tersebut. Adanya otonomi daerah menyebabkan ketentuan hukum dan
perizinan antara daerah yang satu dengan yang lain berbeda-beda. Oleh karena itu,
pemahaman mengenai ketentuan hukum dan perizinan investasi untuk setiap daerah
merupakan hal yang sangat penting untuk melakukan analisis kelayakan aspek hukum.
Pemerintah menetapkan ketentuan hukum dan perizinan investasi dengan tujuan
menjaga ketertiban masyarakat secara luas. Masyarakat di sekitar lokasi bisnis diharapkan
akan mendapatkan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan dampak negatif dari
adanya suatu investasi bisnis.
Secara spesifik analisis aspek hukum pada studi kelayakan bisnis bertujuan untuk :
Menganalisis legalitas atas usaha yang akan dijalankan
Menganalisis ketepatan bentuk badan hukum dengan ide bisnis yang akan
dilaksanakan
Menganalisis kemampuan bisnis yang akan diusulkan dalam memenuhi
persyaratan perizinan
Menganalisis jaminan-jaminan yang bisa disediakan jika bisnis akan dibiayai
dengan pinjaman
5. Aspek Keuangan
Aspek keuangan merupakan implikasi dari seluruh program proyek/bisnis yang harus
diperhitungkan. Berbagai hal yang menyangkut keuangan perlu dibahas mulai dari awal
perencanaan, periode persiapan, pelaksanaan pembangunan proyek dan periode operasi
ketika usaha berjalan. Kita bedakan periode tersebut menjadi dua yaitu periode persiapan
dan periode operasi. Implikasi keuangan periode persiapan akan terkafer dalam kebutuhan
dana investasi, sedangkan dalam masa operasi tercermin pada proyeksi rugi-laba, proyeksi
neraca, proyeksi arus kas dan proyeksi kemampuan melunasi pinjaman serta tingkat
pengembalian.
Tujuan menganalisis aspek keuangan dari suatu studi kelayakan bisnis/proyek adalah
untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang di
harapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan, seperti
ketersediaan dana, biaya modal awal, kemampuan proyek untuk membayar kembali dana
tersebut dalam waktu yang telah ditentukan dan menilai apakan proyek akan dapat
berkembang terus.
6. Aspek Sosial Ekonomi
Aspek ekonomi dan sosial merupakan pengaruh apa yang akan terjadi dengan adanya
perusahaan, khususnya dibidang perekonomian masyarakat tempatan dan bidang sosial
kemasyarakatan. Setiap usaha yang dijalankan akan memberikan dampak positif dan
negatif bagi berbagai pihak.
Bagi masyarakat adanya investasi ditinjau dari aspek ekonomi memberikan peluang
untuk meningkatkan pendapatan, sedangkan bagi pemerintah akan memberikan
pemasukan berupa pendapatan baik bagi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Dalam aspek ekonomi dan sosial perlu ditelaah apakah keberadaaan suatu proyek
atau usaha akan memberikan manfaat secara ekonomi dan sosial kepada berbagai pihak
atau sebaliknya.
2.2 Kerangka Pemikiran
Analisa kelayakan bisnis merupakan suatu hal yang penting bagi seseorang maupun sebuah
organisasi ketika akan melakukan atau memulai bisnis. Dalam bentuk suatu proposal usaha pemilik
ide bisnis berupa meyakinkan bagaimana reviewer memberikan tanggapan yang diharapkan.
Walaupun dinilai secara relatif atas dasar kepentingan atau dasar hubungan sosial yang cukup
mendalam di kebudayaan Indonesia secara berbeda-beda, maka idealnya sebuah perencanaan bisnis
merupakan rencana menuju sebuah kemapanan secara sektoral.
Kemudian, era baru pada perekonomian memerlukan suatu fase sinergis antara semua aspek di
lingkungan bisnis dan regulasi yang dibangun oleh pemerintah sesuai dengan point-point
pembangunan ekonomi yang dituju untuk kesejahteraan makro.
Penilaian sebuah ide bisnispun akan semakin luas dengan munculnya fase sinergis, seperti
banyak kalangan menilai aspek baru seperti lingkungan industri aspek yuridis, aspek lingkungan
hidup dan lain-lain.
Pengembangan perspektif aspek lingkungan industripun kemudian diperluas lagi secara teknik
dan metode yang diterapkan serta kebijakan srategi publik dalam konsep kompetisi yang sehat
dengan pesaing lain dalam industri yang terkait. Untuk aspek yuridis terkait dengan masalah
perundang – undangan dan pengawasan dari pemerintah, dan lembaga sosial. Sedangkan aspek
AMDAL berkaitan dengan lingkungan sekitar yang menjadi dampak dari usaha tersebut. Hal ini
perlu mendapat perhatian karena sampai sejauh mana suatu usaha berperan dalam menjaga
keseimbangan lingkungan disekitarnya.
Ini merupakan keputusan yang cukup rumit untuk menyimpulkan diawal sebelum berjalannya
usaha itu sendiri. Akan tetapi dinamika pencitraan seorang reviewer begitu penting, maka secara
umum penulis akan menganalisa sudut pandang analisa perencanaan bisnis dan penilaian ideal
sebagai nilai representatif untuk sebuah analisa bisnis yang belum berjalan, antara lain :
1. Menganalisa latar belakang dan sisi histori yang bernilai tambah untuk usaha yang dipilihnya,
baik dari segi pemilik, latar belakang perusahaan, dan faktor-faktor pencetus lainnya yang dinilai
sebagai sesuatu yang menjadikannya sebagai sesuai yang berbeda dan inovatif.
2. Menganalisa keseluruhan konsep bisnis..
3. Menganalisa prioritas rencana bisnis.
4. Menganalisa optimasi nilai-nilai suatu manajemen dan organisasi.
5. Menganalisa resiko bisnis.
2.2.1 Gambar Kerangka Pemikiran
Identifikasi & verifikasi Aspek Pasar
Identifikasi & verifikasi Aspek Hukum
Identifikasi & verifikasi Aspek Keuangan
Identifikasi & verifikasi Aspek Sosial Ekonomi
Identifikasi & verifikasi Aspek Manajemen
Identifikasi & verifikasi Aspek Teknis
Keputusan Menjalankan Bisnis SPBU
Perencanaan Bisnis SPBU
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Desain Penelitian yang digunakan yaitu jenis penelitian kualitatif dengan sub-desain deskriptif
kualitatif. Dimana tujuan penelitian merupakan pengeksplorasian, meringkas dan menggambarkan
berbagai kondisi dan situasi yang terdapat dalam wacana memulai datu bisnis baru di Indonesia
secara umum dan dikota Jakarta dan sekitarnya secara khusus.
Dengan model deduksi yairu teori merupakan alat peneliti sejak memilih dan menemukan
masalah, membangun hipotesis (asumsi implisit), sampai dengan menguji data sebagaimana
dinyatakan oleh Bungin (2007,p25).
Unit yang diteliti yaitu merupakan studi kasus pada satu permasalahan bisnis dan ekonomi,
dalam hal ini merupakan pembahasan secara mendalam sebuah Perencanaan Bisnis (Business Plan)
yang dirancang oleh pemilik ide bisnis SPBU.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Sumber Data yang digunakan merupakan :
- Data Sekunder yaitu data dalam bentuk teks, berupa dokumen mengenai rencana bisnis SPBU.
- Data Primer yang didapat hasil wawancara untuk tujuan peningkatan validitas dan realibiltas.
Tahapan elite interview digunakan agar informasi yang didapat merupakan bahan tinjauan
langsung, karena berdasarkan pengalaman dan analisa pihak-pihak yang memiliki andil dalam
suatu pembuatan keputusan berwirausaha.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan Data dengan metode wawancara secara tertulis.
3.4 Metode Analisis
Dengan Menggunakan Metode Analisis Domain yaitu berupa gambaran umum dan analisa
ketepatan aspek uji, serta implementasi menyeluruh serta dilengkapi dengan metode Peningkatan
Validitas dan Reliabilitas Penelitian Kualitatif wawancara, kutipan, dan literatur pendukung
kesimpulan penelitian.
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 GAMBARAN UMUM
PERTAMINA adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki oleh Pemerintah Indonesia
(National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal 10 Desember 1957 dengan nama PT.
PERMINA. Pada tahun 1961 perusahaan ini berganti nama menjadi PN. PERMINA dan setelah
merger dengan PN. PERTAMIN di tahun 1968, namanya berubah menjadi PN. PERTAMINA.
Setelah bergulirnya Undang Undang No. 8 Tahun 1971, sebutan perusahaan berubah menjadi
PERTAMINA. Sebutan ini tetap dipakai setelah PERTAMINA berubah status hukumnya menjadi
PT. PERTAMINA (Persero) pada tanggal 17 September 2003 berdasarkan Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi. PERTAMINA
melaksanakan beberapa kegiatan usaha untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut. Kegiatan usaha
tersebut meliputi:
1. Menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi beserta hasil olahan dan
turunannya.
2. Menyelenggarakan kegiatan usaha di bidang panas bumi yang ada pada saat pendiriannya,
termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang telah mencapai tahap akhir
negosiasi dan berhasil menjadi milik PERTAMINA.
3. Melaksanakan pengusahaan dan pemasaran Liquifield Natural Gas (LNG) dan produk lain
yang dihasilkan dari kilang LNG.
4. Menyelenggarakan kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha
sebagaimana dimaksud dalam nomor 1, 2, dan 3.
SPBU Pertamina PASTI PAS! adalah SPBU yang telah tersertifikasi dapat memberikan
pelayanan terbaik memenuhi standard kelas dunia. Konsumen dapat mengharapkan kualitas dan
kuantitas BBM yang terjamin, pelayanan yang ramah, serta fasilitas nyaman.
SPBU Pertamina PASTI PAS! hanya diberikan kepada SPBU yang telah mendapatkan dan dapat
mempertahankan audit sertifikasi oleh auditor internasional independent.Konsumen dapat mengenali
SPBU PASTI PAS! melalui beberapa cara:
1. Lihat logo dan sertifikat PASTI PAS!: logo akan pada kantung kiri operator sedangkan
sertifikat PASTI PAS! dapat dilihat dalam kantor SPBU
2. Rasakan pelayanan operator: operator akan mengucapkan selamat pagi/siang/malam,
menunjukkan angka nol, dan mengucapkan terimakasih dengan ramah.
3. Temukan melalui website ini: fungsi Lokasi SPBU menyediakan daftar SPBU PASTI
PAS! lengkap dengan lokasi, foto, dan deskripsi singkat produk dan pelayanan yang
tersedia.
Jargon diatas adalah sekelumit "Jargon" yang bisa dilihat di Website PT Pertamina , dikatakannya
lagi, SPBU Pertamina PASTI PAS! Adalah SPBU yang telah tersertifikasi dari audit sertifikasi oleh
Bureau Veritas, auditor internasional independen dapat memberikan pelayanan terbaik memenuhi
standard kelas dunia. Konsumen dapat mengharapkan kualitas dan kuantitas BBM yang terjamin,
pelayanan yang ramah, serta fasilitas nyaman.
Kualitas dan kuantitas BBM terjamin karena SPBU PASTI PAS! menggunakan alat-alat
pengukur kualitas dan kuantitas lebih akurat juga menerapkan prosedur monitoring yang lebih ketat`.
Untuk menjamin ketepatan takaran, SPBU melakukan test ketepatan volume secara rutin dengan
batas toleransi akurasi lebih ketat dari SPBU biasa. Dinas Metrologi akan melakukan kalibrasi ulang
pompa yang telah melewati batas toleransi. Untuk menjamin kualitas BBM, SPBU melakukan
pengujian kualitas 3 kali lebih banyak dari SPBU biasa, juga dengan batas toleransi lebih ketat.
Untuk mendapatkan sertifikasi PASTI PAS!, SPBU harus lolos audit kepatuhan standard
pelayanan yang ditetapkan oleh Pertamina. Audit ini mencangkup standard pelayanan, jaminan
kualitas dan kuantitas, kondisi peralatan dan fasilitas, keselarasan format fasilitas, dan penawaran
produk dan pelayanan tambahan. (data dari website Pertamina)
Di Indonesia ,dari ribuan SPBU yang sudah beroperasi, menurut sumber di Website Pertamina,
masih sekitar 110 ( Sepuluh) SPBU yang sudah mendapatkan sertifikat PASTI PAS, berarti masih
banyak SPBU Pertamina yang belum bersertifikat PASTI PAS. Pertanyaannya adalah berarti banyak
SPBU Pertamina yang secara kualitas dan kuantitas BBM yang belum terjamin, pada hal adalah Hak
Konsumen di lindungi oleh UU Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen , UU ini
juga secara jelas mengatur tentang Perbuatan apa saja yang di larang dilakukan oleh Pelaku Usaha,
dalam Bab IV, Pasal 8 ayat 1 dikatakan bahwa Pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau
memperdagangkan barang dan/atau jasa yang:
a. Tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratkan dan ketentuan
peraturan perundang- undangan.
b. Tidak sesuai dengan berat bersih, isi bersih atau netto, dan jumlah dalam hitungan
sebagaimana yang dinyatakan dalam label atau etiket barang tersebut.
c. Tidak sesuai dengan ukuran, takaran, timbangan dan jumlah dalam hitungan menurut
ukuran yang sebenarnya.
Melihat dari bunyi UU di atas secara logika, seluruh SPBU milik Pertamina yang belum dan yang
sudah bersertifikat Pasti Pas, hukum nya wajib menjamin baik kuantitas maupun kualitas BBM,
persoalan perilaku seseorang dalam melayani konsumen dengan sapaan, senyum dan ramah itu
persoalan strategi pemasaran saja, tetapi yang wajib adalah menjamin kualitas dan kuantitas BBM,
Sekali lagi yang menjadi pertanyaan bahwa: Apakah Hanya SPBU Pertamina yang bersertifikat
PASTI PAS saja yang dapat di jamin secara Kuantitas maupun Kualitas BBM-nya ? Bila "Ya"
berarti banyak SPBU di Indonesia yang belum terjamin kuantitas maupun kualitas BBM dan "Pasti
Tidak Pas" atau bahkan bisa jadi sebelum ada kebijakan "Pasti Pas" bisa jadi produk dari SPBU
Pertamina adalah "Pasti Tidak Pas" dan ini juga berarti pula bahwa SPBU tersebut telah melanggar
UU Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.
Konsep SPBU Pertamina Way mengandalkan lima kaidah, yaitu aspek mutu dan jumlah (kualitas
bagus dan takaran tepat), aspek SDM dan operator yang selalu menerapkan 3S (Salam, Senyum,
Sapa). Kemudian aspek keamanan (ada petugas keamanan/satpam); lalu aspek fasilitas (mushalla dan
toilet); dan aspek servis pelayanan secara umum (menyangkut hak-hak konsumen).
Saat ini Pertamina memiliki lebih dari 3.600 unit SPBU di seluruh Indonesia. Dalam
mengembangkan jaringan SPBU, Pertamina memiliki tiga jaringan, yaitu Coco (Company on
Company Operated) -- Pertamina yang bertindak sebagai operator dan agen -- Codo (Company on
Dealer Operated) -- Pertamina sebagai operator dan diler sebagai agen,-- dan jaringan Dodo (Dealer
on dealer Operated) --diler yang bertindak sebagai operator dan agen.
Sementara itu, Shell mengedepankan konsep QQS (Quality, Quantity and Service). Kualitas
terbaik, dengan kuantitas (jumlah) yang tepat dan akurat serta layanan yang memuaskan konsumen.
''QQS ini merupakan tiga pilar yang dikembangkan Shell. Dan Shell akan terus konsisten
menerapkan konsep ini tidak hanya sekadar kata-kata. Selama ini, karyawan Shell juga terus
melayani konsumen dengan sikap yang santun, sopan dan menyenangkan hati konsumen,'' ungkap
Fathia.
SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum) merupakan prasarana umum yang
disediakan oleh PT. Pertamina untuk masyarakat luas guna memenuhi kebutuhan bahan bakar. Pada
umumnya SPBU menjual bahan bakar sejenis premium, solar, pertamax dan pertamax plus.
4.1.1 Mengenal SPBU
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum atau biasa kita sebut dengan SPBU atau orang lebih
mengenalnya dengan sebutan PomBensin, adalah tempat yang sudah biasa kita lihat sehari hari
baik oleh mereka yang membutuhkan sarana ini atau kita-kita yang hanya sekedar lewat setiap
hari saat pergi ke kantor atau sedang dalam perjalanan.
Kehadiran SPBU di tengah-tengah masyarakat kita ini, sudah sangat erat kaitannya dalam
kehidupan sehari-hari. Bahkan tidak jarang kita sangat tergantung kepada kehadiran spbu dimana
kita berada. Banyak juga daerah-daerah atau kota-kota kecil bahkan kecamatan sekalipun,
berusaha melengkapi sarana fasilitas umum berupa spbu untuk lebih menunjang kemajuan
ekonomi di mana SPBU itu berada. Kehadiran SPBU di kota-kota besar mungkin tidak terasa
dampaknya, karena banyaknya SPBU dalam satu kota. Tapi kehadiran SPBU akan terasa
membawa manfaat manakala SPBU itu ada di daerah pelosok desa di tingkat kecamatan atau di
daerah-daerah yang sering dilalui kendaraan, sehingga dapat menunjang kegiatan masyarakat
sekitarnya. Karena itu banyak daerah-daerah saat ini berusaha untuk melengkapi fasilitas
umumnya dengan dibukanya SPBU di daerah sekaligus sebagai sarana untuk meningkatkan
kemajuan ekonomi masyarakat pedesaan.
Kehadiran SPBU yang merupakan perpanjangan dari perusahaan Pertamina ini, adalah
merupakan ujung tombak pemasaran jaringan distribusi bahan bakar untuk umum, dimana
pemerintah sebagai pemilik perusahaan berusaha untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar kepada
masyarakat umum melalui SPBU ini..
SPBU yang kami didirikan ini dalam usaha untuk meningkatkan kepuasan pelanggan yang
dapat dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu dengan melakukan upaya membangun fasilitas-
fasilitas umum yang memberikan sarana dan prasarana yang layak dan memberikan kenyaman
bagi pelanggan, melakukan upaya memperbanyak jenis BBM, melakukan upaya mengurangi
antrian kendaraan, melakukan upaya memperbanyak ketersediaan fasilitas pendukung, melakukan
upaya peningkatan jaminan jumlah bahan bakar, melakukan upaya perbaikan tata ruang,
melakukan upaya peningkatan jaminan octane number bahan bakar, melakukan upaya
peningkatan jaminan keamanan serta melakukan upaya peningkatan kecepatan pelayanan kepada
pelanggan. Ini dilakukan guna lebih mewakili konsumen untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
dan khususnya bagi kalangan mahasiswa.
Bentuk Kerjasama yang di tawarkan :
1. DODO (Dealer Owned Dealer Operated) SPBU DODO PT. Pertamina adalah SPBU milik
swasta, baik lahan, investasi, maupun operasionalnya.
2. CODO (Company Owned Dealer Operated) SPBU CODO PT. Pertamina merupakan SPBU
sebagai bentuk kerjasama antara PT. Pertamina dengan pihak-pihak tertentu. Antara lain
kerjasama pemanfaatan lahan milik perusahaan ataupun individu untuk di bangun SPBU PT.
Pertamina.
Persyaratan Lokasi SPBU :
Dalam pembangunan sebuah SPBU, luas minimal lahan tergantung dari letak lahan yang akan
dibangun menjadi sebuah SPBU. Apabila lahan yang akan dibangun SPBU terletak dijalan
besar/utama, maka luas lahan yang harus dimiliki minimal 2500 m². Sedangkan untuk akses jalan
lokal minimal 700 m².
SPBU terdiri dari 5 tipe diantaranya adalah tipe A.B.C.D dan E. dimana klasifikasi SPBU
tersebut adalah sebagai berikut :
KOMPONEN TIPE A TIPE B TIPE C TIPE D TIPE E
Minimal Ukuran Lahan (m²) 2500 1600 1225 900 700
Min Lebar Muka Jalan 50 40 35 30 20
Selang Min. 26 20 – 25 16 - 20 10 – 16 Max 10
Kapasitas Tangki Min. 160 kl Min. 140 kl Min. 100 kl Min. 80 kl Min. 60 kl
Syarat-syarat kelengkapan sebuah SPBU itu adalah sebagai berikut :
Sarana pemadam kebakaran:
Sesuai dengan pedoman PT. Pertamina.
Sarana lindungan lingkungan:
Instalasi pengolahan limbah.
Instalasi oil catcher dan well catcher:
Saluran yang digunakan untuk mengalirkan minyak yang tercecer di area SPBU kedalam
tempat penampungan.
Instalasi sumur pantau: Sumur pantau dibutuhkan untuk memantau tingkat polusi
terhadap air tanah di sekitar bangunan SPBU yang disebabkan oleh kegiatan usaha
SPBU.
Saluran bangunan/drainase sesuai dengan pedoman PT. Pertamina.
Sistem Keamanan:
Memiliki pipa ventilasi tangki pendam
Memiliki ground point/strip tahan karat
Memiliki dinding pembatas/pagar pengaman
Terdapat rambu-rambu tanda peringatan.
Sistem Pencahayaan:
SPBU memiliki lampu penerangan yang menerangi seluruh area dan jalur pengisian
BBM
Papan penunjuk SPBU sebaiknya berlampu agar keberadaan SPBU mudah dilihat
oleh pengendara.
Peralatan dan kelengkapan filling BBM sesuai dengan standar PT. Pertamina berupa:
Tangki pendam; Pompa dan Pulau pompa.
Duiker, dibutuhkan sebagai saluran air umum di depan bangunan SPBU
Sensor api dan perangkat Pemadam kebakaran
Lambang PT. Pertamina
Generator
Fasilitas umum:
Toilet
Lahan parkir.
Instalasi listrik dan air yang memadai
Rambu-rambu standar PT. Pertamina:
Dilarang merokok
Dilarang menggunakan telepon seluler
Jagalah kebersihan
Tata cara penggunaan alat pemadam kebakaran.
4.2 Pembahasan Aspek-aspek
1. Aspek Pasar
a) Produk
Nama Produk : SPBU
Kualitas Produk : Produk utama yang ditawarkan pada SPBU adalah tipe C
b) Spesifikasi Produk
• Desain SPBU sesuai standar PT. Pertamina
• Kanopi SPBU disesuaikan dengan PT. Pertamina
• Panduan untuk pump island harus disesuaikan PT. Pertamina
• Sirkulasi atau jalur masuk dan keluar harus sesuai antrian
• Dilengkapi fasilitas pendukung, yaitu: toilet, ATM Center, Minimarket.
c) Market potensial
Menurut publikasi BPS pada tahun 2013 jumlah penduduk di daerah Minahasa Selatan yaitu
200.072 jiwa dan di kota Manado 419.596 jiwa. Sedangkan penerbitan STNK baru untuk
Ranmor baru mencapai 60.680 unit dan penerbitan BPKB baru untuk Ranmor baru mencapai
58.799 unit.
d) Analisis Peluang
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada lokasi SPBU ini sangat strategis, hal tersebut
dikarenakan berada dijalan trans sulawesi yang merupakan jalan utama yang menghubungkan
kota-kota yang ada di pulau Sulawesi untuk mengisi bahan bakar. Selain itu lokasi SPBU yang
lain letaknya cukup jauh diantaranya :
• SPBU Tateli
• SPBU Amurang
e) Harga
Metode penetapan harga untuk SPBU disesuailan dengan harga BBM dari pemerintah.
f) Promosi
Promosi dilakukan atas kerjasama Pertamina Pasti Pas yaitu pada website Pertamina dan PT. Jasa
Marga berupa rambu-rambu yang dipasang 500 meter dan 100 meter sebelum lokasi. Serta
memasang pemberitahuan telah dibukanya SPBU di beberapa media sosial.
g) Strategi Pemasaran
SPBU ini menyediakan fasilitas yang cukup lengkap dengan menawarkan pembayaran dengan
easy pay (kredit card,debit,flash), ATM center sehingga pengendara akan mendapatkan
kenyamanan dan kemudahan dalam pengisian BBM.
h) Analisis SWOT
Identifikasi SWOT pada suatu proyek perlu dilakukan agar dapat ditentukan strategi proyek
berdasarkan hasil analisis SWOT tersebut. Dalam analisis SWOT kita dapat menilai faktor-faktor
apa saja yang memiliki pengaruh terhadap pengembangan suatu proyek pada lokasi tertentu.
Faktor yang menjadi keunggulan harus dioptimalkan, sedangkan yang menjadi kelemahan harus
dapat diatasi/dieliminasi agar tidak dapat memberikan pengaruh buruk.
Faktor Internal
Variabel internal yang penting Bobot Rating B x R
Kekuatan
Mempunyai fasilitas (ATM center, toilet) 0.10 3 0.30
Menerapkan standarisasi pelayanan yang baik 0.15 4 0.60
Mempunyai layanan easy pay 0.15 4 0.60
Merupakan SPBU pasti pas 0.20 4 0.80
Kelemahan
Modal yang cukup besar 0.15 2 0.30
Lokasi tidak terlalu luas 0.10 1 0.10
Rawan terjadi antrian 0.15 2 0.30
Total 1.00 3.00
Faktor Eksternal
Variabel eksternal yang penting Bobot Rating B x R
Peluang
Lokasi yang strategis 0.20 4 0.80
Mendapatkan dukungan dari pertamina, baik
dari aspek teknis maupun pemasaran
0.15 4 0.60
Pangsa pasar sudah jelas dan berpotensi
tinggi
0.15 4 0.60
Produk yang dijual merupakan kebutuhan
masyarakat
0.15 4 0.60
Ancaman
SPBU pesaing menawarkan kualitas yang
sama baik
0.15 2 0.30
Suplai BBM dari pertamina yang terhambat
dan bisa mengakibatkan kekosongan BBM
di SPBU
0.18 2 0.36
Bencana Alam 0.02 2 0.04
Total 1.00 3.60
Untuk mencari koordinatnya, dapat dicari dengan cara sebagai berikut:
Koordinat Analisis Internal
(Skor total Kekuatan – Skor Total Kelemahan) : 2 = ( 2.30 – 0.70 ) : 2 = 0,8
Koordinat Analisis Eksternal
(Skor total Peluang – Skor Total Ancaman) : 2 = (2,90 – 0.70 ) : 2 = 1,1
Jadi titik koordinatnya terletak pada (0,8 ; 1,1)
(0,8 ; 1,1)
j) Keputusan Strategi
Sebagai SPBU yang perlu diperhatikan adalah kualitas pelayanan pada SPBU itu sendiri.
Berdasarkan diagram pada gambar dapat dilihat bahwa strategi yang dominan akan digunakan
dalam proyek SPBU ini adalah kuadran S-O dan strategi yang ditempuh adalah :
• Terus menjaga kualitas pelayanan terhadap konsumen
• Berusaha untuk menjaga kualitas BBM yang dijual
• Memberikan tingkat keamanan yang tinggi
• Memberikan gratis pengisian angina
2. Aspek Teknis dan Teknologi
Aspek teknis adalah satu aspek yang berhubungan dengan proses pembangunan proyek secara teknis dan
pengoperasiannya setelah proyek tersebut selesai dibangun.
a) Lokasi SPBU
Lokasi SPBU rencananya akan ditempatkan di jalan trans Sulawesi desa Tambala kecamatan
Tombariri. Lokasi yang dipilih untuk SPBU sangat strategis karena berada dijalan utama trans
Sulawesi. Penentuan atau pemilihan lokasi adalah penting, karena mempengaruhi kedudukan
perusahaan dalam persaingan, dan kelangsungan hidupnya. Penentuan lokasi juga harus
mempertimbangkan kemungkinan ekspansi. Tujuan penentuan lokasi adalah agar perusahaan
dapat beroperasi dengan lancar, efektif dan efisien. Penentuan lokasi memperhatikan faktor biaya
produksi & biaya distribusi barang yang dihasilkan & faktor lokasi sangat penting untuk
menurunkan biaya operasi.
Variable primer penentuan lokasi proyek :
Lokasinya strategis mengingat belum adanya SPBU di daerah desa Tambala.
Pangsa pasar menjanjikan, karena banyaknya kendaraan yang melintasi jalan tersebut.
Merupakan jalur penghubung
Tenaga kerja bisa diperoleh
Variabel sekunder penentuan lokasi pabrik :
Masyarakat sekitar bisa mendapatkan harga BBM sesuai standar pemerintah
Mengembangkan pengetahuan di bidang entrepeneurship
b) Layout
Layout yang digunakan pada bisnis SPBU ini adalah layout fungsional atau layout process.
Karena dalam layout fungsional ini, mesin-mesin dan peralatan yang mempunyai fungsi yang
sama dikelompokkan dan ditempatkan dalam satu ruang/tempat tertentu.
c) Pemilihan jenis teknologi
Dengan mempertimbangkan pemilihan mesin dan mempertimbangkan kemungkinan adanya
teknologi lanjutan sebagai akibat keusangan mesin. Pemilihan jenis teknologi berdasarkan
standar dari PERTAMINA.
3. Aspek Manajemen dan Sumber Daya Manusia
Pada pembangunan SPBU ini yang terlibat antara lain :
Owner adalah pihak pemilik proyek yang mempunyai rencana untuk membangun SPBU ini yaitu
kelompok.
Leaders adalah pihak yang akan memberikan bantuan modal dengan bunga yang telah disepakati.
Leader harus mengetahui apakah proyek yang akan dibangun layak atau tidak, dengan melihat
cash inflow, pengembalian pinjaman yang diajukan pihak peminjam, leader disini yaitu bank
BRI.
Asuransi adalah pihak yang akan menjamin keberlangsungan proyek pada tahap konstruksi.
Pihak asuransi akan mengganti semua kerugian yang mungkin terjadi selama pelaksanaan proyek,
sesuai dengan kesepakatan yang dibuat pada tahap perencanaan proyek antara pihak asuransi dan
investor. Untuk proyek SPBU ini yang bertindak sebagai pihak asuransi adalah PT Jasindo.
Kontraktor adalah pihak pelaksana konstruksi yang ditunjuk oleh pemilik modal melalui
mekanisme tender, yang bertanggung jawab melaksanaan semua lingkup pekerjaan sesuai dengan
perjanjian yang terdapat dalam dokumen kontrak, yaitu .
Konsultan adalah pihak perencana dan pengawas yang ditunjuk oleh pemilik modal untuk
membuat suatu desain dengan konsep yang menarik tentang produk yang akan dipasarkan,
membuat estimasi biaya tentang produk tersebut, serta melaksanakan pengawasan terhadap
pelaksanaan konstruksi dari pihak kontraktor. Yang bertindak sebagai konsultan adalah CV.
Kompetitor adalah pihak pesaing yang memiliki bidang usaha yang sama dengan proyek yang
akan dibangun. Pihak pesaing dalam proyek ini adalah : SPBU Tateli dan SPBU Amurang.
Regulator adalah pihak yang membuat dan megeluarkan peraturan dengan tata cara suatu
wilayah, termasuk penempatan suatu tempat usaha.pihak regulator disini : pemerintah kota
Manado.
Pihak lainnya adalah pertamina sebagai pemilik brand yang akan digunakan dan juga sebagai
penyuplai BBM, teknologi dan penetapan standar-standar pengoperasian SPBU.
Struktur Organisasi
Job description
1. Direktur Utama
Direktur utama
Manajer keuangan
Bendahara 1 Bendahara 2
Manajer Operasional
Kepala Karyawan 1
Kepala Karyawan 2
Kepala Shift 1
Kepala Shift 2
Ringkasan pekerjaan : sebagai pemilik juga sekaligus memimpin, mengontrol dan
mengkoordinasikan semua hal yang berkaitan dengan perusahaan baik dalam lingkup internal
maupun eksternal perusahaan.
Tugas dan tanggung jawab ;
Menerima laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen keuangan serta melakukan evaluasi
yang diperlukan demi mencapai keuntungan yang lebih maksimal.
Menerima laporan dari manajer operasional terhadap operasional yang telah dilakukan, serta
memberikan beberapa rekomendasi dan saran-saran untuk mencapai efektivitas dalam
pelaksanaan operasional.
Memberikan intruksi bila terjadi kesalahan terhadap seluruh anggota.
2. Manajer Keuangan
Tanggung jawab kepada : direktur utama
Ringkasan pekerjaan : mengontrol dan mengkoordinasikan tentang pelaksanaan keuangan pada
operasional SPBU.
Tugas dan tanggung jawab :
Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan financial
Menerima dan menyetujui laporan keuangan dari bendahara 1 dan 2
Melaporkan pelaksanaan keuangan kepada direktur utama
Mengkonsultasikan permasalahan bidang keuangan dengan direktur utama untuk optimasi
kinerja keuangan
3. Manajer Operasional
Tanggung jawab kepada : direktur utama
Ringkasan pekerjaan : mengontrol dan mengkoordinasikan tentang pelaksanaan operasional
SPBU
Tugas dan tanggung jawab :
Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan operasional dan marketing perusahaan
Menerima laporan pelaksanaan operasional dari kepala karyawan 1 dan 2
Melaporkan pelaksanaan operasional perusahaan kepada direktur utama
Mengkonsultasikan permasalahan bidang operasional dengan direktur utama dalam
mengoptimasi kinerja operasional.
4. Bendahara 1
Tanggung jawab : manajer Keuangan
Ringkasan pekerjaan : mengatur dan bertanggung jawab terhadap sirkulasi keuangan
perusahaan yang tertuju kepada fasilitas utama SPBU (pengisian BBM)
Tugas dan tanggung jawab :
Mengurusi urusan pembayaran kepada pihak pertama dan juga pemasukan dari penjualan
BBM
Membuat laporan keuangan untuk suatu periode tertentu sesuai permintaan pihak
perusahaan
5. Bendahara 2
Tanggung jawab kepada : manajer keuangan
Ringkasan pekerjaan : mengatur dan bertanggung jawab terhadap sirkulasi keuangan
perusahaan yang tertuju kepada fasilitas tambahan di SPBU dan juga keuangan karyawan.
Tugas dan tanggung jawab ;
Mengurusi pembayaran mini café
Mengatur pengeluaran untuk gaji karyawan
Membuat laporan keuangan untuk suatu periode tertentu, sesuai permintaan pihak
perusahaan
6. Kepala karyawan 1
Tanggung jawab kepada : manajer operasional
Ringkasan pekerjaan : mengatur jalannya operasional karyawan yang berhubungan dengan
kebersihan, keamanan dan kenyamanan.
Tugas dan tanggung jawab :
Memonitor kerja dari karyawan, kebersihan dan keamanan
Melakukan pembenahan terhadap kinerja karyawan, kebersihan dan keamanan.
7. Kepala Karyawan 2
Tanggung jawab kepada : manajer operasonal
Ringkasan pekerjaan: Mengatur dan mengontrol pelaksanaan pekerjaan operator SPBU
menjadi 2 shift.
tugas dan tanggung jawab:
Mengatur pembagian karyawan untuk setiap pekerjaan yang berkaitan dengan operator
SPBU.
Mengontrol kinerja pelaksana kepala shift.
8. Kepala shift
Tanggung jawab kepada : kepala karyawan
Ringkasan pekerjaan : Mengatur kinerja operator SPBU
Tugas dan tanggung jawab :
Melakukan pengawasan terhadap kerja operator SPBU
Melakukan peningkatan terhadap pelayanan operator SPBU
4. Aspek Hukum
Berikut ini merupakan persyaratan umum untuk mendirikan SPBU dari PT. Pertamina :
Warga Negara Indonesia.
Memiliki modal berupa :
- Penguasaan atau kepemilikan lahan untuk lokasi SPBU*.
- Modal investasi pembangunan SPBU dan operasionalnya**.
Bersedia mengikat perjanjian dengan Pertamina.
Bersedia mengelola dan mengendalikan SPBU sesuai standar PERTAMINA.
(Menyertakan bukti-bukti kepemilikan atau penguasaan atas lahan yang ditunjukkan
melaluiSertifikat Tanah, Surat Kontrak, dan dokumen pendukung lainnya** Menyertakan bukti-
bukti ketersediaan modal investasi dan operasional berupa fotocopy sertifikat deposito (dilegalisir),
giro, ataupun fotocopy dokumen pendukung lainnya.)
Prosedur tahap awal yang akan dilakukan :
Melakukan pengisian aplikasi formulir.
Menyertakan dokumen pendukung melalui surat. Adapun dokumen yang dibutuhkan :
a) Fotocopy KTP (Perorangan), Akte Pendirian Perusahaan (PT) atauAkte Pendirian
Koperasi (Koperasi).
b) Surat Keterangan dan Catatan Kepolisian.
c) Surat Keterangan dari PEMDA tentang peruntukan tanah lokasi.
d) Curriculum Vitae (Biodata)
5. Aspek Keuangan
a) Time Line Assumption
Waktu awal proyek 2015Jangka waktu kontruksi 1 tahunWaktu akhir proyek 2016Life time proyek 15 tahunWaktu akhir proyek 2031
b) Project Overview
Lokasi Kec. TambalaLuas lahan 3000 m2
Luas bangunan ±1100 m2
c) Perkiraan Biaya investasi dan operasional
Investasi yang dimiliki yaitu modal awal hanya sebesar Rp 1.500.000.000, sedangkan untuk
biaya pembangunan proyek adalah sekitar Rp 3.000.000.000, meliputi konstruksi dan sarana
penunjang. Oleh karena itu dilakukan peminjaman bank sebesar 60% dari nilai.
Penjualan komposisi kendaraan dari PERTAMINA sebagai berikut :
Pertamax = Rp 8.520 dijual Rp 8.800 Premium = Rp 6.520 dijual Rp 6.800 Solar = Rp
Mekanisme bisnis SPBU yaitu pihak Pengusaha/Pengelola SPBU harus terlebih dahulu
melakukan pembayaran/penebusan Delivery Order(DO) ke PT PERTAMINA kemudian barulah
Bahan Bakar Minyak(BBM) dikirim melalui Perusahaan transportir Rekanan PT PERTAMINA
menuju SPBU dan proses ini biasanya memakan waktu antara 1(satu) hingga 3(tiga) hari
sehingga ada baiknya pengelola SPBU dapat mengantisipasinya dengan menyiapkan cadangan
BBM secukupnya agar intensitas penjualan tidak tersendat/terganggu. Adapun keuntungan unit
Usaha SPBU ditentukan oleh perusahaan induknya PT PERTAMINA selaku franchiesor yaitu
untuk SPBU Standard dengan profit margin Rp 240; (dua ratus empat puluh rupiah) per liternya
sedangkan untuk SPBU Way yang telah menerapkan program SPBU Pastipas maka Profit
marginnya adalah Rp 280; (dua ratus delapan rupiah) per liternya. Sehingga untuk
merencanakan prospek usaha SPBU ini maka Pengusaha/calon Pengusaha SPBU perlu memilih
lokasi yang strategis serta menyeleksi/merekrut manager pengelola dan tenaga pelayanan yang
berpenampilan baik jujur dan terampil guna menunjang besaran volume omzet penjualan dengan
demikian maka diharapkan terjadi percepatan BEP (Break Evet Point) yaitu nilai Investasi yang
telah ditanamkan dapat segera kembali yangmana idealnya adalah kurang dari 10 (sepuluh)
tahun sudah kembali modal. Dan sebagai gambaran umum dibawah ini kami berikan ilustrasi
Perhitungan Harga Pokok Penjualan unit Usaha SPBU.
Perhitungan investasi awal :
Harga beli mesin fuel dispenser @Rp 25.000.000 x 3 RP 75.000.000
Tangki pemadam RP 150.000.000
Biaya pemasangan Rp 50.000.000 (+)
Rp 275.000.000
Biaya lain-lain :
Pembangunan toilet, mini cafe Rp 250.000.000
Pemasangan wifi untuk mini cafe Rp 5.000.000
Pembangunan taman RP 30.000.000
Pembelian rambu peringatan Rp 10.000.000
Pembelian alat pemadam kebakaran RP 4.000.000
Lisensi PASTI PAS RP 1.000.000.000
Pembelian BBM(utk 1bln 100000 l x 4350) Rp 435.000.000
Biaya gaji 1bulan Rp 50.000.000
Pembelian equipment PERTAMINA Rp 75.000.000
Biaya listrik, air 1bulan Rp 10.000.000
Biaya pembelian ATK(komputer,meja,buku) Rp 20.000.000
Rp 2.315.400.000
Rp 2.342.900.000
Sumber dana :
Modal sendiri (UB) RP 1.000.000.000
Utang Bank Rp 1.500.000.000 (+)
Rp 2.500.000.000
6. Aspek Sosial Ekonomi
1. Aktivitas SPBU tidak mengganggu keamanan dan kenyamanan masyarakat
2. Pengolahan limbah diatur sedemikian rupa dengan dibuatnya sumur pantau, saluran
drainase.
3. Mengurangi pengangguran masyarakat pada umumnya.
4. Mendapatkan harga BBM yang lebih murah sesuai dengan standar pemerintah
dibandingkan jika membeli di pedagang eceran.
5. Memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam mendapatkan BBM.
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan aspek-aspek yang dianalisis pada studi kelayakan bisnis ini yaitu: Aspek pasar, aspek
teknis, aspek manajemen, aspek hukum, aspek keuangan dan aspek social-ekonomi, maka berikut ini
beberapa kesimpulan dari kelompok:
Berdasarkan data BPS jumlah penduduk di daerah Minahasa Selatan yaitu 200.072 jiwa dan di kota
Manado 419.596 jiwa. Sedangkan penerbitan STNK baru untuk Ranmor baru mencapai 60.680 unit dan
penerbitan BPKB baru untuk Ranmor baru mencapai 58.799 unit. Oleh karena itu, sangat potensial untuk
mendapatkan pangsa pasar yang besar dari jumlah tersebut. Dengan mempertimbangkan kekuatan dan
kelemahan dilakukan analisis SWOT dan didapatkan hasil bahwa SPBU ini layak dibangun.
Kerja sama investor dengan Pertamina didukung dengan persediaan BBM dan menggunakan teknologi
yang sesuai standar. Aspek manajemen yang meninjau pembangunan proyek, analisis stakeholders,
struktur organisasi, job analysis dan job description, prosese recruitment dan seleksi maka dari sisi
manajemen dinyatakan layak. Selanjutnya pembangunan SPBU ini memberikan manfaat baik bagi
masyarakat pada umumnya maka didapat analisis yang menunjukkan bahwa SPBU ini layak dibangun.