Kerajaan Islam di Sumatra
Kelompok Barat:
A. Washfa A. (2700002)
Niki A. S. (2700009)
Sandra L. E. (2700012)
Virisy N. Z. (2700014)
Wardah H. N. I. (2700015)
Samudera Pasai
Profil :
Tahun Berdiri : 1267–1521Nama Ibukota : PasaiBahasa : MelayuAgama : IslamPemerintahan : Monarki Invasi :Portugis 1521 Mata uang : Koin emas dan perak
Wilayah Kekuasaan
• Pendiri: Najmuddin Al-Kamil yang menaklukkan Meurah Silu(Malikus Shaleh) [ver. 1]
• [ver.2] ada seseorang yang sakti yang lahir dari pohon(?) bermimpi bertemu dengan seorang dari barat, bertempur dankalah. Lalu jadi kenyataan.
• Masa pemerintahan Sultan Malikul Thahir.• Samudera Pasai menjadi pusat perdagangan internasional. • Pedagang dari Asia, Afrika, China, dan Eropa berdatangan ke
Samudera Pasai• Hubungan dagang dengan pedagang-pedagang Pulau Jawa
juga terjalin erat. Produksi beras dari Jawa ditukar dengan lada.
• Kerajaan Majapahit berambisi menyatukan bumi nusantara.
• Berdirinya Kerajaan Bandar Malaka yang letaknya lebih strategis karena berada di daerah pusat Selat Malaka.
• Sultan Malik Al-Thahir wafat lalu tidak ada yang meggantikan tahta sehingga penyebaran agama Islam diambil dan diteruskan oleh Kerajaan Aceh.
Kerajaan Deli
• Didirikan oleh Tuanku Sri Paduka Gocah Pahlawan,
panglima perang Kerajaan Aceh Darussalam di wilayah
Aru yang dihadiahkan Sultan Iskandar Muda sebagai
balas jasa atas kemenangannya dalam invasi di wilayah
tersebut.
• Sri Paduka Gocah Pahlawan meninggal tahun 1641 dan
wilayah Deli diwariskan kepada putranya, Tuanku
Panglima Perunggit bergelar Panglima Deli
Masa Kejayaan
Ketika pemerintahan Sultan Mahmud rasyid
Perkasa Alam Shah, dibangun beberapa
ikon kejayaan Kerajaan Deli seperti
Kampong Bahari (1886), Istana Agung
Maimoon (1888)
Wilayah Kekuasaan
• Wilayah Kerajaan Deli meliputi Labuhan,
Langkat, Suka Piring, Buruh Cina, Denai,
Serbajadi, dan wilayah pesisir timur
lainnya.
• Ketika Kesultanan Aceh kembali
menguasai Deli pada tahun 1854,
Kerajaan Deli dinyatakan berdiri sendiri di
bawah Kerajaan Aceh Darussalam
dengan wilayah mulai perbatansan Rokan
di selatan sampai perbatasan Tamiang.
Kerajaan Serdang
Page 9
Page 10
Sejarah Terbentuk
Sultan pertama Serdang, yaitu Tuanku
Umar adalah anak ketiga dari Tuanku
Panglima Paderap (pendiri kesultanan
Deli). Dan Di bawah kepemimpinan
Tuanku Ainan, Kesultanan Serdang
mengalami perkembangan dengan
melebarkan wilayah kekuasaan
hingga ke Percut dan Serdang Hulu.
Serdang
Page 11
Serdang
Pimpinan Serdang
1723-1782 Tuanku Umar Johan Pahlawan Alam Syah bin
Tuanku Panglima Paderap (Kejeruan Junjungan), Raja
Serdang
1782-1822 Tuanku Ainan Johan Pahlawan Alam Syah ibni
al-Marhum Tuanku Umar (Al-Marhum Kacapuri), Raja
Serdang.
1822-1851 Sultan Thaf Sinar Basyar Syah ibni al-Marhum
Tuanku Ainan Johan Pahlawan Alam Shah (Al-Marhum
Besar), Sultan dan Yang di-Pertuan Besar Serdang
1851-1879 Sultan Basyaruddin Syaiful Alam Syah ibni al-
Marhum Sultan Thaf Sinar Bashar Syah (Al-Marhum Kota
Batu), Sultan dan Yang di-Pertuan Besar Serdang
1879-1946 Sultan Sulaiman Syariful Alam Syah ibni al-
Marhum Sultan Bashar un-din (Al-Marhum Perbaungan),
Sultan dan Yang di-Pertuan Besar SerdangPage 13
Kepala Rumah Tangga
1946-1960 Tuanku Rajih
Anwar ibni al-Marhum Sultan
Sulaiman Sharif ul-'Alam
Shah, Tengku Putra Mahkota,
Kepala Rumah Tangga Istana
Serdang
Page 14
Sultan
1960-2001 Sri Sultan Tuanku Abu Nawar
Sharifu'llah Alam Shah al-Haj ibni al-
Marhum Sultan Sulaiman Sharif ul-'Alam
Shah, Sultan dan Kepala Rumah Tangga
Istana Serdang
2001-2011 Sri Sultan Tuanku Lukman
Sinar Bashar Shah II ibni al-Marhum
Sultan Sulaiman Sharif ul-'Alam Shah,
Sultan dan Kepala Rumah Tangga Istana
Serdang.
2011 Sri Sultan Tuanku Achmad Thalaa
Sharif ul-'Alam Shah, Sultan dan Kepala
Rumah Tangga Istana Serdang.Page 15
Page 16
Kerajaan Aceh Darussalam
• Kesultanan Aceh Darussalam merupakan sebuah kerajaan
Islam yang pernah berdiri di provinsi Aceh, Indonesia.
• Kesultanan Aceh terletak di utara pulau Sumatera dengan ibu
kota Bandar Aceh Darussalam dengan sultan pertamanya
adalah Sultan Ali Mughayat Syah yang dinobatkan pada pada
Ahad, 1 Jumadil awal 913 H atau pada tanggal 8 September
1507.
• Dalam sejarahnya yang panjang itu (1496 - 1903), Aceh
mengembangkan pola dan sistem pendidikan militer,
berkomitmen dalam menentang imperialisme bangsa Eropa,
memiliki sistem pemerintahan yang teratur dan sistematik,
mewujudkan pusat-pusat pengkajian ilmu pengetahuan, dan
menjalin hubungan diplomatik dengan negara lain
• Kesultanan Aceh didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah pada
tahun 1496.
• Pada awalnya kerajaan ini berdiri atas wilayah Kerajaan Lamuri,
kemudian menundukan dan menyatukan beberapa wilayah kerajaan
sekitarnya mencakup Daya, Pedir, Lidie, Nakur. Selanjutnya pada
tahun 1524 wilayah Pasai sudah menjadi bagian dari kedaulatan
Kesultanan Aceh diikuti dengan Aru.
• Pada tahun 1528, Ali Mughayat Syah digantikan oleh putera
sulungnya yang bernama Salahuddin, yang kemudian berkuasa
hingga tahun 1537.Sayangnya,keadaan pemerintahan kurang
mendapat perhatian raja sehingga selama masa pemerintahannya
Aceh Darussalam mengalami kemunduran drastis.Kemudian
Salahuddin digantikan oleh Sultan Alauddin Riayat Syah al-Kahar
yang berkuasa hingga tahun 1571
• Sultan Alauddin Riayat Syah al-Kahar berhasil
mengadakan perbaikan kondisi kerajaan dan
perluasan wilayah,antara lain ke Aru,namun
gagal merebut Malaka dari portugis.Dia juga
aktif menyebarkan pengaruh islam dengan
mengirim ahli dakwah ke berbagai
daerah,antara lain Syarif Hidayatullah dan
sunan gunung jati.
• Sultan Alaudin pun meninggal,dan kerajaan pun
mengalami kemunduran ,Hal ini terjadi akibat
pergolakan politik internal dan pemberontakan.
Masa Kejayaan
• Kerajaan aceh Darussalam mengalami
perkembangan dan mencapai masa keemasan
pada masa pemerintahan Sultan Iskandar
Muda.
• Wilayah kekuasannya semakin luas.Daerah
daerah din Semenanjung Malaya(Malaysia)
menjadi wilayah taklukannya.Dengan
penguasan daerah ini,jalur perdagangan
alternative yang diciptakn Aceh melalui pantai
Barat Sumatra menjadi sangat ramai.
Struktur pemerintahan kerajaan Aceh
Darussalam dibentuk oleh Sultan Iskandar
Muda,yang terbagi menjadi 2,yaitu
kekuasaan oleh kaum bangsawan dan alim
ulama.Dalam kekuasaan
kebangsawanan,wilayah kerajaan aceh
Darussalam terbagi dalam daerah daerah
kehulubalanagn yang dikepalai oleh
Ulelebalang
Masa Kemunduran
• Setelah Sultan Iskandar Muda wafat, tidak ada lagi
sultan yang mampu mengendalikan daerah Kerajaan
Aceh yang begitu luas.
b. Di masa Sultan Iskandar Sani, disinilah masa-masa
kemunduran dan setelah beliau wafat, kemunduran
itu lebih terasa sangat mundur.
c. Timbulnya pertikaian terus menerus di Kerajaan Aceh
antara golongan bangsawan dengan golongan ulama
(teungku) yang mengakibatkan melemahnya Kerajaan
Aceh.
d. Daerah-daerah bawahan banyak yang melepaskan
diri seperti Johor, Pahang, Perak, Minangkabau,
dan Siak.
Wilayah Kekuasaan
• Daerah-daerah yang menjadi bagian dari wilayah
kekuasaan Kesultanan Aceh Darussalam, dari masa
awalnya hingga terutama berkat andil Sultan Iskandar
Muda, mencakup antara lain hampir seluruh wilayah
Aceh, termasuk Tamiang, Pedir, Meureudu, Samalanga,
Peusangan, Lhokseumawe, Kuala Pase, serta Jambu
Aye. Selain itu, Kesultanan Aceh Darussalam juga
berhasil menaklukkan seluruh negeri di sekitar Selat
Malaka termasuk Johor dan Malaka, kendati kemudian
kejayaan pemerintahan Kesultanan Aceh Darussalam di
bawah pemerintahan Sultan Iskandar Muda mulai
mengalami kemunduran pasca penyerangan ke Malaka
pada 1629.
Selain itu, negeri-negeri yang berada di sebelah
timur Malaya, seperti Haru (Deli), Batu Bara, Natal,
Paseman, Asahan, Tiku, Pariaman, Salida,
Indrapura, Siak, Indragiri, Riau, Lingga, hingga
Palembang dan Jambi. Wilayah Kesultanan Aceh
Darussalam masih meluas dan menguasai seluruh
Pantai Barat Sumatra hingga Bengkulen
(Bengkulu). Tidak hanya itu, Kesultanan Aceh
Darussalam bahkan mampu menaklukkan
Pahang, Kedah, serta Patani.