iii
PROSE PEMBELAJARAN KERAJINAN ANYAMAN MENGGUNAKAN
BAHAN BAMBU PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BURAU
KABUPATEN LUWU TIMUR
SKRIPSI
M.HARITSA SUTRISMAN
10541067213
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Seni RupaFakultas Keguruan dan
Ilmu PendidikanUniversitas Muhammadiyah Makassar
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
iv
v
vi
MOTTO
“ Setiap hari langkah kehidupan begitu cepat, seperti pembalap yang sedang berebut dan menjadi nomor satu. Akan tetapi, yang menjadi terakhir bukanlah yang terburuk”.
(M.Haritsa Sutrisman)
Kupersembah karya ini untuk kedua orangtuaku
yang tercinta sebagai tanda syukur dan ungkapan terima kasih atas semua perjuangan,
kasih sayang , cinta yang tulus, pengorbanan serta doa
yang selama ini dilakukannya demi
kebahagiaan dan cita-citaku.
vii
ABSTRAK
M.Haritsa Sutrisman, 2020. Proses Berkarya Mengunakan Bahan Bambu pada
siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Burau Kabupaten Luwu Timur”. Skripsi.
Dibimbing oleh Irsan Kadir dan Yabu M.. Program Studi Pendidikan Seni Rupa
Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Muhamadiyah Makassar.
Penelitian ini bertujuan: 1) Untuk mendeskripsikan proses berkarya
kerajinan anyaman dengan menggunakan bahan bambu bagi siswa kelas VII SMP
Negeri 1 Burau Kabupaten Luwu Timur. Jenis penelitian ini adalah Penelitan
Tindakan Kelas. Pengambilan sampel sumber data dilakukan dengan mengadakan
pengamatan langsung terhadap objek, teknik pengumpulan data, atau gambar
dengan menggunakan kamera jenis Digital Single Lens Reflex (DSLR). Dengan
kriteria: 1) Guru Seni Budaya SMP Negeri 1 Burau, 2) Siswa Kelas VII SMP
Negeri 1 Burau). Jumlah informan sebanyak 2 orang 1 guru, dan 1 siswa. Teknik
pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Proses analisis ini dimulai dengan membaca, mempelajari, dan menelaah seluruh
data dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi kemudian diperiksa
kembali sehingga lengkap dan benar. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
di SMP Negeri 1 Burau Pada Siswa Kelas VII adalah: Pada pertemuan pertama,
Pembelajaran ini melalui beberapa tahapan, yaitu kegiatan perencanaan, kegiatan
pelaksanaan, dan kegiatan evaluasi. Pada kegiatan perencanaan, guru
mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, Tahap selanjutnya
adalah kegiatan pelaksanaan, dimana tahap ini, hal yang dilakukan guru yaitu
pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Hasil kriya menggunakan bahan bambu
untuk menganyam, adalah nilai rata-rata siswa kelas VII SMP Negeri 1 Burau
sudah termasuk kategori baik. Selain guru yang memberikan nilai, peneliti juga
memberikan nilai untuk mengetahui bagaimana hasil pembelajaran seni kriya
menggunakan bahan bambu untuk menganyam yaitu nilai rata-rata siswa kelas
VII SMP Negeri 1 dalam hasil pembelajaran kerajinan seni kriya menggunakan
bahan bambu yaitu termasuk kategori baik. Aspek-aspek penilaian karya yang
digunakan oleh guru dan peneliti yaitu ide, kreativitas, teknik dan karakteristik,
dan hasil karya. Karya kerajinan anyaman bambu yang dibuat oleh siswa kelas
VII di SMP Negeri 1 Burau adalah, tapisan beras, wadah besar dan wadah kecil,
serta kipas.
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji milik Allah SWT. Yang maha mengatur lagi maha bijaksana,
yang maha penyayang lagi maha dermawan, Tuhan semesta alam. Shalawat dan
salam tetap terlantun bagi kekasih-Nya Muhammad SAW. Serta keluarga yang
mulia, sahabatnya tercinta dan pengikutnya yang setia hingga akhir zaman
member rahmat,taufik dan hidayahnya sehngga skripsi yang berjudul “PROSES
BERKARYA SENI KRIYA MENGGUNAKAN BAHAN BAMBU PADA
SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 BURAU KABUPATEN LUWU
TIMUR ” dapat diselesaikan dengan baik. Tulisan ini diajukan sebagai syarat
yang harus dipenuhi guna memperoleh gelas Sarjana Pendidikan Pada Program
Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Skripsi ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua seiring sujud dan
terima kasih kepada kedua orang tua tercinta. Ayahanda Karim dan Ibunda
tersayang Nurhayati, yang tidak pernah sedikit pun melewatkan hidupnya untuk
mencurahkan pikiran, semangat, kasih saying dan do’anya yang begitu tulus
elama ini hingga selesainya studi. Serta yang sangat berjasa dalam kehidupan
penulis yang tidak dapat diuraikan satu persatu dan sentiasa menyertai dengan
do’a.
ix
Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis banyak mengalami kesu;itan.
Namun berkat ketulusan hati, keberanian, bimbingan, motivasi, serta bantuan dari
berbagai pihak sehingga karya ini dapat tercipta. Terciptanya karya tulis ini tidak
terlepas dari dukungan berbagai pihak, oleh karena itu dengan penuh rasa hormat
penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada:
1. Dra. Sukmawati dan Drs. Risman, selaku kedua orangtuaku tercinta yang
tiada henti mendoakan, menasehati, mendukung, dan selalu menyemangati
dalam setiaplangkah mengejar impian, dan keempat saudaraku yang selalu
memberikan nasehat dan dukungannya.
2. Dr.H. Irwan Akib, M.pd., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar.
3. Dr. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Andi Baetal Mukaddas, S.Pd,M.Sn, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Seni Rupa Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah membimbing dan memberikan arahan
selama dalam proses perkuliahan, dan telah memudahkan penulis dalam
segala hal pengurusan yang berkaitan dengan administrasi.
5. Makmum, S.Pd., M.Pd. Sekretaris Program Studi Pendidikan Seni Rupa
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Makassar.
6.
x
7. Drs. Yabu M., M.Sn, selaku Pembimbing 1, dan Irsan Kadir S.Pd.,M.Pd,
selaku Pembimbing II, yang telah meluangkan waktunya dalam membimbing,
menasehati, memberikan arah, motivasi, dan masukan selama proses
menyelesaikan skripsi ini.
8. Seluruh Dosen dalam lingkup Prodi Pendidikan Seni Rupa, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang
telah memberikan pelayanan akademik selama penulis mengikuti proses
perkuliahan.
9. Wayan Sudarsana, S.Pd.,M.Pd, selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Burau
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan
penelitian serta keluarga besar SMP Negeri 1 Burau yang telah memberikan
bantuan dan dukungan selama penulis melakukan penelitian hingga selesai.
10. Teman-teman seperjuanagn angkatan 2013 Program Studi Pendidikan Seni
Rupa yang tidak sempat saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas
kebersamaannya serta aman dan sumbangsinya semoga persaudaraan kita
tetap terajut untuk selamanya.
Semua hal yang terdapat didalam skripsi ini merupakan hasil kerja keras
yang telah dilakukan semaksimal mungkin. Semoga dapat bermanfaat bagi
pembaca dan pada umumnya dan khususnya pada penulis sendiri. Aamiin.
akassar,15 Agustus 2020
M.Haritsa Sutrisman
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... v
MOTTO............................................................................................................ vi
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
LAMPIRAN ..................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2 C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 3 D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. TinjauanPustaka ................................................................................... 4 1. Pengertian Kerajinan Anyaman ..................................................... 4 2. Macam- Macam Anyaman ............................................................. 7 3. Teknik Menganyam ....................................................................... 9 4. Pengertian Bambu .......................................................................... 11
B. Kerangka Pikir ..................................................................................... 12
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Lokasi Penelitian .................................................................. 14 B. Variabel Penelitian ............................................................................... 15 C. Langkah-langkah Penelitian ................................................................. 15 D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 17 E. Teknik Analisis Data ............................................................................ 20 F. Instrumen Penelitian............................................................................. 21
xii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .................................................................................... 22
1. Pembelajaran Seni Budaya Secara Umum ...................................... 22
2. Proses Pembelajaran Seni Kriya Anyaman Dengan Menggunakan
Bambu ............................................................................................. 24
3. Hasil Pembelajaran Seni Kriya Menggunakan Bahan Bambu ........ 36
B. Pembahasan ........................................................................................ 45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................ 48
B. Saran ...................................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 50
RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... 67
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Anyaman Mengkuang .................................................................. 7
Gambar 2.2 Anyaman Pandan.......................................................................... 7
Gambar 2.3 Anyaman Bambu .......................................................................... 8
Gambar 2.4 Anyaman Rotan ............................................................................ 8
Gambar 2.5 Anyaman Kertas ........................................................................... 8
Gambar 2.6 Teknik Menganyam...................................................................... 9
Gambar 2.7 Kerangka Pikir.............................................................................. 13
Gambar 2.8 Skema Desain Penelitian .............................................................. 17
Gambar 4.9 Alat dan Bahan ............................................................................. 26
Gambar 4.10 Guru Memerikan Materi I .......................................................... 28
Gambar 4.11 Guru Memerikan Materi II ......................................................... 30
Gambar 4.12 Persiapan Alat dan Bahan .......................................................... 31
Gambar 4.13 Guru Memberikan contoh Menganyam ..................................... 31
Gambar 4.14 Proses Menganyam .................................................................... 32
Gambar 4.15 Guru Mengecek Keaktifan Siswa ............................................... 32
Gambar 4.16 Siswa Mengamati Hasil Karya ................................................... 33
Gambar 4.17 Hasil Kerajinan Anyaman Bambu.............................................. 34
Gambar 4.18 Wadah......................................................................................... 37
Gambar 4.19 Tapisan Beras ............................................................................. 38
Gambar 4.20 Tikar Kecil.................................................................................. 39
Gambar 4.21 Tempat Perhiasan ....................................................................... 41
Gambar 4.22 Tempat Tissue ............................................................................ 41
Gambar 4.23 Kipas........................................................................................... 42
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Format Observasi ............................................................................. 19
Tabel 3.2 Instrumen Penilaian Sni Kriya Bambu............................................. 21
Tabel 4.1 Nilai Kelompok Merah .................................................................... 38
Tabel 4. 2 Nilai Kelompok Putih ..................................................................... 39
Tabel 4. 3 Nilai Kelompok Hijau ..................................................................... 40
Tabel 4. 4 Nilai Kelompok Biru ....................................................................... 41
Tabel 4. 5 Nilai Kelompok Kuning .................................................................. 42
Tabel 4. 6 Nilai Kelompok Hitam .................................................................... 43
Tabel 4.7 Kriteria Penilaian Hasil Karya Siswa............................................... 44
Tabel 4.8 Rentang Nilai ................................................................................... 44
Tabel 4.9 Hasil Evaluasi Pembelajaran Seni Kriya Menggunakan Bahan
Bambu Oleh Guru .............................................................................. 45
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dengan otonomi pendidikan di sekolah diikuti dengan perkembangan
otonomi daerah, maka sudah saatnya sekolah khususnya sekolah Menengah
Pertama (SMP) menggalakkan pembelajaran termasuk di dalamnya pembelajaran
mata pelajaran prakarya yang didukung oleh potensi alam lingkungan sekitarnya.
Ini dimaksudkan selain bertujuan untuk menumbuhkan kreativitas dan
keterampilan siswa sesuai tujuan intruksional bidang studi, Seni Budaya,
sekaligus dalam rangka memberdayakan potensi sekolah melalui penelitian proses
berkarya kerajinan anyaman dengan menggunakan bahan bambu.
Berbagai macam kekayaan budaya dan kerajinan tangan, dapat dijadikan
materi ajar atau suatu sarana prasarana dalam proses pembelajaran di sekolah
dengan baik, terutama di sekolah Menengah Pertama (SMP). Dengan demikian
pemanfaatan kekayaan alam dan pengembangan kreativitas siswa dapat berjalan
dengan baik.
Khusus untuk seni rupa dengan keterbatasan keterampilan pendidik, siswa
hanya dilatih dalam keterampilan menggambar saja, tanpa memperhatikan
sebenarnya masih banyak karya seni rupa lain yang dapat dipelajari. Di samping
itu, keterbatasan alat menjadi salah satu alasan yang tidak dapat dihindari dalam
pembelajaran seni khususnya seni rupa. Sangat disayangkan apabila pendidik
2
tidak dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan dalam berkesenian
secara maksimal. Dengan kata lain, Guru perlu mengembangkan kompetensinya
Namun dewasa ini seiring dengan adanya permasalahan tersebut, tidak
sedikit pula sekolah yang merancang dan memberikan pembelajaran seni yang
menarik dan menyenangkan, sehingga dapat mengasah dan mengembangkan
keterampilan siswanya dalam bidang seni.
Pembelajaran kerajinan anyaman bambu di SMP sebagaimana yang
tercantum dalam silabus telah sesuai dengan kondisi yang ada di sekolah, Dalam
penetapan tersebut diharapkan (1) Siswa mengetahui jenis bahan kerajinan yang
digunakan, (2) mengetahui kualitas produk anyaman bambu, serta (3) mampu
mengeluarkan ide dan gagasan dalam pembuatan kerajinan.
Kerajinan anyaman bambu berpotensi diajarkan di sekolah tersebut,
Karena selain bahan kerajinan yang mudah dijangkau dan didapatkan, juga
didukung oleh penetapan silabus mata pelajaran prakarya siswa kelas VII.
Oleh karena itu, diharapkan pembelajaran prakarya khususnya kerajinan
anyaman bambu dapat dioptimalkan dan berjalan dengan baik. Itulah alasan
mengapa penelitian ini perlu dilaksanakan di SMP Negeri 1 Burau Kabupaten
Luwu Timur.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi
pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah proses pembelajaran kerajinan anyaman menggunakan bahan
bambu bagi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Burau Kabupaten Luwu Timur?
3
2. Bagaimanakah Hasil Pembelajaran Kerajinan Ayaman Menggunakan Bambu
pada siswa kelas VII SMPN 1 Burau Kabupaten Luwu Timur?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka penelitin ini
bertujuan memperoleh data yang akurat, jelas dan benar atas masalah yang
dirumuskan di atas, maka tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Untuk mendeskripsikan proses berkarya kerajinan anyaman dengan
menggunakan bahan bambu bagi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Burau
Kabupaten Luwu Timur.
2. Untuk mengetahui Benda yang dihasilkan dari bambu siswa kelas VII SMPN
1 Burau Kabupaten Luwu Timur.
D. Manfaaat Penelitian
Jika tujuan ini dapat dicapai maka, maka hasil penelitian ini diharapkan
memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Tenaga pengajar, diharapkan dapat memberi bahan masukan untuk
meningkatkan kreativitas dalam seni kriya.
2. Siswa, dapat mengetahui proses berkarya kerajinan anyaman dengan
menggunakan bahan bambu bagi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Burau
Kabupaten Luwu Timur.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KARANGKA PIKIR
A. Tinjauan Pustaka
Pada dasarnya tinjauan pustaka merupakan landasan teoritis dan
menggunakan literatur yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan.
1. Materi pembelajaran kerajinan di SMP
Dalam silabus seni budaya kelas VII SMP materi pembelajaran diajarkan
pada semester I. Adapun kompetensi yang diharapkan dapat tercapai adalah:
a. Memahami dan menerapkan pengatahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
b. Mengolah, menyaji dan menalar dalam ramah konkret (menggunakan,
mengurai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,
membaca, menghitung, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
Sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang atau teori.
c. 2. Pengertian kerajinan anyaman
Kadjim (2011) menyatakan bahwa “Kerajinan berasal dari rajin, yaitu suka
dan giat bekerja,selalu berusaha, getot. Setelah menjadi kata kerja kerajinan maka
berarti jenis kesenian yang menghasilkan berbagai macam alat (perabotan dan
lain-lain) yang dikerjakan dengan tangan”. Ada pula pengertian kerajinan yang
lain yaitu hal yang berkaitan dengan buatan tangan atau kegiatan yang berkaitan
dengan barang yang dihasilkan melalui keterampilan tangan (kerajinan tangan),
5
Kerajinan yang dibuat biasanya dibuat dari berbagai bahan, Dari kerajinan ini
menghasilkan hiasan atau benda seni maupun barang pakai.
Kerajinan anyaman merupakan satu usaha atau kegiatan keterampilan
Masyarakat dalam pembuatan barang-barang dengan cara atau teknik susup
menyusup antara lunsing dan pakan. Menganyam pada dasaraya menyelipkan
secara pelan-pelan, di antaranya lusi-lusi. Lusi adalah bilah-bilah yang posisinya
membujur ke atas dan pakan yang melintang ke samping. Dengan memperhatikan
corak anyaman baik, langsung maupun melalui gambar, siapa pun bisa mencoba
menganyam, asal mengikuti ketentuan atau rumus pada setiap motif anyaman.
Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kerajinan
adalah hasil pekerjaan tangan yang bukan dilakukan dengan mesin melainkan
menggunakan tangan yang dibuat dengan penuh hati-hati dan menggunakan
bahan dan alat yang sederhana. Rosna, (2009: 9) menyimpulkan bahwa:
Anyaman adalah suatu kegiatan keterampilan masyarakat dalam
pembuatan barang dengan cara atau teknik susup menyusup, tindah menindih dan
saling lipat melipat antara lungsing dan pakan sehingga saling menguatkan antara
satu dengan yang lainnya.
Anyaman diartikan sebagai menganyam, mengatur (bilah daun pandan dan
sebagainya) tindih menindih dan silang menyilang (seperti pembuatan
tikar dan bakul) Anyaman adalah tenunan yang dibuat dari susunan
benang, bilaah, daun pandan dan sebagainya. Dengan tindih menindih,
silang menyilang atau dipersilangkan miring dari kiri ke kanan dan
kembali begitu seterusnya, sehingga didapat hasil anyaman (Rian
2007:12).
6
Menurut Graha dalam Susana Dai, (2009:8) bahwa “Menganyam
merupakan suatu kegiatan menjalin bahan yang berbentuk pita sehingga satu sama
lainnya saling kuat menguatkan dan karena tekniknya timbullah motif yang
berulang”.
Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa anyaman
merupakan keterampilan tangan dengan teknik susup-menyusup, tindih menindih
dan saling silang menyilang antara satu dengan yang lain.
Kerajinan anyaman pada umumnya memiliki lima jenis, yaitu:
1. Anyaman datar, dibuat datar pipih dan lebar. Jenis kerajinan ini banya
digunakan untuk tikar, dinding rumah tradisional, pembatas ruangan
dan lainnya.
2. Anyaman tiga dimensi, berwujud benda tiga dimensi sebuah produk
kerajinan ini telah berkembang bukan hanya berbentuk kerajinan
tradisional tetapi telah berkembang jenis produknya dan lebih bernilai
seperti sandal, kursi, tas lampu lampion, dan tempat atau wadah.
3. Makrame seni simpul menyimpul bahan hanya dengan keahlian tangan
dengan bantuan alat pengait yang fungsinya seperti jarum. Dalam seni
makrame, simpul menyimpul bahan merupakan teknik utama untuk
menciptakan sambungan dalam membentuk sebuah karya kerajinan.
Beberapa hasil kerajinan yang menggunakan teknik makrame seperti
taplak meja, mantel baju, keset kaki, dan souvenir.
4. Anyaman Rapat, disebut anyaman rapat karena irisan-irisan yang di
tata membujur maupun yang ditata menyilang dianyam secara rapat.
7
Secara garis besar anyaman rapat dibagi menjadi dua macam, yaitu
anyaman datar atau sasak, dan anyaman kepar atau serong.
5. Anyaman Hias Jarang. Anyaman hias jarang adalah anyaman yang
bisaa dijadikan bahan baku untuk membuat kap lampu, kipas, tas
tangan, dan keranjang.
3. Macam-Macam Kerajinan Anyaman
Gambar 2.1 Anyaman Mengkuang
Sumber :https://www.beatifulterangganu.com
Gambar 2.2 Anyaman Pandan
Sumber :https://www.kelanariau.blogspot.com
8
Gambar. 2.3 Anyaman Bambu
Sumber :https://www.indonesiaaya.com
Gambar. 2.4 Anyaman Rotan
Sumber :https://www.pesonarotan.com
Gambar. 2.5 Anyaman Kertas
Sumber :https://www.senibudaya.web.id
https://www.indonesiaaya.com/https://www.google.com/
9
4. Teknik Menganyam
Belahan bambu yang disediakan berjumlah dua kali bilangan genap,
misalnya satu bambu dibelah menjadi dua kemudian dua belahan bambu tersebut
dibagi menjadi empat hasilnya menjadi delapan, belahan-belahan tersebut diatur
sedemikian rupa sehingga membentuk bujur sangkar, Jika belahan bambu telah
mencapai ukuran yang dikehendaki,lengkungkanlah keatas dan tahanlah dengan
seutas tali, Setelah ditahan dengan tali, anyamlah irisan-irisan bambu yang sama
lebarnya dengan ukuran irisan bambu yang dijadikan kerangka kopiah keranjang,
Apabila sudah mencapai ketinggian yang dikehendaki, lipatlah sisa belahan mintu
kebawah dan selipkan pada anyaman yang sudah terbentuk.
Gambar.2.6 Tekhnik Menganyam
Sumber :https://www.anggrya lfandi.blogspot.com
Adapun teknik-teknik anyaman yaitu:
a. Anyaman Tunggal
Teknik anyaman tunggal adalah teknik dimana bambu dianyam satu-satu
(secara tunggal).Caranya, bambunya dianyam selangkah demi selangkah, satu
10
demi satu dengan memasukkannya secara menyilam.Teknik ini digunakan untuk
membuat benda-benda seperti saringan, nampang dan lain-lain.
b. Anyaman Bilik
Teknik anyaman bilik ini disebut juga teknik menganyam dua-dua.Bambo
dianyam dengan teknik menyilam secara berurutan dan bersamaan. Caranya,
bambo dianyam menyilam secara bergantian dari kiri dan dari kanan. Teknik
menganyam seperti ini biasanya digunakan membuat bilik dan nyiru.
c. Anyaman Teratai
Teknik anyaman teratai merupakan teknik menganyam bambu. Teknik ini
akan menghasilkan bentuk anyaman bambu secara artistik dan indah. Caranya,
bambo dibuat seperti kotak-kotak menyerupai kembang teratai dan dibuat blok-
blok di berbagai sisi. Teknik menganyam ini biasanya diterapkan buat membuat
bilik. Ini bertujuan agar bilik tampak lebih latif dan artistik.
d. Anyaman Bunga Cengkih
Teknik ini juga tergolong sulit seperti menganyam teratai. Anyaman yang
dihasilkan akan membentuk pola memanjang yang menyerupai kembang cengkih.
Teknik menganyam seperti ini biasanya dijumpai pada kipas, tolok, sangku, atau
benda anyaman lainnya.
e. Anyaman Tiga Sumbu
Teknik ini sama seperti anyaman bilik, hanya perlu di ingat bahwa pada
benda pipi, yaitu pakan dan lusi yang akan dianyam tersusun menurut tiga arah.
Teknik anyaman ini memberi peluang untuk memperoleh hasil anyaman tiga
11
sumbu jarang dan anyaman tiga sumbu rapat, sedangkan anyaman tiga sumbu
rapat dengan pola bentuk eksagonal (segi enam beraturan) atau belah ketupat.
f. Anyaman Empat Sumbu
Teknik anyaman ini berprinsip menyisip dan menumpangkan benda pipi
yaitu pakan dan lusi secara sama lainnya berbedah arah. Hanya saja benda pipi
berbedah arah disni makin banyak jumlahnya (empat buah sumbu). Jenis
anyaman sumbu termasuk jenis anyaman yang berlubang-lubang dengan bentuk
pola oktogonal (segi delapan beraturan).
5. Pengertian bambu
Nurhafitra (2017) diacu dalam Dransfield dan Widjaja (1995) mengatakan
“Bambutermasuk ke dalam famili Graminae, sub famili Bambusoidae dan
sukuBambu seae”.
Bambu biasanya mempunyai batang yang berongga, akar yang kompleks,
serta daunberbentuk pedang dan pelepah yang menonjol. Bambu adalahtumbuhan
yang batang-batangnya berbentuk buluh, beruas, berbuku-buku,berongga,
mempunyai cabang, berimpang, dan mempunyai daur buluh yang menonjol.
Kurz (1876) diacu dalam Dransfield dan Widjaja (1995) menyatakan
bahwa “Bambu merupakan salah satu sumberdaya alam tropis dengan sebaran
yang luas. Selain itu, bambu memiliki pertumbuhan yang cepat, mudah dibentuk,
dan telah digunakan secara luas oleh masyarakat Asia”.
Di Indonesia terdapat 10 jenis bambu yang cocok untuk dijadikan bahan
baku anyaman. Umur bambu yang paling baik untuk bahan baku anyamana dalah
ketika berumur 1-1,5 tahun. Bila bambu terlalu tua akan sulit untuk
12
diraut,sedangkan bila bambu terlalu muda akan mudah mengerut dan dimakan
bubuk.
Bahan bambu dikenal oleh masyarakat memiliki sifat-sifat yang baik
untuk dimanfaatkan, antara lain batangnya kuat, ulet, lurus, rata, keras, mudah
dibelah, mudah dibentuk dan mudah dikerjakan serta ringan sehingga mudah
diangkut. Selain itu bambu juga relatif murah dibandingkan dengan bahan
bangunan lain karena banyak ditemukan di sekitar pemukiman pedesaan.
Bambu dalam bentuk bulat dipakai untuk berbagai macam konstruksi
seperti rumah, gudang, jembatan, tangga, pipa saluran air, tempat air, serta alat-
alat rumah tangga. Dalam bentuk belahan dapat dibuat bilik, dinding atau lantai,
reng, pagar, kerajinan dan sebagainya. Beberapa jenis bambu akhir-akhir ini mulai
banyak digunakan sebagai bahan penghara industri supit, alat ibadah, serta barang
kerajinan, peralatan dapur, topi, tas, kap lampu, alat musik, tirai dan lain-lain.
B. Karangka Pikir
Salah satu unsur yang ikut menentukan di dalam keberhasilan
pembelajaran seni rupa adalah berkreasi seni kriya terapan. Banyak hal-hal yang
dapat dilakukan oleh seorang guru seni rupa agar siswanya dapat berkreasi seni
kriya dengan baik, sehingga tujuan pembelajaran yang dharapkan dapat tercapai.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran seni rupa siswa diharapkan mampu
berkreativitas dalam berkarya seni rupa. Dengan melihat beberapa konsep di atas
yang telah diuraikan pada tinjauan pustaka maka, dapat dibuatkan karangka atau
skema yang dijadikan sebagai karangka pikir sebagai berikut:
13
Gambar 2.7 Skema Karangka Pikir
Guru Seni Budaya (Seni Rupa)
Kajian Teori Seni
Anyaman Media Bambu
Praktik Berkarya Kerajinan
Anyaman Dengan
Menggunaan Bahan Bambu
Siswa Kelas VIII SMPN 1 Burau
Kabupaten Luwu Timur
Sekolah SMP Negeri 1 Burau
Kabupaten Luwu Timur
Hasil Karya-karya Kerajinan
Anyaman
Evaluasi Hasil Praktik Karya
Kerajinan Anyaman
Hasil Penelitian
14
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Lokasi Penelitian
Jenis Penelitian ini merupakan penelitian Tndakan Kelas untuk
mengetahui proses berkarya kerajinan anyaman dengan menggunakan bahan
bambu.
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Burau Kabupaten Luwu
Timur. Waktu penelitian dilakukan selama 2 bulan. Alasan memilih tempat
penelitian di Sekolah tersebut untuk mengetahui proses berkarya kerajinan
anyaman dengan menggunakan bahan bambu bagi siswa kelas VII SMPN Negeri
1 Burau Kabupaten Luwu Timur.
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah SMP Negeri 1 Burau yang terletak di
BonePute Kecamatan Burau Kabupaten Luwu Timur Provinsi Sulawesi Selatan.
Secara geografis sekolah ini terletak di Desa Bone Pute yang letaknya tidak jauh
dari jalan raya, namun sangat mudah untuk dijangkau dari segala arah melalui
banyak alat transportasi dan tidak membutuhkan waktu yang lama untuk
menempuh perjalanan.
SMP Negeri 1 Burau memiliki tenaga pendidik/guru sejumlah 33 orang
dan tenaga tata usaha sebanyak 3 orang. Dari jumlah 33 guru terdiri dari 17 guru
tetap (PNS), ada 8 guru honorer dan terdapat 8 orang Tata Usaha. SMP Negeri 1
Burau terdapat guru yang berkualifikasi ijazah S1/Akta IV, dan berkualifikasi
15
ijazah S2. Adapun jumlah keseluruhan siswa / peserta didik di SMP Negeri 1
Burau adalah 516 orang siswa, yang diantaranya laki-laki terdapat 246 siswa /
peserta didik, perempuan terdapat 253 siswa / peserta didik, dan rombongan
belajar terdapat 17 Siswa.
B. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah proses berkarya kerajinan anyaman
dengan menggunakan bahan bambu, dan bentuk yang dihasilkan dalam berkarya
pada siswa siswa kelas VII SMPN Negeri 1 Burau Kabupaten Luwu Timur.
C. Langkah-Langkah Penelitian
Adapun langkah yang akan ditempuh dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Melakukan observasi langsung terhadap guru dan siswa di kelas dalam
pembelajaran kerajinan anyaman yang tercantum dan sesuai dengan
silabus serta melakukan dokumentasi terhadap proses pembelajaran
Sekolah tersebut.
2. Melakukan wawancara terhadap guru yang bersangkutan sesuai dengan
instrument penelitian.
3. Menyatukan data yang sesuai dari hasil observasi di Sekolah, serta
melakukan pengolahan data sesuai dengan rumusan masalah yang
ditetapkan.
4. Data yang terkumpul kemudian diolah dan disatukan untuk mengetahui
kesimpulan dari hasil penelitian.
16
Gambar 3.8 Skema Desain Penelitian,
Deskriptif Data
Kesimpulan
Teknik Pengumpulan Data (Observasi,dan
Dokumentasi
Pengolahan dan Analisis Data
Proses berkarya kerajinan anyaman bambu
17
D. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Teknik observasi ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung
terhadap objek. Dalam penelitian ini, peniliti memperhatikan proses pembuatan
kerajinan anyaman dengan menggunakan bahan bambu bagi siswa kelas VII
SMPN 1Burau.
Observasi yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan langsung
terhadap:
a. Peroses berkarya kerajinan anyaman dengan menggunakan bahan bambu
bagi siswa kelas VII SMPN 1 Burau
b. Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam berkarya kerajinan anyaman
bambu bagi siswa kelas VII SMPN 1 Burau
c. Hasil-hasil karya kerajinan anyaman bambu bagi siswa kelas VII SMPN
1 Burau
2. Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap guru mata pelajaran seni budaya dengan
cara mengajukan pertanyaan mengenai data tentang berkarya kerajinan anyaman
dengan menggunakan bahan bambu bagi siswa kelas VII SMPN 1 BURAU. Data
yang diperoleh secara langsung dari informan melalui teknik wawancara atau
18
interview. Adapun penentuan informan pada penelitian ini menggunakan teknik
purposive dan snowbaall dengan kriteria sebagai berikut, yaitu:
1. Guru Seni Budaya SMP Negeri 1 Burau
2. Siswa kelas VII SMP Negeri 1 Burau
Adapun hal-hal yang ditanyakan dalam wawancara tersebut terutama
menyangkut proses pemanfaatan bahan bambu yang digunakan, alat dan bahan
pendukung lainya, dalam kreativitas pembuatan anyaman bambu serta mutu dan
nilai karya yang dihasilkan.
Waktu pengambilan data yang peneliti lakukan adalah pada hari jumat dan
senin tanggal 13 - 16 Maret 2020 jam 12:09 sampai selesai di SMP Negeri 1
Burau. Salah satu siswa kelas VII menyataka bahwa untuk membuat kerajinan
seni kriya yang terbuat dari bahan bambu, ini merupakan kerajinan yang bisa
dikatakan tidak mudah, meskipun cara menganyamnya sangat sederhana, namun
tetap berhati-hati dan juga membutuhkan ketilitan agar dapat menghasilkan
kerajinan yang bagus. Dalam pembuatan kerajinan seni kriya yaitu anyaman
bambu ini dapat mengabiskan waktu beberapa jam untuk bisa menyelesaiakannya
19
Tabel 3. I.Format Observasi
NO Hal-hal yang diamati Hasil
Pengamatan
1 Pembuatan gambar sketsa sesuai dengan materi
yang diberikan
1 =Sangat kurang
2 =Kurang
3 =Cukup
4 =Baik
5 =Sangat Baik
2 Mengenal fungsi bahan dan alat yang digunakan
dalam proses kerajinan anyaman
1 =Sangat kurang
2 =Kurang
3 =Cukup
4 =Baik
5 =Sangat Baik
3 Proses pembuatan kerajinan anyaman bambu 1 =Sangat kurang
2 =Kurang
3 =Cukup
4 =Baik
5 =Sangat Baik
4 Penyelesaian akhir dari hasil anyaman bambu 1 =Sangat kurang
2 =Kurang
3 =Cukup
4 =Baik
5=Sangat Baik
3. Dokumentasi
Teknik ini akan digunakan untuk mencatat semua data yang diperoleh oleh
buku-buku yang memiliki relevansi dengan objek yang diteliti. Selain itu juga
mengambil gambar menggunakan kamera jenis Digital Single Lens Reflex
(DSLR) dengan cara mengabadikan hasil karya siswa yang dibuat berdasarkan
alat dan bahan yang sudah disediakan.
20
E. Teknik Analisis Data
Setelah data yang dibutuhkan terkumpul, maka selanjutnya penulis akan
mengolah data secarah terpisah dengan teknik sebagai berikut:
1. Proses analisis ini dimulai dengan membaca, mempelajari, dan
menelaah seluruh data dari hasil observasi, wawancara dan
dokumentasi kemudian diperiksa kembali sehingga lengkap dan benar.
2. Kategori data dan membuat rangkuman dari data yang dianggap penting
yang dianggap penting yang diperoleh melalui observasi, wawancara
dan dokumentasi.
3. Data tersebut disusun menjadi bagian serta menyusun uraian-uraian
dengan struktur data yang diperoleh.
4. Pemeriksaan kebenaran data, kemudian diadakan penghalusan dari
responden untuk kemudian diadakan penafsiran.
21
F. Instrumen Penelitian
Tabel 3. 3. Instrument Penelitian Kerajinan anyaman bambu
No Indikator
kemampuan
Hasil penelitian
Sangat
Baik Baik Cukup Kurang
Sangat
Kurang
1
Pembuatan
gambar sketsa
sesuai dengan
materi yang
diberikan
2
Mengenal
fungsi baan
dan alat yang
digunakan
dalam proses
kerajinan
anyaman
3
Proses
pembuatan
kerajinn
anyaman
bamboo
4
Penyelesaian
akhir dari hasil
anyaman
bamboo
Hasil Penelitian
Sumber: Sunaryo dan Sumartono. 2006. Seni Kriya
Dasar (Bahan Ajar Seni Kriya I). Buku Ajar. UNNES
22
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Proses pelaksanaan pembelajaran seni kerajinan anyaman menggunakan
bahan bambu bagi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Burau Kabupaten Luwu Timur,
dalam hal ini kita lihat bahwa siswa tersebut sangat antusias dan lebih fokus
dalam mengikuti pembelajarannya, dimana kita lihat dari kesiapan dan semangat
siswa dalam mengikuti pelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas, kemudian
siswa mempersiapkan bahan-bahan yang akan digunakan untuk praktik
pembuatan hasil karya kerajinan anyaman menggunakan bahan baku/ bahan
pokok yaitu bambu, dimana bambu ini merupakan salah satu bahan utama dalam
proses pembuatan anyaman yang dilakukan oleh siswa kelas VII SMP Negeri 1
Burau di Kabupaten Luwu Timur.
1. Pembelajaran seni budaya secara umum
Pada pembelajaran seni budaya di SMP Negeri 1 Burau yang dilaksanakan
lebih mengacu pada kurikulum 2013 (K13), dimana bahan ajar yang digunakan
oleh guru pada pembelajaran seni budaya adalah berpedoman pada Kompetensi
Dasar (KD). Untuk pemilihan pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran,
metode pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran juga disusun berdasarkan
SK/KD. Dalam Kurikulim 2013 (K13). Model Pembelajaran yang digunakan
adalah Inquiry Learning, Problem-Based Learning, dan Problem Based Project.
Sedangkan metode Pembelajaran yang lakukan adalah, Diskusi kelompok
23
,praktek, demonstrasi, penugasan. Dalam proses pembelajaran seni budaya yang
dilaksanakan di kelas VII SMP Negeri 1 Burau pada umunya sebanyak 16 kali
pertemuan untuk tiap semester ( sebelum Covid-19).
Dalam proses pembelajaran seni budaya pada siswa kelas VII di SMP
Negeri 1 burau, salah satu yang menjadi faktor utama untuk berjalannya suatu
pembelajaran adalah sistem, yang dimana sistem inilah yang akan digunakan
sebagai acuan ataupun penunjang pelaksanaan proses belajar mengajar di sekolah
khususnya di SMP Negeri 1 Burau. Untuk bisa mengetahui bersama dalam
pelaksanaan pembelajaran, guru, materi, dan metode tidak akan berjalan dengan
baik tanpa adanya sistem yang mengatur secara berstruktur.
Dengan demikian, maka peneliti lebih memfokuskan pada permasalahan
tentang kurikulum sebagai sistem yang menjadi salah satu faktor penentu dalam
keberhasilan suatu proses pelaksanaan pembelajaran disebuah Instansi atau
sekolah. Maka kurikulum dalam hal ini merupakan sistem yang pertama
digunakan oleh guru di Sekolah dalam menyampaikan materi pembelajaran secara
berstruktur, baik dari segi teoritis maupun praktis, sehingga guru seni budaya akan
lebih mudah untuk melakukan proses belajar di dalam kelas secara totalitas.
Adanya kurikulum di sekolah, khususnya di SMP Negeri 1 Burau,
memiliki arti dan peran yang sangat penting bagi setiap endidik/ guru dalam
mendukung proses pelaksanaan pembelajaran, karena dalam proses pelaksanaan
pembelajaran yang dilakukan di kelas, harus mengacu pada kurikulum yang
24
berlaku. Karena kurikulum dijadikan sebagai pedoman atau landasan utama dalam
berlangsungnya pelaksanaan pembelajaran.
2. Proses Pembelajaran Berkarya Kerajinan Anyaman Menggunakan
Bahan Bambu
Pembelajaran kerajinan anyaman di SMP Negeri 1 Burau ini dapat
memanfaatkan bambu sebagai bahan pokok dalam pembuatan anyaman. Selain
pengambilan bambu yang sangat mudah didapatkan, bambu juga merupakan salah
satu bahan anyaman yang paling mudah dikerjkan dan paling banyak digunakan
di berbagai daerah. Pembelaran ini melalui beberapa tahapan untuk proses belajar
mengajar pada siswa kelas VII yaitu kegiatan perencanaan, kegiatan pelaksanaan,
dan kegiatan evaluasi. Kegiatan tersebut dapat dilihat sebagai berikut:
a. Perencanaan
Untuk tahapan perencanaan ini dapat dilakukan sebelum melakukan proses
kegiatan pembelajaran, yang meliputi prota (program tahunan), pomes (program
semesteran), silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat
oleh guru/ pendidik sebelum melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar,
dimana setiap pendidik diharuskan membuat suatu perencanaan pemelajaran yang
di dialam RPP tersebut berisi alokasi waktu, kompetensi inti, standar kompetensi
atau kompetensi dasar, indikator pencapaian, tujuan pembelajaran, materi yang
akan disampaikan, kegiatan pembelajaran, sumber dan media yang digunakan,
metode yang akan digunakan serta penilaian hasil belajar.
25
Adapun alokasi waktu yang diberikan untuk setiap pertemuan adalah 2x45
menit atau 1 jam dihitung 45 menit. Salah-satu materi pembelajaran seni rupa
yang berkaitan dengan kerajinan anyaman adalah pembuatan tikar, tempat pensil
atau berbagai bentuk lainnya dengan menggunakan bahan bambu.
Indikator pencapaian yang dirumuskan dalam pembelajaran seni budaya
yaitu menjelaskan pengerti seni kriya, menyebutkan alat dan bahan seni kriya
dengan menggunakan bahan bambu, menjelaskan teknik pembuatan seni keriya
(menganyam) menggunakan bahan bambu, menerapkan langkah-langkah
pembuatan anyaman bambu . Kemudian tujuan pembelajaran yang ingin diacapai
yaitu siswa mampu membuat karya seni kriya dengan menggunakan bahan bambu
dengan cara mengayam.
Media berkarya yang digunakan dalam penelitian ini adalah bambu
dimana bambu ini merupakan bahan pokok untuk membuat kerjainan seni kriya .
adapun alat dan bahan yang dapat digunakan untuk menganyam seperti bambu,
pisau yang bertujuan untuk meraut bambu,
Metode yang digunakan adalah pendekatan Saintifik, dengan model
pembelajaran berbasis keingintahuan (inquire), dan metode cermah, diskusi
kelompok, dan pemberian tugas. Pendekatan Saintifik bertujuan agar siswa
mampu memiliki kapabilitas dalam berfikir, mengembangkan karakter,
pengetahuan dan keterampilan siswa. Selain itu, siswa juga bisa
menginvestigasikan suatu permasalahan, dan menanamkan keingintahuan siswa
dari suatu pengalaman/ pengetahuan belajar yang telah dilakukan. Metode
26
ceramah, dilakukan untuk menjelaskan mengenai prosedur atau langkah-langkah
dalam berkarya, yaitu berkarya seni kriya dengan menggunakan bahan bambu.
Sedangkan metode diskusi atau kelompok, dilakukan guna untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam berkarya seni kriya menggunakan bahan bambu, dan
siswa mampu mengomunikasikannya dengan teman-teman kelompoknya. Berikut
adalah gambar alat dan bahan yang harus disiapkan oleh siswa untuk membuat
anyaman bambu:
Gambar.4.9 Alat dan Bahan Membuat Anyaman ABmbu
(Sumber: Muh. Harista Sutrisman, 16 Maret 2020).
Gambar di atas, menunjukkan bahwa alat dan bahan yang akan digunakan
siswa pada saat berkarya adalah isau, parang, dan bambu. Selama proses
pembelajaran berlangsung, guru selalu memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya jika ada hal yang belum jelas. Hal ini dilakukan oleh guru untuk
memastikan siswa benar-benar memahami apa yang disampaikan guru.
27
Penilaian yang dilakukan yaitu tes berkarya seni kriya menggunakan
bahan bambu untuk menganyam. Penilaian hasil karya berdasarkan beberapa
aspek yaitu penggunaan bahan dan alat, idea tau gagasan, kreaktivitas, dan teknik.
b. Proses Pembelajaran
Dalam pelaksanaan pembelajaran seni budaya di SMP Negeri 1 Burau
meliputi tiga tahapan yaitu, kegiatan awal (pembukaan), kegiatan inti, serta
kegiatan akhir (penutup). Pelaksanaan pembelajaran mengacu pada rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh guru/ pendidik sebelum
melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di dalam kelas.
Pada pembelajaran seni budaya ini biasanya guru/ pendidik menggunakan metode
ceramah, dan diskusi kelompok.
Untuk tahap pertama yaitu pembukaan, guru melakukan kegiatan
pendahuluan dengan mengucapkan salam dan menyapa siswa, menayakan
kesiapan siswa untuk menerima materi pembelajaran, membimbing siswa berdoa
bersama, mengecek kehadiran siswa dan menyampaika tujuan pembelajaran pada
pertemuan kedua, dan guru memberikan motivasi atau dorongan kepada siswa
dengan menjelaskan pentingnya mempelajari dan mengetahui tentang kerajinan
seni kriya.
Pada kegiatan inti, guru menjelaskan sedikit materi yang membahas
tentang kerajinan seni kriya (anyam) , guru menyuruh siswa untuk membuka
bukunya mengenai materi tentang seni kriya nusantara, menambahkan dan
menerangkan tentang contoh-contoh motif anyam dan definisi dari seni kriya
28
anyam, dan guru meminta siswa untuk memperhatikan dan menyimak penjelasan
guru tentang materi yang dibawakan, guru memberikan pertanyaan setiap kali
selesai menjelaskan kepada siswa. Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut:
Gambar. 4.10 Pemberian materi Pertama
(Sumber: Muh. Harista Sutrisman, 13 Maret 2020).
Kemudian tahap akhir ( penutup) dimana pada tahap ini guru melakukan
refleksi kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung , guru dan siswa bertanya
jawab untuk menyimpulkan hasil pembelajaran seni kriya dengan menggunakan
bahan bambu. Kemudian guru memberikan tugas kepada setiap siswa, yaitu pada
pertemun berikutnya akan melakukan praktek mengenai materi seni kriya. Guru
memberikan tugas pada siswa untuk membawa alat adan bahan yang akan
digunakan untuk menganyam, yaitu bambu, pasau, dan parang. Setelah pemberian
penugasan selesai, guru mengkahiri proses pembelajaran untuk pertemuan
pertama.
Kemudian tahap awal (pembukaan) untuk pertemuan kedua, ini dilakukan
sebelum proses pembelajaran dimulai, dimana tahap pembukaan membutuhkan
waktu 15 menit. Adapun kegitan yang dilakukan guru / pendididk sebelum
pembelajaran dimulai adalah, guru membuka kegiatan pembelajaran dengan
29
mengucapkan salam dan meminta ketua kelas memimpin doa, guru melakukan
presensi kehadiran siswa, guru memberikan motivasi atau dorongan kepada siswa
dengan menjelaskan pentingnya berkarya, terutama seni kriya (menganyam), dan
guru menjelaskan Kompetensi pembelajaran dan proses pembelajaran secara
singkat.
Tahap kedua yaitu kegiatan inti, dimana pada tahap ini dilakukan oleh
guru mata pelajaran seni budaya ( pendidik) untuk pencapaian pembelajaran yang
akan terlaksana, pada tahap ini membuuhkan waktu 50 menit.
Adapun kegiatan yang dilakukan guru pada saat pembelajaran berlangsung
adalah, guru menyampaikan atau menanyakan tentang kerajinan anyaman, guru
membagi siswa dalam beberapa kelompok, adapun nama-nama kelompok yang
sudah ditentukan yaitu, (1. Merah, 2. Putih 3, Hijau, 4. Biru, 5. Kuning, 6. Hitam),
kemudian guru memberikan selembar kertas setiap masing-masing kelompok
yang materinya tentang seni kriya (anyam), langkah selanjutnya yang akan
dilakukan adalah guru menjelaskan tentang alat dan bahan yang akan digunakan
untuk pembuatan hasil karya seni kriya dengan menggunakan bahan dari bambu
yaitu menganyam. selain itu, guru juga menjelaskan tentang langkah-langkah
pembuatan seni kriya dengan menggunakan bahan bambu, untuk lebih jelasnya
lihat pada pembahasan sebagai berikut:
Langkah pertama yang disiapkan siswa adalah, menyiapkan bahan dan
alat yang akan digunakan untuk praktis seni kriya menggunakan bambu..
Selanjutnya, siswa mulai menyiapkan bambu yang sudah diraut, kemudian
membuat kerangka sesuai dengan ide yang ada pada pikiran masing-masing
30
siswa dengan menggunakan tema seni kriya ( menganyam) berbahan bambu.
Untuk lebih jelasnya lihat pada gambar sebagai berikut:
1. Pemberian Materi Seni Kriya (anyam)
Gambar.4.11 Guru Menjaelaskan kedua
(Sumber: Muh. Harista Sutrisman, 16 Maret 2020)
Pada gambar di atas saat kegiatan proses pembelajaran berlangsung di
dalam kelas, dengan pembahasan mengenai materi seni kriya ( menganyam),
sudah terlihat jelas bahwa siswa / peserta didik lebiih fokus dan semangat
memperhatikan materi yang dibawakan oleh guru, sehingga guru juga terlihat
semangat memberikan materinya.
Tahap selanjutnya yaitu, siswa menyiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan dalam proses pembuantan anyaman dari bahan bambu yang sudah siap
untuk dianyam. Untuk lebih lejasnya lihat gambar di bawah ini:
2. Proses Pembuatan Anyaman Dari Bambu
Pada proses pembuatan anyaman dengan menggunakan bahan bambu,
terdapat beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut:
31
Gambar. 4.12 Persiapan Alat Dan Bahan dan
Membuat kerangka.
(Sumber: Muh. Harista Sutrisman, 16 Maret 2020)
Gambar di atas menunjukkan bahwa kegiatan siswa pada saat membuat
kerangka yang akan dibuat sesuai dengan ide masing-masing siswa atau kelompok
dengan menggunakan bambu yang sudah diraut dan siap untuk dibuat sebuah
karya seperti tikar, tempat pensil, dan sebagainya.
Gambar. 4.13 Guru Memberikan Contoh Menganyam (Tikar Kecil)
(Sumber: Muh. Harista Sutrisman, 16 Maret 2020).
32
Ketiaka pada saat guru / pendidik memberikan materi kepada siswa,
terlebih guru/ pendidik memberikan arahan atau memberikan sedikit gambaran
atau contoh tentang bagaimana cara awal untuk membuat anyaman yang terbuat
dari bahan bambu. Gambar di atas menunjukkan bahwa selama proses
pembelajaran berlangsung siswa nampak aktif dalam mengikuti pembelajaran seni
kriya menggunakan bambu.
Langkah selanjutnya yang akan dilakukan adalah proses menganyam, lihat
gambar di bawah ini:
Gambar.4.14 Proses Menganyam
(Sumber: Muh. Harista Sutrisman, 16 Maret 2020).
Gambar di atas, adalah kegiatan siswa dalam melakukan menyilang dan
menindih pada bambu yang akan dianyam. Dalam kegiatan tersebut, setiap siswa
atau kelompok membuat kerajinan berdasarkan ide dan pikirannya masing-
masing. Proses menyilang dan menindih ini dilakukan secara pelan-pelan, dan
teliti, karena dalam teknik menganyam yang dilakukan siswa itu tidak mudah.
33
Berlangsungnya pembelajaran ini yang dilakukan di dalam kelas, guru /
pendidik tetap selalu berada di dalam kelas dan selalu memperhatikan keaktifan
siswa yang sedang melakukan proses belajar mengajar dengan materi seni kriya
menggunakan bahan dari bambu yaitu menganyam. Lihat gambar di bawah ini:
Gambar.4.15 Guru mengecek keaktifan siswa
(Sumber: Muh. Harista Sutrisman, 16 Maret 2020).
Kemudian tugas guru / pendidik mengecek hasil karya siswa yang sudah
jadi. kemudian, setelah hasil karya siswa dikumpulkan ke meja yang paling depan
untuk dikumpulkan. Semua karya yang telah dikumpulkan selanjutnya akan
dilakukan penilaian oleh guru setelah proses pembelajaran selesai. Lalu guru
bertanya jawab tentang simpulan pembelajaran seni kriya menggunakan bahan
bambu. Lihat gambar di bawah ini:
Gambar.4.16 Mengamati Hasil Kerajinan Anyaman Bambu
(Sumber: Muh. Harista Sutrisman, 16 Maret 2020).
34
Pembelajaran seni kriya menggunakan bahan bambu di SMP Negeri 1
Burau diikuti siswa dengan cukup antusias. Hal ini dapat dilihat dari keseriusan
siswa saat mengikuti pembelajaran seni kriya menggunakan bambu dan kesiapan
siswa dalam mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan buat praktik (kreasi).
Siswa SMP Negeri 1 Burau kelas VII Sudah menanggapi pembelajaran karya seni
kriya dengan memanfaatkan bahan bambu dengan baik.
Tingkat kesulitan siswa yang dialami yaitu proses menyilangkan yang
memerlukan kecerrmatan dan ketilitian dalam menindih bambu sesuai dengan
kerangka yang sudah dibuat. Dalam hal ini, proses menganyam ini membutuhkan
waktu yang cukup lama dan butuh kesabaran. Secara garis besar, siswa SMP
Negeri 1 Burau cukup rajin dalam membuat hasil karyanya. Hasil karya di kelas
VII ini beraneka ragam dan bentuk dalam pembuatan temanya misal: berbagai
bentuk wadah, kipas, dan masih ada beberapa bentuk yang dihasilkan oleh siswa
kelas VII SMP Negeri 1 Burau. Berikut adalah gambar hasil kerajina anyaman
yang terbuat dari bambu:
Gambar.4.17 Hasil Kerajinan Anyaman Bambu
(Sumber: Muh. Harista Sutrisman, 16 Maret 2020).
35
Hal tersebut dilihat dari kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran dan
dilihat dari bahan-bahan yang disiapkan siswa untuk praktik pembuatan hasil
karya seni dengan menggunakan bambu.
Kegiatan akhir pembelajaran untuk pertemuan kedua, guru memberikan
tugas pada siswa untuk membawa hasil karyanya pulang, dan menyuruh siswa
untuk merapikan setiap karya yang dibuat disekolah, kemudian untuk pertemuan
selanjutnya, ketika karya siswa sudah rapi, guru meminta siswa untuk
mengumpulkan karya setiap kelompok, kemudian guru memberikan penilaian
terhadap karya kerajinan yang dibuat oleh siswa kelas VII yang terbuat dari bahan
bambu. Sebelum proses pembelajaran ditutup, guru melakukan refleksi kegiatan
pembelajaran yang telah berlangsung. Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan dapat diketahui bahwa hasil karya siswa cukup bervariasi. Guru
menyimpulkan materi pembelajaran tentang kerajinan seni kriya, kemudian
mengakhiri pembelajaran .
c. Evaluasi
Kegiatan evaluasi dialakukan setiap selesai melaksanakn pembelajaran.
Cara guru mengevaluasi bisa didilihat dari nilai yang ada pada penugasan. Guru
mengevaluasi siswa dari proses pembuatan karyanya dan hasil karya siswa. Siswa
yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM), akan dilakukan
remedial pada waktu pulang sekolah. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) di SMP
Negeri 1 Burau untuk pembelajaran seni budaya yaitu 80.
Siswa kelas VII SMP Negeri 1 Burau senang dalam mengikuti
pembelajaran seni kriya dengan menggunakan bambu. Hal tersebut dikatakan oleh
36
salah satu siswa kelas VII SMP Negeri 1 Burau, menyatakan bahwa lebih senang
dengan pembelajaran seni kriya dengan menggunakan bambu, karena disisi lain
bahannya mudah didapat dan dijangkau, selain itu, juga menambah pengetahuan
dan pengalaman dalam berkarya. Kemudian, siswa juga cukup menanggapi
dengan baik kegiatan yang dilakukan, sehingga siswa semangat dalam
menyelesaikan hasil karya menganyam. adapun karya- karya yang dihasilkan oleh
siswa kelas VII SMP Negeri 1 Burau, hasilnya cukup bervariasi sesuai dengan
kreaktivitas yang dilakukan oleh setiap siswa. Kegiatan evaluasi pembelajaran
dilakukan untuk mengetahui hasil proses pembelajaran seni kriya dengan
menggunakan bambu pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Burau.
4. Hasil Pembelajaran Kerajinan Menggunakan Bahan Bambu
Pembelajaran seni kriya dengan menggunakan bambu yang telah
dilaksanakan di SMP Negeri 1 Burau yang berjumlah 29 siswa, dilihat oleh guru
dan peneliti untuk diberi penilaian.
37
a. Hasil karya kelompok Merah
Gambar.4.18 Hasil Kerajinan Anyaman Bambu( wadah)
(Sumber: Muh. Harista Sutrisman, 16 Maret 2020).
Kelas VII kelompok Merah melakukan proses akhir dalam pembuatan seni
kriya dari bambu yaitu proses menganyam. pada saat menganyam, hal yang
pertama dilakukan siswa adalah membuat kerangka atau ide yang akan dibuat.
Proses menganyam berlangsung dengan memperhatikan desain dan memberikan
kesan yang baik. Hal yang menjadi penilaian utama yang diberikan guru terhadap
siswa adalah, lihat tabel sebagai berikut:
38
Tabel 4.1 Nilai kelompok Merah
No. Nama Siswa Nilai Aspek yang dinilai
1. Asti Reski Ananda 85 a. Desain / Kerangka
b. Kerja kelompok
c. Kehadiran
d. Keaktifan team
e. Hasil karya
2. Kirana Ananta 80
3. Karina 80
4. Anisa 79
Total 324
b. Hasil karya kelompok Putih
Berikut adalah hasil karya seni kriya dari bambu :
Gambar.4.19 Hasil Kerajinan Anyaman Bambu(tapisan beras)
(Sumber: Muh. Harista Sutrisman, 16 Maret 2020.
39
Tabel 4.2 Nilai kelompok Putih
No. Nama Siswa Nilai Aspek yang dinilai
1. Egi Kristiawan 80 a. Desain / Kerangka
b. Kerja kelompok
c. Kehadiran
d. Keaktifan team
e. Hasil karya
2. Adrian Yoga 75
3. Ferdianyah 70
4. Agus Indra 75
Total 300
c. Hasil karya kelompok Hijau
Berikut adalah hasil karya seni kriya dari bambu :
Gambar.4.20 Hasil Kerajinan Anyaman Bambu (tikar kecil)
(Sumber: Muh. Harista Sutrisman, 16 Maret 2020).
40
Tabel 4.3 Nilai kelompok Hijau
No. Nama Siswa Nilai Aspek yang dinilai
1. Randi 78 a. Desain / Kerangka
b. Kerja kelompok
c. Kehadiran
d. Keaktifan team
e. Hasil karya
2. Aldy Saputra 80
3. Artika Sari Devi 81
4. Lia Saputri 75
Total 314
d. Hasil karya kelompok Biru
Berikut adalah hasil karya seni kriya dari bambu :
Gambar.4.21 Hasil Kerajinan Anyaman Bambu (tempat perhiasan)
(Sumber: Muh. Harista Sutrisman, 16 Maret 2020).
41
Tabel 4.4 Nilai kelompok Biru
No. Nama Siswa Nilai Aspek yang dinilai
1. Faraniza 88 a. Desain / Kerangka
b. Kerja kelompok
c. Kehadiran
d. Keaktifan team
e. Hasil karya
2. Fathul Haykal 80
3. Riska Ridha 75
4. Dewangga 75
Total 318
e. Hasil karya kelompok Kuning
Berikut adalah hasil karya seni kriya dari bambu :
Gambar.4.22 Hasil Kerajinan Anyaman Bambu (tempat tissue)
(Sumber: Muh. Harista Sutrisman, 16 Maret 2020).
42
Tabel 4.5 Nilai kelompok Kuning
No. Nama Siswa Nilai Aspek yang dinilai
1. Nabila Putri 75 a. Desain / Kerangka
b. Kerja kelompok
c. Kehadiran
d. Keaktifan team
e. Hasil karya
2. Sukmawati 80
3. Rika Resa 75
4. Almawati ningsih 85
Total 315
f. Hasil karya kelompok Hitam
Berikut adalah hasil karya seni kriya dari bambu :
Gambar.4.23 Hasil Kerajinan Anyaman Bambu (kipas)
(Sumber: Muh. Harista Sutrisman, 16 Maret 2020).
43
Tabel 4.6 Nilai kelompok Hitam
No. Nama Siswa Nilai Aspek yang dinilai
1. Ade Putra 75 a. Desain / Kerangka
b. Kerja kelompok
c. Kehadiran
d. Keaktifan team
e. Hasil karya
2. Sukri Alam 80
3. Rifaldi 80
4. Ikbal 80
Total 315
Berdasarkan data yang diperoleh dari guru seni budaya tentang
pembelajaran hasil kriya menggunakan bahan bambu untuk menganyam, adalah
nilai rata-rata siswa kelas VII SMP Negeri 1 Burau sudah termasuk kategori baik.
Selain guru yang memberikan nilai, peneliti juga memberikan nilai untuk
mengetahui bagaimana hasil pembelajaran seni kriya menggunakan bahan bambu
untuk menganyam yaitu nilai rata-rata siswa kelas VII SMP Negeri 1 dalam hasil
pembelajaran kerajinan seni kriya menggunakan bahan bambu yaitu termasuk
kategori baik, karena mulai dari mempersiapkan alat dan bahannya, siswa juga
sangat bersemangat dalam mengerjakan karya menganyam bersma masing-
masing kelompoknya. Aspek-aspek penilaian karya yang digunakan oleh guru dan
peneliti yaitu ide, kreativitas, teknik dan karakteristik, dan hasil karya.
Kelompok yang mendapat nilai kategori cukup yaitu kelompok hijau dan
kuning, kelompok yang mendapat nilai kategori baik yaitu merah dan putih, dan
biru , sedangkan kelompok yang mendapat nilai kategori sangat baik yaitu hitam.
44
Hasil penilaian tersebut maka dapat disimpulkan hasil evaluasi guru dan
peneliti menunjukkan perolehan nilai yang sama yaitu termasuk dalam kategori
baik.
Hasil pembelajaran kreaktivitas siswa dimulai berdasarkan beberapa
kriteria. Kriteria tersebut dapat dilihat pada table berikut ini:
Tabel 4.7. Kriteria Penilaian Hasil Karya Siswa
Aspek yang Dinilai Skor (1-25)
Penggunaan bahan dan alat
Ide
Kreaktivitas
Teknik
Melalui keempat aspek tersebut akan diperoleh nilai akhir hasil karya
siswa yang terbagi ke beberapa kategori nilai, yaitu kategori sangat baik, baik,
cukup, kurang, dan sangat kurang. Rentang nilai kategori tersebut adalah sebagai
berikut.
Tabl 4.8. Rentang Nilai
No. Rentang Nilai Kategori
1. 90-100 Sangat Baik
2. 80-90 Baik
3. 70-80 Cukup
4. 60-70 Kurang
5, 0-60 Sangat Kurang
45
Adapun nilai yang diperoleh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Burau masing-
masing kelompok yang sudah ditentukan oleh guru adalah sebagai berikut.
Tabel 4.9. Hasil Evaluasi Pembelajaran Seni Kriya Menggunakan Bahan
Bambu.
Nama
kelompok
Penggunaan
bahan dan alat
Ide Kreaktivitas Teknik Nilai Kategori
Merah 20 22 20 18 80 Baik
Putih 19 24 20 21 84 Baik
Hijau 18 20 22 19 79 Cukup
Biru 20 23 22 20 85 Baik
Kuning 19 20 17 19 75 Cukup
Hitam 23 23 22 22 90 Sangat
Baik
Jumlah 493
Nilai Rata-Rata 82,1 Baik
Nama Guru Mata Pelajaran Seni Budaya : Dra. Sukmawati
B. Pembahasan
1. Proses Pembelajaran Berkarya Kerajinan Anyaman Menggunakan Bahan
Bambu.
Proses pembelajaran kerajinan seni kriya yaitu menganyam menggunakan
bahan bambu dengan menggunakan teknik menganyam menyilang dan menindih
pada siswa di SMP Negeri 1 Burau. Pada proses pembelajaran berlangsung,
terlihat jelas bahwa siswa kelas VII yang mengikuti pembelajaran seni budaya
dengan materi seni kriya sangat terlihat bersemangat dan antusias. Hal ini
menunjukkan bhawa dapat dilihat dari keseriusan siswa saat mengikuti
46
pembelajarannya seni kriya menggunakan bambu sebagai bahan unruk
menganyam sebagai tujuan pencapaian pembelajaran. Mulai dari kesiapan siswa
dalam mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan buat praktik hingga selesai
pembelajaran.
Pembelajaran ini melalui beberapa tahapan untuk proses belajar mengajar
pada siswa kelas VII yaitu kegiatan perencanaan, kegiatan pelaksanaan, dan
kegiatan evaluasi. Pada kegiatan perencanaan, hal yang dilakukan guru adalah
mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP), sebagai bahan acuan
atua pedoman untuk melakukan proses belajar mengajar. Kemudian tahap
selanjutnya adalah kegiatan pelaksanaan, dimana tahap ini, hal yang dilakukan
guru yang pertama yaitu pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Untuk kegiatan
pendahuluan dilakukan sebelum proses pembelajaran di dalam kelas dimulai.
Tahap selanjutnya adalah kegiatan inti, dimana kegiatan ini, yang dilakukan guru
adalah menjelaskan tentang materi pembahasan yang ada pada tujuan pencapaian
yaitu seni kriya, dan terakhir adalah tahap penutup, tahap kegiatan ini yang
dilakukan guru adalah memberikan penugasan kepada siswa tentang materi seni
kriya, kemudian mengakhiri proses pembelajran.
Siswa SMP Negeri 1 Burau kelas VII sudah menanggapi dengan baik dan
pembelajaran karya seni kriya dengan memanfaatkan bambu dengan baik. Siswa
juga cukup rajim, teliti, dan sangat berkreatif dalam pembuatan hasil karyanya.
Adapun hasil karya kelas VIII ini beraneka ragam bentuk dalam pembuatan
temanya seperti berbagai macam bentuk wadah, kipas, danlain sebagainya.
47
2. Hasil Pembelajaran Seni Kriya Menggunakan Bahan Bambu
Berdasarkan hasil pembelajaran kreaktivitas siswa dimulai berdasarkan
beberapa kriteria pada tabel 4.7, dapat diketahui bahwa nilai yang akan diperoleh
oleh siswa berdasarkan penggunaan bahan dan alat, gagasan, kreaktivitas, teknik.
Dari keempat aspek tersebut akan diperoleh skor 25 untuk masing-masing aspek
sehingga nilai maksimal yaitu 100.
Berdasarkan keempat aspek tersebut akan diperoleh nilai akhir hasil karya
siswa pada tabel 4.8, dapat diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai 90
sampai 100 termasuk dalam kategori sangat baik, siswa dengan nilai 80 sampai 90
termasuk dalam kategori baik, siswa dengan nilai 70 sampai 80 termasu k dalam
kategori cukup, nilai 61 sampai 70 termasuk kategori kurang, dan 0 sampai 60
termasuk kategori sangat kurang.
Berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran seni kriya menggunakan bahan
bambu pada tabel 4.9, menunjukkan bahwa nilai rata-rata setiap kelompok pada
siswa kelas VII SMP Negeri 1 Burau sebagai objek penelitian ini adalah 82,1
termasuk kategori baik. Kelompok yang mendapat nilai kategori cukup yaitu
kelompok hijau dan kuning, kelompok yang mendapat nilai kategori baik yaitu
merah dan putih, dan biru , sedangkan kelompok yang mendapat nilai kategori
sangat baik yaitu hitam.
48
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 1 Burau
Kecamatan Luwu Timur, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pada pertemuan pertama, Pembelajaran ini melalui beberapa tahapan
untuk proses belajar mengajar pada siswa kelas VII yaitu kegiatan
perencanaan, kegiatan pelaksanaan, dan kegiatan evaluasi. Pada
kegiatan perencanaan, hal yang dilakukan guru adalah mempersiapkan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP). Kemudian tahap
selanjutnya adalah kegiatan pelaksanaan, dimana tahap ini, hal yang
dilakukan guru yang pertama yaitu pendahuluan, kegiatan inti, dan
penutup.
2. Hasil Pembelajaran seni kriya menggunakan bahan bambu untuk
menganyam, adalah nilai rata-rata siswa kelas VII SMP Negeri 1
Burau sudah termasuk kategori baik. Selain guru yang memberikan
nilai, peneliti juga memberikan nilai yaitu termasuk kategori baik.
Aspek-aspek penilaian karya yang digunakan oleh guru dan peneliti
yaitu ide, kreativitas, teknik dan karakteristik, dan hasil karya.
3. Adapun bentuk-bentuk karya kerajinan anyaman bambu yang dibuat
oleh siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Burau adalah, tapisan beras,
wadah besar dan wadah kecil, serta kipas.
49
B. Saran
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai Anyaman
Teduhu Di Sekitaran Pesisir Danau Matano di Desa Nuha Kabupaten Luwu
Timur. Terutama yang terkair dengan bentuk, fungsi, sejarah, dan proses
pembuatan anyaman teduhu yang sudah cukup baik.
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk para siswa dan siswi di SMP Negeri 1 Burau agar bisa lebih
meningkatkan pengetahuannya tentang berkarya,khususnya pada seni
anyaman.
2. Untuk para pendidik atau guru, agar bisa menjadikan sebagai kajian
lebih lanjut mengenai kerajinan seni kriya pada siswa kelas VII SMP
Negeri 1 Burau.
3. Untuk lembaga pendidikan diharapkan dapat memberikan sumbangan
untuk khasanah ilmu pengetahuan, terutama dalam bidang pendidikan
seni rupa khususnya mengenai pembelajaran seni kriya dengan
menggunakan bambu sebagai bahan pokok dalam berkaya yaitu
menganya.
50
DAFTARPUSTAKA
Engelhert Kansil. 2014. “Meningkatkan Keterampilan Seni Anyaman Bamboo
Dengan Metode Demostrasi Siswa Kelas VIII SMP Kristen Tomohon”.
Jurnal Pendidikan Seni Rupa Dan Seni. Citra Aditya. Bandung
Gay,L. R. 2006. Educaiional Researcher: Competences for Analysis and
Application. Charles E. Merrill Publixhing Company.
Hartono Sudarnadi. Ir. (1996). Tumbuhan Monokotil, Cetakan I. Penerbit
Swadaya. Jakarta
Ika Mustika.2017. “Kajian Pembelajaran Karya Seni Rupa Anyaman Pada Siswa
Sekolah Dasar Negeri Neglasari Kecamatan Ciater Kabupaten Subang”.
Jurnal Program Studi PGSD UPI Kampus. Sumedang
Lopez, C. dan Shanley, P. 2004. Kekoyoan Hutan Asia. PT Gramedia Pustaka
Utama.Jakarta
Nuryatin N. 2000. Studi Analisa Sifat-sifat Dasar Bambu Pada Beberapa Tujuan
Penggunaan. Jurnal. Bogor Oho
Oktriyana Doni. 2017. Sentra Industri Kerajinan Anyaman Bambu Sebagai Pendorong
Perekonomian Pedesaan Di Kecamatan Salem Kabupaten Brebes. Jurnal
Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Semarang
Rian. 2007. Analisis Karya Seni Kerajinan Anyaman Tali Kur Siswa Kelas
Xmadrasah Aliyah Negeri 1 Stabat Berdasarakan Tekniki Bentuk Dan
Warna. Jumal Program Studi Pendidikan Seni Rupa Jurusan Seni Rupa,
Fakultas Bahasa dan Seni universitas, Medan.
Ridwan. 2007. Dasar-Dasar Statistika. Alfabeta. Bandung
Rosna. 2009, Sejarah Industri Anyaman Indonesia. Departemen Perindustrian
Badan Penelitian dan Badan Pengembangan Industri Kerajinan
Batik.Yogyakarta
Rusdi, dkk. 2016. Peneliti Deskriptif Dengan Metode Survey. Makalah:Program
Pascasarjana Pendidikan Biologi Universitas Negeri Yogyakarta.
Setiadi A. 2009. “Sifat Kimia Beberapa Bambu Pada Empat Tipe Ikatan
Pembuluh”. Skripsi Fakultas Kehutanan IPB. Tidak Diterbitkan,
Sugiono. 2014. Metode penelitian Pendidikan. Bandung. Alfabeta
51
Suranto, Y. 2006. Pengawetan Kayu - Bahan dan Metode. Edisi VI. Penerbit.
Kanisius. Yogyakarta.
Widjaya, E., A. Rifai, A., M. Subiyanto, B. Nandika, D. 1994. Strategi Penelitian
Bambu Indonesia.Yayasan Bambu Lingkungan Lestari. Bogor. Jakarta.
Kerajinan Anyaman Enceng Gondok.(Online).https://docplayer.info.diakses 05
april 2019. Lukito.2005.
Pengertian Anyaman. http://eprints.ung.ac.id. Diakses05 April 2019. Graha.2009.
Pengertian Anyaman. http://eprints.ung.ac.id. Diakses05 April 2019. Oho Graha.
2003.
Pengrajin dalam Pelestaria Batik kudus. https://lib.unnes.ac.id.
Diakses2April2019. Kadjim. 2011.
Proposal Pembuatan Karya Kerajinan. http://nurhfitriana.blogspot.com diakses 2
April 2019. Nurhafitra. 2017.
Seni Kriya. http://eprints.ung.ac.id. Suptandar 2005.
http://eprints.ung.ac.id/
52
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMPN 1 Burau
Mata Pelajaran : Seni Budaya ( Seni Rupa)
Materi pokok : Seni Kriya
Kelas / Semester : VII / Genap
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
Pertemuan :2 Kali Pertemuan
A. Kompotensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi penegetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, humaniora,
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
53
4. Mengolah, menalar, menyaji dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
3.2 Mendeskripsikan keunikan gagasan dan teknik dalam kaya seni kriya
nusantara
4.2 Membuat karya, Mengamati dan diskusi mengenai seni kriya nusantara.
C. Indikator
_Pertemuan Pertama
1. Mendefinisikan pengertian seni kriya nuantara
2. Mendeskripsikan jenis-jenis dan macam-macam seni kriya nusantara
3. Menuliskan berbagai alat dan bahan dalam berkarya seni kriya nusantara
dan cara pemafaatannya.
4. Menjelaskan prosedur berkarya dalam pemanfaatan seni kriya nusantara
5. Menjelaskan Teknik-teknik berkarya seni kriya nusantara.
_Pertemuan Pertama
1. Membuat karya seni kriya Nusantara dari bahan bambu.
D. Tujuan Pembelajaran
` 1. Siswa dapat menjelaskan pengertian seni kriya nusantara
2. Siswa dapat mengetahui jenis-jenis karya seni kriya nusantara
3. Siswa dapat mempersiapkan alat dan bahan untuk berkarya.
4. Siswa mampu untuk memanfaatkan bamboo sebagai bahan untuk berkarya
seni kriya yaitu menganyam.
54
E. Materi Pembelajaran
1. Pengertian Seni Kriya
Seni kriya sendiri berasal dari kata “ KR” ( bahasa sansekerta) yang
mempunyai arti mengerjakan, dari kata tersebutlah kemudian berkembang
menjadi kriya. Dalam artian khusus, kriya adalah mengerjakan sesuatu untuk
menghasilkan benda atau objek yang mempunyai nilai seni.
Pengertian kriya menurut Prof. Dr. I Made Bandem “ kriya mempunyai
arti dalam bahasa Indonesia pekerjaan atau keterampilan tangan. Sedangkan
dalam bahasa inggris biasa disebut dengan Craft yang mempunyai arti energy atau
kekuatan. Secara umum, seni kriya adalah pepmbuatan ata pekerjaan, hal tersebut
dapat diartikan sebagai penciptaan karya seni yang dihasilkan dari keeampilan
yang tinggi. Sedangkan pengertian secara khusu, seni kriya adalah mengerjakan
sesuatu atau menghasilkan suatu objek atau benda yang bernilai seni. Selain itu,
seni kriya juga harus memperhatikan kebutuhan fisik dan ilia estetika (keindahan).
Seni kriya yang dibuat dengan menggunakan tangan tanpa mebngurangi
segi fungsional dan nilai estetikanya. Dengan begitu bisa dikatakan seni kriya.
Dengan begitu bisa dikatakan seni kriya adalah seni yang sempurna lantaran tidak
hanya pemenuhan yang dibuthkan saja, akan tetapi keindahan juga sangat
dibuthkan.
2. Fungsi Seni Kriya
Seni kriya memiliki beberaa fungsi, diantaranya sebagai berikut:
1. Seni Kriya Sebagai Hiasan, banyak sekali produk dari seni kriya yang
digunakan sebagai hiasan atau dekorasi. Hal ini dikarenakan seni kriya
lebih memprioritaskan keindahan daripada manfaatnya sehingga seni kriya
memiliki beragam hal dalam proses pengembangannya. Contoh : hiasan
dinding, patung,cendramata, dan lain sebagainya.
55
2. Seni Kriya sebagai benda terapan, selain memprioritaskan nilai dan
estetika, seni kriya juga unggul dari segi pemanfaatannya. Misalnya
furniture atau perabotan rumah, keramik, dan yang lainnya.
3. Seni kriya Sebagai Mainan, seni kriya bisa dijadikan sebagai mainan.
Kerap kali kita jumpai mainan yang dihasilkan dari buatan tangan sendiri
dengan bentuk yang mudah serta bahan yang gampang sekali untuk
ditemukan. Contoh : boneka, kincir angina, minatur kendaraan, dan
sebagainya.
3.Jenis- Jenis Kriya Nusantara
Seni kriya memiliki jenis yang sangat beragam, diantaranya adalah seni
kriya kayu, seni kriya keramik, seni kriya kulit, dan seni kriya batu bata. Bentuk
dari seni kriya nusantara sangat beragam, termasuk juga bahan-bahan yang
diggunakan.
Berikut adalah jenis-jenis seni kriya yang ada dinusantara:
1. Seni Kriya kayu, adalah suatu jenis seni kriya yang dalam proses
pengerjaannya selalu mengkombinasikan nilai fungsi dan estetika dengan
enggunakan bahan kayu. Seni kriya kayu ini, dapat dibedaan menjadi 2,
yakni tingkatan dasar dan tingkatan professional. Conroh: wayang golek,
patung, topeng, dan hiasan ukiran lainnya.
2. Seni Kriya Tekstil, merupakan seni kriya yang bahan dasarnya
menggunakan kain. Istilah tekstil mempunyai lingkup yang sangat luas.
Pada umumya kain terbat dari serat yang dipin untuk menghasilkan barang
dan selanjutnya akan ditenun atau dirajut untuk menghasilkan barang
sesuai dengan keinginan pembuatnya. Seni kriya tekstil dikelompokkan
menjadi dua macam, yaitu karya tenun, dan karya batik.
3. Seni kriya keramik, merupakan benda yang terbuat dari tanah liat.
Pepmbuatan seni kriya ini adalah menggunakan teknik slab, putar, plin,
56
dan dicetak tuang. Daerah penghasilan seni kriya keramik ini adalah
Bandung, Jepara, Banjarnegara, Malangm Yogyakarta, dan yang lainnya.
4. Seni kriya Logam, merupakan senikriya yang diolah dengan menggunakan
bahan dasar logam. Teknik pembuatan seni kriya logam terdiri dari dua
cara, yakni dicetak lilin dan menggunakan teknik bivalve.
5. Seni kriya kulit, merupakan karya seni yang menggunakan kulit sebagi
bahan dasarnya. Kulit yang digunakan adalah kulit sapi, kulit kerbau, kulit
buaya, dan lainnya. Kulit kemudian akan menjalani beberapa proses
pengolahan, dimana dari pemisahan kulit dari daging hewan, pencucian
dengan menggunakan cairan tertentu. Contoh: dompet, jaket, wayang
kulit, dan ikat pinggang.
6. Seni Kriya Batu, merupakan seni kriya yang menggunakan batu sebagai
bahan dasarnya dan kemudian akan dibentuk sedemikian rupa agar terlihat
indah dan memiliki nilai jual yang tinggi. Contoh: batu akik, batu permata,
dll.
4.Macam-Macam Seni Kriya Berdasarkan Teknik Pembuatannya
Ada beberapa macam seni kriya jika berdasarkan pada teknik
pembuatannya adalah sebagai berikut:
1. Seni kriya pahat / Ukir, merupakan seni kriya yang sangatlah
beranekaragam dalam proses pembuatannya. Selain menggunakan kayu,
seni pahat atau ukir ini juga bisa menggunakan aneka logam, batu, serta
fosil hewan sebagai bahan dasarnya.
2. Seni kriya batik, proses pembuatan kain batik ini bisa dilakukan dengan
berbagai macam cara, diantaranya adalah dengan mengunakan teknik cap,
tulis, dan teknik lukis. Teknik batik tulis merupakan salah satu teknik
membatik yang paling sering digunakan di Nusantara.
3. Seni kriya tenun, terdiri dari 2 jenis yaitu, tenun songket dan tenun ikat.
Perbedaanya terletak pada teknik pembuatan dan bahan yang digunakan.
57
4. Seni kriya anyaman, merupakan teknik membuat dengan mengolah bahan
dasar mejadi sebuah pola tertentu. Bahan- bahan yang biasa digunakan
dalam membuat anyaman adalah bambu, rotan, pandan, kertas, tali, dan
yang lainya.
5. Seni kriya border, merupakan seni yang menempatkan hiasan dari benang
yang kemudian dijahitkan pada kain dan berfungsi sebagai penghias serta
untuk mempercantik atau memperindah tampilan kain tersebut.
F. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Model : Pembelajaran berbasis keingintahuan (inquire).
3. Motode : Ceramah, diskusi, dan penugasan.
G. Media, Alat dan Bahan
1. Media :
a. gambar-gambar contoh gambar seni kriya nusantara (menganyam)
b. video tentang prosedur tentang menganyam.
2. Alat dan bahan:
a. Bambu
b. Pisau
c. Parang
58
H. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama
Uraian Kegiatan Waktu
A. Pendahuluan
1) Mempersiapkan peserta didik secara fisik dan psikis untuk
mengikuti pembelajaran dengan berdoa, mengecek
kehadiran siswa, kebersihan dan kerapian kelas, kesiapan
buku tulis.
2) Guru memberikan penguatan dan memotivasi belajar dan
sikap spiritual peserta didik berkaitan dengan rasa syukur
peserta didik masih dapat datang ke sekolah mengikuti
pelajaran dan dalam kondisi sehat.
15
Menit
B. Kegiatan Inti
1) Guru menjelaskan secara singkat tentang pengertian
kerajinan seni kriya, jenis- jenis dan macam-macam seni
kriya..
2) Guru menyuruh siswa untuk membuka buku paketnya
tentang materi seni kriya nusantara.
3) Guru menambahkan dan menerangkan tetang contoh-
contoh motif anyaman dan definisi karya seni kriya anyam.
4) Guru meminta siswa untuk memperhatikan dan menyimak
penjelasan guru tentang materi yang dibawakan.
5) Guru memberikan pertanyaan setiap kali selesai
menjelaskan kepada siswa 6)
60
Menit
C. Penutup
1) Guru menyimpulkan materi pembelajaran tentang seni
kriya nusantara.
15
Menit
59
2) Guru memberi pesan-pesan moral dan diakhiri dengan
mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
bahwa pertemuan kali ini telah berlangsung dengan baik
dan lancar.
3) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membawa alat
dan bahan yang sudah ditentukan untuk, sebagai bahan ajar
untuk pertemuan kedua.
4) Guru mengakhiri proses pembelajaran dengan
mengucapkan salam kepada siswa.
2. Pertemuan Kedua
Uraian Kegiatan Waktu
A. Pendahuluan
1. Guru mengucapkan salam, Guru mengajak siswa untuk
menyiapkan kelas sebelum memulai mata pelajaran.
2. Guru mengabsen kehadiran siswa.
3. Guru menjelaskan beberapa indicator pencapaian materi yang
akan dicapai pada pertemuan hari ini.
4.Motivasi (guru penjelasan pentingnya mempelajari seni kriya
dalam berkarya.
15
Menit
B. Kegiatan Inti
3. Guru kembali menyampaikan atau menanyakan tentang
materi pada pertemuan pertama.
4. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok, adapun
nama-nama kelompok yang sudah ditentukan yaitu,
(1. Merah, 2. Putih 3, Hijau, 4. Biru, 5. Kuning, 6. Hitam).
5. Guru memberikan selembar kertas setiap masing-masing
60
Menit
60
kelompok yang materinya tentang seni kriya (anyam).
6. Guru menjelaskan tentang alat dan bahan yang akan
digunakan untuk pembuatan hasil karya seni kriya dengan
menggunakan bahan dari bambu yaitu menganyam.
7. Guru juga menjelaskan tentang langkah-langkah pembuatan