POTENSI
ANAK
Paradigma Single Intelligence
Nilai Rapor Beberapa Siswa Salah Satu SD
NO. MATA PELAJARAN
DIAN SANTI ALI AGUNG
1. Matematika 10 6 5 6
2. Sains 9 6.5 4 6
3. Sosial 8.5 5 4.5 5
4. Olah Raga 5 8.5 7 10
5. Bahasa Indonesia
6 8 9.5 8
6. Seni Rupa 5 9 7 7.5
Nilai Rata-rata 7.25 7.17 6.17 7.08
SIAPA YANG
PALING CERDAS ?
Apa sebenarnya pengertian CERDAS?
Hasil Riset Howard Gardner “The Frames of Mind”
• Umumnya orang mengartikan cerdas adalah orang yang mempunyai intelegensia antara 111-130, yakni berdasarkan hasil tes intelegensia yang diciptakan era tahun 1970.
• Sedangkan menurut riset yang Gardner lakukan selama bertahun-tahun menunjukkan bahwa IQ (kecerdasan intelegensia) hanyalah salah satu bentuk kecerdasan yang disebut kecerdasan logis-matematis.
Hasil Tes Kecerdasan
(IQ Test)
Penggolongan Keterangan
0 – 50 Idiot/Imbicile (cacat mental) Kelainan
Fungsi Otak51 – 70 Moron (keterbatasan mental)
71 – 90 Dull Witted (lambat/lemot)
91 – 110 Normal Fungsi Otak Sehat111 – 130 Cerdas (anak pandai)
PERHATIKAN PENGGOLONGAN KECERDASAN PADA SINGLE INTELLIGENCE THEORY
APA DAMPAKNYA ?
Bukti-bukti ketidaksesuaian Teori atau Tes IQ
Thomas Alfa Edison
• Dikeluarkan dari SD karena dianggap tidak mampu mengikuti pelajaran di sekolah atau sekarang dikenal “lambat” (dull-witted)
• Dengan kerja keras ibunya, Mrs. Nancy Alliot, Thomas berhasil menjadi seorang ilmuwan jenius dengan penemuan terbesar “lampu pijar” dan lebih dari 1.200 penemuan lainnya.
Leonardo da Vinci
• Dinyatakan sebagai siswa yang lambat menangkap dan hingga akhir hayatnya tidak mampu menghafal alfabet A sampai Z.
• Dengan lukisan yang diberi judul “Monalisa”, dunia menjadikannya sebagai seorang maestro (jenius) dalam dunia seni lukis.
• LdV sangat unggul di Kecerdasan Spasial dan Kinestetis, tapi sangat lemah dalam kecerdasan bahasa.
KECERDASAN MAJEMUK
(MULTIPLE INTELLIGENCES)
• Diperkenalkan oleh Prof. Howard Gardner, psikolog & profesor utama di Cognition & Education, Harvard Graduate School of Education dan profesor bidang Neorologi, Boston University School of Medicine.
• Konsep ini memiliki esensi bahwa setiap orang adalah unik, setiap orang perlu menyadari & mengembangkan ragam kecerdasan manusia dan kombinasi-kombinasinya.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN KECERDASAN ANAK
1. Faktor Biologis :Faktor keturunan/genetis, luka/cedera otak sebelum, selama dan sesudah kelahiran
2. Sejarah Hidup Pribadi : Pengalaman dengan Orang tua, teman sebaya, kawan-kawan dan orang lain, baik yang membangkitkan maupun yang menghambat pengembangan kecerdasan.
3. Latar Belakang Kultural dan Historis: Waktu dan tempat dilahirkan dan dibesarkan serta sifat dan kondisi perkembangan historis/kultural di tempat-tempat lain.
8 Kecerdasan Dasar
LOGIS MATEMATIS
VERBAL LINGUISTIK
VISUAL SPASIAL
KINESTETIS/ OLAH TUBUH
NATURALIS
MUSIKAL
INTRAPERSONAL/ KEPRIBADIAN
INTERPERSONAL/SOSIAL
6 ELEMEN DASAR KECERDASAN MAJEMUK
1. Kecerdasan adalah seperti sebuah berlian.
2. Tiap anak memiliki 8 kecerdasan dasar yang siap digali dan dikembangkan, yang berfungsi bersamaan dengan cara yang berbeda. Ada yang memiliki tingkatan sangat tinggi pada semua kecerdasan, ada yang cenderung rendah pada semua tingkatan.
3. Umumnya anak mempunyai 1-3 kombinasi kecerdasan unggul dan hanya sedikit orang yang mempunyai keunggulan di hampir semua kecerdasan.
4. Kecerdasan umumnya bekerja bersamaan (simultan) dengan cara yang kompleks. Dalam kehidupan sehari-hari tidak ada kecerdasan yang berdiri sendiri. Kecerdasan selalu berinteraksi satu sama lain.
5. Tiap anak dapat mengembangkan setiap kecerdasannya hingga mencapai tingkat tertinggi melalui latihan dan pengasahan yang terus menerus serta dukungan dari lingkungannya.
6. Kecerdasan unggul dapat memiliki spesifikasi yang sangat khusus dalam 1 wilayah kecerdasan. Contoh : ada orang yang bisa membuat kerajinan tangan yang luar biasa, namun ia tidak pandai berolah raga apapun.
Apa yang harus
dilakukan?
Hakikat Hidup
Manusia
Peran Hidup Manusia
(Beribadah)
PembinaanPendidikan
Abdullah
Khalifatullah
Beriman dan Taat pada SyariatNya
Memakmurkan bumi
Berbekal syariat Allah dan Sains
Teknologi
Menghasilkan Syakhsiyyah
Islamiyah
Penguasaan saintek dan penerapan
syariah untuk rahmatan lil
alamin
Korelasi Hakikat Hidup Manusia dengan Arah Pendidikan
KELUARGA SAKINAHDENGAN 6 KEBAHAGIAAN
• Kebahagiaan material• Kebahagiaan seksual• Kebahagiaan moral• Kebahagiaan intelektual• Kebahagiaan spiritual• Kebahagiaan dakwah• Puncak kebahagiaan
ketika semua didedikasikan demi keridhaan Ilahi
Pendidikan dalam keluarga semestinya telah dimulai sejak usia anak dalam kandungan hingga menginjak usia baligh dan
memasuki jenjang pernikahan; dan bahkan akan terus berlangsung hingga usia tua.
Hal ini sesuai dengan sabda Rasul SAW:
“Tuntutlah ilmu sejak dari ayunan ibu hingga liang lahat.”(Al Hadist )
PENDIDIKAN DALAM KELUARGA
“Dan Allah mengeluarkan kalian dari perut ibu kalian dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun…” (QS An Nahl : 78)
Ayat di atas menerangkan bahwa tatkala lahir, manusia hadir di dunia tanpa bekal pengetahuan apa pun. Agar dapat hidup memakmurkan bumi, Allah kemudian memberikan kepada
manusia potensi-potensi dasar. Potensi tersebut menurut Syekh Muhammad Muhammad Ismail dalam kitab Al Fikru Al Islamy
terwujud dalam dua hal : (1) akal/daya pikir; (2) potensi kehidupan (al- thaqatu al-hayawiyah) yang terdiri dari kebutuhan jasmani (al-hajatu al- udhawiyah) dan naluri (gharizah). Lanjutan
dari ayat di atas mengisyaratkan sebagian potensi dasar tersebut.
“…dan Dia memberi kalian pendengaran, penglihatan, dan hati, agar
kalian bersyukur.” (QS An Nahl : 78)
Potensi-potensi dasar manusia inilah yang dalam sebuah hadits disebut sebagai “fitrah”.
“Setiap anak itu dilahirkan atas suatu fitrah. Bapak ibunyalah yang menyebabkan ia menjadi Yahudi, atau Nasrani, Majusi.”
(HR. Muslim)
Jelaslah bahwa kendati manusia lahir dalam keadaan tuna ilmu, tapi Allah Yang Maha Pemurah telah mempersiapkan baginya potensi-potensi dasar untuk tumbuh dan berkembang melalui proses-proses yang terjadi sesudahnya. Dari sinilah dapat ditegaskan arti pentingnya pendidikan dasar sebagai lembaga yang mengarahkan, membimbing dan membina potensi dasar yang ada pada manusia untuk tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang mandiri.
Pendidikan saat anak dalam kandungan (prenatal)
Pada saat anak berada dalam kandungan, menjelang turunnya malaikat untuk meniupkan roh, disertai catatan tentang empat
perkara, yakni rezeki, umur, amal dan nasib, sang ibu mendidik bayi tersebut dengan memperbanyak doa kepada Allah SWT agar anaknya menjadi pribadi saleh, berbakti pada orang tua dan
bermaslahat bagi umat dan agamanya.
“Sesungguhnya, seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam rahim ibu selama 40 hari menjadi mani. Kemudian menjadi
segumpal darah selama itu pula. Menjadi segumpal daging selama itu pula. Selanjutnya diutuslah malaikat untuk meniupkan roh atasnya serta menulis empat ketetapan, yakni
rezeki, umur, amal dan nasibnya.” (HR Bukhari dan Muslim)
Istri Imran ketika mengandung Maryam, digambarkan al-Quran, mendoakan putrinya agar menjadi wanita salehah. Sejarah kemudian
membuktikan bahwa Maryam adalah wanita pilihan Allah yang dari rahimnya lahir Nabi Isa AS.
“Ingatlah ketika istri Imran berdoa, ’Tuhanku, sungguh aku memohon kepada-Mu, agar anak yang ada dalam kandunganku ini menjadi anak yang
saleh dan berkhidmat ...”(QS. Ali Imran: 35)
Besarnya korelasi pengaruh doa dan harapan ibu terhadap anak juga telah dibuktikan oleh penelitian. Diantaranya hasil penelitian Emile Coue sebagaimana dikutip oleh Wahjoetomo (1997), tentang bagaimana ibu-ibu
Spanyol dan Athena dapat melahirkan anak-anak ‘pilihan’. Ibu-ibu Spanyol melahirkan anak-anak yang kuat dan tumbuh menjadi prajurit-
prajurit ulung karena pada saat kehamilannya, mereka sangat berhasrat dan berdoa untuk menyumbangkan ahli-ahli perang dan prajurit pilihan bagi
negaranya. Begitupun ibu-ibu Athena melahirkan anak-anak yang cerdas karena berhasrat dan berdoa untuk dapat menyumbangkan ahli-ahli
pengetahuan bagi negaranya.
Pendidikan anak pasca lahir hingga baligh (postnatal).
Ketika seorang anak lahir, Islam mengajarkan untuk mendidik dan mengembangkan aspek tauhid, antara lain dengan membacakan azan di
telinga kanan dan iqamat di telinga kirinya.
“… Dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati (rasa dan pikir) agar kamu bersyukur …”
(QS. An Nahl: 78)
Ilmu pengetahuan modern membuktikan bahwa panca indra manusia yang pertama kali berfungsi
adalah pendengaran. Menurut hasil penelitian diketahui bahwa satu menit setelah kelahiran, bayi
mulai dapat menangkap bunyi-bunyian yang membuatnya segera memalingkan wajah ke arah
datangnya suara.
Islam menuntunkan, pendidikan berikutnya berupa pemberian nama yang baik; pemberian air susu ibu (ASI); dan penanaman keteladanan kepribadian Islam serta pemberian tuntunan untuk berumah tangga.
“Kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah memberi nama yang baik dan mendidiknya dengan adab yang mulia.”(HR. Hakim)
“Para ibu hendaknya menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan …”(QS. Al Baqarah: 233)
“Seorang anak hendaknya disembelihkan akikah setelah hari ke-7 dari kelahirannya dan diberi nama (dengan nama yang baik) dan dicukur
rambutnya. Setelah anak tersebut mencapai umur 6 tahun, hendaknya dididik tentang sopan santun. Setelah berusia 9 tahun hendaknya dipisahkan tempat tidurnya. Dan bila telah mencapai usia 10 tahun, hendaknya dipukul bila meninggalkan shalat. Kemudian setelah dewasa dinikahkan. Maka pada
saat itu, ayah menjabat tangan anaknya dan mengatakan,’Saya telah mendidik, mengajar, dan menikahkan kamu. Karena itu, saya memohon kepada Allah agar dijauhkan dari fitnah dunia dan azab di akhirat kelak’.”
(Imam Al Ghazali, Ihya Ulumuddin)
Problematika Pendidikan pada Anak
Ketidakmampuan Guru/Orangtua dalam Mengenal Anak (tahap & proses perkembangan) dan berkomunikasi dengan anak menyumbangkan problem paling besar dalam pendidikan anak dibandingkan dengan problem yang dibawa anak itu sendiri sejak lahir.
MATRIKS HUBUNGAN ANTARA GURU/ORTU – SISWA/ANAK
SISWA/ANAK
MENANG KALAH
GURU/
ORTU
MENANG
Kecakapan Bahasa “KITA”
Egoisme
KALAH
Jika Berulang Mengakibatkan
Kemanjaan
Saling Menghancurkan
Bahasa KITA:• Bersifat empati,• Kecakapan kata yang luar
biasa,• Fokusnya ke diri kita
(perasaan kita),• Keluar dari jiwa,• Tidak negatif feeling
Bahasa KAMU:• Bersifat “blaming the
victim”,• Menuntut, memaksa,
menasehati, menjelaskan tanpa tahu permasalahan,
• Keluar dari emosi (singgung perasaan),
• Sifat defensif,• Negatif feeling (nakal,
jahat, tidak pintar…)
9 Kesalahan Persepsi Dalam Proses Pembelajaran
1. Berpusat pada jasmani bukan pada jasmani dan rohani.
2. Berpusat pada kepentingan GURU/ORTU bukan pada kepentingan SISWA/ANAK.
3. Berpusat pada target materi bukan pada dinamika kelas.
4. Berpusat pada IQ dan bukan pada MI.
5. Berpusat pada naluri dan bukan keahlian mengajar.
6. Berpusat pada tes verbal dan bukan pada pengamatan atau tes beragam.
7. Berpusat pada hasil akhir bukan pada proses dan minat.
8. Berpusat pada tradisi dan bukan pada kreativitas.
9. Guru/ORTU sebagai satu-satunya sumber kebenaran bukan penggali kebenaran.
DAYA TAHAN BELAJAR OTAK ANAK
Otak Kiri :•Analisis•Logis•Sistematis
Kemampuan Efektif Rata-rata :•10 menit ke-1 = 90 – 100%•10 menit ke-2 = 70 – 90%•10 menit ke-3 = 50 – 70%•10 menit ke-4 < 50%
Faktor Penyebab Kelelahan Otak :•Efek Ringan : Bosan, mengantuk•Efek Berat : Stress, depressi
Otak Kanan :•Proses Kreatif•Estetis•Imajinasi•Humor
Kemampuan Efektif Rata-rata :•15 menit ke-1 = 90 – 100%•15 menit ke-2 = 70 – 90%•15 menit ke-3 = 50 – 70%•15 menit ke-4 < 50%
Faktor Penyebab Kelelahan Otak :•Efek Ringan : mengantuk•Efek Berat : tertidur
Berat otak : 44 ons
Kapasitas maks : 44 juta tons
KONSEP PENGEMBANGAN POTENSI ANAK
(KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI)
PERSONAL KOMPETENSI
LIFE SKILL
• Multiple Intelligences
• Learning Style: Visual, Auditori, Kinestetis
• Personality: Introvet, Ekstrovet, Sanguinis (‘rame’), Corelis (keras kepala), Melankolis (penyimpan perasaan), Phlegmatis (suka ketenangan, tdk tegas)
• Kemampuan Wirausaha
• Peningkatan Kemampuan Berpikir : Kritis, Kreatif, Proaktif, Preventif
• Peningkatan Kemampuan Diri : Komunikasi, Emosional
KOMPETENSI
PENGETAHUAN, KETERAMPILAN & NILAI-NILAI DASAR
YANG DIREFLEKSIKAN DALAM KEBIASAAN BERPIKIR & BERTINDAK.
KEBIASAAN BERPIKIR & BERTINDAK SECARA KONSISTEN & TERUS MENERUSMEMUNGKINKAN SESEORANG MENJADI
KOMPETEN, DALAM ARTI MEMILIKI PENGETAHUAN,
KETERAMPILAN & NILAI-NILAI DASAR UNTUK MELAKUKAN SESUATU.
VISUALLetakkan banyak lukisan/foto di dinding.
NATURALISLetakkan lukisan/foto tentang alam di dinding.
BAHASASediakan tempat untuk bercerita/mendongeng.
KINESTETIS Sediakan benda-benda 3 dimensi sebagai alat bantu ilustrasi seperti balok-balok peraga.
MUSIKPerdengarkan lagu dan ajak anak untuk bernyanyi dan menghafal lagu.
ANTAR PRIBADISusun meja melingkar atau duduk melingkar di lantai.
INTRA PRIBADIAdakan sesi untuk bekerja sendiri dengan tugas perorangan.
LOGIS MATEMATIS Sediakan laboratorium mini untuk eksperimen.
MEWUJUDKAN RUANGAN YANG MENGHADIRKAN 8 KECERDASAN DASAR
1. Berikan selalu pujian pada saat anak merasa kesulitan untuk mengerjakan tugas pada kecerdasan tertentu.
2. Berikan selalu semangat positif dan dukungan.
3. Gunakan gaya belajar yang bervariasi dan tidak monoton pada 1 gaya yang menjadi gaya keunggulan pengajar/orang tua.
4. Bersabarlah karena belajar adalah sebuah proses dan setiap anak memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembang.
MEWUJUDKAN LINGKUNGAN YANG MENDUKUNG TUMBUH KEMBANG 8 KECERDASAN DASAR
Awas sindrom
TRAPE
IN A COMFORT ZONE
INSYA ALLAH
Wassalam
Muhammad Karebet WidjajakusumaHp : 08161998855 / R : 0251-7157796Jl. Tanah Baru no 5 RT 4/RW 4 Bogor
S1 IPB Bogor
Aktivitas/pekerjaan:Manajer Divisi Pelatihan & Konsultasi
SEM Institute, Jakarta,Konsultan Manajemen, Trainer/Fasilitator pelatihan manajemen & motivasi,Penulis buku-buku manajemen perspektif syariah,Supporting Partner SDIT Insantama
Bogor
@Hak cipta hanyalah milik Allah, Dianjurkan untuk disebarluaskan sebagai amal jariah