| 1 warta jemaat
No. 10 Tahun ke – 34 10 Maret 2019
Alamat
Rekening Gereja
Pengerja
Visi
Misi
Tema Pelayanan 2019-2020
:
:
:
:
:
:
Komp. Pakuwon Blok C /5 & 8, Jelambar Jakarta Barat, 11460 Telp. 5677350, email: [email protected]
BCA Cabang Jelambar No. 4884-888-788 a/n GKI Komplek Pakuwon Pdt. Yerusa Maria Agustini Telp. (021) 22956638, Hp. 085217747827, 081381235208 Menjadi Rekan Sekerja Allah dalam Mewujudnyatakan Kasih dan Damai Sejahtera Allah melalui Pelayanan yang Sinergis Meningkatkan kualitas dan kuantitas umat Menjadi Gereja yang Tulus dan Giat Melayani
RENUNGAN:
SEPUTAR PASKA
MENGAPA PASKA Kata paska diturunkan dari bahasa Yunani pascha dan bahasa Ibrani pesakh, keduanya berarti dilalui.
Mengapa dalam Alkitab bahasa Indonesia diitulis paskah (dengan h)? Sederhana saja, ini lebih pada soal melafalkan sebuah kata. Kata skola, misalnya, dilafalkan jadi sekolah : papa dan mama jadi papah dan mamah. Dan masih bisa kita daftarkan kata-kata yang mendapatkan imbuhan huruf ‘h’ karena kebiasaan. Tentu saja kita bisa berdebat dengan mengatakan bahwa tidak ada perubahan makna yang signifikan pada kata-kata tersebut. Betul. Tapi tidak demikian halnya dengan kata paska. Bahasa Ibrani dan Yunani adalah bahasa yang mengenal dan sangat memperhatikan tanda baca. Sehingga dalam penulisan kata, orang Yahudi dan yunani akan sangat cermat. Dalam KBBI, entri paskah hanya dijelaskan sebagai hari raya peringatan wafat dan kebangkitan Isa Almasih. Ini tentu saja tidak member makna apapun pada kata itu. Bandingkan dengan kata pasca, yang masih diberi daftar lebih panjang dengan kata bentukan yang mengikutinya. Ini berarti mesti kita yang memulai untuk mengembalikan makna kata paska itu pada arti yang mendasar. Untuk itu, upaya yang paling sederhana adalah melalui penulisan. Penulisan yang tepat bila mengikuti bahasa Yunani adalah paska (huruf ‘ch’ dalam bahsa Yunani dibaca ‘ki’) sedangan kalau mengikuti bahasa Ibrani menulisnya pesah. Sedangkan kata pasca (huruf ‘c’ seperti pada kata baca) berasal dari bahasa Sanskrit yang berarti sesudah. Dan kata ini jauh berbeda dengan kata paska. Oleh karena itu, marilah kita mulai membiasakan diri untuk menulis dan menyebut dengan tepat, agar tak kehilangan makna.
ENAM MINGGU MASA PRA PASKA Selama ini, terdapat dua ketidaktepatan sehubungan dengan masa Pra Paska. Pertama, kita
menyebut seluruh minggu sebagai Minggu Sengsara. Kedua, kita merayakannya selama tujuh hari Minggu. Di mana letak ketidaktepatannya? Dalam studi liturgi tidak pernah dikenal adanya Minggu Sengsara yang lebih dari satu hari Minggu. Minggu Sengsara hanya dirayakan pada minggu terakhir sebelum Hari Paska. Sedangkan minggu-minggu sebelumnya selalu disebut minggu-minggu Pra Paska (Lent). Mengapa? Karena, pada minggu-minggu Pra Paska itu Yesus dalam kisah hidup-Nya memang belum menjalani kesengsaraan-Nya. Yesus sendiri memasuki Yerusalem seminggu sebelum kematian-Nya. Itu sebabnya, minggu terakhir sebelum Paska barulah dissebut Minggu Sengsara atau Minggu Palmarum. Jadi, penamaan yang tepat adalah: Minggu Pra Paska I s.d. Minggu Pra Paska V, barulah Minggu Sengsara. Lalu mengapa hanya enam minggu? Bukankah biasanya terdapat 7 minggu menjelang Paska?
Paska kristiani tidak melepaskan diri dari Paska Israel. Anak domba Paska yang dikorbankan pada Paska Israel digantikan oleh Yesus, Anak Domba Allah (Yoh 1:29, 36; 1 Kor 5:7; 1 Ptr 1:19; Why 5:1-6:5). Dalam tradisi Israel yang yang diikuti oleh gereja, Masa Pra Paska didahului oleh 40 hari masa persiapan yang dimulai dengan Hari Yom Kipput (Hari Penebusan). 40 hari ini melambangkan 40 tahun perjalanan Israel di padang gurun setelah penebusan mereka dari tanah Mesir. Jadi, ada 5 Minggu Pra Paska dan 1 Minggu Sengsara (semuanya ada 6 minggu). Karena Hari Minggu dalam tradisi Kristen selalu dipandang sebagai Hari Kebangkitan Tuhan., maka Hari Minggu dalam Minggu Pra Paska tidak diperhitungkan. Dengan demikian, selalu dihitung 6x6=36 hari. Empat hari untuk menggenapi 40 hari dihitung mundur dari minggu pertama Pra Paska dan jatuh pada hari Rabu, itulah disebut Rabu Abu (Ash Wednesday).
Jadi masa Pra Paska sesungguhnya dimulai sejak rabu Abu itu. Karena banyak gereja Protestan merasa kesulitan merayakan Rabu Abu, maka mereka menggesernya ke hari Minggu sebelumnya. Sehingga perhitungan seluruhnya menjadi 7 Hari Minggu Pra Paska. Padahal Hari Minggu sebelum Rabu Abu itu dalam kalender liturgy disebut Hari Transfigurasi, yaitu hari di mana Yesus dimuliakan di atas gunung, yang merupakan akhir dari Lingkaran Natal. Maka, amat mengherankan, bahwa dalam akhir Lingkaran Natal, kita malah mulai merayakan Minggu Pra Paska.
Karena itu, ini bukan soal pilihan dan selera, namun soal kelurusan dan pertanggungjawaban teologis-liturgis. Akankah kita sekedar meneruskan tradisi yang tidak tepat dan kita tidak pernah mendewasakan umat, atau kita berani mulai berubah dan mengubah diri. Dengan demikian, siklus Paska dapat kita lihat sebagai berikut :
Rabu Abu
Minggu pertama Masa Pra-Paska s.d. minggu kelima Masa Pra-Paska
Minggu Paska
Minggu Palm/Passion
Senin di dalam Minggu Sengsara
| 2 warta jemaat
Rabu di dalam Minggu Sengsara
Kamis Putih
Jumat Agung
Sabtu Sepi
Malam Paska
Paska
Minggu kedua Paska s.d. minggu keenam Paska
Kenaikan Yesus (Kamis ketujuh)
Minggu ketujuh Paska
Pentakosta
Minggu pertama sesudah Pentakosta (Hari Trinitas)
Minggu-minggu sesudah pentakosta
Minggu terakhir Pentakosta (Hari Kristus Raja)
RABU ABU
Ini adalah hari pertama pembuka masa pra Paska, yakni masa pertobatan, perkabungan, intropeksi diri, pendekatan diri kepada Tuhan, dan berpuasa. Secara umum dalam tradisi Israel, abu melambangkan kefanaan manusiawi (Kej 3:19; 18:27), agar manusia menyesali diri dan bertobat (Yos 7:6; 2 Sam 13:19; Est 4:3; ayb 2:12; Yes 58:5-7; Yeh 27:30; dan 9:3; Yun 3:6; Yudit 9:1; bnd. Yl 2:12-13; Mrk 1:15). Sejak abad ke-4 hingga ke-10, istilah Rabu Abu belum muncul. Semula hari Pra Paska pertama jatuh pada hari Minggu caput quadragesima, bukan sebelumnya. Namun, jumlah hari, berpuasa menjadi tidak genap empat puluh hari, hanya tiga puluh enam hari. Maka pada abad ke-6, masa pra Paska dimulai sejak hari Rabu (tapi belum disebut Rabu Abu!), sehingga jumlah hari puasa menjadi genap empat puluh hari. Lambat laun, Gereja memperpanjang masa pra Paska hingga beberapa hari Minggu sebelumnya. Menjelang abad ke-8 di Roma, pra Paska mulai dilakukan pada quinquagesima (lima puluh hari, hari, hari Minggu ke-7 sebelum Paska), sextagesima (enam puluh hari, hari Minggu ke-8 sebelum Paska), dan setuagesima (tujuh puluh hari, hari Minggu ke-9 sebelum Paska), sebelum hari Rabu. Setelah hari Rabu itu, hari-hari selanjutnya : Kamis, Jum’at, dan Sabtu, difokuskan sebagai hari YesusTeladan umat beriman, berpaling kepada Allah dan mengikuti-Nya, berpuasa, derma, dan menghayati jalan salib. Keempat hari tersebut diisi dengan pelatihan-pelatihan spiritualitas. Pra Paska dimulai sejak Rabu Abu hingga Kamis Putih. Namun, Rabu dengan menaburkan abu baru dilakukan secara resmi pada abad ke-13. Sebagai gereja-gereja Protestan di Indonesia dewasa ni, memulai Pra Paska pada quinquagesima. Berangsur-angsur penggunaan abu baru terjadi pada akhir abad ke-11 hingga ke-13, dari Rhenish ke Italia dan Roma oleh Paus sendiri. Paus Urbanus II dalam sinode Benevento (1091) merekomendasikan penggunaan abu di setiap Gereja. Beberapa saat kemudian muncul doa-doa mengiringi penaburan abu; imam dan laki-laki menaburkannya diatas kepala, perempuan membubuhkannya di dahi. Dari manakah abunya diperoleh? Pada abad ke-12, pertama kalinya abu diambil dari daun palem yang dikeringkan sejak Minggu Palem setahun sebelumnya. Itulah sebabnya, banyak orang Kristen meletakkan daun palem yang dibawanya hari Minggu Palem di patung salib di rumahnya. Penggunaan abu sebagai tanda pertobatan dan perkabungan sebelumnya terbatas pada ritus pribadi. Bahkan hingga tahun 1970, penaburan abudilakukan sebelum kebaktian. Baru kemudian, abu ditaburkan kepada umat setelah Injil dan khotbah dengan formula: “ingatlah, kamu adalah debu dan akan kembali pada debu” (Kej 3:19), atau –di zaman modern digunakan- “bertobatlah dan percayalah kepada Injil” (Mrk 1:15); masuk dalam liturgi firman.
TRIDUUM Yang dimaksud dengan triduum adalah tiga hari menjelang Paska, yakni Kamis Putih, Jumat Agung,
dan Sabtu Sepi. Dalam tiga hari ini, umat diajak untuk merefleksikan secara khusus saat-saat terakhir ketika Yesus disalib, dikuburkan, dan pada akhirnya dibangkitkan. Karena itu, seluruh ibadah dalam rangka triduum berwatak reflektif dan tanpa ornament apapun, gereja menjadi sunyi, senyap, dan gelap. Warna yang dominan adalah hitam. Tiga hari ini adalah puncak dari seluruh puasa yang dilakukan selama masa pra Paska 40 hari. Kamis Putih dipandang sebagai penutup masa pra Paska. Dua unsur utama dalam liturgi Kamis Putih adalah perjamuan malam terakhir dan perintah untuk mengadakan Perjamuan Kudus) dan pembasuhan kaki sebagai simbol hamba yang melayani. Jumat Agung biasanya diisi dengan ibadah yang dimulai pada tengah hari dan berlangsung sampai sekitar pukul 15.00. dalam ibadah ini yang dilakukan adalah pengenangan kesengsaraan melalui sejumlah pembacaan dari kisah sengsara dan kematian Yesus. Sabtu Sepi. Setelah selesai ibadah Jumat Agung, gereja tetap menjaga keheningan dengan ibadah. Bersama umat Tuhan dim ka bumi, gereja mengenangkan kesendirian Yesus di dalam kubur-Nya.
PENTAKOSTA Hari Raya Pentakosta (artinya hari ke lima puluh) adalah tradisi yang sudah ada sejak lama dan
dipelihara oleh umat Yahudi dan gereja awal. Bahkan dapat dikatakan Pentakosta adalah ‘mahkota’ di dalam masa raya Paska. Ia menempati posisi yang penting dalam sejarah gereja. Ia menanamkan arti penting bagi keberadaan gereja di dunia. Baik makna ekumenisnya, juga sebagai utusan Allah – ecclesia. Pentakosta adalah hari raya panen yang diikuti dengan perjamuan. Ketika gereja merayakan Pentakosta, dimaksudkan agar sukacita Paska tidak berakhir, tetapi dapat berlangsung terus selama 7 pekan. Karena itu liturgi pentakosta dapat dihubungkan dengan persembahan syukur. Dalam akar tradisi Yahudi, persembahan syukur biasanya disampaikan dalam bentuk hasil bumi. Tapi, dalam konteks gereja masa kini, maka bentuk persembahan syukur dapat diberikan dalam berbagai rupa.
PUASA Hampir sebagian besar gereja-gereja Reformatoris belum memberlakukan hari Rabu Abu sebagai
awal dari masa Pra-Paska. Mereka menganggap bahwa ibadah Rabu Abu sebagai suatu ibadah yang diambil alih dari gereja Roma Katolik. Padahal anggapan tersebut tidaklah benar. Ibadah Rabu Abu justru diambil dari ibadah umat Israel kuno di Perjanjian Lama untuk menghayati sikap perendahan diri dan pertobatan di hadapan Allah. Setelah Allah menghukum umat Israel dengan menyerahkannya kepada kekuasaan Babel, maka
| 3 warta jemaat
disebutkan umat Israel menyatakan sikap dengan cara: “Duduklah tertegun di tanah para tua-tua puteri Sion; mereka menabur abu di atas kepala, dan mengenakan kain kabung. Dara-dara Yerusalem menundukkan kepalanya ke tanah” (Rat. 2:10). Dasar teologis umat Israel menabur abu di atas kepala sebenarnya untuk mengingatkan mereka yang telah diciptakan oleh Allah dari debu tanah. Makna manusia diciptakan oleh Allah dari “debu tanah” menunjuk kepada kefanaan, terbatas, lemah dan berdosa. Mereka diingatkan akan hakikat hidupnya yang hanya bersumber kepada kasih dan anugerah Allah, sehingga tidak memiliki dasar sedikitpun untuk bermegah. Apalagi saat mereka menghadapi penderitaan, malapetaka dan kesedihan. Mereka terdorong oleh sikap iman untuk merendahkan diri, mohon pengampunan akan dosa-dosa yang telah diperbuat dan pernyataan pertobatan kepada Allah melalui puasa. Dengan demikian hakikat puasa sebenarnya untuk mengembalikan kesadaran umat kepada tujuan dan makna hidup yang sesungguhnya. Sehingga dengan kesadaran diri yang dinyatakan melalui pertobatan tersebut diharapkan dapat terjalin kembali komunikasi dengan Allah. Kesadaran diri tersebut dilandasi oleh sikap iman, yaitu bahwa pada hakikatnya Allah adalah pengasih, penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia (bdk. Yun. 4:2b); maka pastilah Allah berkenan mengasihi dan mengampuni orang yang merendahkan diri di hadapanNya. Karena itu ibadah puasa kemudian dijadikan bagian liturgi yang dilaksanakan secara khusus dan berkala setiap tahun agar umat dapat secara teratur menghayati keberadaannya yang membutuhkan pengampunan Allah, sehingga mereka tidak lalai merendahkan diri dan senantiasa hidup dalam pertobatan.
Ibadah Rabu Abu sebagai awal dari masa Pra-Paska yang ditandai dengan puasa selama 40 hari perlu dihayati bukan sekedar suatu rutinitas ibadah, tetapi seharusnya menjadi suatu rangkaian ibadah yang membebaskan kita dari belenggu kelemahan diri dan dosa. Sehingga puasa bukan sekedar suatu pelaksanaan ritual-seremonial, tetapi media perjumpaan Allah dan umat yang telah ditransformasikan untuk melakukan kasih dan keadilan. Allah memanggil umat untuk memberlakukan puasa sebagai media transformasi yang sifatnya memerdekakan setiap sesama yang menderita. Allah berfirman: “Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk, supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!” (Yes. 58:6-7). Jadi yang terpenting bukan segi formalitas ritualitasnya, tetapi bagaimanakah dampak atau efek dari ritualitas puasa yang telah kita laksanakan. Apakah puasa makin mendorong atau memotivasi diri kita untuk peduli dengan mereka yang lapar, miskin, putus-asa dan tak punya rumah? Apakah kita mau membebaskan diri dari zona aman (comfort zone), sehingga kita sungguh-sungguh mampu bersikap konsisten untuk membela hak orang yang tertindas dan teraniaya? Komitmen iman tersebut akan menjadi suatu kenyataan hidup ketika dalam hidup sehari-hari kita tidak pernah tergoda untuk mencari pujian bagi diri kita sendiri sebagaimana dilakukan oleh orang-orang Farisi pada zaman Tuhan Yesus. Sebab orang-orang Farisi waktu itu sering mengubah air muka saat berpuasa agar dilihat dan dipuji oleh sesamanya (Mat. 6:16). Jadi kita akan mampu berkorban dan menderita bagi sesama yang menderita manakala orientasi hidup kita bukan “money-oriented” atau penghimpun kekayaan; tetapi orientasi hidup kita yang utama adalah bersedia menjadi alat Allah untuk menyatakan kebenaran, keadilan dan pengampunanNya. Itu sebabnya Tuhan Yesus berkata: "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya” (Mat. 6:19). Berulang-ulang Tuhan Yesus mengaitkan ajaran hal makna berdoa, sedekah dan berpuasa dengan prinsip “ketersembunyian”. Apabila kita berdoa, memberi sedekah dan berpuasa hendaknya dilakukan tanpa diketahui oleh sesama: “Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu" (Mat. 6:18b). Dengan demikian, belenggu hawa-nafsu duniawi yang selalu haus akan pujian dan kristalisasi egoisme akan terpatahkan manakala kita memberlakukan spiritualitas “ketersembunyian”. Sebab makna spiritualitas ketersembunyian pada hakikatnya suatu manifestasi kasih yang dilandasi oleh iman dan integritas diri, sehingga mencegah dia untuk memamerkan kepada publik hal-hal yang seharusnya cukup diketahui dan dinilai oleh Allah. Karena itu spiritualitas ketersembunyian dalam puasa yang dilakukan selama masa Pra-Paska pada hakikatnya merupakan penaklukan atau penyangkalan diri yang mengandalkan sepenuhnya anugerah kasih Allah, sehingga terbukalah ruang spiritualitas yang makin efektif untuk melakukan karya Allah yang membebaskan. Jika demikian, melalui puasa kita makin dimampukan oleh Allah untuk membebaskan diri dari belenggu karakter, kebiasaan, pola hidup, pola pikir dan nafsu duniawi yang menghalangi kita untuk melakukan kehendak Allah. Sehingga kehidupan kita makin dibentuk, dimurnikan dan dikuduskan oleh Allah untuk mencerminkan gambar dan rupaNya: “Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna” (Mat. 5:48). Bagaimana cara kita berpuasa? Terserah pribadi masing-masing. Tentukan sendiri jangka waktunya: 8 jam, 1 hari, 1 hari 1 malam, 3 hari, 7 hari, 40 hari, dst. Tentukan jenis puasanya: hanya makan sayur, tidak makan, tidak makan dan tidak minum, Puasa dengan berpantang kebiasaan buruk seperti ; tidak merokok, tidak berjudi, amarah, dll. atau puasa dengan berpantang hal-hal yang sangat disukai seperti; memakan makanan kesukaan, dll. Mengisi waktu dengan berdoa, membaca alkitab, memuji Tuhan, dan bersedekah.
SELAMAT DATANG
Majelis Jemaat GKI Pakuwon mengucapkan SELAMAT DATANG dan
SELAMAT BERIBADAH kepada segenap anggota jemaat dan simpatisan
khususnya saudara-saudara yang baru pertama kali mengikuti kebaktian di sini.
Kami sangat mengharapkan saudara dapat selalu hadir dan terlibat aktif dalam
ibadah maupun kegiatan-kegiatan gerejawi di GKI Pakuwon. Tuhan Yesus
Kristus, Raja Gereja memberkati ibadah dan pelayanan kita
| 4 warta jemaat
KONSELING PASTORAL
Pdt. Yerusa Maria Agustini
Hari Kamis & Jumat Pk. 10.00 – 12.00
Telp: Pastori (021) 22956638
( Hp. 0852 1774 7827 ) Harap membuat perjanjian terlebih dahulu
I N F O R M A S I
Diberitahukan kepada segenap anggota jemaat GKI Pakuwon, apabila ada
diantara anggota jemaat yang pindah rumah/ganti alamat, sakit, melahirkan,
berdukacita, atestasi atau apapun yang bersifat informatif, dapat menghubungi:
Pnt. Tan Lin Hoa (085959453675) bagian Kelahiran, Junaidi Sitepu
(081290594200) bagian Kedukaan, Pnt. Reny Muljatie (0818186736, 5658447)
bagian Pernikahan atau Tata Usaha Gereja (5677350)
B I D A N G P E R S E K U T U A N
TUGAS PELAYANAN KEBAKTIAN
Jenis Pelayanan Minggu, 10 Maret 2019
Pk. 08.30 ( Minggu Pra Paskah 1 )
Minggu, 17 Maret 2019 Pk. 08.30
( Minggu Pra Paskah 2 )
Pelayan Firman Pdt. Em. Jonatan Subianto
( GKI Samanhudi )
Pdt. Yerusa Maria Agustini
( GKI Pakuwon )
Doa Konsis/Koord Pnt. Hendra Wijaya Pnt. Kristinawaty
Warta Lisan Pnt. Tan Lin Hoa Pnt. Andrian Kurnia
Pemusik Ibu Grace Moniaga Ibu Devina
Song Leader Ibu Rosyatul Umaya
Pnt. Hendra Sakaroben
Bp. Arifin Kusnadi
Ibu Mita
P. Iman Rasuli Pnt. Cicilia Mulsito Pnt. Enny Waty
Pimp. Persembahan Pnt. Andrian Kurnia Pnt. Marlina Siswojo
Hitung Persembahan
Pnt. Junaidi Sitepu Pnt. Tan L:in Hoa Pnt. Yahya Tanghana Pnt. Robert Kurniawan
Pnt. Kristinawaty Pnt. Andrian KUrnia Pnt. Enny Waty Pnt. Marlina Siswojo
Pengedar Kantong
Pnt. Joeng Kwe Tjun Ibu Ruslina Taniara Ibu Milka Sri Kristiyaningsih Ibu Betty Handoyo Ibu Kristin
Pnt. Syonanto Wijaya Bp. Dodi Wijaya Bp. Bes Bp. Saptono Wanarko Bp. Johny Todo
Hitung Pengunjung Pnt. Robert Kurniawan Pnt. Junaidi Sitepu
Multi Media Pnt. Hendra Wijaya Sdr. Tomas Sutanto
Penyambut Tamu
Pnt. Joeng Kwe Tjun
Ibu Pestaria
Ibu Wety
Pnt. Syonanto Wijaya
Bp. Hasan Santoso
Bp. Raymond Arnold
Baca ayat Pnt. Yahya Tanghana
Bp. Irwan Kartawinata
Pnt. Joeng Kwe Tjun
Bp. Alex R. Jacobus
Tema TAAT DALAM PENCOBAAN MENGIKUTI YESUS DI JALAN
PENDERITAAN DAN KERENDAHAN
Bacaan Ulangan 26:1-11, Mzm. 91:1-2, 9-16
Roma 10:8-13, Lukas 4:1-13
Kej. 15:1-12, 17-18, Mzm. 27
Filipi 3:17-4:1, Lukas 13:31-33
Lagu-lagu
1) KJ 3:1-3 4) KJ 145:1-3
2)KJ 388:1-2 5) KJ 344:1-3
3)KJ 177:1-3 6) PKJ 146:1-3
1) KJ 17:1,4,5 4) NKB 195:1-3
2) KJ 108:1-3 5) NKB 154:1-3
3) KJ 332:1-2 6) KJ 375:2x
Pendamping KA Pnt. Enny Waty Pnt. Reny Muljatie
Pendamping KR Pnt. Marlina Siswojo Pnt. Yahya Tanghana
Pendamping KP Pnt. Reny Muljatie Pnt. Tjitra Helen
Pendamping KD Pnt. Cicilia Mulsito Pnt. Tan Lin Hoa
Kepada setiap pelayan yang bertugas diharapkan hadir 20 menit sebelum kebaktian dimulai untuk bersaat teduh dan bagi pelayan yang berhalangan dimohon untuk mencari pengganti dan menghubungi Koordinator atau TU gereja.
Doakanlah kami agar setia & cakap dalam melayani gereja-Nya dan menjadi kemuliaan bagi namaNya
| 5 warta jemaat
K E H A D I R A N J E M A A T
Jenis Kegiatan Waktu Tgl./Bl./Th. Pria Wanita Jumlah
Persekutuan Doa Pagi Pk. 05.30 03/03/2019 1 5 6
Kebaktian Anak Pk. 07.00 03/03/2019 21 18 39
Kebaktian Umum Pk. 08.30 03/03/2019 28 53 81
Kebaktian Remaja Pk. 11.00 03/03/2019 ~ ~ 25
Kebaktian Pemuda Pk. 08.30 03/03/2019 7 13 20
Kebaktian Rabu Abu Pk. 19.00 06/03/2019 17 32 49
P E R T U K A R A N P E N A T U A
Sesuai Jadwal Pertukaran Penatua yang diatur oleh Badan Pekerja Majelis Klasis (BPMK) Jakarta Barat, kebaktian pada hari ini Minggu, 10 Maret 2019 Penatua GKI Pakuwon yaitu Pnt. Syonanto Wijaya dan Pnt. Junaidi Sitepu melayani di GKI Surya Utama, sedangkan dari GKI Kosambi Baru tidak dapat mengirmkan utusan ke GKI Pakuwon dikarenakan ada acara Donor Darah.
PERSIDANGAN MAJELIS JEMAAT KE – 3 Tahun 2019
Hari/tanggal : Minggu, 10 Maret 2019 Waktu : Pk 10.30 wib Tempat : GKI Pakuwon
Bagi anggota jemaat yang akan memberikan saran atau masukan demi kelangsungan perkembangan dan pertumbuhan jemaat GKI Pakuwon, dapat menyampaikan secara tertulis kepada Majelis Jemaat. Terimakasih atas perhatiannya.
PENEGUHAN PENATUA MASA PELAYANAN 2019-2022
Diberitahukan kepada segenap jemaat GKI Pakuwon dan Simpatisan bahwa, setelah diwartakan dan tidak ada keberatan dari jemaat maka Peneguhan Penatua untuk masa pelayanan 2019-2022 akan dilaksanakan pada hari Minggu, 24 Maret 2019, dilayani oleh Pdt. Yerusa Maria Agustini. Adapun nama-nama calon penatua yang akan diteguhkan adalah: Untuk masa Pelayanan Pertama
1) Bapak Alex Ricard Jacobus 2) Bapak Rinpin Lance 3) Ibu Jou Fier 4) Sdri. Greta Kristanti
Untuk Masa Pelayanan Kedua yaitu:
1) Bapak Junaidi Sitepu 2) Bapak Hendra Wijaya 3) Ibu Cicilia Mulsito
Majelis Jemaat dan Jemaat GKI Pakuwon mengucapkan “SELAMAT ULANG TAHUN“ kepada saudara-saudara yang berulang tahun pada bulan MARET ni yaitu:
1. Calvin Benedict Lance 03 Maret 9 Betsy Kamiria 16 Maret
2. Obediah Honest Kurniawan 04 Maret 10. Hizkiel Dustin Sitepu 19 Maret
3. Yesaya Alvin Kriscahyadi 08 Maret 11. Megawaty Soetanto 19 Maret
4. Yanti T. Wirantono 08 Maret 12. Maria 23 Maret
5. Hasan Santoso 09 Maret 13. Susanty 26 Maret
6. Aminruddin 13 Maret 14. Markus Samuel 27 Maret
7. Sri Rahayu Setiawati 14 Maret 15. Theo Immanuel Widjaja 31 Maret
8. Margono 16 Maret 16. Gracia Helda Michelle 31 Maret
Selamat Ulang Tahun, semoga panjang umur dan semakin setia dalam melayani Tuhan. Jika ada kesalahan dalam penulisan tanggal atau ada anggota jemaat yang namanya belum tercantum dalam daftar di atas, dimohon untuk memberitahukan kepada TU Gereja.
BIDANG PEMBINAAN
PERSEKUTUAN DOA PAGI
Marilah kita memulai pagi hari dengan bersekutu dan beribadah di hadapanNya. Untuk itu kami mengundang segenap anggota jemaat untuk menghadiri acara Persekutuan Doa Pagi yang diadakan setiap hari Sabtu, Pk. 05.30 di GKI Pakuwon.
Tanggal 16 Maret 2019 – Pdt. Yosua Lamorahan Tanggal 23 Maret 2019 – Bp. Ayub Wahyono Tanggal 30 Maret 2019 – Pdt. Em. Peterus Nadjari
| 6 warta jemaat
PEMBINAAN MUSIK GEREJA
Pembinaan Musik Gereja yang telah berjalan sejak bulan Juli 2018, yang terdiri dari Kelas Piano, Biola, Aransemen Ibadah Minggu, dan Orchestra Mini. Bagi jemaat yang memiliki ketrampilan bermain musik dan memiliki kerinduan untuk melayani di bidang musik pada ibadah Minggu atau Orchestra Mini dapat mendaftarkan diri Tata Usaha Gereja. Kegiatannya sbb:
Setiap Jumat, Pk. 18.00 – 19.00, dilatih oleh Sdri. Roida Hutapea (Seni Musik UNJ), dilanjutkan Pk. 19.00-20.00, dilatih oleh Leo dan Thomas. Kelas Piano, Peserta 6 orang
Setiap Jumat, Pk. 19.00-20.00, dilatih oleh Sdri. Roida Hutapea (Seni Musik UNJ) Kelas Biola, peserta 6 orang
Setiap Senin, Pk. 19.30- Selesai, dilatih oleh Bp. Yessi Kristianto (Pelatih EG Musik) Kelas Aransemen untuk persiapan ibadah minggu sesuai jadwal petugas di tandem dengan
pemusik pemula. Peserta Pemusik existence 5 orang, dan Pemula 6 orang, Tim Akustik dan Tim Band
CARA MEMBACA ALKITAB SETIAP HARI
BERDOALAH minta Tuhan memberikan pengertian ( Mzm. 119:18 ) BACALAH bagian Alkitab yang ditentukan dengan teliti (Mat. 5:6 ) RENUNGKANLAH (Mzm.1:2) bagian Alkitab tadi dengan bantuan Pertanyaan berikut a) Apakah yang kubaca tentang: Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus? Manusia? Dosa? Keselamatan? Gereja, hidup Kristen, dsb? b) Apakah yang kupelajari: Janji? Teladan? Pengajaran? Peringatan? Perintah? c) Apakah yang harus aku lakukan: Bersyukur? Berdoa? Mengakui & meninggalkan dosa? Berbuat sesuatu? Memegang janji Firman Tuhan? BANDINGKANLAH hasil renungan yang Anda catat diatas dengan uraian singkat dalam buku yang Anda gunakan hari ini (Renungan Harian, Santapan Harian, Wasiat, Saat Teduh, dll) BERDOALAH sebagai respon terhadap pengertian yang didapat. ( Mat. 7:24 ) BAGIKANLAH berkat Firman Tuhan yang Anda terima kepada sesama Anda (Ul. 6:6-7)
BACAAN ALKITAB SEPEKAN DAN DOA SEPEKAN
HARI/TGL BACAAN POKOK DOA
Senin,11/03/19 Yoh. 11-12 Doakan untuk Presiden dan Wapres RI dalam memimpin pemerintahannya.
Selasa,12/03/19 Yoh. 13-15 Doakan untuk kondisi keamanan di Indonesia
Rabu, 13/03/19 Yoh. 16-18 Doakan untuk perekonomian di Indonesia
Kamis, 14/03/19 Yoh. 19-21 Doakan untuk masa kampaye pemilihan Presiden dan wakil presiden agar suasana tetap aman dan damai.
Jumat, 15/03/19 Amsal 1-3 Doakan untuk pemberantasan korupsi di Indonesia
Sabtu, 16/03/19 Amsal 4-6 Doakan untuk pendidikan di Indonesia
Minggu,17/03/19 Amsal 7-9 Doakan untuk kebebasan dan kerukunan umat beragama di Indonesia
POKOK – POKOK DOA SYAFAAT
“Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu” (1 Tesalonika 5:16-18 ). Marilah kita bertekun dalam doa dan saling mendoakan. Pokok-pokok doa syafaat kita yaitu: 1) Berdoa untuk proses Pembangunan Gedung Gereja Impian 2) Berdoa bagi jemaat-jemaat yang saat ini sedang sakit dan lemah tubuh, agar
Tuhan yang beri kekuatan dan kesembuhan. 3) Berdoa untuk pemilihan umum (anggota dewan dan presiden) yang akan diadakan di tahun 2019,
agar Tuhan yang memimpin proses demokrasi di Indonesia dan juga berdoa untuk situasi menjelang pemilu agar dapat tetap kondusif.
4) Berdoa untuk korban gempa dan Tsunami di Palu, Donggala, Anyer, Lampung dan tanah longsor di Sukabumi agar Tuhan yang memberi kekuatan dan berdoa untuk Pemerintah agar dapat segera menangani dan memulihkan kondisi tersebut.
DOA ORANG BENAR JIKA DILAKUKAN DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH SANGAT BESAR KUASANYA
BIDANG KESAKSIAN DAN PELAYANAN
PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT
Bagi saudara-saudari yang memerlukan layanan pengobatan, Klinik Pratama, Jl. O Gang III no. 17. Jelambar Jaya – Jakarta Barat, Telp. 5675320 melayani:
1. Pengobatan Umum dan Gigi 2. Keluarga Berencana Dibuka tiap hari kerja: Senin – Sabtu, Pk. 08.00 – Pk. 11. 00
| 7 warta jemaat
T A B I T H A
Diberitahukan kepada anggota Tabitha yang sudah waktunya membayar iuran di harapkan untuk membayar, karena bagi Anggota Tabitha yang menunggak lebih dari 6 (enam) bulan keanggotaannya akan dinyatakan gugur. Dan mengenai pembayaran iuran Tabitha dapat menghubungi:TU Gereja (5677350) atau Kantor Tabitha: 4244477, Show Room Tabitha: 5682290.
KOMISI – KOMISI
K E B A K T I A N A N A K – PK. 07.00 WIB
Jenis Pelayanan Minggu, 10 Maret 2019 Minggu, 17 Maret 2019
MC Singer
Sdri. Dinny Virgita Ibu Vita
Sdri. Valent
Bp. Hartono Sutrisno Sdr. Obediah Sdr. Stevensu
Pemusik Band
LCD Kelas Betlehem
Kelas Roma Kelas Yerusalem
Kelas Zipora Kelas Daniel
Kelas TR
Sdr. Jeffrey Ibu Ruslina Taniara
Sdri. Megayenli Sdri. Fenny Pricillia Sdri. Greta Kristanti
Ibu Lucyana Sdr. Jaya
Sdri. Stephanie Ibu Grace Moniaga Pnt. Kristinawaty
Sdri. Susanty Sdr. Yeremias
Pnt. Novita Setiono Ibu Elsia Juliantie
K E B A K T I A N P E M U D A
Hari/Tgl.
Waktu
Pelayan Firman
Tema
Minggu, 10 Maret 2019
Pk. 08.30
Ev. Berty
Akulah Singa Yehuda
( Wahyu 5 : 5 )
Minggu, 17 Maret 2019
Pk. 08.30
Bp. Ayub Wahyono
Akulah Adam yang kedua
( 1 Korintus 15 : 45 )
K E B A K T I A N R E M A J A
Hari/Tgl.
Waktu
Pelayan Firman
Tema
Minggu, 10 Maret 2019
Pk. 11.00
Pdt. Mulia Waruwu
Generosity-Teladan Jemaat Filipi
Minggu, 17 Maret 2019
Pk. 11.00
Pdt. Yerusa Maria Agustini
Growth: Teladan Jemaat Antiokhia
PERSEKUTUAN DEWASA – Pk. 19.00
Hari/tanggal Rabu, 13 Maret 2019 Rabu, 20 Maret 2019
Pelayan Firman Liturgos
Pemusik Kolektan
Doa OHP
Konsumsi Tema
Pdt. Yerusa Maria Agustini Ibu Risma
Bp. Ronny Siagian, dkk Ibu Nortje
Pnt. Tan Lin Hoa Sdsrt. Henry D. Sinaga
Ibu Rosyatul Umaya Ketakutan Abraham dan
kesetiaan Allah
Pdt. Em. Sugiarto Sutanto Ibu Luicyana
Bp. Johny Todo, dkk Ibu Liemi
Ibu Marijani Bp. Eko Sucahyo
Ibu Kristin Ketakutan Gideon dan
dorongan Allah
PERSEKUTUAN USIA INDAH
Kami mengundang Opa dan Oma sekalian, untuk datang menghadiri Persekutuan Komisi Usia Indah
edisi Imlek yang akan diadakan pada :
Hari/Tgl : Sabtu, 16 Maret 2019
Waktu : Pk. 10.00 wib
Acara : No-Bar ( Nonton Bareng / Pemutaran Film )
Pembicara : Pdt. Yerusa Maria Agustini
Tempat : GKI Pakuwon Blok C No. 8
| 8 warta jemaat
PEMERIKSAAN KESEHATAN GRATIS UNTUK LANSIA
Komisi Usia Indah bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Ukrida melalui dr. Steven (Dekan 3
Fak. Kedokteran) akan mengadakan pemeriksaan GRATIS untuk Lansia yang akan diadakan pada :
Hari/tanggal : Sabtu, 16 Maret 2019
Waktu : Pk. 08.00 – 10.00
Tempat : GKI Pakuwon Blok C No. 8
Dilayani oleh dokter :
1) dr. Yorisye Septiana, DPPS,
2) dr. Marcel Antoni
3) dr. Linda Fransisca
Pemeriksaan berupa: Cek Gula darah, Asam Urat, dan tekanan darah serta konsultasi hasil dan saran
Tidak perlu puasa.
NOMOR REKENING GEREJA
Diberitahukan kepada segenap Jemaat dan Simpatisan, rekening Gereja yang saat ini digunakan
adalah sbb: BCA Cabang Jelambar
No. 4884-888-788
a/n GKI Komplek Pakuwon
dan untuk sumbangan PPGI (Panitia Pembangunan Gereja Impian),
dapat ditransfer ke rekening :
BCA Cabang Jelambar
No. 4884-888-699
a/n GKI Komplek Pakuwon
Demikian kami sampaikan, harap menjadi perhatiannya. Tuhan memberkati.
JADWAL KEGIATAN GKI PAKUWON
( 10 – 16 Maret 2019 )
Hari/tanggal Waktu Jenis Kegiatan Tempat
Minggu, 10/03/2019
Pk. 07.00
Pk. 08.30
Pk. 08.30
Pk. 11.00.
Kebaktian Anak
Kebaktian Umum
Kebaktian Pemuda
Kebaktian Remaja
Ruang bawah
Ruang atas
Ruang bawah
Ruang bawah
Senin, 11/03/2019 ~ ~ ~
Selasa, 12/03/2019 ~ ~ ~
Rabu, 13/03/2019 Pk. 19.00 Ruang Atas
Kamis, 14/03/2019 Pk. 19.00 Latihan Angklung Ruang bawah
Jumat, 15/03/2019 ~ ~ ~
Sabtu, 16/03/2019 Pk. 05.30 Persekutuan Doa Pagi Ruang bawah
Mohon dukungan doa supaya semua ibadah dan kegiatan gerejawi kita berkenan di hati Tuhan
Kiranya Tuhan Yesus senantiasa memberkati pelayanan kita.
| 9 warta jemaat
KEBAKTIAN UMUM GKI PAKUWON Minggu Pra Paska 1
10 Maret 2019 Dilayani oleh: Pdt. Em. Jonatan Subianto
Tema:
“TAAT DALAM PENCOBAAN”
1. PROSESI
Doa persiapan ibadah
Lonceng berdentang
Penyalaan lilin (1 )
Pembacaan pokok-pokok warta lisan
2. NYANYIAN PEMBUKA : KJ. 3 : 1 – 3 “KAMI PUJI DENGAN RIANG” (berdiri) 1) Kami puji dengan riang Dikau, Allah yang besar;
bagai bunga t’rima siang, hati kami pun mekar. Kabut dosa dan derita, kebimbangan, t’lah lenyap. Sumber suka yang abadi, b’ri sinarMu menyerap.
2) Kau memb’ri, Kau mengampuni, Kaulimpahkan rahmatMu.
Sumber air hidup ria, Lautan kasih dan restu. Yang mau hidup dalam kasih Kaujadikan milikMu, agar kami menyayangi, meneladan kasihMu.
3) Semuanya yang Kaucipta memantulkan sinarMu.
Para malak, tata surya naikkan puji bagiMu. Padang, hutan, dan samud’ra, bukit, gunung, dan lembah, margasatwa bergembira, ‘ngajak kami pun serta.
3. VOTUM PF Pertolongan kita adalah dalam nama Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi. J (Menyanyikan) Amin, amin, amin 4. SALAM
PF Tuhan beserta Saudara! J Dan beserta Saudara juga! 5. KATA PEMBUKA (duduk) 6. NYANYIAN JEMAAT: KJ. 388 : 1 – 2 “SLAMAT DITANGAN YESUS”
1. S’lamat di tangan Yesus, aman pelukanNya; dalam teduh kasihNya aku bahagia. Lagu merdu malaikat olehku terdengar dari neg’ri mulia: damai sejahtera. Refrein: S’lamat di tangan Yesus, aman pelukanNya; dalam teduh kasihNya aku bahagia.
2. S’lamat di tangan Yesus, aku tent’ram penuh; dosa pun dan cobaan jauh dari diriku. Duka, cemas dan bimbang, kuasanya tak tetap; goda dan air mata akan seg’ra lenyap.
7. PENGAKUAN DOSA 8. NYANYIAN JEMAAT: KJ. 177 : 1 – 3 “GOLGOTA TEMPAT TUHANKU DISALIB”
1. Golgota, tempat Tuhanku disalib dan dicela, agar dunia damai pula dengan Allah, Khaliknya. Dari sanalah mengalir sungai kasih kurnia bagi orang yang berdosa, yang memandang Golgota.
2. O samud’ra kasih Allah: bagi isi dunia diberiNya Putra Tunggal, agar kita s’lamatlah!
| 10 warta jemaat
Yesus, Jalan, Kebenaran, Sumber Hidup yang baka, t’lah berkurban bagi kita pada salib Golgota.
3. Mari kita muliakan cinta kasih Penebus: dosa kita Dia hapus dengan darah yang kudus. Ia taat sampai mati pada salib Golgota. Kita hidup oleh Dia: Puji Tuhan s’lamanya!
9. BERITA ANUGERAH (berdiri) PF (Membacakan ayat-ayat Alkitab, diakhiri dengan……“Demikianlah berita anugerah dari
Tuhan”) J Syukur kepada Allah! (Kemudian Jemaat bersalaman sambil mengucapkan satu kepada yang lain: “Salam damai!”) 10. NYANYIAN JEMAAT : KJ. 145 : 1-3 “MARI TUTURKAN KEMBALI”
1) Mari tuturkan kembali kisah yang indah benar, warta berharga sekali, Yesus Pahlawan besar. Bahwa di malam lahirNya malak menyanyi merdu: “Hormat dib’ri bagi Allah; dunia beroleh restu.” Refrein: Mari tuturkan kembali kisah yang indah benar, warta berharga sekali, Yesus Pahlawan besar.
2) Waktu Almasih puasa di padang tandus gersang, untuk dosaku digoda, tapi akhirnya menang. Mari tuturkan derita dan sengsaraNya pedih; untuk manusia yang hina Ia disiksa perih.
3) Tuhan dipaku di salib, tubuh memar didera, matiNya nista dan aib, lalu dikubur seg’ra. Warta gembira sekali: “Kubur tak dapat menang; Tuhan t’lah hidup kembali!” Kita beroleh senang.
11. DOA PELAYANAN FIRMAN ( duduk ) PF (Mengucapkan doa untuk mohon pertolongan Roh Kudus untuk pelayanan firman, diakhiri
dengan “Kami berdoa di dalam nama Tuhan Yesus Kristus”)
12. PEMBACAAN ALKITAB
BACAAN PERTAMA Pnt/U : Bacaan pertama diambil dari Ulangan 26:1-11 diakhiri dengan Demikianlah sabda Tuhan!
U : Syukur kepada Allah!
MAZMUR TANGGAPAN Pnt/U : Marilah kita menanggapi bacaan tadi dengan mendaraskan Mazmur 91:1-2, 9-16
BACAAN KEDUA Pnt/U : Bacaan kedua diambil dari Roma 10:8-13 diakhiri dengan “Demikianlah sabda Tuhan”
U : Syukur kepada Allah!
BACAAN INJIL PF : Bacaan diambil dari kitab Injil Tuhan Yesus Kristus menurut Lukas 4:1-13 Demikianlah Injil Yesus Kristus. Berbahagialah mereka yang mendengarkan Firman Allah dan yang memeliharanya. Haleluyah!
U : (Menyanyikan) Hosiana 13. KHOTBAH. 14. SAAT HENING 15. PENGAKUAN IMAN ( berdiri ) Pnt Marilah kita bersama dengan umat Allah di masa lalu, masa kini, dan masa depan mengingat pengakuan pada baptisan kita menurut Pengakuan Iman Rasuli ..................
| 11 warta jemaat
16. DOA SYAFAAT ( duduk) PF (Mengajak Jemaat dan mengucapkan doa yang sudah disiapkan diakhiri dengan “Kami
berdoa di dalam nama Tuhan Yesus Kristus”) 17. PERSEMBAHAN ( oleh : Pnt )
Membaca nats anjuran .......................
Nyanyian jemaat: KJ. 344 : 1 – 3 “INGAT AKAN NAMA YESUS” 1) Ingat akan nama Yesus, kau yang susah dan sedih:
Nama itu menghiburmu k’mana saja kau pergi. Refrein: Indahlah namaNya, pengharapan dunia! Indahlah namaNya, suka sorga yang baka!
2) Bawa nama Tuhan Yesus, itulah perisaimu.
Bila datang pencobaan, itu yang menolongmu. 3) Sungguh agung nama Yesus, hati kita bergemar.
Bila kita dirangkulNya, sukacita pun besar.
Doa persembahan ( berdiri )
18. NYANYIAN JEMAAT : PKJ. 164 : 1 – 3 “JALAN HIDUP TAK SELALU” 1. Jalan hidup tak selalu tanpa kabut yang pekat,
namun kasih Tuhan nyata pada waktu yang tepat. Mungkin langit tak terlihat oleh awan yang tabel, di atas nyalah membusur p’langi kasih yang kekal. Refrein: Habis hujan tampak p’langi bagai janji yang teguh, di balik duka menanti p’langi kasih Tuhanmu.
2. Jika badai menyerangmu, badai turun menggelap, carilah di atas awan p’langi kasih yang tetap. Lihatlah warna-warninya, lambang cinta yang besar, Tuhan sudah b’ri janjiNya, jangan lagi ‘kau gentar.
3. Jauhkan takut putus asa, walau jalanmu gelap,
perteguh kepercayaan dan langkahmu pertegap. “Tuhan itu ada kasih”, itulah penghiburmu, di atas duka bercahaya p’langi kasih Tuhanmu.
19. PENGUTUSAN PF Arahkanlah hatimu kepada Tuhan!
J Kami mengarahkan hati kami kepada Tuhan. PF Jadilah saksi Kristus! J Syukur kepada Allah. PF Terpujilah Tuhan! J Kini dan selamanya.
20. BERKAT PF Pulanglah dengan sejahtera dan terimalah berkat Tuhan : Tuhan memberkati engkau dan
melindungi engkau, Tuhan menyinari engkau dengan WajahNya, dan memberi engkau kasih karunia. Tuhan menghadapkan wajahNya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera.
J Menyanyikan HOSIANA
| 12 warta jemaat
CATATAN
K H O T B A H Minggu, 10 Maret 2019 OOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOO
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………