Email : [email protected]
Twit; @[email protected]
Kebijakan Perdagangan Internasional
(Dari Berbagai Sumber)
January 15th, 2010 • Related • Filed Under
Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara
dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Jika dibandingkan dengan
pelaksanaan perdagangan di dalam negeri, maka perdagangan internasional sangatlah rumit dan
kompleks. Rumitnya perdagangan internasional disebabkan oleh hal-hal berikut.
1. Pembeli dan penjual terpisah oleh batas-batas kenegaraan.
2. Barang harus dikirim dan diangkut dari suatu negara ke negara lainnya. Barang-barang
tersebut harus melewati berbagai macam peraturan seperti pabean (batas-batas wilayah yang
dikenai pajak), yang bersumber dari pembatasan yang dikeluarkan pemerintah.
3. Antara satu negara dengan negara lainnya terdapat perbedaan dalam bahasa, mata uang,
taksiran atau timbangan, hukum dalam perdagangan, dsb.
4. Sumber daya alam yang berbeda.
• Kebijakan perdagangan bebas
Kebijakan ini menghendaki perdagangan internasional berlangsung tanpa adanya hambatan
apapun dari pemerintah, baik hambatan tariff maupun hambatan kuota.
• Kebijakan proteksi
Ada dua alasan kuat yang mendorong lahirnya kebijakan proteksionisme, yaitu melindungi
perekonomian domestik dari tindakan negara atau perusahaan asing yang tidak adil, dan
melindungi industri-industri domestik yang baru berdiri (infant industry). Industri-industri
domestik yang baru berdiri biasanya memiliki struktur biaya yang masih tinggi, sehingga sulit
Email : [email protected]
Twit; @[email protected]
bersaing dengan industri asing yang memiliki struktur biaya rendah (karena sudah memiliki skala
ekonomi yang besar). Proteksi bertujuan untuk melindungi industri domestik yang sedang berada
dalam tahap perkembangan. Proteksi ini memberi kesempatan kepada industri domestik untuk
belajar lebih efisien dan memberi kesempatan kepada tenaga kerjanya utnuk memperoleh
keterampilan. Kebijakan proteksi biasanya bersifat sementara. Jika suatu saat industri domestik
dirasakan sudah cukup besar dan mampu bersaing dengan industri asing, maka proteksi akan
dicabut.
Ada banyak hambatan yang digunakan sebagai instrument kebijakan proteksionis. Hambata itu
bertujuan utnuk melindungi industri dalam negeri terhadap persaingan luar negeri. Bentuk
hambatan proteksionis dalam perdagangan luar negeri tersebut, yaitu:
1. Tarif
Tarif adalah pajak yang dikenakan terhadap barang yang diperdagangkan. Efek kebijakan ini
terlihat langsung pada kenaikan harga barang. Tarif yang paling umum adalah tarif atas barang-
barang impor atau yang biasa disebut bea impor. Tujuan dari bea impor adalah membatasi
permintaan konsumen terhadap produk-produk impor dan mendorong konsumen menggunakan
produk domestik. Semakin tinggi tingkat proteksi suatu negara terhadap produk domestiknya,
semakin tinggi pula tarif pajak yang dikenakan. Perbedaan utama antara tarif dan proteksi
lainnya adalah bahwa tarif memberikan pemasuka kepada pemerintah sedangkan kuota tidak.
2. Kuota
Kuota adalah pembatasan dalam jumlah barang yang diperdagangkan. Ada tiga macam kuota,
yaitu kuota impor, kuota produksi, dan kuota ekspor. Kuota impor adalah pembatasan dalam
jumlah barang yang diimpor, kuota produksi adalah pembatasan dalam jumlah barang yang
diproduksi, dan kuota ekspor adalah pembatasan jumlah barang yang diekspor. Tindakan untuk
membatasi atau mengurangi jumlah barang impor ada yang diakukan secara sukarela yang
disebut sebagai pembatasan ekspor sukarela (Voluntary Export Restriction = VER). VER adalah
kesepakatan antara negara pengekspor untuk membatasi jumlah barang yang dijualnya ke negara
pengimpor.
Tujuan dari kuota ekspor adalah untuk keuntungan negara pengekspor, agar dapat memperoleh
Email : [email protected]
Twit; @[email protected]
harga yang lebih tinggi. Kuota produksi bertujuan untuk mengurangi jumlah ekspor. Dengan
demikian, diharapkan harga di pasaran dunia dapat ditingkatkan.
Tujuan utama pelaksanaan kuota adalah untuk melindungi produksi dalam negeri dari serbuan-
serbuan luar negeri.
Dampak kebijakan kuota bagi negara importir.
a. Harga barang melambung tinggi,
b. Konsumsi terhadap barang tersebut menjadi berkurang,
c. Meningktanya produksi di dalam negeri.
Dampak kebijakan kuota bagi negara eksportir.
a. Harga barang turun,
b. Konsumsi terhadap barang tersebut menjadi bertambah,
c. Produksi di dalam negeri berkurang.
3. Dumping dan Diskriminasi harga
Praktik diskriminasi harga secara internasional disebut dumping, yaitu menjual barang di luar
negeri dengan harga yang lebih rendah dari dalam negeri atau bahkan di bawah biaya produksi.
Kebijakan dumping dapat meningkatkan volume perdagangan dan menguntungkan negara
pengimpor, terutama menguntungkan konsumen mereka. Namun, negara pengimpor kadang
mempunyai industri yang sejenis sehingga persaingan dari luar negeri ini dapat mendorong
pemerintah negara pengimpor memberlakukan kebijakan anti dumping (dengan tarif impor yang
lebih tinggi), atau sering disebut counterveiling duties. Hal ini dilakukan untuk menetralisir
dampak subsidi ekspor yang diberikan oleh negara lain.
Kebijakan ini hanya berlaku sementara, haraga produk akan dinaikkan sesuai dengan harga pasar
setelah berhasil merebut dan menguasai pasar internasional. Predatory dumping dilakukan
dengan tujuan untuk mematikan persaingan di luar negeri. Setelah persaingan di luar negeri mati
maka harga di luar negeri akan dinaikkan untuk menutup kerugian sewaktu melakukan predatory
dumping.
Email : [email protected]
Twit; @[email protected]
4 Subsidi
Kebijakan subsidi biasanya diberika untuk menurunkan biaya produksi barang domestik,
sehingga diharapkan harga jual produk dapat lebih murah dan bersaing di pasar internasional.
Tujuan dari subsidi ekspor adalah untuk mendorong jumlah ekspor, karena eksportir dapat
menawarkan harga yang lebih rendah. Harga jual dapat diturunkan sebesar subsidi tadi. Namun
tindakan ini dianggap sebagai persaingan yang tidak jujur dan dapat menjurus kea rah perang
subsidi. Hal ini karena semua negara ingin mendorong ekspornya dengan cara memberikan
subsidi.
5 Larangan impor
Kebijakan ini dimaksudkan untuk melarang masuknya produk-produk asing ke dalam pasar
domestik. Kebijakan ini biasanya dilakukan karena alasan politik dan ekonomi.
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/01/kebijakan-perdagangan-internasional/
M. AGUS SUDRAJAT
Ajang Diskusi Seputar Akuntansi
DOSEN AKUNTANSI
Hidup bukanlah tujuan utama... tapi yang terpenting adalah prosesnya...!!!
Lihat profil lengkapku
Email : [email protected]
Twit; @[email protected]
Selasa, 09 Februari 2010
PERDAGANGAN LUAR NEGERI, PROTEKSI DAN GLOBALISASI
PERDAGANGAN LUAR NEGERI, PROTEKSI
DAN GLOBALISASI
BAB I
PENDAHUALUAN
Berdasarkan pengertian ilmu ekonomi, ilmu ekonomi internasional yang mempelajari alokasi
sumber daya yang langka guna memenuhi kebutuhan manusia. Masalah alokasi dianalisa dalam
hubungan antara pelaku ekonomi satu Negara dengan Negara lain.
Hubungan ekonomi internasional ini dapat berupa perdagangan, investasi, pinjaman, bantuan
serta kerja sama internasional.
Ekonomi internasional mencakup baik aspek mikro maupun makro. Aspek mikro misalnya
menyangkut masalah jual beli secara internasional yang saling disebut dengan ekspor-impor. Kegiatan
perdagangan internasional ini tergantung pada keadaan pasar hasil produksi maupun pasar faktor
produksi yang merupakan salah satu topik dalam analisis ekonomi mikro. Masing-masing pasar saling
berhubungan satu dengan lain yang dapat mempengaruhi pendapatan ataupun kesempatan kerja
masalah ini merupakan topik makro.
Dapat ditarik kesimpulan dari uraian diatas adalah pada prinsifnya ada dua faktor yang
menyebabkan timbulnya perdagangan internasional, yakni faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan dan penawaran.
BAB II
PEMBAHASAN
Email : [email protected]
Twit; @[email protected]
PERDAGANGAN LUAR NEGERI, PROTEKSI DAN GLOBALISASI
A. Perdagangan Luar Negeri
1. Pengertian perdagangan luar negeri
Perdagangan luar negeri adalah perdagangan yang terjadi di luar negeri, kegiatan
perdagangan luar negeri ini tergantung pada keadaan pasar hasil produksi maupun pasar faktor
produksi, masing-masing pasar yang saling berhubungan satu dengan lain yang dapat
mempengaruhi pendapatan ataupun kesempatan kerja.selain itu, permintaan akan sesuatu barang
ditentukan oleh pendapatan kita dapat menduga bahwa ada hubungan antara pendapatan satu
Negara dengan pembelian barang luar negeri (impor). Jika pendapatan naik, maka pembelian
barang-barang dan jasa ( dari dalam Negeri maupun impor) dapat mengalami kenaikan ada 3
aspek dari peranan perdagangan luar negeri dalam perekonomian yaitu:
Keuntungan yang dapat di peroleh sesuatu Negara dari melakukan perdagangan luar
negeri
Kebujakan membatasi perdagangan dan proteksi dalam perdagangan luar negeri
Mengenai globalisasi
Berdagang dengan Negara lain kemungkinan dapat memperoleh keuntungan, yakni
dapat membeli barang yang harganya lebih rendah dan mungkin dapat menjual keluar negeri
dengan harga yang relative lebih tinggi. Perdagangan luar negeri sering timbul karena adanya
perbedaan harga barang di berbagai Negara.
Perbedaan harga inilah yang menjadi pangkal timbulnya perdagangan antar Negara. Dan
perbedaan harga bukanlah hanya ditimbulkan oleh karena adanya perbedaan ongkos produksi,
tetapi juga kaerna perbedaan dalam pendapatan serta selera permintaan akan sesuatu barang
sangat ditentukan oleh selera dan pendapatan. Seleran dapat memainkan peranan penting
dalam menentukan permintaan akan sesuatu barang antara berbagai Negara. Apabila
Email : [email protected]
Twit; @[email protected]
persediaan suatu barang di satu Negara tidak cukup untuk memenuhi permintaan, Negara
tersebut dapat mengimpor dari Negara lain.
Untuk suatu barang tertentu faktor selera dapat memegang peranan penting. Misalnya:
mobil, rokok, pakaian, meskipun satu Negara tertetu telah dapat menghasilkan barang-barang
tersebut, namun kemungkinan besar impor dari Negara lain dapat terjadi. Hal ini dikarenakan
faktor selera, dimana penduduk Negara tersebut lebih menyukai barang-barang buatan Negara
lain.
2. Keuntungan melakukan perdagangan
Dua hal utama akan dijelaskan dalam bagian ini:
Pandangan para ahli ekonomi/mazhab di masa merkantalisme dan klasik mengenai
sumbangan perdagangan luar negeri kepada masyarakat.
Ahli-ahli ekonomi yang tergolong dalam mazhab merkantilis yaitu ahli-ahli ekonomi
yang hidup di sekitar abad keenam belas dan ketujuh belas, berpendapat bahwa
perdagangan luar negeri merupakan sumber kekayaan untuk sesuatu Negara menurut
mereka, suatu Negara dapat mempertinggi kekayaannya dengan cara menjual barang-
barangnya keluar negeri.
Sesudah itu, ahli-ahli ekonomi klasik menganalisis dengan lebih mendalam lagi
peranan perdagangan luar negeri dalam perekonomian. Misalnya, David Ricardo telah
mengemukakan pandangan-pandangan yang lebih logis utuk menerangkan perluna
perdagangan luar negeri dalam mengembangkan suatu perekonomian. Teori Ricardo, yang
menerangkan mengenai keuntungan yang dapat diperoleh dari spesialisasi dan
perdangangan, merupakan teori yang hingga sekarang menjadi dasar kepada teori
perdagangan luar negeri. Berdasarkan kepada teori Ricardo tersebut, Negara-negara
digalakkan menjalankan sistem perdagangan bebas/free trade.
Yang dimaksudkan perdagangan bebas adalah sistem perdagangan luar negeri
dimana setiap Negara melakukan perdagangan tanpa ada halangan perdagangan.
Email : [email protected]
Twit; @[email protected]
3. keuntungan dari spesialisasi dengan menggunakan contoh angka
telah dinyatakan bahwa dengan mengadakan spesialisasi dan selanjutnya melakukan
perdagangan luar negeri, dua kepentingan penting akan diperoleh oleh setiap Negara,
keuntungan itu adalah:
a. Faktor-faktor produksi akan dapat digunakan dengan lebih efisien.
b. Penduduk Negara itu akan dapat menikmati lebih banyak barang-barang.
Keuntungan itu terwujud akan diterang dalam bagian ini yaitu:
Asumsi-asumsi yang digunakan
Di dalam menunjukkan keuntungan yang didapat dari perdagangan luar negeri
biasanya digunakan dalam dua cara: yaitu dengan menggunakan angka-angka dan
dengan menggunakan grafik.
Keuntungan mutlak dan keuntungan berbandingan
Dalam menerangkan mengenai keuntungan yang diperoleh dari spesialisasi dan
perdagangan luar negeri, dapat dibedakan diantara pengertian keuntungan mutlak dan
keuntungan berbanding.
Keuntungan mutlak adalah keuntungan yang diperoleh oleh sesuatu Negara dari
mengkhususkan kegiatannya kepada memproduksikan barang-barang dengan
efisiensi yang lebih tinggi dari Negara-negara lain.
Keuntungan berbanding dapat diartikan sebagai keuntungan yang diperoleh oleh
suatu Negara dari mengkhususkan (melakukan spesialisasi) dalam memproduksikan
barang-barang yang mempunyai harga relative yang lebih rendah dari Negara lain.
4. keuntungan perdagangan dalam grafik
Email : [email protected]
Twit; @[email protected]
Gambaran secara grafik mengenai keuntungan dari perdagangan perlu diterangkan
secara dua tahap. Dalam tahap pertama ditunjukkan keadaan yang menunjukkan keadaan
sebelum perdagangan. Pada tahap kedua ditunjukkan ke adaan sesudah dilakukan perdagangan.
B. Proteksi dan Pembatasan Perdagangan
1. Pengertian proteksi
Proteksi merupakan perlindungan dalam perdagangan atau industri. Tujuannya untuk
melindungi industri dalam negeri dari persaingan barang impor. Hal ini, misalnya dapat
dijalankan dengan tariff. Quota dan sebagainya.
Pengertian tarif adalah pembebanan pajak atau custom duties terhadap barang-barang
yang melewati batas suatu Negara.
Tarif digolongkan menjadi:
a. Bea ekspor adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang yang diangkut manusia ke
Negara lain.
b. Bea transito adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-barang yang melalui wilayah
suatu Negara dengan ketentuan bahwa barang tersebut sebagai tujuan akhirnya adalah
Negara lain.
c. Bea impor adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-barang yang masuk dalam
custom area suatu Negara dengan ketentuan bahwa Negara tersebut sebagai tujuan akhir.
Pengertian Quota adalah pembatasan jumlah pisik terhadap barang yang masuk (Quota
impor) dan keluar (Quota ekspor).
Proteksi bisa berbentuk:
a. Pengenaan tarif
b. Quota
c. Pelarangan imor
Email : [email protected]
Twit; @[email protected]
Seandainya suatu Negara melarang impor barang A, maka industri dalam negeri
yang memproduksikan atau merakit barang A akan memperoleh proteksi. Dalam hal ini
proteksi bersifat mutlak bagi indiustri barang A dalam negeri.
d. Subsidi
Dengan adanya subsidi, produsen dalam negeri bisa menjual barangnya lebih
murah, sehingga bisa bersaing dengan barang impor.
Subsidi yang diberikan bisa dalam berbagai bentuk, misalnya:
1) Subsidi langsung berupa sejumlah uang tertentu
2) Subsidi per unit produksi.
2. faktor-faktor yang mendorong proteksi
Dalam perdagangan luar negeri konsep proteksi berarti usaha-usaha pemerintah yang
mematasi atau mengurangi jumlah barang yang diimpor dari Negara-negara lain denga tujuan
untuk mencapai beberapa tujuan tertentu yang penting artinya dalam pembangunan Negara
dan kemakmuran perekonomian Negara.
Ada beberapa tujuan penting dari proteksi:
a. Mengatasi masalah deflasi dan pengangguran.
b. Mendorong perkembangan industri baru
c. Mendiversifikasikan perekonomian
d. Menghindari kemerosotan industri-industri tertentu
e. Memperbaiki neraca pembayaran
f. Menghindari neraca pembayaran
g. Menghindari dumping
h. Menambah pendapatan pemerintah
Email : [email protected]
Twit; @[email protected]
3. Alat pembatasan perdagangan
Proteksi dan pembatasan perdagangan adalah kebijakan. Kebijakan pemerintah dalam
membatasi atau mengurangi barang-barang yang di impor. Halangan perdagangan dapat
dibedakan kepada empat jenis: tarif dan pajak impor, kuota pembatasan impor. Hambatan
perdagangan bukan tarif dan pembatasan penggunaan valauta asing.
C. Globalisasi dan Pertumbuhan Ekonomi
1. Definisi Globalisasi
Adalah satu konsep yang sering dinyatakan orang pada masa ini, tetapi yang
menyatakan dan mebahasnya mempunyai pengertian yang berbeda mengenai konsep tersebut.
Globalisasi dapat didefinisikan sebagai peningkatan dalam saling ketergantungan dalam keadaan
dan kegiatan ekonomi diantara berbagai Negara di Indonesia.
Untuk lebih memahami makna definisi perhatikan dua contoh saling ketergantungan
dalam aspek ekonomi berikut: pertama, efek dari berlakunya kemunduran ekonomi di Amerika
Serikat, Jepang dan Negara-negara Eropa, perkembangan investasi asing yang pesat dalam
beberapa tahun belakangan ini dinegeri cinta menimbulkan efek buruk kepada prosfek
kerkembangan investasi asing dan pertumbuhan ekonomi di Negara-negara lain, seperti
misalnya di Negara-negara Asia tenggara.
2. faktor-faktor yang mewujudkan globalisasi
- Perkembangan politik dunia
- Semakin pentingnya praktek pasaran bebas
- Perkembangan perusahaan multinasional
- Berkembangnya investasi keuangan ke berbagai Negara
- Kemajuan teknologi dalam bidang teknologi informasi dan pengangkutan
3. kebaikan dan keburukan globalisasi
- Kebaikan Globalisasi
Email : [email protected]
Twit; @[email protected]
o Produksi dunia dapat ditingkatkan
o Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu Negara
o Meluaskan pasa untuk hasil produksi dalam negeri
o Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik
o Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi
- Keburukan Globalisasi
o Menghambat pertumbuhan sector industri manafaktur
o Memperburuk keadaan neraca pembayaran
o Sector keuangan semakin tidak stabil
o Memperbudak prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Perdagangan luar negeri merupakan perdagangan yang kegiatannya benda diluar negeri. Dalam
konteks ini cara umum akan ditunjukan beberapa keuntungan dari perdagangan luar negeri dan
secara spesifik dan dengan lebih terperici akan ditunjukkan keuntungan yang akan diperoleh dari
spesialisasi, yaitu apabila kegiatan ekonomi Negara dikhususkan kepada memproduksi barang
yang dapat bersaing di pasaran luar negeri.
Email : [email protected]
Twit; @[email protected]
Proteksi merupakan kebijakan perdagangan luar negeri yang dilakukan suatu Negara yang pada
dasarnya menghambat kemasukan berbagai jenis barang impor dengan menggunakan berbagai
alat untuk melaksanakan kebijakan perlindungan (proteksi) seperti pajak impor (tarif), kuota dan
hambatan bukan tarif.
Globalisasi merupakan pengertian dalam saling ketergantungan dalam keadaan dan kegiatan
ekonomi diantara berbagai Negara dari dunia.
DAFTAR PUSTAKA
Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Teori Pengantar, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2008.
Nopirin, Ph.D, Ekonomi Internasional, Yogyakarta, BPFE-Yogyakarta, 1997
Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Teori Pengantar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2008), h. 359.
Nopirin, Ph.D, Ekonomi Internasional, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 1997), h. 2-3.
Sadono Sukirno,Op.cit. h. 360-368.
Napirin, Op.cit. h. 50-65
Sadono Sukirno,Op.cit. h. 373e-383.
Journal economic & article in internet >> foundation of globalization era
Diposkan oleh DOSEN AKUNTANSI di 23:39
Label: PERDAGANGAN LUAR NEGERI, PROTEKSI DAN GLOBALISASI
Email : [email protected]
Twit; @[email protected]
http://magussudrajat.blogspot.com/2010/02/perdagangan-luar-negeri-proteksi-dan.html
Mar23,
Kebijakan Proteksi Indonesia beserta kesimpulannya
article, education 4:29 AM
Oleh : Avesina Wisda Burhana/03/XI Social 2
1. Kebijakan Proteksi = Mendorong Ekspor dan Menekan Impor, Bagi Indonesia?
GENEVA, SENIN - Anggota Organisasi Perdagangan Dunia bertemu di Geneva, Swiss, Senin
(9/2), membahas soal krisis finansial yang mengarah pada proteksionisme. Para diplomat, baik
yang mewakili negara kaya maupun miskin, berdiskusi dengan Dirjen Organisasi Perdagangan
Dunia Pascal Lamy.
Pembicaraan akan memaparkan banyak hal tentang kecenderungan proteksionisme perdagangan
pada sebagian besar dari 153 negara anggota Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Disebutkan, banyak negara yang cenderung mendorong ekspor dan menekan impor.
Proteksionisme merupakan kebijakan ekonomi yang membatasi perdagangan antarnegara.
Caranya, antara lain, adalah pemberlakuan tarif tinggi pada barang impor, pembatasan kuota, dan
berbagai upaya menekan impor.
Proteksi dimaksudkan untuk mempertahankan lapangan kerja bagi penduduk lokal. Di sisi lain,
kondisi ini dapat memperparah resesi global jika membuat negara lain tidak dapat menjual
produknya ke luar negeri. Pada tahun 1930-an, negara-negara menutup pasar mereka dan Depresi
Besar semakin dalam.
Email : [email protected]
Twit; @[email protected]
Lamy mengatakan, perlambatan ekonomi pada tahun 2009 akan berdampak pada semua anggota
WTO, khususnya negara yang menggantungkan pertumbuhan ekonominya pada ekspor.
Kesepakatan
Sementara Kelompok 15 negara, termasuk Jepang dan Brasil, mengeluarkan pernyataan menolak
proteksionisme yang semakin terlihat. Seruan ini untuk menekankan kekhawatiran mereka
terkait dengan krisis ekonomi.
Selain Jepang dan Brasil, Kelompok 15 negara ini juga meliputi Korea Selatan, Taiwan, Turki,
Cile, Kolombia, Kosta Rika, Hongkong, Israel, Meksiko, Norwegia, Singapura, Swiss, dan
Thailand. Kelompok 15 negara ini juga merupakan mitra antidumping. Mereka menekan AS agar
mengubah cara penghitungan biaya antidumpingnya karena hal tersebut adalah langkah proteksi
terhadap produk domestik.
”Mengingat keadaan ekonomi yang tidak dapat diperkirakan dan meningkatnya sentimen
proteksionisme, anggota WTO perlu waspada atas kemungkinan terjadinya aksi antidumping.
Selain itu, negara-negara anggota juga perlu menghindari langkah-langkah yang berujung pada
proteksionisme,” demikian pernyataan bersama itu.
Belakangan ini ada beberapa kepala negara yang diprotes karena kebijakannya mengandung
unsur proteksionisme. Seiring perlambatan perekonomian global, beberapa negara mengambil
langkah yang dianggap mengacu pada proteksionisme.
Kebijakan yang dikecam antara lain yang dikeluarkan Presiden Perancis Nicolas Sarkozy. Dia
mengusulkan agar pemerintah membantu industri otomotif di dalam negeri yang
mempertahankan pabriknya di dalam negeri. Selain itu, klausul ”Beli Produk Amerika” dalam
rencana stimulus AS juga menuai protes di mana-mana.
Pada perkiraan terakhirnya, Dana Moneter Internasional (IMF) memprediksikan perdagangan
dunia akan terkontraksi sebesar 2,8 persen tahun ini, setelah tumbuh 4,1 persen pada tahun 2008
dan 7,2 persen pada tahun 2007.
Laporan WTO itu juga prihatin akan kenaikan tarif, tetapi juga prihatin atas rincian paket
stimulus, seperti dana talangan untuk industri otomotif. Banyak negara maju yang memberi
bantuan pada industri otomotifnya, suatu kebijakan yang oleh negara lainnya dianggap sebagai
kebijakan proteksi. Seperti memberikan dana talangan yang relatif murah yang jelas tidak dapat
Email : [email protected]
Twit; @[email protected]
diikuti oleh negara miskin.
WTO memperingatkan bahwa hal tersebut juga akan menjadikan distorsi antara lembaga
finansial dengan memberikan talangan pemerintah atau subsidi.
Data kurang
Isu lain yang akan didiskusikan adalah betapa lambannya langkah perdagangan yang diambil
oleh anggota WTO. Dengan demikian, sangat sulit mendapatkan gambaran utuh dan terkini
mengenai situasi perdagangan di suatu negara.
”Salah satu masalah adalah terkait dengan jasa informasi tentang apa yang dilakukan oleh
pemerintah, langkah apa yang dilakukan,” ujar Hamid Mamdouh, Direktur Jasa Perdagangan
WTO.
2. Indonesia Tak Terpengaruh Kebijakan Proteksi Amerika Serikat
Senin, 16 Februari 2009 | 16:31 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Pelaksana Tugas Menko Perekonomian Sri Mulyani Indrawati
menilai kebijakan proteksi perdagangan Amerika Serikat melalui seruan "Buy America" tidak
akan mempengaruhi Indonesia. Sebab, Indonesia lebih banyak mengekspor produk konsumsi
primer ke negara itu.
"Ekspor kita lebih banyak pada barang-barang konsumsi yang primer, jadi mungkin tidak terlalu
berpengaruh," kata Sri Mulyani usai mendampingi Presiden Yudhoyono menerima Presiden
Asian Development Bank Haruhiko Kuroda di Kantor Presiden, Senin (16/2)
Menurutnya, kebijakan proteksi adalah satu hal yang wajar dalam pertumbuhan ekonomi yang
merosot. Salah satu upayanya adalah melakukan tekanan politik. Yaitu dengan melakukan
praktek pengamanan produk dalam negeri. Namun jika kebijakan proteksi dilakukan bersama
oleh banyak negara lain, maka krisis ekonomi semakin memburuk.
"Kalau itu dilakukan semua negara, akan memburukan krisis ini, karena semua negara tidak
saling berdagang dan kemudian ekonomi dunia melemah turun," katanya.
Email : [email protected]
Twit; @[email protected]
Kesimpulan :” Sebaiknya betul bahwa kebijakan proteksi tidak dilakukan Negara
berkembang seperti Indonesia karena bila dilakukan di Indonesia, maka para produsen local
tidak bias menjual produknya ke luar negri, dan diikuti itu, nilai tukar rupiah semakin
melemah. Dan Indonesia sebaiknya tidak terpengaruh oleh Amerika, mengapa? Karena
Indonesia sendiri tergolong masih belum maju dalam berproduksi dan peminat produk
Indonesia sendiri justru adalah Negara asing, maka sekali lagi saya membenarkan bahwa
Indonesia tidak usah terpengaruh Negara lain”.
http://www.funoverdriven.co.cc/2009/03/kebijakan-proteksi-indonesia-beserta.html